7/26/2019 tugas kelompok 1111
1/11
LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA
A. Konsep Dasar Teori
1. Definisi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleura, proses penyakit
primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi
dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat
berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000.
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan !isceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi
biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. "ecara normal, ruang
pleural mengandung sejumlah kecil cairan (# sampai $#ml berfungsi sebagai pelumas
yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi ("melt%er C
"u%anne, 2002.
Efusi pleura adalah jumlah cairan non purulen yang berlebihan dalam rongga
pleural, antara lapisan !isceral dan parietal (&ansjoer 'rif, 200$.
Klasifikasi efusi
pleura
berasarkan
!airan "an#$erben$uk("u%anue C "melte%er dan Brenda . Bare, 2002.
a. )ransudat
&erupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh,
terjadi jika faktor*faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorbsi cairan
pleura terganggu yaitu karena ketidakseimbangan tekanan hidrostaltik atau
ankotik. )ransudasi menandakan kondisi seperti asites, perikarditis. +enyakit
gagal jantung kongestik atau gagal ginjal sehingga terjadi penumpukan cairan.
Ciri*ciri cairan "erosa jernih, berat jenis rendah (diba-ah $.0$2, terdapat
limfosit dan mesofel tetapi tidak ada neutrofil, protein /.
b. Eksudat
Ekstra!asasi cairan ke dalam jaringan atau ka!itas. "ebagai akibat inflamasi oleh
7/26/2019 tugas kelompok 1111
2/11
produk bakteri atau tumor yang mengenai pleura contohnya )BC, trauma dada,
infeksi !irus. Efusi pleura mungkin merupakan komplikasi gagal jantung
kongestif. )BC, pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik, karsinoma
bronkogenik, serosis hepatis, embolisme paru, infeksi parasitik. Cirri*ciri cairan
eksudat Berat jenis 1 $.0$# , kadar protein 1 / atau /0 gdl, ratio protein
pleura berbanding 3D4 serum 0,5, 3D4 cairan pleura lebih besar daripada 2/
batas atas 3D4 serum normal, -arna cairan keruh.
%. Pen"ebab & E$iolo#i
a. 4ambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti
pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig
(tumor o!arium dan sindroma !ena ka!a superior.b. +embentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia,
!irus, bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura,
karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di 6ndonesia
70 karena tuberculosis.
8elebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik,
tromboembolik, kardio!askuler, dan infeksi. 6ni disebabkan oleh sedikitnya satu
dari empat mekanisme dasar
* +eningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik* +enurunan tekanan osmotic koloid darah
* +eningkatan tekanan negati!e intrapleural
* 'danya inflamasi atau neoplastik pleura
'. Pa$ofisiolo#i
Dalam keadaan normal tidak ada rongga kosong antara pleura parietalis dan
pleura !icelaris, karena di antara pleura tersebut terdapat cairan antara #*$# cc yang
merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak teratur.Cairan yang sedikit ini
merupakan pelumas antara kedua pleura, sehingga pleura tersebut mudah bergeser
satu sama lain. Di ketahui bah-a cairan di produksi oleh pleura parietalis dan
selanjutnya di absorbsi tersebut dapat terjadi karena adanya tekanan hidrostatik pada
pleura parietalis dan tekanan osmotic koloid pada pleura !iceralis. Cairan
kebanyakan diabsorbsi oleh system limfatik dan hanya sebagian kecil diabsorbsi oleh
system kapiler pulmonal. 4al yang memudahkan penyerapan cairan yang pada pleura
!iscelaris adalah terdapatnya banyak mikro!ili disekitar sel 9 sel mesofelial. :umlah
cairan dalam rongga pleura tetap. 8arena adanya keseimbangan antara produksi dan
7/26/2019 tugas kelompok 1111
3/11
absorbsi. 8eadan ini bisa terjadi karena adanya tekanan hidrostatik sebesar ; cm 4 2o
dan tekanan osmotic koloid sebesar $0 cm 42o.
+atofisiologi terjadinya effusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan
dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk
secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler.
7/26/2019 tugas kelompok 1111
4/11
d. 8eletihan
e. Batuk
f. De!iasi trachea menjauhi tempat sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan
cairan pleural yang signifikan.
g. +emeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan,
karenacairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak
dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan !ocal, pada perkusi didapati
daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis
melengkung(garis Ellis Damoiseu.
