PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I)
Oleh
Nurlaili Fitrianingrum
NIM. 208011000010
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2014M/1435H
iv
ABSTRAK
Nurlaili Fitrianingrum : Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kata Kunci : Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran PAI
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) pada dasarnya harus berlangsung secara aktif dan
menyenangkan. Akan tetapi pembelajaran PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta
berlangsung secara monoton, sehingga guru PAI dalam mengajar terkesan
membosankan siswa. Dengan terlambatnya perkembangan teknologi yang masuk
ke dalam sekolah mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi ala kadarnya,
Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti ingin menguraikan deskripsi
bagaimana guru PAI menggunakan media komputer dalam pembelajaran,
pandangan guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran serta
bagaimana cara mengatasinya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif, sebab diyakini dapat memberikan gambaran dan jawaban terhadap apa
yang dihrapkan peneliti dalam memahami fenomenologi pemakaian komputer
sebagai media dalam pembelajaran oleh guru PAI. Penelitian ini memperoleh data
dari tiga sumber, yaitu: wawancara tak terstruktur, observasi yang peneliti
fokuskan pada aspek tertentu, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data,
peneliti mengambil langkah untuk memperpanjang keikutsertaan peneliti ke
dalam lokasi, peneliti lebih tekun dalam pengamatan, triangulasi sebagai
pengecekan keabsahan data dengan menggabungkan tiga sumber data
(wawancara, observasi, dan dokumentasi) untuk verifikasi dan mengambil satu
kesimpulan, dan pengecekan kembali oleh teman sejawat yang berada di lokasi
penelitian. Teknik analisis data yang peneliti lakukan dengan pengumpulan data,
kemudian reduksi data, lalu penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Guru PAI di kelas VII SMPN 40
Jakarta terungkap bahwa dalam pemakaian media komputer guru PAI masih
kurang baik dari segi komponen isi powerpoint, menggunakan TIK, serta estitika
tampilan slide yang masih sangat kurang baik. (2) Media komputer sangat
membantu guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam menyampaikan
pembelajaran. (3) Siswa kelas VII SMPN 40 Jakarta merasa lebih senang
menggunakan media komputer yang lebih inovatif dan kreatif dalam
pembelajaran. Guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta masih kurang baik dalam
menggunakan TIK untuk media pembelajaran. Walau pihak sekolah masih
memberikan beberapa macam kegiatan sebagai antisipasi untuk mengoptimalkan
penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran, namun guru PAI di
kelas VII SMPN 40 Jakarta dirasa masih kurang maksimal dalam memanfaatkan
media komputer sebagai media pembelajaran.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
E. Kegunaan Hasil Penelitian............................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran ................................................................... 9
B. Hakikat Penggunaan Teknologi Berbasis Media Komputer ......... 12
C. Pendidikan Agama Islam .............................................................. 22
D. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31
B. Latar Penelitian .............................................................................. 31
C. Metode Penelitian ......................................................................... 32
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .............................. 33
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ............................ 39
F. Analisis Data ................................................................................. 40
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................... 44
B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian................................ 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 66
B. Implikasi ........................................................................................ 67
C. Saran ……….. ............................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69
LAMPIRAN- LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan .................................................................... 31
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ....................................... 34
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru PAI ........................................ ........ 34
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa ........................................................ 35
Tabel 3.5 Pedoman Observasi ..................................................................... 36
Tabel 4.1 Profil Sekolah ............................................................................... 45
Tabel 4.2 Nama-Nama Kepala Sekolah SMPN 40 ..................................... 45
Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan dan Status Guru ........................................... 46
Tabel 4.4 Data Jumlah Guru dan Statusnya ................................................. 46
Tabel 4.5 Data Jumlah Kelas, Rombel dan Status ...................................... 47
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Slide Persentasi Pembelajaran.............................................. 21
Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 33
Gambar 3.2 Kegiatan Pembelajaran PAI ................................................ 36
Gambar 3.3 Teknik Analisis Data ........................................................... 41
Gambar 4.1 SMP Negeri 40 Jakarta......................................................... 46
Gambar 4.2 Pembelajaran PAI Berlangsung .......................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini bangsa Indonesia sibuk melakukan reformasi di bidang politik,
ekonomi, hukum dan pendidikan. Dalam membangun sektor pendidikan tidak
pernah selesai dan tuntas, selama peradaban manusia masih ada. Karena jika suatu
bangsa selesai menangani satu masalah pendidikan, akan tumbuh lagi masalah
lain yang baru dalam peradaban itu. Hal ini terjadi karena tuntunan zaman.
Agama Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan, untuk mencari dan
menuntut ilmu pengetahuan. Sebagaimana Allah memerintahkan kepada seluruh
umat manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang terkandung dalam al-
Qu’an surat al-Mujaadilah ayat 11:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.1
1 Al Hikmah, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro), h. 543.
2
Proses pendidikan tidak hanya mempersiapkan anak didik untuk mampu
hidup dalam masyarakat kini, tetapi mereka juga harus dipersiapkan untuk hidup
dimasyarakat yang akan datang yang semakin lama semakin sulit diprediksi
karakteristiknya.
Pendidikan merupakan terobosan yang sangat efektif untuk mencetak
generasi yang terampil, berbakat dan berkemampuan di semua bidangnya.
Sekolah merupakan pendidikan formal yang diatur oleh pemerintah secara
sistematis. Pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 BAB II pasal
3 dijelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Indonesia, seperti negara-negara yang sedang berkembang lainnya, telah
membuka pintu masuknya TIK modern, baik yang datang dari Barat maupun dari
Timur. Masuknya teknologi baru sering kali menyebabkan gangguan atau
munculnya berbagaai aspek negatif yang menimbulkan permasalahan sosial baru
yang tidak diterapkan. Apakah teknologi modern akan menguasai kehidupan
masyarakat kita serta menggangu keseimbangan kultural dalam masyarakat kelak,
kiranya masih perlu mendapat tinjauan secara futurologis.3
Di era reformasi saat ini telah membawa perubahan-perubahan mendasar
dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan. Dunia pendidikan di
negara kita ini tidak meratanya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya
didaerah terpencil, suasana belajar dan mengajar yang kurang kondusif karena
banyak gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai sehingga kehidupan belajar
mengajar harus dilakukan dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana dalam
kegiatan belajar mengajar. Sekolah negeri dan swastapun seharusnya sama dalam
2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 307.
3 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2008), h. 93. Dalam kamus Bahasa Indonesia EYD; futurologis dimaknai yakni pendidikan
yang menggunakan sistem yang berkaitan dengan masa yang akan datang/masa depan.
3
mendapatkan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
yang menimbulkan semangat belajar peserta didik.
Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan
pengaruhnya pada setiap kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat
dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat mengelakkan dirinya dari pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, iptek bukan saja dirasakan oleh
individu akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.4
Dengan terlambatnya perkembangan teknologi yang masuk ke dalam
sekolah-sekolah mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi ala kadarnya,
metode yang digunakannya pun tidak berubah-ubah. Guru yang mampu
menggunakan teknologi komputerpun sedikit jumlahnya. Padahal dengan adanya
perkembangan teknologi komputer sebenarnya membantu tugas guru dalam
menyampaikan pelajaran terhadap peserta didik sehingga timbul kemampuan
yang dimiliki peserta didik. kreatifitas yang dapat dikembangkan oleh peserta
didik dalam proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran seperti komputer sangatlah diperlukan
karena dapat membantu proses belajar mengajar yang tidak monoton. Komputer
bukanlah hal yang baru dalam dunia teknologi yang seharusnya diadakan disetiap
sekolah untuk kepentingan bersama.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan berbagai
macam dan jenis perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (Software)
yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu produk
dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah peralatan komputer beserta program
aplikasinya. Aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran dikenal
sebagai “Computer Asissted Intruction (CAI)” komputer digunakan sebagai media
pembelajaran yang dapat membantu tugas guru dalam menyampaikan suatu
konsep.5
4 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet.
I, h. 13. 5 Nurdin Ibrahim, “Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer terhadap hasil belajar”,
dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15, No. I, Januari 2009, h. 109.
4
Dengan adanya media komputer yang ditampilkan melalui proyektor video
LCD, dapat berupa slide sebenarnya sudah membantu tugas guru sehingga lebih
efisien dan efektif dibandingkan dari awal masuk sampai akhir pelajaran hanya
diisi dengan ceramah dan mengisi soal yang dapat membuat peserta didik menjadi
bosan. Guru dan peserta didik tidak menjadi gaptek (Gagap Teknologi).
Semakin luasnya ilmu pengetahuan di dunia akibat perkembangan teknologi,
telekomunikasi, dan transportasi memunculkan kecenderungan para individu,
kelompok dan sistem sosial. Begitu juga dengan pendidikan semakin
berkembangnya zaman maka pendidikan juga harus mampu menyeimbanginya
dan mengembangkan mutu serta kualitas dalam bidang pendidikan, agar dapat
bertahan dari terpaan globalisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidik yang
benar-benar memiliki kemampuan sebagai pendidik. Pendidik dituntut untuk
profesional dalam melaksanakan tugasnya untuk menghadapi tantangan
pendidikan di masa kini dan akan datang.6
Guru yang dapat menyampaikan materi dengan penggunaan media
pembelajaran yang dapat diserap oleh peserta didik, menjadikan peserta didik
lebih kreatif dalam belajarnya. Dalam penggunaan media berbasis komputer
sebenarnya peserta didik dipersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi
tantangan-tantangan di masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi yang
ada pada setiap manusia yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
yang perlu dikembangkan.
Di tengah-tengah perkembangan zaman di era globalisasi teknologi,
pembaruan pembelajaran di sekolah mendapat tantangan. Sekolah harus mampu
kompotetif terhadap perubahan-perubahan zaman. Guru-guru dituntut
kompetensinya dalam pengembangan pembelajaran, termasuk guru PAI harus
mampu bersaing dan mengembangkan keahliannya dengan penggunaan TIK.
Disinilah pendidikan harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
kreatif. Pembelajaran kreatif adalah sebuah model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat. Dalam pola
belajar ini peserta didik diajak untuk mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan
6 Ali Idrus, Manajemen Pendidikan Global, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), h. 46.
5
informasi baru, membangun keterkaitan, menerapkan imajinasi pada setiap situasi
untuk menghasilkan hal yang baru dan berbeda serta mendengarkan intuisi.7
Dengan berfikir kreatif maka peserta didik akan merasa ingin tahu dan
bertanya, maka guru dituntut menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang
beragam. Penggunaan alat bantu media berbasis komputer diterapkan kepada
peserta didik untuk memberi kesempatan kepada peserta didik agar
memgembangkan keterampilannya, mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman
siswa sehari-hari dan mendorong siswa untuk menemukan pemecahan dalam
suatu masalah serta mengungkapkan gagasannya.
Media pengajaran pun berkembang dan semakin beraneka ragam. Mulai dari
media yang sederhana sampai pada media yang lebih kompleks seperti OHP
(Overhead Projector), film slide dan sebagainya. komputer sebagai kemajuan
teknologi pun tidak luput akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar,
khususnya media pengajaran.
Bagi peserta didik penggunaan media sangat mendukungnya di kehidupan
yang akan datang, ini bermaksud untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu
mengantisipasi perkembangan tersebut. Untuk menghadapi perubahan tersebut
diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan
cerdas. Bagaimana dengan adanya kemajuan teknologi ini peserta didik tidak
hanya bisa menguasainya tapi bagaimana peserta didik bisa menggunakan
sikapnya yang sesuai dengan kepribadian yang mencerminkan keagamaannya.
Perkembangan yang sangat pesat ini, akhirnya mempengaruhi tata kehidupan
masyarakat. Komputer telah dimanfaatkan dalam dunia bisnis di perusahaan-
perusahaan, bank, rumah sakit dan kursus-kursus bahkan komputer telah pula
masuk ke rumah-rumah (home computer, personal computer). Media merupakan
alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu di dalam pekerjaan.
“Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu
yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk di pergunakan
dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan
7 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning, (Bandung: Mizan Learning Center, 2006),
Cet. I, h. 215.
6
demikian merekan akan lebih mudah mengerti dan memahami materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru kepada mereka”.8
Penggunaan komputer dalam pembelajaran menjadi pertimbangan yaitu
komputerisasi program pembelajaran bukan saja menjadi suatu keharusan akan
tetapi merupakan suatu kebutuhan, baik dalam administrasi maupun dalam proses
pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran di sekolah pun menggunakan media
komputer, gencarnya promosi penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam
proses belajar mengajar. Belajar lewat komputer inilah yang menarik perhatian
penulis untuk meneliti sejauh mana komputer dapat berperan sebagai alat bantu
dalam proses belajar mengajar.
Dalam penggunaan media komputer sebagai alat bantu pembelajaran PAI
menggunakan program Microsoft Office Powerpoint, dalam pengaplikasiannya
sering mengalami hambatan. Guru PAI dalam menampilkan persentasi
pembelajaran terkesan masih kurang kreatif dan membosankan, baik dari segi
penyajian, diskusi, komponen isi, penggunaan TIK, dan estitika tampilan slide.
Padahal penggunaan Microsoft Office Powerpoint dalam pembelajaran PAI jika
dimanfaatkan dan digunakan dengan maksimal, maka pembelajaran PAI tidak
akan membosankan dan memberikan warna tersendiri. Contoh: materi
pembelajaran dengan tema surat at-Tin, dengan menggunakan persentasi
Microsoft Office Powerpoint maka materi pembelajaran tersebut akan lebih
mudah dan tidak membosankan, asalkan materi itu slidenya di buat sebaik
mungkin dengan memperhatikan isi komponen powerpoint, penggunaan TIK dan
estitika tampilan slide.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengadakan penelitian dengan
judul “PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
8 Iif Khoiru Ahmadi dan Safan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010), Cet. I, h. 115.
7
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran PAI dianggap mata pelajaran yang membosankan bagi siswa.
2. Media pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung belum maksimal terhadap pelajaran PAI.
3. Pengetahuan dan Keterampilan guru belum sesuai dengan perkembangan
IPTEK.
4. Tidak Semua Guru mampu memanfaatkan peran komputer dalam
pembelajaran.
5. Guru PAI dituntut mampu memanfaatkan media komputer dalam
pembelajaran.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Peserta didik diharapkan setelah lulus mereka mereka mempunyai
pengetahuan “know” dan keterampilan ”skill” yang dapat diterapkan untuk
menghadapi masa depan dalam persaingan yang kompleks.
Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbukan perbedaan/kerancuan,
maka yang berkaitan dengan media komputer yang di gunakan dalam
pembelajaran PAI untuk peserta didik dalam proses pendidikan. Dengan demikian
penulis membatasi masalah diatas tersebut pada “Bagaimana guru PAI
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komputer di SMPN 40
SNN Jakarta”
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Bagaimanakah guru PAI menggunakan media komputer dalam
pembelajaran?
b. Bagaimanakah pandangan guru PAI terhadap media komputer dalam
pembelajaran?
8
c. Tantangan apa yang dihadapi guru PAI dalam menggunakan media
komputer sebagai media pembelajaran dan bagaiamana cara
mengatasinya?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak
dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan media komputer dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pendapat guru PAI terhadap media komputer dalam
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui tantangan menggunakan media komputer dan cara
mengatasinya.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian ini penulis mengharapkan sebagai berikut:
1. Untuk siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan
semangat belajarnya dengan adanya media komputer sebagai alat
pembelajaran.
2. Untuk Guru
Guru diharapkan berusaha memberikan kreativitasnya dalam proses
pembelajaran dan membuat variasi yang dapat menarik perhatian peserta didik
untuk mempermudah penyampaian materi dalam peningkatan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Untuk Penulis
Menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang penulis dapatkan melalui
kegiatan perkuliahan. Penulis mengetahui cara guru Pendidikan Agama Islam
dalam memberikan materi kepada peserta didik. Penggunaan media dalam
dunia pendidikan sangat banyak tinggal menggali kemampuan yang kita miliki
agar peserta didik dapat mengimplementasikan perkembangan yang
dimilikinya.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran
1. Arti Pembelajaran
Al Munawwir menyebutkan makna dengan arti mengajar. Begitu
juga dengan , artinya hadzdzabahu mendidik).1 Kata a’lama yang berbentuk
mashdarnya al-i’lam berarti memberitahu. Kata artinya
(pengajaran) dan bermakna at-tahdzib berarti pendidikan.2
Ta’lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan istilah yang paling tepat
sebagai alih bahasa kata pedagogik. Ta’lim lebih luas jangkauannya dan lebih
universal sifatnya dibanding tarbiyah. Hal ini ditujuk oleh ta’lim Rasulullah saw,
yang tidak terbatas kepada mengajar al-Qur’an tapi juga pengusahakan
pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah yang
menjadikan mereka suci dan dapat menerima hikmah dan mengembangkan terus
pengetahuan yang sebelumnya tidak dikuasai.3
1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al Munawwir Arab-Indonsia Terlengkap, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 965.
2 Ahmad Warson Munawwir, Ibid., h. 967.
3 Sanusi Uwes, “Visi dan Pondasi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Logos,
2003), h. 40.
