sistem kardiovaskuler
Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma.
Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Batas superior jantung kanan terletak di intercostae ke-3 kira-kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan kedua titik ini berkoresponden dengan basal jantung. Batas inferior jantung kiri terletak di apeks di intercostae ke-5 kira-kira 9 cm ke kiri dari garis tengah. Batas inferior jantung kanan terletak pada intercostae ke-6kira- kira 3 cm ke kanan dari garis tengah.
Garis yang menghubungkan garis inferior kanan dan kiri berkoresponden terhadap inferior surface jantungdan garis yang menghubungkan inferior dan superior kanan berkoresponden ke border jantung kanan. Berat jantung orang dewasa laki-laki 300-350gr, berat jantung orang dewasa wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg BB dari berat badan ideal.
A. Rumusan Masalah1. Anatomi a. Jelaskan tentang Anatomi Dalam dan Luar ?b. Apa yang dimaksud dengan Sel Eksitebel ?c. Jelaskan mengenai pembuluh darah Pembuluh Darah ?d. Apa itu Pembuluh Limfe ?2. Fisiologi
a. Apa yang dimaksud dengan Hemodinamika Jantung ?b. Apa itu Elektrofisiologi Jantung ?c. Jelaskan bagaimana Mekanisme Jantung Sebagai Pompa ?d. Apa itu Sistem Konduksi ?e. Jelaskan mengenai Pembuluh Darah Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler ?f. Apa yang di maksud dengan Tekanan Darah dan System Regulasi ?3. Biofisikaa. Apa yang dimaksud dengan Listrik Jantung ?b. Apa yang dimaksud dengan Konduksi Jantung ?c. Apa itu Viskositas Pembuluh Jantung4. Biokimiaa. Jelaskan Struktur dan Fungsi Enzim ?b. Apa yang dimaksud dengan Apoptosis, Injury Sel, dan Adaptasi Sel ?c. Apa itu Nekrosis Sel ?
B. Tujuan1. Tujuan Umuma. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi, Fisiologi, Biofisika, dan Biokimia
pada Sistem Kardiovaskuler
2. Tujuan Khususa. Mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi, fisiologi dan proses biokimiawi
pada system kardiovaskuler dari anak-lansia
C. ManfaatHasil dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Sistem Kardiovaskuler
BAB IIPEMBAHASAN
A. Anatomi 1. Anatomi Dalam Dan Luar
Jantung terdiri dari empat ruang,dua atrium dan dua ventrikel pada bagian anterior.Setiap atrium terdapat auricle,setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.
a. Anatomi luar jantung Lapisan luar jantung terdiri dari perikardium, epikardium, miokardium
dan endokardium. Lapisan perikardium adalah lapisan paling atas dari jantung terdiri dari fibrosa dan serosa dan berfungsi sebagai pembungkus jantung. Lapisan perikardium terdiri dari perikardium parietal (pembungkus luar jantung) dan perikardium visceral (lapisan yang langsung menempel pada jantung). Antara perikardium parietal dan visceral terdapat ruangan perikardium yang berisi cairan serosa berjumlah 15-50 ml dan berfungsi sebagai pelumas.
Lapisan epikardium merupakan lapisan paling atas dari dinding jantung. Selanjutnya adalah lapisan miokardium yang merupakan lapisan fungsional jantung yang memungkinkan jantung bekerja sebagai pompa. Miokardium mempunyai sifat istimewa yaitu bekerja secara otonom (miogenik), durasi kontraksi lebih lama dari otot rangka dan mampu berkontraksi secara ritmik. Ketebalan lapisan miokardium pada setiap ruangan jantung berbeda-beda. Ventrikel kiri mempunyai lapisan miokardium yang paling tebal karena mempunyai beban lebih berat untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik yang mempunyai tahanan aliran darah lebih besar. Miokardium terdiri dari dua berkas otot yaitu sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel. Setiap serabut otot dipisahkan diskus interkalaris yang berfungsi mempercepat hantaran impuls pada setiap sel otot jantung. Antara sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel terdapat lubang yang dinamakan anoulus fibrosus yang merupakan tempat masuknya serabut internodal dari atrium ke ventrikel.
Lapisan endokardium merupakan lapisan yang membentuk bagian dalam jantung dan merupakan lapisan endotel yang sangat licin untuk membantu aliran darah.
b. Anatomi dalam jantung a) Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.
b) Ventrikel kanan Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang
terbentuk dari ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung. Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
c)Atrium kiri Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid dimana mempunyai dua daun katup.
4)Ventrikel kiri Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
a) Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg b) Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 ) c) Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )
5) Struktur Katup-katup Jantung
Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.
a) Katup Atrioventrikuler Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan
ventrikel. Katup atrioventrikuler terdiri dari dua katup yaitu biskupid dan trikuspid,dan ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel.Darah bergerak dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda tendinea kendor. Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel.
b) Katup SemilunarTerdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak
pada arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel .Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh
2. Sel EksitabelSel eksitabel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau
potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi. Atau sel yang peka terhadap rangsang (saraf dan otot).
a. Struktur dan Komposisi Membran SelMembran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian
dalam sel dengan lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam.Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.
3. Pembuluh DarahPembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan
langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut. Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari :
a) Peredaran darah panjang/besar/sistemikPeredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
b) Peredaran darah pendek/kecil/pulmonalPeredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah. Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
a) Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
b) Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang.
Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.
4. Pembuluh LimfeSistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah.
Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.
a. SusunanLimfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil.
Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel
lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
b. Fungsi1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.2) Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.3) Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal. 4) Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh.
5) Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
B. Fisiologi1. Hemodinamika Jantung
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekana tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium kiri. Perbedaan tekanan
dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.
2. Elektrofisiologi JantungAktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti
natrium, kalium dan kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar yang bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi. Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi.sel otot jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetengganya mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik eksternal).depolarisasi sebuah sel sisrem hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium.Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.
Setelah influks natrium cepat ke dalam sel selama depolarisasi,permeabilitas membran sel terhadap kalsium akan berubah,sehingga memungkinkan ambilan kalsium ke dalam sel. Influks kalsium,yang terjadi selama fase plateau repolarisasi,jauh lebih lambat dibandingkan natrium dan berlangsung lebih lama. Interaksi antara perubahan voltase membran dan kontraksi otot di nbamkan kopling elektromekanikal.Otot jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung dari kontraksi berkepanjangan
(tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak. Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi cairan interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada komposisi darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal sel.
3. Mekanisme Jantung Sebagai PompaPada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik
ventrikel dekat akhir gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan perubahan tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa istilah tekanan sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi yang dicapai selama sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik merujuk pada tekanan terendah selama diastolik.
4. Sistem KonduksiDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan
aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :a. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.b. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.c. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.d. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan
kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke nodus AV,sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikular ke cabang berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya penyatuan kerja pompa maksimal.
5. Pembuluh Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler a. Pembuluh darah arteri atau nadi.
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang
terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.
1) Pembuluh darah arteri merupakan tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik, pembuluh yang liat dan elastis, Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik, Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung. Terdiri atas
a) Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuhb) Arteriol yaitu percabangan arteric) Kapiler : Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan venad) Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium, sebuah
membran basal.Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis. Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis.
b. Pembuluh darah vena atau balikPembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju
serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
1) Pembuluh Balik (Vena)Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali,Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis, Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi dan terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah. Terdiri dari:
a) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.
b) Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
c) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung.
c. Pembuluh darah kapilerpembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari
pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.
6. Tekanan darah dan system regulasitekanan darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer,
dan volume atau aliran darah. Kontrol terhadap tekanan darah bergantung pada sensor-sensor yang secara terus menerus mengukur tekana darah dan mengirim informasinya ke otak. Otak mengintergrasikan semua informasi yang masuk dan berespon dengan mengirim rangsangan eferen ke jantung dan sistem pembuluh melalui saraf-saraf otonom. Berbagai hormon dan mediator kimiawi lokal berperan dalam mengontrol tekanan darah.
Pusat kardiovaskuler di otak berada di formasio retikularis dan terletak di medula oblongata bagian bawah dan pons. Impuls yang berkaitan dengan tekanan darah diintegrasikan disini. Apabila terjadi perubahan tekanan darah, maka pusat kardiovaskuler mengaktifkan sistem saraf otonom, sehingga terjadi perubahan stimulasi simpatis dan parasimpatis ke jantung dan selanjutnya akan terjadi perubahan stimulasi simpatis ke seluruh sistem pembuluh darah.
C. Biofisika1. Listrik Jantung a. Aliran arus listrik dari masa sinsitium otot jantung
Sebelum masa sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu
daerah sinsitium jantung terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut otot yang mengalami depolarisasi sehingga daerah permukaan ini menjadi elektronegatif. Karena proses depolarisasi menyebar kesegala arah melalui jantung,perbedaan potensial yang tampak hanya menetap selama seperbeberapa ribu detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat dilakukan dengan alat perekam yang berkecepatan tinggi.
b. Aliran arus listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru) Walaupun sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga
menghantarkan arus listrik yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain yang terletak di sekeliling jantung juga dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Oleh karena itu,sebenarnya jantung terendam did lam media yang konduktif. Bila satu bagian ventrikal mengalami depolarisasi maka daerah itu akan menjadi elektronegatif di bandingkan bagian lainnya. Aliran listrik akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang terpolarisasi melalui jalur melingkar yang besar.Impuls jantung mula-muloa akan sampai di bagian septum ventrikal dan selanjutnya segera menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya. Keadaan ini akan menyebabkan kenegatifan di bagian dalam ventrikel,sedangkan di bagian luar dinding ventrikel akan mengalami kepositifan,dengan arus listrik akan mengalir melalui cairan yang terdapat di sekeliling ventrikael menurut jalur elips. Dengan kata lain arus listik rata-rata dengan kenegatifan akan mengalir kebasal jantung dan arus listrik rata-rata dengan kepositifan akan mengalir ke bagian apeks. Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi,arus juga tetap mengalir menurut arah penyebaran yang sama,sementara depolarisasi menyebar dari permukaan endokardium keluar melalui masa otot ventrikel.Kemudian,sesaat sebelum proses depolarisasi selesai melintasi ventrikel,selama kira-kira 0,01 detik,rata-rata aliran arus listrik ini akan terbalik,yakni akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian
basal,sebab bagian ja ntung yang paling akhir terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan basal jantung.
Jadi pada ventrikel jantung yang normal,selama hampir seluruh siklus depolarisasi,arus mengalir dari negative ke positif,terutama dari arah basal jantung menuju ke apeks kecuali pada bagian akhir dari proses depolarisasi.
2. Konduksi Jantung Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan
aliran listrik, jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu sebagai berikut :
a. Otomatisasi : kemampuan menghasilkan impuls secara spontan b. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur c. Konduktifitas : kemampuan untuk menyalurkan impulsd. Daya rangsang : kemampuan untuk menanggapi stimulasi
Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui system hantar untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot.
Supaya pemompaan jantung efektif maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel otot jantung. Kontraksi akan terjadi jika potential aksi yang berjalan menuju membran sel otot. Impuls yang diterima sel tersebut kemudian disalurkan ke sel selanjutnya melalui gap junction sehinnga jika ada rangsangan pada salah satu bagian saja maka bagian yang lain juga terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi eksitasi jantung, jalur konduksi dan banyaknya eksitasi pada daerah tertentu. Komponen-komponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari sino-auricular node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node), bundle His, cabang kiri-kanan bundel dan sistem Purkinje.
a. SA node terdiri dari sel spesial yang berfungsi sebagai pacu jantung(pace-maker). Nodus SA terletah diantara vena kava superior dan atrium kanan. Ukurannya pada dewasa 15x5x1,5 mm, serta dipengaruhi oleh saraf simpatik dan parasimpatik. Nodus SA terdiri dari sel P dan sel transisional. Sel P banyak ditemukan pada neonatus dan berkurang seiring bertambahnya umur. Sedangkan sel transisional lebih banyak pada dewasa.Kemudian dilanjutkan oleh jaras internodal atrium yang menuju nodus AV yang terdiri dari 3 jaras. Pertama jaras internodal anterior(Bachman). Kedua jaras internodal media(Wenckebach). Ketiga jaras internodal posterior( Thorel).
b. AV node terdiri dari sel yang kecepatan konduksinya rendah yang secara normal berfungsi untuk menghasilkan kontraksi atrial dan ventrikel yang ringan. Nodus AV terletah pada permukaan endokardium pada bagian kanan septum interatrium, tepat diantara anulus katup trikuspid dan muara sinus koronarius.Dari nodus AV impuls menuju bundel his pada pars membranasea septum ventrikel. Selanjutnya menuju sistem purkinje. Sel Purkinje secara khusus berfungsi untuk konduksi yang sangat cepat. Sehingga kecepatan konduksi paling cepat terdapat di secabut purkinje yaitu 4000mm/detik.
c. Bundle his berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem bundle branch.
d. Bundle branch merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua bagian berikut :
1) Right bundle branch ( RBB/ cabang kanan ), mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan
2) Leaft bundle branch ( LBB/ cabang kiri ), yang terbagi dua yaitu :a) Deviasi kebelakang (left posterior vesicle) menghantarkan
impuls ke endokardium ventrikel kiri bagian posterior dan inferiorb) Deviasi kedepan (left anterior vesicle) menghantarkan impuls ke
endokardium ventrikel kiri bagian anterior dan superior.c) Sistem purkinje merupakan bagian ujung dari bundle branch.
