perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STANDAR PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH PADA
KOPERASI SIMPAN PINJAM SARANA ANEKA JASA
PROPOSAL PENELITIAN
Tugas Akhir
Disusun untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat –Syarat
Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Keuangan dan Perbankan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
DEWI TRI WAHYUNI
F 3 6 0 8 0 8 4
PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Tak ada ilmu yang tak bisa ditakhlukan, karena yang ada hanya ketidakmauan”
“Segala kenangan yg kita lalui, seburuk apapun itu janganlah disesali. Ambil hikmah
dan pelajaran yang terkandung didalamnya”
“Berilah yang terbaik, insyaaalah kamu akan mendapatkan yang terbaik pula”
“Ciri-ciri kesuksesan yaitu saat orang-orang mulai benci kepada anda”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk :
1. Allah „Azza Wajalla
2. Kedua orang tuaku tercinta yang dengan sepenuh
jiwa dan raga serta kasih sayangnya untukku.
3. Semua teman-temanku yang selalu baik kepadaku.
4. Semua orang yang di sampingku yang membuatku
tersenyum dan menangis.
5. Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum wr.wb
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul
“STANDAR PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH PADA KSP SARANA
ANEKA JASA”.
Penyusunan Tugas Akhir ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya (A,Md) DIII Keuangan dan Perbankan pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini penulis sangat dibantu
oleh beberapa pihak. Maka dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada :
1. DR.Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Drs.Kresno Sarosa Pribadi M.Si selaku Ketua Prodi Diploma III Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Johadi,S.E selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan berbagai arahan yang
berguna sehingga laporan kerja magang ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Luluk, Bapak Nur Wachid dan Seluruh Karyawan KSP Sarana Aneka Jasa
yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama magang.
5. Kedua orang tuaku yang selama ini membimbing, memberikan segala cinta dan
kasih sayangnya serta memberikan dorongan untukku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Sahabat dan teman-teman Fakultas Ekonomi Diploma III Keuangan dan
Perbankan 2008.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun
penyajian, untuk itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Semoga tugas laporan Magang Kerja ini menjadi awal kesuksesan penulis pada langkah
selanjutnya, Amin.
Wassalamu‟alaikum wr.wb
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metodologi Penelitian
1
4
4
5
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Koperasi
B. Asal Mula Koperasi
C. Tentang Koperasi
D. Perkembangan Koperasi di Indonesia
E. Kesehatan Koperasi
9
10
12
26
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Pinjaman Bermasalah 46
BAB III PEMBAHASAN
1. Sejarah Singkat Perkembangan KSP Sarana aneka Jasa
2. Visi dan Misi KSP Sarana aneka Jasa
3. Produk KSP Sarana Aneka Jasa
4. Struktur Organisasi KSP Sarana Aneka Jasa
5. Diskripsi Jabatan KSP Sarana aneka Jasa
6. Perkembangan Kredit Bermasalah
7. Pembahasan Perumusan Masalah pada KSP Sarana Aneka
Jasa
61
62
63
69
70
84
87
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
103
104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perkembangan Koperasi dan KUD
Tabel 2.2 Aspek Penilaian Terhadap Kesehatan Koperasi
Tabel 3.1 Tabel penerimaan arisan sistem gugur
Tabel 3.2 Jumlah karyawan pelaksana KSP Sarana Aneka Jasa
Tabel 3.3 Daftar Pinjaman KSP Sarana Aneka Jasa Bulan Januari-Desember 2010
Tabel 3.4 Laporan Pinjaman yang Diberikan KSP Sarana Aneka Jasa Cabang Kartasura,
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lambang koperasi Indonesia
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sarana Aneka Jasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan magang kerja mahasiswa
Lampiran 2 Surat pernyataan
Lampiran 3 Slip setoran pinjaman
Lampiran 4 Brosur KSP Sarana Aneka Jasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
STANDAR PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH PADA KSP SARANA
ANEKA JASA
DEWI TRI WAHYUNI
F 3 6 0 8 0 8 4
Lembaga keuangan merupakan hal penting dalam pertumbuhan ekonomi. Melalui
lembaga keuangan, masyarakat dapat menyelesaikan masalah keuangan yang mereka
hadapai. Lembaga keuangan menawarkan produk jasa kepada nasabahnya sebagai solusi
berbagai macam masalah keuangan. Walaupun telah dibantu oleh lembaga keuangan, tidak
menutup kemungkinan usaha yang dijalankan nasabah tersebut dapat selalu berjalan lancar.
Ada kalanya usaha nasabah mengalami penurunan. Jika hal itu terjadi, maka berpengaruh
pula pada kelancaran debitur dalam membayar pinjaman yang ia terima dari lembaga
keuangan, khususnya dalam hal ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sarana Aneka
Jasa. Faktor-faktor yang menyebabkan pinjaman bermasalah terdiri dari faktor intern dan
ekstern. Untuk itu ada standar penanganan pinjaman bermasalah pada setiap KSP. Standar
penanganan pinjaman bermasalah bertujuan untuk memecahkan permasalahan antara debitur
dan pihak KSP Sarana Aneka Jasa dalam perihal pinjaman.
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui prosedur yang dilakukan
Sarana Aneka Jasa dalam penanganan pinjaman bermasalah. Ruang lingkup penelitian ini
mencakup diskripsi umum profil KSP Sarana Aneka Jasa dan Standar penanganan pinjaman
bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi wawancara langsung dengan pengurus KSP Sarana Aneka Jasa,
observasi dengan mengamati langsung kegiatan penanganan pinjaman bermasalah di tempat
transaksi, studi pustaka yaitu pengumpulan data dari berbagai sumber literatur dan buku yang
berhubungan dengan pinjaman. Metode pembahasan yang digunakan oleh peneliti adalah
analisis diskriptif kualitatif yaitu pembahasan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
suatu objek yang diteliti.
Penelitian ini akan dibahas khusus tentang prosedur standar penanganan pinjaman
bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui standar
penanganan pinjaman bermasalah sehingga debitur dapat segera memecahkan masalahnya.
Dan sebagai saran, hendaknya KSP Sarana Aneka Jasa melakukan segala prosedur standar
penanganan pinjaman bermasalah secara tepat agar debitur tidak merasa merugi dan tercapai
kesepakatan antara 2 pihak.
Kata kunci : Prosedur Standar penanganan pinjaman bermasalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lembaga keuangan memegang peran penting dalam perekonomian dewasa
ini. Hal ini disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang semakin bertambah
seiring perkembangan globalisasi. Lembaga keuangan terdiri dari lembaga
keuangan perbankan dan lembaga Keuangan non bank. Lembaga keuangan
menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang
bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang
membutuhkan dana tersebut kehadiran lembaga keuangan inilah yang
memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari
investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para investor
ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut
dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Tujuan utama dari
lembaga penyimpanan dana adalah untuk menghasilkan pendapatan.
Koperasi adalah salah satu lembaga keuangan non perbankan. Dilihat dari
asal katanya istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti
usaha bersama. Menurut pengertian “koperasi” maka segala bentuk pekerjaan
yang dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut sebagai koperasi.
Namun yang dimaksud dengan koperasi dalam hal ini bukanlah dalam arti
sembarang bentuk kerjasama seperti itu. Arti dari koperasi disini adalah suatu
bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu untuk melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kegiatan-kegiatan tertentu berdasarkan aturan-aturan dan tujuan tertentu pula.
Pengertian koperasi dalam ilmu ekonomi ialah suatu perkumpulan yang
memungkinkan beberapa orang dan atau badan (badan hukum) dengan jalan
bekerja sama atas dasar sukarela menyelenggarakan sesuatu pekerjaan untuk
memperbaiki kehidupan anggota-anggotanya, misalnya bersama-sama
menyelenggarakan produksi (koperasi produksi), bersama-sama
menyelenggarakan pembelian (koperasi pembelian), bersama-sama
menyelenggarakan penjualan (koperasi penjualan), bersama-sama
menyelenggarakan perkreditan (koperasi kredit), dan sebagainya.
Undang-undang republik Indonesia No.25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1
tentang Perkoperasian dirumuskan bahwa “Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. Dalam garis besarnya, Koperasi
pada umumnya dipahami sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi
mereka, melalui pembentukan suatu perusahaan yang dikelola secara demokratis.
Terdapat berbagai macam koperasi di Indonesia. Pasal 16 Undang-undang
Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa ”Dasar untuk
menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan
ekonomi anggotanya, seperti antara lain Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi
Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa. Khusus
koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti pegawai negeri, anggota
ABRI, karyawan dan sebagainya,bukan merupakan koperasi tersendiri. Salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
jenis koperasi yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Koperasi Simpan Pinjam
termasuk dalam kelompok Lembaga Keuangan Mikro formal. KSP pada awalnya
dikembangkan di Jerman pada pertengahan abad 19, hal ini dilatarbelakangi
karena keperluan akan kebutuhan peminjaman uang tetapi dengan prosedur yang
mudah dan cepat. KSP tersebut berkembang di berbagai Negara karena
keberhasilannya. KSP mulai diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda
pada tahun 1895, yang berbentuk berbagai lembaga simpan pinjam. Peraturan
yang mendukung adanya KSP adalah Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995
tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam, serta petunjuk pelaksanaannya di
lapangan.
Koperasi simpan pinjam tidak lepas dari masalah kredit, demikian juga
pada Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa sebagai lembaga simpan pinjam
harus mampu mengelola, menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara
efektif dan efisien agar meningkatkan taraf hidup bagi anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Yang dimaksud kredit/pinjaman bermasalah disini
adalah keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau
seluruh kewajibannya kepada bank/KSP seperti yang telah diperjanjikan dalam
perjanjian kredit. Penyaluran kredit kepada nasabah besar resikonya, maka kredit
memerlukan suatu sistem pengelolaan agar resiko kredit macet atau kerugian
dapat diminimalisir. Untuk meminimalisir terjadinya kredit macet maka KSP
Sarana Aneka Jasa memerlukan adanya manajemen kredit yang efektif sehingga
dengan manajemen kredit tersebut dapat mencegah adanya kredit macet. Salah
satu caranya yaitu dengan analisis 5C yang terdiri dari Character,Capacity,
Capital,Condition of Economic, dan Collateral. Analisis tersebut dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sebelum pemberian kredit agar bagian Analisis Kredit dapat mengerti dan
memahami mengenai debiturnya. Analisis seperti itu dilakukan agar KSP dapat
meminimalisasi adanya pinjaman bermasalah. Walaupun begitu adanya pinjaman
bermasalah tak dapat dielakkan secara keseluruhan. Tiap tahun tetap ada
presentase nasabah yang mengalami Pinjaman Bermasalah. Oleh karena itu
penulis dalan menulis Tugas Akhir mengambil judul : STANDAR
PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH PADA KOPERASI SIMPAN
PINJAM SARANA ANEKA JASA.
B. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pinjaman bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa?
2. Faktor apakah yang dominan
menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah pada KSP Sarana
Aneka Jasa?
3. Bagaimana standar penanganan pinjaman
bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah pada KSP Sarana
Aneka Jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Untuk mengetahui faktor yang dominan
menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah pada KSP Sarana
Aneka Jasa.
3. Untuk mengetahui standar penanganan
pinjaman bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penulisan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi penulis sendiri, maupun bagi pembaca atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan, diantaranya:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini berhubungan erat dengan Program Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
yaitu untuk memenuhi syarat-syarat kelulusan akademik guna
mencapai gelar Diploma III. Disamping itu, dengan melakukan
penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang
berkepentingan mendapat tambahan informasi yang bermanfaat dan
salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam
mengatasi masalah yang sama atau terkait dimasa yang akan datang.
2. Manfaat dalam implementasi atau praktik
Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi bagi KSP yang diteliti agar dapat menjadi lembaga yang
berkelanjutan dan mampu menopang perekonomian masyarkat. Selain
itu, penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
khasanah pengetahuan dan menjadi topik penulisan untuk menambah
informasi termasuk sebagai salah satu acuan bagi penulisan ilmiah
terkait.
E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Ruang Lingkup
Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan program
magang kerja mahasiswa pada KSP Sarana Aneka Jasa untuk
memperoleh data sesuai dengan materi yang ingin ditulis.
2. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penulisan TA ini adalah :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yang
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Dalam pengumpulan
data ini penulis mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung
di tempat KSP Sarana Aneka Jasa dan di lapangan.
b. Data Sekunder
Data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh
penulis. Data berasal dari beberapa pihak yang terkait dengan
penulisan ini. Data itu berupa :
1.) Sejarah singkat perkembangan KSP Sarana Aneka Jasa.
2.) Visi dan Misi KSP sarana Aneka Jasa.
3.) Produk KSP sarana Aneka Jasa.
4.) Struktur organisasi KSP sarana Aneka Jasa.
5.) Diskripsi jabatan (job description).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Metode Pengumpulan Data
Pegumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik
wawancara dan observasi partisipasi serta dengan dokumen.
1. Wawancara
Dilakukan dalam bentuk wawancara tanya jawab dengan
objek penelitian. Sebagai obyeknya yaitu bagian kredit pada
KSP Sarana Aneka Jasa.
2. Observasi
Dilakukan dengan cara magang kerja secara langsung pada
obyek observasi. Dan penanganan pinjaman bermasalah di
lapangan tempat transaksi.
3. Studi Pustaka
Dilakukan dalam bentuk pengumpulan data-data dari
berbagai sumber literatur dan buku yang berhubungan dengan
topik pembahasan dalam penulisan ini untuk memperoleh dasar
teoritis yangn relevan.
Pedoman wawancara digunakan agar memudahkan penulis
memfokuskan perhatian dalam pengumpulan data. Sedangkan
alat-alat pemotret dan pencatat digunakan agar data yang
dikumpulkan tidak tercecer dan terlupakan.
4. Metode analisis
Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir disini adalah
menggunakan analisis diskriptif kualitatif. Metode ini menggambarkan pokok
bahasan atau tema yang diambil serta menjelaskannya secara sistematis, dan harus
menggunakan prosedur, motode, atau cara tertentu agar penelitian tersebut sesuai
tujuan yang akan dicapai. Analisis diperkuat oleh data-data pendukung seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
foto maupun gambar. Metode penelitian telah sesuai dengan tema Tugas akhir
penulis yaitu mengenai standar penanganan pinjaman bermasalah pada koperasi
simpan pinjam sarana aneka jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB 11
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Koperasi
Berbagai pengertian tentang koperasi telah diungkapkan dari
berbagai penulis, berbagai negara, dan tiap peraturan. Mereka
mendefinisikan dengan berbeda-beda, namun dari berbagai definisi itu ada
kesamaan sehingga gambaran tentang adanya kesatuan diantara
perbedaan-perbedaan tersebut akhirnya diperoleh juga. Beberapa definisi
dari berbagai sumber antara lain :
1. International Cooperative Alliance (ICA)
Dalam bukku The Cooperative Principles karangan P.E.Weeraman
memberikan definisi sebagai berikut “Koperasi adalah kumpulan
orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk memperbaiki
sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan
anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling membantu
antara satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi
keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip
koperasi.”