10
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya,…( QS. al-Baqarah [2]: 31)4
Dan (ingatlah) ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah,
Taurat dan Injil,... (QS. al-Maidah [5]: 110)5
Jadi pembelajaran adalah suatu bentuk proses sistematis belajar mengajar
yang dirancang secara khusus untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki.
2. Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran adalah sekumpulan prinsip yang terintegrasi secara
sistematis dan merupakan suatu sarana untuk menjelaskan dan memprediksikan
fenomena-fenomena pembelajaran. Ilmuan pembelajaran membuat preskripsi
pencapaian tujuan pembelajaran dan deskripsi tentang proses pembelajaran
sehingga melahirkan teori preskriptif dan deskriptif.6
Teori pembelajaran preskriptif adalah teori yang mendeskripsikan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Teori ini
berorientasi pada tujuan, yaitu mempreskripsikan metode pembelajaran yang
optimal untuk kondisi yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki. Hasil
pembelajaran yang diinginkan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.7
Teori pembelajaran deskriptif adalah teori yang mendeskripsikan hasil
pembelajaran sebagai akibat manipulasi suatu metode di bawah kondisi tertentu.
Teori ini menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai givens
dan mendeskripsikan hasil sebagai variabel yang diamati. Hasil pembelajaran
yang dideskripsikan pada teori deskriptif adalah hasil nyata sebagai akibat dari
digunakannya metode tertentu di bawah kondisi tertentu.8
Kedua teori tersebut sering kita temukan di sekolah-sekolah pada saat terjadi
proses pembelajaran. Sebab situasi dan kondisi saat pembelajaran berlangsung
4 Al Hikmah, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro), h. 6.
5 Al Hikmah, Ibid., h. 126.
6 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Re-formulasi Rancangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Nur Insani, 2003), h.. 26. 7 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 27.
8 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 28.
11
yang terkadang tidak menentu, membuat sekolah menerapkan salah satu teori
tersebut.
3. Variabel-Variabel Pembelajaran
Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi
strategi dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut
akan berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada hakikatnya tidak dapat
dimanipulasi.9
Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran
yang diharapkan. Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang
bersifat khusus. Karakteristik bidang studi merupakan aspek-aspek yang dapat
memberikan landasan yang berguna dalam mempreskripsikan strategi
pembelajaran. Kendala terkait dengan keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu,
media, personalia, dan uang. Karakteristik siswa terkait dengan kualitas individu
siswa, seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah
dimilikinya dan sebagainya.10
Variabel strategi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 1) strategi
pengorganisasian pembelajaran, 2) strategi penyampaian pembelajaran, dan 3)
strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi pengorganisasian merupakan cara
yang digunakan untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih dalam
pembelajaran. Strategi penyampaian merupakan cara untuk menyampaikan
pembelajaran kepada pembelajar untuk menerima serta merespon masukan yang
berasal dari pembelajar. Strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi
antara pembelajar dan variabel cara pembelajar lainnya.11
Hasil pembelajaran yang mencakup semua akibat yang dapat dijadikan
sebagai indikator perolehan nilai yang diperoleh sebagai akibat dari penggunaan
metode pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda.12
Variabel
9 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid,. h. 31.
10 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
h. 5. 11
Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 33. 12
Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Ibid., h. 31.
12
hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 1) keefektifan, 2)
efisiensi, dan 3) daya tarik.
Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan
terdapat empat indikator untuk mempreskripsikannya, yaitu 1) kecermatan
penguasaan perilaku yang dipelajari, 2) kecepatan untuk kerja, 3) tingkat alih
belajar, dan 4) tingkat retensi. Efisiensi pembelajaran, diukur dengan
perbandingan antara keefektifab dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan jumlah
biaya yang digunakan dalam pembelajaran. Daya tarik pembelajaran, diukur
dengan mengamati kecenderungan siswa untuk terus belajar.13
Untuk mendapatkan pembelajaran yang diharapkan, maka variabel-variabel
pembelajaran yang telah dikemukan seyogyanya diterapkan agar mendapat hasil
yang optimal. Ketidak sempurnaan suatu pembelajaran terkadang dipengaruhi
ketidakmatengan dalam merumuskan suatu pembelajaran itu. Oleh sebab itu
variabel-variabel dalam pembelajaran sangatlah penting agar terciptanya
pembelajaran yang baik.
B. Hakikat Penggunaan Teknologi Berbasis Media Komputer
1. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah hasil produksi dan kebudayaan yang inheren dalam
kebudayaan. Dapat juga dikatakan bahwa teknologi adalah aspek materil dari
kebudayaan. Teknologi merupakan alat atau benda-benda yang diperlukan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui discovery dan invention,
sejak ratusan silam masyarakat telah memproduksi dan menemukan berbagai jenis
teknologi baru, yang kemudian dimanfaatkan bagi kehidupannya.14
Dalam teknologi pendidikan ada alat-alat yang disebut hardware seperti
radio, film, opaque projector, overhead projector, TV, video taperecorder,
komputer, dll. Bila alat-alat ini dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program
13 Made Wena, Op.cit., h. 6.
14
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2008), h. 3.
13
yang biasa di sebut software, maka dapat membantu dalam proses belajar
mengajar. Penggabungan ini yang merupakan inti teknologi pendidikan.15
2. Perlunya Teknologi dalam Pendidikan
AECT (Association Of Education and Communication Technology)
memberi batasan tentang media sebagai sebuah bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media sering disebut
dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau
perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam
proses belajar siswa dan isi pelajaran. Mediator dapat pula mencerminkan
pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi,
mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media.
Media sebagai alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran.16
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain:
a. Mendemonstrasikan
b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut
c. Ingin memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih konkret
d. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.17
3. Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroposesor. Pada dasarnya teknologi komputer menampilkan informasi kepada
pembelajar melalui tayangan dilayar monitor. Berbagai aplikasi komputer
biasanya disebut “computer based intruction”, “computer managed instruction
(CMI)”. Aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan perilaku, akan
tetapi sekarang lebih banyak berdasarkan pada teori kognitif. Aplikasi tersebut
dapat bersifat:
15
Nasution, Teknologi Pedidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 3.
16 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafndo Persada, 2010), Cet. XIII,
h. 3.
17 Arif S, Sadiman, Rahardjo, dkk., Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet.
XIV, h. 84.
14
a. Tutorial, pembelajaran utama diberikan
b. Latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan
kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya
c. Permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan
pengetahuan yang baru dipelajari
d. Sumber data yang memungkinkan pembelajar mengakses sendiri susunan
data melalui tata cara pengaksesan (protokol) data yang ditentukan secara
eksternal.18
Teknologi komputer memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan pembelajar
b. Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan
menggunakan kata, symbol, maupun grafis
c. Belajar dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat interaktivitas
tinggi.19
4. Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran
Menurut Soekartawi dalam perkembangannya komputer digunakan sebagai
alat bantu pelajaran, karena itu dikenal dengan istilah Computer Based Learning
(CBL) atau Computer Assisted Learning (CAL). Ketika pertama-pertama
komputer diperkenalkan, khususnya di pembelajaran, maka ia menjadi popular
dikalangan anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar
bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology Based Learning dan
Teknology Based Web Learning.20
Penggunaan komputer dalam pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu meliputi:
a. Computer Assisted Instructional (CAI)
Yaitu menggunakan komputer sebagai satu bagian integral dari suatu sistem
pembelajaran, para peserta didik pada umumnya terllibat dalam interaksi dua
arah dengan komputer melalui suatu terminal. CAI memberikan dampak
terhadap bidang pendidikan. Dalam menangani jumlah besar dan berbagai
ragam informasi tentang berbagai tipe dan jenis serta klasifikasi peserta didik,
18
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi,
(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 203. 19
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri, Ibid., h. 204. 20
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 104.
15
lembaga pendidikan membutuhkan kemampuan dalam bidang informasi
(storage and retrieval).
Pembelajaran degan menggunakan komputer dikenal dengan konsep
pembelajaran dengan bantuan komputer (computer-assisted instruction).
Dalam konsep CAI ini komputer difungsikan sebagai penyaji materi
pembelajaran, penyimpan materi pelajaran, hingga memberikan analisis
evaluasi pembelajaran.
Sedangkan bentuk pembelajarannya bisa berupa tutorial, drills and practice,
simulasi dan permainan. Saat ini juga telah berkembang software dan hardware
yang bisa digunakan dalam pembelajaran berbasis komputer.21
b. Computer Aided Learning (CAL)
Yaitu penggunaan komputer dalam menyampaikan materi pembelajaran
dengan melibatkan peserta didik secara aktif serta memberikan umpan balik.
Sebagai salah satu sumber belajar, komputer adalah suatu alat bagi peserta
didik yang memberikan atau menyediakan informasi.22
Menurut Yudhi Munadi, ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia
berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: “1)
multimedia presentasi, 2) program multimedia interaktif, dan 3) sarana
simulasi”.23
Secara umum fungsi media adalah alat bantu penyampai pesan
pembelajaran. Live dan Lepts menemukan fungsi media visual, diantaranya
yaitu:
1) Fungsi atensi, yaitu menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada
isi pelajaran
2) Fungsi afeksi, yaitu menciptakan perasaan senang siswa, dan
21
M. Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2012), h. 190. 22
Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
176. 23
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), h. 150.
16
3) Fungsi kognisi, yaitu alat bantu memahami dan mengingat informasi24
Secara umum, media memungkinkan siswa dapat menyaksikan benda atau
peristiwa masa lampau, memperoleh gambaran jelas tentang benda berukuran
besar atau terlalu kecil, mendengar suara yang sukar ditangkap oleh telinga secara
langsung, memudahkan membandingkan sesuatu, melihat dengan cepat sesuatu
yang berproses dengan lambat, mengamati gerakan alat/mesin yang sukar diamati
secara langsung, melihat bagian yang tersembunyi dari suatu alat, melihat
ringkasan suatu rangkaian pengamatan yang lama.25
Media dalam pembelajaran berfungsi menghubungkan antara pendidik
dengan peserta didik. Jenis media yang digunakan sebagai delivery mode seperti
media cetak, siaran radio, siaran tv, konferensi komputer surat elektronik (e-mail),
video interatif dan teknologi komputer multimedia. Media yang digunakan
sebagai sarana interaktif pada proses pembelajaran adalah komputer dengan
kemampuan interaktifnya yang tinggi sebagai sarana penyampaian informasi dan
ilmu pengetahuan serta untuk memperoleh umpan balik. Dalam proses
pembelajaran interaktif pendidik menyampaikan materi pembelajaran dan peserta
didik memberikan tanggapan terhadap materinya dan pendidik memberikan
penguatan terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik.
5. Beberapa kelebihan komputer dalam pembelajaran
a. Peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam
memahami pengetahuan dan informasi.
b. Membantu peserta didik yang memiliki kecepatan belajar lambat (slow
learner) agar belajar efektif.
c. Memacu efektivitas belajar bagi peserta didik yang lebih cepat (fast
learner).
d. Menarik perhatian peserta didik karena mampu mengintegrasikan
komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation).26
24
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 119. 25
Ibid., h. 119 26
Munir, Op.cit., h. 189.
17
Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang
diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”,
dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Komputer dapat
diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan
memberikan pengukuhan terhadap prestasi belajar siswa. dengan kemampuan
komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping), komputer
dapat deprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara
otomatis. Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan dalam
mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik.27
Dengan tersambungnya komputer pada jaringan internet maka pembelajar
akan mendapatkan pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya menjadi
penerima yang pasif melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya
sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada
pembelajar untuk mendapatkan materi pembelajaran yang otentik dan dapat
berinteraksi secara lebih luas.28
Menurut Wankat dan Oreonovicz, menjelaskan
bahwa keuntungan utama metode pembelajaran berbasis komputer adalah
memberi kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran lebih
lanjut.29
Kelemahan komputer adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan
program komuter, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.
Disamping itu, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat
keras dan perangkat lunak memerlukan biaya yang relative tinggi. Perangkat
lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang
spesifikasinya tidak sama. Merancang dan memproduksi program pembelajaran
yang berbasis komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi
27
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Internasional dan Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010), h. 119. 28
Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multi Media di Sekolah, (Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya, 2010), h. 148. 29
Made Wena, Ibid., h. 205.
18
program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak
dan juga keahlian khusus.30
6. Media Berbasis Komputer
Media berbasis Komputer adalah pembelajaran yang menggunakan
komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini bahan ajar disajikan
melalui media komputer sehingga kegiatan proses belajar mengajar menjadi lebih
menarik dan menantang bagi siswa. Dengan rancangan pembelajaran komputer
yang bersifat interaktif akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Perkembangan teknologi komputer jaringan saat ini telah memungkinkan
pemakainya melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi
yang diinginkan. Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung
dengan tersedianya medium komputer. Pemanfaatan ini didasarkan pada
kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik
(feedback) yang segera kepada pemakainya.31
Dengan pembelajaran berbasis komputer peserta didik akan berinteraksi dan
berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa
yang dialami oleh seorang peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami
oleh siswa lain. Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis
komputer terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan peserta
didik.32
Berbeda dengan media audio visual, komputer adalah suatu medium
interaktif, dimana siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dalam bentuk
mempengaruhi atau mengubah urutan yang disajikan. Sebagaimana halnya dengan
penggunaan sumber-sumber audio visual yang dapat meningkatkan motivasi dan
menyajikan informasi dan prakarsa melalui visual dan audio, komputer punya
nilai lebih karena dapat memberi siswa pengalaman kinestetik melalui keyboard
komputer.
30
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Internasional dan Nasional, Op.cit., h. 121. 31
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, ibid., h.118. 32
Made Wena, Op.cit., h. 203.
19
Komputer menjadi suatu teknologi penting dalam masyarakat karena banyak
digunakan dalam kegiatan bisnis, di sekolah dan dirumah. Banyak materi
pembelajaran yang dapat disampaikan melalui komputer, jika peserta didik
memiliki kemampuan menggunakan komputer. Materi tersebut terkait dengan
tujuan pendidikan, oleh karena itu harus disajikan ukuran dalam kurikulum di
sekolah dasar dan sekolah menengah. Dengan demikian materi pendidikan agama
dapat dikaitan dengan penggunaan teknologi media berbasis komputer.33
Dalam penyajian pembelajaran berbagai program aplikasi telah tersedia
yang dapat digunakan sebagai bahan presentasi, seperti Microsoft PowerPoint,
Macromedia Flash dan lain sebagainya. Microsoft PowerPoint 2007 merupakan
program aplikasi presentasi yang sangat popular dan paling banyak digunakan
saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik untuk pembelajaran
disekolah-sekolah, presentasi produk, meeting, seminar dan sebagainya. Microsoft
PowerPoint 2007 menjadi pilihan yang tepat bagi para pemula dalam
menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, sebab Microsoft
PowerPoint 2007 mempunyai kemudahan dalam mempelajarinya. Ia tidak sesulit
dan serumit aplikasi yang lainnya dalam segi pembuatan bahan pembelajaran
hingga penyajian sebagai media presentasi.
Salah satu aspek media yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil
pembelajaran adalah bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur
media teks, gambar, animasi, dan video. Adapun kelebihan multimedia sebagai
bahan presentasi dapat dilihat dari pemaparan sebagai berikut:
a. Keterbatasan memori jangka pendek (working memory) menjadi
pertimbangan utama ketika mendesain pengajaran dengan menggunakan
teknik pengajaran model ganda, dimana kapasitas kognitif yang efektif
dalam memori jangka pendek bisa ditingkatkan bila digunakan audio dan
visual. Penggunaan animasi dalam multimedia akan menstimulasi sensor
visual dan audio.34
33
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), Cet. I, h.
236. 34
Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), h. 47-48.
20
b. Menurut teori “Quantum Learning” peserta didik memiliki modalitas
belajar yang berbeda yang dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu: visual,
auditif dan kinestitik. Dengan multimedia modalitas belajar siswa dapat
diatasi.35
c. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik
atau distilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan
menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam
mengingat materi-materi pelajaran.
d. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan
mendengarkan secara mudah.36
Program PowerPoint merupakan salah satu software yang dirancang khusus
untuk mempu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah, karena tidak
membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpanan data (data storage).
Powerpoint dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan:
a. Personal Presentation: Pada umumnya powerpoint digunakan untuk
presentasi dalam klasikal learning. Seperti kuliah, training, seminar,
workshop, dll. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi
instruktur/guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan
media PowerPoint. Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada
guru/instruktur.
b. Stand Alone: Pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang
khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun
kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu
menampilkan feedback yang sudah diprogram.
c. Web Based: Pada pola ini PowerPoint dapat diformat menjadi file web
(html) sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat
35
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada,
2011), h. 186. 36
Yudhi Munadi, Op.Cit., h. 150.
