PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH INDONESIA...
Transcript of PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH INDONESIA...
PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH INDONESIA
DENGAN BANK SYARIAH MALAYSIA MENGGUNAKAN
METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
(DEA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
Mutolib
NIM : 109046100235
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2012 M
Perbandingan Tingkat Efisiensi Bank Syariah Indoneia Dengan Bank Syariah
Malaysia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(S.E.Sy)
Oleh :
Mutolib
109046100235
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
HIDAYATULLAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
145 H/2014 M
ii
PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK SYARIAH INDONESIA
DENGAN BANK SYARIAH MALAYSIA MENGGUNAKAN
METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
(DEA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
Mutolib
NIM : 109046100235
Di bawah Bimbingan
Pembimbing
Ir. Aries Koentjoro, MM
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2012 M
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 19 April 2014
Mutolib
v
ABSTRAKSI
Mutolib. Perbandingan Tingkat Efisiensi Bank Syariah Indonesia
Dengan Bank Syariah Malaysia MenggunakanMetode Data Envelopment
Analysis (DEA). Skripsi, Program Studi Muamalat, Jurusan Perbankan
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Salah satu pengukuran kinerja keuangan perbankan adalah dengan melihat
tingkat efisiensinya yang selama setahun ini menjadi sorotan Bank Indonesia (BI).
Efisiensi tidak hanya penting untuk bank konvensional namun juga untuk bank
syariah agar dapat berekspansi dengan menambah jumlah kantor ataupun produk
baru. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah empat Bank Syariah di
Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, BNI Syariah dan
BRI Syariah. dan empat Bank Syariah Malaysia yaitu Public Islamic Bank,
Hongleong Islamic Bank, da Amislamic Bank periode tahun 2011-2013. Metode
yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan
intermediasi asumsi VRS orientasi input dan output. Dari hasil uji statistik
independent sample t-test dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara tingkat efisiensi bank syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia
baik berdasarkan orientasi input maupun output. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa bank syariah Malaysia lebih efisien dibandingkan dengan bank syariah
Indonesia baik dengan orientasi input maupun output.
Kata Kunci : Efisiensi, Indonesia, Malaysia, DEA, VRS, Input, Output
Pembimbing : Ir. Aries Koentjoro, MM
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji serta syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu
kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta
kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan
salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain
yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang
selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan
bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada,
karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam
penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin
dalam proses penulisan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan
ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari
beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam
memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna
penyempurnaan skripsi ini.
vii
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang
tiada terhingga kepada :
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mu’min Roup,
MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat
3. Ir. Aries Koentjoro, MM. selaku Pembimbing penulis yang tidak kenal lelah
meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan, kritikandan doa kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini tidak
ada apa-apanya.
4. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas
Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau
Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman
dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. Dan pada para Staf
Perpustakaan Syariah dan Hukum serta Perpustakaan Umum yang tidak
pernah lelah melayani para mahasiswa yang meminjam buku.
5. Ayahanda Dul Rahmat dan Ibunda Tercinta Mujinem. Yang telah
memberikan segala doanya, kesabaran, jerih payah dan pengorbanan serta
nasihat yang senantiasa memberikan semangat tanpa jemu hingga ananda
dapat menyelesaikan studi. Tiada kata yang pantas selain ucapan doa,
sungguh jasamu tiada tara dan tak akan pernah terbalaskan. juga untuk Adik
viii
ku tersayang Laili Rachmawati yang telah memberikan dukungan moril.
Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada Nadiah Assegaf yang banyak
meluangkan waktu untuk penulis selama masa-masa perkuliahan. Jasa kalian
semua tak akan tergantikan.
6. Para sahabat PSG 2009 Ismail Adi Nugroho, Nurwandaru Ikhsan B.Y,
Andhika Febrya Dharma, Abudurrahman Zuhad, Suci Ryanis Mayang Sari,
Chitra Dwiratih Aviza, Karina Dwi Lestari, Darwati, Ayu Pripuspita, Novi
Hafsika Putri, Ibnatul Wadhiyah. Juga untuk Leyli Khairani Zahra. Sahabat-
sahabat Paskibra SMA Negeri 6 Jakarta angkatan 28 Among, Roni, Bawono,
Deffanka, Dimas, Julio, Bombom, Fajar, Berryl, Tasya, Nadia, Mutia, Ghani,
Dhea. Sahabat-sahabat Jujitsu Mahakam Angkatan 2006 Bayu Pharatama,
Rendi Pharatama, Among Rogo Wicaksono. Yang telah mendukung dan
menjadi inspirasi bagi penulis untuk terus menjadi lebih baik.
7. Mahasiswa-mahasiswi Prodi Muamalat tahun 2009 yang sudah memberikan
supportnya dalam menyelesaikan Skripsi ini. Khususnya Anggit Wicaksono,
Agus Priyadi, Muhammad Dermawan, Muhammad Khariswan yang
menemani dan menjadi tutor yang baik dalam mengerjakan skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga
setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah
SWT. dengan balasan yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat. Amin
Jakarta, 19 April 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………
B. Identifikasi Masalah …………………………………………………..
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………………
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………..
E. Review Studi Terdahulu ………………………………………………
F. Kerangka Konseptual …………………………………………………
G. Hipotesis ………………………………………………………………
H. Sistematika Penulisan …………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah …………………………………………………………..
B. Konsep Efisiensi ……………………………………………………….
C. Pengukuran Efisiensi ………………………………………………..…
D. Data Envelopment Analysis (DEA) ………………………………..….
v
vi
x
ix
xiii
xiii
1
9
10
12
13
16
18
18
20
23
24
27
xi
E. Orientasi Model DEA …………………………………………….........
F. Optimasi Model DEA ………………………..………………………...
G. Penentuan Variabel Input-Output ………………..…………………….
BAB III METODE PENELITIAN
A. Sumber dan Kriteria Data Penelitian …………………………………..
B. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….
C. Populasi dan Sampel …………………………………………………..
D. Teknik Pengolahan Data ………………………………………………
E. Metode Analisis
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov……………………………..
2. Uji beda Independent Sample t-test………………………………..
3. Uji Beda Paired Sample t-test……………………………………..
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Penelitian …………………………………………...
B. Tingkat Efisiensi Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)………………….
C. Uji Beda Statistik Bank Syariah Indonesia dan Malaysia ……………..
1. Asumsi Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov Test ……………...
2. Independent Sample t-test Tingkat Efisiensi Bank Syariah
Indonesia dan Bank Syariah Malaysia dengan Orientasi Input ……
3. Independent Sample t-test Tingkat Efisiensi Bank Syariah
31
34
36
39
39
39
40
41
41
43
45
46
53
53
55
xii
Indonesia dan Bank Syariah Malaysia dengan Orientasi Output ….
D. Uji Beda Statistik Orientasi Input dan Output ………………………...
1. Paired Sample t-test Orientasi Input dan Output Pada Bank
Syariah Indonesia ………………………………………………….
2. Paired Samples t-test Orientasi Input dan Output pada Bank
Syariah Malaysia …………………………………………………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………….
B. Saran-saran…...………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
LAMPIRAN …………………………………………………………………..
57
59
59
60
62
63
64
67
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah (Islamic Banking Network) 5
Tabel 1.2 Perbandingan Indikator Bank Syariah dan Bank Konvesional di
Indonesia 6
Tabel 1.3 Perbandingan Indikator Perbankan Syariah Antar Negara 7
Tabel 2.1 Ilustrasi DEA 29
Tabel 2.2 Ilustrasi DEA dengan Pembobotan 30
Tabel 2.3 Ilustrasi Orientasi Input 32
Tabel 2.4 Ilustrasi Orientasi Output 33
Tabel 3.1 Nama Sampel Bank 40
Tabel 4.1 Bank yang Efisien dengan Orientasi Input dan Output(Per Kuartal) 49
Tabel 4.2 Bank Syariah di Indonesia dan Malaysia yang Efisien dengan
Orientsai Input (Per Kuartal) 51
Tabel 4.3 Bank Syariah di Indonesia dan Malaysia yang Efisien dengan
Orientsai Output (Per Kuartal) 52
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah
Malaysia dengan Orientasi Input 53
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah
Malaysia dengan Orientasi Output 54
Tabel 4.6 Group Statistic Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah
Malaysia dengan Orientasi Intput 55
xiv
Tabel 4.7 Independent Sample t-test Bank Syariah Indonesia dan Bank
Syariah Malaysia dengan Orientasi Input 56
Tabel 4.8 Group Statistics Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah
Malaysia dengan Orientasi Output 57
Tabel 4.9 Independent Sample t-test Bank Syariah Indonesia dan Bank
Syariah Malaysia dengan Orientasi Output 58
Tabel 4.10 Paired Sample Statistic Orientasi Input dan Output Pada Bank
Syariah Indonesia 59
Tabel 4.11 Paired Sample t-test Orientasi Input dan Output Pada Bank
Syariah Indonesia 59
Tabel 4.12 Paired Sample Statistic Orientasi Input dan Output pada Bank
Syariah Malaysia 60
Tabel 4.13 Paired Sample t-test Orientasi Input dan Output pada Bank
Syariah Malaysia 61
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dan Bank Syariah di
Malaysia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 17
Gambar 3.1 Uji beda Independent sample t-test 43
1
B AB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bunga uang dalam perbankan secara fiqih dikategorikan sebagai riba yang
berarti haram, disejumlah negara yang mayoritas penduduknya muslim mulai
timbul usaha-usaha untuk mendirikan lembaga bank alternatif non-ribawi. Usaha
modern pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di
Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an, tetapi usaha initidak sukses.
Eksperimen lain dilakukan dipakistan pada akhir tahun 1950-an, dimana suatu
lembaga perkreditan tanpa bunga didirikan didirikan dipedesaan negara itu.
Namun demikian, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses
dan inofatif di masa modern ini dilakukan di Mesir tahun 1963, dengan berdirinya
Mit Ghamr local Saving Bank. Kesuksesan Mit Ghamr ini memberi inspirasi bagi
umat muslim di seluruh dunia sehingga timbullah kesadaran bahwa prinsip-
prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasikan dalam bisnis modern.1
Ide pembentukan perbankan Islam di Malaysia berlangsung secara bertahap.
Lembaga pertama yang menerapkan konsep transaksi Islam adalah Lembaga
Tabung Haji (LTH) yang didirikan pada tahun 1969 untuk orang-orang Islam
menyimpan uang secara bertahap untuk memenuhi biaya menunaikan ibadah haji
dan melibatkan diri dalam bidang penanaman modal perusahaan, perdagangan,
perkebunan dan properti melalui cara yang halal menurut ajaran Islam.
1 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 18
2
Keberhasilan pembentukan bank-bank Islam di beberapa negara seperti di
Qatar, Mesir, Pakistan, dan Iran, umat Islam di Malaysia juga telah menyuarakan
keinginan supaya bank Islam didirikan di negara ini.
Beberapa pihak di Malaysia telah menyerukan pemerintah untuk mendirikan
bank Islam dan meminta pemerintah mengambil tindakan segera membuat
undang-undang untuk membentuk bank dan lembaga keuangan yang beroperasi
berlandaskan prinsip Islam. Maka pada 30 Juli 1981, pemerintah menunjuk
Komite pengemudi Nasional Bank Islam (National Steering Committee) yang
diketuai oleh YM Raja Tan Sri Mohar bin Raja Badiozaman dan LTH ditunjuk
sebagai sekretariat.
Pada bulan Juli 1982, Komite tersebut telah menyerahkan laporan mereka
kepada pemerintah. Disamping mengusulkan kerangka dasar untuk sistem
perbankan Islam di Malaysia, komite tersebut juga membuat beberapa
rekomendasi untuk perizinan dan pengawasan serta pengawasan sebuah bank
Islam. Akhirnya untuk membuka jalan untuk pembentukan bank Islam di
Malaysia, pemerintah telah menyetujui Akta Bank Islam 1983 (ABI) dan mulai
berlaku pada 7 April 1983. Dengan perumusan UU Bank Islam 1983, maka Bank
Islam Malaysia Berhad (BIMB) didirikan pada Juli 1983 sebagai bank Islam
pertama di Malaysia dan didirikan berdasarkan Akta Perusahaan 1965. Tujuan
utama pendiriannya adalah untuk menjalankan operasi sebagai bank perdagangan
berlandaskan hukum Syariah dan menyediakan fasilitas kepada semua rakyat.
Sesuai prinsip dan tujuan BNM untuk mewujudkan sistem perbankan Islam
di seluruh Malaysia, Skim Perbankan Tanpa Faedah (Bunga) telah diperkenalkan
3
pada Maret 1993. Melalui skema ini, lembaga perbankan konvensional
dibolehkan menawarkan produk dan layanan perbankan Islam dengan
menggunakan prasarana yang ada termasuk staf dan cabang.
Pada tahun 1998, BNM telah melakukan kajian terhadap perbankan Islam
dan menemukan penggunaan istilah "Skim Perbankan Tanpa Faedah" tidak
mencerminkan operasi perbankan Islam yang dilaksanakan oleh lembaga
perbankan. Jadi BNM telah menggantikan istilah "Skim Perbankan Tanpa Faedah
(SPTF)" dengan "Skim Perbankan Islam (SPI)" berlaku mulai 1 Desember 1998.