+. Pe,eriksaan Penun-an#
a. Aontgen dada
Aontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk
mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.b. C) scan dada
C) scan dengan jelas menggambarkan paru*paru dan cairan dan bisa
menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor.
c. "dada
" bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya
sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
d. )orakosentesis
+enyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis
pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke
dalam rongga dada diba-ah pengaruh pembiusan lokal.
e. Biopsi
:ika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan
biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.
+ada sekitar 20 penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh,
penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
f. 'nalisa cairan pleuraEfusi pleura didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan di
konfirmasi dengan foto thoraks. Dengan foto thoraks posisi lateral decubitus dapat
diketahui adanya cairan dalam rongga pleura sebanyak paling sedikit #0 ml,
sedangkan dengan posisi '+ atau +' paling tidak cairan dalam rongga pleura
sebanyak /00 ml. +ada foto thoraks posisi '+ atau +' ditemukan adanya
sudut costophreicus yang tidak tajam. Bila efusi pleura telah didiagnosis,
penyebabnya harus diketahui, kemudian cairan pleura diambil dengan jarum,
7/26/2019 tugas kelompok 1111
5/11
tindakan ini disebut thorakosentesis. "etelah didapatkan cairan efusi dilakukan
pemeriksaan seperti
* 8omposisi kimia seperti protein, laktat dehidrogenase (3D4, albumin,
amylase, p4, dan glucose
* Dilakukan pemeriksaan gram, kultur, sensitifitas untuk mengetahui
kemungkinan terjadi infeksi bakteri.
* +emeriksaan hitung sel
/. Pena$alaksanaan ,eis
a. 'spirasi cairan pleura
+unksi pleura ditujukan untuk menegakkan diagnosa efusi plura yang dilanjutkan
dengan pemeriksaan mikroskopis cairan. Disamping itu punksi ditujukan pula
untuk melakukan aspirasi atas dasar gangguan fugsi restriktif paru atau terjadinya
desakan pada alat*alat mediastinal. :umlah cairan yang boleh diaspirasi ditentukan
atas pertimbangan keadaan umum penderita, tensi dan nadi. &akin lemah keadaan
umum penderita makin sedikit jumlah cairan pleura yang bisa diaspirasi untuk
membantu pernafasan penderita. 8omplikasi yang dapat timbul dengan tindakan
aspirasi
$ )rauma
8arena aspirasi dilakukan dengan blind, kemungkinan dapat mengenai
pembuluh darah, saraf atau alat*alat lain disamping merobek pleura parietalis
yang dapat menyebabkan pneumothorak.
2 &ediastinal Displacement
+indahnya struktur mediastinum dapat disebabkan oleh penekaran cairan
pleura tersebut. )etapi tekanan negatif saat punksi dapat menyebabkan
bergesernya kembali struktur mediastinal. )ekanan negatif yang berlangsung
singkat menyebabkan pergeseran struktur mediastinal kepada struktur semula
atau struktur yang retroflu dapat menimbulkan perburukan keadaan terutama
disebabkan terjadinya gangguan pada hemodinamik.
/ angguan keseimbangan cairan, +h, elektroit, anemia dan hipoproteinemia.
+ada aspirasi pleura yang berulang kali dalam -aktu yang lama dapat
menimbulkan tiga pengaruh pokok
* &enyebabkan berkurangnya berbagai komponen intra !asculer yang dapat
menyebabkan anemia, hipprotein, air dan berbagai gangguan elektrolit
dalam tubuh
* 'spirasi cairan pleura menimbulkan tekanan ca!um pleura yang negatif
sebagai faktor yang menimbulkan pembentukan cairan pleura yang lebih
banyak
* 'spirasi pleura dapat menimbulkan sekunder aspirasi.b. +enggunaan =bat*obatan
7/26/2019 tugas kelompok 1111
6/11
+enggunaan berbagai obat*obatan pada pleura effusi selain hasilnya yang
kontra!ersi juga mempunyai efek samping. 4al ini disebabkan pembentukan
cairan karena malignancy adalah karena erosi pembuluh darah. =leh karena itu
penggunaan citostatic misalnya tryetilenthiophosporamide, nitrogen mustard, dan
penggunaan %at*%at lainnya seperi atabrine atau penggunaan talc poudrage tidak
memberikan hasil yang banyak oleh karena tidak menyentuh pada faktor
patofisiolgi dari terjadinya cairan pleura.