21
ditampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas dari
PowerPoint untuk mempublish hasil pekerjaan anda menjadi web.37
Dalam pembuatan PowerPoint sebagai bahan presentasi dapat dilakukan
dengan mudah, yaitu secara mudah dapat dilakukan dengan membuka program
aplikasi PowerPoint, kemudian menulit teks presentasi yang dikehendaki lalu
mewarnai teks, membuat animasi teks, memberi background pada tampilan slide,
memasukkan gambar dan video dengan teknik insert, membuat hyperlink pada
media presentasi serta mengevaluasi program media presentasi. Adapun untuk
estitikanya setiap slide harus memperhatikan kesesuaian materi dengan gambar,
audio serta video. Warna teks dengan background juga harus memberikan
kenyaman bagi mata, jangan sampai teks tidak terlihat karena backgroundnya.
Teks dalam tiap-tiap slide juga harus dirancang agar tidak terlalu banyak dan
memenuhi lembar slide, inti teks yang dipersingkat lebih mudah diterima dan
ingat. Oleh sebab itu pembuatan materi pembelajaran dengan media PowerPoint
harus memperhatikan segi kemanfaatan serta keefesiannya, agar media ini
menjadi menarik dan tidak membosankan. Seperti contoh dibawah ini:
Gambar 2.1
Slide Persentasi Pembelajaran
37
Rayandra Asyhar, Op. Cit., h. 186.
22
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa Pendidikan
adalah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan;
proses, perbuatan, cara mendidik”.38
Sedangkan menurut UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasioal Pasal 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.39
Untuk mempermudah pembahasan mengenai Pendidikan Agama Islam,
terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan pengertian tentang Pendidikan pada
umumnya. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi Pendidikan, maka peneliti
akan mengangkat beberapa pendapat para ahli tentang Pendidikan, yang dapat
diuraikan sebagai berikut;
M. Alisuf Sabri yang berjudul Ilmu Pendidikan: “Pendidikan yaitu suatu
ilmu yang memberikan uraian yang lengkap, sistematis, dan metodis tentang
masalah-masalah yang ada kaitannya dengan proses pendidikan.”.40
Adapun
pengertian lain dari pendidikan menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Teoritis dan Praktis mengatakan bahwa “Pendidikan adalah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.41
Dari definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa Pendidikan adalah suatu proses atau usaha penumpukan pengetahuan dan
38
Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Indah Jaya, Adipratama, Anggota
IKAPI, 2009), h. 157. 39
Weinata Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan, (Bandung: Yrama Widya,
2013), h. 2. 40
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet.I, h.
1. 41
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1993), Cet. VI, h. 11.
23
keterampilan untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dalam diri seseorang
yang dilakukan dengan sengaja dan terencana, yang dilaksanakan oleh orang
dewasa (pendidik) untuk merubah sikap dan tata laku anak-anak (terdidik), dari
tahap maupun prosesnya baik secara jasmani maupun rohani agar tercipta manusia
yang sempurna. Bicara tentang pendidikan, cangkupannya sangat luas sekali.
Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk membahas mengenai Pendidikan Agama
Islam. Agar mendapatkan gambaran tentang Pendidikan Agama Islam, berikut ini
beberapa pendapat tentang definisi Pendidikan Agama Islam, yaitu:
Pendidikan agama Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak
didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu-ilmu agama islam
sehingga ia mampu mengamalkan syari’at islam secara benar sesuai dengan
pengetahuan agama.42
Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan
Islam, mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan
dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai
pandangan hidup (Way of Life).43
Sedangkan menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa: “Pendidikan Agama Islam adalah
Upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.”44
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama
Islam adalah Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam dan dilakukan
dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang
maksimal dan menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
42
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press,2008),
Cet. II, h. 118. 43
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. VIII, h.
86. 44
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. IV,
h. 21.
24
mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
kitab suci Al-Qur’an dan al-Hadits, agar tidak menguasai ilmu pengetahuan
agama saja akan tetapi seluruh aspek kepribadiannya dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam ini dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
(siswa) menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia yang mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan tercapai
setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan pengajaran
agama Islam itu harus mengandung bahan pelajaran yang bersifat menumbuhkan
dan memperkuat iman, membekali dan memperkaya ilmu agama, membina
keterampilan beramal, menuntun dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak
lahir sebagai manusia secara utuh, menumbuhkan dan menumpuk rasa sosial dan
sifat-sifat terpuji, dan pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diamalkan dan dikembangkan dalam berbagai lapangan pekerjaan untuk mencari
nafkah.45
Menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pendidikan
Agama Islam: “Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.”46
Sedangkan menurut Mahmud Yunus dalam bukunya yang berjudul Metodik
Khusus Pendidikan Agama, yaitu “Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah
mendidik anak supaya menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal
shaleh dan berakhhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota
45
Zakiah Daradjat, dkk., Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), h. 79. 46
Ramayulis, op.cit., h. 22.
25
masyarakat yang sanggup hiduo diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan
berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame umat manusia”.47
Dari uraian yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai tujuan
Pendidikan Agama Islam, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan
Agama Islam itu ialah untuk membentuk manusia yang berkepribadian muslim,
yakni manusia yang berakhlak dan berbudi luhur sesuai dengan tuntutan agama
Islam, yang taqwa dengan sebenar-benar taqwa kepada Allah swt untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam pelaksanaannya tujuan tersebut dapat dibedakan dalam dua macam,
yaitu: Pertama, tujuan operasional. Yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut
program yang telah ditentukan dalam kurikulum. Kedua, tujuan fungsional.
Tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis
maupun aspek praktis, meskipun kurikulum secara operasional belum tercapai.48
Adapun tujuan akhir Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah
realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi
kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan
akhirat.49
3. Landasan Pendidikan Agama Islam
Landasan pendidikan agama Islam dengan segala variabel bersumber pada
tiga sumber, yaitu 1) al-Qur’an, as-sunnah dan ijtihad. al-Qur’an adalah Firman
Allah swt berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi Muhammad
saw. as-sunnah adalah perkataan, perbuatan, atau pengkuan Muhammad
Rasulullah saw. Ijtihad adalah suatu kreativitas pikiran, perenungan, penalaran,
dan penelitian dari para pakar.50
Pondasi dan dasar pendidikan Islam adalah
sumber ajaran yang jadi rujukan pokok dari segala persoalan pendidikan Islam.51
Jadi ketiga sumber tersebut menjadi pondasi Pendidikan Agama Islam, jika
pondasi tersebut tidak dipatuhi maka PAI akan melencing dan tertolak.
47
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Jakarta: PT. Hidayah Karya
Agung, 1983). Cet. XII, h. 13. 48
Ibid., h. 43.
49 Muzazin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 40.
50 Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Op.cit., h. 76.
51 Sanusi Uwes, Op.Cit., h. 6.
26
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas, karena didalamnya terdapat banyak pihak yang terlibat, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Adapun Ruang Lingkup Pendidikan
Agama Islam Menurut Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama
Islam yaitu “Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan, antara lain: Hubungan manusia dengan Allah swt,
Hubungan manusia dengan sesama manusia, Hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, dan Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.”52
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi
lima unsur pokok, yaiu : al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan Tarikh53
yang
hal ini tercakup dalam materi-materi yang akan diajarkan oleh peserta didik sesuai
dengan jenjangnya.
5. Kaitannya Media Berbasis Komputer dengan Pendidikan Agama Islam
Hasil teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan, penemuan
kertas, mesin cetak, radio, film, komputer, dll. Banyak yang diharapkan dari alat-
alat teknologi pendidikan untuk membatu mengatasi berbagai masalah
pendidikan, misalnya untuk membantu pelajar menguasai pengetahuan yang
sangat pesat berkembang sehingga disebut ekplorasi pengetahuan dengan lebih
efektif dan lebih efisien.
Alat-alat teknologi dapat mengubah peranan guru, namun peranan guru
tidak dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Mengawinkan “teknologi”
dengan “pendidikan” dapat mengejutkan profesi guru, sebab teknologi
diasosiasikan sebagai “mesin” yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi”
pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical” yang serba mesin, yang
menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara
guru dan murid, murid dengan murid. Pengalaman dengan alat teknologi
52
Ramayulis, Metodologi…Op.cit., h. 22.
53 Ramayulis, Metodologi…Ibid., h.23.
27
membuktikan bahwa dalam proses belajar belajar guru tetap memegang peranan
yang sangat penting tidak didominasi oleh teknologi.54
Pemanfaatan komputer sangat membantu sekali bila dijadikan media
pembelajaran, komputer atau CAI (Computer Assisted Intruction) sebagai alat
pelajaran mempunyai sejumlah keuntungan yaitu:
a. Komputer dapat membantu peserta didik dan guru dalam pelajaran,
karena komputer itu sabar, cermat, mempunyai ingatan yang sempurna.
b. CAI banyak memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera
seperti membuat hitungan atau memproduksi grafik, gambaran dan
memberikan bermacam-macam informasi.
c. CAI dan mengajar guru dapat saling melengkapi. Bila komputer tidak
dapat menjawab pertannyaan peserta didik, dengan sendiri guru akan
menjawabnya.
d. Komputer dapat juga menilai hasil setiap peserta didik dengan segera.55
Dengan menggunakan media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
maka akan lebih efisien dan efektif yang menghasilkan belajar bermanfaat dan
bertujuan bagi peserta didik. Perkembangan yang terjadi adalah untuk fokus
dalam usaha meningkatkan efektifitas pembelajaran. Adapun manfaatnya
teknologi terhadap proses pembelajaran adalah:
a. Mempercepat proses pembelajaran
Peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat, satu-satunya
cara adalah “belajar secara cepat”. Dengan adanya perubahan yang cepat
(accelerated change) itu perlu diimbangi dengan kecepatan di dalam belajar
(accelerated learning). Kecepatan belajar dapat dilakukan antara lain
dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1) Belajar bagaimana belajar (learning how to learn)
2) Memahami dengan baik teknik belajar sendiri (natural learning style)
3) Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan
teknologi informasi
4) Mengkaji informasi lebih cepat, memahaminya dan diingat dengan
baik.
54
Nasution, Op. cit., h. 100.
55 Ibid., h. 110.
28
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran
Dengan diadakannya media berbasis komputer dapat mempercepat
proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar
yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik (student
centred). Pengalaman belajar membuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai peserta didik.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.56
Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran yang
mengakomodasikan keragaman karakteristik peserta didik. Keuntungan
yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer adalah:
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah
secara individual
2) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi
3) Menyediakan pemilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam
4) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar
5) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan
baik
6) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi
yang disajikan
7) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang
disajikan mudah dipahami oleh siswa
8) Siswa mendapatkan pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa
meningkat.57
56 Bambang, Wasrita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 203.
57 Made, Wena, Op.cit., h. 204.
29
Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sudah dijadikan
acuan dalam pembelajaran dapat menggunakan Microsoft Office Powerpoint
sebagai media persentasi. Sebab materi-materi pembelajaran tersebut tidak
ada yang sulit untuk diaplikasikan ke dalam media komputer menggunakan
aplikasi Microsoft Office Powerpoint. Materi-materi tersebut adalah surat at-
Tin, hadits tentang menuntut ilmu, iman pada hari akhir, qana’ah dan
toleransi, hukum Islam dalam penyembelihan hewan, ibadah haji dan
umrah, perkembangang Islam di nusantara, surat al-Insyirah, hadits tentang
kebersihan, iman kepada qadha dan qadhar Allah, menghindari perilaku
tercela (takabur), salat sunnah, dan sejarah tradisi nusantara.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian (skripsi) yang di lakukan oleh Siti Djuwariyah dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Belajar Berbantuan Komputer (BBK) pada Mata
Pelajaran IPA Kelas III dengan Hasil Belajar”. Penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media BBK terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA.58
Penelitian (skripsi) yang di lakukan oleh Handjoko Permana dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa”.
Program Sarjana Pendidikan Fisika. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer terhadap hasil
belajar siswa.59
Kedua contoh yang penulis kemukakan diatas hanya mengemukakan sebatas
menguji hepotesis yang sudah ada dengan menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif dan penulis belum menemukan penelitian yang fokus pada media
komputer dalam pembelajaran PAI dengan penelitian kualitatif. Sedangkan
penulis berbeda dengan kedua penelitian tersebut dari segi pendekatan dan metode
penelitiannya. Penulis memilih penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dan
58
Sebuah Skripsi yang diajukan kepada Program Sarjana Universitas Negeri Jakarta guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, 2004. 59
Sebuah Skripsi yang diajukan kepada program Sarjana Universitas Negeri Jakarta guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, 2001.
30
metode deskriptif, sebab penelitian yang akan penulis lakukan bersifat
fenomenologi, yang tidak cukup hanya sebatas menguji hepotesa-hepotesa yang
sudah ada. Penulis mencoba menggali lebih dalam lagi dalam menggali
permasalahan-permasalahan yang akan penulis teliti dilapangan.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 JAKARTA. terletak di Jalan Danau
Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang,
Kotamadya Jakarta Pusat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2013 hingga hingga
bulan Oktober 2013.
Tabel 3.1
Waktu dan Kegiatan
Waktu Keterangan Kegiatan
Februari 2013
Observasi tentang sekolah: keadaaan
guru dan siswa, sarana dan prasarana
sekolah.
Maret 2013
Wawancara dengan kepala sekolah,
tiga guru PAI dan enam siswa VII D.
April 2013 s/d selesai Penyelesaian penulisan laporan/skripsi
B. Latar Penelitian
Dalam penelitian ini berawal dari pengalaman peneliti sewaktu masih
dibangku SMK Ar Rahman Pondok Terong Depok. Dimana waktu itu peneliti
masih merasakan bahwa guru PAI masih dianggap seorang guru yang masih
32
gaptek (gagap teknologi), padahal fasilitas teknologi sudah begitu pesat dan sudah
mudah didapatkan. Namun guru PAI masih mengandalkan metode ceramah
sebagai metode yang selalu ada dalam tiap-tiap pembelajaran PAI. Dengan
pengalaman ini, peneliti ingin menyelidiki pada sekolah yang sudah menerapkan
komputer sebagai sarana dalam pembelajaran. SMP Negeri 40 Jakarta menurut
peneliti sudah memenuhi syarat untuk diteliti, sebab sekolah ini sudah
menggunakan media komputer sebagai sarana pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Dengan dasar ini, maka peneliti merasa tepat dalam menentukan tempat
untuk diteliti. Sebab pokok penelitian ini tertuju pada guru PAI dalam
menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran.
C. Metode Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang ingin diteliti, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut peneliti untuk memberikan
pemahaman secara mendalam tidak cukup hanya mengandalkan data statistik atau
data kuantitatif semata, karena fenomena yang menyangkut perilaku harus diamati
secara mendalam dan holistik. Oleh sebab itu pendekatan kualitatif diyakini dapat
memberikan gambaran dan jawaban terhadap apa yang diharapkan peneliti dalam
memahami fenomenologi tersebut.
Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penggunaan metode deskristif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menggambarkan situasi apa adanya tentang gejala atau keadaan dari hasil temuan
di lapangan. Data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar,
bukan berupa angka atau statistika.
1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), Cet. XXIX, h. 6.
33
Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,
tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau
keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian ingin membuktikan dugaan tetapi
tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis.2
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh berbagai jenis data sebagai mana yang terjadi di
lapangan, dalam hal ini adalah penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40
Jakarta.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara,
observasi/pengamatan dan domentasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar
sebagai beikut:
Gambar 3.1
Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh Pewawancara
(Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Informan).
Teknik ini dilakukan dengan cara dialog (face to face atau calling) untuk
mengetahui informasi yang mendalam. Dalam hal ini pewancara memakai
“wawancara tak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 234.
Observasi Wawancara
Dokumentasi
Macam Teknik Pengumpulan Data
34
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan”.3
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui seputar
masalah aktivitas pembelajaran menggunakan media komputer. Pada
informan diantaranya Kepala Sekolah, Guru PAI.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No Pertanyaan Wawancara
1. Sudah berapa lama Bapak menjadi Kepala Sekolah di SMPN 40
Jakarta?
2. Bagaimana Bapak mengembangkan proses pembelajaran di sekolah ini?
3. Apakah media komputer menjadi media untuk semua mata pelajaran?
4. Apakah ada kendala dalam menerapkan pembelajaran menggunakan
media komputer?
5. Bagaimana Bapak mengantisipasi jika ada kendala dalam penerapan
pembelajaran menggunakan media komputer?
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Guru PAI
No Pertanyaan Wawancara
1 Sudah barapa lama Bapak mengajar di sekolah ini?
2 Apa yang Bapak pikirkan tentang media pembelajaran?
3 Apakah Bapak mengetahui perkembangan TIK?
4 Bagaimana menurut Bapak tentang media komputer dalam
pembelajaran?
5 Apa kelebihan media komputer dalam pembelajaran PAI?
6 Apakah media komputer membantu Bapak dalam pembelajaran PAI?
7 Apa bedanya media komputer dengan media-media yang lain dalam
pembelajaran PAI?
8 Bagaimanakah mengembangkan media komputer dalam pembelajaran
PAI?
9 Siapa yang terlibat dalam pengembangan media komputer untuk
pembelajaran PAI?
10 Kesulitan apa yang ditemui dalam penggunaan media komputer?
11 Bagaimana Bapak menanggulanginya?
12 Apakah sudah Bapak lakukan?
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), Cet.
VIII, h. 233-234.
