7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 1/116
BAB I
EPIDEMIOLOGI TRAUMA VERTEBRA
Trauma pada tulang belakang merupakan peristiwa yang merugikan, baik secara biaya
ataupun sosial. Trauma vertebra di negara maju dan berkembang terutama sering didapatkan
pada laki-laki berusia 18−32 taun. !ecara global, data mengenai insidensi dan prevalensi trauma
tulang belakang amat terbatas, kususnya di negara-negara berkembang, termasuk upaya dalam
pencegaan, perawatan keseatan dan perencanaan sosial yang berubungan dengan
penyakitnya.1,2
Prevalensi Trauma Vertebra Secara Mendunia
"ngka prevalensi trauma tulang belakang secara global dilaporkan berada di antara
23#−$18% per sejuta penduduk. &ata prevalensi tulang belakang sampai saat ini belum tercatat
dengan baik, seperti alnya di negara-negara "sia dan diperkirakan memiliki nilai dibawa
prevalensi global. 'akan pada negara "(rika dan "merika !elatan, data tersebut tidak
diterbitkan.3 &ata "! menunjukkan %21−$18% per sejuta penduduk, dengan rata-rata sekitar 8)3
per sejuta penduduk.*,2+,21,22,23 awasan "sia !elatan dan Tenggara sebesar 23#−$#$ per sejuta
penduduk.2#,2% "ustralasia sebesar 3%+ di 1*8%-#81 per sejuta penduduk di 1**8.28,2*,3+ ropa
'arat sebesar 31# per sejuta penduduk.31 i dan /ing3$,3) memberikan data insiden daera
terakir untuk daratan 0ina sebesar #+,# per sejuta penduduk per taun di 'eijing dan 23,% di
provinsi Tianjin. ecelakaan transportasi darat menyumbang $* dari trauma tulang belakang
pada populasi Taiwan dengan #) dari kecelakaan tersebut terkait dengan kendaraan bermotor
roda dua.3#
"ustralia dan /ew ealand12,3* memiliki angka kejadian trauma tulang belakang yang
tinggi akibat kecelakaan transportasi darat terutama dari kendaraan roda empat4, sekitar #3
dari cedera ini mengenaivertebra servikal.$+ &i !elandia 'aru, rugby berperan dalam 8 kasus
cedera tulang belakang yang berubungan dengan olaraga.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 2/116
5ntuk ropa Timur, data stonia yang digabungan dengan data regional
6usia$1,$2,$3menunjukkan bawa penyebab utama trauma tulang belakang di stonia dan 6usia
adala akibat terjatu $+4 dan kecelakaan saat berkendara 2)4.
&i ropa, insidensi trauma vertebra dilaporkan sebagai berikut7 &enmark sebesar *,2 per
sejuta penduduk, inlandia sebesar 13,8 per sejuta penduduk, 9rancis sebesar 1*,$ per sejuta
penduduk, :erman sebesar 1+,% per sejuta penduduk, ;unani sebesar 33,# per sejuta penduduk,
<reenland sebesar 2# per sejuta penduduk, =slandia sebesar 2+ per sejuta penduduk, =rlandia
sebesar 13,1 per sejuta penduduk, =talia sebesar 1* per sejuta penduduk, 'elanda sebesar %,) per
sejuta penduduk, /orwegia sebesar 2#,3 per sejuta penduduk, !panyol sebesar 12,1 per sejuta
penduduk, !wiss sebesar 1) per sejuta penduduk.2 >edian dari data ini adala 1# per sejuta
penduduk.)$,)),)#,)%,)8,)*
Kelansunan !idu" Penderita Trauma Vertebra Secara Gl#bal
emampuan merawat penderita trauma vertebra tercermin dalam sejumla statistik
kelangsungan idup7 tingkat kelangsungan idup pada 1 dan 1+ taun pascacedera, dan arapan
idup dibandingkan dengan populasi normal. /egara-negara berkembang memiliki angka
kematian 1 taun yang tertinggi akibattrauma vertebra.#+,#1,#2
=nsidensi trauma vertebraakibat kecelakaan transportasi darat kendaraan roda empat4
stabil atau cenderung menurun di negara-negara maju, tetapi terdapat peningkatan di negara-
negara berkembang. aporan status global keselamatan dunia menggariskan bawa *+
kecelakaan transportasi darat yang (atal pada taun 2++$ terjadi di negara berpengasilan renda
dan menenga, dan merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok usia 1)−2* taun,
tertinggi kedua pada kelompok usia )−1$ taun, dan tertinggi ketiga pada kelompok usia 3+−$$
taun.#%,#8
9enduduk di negara maju memiliki mobil dengan teknologi yang lebi aman7
kemampuan menyerap energi benturan, penggunaan sabuk pengaman akti( dan kantong udara.
!elain itu, desain jalan yang lebi baik, kewajiban untuk memiliki lisensi mengemudi
!=>4sertapenyediaan sarana transportasi publik yang baik dan aman seperti monorail./egara-
negara berkembang memiliki in(rastruktur jalan yang buruk, banyak kendaraan yang tak layak
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 3/116
beroperasi, serta regulasi dan penegakkan ukum serta budaya keselamatan berlalu-lintas yang
buruk.=nsidensi trauma vertebraakibatkecelakaan transportasi darat di daera seperti "sia akan
terus meningkat seiring tren peningkatan penggunaan sepeda motor dan mobil.#%,#8
ekerasan terkait trauma vertebra terjadi di daera-daera kon(lik bersenjata luka
tembak dan penusukan4.%,$#,%$Tingginya insidensi cedera tembak terdapat di "merika !erikat dan
'ra?il, dan proporsi tertinggi terdapat di negara "(rika !elatan.$#,)1,%$,%) <reenland ropa 'arat4
juga memiliki proporsi trauma vertebrayang tinggi akibat percobaan bunu diri.1$Tingkat
percobaan bunu diri tampaknya didominasi ole negara-negara di !kandinavia.1#,31
9erbedaan demogra(i dan ekonomi antara negara maju dan berkembang mempengarui
insidensi trauma vertebra berdasarkan jatu dari ketinggian renda dan tinggi. :atu renda @1
meter atau pada tingkat yang sama slip dan perjalanan44 sering mengakibatkan tetraplegia,
terutama pada lansia.%#
&ibutukan kecepatan dan keamanan ketika merujukpenderita trauma vertebra dalam %2
jam pertama dan idealnya langsung ke 6uma !akit 9usat Artopedik dan 'eda !ara( untuk
mengurangi komplikasi, dan mengoptimalkan asil terapi dalam jangka panjang.81
Da$tar Pusta%a
1 it?arris >, 0ripps 6", ee ''. stimating te global burden o( traumatic vertebra cord
injury. Bertebra 0ord 2+11 in press4.
2 0ripps 6, ee ', Cing 9, Ceerts , >ackay :, 'rown &. " global map (or traumatic vertebra
cord injury epidemiologyD towards a living data repository (or injury prevention. Bertebra
0ord 2+117 $*D $*3E)+1. F Article F PubMed F
3 Cyndaele >, Cyndaele ::. =ncidence, prevalence and epidemiology o( vertebra cord injuryD
wat learns a worldwide literature surveyG Bertebra 0ord 2++#7$$D )23E
)2*. F Article F PubMed F ISI F CAS F
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 4/116
$ "ckery ", Tator 0, rassioukov "". <lobal perspective on vertebra cord injury
epidemiology. : /eurotrauma 2++$7 21D 13))E13%+. F Article F PubMed F ISI F
) 'lumer 0, Huine !. 9revalence o( vertebra cord injuryD an international
comparison. /euroepidemiology 1**)7 1$D 2)8E2#8. F Article F PubMed F ISI F CAS F
# Iarvard 5niversity, =nstitute (or Iealt >etrics and valuation at te 5niversity o(
Casington, :ons Iopkins 5niversity, 5niversity o( Hueensland, Corld Iealt Argani?ation
CIA4. <lobal 'urden o( &isease Aperations >anual, (inal dra(t. CIA. 2++*.
% /ational Bertebra 0ord =njury !tatistical 0enter. Bertebra cord injury. acts and (igures at a
glance. : Bertebra 0ord >ed 2++)7 28D 3%*E38+.
8 :ackson "', &ijkers >, &eBivo >:, 9oc?atek 6'". &emograpic pro(ile o( new traumatic
vertebra cord injuriesD cange and stability over 3+ years. "rc 9ys >ed 6eabil 2++$7 8)D
1%$+E1%$8. F Article F PubMed F ISI F
* as(argues :, 0ustis &, >orrone , 0arswell :, /guyen T. " model (or estimating vertebra
cord injury prevalence in te 5nited !tates. 9araplegia1**)7 33D #2E
#8. F Article F PubMed F ISI F CAS F
1+ arry ", 'aJter &. Te incidence and prevalence o( vertebra cord injury in canadaD overview
and estimates based on current evidence. 6ick Iansen =nstitute and 5rban utures =nstitute,
0anada. 2+1+ pp 1E$*.
11 6ick Iansen Bertebra 0ord =njury 6egistry.. Bertebra 0ord =njury acts and !tatistics.
Bancouver, 'ritis 0olumbia, 0anada. 2++# pp 1E11.
12 0ripps 6. Bertebra cord injury, "ustralia, 2++#E+%. =n. =njury 6esearc and !tatistics !eries /umber $8. 0at. no. =/:0"T 11*. "delaide, "=IC. 2++8.
13 'iering-!orensen , 9edersen B, 0lausen !. pidemiology o( Bertebra 0ord esions in
&enmark. 9araplegia 1**+7 28D 1+)E1+8. F Article F PubMed F
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 5/116
1$ 9edersen B, >uller 9<, 'iering-!orensen . Traumatic Bertebra 0ord =njuries in <reenland
1*#)E1*8#. 9araplegia 1*8*7 2%D 3$)E3$*. F Article F PubMed F CAS F
1) nutsdottir !. Bertebra cord injuries in =celand 1*%3E1*8*. " (ollow up
study.9araplegia 1**37 31D #8E%2. F Article F PubMed F CAS F
1# &ivanoglou ", evi 6. =ncidence o( traumatic vertebra cord injury in Tessaloniki, <reece
and !tockolm, !wedenD a prospective population-based study. Bertebra 0ord 2++*7 $%D 1E
#. F Article F PubMed F
1% AK0onnor 6:, >urray 90. 6eview o( vertebra cord injuries in =reland. Bertebra
0ord2++#7 $$D $$)E$$8. F Article F PubMed F
18 Jner <, >einecke C. Trends in te treatment o( patients wit vertebra cord lesions seen
witin a period o( 2+ years in <erman centers. Bertebra 0ord1**%7 3)D $1)E
$1*. F Article F PubMed F ISI F CAS F
1* ee ', 0ripps 6", Coodman 6:, 'iering-!Lrensen , Cing 9, 0ampbell 6 et al&evelopment
o( an international vertebra injury prevention moduleD application o( te international
classi(ication o( eJternal cause o( injury to vertebra cord injury. Bertebra 0ord 2+1+7 $8D
$*8E)+3. F Article F PubMed F ISI F
2+ Iarvey 0, 6otscild '', "smann ":. !tripling T. /ew estimates o( traumatic sci
prevalenceD a survey-based approac. 9araplegia 1**+7 28D )3%E)$$. F Article F PubMed F
21 urt?ke :. pidemiology o( vertebra cord injury. Jp /eurol 1*%)7 $8 9art 24D 1#3E
23#. F Article F PubMed F ISI F CAS F
22 &eBivo >:, ine 96, >aet? I>, !tover !. 9revalence o( vertebra cord injuryD a
reestimation employing li(e table tecniMues. "rc /eurol 1*8+7 3%D %+%E
%+8. F Article F PubMed F CAS F
23 !tover !, ine 96. Te epidemiology and economics o( vertebra cord
injury.9araplegia 1*8%7 2)D 22)E228. F Article F PubMed F ISI F CAS F
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 6/116
2$ &ryden &>, !aunders &, 6owe 'I, >ay ", ;iannakoulias /, !venson C et al Te
epidemiology o( traumatic vertebra cord injury in "lberta, 0anada. 0an : /eurol
!ci 2++37 3+D 113E121. F PubMed F ISI F
2) /oonan B, ingas >, arry ", 'aJter &, !ing ", elings >< et al Te incidence and
prevalence o( vertebra cord injury in 0anadaD " national
perspective. /euroepidemiology 2+127 38D 21*E22#. F Article F PubMed F
2# 6a?dan !, aul 6, >otta ", aul !, 'att 6. 9revalence and pattern o( major
neurological disorders in rural asmir =ndia4 in 1*8#./euroepidemiology 1**$7 13D 113E
11*. F Article F PubMed F
2% Ceerts . inal reporting o( project outcomes Bertebra 0ord =njury care and Artopedic
worksop, pp 1E3 Ianoi. 2++*.
28 Cals :. 0osts o( vertebra cord injury in "ustralia. 9araplegia 1*887 2#D 38+E
388. F Article F PubMed F ISI F CAS F
2* AK0onnor 9:. 9revalence o( vertebra cord injury in "ustralia. Bertebra 0ord 2++)7$3D $2E
$#. F Article F PubMed F CAS F
3+ ;eo :&, Cals :, 6utkowski !', !oden 6:, 0raven >, >iddleton :C. >ortality (ollowing
vertebra cord injury. Bertebra 0ord 1**87 3#D 32*E33#. F Article F PubMed F ISI F CAS F
31 &alberg ", otila >, eppanen 9, autiainen I, "laranta I. 9revalence o( vertebra cord
injury in Ielsinki. Bertebra 0ord 2++)7 $3D $%E)+. F Article F PubMed F ISI F CAS F
32 5nited /ationsD &epartment o( conomic and !ocial "((airsN9opulation &ivision. Corld
9opulation "geing 2++*. =n. /ew ;orkD 5nited /ations. 2++*.
33 Corld Iealt Argani?ation. Te global burden o( diseaseD 2++$ update. <eneva, !wit?erlandD
Corld Iealt Argani?ation. 2++8.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 7/116
3$ i :, iu <, eng ;, Iao 0, ang ;, Cei ' et al Te epidemiological survey o( acute
traumatic vertebra cord injury "T!0=4 o( 2++2 in 'eijing municipality.Bertebra 0ord 2+11
Bertebra 0ord advance online publication, 8 >arc 2+117 doiD
doiD1+.1+38Nsc.2+11.84. F Article F
3) /ing <-, ;u T-H, eng !-H, ou O-I, 'an &-O, iu ; et al pidemiology o( traumatic
vertebra cord injury in Tianjin, 0ina. Bertebra 0ord 2+117 $*D 38#E
3*+. F Article F PubMed F ISI F
3# 0en I;, 0en !!, 0iu CT, ee !, Iung 0=, Iung 0 et al " nationwide
epidemiological study o( vertebra cord injury in geriatric patients in
Taiwan./euroepidemiology 1**%7 1#D 2$1E2$%. F Article F PubMed F ISI F CAS F
3% ovinda ". " retrospective study o( vertebra cord injuries at >aaraj /akorn 0iang >ai
Iospital, during 1*8)E1**1. 0iang >ai >ed 'ull 1**37 32D 8)E*2.
38 9ajareya . Traumatic vertebra cord injuries in Tailand7 an epidemiologic study in !iriraj
Iospital, 1*8*E1**$. Bertebra 0ord 1**#7 3$D #+8E#1+. F Article F PubMed F ISI F
3* &iJon <!, &anes :/, 0aradoc-&avies TI. pidemiology o( vertebra cord injury in /ew
ealand. /euroepidemiology 1**37 12D 88E*). F Article F PubMed F ISI F CAS F
$+ /orton Bertebra cord injury, "ustralia 2++%E+8. =njury researc and statistics series no. )2.
0at. no. =/:0"T 128 0anberraD "=IC. 2+1+.
$1 !abre , innamagi 5, &errik <, 6ekand T, "sser T, orv :. Traumatic vertebra cord injuries
in stonia (rom 2++3 to 2++%. =!0o!. 5niversity o( TartuD lorence. 2++*.
$2 !ilberstein ', 6abinovic !. pidemiology o( vertebra cord injuries in /ovosibirsk,6ussia. 9araplegia 1**)7 33D 322E32). F Article F PubMed F ISI F CAS F
$3 ondakov /, !imonova =", 9oliakov =B. Te epidemiology o( injuries to te spine and
vertebra cord in !aint 9etersburg. Bopr /eirokir =m / / 'urdenko 2++27 2D )+E
)3. F PubMed F
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 8/116
$$ Ban den 'erg >, 0astellote :>, >aillo-ernande? =, &e 9edro-0uesta :. =ncidence o(
traumatic vertebra cord injury in "ragon, !pain 1*%2E2++84. : /eurotrauma 2+117 28D $#*E
$%%. F Article F PubMed F
$) aracan =, oyuncu I, 9ekel A, !umbuloglu <, irnap >, &ursun I et alTraumatic vertebra
cord injuries in TurkeyD a nation-wide epidemiological study. Bertebra 0ord 2+++7 38D #*%E
%+1. F Article F PubMed F ISI F CAS F
$# Atom "!, &ougan ">, awar :!, Iattar . Traumatic vertebra cord injuries in :ordanEan
epidemiological study. Bertebra 0ord 1**%7 3)D 2)3E2)). F Article F PubMed F ISI F CAS F
$% "lsari !, 0ripps 6", ee ''. Traumatic vertebra cord injury in !audi "rabiaD "n
epidemiological estimate (rom 6iyad. Bertebra 0ord 2+127 )+D 882E
88$. F Article F PubMed F
$8 Huinones >, /assal >, "l 'ader =, "l >uraiki ", "l alout !6. Traumatic vertebra
cord in HatarD "n epidemiological study. >iddle ast :ournal o( mergency
>edicine 2++27 2D 1E).
$* 0abok !, !a(aee >, "li?ade ", &a(cai >, Taginnejadi A, oocakinejad .
pidemiology o( traumatic vertebra injuryD " descriptive study. "cta >ed =ran 2+1+7 $8D
3+8E311. F PubMed F
)+ &itunno :. ormal 0!. 0ronic vertebra cord injury. /ew ngl : >ed 1**$733+D ))+E
))#. F Article F PubMed F
)1 /ational Bertebra 0ord =njury !tatistical 0entre 'irmingam "labama. Bertebra 0ord =njury
acts and igures at a <lance. "labama, 5!". 2++8.
)2 'urney 6, >aio 6, >aynard , arunas 6'. =ncidence, caracteristics, and outcome o(
vertebra cord injury at trauma ceners in /ort "merica. "rc !urg1**27 128D )*#E
)**. F Article F
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 9/116
)3 <oebert &", /g >;, Barney :>, !eet? &". Traumatic vertebra cord injury in
Iawaii. Iawaii >ed : 1**17 )+D $$E)+. F PubMed F
)$ <ri((in >6, AKallon C>, Apit? :, urland T. >ortality, survival and prevalenceD
traumatic vertebra cord injury in Almsted county, >innesota, 1*3)E1*81. : 0ron
&is 1*8)7 38D #$3E#)3. F Article F PubMed F CAS F
)) raus :, ranti 0, 6iggins 6!, 6icards &, 'orani /A. =ncidence o( traumatic vertebra
cord lesions. : 0ron &is 1*%)7 28D $%1E$*2. F Article F PubMed F
)# 9rice 0, >akintubee !, Ierndon C, =stre <6. pidemiology o( traumatic vertebra cord
injury and acute ospitali?ation and reabilitation carges (or vertebra cord injuries in
Aklaoma, 1*88E1**+. "m : pidemiol 1**$7 13*D 3%E$%. F PubMed F ISI F CAS F
)% "cton 9", arley T, reni C, =legbodu B", !nie?ek :, Colleb :0. Traumatic vertebra
cord injury in "rkansas, 1*8+E1*8*. "rc 9ys >ed 6eabil1**37 %$D 1+3)E
1+$+. F Article F PubMed F ISI F CAS F
)8 Turman &:, 'urnett 0, :eppson , 'eaudoin &, !nie?ek :. !urveillance o( vertebra
cord injuries in 5ta, 5!". 9araplegia 1**$7 32D ##)E##*. F Article F PubMed F ISI F CAS F
)* 0alancie ', >olano >6, 'roton :<. pidemiology and demograpy o( acute vertebra cord
injury in a large urban setting. : Bertebra 0ord >ed 2++)7 28D *2E*#. F PubMed F ISI F
#+ /wadinigwe 05, =loabuci T0, /wabude =". Traumatic vertebra cord injuries !0=4D "
study o( 1+$ cases. /iger : >ed 2++$7 13D 1#1E1#). F PubMed F
#1 evy , >akarawo !, >ad?ivire &, 'ebe , Berbeek /, 9arry A. 9roblems, struggles and
some success wit vertebra cord injury in imbabwe. Bertebra 0ord1**87 3#D 213E
218. F Article F PubMed F CAS F
#2 ey "<, 6etie( 9j>. Bertebra cord injuriesD an analysis o( 3++ new lesions.9araplegia, Tel-
"vivD 9araplegia 1*#8, 2$3E2$*.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 10/116
#3 rause :!, ai ;, !aunders , 0arter 6. 6isk o( mortality a(ter vertebra cord injuryD "n
8-year prospective study. "rc 9ys >ed 6eabil 2++*7 *+D 1%+8E1%1). F Article F
#$ Iu 6, >ustard 0", 'urns 0. pidemiology o( incident vertebra (racture in a complete
population. !pine 1**#7 21D $*2E$**. F Article F PubMed F ISI F
#) AK0onnor 9:. !urvival a(ter vertebra cord injury in "ustralia. "rc 9ys >ed
6eabil 2++)7 8#D 3%E$%. F Article F PubMed F ISI F
## >iddleton :C, &ayton ", Cals :, !oden 6:, eong <, &uong !. i(e eJpectancy a(ter
vertebra cord injuryD a (i(ty-year study. Bertebra 0ord 2+127)+D 8+3E
811. F Article F PubMed F
#% Corld Iealt Argani?ation =nD. Corld report on road tra((ic injury prevention9eden >,
!cur(ield 6, !leet &, >oan &, Iyder "", :arawan , >aters 0eds4 <eneva. 2++$.
#8 Corld Iealt Argani?ation. <lobal status report on road sa(etyD time (or action. <enevaD
Corld Iealt Argani?ation. 2++*.
#* !ingu I, Aama >, =kata T, ato !, "katsu T. " nationwide epidemiological survey o(
vertebra cord injuries in :apan (rom :anuary 1**+ to &ecember 1**2. 9araplegia 1**)7 33D183E188. F Article F PubMed F ISI F CAS F
%+ =namasu :, <uiot ', !acs &. Assi(ication o( te posterior longitudinal ligamentD an update
on its biology, epidemiology, and natural istory./eurosurgery 2++#7 )8D 1+2%E
1+3*. F Article F PubMed F
%1 6aja =", Biora "I, "med >. /eurotrauma in 9akistan. Corld : !urgery2++17 2)D 123+E
123%. F Article F
%2 IoMue >, <rangeon 0, 6eed . Bertebra cord lesions in 'angladesD an epidemiological
study 1**$E1**). Bertebra 0ord 1***7 3%D 8)8E8#1. F Article F PubMed F ISI F CAS F
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 11/116
%3 >ukida , !arma >6, !ilpakar !. 9ediatric neurotrauma in atmandu, /epalD
implications (or injury management and control. 0ilds /erv !yst2++#7 22D 3)2E
3#2. F Article F PubMed F
%$ Iart 0, Cilliams . pidemiologyo( vertebra cord injuriesD a re(lection o( canges in !out
"(rican society. 9araplegia 1**$7 32D %+*E%1$. F Article F PubMed F ISI F CAS F
%) 'arros , Taricco >", Aliveira 69, <reve :>, !antos 0, /apoli >>. pidemiological
study o( patients wit vertebra cord injuries. 6ev osp ac >ed ! 9aulo 1**+7 $)D 123E12#.
%# =de >, Agata I, Tokuiro ", Takeci I. Bertebra cord injuries in okayama pre(ectureD an
epidemiological study K88-K8*. : 5AI 1**37 1)D 2+*E21). F PubMed F
%% >aaraj :0. pidemiology o( vertebra cord paralysis in ijiD 1*8)E1**$. Bertebra
0ord 1**#7 3$D )$*E))*. F Article F PubMed F ISI F CAS F
%8 >asood , Cardug <>, "sra( :. Bertebra injuriesD eJperience o( a local neurosurgical
centre. 9ak : >ed !ci 2++87 2$D 3#8E3%1.
%* Cang &. Te 9revention o( "cute Traumatic Bertebra 0ord =njury "T!0=4 in 0ina. =!0o!
Corksop 111, 28t ActoberD &eli, =ndia. 2+1+.
8+ 'ajracarya !, !ing >, !ing <, !resta '9. 0linico-epidemiological study o( vertebra
injuries in a predominantly rural population o( eastern /epalD a 1+ yearsP analysis. =ndian :
Artop 2++%7 $1D 28#E28*. F Article F PubMed F
81. !ciller >&, >obbs 6:, ee '', !tan(ord 6, >arial A. "cute care (or vertebra cord
injured patients at vertebra injury unitsD te in(luence o( early and direct admission on
complications and lengt o( stay. "/0o!, 'risbane, "ustralia 2+11.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 12/116
BAB II
MEKA&ISME TRAUMA VERTEBRA
De$inisi
Trauma vertebra terjadi jika berat beban melebii kemampuan vertebra dalam menopang
beban tersebut.1
Eti#l#i
9enyebab terjadinya trauma vertebra adala sebagai berikutD
1. Trauma langsung direk 4
raktur yang disebabkan ole adanya benturan langsung pada jaringan tulang, seperti
pada kecelakaan lalulintas,terjatu dari ketinggian, dan benturan benda keras secara langsung.1
2.Trauma tidak langsung indirek4
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 13/116
raktur yang bukan disebabkan ole benturan langsung, tapi lebi disebabkan ole beban
yang berlebian pada jaringan tulang atau otot, contonya seperti pada olaragawan yang
menggunakan anya satu tangannya untuk menumpu beban tubunya.1
3.Trauma patologis
raktur yang disebabkan ole proses penyakit, seperti osteoporosis, tumor dan in(eksi.1
'enis (ra%tur Vertebra
Bertebra merupakan satu kesatuan yang kuat, yang diikat ole ligamen didepan dan
dibelakang, serta dilengkapi diskus intervertebralis yang mempunyai daya absorpsi teradap
tekanan atau trauma yang memberikan (leksibilitas dan elastisitas. !emua trauma vertebra arus
dianggap suatu trauma berat, seingga sejak awal pertolongan pertama dan transportasi keruma
sakit, penderita arus diperlakukan secara ati-ati. Trauma pada vertebra dapat mengenaiD1
1. :aringan lunak pada vertebra, yaitu ligamen, diskus dan (aset.
2. Bertebra
3. !umsum tulang belakang
Me%anisme Trauma "ada Vertebra
Terdapat beberapa mekanisme trauma pada vertebra, yaituD
1. leksi
>erupakan suatu trauma yang terjadi akibat (leksi disertai dengan sedikit kompresi pada
vertebra. Bertebra mengalami tekananseingga terbentuk remuk yang dapat menyebabkan
kerusakan, atau tanpa disertai kerusakan ligamen posterior. "pabila terdapat kerusakan ligamen
posterior, maka (raktur bersi(at tidak stabil dan dapat terjadi subluksasi.2
2. leksi dan rotasi
>erupakan suatu trauma (leksi yang terjadi bersamaan dengan rotasi. Terdapat strain dari
ligamen dan kapsul, juga ditemukan (raktur (aset. 9ada keadaan ini terjadi pergerakan ke depan
atau dislokasi vertebra diatasnya. !emua (raktur dislokasi bersi(at tidak stabil.2
3. ompresi vertikal aksial4
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 14/116
>erupakansuatu trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebradan
menyebabkan kompresi aksial. /ukleus pulposus akan memecakan permukaan serta korpus
vertebra secara vertikal. >aterial diskus akan masuk ke dalam korpus vertebra dan menyebabkan
vertebra peca. 9ada trauma ini, elemen posterior masi intak seingga (raktur bersi(at stabil.2
$. Iiperekstensi atau retro(leksi
>erupakan suatu trauma yang sering ditemukan pada vertebra servikal dan jarang pada
vertebra torakolumbal. 5mumnya terjadi iperekstensi seingga terjadi kombinasi distraksi dan
ekstensi. igamen anterior dan diskus dapat mengalami kerusakan atau terjadi (raktur pada arkus
neuralis. raktur ini umumnya bersi(at stabil.2
). leksi lateral
>erupakan suatu trauma distraksi atau kompresi yang menimbulkan (leksi lateral dan
menyebabkan (raktur pada komponen lateral, yaitu pedikel, (oramen vertebra dan sendi (aset.
