perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
Yuni Mariana
NIM F3408087
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jalan ini memang berat. Hambatan dan onak menghampar. Hingga kau akan
lelah, lemah, ataupun menderita. Adukan semua keluh kesah dalam sujudmu.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(Al Baqoroh: 286)
Orang berhasil adalah orang yang memenuhi pikirannya dengan orientasi
keberhasilan. Orang gagal adalah orang yang menjejali pikirannya dengan
orientasi kegagalan dan ketidakberdayaan.
(Satria Hadi Lubis)
Kita lahir dengan dua mata di depan. Karenanya tidak harus melihat ke
belakang. Tapi lihat apa yang terjadi di depan kita, masa depan kita. Berjuang
tak kenal henti.
(Budi Hartono)
Penulis persembahkan kepada:
Ø Bapak dan Ibu yang tercinta
Ø Kangmas dan Adikku yang tersayang
Ø Teman – temanku
Ø Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas berkat-Nya penulis
diberi kemampuan dan kemudahan untuk dapat menyusun Laporan Tugas Akhir
dengan judul TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
KARANGANYAR dengan lancar dan tepat waktu.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar
Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Kesuksesan dan keberhasilan bukan hanya berasal dari kerja keras semata,
melainkan kekuatan dan dukungan dari berbagai pihak. Selanjutnya dengan
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapab terima kasih kepada:
1. Bapak Sri Suranta, S.E, MSi, Ak., BKP. Selaku Ketua Program Studi
DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ibu Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing
Tugas Akhir, dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang telah
meluangkan waktu beliau dan membimbing penulis.
3. Bapak Syuhirman selaku Kepala Bagian Fungsional Pemeriksa di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar serta segenap staff yang
telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak dan ibuku yang telah mendidikku, tiada pengorbanan yang lebih
besar dari yang pernah kalian berikan selama ini, doa, cinta dan kasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
sayang serta ridha dari kalian yang dapat menjadi bekal dalam
menjalankan hidup ini.
6. Adikku, Rista Dwiyana yang selalu mendukung dan menghiburku
serta menjadi pemicu selama ini.
7. Arif Wahyu Nogroho yang tercinta, yang selalu memberikan
dukungan, semangat, kepercayaan serta kasih sayangnya yang tulus.
8. Teman-teman kost three ana 2, Nia, Remo, Mbah Uti dan Mak.e terima
kasih atas segala dorongan dan masukannya saat penulis mengalami
kesulitan.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 Diploma III Perpajakan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
banyak memberikan bantuan selama proses penyusunan Tugas Akhir
ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa laporan yang
penulis susun ini masih jauh dari sempurna. Dalam penyusunannya masih terdapat
banyak kekurangan dan kekeliruan sehingga belum dapat memenuhi keinginan
pembaca. Oleh karena itu, sebelumnya penulis meminta maaf kepada pihak-pihak
yang tidak berkenan dengan sebagian atau seluruh isi dari Laporan Tugas Akhir
ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semuan pihak
demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga
Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. . x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... . xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. . xii
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan …………………………………… 1
B. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 17
C. Perumusan Masalah …………………………………………......... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 20
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 20
II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 22
B. Analisis Data dan Pembahasan …………………………………... 35
III. TEMUAN
A. Kelebihan ………………………………………………………… 46
B. Kelemahan ……………………………………………………….. 47
IV. PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………………………. 48
B. Rekomendasi …………………………………………………….. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
I.1 Wilayah Administrasi KPP Pratama Karanganyar ……………….. 3
II.1 Daftar Pelaksanaan Kegiatan Penghapusan NPWP……………….. 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I.1 Denah Lokasi KPP Pratama Karanganyar …………………….. 2
I.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar ………………. 9
II.1 Flow Chart Penyelesaian Penghapusan NPWP ……………….. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Pembuatan Tugas Akhir
2. Surat Permohonan Magang
3. Surat Konfirmasi Magang
4. Surat Penyelesaian Magang
5. Memo Pengumpulan Laporan Magang
6. Lembar Penilaian Magang
7. Presensi Harian dalam Pelaksanaan KMM
8. Laporan Kegiatan Magang Mahasiswa
9. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-03/PJ.04/2007 tentang
Penegasan Atas Pelaksanaan Pemeriksaan dalam Rangka Penghapusan
NPWP/Pencabutan PKP
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 20/PMK.03/2008
tentang Jangka Waktu pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara
pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan
dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
11. Daftar penjagaan Penyelesaian SP2 Seksi pemeriksaan
12. Lembar Pengawasan Arus Dokumen
13. Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
14. Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
15. Berita Acara Penghapusan NPWP
16. Lembar Pengawasan Arus Dokumen nomor PEM : 01002597/528/nov/2010
17. Salinan KTP Wuryanti
18. Surat Permohonan Pencabutan NPWP yang Ganda
19. Salinan NPWP Wuryanti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA KARANGANYAR
Yuni Mariana
F3408087
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam penghapusan NPWP dan untuk mengetahui realita proses penghapusan NPWP bagi semua Wajib Pajak yang dilakukan oleh fiskus.
Langkah yang diambil penulis adalah dengan membandingkan antara dasar hukum, observasi, wawancara dengan beberapa pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dan juga menganalisis Prosedur Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah persyaratan dalam penghapusan NPWP untuk semua Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan harus adanya surat keterangan penyebab penghapusan NPWP dan prosedur penghapusan NPWP dimulai dari Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan melalui Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian Pelaksana Seksi Pelayanan menyerahkan berkas ke Seksi Pemeriksaan untuk diperiksa setelah diketahui hasilnya, Pelaksana Seksi Pelayanan mengajukan Nota Dinas Konfirmasi Utang Pajak dan diserahkan ke Seksi Penagihan. Wajib Pajak harus melunasi utang pajak terlebih dahulu. Kemudian Kepala Seksi Pelayanan membuat Surat Penghapusan atau Penolakan Penghapusan NPWP.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis mengajukan beberapa saran yaitu apabila Wajib Pajak tidak segera melengkapi persyaratan, KPP sebaiknya membuat jangka waktu kelengkapan data Wajib Pajak sehingga proses dapat cepat terselesaikan serta perlu adanya sosialisasi kepada fiskus mengenai prosedur penghapusan NPWP agar fiskus lebih memahami proses penghapusan. Dengan demikian, kesalahan yang dilakukan fiskus dapat berkurang.
Kata kunci : Syarat Penghapusan NPWP, Prosedur Penghapusan NPWP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ELIMINATION THE NUMBER OF REVIEW PROCEDURES
TAX PAYERS IN SERVICE TAX OFFICE
PRATAMA KARANGANYAR
Yuni Mariana
F3408087
The purpose of this study was to determine the conditions that must be fulfilled Tax Payers for the elimination of tax NPWP and to know the reality of the removal process NPWP for all tax payers by tax authorities.
Steps taken by the author are to compare between the basic law, observation, interviews with several employees of the Tax Office Pratama Karanganyar and also analyze the Elimination Procedure Tax Payer Identification Number.
