Download - STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Transcript
Page 1: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929)

DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

NURUL SILVA LESTARI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2006

Page 2: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

RINGKASAN

Nurul Silva Lestari (E34101059). Studi Habitat Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) di Taman Nasional Way Kambas. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS dan Ir. Jarwadi B. Hernowo, Msc.F.

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) merupakan salah

satu dari tiga subspesies harimau yang ada di Indonesia. Harimau sumatera termasuk kedalam kategori yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 dan termasuk dalam kategori Apendix I dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna). Salah satu penyebab penurunan populasi harimau sumatera adalah berkurangnya kualitas dan kuantitas habitat. Taman Nasional Way Kambas merupakan salah satu kawasan penting bagi pelestarian harimau sumatera. Keberadaan populasi harimau sumatera tersebut sangat tergantung pada kondisi habitatnya. Untuk itu diperlukan data dan informasi yang memadai mengenai habitat dan fungsinya sebagai dasar bagi upaya pelestarian harimau sumatera.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi habitat harimau dan karakteristiknya di Taman Nasional Way Kambas meliputi : (1) Pakan (satwa mangsa) yaitu potensi jenis mangsa (jumlah dan kelimpahan); (2) Cover (struktur vegetasi, penutupan tajuk dan tingkat kerapatan cover); dan (3) Air (bentuk sumber air, kedalaman, lebar, debit dan pH air)

Penelitian dilakukan di Seksi Konservasi Wilayah I Way Kanan dan Seksi Konservasi Wilayah III Kuala Penet, Taman Nasional Way Kambas. Penelitian untuk mendapatkan data di lapangan dilakukan pada bulan September dan November 2005. Untuk mengetahui struktur vegetasi dan komposisi jenis dilakukan dengan cara analisis vegetasi. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak. Analisis cover dilakukan dengan membuat diagram profil dan proyeksinya untuk menentukan nilai kerapatan penutupan vegetasi. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap cover yang digunakan harimau sumatera pada lokasi penelitian. Untuk mengetahui ketersediaan satwa mangsa dilakukan dengan metode transek garis (line transect). Analisis feses harimau dilakukan secara makroskopis, sedangkan ketersediaan air diketahui dengan menginventarisasi sumber air yang digunakan oleh harimau sumatera sebagai tempat minum atau mandi serta karakteristiknya.

Harimau sumatera di Taman Nasional Way Kambas menempati berbagai macam tipe habitat. Tipe habitat yang digunakan yaitu hutan dataran rendah, hutan rawa dan hutan bekas terbakar. Pada lokasi D1, Kalibiru dan D2, tanda-tanda keberadaan harimau sumatera lebih banyak dibandingkan di Way Negara Batin, Pos Bulus dan Kepala Kerbau. Tanda-tanda keberadaan harimau sumatera yang ditemukan berupa jejak kaki, cakaran pada tanah (scrape), cakaran pada pohon (scratch) dan feses. Jalur D1, Kalibiru, Way Negara Batin dan Pos Bulus memiliki strata A sampai E. Pada jalur D2 dan Kepala Kerbau hanya terdiri dari strata C sampai E. Berdasarkan tanda-tanda keberadaan harimau sumatera yang ditemukan,

Page 3: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi. Hal ini berkaitan dengan kemudahan harimau sumatera untuk melihat dan menangkap mangsanya.

Harimau sumatera merupakan satwa yang tidak tahan terhadap cuaca panas sehingga membutuhkan naungan. Faktor penutupan tajuk memiliki peranan sebagai pelindung bagi harimau saat siang hari. Kerapatan penutupan tajuk pohon yang digunakan sebagai cover harimau sumatera termasuk dalam kelas 2 yaitu penutupan daun antara 1/8 – 1/3 dari luas petak contoh dan kelas 3, yaitu penutupan daun antara 1/3 – 2/3 dari luas petak contoh. Selain itu harimau juga menggunakan alang-alang sebagai tempat beristirahat, tempat bersembunyi untuk mengintai mangsanya serta tempat untuk makan.

Mangsa harimau sumatera yang dapat ditemukan di Taman Nasional Way Kambas adalah babi hutan, rusa sambar, kijang, monyet, siamang dan beruang madu. Kepadatan populasi dugaan dan keanekaragaman jenis satwa mangsa yang tertinggi terletak di Way Kanan (D1, Kalibiru dan D2). Kepadatan populasi dugaan satwa mangsa yang tertinggi pada lokasi ini adalah rusa sambar, monyet ekor panjang dan babi hutan.Tingginya nilai dugaan kepadatan populasi satwa mangsa di Way Kanan, disebabkan oleh ketersediaan pakan serta air yang cukup. Berdasarkan analisis feses harimau sumatera secara makroskopis dengan jumlah 5 sampel feses, jenis satwa mangsa yang dimakan adalah babi hutan, rusa sambar, monyet dan kijang.

Selama musim kemarau ketersediaan air di Taman Nasional Way Kambas sangat terbatas. Sumber air yang digunakan harimau sumatera yaitu Sungai Way Kanan, Rawa Badak, Camp Siang, Rawa Cengok dan Rawa Kalibiru II. Sumber air tersebut secara umum memiliki warna air keruh sampai jernih, pH tergolong asam yaitu 6, tepian sumber air yang landai dan teduh serta dekat dengan jalur satwa mangsa. Sumber air tersebut digunakan untuk minum dan berendam. Tanda-tanda keberadaan harimau sumatera paling banyak ditemukan di Way Kanan. Hal ini disebabkan oleh kepadatan satwa mangsa yang tinggi, ketersediaan air serta lindungan.

Page 4: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929)

DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

NURUL SILVA LESTARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2006

Page 5: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Judul Penelitian : Studi Habitat Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) di Taman Nasional Way Kambas

Nama Mahasiswa : Nurul Silva Lestari NRP : E34101059 Departemen : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas : Kehutanan

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS Ir. Jarwadi B. Hernowo, MSc. F NIP. 130 516 497 NIP. 131 685 543

Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS NIP. 131 430 799

Tanggal Lulus : 15 Maret 2006

Page 6: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 29 Maret 1984. Penulis

merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Prijono dan Ibu

Sunarsih. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1995 di

SD Negeri 1 Rajabasa Lama Kecamatan Way Jepara Lampung Timur, kemudian

melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Way Jepara Lampung Timur pada tahun

1995 sampai dengan 1998. Pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU)

diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SMU Negeri 2 Bandar Lampung. Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) pada Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama kuliah di IPB, penulis pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Uni

Konservasi Fauna Institut Pertanian Bogor (UKM UKF-IPB) dan Himpunan

Mahasiswa Konservasi Sumberdaya hutan (HIMAKOVA). Pada tahun 2004 penulis

melakukan praktek lapang, yaitu Praktek Umum Kehutanan di BKPH Rawa Timur

KPH Banyumas Barat dan BKPH Gunung Slamet KPH Banyumas Timur, Praktek

Umum Pengelolaan Hutan di KPH Ngawi, serta Praktek Kerja Lapang Profesi

(PKLP) di Taman Nasional Alas Purwo, Propinsi Jawa Timur.

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas

Kehutanan IPB, maka penulis menyusun skripsi yang berjudul “Studi Habitat

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) di Taman Nasional

Way Kambas” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS dan Ir.

Jarwadi B. Hernowo, MSc.F.

Page 7: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini

merupakan karya ilmiah hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September

sampai bulan November 2005 di Taman Nasional Way Kambas, dengan judul “Studi

Habitat Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) di Taman

Nasional Way Kambas”. Harimau sumatera merupakan salah satu komponen penting

dalam keanekaragaman hayati di Indonesia. Keberadaan harimau sumatera sendiri

saat ini dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Salah satu penyebab semakin

menurunnya populasi harimau sumatera di alam adalah degradasi habitat yang

menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas habitat. Skripsi ini membahas tentang

fungsi dan karakteristik habitat harimau sumatera di Taman Nasional Way Kambas,

sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengelolaan yang

bertujuan untuk pelestarian harimau sumatera.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Namun demikian,

penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.

Bogor, Maret 2006

Penulis

Page 8: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, karunia, serta kasih sayang-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil

diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

:

1. Bapak dan Ibu tersayang. Atas semua cinta, doa dan sabar yang tanpa batas.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan ridho-Nya untuk Bapak

dan Ibu. Amiin. Pipit, Denny dan Dedek, atas keceriaan yang telah dihadirkan.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS selaku pembimbing I dan Bapak Ir.

Jarwadi B. Hernowo, M.Sc.F selaku pembimbing II atas bimbingan, bantuan

dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Iding M. Padlinurjaji sebagai wakil penguji dari Departemen

Hasil Hutan dan Bapak Dr. Ir. Iskandar Z. Siregar, M.For.Sc sebagai wakil

penguji dari Departemen Silvikultur yang telah memberikan masukan dan

saran-saran untuk menyempurnakan tugas akhir ini.

4. Balai Taman Nasional Way Kambas atas izin dan bantuan yang diberikan

selama penelitian.

5. Program Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) atas fasilitas, informasi dan

bantuannya selama penelitian berlangsung

6. Om Apri, Om Sumianto, Mas Rohim, Pak Supriyono, Pak Tikno, Pak Tug,

Mas Ali dan Mas Alim, atas bantuan dan pendampingan selama di lapangan.

Terimakasih banyak.

7. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kehutanan IPB pada umumnya dan

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) pada

khususnya, atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis, serta Bapak

dan Ibu di KPAP DKSHE yang telah banyak membantu penulis dalam

kegiatan administrasi

8. Keluarga besar KSH’38 Ceria. Semoga kebersamaan ini menjadi cerita

terindah dalam hidup

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 9: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

DAFTAR ISI

RINGKASAN ..................................................................................................i

RIWAYAT HIDUP.........................................................................................iii

KATA PENGANTAR.....................................................................................iv

UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................ v

DAFTAR ISI...................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Tujuan...................................................................................................... 3

C. Manfaat.................................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi...............................................................................................4

B. Morfologi................................................................................................. 5

C. Populasi dan Penyebaran......................................................................... 8

D. Perilaku...................................................................................................10

D. 1. Perilaku Berburu ..........................................................................11

D. 2. Perilaku Reproduksi..................................................................... 12

D. 3. Wilayah Jelajah dan Teritori........................................................ 13

E. Habitat..................................................................................................... 13

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak dan Luas .......................................................................................16

B. Aksesibilitas ............................................................................................ 17

C. Kondisi Fisik Kawasan ..........................................................................17

C. 1. Topografi ......................................................................................17

C. 2. Geologi......................................................................................... 17

C. 3. Tanah............................................................................................ 18

C. 4. Iklim ............................................................................................. 18

Page 10: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

C. 5. Hidrologi ......................................................................................19

D. Kondisi Biologi Kawasan.......................................................................19

D. 1. Flora ............................................................................................. 19

D. 2. Fauna ............................................................................................ 20

IV. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................22

B. Alat dan Bahan .......................................................................................23

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 23

D. Analisis Data ..........................................................................................27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur dan Komposisi Vegetasi...........................................................31

B. Kerapatan Berbagai Tingkat Tumbuhan................................................. 39

C. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan......................................................... 40

D. Lindungan (Cover) ................................................................................. 42

E. Ketersediaan Air ..................................................................................... 46

F. Mangsa .................................................................................................... 48

G. Analisis Feses......................................................................................... 51

H. Gangguan................................................................................................ 53

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................................. 58

B. Saran .......................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60

LAMPIRAN ...................................................................................................63

Page 11: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Ukuran Tubuh Subspesies Harimau......................... 5

Tabel 2. Perbedaan Morfologi Tiga Subspesies Harimau di Indonesia ........ 6

Tabel 3. Daerah Lindung di Sumatera yang dapat ditemukan Harimau.......9

Tabel 4. Perkiraan Populasi Harimau Sumatera di Kawasan Lindung Utama ...........................................................10

Tabel 5. Klasifikasi Kelas Kerapatan Penutupan Vegetasi..........................28

Tabel 6. Klasifikasi Kualitas dan Kuantitas Air...........................................30

Tabel 7. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur D1 ......................... 31

Tabel 8. Tanda-tanda Keberadaan Harimau Sumatera di Jalur D1 ..............31

Tabel 9. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur Kalibiru ................ 33

Tabel 10. Tanda-tanda Keberadaan Harimau Sumatera di Jalur D2 ..............34

Tabel 11. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur Way Negara Batin 36

Tabel 12. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur Pos Bulus ..............37

Tabel 13. Tanda-tanda Keberadaan Harimau Sumatera di Jalur Kepala Kerbau...................................................................38

Tabel 14. Nilai Kerapatan Jenis Berbagai Tingkat Pertumbuhan ..................39

Tabel 15. Indeks Keanekaragaman Jenis Berbagai Tingkat Pertumbuhan.... 40

Tabel 16. Matrik t Hitung Pada Tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah ........ 41

Tabel 17. Jenis Tumbuhan Pakan Satwa Mangsa Harimau Sumatera ...........42

Tabel 18. Klasifikasi Kelas Kerapatan Penutupan Tajuk Pohon ...................43

Tabel 19. Kepadatan Populasi Dugaan dan Indeks Keanekaragaman Satwa Mangsa ................................................................................. 49

Tabel 20. Hasil Analisis Feses Secara Makroskopis ......................................51

Tabel 21.Deskripsi Rambut Berbagai Mangsa Harimau berdasarkan Analisis Feses Harimau Secara Makroskopis ................................. 52

Page 12: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lima Subspesies Harimau di Dunia ............................................ 7

Gambar 2. Peta Penyebaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) 8

Gambar 3. Peta Taman Nasional Way Kambas ...........................................16

Gambar 4. Peta Jalur Pengamatan di Lokasi Penelitian...............................23

Gambar 5. Bentuk Jalur Analisis Vegetas i...................................................25

Gambar 6. Metode Transek Garis Untuk Pengamatan Satwaliar ................. 26

Gambar 7. Cakaran Harimau Sumatera pada Pohon.................................... 32

Gambar 8. Lintasan Harimau Sumatera Jalur D2 ........................................ 35

Gambar 9. Cakaran Harimau Sumatera pada Tanah di Jalur D2 ................. 35

Gambar 10. Jalur Kepala Kerbau ...................................................................38

Gambar 11. Jejak harimau sumatera di Kepala Kerbau................................. 38

Gambar 12. Profil Vegetasi pada Lokasi Penelitian ......................................44

Gambar 13. Cover Harimau Sumatera ...........................................................46

Gambar 14. Camp Siang ................................................................................ 47

Gambar 15. Jejak harimau di Camp Siang..................................................... 47

Gambar 16. Rawa Cengok ............................................................................. 48

Gambar 17. Feses Harimau Sumatera............................................................ 53

Gambar 18. Peta Gangguan Taman Nasional Way Kambas..........................54

Gambar 19. Hasil Perburuan Liar di Taman Nasional Way Kambas ............ 55

Gambar 20. Perambahan Hutan di Taman Nasional Way Kambas ...............56

Gambar 21. Frekuensi Gangguan di Taman Nasional Way Kambas............. 56

Page 13: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Taman Nasional Way Kambas ..........................................64

Lampiran 2. Peta Sumber Air yang Digunakan Harimau Sumatera di Taman Nasional Way Kambas ...................................................65

Lampiran 3. Tanda Keberadaan Harimau Sumatera yang ditemukan pada Lokasi Pengamatan...................................................................66

Lampiran 4. Hasil Analisis Vegetasi..............................................................67

Lampiran 5. Uji Beda Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah dan Sema i81

Lampiran 6. Daftar Jenis Tumbuhan di Areal Penelitian...............................82

Page 14: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu dari

tiga subspesies harimau yang ada di Indonesia. Dua subspesies lain yaitu harimau

bali (Panthera tigris balica) dan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) telah

dinyatakan punah, meskipun ada beberapa pihak yang masih meyakini bahwa

harimau jawa masih ada. Harimau sumatera adalah subspesies terakhir yang masih

dapat bertahan dan mewakili subspesies harimau di Indonesia. Oleh karena itu,

harimau sumatera bukan hanya merupakan komponen penting dari

keanekaragaman hayati Indonesia tetapi juga merupakan salah satu predator

puncak (top predator) yang masih tersisa. Bila jenis ini punah maka tidak hanya

merupakan suatu kehilangan secara ekologis tetapi juga memalukan dari segi

politis bagi pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia pada umumnya

Keberadaan harimau sumatera pada saat ini cukup mengkhawatirkan.

Populasi harimau sumatera mengalami penurunan yang drastis. Jumlah harimau

sumatera di alam diperkirakan tinggal 400-500 ekor (Siswomartono et al., 1994).

Oleh karena itu, jenis ini merupakan jenis yang dilindungi baik pada tingkat

nasional maupun internasional. Harimau sumatera termasuk dalam kategori satwa

yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999. Selain itu,

harimau sumatera termasuk dalam kategori Apendix I dalam CITES (Convention

on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) yang

berarti jenis ini dilarang untuk diperdagangkan dalam bentuk apapun (Soehartono

dan Mardiastuti, 2003).

Penyebab utama semakin menurunnya populasi harimau sumatera adalah

konversi hutan, degradasi habitat, konflik harimau dengan manusia serta

perburuan harimau dan mangsa (Sinaga, 2004). Hutan di Pulau Sumatera yang

merupakan habitat bagi harimau banyak dikonversi menjadi lahan perkebunan,

pertanian dan pemukiman. Hal tersebut menyebabkan kuantitas dan kualitas

habitat harimau sumatera berkurang. Tidak jarang harimau yang masuk ke daerah

perkebunan, pertanian dan pemukiman akibat sempitnya ruang gerak dan sulitnya

mencari mangsa sehingga menimbulkan konflik dengan manusia. Perburuan

Page 15: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

langsung terhadap harimau maupun satwa mangsanya juga memberikan

kontribusi yang besar terhadap semakin menurunnya populasi harimau sumatera

di alam.

Hutan Sumatera ya ng merupakan habitat alami bagi harimau sumatera

mengalami penurunan yang cukup drastis dari waktu ke waktu. Tutupan hutan di

Pulau Sumatera pada tahun 1950 masih sebesar 80 % dari luas total daratan.

Tahun 1985 tutupan luas hutan berkurang menjadi 49 % atau mengalami

penurunan sebesar 31 %. Luas hutan makin berkurang pada survey tahun 1997

yaitu menjadi 35 % dari luas daratan. Perubahan tutupan hutan dari tahun 1985-

1997 sebesar 6.691.357 Ha (FWI/GFW, 2001).

Seiring dengan semakin berkurangnya hutan sebagai habitat harimau

sumatera, jumlah harimau sumatera juga semakin menurun. Pada tahun 1978

diperkirakan jumlah harimau sumatera adalah sekitar 1000 ekor. Menurut

perkiraan pada saat ini jumlah yang tersisa adalah sekitar 500 ekor. Diperkirakan

400 ekor hidup di kawasan konservasi utama yang tersebar di Sumatera,

sedangkan 100 ekor harimau hidup di kawasan yang tidak dilindungi, yang cepat

atau lambat kawasan tersebut berubah menjadi tanah pertanian atau perkebunan

(Siswomartono et al., 1994).

Taman Nasional Way Kambas merupakan salah satu kawasan penting bagi

pelestarian harimau sumatera. Berdasarkan hasil survey dan pemasangan camera

trap di Taman Nasional Way Kambas terdapat 43 ekor harimau sumatera (Sinaga,

2004). Keberadaan populasi harimau sumatera te rsebut sangat tergantung pada

kondisi habitatnya. Dalam pelestarian harimau sumatera di kawasan taman

nasional hendaknya tidak hanya memperhatikan populasinya saja tetapi juga

aspek habitat yang optimal untuk mendukung kehidupan harimau sumatera. Untuk

itu diperlukan data dan informasi yang memadai mengenai habitat dan fungsinya

sebagai dasar bagi upaya pelestarian harimau sumatera.

Page 16: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi habitat harimau

sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) dan karakteristiknya di Taman

Nasional Way Kambas meliputi :

1. Cover (struktur vegetasi, penutupan tajuk dan tingkat kerapatan cover)

2. Air (bentuk sumber air, kedalaman, lebar, debit dan pH air)

3. Pakan (satwa mangsa) yaitu potensi jenis mangsa (jumla h dan

kelimpahan)

C. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

habitat dan fungsinya bagi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock,

1929) di Taman Nasional Way Kambas sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai kebijakan pelestarian

harimau sumatera di Taman Nasional Way Kambas.

Page 17: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi

Secara taksonomi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock,

1929) menurut Slate r dan Alexander (1986) termasuk dalam :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Karnivora

Sub Ordo : Fissipedia

Famili : Felidae

Sub Famili : Pantherina

Genus : Panthera

Spesies : Panthera tigris

Subspesies : Panthera tigris sumatrae

Spesies Panthera tigris dibagi menjadi 8 subspesies yaitu (Grzimek, 1975)

:

1. Panthera tigris altaica (Harimau Siberia), disebut juga harimau amur,

terdapat di Rusia, Cina dan Korea Utara

2. Panthera tigris amoyensis (Harimau Cina), terdapat di Cina

3. Panthera tigris corbetti (Harimau Indo Cina), terdapat di Thailand, Cina,

Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam dan Malaysia

4. Panthera tigris tigris (Harimau Benggala), terdapat di India, Nepal,

Bangladesh, Bhutan dan Myanmar

5. Panthera tigris sumatrae (Harimau Sumatera), terdapat di Pulau Sumatera

6. Panthera tigris sondaica (Harimau Jawa), terdapat di Pulau Jawa,

dinyatakan punah pada sekitar tahun 1980

7. Panthera tigris balica (Harimau Bali), terdapat di Pulau Bali, sudah

dinyatakan punah pada tahun 1937

8. Panthera tigris virgata (Harimau Kaspia), terdapat di Iran, Afghanistan,

Turki dan Rusia, sudah punah sekitar tahun 1950

Page 18: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

B. Morfologi

Bentuk dan warna pada delapan subspesies harimau hampir sama. Warna

dasar harimau adalah coklat kekuningan dengan berbagai tipe loreng di bagian

punggung dan samping tubuhnya. Pada bagian dada, perut dan kaki sebelah dalam

berwarna agak keputihan. Telinga sebelah luar berwarna hitam dengan noda putih

di tengahnya. Noda putih ini berguna sebagai indikator untuk mendeteksi adanya

gerakan di sekitarnya. Loreng juga terdapat di bagian ekornya.

Ukuran harimau jantan lebih besar dibandingkan dengan harimau betina.

Kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan sehingga memudahkan harimau

melompat tinggi dan jauh. Kaki depan dan bahu lebih besar dan berotot daripada

kaki belakang. Terdapat lima jari pada kaki depan sedangkan kaki belakang hanya

empat jari. Ibu jari kaki depan kecil dan biasanya tidak meninggalkan jejak di

tanah. Telapak kakinya sangat halus sehingga saat berjalan biasanya suara

langkahnya tidak terdengar. Lebar telapak kaki antara 9-20 cm dan kaki belakang

rata-rata lebih kecil 1-1,5 cm. Cakar pada kaki depan dilengkapi dengan kuku

yang panjang, runcing dan tajam yang panjangnya 80-100 mm dan digunakan

untuk menangkap dan menggenggam mangsanya. Kuku-kuku ini bisa

disembunyikan atau ditarik (retractable) bila tidak digunakan. (Goodwin, 1963 ;

MacDonald, 1986 dalam Hutabarat 2005).

Tabel 1. Perbandingan Ukuran Tubuh Subspesies Harimau(Mazak, 1981 dalam IUCN/SSC, 1996).

