MAKALAH
SURVEY TANAH DAN MANFAATNYA
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : SYARIFAH MAHLIANA
Nim : 130320108
Jurusan : AGB 2D
FAKULTAS PERTANIANJURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEHTAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan juga telah memberikan saya umur
panjang dan akal yang sehat sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik mungkin.
Shalawat beriring salam mari kita haturkan ke pangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kebodohan kepada alam
yang berilmu pengetahuan, seperti yang kita rasakan saat ini.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah DDIT, saya menyajikan materi yang
dikehendaki yaitu “Survey Tanah Dan Manfaatnya”. Makalah ini saya
sajikan secara sistematis disertai dengan penjelasan yang relevan sehingga
memudahkan kita untuk mempelajarinya.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan
untuk kesempurnaan makalah ini.
Reulet, Juni 2014Penulis
Syarifah Mahliana
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Survei adalah teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data,
penyelidikan, peninjaun di suatu daerah. Menyurvei adalah memeriksa,
menyelidiki, meninjau. Penyurvei adalah orang yang menyurvei. Survei tanah
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu
dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo, 2008).
Survei tanah adalah metode atau cara mengumpulkan data dengan turun
langsung kelapangan. Data yang diperoleh berupa data fisik, kimia, biologi,
lingkungan, dan iklim. Kegiatan survei terdiri dari kegiatan dilapangan, analisis
dilaboratorium, mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau system
klasifikasi tanah, melakukan pemetaan tanah atau interpretasi atau penafsiran dari
survei tanah dan ahli teknologi pertanian (Abdullah, 1996).
Survei sangat diperlukan dalam proses dalam berbagai penelitian, terutama
dalam proses yang dilakukan dilapangan seperti survei pendahuluan dalam
penelitian tanah ini. Oleh karena itu penyajian mengenai berbagai hal tentang
survei perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, terdapat berbagai macam hal yang
perlu dibahas dan diketahui dalam survei pendahuluan untuk memudahkan dalam
proses lanjutan nanti.
B. Rumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang diatas, pemasalahan yang akan dibahas pada
makalah ini ialah:
1. Apakah yang dimaksud dengan survei tanah dan macamnya?
2. Bagaimanakah tahapan dalam survei tanah?
3. Bagaimanakah metode yang digunakan dalam survei tanah?
4. Apakah manfaat yang didapat dalam kegiatan survei tanah?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan survei tanah dan macamnya
2. Untuk mengetahui tahapan dalam survei tanah
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam survei tanah
4. Untuk mengetahui manfaat yang didapat dalam kegiatan survei tanah
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian dan Macam Survei
1. Survei
Survei adalah teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data,
penyelidikan, peninjaun di suatu daerah. Menyurvei adalah memeriksa,
menyelidiki, meninjau. Penyurvei adalah orang yang menyurvei.
2. Survei Tanah
Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat
membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu
peta (Tamtomo, 2008).
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk
penggunaan tertentu. Evaluasi lahan tidak terlepas dari kegiatan survei tanah.
Sedangkan survei tanah dilakukan untuk mengetahui penyebaran jenis tanah dan
menentukan potensinya untuk berbagai alternatif penggunaan lahan. Tujuan survei
tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan
tanah yang sama atau hampir sama sifatnya (Subardja. 2000).
B. Tahap-Tahap dalam Survei Tanah
a. Tahapan Persiapan
Meliputi 3 hal utama, yaitu studi pustaka, peta topografi dan foto udara.
a. Studi pustaka merupakan gambaran umum tentang daerah yang akan
diteliti berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada atau berbagai sumber
lain. Seperti tujuan, perizinan, estimasi biaya, pembuatan kerangka acuan,
pengumpulan data awal, dan bebrbagai peta dasar serta citra. Tahapan
survei atau pengamatan lapangan biasanya dilakukan dalam tiga bentuk
kegiatan survei yaitu pengamatan identifikasi (menggunakan boring tanah),
pegamatan detail (pembuatan minipit) dan dekripsi profil. Dua kegiatan
survei yang paling umum dilakukan adalah pengamatan identifikasi yang
dilakukan dengan mengambil sampel tanah menggunakan bor tanah dan
mencatat keterangan-keterangan/data-data penting di lapang. sementara
pengamatan detail juga sangat sering dilakukan pada pengamatan detail
dilakukan penggalian profil untuk identifikasi horison-horison tanah.
b. Peta topografi merupakan unsur kedua yang penting karena merupakan
peta dasar untuk melakukan pengamatan di lapangan.
c. Foto udara, komponen yang penting untuk informasi mengenai fisiografi &
penggunaan tanah serta untuk memberikan mosaik.
b. Tahapan Pendahuluan
Yaitu persiapan administrasi dan orientasi daerah studi.
a. Penyiapan administrasi penting dilakukan untuk mendapatkan izin dari
masyarakat di sekitar yang diwakilkan dari beberapa pihak saja.
b. Orientasi daerah studi penting dilakukan dalam rangka memperoleh
gambaran umum tentang daerah pengamatan.
c. Tahapan Utama
Melakukan identifikasi jenis-jenis tanah dan faktor yang berpengaruh
terhadap kondisi tanah.
d. Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan.
