Hak Jaminan
Diajukan Untuk MemenuhiTugas Kelompok Mata Kuliah Hukum Bisnis
Disusun oleh :
Irham Nur Fadil (120810101096)
Fariz Suryaputra (130810101149)
Danu Hadi Basito (130810101205)
Agung Nugroho (130810101240)
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena kita telah diberi nikmat dan kasihsayang yang berlimpah. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpah dan curahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW. Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas makalah kami, dengan judul “HAK JAMINAN” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Hukum Bisnis.
Kami selakupenyusunmengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembantumemberikanbimbingandanpengarahansertadukungan, baikmorilataupunmaterildalampenyusunanlaporanini.
Dalam makalah Hak Jaminan ini di jelaskan bagaimana hak jaminan itu, seperti pengertian, penggolongan jaminan, lembaga jaminan, perjanjian jaminan, dll. Oleh karena itu, kami harap makalah yang kami selesaikan ini bisa menjadi ilmu dan manfaat.
Kami mohon maaf bila terdapat kesalahan baik dalam penulisan ataupun dalam bahasa. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................1
Daftar Isi .....................................................................2
Bab 1. Pendahuluan .....................................................3
1.1.................................................Latar Belakang
.......................................................................3
1.2..............................................Rumusan Masalah
.......................................................................3
1.3..............................................................Tujuan
.......................................................................4
Bab 2. Pembahasan......................................................5
Bab 3. Penutup...........................................................13
Daftar Pustaka...........................................................15
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKelahiran Undang Undang No.8 tahu 1981 Tentang
Hukum Acara Pidana yang populer dengan nama KUHAP sejak diundangkannya pada tanggal 31 Desember 1981 disambut oleh segenap masyarakat bagsa Indonesia dengan penuh sukacita dan penuh harapan akan terwujudnya kepastian hukum dan tertib hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan.
Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa setelah membaca perumusan pasal pasal dalam KUHAP warga masyarakat terutama para pencari keadilan mengetahui bahwa secara tersurat dan tersirat KUHAP telah mengatur tentang pemberian perlindungan terhadap keluhuran harkat serta martabat manusia yang lebih dikenal dengan nama hak hak asasi manusia. Ketentuan – ketentuan hukum acara pidana bukan saja mengatur tentang tatacara yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi oleh aparat penegak hukum dalam upaya menegakan hukum dan keadilan,tetapi sekaligus diatur pula mengenai prosedur dan persyaratan yang harus ditaati oleh aparat penegak hukum upaya melindungi hak hak asasi manusia.Apabila hukum acara pidana ini dibandingkan dengan hukum acara pidana yang diatur dalam HIR, maka dapat dijumpai adanya perbedaan yang fundamental yang berkaitan dengan hak hak asasi manusia seperti : Asas Praduga Tak Bersalah,Bantuan Hukum,Penangkapan dan Penahanan, Penangguhan Penahanan dan Praperadilan.
Sehubungan dengan judul makalah yang diambil yakni Hak Jaminan maka ada baiknya untuk menganalisa akan bagaimana hak jaminan tersebut seperti pengertian jaminan dalam pasal 1131 KUHPerdata dan berbagai teknisnya. Hal itulah yang akan kami sajikan dalam makalah kami.
1.2 Rumusan Masalaha. Apa yang disebut dengan jaminan, penggolongan jaminan,
dan lembaga jaminan ?b. Apa pengertian dari perjanjian jaminan ?c. Bagaimana asas-asas hukum jaminan ?d. Bagaimana jaminan dalam KUHPerdata ?e. Bagaimana pengertian jaminan kebendaan serta klasifikasi
jaminan ?
1.3Maksud dan Tujuana. Untuk mengetahui pengertian dari jaminan, apa saja
penggolongan jaminan, dan lembaga jaminan.b. Untuk memahami akan pengertian dari perjanjian jaminan.c. Untuk mengetahui bagaimana asas-asas hukum jaminan.d. Untuk memahami akan jaminan dalam KUHPerdata.e. Untuk mengetahui akan pengertian jaminan kebendaan
beserta klasifikasi jaminan.