Perkembangan sistem perbankan Islam semakin berkembang ketika pada 1
Oktober 1999, sebuah lagi bank Islam bernama Bank Muamalat Malaysia Berhad
(BMMB) didirikan. BMMB dianggap sebagai bank Islam kedua di Malaysia yang
muncul setelah adanya upaya pemerintah untuk memperkuat sektor perbankan
Islam untuk memenuhi pertambahan permintaan masyarakat terhadap layanan
perbankan Islam. Dapat dirumuskan bahwa perkembangan sistem perbankan
Islam di Malaysia adalah berdasarkan dua bentuk utama yaitu institusi perbankan
Islam secara total seperti BIMB dan BMMB dan yang kedua adalah lembaga
perbankan konvensional yang bergabung SPI yang diperkenalkan pemerintah.2
Berkembangnya bank-bank syariah di negara Islam berpengaruh ke
Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai perbankan syariah
sebagai pilar ekonimi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam
kajian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M.
Saefuddin, M. Amien Azis, dan lan-lain.
2Syafiqe, “Sejarah Ringkas Perkembangan Sistem Perbankan Islam di Malaysia”, artikel
diakses pada 19 maret2014 dari http://syafiqe.wordpress.com/2008/03/26/sejarah-ringkas-
perkembangan-sistem-perbankan-islam-di-malaysia/
4
Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di
Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih
mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid
Jaya Jakarta, pada 22-25 Agustus 1990. Berdasakan amanat Munas IV MUI,
dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia.3
Berkat kesigapan tim yang diketuai Dr. H.M. Amin Aziz tersebut dalam
mempersiapkan segala sesuatunya, dan besarnya dukungan dari semua pihak
waktu itu, maka hanya dalam waktu satu tahun sejak di bicarakannya ide tersebut
pada tanggal 1 November 1991 sudah dilakukan penandatangan Akta pendirian
PT Bank Muamalah Indonesia (BMI) di Hotel Sahid Jaya Jakarta. pada saat
penandatangan akta tersebut sudah terkumpul komitmen pembelian saham
sebanyak Rp 84 milyar.4
Saat ini perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin pesat dari
sisi jaringan kantor sebagai efek dari meningkatnya kebutuhan masyarakat dengan
layanan perbankan yang Islami. Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang
dipublikasikan BI menunjukkan bahwa sampai Desember 2012, jaringan kantor
dengan layanan syariah mencapai 2.663 unit dan jumlah bank syariah telah
mencapai 193 unit. Dengan rincian 11 unit adalah Bank Umum Syariah (BUS), 24
3Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema
Insani, 2001), hlm. 25 4El-jawi, el-kahfi.”Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia”. Artikel diakses pada
23 maret 2012 dari http://anakeemaks.blogspot.com/2011/03/sejarah-berdirinya-bank-syariah-
di.html
5
unit bank sebagai Unit Usaha Syariah (UUS), dan 158 merupakan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah.5
Tabel 1.1
Jaringan Kantor Perbankan Syariah (Islamic Banking Network)
Kelompok Bank 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Bank Umum Syariah
Jumlah Bank 3 5 6 11 11 11
Jumlah Kantor 401 581 711 1215 1401 1745
Unit Usaha Syariah
Jumlah Bank
Umum
Konvensional
yangmemiliki
UUS
26 27 25 23 24 24
Jumlah Kantor 196 241 287 262 336 517
BPRS
Jumlah bank 114 131 138 150 155 158
Jumlah kantor 185 202 225 286 364 401
Total Kantor 782 1024 1223 1763 2101 2663
Sumber :data diolah
Meskipun berkembang dengan sangat pesat dari segi kuantitas jaringan
kantor bank syariah, namun bank syariah terbesar di Indonesia saat ini baru
mampu membukukan aset sekitar US$ 5,4 miliar sehingga belum ada yang masuk
ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan aset terbesar di dunia. Sementara tiga
bank syariah Malaysia mampu masuk ke dalam daftar tersebut.
Tiga bank tersebut antara lain, Bank Rakyat Malaysia yang berada pada
urutan ke-15 pada tahun 2010, Maybank Islamic Berhad yang berada pada urutan
ke-17 pada tahun 2010, dan CIMB Holdings yang berada pada urutan ke-23 pada
tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa skala ekonomi bank syariah Indonesia
5 Bank Indnesia,Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics) December 2012
6
masih kalah dengan bank syariah Malaysia yang akan menjadi kompetitor utama.
Belum tercapainya skala ekonomi tersebut membuat operasional bank syariah di
Indonesia kalah efisien, terlebih sebagian besar bank syariah di Indonesia masih
dalam tahap ekspansi yang membutuhkan biaya investasi infrastruktur yang cukup
signifikan.6
Dengan menggunakan indikator rasio biaya operasional terhadap pendapatan
operasional (BOPO) pada tiga bank sampel untuk masing-masing kategori terlihat
bahwa bank syariah masih kalah efisien dibanding dengan bank konvensional
(Tabel 1.2). Namun dari sisi net operational margin (NOM), beberapa bank
syariah lebih unggul. Dari sisi profitabilitas, return on asset (ROA) bank syariah
lebih kecil dari bank konvensional, namun dari sisi return on equity (ROE) lebih
besar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perrmodalan bank syariah relatif lebih
kecil dibanding bank konvensional.7
Tabel 1.2
Perbandingan Indikator Bank Syariah dan Bank Konvesional di Indonesia
Bank ROA ROE BOPO NOM/NIM
Syar Konv Syar Konv Syar Konv Syar Konv
Sampel
1 1.91 3.38 66.43 23.81 76.54 67.22 2.14 5.51
Sampel
2 1.52 3.43 20.79 26.53 85.52 60.87 5.01 6.26
Sampel
3 0.40 2.40 3.18 18.04 98.56 79.06 7.59 5.85
Rata-
rata 1.28 3.07 30.20 22.79 86.87 69.05 4.91 5.87
Sumber :data diolah
6 Dr. Halim Alamsyah,Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah
Indonesia:Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015 7 Ibid
7
Kemudian apabila tiga sampel bank syariah tersebut dibandingkan dengan
bank syariah di Malaysia dan Kawasan Timur Tengah, terlihat bahwa indikator
BOPO bank syariah di Indonesia juga lebih tinggi atau masih kalah efisien. Hal
ini juga terlihat dari indikator net operational margin (NOM) bank syariah di
Indonesia yang masih sangat bervariasi dan secara rata-rata lebih tinggi dari bank
syariah di Malaysia dan Kawasan Timur Tengah. Namun demikian, bank syariah
di Indonesia lebih profitable dibanding dengan bank syariah di Malaysia maupun
Kawasan Timur Tengah, terlihat dari tingginya indikator ROA maupun ROE. Tak
heran jika banyak investor asing yang tertarik untuk mendirikan atau membeli
bank syariah di Indonesia. Profitabilitas yang tinggi ini tentunya akan
mempercepat akselerasi pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia sehingga
dapat mencapai skala ekonomi yang efisien.8
Tabel 1.3
Perbandingan Indikator Perbankan Syariah Antar Negara
Sampel
Bank
ROA ROE BOPO NOM
ID MY ME ID MY ME ID MY ME ID MY ME
1 1.91 0.95 3.64 66.64 27.31 23.37 76.54 29.59 27.83 2.14 2.78 5.15
2 1.52 1.14 1.54 20.79 17.23 13.85 85.52 39.50 42.31 5.01 2.93 4.41
3 0.40 0.76 1.12 3.18 9.97 10.94 98.56 64.30 41.04 7.59 4.07 3.60
Rata-
rata 1.28 0.95 2.10 30.20 18.17 16.05 86.87 44.46 37.06 4.91 3.26 4.39
Sumber :data diolah
Analisis mengenai efisiensi menjadi sangat penting karena penghimpunan
dan penyaluran pembiayaan yang ekspansif tanpa memperhatikan faktor efisiensi
akan berpengaruh terhadap profitabilitas bankyang bersangkutan. Efisiensi
merupakan perbandingan antar output dengan input. Kemampuan menghasilkan
8Ibid
8
output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang
diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, lembaga keuangan
diharapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal
dengan input yang ada atau dengan cara mendapatkan tingkat input yang
minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan menganalisa alokasi input dan
output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat ketidakefisienan.9
Untuk mengukur efisiensi perbankan tidak hanya dapat dilakukan dengan
melihat perbandingan indikator kinerja perbankan dan rasio keuangan saja,
melainkan ada beberapa metode lain yaitu metode non parametrik dengan Data
Envelopment Analysis (DEA) dan metode parametrik dengan Stochastic Frontier
Analysis (SFA).
Dalam penelitian ini pengukuran efisiensi perbankan syariah akan
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).Model DEA digunakan
sebagai perangkat untuk mengukur kinerja setidaknya memiliki tiga keunggulan
dibandingkan model lain, yaitu :
Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan variabel output
(Purwantoro, 2004).
Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara variabel-variabel
yangdiukur (Purwantoro, 2004).
Variabel input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda
(Purwantoro, 2004).
9 Rino Adi Nugroho, Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Dan
Unit Usaha Syariah (UUS) Dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (Periode 2005-2009)
(Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro) 2011, hlm. 3
9
Kelebihan lain juga dikemukakan oleh Trick (1996), yaitu :
DEA tepat untuk model yang mempunyai banyak input dan output.
Fungsi persamaan/pertidaksamaan dari DEA tidak memerlukan asumsi
yang berkaitan dengan input dan output-nya.
Unit yang diukur akan dibandingkan secara langsung dengan unit-unit
yang dievaluasi input dan output dapat mempunyai satuan yang
berbeda.10
Dalam penelitian ini variabel input dan variabel output ditentukan
berdasarkan pendekatan intermediasi dengan mempertimbangkan fungsi utama
bank sebagai financial intermediation, dengan pengukuran menggunakan fungsi
produksi frontier. Penggunaan variabel input-output dalam penelitian ini yaitu
total simpanan, asset tetap, dan biaya tenaga kerja sebagai variabel input, dan total
pembiayaaan serta pendapatan dari penyaluran dana sebagai variabel output.
Kombinasi variabel input kemudian akan mempengaruhi tingkat variabel output.11
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Perbandingan Tingkat
Efisiensi Bank Syariah Indonesia Dengan Bank Syariah Malaysia
Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis(DEA)”
B. Identifikasi Masalah
1. Untuk mengidentifikasi variabel apa saja yang membuat suatu bank efisien
dan tidak efisien, tidak cukup hanya menggunakan variabel beban
10 Sunarto evaluasi kinerja(Jakarta : Fakultas Ekonomi Ubiversitas Indonesia). Hlm. 12 11 Rino Adi Nugroho Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) dan
Unit Usaha Syariah (UUS) Dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (Periode 2005-2009)
(Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2011), hlm. 8
10
operasional dan pendapatan operasional saja seperti yang terdapat dalam
rasio BOPO. Bank memiliki banyak variable dalam kegiatan
operasionalnya, maka dari itu perlu metode tambahan untuk
mengidentifikasi penyebab inefisiensi pada suatu bank agar bank memiliki
kinerja yang bagus dan sesuai dengan aturan bank sentral yang berlaku.
2. Perbankan syariah termasuk dalam kategori baru dalam dunia perbankan.
Bank syariah yang pertama kali berdiridi Indonesia yaitu Bank Muamalat
mulai beroperasi pada tahun 1992 yang kemudian disusul dengan
berdirinya unit usaha syariah dari bank konvensional yang kemudian
menambah jumlah bank umum syariah di Indonesia. Untuk dapat bersaing
dengan bank konvensional yang telah lebih lama berdiri maka bank
syariah perlu menjaga kesehatan banknya yang dapat diukur melalui
kinerja keuangannya.
3. Rasio BOPO bank umum syariah pada periode 2010 – 2012 lebihtinggi
daripada bank umum konvensional yang berarti bank umumsyariah masih
mengalami inefisiensi maka bank syariah harusdapat mengikuti aturan BI
mengenai rasio BOPO agar dapatberekspansi dan bersaing dengan bank
konvensional.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Adapun batasan masalah tersebut adalah :
a. Penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Syariah di Indonesia dan
Malaysia
11
b. Penelitian hanya dilakukan mulai bulan Januari 2011 sampai dengan
Desember 2013.
2. Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting karena
langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahakan. Perumusan
masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya
akan dicari melalui penelitian. Jawaban yang benar tidak mungkin diperoleh
jika pertanyaannya salah, walaupun jawaban yang salah mungkin dihasilkan
untuk pertanyaan yang benar.
Dalam rangka untuk memfokuskan pembahasan, penulis merumuskan
beberapa hal yang perlu dikemukakan dalan skripsi ini, diantaranya :
a. Bagaimana nilai efisiensi bank syariah Indonesia dan bank syariah
Malaysia periode tahun 2011 – 2013?
b. Apakah terdapat perbedaan signifikan pada nilai efisiensi antara bank
syariah Indonesia dengan bank syariah Malaysia dengan orientasi input
dan apakah terdapat perbedaan signifikan pada nilai efisiensi antara
bank syariah Indonesia dengan bank syariah Malaysia dengan orientasi
output?
c. Apakah terdapat perbedaan pada nilai efisiensi bank syariah Indonesia
orientasi input dengan orientasi output dan apakah terdapat perbedaan
pada nilai efisiensi bank syariah Malaysia orientasi input dengan
orientasi output?
12
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui nilai efisiensi bank syariah Indonesia dan bank
syariah Malaysia periode tahun 2011–2013.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan pada nilai
efisiensi antara bank syariah Indonesia dengan bank syariah Malaysia
selama periode tahun 2011–2013.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada nilai efisiensi bank
syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia dengan orientasi input
dan output selama periode tahun 2011-2013.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
Untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan penulis tentang
perbandingan efisiensi bank syariah Indonesia dengan bank syariah
Malaysia.
b. Bagi Perbankan Indonesia dan Malaysia
Diharapkan dapat berguna dalam proses pengambilan keputusan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian untuk
merencanakan strategi baru serta peningkatan kinerja bank syariah di
Indonesia dan Malaysia
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah khazanah intelektual bagi perkembangan perbankan
syariah, khususnya dalam analisis perbandingan efisiensi bank syariah
Indonesia dengan bank syariah Malaysia.