35
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Siswa
No Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapatmu terhadap pembelajaran PAI?
2. Apakah ada keluhan tentang pembelajaran PAI?
3. Bagaimana kesan siswa terhadap media komputer dalam pembelajaran
PAI?
b. Observasi
“Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang di teliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan
data apabila: Pertama, sesuai dengan tujuan penelitian. Kedua, direncanakan
dan dicatat secara sistematis. Dan ketiga, dapat dikontrol keandalannya dan
kesahihannya/valid”.4
“Teknik ini memungkinkan peneliti menarik kesimpulan ihwal makna dan
sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati.
Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak
terucap, bagaimana teori digunakan langsung dan sudut pandang responden
yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai”.5
Pada tahap ini, peneliti mengamati langsung dan mencatat informasi yang
peneliti temukan seputar aktivitas pembelajaran PAI dengan media komputer
pada siswa kelas VII/semester 2 di SMPN 40 Jakarta.
Jadi dalam melakukan observasi yang peneliti lakukan adalah terlebih
dahulu mengetahui sistuasi sosial yang menjadi obyek penelitian. Kemudian
peneliti fokuskan pada aspek tertentu agar penelitian tidak terlalu melebar dan
meluas. Setelah itu peneliti uraikan fokus yang ditemukan agar diperinci lagi
untuk mendapatkan komponen yang lebih rinci. Dengan panduan yang
diobservasi sebagai berikut:
4 Amirul Hadi dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1998), Cet. IV, h. 129.
5 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: Kiblat Buku Utama, 2003), Cet. II, h.
154-155.
36
Tabel 3.5
Pedoman Observasi
Kategori
Penyajian
(membuka presentasi, penggunaan bahasa, sistematika penyajian, penguasaan
materi, manajemen waktu, komunikatif, dan menutup presentasi)
Diskusi
(kualitas argumentasi, menjawab pertanyaan dengan jelas dan tepat, toleransi
terhadap masukan dan pendapat)
Komponen Isi Power Point
(kesusaian isi dengan topik [judul, pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar
pustaka], sistematika penulisan, dan inovasi)
Penggunaan TIK
(penggunaan gambar/foto, penggunaan suara, dan penggunaan animasi)
Estitika Tampilan Slide
(desain warna, background, huruf, format teks, dan layout)
c. Pengumpulan Dokumen
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
cerita, biografi, peraturan, kebijakan”.6
Dokumen yang peneliti dapatkan berupa foto-foto, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Dokumen ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan
memeriksa kelengkapan data yang peneliti butuhkan.
Gambar 3.2
Kegiatan Pembelajaran PAI
6 Sugiyono, Op.cit., h. 240.
37
2. Pengolahan Data
Tahap-tahap pengolahan data ini terdiri atas:
a. Tahapan Pralapangan
1) Menyusun Rancangan Penelitian
Peneliti menyusun rancangan penelitian dengan membuat proposal
penelitian dengan merujuk buku panduan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Dalam pembuatan proposal penelitian ini,
peneliti berkonsultasi kepada Ketua Jurusan untuk mendapatkan
persetujuan agar bisa diseminarkan dalam seminar proposal skripsi dan
mendapatkan persetujuan oleh penguji, lalu mendapatkan dosen
pembimbing dalam pembuatan skripsi.
2) Menentukan Lapangan Penelitian
Karena keterbatasan waktu serta dana yang ada, maka peneliti
mengadakan kegiatan penelitian ini dilokasi yang tidak jauh dari tempat
tinggal, yaitu penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 Jakarta, yang
terletak di Jalan Danau Limboto Pejompongan, Kelurahan Bendungan
Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat.
Menurut peneliti tempat tersebut, layak untuk dijadikan tempat
penelitian yang peneliti lakukan. Hal ini dengan pertimbangan yang sudah
matang, sebab sekolah tersebut mempunyai sarana dan prasana
pembelajaran yang memadai dan sudah menggunakan perangkat
Komputer sebagai media pembelajaran.
3) Mengurus Izin
Sebelum memulai penelitian ini, peneliti meminta dan mengurus
perizinan agar kegiatan yang akan dilakukan peneliti dapat berjalan
dengan lancar tanpa hambatan apapun, adapun izin yang diurus yaitu surat
permohonan izin penelitian dan surat permohonan izin observasi dari
jurusan PAI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4) Menjajaki Lapangan
Tahap ini peneliti lakukan untuk berupaya mengenal berbagai
komponen yang ada di lingkungan objek penelitian. Ini merupakan studi
38
pendahuluan yang peneliti kerjakan untuk mengetahui kondisi awal dari
objek yang diteliti.
b. Tahapan Kerja Lapangan
1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
Untuk pekerjaan dilapangan, peneliti perlu mengenal kondisi objek
yang diteliti baik secara fisik (sekolah) maupun pelaku yang ada di dalam
sekolah tersebut (Kepala sekolah, guru, staff dan siswa) meskipun tidak
semuanya dapat dikenal secara keseluruhan. Hal ini peneliti lakukan agar
memudahkan untuk mendapatkan keakraban dengan objek yang peneliti
lakukan, agar data-data yang peneliti butuhkan dapat peneliti dapatkan
dengan mudah dan sesuai dengan keadaan objek tanpa rekayasa.
2) Memasuki Lapangan
Peneliti harus berusaha berbaur dengan objek yang akan diteliti agar
mendapatkan keakraban antara peneliti dengan objek yang di teliti.
Dengan berbaurnya peneliti dengan objek, peneliti mendapat berbagai data
yang peneliti butuhkan dengan mudah, sebab peneliti berada ditengah-
tengah objek. Peneliti mendapatkan data secara valid tanpa rekayasa dan
tekanan dari siapapun.
3) Mencatat Data
Data yang diperoleh peneliti kemudian dituangkan melalui alat
penelitian dengan cara catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti sewaktu
mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari ketiga cara
tersebut, peneliti mendapatkan data-data yang banyak yang
memungkinkan peneliti dapat mengklasifikasikan dan mengkrucutkan
hasil temuan penelitian.
4) Analisis Lapangan
Walaupun penelitian yang dilakukan belum selesai namun peneliti
dapat mengadakan pengamatan yang telah dilakukan selama beberapa
waktu dengan tujuan merumuskan sebagian konsep sehingga dapat diambil
beberapa kesimpulan meskipun kesimpulan tersebut belumlah tepat.
39
c. Tahapan Analisis Data
Dari rumusan yang telah dibuat peneliti, peneliti dapat menarik garis
bawah analisis data yang pertama adalah mengorganisasikan data
berdasarkan informasi yang ada (dokumentasi, hasil wawancara dan
observasi). Peneliti dalam hal ini, berusaha memilah-milah data dan
mengklasifikasikannya agar peneliti dapat mengkrucutkan dan mengambil
suatu keputusan kesimpulan.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menghindari berbagai kesalahan dalam penelitian, maka peneliti
memeriksa kembali tentang keabsahan data yang di dapat. Oleh sebab itu,
pemeriksaan keabsahan data sangat penting untuk menghindari berbagai
kekeliruan dalam penelitian. Adapun cara memeriksa keabsahan data, akan
peneliti paparkan sebagai berikut:
1. Perpanjangan Keikut-Sertaan
Pada tahap ini peneliti lebih mengenal kondisi keadaan objek yang diteliti.
Karena peneliti terjun langsung ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang, dapat
menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh histori, baik yang
berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan
subjek.
2. Ketekunan Pengamatan
Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol baik berada di kelas
maupun di luar kelas. Pengamatan ini, peneliti fokuskan pada pokok
permasalahan yang akan diteliti, agar mendapatkan data yang kuat.
3. Triangulasi
Untuk mendapatkan keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi
agar mendapatkan pembanding data dan pengecekkan data. Dengan
membandingkan berbagai metode sumber data yang telah peneliti dapatkan, maka
data yang peneliti dapatkan akan menjadi lebih keabsahannya.
40
Susan Stainback menyatakan bahwa tujuan dari trigulasi bukan untuk mencari
kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.7
4. Pengecekan Sejawat
Untuk memberikan ruang pengontrolan terhadap data sementara, maka
peneliti mendiskusikan dan mengekspos temuan yang di dapat pada rekan guru
studi. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi informasi lebih lanjut dan
mengecek kembali data yang telah di dapat.
F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan kepada orang lain.8
Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah
analisis ditujukkan pada gambar.9
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
7 Sugiyono, op.cit., h. 241.
8 Ibid., h. 244.
9 Sugiyono, op.cit., h. 246.
41
Gambar 3.3
Teknik Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan. Semua data
merupakan hasil data mentah yang di peroleh peneliti. Semua data tersebut
terfokus pada tujuan penelitian yang diinginkan.
2. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Setelah
dipelajari dan dicermati, peneliti memilih data yang penting, membuat katagori
dan membuang yang tidak terpakai. Langkah ini merupakan proses penyeleksian,
penyederhanaan dan memfokuskan data yang diperoleh peneliti.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti, yaitu: Pertama, reduksi data yaitu
memilih data yang dianggap penting dan mengkategorikannya. Kedua, data
display yaitu mengelompokkan data dalam setiap kategori. Ketiga, verification
yaitu memilih yang penting, membuat kategori dan membuang yang tidak dipakai.
3. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya mendisplaykan data.
Penyajiannya dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori yang bersifat
naratif. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Prosesnya peneliti lakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan
antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu
ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
Data collection Data display
Data reduction Conclusions:
drawing/verifying
42
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah reduksi data dan penyajian data sudah dilakukan maka langkah
terakhir adalah dengan menarik kesimpulan atau verifikasi. Analisis ini
menggunakan ketiga komponen yang tersedia yaitu data wawancara, observasi
dan dokumentasi. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan
tersebut dapat berupa deskripsi suatu obyek yang sebelumnya gelap menjadi
terang setelah diteliti.
43
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara yang mendalam
dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung
dilapangan. Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Februari sampai dengan
bulan September 2013, melalui wawancara dengan beberapa informan yang
berkaitan langsung dengan penelitian ini ialah guru PAI SMP Negeri 40 Jakarta.
Informan yang diminta oleh peneliti untuk menjadi sumber informasi adalah
kepala sekolah SMPN 40 Jakarta, guru PAI, dan siswa kelas VII dengan beberapa
pentanyaan yang peneliti tanyakan kepada informan melalui teknik wawancara
dan kemudian peneliti analisis.
Analisis ini sendiri lebih terfokus kepada guru PAI dalam menggunakan media
komputer dalam pembelajaran, pendapat terhadap media komputer dalam
pembelajaran dan tantangan yang dihadapi serta cara mengatasinya.
Jumlah yang dijadikan informan dan sumber data penelitian sebanyak sepuluh
orang yaitu, kepala sekolah, tiga orang guru PAI, dan enam orang siswa kelas VII
yang dijadikan sebagai informan penelitian.
Mereka jugalah yang setiap hari berinteraksi, dan melihat langsung bagaimana
pembelajaran PAI menggunakan media komputer berlangsung. Sehingga bisa secara
jelas mengetahui bagaimana deskripsi penggunaan media komputer dalam
pembelajaran PAI. Agar penelitian ini lebih akurat, peneliti mencari informasi-
44
informasi tambahan dengan melakukan observasi dilapangan untuk melihat secara
langsung bagaimana penggunaan media komputer dalam pembelajaran PAI
berlangsung di sekolah.
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 40 Jakarta
SMP Negeri 40 Jakarta Pusat berdiri 30 Juli 1964 dengan surat keputusan
Menteri PD & K, Nomor 80/SK/B-III dengan luas tanah 7.350 meter persegi,
dan jumlah kelas 3 (tiga) ruang kelas VII, VIII dan IX I, 3 (tiga) ruang kelas
II dan 2 (dua) ruang kelas III. Data tersebut berdasarkan gambar lokasi yang
dikeluarkan oleh Kepala SMP Negeri 40 Jakarta Bapak Purnama Nasution,
BA tahun 1979.
Pada tanggal 28 Juni 1999, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional
DKI Jakarta menerbitkan surat keputusan Nomor: 1.711.2/0962/09–
01/P/1999 tertanggal 15 Januari 1999 sertifikat tanah dengan luas tanah 5.662
meter persegi.
Pada tanggal 10 September 2003 gedung SMP Negeri 40 Jakarta direhab
total dan selesai 20 Desember 2004, dan ditempati tanggal 24 Januari 2005.
Gedung baru berlantai tiga tersebut dibangun di atas areal tanah 5841,65
meter persegi (sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh pemborong rehab
total, “PT. SURYA MANUNGGAL WISESA” dengan luas bangunan 4.263
meter persegi. Dalam rangka SMP Negeri 40 diusulkan sebagai Sekolah
Rintisan Bertaraf Internasional.
SMP Negeri 40 Jakarta terletak di Jalan Danau Limboto Pejompongan,
Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta
Pusat. Lingkungan sekitar sekolah adalah daerah pemukiman yang sudah
terencana dengan baik. Sebagian penduduknya adalah golongan masyarakat
menengah. SMP Negeri 40 kondisinya jauh dari kebisingan lalu lintas, pasar
maupun rel kereta api. Keadaan seperti ini masyarakat sekitar banyak yang
ingin mendaftarkan putera-puterinya agar diterima di sekolah ini. Sejak
45
berdirinya, SMP Negeri 40 menjadi kebanggan masyarakat sekitar karena
prestasinya baik dalam bidang akademik, maupun non akademik.
Adapun profil sekolah pada saat ini, bisa dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.1
Profil Sekolah
Profil Sekolah
Nama Sekolah SMPN 40 Jakarta
Nama Kepala Sekolah Drs. Sihar AMH
Alamat Jalan Danau Limboto Pejompongan,
Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan
Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat.
Tahun Berdiri SMP 1964
Surat Tanah Hak Milik PT. Suryama Nunggal Wisesa
Status Negeri
Luas Tanah 5841,65 M2
Status Bangunan Hak Milik PT. Suryama Nunggal Wisesa
Luas Bangunan 4263 M2
Tabel 4.2
Nama-Nama Kepala Sekolah SMP N 40 Jakarta
Periode Tahun Nama Kepala Sekolah
I 1964 s.d 1965 S. Hutasoit
II 1965 s.d 1980 Purnama Nasution, BA
III 1980 s.d 1985 Drs. Anhar Sudibjo
IV 1985 s.d 1989 Hasan Sanusi, BA
V 1989 s.d 1992 Drs. H. Ti’ Ich Sibi
VI 1992 s.d 1995 Drs. Masri Muhammad
VII 1995 s.d 1998 Drs. D. AD. Sirait
VIII 1998 s.d 2002 Dra. Hj. Nurhayati
IX 2002 s.d 2006 Drs. Sagi Silalahi
X 2006 s.d 2008 Drs. Heney Murwanto, MM
XI 2008 s.d 2012 Dr. Hj. Ajisarni LZ, M.Pd
XII 2012 s.d sekarang Drs. Sihar AMH
46
Gambar 4.1
SMP N 40 Jakarta
2. Keadaan Guru
Tabel 4.3
Jenjang Pendidikan dan Status Guru
Tabel 4.4
Data Jumlah Guru dan Statusnya
No Mata Pelajaran Jumlah Status Guru
Guru PNS GTT Bantu Honor
1 Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) 5 4 1 - -
2 Matematika 6 3 1 - 2
3 Bahasa Indonesia 5 4 1 - -
4 Bahasa Inggris 5 5 - - -
5 Pendidikan Agama 5 4 - - 1
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) 6 4 2 - -
7 Penjaskes 3 3 - - -
8 Kesenian 2 2 - - -
9 Pendidikan 3 3 - - -
No Tingkat Pendidikan Status Guru Jenis Kelamin
Jumlah GT GTT Laki Premp
1. S3 1 - - 1 1
2. S2 4 1 2 3 5
3. S1 21 9 13 8 31
4. Sarjana Muda/D-III 7 - 2 4 6
5. PGSLP/D-II 5 - 3 4 7
Jumlah 36 10 17 19 46
47
Kewarganegaraan (Pkn)
10 TIK 2 - - - 2
11 Bimbingan Konseling
(BK) 4 4 - - -
12 Elektro 2 - - - -
Total 46 37 5 5
3. Keadaan Siswa
Tabel 4.5
Data Jumlah Kelas, Rombel dan Siswa
No Kelas Jumlah
Kelas
Jumlah Siswa Waktu
Belajar Baru Masuk Keluar Jumlah
1. VII 8 296 - - 296 Pagi
2. VIII 9 304 - - 304 Pagi
3. IX 7 235 - - 235 Pagi
Jumlah 24 835 - - 835
4. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
SMP memiliki lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan,
bersih dan asri sehingga siswa termotivasi untuk mengembangkan potensinya
dibidang imtaq, imtek, inovatif dan kompetitif.
b. Misi
1) Menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan
dan menantang.
2) Menciptakan suasana kekeluargaan antar warga sekolah.
3) Melaksanakan tadarus bersama sebelum jam pertama dimulai dan bagi
non muslim berdoa menurut agama dan kepercayaannya.
4) Mengembangkan disiplin dari dalam diri siswa.
5) Mengupayakan peningkatan mutu di bidang teknologi dengan
mengoperasikan komputer dan internet.