Berat (kg) Panjang Total (m) Panjang Tengkorak (mm) Subspesies

Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Harimau Benggala

180 - 258 100 - 160 2,7 - 3,1 2,4 - 2,65 329 - 378 275 - 311

Harimau Kaspia

170 - 240 85 - 135 2,7 - 2,95 2,4 - 2,6 316 - 369 268 - 305

Harimau Siberia

180 - 306 100 - 167 2,7 - 3,3 2,4 - 2,75 341 - 383 279 - 318

Harimau Jawa 100 - 141 75 - 115 2,48 - 306 - 349 270 - 292 Harimau Cina 130 - 175 100 - 115 2,3 - 2,65 2,2 - 2,4 318 - 343 273 - 301 Harimau Bali 90 - 100 65 - 80 2,2 - 2,3 1,9 - 2,1 295 - 298 263 - 269 Harimau Sumatera

100 - 140 75 - 110 2,2 - 2,55 2,15 - 2,3 295 - 335 263 - 294

Harimau Cina Selatan

150 - 195 100 - 130 2,55 - 2,85 2,3 - 2,55 319 - 365 279 - 302

Gigi harimau keras dan kuat. Gigi seri tersusun berdekatan berderet

melintang dengan gigi bagian luar berukuran paling besar. Gigi taringnya panjang

Page 19: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

dan kokoh (lebih pendek dan pipih di dasarnya pada harimau betina). Gigi

premolar bagian atas yang pertama sangat kecil bahkan kadang-kadang tidak ada,

sedangkan bagian bawah agak lebih besar dengan tiga gigi taring utama. Gigi

premolar atas yang ketiga berukuran paling besar dan mempunyai gigi taring

depan yang kuat, diikuti oleh taring tengah yang letaknya lebih tinggi, agak

rendah dan tanpa gigi taring bawah. Geraham bawah berderet pada gusi,

berukuran sangat kecil dan kadang-kadang tidak mencukupi. Pada rahang bawah,

gerahamnya merupakan gigi karnasial dengan pola yang sangat berbeda dengan

premolar, yang mempunyai satu gigi berukuran besar dengan gigi taring tengah

dan tambahan gigi pada setiap sisi (Lekagul dan McNeely, 1977). Jumlah total

gigi geligi harimau dewasa adalah 30 buah (MacDonald, 1986 dalam Hutabarat,

2005).

Harimau sumatera berukuran lebih kecil dibandingkan dengan harimau

benggala dan memiliki loreng yang saling berdekatan. Panjang harimau jantan

dapat mencapai 2,2 – 2,8 m sedangkan betina 2,15 – 2,3 m. Tinggi diukur dari

kaki ke tengkuk rata -rata adalah 75 cm tetapi ada juga yang mencapai 80 - 90 cm

dan berat 130 – 225 kg. Hewan ini memiliki rambut sepanjang 8 – 11 mm. Surai

pada harimau sumatera jantan berukuran 11 – 13 cm. Rambut di dagu, pipi dan

belakang kepala lebih pendek. Panjang ekor sekitar 65 – 95 cm (Direktorat

Pelestarian Alam, 1986 ; Hafild dan Aniger, 1984 ; MacDonald, 1986 ; Mounfort,

1973 ; Saleh dan Kambey, 2003 ; Sutedja dan Taufik, 1993 ; Treep, 1973 dalam

Hutabarat, 2005).

Tabel 2. Perbedaan Morfologi Tiga Subspesies Harimau di Indonesia (Sody ,1973 dalam Direktorat PPA 1978)

Harimau Sumatera Harimau Jawa Harimau Bali Ukuran Normal Normal Lebih kecil Warna dasar Terang Lebih gelap Lebih gelap Warna bagian dalam kaki depan

Keputih-putihan Warna yang lebih muda dari warna dasar

Sama dengan harimau jawa

Hidung Pendek dan lebar Panjang dan sempit Panjang dan sempit Bidang occipital Lebar Sempit Sempit Garis frontal (dahi)

Sebagian besar datar Lebih melengkung Lebih melengkung

Bullae Normal Normal Sedikit lebih pipih

Page 20: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Perbedaan morfologi lima subspesies harimau di dunia dapat dilihat pada

gambar berikut.

Sumber : http://www.savethetigerfund.org/AllAboutTiger/Subspecies Gambar 1. Lima Subspesies Harimau di Dunia (a) Panthera tigris tigris, (b)

Panthera tigris corbetti, (c) Panthera tigris altaica, (d) Panthera tigris amoyensis, (e) Panthera tigris sumatrae

(a) (b) (c) (d) (e)

Page 21: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

C. Populasi dan Penyebaran

Penyebaran harimau sumatera hanya terdapat di Pulau Sumatera. Harimau

sumatera tersebar terutama di Sumatera bagian utara dan di daerah pegunungan

Sumatera bagian barat daya. Sebelum ini harimau banyak terdapat di Aceh, di

daerah dataran rendah Indragiri, Lumbu Dalem, Sungai Litur, Batang Serangan

dan sekitarnya, Jambi dan Sungai Siak. Di daerah Silindung, harimau kebanyakan

terdapat di padang alang-alang dan bahkan di daerah hutan pantai yang

berlumpur. Mereka juga hidup di daratan Bengkalis (Suwelo dan Somantri, 1978).

Pada saat ini penyebaran harimau sumatera adalah di 26 daerah lindung dan

jumlah terbesar terdapat dalam tujuh kawasan konservasi utama di Pulau

Sumatera, yaitu Taman Nasional (TN) Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat, TN

Bukit Barisan Selatan, TN Berbak, TN Way Kambas, Suaka Margasatwa (SM)

Kerumutan dan SM Rimbang (Siswomartono et al. , 1994).

Merupakan daerah yang pasti dihuni oleh harimau sumatera Merupakan daerah habitat yang cocok, tapi tidak terdapat tanda dihuni Sumber : Siswomartono et al. (1994)

Gambar 2. Peta Penyebaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Page 22: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Tabel 3. Daerah Lindung di Sumatera yang dapat ditemukan Harimau (Siswomartono et al., 1994)

No Nama Kawasan Propinsi Status Luas

Kawasan (Ha)

1. Gunung Leuser Aceh Taman nasional 792.675 2. Lingga Isaq Aceh Taman Buru 80.000 3. Dolok Sembelin Sumut Hutan Lindung 33.910 4. Sibolga Sumut Cagar Alam 20.100 5. Kerinci seblat Sumbar Taman Nasional 1.484.650 6. Lembah Anai Sumbar Hutan lindung 96.002 7. Lembah Harau Sumbar Hutan lindung 23.476 8. Maninjau Sumbar Hutan Lindung 22.106 9. Bukit Sebelah Sumbar Suaka Margasatwa 22.803 10. Bajang Air Terusan Sumbar Suaka Margasatwa 81.856 11. Kerumutan Baru Riau Cagar Alam 120.000 12. D. Pulau Besar/Bawah Riau Cagar Alam 25.000 13. Seberida Riau Taman Buru 120.000 14. Bukit Rimbang/Baling 2 Riau Cagar Alam 146.000 15. Peranap Riau Taman Buru 120.000 16. Siak Kecil Riau Cagar Alam 100.000 17. Air Sawan Riau Suaka Margasatwa 140.000 18. Berbak Jambi Taman nasional 190.000 19. Merangin Barat Jambi Hutan lindung 64.600 20. Gumai Pasemah Sumsel Suaka Margasatwa 45.883 21. Isau-Isau Pasemah Sumsel Suaka Margasatwa 12.114 22. Gunung Raya Sumsel Suaka Margasatwa 39.500 23. Rawas Hulu Latikan Sumsel Suaka Margasatwa 213.437 24. Padang Sugihan Sumsel Suaka Margasatwa 75.000 25. Barisan selatan Bengkulu/Lam

pung Taman nasional 365.000

26. Way Kambas Lampung Taman nasional 130.000

Pada tahun 1800-1900, jumlah harimau sumatera masih sangat banyak,

mencapai ribuan ekor. Pada tahun 1978 diperkirakan jumlah harimau sumatera

adalah sekitar 1000 ekor. Menurut perkiraan pada saat ini jumlah yang tersisa

adalah sekitar 500 ekor. Diperkirakan 400 ekor hidup di kawasan konservasi

utama yang tersebar di Sumatera, sedangkan 100 ekor harimau hidup di kawasan

yang tidak dilindungi dimana cepat atau lambat kawasan tersebut berubah menjadi

tanah pertanian atau perkebunan (Siswomartono et al., 1994).

Page 23: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Tabel 4. Perkiraan Populasi Harimau Sumatera di Kawasan Lindung Utama

Siswomartono et al. (1994) Kawasan Lindung Luas Total

(Ha) Habitat tersedia untuk

Harimau (Ha) Perkiraan

Populasi (ekor) TN Gunung Leuser 900.000 360.000 110 TN Kerinci Seblat 1.500.000 600.000 76 TN Bukit Barisan Selatan

357.000 282.000 68

TN Berbak 163.000 114.000 50 TN Way Kambas 130.000 97.000 20 SM Kerumutan 120.000 78.000 30 SM Rimbang 136.000 122.000 42

D. Perilaku

Harimau merupakan satwa yang soliter, jarang dijumpai berpasangan,

kecuali pada harimau betina beserta anak-anaknya. Harimau dapat berkomunikasi

melalui bau-bauan dan suara. Harimau mempunyai indra penciuman yang kuat

dan seringkali meninggalkan tanda berupa urin dengan bau yang khas. Tanda

tersebut berfungsi sebagai penanda jalan, penanda wilayah kekuasaan atau sebagai

alat komunikasi informasi yang lebih spesifik seperti identitas individu, periode

waktu individu harimau lewat pada areal tertentu, dan penanda estrus pada

harimau betina (Lekagul dan McNeely, 1977)

Harimau merupakan satwa yang tidak tahan terhadap sinar matahari. Pada

cuaca dingin harimau sering bermalas-malasan di bawah alang-alang yang tinggi.

Pada pagi hari yang dingin, ia berjemur di tempat terbuka menghangatkan diri di

bawah sinar matahar i. Setelah terasa hangat, kembali ke tempat semula.

Sebaliknya pada cuaca panas ia lebih suka beristirahat dekat sumber air, bahkan

bila cuaca sangat panas ia berendam di air sampai batas leher. Harimau memang

sering dijumpai sedang duduk berendam atau berdiri sebagai cara untuk

menyejukkan badan. Ini mungkin disebabkan harimau merupakan satwa pemburu

yang aktif sehingga laju metabolismenya tinggi. Akibatnya harimau memiliki

suhu badan yang tinggi. Suhu badan yang terlalu panas dapat membunuh harimau.

Setelah itu baru kembali beristirahat di tempat yang rimbun atau bersembunyi di

semak-semak (McDougal, 1979).

Page 24: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

D. 1. Perilaku Berburu

Harimau sering mengintai mangsanya di sekitar sumber air atau di alang-

alang yang tinggi. Ia selalu memilih tempat di bawah angin, sehingga angin yang

bertiup tidak akan membawa baunya ke penciuman calon mangsa. Harimau

mendapatkan mangsanya pada saat berburu dengan cara mengintai dan menunggu

dengan sabar pada jarak tertentu untuk menunggu waktu yang tepat. Biasanya

jarak pengintaian antara 10-25 m, kemudian berjalan mendekati diam-diam tanpa

diketahui mangsanya dari arah belakang atau samping calon mangsa. Pada jarak

yang sangat dekat, yaitu kurang dari 50 m, dengan cepat mangsa diterkam pada

bagian leher atau tengkuk dengan cakar depan. Mangsa yang berukuran besar

akan dirubuhkan dahulu dengan pukulan kuat menggunakan kaki depannya.

Setelah kuku-kukunya menancap, leher mangsa digig it kuat-kuat sampai mangsa

tidak berdaya atau mati, sedangkan mangsa yang berukuran kecil langsung digigit

lehernya. Bila mangsa merupakan jenis satwa yang berukuran besar, bagian

kepala dan kaki tidak dimakan sedangkan bila mangsa berukuran kecil akan

dimakan sampai habis. Biasanya mangsa tidak dihabiskan seluruhnya, melainkan

hanya sekitar 70 % dimakan. Setelah makan, sisa makanan yang belum habis

disimpan dengan cara ditutupi oleh rumput atau daun-daunan, untuk dimakan

kemudian dan agar tidak ditemukan binatang lain (Mountfort, 1973 ; Soeseno,

1977 ; Treep, 1973 dalam Hutabarat, 2005).

Harimau sumatera merupakan satwa karnivora yang biasanya memangsa

babi hutan (Sus sp), rusa sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak ),

kancil (Tragulus sp), kerbau liar (Bubalus bubalis), tapir (Tapirus indicus), kera

(Macaca sp), landak ( Hystrix brachyura ) dan trenggiling (Manis javanica). Selain

itu juga memangsa jenis-jenis reptil seperti kura-kura, ular dan biawak serta

berbagai jenis burung, ikan dan kodok. Hewan peliharaan seperti kambing,

domba, sapi dan ayam juga menjadi incaran harimau (Heryatin dan Resubun,

1992 ; McDougal, 1979 ; Lekagul dan McNeely, 1977). Tidak seperti satwa

karnivora lainnya, kelompok kucing besar termasuk harimau tidak dapat

menggantikan pakannya dengan pakan tumbuhan karena sifat anatomi alat

pencernaannya khusus sebagai pemakan daging. Kelompok ini merupakan

kelompok karnivora spesialis yang cenderung menangkap bebarapa jenis satwa

Page 25: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

mangsa, rata-rata kurang lebih 4 jenis (Kitchener, 1991 ; Jackson, 1990 dalam

Sriyanto, 2003). Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap rambut dalam

sampel feses diperoleh keterangan bahwa hewan mangsa harimau di Taman

Nasional Way Kambas adalah babi hutan (33,3 %), monyet (27,5 %), rusa (19,7

%), kijang (17 %), beruang madu (1,6 %) dan spesies lain (1 %) (Sriyanto, 2003).

Untuk memenuhi kebutuhan makannya, harimau berburu 3 – 6 hari sekali

tergantung ukuran mangsanya. Biasanya seekor harimau membutuhkan sekitar 6-7

kg daging per hari, bahkan kadang-kadang sampai 40 kg daging sekali makan.

Besarnya jumlah kebutuhan ini tergantung dari apakah harimau tersebut mencari

makan untuk dirinya sendiri atau harimau betina yang harus memberi makan

anaknya (MacDonald, 1986 ; Mountfort, 1973 dalam Hutabarat, 2005).

D. 2. Perilaku Reproduksi

Masa hidup harimau adalah sekitar 10-15 tahun. Harimau yang tinggal di

penangkaran umumnya lebih lama lagi dapat mencapai 16-15 tahun (Macdonald,

1986 dalam Hutabarat, 2005). Setiap tahun, harimau dapat melahirkan dua atau

tiga ekor anak dan kadang-kadang sampai empat ekor. Lamanya masa kehamilan

yaitu 100-108 hari. Dewasa kelamin dicapai pada umur tiga tahun.

Perkembangbiakan hanya terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali (Suwelo dan

Somantri, 1978).

Harimau jantan dapat mengenali harimau betina dalam masa birahi dari

aroma khas urin harimau betina. Bila terdapat dua ekor harimau jantan mengikuti

seekor harimau betina yang sedang birahi maka akan terjadi perkelahian antara

kedua harimau jantan untuk memperebutkan harimau betina. Perkawinan harimau

dapat berlangsung setiap waktu sepanjang tahun. Pada harimau betina terdapat

periode estrous, yaitu waktu dimana harimau betina mau menerima harimau

jantan untuk melakukan perkawinan. Selama masa birahi harimau betina

memperlihatkan tingkah laku yang lebih agresif, banyak mengeluarkan suara dan

hanya sedikit beristirahat. Tingkah laku yang menunjukkan seekor harimau betina

dalam masa birahi adalah : sikap tubuh lordosis atau melengkung yaitu suatu

sikap yang menunjukkan kesiapan untuk kopulasi (telungkup dan bagian belakang

tubuhnya diangkat sehingga membentuk lengkungan), berguling-guling pada

Page 26: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

punggung, menggosok-gosokkan tubuh dan pipi ke benda lain, mengeluarkan

suara yang disebut “prusten” yaitu jenis suara yang dihasilkan oleh udara dalam

rongga hidung serta mengaum dan menggeram pelan (McDougal, 1979).

D. 3. Wilayah Jelajah dan Teritori

Harimau merupakan jenis satwa yang soliter kecuali selama musim kawin

atau melahirkan anak. Wilayah jelajah untuk seekor harimau betina adalah sekitar

20 km2 sedangkan untuk harimau jantan sekitar 60-100 Km2 (Lekagul dan

McNeely, 1977). Angka tersebut bukan merupakan ketentuan yang pasti karena

dalam menentukan teritorinya juga . dipengaruhi oleh keadaan geografi tanah dan

banyaknya mangsa di daerah tersebut. Harimau harus mendapatkan semua

komponen habitat di dalam wilayah jelajahnya (Bailey, 1982). Di Taman Nasional

Way Kambas dalam 100 Km2 dihuni oleh 3-5 ekor harimau (Sinaga, 2004).

Harimau meninggalkan tanda-tanda berupa cakaran pada tanah (srape),

cakaran pada pohon (scratch), urin dan feses, untuk menandakan daerah

teritorinya. Biasanya daerah teritori harimau jantan 3-4 kali lebih luas

dibandingkan harimau betina. Ukuran teritori untuk seekor harimau sumatera

biasanya tergantung banyaknya persediaan makanan yang ada di daerah tersebut

(Mac Donald, 1986 ; Treep, 1973 dalam Hutabarat, 2005). Harimau jantan dan

betina tidak tinggal bersama, walaupun mereka hidup dalam areal hutan yang

sama. Untuk harimau jantan teritori merupakan hal yang sangat penting dan tidak

boleh dibagi dengan harimau lainnya, tetapi kadang-kadang tidak keberatan bila

ada satu atau lebih harimau betina di daerah tersebut, terutama pada musim kawin.

Harimau betina memiliki toleransi yang lebih tinggi sehubungan dengan

teritorinya, baik terhadap harimau jantan maupun sesama harimau betina

(McDougal, 1979).

E. Habitat

Harimau dapat ditemukan di berbagai tipe habitat asal tersedia makanan

berupa satwa mangsa yang cukup, terdapat sumber air yang selalu tersedia, dan

adanya vegetasi cover sebagai pelindung dari sinar matahari. Harimau tidak

menyukai cuaca panas dan umumnya mencari tempat yang teduh untuk

Page 27: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

beristirahat. Harimau dapat hidup dengan ketinggian antara 0 – 2000 meter di atas

permukaan laut (Borner, 1978 dalam Santiapillai dan Ramono, 1985). Tempat

yang memungkinkan bagi harimau untuk bertemu dengan lawan jenisnya, kadang-

kadang juga berpengaruh terhadap pemilihan habitat oleh harimau (McDougal,

1979).

Menurut Santiapillai dan Ramono (1985), distribusi harimau sumatera

tidak hanya ditentukan oleh jumlah ketersediaan habitat atau vegetasi hutan yang

cocok. Adanya pemangsa dan kompetisi dengan karnivora yang lain juga

merupakan salah satu ancaman. Harimau sumatera mendiami habitat yang

bervariasi terutama daerah yang berhubungan dengan hutan bersungai, hutan rawa

dan padang rumput, namun sangat susah ditemukan pada daerah yang memiliki

vegetasi semak belukar yang terlalu rapat.

Tidak seperti keluarga kucing yang lain, harimau sangat menyukai air dan

dapat berenang (Lekagul dan McNeely, 1977). Harimau sumatera, seperti halnya

jenis-jenis harimau lain adalah jenis satwa yang mudah beradaptasi dengan

kondisi lingkungan tempat tinggalnya di alam bebas. Akan tetapi satwa ini

bersifat neofobi, yaitu kurang mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Tipe habitat yang biasanya menjadi pilihan habitat harimau sumatera di Indonesia

bervariasi (Suwelo dan Somantri, 1978 ; Heryatin dan Resubun, 1992) yaitu

sebagai berikut :

1. Hutan hujan tropik, hutan primer dan hutan sekunder pada dataran

rendah sampai dataran tinggi pegunungan, hutan savana, hutan terbuka

dan hutan pantai

2. Pantai berlumpur, mangrove, pantai berawa payau dan pantai air tawar

3. Padang rumput terutama padang alang-alang

4. Daerah datar sepanjang aliran sungai

5. Daerah perkebunan dan tanah pertanian

Menurut Siswomartono et al. (1994) habitat yang optimal untuk harimau

sumatera adalah daerah peralihan antara hutan dan padang rumput. Lokasi ini

sangat mendukung kelangsungan hidup harimau sumatera karena terdapat

kepadatan populasi mangsa yang cukup tinggi seperti babi hutan, rusa, kijang dan

kancil.

Page 28: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Harimau jarang menjelajah sampai ke hutan mangrove. Pada hutan rawa

yang luas di Riau dan Jambi, harimau lebih memilih daerah yang tidak selalu

tergenang dan terdapat areal yang kering. Bukti mengenai keberadaan harimau

ditemui di dataran rendah, bukit, submontana, dan hutan ya ng lembab. Ia mampu

bertahan di perkebunan karet (Jambi, Riau, Sumatera Utara) dan bahkan di daerah

dengan rumput alang-alang yang hanya memiliki sedikit area hutan (Borner,

1992).

Ketersediaan pakan merupakan faktor pembatas populasi harimau

sumatera. Jenis mangsa lebih banyak terdapat di hutan dataran rendah

dibandingkan sub montana. Kepadatan populasi satwa mangsa utama harimau

sumatera, yaitu babi hutan dan rusa sambar, sangat rendah. Hutan sekunder yang

disebabkan oleh adanya penebangan kayu secara selektif merupakan habitat yang

optimal untuk satwa mangsa harimau karena ketersediaan tumbuhan pakan dan

memiliki kerapatan cover yang tinggi (Borner, 1992).

Page 29: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak dan Luas

Secara astronomis Taman Nasional Way Kambas terletak diantara 4037” –

5016” LS dan antara 105033” – 105054” BT. Secara administratif Taman Nasional

Way Kambas berada di dalam wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai,

Kecamatan Way Jepara, Kecamatan Labuhan Ratu, Kecamatan Sukadana,

Kecamatan Purbolinggo (Kabupaten Lampung Timur) serta Kecamatan Rumbia

dan Kecamatan Seputih Surabaya (Lampung Tengah). Berdasarkan hasil

pengukuran dan pengukuhan batas kawasan oleh Sub Balai Inventarisasi dan

Pemetaan Hutan (SBIPH), luas kawasan Taman Nasional Way Kambas

125.621,30 Ha yang terbagi menjadi tiga wilayah Seksi Konservasi Wilayah yaitu

:

1. Seksi Konservasi Wilayah I Way Kanan, terdiri dari Resort Kuala

Kambas, Resort Wako dan Resort Way Kanan.

2. Seksi Konservasi Wilayah II Bungur, terdiri dari Resort Cabang dan

Resort Bungur.

3. Seksi Konservasi Wilayah III Kuala Penet, terdiri dari Resort Plang Ijo,

Resort Kuala Penet dan Resort Susukan Baru.

Gambar 3. Peta Taman Nasional Way Kambas

Page 30: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

B. Aksesibilitas

Taman Nasional Way Kambas dapat dic apai dengan jalan darat dari Kota

Bandar Lampung melewati Kota Metro dengan lama perjalanan sekitar dua jam.

Alternatif lain adalah dengan melewati Kota Bandar Lampung - Sribhawono -

Way Jepara – Taman Nasional Way Kambas dengan jarak tempuh hampir sama.

Di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas terdapat jalan darat yang dapat

dilalui kendaraan roda empat, yaitu dari Pos Plang Ijo ke Pos Way Kanan

sepanjang 13 Km, dan ke Pusat Latihan Gajah (PLG) sepanjang 9 Km.

Beberapa sungai besar yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana

transportasi, diantaranya adalah Way Kanan, Way Kambas, Way Negara Batin,

Way Penet, Way Pegadungan dan Way Wako. Menggunakan speed boat,

pengunjung dapat menjangkau bagian hilir dari sungai Way Kanan yaitu Kuala

Kambas di pantai Laut Jawa dengan lama perjalanan sekitar 2 jam. Di sepanjang

sungai pengunjung dapat menikmati keindahan alam dan keanekaragaman hayati.

Untuk menjelajah hutan di Way Kanan, baik untuk wisata dan kegiatan penelitian

pengunjung dapat menelusuri jalan setapak denga n berjalan kaki atau

mengendarai gajah tunggang yang dipandu oleh petugas.

C. Kondisi Fisik Kawasan

C. 1. Topografi

Pada umumnya topografi kawasan Taman Nasional Way Kambas relatif

datar dan bergelombang dengan ketinggian antara 0-50 mdpl. Titik tertinggi

terletak di bagian barat daya, tepatnya di sebelah timur Kecamatan Purbolinggo

(50 mdpl). Bagian timur kawasan merupakan daerah lembah yang terpotong oleh

sungai-sungai yang menyebabkan terbentuknya topografi bergelombang. Pada

saat musim hujan, lembah- lembah ini biasanya terisi oleh air dan pada bagian

lembah yang agak dalam air menggenang sepanjang tahun. Daerah ini dapat

dijumpai pesisir garis pantai di sekitar Kuala Penet.

C. 2. Geologi

Seperti pada umumnya daerah rawa di sepanjang daratan timur Pulau

Sumatera, kawasan Taman Nasional Way Kambas memiliki komposisi geologi

Page 31: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

relatif muda. Daerah rawa yang berada disekitar 5-20 Km dari pantai

kemungkinan terjadi pada beberapa ribu tahun yang lalu.

Kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan jelas menunjukkan

pertumbuhan pantai yang sangat cepat. Seperti yang terjadi di daerah Kuala

Kambas, bukit pasir yang ada mengalami pertumbuhan setidaknya 10-20 m setiap

tahunnya. Perbandingan antara peta topografi tahun 1995 dengan foto udara tahun

1969 serta hasil pantauan satelit menunjukkan adanya perbedaan besar pada arah

muara sungai dan posisi garis pantai.

C. 3. Tanah

Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah tahun 1979, jenis

tanah yang berada pada Kawasan Taman Nasional Way Kambas didominasi oleh

kombinasi podsolik coklat kuning, podsolik merah kuning, asosiasi aluvial,

hidromorf dan glei humus lacustrin. Daerah sungai terisi oleh aluvial hidromorf

dan regosol pasir coklat keabuan. Jenis tanah podsolik merah kuning dapat

ditemukan di daerah yang berdrainase baik, sedangkan podsolik coklat kuning

menunjukkan daerah yang berdrainase kurang baik. Tanah di kawasan Taman

Nasional Way Kambas telah mengalami dua kali perubahan fisik yang penting.

Pertama pada tahun 1883, letusan Gunung Krakatau menyebarkan lebih dari 5 cm

abu vulkanik di atas seluruh areal bagian selatan kawasan. Kedua, akibat kegiatan

logging di seluruh kawasan Taman Nasional Way Kambas sekitar 20-30 tahun

terakhir menyebabkan terjadinya degradasi tanah. Penggunaan peralatan berat

telah mengubah kapasitas penyimpanan air, kandungan humus dan tingkat

penyerapan air oleh tanah.

C. 4. Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Smidth dan Ferguson iklim di

kawasan Taman Nasional Way Kambas termasuk tipe iklim B dengan nilai Q

sebesar 28,57 % dan curah hujan berkisar antara 2500-3000 mm per tahun, sedikit

lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah pegunungan. Musim kering di

Taman Nasional Way Kambas biasanya jatuh sekitar bulan April hingga

September. Selama musim kering curah hujan di kawasan ini kurang dari 100 mm

per bulan. Rata-rata bulan kering jatuh pada bulan Agustus atau September.

Terdapat musim kering khas rata-rata 2-6 bulan sekali dalam 20 tahun. Suhu rata-

Page 32: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

rata bulanan berkisar antara 23 OC, sedangkan suhu terendah terjadi pada bulan

Desember yaitu 16 oC. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari

yaitu sebesar 93,1% dan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Juli yaitu

70,1%.

C. 5. Hidrologi

Sistem hidrologi yang terdapat di kawasan Taman Nasional Way Kambas

dipengaruhi oleh pola daerah aliran sungai yang ada. Tiga sungai yang

mempengaruhi pola sistem hidrologi ini adalah Way Pegadungan di sebelah

utara, Way Kambas mempengaruhi aliran air di tengah-tengah kawasan dan Kuala

Penet berada di sebelah selatan. Ketiga sungai tersebut beserta anak-anak

sungainya mempunyai tipe meander, dengan demikian sebagian besar sungai yang

terdapat dalam kawasan memiliki aliran air yang kurang.

D. Kondisi Biologi Kawasan

D. 1. Flora

Kawasan Taman Nasional Way Kambas memiliki lima tipe vegetasi yaitu

vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, vegetasi hutan riparian, vegetasi hutan

rawa dan vegetasi hutan dataran rendah. Setiap tipe vegetasi memiliki keadaan

flora yang beragam. Vegetasi hutan mangrove pada umumnya memiliki

mekanisme fisiologis khusus yang memungkinkan mereka untuk bertahan

terhadap salinitas dan kondisi payau. Vegetasi hutan mangrove yang terdapat di

kawasan Taman Nasional Way Kambas didominasi oleh jenis api-api (Avicennia

sp), Rhizopora dan Bruguiera. Pada batas antara hutan mangrove dan batas

tertinggi pasang surut estuari sungai-sungai besar didominasi oleh jenis nipah

(Nypa fruticans). Sementara di sekitar sungai lainnya dapat dijumpai vegetasi

kelompok nibung (Oncosperma tigillaria).

Vegetasi pantai sebagian besar terdiri dari jenis rumput dan jenis semak

seperti Cyperus sp, Fimbrisstylis sp dan Ipomea pescaprae. Sedikit ke arah

daratan dapat ditemukan asosiasi Barringtonia sp dan vegetasi lainnya seperti

cemara laut (Casuarina equisetifolia), ketapang (Terminalia catappa), nyamplung

(Calophyllum inophyllum), kelapa (Cocos nucifera ), pandan (Pandanus tectorius)

dan Wedelia biflora.

Page 33: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Vegetasi hutan riparian di kawasan Taman Nasional Way Kambas hanya

tersisa di sepanjang sungai-sungai besar khususnya di sepanjang Way Kanan.

Jenis-jenis pohon yang biasa dijumpai di daerah ini adalah Ficus retusa, rengas

(Gluta renghas) dan waru (Hibiscus tilliaceus).

Taman Nasional Way Kambas dikenal memiliki hutan rawa terbesar di

Pulau Sumatera. Jenis-jenis pohon yang dapat ditemukan di formasi hutan rawa

dapat juga ditemukan di sebagian daerah yang lebih kering. Di daerah Wako yang

merupakan daerah rawa yang cukup luas dapat dijumpai jenis vegetasi meliputi

jenis Gelam (Melaleuca cajuputi). Jenis ini mungkin berasal dari pasca kebakaran

berulang dan kegiatan logging. Jenis lain yang terdapat di hutan rawa adalah

merbau darat (Intsia palembanica), rengas (Gluta renghas), pulai (Alstonia

scholaris), mahang (Macaranga sp), Randa patulata dan Scleria purescens.

Sedangkan jenis-jenis palem yang dapat dijumpai antara lain aren (Arenga

pinnata), Lucuala sp, serdang (Livistonia rotundifolia ) dan Metroxylon elatum .

Pada tipe vegetasi hutan dataran rendah jenis yang dapat dijumpai adalah

neriung (Trema orientalis), mahang (Macaranga sp), sempur (Dillenia aurea),

Mallotus paniculatus, Ficus fictula , Shotea bracteolata dan Adina polychepala.

Hutan sekunder didominasi oleh jenis meranti (Shorea sp), keruing

(Dipterocarpus sp), sempur (Dillenia excelsa) dan puspa (Schima wallichii).

Selain jenis -jenis flora dari kelima tipe vegetasi utama terdapat juga jenis

tumbuhan eksotik. Beberapa jenis tumbuhan eksotik yang terdapat di Taman

Nasional Way Kambas antara lain rayutan (Mikania micrantha), sejenis tumbuhan

menjalar dengan bentuk dasar tebal yang menutupi daerah luas rumput rawa dan

semak. Jenis rumput liar ini merupakan jenis rumput yang sangat agresif dan

mempunyai pengaruh merintangi regenerasi alam. Jenis lainnya adalah Salvinia

molesta dan Eichornia crassipes.

D. 2. Fauna

Berdasarkan zoogeografi, kawasan Taman Nasional Way Kambas

termasuk dalam kawasan oriental region dan sundaic region. Tidak seperti pulau-

pulau sebelah timur garis Wallacea, Sumatera termasuk Taman Nasional Way

Kambas tidak memiliki kekayaan spesies endemik. Hanya terdapat 15 spesies

endemik mamalia dan 20 spesies burung.

Page 34: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Adapun jenis-jenis fauna yang terdapat di Kawasan Taman Nasional Way

Kambas adalah sebagai berikut :

Herbivora dan Karnivora

Terdiri dari 50 jenis dengan 36 diantaranya adalah jenis dilindungi

(mencakup 31 famili), yaitu gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus),

badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), harimau sumatera (Panthera tigris

sumatrae), tapir (Tapirus indicus), rusa (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus

muntjak ), beruang madu (Helarctos malayanus ), kancil (Tragulus javanicus),

anjing hutan (Cuon alpinus), macan dahan (Neofelis nebulosa), kucing emas

(Catapuma temminckii), dan jenis-jenis musang.

Primata

Terdiri dari enam jenis yang terdapat di wilayah RKPA Way Kanan

sampai Plang Ijo yaitu siamang (Symphalangus syndactylus), Beruk (Macaca

nemestrina), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Presbytis

cristata), lutung merah (Presbytis rubicunda).

Reptilia dan Amfhibia

Jenis reptil yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas meliputi Ratufa

bicolor, biawak (Varanus salvator), ular phyton (Python reticulatus) dan buaya

muara (Crocodylus porosus). Sedangkan jenis amfibi yang terdapat di Taman

Nasional Way Kambas terdiri dari Bufo biporcatus, Polypedates leucomystax,

Fejervarya limnocharis dan lain- lain.

Aves

Jenis aves yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas meliputi pecuk

ular (Anhinga melanogaster), pecuk padi (Phalacrocorax sulcirostris ), kuntul

besar (Egretta alba), mentok rimba (Cairina scutulata), rangkong badak (Buceros

rhinoceros), bubut besar (Centropus sinensis) dan lain- lain.

Page 35: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

IV. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Seksi Konservasi Wilayah I Way Kanan yaitu di

D1, Kalibiru dan D2 serta Seksi Konservasi Wilayah III Kuala Penet yaitu di

Kepala Kerbau, Way Negara Batin dan Pos Bulus, Taman Nasional Way Kambas.

Lokasi jalur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Penelitian untuk

mendapatkan data di lapangan dilakukan pada bulan September sampai November

2005.

(a)

(b)

Page 36: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

(c)

Gambar 4. Peta Jalur Pengamatan di Lokasi Penelitian (a) Jalur Pengamatan di Resort Way Kanan, (b) Jalur Pengamatan di Resort Plang Hijau, (c) Jalur Pengamatan di Kepala Kerbau (Resort Kuala Penet)

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk penelitian adalah Peta lokasi, tali tambang,

meteran, kompas, parang, termometer, binokuler, kamera, GPS, alat pengukur

waktu, alat tulis, kertas pH, tally sheet, tabung film, kaca pembesar/mikroskop,

buku panduan pengenalan jenis satwaliar. Bahan yang digunakan dalam penelitian

adalah vegetasi dan satwaliar yang ada di lokasi penelitian

C. Metode Pengumpulan Data

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi :

a. Orientasi lapang, yang bertujuan untuk mencari informasi dan konsultasi

pada pihak yang berwenang untuk mengenal secara keseluruhan lokasi

penelitian dan mencocokkan keadaan lapang dengan peta lokasi.

b. Menentukan areal yang ditempati harimau sumatera untuk dilakukan

pengumpulan data.

Page 37: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

2. Data yang Dikumpulkan

Pengamatan habitat dilakukan di daerah dengan kepadatan populasi

harimau sumatera yang tinggi dan rendah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor habitat yang mempengaruhi kepadatan populasi harimau sumatera di

Taman Nasional Way Kambas. Daerah dengan kepadatan populasi harimau

sumatera yang tinggi di Taman Nasional Way Kambas terletak di SKW I Way

Kanan. Untuk daerah dengan kepadatan populasi harimau sumatera rendah

dilakukan pengamatan di SKW III Kuala Penet. Pada daerah dengan kepadatan

populasi tinggi dibuat 3 jalur yaitu di D1, Kalibiru dan D2 dengan panjang jalur

masing- masing 1000 m. Ketiga jalur tersebut termasuk dalam areal TIMA (Tiger

Intensive Monitoring Area). Pada daerah kepadatan populasi rendah dibuat 3 jalur

yaitu di Kepala Kerbau, Way Negara Batin dan Pos Bulus dengan panjang jalur

masing- masing 1000 m, 600 m dan 400 m. Pembuatan jalur tersebut sesuai

dengan ketersediaan fungsi habitat yaitu sebagai tempat mencari makan, tempat

berlindung dan pemenuhan kebutuhan air bagi harimau sumatera. Data diambil

berdasarkan parameter karakteristik habitat harimau sumatera yang terdiri dari :

a. Struktur dan komposisi vegetasi

b. Cover (penutupan tajuk dan tingkat kerapatan cover)

c. Ketersediaan mangsa yaitu potensi jenis mangsa (jumlah dan kelimpahan)

d. Ketersediaan air (bentuk sumber air, kedalaman, lebar, debit dan PH air)

3. Cara Pengumpulan Data

a. Struktur Vegetasi dan Komposisi Jenis

Untuk mengetahui struktur vegetasi dan komposisi jenis dilakukan dengan

cara analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan cara sampling pada

lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak yaitu

dengan membuat petak-petak contoh di sepanjang jalur pengamatan. Ukuran

petak adalah 20 m x 20 m untuk tingkat pertumbuhan pohon. Dalam petak dibuat

sub plot berukuran 2 m x 2 m untuk tingkat pertumbuhan semai, 5 m x 5 m untuk

tingkat pertumbuhan pancang dan 10 m x 10 m untuk tingkat pertumbuhan tiang.

Data yang dikumpulkan untuk tingkat pertumbuhan pohon dan tiang adalah jenis

pohon, diameter setinggi dada, tinggi bebas cabang dan tinggi total. Untuk tingkat

Page 38: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

pertumbuhan pancang dan semai meliputi jenis tumbuhan dan jumlah individu

setiap jenis (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

10 m 10 m 10 m Arah jalur 20 m

20 m

Gambar 5. Bentuk Jalur Analisis Vegetasi

b. Cover

Data cover diambil bersamaan dengan pembuatan jalur atau petak contoh

untuk analisis vegetasi. Cover dapat dibedakan atas tempat persembunyian (hiding

cover) dan tempat penyesuaian terhadap perubahan temperatur (thermal cover).

Data cover diperoleh melalui petak contoh yang telah dibuat. Data yang

dikumpulkan meliputi tinggi total pohon, tinggi bebas cabang pohon, lebar tajuk

dan jarak antar pohon. Dari data tersebut dibuat diagram profil dan proyeksinya

untuk menentukan nilai kerapatan penutupan vegetasi (De Vos dan Mosby, 1971

dalam Alikodra, 2002). Selain itu juga dicatat bentuk cover yang digunakan

harimau sumatera pada lokasi pengamatan.

c. Ketersediaan Mangsa

Ketersediaan mangsa meliputi jenis satwa mangsa harimau sumatera

beserta populasinya. Untuk mengetahui ketersediaan satwa mangsa dilakukan

dengan metode transek garis (line transect) yaitu metode pengamatan populasi

satwaliar dengan bentuk unit contoh berupa jalur pada lintasan pergerakan

harimau sumatera dan mangsanya. Jalur yang digunakan untuk line transect sama

dengan analisis vegetasi.

Data yang diambil meliputi kontak langsung dalam jarak tertentu dengan

satwaliar sehingga dapat diketahui jenis, jumlah individu serta komposisi

kelompoknya serta melalui kontak tidak langsung dengan satwaliar. Pencatatan

5 m 5 m 2 m

Page 39: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

data melalui kontak tidak langsung merupakan pencatatan jenis satwa berdasarkan

perjumpaan jejak kaki, tanda-tanda yang ditinggalkan pada pohon, tempat untuk

bersarang maupun tanda suara. Data jenis satwa dan jumlah individu yang dicatat

adalah satwa yang terletak di depan pengamat. Selain itu, dilakukan pencatatan

terhadap jarak antara pengamat dengan satwa yang terdeteksi, sudut kontak antara

pengamat dengan satwa yang terdeteksi serta waktu ditemukannya jenis satwaliar

tersebut (Anderson et al, 1979 dalam Krebs 1978).

S1

R1

è1 Y1

To P1 P2 Ta è 2 Y2 Arah Lintasan R2

S2

Gambar 6. Metode Transek Garis Untuk Pengamatan Satwaliar Keterangan :

To = Titik awal

Y = R sin è

Ta = Titik akhir jalur pengamatan

R = Jarak pengamat dengan satwaliar

S = Posisi satwaliar

è = Sudut antara posisi satwaliar dengan garis transek

d. Analisis Feses Harimau

Pakan harimau liar di habitatnya dapat diketahui berdasarkan analisis

rambut dalam feses. Sampel feses harimau yang dikoleksi diambil di sepanjang

jalur pengamatan. Analisis deskrip tif terhadap rambut dalam feses dapat

dilakukan secara makroskopis menggunakan kaca pembesar atau mikroskop

dengan membandingkan bentuk-bentuk rambut seperti warna, panjang dan

ketebalan. Feses yang telah dikoleksi dibersihkan dengan menggunakan saringan

untuk mendapatkan rambut yang terbebas dari kotoran feses. Pemilihan dan

pengambilan sampel dilakukan dengan memperhitungkan kondisi feses pada saat

ditemukan (Sriyanto, 2003).

Page 40: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

e. Ketersediaan Air

Ketersediaan air diketahui dengan mengin ventarisasi sumber air yang

digunakan oleh harimau sumatera sebagai tempat minum atau mandi. Data yang

diambil meliputi parameter fisik dan parameter kimia. Parameter fisik melalui

pengukuran panjang sungai, lebar sungai, kedalaman air, kondisi vegetasi di

sekitar sumber air, kecepatan aliran dan debit air. Pengukuran kedalaman air

dilakukan tiga kali ulangan dan untuk kecepatan arus air diukur dengan

menggunakan bola pingpong yang dihanyutkan pada arus yang mengalir dengan

jarak tertentu kemudian dicatat waktunya. Pengukuran arus air juga dilakukan

dengan tiga kali ulangan. Pengukuran parameter kimia dilakukan dengan

mengukur pH air pada sumber air menggunakan kertas pH (Goldman dan Horne,

1983).

D. Analisis Data

1. Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui komposisi dan dominansi

suatu jenis vegetasi pada suatu komunitas. Dominansi dapat dilihat dari nilai

Indeks Nilai Penting (INP) yang diperoleh dari penjumlahan nilai kerapatan relatif

(KR) dan frekuensi relatif (FR) untuk tingkat semai dan pancang serta ditambah

nilai dominansi relatif (DR) untuk tingkat tiang dan pohon (Soerianegara dan

Indrawan, 1998). Persamaan yang digunakan adalah :

Kerapatan jenis ke-i (Ki) = contohpetaktotalLuas

ikejenisindividuJumlah −

Kerapatan relatif (KR) = ∑KiKi

x 100 %

Frekuensi jenis ke-i(Fi) =contohpetaktotalJumlah

ikejenisditemukancontohpetakJumlah −

Frekuensi relatif (FR) =∑ FiFi

x 100 %

Dominansi jenis ke-i (Di) = contohpetaktotalLuas

ikejenisdasarbidangLuas −

Dominansi relatif (DR) = ∑DiDi

x 100 %

Page 41: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan dapat menggunakan

persamaan indeks Shannon-Wienner (Krebs, 1978), yaitu :

H’ = ∑Nni

lnNni

Keterangan :

H’ = Indeks Shannon-Wienner

ni = Jumlah individu atau nilai penting jenis ke- i

S = Jumlah total jenis yang ditemukan

N = Total individu atau total nilai penting seluruh jenis

2. Uji t Student

Uji t student digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan

keanekaragaman jenis tumbuhan pada lokasi penelitian pada tingkat kepercayaan

95 % dan 99 %. Keputusan hipotesa yang digunakan adalah :

Jika t hitung < t tabel, terima H 0

t hitung � t tabel, tolak H 0 dan terima H 1

H0 : Tidak ada perbedaan keanekaragaman jenis tumbuhan pada lokasi penelitian

1 dengan lokasi penelitian 2

H1 : Ada perbedaan keanekaragaman jenis tumbuhan pada lokasi penelitian 1

dengan lokasi penelitian 2

Persamaan yang digunakan adalah (Poole, 1978) :

2

s

1i

s

1i

2

2N1s

N

pi)lnpi(pilnpi)(H'Var

−+

∑ ∑−= = =

[ ]1/221

21

)(H'Var)(H'Var

H'H'hitungt

+

−=

[ ]2

221

21

22)1

/N)Var(H'/N)Var(H'

Var(H')(H'Vardf

++

=

Keterangan :

Var H’ = Keanekaragaman df = Derajat bebas

S = Jumlah jenis

N = Jumlah total individu

H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner

Page 42: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

3. Analisis Kerapatan Cover

Untuk mengetahui kerapatan thermal cover disajikan melalui gambar

diagram profil dan diproyeksikan sehingga diketahui nilai kerapatan penutupan

vegetasi. Klasifikasi kerapatan penutupan vegetasi menurut De Vos dan Mosby

(1971) dalam Alikodra (2002) dapat dilihat pada Tabel 5. Bentuk cover dan

kondisi di sekitarnya dianalisis secara deskriptif.

Tabel 5. Klasifikasi Kelas Kerapatan Penutupan Vegetasi

Kelas Keadaan

1 Penutupan daun kurang dari 1/8 luas petak contoh

2 Penutupan daun antara 1/8 – 1/3 dari luas petak contoh

3 Penutupan daun antara 1/3 – 2/3 dari luas petak contoh

4 Penutupan daun lebih dari 2/3 luas petak contoh

4. Ketersediaan Mangsa

Pendugaan kepadatan populasi satwa mangsa berdasarkan metode transek

garis dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Poole sebagai berikut

(Kartono, 2000) :

∑∑ ∑ +

=jdLj2.

).1xixi.(2D

nj

n

1iiri.sin è

jd∑==

Keterangan : D = Kepadatan populasi dugaan (individu/satuan luas)

xi = Jumlah individu yang dijumpai pada kontak ke-i (individu)

Lj = Panjang transek jalur pengamatan ke-j

dj = Rata-rata lebar kiri atau kanan jalur pengamatan ke-j (m)

nj = Jumlah kontak pada jalur ke-j

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis satwa mangsa juga digunakan

persamaan indeks Shannon -Wienner (Krebs, 1978), yaitu :

H’ = ∑Nni

lnNni

Page 43: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

5. Ketersediaan air

Kuantitas air diketahui dari pengukuran debit air yang nilainya diperoleh

dengan menggunakan persamaan berikut :

Q = A x V

A = p x l

Keterangan :

Q = Debit air (m3/detik)

A = Luas penampang (m2)

V = Kecepatan arus (m/detik)

p = Panjang sungai (m)

l = Lebar sungai (m)

Tabel 6. Klasifikasi Kualitas dan Kuantitas Air

Kualitas No Lokasi

J K

PH V (m/det)

A (m2) Q (m3/det)

Keterangan :

J = Jernih V = Kecepatan rata-rata air

K = Keruh A = Luas penampang air

PH= Tingkat Keasaman Air Q = Debit air

Page 44: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur dan Komposisi Vegetasi

Jalur D1 memiliki tipe habitat hutan dataran rendah. Pada tingkat semai

terdapat 44 jenis tumbuhan, 45 jenis tingkat pancang, serta 25 jenis tingkat tiang

dan pohon. Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi pada jalur ini dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 7. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur D1

Tingkat No Jenis Nama Ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%)

Semai 1. Puspa Schima wallichii 22,18 7,1 - 29,28 2. Deluak Grewia acuminata 12,64 7,65 - 20,29 3. Tluntum Syzigium sp. 8,25 7,1 - 15,36

Pancang 1. Puspa Schima wallichii 13,5 6,96 - 20,46

2. Tluntum Syzigium sp. 9,32 8,54 - 17,86 3. Tiga urat Cinnamomum sp. 8,84 7,91 - 16,75

Tiang 1. Tluntum Syzigium sp. 19,89 14,53 18,04 52,45

2. Puspa Schima wallichii 17,68 16,24 16,78 50,69 3. Jambon Eugenia sp. 12,15 10,26 12,56 34,98

Pohon 1. Puspa Schima wallichii 42,63 19,33 38,01 99,97 2. Menggris Koompassia malaccensis 15,74 18 24,86 58,6 3. Tluntum Syzigium sp. 11,48 13,33 10,36 35,17

Pada jalur D1 jenis tumbuhan yang dominan pada tingkat pohon adalah

puspa, menggris dan tluntum. Jenis puspa cukup mendominasi dengan kerapatan

yang tinggi (42,63 %) dan penyebaran (19,33 %). Pada tingkat tiang jenis yang

mendominasi adalah tluntum, puspa dan jambon. Untuk tingkat semai dan

pancang, jenis puspa masih mendominasi. Hal ini menunjukkan adanya

kemungkinan jenis puspa akan terus mendominasi pada masa yang akan datang.

