STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. K
DENGAN DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA NY. K
DI DESA MENDUNGSARI KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR
DI SUSUN OLEH:
MOHAMMAD AHSANUL FATWA INDRA KUSUMA
NIM. P.10038
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. K
DENGAN DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA NY. K
DI DESA MENDUNGSARI KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
MOHAMMAD AHSANUL FATWA INDRA KUSUMA
NIM. P.10038
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Mohammad Ahsanul Fatwa Indra Kusuma
Nim : P. 10038
Proram Studi : DIII Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
NY. K DENGAN DIABETES MELLITUS PADA
KELUARGA NY. K DI DESA MENDUNGSARI
KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN
KARANGANYAR.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan
Mohammad Ahsanul Fatwa Indra Kusuma
NIM P.10038
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Mohammad Ahsanul Fatwa Indra Kusuma
NIM : P. 10038
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. K
DENGAN DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA
NY. K DI DESA MENDUNGSARI KECAMATAN
GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR.
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Senin / 27 Mei 2013
Pembimbing : Nurma Rahmawati, S. Kep., Ns (……………………..)
NIK . 201186076
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. K
DENGAN DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA NY. K DI DESA
MENDUNGSARI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN
KARANGANYAR”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu di STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKES Kusuma Husada Surakarta.
3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
vi
4. Amalia Agustin, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Progam Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma
Husada Surakarta, teman-teman di kos sobri dan berbagai pihak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan
spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................. 6
C. Manfaat Penulisan ............................................................... 7
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga ......................................................... 8
B. Pengkajian ........................................................................... 9
C. Analisa Data Keperawatan .................................................. 12
D. Perencanaan Keperawatan .................................................. 13
E. Implementasi Keperawatan ................................................. 14
F. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 16
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ......................................................................... 17
B. Simpulan ............................................................................. 28
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Askep Keluarga Diabetes Mellitus
Lampiran 3 Loog Book Kegiatan Harian
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 5 Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Paradigma keperawatan konsep sehat sakit memandang bentuk
pelayanan keperawatan diberikan selama rentang sehat dan sakit. Status
kesehatan digambarkan mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera,
sebagai status sehat yang paling tinggi. Batasan sehat yaitu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO dalam Hidayat, 2008). Karakteristik sehat
antara lain, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu
sebagai manusia, dan memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks
lingkungan, baik secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang
kreatif dan produktif (Hidayat, 2008). Sakit pada dasarnya keadaan
terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara
keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian diri
manusia, atau bisa dikatakan sebagai gangguan fungsi yang normal di mana
individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan adaptasi sosial (Parson dalam Hidayat, 2008).
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang
ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
kekurangan hormon insulin (Darmono dalam Hasdianah, 2012).
1
2
Diabetus mellitus adalah suatu penyakit yang kronis disebabkan oleh
gangguan metabolisme Hypeglycaemie yang berhubungan dengan insulin
dalam badan (Murwani, 2009 ). Seseorang dapat dikatakan menderita
Diabetes mellitus apabila mempunyai tiga gejala antara lain yang pertama
Keluhan “trias” meliputi banyak minum, banyak kencing, dan penurunan
berat badan yang tidak jelas sebabnya. Yang kedua, kadar glukosa darah
pada waktu puasa lebih dari 126 mg/dl. Yang ketiga, kadar glukosa darah
dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl. Dikarenakan kadar glukosa
darah pada waktu puasa meningkat, kelebihan glukosa tersebut akan
dikeluarkan melalui urine, sehingga terjadilah glukosuria, yakni adanya
glukosa dalam urine, dan sering disebut sebagai Diabetes mellitus
(Tjokroprawiro, 2006 ).
Pada pasien dengan Diabetes mellitus di dalam tubuh berusaha untuk
mengeluarkan gula dari dalam tubuhnya, maka bersama keluarnya kadar
gula bersamaan dengan keluarnya ekstra cairan, akibat polyurine (banyak
kencing), maka pasien atau penderita Diabetes Mellitus merasa haus, maka
akhirnya polydiphsi (banyak minum). Akibat lain, karena glucose
dikeluarkan semua, maka pembakaran di dalam tubuh dipakai lemak dan
protein, sehingga menyebabkan pasien kurus dan banyak makan
(polyphagi). Apabila terlalu banyak lemak yang dibakar, maka akan
menghasilkan pula banyak aceton/ zat keton yaitu ampas pembakaran
lemak. Zat keton akan meracuni tubuh, sehingga menyebabkan : Enek,
3
vomitus, pusing, bingung dan akhirnya dalam keadaan koma. Zat aceton ini
dikeluarkan melalui urine dan pernafasan (Murwani, 2009).
Survei yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO),
jumlah penderita Diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2000 terdapat
8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan keempat terbesar di dunia,
sedangkan urutan yang pertama adalah India sebesar 31,7 juta orang, kedua
Cina sebesar 20,8 juta orang, dan ketiga Amerika Serikat sebesar 17,7 juta
orang. Data epidemiologi McCarty dan Zimmet, Penderita DM di dunia dari
110,4 juta orang pada tahun 1994 melonjak satu koma lima kali lipat sebesar
175,4 juta orang pada tahun 2000. Di Indonesia berdasarkan penelitian
epidemiologis didapatkan prevalensi Diabetes mellitus sebesar 1,5 sampai
2,3 persen pada penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan di daerah urban
prevalensi DM sebesar 14,7 persen dan daerah rural sebesar 7,2 persen.