13
d. Bagi Masyarakat
Memberikan kontribusi positif dalam rangka menyediakan informasi
tentang kondisi efisiensi bank syariah di Indonesia dengan bank
syariah Malaysia
E. Review Studi Terdahulu
NO JudulPenelitian Metode Hasil Penelitian Perbedaan
1. Comparing the
Change in
Efficiency
of the Western and
Islamic Banking
Systems oleh Ali
Said. Journal of
Money, Investment
and Banking tahun
2012.
Metode DEA
dengan
pendekatan
intermediasi.
Input: biaya
personalia, aset
tetap dan total
simpanan.
Output:
total
pembiayaan,
pendapatan
lainlain
dan aset
jangka pendek.
Krisis keuangan
global memiliki
pengaruh besar
pada efisiensi
bank Amerika
berskala kecil
dibandingkan
dengan bank
Amerika berskala
besar dan bank
syariah.
Penulis
tidak
membandi
ng
kan
dengan
kondisi
sebelum
dan
setelah
terjadi
krisis
global.
2. Efficiencies
Comparison of
Islamic and
Conventional
Banks
of Pakistan oleh
Haseeb Shahid dkk.
International
Reasearch Journal
of Finance and
Economics tahun
2010.
Metode DEA
(CRS dan VRS)
dengan
pendekatan
intermediasi.
Input: simpanan
dan modal.
Output:
investasi
dan pinjaman.
Tidak ada
perbedaan skor
efisiensi yang
signifikan antara
bank
konvensional dan
bank syariah
selama tahun
2005-2009
kecuali tahun
2008.
Penulis
tidak
Meneliti
perbakan
Pakistan.
Penulis
tidak
mengguna
kan
pendekata
n CRS
3. Efficiency of the
Banking Sector of
Bosnia-
Herzegovina
with Special
Reference to
Relative Efficiency
Metode DEA
dengan
pendekatan
intermediasi
berorientasi
input.
Input: total
Bank syariah di
Bosnia-
Herzegovina
memiliki tingkat
efisiensi yang
lebih rendah
dibandingkan
Penulis
tidakmene
liti
perbankan
Bosnia
Herzegovi
na.
14
of the Existing
Islamic Bank oleh
Velid Efendić. 8th
International
Conference on
Islamic Economics
and Finance.
simpanan, aset
tetap dan biaya
personalia.
Output:
net loans and
other
earning asset.
dengan bank
konvensional. Oenulis
mengguna
kan
orientasi
input dan
output
4. Efficiency of
Islamic
and Conventional
Banks in Countries
with Islamic
Banking oleh
Kablan
S. dan Yousfi O.
Munich Personal
RePEc Archive
(MPRA) Juli 2011.
Metode
parametrik
Stochastic
Frontier
Analysis
(SFA) dengan
pendekatan
intermediasi.
Input: biaya
personalia, total
aset dan total
simpanan.
Output:
pinjaman, aset
jangka pendek
dan
sekuritas.
Bank syariah di
Asia lebih efisien
dibanding bank
syariah di Afrika.
Negara Asia yang
memiliki tingkat
efisiensi bank
syariah tertinggi
yaitu Pakistan dan
Malaysia.
Penulis
mengguna
kan
metode
nonparam
etrik
DEA dan
output
yang
berbeda.
5. Comparing The
Efficiency of
Islamic
Banks in Malaysia
and Indonesia oleh
Ascarya dan Diana
Yumanita. Buletin
Ekonomi Moneter
dan Perbankan
Vol.11, No.2,
Oktober 2008.
Metode DEA
CRS
dengan
pendekatan
intermediasi.
Input: total
simpanan,
tenaga
kerja dan aset
tetap. Output:
total
pembiayaan dan
pendapatan.
Sampel terdiri
dari
BUS dan UUS.
Bank syariah di
Indonesia lebih
efisien
dibandingkan
dengan bank
syariah di
Malaysia.
Ketidakefisienan
bank syariah di
Malaysia
bersumber dari
pembiayaan
sedangkan di
Indonesia dari
tenaga kerja.
Penulis
tidak
mengguna
kan
pendekata
n CRS.
Penulis
meggunak
an dua
orientasi
yaitu
orientasiin
put dan
output.
6. Efficiency of
Conventional
versus
Islamic Banks:
International
Evidence using the
Metode
parametrik
SFA. Input:
personalia, aset
tetap dan total
simpanan.
Tidak ada
perbedaan yang
signifikan antara
keseluruhan
efisiensi bank
konvensional dan
Penulis
mengguna
kan
metode
nonparam
etrik
15
Stochastic Frontier
Approach (SFA)
oleh Shamsher
Mohamad dkk.
Journal of Islamic
Economics,
Banking
and Finance.
Output:
total pinjaman,
pendapatan
lainnya dan
offbalance
sheet
items. Sampel:
37
bank
konvensional
dan 43 bank
syariah di
negaranegara
OKI.
bank syariah. DEA
7. Perbandingan
Efisiensi BUS
dengan BUK di
Indonesia dengan
Stochastic Frontier
Approach (SFA)
(Periode 2006-
2009)
oleh Ahmad Iqbal.
Skripsi Jurusan
Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Diponegoro tahun
2011.
Metode
parametrik
SFA dengan
pendekatan
efisiensi
produksi Input:
aset tetap,
simpanan dan
biaya
operasional
lain. Output:
kredit/pembiaya
an.
Sampel terdiri
dari
3 BUS dan 10
BUK.
BUS dan BUK
selalu mengalami
peningkatan
efisiensi selama
2006-2009.
Namun efisiensi
BUK sedikit lebih
baik dari BUS.
Penulis
mengguna
kan
metode
non
parametric
DEA dan
tidak
mengguna
kan
pendekata
n
efisiensi
produksi.
8. Kajian Efisiensi
Perbankan Syariah
di Indonesia
(Pendekatan Data
Envelopment
Analysis) oleh
Rahmat Hidayat.
Media Riset
Bisnis&Manajemen
Vol.11, No.1, April
2009.
Metode
nonparametrik
DEA
dengan
pendekatan
intermediasi.
Variabel input:
sumber daya
manusia, aset
tetap, dana
pihak
ketiga. Variabel
output: aset cair,
pembiayaan.
Secara kelompok,
bank dari
kelompok BUS
lebih efisien
berbanding
kelompok UUS.
Penulis
mengguna
kan
objek
didua
Negara
yaitu
Indonesia
dan
Malaysia
16
9. Analisis
Perbandingan
Efisiensi BUK dan
BUS di Indonesia
Dengan Metode
Data Envelopment
Analysis (DEA)
oleh
Rakhmat Purwanto.
Skripsi Fakultas
Ekonomika dan
Bisnis Universitas
Diponegoro tahun
2011.
Metode
nonparametrik
DEA
dengan
pendekatan
intermediasi.
Variabel input:
junlah
simpanan,
jumlah aset dan
jumlah biaya
tenaga kerja.
Variabel output:
total
kredit/pembiaya
an
dan laba
operasional.
Selama periode
2006-2010 BUK
dan BUS
cenderung
mengalami
peningkatan
efisiensi
walaupun
berfluktuatif
dengan rata-rata
efisiensi 83,29%
untuk BUK dan
89,3% untuk
BUS. Dan tidak
terdapat
perbedaan nilai
efisiensi antara
BUK dan BUS
selama periode
tersebut.
Penulis
mengguna
kan
objek
didua
Negara
yaitu
Indonesia
dan
Malaysia
10. Analisis Efisiensi
Perbankan
Konvensional dan
Perbankan Syariah
di Indonesia
Dengan
Data Envelopment
Analysis oleh
Ascarya, Diana
Yumanita dan
Guruh
S. Rokhimah. Paper
dalam buku Current
Issues Lembaga
Keuangan Syariah
tahun 2009.
Metode
nonparametrik
DEA
dengan
pendekatan
intermediasi.
Variabel input:
DPK, biaya
tenaga
kerja, aktiva
tetap.
Variabel output:
kredit/pembiaya
an,
pendapatan.
Perbankan
konvensional
menunjukkan
kinerja efisiensi
yang semakin
baik. Namun
perbankan syariah
lebih efisien secara
efisiensi
skala, teknis
maupun
keseluruhan.
Penulis
mengguna
kan
objek
didua
Negara
yaitu
Indonesia
dan
Malaysia
F. Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk
mengukur tingkat efisiensi bank syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia
periode 2011-2013. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan
menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan metode Data
17
Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output
terlebih dahulu. Variabel input meliputi biaya tenaga kerja, aset tetap dan total
simpanan sedangkan variabel outputnya terdiri dari total pembiayaaan dan
pendapatan dari penyaluran dana. Setelah menentukan tingkat efisiensi DEA,
akan dilakukan uji beda. Sebelum melakukan uji beda akan dilakukan uji
normalitas data untuk mengetahui apakah data yang akan diujikan terditribusi
normal atau tidak dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika data
terdistribusi normal akan digunakan Independent Sample t-test.
Untuk mengukur perbedaan tingkat efisiensi orientasi input dengan
orientasi output peneliti menggunakan uji beda Paired Sample t-test dan untuk
mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka penelitian ini
menggunakan derajat keyakinan 95% (α = 5%).
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
DEA
Input : Biaya Tenaga Kerja, Aset Tetap, Total Simpanan
Output : Total Pembiayaan dan Pendapatan dari Penyaluran
Dana
Independent Sample t-test
Interpretasi
Paired Sample t-test
Efisiensi Bank Syariah
Indonesia Orientasi
Input dan Output
Efisiensi Bank Syariah
Malaysia Orientasi
Input dan Output
Paired Sample t-test
18
G. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi. Ada dua macam hipotesis yang digunakan dalam suatu
percobaan penelitian, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol
adalah hipotesis yang akan diterima kecuali bahwa data yang kita kumpulkan
salah. Hipotesis alternatif hanya akan diterima jika data yang kita kumpulkan
mendukungnya.12
Penelitian ini akan menggunakan dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis nihil
dan hipotesis alternatif. Hipotesis nihil (disingkat Ho)adalah hipotesis yang
menyatakan ketiadaan atau kenihilan.Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis
yang menyatakan ada atau tidak nihil.13
Ho : tidak ada perbedaan efisiensi yang signifikan antara BUK dan BUS.
Ha : ada perbedaan efisiensi yang signifikan antara BUK dan BUS.
H. Sistematika Penulisan
Untuk Pembahasan yang lebih terarah dan memudahkan pemahaman isi,
maka penulis mengadakan pembabakan dalam lima Bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara singkat, latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode
12Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS , edisi revisi
(Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2009 ) hal. 108 13Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern (Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika,2009), h.9.
19
penelitian, teknik analisa, hipotesis dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori
Pada bab ini dibuat landasan teori yang berguna agar
tulisan dapat dimengerti sebelum dibahas secara
mendalam. Secara singkat akan diuraikan tentang
perbankan syariah Indonesia dan Malaysia,
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini mencakup variabel penelitian, definisi operasional,
jenis dan metode pengumpulan data, populasi penelitian,
serta metode analisis.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini mencakup objek penelitian, analisis data, dan
pembahasan penelitian.
BAB V Penutup
Pada bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan dari
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya dan memberikan saran-saran yang sekiranya
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BANK SYARIAH
Pengertian bank syariah atau yang dalam istilah internasionalnya disebut
dengan Islamic Banking adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Perbedaan
yang mencolok antara bank konvensional dengan bank syariah adalah pada
landasan operasinya, dimana bank syariah tidak berlandaskan bunga melainkan
berlandaskan bagi hasil, ditambah dengan jual-beli dan sewa. Selain menghindari
bunga, bank syariah secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan
tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada kesejahteraan sosial (Rivai,
2007).1
Bank syariah menurut Undang-Undang RI Nomor 21Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah adalah “bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”.2
Bank sentral Malaysia membagi lembaga keuangan menjadi :
a. Licensed Banking Institusion
Commercial Banks
1VeitzhalRivai, dkk, 2007, Bank and Financial Institution Management, Conventional and
Sharia System, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada 2Undang-Undang RI Tahun 2008 tentangPerbankanSyariah.
21
Islamic Banks
International Islamic Banks
Investment Bank
Other Financial Institutions
b. Licenced Insurance Companies & Takaful Operators
Life and General Business
Life Business Only
General Business Only
Life and General Reinsurance Business
Life Reinsurance Business
General Reinsurance Business
Takaful Operators
Retakaful Operators
International Takaful Operator3
Secara kelembagaan, bank syariah di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok yaitu:
a. Bank Umum Syariah (BUS)
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan badan usaha yang setara
dengan bank umum konvensional dengan bentuk hukum perseroan terbatas,
3Bank Negara Malaysia, “List of Licensed Financial Institutions”. Artikeldiaksespada 19
Maretdarihttp://www.bnm.gov.my/index.php?ch=fs_mfs&pg=fs_mfs_list&lang=bm
22
perusahaan daerah, atau koperasi. Seperti halnya bank umum konvensional,
BUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank non devisa.
b. Unit Usaha Syariah (UUS)
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank umum
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah
atau unit syariah. Secara struktur organisasi, UUS berada satu tingkat dibawah
direksi bank umum konvensional yang bersangkutan. UUS dapat berusaha
sebagai bank devisa atau non devisa. Sebagai unit kerja khusus UUS
mempunyai tugas:
mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah;
melakukan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan
dana yang bersumber dari kantor cabang syariah;
menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang
syariah; dan melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor
cabang syariah.
c. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS
merupakan badan usaha yang setara dengan bank perkreditan 16 rakyat
23
konvensional dengan bentuk hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah,
atau koperasi.4
B. Konsep Efisiensi
Efisiensi diartikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai
perhitungan rasio output dan atau input atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari
suatu masukan yang digunakan (Silkman, R.H dalam Bastian, 2009). Menurut
Ghofur dan Atmawardhana dalam Utama (2010) ada 3 faktor yang menyebabkan
efisiensi yaitu :
Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar,
Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama,
Dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar
lagi.