Tabel 8. Tanda-tanda Keberadaan Harimau Sumatera di Jalur D1

No Tanda Keberadaan Harimau Sumatera

Jumlah Letak Ukuran Keterangan

1. Jejak kaki 3 Tanah - p = 15 cm l = 13 cm - p = 16 cm l = 19 cm - p = 13 cm l = 12 cm

2. Cakaran (scrape) 10 Tanah p = 30 -57 cm l = 22-26 cm

Terdapat bekas urin pada beberapa scrape

3. Cakaran (scratch ) 2 Pohon p = 15 -54 cm Pada pohon puspa Keterangan : p = panjang, l = lebar

Page 45: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Dari Tabel 8, dapat diketahui tanda-tanda keberadaan harimau sumatera

yang terdapat di lokasi ini adalah jejak kaki, cakaran pada tanah dan cakaran pada

pohon. Cakaran harimau sumatera pada pohon (scratch) sering ditemukan pada

pohon jenis puspa seperti yang terlihat pada Gambar 7. Scratch harimau

mempunyai ciri-ciri tertentu, diantaranya bekas 4 buah kuku pada kulit kayu dan

kedalamannya 0.5 – 1.2 cm (Wahyudi, 2003). Banyaknya ditemukan scratch

sebagai penanda teritori harimau pada pohon jenis ini dapat disebabkan kulit kayu

puspa yang lebih lunak dibandingkan jenis kayu lain sehingga dapat

meninggalkan bekas yang jelas dan dalam.

Gambar 7. Cakaran Harimau Sumatera pada Pohon

Struktur vegetasi di Taman Nasional Way Kambas terdiri dari berbagai

strata. Strata A merupakan lapisan teratas dari pohon-pohon yang tinggi totalnya

lebih dari 30 m, strata B terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 15-30 m, strata

C dengan tinggi 5-15 m, strata D merupakan lapisan perdu dan semak dengan

tinggi 1-4 m dan strata E yang merupakan lapisan tumbuhan penutup tanah

dengan tinggi 0-1 m (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

Pada jalur ini, terdapat strata yang cukup lengkap. Strata A antara lain

terdiri dari jenis puspa, menggris dan meranti. Strata B antara lain terdiri dari

parutan, puspa dan berasan. Strata A dan B di jalur D1 yang memiliki tajuk lebar

dapat berfungsi sebagai lindungan bagi harimau dari sinar matahari yang masuk.

Jenis yang termasuk strata C dan D di jalur D1 antara lain puspa dan tluntum.

Strata ini dapat berfungsi sebagai pelindung bagi harimau dan juga sebagai

Page 46: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

sumber pakan satwa mangsa harimau yang merupakan satwa herbivor atau

pemakan tumbuhan.

Jalur Kalibiru memiliki tipe habitat hutan rawa. Pada tingkat semai

terdapat 34 jenis tumbuhan, 28 jenis tingkat pancang, 30 jenis tingkat tiang dan 35

jenis tingkat pohon. Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi pada jalur ini dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur Kalibiru Tingkat No Jenis Nama Ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%)

Semai 1. Tluntum Syzigium sp. 20,61 14,89 - 35,5

2. Klandri 20,21 9,57 - 29,79

3. Karetan Ficus sp. 17,97 10,64 - 28,6

Pancang 1. Jambon Eugenia sp. 15,75 14,84 - 30,58

2. Tluntum Syzigium sp. 13,66 12,09 - 25,75

3. Putat air 12,71 7,69 - 20,41

Tiang 1. Ki Apit Pleiocarpidia enneandra 15,28 11,82 15,21 42,31

2. Puspa Schima wallichii 9,03 10 10,85 29,88

3. Tiga urat Cinnamomum sp. 10,42 9,09 10,04 29,55

Pohon 1. Jambon Eugenia sp. 15,28 14,41 10,71 40,39

2. Karetan Ficus sp. 13,19 9,32 11,36 33,88

3. Sawon Ternsormia elongata 4,86 4,24 7,08 16,17

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa jenis jambon, karetan dan sawon

mendominasi pada tingkat pohon. Tingkat tiang didominasi oleh ki apit, puspa

dan tiga urat. Jenis puspa hanya mendominasi pada tingkat tiang sedangkan pada

tingkat pancang didominasi oleh jenis jambon, tluntum dan putat air. Tingkat

semai didominasi oleh jenis tluntum, klandri dan karetan. Atas dasar komposisi

tersebut, maka dapat ditafsirkan bahwa jenis yang akan mendominasi pada tingkat

pohon di masa yang akan datang akan mengalami perubahan.

Pada jalur ini juga terdapat strata yang cukup lengkap. Strata A hanya

terdapat 1 jenis yaitu rengas. Strata B antara lain terdiri dari sempu air, sadeng dan

berasan. Jumlah pohon yang termasuk dalam strata A dan B di Kalibiru lebih

sedikit diband ingkan dengan jalur D1. Strata ini dapat berfungsi sebagai

pelindung bagi harimau dari sinar matahari yang masuk melalui penutupan

tajuknya karena harimau merupakan satwa yang tidak tahan terhadap panas. Strata

C dan D antara lain terdiri dari jenis tluntum, jambon dan karetan. Kerapatan

vegetasi pada strata ini juga dapat berfungsi mengurangi sinar matahari yang

Page 47: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

jatuh ke lantai hutan dan juga sebagai sumber pakan satwa mangsa harimau yang

merupakan satwa herbivor atau pemakan tumbuhan.

Kalibiru termasuk dalam areal TIMA (Tiger Intensive Monitoring Area).

Tanda-tanda keberadaan harimau sumatera berupa jejak dan cakaran pada tanah

(scrape) biasanya dapat dijumpai pada lokasi ini. Namun selama pengamatan

tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau sumatera. Hal ini dapat

disebabkan oleh kondisi tanah rawa yang kering karena musim kemarau sehingga

sulit ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau sumatera. Adanya harimau di

lokasi ini dapat disebabkan karena banyaknya satwa mangsa yaitu babi hutan, rusa

sambar, kijang dan beruang madu. Jenis tumbuhan yang mendominasi pada

tingkat semai dan pancang kemungkinan merupakan makanan bagi satwa mangsa

harimau. Selain itu juga dapat disebabkan kerapatan tumbuhan yang tidak terlalu

tinggi dan relatif merata pada setiap jenis.

Jalur D2 merupakan tipe habitat hutan bekas terbakar yang sangat terbuka.

Belum ada tumbuhan tingkat tiang dan pohon di lokasi ini. Kondisi disebabkan

adanya kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1997. Vegetasi yang ada berupa

tumbuhan tingkat semai, pancang, tumbuhan bawah dan bercampur dengan alang-

alang. Pada lokasi ini terdapat 19 jenis tumbuhan dengan jenis yang dominan

yaitu puspa (Schimma walichii) sebesar 39,22 %, mitis (Symolocos fasciculata)

30,48 % dan soka (Ixora coccinea) 18,91 %. Jalur D2 tidak terdapat strata A dan

B, tetapi hanya strata C, D dan E, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8. Strata

C, D dan E dapat berfungsi sebagai tempat untuk berlindung seperti ditemukannya

alang-alang sebagai cover harimau sumatera. Strata ini juga menyediakan pakan

bagi satwa mangsa harimau sumatera.

Gambar 8. Lintasan Harimau Sumatera di Jalur D2

Page 48: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Pada jalur ini banyak ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau

sumatera. Tanda tersebut berupa cakaran pada tanah (scrape) (Gambar 9) dan

feses harimau. Scrape dibuat untuk memberi tanda daerah jelajah harimau dan

biasa terdapat di jalan dengan panjang ± 40 cm dan lebar ± 30 cm. Jejak kaki

sering tercetak pada guratan, juga sering ditemukan feses atau air seni harimau

sumatera (Wahyudi, 2003). Tanda-tanda keberadaan harimau sumatera di lokasi

ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tanda-tanda Keberadaan Harimau Sumatera di Jalur D2

No Tanda Keberadaan Harimau Sumatera

Jumlah Letak Ukuran Keterangan

1. Cakaran (scrape) 19 Tanah P = 37-57 cm l = 20-27 cm

Terdapat bekas urin pada beberapa scrape

2. Feses 5 Tanah Satwa mangsa yang dimakan : babi hutan, kijang, monyet dan rusa sambar

Keterangan : p = panjang, l = lebar

Harimau memiliki kecenderungan membuang feses pada tempat yang

terkonsentrasi. Hal itu dilakukan agar bau kotoran lebih menyengat sehingga

tanda teritori harimau lebih jelas. Vegetasi yang terbuka seperti di jalur D2 dapat

membuat bau kotoran harimau sumatera tercium lebih jelas sehingga diketahui

oleh individu harimau yang lain. Selain itu, banyaknya ditemukan tanda-tanda

harimau sumatera di lokasi ini dapat disebabkan karena vegetasinya yang terbuka

sehingga memudahkan harimau untuk menangkap mangsanya.

Gambar 9. Cakaran Harimau Sumatera pada Tanah di Jalur D2

Page 49: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Jalur Way Negara Batin memiliki tipe habitat hutan dataran rendah. Pada

tingkat semai terdapat 47 jenis tumbuhan, 42 jenis tingkat pancang, 26 jenis

tingkat tiang dan 35 jenis tingkat pohon. Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi pada

jalur ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur Way Negara Batin

Tingkat No Jenis Nama Ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%)

Semai 1. Plangas Aporosa aurita 17,85 7,27 - 25,13

2. Meranti Shorea sp. 7,21 6,55 - 13,76 3. Keruing Dipterocarpus sp. 4,89 7,27 - 12,16

Pancang 1. Joho Buchanania sessifolia 9,08 8,67 - 17,75

2. Sempu air Dillenia excelsa 7,71 8,68 - 16,39

3. Tluntum Syzigium sp. 5,59 7,31 - 12,9

Tiang 1. Sempu air Dillenia excelsa 13,59 11,9 13,81 39,31

2. Meranti Shorea sp. 12,62 10,71 13,21 36,55

3. Salaman Syzigium polyanthum 8,74 5,95 8,35 23,04

Pohon 1. Meranti Shorea sp. 17,39 13,47 17,56 48,42

2. Menggris Koompassia malaccensis 10,87 7,09 16,64 34,6

3. Keruing Dipterocarpus sp. 7,61 7,8 9,82 25,23

Pada jalur Way Negara Batin, jenis pohon yang dominan adalah meranti,

menggris dan keruing. Untuk tingkat tiang jenis yang dominan adalah sempu air,

meranti dan salaman. Di waktu mendatang, jenis yang akan mendominasi pada

tingkat tiang dan pohon akan berubah karena jenis yang dominan pada tingkat

semai dan pancang komposisinya berbeda. Untuk tingkat pancang yang dominan

adalah joho dan pada tingkat semai, jenis yang dominan adalah plangas.

Pada jalur ini juga terdapat strata yang cukup lengkap. Strata A antara lain

terdiri dari jenis medang, keruing dan meranti. Strata B antara lain terdiri dari

parutan, menggris dan nangi. Penutupan tajuk strata A dan B dapat berfungsi

sebagai lindungan bagi harimau dari sinar matahari yang masuk karena harimau

merupakan satwa yang tidak tahan terhadap panas. Strata C dan D yang rapat

dapat berfungsi mengurangi sinar matahari yang jatuh ke lantai hutan dan juga

sebagai sumber pakan satwa mangsa harimau yang merupakan satwa herbivor.

Tanda-tanda keberadaan harimau sumatera sangat jarang ditemukan pada

lokasi ini dan pada saat pengamatan, tidak dijumpai tanda tersebut. Hal ini dapat

disebabkan karena kerapatan individu vegetasi pada strata C, D dan E yang terlalu

rapat sehingga menyulitkan harimau untuk mengenali dan berburu mangsa. Jalur

tersebut juga berbatasan langsung dengan jalan yang menghubungkan Resort

Page 50: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Plang Hijau dan Resort Way Kanan sehingga intensitas manusia yang lewat cukup

tinggi.

Jalur Pos Bulus memiliki tipe habitat hutan dataran rendah. Pada tingkat

semai terdapat 34 jenis tumbuhan, 33 jenis tingkat pancang, 26 jenis tingkat tiang

dan 31 jenis tingkat pohon. Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi pada jalur ini

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Indeks Nilai Penting Vegetasi Terbesar Jalur Pos Bulus

Tingkat No Jenis Nama Ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%)

Semai 1. Parutan Cleistanthus sumatranus 11,17 8,62 - 19,79

2. Soka Ixora coccinea 11,42 5,75 - 17,17

3. Meranti Shorea sp 6,22 6,9 - 13,11

Pancang 1. Sempu air Dillenia excelsa 9,91 9,63 - 19,54

2. Soka Ixora coccinea 11,71 5,93 - 17,64

3. Berasan Memecylon edule 7,21 5,18 - 12,39

Tiang 1. Puspa Schima wallichii 17,27 10,67 16,91 44,85

2. Rambutan hutan

Nephelium mutabile 14,54 13,33 14,79 42,66

3. Meranti Shorea sp 13,64 12 15,68 41,31

Pohon 1. Puspa Schima wallichii 21,09 9,52 20,36 50,98

2. Meranti Shorea sp 16,4 10,71 10,56 37,68

3. Sempu air Dillenia excelsa 7,81 8,33 6,48 22,62

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa jenis puspa, meranti dan sempu

air mendominasi pada tingkat pohon. Tingkat tiang didominasi oleh puspa,

rambutan hutan dan meranti. Pada tingkat pancang didominasi oleh jenis sempu

air, soka dan berasan. Tingkat semai didominasi oleh jenis tluntum, klandri dan

karetan. Dengan melihat komposisi tersebut maka jenis yang akan mendominasi

pada tingkat pohon di masa yang akan datang akan mengalami perubahan.

Strata A antara lain terdiri dari jenis kenari, joho dan bayur. Strata B antara

lain terdiri dari puspa, berasan dan meranti. Strata A dan B yang memiliki tajuk

lebar dapat berfungsi sebagai lindungan bagi harimau dari sinar matahari yang

masuk. Strata C, D dan E yang rapat dapat berfungsi mengurangi sinar matahari

yang jatuh ke lantai hutan dan juga sebagai sumber pakan satwa mangsa harimau.

Kondisi di jalur Pos Bulus hampir sama dengan jalur Way Negara Batin.

Tanda-tanda keberadaan harimau sumatera sangat jarang ditemukan pada lokasi

ini. Strata C, D dan E yang memiliki kerapatan tinggi menyebabkan harimau sulit

berburu mangsa. Selain itu, jalur tersebut berbatasan langsung dengan jalan yang

Page 51: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

menghubungkan Resort Plang Hijau dan Resort Way Kanan. Dengan cukup

tingginya aktivitas manusia di sekitar jalur dan sifat dasar harimau yang

menghindari perjumpaan dengan manusia dapat menyebabkan sedikitnya harimau

sumatera pada lokasi ini.

Kondisi vegetasi di jalur Kepala Kerbau hampir sama dengan di jalur D2

yang merupakan hutan bekas terbakar yang sangat terbuka (Gambar 10). Pada

lokasi ini terdapat 33 jenis tumbuhan dengan jenis yang dominan yaitu lingi

(21,98 %) dan waru-waruan (Hibiscus sp) 21,06 %. Sama seperti jalur D2, jalur

Kepala Kerbau tidak memiliki strata tajuk yang lengkap. Pada lokasi ini juga

jarang ditemui tanda-tanda keberadaan harimau sumatera, seperti yang dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Tanda-tanda Keberadaan Harimau Sumatera di Jalur Kepala Kerbau

No Tanda Keberadaan Harimau Sumatera

Jumlah Letak Ukuran Keterangan

1. Jejak 1 Tanah p = 15 cm l = 13 cm

Umur jejak sudah lama

Keterangan : p = panjang, l = lebar

Pada saat pengamatan hanya ditemukan satu jejak harimau sumatera

dengan umur jejak sekitar satu bulan (Gambar 11). Kepala Kerbau dan areal di

sekitarnya merupakan daerah bekas terbakar. Luas areal dengan vegetasi yang

terbuka di Kepala Kerbau lebih besar dibandingkan dengan pada jalur D2.

Kondisi tersebut menyebabkan kurangnya pelindung bagi harimau yang tidak

tahan cuaca panas sehingga tanda-tanda keberadaan harimau sumatera sedikit.

Gambar 10. Jalur Kepala Kerbau Gambar 11. Jejak Harimau Sumatera di Kepala Kerbau

Tidak semua jalur pengamatan memiliki strata yang lengkap. Jalur D1,

Kalibiru, Way Negara Batin dan Pos Bulus memiliki strata A sampai E. Pada jalur

D2 dan Kepala Kerbau hanya terdiri dari strata C sampai E. Jalur D2 cukup

Page 52: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

banyak ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau sumatera. Jalur Way Negara

Batin dan Pos Bulus memiliki strata tajuk yang lengkap tetapi populasi harimau

sumatera lebih rendah dibandingkan jalur D2. Untuk menentukan habitat yang

baik bagi harimau sumatera tidak hanya dapat dilihat dari struktur dan komposisi

vegetasinya saja. Harimau sumatera sangat tergantung pada adanya satwa mangsa

sebagai sumber pakan, fungsi cover serta air yang terpe nuhi, sehingga perlu

diketahui ketersediaan faktor-faktor tersebut.

B. Kerapatan Berbagai Tingkat Tumbuhan

Kerapatan merupakan banyaknya individu yang dinyatakan dalam satuan

luas. Hutan Taman Nasional Way Kambas merupakan areal bekas HPH sehingga

hingga saat ini masih mengalami suksesi. Hal tersebut mengakibatkan tingginya

kerapatan tingkat semai sedangkan pada tingkat pohon memiliki kerapatan

terkecil. Nilai kerapatan jenis pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Nilai Kerapatan Jenis Berbagai Tingkat Pertumbuhan

Kerapatan Jenis (Individu/ha) No.

Lokasi Semai Pancang Tiang Pohon

Tanda Keberadaan Harimau Sumatera

D1 66.050 6.696 362 152,5

Kalibiru 42.055,6 4.684,44 320 80

1. Way Kanan

D2 48100

Jejak kaki, scrape, scratch dan kotoran

Way Negara Batin 97.083,3 8.813,33 343,33 153,33

2. Plang Hijau

Pos Bulus 98.500 5.920 2.200 160 -

3. Kepala Kerbau 59.560 Jejak kaki

Way Negara Batin dan Pos Bulus memiliki kerapatan tingkat semai yang

paling besar yaitu masing-masing 97.083,3 ind/ha dan 98.500 ind/ha sedangkan

kerapatan tingkat pancang masing-masing sebesar 8.813,33 ind/ha dan 5.920

ind/ha. Untuk D1 dan Kalibiru kerapatan tingkat semai masing-masing sebesar

66.050 ind/ha dan 42.055,6 ind/ha. Kerapatan tingkat tiang dan pohon paling

tinggi terdapat di Pos Bulus yaitu masing-masing sebesar 2.200 ind/ha dan 160

ind/ha, sedangkan yang paling rendah di Kalibiru, masing-masing sebesar 320

ind/ha dan 80 ind/ha. Kerapatan tumbuhan pada hutan bekas terbakar, di lokasi

D2 yaitu 48.100 ind/ha lebih rendah dibandingkan dengan di Kepala Kerbau

(59.560 ind/ha).

Page 53: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Kerapatan pada tingkat tiang dan pohon yang rendah, menyebabkan

cahaya matahari dapat masuk ke lantai hutan sehingga tumbuhan tingkat semai

dan pancang yang memerlukan cahaya matahari dapat tumbuh dengan baik.

Rapatnya tumbuhan tingkat semai dan pancang menguntungkan bagi satwa

herbivora dalam pemenuhan kebutuhan pakan. Kerapatan tumbuhan juga

berkaitan erat dengan kemudahan penglihatan harimau terhadap satwa mangsa

dan kemudahan menangkapnya. Agar pemangsaan dapat terus berlangsung

diperlukan keadaan kerapatan vegetasi yang optimal (Alikodra, 2002).

Pada lokasi D1, Kalibiru dan D2, tanda-tanda keberadaan harimau

sumatera lebih banyak karena kerapatan vegetasi yang lebih rendah dibandingkan

ketiga lokasi yang lain. Vegetasi yang tidak terlalu rapat memudahkan harimau

untuk mengenali dan menangkap mangsanya, sedangkan vegetasi yang lebih rapat

dapat digunakan oleh satwa mangsa untuk bersembunyi dari intaian harimau.

C. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan

Nilai keanekaragaman jenis tumbuhan berdasarkan indeks Shannon-

Wienner bervariasi pada berbagai tingkat pertumbuhan. Nilai keanekaragaman

pada berbagai tingkat pertumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15. Indeks Kea nekaragaman Jenis Berbagai Tingkat Pertumbuhan

Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) No

Lokasi

Semai Pancang Tiang Pohon

Tanda Keberadaan Harimau Sumatera

D1 2,88 3,13 2,57 2,07

Kalibiru 2,47 2,67 2,85 3,10

1. Way Kanan

D2 2,18

Jejak kaki, scrape, scratch dan kotoran

Way Negara Batin 3,21 3,27 2,91 3,00

2. Plang Hijau

Pos Bulus 3,05 3,14 2,72 2,82

-

3. Kepala Kerbau 2,70 Jejak kaki

Keanekaragaman jenis untuk tingkat semai, pancang dan tiang yang paling

tinggi terdapat di Way Negara Batin sedangkan untuk tingkat pohon di Kalibiru.

Indeks keanekaragaman jenis pada hutan bekas terbakar di D2 dan Kepala Kerbau

relatif lebih rendah. Tingginya nilai keanekaragaman jenis akan mengakibatkan

banyaknya pilihan pakan bagi satwa mangsa harimau. Untuk mengetahui adanya

Page 54: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

perbedaan keanekaragaman jenis tumbuhan pada berbagai lokasi penelitian,

dilakukan uji t student pada tumbuhan tingkat tumbuhan bawah dan semai yang

merupakan sumber pakan bagi beberapa satwa mangsa harimau sumatera.

Tabel 16. Matrik t Hitung Pada Tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah

Lokasi Kalibiru D2 Way Negara Batin Batin

Pos Bulus

Kepala Kerbau

D1 3,246* 3,090* -2,564 -1,207 1,589 Kalibiru 0 -5,429 -3,976 -1,974 D2 -5,200 -3,828 -1,869 Way Negara Batin 1,102 4,163* Pos Bulus 2,603*

Keterangan : * = Nyata

Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa keanekaragaman jenis

tumbuhan bawah dan semai di D1 memiliki perbedaan yang nyata dengan di

Kalibiru dan D2 yang termasuk dalam Resort Way Kanan. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa satwa mangsa harimau di Way Kanan memiliki pilihan jenis

pakan yang beragam.

Tanda-tanda keberadaan harimau sumatera di Way Negara Batin, Pos

Bulus dan Kepala Kerbau lebih sedikit, meskipun perbedaan keanekaragaman

jenis tumbuhan di lokasi tersebut. tidak signifikan dengan keanekaragaman jenis

tumbuhan bawah dan semai di Way Kanan (D1, Kalibiru dan D2), yang berarti

pilihan pakan bagi satwa mangsa juga banyak. Kerapatan vegetasi yang tinggi,

terbatasnya ketersediaan air saat musim kemarau serta aktivitas manusia yang

cukup tinggi di sekitar jalur tersebut dapat mengakibatkan satwa mangsa dan

harimau tidak terlalu banyak.

Jenis tumbuhan yang merupakan pakan bagi babi hutan yang merupakan

satwa mangsa harimau sumatera antara lain menggris, medang, kandis dan putat

(Aliry, 2004). Pakan rusa sambar antara lain jenis kandis, medang, putat dan

sempu air (Radiyus, 2004). Jenis tumbuhan pakan bagi monyet ekor panjang

antara lain menggris, salaman, putat, suren dan sempu air (Rismayani, 1999),

sedangkan jenis tumbuhan pakan bagi siamang antara lain sempu air, laban,

kandis, salaman, kenari dan kedawung (Gunawan, 1998). Jenis tumbuhan pakan

satwa mangsa tersebut cukup banyak tersedia di Taman Nasional Way Kambas.

Page 55: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Tabel 17. Jenis Tumbuhan Pakan Satwa Mangsa Harimau Sumatera

No Lokasi Jenis Satwa Mangsa Jenis Tumbuhan Pakan Babi hutan Medang, menggris Rusa sambar Kandis, medang, sempu air

D1

Monyet ekor panjang Menggris, suren, sempu air, salaman

Babi hutan Putat, kandis Rusa sambar Kandis, medang, sempu air,

putat

Kalibiru

Monyet ekor panjang Putat, sempu air, salaman, medang

Babi hutan Menggris Rusa sambar Sempu air

1.