Prevalensi tersebut meningkat 2 sampai 3 kali dibandingkan dengan negara
maju, sehingga Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang serius, dan dapat terjadi pada Lansia (Hadisaputro dalam Hasdianah,
2012).
Berdasarkan survei pada tanggal 23 April 2013 yang penulis lakukan
di Puskesmas Gondangrejo Kabupaten Karanganyar diperoleh hasil data
penduduk kecamatan Gondangrejo adalah 72.579 ribu orang. Dari jumlah
tersebut, pada tahun 2012 presentase penduduk kecamatan Gondangrejo
menderita Diabetes mellitus adalah 0,5 persen atau sebanyak 337 orang
menderita Diabetes mellitus. Periode Januari sampai April 2013, jumlah
4
penderita Diabetes mellitus penduduk Gondangrejo mencapai 0,2 persen
atau sebanyak 146 orang menderita Diabetes mellitus (Puskesmas
Gondangrejo, 2013).
Menurut Friedman dalam Suprayitno (2004), mendefinisikan keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing. Menurut pakar konseling keluarga dari Yogyakarta Sayekti dalam
Suprayitno (2004), keluarga adalah ikatan atas dasar perkawinan antara
orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-
laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anak sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprayitno, 2004).
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut pertama, mengenal
masalah kesehatan keluarga, dimana kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh di abaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu
tidak akan berarti. Kedua, membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat. merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang
sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa dari anggota
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.
Ketiga, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit. Sering
5
mengalami keterbatasan maka anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi. Keempat, mempertahankan suasana rumah
yang sehat. Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung dan
bersosialisasi bagi anggota keluarga. Kelima, menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat. Apabila mengalami gangguan atau
masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga
harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan (Harmoko, 2012).
Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk kelangsungan
hidup yang sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang sehat tanpa memiliki
penyakit akan menjamin kesejahteraan keluarga yang harmonis dan bahagia.
Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, intoleransi terhadap
glukosa juga meningkat, sehingga untuk golongan usia lanjut diperlukan
batas glukosa darah yang lebih tinggi dari pada orang dewasa non usia
lanjut (Anita dalam Hasdianah, 2012). Diabetes mellitus pada lansia,
meningkatkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas)
bila dibandingkan dengan Diabetes mellitus usia muda. Kematian
meningkat pada lansia disebabkan koma hipoglikemmia (penurunan kadar
gula dalam darah), kesadaran menurun akibat kekurangan atau kelebihan
gula. Komplikasi-komplikasi pada Diabetes mellitus lansia dapat multiple
dan pada akhirnya komplikasi organis akan diikuti komplikasi psikososial
yang akan mempersulit penatalaksanaan Diabetes mellitus dan penyakit-
penyakit lain yang diderita kelompok lansia (Hasdianah, 2012).
6
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di
Puskesmas Gondangrejo terhadap Ny. K di dapatkan data bahwa Ny. K
sering mengeluh penglihatan kabur, sering merasa lapar, sering merasa
haus, berat badan turun, setiap malam sering buang air kecil.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
laporan kasus tentang, “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. K dengan
Diabetes mellitus pada Keluarga Ny. K di Desa Mendungsari Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan pada Ny. K dengan Diabetes
mellitus pada keluarga Ny. K di Desa Mendungsari Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan diharapkan:
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. K dengan
Diabetes mellitus pada keluarga Ny. K.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. K
dengan Diabetes mellitus pada keluarga Ny. K.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada
Ny. K dengan Diabetes mellitus pada keluarga Ny. K.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. K dengan
Diabetes mellitus pada keluarga Ny. K.
7
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. K dengan Diabetes
mellitus pada keluarga Ny. K.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Penulis dapat mengerti dan lebih menguasai teori Diabetes
Mellitus.
b. Penulis dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan tentang Diabetes Mellitus.
c. Penulis dapat mengaplikasikan teori Diabetes Mellitus secara benar
kepada pasien dengan Diabetes Mellitus dalam praktek lapangan.
2. Bagi Institusi
a. Dapat menambah pustaka perpustakaan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
b. Sarana belajar mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta.
8
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga
Pengkajian pada Ny. K berusia 60 tahun, bekerja sebagai buruh tani,
berpendidikan sekolah dasar (SD) sekaligus berkedudukan sebagai kepala
keluarga di keluarga, Tn.S berjenis kelamin seorang laki-laki, hubungan
dengan kepala keluarga sebagai anak, berusia 42 tahun, bekerja sebagai
pedagang, dan berpendidikan (SD). Sedangkan Ny. V berjenis kelamin
perempuan dalam keluarga sebagai anak, berusia 24 tahun, bekerja sebagai
ibu rumah tangga, dan berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP).