Menurut Fareel dalam Retnawati (2008) efisiensi suatu perusahaan terdiri
dari dua komponen yaitu efisiensi teknik dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknik
merupakan hubungan operasional dalam aktivitas mengonversi input menjadi
output. Suatu perusahaan dikatakan efisien secara teknik apabila mampu
menghasilkan output maksimal dengan sumber daya (input) tertentu atau
menghasilkan output tertentu dengan sumber daya (input) minimal. Sedangkan
efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan perusahaan menggunakan input yang
proporsional dengan memperhatikan biaya atas input dimana kombinasi input
4VeitzhalRivai, dkk, 2007, Bank and Financial Institution Management, Conventional and
Sharia System, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada
24
dengan biaya terendahlah yang dipilih. Hampir sama dengan perusahaan, efisiensi
dalam perbankan juga diartikan sebagai suatu tolak ukur dalam mengukur kinerja
bank dimana efisiensi merupakan jawaban atas kesulitan dalam menghitung
ukuran-ukuran kinerja seperti tingkat efisiensi alokasi, teknis maupun total
efisiensi (Muharam dan Pusvitasari, 2007).
Menurut Paul Bauer dalam Bastian (2009) ada dua tipe efisiensi, yaitu
efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomi dilihat dari sudut
pandang makro ekonomi, sedangkan efisiensi teknis dilihat dari sudut pandang
mikro ekonomi. Efisiensi teknis pada dasarnya menyatakan hubungan antara input
dan output dalam suatu proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien
jika pada penggunaan input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output maksimal,
atau untuk menghasilkan sejumlah output tertentu digunakan input yang paling
minimal, sedangkan efisiensi ekonomi mempunyai konsep yang lebih luas
dibanding dengan efisiensi teknik.
Dalam efisiensi ekonomi perusahaan harus memilih tingkatan input atau
output dan kombinasinya untuk mengoptimal kantujuan ekonomi, biasanya
dengan meminimalisasi biaya atau memaksimalisasi keuntungan. Dalam
penelitian ini konsep efisiensi yang digunakan adalah efisiensi teknis.
C. Pengukuran Efisiensi
Pengukuran efesiensi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Rasio
25
Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara
menghitung perbandingan output dan input yang digunakan. Pendekatan ini
akan dapat dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat menghasilkan
output yang semaksimal mungkin dengan input yang seminimal mungkin.
Efisiensi = Output
Input
Pendekatan rasio ini mempunyai kelemahan apabila terdapat banyak
input dan banyak output yang dihitung, jika diperhitungkan serempak maka
akan menghasilkan banyak hasil perhitungan sehingga menghasilkan asumsi
yang tidak tegas (Silkman dalam Muharam dan Purvitasari, 2007).
b. Pendekatan Regresi
Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model
dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input
tertentu
Fungsi regresi adalah sebagai berikut:
Y = f(X1,X2,X3,…..Xn)
Dimana:
Y = Output
X = Input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit
Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat input tertentu. UKE dapat dikatakan
efisien apabila menghasilkan output lebih banyak dari pada output hasil
estimasi. Kelemahan dalam pendekatan ini adalah ketidakmampuannya
26
dalam menampung banyak output, karena dalam sebuah persamaan regresi
hanya dapat menampung satu indikator output. Apabila dilakukan
penggabungan banyak output dalam satu indikator maka informasi yang
dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986 dalam Muharam dan
Purvitasari, 2007)
c. Pendekatan Frontier
Menurut Silkman (1986) dalam Muharam dan Purvitasari (2007),
pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis
yaitu pendekatan frontier parametrik dan non parametrik. Tes parametrik
adalah tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang
parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya, sedangkan tes
statistik non parametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-
syarat mengenai parameter populasi yang merupakan induk sampel
penelitiannya. Pendekatan frontier parametrik dapat diukur dengan tes
statistik parametrik seperti menggunakan metode Stochastic Frontier
Analysis (SFA) dan Distribution Free Analysis (DFA). Sedangkan
pendekatan frontier non parametrik dapat diukur dengan tes statistik non
parametrik dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis
(DEA). Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah tes non-
parametrik dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA).5
5 Harjum Muharam & Pusvitasari, AnaIisis Perbandingan Efsiensi Bank Syariah.
(Semarang : FE Undip, 2007) hal. 86
27
D. Data Envelopment Analysis (DEA).
Data envelopment analysis (DEA) ditemukan oleh Farell (1957). DEA
merupakan model pemrograman linier yang menjelaskan penerapan dari
pemrograman matematika untuk menjelaskan pembatasan data yang digunakan
untuk mengevaluasi efisiensi dari organisasi dalam menjelaskan jumlah output
dan input. Dimana teknik pemrograman liner ini menggunakan fungsi objektif dan
fungsi kendala dalam melakukan pengukuran efisiensi.6
DEA diperkenalkan pertama kali oleh Charnes, Cooper dan Rhoades pada
1978, aplikasi DEA digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari entitas berbeda
yang berhubungan dengan banyak aktivitas yang berbeda. Dasar dari DEA
membadingkan efisiensi dari unit organisasi yang sama, DEA pertama kali
digunakan dalam sektor perbankan oleh Sherman & Gold (1985). DEA bekerja
untuk menghitung efisiensi relatif dari banyak input dan banyak output tiap unit
produksi. Skor efisiensi biasanya dinotasikan kedalam bilangan 0 hingga 1 atau 1
hingga 100 persen dalam desimal. Skor efisiensi yaitu 1 atau 100% dari decision
making unit menunjukan bahwa decision making unit itu memiliki nilai efisiensi
relatif bila dibandingakan dengan decision making unit lainnya yang nilainya
dibawah itu diantara sampel yang digunakan. DEA di desain untuk mencari dan
memperkirakan sumber ketidakefisienan yang ditunjukan dari vektor input dan
output.
6 Izah Mohd Tahir, Nor Mazlina Abu Bakar, dan Sudin Haron, Evaluating Efficiency of
Malaysian Banks Using Data Envelopment Analysis, (2009)
28
Keuntungan dari penggunaan DEA adalah ia merupakan metode
ekonometrika tradisional yang tidak membutuhkan asumsi utama (seperti acuan
dalam bentuk analisis statistik regresi). DEA hanya menghitung efisien dari
decision making unit yang yang bekerja menggunakan banyak input dan output.
DEA merupakan alat untuk menilai karena dia mengidentifikasi ketidakefisienan
dari decision making unit dengan membandingkan dengan decision making unit
lainnya.7
a. Menghitung kinerja terbaik dari decision making unit yang menghasilkan
output terbaik dengan sedikit input. Menunjukan hasil dari kinerja nilai
DEA dari data yang digunakan. Memasukan decision making unit kedalam
nilai efisiensi
b. Menghitung hasil DEA dari keseluruhan decision making unit. Seperti
nilai yang ditampilkan dari efisiensi yang kurang baik dibandingkan
dengan efisiensi terbaik. Decision making unit merupakan kumpulan dari
beberapa input yang dapat menghasilkan output.
Secara matematis pengukuran efisiensi menggunakan DEA dapat
digambarkan sebagai berikut :
a) Ketika pengukuran efisiensi menggunakan satu input dan satu output,
dengan asumsi bahwa DMU yang efisien ditunjukan oleh nilai rasio
maksimal.
7 Ahmet Akin, Merve Kilic, dan Selim Zaim, Determinants of Bank Efficiency in
Turkey: A Two Stage Data Envelopment Analysis (2009)
29
Tabel 2.1
Ilustrasi DEA
Unit Input Output Output/Input Efisiensi
DMU 1 3 6 2 0.49 (49%)
DMU 2 4 12 3 0.67 (67%)
DMU 3 4 16 4 0.89 (89%)
DMU 4 4 18 4.5 1 (100%)
Sumber : Data yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa DMU 4
memiliki rasio output/input yang paling tinggi. Pada pendekatan ini
efisiensi ditunjukan dari nilai maksimal, maka DMU 4 merupakan
DMU yang efisien. Maka untuk mengetahui skor efisiensi DMU lain,
harus dibandingkan dengan DMU 4 untuk mengukur skor efisiensinya.
Contoh untuk DMU 3 (4 : 4.5 x 100) = 89%. Maka skor efisiensi DMU
3 adalah 89%. Kelemahan model pengukuran ini adalah tidak dapat
melakukan pengukuran efisiensi jika menggunakan banyak input dan
output, serta tidak dapat mengidentifikasi berapa maksimalisasi output
dan minimalisasi input yang harus dilakukan supaya DMU efisien.
b) Supaya dimungkinkan untuk melakukan pengukuran efisiensi dengan
menggunakan banyak input dan output, serta untuk mengidentifikasi
maksimalisasi output dan minimalisasi input supaya DMU efisien.
Maka input-output harus dibuat pembobotan supaya dapat diketahui
30
persentasenya. Maka itulah motode ini dinamakan Data Envelopment
Analysis, karena nilai-nilai input diamplopkan kedalam pembobotan.
Tabel 2.2
Ilustrasi DEA dengan Pembobotan
Unit Input Bobot Input
Output Bobot Output
Bobot Output/Bobot
Input
Efisiensi
DMU 1 3 0.75 6 0.37 0.49 49%
DMU 2 4 1 12 0.67 0.67 0.67%
DMU 3 4 1 16 0.89 0.89 0.89%
DMU 4 4 1 18 1 1 100%
Sumber : data diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai DMU 4 menunjukan hasil
efisiensi yang sama yang ditunjukan oleh rasio output/input dan bobot
output/bobot input. DMU 4 menunjukan rasio yang paling tinggi.Pada
model ini untuk melakukan pengukuran efisiensi dengan banyak input-
output makan dibuat penjumlahan dari masing-masing bobot input-
output.Selanjutnya untuk mengidentifikasi apakah yang harus dilakukan
supaya DMU efisien maka harus dilihat rasio dari pembobotannya.
Contoh : jika efisiensi ditinjukan dengan bobot 1 : 1, maka yang harus
dilakukan DMU 3 adalah jika bobot DMU 3 (0.89 : 1), supaya
mencapai bobot 1 :1, maka 1 – 0.89 = 0.11. Maka supaya DMU 3
efisien, ia harus melakukan maksimalisasi output sebesar 11%.
31
E. Orientasi Model DEA
Farrell (1957) menjelaskan bahwa, efisiensi sebuah perusahaan terdiri dari
dua komponen, yaitu: technical efficiency dan efisiensi biaya atau yang lebih
dikenal dengan allocative efficiency. Technical efficiency menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk mencapai tingkat output yang maksimum dengan
menggunakan tingkat input tertentu. Technical efficiency mengukur proses
produksi dalam menghasilkan sejumlah output tertentu dengan menggunakan
input seminimal mungkin.8 Untuk itu dalam analisis pendekatan DEA terdapat
dua pengklasifikasian dasar model berdasarkan orientasinya yaitu DEA dengan
orientasi input dan DEA dengan orientasi Output. Orientasi ini tergantung pada
keterbatasan kontrol oleh manajemen/pengguna model DEA baik terhadap input
atau output yang dimiliki oleh unit tersebut.9
a. Pengukuran Berorientasi Input
Pengukuran berorientasi input digunakan bila, manajemen memiliki
kontrol yang terbatas pada output. Yaitu ketika perusahaan diminta
memproduksi barang dengan biaya yang minimal. Misalnya pengurangan
jumlah beban personalia suatu perusahaan untuk memproduksi barang
dengan jumlah yang sama. Maka model DEA yang dipilih adalah yang
berorientasi pada input. Dengan kata lain DMU yang inefisien
memungkinkan untuk menurunkan input tanpa mengurangi salah satu
output dan tanpa meningkatkan setiap input lainnya.
8M. J. Farrell, The Measurment of Productive Efficiency, hal. 260-261. 9Houda Ben Said, Tunisian Bank Mergers and Acquisitions Efficiency: A Joint Analysis of
Financial Ratios and Non Parametric Approaches (2013)
32
Dengan orientasi input, sesungguhnya memungkinkan untuk
memperkirakan seberapa besar input yang dapat dikurangi dengan
mempertahankan tingkat output yang ada.
Pada pengukuran berorientasi input, melihat seberapa besar biaya minimal
dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Sehingga fungsi objektif
yang digunakan pada pengukuran ini adalah Rasio antara input/output
dimana nilai efisiensi dilihat dari rasio minimalnya. Seperti yang
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.3
Ilustrasi Orientasi Input
Unit Input Output Rasio
Input/Output
Efisiensi(Nilai Minimum
Input/Output)
DMU1 1 5 0.2 1(100%)
DMU2 3 6 0.5 0.4(40%)
DMU3 6 3 2 0.1(10%)
DMU4 5 2 2.5 0.08(8%)
Sumber : Data diolah
b. Pengukuran berorientasi output
Pengukuran berorientasi pada output, digunakan pada unit yang telah
memiliki input yang memadai sehingga manajemen unit tersebut hanya
berfokus pada peningkatan output. Misalnya pada perbankan yang
memiliki dana pihak ketiga dengan jumlah tertentu, perusahaan tersebut
dituntut untuk meningkatkan pendapatan operasional. Maka model yang
dipilih adalah pengukuran yang berorientasi pada output. Dengan kata lain
33
DMU yang inefisien memungkinkan untuk meningkatkan jumlah output
tanpa meningkatkan salah satu input dan tanpa mengurangi output lainnya.
