Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

20
38 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Dalam sebuah penelitian pengembangan diperlukan sebuah model yang nantinya akan dijadikan pedoman atau kerangka dalam melakukan sebuah penelitian pengembangan. Model yang dijadikan pedoman tersebut nantinya akan menentukan bagaimana arah penelitian yang akan dilakukan, meliputi bagaimana cara menganalisis, merancang hingga langkah – langkah dalam pembuatan produk yang akan dikembangkan. Model penelitian dan pengembangan sistem pembelajaran dapat memilih salah satu dari komponen sistem namun dalam penerapannya harus mempertimbangkan komponen sistem yang lain. Gambar 4.0 Model Pengembangan 5D (Pranata, 2009) Di dalam penelitian dan pengembangan ini, penulis menggunakan model 5D yang merupakan singkatan dari Define, Data, Design, Develop dan Disseminate yang dikembangkan oleh Moeljadi Pranata (2009). Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Transcript of Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

Page 1: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

38

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Dalam sebuah penelitian pengembangan diperlukan sebuah model yang

nantinya akan dijadikan pedoman atau kerangka dalam melakukan sebuah

penelitian pengembangan. Model yang dijadikan pedoman tersebut nantinya

akan menentukan bagaimana arah penelitian yang akan dilakukan, meliputi

bagaimana cara menganalisis, merancang hingga langkah – langkah dalam

pembuatan produk yang akan dikembangkan. Model penelitian dan

pengembangan sistem pembelajaran dapat memilih salah satu dari komponen

sistem namun dalam penerapannya harus mempertimbangkan komponen

sistem yang lain.

Gambar 4.0 Model Pengembangan 5D (Pranata, 2009)

Di dalam penelitian dan pengembangan ini, penulis menggunakan

model 5D yang merupakan singkatan dari Define, Data, Design, Develop dan

Disseminate yang dikembangkan oleh Moeljadi Pranata (2009). Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Page 2: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

39

1. Define

Gambar 4.1 Prosedur Tahap Define (Pranata, 2009)

Pranata (2009) menjabarkan bahwa di sini peneliti melakukan

beberapa kegiatan:

a. Identifikasian masalah

b. Analisis kebutuhan

c. Analisis tugas

- Merumuskan tujuan

- Menetapkan ruang lingkup

- Merumuskan spesifikasi yang diharapkan

2. Data

Pranata (2009) menjelaskan bahwa Pengembangan produk dilandasi

oleh data teoritis dan data lapangan. Data teoritis terdiri atas kajian teori-

teori tentang produk dan pengembangannya serta yang relevan dengannya.

Data lapangan dikumpulkan melalui kegiatan investigasi tentang

keberadaan produk di lapangan, karakteristik dan kebutuhan penggunanya,

penggunaannya, kelebihan dan kekurangannya, dan sejenisnya. Kedua tipe

Page 3: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

40

data tersebut dianalisis-sintesis untuk menghasilkan konsep bagi

pengembangan produk.

Gambar 4.2 Prosedur Tahap Data (Pranata, 2009)

3. Design

Gambar 4.3 Prosedur Tahap Design (Pranata, 2009)

Pranata (2009) menjelaskan bahwa secara umum tahapan ini

berfokus pada 2 kegiatan yaitu merancang produk serta merancang dan

mengembangkan instrumen validasi dan ujicoba. Proses perancangan

produk meliputi: membangun kerangka kerja konseptual, kerangka isi

Page 4: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

41

produk, serta diikuti dengan merancang sistem arsitektur jaringan (untuk

yang interaktif), dan berakhir dengan membangun prototype sesuai dengan

preskripsi/konsep yang telah ditetapkan. Instrumen validasi dan ujicoba

produk dirancang dan dikembangkan menurut prosedur standar

pengembangan instrumen penilaian.

4. Develop

Pada tahapan ini, banyak langkah yang harus dilakukan guna untuk

mengembangkan produk prototype yang sudah dihasilkan. Uji coba

prototype dari produk merupakan bagian yang sangat penting dalam

penelitian pengembangan karena bertujuan untuk mengetahui apakah

produk yang dibuat layak digunakan atau tidak dan juga untuk melihat

sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan

(Pranata, 2009:28).

Gambar 4.4 Prosedur Tahap Develop (Pranata, 2009)

Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya.

Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan

rancangan pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan kajian teoritik

Page 5: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

42

dan atau empirik, peneliti perlu menetapkan kriteria bagi standar

kelayakan produk. Dengan uji coba kualitas, model atau produk yang

dikembangkan betul-betul teruji secara empiris (Pranata, 2009:28).

5. Disseminate

Gambar 4.5 Prosedur Tahap Disseminate (Pranata, 2009)

Pada tahap ini, Pranata (2009) menjelaskan prosedur yang harus

dilakukan oleh peneliti adalah melakukan penyebaran terhadap produk

yang telah dikembangkannya. Penyebaran dapat dilakukan dalam bentuk

Seminar/workshop, Penulisan artikel ilmiah hasil pengembangan untuk

jurnal ilmiah. Penyebaran tulisan ilmiah hasil kegiatan pengembangan

produk dalam bentuk penerbitan buku.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan model penelitian dan pengembangan yang digunakan,

maka prosedur pengembangan media pembelajaran gambar perspektif ini akan

melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Define

Page 6: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

43

Dalam menetapkan kebutuhan diperlukan sebuah analisis masalah.

Untuk menganalisis masalah tersebut memerlukan beberapa tahapan sesuai

dengan model 5D yang digunakan antara lain :

a. Identifikasian masalah

Pada tahap ini suatu masalah dikaji secara mendalam dengan

memperhatikan permasalahan yang ada di dalam masyarakat.

Berdasarkan observasi awal, dengan obyek guru seni budaya di

SMAN 1 Pandaan, ditermukan permasalahan bahwa kurang

maksimalnya penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi

dalam penyampaian materi Gambar Perspektif.

b. Analisis kebutuhan

Dalam analisa kebutuhan, akan dicari sebuah solusi untuk

memecahkan masalah yang ada. Berdasarkan beberapa faktor

pendukung dan penghambat yang ada, solusi yang menjadi alternatif

adalah pengembangan media pembelajaran materi Gambar Perspektif

yang berbasis Microsoft Powerpoint sebagai aplikasi pendukungnya.

Dengan membuat media pembelajaran Gambar perspektif yang

berbasis Microsoft Powerpoint, maka penyampaian materi diharapkan

akan lebih mudah dan juga dapat meningkatkan kompetensi

profesionalitas Guru Seni Budaya.

c. Analisis tugas

Tujuan dari pengembangan media pembelajaran ini adalah untuk

memenuhi kebutuhan terhadap permasalahan guru akan kurangnya

Page 7: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

44

media pembelajaran dalam seni budaya khususnya pada ruang lingkup

materi Gambar perspektif. Spesifikasi yang diharapkan nantinya

adalah media pembelajaran ini bersifat interaktif, dapat digunakan

oleh guru dan siswa, berbasis Microsoft PowerPoint, pemaparan

materi dijelaskan secara runtut dan dikemas dalam CD Media.

2. Data

Berdasarkan spesifikasi produk yang akan dikembangkan, maka

dalam proses ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang relevan

sebanyak mungkin. Data diperoleh dari lapangan dan juga berbagai

referensi buku yang ada. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan

kebutuhan yang ada di lapangan.

Survei dilakukan oleh peneliti terhadap kondisi dan kebutuhan yang

ada di lapangan guna dianalisis secara sintetis untuk menghasilkan konsep

media yang akan dikembangkan. Berdasarkan observasi awal yang telah

dilakukan, diperoleh data mengenai karakter konsumen dari media

pembelajaran yang akan dikembangkan yang merupakan Guru Seni

Budaya dan juga Peserta didik yang diajar.

Pada Guru Seni budaya yang dianalisis adalah bagaimana

kemampuan Guru dalam mengoperasikan komputer dan aplikasi Ms.

Powerpoint karena hal tersebut mempengaruhi beberapa hal lainnya

seperti menjalankan, mengakses, mengedit dan mempresentasikan. Selain

itu analisis perlu dilakukan kepada peserta didik mengenai kemampuan

mereka dalam menangkap materi dalam slide, animasi, gambar, audio

Page 8: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

45

bahkan video yang dapat memperngaruhi kegiatan penyampaian materi di

kelas. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data teoritis yang terdiri atas

kajian teori-teori tentang produk dan pengembangannya. Disini peneliti

mengumpulkan data teoritis mengenai bagaimana cara mengembangkan

sebuah media pembelajaran yang menarik, efektif dan edukatif.

