MAKALAH SPESIALITE TERMINOLOGI KESEHATAN
ALAT - ALAT BEDAH
Di susun oleh :
Arum Safitri (1031311010)
Diah Wahyu Astuti (1031311019)
Donna Novitasari D.N (1031311023)
Luthfi Sesanti (1031311040)
Rahmadona Khoirun nisa (1031311053)
Siti Nur Amalia (1031311062)
D3 Farmasi
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFAR) “YAYASAN PHARMASI SEMARANG”
Jl. Letjend Sarwo Edie Wibowo KM. 1 Plamongansari
1
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………………..………………..3
Bab II
1.1 Pengertian…….……………….………………………………………………………………………….…………..4
1.2 Macam – macam instrumen bedah berdasarkan fungsi…………….……………..…………...4
A. Instrumen dengan fungsi memotong………………………………………..…..………………..5
B. Instrumen dengan fungsi menggenggam……………………………..………..……………….9
C. Instrumen dengan fungsi menghentikan pendarahan……………………………………13
D. Instrumen dengan fungsi menjahit…………………………………………………..……………14
1.3 Alat tambahan sebagai bantu bedah lainnya……………………………………………..…………20
Bab III Penutup
Kesimpulan………………………………………………………………………………………………….…………….23
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………24
2
Bab 1 Pendahuluan
Bedah atau pembedahan merupakan suatu perbuatan dalam kedokteran yang
mengobati penyakit atau luka dengan operasi pembedahan manual dan instrument.
Ahli bedah (surgeon) ialah dokter, dokter gigi, dokter hewan yang mempunyai
spesialisasi dalam sektor ilmu bedah, dalam pembedahan baik minor (kecil) maupun
mayor (besar) digunakan banyak instrumen dengan fungsinya masing - masing untuk
mendukung proses pembedahan.
3
BAB II ISI
1.1 Pengertian
Alat bedah adalah alat yang dirancang untuk digunakan untuk kegiatan pembedahan,
seperti membedah manusia, hewan dan sebagainya.
1.2 Macam – macam instrumen bedah berdasarkan fungsi
Instrumen dasar bedah terbagi atas empat, yakni :
Instrumen dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam
jenis gunting),
Instrumen dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan
klem jaringan),
Instrumen dengan fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem
mosquito),
Instrumen dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).
Gambar 1: Instrumen Dasar Bedah Minor
4
A. Instrumen Dengan Fungsi Memotong
1. Pisau Scalpel + Pegangan
Scalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat
ini bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu,
alat ini juga berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit.
Setiap pisau scalpel memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai
bagian pemotong dan yang lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat
menempelnya pegangan scalpel.
Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan needle-holder dan
hubungkan lubang pada area tersebut pada lidah pegangan sampai terkunci (terdengar
bunyi).
Cara pelepasan: pegang ujung pisau dengan needle-holder dan lepaskan dari
lidah pegangan, kemudian buang di tempat sampah. Pegangan scalpel yang sering
digunakan adalah yang berukuran 3 yang dapat digunakan bersama pisau scalpel dalam
ukuran beragam. Sedangkan pisau scalpel yang sering digunakan adalah yang berukuran
no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk insisi abses dan hematoma perianal. Pegangan
scalpel digunakan seperti pulpen dengan kontrol maksimal pada waktu pemotongan
dilakukan. Dalam praktek keseharian, pegangan scalpel biasanya diabaikan sehingga
hanya memakai pisau scalpel. Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan pisaunya
masih dalam keadaan steril (paket baru) dan harus digunakan dengan pengontrolan yang
baik agar tidak menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.
5
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
2. Gunting
Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan mencukur.
Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara ibu jari dan
anak jari lainnya. Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang
bersifat tidak disadari dan berdasarkan insting. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari
manis pada kedua lubang gunting. Hal ini akan menyebabkan jari telunjuk menyokong
instrumen pada waktu memotong sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain
itu, penggunaan ibu jari dan jari telunjuk pada lubang gunting biasanya
pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting berdasarkan objek kerjanya, yakni
gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban dan gunting iris.
6
a. Gunting Jaringan (bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung
tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan untuk
membentuk bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat dipotong secara
tajam. Gunting dengan ujung bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar dengan cermat.
