Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata
-
Upload
yohanes-pranata -
Category
Documents
-
view
1.664 -
download
5
Transcript of Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata
38
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Dalam sebuah penelitian pengembangan diperlukan sebuah model yang
nantinya akan dijadikan pedoman atau kerangka dalam melakukan sebuah
penelitian pengembangan. Model yang dijadikan pedoman tersebut nantinya
akan menentukan bagaimana arah penelitian yang akan dilakukan, meliputi
bagaimana cara menganalisis, merancang hingga langkah – langkah dalam
pembuatan produk yang akan dikembangkan. Model penelitian dan
pengembangan sistem pembelajaran dapat memilih salah satu dari komponen
sistem namun dalam penerapannya harus mempertimbangkan komponen
sistem yang lain.
Gambar 4.0 Model Pengembangan 5D (Pranata, 2009)
Di dalam penelitian dan pengembangan ini, penulis menggunakan
model 5D yang merupakan singkatan dari Define, Data, Design, Develop dan
Disseminate yang dikembangkan oleh Moeljadi Pranata (2009). Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
39
1. Define
Gambar 4.1 Prosedur Tahap Define (Pranata, 2009)
Pranata (2009) menjabarkan bahwa di sini peneliti melakukan
beberapa kegiatan:
a. Identifikasian masalah
b. Analisis kebutuhan
c. Analisis tugas
- Merumuskan tujuan
- Menetapkan ruang lingkup
- Merumuskan spesifikasi yang diharapkan
2. Data
Pranata (2009) menjelaskan bahwa Pengembangan produk dilandasi
oleh data teoritis dan data lapangan. Data teoritis terdiri atas kajian teori-
teori tentang produk dan pengembangannya serta yang relevan dengannya.
Data lapangan dikumpulkan melalui kegiatan investigasi tentang
keberadaan produk di lapangan, karakteristik dan kebutuhan penggunanya,
penggunaannya, kelebihan dan kekurangannya, dan sejenisnya. Kedua tipe
40
data tersebut dianalisis-sintesis untuk menghasilkan konsep bagi
pengembangan produk.
Gambar 4.2 Prosedur Tahap Data (Pranata, 2009)
3. Design
Gambar 4.3 Prosedur Tahap Design (Pranata, 2009)
Pranata (2009) menjelaskan bahwa secara umum tahapan ini
berfokus pada 2 kegiatan yaitu merancang produk serta merancang dan
mengembangkan instrumen validasi dan ujicoba. Proses perancangan
produk meliputi: membangun kerangka kerja konseptual, kerangka isi
41
produk, serta diikuti dengan merancang sistem arsitektur jaringan (untuk
yang interaktif), dan berakhir dengan membangun prototype sesuai dengan
preskripsi/konsep yang telah ditetapkan. Instrumen validasi dan ujicoba
produk dirancang dan dikembangkan menurut prosedur standar
pengembangan instrumen penilaian.
4. Develop
Pada tahapan ini, banyak langkah yang harus dilakukan guna untuk
mengembangkan produk prototype yang sudah dihasilkan. Uji coba
prototype dari produk merupakan bagian yang sangat penting dalam
penelitian pengembangan karena bertujuan untuk mengetahui apakah
produk yang dibuat layak digunakan atau tidak dan juga untuk melihat
sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan
(Pranata, 2009:28).
Gambar 4.4 Prosedur Tahap Develop (Pranata, 2009)
Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya.
Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan
rancangan pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan kajian teoritik
42
dan atau empirik, peneliti perlu menetapkan kriteria bagi standar
kelayakan produk. Dengan uji coba kualitas, model atau produk yang
dikembangkan betul-betul teruji secara empiris (Pranata, 2009:28).
5. Disseminate
Gambar 4.5 Prosedur Tahap Disseminate (Pranata, 2009)
Pada tahap ini, Pranata (2009) menjelaskan prosedur yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah melakukan penyebaran terhadap produk
yang telah dikembangkannya. Penyebaran dapat dilakukan dalam bentuk
Seminar/workshop, Penulisan artikel ilmiah hasil pengembangan untuk
jurnal ilmiah. Penyebaran tulisan ilmiah hasil kegiatan pengembangan
produk dalam bentuk penerbitan buku.
