BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian (Deskripsi dan Analisis Data)
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
SMP Negeri 11 Palembang didirikan pada tahun 1977, yang beralamat di jalan
Adi Sucipto komplek TNI–AU Talang Betutu, Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan
Sukarami Palembang. Kode pos 30154, telepon ( 0711 ) 432-490 dengan nomor
Statistik Sekolah 20116001013. Pada bulan oktober 2010 SMP Negeri 11 Palembang
telah resmi menyandang gelar Sekolah Standar Nasional ( SSN ) yang terakreditasi A.
Sekolah Pertama Negeri 11 Palembang memiliki visi dan misi, adapun visi dari
sekolah adalah “(1) Terwujudnya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien, (2)
Terwujudnya lulusan yang cerdas, kopetitif dan berkepribadian, (3) Terwujudnya
pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas, (4) Terwujudnya pengembangan
kurikulum sekolah yang baik sesuai dengan tuntutan KTSP, (5) Terwujudnya
menejemen berbasis sekolah yang tangguh, (6) Terwujudnya lulusan yang berbudaya
bangsa”. Selain itu misi dari sekolah ini adalah “(1) Melaksanakan pembelajaran dan
bimbingan secara efektif dan efisien, (2) Membangkitkan sikap peduli, kreatif, dan
inovatif terhadap semua komponen sekolah, (3) Menumbuhkan penghayatan terhadap
agama yang dianut, dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertindak dan berprilaku, (4) Menerapkan disiplin waktu yang efektif dalam
pengelolaan sekolah, (5) Menciptakan keselarasan antara iptek dan imtaq, (6)
Terwujudnya Wiyatamandala.
32
SMP Negeri 11 Palembang mempunyai luas lahan 13.493 m2 dengan jumlah
ruang belajar 28 dilengkapi dengan ruang Kepala Sekolah, ruang Wakil Kepala
Sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang tamu, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium IPA Biologi, ruang laboratorium IPA Fisika, ruang laboratorium
Komputer, ruang laboratorium Kesenian, ruang laboratorium Bahasa, ruang
ibadah/musollah, ruang BP/BK, ruang UKS, Pramuka, OSIS, ruang Koperasi, ruang
dinas penjaga sekolah, ruang gudang, ruang kamar mandi siswa dan guru serta tempat
bangsal kendaraan. Kelas VII terdiri dari 9 kelas, Kelas VIII terdiri dari 9 kelas, dan
Kelas IX terdiri dari 10 kelas dengan jumlah murid 1120 siswa, yang terdiri dari 360
siswa kelas VII, 360 siswa kelas VIII dan 400 siswa kelas IX.
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang berjudul “Perbandingan antara Penggunaan Metode Inquiry dan
Metode Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Palembang
pada Mata Pelajaran IPS Terpadu”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode
inquiry dan metode discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11
Palembang .
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII yang
berjumlah sembilan kelas dengan jumlah siswanya sebanyak 360 orang siswa, dalam
penarikan sampel, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive
Sampling sehingga sampel yang terpilih sebagai kelas eksperimen-1 yaitu kelas VII.4
33
yang berjumlah 40 orang siswa dan sebagai eksperimen-2 yaitu kelas VII.5 yang
berjumlah 40 orang siswa.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Mei sampai dengan 14 Juni 2013.
Sebanyak 3 kali pertemuan atau 3 jam pelajaran pada masing-masing kelas eksperimen-
1 dan kelas eksperimen-2. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
inquiry pada kelas eksperimen-1 dan pada kelas eksperimen-2 menggunakan metode
discovery, materi pokok “Siklus hidrologi dan bagian-bagiannya”. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
acuan kegiatan belajar mengajar, dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen
tertulis berupa tes pilihan ganda untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS Terpadu.
Adapun kegiatan pembelajaran dikelas eksperimen-1 yaitu kelas VII.4 “kelas
yang menggunakan metode inquiry”,pada pertemuan pertama hari kamis tanggal 16
Mei 2013, pertemuan kedua hari kamis tanggal 23 Mei 2013, dan pertemuan ketiga hari
sabtu 25 Mei 2013. Sedangkan di kelas eksperimen-2 yaitu kelas VII.5 “kelas yang
menggunakan metode discovery” sama dengan pertemuan pada kelas eksperimen-1
hanya saja jamnya yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut
ini.
34
TABEL 5
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PENELITIAN
Kelas Eksperimen 1 (metode inquiry) Kelas Eksperimen 2 (metode discovery)Pertemuan ke 1 Pertemuan Ke 1
1. Kegiatan Pendahuluan:
- Guru memperkenalkan diri kepada siswa
- Guru Mengucap salam dan menanyakan
kabar
- Guru mengabsen siswa
- Apersepsi: Guru menanyakan kembali
pelajaran sebelumnya
- Motivasi: memeberikan pertanyaan
tentang penegertian siklus.