Pemotongan dengan gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya
dilakukan dengan cara mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus dipastikan
kalau pemotongan dilakukan jangan melewati batas lesi karena dapat menyebabkan
kerusakan.
b. Gunting Benang (dressing scissors)
7
Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk
lurus dan berujung tajam. Digunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk
jaringan. Gunting ini juga digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah
kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya pemotongan benang menggunakan bagian
ujung gunting. Hati-hati dalam pemotongan jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar
jahitan, terdapat resiko memotong struktur lainnya.
c. Gunting Perban
Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul.
Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan
dalam memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar
gunting ini lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban.
Ujung tumpulnya didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan.
Selain untuk membentuk dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka, gunting
ini juga aman digunakan untuk memotong perban saat perban telah ditempatkan di atas
luka. (wikipedia)
d.Gunting Iris
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil
sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtalmicus khususnya iris.
Dalam bedah minor, gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh karena
ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove benang dilakukan. (dictionary
online)
8
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
B. Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam
3. Pinset Anatomi
Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset digunakan
oleh ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Tekanan pegas
muncul saat jari-jari tersebut saling menekan ke arah yang berlawanan dan
menghasilkan kemampuan menggenggam. Alat ini dapat menggenggam objek atau
jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta memindahkan dan mengeluarkan jaringan
dengan tekanan yang beragam. Pinset Anatomi ini juga digunakan saat jahitan
dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan
jari. (wikipedia)
9
4. Pinset Chirurgis
Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu
bidang). Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat,
oleh karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat
digunakan dengan genggaman halus). Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan pinset
anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-fungsi
lainnya.(wikipedia)
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
10
5. Klem Jaringan
Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling
berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang
panjang dan adapula yang pendek serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini
bermanfaat untuk memegang jaringan dengan tepat. Biasanya dipegang oleh tangan
dominan, sedangkan tangan yang lain melakukan pemotongan, atau menjahit.
Cara pemegangannya: klem dipegang dalam keadaan relaks seperti memegang
pulpen dengan posisi di tengah tangan. Banyak orang yang memegang klem ini dengan
salah, yang memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan tangan
menjadi tegang. Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan. Pegang klem
selembut mungkin, usahakan genggam jaringan sedalam batas yang seharusnya.
Klem jaringan bergigi memiliki gigi kecil pada ujungnya yang digunakan untuk
memegang jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan yang akurat. Hati-hati,
kekikukan pada saat menggunakan alat ini dapat merusak jaringan. Kemudian, klem
tidak bergigi juga memiliki resiko merusak jaringan jika jepitan dibiarkan terlalu lama,
karena klem ini memiliki tekanan yang kuat dalam menggenggam jaringan.
11
KORENTANG
Fungsinya adalah untuk mengambil instrumen steril, mengambil kasa,
handscoen (sarung tangan) , jas operasi, doek, dan laken steril.
Cara Pakai :
Sama halnya dalam penggunaan klem.
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
12
C. Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan
6. Klem Arteri
Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan
pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa
menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan. Secara umum, klem arteri dan needle-
holder memiliki bentuk yang sama. Perbedaannya pada struktur jepitan (gambar 2),
dimana klem arteri, struktur jepitannya berupa galur paralel pada permukaannya dan
ukuran panjang pola jepitannya sampai handle agak lebih panjang dibanding needle-
holder. Alat ini juga tersedia dalam dua bentuk yakni bentuk lurus dan bengkok
(mosquito). Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok digunakan pada bedah
minor.
Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah
yang menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci). Ratchet
umumnya memiliki tiga derajat, dimana pada saat penutupan jangan langsung
menggunakan derajat akhir karena akan mengikat secara otomatis dan sulit untuk
dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan cara pertama harus ditekan ke dalam
handlenya, kemudian dipisahkan handlenya sambil membuka keduanya. Sebaiknya
gunakan ibu jari dan jari manis karena hal ini akan menyebabkan jari telunjuk
mendukung instrumen bekerja sehingga dapat memposisikan jepitan dengan tepat.
13
Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang
membentuk chanel lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif
panjang terhadap handled yang memungkinkan genggaman jaringan lebih halus tanpa
pengrusakan. Jepitan dengan ujung bengkok (mosquito) berfungsi untuk membantu
pengikatan pembuluh darah. Jangan menggunakan klem ini untuk menjahit, oleh karena
struktur jepitannya tidak mendukung dalam memegang needle.