Ge)ala Trauma Vertebra
9ada sebagian besar kasus, pasien tidak menceritakan riwayat trauma yang signi(ikan,
meskipun mereka kadang-kadang menuturkan riwayat aktivitas yang meningkatkan tarikan pada
vertebra, seperti membuka jendela, mengangkat anak kecil dari tempat tidur, atau gerakan
melenturkan badan secara berlebian. Trauma dengan energi yang besar biasanya ditemukan
pada pasien berusia muda, terutama pada laki-laki dengan densitas tulang yang normal.
Ianya sepertiga kasus kompresi vertebra yang menunjukkan gejala. 9ada (raktur yang
terasa nyeri, biasanya dikelukan nyeri yang dalam pada sisi (raktur . :arang sekali menyebabkan
kompresi pada sumsum tulang belakang, tampilan klinis menunjukkan (raktur mielopati dengan
tanda dan gejala nyeri radikuler yang nyata. 6asa nyeri pada (raktur disebabkan ole banyak
gerak, dan pasien biasanya merasa lebi nyaman dengan beristiraat.
raktur kompresi biasanya bersi(at insidental, menunjukkan gejala nyeri tulang belakang
ringan sampai berat. &apat mengakibatkan perubaan postur tubu akibatterjadinya ki(osis dan
skoliosis. 9asien juga menunjukkan gejala-gejala pada abdomen, seperti rasa perut tertekan,
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 15/116
cepat kenyang, anoreksia dan penurunan berat badan. <ejala pada sistem pernapasan dapat
terjadi akibat berkurangnya kapasitas paru.
K#m"li%asi (ra%tur K#m"resi vertebra
"paka (raktur kompresi vertebra menunjukkan gejala atau tidak, komplikasi jangka
panjangnya tetaparus dicermati. omplikasinya dapat dikategorikan sebagai biomekanika,
(ungsional, dan psikologis.
1 'iomekanika
/yeri vertebra persistenberkaitan dengan (aktor-(aktor mekanik dan kelemaan otot pada
ki( osis.<angguan pada abdomen, ki( osis progresi(, terutama dengan (raktur kompresi multipel,
menyebabkan pemendekan vertebra torakalis, seingga menyebabkan penekanan pada abdomen
dan dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti rasa cepat kenyang dan tekanan pada
abdomen. 9ada beberapa pasien yang mengalami pemendekan segmen torakolumbal yang
signi(ikan, kosta bagian terbawa akan bersandar pada pelvis, menyebabkan terjadinya
abdominal discomfort . <ejala-gejala pada gangguan abdomen dapat berupa anoreksia yang dapat
mengakibatkan penurunan berat badan, terutama pada pasien yang berusia lanjut.onsekuensi
pada paru akibat adanya (raktur kompresi pada vertebra dan ki( osis umumnya ditandai dengan
penyakit paru restrikti( dengan penurunan kapasitas vital paru sekitar *. Ale karena terjadinyaki( osis, maka beban berlebi akan ditopang ole tulang disekitarnya, dan jika terdapat
osteoporosis, makaakan meningkatkan risiko terjadinya (raktur. "danya satu atau lebi vertebra
yang mengalami (raktur kompresi semakin meningkatkanrisiko terjadinya (raktur tambaan lima
kali lipat dalam satu taun.
2. ungsional
9asien yang mengalami (raktur kompresi memiliki level yang lebi renda dalam kinerja
(ungsional dibandingkan dengan kelompok kontrol, lebi banyak membutukan bantuan dan
mengalami kesulitan dalam aktivitas seari-ari, serta lebi sering mengalami sakit saat bekerja.
3. 9sikologis
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 16/116
=nsidensi depresi meningkat $−1+ pada penderita (raktur kompresi vertebra akibat nyeri
kronik, perubaan bentuk tubu, penurunan kemampuan merawat diri sendiri, dan akibat tira
baring yang lama. 9asien yang mengalami depresi umumnya mengalami lebi dari satu
(raktur,dan menjadi lebi cepat tua dan terisolasi secara sosial.
&a(tar 9ustaka
1 ".I. >ene?as, B. I. !ontag. 1**#. 9rinciples o( vertebra surgery. Bol. 2 /ew ;orkD
>c<reaw Iill, p. 81%-88)
2 ;oumans. 1**#. /eurological surgery.. Bol. 3. 2nd ed C.'. !ounders, p. 2+3%-2+$1
'"' ===
9/0=T6""/ 9"&" T6"5>" B6T'6"
'aku emas pencitraan trauma vertebra terus beruba seiring ketersediaan teknologi baru.
Computed tomography 0T-scan4 terbaru memungkinkan pencitraan vertebra yang lebi
akuratdan cepat dibandingkan dengan sebelumnya.1
Magnetic resonance imaging >6=4 juga memiliki peran penting dalam algoritma
pencitraan trauma vertebra. Terdapat beberapa studi yang menyelidiki urgensi pencitraan
padatrauma vertebra servikal. Tujuan umum dari pedoman algoritma4 ini adala untuk
memprediksi secara akurat pasien yang berisiko mengalami (raktur akibat trauma vertebra
servikal, serta mengindari implikasi burukakibat luputdalam mendiagnosis (raktur vertebra
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 17/116
servikal. >an(aat sekunder pedoman tersebut adala untuk mengurangi biaya pemeriksaan yang
tidak diperlukan.1
6adiogra(ik polos rontgen4 tela terbukti kala man(aatnya dibandingkan dengan 0T-
scan dalam mendeteksi (raktur pada studi acak terkontrol yang membandingkan dua modalitas.
!uatu metaanalisis terbaru ole Iolmes dan "kkinepalli menunjukkan bawa sensitivitas
radiogra(ik polos adala sebesar )2 dan untuk 0T-scansebesar *8 untuk mengidenti(ikasi
pasien dengan cedera vertebra servikal. Timbul pertanyaan, kapan saat yang tepat untuk
meman(aatkan 0T-scansebagai penunjang lini pertama cedera vertebra servikalG1
&i era rasionalisasi ekonomi, analisis biaya-man(aat menjadi bagian integral dalam
layanan keseatan. !ementara biaya 0T-scan lebi besar dibandingkan dengan radiogra(ik polos,
baik 'lackmore dkk. dan <rogan dkk. menunjukkan bawa ketika biaya institusional terkait
upaya mencari (raktur vertebra servikal diperitungkan, 0T-scan menjadi tes skrining yang
disukai untuk kelompok risiko tinggi dan moderat.1
!elain mengurangi sensitivitas dalam mendeteksi (raktur, kekurangan lainnya dari
radiogra(ik polos dibandingkan dengan 0T-scan adala waktu pemeriksaan yang lebi lama.
9ada pasien multitrauma, pencitraan yang cepat dan tepat untuk mengetaui (raktur vertebra
servikalmerupakan elemen penting dari manajemen diagnostik dan terapi.1
Pencitraan Radi#ra$i%
9encitraan radiogra(ik standar untuk vertebra di antaranyaantero-posterior "94, lateral,
dan oblik miring4. 6adiogra(ik "9 diperole dengan posisi pasien terlentang. utut pasien
dilipat untuk mengurangi lordosis lumbal. !inar-O diarakan ke perut tenga di atas umbilikus
dan krista iliaka. 9encitraan radiogra(ik lumbal lateral diperole dengan posisi pasien berbaring
pada kedua sisi dengan lutut dan pinggul ditekuk. !inar-O diarakan pada vertebra lumbal
ketiga 34. 6adiogra(ik dalam tampilan oblik diperole dengan rotasi $)Q, dengan sinar-O
diarakan pada vertebra 3.<ambar radiogra(ik dari cedera traumatik vertebra ditunjukkan pada
<ambar 3.1 dan 3.2.2,3
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 18/116
<ambar 3.1 dan 3.2 6adiogra(ik 0edera Traumatik Bertebra
!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13
9ada radiogra(ik "9, jarak interpedikuler meningkat dari 1 ke ). 9ada radiogra(ik
lateral, korpus vertebra 1 sering sedikit terjepit di anterior karena kondensasi endplates.
9embengkakan jaringan lunak dapat menunjukkan (raktur, bakan jika (raktur tidak dapat
langsung divisualisasikan. !truktur yang terbaik tampak pada radiogra(ik oblik.$,),#
raktur burst , yang merupakan sala satu cedera serius pada vertebra lumbal, umumnya
muda terdeteksi pada radiogra(ik "9 lumbal. 9ada radiogra(ik lateral, kriteria ketidakstabilan
adala tinggi korpus vertebra berkurang lebi dari )+, angulasi torakolumbal junction lebi
dari 2+Q, terdapat cedera neurologik , dan penyempitan kanal lebi dari 3+, seperti tampak pada
<ambar 3.3, 3.$ dan 3.). 2,3
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 19/116
0
<ambar 3.3, 3.$ dan 3.) raktur Burst
!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13
=ntervensi beda secara dini diindikasikan untuk cedera seperti ini, seingga kompresi
tambaan pada (raktur dan cedera neurologik yang lebi berat dapat diindari. Bertebratorakolumbalis junction yang normal memiliki sudut +Q antara T12 dan 1.2,3,#
6adiogra(ik oblik vertebra lumbal berguna untuk mengevaluasi spondilolisis dari pars
interartikularis. ;ang dimaksud dengan Scottie dog configuration menunjukkan terdapatnya
kelainan di leer dengan dog-shaped configuration pada pasien dengan spondilolisis.2,3
9ada pasien yang tela menjalani operasi vertebra, radiogra(ik merupakan modalitas yang
paling umum digunakan untuk pencitraan pascaoperasi. 9emeriksaan 0T-scan dan >6= mungkin
berguna pascaoperasi, tetapi perangkat logam yang digunakan pada tulang pascaoperasi dapat
menyebabkan timbulnya arte(ak.%,8
Computed Tomography*+T,scan-
9otongan 0T-scan aksial merupakan teknik yang paling sensiti( untuk mendiagnosis
(raktur lumbal. 0T-scan vertebra lumbal sangat penting karena dapat mengasilkan gambar
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 20/116
dengan resolusi tinggi, bakan selama evaluasi multisistem pada kasus trauma. Ale karena
tingginya insidensi trauma multipel, 0T-scan abdomen, pelvis, dan vertebra lumbal dianjurkan
pada trauma tumpul. uka traumatik vertebra lumbal ditampilkan pada <ambar 3.#, 3.%, 3.8,
dan 3.*.2,*
Gambar ./01./21./3 dan ./4 Gambaran +T,scanTrauma Vertebra Lumbal
!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13
Computed tomography lebi baik dalam mengidenti(ikasi trauma vertebra lumbal
dibandingkan dengan radiogra(ik konvensional. /amun demikian, sebagian besar (raktur tampak
jelas pada radiogra(ik polos, misalnya (raktur prosesus spinosus, (raktur prosesus transversus.1+,11
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 21/116
&engan diperkenalkannya 0T-scan, evaluasi yang cermat dari vertebra lumbal dapat dilakukan
pada semua pasien tanpa melalui pemeriksaan kusus pada daera lumbal.
Computed tomography vertebra sangat e(ekti( dan akurat dalam mendiagnosis (raktur
karena tidak ada struktur yang tumpang tindi, dan dapat dimodi(ikasi dengan kontras. Tingkat
kepercayaan untuk diagnosis (raktur vertebra lumbal dengan 0T-scan aksial lebi dari *8.3,*
9ada sejumla besar pasien trauma vertebra yang dievaluasi dengan 0T-scan, kadang
didapatkan temuan insidentil penyakit yang berat,seperti neoplasma otak, paru, ati, ginjal dan
kanker payudara. 5ntuk perawatan jangka panjang dan pertimbangan medikolegal, pasien perlu
diberitau tentang temuan insidental ini karena dibutukan evaluasi lebi lanjut .),*
Magnetic Resonance Imaging *MRI-
9eran >6= pada trauma vertebra akut adala untuk mengevaluasi gejala-gejala neurologik dan
dugaan terdapatnya ligament disruption. Magnetic resonance imaging dapat langsung
memvisualisasikan medula spinalis, yang memungkinkan dilakukan penilaian adanya kompresi
sumsum tulang belakang, memar, dan perdaraan. 9ada kasus mielopatiakut traumatik, lesi
seperti ematoma epidural, prolaps diskus akut, dangangguan ligamen dapat ditunjukkan dan ini
merupakan suatu keunggulan dari >6=.Iasil pemeriksaan >6= iniberman(aat dalam melakukan
koreksi pembedaan dan menyelamatkan (ungsi neurologik .1
9emeriksaan >6= medula spinalis merupakan sarana yang sangat e(ekti( untuk
mendeteksi dan mengevaluasi trauma vertebra lumbal. <ambar diperole dalam beberapa
proyeksi dengan menggunakan >6= 1,)T.1$ Tampilan >6= trauma vertebra lumbal tampak pada
<ambar 3.1+ dan 3.11.3,8
9emeriksaan >6= vertebra lumbal dapat menunjukkan (raktur vertebra, dan sebagian
besar kelainan kesegarisan alignment 4. 9ola cedera sama dengan yang ditunjukkan pada
radiogra(ik polos. Magnetic resonance imaging lebi unggul dibandingkan dengan radiogra(ik
polos dan 0T-scan untuk mendeteksi cedera jaringan lunak pada ligamen, kapsul segidan ruang
prevertebral. Magnetic resonance imaging juga unggul untuk mendeteksi perdaraan epidural
pada kasus cedera vertebra. /amun demikian, ole karena resolusi >6= jau lebi kecil
dibandingkan dengan 0T-scan pada (raktur vertebra, maka >6= menjadi metode sekunder untuk
mengevaluasi (raktur vertebra.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 22/116
Gambar ./56 dan ./55 Gambaran MRI TraumaVertebra Lumbal
!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13
9ada dasarnya T2 >6= tulang belakang menunjukkan (raktur kompresi dengan
menunjukkan tulang kortikal gelap itam4 dan cairan serebrovertebra dan edema sumsum tulang
belakang sebagai terang puti4. !ubakut perdaraan di tulang belakang atau dalam ruang
epidural dapat diliat sebagai daera kerentanan intensitas sinyal ilang.>6= lebi unggul 0T
dalam identi(ikasi tanda-tanda tidak langsung pata tulang, seperti edema paravertebra atau
perdaraan, perdaraan epidural, dan keseleo ligamen paravertebra dan intravertebra.
9emeriksaan >6= vertebra berman(aat dalam memprediksi perkembangan Schmorl node dan
(raktur kompresi vertebral endplates.3,8,*,11
!pektroskopi >6 menunjukkan (raksi lemak meningkat pada tulang vertebra abnormal
lema. Temuan >6= kelemaan tulang lebi sering terjadi pada pasien yang lebi tua dengan
(raksi lemak abnormal tinggi daripada orang lain. &alam sebua studi ole Ianson et al, >6=
keseluruan tulang berasil menentukan jumla lumbar pada %)+ orang dari %#2pasien rawat
jalan *84.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 23/116
&a(tar 9ustaka
1 9ramit >. 9al, >''!, and :ames 0. "nderson, >&. =maging in Bertebra Trauma. 0ited in
http://www.med.uottawa.ca
2 'arrett TC !>, ou 0, 0ol(aJ :&, 6uss !, 0onatser 9, et al. 9revalence o( incidental
(indings in trauma patients detected by computed tomograpy imaging. "m : merg >ed.
2++*.
3 < >a??ioti '", 9orcelli T. Bertebral (ractures in patients wit acromegalyD a 3-year
prospective study. : 0lin ndocrinol >etab. 2+13D3$+2-1+.
$ "tanasakopoulus > >", Trianta(yllopoulos. 9osterior vertebra (usion using pedicle screws.
Artopedics. 2+13.
) >andel ! !:, 9eterson . " retrospective analysis o( vertebral body (ractures (ollowing
epidural steroid injections. : 'one :oint !urg "m. 2+13D*#1-$.
# 6us : &, "stur /, 0reek ", &awkins 6, ;ounas !, et al. "ssociated injuries in cildren
and adolescents wit vertebra trauma. : 9ediatr Artop. 2+13.
% 0eng > C:, eng , u 6, ;u ;, i 0, et al. . 9edicle screw (iJation (or traumatic
(ractures o( te toracic and lumbar spine. 0ocrane &atabase !yst 6ev. 2+13.
8 Ianson I >6, 0ang &!, 9erkins T<, 'oni(ield &6, Tandy 6&, et al. !agittal wole-
spine magnetic resonance imaging in %)+ consecutive outpatientsD accurate determination o(
te number o( lumbar vertebral bodies. : /eurosurg !pine. 2+1+D$%-)).* " <. 0omputed tomograpic screening (or toracic and lumbar (racturesD is spine
re(ormatting necessaryG "m : merg >ed. 2+1+.
1+ "bdelraman I !", !awky ". =n(ection a(ter vertebroplasty or kypoplasty. " series o(
nine cases and review o( literature. !pine :. 2+13.
11 &ai ; &C, Cang O;, :iang !, :iang !&, Ou I. "ssessment o( ligamentous injury in
patients wit toracolumbar burst (ractures using >6=. : Trauma. 2++*D1#1+-).
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 24/116
BAB IV
PE&ATALAKSA&AA& PRE-HOSPITAL TRAUMA VERTEBRA
9engetauan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan 934 perlu dipaami ole
masyarakat karena kita tidak perna tau kapan terjadinya keadaan gawat darurat yang
mengancam jiwa dan tanpa keadiran tim medis di lokasi kejadian.&alam menolong
korbanNpenderita kecelakaan atau kondisi gawat darurat, arus diperatikan kaida R golden
hour S, mengingat setiap detik amat berarti dalam menyelamatkan jiwa korban. 9enderita yang
terluka para pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas atau musiba lainnya memerlukan penilaian
yang cepat dan pengelolaan yang tepat. 9enderita yang terluka akibat kecelakaan termasuk
kecelakaan kerja4 dan sebagainya dapat mengalami berbagai jenis trauma. Trauma adala cedera
atau kerusakan sala satu atau beberapa organ tubu yang dapat mengakibatkan keilangan
(ungsi organ yang rusak tersebut.1,2
9enanganan penderita pada taap awal atau persiapan sebelum dirujuk ke ruma sakit
terdekat terdiri atas dua (ase, yaituD
- Pre-hospital sebelum ke ruma sakit4, dapat dilakukan ole tim safety di unit kerja yang
bekerja sama dengan tim medis,- In-hospital (ase di ruma sakit4, dilakukan persiapan untuk menerima penderita seingga
dapat segera dilakukan resusitasi.3
;ang perlu dipaami ole masyarakat non-medis adala (ase pre-hospital . 9ada (ase pre-
hospital, diperlukan koordinasi yang baik antara dokter di ruma sakit dengan petugas lapangan
di tempat kejadian tim safety4. !ebaiknya ruma sakit terdekat tela diberitau sebelum
penderita dibawa ke ruma sakit. 9emberitauan ini memungkinkan piak ruma sakit
mempersiapkan tim kusus untuk menangani penderita dengan cepat dan tepat.$
>etode sederana yang perlu dilakukan untuk menolong penderita adala dengan
memeriksa keadaan vital penderita secara umum. 9eriksala kesadaran, denyut nadi, pupil mata
dan suu tubu penderita. !etela itu dilakukan primary survey, sedangkan secondary survey
anya dapat dilakukan ole tim medis. Primary survey dilakukan dengan urutan ",',0,&,
sebelum dilakukan resusitasiD
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 25/116
" D airway jalan napas4
' D breathing pernapasan4
0 D circulation sirkulasi dara4
& D disability ketidakmampuan penderita, diliat dari status neurologikNkesadaran4
D eposureNenvironmental control evaluasi penderita43,)
5ntuk taap "'0 dapat dilakukan ole masyarakat umum, sedangkan taap & dan
dilakukan ole tim medis.Taap "'0 merupakan langka awal yang perlu dilakukan pada saat
terjadi trauma, sebelum dilakukan resusitasi jantung paru 6:94. 3,#
". !irway
:alan napas penderita arus terbuka dan lancar untuk mempermuda pemulian pernapasan.
Iarus dipastikan jalan napas benar-benar lancar. 9enyebab kematianutama pada kasus trauma
adala gangguan airway, yaitu ketidakmampuan untuk mengantarkan dara yang teroksigenasi
ke otak dan struktur vital lainnya. "pabila penderita tidak sadar atau munta, kemungkinan besar
airway-nya mengalami gangguan berat, segera ubungi dokter. 9engelolaan sederana untuk
mempertaankan airway penderita adala dengan metode chin lift dan jaw thrust . angka-
langka mempertaankan airway penderita adala sebagai berikutD%,8
1 9enderita ditelentangkan di tempat yang datar. "pabila masi bayi, tangan kita dapat
digunakan sebagai alas,
2 !egera bersikan mulut penderita dan jalan napasnya dengan menggunakan jari,
3 'ebaskan jalan napas dengan menggunakan metode chin lift atau jaw thrust sebagai berikutD
a Chin lift D jari-jemari pada sala satu tangan diletakkan di bawa raang penderita,
kemudian secara ati-ati dan perlaan, dagu penderita diangkat. !ementara ibu jari
penolong dengan menggunakan tangan yang sama4 menekan secara ringan bibir bawa
penderita untuk membuka mulutnya. 9astikan saat melakukan ini tidak terdapat
ketegangan pada leer penderita. b "aw thrust D tangan si penolong memegang sudut raang bawa kiri dan kanan penderita,
kemudian raang bawanya di dorong ke depan.
$ "pabila penderita bayi atau anak-anak, cukup dongakkan sedikit saja kepalanya agar jalan
napasnya tidak tertutup.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 26/116
=ntubasi untuk membebaskan jalan napaspaling baik dilakukandengan
menggunakanimobilisasiin-linemanual untuk mengindari(leksileer. =ntubasi(iberoptikjuga
dapat mengurangimanipulasivertebra. !tatus neurologikpasienserta(ungsi paruarus dinilaidan
dicatat, terutama pasiendengantetraparese.*,1+.
'. Breathing
angka ini dilakukan setela jalan napas airway4 dipastikan baik. 9erlu dipastikan apaka
penderita dapat bernapas dengan baik. Ial ini dapat dilakukan melalui loo# meliat4 dan listen
mendengarkan4. &engan meliat, kita dapat menilai apaka dada penderita bergerak untuk
bernapas, sedangkan untuk mendengarkan suara napas, di perlukan bantuan dokter dengan
penilaian melalui stetoskopnya. "pabila tidak ada dokter di sekitar lokasi kejadian, dan penderita
dipastikan belum dapat bernapas, berila pernapasan buatan. 9ernapasan buatan dilakukan
dengan menutup lubang idung penderita, dan mulut penolong ditempelkan pada mulut
penderita, lalu penolong mengembuskan napasnya sebanyak dua kali. !etiap kali selesai
mengembuskan napas, penolong mengambil napas panjang kembali. "pabila terliat dada
penderita tela mengembangNbergerak, berarti pernapasan penderita tela puli.1,*,1+
9ada penderita yang tidak dapat bernapas akibat tenggelam, penderita terlebi daulu
diletakkan dalam posisi tengkurap dan wajanya mengadap ke samping. osongkan dulu air
yang tertelan pada penderita dengan meletakkan telapak tangan penolong di perut penderita, lalu
penderita diangkat. !etela dipastikan air tela keluar, penderita diletakkan dalam posisi
telentang dan dilakukan pernapasan buatan.1
0. Circulation
9astikan sirkulasi dara penderita dengan menilai kesadaran, meliat warna kulit dan meraba
denyut nadi. 5ntuk melakukan pertolongan sirkulasi dara dan resusitasi jantung-paru,
diperlukan keterampilan kusus. 9etugas lapangan tim safety4 yang bertugas sebagai tim
penanganan gawat darurat perlu diberikan pelatian teori dan praktik4 dari tim medis untuk
melakukan resusitasi jantung-paru.1
!yok ipovolemik dan neurogenik dapat terjadi pada trauma sumsum tulang belakang.
9enyebab ipotensi arus ditentukan dan segera diterapi. Iipotensi arus dianggap sebagai tanda
perdaraan perut, cedera aorta atau jantung, keilangan dara eksternal, atau cedera okultisme,
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 27/116
sebelum dipertimbangkan terdapatnya syok neurogenik. Terlepas dari apapun penyebabnya, syok
arus ditangani secara agresi( untuk mencega cedera iskemik berlanjut ke sumsum tulang
belakang. 9engobatan terdiri atas administrasi cairan dan vasopresor untuk mempertaankan
tekanan dara sistemik sekitar *+ mmIg. 9asien dievaluasi secara kontinyu di instalasi gawat
darurat. Tindakan resusitasi dilanjutkan dan dimodi(ikasi sesuai kebutuan penderita.1,2
&iperkirakansekitar 3−2) cedera vertebra merupakan trauma
iatrogenic,selaintraumaasal, baik selama (ase merujuk transportasi4 atauketika dilakukan
resusitasiawal. !etela kondisi penderita stabil di lokasi kejadian, leer arus diimobilisasi
dengan collar nec# pada setiap pasien yangtidak sadarataudicurigai terdapat cederasumsum
tulang belakang. Scoop stretcher ataupapandengantaliarus digunakanuntuk log-rolling . 9asien
arus tetapberada di ataspapansampaidievaluasidi instalasi gawat darurat. Transportasike ruma
sakit de(initi( arus segera dilakukan karena penundaanmengakibatkan asil yang lebi buruk,
rawat inap lebi lama, danbiaya yang lebi tinggi.1,3,)
9emeriksaan korban trauma vertebra arus dilakukan dalam posisi netral
tanpamelakukan (leksi, ekstensi dan rotasi pada vertebra4.9asien anya bole dibalik atau
dimiringkan dengan cara log-rolling$ Iarus dilakukan imobilisasi sebaik-baiknya dengan cara
in-line immobili%ation, memasang stiff cervical collar dan bantal pasir diletakkan di kiri-kanan
kepala penderita.Transportasi penderita dilakukan dalam posisi netral.
"pabila terdapat trauma vertebra yang mungkin disertai kerusakan sumsum tulang
belakang, periksalaD
• "paka terdapat nyeri tekanG
• "paka terdapat de(ormitas dan tanda &step-off' posteriorG
• "paka terdapat pembengkakanG
Tanda klinis yang menyertai kerusakan akibat trauma vertebra servikal adalaD
• esulitan bernapas pola napas dia(ragma, pola napas paradoksal4,
• elumpuan otot dan ilangnya re(leks periksa s(inkter ani4,
• Iipotensi dengan bradikardia.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 28/116
:ika tersedia alat rontgen, maka perlu dilakukan (oto vertebra servikal pada posisi antero-
posterior "94 dan posisi lateral yang menampakkan sendi atlas-aksis dan tuju ruas vertebra
servikal.11,12
Im#bilisasi Le7er1 Vertebradan (ra%tur
9asien dengan trauma tumpul yang luas arus didugamengalami trauma medula spinalis,
dan pencegaan trauma lebi lanjut arus dilakukan dengan imobilisasi vertebra. =denti(ikasi dan
pembidaian (raktur dan imobilisasi semua bagian yang cedera sebelum dirujuk sangat
pentingpada pertolongan pertama. 9enanganan yang tidak tepat pada pasien cedera dapat
memperburuk cederanyaatau menimbulkan syok.akukan pembidaian ditempat, sedikit
pengecualian ketika arus memindakan pasien dari baaya api, ledakan, gas beracun dan lain-
lain. =mobilisasi arus dikerjakan dengan segera dan dirujuk ke ruma sakit terdekat.)
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 29/116
Da$tar Pusta%a
1. &oerty <>. 0urrent &iagnosis Treatment !urgery. 13 ed. 13, editor. 5nited !tatesD
ange >edical 9ublications7 2+1+.
