Connecting Regions and Improving Mobility to Foster Nation’s Competitiveness and Resilience
PERAN TRANSPORTASI
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING
DAN
KETAHANAN BANGSA
SITI MALKHAMAH
Departemen Teknik Sipil dan LingkunganFakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 12 Oktober 2016
1.Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2.Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3.Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daaerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4.Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6.Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
7.Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8.Melakukan revolusi karakter bangsa.
9.Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
9 SEMBILAN AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
2
TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI 2025
Sumber : Ditjen Perkeretaapian – Kementerian Perhubungan RI, 2016
~ 8 largest
8 – 9 % per annum 5 – 6 % per annum
PDB: USD 700 MilyarPendapatan/Kapita: USD 3.000
PDB: USD 4-4,5 TriliunPendapatan/Kapita: USD 14,500-15,500 (negara dg pendapatan tinggi)
PDB: USD 15-17,5 TriliunPendapatan/Kapita: 44,500-49,000
~ 12 largest
3
KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI PADA PEREKONOMIAN
Sumber : BPS, Renja Kemenhub (diolah), 2016 dalam Ditjen Perkeretaapian – Kementerian Perhubungan RI, 20164
PERAN TRANS-
PORTASI
BIDANG POLITIK
BIDANG EKONO-
MI
BIDANG SOSIAL
BIDANG BUDAYA
PERTA-HANAN
KEAMA-NAN
5
Untuk kemakmuran
rakyat secara
berkeadilan.
Kebijakan Transportasi
Pengembangan berbagai moda transportasi dan penggunaannya sesuaidengan konsep transportasi yang berkerlanjutan.
Dipilih moda transportasi yang paling efisien.- Waktu- Biaya operasi kendaraan- Konsumsi energi (jumah dan jenis)- Dampak lingkungan (polusi, kebisingan, getaran, penggunaan lahan,
konservasi lingkungan)- Kecelakaan
Pembagian peran moda transportasi menyesuaikan dengan jarak tempuhdan daya angkut.
Pengembangan jaringan transportasi (termasuk simpul) yang mendukungtransportasi yang berkelanjutan.
Pengembangan transportasi terintegrasi dengan pengembanganpenggunaan lahan untuk meningkatkan produktifitas.
6
7
TRANSPORTASI: INTEGRASI, ANTAR
MODA DAN MULTIMODA
Angkutanpenumpang
Angkutanbarang
Transportasipedesaan
Transportasiregional (antar
wilayah)
Transportasiperkotaan
Transportasi antarmoda (intermodal transport) diartikan sebagai
transportasi penumpang dan atau barang yang menggunakan lebih dari
satu moda transportasi dalam satu perjalanan yang berkesinambungan.
Transportasi antarmoda lebih menekankan pada upaya pemaduan
jaringan pelayanan dan prasarana.
Transportasi multimoda adalah transportasi barang dengan
menggunakan paling sedikit dua moda transportasi yang berbeda, atas
dasar satu kontrak yang menggunakan dokumen transportasi multimoda
dari suatu tempat barang diterima oleh operator transportasi multimoda
ke suatu tempat yang ditentukan untuk barang tersebut.