BAB 2PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengertian agunan dalam Pasal 1131 KUHPerdata disebut jaminan yaitu:
”Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah
ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan
perorangan debitur itu”. Kredit merupakan perikatan yang bersumber pada
perjanjian kredit yang biasa disebut akad kredit. Pasal 1131 KUHPerdata
mencakup schuld dan haftung dari debitur dan merupakan jaminan yang ada
karena telah ditentukan oleh Undang-Undang meskipun tidak diperjanjikan lebih
dulu oleh kreditur dan debitur. Oleh karenanya Pasal 1131 KUHPerdata berlaku
bagi semua kreditur dan meliputi semua kreditur dan meliputi semua harta
kekayaan debitur. Jaminan tersebut dinamakan jaminan umum dalam pengertian
umum bagi semua kreditur dan umum mengenai macam jaminannya yaitu tidak
ditunjuk secara khusus. Kreditur sebagai pemegang jaminan menurut Pasal 1131
KUHPerdata sebagai kreditur konkurent yaitu semua kreditur kedudukannya sama
dalam praktek tidak memuaskan kreditur.
1. Penggolongan Jaminan
a. Jaminan Berdasar Undang-Undang Dan Jaminan Berdasar Perjanjian
Jaminan berdasarkan Undang-Undang ada dalam Pasal 1131
KUHPerdata, sedangkan jaminan berdasar perjanjian yaitu terjadinya
karena adanya perjanjian jaminan dalam bentuk gadai, fidusia, hak
tanggungan dan jaminan perorangan serta garansi bank.
b. Jaminan Umum Dan Jaminan Khusus
Jaminan umum meliputi pengertian untuk semua kreditur (kreditur
konkurent) dan untuk seluruh harta kekayaan artinya tidak ditunjuk
secara khusus yaitu yang ditentukan dalam Pasal 1131 KUHPerdata.
Jaminan khusus yaitu hanya untuk kreditur tertentu (kreditur preferent)
dan benda jaminannya ditunjuk secara khusus (tertentu) yaitu gadai,
fidusia, hak tanggungan apabila orang/Badan Hukum yaitu
penanggungan atau misal garansi bank.
c. Jaminan Kebendaan Dan Jaminan Perorangan
Jaminan yang bersifat kebendaan yaitu jaminan yang berupa hak mutlak
atas suatu benda yaitu hak milik.
Jaminan perorangan adalah jaminan yang menimbulkan hubungan
langsung pada perorangan tertentu Pasal 1820 KUHPerdata.
d. Jaminan Atas Benda Bergerak Dan Benda Tidak Bergerak
Jaminan berupa benda bergerak lembaga jaminannya gadai dan fidusia.
Jaminan berupa benda tidak bergerak dahulu Hipotek, Credietverband
dan sekarang Hak Tanggungan.
e. Jaminan Dengan Menguasai Bendanya Dan Tanpa Menguasai Bendanya
- Jaminan Dengan Menguasai Bendanya yaitu gadai dan hak retensi.
Gadai tidak pesat pertumbuhannya karena terbentur syarat inbezit
stelling yang dirasakan berat oleh debitur yang justru memerlukan
benda yang dijaminkan untuk menjalankan pekerjaan atau usahanya.
- Jaminan Tanpa Menguasai Bendanya yaitu Hipotek, Credietverband
dan sekarang fidusia dan Hak Tanggungan. Jaminan tanpa menguasai
bendanya menguntungkan debitur sebagai pemilik jaminan karena
tetap dapat menggunakan benda jaminan dalam kegiatan pekerjaannya
atau usahanya.
2. Lembaga-Lembaga Jaminan
a. Gadai
Pengertian gadai dalam Pasal 1150 KUHPerdata dan pengertian
gadai ada beberapa unsur pokok sebagai berikut:
1) Gadai lahir setelah adanya penyerahan kekuasaan atas obyek gadai
yaitu benda bergerak dari debitur (pemberi jaminan) kepada kreditur
(pemegang jaminan).
2) Kreditur sebagai yang diistimewakan dari kreditur yang lain apabila
debitur wanprestasi maka dapat mengambil pelunasan dan hasil
penjualan benda jaminan yaitu parate executie .
Sifat Hak Gadai, antara lain :
1) Jaminan kebendaan dan memberikan hak kebendaan tetapi tidak dalam
pengertian hak untuk menikmati tetapi untuk menjamin dilunasinya
piutang tertentu.