Genogram keluarga Ny. K, status kepala keluarga berada pada Ny. K
di karenakan suami Ny. K telah meninggal, Tn. S dan Ny. V tinggal hidup
serumah dengan Ny. K dan anak kedua sudah meninggal pada saat masih
kecil di karenakan demam berdarah sedangkan anak yang ketiga dan
keempat sudah hidup sendiri. Tipe keluarga pada Ny. K adalah tipe keluarga
usia lanjut, dimana rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut. Setelah dilakukan pengkajian status ekonomi pada keluarga Ny. K,
penghasilan yang di dapat pada keluarga Ny. K setiap harinya berasal dari
dirinya sendiri yang bekerja sebagai buruh tani. Pendapatan yang di terima
oleh Ny. K sebagai buruh tani seharinya kurang lebih Ny. K mendapatkan
20 ribu sampai 30 ribu dan sekitar 1 bulan sekali anak Ny. K mengirimkan
uang kepada Ny. K kurang lebih 200 ribu dipergunakan oleh keluarga Ny. K
8
9
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta sebagian sisa uang di
manfaatkan untuk keperluan membayar listrik dan keluarga Ny. K tidak
memiliki uang tabungan untuk keperluan pemeriksaan kesehatan bagi
dirinya di masa yang akan datang.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 berdasarkan riwayat
dan tahap perkembangan keluarga, didapatkan tahap perkembangan
keluarga pada keluarga Ny. K sebagai berikut, Ny. K saat ini termasuk tahap
keluarga usia lanjut. Dimana tugas perkembangan keluarga Ny. K yaitu
pertama, Ny. K menerima kematian pasangan Tn. D dengan rasa lapang
dada karena manusia akan mengalami kematian. Kedua, Ny. K melakukan
life riview dengan mengenang kembali saat-saat bersama dengan suaminya
seperti saat masih tinggal bersama satu rumah dan saat melakukan segala
kegiatan bekerja dengan suaminya. Tahap perkembangan keluarga pada Ny.
K yang ketiga, adalah penyesuaian terhadap masa pensiun, dan tahap
perkembangan keluarga yang terakhir yaitu mempertahankan keakraban
pasangan dan saling merawat.
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi pada keluarga Ny. K ada
dua tahap yaitu yang pertama, penyesuaian terhadap masa pensiun
dikarenakan Ny. K bekerja sebagai buruh tani, sehingga Ny. K tidak
mendapatkan uang pensiun serta tidak dapat merasakan masa tuanya dengan
baik di sebabkan Ny. K dengan usia yang sudah 60 tahun masih bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Sedangkan dengan usia
10
Ny. K yang sudah berusia 60 tahun diharapkan sudah tidak merasakan
beratnya mencari penghasilan hanya tinggal menikmati sisa usia dengan
tenang di rumah. Dan tahap yang kedua adalah mempertahankan keakraban
pasangan dan saling merawat belum terpenuhi dikarenakan suami Ny. K
yaitu Tn. D sudah meninggal karena terkena penyakit liver.
Pengkajian riwayat keluarga inti pada keluarga Ny. K, didapatkan Ny.
K menikah pada tahun 1970 dikaruniai lima orang anak. Anak pertama Tn.
S sudah menikah dan memiliki kartu keluarga sendiri tetapi karena adanya
perceraian, Tn. S hidup serumah dengan Ny. K untuk menemani Ny. K, dan
anak kedua Ny. K sudah meninggal di kerenakan demam berdarah pada saat
masih kecil, anak ketiga dan keempat hidup sendiri dengan keluarganya
sedangkan anak kelima bernama Ny. V sudah menikah dan memiliki kartu
keluarga sendiri tetapi setelah di tinggal suaminya bekerja di Jakarta maka
Ny. V hidup serumah dengan Ny. K untuk menemani. Saat ini Ny. K
mengeluh penglihatan sering kabur, tiap malam hari sering buang air kecil
terus menerus selama 8 kali, sering merasa lapar selalu makan dengan porsi
cukup, sering merasa haus ingin selalu minum secara terus menerus. Dalam
pengkajian yang dilakukan kepada pasien didapatkan hasil tentang
pengkajian nutrisi meliputi. Antropometri, yaitu berat badan Ny. K semakin
turun 10 Kilogram menjadi 40 Kilogram, dimana Ny. K mengatakan bahwa
dalam kurun waktu satu setengah bulan yang lalu berat badan Ny. K masih
50 Kilogram serta tinggi badan pasien 150 centimeter, dari pengkajian
diatas didapatkan hasil indek masa tubuh dengan hasil 17,78 dengan kriteria
11
kurus. Boicemical, yaitu didapatkan kadar gula darah sewaktu adalah 350
mg/dL. Klinikal, meliputi konjungtiva anemis, tugor kulit jelek dan mukosa
bibir kering. Diet, nasi putih, tahu dan tempe serta sayur, kadang
menggunakan daging. Ny. K mengatakan tidak mengetahui nutrisi makanan
yang baik untuk pasien Diabetes melitus di rumah. Ny. K biasanya hanya
makan nasi putih tahu dan tempe terkadang menggunakan tambahan sayur
dan sesekali Ny. K juga makan daging dalam kehidupan sehari-hari. Dan
saat diliakukan pengkajian status kesehatan pada Tn. S dan Ny. V tidak di
ketemukan keluhan apapun yang di rasakan pada tubuhnya. Tn. S
mengatakan tidak mengeluhkan sakit apa-apa begitu pula dengan Ny. V
juga mengatakan tidak mengeluhkan sakit pada dirinya.
Riwayat keluarga sebelumnya dalam keluarga Ny. K tidak memiliki
penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan penyakit HIV aids, sedangkan
untuk riwayat penyakit keturunan juga tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit seperti asma, jantung dan hanya Ny. K yang memiliki riwayat
kencing manis dalam keluarga.
Pada pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada keluarga Ny. K
tentang sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga yang bermasalah adalah ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah. Saat dilakukan pengkajian pada Ny. K mengatakan tidak
mengerti tentang pengertian penyakit Diabetus melitus, tanda gejala
diabetes melitus beserta faktor penyebabnya.