INTEGRASI, ANTAR MODA DAN MULTIMODA
8
9
PERMASALAHAN STRATEGIS NASIONAL:KONDISI GEOGRAFIS DAN KESENJANGAN
DISPARITAS DAERAH DI INDONESIA
JAWA – 57.5% PopulasiNasional berada di JawaPopulasi : 57.5%% Area : 6.90%%PDRB : 57.6%
KALIMANTAN – Kurangnyainfrastruktur di daerahperbatasanPopulasi : 5.8%% Area : 28.1%%PDRB : 9.30%
PAPUA- Kontur DaerahBerbukit dan pegununganMALUKU- Daerah Kepulauan
Populasi : 2.60%% Area : 26.53%%PDRB : 2.06%
SULAWESIPopulasi : 7.31%% Area : 9.90%%PDRB : 4.74%
SUMATERAPopulasi : 21.3%% Area : 24.7%%PDRB : 23.7%
BALI DAN NUSA TENGGARAPopulasi : 5.50%% Area : 3.87%%PDRB : 2.51%
Jumlah Pulau : + 17.504Garis Pantai : + 95,181 km (Kedua setelah Canada)KBI : 17 Provinsi dan KTI : 17 ProvinsiLuas Wilayah KTI : 67,76 % NasionalJumlah Pulau KTI : 63,16 % NasionalSumbangan KTI thd PDB : 17,56 %
KTI lebih tertinggal daripada KBI
salah satunya dikarenakan :
Kurangnya Infrastruktur di
Indonesia Bagian Timur
Sumber : Ditjen Hubla-Kemenhub 2015 10
Barang
KEBIJAKAN TRANSPORTASI LAUTJARINGAN/RUTE EKSISTING ANGKUTAN LAUT
Perintis PELNI Lainnya
Sumber : Kajian Evaluasi dan Optimalisasi Trayek Angkutan Laut Peti Kemas Dalam Negeri, Ditjen Hubla-Kemenhub, 2013
LINTASAN RUTE KAPAL BARANG TRACKING KAPAL PENUMPANG
TRAYEK ANGKUTAN LAUT LINER PETIKEMAS
HOMEBASE TANJUNG PRIOK DAN TANJUNG PERAK
Sumber : Digambarkan konsultan dari data Sub Direktorat Angkutan Laut Dalam Negeri, 2013
Keterangan : (dalam ribu TEU's)
: <10
: 10-25
: 25-50
: 50-100
: 100-200
: 200-400
: 400-700
: 700-1000
: >1000
JARINGAN TRAYEK KAPAL PETIKEMAS DI INDONESIA
11
No. HUB
1 Pelabuhan Belawan / Kuala Tanjung*
2 Pelabuhan Tg. Priok
3 Pelabuhan Tg. Perak
4 Pelabuhan Makassar
5 Pelabuhan Bitung *
• Konsep Tol Laut : penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur (Liner)yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan dari Barat hingga ke Timur, denganmenggunakan kapal-kapal berukuran besar sehingga diperoleh manfaatekonomisnya (harga per satuan barang menjadi lebih rendah)
• Pada Prinsipnya, Tol Laut merupakan penataan rute tetap (liner) terhadap rute yangsudah ada, yang keberhasilannya diperlukan langkah-langkah :• Mengefisienkan sistem transportasi maritim Indonesia;• Kelembagaan dan regulasi serta pendanaan;• Dukungan lintas sektoral
KEBIJAKAN TRANSPORTASI LAUTPEMBANGUNAN POROS MARITIM NASIONAL /TOL LAUT
BELAWAN
BATA
M
SURABAY
A
MAKASAR
SORONG
MALAHAYATI
P.BAI
PONTIANA
KJAMBI
PALEMBAN
G
BITUN
G
AMBONJAYAPUR
A
BANJARMASI
N
BALIKPAPAN
SAMARINDA
KUPANG
SEMARAN
G
PANTOLOA
N
PANJANG
KENDA
RI
TERNATE
TELUK
BAYUR
SAMPI
T
TJ PRIOK
No. FEEDER
1 Pelabuhan Malahayati
2 Pelabuhan Batam
3 Pelabuhan Jambi (Talang Duku)
4 Pelabuhan Palembang
5 Pelabuhan Panjang
6 Pelabuhan Teluk Bayur
7 Pelabuhan Tg. Emas / Semarang
8 Pelabuhan Pontianak
9 Pelabuhan Banjarmasin
10 Pelabuhan Sampit
11 Pelabuhan Balikpapan / Kariangau
12 Pelabuhan Samarinda / Palaran
13 Pelabuhan Tenau / Kupang
14 Pelabuhan Pantoloan
15 Pelabuhan Ternate
16 Pelabuhan Kendari
17 Pelabuhan Sorong
18 Pelabuhan Ambon
19 Pelabuhan Jayapura
Rencana Pelabuhan Hub
Rencana Pelabuhan Feeder
(Berdasarkan Perpres Nomor 2 Tahun 2016 tentang RPJMN Tahun 2015-2019)
Sumber : Ditjen Hubla-Kemenhub 2015 12
PETA JARINGAN TRAYEK TOL LAUT TA. 2016
NoPangkalan
Distribusi
Kode
TrayekJaringan Trayek
Jumlah
Jarak
(MIL)
Kapasitas
1 Tg. Perak T-1Tg. Perak -700- Wanci -290- Namlea -326- Fakfak -182- Kaimana -215-
Timika -215- Kaimana -182- Fakfak -326- Namlea -290- Wanci -700- Tg.
