Download - sosioantropologi pendidikan

Transcript
  • TUGAS MIDSOSIO ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

    Pendidikan Mewujudkan Insan Bertaqwa-Berbudaya dan ProfesionalMelalui Pengembangan Kurikulum

    Dosen Pembimbing : Syukri Fathudin AW, M.Pd

    Disusun oleh :Heri Setiawan 12503241016

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESINJURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2015

  • iDAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ............................................................................................ i

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 11.1 Latar belakang ............................................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 1

    1.3 Tujuan Kegiatan........................................................................... 1

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 22.1 Kurikulum pendidikan.................................................................. 2

    2.2 KBK, KTSP dan Kurikulum 2013................................................. 9

    BAB III PENUTUP ................................................................................... 12A. Kesimpulan....................................................................................... 12

    B. Saran................................................................................................ 12

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 13

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangSaat ini negara Indonesia telah masuk ke dalam era globalisasi, tentu segala sesuatu

    telah mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik. Yang harus didukung juga oleh

    pendidikan, sehingga pendidikan tersebut harus mampu membuat insan yang bertaqwa,

    berbudaya dan profesional dalam berbagai bidang.

    Pendidikaan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena dapat

    menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu pendidikan

    tidak lepas dari kurikulumnya yang mencetak siswa- siswanya.

    Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

    institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis ataupun dinamis. Kompetensi yang

    harus dimiliki baik oleh siswa harus melihat dari beberapa sisi baik dari segi agama, budaya

    dan keahlian.

    Oleh karena kurikulum pendidkan itu sangat penting, maka kurikulum harus mempunyai

    pijakan atau landasan yang kuat. Dengan adanya landasan yang kuat, pendidikan itu tidak

    akan mudah terombang-ambing oleh keadaan zaman yang semakin maju. Semakin maju suatu

    zaman maka yang pertaruhkanya adalah manusia yang dihasilkan oleh pendidkan itu sendiri.

    Landasan pendidikan sutu bangsa di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti landasan

    filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan pengetahuan dan teknologi.

    Setiap bangsa pasti memiliki kurikulum yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya yang

    disesuaikan dengan faktor- faktor diatas. Oleh karena itu, perlunya poin-poin penting dalam

    kurikulum yang menjunjung tinggi nilai agama, budaya dan keahlian demi terwujudnya lulusan

    pendidikan yang bertaqwa, berbudaya dan profesional.

    1.2 Perumusan MasalahAdapun yang menjadi pokok permasalahan pada makalah ini yaitu bagaimana

    mewujudkan insan pendidikan yang bertaqwa, berbudaya dan profesional dari segi

    pengembangan kurikulum pendidikan?

    1.3 Tujuan PenulisanSetiap pekerjaan tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, demikian pula halnya

    dengan penyusunan makalah ini yang memiliki tujuan untuk mengetahui kurikulum yang tepat

    untuk mewujudkan insan pendidikan yang bertaqwa, berbudaya dan profesional.

  • 2BAB IIPEMBAHASAN

    2.1 Kurikulum PendidikanSecara etimologis, kurikulum berasal dari istilah curriculum dimana dalam bahasa

    inggris, kurikulum adalah rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin

    yaitu currere, kata currerememiliki banyak arti yaitu berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani

    dan berusaha untuk. Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan

    yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian kurikulum pendidikan

    bahasa arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus

    tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan lembaga

    pendidikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

    Pengertian kurikulum menurut definisi Kerr, J.F (1968) adalah semua pembelajaranyang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik disekolah maupun

    diluar sekolah. Pengertian kurikulum menurut definisi Inlow (1966), mengemukakanpendapatnya bahwa pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang khusus

    oleh pihak sekolah guna membimbing murid untuk memperoleh hasil dari pembelajaran yang

    sudah ditentukan. Menurut definisi Neagley dan Evans (1967), pengertian kurikulum adalahsemua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah. Menurut pendapat Beauchamp(1968), pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis yang kandungannya berisi mata pelajaranyang akan diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan

    disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian kurikulum menurut

    definisi Good V.Carter (1973), mengemukakan pendapatnya bahwa pengertian kurikulumadalah kumpulan kursus ataupun urutan pembelajaran yang sistematik. Menurut UU No. 20Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenaitujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

    Pengertian kurikulum menurut definisi Murray Print yang mengemukakan pendapatnya bahwapengertian kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana, yang diberikan

    secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman yang dapat

    dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.