6) Mengembangkan bakat siswa dengan meningkatkan mutu di bidang
non kurikuler/ekstrakurikuler.
48
B. Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian
Pada pembahasan dan hasil temuan ini, peneliti akan menguraikan data dan
hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu
mendeskripsikan bagaimana guru PAI menggunakan media komputer dalam
pembelajaran, pendapat guru PAI terhadap media komputer dalam pembelajaran
dan tantangan yang dihadapi guru PAI serta cara mengatasinya.
1. Penggunan Media Komputer dalam Pembelajaran
Teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada
bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa
sebelumnya. Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi di kemas
dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan
perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras
penunjangnnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh
dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor,
video, audio serta perkembangan proyektor digital yang memungkinkan bahan
presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan
dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik
audience.
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya
untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk
multimedia projector (seperti LCD/In-focus), melainkan juga dapat
dipresentasikan melalui peralalatan proyeksi lainnya, seperti OHP (over head
projector). Berbagai alat yang dikembangkan telah memberikan pengaruh yang
sangat besar bukan hanya pada perkembangan kegiatan praktis dalam kegiatan
presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya.
Penggunaan media komputer dalam pembelajaran dewasa ini di tengah-
tengah meningkatnya perkembangan teknologi globalisasi yang semakin maju dan
pesat, tuntutan kualitas dan kuantitas mutu pembelajaran semakin meningkat. Hal
inilah yang menjadi dasar mengapa sekolah-sekolah memacu terus mutu
keprofesionalan. agar terpenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan
49
menyesuaikan media pembelajaran dengan tuntutan zaman seperti dengan
menggunakan TIK.
Menurut guru PAI media pembelajaran adalah suatu perantara untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini seperti yang terungkap dari hasil
wawancara dengan guru PAI sebagai berikut:
“Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan
suatu pelajaran, yang mana media ini sangat membantu sekali dalam
pembelajaran, jika medianya baik maka komunikasi bisa berjalan
dengan baik”. Kata bapak lohim,1 hal senada juga diungkapkan oleh
bapak Fajril seorang guru PAI kelas VII memberikan pendapatnya
tentang media pembelajaran ”Menurut saya media pembelajaran itu
suatu perantara yang membantu untuk mempermudah menyampaikan
pembelajaran”,2 namun bapak Mursyida berbeda pendapat mengenai
media pembelajaran, ia berpendapat bahwa “Mungkin lebih cocok
dikatakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi
pembelajaran, seperti papan tulis ia juga sebagai media pembelajaran.3
Dari beberapa pendapat diatas mengungkapkan bahwa, secara teoritis
pengertian media pembelajaran masih dirasa kurang pas menurut para ahli
pembelajaran. Sebab pengertian media pembelajaran memiliki cakupan yang
sangat luas.
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa
perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat
lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.4
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,
sehingga menjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
1 Hasil wawancara dengan Lohim Damanik, S.Ag, guru PAI kelas VIII di SMP N 40 Jakarta
pada hari Kamis, 23 Mei 2013.
2 Hasil wawancara dengan Fajril Ghois, S.Ag, guru PAI kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada
hari Kamis, 23 Mei 2013.
3 Hasil wawancara dengan Mursyida, M.BA, guru PAI kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada
hari Kamis, 13 Juni 2013.
4 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2011), h. 7-8.
50
melakukan pembelajaran secara efesien dan efektif. Sumber tersebut bisa
berbentuk perangkat keras atau pun perangkat lunak.
Perkembangan dunia teknologi dewasa ini membuat beberapa perubahan
yang sangat signifikan. Begitu juga dengan cara berkomunikasi sudah mulai
mengalami perubahan, dulu orang kalau mau melakukan komunikasi bisa dengan
bertemu langsung atau mengirimkan surat. Namun seiring meningkatnya
perubahan teknologi membuat pola komunikasi mulai bergeser dengan cara yang
lebih praktis dengan menggunakan alat telekomunikasi bisa berupa Handpon,
Twitter, facebook, dll. Begitu juga dengan dunia pendidikan yang mengalami
peningkatan. Media-media pembelajaran yang dulunya hanya sebatas dinding
papan tulis sekarang sudah bergeser dan menjadi tren menggunakan LCD/
Infocus, hal ini merupakan kemajuan TIK dalam dunia pendidikan.
Namun, peningkatan TIK dalam dunia pendidikan tidak serta merta sejalan
dengan peningkatan mutu keprofesionalan guru dalam mengimbangi kemajuan
teknologi. Dari hasil wawancara dengan guru PAI, mereka mengungkapkan
bahwa:
Dari wawancara tersebut tergambar bahwa, jawaban yang diungkapkan guru
PAI sedikit mengalami keragu-raguan dalam menjawab pertanyaan “Apakah
mengikuti perkembangan TIK?”, hal ini juga dikuatkan dengan beberapa
observasi di kelas sewaktu pembelajaran berlangsung. Observasi itu
dideskrifsikan sebagai berikut:
Penyajian, setelah masuk kelas guru langsung mengucapkan salam dan
mengisaratkan siswa untuk berdoa bersama. Dengan bahasa yang ramah dan jelas,
guru memulai persentasi yang diawali dengan menanyakan kembali prihal
pelajaran yang telah lewat dengan komunikasi dua arah. Secara bertahap materi-
materi pelajaran tersampaikan dengan sistematis berjalan baik. Para siswa
menyimak dan memperhatikan dengan baik materi-materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, sebab guru tersebut menguasai materi pembelajaran
dengan baik. Waktu pembelajaran yang direncanakan berjalan dengan baik, tanpa
ada kelebihan atau kekurangan waktu. Komunikasi pembelajaran berjalan dengan
baik, karena guru membuat suasana pembelajaran menjadi dua arah. Tidak hanya
51
terpusat pada seorang guru saja, akan tetapi siswa-siswa pun dilibatkan dalam
komunikasi. Setelah materi pembelajaran sudah berakhir, guru menutupnya
dengan kesimpulan dan berdoa “agar pembelajaran hari ini dapat diterima siswa
dan mendapat keberkahan”.
Diskusi, disela-sela penyampaian materi pembelajaran terjadi tanya jawab
antara guru dan siswa, jawaban guru yang ditanyakan dirasakan oleh siswa merasa
puas sebab argumen-argumen yang lontarkan sangat memuaskan disamping itu
jawaban guru terasa jelas dan tepat tanpa berbelit-belit. Dalam penyampaian
materi pembelajaran, sesekali ada siswa yang berbeda pendapat dengan guru.
Guru menanggapinya dengan lapang dada dan rendah hati terhadap masukan atau
pendapat siswa yang berlainan, tetapi guru juga memberikan koreksian jika
pendapat siswa tersebut terlalu melencing dari materi pembelajaran.
Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi materi pembelajaran dengan
topik dirasa sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan
saran, serta daftar pustaka sudah sesuai dan sistematis penulisannya pun sudah
baik. Hanya saja isi tiap-tiap slide masih dirasa terlalu penuh oleh penjelasan-
penjelasan materi pembelajaran. Tampilan penulisan tiap-tiap slide masih
sederhana, terlalu datar seperti makalah tanpa modifikasi sedemikan rupa
sehingga tercipta slide yang indah dan baik.
Penggunaan TIK, dalam penggunaan gambar dalam slide-slide PowerPoint
masih kurang baik, sebab gambar-gambar yang ditampilkan dirasa kurang
menarik perhatian mata memandang. Selain itu jika ada materi yang
mengharuskan ada suara, seperti penyebutan huruf hijaiyah atau nun mati ketemu
mim. Sedangkan animasi-animasi yang dibuat sudah cukup baik, sebab pemakaian
animasi membuat tulisan menjadi gerak yang indah.
Estitika tampilan slide, pembuatan slide-slide pembelajaran masih sangat
sederhana dan masih perlu dibenahi lagi agar menjadi slide yang bagus dan
menarik. Masalah pemakaian warna tulisan dan background masih dirasa kurang
menarik, karena masih kurang pas pemakaiannya dan terkadang ada tulisan yang
52
kurang jelas di lihat. Tulisan terasa penuh dalam tiap-tiap slide maka huruf,
format teks dan layout pun masih kurang baik.5
Gambar 4.2
Pembelajaran PAI Berlangsung
Dari hasil observasi ini yang telah dideskrifsikan di atas terlihat bahwa dalam
penyajian pembelajaran dan diskusi berjalan dengan baik. Pak guru bisa membuat
pembelajaran penuh komunikatif, waktu berjalan dengan baik, sistematika
pembelajaran pun terukur rapih dan guru menyampaikan dengan penuh percaya
diri. Namun, dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang
baik dari segi kompunen isi powerpoint, penggunaan TIK, serta estitika tampilan
slide yang dirasa masih sangat kurang. Hal ini dikuatkan dari beberapa observasi
di bawah ini yang masih mengalami hal yang sama, yaitu masalah penggunaan
media komputernya.
Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi dengan topik pembelajaran
pada tiap-tiap slide sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan,
kesimpulan dan saran serta daftar pustaka. Sistematika penulisan juga sudah baik,
namun inovasi slide masih di rasa kurang baik. Tampilan slide masih terlalu
penuh dengan isi pembahasan seperti makalah yang ditampilkan. Penggunaan
TIK, penggunaan foto pada tiap-tiap slide hampir tidak terlihat. Pada hal foto-foto
tentang tema yang di bahas begitu banyak yang bisa ditampilkan. Penggunaan
suara juga tidak ada begitu juga dengan tampilan animasi-animasi pada slide juga
kurang terlihat. Estitika tampilan slide, desain warna dan background slide kurang
begitu kreatif. Tampilan slide terkesan sangat sederhana seperti makalah yang
5 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa 28 Mei
2013.
53
ditampilkan di depan LCD proyektor. Huruf dan format teks juga masih sederhana
karena terlalu banyak di penuhi dengan isi materi pembahasan. Begitu juga
dengan tampilan layout.6
Komponen Isi PowerPoint, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah
sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar
pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah
baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide.
Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab isi
materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga
dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun
juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan. Estitika tampilan slide, dalam
pembuatan tiap-tiap slide masih kurang kreatif. Desain warna dan background
masih dirasa kurang, hampir disetiap slide background yang digunakan sama
tanpa ada perbedaan antara background slide pertama sampai akhir. Pemakaian
huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu penuh menutupi semua halaman.
Begitu juga dengan format teks dan layout agak kecil untuk di lihat dari
kejauhan.7
Menurut Rayandra Asyhar karakteristik multimedia yang baik secara umum
dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu: tampilan harus menarik baik dari sisi
bentuk gambar maupun kombinasi warna yang digunakan; narasi atau bahasa
harus jelas dan mudah dipahami oleh seperta didik; materi disajikan secara
interaktif artinya memungkinkan partisipasi dari peserta didik; kebutuhan untuk
mengakomodasi berbagai model (styles) yang berbeda dalam belajar; karakteristk
dan budaya personal dari populasi yang akan dijadikan target; sesuai dengan
karakteristik siswa, karakteristik materi dan tujuan yang ingin dicapai;
dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran, dalam arti
sesuai dengan sarana pendukung tersedia; memungkinkan ditampilkan suatu
virtual learning environment (lingkungan belajar virtual) seperti web-based
6 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 25 Juni
2013.
7 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 16 Juni
2013.
54
application yang menunjang; dan proses pembelajaran adalah suatu kontinuitas
utuh, bukan sporadik dan kejadian terpisah-pisah (disconnected events).8
Dari beberapa observasi penguat diatas menggambarkan bahwa guru PAI
kurang ahli dalam penggunaan media komputer. Padahal media komputer sangat
membantu guru PAI dalam menyampaikan pembelajaran. Seperti ungkapan guru
PAI dalam wawancara sebagai berikut:
“Media komputer sangat membantu guru, disamping kita menyesuaian
kemajuan zaman dimana para siswa lebih senang jika belajar dengan
media-media yang populer saat ini” kata Pak Lohim,9 Begitu juga
dengan Pak Fajril mengungkapkan bahwa “Media komputer dalam
pembelajaran sangat membantu kita dalam banyak hal, sepertinya
siswa lebih bisa konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan
media komputer. Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai
menshalatkan mayat atau masalah wudhu sampai mengerjakan shalat
wajib, kita cukup memutarkan vedio materi pembelajaran bisa
tersampaikan dengan baik. Lain halnya tidak menggunakan media
komputer, bisa jadi waktu serta kefokusan siswa menjadi berkurang
disebabkan kurangnya inovasi dalam penyampaian”,10 hal ini juga
senada dengan pendapat Pak Mursyida “Membantu mba, walau pun saya
tidak begitu ahli dalam menggunakannya… hahaha”. 11
Dengan adanya pengakuan akan manfaat media komputer sebagai media
pembelajaran, seharusnya menjadi acuan untuk meningkatkan lagi kreatifitas dan
inovasi penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Begitu juga dengan
beberapa pengakuan siswa terhadap pembelajaran PAI menggunakan media
komputer. Siswa merasa lebih senang menggunakan media komputer, hanya saja
keluhan mereka tentang media ini agar penampilan media presentasi
menggunakan media komputer agar lebih inovasi dan kreatif lagi. Seperti hasil
wawancara dengan siswa, mereka menggungkapakan bahwa mereka
menginginkan pembelajaran PAI di kelas VII D SMPN 40 Jakarta dalam
menyampaian menggunakan media komputer dengan aplikasi Microsoft Office
Powerpoint sebagai media persentasi agar lebih meningkatkan kreatifitas dan
8 Rayandra Asyhar, Op. Cit, h. 173.
9 Opcit., Wawancara.
10
Opcit., Wawancara.
11
Hasil wawancara dengan Mursyida, M.BA, guru pai kelas VII di SMP N 40 Jakarta pada
hari Kamis, 13 Juni 2013.
55
inovasi. Sebab menurut mereka kalau slide persentasi kurang menarik maka akan
membosankan siswa. Namun, kalau slide persentasinya selalu menarik perhatian
maka mereka akan merasa senang belajar PAI di kelas.
Dari beberapa pengakuan siswa diatas, meraka merasa senang kalau
pembelajaran PAI menggunakan media komputer. Namun, mereka juga
mengharapkan agar media presentasi yang ditampilkan tidak monoton dan
menjemukan. Mereka juga mengharapkan agar medianya lebih inovasi dan kreatif
lagi agar lebih menyenangkan lagi. Dari hasil wawancara dan observasi
dilapangan tergambar bahwa tuntutan pelaku dalam pembelajaran PAI
menggunakan media komputer agar dapat dimanfaat lebih baik lagi. Menurut
Yudhi Munadi, pemanfaatan multimedia berbasis komputer dapat digunakan
dalam proses pembelajaran, meliputi:
a. Multmedia presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk
menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam
pembelajaran klsikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar. Media
ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projektor
(LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar cukup luas.
b. Program multimedia interaktif. Penggunaan multimedia interaktif cocok
untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan, misalnya penyerbukan
pada tumbuhan, pembelahan sel, proses pertumbuhan janin manusia,
ilmu waris, pelaksanaan haji, dan lain sebagainya.
c. Sarana simulasi. Dengan hadirnya berturut-turut generasi software yang
ampuh dan canggih, komputer masa kini sedang merebakkan jenis-jenis
kegiatan yang benar-benar mampu mengefektifkan proses pembelajaran.
d. Video pembelajaran. Video bersifat interaktif tutorial membimbing
peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.
Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai
dengan yang diajarkan dalam video.12
12 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), h. 150.
56
Dari penjelasan Yudhi Munadi pemanfaatan multimedia komputer dapat
digunakan sebagai multimedia presentasi, program multimedia interaktif, sarana
simulasi dan video pembelajaran. Namun sebagai guru, membuat media komputer
sebagai media pembelajaran harus memperhatikan tahapan-tahapan dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis TIK ini.13
Dari hasil pembahasan tentang penggunaan media komputer sebagai media
pembelajaran PAI terdapat tiga hasil temuan sebagai berikut:
a. Dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang baik dari
segi komponen isi power point, penggunaan TIK, serta estitika tampilan
slide yang dirasa masih sangat kurang.
b. Media komputer sangat membantu guru PAI dalam menyampaikan
pembelajaran.
c. Siswa merasa lebih senang menggunakan media komputer yang lebih
inovatif dan kreatif
2. Pendapat Guru PAI Terhadap Media Komputer dalam Pembelajaran
Media komputer menjadi penting mengingat perkembangan zaman yang
semakin modern dan semakin maju. TIK (teknologi informasi dan komunikasi)
menjadi hal yang wajib diketahui oleh setiap orang tek terkecuali ia seorang yang
profesi sebagai guru agar tidak dikatakan sebagai orang yang ketinggalan zaman
atau gaptek (gagap teknologi). Kelebihan-kelebihan yang dihasilkan oleh
teknologi memang diakui oleh setiap orang, termasuk pengakuan guru PAI akan
kelebihan teknologi. Dibawah ini ada petikan wawancara mengenai teknologi
sebagai media belajar yang lebih jelasnya mengenai media komputer sebagai
media pembelajaran PAI.
