Pembimbing : dr Ratna Relawati Sp.F, Msi Med
KasusSeorang dokter di pedalaman, diminta datang
ke TKP karena ditemukan jenazah seorang laki laki umur 20 tahun dalam keadaan tergantung di pohon dikebun belakang rumah tersebut. Dari pemeriksaan kaki korban dalam posisi tertekuk menyentuh tanah, lidah terjulur. Celana basah, lebam mayat belum ada, muka sembab kebiruan, bibir kebiruan.
Permasalahan Apakah termasuk pembunuhan atau bunuh
diri?Kapankah perkiraan waktu kematian?Mengapa celananya basah, serta muka dan
muka bibir biru?Bera luka jeratan pada gantung diri dan
dijerat orang?Apakah penyebab kematian?Apakah peran dokter dalam kasus ini?Apakah aspek medikolegal pada kasus ini?
AsfiksiaSuatu keadaan yang ditandai dengan
terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnia).
UNTAR
AsfiksiaEtiologi :
1. Penyebab alamiah2. Trauma mekanik3. Keracunan
UNTAR
Asfiksia MekanikPenutupan lubang saluran pernapasan bagian atas :
Pembekapan (smothering) Penyumbatan (gagging dan choking)
Penekanan dinding saluran pernapasan : Penjeratan (strangulation) Pencekikan (manual strangulation, throttling) Gantung (hanging)
Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)
Saluran pernapasan terisi air (tenggelam, drowning)
UNTAR
Asfiksia Mekanik1. Fase dispnea2. Fase konvulsi3. Fase apnea4. Fase akhir
UNTAR
1. Fase dispnea Penurunan kadar oksigen sel darah merah
dan penimbunan CO2 dalam plasma akan merangsang pusat pernapasan di medulla oblongata, sehingga amplitudo dan frekuensi pernapasan akan meningkat, nadi cepat, tekanan darah meninggi dan mulai tampak tanda sianosis terutama pada muka dan tangan.
Asfiksia Mekanik
UNTAR
2. Fase konvulsi Akibat kadar CO2 yang naik maka akan
timbul rangsangan terhadap SSP, sehingga terjadi kejang, yang mula-mula kejang klonik , lalu kejang tonik dan akhirnya timbul spasme opistotonik.
Asfiksia Mekanik
UNTAR
3. Fase apnea Depresi pusat pernapasan menjadi lebih
hebat, pernapasan melemah dan dapat berhenti. Kesadaran menurun dan akibat relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan sperma, urin dan tinja.
Asfiksia Mekanik
UNTAR
4. Fase akhir Terjadi paralisis pusat pernapasan yang
lengkap. Pernapasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernapasan kecil pada leher. Jantung masih berdenyut beberapa saat setelah pernapasan berhenti.
Asfiksia Mekanik
UNTAR
Gantung (Hanging)Definisi :
Peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari tubuh seseorang ditahan lehernya oleh sesuatu benda yang permukaan relatif , sehingga bagian tersebut mendapatkan tekanan.
Dari definisi tersebut:Dapat disimpulkan bahwa peristwa
gantung tidak harus seluruh tubuh berada di atas lantai, sebab dengan tekanan berkekuatan 10 pon pada leher sudah cukup untu menghentikan aliran darah.
Tindakan gantung diri dapat dilakukan dengan sebagian tubuh tetap berada di lantai
Gantung (Hanging)Jenis penggantungan, menurut letak tubuh ke
lantai :1. Total
Dimana seluruh tubuh tergantung.
2. Parsial Tidak seluruh bagian tubuh tergantung.
Posisi duduk Bertumpu pada kedua lutut Posisi terlungkup
Jenis penggantungan, menurut letak jeratan :1. Typical hanging
Terjadi bila titik gantung terletak diatas darah oksiput dan tekanan pada arteri karotis paling besar.
2. Atypical hanging Bila titik penggantungan terdapat di samping ,
sehingga leher dalam posisi sangat miring (fleksi lateral) yang akan mengakibatkan hambatan pada arteri karotis dan arteri vertebralis.
Gantung (Hanging)
Cara Kematian :Bunuh diri ( Penggantungan Antemortem ) Pembunuhan ( Penggantungan
Postmoterm ) Kecelakaan ( Penggantungan postmortem )
Ex : bermain dengan tali lasso, tali parasut pada terjun paying, pengunaan tali untuk mendapatkan kepuasaan sex.