2. Calvert dalam bukunya The Law and Principles of Cooperation
memberikan definisi “Koperasi adalah organisasi orang-orang yang
hasratnya dilakukan secara sukarela sebagai manusia atas dasar
kesamaan untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Undang-undang Koperasi India tahun 1904 yang diperbarui pada
tahun 1912 memberikan definisi koperasi sebagai berikut
“Koperasi adalah organisasi masyarakat atau kumpulan orang-
orang yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan atau
mengusahakan kebutuhan ekonomi para anggotanya sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi.”
4. Drs.A.Chaniago dalam bukunya Perkoperasian Indonesia
memberikan definisi koperasi “koperasi adalah suatu perkumpulan
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan
cara bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.”
5. Definisi koperasi yang diberikan oleh Undang-undang No.12 tahun
1967 tentang pokok-pokok perkoperasian yaitu
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial beranggotakan orang-oang atau badan-badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Definisi koperasi yang diambil dari berbagai sumber ini menunjukkan
bahwa koperasi berkembang dimana-mana dan tidak kehilangan
karakternya.
B. Asal Mula Koperasi
Dalam masyarakat kita koperasi bukanlah hal yang asing lagi,
karena kita sudah merasakan jasa koperasi dalam rangka keluar dari
kesulitan hutang lintah darat. Secara harfiah koperasi yang berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
bahasa Inggris Coperation terdiri dari 2 kata yaitu co yang berarti bersama
dan operation yang berarti bekerja. Jadi koperasi berarti bekerja sama,
sehingga setiap bentuk kerjasama dapat disebut koperasi. Koperasi adalah
sebuah institusi (lembaga) yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional
dan kerjasama antar individu, yang pernah berkembang sejak awal sejarah
manusia sampai pada awal “revolusi industri” di Eropa pada akhir abad 18
dan selama abad 19, sering disebut sebagai Koperasi Historis atau
Koperasi Pra-industri. Koperasi modern didirikan pada akhir abad 18,
terutama sebagai jawaban atas masalah-masalah sosial yang timbul selama
tahap awal Revolusi Industri.
Menurut bapak koperasi Indonesia, Drs. Muhammad Hatta
koperasi adalah lembaga ekonomi yang paling cocok jika diterapkan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan sifat masyarakat yang tinggi kolektifitas
dan kekurangannya. Tapi sayangnya lembaga ekonomi ini malah tidak
berkembang dengan pesat di negara Republik Indonesia ini. Kapitalisme
berkembang dengan pesat dan merusak sendi-sendi kepribadian bangsa
tanpa berusaha memperbaikinya. Sehingga jurang kesenjangan sosial
semakin lebar dan tidak tak teratasi lagi. Gerakan koperasi digagas oleh
Robert Owen (1771-1858) yang menetapkannya pertama kali pada usaha
pemintalan kapas di New Lanark, Scotlandia.
Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King
(1786–1865) dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada
1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The
Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi. Koperasi akhirnya
berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman, juga berdiri koperasi
yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan
Inggris. Koperasi-koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer,
Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc mendirikan
koperasi produksi yang mengutamakan kualitas barang. Koperasi
diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa
Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan
membantu rakyatnya yang menderita dikarenakan terjerat hutang dengan
rentenir.
C. Tentang Koperasi
1. Lambang koperasi Indonesia
Gambar 2.1 Lambang koperasi Indonesia
Keterangan:
a) Rantai melambangkan persatuan dan persahabatan yang
kokoh.
b) Roda bergigi menggambarkan upaya keras yang ditempuh
secara terus menerus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c) Kapas dan padi berarti menggambarkan kemakmuran
rakyat yang diusahakan oleh koperasi.
d) Timbangan berarti keadilan sosial sebagai salah satu dasar
koperasi.
e) Bintang dalam perisai artinya Pancasila, merupakan
landasan ideal koperasi.
f) Pohon beringin menggambarkan sifat kemasyarakatan dan
kepribadian Indonesia yang kokoh berakar.
g) Koperasi Indonesia menandakan lambang kepribadian
koperasi rakyat Indonesia.
h) Warna merah dan putih menggambarkan sifat nasional
Indonesia.
2. Anggota koperasi
Ada 2 anggota koperasi, yaitu:
a. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi
anggota koperasi
b. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi
anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama
koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu
anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda
maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus
pengguna jasa koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh
seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara
yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi.
Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut Sisa Hasil Usaha
atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut
dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen
berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh
anggota.
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. (Wikipedia dalam Sito, Arifin.
Tamba, Halomoan Koprasi teori dan peraktek).
3. Tujuan koperasi
Dalam bab II pasal 3 UU RI No.25/1992 dikatakan bahwa :
“koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakta pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945”.
Dari bunyi pasal 3 di atas dijelaskan bahwa tujuan koperasi
hendak memajukan kesejahteraan anggotanya terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Kemudian apabila koperasi tersebut mempunyai kelebihan
kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat
sekitarnya. Karena anggota juga merupakan bagian dari
masyarakat, maka dengan ini koperasi juga berperan untuk
meningkatkan taraf hidup masyrakat.
4. Koperasi Berlandaskan Hukum
Koperasi berbentuk badan hukum sesuai dengan Undang-
Undang No.12 tahun 1967 ialah: “Organisasi Ekonomi Rakyat
yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai
usaha bersama, berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koprasi
khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan
ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha
(perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum
pajak. Organisasi koperasi yang khas dari suatu organisasi harus
diketahui dengan menetapkan anggaran dasar yang khusus. Secara
umum, Variabel kinerja koperasi yang di ukur untuk melihat
perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia
terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah
koperasi per jenis/kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan
nonaktif). Keanggotaan, volume usaha, permodalan, asset, dan sisa
hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya belumlah
dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pangsa (share) koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Demikian pula dampak dari koperasi (cooperative effect) terhadap
peningkatan kesejahteraan anggota atau masyarakat belum
tercermin dari variabel-variabel yang di sajikan. Dengan demikian
variabel kinerja koperasi cenderung hanya dijadikan sebagai salah
satu alat untuk melihat perkembangan koperasi sebagai badan
usaha.
5. Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan
bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi
kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi
sebagai soko-gurunya.
d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
e) Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa
berorganisasi bagi para pelajar bangsa.
6. Prinsip Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip
koperasi, yaitu:
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).
d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e) Kemandirian.
f) Pendidikan perkoprasian.
g) Kerjasama antar koperasi.
7. Bentuk dan Jenis Koperasi
a. Bentuk koperasi
Dalam pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992
tentang perkoperasian disebutkan bahwa koperasi dapat
berbentuk koperasi primer dan sekunder.
i. Koperasi primer merupakan koperasi yang anggota-
anggotanya terdiri dari orang-orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
ii. Koperasi sekunder merupakan koperasi yang
anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi.
Koperasi sekunder tidak hanya oleh koperasi-
koperasi yang sejenis tetapi juga koperasi yang
berlainan jenis, karena terdapat kepentingan
aktivitas atau kebutuhan ekonomi yang sama.
b. Jenis-jenis koperasi
Dalam pasal 16 Undang-undang No.25 tahun 1992
disebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
berdasarkan kesamaan aktivitas, kepentingan dan
kebutuhan akan ditetapkan fungsi-fungsi koperasi secara
tepat sesuai dengan keinginan anggota. Untuk itu jenis
koperasi ditetapkan menurut 2 kategori:
I. Menurut status keanggotaannya
a. Koperasi produsen
Yaitu koperasi yang anggotanya para
produsen barang/jasa dan memiliki rumah
tangga usaha.
b. Koperasi konsumen
Yaitu koperasi yang anggotanya para
konsumen akhir atau pemakai barang/jasa
yang ditawarkan oleh para pemasok di pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
II. Menurut fungsi koperasi
i. Koperasi pembelian/konsumsi
Yaitu koperasi yang menjalankan fungsi
pembelian atau pengadaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan anggota secara
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
ii. Koperasi pemasaran
Yaitu koperasi yang menyelenggarakan
fungsi distribusi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di
tangan konsumen di pasar.
iii. Koperasi produksi
Yaitu koperasi yang menyelenggarakan
perusahaan yang menghasilkan barang dan
jasa, dimana anggotanya bekerja dalam
koperasi sebagai pegawai/karyawan.
iv. Koperasi jasa
Yaitu koperasi yang menyelenggarakan
pelayananjasa-jasa yang dibutuhkan oleh
anggotanya, misalnya jasa simpan pinjam,
auditing, asuransi, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
8. Sumber modal koperasi
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk
menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal.
Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:
a) Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumah uang yang wajib
dibayarkan oleh anggota koperasi pada saat masuk menjadi
anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.
b) Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu
yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan
jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya.
Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
c) Simpanan khusus/lain-lain
Misalnya adalah simpanan sukarela (simpanan yang
dapat diambil kapan saja), simpanan Qurban, dan deposito
berjangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d) Dana cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang
diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha, yang dimaksud
untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada
anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
e) Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal
yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak
lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.
Adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai
berikut:
i. Anggota dan calon anggota
ii. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan
perjanjian kerjasama antarkoperasi
iii. Bank dan Lembaga keuangan bukan banklembaga
keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perudang-undangan yang berlaku
iv. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
v. Sumber lain yang sah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
9. Mekanisme Pendirian Koperasi
Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap.
Pertama-tama adalah pengumpulan anggota, karena untuk
menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota. Kedua,
Para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk
melakukan pemilihan pengurus koperasi (ketua, sekertaris, dan
bendahara). Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan
anggaran. dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu. Lalu
meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi
dengan baik dan benar.
10. Pengurus koperasi
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota
dalam suatu rapat anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut
tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan
anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon
yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak
memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi
yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat
memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota atau
belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh
koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).
Dalam hal dapatlah diterima pengecualian itu dimana yang bukan
anggota dapat dipilih menjadi anggota pengurus koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
11. Struktur Organisasi Koperasi
Struktur organisasi koperasi tidak mencakup segi intern
koperasi , tetapi juga mencakup segi eksternnya. Sebagai sebuah
organisasi/badan usaha, maka kedua segi tersebut harus dilihat
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Yang dimaksud dengan segi intern adalah struktur organisasi
koperasi yang mencakup unsur-unsur kelengkapan yang ada di
dalam organisasi koperasi tersebut. Sedangkan yang dimaksud segi
ekstern adalah hubungan serta kedudukan koperasi terhadap
organisasi koperasi lainnya, baik dengan koperasi yang sama
tingkatnya maupun dengan koperasi yang lebih tinggi.
1) Struktur intern organisasi koperasi
a) Unsur-unsur alat kelengkapan organisasi koperasi
I. Rapat anggota koperasi
Rapat anggota adalah wadah aspirasi
anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam koperasi.
Sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan
yang berlaku dalam koperasi harus melewati
persetujuan rapat anggota terlebih dahulu,
termasuk pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian personalia pengurus dan
pengawas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
II. Pengurus koperasi
Pengurus adalah badan yang
dibentuk oleh rapat anggota dan disertai dan
diserahi mandat untuk melaksanakan
kepemimpinan koperasi, baik dibidang
organisasi maupun usaha. Anggota pengurus
dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam
rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya,
pengurus bertanggung jawab terhadap rapat
anggota. Atas persetujuan rapat anggota
pengurus dapat mengangkat manajer untuk
mengelola koperasi. Namun pengurus tetap
bertanggung jawab pada rapat anggota.
III. Pengawas
Pengawas adalah suatu badan yang
dibentuk melaksanakan pengawasan
terhadap kinerja pengurus. Anggota
pengawas tetapi merahasiakannya kepada
pihak ketiga. Pengawas bertanggung jawab
kepada rapat anggota.
b) Unsur-unsur pelaksanaan teknis, yaitu manajer dan
karyawan koperasi lainnya.
c) Unsur penasihat, jika diperlukan oleh koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pengurus koperasi memiliki wewenang untuk
mengangkat sejumlah karyawan sebagai pelaksana teknis
pengelolaan koperasi sehari-hari. Dengan dipekerjakannya
sejumlah karyawan, berarti terjadi pendelegasian
wewenang dari pengurus ke karyawan koperasi. Namun
karena status karyawan koperasi hanya sebagai pembantu
pengurus, maka pengangkatan karyawan tidak
menghilangkan tanggung jawab pengurus koperasi terhadap
Rapat Anggota Koperasi. Pada prinsipnya pengurus
koperasi tetap bertaggung jawab dengan Rapat Anggota
Koperasi dan karyawan tersebut bertanggung jawab secara
langsung kepada pengurus. Apabila suatu koperasi telah
berkembang cukup besar, maka dibutuhkan suatu Dewan
Penasihat untuk memberikan pertimbangan di dalam
pemecahan suatu masalah yang cenderung lebih kompleks.
Degan adanya Dewan Penasihat, maka tugas yang harus
ditanggung oleh pengurus koperasi secara umum akan
menjadi lebih ringan. Hal tersebut dikarenakan fungsi
Dewan Penasihat yang akan memberikan saran-saran atau
rekomendasi yang diperlukan dalam pemecahan suatu
masalah sehingga pengurus bisa memusatkan perhatiannya
terhadap masalah-masalah manajerial dan organisasi.
Sesuai dengan fungsi dan kedudukannya, anggota Dewan
Penasihat harus terdiri dari orang-orang yang mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
latar belakang pendidikan yang memadai, mempunyai di
bidang tertentu serta mempunyai wawasan di bidang
manajerial. Dengan kata lain, anggota Dewan Penasihat
harus dapat diandalkan untuk membantu memberikan
pertimbangan dan rekomendasi atas seluruh permasalahan
yang dihadapi oleh pengurus koperasi.
2) Struktur ekstern organisasi koperasi
Struktur ekstern didasarkan pada tinjauan mengenai
hubungan antara suatu koperasi dengan koperasi yang
sejenis, hubungan dengan koperasi yang lebih tinggi dan
hubungan antara koperasi dengan induk gerakan koperasi
yang ada di Indonesia. Beberapa koperasi pusat dapat
mengadakan penggabungan dengan beberapa koperasi
pusat lainnya dalam lingkungan yang lebih luas sehingga
terbentuk suatu Gabungan Pusat Koperasi. Dengan
demikian struktur ekstern organisasi koperasi menunjukkan
kedudukan koperasi terhadap koperasi lainnya dalam upaya
memperluas jaringan koperasi, baik dengan koperasi
lainnya di wilayah tetentu maupun dalam lingkup nasional.
D. Perkembangan Koperasi di Indonesia
1) Zaman Belanda
Perkenalan bangsa Indonesia dengan Koperasi
dimulai pada pengunjung abad ke-19, tepatnya pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
1895. Ditengah-tengah penderitaan masyarakat Indonesia,
R.Aria Wiriaatmaja, seorang patih di Purwokerto,
mempelopori berdirinya sebuah bank yang bertujuan
menolong para pegawai agar tidak terjerat oleh lintah darat.