The conclusion of this research is the requirement for the elimination of tax NPWP for all individual Tax Payers and the Board shall cause the elimination of a certificate and NPWP removal procedure starts from the Tax Payers files the petition filed by Officer Place Integrated Services Executive Services Section and then submit the file to the Section of Examination for reviewed after the outcome is known, Managing Services Section Department filed a Memorandum Confirmation Tax Debt and submitted to the Billing Section. Tax Payers must pay tax debts first. Then the head of service section to make Deletion or Removal of Rejection Letters NPWP.
Based on these researches the author proposes some suggestions that if the Tax Payers did not immediately complete the requirements, the KPP should be a period of time Tax Payers bunch completeness so that the process can be quickly resolved and the need for socialization to tax authorities on procedures for removal of NPWP for tax authorities better understand the process of elimination. Therefore, mistake made by the tax authorities can be reduced.
Keywords : NPWP Requirement Elimination, NPWP Removal Procedure
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah berdirinya KPP Pratama Karanganyar
KPP Pratama Karanganyar merupakan pecahan dari KPP Surakarta
yang berdasar pada Peraturan Menteri Keuangan nomor:
55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan nomor: 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. KPP Pratama
Karanganyar berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
kantor Direktorat Jenderal Pajak Jawa bagian Tengah II.
Pada awal berdirinya, KPP Pratama Karanganyar menggunakan
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Surakarta. Awal bulan
Januari dipindahkan ke ex Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(KARIKPA) Surakarta. Kode wilayah untuk KPP Pratama Karanganyar
sebelumnya 526, dan kode wilayah untuk KPP Surakarta sekarang
menjadi 528. Misalnya, nomor: 01.139.922.1-526.000 yang semula kode
wilayah KPP Surakarta berhubung berada di wilayah Karanganyar
otomatis NPWP menjadi nomor: 01.139.922.1-528.000.
Pada akhir bulan Desember 2007 KPP Pratama Karanganyar
pindah dari ex Karikpa Surakarta ke gedung Megaria Jalan Raya Palur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
karena banjir bandang sungai Bengawan Solo yang mengakibatkan
sebagian besar dokumen hanyut terbawa air banjir. Maka dari itu, untuk
menjaga keamanan dan kenyamanan dalam melakukan segala aktifitas,
kini KPP Pratama Karanganyar telah menjadi lembaga perpajakan yang
independen.
2. Tempat kedudukan KPP Pratama Karanganyar
Berhubung peranannya dalam memberikan pelayanan di bidang
perpajakan kepada masyarakat, KPP Pratama Karanganyar memiliki
tempat yang strategis sehingga mudah ditemukan. Lokasi KPP Pratama
Karanganyar berada di Jalan K. H. Samanhudi No. 7 Komplek
Perkantoran Cangakan, Karanganyar.
Gambar I.1 Denah Lokasi KPP Pratama Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3. Wilayah Kerja KPP Pratama Karanganyar
Tabel I.1 Wilayah Administrasi KPP Pratama Karanganyar
Wilayah
Luas
Wilayah
(ha)
Jumlah Wajib Pajak
OP BADAN BENDAHARA
Sampai
2009 2010
Sampai
2009 2010
Sampai
2009 2010
I
Kabupaten
Karanganyar
77.378 36.791 10.039 2.266 360 1.034 46
II
Kabupaten
Sragen
94.155 37.122 9.728 1.901 286 1.376 145
JUMLAH
171.533
73.913
19.767
4.167
646
2.400
191
(Sumber: Seksi Waskon Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar)
Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sampai tahun 2009 di KPP
Pratama Karanganyar, dengan perincian 73.913 Wajib Pajak orang
pribadi, 4167 badan dan 2.400 bendahara. Jumlah Wajib Pajak baru yang
mendaftar di tahun 2010 untuk orang pribadi sebanyak 19.767, badan 646
dan 191 bendahara. Target penerimaan KPP Pratama Karanganyar pada
tahun 2010 sebesar Rp 480.856.275.041,00 sedangkan realisasi
penerimaan pajak tahun 2010 sebesar Rp 367.755.458.210,00. Jadi,
realisasi penerimaaan tidak mencapai target dengan tingkat realisasi
adalah 76,5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Karanganyar
a. KPP Pratama Karanganyar mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam mencapai
sasaran strategis peningkatan kualitas kepada Wajib Pajak dengan
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur;
2) Memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada Wajib Pajak
dalam rangka pelaksanaan kewajiban perpajakannya;
3) Meningkatkan penerimaan pajak dari tahun ke tahun sehingga
dapat mencapai target yang ditetapkan oleh pusat;
4) Memberikaan pembinaan kepada Wajib Pajak dengan melakukan
berbagai upaya, antara lain memberikan penyuluhan pengetahuan
tentang perpajakan melalui media massa maupun penerangan
secara langsung.
b. Fungsi didirikannya KPP Pratama karanganyar antara lain:
1) Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, pengamat potensi perpajakan dan ekstensifikasi Wajib
Pajak;
2) Penatausahaan piutang dagang, penerimaan, penagihan,
penyelesaian keberatan, banding dan penyelesaian restitusi sanksi
perpajakan;
3) Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4) Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
serta berkas-berkas Wajib Pajak;
5) Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan;
6) Pengurusan penertiban dan pembetulan Surat Ketetapan Pajak
(SKP);
7) Penyuluhan dan pelayanan konsultasi pajak;
8) Pengurusan pelaksanaan dan administrasi Tata Usaha dan Urusan
Rumah Tangga Kantor Pelayanan Pajak.
5. Visi dan Misi Direktorat Jederal Pajak
a. Visi Dirjen Pajak
Menjadi insitusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi dengan
bercirikan:
1) Kepuasan masyarakat atas kinerja pelayanan secara menyeluruh;
2) Aparat yang berintegritas tinggi dan profesional;
3) Memiliki kinerja tinggi dan setara dengan kinerja instansi
perpajakan negara maju;
4) Kewibawaan yang tinggi di mata masyarakat domestik dan
internasional;
5) Memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi dalam
pemungutan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Misi Dirjen Pajak
Menghimpun penerimaan pajak berdasarkan undang-undang
perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui sistem
administrasi perpajakan yang efektif dan efisien dengan batasan-
batasan sebagai berikut:
1) Pajak mampu berperan utama dalam membiayai defisit APBN;
2) Tingkat tax ratio, coverage ratio dan compliance ratio yang
tinggi;
3) Kebijaksanaan perpajakan netral dan non distortion;
4) Mampu mendukung kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi,
sosial dan politik;
5) Cost of collection rendah.
Nilai acuan yang dipakai dalam menjalankan nilai Dirjen Pajak
adalah:
1) Profesionalisme adalah nilai yang memiliki kompetensi di bidang
profesi, menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai kompetensi,
kewenangan serta norma-norma profesi, etika dan sosial;
2) Integritas adalah nilai yang menjalankan tugas dan pekerjaan
dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip
moral;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Teamwork adalah nilai yang memiliki kemampuan untuk bekerja
sama dengan pihak-pihak lain serta membangun jejaring untuk
menunjang tugas dan pekerjaan;
4) Inovasi adalah nilai yang memiliki pemikiran yang bersifat
terobosan atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dengan
memperhatikan norma yang ada.