Dengan orientasi output, seseungguhnya dimungkinkan untuk
memperkirakan seberapa besar output yang dapat ditingkatkan, dengan
tingkat input tertentu. Pengukuran berorientasi output bertujuan untuk
melihat seberapa besar output maksimal yang dapat dihasilkan dengan
jumlah input tertentu. Sehingga fungsi objektif yang digunakan pada
pengukuran ini adalah rasio antara output/input dimana nilai efisiensi
ditunjukan pada rasio maksimal. Seperti yang digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 2.4
Ilustrasi Orientasi Output
Unit Input Output
Rasio
output/input
Efisiensi(nilai max
output/input)
DMU1 1 5 5 1(100%)
DMU2 3 6 2 0.4(40%)
DMU3 6 3 0.5 0.1(10%)
DMU4 5 2 0.4 0.08(8%)
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui, bahwa pengukuran berorientasi
input ataupun pengukuran berorientasi output memberikan skor efisiensi
yang sama. Jika sebuah organisasi secara teknis tidak efisien dari suatu
perspektif yang berorientasi input, maka dia juga akan secara teknis tidak
34
efisien dari suatu perspektif yang berorientasi output. Hail ini dikarenakan
kedua pengukuran ini beroperasi pada frontier yang sama.
Tidak seperti model parametrik Stochastic Frontier Approach (SFA),
DEA tidak memungkinkan adanya random error dan beberapa
penyimpangan dari frontier efisiensi. Ketika terdapat random error dan
penyimpangan maka hal ini akan diidentifikasi sebagai inefisiensi dalam
pengukuran efisiensi menggunakan DEA.
F. Optimasi Model DEA
Dalam melakukan pengukuran efisiensi menggunakan metode DEA,
terdapat dua pendekatan optimasi atau asumsi yang biasa digunakan para ahli
dalam melakukan pengukuran efisiensi sebuah Decision Making Unit atau yang
lebih dikenal dengan Unit Kegiatan Ekonomi. Asumsi tersebut yaitu constant
return to scale (CRS) dan variable return to scale (VRS). Yang dijelaskan
sebagai berikut:10
a. Constant Return to Scale (CRS) :Model DEA ini pertama kali diperkenalkan
oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978. Model yang berorientasi
input berdasarkan asumsi constant return to scale sehingga dikenal dengan
model CCR. Dalam model constant return to scale setiap UKE akan
dibandingkan dengan seluruh UKE yang ada di sampel dengan asumsi bahwa
kondisi internal dan eksternal UKE adalah sama. Kritik terhadap asumsi ini
10 Fitria Maharani, Pengukuran Efisiensi Perbankan dengan Menggunakan Pendekatan
DEA dan Pengaruh Efisiensi Perbankan Terhadap Stock Return Pada Bank Umum Konvensional
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Program Studi manajemen,
Universitas Indonesia, 2012), hal.15-16.
35
adalah bahwa asumsi constant return to scale hanya sesuai untuk kondisi
dimana seluruh UKE beroperasi dalam skala optimal. Namun, dalam
kenyataannya meskipun UKE tersebut beroperasi dengan sumber daya (input)
yang sama dan menghasilkan output yang sama pula tetapi dengan kondisi
internal dan eksternalnya mungkin berbeda sehingga dapat menyebabkan
sebuah UKE tidak berada dalam skala optimal. Asumsi dalam model CRS
hanya sesuai digunakan ketika semua UKE beroperasi dalam skala optimal.
Konsep pendekatan model ini adalah constant return to scale yang artinya
penambahan satu input harus menambah satu output. Jika input ditambah
sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Model ini
dapat menunjukan technical efficiency secara keseluruhan dari profit
efficiency utuk setiap DMU.
b. Variable Return to Scale (VRS) : Kelemahan asumsi constant return to scale
memunculkan asumsi lain yaitu variabel return to scale. Model ini
diperkenalkan oleh Banker, Charnes dan Cooper. Sehingga model ini dikenal
dengan model BCC. Asumsi yang terdapat dalam asumsi ini adalah
penambahan input sebesar X kali tidak akan menyebabkan output meningkat
sebesar X kali, bisa lebih kecil atau lebih besar. Pendekatan ini relatif lebih
tepat digunakan dalam menganalisis efisiensi kinerja pada perusahaan jasa
termasuk bank. Variabel return to scale merupakan asumsi yang lebih tepat
digunakan untuk sampel besar. Variabel return to scale menggambarkan
technical efficiency secara keseluruhan yang terdiri dari dua komponen: pure
technical efficiency dan scale efficiency. Pure technical efficiency
36
menggambarkan kemampuan manajer perusahaan atau UKE untuk
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan scale efficiency
menggambarkan suatu UKE atau perusahaan dapat beroperasi pada skala
produksi yang tepat. Nurul Komaryatin berpendapat bahwa asumsi CRS hanya
cocok jika semua perusahaan beroperasi pada skala yang optimal. Persaingan
tidak sempurna, kendala keuangan dan sebagainya mungkin menyebabkan
sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala yang optimal. Bankers,
Charnes dan Cooper pada tahun 1984 menganjurkan sebuah perluasan dari
model CRS DEA dengan menerapkan perhitungan VRS (variable return to
scale). Penggunaan dari spesifikasi CRS ketika tidak semua perusahaan
beroperasi pada skala yang optimal, akan menghasilkan pengukuran efisiensi
teknis (technical efficiency/ TE) yang berbaur atau dikacaukan dengan hasil
pengukuran efisiensi-efisiensi skala (scale efficiency/ SE). Kegunaan dari
spesifikasi VRS ini akan memungkinkan perhitungan TE yang dapat
menghilangkan sama sekali efek dari SE ini.
G. Penentuan Variabel Input-Output
Menurut Hadad, dkk (2003) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007) terdapat
3 pendekatan yang lazim digunakan baik dalam metode parametric Stochastic
Frontier Analysis (SFA) dan Distribution Free Analysis (DFA) maupun non
parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mendefinisikan hubungan
input dan output dalam kegiatan finansial suatu lembaga keuangan yaitu :
37
a. Pendekatan Aset ( The asset Approach)
Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan
sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, output
benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.
b. Pendekatan Produksi (The Production Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari
akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accounts) lalu
mendefinisikan output sebagai jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal
pada aset-aset tetap dan material lainya.
c. Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach)
Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai
intermediator, yaitu merubah dan mentrasfer aset-aset finansial dari unit-
unit surplus menjual unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input
institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembiayaan bunga pada
deposit, lalu dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman
(loans) dan investasi finansial (financilal investment). Akhirnya
pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai
pencipta kredit pinjaman (loans).
Konsekuensi dari adanya tiga pendekatan ini, yaitu terdapatnya perbedaan
dalam menentukan variabel input dan output, khususnya pada pendekatan
produksi dan pendekatan intermediasi dalam memperlakukan simpanan. Dalam
pendekatan produksi, simpanan diperlakukan sebagai output, karena simpanan
merupakan jasa yang dihasilkan melalui kegiatan bank. Sedangkan dalam
38
pendekatan intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input, karena simpanan
yang dihimpun bank akan mentransformasikanya ke dalam bentuk aset yang
menghasilkan, terutama pinjaman yang diberikan. Dalam penelitian ini
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intermediasi.
Menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam Muharam dan Pusvitasari
(2007) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang
lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang
menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada defisit unit.11
Variabel input-output yang dipilih berdasarkan pendekatan intermediasi
dalam penelitian ini adalah total simpanan, biaya operasional, dan aset tetap
sebagai variabel input, dan total pembiayaan dan pendapatan lain-lain sebagai
variabel output.
11 Harjum Muharam & Pusvitasari, AnaIisis Perbandingan Efsiensi Bank Syariah.
(Semarang : FE Undip, 2007) hal. 88
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sumber dan Kriteria Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan triwulan
bank syariah atau bank islam di Indonesia dan Malaysia yang dipublikasikan oleh
bank yang bersangkutan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data:
1. Studi pustaka
Penelitian ini mengumpulkan data dan teori yang terkait dengan
melakukan studi pustaka terhadap literatur, dan bahan pustaka lainnya
seperti artikel, jurnal buku, dan penelitian terdahulu.
2. Studi dokumenter
Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan triwulan
masing-masing bank yang diperoleh dari website resmi masing-masing
bank.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Konvensional (BUK) dan
Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2009-
2012. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random
sampling yang artinya metode pemilihan sampel dipilih secara acak. Sehingga
penulis memilih empat bank syariah Indonesia dan empat bank syariah Malaysia
sebagai berikut :
40
Tabel 3.1
Nama Sampel Bank
Bank Syariah Indonesia Bank Syariah Malaysia
Bank Syariah Mandiri Public Islamic Bank berhad
Bank Muamalat Indonesia Hongleong Islamic Bank Berhad
BNI Syariah Affin Islamic Bank Berhad,
BRI Syariah Amislamic Bank Berhad
D. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini digunakan perhitungan efisiensi bank syariah dengan
menggunakan metode pendekatan intermediasi sedangkan untuk perhitungannya
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Alasan peneliti menggunakan pendekatan Intermediasi dengan metode
pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) adalah karena metode ini memiliki
bebarapa kelebihan seperti :
Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan variabel output
(Purwantoro, 2004).
Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara variabel-variabel
yang diukur (Purwantoro, 2004).
Variabel input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda
(Purwantoro, 2004).
Sedangkan pendekatan intermediasi digunakan pada penelitian ini karena
menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007)
41
menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih
tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang
menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada defisit unit.
E. Metode Analisis
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas ini dilakukan sebagai syarat untuk melakukan uji beda
Independent Sample T-test atau Wilcoxon Signed Rank. Uji normalitas ini
untuk menguji dua sampel independen dan menguji hipotesis nol bahwa
mereka berasal dari distribusi yang identik. Kalau sampel-sampel tersebut
adalah Y11, … Y1n1 dan Y21, … Y2n2, maka kita mempunyai Ho : F1 (Y) =
F2 (Y), dimana Fi adalah benar tetapi fungsi distribusi kumulatifnya tidak
spesifik. Kriteria uji mensyaratkan bahwa dua fungsi distribusi sampel
dibandingkan. Ini berarti, kita mencariperbedaan numerik maksimum
diantaranya.1 Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : tidak beda dengan populasi normal (data normal)
H1 : ada beda dengan populasi normal (data tidak normal)
α : 0,05
2. Uji beda Independent Sample t-test
Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test).
Perbedaan antara rata-rata hitung dua sampel ( ) dicari dengan
1 Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial (Malang: Bayumedia Publishing), h.205
42
menghitung rasio t. rasio t dihitung dengan cara mencari selisih antara rata-
rata hitung kelompok sampel kedua dibagi simpangan baku perbedaan rata-
rata hitung kelompok sampel kesatu dan kedua ( .
Cara yang dimaksud dapat dituliskan sebagai berikut :
t =
Jika rumus untuk mencari simpangan baku perbedaan rata-rata hitung
adalah sebagai berikut :
=
Maka rumus t-test dapat dituliskan
t =
keterangan :
= rata-rata hitung efisiensi Bank Syariah di Indonesia ( ) dan
Bank Syariah di Malaysia ( ) berdasarkan hasil analisis menggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA) selama periode amatan.
= simpangan baku perbedaan rata-rata hitung Bank syariah di
Indonesia dan Malaysia
S2 =
varian populasi
N1,N2 = jumlah subjek kelompok Bank Syariah di Indonesia (N1) dan
jumlah subjek kelompok Bank Syariah di Malaysia (N2).
Tujuan dari hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian
ini adalah untuk verifikasi kebenaran/kesalahan, atau dengan kata lain
43
menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Signifikansi
yang akan digunakan adalah sebesar 95%.
Dimana :
Jika thitung > ttabel maka hipotesis Ha diterima (H0 ditolak)
Jika thitung < ttabel maka hipotesis Ha ditolak (H0 diterima)
Dalam pengambilan keputusan ini dapat digunakan gambar seperti
dibawah ini :
Gambar 3.1
daerah penolakan daerah penolakan
H0 ditolak H0 ditolak
Daerah penerimaan
H0 diterima
- ttabel ttabel
3. Uji Beda Paired Sample t-test
Jika dalam uji t-tes sampel bebas (independent samples) di atas
kelompok subjek sampel yang dikenai perlakuan berbeda, dalam uji t-tes
sampel berhubungan (correleated samples) kelompok subjek sampel yang
dikenai perlakuan itu sama. Jika yang pertama terdiri dari dua kelompok yang
berbeda yang diberi perlakuan sama, yang kedua terdiri dari satu kelompok
yang diberi perlakuan berbeda. Atau, satu kelompok yang dikondisikan secara
berbeda kemudian diberi perlakuan sama. Baik perlakuan pada kategori
pertama, yaitu t-tes untuk sampel bebas, maupun kategori kedua, yaitu t-tes
untuk sampel berhubungan, akan sama-sama menghasilkan dua kelompok
44
data. Kedua kelompok data itulah yang kemudian diuji signifikansi perbedaan
rata-rata hitungnya lewat uji t-tes.