Berdasarkan intensitas pengamatannya, survei tanah dibedakan atas 6
tingkatan survei, Penjelasan mengenai kerapatan pengamatan, skala, luas
tiap 1 cm2 pada peta, satuan peta dan satuan tanah yang dihasilkan, dan
contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. Survei Tanah Tingkat Bagan
Pada survei tanah tingkat bagan belum dilakukan pengamatan lapang
karena cukup dengan menghimpun dari data dan peta yang sudah ada
atau cukup dengan studi pustaka; kisaran skala yang dihasilkan lebih
kecil atau sama dengan 1: 2.500.000 dan pada umumnya skala yang
dihasilkan adalah 1 : 2.500.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada
peta adalah 625 km2; satuan peta yang diperoleh adalah Asosiasi dan
beberapa Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Ordo dan
Sub-Ordo; contoh penggunaannya berupa: Gambaran umum tentang
sebaran tanah di tingkat nasional yang dimanfaatkan untuk materi
pendidikan.
b. Survei Tanah Tingkat Eksplorasi
Pada survei tanah tingkat eksplorasi belum dilakukan pengamatan
lapang karena cukup dengan menghimpun dari data dan peta yang sudah
ada atau cukup dengan studi pustaka; kisaran skala yang dihasilkan
berkisar antara: 1 : 1.000.000 sampai dengan 1: 500.000 dan pada
umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 1.000.000; sehingga memiliki
luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 100 km2 atau kurang; satuan peta yang
diperoleh adalah Asosiasi dan beberapa Konsosiasi; satuan tanah yang
ditampilkan adalah Grup atau Sub-Grup; contoh penggunaannya berupa:
Perencanaan tingkat Nasional, untuk menentukan penelitian secara
terarah, dan dimanfaatkan untuk materi pendidikan
c. Survei Tanah Tingkat Tinjau
Pada survei tanah tingkat tinjau perlu dilakukan pengamatan lapang
dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 12,5 km2 sampai
dengan 1 tiap 2 km2; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 :
500.000 sampai dengan 1: 200.000 dan pada umumnya skala yang
dihasilkan adalah 1 : 250.000 atau 1 : 100.000; sehingga memiliki luas
tiap 1 cm2 pada peta adalah 625 hektar atau 100 hektar; satuan peta
yang diperoleh adalah Asosiasi, kompleks atau asosiasi; satuan tanah
yang ditampilkan adalah Sub-Grup atau Famili; contoh penggunaannya
berupa: Perencanaan pembangunan makro di tingkat Regional dan
Provinsi, Penyusunan tata ruang wilayah propinsi, Penyusunan rencana
penggunaan lahan secara nasional, penentuan lokasi wilayah prioritas
untuk dikembangkan.
d. Survei Tanah Tingkat Semi Detail
Pada survei tanah tingkat semi detail perlu dilakukan pengamatan lapang
dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 50 hektar;
kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 100.000 sampai dengan
1: 25.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 50.000;
sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 25 hektar; satuan
peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi, beberapa kompleks dan
asosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Famili atau Seri; contoh
penggunaannya berupa: Penyusunan peta tata ruang wilayah
kabupaten/kota; Perencanaan mikro dan operasional untuk proyek-
proyek pertanian, perkebunan, transmigrasi, perencanaan dan perluasan
jaringan irigasi.
e. Survei Tanah Tingkat Detail
Pada survei tanah tingkat detail perlu dilakukan pengamatan lapang
dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 12,5 hektar atau
1 tiap 8 hektar atau 1 tiap 2 hektar; kisaran skala yang dihasilkan
berkisar antara: 1 : 25.000 sampai dengan 1: 10.000 dan pada umumnya
skala yang dihasilkan adalah 1 : 25.000 atau 1 : 20.000 atau 1 : 10.000;
sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 6,25 hektar atau 5
hektar atau 1 hektar; satuan peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi,
beberapa kompleks; satuan tanah yang ditampilkan adalah Fase dari
Famili atau Seri; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan mikro dan
operasional untuk proyek-proyek pengembangan tingkat kabupaten atau
kecamatan, perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan dan
pengembangan jaringan irigasi sekunder dan tersier
f. Survei Tanah Tingkat Sangat Detail
Pada survei tanah tingkat sangat detail perlu dilakukan pengamatan
lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 2 tiap 1 hektar;
kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 10.000 atau berskala
lebih besar; pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 5.000;
sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 0,25 hektar; satuan
peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan
adalah Fase dari Seri; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan dan
pengelolaan lahan di tingkat petani, penyusunan rancangan usaha tani
konservasi; intensifikasi penggunaan lahan kebun.