2. &avis &9 I&, Acs >, et al. Te e((ect o( paramedic rapid seMuence intubation on
outcome in patients wit severe traumatic brain injury. : Trauma 2++37)$34D$$$E$)3.
Te e((ect o( paramedic rapid seMuence intubation on outcome in patients wit severe
traumatic brain injury. : Trauma. 2++37)$D$$$-)3.
3. !tudent "0. "dvanced Trauma i(e !upport. % ed. 0icago2++$.
$. 0an 9&. 9ediatrics. 5!"2++%.
). 6> &. 9reosp merg 0are 1***. =ndications (or preospital vertebra
immobili?ation1***. p. 2)1-3.
#. ?ekiel >6. Iandbook o( "nestesiology2++8.
%. o(tus 0>. /eurosurgical mergencies. /ew ;orkD Tieme7 2++8.
8. !iddiMi :. /eurosurgical =ntensive 0are. 5!"D Tieme7 2++8.
*. 'ond 6: :, 9resaw 6>. ield trauma triageD 0ombining mecanism o( injury wit te
preospital indeJ (or an improved trauma triage tool. : Trauma. 1**%D283-%.
1+. Iopson 6 I, &elgado :, et al. <uidelines (or witolding or termination o(
resuscitation in preospital traumatic cardiopulmonary arrestD " joint position paper (rom
te /ational "ssociation o( >! 9ysicians !tandards and 0linical 9ractice 0ommittee
and te "merican 0ollege o( !urgeons 0ommittee on Trauma. 9reosp merg 0are
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 30/116
2++37%14D1$1E1$#. 9reosp merg 0are <uidelines (or witolding or termination o(
resuscitation in preospital traumatic cardiopulmonary arrest2++3. p. 1$1-#.
11. Cilson !. 0urrent 0linical !trategies !urgery. 5!". 2++#.
12. Cilson C0. Trauma mergency 6esuscitation 9erioperative "nestesia !urgical
>anagement. 5!". 2++%.
BAB V
PE&ATALAKSA&AA& OPERATI(
TRAUMA VERTEBRA SERVIKAL
Penda7uluan
raktur vertebra servikal mencakup 2+−3+ dari seluru kasus (raktur vertebra,
sedangkan cedera medula spinalis servikal mencakup )+ dari selurukasus cedera medula
spinalis.=nsidensi cederamedula spinalis servikal dilaporkan sebesar $−8 yang terjadi
bersamaan dengan cedera kepala. Tingkat keparaan cedera kepala dilaporkan memiliki korelasi
positi( dengan cedera servikal.1
0edera servikal terjadi pada level yang berbeda-beda sesuai kelompok usia. !ecara
umum,insidensi cedera servikal sebesar %) terjadi dibawa level 0$, namun pada usia dibawa
8 taun terjadi pada level 03 keatas. 0edera servikal atas bersi(at (atal, dimana atlanto-occipital
dislocation "A&4 diubungkan dengan mortalitas sebesar %+−1++. 9erbedaan anatomi
servikal anak dan dewasa merupakan penyebab utama perbedaan pola cedera.1
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 31/116
Gambar 8/5 (ra%tur Disl#%asi dan S"#ndil#listesis Vertebra +9 dan +8
Sumber: la"#ran )aa beda7 sara$ (K Un"ad,RS/Dr/ !asan Sadi%in ta7un ;65.
Stabilisasi Pembeda7an
9enanganan beda pada konteks (raktur dislokasi vertebra servikal masi merupakan isu
kontroversial. 9asien yang menunjukkan de(isit neurologikkomplet setela beberapa jam atau
lebi pascacedera memiliki peluang yang kecil untuk puli. Iampir semua ali sependapat
bawa intervensi pembedaan adala bagi pasien yang tidak stabil dan secara progresi(
menunjukkan de(isit neurologik. 9ada pasien yang stabil, pemilian waktu yang tepat untuk
dilakukan dekompresi tidak jelas. "lasan perlu dilakukannya dekompresi dini adala untuk
meminimalisasi cedera sekunder dengan meningkatkan per(usi, mengurangi distorsi anatomis,
dan mengembalikan sirkulasi cairan serebrovertebra yang optimal. /amun beberapa ali yang
tidak setuju dengan dekompresi dini mengajukan argumentasi bawa medula spinalis yang
mengalami cedera lebi rentan teradap manipulasi dan perubaan emodinamik yang dapat
terjadi pada intervensi pembedaan, dan risiko pembedaan merupakan morbiditas yang
potensial.1,2
Lamin#t#mi Servi%al1 Lamine%t#mi1 Lamin#"lasti1 dan (#ramin#t#mi
Terdapat beberapa prosedur yang memungkinkan adanya akses teradap kanalis spinalis
atau (oramen neural.!etiap prosedur memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing.
9endekatandorsal memiliki 3 keuntungan,yaituD 14 usaa minimal dalam mengekspos atau
mendekompresi pada level yang multipel, 24 seringkali stabilitas setela dilakukan pendekatan
dorsal tidak memerlukan tambaan instrumentasi dan atau (usi, seingga menurunkan kebutuan
teradap imobilisasi dan kerusakan daera donor, 34 prosedur ini tidak membuat pergerakan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 32/116
antar segmen menjadi kaku, seingga tidak mempercepat degenerasi spondilotik pada level yang
terlibat.
'eberapa de(ormitas vertebra berat dapat terjadi apabila tidak terdapat pertimbangan
yang adekuat dari stabilitas vertebra secara keseluruan, terutama pada pasien muda dan pasien
yang tela menjalani laminektomi pada beberapa level. 9asien dengan perubaan degenerati(
yang ekstensi( memiliki mobilitas vertebra yang terbatas, dan perubaan tersebut dapat
memberikan e(ek stabilisasi tambaan. 9ada pasien dengan kelainan neurologik seperti
neoplasma atau syrin seringkali terjadi de(ormitas pada vertebra. Ial ini mungkin disebabkan
ole kelainan tonus otot yang diakibatkan ole gangguan input neurologik serta gangguan pada
tulang yang diakibatkan ole pembedaan. 9enggantian pada struktur di daera dorsal
diarapkan dapat mencega terjadinya de(ormitas pada beberapa kasus.
9ada beberapa kasus yang lain, (usi dorsal yang lebi luas diperlukan, dengan atau tanpa
instrumentasi. &alam rangka meminimalisasi instabilitas dan biomekanika yang abnormal, tela
dikembangkan berbagai macam modi(ikasi laminektomi. Iemilaminektomi parsial, dengan atau
tanpa (oraminotomi, tela menjadi pendekatan dorsolateral standar untuk diskus pada regio
servikal dan lumbal. 9endekatan lebi lateral dapat dilakukan dengan cara transpendikular atau
transversektomi, seringkali lebi menguntungkan untuk kelainan pada diskus di daera toraks
lateral ole karena sempitnya daera kanalis spinalis. Teknik laminektomi standar tidak
disarankan untuk tindakan pada diskus di daera toraks. &e(ek sentral dengan dasar yang luas,
terutama yang berekstensi sampai parenkim medula spinalis atau diasosiasikan dengan ki(osis,
disarankan untuk dilakukan tindakan dengan pendekatan yang lebi ventral.
Lamine%t#mi Multilevel
Tidak terdapat ubungan yang jelas antara insidensi de(ormitas, jumla lamina yang
dibuang dan kondisi neurologikpascalaminektomi. 9enelitian lebi lanjut menunjukkan bawa
perlu dilakukan pengamatan lebi lanjut pada pasien, terutama yang berusia muda, yang
menjalani laminektomi lumbal yang dikombinasikan dengan (asetektomi total unilateral.$,)
Lamin#"lasti
&alam rangka menjaga integritas dorsal dari vertebra, tela diajukan beberapa tambaan
dan modi(ikasi laminoplasti. 'erbagai variasi dari laminoplasti dengan pengembalian lamina
pada lokasi awal tela dikembangkan. 'eberapa penulis menyarankan tindakan pengangkatan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 33/116
total bilateral dari lamina. 9enulis lain menyarankan modi(ikasi dari teknik tersebut berupa open
door laminoplasty yang tela dideskripsikan ole Iirabayasi. Teknik open door laminoplasty
saat ini digunakan untuk menangani mielopati spondilotik servikalis. 6ekonstruksi dari kanalis
spinalis dapat memberikan beberapa keuntungan teradap (ungsi medula spinalis dengan
membentuk lingkungan yang lebi alamia. (ek scarring dari otot pada duramater
dibandingkan dengan struktur normal tulang belakang akan secara negati( berpengaru teradap
aspek mekanisvertebra. 9ada beberapa kasus, al tersebut dapat menimbulkan nyeri
pascalaminektomi yang lebi kuat. 9erlu juga diperatikan bawa tindakan laminoplasti
sebaiknya tidak mengganggu dekompresi ataupun meningkatkan risiko operasi karena
instabilitas maupun perkembangan de(ormitas jarang ditemukan, terutama apabila dilakukan
pada pasien yang tidak memiliki riwayat instabilitas. $,)
Te%ni% Pembeda7an
P#sisi dan M#nit#rin Intra#"erati$
ebanyakan ali beda lebi menyukai posisi prone untuk pendekatan dorsal dari
vertebra. Calaupun demikian, beberapa ali beda lainnya lebi menyarankan posisi duduk
dalam tindakan yang melibatkan level servikal dan torakal atas. Ial ini terutama lebi
ditekankan pada tindakan yang tidak memerlukan instrumentasi dan (usi. 9ermasalaan yang
berkaitan dengan emboli udara pada posisi duduk amat jarang, walaupun monitoring ketat dapat
mendeteksi adanya udara yang memasuki sistem vena pada sekitar % tindakan laminektomi
pada posisi duduk. Calau demikian, insidensi emboli udara yang signi(ikan dapat dijumpai pada
prosedur yang melibatkan level servikal tinggi, misalnya prosedur pada daera (oramen
magnum. 9rosedur monitoring rutin yang digunakan adala doppler prekordial dan pengukuran
end-epired C() and nitrogen dengan mass spectrometer . kokardiogra(i eso(agusdapat
digunakan apabila risiko dinilai lebi besar. "pabila pasien berada dalam posisi duduk, kateter
vena biasanya digunakan dengan ujung pada atrium kanan, seingga udara yang memasuki
sistem vena dapat diaspirasi.
9erlu ditekankan bawa emboli udara dapat terjadi apabila dilakukan tindakan operasi di
mana terdapat vena yang terbuka pada lapang operasi dengan ketinggian beberapa sentimeter di
atas jantung. 9ada kasus seperti itu, perlu dilakukan monitoring dan terapi pencegaan yang
tepat. "pabila pasien berada dalam posisi prone, seringkali operator tergoda untuk melakukan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 34/116
(leksi pada leer untuk memperole lapang pandang yang lebi baik daera (oramen magnum.
Ial ini perlu diindari, baik pada pasien dengan posisi prone ataupun duduk, terutama apabila
didapatkan adanya instabilitas dari servikal atas. $,)
Insisi dan E%s"#sVertebra
!etela pasien diposisikan, dibersikan, dan dilakukan drapping , dilakukan insisi kulit
vertikal untuk mengekspos elemen dorsal yang dibutukan dalam prosedur. &iseksi yang tidak
perlu tidak anya menyebabkan ketidaknyamanan pascaoperasi, namun juga dapat
mengakibatkan kerusakan (aset, timbulnya jaringan parutdan kerusakan jaringan lunak seingga
mengakibatkan morbiditas. 9ada anak, ekspos lamina dapat mengakibatkan (usi elemen dorsal
spontan yang tidak diinginkan. &engan ekspos yang minimal, radiogra(ik umumnya dibutukan
untuk mengidenti(ikasi dan mengkon(irmasi level yang diperlukan. &iseksi subperiosteal
kemudian dilakukan untuk membebaskan otot dan jaringan lunak dari prosesus spinosus dan
lamina. $,)
De%#m"resi Duramater
'anyak pernyataan dogmatis tela dibuat mengenai teknik yang digunakan untuk
mengangkat lamina. Cajar apabila dikatakan bawa teknikapapun yang digunakan, perlu
diperatikan agar tidak terjadi kompresi pada duramater atau elemen sara( yang berada di
bawanya. 'anyak ali beda vertebra yang menggunakan bor berkecepatan tinggi untuk
menipiskan lamina seingga dapat dipisakan dari duramater dengan menggunakan kuret atau
rongeur errison bersudut kecil. Calau demikian, rongeur bersudut kecil sekalipun sulit
diletakkan di antara duramater dan lamina apabila kanalis spinalis cukup sempit.
Calaupun banyak yang menulis tentang tidak sesuainya penggunaan rongeur "dson atau
eksell untuk mengangkat lamina, alat tersebut dapat digunakan dengan aman apabila tidak
digunakan dibawa lamina. "pabila digunakan untuk menipiskan lamina dan tidak meletakkan
moncong alat di bawa lamina <ambar ).24, lamina dapat ditipiskan dengan e(isien dan pada
beberapa kasus dapat diangkat tanpa memindakan atau menekan jaringan di bawanya. 9enting
untuk diingat bawa tulang arus diangkat sedemikian rupa seingga tidak menyebabkan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 35/116
kompresi yang signi(ikan pada duramater atau radiks di bawanya.
Gambar 8/;/ Te%ni% Lamine%t#mi
Sumberhttp://www.eastbayspine.com/laminectomy-procedures-spine-surgery-east-bay-area.html
Gambar 8/. dan 8/9 Te%ni% Penan%atan Liamen (lavum
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 36/116
Sumberhttp://doctorstock.photoshelter.com/
'anyak teknik yang digunakan untuk mengangkat ligamen (lavum. Calau demikian,
metode yang paling umum adala untuk membuat insisi vertikal paralel dengan aksis
longitudinal dari kanalis spinalis, di mana lamina bertemu dengan prosesus spinosus. !etela
duramatertampak di bawa potongan ini, alat tumpul dapat diletakkan untuk memperbesar
lubang seara dengan serabut. 5jung tumpul dari bayonet seringkali sulit untuk menembus
duramater, setipis apapun. !etela dilakukan insisi vertikal pada ligamen, errison atau kuret
dapat digunakan untuk memotong sisa dari ligamen karena menempel pada lamina di atas dan di
bawanya <ambar ).3 dan ).$4. &engan menyertakan lebi kurang 1 mm tulang pada
pengangkatan, ligamen dapat diangkat dari tulang dan memaksimalkan ekspos dari duramater.
!uda disampaikan sebelumnya bawa arus berati-ati agar tidak mengangkat tulang lebi
dari yang diperlukan. aminotomi atau ekspos yang terlalu kecil dapat mengakibatkan retraksiduramater atau radiks yang berlebian. $,)
De%#m"resi Radi%s
amino(orminotomi #eyhole untuk kompresi radiks servikal umumnya aman dan dapat
memberikan ekspos yang memuaskan. Teknik ini tidak menamba waktu operasi dan angka
morbiditas, serta mempertaankan struktur anatomi normal. Tindakan memperbesar (oramen
dapat dikerjakan tanpa merusak sendi (aset. &estruksi sendi (aset dapat mengakibatkan
penurunan stabilitas. 6aynor menunjukkan bawa pengangkatan (aset bilateral lebi dari )+
akan secara signi(ikan mengurangi kekuatan dari vertebra servikal.!eluru bagian dari (oramen
dapat diperbesar secara aman menggunakan kuret atau bor dengan tetap melakukan preservasi
(aset lebi dari )+ dengan bekerja secara parallel dan di bawa radiks.!etela diperole
ruang,kemudian dilakukan pengangkatan batas (oramen yang terletak dorsal dari radiks <ambar
).)4. $,)
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 37/116
<ambar ).) &ekompresi 6adiks
!umber ttpDNNwww.neurologyindia.com
Pembeda7an "ada !erniasi Dis%us dan Sten#sis (#ramen
9ada kasus kelainan diskus servikal atau kompresi radiks servikal akibat stenosis
(oramen, dekompresi dimulai dengan emilaminektomi parsial di bagian atas dan bawa dari
daera yang dicurigai memiliki kelainan. &engan mengangkat batas in(erior dari lamina superior
ke ara lateral dan ligamen (lavum, identi(ikasi dari batas duramater lateral dan asal radiks dapat
dilakukan. "ksila kemudian dapat diekspos dengan muda. Calaupun ekspos terutama pada bagian in(erior, akan lebi baik apabila dapat mengekspos batas superior dari radiks untuk dapat
melakukan identi(ikasi sempurna dan memperole ruang untuk mobilisasi radiks secara minimal.
Ial ini diperlukan setela diskus yang terekstrusi diangkat. !eringkali terdapat ruang kecil
in(erior dari radiks. 6uang ini arus diperbesar dengan kuret atau bor berkecepatan tinggi. 9erlu
diingat untuk mengekspos aksila dari radiks, seingga radiks motorik tidak tertukar dengan
bagian diskus yang terekstrusi. =denti(ikasi bagian atas dari pedikel cukup membantu untuk
mengindari kerusakan radiks motorik.
kspos yang inadekuat dari aksila dapat menyebabkan operator secara tidak sengaja
memisakan radiks sensorik dan motorik karena menganggap radiks sebagai jaringan (ibrosa
atau bagian dari diskus. !etela mengidenti(ikasi aksila dan melakukan cukup (oraminotomi
seingga operator cukup yakin mengenai ara dari radiks, ook tumpul dapat digunakan untuk
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 38/116
mengangkat radiks yang bersangkutan seingga bagian bawanya dapat dieksplorasi untuk
mencari keberadaan ekstrusi diskus.
"pabila didapatkan ekstrusi diskus, ligamen longitudinalis posterior 94 dapat diinsisi
dengan tekanan ringan di atas 9 dan menyebabkan (ragmen terdorong keluar di bawa radiks.
ragmen tersebut kemudian dapat dikeluarkan dengan menggunakan pinset. !etela
pengangkatan (ragmen, seringkali terdapat ruang tambaan seingga (oramen dapat eksplorasi
dan diperbesar apabila diperlukan. "pabila anya terdapat batas tulang keras diatas radiks, tulang
tersebut tidak perlu diangkat karena seringkali anya dengan melakukan dekompresi radiks ke
ara dorsal di dalam (oramendapat meringankan gejala. /amun demikian, kadang perlu
dilakukan pengangkatan osteo(it lateral yang terletak ventral dari radiks apabila diliat menekan
radiks secara signi(ikan, walaupun tela dilakukan dekompresi dorsal. igamen longitudinalis
posterior dibuka di bawa aksilla, dan dengan menggunakan 9 untuk melindungi radiks dan
duramater, bor berdiameter 2−3 mm dapat dimasukkan melalui rongga pada 9 seingga tulang
dan osteo(it dibawanya dapat dibuang. apisan tulang tipis yang tersisa dapat dipatakan untuk
mendekompresi radiks servikal tanpa mengganggu retraksi radiks. adangkala sebagian kecil
(aset media arus diangkat untuk mendapatkan visualisasi yang baik dari (oramen, namun pada
umumnya (oramen dapat diperbesar dengan sendi (aset yang tetap intak.5paya ini dapat tercapai
dengan cara membatasi reseksi tulang pada bagian medial dari (aset.
!etela pengangkatan diskus servikal yang terekstrusi, tidak perlu dan tidak disarankan
untuk memasuki rongga diskus servikal untuk mengangkat material diskus yang berdegenerasi
lebi banyak karena tindakan tersebut dapat berbaaya. 5mumnya visualisasi ruang akan
membutukan retraksi radiks yang signi(ikan dan dapat mengakibatkan k erusakan pada radiks.
5ntungnya al tersebut tidak perlu dilakukan karena didukung ole (akta bawa angka rekurensi
ekstrusi diskus servikal tanpa memasuki rongga diskus adala kurang dari 1 pada banyak
penelitian. $,)
Lamin#"lasti
Ale karena insidensi kompresi medula spinalis sekunder teradap ossification of
posterior longitudinal ligament A94 cukup tinggi, timbul inovasidalam mengembangkan
prosedur dekompresi dan mempelajari e(ek biomekanika dari laminektomi, terutama pada
dekompresiekstensi( yang melibatkan beberapa level vertebra. Terdapat beberapa laporan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 39/116
mengenai instabilitas pascalaminektomi, namun kasus tersebut umumnya terjadi pada anak dan
dewasa muda yang kelainan utamanya berupa keluan neurologik, atau berupa kelainan tulang
yang terlokalisir. >enurut pengalaman kami, laminektomi dekompresi standar, termasuk
(asetektomi minimal pada pasien yang berusia lanjut dengan kelainan degenerati( iperostosis
pada tulang, tidak secara signi(ikan mempengarui stabilitas. Ter kadang tindakan dekompresi
adekuat membutukan (asetektomi parsial dan al ini memiliki e(ek yang signi(ikan pada
stabilitas vertebra.
(ek biomekanika sebenarnya dari laminoplasti pada otot servikal belum perna diukur
melalui simulasi komputer7 walaupun demikian usaa penilaian biomekanika dengan
menggunakan beban tela dilakukan. 'ukti empiris menyatakan bawa terdapat alasan yang kuat
secara anatomis mengenai perlekatan multisegmental dari otot dorsal yang mungkin terganggu
ole laminektomi.
aminoplasti merupakan prosedur dimana elemen tulang bagian dorsal digantikan setela
suatu proses dekompresi, prosedur ini memungkinkan otot dorsal yang sebelumnya dilepaskan,
disambungkan kembali secara segmental pada tulang. "pabila diperlukan, dapat dilakukan
(asetektomi pada satu atau kedua sisi dengan gangguan stabilitas yang minimal. 9ergerakan
servikal sedikit dipengarui ole laminoplasti, namun setela 2 taun akan tampak perbedaan
yang signi(ikan apabila dibandingkan dengan (usi ventral pada jumla level yang sama.
aminoplasti atau laminektomi paling baik digunakan pada keadaan lordotik. ebalikan
dari lordotik servikal ki(osis4 merupakan kontraindikasi pada prosedur dorsal karena medula
spinalis jarang bermigrasi keara dorsal pascadekompresi. 6adiogra(ik (leksi dan ekstensi dapat
membantu dalam evaluasi, kompresi ventral yang signi(ikan merupakan kontraindikasi relati(
dekompresi dorsal, sedangkan pada kompresi dorsal disarankan untuk menggunakan dekompresi
dorsal. Calaupun banyak variasi laminoplasti yang tela dijelaskan, tidak terdapat perbedaan
yang signi(ikan pada asil akir. Tujuan dari tindakan laminoplasti adala untuk dekompresi
elemen sara( dan mempertaankan e(ek dekompresi tersebut. Teknik yang dijelaskan disini
relati( sederana dan bertujuan untuk mencapai al tersebut. 1,$,)
Te%ni% Lamin#"lasti
Teknik terdaulu yang digunakan untuk laminoplasti, saat ini jarang digunakan. Teknik
tersebut meliputi diseksi otot dorsal pada garis tenga sampai bebas dari perlekatannya pada
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 40/116
tulang, kemudian memotong lamina ingga bebas secara bilateral pada atau berdekatan dengan
sendi (aset. amina kemudian disambung kembali dengan menggunakan kawat. >etode ini
dinilai kasar dan sulit untuk mempertaankan ruang dekompresi ole karena perlekatan tidak
mampu menyediakan (iksasi yang kuat. lemen tulang pada bagian dorsal seringkali terlepas dan
jarang mengalami (usi ulang dengan elemen lateral.
&okter di :epang tela mengembangkan dan mempopulerkan teknik (pen door
laminoplasty. !esuai namanya, teknik ini meniru pergerakan pintu. 9ada dasarnya terdapat dua
jenis pintu7 pintu berdaun satu yang membuka dengan berpegang pada engsel, danjenis *rench
door terdiri dari dua daun pintu yang terpisa ditenga dengan engsel masing-masing bagian
lateral dan terbuka dari ara tenga. Terdapat berbagai variasi dari open door laminoplasty,
namun semuanya dapat digolongkan kedalam satu dari dua tipe diatas. $,)
Open Door Laminopasty
Teknik yang pertama kali dan paling banyak digunakan adala dari Iirabayasi yang
akan dijelaskan dibawa ini.
9rosedur dapat dikerjakan pada posisi prone atau duduk, bergantung pada pengalaman dan
pre(erensi dari operator.!ecara teknis operasi, lebi muda dikerjakan pada posisi duduk karena
ekspos yang lebi baik, namun kemungkinan emboli udara membutukan ali anestesi yang
berpengalaman dan monitoring yang ketat. 9erlu ditekankan bawa udara juga dapat memasuki
vena pada pasien dalam posisi prone apabila lapang pembedaan terletak diatas jantung. iksasi
kuat pada kepala disarankan pada posisi apapun. 9osisi yang optimal memerlukan sedikit (leksi
tanpa meningkatkan kompresi pada medula spinalis. !ecara umum disarankan untuk melakukan
dekompresi satu tingkat diatas dan dibawa daera stenosis, namun 02 dengan perlekatan otot
yang rumit sebaiknya ditinggalkan, kecuali perlu dilakukan dekompresi dilokasi tersebut.
=nsisi kulit midline dibuat pada daera yang akan dilakukan dekompresi, insisi
diperpanjang sampai sedalam dorsal vertebra. 9erlu berati-ati untuk tidak merusak
ligameninterspinosus dengan menggunakan kauter dan elevator tajam periosteal, perlekatan otot
pada bagian dorsal tulang belakang dan lamina didiseksi secara subperiosteal, diseksi dilanjutkan
keara lateral sampai dengan batas (aset, namun tidak sampai merusak kapsul sendi, retraktor
kemudian dipasang.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 41/116
(pen door laminoplasty memerlukan pelepasan sala satu sisi dari lamina dari (asetnya
dengan meninggalkan sisi yang lain. !isi engsel umumnya berlawanan dari sisi dengan gejala
radikuler yang dominan .
'or berkecepatan tinggi dengan mata bor kecil umumnya 2mm4 digunakan untuk
membuat alur pada lamina yang akan dibuka secara bilateral."lur dibuat pada sambungan
lamina-(aset <ambar ).#4. "lur selebar beberapa milimeter dibuat sepanjang daera yang akan
didekompresi, alur tersebut dibuat bilateral dengan meninggalkan cukup tulang pada daera
engsel untuk memberikan sokongan, namun cukup tipis untuk dibengkokkan. 9ada sisi yang
berlawanan, tulang ditipiskan dan direseksi dengan erisson. 5mumnya terdapat ekstensi dari
ligamen(lavum yang menjembatani rongga antara kedua sisi lamina. igamen ini arus diinsisi
dengan ati-ati, dan disarankan menggunakan perbesaran untuk mencega kerusakan pada
struktur dibawanya.
Gambar 8/0Open Door Laminopasty
!umberDttpDNNwww.neurologyindia.com
!aat ini pintu suda terbentuk. 9intu tersebut menempel pada satu sisi ole tulang yang
tela ditipiskan diantara lamina dan (aset lamina pada sisi kontralateral dan dapat dipisakan
dengan sempurna.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 42/116
9ada titik ini, (asetektomi parsial dan (oraminotomi untuk mendekompresi radiks dapat
dikerjakan, namun pada sisi engsel, tindakan ini dibatasi sedemikian rupa agar engsel tetap
terjaga. 9ada sisi yang bebas dekompresi dapat dilakukan lebi ekstensi(, walaupun
pertimbangan biomekanika menyarankan untuk menjaga agar setidaknya duapertiga dari sendi
(aset tetap intak.
9intu kemudian siap dibuka untuk melakukan dekompresi dari medula spinalis, ocer
atau klem dipasang pada prosesus spinosus yang intak, kemudian diangkat dan ditarik secara
ati-ati keara sisi engsel, apabila masi terdapat taanan perlu dilakukan penipisan lebi
lanjut.
!isi yang terbuka dapat diangkat menggunakan tulang yang terletak lateral dari alur
sebagai tuasnya. Teknik ini arus dilakukan secara ati-ati untuk mencega kerusakan dari
jaringan dibawanya. 9ada saat lamina diangkat secara perlaan dan ati-ati, jaringan lunak
dibawanya akan terliat, jaringan lunak tersebut umumnya mengganggu pengangkatan pintu
dan arus dipotong secara ati-ati. 9intu lamina diangkat secukupnya agar operator dapat
meliat struktur yang terletak dibawanya. &uramater arus dibebaskan seingga dapat
berekspansi dan bermigrasi keara dorsal secara bebas.