Sampel berhubungan menunjukkan bahwa kelompok yang dikenai
perlakuan, misalnya dites kemampuan tertentunya, itu sama. Dalam hal ini ada
dua kemungkinan yang dapat dilakukan terhadap kelompok subjek yang akan
dikenai perlakuan. Adapun rumus yang dipergunakan untuk memperoleh nilai
t sampel berhubungan adalah sebagai berikut.
t =
= rata-rata hitung perbedaan semua pasangan
= simpangan baku perbedaan kedua pasangan
Dengan demikian, untuk mendapatkan nilai t terlebih dahulu harus
dihitung besarnya rata-rata hitung perbedaan semua pasangan ( dan
simpangan baku perbedaan kedua pasangan ( ). Rumus yang digunakan
untuk menghitung rata-rata hitung perbedaan semua pasangan (D) adalah
sebagai berikut :2
=
= rata-rata hitung perbedaan semua pasangan
∑ D = jumlah perbedaan antara setiap pasangan (X1– X2 = D)
Adapun untuk mencari simpangan baku perbedaan kedua pasangan (s )
digunakan rumus berikut :
s =
2 Burhan Nugiyantoro et.al. Statistik Terapan (Yogyakarta: Gadjah Muda University
Press), h.176-178.
45
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan data kuartal perbankan syariah Indonesia dan
Malaysia periode 2011-2013. Bank syariah Indonesia terdiri dari Bank Syariah
Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, BNI Syariah dan BRI Syariah. Sedangkan
untuk bank syariah Malaysia terdiri dari Public Islamic Bank Berhad, Hongleong
Islamic Bank Berhad, Affin Islamic Bank Berhad, Amislamic Bank Berhad.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode Data Envelopment Analysis
(DEA) untuk mengukur tingkat efisiensi bank syariah Indonesia dan Malaysia.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
intermediasi sehingga variabel input yang digunakan adalah biaya tenaga
kerja,aset tetap dan total simpanan. Variabel total pembiayaan dan pendapatan
dari penyaluran dana digunakan sebagai variabel output. Untuk mengukur tingkat
efisiensi bank syariah Indonesia dan di Malaysia, peneliti menggunakan perangkat
lunak DEAWIN dan SPSS 16 untuk mengukur perbandingan tingkat efisiensi
antara bank syariah Indonesia dan Malaysia.
46
B. Tingkat Efisiensi Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)
Grafik 4.1
Tingkat Efisiensi Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat tingkat efisiensi rata-rata bank
syariah Indonesia terendah dengan orientasi input terjadi pada periode Desember
2011 yaitu sebesar 66,11%. Pada periode yang sama efisiensi rata-rata perbankan
syariah Malaysia orientasi input sebesar 86.60%. Tingkat efisiensi rata-rata bank
syariah Indonesia terendah dengan orientasi output juga terjadi pada periode
Desember 2011 dengan nilai efisiensi 65,25%. Pada periode yang sama efisiensi
rata-rata perbankan syariah Malaysia orientasi output sebesar 81,54%. Sedangkan
pada perbankan syariah Malaysia tingkat efisiensi rata-rata terendah dengan
orientasi input terjadi pada periode September 2012 yaitu sebesar 80,34%. Pada
periode yang sama efisiensi rata-rata perbankan syariah Indonesia orientasi input
47
sebesar 81.80%. Tingkat efisiensi terendah pada Perbankan Syariah Malaysia
dengan orientasi output terjadi pada periode September 2012 dengan nilai
efisiensi rata-rata sebesar 77,50%. Pada periode yang sama efisiensi rata-rata
perbankan syariah Indonesia orientasi output sebesar 81,80%.
Tingkat efisiensi rata-rata bank syariah Indonesia tertinggi dengan orientasi
input terjadi pada periode September 2012 yaitu sebesar 81,80%. Pada periode
yang sama efisiensi rata-rata perbankan syariah Malaysia orientasi input sebesar
80,34%. Tingkat efisiensi rata-rata bank syariah Indonesia tertinggi dengan
orientasi output terjadi pada periode Maret 2011dengan nilai efisiensi 86,54%.
Pada periode yang sama efisiensi rata-rata perbankan syariah Malaysia orientasi
output sebesar 89,40%. Sedangkan pada Perbankan Syariah Malaysia tingkat
efisiensi rata-rata tertinggi dengan orientasi input terjadi pada periode Maret 2011
yaitu sebesar 96,49%. Pada periode yang sama efisiensi rata-rata perbankan
syariah Indonesia orientasi input sebesar 78,68%. Tingkat efisiensi terendah pada
Perbankan Syariah Malaysia dengan orientasi output terjadi pada periode
September 2011 dengan nilai efisiensi rata-rata sebesar 92,53%. Pada periode
yang sama efisiensi rata-rata perbankan syariah Indonesia orientasi output sebesar
73,26%.
Pada grafik di atas, dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan tingkat efisiensi
rata-rata bank syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia dengan metode DEA
periode 2011-2013. Rata-rata efisiensi bank syariah Indonesia dan bank syariah
Malaysia dengan orientasi input lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
efisiensi bank syariah Indonesia dan bank syariah Malaysia dengan orientasi
48
output. Hal tersebut tidak sesuai dengan yang ada pada tabel 4.1 di bawah yang
menjelaskan bahwa jumlah bank yang efisien dengan orientasi input sama
dibandingkan dengan jumlah bank yang efisien dengan orientasi output.
Sementara berdasarkan nilai efisiensi rata-rata bank syariah Indonesia dan
bank syariah Malaysia, diketahui bahwa nilai efisiensi rata-rata bank syariah
Malaysia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai efisiensi rata-rata bank syariah
Indonesia selama periode tahun 2011-2013. Nilai efisiensi rata-rata bank syariah
Indonesia dengan orientasi input sebesar 75,05% sedangkan nilai efisiensi rata-
rata bank syariah Malaysia dengan orientasi input sebesar 87,71%. Nilai efisiensi
rata-rata bank syariah Indonesia dengan orientasi output sebesar 74,69%
sedangkan nilai efisiensi rata-rata bank syariah Malaysia dengan orientasi output
adalah sebesar 82,62%.
Kemudian di bawah ini akan diklasifikasikan bank syariah Indonesia dan
bank syariah Malaysia yang efisien dengan orientasi input dan output dengan
tingkat efisiensi sebesar 100%, sementara bank yang tidak efisien yaitu yang
tingkat efisiensinya di bawah 100% tidak dicantumkan pada tabel.
49
Tabel 4.1
Bank yang Efisien dengan Orientasi Input dan Output
(Per Kuartal)
Periode Nama Bank
dengan
Orientasi
Input
Jumlah Bank
yang Efisien
Nama Bank
dengan
Orientasi
Output
Jumlah
Bank
yang
Efisien
Desember
2013
Amislamic 1 Amislamic, 1
September
2013
Amislamic 1 Amislamic, 1
Juni 2013 Amislamic 1 Amislamic, 1
Maret 2013 Public Islamic 1 Public Islamic 1
Desember
2012
0 0
September
2012
BRI Syariah 1 BRI Syariah 1
Juni 2012 Amislamic 1 Amislamic, 1
Maret 2012 0 0
Desember
2011
0 0
September
2011
Amislamic,
Hongleong
2 Amislamic,
Hongleong
2
Juni 2011 Affin,
Amislamic,
BNI Syariah
3 Affin,
Amislamic,
BNISyariah
3
Maret 2011 Affin, BNI
Syariah,
Public Islamic
1 Affin, BNI
Syariah,
Public Islamic
2
13 13
Sumber : data diolah
Tabel di atas menunjukkan bank-bank yang memiliki nilai efisien 100%
pada periode yang bersangkutan. Dapat dilihat jumlah bank yang efisien dengan
orientasi input sama dengan jumlah bank yang efisien dengan orientasi output.
Pada orientasi input dan output jumlah bank syariah yang mencapai efisiensi
100% sebanyak 13 bank.
50
Jumlah bank yang efisien paling banyak terjadi pada Juni dan Maret tahun
2011, dimana jumlah bank yang efisien dengan orientasi input sebanyak 3 bank
dan pada periode yang sama jumlah bank yang efisien dengan orientasi output
sebanyak 3 bank. Pada periode tersebut tingkat efisiensi bank baik menggunakan
orientasi input maupun output sama-sama berjumlah yang paling banyak di antara
periode lainnya.
Bank yang paling banyak mencapai nilai tertinggi 100% yang berarti efisien
dengan orientasi input adalah bank Syariah Malaysia dengan total 10 bank efisien.
Bank Syariah Indonesia yang mencapai efisiensi 100% dengan orientasi input
hanya berjumlah 3 bank. Sedangkan dengan menggunakan orientasi output, bank
yang lebih banyak mencapai efisiensi 100% juga diperoleh oleh bank Syariah
Malaysia dengan total 10 bank efisien. Jumlah Bank Syariah Indonesia yang
mencapai efisiensi 100% dengan orientasi output berjumlah 3 bank.
51
Tabel 4.2
Bank Syariah Indonesia dan Malaysia yang Efisien dengan Orientsai Input
(Per Kuartal)
Periode Nama Bank
syariah
Indonesia
Jumlah Bank
yang Efisien
Nama Bank
Syariah
Malaysia
Jumlah
Bank yang
Efisien
Desember
2013
- - Amislamic 1
September
2013
- - Amislamic 1
Juni 2013 - - Amislamic, 1
Maret 2013 - - Public Islamic 1
Desember
2012
- - - -
September
2012
BRI Syariah 1 - -
Juni 2012 - - Amislamic, 1
Maret 2012 - - - -
Desember
2011
- - - -
September
2011
- - Amislamic,
Hongleong
2
Juni 2011 BNI Syariah 1 Affin,
Amislamic
2
Maret 2011 BNI Syariah 1 Affin 2
3 10
Sumber : data diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah bank syariah Malaysia yang
efisien dengan orientasi input lebih banyak daripada jumlah bank syariah
Indonesia. Sementara berdasarkan tingkat efisiensi rata-rata dengan orientasi
input, bank syariah Malaysia lebih efisien dengan tingkat efisiensi rata-rata
sebesar 87,71% dibandingkan dengan bank syariah Indonesia yang memiliki
tingkat efisiensi rata-rata sebesar 75,05%. Secara industri dan secara individual
bank syariah Malaysia lebih efisien daripada bank syariah Indonesia dengan
orientasi input.
Tabel 4.3
52
Bank Syariah Indonesia dan Malaysia yang Efisien dengan Orientsai Output
(Per Kuartal)
Periode Nama Bank
Syariah
Indonesia
Jumlah Bank
yang Efisien
Nama Bank
Syariah
Malaysia
Jumlah
Bank yang
Efisien
Desember
2013
- - Amislamic, 1
September
2013
- - Amislamic, 1
Juni 2013 - - Amislamic, 1
Maret 2013 - - Public Islamic 1
Desember
2012
- - -
September
2012
BRI Syariah 1 -
Juni 2012 - - Amislamic, 1
Maret 2012 - - -
Desember
2011
- - -
September
2011
- - Amislamic,
Hongleong
2
Juni 2011 BNI Syariah 1 Affin,
Amislamic,
2
Maret 2011 BNI Syariah, 1 Affin, 1
3 10
Sumber : data diolah
Tabel di atas menunjukkan jumlah bank syariah Malaysia yang efisien
dengan orientasi output lebih banyak daripada jumlah bank syariah Indonesia
yang efisien dengan orientasi output. Hal ini sesuai dengan hasil efisiensi rata-rata
bank syariah Indonesia dan Malaysia dimana bank syariah Malaysia lebih efisien
daripada bank syariah Indonesia dengan tingkat efisiensi rata-rata dengan orientasi
output masing-masing sebesar 82,62% dan 74,69%.
53
C. Uji Beda Statistik Bank Syariah Indonesia dan Malaysia
1. Asumsi Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
dengan Orientasi Input
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Bank Syariah
Indonesia
dengan Orientasi
Input
Bank Syariah
Malaysia dengan
Orientasi
Input
N 48 48
Normal Parametersa Mean 75.0525 87.7169
Std. Deviation 11.97537 9.75515
Most Extreme Differences Absolute .110 .133
Positive .110 .129
Negative -.058 -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .760 .921
Asymp. Sig. (2-tailed) .610 .365
a. Test distribution is Normal.
54
Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
dengan Orientasi Output
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Bank Syariah
Indonesia
dengan Orientasi
Output
Bank Syariah
Malaysia
dengan Orientasi
Output
N 48 48
Normal Parametersa Mean 74.6946 82.6229
Std. Deviation 13.23455 18.61720
Most Extreme Differences Absolute .086 .175
Positive .086 .175
Negative -.080 -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .595 1.215
Asymp. Sig. (2-tailed) .870 .105
a. Test distribution is Normal.
Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > α (0,05) maka H0 diterima yang berarti
datadalam populasi tersebut normal. Pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
Test diatas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) bank syariah Indonesia dan bank syariah
Malaysia dengan orientasi input > 0.05 yang berarti Asymp. Sig. (2-tailed) > α
(0,05) sehingga H0 diterima. Pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
berikutnya, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah
Malaysia dengan orientasi output juga> 0.05 yang berarti Asymp. Sig. (2-tailed)
> α (0,05) sehingga H0 juga diterima. Maka secara statistik data Bank Syariah
Indonesia dan Bank Syariah Malaysia baik dengan orientasi input maupun output
terdistribusi secara normal. Jika data terdistribusi secara normal maka uji beda
55
yang digunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi bank syariah Indonesia
dan bank syariah Malaysia adalah uji t-tes sampel bebas (Independent Sample t-
test).
