TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH BERBASIS DAERAH DENGAN
METODE STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS
(Studi Perbandingan Bank Jabar Banten Syariah dengan Bank DKI Syariah)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
TIAN GUSTIANA
NIM.108046100078
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Tian Gustiana. 108046100078. “Tingkat Efisiensi Bank Syariah Berbasis
Daerah Dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (Studi Perbandingan
Bank Jabar Banten Syariah dengan Bank DKI Syariah)”. Perbankan Syariah,
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam rangka mendorong pengembangan industri perbankan syariah agar
dapat menghasilkan kinerja yang terbaik, dan mempunyai daya saing yang tinggi
dalam industri perbankan nasional, maka bank harus memiliki efisiensi operasional
yang bagus. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi Bank Jabar Banten Syariah
dan Bank DKI Syariah selama periode Januari 2011 hingga Desember 2014.
Variabel input yang digunakan adalah total simpanan, beban operasional, dan total
aset, sedangkan variabel output-nya adalah total pembiayaan.. Dengan
menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA), didapatkan hasil rata-rata
tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah sebesar 0.9523. Rata-rata tingkat
efisiensi biaya Bank DKI Syariah sebesar 0,9339.
Kata Kunci: Efisiensi, Stochastic Frontier Analysis (SFA), Bank Jabar Banten
Syariah dan Bank DKI Syariah.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas asma-Mu Yaa Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademik di
Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Syariah (S. E. Sy). Teriring pula shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW,
manusia terbaik yang menjadi rahmat dan suri tauladan bagi seluruh umat manusia,
beserta salam kepada semua keluarga dan para sahabat serta pengikut beliau hingga
hari kiamat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini ditemui beberapa
kesulitan, namun berkat arahan, motivasi, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak,
maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan pendahulu
– pendahulu beliau yaitu Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,.
MM. dan Dr. J.M. Muslimin, MA.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis secara
tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini bahkan sejak beliau menjabat
vi
sebagai Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Yayan Sopyan, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Dr. Ahmad Tholabi, MA selaku Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas segala bantuan
dan ilmu yang beliau berikan.
4. AM. Hasan Ali, MA selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan
pendahulu beliau Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH terima kasih atas segala ilmu
dan nasihat serta motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skipsi ini.
5. Abdurrauf, Lc, MA dan pendahulu beliau, Mu’min Rauf, M. Ag, selaku
Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Yuke Rahmawati, MA, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan, tuntunan, masukan dan solusi yang amat baik
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. DR. Hj. Azizah, MA, selaku dosen penasihat Akademik yang senantiasa
memberikan bimbingan, tuntunan, masukan dan solusi yang amat baik
kepada penulis selama mengampu penulis..
vii
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dengan sabar
memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu
yang bermanfaat. Aamiin.
9. Kepala perpustakaan utama UIN Jakarta dan perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum beserta jajarannya yang telah membantu penulis dengan
menyediakan fasilitas berupa referensi - referensi yang penulis butuhkan
dan ruangan yang kondusif untuk mengerjakan skripsi, sehingga skripsi ini
bisa terselesaikan dengan baik.
10. Seluruh Staf Program Studi Mua’malat yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan kebutuhan
administrasi selama perkuliahan.
11. Kepada Ibu Yeti Haryati, Ibuku, dan Bapak Sutiyana, Ayahku tercinta, yang
tak pernah lelah memberikan semangat, serta iringan do’a yang tak pernah
putus ,dan jasa yang tidak akan pernah bisa terbayar sampai kapanpun.
Maafkan atas segala kesalahan, dan semoga skripsi ini bisa memberikan
senyuman serta rasa bangga untuk Ibu dan Ayah.
12. Kepada Adikku, Dea Setiyawati Terima kasih atas segala dukungan dan
semangat yang diberikan, Barakallah.
13. Kepada teman-teman yang berjasa membantu penyelesaian skripsi ini,
Terima kasih banyak dan rasa syukur atas bantuan juga solusi dari kalian
selama ini.
viii
14. Sahabat dan keluarga dari Perbankan Syariah 2008 kelas C untuk
perjuangan bersama selama masa kuliah
15. Kepada semua teman - teman organisasi kampus seperti KAMMI, LDK,
LiSEnSi, dan KKN Greenlight Cigombong, Terima kasih telah memberi
banyak keberkahan dan ilmu dalam perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan
segenap kerendahan hati Penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan
demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, bagi pengembangan diri Penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya. Akhirnya segala sesuatunya penulis serahkan
kehadirat Allah Azza Wa Jalla, semoga senantiasa dalam naungan rahmat dan
hidayah-Nya. Aamiin
Jakarta, 28 September 2015
Tian Gustiana
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI .........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................5
C. Rumusan Masalah ......................................................................................6
D. Pembatasan Masalah ...................................................................................6
E. Tujuan Penelitian .........................................................................................7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................7
G. Review Studi Terdahulu ..............................................................................7
H. Kerangka Konsep………….......................................................................11
I. Hipotesis Penelitian ...................................................................................13
J. Sistematika Penulisan ................................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................16
A. Sekilas Tentang Bank Syariah ..................................................................16
x
1) Pengertian Bank Syariah ...............................................................16
2) Fungsi Perbankan Syariah .............................................................16
3) Peranan Bank Syariah dalam Sistem Keuangan ...........................19
B. Pengertian Efisiensi ...................................................................................20
C. Teknik Pengukuran Efisiensi Perbankan ...................................................23
D. Teknik Pengukuran Stochastic Frontier Analysis (SFA) ...........................25
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................28
A. Objek Penelitian ........................................................................................28
B. Jenis dan Sumber Data ..............................................................................28
C. Populasi dan Sampel .................................................................................29
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................29
E. Spesifikasi Variabel Input dan Output ......................................................30
F. Definisi Operasional .................................................................................32
1) Variabel Input ................................................................................32
2) Variabel Output .............................................................................33
G. Metode Analisis Data ................................................................................34
1) Stochastic Frontier Analysis (SFA) ...............................................35
2) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) ....................................37
3) Uji Statistik ...................................................................................39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................42
A. Profil Singkat Objek Penelitian ................................................................42
1) Sekilas Tentang Bank Jabar Banten Syariah ...............................42
2) Sekilas Tentang Bank DKI Syariah ...............................................45
xi
B. Analisis Regresi ........................................................................................46
1) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) ......................................46
2) Uji Statistik .....................................................................................52
C. Pembahasan Efisiensi Perbankan ..............................................................58
1) Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah ..............................................59
2) Efisiensi Bank DKI Syariah ...........................................................62
BAB V PENUTUP ...............................................................................................67
A. Kesimpulan ...............................................................................................67
B. Saran .........................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................70
LAMPIRAN .........................................................................................................73
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2008 -
2014……………………………………………….…………………..2
Tabel 2.1 Kegiatan Usaha BUS, UUS dan BPRS……………………...……......17
Tabel 3.1 Variabel Input dan Output.……………………………...…………....42
Tabel 4.1 Hasil Uji Autokorelasi…………………………………….…………60
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas………………………………...…………62
Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..………………………………64
Tabel 4.4 Hasil Uji t Bank Jabar Banten Syariah……………………..………..65
Tabel 4.5 Hasil Uji t Bank DKI Syariah……………………………...………...67
Tabel 4.6 Hasil Uji F Bank Jabar Banten Syariah ………………………..……68
Tabel 4.7 Hasil Uji F Bank DKI Syariah…………………………………...…..70
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Jabar Banten Syariah………71
Tabel 4.9 Tingkat Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah…………….…………72
Tabel 4.10 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank DKI Syariah…………….....74
Tabel 4.11 Tingkat Efisiensi Bank DKI Syariah………………………………...75
Tabel 4.12 Perbandingan Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI
Syariah………………………………………………………………65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis………………………………………...8
Gambar 1.2 Alur Pengukuran Efisiensi…………………………………………...9
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Bank Jabar Banten Syariah…………………..58
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Bank DKI Syariah…………………………...59
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank Jabar Banten Syariah…………..61
Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank DKI Syariah …………………...62
Gambar 4.5 Grafik Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah………………………..73
Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Bank DKI Syariah………………………………...76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank bagi masyarakat ekonomi modern saat ini memiliki peranan yang
sangat krusial. Karena, dengan adanya perbankan terjadi fungsi intermediasi antar
masyarakat yang memiliki uang kepada masyarakat yang membutuhkan uang.
Dengan adanya intermediasi ini maka terjadilah pembangunan dan peningkatan
produktivitas masyarakat.
Di Indonesia, terdapat dua jenis bank yaitu bank berbasis bunga
(konvensional) dan bank syariah. Pada kali ini, penulis akan lebih membahas pada
bank syariah. Perbankan syariah di Indonesia, hadir sebagai lembaga keuangan
yang berfungsi sebagai intermediasi antara pemilik dana dengan pihak yang butuh
dana melalui mekanisme yang sesuai dengan syariat Islam. Dasar hukum dari
berdirinya bank syariah di Indonesia adalah UU Perbankan Syariah No. 21 tahun
2008. Bank syariah sendiri terdiri dari 3 jenis yaiu Bank Umum Syariah ( BUS) dan
Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Perkembangan bank syariah di Indonesia relatif selalu meningkat dari tahun
ke tahun. Hal ini dapat digambarkan dari tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2008-2014
Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
BUS 5 6 11 11 11 11 12
2
Jumlah Kantor 581 7.11 1.215 1.401 1.745 1.998 2.151
UUS 27 25 23 24 24 23 22
Jumlah Kantor 241 287 262 336 517 590 320
Sumber: Bank Indonesia ( diolah sesuai kebutuhan)
Dari data di atas, meskipun pertumbuhannya lambat, jaringan kantor
layanan BUS dan UUS di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan
Pesat.
Dari segi keuangan, industri perbankan syariah telah mengalami
peningkatan volume Usaha. Seperti ditunjukan Statistik Bank Syariah, pada
Desember 2013 aset perbankan syariah telah mencapai Rp 242,276 Triliun. Hal ini
meningkat sebesar 24,23 % dibandingkan pada Desember tahun 2012. Sedangkan
dari segi pembiayaan meningkat dari sebesar Rp 147,5 Triliun Rupiah pada
Desember 2012 menjadi Rp 184,12 Triliun atau sebesar 24,82 %. Dari tingkat
penghimpunan dana pihak ketiga meningkat dari Rp 147.42 Triliun menjadi Rp
183,53 Triliun atau sebesar 24,49%.1 Pada tahun 2013 marketshare perbankan
syariah telah mencapai 4,8 % perbankan nasional.2
Di Indonesia terdapat bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki dimiliki
oleh pemerintah daerah. Bank yang saham mayoritas dimiliki pemerintah daerah
disebut dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Diantara BPD yang terdapat di
Indonesia tersebut ada yang telah membuka layanan syariah baik berbentuk BUS
1 Bank Indonesia (2014), Statistik Perbankan Syariah Januari 2014. Diakses 26
September 2014 dari www.bi.go.id 2 Agustianto (2014). “Outlook Perbankan Syariah 2014”.diakses tanggal 26
September 2014 dari www.agustiantocentre.com
3
ataupun UUS. Diantara BPD tersebut contohnya adalah PT. Bank Jabar Banten Tbk
dan PT. Bank DKI. Kedua bank di atas telah memiliki layanan keuangan berbasis
syariah walaupun memiliki perbedaan jenis. Bank Jabar Banten Syariah telah
berbentuk sebagai Bank Umum Syariah (BUS) sedangkan Bank DKI Syariah
berbentuk sebagai Unit Usaha Syariah (UUS).