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan model penelitian dan pengembangan yang digunakan,
maka prosedur pengembangan media pembelajaran gambar perspektif ini akan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Define
43
Dalam menetapkan kebutuhan diperlukan sebuah analisis masalah.
Untuk menganalisis masalah tersebut memerlukan beberapa tahapan sesuai
dengan model 5D yang digunakan antara lain :
a. Identifikasian masalah
Pada tahap ini suatu masalah dikaji secara mendalam dengan
memperhatikan permasalahan yang ada di dalam masyarakat.
Berdasarkan observasi awal, dengan obyek guru seni budaya di
SMAN 1 Pandaan, ditermukan permasalahan bahwa kurang
maksimalnya penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi
dalam penyampaian materi Gambar Perspektif.
b. Analisis kebutuhan
Dalam analisa kebutuhan, akan dicari sebuah solusi untuk
memecahkan masalah yang ada. Berdasarkan beberapa faktor
pendukung dan penghambat yang ada, solusi yang menjadi alternatif
adalah pengembangan media pembelajaran materi Gambar Perspektif
yang berbasis Microsoft Powerpoint sebagai aplikasi pendukungnya.
Dengan membuat media pembelajaran Gambar perspektif yang
berbasis Microsoft Powerpoint, maka penyampaian materi diharapkan
akan lebih mudah dan juga dapat meningkatkan kompetensi
profesionalitas Guru Seni Budaya.
c. Analisis tugas
Tujuan dari pengembangan media pembelajaran ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan terhadap permasalahan guru akan kurangnya
44
media pembelajaran dalam seni budaya khususnya pada ruang lingkup
materi Gambar perspektif. Spesifikasi yang diharapkan nantinya
adalah media pembelajaran ini bersifat interaktif, dapat digunakan
oleh guru dan siswa, berbasis Microsoft PowerPoint, pemaparan
materi dijelaskan secara runtut dan dikemas dalam CD Media.
2. Data
Berdasarkan spesifikasi produk yang akan dikembangkan, maka
dalam proses ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang relevan
sebanyak mungkin. Data diperoleh dari lapangan dan juga berbagai
referensi buku yang ada. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan
kebutuhan yang ada di lapangan.
Survei dilakukan oleh peneliti terhadap kondisi dan kebutuhan yang
ada di lapangan guna dianalisis secara sintetis untuk menghasilkan konsep
media yang akan dikembangkan. Berdasarkan observasi awal yang telah
dilakukan, diperoleh data mengenai karakter konsumen dari media
pembelajaran yang akan dikembangkan yang merupakan Guru Seni
Budaya dan juga Peserta didik yang diajar.
Pada Guru Seni budaya yang dianalisis adalah bagaimana
kemampuan Guru dalam mengoperasikan komputer dan aplikasi Ms.
Powerpoint karena hal tersebut mempengaruhi beberapa hal lainnya
seperti menjalankan, mengakses, mengedit dan mempresentasikan. Selain
itu analisis perlu dilakukan kepada peserta didik mengenai kemampuan
mereka dalam menangkap materi dalam slide, animasi, gambar, audio
45
bahkan video yang dapat memperngaruhi kegiatan penyampaian materi di
kelas. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data teoritis yang terdiri atas
kajian teori-teori tentang produk dan pengembangannya. Disini peneliti
mengumpulkan data teoritis mengenai bagaimana cara mengembangkan
sebuah media pembelajaran yang menarik, efektif dan edukatif.
Setelah semua data terkumpul, akan dilakukan proses pertimbangan
mengenai karakter pengguna, sumber daya manusia, peralatan yang akan
digunakan dan dibutuhkan, isi dari media hingga elemen apa yang akan
digunakan dan juga elemen apa yang tidak akan digunakan. Langkah ini
perlu dilakukan guna untuk meminimalisasi faktor – faktor yang dapat
menganggu penyampaian materi. Sehingga perlu dilakukan analisa
mengenai elemen, pemilihan warna, komposisi, dsb guna mengatasi
permasalahan guna menghasilkan sebuah konsep media yang
membelajarkan.
