TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi : 1. Sebagai landasan teori / dasar ilmiah terhadap perma-
salahan yang dicoba. Karena penelitian ilmiah.
2. Memberi penjelasan ilmiah terhadap hal-hal yang akan
dicoba.
3. Menghindari kesan mencoba-coba (Try and Error).
=> Oleh karena itu, membaca merupakan 50 % dari kegiatan pene-
litian.
eg : “ PENGARUH FREKWENSI PEMBERIAN AIR DAN MACAM
VARIETAS TANAMAN KOBIS TERHADAP PERKEMBANGAN
NEMATODA DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL TANAMAN”
Harus dijelaskan dasar ilmiahnya :
*) Bagaimana frekwensi pemberin air dapat mempengaruhi perkem-
bangan nematoda serta pertumbuhan dan hasil.
*) Bagaimanakah mekanismenya.
*) Bagaimana hubungan macam varietas terhadap hasil tersebut.
*) Bagaimana hubungan antara frekwensi pemberian air dengan
varietas tanaman.
*) Apakah benar frekwensi pembeian air yang terbaik itu sama /
tidak sama diantara varietas yang dicoba dibandingkan dengan
pertumbuhan nematoda.
*) Dan lain-lain.
=> Dasar ilmiah Bisa berasal dari teori-teori / konsep-konsep atau
hasil-hasil penelitian yang mendukung.
Sumber Pustaka :
1. Sumber acuan / Pustaka umum :
Teori-teori dan konsep-konsep umum, seperti : buku-buku
teks, ensiklopedia, monograf dan sejenisnya, dll.
2. Sumber acuan / Pustaka khusus :
Hasil-hasil penelitian, seperti : Jurnal-jurnal, buletin-buletin
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan-laporan penelitian,
dan lain-lain.
Tinjauan Pustaka juga dapat memberikan landasar ilmiah terha-
dap rumusan jawaban dari masalah / hipotesa
/ dugaan sementara.
-> yaitu dugaan dengan taraf kebenarannya
paling tinggi.
Pemilihan Pustaka : Harus selektif.
=> Prinsip :
1. Keterkaitan (Relevansi) :
Harus benar-benar ada kaitannya dengan masalah atau
perlakuan yang dicoba.
2. Kemutakhiran (Terbaru / up to date) :
Menghindari penggunaan teori-teori dan hasil penelitian
yang sudah kadaluarsa.
Agar tidak terlalu banyak dan ringkas.
Cara Pencatatan Pustaka, antara lain :
1. Mengambil seluruh isi publikasi. difoto copy
*) Lebih praktis dan cukup murah.
*) Jika pustaka sulit dan terbatas.
2. Sistem lembaran / kuarto :
Menggunakan kertas HVS / kuarto.
Keuntungannya : Dapat memuat informasi yang banyak, teru-
tama dari ringkasan / intisari penelitian.
Kerugiannya : - Kurang praktis, lebih sulit dalam mengatur,
menyimpan dan membawanya.
- Perlu alat pelubang.
Tata cara menulis dan menyusun pustaka :
1. Sistem nama dan tahun.
2. Sistem nomor.
*) Tergantung dari masing-masing.
*) Harus sesuai antara penulisan dengan Daftar Pustaka.
=> Sistem Nama dan Tahun :
Menyebutkan nama pengarang dan tahun kapan publikasi terse-
but diterbitkan.
Nama pengarang adalah nama keluarga (nama terakhir).
Cara menulisnya tergantung kepada susunan kalimat, dipengaru-
hi gaya bahasa penulis.
eg : - Menurut Rumawas (1994), tanaman kedelai . … . dst.
- Rumawas (1994) mengemukakan bahwa tanaman kedelai ….
- Tanaman kedeli ……. dst (Rumawas , 1994).
=> Jika jumlah pengarangnya :
a. 1 – 2 orang : Nama ditulis semua.
Misal : Tony dan Wilson (1999) melaporkan ……dst.
b. 3 orang : - Muncul pertama, nama ditulis semua.
Misal : Tony, Wilson dan Subari (2005) mengemukakan …dst
- Muncul berikutnya, yang ditulis penulis utamanya
saja dan ditambah et al.
Misal : Menurut Tony et al. (2005) …………dst.
c. Lebih dari 3 orang : Yang ditulis hanya nama penulis utama-
nya saja dan ditambah et al.
=> Jika tidak menemukan publikasi asli, maka tulis kutipannya saja.
Misal : Menurut Efendy (1998, dalam Pangestu, 2006)……dst.
=> Jika dalam satu publikasi banyak judul dan banyak pengarangnya,
maka ditulis nama pengarang dari setiap judul.
=> Jika buku terjemahan, maka yang ditulis nama pengarang aslinya.