Bank syariah sebagai lembaga keuangan komersial, tentu bank syariah
bertujuan untuk mendapat keuntungan dalam operasionalnya (profit oriented).
Keuntungan tersebut di dapat dari hasil penghimpunan dana dan penyaluran dana
kembali kepada masyarakat. Sebagai pihak yang menghimpun dana masyarakat,
bank harus mempunyai kinerja yang baik agar semakin menarik minat masyarakat
agar menempatkan dananya di bank tersebut.
Kinerja yang baik tersebut dapat ditunjukkan dari keuntungan bank tersebut
dalam menjalankan operasionalnya. Apabila sebuah bank memiliki tingkat kinerja
keuangan yang menguntungkan maka bank tersebut terkategori sebagai bank yang
sehat. Selain dari jumlah keuntungan, kategori bank sehat pun dapat dilihat dari
pengukuran terhadap efisiensi bank tersebut dalam mengelola sumber dana yang
dimiliki.
Efisiensi secara sederhana dapat dipahami sebagai pengukuran kemampuan
bank mengelola sumberdaya keuangan bank (input) dalam menghasilkan
penghasilan (output) yang maksimal. Pada saat pengukuran efisiensi , bank
dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapat tingkat output yang optimal dengan
tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan
tingkat output tertentu. Pengukuran efisiensi ini menjadi sangat penting karena
4
efisiensi ini menggambarkan kesehatan sebuh bank sehingga akan semakin menarik
investor dan nasabah untuk menempatkan dananya di bank tersebut.
Efisiensi merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja
sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input
yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran
efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat
output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input
yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi
input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab
ketidakefisiensian.
Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang
cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-
kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan. Sering kali,
perhitungan tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik, tidak masuk
dalam kriteria “sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan.
Berdasarkan keterangan dan gambaran di atas, maka peneliti tertarik
mengambil judul “TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH BERBASIS
DAERAH DENGAN METODE STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS
(Studi Perbandingan Bank Jabar Banten Syariah dengan Bank DKI Syariah)
“.
Alasan penulis memilih PT. Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI
Syariah adalah sebagai berikut:
5
1. Wilayah asal kedua BPD Syariah di atas merupakan wilayah yang dekat
dengan pusat pemerinmtahan dan bisnis di Indonesia. Oleh karena itu
diasumsikan kedua bank tersebut memiliki asset terbesar di antara BPD dan
BPDS dari daerah lain.
2. Kedua BPDS di atas merupakan BPDS tertua yang lahir di Indonesia.
3. Meskipun berbeda dari segi jenis Bank (BUS dan UUS), akan tetapi kedua
bank memiliki aset yang besar dengan nilai lebih dari 1 triliun rupiah pada
tahun 2014.
4. Kedua BPDS di atas memiliki data tersedia paling lengkap pada periode
penelitian dibanding dengan BPD dan BPDS yang lain.
B. Identifikasi Masalah
Efisiensi merupakan parameter yang sangat penting dalam menilai dan
mrngukur kinerja sebuah institusi. Khusus di perbankan, efisiensi merupakan
gambaran hasil kinerja dari serangkaian sistem yang berlaku dalam bank. Efisiensi
tersebut sangat berkaitan dengan banyak faktor baik itu internal dan eksternal.
Maka dari itu dalam tema mengenai efisiensi bank syariah, maka akan timbul
beberapa contoh masalah seperti di bawah ini:
1) Perbandingan efisiensi perbankan konvensional dan bank syariah
2) Perbandingan efisiensi perbankan syariah antar bank syariah
3) Faktor internal yang paling berpengaruh terhadap efisiensi perbankan
syariah
4) Faktor eksternal apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi perbankan
syariah
6
5) Langkah stakeholder dalam memacu efisien dalam perbankan syariah
6) Dan lain sebagainya
C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan bahwa pokok-pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI
Syariah pada Januari 2011 - Desember 2014 berdasarkan Pendekatan
Parametrik Stochastic Frontier Analysis ?
2. Variabel apa yang paling berpengaruh terhadap nilai efisiensi pada Bank
Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah?
D. Pembatasan Masalah
Melihat banyaknya permasalahan seperti dalam bahasan di atas, maka
sangat diperlukan adanya pembatasan atau pemfokuskan masalah. Untuk membatasi
masalah agar lebih fokus dan tidak kabur, maka ditetapkan batasan masalah adalah :
a) Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank DKI Syariah dan Bank Jabar
Banten Syariah hanya pada kurun waktu antara Januari 2011- Desember
2014.
b) Data yang digunakan merupakan laporan keuangan tiga bulanan yang
diterbitkan pada periode Januari 2011- Desember 2014.
c) Analisis yang digunakan adalah dengan metode parametrik Stochastic
Frontier Analysis (SFA) dengan pendekatan Intermediasi (The
Intermediation Approach).
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur tingkat
efisiensi dari 2 bank Syariah berbasis daerah Bank Pembangunan Daerah Syariah
(BPDS) yaitu Bank DKI Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah pada kurun
periode Januari 2011 – Desember 2014.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a) Bagi Peneliti dan peneliti selanjutnya
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan dan
pengalaman mengenai perbankan syariah bagi peneliti maupun bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang perbankan syariah.
b) Bagi Universitas
Menambah koleksi dan referensi mengenai onjek yang diteliti, yaitu efisiensi
perbankan syariah.
c) Bagi Bank yang Bersangkutan
Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi) bank syariah
tersebut dalam kurun waktu periode yang diteliti.
G. Review Studi Terdahulu
Penelitian untuk mengukur tingkat efisiensi pada perbankan telah banyak
dilakukan, baik melalui metode parametrik maupun dengan metode non parametrik.
Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan
Dhaniel Illyas (2003) 3 meneliti tentang pendekatan parametrik untuk efisiensi
3 Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan Dhaniel Illyas.
“Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia” (Jurnal Bank Indonesia, 2003)
8
perbankan Indonesia. Penelitian ini ingin membandingkan pengukuran tingkat
efisiensi perbankan Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA)
dengan metode Distribution Free Approach (DFA). Di sini peneliti menghitung
tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan data bank secara keseluruhan tidak
dikelompok-kelompokan dan juga menghitung tingkat efisiensi perbankan
Indonesia dengan data bank yang dikelompokkan berdasarkan kategori bank. Hasil
dari penelitian tersebut, skor efisiensi DFA lebih beragam dibandingkan dengan
skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data tahunan yang
menggabungkan seluruh bank. Namun demikian, bank-bank yang paling efisien
yang dihasilkan dengan menggunakan kedua metode adalah sama. Hasil
perhitungan efisiensi berdasarkan SFA dan DFA dengan menggunakan data bank
yang dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan kategorinya, menghasilkan hasil
perhitungan yang tidak konsisten. Ketidakkonsistenan ini sangat mungkin
disebabkan karena kurangnya cross section observation yang digunakan, sehingga
keragaman data berkurang. Hasil perhitungan ini juga menyimpulkan bahwa bank
dengan kategori bank asing campuran merupakan kategori yang paling efisien
dibandingkan dengan kategori lainnya. Adanya konsistensi perhitungan dengan
menggunakan metode parametrik dengan menggunakan data bulanan dan tahunan
dari bank tanpa mengelompokkan berdasarkan kategorinya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode parametrik efektif jika diterapkan untuk menentukan
bank yang bertindak paling efisien dalam sampel tanpa terlebih dahulu
mengelompokkan bank berdasarkan kategorinya. Konsistensi ini ditunjukkan
9
dengan melihat bank yang sama untuk bank yang bertindak paling efisien dalam
sampel, baik dengan menggunakan metode SFA maupun metode DFA.
Suswadi (2007)4 meneliti tentang analisis efisiensi perbankan syariah di
Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dari periode Januari
2003 sampai Desember 2006. Penentuan input dan output dalam penelitian ini
menggunakan Value Added. Input terdiri dari dana pihak ketiga dan modal disetor.
Sedangkan output terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada
bank lain, dan pembiayaan yang diberikan. Dalam penelitian ini, efisiensi bank
syariah didasarkan pada kemampuan bank syariah menghasilkan profit dari input
dan output yang digunakan, sehingga istilah profit dalam penelitian ini memiliki
makna yang sama. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel input dan output
berpengaruh sebesar 53,7%. Selama periode penelitian perbankan syariah di
Indonesia mengalami efisiensi rata-rata sebesar 94,37% tiap tahunnya. Dan
berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, variabel-
variabel yang digunakan ada yang tidak berpengaruh terhadap laba perbankan
syariah.
Penelitian yang dilaukan oleh Rino A. N dan Harjum M.5 yang berjudul
“Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (2005-2009). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah total simpanan, biaya operasional, biaya operasional
4 Suswadi, “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Metode Stochastic Frontier
Approach “(Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007) 5 Rino A. N dan Harjum M, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan Metode Stochastic Frontier Analysis” (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2011)
10
lain, total pembiayaan. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa BUS dan UUS selalu
mengalami peningkatan efisiensi. Namun BUS sedikit lebih baik dari UUS selama
periode penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Kukuh Ari Arbi6 yang berjudul “Pendekatan
Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan (Studi Kasus Bank-
Bank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia). Jakarta:
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah”. Hasil dari
penelitian ini adalah Berdasarkan pengukuran SFA Panel Stochastik, tingkat
efisiensi biaya Bank BUMN lebih tinggi daripada tingkat efisiensi Bank Asing,
yaitu 77.4% Bank BUMN dan 73.6% Bank Asing. Dengan tingkat rata-rata efisiensi
seluruh Bank sebesar 75%, mengindikasikan bahwa input yang digunakan
perbankan sebesar 25% belum dapat menghasilkan output yang efisien. Sedangkan
berdasarkan pengukuran DEA, tingkat efisiensi teknik Bank BUMN sebesar 99%
dan Bank Asing 86%. Tingkat efisiensi overall (teknik dan skala) Bank BUMN 94.8%
dan Bank Asing 72.5%. Oleh karena itu, baik pendekatan parametrik (SFA) dan non
parametrik (DEA) menyimpulkan bahwa tingkat efisiensi Bank BUMN lebih tinggi
dibandingkan Bank Asing.
Penelitian yang dilakukan oleh Rafika Rahmawati7 yang berjudul “Efisiensi
Pengelolaan Dana Bank Syariah Di Indonesia (Dengan Pendekatan Parametrik).
Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah”. Hasil dari
6 Arbi, Kukuh Ari. 2011. “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi
Perbankan (Studi Kasus Bank-Bank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank
Indonesia)”. Jakarta : Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah 7 Rafika Rahmawati,. 2011. “Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah Di Indonesia
(Dengan Pendekatan Parametrik)”. Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah.