2. Kegiatan Inti:
Eksplorasi:
Guru mengajak siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran dengan membentuk kelompok
diskusi
Elaborasi:
1. Siswa dibagi dalam 5 kelompok
2. Siswa di ajak merumuskan masalah
dengan cara melihat pentingnya siklus
hidrologi dan bagian-bagiannya dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Kegiatan Pendahuluan:
- Guru memperkenalkan diri kepada siswa
- Guru Mengucap salam dan menanyakan
kabar
- Guru mengabsen siswa
- Apersepsi: Guru menanyakan kembali
pelajaran sebelumnya
- Motivasi: memeberikan pertanyaan
tentang penegertian siklus.
2. Kegiatan Inti:
Eksplorasi:
Guru mengajak siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran dengan membentuk kelompok
diskusi
Elaborasi:
1. Siswa dibagi dalam 5 kelompok
2. Siswa diberi gambar siklus hidrologi.
35
3. Siswa diberi gambar siklus hidrologi.
4. Siswa diajak mengembangkan hipotesis
yakni dengan cara mengamati gambar
siklus hidrologi dan bagian-bagiannya
kedalam tiga siklus yaitu siklus pendek,
siklus panjang, dan siklus sedang melalui
pendapatnya sendiri.
5. Siswa secara berkelompok diberi tugas
mengumpulkan data, mengevaluasi data
mengklasifikasi data dan mencatat
persamaan dan perbedaan yang terdapat
pada siklus pendek, siklus sedang dan
siklus panjang dengan cara
mengemukakan pendapatnya sendiri.
6. Siswa diajak merumuskan kesimpulan
dari hasil pengamatan tentang siklus
hidrologi dan bagian-bagiannya
berdasarkan pendapatnya sendiri.
3. Guru membimbing Siswa dengan
memberikan petunjuk praktikum agar
siswa mengetahui apa saja yang akan
dicari pada saat diskusi kelompok
berlangsung.
4. Siswa melakukan praktikum dibawah
bimbingan guru.
5. Siswa secara berkelompok diberi tugas
untuk menjelasakan proses terjadinya
siklus hidrologi dan mencari pengertian
dari bagian-bagian siklus hidrologi
berdasarkan gambar dan petunjuk
praktikum yang telah diberikan guru.
6. Guru membimbing siswa dalam
melakuakan diskusi dan menanyakan
kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam
mengolongkan siklus hidrologi dan
36
7. Guru membimbing siswa pada saat
presentasi kelompok.
Konfirmasi:
-Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
Kegiatan Penutup:
-Guru menugaskan siswa untuk
menyelesaikan tugas diskusi kelompok
dirumah.
bagian-bagiannya dengan cara
mengajarkan, memberikan jawaban
pengertian tentang bagian-bagian siklus
dan mengarahkan siswa pada urutan
siklus hidrologi dan bagian-bagiannya
yang benar.
7. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilakukan.
8. Guru membimbing siswa dalam proses
presentasi kelompok diskusi.
Konfirmasi:
-Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
Kegiatan Penutup:
-Guru menugaskan siswa untuk
menyelesaikan tugas diskusi kelompok
dirumah.
Pertemuan ke 2 Pertemuan ke 2Eksplorasi
-Guru melibatkan siswa aktif dalam diskusi
kelompok
Elaborasi
Eksplorasi
-Guru melibatkan siswa aktif dalam diskusi
kelompok
Elaborasi
37
- Guru menyuruh siswa melanjutkan
diskusi kelompok
- Guru menyuruh siswa melanjutkan
diskusi kelompok
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dan kelompok lain menanggapi.
- Guru membantu kesulitan siswa dalam
menjawab pertanyaan pada saat
presntasi.
Konfirmasi
-Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Kegiatan penutup
- Guru menginformasikan pada siswa
bahawa pada pertemuan selanjutnya
akan diadakan tes.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dan kelompok lain menanggapi.
- Guru membantu kesulitan siswa dalam
menjawab pertanyaan pada saat
presentasi.
Konfirmasi
-Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
Kegiatan penutup
- Guru menginformasikan pada siswa
bahawa pada pertemuan selanjutnya
akan diadakan tes.
Pertemuan ke 3 Pertemuan ke 3
- Pemberian postes berupa soal pilihan
ganda sebanyak 20 soal.
- Pemberian postes berupa soal pilihan
ganda sebanyak 20 soal.
Sumber: Pengelolahan Data Primer Tahun 2013
Penelitian ini menggunakan dua metode dalam pengumpulan data, yaitu teknik
tes dan teknik dokumentasi. Instrument tes digunakan untuk mendapatkan data
mengenai hasil belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan sebagai pembuktian
bahwa benar-benar diadakan penelitian di sekolah SMP Negeri 11 Palembang.
38
4.1.3 Deskripsi Data Hasil Tes Belajar
Data tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ditujukan kepada
siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan perbandingan
antara dua kelas, yaitu kelas VII.4 sebagai kelas eksperimen-1 menggunakan metode
inquiry dan kelas VII.5 sebagai kelas eksperimen-2 menggunakan metode discovery.