=> Jika pengarangnya tidak ada / tidak diketahui, maka hanya ditulis
dengan : Anonimous / Lembaga / Badan / Instansi yang bertang-
gung jawab.
Misal : - Anonimous (2003) melaporkan …………..dst.
- FAO (2006) melaporkan ……….dst.
=> Gelar akademik (kesarjanaan) / sosial Tidak perlu ditulis.
=> Pustaka lebih dari satu Bisa ditulis semua, tetapi sebaiknya
ambil satu yang terbaru saja.
=> Sistem Nomor :
Hampir sama dengan sistem nama dan tahun.
Pemberian nomor disesuaikan dengan nomor urut dalam Daftar
Pustaka.
Biasanya dibuat setelah konsep terakhir.
Walaupun lebih ringkas, tetapi sering menyusahkan pembaca.
Membutuhkan ketelitian yang tinggi bagi penyusunnya.
eg : - Menurut Ellen (2) …………dst.
- Ellen (2) mengemukakan …………dst.
- Tanaman ubi jalar ………….(2) …………dst.
=> Penulisan dalam Daftar Pustaka :
Disusun berdasarkan urutan abjad dan tahun penerbitan.
Pengetikan spasi : - antar baris 1 spasi.
- antar pustaka 2 spasi.
Pengetikan baris : - Pengetikan baris pertama dimulai dari ping-
gir kiri, sedang pada baris berikutnya dimulai
dari 5 ketukan dari kiri.
eg : -------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------- 1 spasi
---------------------------------------------------------------
5 ketukan 2 spasi
-------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------- :
=> Penulisan Daftar Pustaka untuk Majalah/Buletin/Jurnal :
Urutan penulisannya :
Nama Pengarang , Tahun , Judul , Nama Majalah, Volume dan
Nomor Majalah , Halaman.
Nama pengarang : Sama seperti dalam Tinjauan Pustaka yaitu
nama keluarga yang ditulis terlebih dahulu.
Misal : Endang Wardaningsih Sosrodiharjo, maka penulisannya :
Sosrodiharjo, E.W……………..dst.
Gelar akademik / sosial tidak perlu dicantumkan.
Nama pengarang tidak harus orang, tetapi bisa badan / instansi.
Pengarang lebih dari satu orang :
*) Ditulis semua.
*) Nama pengarang kedua dan seterusnya ditulis biasa
susunan nama tidak perlu dibalik.
Misal :
-> John Wilson, Yogi Sugita dan John Simatupang (2003)…
=> Wilson, J., Y. Sugita dan J. Simatupang (2003) …….dst
Nama Tionghoa, Belanda, Brazil, Jerman, Portugal dan India,
ditulis tidak terbalik.
Misal :
- Go Ban Ho Go, Ban Ho , bukan : Ho, Go Ban. (Tionghoa)
- A. Van der Heard Heard, A. Van der (Belanda).
- Marie dos Santos Santos, Maie dos (Brazil).
- B.C. Sen Gupta Sen Gupta, B.C (India).
- J. Le Bean Le Bean, J (Portugis).
Jika beberapa pengarang dengan pengarang dan tahun pener-
bitan yang sama, maka dibedakan dengan tanda huruf kecil dan
setelah tahun penerbitan.
eg : - dalam teks : Sartono (2006 a) …………dst.
- dalam Daftar Pustaka : Sartono, M.T. 2006 a. …………dst.
Judul harus sama dengan judul aslinya, tidak boleh dikurangi atau
disingkat.
Nama majalah bisa disingkat / tidak.
Misal : - Phytopatology Science, Agrifita, Biology dll.
- Biology Biol., bukan Bio.
- Science Sci.
- Journal J.
- Cananda Journal Microbial Can. J. Microbial.
Volume dan nomor majalah, ditulis langsung dan diberi tanda
kurung.
Nomor halaman : tulis secara langsung.
=> Penulisan Daftar Pustaka untuk Buku Teks :
Urutan penulisannya :
Nama Pengarang, Tahun, Judul, Nomor Edisi, Nama Penerbit,
Tempat (Nama Kota) dicetak, Jumlah Halaman.
eg : - Majalah :
Simbolon, M and G. Panggabean. 1999. Some aspects of
citrus with species reference to Indonesia. Bul. Hort.
14 (1) : 32 – 40.
- Buku Teks :
Samson, J.A. 2005. Tropical Fruit. Second Edition. Longman.
London. 213 p.
Samson, J.A. 2005. Tropical Fruit. 2 nd Ed. Longman. London.
213 p.
Samson, J.A. 2005. Tropical Fruit. 2 nd Ed. Longman. London.
p. 113.
PERUMUSAN HIPOTESIS
Hypo : Kurang dari.
Thesis : Pendapat.
=> Pendapat yang masih kurang lengkap kebenarannya.