Perak
3426 115 TEUS
2 Tg. Perak T-2Tg. Perak -731- Kalabahi -232- Moa -224- Saumlaki -240-Dobo -510-
Merauke -510- Dobo -240- Saumlaki -224- Moa -232- Kalabahi -731- Tg.
Perak
3874 350 TEUS
3 Tg. Perak T-3Tg. Perak -656- Larantuka -32- Lewoleba -152- Rote -80- Sabu -119-
Waingapu -119- Sabu -80- Rote -152-Lewoleba -32- Larantuka -656- Tg.
Perak
2078 115 TEUS
4 Tg. Priok T-4Tg. Priok -794- Makassar -1078- Manokwari -120- Wasior -110- Nabire -
100- Serui -120- Biak -120- Serui -100- Nabire -110- Wasior -120-
Manokwari -1078- Makassar -794- Tg. Priok
4644 350 TEUS
5 Makassar T-5Makassar -780- Tahuna -100- Lirung -152- Morotai -27- Tobelo -150-
Ternate -97- Babang -97- Ternate -150- Tobelo -27- Morotai -152- Lirung -
100- Tahuna -780- Makassar
2608 350 TEUS
6 Tg. Priok T-6 Tg. Priok -570- Tarempa -130- Natuna -130- Tarempa -570- Tg. Priok 1400
3000 Ton
(GC)
Sumber : Ditjen Hubla-Kemenhub 2015 13
TOL LAUT
Peningkatan Sarana
Angkutan Laut
Pembenahan Sistem
Manajemen
Pengembangan Prasarana Pelabuhan
Merupakan program reformasi angkutan laut yang bersifat komprehensif dan terintegrasi,yang meliputi 5 komponen utama yaitu pengembangan prasarana dan sarana multimoda,prasarana pelabuhan dan pendukungnya, sarana kapal, sistem manajemen danpengembangan SDM
Pengembangan
Prasarana danSarana
Multimoda
Peningkatan SDM
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI LAUTPEMBANGUNAN POROS MARITIM NASIONAL /TOL LAUT
Sumber : Ditjen Hubla-Kemenhub 2015
14
KOMPONEN KEMENHUBKEMENHUB &
OPERATOR PELABUHAN INSTITUSITERKAIT
Prasarana dan sarana multimoda
• Jalan akses kereta api ke pelabuhan
• Pembangunan prasarana rel KA• Pengadaan rolling stock• Pengoperasian KA
- Kementerian PU, Pemda Pemb. akses jalan., Pengadaan lahan, dsb
Prasarana Pelabuhan
• Pendalaman Alur Pelayaran
• Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
• Perawatan Alur Pelayaran• Pendalaman dan perawatan
kolam pelabuhan• Rekonfigurasi dan perpanjangan
dermaga• Pengadaan peralatan bongkar
muat• Perluasan Container Yard
Sistem Manajemen • Revitalisasi Inaportnet• Peningkatan layanan
VTS (Vessel Traffic Systems)
• Peningkatan produktifitas dan efisiensi pelabuhan
• Integrasi sistem antar pelabuhan
Pengembangan SDM
• Penataan dan peningkatan kualitas SDM
• Penataan dan peningkatankualitas SDM
• Penataan dan pening katan kualitas SDM
Sarana Angkutan Laut
• Penetapan Jaringan Trayek LinerPetikemas
• Pemberian Insentif dan Prioritas Pelayanan kepada Operator Pelayaran di pelabuhan hub
• Penetapan tarif yang sama untuk semua pelabuhan
Industri Pelayaran• Peningkatan
jenis/kelas kapal• Penyediaan operator
untuk jaringan tol lautSumber : Ditjen Hubla-Kemenhub 2015
15
Mendorong para operator kapal untuk mengoperasikan kapal-kapal yang lebih besar kapasitas melalui penyederhanaan regulasi dan penyediaan fasilitas kredit lunak
Penggunaan kontainerisasi untuk menggangkut pasar angkutan petikemas pada pelayaran domestik di sepanjang lintas utama
Revitalisasi infrastruktur pelabuhan untuk menjamin kelancaran penggangkutan barang keluar masuk pelabuhan
Pengembangan dry port atau pelabuhan darat sebagai bufferatau penyangga logistik dari pelabuhan laut (sea-port)
Pembangunan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri yang terintegrasi terutama pada wilayah timur Indonesia
Subsidi Angkutan Laut Tetap Dan Teratur Untuk Kapal Barang Dalam Rangka Menunjang Tol Laut
Sumber : Ditjen Hubla-Kemenhub 2015 16
Menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau Jawa agar terjadi pemerataan pembangunan sehingga disparitas pertumbuhan perekonomian tidak terlalu besar dan mendukung transportasi yang efektif dan efisien karena adanya keseimbangan muatan kapal.