Menghantarkan atau mengirimkan impuls menuju lapisan subendokard pada kedua ventrikel, sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi
ventrikel. Serabut purkinje yang meninggalkan simpul AV melalui berkas AV dan amsuk kedalam ventrikel mempunyai sifat-sifat fungsional yang sangat berlawanan dengan sifat-sifat fungsional serabut simpul AV, serabut purkinje mengeluarkan impuls dengan kecepatan antara 20 – 40 kali/menit, serabut ini merupakan serabut yang sangat besar, bahkan lebih besar dari pada serabut otot ventrikel normal, dan serabut ini menghantarkan impuls dengan kecepatan 1,5 – 4 meter/detik, suatu kecepatan sekitar 6 kali kecepatan dalam otot jantung biasanya dan 150 kali kecepatan dalam serabut sambungan. Hal ini memungkinkanpenghantaran impuls jantung yang sangat cepat keseluruh system ventrikel. Distribusi serabut-serabut purkinje didalam ventrikel. Serabut purkinje, setelah berasal dari dalam simpul AV, membentuk berkas AV, yang kemudian menyusup melalui jaringan fibrosa diantara katup-katup jantung dan kemudian kedalam system ventrikel. Berkas AV hamper segera membagi diri kedalam cabang-cabang berkas kanan dan kiri yang terletak di bawah endokardium sisi septum masing-masing. Tiap-tiao cabang ini berjalan kebawah menuju apeks ventrikel masing-masing, tetapi kemudian membagi menjadi cabang-cabang kecil dantersebar di sekitar tiap-tiap ruang ventrikel dan akhirnya kembali kedasar jantung sepanjang dinding lateral. Serabut Purkinje terminal menenbus massa otot untuk berakhir pada serabut otot. Dari saat inpuls jantung pertama-tama memasuki berkas AV sampai ia mencapai ujung serabut purkinje, waktu total yang berlalu hanya 0,03 detik. Jadi, sekali suatu inpuls jantung memasuki system purkinje, ia menyebar hamper dengan segera keseleruh permukaan endokardium otot ventrikel.
3. Viskositas Pembuluh JantungSemakin besar viskositas aliran dalam pembuluh semakin kecil jika
seluruh factor lainnya bersifat konstan. Viskositas pada darah normal adalah sekitar tiga kali lebih besar daripada viskositas air hal ini terutama karena sebagian besar sel darah merah tersustensi dalam darah. Masing-masing factor ini menimbulkan pergesekan antar sel-sel yang berdekatan dan
terhadap dinding pembuluh darah. Viskositas dara meningkat secara drastis dengan meningkatkan hematokrit.
Viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekedar 3, hal ini berarti diperlukan tekanan tiga kali lebih besar untuk mendorong darah lengkap seprti mendorong air melalui pembuluh darah yang sama. Viskositas darah meningkat sepuluh kali lebih besar daripada air dan alirannya dalam pembuluh darah menjadi sangat terhamabat.lain yang mempengaruhi viskositas darah adalah konsentrasi protein plasma dan jenis protein dalam plasma, tapi pengaruhnya kurang begitu penting dibandingkan hematokrit.
D. Biokimia1. Struktur dan Fungsi Enzim
Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan peningkatan kadar dalam darah. Struktur enzim antara lain:
a. APOENZIM (Tidak Aktif) Merupakan bagian protein dari enzim, sebagai tempat melekatnya substrat, bersifat thermolabil (peka terhadap suhu tinggi),
b. KOFAKTOR
Merupakan bagian non protein dari enzim, bersifat stabil pada suhu tinggi, dan tidak berubah pada akhir reaksi.
Fungsi dari Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.
2. Apoptosis, Injury Sel dan Adaptasi SelApoptosis (dari bahasa Yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”)
adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis berbeda dengan nekrosis.Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio.Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.Bila sel kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut dapat membelah secara tak terbatas dan akhirnya menjadi kanker.
Apoptosis memiliki ciri morfologis yang khas seperti blebbing membran plasma, pengerutan sel, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA,dan dimulai dengan enzim kaspase dari kelompok sisteina protease membentuk
kompleks aktivasi protease multi sub-unit yang disebut apoptosom. Apoptosom disintesis di dalam sitoplasma setelah terjadi peningkatan permeabilitas membran mitokondria sisi luar dan pelepasan sitokrom c ke dalam sitoplasma,setelah terjadi interaksi antara membran ganda sardiolipin mitokondria dengan fosfolipid anionik yang memicu aktivitas peroksidase. Apoptosom merupakan kompleks protein yang terdiri dari sitokrom c, Apaf-1 dan prokaspase-9. Fungsi apoptosis :
a. Berhubungan dengan kerusakan sel atau infeksi. Dimana terjadinya apoptosis ketika sel mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Keputusan untuk melakukan apoptosis berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang berasal dari sistem imun.
b. Sebagai respon stress atau kerusakan DNA .c. Kondisi yang mengakibatkan sel mengalami stress, misalnya kelaparan, atau
kerusakan DNA akibat racun atau paparan terhadap ultraviolet atau radiasi (misalnya radiasi gamma atau sinar X), dapat menyebabkan sel memulai proses apoptosis
1) Sebagai upaya menjaga kestabilan jumlah sel2) Sebagai bagian dari pertumbuhan3) Regulasi sistem imun
Injury sel adalah cedera yang terjadi pada level seluler yang diakibatkan oleh Infeksi, reaksi imun, cacat genetik, gizi tidak seimbang
Adaptasi sel terdiri dari:1. Atropi adalah pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi
sel.disebabkan karena berkurangnya beban kerja, hilangnya persarafan, berkurangnya suplai darah, nutrisi yang tidak adekuat dan penuaan.
2. Hipertrofi adalah penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ, dapat fisiologik ataupun patologik. Penyebabnya antara lain peningkatan kebutuhan fungsional ataupun rangsangan hormonal spesifik.
3. Hiperplasia adalah meningkatnya jumlah sel dalam organ atau jaringan, bisa patologik maupun fisiologik, yang disebabkan karena hormonal dan kompensatorik.
4. Metaplasia adalah perubahan reversibel; pada perubahan tersebut satu jenis sel dewasa digantikan oleh jenis sel dewasa lain.
Sel B dan Sel T merupakan pelaku utama pertahanan tubuh terhadap zat asing yang dapat menginfeksi tubuh. “Sel T pembunuh” (killer T cells) menjadi aktif saat terpapar potongan-potongan protein yang tidak sempurna (misalnya karena mutasi), atau terpapar antigen asing karena adanya infeksi virus. Setelah sel T menjadi aktif, sel-sel tersebut bermigrasi keluar dari lymph node, menemukan dan mengenali sel-sel yang tidak sempurna atau terinfeksi, dan membuat sel-sel tersebut melakukan kematian sel terprogram.
3. Nekrosis SelSel dapat dianggap mati dengan mikroskop cahaya hanya setelah
mengalami serangkaian perubahan yang dinamakan nekrosis. Nekrosis dapat didefinisikan sebagai perubahan morfologi sebagai akibat tindakan degradasi progresif oleh enzim-enzim pada sel yang terjejas letal. Sel yang difiksasi dengan formalin untuk pelajaran histology adalah mati, tetapi semua kerja enzim dihentikan ketika dilakukan fiksasi, dengan demikian sel tidak nekrosis. Dua proses penting yang menunjukkan perubahan nekrosis adalah :
a. Pencernaan sel oleh enzim.b. Denaturasi protein.c. Tanda jelas kematian sel terdapat dalam inti. Pada jejas tahap lanjut tetapi
reversible, kromatin sering menggumpal pada membrane inti.Jenis-jenis nekrosis :
1) Nekrosis koragulatif menyatakan pemeliharaan garis besar atas sel yang digumpalkan minimal beberapa hari. Diduga jejas atau asidosis intrasel yang meningkat secara berkesinambungan yang mengakibatkan denatorasi tidak hanya protein struktur tetapi juga protein enzim.
2) Nekrosis likuefaktif sebagai akibat autolysis atau heterolysis terutama khas pada infeksi fokal kuman, karena kuman memiliki rangsang kuat pengumpulan sel darah putih.
3) Nekrosis kaseosa merupakan bentuk lain nekrosis dijumpai paling sering pada focus-fokus infeksi tuberculosis.
BAB IIIPENUTUP
A. KesimpulanSistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi memiliki fungsi utama
yaitu untuk memenuhi kebutuhan darah dalam jaringan. Sistem kardivaskuler terdiridari tiga komponen dasar, yaitu : Jantung, Pembuluh darah, dan darah. Fungsi utama jantung yaitu mempompa darah, menghasilkan tekanan darah, sirkulasi oksigen dan bahan lain. Kerja jantung dipengaruhi oleh sel- sel automotorik dan sel yang mempengaruhi saat berkontraksi, yaitu miosit dan endokardium.Jantung dilapisi oleh tiga lapisan, urutan dari luar kedalam : epikarium, miokardium, endokardium. Secara mikroskopis, jantung tersusun atas pembuluh darah vena an pembuluh darah arteri, masing – masing pembuluh
darah dibai menjadi 3 lapisan, yaitu : Tunika intima, Tunika media, dan Tunika adventisia.
Pembuluh darah berfungsi mengangkut dan mendistribusikan darah yang dipompa oleh jantung. Pembuluh darah ada 3 yaitu pembeuluh darah arteri, dibagi lagi menjadi arteri elastis, arteri muscular, arteriol. Selain arteri ada pembuluh darah Vena dan Kapiler.Fungsi umum darah adalah sebagai alat pengangkutan, pengaturan, dan perlindungan tubuh. Darah ada dua yaitu plasma darah dan sel darah.sel darah dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : eritrosit, leukosit dan trombosit. Masing – masing sel darah memiliki peran tersendiri, yang berperan penting dalam pembekuan darah adalah trombosit. Pembekuan darah melewati empat tahap, yaitu : spashme vaskuler, pembentukan sumbat trombosit,pembentukan bekuan darah, Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa. Pembekuan darah dipengaruhi 13 faktor, dan juga ada faktor penghambat pembekuan darah. Sistem peredarahan darah dan darah berkaitan erat dengan sistem limfatik. Cairan dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua yaitu cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
B. Saran Pada saat berolahraga jangan terlalu kecapaian agar jantung tidak
bekerja terlalu berat.Minumlah minuman berion saat berolahraga, karena membantu memberikan cairan yang mengandung ion – ion yang diperlukan oleh tubuh.Pelajarilah anatomi, fisiologi, biokimia dan histologi sistem kardiovaskuler agar kita memperoleh pengetahuan yang lebih tentang sistem kardiovaskuler
DAFTAR PUSTAKA
L Moore, Keith., 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta, EGC Murray, Robert K., 1997. Biokimia Harper.Jakarta, ECG Scalon, valarie C., 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta, EGCSherwood, laurelee., 2001. Fisiologi Manusia.: Dari sel ke sistem.ed.2.Jakarta,
EGC Guyton,A.C. & Hall,A.J., 1997. Fisiologi kedokteran. Jakarta, Penerbit buku
kedokteran ECGJunquira L.C. dan J. Carneiro., 2007.Basic Histologi : Text dan Atlas.Jakarta. EGC
Snell, Richard S., 2006. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta, Penerbit buku kedokteran EGC
R. Putz & R. Pabst., 2007. Atlas anatomi manusia : Sobotta. Jakarta, EGC
KARDIOVASKULAR
OLEH :
LUH RELO SRI NINGSIH
10.321.1012
A4-G
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat Beliaulah
kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan “Kebutuhan Eliminasi Uri” tepat pada waktunya.
Berbagai bantuan berupa bimbingan, perhatian dan dorongan sungguh berarti dan berharga bagi
kami dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa hasil makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan penulisan
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar, 13 Juni 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Dalam dan Luar Kardiovaskuler
2.2 Sel Eksitabel
2.3 Pembuluh Darah
2.4 Pembuluh Limfe
2.5 Fisiologi
2.7 Biokimia
Penyebab Nekrosis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang dari pembutan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur anatomi, fisiologi,
biofisika dan biokimia kardiovaskuler. Jantung merupakan organ penting dan paling vital yang terdapat
dalam tubuh makhluk hidup. Tanpa adanya jantung ini, manusiatidak dapat bertahan hidup.