11
penelitian ini adalah tingkat efisiensi biaya pada ketiga Bank Umum Syariah secara
umum tiap bulannya mengalami penurunan. Dan pada tiap awal tahun tingkat
efisiensi biaya akan mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena pada awal
bulan, total biaya pada bank mengalami penurunan, sehingga tingkat efisiensi biaya
akan meningkat. Hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara komponen input (beban personalia dan beban bagi hasil) dan
output (total pembiayaan dan surat berharga yang dimiliki) terhadap tingkat
efisiensi biaya secara simultan, dapat diterima.
Perbedaannya dengan penelitian-penelitian tersebut, letak penelitian ini
ingin menganalisis berapa tingkat efisiensi dari segi produksi dengan menggunakan
pendekatan statistik parametrik yaitu dengan metode Stochastic Frontier Analysis
(SFA). Pendekatan dalam menentukan input dan output pada penelitian ini
menggunakan pendekatan perantaraan (Intermediation Aprroach), di mana
kemudian dianalisis komponen-komponen input dan output apa saja yang
mempengaruhi tingkat efisiensi biaya pada bank syariah
H. Kerangka Konsep
Penelitian ini mengukur efisiensi dengan mengunakan pendekatan
Stochastic Frontier Analysis (SFA) dilakukan dengan cara menentukan jenis input
dan output terlebih dahulu. Analisis ini menghasilkan persamaan frontier yang
merupakan interaksi antara input (total simpanan, total aset dan beban operasional)
dan output (total pembiayaan) dalam mempengaruhi efisiensi yang dilakukan oleh
bank syariah.
12
Hubungan interaksi input dan output akan menentukan nilai efisiensi
perbankan. Berdasarkan nilai efisiensi ini kemudian dianalisis pengaruh komponen
input dan output terhadap tingkat efisiensi pada perbankan syariah.
Untuk lebih jelasnya kerangka konsep ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Konsep
Total Simpanan
Beban Operasional
Total Aset
Total Pembiayaan
Variabel Input
Variabel Output
Pengukuran Efisiensi
(Pendekatan Intermediasi dan metode Stochastic Frontier Analyz)e
Nilai Efisiensi
Teknik dalam pengukuran efisiensi perbankan secara parametrik dalam
penelitian ini mengggunakan beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan.
Perangkat lunak yang digunakan antara lain Microsoft Excel untuk membuat row
data, spss 19 untuk cleaning data dan pengujian Ordinary Least Square (OLS) serta
uji statistik. Penghitungan efisiensi menggunakan perangkat lunak frontier 4.1.
13
Langkah-langkah pengukuran efisiensi dapat dilihat dalam alur seperti pada gambar
di bawah ini:
Gambar 1.2
Alur Pengukuran Efisiensi
Row Data
Cleaning Data
Estimasi Fungsi Produksi
Estimasi Nilai Efisiensi
Nilai Efisiensi
Microsoft Excel
SPSS 19
FRONTIER 4.1
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara/ kesimpulan sementara dari suatu
penelitian yang masih harus dibuktikan kebenarannya dengan serangkaian
pengujian dalam penelitian. Dalam penelitian ini, Nilai efisiensi perbankan syariah
diasumsikan dapat dihasilkan dari hubungan interaksi antara variabel input dan
variabel output. Berdasarkan asumsi diatas, peneliti melakukan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H0 = Tidak terdapat pengaruh antara komponen input dan output terhadap
efisiensi perbankan syariah.
14
Ha = Terdapat pengaruh antara komponen input dan output terhadap
efisiensi perbankan syariah
Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka
penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95% (α = 5%)
J. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang; latar belakang, identifikasi masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, review studi terdahulu yang berhubungan dengan yang
tema yang dibahas disertai perbedaan dengan bahasan penulis dan
sistematika penulisan. Hasil - hasil penulisan yang pernah dilakukan
sebelumnya dan dijadikan acuan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang. Selain itu juga berisi penyajian data empiris
yang menjadi objek dalam penulisan ini secara objektif tanpa adanya
persepsi dari penulis. Data empiris itu antara lain berisi tentang teori
bank dan bank syariah, teori tentang Efisiensi dan metode metode
pengukuran dari efisiensi perbankan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini. Dalam bab ini juga dijabarkan mengenai metode analisisnya
yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan
menggunakan rumus-rumus yang sesuai dengan masalah.
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang perhitungan data yang diperoleh dalam
penelitian sehingga akan diketahui hasilnya, dan penjelasan
mengenai data yang diperoleh dari perhitungan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil perhitungan
analisis dan berisi saran yang sesuai dengan permasalahan yang
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sekilas Tentang Bank Syariah
1) Pengertian Bank Syariah
Dalam Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbakan
Syariah dikatakan bahwa, perbankan Syariah merupakan perbankan yang
kegiatannya berdasarkan prinsip syariah atau hukum Islam. Prinsip Syariah
adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah. antara lain
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli
barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan
barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau
dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank ke pihak lain (ijarah wa itiqna)8.
2) Fungsi Bank Syariah
Sebagaimana tercantum dalam UU No. 21 Tahun 2008, fungsi dari
perbankan syariah adalah:
1. Fungsi Umum
8 Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
17
a) Penghimpun dana
Bank Syariah dapat menghimpun dana masyarakat dalam
bentuk simpanan antara lain:
a) Produk simpanan berbentuk tabungan , deposito, dan giro.
b) Lembaga keuangan lewat penempatan dana yang sewaktu-waktu
dapat ditarik.
c) Pemilik modal berupa setoran awal pada saat pendirian ataupun
penambahan modal.
b) Penyalur dana
Dana yang dihimpun disalurkan dalam bentuk pembiayaan
atau bentuk lainnya dalam bentuk investasi pembelian sukuk
(obligasi syariah), serta penyertaan dalam bentuk bagi hasil.
c) Pelayan Jasa Keuangan
Melakukan pelayanan lalu lintas pembayaran dilakukan
dalam berbagai aktivitas, seperti pengiriman yang (transfer),
penagihan berupa collection, kartu debit, kartu kredit syariah,
transaksi tunai, Real Time Gross Settlement (RTGS), kliring,
Automatic Teller Machine (ATM), electronic banking, dan layanan
perbankan lainnya.
2. Fungsi Khusus
a) Agen of Trust
Lembaga kepercayaan (trust) bagi masyarakat dalam
18
penempatan dan pengelolaan dana berdasarkan prinsip syariah.
b) Agent of Development
Institusi yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi
rakyat dan negara yang berbasis prinsip syariah.
c) Agent of Service
Memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk aneka
transaksi keuangan kepada masyarakat guna mendukung kegiatan
bisnis dan perekonomian.
d) Agent of Social
Bank syariah dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat,
infaq, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya serta menyalurkannya
kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu dapat pula menghimpun
dana sosial yang berasal dari wakaf uangdan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi.
e) Agent of Business
Bank syariah dapat berfungsi sebagai mudharib yaitu
sebagai pengelola dana nasabah untuk berbagi hasil. Bank syariah
juga dapat berperan sebagai pemodal yang memberikan pembiayaan
pada pihak lain. Bank Syariah juga dapat menjadi agen yang
mempertemukan antara pebisnis atau mewakili bisnis nasabah.
19
3) Peranan Bank Syariah dalam Sistem Keuangan
Perbankan syariah memiliki fungsi dan peranan yang sangat vital
sistem keuangan negara.
1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Sumber dana yang diberikan untuk pembiayaan berasal dari
pemilik dana selaku unit surplus. Jangka waktunya dapat diatur
sesuai keinginan pemilik dana sehingga bank berperan
sebagaipengalih aset yang likuid dari unit surplus (Shahibul Mal)
kepada unit deficit selaku pengelola dana (Mudharib) atau yang
memerlukan pembiayaan dalam bentuk jual beli, sewa- menyewa,
atau dengan akad lainnya.
2. Transaksi (transaction)
Bank memberikan layanan dan kemudahan kepada para
pelaku ekonomi untuk melakukan berbagai transaksi keuangan yang
menyangkut barang dan jasa.
3. Likuiditas (liquidity)
Bank juga berperan sebagai penjaga likuiditas masyarakat
dengan adanya aliran dana dari unit surplus kepada unit defisit lewat
mekanisme pengelolaan penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat.
4. Broker of Business
Bank dapat berperan sebagai broker untuk mempertemukan
20
para pebisnis , terutama antar nasabah mereka sendiri, sehingga
mampu menjembatani informasi yang tidak simetris (assymetric
information) dan terjadi efisiensi biaya ekonomi, terutama dalam
praktik bisnisnya yang bervariasi, seperti dalam hal jual beli, sewa
menyewa, sewa beli, gadai dan bagi hasil.
B. Pengertian Efisiensi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia9 efisiensi yaitu tepat atau sesuai untuk
mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu,
tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,
bertepat guna. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari suatu input yang
dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dinilai efisien jika mampu menggunakan
input yang sama dengan perusahaan lain namun mampu menghasilkan output yang
lebih besar, atau sebaliknya mampu menghasilkan output yang sama dengan
perusahaan lain dengan input yang lebih kecil.
Menurut Parmono dan Darmawan 10 , Suatu perusahaan dapat dikatakan
efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan
dengan jumlah unit input yang digunakan perusahaan lain untuk menghasilkan
output yang sama, atau mempergunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan
jumlah output yang lebih besar. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu:
9 Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kemendikbud, Kamus Bahasa Indonesia
Untuk Pelajar, Jakarta 2011. Hal, 107 10 Permono dan Darmawan (2000), “Analisis Efisiensi Industri perbankan di Indonesia”
(studi kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996), Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
21
1. Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih
besar
2. Dengan input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama
besar
3. Dengan input yang lebih besar dapat mengahasilkan output dengan
persentase yang lebih besar.
Leibenstein -dalam Rahmat Hidayat- 11 mengatakan, bahwa perusahaan
beroperasi pada tingkat yang kurang efisien disebabkan dua hal, yaitu: (1)
kegagalan menggunakan sumber daya secara efisien atau terjadi ketidak efisienan
dalam penggunaan; dan (2) kegagalan perusahaan dalam mengkombinasikan
sumber daya tersebut secara optimal.
Efisiensi merupakan salah satu parameter yang penting dalam menilai
kinerja sebuah perusahaan. Dari pengukuran efisiensi dapat dilihat kemampuan
sebuah perusahaan dalam memanfaatkan input - input yang dimiliki untuk
menghasilkan output maksimal. Dengan pengukuran efisiensi pula dapat dihitung
angka output minimum yang dapat dihasilkan dengan nilai input tertentu.
Efisiensi bagi sebuah bank atau industri perbankan secara keseluruhan
merupakan aspek yang paling penting diperhatikan untuk mewujudkan suatu
kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable). Efisiensi industri
perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro. Dari perspektif
mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa
bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasionalnya. Bank-bank
11 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. (Bekasi: Gramata
Publishing. 2014).hal .65
22
yang tidak efisien, besar kemungkinan akan keluar dari pasar karena tidak mampu
bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal
kualitas produk dan pelayanan. Bank yang tidak efisien akan kesulitan dalam
mempertahankan kesetiaan nasabahnya dan juga tidak diminati oleh calon nasabah
dalam rangka untuk memperbesar costumer-basenya.
Dari perspektif makro, bank yang efisien mampu menjalankan fungsi
intermediasinya secara optimal melalui penyaluran kredit dengan biaya murah.
