Tensigard
1. Komposisi :
Tiap kapsul berisi ekstrak Apii herba 92 mg dan ekstrak Orthosiphon folium
28mg
2. Indikasi :
Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic
3. Mekanisme aksi :
Zat aktif dalam Tensigard, seledri (Apium graveolens) diketahui
mengandung senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu
apigenin, yang berfungsi sebagai calcium antagonist dan manitol yang
berfungsi seperti diuretik. Sedangkan kumis kucing (Orthosiphon stamineus)
terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada manusia. Efek diuretik dan beta-
blocker dari kumis kucing bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
4. Kontraindikasi :
Hipersensitif
5. Dosis :
Dosis terapi: 3 x sehari 1 kapsul
Dosis pemeliharaan: 2 x sehari 1 kapsul
6. Efek samping
Sakit kepala, nausea
7. Kemasan :
Doos isi 3 blister @ 10 kapsul
8. Gambar Produk :
9. Pabrik Produksi :
PT. Phapros
10. Profil Pabrik :
Phapros (Pharmaceutical Processing Industry) merupakan perusahaan
nasional yang memproduksi & memasarkan produk farmasi. Lokasi Pabrik di
Jl. Simongan, Semarang, Indonesia Hingga kini, Phapros yang sejak November
2000 berstatus sebagai perusahaan publik telah memiliki lebih dari 1.000
karyawan, dan sebagian besar diantaranya adalah karyawan tetap. Saat ini
Phapros telah memproduksi 342 item obat, 313 diantaranya adalah obat hasil
pengembangan sendiri (non-lisensi).
PT Phapros Tbk. telah melayani masyarakat dengan memproduksi obat-
obatan bermutu selama lebih dari empat dasawarsa melalui pabriknya di
Simongan 131, Semarang. Cikal bakal perusahaan ini adalah NV
Pharmaceutical Processing Industry yang disingkat menjadi Phapros yang
didirikan pada 21 Juni 1954 sebagai bagian dari pengembangan usaha Oei
Tiong Ham Concern (OTHC), konglomerat pertama Indonesia yang menguasai
bisnis gula dan agroindustri.
Dalam perjalanan bisnisnya, Phapros diambil-alih oleh pemerintah ketika
pada tahun 1961 seluruh kekayaan OTHC dinasionalisasi dan diubah menjadi
sebuah perusahaan holding yang sekarang dikenal sebagai PT Rajawali
Nusantara Indonesia (RNI). Pada tahun 2003, RNI menguasai 53% saham
Phapros dan selebihnya berada di tangan public. Berorientasi pada kualitas,
Phapros termasuk salah satu dari lima perusahaan yang pertama kali
mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) pada tahun
1990. Komitmen tinggi Phapros terhadap standar kualitas dibuktikan lagi
dengan memperoleh Sertifikat ISO 9001 pada tahun 1999 – yang, pada tahun
2002, kemudian ditingkatkan menjadi Sertifikat ISO 9011 versi 2000 - dan
Sertifikat ISO 14001 pada tahun 2000. Pada akhir 2002 Phapros telah
memproduksi 137 item obat, 124 diantaranya adalah obat hasil pengembangan
sendiri. Pada pertengahan 2004 Phapros memperkenalkan produk alam dalam
kelompok Agro-Medicine – Agromed.
11. Tanaman Asal Tensigard
a. Seledri (Apium graviolens)
Seledri dikenal di Indonesia sebagai sayuran daun yang digunakan
sebagai bumbu masakan. Daun, tangkai daun, dan umbi sebagai campuran
sup atau daunnya dipotong kecil-kecildan ditaburkan pada bakso atau soto.
Seledri merupakan terna kecil, kurang dari 1m tingginya. Daun tersusun
gemuk dengan tangkai pendek. Aromanya yang khas berasal dari sejumlah
komponen mudah menguap dari minyak atsiri.