Sekilas mengenai jantung. Jantung adalah organ berongga yang memiliki 4 ruang, terletak di dalam
rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior) sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI, dua jari di bawah
papilla mamae. Apeks jantung terletak pada interkosta kelima kiri pada garis medio-klavikularis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah teruraikan dalam latar belakang penulisan ini, maka dapat
dirumuskan permasalahannya ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur anatomi dari kardiovaskuler ?
2. Bagaimana fisiologi dari kardiovaskuler ?
3. Bagaimana biofisika dari kardiovaskuler ?
4. Bagaimana biokimia dari kardiovaskuler ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk :
1. Mengetahui struktur anatomi dari kardiovaskuler.
2. Mengetahui fisiologi kardiovaskuler.
3. Mengetahui biofisika dari kardiovaskuler.
4. Mengetahui biokimia dari kardiovaskuler.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran umum mengenai struktur anatomi kardiovaskuler.
2. Memberikan gambaran umum mengenai struktur fisiologi kardiovaskuler.
3. Memberikan gambaran umum mengenai biofisika kardiovaskuler.
4. Memberikan gambaran umum mengenai biokimia kardiovaskuler.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Anatomi Dalam dan Luar Kardiovaskuler
1. Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru. Sistem
Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di
rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh.
Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga.
Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan
(yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas
dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Bentuknya Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya
tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing disebut apeks
kordis.
A. Otot Jantung
Otot jantung bersifat lurik dan involunter sehingga dapat berkontraksi secara ritmis dan otomatis.
Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot khusus
penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Otot jantung mempunyai miofibril-miofibril tertentu
yang mengandung filamen aktin dan miosin, yang hampir identik dengan filamen yang dijumpai di dalam
otot rangka.
Otot jantung bersifat saling sinsisium, artinya satu otot dengan otot lainnya saling berhubungan.
Di otot jantung juga ditemukan daerah-daerah gelap yang menyilang serta-serat otot jantung yang
disebut sebagai diktus interkalatus; namun sebenarnya diktus interkalatus sebenarnya merupakan
membran sel yang memisahkan masing-masing sel otot jantung satu sama lainnya. Otot jantung hanya
terdapat pada miokard (lapisan otot jantung) dan dinding pembuluh darah. Gambaran umumnya berupa
serat-serat yang jalannya paralel dengan banyak guratan melintang terdapat jaringan ikat halus pada
endomisium, mengandung pembuluh darah kecil dan pembuluh getah bening.
Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan otot rangka. Miofilamen hanya
terbatas pada sel-sel otot itu sendiri dan tidak melintasi sel otot. Jaringan ikat tidak banyak terdapat
pada otot jantung , tetapi hanya terdapat pada serat-serat berupa endomisium yang penuh kapiler
darah dari otot rangka . Kapiler limfe banyak terdapat pada otot jantung sedangkan saraf otonom halus
memberikan persarafan pada otot jantung.
B. Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium, dan endokardium.
a. Perikardium : lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang letaknya dalam
mediastinum minus, posterior terdapat korpus sterni dan rawan iga ke 2 sampai dengan iga ke 6.
Perikardium viseral (fibrosum) : bagian kantung yang membatasi pergerakan jantung terikat dibawah
sternum tendinium diagfraghma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada sternum melalui
ligamentum sternoperikardial.
Perikardium pariental (serosum) : membatasi perikardium fibrosum dengan perikardium serosum disebut
epikardium, mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelicin untuk menjaga agar
pergesakan antara perikardium tidak menimbulkan ganguan terhadap jantung. Pada permukaan
posterior jantung perikardium serosum membentuk vena besar disebut sinus obligus dan sinus
transverses.
b. Miokardium : lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra
bercabang menjadi arteri desendens anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dekstra
memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan digafragma ventrikel kanan.
Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi langsung ke dalam paru-paru. Susunan
otot jantung (miokardium) :
Susunan otot atria : serabutnya sangat tipis , kurang teratur dan tersusun dalam dua lapisan. Lapisan luar
mencangkup kedua arteria sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria beberapa serabut masuk
ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut- serabut berbentuk lingkaran.
Susunan otot ventrikel : membentuk bilik jantung yang dimulai dari cicin atrioventrikular sampai apeks
jantung.
Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antar atrium dan vertikel.
c. Endokardium : dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengikat
terdiri atas jaringan endotel (selaput lendir yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang
mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminal terdapat sebuah
lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava inferior yang terletak di depan
muara vena inferior menuju ke sebelah tepi dan disebut fossa ovalis. Di antara atrium kanan dan
vebtrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
C. Bagian-Bagian Jantung
a. Basis kordis : bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar
(aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena cava superior). Basis kordis dibentuk oleh
atrium kiri dan atrium kanan sedangkan posterior dibentuk oleh aorta desendens, esofagus, vena azigos,
dan duktus torasikus setinggi vertebra torakalis ke 5 sampai ke 8.
b. Apeks kordis : adalah bagian bawah jantung yang berbetuk kerucut tumpul. Bagian ini
dibentuk oleh ujung vebtrikel kiri dan dinding toraks dan ditutupi oleh paru- paru dan pleura kiri dan
dinding toraks.
D. Permukaan Jantung
Permukaan jantung (fasies kordis) terdiri atas tiga lapis yaitu
a. Fasies sternokostalis : permukaan yang menghadap ke depan berbatasan denagn dinding
depan toraks dibentuk oleh atrium kanan, ventrikel kanan dan sedikit ventrikel kiri
b. Fasies dorsalis : permukaan jantung yang menghadap kebelakang , berbentuk segi empat,
berbatasan dengan mediastinum posterior dan dibentuk oleh dinding atrium kiri sebagian atrium kanan
dan sebagian kecil ventrikel kiri.
c. Fasies diafragmatika : permukaan bagian bawah jantung berbatasan dengan sentrum
tendium diafragma yang dibentuk oleh dinding vebtrikel kiri dan sebagian kecil ventrikel kanan.
E. Ruang pada Jantung
a. Atrium Kanan (Atrium Dextra)
Atrium pada jantung berfungsi sebagai pompa primer yang lemah bagi ventrikel, yang membantu
mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan tenaga utama yang
dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi perifer. Atrium kanan terdiri
atas rongga utama dari aurikula diluar , sedangkan bagian dalam membentuk suatu rigi krisata
terminalis. Bagian atrium yang terletak didepan rigi mengalami trabekulasi aibat berkas serabut otot
yang berjalan dari krista terminalis. Muara yang terletak antrium kanan adalah sebagai berikut :
Vena kava superior : bermuara ke bagian atas atrium kanan. Muara ini tidak mempunyai katup dan
berfungsi mengembalikan darah dari setengah bagian tubuh atas
Vena kava inferior : lebih besar dari vena kava superior bermuara ke dalm bagian bawah atrium kanan dan
berfungsi mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian tubuh bawah
Sinus koronarius : bermuara ke dalam atrium kanan dan bermuara antra vena kava inferior dengan
osteum ventrikular yang dilindungi oleh katup yang tidak berfungsi
Sinus atrioventrikuler kanan : bagian anterior vena kava inferior dilindungi oleh valvula bikuspinalis,
disamping itu banyak muara vena- vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung ke dalam atrium
kanan.
b. Atrium Kiri (Atrium Sinister)
Atrim kiri terdiri atas rongga utama dan aurikula yang terletak dibelakang atrium kanan dan
membentuk sebagian besar basis (fasies posterior). Pada bagian belakang atrium kiri terdapat sinus
obligue perikardium serosum dan perikardium fibrosum. Bagian dalam atrium kiri dan aurikula
mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan. Muara atrium kiri vena pulmonalis dari masing- masing
paru- paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup, osteum ventrikuler kiri yang
dilindungi oleh valvula mitralis.
c. Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler dekstrum dan
dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel kanan jauh
lebih tebal daripada atrium kanan.
Valvula trikuspidalis : melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk oleh lipatan endokardium dan
sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan (anterior, septalis, dan
inferior). Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila ventrikel berkontraksi, muskulus
papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak terdorong ke atrium dan tidak terbalik ketika tekanan
intraventrikuler meningkat.
Valvula pulmonalis : melindungi osteum pulmonalis yang terdiri ats dua kuspis (saringan) semilunaris
arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa. Mulut muara
kuspis arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis dinamakan sinus. Selama fase
sistolik, katup kuspis pada ventrikel tertekan pada dinding trunkus pulmonalis oleh darah keluar. Selama
diastolik, darah kembali ke jantung masuk ke sinus , katup kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.
d. Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui osteum antrioventrikuler kiri dan aorta
melalui osteum aorta. Dinding vertikel kiri tiga kali lebih tebal dari vebtrikel kanan. Tekanan darah
intraventrikuler kiri enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.
Valvula mitralis (valvula bikuspidalis). Melindungi osteum antrioventrikularis yang terdiri atas sua kuspis
(anterior dan posterior). Kuspis anterior lebih besar dan terletak diantara osteum antrioventrikular dan
aorta
Valvula semilunaris aorta : melindungi osteum aorta dan strukturnya sama dengan valvula semilunaris
arteri pulmonalis. Salah satu kuspis terletak di dinding aorta membentuk sinus aorta anterior yang
merupakan asal dari arteri koronaria kana dan sinus posterior kiri yang merupakan asal koronaria kiri.
F. Bunyi Jantung
Gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang
menutup secara pasif. Bunyi pertma disebabkan oleh menutupnya katup arterio-ventrikuler, dan
kontraksi dengan ventrikel. Bunyi kedua karena menutupnya katup aortik dan pulmoner sesuai kontraksi
dari ventrikel. Yang pertama adalah panjang dan dempak, dan yang ke dua pendek dan tajam.
Demikianlah mak pertama terdengar seperti “lub” dan yang ke dua seperti “dup”. Dalam keadaan
normal jantung tidak mengalami bunyi lain, tetapi bila arus darah cepat atau bila ada kelainan pada
katup atau salah satu ruangnya, maka dapat terjadi bunyi lain, biasanya disebut “bising”.
Debaran jantung atau lebih tepat debaran apex, adalah pukulan ventrikel kiri kepada dinding
anterior yang terjadi selama kontraksi ventrikel. Debaran ini dapt diraba, dan sering dilihat juga ruang
interkostal kelima kiri, kira-kira 4 sentimeter dari garis tengah sternum.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung.
Denyut ini mudah diraba disustu tempat dimana arteri melintasi sebuah tulang yang terletak dekat
permukaan. Seperti misalnya: arteri radialis disebelah depan pergelangan tangan , arteri temporalis
diats tulang temporal atau arteri dorsalis penis dibelokan mata kaki. Yang teraba bukan darah yang
dipompa oleh jantung masuk ke dalam aorta melainkan gelombang tekanan yang dialirkan dari aorta
dan merambat lebih cepat dari pada darah itu sendiri.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda- beda, dipengaruhi oleh penghidupan,
pekerjaan ,makanan, umur, emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung. Kalau jumlah denyut
ada 70 maka berarti siklus jantung 70 kali semenit juga. Kecepatan normal denyut nadi (jumlah debaran
setiap menit) :
Pada bayi yang baru lahir : 140 pada umur 5 tahun 96-100
Selama tahun pertama : 120 pada umur 10 tahun 80-90
Selama tahun kedua : 110 pada orang dewasa 60-80
2.2 Sel Eksitabel
Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila
dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.
2.3 Pembuluh Darah
Pembuluh ini berbentuk bulat, dengan ukuran berbeda-beda, dan berdiameter antara 0,01 mm
hingga 10 mm. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Ketiga pembuluh darah
tersebut selalu berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu sistem. Arteri berhubungan
langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri
dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan
tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan
ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh
kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan
sebuah membran basal.
Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :
1. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dextra menuju ke
paru-paru. Mempunyai dua cabang yaitu dextra dan sinistra untuk paru-paru kanan dan kiri yang banyak
mengandung CO2 di dalam darahnya.
2. Vena pulmonalis merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru-paru masuk ke
jantung bagian atrium sinistra. Didalamnya berisi darah yang banyak mengandung O2.
Pembuluh darah pada peredaran darah besar, terdiri atas :
1. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian ventrikel
sinistra melalui aorta accendens lalu membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun
sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma lalu menurun ke bagian perut. Jalannya arteri
terbagi atas 3 bagian yaitu :
a) Aorta Accendens, aorta yang naik ke atas dengan panjang kira-kira 5 cm, cabangnya arteri
koronaria masuk ke jantung.
b) Arkus Aorta, yaitu bagian aorta yang melengkung ke bawahsampai vena torakalis IV.
Cabang-cabangnya : Arteri brakia sefalika, atau arteri anomina, arteri subklavia sinistra dan arteri karotis
komunis sinistra.
c) Aorta Decendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai
vertebra lumbalis IV .
Letaknya :
1) Aorta Torakalis , dimulai dari vertebra torakalis IV sampai menembus diafragma.