Semakin banyak kredit yang disalurkan ke sektor riil, maka kegiatan investasi akan
berkembang dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Dengan tingkat efisiensi
yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam
mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan
kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Konsep pengukuran efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957)
pada saat melakukan pengukuran Empirik 12 . Menurut Farrell (1957) konsep
pengukuran efisiensi dibagi menjadi dua yaitu efisiensi teknik (technical
efficiency/TE) dan efisiensi alokasi (allocation efficiency/AE). Efisiensi teknik
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output dengan
memanfaatkan jumlah input yang ada. Sedangkan efisiensi alokasi menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan input dengan struktur
harga dan teknologi produksinya. Efisiensi alokasi juga disebut sebagai efisiensi
ekonomi (economic efficiency), karena tujuan dari para produsen adalah mencapai
efisiensi yang tinggi (efisiensi biaya, pendapatan atau efisiensi keuntungan).
12 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik . hal 66
23
Kombinasi dari kedua efisiensi (TE dan AE) tersebut akan menghasilkan efisiensi
ekonomi secara total (Overall economic efficiency/OE) (Mokhtar, 2006).13
C. Teknik Pengukuran Efisiensi Perbankan
Secara umum ada dua macam pendekatan untuk mengukur tingkat efisiensi
perbankan, yaitu
1. Pendekatan nisbah keuangan (financial ratio), yaitu menggunakan Index
Number atau Rasio keuangan sebagai rujukan dalam menentukan efisiensi.
Contoh rasio keuangan tersebut antara lain Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan rasio lainnya.
2. Pendekatan operating research (OR), pada pendekatan ini tingkat efisiensi
diukur dengan menggunakan beberapa teknik yang terbagi 2 jenis yaitu: (1)
Teknik Parametrik seperti Stochastic Frontier Approach (SFA),
Distribution Free Approach (DFA), dan Recusive Thick Frontier Approach
(RTFA) serta (2) Teknik non parametrik seperti Data Envelopment Analysis
(DEA) dan Free Disposable Hull Analysis (FDH).
Penggunaan rasio-rasio keuangan untuk mengukur efisiensi biaya
merupakan cara yang banyak dipakai para analis perbankan. Hal ini karena cara
tersebut lebih mudah dan semua data yang diperlukan untuk pengukuran dapat
langsung diperoleh dari laporan keuangan bank yang bersangkutan namun
pengukuran efisiensi dengan menggunakan rasio keuangan dapat menimbulkan
kesalahan. Beberapa masalah yang mungkin timbul dalam analisis rasio-rasio
13 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik, hal 66-67
24
keuangan, yaitu:14
a) Banyak perusahaan besar mengoperasikan divisi yang berbeda pada
industri yang berbeda dan perusahaan semacam ini sangat sulit untuk
mengembangkan seperangkat rata-rata industri yang berarti untuk tujuan
komparatif. Oleh karena itu, analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan
kecil dibanding perusahaan multidivisi.
b) Kebanyakan perusahaan ingin lebih baik dibandingkan rata-rata industri,
sehingga bila hanya mencapai kinerja rata-rata tidaklah telalu baik.
c) Inflasi dapat memberikan distorsi yang buruk terhadap neraca perusahaan,
nilai yang dicatat seringkali sangat berbeda dengan nilai sebenarnya
d) Faktor seperti musiman juga dapat mendistorsi analisis rasio
e) Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” untuk memuat
laporan keuangan nampak lebih baik
f) Praktik akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan
g) Sangat sulit menyamaratakan apakah suatu rasio tertentu “baik” atau
“buruk”
h) Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang kelihatan “bagus”
dan yang lainnya kelihatan “buruk”, yang membuat sulit untuk menyatakan
apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah.
Sedangkan teknik - teknik analisis dalam pendekatan OR merupakan
pendekatan dengan perhitungan ekonometrik. Saat ini pendekatan OR ini adalah
14 Edy Hartono. “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan
Menggunakan Metode Parametrik SFA Analysis”. (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009)
hal. 18
25
teknik yang paling dominan digunakan dalam penghitungan efisiensi perbankan.
D. Teknik Pengukuran Stochastic Frontier Approach (SFA)
Stochastic Frontier Approach (SFA) adalah teknik pengukuran tingkat
efisiensi dengan pendekatan parametrik. Teknik ini dikembangkan oleh Aigner,
Lovell dan Schimdt (1977) serta Meesen dan van Broek (1977).15 Pada metode ini,
profit dari bank dimodelkan untuk terdeviasi dari profit efficient frontier-nya akibat
adanya random noise dan inefisiensi.16
Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
perbankan utamanya di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya.
Keuntungan menggunakan teknik ini adalah dapat menangani masalah statistical
noise. Pada teknik ini faktor ketidakefisienan tidak lagi dicemari karena dapat
dipisahkan dan dibedakan secara jelas dari random noise-nya. Kelemahan utama
metode ini adalah memerlukan bentuk fungsional yang terlampau ketat dari
teknologi produksinya. Selain itu kelemahannya adalah cenderung akan
mengaburkan pengaruh kesalahan spesifikasi bentuk fungsional dengan pengaruh
ketidak efisienan.
Menurut Berger dan Humprey – dalam Kukuh17 , pendekatan stochastic
frontier atau sering juga disebut pendekatan ekonometrik yang menentukan bentuk
fungsional untuk biaya, keuntungan, atau hubungan produksi antara input, output,
15 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. hal 70 16 Agung Nugroho, “Efisiensi Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank
Mega Syariah Menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA)”. (Jakarta : Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2012), hal 42 17 Kukuh Ari Arbi, “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan
(Studi Kasus Bank-Bank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia”).
(Jakarta : Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. 2011). Hal. 20
26
dan faktor lingkungan serta memungkinkan adanya kesalahan acak. SFA
berpendapat bahwa sebuah model terdiri atas kesalahan dimana inefisiensi
diasumsikan mengikuti distribusi asimetris, sisanya setengah normal, sedangkan
kesalahan acak mengikuti distribusi simetris, biasanya standar normal.
Logikanya adalah bahwa inefisiensi harus memiliki distribusi memotong
karena inefisiensi tidak boleh negatif. Baik inefisiensi dan kesalahan yang
diasumsikan menjadi orthogonal ke output, input, atau variabel lingkungan yang
ditetapkan dalam mengestimasi persamaan. Keunggulan pendekatan frontier
stochastic yaitu dilibatkannya disturbance term yang mewakili gangguan,
kesalahan pengukuran dan kejutan eksogen yang berada diluar kontrol unit
produksi.
Nilai efisiensi dengan menggunakan metode SFA adalah dalam bentuk
persentase. Semakin mendekati nilai 100% menunjukkan bahwa suatu bank
bertindak semakin efisien. Dalam setiap periodenya (dalam hal ini setiap tahun),
dihasilkan nilai efisiensi yang relatif terhadap bank-bank yang termasuk dalam
sampel. Artinya ada satu bank yang bertindak paling efisien dalam setiap tahunnya,
dan efisiensi dari bank-bank lainnya diukur secara relatif terhadap bank tersebut.
Bank yang paling efisien mempunyai nilai efisiensi tertinggi yaitu 100%.18
Dalam menggunakan pendekatan parametrik dan non parametrik, menurut
Muliaman D. Hadad dkk, terdapat tiga pendekatan lazim yang digunakan untuk
mendefinisikan hubungan antara input dan output dalam kegiatan financial suatu
18 Muliaman D. Haddad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:
Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis” (Jurnal Bank Indonesia, 2003) h.
10.
27
lembaga keuangan, yaitu:19
a Pendekatan Aset (Asset Approach)
Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga
keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output
didefinisikan dalam bentuk asset.
b Pendekatan Produksi (Production Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen akun
deposito dan kredit pinjaman, sedangkan output didefinisikan sebagai jumlah
tenaga, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainnya.
c Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approach)
Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai
intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari surplus
unit menjadi defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut meliputi:
biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito, kemudian
outputnya diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi keuangan
(financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi
keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman.
19 Zaky M Lubis, “Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan
Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis”. (Jakarta : Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah. 2013). hal 33-34
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Jabar Banten Syariah dan
Bank DKI Syariah. Sedangkan data yang digunakan adalah laporan keuangan
triwulanan pada periode Januari 2011 sampain dengan Desember 2014. Alasan
penulis memilih PT. Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah adalah
sebagai berikut:
1. Wilayah asal kedua BPD Syariah di atas merupakan wilayah yang dekat
dengan pusat pemerintahan dan bisnis di Indonesia. Oleh karena itu
diasumsikan kedua bank tersebut memiliki aset terbesar di antara BPD
dan BPDS dari daerah lain.
2. Kedua BPDS di atas merupakan BPDS tertua yang lahir di Indonesia.
3. Meskipun Berbeda dari segi Jenis Bank ( BUS dan UUS), akan tetapi
kedua bank memiliki asset yang besar senilai lebih dari 1 triliun rupiah
pada tahun 2014.
4. Kedua BPDS di atas memiliki data tersedia paling lengkap pada periode
Januari 2011 sampai Desember 2014 penelitian dibanding dengan BPD
dan BPDS yang lain.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
29
data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya. Data tersebut diperoleh
dari laporan keuangan perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia
maupun bank yang bersangkutan serta pustaka lain yang berhubungan dengan
efisiensi perbankan syariah.
C. Populasi dan Sampel
Populasi yang dijadikan objek penelitian pada penelitian ini adalah seluruh
bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang tercatat selama periode
tahun 2011 sampai 2014 sejumlah 197 bank dengan rincian 12 Bank Umum Syariah,
22 unit Usaha Syariah, dan 163 Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling
dengan kriteria Bank Pembangunan Daerah yang memiliki layanan syariah baik
berupa Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) yang laporan
keuangan tersedia secara lengkap selama periode Januari 2011 sampai Desember
2014.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi
kepustakaan. Dalam studi pustaka, peneliti memperoleh data dengan cara melihat
laporan keuangan, baik itu yang tertera di situs Bank Indonesia maupun di situs
bank yang bersangkutan.
Selain itu, dalam memperoleh data peneliti juga membaca berbagai sumber
seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan efisiensi
30
perbankan.
E. Spesifikasi Variabel Input dan Output
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah adalah
pendekatan intermediasi atau perantaraan. Pendekatan intermediasi menerangkan
aktivitas perbankan sebagai pentransformasi uang yang dipinjamkan kepada para
debitur. Pendekatan intermediasi melihat bank sebagai financial intermediary,
dengan output yang diukur dalam unit rupiah. Variabel input dan output pada
penelitian ini ditunjukkan seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Variabel Input dan Output
Simbol Nama Variabel Sumber
X1 Total Simpanan Neraca
X2 Beban Operasional Laporan Laba/Rugi
X3 Total Aset Neraca
Y Total Pembiayaan Neraca
Alasan peneliti menggunakan pendekatan intermediasi dalam penelitian ini
adalah:
1) Menurut Berger dan Humprey (1997) dalam Rino A. N.20 menyatakan
bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat
20 Rino A. N, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. h. 29
31
untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang
menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada deficit unit
2) Menurut Muliaman Hadad dkk21, peranan dari bank di Indonesia adalah
sebagai institusi finansial yang mengumpulkan tabungan (yang
merupakan surplus unit) dan mengubahnya menjadi kredit yang
merupakan defisit unit. Atau dengan kata lain, fungsi intermediasi dari
bank penting untuk diteliti.