Way Kanan

D2

Monyet ekor panjang Menggris Babi hutan Menggris, medang, kandis

Rusa sambar Medang, kandis, sempu air

Way Negara Batin

Siamang Sempu air, salaman, kenari, kedawung

Babi hutan Menggris Rusa sambar Sempu air

2. Plang Hijau

Pos Bulus

Siamang Sempu air, salaman, kenari Babi hutan Menggris, kandis 3. Kepala Kerbau Rusa sambar Kandis

Keanekaragaman vegetasi yang tinggi mengindikasikan struktur

komunitas yang mantap dan stabil. Suatu keanekaragaman yang besar mengenai

bentuk kehidupan mengisyaratkan terdapat suatu keanekaragaman yang besar juga

pada hubungan rantai makanan dengan tingkat trofik, yaitu penyediaan makanan

dan kebutuhan nutrisi (Kartawinata et al, 1991). Taman Nasional Way Kambas

sendiri memiliki jenis tumbuhan yang beranekaragam dan bervariasi pada setiap

tipe habitat sehingga diharapkan struktur komunitas dapat terus stabil dengan

meminimalkan faktor-faktor yang mengganggu kestabilan.

D. Lindungan (Cover)

Harimau merupakan satwa yang tidak tahan terhadap sinar matahari

(McDougal, 1979). Struktur vegetasi hutan merupakan salah satu bentuk

pelindung yang peranannya dapat dibedakan atas tempat persembunyian (hiding

cover) dan tempat penyesuaian terhadap perubahan temperatur (thermal cover).

Kondisi kerapatan vegetasi akan berpengaruh terhadap intensitas sinar matahari

yang masuk (Alikodra, 2002). Penutupan tajuk pada lokasi pengamatan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 56: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Tabel 18. Klasifikasi Kelas Kerapatan Penutupan Tajuk Pohon

No. Lokasi Kelas Kerapatan

Kerapatan Penutupan Tajuk

Tanda Keberadaan Harimau Sumatera

D1 3

1/3 dari luas petak contoh 1. Way Kanan

Kalibiru 2 1/4 dari luas petak contoh

Jejak kaki, scrape, scratch dan kotoran

Way Negara Batin 3 1/2 dari luas petak contoh 2. Plang

Hijau Pos Bulus 3 1/2 dari luas petak contoh

-

Secara umum, keempat lokasi tersebut memiliki kelas kerapatan

penutupan vegetasi yang relatif sama. Profil vegetasi pohon dan penutupan tajuk

pada lokasi penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 12.

(a)

(b)

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 (m)

20

10

0

30

40

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

30

20

10

0

(m)

Page 57: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

(c)

(d)

Gambar 12. Profil Vegetasi pada Lokasi Penelitian (a) Jalur D1, (b) Jalur Kalibiru, (c) Jalur Way Negara Batin, (d) Jalur Pos Bulus

Penutupan tajuk berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang masuk

ke lantai hutan. Faktor penutupan tajuk memiliki peranan sebagai pelindung bagi

harimau saat siang hari. Lokasi D1 dan Kalibiru memiliki kepadatan harimau

yang lebih tinggi dibandingkan dengan Way Negara Batin dan Pos Bulus

meskipun luas penutupan tajuknya lebih rendah. Hal ini disebabkan karena

kondisi kerapatan vegetasi juga berkaitan erat dengan kemudahan penglihatan

harimau terhadap satwa mangsa, dan kemudahan menangkapnya sehingga

40

30

20

10

0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 (m)

30

20

0

(m) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Page 58: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

diperlukan kerapatan yang optimal agar fungsi cover dan kebutuhan pakan dapat

terpenuhi.

Penutupan tajuk pohon di D1 dapat melindungi harimau dari cahaya

matahari sekaligus dapat memudahkan harimau berburu mangsa. Kerapatan

vegetasi pada tingkat semai (66.050 ind/ha) dan pancang (6.696 ind/ha) masih

memudahkan harimau untuk melihat dan menangkap mangsanya. Demikian pula

di Kalibiru, penutupan tajuk pohon dapat mengurangi intensitas cahaya yang

masuk. Kerapatan vegetasi pada tingkat semai (42.055,6 ind/ha) dan pancang

(4.684,44 ind/ha) juga masih memudahkan harimau untuk melihat dan menangkap

mangsanya.

Penutupan tajuk di Way Negara Batin dan Pos Bulus lebih luas

dibandingkan kedua lokasi di atas yaitu mencapai 1/2 dari luas petak contoh

sehingga intensitas cahaya yang masuk sedikit. Meskipun intensitas cahaya

matahari yang masuk lebih sedikit, vegetasi pada tingkat semai dan pancang yang

sangat rapat di kedua lokasi ini menyebabkan harimau kesulitan untuk melihat dan

menangkap mangsanya.

Cover dapat berfungsi sebagai tempat berkembang biak, tempat makan,

tempat bersembunyi, tempat bersarang dan tempat istirahat (Bailey, 1982).

Harimau juga biasa menggunakan alang-alang sebagai tempat untuk berlindung,

seperti yang ditemukan di Camp D2, dekat dengan sumber air, yaitu Sungai Way

Kanan (Gambar 12). Harimau merebahkan dirinya pada alang-alang tersebut

sehingga dapat terhindar dari sinar matahari pada cuaca yang panas. Alang-alang

yang dapat menjadi lindungan bagi harimau sumatera memiliki tinggi lebih dari

satu meter dan tumbuh cukup rapat. Tinggi harimau sumatera diukur dari kaki ke

tengkuk rata-rata adalah 75 cm tetapi ada juga yang mencapai 80 - 90 cm

sehingga alang-alang atau tumbuhan yang tingginya lebih dari itu dapat digunakan

harimau untuk berlindung dari sinar matahari. Borner (1992) menyebutkan bahwa

alang-alang juga dapat digunakan harimau sebagai tempat bersembunyi untuk

mengintai satwa mangsa dan tempat berlindung saat memakan satwa mangsa.

Setelah membunuh satwa mangsanya, harimau sumatera membawa satwa mangsa

tersebut ke alang-alang untuk kemudian memakannya.

Page 59: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Gambar 13. Cover Harimau Sumatera di D2

E. Ketersediaan Air

Berbeda dengan keluarga kucing yang lain, harimau menyukai air dan

dapat berenang (Lekagul dan McNeely, 1977). Air tersebut digunakan untuk

keperluan minum dan berendam. Bila cuaca sangat panas ia berendam di air

sampai batas leher. Harimau memang sering dijumpai sedang duduk berendam

atau berdiri sebagai cara untuk menyejukkan badan. Setelah itu baru kembali

beristirahat di tempat yang rimbun atau bersembunyi di semak-semak (McDougal,

1979).

Taman Nasional Way Kambas memiliki sumber air berupa sungai, rawa

dan genangan-genangan. Pada saat musim hujan, rawa merupakan sumber air

terbesar dalam kawasan ini. Rawa yang berada di sekitar Resort Way Kanan yang

merupakan habitat penting bagi harimau sumatera tergolong rawa musiman yang

sangat terpengaruh pada perubahan musim dan berair pada musim hujan. Selama

penelitian, sedang berlangsung musim kemarau, sehingga ketersediaan air sangat

terbatas. Hanya beberapa sumber air yang masih mengalir. Sumber air yang

digunakan oleh harimau sumatera di Taman Nasional Way Kambas antara lain

Sungai Way Kanan, Rawa Badak, Camp Siang, Rawa Cengok dan Rawa Kalibiru

II.

Sungai Way Kanan merupakan salah satu sumber air yang masih dapat

digunakan saat musim kemarau. Debit air sungai ini adalah 4,27 m3/detik dengan

warna air keruh dan pH air 6. Tepian sungai cukup landai dan teduh. Dari

karakteristiknya, sungai ini dapat digunakan harimau untuk minum dan berendam

karena kedalaman air lebih dari 1 meter. Sungai Way Kanan dipengaruhi oleh

Page 60: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

pasang surut air laut. Pada saat musim kemarau air laut naik cukup jauh sehingga

air sungai terasa payau bahkan asin. Kondisi tersebut juga berpengaruh bagi

harimau atau satwa lain dalam memenuhi kebutuhan air.

Rawa Badak juga merupakan salah satu sumber air yang masih mengalir

meskipun sangat kecil. Debit air Rawa Badak adalah 0,043 m3/detik dengan warna

air jernih dan pH air 6. Tepian rawa cukup landai dan teduh dengan vegetasi di

sekitarnya berupa puspa, jambon dan rengas (Gluta renghas). Pada saat musim

kemarau, sumber air ini hanya dapat digunakan untuk minum karena kedalaman

air hanya 8 cm. Kedalaman air tersebut tidak memungkinkan bagi harimau untuk

berendam.

Kondisi air di Camp Siang hanya berupa genangan sepanjang 11 m dan

lebar 1 m dengan warna air kecoklatan (Gambar 13). Pada tepi genangan ini

ditemukan jejak harimau sumatera berukuran panjang 11 cm dan lebar 15 cm

(Gambar 14). Tepian genangan ini datar dan juga teduh. Pada saat musim

kemarau, sumber air di Camp Siang diperkirakan digunakan harimau untuk

minum karena dangkalnya genangan air tersebut.

Gambar 14. Camp Siang Gambar 15. Jejak harimau di Camp Siang

Sumber air yang lain yaitu Rawa Cengok (Gambar 15) dan Rawa Kalibiru

II dalam keadaaan kering pada saat pengamatan. Berdasarkan informasi petugas,

saat rawa berair, Rawa Cengok digunakan oleh harimau sebagai tempat minum.

Pada saat air tersedia, Rawa Kalibiru II digunakan untuk berendam oleh harimau.

Hal ini dapat diketahui dari hasil foto kamera trap yang dipasang di dekat rawa

tersebut.

Page 61: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Gambar 16. Rawa Cengok

Karakteristik sumber air yang dipakai oleh harimau sumatera di Taman

Nasional Way Kambas secara umum memiliki warna air keruh sampai jernih, PH

tergolong asam yaitu enam, tepian sumber air yang landai dan juga teduh. Letak

sumber air juga dekat dengan jalur satwa mangsa. Hal ini mungkin disebabkan

karena harimau merupakan satwa pemburu yang aktif sehingga laju

metabolismenya tinggi. Akibatnya harimau memiliki suhu badan yang tinggi.

Suhu badan yang terlalu panas dapat membunuh har imau sehingga harimau

berendam untuk menurunkan suhu tubuhnya (McDougal, 1979).

Ketersediaan sumber air di suatu habitat itu sendiri dipengaruhi oleh iklim

lokal yang menentukan kuantitas total air yang tersedia dan juga keadaan hujan

apakah merata sepanjang tahun atau hanya dalam beberapa bulan saja (Alikodra,

2002). Pada musim kemarau, ketersediaan air di Taman Nasional Way Kambas

sangat terbatas. Kondisi ini berkebalikan dengan musim hujan yang ketersediaan

airnya melimpah. Air merupakan salah satu komponen habitat yang sangat

penting bagi satwaliar. Satwaliar memerlukan air untuk berbagai proses, yaitu

pencernaan makanan dan metabolisme, mengangkut bahan-bahan sisa dan untuk

pendinginan pada proses evaporasi (Alikodra, 2002). Upaya yang telah dilakukan

untuk mengatasi kekurangan air saat musim kemarau adalah dengan menyediakan

bak-bak yang diisi dengan air secara berkala. Bak-bak ini tersebar di beberapa

tempat terutama di rawa musiman.

F. Mangsa

Harimau sumatera merupakan satwa karnivora yaitu mamalia pemakan

daging. Tidak seperti satwa karnivora lainnya, kelompok kucing besar termasuk

harimau tidak dapat menggantikan pakannya dengan pakan tumbuhan karena sifat

Page 62: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

anatomi alat pencernaannya khusus sebagai pemakan daging. Kelompok ini

merupakan kelompok karnivora spesialis yang cenderung menangkap bebarapa

jenis satwa mangsa, rata-rata kurang lebih 4 jenis (Kitchener, 1991 ; Jackson,

1990 dalam Sriyanto, 2003).

Jenis satwa mangsa yang ditemui pada lokasi pengamatan yaitu babi hutan

(Sus scrofa), rusa sambar (Cervus unicolor ), beruang madu (Helarctos

malayanus), kijang (Muntiacus muntjak), monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis), kancil (Tragulus napu) dan siamang (Symphalangus syndactylus).

Berikut ini merupakan kepadatan populasi dugaan dan nilai indeks

keanekaragaman satwa mangsa di lokasi penelitian.

Tabel 19. Kepadatan Populasi Dugaan dan Indeks Keanekaragaman Satwa Mangsa

Kepadatan Populasi Dugaan (ind/ha)

Lokasi Babi hutan

Rusa sambar Kijang

Beruang madu Kancil

Monyet eko r

panjang Siamang

Indeks Keanekaragaman

(H’) Way Kanan

23

34

1

8

1

26 1.45

Plang Hijau

16

4

1

1

3

1.13

Kepala Kerbau

23

9

4

4

1.27

Way Kanan (D1, Kalibiru dan D2) merupakan areal dengan kepadatan

populasi harimau sumatera yang paling tinggi dibandingkan dengan areal yang

lain. Berdasarkan Tabel 19, terlihat bahwa dugaan kepadatan populasi mangsa di

Way Kanan lebih tinggi dibandingkan yang lain. Kepadatan populasi dugaan

satwa mangsa yang tertinggi pada lokasi ini adalah rusa sambar, monyet ekor

panjang dan babi hutan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap rambut

dalam sampel feses yang dilakukan oleh Sriyanto (2003) di lokasi ini, diperoleh

keterangan bahwa persentase rusa sambar sebagai mangsa harimau di Taman

Nasional Way Kambas adalah 19,7 %, monyet 27,5 % dan babi hutan 33,3 %

(jumlah sampel feses 64). Dari persentase tersebut dapat diketahui bahwa babi

hutan, monyet ekor panjang dan rusa sambar adalah satwa mangsa yang disukai

oleh harimau sumatera di Taman Nasional Way Kambas Kepadatan populasi

dugaan satwa mangsa yang terendah yaitu kijang dan kancil. Tingginya nilai

dugaan kepadatan populasi satwa mangsa di Way Kanan, diantaranya didukung

Page 63: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

oleh ketersediaan pakan yang cukup serta air yang masih tersedia pada saat musim

kemarau meskipun dalam jumlah yang terbatas.

Pada lokasi Plang Hijau (Way Negara Batin dan Pos Bulus) kepadatan

populasi dugaan satwa mangsa lebih rendah daripada Way Kanan. Kepadatan

populasi dugaan yang tertinggi di lokasi ini adalah babi hutan dan yang terendah

yaitu kijang dan beruang madu. Tanda-tanda keberadaan harimau sendiri sangat

jarang ditemukan pada lokasi ini. Rendahnya kepadatan populasi dugaan satwa

mangsa dapat disebabkan oleh adanya aktivitas manusia karena lokasi ini dilalui

oleh jalan yang menghubungkan Plang Hijau dengan Way Kanan. Selain itu,

ketersediaan air yang terbatas saat musim kemarau juga mengakibatkan kepadatan

populasi dugaan satwa mangsa lebih kecil dibandingkan dengan lokasi lain.

Jenis satwa mangsa yang memiliki kepadatan populasi dugaan yang

tertinggi di Kepala Kerbau adalah babi hutan dan terendah adalah kijang dan

kancil. Meskipun kepadatan populasi dugaan satwa mangsa cukup tinggi, tanda-

tanda keberadaan harimau tidak terlalu banyak. Hal ini dapat disebabkan oleh

kurangnya komponen pelindung atau cover bagi harimau yang tidak tahan

terhadap panas matahari, karena areal ini merupakan hutan bekas terbakar yang

masih sangat terbuka dan tidak terdapat tumbuhan tingkat pohon. Selain itu, juga

dapat diakibatkan oleh aktivitas manusia yang masuk karena lokasi ini berdekatan

dengan pemukiman penduduk.

Di Way Kanan ditemukan 6 jenis satwa mangsa yaitu babi hutan, rusa

sambar, beruang madu, kijang, monyet ekor panjang dan kancil dengan nilai

indeks keanekaragaman (H’) 1,45. Jenis satwa mangsa di Plang Hijau berjumlah 5

jenis yaitu babi hutan, rusa sambar, beruang madu, kijang dan siamang dengan

nilai indeks keanekaragaman (H’) 1,13. Untuk Kepala Kerbau terdapat 4 jenis

satwa mangsa yaitu babi hutan, rusa sambar, kijang dan kancil dengan nilai indeks

keanekaragaman (H’) 1,27. Lokasi yang memiliki keanekaragaman jenis satwa

paling tinggi yaitu Way Kanan dan yang terendah yaitu Plang Hijau. Hal ini dapat

mempengaruhi pilihan harimau terhadap habitat yang ditempatinya yaitu lebih

memilih daerah dengan keanekaragaman jenis satwa mangsa yang tinggi.

Satwa karnivora lebih mementingkan kuantitas dan ketersediaan makanan

daripada kualitasnya. Pada umumnya karnivora mempunyai makanan dengan

Page 64: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

jenis yang banyak tetapi selalu memilih jenis makanan yang tersedia dan mudah

dikuasai. Kepadatan populasi satwaliar yang dimangsa ditentukan oleh kuantitas

dan kualitas habitatnya. Kondisi habitat dapat menentukan kemampuan satwa

mangsa untuk melepaskan diri dari sergapan pemangsa. Keadaan habitat dapat

dikenali dari kelimpahan satwaliar yang dimangsa, sedangkan pemangsa tidak

mencerminkan keadaan habitatnya (Alikodra, 2002). Kondisi habitat yang sesuai

bagi harimau sumatera adalah daerah yang memiliki kepadatan dan

keanekaragaman satwa mangsa yang tinggi.

G. Analisis Feses

Feses harimau sumatera umumnya berbentuk bulat panjang dengan bau

khas dan menyengat. Pada feses terdapat rambut atau tulang satwa mangsa yang

dimakan. Setelah ± 2 minggu, feses sering berbentuk setumpuk rambut atau tulang

satwa mangsa serta tidak berbau menyengat lagi (STP, 1997 dalam Wahyudi,

2003).

Pakan harimau liar di habitatnya dapat diketahui berdasarkan analisis feses

secara makroskopis dengan melihat sisa bagian satwa mangsa yang dimakan

harimau berupa rambut atau tulang. Dari lima feses harimau yang ditemukan

selama pengamatan terdiri dari sisa bagian tubuh babi hutan, rusa sambar, monyet

ekor panjang dan kijang. Hasil analisis feses untuk mengetahui jenis satwa

mangsa dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Analisis Feses Secara Makroskopis

No Feses Jenis Satwa Mangsa Keterangan 1 Kijang Rambut

2 Babi hutan, rusa sambar Rambut 3 Monyet Rambut

4 Monyet, babi hutan Rambut, tulang 5 Babi hutan Rambut

Analisis deskriptif terhadap rambut dalam feses secara makroskopis

dilakukan dengan membandingkan bentuk-bentuk rambut seperti warna, panjang

dan ketebalan. Deskripsi rambut secara makroskopis berbagai mangsa harimau

sumatera berdasarkan analisis feses dapat dilihat pada Tabel 21.

Page 65: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Tabel 21. Deskripsi Rambut Berbagai Mangsa Harimau berdasarkan Analisis Feses Harimau Secara Makroskopis

No Jenis Rambut Karakteristik Jenis Rambut yang Ditemukan

1. Babi hutan Warna bulu bervariasi dari hitam sampai keputihan dan warna yang paling dominan adalah warna hitam. Bentuk rambut agak besar/tebal, lurus, kasar dan kaku. Pada ujung rambut terdapat adanya percabangan (2-3 cabang). Pangkal rambut lebih besar daripada ujung rambut. Panjang rambut rata-rata dari hasil pengukuran adalah 3,72 cm.

2. Rusa sambar Pangkal rambut berwarna putih dan ujung rambut bervariasi dari warna hitam kecoklatan sampai abu-abu. Bentuk rambut kaku, agak kasar dan lurus. Panjang rambut rata-rata adalah 1,7 cm.

3. Monyet Warna rambut coklat keabu-abuan dan kemerahan. Bentuk rambut agak kecil, panjang, lurus sampai bergelombang, halus dan tidak kaku. Ukuran panjang rambut rata-rata adalah 4,54 cm.

4. Kijang Warna rambut coklat terang sampai coklat muda (coklat pudar). Bentuk rambut agak lurus, halus dan mudah patah. Ukuran panjang rambut rata-rata adalah 1,96 cm.

Sumber : Lekagul dan McNeely (1977), Sriyanto (2003) dan hasil pengolahan data primer

Semua feses ditemukan di jalur D2 (Way Kanan) yang merupakan hutan

bekas terbakar yang terbuka. Feses yang ditemukan pada jalur ini dapat dilihat

pada Gambar 16. Berdasarkan hasil pengamatan, feses harimau ditemukan pada

hutan dengan vegetasi terbuka dan memiliki kecenderungan di areal yang sama.

Hasil pengamatan harimau di kebun binatang menunjukkan sebanyak 70 % dari

harimau yang diamati mengeluarkan feses di tempat yang hampir sama

(berdekatan) yaitu di pinggir jalan. Sebagai pembanding, hasil penelitian di Afrika

terhadap kucing hutan, menunjukkan bahwa mereka biasa mengeluarkan feses

yang terkonsentrasi di satu tempat. Hal ini kemungkinan bertujuan agar tempat

tersebut mengeluarkan bau yang lebih menyengat sehingga mudah dikenali kucing

lain (Kitchener, 1991 dalam Sriyanto, 2003).

Page 66: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Gambar 17. Feses Harimau Sumatera

Jenis satwa mangsa yang ditemukan berdasarkan hasil analisis feses cukup

banyak tersedia di lokasi penelitian. Dari lima feses yang ditemukan, tiga feses

terdapat sisa rambut babi hutan, dua feses terdapat sisa rambut monyet dan sisa

rambut kijang serta rusa sambar masing-masing satu feses. Hasil analisis ini

belum dapat dijadikan ukuran tingkat kesukaan harimau sumatera di Taman

Nasional Way Kambas terhadap jenis satwa mangsa tertentu karena terbatasnya

jumlah feses yang dianalisis.

H. Gangguan

Taman Nasional Way Kambas memiliki potensi gangguan yang tinggi

karena letak kawasan yang dekat dan berbatasan langsung dengan pemukiman

penduduk serta aksesibilitas yang relatif mudah. Beberapa jenis

ancaman/gangguan yang terjadi di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas

yang dapat mengancam keberadaan harimau sumatera secara langsung maupun

tidak langsung antara lain penebangan liar (illegal logging), perburuan liar,

perambahan hutan dan kebakaran hutan. Penyebaran lokasi gangguan di Taman

Nasional Way Kambas dapat dilihat pada Gambar 17.

Page 67: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Sumber : Balai TNWK Gambar 18. Peta Gangguan Tama n Nasional Way Kambas

a. Penebangan Liar (Illegal Logging)

Kegiatan penebangan liar di dalam kawasan Taman Nasional Way

Kambas cukup marak antara lain dilakukan oleh masyarakat setempat, pengusaha

illegal yang membayar masyarakat untuk mencuri kayu dan masyarakat

pendatang. Berbagai jenis kayu yang menjadi sasaran kegiatan illegal logging

diantaranya rengas (Gluta rengas), meranti (Shorea sp), gaharu (Aquilaria sp),

gelam (Melaleuca leucadendron ) dan beberapa jenis kayu yang lain. Pada tahun

2004 setidaknya terjadi 20 kasus penebangan liar di kawasan Taman Nasional

Way Kambas dan 16 diantaranya terjadi di wilayah Cabang dan Bungur.

Aktivitas penebangan liar terutama terjadi di wilayah Bungur dan Cabang

karena memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau melalui aliran sungai Way

Pegadungan yang juga merupakan batas kawasan. Kondisi tersebut sangat

berpengaruh pada harimau sumatera karena adanya penebangan liar dapat

merusak fungsi habitat yang diperlukan oleh harimau sumatera. Hal ini dapat

terlihat dari tanda-tanda keberadaan harimau sumatera di wilayah Bungur dan

Cabang yang sangat sulit ditemukan.

Illegal logging

Perambahan hutan

Perburuan liar

Kebakaran hutan

Page 68: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

b. Perburuan liar

Seperti halnya penebangan liar, kegiatan perburuan liar di Taman Nasional

Way Kambas banyak dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan. Pada tahun

2002 pernah terjadi kasus perburuan liar yang dilakukan oleh oknum perwira TNI

AL dan sipil dengan barang bukti satwa buruan berupa 5 ekor rusa sambar

(Cervus unicolor). Satwaliar lain yang biasanya menjadi sasaran perburuan

diantaranya babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak) dan berbagai

jenis burung.