Usaha ini mendapat persetujuan dan dukungan dari
Residen Purwokerto E.Sieburg. Badan usaha yang dipilih
untuk bank yang diberi nama Bank Penolong dan Tabungan
(Hulp en Spaarbank), adalah koperasi.
Pelayanan bank itu semula masih terbatas untuk
kalangan pegawai pamong praja rendahan yang dipandang
memikul beban utang terlalu berat. Pada tahun 1898, atas
bantuan E.Sieburg dan De Wolff Van Westerrode
jangkauan pelayanan bank itu diperluas ke sektor pertanian
(Hulp-Spaar en Lanbouwcrediet Bank), yaitu dengan
meniru pola Koperasi pertanian yang dikembangkan di
Jerman (Raiffeisen).
Akan tetapi, karena kondisi masyarakat yang hidup
di alam penjajahan tidak diperbolehkan berkembang lebih
jauh, upaya yang terakhir ini tidak mendapatkan dukungan
dari pemerintah kolonial. Akibatnya, setiap gerak gerik
Koperasi pertama Indonesia itu diawasi secara ketat dan
mendapat banyak rintangan pemerintah kolonial Belanda.
Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah
kolonial Belanda untuk merintangi perkembangan bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
yang dirintis oleh R.Arian Wiriaatmaja tersebut adalah
dengan mendirikan Algemene Volkscrediet Bank. Selain itu
pemerintah kolonial Belanda juga mendirikan rumah gadai,
bank desa, serta lumbung desa.
Dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa dan
bernegara bangsa Indonesia, maka para pelopor pergerakan
nasional semakin menggiatkan usahanya untuk
menggunakan Koperasi sebagai sarana perjuangan. Melalui
Budi Utomo (1908), Raden Sutomo berusaha
mengembangkan Koperasi rumah tangga. Tapi karena
kesadaran masyarakat akan manfaat koperasi masih sangat
rendah, usaha ini kurang berhasil. Koperasi-koperasi rumah
tangga ini pada umummnya tidak mendapat dukungan yang
diharapkan dari warga masyarakat.
Kemudian sekitar tahun 1913, Serikat Dagang Islam
yang kemudian berubah menjadi Serikat Islam,
mempelopori pula berdirinya beberapa jenis koperasi
industri kecil dan kerajinan. Karena rendahnya tingkat
pendidikan, kurang penyuluhan terhadap masyarakat, dan
miskinnya pemimpin koperasi pada waktu itu, koperasi-
koperasi ini pun tidak bisa bertahan lama.
Hambatan formal dari pemerintah kolonial Belanda
tampak jelas dengan diterapkannya Peraturan Koperasi
No.431 tahun 1915. Dalam undang-undang itu, syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
administratif yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang
ingin mendirikan koperasi baik yang menyangkut masalah
perizinan, pembiayaan maupun masalah-masalah teknis
saat pendirian dan selama koperasi menjalankan usahanya,
dibuat sangat berat.
Tetapi peraturan tersebut tidak bertahan lama.
Setelah dibentuk panitia koperasi yang diketuai oleh Dr.
J.H.Boeke pada tahun 1920, peraturan itu segera ditinjau
kembali. Hasil peninjauan itu adalah disusunnya peraturan
Koperasi No.91 tahun 1927. Peraturan terakhir ini
menetapkan persyaratan yang lebih longgar dari peraturan
sebelumnya, sehingga lebih mendorong masyarakat untuk
mendirikan koperasi.
Setelah itu, perkembangan koperasi di Indonesia mulai
menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Adalah
The Study Club 1928, sebagai kelompok kaum intelektual
Indonesia, yang kemudian sangat menyadari peranan
koperasi sebagai salah satu alat perjuangan bangsa.
Organisasi ini menganjurkan kepada para anggotanya untuk
ikut mempelopori berdirinya perkumpulan koperasi di
lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sampai
dengan tahun 1939, jumlah koperasi di Indonesia mencapai
1712 buah, dengan jumlah yang terdaftar sebanyak 172
buah, serta jumlah anggotanya 14.134 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2) Zaman Jepang
Pada bulan maret 1942 Jepang merebut kendali
kekuasaan di Indonesia dari tangnan Belanda. Selama masa
pendudukan Jepang, antara tahun 1942-1945 dan sesuai
dengan sifat kemiliteran pemerintah penduduk Jepang,
usaha-usaha koperasi di Indonesia disesuaikan dengan asas-
asas kemiliteran. Usaha koperasi di Indonesia dibatasi
hanya untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang
dikobarkan oleh Jepang.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Militer Jepang
No.23 pasal 2, yang menyatakan bahwa pendirian
perkumpulan (termasuk koperasi), dan persidangan harus
mendapat persetujuan dari pemerintah setempat. Dengan
berlakunya peraturan tersebut maka peraturan koperasi yang
lama dinyatakan tidak berlaku lagi. Akibatnya,
perkumpulan koperasi yang berdiri berdasarkan peraturan
pemerintah Belanda harus mendapatkan persetujuan ulang
dari Suchokan.
Satu hal yang perlu dicatat, pada zaman Jepang ini
dikembangkan suatu model Koperasi yang terkenal dengan
sebutan Kumiai. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, ia
bertugas menyalurkan barang-barang kebutuhan pokok
rakyat. Propaganda yang dilakukan oleh pemerintah
pendudukan Jepang berhasil meyakinkan masyarakat bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Kumiai didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka, sehingga mendapat simpati yang cukup luas dari
masyarakat.
Tetapi pada saat kepercayaan masyarakat tumbuh
terhadap Kumiai, Jepang milai melakukan siasat yang
sebenarnya. Siasat pemerintah pendudukan Jepang melalui
pembentukan Kumiai sebenarnya adalah untuk
menyelewengkan asas-asas koperasi yang sebenarnya untuk
memenuhi kepentingan perang. Akhirnya masyarakat
menyadari bahwa keberadaan Kumiai hanyalah untuk
dijadikan sebagai tempat pengumpulan bahan-bahan
kebutuhan pokok guna kepentingan perang Jepang melawan
Sekutu. Dengan tujuan seperti itu, keberadaan Kumiai jelas
sangat bertentangan dengan kepentingan ekonomi
masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap Koperasi
model pemerintahan pendudukan Jepang itupun surut
kembali. Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah
pendudukan Jepang menetapkan suatu kebijakan pemisahan
urusan perkoperasian dengan urusan perekonomian.
Akibatnya, pembinaan koperasi sebagai alat perjuangan
ekonomi masyarakat terabaikan sama sekali. Fungsi
koperasi dalam periode ini benar-benar hanya sebagai alat
untuk mendistribusikan bahan-bahan kebutuhan pokok
untuk kepentingan perang Jepang, bukan untuk kepentingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
rakyat. Kenyyataan ini telah menyebabkan sangat
melemahnya semangat berkoperasi di dalam masyarakat
Indonesia.
3) Periode 1945-1967
Setelah memperoleh kemerdekaan bangsa Indonesia
memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan
ekonominya. Suatu hal yang sangat jelas pada periode ini
menonjolkan tekad para pemimpin bangsa Indonesia untuk
mengubah tatanan perekonomian Indonesia yang liberal-
kapitalistik menjadi tatanan perekonomin yang sesuai
dengan semangat pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
Sebagaimana diketahui, didalam pasal 33 UUD
1945, semangat koperasi ditempatkan sebagai semangat
dasar perekonomian bangsa Indonesia. Melalui pasal itu,
bangsa Indonesia bermaksud menyusun suatu sistem
perekonomian usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta,
yang dimaksud dengan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945 itu, tidak
lain dari Koperasi sebagaimana dikemukakan di dalam
penjelasan pasal tersebut. Karena itulah di dalam penjelasan
pasal 33 UUD 1945, koperasi dinyatakan sebagai bangun
perusahaan yang sesuai dengan sistem dengan sistem
perekonomian yang hendak dikembangkan itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Agar perkembangan koperasi benar-benar sejalan
dengan semangat pasal 33 UUD 1945, maka pemerintah
Indonesia melakukan reorganisasi terhadap Jawatan
Koperasi dan perdagangan dalam negeri, menjadi 2 Jawatan
yang terpisah. Urusan pembinaan koperasi selanjutnya
dilimpahkan kepada Jawatan Koperasi. Jawatan terakhir
inilah yang kemudian yang menyusun program-program
pengembangan Koperasi.
Berkat hasil kerja keras Jawatan Koperasi ini, maka
perkembangan koperasi pada masa ini mendapat dukungan
penuh dari masyarakat. Secara keseluruhan, setidak-
tidaknya sampai dengan tahun 1959, perkembangan
Koperasi di Indonesia dapat dikatakan cukup pesat. Namun
perkembangan yang menggembirakan ini tidak berlangsung
lama. Sebagai akibat dari diterapkannya sistem demokrasi
liberal, perkembangan Koperasi kemudian menjadi
terombang-ambing. Partai-partai politik yang ada
cenderung memanfaatkan Koperasi sebagai wadah untuk
memperluas pengaruhnya. Dengan kata lain, Koperasi pada
masa ini cenderung hanya dijadikan sebagai alat politik.
Hal ini menyebabkan rusaknya citra Koperasi dan
menghilangnya kepercayaan masyarakat terhadap Koperasi
sebagai organisasi ekonomi yang memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Sejalan dengan berkembangnya situasi politik
dalam negeri yang tidak begitu menggembirakan, antara
lain dengan dikeluarkannya dekrit presiden pada tanggal 5
juli 1959, maka keberadaan Koperasi terpaksa disesuaikan
dengan perkembangan kebijaksanaan politik pemerintah
pada masa itu. Undang-Undang Koperasi No.79/1958
misalnya, yang disahkan berdasarkan ketentuan UUDS
1950, menjadi tidak sesuai lagi dengan kebijakan politik
dan ekonomi pemerintah. Pemerintah kemudian
memberlakukan Peraturan Pemerintah No.60/1959 sebagai
pengganti UU No. 79/1958.
Di dalam Peraturan pemerintah No.60/1959
dinyatakan bahwa fungsi Koperasi dalam sistem
perekonomian Indonesia adalah sebagai alat untuk
melaksanakan praktik ekonomi terpimpin. Pada mulanya
setelah diberlakukan Peraturan Pemerintah No.60/1959,
perkembangan koperasi dilihat cukup pesat. Hal ini antara
lain disebabkan oleh banyaknya bantuan Pemerintah
kepada Koperasi, serta dipermudahnya persyaratan
pendirian Koperasi.
Namun situasi yang menggembirakan itu pun tidak
berlangsung lama. Pada tahun 1965 pemerintah mencabut
Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1959 dan
memberlakukan Undang-Undang Koperasi No.14 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1965. Pengganti Undang-Undang ini menyebabkan
memburuknya kembali perkembangan Koperasi. Hal yang
sangat menonjol pada masa ini adalah sulitnya bagi
seseorang untuk menjadi anggota Koperasi tanpa
menggabungkan diri sebagai anggota kelompok politik
tertentu. Hal itu jelas menghancurkan citra Koperasi dan
menguatkan pendapat masyarakat bahwa Koperasi
hanyalah sekedar alat bagi kepentingan suatu kelompok
politik.
4) Periode 1967-1992
Untuk mengatasi situasi yang tidak
menggembirakan itu, maka menyusul jatuhnya
pemerintahan Soekarno pada tahun 1966, Pemerintah Orde
Baru memberlakukan Undang-Undang No.12/1967 sebagai
pengganti Undang-Undang No.14 tahun 1965.
Pemberlakuan UU No.12/1967 ini disusul oleh
pemerintahan Orde Baru dengan melakukan rehabilitasi
Koperasi. Akibatnya jumlah koperasi yang pada tahun 1966
berjumlah sebanyak 73.406 koperasi dengan anggota
sebanyak 11.775.930 orang, pada tahun 1967 mengalami
rasionalisasi besar-besaran. Koperasi-koperasi yang tak
dapat menyesuaikan diri dengan Undang-Undang
No.12/1967 terpaksa dibubarkan atau membubarkan diri.
Jumlah koperasi pada akhir tahun 1969 merosot menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
hanya 13.949 koperasi dengan jumlah anggota sebanyak
2.723.056 orang.
Tapi sebagaimana dapat disaksikan kemudian,
menyusul diberlakukannya Undang-Undang No.12/1967,
koperasi mulai berkembang kembali. Salah satu program
pengembangan Koperasi yang cukup menonjol pada masa
ini adalah pembentukan Kopersi Unit Desa (KUD).
Pembentukan KUD ini merupakan penyatuan (amalgamasi)
dari beberapa Koperasi pertanian yang kecil dan banyak
jumlahnya di pedesaan. Disamping itu, dlam periode ini
pengembangan koperasi juga diintegrasikan dengan
pembangunan di bidang-bidang lain.
Hasil-hasil yang dicapai dari kebijakan
pengembangan Koperasi itu antara lain tampak pada Tabel
3.1, bila pada akhir Pelita I jumlah koperasi tinggal sekitar
13.523, maka pada akhir Pelita III jumlah koperasi telah
meningkat kembali menjadi sekitar 24.791 koperasi.
Sedangkan pada akhir Pelita V jumlah koperasi secara
keseluruhan telah mencapai sekitar 37.560 koperasi atau
meningkat sekitar 3 kali lipat dari keadaan akhir Pelita I.
Sejalan dengan peningkatan jumlah koperasi,
jumlah anggota, modal, volume usaha, dan sisa hasil usaha
koperasi juga turut meningkat. Jumlah anggota koperasi
misalnya, meningkat dari sekitar 2,5 juta orang pada akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pelita I, menjadi sekitar 19 juta orang pada akhir Pelita V.
Sedangkan volume usaha koperasi untuk periode yang
sama meningkat dari sekitar Rp 88,5 miliar rupiah menjadi
sekitar Rp 4,9 triliun.
5) Zaman sekarang
Sampai dengan bulan November 2008, jumlah
koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 117.600
unit lebih. Corak koperasi Indonesia adalah koperasi
dengan skala sangat kecil. Pengembangan koperasi di
Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat
program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu
lama dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman
tersebut. Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip
organisasi pemerintah/lembaga kemasyarakatan yang
terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah
menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder
dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi
instrumen eksploitasi sumberdaya dari daerah
pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah
karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang
dengan globalisasi. Dengan adanya peningkatan teknologi
tersebut, apalagi di era globlisasi teknologi ini, kegiatan
kopersi semakin lebih mudah. Para anggotanya bisa
melakukan transaksi secara/via Online dengan bantuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
berbagai software yg mendukun kegiatan transaksi itu
sendiri. Bukan itu saja, koperasi itu sendiri semakin mudah
saja untuk memperluas jaringannya. Dengan begitu
Perkembangan koperasi di Indonesia semakin pesat dan
menjalar sampai ke pedesaan. Dengan begitu akan tercapai
cita-cita Koperasi dan bangsa Indonesia, yakni
mensejahterahkan anggota pada khususnya dan
mensejahterakan masyarakat pada umumnya.