Setelah semua data terkumpul, akan dilakukan proses pertimbangan

mengenai karakter pengguna, sumber daya manusia, peralatan yang akan

digunakan dan dibutuhkan, isi dari media hingga elemen apa yang akan

digunakan dan juga elemen apa yang tidak akan digunakan. Langkah ini

perlu dilakukan guna untuk meminimalisasi faktor – faktor yang dapat

menganggu penyampaian materi. Sehingga perlu dilakukan analisa

mengenai elemen, pemilihan warna, komposisi, dsb guna mengatasi

permasalahan guna menghasilkan sebuah konsep media yang

membelajarkan.

3. Design

Dalam tahap perancangan media pembelajaran, ada 2 hal yang akan

dikerjakan. Pertama yakni mengembangkan media pembelajaran yang

sesuai dengan konsep yang telah ada dan juga mengembangkan instrumen

yang digunakan pada validasi dan uji coba produk.

Pada pengembangan produk, peneliti memperhatikan pemilihan

bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran

yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada

saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan

Page 9: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

46

mengapresiasi tayangan media audio visual tersebut. Perancangan media

dilakukan sampai menghasilkan sebuah prototype atau benda setengah

jadi. Dikatakan setengah jadi dikarenakan media tersebut masih belum di

validasi dan di uji coba.

4. Develop

Dalam proses develop atau pengembangan media pembelajaran,

dilakukan proses pematangan media dengan cara menguji isi, kemenarikan

dan unsur – unsur lainnya dalam media tersebut kepada pakar yang sesuai

dengan bidangnya. Revisi dan evaluasi sangat dibutuhkan agar media yang

dikembangkan menjadi versi yang benar – benar membelajarkan.

Pakar yang dimaksud adalah seseorang yang memang ahli dalam hal

perancangan media pembelajaran berbasis teknologi dan penyusunan

materi Gambar Perspektif. Dari kedua ahli tersebut diharapkan evaluasi

secara menyeluruh terhadap media pembelajaran yang dikembangkan,

meliputi isi, fisik, teknik, penggunaan dan juga isi. Hasil pengujian

kemudian digunakan untuk revisi sehingga media pembelajaran tersebut

benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna.

Untuk mengetahui penguasaan Guru dalam penggunaannya,

dilakukan uji coba terhadap Guru mengenai bagaimana cara menjalankan,

mengedit, mengakses dan juga mempresentasikannya. Kemudian

dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari

media pembelajaran Gambar Perspektif yang dikembangkan untuk

mengetahui keefektifan media pembelajaran tersebut.

Page 10: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

47

5. Disseminate

Pada tahap penyebaran hasil penelitian dan pengembangan dilakukan

penulisan artikel ilmiah, pameran, dan penyebaran produk final. Artikel

ilmiah yang ditulis direncanakan diterbitkan pada jurnal-jurnal ilmiah yang

ada di Indonesia. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengembangan ini

dapat memberikan kontribusi bagi penambahan khazanah ilmu

pengetahuan. Sementara itu, kegiatan pameran direncanakan sebagai

media untuk mengkomunikasikan produdk-produk pengembangan ini

kepada masyarakat ilmiah; kegiatan pameran direncanakan

diselelnggarakan di Galeri Perpustakaan Universitas Negeri Malang.

Penyebaran produk final dilakukan kepada pengguna produk yaitu para

guru Pendidikan Seni Rupa di SMP dan SMA. Untuk itu, produk hasil

pengembangan ini akan diberikan kepada para guru tersebut. Agar efektif,

pendistribusian produk hasil pengembangan dilakukan melalui organisasi

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Malang Raya.

C. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk menguji produk yang telah dihasilkan

guna meninjau tingkat efektivitas produk yang dihasilkan yang meliputi

kebermanfaatan produk dan juga sebagai pedoman dalam melakukan revisi

terhadap produk agar lebih relevan dengan kebutuhan Masyarakat. Tahapan

uji coba produk dijabarkan dalam lima sub, meliputi desain uji coba, subjek

uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.