!etela pintu terbuka dan dekompresi tercapai, perlu dilakukan stabilisasi. Ial ini dicapai
dengan cara mengikatkan benang diantara lamina dan sendi (aset. :aringan (iksasi seringkali
tidak terlalu banyak, dan benang dapat tercabut seingga pintu dapat tertutup sebagian dan
menurunkan e(ek dekompresi. 9lat digunakan untuk mempertaankan elevasi lamina yang
diinginkan. 9emasangan 2 atau 3 plat dapat menstabilisasi dekompresi dan mencega lamina dari
pergerakan. Atot kemudian dijaitkan pada prosesus spinosus lalu luka dijait <ambar ).% dan
).84. $,)
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 43/116
Gambar 8/2 dan 8/3 L#%asi !iring dan suturing "ada Laminopasty!umberDttpDNNwww.neurologyindia.com
"rench Door Laminopasty
Bariasi frenchdoor laminoplasty memerlukan pemotongan lamina pada garis tenga,
sambungan lamina (aset ditipiskan secara bilateral namun tetap intak kedua emi lamina,
kemudian dibuka dan graft diletakkan antara kedua tepi medial dari lamina yang terpisa. )
Perbandinan Te%ni%
Tidak terdapat perbedaaan pada asil kedua metode tersebut.(pendoor laminoplasty
memiliki keuntungan pada dekompresi lebi dari dua level, terutama pada pasien muda yang
rentan teradap perubaan degenerati( diatas dan dibawa daera (usi ventral. )
Sim"ulan
eamanan pendekatan dorsal teradap kanalis spinalis semakin meningkat denganmenggunakan teknik pembedaan yang sesuai, dan pengenalan pendekatan alternati( pada
kanalis spinalis. !ecara umum, seluru kelainan intraduramater lebi baik didekati dari dorsal
atau dorsolateral.
aminoplasti amat disarankan terutama untuk menangani kelainan jinak pada pasien
muda. 9ada pasien yang lebi tua, degenerasi ekstensi( membuat instabilitas atau de(ormitas
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 44/116
yang progresi( tidak terlalu dipermasalakan. 6isiko adanya tindakan tambaan serta waktu
operasi perlu dipertimbangkan teradap keuntungan yang ingin dicapai.
ebi banyak tulang yang dibuang tidak selalu lebi baik. Tujuan dari prosedur dorsal
adala untuk mendapat visualisasi yang baik untuk dekompresi atau intervensi patologik, serta
untuk mencapai dan menjaga stabilitas. Calaupun demikian, terlalu sedikit membuang tulang
akan meningkatkan risiko laserasi duramater, kesulitan mengenali radiks, atau gagal meliat
adanya (ragmen bebas dari diskus atau kelainan lainnya. 9enambaan langka pada prosedur
pembedaan akan menamba risiko dan waktu pembedaan. Ial ini tidak diperbolekan kecuali
terdapat al yang diarapkan dari tindakan tersebut. Tujuan dari tindakan dekompresi pada
medula spinalis dan radiks servikal arus juga menyertakan upaya untuk menjaga stabilitas
vertebra tanpa mempercepat perubaan degenerati(. $,)
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 45/116
<ambar ).* umpulan <ambar 9rosedur aminoplasti
!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13
Da$tar Pusta%a
1 Bollmer &<, icler >, :enkins " ===. "ssesment o( te cervical spine "(ter Trauma. =nD
Cinn I6, ed ;oumans /eurological !urgery Bol.3, # t edition. 9iladelpia lsevier
2+11.p.31##-318)
2 &ucker T'. Treatment o( vertebra cord injury. / ngl : >ed 1**+7 *#D28)-2*13 Baccaro, "leJander D 0ervical aminectomy 01 E 0% D !pine !urgery, Tricks o( te Trade,
Tieme, 2++3.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 46/116
$ bersold :. >icael., 6aynor '., 6icard.,0ervical laminotomy, laminectomy, laminoplasty,
and (oraminotomy., et 'en?el 0. dward >&., in !pine !urgery. 2nd ed..lsever, 2++). 38%-
3*34
) :.u :ames. >&., 0ervical aminectomyD tecniMue et /eurosurgery-online :ournal .,
volume #+., :anuary 2++%. Cinn, 6icard. +(M!S . eurological Surgery. levier-
!aunders. 2+11. 9iladelpia.
# 'aaj, "li ". t al. /andboo# of Spine Surgery. Tieme. 2+12. /ew ;ork-5!".% >asMuelet, "lain. !n !01!S of Surgical !natomy. Taylor rancis. 2++). 5nited
ingdom.
8 <reenberg, >ark !. /andboo# of eurosurgery, 2 th edition. 2+1+. /ew ;ork.* = ni ti al c losed r educ ti on o ( cer vi ca l s pine ( ract ur e- di sl ocat ion i nj ur ie s.
euros urgery . 2++27)+3 suppl4D!$$-)+.
1+ Ioldswort C. &iagnosis and t reatment o( ( ractures o( te spine. Manit
Med 3ev . 1*#87$814D13-1).11 Iarms : , >elcer 69. 9osterior 01-02 (usion wit polyaJial screw and rod
(iJation. Spine . 2++172#224D2$#%-2$%1.
12 aporan :aga 'eda !ara( 5npad-6!. Iasan !adikin taun 2+13.
BAB VI
PE&ATALAKSA&AA& OPERATI(
TRAUMA VERTEBRA TORAKOLUMBAL
Penda7uluan
Torakolumbal merupakan segmen vertebra yang paling sering mengalami (raktur . &ari
3.1$2 pasien (raktur vertebra traumatika, Cang et al., 2+12 melaporkan bawa sekitar )$,* di
antaranya mengalami (raktur torakolumbal. 0edera vertebra servikal lebi sering terjadi setela
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 47/116
kecelakaan lalu lintas, sedangkan cedera vertebralumbal lebi sering terjadi setela
terjatu.9ada pasien dengan de(isit neurologik lengkap umumnya juga terdapat (raktur sternum,
al ini mungkin disebabkan diameter kanal yang lebi kecil jika dibandingkan dengan vertebra
servikalis atau torakolumbal. &iagnosis dini dan manajemen yang tepat dapat meningkatkan
asilterapi dan mengurangi risiko kecacatan.1
5mumnya( raktur torakolumbalis kompresiNwedgeNburst 4 dapat diobati secara konservati(
dengan bracing , anya (raktur burst berat yang memerlukan stabilisasi beda. &e(isit
neurologikmerupakan sala satu indikasi beda untuk dekompresi dan stabilisasi. =ndikasi umum
lainnya untuk stabilisasi beda (raktur burst termasuk keilangan atau gangguan kompleks
ligamen posterior, yang dapat disimpulkan dari @2)⁰ki( osis pada radiogra(ik, atau visualisasi
langsung dari gangguan kompleks ligamen posterior pada pemeriksaan>6= T2-
weighted sagital.lasi(ikasi digunakan untuk menentukan apaka (raktur burst akan gagal
dilakukan tindakan instrumentasi (iksasi short-segment dan memerlukan rekonstruksi kolom
anterior lebi lanjut.2
!etela masuk ruma sakit dan dilakukan stabilisasi klinis, pasien dengan potensi trauma
vertebra arus dilakukan pemeriksaan neurologik . 6adiogra(ik polos, meskipun berarga,
memiliki keterbatasan terkait visualisasi tiga dimensi 3&4, posisi pasien, abitus tubu, dan
anatomi tulang tumpang tindi di segmenvertebra tertentu, seperti torakal, servikotorakal, dan
atau kranioservikal junction. &alam konteks ini, 0T-scan tersedia di ampir semua pusat traumadan memberikan in(ormasi yang memadaiserta rinci tentang anatomi tulang serta
kesegarisanvertebra, lebi cepat dan lebi akurat dibandingkan dengan radiogra(ik polos.1
0edera tipe seat belt dan pata tulang 0ance, di mana terdapatkeilangan integritas pada
kolom posterior,dapat dikelola secara konservati( , tetapi sering memerlukan instrumentasi
posterior untuk mengembalikan ketegangan posterior. raktur rotasi merupakan pata tulang
yang paling tidak stabil dan memiliki risiko tertinggi menyebabkan cedera neurologik , ole
karena itu ampir selalu memerlukan stabilisasi beda. 0edera translasi berat sering
membutukan pendekatanpembedaangabungan anterior-posterior untuk mengembalikan
stabilitas vertebra.2
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 48/116
<ambar #.1 raktur &islokasi Bertebra 1
!umber D laporan jaga 'eda !ara( 5npad-6!. &r. Iasan !adikintaun 2+13
okasi (raktur pada vertebra torakolumbalmenentukan pendekatan pembedaan yang
akan dilakukan. uka neurologik vertebra torakal bagian atas T1−)4 sangat sulit untuk diobati,
selain itu sulit pula dilakukan stabilisasi beda karena visualisasi intraoperati( yang terbatas di
daera ini. 9endekatan pembedaan anterior di vertebra torakal bagian atas sangat sulit
dilakukan, sering membutukan langka-langka seperti sternotomi untuk mendapatkan lapang
pandang yang memadai dari ventral vertebra. !elain itu,terbatasnya instrumentasi yang dirancang
kusus untuk mengatasi (raktur di daera ini.=nstrumentasi konstruksi posterior yang melintasi
servikotorakal junction juga terbatas.3
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 49/116
Gambar 0/; Rad#ra$i% (ra%tur #urst Vertebra L; Tan"a De$isit &eur#l#i%
!umber D laporan jaga 'eda !ara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikintaun 2+13
Gambar 0/. Instrumentasi Anteri#r dan E$p anda% e cages
!umberD ttp DNNwww.medicaleJpo.comNprodNdepuy-syntesNvertebral-body-replacement-implants-toraco-lumbar-%*81$-$*8)38.tml
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 50/116
Te%ni% Pembeda7an
9endekatanpembedaanposterior dengan (iksasi gagang sekrup paling sering digunakan
untuk mengoreksiketidakstabilan neurologik di torakolumbal, namun demikian, pedikel di
vertebra torakal bagian atas berukuran sangat kecil terutama T$, T), dan T# yang membuat
(iksasi sekrup lebi sulit dilakukan. ait lamina dan kait proses transversus dapat digunakan
untuk memperkuat stabilitas (iksasi sekrup pedikel.3
0edera vertebra torakal T#−1+4 dapat menampung imobilisasi yang lebi baik dari
cedera torakal atas dan dengan dukungan tambaan dari kosta, dapat dikelola secara konservati( .
edua pendekatan instrumentasi pembedaan anterior maupun posterior tersedia untuk
mengoreksi(raktur di daera ini.
9endekatan pembedaan anterior berman(aat untuk rekonstruksi vertebra anterior.
=nstrumentasi anterior tela berkembang dan meminimalkan risiko cedera pada organ dada.
=nstrumentasi anterior menggunakan sekrup anterior yang ditempatkan ke dalam korpus vertebra
dari lintasan lateral dan menggunakan batang untuk mengubungkan sekrup sebagai stabilisasi.
!istem plating baru yang memiliki pro(il yang lebi renda menggunakan (iksasi sekrup ke
dalam tubu vertebral. 4pandable cages dapat digunakan dalam dada dan lumbar tulang
belakang untuk memberikan stabilitas struktural langsung ke kolom anterior setela corpectomy
atau vertebrectomy.3
:ika keputusan untuk melakukan tindakan pembedaan tela diambil, maka pertimbangan
selanjutnya adala menentukan jenis tindakan beda yang sesuai untuk setiap kasus. !ama
pentingnya dengan menentukan tindakan tersebut berupa konservati( atau operati(.1
Pende%atan Pembeda7an P#steri#r
Calaupun terdapat berbagai prinsip umum dalam penatalaksanaan cedera torakolumbal,
indikasi pembedaan posterior secara umum bergantung pada tipe cedera yang spesi(ik.
'eberapa tipe cedera yang mungkin mendapatkan keuntungan dengan pembedaan posterior
adala (raktur kompresi, (raktur burst , cedera (leksi-distraksi, dan (raktur dislokasi.
!ecara umum teknik operasi stabilisasi dan (usi posterior terdiri atasD
• 4posure
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 51/116
• Pedicle screw insertion
• /oo# placement
• 3od placement and reduction aneuvers
• 5istraction for indirect decompression
• *usion bed preparation
• Bone graft harvest
• *usion and closure
Pende%atan Pembeda7an Anteri#r
&ari sudut pandang biomekanika, kerusakan vertebra arus ditangani sesuai dengan
mekanisme dan lokasi terjadinya cedera. 9ada cedera (leksi dengan (raktur pada pedikel dan
korpus vertebra, stabilisasi dapat dilakukan dengan pendekatan pembedaan dorsaldan (ungsi
tension band sampai taap penyembuan tulang.
2
!ekitar 8+ aial load dari vertebra yang intak didukung ole kolom anteriorjika terjadi
cedera signi(ikan pada kolom anterior, kemampuan penopang anterior secara dramatis berkurang
1+, mengakibatkan *+ beban ditanggung implan dan elemen posterior. 9ertimbangan
biomekanika mendukung penggunaan penopang anterior.2
=ndikasi utama pendekatan pembedaan anterior adala dekompresi vertebra yang
insu(isien, restorasi kolom anterior yang insu(isien,penekanan kanalis spinalis pada pasien
dengan de(isit neurologik yang tidak dapat secara adekuat diselesaikan dengan pendekatan
pembedaan posterior semata. =ndikasi tambaan untuk pendekatan pembedaan anterior adala
(raktur korpus vertebra dengan dislokasi dan (raktur komuniti( yang substansial, yang tidak dapat
diatasi dengan pendekatan pembedaan posterior semata.#
Pende%atan Pembeda7an Invasi$ Minimal
9endekatan pembedaan konvensional untuk terapi (raktur torakolumbal membutukan
ekspos yang ekstensi( dan sering mengakibatkan morbiditas dan nyeri yang signi(ikan pascaoperasi. >etodepembedaan invasi( minimal tela dikembangkan untuk mengurangi risiko
tambaan yang diakibatkanole akses pembedaan yang luas. 9enggunaan sistem retraktor
seperti synframe memungkinkan pendekatan pembedaan vertebraanterior dapat diakses dengan
pembedaan terbuka, tetapi dengan cara yang kurang invasi(.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 52/116
osmann dkk. melaporkan komplikasi yang minimal intra atau pascaoperasi yang
berubungan dengan prosedur pembedaan invasi(, tidak dijumpai neuralgia interkosta, sindrom
nyeri pascatorakotomi, in(eksi luka operasi, dan deep veins thrombosis &BT4.
9embedaan torakoskopivertebra merupakan teknik lain yang mengurangi morbiditas
dari pembedaan terbuka yang luas, sementara tujuan utama untuk dekompresi, rekonstruksi dan
stabilisasi dapat dicapai. !ejak saat itu, perkembangan instrumen dan implan yang didesain
kusus untuk kepentingan prosedur ini meningkat. Teknik operasi torakoskopi menjadi semakin
muda dan nyata. >elalui pendekatan pembedaan transdia(ragma, dimungkinkan untuk
membuka batas torakolumbaltermasuk segmen retroperitoneal dari vertebra dengan teknik
endoskopi. euntungan lain dari teknik endoskopi adala tercapainya dekompresi kanalis
spinalis anterior dengan asil yang menjanjikan.2
K#mbinasi Pende%atan Pembeda7an Anteri#r,P#steri#r
9enelitian mengenai stabilisasi posterior dari (raktur torakolumbal menunjukkan bawa
(raktur komuniti( pada kolom anterior sering mengakibatkan kegagalan pembedaan. Ale
karena itu, beberapa teknik pembedaan tela dikembangkan untuk menstabilkan kolom anterior.
9ada beberapa institusi, dokter beda lebi menyukai prosedur dua taap dengan reduksi (raktur
via stabilisasi posterior pada taap pertama, dan kemudian pembedaan dengan pendekatan
pembedaan anterior bergantung pada kondisi pasien.2
=nstrumentasi posterior di torakolumbal tela berevolusi dari batang dan kabel, seperti
batang Iarrington dan hoo# , menjadi batang konstruksi untuk sekrup gagang bunga <ambar
#.$4 yang mengasilkan (iksasi tiga kolom vertebra yang kuat. 9enempatan sekrup gagang bunga
menciptakan stabilitaskolom anterior, tenga dan posterior yang lebi kuatdan dapat digunakan
untuk mengoreksi (raktur, atau mengurangide(ormitaspada trauma torakolumbal T11−24.
Transisi antara vertebra toraks dan lumbal, menciptakan titik tumpu di torakolumbal junction.$
Terdapatnya trans(er energi darivertebra torakal yang ki(otik ke vertebra lumbalyang
lordotik, menciptakan tegangan maksimum di torakolumbal junction. "kibatnya, sekitar %)
(raktur torakolumbal terjadi di torakolumbal junction, dan merupakan lokasi (raktur kedua yang
paling umum dijumpai setela (raktur vertebra servikal. 9engelolaan (raktur ini sangat
kompleksdan kontroversial.'eberapa dokter mendukung terapi beda yang lebi agresi( karena
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 53/116
kekuatan biomekanika yang tinggi dan sensitivitas konus medularis terkompresi di daera ini.
!eperti pengelolaan cedera di daera lainnya, mungkin terdapat bias penggunaan instrumentasi
posterior pada cedera torakolumal karena kemudaan pendekatan pembedaan transtorakal dan
torakoskopik .$
Da$tar Pusta%a
1 :oaMuim "(, "a 9atel. Toracolumbar !pine TraumaD valuation "nd !urgical &ecision-
>aking. :une 0raniovert !pine :, 2+137 $D3-*
2 Baccaro "r, !ilber :s. 9ost-Traumatic Bertebra &e(ormity. !pine. 2++1D 2# 2$ !uppl4D !111-
118.
3 i(sut? :, 0oloan ". " 'rie( Iistory A( Terapy or Traumatic Bertebra 0ord =njury.
/eurosurg ocus. 2++$D 1# 14 D1-8.
$ :. >arkam !urgery A( Te Bertebra 0ord "nd Bertebral 0olumn. =nD Calker, ", d. "
Iistory A( /eurological !urgery. /ew ;orkD Ia(ner7 1*#%D3#$-3*2.) &esaies , &irisio &, 9opp :. >edieval >anagement A( Bertebra =njuriesD 9arallels
'etween Teodoric A( 'ologna "nd 0ontemporary !pine !urgeons. /eurosurg ocus. 2++$D
1# 14 D1-3.
# !ing I, 6aimi !y, &j ;e, t "l. Iistory A( 9osterior Toracic =nstrumentation.
/eurosurg ocus. 2++$D 1# 14 D1-$.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 54/116
BAB VII
BIOMEKA&IKA LUMBAL
Penda7uluan
olom vertebra terdiri atas 33 bua tulang yang membentuk kurva dan secarastruktural
terbagi atas ) regio. &ari superior ke in(erior, mulai dari % segmen vertebra servikal, 12 segmen
vertebra torakal, ) segmen vertebra lumbal, ) vertebra sakral yangmenyatu dan $ vertebra
koksigeal yang menyatu.Ale karena terdapat perbedaan struktural dan adanya sejumla kosta,
maka besarnya gerakan yang diasilkan juga beragam antarvertebra yang berdekatan pada regio
servikal, torakal, dan lumbal.1
9ada setiap regio, dua vertebra yang berdekatan dan jaringan lunak antara kedua
vertebratersebut dikenal dengan segmen gerak segmen :unganPs4. !egmen gerak
tersebutmerupakan unit (ungsional dari vertebra. !etiap segmen gerak terdiri atas tiga sendi.
orpus vertebra terpisa ole adanya diskus intervertebralis yang membentuk tipesim(isis dari
am(iartrosis. !endi (aset kiri dan kanan antara prosesus artikularis superior dan in(erior
merupakan tipe plane6glide dari diartrosis yang dilapisi ole kartilago sendi.1
ebi jelasnya, unit (ungsional dari kolom vertebra terdiri ataspilar anterior
dan posterior.9ilar anterior dibentuk ole korpus vertebra dan diskus intervertebralis yang
merupakan bagian idrolik, weight bearing , dan shoc# absorbing . 9ilar posterior dibentuk ole
prosesus artikularis dan sendi (aset, yang merupakan mekanisme slide untuk bergerak . !elain itu,
pilar posterior juga dibentuk ole dua arkus vertebra, dua prosesus transversus, dan
prosesusspinosus.1,2
Anat#mi Vertebra
• 9ilar anterior
orpus vertebra pada regio servikal lebi kecil dibandingkan dengan torakal dan lumbal.
!ecara progresi(, korpus vertebra semakin besar ke bawa dari regio servikal sampai regio
lumbal. 9ada regio lumbal, korpus vertebranya besar dan lebi tebal dibandingkan dengan
regio di atasnya. Ial ini sesuai dengan tujuan (ungsional, yaitu pada saat posis tubu tegak,
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 55/116
maka setiap vertebra arus menopang semua berat trunkus, lengan dan kepala seingga area
permukaan vertebra lumbal yang luasNbesar akan mengurangi besarnya stres. &iskus
intervertebralis merupakan kompleks (ibrokartilago yang membentuk artikulasi antara korpus
vertebra, yang dikenal sebagai sendi sim(isis. &iskus intervertebralis pada orang dewasa
memberi kontribusi sekitar U dari tinggi vertebra. &iskus intervertebralis merupakan sala
satu komponen kompleks tiga sendi antara dua vertebra yang berdekatan, yang semakin ke
kaudal semakin tebal.3,$
• 9ilar posterior
'agian pilar posterior yang paling penting adala sendi (aset, yang dibentuk ole
prosesus artikularis superior vertebra bawa dan prosesus artikularis in(erior vertebra di
atasnya. !endi (aset termasuk dalam sendi non-aksial diatrosus. !etiap sendi (aset
mempunyai kavitas artikuler dan terbungkus ole sebua kapsul. <erakan yang terjadi
pada sendi (aset adala gliding gerak geser4, menekuk dan rotasi seingga
memungkinkan terjadi gerak tertentu yang lebi dominan pada segmen tertentu. ungsi
mekanis sendi (aset adala mengarakan gerakan. 'esarnya gerakan pada setiap vertebra
sangat ditentukan ole ara permukaan (aset artikuler. "ra (aset servikal pada bidang
transversal, sedangkan torakal pada bidang (rontal, dan lumbal pada bidang sagital. !endi
(aset dan diskus memberikan sekitar 8+ kemampuan vertebra untuk menaan gaya
rotasi torsion dan shear , di mana setenganya diberikan ole sendi (aset. !endi (aset juga
menopang sekitar 3+ beban kompresi pada vertebra, terutama pada saat vertebra
iperekstensi.$−#
Sistem Liamen "ada Vertebra
!truktur ligamen yang memperkuat vertebra adalaD
1 igamen longitudinalis anterior
igamen ini melekat dari basis oksiput ke sakrum pada bagian anterior vertebra.
igamen longitudinalis anterior merupakan ligamen yang tebal dan kuat, dan
berperan sebagai stabilisator pasi( pada saat gerakan ekstensi.1,%
2 igamen longitudinalis posterior
igamen ini melekat dari basis oksiput ke kanalis sakrum pada bagian
posterior vertebra, tetapi pada regio lumbal, ligamen longitudinalis posterior mulai
menyempit dan semakin sempit pada lumbosakral, seingga ligamen ini lebi lema
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 56/116
dibandingkan dengan ligamen longitudinalis anterior, dan diskus intervertebralis
lumbal pada bagian posterolateral tidak terlindungi ole ligamen longitudinalis
posterior4. igamen ini sangat sensiti( karena banyak mengandung serabut sara( nyeri
a(eren " delta dan tipe 04 dan kaya akan sirkulasi dara.1,%
3 igamen (lavumigamen ini sangat elastis dan melekat pada arkus vertebra, tepatnya pada setiap
lamina vertebra. e ara anterior dan lateral, ligamen ini menutup kapsul dan ligamen
anteriomedial sendi (aset. igamen ini mengandung lebi banyak serabut elastin
dibandingkan dengan serabut kolagen, yang berbeda dari ligamen-ligamen lainnya
pada vertebra.1,%
4 igamen interspinosus
igamen ini sangat kuat melekat pada setiap prosesus spinosus dan memanjang ke
ara posterior dengan ligamen supraspinosus.5 igamen supraspinosus
igamen ini melekat pada setiap ujung prosesus spinosus. igamen ini menonjol
secara luas pada regio servikal, dan dikenal sebagai ligamen nucae atau ligamen
neck. 9ada regio lumbal, ligamen ini kurang jelas karena menyatu dengan serabut
insersi otot lumbodorsal. 'ersama dengan ligamen longitudinalis posterior, ligamen
(lavum dan ligamen interspinosus bekerja sebagai stabilisator pasi( pada gerakan
(leksi.8
!ubunan Antar Vertebra
5ntuk memaami (ungsi vertebra lumbosakral, maka arus diperatikan ubungan antar
komponen kolom vertebra. 9ada bidang sagital, kolom vertebra menampakkan empat bua
kurva7servikal konka( posterior4, toraks konveks posterior4, lumbal konka( posterior4, dan
sakral ter(iksasi dan tidak bergerak4. urva ini akan berkembang selama evolusi (ilogenik4
dengan adanya perubaan dari keadaan 7uadruped menjadi bipedal .$,*
"walnya vertebra berbentuk konka( ke ara anterior. Bertebralumbal awalnya lurus, lalu
berinversi. 9erubaan yang sama terjadi juga selama ontogenik perkembangan seseorang4. 9ada
ari pertama keidupan, vertebra lumbal berbentuk konka( ke ara anterior. 9ada usia ) bulan,
vertebra lumbal sedikit konka( ke anterior, dan pada usia 13 bulan bentuk konka( tersebut
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 57/116
mengilang. !ejak usia 3 taun dan seterusnya, lordosis lumbal mulai tampak, dan
menggambarkan keadaan dewasa pada usia 1+ taun.
urva kolom vertebra meningkatkan taanannya teradap gaya kompresi aksial sebagai
perbandingan teradap gaya yang diperlukan agar vertebra tetap dalam orientasi lurus sempurna.
eseluruan vertebra dengan tiga kurva (isiologisnya diseimbangkan pada sakrum. !akrum
merupakan bagian pelvis, terdiri atas dua tulang iliaka, pubis dan iskium.3
Gambar 2/5 Liamen Pen<#%#n Vertebra
!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!
&ua sendi sakroiliaka, sim(isis pubis, dan tulang yang melekat padanya membentuk
cincin tertutup yang mentransmisikan secara vertikal gaya dari kolom vertebra ke ekstremitas
bawa. 'erat yang disangga ole ) didistribusikan secara merata ke dalam sayap pelvis, iskium
dan asetabulum di kedua sisi. Tekanan pada punggung dari berat badan melawan
gravitasiditransmisikan ke asetabulum ole kepala dan leer (emur. Tekanan yang dipaparkan
pada kedua tulang pubis akan dilawan ole sim(isis pubis.3
!akrum dan tulang iliaka bergerak sebagai satu unit. 9elvis diseimbangkan pada aksis
transversal antara sendi pinggul, yang menyebabkan terjadinya gerakan rotasi pada bidang
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 58/116
anterior-posterior. 'agian anterior pelvis dapat berotasi keatas, menurunkan sakrum dengan
adanya penurunan sudut lumbosakral.3
9ergerakan ke bawa dari bagian depan pelvis akan meningkatkan tekanan pada bagian
ujung belakang pelvis dan sakrum, dan meningkatkan sudut lumbosakral. !udut lumbosakral
ditetapkan sebagai sudut yang dibentuk ole garis yang ditarik secara paralel dengan batas
superior sakrum dalam ubungannya dengan garis ori?ontal.3
Sistem Ot#t"ada Vertebra
Atot-otot vertebraterdiri atas otot-otot intrinsik dan ekstrinsik dengan (ungsi
utamasebagai stabilisator, selain ber(ungsi sebagai penggerak.9ada bagian depan regio servikal
terdapat otot rektus kapitis anterior, otot rektus kapitis lateralis, ototkapitislongus, otot kolilongus, dan 8 bua otot ioideus. 9adaabdomen terdapat ototrektus abdominis, ototoblikus
eksternus dan internus.'agian belakang regio servikal terdapat otot splenius kapitis, otot splenius
servisissebagai ekstensor utama.9ada torakal dan lumbal terdapat otot torakalis posterior,
ototsakrospinalis, ototsemispinalis, otot spinalis, otot longisimus dan otot iliokostalis, dan otot-
otot spinalis dalamotot-otot multi(idi, otot-otot rotator, otot-otot interspinalis, otot-otot
intertransversalis, otot levator kosta.2,1+
Kineti%aVertebra
!istem stabilitas vertebra dipengarui ole tiga subsistem yang bekerja dalam koordinasi,
yaitu subsistem sara( , subsistem gerak akti( dan subsistem gerak pasi(. 9ada posisi berdiri tegak
statis di posisi yang netral, ligamen merupakan sistem yang bersi(at subpasi( dan tidak berperan
dalam stabilitas. !erabut kolagen dari ligamen tetap melingkar dan tidak dibawa suatu tekanan.