Peneliti memberikan tes kepada siswa setelah materi siklus hidrologi dan bagian-
bagiannya tuntas dibahas. Instrumen yang digunakan berupa soal ulangan berbentuk
pilihan ganda berjumlah 20 soal. Dengan nilai KKM yang telah ditetapkan SMP Negeri
11 Palembang yaitu 75. Peneliti memberikan soal tes yang sama untuk kedua kelas
eksperimen dan tes yang diberikan tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Berikut disajikan data nilai tes yang telah dianalisis.
TABEL 6
NILAI TES KELAS EKSPERIMEN-1 DAN KELAS EKSPERIMEN-2
NO
KelasNilai
TertinggiNilai
terendahNilai
Rata - rataKeterangan
1 Eksperimen-1 (inquiry) 90 50 78,125 Tuntas2 Eksperimen-2 (discovery) 85 40 67,625 Tidak Tuntas
Sumber : Pengolahan data primer Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3 diketahui hasil tes siswa kelas VII.4 sebagai kelas
eksperimen-1 yang menggunakan metode Inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil tes siswa kelas VII.5 sebagai kelas eksperimen-2 yang menggunakan metode
discovery dengan ketentuan KKM 75 dari SMP Negeri 11 Palembang.
4.2. Analisa Data
39
4.2.1. Analisa Data Tes
Untuk menguji hipotesis data yang diperoleh dari penelitian digunakan analisa
statistik. Teknik yang dipakai adalah Uji-t, yang digunakan untuk membandingkan hasil
belajar nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu, baik
yang menerapkan metode inquiry maupun metode discovery. Untuk melakukan Uji-t
diperlukan uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui merata atau tidaknya
penyebaran data. Untuk menganalisa data dilakukan langkah sebagai berikut.
4.2.1.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan diolah
normal atau tidak. Sebab uji statistik baru bisa digunakan apabila data tersebut
terdistribusi normal. Berdasarkan dari daftar distribusi frekuensi maka dapat ditentukan
rata-rata (x ), simpangan baku (S2) dan modus (Mo). Hal ini berkenaan dengan uji
statistik parameter t atau uji-t yang hanya dapat digunakan bila data yang diperoleh
terdistribusi normal. Data yang dibuat dalam tabel distribusi frekuensi diuji
kenormalannya dengan menggunakan rumus kemiringan kurva.
Km= X−MoS (Sudjana, 2005:249)
Di mana Mo dicari melalui :
Mo=b+ p [ b1
b1+b2]
(Sudjana, 2005:249).
40
Data terdistribusi normal apabila harga Km terletak Antara (–1) dan (+1) atau
dalam selang (-1<Km<+1).
Keterangan :
Km = kemiringan
Mo = modus
S = simpangan baku
B = batas bawah kelas modus
P = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas
yang lebih kecil sebelum kelas modus.
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas
yang lebih besar sebelum kelas modus.
X = nilai rata-rata hasil tes kelas
4.2.1.1.1. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen-1
Dari hasil tes yang diperoleh siswa kelas VII.4 (kelas eksperimen-1) yang
menerapkan metode inquiry, dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 7
DAFTAR NILAI KELAS EKSPERIMEN-I (METODE INQUIRY)
41
Kelas VII.4No Nama Nilai1 Adelia Permata Sari 752 Agus Friyady 803 Aisyah 904 Alhafiz Pratama 855 Amelia Agustini 806 Ana Irariwi Yatami 807 Andre Wahyudi 758 Anugrah Reka M 809 Bily Ramadhani 8010 Denti Setiawati 7011 Destry Zumar Sastiani 8012 Dina Aprilia 7013 Erika Permata A 8014 Fajar Tri Atmojo 9015 Hani Setia Wahyu 8016 Hanifah Adila 9017 Hofifah Firza Kurniasih 8018 Indra Putra Wijaya 9019 Lastri Ivana Sianturi 5020 M. Agus Hukama 8021 M. Bintang 8022 M. Mardiyanto 9023 Marieluziantoya 6024 Maya Atika 8025 Melati Eruson 7526 Melia Agustini 7027 Merinda Edora W 8528 Nopita Adilia 9029 Oki Putra 7030 Putri Kriesna Yulianti 9031 Rico Ardiansyah 8032 Ridho Nopriyanto 8533 Rifqi Adya Putra Afrizal 6534 Salsabillah 8035 Segi Nopebriansyah 7036 Setyawan Adianto 8037 Tiara Citra 5038 Wisnu Pangestu 8039 Yayuk Nurbaiti 7040 Yuliana 90
Jumlah 3125
Rata-rata 78,125
42
50,50,60,65,70,70,70,70,70,70,75,75,75,80,80,80,80,80,80,80,80,80,80,80,80,80,80,80,
80,85,85,85,90,90,90,90,90,90,90,90.