12
Saat dilakukan proses pemeriksaan, hasil laboratorium pada Ny. K
yang di dilakukan di Puskesmas di dapatkan bahwa kadar gula darah
sewaktu pada Ny. K tanggal 26 Januari 2013 adalah 330 mg/dL, dan pada
pemeriksakan kembali hasil kadar gula darah sewaktu berikutnya dilakukan
pada tanggal 22 April 2013 puskesmas didapatkan kadar gula darah sewaktu
adalah 350 mg/dL. Terapi obat yang di berikan pada Ny. K dari puskesmas
adalah gliben clamit dengan dosis 5 miligram dan mitformin dengan dosis
10 miligram, satu kali satu kali per hari pada masing-masing obat.
Pemeriksaan fisik Ny. K meliputi tekanan darah 170/100 mmHg, nadi
76 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit, berat badan 40 Kilogram,
tinggi badan 150 centimeter, konjungtiva anemis, dan keluhan yang
dirasakan Ny. K meliputi penglihatan sering kabur, kencing terus-menerus
sebanyak 8 kali, berat badan turun, sering merasa lapar, sering merasa haus,
dan sempoyongan.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga paling utama yang terjadi pada Ny. K
adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. K
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga
yang sakit. Data pendukung diagnosa tersebut antara lain, data subyektif
pasien mengatakan tidak mengetahui pengertian, tanda dan gejala, dan
penyebab Diabetes mellitus. Ny. K mengatakan tidak mengetahui diet
nutrisi makanan yang baik untuk pasien Diabetes mellitus. Ny. K
mengatakan berat badan turun, sering merasa lapar, sering merasa haus.
13
Data obyektif: berat badan 40 Kilogram, tugor kulit jelek, pengkajian nutrisi
meliputi; Antropometri, indeks masa tubuh (IMT) dengan berat badan 40
Kilogram dan tinggi badan 150 centimeter sehingga dapat dihitung indeks
masa tubuh sama dengan 40 dibagi (1,5)² dengan hasil 17,78 tergolong
dalam kriteria kurus. Biosemical, gula darah sewaktu pada tanggal 22 April
2013 adalah 350 mg/dL. Klinikal, konjungtiva anemis, tugor kulit jelek dan
mukosa bibir kering. Diet, nasi putih, tahu dan tempe serta sayur, kadang
menggunakan daging.
Adapun kriteria nilai skoring meliputi sifat masalah, aktual, dengan
skor 3/3 x 1 sama dengan 1, dengan bobot 1. Kemungkinan masalah dapat
diubah, sebagian, dengan skor ½ x 2 sama dengan 1, dengan bobot 2.
Kemungkinan masalah dapat dicegah, cukup, dengan skor 2/3 x 1 sama
dengan 2/3, dengan bobot 1. Menonjolkan masalah, ada masalah tetapi tidak
perlu ditangani, dengan skor ½ x 1 sama dengan 1, dengan bobot 1. Total
jumlah dari keseluruhan skoring adalah 3 2/3.
D. Intervensi Asuhan Keperawatan Keluarga
Tanggal 22 April 2013 pukul 15.00 WIB dilakukan pengkajian.
Diagnosa keperawatan pada Ny. K yaitu perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan anggota
keluarga mengenal anggota keluarga yang sakit. Tujuan umumnya yaitu
setelah dilakukan 2 kali kunjungan rumah, Ny. K mendapat nutrisi yang
adekuat, dengan kriteria hasil meliputi berat badan ideal, konjungtiva tidak
anemis, tugor kulit baik dan mukosa bibir lembab. Tujuan khusus yaitu
14
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan rumah
diharapkan keluarga Ny. K dapat, pertama menyebutkan pengertian
Diabetes mellitus, kedua keluarga Ny. K dapat mengetahui penyebab, tanda
dan gejala tentang Diabetes mellitus, ketiga keluarga Ny. K dapat
mengetahui pola diet nutrisi pada pasien Diabetes mellitus. Intervensi yang
diberikan pada Ny. K meliputi, pertama kaji pengetahuan keluarga tentang
Diabetes mellitus adapun rasionalnya yaitu untuk mengetahui tingkat
pengetahuan keluarga Ny. K tentang Diabetes mellitus. Kedua kaji dengan
keluarga tentang tanda dan gejala serta penyebab Diabetes mellitus adapun
rasionalnya yaitu untuk mengenalkan tanda dan gejala serta penyebab
Diabetes mellitus. Ketiga kaji dengan keluarga tentang diet nutrisi yang
dibutuhkan dan dihindari pada pasien Diabetes mellitus adapun rasionalnya
yaitu untuk mengetahui diet nutrisi yang dibutuhkan pasien Diabetes
mellitus. Keempat berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda
dan gejala, serta penyebab, diet dan pola makan yang baik untuk pasien
Diabetes mellitus adapun rasionalnya yaitu supaya keluarga Ny. K dapat
mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab, diet dan pola
makanan apa saja yang boleh di konsumsi oleh pasien Diabetes mellitus.
E. Implementasi
Implementasi yang penulis lakukan pada tanggal 22 April 2013 pukul
15.00 WIB. Pertama, penulis mengkaji pengetahuan Ny. K tentang
pengertian penyakit Diabetes mellitus dengan respon data subyektif, Ny. K
mengatakan tidak mengerti tentang pengertian diabetus mellitus. Data
15
obyektif, Ny. K terlihat banyak bertanya tentang penyakit Diabetes mellitus.
Kedua, mengkaji tentang tanda dan gejala serta penyebab pasien terkena
penyakit Diabetes mellitus. Respon Ny. K setelah dikaji tentang tanda dan
gejala serta penyebab Diabetes mellitus di dapatkan data subyektif Ny. K
mengatakan belum mengetahui tentang tanda dan gejala serta penyebab
Diabetes mellitus. Data obyektif Ny. K banyak bertanya tentang penyakit.
