TUGAS PENDAHULUAN
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI LAUT
SAND DUNES
Disusun oleh :
MUHAMMAD SULAIMAN
26020212140030
OSEANOGRAFI – A
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
SAND DUNES
Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin.
Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama,
kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir,
dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah
arid (kering). Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri.
Jika tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah
angina berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang
gumuk.
Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun. Bentuk
gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran
butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir
pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan),
parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).
Secara global gumuk pasir merupakan bentuklahan bentukan asal proses angin
(aeolian). Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik
apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir
tersebut.
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain.
Morfologi
Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa
adanya suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya suatu
penghalang).
Beberapa tipe gumuk pasir:
Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang
tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin
lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi
angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian
gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan
perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa
tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap
angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang
membelakangi angin.
Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak
cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak
lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja,
kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain
dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit
apabila pasokan pasirnya berkurang.
Gumuk Pasir Parabolik
Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang
membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan
datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan
melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus
tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke
arah angin curam.
Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)
Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar
satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk
pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara
bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi
sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.
Gumuk Pasir Bintang (star dune)
Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja
angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah
bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan
terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut
sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan
hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.
Tipe Impedeed Dunes
a) Blowout
Bentuk : Terdapat penutup lahan (misal :
vegetasi) disekitar cekungan. Terbentuk
karena deflasilocal.
b) Echo dunes.
Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang. Proses
pembentukan akumulasi pada zone perputaran aliran angin karena zone penghalang.
Aspek spatial (keruangan) Gumuk Pasir Parangtritis
Seperti telah kita ketahui sebelumnya, bahwa gumuk pasir atau sand dune
adalah bentukan yang terbentuk oleh akitivitas angin (eolin). Angin yang membawa
pasir dan kemudian mengendapkannya akan membentuk berbagai macam tipe bentuk
gumuk pasir. Pada umumnya, gumuk pasir terbentuk pada daerah gurun, namun
uniknya di Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki
bentukan gumuk pasir tersebut. Oleh karena itu, gumuk pasir yang terdapat di pantai
selatan Jawa tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia. Terbentuknya gumuk
pasir di pantai selatan tersebut merupakan hasil proses yang dipengaruhi oleh angin,
Gunung Merapi, Graben Bantul, Serta Sungai Opak dan Progo.
Pengaruh dari Gunung Merapi
Material yang ada pada gumuk pasir di pantai selatan Jawa berasal dari Gunung
Api Merapi dan gunung gunung api aktif lain yang ada di sekitarnya. Material berupa
pasir dan material piroklastik lain yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi. Akibat
proses erosi dan gerak massa bautan, material kemudian terbawa oleh aliran sungai,
misalnya pada Kali Krasak, Kali Gendol, dan Kali Suci. Aliran sungai kemudian
mengalirkan material tersebut hingga ke pantai selatan.
Pengaruh angin
Kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena
kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material yang berupa
pasir baik melalui menggelinding (rolling), merayap, melompat, maupun terbang.
Karena adanya material pasir dalam jumlah banyak serta kekuatan angin yang besar,
maka pasir akan membentuk berbagai tipe gumuk pasir, baik free dunes maupun
impended dunes. .Pada pantai selatan jawa, angin bertiup dari arah tenggara, hal ini
menyebabkan sungai-sungai pada pantai selatan membelok ke arah kiri jika dilihat
dari Samudra Hindia. Selain itu, karena arah tiupan angin tersebut, maka gumuk pasir
yang terbentuk menghadap ke arah datangnya angin.
.
Citra daerah gumuk pasir parangtritis yang menunjukkan adanya pengaruh angin
muson tenggara. ( Sumber : wikimapia.org, 2008).
Pengaruh Sungai.
Pembentukan gumuk pasir pada pantai selatan dipengaruhi oleh adanya
beberapa aliran sungai, yaitu Sungai Opak-Oyo pada bagian timur dan sungai Progo
pada bagian barat. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa material dari
Merapi terbawa oleh aliran sungai di sekitarnya, sungai-sungai tersebut kemudian
menyatu membentuk orde sungai yang lebih besar hingga menyatu membentuk
sungai Opak, Oyo, dan Progo. Setelah material pasir sampai ke laut, terdapat
interverensi dari ombak laut sehingga material mengendap pada pantai selatan dan
selanjutnya diterbangkan oleh angin. Pada pantai selatan Jawa, material tersebut tidak
diendapkan pada bagian depan dari sungai yang pada akhirnya membentuk delta, hal
ini disebabkan karena kuatnya arus dan gelombang laut pantai selatan serta arahnya
yang berasal dari tenggara menyebabkan material terendapkan pada bagian barat
sungai.