Percabangannya sampai pada dinding toraks dan alat-alat visceral yang ada di dalam rongga toraks.
2) Aorta Abdominalis, pada vertebra torakalis XII terbagi menjadi 2 : arteri iliaka komunis dextra
arteri iliaka komunis sinistra.
Percabangannya sampai pada dinding perut dan alat dalam rongga perut, panggul dan anggota
gerak bawah.
Peredaran darah kecil :
Darah dari jantung ventrikel dextra valvula semilunaris arteri pulmonalis paru-paru kiri dan kanan
vena pulmonalis.
Peredaran darah besar :
Darah dari jantung ventrikel sinistra valvula semilunaris aorta aorta arteri arteriol kapiler arteri
kapiler vena venolus vena kava atrium dextra
2.4 Pembuluh Limfe
Struktur pembuluh limfe
Darah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena dan sebagian
cairan meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe yang merembes dalam ruang-ruang
jaringan. Susunan pembuluh limfe disebut juga middleman atau susunan tengah karena merupakan
susunan antara darah dan cairan jaringan dimana terdapat zat-zat koloid, garam elektrolit tidak dapat
masuk kedalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui kapiler-kapiler limfe atau saluran limfe.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga
tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh darah limfe yang terkecil atau kapiler, lebih besar dari
kapiler darah terdiri atas selapis endothelium.
Pmbuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga limfe di
dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus yang disebut lacteal yang
dijumpai dalam vili usus.
Pembuluh darah afferent menembus kapiler sel dipinggiran yang cembung dam memperdarahi
kalenjar dan bercampur dengan benda kecil daripada limfe dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan
oleh pembuluh afferent yang dikeluarkan melalui vilum.
Saluran limfe mempunyai 2 batang saluran yang sama yaitu :
1) Duktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra, yaitu dimulai dari pembuluh limfe yang
bentuknya disebut sinistra kili yang terdapat di depan dari vertebra lumbalis menuju ke bagian atas
akhirnya bermuara ke vena brakiosefalika kemudian ke vena kava superior, duktus torasikus ini
merupakan kumpulan dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada sebelah kiri
bagian perut, anggota gerak bawah dan alat-alat dalam rongga perut.
2) Duktus limfatikus dextra, merupakan pembuluh limfe yang pendek dan panjangnya kira-kira
1,20 cm, menerima limfe dari pembuluh limfe yang berasal dari kepal kanan, leher kanan, bentuk dan
susunan dari pembuluh limfe hampir sama dengan vena. Begitu juga dengan lapisan plasmanya
sepanjang salurannya terdapat katup-katup yang terbuka kea rah jantung.
Fungsi pembuluh limfe, antara lain :
1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2) Mengangkut limfosit dari kalenjar limfe ke sirkulasi darah.
3) Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Susunan limfe yang
melaksanakannya ini ialah saluran lakteral.
4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
5) Menghasilkan zat antibody untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.
Kalenjar Limfe,bentuknya bulat lonjong dengan ukuran kira-kira10-25 mm. Limfe disebut juga
getah bening merupakan cairan dimana susunan isinya hamper sama dengan plasma darah dan cairan
jaringan. Bedanya ialah : dalam cairan limfe banyak mengandung cairan darah limfosit. Tidak terdapat
CO2 dan mengandung sedikit O2, dan cairan limfe berasal dari usus yang mengandung zat lemak.
Cairan limfe ini dibentuk dan berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam
kapiler-kapiler limfe dan seterusnya akan masuk kedalam peredaran darah melalui vena. Fungsi kalenjar
limfe terdiri dari :
1) Menyaring cairan limfe dari benda-benda asing.
2) Pembentukan limfosit.
3) Membentuk antibody.
4) Pembuangan bakteri-bakteri.
5) Laktealnya berfungsi untuk membantu rotogsi lemak.
Faktor-faktor yang memungkinkan cairan limfe bergerak :
1) Kontraksi otot-otot akan menekan cairan limfe bergerak.
2) Pada inspirasi dan ekspirasi rongga dada, mengakibatkan adanya perubahan tekanan.
3) Massage tubuh (pemijatan tubuh).
2.5 Fisiologi
1. Hemodinamika Jantung
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekana
tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam
sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi darah terdorong
dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua
tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri terhenti. Darah
yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi
perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah
kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena.
Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan
kembali ke antrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari
tekanan sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.
2. Elektrofisiologi Jantung
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium dan kalsium)
bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel
mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.
Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat
perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar yang
bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi.
Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam
sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi.sel otot
jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya mengalami depolarisasi
(meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik eksternal). Depolarisasi sebuah sel sisrem
hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium.
Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi
otot miokardium.
Otot jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang
panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung dari
kontraksi berkepanjangan (tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi cairan
interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada komposisi
darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut otot jantung.
Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal
sel.
3. Mekanisme Jantung Sebagai Pompa
Pada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik ventrikel dekat akhir
gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan perubahan
tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa istilah tekanan
sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi yang dicapai selama
sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik merujuk pada tekanan
terendah selama diastolik.
Daya Pompa Jantung
Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan memompa
70ml setiap denyut (volume denyutan adalh 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan
demikian adalah 70 x 70 atau sekitar 5 liter.
Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut
lebih dari 150ml yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit.
Setiap menit sejumlah volume yang sama kembali dari vena ke jantung. Akan tetapi bila
pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginua dengan daya pompa
jantung maka terjadi payah jantung. Vena-vena dekat jantung membengkak berisi darah, sehingga
tekanan dalm vena naik. Dan bila keadaan ini tidak sempat ditangani akan terjadi odema.
4. Sistem Konduksi
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :
1. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.
3. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.
4. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot jantung
dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke nodus AV,sampai ke
serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi.
Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung
lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung
normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja
untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel.
Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari
potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan konduksi
ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga
memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke dalam
ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
5. Pembuluh Darah
Arteri
Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh bagian
dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut
aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari 3 lapisan
yaitu :
1) Tunika intima/interna. Lapisan yang paling dalam sekali yang berhubungan dengan darah dan
terdiri dari dari jaringan endotel.
2) Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastis dan
termasuk otot polos.
3) Tunika eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat gembur
yang berguna menguatkan dinding arteri.
Sirkulasi Darah Aorta
Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar, keluar dari jantung bagian ventrikel
sinistra melalui aorta asenden, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra turu sepanjang
kolumna vertyebralis, dan menembus diafragma turun ke abdomen. Jalan aorfta terdiri dari 3 bagian
yaitu Aorta asendens, arkus aorta, dan aorta desenden.
Aorta Asendens muncul pada basis ventrikel kiri berjalan ke atas dan ke depan, panjangnya kira-kira
5cm, mempunyai 2 cabang, yaitu arteri koronaria dekstra dan arteri koronaria sinistra.
Arteri koronaria dekstra berasal dari sinus anterior. Aorta memberikan darah untuk belahan jantung
sebelah kanan untuk menghidupi sel-sel otot miokardium.
Arteri koronaria sinistra memberikan darah untuk jantung sebelah kiri yang berasal dari sinus posterior
aorta untuk menghidupi otot lapisan miokardium.
Arkus Aorta merupakan lanjutan dari aorta asendens yang melengkung kea rah kiri, terletak di belakang
manubrium sterni, berjalan keatas, ke belakang, dank e kiri depan trakea kemudian berjalan kebawah
sebelah kiri trakea setinggi angulus sterni. Arkus aorta mempunyai cabang, yaitu aorta brakhiosefalika,
aorta subklafia sinistra, dan aorta karotis komunis sinistra. Bagian yang melengkung kearah kiri di depan
trakea sedikit turun ke bawah sampai ke vertebrae torakalis ke--4. Arkus aorta mempunyai 3 cabang,
yaitu arteri anonima, arteri karotis komunis sinistra, dan arteri subklavia sinistra.
1. Arteri Anonima merupakan arteri terbesar setelah arkus aorta yang mempunyai cabang
arteri karotis komunis dekstra yang memberikan darah untuk anggota gerak atas kanan.
2. Arteri karotis komunis sinistra memberikan darah untuk kepala.
3. Arteri Subklavia Sinistra memberikan darah untuk anggota gerak atas kiri.
Aorta Desenden merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari vertebr ae torakalis ke-4
sampai vertebrae lumbalis ke-4. Aorta berjalan di sebelah kiri korpus vertebrae setinggi angulus sterni
kemudian berjalan ke bawah mediasstinum vertebrae ke-12 melewati hiatus aortikus diafragma digaris
tengah dan berlanjut ke bawah sampai lumbalis ke-4. Aorta desenden mempunyai 2 cabang, yaitu aorta
torakalis dan aorta abdominalis.
1. Aorta Torakalis
Aorta torakalis merupakan lanjutan dari arkus aorta di sebelah kiri tepi bawah korpus vertebrae
torakalis ke-12 yang memberikan darah untuk rongga dada, terdapat di depan ruas- ruas tulang
punggung. Dibelakang aorta torakalis terdapat kolumna vertebralis cabang-cabangnya antara lain
rongga toraks dan dinding toraks.
Arteri yang paling besar di dalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira
1-3 cm, arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruh tubuh yang disebut arteriol yang akhirnya akan
menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).
Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir di dalamnya tetapi hanya untuk tunika intima,
sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
Disamping itu arteri dapat mengecil dan melebar (kontriksi dan dilatasi) disebabkan pengaruh
saraf dari susunan saraf otonom yang disebut vasomotor (vasodilator dan vasokonstruktor).
a. Arteri Rongga Perut
1) Arteri Seliaka. Arterinya sangat pendek, berasak dari aorta abdominalis, terletak dibelakang
bursa omentalis, dan mempunyai tiga cabang, yaitu arteri gastrika sinistra, arteri lienalis, dan arteri
hepatica.
o Arteri gastrika sinistra berjalan ke kardiak lambung dan memutar ke kanan sepanjang
kurvatura minor lambung, beranastomosa dengan aorta gastrika dekstra.
o Arteri lienalis berada disepanjang pinggir atas pancreas dan dibelakang lambung. Arteri ini
masuk ligamentum lienoralis, berjalam ke hilus limpa, dan bercabang, yaitu arteri gastroepiploika
sinistra dan arteri gastrika brevis.
o Arteri hepatica berjalan ke depan dan ke kanan antara lapisan omentum minus, terletak
didepan sebelah kiri duktus koleduktus dan di depan vena portae, memperdarahi lobus-lobus hati, dan
memiliki cabang yaitu: arteri gastrika dekstra yang berasal dari arteri arteri hepatica dan berjalan ke
dalam omentum minus sepanjang kurvatura minor lambung; arteri gastroduodenalis superior dan arteri
hepatica dekstra dan sinistra yang mempercabangkan arteri sistika yang berjalan ke leher kandung
empedu.
2) Arteri splenika (lienalis) memperdarahi pancreas, duodenum superior, dan inferior dan
berjalan berkelok sepanjang pancreas masuk ke limpa dan hilus limpa.
3) Arteri mesenterika superior memperdarahi bagian distal duodenum, ileum, sekum,
apendiks, kolon asendens, dan kolon transversum. Arteri mesenterika superior berasal dari permukaan
depan arteri abdominalis dan berjalan kebawah kanan antara lapisan mesentrium usus halus.
Cabangnya terdiri dari: arteri pankreatika duodenalis inferior yang memperdarahi pancreas bagian
duodenum; arteri kolika media yang memperdarahi kolon transfersum kanan dan kiri; arteri kolika
dekstra yang berjalan ke kanan memperdarahi kolon asendens dan bercabang menjadi ramus asendens
dan desendens; dan arteri ilokilika yang berjalan ke bawah dan beranastomosis dengan arteri
mesenterika sup.
4) Arteri ranalis merupakan cabang dari arteri abdominalis, masing-masing arteri rrenalis
menjadi arteri segmentalis dan masuk ke dalam hilus ginjal, tersebar ke segmen ginjal menjadi arteri
lobaris. Setiap arteri lobaris mempercabangkan lagi menjadi arteri aquarta dan menjadi interlobularis
yang berjalan diatas korteks.
5) Arteri spermatika ovartika. Pada laki-laki, arteri spermatika memperdarahi testes dan pada
wanita arteri ovarika memperdarahi ovarium.
6) Arteri mesenterika inferior memperdarahi sepertiga distal kolon transversum fleksura
kolika sinistra, kolon desendens, kolon sigmoid rectum, dan setengah atas anus. arteri mesenterika
inferior berasal dari arteri abdominalis dan bercabang menjadi arteri iliaka komunis dan berubah
menjadi arteri rektalis superior. Arteri mesenterika inferior memiliki cabang yaitu: kolika sinistra yang
memperdarahi kolon transfersum fleksura koli sinistra, dan kolon desendens atas; arteri sigmoidea yang
memperdarahi kolon desendens dan sigmoid; dan arteri rektalis superior yang memperdarahi rectum
dan setengah anus beranastomosis dengan arteri rektalis superior.