Menurut bapak Lohim “Media komputer dalam pembelajaran PAI
dapat membantu menyampaikan pembelajaran. Ia dapat
mempermudah penyampaian materi pembelajaran”.14
Hal senada
juga diungkapkan oleh bapak Mursyida bahwa “Media komputer
dalam pembelajaran saya liat cukup membantu, kalau zaman dulu
13 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 207-
208.
14
Opcit., Wawancara.
57
guru mengajar menggunakan kapur dan papan tulis sebagai alat
untuk menyampaikan materi pembelajaran. Tapi dengan
kecanggihan teknologi kita sudah bisa memakai komputer sebagai
alat pembelajaran”. Begitu juga dengan bapak Fajril yang
mengatakan bahwa “Kita di sini sudah memakai media komputer
sebagai media pembelajaran, media komputer cukup membantu
pembelajaran. Kalau dulu kita menulis materi pembelajaran di papan
tulis sampai beberapa kali, tetapi kalau memakai media komputer
cukup satu kali menulisnya bisa dipakai berulang-ulang tanpa
menulis kembali materi pembelajarannya”.15
Lebih lanjut ungkapan-ungkapan pengakuan guru PAI terhadap media
komputer sebagai media pembelajaran tergambar dari kelanjutan pengakuan-
pengakuan yang mereka ungkapkan dari hasil wawancara sebagai berikut:
Menurut bapak Lohim bahwa “Kelebihan media komputer dalam
pembelajaran PAI, mempermudah tercapainya penyampaian materi
pembelajaran, waktu dapat di gunakan lebih baik, sistematika materi
pembelajaran dapat tersaji dengan baik. Membantu guru jika ada
materi yang kelupaan untuk disampaikan. Fokus pandangan siswa
terhadap materi pembelajaran bisa lebih baik”.16
Hal tersebut juga
dibenarkan oleh bapak Mursyida yang mengatakan bahwa ada
kelebihannya. Contoh yang paling simpel kenapa banyak orang
berlomba-lomba ingin membeli handphond yang ada menampilkan
jaringan internet kalau tidak ada kelebihannya. Begitu juga dengan
media pembelajaran dengan menggunakan komputer. Lebih
simpelnya media komputer dapat mempermudah menyampaikan
materi pembelajaran”.17
Bahkan bapak Fajril juga memperjelas
pernyataannya bahwa ”Seperti yang saya utarakan tadi mba, itu salah
satunya. Selain itu juga sangat membantu jika ada materi yang
mengharuskan untuk simulasi, contoh masalah tajwid kita cukup
membuat pelafalan membaca al-Qur’an dengan baik di media
komputer kita sudah bisa digunakan berulang-ulang”.18
Pengakuan-pengakuan ini mengutarakan bahwa dengan menggunakan media
komputer sebagai media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian
pembelajaran menjadi lebih mudah. Hal-hal yang sulit dalam pembelajaran bisa
lebih mudah diterapkan, seperti mensimulasikan materi pembelajaran yang
mengharuskan adanya simulasi. Hal ini bisa dipermudah dengan bantuan media
15 Opcit., Wawancara.
16
Opcit., Wawancara.
17
Opcit., Wawancara.
18
Opcit., Wawancara.
58
komputer. Oleh sebab itu media komputer dalam pembelajaran PAI sangat
membantu, hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan guru PAI di bawah ini:
Menurut bapak Mursyida media komputer dapat “Membantu, walau
pun saya tidak begitu ahli dalam menggunakannya”. Begitu juga
dengan pendapatnya bapak Lohim yang mengatakan bahwa “Media
komputer sangat membantu guru, disamping kita menyesuaikan
kemajuan zaman dimana para siswa lebih senang jika belajar dengan
media-media yang populer saat ini”. Lebih lanjut dikatakan bapak
Fajril yang berkata bahwa media komputer “Membantu, selain
mempermudah pembelajaran juga menjadikan waktu pembelajaran
jadi efektif serta sistemika penyampaian jadi lebih baik”.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
multimedia jelas lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar (ceramah)
dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat lebih termotivasi dan pembelajaran
dapat dilakukan kapan saja (sangat fleksibel), serta perhatian belajar siswa dapat
ditingkatkan. Sebab secara gampang keunggulan media komputer sebagai media
pembelajaran, yaitu:
a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak nampak oleh mata
seperti kuman, bakteri, dan sebagainya.
b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin
dihadirkan ke sekolah seperti gajah, rumah dan sebagainya.
c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan
berlangsung cepat atau lambat seperti sistem tubuh manusia.
d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang
dan sebagainya.
e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya seperti letusan
gunung berapi dan sebagainya.
f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.19
Kemanfaatan atau keunggulan media komputer dengan media-media yang
lain telah dijelaskan diatas. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas
benda yang kecil dan juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk
19 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2010), h. 26.
59
dapat dihadirkan dengan jelas. Ini merupakan pembeda antara media komputer
dengan media yang lain. Perbedaan-perbedaan ini juga dirasakan oleh guru PAI,
sebagaimana yang terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut:
Menurut bapak Fajril “Media komputer dalam pembelajaran sangat
membantu kita dalam banyak hal, sepertinya siswa lebih bisa
konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan media komputer.
Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai menshalatkan
mayat atau masalah wudhu sampai mengerjakan shalat wajib, kita
cukup memutarkan video materi pembelajaran bisa tersampaikan
dengan baik. Lain halnya tidak menggunakan media komputer, bisa
jadi waktu serta kefokusan siswa menjadi berkurang disebabkan
kurangnya inovasi dalam penyampaian”.20
Kemudian bapak
Mursyida menambahkan bahwa “Media komputer sangat mudah
digunakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan bisa digunakan
berulang-ulang tampa harus menuliskan kembali isi materi
pembelajaran atau contoh yang digunakan. Lain halnya dengan
media yang lain yang harus menuliskan kembali isi pembelajaran
dan membuat contoh lagi pada tiap-tiap pembelajaran dan ini
membutuhkan waktu yang lama”.21
Begitu juga dengan bapak Lohim
yang mengatakan bahwa “Perbedaan media komputer dengan media-
media yang lain terlihat dari perangkat yang digunakan. Media
komputer merupakan media yang bersifat eliktronik tentunya
mempunyai harga yang cukup mahal disamping itu juga rawan akan
kerusakannya. Disamping banyak sekali keunggulannya dari media-
media yang lain. Misal, jika ada simulasi peragaan shalat kita cukup
memutar kembali isi slide peragaan shalat maka simulasi dapat
ditampilkan dengan mudah, tanpa membutuhkan waktu yang lama
dan persiapan yang panjang”.22
Dari pernyataan guru PAI di atas membuktikan bahwa, media komputer telah
mendapatkan pengakuan tentang keunggulannya dari media-media yang lain.
Pembelajaran dengan media komputer mempermudah yang sulit, membuat senang
yang tadinya membosankan dan memperpendek waktu yang tadinya memerlukan
waktu yang panjang.
Dari hasil bembahasan tentang pengakuan pendapat guru PAI terhadap media
komputer dalam pembelajaran terdapat beberapa keunggulan dengan
20 Ibid.
21
Opcit., Wawancara.
22
Opcit., Wawancara.
60
menggunakan media komputer, diantaranya sebagaimana yang diungkapkan guru
PAI di bawah ini:
a. Mengutarakan bahwa dengan menggunakan media komputer sebagai
media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian pembelajaran menjadi
lebih mudah.
b. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil dan
juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat
dihadirkan dengan jelas
3. Tantangan Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran dan Cara
Mengatasinya
Dalam kehidupan manusia sehari-hari tantangan merupakan fenomena yang
sering dihadapinya. Dalam dunia kerja juga demikian ia selalu dihadapi oleh
berbagai tantangan, jika ia dapat mengatasinya maka keberhasilan yang akan ia
dapat. Begitu juga sebaliknya, jika ia gagal mengatasinya maka kegagalan dan
bahkan kehancuran yang akan ia peroleh. Begitu juga dalam dunia pendidikan,
tantangan pasti akan ia temukan. Dalam penggunaan media komputer sebagai
media pembelajaran, tentu akan menghadapi berbagai tantangan.
Kreatifitas dalam menyusun desain instruksional perlu diasah. Tujuan-tujuan
pembelajaran yang spesifik dan terukur hendaknya dapat dijadikan acuan dalam
pembelajaran. Dengan mencari TIK yang sesuai mendukung pembelajaran
menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Akses internet sangat terbuka lebar saat
ini. Kehadiran akses internet sebagai sumber belajar sudah dapat dimanfaatkan
dampak positifnya bagi peserta belajar. Keuletan dan ketekunan guru dalam
memilih komponen TIK, materi pembelajaran dan aspek pedagogik menjadi kunci
utama dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis TIK. Kombinasi ketiga
komponen tersebut akan menimbulkan kekuatan tersendiri dalam perencanaan
pembelajaran. Latihan menyusun rancangan pembelajaran berbagai model
integrasi TIK akan meningkatkan kompetensi tersendiri bagi guru.23
23 Sutrisno, Op. cit., h. 221.
61
Tantangan dalam penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran
masih sering kita temui di lapangan. Hal ini terlihat dari hasil observasi di
lapangan yang menunjukkan bahwa guru masih kurang baik dalam menggunakan
TIK untuk media pembelajaran, seperti yang tergambar dalam observasi berikut
ini:
Komponen Isi PowerPoint, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah
sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar
pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah
baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide.
Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab isi
materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga
dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun
juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan. Estitika tampilan slide, dalam
pembuatan tiap-tiap slide masih kurang kreatif. Desain warna dan background
masih dirasa kurang, hampir di setiap slide background yang digunakan sama
tanpa ada perbedaan antara background slide pertama sampai akhir. Pemakaian
huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu penuh menutupi semua halaman.
Begitu juga dengan format teks dan layout agak kecil untuk di lihat dari
kejauhan.24
Dan juga hasil wawancara kepada guru PAI tentang permasalahan tantangan
yang dihadapi dalam menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran,
sebagai berikut:
Bapak Lohim mengungkapkan bahwa “Kesulitan pembuatan media
komputer dalam pembelajaran disekitar bagaimana slide yang
ditampilkan selain isi yang padat dan jelas, dari segi estitikanya pun
harus diperhatikan. Oleh sebab itu slide harus membutuhkan inovasi
dan kriatifitas agar tercapai yang kita inginkan. Disamping itu
peralatan eliktronik yang dibutuhkan agak mahal harganya, jadi
tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan, ya setidak-tidaknya guru
bersangkutan sudah punya laptop atau notebook agar membantu
memudahkan guru mengembangkan kemampuannya dalam
membuat media komputer”.25
Begitu juga pengakuan dari bapak
24 Hasil observasi pembelajaran PAI dengan menggunakan media komputer, Selasa, 16 Juni
2013.
25
Opcit., Wawancara.
62
Fajril yang mengatakan bahwa “dalam membuat media komputer
sebagai media pembelajaran saya masih sederhana. Kesulitannya ya
disamping biaya yang cukup mahal, juga membutuhkan keahlian
khusus dan kreatifitas. Bagi saya ini suatu tantangan yang dituntut
sekolah walaupun kalau masalah TIK, saya akui masih tahap
pembelajaran”.26
Begitu juga dengan bapak Mursyida mengatakan
kesulitan menggunakan media komputer“. Soalnya disamping umur
saya yang sudah agak tua, mungkin membuat saya agak lamban
dalam menerapkan media komputer sebagai media pembelajaran”.27
Dalam deskriptif diatas memberikan informasi bahwa, guru masih kurang
maksimal dalam memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran.
Padahal jika kemanfaatkan dapat optimal dan maksimal maka media komputer
dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab itu dalam kesempatan
ini, bapak kepala sekolah SMPN 40 Jakarta mengungkapkan bahwa untuk
mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran, pihak
sekolah memberikan beberapa antisipasi sebagaimana diungkapkan dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Sebagai pimpinan di sekolah ini, saya sudah merencanakan dan
melaksanakan program-program sekolah untuk menunjang ke arah
yang diharapkan. Dalam program inovasi dalam input dan proses
pembelajaran, kita sudah mengembangan quantum learning;
mengembangan bahan ajar, silabus dan sistem penilaian;
mengembangan strategi pembelajaran; membeli buku penunjang dan
buku perpustakaan; membeli OHP/infocus dan Laptop; membeli CD
pembelajaran dan CD data. Kemudian kita juga mengembangkan
program kinerja profesionalan guru dengan mengadakan tenaga
profesional dan pakar pendidikan untuk meningkatkan mutu SDM;
penyesuaian jenjang pendidikan minimal S.1; mengadakan
pelatihan-pelatihan (seminar, workshop); meningkatkan keaktifan
guru dalam MGMP (tingkat sekolah, sanggar, kodya, provinsi);
mengadakan kursus Bahasa Inggris (mendatangkan tutor, menambah
buku-buku penunjang, membeli CD atau kaset pembelajaran bahasa
inggris, menyediakan majalah atau koran berbahasa Inggris).
Disamping itu kita juga mengadakan kursus komputer, dengan
mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat komputer,
membeli buku-buku penunjang, membeli CD data dan CD program.
Dan juga menambah buku-buku pegangan untuk setiap mata
pelajaran, mengadakan studi banding dan mempersiapkan perangkat
26 Opcit., Wawancara.
27
Opcit., Wawancara.
63
kegiatan pembelajaran. Kita sudah melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media komputer, kelas-kelas sudah terpasang
LCD proyektor dengan baik. Jadi untuk menggunakannya sudah
tersedia, tanpa harus rebutan memakai alat yang dibutuhkan. Setiap
kendala pasti ada, tinggal bagaimana kita menanggapinya dan
menjadikannya masalah yang dapat dipecahkan serta terselesaikan.
Apalagi bagi guru-guru yang sudah agak tua pemakaian media
komputer menjadi tantangan tersendiri, tetapi ya mereka
menyesuaikannya dengan baik walaupun sedikit agak lamban. Ya
selama ini yang kita lakukan seperti yang telah saya jelaskan tadi.
Kita sudah mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan
tenaga pengajar, menambah perangkat komputer, membeli buku-
buku penunjang, membeli CD data dan CD program. Hal ini selain
untuk menunjang keprofesionalan guru juga sebagai antisipasi agar
terlaksana program-program sekolah”.28
Pengembangan media komputer dalam pembelajaran selain diungkapkan oleh
bapak kepala sekolah, guru PAI juga mengungkapkan hal yang sama. Mereka
mengembangkan media komputer sebagai media pembelajaran dengan mengasah
dan meningkatkan lagi dengan berbagai uji coba setelah mendapatkan ilmu yang
mereka dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang mereka dapatkan, seperti yang
mereka ungkapkan dari hasil wawancara berikut ini:
Pak Lohim mengatakan bahwa ”Pengembangan media komputer
dalam pembelajaran PAI, saat ini selain difasilitasi oleh sekolahan
dengan adanya pelatihan-pelatihan, guru pun di tuntut berperan aktif
untuk mengambangkan kemampuannya dalam TIK walau pun
dengan cara otodidak belajarnya. Agar media yang ditampilkan pada
persentasi nanti di depan siswa dapat hasil yang positif dan siswa
pun faham dan mengerti isi materi pembelajaran tersebut”.29
Begitu
juga dengan bapak Fajril yang mengatakan bahwa “Mengembangkan
media komputer cukup sulit karena selain biaya yang tidak murah, ia
juga membutuhkan keahlian serta kreatifitas yang tinggi. Agar media
yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan”.30
Lebih lanjut
bapak Mursyida juga mempertegas dengan berkata bahwa “Dengan
belajar menggunakan komputer, ya pihak sekolah selama ini cukup
membantu dan memfasilitasi agar guru-guru bisa mengembangkan
28 Hasil wawancara dengan Bapak Sihar AMH, Kepala Sekolah SMP N 40 Jakarta pada hari
Senin 10 Juni 2013.
29
Opcit., Wawancara.
30
Opcit., Wawancara.
64
kefrofisionalannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan
komputer”.31
Untuk mengoptimalkan pelatihan yang diberikan sekolah, tentunya harus
dibarengi dengan pengembangan-pengembangan lebih lanjut yang dilakukan di
luar jam pelatihan. Sebab pelatihan yang diberikan tentunya mempunyai batasan
waktu tertentu, apalagi masalah teknologi yang mengharuskan banyak-banyak
praktik agar mendapatkan kemahiran yang diharapkan. Hal ini yang dilakukan
oleh guru PAI agar ilmu yang ia dapat dari pelatihan tidak mudah hilang dan
berkembang. Seperti hasil wawancara dengan guru PAI dibawah ini:
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Mursyida yang mengatakan
bahwa “Ia belajar sedikit-demi sedikit, dan juga teman-teman
seprofisi juga ikut serta membantu dalam pembuatan media komputer
sebagai media pembelajaran”.32
Hal senada juga diungkapkan oleh
bapak Fajril yang mengatakan bahwa “Saya terus berusaha belajar
tentang TIK, tak jarang saya bertanya pada teman-teman yang ahli
dalam pembuatan media komputer agar mendapatkan informasi yang
saya butuhkan”.33
Lebih Lanjut dipertegas lagi dengan pernyataan
bapak Lohim mengatakan bahwa “Saya selalu hadir di acara
pelatihan-pelatihan yang diprogramkan sekolah, sedikit-demi sedikit
saya terapkan ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tadi dalam
bentuk nyata dengan membuat media-media pembelajaran yang
sederhana. Ya hasilnya cukup baik untuk mengasah keterampilan
dalam membuat suatu media komputer yang baik”.34
Dari pembahasan yang telah diterangkaan di atas, tergambar bahwa tantangan
penggunaan media komputer dalam pembelajaran dan cara mengatasinya,
ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Guru masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media
pembelajaran.
b. Guru masih kurang maksimal dalam memanfaatkan media komputer
sebagai media pembelajaran.