Page 11: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

48

1. Desain Uji Coba

Untuk menguji media pembelajaran yang telah dibuat, peneliti

merencanakan tiga tahap uji coba. Pertama yaitu Uji Media dan Materi

yang dilakukan oleh Ahli Media dan Ahli Materi. Tahap kedua yakni Uji

Coba kelompok kecil yang dilakukan kepada siswa SMA kelas XI.

Ketiga proses ini dilakukan dengan cara mempresentasikan secara

langsung media pembelajaran yang telah dibuat dan dilakukan dengan

menggunakan petunjuk yang sudah diberikan sebelumnya. Penilaian

dilakukan oleh subyek berdasarkan pengalaman dalam mempresentasikan

sebuah materi pembelajaran dengan cara mengisi kuesioner yang telah

disediakan oleh peneliti.

2. Subjek Uji Coba

Subyek uji coba yang dirancang dalam penelitian dan pengembangan

ini dijabarkan sebagai berikut :

a. Ahli Media

Dalam menentukan seorang ahli media diperlukan pertimbangan –

pertimbangan yang didasarkan pada kemampuan ahli media dalam

mengoperasikan komputer, khususnya Microsoft Powerpoint. Selain

itu pengetahuan tentang merancang sebuah media yang baik juga

menjadi pertimbangan tersendiri dalam memilih seorang ahli media.

Ahli media ini setidaknya menjabat sebagai dosen yang bergerak

dalam bidang Seni Budaya, diseleksi dan dipilih dua orang sebagai

Page 12: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

49

validator media. Ahli media yang terpilih adalah dosen jurusan Seni

dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang yaitu: Didiek

Rachmanadji, M.Pd dan Mitra Istiar Wardhana, S.Kom. MT

b. Ahli Materi

Dalam hal ini, ahli materi akan dikhususkan pada materi Gambar

Perspektif sehingga kompetensi seorang ahli materi dituntut untuk

memahami prinsip, konsep dan teori dalam Gambar Perspektif. Dalam

uji ahli materi indikator penilaian akan dikhususkan pada keruntutan

slide dalam menyajikan materi dan alur pembelajaran.

Ahli media ini setidaknya menjabat sebagai dosen seni budaya dan

guru mata pelajaran seni budaya yang khususnya mengerti dalam

bidang gambar perspektif. Ahli materi yang dipilih adalah Drs. Iriadji,

M.Pd selaku dosen jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra

Universitas Negeri Malang dan Novi Agus Siswanto, S.Pd selaku guru

seni budaya kelas XI di SMA Negeri 1 Pandaan yang mengajar materi

gambar perspektif.

c. Subjek Uji Coba Kelompok Kecil

Pada subyek ini lebih ditekankan pada keefektifan dan

kemenarikan media pembelajaran dalam penyampaian materi guna

meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai materi gambar

perspektif. Dalam Uji coba kelompok kecil, akan dilakukan simulasi

dengan cara mempresentasikan produk media pembelajaran di depan

peserta didik.

Page 13: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

50

Sampel dipilih secara acak dengan menemui subyek uji coba secara

langsung. Apabila subyek bersedia, maka subyek akan masuk dalam

wilayah sampel. Subyek disini tidak berasal dari satu sekolah,

melainkan dipilih dengan cara sampel secara acak namun terdapat

quota yang harus dipenuhi. Kuota sampel adalah 5-10-5 dengan quota

pertama diharuskan berasal dari sekolah bertaraf internasional, quota

kedua berasal dari sekolah standar nasional, dan quota terakhir berasal

dari sekolah sedikit dibawah standar nasional, apabila quota terpenuhi,

maka pencarian sampel dihentikan.

Tujuan pencarian sampel dengan latar belakang sekolah yang

berbeda tujuannya adalah untuk menguji apakah media yang

dikembangkan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat,

terutama siswa kelas XI SMA dengan latar belakang sekolah yang

berbeda sehingga tidak hanya terpusat pada satu sekolah saja.

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil penelitian awal berupa

angket tertutup dan kuantitatif diperoleh dengan cara angket terbuka. Data

kuantitatif dan kualitatif didapat dari hasil uji coba (kelompok kecil),

evaluasi para ahli, yang diubah dalam bentuk angka yang kemudian

dijelaskan dengan kriteria kelayakan.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Page 14: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

51

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto,

2000:134).