    2.1.1 Fungsi KurikulumKurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam

    pendidikan yang sangat berperan dalam kegunannya baik dari segi agama, budaya dan keahlian

    para lulusannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut:

  • 3a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function):Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri

    dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis

    artinya dapat berubah-ubah apalagi di era globalisasi ini.

    b. Fungsi Integrasi (the integrating function):Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum

    merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh yang

    dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.

    c. Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function):Kurikulum berfungsi sebagai diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan

    pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani.

    d. Fungsi Persiapan (the propaeduetic function):Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum

    sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga

    dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan

    pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum sangat penting untuk membentuk lulusan

    pendidikan yang ahli dan profesionalitas di berbagai bidang.

    e. Fungsi Pemilihan (the selective function):Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa

    untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

    f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function):Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat

    pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan

    dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka

    diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

  • 42.1.2 Komponen Komponen Pengembangan Kurikulum

    Gambar 1. Bagan Pengembangan Kurikulum

    Bagan diatas ini menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh 4 komponen

    yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi, pencapaian tujuan dan komponen

    evaluasi. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.

    Manakala salah satu komponen yang terbentuk sister kurikulum terganggu atau tidak

    berkaitan dengan komponen lainnya maka system kurikulum juga akan terganggu.

    a. Komponen TujuanKomponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam sekala

    macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut

    masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan,

    baik dari segi agama, budaya dan keahlian lulusan pendidikan.

    Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai

    tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan kompetensi.

    Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:

    1. Tujuan Pendidikan NasionalTujuan Pendidikan Nasional merupakan tujuan yang bersifat paling umum dan

    merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan

    pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan

    pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam

    bentuk undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari

    system nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa

    pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta

    peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa,

  • 5bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

    2. Tujuan InstitusionalTujuan Instruksional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga

    pendidikan. Tujuan institusional merupan tujuan untuk mencapai tujuan umum yang

    dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar

    kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan tinggi.

    3. Tujuan KurikulerTujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau

    mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk

    mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus

    dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

    4. Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan

    sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari

    bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya

    guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang

    akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran

    adalah tugas guru atau pendidik.

    b. Komponen Isi /Materi PelajaranIsi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar

    yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan

    dengan pengetahuan atau materi pelajaran, kebudayaan pada masyarakat dan keahlian atau

    kompetensi. Isi kurikulum biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan

    maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan

    untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

    Isi program kurikulum atau bahan ajar adalaha segala sesuatau yang ditawarkan kepada

    siswa sebagai pemelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Isi kurikulum

    meliputi mata-mata pelajaran yang harusa dipelajari siswa dan isi program masing-masing mata

    pelajaran tersebut. Jenis-jenis mata pelajaran ditentukan atas dasar institusional atau tujuan

    pendidikan tingkat satuan pendidikan (sekolah/ madrasah/ pondok pesantren dan lembaga

    pendidikan lain yang bersangkutan).

  • 6Mata-mata pelajaran yang berisi materi-materi pokok dan program yang ditawarkan

    kepada siswa untuk dipelajari pada hakikatnya dalah isi kurikulum atau ada pula yang

    menyebutnya dengan silabus. Dalam silabus terdapat tujuan kurikuler (Standar kompetensi),

    tujuan pembelajaran (kompetensi dasar), indikator dan materi pokok/ pembelajaran beserta

    uraiannya. Uraian materi pokok inilah yang dijadikan dasar pengambialan dan penentuan materi

    ajar dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas oleh guru. Penentuan pokok-pokok bahasan

    atau materi pokok didasarkan atas standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator.

    c. Komponen Metode/Strategi/Model1. Metode/Strategi

    Kerangka kerja pengembangan kurikiulum bertujuan untuk membuat proses,

    implementasi, dan pengawasan (monitoring) kurikulum agar lebih mudah dikelola. Pendapat

    T. Rakjoni yang mengartikan bahwa strategi pembelajaran sebagai urutan umum perbuatan

    guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah

    ditentukan

    2. ModelModel pembelajaran sistematik atau systematic design of instruction (Dick dan Carey,

    1990) seperti yang diperlihatkan dalam gambar 15.2 yang meliputi 9 langkah, yaitu :