Gantung (Hanging)
Pemeriksaan Luar1. Bekas jeratan (ligature mark)
Berbentuk oblik tidak bersambung Terletak dibagian atas leher Berwarna kecoklatan Kering seperti kertas perkamen, disertai luka
lecet dan vesikel kecil
2. Cyanosis3. Lebam mayat
UNTAR
Pemeriksaan Dalam1. Jaringan otot dibawah jeratan di dapati
hematom2. Tardie spot3. Patah tulang lidah4. Robekan tunica intima pada arteri
carotis interna
UNTAR
Penggantungan
Antermortem
Penggantungan
Postmortem
Alat jerat :
Simpul
Jumlah lilitan
Arah
Jarak titik tumpul – simpul
Simpul hidup, biasanya hanya
satu simpul yang terletak
dibagian samping leher .
Satu atau lebih
Serong keatas
Jauh
Biasanya simpul mati, lebih
dari satu pada bagian depan
leher.
Hanya satu
Mendatar
Dekat
Korban :
Jejas jerat
Luka perlawanan
Luka luka lain
Jarak dari lantai
Meninggi kearah simpul,
terletak pada bagian atas
leher
-
Biasanya tidak ada, mungkin
terdapat luka percobaan lain
Dekat, dapat tidak tergantung
Berjalan mendatar, terletak
dibagian tengah leher .
+
Ada, sering didaerah leher
Jauh
Penggantungan
Antermortem
Penggantungan
Postmortem
TKP :
Lokasi
Kondisi
Pakaian
Tersembunyi
Teratur
Rapih an baik
Bervariasi
Tidak teratur
Tak teratur, robek
Alat Berasal dari yang ada di
TKP
Dari si pembunuh
Peran Dokter Sebagai AhliTingkat penyelidikanTingkat penyidikanTingkat peradilan
UNTAR
Tingkat PenyelidikanPemeriksaan jenazah di
TKP/RSmenemukan fakta medik untuk menentukan tindak pidana atau bukan
Pemeriksaan terbaik di TKP:Dapat memastikan korban sudah mati atau
belumDapat menentukan cara kematianDapat membantu
mencari,mengumpulkan,menyelamatkan barang bukti
UNTAR
Tingkat PenyidikanMemberi keterangan:
Objek yang diajukan untuk diperiksaMasalah yang bersifat hipotetik
UNTAR
Objek Tersangka
Kelainan jiwa,umur,impotensi (kasus seksual),kehamilan (pembunuhan anak sendiri)
KorbanMati: identitas,proses tindak pidanaHidup: luka,benda penyebab,cara,pengaruh
lukaBayi: viabel/tidak,hidup/mati,sebab,umur
diluar kandunganSeksual: tanda persetubuhan,kekerasan U
NTAR
Objek Lain-lain
Cairan tubuh (sperma,darah)Jaringan tubuhGigiBekas tumpahan
UNTAR
Tingkat PeradilanUntuk mendapatkan atau
menguji alat bukti agar hakim memperoleh keyakinan sebagai persyaratan menentukan vonis
UNTAR
ASPEK MEDIKOLEGAL Prosedur mediko-legal atau prosedur
penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk
kepentingan hukum
Ruang lingkup medikolegala. Pengadaan visum et repertum b. Tentang pemerikasaan kedokteran terhadap
tersangka c. Pemberi keterangan ahli pada masa sebelum
persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam persidangan,
d. Kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran
e. Tentang penerbitan Surat Keterangan dan Surat Keterangan Medik
f. Tentang kompotensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik
Lanjutan …
Pemerintah Repulbik Indonesia menngeluarkan UU No.3 Tahun 1958berlaku UU No. 1 Tahun 1945 untuk seluruh Indonesiamaka suatu perbuatan yang tidak dapat di pidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada, sesuai ketentuan Pasal 1 KUHP
Bab XIX Kejahatan Terhadap Nyawa Pasal 338,
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 340Barang siapa dengan sengaja dan dengan
rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
Pasal 345Barang siapa sengaja mendorong orang
lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.
Laki-laki20 thn
Laki-laki20 thn Gantung diriGantung diri
Kebun belakang
rumah
Kebun belakang
rumah
Pembunuhan?Pembunuhan?
Bunuh diriBunuh diri
Cara kematian
TIDAK WAJAR
Cara kematian
TIDAK WAJAR
SEBAB KEMATIAN
SEBAB KEMATIAN-lidah terjulur
-celana basah-Muka sembab
kebiruan-- bibir
kebiruan
-lidah terjulur-celana basah-Muka sembab
kebiruan-- bibir
kebiruan
Mekanisme
ASFIKSIA
Mekanisme
ASFIKSIA
Lebam mayat tidk ditemuaknLebam mayat
tidk ditemuaknKematian < 1
jam
-pemeriksaan TKP
-Posisi dan arah jeratan, jenis
simpul-- pemeriksaan
korban
-pemeriksaan TKP
-Posisi dan arah jeratan, jenis
simpul-- pemeriksaan
korban
UNTAR
This world is cruel
Beautiful cruel worldBeautiful cruel world
42
Top Related