Jadi, harus dibuktikan melalui percobaan.
=> Pendapat dapat berupa :
1. Pernyataan tentang suatu keadaan / kejadian.
2. Jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dari si peneliti.
Hipotesis biasanya dirumuskan dalam kalimat pernyataan.
=> Beberapa definisi hipotesis : tergantung dari aspek mana kita
melihat.
1. Jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang kebenaran
nya masih haris diuji secara empiris.
2. Merupakan rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
tinjauan pustaka Berdasarkan rangkaian langkah-langkah pene-
litian.
3. Jawaban terhadap masalah yang diteliti yang secara teoritis diang-
gap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
4. Pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenaran
nya berdasarkan data yang diperoleh dari contoh / sampel peneliti-
an. Secara teknis.
5. Pernyataan tentang parameter yang akan diuji kebenarannya me-
lalui contoh/sampel yang dicoba. Berdasarkan statistik.
6. Pernyataan yang mengandung prediksi terhadap suatu keadaan
yang kebenarannya masih harus diuji secar empiris.
=> Agar hipotesis dapat diuji secara statistik :
*) Harus dirumuskan secara singkat dan jelas.
*) Harus menyatakan hubungan antara variabel atau perbedaan
antara perlakuan.
*) Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, bukan pertanyaan
(Kalimat pertanyaan Tujuan Percobaan / rumusan masalah)
=> Hipotesis dibedakan :
1. Hipotesis tentang hubungan :
yaitu hipotesis yang menyatakan ada atau tidak adanya saling
hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Hipotesis tentang perbedaan :
yaitu hipotesis yang menyatakan ada atau tidak adanya perbe-
daan antara perlakukan yang dicobanya.
=> Konsep penting Hipotesis :
1. Hipotesis Nol (Ho) :
adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubung-
an antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyata-
kan tidak adanya perbedaan antara perlakuan yang satu dengan
perlakuan lainnya.
Dalam Uji Statistik : Sasarannya menolak kebenaran Ho.
2. Hipotesis Alternatif (Ha) :
adalah hipotesis yang menyatakan adanya saling hubungan
antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan
adanya perbedaan antara perlakuan yang dicoba.
Dalam Uji Statistik : Diharapkan Ha diterima.
=> Hipotesis berdasarkan penekanannya dibedakan :
1. Hipotesis mayor / Utama :
adalah hipotesis yang kita utamakan kebenarannya sesuai
dengan tujuan penelitian.
2. Hipotesis Minor / Anak Hipotesis / Hipotesis Kedua :
merupakan hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis utama.
Harus sejalan dengan hipotesis utama.
Setiap pengujian terhadap hipotesis anak merupakan bagian
dari hipotesis utama.
Arah dasar teori yang digunakan akan menentukan macam hipo-
tesis itu sendiri.
Jika dasar teori yang digunakan mengarah pada tidak adanya
hubungan / tidak adanya perbedaan antara perlakuan => Ho.
Jika dasar teori yang digunakan mengarah pada adanya hu-
bungan / adanya perbedaan antara perlakuan => Ha.
Pada umumnya penelitian ilmiah Mengarah pada Ha.
=> Contoh hipotesis tentang hubungan :
*) Dengan makin meningkatnya populasi, hasil gula /ha tanaman
tebu kian meningkat sampai pada populasi x tanaman /ha untuk
kemudian menurun.
*) Sampai pada umur 5 bulan, makin lama tanaman ubi kayu diusa-
hakan bebas dari gulma hasilnya semakin meningkat, tetapi
penyiangan yang dilakukan setelah 5 bulan tidak dapat mening-
katkan hasil lagi.
=> Contoh Hipotesis tentang Perbedaan :
*) Pada dosis yang sama, pupuk N yang diberikan 3 kali lebih baik
daripada yang diberikan sekali.
*) Penggunaan bibit tanaman ubi kayu sistem Mukibat memberikan
produktivitas lebih tinggi daripada sistem biasa.
=> Apakah hipotesis dalam penelitian harus ada ?
Tidak mutlak ada.
Harus ada : Pada penelitian yang bertujuan untuk membuktikan
adanya perbedaan / hubungan.
Bertujuan untuk menguji hipotesis.
Tidak harus ada : Umumnya pada penelitian Deskriptif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk membuat
deskriptif mengenai hal yang diteliti.
Tidak untuk menguji hipotesis.
eg : Deskriptif tentang varietas baru, lahan baru, serangga baru,
dll.
Kebenaran suatu hipotesis bukanlah mutlak, dan penggunaannya-
pun dalam suatu penelitian ada batasannya, antara lain :
1. Jangan mempertahankan hipotesis yang salah.
2. Disiplin dalam menyesuaikan hipotesis dengan data.
3. Menguji hipotesis secara kritis.
Top Related