WE ARE
Mukmin Hakim
Lola Nurhidayaty
Tri Wibowo
TEORI BELAJAR PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK & HUMANISTIK
Teori Psikologi Behavioristik
Prinsip Dasar
Teori-Teori
Conditioning Theory Connectionism Theory
Tokoh-Tokoh
John B. Watson
Clark Leonard Hull
Edin Guthrie
Implikasi dalam Pembelajaran & Pengajaran
Prinsip Dasar Psikologi Behavioristik
Tingkah laku sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam individu. Adapun yang mengatakan bahwa psikologi behavioristik mempelajari bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
Reinforcement and punishmentPrimary and secondary
reinforcementSchedule of reinforcementContingency managementStimulus control in operant
learningThe elemination of responses
Suatu metode belajar yang terjadi melalui ganjaran dan hukuman untuk perilaku. Melalui pengkondisian operan, asosiasi dibuat antara perilaku dan konsekuensi bagi perilaku. [B. F. Skinner]
Teknik yang digunakan dalam pelatihan perilaku, dimana terjadi stimulus alami dipasangkan dengan respon atau S-R. Selanjutnya, stimulus yang sebelumnya netral dipasangkan dengan stimulus alami. Kedua elemen tersebut kemudian dikenal sebagai stimulus dan respon (S-R) yang dikondisikan. [Ivan Pavlov]
Operant ConditioningClassical Conditioning
Ivan Pavlov (1927)
Makanan (US) anjing berliur (UR)
Bel (CS) tidak ada respon
Bel (CS)
Makanan (US)
Anjing berliur (UR)
Bel (CS) Anjing berliur (CR)
Befo
re
Process Aft
er
John B. Watson (1878-1958)
Watson merupakan tokoh Psikologi Behavioristik dari Amerika. Dia mengembangkan teori Ivan Pavlov, dan menyatakan bahwa manusia dilahirkan dengan beberapa reflek dan reaksi-reaksi emosional berupa takut, cinta, dan marah yang terbentuk oleh hubungan S-R. Dan ia juga menyatakan bahwa belajar merupakan proses terjadinya reflek-reflek atau respon-respon bersyarat melalui stimulus pengganti.
Edin R. Guthrie (1886-1959)
Ia memperluas penemuan Watson tentang belajar. Ia mengemukakan prinsip belajar yang disebut “The Law Of Association” yang berbunyi: “suatu kombinasi stimuli yang telah menyertai suatu gerakan, cenderung akan menimbulkan gerakan itu, apabila kombinasi stimuli itu muncul kembali.” Ia juga menyatakan bahwa belajar memerlukan reward dan kedekatan antara stimulus dengan respon.
Connectionism Theory: Edward L. Thorndike (1874-1949)
Connectionism Theory: Edward L. Thorndike (1874-1949)
Hukum kesiapan (The Law of Readiness) yaitu semakin siap organisme memperoleh perubahan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
Hukum akibat (The Law of Effect) yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan.
Hukum latihan (The Law of Exercise) yaitu semakin sering tingkah laku diulang maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon mengikuti hukum-hukum betikut:
Ciri-ciri belajar dengan “Trial and Error” yaitu:
ada motif pendorong aktif,
ada berbagai respon terhadap situasi,
ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah, dan
ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Hull’s Theory Drive - state of tension
Reinformation - reward (primary &secondary)
Goal - commodity which reduce drive
Need Drive Activity Goal Drive Reduction
Teori Hull
Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam.
Implikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran & Pengajaran
pendidikan harus masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik.
Supaya peserta didik dapat mengikuti pelajaran, proses belajar harus bertahap dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Peserta didik yang sudah belajar dengan baik, harus segera diberi hadiah, dan bila belum baik maka segera diperbaiki.
Situasi belajar harus dibuat menyenangkan dan mirip dengan kehidupan dalam masyarakat sebanyak mungkin, sehingga dapat terjadi transfer dari kelas ke lingkungan di luar kelas.
Teori Belajar Psikologi Humanistik
Implikasi dalam Pembelajaran & Pengajaran
Prinsip Dasar
Tokoh dengan Teorinya
Arthur Combs Carl Ransom RogersAbraham Maslow
PRINSIP DASAR TEORI HUMANISTIKManusia mempunyai belajar alami
Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai
dirinya.
Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil
Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam
memperoleh cara.
Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya
Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri
Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar
Dalam buku Justice, Ideology, and Education karangan Edward Steven Jr, George H. Wood, dan James J. Sheehan
mengemukakan bahwa dalam menanggapi perbedaan setiap orang ada tiga hal, yaitu:
a) We can ignore the differences.b) We can subordinate differences to
similiarities.c) We can elevate differences to a more
important position than similiarities.
Ide-Ide dalam Psikologi Humanistik dalam memusatkan tujuan menjadi manusia:
Hidup harus berarti bagi individu;Manusia berusaha mencapai keutuhan;Harapan diperlukan untuk kehidupan;Kreatifitas adalah penting, namun tetap dengan keteraturan tinggi;Kesehatan manusia mencakup komponen psikologis dan fisiologis;Pada intinya setiap orang adalah baik;Setiap individu adalah unik;Setiap orang ingin menjadi dirinya sendiri; danSetiap manusia selalu dalam proses pertumbuhan.
Abraham Maslow
Psikologi humanistik berpengaruh dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan pengajaran humanistik didasarkan pada premis bahwa siswa telah memiliki kebutuhan untuk menjadi orang dewasa yang mampu mengaktualisasi diri.
Abraham Maslow
Arthur Combs
Combs dan kawan-kawan menyatakan apabila kita ingin memahami perilaku orang lain kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Apabila kita ingin mengubah perilaku orang, kita harus berusaha mengubah keyakinan atau pandangan orang itu, perilaku dalamlah yang membedakan. Ia juga mengatakan bahwa perilaku buruk itu sesunguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang akan memberikan kepuasan baginya.
Carl Ransom Rogers (1902-1997)
Ia seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapis) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.
Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas.
Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
Dia mempercayai adanya keinginan dari masing- masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran & Pengajaran
Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok.
Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa.
Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan- ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar.
Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Good bye! ^,^
see U next meeting
Thanks for Your attention
Top Related