Ketiga, mengkaji tentang diet nutrisi yang dibutuhkan dan dihindari pada
pasien Diabetes mellitus adapun rasionalnya yaitu untuk mengetahui diet
nutrisi yang dibutuhkan pasien Diabetes mellitus.
Tanggal 23 April 2013 pukul 10.00 WIB, penulis melakukan tindakan
pada keluarga Ny. K tentang memberikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta diet nutrisi diabetes mellitus.
Respon data subyektif keluarga Ny. K bersedia untuk diberikan pendidikan
kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta diet nutrisi
Diabetes mellitus. Data obyektif Ny. K tampak memperhatikan apa yang
dijelaskan oleh penulis.
Tangal 24 April 2013 pukul 11.00 WIB, penulis menganjurkan Ny. K
untuk mengingat dan menerapkan apa saja makanan yang dibolehkan untuk
di konsumsi dalam pola makan dan diet untuk penderita Diabetes mellitus,
pengertian, tanda dan gejala seta penyebab Diabetes mellitus. Respon Ny. K
tentang anjuran penulis untuk mengingat dan menerapkan apa saja makanan
yang boleh di konsumsi dalam pola makan dan diet untuk penderita
Diabetes mellitus, Ny. K mengatakan mau melakukan pola makan dan diet
16
untuk penderita Diabetes mellitus. Ny. K terlihat senang setelah mengetahui
apa saja makanan yang boleh di konsumsi dalam pola makan dan diet untuk
penderita Diabetes mellitus.
F. Evaluasi
Tanggal 24 April 2013 pukul 12.00 WIB, penulis melakukan evaluasi
pada Ny. K tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes
mellitus beserta pola makan dan diet untuk penderita Diabetes mellitus.
Didapatkan data subyektif, Ny. K mengatakan sudah mengerti tentang
pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes mellitus beserta pola
makan dan diet untuk penderita Diabetes mellitus. Data obyektif, Ny. K
terlihat sedang makan sayur kangkung dan makan buah pepaya dengan lauk
tahu dan tempe satu potong. Berdasarkan data subyektif dan obyektif
tersebut di dapatkan hasil analisa, pada Ny. K dengan diagnosa
keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kubutuhan tubuh pada Ny. K
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga
yang sakit sudah teratasi, sehingga kunjungan kerumah Ny. K dihentikan.
17
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang, “Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Ny. K dengan Diabetes Mellitus pada Keluarga
Ny. K di Desa Mendungsari Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar”, yang dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.
Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap
berikutnya (Rohmah, 2012). Sumber informasi dapat menggunakan
metode meliputi wawancara, observasi dan pemeriksaan.
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Syahbudin, 2007).
Tanda gejala awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita
Diabetes Mellitus atau kencing manis yaitu jumlah urin yang dikeluarkan
lebih banyak (polyuria), sering cepat merasa haus (polydipsia), lapar
yang berlebihan (polypagia), sering kencing terus-menerus terutama
malam hari (glycosuria), dan berat badan turun dengan cepat. Di samping
itu juga masih ada keluhan separti kesemutan pada ujung syaraf ditelapak
17
18
tangan dan kaki, cepat lelah, penglihatan sering mengalami rabun, gairah
seks menuru, serta luka sulit untuk sembuh (Rudianto, 2013).
Berdasarkan tanda gejala teori tersebut sesuai dengan kasus pada
Ny. K dimana hasil dalam pengkajian riwayat keluarga pada Ny. K saat
ini mengeluh tiap malam hari sering buang air kecil terus-menerus
sebanyak 8 kali, sering merasa lapar dan selalu makan dengan porsi
cukup, sering merasa haus dan ingin selalu minum secara terus-menerus
disertai berat badan Ny. K semakin turun sebanyak 10 kilogram dari
berat badan 50 kilogram menjadi 40 kilogram dalam kurun waktu satu
setengah bulan yang lalu. Penurunan berat badan tersebut terjadi karena
glucose dikeluarkan semua, maka pembakaran di dalam tubuh dipakai
lemak dan protein, sehingga menyebabkan pasien kurus dan banyak
makan (polyphagi). Apabila terlalu banyak lemak yang dibakar, maka
akan menghasilkan pula banyak aceton/ zat keton yaitu ampas
pembakaran lemak. Zat keton akan meracuni tubuh, sehingga
menyebabkan : enek, vomitus, pusing, bingung dan akhirnya dalam
keadaan koma. Zat aceton ini dikeluarkan melalui urine dan pernafasan
(Murwani, 2009).
Pada saat pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada Ny. K
didapatkan hasil pasien sering minum, sering buang air kecil. Hal
tersebut terjadi dikarenakan pasien dengan Diabetes Mellitus di dalam
tubuh berusaha untuk mengeluarkan gula dari dalam tubuhnya, maka
bersama keluarnya kadar gula bersamaan dengan keluarnya ekstra cairan,
19
akibat polyurine (banyak kencing), maka pasien atau penderita Diabetes
Mellitus merasa haus, maka akhirnya polydiphsi (banyak minum). Selain
keluhan banyak minum, sering kencing dan penurunan berat badan.
Seseorang sudah dapat dikatakan dalam menderita Diabetes Mellitus
apabila dapat ditemukan hal-hal tersebut dan dari hasil pemeriksaan
kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
(Tjokroprawiro, 2006). Berdasarkan teori tersebut sesuai yang terjadi
pada Ny. K dari hasil pemeriksaan gula darah sewaktu yang di lakukan
pada tanggal 22 April 2013 dimana kadar gula darah sewaktu pada Ny. K
mengalami peningkatan yaitu 350 mg/dl.