2) Hak gadai bersifat accessoris , merupakan perjanjian tambahan dari
perjanjian pokok, yaitu perjanjian pinjam uang. Karena bersifat
accessoir maka hak gadai akan hapus apabila perjanjian pokok hapus
yaitu bila hutang telah dilunasi.
3) Hak gadai tidak dapat dibagi artinya apabila hutang dibayar sebagian
tidak dapat menghapus sebagian hak gadai.
4) Hak gadai adalah hak yang didahulukan daripada piutang-piutang yang
lain. Krediturnya mempunyai hak preferent.
5) Obyeknya benda bergerak.
b. Fidusia
Pengertian fidusia ada dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun
1999 Pasal 1 Ayat (1): Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan benda.
Pengertian Jaminan Fidusia Pengertian jaminan fidusia ada dalam Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fucia (UUJF) Pasal 1
Ayat (2) adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996. Sebelum adanya Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 1999 Jaminan Fidusia di satu sisi memberi kemudahan
bagi debitur (pemberi fidusia) karena tetap menguasai dan dapat
menggunakan benda yang dijaminkan tetapi di sisi yang lain kreditur
(pemegang fidusia) kurang terjamin kepentingannya hal ini karena fidusia
tidak didaftarkan. Adanya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 maka
fidusia harus didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia.
Subyek Jaminan Fidusia. Subyek fidusia (pemberi fidusia) yaitu
perseorangan atau korporasi ada dalam Pasal 1 Ayat (5) UUJF. Sedangkan
subyek fidusia sebagai penerima fidusia adalah orang perseorangan atau
korporasi yang mempunyai piutang diatur dalam Pasal 1 Ayat 6) UUJF.
Obyek Jaminan Fidusia. Obyek jaminan fidusia ada dalam UUJF
Pasal 1 Ayat (2) seperti telah disebutkan.
Sifat Jaminan Fidusia, antara lain :
1) Perjanjian jaminan fidusia merupakan perjanjian accessoir atau
perjanjian tambahan/perjanjian ikutan. Akta jaminan dibuat oleh
Notaris.
2) Selalu mengikuti bendanya (droit de suite ).
3) Memenuhi asas spesialitas dan publisitas sehingga mengikat pihak
ketiga dan memberikan kepastian hukum kepada pihak yang
berkepentingan.
4) Apabila debitur wanprestasi maka dalam melaksanakan eksekusi dapat
dengan lembaga parate executie .
5) Dalam jaminan fidusia memuat hak mendahulu disebut juga hak
preference artinya penerima fidusia memiliki hak yang didahulukan
terhadap kreditur lain dalam pelunasan piutangnya diatur dalam UUJF
Pasal 27. - Hapusnya Jaminan Fidusia
Dalam UUJF Pasal 25 ditentukan tentang hapusnya fidusia sebagai
berikut:
a. Hapusnya hutang yang dijamin dengan fidusia.
b. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia.
c. Musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.
B. Perjanjian Jaminan
Perjanjian jaminan adalah perjanjian yg timbul karena adanya
perjanjian pokok. Sifat perjanjian jaminan adalah bersifat accesoir. Sifat
Accesoir karena timbulnya perjanjian jaminan dikarenakan adanya perjanjian
pokok, sehingga perjanjian jaminan tidak akan ada bila tdk ada perjanjian
pokok.
C. Asas-Asas Hukum Jaminan1.Asas publicitet, yaitu asas bahwa semua hak, baik hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek harus didaftarkan.pendaftaran ini dimaksudkan supaya pihak ketiga dapat mengetahui bahwa benda jaminan tersebut sedang dilakukan pembebanan jaminan. Pendaftaran hak tanggungan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten/Kota, pendaftaran fidusia dilakukan di Kantor Pendaftaran Fidusia pada Kantor Departemen Kehakiman Hak Asasi Manusia, sedangkan pendaftaran hipotek kapal laut dilakukan didepan pejabat pendaftaran dan pencacat balik nama, yaitu syahbandar;2. Asas specialitet, yaitu bahwa hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek hanya dapat dibebankan atas percil atau atas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu;3. Asas tak dapat dibagi-bagi, yaitu asas dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapt dibaginya hak tangtgungan, hak fidusia, hipotek, dan hak gadai walaupun telah dilakukan pembayaran sebagian;4. Asas inbezittstelling, yaitu barang jaminan (gadai) harus berada pada penerima gadai;5. Asas horizontal, yaitu bangunan ddan tanah bukan merupakan satu kesatuan. Hak ini dapat dilihat dalam penggunaan hak pakai, baik tanah negara maupun tanak hak milik. Bangunannya milik dari yang besangkutan atau pemberi tanggungan, tetapi tanahnya milik orang lain, berdasrkan hak pakai.
