BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan
aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama streilisasi adalah
untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang
tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan
dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau
dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda
sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat
meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif
mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya
kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi
mikroba dari lingkungan.
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk
kehidupan mikroorganisme yang dapat menganggu aktivitas mikroogranisme.
Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi
oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi
untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni
yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
2.1 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang
dimana pada akhir proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan atau
barang tersebutm (Diana Arisanti, 2004)
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk
membersihkan dari mikroorganisme atau sengaja untuk menghambat
pertumbuhannya yang nyata dari kepentingan dasar dibanyak
keadaan (Anonymous, 2009)
Sterilisasi adalah setiap proses kimia, fisika dan mekanik yang membunuh
semua bentuk kehidupan, terutama mikroorganisme ( waluyo,2005).
Sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan
seperti medium pertumbuhan mikroba atau peralatan laboratorium dari
semua bentuk kehidupan (Iman, 2010)
2.2 Metode Sterilisasi
Sterilisasi dengan cara fisik
a. Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat
yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah
penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang
diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang
tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :
a. Panas membara : dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam
nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit,
jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
b. Melidah – apikan : dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak
sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut
tabung dan mulut botol.
c. Udara kering : oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat
dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara panas
melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan
petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann
temperatur 160 oC dianggap cukup.
2. Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap
air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya.
Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan
protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah
selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas
tiga golongan yaitu:
a. Panas basah <100 oC (Pasteurisasi)
Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30 menit.
Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC
selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat didinginkan.
b. Panas basah pada suhu 100 oC
Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10 menit. Untuk
mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari berturut – turut selama 15 –
45 menit sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan pertama akan beruah
menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu
pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk
vegetatif pada hari ketiga.
c. Panas basah >100 oC
Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa
dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan
tangki yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan
adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan
makanan.
b. Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat
penyaringan yang memiliki pori – pori cukup kecil. Untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak
dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk mensterilkan cairan
yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan
yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.
c. Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar
ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi paling
efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar ultraviolet
290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakterida yang baik.
Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :
a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan
merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja
antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa
contoh desinfektan yang digunakan antara lain : Desinfektan lingkungan,
misalnya :
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan
etil alkohol 70%.(Lay, 1982)
Sterilisasi Secara Mekanik
a. Filter Bakteri : sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan
farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan
metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode
sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat
yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan,
bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi
intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih
dari 15 ml, tidak boleh ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak
lain, tidak disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas
dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter
dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon
murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-
alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-
glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.
b. Filter seitz : bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada
dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat
dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang.
Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh
air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan
untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter
ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml. Kerugian
pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat.
Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari
garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak
pituitary, epinefrin, dan apomorphin.
c. Filter Swinny : sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai
adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci.
Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf.
Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke
potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
d. Filter Fritted-Glass : filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh
kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan
penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan.
Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah
potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex
seperti corong Buchner.
e. Filter Berkefeld dan Mandler : mandler terbuat dari tanah silika murni,
asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni.
Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas
berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
f. Filter Selas : filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan
yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter
semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-
partikel dari filter jauh dalam larutan.
g. Filter Candles-Pasteur-Chamberland : ada pemanasan dengan Bekerfeld
tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan
filtrasi lambat.
Top Related