PELITA I-PELITA V
No
.
Uraian Satuan PELITA
I II III IV V
1. Kop&KUD Unit 13.523 17.625 24.791 35.512 37.560
2. Anggota Orang 2.478.960 761.500 8.507.321 15.823.450 19.167.776
3. Modal Rp juta 38.917 102.197 480.147 583.511 727.943
4. Vol.Usaha Rp juta 88.401 421.981 1.490.112 4.260.190 4.918.474
5. SHU Rp juta 2.656 9.859 22.000 86.443 120.376
Sumber: Departemen Koperasi dalam Revrisond Baswir,1997)
Tabel 2.1
Perkembangan Koperasi dan KUD
Pemerintah mengambil langkah strategis untuk
memacu perkembangan koperasi secara kualitatif, yaitu
dengan menganti Undang-Undang Koperasi No.12/1967
dengan Undang-Undang Koperasi No.25 tahun 1992.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Melalui ini diharapkan ada perubahan yang cukup
mendasar, baik pada segi pengertian Koperasi maupun pada
berbagai aspek teknis pengelolaan.
E. Kesehatan koperasi
Dalam mencapai tujuannya, koperasi memiliki visi dan misi. Visi
adalah apa yang kita harapkan untuk diwujudkan, sedangkan misi
merupakan uraian harapan dan langkah untuk mewujudkan apa yang
diinginkan di masa depan. Visi koperasi jasa keuangan mikro secara
umum dapat digambarkan sebagai “terwujudnya koperasi yang tangguh
dan mandiri serta berdaya saing tinggi dan berperan dalam bidang
produksi serta mampu meraih peluang pasar”. Dari visi ini untuk masa
yang akan datang diharapkan sebagai penyangga dalam sistem
perekonomian nasional. Dengan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan
ekonomi, pemerataan, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan
kesempatan kerja peningkatan pendapatan
Pemberdayaan seperti itu mencakup beberapa upaya pokok,seperti
peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan serta pengembangan
akses terdapat sumber-sumber bagi kemajuan ekonomi (modal, teknologi,
informasi, lapangan kerja dan pasar). Pemberdayaan itu secara teknis
meliputi penguatan dan pembaharuan institusi-institusi sosial dan
pengintregasinya ke dalam kegiatan pembangunan secara menyeluruh.
Selain itu juga dilakukan penguatan potensi atau daya kekuatan yang telah
dimiliki oleh masyarakat (empowering). Perkuatan ini memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
langkah-langkah yang nyata, antara lain berkaitan dengan penyediaan
berbagai masukan (inputs) serta pembukaan akses ke dalam berbagai
peluang (opportunities).
Dalam melaksanakan peran dan merealisasikan potensinya yang
besar tersebut koperasi masih banyak dihambatkan pada berbagai
masalah contonya iklim usaha, persaingan tidak sehat, SDM, dll. Maka
dari itu koperasi memiliki standar kesehatan yang menyatakan bahwa
usaha koperasi di suatu instansi tersebut layak dikatakan sebagai koperasi
yang sehat atau tidak sehat. Ruang lingkup penilaian kesehatan KSP dan
USP terdapat dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang
pedoman penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan
pinjam koperasi yang menyatakan bahwa ruang lingkup penilaian
kesehatan KSP dan USP Koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa
aspek sebagai berikut:
a. Permodalan;
b. Kualitas aktiva produktif;
c. Manajemen;
d. Efisiensi;
e. Likuiditas;
f. Kemandirian dan pertumbuhan;
g. Jatidiri koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
No. Aspek yang
dinilai
Komponen Bobot
penilaian
1 Permodalan 15
a. Rasio Modal Sendiri terhadap
Total Asset
b. Rasio Modal Sendiri terhadap
Pinjaman diberikan yang berisiko
c. Rasio Kecukupan Modal
Sendiri
6
6
3
2 Kualitas
Aktiva
Produktif
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Rasio Volume Pinjaman pada
anggota terhadap volume pinjaman
diberikan
b. Rasio Risiko Pinjaman
Bermasalah Terhadap Volume
Pinjaman
c. Rasio Cadangan Risiko
Terhadap Pinjaman Bermasalah
d. BMPP terhadap calon anggota,
koperasi lain dan anggotanya
terhadap volume pinjaman
10
5
5
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3 Manajemen 15
a. Manajemen Umum
b. Kelembagaan
c. Manajemen permodalan
d. Manajemen Aktiva
e. Manajemen Likuiditas.
3
3
3
3
3
4 Efisiensi 10
a. Rasio biaya operasional
pelayanan terhadap partisipasi bruto
b. Rasio aktiva tetap terhadap total
aset
c. Rasio efisiensi pelayanan
4
4
2
5 Liquiditas 15
a. Rasio Kas
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Rasio volume pinjaman
terhadap dana yang diterima
5
6 Kemandirian
dan
Pertumbuhan
10
a. Rentabilitas aset
b. Rentabilitas Modal Sendiri
c. Kemandirian Operasional Pelayanan
4
3
3
7 Jatidiri
Koperasi
10
a. Rasio partisipasi bruto
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Rasio promosi ekonomi anggota
(PEA)
3
JUMLAH 100
Tabel 2.2
Aspek Penilaian Terhadap Kesehatan Koperasi
F. Pinjaman bermasalah
1. Pengertian pinjaman/kredit.
Pinjaman adalah sebutan yang dipakai dalam koperasi,
dalam dunia keuangan lainnya biasa disebut dengan “kredit”.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan atau dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antar pihak bank/koperasi
dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
sejumlah imbalan berupa bunga atau pembagian hasil
keuntungan. Kredit berasal dari bahasa latin credere, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
artinya percaya, to believe, to trust. Tujuan dari pemberian
kredit adalah aman , terarah dan menghasilkan. Karakteristik
kredit adalah asset bank/koperasi yang pengelolaannya
dikuasai kepada pihak lain (debitur). Menurut Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang
dimaksud dengan kredit adalah
Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara ban dengan
pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
ditentukan.
2. Unsur-unsur perkreditan.
Dalam kredit terdapat unsur-unsur yang menjadikannya
kepercayaan dari kreditur kepada debitur, bila rasa percaya
sudah muncul dan ketentuan-ketentuan yang ada sekaligus
waktu telah disepakati oleh kedua belah pihak, maka dapat
disimpulkan bahwa kredit memiliki beberapa unsur, yaitu:
a. Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi
yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau
jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka
waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Waktu
Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada
masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada
sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima
pada masa yang akan datang.
c. Deegre of risk
Yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara
pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan
diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan
semakin tinggi pula tingkat resikonya, karena sejauh
kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka
masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat
diperhitungkan. timbulnya unsur risiko terdapat disini.
Adanya unsur risiko inilah maka timbullah jaminan dalam
pemberian kredit.
d. Prestasi atau objek kredit
Tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga
dapat bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan
ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang maka
transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang
sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
3. Penggolongan pinjaman bermasalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Kegiatan penyaluran pinjaman merupakan proses
pembentukan asset koperasi. Pinjaman merupakan risk asset
bagi koperasi karena asset koperasi itu dikuasai oleh pihak luar
koperasi yaitu para nasabah. Setiap koperasi menginginkan dan
berusaha keras agar kualitas risk asset ini selalu sehat dalam
arti produktif dan collectable. Namun pinjaman yang diberikan
kepada para nasabah selalu ada resiko berupa pinjaman
bermasalah atau dapat digolongkan sebagai pinjaman macet.
Berikut ini adalah penggolongan dari pinjaman bermasalah,
antara lain:
a. Pinjaman Kurang lancar
Pinjaman digolongkan kurang lancar apabila
memenuhi kriteria dibawah ini:
i. Pengembalian pinjaman dilakukan dengan
angsuran:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok sebagai
berikut
a) tunggakan melampaui 1 (satu) bulan dan
belum melampaui 2 (dua) bulan bagi
pinjaman dengan angsuran harian dan/atau
mingguan; atau
b) melampaui 3 (tiga) bulan dan belum
melampaui 6 (enam) bulan bagi pinjaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
yang masa angsurannya ditetapkan bulanan,
2 (dua) bulan atau 3 (tiga) bulan; atau
c) melampaui 6 (enam) bulan tetapi belum
melampaui 12 (dua belas) bulan bagi
pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan
6 bulan atau lebih; atau
2) Terdapat tunggakan bunga sebagai berikut:
a.) tunggakan melampaui 1 (satu) bulan tetapi
belum melampaui 3 (tiga) bulan bagi
pinjaman dengan masa angsuran kurang dari
1 (satu) bulan; atau
b.) melampaui 3 (tiga) bulan, tetapi belum
melampaui 6 (enam) bulan bagi pinjaman
yang masa angsurannya lebih dari 1 (satu)
bulan.
ii. Pengembalian pinjaman tanpa angsuran yaitu :
1) Pinjaman belum jatuh tempo
Terdapat tunggakan bunga yang melampaui 3
(tiga) bulan tetapi belum melampaui 6 (enam)
bulan
2) Pinjaman telah jatuh tempo
Pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar
tetapi belum melampaui 3 (tiga) bulan.
b. Pinjaman yang diragukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman
yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria kurang lancar
tetapi berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa:
i. Pinjaman masih dapat diselamatkan dan agunannya
bernilai sekurang-kurangnya 75 % dari hutang
peminjam termasuk bunganya; atau
ii. Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya
masih bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang
peminjam termasuk bunganya.
c. Pinjaman macet
Pinjaman digolongkan macet apabila:
i. Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan,
atau
ii. Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan sejak digolongkan
diragukan belum ada pelunasan.
iii. Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan
kepada Pengadilan Negeri atau telah diajukan
penggantian kepada perusahaan asuransi pinjaman.
4. Faktor penyebab pinjaman bermasalah
a. Faktor intern
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
perusahaan sendiri. Yang termasuk dalam faktor intern
penyebab terjadinya pinjaman bermasalah adalah :.
1) Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia berpengaruh besar pada
kemajuan sebuah koperasi. Segala keputusan dan
kebijaksanaan yang dihasilkan dari seluruh orang yang
berwenang menjadi dasar dari pertumbuhan koperasi.
Apabila orang-orang dalam koperasi tidak berdedikasi
pada pekerjaan, maka sangat sulit bagi koperasi tersebut
untuk maju. Apalagi dalam menangani nasabah dalam
bidang perkreditan. Semua karyawan harus menguasai
dan pandai dalam menangani segala permasalahan yang
ada di dalamnya. Semakin berkualitas para karyawan,
maka semakin berkualitas pula koperasi yang
dipimpinnya.
2) Operasional
Operasional merupakan Operasional dalam instansi
keuangan penting bagi kelancaran segala proses yang
didalamnya. Jika operasional terhambat maka segala
kinerja koperasi akan terganggu, begitu pula sebaliknya
bila operasional lancaar maka kinerja koperasi akan
berjalan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Teknologi
Teknologi yang digunakan berpengaruh pada
kinerja koperasi. Semakin canggih teknologi yang
digunakan koperasi maka semakin efektif dan efisien
beban karyawan. Kondisi ini memberikan penilaian
yang baik dari nasabah.
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berasal dari
luar koperasi (dari debitur). Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Kondisi bisnis
Kondisi bisnis yang dialami oleh nasabah menjadi
patokan kelancaran pembayaran pinjaman. Sebab
pinjaman yang diberikan sebagian besar digunakan
debitur untuk mengembangkan usahanya. Jadi jika
usahanya bermasalah maka kemungkinan besar
pinjamannya ada masalah pula.
2) Regulasi
Regulasi adalah mengendalikan perilaku manusia
atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan.
Regulasi dari pemerintah dalam menetapkan aturan-
aturan mengenai Koperasi juga berpengaruh pada
koperasi itu sendiri dan nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
5. Teori standar penanganan kredit bermasalah.
Teori standar penanganan kredit bermasalah bermasalah
antar lain rescheduling, reconditioning, restructuring,
pengambilalihan agunan, write off/pemutihan.
a. Rescheduling
Kebijaksanaan ini berkaitan dengan jangka waktu kredit
sehingga keringanan yang dapat diberikan adalah:
1. Memperpanjang jangka waktu kredit.
2. Memperpanjang jarak waktu angsuran, misal semula
angsuran ditetapkan setiap 3 bulan, kemudian menjadi 6
bulan.
3. Penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang
mengakibatkan peranjangan jangka waktu kredit.
b. Reconditioning
Dalam reconditioning bantuan yang diberikan adalah
berupa keringanan atau perubahan persyaratan kredit,
antara lain:
1. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok
sehingga nasabah untuk waktu tertentu tidak perlu
membayar bunga, tetapi nanti uang pokoknya dapat
melebihi plafon yang disetujui. Ini berarti bahwa
fasilitas kredit perlu ditingkatkan. Disamping itu, atas
bunga tersebut dihitung bunga (bunga majemuk) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pada dasarnya akan lebih memberatkan nasabah. Cara
ini ditempuh dalam hal prospek usaha nasabah baik.
2. Penundaan pembayaran bunga , yaitu bunga tetap
dihitung, tetapi penagihan atau pembebanannya kepada
nasabah tidak dilaksanakan sampai nasabah mempunyai
kesanggupan. Atas bunga yang terutang tersebut tidak
dikenakan bunga dan tidak menambah plafon kredit.
3. Penurunan suku bunga, yaitu dalam hal nasabah dinilai
masih mampu membayar bunga pada waktunya, tetapi
suku bunga yang dikenakan terlalu terlalu tinggi untuk
tingkat aktivitas dan hasil usaha pada waktu itu. Cara
ini ditempuh jika hasil operasi nasabah memang
menunjukkan surplus/laba dan liquiditas
memungkinkan untuk memnayar bunga.
4. Pembebasan bunga, yaitu dalam hal nasabah memang
dinilai tidak sanggup membayar bunga karena usaha
nasabah hanya mencapai tingkat kembali pokok (break
even). Pembebasan bunga ini dapat untuk dementara,
selamanya ataupun seluruh utang bunga.
5. Perkonvensian kredit jangka pendek menjadi kredit
jangka panjang dengan syarat yang lebih ringan.
c. Restructuring
Jika kesulitan usaha nasabah disebabkan oleh faktor
modal, maka penyelamatannya adalah dengan meninjau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kembali situasi dan kondisi permodalan, baik modal dalam
arti dana untuk keperluan modal kerja maupun modal
berupa barang-barang modal (mesin, peralatan, dan
sebagainya).
Tindakan yang dapat diambil dalam rangka
restructuring adalah :
1. Tambahan kredit (injection/nursery operation)
Apabila nasabah kekurangan mdal kerja, maka perlu
dipertimbangkan penanaman modal kerja, demikian
juga dalam hal investasi, baik perluasan maupun
tambahan investasi.
