Sterilisasi dan Desinfeksi yang Umum Dilakukan di Lab
Mikrobiologi
Pengertian sterilisasi dan desinfeksi
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua mikro-organisme
termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan
pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan.
Disinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau penghapusan mikroba yang dapat
menyebabkan penyakit atau masalah lain misalnya seperti pembusukan. Hal ini biasanya dicapai
dengan menggunakan bahan kimia.
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil (0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan disterilisasi
dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk
mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan
bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak akan tersaring
dengan metode ini.
Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara antaralain:
a). Non-disposable filtration apparatus
- Disedot dengan pompa vakum
- Volume 20-1000 ml
b). Disposable filter cup unit
- Disedot dengan pompa vakum
- Volume 15-1000 ml
c). Disposable filtration unit dengan botol penyimpan
- Disedot dengan pompa vakum
- Volume 15-1000 ml
d). Syringe filters
- Ditekan seperti jarum suntik
- Volume 1-20 ml
e). Spin filters
- Ditekan dengan gaya setrifugasi
- Volume kurang dari 1 ml
2. Sterilisasi secara fisik dengan pemanasan & penyinaran.
2.1. Sterilisasi dengan pemanasan
a). Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b). Panas kering: sterilisasi dengan oven suhu 180 oC selama 1 jam. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c). Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. Misalnya susu yang disterilkan dengan
suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan
pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
d). Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan
tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 oC. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan
media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding
dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121 oCdan tekanan 15
lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah
karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada
ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk
autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan
memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika
dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang.
Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20
psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika
dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap
air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf
diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timermulai
menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai 0 psi.
Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :
- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim.
- Paelarut organik, seperti fenol.
- Buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya
substrat dapat dilakukan pencegahan sbb :
- Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat.
- Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa garam mineral
lain.
- Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar.
- Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf.
- Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0.
Sanagt penting bagi kita untuk memverifikasi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna.
Umumnya beberapa cara untuk memastikan atau memverifikasi autoklaf bekerja dengan baik,
diantaranya antaralain:
1).Indicator tape for sterilization
yaitu tape (isolasi) yang mengandung bahan kimia tertentu yang akan berubah warna apabila
dilakukan sterilisasi dan hanya digunakan untuk satu kali pemakaian. Cara penggunannya sangat
mudah cukup menempelkan tape indicator pada Erlenmeyer atau botol yang berisi media atau
bahan yang akan disterilkan di autoklaf, setelah proses sterilisasi selesai jika autoklaf yang kita
gunakan bekerja dengan baik maka tape tersebut akan berubah warna dan sebaliknya jika
sterilisasi tidak berjalan dengan baik maka tape tidak akan berubah warna.
2). Sterikon bioindikator
yaitu indikator serilisasi yang menggunakan bakteri/mikroba bersifat termofilik sebagai penguji
sterilisasi, yang ditempatkan dalam ampul . mikroba yang digunakan biasanya Bacillus
stearothermophillus(bakteri yang optimal hidup pada suhu 60oC). prinsipnya jika sterilisasi
berjalan dengan baik maka bakteri pada bioindikator akan mati, tetapi jika tidak bakteri akan
tetap hidup dan akan terjadi perubahan warna pada bioindikator. cara penggunanya cukup
masukan ampul sterikon bioindikator kedalam autoklaf yang akan kita verifikasi kemudaian
setelah proses sterilisasi selesai inkubasi bioindikator tersebuk pada suhu 60oC selama 24 jam
kemudian amati jika tidak terjadi perubahan warna artinaya autoklaf bekerja dengan baik atau
steril, namun jika terjadi perubahan warna menjadi kuning berarti autoklaf tidak bekerja dengan
baik atau sterilisasi tidak tercapai.
Sumber Artikel : Sterilisasi
Top Related