+ada prinsipnya metode untuk menghilangkan cairan pleura dapat pula
menimbulkan gangguan fungsi !ital.
c. )horacosintesis
Dapat dengan melakukan apirasi yang berulang*ulang dan dapat pula dengan
"D atau dengan suction dengan tekanan 0 mm4g. 6ndikasi untuk melakukan
torasentesis adalah
$ &enghilangkan sesak napas yang disebabkan oleh akumulasi cairan dalam
rongga plera.
2 Bila therapi spesifik pada penyakit prmer tidak efektif atau gagal.
/ Bila terjadi reakumulasi cairan.
+engambilan pertama cairan pleura jangan lebih dari $000 cc, karena pengambilan
cairan pleura dalam -aktu singkat dan dalam jumlah yang banyak dapat
menimbulkan oedema paru yang ditandai dengan batuk dan sesak. 8erugian
$ )indakan thoraksentesis menyebabkan kehilangan protein yang berada
dalam cairan pleura.
2 Dapat menimbulkan infeksi di rongga pleura.
/ Dapat terjadi pneumothoraks.
d. Aadiasi
Aadiasi pada tumor justru menimbulkan effusi pleura disebabkan oleh karena
kerusakan aliran limphe dari fibrosis. 'kan tetapi beberapa publikasi terdapat
laporan berkurangnya cairan setelah radiasi pada tumor mediastinum.
e. ater "eal Drainase ("D
ater "eal Drainage ( "D merupakan suatu inter!ensi yang penting
untuk memperbaiki pertukaran gas dan pernapasan pada periode pasca operatif
yang dilakukan pada daerah thora khususnya pada masalah paru*paru.
"D adalah suatu tindakan in!ansif yang dilakukan dengan memasukan
suatu kateter selang kedalam rongga pleura ,rongga thora,mediastinum dengan
maksud untuk mengeluarkan udara, cairan termasuk darah dan pus dari rongga
tersebut agar mampu mengembang atau ekspansi secara normal.
7/26/2019 tugas kelompok 1111
7/11
0. Konsep Dasar Asuan Kepera2a$an Efusi Pleura
1. Pen#ka-ian
a. 6dentitas +asien
+ada tahap ini pera-at perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. 8eluhan tama
* 8eluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit.
* Biasanya pada pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa sesak
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat
tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non
produktif.
c. Ai-ayat +enyakit "ekarang
+asien dengan effusi pleura biasanya akan dia-ali dengan adanya tandatanda
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan
menurun dan sebagainya.
d. Ai-ayat +enyakit Dahulu
+erlu ditanyakan apakah pasienpernah menderita penyakit seperti )BC paru,
pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. 4al ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
e. Ai-ayat +enyakit 8eluarga
+erlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakitpenyakit
yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma, )B paru dan
lain sebagainya.
f. Ai-ayat +sikososial
&eliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya
serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya.
g. +engkajian +ola
7/26/2019 tugas kelompok 1111
8/11
minum alcohol dan penggunaan obat*obatan bias menjadi faktor predisposisi
timbulnya penyakit.
2 +ola nutrisi dan metabolisme
* Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi
pasien.
* +erlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama &A"
pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan
akibat dari sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen.
* +eningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit. pasien
dengan effusi pleura keadaan umumnyalemah.
/ +ola eliminasi
* Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan
defekasi sebelum dan sesudah &A".
* 8arena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bed
rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada
struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot*otot tractus
degesti!us.
+ola akti!itas dan latihan
* 'kibat sesak nafas, kebutuhan =2 jaringan akan kurang terpenuhi
* +asien akan cepat mengalami kelelahan pada akti!itas minimal.
* Disamping itu pasien juga akan mengurangi akti!itasnya akibat adanya
nyeri dada.
* ntuk memenuhi kebutuhan 'D3 nya sebagian kebutuhan pasien dibantu
oleh pera-at dan keluarganya.