9ada akir dari rentang luas gerak sendi, maka terjadi gaya reakti( ligamen yang menaan
pergerakan vertebra. 9ada titik ini, rentang luas gerak sendi tendo bertindak sebagai transduser
yang menginisiasi aspek motorik dari subsistem gerak akti( via subsistem sara(. Ial ini juga
dapat terjadi saat pembebanan minimal diberikan pada keadaan statis. 'eban yang dapat
ditopang ole subsistem gerak pasi( sebelum adanya penekukan disebut dengan Rbeban kritis
dari kolom spinalisS. 9ada penelitian in vitro beban yang dapat menyebabkan terjadinya
penekukan vertebra terjadi pada berat 2+ / 2 g4 di T1 dan *+/ * g4 di ), yang jumlanya
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 59/116
sama dengan dua ingga tiga kali berat badan 1$+−21+ g4. 6espons jaringan yang timbul lebi
merupakan respons otot teradap de(ormasi ligamen dibandingkan dengan respons teradap
pembebanan.2,1+
&e(ormasi ligamen akan memberikan mekanisme feedbac# dalam mempertaankan
stabilitas vertebra.1,2,% 9ada saat vertebra berdiri tegak statis secara (isiologik, otot erektor spinal
merupakan subsistem gerak pasi(. Atot batang tubu bekerja anya untuk mengasilkan tonus
dan vertebra secara keseluruan konsisten dengan pusat gravitasi. 'erat badan ditopang ole
tekanan intradiskus intrinsik dan tonus ligamen. &engan adanya gerakan (leksi dan rotasi pelvis,
keseimbangan ligamen dan sendi ilang, seingga menginisiasi sejumla (aktor
neuro(isiologikyang akan mengaktivasi sistem gerak akti(. !istem spindle dari otot erektor spinal
menjadi akti(. !erabut ekstra(usal secara eksentris akan berkontraksi dan secara bertaap
memanjang. 9ola aksi neuromuskuler ini terjadi secara sentral di korteksserebri.1,*
&engan adanya gerakan (leksi ini, maka (asia akan memanjang secara pasi( sesuai
dengan si(at elastisitas yang dimilikinya, yang merupakan kon(igurasi dari serabut kolagen.
!elama (leksi terjadi juga pemanjangan ligamen ekstravertebra, ligamen longitudinalis posterior
dan serabut anular posterior diskus. /ukleus diskus beruba bentuk dalam batas (isiologik.
9ergerakan setiap segmen dikontrol secara akti( ole otot-otot dan secara pasi( ole ligamen.
9ergerakan terbesar vertebra lumbal tampak pada saat (leksi ke depan dan ekstensi. 9ergerakanyang lebi kompleks akan melibatkan kombinasi (leksi ke depan, menekuk ke samping, dan
berputar. 9ergerakan vertebra sendiri sering merupakan gabungan7 ketika satu vertebra bergerak
relati( teradap yang lainnya, maka akan terjadi rotasi dan translasi pada waktu yang bersamaan.
9ergerakan vertebra lumbal dilakukan dalam ubungannya dengan komponen-komponen lain
vertebra dan pelvis. 1umbar-pelvic rhythm merupakan aktivitas neuromuskuler dalam proses
kembalinya secara simultan lordotik lumbal dan perubaan posisi pelvis.3
omponen lumbal dari ritme ini menyebabkan vertebralumbosakral beruba dari konka(,
menjadi lurus,lalu beruba kon(igurasi menjadi konveks. !elama perubaan yang progresi(,
komponen pelvis akan merotasikan pelvis disekitar aksis transversal yang mengubungkan dua
sendi pinggul untuk meningkatkan sudut lumbal. 9ergerakan vertebra lumbal adala (leksi,
ekstensi, (leksi lateral, dan rotasi. eluasan pergerakan pada bidang-bidang gerak ini dibatasi
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 60/116
ole ekstensibilitas ligamen longitudinal, permukaan artikuler dan kapsul, cairan dalam diskus,
dan kelenturan otot. kstensi vertebra lumbal mempunyai rentang luas gerak 3+ + dan dibatasi
ole ligamen longitudinalis anterior. leksi ke depan mempunyai rentang luas gerak untuk
vertebra lumbal $)+, yang terjadi paling besar %)4 di ruang antara ) dan !1. ateral (leksi
dibatasi 2++−3++.3
6entang segmen maksimal antara 3 dan $, dan minimal antara ) dan !1. 5ntuk
kolom lumbal sebagai suatu kesatuan, rentang rotasi diitung kurang lebi anya sebesar 1++.
6otasi sangat tajam dibatasi ole orientasi vertikal permukaan artikuler sendi (aset teradap
vertebra lumbal. !endi apo(isial (aset menaan terjadinya torsi sebesar $) menurut ar(an4
dan 1+ ole ligamen interspinosus dan intraspinosus. !truktur kapsulligamen posterior serta
otot erektor spinal juga melindungi jaringan anular diskus pada gerakan rotasi. 1,2,$,% 9ada saat
(leksi ke depan, sendi lumbal melakukan (leksi dan otot ekstensor akan menurunkan batang
tubu. !etela $)+ (leksi, tegangan ligamen meningkat dan kontraksi otot paravertebra menurun.
"pabila (leksi berlanjut, pelvis akan berotasi lebi jau disertai dengan adanya relaksasi
hamstring dan otot gluteus. !eiring dengan kembalinya batang tubu ke posisi tegak, urutan
pengakti(an otot terjadi sebaliknya dengan kontraksi awal dari hamstring , lalu gluteus, yang akan
merotasikan pelvis untuk (leksi sebesar $)+, dimana otot erektor spinal menjadi akti( dan
mengembalikan batang tubu ke posisi tegak.%,8
9ergerakan pinggul normal memerlukan kondisi yang baik dari komponen vertebra dan
otot di sekitarnya, diskus yang intak, sendi (aset yang simetris, dan ligamen penopang dalam
keadaan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. Atot paraspinosus dan hip girdle arus sesuai
elastisitas, kekuatan, dan (leksibilitasnya serta (ungsi sendi pinggul arus dalam kondisi baik,
demikian pula dengan (ungsi kaki bawa. "bnormalitas akan menyebabkan terjadinya dis(ungsi
kinetik dan atau statis.1+
Da$tar Pusta%a
1. I /. Te /etter 0ollection A( >edical =llustrationsD =con earning !ystems7 1*83.
2. al &6e. <rayKs "natomy or !tudents. 9iladelpiaD lsevier7 2++).
3. 'en?el 0. !pine !urgery. 9iladelpiaD lsevier !aunders7 2+12.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 61/116
$. Cite "" === :6, 9anjabi >>. 'iomecanical analysis o( clinical stability in te spine.
0lin Artop 6elat 6es. 1*%)D8)-*#.
). al ""'e. Iandbook A( !pine !urgery. /ew ;orkD Tieme7 2+12.
#. &. Te tree column spine and its signi(icance in te classi(ication o( toracolumbar
vertebra. 1*83D81%-31.
%. :r CT. "natomy o( te toracolumbar spine. 0lin Artop. 1*%%D%8-*2.
8. 9anjabi >> C"=, :onson 6>. 0ervical spine mecanics as a (unction o( transection o(
components. : 'iomec. 1*%)D32%-3#.
*. <reenberg >!. Iandbook A( /eurosurgery. /ew ;orkD Tieme7 2+1+.
1+. Cinn I6. ;ouman. 9iladelpiaD lsevier !aunders7 2+11.
BAB VIII
PE&ATALAKSA&AA& TRAUMA LUMBAL
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 62/116
Terdapat kontroversi di antara para ali beda mengenai perawatan yang optimal dari
trauma vertebra, terutama mengenai waktu intervensi dan jenis pendekatan beda. >elalui
intervensi beda, para ali beda menganjurkan untuk7 a4 melakukan dekompresi elemen
sara(pada kasus de(isit neurologik,b4 mencega kemungkinan cedera neurologik pada (raktur
yang tidak stabil,c4 mencega de(ormitas yang dapat mengakibatkan nyeri aksial kronik atau
de(isit neurologik, dan d4 mobilisasi dini dan mencega komplikasi tira baring
berkepanjangan.
9endekatan bedaanterior, posterior, serta kombinasi antara anterior dan posterior, dapat
digunakan untuk mengoreksi ketidakstabilan pada kasus trauma vertebra. 9endekatan beda
yang dipili bergantung pada pola (raktur, status neurologik pasien, dan pre(erensi dokter beda.
9endekatan beda anterior lebi disukai padakasus erniasi diskus, di mana (ragmen
tulangmenyebabkan kompresi pada bagian ventral medula spinalis. !elain itu, pola (raktur pada
kolom anterior vertebra paling baik dikoreksi melalui pendekatan pembedaan anterior untuk
mengembalikan stabilitas struktural kolom anterior vertebra.9endekatan beda juga mencakup
berbagai bentuk instrumentasi. =nstrumentasi vertebramerupakan metode untuk meluruskan dan
menstabilkan vertebra setela dilakukan (usi dengan menggunakan kait, batang, dan kawat untuk
mendistribusikan tekanan dan menjaga kesegarisan vertebra.
Gambar3/5Tera"i (ra%tur T#ra%#lumbal
etD (raktur torakolumbal dapat diterapi dengan "4 orthosis adjustable-fit tora#olumbalis sacral
"spen T!A4, '4 clam shell , dan 04casting
!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!
9endekatan beda posterior dengan instrumentasi biasanya dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan kecacatan di kemudian ari, dan dapat memulikan ketegangan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 63/116
band 4posterior padacedera yang melibatkan struktur ligamen posterior. !truktur ligamen
posterior ligamen (lavum, interspinous, supraspinous, dan sebagainya4 ber(ungsi untuk
mempertaankanvertebraagar sesuai posisi anatomisnya.
<angguan ketegangan vertebraumumnyadisebutketegangan band 4 posterior. 0edera pada
struktur ligamen posterior dapat menyebabkan vertebra menjadi lebi ki(otik .9enggunaan
instrumentasi posterior pada proses pemulian trauma diperlukan untuk
mempertaankanvertebraagar sesuai posisi anatomisnya. =nstrumentasi posterior sekrup massa
lateral4 biasanya memberikan (iksasi yang lebi baik dan keuntungan mekanis karena dapat
digunakan pada manuver reduksi untuk mengembalikan kesegarisan vertebra.9ada cedera translasi (rakturdislokasi4, apabila berat dan terdapat gangguan pada kolom
vertebra, maka prosedur instrumentasi kombinasi anterior dan posterior dapat digunakan untuk
memaksimalkan stabilitas dan meningkatkan (usi vertebra. =nstrumentasi kombinasi anterior dan
posterior lebi sering digunakan di daerayang terdapat stres biomekanika tinggi,
sepertiservikotorakal dan torakolumbal junction, di mana kekuatan biomekanika pada vertebra
lebi besar dan membuat daera ini lebi rentan mengalami kegagalan prosedur stabilisasi.
Tidak ada satu jenis pendekatan operati( yang lebi disukai untuk berbagai jenis (raktur
vertebra.9re(erensi ali bedalebi diutamakan. >eskipun teknik beda dan perangkat
instrumentasi vertebra semakin berkembang, namun kekurangan panduanoperasiyang baik
seringmenjadi kendala terapi(raktur vertebra. !ecara umum, pendekatan posterior lebi disukai
karena kemudaannyabagi beberapa ali beda. 9endekatan anterior pada (raktur vertebra
torakolumbal cenderung lebi sulit dilakukan karena perlu memobilisasi paru-paru, usus, dan
pembulu dara besar, dan mungkin memerlukan bantuan dari dokter beda umum atau toraks.
'eberapa skema klasi(ikasi Tabel 8.14 tela diusulkan untuk membantu menentukan
(rakturvertebra torakolumbal dan meningkatkan konsistensi komunikasi antar dokter beda.
>asi belum ada konsensus umum mengenai penggunaan skema ini. 9ada taun 1*#8,
Ioldswort)$merupakan sala satu pelopor dalam mengklasi(ikasikan (raktur torakolumbal. =a
mengusulkan sebua model dua kolom <ambar 8.34 yang membagi vertebra ke dalam kolom
anterior dan posterior, dan menekankan pada integritas ligamen longitudinalis posterior 94
dan elemen posterior untuk memprediksi stabilitas vertebra. 9ada model dua kolom Ioldswort,
semua elemen ventral ke 9 dianggap kolom anterior,sedangkan elemen posterior 9
merupakan kolom posterior.
!ecara mekanis, klasi(ikasi Ioldswort dibagi menjadi (raktur (leksi, (leksi dan rotasi,
ekstensi, dan kompresi. lasi(ikasi Citesides))memperluas model dua kolom Ioldswort
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 64/116
dengan mengelompokkan (raktur vertebra berdasarkan pada stabilitasnya stabil atau tidak
stabil4, dan menekankan pentingnya kompleks ligamen posterior dalam menentukan stabilitas
vertebra.
>enurut Citesides, (raktur vertebra yang stabil termasuk (raktur kompresi sederana
dan burst dengan unsur-unsur posterior yang utu, sedangkan (raktur tidak stabil termasuk
(raktur slice,burst dengan gangguan elemen posterior, cedera (leksi-distraksi, dan cedera
ekstensi.
Gambar 3/ ; Radi#ra$i% (ra%tur Disl#%asi Vertebra Lumbal 5=;
!umberD laporan jaga 'eda !ara( 6!. &r. Iasan !adikintaun 2+13
Tabel 3/5 Klasi$i%asi (ra%tur Vertebra T#ra%#lumbal
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 65/116
!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!
raktur vertebra torakolumbal secara umum diklasi(ikasikan menjadi 3 kategori utama,
yaituD tipe " kompresi4, tipe 'distraksi4, tipe 0multiara dengan translasi4. Terdapat
peningkatan risiko ketidakstabilan dan de(isitneurologik, seperti pada perubaan (raktur tipe " ke
tipe 0, dan klasi(ikasi (raktur dapat dibedakan lagi berdasarkan tingkat keparaannya.
9ada taun 1*83, &enis)# mengusulkan model tiga kolom <ambar 8.34 untuk (raktur
vertebra torakolumbal berdasarkan gambar 0T-scan aksial.raktur vertebra torakolumbal ini
diklasi(ikasikan menjadi$ kategori7 kompresi, burst , tipe seat-belt , dan dislokasi. 'erbeda dengan
penulis sebelumnya yang menekankan pentingnya kolom posterior dalam memprediksi stabilitas
vertebra, model tiga kolom &enis menekankan pentingnya kolom tenga. olom tenga terdiri
atas bagian posterior korpus vertebra, anulus (ibrosus posterior, dan ligamen longitudinalis
posterior. &enis percaya bawa keterlibatan dua dari tiga kolom mengakibatkan (raktur menjadi
tidak stabil.)# >c"(ee et al .)%menyepakati model tiga kolom &enis, namun klasi(ikasi &enis
dinilai terlalu rumit. >ereka mengusulkan skema klasi(ikasi baru dengan lebi menekankan pada
mekanisme cedera, dan (raktur vertebra torakolumbal dikategorikan sebagai berikut7(raktur baji
kompresi, burst stabil, burst tidak stabil, 0ance, cedera (leksi-distraksi, dan cedera translasi.
raktur burst stabil dan tidak stabil dibedakan berdasarkan kompetensi elemen posterior.9ada taun 1**$, >c0ormack et al.)8 mengusulkan klasi(ikasi untuk (raktur burst untuk
membantu memprediksi pasien yang mungkin mengalami kegagalan dengan (iksasi posterior
short segmen.lasi(ikasi ini mencirikan (raktur burst dengan skala titik 3−* berdasarkan jumla
kominusi, aposisi (ragmen, dan derajat ki(otik preoperasi. raktur burst dengan tuju titik atau
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 66/116
lebi pada skala ini lebi rentan teradap kegagalan instrumentasi anya dengan (iksasi
posterior short segmen. Ial ini umumnya disebabkan ole kegagalan kolom anterior untuk
memberikan dukungan struktural.Ale karena itu, skala ini berguna untuk menentukan
penggunaan prosedur anterior tambaan.
Gambar3/.Klasi$i%asi (ra%tur Vertebra T#ra%#lumbal M#del Dua dan Tia %#l#m
etD klasi(ikasi ini digunakan untuk mengklasi(ikasitraumavertebra torakolumbal dan membantu
mengukur ketidakstabilan pada masing-masing kolom. 9ada model dua kolom sebela kiri
garis vertikal mera4, semua struktur yang terletak ventral dari ligamenlongitudinalis posterior
garis putus-putus4 merupakan bagian dari kolom anterior. 9ada model tiga kolom &enis sebela
kanan garis vertikal mera4, struktur kolom anterior dibagi menjadi anterior dan kolom tenga
dibagi pada pertengaan korpus vertebra.
!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!
>odi(ikasi ompreensi( lasi(ikasi "rbeitsgemeinsca(t (Vr Asteosyntese(ragen N
"sosiasi untuk !tudi o( =nternal iJation W "A N "!= X 4 , awalnya digambarkan ole >agerl et
al . )* 4 dan kemudian dimodi(ikasi ole <ert?bein #+ 4 , saat ini sistem klasi(ikasi yang
paling umum digunakan untuk (raktur toraco - lumbar . !istem klasi(ikasi ini membagi (raktur
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 67/116
menjadi tiga jenis utama D " , kompresi , ' , gangguan , dan 0 , multiara dengan terjemaan
<ambar 3-13 4 . 9eman(aatan sistem ini adala tertib di mana itu peringkat (raktur berdasarkan
tingkat keparaan . "da peningkatan risiko ketidakstabilan dan penginaan neurologis seperti
cedera kemajuan dari tipe " ke tipe 0 pata tulang , dan masing-masing jenis (raktur lebi jau
lagi dibagi berdasarkan tingkat keparaan . >eskipun klasi(ikasi tertib pata tulang dalam sistem
ini, kesulitan bisa timbul dengan sistem klasi(ikasi "A N "!= karena kompleksitas dari 2%
subtipe nya . 'anyak ali beda menggunakan sistem klasi(ikasi ini, tetapi anya sedikit
menggunakan semua 2% subtipe dalam sistem klasi(ikasi ini.
<ambar8.$ >odi(ikasi ompreensi( !istem lasi(ikasi "A N "!=4. Tipe " D ompresi cedera
pada anterior dan kolom tenga, Tipe ' D cedera selingan yang melibatkan kolom posterior, Tipe
0 D Translation (raktur - dislokasi4 cedera.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 68/116
Tera"iBeda7 Sesuai P#la (ra%tur T#ra%#lumbal
5mumnya(raktur torakolumbal kompresiNwedgeNburst 4 dapat diterapi secara konservati( dengan
bracing , anya (raktur burst berat yang memerlukan stabilisasi beda. &e(isit neurologik dalam
pengaturan kompromi kanal merupakan sala satu indikasi beda untuk dekompresi dan
stabilisasi. =ndikasi lainnya untuk melakukan stabilisasi beda pada (raktur burst termasuk
keilangan atau gangguan kompleks ligamen posterior, yang dapat disimpulkan dari @2) derajat
ki(otik pada radiogra(ik, atau visualisasi langsung dari gangguan kompleks ligamen posterior
pada T2-weighted >6= sagital.Tela ada kecenderungan selama dekade terakir teradap sort -
segmen (iksasi di persimpangan torakolumbalis dalam upaya untuk melestarikan gerakan pada
tingkat yang berdekatan. Te >c0ormack et al.)8mengungkapkan bawa klasi(ikasi dapat
digunakan untuk menentukan (raktur burst akan mengalami kegagalanpada instrumentasi short
segmen dan memerlukan rekonstruksi kolom anterior lebi lanjut. 0edera tipe distraksi, seat belt ,
dan (raktur Chance, di mana terdapatkeilangan integritas kolom posterior, dapat dikelola secara
konservati(, tetapi sering memerlukan instrumentasi posterior untuk mengembalikan ketegangan
band 4posterior. 0edera atau (raktur rotasi merupakan yang tidak paling stabil dan memiliki
risiko tertinggi untuk mengalami cedera neurologik, dan ampir selalu memerlukan stabilisasi
beda. 0edera translasi berat sering membutukan pendekatan kombinasianterior dan posterior
untuk mengembalikan stabilitas vertebra.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 69/116
Gambar3/8Instrumentasi Anteri#r Pada Vertebra T#ra%#lumbal
etD =nstrumentasi anterior tela menjadi lebi populer di dada dan lumbar tulang belakang . " D
"9 radiogra(ik menunjukkan aneda perangkat &epuy !pine4 menstabilkan corpectomy a . ' D
>"0! - T "esculap4 adala baru , lebi renda sistem pro(il di mana kepala sekrup (lus
dengan plat (iksasi dapat ditempatkan toracoscopically. 0 D kandang diupgrade !yneJ
kandang , !yntes 0orp4 tela dirancang untuk dada dan lumbar tulang belakang untuk
mengembalikan integritas kolom anterior dan memberikan peratian untuk membantu cacat yang
benar.
Radi#ra$i% Intra#"erati$
6adiogra(ik intraoperati( sering digunakan ole ali beda untuk mengkon(irmasi level vertebra
dan meningkatkan akurasi penempatan instrumen. luoroskopi dan radiogra(ik polos masing-
masing dapat digunakan untuk mengkon(irmasi level vertebra intraoperati(, tapi (luoroskopi
memiliki (leksibilitas tambaan pada aspek gambar real-time. luoroskopilateral paling sering
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 70/116
digunakan, namun demikian, posisi "9, oblik, dan biplanar "9 dan lateral4 memiliki peran
masing-masing bergantung pada kebutuan beda. 9eratian arus dilakukan untuk
mendapatkan gambar lateral yang sebenarnya, atau gambaran "9 dengan penyesuaian
(luoroskopi untuk mengilangkan kesan miring, yang dapat menyebabkan kesalaan persepsi.
9ada vertebra servikal, penyelarasan sendi (aset diperlukan sebagai panduan yang baik untuk
mendapatkan tampilan lateral yang benar.9ada vertebra torakolumbal, endplateskorpus vertebra
dapat digunakan untuk mendapatkan keselarasan lateral yang sempurna pada (luoroskopi. 9ada
bidang "9, pedikel dan prosesus spinosusus ber(ungsi sebagai landmar# untuk menyesuaikan
(luoroskopidan mengilangkan kesan miring.
Gambar 3/0 Instrumentasi Vertebra T#ra%#lumbal P#steri#r
!umberD laporan jaga 'eda !ara( 6!. &r. Iasan !adikin taun 2+13
etD sekrup gagang bunga merupakan instrumentasi yang paling umum digunakan pada
terapi(raktur vertebra torakolumbal,dan biasanya ditempatkan di seluru daera
torakolumbal,bergantung pada anatomi individu dan ukuran pedikel T$−# biasanya memiliki
pedikel terkecil4.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 71/116
"D 0T-scan aksial menunjukkan sekrup gagang bunga ditempatkan melalui pedikel ke dalam
korpus vertebra.'D radiogra(ik polos lateral menunjukkan batang terubung ke sekrup gagang bunga.
!ervikotorakal junction merupakan daera yang paling sulit untuk divisualisasikan
dengan (luoroskopi intraoperati(. >anuver menarik bau ke ara kaki dapat membantu
memaksimalkan visualisasi di vertebra servikal yang lebi renda.luoroskopi balok
0ollimating ke lokasi bunga juga dapat meningkatkan visualisasi dan mengurangi paparan
radiasi. 9ada pasien obesitas, visualisasi (luoroskopi mungkin tampak marginal sepanjang
vertebra, tetapi dapat ditingkatkan dengan manuver yang sama.>engitung level vertebra di daera dada untuk lokalisasi dapat sangat sulit dilakukan.
ebi baik mengitung naik dari tingkat yang dikenal di daera pinggang dibandingkan dengan
mengitung mundur dari servikotorakal junction. :ika lokalisasi tersebut tercapai, penanda kulitatau subkutan dapat membantu studi preoperasi. !istem navigasi stereotaktis yang lebi
kompleks dengan menggunakan 0T-scan preoperasi atau (luoroskopi intraoperati( canggi juga
tersedia untuk membantu lokalisasi intraoperati(, tetapi kualitas gambar dan akurasi sering tidak
optimal.
>eskipun teknik beda dan instrumentasi untuk terapi(raktur vertebra tela berkembang,
namun masiterdapat perbedaan pengelolaanbeda trauma vertebra karena kurangnya bukti dan
pedoman untuk sebagian besar kasus traumavertebra. =ndikasi dan pendekatan yang diambil
untuk mengelola trauma vertebra sangat bervariasi di antara ali beda. =nstrumentasi memiliki
peran penting dalam stabilisasi (raktur vertebra yang tidak stabil. volusi instrumentasi dan
teknik beda invasi( minimal diarapkan mampu meminimalisasi morbiditas perioperati( dan
lama rawat inap secara keseluruan.
Da$tar Pusta%a
1. Baccaro "6 , !ilber :! . 9ost-traumatic de(ormitas tulang belakang . !pine . 2++17 2# 2$
suppl 4 D !111 - 118 .2. Cinn, 6icard. +(M!S . eurological Surgery. levier-!aunders. 2+11. 9iladelpia.
3. 'aaj, "li ". t al. /andboo# of Spine Surgery. Tieme. 2+12. /ew ;ork-5!".
$. !cnuere, Tony. 1umbar 81ow Bac#9 Surgical Implants$ 2++*. Cebsite D
www.pi!eu!i"ere.com
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 72/116
). "lanay, "med >&. Short-segment Pedicle Instrumentation of 0horacolumbal Burst
*ractures . 5oes 0ranspedicular Intracorporeal :rafting Prevent 4arly *ailure; !pine
:ournal-CC. 2++1.
#. >asMuelet, "lain. !n !01!S of Surgical !natomy. Taylor rancis. 2++). 5nited
ingdom.%. <reenberg, >ark !. /andboo# of eurosurgery, 2th edition. 2+1+. /ew ;ork.
8. Bac car o "6 , ! ilb er :! . 9 os t- tra uma ti c v er teb ra d e(o rmi ty. Spine.
2++172#2$ suppl4D!111-118.
*. >arkam :. !urgery o( te vertebra cord and vertebral column. =nD Calker,
", ed. ! /isto ry of eurol ogical Surgery . /ew ;orkD Ia(ner7 1*#%D3#$-3*2.1+. rankel I, Iancock &A, Iyslop <, et al. Te value o( postural reduction
in te ini tial management o( closed injuries o( te spine wit paraplegia and
tetraplegia. =. Paraple gia . 1*#*7%34D1%*-1*2.
11. 6oos :, Iil( iker 9, 9lat? ", et al . >&0T in emergency radiologyD is a
standardi?ed cest or abdominal protocol su((icient (or evaluation o( toracic
and lumbar spine traumaG !"3. 2++$7183D*)*-*#8.
12. Ioldswort C. &iagnosis and treatment o( (ractures o( te spine. Manit
Med 3ev . 1*#87$814D13-1).
13. Citesides T :r . Traumatic kyposis o( te toracolumbar spine. Clin
(rthop. 1*%%1284D%8-*2.1$. &enis . Te tree column spine and its signi(icance in te classi(ication
o( acute toracolumbar vertebra injuries. Spine . 1*837884D81%-831.