    1) Mengidentifikasi tujuan umum instruksional

    2) Melaksanakan analisis instruksional

    3) Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa

    4) Menuliskan tujuan khusus performa

    5) Mengembangkan butir tes acuan patokan

    6) Mengembangkan strategi instruksional

    7) Mengembangkan dan memilih materi atau bahan instruksional

    8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif (Evaluasi sumatif tidak

    dimasukkan dalam komponen desain sistem instruksional ini)

    9) Melakukan revisi instruksional

  • 7Kesembilan langkah tersebut tercantum dalam bagan berikut :

    Gambar 3. Model desain pembelajaran sistematik

    d. Komponen EvaluasiTujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni diemnsi I

    (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi iii (operasi keseluruhan proses

    kurikulum atau hasil belajar siswa). Dengan adanya tiga dimensi itu, maka dapat digambarkan

    sebagai kubus. Selain itu dapat lagi kurikulum ditinjau dari segi historis, yakni bagaimanakah

    kurikulum sebelumnya yang dipandang oleh anteseden.

    e. EVALUASIPengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir (Olivia, 1988).

    Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Evaluasi merupakan

    komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Fungsi evaluasi menurut Scriven (1967)

    adalah evaluasi sebagai fingsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai

    alat untuk meliahat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokan kedalam dua jenis,

    yaitu tes dan non tes.

    1. TesTes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat

    penguasai materi pmbelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara kuantitatif. Proses

    pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir pembahasan satu pokok bahasan,

    atau setelah selesai satu caturwulan atau satu semester.

  • 8a) Kriteria Tes sebagai Alat EvaluasiSebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria,

    yaitu kriteria validitas dan reliabilitas. Tes sebagai suatu alat ukur dikatakan memiliki

    tingkat validitas seandainya dapat mengukur yang hendak diukur. Tidak dikatakan

    tes memiliki tingkat validitas seandainya yang hendak diukur kemahiran

    mengoprasikan sesuatu, tetapi yang digunakan adalah tes tertulis yang mengukur

    keterpahaman suatu konsep.

    1) Tes memiliki tingkat reliabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat

    menghasilkan informasi yang konsisten. Ada beberapa teknik untuk

    menetukan tingkat reliabilitas tes, yaitu: Pertama, dengan tes-retes, yaitu

    dengan mengkorelasikan hasil testing yang pertama dengan hasil testing

    yang kedua

    2) Kedua, dengan mengkorelasikan hasil testing antara item ganjil dengan

    item genap ( idd-even method )

    3) Ketiga, dengan memecah hasil testing menjadi dua bagian, kemudian

    keduannya dikorelasikan

    b) Jenis-jenis TesTes hasil belajar dapat dibedkan atas beberapa jenis diantaranya:

    1) Berdasarkan jumlah peserta

    2) Berdasarkan cara penyusunannya

    3) Dilihat dari pelaksanaannya

    2. Non TesNon tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek

    tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes sebagai alat

    evaluasi, diantaranya wawancara, observasi, studi kasus, dan skala penilaian.

    a) ObservasiObservasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkal laku pada

    situasi tertentu. Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan non

    partisipatif.

    1) Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan

    menempatkan observer sebagai bagian dimana observasi itu dilkukan.

    2) Observasi non partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan cara

    observer murni sebagai pengamat. Artinya, observer dalam melakukan

    pengamatan tidak aktif sebagai bagian dari itu, akan tetapi ia berperan

    smata-mata hanya sebagai pengamat saja.

  • 9b) WawancaraWawancara adalah komunikasi langsung antara yang diwawancarai dan

    yang mewawancarai. Ada dua jenis wawancra, yaitu wawancara langsung dan

    wawancara tidak langsung.

    1) Wawancara langsung dimna pewawancara melakukan komunikasi

    dengan subjek yang ingin dievaluasi.

    2) Wawancara tidak langsung dilakukan dimana pewawancara ingin

    mengumpulkan data subjek melalui perantara.

    c) Studi KasusStudi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode tertentu

    secara terus-menerus.

    d) Skala PenilaianSkala penilaian atau biasa disebut rating scale merupakan salah satu alat

    penilaian dengan menggunakan skala yang telah disusun dari ujung negatif sampai

    dengan ujung positif, sehingga pada skala tersebut penilaian tinggal member tanda cek

    ( V ).