3. Design
Dalam tahap perancangan media pembelajaran, ada 2 hal yang akan
dikerjakan. Pertama yakni mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai dengan konsep yang telah ada dan juga mengembangkan instrumen
yang digunakan pada validasi dan uji coba produk.
Pada pengembangan produk, peneliti memperhatikan pemilihan
bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran
yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada
saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan
46
mengapresiasi tayangan media audio visual tersebut. Perancangan media
dilakukan sampai menghasilkan sebuah prototype atau benda setengah
jadi. Dikatakan setengah jadi dikarenakan media tersebut masih belum di
validasi dan di uji coba.
4. Develop
Dalam proses develop atau pengembangan media pembelajaran,
dilakukan proses pematangan media dengan cara menguji isi, kemenarikan
dan unsur – unsur lainnya dalam media tersebut kepada pakar yang sesuai
dengan bidangnya. Revisi dan evaluasi sangat dibutuhkan agar media yang
dikembangkan menjadi versi yang benar – benar membelajarkan.
Pakar yang dimaksud adalah seseorang yang memang ahli dalam hal
perancangan media pembelajaran berbasis teknologi dan penyusunan
materi Gambar Perspektif. Dari kedua ahli tersebut diharapkan evaluasi
secara menyeluruh terhadap media pembelajaran yang dikembangkan,
meliputi isi, fisik, teknik, penggunaan dan juga isi. Hasil pengujian
kemudian digunakan untuk revisi sehingga media pembelajaran tersebut
benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna.
Untuk mengetahui penguasaan Guru dalam penggunaannya,
dilakukan uji coba terhadap Guru mengenai bagaimana cara menjalankan,
mengedit, mengakses dan juga mempresentasikannya. Kemudian
dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari
media pembelajaran Gambar Perspektif yang dikembangkan untuk
mengetahui keefektifan media pembelajaran tersebut.
47
5. Disseminate
Pada tahap penyebaran hasil penelitian dan pengembangan dilakukan
penulisan artikel ilmiah, pameran, dan penyebaran produk final. Artikel
ilmiah yang ditulis direncanakan diterbitkan pada jurnal-jurnal ilmiah yang
ada di Indonesia. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengembangan ini
dapat memberikan kontribusi bagi penambahan khazanah ilmu
pengetahuan. Sementara itu, kegiatan pameran direncanakan sebagai
media untuk mengkomunikasikan produdk-produk pengembangan ini
kepada masyarakat ilmiah; kegiatan pameran direncanakan
diselelnggarakan di Galeri Perpustakaan Universitas Negeri Malang.
Penyebaran produk final dilakukan kepada pengguna produk yaitu para
guru Pendidikan Seni Rupa di SMP dan SMA. Untuk itu, produk hasil
pengembangan ini akan diberikan kepada para guru tersebut. Agar efektif,
pendistribusian produk hasil pengembangan dilakukan melalui organisasi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Malang Raya.
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan untuk menguji produk yang telah dihasilkan
guna meninjau tingkat efektivitas produk yang dihasilkan yang meliputi
kebermanfaatan produk dan juga sebagai pedoman dalam melakukan revisi
terhadap produk agar lebih relevan dengan kebutuhan Masyarakat. Tahapan
uji coba produk dijabarkan dalam lima sub, meliputi desain uji coba, subjek
uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
48
1. Desain Uji Coba
Untuk menguji media pembelajaran yang telah dibuat, peneliti
merencanakan tiga tahap uji coba. Pertama yaitu Uji Media dan Materi
yang dilakukan oleh Ahli Media dan Ahli Materi. Tahap kedua yakni Uji
Coba kelompok kecil yang dilakukan kepada siswa SMA kelas XI.