# +ola tidur dan istirahat
* 'danya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat
* "elain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah
yang tenang ke lingkungan rumah sakit, dimana banyak orang yang
mondar*mandir, berisik dan lain sebagainya.h. +emeriksaan
7/26/2019 tugas kelompok 1111
9/11
pernafasan menurun. +endorongan mediastinum ke arah hemithora kontra
lateral yang diketahui dari posisi trakhea dan ictus kordis. AA cenderung
meningkat dan pasien biasanya dyspneu.
*
7/26/2019 tugas kelompok 1111
10/11
* 8eluhan kencing nocturia, poliuria, disuria, oliguria, anuria, retensi,
inkontinensia
* +roduksi urine tiap hari, -arna, dan bau. +roduksi urine normal adalah
sekitar #00cchari dan ber-arna kuning bening
* 8eadaan kandung kemih membesar atau tidak, adanya nyeri tekan* 6ntake cairan tiap hari, pemberiannya melalui oral atau parenteral. 6ntake
cairan yang normal setiap hari adalah sekitar $ liter air.
* 8aji ada tidaknya penggunaan alat bantu kateter
5 B# (Bo-el
* +ada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau datar,
tepi perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu
juga perlu di inspeksi ada tidaknya benjolan*benjolan atau massa.
* 'uskultasi untuk mendengarkan suara peristaltik usus dimana nilai
normalnya #*/#kali per menit.
* +ada palpasi perlu juga diperhatikan, adakah nyeri tekan abdomen, adakah
massa (tumor, feces, turgor kulit perut untuk mengetahui derajat hidrasi
pasien, apakah hepar teraba.
* +erkusi abdomen normal tympani, adanya massa padat atau cairan akan
menimbulkan suara pekak (hepar, asites, !esikaurinarta, tumor.
F B5 (Bone
* +ada inspeksi perlu diperhatikan adakah edema peritibial
* +alpasi pada kedua ekstremetas untuk mengetahui tingkat perfusi perifer
serta dengan pemerikasaan capillary refiltime.
* Dengan inspeksi dan palpasi dilakukan pemeriksaan kekuatan otot
kemudian dibandingkan antara kiri dan kanan.
* 6nspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, -arna ada tidaknya lesi
pada kulit, pada pasien dengan efusi biasanya akan tampak cyanosis akibat
adanya kegagalan sistem transport =2.
* +ada palpasi perlu diperiksa mengenai kehangatan kulit (dingin, hangat,
demam. 8emudian teture kulit (halus*lunak*kasar serta turgor kulit
untuk mengetahui derajat hidrasi seseorang,
%. Dia#nosa Kepera2a$an
a. angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan !entilasi, difusi,
distribusi dan transportasi =2
b. 8etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi mucus yang
kental
c. +ola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
d. Aesiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dyspnea.
e. 6ntoleransi akti!itas berhubungan dengan penurunan perfusi =2ke jaringan
f. Aesiko infeksi b.d terpasangnya benda asing dalam tubuh
7/26/2019 tugas kelompok 1111
11/11
'. Peren!anaan Kepera2a$an
a. +rioritas &asalah
+rioritas yang digunakan berdasarkan keluhan pasien yaitu
$ angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan !entilasi, difusi,
distribusi dan transportasin =2.
2 8etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi mucus
yang kental.
/ +ola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Aesiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
# 6ntoleransi akti!itas berhubungan dengan penurunan perfusi =2ke jaringan.
5 Aesiko infeksi b.d terpasangnya benda asing dalam tubuh
b. 6nter!ensi
(terlampir
(. I,ple,en$asi pelaksanaan3
+elaksanaan atau implementasi merupakan penatalaksanaan atau per-ujudan dari
rencana (inter!ensi yang telah disusun.
+. E4aluasi
a. +ertukaran gas kembali efektif setelahan dilakukan tindakan kepera-atan
b. Bersihan jalan nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan kepera-atan
c. +ola nafas kembali kembali efektif setelah dilakukan tindakan kepera-atan
d. 8ebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan kepera-atan
e. +eningkatan toleransi terhadap akti!itas setelah dilakukan tindakan kepera-atan.
f. )idak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan kepera-atan.
Top Related