6. Wewenang Direktorat Jenderal Pajak
Beberapa wewenang yang dimiliki oleh Dirjen Pajak adalah:
a. Memberikan bukti penerimaan pendaftaran Wajib Pajak dan bukti
penerimaan laporan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena
Pajak;
b. Menerbitkan izin perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT
Tahunan Pajak Penghasilan;
c. Mengeluarkan surat permintaan kelengkapan SPT Tahunan Pajak
Penghasilan;
d. Mengeluarkan SPT hasil penelitian atau pemeriksaan SPT Tahunan
Pajak Penghasilan;
e. Menerbitkan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) dan
menerbitkannya secara jabatan;
f. Memberikan dan menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
secara jabatan;
g. Menerbitkan keputusan penghapusan NPWP dan pencabutan NPPKP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
7. Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar
Struktur organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Karanganyar terdiri atas Kepala Kantor, Bendaharawan, Subbag Umum,
Seksi Pelayanan, Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi Penagihan,
Seksi Ekstensifikasi, Seksi Pemeriksaan, Seksi Waskon I, Seksi Waskon
II, Seksi Waskon III, Kantor Pelayanan penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) wilayah Sragen dan Kelompok Jabatan Fungsional
Pemeriksa. Total jumlah pegawai per 17 Maret 2011 adalah 92 pegawai
dengan rician 1 pegawai Kepala Kantor (eselon III), 8 pegawai Kepala
Seksi (eselon IV), 1 pegawai Kepala KP2KP Sragen, 22 Account
Representative, 3 pegawai pemeriksa, 2 pegawai jurusita pajak dan 55
pegawai pelaksana. Dari 55 pegawai pelaksana tersebut 13 pegawai Sub
Bagian Umum, 10 pegawai di seksi Pelayanan, 9 pegawai di seksi PDI, 4
pegawai di seksi Penagihan (jurusita tidak termasuk), 6 pegawai di seksi
Ekstensifikasi dan 3 pegawai di seksi Pemeriksaan.
Setelah modernisasi perpajakan, struktur organisasi yang terdapat
pada KPP Pratama Karanganyar sebagaimana yang terdapat pada KPP
Pratama lainnya adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Gambar I.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar
( sumber: Bagian Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar )
SEKSI PELAYANAN
Tri Suharno
SEKSI PDI R. Cahya K.H
(PJS)
KP2KP SRAGEN FG Sri Suratno
FUNGSIONAL PEMERIKSA
Syuhirman
SEKSI PEMERIKSAAN Busro Haryono
SEKSI PENAGIHAN Puji Harsiwi
SEKSI EKSTENSIFIKASI
R. Cahya K.H.
SEKSI WASKON I Arif Gunawan
SEKSI WASKON III H. Dony Setia
SEKSI WASKON II Trisno Hariyanto
KASUB BAGIAN UMUM
Iswadono
KEPALA KANTOR Joko Martono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
8. Deskripsi Jabatan
Berikut ini merupakan deskripsi jabatan di KPP Pratama Karanganyar:
a. Kepala Kantor
Kepala kantor bertugas mengkoordinasi dan mengendalikan
kegiatan operasional pelayanan perpajakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan.
b. Sub Bagian Umum
1) Penerimaan, pemrosesan, penatausahaan dokumen masuk KPP.
2) Penyampaian dokumen di KPP.
3) Penyusunan RKAKL laporan berkala KPP, laporan tahunan,
laporan/ daftar realisasi anggaran.
4) Penerimaan inventaris dari rekaan/pihak lain.
5) Penutupan buku kas umum, dan lain-lain.
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI.
2) Penatausahaan alat keterangan.
3) Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
4) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.
5) Penatausahaan penerimaan PBB Non-Elektronik.
6) Pembuatan Laporan PBB/BPHTB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
7) Penyelesaian bagi hasil penerimaan PBB.
d. Seksi Pelayanan
1) Penatausahaan surat, dokumen dan laporan WP kepada TPT.
2) Pendaftaran NPWP dan pengukuhan PKP serta penghapusan
NPWP dan pencabutan PKP.
3) Perubahan identitas WP.
4) Pemindahan WP dan PKP lama dan KPP baru.
5) Penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan dan Masa.
6) Permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT
Tahunan PPh.
7) Penerbitan Surat Teguran untuk SPT Masa PPN.
8) Penerbitan Surat Teguran untuk SPT Tahunan PPh.
9) Penelitian hasil keluaran SPPT/STTS/DHKP/DHR.
10) Permohonan pencetakan salinan SPPT/SKP/STP.
11) Peminjaman atau pengiriman berkas.
12) Permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US
Dollar.
13) Pemberitahuan penggunaan Norma Perhitungan.
14) Penertiban SKP.
15) Penatausahaan dokumen masuk di pelayanan dan dokumen WP.
16) Penyisihan anak berkas WP yang masa/tahun pajaknya lebih dari
10 tahun (kadaluwarsa).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
e. Seksi Pemeriksaan
1) Penyelesaian SPT tahunan PPh lebih bayar.
2) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak penjualan atas barang mewah (PPh BM).
3) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak pertambahan nilai (PPN) utuk selain WP patuh.
4) Penyelesaian usulan pemeriksaan.
5) Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan.
6) Pengamatan oleh KPP.
7) Pemeriksaan kantor dan lapangan.
8) Penatausahaan laporan pemeriksaan dan nota hitung.
f. Seksi Ekstensifikasi
1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi
ekstensifikasi.
2) Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor dan
lapangan.
3) Penerbitan himbauan ber-NPWP.
4) Pencarian data potensi perpajakan.
5) Pelaksanaan penilaian individual objek PBB.
6) Pembuatan DBKB.
7) Pembentukan atau penyempurnaan ZNT/NIR.
8) Pemeliharaan data objek dan subjek PBB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
9) Penyelesaian mutasi sebagian dan atau seluruhnya objek dan
subjek PBB.
10) Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian SPOP.
11) Penyelesaian permohonan surat keterangan NJOP.
12) Penerbitan daftar nominatif usulan SP3 SPL ekstensifikasi.
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) terdiri dari tiga
bagian, yaitu: Waskon I, Waskon II dan Waskon III. Setiap Waskon
membawahi beberapa kecamatan, antara lain:
1) Seksi Waskon I membawahi 14 kecamatan, antara lain:
a) Kecamatan Karanganyar;
b) Kecamatan Karangpandan;
c) Kecamatan Kebak Kramat;
d) Kecamatan Tangen;
e) Kecamatan Tasikmadu;
f) Kecamatan Gemolong;
g) Kecamatan Sambung Macan;
h) Kecamatan Mojogedang;
i) Kecamatan Sidoharjo;
j) Kecamatan Mondokan;
k) Kecamatan Sumber Lawang;
l) Kecamatan Tanon;
m) Kecamatan Kalijambe;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
n) Kecamatan Masaran.
2) Seksi Waskon II membawahi 9 kecamatan, antara lain:
a) Kecamatan Jaten;
b) Kecamatan Sragen;
c) Kecamatan Gondang;
d) Kecamatan Jatipuro;
e) Kecamatan Jenar;
f) Kecamatan Tawangmangu;
g) Kecamatan Sukodono;
h) Kecamatan Kedawung;
i) Kecamatan Matesih.