Optimalisasi rute tetap dan teratur (liner) untuk angkutan penumpang, penumpang dan barang, mulai tahun 2015 akan dilayani keperintisan dan penugasan angkutan barang.
Pengembangan SDM dalam bidang pelayaran dalam rangka peningkatam kebutuhan penyelenggaraan Tol Laut terutama mengantisipasi meningkatkan armada pelayaran nasional
Pengadaan sarana kapal untuk coastal shipping dan short sea shipping sebagai alternatif pemanfaatan moda angkutan transportasi
Sumber : Ditjen Hubla-Kemenhub 2015
17
65%
Pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak dapat
dibebankan seluruhnya pada Jalan Raya;
Rencana Induk Nasional 2030: Share Kereta Api untuk
angkutan Penumpang 13% dan angkutan Barang 17%
Rencana Strategis Tahun 2015-2019: Share kereta api
untuk angkutan penumpang 7,5 % dan angkutan
barang 5 %
Investasi untuk Sarana dan Prasarana dibutuhkan
sekitar Rp.234 Trilliun dengan 30% oleh Pemerintah
dan 70% oleh Swasta
Target Market Share Kereta Api
(Penumpang & Barang):
Sumber : Ditjen Perkeretaapian – Kementerian Perhubungan RI, 2016
PANGSA PASAR ANGKUTAN KERETA API (2014)
18
Jalur KA Existing
Jalur KA Rencana
Jalur KA-Khusus (Rencana)
Rencana Jalur KA Cepat (HST)
a. Jaringan perkeretaapian nasional pada tahun 2030 sepanjang12.100 km (Pulau Jawa-Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua) termasuk jaringan kereta api perkotaan sepanjang 3.800 km.
b. Sarana angkutan penumpang dengan jumlah lokomotif 2.805 unit, kereta api penumpang sebanyak
27.960 unit.
c. Sarana angkutan barang dengan jumlah lokomotif 1.995 unit dan gerbong 39.655 unit.