7) Arteri marginalis merupakan cabang dari arteri mesenterika superior dan beranastomosis
dengan arteri rektalis superior.
b. Arteri Dinding Abdomen Muka dan Belakang
1) Frenikus inferior merupakan cabang dari arteri abdominalis yang memperdarahi diafragma
bagian bawah.
2) Arteri subkostalis memperdarahi otot-otot iga melayang.
3) Epigastrika superior masuk ke dalam muskulus rektus abdominus, berjalan turun ke
belakang dan beranastomosis dengan epigastrika inferior.
4) Arteri lumbalis memperdarahi kulit dan otot punggung sumsum tulang belakang.
c. Rongga panggul
Arteri illiaka komunis berawal dari arteri desendens, ketika sampai pada vertebrae lumbalis ke-4
akan bercabang menjadi arteri illiaka komunis sinistra, berjalan kebawah dan lateral sepanjang tepi
medial muskulus psoas.
1) Arteri illiaka interna, masuk ke rongga pelvis depan artikulasio sakralis dan pada tepi atas
foramen iskhiadika mayor membelah menjadi ramus anterior dan posterior, memberikan cabangnya
untuk memperdarahi visera pelvis, peritoneum, bokong, dan kanalis sakralis. Cabangya terdiri dari:
arteri sakralis media, masuk pelvis di depan promontorium, dan berjalan kebawah pada permukaan
anterior sacrum dengan arteri sakralis lateralis; arteri rektalis superior, memperdarahi rectum dan testes
pada laki-laki; arteri ovarika, memperdarahi ovarium pada wanita; dan arteri uterine, memperdarahi
uterus.
2) Arteri illiaka eksterna berjalan sepanjang tepi medial m. psoas mengganti tepi pelvis,
bercabang menjadi arteri epigastrika inferior dan arteri sirkumfleksa illium profundus dan sebelum
berjalan di bawah ligamentum berubah menjadi arteri femoralis. Arteri femoralis, memasuki paha
melalui bagian belakang ligamentum inguinal, lanjutan dari illiaka eksterna. Arteri ini memperdarahi
tungkai menurun vertical ke tuberkulum adductor femoralis dan berakhir pada m. adductor magnus
memasuki septia poplitea sebagai arteri poplites. Cabang arteri femoralis yaitu: arteri sirkumfleksa
superfisialis, cabang melalui hiatus safenus ke region spina illiaka anterior superior arteri apigastrika
superfisialis melintasi ligamentum inguinal berjalan region umbilikalis. Arteri profunda femoralis
merupakan cabang besar yang timbul disisi lateral arteri femoralis, memasuki ruang medial paha dan
berjalan turun di antara m. abductor brevis. Cabang-cabangnya yaitu arteri sirkumfleksa femoris
medialis, untuk otot ruang paha; arteri sirkumflexa femoris lateralis, membentuk anastomosis; arteri
ferforantis, beranastomosis dengan arteri glute inferior dan arteri sirkumfleksa membantu menyuplai
darah untuk sendi lutut.
3) Arteri poplitea, memasuki fossa poplitea melalui lubang pada m. abductor magnus dan
berakhir pada m. popliteus yang kemudian pecah menjadi arteri tibialis anterior dan arteritibialis
posterior.
a) Arteri tibialis anterior, berjalan ke depan dalam ruang anterior tungkai bawah menurun
pada permukaan membrane interosa. Pada tendo m.ekstentor digitorum longus sisi lateral terdengar
denyut nadi yang mudah diraba dan di depan sendi pergelangan kaki arteri ini menjadi arteri dorsalis
pedis. Arteri plantaris medialis, cabang dari arteri tibialis anterior berjalan ke depan bawah m. abductor
hallucis medial, menyuplai darah untuk ibu jari kaki, dan member cabang untuk m. kalkaneus dan
artikular.
b) Arteri tibia posterior, dari m. poplitea berjalan turun ke dalam m. gastroknemius dan m.
soleus pada permukaan posterior tibia pada bagian bawah tungkai 2,5 cm di tepi sendi kalkaneus yang
ditutupi kulit dan fasia, bercabang menjadi arteri plantaris medialis dan lateralis. Arteri tibialis posterior
memiliki cabang-cabang yaitu; arteri peronea menembus membrane interrosa mencapai bagian bawah
tungkai depan dan arteri nutrisia, memperdarahi tibia. Arteri plantaris lateralis, cabang besar dari arteri
tibialis posterior berjalan ke depan bawah m. abductor hallucis dan m. fleksor digitorum brevis
membentuk arkus plantaris dan bergabung dengan arteri dorsalis, bercabang ke arteri digitis plantaris ke
sisi keempat jari kaki lateral.
c) Arteri dorsalis pedis, memasuki telapak kaki diantara kaput m. interrosa dorsalis pertama,
bergabung dengan arteri plantaris lateralis dengan cabangnya metatarsa plantaris pertama, menyuplai
darah untuk celah ibu jari kaki dan jari kedua. Cabang-cabangnya yaitu arteri tarsalis lateralis, dibawah
sendi pergelangan kaki; arteri arkuarta, dibawah tendo otot ekstentor bercabang ke metatarsal jari-jari;
dan arteri metatarsal dorsalis pertama, menyuplai darah untuk kedua sisi ibu jari kaki.
d. Sirkulasi Arteri Kepala dan Leher
Arteri kepala dan leher disuplai oleh arteri karotis komunis dekstra dan sinistra. Bagian dekstra
agak pendek yang merupakan cabang dari aorta anonima dan sinistra lebih panjang karena langsung dari
arkus aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher dibawah otot sternomastoid dan pada
ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid membagi diri menjadi dua, yaitu :
1) Arteri karotis eksterna yang menyuplai darah bagian leher dan kepala. Percabangan arteri
karotis eksterna :
a) Arteri tiroid superior merupakan bagian depan karotis eksterna yang menembus membrane
tiroidea bersama langus laringeus internus.
b) Arteri faringea asendens merupakan cabang bawah karotis eksterna yang mempunyai
cabang yang banyak dan kecil-kecil untuk memperdarahi faring dan struktur sekitarnya.
c) Arteri lingualis merupakan permukaan karotis eksterna yang masuk ke origo mandibularis di
atas nervus hypoglassus untuk otot lidah.
d) Arteri fasialis berawal dari permukaan anterior aorta karotis interna mencapai bagian
posterior glandula submandibularis rahang bawah.
e) Arteri oksipitalis berhadapan dengan arteri fasialis, berjalan ke atas mencapai bagian
belakang kulit kepala, dan bagian ujung bersama dengan n. oksipitalis mengurus kulit kepala bagian
belakang.
f) Arteri aurikularis posterior berjalan ke atas belakang sepanjang tepi atas venter posterior m.
digastrik dibawah glandula parotis antara kulit kepala belakang dengan aurikula.
g) Arteri maksilaris bagian belakang rahang atas.
2) Arteri karotis interna yang tidak bercabang di leher. Pada masing-masing sisi merupakan
percabangan terminal dari arteri karotis komunis. Arteri ini menuju ke atas dalam leher melalui kanalis
karotis. Pada os temporalis, arteri ini bersatu dalam tengkorak dimana arteri tersebut menyebar dan
terletak di dalam sinus kavernosus dan berakhir pada arteri serebri anterior dan media. Percabangan
arteri karotis interna :
a) Arteri oftalmika keluar dari sinus kavernosus masuk ke orbita lewat kanalis optikus di bawah
dan lateral n. optikus. Arteri ini berfungsi memperdarahi mata.
b) Arteri kommunikan posterior berjalan ke belakang dan bergabung dengan aorta serebri
posterior.
c) Arteri koroidea merupakan cabang kecil yang berjalan ke belakang memasuki kornu inferior
ventrikulus lateralis dan berakhir dalam plexus khoroideus.
d) Arteri serebri anterior berjelan ke depan medial, masuk ke fisura longitudineus serebri, dan
bergabung dengan aorta kommunikans anterior untuk memperdarahi korteks serebri dan hemisfer otak.
e) Arteri serebri media merupakan cabang terbesar dari aorta karotis media interna yang
berjalan ke lateral dalam sulkus lateralis. Arteri ini masuk ke seluruh korteks motorik, cabang-cabang
sentralnya masuk ke substansia grisea dalam hemisfer serebri.
f) Arteri nasalis berjalan ke depan untuk memperdarahi hidung.
Arteri vertebralis
Artikel Kesehatan Struktur Anatomi Jantung
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sistem kardiovaskular merupakan system yang menjelaskan proses siskulasi yang terjadi di
dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh
manusia,sirkulasi sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin,sirkulasi
koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada
sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam system kekebalan tubuh dan pengaturan
keseimbangan cairan di ruang interstisial.
Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,nutrien dan hormone ke
seluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme ke seluruh tubuh seperti
karbondioksida,asam urat dan ureum. Untuk menjalankan fungsinya sebagai pompa,jantung
dapat berkontraksi dan berlelaksasi. Proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai
denyut jantung. Pada saat berdenyut,setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah,selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa dalam keluar dari jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi
Arteri Koroner
Karena Jantung terutama terdiri dari jaringan otot jantung yang terus menerus kontrak
dan rileks, ia harus memiliki pasokan oksigen yang konstan dan nutrisi. Arteri koroner adalah
jaringan pembuluh darah yang membawa oksigen dan darah kaya nutrisi ke jaringan otot
jantung.
Superior Vena Cava
Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa
darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh bagian atas umpan ke v.
kava superior, yang bermuara di atrium kanan jantung.
Inferior Vena Cava
Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-
oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada rendah ke v. kava inferior, yang
bermuara di atrium kanan jantung.
Aorta
Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira diameter ibu jari
Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke berbagai bagian tubuh.
Pulmonary Artery
Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan ke paru-paru.
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa darah yang kaya oksigen.
Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh arteri yang membawa darah dari
jantung.
Pulmonary Vein tinggi
Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke atrium kiri.
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa darah de-oksigen. Hal ini
lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena yang membawa darah ke jantung.
Atrium Kanan
Atrium kanan menerima darah dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian
atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls
yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang
terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel
kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan
mengalir ke ventrikel kanan.
Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju
ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel
penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup
paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan
pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.
Atrium Kiri
Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai
kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke
ventrikel kiri.
Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah
melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk
mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,
mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka.
Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup
aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
Otot Papiler
Otot-otot papiler terletak di bagian bawah dinding bagian dalam ventrikel. Mereka
menyambung ke korda tendinea, yang melekat pada katup trikuspid dalam ventrikel kanan dan
katup mitral di ventrikel kiri. Kontraksi otot-otot papiler membuka katup-katup ini. Ketika otot
papiler santai, katup-katup dekat.
Katup trikuspid
Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan. Ini membuka untuk
memungkinkan darah dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan. Ini menutup
sebagai kontrak ventrikel kanan, mencegah darah kembali ke atrium kanan; demikian,
memaksanya untuk keluar melalui katup paru ke arteri paru-paru.
Mitral Valve (biskuspidalis)
Katup mitral memisahkan atrium kiri dari ventrikel kiri. Ini membuka untuk memungkinkan darah
beroksigen dikumpulkan di atrium kiri mengalir ke ventrikel kiri. Ini menutup sebagai kontrak
ventrikel kiri, mencegah darah dari kembali ke atrium kiri; demikian, memaksanya untuk keluar
melalui katup aorta ke dalam aorta.
Pulmonary Valve
Katup paru memisahkan ventrikel kanan dari arteri paru-paru. Sebagai kontrak ventrikel, ini
akan membuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di ventrikel kanan mengalir
ke paru-paru. Ini menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung.
Katup aorta
Katup aorta memisahkan ventrikel kiri dari aorta. Sebagai kontrak ventrikel, ini akan membuka
untuk membiarkan darah beroksigen dikumpulkan di ventrikel kiri mengalir ke seluruh tubuh. Ini
menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung.
1.1 Sel eksitabel
Sel eksitabel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan
eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi. Atau
sel yang peka terhadap rangsang (saraf dan otot)
1. Struktur dan Komposisi Membran Sel
Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan
lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui
molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan
analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein
dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan
lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang
mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor
(nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekor bersifat
hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua
macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau
intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua
bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua
bagian dalam.
2. Komposisi elektrolit Intrasel dan Ekstrasel
Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh
selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan
fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama
CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan,
dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine
triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam
keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki
fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang
dan gigi, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan
dalam aktivitas enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan
elektrolit akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan
elektrolit harus selalu tercukupi.
3. Transportasi Elektrolit melalui Membran sel
Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam
sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh
membrane. Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama
dengan membrane plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein.
Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan cairan
yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat diamati dengan
perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan E. Nicolson (1972)
mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.
Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun
mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda
fosfolipid (bilayer fosfolipid). Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid
terutama merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer
fosfolipid disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak air. Karena
susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane
sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat
berlainan dari protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel
berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.
4. Potensial Membran
P o t e n s i a l m e m b r a n adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang
berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel
bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).Semua sel memiliki tegangan melintasi
membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang
berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler
disebabkan oleh distribusi anion dan kation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak
sama.Potensial membran bertindak seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi
lalu lintas semua substansi bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu negatif
dibandingkan dengan di luarnya, potensial membran ini mendukung transpor pasif kation ke
dalam sel dan anion ke luar sel.
Pembuluh darah
A. Pembuluh-pembuluh darah
Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Pembluh nadi (arteri)
Pembuluh balik (vena)
Pembuluh kapiler
1. Pembuluh Nadi (Arteri)
Arteri memiliki dinding yang kuat dan kenyal atau elastis. Dinding tersebut terdiri atas tiga
lapisan, yaitu :
a. Lapisan dalam (tunika interna)-lapisan tipis, licin, pipih, dan tersusun atas jaringan epitel pipih
selapis.
b. Lapisan tengah atau jaringan otot (tunika media)-mengandung otot dan sedikit serabut elastis;
pada arteri yang besar terdapat banyak serabut elastis yang bercampur dengan otot tersebut,
tetapi pada arteri yang keil, jumlah serabut elastisnya lebih sedikit.
c. Lapisan luar (tunika eksterna atau adventisia)-tersusun atas jaringan berserabut dan berfungsi
untuk melindungi arteri tersebut.
2. Pembuluh Balik (Vena)
Vena terdiri atas tiga lapisan, tetapi tidak seperti lapisan pada arteri, dinding vena tidak
begitu tebal dan hanya mengandung sedikit jaringan otot serta jaringan elastis.
Di setengah bagian tubuh, terutama di bagian alat gerak, lapisan dalam vena terlipat ke
dalam lubang pembuluhnya untuk membentuk katup yang sering kali memiliki dua kelopak.
Katup ini diatur agar terbuka ke arah jantung dan keberadaan katup ini memungkinkan otot lurik
mendorong darah ke arah jantung pada saat otot ini berkontraksi. Jika katup ini rusak, terjadilah
varises atau variks.
3. Pembuluh Kapiler
Kapiler adalah pembuluh kecil yang tersusun atas satu lapis sel saja, yaitu aringan epitel
pipih selapis. Pembuluh kapiler pada tubuh manusia membentuk rangkaian di dalam jaringan
dan menerima darah dari arteri kecil (arteriola) yang mengalirkan darah ke vena kecil (venula).
Pertukaran oksigen, zat-zat makanan, dan limbah tubuh hanya terjadi antara darah dan
jaringan tubuh yang hanya dirangkaikan oleh pembuluh kapiler ini saja yang memungkinkan
pertukaran secara osmosis.
Catatan :
Arteri adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah yang keluar dari jantung. Semua
arteri, kecuali arteri paru-paru mengalirkan darah yang kaya akan oksigen. Vena adalah
pembuluh darah yang mengalirkan darah ke arah jantung. Semua vena, kecuali vena paru-
paru, mengalirkan darah yang miskin oksigen.
Pembuluh darah dipersarafi oleh dua jenis serabut saraf dari sistem saraf autonom,
bagian simpatetik. Liang atau lubang pembuluh darah dapat mengembang dan mengempis
karena perintah dari saraf ini.
Saraf pengontraksi pembuluh-mengontraksi pembuluh tersebut.
Saraf perelaksasi pembuluh-merelaksasikaan pembuluh tersebut.
Gambar pembuluh darah :
1.2 Pembuluh limfeSaluran limfe dari paru dan dari jaringan tubuh lain mengalir melalui suatu sistem pembuluh
yang bergabung dan akhirnya masuk kedalam vena subklavia kanan dan kiri pada
persambungannya dengan vena jugularis internal dikedua sisi. Pembuluh limpe mangandung
katup dan secara teratur melintasi kelenjar limfe disepanjang perjalanannya ultrastruktur
pembuluh limfe kecil berbeda dengan ultrastruktur kapiler dalam beberapa hal : tidak ada
penetrasi yang tampak diendotel pembuluh limfe ; hanya sedikit sekali, kalaupun ada, lamina
basalis dibawah endotel; dan taut antar sel endotel terbuka, tanpa adanya hubungan antar sel
yang erat.
2. Fisiologi
2.1 Hemodinamika jantung
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran
darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot
berkontraksi, darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel
kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan menutup
dan keluaran dari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan mendorong
darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke atrium kanan
karena tekanan dalam kamar inilebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga
bertanggung jawab terhadap aliran darahdari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke atrium
kiri. Perbadaan tekanan dalam sirkulasi pulmonalis secara bermakna lebih rendah dari tekanan
sirkulasi sistemik karena tahanan aliran di pembuluh darah pulmonalis lebih rendah.
Siklus jantung. Perhatikan perubahan tekanan yang terjadi dalam kamar jantung selama
siklus jantung, dimulai dengan diastolic saat ventrikel berelaksasi. Selama diastolik, katup
atrioventrikularis terbuka, dan darah yang kembali dari vena mengalir ke atrium dan kemudian
ke ventrikel. Mendekati akhir periode diastolik tersebut, otot atrium akan berkontraksi sebagai
respon terhadap sinyal yang ditimbulkan oleh nodus SA. Kontraksi kemudian meningkatkan
tekanan di dalam atrium dan mendorong sejumlah darah ke ventrikel. Darah yang masuk tadi
akan meningkatkan volume ventrikel sebanyak 15% sampai 25%. Pada titik ini, ventrikel itu
sendiri mulai berkontraksi (sistolik) sebagai respons terhadap propagasi impuls listrik yang
dimulai di nodus SA beberapa milidetik sebelumnya.
Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat, mendorong katup AV
untuk menutup. Konsekuensinya tidak ada lagi pengisian ventrikel dari atrium, dan darah yang
disemburkan dari ventrikel tidak dapat mengalir balik ke atrium. Peningkatan tekanan secara
cepat di dalam ventrikel akan mendorong katup pulmonalis dan aorta terbuka, dan darah
kemudian disemburkan ke arteri pulmonalis dan ke aorta. Keluarnya darah mula-mula cepat,
dan kemudian, ketika tekanan masing-masing ventrikel dan arteri yang bersangkutan mendekati
keseimbangan, aliran darah secara bertahap melambat.
Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan dalam kamar
menurun dengan cepat. Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan darah mengalir balik
dari arteri ke ventrikel, yang mendorong katup semiluner untuk menutup. Secara bersamaan,
begitu tekanan di dalam ventrikel menurun drastis sampai di bawah tekanan atrium, nodus AV
akan membuka, ventrikel mulai terisi, dan urutan kejadian berulang kembali.
Penting diingat bahwa kejadian mekanis yang berhubungan dengan pengisian dan
penyemburan oleh jantung sangat berhubungan erat dengan kejadian listrik yang
mengakibatkan kontraksi dan relaksasi jantung.
2.2 Elektrofisiologi jantungAktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium, dan
kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam
sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.
Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi, artinya terdapat
perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan positif. Siklus jantung
bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi. Permeabilitas membran
sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian
dalam sel akaan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi. Sel otot jantung
normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya mengalami depolarisasi
(meskipun dapat juga terdepolarisasi akibat stimulasi listrik eksternal). Depolarisasi sebuah sel
system hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi
seluruh miokardium. Repolarisasi terjadi saat sel kembali ke keadaan dasar (menjadi ebih
negatif) dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.
2.3 Mekanisme jantung sebagai pompa1. Aktivitas Mekanik pada Siklus Jantung Peristiwa pada Diastol akhir
Tekanan sistolik di sistem vaskular mengacu pada tekanan puncak yang tercapai
selama sistol dan bukan tekanan rata-rata demikian juga tekanan diastolik mengacu pada
tekanan terendah selama diastol.
Pada akhir diastol, katup mitral dan tricuspid antara atrium dan ventrikel terbuka, katup
aorta dan katup pulmonalis tertutup. Darah mengalir kedalam jantung selama diastole, mengisi
atrium dan ventrikel. Kecepatan pengisian berkurang seiring dengan teregangnya ventrikel, dan
terutama saat kecepatan denyut jantung melambat daun katup atrioventrikel (AV) bergeser
kearah
posisi tertutup. Tekanan di ventrikel tetap rendah.
Sistol Atrium
Kontraksi atrium ikut mendorong darah kedalam ventrikel tetapi sekitar 70% pengisian ventrikel
terjadi secara aktif selama diastol. Kontraksi otot atrium yang melingkari orivisium vena kava
superior dan inferior serta vena pulmonalis mempersempit lubang orifisium-orifisium tersebut,
dan sifat inersia darah yang bergerak ke arah jantung cenderubg menahan daerah di dalamnya
namun, selama sistol atrium terjadi sedikit regurgitasi kedalam vena.
Sistol Ventrikel
Pada permulaan sistol ventrikel, katup mitral dan tricuspid (AV) menutup. Otot ventrikel
pada mulanya hanya sedikit memendek, tetapi tekanan intraventrikel meningkata secara tajam
sewaktu miokardium memeras darah dalam ventrikel. Periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumik, isometrik ) ini berlangsung sekitar 0,05 detik, sampai tekanan di
ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di aorta ( 80mmHg ; 10,6 kPa ) dan arteri pulmonalis
(10mmHg), dan katup aorta a. pulmonalis terbuka.
Saat katup aorta dan a. pulmonalis terbuka, fase ejeksi ventrikel dimulai. Ejeksi
awalnya berlangsung cepat, dan kemudian melambat seiring dengan berlanjutnya sistol.
Tekanan intraventrikel meningkat sampai maksimum dan kemudian menurun sebelum sistol
ventikel berakhir. Puncak tekanan ventrikel kiri adalah sekitar 120mmHg, dan puncak tekanan
ventrikel kanan adalah 25mmHg atau lebih kecil. Pada akhir sistol, tekanan aorta sebenarnya
melebihi tekanan ventrikel, tetapi untuk jangka waktu yang singkat, momentum tetap
mendorong darah. Katup AV tertarik kebawah oleh kontraksi otot ventrikel, dan tekanan atrium
menurun : Saat istirahat, jumlah darah yang diejeksikan oleh tiap-tiap ventrikel perdenyutan
adalah 70-90mL. Volume ventrikel diastolik akhir adalah sekitar 130mL. Jadi, sekitar 50mL
darah tetap berada di masing-masing ventrikel pada akhir sistol ( volume ventrikel sistolik akhir) , dan fraksi ejeksi (ejection fraction), yakni persentase volume ventrikel diastolik akhir
yang diejeksikan setiap kali denyutan, adalah sekitar 65% .
Awal Fase Diastol
Setelah otot ventrikel berkontraksi penuh, tekanan ventrikel yang sudah turun semakin
cepat berkurang. Keadaan ini adalah periode protodiastol. Periode ini berlangsung sekitar 0,04
detik. Periode ini berakhir saat momentum darah yang diejeksikan terkalahkan dan katup aorta
dan a. pulmonalis menutup sehingga timbul getara sesaat di darah dan dinding pembuluh
darah. Setelah katup menutup, tekanan terus turun dengan cepat selama periode relaksasi ventrikel isovolumetrik. Relaksasi isovolumetrik berakhir saat tekanan ventrikel menurun
dibawah tekanan atrium, dan katup AV membuka sehingga ventrikel dapat terisi. Mula-mula
pengisian ventrikel berlangsung cepat,kemudian melambat saat kontraksi jantung berikutnya
mendekat. Tekanan atrium tetap meningkat setelah akhir sistol ventrikel sampai katup AV
membuka, dan kemudian menurun serta kembali meningkat perlahan sampai sistol atrium
berikutnya.
Perikardium
Jantung dipisahkan dari organ dalam toraks lain oleh perikardium. Miokardium itu sendiri
ditutupi oleh jaringan fibrosa, yaitu epikardium. Kantung perikardium normalnya berisi 5-30mL
cairan jernih, yang melumaskan jantung dan memungkinkannya berkontraksi dengan gesekan
yang minimal.
Timing ( Penentuan Waktu )
Walaupun aktivitas dikedua sisi jantung sangat mirip, aktivitas tersebut agak asinkron.