1). aporan :aga 'eda !ara( 5npad-6!. Iasan !adikin taun 2+13.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 73/116
BAB I>
PE&ATALAKSA&AA& TRAUMA VERTEBRA &O&,OPERATI(
Penda7uluan
9enatalaksanaantrauma vertebra selain melalui tindakan operati(,dapat jugadilakukan
secara non-operati( konservati(4. 9enanganan non-operati( sama seperti penanganan operati(,
bertujuan mengurangi mortalitas, mempercepat pemulian neurologik, mengurangi biaya
perawatan, mencega kerusakan vertebra lebi lanjut dengan prinsip stabilisasi vertebra,
mencega cedera sekunder, dan komplikasi.1,2
!ebagian besar kasus trauma vertebra tidak memerlukan penanganan operati( dan
dapatditangani secara konservati(. !etiap kasus arus diperiksa dengan cermat seingga
penanganannya tepat.1
9enatalaksanaan pasien cedera vertebra pada taap pre-hospital yang tepat dapat
meningkatkan outcome. 9enatalaksanaan ini arus memberikan lingkungan biologis dan
biomekanik yang memungkinkan pemulian jaringan lunak dan tulang yang akurat, dan pada
akirnya menciptakan kolom vertebra yang stabil dan bebas nyeri.3
Penananan &<eri
6asa nyeri pada trauma vertebra merupakan sala satu alasan pasien mencari pengobatan.
/yeri merupakan sala satu gejala akibat gangguan teradap medula spinalis yang terjadi akibat
trauma. 9enanganan nyeri bergantung pada derajat nyeri. "da beberapa modalitas penanganan
nyeri antara lainD
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 74/116
1 >edikamentosa
Terapi manajemen nyeri dengan obat-obatan medikamentosa4 dapat dilakukan dengan
pemberian antiin(lamasi, analgesik, relaksan otot, narkotik, antidepresan.
a "ntiin(lamasi
Abat-obatan ini bertujuan untuk mengurangi peradangan dalam jaringan, dan
berguna untuk mengatasi nyeri ringan dan sedang. (ek samping yang dapat
terjadi antara lain gangguan lambung, ginjal dan epar.
b "nalgesik
<olongan obat ini mengurangi rasa nyeri, namun tidak bekerja pada sumber nyeri.
<olongan obat ini berguna untuk meringankan gejala yang ada, akan tetapi tidak
mengilangkan penyebab nyeri.
c 6elaksan otot<olongan obat ini bertujuan mengurangi rasa tegang dan iritasi otot. &engan
berkurangnya spasme otot, maka rasa nyeri akan berkurang.
d <olongan narkotik <olongan obat ini merupakan antinyeri yang sangat kuat. 'erguna untuk
mengobati rasa nyeri yang berat. Abat-obatan ini tidak dijual bebas dan dapat
menimbulkan adiksi.
e "ntidepresan
9ada beberapa kasus, antidepresan berguna untuk mengurangi nyeri.$
2. /on-medikamentosa
a. ompres dinginNangatompres dingin dapat mengurangi rasa nyeri dan bengkak , sedangkan kompres
angat dapat membantu melancarkan sirkulasi dara pada area cedera dan
mempercepat penyembuan.
b. 0ranscutaneous electrical nerve stimulation T/!40ranscutaneous electrical nerve stimulation dilakukan dengan meletakkan
langsung sadapan elektrik yang dialiri arus listrik kecil pada kulit untuk
mengurangi rasa nyeri.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 75/116
c. 9emijatan
9emijatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dengan melancarkan sirkulasi
dara dan mengurangi spasme otot.
d. <ltrasound
>ekanisme kerjanya adala dengan memberikan getaran gelombang ultrasound
pada jaringan yang dapat menembus kulit seingga mencapai pusat nyeri.
<elombang ini mengurangi spasme otot dan memperlancar sirkulasi dara.
e. "kupuntur
&i negara-negara "sia, akupuntur suda dikenal dan dipercaya dapat meredakan
nyeri melalui penusukan jarum pada area-area tertentu.
3. =mobilisasi eksternal
9asien yang mengalami de(isit neurologik akut sering mengalami subluksasi yang nyata
pada pencitraan radiogra(ik, akibatnya dapat terjadi kompresi medula spinalis. 0onto yang
umum adala pasien dengan Rloc#ed facet S unilateral atau bilateral, (raktur servikal tipe burst ,
(raktur odontoid. !elama puluan taun tela dipraktikkan penggunaan reduksi tertutup dini
untuk penanganan cedera ini. Tujuannya adala untuk dekompresi medula spinalis yang cepat,
mengembalikan stabilitas struktur servikal dan imobilisasi.
9emulian stabilitas vertebra adala penting untuk meminimalisasi risiko cedera
sekunder dan memungkinkan mobilisasi dini pasien, dan mengurangi risiko yang berubungan
dengan tira baring jangka panjang.
=mobilisasi eksternal dari vertebra servikal dilakukan dengan pemasangan collar nec#
yang terdiri atas berbagai desain, poster type orthoses, cervicothoracic devices termasuk
Minerva-type braces, dan halo orthosis.
Collar nec# terdiri atas beberapa tipe7 collar Philadelphia, Miami " , !spen, ewport , dan
berbagai tipe rigid collar . Soft collar memberikan perlindungan yang minimal dan restriksi
pergerakan yang sangat kecil, seingga peranannya pada manajemen trauma sangatla terbatas.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 76/116
Poster type orthoses terdiri atas orthoses :uilford dan sternal-occipital-mandibular
immobili%ation !A>=4. 9erlengkapan ini memberikan imobilisasi yang lebi baik dari collar
nec# , tetapi jarang dapat diaplikasikan pada trauma akut.
Gambar 4/5 So&t Coar 'ec(
!umberD laporan jaga 'eda !ara( 5npadN 6!. &r. Iasan !adikin, 'andung taun 2+13
Gambar 4/; Phiadephia Coar'ec(
!umber DttpDNNwww.bracesbyortigo.beN(rNproductsNviewN3*8Ncollier-cervical-mousse-c1-e?y-wrap
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 77/116
Gambar 4/. Miner)a Type #races
!umber DttpDNNwww.bracesbyortigo.beN(rNproductsNviewN3*8Ncollier-cervical-mousse-c1-e?y-wrap
/alo vest merupakan alat yang paling dapat diandalkan untuk mengontrol pergerakan
vertebra servikal dan merupakan peralatan standar pada cedera servikal. /alo vest dapat
membatasi (leksi dan ekstensi, rotasi aksial, dan (leksi lateral dari servikal atas, di mana level ini
jarang dapat terlindungi dengan peralatan lain. &engan kemampuannya membatasi pergerakan
mulai oksiput sampai 03, halo vest direkomendasikan secara umum untuk terapi (raktur dislokasi aksis, (raktur odontoid, (raktur kombinasi 01−2, dan juga sebagai imobilisasi
pascaoperasi. 9enggunaan halo vest lebi terbatas pada kelompok pediatrik di mana ketebalan
tulang tengkorak dan penggunaan pin dapat menimbulkan masala.)
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 78/116
Gambar 4/9 Hao *est
!umber DttpDNNwww.indiamart.comNactive-medicalNspinal-ortosis-braces.tml
raktur torakolumbal cenderung untuk kembali pada de(ormitas semula. Ale karena itu,
reposisi mungkin tidak dibutukan. onsep terapi (ungsional dimulai dengan (ase berbaring pada
posisi pronasi di tempat tidur, dan apabila diperlukan dengan lordotic support . Caktu imobilisasi
di tempat tidur tergantung pada tipe (raktur.3
$. Traksi servikal
Traksi servikal merupakan pemasangan traksi pada dai dan di belakang oksiput dengan
tujuan untuk stabilisasi sementara pada cedera servikal. Traksi ini arus segera digantikan ole
traksi skeletal dan beban tidak bole lebi dari ) g untuk jangka waktu lebi dari 2 jam. Traksi
<ardner-Cells merupakan yang paling sering digunakan untuk traksi skeletal.2
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 79/116
Gambar 4/8 Tra%si Gardner,?ells
!umber DttpDNNwww.bracesbyortigo.beN(rNproductsNviewN3*8Ncollier-cervical-mousse-c1-e?y-wrap
). 6eabilitasi (isik
!ala satu penatalaksanaan non-operati( adala program reabilitasi (isik . 9rogram ini
berguna untuk mempercepat pemulian kekuatan otot. Atot-otot vertebra sangat penting dalam
menjaga stabilitas vertebra sebagai penopang tubu. aktor usia, jenis cedera atau masala
penyerta dapat menyebabkan kelemaan pada otot punggung. 9rogram latian (isik dapat
membantu memperkuat otot-otot tersebut. !ejumla studi menunjukkan bawa latian aerobik
dapat menurunkan angka kekambuan cedera vertebra.#,%
Da$tar Pusta%a
1. <rundy &, Tromans ", 0arvell :, :amil . >edical >anagement in te Bertebra =njuries
5nit. =nD <rundy &, !wain ", editors. "'0 o( Bertebra 0ord =njury. $t ed. ondonD '>:
'ooks7 1**#.
2. >orone >", 'all 9". Bertebra Traction. 'en?el 0, editor. 9iladelpiaD lsevier7 1***.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 80/116
3. 'oos / ">. Toracolumbar Bertebra =njuries. Bertebra &isorder. /ew ;orkD !pringer7
2++#. p. 883-*2$.
$. Cells :0&, >iles :'. 9ain and its >anagement. indlay <, Awen 6, editors. AJ(ordD
'lackwell !cienti(ic 9ublications7 1**2.
). :onson 6> I&, !immons , et al. 0ervical ArtosesD " study comparing teir
e((ectiveness in restricting cervical motion in normal subjects. : 'one :oint !urg "m.
1*%%)4D$#$-%).
#. T' &. Treatment o( vertebra cord injury. / ngl : >ed. 1**+*#4D28)-*1.
%. ang I!;, 'edbrook <>. 6eabilitation and te 9aralysed 9atient. indlay <, Awen 6,
editors. AJ(ordD 'lackwell !cienti(ic 9ublications7 1**2.
BAB >
PEMASA&GA& IMPLA& PADA TRAUMA VERTEBRA
akta bawa operasivertebra berubungan langsung dengan medula spinalis dan serabut-
serabutnya, membuat teknik atau prosedur beda ini sangatla tidak muda dilakukan.
esalaan kecildapat mengakibatkan kerusakan sara( yang permanen atau paralisis. !elain
kesalaan manusia, terdapat beberapa risiko tinggi dalam operasi vertebra yang arus dipaami,
terutama penggunaan instrumentasi dan implan.
=mplan vertebra merupakan alat yang digunakan ole pada ali beda sara( untuk
memperbaiki de(ormitas, menstabilkan dan menguatkan vertebra, dan membantu penyatuannya.
'eberapa gangguan pada vertebra yang menggunakan implan vertebra meliputi penyakit
degenerati( pada diskus vertebra, skoliosis, ki(osis, spondilolistesis, dan (raktur vertebra.
&ekompresi secara pembedaan meliputi pelepasan tekanan atau dorongan jaringan
teradap medula spinalis atau serabut sara(. !tabilisasi vertebra meliputi (usi dua vertebra atau
lebi. 9emasangan implan seperti cages, screws, rods dapat digabungkan dengan bone
graft menyebabkan tidak adanya pergerakan dari korpus vertebra.
=mplan terbuat dari material yang biocompatible dan mampu memberikan stabilitas dan
kekuatan pada vertebra. !ecara umum, implan vertebra dibagi menjadi (usi dan non-(usi.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 81/116
1 =mplan (usi menggunakan cangkokan unsur tulang bone graft 4
0ontonyaD rod, plate, screw, interbody cage
2 =mplan non-(usi tidak menggunakan bone graft 0ontonyaD diskus arti(isial, growth sparing devices=$
Y:rowth sparing devices digunakan pada pasien yang belum mencapai maturitas tulang.
"lat yang termasuk di dalamnya seperti vertical epandable prosthetic titanium rib
B9T64 yang dapat digunakan pada penangan skoliosis.
=mplan terbuat dari beberapa material seperti titanium, titanium-alloy, stainless steel , dan
plastik. =mplan titanium tergolong kuat, ringan, dan dapat digunakan dalam pemeriksaan
pencitraan magnetic resonance imaging >6=4.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 82/116
Gambar 56/ 5 Bebera"a Ti"e Im"lan Vertebra *Meditr#nic-!umberDhttp://www.bi%rice.com/product/&rthopedic-Impla!t-Spi!e-Impla!t.html
"lat-alat tersebut dibuat berbeda-beda sesuai bentuk dan ukuran,misalnyarods yang dapat
disesuaikan dengan anatomi pasien. 0onto lain, pedicle screw yang dapat dilapisi dengan
material yang mampu merangsang (usi penyatuan4 tulang.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 83/116
<ambar 1+.2. &iameter terluar dan terdalam pusat screw4, kedalaman serta jarak antara ulir
pada Screw$!umberD Ben%el 4C$ Implant-bone interfaces$ 6n. Ben%el 4C, ed$ Biomechanics of Spine Stabil i%ation$ 3olling Meadows, I1. !!S Publications>
and ew +or#. 0hieme> )?? @ . @ A$ 3eprinted by permission$
=mplan lumbal merupakan alat yang sering digunakan ali beda sara( untuk dekompresi
dan stabilisasi vertebra, kususnya lumbal. !ecara spesi(ik, implan yang digunakan pada (usi
lumbal dibagi menjadi dua kelompok, yaituD
1 =mplan pada disc space interbody space4
2 =mplan pada tulang vertebra yang mengasilkan stabilisasi
Gambar 56/ . Im"lan Pate dan Scre! *Aescula"-Sumber:ttpDNNurogen.co.idN
Im"lan Inter%ody
Tujuan penggunaan implan interbody pada lumbal adalaD
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 84/116
1 >empertaankan sela diskus antar vertebra seingga membantu mencega kompresi
sara(,2 >empertaankan lengkung vertebra lumbal pada asalnya,
3 >embantu (usiNpenyambungan vertebra,
$ >empertaankan stabilitas,
) !ebagai media carrier 4 untuk penyambungan material seperti bone graft .
=mplan interbody 8cages9 tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. !ebagian besar
berbentuk silinder, selain itu ada yang berbentuk kubus. Cages juga terbuat dari berbagai macam
baan seperti logam, tulang, carbon fiber , dan plastik. Cages biasanya terbungkus bersama
serbuk-serbuk tulang atau subtansi lain yang membantu penyembuan dan penyambungan
tulang. !atu atau dua cages yang sesuai menempati ruang diskus interbody space4 yang kosong.
'eberapa teknik operasi anya menggunakan cages untuk membantu penyambungan dan
stabilisasi vertebra.
Keutamaan #one +ra&t
"papun implan yang digunakan ole ali beda sara(, asil akirnya diarapkan memberi
keuntungan bagi pasien terutama pada proses (usi, maupun (usi yang dipercepat ole bone graft .
9rotein buatan sebagai asil rekayasa genetik, yang dikenal sebagai recombinant human bone
morphogenetic protein 8rhBMP-)9 dapat membantu menstimulasi proses penulangan.
Bone graft dapat diperole dari beberapa sumber. >asing-masing memiliki kelebian dan
kekurangannya.
• Autograft '#aitu tula!$ atau ca!$)o)!#a beraal dari dari tubuh e!diri.
*ula!$ #a!$ eri!$ diambil beraal dari tula!$ pi!$$ul pada )rita ilia)a'
oleh )are!a e$me! i!i memili)i )ecepata! +ui #a!$ ti!$$i )are!a
)a!du!$a! el-el ba)al tula!$ da! protei!!#a.
• Allograft ' #aitutula!$ #a!$ beraal bu)a! dari diri e!diri' diebut ,u$a
do!or tula!$. *ula!$ i!i biaa!#a diperoleh dari ora!$ lai! #a!$ beredia
me!do!or)a! tula!$!#a etelah me!i!$$al. e)ura!$a! pada do!or
tula!$ i!i tida) memili)i el-el ba)al tula!$ #a!$ mampu tumbuh
de!$a! cepat.• Bone graft tersubstitusi. 0angkok tulang ini dimulai dari pembuatan berbaan
plastik, keramik, atau komponen yang bioresorbable,yang dilapisi serbuk atau serpian
tulang intraoperati(.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 85/116
K#m"li%asi Penunaan Im"lan dan Pr#ses (usi
'eberapa komplikasi penggunaan implan dan proses (usi di antaranya, yaituD1. on-union
emampuan penyatuan vertebra (usi4 mengacu pada penyambungan atau penyatuan dua
vertebra yang disebabkan karena diskus diantara keduanya rusak. <angguan berupa non-
unionyaitu tidak terjadinya (usi vertebra, seingga operasi arus dilakukan kembali. "pabila
penyatuan vertebra yang melibatkan instrumen atau implan dapat mengganggu penyatuan tulang,
maka perlu dipikirkan penggunaan bone graft , karena akan mempercepat proses penyatuan
tulang atau (usi. &i samping itu, operasi yang kedua dapat memperbaiki masala yang timbul
pascaoperasi yang pertama.
2. 5elayed union
9roses (usi yang memerlukan waktu yang lebi lama disebut sebagai delayed union.
9seudoartrosis mengacu pada pergerakan dua tulang yang searusnya menyatu.
3. =mplan rusak atau pata
Metal screw, plate, pin dan rods digunakan dalam mempertaankan kesegarisan
vertebraselama penyembuan. =mplan ini dapat pata atau rusak seingga arus
dilakukan operasi yang kedua.$. >igrasi implan implan yang berpinda4
&apat terjadi pada 1E2 kasus. !ering terjadi pascaoperasi, pada saat proses
penyembuan dan penyatuan terjadi. >igrasi dapat bergerak ke depan, yang dapat
melukai pembulu dara besar. 9ada kasus seperti ini, operasi kedua mutlak dilakukan
dengan lebi memperkuat cages.). erusakan sara( atau nyeri yang permanen
!etiap operasi vertebra dapat mengakibatkan adanya luka atau kerusakan sara(, maupun
medula spinalis. <ejala yang ditimbulkan dapat berupa rasa baal, kesemutan, bakan
paralisis. Ial tersebut sering disebabkan karena kerusakan serabut sara( itu sendiri
akibaterniasi diskus. 'eberapa kasus erniasi diskus yang lama tentu akan menyebabkan
kerusakan yang permanen, walaupun tela dilakukan tindakan dekompresi.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 86/116
Gambar 56/9 Evaluasi Pemasanan Im"lan Secara Radi#l#i% !umberDhttp://www.lowbac)-pai!.com/ur$er#.pi!altimulator.tech!iue.htm
Kesim"ulan
9emakaian implan ole ali beda sara(, arus memperitungkan keuntungan dan
kerugian bagi pasien. 9engetauan, pengalaman, dan asil dari pemakaian implan akan
mendorong penelitian dan peningkatan mutu pada taun-taun berikutnya.
Da$tar Pusta%a
1 Cinn, 6icard. +(M!S . eurological Surgery. levier-!aunders. 2+11. 9iladelpia.
2 'aaj, "li ". t al. /andboo# of Spine Surgery. Tieme. 2+12. /ew ;ork-5!".3 !cnuere, Tony. 1umbar 81ow Bac#9 Surgical Implants$ 2++*. Cebsite D
www.pi!eu!i"ere.com
$ "lanay, "med >&. Short-segment Pedicle Instrumentation of 0horacolumbal Burst
*ractures . 5oes 0ranspedicular Intracorporeal :rafting Prevent 4arly *ailure; !pine
:ournal-CC. 2++1.) >asMuelet, "lain. !n !01!S of Surgical !natomy. Taylor rancis. 2++). 5nited ingdom.
# <reenberg, >ark !. /andboo# of eurosurgery, 2th edition. 2+1+. /ew ;ork.
% 'ose 'D "nterior cervical instrumentation enances (usion rates in multilevel reconstruction
in smokers. : Bertebra &isord 1$D3-*, 2++1.
8 Iilibrand "!, et al.D =mpact o( smoking on te outcome o( anterior cervical artrodesis wit
interbody or strut-gra(ting. : 'one :oint !urg "m 83-"D##8-%3, 2++1.* Oie :0, Iurlbert 6:. &iscectomy versus discectomy wit (usion versus discectomy wit
(usion and instrumentationD a prospective randomi?ed study. /eurosurgery #1D1+%-1#, 2++%
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 87/116
1+ Baccaro, "leJander, et al. Spine Surgery. Tieme. 2++3. /ew ;ork-5!".
11 aporan :aga 'eda !ara( 5npad-6!. Iasan !adikin taun 2+13.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 88/116
'"' O=
A/!9 ! 95/0" 9"&" T6"5>" B6T'6"
" !el 9unca
!esuai dengan namanya, sel punca sara( !9!4 memiliki kemampuan menjadi berbagai
macam sel didalam otak dan vertebra sel sara( dan glia4, memiliki kemampuan memperbanyak
dirinya sendiri self-renewing 4 dan menjadi sel-sel otak dan sel vertebra dewasa differentiation4
sesuai dengan lineage-nya7 si(at-si(at ini disebut pluripoten. !edangkan istila progenitor
memiliki derajat yang lebi renda dari pluripoten)karena anya dapat menjadi satu jenis sel,
misalnya sel progenitorsara( anya dapat menjadi sel sara( dan tidak dapat menjadi sel glia,
begitupun sebaliknya untuk sel progenitorglia. !el punca sara( dapat diisolasi, baik dari otak
individu dewasa maupun (etus, bakan pada saat embrio. 9opulasi !9! dapat ditemukan
didaerasubventrikel !B4 pada ventrikel lateral dan didaera subdentatusgirus pada
ipokampus,) didaera telense(alon pada (etus dan inner cell mass pada taapblastosit pada (ase
embrio.
!el-sel !9! dapat ditumbukan atau dibiakkan secara in vitro pada cawan petri dengan
keberadaan mitogen growth factor -nya dalam medium pembiakannya7 seperti basic fibroblast
growth factor b<4 dan epidermal growth factor <4. !etela proses pengkulturan beberapa
pasase kali4, sel-sel tersebut dapat dirangsang untuk berdi(erensiasi menjadi sel dewasa dengan
mengurangi atau mengilangkan growth factor dalam mediumnya. !el-sel !9! ini juga dapat
kita arakan atau kita RsetirS menjadi sel yang kita keendaki. 9ada dasarnya !9! secara alamia
tanpa adanya intervensi untuk menyetirnya,apabila kita ilangkan growth factor dari
mediumnya4 akan berdi(erensiasi menjadi Z 1+ sel-sel sara( dan Z *+ sel-sel glia beserta sel-
sel pembulu daranya <ambar 11.14.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 89/116
Neuron
(Tuj1)
strocyte
(!"#)
Nucleus
($#%)
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 90/116
SC medium 20!$ b a!d
c
a
&li$ode!droc#temar)er &4
SC medium -b a!d
<ambar 11.1 &i(erensiasi !el 9unca !ara(N eural Stem Cell >enjadi !el-sel Atak >atur
!umberD "mad ariedPs unpublished data
:umla sel sara( yang 1+ tersebut dapat kita tingkatkan menjadi lebi banyak lagi
apabila ada upaya intervensi untuk menyetirnya menjadi sel sara( <ambar 11.$4 dengan cara
menambakan mediator perangsang kusus pada medium pertumbuan !9! untuk
menjadikannya sel sara( 3etinoic !cid , euron :rowth *actor 4. &engan dasar pemaaman ini,
kita dapat mencirikan sel-sel progenitor dan sel dewasa yang kita arapkan tersebut dengan
menggunakan marker-marker spesi(ik untuk setiap jenis sel dengan menggunakan teknik
imunologi misalnya, Tuj-1 untuk marker sel sara(7 <"9 untuk marker sel glia, A$ untuk
marker sel oligodendrosit4.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 91/116
eural Stem Cell
C o - c u l t u r e
r e l e a e
6 I 7 1 0
<ambar 11.29erbanyakan !el !ara( >elalui Co-culture System dengan !el ndotel
!umberD "mad ariedPs unpublished data
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 92/116
' !el 9unca !ara( !9!4
!istem sara( pusat !!94 pada individu dewasa memiliki kapasitas yang sangat terbatas
dalam kemampuan mereparasi dirinya sendiri setela terjadinya suatu cederaNtrauma. Ial ini
disebabkan tidak dimilikinya si(at pluripoten yang dapat mengasilkan sel sara( baru, tidak
memiliki kemampuan beradaptasi untuk perbaikan (ungsi dan untuk pertumbuan aksonal.
&engan mentransplantasikan multipoten !9! diarapkan mampu mengatasi permasalaan
tersebut diatas. Ial ini juga disambut dengan sangat antusias, baik ole peneliti
maupunklinisi,untuk dapat diaplikasikan pada upaya memperbaiki sel sara( yang rusak seperti
pada kasus trauma vertebra.