3) Seksi Waskon III membawahi 13 kecamatan, antara lain:
a) Kecamatan Colomadu;
b) Kecamatan Gondangrejo;
c) Kecamatan Ngargoyoso;
d) Kecamatan Kerjo;
e) Kecamatan Jatiyoso;
f) Kecamatan Jumantono;
g) Kecamatan Plupuh;
h) Kecamatan Sambirejo;
i) Kecamatan Ngrampal;
j) Kecamatan Karang Malang;
k) Kecamatan Jumapolo;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
l) Kecamatan Miri;
m) Kecamatan Gesi.
Tugas-tugas seksi Waskon, yaitu:
a) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi
pengawasan dan konsultasi;
b) Penerbitan SPMKP, SPMIB, SKBKBN/SKBKBT/STB, SKP PBB,
teguran pengembalian SPOP, surat himbauan SPT;
c) Penerbitan SPMKP/SPMIB pengganti karena kadaluwarsa;
d) Penerbitan SPMKP/SPMIB yang rusak atau salah (yang sudah atau
belum diterbitkan);
e) Penyelesaian permohonan WP;
f) Pembuatan SPMKP/SPMIB yang hilang;
g) Penyelesaian pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT secara jabatan;
h) Penyelesaian pemindahbukuan dan pemindahbukuan ke KPP lain;
i) Pelaksanaan putusan gugatan atau banding;
j) Penyelesaian perhitungan lebih bayar;
k) Penentuan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran PBB;
l) Pemberian bimbingan kepada WP;
m) Menjawab surat yang berkaitan dengan konsultasi teknis
perpajakan bagi WP;
n) Layanan permintaan perubahan metode penilaian persediaan;
o) Penetapan WP patuh;
p) Pemutakhiran profil WP;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
q) Pelaksanaan Ekualisasi;
r) Pengusulan PKP Fiktif;
s) Penatausahaan SK pembetulan dari seksi pengawasan dan
konsultasi;
t) Penatausahaan SKK/PB/pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak dan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di
seksi pengawasan dan konsultasi;
u) Penyusunan estimasi penerimaan pajak ber-NPWP;
v) Pelaksanaan penelitian dan analisis kepatuhan material WP.
h. Seksi Penagihan
1) Membuat surat teguran dan surat paksa.
2) Menerbitkan surat sita.
3) Membuat laporan surat paksa.
4) Membuat berita acara pelaksanaan sita.
5) Melaksanakan lelang.
6) Menerima dan menatausahaan daftar pengantar SPT/SKP/PBk dari
seksi pelayanan dan kemudian merekamnya.
7) Menatausahakan surat masuk dan surat keluar.
8) Melakukan konfirmasi data tunggakan pajak.
9) Mencetak surat teguran.
10) Melakukan validasi tunggakan awal Wajib Pajak.
11) Menatausahakan kartu pengawasan tunggakan pajak dan STP/
SKP ketetapan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
12) Pengarsipan berkas tunggakan Wajib Pajak.
13) Membuat laporan bulanan, triwulan, laporan usulan penghapusan
dan laporan perkembangan tunggakan pajak.
i. Seksi Fungsional
1) Menyampaikan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SPPP).
2) Melakukan pemeriksaan.
3) Melakukan penilaian terhadap objek pajak di lapangan.
j. KP2KP Sragen
KP2KP (Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Penyuluhan
Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan) bertempat di Sragen. KP2KP
mempunyai tugas antara lain:
1) Penyuluhan di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai
serta Pajak Bumi dan Bangunan kepada masyarakat;
2) Pelayanan konsultasi di bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai serta Pajak Bumi dan Bangunan kepada
masyarakat.
B. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini harus diakui telah membawa pengaruh
terhadap perkembangan ekonomi. Khususnya di Indonesia banyak didirikan
perusahaan-perusahaan dan banyak pula didirikan home industry untuk
meningkatkan taraf hidupnya. Pemerintah juga dapat mengimbangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
perkembangan ini dengan membuat peraturan-peraturan baru yang dapat
disesuaikan dengan keadaan masyarakat di Indonesia.
Kebijakan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak
menciptakan sistem perpajakan agar tingkat penerimaan pajak meningkat
sehingga semua warga Indonesia diharuskan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) pada Wajib Pajak yang pendapatannya di atas Pendapatan
Tidak Kena Pajak (PTKP). Perusahan juga diharuskan memiliki NPWP serta
diwajibkan untuk lapor dan setor pajak dengan sistem pemungutan pajak di
Indonesia berdasarkan Undang-Undang perpajakan yang berlaku saat ini
yaitu sistem self assessment.
Berdasarkan sistem tersebut, maka Wajib Pajak diberi kesempatan
dan kepercayaan serta tanggung jawab untuk menghitung, membayar dan
melaporkan sendiri besarnya pajak terutang atau pajak yang harus dibayar.
Sistem ini dianut sejak terjadi reformasi di bidang perpajakan. Sejak
reformasi tersebut Indonesia mulai menganut asas Self Assessment System
sebagai pengganti dari Official Assessment System.
Banyak perusahaan yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,
salah satunya digunakan untuk mendapatkan investasi yang ditanamkan
dalam perusahaan tersebut. Namun saat dikeluarkan keputusan bahwa
perusahaan tersebut ditutup, merupakan sesuatu yang wajar dalam dunia
bisnis. Hal ini dapat disebabkan karena keinginan pemilik maupun
berdasarkan putusan banding. Tindakan tersebut akan berdampak terhadap
hak dan kewajiban perusahaan di bidang perpajakan. Implikasi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
penutupan usaha tersebut berkaitan dengan masalah penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak.
Pada kenyataannya, tidak semua Wajib Pajak Orang Pribadi maupun
Badan peduli dalam menyelesaikan urusan perpajakannya sampai selesai.
Biasanya banyak perusahaan yang ditinggalkan begitu saja tanpa adanya
likuidasi atau penyelesaian kewajiban perpajakannya karena perusahaan
tersebut sudah tidak mempunyai tanda-tanda untuk hidup. Permohonan
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak juga dapat dilakukan oleh Wajib
Pajak Orang Pribadi yang meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya,
misalnya bagi tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia akan kembali ke
negara asalnya dan bagi wanita yang sudah menikah namun tidak dengan
pemisahan harta kepada suaminya serta untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
yang meninggal dunia.
Pada kenyataannya, proses penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) merupakan salah satu masalah dalam penyelesaian perpajakan yang
tidak dapat diselesaikan dengan pasti dan memerlukan waktu yang bertahun-
tahun lamanya yang seharusnya dapat terselesaikan oleh fiskus dalam jangka
waktu 6 bulan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan 12 bulan untuk Wajib
Pajak Badan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus melalui karya ilmiah dengan judul “TINJAUAN
PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini digunakan sebagai pedoman
bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai
dengan prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Dengan melihat latar belakang yang
telah dijelaskan di atas makan penulis mengambil perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah persyaratan dalam penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) selain dikarenakan Wajib Pajak ganda di KPP Pratama
Karanganyar?