Sistol atrium kanan mendahului sistol atrium kiri, dan kontraksi ventrikel kanan dimulai setelah
sisi kiri berkontraksi. Namun, karena tekanan arteri pulmonalis lebih rendah daripada tekanan
aorta, ejeksi ventrikel kanan dimulai sebelum ejeksi ventrikel kiri terjadi. Selama ekspirasi, katup
pulmonal dan aorta menutup pada saat yang sama ; tetapi selama inspirasi, katup aorta
menutup sedikit lebih cepat daripada katup pulmonal. Penutupan katup pulmonal yang lebih
lambat disebabkan oleh lebih rendahnya impedansi percabangan pembuluh paru. Apabila
diukur dalam periode menit, output kedua ventrikel tentu saja sama, tetapi pada orang normal,
perbedaan output sesaat terjadi selama siklus pernapasan
Lama Sistol dan Diastole
Otot jantung memiliki sifat unik yaitu berkontraksi dan mengalami repolarisasi lebih
cepat saat kecepatan denyut jantung cepat, dan durasi sistol berkurang dari 0,27 detik pada
frekuensi denyut jantung sebesar 65 menjadi 0,16 detik pada frekuensi 200 denyut permenit.
Pemendekan ini terutama disebabkan oleh pengurangan durasi ejeksi sistolik. Namun, durasi
sistol jauh lebih menetap daripada durasi diastol, dan bila kecepatan denyut jantung meningkat,
diastol akan mengalami pemendekan yang lebih besar. Misalnya pada frekuensi denyut jantung
sebesar 65, durasi diastol adalah 0,62 detik, sedangkan pada frekuensi 200, durasinya hanya
0,14 detik.
Secara teoritis kecepatan tertinggi kontraksi ventrikel adalah sekitar 400/menit, tetapi
pada orang dewasa nodus AV tidak akan menghantarkan lebih dari 230 impuls / menit karena
ventrikel yang melebihi 230 hanya dijumpai pada takikardia ventrikel paroksismal.
Curah jantung pada berbagai keadaan
Jumlah darah yang dipompa keluar dari tipa-tiap ventrikel per denyut, yaitu isi sekuncup (stroke volume), adalah sekitar 70mL pada keadaan istirahat pada pria dengan
ukuran tubuh rata –rata dalam posisi terlentang (70 mL dari ventrikel kiri dan 70mL dari
ventrikel kanan, dengan dua pompa ventrikel dalam rangkain). Darah yang keluar dari jantung
per satuan waktu adalah curah jantung. Pada seorang pria dalam keadaan istirahat dan
terlentang, curah jantung rata –ratanya adalah 5,0 L/menit (70mL x 72 denyut /menit).terdapat
korelasi antara curah jantung istirahat dan luas permukaan tubuh. Curah jantung per menit per
meter persegi permukaan tubuh (indeks jantung) rata-rata adalah 3,2 liter.
Faktor yang mengatur curah jantung
Curah jantung dapat bervariasi akibat perubahan pada kecepatan denyut jantung atau
isi sekuncup. Frekuensi denyut jantung terutama diatur oleh persarafan jantung, yaitu stimulasi
simpatis meningkatkan frekuensi dan stimulasi parasimpatis menurunkannya. Isi sekuncup
sebagian juga ditentukan oleh input saraf, yakni rangsang simpatis menyebabkan serabut otot
miokardium berkontraksi lebih kuat untuk setiap panjang sedangkan rangsang parasimpatis
menimbulkan efek sebaliknya. Bila kekuatan kontraksi meningkat tanpa disertai peningkatan
penjang serabut, lebih banyak darah (yang ada dalam keadaan normal tetap ada di ventrikel)
akan disemprotkan keluar ; yi. Fraksi ejeksi meningkat dan volume darah entrikel pada akhir
sistol akan berkurang. Efek katekolamin yang dikeluarkan oleh stimulasi simpatis pada
akselerasi jantung disebut sebagai efek kronotropik, sedangkan efeknya pada kekuatan
kontraksi jantung disebut efek inotropik. Faktor yang meningkatkan kekuatan kontraksi jantung
dianggap bersifat inotropik positif ; faktor yang menurunkannya dianggap inotropik
negatif.kekuatan kontraksi otot jantung bergantung pada preload dan afterload-nya. Preload adalah suatu beban sedangkan tegangan saat beban terangkat disebut afterload.
Faktor yang Mempengaruhi volume Diastolik-Akhir
Perubahan fungsi sistolik dan diastolik menimbulkan efek yang berbeda pada jantung.
Bila kontraksi sistolik berkurang, akan terjadi pengurangan primer isi sekuncup. Fungsi diastolik
juga mempengaruhi isi sekuncup, tetapi dengan cara yang berbeda.
Peningkatan tekanan intraperikardium membatasi jumlah pengisian ventrikel. Demikian
juga penurunan compliance ventrikel, yi. Terjadinya peningkatan kekakuan ventrikel akibat
infark miokardium, penyakit infiltratif, dan kelainan lain. Kontraksi atrium meningkatkan
pengisian ventrikel. Faktor lain mempengaruhi jumlah darah yang kembali ke jantung, dan
dengan demikian, derajat pengisian jantung selama diastol. Peningkatan volume darah total
meningkatan aliran balik vena. Konstriksi vena mengurasi ukuran reservoir vena, menurunkan
venous pooling, dan denga demikian meningkatkan aliran balik vena. Peningkatan pada
tekanan negatif intratoraks meningkatkan gradien tekanan yang disertai aliran darah ke jantung,
sedangkan penurunannya mengurangi aliran balik vena. Posisi berdiri mengurangi aliran balik
vena, dan aktivitas otot meningkatkannya akibat kerja pompa dari otot rangka.
Kontraktilitas Miokardium
Kontraktilitas miokardium memiliki pengaruh besar pada isi sekuncup. Bila saraf
simpatis jantung dirangsang, kurva tegangan-panjang agar bergeser ke atas dan ke kiri. Efek
inotropik positif norepineprin yang dilepaskan dari ujung-ujung saraf diperkuat oleh norepinefrin
dalam darah, dan epineprin menimbulkan efek yang sama.stimulasi vagus menimbulkan efek
inotropik negatif pada otot atrium dan efek inotropik negatif ringan pada otot ventrikel.
Perubahan pada frekuensi denyut dan irama jantung juga mempengaruhi kontraktilitas
miokardium. Ekstrasistol ventrikel mengkondisikan miokardium sedemikian rupa sehingga
kontraksi berikutnya lebih kuat daripada kontraksi normal sebelumnya. Penguatan pasca ekstrasistol ini tidak bergantung pada pengisian ventrikel karena terjadi pada otot jantung yang
diisolasi, dan disebabkan oleh peningkatan ketersediaan Ca²+ intrasel. Peningkatan
kontraktilitas yang menetap dapat dihasilkan dengan menyalurkan stimulus listrik berpasangan
ke jantung sedemikian rupa sehingga stimulus kedua disalurkan segera setelah periode
refrakter yang pertama. Juga telah dibuktikan bahwa kontraktilitas miokardium meningkat
seiring dengan peningkatan frekuensi denyut jantung, walaupun efek ini relatif kecil.
Hiperkapnea, hipoksia, asidosis, dan obat seperti kuinidin, prokainamid, dan barbiturat
menekan kontraktilitas miokardium. Kontraktilitas miokardium juga berkurang pada gagal
jantung (depresi intrinsik). Penyebab penekanan ini tidak diketahui.
transplantasi jantung mampu meningkatkan curah jantung mereka selama berolahraga
walaupun tanpa persarafan jantung melalui kerja mekanisme Frank-Starling.
Konsumsi Oksigen oleh Jantung
Konsumsi O2 basal oleh miokardium, yang dapat ditentukan denga cara menghentikan
jantung sambil menjaga sirkulasi koroner secara artifisial adalah sekitar 2 mL /100 g/menit.
Angka ini lebihbesar daripada angka untuk otot rangka pada keadaan istirahat. Konsumsi O2
oleh jantung yang berdenyut adalah sekitar 9 mL/100 g/menit saat istirahat. Peningkatan terjadi
selama berolahraga dan pada keadaan-keadaan tertentu. Tekanan O2 vena jantung rendah,
dan hanya sedikit tambahan O2 yang dapat diekstrasi dari darah di pembuluh koroner sehingga
peningkatan konsumsi O2 memerlukan peningkatan aliran darah koroner. Konsumsi O2 oleh
jantung terutama ditentukan oleh tegangan intramiokardium , kontraktilitas miokardium, dan
frekuensi denyut jantung.
2.4 Sistem konduksiDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu:
1. Otomotisasi ,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur
3. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls
4. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang
Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui system hantaran untuk merangsang otoit
jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus AV, sampai
serabut purkiye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki
otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat
daripada sel jantung lain dengan otomatisasi 60 sampai 100 denyut/menit. Jaringan khusus ini
bekerja sebagai pemicu jantung normal. Pada bagian bawah septum intertribal terdapat nodus
atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan, memperlambat,potensial aksi
atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang
berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi sampai semua memperlambat
hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan
memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini, nodus AV melampaui potensial aksi sekaligus, ke jaringan
konduksi ventricular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel.perlambatan nodus
AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke
dalam ventrikel, sebagai persiapan intuk systole ventrikel .
Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikuler ke cabang berkas
kanan dan kiri, kemuadian melalu satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan miokard
ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar tiga samapi tujuh kali
cepat dari pada melaui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat
mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel, sehingga memungkinkan terjadinya
penyatuan kerja pompa maksimal.
2.5 Pembuluh darah arteri,vena dan sistem kapilerARTERI KORONARIA
Pembuluh darah arteri terdapat di dinding jantung bagian depan. Ada dua arteri koronaria, yaitu
arteri koronaria kanan dan arteri koronaria kiri ; keduanya merupakan cabang aorta asendens.
Arteri koronaria kiri berjalan di bawah aurikula kiri dan bercabang dua, yaitu cabang
interventikular anterior dan cabang sirkumfleksus. Cabang interventrikular anterior yang disebut
juga arteri desendens anterior kiri berjalan di dalam suklus interventrikularis anterior dan
mendarahi dinding bagian depan kedua ventrikel. Cabang sirkumfleksus berjalan di dalam
sulkus koronarius dan mendarahi dinding ventrikel kiri dan atrium kiri.
Arteri koronaria kanan mula – mula memberikan cabang untuk mendarahi atrium kanan.
Setelah itu, arteri koronaria kanan ini berjalan di bawah aurikula kanan dan bercabang dua,
yaitu cabang interventrikular posterior dan cabang marginal. Cabang interventrikular posterior
berjalan di dalam sulkus interventrikularis posterior dan mendarahi dinding bagian belakang
kedua ventrikel. Cabang marginal berjalan di dalam sulkus koronarius untuk mendarahi dinding
ventrikel kanan. Dinding ventrikel mendapat suplai darah lebih banyak karena, seperti yang
telah diuraikan sebelumnya, kerja ventrikel lebih berat dibandingkan kerja bagian jantung yang
lain. Dengan demikian, ventrikel memiliki lapisan otot yang lebih tebal sehingga memerlukan
darah lebih banyak.
Pada umumnya, jaringan atau organ tubuh menerima darah dari beberapa cabang pembuluh
darah yang berasal dari lebih dari satu arteri. Artinya , suatu area di jaringan tubuh disuplai oleh
dua atau lebih arteri. Cabang – cabang arteri ini saling berhubungan, yang disebut sebagai
anastomosis. Dengan adanya anastomosis ini, area atau organ tubuh tersebut mendapatkan
suplai darah alternative apabila salah satu pembuluh darahnya mengalami gangguan. Demikian
pula halnya dengan otot jantung atau miokardium. Otot jantung mempunyai beberapa
anastomosis pembuluh darah, yaitu anastomosis cabang – cabang pembuluh darah yang
berasal dari satu arteri koronaria atau ditambah cabang – cabang pembuluh darah yang berasal
dari arteri koronaria lainnya. Otot jantung masih dapat bertahan hidup bila menerima darah
sekurang – kurang 10 – 15% dari keadaan normal.
System kapiler
System kapiler adalah tempat pertukaran nutrisi dan oksigen dengan bahan buangan antara
darah dan jaringan. System kapiler mempunyai struktur dinding yang semipermeabel sehingga
dapat dilewati oleh bahan-bahan nutrisi dan oksigen. Karbondioksida dan sisa – sisa
metabolism yang merupakan bahan buangan juga dapat melewati dinding kapiler dengan
mudah.
Vena koronaria
Setelah melepaskan oksigen dan nutrisi serta mengambil bahan buangan, darah dari
system kapiler selanjutnya mengalir ke dalam system vena. Kapiler-kapiler yang berada di
dinding jantung menyatu menjadi vena vena kecil. Selanjutnya, vena kecil berlanjut menjadi
vena yang lebih besar yang disebut vena koronaria.
Darah dalam vena koronaria yang mengumpulkan darah dari kapiler-kapiler pada dinding
ventrikel kiri masuk ke atrium kanan melalui sinus koronarius. Darah vena yang kembali melalui
sinus koronaria ini merupakan bagian terbesar aliran darah balik dari dinding jantung. Darah
yang mengalir melalui sinus koronarius kira kira 75% aliran darah koroner total. Sedangkan,
darah dalam vena koronaria yang merupakan kumpulan darah dari kapiler-kapiler pada
ventrikel kanan kembali ke atrium kanan melalui vena kardiaka anterior.
