PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKCT SCAN (Computerized Axial Tomografi)
1. PENGERTIAN
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai
sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu
kelainan, yaitu :
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi.
e. Hydrocephalus.
f. Inflamasi.
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang
dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal
ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT
scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa
mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya
pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT
Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila
klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian zat
kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah harus terjadi
dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
2. TUJUAN
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa
radioisotop
3. PRINSIP KERJA
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua
sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat
detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu
berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah
menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam
12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit.
3. PENATALAKSAAN
PERSIAPAN PASIEN
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan
menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian
kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan.
Test awal yang dilakukan meliputi :
Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
Melakukan pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila ada permintaan
untuk melakukannya ) saat dilakukan pemeriksaan.
Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan
nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal
yang normal dari reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien
mengalami alergi terhadap iodine. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan
analgetik dan bila pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan
rambut pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh
memakai wig.
4. PROSEDUR
a. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut
yang dicurigai adanya kelainan.
d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai
protektif lead approan.
g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.
5. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat
diberikan deladryl 50 mg.
b. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung.
c. Ukur ntake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras
yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal,
memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta, 1995
Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan), Edisi 2
Bandung, 1996