C. Metode-Metode yang Digunakan dalam Survei Tanah
1. Metoda Grid Kaku (Rigid Grid)
a. Diterapkan pada survei tanah detil sampai dengan detil, dimana tidak
tersedia foto udara.
b. Kalaupun foto udaranya tersedia, mungkin skalanya terlalu kecil dan
Mutunya sangat rendah
c. Daerah yg disurvei tertutup awan/kabut
d. Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogen dan
datar,
e. Daerah yang disurvei tertutup vegetasi yg rapat dan lebar
f. Daerah survei berrawa, padang rumput atau
g. Savana yang tidak menampakkan gejala permukaan.
Dalam metoda ini, pengamatan dilakukan dalam pola teratur pada interval
titik pengamatan yang berjarak sama dalam kedua arah. Sangat cocok diterapkan
pada daerah-daerah di mana posisi pemeta, sukar ditentukan dengan pasti.
Keuntungan Metoda Grid-Kaku:
Tidak memerlukan penyurvei yang berpengalaman, karena lokasi titik-titik
pengamatan sudah di plot pada peta rintisan (peta rencana-pengamatan).
Kerugian Metoda Grid-Kaku:
Perlu waktu sangat lama, terutama untuk medan berat.
Penggunaan titik pengamatan, tidak efektif.
Sebagian dari lokasi pengamatan, tidak mewakili satuan peta yang
dikehendaki (misal pada tempat pemukiman, daerah peralihan 2 satuan
lahan dll).
2. Metoda fisiografik (dengan bantuan foto udara)
a. Sangat efektif pada survei tanah berskala < 1 : 25.000, dan tersedia foto
udara berkualitas cukup tinggi.
b. Hampir semua batas satuan peta diperoleh dari IFU, sedangkan kegiatan
lapangan hanya untuk mengecek batas satuan peta dan mengidentifikasi
sifat dan ciri tanah masing2 satuan peta.
c. Pengamatan dilakukan pada tempat-tempat tertentu pada masing-masing
satuan peta.
Jumlah pengamatan pada tiap-tiap satuan peta tergantung:
Ketelitian IFU dan keahlian + kemampuan
Penyurvei dlm memahami hub fisiografi dan keadaan tanah.
Kerumitan (kompleks tidaknya) satuan peta tersebut.
Makin rumit, makin banyak dan, Luasan satuan peta. Makin luas, jumlah
pengamatannya pun makin banyak.
3. Metoda Grid Bebas
a. Perpaduan metoda grid-kaku dg metoda fisiografi.
b. Pada survei detil s/d semi-detil, yang kemampuan foto udara dianggap
terbatas, dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan cukup sulit.
c. Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti pada grid-kaku,
tapi jarak titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi
terntung keadaan fisiografi.
d. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat
pengamatan, rapat.
e. Jika bentuk-lahan relatif seragam, renggang.
f. Sangat baik diterapkan oleh penyurvei yang belum banyak
berpengalaman dalam IFU.
g. Lokasi titik observasi pada Metode Grid Bebas
D. Variasi Penentuan Titik Observasi Dalam Survei Tanah
1. Penentuan titik observasi dalam Key Area ( Daerah Kunci )
Fungsi Key Area untuk :
a. Pelajari tanah secara lebih detil daripada skala peta final.
b. Buat definisi satuan peta, dg menyusun legenda peta sementara.
c. Buat korelasi antara SPT dg citra foto.
d. Kumpulkan data SDL (pola tanam, LU, produksi, dosis pupuk dll) scr >
lengkap.
Beberapa syarat daerah kunci adalah :
Dapat mewakili sebanyak mungkin satuan yg ada dibuat pada daerah yang
hubungan tanah-landskap dapat dipelajari dengan mudah.
Luasnya tdk boleh terlalu kecil, (semi detil, 10% ; tinjau 5% dr luas
total).
Tidak boleh sejajar dengan batas landform.
Usahakan mencakup semua satuan peta yang ada.
Jumlahnya harus memadai.
Aksesibilitasnya tinggi
2. Penentuan Titik Observasi Dalam Transek
Transek juga merupakan daerah pewakil sederhana dalam bentuk
jalur/rintisan, yang mencakup satuan landform, sebanyak mungkin.
Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu
pendekatan sintetik dan analitik:
a. Pendekatan Sintetik
Untuk membagi permukaan tanah sebagai suatu satuan peta tanah adalah
dengan cara mengamati, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan profil-
profil tanah sesuai dengan taksonomi yang digunakan sebagai acuan untuk
memberi batas pada peta tanah yang ada, batas tersebut dapat digunakan
untuk menggabungkan daerah sekitar pengamatan yang memiliki profil
serupa atau yang berbeda dengan yang lain seusai denga klasifikasi
taksonomi yang digunakan.
Pendekatan analitik dilakukan di daerah survei tersebut dengan cara:
Hal yang dilakukan pertama adalah interpretasi foto udara yang ada
atau didapat dari citra satelit, gunakan acuan sifat-sifat tanah yang
dapat dilihat dengan menggunakan foto udara seperti jenis topografi,
vegetasi dan bahan induk ( warna ) sehingga dapat menentukan jenis
landformnya.
Kemudian memberi batas-batas permukaan tanah yang memiliki sifat-
sifat tanah yang dianggap berbeda-beda.
Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan
melaluipengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.
b. Pendekatan Analitik
Membagi suatu peta tanah berdasarkan pada pengamatan sifat – sifat tanah
yang secara eksternal dapat diketahui seperti halnya tekstur, struktur,
konsistensi, hingga sifat yang mempengaruhi proses pembentukan tanah
misalnya topografi, bahan induk dan jenis vegetasi yang ada pada suatu
peta tanah. Jika menggunakan foto udara sebagai peta dasar untuk
melakukan pendekatan peta tanah maka dapat diketahui sifat-sifat tersebut
yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan kontinum yang akan
dibagi-bagi sebagai pembeda satu titik dengan titik lainya pada peta tanah.
E. Manfaat Kegiatan Survei Tanah
1. Pengukuran Untuk Mencari Luas Tanah
Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak,
dan untuk perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana
pengairan dan rencana transmigrasi.
2. Pengukuran Untuk Mengetahui Beda Tinggi Tanah
Sebelum suatu bangunan didirikan , maka terlebih dahulu harus diketahui
tinggi permukaan tanah dan rencana meratakan tanahnya sehingga dapat
dihitung seberapa tanah yang gigali dan berapa banyak urugan yang
diperlukan serta untuk menentukan peil suatu bangunan yang akan
dibangunan untuk pedoman ketinggian lantai dan sebagainya.
3. Pengukuran Untuk Pembuatan Peta
Untuk memberi petunjuk berapa jauh antara tempat A ke tempat B maka
kita harus membuat sket jalan dari tempat A ke tempat B. Gambar sket
tersebut walaupun tidak sempurna dinamakan peta.
Untuk praktisnya pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten , propinsi bahkan setiap Negara mempunyai ganbar daerahnya yang
disebut peta. Peta tersebut harus digambar berdasarkan hasil pengukuran
tanah, baik pengukuran secara teoritis maupun secara fotogrametrik.
4. Pengukuran Untuk Merencanakan Bangunan
Bila akan mendirikan rumah, maka harus ada ijin bangunan dari dinas
pertanahan atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan
daerah , pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih dahulu tanah yang akan
dibangunan harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah. Disamping hal
tersebut pekerjaan ukur tanah merupakan hal sangat penting dalam merencana
bangunan karena dapat memudahkan menghitung rencana biaya.
BAB III
KESIMPULAN
Survei tanah adalah metode atau cara mengumpulkan data dengan turun
langsung kelapangan. Data yang diperoleh berupa data fisik, kimia, biologi,
lingkungan, dan iklim. Kegiatan survei terdiri dari kegiatan dilapangan, analisis
dilaboratorium, mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau system
klasifikasi tanah, melakukan pemetaan tanah atau interpretasi atau penafsiran dari
survei tanah dan ahli teknologi pertanian.
Survei sangat diperlukan dalam proses dalam berbagai penelitian, terutama
dalam proses yang dilakukan dilapangan seperti survei pendahuluan dalam
penelitian tanah ini. Oleh karena itu penyajian mengenai berbagai hal tentang
survei perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, terdapat berbagai macam hal yang
perlu dibahas dan diketahui dalam survei pendahuluan untuk memudahkan dalam
proses lanjutan nanti.
Tahap-Tahap dalam Survei Tanah
a. Tahapan Persiapan
b. Tahapan Pendahuluan
c. Tahapan Utama
d. Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan.
Manfaat Kegiatan Survei Tanah
a. Pengukuran Untuk Mencari Luas Tanah
b. Pengukuran Untuk Mengetahui Beda Tinggi Tanah
c. Pengukuran Untuk Pembuatan Peta
d. Pengukuran Untuk Merencanakan Bangunan
Top Related