Doc TNWK

Gambar 19. Hasil Perburuan Liar di Taman Nasional Way Kambas

Beberapa jenis satwaliar yang diburu di dalam kawasan Taman Nasional

Way Kambas merupakan satwa mangsa bagi harimau sumatera. Perburuan yang

dapat mengakibatkan berkurangnya populasi satwa mangsa sangat berpengaruh

juga terhadap populasi harimau sumatera di Taman Nasional Way Kambas,

karena harimau sangat tergantung pada keberadaan satwa mangsa sebagai sumber

makanannya.

c. Perambahan Hutan

Perambahan hutan di Taman Nasional Way Kambas banyak dilakukan

oleh masyarakat sekitar yang berbatasan langsung dengan kawasan. Sebagian

besar areal perambahan tersebut digunakan untuk kegiatan perladangan (Gambar

19). Pada tahun 2004 luas areal perambahan mencapai 7000 ha terutama di sekitar

wilayah Susukan Baru dan Bungur. Adanya perambahan hutan menyebabkan luas

habitat bagi harimau dan satwa lain semakin menyempit.

Page 69: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Frekunsi Gangguan Kawasan di TNWK

0

10

20

30

40

50

Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004

Waktu

Jum

lah

kas

us Penebangan Liar

Pengambilan Hasil hutan

Perburuan Liar

Pencurian ikan

pembakaran hutan

perambahan

Doc TNWK

Gambar 20. Perambahan Hutan di Taman Nasional Way Kambas

d. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Way Kambas

sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia di dalam kawasan seperti

perambahan, penebangan dan perburuan liar. Bencana kebakaran ini terutama

terjadi pada musim kemarau yaitu sekitar bulan Mei sampai September.

Kebakaran hutan menyebabkan satwa-satwa yang berada di dalam kawasan

terganggu, termasuk harimau sumatera, karena panasnya api, asap serta abu yang

timbul akibat kebakaran.

Dari berbagai gangguan tersebut, yang memiliki frekuensi gangguan

tertinggi adalah kegiatan penebangan liar sedangkan terendah adalah perburuan

liar. Jumlah kasus gangguan dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas

cukup banyak terjadi pada tahun 2003 dan kembali menurun pada tahun 2004.

Frekuensi gangguan di Taman Nasional Way Kambas selengkapnya dapat dilihat

pada Gambar 20.

Sumber : Balai TNWK

Gambar 21. Frekuensi Gangguan di Taman Nasional Way Kambas

Page 70: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Selain sebab-sebab di atas, faktor keamanan yang kurang juga

berpengaruh terhadap kegiatan monitoring harimau sumatera di Taman Nasional

Way Kambas. Program Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) yang merupakan

mitra Taman Nasional Way Kambas dalam upaya konservasi harimau sumatera

menggunakan camera trap untuk memonitoring keberadaan harimau sumatera.

Beberapa kamera yang dipasang di areal TIMA (Tiger Intensive Monitoring Area)

hilang dicuri sehingga kegiatan monitoring harimau sumatera menjadi terhambat.

Page 71: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tipe habitat yang digunakan oleh harimau sumatera di Taman Nasional

Way Kambas adalah hutan dataran rendah, hutan rawa dan hutan bekas

terbakar. Kerapatan vegetasi mempengaruhi kepadatan jumlah harimau

sumatera, yaitu pada vegetasi yang tidak terlalu rapat lebih banyak

ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau sumatera.

2. Kerapatan penutupan tajuk pohon yang digunakan sebagai cover harimau

sumatera di Taman Nasional Way Kambas termasuk dalam kelas 2 yaitu

penutupan daun antara 1/8 – 1/3 dari luas petak contoh dan kelas 3, yaitu

penutupan daun antara 1/3 – 2/3 dari luas petak contoh. Selain itu, juga

ditemukan alang-alang sebagai tempat berlindung bagi harimau sumatera.

3. Sumber air sebagai komponen penting dari habitat harimau sumatera yang

digunakan di Taman Nasional Way Kambas yaitu Sungai Way Kanan,

Rawa Badak, Camp Siang, Rawa Cengok dan Rawa Kalibiru II. Sumber

air tersebut secara umum memiliki warna air keruh sampai jernih, pH

tergolong asam yaitu 6, tepian sumber air yang landai dan teduh serta

dekat dengan jalur satwa mangsa.

4. Satwa mangsa sebagai komponen pakan pada habitat harimau sumatera di

Taman Nasional Way Kambas yang dapat ditemukan adalah babi hutan,

rusa sambar, kijang, monyet, siamang dan beruang madu. Kepadatan

populasi dugaan dan keanekaragaman jenis satwa mangsa yang tertinggi

terletak di Way Kanan (D1, Kalibiru dan D2). Tingginya nilai dugaan

kepadatan populasi satwa mangsa di Way Kanan, disebabkan oleh

ketersediaan pakan serta air yang cukup. Berdasarkan analisis feses

harimau sumatera secara makroskopis, jenis satwa mangsa yang dimakan

adalah babi hutan, rusa sambar, monyet dan kijang.

Page 72: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

B. Saran

1. Perlu dilakukan monitoring dan penelitian lebih lanjut terhadap

keberadaan harimau sumatera di lokasi lain terutama daerah yang memiliki

tipe habitat yang berbeda seperti di hutan mangrove dan hutan pantai.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh perubahan habitat akibat

proses suksesi vegetasi terhadap harimau sumatera di Taman Nasional

Way Kambas.

3. Perlu dilakukan penyediaan sumber-sumber air buatan yang permanen

bagi satwa untuk mengatasi kekurangan air pada musim kemarau di

Taman Nasional Way Kambas. Penyediaan air dapat berupa bak permanen

di jalur-jalur lintasan satwaliar terutama di daerah antara Plang Hijau-Way

Kanan.

Page 73: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwaliar Jilid I. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Aliry, W. K. A. 2004. Studi Jenis Pakan Babi Hutan (Sus scrofa Linn, 1758) di

Wilayah Granit dan Rantau Langsat Taman Nasional Bukit Tigapuluh Propinsi Riau dan Jambi. Program D3 Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor

Bailey, J. A. 1982. Principles of Wildlife Management. John Wiley & Sons Inc.

New York Borner, M. 1992. Status and Conservation of the Sumatran Tiger. Sumatran Tiger

Population and Viability Analysis Workshop. Indonesian Directorate of Forest Protection and Nature Conservation and IUCN/SSC Conservation Breeding Specialist Group. Jakarta

Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam. 1978. Mamalia di Indonesia.

Direktorat Jenderal Kehutanan. Bogor FWI/GFW. 2001. Potret Keadaan Hutan Indonesia. Indonesia : Forest Watch

Indonesia dan Washington DC : Global Forest Watch. Bogor Goldman, C. R dan A. J. Horne. 1983. Limnology. McGraw-Hill International

Book Company. Tokyo Gunawan, H. 1998. Perilaku Makan Siamang (Hylobates syndactylus Raffles,

1821) di Areal HPH PT. Injapsin Camp. Jambi. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehuta nan Institut Pertanian Bogor. Bogor

Grzimek, B. 1975. Grzimek’s Animal Life Encyclopedia. Volume 12. Van

Nostrand Reinhold Company. New York Heryatin, T. dan A. Aniger. 1984. “Harimau Sumatera di Propinsi Jambi”, dalam

Khazanah Flora dan Fauna Nusantara. Ed. : S.D Sastrapradja, S. Adisoemarto dan M.A. Rifai. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Hutabarat, A. S. 2005. Perencanaan Tapak Pusat Konservasi Harimau Sumatera

(Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) di Senepis, Propinsi Riau. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

IUCN/SSC. 1996. Status Survey and Conservation Action Plan Wild Cats.

IUCN/SSC Cat Specialist Group. IUCN Publication Services Unit. Cambridge

Page 74: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Kartono, A. P. 2000. Teknik Inventarisasi Satwaliar dan Habitatnya. Laboratorium Ekologi Satwaliar. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Kartawinata, K. dan A. J. Whitten. 1991. Krisis Biologi : Hilangnya

Keanekaragaman Biologi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Krebs, C. J. 1978. Ecological Methodology. Harper and Row Publishers. New

York Lekagul, B. dan J. A. McNeely. 1977. Mammals of Thailand. Sahakarnbhat Co.

Bangkok McDougal, C. 1979. The Face of the Tiger. Rivington Book and Andre Deutsch.

London Poole, R. W. 1974. An Introduction to Quantitative Ecology. McGraw Hill, Inc.

Tokyo Radiyus, R. 2004. Studi Jenis Pakan Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Wilayah

Granit dan Rantau Langsat Taman Nasional Bukit Tigapuluh Propinsi Riau dan Jamb i. Program D3 Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor

Rismayani, R. 1999. Analisis Hubungan Antara Tipe Aktivitas dan Karakteristik

Habitat Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) di Hutan Konservasi HTI PT. Musi Hutan Persada Propinsi Dati I Sumatera Selatan. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor

Santiapillai C. dan W. S. Ramono. 1985. On the Status of the Tiger (Panthera

tigris sumatrae, Pocock 1829) in Sumatera. World Wide Fund (WWF) & International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Jakarta

Slater, P. dan R. M. Alexander. 1986/ The Encyclopedia of Animal Behaviour and

Biology. Volume VIII. Equinox (Oxford) Ltd. London Sinaga, W. H. 2004. Pengalaman Program Konservasi Harimau Sumatera (PKHS)

dalam Implementasi Konservasi Harimau Sumatera secara Insitu di Pulau Sumatera. Prosiding Seminar Harimau Sumatera. Uni Konservasi Fauna Institut Pertanian Bogor. Bogor

Siswomartono, D., Samedi, N. Andalusi, F. I. Hardjanti. 1994. Strategi

Konservasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Depertemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta

Page 75: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Soehartono, T. dan Mardiastuti, A. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia. Japan International Cooperation Agency. Jakarta

Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium

Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Sriyanto, 2003. Kajian Mangsa Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae,

Pocock 1929) di Taman Nasional Way Kambas. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Suwelo, I. dan A. Somantri. 1978. Pedoman Pengelolaan Satwa Langka –

Mamalia, Reptilia dan Amphibia. Jilid I. Direktorat Jenderal Kehutanan, Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam. Bogor

Wahyudi, Ifan. 2003. Survey Keberadaan Harimau Sumatera (Panthera tigris

sumatrae) di Taman Nasional Way Kambas. Laporan Kerja Praktek. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Unila. Lampung

Page 76: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera
Page 77: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Lampiran 1. Peta Taman Nasional Way Kambas

Page 78: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Lampiran 2. Peta Sumber Air yang Digunakan Harimau Sumatera di Taman Nasional Way Kambas Lampiran 3. Tanda Keberadaan Harimau Sumatera yang ditemukan pada Lokasi Pengamatan

Tanda Sekunder No Lokasi Jejak Scrape Scratch Feses

Jumlah Keterangan

� 8 Ukuran jejak : 2 jejak, p = 15 cm l = 13 cm 3 jejak, p = 16 cm l = 19 cm 3 jejak, p = 13 cm l = 12 cm

� 10

1. D 1

� 2 Pada pohon mentru � 19 2. D 2

� 5 Satwa mangsa : kijang, babi

hutan, monyet dan rusa sambar 3. Kepala Kerbau � 1 p = 15 cm l = 13 cm. Umur

jejak sudah lama

Page 79: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Lampiran 4. Hasil Analisis Vegetasi Camp D1 Semai

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

1 Deluak 8350 12.641938 0.56 7.650273224 20.292211 0.2614543 2 Sulangkar 900 1.3626041 0.2 2.732240437 4.0948445 0.0585344 3 Sempu air 2450 3.7093111 0.38 5.191256831 8.900568 0.1221967

4 Meranti 2650 4.012112 0.46 6.284153005 10.296265 0.1290236 5 Belimbingan 350 0.5299016 0.04 0.546448087 1.0763497 0.0277681

6 Soka 4450 6.7373202 0.42 5.737704918 12.475025 0.1817397

7 Balem 150 0.2271007 0.02 0.273224044 0.5003247 0.0138248 8 Mitis 1550 2.346707 0.18 2.459016393 4.8057234 0.0880521

9 Merawan 300 0.4542014 0.06 0.819672131 1.2738735 0.0245014

10 Tiga urat 2400 3.6336109 0.34 4.644808743 8.2784196 0.1204521 11 Gandaria 450 0.681302 0.12 1.639344262 2.3206463 0.0339896 12 Jambon 2200 3.33081 0.42 5.737704918 9.0685149 0.1133126

13 Tluntum 5450 8.2513248 0.52 7.103825137 15.35515 0.2058538 14 Laban 350 0.5299016 0.08 1.092896175 1.6227978 0.0277681

15 Badotan 200 0.3028009 0.02 0.273224044 0.576025 0.017562

16 Keruing 450 0.681302 0.08 1.092896175 1.7741982 0.0339896 17 Sumedang 300 0.4542014 0.04 0.546448087 1.0006495 0.0245014

18 Menggris 4450 6.7373202 0.54 7.37704918 14.114369 0.1817397

19 Mindi 2150 3.2551098 0.34 4.644808743 7.8999185 0.1114857 20 Suren 3300 4.996215 0.46 6.284153005 11.280368 0.1497111

21 Plangas 1250 1.8925057 0.1 1.366120219 3.2586259 0.0750808 22 Nangi 150 0.2271007 0.06 0.819672131 1.0467728 0.0138248 23 Kenaren 550 0.8327025 0.02 0.273224044 1.1059265 0.0398719

24 Ki Apit 1400 2.1196064 0.28 3.825136612 5.944743 0.0816884

25 Ki Teja 150 0.2271007 0.06 0.819672131 1.0467728 0.0138248 26 Pitis 200 0.3028009 0.04 0.546448087 0.849249 0.017562

27 Kedawung 500 0.7570023 0.1 1.366120219 2.1231225 0.0369687

28 Joho 200 0.3028009 0.06 0.819672131 1.122473 0.017562 29 Parutan 850 1.2869039 0.08 1.092896175 2.3798 0.056018

30 Kopen 450 0.681302 0.1 1.366120219 2.0474223 0.0339896 31 Waru waruan 100 0.1514005 0.04 0.546448087 0.6978485 0.0098304 32 Meranji 200 0.3028009 0.04 0.546448087 0.849249 0.017562

33 Salaman 300 0.4542014 0.06 0.819672131 1.2738735 0.0245014

34 Berasan 300 0.4542014 0.04 0.546448087 1.0006495 0.0245014 35 Kasapan 500 0.7570023 0.04 0.546448087 1.3034504 0.0369687

36 Karetan 50 0.0757002 0.02 0.273224044 0.3489243 0.0054399

37 Klandri 400 0.6056018 0.14 1.912568306 2.5181701 0.0309263 38 Rukem 300 0.4542014 0.06 0.819672131 1.2738735 0.0245014

39 Aseman 50 0.0757002 0.02 0.273224044 0.3489243 0.0054399

40 Saninten 150 0.2271007 0.04 0.546448087 0.7735488 0.0138248 41 Mangir 50 0.0757002 0.02 0.273224044 0.3489243 0.0054399

42 Jelutung 150 0.2271007 0.06 0.819672131 1.0467728 0.0138248

43 Sempu 300 0.4542014 0.04 0.546448087 1.0006495 0.0245014 44 Puspa 14650 22.180167 0.52 7.103825137 29.283992 0.334027

Jumlah 66050 100 7.32 100 200 2.885141

Page 80: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Pancang

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

1 Rukem 256 3.823178 0.26 4.113924051 7.9371021 0.1247919

2 Tluntum 624 9.3189964 0.54 8.544303797 17.8633 0.2211505

3 Gandaria 32 0.4778973 0.08 1.265822785 1.74372 0.0255366

4 Berasan 272 4.0621266 0.3 4.746835443 8.8089621 0.1301287

5 Mitis 224 3.3452808 0.2 3.164556962 6.5098377 0.1136599

6 Tiga urat 592 8.8410992 0.5 7.911392405 16.752492 0.2144638

7 Soka 584 8.7216249 0.32 5.063291139 13.784916 0.2127522

8 Deluak 320 4.7789725 0.18 2.848101266 7.6270738 0.1453259

9 Kopen 24 0.3584229 0.04 0.632911392 0.9913343 0.0201836

10 Plangas 64 0.9557945 0.08 1.265822785 2.2216173 0.0444481

11 Suren 200 2.9868578 0.22 3.481012658 6.4678705 0.104867

12 Nangi 136 2.0310633 0.18 2.848101266 4.8791646 0.0791426

13 Ki Apit 168 2.5089606 0.24 3.797468354 6.3064289 0.0924628

14 Sempu air 320 4.7789725 0.28 4.430379747 9.2093523 0.1453259

15 Meranti 208 3.1063321 0.24 3.797468354 6.9038005 0.1078434

16 Sulangkar 32 0.4778973 0.06 0.949367089 1.4272643 0.0255366

17 Mindi 72 1.0752688 0.14 2.215189873 3.2904587 0.0487376

18 Sempu 152 2.2700119 0.14 2.215189873 4.4852018 0.0859287

19 Bencoi 16 0.2389486 0.02 0.316455696 0.5554043 0.0144246

20 Ki Teja 8 0.1194743 0.02 0.316455696 0.43593 0.0080404

21 Jambon 304 4.5400239 0.32 5.063291139 9.603315 0.1403883

22 Katesan 176 2.6284349 0.22 3.481012658 6.1094475 0.095643

23 Keruing 24 0.3584229 0.02 0.316455696 0.6748786 0.0201836

24 Rambutan hutan 40 0.5973716 0.08 1.265822785 1.8631943 0.0305877

25 Laban 104 1.5531661 0.12 1.898734177 3.4519002 0.0646874

26 Merawan 16 0.2389486 0.02 0.316455696 0.5554043 0.0144246

27 Kenaren 64 0.9557945 0.08 1.265822785 2.2216173 0.0444481

28 Belimbingan 24 0.3584229 0.04 0.632911392 0.9913343 0.0201836

29 Menggris 328 4.8984468 0.32 5.063291139 9.961738 0.1477495

30 Puspa 904 13.500597 0.44 6.962025316 20.462623 0.2703409

31 Walangan 16 0.2389486 0.02 0.316455696 0.5554043 0.0144246

32 Pancang 8 0.1194743 0.02 0.316455696 0.43593 0.0080404

33 Salaman 32 0.4778973 0.08 1.265822785 1.74372 0.0255366

34 Jelutung 16 0.2389486 0.04 0.632911392 0.87186 0.0144246

35 Pitis 48 0.7168459 0.06 0.949367089 1.666213 0.0353983

36 Sumedang 16 0.2389486 0.02 0.316455696 0.5554043 0.0144246

37 Joho 48 0.7168459 0.04 0.632911392 1.3497573 0.0353983

38 Meranji 56 0.8363202 0.08 1.265822785 2.102143 0.0400088

39 Kasapan 32 0.4778973 0.06 0.949367089 1.4272643 0.0255366

40 Mangir 8 0.1194743 0.02 0.316455696 0.43593 0.0080404

41 Parutan 48 0.7168459 0.06 0.949367089 1.666213 0.0353983

42 Klandri 56 0.8363202 0.06 0.949367089 1.7856873 0.0400088

43 Terentang 8 0.1194743 0.02 0.316455696 0.43593 0.0080404

44 Tokah 8 0.1194743 0.02 0.316455696 0.43593 0.0080404

Page 81: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

45 Karetan 8 0.1194743 0.02 0.316455696 0.43593 0.0080404

Jumlah 6696 100 6.32 100 200 3.134149

Tiang No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

1 Tluntum 72 19.8895 0.34 14.5299 1.0294 18.0351 52.4545 0.32121

2 Sempu air 28 7.73481 0.2 8.54701 0.3651 6.39744 22.6793 0.19797

3 Berasan 4 1.10497 0.02 0.8547 0.0895 1.56735 3.52702 0.04978

4 Klandri 2 0.55249 0.02 0.8547 0.0447 0.78367 2.19086 0.02872

5 Mitis 20 5.52486 0.14 5.98291 0.3568 6.25042 17.7582 0.16

6 Sawon 4 1.10497 0.02 0.8547 0.0847 1.48337 3.44305 0.04978

7 Tokah 6 1.65746 0.06 2.5641 0.1268 2.22101 6.44257 0.06795

8 Jambon 44 12.1547 0.24 10.2564 0.7171 12.5644 34.9756 0.25615

9 Mindi 2 0.55249 0.02 0.8547 0.0281 0.49213 1.89932 0.02872

10 Meranti 8 2.20994 0.08 3.4188 0.129 2.26007 7.88882 0.08425

11 Nangi 4 1.10497 0.02 0.8547 0.0937 1.641 3.60067 0.04978

12 Menggris 10 2.76243 0.08 3.4188 0.1699 2.97679 9.15802 0.09915

13 Sempu 10 2.76243 0.1 4.2735 0.15 2.62889 9.66483 0.09915

14 Puspa 64 17.6796 0.38 16.2393 0.9576 16.7777 50.6966 0.30634

15 Laban 8 2.20994 0.06 2.5641 0.0947 1.65941 6.43346 0.08425

16 Deluak 10 2.76243 0.1 4.2735 0.1289 2.25923 9.29517 0.09915

17 Belimbingan 2 0.55249 0.02 0.8547 0.0398 0.69747 2.10465 0.02872

18 Ki Apit 36 9.94475 0.2 8.54701 0.5982 10.4807 28.9725 0.22954

19 Tiga urat 4 1.10497 0.04 1.7094 0.0347 0.60763 3.42201 0.04978

20 Suren 4 1.10497 0.02 0.8547 0.0632 1.10758 3.06725 0.04978

21 Rukem 4 1.10497 0.04 1.7094 0.0627 1.09921 3.91358 0.04978

22 Jengkol 2 0.55249 0.02 0.8547 0.0517 0.90643 2.31361 0.02872

23 Kandis 2 0.55249 0.02 0.8547 0.0163 0.28568 1.69287 0.02872

24 Parutan 10 2.76243 0.08 3.4188 0.2176 3.81291 9.99415 0.09915

25 Jelutung 2 0.55249 0.02 0.8547 0.0573 1.00435 2.41154 0.02872

Jumlah 362 100 2.34 100 5.7076 100 300 2.57526

Pohon

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H 1 Berasan 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0499 0.55201 1.5465 0.01876

2 Jelutung 7 4.590164 0.18 6 0.3727 4.11982 14.71 0.14143

3 Tluntum 17.5 11.47541 0.4 13.3333 0.9375 10.3635 35.172 0.24844 4 Rukem 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0301 0.33308 1.3276 0.01876

5 Parutan 7.5 4.918033 0.18 6 0.337 3.72491 14.643 0.14814 6 Meranti 5 3.278689 0.2 6.66667 0.345 3.81371 13.759 0.11206

7 Mindi 2 1.311475 0.08 2.66667 0.0752 0.83163 4.8098 0.05684 8 Nangok 1 0.655738 0.04 1.33333 0.0726 0.80289 2.792 0.03297

9 Menggris 24 15.7377 0.54 18 2.2492 24.8635 58.601 0.29101

10 Sempu 3 1.967213 0.1 3.33333 0.1563 1.72742 7.028 0.07728

11 Tokah 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0431 0.47597 1.4705 0.01876 12 Puspa 65 42.62295 0.58 19.3333 3.4385 38.0099 99.966 0.36348

13 Jambon 4.5 2.95082 0.16 5.33333 0.2723 3.01002 11.294 0.10396

Page 82: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

14 Salaman 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0294 0.32547 1.32 0.01876

15 Belimbingan 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0173 0.19169 1.1862 0.01876

16 Putat 1 0.655738 0.04 1.33333 0.0513 0.56759 2.5567 0.03297 17 Kandis 3 1.967213 0.08 2.66667 0.1585 1.75241 6.3863 0.07728

18 Menteng 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0163 0.18025 1.1748 0.01876

19 Ki Apit 2 1.311475 0.06 2 0.0745 0.82314 4.1346 0.05684

20 Mitis 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0168 0.18593 1.1805 0.01876 21 Sempu air 2.5 1.639344 0.1 3.33333 0.1299 1.43544 6.4081 0.06739

22 Deluak 1 0.655738 0.04 1.33333 0.0413 0.4563 2.4454 0.03297

23 Areng-areng 1 0.655738 0.04 1.33333 0.0436 0.48231 2.4714 0.03297 24 Laban 1.5 0.983607 0.02 0.66667 0.0636 0.70331 2.3536 0.04546