    2.2 KBK, KTSP dan Kurikulum 2013Perubahan dan pergantian kurikulum di Indonesia merupakan bukan hal yang asing lagi

    di dengar oleh para instansi pendidikan dan para pendidik. perubahan ini sering menuai pro dan

    kontra dari para pendidik yang ada. Pro sendiri terlihat dari guru-guru atau pendidik yang

    memiliki usia muda dan masih mau belajar, sedangkan kontra sendiri berasal dari guru-guru

    atau pendidik yang sudah berusia tua. Sikap yang terjadi ini dapat kita lihat pada perubahan

    kurikulum dari kurikulum KBK, KTSP dan kurikulum 2013. Pada dasarnya kurikulum yang ada

    bertujuan untuk merubah lulusan pendidikan suatu bangsa menjadi pribadi yang profesionalitas,

    bukan hanya keterampilan saja yang di kuasai melainkan dari segi pelestarian budaya dan

    keimanannya juga.

    Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, (KBK), siswa dituntut untuk memiliku kompetensi

    yang dihasikan dari proses pembelajaran di sekolah. Guru dalam kurikulum ini hanya

    menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum yang

    digunakan adalah hasil rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan melihat dari

    beberapa aspek. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum yang ada

  • 10

    sebelumnya. Dari sini kita dapat melihat bahwa penting bagi para pendidik untuk menguasai

    kurikulum 2013 demi membangun pendidikan dengan insan yang bertaqwa, berbudaya dan

    profesional.

    Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan

    pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi

    kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus

    dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.

    Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat, namun guru tetap

    dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,

    terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus

    tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan

    para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam

    memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.

    Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan

    kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku

    Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.

    2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013a. Kelebihan.

    1) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,

    pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.

    Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan

    kesemua program studi.

    2) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa

    atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk

    memaksimalkan potensi mereka.

    3) Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan

    anak usia dini.

    4) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya

    melalui pelatihanpelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan

    kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

    b. Kekurangan.1) Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang

    sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung

    dalam proses pengembangan kurikulum 2013.

  • 11

    2) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil

    dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian

    nasional (UN) masih diberlakukan.

    3) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa

    Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu

    pelajaranpelajaran tersebut berbeda.

    Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat

    ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari

    struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknnya masalah dan salah satu

    upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.

  • 12

    BAB IIIPENUTUP

    3.1 KESIMPULANKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

    pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

    untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pengertian kurikulum menurut para ahli

    kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan

    tantangan masyarakat.

    Komponen-komponen pengembangan pada kurikulum dapat diartikan sebagai suatu

    gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam

    mengembangkan kurikulum. Komponen-komponen pokok dalam pengembangan kurikulum

    adalah komponen tujuan, komponen isi/materi pelajaran, komponen metode/strategi, dan

    komponen evaluasi. Pada dasarnya pengembangan kurikulum yang terjadi harus memenuhi

    beberapa aspek diantaranya, dari aspek agama, kebudayaan dan kompetensi pada lulusan

    pendidikan.

    Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan dalam sistem

    pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan, tetapi

    juga masih ada persamaan di antara kurikulum itu. Antara kurikulum KBK dengan KTSP

    terdapat beberapa persamaan seperti, samasama menekankan pada aspek kompetensi yang

    harus dimiliki oleh siswa dan samasama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang

    hayat. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum yang ada sebelumnya. Dari

    sini kita dapat melihat bahwa penting bagi para pendidik untuk menguasai kurikulum 2013 demi

    membangun pendidikan dengan insan yang bertaqwa, berbudaya dan profesional.

    3.2 SaranKurikulum 2013 masih perlu dkenalkan ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat

    dibilang sangat minim dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, masih banyak sekali opini publik

    yang kontra terhadap kurikulum 2013 ini terutama dari guru-guru senior.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ali Mudlofir. (2011). Aplikasi Pengembangan Kurikulm Tigkat Satuan Pendidikan dan

    Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Gravindo Persada.

    2. Muhammad Zaini. (2009). Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Teras

    3. Nana Sudjana. (1991). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.

    Bandung: Sinar Baru

    4. Oemar Hamalik. (2007). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda

    5. Harianto. (2013). Kurikulum KBK, KTSP dan Kurikulum 2013. URL:

    http://jayharianto83.blogspot.com/2013/12/kurikulumkbkktspdankurikulum2013.html

    , diakses tanggal 1 Mei 2015.

    6. _____. (2015). Kurikulum. URL: d.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, diakses pada tanggal 1

    Mei 2015.

    COVER.pdf (p.1)DAFTAR ISI.pdf (p.2)makalah.pdf (p.3-15)