Nilai Tertinggi : 90
Nilai terendah : 50
a. Rentang = nilai terbesar – nilai terkecil
= 90 – 50
= 40
b. Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 (log 40)
= 1+ 3,3 (1,60)
= 1+ 5,28
= 6,28
= 6
Jadi banyak kelas yang di ambil adalah 6
c. Panjang kelas interval =
Re n tan gBanyakKelas
=
406
= 6,6
Dibulatkan menjadi = 7
TABEL 8
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI KELAS EKSPERIMEN-I
43
(METODE INQUIRY)
Interval fi Xi fi.xi xi2 fi.xi250-56 2 53 106 2809 561857-63 1 60 60 3600 3600
64-70 7 67 469 4489 31423
71-77 3 74 222 5476 16428
78-84 16 81 1296 6561 104976
85-91 11 88 968 7744 85184Jumlah 40 423 3121 30679 247229
Sumber : Pengolahan data primer Tahun 2013
Dari tabel 5 distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas eksperimen-1 di atas,
dapat dilihat frekuensi nilai dari tiap-tiap kelas interval kelas eksperimen-1 dan nilai
tengah dari tiap-tiap kelas interval, dimana frekuensi (fi) paling banyak terdapat pada
kelas 78 – 84 sebanyak 16 siswa berikut data dalam diagram batang.
GAMBAR. 1
DIAGRAM DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL BELAJAR
KELAS EKSPERIMEN-I (METODE INQUIRY)
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-9102468
1012141618
d. Nilai rata-rata kelas eksperimen-1.
44
x1 =
∑ f i . x i
∑ f i
=
312140
= 78,02
e. Mencari modus kelas eksperimen-1.
Mo1 = b + p (
b 1b 1+b 2 )
b = 77+78 = 77,5 2
p = 16
b1 = 16 – 3 = 13
b2 = 16 – 11 = 5
Mo1 = 77,5 + 16 (1313+5
)
Mo1 = 77,5 + 16 (0,72)
Mo1 = 77,5 + 11,5
Mo1 = 89
f. Mencari simpangan baku kelas eksperimen-1 dengan rumus :
S12 =
n2∑ f i . xi2−(∑ f i . x i )
2
n2(n2−1 )
S12 =
40 (247229)−(3121)2
40 (40−1)
S12 =
9889160−97406411560
45
S12 =
1485191560
S12 = 95,20
S1 = 9,75
Dari nilai rata-rata, modus, dan simpangan baku, maka dapat dicari koefisien
kemiringan kurva dengan menggunakan rumus Karl Pearson,yaitu.
Km1 =
x1−Mo1
S1
Km1 =
78 ,02−899 ,75
Km1 =
−10989 , 75
Km1 = -1,1
Dari perhitungan di atas, nilai Km1 adalah -1,1 dan harga ini terletak diantara (-
1) dan (+1) ,maka data kelas eksperimen-1 dapat dikatakan terdistribusi normal.
4.2.1.1.2. Uji Normalitas Data Kelas Ekperimen-2
Dari hasil tes yang diperoleh siswa pada kelas VII.5 (kelas eksperimen-2) yang
menerapkan metode discovery, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
46
TABEL 9
DAFTAR NILAI KELAS EKSPERIMEN-II ( METODE DISCOVERY)
Kelas VII.5No Nama Nilai1 A. Wendi Saputra 802 Adinda Viska Wardasari 653 Agung Firman Syaputra 704 Aisyah Sri Rezeki Wijaya 805 Andhika Pamungkas 856 Annisa Permatasari 807 Bangun Jonatan 708 Bima Nugroho 709 Citra H. Simanjuntak 7010 Dawel Goutama Adhi Asya P 7511 Diah Ayu Nawang Wulan 7012 Dian Resi Saputri 6513 Dicky Apriansyah 7514 Eko Julianto 6515 Enny Nurkhoiriyah 7516 Fadhillah Qiswatullah Reihan 4017 Febrianti 7518 Feri Andi Baby Pratama 7519 Fikar Birawansya 4020 Gidion Sihombing 7021 Inkha Tasyana Riza 4022 Jihan Vera Pramayda 4023 M. Aflahul Irsyaad 7024 M. Rizki Syaputra 7525 M. Sahrizal Arpa'i 7026 Meidy Ulpansyah 5527 Muhammad Reza 6528 Muhammad Yosi Safwatullah 8029 Nilam Andana 7530 Novita Sari Genting 6531 Nurul Afifah Aprilianti 7032 Rischa Intan Wulansar 6533 Rizki Fhatia Irlaini 7034 Rizki Melinia Putri 7035 Vera Zesica Simanjuntak 5036 Wahyu Sya'adiyah 6537 Widurikalbu Utami BR HSR 75
47
38 Widyawati 7039 Febri Aji 8040 Adinda Tahlia Salsabila 60
Jumlah 2705
Rata-rata67,62
5
40,40,40,40,50,55,60,65.65.65.65.65.65.65.70,70,70,70,70,70,70,70,70,70,70,70,75,75,
75,75,75,75,75,75,80,80,80,80,80,85
Nilai Tertinggi : 85
Nilai terendah : 40
a. Rentang = nilai terbesar – nilai terkecil
= 85 – 40
= 45
b. Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 (log 40)
= 1+ 3,3 (1,60)
= 1+ 5,28
= 6,28
= 6
Jadi banyak kelas yang di ambil adalah 6
c. Panjang kelas interval =
Re n tan gBanyakKelas
=
456
= 7,5
Dibulatkan menjadi = 8
48
TABEL 10
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI KELAS EKSPERIMEN-2
(METODE DISCOVERY)
Interval fi Xi fi.xi xi2 fi.xi240 – 47 4 43,5 174 1892,25 756948 – 55 2 51,5 103 2652,25 5304,556– 63 1 59,5 59,5 3540,25 3540,2564 – 71 19 67,5 1282,5 4556,25 86568,7572 – 79 8 75,5 604 5700,25 4560280 - 87 6 83,5 501 6972,25 41833,5Jumlah 40 381 2724 25313,5 190418
Sumber : Pengolahan data primer Tahun 2013
Dari tabel 7 distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen-2 tersebut dapat
dilihat frekuensi nilai dari tiap-tiap kelas interval kelas eksperimen-2 dan nilai tengah
dari tiap-tiap kelas interval yang memiliki frekuensi (fi) paling banyak terdapat pada
kelas 64 – 71 sebanyak 19 siswa, sedangkan untuk kelas yang memiliki frekuensi
berikut data dalam diagram batang.