25 Suren 0.5 0.327869 0.02 0.66667 0.0242 0.26773 1.2623 0.01876

Jumlah 152.5 100 3 100 9.0462 100 300 2.07152

Kalibiru Semai

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

1 Ki Apit 1166.6667 2.774108 0.11111 2.6596 5.43368 0.099447 2 Jambon 2888.8889 6.869221 0.42222 10.106 16.9756 0.183966

3 Mitis 3722.2222 8.850726 0.28889 6.9149 15.7656 0.214601

4 Tokah 166.66667 0.396301 0.04444 1.0638 1.46013 0.021918 5 Mindi 55.555556 0.1321 0.02222 0.5319 0.66402 0.008757

6 Tluntum 8666.6667 20.60766 0.62222 14.894 35.5013 0.3255 7 Ki Teja 444.44444 1.056803 0.13333 3.1915 4.24829 0.048084 8 Karetan 7555.5556 17.96565 0.44444 10.638 28.604 0.308418

9 Berasan 222.22222 0.528402 0.04444 1.0638 1.59223 0.027704

10 Tiga urat 1055.5556 2.509908 0.26667 6.383 8.89289 0.092488 11 Klandri 8500 20.21136 0.4 9.5745 29.7858 0.323165

12 Parutan 55.555556 0.1321 0.02222 0.5319 0.66402 0.008757

13 Plangas 166.66667 0.396301 0.02222 0.5319 0.92822 0.021918 14 Putat 166.66667 0.396301 0.06667 1.5957 1.99205 0.021918

15 Kopen 111.11111 0.264201 0.02222 0.5319 0.79612 0.015684 16 Katesan 111.11111 0.264201 0.02222 0.5319 0.79612 0.015684 17 Gelam 555.55556 1.321004 0.04444 1.0638 2.38483 0.057157

18 Gandaria 444.44444 1.056803 0.11111 2.6596 3.71638 0.048084

19 Puspa 722.22222 1.717305 0.13333 3.1915 4.90879 0.069798 20 Rukem 444.44444 1.056803 0.15556 3.7234 4.78021 0.048084

21 Jambu- jambuan 1333.3333 3.170409 0.02222 0.5319 3.70232 0.109421

22 Salaman 777.77778 1.849406 0.15556 3.7234 5.57281 0.073797 23 Soka 555.55556 1.321004 0.08889 2.1277 3.44866 0.057157

24 Aseman 111.11111 0.264201 0.04444 1.0638 1.32803 0.015684

25 Deluak 55.555556 0.1321 0.02222 0.5319 0.66402 0.008757 26 Sulangkar 333.33333 0.792602 0.06667 1.5957 2.38835 0.038343

27 Bencoi 55.555556 0.1321 0.02222 0.5319 0.66402 0.008757

28 Sempu air 333.33333 0.792602 0.08889 2.1277 2.92026 0.038343 29 Kenaren 222.22222 0.528402 0.04444 1.0638 1.59223 0.027704

30 Putat air 277.77778 0.660502 0.04444 1.0638 1.72433 0.033157

31 Gaharu 55.555556 0.1321 0.02222 0.5319 0.66402 0.008757

Page 83: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

32 Meranji 388.88889 0.924703 0.08889 2.1277 3.05236 0.043308

33 Kepil 166.66667 0.396301 0.04444 1.0638 1.46013 0.021918 34 Balem 166.66667 0.396301 0.02222 0.5319 0.92822 0.021918

Jumlah 42055.556 100 4.17778 100 200 2.468155

Pancang

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

1 Jambon 737.777778 15.74953 0.6 14.83517 30.58469 0.291108

2 Pitis 35.5555556 0.759013 0.044444 1.098901 1.857915 0.037047

3 Parutan 8.88888889 0.189753 0.022222 0.549451 0.739204 0.011892

4 Klandri 248.888889 5.313093 0.244444 6.043957 11.35705 0.155939

5 Kandis 62.2222222 1.328273 0.044444 1.098901 2.427175 0.057399

6 Tiga urat 266.666667 5.6926 0.4 9.890111 15.58271 0.16315

7 Mitis 204.444444 4.364327 0.2 4.945055 9.309382 0.136678

8 Karetan 320 6.83112 0.288889 7.142858 13.97398 0.183325

9 Tluntum 640 13.66224 0.488889 12.08791 25.75015 0.271952

10 Ki Apit 53.3333333 1.13852 0.111111 2.747253 3.885773 0.050954

11 Areng-areng 71.1111111 1.518027 0.088889 2.197802 3.715829 0.063571

12 Putat 391.111111 8.349147 0.066667 1.648352 9.997499 0.20731 13 Plangas putih 8.88888889 0.189753 0.022222 0.549451 0.739204 0.011892

14 Gandaria 71.1111111 1.518027 0.155556 3.846154 5.364181 0.063571

15 Gelam 195.555556 4.174573 0.044444 1.098901 5.273475 0.132591

16 Puspa 106.666667 2.27704 0.133333 3.296704 5.573744 0.086124

17 Rukem 400 8.5389 0.288889 7.142858 15.68176 0.210103

18 Putat air 595.555556 12.71347 0.311111 7.692309 20.40578 0.262216

19 Jambu- jambuan 26.6666667 0.56926 0.022222 0.549451 1.118711 0.029423 20 Sulangkar 80 1.70778 0.155556 3.846154 5.553934 0.069506

21 Waru-waruan 8.88888889 0.189753 0.022222 0.549451 0.739204 0.011892

22 Bencoi 26.6666667 0.56926 0.066667 1.648352 2.217612 0.029423

23 Soka 26.6666667 0.56926 0.044444 1.098901 1.668161 0.029423

24 Sempu air 53.3333333 1.13852 0.066667 1.648352 2.786872 0.050954

25 Meranti 8.88888889 0.189753 0.022222 0.549451 0.739204 0.011892

26 Katesan 17.7777778 0.379507 0.044444 1.098901 1.478408 0.021154

27 Ki Teja 8.88888889 0.189753 0.022222 0.549451 0.739204 0.011892

28 Kepil 8.88888889 0.189753 0.022222 0.549451 0.739204 0.011892

Jumlah 4684.44444 100 4.044444 100 200 2.674274

Tiang

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H 1 Laban 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0442 0.9102 2.51374 0.03451 2 Sempu 6.66667 2.08333 0.0667 2.72727 0.0853 1.7549 6.56548 0.08065 3 Nibung 4.44444 1.38889 0.0444 1.81818 0.0512 1.0544 4.26145 0.0594

4 Pancang 4.44444 1.38889 0.0444 1.81818 0.0539 1.1101 4.31716 0.0594

5 Areng-areng 8.88889 2.77778 0.0889 3.63636 0.1015 2.088 8.50216 0.09954

6 Tluntum 35.5556 11.1111 0.2 8.18182 0.4726 9.7254 29.0183 0.24414 7 Laban batu 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0658 1.3548 2.95829 0.03451

8 Ki Apit 48.8889 15.2778 0.2889 11.8182 0.7391 15.21 42.3055 0.28703

Page 84: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

9 Karetan 15.5556 4.86111 0.1556 6.36364 0.2448 5.0374 16.2622 0.147 10 Jambon 35.5556 11.1111 0.2 8.18182 0.4875 10.031 29.3238 0.24414

11 Plangas 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0269 0.5538 2.15731 0.03451

12 Joho 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0312 0.6422 2.24578 0.03451 13 Katesan 8.88889 2.77778 0.0889 3.63636 0.1232 2.5362 8.95034 0.09954

14 Menggris 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0283 0.5825 2.18607 0.03451 15 Putat air 4.44444 1.38889 0.0222 0.90909 0.0539 1.1101 3.40807 0.0594

16 Rukem 8.88889 2.77778 0.0889 3.63636 0.115 2.3658 8.77995 0.09954 17 Puspa 28.8889 9.02778 0.2444 10 0.5272 10.848 29.8756 0.21711

18 Klandri 17.7778 5.55556 0.1556 6.36364 0.292 6.0095 17.9287 0.16058 19 Tiga urat 33.3333 10.4167 0.2222 9.09091 0.4878 10.038 29.5457 0.2356

20 Kandis 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0391 0.8043 2.40779 0.03451 21 Salaman 6.66667 2.08333 0.0667 2.72727 0.1668 3.4318 8.24245 0.08065

22 Sempu air 15.5556 4.86111 0.1111 4.54546 0.2558 5.2639 14.6705 0.147 23 Medang 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0616 1.2674 2.87091 0.03451

24 Meranti 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0229 0.4719 2.07539 0.03451 25 Meranji 6.66667 2.08333 0.0667 2.72727 0.1064 2.1896 7.0002 0.08065

26 Winong 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0255 0.5257 2.12927 0.03451 27 Gandaria 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0205 0.4209 2.02441 0.03451 28 Kepil 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0242 0.4984 2.10196 0.03451

29 Agathis 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0555 1.1418 2.7453 0.03451 30 Mitis 2.22222 0.69444 0.0222 0.90909 0.0497 1.0227 2.62624 0.03451

Jumlah 320 100 2.4444 100 4.8596 100 300 2.85001

Pohon

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H 1 Rengas 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.1132 1.779 3.3209 0.03451 2 Tokah 1.1111 1.3889 0.04444 1.6949 0.1533 2.4086 5.4924 0.0594 3 Sempu 3.8889 4.8611 0.11111 4.2373 0.3628 5.6992 14.798 0.147

4 Sawon 3.8889 4.8611 0.11111 4.2373 0.4504 7.0757 16.174 0.147

5 Sadeng 3.8889 4.8611 0.13333 5.0847 0.3963 6.2265 16.172 0.147 6 Katesan 2.2222 2.7778 0.08889 3.3898 0.1128 1.7722 7.9398 0.09954

7 Kandis 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0269 0.4228 1.9647 0.03451 8 Ramin 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0565 0.8873 2.4292 0.03451

9 Jambon 12.222 15.278 0.37778 14.407 0.6819 10.713 40.398 0.28703

10 Berasan 1.6667 2.0833 0.06667 2.5424 0.1032 1.6207 6.2464 0.08065 11 Ki Apit 4.4444 5.5556 0.15556 5.9322 0.1779 2.7952 14.283 0.16058 12 Karetan 10.556 13.194 0.24444 9.322 0.7233 11.364 33.88 0.26724 13 Mitis 2.7778 3.4722 0.11111 4.2373 0.192 3.0166 10.726 0.11668

14 Meranti 1.6667 2.0833 0.06667 2.5424 0.0867 1.3624 5.9881 0.08065

15 Areng-areng 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0236 0.3703 1.9122 0.03451 16 Ficus 1.1111 1.3889 0.04444 1.6949 0.495 7.7772 10.861 0.0594

17 Tluntum 1.6667 2.0833 0.06667 2.5424 0.1168 1.8346 6.4603 0.08065 18 Puspa 5 6.25 0.13333 5.0847 0.2204 3.462 14.797 0.17329

19 Mundu 1.1111 1.3889 0.04444 1.6949 0.1315 2.0656 5.1494 0.0594

20 Tiga urat 2.7778 3.4722 0.11111 4.2373 0.1123 1.764 9.4735 0.11668 21 Rukem 1.1111 1.3889 0.04444 1.6949 0.0624 0.9808 4.0646 0.0594 22 Salaman 1.1111 1.3889 0.04444 1.6949 0.0828 1.3009 4.3847 0.0594 23 Klandri 1.6667 2.0833 0.06667 2.5424 0.0889 1.3966 6.0223 0.08065

Page 85: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

24 Sempu air 2.7778 3.4722 0.06667 2.5424 0.1456 2.2869 8.3015 0.11668

25 Balem 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.2548 4.0027 5.5446 0.03451 26 Kenaren 1.1111 1.3889 0.04444 1.6949 0.2649 4.162 7.2458 0.0594

27 Meranji 3.3333 4.1667 0.11111 4.2373 0.2657 4.1743 12.578 0.13242 28 Nangkan 1.1111 1.3889 0.02222 0.8475 0.0993 1.5597 3.7961 0.0594

29 Medang 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0255 0.4014 1.9433 0.03451

30 Kepil 1.6667 2.0833 0.06667 2.5424 0.0779 1.2231 5.8488 0.08065 31 Gaharu 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0176 0.2758 1.8177 0.03451 32 Merawan 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0956 1.5016 3.0435 0.03451 33 Parutan 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0269 0.4228 1.9647 0.03451

34 Putat 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0995 1.5635 3.1055 0.03451

35 Rau 0.5556 0.6944 0.02222 0.8475 0.0211 0.3308 1.8727 0.03451

Jumlah 80 100 2.62222 100 6.3652 100 300 3.1098

Camp D2

No Jenis K KR F FR INP H

1 Puspa 13800 28.69022869 1 10.5263158 39.216544 0.35823

2 Rukem 2200 4.573804574 1 10.5263158 15.10012 0.141094

3 Ki Apit 800 1.663201663 0.25 2.63157895 4.2947806 0.068132

4 Mitis 9600 19.95841996 1 10.5263158 30.484736 0.321634

5 Ki Teja 200 0.415800416 0.25 2.63157895 3.0473794 0.022797

6 Pulai 100 0.207900208 0.25 2.63157895 2.8394792 0.01284

7 Harendong 6500 13.51351351 0.5 5.26315789 18.776671 0.27047

8 Tiga urat 1400 2.910602911 0.75 7.89473684 10.80534 0.102942

9 Klandri 1600 3.326403326 0.5 5.26315789 8.5895612 0.113207

10 Laban 1200 2.494802495 0.25 2.63157895 5.1263814 0.092082

11 Soka 5300 11.01871102 0.75 7.89473684 18.913448 0.243026

12 Menggris 2300 4.781704782 0.75 7.89473684 12.676442 0.145382

13 Deluak 500 1.03950104 0.5 5.26315789 6.3026589 0.047468

14 Sempu air 900 1.871101871 0.5 5.26315789 7.1342598 0.074444

15 Kasapan 800 1.663201663 0.25 2.63157895 4.2947806 0.068132

16 Dahlia 100 0.207900208 0.25 2.63157895 2.8394792 0.01284

17 Keruing 400 0.831600832 0.25 2.63157895 3.4631798 0.03983 18 Katesan 200 0.415800416 0.25 2.63157895 3.0473794 0.022797

19 Waru-waruan 200 0.415800416 0.25 2.63157895 3.0473794 0.022797

Jumlah 48100 100 9.5 100 200 2.180144

Kepala Kerbau

No Jenis K KR F FR INP H

1 Rukem 3000 5.036937542 0.8 6.0150376 11.051975 0.1505224 2 Tiga urat 520 0.873069174 0.4 3.0075188 3.880588 0.0413914

3 Puspa 5440 9.133646743 1 7.518797 16.652444 0.2185869

4 Harendong 6560 11.01410343 0.6 4.5112782 15.525382 0.2429704 5 Kirinyuh 160 0.268636669 0.2 1.5037594 1.7723961 0.0159021

6 Klandri 440 0.738750839 0.3 2.2556391 2.9943899 0.0362576

7 Mitis 1640 2.753525856 0.4 3.0075188 5.7610447 0.0989146 8 Sulangkar 800 1.343183345 0.5 3.7593985 5.1025818 0.0578929

9 Kerisan 680 1.141705843 0.1 0.7518797 1.8935855 0.0510645

Page 86: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis K KR F FR INP H

10 Mindi 360 0.604432505 0.3 2.2556391 2.8600716 0.0308783

11 Menggris 1760 2.955003358 0.8 6.0150376 8.970041 0.1040655 12 Ki Apit 560 0.940228341 0.4 3.0075188 3.9477471 0.0438786

13 Soka 2000 3.357958361 0.8 6.0150376 9.372996 0.1139636

14 Tluntum 1120 1.880456682 0.7 5.2631579 7.1436146 0.0747229 15 Lombokan 7240 12.15580927 0.6 4.5112782 16.667087 0.256167

16 Laban 480 0.805910007 0.2 1.5037594 2.3096694 0.0388525 17 Ki Teja 920 1.544660846 0.4 3.0075188 4.5521796 0.064418 18 Sempu air 80 0.134318334 0.2 1.5037594 1.6380777 0.0088821

19 Suren 400 0.671591672 0.5 3.7593985 4.4309902 0.0336016

20 Lingi 9960 16.72263264 0.7 5.2631579 21.985791 0.2990688 21 Keruing 320 0.537273338 0.4 3.0075188 3.5447921 0.0280802

22 Meranti 80 0.134318334 0.2 1.5037594 1.6380777 0.0088821

23 Waru-waruan 8960 15.04365346 0.8 6.0150376 21.058691 0.284959 24 Laosan 120 0.201477502 0.1 0.7518797 0.9533572 0.0125062

25 Rau 80 0.134318334 0.1 0.7518797 0.886198 0.0088821

26 Kopen 40 0.067159167 0.1 0.7518797 0.8190389 0.0049066 27 Deluak 1720 2.887844191 0.4 3.0075188 5.895363 0.1023643

28 Ki Julang 40 0.067159167 0.1 0.7518797 0.8190389 0.0049066

29 Berasan 1760 2.955003358 0.5 3.7593985 6.7144019 0.1040655 30 Belimbingan 1360 2.283411686 0.1 0.7518797 3.0352914 0.0863015

31 Jambon 600 1.007387508 0.4 3.0075188 4.0149063 0.0463178

32 Mundu 80 0.134318334 0.1 0.7518797 0.886198 0.0088821 33 Plangas putih 280 0.470114171 0.1 0.7518797 1.2219939 0.0251979

Jumlah 59560 100 13.3 100 200 2.7082534

Way Negara Batin Semai

No Jenis Ki KR Fi FR INP H 1 Puspa 583.33333 0.600858 0.03333 0.363636 0.964495 0.030731

2 Menggris 4416.6667 4.549356 0.36667 4 8.549356 0.140583

3 Tiga urat 2250 2.317597 0.2 2.181818 4.499415 0.087249

4 Plangas 17333.333 17.85408 0.66667 7.272727 25.1268 0.307615 5 Sulangkar 2000 2.060086 0.23333 2.545454 4.60554 0.079981 6 Soka 2333.3333 2.403434 0.23333 2.545454 4.948888 0.089607

7 Berasan 2916.6667 3.004292 0.13333 1.454545 4.458837 0.105304 8 Meranji 1916.6667 1.974249 0.13333 1.454545 3.428794 0.077489

9 Sempu air 3250 3.34764 0.36667 4 7.347639 0.113716

10 Keruing 4750 4.892704 0.66667 7.272727 12.16543 0.147634

11 Belimbingan 83.333333 0.085837 0.03333 0.363636 0.449473 0.00606 12 Tluntum 2416.6667 2.48927 0.33333 3.636364 6.125634 0.091933

13 Karetan 83.333333 0.085837 0.03333 0.363636 0.449473 0.00606

14 Nangi 5916.6667 6.094421 0.43333 4.727273 10.82169 0.170509 15 Jarakan 916.66667 0.944206 0.03333 0.363636 1.307842 0.044024 16 Meranti 7000 7.210301 0.6 6.545454 13.75575 0.189606

17 Rukem 416.66667 0.429185 0.06667 0.727273 1.156457 0.023395

18 Gaharu 5500 5.665236 0.46667 5.090909 10.75615 0.162639

19 Sapen 666.66667 0.686695 0.03333 0.363636 1.050332 0.034205 20 Jelutung 83.333333 0.085837 0.03333 0.363636 0.449473 0.00606

Page 87: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

21 Suren 1333.3333 1.373391 0.13333 1.454545 2.827936 0.058889

22 Merawan 1750 1.802575 0.26667 2.909091 4.711666 0.072391

23 Kedawung 750 0.772532 0.1 1.090909 1.863441 0.03757 24 Laban 1083.3333 1.11588 0.13333 1.454545 2.570425 0.050165

25 Medang 5416.6667 5.579399 0.63333 6.909091 12.48849 0.161026

26 Mangir 583.33333 0.600858 0.13333 1.454545 2.055404 0.030731

27 Joho 2833.3333 2.918455 0.5 5.454545 8.373 0.103142 28 Jambon 1666.6667 1.716738 0.16667 1.818182 3.53492 0.069781

29 Deluak 3833.3333 3.948498 0.26667 2.909091 6.857589 0.127609

30 Parutan 4250 4.377683 0.33333 3.636364 8.014046 0.136962 31 Mindi 500 0.515021 0.1 1.090909 1.605931 0.027135

32 Salaman 750 0.772532 0.13333 1.454545 2.227078 0.03757

33 Keranjen 83.333333 0.085837 0.03333 0.363636 0.449473 0.00606

34 Gejolang 333.33333 0.343348 0.06667 0.727273 1.07062 0.019482 35 Gandaria 833.33333 0.858369 0.13333 1.454545 2.312915 0.04084

36 Pitis 583.33333 0.600858 0.06667 0.727273 1.328131 0.030731 37 Kandis 166.66667 0.171674 0.06667 0.727273 0.898947 0.010931

38 Sungkai 250 0.257511 0.06667 0.727273 0.984783 0.015352 39 Sawon 666.66667 0.686695 0.1 1.090909 1.777604 0.034205

40 Kopen 1500 1.545064 0.23333 2.545454 4.090519 0.064431

41 Rau 916.66667 0.944206 0.06667 0.727273 1.671479 0.044024

42 Bendo 250 0.257511 0.03333 0.363636 0.621147 0.015352 43 Ki Apit 750 0.772532 0.1 1.090909 1.863441 0.03757

44 Betonan 500 0.515021 0.06667 0.727273 1.242294 0.027135

45 Rambutan hutan 250 0.257511 0.06667 0.727273 0.984783 0.015352 46 Ki Teja 83.333333 0.085837 0.03333 0.363636 0.449473 0.00606 47 Mitis 333.33333 0.343348 0.03333 0.363636 0.706984 0.019482

Jumlah 97083.333 100 9.16667 100 200 3.214385

Pancang

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

1 Soka 386.66667 4.387292 0.266667 3.652968 8.0402602 0.13717

2 Tluntum 493.33333 5.59758 0.533333 7.3059361 12.903516 0.16137 3 Menggris 186.66667 2.118003 0.1 1.369863 3.4878661 0.08164 4 Berasan 320 3.630862 0.2 2.739726 6.3705885 0.12039

5 Pitis 40 0.453858 0.033333 0.456621 0.9104788 0.02449

6 Rau 40 0.453858 0.066667 0.913242 1.3670998 0.02449

7 Jambon 413.33333 4.689864 0.233333 3.196347 7.8862111 0.1435

8 Deluak 53.333333 0.605144 0.066667 0.913242 1.5183858 0.03091 9 Karetan 13.333333 0.151286 0.033333 0.456621 0.6079069 0.00982

10 Rukem 93.333333 1.059002 0.166667 2.283105 3.3421066 0.04816

11 Mindi 146.66667 1.664145 0.1 1.369863 3.0340083 0.06816 12 Sempu air 680 7.715583 0.633333 8.6757991 16.391382 0.19767

13 Plangas 773.33333 8.774584 0.3 4.109589 12.884173 0.21351 14 Nangi 386.66667 4.387292 0.366667 5.0228311 9.4101232 0.13717

15 Kopen 186.66667 2.118003 0.1 1.369863 3.4878661 0.08164

16 Meranti 506.66667 5.748866 0.466667 6.3926941 12.14156 0.1642

17 Tepil 13.333333 0.151286 0.033333 0.456621 0.6079069 0.00982

18 Keruing 453.33333 5.143722 0.4 5.4794521 10.623174 0.15263

Page 88: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

19 Joho 800 9.077156 0.633333 8.6757991 17.752955 0.2178

20 Medang 506.66667 5.748866 0.466667 6.3926941 12.14156 0.1642

21 Merawan 346.66667 3.933434 0.333333 4.56621 8.4996444 0.12727

22 Laban 133.33333 1.512859 0.2 2.739726 4.2525854 0.06341 23 Tiga urat 120 1.361573 0.133333 1.826484 3.1880574 0.0585

24 Gaharu 240 2.723147 0.266667 3.652968 6.3761149 0.09813

25 Mangir 133.33333 1.512859 0.166667 2.283105 3.7959644 0.06341 26 Salaman 80 0.907716 0.066667 0.913242 1.8209576 0.04268

27 Rambutan hutan 186.66667 2.118003 0.133333 1.826484 3.9444871 0.08164 28 Bencoi 280 3.177005 0.133333 1.826484 5.0034887 0.10958

29 Suren 133.33333 1.512859 0.1 1.369863 2.8827224 0.06341

30 Sungkai 133.33333 1.512859 0.033333 0.456621 1.9694804 0.06341

31 Gandaria 26.666667 0.302572 0.066667 0.913242 1.2158139 0.01755

32 Sawon 40 0.453858 0.033333 0.456621 0.9104788 0.02449 33 Sulangkar 66.666667 0.75643 0.066667 0.913242 1.6696717 0.03695

34 Menteng 13.333333 0.151286 0.033333 0.456621 0.6079069 0.00982 35 Parutan 80 0.907716 0.033333 0.456621 1.3643366 0.04268