Terjadinya defisiensi insulin dalam tubuh penderita diabetes
Mellitus dapat menyebabkan peningkatan glukagon sehingga dengan
terjadinya peningkatan glukagon dalam tubuh dapat menimbulkan
glukoneogenesis. Sehingga menyebabkan penguraian simpanan glikogen
untuk digunakan sebagai sumber energi menstimulasikan penguraian
pemecahan lemak yang berlebihan di dalam tubuh sehingga dapat
menyebabkan katogenesis. Kemudian dari terjadinya katogenesis dapat
menyebabkan katonemia sehinga menyebabkan penurunan PH yang
dapat mengakibatkan timbul rasa mual. Hal tersebut dapat menimbulkan
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Uraian tentang asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi ketidakmampuan keluarga mengenal
anggota keluarga yang sakit. Kebutuhan metabolik meliputi batas
karakteristik antara lain berat badan 20 persen, konjungtiva anemis,
20
penurunan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat (Nanda,
2009-2011). Berdasarkan teori tersebut sesuai pada kasus yang terjadi
pada Ny. K didapatkan hasil dimana dari pemeriksaan fisik pada mata
Ny. K didapatkan konjungtiva anemis.
Tipe keluarga Ny. K adalah tipe keluarga usia lanjut, yaitu rumah
tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut. Menurut WHO
dan undang-undang No 13 tahun 1998 di katakan usia lanjut apabila
seseorang sudah mencapai usia 60 sampai 74 tahun keatas adalah yang
paling layak di sebut dengan usia lanjut, baik pria maupun wanita
(Nugroho, 2008). Sedangkan pada kasus Ny. K sudah berusia 60 tahun
termasuk dalam ketegori usia lanjut. Berdasarkan teori dari Friedmen
dalam Suprayitno, (2004), tipe keluarga usia lanjut adalah rumah tangga
yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut serta memiliki tugas
perkembangan meliputi mempertahankan suasana kehidupan rumah
tangga yang saling menyenangkan pasangannya, adaptasi dengan
perubahan yang akan terjadi seperti kehilangan pasangan, kekuatan fisik
dan penghasilan, melakukan life review masa lalu, dan mempertahankan
keakraban pasangan serta saling merawat.
Sedangkan tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
pada keluarga Ny. K yaitu penyesuaian terhadap masa pensiun
dikarenakan Ny. K tidak dapat merasakan masa tuanya dengan baik di
sebabkan Ny. K dengan usia yang sudah 60 tahun masih bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan selanjutnya
21
mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat di karenakan
suami Ny. K sudah meninggal dikarenakan sakit. Berdasarkan teori tahap
terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan realitas yang tidak
dapat dihindari karena berbagai stresor dan kehilangan yang harus
dialami oleh keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan,
kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta
menurunnya produktivitas dan fungsi kesehatan (Muhlisin, 2012).
Tugas kesehatan keluarga pada keluarga Ny. K adalah mengenal
masalah kesehatan keluarga, dimana kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh di abaikan, karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berarti, sedangkan ditinjau dari teori yang sudah ada,
tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut pertama, mengenal
masalah kesehatan keluarga, dimana kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh di abaikan, karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi menjadi perhatian orang tua/keluarga.
Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang yang terjadi, dan seberapa besar
22
perubahannya (Harmoko, 2012). Sedangkan kasus pada keluarga Ny. K
mengatakan tidak mengerti tentang pengertian penyakit Diabetes
Mellitus, tanda dan gejala, faktor penyebabnya, diet serta pola makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan yang
menggambarkan responsi manusia (keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi aktual/potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat
secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,
menyingkirkan, atau mencegah perubahan (Rohmah, 2012).
Diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas utama pada keluarga
Ny. K adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. K
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal anggota
keluarga yang sakit.
Dalam menentukan suatu diagnosa pada asuhan keperawatan
keluarga harus memenuhi ketentuan yang sudah dirumuskan berdasarkan
suatu data yang didapatkan pada saat dilakukan pengkajian yang terdiri
dari masalah keperawatan problem (P) yang berkenaan pada individu
dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal
dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Sedangkan dalam diagnosa
keperawatan keluarga mengacu pada problem (P), dapat digunakan
tipologi dari nanda maupun doengoes sebagai masalah individu yang
23
sakit dan etiologi (E) berkenaan dengan lima tugas keluarga dalam hal
kesehatan/keperawatan (Muhlisin, 2012).
Berdasarkan teori diatas, masalah keperawatan yang terjadi pada
Ny. K adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dapat
dilihat dari pengkajian nurisi yang meliputi; Antropometri, indeks masa
tubuh dengan berat badan 40 kilogram dan tinggi badan 150 centi meter
sehingga dapat dihitung indeks masa tubuh (IMT) sama dengan 40 dibagi
(1,5)² dengan hasil 17,78 tergolong dalam kriteria kurus. Biosemical,
gula darah sewaktu 350mg/dL. Klinikal, konjungtiva anemis, tugor kulit
jelek dan mukosa bibir kering. Diet, nasi putih, tahu dan tempe serta
sayur, kadang menggunakan daging. Adapun teori yang menunjukkan
cara menghitung penentuan gizi penderita Diabetes Mellitus adalah teori
dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dalam Tjokroprawiro
(2004).