D. Jaminan dalam KUHPerdata
Dalam KUHPerdata jaminan merupakan hak kebendaan dan
merupakan bagian dari hak benda yang diatur dalam Buku II KUHPerdata.
Dilihat dari sistematika KUHPerdata maka seolah-olah hukum jaminan hanya
merupakan jaminan kebendaan saja, karena pengaturan jaminan kebendaan
terdapat dalam buku II tentang benda, sedangkan perjanjian jaminan
perorangan (persoonlijke zekerheids rechten, personal guaranty) seperti
perjanjian penangungan ( borgtocht) di dalam KUHPerdata merupakan salah
satu jenis perjanjian yang diatur dalam buku III tentang perikaatan.
Sebenarnya baik perjanjian jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan
keduanya timbul dari perjanjian, hanya dalam sistematika KUHPerdata
dipisahkan letaknya, maka seakan-akan hanya jaminan kebendaan yang
merupakan obyek hukum jaminan.
Menurut Subekti, hak jaminan merupakan bagian dari hak benda
dapat dilihat dari tulisannya adalah bagaimana bentuk sistem mengenai hak
benda, hak jaminan (kebendaan) harus mengikuti sistem yg digariskan oleh
hak benda itu. Memang perihal jaminan tempatnya adalah dalam hak benda .
Ia merupakan bagian dari hukum benda.
Menurut KUHPerdata Jaminan terbagi dua yaitu :
Jaminan umum dan jaminan khusus. Dasar hak Jaminan umum
adalah Pasal 1131 BW. Menetapkan bahwa segala kebendaan si berutang
(debitor) baik yang bergerak maupun yang baru akan ada dikemudian hari,
menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan.Dari rumusan
tersebut dapat disimpulkan bahwa kekayaan seorang dijadikan jaminan untuk
semua kewajibannya, yaitu semua utangnya. Inilah yg oleh hukum Jerman
dinamakan Haftung. Dasar hukum Jaminan Khusus adalah Pasal 1133 dan Ps.
1134 BW.
Jaminan umum adalah jaminan yg lahir karena ketentuan UU.
Misalnya Si Hasan pinjam uang kepada Si Janu sebesar Rp. 100.000 untuk
membayar K AS
Jaminan khusus adalah jaminan yang lahir karena diperjanjikan.
Misalnya : Pak roni seorang pengusaha di bidang garmen meminjam uang
kepada Bank BCA sebesar RP. I MILYAR dgn jaminan rumah dan tanah yg
ia miliki. (Hak Tanggungan).
E. Pengertian Jaminan Kebendaan
Yang dimaksud dengan jaminan kebendaan adalah adanya benda
tertentu yang diikat secara khusus. Misalnya : Pak wisnu pinjam uang ke
BANK Mandiri dg jaminan sertifikat hak atas tanahnya yg luas 2000 m2
(Hak Tanggungan) Sedangkan Jaminan perorangan adalah adanya
kesanggupan pihak ke tiga untuk memenuhi kewajiban (utang) debitur
apabila debitur wanprestasi.
Klasifikasi jaminan. Suatu jaminan dapat dibeda-bedakan
berdasarkan klasifikasinya yaitu sebagai berikut :
1. Jaminan umum dan jaminan khusus
Jaminan umum yaitu jaminan dari pihak debitur yang terjadi atau timbul
dari undang-undang, yaitu bahwa setiap barang bergerak ataupun tidak
bergerak milik debitur menjadi tanggungan utangnya kepada kreditur.
Maka apabila debitur wanprestasi maka kreditur dapat meminta pengadilan
untuk menyita dan melelang seluruh harta debitur.
Jaminan khusus yaitu bahwa setiap jaminan utang yang bersifat
kontraktual, yaitu yang terbit dari perjanjian tertentu, baik yang khusus
ditujukan terhadap barang-barang tertentu seperti gadai, hipotik, cessie
asuransi, cessie tagihan, hak retensi, maupun yang ditujukan terhadap
barang tertentu seperti personal garansi, corporate garansi ataupun akta
pengakuan utang murni.