49
GAMBAR 2
DIAGRAM DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL BELAJAR
KELAS EKSPERIMEN-2
40 - 47 48 – 55 56 – 63 64-71 72 – 79 80 – 8702468
101214161820
d. Nilai rata-rata kelas eksperimen-2
x2 =
∑ f i x i
∑ f i
=
272440
= 68,6
e. Modus kelas eksperimen-2
Mo2 = b + p (
b 1b 1+b 2 )
50
b =
63+642
=63 ,5
p = 19
b1 = 19 – 1 = 18
b2 = 19 – 8 = 11
Mo2 = 63,5 + 19 (
1818+11 )
Mo2 = 63,5 + 19 (0,62)
Mo2 = 63,5 +11,78
Mo2 = 75,28
f. Simpangan baku kelas eksperimen-2
S22 =
n1∑ f i . xi2−(∑ f i . x i)
2
n1( n1−1 )
S22 =
40 (190418)−(2724 )2
40 (40−1)
S22 =
7616720−74201761560
S22 =
1965441560
S22 = 125,98
S2 = 11,22
51
Dari rata-rata, modus, dan simpangan baku maka dapat dicari koefisien
kemiringan kurva dengan menggunakan rumus Karl Pearson yaitu.
Km2 =
x2−Mo2
S2
Km2 =
68 , 6−75 ,2811 , 22
Km2 =
−6 , 6811 , 22
Km2 = -0,59
Dari perhitungan di atas, nilai Km1 adalah -0,59 karena nilai Km1 sebesar -0,59
harga ini terletak antara (-1) dan (+1), maka data kelas ekperimen-2 dapat dikatakan
terdistribusi normal.
4.2.1.2. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data dilakukan untuk menguji kesamaan beberapa nilai rata-
rata yang terdistribusi normal, dan membuktikan kesamaan varians kelompok yang
membentuk sampel tersebut, dengan kata lain kelompok yang diambil berasal dari
populasi yang sama. Syarat pengambilan sampel harus representatif artinya sampel
harus dapat mewakili suatu populasi dengan baik. Analisa yang digunakan untuk
menguji kesamaan varians dalam penelitian ini, yakni dengan Uji Bartlet menggunakan
statistik Chi Kuadrat dengan dk = 1 pada taraf nyata 0,05 dari daftar chi kuadrat didapat
(X2) (0,95) ( t ). untuk lebih jelasnya lihat dapat dilihat di tabel 8 dibawah ini.
TABEL 11
52
UJI HOMOGENITAS DENGAN TES BARTLET
(Kelas Eksperimen-I dan Kelas Eksperimen-II)
Sampel dk = (n-1) 1/dk Si2 Log Si
2 (dk) Log Si2
Eksperimen-1 39 0,025 95,20 1,97 76,83
Eksperimen-2 39 0,025 125,98 2,10 81,9
Jumlah 78 0,05 158,73
Sumber : Pengolahan data primer Tahun 2013
1. Menghitung varians gabungan dari kedua sampel.
S2=(n1−1)S1
2+(n2−1)S22
n1+ n2−2
S2 =
(40−1)95 , 20+(40−1)125 ,9840+40−2
S2 =
(3712 , 8)+(4913 , 22)(78)
S2 =
8626 ,0278
S2 = 110,59
S = 10,5
2. Menghitug Log S2 = Log 10,5 = 1,02
3. Menghitung nilai B = (Log S2) . ∑ (ni-1) = 1,02 X 78 = 79,56
4. Menghitung nilai X2 hitung = (lon 10) [B - ∑ (db) Log Si
2]
= (2,3) × [ 79,56 – 158,73 ]
= 2,3 × (-79,17) = -182,091
5. Membandingkan X2hitung dengan nilai X2
tabel untuk α = 0,05 dan
53
derajat kebebasan (dk) = 2-1 = 1, maka dicari pada tabel chi-kuadrat
di dapat X2tabel = 3,841 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika X2hitung ≥ X2
tabel, berarti tidak homogen dan
Jika X2hitung ≤ X2
tabel, berarti homogen.