Klasifikasi status gizi kurus (underweight) memiliki indeks massa
tubuh kurang dari 18,5 kg/m², status gizi normal memiliki indeks massa
tubuh 18,5 sampai 22,9 kg/m², status gizi gemuk (overweight) memiliki
indeks massa tubuh lebih dari sama dengan 23 kg/m², status at risk
memiliki indeks massa tubuh 23 sampai 24,9 kg/m², status gizi obesitas I
memiliki indeks massa tubuh 25 sampai 29,9 kg/m², status gizi obesitas
II memiliki indeks massa tubuh lebih dari sama dengan 30 kg/m².
Berdasarkan teori tersebut dari hasil penghitungan IMT pada Ny. K
adalah 17,78 sehingga termasuk dalam kategori gizi kurus (underweight).
24
Teori etiologi yang muncul menggunakan lima tugas keluarga
dalam keluarga Ny. K adalah ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan tentang Diabetes Mellitus. Tugas kesehatan keluarga
pada keluarga Ny. K adalah mengenal masalah kesehatan keluarga,
dimana kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di
abaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga habis. Orang tua perlu perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekeecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi menjadi
perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan
keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang yang
terjadi, dan seberapa besar perubahannya (Harmoko, 2012). Sedangkan
ketidakmampuan keluarga Ny. K dalam mengenal masalah mengatakan
apabila keluarga tidak mengerti tentang pengertian penyakit Diabetes
Mellitus, tanda dan gejala, faktor penyebabnya, diet serta pola makan.
3. Intervensi
Intervensi atau perencanaan merupakan pengembangan strategi
desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah
yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Rohmah, 2012).
Intervensi yang diberikan pada Ny. K meliputi, kaji pengetahuan
keluarga tentang Diabetes Mellitus adapun rasionalnya yaitu untuk
mengetahui tingkat pengetahuan keluarga Ny. K tentang Diabetes
25
Mellitus. Kaji dengan keluarga tentang tanda dan gejala Diabetes
Mellitus adapun rasionalnya yaitu untuk mengenalkan tanda dan gejala
Diabetes Mellitus. Kaji dengan keluarga tentang diet nutrisi yang
dibutuhkan dan dihindari pada pasien Diabetes Mellitus adapun
rasionalnya yaitu untuk mengetahui diet nutrisi yang dibutuhkan pasien
Diabetes Mellitus. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola makan yang baik untuk pasien
Diabetes Mellitus, adapun rasionalnya yaitu supaya keluarga Ny. K dapat
mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola
makanan apa saja yang boleh di konsumsi oleh pasien Diabetes Mellitus
(Rohmah, 2012).
Rencana tindakan keperawatan yang berbentuk pendidikan
kesehatan adalah recana tindakan yang ditetapkan bertujuan untuk
meningkatakan perawatan diri pasien dengan penekanan pada partisipasi
pasien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan diri, terutama untuk
perawatan dirumah. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan diperlukan,
terutama bila masalah keperawatan dan kriteria hasil berhubungan
dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Rohmah, 2012).
Sedangkan untuk perencanaan diet pada penderita Diabetes Mellitus
meliputi: regimen diet biasanya dihitung per individu, bergantung
kebutuhan pertumbuhan, penurunan berat badan yang diinginkan, dan
tingkat aktivitas. Pembagian kalori biasanya 50 sampai 60 persen dari
26
karbohidrat, 20 persen dari protein dan 30 persen dari lemak. Diet juga
mencakup serabut, vitamin dan mineral (Corwin, 2009).
4. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Rohmah, 2012).
Dalam menentukan implementasi yang akan diberikan pada
keluarga Ny. K penulis mengambil data yaitu dengan menyesuaikan pada
intervensi yang telah di rencanakan meliputi, mengkaji pengetahuan
keluarga tentang pengertian Diabetes Mellitus, adapun rasionalnya yaitu
untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga Ny. K tentang Diabetes
Mellitus. Mengkaji dengan keluarga tentang tanda dan gejala Diabetes
Mellitus, adapun rasionalnya yaitu untuk mengenalkan tanda dan gejala
Diabetes Mellitus. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang diet nutrisi
yang dibutuhkan dan dihindari pada pasien Diabetes Mellitus. adapun
rasionalnya yaitu untuk mengetahui diet nutrisi yang dibutuhkan pasien
Diabetes Mellitus. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola makan yang baik untuk pasien
Diabetes Mellitus, adapun rasionalnya yaitu supaya keluarga Ny. K dapat
mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola
makanan apa saja yang boleh di konsumsi oleh pasien Diabetes Mellitus.
Adapun dalam tindakannya penulis tidak mengalami hambatan
dikarenakan keluarga Ny. K sangat koopertif pada saat di lakukan
tindakan implementasi (Rohmah, 2012).
27
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah, 2012).
Adapun komponen SOAP untuk memudahkan perawat melakukan
evaluasi atau memantau perkembangan klien menurut Rohmah (2012),
sebagai berikut. S adalah data subjektif, yaitu perawat menuliskan
keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan
keperawatan. O adalah data objektif, yaitu data berdasarkan hasil
pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada pasien, dan
yang dirasakan pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Berikutnya, A adalah Analisis yaitu interpretasi data subjektif dan
data objektif. Analisis merupakan suatu masalah atau diagnosis
keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan
masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan
pasien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objekif.