2. Uji T-Tes Sampel Bebas (Independent Sample t-test) Tingkat Efisiensi
Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia dengan Orientasi
Input
Tabel 4.6
Group Statistic Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia dengan
Orientasi Intput
Group Statistics
Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Efisiensi Indonesia 48 75.0525 11.97537 1.72850
Malaysia 48 87.7169 9.75515 1.40803
Sumber : data diolah
56
Tabel 4.7
Independent Sample t-test Bank Syariah Indonesia dan Bank
Syariah Malaysia dengan Orientasi Input
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Efisiensi
Equal
variances
assumed
.630 .429 -5.681 94 .000 -12.66438 2.22941 -17.09092 -8.23783
Equal
variances
not
assumed
-5.681 90.307 .000 -12.66438 2.22941 -17.09328 -8.23547
Sumber : data diolah
Oleh karena nilai probabilitas dengan equal variance assumed adalah 0,630
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama. Hasil
penghitungan independent sample t-test diatas menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan antara nilai rata-rata efisiensi perbankan syariah indonesia
dan perbankan syariah Malaysia dengan orientasi input. Pada tabel Group
Statistics terlihat rata-rata untuk bank syariah Indonesia sebesar 75,05 dan untuk
bank syariah Malaysia adalah 87,71 artinya bahwa nilai rata-rata efisiensi
perbankan syariah Indonesia lebih rendah daripada rata-rata nilai efisiensi
perbankan syariah Malaysia.
Nilai t hitung negatif, berarti rata-rata nilai efisiensi perbankan syariah
Indonesia lebih rendah daripada perbankan syariah Malaysia dan sebaliknya jika t
57
hitung positif berarti rata-rata efisiensi perbankan syariah Indonesia lebih tinggi
daripada perbankan syariah Malaysia. Berdasarkan nilai t hitung pada tabel diatas
yaitu sebesar -5,681 maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi dengan orientasi
input perbankan syariah Indonesia lebih rendah daripada perbankan syariah
Malaysia.
3. Uji T-Tes Sampel Bebas (Independent Sample t-test) Tingkat
Efisiensi Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
dengan Orientasi Output
Tabel 4.8
Group Statistics Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah
Malaysia dengan Orientasi Output
Group Statistics
Grup N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Bank Syariah
Malaysia
1 48 74.6946 13.23455 1.91024
2 48 82.6229 18.61720 2.68716
Sumber : data diolah
58
Tabel 4.9
Independent Sample t-test Bank Syariah Indonesia dan Bank
Syariah Malaysia dengan Orientasi Output
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Efisiensi Equal
variances
assumed
2.381 .126 -2.405 94 .018 -7.92833 3.29695 -14.47450 -1.38217
Equal
variances
not
assumed
-2.405 84.839 .018 -7.92833 3.29695 -14.48373 -1.37294
Sumber : data diolah
Nilai probabilitas dengan equal variance assumed adalah 2,381 lebih besar
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama. Hasil penghitungan
independent sample t-test diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara nilai rata-rata efisiensi perbankan syariah indonesia dan
perbankan syariah Malaysia dengan orientasi output. Pada tabel Group Statistics
terlihat rata-rata untuk bank syariah Indonesia sebesar 74,69 dan untuk bank
syariah Malaysia adalah 82,62 artinya bahwa nilai rata-rata efisiensi perbankan
syariah Malaysia lebih tinggi daripada rata-rata nilai efisiensi perbankan syariah
Indonesia.
Nilai t hitung negatif, berarti rata-rata nilai efisiensi perbankan syariah
Indonesia lebih rendah daripada perbankan syariah Malaysia dan sebaliknya jika t
59
hitung positif berarti rata-rata efisiensi perbankan syariah Indonesia lebih tinggi
daripada perbankan syariah Malaysia. Berdasarkan nilai t hitung pada tabel diatas
yaitu sebesar -2,405 maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi dengan orientasi
input perbankan syariah Indonesia lebih rendah daripada perbankan syariah
Malaysia.
D. Uji Beda Statistik Orientasi Input dan Output
1. Uji T-Tes Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test) Orientasi
Input dan Output Pada Bank Syariah Indonesia
Tabel 4.10
Paired Sample Statistic Orientasi Input dan Output Pada Bank
Syariah Indonesia
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Orientasi Input 75.0525 48 11.97537 1.72850
Orientasi Output 74.6946 48 13.23455 1.91024
Sumber : data diolah
Tabel 4.11
Uji T-Tes Sampel Bebas (Paired Sample T-Test) Orientasi Input
dan Output Pada Bank Syariah Indonesia
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Orentasi Input Bank
Syariah Indonesia –
Orientasi Output Bank
Syariah Malaysia
.35792 6.62604 .95639 -1.56608 2.28192 .374 47 .710
Sumber : data diolah
60
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai efisiensi perbankan syariah
Indonesia menggunakan orientasi input dengan orientasi output dengan
nilai sig= 0,710 < 0,050. Tabel paired samples statistic menunjukkan
bahwa nilai efisiensi rata-rata perbankan syariah Indonesia dengan
orientasi input lebih besar dibandingkan dengan efisiensi rata-rata
perbankan syariah Indonesia dengan orientasi output.
2. Uji T-Test Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test) Orientasi
Input dan Output pada Bank Syariah Malaysia
Tabel 4.12
Paired Samples Statistics Orientasi Input dan Output pada Bank
Syariah Malaysia
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Orientasi Input 87.7169 48 9.75515 1.40803
Orientasi
Output 82.6229 48 18.61720 2.68716
Sumber : data diolah
61
Tabel 4.13
Uji T-Test Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test) Orientasi
Input dan Output pada Bank Syariah Malaysia
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Orentasi Input
Bank Syariah
Indonesia –
Orientasi Output
Bank Syariah
Malaysia
5.09396 14.73532 2.12686 .81527 9.37265 2.395 47 .021
Sumber : data diolah
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai efisiensi perbankan syariah Malaysia
menggunakan orientasi input dengan orientasi output.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nilai efisiensi rata-rata bank syariah Indonesia selama periode tahun
2011–2013 adalah sebesar 75,05% dan sebesar 87,71% untuk bank syariah
Malaysia dengan orientasi input. Sedangkan nilai efisiensi rata-rata bank
syariah Indonesia dengan orientasi input sebesar 74,69% dan 82,62%
untuk perbankan syariah Malaysia. Hal ini berarti bank syariah Malaysia
lebih efisien dibandingkan dengan bank syariah Indonesia baik dengan
orientasi input maupun orientasi output.
2. Dari hasil uji statistik independent sample t-test dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi bank syariah
Indonesia dan bank syariah Malaysia baik berdasarkan orientasi input
maupun output. Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan
bahwa bank syariah Malaysia lebih efisien dibandingkan dengan bank
syariah Indonesia baik dengan orientasi input maupun output.
3. Dari hasil uji statistik paired sample t-test, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai efisiensi perbankan syariah
di Indonesia menggunakan orientasi input dengan orientasi output. paired
samples statistic menunjukkan bahwa nilai efisiensi rata-rata perbankan
syariah Indonesia dengan orientasi input lebih besar dibandingkan dengan
efisiensi rata-rata perbankan syariah Indonesia dengan orientasi output.
Pada perbankan syariah Malaysia, tidak terdapat perbedaan yang
63
signifikan antara nilai efisiensi perbankan syariah di Malaysia
menggunakan orientasi input dengan orientasi output berdasarkan uji
statistik paired sample t-test.
B. Saran-saran
1. Bagi bank syariah Indonesia agar dapat berupaya meningkatkan nilai
efisiensinya agar dapat bersaing dengan perbankan syariah di negara lain.
2. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa nilai efisiensi perbankan syariah
Indonesia dengan dengan orientasi input lebih tinggi dibandingkan
orientasi output. Karenanya disarankan untuk berorientasi meminimalkan
inputnya agar mencapai nilai efisiensi yang lebih baik.
3. Bagi penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah bank atau periode
penelitian dan menggunakan pendekatan atau metode lain untuk mencari
temuan lainnya.
64
DAFTAR PUSTAKA
A. Karim, Adiwarman. Bank Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Adi Nugroho Rino. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) dan
Unit Usaha Syariah (UUS) Dengan Metode Stochastic Frontier Analysis
(Periode 2005-2009). Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,
2011.
Akin Ahmet, dkk. Determinants of Bank Efficiency in Turkey: A Two Stage Data
Envelopment Analysis. 2009.
Alamsyah Halim. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia:
Tantangan Dalam Menyongsong MEA. Jakarta : Bank Indonesia, 2012.
Antonio Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema
Insani, 2001.
Bank Indonesia. Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics). Jakarta :
Bank Indonesia, 2012.
Bank Negara Malaysia, “List of Licensed Financial Institutions”. Artikel diakses
pada 19 Maret dari http://www.bnm.gov.my/index.php?ch=fsmfs&pg=
fsmfslist&lang=bm
El-jawi, el-kahfi.”Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia”. Artikel diakses
pada 23 maret 2012 dari http://anakeemaks.blogspot.com/2011/03/sejarah-
berdirinya-bank-syariah-di.html
65
Farrell M. J., The Measurment of Productive Efficiency
Izah Mohd Tahir, dkk. Evaluating Efficiency of Malaysian Banks Using Data
Envelopment Analysis, 2009
Maharani Fitria, Pengukuran Efisiensi Perbankan dengan Menggunakan Pendekatan
DEA dan Pengaruh Efisiensi Perbankan Terhadap Stock Return Pada Bank
Umum Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2012.
Muharam Harjum & Pusvitasari, AnaIisis Perbandingan Efsiensi Bank Syariah.
Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2007.
Nisfiannoor Muhammad. Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika,2009.
Nugiyantoro Burhan et.al. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Muda University
Press,
Rivai Veitzhal, dkk, Bank and Financial Institution Management, Conventional and
Sharia System, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Rochaety Ety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS , edisi revisi
Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2009.
Said Houda Ben, Tunisian Bank Mergers and Acquisitions Efficiency: A Joint
Analysis of Financial Ratios and Non Parametric Approaches. 2013.
Sunarto evaluasi kinerja. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007.