Ternyata X2hitung < X2
tabel, atau -182,091 < 3,841, maka varians-varians adalah
homogen.
4.2.1.3. Uji Hipotesis Data
Setelah pengujian normalitas data dan homogenitas data, sehingga data tersebut
dinyatakan terdistribusi normal dan varians dalam penelitian bersifat homogen, maka
tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis penelitian dengan
menggunakan statistik parametris yaitu rumus Uji-t.
t =
X1−X2
S √ 1n1
+1n2
Dengan S2 =
(n1−1) S1
2+(n2−1 )S22
n1+n2−2 (Sudjana, 2005:239)
Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini diterima H0 jika – t1 - ½ α < t <
t1 - ½ α, dimana t1 - ½ α didapat dari daftar distribusi t dengan dk=(n1 + n2 - 2) dan peluang
(1 - ½α ). Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh nilai rata-rata data simpangan baku
untuk kelas eksperimen-1 dan kelas eksperimen-2 sebagai berikut.
54
TABEL 12
NILAI RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU
(Kelas Eksperimen-I dan Kelas Eksperimen-II)
Kelas Eksperimen-1 Kelas Eksperimen-2x
1 = 78,02S1
2 = 95,20n1 = 39
x 2 = 68,6 S2
2 = 125,98 n2 = 39
Sumber : Pengolahan data primer Tahun 2013
Kemudian masukan nilai tersebut dalam rumus.
S2 =
(n1−1 )S1
2+(n2−1)S22
n1+n2−2
S2 =
(40−1)95 , 20+(40−1)125 ,9840+40−2
S2 =
3712 ,8+4913 ,2278
S2 =
8626 ,0278
S2 = 110,59
S = 10,51
Kemudian t hitung dicari dengan.
t =
X1−X2
S √ 1n2
+1n2
55
t =
78 , 02−62 ,25
10 , 51√ 140
+ 140
t=
15 , 7710 , 51√0,4
t=
15 ,776 , 62
t = 2,38
Untuk mencari ttabel untuk t (1-½α ) adalah.
dk = n1 +n2 – 2
dk = 40 + 40 - 2
dk = 78
jadi thitung = 2,38 sedangkan ttabel (0,95)(60) tidak terdapat dalam tabel distribus t,
maka harus ditentukan besarnya dengan rumus interpolasi yaitu.
60−6060−120
= 1,67−x1 ,67−1 , 66
0−60
=1,67−x0 , 01
0 = -100,2 + 60 x
60 x = -0 + 100,2
56
X=100 , 260
= 1,67
Jadi ttabel adalah 1,67
Berdasarkan uji hipotesis di atas diketahui nilai thitung (2,38) lebih besar dari ttabel
(1,67). Sehingga dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian hasil
penelitian ini dinyatakan bahwa “ Terdapat perbedaan antara penggunaan metode
inquiry dan metode discovery terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 11
Palembang pada mata pelajaran IPS Terpadu”.
4.3 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar
melalui penggunaan metode Inquiry dan metode Discovey pada mata pelajaran IPS
Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
kelas dimana pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Sebagai
kelas eksperimen-1 yaitu kelas VII.4 menggunakan metode inquiry yang berjumlah 40
siswa dan sebagai kelas eksperimen-2 yaitu VII.5 menggunakan metode discovery yang
berjumlah 40 siswa. Data dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
instrument tes, tes merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar
siswa setelah menggunakan metode Inquiry pada kelas eksperimen-1 dan metode
Discovery pada kelas eksperimen-2 mata pelajaran IPS Terpadu pada materi siklus
hidrologi dan bagian-bagiannya. Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa
57
dalam menerima materi pelajaran. Soal tes pilhan ganda berjumlah 20 soal dan tiap-tiap
soal bila benar diberi skor 5. Setelah diperoleh data hasil tes siswa kelas eksperimen-1
maupun kelas eksperimen-2, maka peneliti melakukan analisis data tersebut. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan uji-t yang terdiri uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji hipotesis.
Berdasarkan analisis data tes, rata-rata skor siswa pada kelas eksperimen-1
78,125 sedangkan rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen-2 adalah
67,625. Perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen-1 dan kelas eksperimen-2
adalah sebesar 10,75 yang berarti metode Inquiry lebih baik dibandingkan dengan
metode Discovery. Dilihat dari nilai rata-rata nya bahwa ada perbedaan hasil belajar
yang diperoleh siswa ketika diterapkan metode Inquiry dan metode Discovery di kelas
eksperimen-1 dan di kelas eksperimen-2, hal ini sudah cukup membuktikan bahwa hasil
belajar dengan menerapkan metode Inquiry di kelas eksperimen-1 lebih baik jika
dibandingkan dengan hasil dari penerapan metode Discovery dikelas eksperimen-2.