Visi: “ Kompetitif ,Terintegrasi, Teknologi Tinggi, Sinergi Industri, Terjangkau, ResponsifTerhadap Perkembangan ”
Share Kereta Api : 11-13% Untuk Angkutan Penumpang & 15-17% Untuk Angkutan Barang
Pembangunan Jalur Ganda & Elektrifikasi Lintas Utama Jawa
Terbangunnya Jaringan Kereta Api Trans Sumatra Sebagai Tulang Punggung Angkutan Massal Antar Kota
dan Perkotaan
Beroperasinya Argo Cahaya (High Speed Train/ HST) di Pulau Jawa
Kereta Api Sebagai Tulang Punggung Transportasi Angkutan Barang di Kalimantan, Sulawesi dan Papua
Terintegrasi, Aman, Selamat, Nyaman, Pelayanan Yang Handal dan Terjangkau
Sumber : Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) 2010-2030
Target :
Program :
RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL 2030
19
Meningkatkan keselamatan operasional perkeretaapian dengan membangun budaya
safety first dalam setiap penyelenggaraan
perkeretaapian nasional
Meningkatkan peran kereta api meliputi:
(1) angkutan massal perkotaan,
(2) angkutan massal antar kota yang menghubungkan pusat kegiatan,serta
(3) akses ke pelabuhan dan bandara dalam mendukung angkutan logistik
Mengintegrasikan layanan kereta api dengan moda lainnya
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan
perkeretaapian
KEBIJAKAN
RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL 2030
Sumber : Ditjen Perkeretaapian – Kementerian Perhubungan RI, 2016
20
STRATEGI PEMBANGUNAN PERKERETAPAI
AN
Pengemb.Jaringan
Pelayanan
Peningkatan Keamanan & Keselamatan
Alih Teknologi & Pengemb.Industri
Pengemb. SDM Perkeretaapian
Pengemb. Kelembagaan
Investasi & Pendanaan
RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL 2030
Sumber : Ditjen Perkeretaapian – Kementerian Perhubungan RI, 201621
AGENDA PRESIDEN 2015-2019 TERKAIT PERKERETAAPIAN
VISI MISI PRESIDEN JOKOWI-JK 2015-2019
KOMITMEN PENGUATAN INFRASTRUKTUR MELALUI:
1. Pengembangan sistem transportasi umum massal terintegrasi
2. Kebijakan transportasi yang berpihak pada transportasi masal yang aman, nyaman, merata, dan efisien
3. Pembangunan monorail atau underground yang menghubungkan bandara dengan pusat kota, pelabuhan dengan pusat kota, lingkar dalam kota dan lingkar luar kota dengan lingkar dalam kota
4. Pembangunan rel KA baru untuk menghubungkan antar kota dan perlunya kebijakan transportasi KA perkotaan sebagai alternatif terhadap moda transportasi darat
5. Pembangunan rel KA (rel ganda) antar kota di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi
6. Penambahan jumlah rute perintis yang dilayani (76 rute) (keterangan: untuk semua moda)
Keterangan: Komitmen penguatan infrastruktur merupakan agenda strategis ke -9 dari 16 agenda strategis BIDANG EKONOMI yang termuat dalam Visi Misi Jokowi-JK. Total terdapat 31 agenda strategis dalam 3 bidang (politik, ekonomi, dan kebudayaan) yang diringkas menjadi 9 agenda prioritas presiden atau disebut NAWACITA
Sumber : Ditjen Perkeretaapian – Kementerian Perhubungan RI, 2016 22
PROGRAM PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019
• Menghubungkan lintas utama Pulau Sumatera (Aceh-Sumut-Riau-Sumbar, Lampung-Sumsel)
• Akses ke-4 bandara (Medan, Padang, Palembang, Batam)
• Akses ke- 7 pelabuhan (Lhokseumawe, Belawan, Dumai, Tj Api-Api, Panjang, Bakauheni, Kuala Tanjung)
• KA perkotaan/regional di 4 lokasi (Medan/Mebidangro, Padang, Palembang, Batam)
• Reaktivasi 3 jalur KA (Binjai-Besitang, P. Panjang-B.Tinggi-Payakumbuh, Muaro Kalaban –Muaro)
• Rel Ganda Lintas Utara -Selatan • Persiapan High-speed Train Jakarta-
Bandung-Smg-Sby• Lingkar Layang Jabodetabek• Elektrifikasi (Sby, Bdg, Jogya-Solo)• Akses ke-5 bandara (Soetta, Yogya, Sby,
Kertajati, Smg) • Akses ke -7 pelabuhan (Tj. Priok, Cirebon,
Tj Emas, Tj Perak, Merak, Bojonegara, Teluk Lamong)
• KA perkotaan/regional di-5 lokasi (Jkt dsk, Bdg dsk, Smg dsk, Yogya dsk, Sby dsk)
• Reaktivasi jalur KA di 8 lokasi
• Terbangunnya jalur rel untuk angkutan batu bara skema KPS : (1) Muara Wahau - Muara Bengalon, (2) Murung Raya –Kutai Barat – Balikpapan, (3) Puruk Cahu-Mangkatib/Batanjung