Pengaruh Graben Bantul
Zona selatan Jawa merupakan plato yang mirining ke arah selatan menuju
Samudra Hindia dan di sebelah utara banyak tebing patahan. Sebagian plato ini telah
banyak terkikis sehingga kehilangan bentuk platonya. Pada daerah Jawa Tengah dan
DIY, sebagian daerah tersebut telah berubah menjadi dataran alluvial, Salah satunya
adalah yang terjadi pada daerah bantul yang berupa graben. Graben adalah blok
patahan yang mengalami penurunan diantara dua blok patahan yang naik yang
disebut dengan horst. Pada bagian timur graben, terdapat Perbukitan Batur Agung,
sedangkan pada bagian barat terdapat Perbukitan Manoreh. Akibat adanya patahan
tersebut, maka batuan pada zona pertemuan kedua blok tersebut menjadi lemah
sehingga mudah tererosi dan pada akhirnya membentuk sungai yang disebut dengan
sungai patahan yang ditemui misalnya pada Sungai Opak-Oyo. Salah satu ciri sungai
patahan yang diamati adalah adanya kelurusan sungai pada sepanjang garis patahan.
Pantai Parangtritis
(Pantai Parangtritis)
Aspek Sosio-Culture Pantai Parangtritis dan Sekitarnya
Wilayah Pantai Parangtritis meliputi pantai Parangtritis dengan panorama
alam yang ditonjolkan sebagai objek utama, Pantai parangkusumo dengan penonjolan
objek budaya dan religius, serta Pantai depok dengan pariwisata kuliner yang
dominan. Hal ini kemudian membentuk spatial synergism dan spatial association
yang sangat baik.
Spatial synergism adalah bentuk hubungan spatial (keruangan) antara beberapa
ruang atau tempat sehingga menimbulkan statu manfaat yang lebih jira dibandingkan
apabila setiap ruang itu berdiri sendiri. Dalam hal ini beberapa objek wisata yang
berbeda dan menjadi satu paket wisata dalam satu wilayah yang dekat menyebabkan
pantai parangtritis menjadi objek wisata yang lengkap sehingga lebih menarik untuk
dikunjungi.
Spatial association adalah bentuk hubungan spatial (keruangan) antara
beberapa ruang atau tempat yang saling mendukung satu sama lain. Dalam hal ini
keberadaan pantai depok menjadi pendukung pariwisata parangtritis dan sebaliknya.
Pantai parangkusumo ini dikenal sebagai wisata budaya yang terkait dengan
adanya tempat yang diyakinmi sebagai tempat bertemunya raja mataramn dengan
Nyai Roro Kidul pada masa lampau. Selain itu ada pula tempat berupa makam dari
Syeh Maulana Maghribi dan Syeh Belabelu yang juga menjadi tempat peziarahan.
Penduduk utamanya bermatapencaharian di bidang jasa pariwisata baik perdagangan
ataupun menyewakan penginapan. Permasalahan yang kemudian timbul di sini adalah
maraknya praktek prostitusi.
Hidrologi kawasan ini tidak cukup baik. Meskipun relatif dangkal, tetapi karena
materi pasir memeliki kemampuan meloloskan air tinggi sehingga tidak ada aliran
permukaan yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air kecuali sungai Opak.
Perkembangan pariwisata yang pesat dapat saja menyebabkan banyaknya air tanah
yang diambil di daerah pesisir ini sehingga dapat menyebabkan intrusi air laut. Selain
itu aktivitas ini juga menyebabkan semakin banyaknya limbah baik yang berupa
sampah ataupun sisa hasil konsumsi manusia lainnya.
(Nurrizqi,E. 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Nurrizqi,E. 2009. http://udhnr.blogspot.com/2009/01/gumuk-pasir-atau-sand-
dunes.html. Diakses pada tanggal 07 September 2013 pukul 21:49 WIB.