Selain itu dari hasil perhitungan uji-t diketahui bahwa penerapan metode Inquiry lebih
baik dibandingkan dengan metode Discovery, hasil belajar siswa yang dibuktikan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap sampel yang berjumlah 40
siswa yang terdiri dari kelas eksperimen-1 dan kelas eksperimen-2 untuk uji normalitas
data tampak bahwa kedua kelas tersebut normal, karena didapat perhitungan untuk kelas
eksperimen -1,1 dan untuk kelas eksperimen -0,59. Kedua kelas tersebut terletak
diantara -1 dan +1, sehingga dapat dilanjutkan ke uji homogenitas data.
Uji homogenitas perlu dilaksanakan untuk membuktikan kesamaan varian
kelompok yang dibentuk sampel tersebut yang sama. Pengujian sampel dalam penelitian
58
ini menggunakan Uji Bartlett dengan statistik Chi Kuadrat . Dengan syarat homogen
X2hitung < X2
tabel, maka didapat X2hitung = -182,091 < X2
tabel = 3,841 maka kedua sampel
tersebut homogen. Setelah data dari masing-masing sampel terbukti homogen dan
berdistribusi normal maka data tersebut dapat diolah dengan uji statistik yaitu dengan
uji-t. Dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan α = 0.05 atau 0.95 dan dk = 78,
maka thitung > ttabel atau thitung = 2,38 > ttabel = 1,67 maka Ho ditolak dan Ha diterima
(signifikan) yaitu hasil belajar siswa yang menggunakan metode Inquiry berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Dimana nilai rata-rata kelas eksperimen-1 lebih besar
dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen-2.
Penerapan metode Inquiry dalam proses belajar mengajar dikelas eksperimen-1
kelas VII.4 siswa dapat merumuskan sendiri permasalah dari tugas kelompok yang
diberikan, siswa juga dapat mengembangkan hipotesis dengan cara menggolongkan
siklus hidrologi dan mencari persamaan serta perbedaannya dan dalam mengumpulkan
data dan mengevaluasi data siswa diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya
sendiri tanpa harus menjawab sama dengan jawaban yang ada dibuku pegangan maupun
penjelasan yang diberikan guru. Sehingga dengan penerapan metode ini dapat melatih
siswa untuk berfikir secara mandiri dan kritis, yang pada akhirnya berdampak pada
mudahnya siswa memahami dan mengingat materi yang diajarakan dan juga
berdampak pada peningkatan hasil belajar.
Sedangkan pada penerapan metode Discovery dikelas VII.5 dalam proses belajar
mengajar siswa masih diberikan bimbingan guru berupa cara permecahan masalah yang
terdapat pada siklus hidrologi dan bagian-bagiannya, dan pada saat siswa kesulitan
dalam menemukan jawaban tentang pengertian siklus hidrologi dan bagian-bagiannya
59
guru membantu dengan memberikan jawaban, sehingga siswa cendrung malas untuk
mengeluarakan pendapatnya dan masih terpaku pada jawaban dibuku pegangan maupun
jawaban dari guru yang dianggap paling sudah benar. Inilah yang membuat siswa tidak
kreatif dikarenakan masih banyak menghapal hasil dari diskusi kelompoknya yang
kebanyakan dalam menyelesaiakan masalah pada saat diskusi kelompok, masih banyak
dibantu jawabannya oleh guru dan buku pegangan siswa sehingga siswa tidak aktif dan
kreatif untuk menggunakan pendapatnya sendiri yang lebih mudah untuk dipahami dan
diingat.
Dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen-1 (metode inquiry) dan kelas
eksperimen-2 (metode discovery) dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya
metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPS Terpadu pada materi siklus
hidrologi dan bagian-bagiannya kelas VII di SMP Negeri 11 Palembang tahun ajaran
2012/2013.
60
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Dari hasil analisis data, tentang perbandingan hasil belajar antara penggunaan
metode inquiry dengan metode discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas
VII SMP Negeri 11 Palembang tahun pelajaran 2012/2013, diketahui bahwa hasil
yang didapat berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji t, yaitu harga thitung =
2,38 sedangkan harga t yang didapat dari tabel distribusi t sebesar 1,67. Berdasarkan
kriteria pengujian hipotesis, Ho diterima jika thitung < ttabel dan Ho ditolak jika thitung >
ttabel, karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima . Hal ini menujukkan bahwa
61
terdapat perbedaan hasil belajar antara penggunaan metode inquiry dengan metode
discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII SMP Negeri 11 Palembang
tahun pelajaran 2012/2013.
2) Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode inquiry lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
metode discovery. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen I
(metode inquiry) sebesar 78,125 dan nilai rata-rata kelas eksperimen II (metode
discovey) sebesar 67,625, hal ini berarti bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa
kelas VII.4 (kelas inquiry) lebih besar dari pada kelas VII.5 (kelas discovery).