Pemilihan instrumen dalam bentuk kuesioner disebabkan karena

kusioner dapat memberikan kesempatan untuk berpikir secara teliti

kepada responden tentang item - item tentang pertanyaan yang terdapat

dalam kuesioner. “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono,

2009:199). Hal inilah yang mendasari pemilihan instrumen pengumpulan

data dengan bentuk kuesioner.

Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini metode yang

digunakan sebagai instrumen adalah metode kuesioner (angket) dengan

model angket tertutup dan angket terbuka. Model angket tertutup

berbentuk pilihan ganda yang digunakan untuk uji coba kelompok kecil

dan angket terbuka yang digunakan untuk uji validasi.

Dalam instrumen validasi kepada ahli materi dan ahli media,

terdapat rentangan nilai dari 7 – 6 – 5 – 4 – 3 – 2 - 1 dengan kriteria

penghitungan untuk uji validasi ditetapkan dengan skor 7 sebagai tingkat

ketercapaian maksimal kriteria atau aspek yang dinilai dan skor 1 sebagai

tingkat ketercapaian minimal kriteria atau aspek yang dinilai. Berikut

penjelasannya :

7 = sangat baik

Page 15: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

52

1 = sangat kurang

Dalam angket tersebut angka 4 tidak ditulis guna menghindari pengisian yang

didasari oleh asumsi cukup. Sehingga diharapkan dari angket ini peneliti

mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadikan media yang dikembangkan ini

menjadi berkualitas. Berikut merupakan instrumen untuk validasi kepada ahli

media maupun ahli materi dan juga uji coba kelompok kecil.

a. Instrumen Validasi Ahli Media

Tabel 3.1 Tabel instrumen validasi ahli media

No. Aspek yang dinilai Nilai

7 6 5 3 2 1

1. Tampilan media menarik

2. Kemudahan penggunaan / pengoperasian

3. Jenis Font yang digunakan mudah dibaca /

jelas

4. Ukuran font yang digunakan sudah tepat /

sesuai

5. Warna font yang digunakan sudah jelas dan

sesuai

6. Layout sederhana

7. Komposisi teks dan gambar pada Layout

8. Komposisi warna pada Layout

9. Background Layout

10. Layout tidak menimbulkan perhatian

selektif

11. Transisi antar slide

12. Animasi Teks

13. Animasi Gambar

14. Durasi animasi sesuai dengan waktu

persentasi di kelas

15. Tombol navigasi mudah dioperasikan

16. Posisi tombol navigasi

17. Keruntutan navigasi

18. Navigasi cukup interaktif

19. Desain pesan relevan dengan isi

20. Media dapat dijalankan pada komputer

Page 16: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

53

standart

b. Instrumen Validasi Ahli Materi

Tabel 3.2 Tabel instrumen validasi ahli materi

No. Aspek yang dinilai Nilai

7 6 5 3 2 1

1. Kebenaran Materi

2. Kesesuaian materi dengan kompetensi

3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

4. Keruntutan / sistematika materi

5. Proporsi materi setiap sub-bab

6. Kelengkapan materi di sub-bab definisi

7. Kelengkapan materi di sub-bab Istilah

8. Kelengkapan materi di sub-bab Alat dan

bahan

9. Kelengkapan materi di sub-bab Metode

10. Teks mendukung langkah penjelasan

metode menggambar perspektif

11. Kejelasan materi sejarah

12. Galeri sesuai dengan materi

13. Ringkasan sesuai dengan materi

14. Game sesuai dengan materi

15. Layout tidak mengganggu materi

16. Gambar mendukung penjelasan

17. Tingkat kemudahan pemahaman

18. Tombol navigasi mudah dioperasikan

19. Navigasi Runtut

20. Kesesuaian materi dengan karakteristik

pengguna (siswa SMA)

c. Instrumen Uji Coba Kelompok Kecil (siswa)

Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk menguji secara langsung

aspek daya tarik isi maupun materi serta ketersampaian pesan

media pembelajaran gambar perspektif berbasis Microsoft Office

Powerpoint untuk pengguna (siswa). Instrumen Uji Coba untuk

Page 17: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

54

siswa berupa angket yang berisi pilihan ganda. Berikut bentuk

instrumennya.