2. Jaminan pokok, jaminan utama dan jaminan tambahan
Dalam undang-undang pokok perbankan Nomor 7 Tahun 1992 pasal 8,
terdapat suatu prinsip bahwa “kepercayaan” dipandang sebagai jaminan
pokok pembayaran kembali utang-utang debitur kelak. Sementara
jaminan-jaminan lainnya yang bersifat kontraktual, seperti hak tanggungan
atas tanah, gadai, hipotik, dan fidusia merupakan jaminan tambahan, yaitu
tambahan atas jaminan utamanya berupa jaminan atas barang yang
dibiayai dengan kredit tersebut.
3. Jaminan kebendaan dan jaminan perorangan
Jaminan kebendaan adalah jaminan yang mempunyai hubungan langsung
dengan benda tertentu, selalu mengikuti benda tersebut kemanapun benda
tersebut beralih. Jaminan perorangan adalah jaminan yang hanya
mempunyai hubungan langsung dengan pemberi jaminan, bukan terhadap
benda tertentu. Jaminan perorangan terdapat 3 macam yaitu jaminan
pribadi, jaminan perusahaan, dan garansi bank.
4. Jaminan regulatif dan jaminan non regulative
Jaminan regulative adalah jaminan yang kelembagaannya sendiri sudah
diatur secara eksplisit dan sudah mendapat pengakuan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Yang termasuk jaminan regulative
adalah : Jaminan konvensional dan jaminan non konvensional. Jaminan
eksekutorial khusus dan jaminan non eksekutorial khusus. Jaminan serah
benda, jaminan serah kepemilikan.
Sifat dan Bentuk Perjanjian Jaminan, antara lain :
1. Perjanjian jaminan bersifat aksesoir
2. Bentuk perjanjian jaminan secara tertulis
Tingkatan-tingkatan dari Lembaga Jaminan, sebagai berikut :
1. Macam-macam kreditur
2. Hak preferensi dari kreditur
3. Tingkatan-tingkatan lembaga jaminan
BAB 3PENUTUP
3.1Kesimpulana. - Jaminan adalahSegala barang-barang bergerak dan tak bergerak
milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi
jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu.
- Penggolongan Jaminan
a. Jaminan Berdasar Undang-Undang Dan Jaminan Berdasar
Perjanjian
b. Jaminan Umum Dan Jaminan Khusus
c. Jaminan Kebendaan Dan Jaminan Perorangan
d. Jaminan Atas Benda Bergerak Dan Benda Tidak Bergerak
e. Jaminan Dengan Menguasai Bendanya Dan Tanpa Menguasai
Bendanya
- Lembaga-lembaga jaminan, antara lain : Gadai dan fidusia.
b. Perjanjian jaminan adalah perjanjian yg timbul karena adanya perjanjian
pokok.
c. Berikut asas-asas hukum jaminan, antara lain :1. Asas publicitet2. Asas specialitet3. Asas tak dapat dibagi-bagi4. Asas inbezittstelling5. Asas horizontal
d. Menurut KUHPerdata Jaminan terbagi dua yaitu jaminan umum dengan
dasar hak Jaminan umum adalah Pasal 1131 BW dan jaminan khusus
dengan dasar hukum Jaminan Khusus adalah Pasal 1133 dan Ps. 1134
BW.
e. - Jaminan kebendaan adalah adanya benda tertentu yang diikat secara
khusus.
- Berikut kualifikasi jaminan :
a. Jaminan umum dan jaminan khususb. jaminan utama dan jaminan tambahanc. Jaminan kebendaan dan jaminan perorangand. Jaminan regulatif dan jaminan non regulatif
DAFTAR PUSTAKA
Jinga Saeni, Izra. 2013. Asas-asas Hukum Jaminan. http://izrajingasaeani.blogspot.com/2013/02/asas-asas-hukum-jaminan.html [17 Oktober 2014]
Gunawan, Andi. 2011. Hak Jaminan. http://andigunawan03.wordpress.com/2011/04/16/hak-jaminan/ [17 Oktober 2014]
Ariwibowo. Sugeng. 2010. Makalah Hukum Jaminan. http://sugengaribowo.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-jaminan.html [17 Oktober2014]
Top Related