LAPORAN TUGAS KAJIAN KEAGAMAAN
Isra` dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Pembicara : Ustadz Khoirul Anwar
Tempat : Masjid Darul `Ilmi Universitas Gunadarma Depok
Tanggal : 09 Mei 2014
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Pendidikan Agama yang dibina oleh
Bapak Mulyadi Sag., MM
Disusun oleh :
Siti Jaenab (18313553)
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik sipil
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
PEMBAHASAN
Pengertian Isra` dan Mi’raj
Isra` adalah perjalanan malam, sedangkan mi’raj adalah tangga menuju langit.
Jadi Isra` dan Mi’raj mempunya pengertian bahwa perjalanan Nabi Muhammad SAW
dari masjidil haram ke masjidil aqsa kemudian dilanjutkan dari masjidil aqsa ke
shidratul muntaha untuk mendapatkan perintah shalat 5 waktu.
Tujuan dari Isra` dan Mi’raj adalah untuk menunjukkan kebesaran allah SWT
dan untuk kebahagiaan manusia.
Rasulullah pertama kali mendapatkan perintah shalat dengan jumlah waktu
yang sangat banyak dalam sehari yaitu 50 waktu. Tetapi karena Allah Maha pemurah
lagi maha penyayang kepada hamba-Nya dan untuk kebahagiaan manusia serta tidak
membebankan beban berat kepada manusi untuk mndirikan shalat jadilah akhirnya
jumlah waktunya ada 5 waktu yaitu waktu shubuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya.
Rasulullah melaksanakan Isra` dan Mi’raj dengan ruh dan jasad. Dengan bukti
perlu jasad, perlu waktu dan perlu tempat.
Inti dari diperintahkan shalat adalah ……………….
Artinya : “ sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar”.
Allah memerintahkan kita shalat untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar,
sudahkah shalat kita mencegah perbuatan keji dan mungkar?
Jika perbuatan keji dan mungkar belum dapat di cegah maka terus perbaiki
dengan 4P :
1. Pembenahan Shalat
Pembenahan Shalat adalah membenahi shalat kita agar shalat kita bisa
mencegah perbuatan keji dan mungkar, dengan cara memahami dan mengamalkan
syarat dan rukun shalat.
Seperti dengan kita mulai memperbaiki whudu, kita berwudhu harus sesuai
dengan syariat isalm dan berwhudujuga harus baik dan benar. karena whudu
adalah awal kita untuk biasa sahmendirikan shalat kita. Kalau wudhu kita baik
Insya Allah shalat kita akan baik.
2. Peningkatan
Kita harus mengerjakan dan meningkatkan Shalat yang wajib, dan
meningkatkan juga shalat sunnahnya seperti shalat sunnah rowatib, shalat sunnah
duha, shalat sunnah tahajud dand shalat sunnah lainya.
Peningkatan tersebut juga harus sesuai dengan kemampuan karena Allah tidak
membebani setiap makhluknya dalm menjalankan ibadah kepada Alllah.
Jangan lupa sesudah mendirikan shalat kita mengucapkan istigfar tiga kali,
walaupun kita sesudah mengerjakan shalat dengan arti mengerjakan kebaikan
tetapi tetap mengucapkan istighfar. Tidak hanya sesudah mengerjakan amal
keburukan saja kita harus mengucapkan istigfar, tetapi sesudah mengerjakan amal
baik jg harus mengucapkan istighfar karena untuk menutupi kesalahan-kesalahan
yang telah diperbuat terdahulu.
Allah tidak membebani hambanya, apabila hambanya hanya mampu
mengerjakan shalat wajibhya saja Allah tidak akan rugi, tetapi alangkah lebih baik
jika kita menambahkan dengan mendirikan shalat sunnah karena untuk kebaikan
kita sendiri.
3. Penghayatan
Didalam shalat semua bacaanya didominasi oleh doa seperti yang terdapat
dalam bacaan Al-Fatiha, ruku, I’tidal, sujud dan bacaan pada gerakan lainnya.
Kita hendaknya mengerti arti dari bacaan shalat kita yang berisi doa tersebut
karena sesungguhnya jika kita dapat memahami kita akan merasakan getaran jiwa
karena begitu agungnya Allah SWT dan juga bisa meneteskan air mata karena
begitu tidak ada apa-apanya kita dengan Allah sang Maha Pencipta.
Kita menghayati shalat juga dengan membenarkan bacaan shalat kita, jangan
terburu-buru karena kalau kita terburu-buru shalat kita terkadang tidak khusyu,
jadi kita harus menghayati shalat kita dengan membaca bacaan shalat dengan
benar dan mampu atau mengerti apa yang kit abaca dalam bacaan shalat tersebut.
Ushalli bukan merupakan niat, tetapi suatu ucapan untuk memudahkan
datangnya niat dari dalam hati.
4. Pengamalan
Kita dalam mengamalkan seperti rendah hati kepada Allah dengan doa “ya
Rabb aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Engkau” tu suatu adab
rendah hati bahwa kita tidak punya apa-apa.
Imam Syafi’i mengatakan :” jangan kamu batalkan shalat sesudah kamu
shalat.” Arinya itu juga merupakan adab –adab shalat.
Kita shalat ada adabnya yaitu dengan menghormati Allah, kita takbir dengan
takbiratul ihram dan meletakkan tangan dibawah dada diatas perut karena itu
adalah suatu penghormatan . tidak akan mungkin setelah takbiatul ihram lalu
meletakkan tengan kebelakang. Karena itu semua merupakan adb atau
pengamalan dalam shalat.
Kalau 4P itu bisa terealisasi dalam shalat, Insya Allah shalat kita sesuai dengan awal
mula tujuan dari mendirikan shalat yaitu dapat mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar.
Dari kejdian perjalanan Isra` dan Mi’raj kita dapat mengamalkan-Nya dalam
kehidupan sehari-hari dengan mendirikan shalat dengan sebaik-baiknya, karena shalat
adalah tanda orang mukmin. Shalat adalah untuk mendapatkan tingkatan lebih tinggi atau
derajat ketakwaan kita lebih tinggi dihadapan Allah SWT.
LAMPIRAN
Penulis memohon kepada dosen Pendidikan Agama apabila menemukan kesalahan
atau kekurangan dalam laporan ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baiknya laporan yang
akan datang.