2. Tambahan equity
Apabila tambahan kredit memberatkan nasabah,
sehubung dengan pembayaran bunganya, maka perlu
dipertimbangkan tambahan modal sendiri berupa:
a. Tambaha modal dari pihak dengan cara:
1) Penambahan/penyetoran uang (fresh money).
2) Konversi utang nasabah, baik utang bunga,
utang pokok, atau keduanya.
b. Tambahan dari pemilik
Kalau bentuk koperasi adalah PT, maka
tambahan modal ini dapat berasal dari pemegang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
saham maupun pemegang saham baru atau kedua-
duanya.
d. pengambilalihan agunan
Pengambilalihan agunan dilakukan apabila keadaan
cashflow nasabah tidak mendukung untuk membayar
kewajibannya, sementara nasabah masih memiliki itikad
baik untuk menyelesaikan kewajibannya. Agunan tersebut
sebaiknya dijual untuk menutupi saldo pembiayaannya.
e. Write off/pemutihan
Write off adalah pinjaman macet yang tidak dapat ditagih lagi dan dihapus
bukukan dari neraca (on-balance sheet) dan dicatat pada rekening administratif
(off-balance sheet). Penghapus bukuan pinjaman macet tersebut dibebankan pada
akun penyisihan penghapusan aktiva produktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum KSP Sarana Aneka Jasa
1. Sejarah singkat perkembangan KSP Sarana Aneka Jasa
Koperasi simpan pinjam adalah salah satu lembaga usaha yang
bergerak dalam bidang jasa keuangan non bank mempunyai
kedudukan yang sangat penting, khususnya dalam menunjang kegiatan
usaha di sektor riil dan mikro baik yang diusahakan oleh masyarakat
(anggota dan calon anggota) maupun pemerintah.
Sebagai lembaga keuangan mikro, koperasi dituntut mempunyai
kinerja yang baik dan profesional sehingga secara otomatis
kepercayaan masyarakat dapat terpupuk dan akan berdampak pada
gerak langkah dalam usaha menghimpun dana dari anggota dan calon
anggota maupun dalam penyalurannya tidak menemui hambatan, KSP
Sarana Aneka Jasa diharapkan kinerjanya memenuhi syarat kehati-
hatian sehingga KSP Sarana Aneka Jasa dapat menjad koperasi yang
sehat.
Berkaitan dengan ini maka UU No 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian disusun untuk mempertegas jatidiri, kedudukan,
permodalan dan pembinaan koperasi sehingga dapat menjamin
kehidupan koperasi sebagaimana diamanahkan oleh pasal 33 UUD
1945. Oleh karena itu KSP Sarana Aneka Jasa sebagai mediasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
mobilisasi dana di masyarakat harus benar-benar memperjuangkan
tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggota.
KSP Sarana Aneka Jasa berdiri tanggal 9 Januari 1997,
perkembangan yang pesat mendorong berdirinya banyak kantor cabang
dan kantor cabang pembantu. KSP Sarana Aneka Jasa didirikan atas
kerjasama sebuah perusahaan perseroan yaitu PT.Aneka Adhilogam
Karya dengan pengusaha-pengusaha perusahaan cor logam di wilayah
Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten dengan tujuan tujuan tak lain adalah
mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat calon anggota
pada umumnya.
KSP Sarana Aneka Jasa berbadan hukum No
12953/BH/KWK/I/XII/96 tanggal 31 Desember 1996 akta perubahan
No 04/BH/FDK.II/IV/2003 tanggal 21 April 2003 serta No
06/PAD/KJK.I/IV/2008 tanggal 15 April 2008.
2. Visi dan Misi KSP Sarana Aneka Jasa
Visi
Menjadi koeperasi simpan pinjam terbaik dan terbesar dengan
mengedepankan prestasi layanan serta inovasi produks yang unggul
dan kompetitif guna memacu / meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan sema komponen dengan menghargai kemajemukan
tanpa mengesampingkan norma-norma agama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Misi
1. Memupuk menghargai dan menjadikan kepercayaan anggota
dan calon anggota sebagai modal utama.
2. Berusaha memperluas jaringan kantor layanan sebagai upaya
mendekatkan ke masyarakat.
3. Melakukan riset guna mendukung inovasi produks yang
berkesinambungan
4. Menjadikan prioritas kerja dengan pelayanan prima
5. Menjadikan SDM handal dan professional pada sebagian besar
pengelola
6. Menjadikan KSP SAJ sebagai wadah ekonomi yang sehat dan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
7. Memperbaiki dan menjadikan kesejahteraan semua elemen
sebagai tujuan utama.
3. Produk KSP Sarana Aneka Jasa
Dalam menjalankan kegiatan operasional KSP Sarana Aneka Jasa
terutama dalam penyaluran pinjaman dilaksanakan secara terstruktur
baik dari aspek produk sampai dengan permodalan, pencairan, dan
monitoring. Diantara produk penyaluran pinjaman dana di KSP Sarana
Aneka Jasa yaitu:
a. Simpanan berjangka
Simpanan berjangka pada KSP Sarana Aneka Jasa yaitu
simpanan berjangka yang dapat diambil sewaktu-waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Simpanan berjangka memberikan imbalan yang kompetitif.
Jumlah minimal tabungan berjangka Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah).
b. Simpanan arisan
Arisan di KSP Sarana Aneka Jasa seperti arisan pada
umunya namun menggunakan sistem gugur.
1. Penarikan arisan dilakukan tiap bulan selama 36 kali.
2. Setoran tiap peserta per bulan sebesar Rp 20.000,-
3. Pemenang pada penarikan bulan pertama Rp 350.000,- dan
bagi yang beruntung memenangkan penarikan arisan, tidak
ikut setor lagi pada bulan berikutnya (gugur).
4. Setiap 6 bulan diadakan undian/penarikan “jumbo” untuk 3
orang, pemenang masing-masing mendapatkan :
i. Rp 2.000.000,-
ii. Rp 1.500.000,-
iii. (Menurut tabel)
5. Bagi peserta yang belum beruntung menerima hadiah arisan
selama periode tersebut akan dikembalikan secara penuh
ssebesar Rp 720.000,- plus bonus Rp 30.000,- pada akhir
periode.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
6. Disediakan doorprize menarik pada tiap penarikan.
Tahap Jumlah Tahap Jumlah
1 Rp 350.000 19 Rp 710.000
2 Rp 370.000 20 Rp 730.000
3 Rp 390.000 21 Rp 750.000
4 Rp 410.000 22 Rp 770.000
5 Rp 430.000 23 Rp 790.000
6 (jumbo) Rp 450.000 24(jumbo) Rp 810.000
7 Rp 470.000 25 Rp 830.000
8 Rp 490.000 26 Rp 850.000
9 Rp 510.000 27 Rp 870.000
10 Rp 530.000 28 Rp 890.000
11 Rp 550.000 29 Rp 910.000
12 (jumbo) Rp 570.000 30 (jumbo) Rp 930.000
13 Rp 590.000 31 Rp 950.000
14 Rp 610.000 32 Rp 970.000
15 Rp 630.000 33 Rp 990.000
16 Rp 650.000 34 Rp 1.010.000
17 Rp 670.000 35 Rp1.030.000
18 (jumbo) Rp 690.000 36 (jumbo) Rp1.050.000
Tabel 3.1
Tabel penerimaan arisan sistem gugur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
c. Pinjaman modal kerja
Pinjaman modal kerja (MK) yaitu pinjaman dana segar
yang diberikan kepada masyarakat, pengusaha, dan pedagang
(calon anggota dan anggota) yang membutuhkan tambahan
modal. Pinjaman jenis ini memiliki spesifikasi bunga pinjaman
tertentu atau bervariasi menurut keputusan pengurus atas usul
manajer, imbalan jasa menurun atau tetap, diangsur secara
berkala tiap bulan untuk rentang waktu kelipatan 6 bulan atau
lebih, berlaku syarat dan ketentuan perpinjaman. Untuk jenis
ini banyak diminati karena syarat pengajuan dan pelayanannya
yang cepat dan mudah.
d. Pinjaman modal kerja rekening koran
Pinjaman modal kerja rekening koran adalah modal kerja
dengan fasilitas rekeing koran yang proses penarikannya dapat
dilakukan sewaktu-waktu. Pinjaman sistem ini memiliki
spesifikasi imbalan jasa dihitung harian dari sisa plafon
pinjaman, serta dengan imbalan jasa tertentu, batas minimal
saat ini Rp 25.000.000 dan pengajuannya sesuai ketentuan
perpinjaman.
e. Pinjaman modal kerja khusus/ investasi
Pinjaman modal kerja khusus(MKK) yaitu pinjaman dana
segar yang diberikan kepada masyarakat, pengusaha dan
pedagang (calon anggota dan anggota) yang membutuhkan
tambahan modal, namun untuk angsuran atau pelunasan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
sekaligus dibayar pada saat jatuh tempo warkat. Pinjaman jenis
ini memiliki spesifikasi bunga pinjaman dihitung dari hari
efektif penggunaan dan dibayarkan pada saat jatuh tempo
warkat, jangka waktu maksimal 2 bulan, terdapat 2 jaminan
yaitu jaminan pokok (SHM atau BPKB) dan jaminan tambahan
berupa bilyet giro atau cek. Untuk jenis ini banyak diminati
kalangan pengusaha yang membutuhkan kemudahan dalam
penarikannya. Untuk pengajuannya berlaku ketentuan
perpinjaman.
f. Pinjaman karyawan
Pinjaman modal kerja karyawan (MK karyawan) adalah
pinjaman dana segar yang diberikan kepada karyawan KSP
Sarana Aneka Jasa dengan angsuran secara berkala menurut
jangka waktu 6, 12 atau 18 bulan. Pinjaman jenis ini memiliki
spesifikasi menggunakan jaminan SK karyawan, batas
maksimal 3 kali upah, jika diatasnya berlaku tertentu, besarnya
bunga pinjaman selisih 4% diatas bunga tabungan. Untuk jenis
pinjaman ini hanya diperuntukkan pegawai atau karyawan KSP
Sarana Aneka Jasa.
g. Pinjaman konsumtif
Pinjaman modal konsumtif yaitu pinjaman dana segar yang
diberian kepada masyarakat dalam bentuk konsumtif seperti
untuk kebutuhan rumah tangga, perumahan dan lain-lain.
Pinjaman jenis ini memiliki spesifikasi angsuran tetap/paket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
diangsur tiap bulan denga ntabel angsuran yang ada sesuai
jangka waktu yang diambil, maksimal pinjaman Rp 500.000,-
atau menurut ketentuan, jaminan KTP imbalan jasa seperti MK
dan perlu adanya personal garansi karyawan yang maksimal 5
orang dijamin. Untuk jenis pinjaman ini pengajuannya berlaku
ketentuan perpinjaman.
h. Pinjaman kelompok
Pinjaman kelompok yaitu pinjaman dana segar yang
diberian kepada kelompok atau pengusaha yang menjadi mitra
kerja KSP Sarana Aneka Jasa kemudian mereka dapat
mengajukan pinjaman untuk pegawai-pegawainya. Pinjaman
jenis ini memiliki spesifikasi angsuran tetap/paket dengan
bunga sesuai ketentuan baik flat atau menurun, diangsur setiap
bulan dengan tabel angsuran yang ada sesuai jangka waktu
yang diambil, kelompok minimal 10 orang dan maksimal 20
orang, menggunakan sistem tenggang renteng yaitu jika terjadi
tunggakan salah satu orang akan ditanggung bersama,
menggunakan jaminan salah satu orang serta ini merupakan
kelompok usaha. Untuk jenis pinjaman ini pengajuannya
berlaku ketentuan perpinjaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
4. Struktur Organisasi Sarana Aneka Jasa
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Sarana Aneka Jasa
a. Susunan Pengurus KSP Sarana Aneka Jasa:
Ketua : H. Hanif Wahyudi
Sekretaris : H. Badrul Munir, BSc
Wakil sekretaris : Hj. Anisa Rahmawati
General
Manager (GM)
Audit
independen
t
Manajer
SDM
Manajer
IT, Legal
Humas &
pengemb
angan
Manajer
OPR (SPI)
dan
pembuku
an
Manajer
dana
(Funding)
Manajer
Kredit
(Lending)
1. Bag.
Analis
kredit
2. Bag. Kedit
Support
3. Bag.
Colektor
4. Bag. Adm
Kredit
Operasion
al
Kabag
Funding
Kabag
Lending
Kabag
Pembukuan
1. CS
2. Tenaga
dasar
3. satpam
1. Bag.
Tabunga
n
2. Bag.
Deposito
3. Bag.
Kasir &
teller
Pembukua
n
Kepala Cabang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Bendahara : H. Purwanto Umar Ma’ruf
Wakil bendahara : Hj. Nur’aini Indria Dewi
Pembantu umum : Subowo Puspo Harjono
b. Susunan Badan pengawas KSP Sarana Aneka Jasa:
Koord. Pengawas : Ir.H.Syamsul Ma’arif
Anggota : H.Sudarwan
c. Susunan dewan syariah
Koord. Dewan syariah : Drs. H. Muchlis Hudaf
Anggota : Drs. H. Anas Yusuf Mahmudi
Anggota : H.M. Anies, SE
d. Pelaksana KSP Sarana Aneka Jasa
Tahun Jumlah karyawan
2008 80
2009 94
2010 90
Tabel 3.2
Jumlah karyawan pelaksana KSP Sarana Aneka Jasa
5. Diskripsi Jabatan Sarana Aneka Jasa
Diskripsi kerja adalah gambara mengenai tugas dan tanggung
jawab yang diemban oleh masing-masing karyawan sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pangkat dan jabatan. Di KSP Sarana Aneka Jasa ada beberapa pokok
tugas dan tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan. Diantaranya
yaitu:
a. General Manajer
General Manajer adalah kedudukan strategis dalam suatu struktur
organisasi perusahaan, khususnya di KSP Sarana Aneka Jasa.
Tugas dan wewenang General Manajer adalah:
1. General Manajer membawahi beberapa manajer yang
memunyai tugas seperti supervisi dari masing-masing manajer
baik manajer lamding dan funding maupun manajer
operasional personalia.
2. General Manajer bertanggung jawab langsung pada pencapaian
tujuan atau visi dan misi yang telah diamanatkan dari pengurus
atau direktur.
3. Bersama dengan manajer menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja baik jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang.
4. Bertanggung jawab pada operasional KSP Sarana Aneka Jasa
kepada pengurus.
5. Melaporkan segala hasil kegiatan usaha koperasi kepada
pengurus secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Manajer Landing (Divisi Landing)
1. Manajer Landing bertugas membantu General Manajer dalam
membuat rencana dan kebijakan perkreditan di KSP Sarana
Aneka Jasa untuk mendapat persetujuan pengurus.
2. Membuat prosedur kredit sekaligus merencanakan target
pelemparan kredit.
3. Bersama-sama General Manajer membuat dan merumuskan
rencana anggaran pendapatan dan belanja divisi Landing.