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
D. Instrumen Dengan Fungsi Menjahit
7. Needle Holder
Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan
dilakukan. Secara keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama.
Handled dan ujung jepitannya bisa berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang
paling penting adalah perbedaan pada struktur jepitannya (gambar 2). Struktur jepitan
needle holder berbentuk criss-cross di permukaannya dan memiliki ukuran handled
yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam menggenggam
14
needle. Oleh karena itu, jangan menggenggam jaringan dengan needle holder karena
akan menyebabkan kerusakan jaringan secara serius.
Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang
telah dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3
dari ujung berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan
memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan
needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle
menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen
karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan tangan
akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle ini juga akan
menyebabkan needle menekuk.
Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle saat
menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan. Pegang needle
holder dengan telapak tangan akan memberikan pengontrolan yang baik. Secara
konstan, jangan mengeluarkan jari dari lubang handled karena dapat merusak ritme
menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari pada lubang handled yang menetap,
namun manipulasi lubang lainnya dengan jari manis dan kelingking.
15
Gambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem arteri dan Needle
Holder
8. Benang Bedah
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang
absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah
dan kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan
untuk jaringan tertentu dan harus diremove. Selain itu, benang bedah ada juga yang
bersifat alami dan sintetis. Benang tersebut dapat berupa monofilamen (Ethilon atau
prolene) atau jalinan (black silk). Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan
menggunakan benang non-absorbable. Namun, jahitan subkutikuler harus menggunakan
jenis benang yang absorbable.
16
Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak
digunakan. Meskipun demikian, benang ini dapat menimbulkan reaksi jaringan, dan
menghasilkan luka yang agak besar. Jenis benang ini harus dihindari, karena saat ini
telah banyak benang sintetis alternatif yang memberikan hasil yang lebih baik. Luka
pada kulit kepala yang berbatas merupakan pengecualian, oleh karena penggunaan jenis
benang ini lebih memuaskan.
Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon (nama dagang).
Benang ini berbentuk monofilamen yang merupakan benang terbaik. Jenis benang ini
cukup halus dan luwes dan menghasilkan sedikit reaksi jaringan. Namun, jenis benang
ini lebih sulit diikat dari silk sehingga sering menyebabkan jahitan terbuka. Masalah ini
dapat diselesaikan dengan menggunakan tehnik khusus seperti menggulung benang saat
jahitan dilakukan atau mengikat benang dengan menambah lilitan. Prolene
(monofilamen polypropylene) dapat meningkatkan keamanan jahitan dan lebih mudah
diremove dibandingkan dengan Ethilon (monofilamen polyamide).
Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami.
Jenis benang ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari usus domba dan sapi.
Terdapat dua macam catgut, plain catgut dan chromic catgut. Plain catgut memiliki
kekuatan selama 7-10 hari. Sedangkan chromic catgut memiliki kekuatan selama 28
hari. Namun, kedua jenis benang ini dapat menghasilkan reaksi jaringan.
Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon
(polyclycalic acid) yang merupakan benang multifilamen. Benang ini berukuran lebih
panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi jaringan. Penggunaan utamanya adalah
untuk jahitan subkutikuler yang tidak perlu diremove. Selain itu, juga dapat digunakan
untuk jahitan dalam pada penutupan luka dan mengikat pembuluh darah (hemostasis).
Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni dengan sistem
metrik dan sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan diameter benang
dalam per-sepuluh milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2 berarti memiliki
diameter 0.2 mm. Sistem tradisional kurang rasional namun banyak yang
menggunakannya. Ketebalan benang disebutkan menggunakan nilai nol misalnya 3/0,
4/0, 6/0 dan seterusnya. Paling besar nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0
merupakan nomor dengan diameter paling halus yang tebalnya seperti rambut,
17
digunakan pada wajah dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran yang paling tebal yang biasa
digunakan pada sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit yang keras (kulit
bahu). 4/0 merupakan nilai pertengahan yang juga sering digunakan.