Secara tradisional tanaman seledri digunakan sebagai pemacu enzim
pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluruh seni dan penurun
tekanan darah. Disamping itu digunkan pula untuk memperlancar keluarnya
air seni untuk mengurangi rasa sakit pada rematik dan gout, juga digunakan
sebagai sayur dan lalap untuk penyedap masakan.
Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon),
isoquersetin, dan umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite,
aspargine, glutamine, choline, linamarose, pro vitamin A , vitamin C dan B.
kandungan asam-asam dalam minyak atisiri pada biji antara lain asam-asam
resin, asam-asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat.
Senyawa kumarin lain ditemukan dalam biji yaitu bergapten, seselin,
isomperatorin, ostheno, dan isopimpineline.
b. Kumis kucing(Orthosiphon stamineus Benth.)
Kumis kucing merupakan tanaman semak yang mempunyai batang
tegak dengan tinggi mencapai 1,5 meter. Tanaman ini memiliki daun
berbentuk telur taji dengan tepi bergerigi kasar. Bunganya mengeluarkan
benang sari dan putik berwarna putih atau ungu. Benang sarinya berukuran
lebih panjang daripada tabung bunganya dan bisa melebihi bibir bunga.
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang
mempunyai manfaat yang cukup banyak.
Kumis kucing bermanfaat untuk menanggulangi berbagai penyakit,
misalnya penyakit batu ginjal, melancarkan pengeluaran urin, mengobati
kantung kemih, reumatik, dan menurunkan kadar glukosa darah. Selain
bersifat diuretik kumis kucing digunakan sebagai antibakteri. Daun kumis
kucing baik basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Diindonesia yang kering dipakai sebagai obat untuk obat rematik, diuretik,
batuk encok, menurunkan kadar gula darah dan untuk penyakit syphilis
Daunnya mengandung kadar kalium (boorsma) yang cukup tinggi dan
glikosida orthosiphonin yang berkhasiat untuk melarutkan asam urat, fosfat
dan oksalat dari tubuh. Terutama dari kandung kemih, empedu dan ginjal.,
rematik, tekanan darah tinggi, kencing manis, kencing batu serta infeksi
kandung kencing. 7,39,49-tri-O- methylluteolin, eupatorin, sinensetin, 5-
hydroxyl 6,7,39,49-tetramethoxyflavone, salvigenin, ladenein, vomifoliol,
aurantiamide acetate, rosmarinic acid, cafeeic acid, oleanolic acid.
12. Uji Klinis Tensigard
Uji klinik dilakukan dengan rancangan Ramdomized Triple Blind
Control Study dengan lama 12 minggu. Uji tersebut meliputi 282 pasien pria
dan wanita berusia 25-75 tahun yang menderita hipertensi tingkat I dan II,
dengan pembanding amlodipin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian fitofarmaka Tensigard 3 kali 1 kapsul (250 mg) per hari selama
12 minggu mampu menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik
setara dengan farmakologik Amlodipin 1 kali 5 mg perhari.
Efek toksikologi pada ginjal dan hati tidak ditemukan secara bermakna.
Pemberian Tensigard juga tidak mempengaruhi kadar elektrolit plasma,
kadar lipid plasma maupun kadar gula darah. Sementara itu efek samping
yang dicatat dalam uji klinis ini menunjukkan pemberian Tensigard berupa
sakit kepala, nausea yang sama atau tidak berbeda bermakna dengan apa
yang terjadi di kelompok farmakologi Amlodipin. Tidak ditemukan udem
tibia maupun takikardi ataupun bradikardi di dua kelompok. Tercatat ada
satu kasus TIA (Temporary Ischemic Attack) pada kelompok Amlodipin dan
satu kasus Angina tak stabil yang teratasi dengan pengobatan nitrat pada
kelompok Tensigard. Pada hasil uji klinik ini juga tidak ditemukan
perbedaan yang bermakna pada parameter fungsi hati maupun ginjal.