4. Mempersiapkan dan merencanakan pengawasan perkreditan.
5. Melaksanakan monitoring dan pengawasan kredit baik intern
maupun ektern.
6. Melaksanakan pembinaan, penyelamatan, dan penyelesaian
kredit bermasalah.
7. Merancang konsep perjanjian kredit.
8. Bersama General Manajer merencanakan kerjasama kemitraan
dengan pihak terkait dalam pengikatan barang jaminan.
9. Bersama General Manajer berkewajiban menjalin kerjasama
dengan lembaga penjaminan dan atau asuransi kredit.
10. Bersama General Manajer berkewajiban melaksanakan proteksi
kredit di KSP Sarana Aneka Jasa.
11. Melaporkan hasil kerja divisinya kepada General Manajer
sebagai atasan secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
c. Manajer Funding (Divisi Funding)
1. Manajer Funding bertugas membantu General Manajer dalam
membuat rencana dan kebijakan pendanaan di KSP Sarana
Aneka Jasa untuk mendapat persetujuan pengurus.
2. Membuat prosedur simpanan sekaligus merencanakan terget
simpanan.
3. Bersama-sama General Manajer membuat dan merumuskan
rencana anggaran pendapatan dan belanja divisi Funding.
4. Mempersiapkan dan merencanakan pengawasan pendanaan.
5. Melaksanakan monitoring dan pengawasan
pendanaan/simpanan baik intern maupun ekstern.
6. Melaksanakan pembinaan nasabah simpanan sekaligus
bekerjasama dengan manajer operasional menjaga tingkat
liquiditas KSP Sarana Aneka Jasa.
7. Merancang konsep tentang produk simpanan.
8. Bersama General Manajer merencanakan kerjasama kemitraan
dengan pihak terkait penyediaan layanan dana.
9. Bersama General Manajer berkewajiban menjalin kerasama
dengan lembaga sejenis/perbankan baik swasta maupun
pemerintah dalam membantu penyediaan layanan dana.
10. Bersama General Manajer berkewajiban menjalin ikatan
dengan lembaga penjamin sipanan (LPS) atau yang sejenis.
11. Melaporkan hasil kinerja divisinya langsung kepada General
Manajer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
d. Manajer Operasional SPI dan Pembukuan (Divisi SPI)
1. Manajer Operasional SPI (sistem pengendalian intern) dan
Pembukuan bertugas membantu General Manajer dalam
merumuskan kebijakan tentang sistem pembukuan dan
pelaporan di KSP Sarana Aneka Jasa guna mendapat
persetujuan pengurus.
2. Membuat rencana sistem dan prosedur sistem pengendalian
intern (SPI) di KSP Sarana Aneka Jasa khususnya operasional
dan pembukuan.
3. Bersama-sama General Manajer membuat dan merumuskan
rencana anggaran pendapatan dan belanja baik berkaitan
dengan pendapatan maupun pengeluaran (biaya).
4. Mengorganisasi semua program dan rencana kepada struktur
dibawah sampai dengan tingkat kepala cabang dan pembukuan
atas persetujuan General Manajer.
5. Memahami dan melaksanakan program pembukuan menjadi
sistem pelaporan secara terpadu.
6. Melakukan monitoring kerja kepala cabang dan struktur
dibawah sampai dengan tingkat pembukuan agar disiplin dan
cermat sehingga pelaporan memiliki tingkat akurasi tinggi.
7. Bersama General Manajer merencanakan penanganan
perpajakan di KSP Sarana Aneka Jasa.
8. Bersama General Manajer berkewajiban menjaga tingkat
liquiditas KSP Sarana Aneka Jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
9. Bersama General Manajer berkewajiban melaksanakan
pengamanan data-data perusahaan.
10. Melaporkan hasil kinerja divisinya langsung kepada General
Manajer.
e. Manajer IT Pengembangan, Legal, dan Humas (Divisi Humas dan
IT)
1. Manajer Informasi Teknologi dan pengembangan bertugas
membantu General Manajer dalam merumuskan kebijakan
tentang sistem informasi teknologi (IT) dan pengembangan
jaringan KSP Sarana Aneka Jasa guna mendapat persetujuan
pengurus.
2. Membuat rencana sistem IT yang terintegrasi dalam sistem
KSP Sarana Aneka Jasa serta mengikuti perkembangan zaman.
3. Mengorganisasikan semua program dan rencana kepada
struktur dibawah sampai dengan tingkat kepala cabang atas
persetujuan General Manajer.
4. Melakukan monitoring kerja kepala cabang dan struktur
dibawah sampai dengan tingkat pembukuan agar disiplin dan
cermat sehingga kendala IT dapat diatasi.
5. Bersama General Manajer merencanakan pelatihan IT di KSP
Sarana Aneka Jasa.
6. Berkewajiban melakukan perawatan terhadap sistem IT
(hardware dan software).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
7. Bersama General Manajer berkewajiban melaksanakan
pengamanan data-data perusahaan dan rahasia perusahaan.
8. Bersama General Manajer merencanakan pembukuan jaringan
cabang.
9. Memahami dan melaksanakan perkembangan hukum dalam
sistem ketenagakerjaan KSP Sarana Aneka Jasa.
10. Melakukan monitoring kerja kepala cabang dan struktur
dibawah sampai dengan tingkat tenaga dasar agar disiplin dan
cermat sehingga kendala-kendala hukum dapat diatasi
secepatnya.
11. Melaporkan hasil kerja divisinya langsung kepada General
Manajer.
f. Manajer sumber daya manusia (Divisi SDM)
1. Manajer SDM (personalia) bertugas membangun General
Manajer dalam merumuskan garis kebijakan bidang sumber
daya manusia KSP Sarana Aneka Jasa guna mendapat
persetujuan pengurus.
2. Membuat rencana pengembangan dan pelatihan SDM,
memecahkan kebutuhan karyawan di KSP Sarana Aneka Jasa
atas persetujuan General Manajer.
3. Mengorganisasikan semua program dan rencana serta
mendelegasikan kepada struktur dibawah sampai dengan
tingkat kepala cabang atas persetujuan General Manajer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
4. Bersama General Manajer merencanakan pembaharuan
peraturan perusahaan di KSP Sarana Aneka Jasa.
5. Melakukan monitoring kerja kepala cabang dan struktur
dibawah sampai dengan tingkat tenaga dasar agar disiplin dan
cermat sehingga kendala SDM dan hukum dapat diatasi
secepatnya.
6. Bersama General Manajer berkewajiban menjalin kerjasama
dengan lembaga jaminan sosial tenaga kerja.
7. Bersama General Manajer berkewajiban melaksanakan
pengamanan data-data perusahaan dan rahasia perusahaan.
8. Bersama General Manajer merencanakan monitoring di
lapangan khususnya jaringan cabang jika terjadi permasalahan.
9. Bekerjasama dengan manajer IT dan general manajer dalam
mempersiapkan pembukuan jaringan cabang maupun cabang
pembantu (jika perijinan maupun persiapan sumber daya
manusia).
10. Melaporkan hasil kinerja divisinya langsung kepada General
Manajer.
g. Kepala Cabang
Kepala cabang adalah kedudukan setingkat dibawah Manajer yang
mempunyai tugas:
1. Tugas utama dari Kepala Cabang adalah sebagai kepanjangan
tangan dari Manajer-manajer di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
2. Kepala Cabang bertanggung jawab terhadap operasional kantor
cabang, memonitor kantor koodinator serta pejabat
dibawahnya.
3. Memecahkan masalah di cabang serta melaporkan ke kantor
pusat sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Disamping itu
mengapresiasikan dan mengaktualisasikan rencana pencapaian
target.
4. Bersama-sama manajer bertanggung jawab dalam penyusunan
pelaporan masing-masing cabang.
h. Kepala Bagian Kredit (Landing)
Kepala Bagian Kredit mempunyai tugas utama
1. Menjalankan perintah kepala cabang berkaitan kebijakan
kredit.
2. Menyusun koordinasi pelemparan kredit, penagihan dan
mengkoordinir Analis Kredit, Credit Support maupun kolektor.
3. Melaporkan hasil evaluasi kerja pejabat dibawahnya kepada
kepala cabang.
4. Koordinator kredit bertanggung jawab terhadap kepala cabang
tentang pinjaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
i. Kepala Bagian Dana (Funding)
Kepala Bagian Dana mempunyai tugas utama :
1. Menjalankan perintah kepala cabang.
2. Menyusun koordinasi rencana penggalian dana baik tabungan,
deposito, maupun produk lainnya.
3. Mengkoordinir tim funding dan melaporkan hasil evaluasi
kerja pejabat dibawahnya kepada kepala cabang.
4. Koordinator dana bertanggung jawab terhadap kepala cabang
tentang dana.
j. Kepala Bagian Pembukuan dan Operasional
Kepala Bagian Pembukuan dan Operasional mempunyai tugas
utama:
1. Menjalankan perintah kepala cabang.
2. Menyusun koordinasi perasional kantor cabang kepada semua
bagian.
3. Mengkoordinasi teller atau kasir, pembukuan, dan administrasi.
4. Melaporkan hasil evaluasi kerja pejabat dibawahnya kepada
kepala cabang serta mengoreksi semua voucer pembukuan.
5. Koordinator operasional beertanggung jawab terhadap kepala
cabang tentang kegiatan operasional harian kantor cabang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
k. Analis Kredit
Tugas utama analis kredit yaitu:
1. Menjalankan perintah koorinator kredit untuk menangani
pengajuan pinjaman.
2. Membuat memorandum kredit, surve bersama Kredit Support.
3. Bersama Kolektor memantau angsuran pinjaman dan
penagihan.
4. Analis Kredit bertanggung jawab terhadap Koordinator Kredit
tentang pinjaman baik penanganan pengajuan maupun
penagian kantor cabang.
l. Kredit support
Tugas utama Kredit support adalah:
1. Menjalankan perintah koordinator kredit untuk menangani
pengajuan pinjaman yang berkaitan dengan jaminan baik
mempelajari legalitas secara hukum maupun nilai taksasi.
2. Bersama Analis Kredit merencanakan nilai pinjaman yang akan
diajukan ke kepala cabang.
3. Kredit support bertanggung jawab terhadap Koordinator Kredit
tentang pinjaman khususnya jaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
m. Administrasi Kredit
Tugas utama Administrasi Kredit adalah:
1. Mempersiapkan semua berkas perkreditan baik pengajuan,
pencairan, maupun angsuran.
2. Atas perintah Koordinator Operasional dia juga bertanggung
jawab dalam penyusunan laporan bulanan dan tahunan.
n. Kolektor
Tugas utama kolektor yaitu:
1. Penagihan terhadap nasabah yang belum memenuhi kewajiban
cicilan pinjaman setiap bulannya.
2. Kolektor bersama dengan Kredit Support dan Analis Kredit
bertanggung jawab terhadap pengembalian atau penarikan
jaminan oleh KSP Sarana Aneka Jasa.
o. Customer Service
Tugas utama dari Customer Service adalah :
1. Menerima tamu dan konsumen di bagian front office dan
melayani hal-hal yang diinginkan konsumen dan menjelaskan
produk yang ada di KSP Sarana Aneka Jasa secara jelas.
2. Customer Service bersama-sama semua divisi bertanggung
jawab terhadap keberhasilan menjaring konsumen yang datang
di kantor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
p. Pembukuan (Juru Buku)
Tugas utama dari pembukuan adalah :
1. Merekap semua voucer transaksi baik pinjaman maupun
simpanan dan mengoreksi serta mentransaksikan semua voucer
pada program General Ledger (GL) pada akhir hari, bulan, dan
tahun.
2. Juru buku bertanggung jawab terhadap keberhasilan semua
prosses pembukuan.
q. Marketing (Landing dan Funding)
Tugas utama marketing adalah memasarkan dan mempublikasikan
produk yang ada di KSP Sarana Aneka Jasa baik bagian lending
maupun funding, dia bertanggung jawab terhadap target pemasaran
serta menjamin produk berlaku.
r. Kasir dan Teller
Tugas utama kasir dan teller adalah :
1. Melayani konsumen berkaitan dengan pengeluaran dan
penerimaan kas berkaitan dengan simpanan dan pinjaman baik
internal kantor maupun transaksi antar kantor.
2. Kasir bertanggung jawab terhadap semua transaksi dan
validasi, mengoreksi, menghitung dan mencocokan jumlah
yang ada pada rekapitulasi, serta menjamin tidak adanya selisih
kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3. Bertanggung jawab terhadap kombinasi kunci brankas dan
koreksi voucer akhir hari.
s. Penjaga malam
Tugas utama penjaga malam adalah menjaga keamanan dalam
kantor dan lingkungan kantor pada malam hari. Dia bertanggung
jawab kepada koordinator operasional.