Ketiga proses ini dilakukan dengan cara mempresentasikan secara
langsung media pembelajaran yang telah dibuat dan dilakukan dengan
menggunakan petunjuk yang sudah diberikan sebelumnya. Penilaian
dilakukan oleh subyek berdasarkan pengalaman dalam mempresentasikan
sebuah materi pembelajaran dengan cara mengisi kuesioner yang telah
disediakan oleh peneliti.
2. Subjek Uji Coba
Subyek uji coba yang dirancang dalam penelitian dan pengembangan
ini dijabarkan sebagai berikut :
a. Ahli Media
Dalam menentukan seorang ahli media diperlukan pertimbangan –
pertimbangan yang didasarkan pada kemampuan ahli media dalam
mengoperasikan komputer, khususnya Microsoft Powerpoint. Selain
itu pengetahuan tentang merancang sebuah media yang baik juga
menjadi pertimbangan tersendiri dalam memilih seorang ahli media.
Ahli media ini setidaknya menjabat sebagai dosen yang bergerak
dalam bidang Seni Budaya, diseleksi dan dipilih dua orang sebagai
49
validator media. Ahli media yang terpilih adalah dosen jurusan Seni
dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang yaitu: Didiek
Rachmanadji, M.Pd dan Mitra Istiar Wardhana, S.Kom. MT
b. Ahli Materi
Dalam hal ini, ahli materi akan dikhususkan pada materi Gambar
Perspektif sehingga kompetensi seorang ahli materi dituntut untuk
memahami prinsip, konsep dan teori dalam Gambar Perspektif. Dalam
uji ahli materi indikator penilaian akan dikhususkan pada keruntutan
slide dalam menyajikan materi dan alur pembelajaran.
Ahli media ini setidaknya menjabat sebagai dosen seni budaya dan
guru mata pelajaran seni budaya yang khususnya mengerti dalam
bidang gambar perspektif. Ahli materi yang dipilih adalah Drs. Iriadji,
M.Pd selaku dosen jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang dan Novi Agus Siswanto, S.Pd selaku guru
seni budaya kelas XI di SMA Negeri 1 Pandaan yang mengajar materi
gambar perspektif.
c. Subjek Uji Coba Kelompok Kecil
Pada subyek ini lebih ditekankan pada keefektifan dan
kemenarikan media pembelajaran dalam penyampaian materi guna
meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai materi gambar
perspektif. Dalam Uji coba kelompok kecil, akan dilakukan simulasi
dengan cara mempresentasikan produk media pembelajaran di depan
peserta didik.
50
Sampel dipilih secara acak dengan menemui subyek uji coba secara
langsung. Apabila subyek bersedia, maka subyek akan masuk dalam
wilayah sampel. Subyek disini tidak berasal dari satu sekolah,
melainkan dipilih dengan cara sampel secara acak namun terdapat
quota yang harus dipenuhi. Kuota sampel adalah 5-10-5 dengan quota
pertama diharuskan berasal dari sekolah bertaraf internasional, quota
kedua berasal dari sekolah standar nasional, dan quota terakhir berasal
dari sekolah sedikit dibawah standar nasional, apabila quota terpenuhi,
maka pencarian sampel dihentikan.
Tujuan pencarian sampel dengan latar belakang sekolah yang
berbeda tujuannya adalah untuk menguji apakah media yang
dikembangkan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat,
terutama siswa kelas XI SMA dengan latar belakang sekolah yang
berbeda sehingga tidak hanya terpusat pada satu sekolah saja.
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil penelitian awal berupa
angket tertutup dan kuantitatif diperoleh dengan cara angket terbuka. Data
kuantitatif dan kualitatif didapat dari hasil uji coba (kelompok kecil),
evaluasi para ahli, yang diubah dalam bentuk angka yang kemudian
dijelaskan dengan kriteria kelayakan.
4. Instrumen Pengumpulan Data
51
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto,
2000:134).