3) Menurut Muliaman Hadad dkk22 , jika deposito diperhitungkan sebagai
output, deposite services dikenakan kepada nasabah bank dalam bentuk
membayar tingkat bunga dibawah tingkat bunga pasar (SBI) dari pada
mengenakannya dengan harga tertentu sebagai fee dari service. Sehinga
sulit ditentukan harga dari deposito.
4) Berbeda dengan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi
mengemukakan bahwa fungsi utama bank adalah menerima deposit dari
masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam berbagai bentuk pinjaman. Berkaitan dengan hal ini maka labor,
materials, dan deposits dipandang sebagai input sedangkan outputnya
adalah pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan
21 Muliaman Haddad, dkk, “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia.”
(Jakarta: Jurnal Bank Indonesia, 2003) h. 6. 22 Muliaman Haddad, dkk, “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia.”
h.6
32
pendapatan, yaitu berbagai bentuk pelayanan bank (banking services)
yang menghasilkan fee atau komisi.23
F. Definisi Operasional
1) Variabel Input
a) Total Simpanan
Total simpanan merupakan sejumlah dana masyarakat baik
individu atau badan hukum yang berhasil dihimpun oleh bank syariah
melalui produk penghimpunan dana seperti giro syariah, deposito syariah,
dan tabungan syariah. 24 Total simpanan yang digunakan adalah
penjumlahan dari dana simpanan wadiah dan dana investasi tidak terikat.
Total simpanan digunakan karena fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi yang memposisikan simpanan sebagai variabel input.
Semakin banyak total simpanan yang dimiliki oleh bank akan semakin
memudahkan bank untuk menyalurkan pembiayaan dan berdampak pada
semakin tingginya efisiensi bank tersebut. Maka total simpanan memiliki
hubungan signifikan positif terhadap pembiayaan.
b) Beban Operasional
Beban operasional merupakan biaya langsung yang berhubungan
dengan kegiatan operasional usaha bank. 25 Beban operasional yang
23 Dramli, “A Study of Bank Efficiency in Indonesia”. 2009 24 Rino A. N. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. hal. 58 25 Rino A. N. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. hal. 58
33
tertera pada laporan keuangan adalah Beban Operasional Lainnya yang
merupakan penjumlahan atas seluruh beban yang berhubungan dengan
kegiatan operasional bank.
Beban Operasioanal digunakan karena beban operasional
merupakan belanja wajib yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan fungsinya. Semakin sedikit beban operasional yang
dikeluarkan harusnya semakin membuat bank tersebut efisien. Sehingga
beban operasional memiliki hubungan negatif terhadap efisiensi.
c) Total Aset
Total aset merupakan nilai keseluruhan dari sesuatu yang dimiliki
oleh perusahaan. Nilai aset perlu dicermati karena menjadi dasar
pengukuran prestasi keuangan perusahaan.26 Total aset sering disebut
juga sebagai total aktiva.
Total aset adalah ukuran besar kecilnya suatu bank. Dengan
memasukkan variabel total aset kedalam model ini, maka kita akan
mengetahui apakah total aset / ukuran yang dimiliki bank berpengaruh
terhadap efisiensi. Logikanya adalah bank yang asetnya lebih banyak
maka seharusnya lebih efisien karena biaya yang dikeluarkan secara
akumulatif semakin kecil. Maka total aset memiliki pengaruh signifikan
positif.
2) Variabel Output
a) Total Pembiayaan
26 http://id.wikipedia.org/wiki/aset , diakses 10 September 2014
34
Total pembiayaan merupakan produk utama bank sebagai
lembaga intermediasi yang menghubungkan antara unit surplus dengan
unit defisit. Total pembiayaan digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan produk utama berupa pembiayaan
sebagai salah satu cara dalam meningkatkan keuntungan.
Total pembiayaan digunakan karena fungsi intermediasi bank
yang menganggap pembiayaan sebagai variabel output. Dalam model ini
bank semakin efisien jika pertambahan total pembiayaan dipengaruhi
oleh bertambahnya total simpanan, berkurangnya beban operasioanl dan
bertambahnya total aset bank tersebut.
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA).
Pendekatan yang digunakan adalah Intermediary dengan sudut Profit Efficiency.
Profit Efficiency mengukur seberapa besar tingkat maksimum profit sebuah bank
yang mungkin dihasilkan atas nilai input dan output tertentu dengan menghitung
deviasi dari fungsi frontier.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan profit efisiensi dengan metode
pendekatan stochastic frontier approach (SFA) adalah karena antara lain:27
1. Profit efisiensi telah memperhitungkan inefisiensi dari kedua sisi input
maupun output. Sedangkan cost efisiensi lebih ditekankan pada sisi input
27 Suswadi. “Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia”. (Skripsi Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta, 2007). hal. 46
35
padahal inefisiensi dari sisi output kemungkinan bisa sama atau bahkan
lebih besar dari inefisiensi input.
2. Secara konsep ekonomi maka Profit Efficiency juga dapat lebih diterima.
Misalkan suatu bank harus mengeluarkan tambahan biaya sebesar Rp.a
untuk meningkatkan keuntungan sebesar Rp.b (dimana b>a) dan variabel
lain dianggap tetap, maka konsep ekonomi efisiensi profit lebih dapat
diterima dari pada efisiensi biaya.
3. Cost efisiensi pada dasarnya didasarkan pada cost minimum pada suatu
level output optimal. Sehingga jika ada perubahan output maka
kemungkinan hal ini juga akan mempengaruhi tingkat cost efisiensi.
1) Stochastic Frontier Analysis (SFA)
Stochastic Frontier Analysis (SFA) digunakan untuk mengetahui
nilai efisien dari waktu ke waktu. Nilai efisien yang dihasilkan berupa skor
dari 0-1. Semakin mendekati 1, maka perusahaan itu semakin efisien. Begitu
juga sebaliknya, semakin mendekati angka 0, maka perusahaan itu semakin
tidak efisien28 . Fungsi standar Stochastic Frontier Analysis (SFA) dengan
fungsi intermediasi memiliki bentuk umum (log) sebagai berikut:
Ln(Qn) = β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................(3.1)
Dimana P1, P2, dan P3 merupakan input dalam penelitian ini, yaitu
total simpanan, beban operasional, dan total aset pada bank n, sedangkan Qn
merupakan kuantitas output dalam penelitian ini yaitu total pembiayaan pada
28 Agung Nugroho, “Efisiensi Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega
Syariah Menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA)”. (Jakarta : Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2012),, hal 54
36
bank n. Model diatas diinterpretasikan bahwa jika total simpanan dan total
aset bertambah serta beban operasional berkurang maka akan meningkatkan
nilai profit efisiensi suatu bank. Error term (En), dari fungsi tersebut terdiri
dari dua komponen yang terlihat pada persamaan 3.2 berikut ini.
En = Ut – Vt............................................................ (3.2)
Dimana :
Ut = faktor acak yang dapat dikendalikan (inefisiensi)
Vt = faktor acak yang tidak dapat dikendalikan
Asumsi yang digunakan pada persamaan (3.2) adalah:
Ut ~ iid | N (0,σ2u) |
Vt ~ iid | N (0,σ2v)
Ut dan Vt berdistribusi secara independen satu sama lain juga terhadap
variabel input.
Dalam penelitian ini bank akan memaksimalkan keuntungan dengan
memilih harga output (p), jumlah input (x), untuk sejumlah output (y), dan
harga input (r) yang telah ditetapkan. Fungsi indirect profit yang sesuai
disebut sebagai fungsi indirect profit alternative yang dapat dituliskan
sebagai berikut:
Maxπ = P’Q = (p,r) (y,-x) ..................................(3.3)
Sejalan dengan hal tersebut, misalkan fungsi alternatif profit sebagai berikut:
logπ = ƒ (w,y) + log u + log v ............................(3.4)
Maka alternative profit efficiency dapat dipresentasikan sebagai berikut:
37
𝛑𝐀𝐥𝐭 𝐄𝐅𝐅𝐧 =𝝅𝐧
𝛑𝐦𝐚𝐱=
𝐞𝐱𝐩 [ 𝒇𝛑 (𝒘𝒃,𝒚𝒃) + 𝐥𝐧( û𝛑𝒃)]
𝐞𝐱𝐩 [ 𝒇𝛑 (𝒘𝒃,𝒚𝒃) + 𝐥𝐧( û𝐦𝐚𝐱)]=
û𝛑𝒃
û𝐦𝐚𝐱 ………..(3.5)
2) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS)
a Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi
normal. Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah
sebuah model regresi, variabel dependen dan variable independennya
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi
normal atau mendekati normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan
ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar (titik-titik) jauh
dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang
disusun menurut urutan waktu atau urutan tempat, atau korelasi yang timbul
pada dirinya sendiri. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem Autokorelasi. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
38
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model bisa dilakukan
dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai Dw dibawah -2 (Dw < -2)
(2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai Dw berada diantara -2 dan +2 atau
-2 ≤ Dw ≤ 2
(3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai Dw diatas2 (Dw > 2)
c Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual dari antara satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas. Dan jika
varians berbeda atau tidak konstan, sehingga seakan-akan terdapat
kelompok data yang memiliki besaran error maka terjadi
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara
melihat grafik skaterplotnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada pola yagn jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas.
39
d Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah kondisi dimana adanya hubungan linear
antar variabel independen. Multikolinieritas hanya terjadi pada persamaan
regresi berganda dan tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana.
Kondisi terjadinya multikolinieritas ditunjukkan dengan berbagai informasi
sebagai berikut:
a) Nilai R2 tinggi tetapi variabel independen banyak yang tidak
signifikan.
b) Dengan cara menghitung koefisien korelasi antar variable
independen. Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terjadi
multikolinearitas.
3) Uji Statistik
a Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinan digunakan untuk mengukur sebaik apa
variabel terikat dijelaskan oleh total variabel bebas. Ukurannya adalah
semakin tinggi R2 maka garis regresi sampel semakin baik juga. R2
mengartikan apakah variabel bebas yang terdapat dalam model mampu
menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R2 mendekati satu
maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan variable
dependen, tetapi jika R2 mendekati 0, maka variabel independen tidak
mampu menjelaskan variabel dependen.
40
b Uji t
Uji parsial (Uji t) digunakan untuk menguji kuatnya hubungan
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen terhadap
efisiensi perbankan syariah. Sedangkan analisis dari hasil uji parsial (uji t)
dimaksudkan untuk membuktikan dari penelitian yang menyatakan masing-
masing variabel independen (Y) dan variabel dependen (X) mempunyai
pengaruh terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah.
Cara melakukan uji t ada dua, yaitu dengan melihat tingkat
signifikansi dan dengan cara membandingkan antara nilai thitung dengan
ttabel. Untuk mengetahui nilai ttabel adalah dengan melihat pada table
statistik dengan cara menentukan koordinat nilai kritis yang digunakan pada
penelitian ini yaitu sebesar 5% dengan nilai derajat bebas yang didapat
dengan rumus n (jumlah sampel) – k (parameter yang diestimasi).29
Apabila nilai statistik thitung > ttabel, maka dinyatakan bahwa suatu
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Dan bila nilai statistik thitung < ttabel, maka dinyatakan bahwa suatu
variable independen secara individual tidak mempengaruhi variabel
dependen.30
c Uji F
Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui apakah variable
29 Suswadi. “Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia”. (Skripsi Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta, 2007). hal. 46 30 Mohamad Wirawan Anindita, “Analisa Profitabilitas, Efisiensi, dan Leverage Terhadap
Earning Per Share (EPS)”, (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2010) , hal. 45
41
bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari profitabilitas
value. Jika profitabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan jika profitabilitas <
0.05 maka Ha diterima.