t. Pramubakti
Tugas utama pramubakti adalah memenuhi atau menjalankan perintah
dari semua karyawan kantor, serta mempersiapkan kebutuhan rumah
tangga kantor. Dia bertanggung jawab kepada koordinator operasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
6. Perkembangan kredit bermasalah
Bulan
Mutasi pinjaman yang diberikan kantor cabang
Pinjaman
diberikan
anggota (A)
Pinjaman
yang
diberikan
(N)
Total
pinjaman
diberikan
(A+N)
Pinjaman
diangsur
anggota
(AA)
Pinjaman
telah
diangsur
(AN)
Total
pinjaman
diangsur
(AA+AN)
Januari 314,088,500 107,050,000 421,138,500 300,851,900 87,790,150 388,642,050
Februari 148,575,000 233,400,000 381,975,000 7,755,050 97,897,750 105,652,800
Maret 232,980,000 165,325,500 398,305,500 154,157,200 123,496,500 277,653,700
April 54,773,300 234,853,000 289,626,300 43,877,150 196,351,550 240,228,700
Mei 150,000,000 135,974,500 285,974,500 151,912,300 129,903,500 281,815,800
Juni 208,500,000 112,758,500 321,258,500 204,258,100 113,428,300 317,686,400
Juli 200,000,000 155,426,599 355,426,599 201,862,350 134,401,350 336,263,700
Agustus 200,000,000 106,499,800 306,499,800 253,101,000 122,876,000 375,977,000
September 4,500,000 17,480,300 21,980,300 5,158,850 117,339,200 122,498,050
Oktober 203,500,000 192,420,500 395,920,500 207,750,950 233,847,200 441,598,150
November 201,700,000 89,127,000 290,827,000 211,604,150 127,614,950 339,219,100
Desember 208,300,000 79,500,000 287,800,000 256,973,600 132,634,700 389,608,300
Tabel 3.3 Daftar Pinjaman
KSP Sarana Aneka Jasa
Bulan Januari-Desember
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel mutasi pinjaman yang diberikan oleh KSP SAJ menunjukkan
bahwa pinjaman diberikan kepada anggota dan non anggota. Pinjaman
yang diberikan kepada anggota terbanyak terdapat pada bulan Januari
yaitu sebesar Rp314,088,500. Sedangkan pinjaman yang diberikan
kepada non anggota terbanyak berada pada bulan Januarl yaitu sebesar
Rp 234,853,000. Total pinjaman yang diberikan kepada anggota dan
non anggota paling besar terdapat pada bulan Januari yaitu
Rp421,138,500. Pinjaman yang diangsur anggota terbesar yaitu
terdapat pada bulan Januari yaitu sebesar Rp 300,851,900. Pinjaman
yang telah diangsur terbanyak yaitu terdapat pada bulan Oktober yaitu
sebesar Rp 233,847,200. Total pinjaman diangsur terbesar terdapat
pada bulan Oktober yaitu Rp 441,598,150.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 3.4 Laporan Pinjaman yang Diberikan
KSP Sarana Aneka Jasa
Cabang Kartasura, Surakarta
Bulan
Jumlah
kredit yang
diberikan Lancar
Perhatian
khusus
Kurang
lancar Diragukan Macet
NPL (%)=
(P+K+D+M)/Jk
ΔNPL=
NPL1+N-NPLN
Januari
1,423,598,150
1,356,897,600
58,850,000
-
7,850,550
- 4.69 0
Februari
1,699,920,350
1,627,108,400
12,111,400
52,850,000 -
7,850,550 4.28 0.402093019
Maret
1,820,572,150
1,735,671,800
76,447,500
-
602,300
7,850,550 4.66 -0.380131809
April
1,869,969,750
1,803,694,500
58,424,700
- -
7,850,550 3.54 1.119200026
Mei
1,874,128,450
1,787,070,850
77,095,950
1,508,800 -
8,452,850 4.65 -1.101042879
Juni
1,877,700,550
1,796,882,200
60,254,100
12,111,400 -
8,452,850 4.30 0.341118412
Juli
1,896,863,350
1,805,696,300
80,015,700
2,698,500 -
8,452,850 4.81 -0.502087379
Agustus
1,827,386,150
1,727,023,700
88,835,450
3,074,150 -
8,452,850 5.49 -0.685931286
September
1,726,868,400
1,621,202,150
91,029,000
6,184,400 -
8,452,850 6.12 -0.626820607
Oktober
1,681,190,750
1,600,514,400
38,814,750
33,408,750 -
8,452,850 4.80 1.320189662
November
1,632,798,650
1,535,225,250
53,312,100
35,808,750 -
8,452,850 5.98 -1.177093814
Desember
1,530,990,350
1,519,328,650
8,963,200
2,698,500 -
8,452,550 1.31 4.662049787
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Dalam tabel dapat dilihat bahwa kredit dalam perhatian khusus ikut
diperhitungkan dalam NPL, ini dikarenakan kolektibilitas tersebut
sudah bukan termasuk kategori lancar. Perhitugan ini bertujuan untuk
SPI (Sistem Pengendalian Intern) karena pinjaman dalam kategori ini
adalah awal dari pinjaman yang bermasalah. NPL menunjukkan
jumlah kredit bermasalah. Tetapi jika NPL>5% maka hal ini
menunjukkan bahwa kinerja kredit pada bulan-bulan tertentu kurang
baik. Keadaan ini dapat dilihat pada NPL bulan Agustus, September,
dan November. Pada bulan-bulan itu jumlah NPL tertinggi selama 1
tahun terakhir yaitu nilainya 5.49%, 6.12%, dan 5.9%.
7. Pembahasan perumusan masalah pada KSP Sarana Aneka Jasa
a. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah.
Hasil analisis yang mengacu pada tabel 3.4 yaitu tabel Laporan
Pinjaman yang Diberikan KSP Sarana Aneka Jasa, saat NPL diatas
5% merupakan kondisi yang kurang baik bagi KSP Sarana Aneka
Jasa. Tingginya angka NPL tersebut disebabkan karena beberapa
faktor, yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam koperasi itu
sendiri. Faktor internal terdiri dari:
i. SDM kurang profesional khususnya dibagian marketing
lending.
ii. Teknologi yang digunakan kurang update.
iii. Perencanaan kurang matang.
iv. Manajemen kurang terorganisir dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar
koperasi, tetapi berpengaruh pada kinerja KSP Sarana Aneka
Jasa. Faktor eksternal terdiri dari:
i. Adanya itikad yang kurang baik dari nasabah.
ii. Memburuknya kondisi bisnis debitur.
b. Faktor-faktor yang dominan menyebabkan pinjaman bermasalah
pada KSP Sarana Aneka Jasa.
Berdasarkan hasil pengamatan 110 debitur maka dapat
diperoleh nilai-nilai prosentase dari penyebab pinjaman
bermasalah. 50% debitur mengalami pinjaman bermasalah
dikarenakan memburuknya kondisi bisnis. 30% dikarenakan
sumber daya manusia KSP Sarana Aneka Jasa kurang profesional.
20% dikarenakan oleh hal lainnya.
1. Sumber daya manusia (SDM) kurang profesional.
SDM pada koperasi sangat penting dalam pengembangan
dan kemajuan koperasi, sebab mereka yang mengelola seluruh
isi koperasi dan bertanggung jawab di dalamnya. Dari hasil
penelitian di KSP Sarana Aneka Jasa, ada beberapa karyawan
pada KSP Sarana Aneka Jasa yang kurang memadai
menangani kredit bermasalah. Kurang profesionalnya
karyawan itu disebabkan karena input yang dihasilkan dari
proses seleksi perekrutan karyawan kurang baik, sehingga
SDM yang kurang profesional tersebut kurang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
menjalankan tugas-tugasnya dan proses kinerja KSP Sarana
Aneka Jasa menjadi terhambat.
2. Memburuknya kondisi bisnis debitur.
Penyaluran pinjaman KSP Sarana Aneka Jasa berorientasi
pada UMK (usaha mikro dan kecil). Usaha mikro dan kecil
yang menjadi sasarannya. Keuangan UMK sangat mudah
terpengaruh oleh kemampuan debitur dalam mengelola
usahanya. Kemampuan pengelolaan usaha difokuskan pada
peningkatan omzet, pendapatan, dan mengantisipasi resiko
yang muncul dari usaha yang dijalankan. Mengantisipasi resiko
usaha tergantung pada kemampuan debitur dalam mengambil
strategi dalam mengelola faktor-faktor fundamental ekonomi
makro, seperti menguatnya nilai suku bunga dan fluktuatifnya
nilai tukar. Jika debitur gagal dalam mengelola faktor
fundamental maka bisnisnya akan mengalami keterpurukan,
apalagi terdapat faktor lain yang tidak dapat dikontrol oleh
debitur tetapi signifikan terhadap usaha debitur yaitu bencana
alam.
Saat usaha yang dimiliki oleh debitur memburuk, pihak
KSP Sarana Aneka Jasa melakukan beberapa usaha untuk
mendampingi debitur dengan tujuan bisa membantu debitur
dalam menyelesaikan masalah finansial. Usaha-usaha yang
dilakukan KSP Sarana Aneka Jasa antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
1. Melakukan pendampingan usaha, baik pengadaan bahan
baku, produksi maupun distribusi.
2. Menambah plafon pinjaman sesuai kebutuhan debitur.
3. Penjualan asset/agunan debitur.
c. Penanganan pinjaman bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa
Berdasarkan hasil analisis pada bab ini yang didasarkan pada
hasil observasi/pengamatan dan wawancara langsung dengan
manajemen KSP Sarana Aneka Jasa maka terdapat beberapa
tahapan yang dilakukan untuk menangani pinjaman bermasalah,
yaitu :
1. Identifikasi permasalahan
Setelah tahap monitoring pinjaman khususnya
penarikan jaminan belum membuahkan hasil maka tugas analis
serta pinjaman support adalah mengumpulkan informasi-
informasi aktual yang up to date dari beberapa sumber yang
ditunjuk(keluarga dan sahabat) sehingga kita dapat mengetahui
secara benar duduk permasalahan yang terjadi untuk keperluan
identifikasi. Permasalahan dapat muncul dari masalah keluarga,
ekonomi usaha, karakter debitur jelek, penipuan atas nama
debitur, atau bahkan jaminan tergadaikan. Hal ini diperlukan
sekali, karena setiap permasalahan yang identik atau hampir
sama akan mempunyai cara atau langkah yang kemungkinan
dapat kita terapkan pada debitur lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
2. Klasifikasi permasalahan
Setelah tahap identifikasi selesai maka
pengelompokan/klasifikasi bisa segera dilakukan, ini bisa
dijadikan bahan pertimbangan untuk penentuan keputusan
langkah berikutnya. Di cabang dan kantor pusat KSP Sarana
Aneka Jasa yang telah melakukan kegiatan operasional diatas 5
tahun secara pasti telah menghadapi/dapat ditemui beberapa
kasus pinjaman bermasalah seperti pada relasi KSP Sarana
Aneka Jasa yang beberpa tahun lalu telah melakukan tindakan
penipuan dan memanipulasi berkas dan data-data jaminan
ataupun angsuran nasabah. Berdasarkan pengalaman inilah
maka diharapkan KSP Sarana Aneka Jasa tidak mengalami
kejadian serupa. Dari beberapa kasus yang terjadi dapat
diklasifikasikan menjadi 5, yaitu:
a. Jaminan hilang, digelapkan, atau digadaikan
b. Jaminan sudah tidak memenuhi nilai pinjaman
c. Ekonomi usaha bangkrut
d. Masalah keluarga/keharmonisan
e. Karakter debitur jelek
3. Penyusunan dan pengalihan strategi penyelamatan
Rencana berikutnya setelah melakukan pengelompokan
yaitu penggalian kreatifitas, apresiasi serta teknik penyelesaian.
Secara umum setelah seorang debitur dikatakan wanprestasi/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
mangkir/ macet dan bermasalah maka diambil langkah
penyelesaiannya. Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan
dan merupakan cara umum yang sering dipakai oleh koperasi
yaitu:
a. Penjadwalan kembali (resceduling)
Yaitu perubahan pada proses angsuran terutama
pada penjadwalan kembali pelunasan pinjaman atau pihak
KSP Sarana Aneka Jasa memberi kelonggaran calon
anggota dalam membayar utangnya yang telah jatuh
tempo. Contoh dari prosedur atau aplikasinya yaitu sisa
plafond pinjaman dan tunggakan jasa diglobal kemudian
dibuatkan jadwal/ tenggang waktu angsuran setiap
bulannya, untuk jangka waktu harus hasil kesepakatan
antara debitur dengan analisis KSP, bisa juga besar
angsurannya. Langkah ini dapat diambil jika debitur masih
mempunyai itikat baik menyelesaikan pinjaman hanya
secara finansial belum mampu, dan cara ini kurang sesuai
untuk pinjaman macet akibat karakter dan masalah
keluarga. Disamping itu juga dapat dilakukan dengan
penurunan tingkat imbalan jasa atau sistem angsuran
dibebankan dulu pada angsuran pokok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
b. Persyaratan (reconditioning) & Penataan kembali
(restructuring)
Yaitu perubahan sebagian atau keseluruhan syarat-
syarat pinjaman yang tidak terbatas pada perubahan
jadwal pembayaran, jangka waktu, dan syarat lainnya
sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo
pinjaman dan konversi sebagian atau seluruh dari
pinjaman menjadi equity perusahaan.
c. Reorganisasi dan rekapitulasi (reorganisation &
recapitalisation)
Yaitu perubahan syarat-syarat pinjaman
menyangkut penanaman dana, dan atau konversi seluruh
dan tunggakan bunga menjadi pokok pinjaman baru, dan
atau konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman sebagai
dari pinjaman menjadi penyertaan dalam perusahaan.
Langkah-langkah ini hanya dapat diterapkan untuk
debitur yang masih kooperatif artinya debitur masih ada
itikat untuk menyelesaikan pinjamannya di KSP Sarana
Aneka Jasa, dan atas permintaan debitur.
4. Pembinaan debitur
Debitur akan memberikan berbagai macam respon baik
positif maupun negatif, jika memberikan respon positif berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
debitur dapat diberi penyelamatan kredit 3R (resceduling,
reconditioning & restructuring, dan
reorganisation&recapitalisation). Dari berbagai cara yang
dilakukan jika nasabah masih kooperatif maka perlu sekali
diberikan pembinaan-pembinaan ekstra sehingga debitur yang
semula kurang disiplin akan tumbuh lagi rasa tanggung
jawabnya. Seorang analis dan pinjaman support sangat
diharapkan dapat melakukan pembinaan ini dengan
pendekatan-pendekatan kekeluargaan dikarenakan analis lebih
faham situasi dan kondisi debitur.
5. Peringatan penyegelan
Surat peringatan diterbitkan jika debitur sudah benar-
benar lalai atau mangkir dalam jangka waktu beberapa bulan
setelah pinjaman dianggap macet. Disini diperlukan kerjasama
analis, pinjaman support, dan kepala cabang untuk memberikan
surat tegas kepada analis dan pinjaman support, serta
administrasi untuk membuatkan berita acara peringatan
penyegelan yang berisi tanggal, data jaminan, masa berlaku
segel, status segel, dan tanda tangan debitur dengan kepala
cabang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
6. Sila atau keputusan eksekusi jaminan
Beberapa hari setelah diterbitkannya surat peringatan
penyegelan sampai dengan jatuh tempo tanggal debitur tidak
ada realisasi, maka jalan berikutnya yaitu penyelesaian melalui
jalur hukum. Sebelum masuk tahap sita jaminan atau eksekusi,
jalur hukum dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu :
a) Cara pertama yaitu melalui jalur hukum.
Cara ini dapat ditempuh melalui badan urusan
piutang dan lelang negara (untuk BUMN milik pemerintah
juga swasta), gugatan perdata melalui pengadilan negeri
dan abitrase (perwasitan). Langkah-langkah ini mungkin
dapat diambil jika pada awal pencairan telah dilakukan
penandatanganan nota kesepahaman antar debitur, KSP
Sarana Aneka Jasa, dan pihak notaris. Kdua belah pihak
telah sepakat dan dilegalkan oleh pihak notaris melalui
Akte Pengakuan Hutang (APH), Akte Pengikatan Jaminan
(Surat Kuasa/Keterangan Membekoperasian Hak
Tanggungan (SKMHT), Fidusia, Borgtocht, Cessie) serta
Akta Pembebanan Hak Tanggungan(APHT). Semua hal
tersebut dapat dilakukan oleh biro hukum KKSP Sarana
Aneka Jasa yang ditunjuk seperti Notaris dan PPAT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
b) Cara yang kedua yaitu melalui tiem atau juru sita KSP
Sarana Aneka Jasa.
dilakukan karena atas dasar KSP Sarana Aneka
Jasa telah menuangkan dalam pasal 14 juga pasal tambahan
surat perjanjian pinjaman yang menerangkan jika suatu saat
tidak mampu menyelesaikan kewajiban akibat dari akte
perjanjian ini (SKP) maka akan diselesaikan melalui jalur
hukum yang berlaku di negara Indonesia dan dipilih kantor
pengadilan negeri di Klaten, Jawa Tengah. Dengan
demikian dapat dimengerti bahwa penyelesaian jaminan
dalam sengketa dengan koperasi dapat melalui proses
pengadilan.