31 Opcit., Wawancara.
32
Opcit., Wawancara.
33
Opcit., Wawancara.
34
Opcit., Wawancara.
65
c. Pihak sekolah memberikan beberapa antisipasi untuk
mengoptimalkan penggunaan media komputer sebagai media
pembelajaran.
66
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Guru PAI di kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam hal penggunaan media
komputer guru PAI di sekolah SMPN 40 Jakarta masih kurang terampil hal
ini dibuktikan dengan cara mereka membuat PowerPoint, penggunaan TIK,
serta estitika tampilan slide yang dirasa masih sangat kurang.
2. Pandangan Guru PAI kelas VII SMPN 40 Jakarta terhadap media Komputer
sangat positif bagi mereka. Pembelajaran PAI dirasa kompeten, memiliki
keunggulan diantaranya dapat mempermudah, memperjelas benda yang
kecil untuk dapat dihadirkan dengan jelas.
3. Tantangan yang dihadapi guru PAI kelas VII SMPN 40 Jakarta dalam
menggunakan media komputer yaitu kurangnya sarana berupa fasilitas
komputer, LCD, dan ketidakmampuan mereka dalam mengoprasikan
komputer.
B. Implikasi
Dalam pemakaian media komputer guru PAI masih dirasa kurang baik dari
segi komponen isi power point, penggunaan TIK, serta estitika tampilan slide
yang dirasa masih sangat kurang. Hal ini terungkap dari pembahasan yang telah
67
diungkapkan pada bab IV yang memberikan informasi bahwa dalam pemakaian
media komputer sebagai bahan presentasi masih kurang bagus. Media komputer
sangat membantu guru PAI dalam menyampaikan pembelajaran. Penyampaian
media pembelajaran dengan menggunakan media komputer mempermudah hal-
hal yang sulit dan juga memperjelas hal-hal yang rumit. Siswa merasa lebih
senang menggunakan media komputer yang lebih inovatif dan kreatif. Sebab
siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang tidak terlalu banyak
ceramah, namun dengan media komputer waktu ceramah bisa lebih sedikit.
Beberapa keunggulan media komputer dengan media yang lain sebagai media
pembelajaran ditemukan bahwa dengan menggunakan media komputer sebagai
media pembelajaran PAI menjadikan penyampaian pembelajaran menjadi lebih
mudah. Seperti yang telah dibahas di bab IV, dengan menggunakan media
komputer sesuatu yang kecil bisa diperbesar dan yang tidak mungkin untuk bisa
dihadirkan bisa dihadirkan dengan mudah serta waktu yang dibutuhkan sangat
singkat. Media komputer dapat mempermudah, memperjelas benda yang kecil dan
juga dapat menghadirkan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat dihadirkan
dengan jelas. Inilah beberapa kelebihan yang paling simpel untuk diungkapkan.
Guru masih kurang baik dalam menggunakan TIK untuk media pembelajaran.
Kecanggihan penggunakan TIK di zaman modern ini, kurang dimanfaatkan
dengan baik. Sebab dalam menggunakan media komputer masih sangat
sederhana, padahal para aktivis pembuat sofwear sudah mengembangankan
berbagai kecanggihan dan inovatif. Guru masih kurang maksimal dalam
memanfaatkan media komputer sebagai media pembelajaran. Pihak sekolah
memberikan beberapa antisipasi untuk mengoptimalkan penggunaan media
komputer sebagai media pembelajaran. Pihak sekolah memberikan saran untuk
para guru, dengan memberikan pembekalan berupa kegiatan pelatihan
menggunakan komputer.
C. Saran
Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media komputer
menjadi media yang memberikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
68
menyenangkan, gembira dan berbobot. Maka pembelajaran dengan menggunakan
media komputer harus ada tim yang menangani khusus, yaitu tim kreasi dan
inovasi pembelajaran dengan menggunakan media komputer. Sebab dengan
adanya tim khusus ini diharapkan dapat membantu mengembangkan pembejaran
dengan media komputer yang diharapkan. Tim ini terdiri dari beberapa staf ahli
dalam bidangnya yang menguasai keahlian tentang penggunaan komputer serta
memahami tentang kurikulum.
Agar guru PAI berkembang kemampuannya dalam TIK pemberian pelatihan
tidak hanya sebatas dalam kurun waktu yang telah ditentukan, namun peningkatan
kualitas kemampuan penggunaan komputer harus berkelanjutan dan harus serta
merta di dorong lebih giat lagi agar guru PAI dapat mengembangkan ilmu yang
telah didapatkannya dari pelatihan-pelatihan yang telah diberikan. Dan diberikan
penghargaan pada guru PAI yang dapat mengembangkan pembelajaran dengan
kreatif dan inovatif.
Peneliti mengharapkan ada peneliti lanjutan dari pihak lain mengenai
keprofesinalan guru PAI dalam mengembangkan keahlian terhadap penggunaan
media komputer sebagai media pembelajaran.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru, Hendro Ari Setyono dan Sofan Amri. Pembelajaran
Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011.
- - - - - - -. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan
Nasional. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, Cet. I, 2010.
Akbar, Sa’dun, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Alwasilah, A. Chaedar, Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Kiblat Buku Utama, Cet. II,
2003.
Alya, Qanita, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Indah Jaya, Adipratama
Anggota IKAPI, 2009.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafndo Persada, Cet.
XIII, 2010.
Ariani, Niken dan Dany Haryanto. Pembelajaran Multi Media di Sekolah. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakarya, 2010.
Arifin, Muzazin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Asyhar, Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2011.
Daradjat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII,
2009.
- - - - - - - . Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
70
Gafar, Irpan Abd. dan Muhammad Jamil B. Re-formulasi Rancangan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Nur Insani, 2003.
Hadi, Amirul dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.
Pustaka Setia, Cet. IV, 1998.
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2008.
- - - - - - -. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. I, 2001.
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
- - - - - - -. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Cet. I, 1996.
Hawi, Akmal. Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama. Palembang: IAIN Raden Fatah
Press, Cet. II, 2008.
Ibrahim, Nurdin. “Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer terhadap hasil
belajar”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15, No. I, Januari
2009.
Idrus, Ali, Manajemen Pendidikan Global, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.
Johnson, Elaine B. Contextual Teaching Learning. Bandung: Mizan Learning
Center, Cet. I, 2006.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press. 2008.
Munir. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2012.
71
M. Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya, 2012.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. XXIX, 2011.
Nasution. Teknologi Pedidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. VI, 1993.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. IV,
2005.
- - - - - - -. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cet. III, 2002.
Rosidin, Dedeng. Akar-Akar Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Bandung: Pustaka Umat. 2003.
Sadiman S. Arif, Rahardjo, dkk. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Cet. XIV, 2010.
Sabri, M. Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet.I,
2005.
Sairin, Weinata, Himpunan Peraturan di bidang Pendidikan, Bandung: Yrama
Widya, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, . Cet.
VIII, 2009.
Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Gaung Persada Press, 2011.
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka. 2007.
72
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. cet. VI, 2010.
Uwes, Sanusi. Visi dan Pondasi Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Logos. 2003.
Wasrita, Bambang. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
2010.
Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: PT. Hidayah
Karya Agung. Cet. XII, 1983.
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/tanggal : Senin, 10 Juni 2013
Waktu : 08.15-08.45WIB
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah
Sumber data : Kepala SMPN 40 Jakarta Pusat
Deskripsi data:
Informan yang diwawancarai adalah Bapak Drs. Sihar AMH. Beliau
merupakan kepala sekolah SMPN 40 Jakarta Pusat. Pada wawancara ini peneliti
sekaligus menyampaikan maksud untuk meminta izin melakukan penelitian
tentang penggunaan media komputer dalam pembelajaran PAI. Pada wawancara
ini peneliti datang lebih awal, yakni pada pukul 06.00 sehingga peneliti dapat
mengikuti jalannya upacara rutin hari senin dari ruang tunggu tamu.
Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan
penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, yakni dengan menyertakan surat
tugas dari Universitas. Kemudian saya mebuka dialog dengan beberapa
pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut:
“Pak Sihar menuturkan bahwa beliau mulai menjabat sebagai kepala sekolah
mulai tahun 2012. Mengingat untuk mempersiapkan Sekolah Rintisan
Bertaraf Internasional (RSBI), maka menjadi tantangan bagi semua warga
sekolah untuk meningkatkan pelayanan prima kepada pelanggan. Sebagai
pimpinan di sekolah ini, saya sudah merencanakan dan melaksanakan
program-program sekolah untuk menunjang ke arah yang diharapkan. Dalam
program inovasi dalam input dan proses pembelajaran, sekolah sudah
mengembangan quantum learning; mengembangan bahan ajar, silabus dan
sistem penilaian; mengembangan strategi pembelajaran; membeli buku
penunjang dan buku perpustakaan; membeli OHP/infocus dan Laptop;
membeli CD pembelajaran dan CD data. Kemudian kita juga
mengembangkan program kinerja profesionalan guru dengan mengadakan
tenaga profesional dan pakar pendidikan untuk meningkatkan mutu SDM;
penyesuaian jenjang pendidikan minimal S.1; mengadakan pelatihan-
pelatihan (seminar, workshop); meningkatkan keaktifan guru dalam MGMP
(tingkat sekolah, sanggar, kodya, provinsi); mengadakan kursus Bahasa
Inggris (mendatangkan tutor, menambah buku-buku penunjang, membeli CD
atau kaset pembelajaran bahasa inggris, menyediakan majalah atau koran
berbahasa Inggris). Disamping itu sekolah juga mengadakan kursus
komputer, dengan mendatangkan tenaga pengajar, menambah perangkat
komputer, membeli buku-buku penunjang, membeli CD data dan CD
program. Dan juga menambah buku-buku pegangan untuk setiap mata
pelajaran, mengadakan studi banding dan mempersiapkan perangkat kegiatan
pembelajaran. Sekolah sudah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media komputer, kelas-kelas sudah terpasang LCD proyektor
dengan baik. Jadi untuk menggunakannya sudah tersedia, tanpa harus rebutan
memakai alat yang dibutuhkan. Setiap kendala pasti ada, tinggal bagaimana
kita menanggapinya dan menjadikannya masalah yang dapat dipecahkan serta
terselesaikan. Apalagi bagi guru-guru yang sudah agak tua pemakaian media
komputer menjadi tantangan tersendiri, tetapi ya mereka menyesuaikannya
dengan baik walaupun sedikit agak lamban.
Sekolah sudah mengadakan kursus komputer, dengan mendatangkan tenaga
pengajar, menambah perangkat komputer, membeli buku-buku penunjang,
membeli CD data dan CD program. Hal ini selain untuk menunjang
keprofesionalan guru juga sebagai antisipasi agar terlaksana program-
program sekolah”.
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/tanggal : Kamis, 23 Mei 2013
Waktu : 10.00-10.45 WIB
Lokasi : Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Bapak Fajril Ghois, S.Ag
Deskripsi data:
Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP
Negeri 40 Jakarta. Bapak Fajril Ghois, S.Ag mengajar di kelas VII. Sedangkan
untuk kelas IX Pendidikan Agama Islam diajar oleh Bapak Mursyida, M.BA dan
untuk kelas VIII di ajar oleh Bapak Lohim Damanik, S.Ag.Wawancara ini
merupakan wawancara pertama dengan informan untuk mengetahui permasalahan
yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta Pusat. Pertanyaan yang
disampaikan mengenai permasalahan pembelajaran di SMPN 40 Jakarta Pusat
dan penyebab terjadinya permasalahan tersebut.
Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan
penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, kemudian saya mebuka dialog
dengan beberapa pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut:
“Bapak Fajril mengajar sudah 13 tahun. Menurut Pak Fajri media
pembelajaran itu suatu perantara yang membantu untuk mempermudah
menyampaikan pembelajaran. Beliau sedikit mengikuti perkembangan TIK,
namun menurut beliau perkembangan TIK sekarang sudah canggih-canggih
dulu komputer masih jarang dipakai oleh orang tetapi kalau sekarang
komputer sudah banyak yang punya dan bahkan orang dengan mudah
menbawanya kemana-mana kaya laptop atau notebook. Kita di sini sudah
memakai media komputer sebagai media pembelajaran, media komputer
cukup membantu pembelajaran. Kalau dulu kita capek-capek menulis materi
pembelajaran di papan tulis sampai beberapa kali, tetapi kalau memakai
media komputer cukup satu kali menulisnya bisa dipakai berulang-ulang
tanpa menulis kembali materi pembelajarannya. Selain itu juga sangat
membantu jika ada materi yang mengharuskan untuk simulasi, contoh
masalah tajwid kita cukup membuat pelafalan membaca al qur’an dengan
baik di media komputer kita sudah bisa digunakan berulang-ulang. Menurut
Pak Fajri media komputer membantu dalam menyampaikan pembelajaran,
selain mempermudah pembelajaran juga menjadikan waktu pembelajaran jadi
efektif serta sistemika penyampaian jadi lebih baik. Media komputer dalam
pembelajaran sangat membantu kita dalam banyak hal, sepertinya siswa lebih
bisa konsentrasi dibanding tidak dengan menggunakan media komputer.
Misal kita mempelajari masalah mengkafani sampai menshalatkan mayat atau
masalah wudhu sampai mengerjakan shalat wajib, kita cukup memutarkan
vedio materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Lain halnya tidak
menggunakan media komputer, bisa jadi waktu serta kefokusan siswa
menjadi berkurang disebabkan kurangnya inovasi dalam penyampaian.
Menurut Pak Fajri mengembangkan media komputer cukup sulit karena
selain biaya yang tidak murah, ia juga membutuhkan keahlian serta kreatifitas
yang tinggi. Agar media yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Selain dari program-program sekolah yang harus kita ikuti, kita juga dituntut
untuk mengembangkan dan mengaplikasikannya dalam bentuk nyata. Beliau
mengakui bahwa dalam membuat media komputer sebagai media
pembelajaran saya masih sederhana. Kesulitannya ya disamping biaya yang
cukup mahal, juga membutuhkan keahlian khusus dan kreatifitas. Bagi beliau
ini suatu tantangan yang dituntut sekolah walaupun kalau masalah TIK,
beliau juga mengakui bahwa masih dalam tahap pembelajaran. Beliau terus
berusaha belajar tentang TIK, tak jarang saya bertanya pada teman-teman
yang ahli dalam pembuatan media komputer agar mendapatkan informasi
yang beliau butuhkan. Cara inilah yang dilakukan Pak Fajri dalam
mengembangkan keahliannya”.
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/tanggal : Kamis, 23 Mei 2013
Waktu : 12.00-12.45 WIB
Lokasi : Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Bapak Lohim Damanik, S.Ag
Deskripsi data:
Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP
Negeri 40 Jakarta. Bapak Lohim Damanik,S.Ag mengajar di kelas VIII.
Wawancara ini merupakan wawancara kedua dengan informan untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta Pusat.
Pertanyaan yang disampaikan mengenai permasalahan pembelajaran di SMPN 40
Jakarta Pusat dan penyebab terjadinya permasalahan tersebut:
“Pak Lohim mengajar kurang lebih sudah 7 tahun. Menurut beliau media
pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan suatu pelajaran,
yang mana media ini sangat membantu sekali dalam pembelajaran, jika
medianya baik maka komunikasi bisa berjalan dengan baik. Perkembangan
media TIK beliau ikuti, tetapi beliau tidak sedalam dan sedetail orang yang
belajar secara khusus tentang TIK. Beliau mengetahui adanya komputer,
laptop, notebook, LCD, infocus, twiter, facebook, google dan yahoo.
Menurut beliau media komputer dalam pembelajaran PAI dapat membantu
menyampaikan pembelajaran. Beliau mengungkapkan bahwa media
komputer dapat mempermudah penyampaian materi pembelajaran.