1. Apakah Media Pembelajaran Gambar Perspektif ini mernarik ?

a. Menarik

b. Cukup Menarik

c. Kurang Menarik

d. Tidak Menarik

2. Apakah materi pada Media Pembelajaran ini sudah jelas dan

mudah dipahami ?

a. Jelas

b. Cukup Jelas

c. Kurang Jelas

d. Tidak Jelas

3. Apakah bentuk, ukuran dan jenis font yang digunakan sudah

jelas ?

a. Jelas

b. Cukup Jelas

c. Kurang Jelas

d. Tidak Jelas

4. Menurut Anda, Apakah isi materi Gambar Perspektif dalam

media ini sudah lengkap ?

a. Lengkap

b. Cukup Lengkap

c. Kurang Lengkap

d. Tidak Lengkap

5. Apakah bahasa yang digunakan dalam media ini sudah jelas ?

a. Sudah

b. Cukup Jelas

c. Kurang Jelas

d. Tidak Jelas

Page 18: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

55

6. Apakah media pembelajaran gambar perspektif ini mudah

digunakan?

a. Mudah

b. Cukup Mudah

c. Kurang Mudah

d. Tidak Mudah

7. Bagaimana dengan kesesuaian media presentasi sebagai media

penunjang selain buku pelajaran?

a. Sesuai

b. Cukup Sesuai

c. Kurang Sesuai

d. Tidak Sesuai

8. Apakah anda setuju jika media pembelajaran ini digunakan

dalam proses belajar mengajar seni budaya khususnya materi

gambar perspektif ?

a. Setuju

b. Cukup Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

9. Apakah anda senang menggunakan media pembelajaran

gambar perspektif ini?

a. Senang

b. Cukup Senang

c. Kurang Senang

d. Tidak Senang

10. Setelah menggunakan media pembelajaran ini apakah anda

faham tentang materi gambar perspektif?

a. Faham

b. Cukup Faham

c. Kurang Faham

d. Tidak Faham

Page 19: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

56

d. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data penilaian dari questioner yang

diisi oleh validator dan subyek uji kelompok kecil. Data yang diperoleh

dari uji validasi dan uji coba nantinya akan dikonversikan ke persentase

dengan teknik analisis persentase menggunakan rumus perhitungan

sebagai berikut :

a. Rumus untuk mengolah data per subyek uji validasi

(Sumber : Sudjana, 1990:44)

Keterangan :

P : Persentase hasil evaluasi subjek validasi

X : Jumlah jawaban skor oleh subjek validasi

Xi : Jumlah jawaban skor maksimal dalam aspek penilaian oleh

subjek validasi

100% : Konstanta

b. Rumus untuk mengolah data keseluruhan subyek uji validasi

(Sumber : Sudjana, 1990:44)

Keterangan :

P : Persentase hasil keseluruhan evaluasi subyek validasi

∑ X : Jumlah keseluruhan subjek uji coba dalam keseluruhan

aspek penilaian

Xi : Jumlah keseluruhan skor maksimal subjek uji coba dalam

keseluruhan aspek penilaian

100% : Konstanta

Page 20: Skripsi pengembangan 5 d moeljadi pranata

57

Data yang berupa prosentase tersebut kemudian akan kembali

dikonversikan dengan tabel kriteria kelayakan sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tabel Kriteria Kelayakan

Rentangan Skor Keterangan Makna

75 % - 100 % Baik Digunakan

50 % - 74,99 % Cukup Baik Digunakan

25 % - 49,99 % Kurang Baik Diganti

0 % - 24,99 % Tidak Baik Diganti

Sumber : Arikunto, 1998:246

Berikut penjabarannya:

Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase

76%-100% maka media tersebut tergolong kualifikasi valid dengan

kriteria baik sekali, yang berarti sangat layak digunakan.

Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase

51%-75,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi valid dengan

kriteria baik, yang berarti layak digunakan namun harus diperbaiki.

Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase

26%-50,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi tidak valid

dengan kriteria tidak baik, yang berarti harus diganti.

Apabila media yang divalidasi tersebut mencapai tingkat prosentase

0%-25,99% maka media tersebut tergolong kualifikasi tidak valid

dengan kriteria sangat tidak baik, yang berarti sangat tidak layak

untuk digunakan / sangat harus diganti.