2. Bagaimanakah proses penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak selain
dikarenakan Wajib Pajak ganda di KPP Pratama Karanganyar?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diambil penulis, tujuan yang ingin
dicapai penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak
dalam penghapusan NPWP;
2. Untuk mengetahui realita proses penghapusan NPWP bagi semua Wajib
Pajak yang dilakukan oleh fiskus.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka
penulis berharap penelitian ini memiliki manfaat, antara lain sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Bagi KPP Pratama Karanganyar
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi KPP Pratama
Karanganyar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penghapusan
NPWP.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi instansi yang
terkait serta sebagai dasar pembuatan kebijakan atau peraturan dalam
bidang perpajakan, khususnya mengenai penghapusan NPWP.
3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lainnya
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perpajakan,
khususnya prosedur penghapusan NPWP dan sebagai referensi pembuatan
Tugas Akhir, khususnya mahasiswa perpajakan degan pokok bahasan
yang berkaitan.
4. Bagi Masyarakat Umum
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat, khususnya Wajib Pajak
yang ingin menghapuskan NPWPnya untuk bahan dasar dan acuan proses
penghapusan NPWP dalam penyelesaian kewajiban perpajakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal
(kontraprestasi), yang lansung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat Soemitro dalam Suandy
Erly, 2008: 10).
Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Sedangkan Prof. Dr. P. J. A. Andriani (dalam Brotodihardjo R.
Santoso, 1991: 2) mengemukakan bahwa pajak adalah iuran kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan
tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah.
2. Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgeting (sumber keuangan
negara) dan fungsi regulerend atau pengatur (Resmi Siti, 2007).
a. Fungsi Budgeting (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi budgeting, artinya pajak merupakan
salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-
banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara
ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui
penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan
lain-lain.
b. Fungsi Regulerend (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di
luar bidang keuangan.
Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur
adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dikenakan pada saat
transaksi jual beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang,
maka tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut
semakin mahal harganya. Pengenaaan pajak ini dimaksudkan agar
rakyat tidak berlomba-lomba untuk mengonsumsi barang mewah
(mengurangi gaya hidup mewah).
2) Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan. Hal ini
dimaksudkan agar pihak yang memperoleh penghasilan tinggi
memberikan kontribusi (membayar pajak) yang tinggi pula,
sehingga terjadi pemerataan pendapatan.
3) Tarif pajak ekspor sebesar 0% dimaksudkan agar para pengusaha
terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga
dapat memperbesar devisa Negara.
4) Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil industri
tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja, dan
lain-lain, dimaksudkan agar terdapat penekanan produksi terhadap
industri tersebut karena dapat mengganggu lingkungan atau polusi
(membahayakan kesehatan).
5) Pemberlakuan tax holiday dimaksudkan untuk menarik investor
asing agar menanamkan modalnya di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Pengelompokan Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat dan menurut
lembaga pemungutnya.
a. Menurut Golongan
1) Pajak Langsung
Pajak langsung yaitu pajak yang bebannya harus
ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain. Sebagai contoh Pajak
Penghasilan (PPh).
2) Pajak Tidak Langsung
Pajak Tidak langsung yaitu pajak yang pembebanannya
dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Pajak tidak langsung terjadi
jika terdapat suatu kegiatan yang menyebabkan terutangnya pajak,
misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Sebagai contoh
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b. Menurut Sifat
1) Pajak Subjektif
Pajak subjektif yaitu pajak yang pengenaannya
memerhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak. Sebagai contoh Pajak
Penghasilan (PPh) yang pengenaan PPh untuk orang pribadi
memerhatikan status perkawinan, banyaknya anak dan tanggungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
lainnya sehingga dengan keadaan Wajib Pajak tersebut digunakan
untuk menentukan besarnya penghasilan tidak kena pajak.
2) Pajak Objektif
Pajak Objektif yaitu pajak yang pengenaannya
memerhatikan objeknya tanpa memerhatikan keadaan pribadi
Wajib Pajak maupun tempat tinggal. Sebagai contoh Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas barang Mewah
(PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
c. Menurut Lembaga Pemungut
1) Pajak Negara (Pajak Pusat)
Pajak Negara (pajak pusat) yaitu pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara pada umumnya. Sebagai contoh PPh, PPN, PBB, PPnBM
dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
2) Pajak Daerah
Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah
tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga daerah masing-masing.
Pajak Provinsi meliputi Pajak Kendaraan Bermotor dan
kendaraan di atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah tanah dan
Air Pemukaan.
Pajak Kabupaten/Kota meliputi Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Pengambilan Bahan Gailan Golongan C dan Pajak Parkir.
4. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak setiap tahunnya sesuai peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus;
2) Wajib Pajak bersifat pasif;
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya
pajak yang terutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri;
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri yang terutang;
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak
yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak;
2) Penunjukan pihak ketiga dilakukan sesuai peraturan perundang-
undangan perpajakan, keputusan presiden dan peraturan lainnya;
3) Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak
bergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.
5. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
a. Kewajiban Wajib Pajak
1) Kewajiban Mendaftarkan Diri
Sesuai dengan sistem self assessment, maka Wajib Pajak
mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayahnya meliputi tempat
tinggal atau kedudukan Wajib Pajak untuk diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Setelah memperoleh NPWP, Wajib
Pajak sebagai Pengusaha yang dikenakan PPN wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
(PKP).
2) Kewajiban Pembayaran, Pemotongan dan Pelaporan Pajak
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan
sesuai dengan sistem self assessment wajib melakukan sendiri
perhitungan, pembayaran dan pelaporan pajak terutang. Wajib
Pajak yang tidak melakukan kewajiban pajaknya sesuai jangka
waktu yang telah ditentukan, akan dilakukan penagihan pajak.
3) Kewajiban dalam Hal Diperiksa
Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya, Direktur Jenderal Pajak dapat
melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. Pelaksanaan
pemeriksaan dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi
pengawasan terhadap Wajib Pajak yang bertujuan untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
4) Kewajiban Memberi Data
Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak
lain wajib memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Data dan informasi
dimaksud adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang
dapat menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha,
penghasilan atau kekayaan yang bersangkutan serta laporan
keuangan atau kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi
lain di luar Direktorat Jenderal Pajak.
b. Hak Wajib Pajak
1) Hak Atas Kelebihan Pembayaran Pajak
Dalam hal pajak terutang untuk suatu tahun pajak ternyata
lebih kecil dari jumlah kredit pajak, maka Wajib Pajak
mempunyai hak untuk mendapatkan kembali kelebihan tersebut.
Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat diberikan dalam
waktu dua belas bulan sejak surat permohonan diterima secara
lengkap.
2) Hak dalam Hal Wajib Pajak dilakukan Pemeriksaan
Dalam hal dilakukan pemeriksaan, Wajib Pajak berhak
meminta Surat Perintah Pemeriksaan, mendapatkan penjelasan
mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan dan meminta rincian
perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT.
3) Hak untuk Mengajukan Keberatan, Banding dan Peninjauan
Kembali.
Berdasarkan hasil pemeriksaan maka diterbitkan surat
ketetapan pajak yang mengakibatkan pajak terutang menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kurang bayar, lebih bayar atau nihil. Wajib Pajak berhak
mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak tersebut, apabila
belum puas maka Wajib Pajak dapat mengajukan banding.
Langkah terakhir yang dapat dilakukan Wajib Pajak dalam
sengketa pajak adalah peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.