Pada saat debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka
KSP Sarana Aneka Jasa dapat mengajukan gugatan perdata untuk
memperoleh keputusan pengadilan, dan apabila sudah ditetapkan
pengadilan yang kemudian mempunyai kekuatan hukum untuk
dilaksanakan tetapi debitur tetap tidak melunasi
hutang/kewajibannya maka pelaksanaan keputusan pengadilan
dilaksanakan atas dasar perintah dan dengan pimpinan ketua PN
yang memeriksa gugatannya pada tingkat pertama. Atas
permintaan ketua PN tersebut dilakukan penyitaan harta kekayaan
debitur untuk berikutnya dilakukan proses lelang.
Kemungkina prosedur tersebut memakan waktu lama
disebabkan debitur dapat mengulur waktu dan melakukan upaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
banding dan kasasi. Dalam hal gugatan perdata KSP selain bisa
dilakukan dengan personal dari biro hukum koperasi yang ditunjuk
dimungkinkan melalui penggunaan jasa kejaksaan.
Disamping proses gugatan perdata dan lelang negara,
proses arbitrase dapat digunakan sebagai jalan penyelesaian yaitu
debitur menunjuk arbiter, kreditur menunjuk arbiter. Lalu mereka
menunjuk satu ketua sehingga dijadikan tim/wasit yang akan
membantu menyelesaikan sengketa dengan jalan tertutup sehingga
tidak diketahui umum, karena keputusannya cepat dan dapat
memenuhi rasa keadilan para pihak yang terkait.
Syarat penting yang harus dipegang oleh seorang petugas
juru sita KSP Sarana Aneka Jasa adalah dalam hal penyitaan calon
anggota telah menerima surat peringatan baik 1 maupun 2,
kemudian calon anggota telah rela atau secara sukarela
menyerahkan jaminan tersebut, petugas harus membawa surat
tugas resmi, kemudian ada berita acara serah terima barang
jaminan dan persuasif.
7. Lelang jaminan
Setelah aplikasi sita dan keputusan eksekusi jaminan
disahkan pengadilan negeri yang ditunjuk dan telah dilakukan
sita jaminan atau kekayaan maka proses lelang untuk beberapa
waktu dapat dilakukan melalui lelang tertutup yaitu pihak
koperasi atau melalui badan lelang yang ditunjuk. Lelang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
eksekusi hak tanggungan yaitu lelang terhadap tanah dan
benda-benda yang berkaitan dengan tanahyang dibebani
dengan hak tanggungan. Syarat-syarat lelang secara umum jika
proses awal diserahkan kepada Kantor Pelayanan Piutang dan
Lelang Negara (KP2LN) yaitu memenuhi surat permohonan
lelang eksekusi hak tanggungan yang dilampiri:
i. Salinan/fotocopy surat keputusan penunjukan penjual
ii. Salinan/fotocopy bukti kepemilikan/SHM
iii. Syarat lelang dari penjual (jika ada)
iv. Daftar barang yang akan dilelang
v. Salinan/fotocopy surat perjanjian pinjaman (SKP)
vi. Salinan/fotocopy sertifikat hak tanggungan (SKMHT) dan
akta pemberian hak tanggungan (APHT)
vii. Salinan/fotocopy bukti bahwa debitur wan prestasi yang
dapat berupa peringatan-peringatan aaupun pernyataan
dari Koperasi.
viii. Surat pernyataan dari koperasi yang akan bertanggung
jawab jika terjadi gugatan.
ix. Surat keterangan tanah (SKT) dari kantor pertanahan.
x. Bukti pengumuman lelang oleh penjual melalui surat kabar
harian setempat.
Untuk sementara proses lelang di KSP Sarana Aneka Jasa
dilakukan pada debitur bermasalah cenderung melalui jalur
penyelesaian secara kekeluargaan sehingga debitur memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
kuasa jual kepada KSP/pihak yang ditunjuk. Serta jika jaminan
berupa BPKB motor yang telah ditarik dalam tempo 10 hari
sejak penarikan dapat dilakukan lelang tertutup atau melalui
biro jual beli yang ditunjuk, jika sudah dilakukan lelang atau
dijual debitur dibeeritahukan hasilnya. Tidak menutup
kemungkinan proses penyelesaian secara kekeluargaan tetap
dikedepankan sehingga pihak debitur dan kospin tidak terlalu
terbebani besarnya biaya.
8. Penghitungan sisa hutang dan pembekuan tahap II
Bila berbagai cara yang ditempuh telah mendapatkan
hasil lelang maka langkah terakhir yaitu melunasi hutang dan
tunggakan dengan hasil lelang. Namun bila hasil lelang belum
cukup untuk menutupi hutang maka dibekukan tahap II.
9. Proses penghapusbukuan/write off
Jalan terakhir yang ditempuh dari beberapa rangkaian
penyelesaian pinjaman bermasalah setelah pembekuan tahap ke
II yaitu penghapusbukuan, sumber utama dana
penghapusbukuan yaitu dari penyisihan SHU atau disebut
cadangan piutang. Namun untuk dimengerti bahwa jalan
terakhir ini diusahakan untuk dhindari karena membutuhkan
persyaratan yang amat sulit dan kompleks. Berikut ini adalah
beberapa langkah dan syarat yang harus dipenuhi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
i. Diharuskan melaporkan dan memaparkan hasil penanganan
penagihannya secara rinci dan diperlukan waktu yang
cukup lama. Juga diperlukan untuk membuat catatan setiap
kunjungan ke calon anggota atau anggota.
ii. Prosentase total cadangan piutang ragu-ragu minimal
sebesar jumlah total resiko pinjaman bermasalah pada
penilaian kesehatan Koperasi (cadangan putang ragu-ragu
yaitu besarnya cadangan pinjaman kurang lancar 50%,
pinjaman diragukan 75%, dan pinjaman macet 100%) atau
ditentukan oleh keputusan pengurus atas usulan manajer
maupun general manajer.
iii. Jika persyaratan utama telah dipenuhi dan dirasakan
memang benar-benar sudah tidak dapat dipecahkan baru
diajukan ke kepala cabang selanjutnya ke manajer untuk
diteliti ulang.
Kemudian manajer mengajukan ke pengurus untuk
mendapatkan persetujuan penghapusbukuan, jika disetujui
maka pihak KSP dapat menghapusbukukan.
d. Kasus
Seorang nasabah bernama X mengajukan pinjaman pada
KSP Sarana Aneka Jasa sebesar Rp 25.000.000,- dalam tempo 5
tahun dengan jaminan BPKB mobil. Pinjaman yang diajukan oleh
X berguna untuk investasi pembelian mobil. KSP Sarana Aneka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Jasa memberikan jasa sebesar 1,4% flat per bulan. X dapat
mengangsur dengan lancar pinjaman yang dia terima dalam kurun
waktu 1 tahun. Namun setelah itu X mengalami gangguan pada
pekerjaanya dan tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan baik
kepada KSP Sarana Aneka Jasa. Setelah X gulung tikar, dia
mengangsur pinjamannya kepada KSP Sarana Aneka Jasa 3 bulan
sekali. Selama X belum bisa mengangsur, pihak KSP Sarana
Aneka Jasa menghubungi X melalui telepon. KSP Sarana Aneka
Jasa memberikan surat peringatan I setelah X terlambat
mengangsur pinjamannya selama 12 bulan. Selama 7 hari surat
peringatan I tidak ditanggapi oleh X. Selanjutnya, KSP Sarana
Aneka Jasa mengirim surat peringatan II. Setelah itu 2 minggu
kemudian pihak KSP Sarana Aneka Jasa datang ke rumah X. Pihak
KSP Sarana Aneka Jasa mendatangi nasabah di rumahnya
dengantujuan untuk menyelesaikan permasalahan pinjaman.
Mereka berunding untuk mencari solusi atas ketidaksanggupan X
membayar utang. KSP Sarana Aneka Jasa telah mengajukan untuk
melakukan penyelamatan 3R namun X tidak dapat menyetujui
rencana tersebut karena sudah tidak sanggup lagi membayar.
Akhirnya atas kesepakatan bersama memutuskan bahwa jaminan
utang (mobil) dijual kepada pihak KSP Sarana Aneka Jasa seharga
Rp 38.000.000,- dan sebagian uangnya berguna untuk melunasi
utang pada KSP Sarana Aneka Jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Evaluasi:
Dalam kasus yang terdapat di KSP Sarana Aneka Jasa dapat dilihat bahwa
tahap-tahap yang digunakan oleh KSP Sarana Aneka Jasa dalam menyelesaikan
pinjaman bermasalah tidak mengikuti prosedur sesuai SOM (Standar Operasional
Manajemen). Tahap yang tidak ada yaitu pembinaan nasabah. Padahal pembinaan
nasabah berfungsi sebagai pendekatan kepada debitur, hal ini dilakukan agar
debitur tetap mau berusaha membayar hutangnya walaupun KSP Sarana Aneka
Jasa sudah memberikan penyelamatan 3R.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
maka penelitian Tugas Akhir dengan judul Standar Penanganan
Pinjaman Bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pinjaman bermasalah
pada KSP Sarana Aneka Jasa terdapat 2 faktor yaitu:
a. Faktor intern
i. SDM kurang profesional.
ii. Teknologi yang digunakan kurang update.
iii. Perencanaan kurang matang.
iv. Manajemen kurang terorganisir dengan baik.
b. Faktor ekstern
i. Adanya itikad yang kurang baik dari nasabah.
ii. Memburuknya kondisi bisnis debitur.
2. Faktor yang paling dominan menjadi penyebab pinjaman bermasalah
pada KSP Sarana Aneka Jasa adalah SDM KSP Sarana Aneka Jasa
kurang profesional dan memburuknya kondisi bisnis debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
3. Standar penanganan pinjaman bermasalah yang ada pada KSP Sarana
Aneka Jasa yaitu identifikasi permasalahan, klasifikasi permasalahan,
penyusunan dan pengalihan strategi penyelamatan, pembinaan debitur,
peringatan penyegelan, sila atau keputusan eksekusi jaminan, lelang
jaminan, penghitungan sisa hutang dan pembekuan tahap II, dan yang
terkhir yaitu proses penghapusbukuan/write off.
B. SARAN
1. Untuk menangani permasalahan pada faktor internal dan eksternal
yang terdapat pada KSP Sarana Aneka Jasa yaitu:
a. Faktor internal
i. Dilakukan pelatihan rutin bagi karyawan agar dapat
meningkatkan kualitas SDM dan menjadikan kinerja
koperasi menjadi lebih baik.
ii. Bagian IT Pengembangan mengikuti perkembangan
teknologi, agar program komputerisasi yang ada pada KSP
Sarana Aneka Jasa selalu update dan membuat nasabah
nyaman.
b. Faktor eksternal
Dari pihak KSP Sarana Aneka Jasa melakukan pemantauan serta
pembinaan kepada debitur agar usaha debitur dapat berjalan lancar
dan tidak menghambat pada pembayaran pinjaman yang
berdampak buruk pula pada KSP Sarana Aneka Jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
2. Pihak KSP Sarana Aneka Jasa lebih selektif dalam memilih karyawan,
sehingga kinerja dalam KSP Sarana Aneka Jasa bisa lebih baik lagi
terutama dalam penanganan pinjaman. Pembinaan dan pemantauan
dilakukan scara berkala agar KSP Sarana Aneka Jasa dapat mengetahui
tentang perkemangan usaha debitur..
3. Bagi KSP Sarana Aneka Jasa seharusnya lebih memperketat lagi dalam
pemberian kredit, ini mengantisipasi agar tidak terjadi pinjaman
bermasalah. Tujuan secara umum adalah untuk mengurangi jumlah
nasabah yang mengalami pinjaman bermasalah.
4. KSP Sarana Aneka Jasa sebaiknya menyelesaikan pinjaman
bermasalah dengan mengikuti semua tahap-tahap dalam SOM agar
penyelesaian pinjaman bermasalah berjalan dengan baik dan sesuai
yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
LAPORAN MAGANG KERJA MAHASISWA
Nama : Dewi Tri Wahyuni
NIM : F3608084
Instansi Magang Kerja : Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa
Kantor Cabang
Kartasura
Waktu Magang Kerja : 01 Februari 2011- 01 Maret 2011
Dosen Pembimbing : Johadi SE.
Tabel Harian Aktivitas Magang Kerja :
No. Hari/tanggal Uraian Kegiatan
1 Selasa 01 Februari 2011 1.Breifing awal dari Kepala Kantor Cabang:
a. Pengenalan budya kerja KSP Sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Aneka Jasa
-Posisi kerja dalam KSP
-Aturan yang berlaku di KSP
b. Perkenalan dengan karyawan
c. Bagian Kredit
d. Belajar sistem komputerisasi mengenai
kredit
2 Rabu 02 Februari 2011 1.Bagian Tabungan
2.Belajar menjadi teller
3.Belajar mengenai komputerisasi mengenai
Tabungan
3 Kamis 03 Februari 2011 LIBUR
4 Jumat 04 Februari 2011 1.Bagian Tabungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
2.Belajar menjadi teller
3.Belajar mengenai komputerisasi mengenai
Tabungan
4.Input data nasabah penyetor tabungan
5 Sabtu 05 Februari 2011 LIBUR
6 Minggu 06 Februari 2011 LIBUR
7 Senin 07 Februari 2011 1.Belajar pada bagian kredit
2.Mempelajari sistem komputerisasi kredit
3.Input data penyetor kredit
4.Melakukan pembukuan Keuangan
8 Selasa 08 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
9 Rabu 09 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
10 Kamis 10 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
11 Jumat 11 Februari 2011 1.Survey lapangan
2.Melakukan evaluasi dengan Pemimpin
12 Sabtu 12 Februari 2011 LIBUR
13 Minggu 13 Februari 2011 LIBUR
14 Senin 14 Februari 2011 1.Survey lapangan
2.Konsultasi mengenai TA dengan Pemimpin
15 Selasa 15 Februari 2011 LIBUR
16 Rabu 16 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
17 Kamis 17 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
18 Jumat 18 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
tabungan ke rumah para nasabah)
19 Sabtu 19 Februari 2011 LIBUR
20 Minggu 20 Februari 2011 LIBUR
21 Senin 21 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
22 Selasa 22 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
23 Rabu 23 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
24 Kamis 24 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
25 Jumat 25 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
26 Sabtu 26 Februari 2011 LIBUR
27 Minggu 27 Februari 2011 LIBUR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
28 Senin 28 Februari 2011 Survey lapangan (menarik setorankredit dan
tabungan ke rumah para nasabah)
Surakarta, Juni
2011
Penyusun,
Dewi Tri
Wahyuni
NIM. F3608084
Mengetahui,
Pembimbing Instansi Dosen Pembimbing
Nur Wachid Supriyadi Johasi, S.E
NIK. 12953004 NRP. 360700002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Top Related