• Terbangunnya jalur rel antar kota: (1) Banjarmasin –Balikpapan - Samarinda –Tanjung Redep – Batas Negara, (2) Banjarmasin –Palangkaraya – Pontianak –Batas Negara
• Akses ke-1 bandara (Banjarmasin) & Akses ke -3 pelabuhan (Batanjung, Banjarmasin, Lubuk Tutung)
• Terbangunnya jalur rel antar kota: (1) Makassar-Parepare, (2) Bitung-Manado, (3) Bitung – Gorontalo – Isimu, (4) Pare-Pare – Mamuju (5) Mamuju –Palu – Isimu, (6) Makassar –Takalar – Watampone
• Akses ke-2 bandara (Makassar, Manado)
• Akses ke -4 pelabuhan (Makassar, Bitung, Parepare, Garongkong)
• KA perkotaan/regional di 2 lokasi (Mamminasata, Manado dsk)
• Pembangunan Jalur KA di Pulau Bali termasuk KA perkotaan dan akses bandara di Denpasar
• Persiapan pembangunan KA Sorong - Manokwari & Jayapura – Sarni termasuk akses ke Pelabuhan
PULAU SUMATERA PULAU JAWA PULAU KALIMANTAN PULAU SULAWESI PULAU LAINNYA
Sumber: RIPNas, Masterplan Pulau, Ditjen KA 2014 23
Cetak Biru Transportasi
Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
24
- berupa arah pengembangan dan pembangunantransportasi antarmoda/multimoda;
- dalam rangka kelancaran arus barang dan aruspenumpang serta mendukung sistem logistik nasionalyang efektif dan efisien.
25
Cetak Biru Transportasi
Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
- merupakan program dan rencana aksi pengembangantransportasi antarmoda/multimoda dalam kurun waktujangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang;
- dijadikan sebagai acuan, pedoman dan landasan dalamperencanaan, dan pembangunan dan penyelenggaraantransportasi multimoda pada simpul-simpul 25 pelabuhan, 7 terminal khusus, 14 bandar udara, 9 kotametropolitan serta 183 kabupaten daerah tertinggal.
Cetak Biru Transportasi
Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
26
Pengembangan TransportasiAntarmoda/Multimoda dilakukan secara:
Berkesinambung-an, konsistendan terpadu;
baik intramaupun antar
moda;
serta dengansektor
pembangunanlainnya;
sesuai dengankebutuhan danperkembangan
zaman, ilmupengetahuandan teknologi.
Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Untuk Kelancaran Arus
Barang di Pelabuhan Tanjung PriokPermen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030 27
Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Untuk Kelancaran Arus
Barang di Pelabuhan Tanjung Perak-Jawa Timur
28
Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
28
Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Untuk Kelancaran Arus
Barang di Pelabuhan Makassar – Sulawesi Selatan
29
Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
29
Matriks Program Pengembangan Tranportasi Antarmoda/Multimoda untuk
Peningkatan Kelancaran Arus Barang
di Bandar Udara Soekarno Hatta – Banten
Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
30
Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
31
Matriks Program Pengembangan Tranportasi Antarmoda/Multimoda
untuk Peningkatan Kelancaran Arus Barang
di Bandar Udara Hang Nadim – Kepulauan Riau
Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030 32
Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Untuk Kelancaran Arus
Barang di Bandar Udara Juanda – Jawa Timur
Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030 33
Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Untuk Kelancaran
Mobilitas Orang di Jabodetabek (Jakarta-bogor-depok-tangerang-bekasi)
34Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Untuk Kelancaran
Mobilitas Orang di Yogyakarta
Permen Perhubungan No. KM 15 Tahun 2015 Tentang Cetak Biru Tansportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
35
PENUTUP
36
Perencanaan secara holistik , berkelanjutan, konsisten dengan tujuan yang jelas dan terukur.
Diwujudkan secara konsisten.
Pengembangan industri transportasi (prasaranadan sarana)
Pengembangan SDM di bidang transportasi
•Regulator
•Operator
•Industri
Top Related