4) Hak-Hak Wajib Pajak Lainnya:
a) Hak atas kerahasiaan bagi Wajib Pajak;
b) Hak atas penundaan pembayaran;
c) Hak untuk pengangsuran pembayaran;
d) Hak untuk penundaan pelaporan SPT Tahunan;
e) Hak untuk pengurangan PPh Pasal 25;
f) Hak untuk pengurangan PBB;
g) Hak untuk pembebasan pajak.
6. Pengertian dan Manfaat NPWP
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya.
NPWP terdiri atas 15 digit dengan pembagian 9 digit pertama
merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 digit berikutnya Kode Administrasi
Perpajakan. Format tersebut adalah sebagai berikut: XX. XXX. XXX. X.
XXX. XXX.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Setiap Wajib Pajak hanya mempunyai satu NPWP untuk semua
jenis pajak. Apabila Wajib Pajak yang tidak diwajibkan mendaftarkan diri
namun memerlukan NPWP, dapat mendaftarkan diri dan akan diberikan
NPWP untuk badan (misalnya PT) yang baru berdiri sebaiknya tetap
mempunyai NPWP karena apabila rugi dapat dikompensasi dengan tahun
berikutnya.
Setelah memperoleh NPWP, Wajib Pajak dapat menjalankan hak-
hak dengan semestinya. Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh
wajib pajak yang mempunyai NPWP yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak;
b. Wajib pajak dipotong pajak atas pekerjaan atau kegiatan dengan
memiliki NPWP, maka Wajib Pajak dapat menghitung kembali dan
apabila terdapat kelebihan pembayaran dapat direstitusikan;
c. Dapat terhindar dari tarif PPh pasal 21 lebih tinggi 20% dan tarif PPh
pasal 23 lebih tinggi 100%;
d. Wajib Pajak dapat menjalankan transaksi yang mensyaratkan
kepemilikan NPWP, misalnya pengajuan kredit, penjualan tanah,
menjadi konsultan pajak dan sebagainya;
e. Jika terjadi kekeliruan atau penetapan sepihak, Wajib Pajak dapat
menggunakan hak mengajukan keberatan, banding, pembatalan
ketetapan, pengurangan sanksi, dan sebagainya;
f. Berhak mendapatkan pelayanan dari petugas pajak, baik bersifat
informatif maupun teknis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
7. Cara Memperoleh NPWP
Ada dua cara untuk memperoleh NPWP yaitu sebagai berikut:
a. Mendaftarkan diri ke Kantor Direktorat Pajak untuk memperoleh
NPWP dengan menempuh prosedur sebagai berikut:
1) Wajib pajak mendaftarkan diri ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak,
tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha tanpa harus sesuai
dengan alamat tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat
kegiatan usaha;
2) Apabila jumlah penghasilannya telah melebihi PTKP dalam waktu
setahun, pendaftaran paling lambat akhir bulan berikutnya. Bagi
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan usaha atau pekerjaan
bebas pendaftaran paling lambat satu bulan setelah saat usaha
mulai dijalankan;
3) Wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan permohonan
pendaftaran NPWP ke Kantor pelayanan Pajak (KPP) atau melalui
Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4)
atau Kantor Penyuluhan Pelayanan dan Konsultasi Pajak
(KP2KP). Pengisian dilakukan dengan menyiapkan dokumen-
dokumen sesuai dengan Wajib Pajak atara lain:
a) Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dokumen yang diperlukan
hanya berupa fotokopi KTP yang masih berlaku atau Kartu
Keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b) Bagi Wajib Pajak Badan, dokumen yang diperlukan antara
lain:
(1) Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan;
(2) Fotokopi KTP Pengurus;
(3) Surat Keterangan Kegiatan Usaha dari Lurah.
4) Jangka waktu penyelesaian permohonan Wajib Pajak paling lambat
pada hari kerja berikutnya setelah permohonan diterima lengkap
dan kepada Wajib Pajak diberikan surat keterangan terdaftar
(SKT) dan kartu NPWP.
b. Pendaftaran NPWP melalui media elektronik (electronic registration)
Pendaftaran NPWP oleh Wajib Pajak dapat juga dilakukan secara
elektronik yaitu melalui internet di situs Direktorat Jenderal Pajak
dengan alamat www.pajak.go.id. Wajib Pajak cukup memasukan data-
data pribadi (KTP/SIM/Paspor) untuk dapat memperoleh NPWP.
Langkah-langkah untuk mendapatkan NPWP melalui internet sebagai
berikut:
1) Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di internet dengan alamat
www.pajak.go.id;
2) Selanjutnya memilih menu e-reg (electronic registration);
3) Pilih menu “buat account baru” dan isi kolom yang diminta;
4) Kemudian akan masuk ke menu “Formulir Wajib Pajak Orang
Pribadi sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang
dimiliki;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5) Kemudian akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
sementara yang berlaku selama 30 hari sejak pendaftaran
dilakukan. Cetak SKT sementara beserta Formulir Registrasi
Wajib Pajak orang Pribadi sebagai bukti sudah terdaftar sebagai
Wajib Pajak;
6) Menandatangani formulir registrasi, kemudian kirimkan atau
sampaikan bersama SKT sementara serta persyaratan lainnya ke
KPP seperti yang tertera pada SKT sementara tersebut. Kemudian
menerima kartu NPWP dan SKT asli.
B. Analisis Data dan Pembahasan
Sama halnya dengan siklus kehidupan, NPWP juga memiliki siklus
yang sama sesuai dengan ciri khas manusia. Jika awalnya seseorang
mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP, maka ia berhak mengajukan
penghapusan apabila kondisi tertentu terpenuhi sebagai dasar dihapuskannya
NPWP. Seringkali karena ketidakmengertian Wajib Pajak, penyelesaian
urusan pajak menjadi lama.
1. Persyaratan dalam Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Selain Dikarenakan Wajib Pajak Ganda di KPP Pratama
Karanganyar
Permohonan penghapusan NPWP oleh wajib pajak atau ahli
warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
undangan. Persyaratan subjektif adalah persyaratan dengan ketentuan
mengenai subjek pajak baik Orang Pribadi maupun badan bertempat
tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima
atau memperoleh penghasilan selama satu tahun pajak di atas
penghasilan tidak kena pajak (PTKP).
a. Menurut SE-03/PJ.04/2007 Penghapusan NPWP dilakukan oleh
Direktur Jenderal Pajak apabila:
1) Wajib pajak Orang Pribadi meninggal dunia dengan tidak
meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli
waris tidak dapat ditemukan;
2) Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan;
3) Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI pensiun dan tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak;
4) Karyawan yang tidak memiliki usaha atau pekerjaan bebas dan
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak yaitu yang
penghasilannya di bawah PTKP;
5) Bendahara pemerintah atau bendahara proyek yang tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak karena yang bersangkutan
sudah tidak lagi ditunjuk menjadi bendahara;
6) Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggalkan Indonesia
untuk selama-lamanya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
7) Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek
Pajak sudah selesai dibagi;
8) Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu NPWP untuk
menentukan NPWP yang dapat digunakan sebagai sarana
administrasi pemenuhan pelaksanaan hak dan kewajiban
perpajakan.