Pemilihan instrumen dalam bentuk kuesioner disebabkan karena
kusioner dapat memberikan kesempatan untuk berpikir secara teliti
kepada responden tentang item - item tentang pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner. “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono,
2009:199). Hal inilah yang mendasari pemilihan instrumen pengumpulan
data dengan bentuk kuesioner.
Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini metode yang
digunakan sebagai instrumen adalah metode kuesioner (angket) dengan
model angket tertutup dan angket terbuka. Model angket tertutup
berbentuk pilihan ganda yang digunakan untuk uji coba kelompok kecil
dan angket terbuka yang digunakan untuk uji validasi.
Dalam instrumen validasi kepada ahli materi dan ahli media,
terdapat rentangan nilai dari 7 – 6 – 5 – 4 – 3 – 2 - 1 dengan kriteria
penghitungan untuk uji validasi ditetapkan dengan skor 7 sebagai tingkat
ketercapaian maksimal kriteria atau aspek yang dinilai dan skor 1 sebagai
tingkat ketercapaian minimal kriteria atau aspek yang dinilai. Berikut
penjelasannya :
7 = sangat baik
52
1 = sangat kurang
Dalam angket tersebut angka 4 tidak ditulis guna menghindari pengisian yang
didasari oleh asumsi cukup. Sehingga diharapkan dari angket ini peneliti
mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadikan media yang dikembangkan ini
menjadi berkualitas. Berikut merupakan instrumen untuk validasi kepada ahli
media maupun ahli materi dan juga uji coba kelompok kecil.
a. Instrumen Validasi Ahli Media
Tabel 3.1 Tabel instrumen validasi ahli media
No. Aspek yang dinilai Nilai
7 6 5 3 2 1
1. Tampilan media menarik
2. Kemudahan penggunaan / pengoperasian
3. Jenis Font yang digunakan mudah dibaca /
jelas
4. Ukuran font yang digunakan sudah tepat /
sesuai
5. Warna font yang digunakan sudah jelas dan
sesuai
6. Layout sederhana
7. Komposisi teks dan gambar pada Layout
8. Komposisi warna pada Layout
9. Background Layout
10. Layout tidak menimbulkan perhatian
selektif
11. Transisi antar slide
12. Animasi Teks
13. Animasi Gambar
14. Durasi animasi sesuai dengan waktu
persentasi di kelas
15. Tombol navigasi mudah dioperasikan
16. Posisi tombol navigasi
17. Keruntutan navigasi
18. Navigasi cukup interaktif
19. Desain pesan relevan dengan isi
20. Media dapat dijalankan pada komputer
53
standart
b. Instrumen Validasi Ahli Materi
Tabel 3.2 Tabel instrumen validasi ahli materi
No. Aspek yang dinilai Nilai
7 6 5 3 2 1
1. Kebenaran Materi
2. Kesesuaian materi dengan kompetensi
3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
4. Keruntutan / sistematika materi
5. Proporsi materi setiap sub-bab
6. Kelengkapan materi di sub-bab definisi
7. Kelengkapan materi di sub-bab Istilah
8. Kelengkapan materi di sub-bab Alat dan
bahan
9. Kelengkapan materi di sub-bab Metode
10. Teks mendukung langkah penjelasan
metode menggambar perspektif
11. Kejelasan materi sejarah
12. Galeri sesuai dengan materi
13. Ringkasan sesuai dengan materi
14. Game sesuai dengan materi
15. Layout tidak mengganggu materi
16. Gambar mendukung penjelasan
17. Tingkat kemudahan pemahaman
18. Tombol navigasi mudah dioperasikan
19. Navigasi Runtut
20. Kesesuaian materi dengan karakteristik
pengguna (siswa SMA)
c. Instrumen Uji Coba Kelompok Kecil (siswa)
Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk menguji secara langsung
aspek daya tarik isi maupun materi serta ketersampaian pesan
media pembelajaran gambar perspektif berbasis Microsoft Office
Powerpoint untuk pengguna (siswa). Instrumen Uji Coba untuk
54
siswa berupa angket yang berisi pilihan ganda. Berikut bentuk
instrumennya.
