PERENCANAAN PEMBANGUNAN TUNNEL MENGGUNAKAN METODE FELLENIUS
Kelompok A / Plug 2
KELOMPOK A / PLUG 2Muchlis Setiawan (111.100.001)Febrianti Alen (111.100.009)Satwika Abhimantra (111.100.022)Andre Patriot T. (111.100.032)Abdur Rachman (111.100.083)Rian Baidillah (111.100.084)Agus Prabowo (111.100.087)Tri Agung Witanto (111.100.088)
Pendahuluan
Perancangan suatu tambang terbuka memerlukan suatu analisis kestabilan lereng karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keamanan bagi pembangunan suatu bangunan teknik seperti terowongan, kanal, dan pada tambang terbuka
Rumusan masalah
Dengan mengetahui dasar-dasar tentang analisa kestabilan lereng dapat menentukan faktor keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil
Maksud dan tujuanMengetahui nilai RQD, RMR, SMR,
RSR, dan Q SistemMengetahui tingkat kestabilan lereng
dan slope yang disarankan Mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi kestabilan lerengPerancang konstruksi bangunan
geoteknik pada lereng tersebut sesuai parameter – parameter pengontrolnya
Dasar TeoriDalam mempelajari aspek kekuatan
batuan (a.l.Mekanika Batuan), dikenal istilah RQD rock quality designation yaitu suatu penandaan atau penilaian kualitas batuan berdasarkan kerapatan kekar. RQD penting untuk digunakan dalam pembobotan massa batuan (Rock Mass Rating, RMR) dan pembobotan massa lereng (Slope Mass Rating,SMR). Perhitungan RQD biasa didapat dari perhitungan langsung dari singkapan batuan yang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar) berdasarkan rumus Hudson (1979, dalam Djakamihardja & Soebowo, 1996)
Lokasi penelitianLokasi penelitian berada di Desa
Watuadeg, Karongan, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mencapai daerah telitian dari UPN “Veteran” Yogyakarta dibutuhkan waktu ± 30 menit. Dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor ataupun dengan mobil. Lokasi penelitian berupa tambang terbuka dengan litologi lapilli – tuff yang berbatas dengan Kali Berbah di sebelah barat.
Manfaat penelitianMenentukan kelayakan lereng
pada daerah teliti
Metodologi PenelitianMetode penelitian ini ada
beberapa tahapan, dimana tahap pertama diawali dengan studi pendahuluan di laboratorium.1.PendahuluanPada tahapan ini dilakukan tahap studi pustaka yang berguna untuk menggali informasi yang terkait dengan penelitian.
2. Tahap Penelitian LapanganPada tahapan ini praktikan dibawa langsung ke lapangan untuk melakukan pengambilan data berupa :
Lokasi PenelitianElevasi Azimuth LerengSlope LerengKedudukan jurus dan kemiringan lapisanLitologi batuanJarak terukur kemiringan lerengJumlah KekarKedudukan KekarPanjang terukur lereng
3. Tahap Analisa DataPada tahap analisa data ini dilakukan beberapa perhitungan, diantaranya :
Faktor Safety (metode fellenius)Rock Mass Rating (RMR)Slope Mass Rating (SMR)Rock Structure Rating (RSR)Evaluation TunnelQ System
4. Tahap Penyusunan Laporan dan Penyajian DataPada tahap ini hasil dari semua perhitungan dan analisa data disusun menjadi sebuah laporan. Laporan tersebut disajikan dalam bentuk poster dan power point sebagai sarana presentasi
Pembahasan Analisa Kestabilan Lereng
Rock Mass Rating (RMR) adalah pembobotan massa batuan. System pembobotan dapat dilihat pada Tabel klasifikasi geomekanik.
RMR = 12 + 20 + 10 + 25 + 15 = 82 (Sangat Baik )
RMR = 80 - 2 = 80Untuk pembuatan terowongan (tunnel)
Lereng termasuk kelas Sangat Baik dengan nilai RMR 82
Slope Mass Rating (SMR) adalah penerapan nilai RMR untuk memperkirakan sudut kemiringan lereng pengupasan.
Menurut Laubscer (1975, dalam Djakamihardja & Soebowo,1996)
Hall
RMR = 82
SMR = 0.65 RMR+25
= 78.3Menurut Hall (1985, dalam Djakamihardja & Soebowo,1996 )
ORR
RMR = 82
SMR = 35 ln RMR - 71
= 83.21
Menurut Orr (1992, dalam Djakamihardja & Soebowo,1996 )
Rock Structure Rating (RSR) adalah metode kuantitatif untuk menggambarkan kualitas mass batuan dan kemudian tanah dukungan yang tepat.
Perencanaan Terowongan
Berdasarkan analisa RQD, RMR, RSR dan Q System didapatkan hasil daya dukung batuan adalah Very Good dan sebaiknya terowongan dibuat tegak lurus dengan strike ( jurus ). Perencanaa roof span dengan jarak 10 meter dan nilai RMR = 82 maka berdasarkan pada grafik Tunnel and Q rating diperkirakan terowongan akan bertahan lebih dari 6 tahun.
KesimpulanDari hasil penelitian Desa Watuadeg, Karongan, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta didapatkan hasil antara lain :
Nilai RQD = 99,338 Nilai RMR = 82 ; bertipe I ( sangat baik ) Menurut perhitungan metode Laubscher , nilai RMR = 75o
Menurut perhitungan Hall , nilai RMR = 78,3o
Menurut perhitungan Orr , nilai RMR = 83,23o
Nilai RSR = 83 Evaluation of Tunnel bassed on RMR didapatkan hasil yaitu Roof span = 10 RMR = 82 Maka untuk kekuatan umur penyangga terowongan
diperkirakan sekitar 6 tahun. Nilai Q System adalah 99,338
TERIMAKASIH