b. Persyaratan yang harus dibawa saat mengajukan permohonan NPWP
oleh Wajib Pajak:
1) Fotokopi akte kematian atau laporan kematian dari instansi yang
berwenang bagi Wajib Pajak yang meninggal dunia dan tidak
meninggalkan warisan;
2) Adanya surat nikah atau akte perkawinan dari catatan sipil bagi
wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan;
3) Apabila sudah selesai warisan yang dibagi, disyaratkan adanya
keterangan tentang selesainya warisan yang telah terbagi oleh
para waris untuk warisan dalam kedudukannya sebagai subjek
pajak;
4) Adanya akte pembubaran yang dikukuhkan dengan surat
keterangan dari instansi yang berwenang bagi Wajib Pajak
badan yang telah dibubarkan secara resmi;
5) Adanya permohonan Wajib Pajak yang dilampirkan dokumen
yang mendukung bahwa Badan Usaha Tetap (BUT) tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
memenuhi syarat untuk dapat digolongkan sebagai WP bagi
BUT yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai
BUT;
6) Wajib Pajak yang memiliki NPWP ganda disyaratkan adanya
NPWP lama, fotokopi KTP dan NPWP baru.
c. Penghapusan NPWP dapat dilakukan apabila utang pajak telah
dilunasi, kecuali dari hasil pemeriksaan pajak diketahui adanya utang
pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, dikarenakan:
1) Wajib Pajak Orang Pribadi meninggal dunia dengan tidak
meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli
waris tidak dapat ditemukan;
2) Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan.
Penghapusan NPWP dapat dilakukan secara jabatan, apabila
berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak diketahui
bahwa Wajib Pajak yang bersangkutan diterbitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak secara jabatan ternyata telah memiliki NPWP. Penghapusan
tersebut dilakukan terhadap NPWP yang diterbitkan secara jabatan.
Dalam penghapusan NPWP inilah diperlukan pemeriksaan terlebih
dahulu melalui pemeriksaan untuk tujuan lain.
Setelah melakukan pemeriksaan, Direktur Jenderal Pajak harus
memberikan keputusan atas permohonan penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dalam jangka 6 bulan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
12 bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan Wajib
Pajak diterima secara lengkap.
Apabila Direktorat Jenderal Pajak tidak memberikan keputusan dan
telah melewati jangka waktu yang ditentukan, maka permohonan
penghapusan NPWP dianggap disetujui, dan Direktorat Jenderal Pajak
harus menerbitkan surat keputusan penghapusan NPWP dalam jangka
waktu paling lambat satu bulan setelah jangka waktu yang telah
ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Proses Penghapusan NPWP Selain Dikarenakan Wajib Pajak Ganda
di KPP Pratama Karanganyar
Gambar II.1 Flow Chart Penyelesaian Penghapusan NPWP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berdasarkan Gambar II.1 dapat diketahui prosedur kerja penghapusan
NPWP adalah sebagai berikut:
a) Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan penghapusan NPWP
dengan menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data
Wajib Pajak beserta persyaratannya.
b) Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran
dan Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan
persyaratannya. Apabila berkas penghapusan NPWP belum lengkap,
maka Wajib Pajak wajib melengkapinya. Apabila berkas sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan menerbitkan BPS
(Bukti Penerimaan Surat) dan LPAD (Lembar Pengawasan Arus
Dokumen). BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD
digabungkan dengan berkas penghapusan NPWP kemudian
diserahkan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
c) Pelaksana Seksi Pelayanan menyerahkan LPAD dan berkas
permohonan ke Seksi Pemeriksaan.
d) Seksi Pemeriksaan melakukan proses pemeriksaan sesuai dengan
SOP Pemeriksaan kemudian mengeluarkan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dan diserahkan ke Pelaksana Seksi Pelayanan.
e) Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP). Berdasarkan hasil pemeriksaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(1) Wajib Pajak memenuhi syarat untuk dihapus.
Apabila dapat memenuhi syarat untuk dihapuskan maka Seksi
Pelayanan membuat Nota Dinas konfirmasi utang pajak.
Kemudian diberikan ke Seksi Penagihan untuk mengonfirmasi
sesuai dengan SOP Tata Cara Menjawab Konfirmasi Data
Tunggakan Pajak dan diserahkan kembali ke Pelaksana Seksi
Pelayanan. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Nota Dinas
Jawaban Konfirmasi Utang Pajak, sehingga dapat diketahui
utang pajak dan Wajib Pajak harus melunasi terlebih dahulu.
Setelah dilunasi Pelaksana Seksi Pelayanan membuat Konsep
Surat Penghapusan NPWP dan diberikan ke Kepala Seksi
Pelayanan untuk meneliti dan menandatangani kemudian
mengeluarkan Surat Penghapusan NPWP.
(2) Wajib Pajak tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan.
Apabila tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan NPWP maka
Seksi Pelayanan membuat Konsep Surat Penolakan
Penghapusan NPWP kemudian diberikan ke Kepala Seksi
Pelayanan untuk meneliti dan menandatangani kemudian
mengeluarkan Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak.
f) Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Penghapusan NPWP
atau Surat Penolakan Penghapusan NPWP kemudian dikembalikan
kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
g) Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen untuk
menatausahakan dengan mencatat nomor Surat Penghapusan NPWP
yang telah diberikan secara sistem ke dalam buku register, memberi
stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan
menyampaikan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.
h) Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan
dokumen kepada Wajib Pajak sesuai dengan SOP Tata Cara
Penyampaian Dokumen di KPP.
i) Wajib Pajak menerima Surat Penghapusan atau Surat Penolakan
NPWP.
j) Proses selesai.
Jumlah Wajib Pajak yang mengajukan penghapusan NPWP di KPP
Pratama Karanganyar adalah sebangai berikut:
Tabel II.1
Daftar Pelaksanaan Kegiatan Penghapusan NPWP
Jenis
Pemeriksaan
2009 2010
Jumlah
Mengajukan
Penyelesaian
Pemeriksaan Sisa
Jumlah
Mengajukan
Penyelesaian
Pemeriksaan Sisa
Pemeriksaan
Tujuan Lain 34 34 0 105 63 42
(Sumber: Bagian Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar )
Dari Tabel II.1 diketahui bahwa penghapusan NPWP pada tahun
2009 hanya 34 Wajib Pajak dan dapat diselesaikan semuanya sehingga
tidak ada yang tersisa dalam penyelesaian pemeriksaan. Namun, untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tahun 2010 jumlah Wajib Pajak yang mengajukan penghapusan NPWP
sebanyak 105 dan dapat terselesaikan hanya 63 Wajib Pajak sehingga
tersisa tunggakan pemeriksaan sebanyak 42 Wajib Pajak. Alasan terjadi
tunggakan pemeriksaan untuk tahun 2010 sebanyak 42 Wajib Pajak
dikarenakan Wajib Pajak mengajukan penghapusan pada akhir tahun,
misalnya bulan Oktober sehingga Fiskus baru mulai memproses pada
akhir tahun sehingga sampai bulan Desember 2010 belum terselesaikan
maka sisa tersebut dimasukkan dalam tunggakan pemeriksaan tahun
2011. Apabila sisa tunggakan pemeriksaan itu belum terselesaikan tahun
2011 dan melebihi jangka waktu penghapusan NPWP, maka permohonan
penghapusan NPWP dianggap disetujui. Jumlah Wajib Pajak tersebut
mengajukan penghapusan NPWP dikarenakan meninggal, pergi ke luar
negeri selama-lamanya, perusahaannya bubar dan lain sebagainya kecuali
dikarenakan mempunyai NPWP ganda.