Untuk mengetahui nilai F tabel dengan melihat tabel statistic dengan
cara menentukan koordinat nilai antara nilai kritis yang digunakan pada
penelitian ini yaitu sebesar 5% dengan nilai derajat bebas yang didapat,
dengan df sebesar n-k-1, dimana k adalah jumlah variabel bebas dan n
adalah jumlah observasi (sampel).31
31 Nachrowi, Penggunaan teknik ekonometri: Pendekatan populer dan praktis dilengkapi
teknik analisis dan pengolahan data dengan menggunakan paket program SPSS. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2008) h. 16
42
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Singkat Objek Penelitian
(1) Sekilas Tentang Bank Jabar Banten Syariah32
a. Profil
Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit
Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk
menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu.
Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta
mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share
perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank
Umum Syariah.
Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal
32 http://www.bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjb-syariah/ diakses pada 30
Oktober 2014
43
15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian
Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat
pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor sebesar
Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham bank
bjb syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan komposisi PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar
Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan
PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar
rupiah).
Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya,
setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS
tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari
Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal bank bjb syariah.
Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No 10
tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy Kuntari
Sutresna dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli
2011, PT Banten Global Development menambahkan modal disetor sebesar
Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya
44
menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan
komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar
rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000
(dua belas milyar rupiah).
Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27
perihal Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten Global
Development menambahkan model disetor sehingga total modal PT Bank
Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus
sembilan milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus
sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development
sebesar Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah)
Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah
dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03
tanggal 19 Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti
Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438
Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan dan berkantor pusat
di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan)
kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54 (empat
puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di
45
daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan
ATM Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank bjb semakin memperluas
jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat,
Banten dan DKI Jakarta.
b. Visi dan Misi
Visi
Menjadi 5 Bank Umum Syariah terbesar, sehat dan berkinerja baik
di Indonesia.
Misi
1. Memberikan layanan perbankan syariah secara amanah dan
profesional.
2. Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui peningkatan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
3. Memberikan nilai tambah bagi stakeholders
(2) Sekilas Tentang Bank DKI Syariah33
a. Profil
Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT
Bank DKI berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia NO. 6/371/DPbS
tanggal 8 Maret 2004, yang diresmikan operasional usahanya pada
tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso
33 Bank DKI Syariah, Profil Perusahaan, diaksespada 30 Oktober 2014 dari
http://bankdkisyariah.co.id/?page=profile
46
bertempat di Gedung Cabang Syariah Wahid Hasyim JL. KH. Wahid
Hasyim no. 153, Jakarta Pusat.
PT. Bank DKI pada saat dibentuknya unit usaha syariah sebesar
Rp 2 miliar dan di akhir tahun 2007 meningkat menjadi Rp 100 miliar.
Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada
nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank
DKI Syariah dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang
mayoritas berbisnis berdasarkan prinsip syariah. Unit Usaha Syariah
(UUS) Bank DKI adalah bagian dari Bank DKI, maka dana yang
dikeluarkan tersebut tidak dicatatkan sebagai modal UUS Bank DKI. Di
sisi lain, legalitas UUS Bank DKI mengikuti legalitas Bank DKI sebagai
suatu entitas usaha perbankan.
b. Visi dan Misi
Visi Bank DKI Syariah adalah menjadi Bank terbaik yang
membanggakan. Sedangkan misi dari Bank DKI Syariah yaitu bank
berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan
pemprov DKI yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui
pelayanan terpadu dan profesional.
B. Analisis Regresi
1) Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS)
a. Uji Normalitas
1) Bank Jabar Banten Syariah
Gambar 4.1
47
Hasil Uji Normalitas Bank Jabar Banten Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank
Jabar Banten Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji
normalitas data.
2) Bank DKI Syariah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Bank Bank DKI Syariah
48
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank
DKI Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji
normalitas data.
b. Uji Autokorelasi
Tabel 4.1
Hasil Uji Autokorelasi
Nama Bank Durbin Watson
Bank Jabar Banten Syariah 1,770
Bank DKI Syariah 1,433
Sumber: Data sekunder yang diolah
Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model
regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Durbin Watson
(Uji Dw). Berikut hasil uji autokorelasi pada masing-masing bank.
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Bank
Jabar Banten Syariah adalah sebesar 1,770 dan Bank DKI Syariah
sebesar 1,433. Hal ini berarti semua nilai Durbin-Watson berada di
antara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi kedua
49
bank tidak mengandung autokorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah data
residual memiliki varian yang berbeda atau sama. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik
Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas. Begitu juga sebaliknya, model regresi yang baik
adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Berikut hasil uji heterokedastisitas pada masing-masing bank umum
syariah dapat dilihat pada grafik berikut:
1) Bank Jabar Banten Syariah
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas Bank Jabar Banten Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
50
Dari gambar diatas dapat terlihat titik-titiknya menyebar
secara acak (random) dan tidak membentuk pola-pola tertentu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank
Jabar Banten Syariah telah bebas dari gejala heterokedastisitas.
2) Bank DKI Syariah
Gambar 4.4
Hasil Uji Heterokedastisitas Bank DKI Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar diatas dapat terlihat titik-titiknya menyebar
secara acak (random) dan tidak membentuk pola-pola tertentu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank
DKI Syariah telah bebas dari gejala heterokedastisitas.
51
d. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas
Variable BJB Syariah Bank DKI Syariah
Tolerance VIF Tolerance VIF
LnTSimp .005 188.178 .183 5.466
LnBOpr .574 1.742 .439 2.279
LnTAset .005 183.982 .192 5.195
Sumber: Data sekunder yang diolah
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi
adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya
Variance Inflatio Factor (VIF) dan nilai tolerance-nya. Jika nilai VIF < 10
dan nilai tolerance-nya > 0,10 maka model regresi bebas dari
multikolinearitas. Berikut hasil uji multikolinearitas pada masing-masing
bank.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada Bank Jabar Banten
Syariah, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIF
kurang dari 10 yaitu variabel beban operasional. Maka, kesimpulannya data
pada Bank Jabar Banten Syariah yang terkena gejala multikolinearitas yaitu
variabel total simpanan dan total aset.
Pada Bank DKI Syariah variabel yang memiliki nilai tolerance lebih
52
dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 yaitu semua variabel Sehingga, data pada
Bank DKI Syariah seluruh variable terbebas dari gejala multikolinearitas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada
Bank Jabar Banten Syariah terkena gejala multikolinearitas dan Bank DKI
Syariah tidak terkena gejala multikolinearitas.
2) Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.3
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nama Bank R2
Bank Jabar Banten Syariah 0,986
Bank DKI Syariah 0,972
Sumber: Data sekunder yang diolah
Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas
secara serentak terhadap variabel tidak bebas dapat dilihat dari besarnya
koefisien korelasi ganda atau R2. Berikut hasil uji R2 dari masing-masing
bank
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Bank Jabar Banten
Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar
0,986 atau 98,6%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (total
simpanan, beban operasional, dan total aset) secara bersama-sama
mempengaruhi variabel terikat (total pembiayaan) sebesar 98,6% dan
sisanya sebesar 2,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam
53
model penelitian.
Pada Bank DKI Syariah nilai koefisien determinasi dari model
regresinya adalah sebesar 0,972 atau 97,2%. Hal ini menunjukan bahwa
variabel bebas (total simpanan, beban operasional, dan total aset) secara
bersama-sama mempengaruhi variabel terikat (total pembiayaan) sebesar
97,2% dan sisanya sebesar 3,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak
dimasukan dalam model penelitian.
b. Uji t
1) Bank Jabar Banten Syariah
Tabel 4.4
Hasil Uji t Bank Jabar Banten Syariah
Model thitung ttabel
(Constant) -5,713 2,131
LnTSimp -6,425 2,131
LnBOpr 1,765 2,131
LnTAset- 8,685 2,131
Sumber: Data sekunder yang diolah
Uji t digunakan untuk menguji kuatnya hubungan masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen secara
individu. Dengan membandingkan antara nilai thitung dengan ttabell
yang didapat dari masing-masing variabel dengan menggunakan
taraf signifikan 95% (α = 5%). Berikut adalah hasil uji t dari masing-
masing bank. Dengan membandingkan thitung dan ttabel dalam tabel di
54
atas, dapat dilihat bahwa secara individu hanya variabel total aset
yang mempengaruhi laba Bank Jabar Banten Syariah. Berikut
adalah penjelasan secara individu terhadap variabel-variabel
independen Bank Jabar Banten Syariah.
a) Total Simpanan (LnTSimp)
Variabel total simpanan secara statistik tidak berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi Bank Jabar Banten Syariah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (- 6,425 <
2,131). Hal ini dimungkinkan karena kenaikan total simpanan tidak
meningkatkan kemampuan bank dalam melakukan pembiayaan.
b) Beban Operasional (LnBOpr)
Variabel beban operasional secara statistik tidak
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank Jabar Banten
Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih kecil dari
ttabel (1,765 < 2,1311). Hal ini dimungkinkan karena kenaikan beban
operasional berarti tidak menunjukkan kinerja bank lebih meningkat
dalam melakukan pembiayaan.
c) Total Aset (LnTAset)
Variabel total aset secara statistik berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi Jabar Banten Syariah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (8,685 > 2,131). Hal ini
dimungkinkan karena meningkatnya total aset berarti membuat
bank tersebut lebih banyak memiliki modal untuk menyalurkan
55
pembiayaan dan berdampak pada meningkatnya laba Bank Jabar
Banten Syariah.
2) Bank DKI Syariah
Tabel 4.5
Hasil Uji t Bank DKI Syariah
Model thitung ttabel
(Constant) -2,702 2,131
LnTSimp -2,572 2,131
LnBOpr 0,415 2,131
LnTAset- 12,173 2,131
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dengan membandingkan thitung dan ttabel dalam tabel di atas,
dapat dilihat bahwa secara individu hanya variabel total aset yang
mempengaruhi laba Bank DKI Syariah. Berikut adalah penjelasan
secara individu terhadap variabel-variabel independen Bank DKI
Syariah.
d) Total Simpanan (LnTSimp)
Variabel total simpanan secara statistik tidak berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat
dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (- 2,572 < 2,131). Hal ini
dimungkinkan karena kenaikan total simpanan tidak meningkatkan
kemampuan bank dalam melakukan pembiayaan.
e) Beban Operasional (LnBOpr)
56
Variabel beban operasional secara statistik tidak
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel (0,415 < 2,131).