66
Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial. Malang: Bayumedia Publishing,
Syafiqe, “Sejarah Ringkas Perkembangan Sistem Perbankan Islam di Malaysia”,
artikel diakses pada 19 maret2014 dari http://syafiqe.wordpress.com/
2008/03/26/sejarah-ringkas-perkembangan-sistem-perbankan-islam-di-
malaysia/
Undang-Undang RI Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
www.bi.go.id
www.bnm.gov.my
67
Lampiran
Rangkuman Input-Output Perbankan Syariah Indonesia dan Malaysia
BANK VARIABEL INPUT VARIABEL OUTPUT
Biaya Tenaga Kerja
DPK Aset Tetap Pembiayaan Pendapatan
BSM dec13 125029149.63 5847592744.05 150802453.60 5219112299.47 592004403.90
BSM sep13 97362902.38 5625370766.49 139955017.30 5159416273.46 429180979.34
BSM jun13 61817238.13 5298290028.31 134842717.84 5032642025.79 279208346.44
BSM mar13 28353465.45 4993098982.91 129922197.76 4811267379.68 132821012.90
BSM dec12 102749921.36 4895456537.70 124740589.28 4623303554.58 507520184.54
BSM sep12 74102967.39 4605020866.10 110708923.14 4343945160.95 365242843.66
BSM jun12 51347593.58 4480147845.23 90367725.70 4143631959.74 234902275.35
BSM mar12 28512635.00 4442825102.23 84328195.45 3880733983.43 112694662.89
BSM dec11 104106532.45 4417914753.07 78614448.99 3796492502.88 409591905.21
BSM sep11 69942644.44 3965971164.94 71664255.01 3569353989.72 295058089.55
BSM jun11 44283841.88 3517778966.13 69931424.98 3114560973.05 188201845.44
BSM mar11 21430219.15 3342483590.23 69422250.18 2805821746.88 90332179.93
BMI dec13 93833490.62 4695186117.23 103338680.93 4332953444.48 451138827.72
BMI sep13 62148579.22 4564443955.12 89991297.05 4145972108.63 322506972.84
BMI jun13 40089021.70 4276027052.53 83357240.22 3975169445.32 206780748.66
BMI mar13 22018139.88 4206592848.90 78216000.84 3681640767.54 96386809.27
BMI dec12 69282373.91 4133435461.89 72707455.17 3416867358.71 306553528.36
BMI sep12 43328510.01 3228880675.26 69748348.54 2903751179.62 217187060.92
BMI jun12 27891894.73 2959958477.51 63651148.16 2679724861.07 139008807.80
BMI mar12 11503512.64 2884750445.63 59698752.23 2412934256.06 71524693.30
BMI dec11 51897032.61 3058357974.21 55358079.06 2314072559.51 237556569.15
BMI sep11 30418685.12 2358549858.45 48048023.49 2146491034.92 190020866.10
BMI jun11 24588864.42 2173951766.80 45865576.18 2019395092.80 110838209.08
BMI mar11 12465135.79 1948116598.51 40890741.32 1802769424.35 50745936.88
BNI Syar dec13 49206668.76 1203386809.27 19268533.08 1106879731.57 139584775.09
BNI Syar sep13 35684177.41 1149267589.39 18463982.38 1016859599.45 98369298.52
BNI Syar jun13 23137884.03 1089033448.67 16962776.55 905055887.60 60513998.11
BNI Syar mar13 9967285.31 1148944741.53 16539792.39 799543042.89 32095312.99
BNI Syar dec12 29423613.30 941599559.61 16060501.21 717506238.86 97919786.10
BNI Syar sep12 19998322.32 809586557.62 10701897.87 627641501.52 67796162.32
BNI Syar jun12 13887910.24 759981545.56 10052007.97 560199014.37 44284366.15
BNI Syar mar12 6352731.47 725712697.91 9656181.19 526679249.24 21379364.58
68
BNI Syar dec11 19268533.08 708426234.66 9237496.07 524099716.89 82482856.24
BNI Syar sep11 13909405.47 625488203.84 7526580.69 521723393.10 58036699.17
BNI Syar jun11 4774037.96 557751808.74 6276711.75 458437873.55 37472161.06
BNI Syar mar11 3045611.83 528588969.28 6139247.14 394866310.16 18595889.69
BRI Syar dec13 45226591.17 1504634581.11 37299674.95 1463772569.99 174681975.46
BRI Syar sep13 34488832.97 1360651462.72 32414910.35 1422446471.64 134718045.51
BRI Syar jun13 21846597.46 1450369088.81 31897976.30 1377614973.26 83117332.49
BRI Syar mar13 10550068.16 1369841774.14 29491559.19 1239580895.46 39791968.12
BRI Syar dec12 33908252.07 1252898081.16 28034811.79 1180956275.56 140337737.23
BRI Syar sep12 26681660.90 1064633217.99 27036594.32 1054340778.02 102562231.31
BRI Syar jun12 17630911.19 986780224.39 25444164.83 1007140819.96 67034392.37
BRI Syar mar12 7974625.14 933153192.83 25090909.09 944881828.67 33299465.24
BRI Syar dec11 32796267.17 1038734507.71 22928593.90 950683128.87 110194400.75
BRI Syar sep11 26681660.90 1064633217.99 27036594.32 1054340778.02 102562231.31
BRI Syar jun11 15025794.27 689730313.52 20197965.82 640476774.67 47963825.10
BRI Syar mar11 6664045.30 582266016.57 18198594.95 605399706.41 23053685.65
publicbank dec13 5000645.16 9161527741.94 330967.74 7388506451.61 459103548.39
Publicbank sep13 3703225.81 8737917419.35 353225.81 7305907096.77 340808387.10
Publicbank jun13 2689677.42 8198501612.90 371612.90 7021361935.48 223260322.58
Publicbank mar13 1423225.81 8031828387.10 410967.74 6602271935.48 111314838.71
Publicbank dec12 5376129.03 7646238064.52 428064.52 6505841935.48 447111612.90
Publicbank sep12 4173870.97 7860541612.90 449032.26 6279124193.55 337275483.87
Publicbank jun12 2966129.03 7452085806.45 461290.32 6302280967.74 222942903.23
Publicbank mar12 1514516.13 6921183548.39 491612.90 6272973548.39 111306129.03
Publicbank dec11 5452580.65 6461269354.84 522258.06 6193443870.97 412305161.29
Publicbank sep11 4183870.97 6131269032.26 550322.58 5978316129.03 300879354.84
Publicbank jun11 2990322.58 5854465161.29 586129.03 5344157419.35 193350000.00
Publicbank mar11 1576451.61 5415044838.71 470967.74 5245094193.55 95271612.90
Hongleong dec13 3975161.29 5542584838.71 1976451.61 4425690967.74 136977419.35
Hongleong sep13 2010322.58 5877798387.10 1765483.87 4415122903.23 70291290.32
Hongleong jun13 8541935.48 5564402580.65 1799032.26 4306784516.13 268134838.71
Hongleong mar13 6180322.58 5401158064.52 1829032.26 4193366129.03 200912903.23
Hongleong dec12 4289354.84 5364160645.16 1921290.32 4111096774.19 132487096.77
Hongleong sep12 2136451.61 5298435483.87 3541612.90 3955028387.10 69749354.84
Hongleong jun12 8764838.71 5258292258.06 3785161.29 3883428064.52 231053225.81
Hongleong mar12 7088387.10 5126126129.03 1906451.61 3769366129.03 162177741.94
Hongleong dec11 4888387.10 5424095161.29 2115806.45 3776479677.42 99876129.03
Hongleong sep11 914516.13 3297064193.55 1038709.68 1879134516.13 36004193.55
69
Hongleong jun11 3945161.29 2976053225.81 1054193.55 1734516129.03 122418709.68
Hongleong mar11 3025161.29 2908910000.00 1110322.58 1650881290.32 88383870.97
Affin dec13 21120645.16 2996949677.42 982580.65 1951250322.58 138188709.68
Affin sep13 15643870.97 2686846129.03 1013870.97 1869226774.19 101910967.74
Affin jun13 10334516.13 2501190967.74 914838.71 1759167096.77 67020000.00
Affin mar13 5125161.29 2452148064.52 911290.32 1668310645.16 33740322.58
Affin dec12 19786774.19 2916858387.10 976451.61 1659147096.77 148385161.29
Affin sep12 14817419.35 3064974516.13 1053225.81 1605565483.87 111120967.74
Affin jun12 34649354.84 2747706774.19 1090322.58 1517675806.45 73659354.84
Affin mar12 4844193.55 2769226774.19 1093870.97 1468496774.19 35980967.74
Affin dec11 17806129.03 2412012580.65 973225.81 1411033870.97 119003548.39
Affin sep11 13422903.23 2192455483.87 1017419.35 1353017096.77 86328064.52
Affin jun11 9005806.45 1789930322.58 798709.68 1302490645.16 53236129.03
Affin mar11 4713870.97 1758686774.19 787419.35 1204017419.35 26339032.26
Amislamic dec13 2641935.48 7304964516.13 131612.90 7478669677.42 394814516.13
Amislamic sep13 1741290.32 7585107096.77 141612.90 7200586129.03 260072580.65
Amislamic jun13 1034838.71 7246741935.48 147741.94 7004851290.32 128993548.39
Amislamic mar13 3792580.65 7487497419.35 154516.13 7092679677.42 479892903.23
Amislamic dec12 2645806.45 6989300000.00 160000.00 6422721935.48 352873548.39
Amislamic sep12 1797741.94 6686315161.29 168709.68 6335326129.03 231178709.68
Amislamic jun12 911935.48 6288815161.29 179032.26 5871212580.65 112085483.87
Amislamic mar12 3203870.97 5894147741.94 187741.94 5433273870.97 396831612.90
Amislamic dec11 2173548.39 5491147741.94 171612.90 4950088387.10 299685161.29
Amislamic sep11 1456451.61 4828455806.45 181612.90 4530013548.39 197627741.94
Amislamic jun11 788387.10 5085582580.65 194516.13 4508153225.81 97356129.03
Amislamic mar11 3036129.03 4919243548.39 210967.74 4273250322.58 330849032.26
RATA-RATA BANK SYARIAH INDONESIA
BANK VARIABEL INPUT VARIABEL OUTPUT
Biaya Tenaga
Kerja DPK Aset Tetap Pembiayaan Pendapatan
BSM 67419925.90 4619329278.95 104608349.94 4208356820.80 303063227.43
BMI 40788770.05 3374020936.00 67572611.93 2985978461.08 200020752.51
BNI Syariah 19054681.77 853980680.51 12240475.69 679957629.93 63210889.17
BRI Syariah 23289608.89 1108193806.58 27089362.48 1078469583.38 88276440.88
Rata-rata 37638246.65 2488881175.51 52877700.01 2238190623.80 163642827.50
70
RATA-RATA BANK SYARIAH MALAYSIA
BANK VARIABEL INPUT VARIABEL OUTPUT
Biaya Tenaga Kerja
DPK Aset Tetap Pembiayaan Pendapatan
Hongleong Islamic
Bank 4646666.67 4836590080.65 1986962.37 3508407956.99 134872231.18
Affin Islamic Bank
14272553.76 2524082204.30 967768.82 1564116586.02 82909435.48
Amislamic Bank 2102043.01 6317276559.14 169139.78 5925068897.85 273521747.31
Rata-rata 6110537.63 5250151223.12 894018.82 4341883353.49 190636881.72
71
Nilai Efisiensi Perbankan Syariah Indonesia dan Malaysia
Nama Bank Bulan
Tahun
2011 2012 2013
Orientasi
Input
Orientasi
Output
Orientasi
Input
Orientasi
Output
Orientasi
Input
Orientasi
Output
Bank
Syariah
Mandiri
Desember 72.61 78.01 84.65 87.43 82.44 85.18
September 74.05 79.62 82.74 86.03 84.06 86.63
Juni 68.65 76 79.64 83.58 86.14 88.49
Maret 69.01 71.17 73.68 78.81 86.44 88.84
Bank
Muamalat
Indonesia
Desember 50.04 63.11 66.99 73.85 81.19 84.71
September 63.09 70.3 67.63 75.76 78.5 82.63
Juni 67.75 69.65 67.7 74.42 79.03 83.24
Maret 80.21 82.63 76.24 74.04 73.27 78.11
BNI Syariah
Desember 80.3 68.27 64.37 52.18 68.71 60.63
September 93.17 87.75 76.85 65.44 67.53 58.66
Juni 100 100 76.65 63.98 66.67 56.71
Maret 100 100 78.97 69.7 65.95 58.46
BRI Syariah
Desember 61.49 51.62 58.83 57.22 54.33 64.03
September 59.6 55.4 100 100 59.9 65.66
Juni 66.17 57.08 70.48 64.76 66.13 61.57
Maret 98.43 97.67 92.31 90.1 79.93 76.21
Public
Islamic
Bank
Berhad
Desember 95.18 94.58 84.23 87.1 78.87 98.87
September 96.94 96.55 79.29 83.97 81.7 97.69
Juni 92.64 91.12 84.2 84.27 84.81 93.89
Maret 100 100 93.16 92.38 100 100
Hongleong
Islamic
Bank
Berhad
Desember 72.5 68.22 78.81 75.29 81.08 78.23
September 100 100 79.66 75.42 79.46 75.73
Juni 83.95 66.51 74.07 71.41 78.98 76.04
Maret 89.75 68.53 76.32 72.62 79.38 76.32
Affin
Islamic
Bank
Berhad
Desember 79.47 70.13 74.08 64.33 79.13 72.84
September 81.32 9.6 69.05 58.12 85.13 79.98
Juni 100 100 71.64 62.23 87.68 83.01
Maret 100 100 78.7 61.07 88.23 82.49
Amislamic
Bank
Berhad
Desember 99.32 93.25 92.9 90.32 100 100
September 100 100 96.47 95.91 99.63 99.84
Juni 100 100 100 100 100 100
Maret 96.93 92.24 92.34 30.85 93.41 94.95
72
Uji Normalitas Data Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
dengan Orientasi Input
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Bank Syariah
Indonesia
dengan Orientasi
Input
Bank Syariah
Malaysia dengan
Orientasi
Input
N 48 48
Normal Parametersa Mean 75.0525 87.7169
Std. Deviation 11.97537 9.75515
Most Extreme Differences Absolute .110 .133
Positive .110 .129
Negative -.058 -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .760 .921
Asymp. Sig. (2-tailed) .610 .365
a. Test distribution is Normal.
73
Uji Normalitas Data Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
dengan Orientasi Output
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Bank Syariah
Indonesia
dengan Orientasi
Output
Bank Syariah
Malaysia
dengan Orientasi
Output
N 48 48
Normal Parametersa Mean 74.6946 82.6229
Std. Deviation 13.23455 18.61720
Most Extreme Differences Absolute .086 .175
Positive .086 .175
Negative -.080 -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .595 1.215
Asymp. Sig. (2-tailed) .870 .105
a. Test distribution is Normal.
Group Statistic Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia dengan
Orientasi Intput
Group Statistics
Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Efisiensi Indonesia 48 75.0525 11.97537 1.72850
Malaysia 48 87.7169 9.75515 1.40803
74
Independent Sample t-test Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia
dengan Orientasi Input
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Efisiensi
Equal
variances
assumed
.630 .429 -5.681 94 .000 -12.66438 2.22941 -17.09092 -8.23783
Equal
variances
not
assumed
-5.681 90.307 .000 -12.66438 2.22941 -17.09328 -8.23547
Group Statistics Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia dengan
Orientasi Output
Group Statistics
Grup N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Bank Syariah
Malaysia
1 48 74.6946 13.23455 1.91024
2 48 82.6229 18.61720 2.68716
75
Independent Sample t-test Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah
Malaysia dengan Orientasi Output
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Efisiensi Equal
variances
assumed
2.381 .126 -2.405 94 .018 -7.92833 3.29695 -14.47450 -1.38217
Equal
variances
not
assumed
-2.405 84.839 .018 -7.92833 3.29695 -14.48373 -1.37294
Paired Sample Statistic Orientasi Input dan Output Pada Bank
Syariah Indonesia
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Orientasi Input 75.0525 48 11.97537 1.72850
Orientasi Output 74.6946 48 13.23455 1.91024
76
Paired Sample t-test Orientasi Input dan Output Pada Bank Syariah Indonesia
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Orentasi Input Bank
Syariah Indonesia –
Orientasi Output Bank
Syariah Malaysia
.35792 6.62604 .95639 -1.56608 2.28192 .374 47 .710
Paired Samples Statistics Orientasi Input dan Output pada Bank Syariah
Malaysia
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Orientasi Input 87.7169 48 9.75515 1.40803
Orientasi
Output 82.6229 48 18.61720 2.68716
77
Paired Samples t-test Orientasi Input dan Output pada Bank Syariah Malaysia
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Orentasi Input
Bank Syariah
Indonesia –
Orientasi Output
Bank Syariah
Malaysia
5.09396 14.73532 2.12686 .81527 9.37265 2.395 47 .021