Nama mererupakan tujuan/ hasil akhir pendeterminasian
NAMANama biasa (common name)
- nama daerah (vernacular name)- nama lokal (local name)
Nama ilmiah (scientific name)
1. Beranekaragamnya nama biasa/ lokal sehingga tidak berlaku secara umum/ universal (international) sehingga tidak bisa dimengerti oleh semua bangsa.
2. Banyaknya sinonim untuk satu jenis tumbuhan dan banyaknya homonim
Perintis: Carolus Linneaus (Carl von Linne)Buku: Systema Plantarum
Asal: SwediaAhli ilmu Biologi, seorang dokter kerajaan, dan
mahaguru
Nama ilmiah suatu jenis terdiri atas:Nama genus (marga) diikuti nama penunjuk jenis
(epithethon specificum)
Nama lokal1. Tidak mengikuti
ketentuan yg manapun
2. Dalam bahasa setempatHanya dapat dimengerti penduduk setempat
3. Tidak jelas kategorinya
4. Banyak sinonim dan homonim
Nama ilmiah1. Mengikuti ketentuan
internasional yg diatur dalam KITT
2. Dlm bhs latin/ dilatinkan3. Berlaku internasional,
sekurang-kurangnya bagi kaum ilmuwan
4. Indikasi jelas untuk kategorinya
5. Hanya mempunyai satu nama yg benar, kecuali dlm hal-hal yg dinyatakan secara khusus
1. Tatanama tumbuhan dan tatanama hewan berdiri sendiri-sendiri. KITT berlaku sama bagi nama-nama takson yang sejak semula diperlakukan sebagai tumbuhan atau tidak.
ada 6 asas:
2. Penerapan nama-nama kesatuan taksonomi ditentukan atas dasar tipe tatanama.
Tipe tatanama adalah spesimen herbarium yang dinyatakan/ dijadikan rujukan utama dalam identifikasi jenis tumbuhan
bukti nyata bahwa tumbuhan tersebut ada
3. Penerapan nama/ tatanama kesatuan taksonomi didasarkan atas prioritas publikasinya.
asas ini dimaksudkan untuk takson yang lebih dari satu nama, maka nama yang dipublikasikan lebih dahulu yang berlaku
4. Setiap kesatuan taksonomi dengan batasan, kedudukan dan tingkat tertentu hanya mempunyai satu nama ilmiah yang tepat / benar yaitu nama tertua yang sesuai dengan peraturan, kecuali dalam hal-hal dinyatakan secara konsensus.
5. Nama-nama ilmiah diperlakukan sebagai bahasa latin tanpa memperhatikan asalnya.
Misal: melinjo (Gnetum gnemon)
Ganemu (Bahasa Maluku)
6. Peraturan tatanama berlaku surut kecuali bila dibatasi dengan sengaja
1. Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan
Contoh: Durio, Pandanus
2. Penerbitan nama pertama kali disertai deskripsi diagnostiknya dalam bahasa latin, dan diterbitkan dalam buku majalah ilmiah yang dicetak dan disebarluaskan dalam suatu pertemuan ilmiah
3. Memenuhi persyaratan Kode Internasional TatanamaSyah dan berlaku secara otomatis