Kelebihan media komputer dalam pembelajaran PAI, mempermudah
tercapainya penyampaian materi pembelajaran, waktu dapat di gunakan
lebih baik, sistematika materi pembelajaran dapat tersaji dengan baik. Media
komputer membantu guru jika ada materi yang kelupaan untuk
disampaikan. Fokus pandangan siswa terhadap materi pembelajaran bisa
lebih baik. Oleh sebab itu media komputer sangat membantu guru,
disamping kita menyesuaian kemajuan zaman dimana para siswa lebih
senang jika belajar dengan media-media yang populer saat ini. Perbedaan
media komputer dengan media-media yang lain terlihat dari perangkat yang
digunakan. Media komputer merupakan media yang bersifat eliktronik
tentunya mempunyai harga yang cukup mahal disamping itu juga rawan
akan kerusakannya. Disamping banyak sekali keunggulannya dari media-
media yang lain. Misal, jika ada simulasi peragaan shalat kita cukup
memutar kembali isi slide peragaan shalat maka simulasi dapat ditampilkan
dengan mudah, tanpa membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang
panjang. Menurut Pak Lohim pengembangan media komputer dalam
pembelajaran PAI di SMPN 40 Jakarta, saat ini selain difasilitasi oleh
sekolah dengan adanya pelatihan-pelatihan, guru pun dituntut berperan aktif
untuk mengambangkan kemampuannya dalam TIK walau pun dengan cara
otodidak belajarnya. Agar media yang ditampilkan pada persentasi nanti di
depan siswa dapat hasil yang positif dan siswa pun faham dan mengerti isi
materi pembelajaran tersebut. Menurut beliau yang terlibat dalam
pengembangan media komputer dalam pembelajaran PAI di sekolah, selain
dari guru yang mengampu mapel PAI dari sekolah pun memberikan
pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam
menggunakan media komputer. Kesulitan pembuatan media komputer
dalam pembelajaran disekitar bagaimana slide yang ditampilkan selain isi
yang padat dan jelas, dari segi estitikanya pun harus diperhatikan. Oleh
sebab itu slide harus membutuhkan inovasi dan kriatifitas agar tercapai yang
kita inginkan. Disamping itu peralatan eliktronik yang dibutuhkan agak
mahal harganya, jadi tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan, ya setidak-
tidaknya guru bersangkutan sudah punya laptop atau notebook agar
membantu memudahkan guru mengembangkan kemampuannya dalam
membuat media komputer. Pak Lohim menuturkan bahwa beliau selalu
hadir di acara pelatihan-pelatihan yang diprogramkan sekolah, sedikit-demi
sedikit saya terapkan ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tadi dalam
bentuk nyata dengan membuat media-media pembelajaran yang sederhana.
Ya hasilnya cukup baik bagi beliau untuk mengasah keterampilan dalam
membuat suatu media komputer yang baik. Di akhir perbincangan beliau
mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah karena beliau sudah mengikuti
intuksi-intruksi yang diarahkan oleh sekolah“.
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/tanggal : Kamis, 13 Juni 2013
Waktu : 10.00-10.45 WIB
Lokasi : Ruang guru SMPN 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Bapak Mursyida, M.BA
Deskripsi data:
Informan adalah salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP
Negeri 40 Jakarta. Wawancara ini merupakan wawancara ketiga dengan informan
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di SMPN
40 Jakarta Pusat. Pertanyaan yang disampaikan mengenai permasalahan
pembelajaran di SMPN 40 Jakarta Pusat dan penyebab terjadinya permasalahan
tersebut.
Hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa diperbolehkan melakukan
penelitian dengan melalui prosedur yang berlaku, kemudian saya mebuka dialog
dengan beberapa pertanyaan kepada beliau dengan jawaban sebagai berikut:
“Beliau mulai mengajar di sekolah ini pada tahu 1978, jadi kurang lebih
sudah 35 tahun. Menurut beliau media komputer merupakan sebagai alat
bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran, seperti papan tulis ia juga
sebagai media pembelajaran. Pak Mursyida menuturkan bahwa beliau kurang
mengikuti perkembangan TIK, namun beliau mengetahui perkembangan
media komputer tersebut. Media komputer dalam pembelajaran beliau liat
cukup membantu, kalau zaman dulu guru mengajar paling-paling cuma pakai
kapur dan papan tulis sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Tapi dengan kecanggihan teknologi kita sudah bisa memakai komputer
sebagai alat pembelajaran. Pak Mursyida mengatakan bahwa yang paling
simpel kenapa banyak orang berlomba-lomba ingin membeli handpon yang
ada menampilkan jaringan internet kalau tidak ada kelebihannya. Begitu juga
dengan media pembelajaran dengan menggunakan komputer. Lebih
simpelnya beliau menuturkan bahwa media komputer dapat mempermudah
menyampaikan materi pembelajaran. Beliau mengakui bahwa media
komputer membantu dalam pembelajaran, walau pun saya tidak begitu ahli
dalam menggunakanny. Menurut beliau media komputer sangat mudah
digunakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan bisa digunakan berulang-
ulang tampa harus menuliskan kembali isi materi pembelajaran atau contoh
yang digunakan. Lain halnya dengan media yang lain yang harus menuliskan
kembali isi pembelajaran dan membuat contoh lagi pada tiap-tiap
pembelajaran dan ini membutuhkan waktu yang lama. Dengan belajar
menggunakan komputer, beliau menuturkan bahwa pihak sekolah selama ini
cukup membantu dan memfasilitasi agar guru-guru bisa mengembangkan
keprofesionalannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan komputer. Pak
Mursyida mengakui bahwa penggunaan media komputer dalam pembelajaran
aplikasinya cukup sulit. Soalnya disamping umur beliau yang sudah agak tua,
mungkin membuat beliau agak lamban dalam menerapkan media komputer
sebagai media pembelajaran. Namun beliau masih tetap belajar sedikit-demi
sedikit, dan juga teman-teman seprofesi juga ikut serta membantu dalam
pembuatan media komputer sebagai media pembelajaran. Dengan cara ini
yang saat ini beliau lakukan untuk mengembangkan keahlian dalam
penggunaan komputer sebagai media pembelajaran”.
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/tanggal : Jum’at, 26 Juni 2013
Waktu : 13.15-13.30WIB
Lokasi : Ruang kelas VII D
Sumberdata : Siswa kelas VII D
Deskripsi data:
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai
pembelajaran PAI di kelas VII D. Wawancara dilaksanakan sepulang sekolah agar tidak
mengganggu jalannya pelajaran, akan tetapi hal ini berakibat hanya beberapa siswa yang
berhasil di wawancara dikarenakan siswa yang lain terburu-buru untuk pulang. Adapun
hasil tanggapan siswa yang bisa didapatkan peneliti sebagai berikut:
“Media pembelajarannya lebih diperbaiki, biar kita lebih merasa senang lagi.
Saya senang mengikuti pembelajaran PAI sebab belajarnya menggunakan
presentasi dengan power point tidak dengan ceramah aja”. Kata Indra
Rusmana
“Media Komputer sangat bagus dan baik. Untuk praktek dan visualisasinya media
persentasi dengan powerpoint agar lebih ditambahkan”. Kata Dwi Hadi
“Pembelajaran PAI sangat penting, karena sangat erat dengan kegiatan yang kita
lakukan sehari-hari. Pembelajarannya lebih menyenangkan menggunakan media
komputer karena lebih modern dan mudah”. Kata achmad Ghefari
“Dengan menggunakan media komputer pelajaran agama lebih mudah dipahami,
mengingat anak zaman sekarang lebih suka di depan komputer”. kata Desi
Adindawati
“Pemebalajaran PAI dengan media komputer tidak ada masalah apalagi kalau guru
tambah kreatif menambahkan beberapa animasi-anaimasi mungkin tambah asik”.
Kata Husnaini Alif
“Menggunakan media komputer dalam pembelajaran lebih menyenangkan karena
dengan media komputer bisa lebih simple penyampaiannya”. kata Wulandari
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Observasi
Hari/tanggal : Selasa, 28 Mei 2013
Waktu : 10.00-10.45 WIB
Lokasi : Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Kelas VII D
Deskripsi data:
Hari ini merupakan pertama kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D
SMPN 40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai
berikut:
Penyajian, setelah masuk kelas guru langsung mengucapkan salam dan
mengisaratkan siswa untuk berdoa bersama. Dengan bahasa yang ramah dan jelas,
guru memulai persentasi yang diawali dengan menanyakan kembali prihal
pelajaran yang telah lewat dengan komunikasi dua arah.Secara bertahap materi-
materi pelajaran tersampaikan dengan sistematis berjalan baik. Para siswa
menyimak dan memperhatikan dengan baik materi-materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, sebab guru tersebut menguasai materi pembelajaran
dengan baik. Waktu pembelajaran yang direncanakan berjalan dengan baik, tanpa
ada kelebihan atau kekurangan waktu. Komunikasi pembelajaran berjalan dengan
baik, karena guru membuat suasana pembelajaran menjadi dua arah. Tidak hanya
terpusat pada seorang guru saja, akan tetapi siswa-siswa pun dilibatkan dalam
komunikasi. Setelah materi pembelajaran sudah berakhir, guru menutupnya
dengan kesimpulan dan berdoa “agar pembelajaran hari ini dapat diterima siswa
dan mendapat keberkahan”.
Diskusi, di sela-sela penyampaian materi pembelajaran terjadi tanya jawab
antara guru dan siswa, jawaban guru yang ditanyakan dirasakan oleh siswa merasa
puas sebab argumen-argumen yang lontarkan sangat memuaskan disamping itu
jawaban guru terasa jelas dan tepat tanpa berbelit-belit. Dalam penyampaian
materi pembelajaran, sesekali ada siswa yang berbeda pendapat dengan guru.
Guru menanggapinya dengan lapang dada dan rendah hati terhadap masukan atau
pendapat siswa yang berlainan, tetapi guru juga memberikan koreksian jika
pendapat siswa tersebut terlalu melencing dari materi pembelajaran.
Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi materi pembelajaran dengan
topik dirasa sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan, kesimpulan dan
saran, serta daftar pustaka sudah sesuai dan sistematis penulisannya pun sudah
baik. Hanya saja isi tiap-tiap slide masih dirasa terlalu penuh oleh penjelasan-
penjelasan materi pembelajaran. Tampilan penulisan di tiap-tiap slide masih
sederhana, terlalu datar seperti makalah tanpa di modifikasi sedemikan rupa
sehingga tercipta slide yang indah dan baik.
Penggunaan TIK, dalam penggunaan gambar dalam slide-slide powerpoint
masih kurang baik, sebab gambar-gambar yang ditampilkan dirasa kurang
menarik perhatian mata memandang. Selain itu jika ada materi yang
mengharuskan ada suara, seperti penyebutan huruf hijaiyah atau nun mati ketemu
mim. Sedangkan animasi-animasi yang di buat sudah cukup baik, sebab
pemakaian animasi membuat tulisan menjadi gerak yang indah.
Estitika tampilan slide, pembuatan slide-slide pembelajaran masih sangat
sederhana dan masih perlu dibenahi lagi agar menjadi slide yang bagus dan
menarik. Masalah pemakaian warna tulisan dan background masih dirasa kurang
menarik, karena masih kurang pas pemakaiannya dan terkadang ada tulisan yang
kurang jelas di lihat. Tulisan terasa penuh dalam tiap-tiap slide maka huruf,
format teks dan layout pun masih kurang baik.
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Observasi
Hari/tanggal : Selasa, 25 Juni 2013
Waktu : 10.00-10.45 WIB
Lokasi : Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Kelas VII D
Deskripsi data:
Ini merupakan kedua kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D SMPN
40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai
berikut:
Penyajian, setelah guru masuk dan mengucapkan salam pada siswa, para siswa
berdiri dan membalas salam guru kemudian membaca doa. Guru mengutarakan
prihal SK dan KD pada pertemuan ini kepada siswa, setelah itu menanyakan
kembali pelajaran pada minggu kemarin. Kemudian guru membuka persentasi
mengenai pembahasan materi pembelajaran. Bahasanya cukup jelas dan santun di
dengar oleh siswa, sebab guru menggunakan alat bantu sepeker untuk
memperjelas suaranya. Sistematika penulisan makalah persentasi tersaji dengan
baik dan berurutan sesuai dengan pembahasan yang dibicarakan. Guru terlihat
santai dengan kepercayan penuh karena materi pembelajaran tersampaikan dengan
baik. Waktu pun dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Guru juga pandai
membuat suasana jadi komunikatif, sesekali ia bertanya kepada siswa perihal
dengan materi yang sedang di bahas. Setelah semua materi pembelajaran sudah
selesai guru langsung menutup dan menyimpulkan tentang isi pokok meteri
pembelajaran.
Diskusi, guru menguasai materi pembahasan yang ia paparkan ke siswa, hal ini
terlihat bagaimana ia mampu memunculkan argumen-argumen yang kuat dan
membuat siswa merasa puas atas pemaparan serta jawaban guru. Guru menjawab
setiap pertanyaan siswa dengan jelas dan tepat. Guru bukan tipe orang yang
tertutup serta memaksakan kehendak, ia dengan terbuka menerima masukan atau
pendapat siswanya. Jika siswa memberikan masukan atau pendapat, guru tidak
serta merta mematahkan pendapat siswa. Guru meluruskan jika terdapat
kekeliruan terhadap pendapat siswa.
Komponen isi powerpoint, kesesuaian antara isi dengan topik pembelajaran
pada tiap-tiap slide sudah baik. Begitu juga dengan judul, pembahasan,
kesimpulan dan saran serta daftar pustaka. Sistematika penulisan juga sudah baik,
namun inovasi slide masih di rasa kurang baik. Tampilan slide masih terlalu
penuh dengan isi pembahasan seperti makalah yang ditampilkan.
Penggunaan TIK, penggunaan foto pada tiap-tiap slide hampir tidak terlihat.
Pada hal foto-foto tentang tema yang di bahas begitu banyak yang bisa
ditampilkan. Penggunaan suara juga tidak ada begitu juga dengan tampilan
animasi-animasi pada slide juga kurang terlihat.
Estitika tampilan slide, desain warna dan background slide kurang begitu
kreatif. Tampilan slide terkesan sangat sederhana seperti makalah yang
ditampilkan di depan LCD proyektor. Huruf dan format teks juga masih sederhana
karena terlalu banyak di penuhi dengan isi materi pembahasan. Begitu juga
dengan tampilan layout.
Catatan Lapangan
Metode Pengumpulan Data: Observasi
Hari/tanggal : Selasa, 16 Juni 2013
Waktu : 10.00-10.45 WIB
Lokasi : Ruang Kelas VII SMP Negeri 40 Jakarta Pusat
Sumber data : Kelas VII D
Deskripsi data:
Ini merupakan ketiga kali peneliti melakukan observasi di kelas VII D SMPN
40 Jakarta Pusat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh deskripsi sebagai
berikut:
Penyajian, guru masuk kelas kemudian memberi salam dan siswa juga
membalas salam serta berdoa sebelum memulai pembelajaran. Seperti biasa guru
memulai persentasi dengan menanyakan kembali pelajaran yang telah lewat.
Setelah di rasa sudah cukup dengan beberapa pertanyaan guru memulai dengan
terlebih dahulu membaca basmalah, kemudian pembelajaran di mulai. Guru
menggunakan bahasa yang jelas dan cukup dimengerti siswa, Ia tidak berbelit-
belit dalam menyampaikannya. Penyajian materi pembelajaran pun bisa
disampaikan dengan sistematis. Guru boleh dibilang menguasai materi
pembelajaran, hal ini terlihat bagaimana guru dalam menyampaikan materi tanpa
ragu-ragu dan menyakinkan. Waktu yang digunakan cukup baik, disamping itu ia
juga komunikatif dalam menyampaikan pemebajaran. Sesekali ia memberikan
canda untuk membantu siswa dalam menghilangkan ngantuk atau kepenatan
selama pembelajaran. Setelah semua materi telah disampaikan dengan baik, ia
membuka soal jawab dengan siswa. Kemudian ia simpulkan semua pembelajaran
yang sudah dipelajari.
Diskusi, dalam pembelajaran terjadi soal jawab antara guru dengan siswa.
guru memberikan jawaban dengan argumentasi yang menyakinkan dengan bahasa
yang mudah dipahami siswa memberikan rasa kepuasan bagi siswa. Sebab
jawaban yang diberikan cukup jelas dan tepat serta tidak memunculkan
penafsiran-penafsiran bagi siswa. Guru juga cukup toleransi terhadap masukan-
masukan atau pun pendapat siswa. Kalau pendapat siswa agak melinceng ia
meluruskannya agar tidak terjadi kesalahan.
Komponen Isi Power Point, tampilan isi dengan topik pembelajaran sudah
sesuai, hal ini terlihat dari judul; pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar
pustaka. Penulisan juga tersusun dengan rapih dan sistematikanya pun juga sudah
baik. Sedangkan inovasi penulisan agak kurang terlihat dalam tiap-tiap slide.
Penggunaan TIK, dalam menggunakan gambar agak kurang kreatif sebab
isi materi yang penuh tidak ada ruang untuk menampilkan gambar. Begitu juga
dengan suara, yang hampir tidak terdengar pada tiap-tiap slide. Animasinya pun
juga tidak terlihat dalam slide yang ditampilkan.
Estitika tampilan slide, dalam pembuatan tiap-tiap slide masih kurang
kreatif. Desain warna dan background masih dirasa kurang, hampir di setiap slide
background yang digunakan sama tanpa ada perbedaan antara background slide
pertama sampai akhir. Pemakaian huruf hampir kekecilan sebab isi materi terlalu
penuh menutupi semua halaman. Begitu juga dengan format teks dan layout agak
kecil untuk di lihat dari kejauhan.
Top Related