!el-sel !9! dapat diisolasi dari jaringan otak pada (ase embrio ataupun dewasa dan dari
berbagai macam spesies mamalia termasuk mencit, tikus ataupun manusia.),# !el-sel tersebut
terbukti stabil dalam proses perbanyakan selnya tanpa keilangan karakteristik sel punca yang
dimilikinya.% 9erbedaan si(at antara multipoten dan pluripoten mengacu kepada kemampuan
!9!-nya menjadi berbagai macam atau anya satu macam sel otak7 seperti sel sara(, sel astrosit,
sel oligodendrosit, sel scwan, dan lain-lain. !el-sel ini juga terbukti memiliki kemampuan
untuk survive, migrasi dan reparasi yang tinggi pada saat ditransplantasikan kedalam !!9 yang
mengalami traumaNcedera. Ial ini juga diamati pada sel punca yang diisolasi dari organ selain
otak, dengan kemampuan yang sama dalam al mereparasi sel-sel didaera cedera.%
Iasil penelitian terkini membuktikan bawa !9! dapat diasilkan dari sumber isolat sel
punca sumsum tulang, dara tali pusat <ambar 11.34, yang dikenal dengan sel punca eksogen
yang bukan berasal dari sel otak .8 &ari asil percobaan in vitro dan in vivo, dibuktikan bawa sel
punca dari sumsum tulang dan plasenta dapat disetir menjadi sel-sel sara( dan sel-sel glia7 dan
seperti alnya dengan !9!, sel punca eksogen dan endogen ini dapat ditanamkansecara langsung
ke lesi cedera diotak. 5ntuk sel punca yang diambil dari sumsum tulang ini akan memberikan
keuntungan tersendiri karena penderita mendapatkan sel punca dari tubunya sendiri, yang dapat
diperbanyak diluar tubunya dan setela mendapatkan sejumla sel-sel yang dibutukan, maka
sel-sel tersebut dapat ditransplantasikan kembali ketubu pasien yang bersangkutan. Ial ini juga
menguntungkan karena tidak membutukan terapi imunosupresi sebelumnya dan ini dapat
menurunkan angka morbiditas. !ecara eksperimental, analog sumsum tulang yang disetir
menjadi !9! dapat digunakan sebagai terapi seluler pada lesi cedera kepala dan trauma vertebra.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 93/116
&mbilical 'ord loodhaton*s +elly ,'s
<ambar 11.3 !el 9unca yang 'erasaldari 9lasenta
!umberD "mad ariedPs unpublished data
0 !el 9unca !ara( dari ksogen
Iasil percobaan menunjukkan !9! mampu bertaan idup survive4, dapat bermigrasidan berdi(erensiasi setela ditransplantasikan kedalam !!9.*,1+,11 Iasil percobaan menunjukkan
bawa sel-sel tersebut berespons secara baik dengan reaksi lokal ditempat lesi, baik di !!9
maupun di sumsum tulang belakang.% !aat !9! ditanamkan pada lesi trauma vertebra, sel-sel
tersebut berdi(erensiasi anya menjadi sel astrosit dan progresivitas pembentukannya anya
sementara, kemudian menurun kembali,12,13mekanisme tersebut diatas masi belum diketaui.
eberasilan transplantasi sel sara( pusat dan peri(er idealnya membutukan sel-sel yang
suda berdi(erensiasi menjadi sel-sel sara( , al ini untuk mengindari pengaru lingkungan yang
dapat menyebabkan sel tersebut menjadi sel jenis lain, misalnya glia. 9rekursor dari organ
lainnya yang dapat diarakan menjadi !9! neuron restricted precursor 7 /694 diantaranya dapat
berasal dari asil isolasi sel punca embrionik, juga terbukti dapat ditanamkan pada lesi trauma
vertebra pada percobaan menggunakan tikus7 sel punca yang ditanam dapat berdi(erensiasi
secara progresi( menjadi sel sara( akan tetapi pada (ase selanjutnya akan mengalami
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 94/116
penurunan.Iasil tersebut menunjukkan bawa perlu adanya modi(ikasi untuk mempertaankan
viabilitas sel graft dan mengontrol lingkungannya dalam upaya menyokong sel tersebut menjadi
matur sempurna.% aktor interinsik dari !9! sendiri juga merupakan (aktor yang sangat penting.1$
!i(at dan karakter sel punca yang diisolasi dari tempat berbeda akan mengasilkan kekasannya
sendiri dan memiliki si(at serta karakter yang berbeda pula. !i(at /69 yang berasal dari isolasi
sumsum tulang belakang yang ditanamkan di !B akan bermigrasi dan mengasilkan sel-sel
sara( yang matur dengan bantuan berbagai macam ?at neurokimia dan akan menjadi sel yang
beraneka ragam mor(ologinya.1) :ika /69 disiloasi dari !B, kemudian asilnya ditanam
kembali kedalam !B, maka sel-sel tersebut tidak akan bermigrasi dan akan berdi(erensiasi
menjadi sel sara( yang matang. euron restricted precursor yang diisolasi dari sumsum tulang
belakang, diamati dapat berdi(erensiasi menjadi sel sara( yang mengasilkan choline
acethyltransferase, dimana pada bagian otak tempat ditanamnya /69 tersebut tidak
mengasilkan choline acethyltransferase. Ial ini menunjukkan bawa (aktor interinsik dari sel
/69 yang ditransplantasikan menjadikannya jenis sel tertentu dalam otak, bakan setela
dipaparkan kedalam lingkungan barunya.% esimpulannya adala pentingnya mengisolasi sel
perkusor tertentu yang spesi(ik untuk setiap area dalam !!9 untuk menjadikannya ber(ungsi
sesuaidengan (ungsi sel sara( di lokasi tersebut.%
'anyak penelitian yang menunjukkan keberasilan transplantasi !9! dan /69 kedalam
!!9, akan tetapi keberasilan perbaikan (ungsinya secara (isiologik dari asil graft tersebut
belum sepenunya dapat diasilkan dan masi perlu banyak pembuktian. >c&onald et al1#
membuktikan bawa terdapat perbaikan (ungsi lokomotor setela dilakukannya transplantasi
!9! derivat dari mbryonic stem cells kedalam trauma vertebra pada binatang percobaan tikus
model dengan cedera karena kontusio. !0s tersebut dalam bentuk embryoid bodies yang
berasal dari sel line &3 tikus71% pada ari $-N$[ $ ari tanpa dan $ ari dengan penambaan
retinoic acid pada mediumnya4 ditransplantasikan kedalam area lesi. !el-sel tersebut
diinjeksikan dalam bentuk agregat gumpalan4, * ari setela dilakukan perusakan atau cedera
pada tulang belakang tikus percobaan. &ua minggu setela transplantasi sel tersebut, tikus
dikorbankan dan sel-sel graft tersebut dilabel dengan bromodeoJyuridine 'rd54 dan atau
dengan antibodi spesi(ik untuk >2, >" atau Ty untuk mempermuda pendeteksiannya secara
in situ. !el tersebut didapati mengisi daera lesi, tetapi anya sejau 8 mm dari sisi terluar
lesinya, baik diliat dari rostral maupun dari kaudal7sebesar $3 sel, dengan pemeriksaan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 95/116
immoniistokimia =I04, menjadi sel oligodendrosit, sedangkan 1* lainnya menjadi sel
astrosit. &erivat yang menjadi oligodendrosit bereaksi positi( dengan myelin basic protein.
!ebesar 8 beruba menjadi sel sara(, yang terwarnai dengan antibodi neuron spesifi# nuclear
protein /eu/4.
!atu bulan setela transplantasi, didapatkan dua skor 'lood brain barrier '''4 yang
berbeda%,* dan 1+4 antara binatang yang ditransplantasi dengan !0s dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang tidak ditranspalantasikan !0s. 9erbedaan skor ''' menggambarkan
kemampuan mobilisasi pembulu dara pada tungkai belakang tikus, yang diberikan
pembebanan dan dinilai juga koordinasinya7 akan tetapi masi kurang jelas (aktor-(aktor apa saja
yang bertanggung jawab teradap perbaikan skor (ungsi asil transplantasi tersebut.
mbryonic stem cells juga dapat menjadi sel yang dapat melakukan remielinisasi pada
akson-akson yang cedera atau menyediakan growth factor berupa neurotropik atau memberikan
e(ek penyebaran sel7 lebi jau !0s yang berdi(erensiasi akan menjadi sel sara( yang matur dan
memberikan kondisi yang kondusi( untuk memperbaiki (ungsi pada jaras-jaras vertebra
yangmengalami cedera. 9erbaikan yang cepat dari (ungsi motorik dapat diamati dengan
banyaknya !0s yang berdi(erensiasi menjadi oligidendrosit, yang positi( dengan pewarnaan
myelin basic protein,yang membentuk remielinisasi. aktanya adala prekursor oligodendrosit
yang ditransplantasikan pada lesi terbukti berubungan dengan proses remielinisasi dan
peningkatan konduksi akson.18 'anyak alasan yang mendasari rasionalisasi dari transplantasi
menggunakan !9! dan /69 sumsum tulang belakang, seperti yang tela dijelaskan sebelumnya,
ampir mustail !tem 0ells yang ditransplantasikan dapat memperbaiki cedera secara
menyeluru, baik jaras asenden sekaligus jaras desenden-nya, pada trauma vertebra. Iasil
penelitian membuktikan bawa !9! memiliki ion channel yang sama persis dengan sel sara(
aslinya, dan juga memiliki kemampuan mengasilkan potensial aksi yang sama. "kan tetapi
belum ada studi yang menyatakan apaka sel-sel tersebut dapat terintegrasi kedalam sirkuit sel
host dan membentuk sinaps (ungsional. &iyakini sel-sel transplantasi tersebut ber(ungsi menjadi
sel-sel neuroprotektor tissue sparing 4, dukungan growth factor dan mielinisasi, lebi jau
termasuk sel punca graft menyediakan (aktor-(aktor lingkungan niche4 yang baik untuk
meningkatkan pertumbuan dan regenerasi akson.
& !el 9unca !ara( dari ndogen
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 96/116
9enggunaan sel punca eksogen memerlukan teknik transplantasi dan grafting yang masi
memerlukan tambaan terapi imunosupresi. !edangkan penggunaan sel punca endogen tidak
memerlukan terapi imunosupresi, atau bisa dikatakan sangat renda, dan lebi jau dapat
mengatasi permasalaan yang muncul karena intervensi yang berlebian pada sel punca eksogen.
!aat ini suda banyak diterima teori yang menyatakan terdapatnya pembentukan sel-sel
sara( baru pada !!9 dewasa. 9roses ini banyak didemonstrasikan pada sel otak dari !B dan
ipokampus.1*−22 ois dan "lvare?-'ullya21 melabel otak tikus jantan dewasa dengan
W3IXTynidine7 asilnya ditemukan sel-sel proli(erasi dan sel-sel yang akti( membela, yang
terlokalisasi pada sebagian besar daera !B dan untuk memastikan bawa sel-sel !B ini
merupakan sel punca, maka sel-sel tersebut dikultur dimedium kusus. 9ada pasase generasi ke-
#, kumpulan sel isolasi tersebut bertamba dan bergenerasi membentuk sel yang positi( dengan
perwarnaan glia. 'ersamaan dengan al tersebut, ditemukan juga sel-sel sara( yang dapat diliat
dengan mewarnai sel dengan antibodi spesi(ik tertentu >"9-2, /, /!4 dan negati( untuk
marker-marker sel glia. 9ada waktu yang bersamaan didapatkan sebesar 8$ sel sara( yang
terwarnai. Iasil ini menunjukkan sel-sel yang akti( berproli(erasi memang terdapat di dalam
jaringan !!9 otak dewasa secara in vivo4 dan sel-sel tersebut memiliki kemampuan untuk
membentuk sel sara( dan sel glia. riksson dkk 1* menunjukkan asil yang serupa pada sel-sel
yang diisolasi dari girus dentatus daera ipokampus manusia. Iasil dari penelitian tersebut,
ditemukannya sel-sel yang terlabel positi( dengan 'rd5 marker proli(erasi sel4 pada daera
ipokampus di sel-sel granular girus dentatus7 pada saat sel tersebut di double-stainning , sel-sel
tersebut positi( untuk pewarnaan marker sel-sel sara( /eu/4. Iasil serupa ditemukan pada sel-
sel yang diisolasi di !B <ambar 11.#4. &ari serangkaian penelitian tersebut menunjukkan
bawa sel-sel yang diisolasi tersebut merupakan sel progenitor7 sel-sel tersebut arus bermigrasi
keluar niche-nya untuk tumbu berdi(erensiasi menjadi sel dewasa. !el-sel punca yang diisolasi
dari tubu individu sendiri dikenal dengan sebutan sel punca endogen. >ekanisme induksi dan
kontrolnya sampai saat ini belum banyak diketaui.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 97/116
<ambar 11.$ =solasi !el 9unca !ara( dari "rea !ubventrikel
!umberD "mad ariedPs unpublished data
!ala satu aplikasi kegunaan sel punca endogen ini adala untuk menggantikan sel-sel
sara( yang cedera, dan pemikiran ini arus dicobakan serta diamati pada model ewan uji
terlebi daulu. :oansson dkk 234 menunjukkan bawa !9! bermigrasi keara lesi cedera
setela dilakukan pemotongan (unikulus dorsalis sumsum tulang belakang binatang percobaan7
akan tetapi seperti alnya pada percobaan menggunakan sel punca eksogen, sebagian besar sel-
sel yang ditransplantasikan beruba menjadi sel-sel astrosit. !etela pemberian 'rd5 pada
sumsum tulang belakang tikus, ditemukan sekelompok sel ependimberlabel 'rd5 disekitar
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 98/116
kanalis sentralis. !etela dilakukan pemotongan atau cedera pada sumsum tulang belakang,
cedera diamati setela satu ari, pada (unikulus setinggi T2
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 99/116
ditemukan )+J peningkatan pertumbuan sel ependim yang berproli(erasi, pada
pengamatan dengan mikroskop elektron ditemukan pembelaan sel-sel yang asimetris menjaui
niche untuk berdi(erensiasi menjadi sel dewasa4.
5ntuk mengetaui nasib dari sel-sel ependim tersebut, dengan menggunakan ewan
percobaan yang sel-selnya dilabel dengan marker (louresen &il4 setela sel berlabel ditanam di
lesi cedera, satu minggu setela terapi, sel-sel transplantasi tersebut berdi(erensiasi menjadi
astrosit, bukan menjadi sel sara( marker beta tubulin4 ataupun sel oligodenrosit marker A$4.
&engan asil ini diketaui bawa growth factor lokal sangat berpengaru dan permasalaan
tersebut dapat diatasi agar sel-sel transplantasi tersebut dapat kita setir menjadi sel-sel sara( atau
oligodendrosit, bukan menjadi astrosit. esimpulannya adala sel punca endogen bukan
merupakan kandidat yang baik untuk terapi trauma vertebra.
6emielinisasi !umsum Tulang 'elakang
9rekursor sel glia ditemukan selama perkembangan !!9, sebagian besar sel glia di
sumsum tulang belakang adala sel oligodendrosit. &ari data awal, pada saat sumsum tulang
belakang tikus dilabel dengan )-bromodeoJyuridine 'rd54, ditemukan sebesar %+−%) sel
terwarnai double-contras dengan /<2 sebagai marker dari prekursor oligodendrosit.2$ ungsi
dari sel-sel tersebut masi belum banyak diketaui, sebagian peneliti berspekulasi sel-sel tersebut
ber(ungsi untuk proses remielinisasi pada cedera !!9. Ial tersebut terbukti dari percobaan pada
model ewan trauma vertebra dan demielinisasi.2),2#
&ata tersebut memunculkan potensi kegunaan prekursor sel glia untuk transplantasi pada
trauma tulang belakang untuk membuat remielinisasi akson dan meningkatkan perbaikan (ungsi
selnya. 9ada pembaasan sebelumnya suda di jelaskan bawa !9! yang ditransplantasikan ke
dalam cedera !!9, anya sebagian kecil sel yang menjadi oligodendrosit7 ole karena itu
rangsangan in vitro untuk mengarakan sel menjadi oligodendrosit-lineage sebelum transplantasi
menjadi sangat diperlukan untuk mencapai proses remielinisasi7 populasi sel tersebut dikenal
dengan nama oligos(er pada percobaan in vitro. 9ada saat oligos(er ditransplantasikan kedalam
tulang belakang tikus percobaan, ditemukan peningkatan yang signi(ikan dari proses mielinisasi
dibandingkan dengan plasebo kontrolnya.2%
9ada percobaan lainnya, ditemukan prekursor sel-sel glia tersebut memiliki kemampuan
memperbaiki (ungsi seingga transplantasinya jau lebi e(ekti( menjadikannya sel oligodenrosit
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 100/116
dan astrosit untuk saling bantu dalam proses mielinisasi dibandingkan dengan anya
menggunakan sel progenitor oligodendrosit.28 !ejau ini e(isiensi prekursor sel glia ini untuk
proses mielinisasi (ungsionalnya masi menjadi pertanyaan. "pabila sel punca berasal dari luar
tubu, maka diperlukan (aktor-(aktor neuroprotekti( dan mekanisme tro(ik yang didapatkan pada
pengamatan dibawa mikroskop, dan ditemukan remielinisasi akson2*7 tetapi dengan memakai
elektro(isiologis untuk meliat penyembuan pada ewan coba masi mengadapi kesulitan. % =ni
menjadi tantangan dimasa depan untuk melakukan terapi regenerasi sel-sel sara( setela
terjadinya cedera.
Transplantasi !9! untuk Trauma Bertebra
etika seorang neuroanatomis kenamaan, 6amon 0. 0ajal, melaporkan pada taun 1*28
bawasa !!9 dewasa tidak dapat mengasilkan sel-sel sara( baru3+7 sejak itu dipercaya bawa
sara( mamalia dewasa tidak memiliki kapasitas mengasilkan sel sara( baru untuk proses reparasi
setela terjadinya cedera. 9ada taun 1*%+-an dilakukan riset awal tentang transplantasi sel-sel
sara( dan asilnya menunjukkan bawa sel sara( yang diambil dari otak tikus percobaan dapat
diisolasi dan bertaan idup diluar lingkungannya secara in vitro, dan dapat membentuk
jaringan sara( serta mengembalikan gangguan motor sel otak ketika ditanamkan pada model
penyakit 9arkinsonbinatang percobaan. Temuan ini menunjukkan kemampuan !9! untuk dapat
ditransplantasikan serta dapat memperbaiki (ungsi sel-sel yang rusak.
!tudi awal tersebut merangsang ketertarikan para penelti di bidang transplantasi sel-sel
otak seingga lairla cabang ilmu baru yang dikenal dengan functional neurosurgery. 9ada
taun 1*8+-an peneliti mencoba mengaplikasikan transplantasi tersebut pada penyakit 9arkinson
untuk menggantikan sel-sel otak yang rusak dan tidak mengasilkan dopaminergik dengan sel-
sel normal yang mengasilkan dopamin. /amun pada pelaksanaannya, aplikasi ini masi sangat
terbatas disebabkan kurangnya ketersediaan donor otak yang seat dan jaringan vertebra. !aat ini
suda banyak bukti-bukti terdapatnya sekelompok sel di !!9 yang memiliki si(at-si(at self-
renewal , multipoten, bakan diotak individu dewasa sekalipun7 dimana sel tersebut dapat
diisolasi dan dipanen sebagai sumber transplantasi. 9erkembangan teknologi terbaru
dikembangkan untuk mengidenti(ikasi, mengisolasi, dan memperbanyak !9! yang sangat
potensial untuk aplikasi klinis pada trauma dan gangguan sistem sara(.31
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 101/116
9enelitian dibidang sel progenitor sara( secara umum terbagi menjadi beberapa topik7
akti(itas !9! endogen secara in situ dan transplantasi !9! asil isolasi dari jaringan otak maupun
sumsum tulang belakang. !etidaknya untuk trauma vertebra, penggunaan sel punca endogen
tidak langsung dapat digunakan pada aplikasi klinisnya, ini dikarenakan sel-sel tersebut dapat
tumbu dan berkembangbiak akan tetapi anya menjadi sel astrosit pada percobaan
binatang.32−3$ /amun demikian, banyak penelitian yang melaporkan keberasilan !9! untuk
penyakit-penyakit pada !!9 dan trauma. !el-sel punca ini bukan anya dapat merekonstruksi
jaringan sara(, akan tetapi dapat juga mengembalikan (ungsinya.
< &e(inisi dan !istem ultur pada !el 9unca !ara(
!el punca sara( dide(inisikan sebagai sel sara( yang memiliki potensi R self-renewal S dan
berkembang biak menjadi 3 jenis sel yang terdapat diotak sel sara(, astrosit, oligodentrosit4.
eberadaan !9! pada mamalia dewasa pertama kali diperkenalkan ole peneliti-peneliti seperti
"ltman, 'ayer dan aplan, yang melakukan rangkaian risetnya pada awal taun 1*#+-an.
/amun baru sekitar taun 1**+-an, peneliti baru dapat membuktikan bawa !9! dapat diisolasi
dan dikultur diluar lingkungan aslinya. 'anyak kemajuan yang suda dicapai untuk mengetaui
properti biologis dari !9! beserta lokasinya didalam otak. 6eynolds dan Ceiss mengembangkan
teknik kultur berupa pembentukan neuros(er sebagai kultur selekti( untuk !9! pada taun 1**2.
9opulasi !9! ini dapat berasal dari embryo-striated-body dan dari sumsum tulang belakang yang
ditumbukan pada medium yang bebas serum, ditambakan dengan insulin, trans(erin, selenium,
progesteron, growth factor seperti < dan b<. !el selain !9! tidak akan dapat idup dalam
medium yang tidak terdapat serum7 sementara yang dapat idup dan berkembangbiak akan
menggumpal membentuk agregat atau dikenal dengan neuros(er <ambar 11.)4. !aat neuros(er
tersebut diomogenisasi menjadi sel-sel tunggal, sel tunggal ini akan kembali tumbu menjadi
neuros(er baru dengan si(at-si(at self-renewal-nya. !elanjutnya di(erensiasi menjadi sel otak
dewasa dapat dicetuskan dengan mengilangkan growth factor dalam medium, dan ini akan
menunjukkan si(at multipoten dari !9! tersebut.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 102/116
europhere
eti! 8rd9
6I72
6I71
6I73
<ambar 11.) /euros(er dengan >arker /estin dan )-bromodeoJyuridine 'rd54!umberD "mad ariedPs unpublished data
I !tudi Transplantasi !9! untuk Trauma Bertebra
ksperimen untuk mentransplantasikan sel !!9 pada penderita trauma tulang belakang
suda dimulai sejak taun 1*8+-an dengan terapi transplantasi sara( peri(er ole "guayo dkk.))
emudian pada taun 1**3, 'regman)# melaporkan asil percobaan menggunakan tikus imatur
dan tikus dewasa yang sumsum tulang belakang toraksnya sebagian dipotong kemudian di terapi
sel sumsum tulang belakang yang diisolasi dari (etus7 asilnya menunjukkan terdapatnya
perbaikan (ungsi dan perpanjangan jarak akson yang cedera. ksperimen ini menunjukkan
bawa (aktor lingkungan didaera lesi dapat memperbaiki akson yang rusak tersebut. !ebagai
tambaan, studi lain menjelaskan kelemaan dari regenerasi sumsum tulang, termasuk perlu
penambaan (aktor neurotro(il untuk merangsang pertumbuan sel yang cepat )% dan identi(ikasi
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 103/116
(aktor-(aktor inibisi untuk pertumbuan akson.)89ada taun 1***, >c&onald dkk )*
mengembangkan kultur medium yang sesuai untuk mengarakan sel isolasi dari !0 menjadi
!9! secara in vitro, kemudian mentransplantasikannya ke dalam lesi trauma pada torakssumsum
tulang belakang yang cedera pada ewan percobaan7 asilnya didapatkan sel-sel graft tersebut
berdi(erensiasi menjadi sel sara(, sel astrosit dan sel oligodendrosit7 pada model tikus dengan
trauma tulang belakang didapatkan peningkatan atau perbaikan (ungsi motor ekstremitas bawa
dibandingkan dengangrup kontrolnya. ksperimen ole Bacenti dkk #+4 melakukan percobaan
yang sama dengan memasukan !9! bersama gel matriks dan memberikan asil yang serupa.
<rup peneliti dari :epang, melakukan eksperimen untuk meliat time-line dan perubaan
microenvironment setela trauma vertebra7 pada ari 1−% disebut (ase akut, ari ke-* setela
trauma disebut (ase sub-akut. 9ada (ase subakut terbentuknya jaringan parut glia bertamba.
"pabila pada (ase sub-akut diinjeksikan !9!, maka akan banyak didapatkan sel-sel yang
berdi(erensiasi menjadi sel sara( yang bersinaps dengan akson sel host-nya dan terjadi perbaikan
(ungsi motornya.#1,#2
= Caktu yang tepat untuk melakukan transplantasi sel punca sara(
!el punca sara( yang didapat dari jaringan otak dewasa dapat berdi(erensiasi dan
merupakan alternati( terapi yang potensial untuk selanjutnya ditransplantasikan ke dalam otak
individu dewasa kembali girus dentatus ipokampus4.#3 !uda sangat dipaami, bawasa
microenvironment memberikan pengaru yang sangat besar teradap kesejateraan sel untuk
dapat bertaan idup dan berdi(erensiasi. >enjawab pertanyaan, kapan waktu yang tepat untuk
!9!Nsel progenitor ditransplantasikan7 maka eksperimen yang ditujukkan untuk meliat
perubaan-perubaan lingkungan sel pascatrauma menjadi sangat penting. 9ada kasus trauma
vertebra, ekspresi m6/" dari berbagai (aktor proin(lamasi sitokin T/!-alpa, =-1 alpaNbeta,
=-#4 akan mencapai puncaknya pada #−12 jam setela terjadi cedera dan akan menetap sampai
dengan ari ke-$.#$9roin(lamasi sitokin diketaui memiliki aksi bi(asik, baik sebagai neurotoksik
dan neurotropik , reaksi toksik ini sangat membaayakan cedera yang terjadi di sumsum tulang
belakang. kspresi yang tinggi dari (aktor proin(lamasi sitokin menunjukkan kondisi
microenvironment yang tidak kondusi( untuk transplantasi !9! bertaan idup didalamnya. :oe
dkk #) melaporkan bawa platelet-derived growth factor , ciliary neurotropic factor dan ormon
tiroid T34 dapat merangsang sel ipokampus (etus tikus-!9! menjadi sel sara(, astrosit dan
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 104/116
oligodendrosit. Taga dkk ## melaporkan bawa leu#emia-inhibitory factor , '>9-2 dapat
merangsang di(erensiasi sel neuroepitel (etus tikus-!9! menjadi sel astrosit. edua studi tersebut
menunjukkan bawa super-(amili dari =-# ciliary neurotropic factor dan leu#emia-inhibitory
factor 4 sinyalnya menginisiasi unit reseptor sitokin <p13+untuk merangsang di(erensiasi sel
menjadi astrosit. !elama (ase in(ark akut, setela trauma vertebra, kondisi lingkungan host
mengandung =-# yang tinggi, kondisi ini mempermuda !9! menjadi astrosit, bukan sel
lainnya. &iketemukan juga ekspresi dari antiin(lamasi sitokin, T<-beta tidak meningkat segera
pascacedera, tetapi meningkat secara bertaap ingga puncaknya pada ari ke-$ pascacedera.#$
Ial tersebut menunjukkan T<-beta berperan dalam meredakan lonjakan sinyal-sinyal in(lamasi
<ambar 11.84. 9engamatan ini mengidenti(ikasikan bawa saat yang tepat untuk dilakukannya
transplantasi adala tidak sesegera mungkin pascatrauma vertebra ataupun terlalu lama7 apabila
terlalu lama, maka akan timbul jaringan parut glia disekitar lesi dan akan mengambat
pertumbuan akson. &iperkirakan waktu yang tepat untuk melakukan transplantasi adala antara
ari ke-% sampai ari ke-1$ pascatrauma. !ebagai tambaan, keuntungan ditransplantasikannya
!9! antara %−1$ ari adala membantu regulasi dari microenvironment berupa mikrovaskuler
didaera edemnya, asil ini berdasarkan riset pada !9! yang ditanam kedalam korteks.#%,#8 !tudi
lainnya melaporkan bawa pembentukan pembulu-pembulu dara sangat akti( pada ari %−1$
pascatrauma pada percobaan binatang.#*
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 105/116
<ambar 11.# 0ime-line Microenvironment untuk >emperkirakan Caktu =njeksi !el 9unca !ara(
!umberD >iyosi ; et al 38,3*
: Terapi untuk 0edera tulang belakang 0'T4 menggunakan sumsum tulang belakang (etus
tikus7 transplantasi sel punca sara( yang diberikan pada (ase subakut
'erdasarkan pemikiran diatas, peneliti asal :epang membuat model ewan percobaan
dengan kontusi disumsum tulang belakang yang dilakukan laminektomi pada 0$−0) tulang
leer tikus dewasa dan diberikan tambaan cedera dengan 3) gram bandul pemberat ditimpakan
pada duramater selama 1) menit. 9ada ari ke-*, ditransplantasikan sumsum tulang belakang
dari (etus tikus-isolat !9! yang tela dikultur dan diperbanyak dengan teknik neuros(er serta
dilabel dengan 'rd5, kemudian diinjeksikan ke dalam dan disekitar lesi cedera.
<ambar 11.% >odel Iewan 0oba Trauma Bertebra dan Transplantasi /!90s-nya
!umberD Akano I.et al )2
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 106/116
!el-sel yang ditransplantasikan tersebut dapat bertaan idup didalam sumsum tulang belakang
host dan berdi(erensiasi menjadi sel sara(, astrosit dan oligodendrosit pada minggu ke-) setela
diinjeksikan <ambar 11.%4. 5ntuk menyelidiki properti dari sel-sel sara( yang baru terbentuk
tersebut, peneliti menggunakan marker alpa1-tubilin yang spesi(ik untuk meliat sel-sel sara(,
bukan sel-sel glia.%+−%3 Iasilnya membuktikan bawa sel !9! donor tersebut mengalami mitosis
pembentukan sel sara( baru di dalam sumsum tulang belakang host . ima minggu sejak
transplantasi tersebut, neuros(er donor memberikan gambaran-gambaran sel-sel sara( yang
mengembangkan akson-aksonnya didalam sumsum tulang host . &engan teknik pewarnaan
kusus, didapatkan bawa sel-sel sara( tersebut dikelilingi ole sinaptomisin yang merupakan
marker sel-sel sara( presinaps, peneliti juga mendapatkan beberapa sel yang positi( dengan sel
presinaps yang berubungan membuat koneksi dengan motor neuron host dilokasi lesi.
&ibandingkan dengan tikus kontrolnya, tikus-tikus yang ditransplantasikan mengalami perbaikan
(ungsi yang signi(ikan.#1 Iasil tersebut menunjukkan, jika !9! diinjeksikan pada (ase subakut
%−1$ ari4, bukan pada (ase akut ataupun kronis, maka akan terjadi perbaikan jaringan dan
pernyambungan jaras sara( yang terluka. Ial-al penting yang arus dipertimbangkan di
antaranyaD
1 !el-sel !9! yang ditransplantasikan dapat berdi(erensiasi menjadi sel sara( yang
membentuk sinaps dengan sel-sel diatas ataupun dibawa lesi cedera,
2 !el-sel tersebut juga dapat berdi(erensisi menjadi sel oligodendrosit yang akan
melakukan proses remielinisasi pada akson-akson yang mengalami demielinisasi akibat
cedera,
3 !el-sel tersebut akan melepaskan neurotropic factors yang mengambat proses-proses
kematian sel ataupun mengakti(kan !9! endogen untuk bermigrasi dan memperbaiki sel-
sel yang rusak.