1. Apakah Media Pembelajaran Gambar Perspektif ini mernarik ?
a. Menarik
b. Cukup Menarik
c. Kurang Menarik
d. Tidak Menarik
2. Apakah materi pada Media Pembelajaran ini sudah jelas dan
mudah dipahami ?
a. Jelas
b. Cukup Jelas
c. Kurang Jelas
d. Tidak Jelas
3. Apakah bentuk, ukuran dan jenis font yang digunakan sudah
jelas ?
a. Jelas
b. Cukup Jelas
c. Kurang Jelas
d. Tidak Jelas
4. Menurut Anda, Apakah isi materi Gambar Perspektif dalam
media ini sudah lengkap ?
a. Lengkap
b. Cukup Lengkap
c. Kurang Lengkap
d. Tidak Lengkap
5. Apakah bahasa yang digunakan dalam media ini sudah jelas ?
a. Sudah
b. Cukup Jelas
c. Kurang Jelas
d. Tidak Jelas
55
6. Apakah media pembelajaran gambar perspektif ini mudah
digunakan?
a. Mudah
b. Cukup Mudah
c. Kurang Mudah
d. Tidak Mudah
7. Bagaimana dengan kesesuaian media presentasi sebagai media
penunjang selain buku pelajaran?
a. Sesuai
b. Cukup Sesuai
c. Kurang Sesuai
d. Tidak Sesuai
8. Apakah anda setuju jika media pembelajaran ini digunakan
dalam proses belajar mengajar seni budaya khususnya materi
gambar perspektif ?
a. Setuju
b. Cukup Setuju
c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
9. Apakah anda senang menggunakan media pembelajaran
gambar perspektif ini?
a. Senang
b. Cukup Senang
c. Kurang Senang
d. Tidak Senang
10. Setelah menggunakan media pembelajaran ini apakah anda
faham tentang materi gambar perspektif?
a. Faham
b. Cukup Faham
c. Kurang Faham
d. Tidak Faham
56
d. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data penilaian dari questioner yang
diisi oleh validator dan subyek uji kelompok kecil. Data yang diperoleh
dari uji validasi dan uji coba nantinya akan dikonversikan ke persentase
dengan teknik analisis persentase menggunakan rumus perhitungan
sebagai berikut :
a. Rumus untuk mengolah data per subyek uji validasi
(Sumber : Sudjana, 1990:44)
Keterangan :
P : Persentase hasil evaluasi subjek validasi
X : Jumlah jawaban skor oleh subjek validasi
Xi : Jumlah jawaban skor maksimal dalam aspek penilaian oleh
subjek validasi
100% : Konstanta
b. Rumus untuk mengolah data keseluruhan subyek uji validasi
(Sumber : Sudjana, 1990:44)
Keterangan :
P : Persentase hasil keseluruhan evaluasi subyek validasi
∑ X : Jumlah keseluruhan subjek uji coba dalam keseluruhan
aspek penilaian
Xi : Jumlah keseluruhan skor maksimal subjek uji coba dalam
keseluruhan aspek penilaian
100% : Konstanta
57
Data yang berupa prosentase tersebut kemudian akan kembali
dikonversikan dengan tabel kriteria kelayakan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tabel Kriteria Kelayakan
Rentangan Skor Keterangan Makna
75 % - 100 % Baik Digunakan
50 % - 74,99 % Cukup Baik Digunakan
25 % - 49,99 % Kurang Baik Diganti
0 % - 24,99 % Tidak Baik Diganti
Sumber : Arikunto, 1998:246
Berikut penjabarannya:
Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase
76%-100% maka media tersebut tergolong kualifikasi valid dengan
kriteria baik sekali, yang berarti sangat layak digunakan.
Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase
51%-75,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi valid dengan
kriteria baik, yang berarti layak digunakan namun harus diperbaiki.
Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase
26%-50,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi tidak valid
dengan kriteria tidak baik, yang berarti harus diganti.
Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase
0%-25,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi tidak valid
dengan kriteria sangat tidak baik, yang berarti sangat tidak layak
untuk digunakan / sangat harus diganti.