Pada KPP Pratama Karanganyar jumlah Wajib Pajak yang
mengajukan permohonan penghapusan NPWP dikarenakan mempunyai
NPWP ganda sejak berdirinya KPP pada bulan Oktober 2007 hingga 29
Maret 2011 sebanyak 626 Wajib Pajak. Untuk penghapusan NPWP
dikarenakan ganda proses penghapusannya tidak terlalu rumit seperti
penghapusan NPWP dikarenakan yang lainnya karena NPWP ganda
tidak mengalami pemeriksaan hanya ditangani oleh Seksi Waskon untuk
meneliti benarkah Wajib Pajak tersebut mempunyai NPWP ganda.
Account Representative (AR) yang bekerja di Seksi Waskon mengecek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
data-data Wajib Pajak yang mengajukan penghapusan NPWP
dikarenakan ganda. Apabila AR menyetujui permohonan tersebut, maka
Seksi Waskon mengeluarkan Nota Dinas kemudian diberikan kepada
bagian Pelayanan untuk mencetak Surat Penghapusan NPWP dan
diberikan kepada Wajib Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
TEMUAN
A. Kelebihan
1. Pelaksana Seksi Pelayanan dalam Proses Penghapusan NPWP tahun 2008
tidak membuat Nota Dinas Konfirmasi Utang Pajak dan Nota Dinas
Jawaban Konfirmasi Utang Pajak sehingga tidak melalui Seksi Penagihan.
Sedangkan Proses Penghapusan NPWP tahun 2010, Pelaksana Seksi
Pelayanan diwajibkan membuat Nota Dinas Konfirmasi Utang Pajak dan
Nota Dinas Jawaban Utang Pajak.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar meningkatkan kinerja untuk
menyelesaikan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam
menjalankan prosedur yang telah ditetapkan, misalnya pada bagian seksi
fungsional pemeriksa dibentuknya susunan Tim Pemeriksa Pajak yang
terdiri dari tiga fiskus yaitu Supervisor, Ketua Tim dan Anggota Tim agar
memperlancar pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan.
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar melakukan peningkatan
efektivitas kehumasan dengan memberikan pelayanan prima kepada
Wajib Pajak saat menyelesaikan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dengan cepat sebelum jangka waktu ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar melakukan penyuluhan
kepada lapisan masyarakat sehingga dapat meningkatkan tingkat
kepatuhan serta kesadaran Wajib Pajak dalam menyelesaikan urusan
perpajakan hingga selesai.
B. Kelemahan
1. Wajib Pajak sulit ditemukan dalam pemeriksaan lapangan, misalnya saat
mencari ahli waris serta mencari alamat Wajib Pajak sulit ditemukan
sehingga dapat menyulitkan fiskus dalam melakukan pemeriksaan Wajib
Pajak.
2. Terdapat beberapa Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Karanganyar yang tidak segera melengkapi persyaratan penghapusan
nomor pokok wajib pajak sehingga dalam penyelesaian penghapusan
tersebut menjadi tertunda dan fiskus untuk melakukan pemeriksaan harus
menunggu Wajib Pajak melengkapi persyaratan tersebut.
3. Fiskus terkadang mengalami kesalahan kerja dalam menyelesaikan
penghapusan NPWP yang sesuai prosedur, yakni masih menggunakan
prosedur lama. Perubahan prosedur tersebut adalah Prosedur Penghapusan
NPWP tahun 2008, penyerahan berkas permohonan penghapusan NPWP
ke Seksi Pemeriksaan tidak melalui Pelaksana Seksi pelayanan tetapi
langsung dari Petugas TPT ke Seksi Pemeriksaan. Sedangkan Prosedur
penghapusan NPWP tahun 2010, penyerahan berkas melalui Pelaksana
Seksi Pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar mengenai prosedur penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penghapusan NPWP untuk Wajib
Pajak yang meninggal dunia wajib adanya fotokopi akte atau laporan
kematian, wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta adanya
surat nikah dari catatan sipil, warisan yang belum terbagi disyaratkan
adanya keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi oleh ahli
waris, Wajib Pajak Badan yang telah dibubarkan adanya akte pembubaran
yang dikukuhkan, BUT yang kehilangan statusnya disyaratkan melampiri
dokumen bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat untuk digolongkan
sebagai Wajib Pajak dan Wajib Pajak dikarenakan memiliki NPWP ganda
diwajibkan melampiri NPWP lama, fotokopi KTP serta NPWP baru.
2. Prosedur penghapusan NPWP di KPP Pratama Karanganyar semua Wajib
Pajak mengajukan berkas penghapusan NPWP beserta formulir
pendaftaran, petugas TPT menerima semua berkas dari Wajib Pajak
kemudian menelitinya, petugas TPT mencetak BPS yang diserahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kepada Wajib Pajak dan LPAD yang digabungkan dengan berkas
penghapusan NPWP kemudian diberikan ke Seksi Pemeriksaan untuk
diproses, Seksi Pelayanan merekam LHP berdasarkan hasil pemeriksaan
untuk Wajib Pajak memenuhi syarat maka Seksi Pelayanan membuat nota
dinas tunggakan pajak ke Seksi Penagihan dan Wajib Pajak melunasi
tunggakan pajak tersebut kemudian Kepala Seksi Pelayanan mencetak
Surat Penghapusan NPWP yang ditanda tangani, pelaksana Seksi
Pelayanan menerima dokumen tersebut untuk mencatat nomor Surat
Penghapusan NPWP ke dalam buku register serta memberi stempel
kantor, Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan Surat
Penghapusan NPWP kepada Wajib Pajak, apabila Wajib Pajak tidak
memenuhi syarat maka Kepala Seksi Pelayanan mencetak Surat
Penolakan Penghapusan NPWP.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang menjelaskan tentang kendala dan
masalah yang dihadapi Wajib Pajak maupun Fiskus, maka penulis
memberikan rekomendasi yang diharapkan dapat memperbaiki. Rekomendasi
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Saat fiskus mengalami kesulitan dalam menemukan alamat Wajib Pajak
yang diperiksa sebaiknya dalam pencarian alamat Wajib Pajak, Tim
Pemeriksa yang beranggotakan 3 orang melakukan pencarian dengan
berpisah-pisah, tidak bersama. Apabila saat mengalami kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
mencari ahli waris yang disebabkan Wajib Pajak meninggal dunia fiskus
langsung mencari keterangan ke RT dan RW daerah setempat.
2. Apabila Wajib Pajak tidak segera melengkapi persyaratan, KPP sebaiknya
membuat jangka waktu kelengkapan data Wajib Pajak sehingga dalam
penyelesaian penghapusan dapat cepat terselesaikan. Jika Wajib Pajak
tidak melengkapi dalam batas waktu tertentu, maka pelaksanaan
penghapusan NPWP tidak akan dilaksanakan.
3. Perlu adanya sosialisasi kepada fiskus mengenai prosedur penghapusan
NPWP sehingga fiskus lebih memahami proses penghapusan. Dengan
demikian, kesalahan yang dilakukan oleh fiskus dapat berkurang.
Top Related