Hal ini dimungkinkan karena kenaikan beban operasional berarti
tidak menunjukkan kinerja bank lebih meningkat dalam melakukan
pembiayaan.
f) Total Aset (LnTAset)
Variabel total aset secara statistik berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai
thitung yang lebih besar dari ttabel (12,173 > 2,131). Hal ini
dimungkinkan karena meningkatnya total aset berarti membuat
bank tersebut lebih banyak memiliki modal untuk menyalurkan
pembiayaan dan berdampak pada meningkatnya laba Bank DKI
Syariah.
c. Uji F
1) Bank Jabar Banten Syariah
Tabel 4.6
Hasil Uji F Bank Jabar Banten Syariah
57
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on
2.108 3 .703 341.98
3
.000a
Residual .025 12 .002
Total 2.133 15
a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp
b. Dependent Variable: LnTPemb
Sumber: Data sekunder yang diolah
Untuk mengetahui signifikasi pengaruh semua variable
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
digunakan Uji F. Analisis dari hasil uji F (simultan) dimaksudkan
untuk membuktikan penelitian yang menyatakan bahwa variabel
terikat mempengaruhi variabel bebas. Cara menentukan apakah
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara
simultan yaitu dengan membandingkan Fhitung yang dihasilkan oleh
regresi linear berganda dengan Ftabel pada taraf signifikan sebesar 95%
(α=0,05).
Dari hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 341,983 dan lebih
besar dari Ftabel dengan N1 (k-1) = 2 dan N2 (n-k) = 15 maka didapat
Ftabel sebesar 3,49. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak
dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa variabel input dan output
(total simpanan, beban operasional, total aset dan total pembiayaan)
58
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten
Syariah.
2) Bank DKI Syariah
Tabel 4.7
Hasil Uji F Bank DKI Syariah
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on
3.801 3 1.267 175.81
5
.000a
Residual .086 12 .007
Total 3.888 15
a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp
b. Dependent Variable: LnTPemb
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 175,815 dan lebih
besar dari Ftabel dengan N1 (k-1) = 2 dan N2 (n-k) = 12 maka didapat
Ftabel sebesar 3,49. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak
dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa variabel input dan output
(total simpanan, beban operasional, total aset dan total pembiayaan)
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank DKI Syariah.
C. Pengukuran Efisiensi Perbankan
Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditentukan ke
dalam model regresi, persamaan SFA dapat dituliskan kembali menjadi:
59
(1) Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah
Tabel 4.8
Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Jabar Banten Syariah
Model thitung
(Constant) -6,270
LnTSimp -2,355
LnBOpr 0,44
LnTAset- 3,675
Sumber: Data sekunder yang diolah
Untuk membuat model prediksi tingkat efisiensi, maka angka dari
hasil estimasi regresi berganda milik Bank Jabar Banten Syariah di atas
dimasukan ke dalam rumus di bawah ini:
lnLR= β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................(4.1)
Sehingga bentuk model prediksi tingkat efisiensi Bank Jabar Banten Syariah
dapat ditulis sebagai berikut:
lnLR = -6,270 + (– 2,355) lnTSimp - 0,44 lnBOpr + 3,675 lnTAset
Dalam persamaan di atas, konstanta LR adalah sebesar -6,270. Hal
ini berarti apabila variabel input dan variabel output (total pembiayaan, total
simpanan, beban operasional, dan total aset) dianggap konstan (tetap atau
dianggap 1) maka industri Bank Jabar Banten Syariah akan mendapatkan
60
rugi sebesar 5.37032E-07 juta dari total aktiva. (anti log -6,270 = 5.37032E-
07)
Pada variabel total simpanan koefisien regresi sebesar -2,355
menunjukkan bahwa jika eksponen total simpanan mengalami peningkatan
sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami inefisiensi
sebesar 235,5%.
Pada variabel beban operasional koefisien regresi 0,44 menunjukkan
bahwa jika eksponen beban operasional mengalami peningkatan sebesar 1%
maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi
sebesar 44%.
Pada variabel total aset koefisien sebesar 3,675 menunjukkan jika
eksponen total aset mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri
perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 367,5%.
Dari data yang didapatkan, maka dapat diperoleh nilai efisiensi
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Tingkat Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah
Kuartal 2011 2012 2013 2014
1 0.9835 0.9161 0.9352 0.9833
2 0.9983 0.9913 0.9176 0.9719
3 0.9315 0.9424 0.9986 0.9668
4 0.8739 0.8884 0.9493 0.9891
rata-rata 0.9468 0.93455 0.95018 0.97778
61
Total 0.95233
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa efisiensi Bank Jabar Banten
Syariah (BJBS) pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 yaitu
sebesar 0,95233. Efisiensi tertinggi BJBS pada periode tersebut terjadi pada
Kuartal 3 tahun 2013 yaitu sebesar 0,9986. Efisiensi terendah dialami BJBS
pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,8739.
Untuk efisiensi rata-rata tahunan terbesar BJBS selama periode penelitian
terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,97778. Sedangkan terendah terjadi
pada 2012 yaitu sebesar 0,93455.
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan bahwa tingkat efisiensi
rata-rata Bank Jabar Banten Syariah selalu mengalami fluktuasi dalam
setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.5
Grafik Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
0.9468
0.93455
0.950175
0.977775
0.91
0.92
0.93
0.94
0.95
0.96
0.97
0.98
0.99
1 2 3 4
62
Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa efisiensi BJBS menurun
pada tahun 2012. Namun, penurunan efisiensi BJBS tidak terlalu signifikan
karena hanya turun 1,13%. Pada tahu berikutnya terjadi peningkatan
sebesar 1,7% pada tahun 2013 dan naik lagi sebesar 2,78% pada tahun 2014.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen bank sudah mampu
menjaga dan bahkan cenderung meningkatkan tingkat efisiensi selama
periode penelitian.
(2) Efisiensi Bank DKI Syariah
Tabel 4.10
Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank DKI Syariah
Model thitung
(Constant) -2,154
LnTSimp -0,251
LnBOpr 0,16
LnTAset- 1,373
Sumber: Data sekunder yang diolah
Untuk membuat model prediksi tingkat efisiensi, maka angka dari
hasil estimasi regresi berganda milik Bank DKI Syariah di atas dimasukan
ke dalam rumus di bawah ini:
lnLR= β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................(4.1)
sehingga bentuk model prediksi tingkat efisiensi Bank DKI Syariah dapat
ditulis sebagai berikut:
lnLR = -2,154 – 0,251 lnTSimp + 0,16 lnBOpr + 1,373 lnTAset
63
Dalam persamaan diatas, konstanta LR adalah sebesar -2,154. Hal
ini berarti apabila variabel input dan variabel output (total pembiayaan, total
simpanan, beban operasional, dan total aset) dianggap konstan (tetap atau
dianggap 1) maka industri Bank DKI Syariah akan mendapatkan rugi
sebesar 0,007014553 juta dari total aktiva. (anti log -2,154 = 0,007014553)
Pada variabel total simpanan koefisien regresi sebesar -0,251
menunjukkan bahwa jika eksponen total simpanan mengalami peningkatan
sebesar 1% maka industri perbankan syariah akan mengalami inefisiensi
sebesar 25,1%.
Pada variabel beban operasional koefisien regresi 0,16 menunjukkan
bahwa jika eksponen beban operasional mengalami peningkatan sebesar 1%
maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi
sebesar 16%.
Pada variabel total aset koefisien sebesar 1,373 menunjukkan jika
eksponen total aset mengalami peningkatan sebesar 1% maka industri
perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 137,3%.
Dari data yang didapatkan, maka dapat diperoleh nilai efisiensi
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Tingkat Efisiensi Bank DKI Syariah
Kuartal 2011 2012 2013 2014
1 0.7123 0.9949 0.9744 0.98
2 0.9638 0.9229 0.9715 0.933
64
3 0.9099 0.9808 0.9345 0.8927
4 0.9999 0.9296 0.9654 0.8781
rata-rata 0.89648 0.95705 0.96145 0.92095
Total 0.93398
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa efisiensi Bank DKI Syariah
pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 yaitu sebesar 0,93398.
Efisiensi tertinggi Bank DKI Syariah pada periode tersebut terjadi pada
Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,9999. Efisiensi terendah dialami Bank
DKI Syariah pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 1 tahun 2011 yaitu
sebesar 0,7123. Untuk efisiensi rata-rata tahunan terbesar Bank DKI Syariah
selama periode penelitian terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,96145.
Sedangkan terendah terjadi pada 2011 yaitu sebesar 0,896485
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan bahwa tingkat efisiensi
rata-rata Bank DKI Syariah mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal
ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.6
Grafik Efisiensi Bank DKI Syariah
65
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa efisiensi Bank DKI Syariah
meningkat cukup signifikan pada tahun 2012 yaitu sebesar 6,06% dibanding
tahun sebelumnya. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2013 sebesar 0,5%
di tahun 2013.Akan tetapi terjadi penurunan efisiensi Bank DKI Syariah
sebesar 4,04% di tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manajemen Bank DKI Syariah belum mampu menjaga konsistensi tingkat
efisiensi selama periode penelitian.
Dengan demikian, dari proses pengukuran efisiensi dari Bank Jabar
Banten Syariah dan Bank DKI Syariah, maka didapatkan hasil
perbandingan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12
Perbandingan Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah
Q
2011 2012 2013 2014
BJBS BDKIS BJBS BDKIS BJBS BDKIS BJBS BDKIS
1 0.9835 0.7123 0.9161 0.9949 0.9352 0.9744 0.9833 0.98
0.896475
0.95705 0.96145
0.92095
0.86
0.88
0.9
0.92
0.94
0.96
0.98
1 2 3 4
66
2 0.9983 0.9638 0.9913 0.9229 0.9176 0.9715 0.9719 0.933
3 0.9315 0.9099 0.9424 0.9808 0.9986 0.9345 0.9668 0.8927
4 0.8739 0.9999 0.8884 0.9296 0.9493 0.9654 0.9891 0.8781
M 0.9468 0.8965 0.9346 0.9571 0.9502 0.9615 0.9778 0.9210
Keterangan: Q = Kuartal
M = Mean/Rata-rata
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tingkat
efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah lebih baik dibanding dengan Bank DKI
Syariah. Meskipun ada saat tertentu dimana bank DKI Syariah memiliki efisiensi
lebih tinggi dari Bank Jabar Banten Syariah. Hal itu dimungkinkan karena ada
perbedaan jenis antara Bank Jabar Banten Syariah yang merupakan BUS dan Bank
DKI Syariah yang merupakan UUS. Sehingga kemampuan Bank Jabar Banten
Syariah untuk menciptakan kinerja yang lebih baik cenderung lebih tinggi dari
Bank DKI Syariah.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai
tingkat efisiensi dua Bank Pembangunan Daerah Syariah (BPDS) yaitu Bank Jabar
Banten Syariah dan Bank DKI Syariah periode Januari 2011 sampai Desember
2014, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Selama periode Januari 2011 sampai Desember 2014, rata-rata tingkat
efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah adalah sebesar 0.9523. Tingkat
efisiensi tertinggi Bank Jabar Banten Syariah terjadi pada Kuartal 3 tahun
2013 yaitu sebesar 0,9986. Efisiensi terendah dialami Bank Jabar Banten
Syariah terjadi pada Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,8739.
2. Rata-rata tingkat efisiensi Bank DKI Syariah sebesar 0,9339 di mana
Tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar
0,9999. Efisiensi terendah dialami Bank DKI Syariah pada periode tersebut
terjadi pada Kuartal 1 tahun 2011 yaitu sebesar 0,7123.