3) Salah satu penyebab hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I (metode inquiry)
lebih baik adalah karena siswa dapat menemukan sendiri permasalahan dari materi
yang dipelajari dengan cara merumuskan masalah dari materi yang dipelajari dan
siswa lebih bebas dalam menemukan jawaban tanpa harus menjawab pertanyaan
yang sesuai dengan jawaban dibuku pegangan, karna siswa di bebaskan menjawab
melalui pendapatnya sendiri. Inilah yang membuat siswa lebih mudah memahami
materi pelajaran dan menjawab soal tes yang diberikan.
4) Sedangkan penyebab dari hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen II (metode discovery) menjadi rendah dikarenakan
dalam proses diskusi kelompok siswa diberikan bimbingan oleh
guru dengan cara guru membantu dan mengarahkan siswa pada
jawaban yang benar inilah yang membuat siswa cendrung malas
dalam berpikir kreatif untuk mengelurkan pendapatanya sendiri
yang lebih mudah untuk dipahami dan diingat.
62
5) Kelebihan dan kelamahan metode inquriy setelah diterapkan di kelas VII.4 adalah
metode inquiry memiliki kelebihan dapat membantu siswa mengetahui pentingnya
suatu permasalahan yang dipelajari dengan merumuskan masalah, siswa dapat
mengembangkan hipotesis yakni dapat menggolongkan siklus hidrologi dan bagian-
bagiannya dan dapat membandingkan persamaan dan perbedaan dari siklus
hidrologi dan bagian-bagiannya, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam
menjawab pertanyaan dikarenakan siwa dibebaskan untuk menggunakan
pendapatnya sendiri dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam diskusi
kelompok. Sedangkan kelemahan dari metode discovery adalah memerlukan alat-
alat percobaan yang sulit didapat, memerlukan waktu yang lama untuk merubah
kebiasaan belajar siswa yang biasanya hanya mendengar ceramah dari guru, proses
diskusi yang berjalan lama karna pada saat menemukan jawaban sendiri dibutuhkan
rasa percaya diri dari siswa dalam menyelesaikan permasalahan.
6) Kelebihan dan kelemahan metode discovery setelah diterapkan di kelas VII.5.
Kelebihan siswa cendrung lebih aktif dalam proses belajar dikarenakan adanya
perubahan cara belajar yang semula menggunakan metode konvensional (ceramah)
dan berganti menjadi metode discovery yang mengajarkan untuk siswa lebih aktif
dalam menemukan jawaban, metode ini berpusat pada siswa dan guru sebagai
pembimbing dalam mengarahkan siswa kepada jawaban yang benar. Sedangkan
kelemahan metode discovery adalah metode ini kurang memberi kesempatan siswa
untuk berfikir kreatif dikarenakan banyak dari pengertian-pengertian siklus
hidrologi dan bagian-bagiannya yang dibimbing dalam menjawabnya oleh guru.
63
Metode ini tidak cocok untuk diskusi kelompok dalam jumlah anggota kelompok
yang banyak melebihi dari 5 orang karena jika jumlah anggota kelompok terlalu
banyak maka siswa yang malas cendrung mengandalkan siswa yang rajin untuk
menyelesaiakan tugas kelompok.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai
berikut.
1) Pada saat proses belajar mata pelajaran IPS Terpadu di sekolah, siswa diharapkan
lebih aktif dengan bertanya kepada guru mengenai materi yang kurang dimengerti
dan membiasakan untuk menjawab pertanyaan dengan pendapat sendiri agar lebih
mudah diingat dan dimengerti.
2) Penggunaan metode inquiry dengan metode discovery hendaknya diterapkan pada
kelas yang jumlahnya tidak terlalu padat dengan cara membentuk maksimal 6
kelompok diskusi dan jumlah maksimal 5 orang siswa pada masing-masing
kelompok, sehingga siswa dapat benar-benar melakukan aktivitas dalam kelompok
sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ingin dicapai.
64
3) Guru mata pelajaran IPS Terpadu hendaknya dapat menggunakan metode inquiry
dan metode discovery dalam proses belajar mengajar kepada siswa dan dapat
mengoptimalkan proses belajar mengajar siswa sehingga dapat menjadi pendorong
yang kuat bagi siswa untuk selalu belajar menyadari akan pentingnya belajar di
dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
4) Sebaiknya Guru selalu mempertimbangkan penggunaan model/metode
pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih terampil dan tidak bosan untuk
mengikuti pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami kebosanan dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Arikunto, Suharsimin. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidika. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: TARSITO.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarata: Bumi Aksara.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, bahari. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media
Publishing.
65
, 2011. Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanwiyah (MTS) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: CV. Az-Zahra.
Kurniaturohima, Dwi. 2010. “Penerapan metode inquiry dalam meningkatkan Keaktifan dan prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran ekonomi Di SMP Shalahuddin Malang”. Skripsi S 1. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.
66
Top Related