"kan tetapi pato(isiologis sebenarnya dari transplantasi !9! belum sepenunya dimengerti.
'regman dkk %$,%) mentransplantasikan sumsum tulang belakang tikus dan membagi dua
kelompok penelitiannyaD a4 tikus yang ditransplantasikan !9! segera setela trauma dan b4
tikus yang dinjeksikan 2 minggu setela cedera. Iasilnya menunjukkan pada grup b4 tikus
mengalami regenerasi sel yang lebi baik pada akson-akson yang cedera, serta perbaikan (ungsi
tungkai bawa yang lebi baik dibandingkan dengan kelompok kontrolnya. Iasil tersebut juga
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 107/116
mendukung teori kee(ekti(an terapi trauma vertebra dengan menginjeksikan transplantasi !9!
pada (ase subakut, yaitu 2 minggu setela cedera <ambar 11.84.
<ambar 11.8. Transplantasi /!90s >eningkatkan 9erbaikan ungsi >otor
etD ".tes pengambilan makan
'.asil dari tes pengambilan makan
!umberD 'regman '!.et al $#
"plikasi klinis untuk transplantasi sel punca sara( pada manusia
!eperti yang tela dijelaskan sebelumnya, eksperimen transplantasi !9! suda banyak
dilakukan pada ewan coba dengan tujuan akir adala dapat diaplikasikan secara klinis pada
manusia. !etela isolasi !9! dapat di-established menggunakan teknik kultur sel yang kusus,
taap selanjutnya adala menentukan waktu serta teknik injeksinya secara klinis. &vendsen
mengemukakan untuk pertama kalinya tentang transplantasi jaringan otak pada tikus model
9arkinson. laJ dkk %# menggunakan !9! telense(alon (etus manusia dengan metode neuros(er
yang ditransplantasikan kedalam otak tikus yang baru lair7 didapatkan asil bawa sel-sel
tersebut berdi(erensiasi menjadi sel sara(, sel astrosit dan sel oligodendrosit. 'rustle dkk %% juga
melakukan transplantasi dari kultur !9! (etus manusia, kedalam otak (etus tikus dan dilaporkan
terjadinya di(erensiasi pada daera fore brain mid brain, hindbrain. 9ada taun 2++1, Aurednik
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 108/116
dkk %8 mentransplantasikan !9! (etus manusia ke dalam otak (etus monyet dan ditemukan sel-sel
tersebut berdi(erensiasi menjadi sel-sel sara( dan glia.
&ari semua asil percobaan dan laporan percobaan-percobaan tersebut, menggambarkan
potensi yang menjanjikan dalam al transplantasi !9! sebagai terobosan untuk melakukan uji
klinis pada manusia. !ama alnya dengan keberasilan percobaan pada ewan coba, diarapkan
penerapannya pada manusia akan memberikan asil yang memuaskan.
9rospek di masa depan
>asi banyak permasalaan yang arus dipecakan sebelum transplantasi !9! menjadi
pilian terapi dalam aplikasi klinisnya untuk pasien-pasien dengan trauma tulang belakang.
Teknik ini memerlukan banyak penelitian dan modi(ikasi untuk mendapatkan teknik yang paling
e(isien dalam mengisolasi serta memperbanyak jumla !9!. 'ersamaan dengan itu, percobaan
ewan coba juga arus terus didorong untuk membuktikan keberasilan injeksi !9! serta
perbaikan (ungsi motor sel yang mengalami cedera. !umber !9! yang berasal dari eksogen7
>!0s, I!0s, sel punca plasental7 dapat juga menjadi alternati( sel yang akan diinjeksikan.
9ermasalaan lainnya yang akan diadapi adala bagaimana teknik mengevaluasi
mekanisme autoregulasinya dari proses di(erensiasi dari !9! yang ditransplantasikan tersebut.
Tantangannya adala cara menciptakan microenvironment ,baik bagi !9! eksogen maupun
endogen7 untuk merangsang migrasi cepat ke lokasi lesi dan mengasilkan mikromolekul yang
mendukung proses reparasi, selain itu diarapkan penggunaan !9! eksogen dapat
diminimalisasi. :awaban untuk permasalaan diatas adala peman(aatan neurotropic factor serta
pengontrolan aktivitas sistem imunitas.
!aat ini, paradigma baru tentang plastisitas !9! mulai di(amai. ondo dan 6a(( %*
menunjukkan bawa prekursor oligodendroglia memiliki properti multipoten yang mirip !9!
setela dimanipulasi terlebi daulu menggunakan medium kultur kusus. 0larke dkk 8+
membuktikan bawa kondisi !9!-tikus, yang ditransplantasikan kedalam rongga amnion embrio
ayam dan blastokis-tikus berdi(erensiasi menjadi sel ektoderm, mesoderm dan endoderm serta
menjadi jaringan. Iasil percobaan ini menunjukkan bawa !9! memiliki properti yang serupa
dengan !0s, bergantung pada (aktor lingkungan dan interaksinya dengan sinyal-sinyal dari sel-
sel disekitarnya. Iasil lainnya memperliatkan bawa sel-sel punca selain dari progenitor sel,
seperti >!0s ternyata dapat diarakan menjadi sel sara( secara in vitro 817 dan dapat juga
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 109/116
bermigrasi ke serebrum dan serebelum dan berdi(erensiasi menjadi astrosit setela
ditransplantasikan kedalam otak tikus.82 ebi jau, penelitian menggunakan sel stroma sumsum
tulang belakang yang ditransplantasikan ke dalam trauma tulang belakangtikus, satu minggu
pascacedera terbentuk jembatan jaringan yang berasosiasi dengan astrosit imatur dan dianggap
terjadi regenerasi akson yang menyebabkan terjadinya perbaikan (ungsi motor.83!elstroma
sumsum tulang belakang yang searusnya berdi(erensiasi menjadi osteosit, kondrosit,
adiposityternyata dapat juga diarakan menjadi seperti !9!, akan tetapi asil ini arus divalidasi
apakan pluripotensinya dapat diberlakukan pada percobaan secara in vivo.
>asi banyak lagi permasalaan yang belum terjawab pada studi trauma vertebra
berkaitan dengan transplantasi !9!. !angat penting menciptakan atau mengadirkan
microenvironment yang kondusi( di lesi cedera. 'anyak al yang arus di(asilitasi untuk
menciptakan lingkungan yang baik pada transplantasi !9!, seperti mengilangkan inibitor-
inibitor untuk pertumbuan sel7 seperti nogo)), myelin assosiated glicoprotein8$, serotonin$),
kondroitin sul(at7 yang diproduksi segera pascatrauma. 9endekatan lainnya dengan
menambakan neurotropic-factor neurotro(in-3, '&<4.
;ang paling penting dan mendasar adala bagaimana meregenerasi sel-sel sumsum tulang
belakang yang suda lama mengalami kerusakan kronis4. 9endekatan terapi !9! ini diarapkan
dapat menumbukan sel-sel sara( baru dan menumbukan jaras-jaras akson yang suda lama
mengalami cedera. &i jepang terdapat lebi dari 1++.+++ orang dan di "merika !erikat Z2)+.+++
orang yang merupakan pasien-pasien trauma vertebra kronis.2%"pabila kita dapat melakukan
terobosan baru dalam al pendekatan terapi pada pasien-pasien trauma vertebra kronis, upaya ini
akan menjadi daya dobrak untuk merawat pasien-pasien dengan trauma vertebra akut.
&a(tar 9ustaka
1 <age I. >ammalian neural stem cells. !cience. 2+++ eb 2)728%)$)%4D1$33-8. 6eview.
2 laJ :&, "urora !, ;ang 0, !imonin 0, Cills ">, 'illingurst , :endoubi >, !idman 6,
Col(e :I, im !5, !nyder ;. ngra(table uman neural stem cells respond to
developmental cues, replace neurons, and eJpress (oreign genes. /at 'iotecnol. 1**8
/ov71#114D1+33-*.
3 >cay 6. !tem cells in te central nervous system. !cience. 1**% "pr $72%#)3+*4D##-%1.
6eview.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 110/116
$ ang !0, Cernig >, &uncan =&, 'rVstle A, Tomson :". =n vitro di((erentiation o(
transplantable neural precursors (rom uman embryonic stem cells. /at 'iotecnol. 2++1
&ec71*124D112*-33.
) 0ao H, 'enton 6, Cittemore !6. !tem cell repair o( central nervous system injury. :
/eurosci 6es. 2++2 :un 17#8)4D)+1-1+.
# !ance?-6amos :6. /eural cells derived (rom adult bone marrow and umbilical cord blood.
: /eurosci 6es. 2++2 !ep 1)7#*#4D88+-*3. 6eview.
% 'rVstle A, 0oudary , arram , IVttner ", >urray , &ubois-&alcM >, >cay 6&.
0imeric brains generated by intraventricular transplantation o( (etal uman brain cells into
embryonic rats. /at 'iotecnol. 1**8 /ov71#114D1+$+-$.
8 6osser ", Tyers 9, &unnett !'. Te morpological development o( neurons derived (rom
<- and <-2-driven uman 0/! precursors depends on teir site o( integration in te
neonatal rat brain. ur : /eurosci. 2+++ :ul712%4D2$+)-13.
* 0ao H, ang ;9, Ioward 6>, Calters C>, Tsoul(as 9, Cittemore !6. 9luripotent stem
cells engra(ted into te normal or lesioned adult rat vertebra cord are restricted to a glial
lineage. Jp /eurol. 2++1 :an71#%14D$8-)8.
1+ 0ow !;, >oul :, Tobias 0", Iimes 'T, iu ;, Abrocka >, Iodge , Tessler ", iscer =.
0aracteri?ation and intravertebra gra(ting o( <Nb<-dependent neurosperes derived
(rom embryonic rat vertebra cord. 'rain 6es. 2+++ "ug 2)78%$24D8%-1+#.
11 Cite 9>, >orrison !:, Arimoto , ubu 0:, Berdi :>, "nderson &:. /eural crest stem
cells undergo cell-intrinsic developmental canges in sensitivity to instructive di((erentiation
signals. /euron. 2++1 :an72*14D)%-%1.
12 >c&onald :C, iu O, Hu ;, iu !, >ickey !, Turetsky &, <ottlieb &=, 0oi &C.
Transplanted embryonic stem cells survive, di((erentiate and promote recovery in injured rat
vertebra cord. /at >ed. 1*** &ec7)124D1$1+-2.
13 'ain <, itcens &, ;ao >, Iuettner :, <ottlieb &=. mbryonic stem cells eJpress
neuronal properties in vitro. &ev 'iol. 1**) "pr71#824D3$2-)%.
1$ <imene? y 6ibotta >, Arsal &, eraboli-onerr &, 9rivat ". 6ecovery o( locomotion
(ollowing transplantation o( monoaminergic neurons in te vertebra cord o( paraplegic rats.
"nn / ; "cad !ci. 1**8 /ov 1#78#+D3*3-$11. 6eview.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 111/116
1) riksson 9!, 9er(ilieva , 'j\rk-riksson T, "lborn ">, /ordborg 0, 9eterson &", <age
I. /eurogenesis in te adult uman ippocampus. /at >ed. 1**8 /ov7$114D1313-%.
1# <ould , Tanapat 9. esion-induced proli(eration o( neuronal progenitors in te dentate
gyrus o( te adult rat. /euroscience. 1**% !ep78+24D$2%-3#.
1% ois 0, "lvare?-'uylla ". 9roli(erating subventricular ?one cells in te adult mammalian
(orebrain can di((erentiate into neurons and glial. 9roc /atl "cad !ci 5 ! ". 1**3 >ar
17*+)4D2+%$-%.
18 6iet?e 6, 9oulin 9, Ceiss !. >itotically active cells tat generate neurons and astrocytes are
present in multiple regions o( te adult mouse ippocampus. : 0omp /eurol. 2+++ "ug
287$2$34D3*%-$+8.
1* :oansson 0', >omma !, 0larke &, 6isling >, endal 5, ris]n :. =denti(ication o( a
neural stem cell in te adult mammalian central nervous system. 0ell. 1*** :an 87*#14D2)-
3$.
2+ eirstead I!, evine :>, 'lakemore C. 6esponse o( te oligodendrocyte progenitor cell
population de(ined by /<2 labelling4 to demyelination o( te adult vertebra cord. <lial.
1**8 eb72224D1#1-%+.
21 evine :>, 6eynolds 6. "ctivation and proli(eration o( endogenous oligodendrocyte
precursor cells during etidium bromide-induced demyelination. Jp /eurol. 1***
&ec71#+24D333-$%.
22 >cTigue &>, Cei 9, !tokes 'T. 9roli(eration o( /<2-positive cells and altered
oligodendrocyte numbers in te contused rat vertebra cord. : /eurosci. 2++1 >ay
1)7211+4D33*2-$++.
23 ang !0, ipsit? &, &uncan =&. !el(-renewing canine oligodendroglial progenitor
eJpanded as oligosperes. : /eurosci 6es. 1**8 Act 1)7)$24D181-*+.
2$ Ierrera :, ;ang I, ang !0, 9roscel 0, Tresco 9, &uncan =&, uskin >, >ayer-9roscel
>. mbryonic-derived glial-restricted precursor cells <69 cells4 can di((erentiate into
astrocytes and oligodendrocytes in vivo. Jp /eurol. 2++1 !ep71%114D11-21.
2) "kiyama ;, Ionmou A, ato T, 5ede T, Iasi , ocsis :&. Transplantation o( clonal
neural precursor cells derived (rom adult uman brain establises (unctional periperal
myelin in te rat vertebra cord. Jp /eurol. 2++1 :an71#%14D2%-3*.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 112/116
2# 6amon ; 0ajal !D &egeneration and 6egeneration o( Te /ervous !ystem translated by
6> &ay (rom te 1*13 !panis edition4. AJ(ord, AJ(ord 5niversity 9ress, 1*28.2% Akano ID !tem cell biology o( te central nervous system. : /eurisci 6es 2++27 #*D #*8-
%+%.
28 risen :, :oansson 0', Torok 0, 6isling >, endal 5D 6apid, widespread, and long-lasting induction o( nestin contributes to te generation o( glial scar tissue a(ter 0/! injury.
: 0ell 'iol 1**)7 131D $)3-$#$.2* :oansson 0', >omma !, 0larke &, 6isling >, ndal 5, risen :D =denti(ication o( a
neural stem cell in te adult mammalian central nervous system. 0ell 1***7 *#D2#-3$.
3+ /amiki :, Tator 0ID 0ell proli(eration and nestin eJpression in te ependyma o( te adult rat
vertebra cord a(ter injury. : /europatol Jp /eurol 1***7 )8D$8*-$*8.
31 Akano ID /eural stem cellsD 9rogression o( basic researc and perspective (or clinical
application. eio : >ed 2++27 )1D11)-128.
32 &avis "", Temple !D " sel(-renewing multipotential stem cell in embryonic rat cerebral
corteJ. /ature 1**$7 3%2D2#3-2##.33 9almer T&, >arkakis ", Cilloite "6, !a(ar , <age ID ibroblast growt (actor-
2activates a latent neurogenic program in neural stem cells (rom diverse regions o( te adult
0/!. : /eurosci 1***7 1*D8$8%-8$*%.
3$ endal u, immerman ', >cay 6&D 0/! stem cells eJpress a new class o( intermediate
(ilament protein. 0ell 1**+7 #+D)8)-)*).3) !akakibara !, =mai T, Iamaguci , Akabe >, "ruga :, /akajima , ;asutomi &, /agata T,
uriara ;, 5esugi !, >iyata T, Agawa >, >ikosiba , Akano ID >ouse->usasi-1, a
neural 6/"-binding protein igly enriced in te mammalian /! stem cell. &ev 'iol
1**#7 1%#D23+-2$2.
3# 6eynolds '", Ceiss !D <eneration o( neurons and astrocytes (rom isolated cells o( te adult
mammalian central nervous system. !cience 1**27 2))D1%+%-1%1+.
3% 6eynolds '", Tet?la(( C, Ceiss !D " multipotent <-responsive striatal embryonic
progenitor cell produces neurons and astrocytes. : /eurosci 1**27 12D $)#)-$)%$.38 Ceiss !, &unne 0, Iewson :, CAl 0, Ceatley >, 9eterson ", 6eynolds '"D >ultipotent
0/! stem cells are present in te adult mammalian vertebra cord and ventricular neuroaJis.
: /eurosci 1**#71#D%)**-%#+*.
3* <ritti ", 9arati ", 0ova , rolicstal 9, <alli 6, Canke , aravelli , >orassutti &:,
6oisen , /ickel &&, Bescovi "D >ultipotential stem cells (rom te adult mouse brain
proli(erate and sel(-renew in response to basic (ibroblast growt (actor. : /eurosci 1**#7 1#D
1+*1-11++.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 113/116
$+ riksson 9!, 9er(ilieva , 'jork-riksson T, "lborn ">, /ordborg 0, 9eterson &", <age
ID /eurogenesis in te adult uman ippocampus. /at >ed 1**87$D1313-131%.$1 9incus &C, eyoung I>, Iarrison-6estelli 0, <oodman 66, raser 6", dgar >,
!akakibara !, Akano I, /edergaard >, <oldman !"D ibroblast growt (actor-2Nbrain-
derived neurotropic (actor-associated maturation o( new neurons generated (rom adult
uman subependymal cells. "nn /eurol 1**87$3D)%#-)8).
$2 ;amamoto !, ;amamoto /, itamura T, /akamura , /aka(uku >D 9roli(eration o(
parencymal neural progenitors in response to injury in te adult rat vertebra cord. Jp
/eurol 2++171%2D11)-12%.
$3 /akatomi I, uriu T, Akabe !, ;amamoto !, Iatano A, awaara /, Tamura ", irino T,
/aka(uku >D 6egeneration o( ippocampal pyramidal neurons a(ter iscemic brain injury
by recruitment o( endogenous neural progenitors. 0ell 2++2711+D$2*-$$1.
$$ "rvidsson ", 0ollin T, irik &, okaia , indvall AD /euronal replacement (romendogenous precursors in te adult brain a(ter stroke. /at >ed 2++278D*#3-*%+.
$) awaguci ", >iyata T, !awamoto , Takasita /, >urayama ", "kamatsu C, Agawa >,
Akabe >, Tano ;, <oldman !", Akano ID /estin-<9 transgenic miceD Bisuali?ation o(
te sel(-renewal and multipotency o( 0/! stem cells. >ol 0ell /eurosci 2++171%D2)*-2%3.$# 'jorkund ", !tenevi 5D reconstruction o( te nigrostriatal dopamine patway by
intracerebral nigral transplants. 'rain 6es 1*%*71%%D)))-)#+.
$% 9iccini 9, 'rooks &:, 'jorklund ", <unn 6/, <rasby 9>, 6imoldi A, 'rundin 9, Iagell 9,
6enrona !, Cidner I, indvall AD &opamine release (rom nigral transplants visuali?ed in
vivo in a 9arkinsonPs patient. /at /eurosci 1***72D113%-11$+.$8 !vendsen 0/, 0arke &:, 6osser ", &unnett !'D !urvival and di((erentiation o( rat and
uman epidermal growt (actor-responsive precursor cells (ollowing gra(ting into te
lesioned adult central nervous system. Jp /eurol 1**#7 13%D3%#-388.
$* !vendsen 0/, 0aldwell >", !en :, ter 'org ><, 6osser ", Tyers 9, armiol !, &unnett
!'D ong-term survival o( uman central nervous system progenitor cells transplanted into a
rat mode o( 9arkinsonPs disease. Jp /eurol 1**%71$8D13)-1$#.
)+ !awamoto , /akao /, akisita , Agawa ;, Toyama ;, ;amamoto ", ;amaguci >,
>ori , <oldman !", =takura T, Akano ID <eneratio o( dopaminergic neurons in te adult
brain (rom mesencepalic precursor cells labeled wit a nestin-<9 transgene. : /eurosci
2++1721D38*)-3*+3.)1 6icardson 9>, >c<uinness 5>, "guayo ":D "ksons (rom 0/! neurons regenerate into
9/! gra(ts. /ature 1*8+728$D2#$-2#).
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 114/116
)2 'regman '!, unkel-'agden , 6eier 9:, &ai I/, >c"tee >, <ao &D 6ecovery o(
(unction a(ter vertebra cord injuryD >ecanisms underlying transplant-mediated recovery o(
(unction di((er a(ter vertebra cord injury in newborn and adult rats. Jp /eurol 1**37123D3-
1#.
)3 0ai &, !en ;, &e 'ellard >, Tang !, ilbin >TD 9rior eJposure to neurotropins blocks
inibition o( aJoJnal regeneration by >"< and myelin via a c">9-dependent mecanism.
/euron 1***722D8*-1+1.)$ 0en >!, Iuber "', van der Iaar >, rank >, !cnell , !pillmann "", 0rist ,
!cwab >D /ogo-" is a myelin-associated neurite outgrowt inibitor and an antigen (or
monoclonal antibody =/-1. /autre 2+++7$+3D$3$-$3*.
)) >c&onald :C, ui O , Hu ;, iu !, >ickey !, Turetsky &, <ottlieb &=, 0oi &CD
Transplanted embryonic stem cells survive, di((erentiate and promote recovery in injured rat
vertebra cord. /at >ed 1***7)D1$1+-1$12.)# Bacanti >9, eonard :, &ore ', 'onassar :, 0ao ;, !tacelek !:, Bacanti :9, AP0onnel ,
;u 0!, arwell "9, Bacanti 0"D Tissue-engineered vertebra cord. Transplant 9roc
2++1733D)*2-)*8.
)% Agawa ;, !awamoto , >iyata T, >iyao !, Catanabe >, Toyama ;, /akamura >,
'regman '!, oike >, 5ciyama ;, Toyama ;, Akano ID transplantation o( in vitro
eJpanded (etal neural progenitor cells results in neurogenesis and (unctional recovery a(ter
vertebra cord contusion injury in rats. : /eurosci 6es 2++27#*D*2)-*33.
)8 Akano I, Agawa ;, /akamura >, aneko !, =wanami ", Toyama ;D Transplantation o(
neural stem cells into te vertebra cord a(ter injury. !emin 0ell &ev 'iol 2++371$D1*1-1*8.)* !iabuddin !, Iorner 9:, 6ay :, <age ID "dult vertebra cord stem cells generate nurons
a(ter transplantation in te adult dentate gyrus. : /urosci 2+++72+D8%2%-8%3).#+ /akamura >, Iougtling 6", >ac"rtur , 'ayer '>, 'regman '!D &i((erences in
cytokine gene eJpression pro(ile between acute and secondary injury in adult rat vertebra
ord. Jp /eurol 2++3718$D313-32).#1 :oe , Ia?el T<, >uller T, &ugic-&jordjevic >>, >cay 6&D !ingle (actors direct te
di((erentiation o( stem cells (rom te (etal and adult central nervous system. <enes &ev
1**#71+D312*-31$+.
#2 /akasima , ;anagisawa >, "rakawa I, imura /, Iisatsune T, awabata >, >iya?ono
, Taga TD !ynergistic signaling in (etal brain by !T"T3-!mad1 compleJ bridged by p3++.
!cience 1***728$D$%*-$82.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 115/116
#3 >iyosi ;, &ate =, Amoto TD Tree-dimensional morpological study o( microvascular
regeneration in cavity wall o( te rat cerebral corteJ using te scanning electorn microscopeD
=mplications (or delayed neural gra(ting into brain cavities. Jp /eurol 1**)7131D#*-82.
#$ >iyosi ;, &ate =, Amoto TD /eovasculari?ation o( rat (etal neocortical gra(ts transplanted
into a previously prepared cavity in te cerebral corteJD " tree-dimensional morpological
study using te scanning electron microscope. 'rain 6es 1**)7#81D131-1$+.
#) 0asella <T, >arcillo ", 'unge >', Cood 9>D /ew vascular tissue rapidly replaces neural
parencyma and vessels destroyed by a contusion injury to te rat vertebra cord. Jp /eurol
2++271%3D#3-%#.
## <loster ", Cu C, !peelman ", Ceiss !, ausing 0, 9o?niak 0, 6eynolds ', 0ang , Toma
:<, >iller &D Te T^-1-tubulin promoter speci(ies gene eJpression as a (unction o(
neuronal growt and regeneration in transgenic mice. : /eurosci 1**$71$7%31*-%33+.
#% Cang !, Cu I, :iang :, &eloery T>, =sdell , <oldman !"D =solation o( neuronal precursors by sorting embryonic (orebrain trans(ected wit <9 regulated by te T^-1
tubulin promoter. /at 'iotecnol 1**871#D1*#-2+1.
#8 6oy /!, Cang !, :iang , ang :, 6estelli 0, raser 6"6, 0ouldwell C, awaguci ",
Akano I, /edergaard >, <oldman !D =n vitro neurogenesis by neural progenitor cells
isolated (rom te adult uman ippocampus. /at >ed 2+++7#D2%1-2%8.
#* !awamoto , ;amamoto ", awaguci ", ;amaguci >, >ori , <oldman !", Akano I.
Bisuali?ation and direct isolation o( neuronal progenitor cells by dual-color (low cytometric
detection o( (luorescent proteins. : /eurosci 6es 2++17#)D22+-22%.
%+ &iener 9!, 'regman '!D etal vertebra cord transplants supports growt o( supravertebra
and segmental projections a(ter cervical vertebra cord emisection in te neonatal rat. :
/eurosci 1**8718D%%*-%*3.%1 0oumans :B, in TT, &ai I/, >ac"rtur , >c"tee >, /as 0, 'regman '!D "ksonal
regeneration ad (unctional recovery a(ter complete vertebra cord transaction in rats by
delayed treatment wit transplants and neurotropins. : /eurosci 2++1721D*33$-*73$$.%2 laJ :&, "urora !, yang 0, !imonin 0, Cills ">, 'ilingurst , :endoubi >, !idman 6,
Col(e :I, im !5, !nyder ;D ngra(table uman neural stem cells respond to
developmental cues, replace neurons, and eJpress (oreign genes. /at 'iotecnol
1**871#D1+33-1+3*.
%3 'rustle o, 0oudary , arram , Iuttner ", >urray , &ubois-&aleM >, >cay 6&D
0imeric brains generated by intraventricular transplantation o( (etal uman brain cells into
embryonic rats. /at 'iotecnol 1**871#D1+$+-1+$$.
7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 116/116
%$ Aurednik B, Aurednik :,laJ :&, awada C>, Iutt 0, ;ang 0, 9ark =, im !5, !idman
6, reed 06, !nyder ;D !egregation o( uman neural stem cells in te developing
primate (orebrain. !cience 2++1D2*3D182+-1*2+.
%) ondo T, 6a(( >D Aligodendrocyte precursor cells reprogrammed to become multipotential
0/! stem cells. !cience 2+++728*D1%)$-1%)%.%# 0larke &, :oansson 0', Cilbert? :, Beress ', /ilsson , arlstrom I, endal 5, risen
:D <enerali?ed potential o( adult neural stem cells. !cience 2+++7288D1##+-1##3.%% Coodbury &, !cwar? :, 9rockop &:, 'lack ='D "dult rat and uman bone marrow stromal
cells di((erentiate into neurons. : /eurosci 6es 2+++7#1D3#$-3%+.
%8 open <0, 9rockop &:, 9inney &<D >arrow stromal cells migrate trougout (orebrain
and cerebellum, and tey di((erentiate into astrocytes a(ter injection into neonatal mouse
brains. 9roc /atl "cad !ct 5!" 1***7*#DD1+%11-1+%1#.%* Io(stetter 09, !cwar? :, Iess &, Ciden(alk :, l >anira ", 9rockop &:, Alson D
>arrow stromal cells (orm guiding strands in te injured vertebra cord and promote
recovery. 9roc /atl "cad !ci 5!" 2++27**D21**-22+$.8+ Teng ;&, avik ', Hu O, 9ark l, Auredmk :, urakowski &, anger 6, !nyder ;D
unctional recovery (ollowing traumatic vertebra cord injury mediated by a uniMue polymer
sca((old seeded wit neural stem cells. 9roc /"tl "cad !ci 5!" 2++27**D3+2$-3+2*.