3. Tingkat efisiensi pada kedua bank yang diteliti secara umum bersifat
fluktuatif dengan kecenderungan efesiensi tertinggi terjadi antara kuartal
kedua dan ketiga tiap tahunnya.
4. Bank Jabar Banten Syariah memiliki nilai efisiensi yang lebih stabil dan
cenderung lebih tinggi dibanding Bank DKI.
68
5. Berdasarkan uji t diketahui bahwa pada Bank Jabar Banten Syariah (BJBS)
variabel input yang berpengaruh terhadap variabel output hanyalah variabel
total aset. Hal ini karena nilai Thitung total Aset lebih besar dari Ttabel (8,685 >
2,131) Sedangkan variabel total simpanan dan biaya operasional
berpengaruh negatif terhadap variabel output.
6. Pada Bank DKI Syariah variabel input yang berpengaruh terhadap variabel
output yaitu total aset sedangkan total simpanan dan beban operasional,
berpengaruh negatif terhadap variabel output. Hal ini karena nilai Thitung
total Aset lebih besar dari Ttabel (12,173 > 2,131) Sedangkan variabel total
simpanan dan biaya operasional berpengaruh negatif terhadap variabel
output.
B. Saran
Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan-
kesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti
sampaikan yaitu:
1. Bagi pihak manajemen bank, diharapkan untuk terus meningkatkan tingkat
efisiensi, karena dari hasil yang dikeluarkan masih ada gejala inefisiensi.
Hal ini dapat tercermin dari tingkat efisiensi yang belum mencapai 100%.
Denagn peningkatan efisiensi akan dengan sendirinya menciptakan
kekuatan perusahaan untuk bertarung dalam persaingan dengan kompetitor
sehingga nantinya akan semakin memudahkan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan finansialnya.
69
2. Bagi Civitas Akademis Kampus, diharapkan semakin memperkaya
penelitian-penelitian mengenai efisiensi perbankan dengan penentuan
variabel-variabel input dan output agar lebih bervariasi dan metode yang
lainnya agar model yang diformulasikan lebih baik lagi.
3. Bagi pemerintah hendaknya semakin menambah dukungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan Bank Syariah mengingat telah terbukti
bahwa sistem keuangan syariah lebih tahan terhadap krisis dibanding bank
konvensional. Selain itu fakta mayoritas warga negara Indonesia adalah
Muslim semakin menambah potensi yang dimiliki perbankan syariah
sebagai solusi masalah keuangan dunia.
70
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto. Outlook Perbankan Syariah 2014. diakses tanggal 26 September
2014 dari www.agustiantocentre.com
Anindita, Mohamad Wirawan. “Analisa Profitabilitas, Efisiensi, dan
Leverage Terhadap Earning Per Share (EPS)”. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2010
Arbi, Kukuh Ari. “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk
Efisiensi Perbankan (Studi Kasus Bank-Bank BUMN dan Bank-Bank
Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia)”. Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. 2011.
Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia
Untuk Pelajar. Kemendikbud, 2011.
Bank Indonesia, Statistik Perbakan Syariah Januari I 2014. Diakses 26
September 2014 dari http//:www.bi.go.id
Dramli. A Study of Bank Efficiency in Indonesia. 2009
Haddad, Muliaman.D dkk. “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi
Perbankan Indonesia”. Jurnal Bank Indonesia tahun 2003
Haddad, Muliaman D. dkk. “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:
Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis”.
Jurnal Bank Indonesia tahun 2003.
Hartono, Edy. “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan
Menggunakan Metode Parametrik SFA Analysis”. Tesis Universitas
71
Diponegoro Semarang. 2009.
Hidayat, Rahmat. Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. Bekasi:
Gramata Publishing. 2014.
Ikatan Bankir Indonesia.. Memahami Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. 2014
Iswardono S, Permono dan Darmawan. “Analisis Efisiensi Industri
perbankan di Indonesia (studi kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia
Tahun 1991-1996)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada, 2000.
Lubis, Zaky M. “Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan
Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis”. Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013
Mokhtar, Hamim S. Ahmad, dkk. “Efficiency of Islamic Banking in Malaysia,
A Stochastic Frontier Approach.” Journal of Economic Cooperation 27,
Februari 2006.
Nachrowi. Penggunaan teknik ekonometri: Pendekatan populer dan praktis
dilengkapi teknik analisis dan pengolahan data dengan menggunakan
paket program SPSS. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2008
Nugroho, Agung. “Efisiensi Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri dan Bank Mega Syariah Menggunakan Stochastic Frontier
Analysis (SFA)”. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2012.
Nugroho, Rino A. “.Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah
72
dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis.
(Periode 2005-2009)”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Dipenogoro Semarang. 2011
Rahmawati, Rafika. “Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah Di Indonesia
(Dengan Pendekatan Parametrik)”. Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.1989
Suswadi. “Analisa Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia”. Skripsi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 2007
Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
http://www.bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjb-syariah/
http://bankdkisyariah.co.id/?page=profile
http://id.wikipedia.org/wiki/aset
73
LAMPIRAN
A. Data Variabel Input dan Output
(1) Bank Jabar Banten Syariah
No LnTS(x1) LnBO(x2) LnTA(x3) LnTP(y)
1 13.95460445 10.31539851 14.41208021 14.2917112
2 14.14779116 10.96540128 14.50770478 14.26253915
3 14.3477017 11.35195827 14.6622484 14.31197292
4 14.61235672 11.69901491 14.8626369 14.3861765
5 14.4991098 10.51001419 14.80158814 14.40559181
6 14.62788373 11.23244407 14.88771145 14.54090177
7 14.67652661 11.61080507 14.97986002 14.71163654
8 15.02806831 11.90201048 15.26831735 14.90090454
9 15.09095967 10.68090695 15.32046979 14.93795167
10 15.06836809 11.47548317 15.33108802 15.03709035
11 15.08885176 11.89939802 15.33980749 15.13169276
12 15.12456825 12.24679704 15.36202741 15.09557569
13 15.24537505 10.93498021 15.44929332 15.11011607
14 15.20992139 11.66308533 15.43492019 15.15771953
15 15.21550366 12.09083574 15.45802767 15.2370666
16 15.47131589 12.43733515 15.6223138 15.29772832
(2) Data Variabel Input dan Output Bank DKI Syariah
No LnTS(x1) LnBO(x2) LnTA(x3) LnTP(y)
1 13.17211118 8.507142856 13.70338723 13.25801253
2 13.15327854 9.248021439 13.56330373 13.38871047
3 13.48258004 9.677966176 13.76516418 13.54109608
4 13.39194767 10.04962046 13.92014081 13.8405319
5 13.29557355 8.694669697 13.98516556 13.92784321
74
6 13.51062671 9.409682913 14.13204609 14.00893277
7 13.25435784 9.852194258 14.13193168 14.10277604
8 13.43034501 10.2500162 14.23138794 14.15094082
9 13.31268617 8.901366564 14.24289957 14.22641352
10 13.2104878 9.673759873 14.30029873 14.30867819
11 13.64853938 10.17967886 14.44635778 14.39626757
12 14.02123121 10.60368482 14.63012598 14.61057784
13 14.09087609 9.080914825 14.62227879 14.60569007
14 14.52809657 10.37164573 14.85053783 14.78613946
15 14.51606772 11.06275584 14.91585202 14.82548579
16 14.68208233 11.54966233 15.03484349 14.93650939
B. Hasil Uji Statistik dan Regresi Berganda
(1) Bank Jabar Banten Syariah
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 LnTAset,
LnBOpr,
LnTSimp
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LnTPemb
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 2.108 3 .703 341.983 .000a
Residual .025 12 .002
Total 2.133 15
a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp
b. Dependent Variable: LnTPemb
75
Coefficientsa
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standar
dized
Coeffic
ients
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order
Parti
al Part
Toler
ance VIF
1 (Cons
tant)
-6.270 1.097
-
5.71
3
.000
LnTS
imp
-2.355 .366 -2.736 -
6.42
5
.000 .957 -.88
0
-.19
9
.005 188.
178
LnB
Opr
.044 .025 .072 1.76
5
.103 .625 .454 .055 .574 1.74
2
LnTA
set
3.675 .423 3.656 8.68
5
.000 .974 .929 .270 .005 183.
982
a. Dependent Variable: LnTPemb
Collinearity Diagnosticsa
Mode
l
Dimensio
n
Eigenvalu
e
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant
)
LnTSim
p LnBOpr
LnTAse
t
1 1 3.998 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .002 51.076 .02 .00 .73 .00
3 .000 102.216 .14 .00 .24 .00
4 1.800E-6 1490.226 .85 1.00 .03 1.00
a. Dependent Variable: LnTPemb
(2) Bank DKI Syariah
76
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 LnTAset,
LnBOpr,
LnTSimp
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LnTPemb
Model Summaryb
Mo
del R
R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimat
e
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Chan
ge df1 df2
Sig. F
Change
1 .989a .978 .972 .084892
90735
.978 175.8
15
3 12 .000 1.433
a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp
b. Dependent Variable: LnTPemb
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 3.801 3 1.267 175.815 .000a
Residual .086 12 .007
Total 3.888 15
a. Predictors: (Constant), LnTAset, LnBOpr, LnTSimp
b. Dependent Variable: LnTPemb
77
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order
Parti
al Part
Tolera
nce VIF
1 (Const
ant)
-2.154 .797
-
2.702
.019
LnTSi
mp
-.251 .098 -.259 -
2.572
.024 .829 -.596 -.111 .183 5.46
6
LnBO
pr
.016 .039 .027 .415 .686 .696 .119 .018 .439 2.27
9
LnTA
set
1.373 .113 1.195 12.17
3
.000 .982 .962 .524 .192 5.19
5
a. Dependent Variable: LnTPemb
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
Eigenvalu
e
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant)
LnTSim
p LnBOpr LnTAset
1 1 3.996 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .004 32.382 .05 .00 .54 .00
3 .000 94.596 .71 .22 .45 .03
4 .000 189.159 .24 .78 .00 .96
a. Dependent Variable: LnTPemb
C. Estimasi Nilai Efisisensi
(1) Bank Jabar Banten Syariah
technical efficiency estimates :
firm eff.-est.
1 0.98349529E+00
78
2 0.99828453E+00
3 0.93149612E+00
4 0.87387346E+00
5 0.91608637E+00
6 0.99126842E+00
7 0.94238818E+00
8 0.88841650E+00
9 0.93524278E+00
10 0.91764959E+00
11 0.99858641E+00
12 0.94929119E+00
13 0.98327696E+00
14 0.97198324E+00
15 0.96679514E+00
16 0.98909033E+00
mean efficiency = 0.95232653E+00
(2) Bank DKI Syariah
technical efficiency estimates :
firm eff.-est.
1 0.71228358E+00
2 0.96379429E+00
3 0.90995734E+00
4 0.99993496E+00
79
5 0.99486442E+00
6 0.92291643E+00
7 0.98079611E+00
8 0.92959323E+00
9 0.97440135E+00
10 0.97149340E+00
11 0.93450012E+00
12 0.96543499E+00
13 0.98000423E+00
14 0.93298423E+00
15 0.89267460E+00
16 0.87809813E+00
mean efficiency = 0.93398321E+00
Top Related