36 Ki Apit 66.666667 0.75643 0.066667 0.913242 1.6696717 0.03695

37 Betonan 13.333333 0.151286 0.033333 0.456621 0.6079069 0.00982 38 Ki Teja 53.333333 0.605144 0.033333 0.456621 1.0617647 0.03091

39 Mundu 13.333333 0.151286 0.033333 0.456621 0.6079069 0.00982

40 Gejolang 53.333333 0.605144 0.033333 0.456621 1.0617647 0.03091

41 Mitis 93.333333 1.059002 0.066667 0.913242 1.9722436 0.04816

42 Puspa 13.333333 0.151286 0.033333 0.456621 0.6079069 0.00982 Jumlah 8813.3333 100 7.3 100 200 3.26805

Tiang

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

1 Sempu air 46.6667 13.592 0.3333 11.905 0.8841 13.8142 39.3112 0.27126

2 Parutan 20 5.8252 0.1667 5.9524 0.4181 6.53356 18.3112 0.16561

3 Berasan 23.3333 6.7961 0.2 7.1429 0.4548 7.10708 21.0461 0.18274

4 Deluak 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0774 1.20926 3.37061 0.045

5 Waru-waruan 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0344 0.53745 2.6988 0.045

6 Meranti 43.3333 12.621 0.3 10.714 0.8456 13.2135 36.5491 0.26123

7 Kemutul 13.3333 3.8835 0.1333 4.7619 0.2722 4.25355 12.899 0.12615

8 Rambutan hutan 16.6667 4.8544 0.1667 5.9524 0.3152 4.92546 15.7322 0.14686

9 Kopen 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0862 1.34735 3.5087 0.045

10 Salaman 30 8.7379 0.1667 5.9524 0.5344 8.35034 23.0406 0.21299

11 Keruing 20 5.8252 0.1667 5.9524 0.2186 3.41503 15.1927 0.16561

12 Joho 16.6667 4.8544 0.1333 4.7619 0.2865 4.47666 14.0929 0.14686

13 Betonan 16.6667 4.8544 0.1667 5.9524 0.3385 5.28946 16.0962 0.14686 14 Gaharu 6.66667 1.9417 0.0667 2.381 0.067 1.04711 5.36981 0.07654

15 Menggris 20 5.8252 0.1333 4.7619 0.3567 5.57312 16.1603 0.16561

16 Nangi 6.66667 1.9417 0.0667 2.381 0.0914 1.42863 5.75133 0.07654

17 Medang 10 2.9126 0.1 3.5714 0.1786 2.79133 9.27538 0.10299

18 Soka 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0404 0.63075 2.7921 0.045

19 Jaling 6.66667 1.9417 0.0667 2.381 0.1052 1.64427 5.96697 0.07654

20 Plangas 10 2.9126 0.1 3.5714 0.2688 4.20088 10.6849 0.10299

Page 89: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

21 Rau 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0924 1.44356 3.60491 0.045

22 Katesan 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0562 0.8775 3.03885 0.045

23 Sawon 6.66667 1.9417 0.0333 1.1905 0.1583 2.47367 5.60589 0.07654

24 Jambon 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0637 0.99569 3.15704 0.045

25 Kemang 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0988 1.54309 3.70444 0.045 26 Gandaria 3.33333 0.9709 0.0333 1.1905 0.0562 0.8775 3.03885 0.045

Jumlah 343.333 100 2.8 100 6.3997 100 300 2.90888

Pohon

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

1 Meranti 26.6667 17.391 0.6333 13.4752 2.48846 17.558 48.424 0.30421

2 Rambutan hutan 9.16667 5.9783 0.3333 7.0922 0.52777 3.7238 16.794 0.16841

3 Kemutul 4.16667 2.7174 0.1667 3.5461 0.36772 2.5945 8.858 0.09798

4 Peklinting 5 3.2609 0.2 4.25532 0.4257 3.0037 10.52 0.11163

5 Nangi 10.8333 7.0652 0.3 6.38298 1.37217 9.6817 23.13 0.18723

6 Plangas 6.66667 4.3478 0.2667 5.67376 0.33479 2.3622 12.384 0.13633

7 Menggris 16.6667 10.87 0.3333 7.0922 2.35782 16.636 34.598 0.24122

8 Keruing 11.6667 7.6087 0.3667 7.80142 1.3924 9.8244 25.235 0.19599

9 Jambon 1.66667 1.087 0.0667 1.41844 0.13477 0.9509 3.4563 0.04915

1 Meniran 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.02803 0.1978 1.4505 0.02834

11 Merawan 1.66667 1.087 0.0667 1.41844 0.18325 1.293 3.7984 0.04915 12 Tluntum 2.5 1.6304 0.0667 1.41844 0.12766 0.9008 3.9496 0.06711

13 Medang 5 3.2609 0.1667 3.5461 0.56894 4.0143 10.821 0.11163

14 Rau 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.11913 0.8406 2.0933 0.02834

15 Mitis 2.5 1.6304 0.1 2.12766 0.18803 1.3267 5.0848 0.06711

16 Kenaren 1.66667 1.087 0.0667 1.41844 0.13536 0.9551 3.4605 0.04915

17 Sempu air 7.5 4.8913 0.2667 5.67376 0.44446 3.136 13.701 0.14761

18 Mangir 3.33333 2.1739 0.1333 2.83688 0.3083 2.1753 7.1861 0.08323 19 Berasan 5.83333 3.8043 0.1667 3.5461 0.32971 2.3264 9.6768 0.12437

20 Parutan 8.33333 5.4348 0.2667 5.67376 0.48248 3.4042 14.513 0.15828

21 Betonan 6.66667 4.3478 0.1333 2.83688 0.54611 3.8532 11.038 0.13633

22 Kenanga 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.06115 0.4314 1.6841 0.02834

23 Salaman 1.66667 1.087 0.0667 1.41844 0.1961 1.3836 3.889 0.04915

24 Joho 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.02718 0.1917 1.4444 0.02834

25 Bendo 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.13758 0.9707 2.2234 0.02834

26 Gandaria 1.66667 1.087 0.0333 0.70922 0.15784 1.1136 2.9098 0.04915

27 Cengkehan 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.04353 0.3071 1.5598 0.02834

28 Sawon 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.05022 0.3543 1.607 0.02834

29 Katesan 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.04794 0.3382 1.5909 0.02834

30 Puspa 1.66667 1.087 0.0667 1.41844 0.07315 0.5161 3.0215 0.04915

31 Kapukan 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.15735 1.1102 2.3629 0.02834

32 Mindi 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.03633 0.2564 1.509 0.02834

33 Pitis 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.15329 1.0816 2.3343 0.02834

34 Gejolang 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.05255 0.3708 1.6235 0.02834

35 Kedawung 0.83333 0.5435 0.0333 0.70922 0.11561 0.8157 2.0684 0.02834

Jumlah 153.333 100 4.7 100 14.1729 100 300 3.00199

Page 90: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Pos Bulus Semai

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

1 Puspa 7000 7.106599 0.3 3.448276 10.55487 0.1879089

2 Deluak 2000 2.030457 0.2 2.298851 4.329307 0.0791251

3 Jambon 2000 2.030457 0.35 4.022989 6.053445 0.0791251

4 Waru-waruan 5125 5.203046 0.25 2.873563 8.076609 0.1537982

5 Parutan 11000 11.16751 0.75 8.62069 19.7882 0.2448099

6 Klandri 500 0.507614 0.1 1.149425 1.65704 0.0268183

7 Tluntum 4375 4.441624 0.45 5.172414 9.614038 0.1383188

8 Menggris 3750 3.807107 0.45 5.172414 8.97952 0.1244277

9 Sempu air 6000 6.091371 0.55 6.321839 12.41321 0.1704546

10 Soka 11250 11.42132 0.5 5.747126 17.16845 0.2478071

11 Berasan 5375 5.456853 0.6 6.896552 12.3534 0.1587015

12 Ki Apit 1000 1.015228 0.2 2.298851 3.314079 0.0465996

13 Ki Teja 250 0.253807 0.05 0.574713 0.82852 0.0151684

14 Sulangkar 750 0.761421 0.2 2.298851 3.060272 0.0371401

15 Mindi 3625 3.680203 0.35 4.022989 7.703192 0.1215277

16 Salaman 3875 3.93401 0.25 2.873563 6.807573 0.1272853

17 Joho 1875 1.903553 0.3 3.448276 5.351829 0.0754083

18 Pitis 250 0.253807 0.05 0.574713 0.82852 0.0151684

19 Suren 875 0.888325 0.05 0.574713 1.463038 0.0419608

20 Tiga urat 750 0.761421 0.15 1.724138 2.485559 0.0371401

21 Rukem 375 0.380711 0.1 1.149425 1.530136 0.021209

22 Meranti 6125 6.218274 0.6 6.896552 13.11483 0.1727236

23 Kenaren 1750 1.77665 0.15 1.724138 3.500788 0.0716068

24 Plangas 7125 7.233503 0.4 4.597701 11.8312 0.1899841

25 Keruing 3750 3.807107 0.4 4.597701 8.404808 0.1244277

26 Nangi 2750 2.791878 0.3 3.448276 6.240154 0.0999061

27 Kopen 1875 1.903553 0.25 2.873563 4.777117 0.0754083

28 Rambutan hutan 500 0.507614 0.05 0.574713 1.082327 0.0268183

29 Gejolang 375 0.380711 0.05 0.574713 0.955423 0.021209

30 Dgandaria 125 0.126904 0.05 0.574713 0.701616 0.0084638

31 Winong 750 0.761421 0.1 1.149425 1.910847 0.0371401

32 Merawan 500 0.507614 0.05 0.574713 1.082327 0.0268183

33 Mangir 500 0.507614 0.05 0.574713 1.082327 0.0268183

34 Mitis 375 0.380711 0.05 0.574713 0.955423 0.021209

Jumlah 98500 100 8.7 100 200 3.0524363

Pancang

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

1 Puspa 200 3.3783784 0.3 4.4444444 7.822823 0.114452

2 Tiga urat 293.33333 4.954955 0.2 2.962963 7.917918 0.148886

3 Berasan 426.66667 7.2072072 0.35 5.1851852 12.39239 0.189556

4 Mitis 53.333333 0.9009009 0.15 2.2222222 3.123123 0.042428 5 Klandri 26.666667 0.4504505 0.05 0.7407407 1.191191 0.024336 6 Soka 693.33333 11.711712 0.4 5.9259259 17.63764 0.251167

7 Parutan 320 5.4054054 0.4 5.9259259 11.33133 0.157717

Page 91: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR INP H

8 Jambon 213.33333 3.6036036 0.2 2.962963 6.566567 0.119756

9 Menggris 133.33333 2.2522523 0.1 1.4814815 3.733734 0.085433

10 Tluntum 346.66667 5.8558559 0.5 7.4074074 13.26326 0.166173

11 Salaman 146.66667 2.4774775 0.2 2.962963 5.44044 0.091615 12 Sempu air 586.66667 9.9099099 0.65 9.6296296 19.53954 0.229081

13 Karetan 26.666667 0.4504505 0.05 0.7407407 1.191191 0.024336

14 Mindi 106.66667 1.8018018 0.1 1.4814815 3.283283 0.072367 15 Ki Apit 280 4.7297297 0.35 5.1851852 9.914915 0.144318

16 Rambutan hutan 146.66667 2.4774775 0.25 3.7037037 6.181181 0.091615 17 Joho 146.66667 2.4774775 0.25 3.7037037 6.181181 0.091615

18 Meranti 280 4.7297297 0.5 7.4074074 12.13714 0.144318

19 Rukem 26.666667 0.4504505 0.1 1.4814815 1.931932 0.024336

20 Keruing 173.33333 2.9279279 0.3 4.4444444 7.372372 0.103381

21 Nangi 280 4.7297297 0.35 5.1851852 9.914915 0.144318 22 Gejolang 120 2.027027 0.1 1.4814815 3.508509 0.079026

23 Bencoi 133.33333 2.2522523 0.15 2.2222222 4.474474 0.085433 24 Waru-waruan 40 0.6756757 0.05 0.7407407 1.416416 0.033765

25 Plangas 200 3.3783784 0.2 2.962963 6.341341 0.114452

26 Sapen 13.333333 0.2252252 0.05 0.7407407 0.965966 0.013729 27 Rau 13.333333 0.2252252 0.05 0.7407407 0.965966 0.013729

28 Kenaren 53.333333 0.9009009 0.05 0.7407407 1.641642 0.042428

29 Kopen 133.33333 2.2522523 0.1 1.4814815 3.733734 0.085433

30 Mangir 53.333333 0.9009009 0.1 1.4814815 2.382382 0.042428

31 Winong 160 2.7027027 0.05 0.7407407 3.443443 0.097592 32 Suren 53.333333 0.9009009 0.05 0.7407407 1.641642 0.042428 33 Merawan 40 0.6756757 0.05 0.7407407 1.416416 0.033765

Jumlah 5920 100 6.75 100 200 3.145419

Tiang

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

1 Tiga urat 20 0.9091 0.05 1.3333 0.26768 0.65188 2.8943 0.04273

2 Puspa 380 17.273 0.4 10.667 6.94395 16.9108 44.85 0.30332 3 Anggrung 20 0.9091 0.05 1.3333 0.25478 0.62047 2.8629 0.04273 4 Berasan 120 5.4545 0.25 6.6667 1.78933 4.35761 16.479 0.15866

5 Rau 40 1.8182 0.1 2.6667 0.60398 1.47089 5.9557 0.07286

6 Tluntum 140 6.3636 0.2 5.3333 3.21449 7.82833 19.525 0.17529

7 Mindi 60 2.7273 0.15 4 1.08201 2.63504 9.3623 0.09823

8 Rambutan hutan 320 14.545 0.5 13.333 6.07134 14.7857 42.664 0.28042

9 Sempu air 180 8.1818 0.35 9.3333 2.92898 7.13302 24.648 0.20481

10 Jambon 100 4.5455 0.2 5.3333 1.84889 4.50264 14.381 0.1405

11 Meranti 300 13.636 0.45 12 6.43694 15.6761 41.312 0.2717 12 Gejolang 40 1.8182 0.05 1.3333 0.54045 1.31616 4.4677 0.07286

13 Nangi 120 5.4545 0.2 5.3333 2.36003 5.74745 16.535 0.15866

14 Joho 80 3.6364 0.15 4 1.71704 4.18155 11.818 0.12052 15 Mangir 20 0.9091 0.05 1.3333 0.6121 1.49067 3.7331 0.04273

16 Deluak 40 1.8182 0.05 1.3333 0.57723 1.40574 4.5573 0.07286 17 Pancang 40 1.8182 0.1 2.6667 0.51083 1.24403 5.7289 0.07286

18 Plangas 20 0.9091 0.05 1.3333 0.35175 0.85663 3.0991 0.04273

Page 92: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

19 Kopokan 20 0.9091 0.05 1.3333 0.19506 0.47504 2.7175 0.04273

20 Bayur 20 0.9091 0.05 1.3333 0.59252 1.44297 3.6854 0.04273

21 Winong 20 0.9091 0.05 1.3333 0.19506 0.47504 2.7175 0.04273

22 Salaman 20 0.9091 0.05 1.3333 0.39809 0.96948 3.2119 0.04273 23 Keruing 20 0.9091 0.05 1.3333 0.44729 1.0893 3.3317 0.04273

24 Kemutul 20 0.9091 0.05 1.3333 0.36688 0.89347 3.1359 0.04273

25 Parutan 20 0.9091 0.05 1.3333 0.30828 0.75076 2.9932 0.04273 26 Katesan 20 0.9091 0.05 1.3333 0.44729 1.0893 3.3317 0.04273

Jumlah 2200 100 3.75 100 41.0623 100 300 2.71632

Pohon

No Jenis Ki KR Fi FR Di DR INP H

1 Berasan 8.75 5.46875 0.25 5.9524 0.4249 3.359 14.7801 0.1589

2 Puspa 33.75 21.0938 0.4 9.5238 2.5762 20.365 50.9827 0.3283

3 Rukem 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.0395 0.3123 2.28398 0.0379

4 Jambon 8.75 5.46875 0.3 7.1429 0.5147 4.0685 16.6801 0.1589

5 Deluak 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.0434 0.3427 2.31443 0.0379

6 Nangi 11.25 7.03125 0.25 5.9524 0.5514 4.3592 17.3429 0.1867

7 Sempu air 12.5 7.8125 0.35 8.3333 0.8196 6.4789 22.6248 0.1992

8 Plangas 3.75 2.34375 0.15 3.5714 0.2197 1.7366 7.65174 0.088

9 Meranti 26.25 16.4063 0.45 10.714 1.3356 10.558 37.6783 0.2965

10 Mangir 2.5 1.5625 0.1 2.381 0.4207 3.3257 7.26914 0.065

11 Sapen 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.0434 0.3427 2.31443 0.0379

12 Kenaren 3.75 2.34375 0.15 3.5714 1.273 10.064 15.9788 0.088

13 Tluntum 3.75 2.34375 0.15 3.5714 0.3487 2.7568 8.67198 0.088

14 Ki Teja 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.0861 0.6804 2.65217 0.0379

15 Menggris 2.5 1.5625 0.05 1.1905 0.6594 5.2126 7.96557 0.065

16 Joho 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.3981 3.1469 5.11867 0.0379

17 Saninten 2.5 1.5625 0.1 2.381 0.1915 1.5137 5.45713 0.065

18 Rambutan hutan 6.25 3.90625 0.2 4.7619 0.3948 3.1211 11.7893 0.1267

19 Betonan 2.5 1.5625 0.1 2.381 0.1301 1.0285 4.97195 0.065

20 Salaman 3.75 2.34375 0.15 3.5714 0.1567 1.2384 7.15358 0.088

21 Kenanga 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.3083 2.437 4.40872 0.0379

22 Jengkol 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.046 0.3638 2.33551 0.0379 23 Katesan 3.75 2.34375 0.15 3.5714 0.2059 1.6277 7.54286 0.088

24 Keruing 2.5 1.5625 0.1 2.381 0.3766 2.9768 6.92022 0.065

25 Mindi 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.0956 0.7556 2.72731 0.0379

26 Balem 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.056 0.4425 2.41426 0.0379

27 Parutan 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.1035 0.8185 2.79025 0.0379

28 Bayur 5 3.125 0.15 3.5714 0.5175 4.0909 10.7873 0.1083

29 Cempaka 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.1139 0.9007 2.87246 0.0379

30 Meranji 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.0917 0.7251 2.69678 0.0379

31 Merawan 1.25 0.78125 0.05 1.1905 0.1076 0.8509 2.82266 0.0379

Jumlah 160 100 4.2 100 12.65 100 300 2.821

Page 93: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Lampiran 5. Uji Beda Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah dan Semai

Lokasi t hitung df t0.05 t0.01 Uji beda D1 dengan : Kalibiru 3.246117 1219.11 1.96 2.576 D2 3.090436 1640.54 1.96 2.576 Way Negara Batin -2.56418 2382.89 1.96 2.576 Pos Bulus -1.20783 1639.39 1.96 2.576 Kepala Kerbau 1.589224 2703.82 1.96 2.576 Uji beda Kalibiru dengan : D2 0 1212.9 1.96 2.576 Way Negara Batin -5.42954 1360.9 1.96 2.576 Pos Bulus -3.97671 1250.62 1.96 2.576 Kepala Kerbau -1.97418 1067.85 1.96 2.576 Uji beda D2 dengan : Way Negara Batin -5.20001 1760.74 1.96 2.576 Pos Bulus -3.82844 1544.25 1.96 2.576 Kepala Kerbau -1.86941 1482.37 1.96 2.576 Uji beda Way Negara Batin dengan : Pos Bulus 1.102613 1767.26 1.96 2.576 Kepala Kerbau 4.163621 2284.1 1.96 2.576 Uji beda Pos Bulus dengan : Kepala Kerbau 2.603657 1482.12 1.96 2.576

Page 94: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

Lampiran 6. Daftar Jenis Tumbuhan di Areal Penelitian

No Nama Jenis Nama ilmiah Famili 1 Agathis Agathis dammara Araucariaceae 2 Anggrung Trema orientalis Ulmaceae 3 Areng-areng 4 Aseman Tamarindus sp Caesalpiniaceae 5 Badotan Polyalthia rumphii Annonaceae 6 Balem Palaquium hexandrum Sapotaceae 7 Bayur Pterospermum javanicum 8 Belimbingan Sarchoteca subtrinervis Oxalidaceae 9 Bencoi

10 Bendo Arthocarpus elastica Moraceae 11 Berasan Memecylon edule Melastomaceae 12 Betonan 13 Cempaka Michelia campaca Magnoliaceae 14 Cengkehan Eugenia sp Myrtaceae 15 Dahlia 16 Deluak Grewia acuminata Tiliaceae 17 Gaharu Aquilaria malaccensis Thymelaeaceae 18 Gandaria Helicia robusta Protaceae 19 Gejolang 20 Gelam Malaleuca leucadendron Myrtaceae 21 Harendong Melastoma polyantum Melastomataceae 22 Jaling 23 Jambon Eugenia sp Myrtaceae 24 Jarakan 25 Jelutung Dyera costulata Apocinaceae 26 Jengkol Pithecolobium lobatum Fabaceae 27 Joho Buchanania sessifolia Anacardiaceae 28 Kandis Garcinia dioica Sapindaceae 29 Karetan Ficus sp Euphorbiaceae 30 Kasapan Lasianthus scrabridus Rubiaceae 31 Katesan 32 Kedawung Parkia roxburgii Fabaceae 33 Kemang Mangifera caesia Anacardiaceae 34 Kemutul Cratoxylon formosum Guttiferae 35 Kenanga Cananga odorata Annonaceae 36 Kenaren Canarium communee Burseraceae 37 Kepil 38 Keranji Dialium guinense Caesalpiniaceae 39 Keruing Dipterocarpus sp. Dipterocarpaceae 40 Ki Apit Pleiocarpidia enneandra Myrtaceae 41 Ki Teja Cinnamomum iners Lauraceae 42 Kirinyuh Eupathorium sp. Compositae 43 Klandri 44 Kopen Aglaia sp Meliaceae

Page 95: STUDI HABITAT HARIMAU SUMATERA Panthera tigris sumatrae ... · harimau tidak hanya terdapat pada hutan yang memiliki strata vegetasi yang lengkap. Kepadatan jumlah harimau sumatera

No Nama Jenis Nama ilmiah Famili 45 Kopo Syzigium pycnanthum Myrtaceae 46 Laban Vitex sp Verbenaceae 47 Lingi 48 Mangir Ganophyllum falcatum Sapindaceae 49 Medang Xanthophyllum sp Polygalaceae 50 Menggris Koompassia malaccensis Caesalpiniaceae 51 Meniran 52 Menteng Pternandra caerulescens Melastomaceae 53 Meranji 54 Meranti Shorea sp Dipterocarpaceae 55 Merawan Hopea latifolia Dipterocarpaceae 56 Mindi Melia sp. Meliaceae 57 Mitis Symolocos fasciculata 59 Nangi Adina polycephala Rubiaceae 60 Nangok Dysoxylum cauliflorum Meliaceae 61 Nibung Ochrosperma sp. Arecaceae 62 Pancang 63 Parutan Cleistanthus sumatranus Euphorbiaceae 64 Pitis Homalium caryophyllum Flacourtiaceae 65 Plangas Aporosa aurita Euphorbiaceae 66 Puspa Schima wallichii Burseraceae 67 Putat Ternsormia elongata Lecythidaceae 68 Rambutan hutan Nephelium mutabile Sapindaceae 69 Ramin Gonystilus sp. 70 Rau Dracontomelon dao Anacardiaceae 71 Rukem Flacourtia rukam Flacourtiaceae 72 Sadeng Livistonia rotundifolia Arecaceae 73 Salaman Syzigium polyanthum Myrtaceae 74 Saninten Castonea sumatrana Fagaceae 75 Sapen 76 Sawon Ternsormia elongata Sapotaceae 77 Sempu air Dillenia excelsa Dilleniaceae 78 Soka Ixora coccinea Rubiaceae 79 Sulangkar Leea angulata Leeaceae 80 Sungkai Veronema canescens Verbenaceae 81 Suren Toona sureni Meliaceae 82 Terentang Camnosperma auriculata Anacardiaceae 83 Tiga urat Cinnamomum sp. Lauraceae 84 Tluntum Syzigium sp. Myrtaceae 85 Tokah 86 Walangan Pterospermum accerifolium Ebenaceae 87 Waru Hibiscus sp. Malvacaea 88 Winong Clerodendrum paniculatum Verbenaceae