P adalah Planning, yaitu perencanaan keperawatan yang akan
dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana
tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan teori di atas tanggal 24 April 2013 pukul 12.00 WIB,
penulis melakukan evaluasi pada Ny. K tentang pengertian, tanda, gejala,
dan penyebab Diabetes Mellitus beserta pola makan dan diet untuk
penderita Diabetes mellitus. Didapatkan data subyektif, Ny. K
28
mengatakan sudah mengerti tentang pengertian, tanda, gejala, dan
penyebab Diabetes Mellitus beserta pola makan dan diet untuk penderita
Diabetes Mellitus. Data obyektif, Ny. K terlihat sedang makan sayur
kangkung dan makan buah pepaya dengan lauk tahu dan tempe satu
potong. Berdasarkan data subyektif dan obyektif tersebut di dapatkan
hasil analisa, pada Ny. K masalah perubahan nutrisi kurang dari
kubutuhan tubuh pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Ny. K dalam mengenal masalah kesehatan tentang Diabetes
Mellitus sudah teratasi sehingga kunjungan kerumah Ny. K dihentikan.
B. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Pengkajian pada tanggal 22 April 2013. Saat ini Ny. K mengeluh
penglihatan sering kabur, tiap malam hari sering buang air kecil terus
menerus selama 8 kali, sering merasa lapar sehari selalu makan dengan
porsi cukup, sering merasa haus ingin selalu minum secara terus
menerus disertai berat badan Ny. K semakin turun 10 kilogram
menjadi 40 kilogram dimana Ny. K mengatakan bahwa dalam kurun
waktu satu setengah bulan yang lalu berat badan Ny. K masih 50
kilogram. Ny. K mengatakan tidak mengetahui nutrisi makanan yang
baik untuk pasien Diabetes Melitus di rumah. Ny. K biasanya hanya
makan nasi putih tahu dan tempe terkadang menggunakan tambahan
sayur dan sesekali Ny. K juga makan daging dalam kehidupan sehari-
hari. Sedangkan pada keluarga Ny. K mengatakan tidak mengerti
29
tentang pengertian penyakit Diabetes Mellitus, tanda dan gejala, faktor
penyebabnya, diet serta pola makan.
b. Diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas utama pada keluarga Ny.
K adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. K
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. K mengenal dalam
masalah kesehatan Diabetus Mellitus.
c. Tanggal 22 April 2013 pukul 15.00 WIB, penulis melakukan intervensi
pengkajian. Tujuan umumnya yaitu setelah dilakukan 2 kali kunjungan
rumah, Ny. K mendapat nutrisi yang adekuat, dengan kriteria hasil
meliputi berat badan ideal, konjungtiva tidak anemis, tugor kulit baik
dan mukosa bibir lembab. Tujuan khusus yaitu setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan rumah diharapkan
keluarga Ny. K dapat, pertama menyebutkan pengertian Diabetes
Mellitus, kedua, keluarga Ny. K dapat mengetahui penyebab, tanda dan
gejala tentang Diabetes Mellitus, ketiga keluarga Ny. K dapat
mengetahui pola diet nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus. Intervensi
yang dilakukan oleh penulis yaitu kaji tentang menyebutkan pengertian
Diabetes Mellitus, penyebab, tanda dan gejala tentang Diabetes
Mellitus, pola diet nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus, dan ajarkan
pendidikan tentang pengertian, tanda dan dejala serta diet dan pola
makanpasien Diabetes Mellitus. adapun rasionalnya yaitu supaya
keluarga Ny. K dapat mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala,
30
penyebab, diet dan pola makanan apa saja yang boleh di konsumsi oleh
pasien Diabetes Mellitus.
d. Dalam menentukan implementasi yang akan diberikan pada keluarga
Ny. K penulis mengambil data yaitu dengan menyesuaikan pada
intervensi yang telah di rencanakan meliputi, mengkaji pengetahuan
keluarga tentang pengertian Diabetes Mellitus. Mengkaji dengan
keluarga tentang tanda dan gejala Diabetes Mellitus. Mengkaji
pengetahuan keluarga tentang diet nutrisi yang dibutuhkan dan
dihindari pada pasien Diabetes Mellitus. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola
makan yang baik untuk pasien Diabetes Mellitus. Adapun dalam
tindakannya penulis tidak mengalami hambatan dikarenakan keluarga
Ny. K sangat koopertif pada saat di lakukan tindakan implementasi.
e. Tanggal 24 April 2013 pukul 12.00 WIB, penulis melakukan evaluasi
pada Ny. K tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes
Mellitus beserta pola makan dan diet untuk penderita Diabetes Mellitus.
Didapatkan data subyektif, Ny. K mengatakan sudah mengerti tentang
pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes Mellitus beserta pola
makan dan diet untuk penderita Diabetes Mellitus. Data obyektif, Ny.
K terlihat sedang makan sayur kangkung dan makan buah pepaya
dengan lauk tahu dan tempe satu potong. Berdasarkan data subyektif
dan obyektif tersebut di dapatkan hasil analisa, pada Ny. K dengan
diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kubutuhan tubuh
pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
31
anggota keluarga yang sakit sudah teratasi, sehingga kunjungan
kerumah Ny. K dihentikan.
2. Saran
a. Bagi Penulis
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan tambahan pengetahuan bagi penulis
dalam memberikan pelayanan kesehatan, khususnya pada penderita
Diabetes Mellitus.
b. Bagi Institusi
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat melengkapi sumber
kepustakaan sebagai referensi dan bahan informasi penting untuk
mendukung penyusunan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya, khususnya
tentang penyakit Diabetes Mellitus.
c. Bagi Keluarga Pasien
Diharapkan pada pasien dan keluarga harus menerapkan pola hidup
sehat terutama dalam pemenuhan nutrisi, diet, dan pola makan yang
teratur pada penderita Diabetes Mellitus.
32
Top Related