Dalam suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan
needlenya secara lengkap di cover paketnya. Setiap paket jahitan memiliki dua bagian
luar, pertama yang terbuat dari kertas kuat yang mengikat pada cover transaparan. Paket
jahitan ini dijamin dalam keadaan steril sampai covernya terbuka. Oleh karena itu, saat
membuka paket, simpan ke dalam wadah steril. Bagian kedua yakni amplop yang
terbuat dari kertas perak yang dibasahi pada satu sisinya. Basahan ini memudahkan
paket jahitan dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian dengan menggunakan needle-
holder, angkat needle tersebut dari lilitannya dan luruskan secara hati-hati. Kemudian,
gunakan untuk tindakan penjahitan.
Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan adalah monofilamen prolene
atau Ethilon 1,5 metrik (4/0) untuk jahitan interuptus pada semua bagian. Monofilamen
prolene atau ethilon 2 metrik (3/0) untuk jahitan subkutikuler non-absorbable. Juga
dapat digunakan untuk jahitan interuptus pada kulit yang keras misalnya pada
bahu. Vicryl 2 metrik (3/0) digunakan pada jahitan subkutikuler yang absorbable dan
jahitan dalam hemostasis. Vicryl 1,5 metrik (4/0) digunakan untuk jahitan subkutikuler
jaringan halus atau jahitan dalam. Prolene atau Ethilon 0,7 (6/0) untuk jahitan halus
pada muka dan pada anak-anak.
18
9. Needle bedah
Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah
jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat
insersi benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan
jaringan (trauma). Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada benangnya
sehingga dapat menimbulkan trauma. Needle memiliki bagian dasar yang sama,
meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian memiliki ujung, yakni bagian body dan
bagian lubang tempat insersi benang.
Sebagian besar needle berbentuk kurva dengan ukuran ¼, 5/8, ½ dan 3/8
lingkaran. Hal ini menyebabkan needle memiliki range untuk bertemu dengan jahitan
lainnya yang dibutuhkan. Ada juga bentuk needle yang lurus namun jarang digunakan
pada bedah minor. Needle yang berbentuk setengah lingkaran datar digunakan untuk
memudahkan penggunaannya dengan needle holder.
19
1.3 Alat tambahan sebagai bantu bedah lainnya :
SONDE (PROBE)
Sonde/probe adalah alat untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan
mengetahui kedalaman luka.
Sonde/probe terbagi menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Medical probe
Ujungnya tumpul
Fungsi:
a. Melihat kelenjar ludah, buntu atau tidak, artinya ada suatu bahan yang menyumbat
kelenjar ludah atau tidak.
b. Menusuk abses supaya pus (nanah) dapat keluar disebut juga abscess probe.
2. Dental probe
Ujungnya tajam, ada yang single end, ada yang double end.
Fungsi: Untuk melihat kedalaman lubang pada gigi.
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
20
KURET (Wound Curet)
Kegunaannya adalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis,
membersihkan hordeolum.
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
SUDIP LIDAH (SPATEL)
Fungsi :
- Untuk menekan lidah pada pasien tidak sadar sehingga dapat memudahkan bernapas.
- Untuk membantu memudahkan dalam proses oral hygiene.
21
Cara Pakai :
Balut kasa steril pada bagian ujung spatel yang permukaannya lebih lebar. Masukkan
perlahan pada daerah mulut -/+ 3 cm, lalu tekan (seperti mendongkrak), mengangkat
maxila (rahang atas).
Sterilisasi :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator
(alat pensteril) selama 15-20 menit.
22
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Alat bedah yaitu alat yang digunakan untuk proses pembedahan, baik bedah
pada manusia, hewan, atau lainnya. Berdasarkan fungsinya, alat – alat bedah dibagi
menjadi 4, yaitu :
Instrumen dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam jenis
gunting),
Instrumen dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem
jaringan),
Instrumen dengan fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem
mosquito),
Instrumen dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).
Alat – alat bedah tersebut sebelum digunakan harus disterilkan terlebih dahulu untuk
mencegah terjadinya iritasi.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://distributor-alkes.com/blog/mengenal-aneka-alat-bedah-minor-dan-fungsinya
http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_bedah
http://www.academia.edu/8800090/Gambar_Nama_dan_Fungsi_Alat_Kesehatan_I
24
Top Related