2.6 Tekanan darah dan system regulasiTekanan darah adalah tekanan yang di timbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketengangan arteri, dan volume, laju
serta kekentalan (viskositas) darah. Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolic adalah
tekanan terendah, yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan
sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya
berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normalnya 120/80.
3. Biofisika
3.1 Listrik JantungJantung sebenarnya tergantung dalam suatu medium konduktif. Bila satu bagian ventrikel
menjadi elekronegatif bila dibandingkan dengan sisanya, arus listrik mengalir dari daerah
berdepolarisasi ke daerah berpolarisasi dalam jalur memutar besar.
Selama sisa siklus depolarisasi arus listrik terus mengalir dalam arah dari basis jantung menuju
ke apeks, sewaktu impuls menyebar dari permukaan endokarnial ke luar melalui otot ventrikel.
Dalam membuat perekaman elektrokardiografik, digunakan bermacam-macam posisi standar
untuk penempatan elekktroda dan positif atau negatifnya polaritas rekaman selama setiap
siklus jantung ditentukan oleh orientasi elektroda dengan mengingat aliran arus di dalam
jantung . beberapa system elektroda konvensional yang biasanya disebut sandapan
elektrokardiografik.
3.2 Konduksi jantungDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :
1. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.
3. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.
4. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot
jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke
nodus AV,sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki
otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat
dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja
sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus
atrioventrikuler(AV).Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi
atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang
berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial
aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan
konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus
AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke
dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikular ke cabang
berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan
miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih
cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat
mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya
penyatuan kerja pompa maksimal.
3.3 Viskositas pembuluh jantungTahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari-jari pembuluh darah tetapi
juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali lebih kental dibanding air, sedangkan darah
3-4 kali lebih kental dibanding air. Jadi viskositas bergantung sebagian besar pada hematokrit
yaitu persentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Efek viskositas in vivo
menyimpang dari yang diperkirakan oleh rumus Poiseuille-Hagen.Di pembuluh besar,
peningkatan hematokrit mwenyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun
dipembuluh yang diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah
lebih sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh
besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil. Oleh sebab itu
perubahan nettoviskositas persatuan perubahan hematokrit jauh lebih kecil ditubuh
dibandingkan perubahannya secara invitro. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perubahan
hematokrit memiliki pengaruh yang relatif kecil pada tahanan perifer kecuali pada berubahan
tersebut besar. Pada polisitemia berat, peningkatan tahannan jelas meningkatkan kerja jantung.
Sebaliknyan, pada anemia, tahanan perifer manurun, sebagai akibat penurunan viskositas.
Tentu saja penurunan hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi
perbaikan aliran darah viskositas relatif.
BAB IIIPENUTUP
3.1 Keseimpulan Sistem kardiovaskular merupakan system yang menjelaskan proses siskulasi yang
terjadi di dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam
tubuh manusia,sirkulasi sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada
janin,sirkulasi koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja
tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam system kekebalan tubuh dan
pengaturan keseimbangan cairan di ruang interstisial. Pembuluh darah adalah komponen
dalam system transpor kardiovaskuler yang terdiri atas arteri, arteriol, kapiler, venula dan vena.
Sistem limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang
interstisial ke dalam darah.
Daftar PustakaAdi,Setia. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Kaperawatan Madikal Bedah Ed.8.Jakarta : EGC
Guyton & Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Jakarta : EGC
Ganong William F,MD. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.22.Jakarta: EGC
Lorraine M.Wilson,Sylvia A.Price. 2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit.Ed.6.Jakarta: EGC
Setiawan,Ronny, Sari Fatimah. 2009.Fisiologi Kardiovaskular.Jakarta: EGC
Underwood J.C.E.1999. Patologi Umum dan Sistematik.Ed.2.Jakarta: EGC
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung adalah organ berongga, berotot yang terletak di tengah thoraks, dan ia menempati
rongga antara paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz), meskipun berat dan
ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya latihan dan kebiasaan fisik
dan penyakit jantung. Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen
dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolism.
Sebenarnya terdapat dua pompa jantung, yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Keluaran
jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru melalui arteri pulmonalis, dan keluaran jantung
kiri seluruhnya didistribusikan ke bagian tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa itu
menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama.
Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot.
Selama kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan
keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), kamar jantung akan terisi darah sebagai
persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60 sampai 80
kali per menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran
totalnya sekitar 5 L/menit
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah anatomi dalam dan luar jantung?
2. Bagaimanakah fisiologi jantung?
3. Bagaimanakah biofisika jantung?
4. Bagaimanakah biokimia jantung?
C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi dalam dan luar jantung
2. Mengetahui fisiologi jantung
3. Mengetahui biofisika jantung
4. Mengetahui biokimia jantung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Jantung Dalam dan Luar
1. Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru.
Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam
mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari
garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah
dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan
jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal)
bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu
dengan paru kiri. Bentuknya menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis.
a. Otot Jantung
Otot jantung bersifat lurik dan involunter sehingga dapat berkontraksi secara ritmis dan
otomatis. Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot
khusus penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Otot jantung mempunyai miofibril-
miofibril tertentu yang mengandung filamen aktin dan miosin, yang hampir identik dengan
filamen yang dijumpai di dalam otot rangka.
Otot jantung bersifat saling sinsisium, artinya satu otot dengan otot lainnya saling
berhubungan. Di otot jantung juga ditemukan daerah-daerah gelap yang menyilang serta-serat
otot jantung yang disebut sebagai diktus interkalatus; namun sebenarnya diktus interkalatus
sebenarnya merupakan membran sel yang memisahkan masing-masing sel otot jantung satu
sama lainnya. Otot jantung hanya terdapat pada miokard (lapisan otot jantung) dan dinding
pembuluh darah. Gambaran umumnya berupa serat-serat yang jalannya paralel dengan banyak
guratan melintang terdapat jaringan ikat halus pada endomisium, mengandung pembuluh darah
kecil dan pembuluh getah bening.
Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan otot rangka. Miofilamen
hanya terbatas pada sel-sel otot itu sendiri dan tidak melintasi sel otot. Jaringan ikat tidak banyak
terdapat pada otot jantung , tetapi hanya terdapat pada serat-serat berupa endomisium yang
penuh kapiler darah dari otot rangka . Kapiler limfe banyak terdapat pada otot jantung sedangkan
saraf otonom halus memberikan persarafan pada otot jantung.
b. Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium, dan endokardium.
1) Perikardium : lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang letaknya dalam
mediastinum minus, posterior terdapat korpus sterni dan rawan iga ke 2 sampai dengan iga ke 6.
a) Perikardium viseral (fibrosum) : bagian kantung yang membatasi pergerakan jantung terikat
dibawah sternum tendinium diagfraghma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada
sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
b) Perikardium pariental (serosum) : membatasi perikardium fibrosum dengan perikardium
serosum disebut epikardium, mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelicin untuk
menjaga agar pergesakan antara perikardium tidak menimbulkan ganguan terhadap jantung. Pada
permukaan posterior jantung perikardium serosum membentuk vena besar disebut sinus obligus
dan sinus transverses.
2) Miokardium : lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra
bercabang menjadi arteri desendens anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dekstra
memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan digafragma ventrikel
kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi langsung ke dalam paru-
paru. Susunan otot jantung (miokardium) :
a) Susunan otot atria : serabutnya sangat tipis , kurang teratur dan tersusun dalam dua lapisan.
Lapisan luar mencangkup kedua arteria sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria
beberapa serabut masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut-
serabut berbentuk lingkaran.
b) Susunan otot ventrikel : membentuk bilik jantung yang dimulai dari cicin atrioventrikular sampai
apeks jantung.
c) Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antar atrium dan vertikel.
3) Endokardium : dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengikat
terdiri atas jaringan endotel (selaput lendir yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot
paralel yang mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminal
terdapat sebuah lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava inferior
yang terletak di depan muara vena inferior menuju ke sebelah tepi dan disebut fossa ovalis. Di
antara atrium kanan dan vebtrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
c. Bagian-Bagian Jantung
1) Basis kordis : bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar
(aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena cava superior). Basis kordis
dibentuk oleh atrium kiri dan atrium kanan sedangkan posterior dibentuk oleh aorta desendens,
esofagus, vena azigos, dan duktus torasikus setinggi vertebra torakalis ke 5 sampai ke 8.
2) Apeks kordis : adalah bagian bawah jantung yang berbetuk kerucut tumpul. Bagian ini dibentuk
oleh ujung vebtrikel kiri dan dinding toraks dan ditutupi oleh paru- paru dan pleura kiri dan
dinding toraks.
d. Permukaan Jantung
Permukaan jantung (fasies kordis) terdiri atas tiga lapis yaitu
1) Fasies sternokostalis : permukaan yang menghadap ke depan berbatasan denagn dinding depan
toraks dibentuk oleh atrium kanan, ventrikel kanan dan sedikit ventrikel kiri
2) Fasies dorsalis : permukaan jantung yang menghadap kebelakang , berbentuk segi empat,
berbatasan dengan mediastinum posterior dan dibentuk oleh dinding atrium kiri sebagian atrium
kanan dan sebagian kecil ventrikel kiri.
3) Fasies diafragmatika : permukaan bagian bawah jantung berbatasan dengan sentrum tendium
diafragma yang dibentuk oleh dinding vebtrikel kiri dan sebagian kecil ventrikel kanan.
e. Ruang pada Jantung
1) Atrium Kanan (Atrium Dextra)
Atrium pada jantung berfungsi sebagai pompa primer yang lemah bagi ventrikel, yang
membantu mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan
tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi
perifer. Atrium kanan terdiri atas rongga utama dari aurikula diluar , sedangkan bagian dalam
membentuk suatu rigi krisata terminalis. Bagian atrium yang terletak didepan rigi mengalami
trabekulasi aibat berkas serabut otot yang berjalan dari krista terminalis. Muara yang terletak
antrium kanan adalah sebagai berikut :
a) Vena kava superior : bermuara ke bagian atas atrium kanan. Muara ini tidak mempunyai katup
dan berfungsi mengembalikan darah dari setengah bagian tubuh atas
b) Vena kava inferior : lebih besar dari vena kava superior bermuara ke dalm bagian bawah atrium
kanan dan berfungsi mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian tubuh bawah
c) Sinus koronarius : bermuara ke dalam atrium kanan dan bermuara antra vena kava inferior
dengan osteum ventrikular yang dilindungi oleh katup yang tidak berfungsi
d) Sinus atrioventrikuler kanan : bagian anterior vena kava inferior dilindungi oleh valvula
bikuspinalis, disamping itu banyak muara vena- vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung
ke dalam atrium kanan.
2) Atrium Kiri (Atrium Sinister)
Atrium kiri terdiri atas rongga utama dan aurikula yang terletak dibelakang atrium kanan
dan membentuk sebagian besar basis (fasies posterior). Pada bagian belakang atrium kiri terdapat
sinus obligue perikardium serosum dan perikardium fibrosum. Bagian dalam atrium kiri dan
aurikula mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan. Muara atrium kiri vena pulmonalis dari
masing- masing paru- paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup, osteum
ventrikuler kiri yang dilindungi oleh valvula mitralis.
3) Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler dekstrum
dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel
kanan jauh lebih tebal daripada atrium kanan.
a) Valvula trikuspidalis : melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk oleh lipatan
endokardium dan sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari tiga kuspis (trikuspidalis) atau
saringan (anterior, septalis, dan inferior). Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka
jantung. Bila ventrikel berkontraksi, muskulus papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak
terdorong ke atrium dan tidak terbalik ketika tekanan intraventrikuler meningkat.
b) Valvula pulmonalis : melindungi osteum pulmonalis yang terdiri ats dua kuspis (saringan)
semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan
fibrosa. Mulut muara kuspis arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis
dinamakan sinus. Selama fase sistolik, katup kuspis pada ventrikel tertekan pada dinding trunkus
pulmonalis oleh darah keluar. Selama diastolik, darah kembali ke jantung masuk ke sinus , katup
kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.
4) Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui osteum antrioventrikuler kiri dan aorta
melalui osteum aorta. Dinding vertikel kiri tiga kali lebih tebal dari vebtrikel kanan. Tekanan
darah intraventrikuler kiri enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel
kanan.
a) Valvula mitralis (valvula bikuspidalis). Melindungi osteum antrioventrikularis yang terdiri atas
sua kuspis (anterior dan posterior). Kuspis anterior lebih besar dan terletak diantara osteum
antrioventrikular dan aorta
b) Valvula semilunaris aorta : melindungi osteum aorta dan strukturnya sama dengan valvula
semilunaris arteri pulmonalis. Salah satu kuspis terletak di dinding aorta membentuk sinus aorta
anterior yang merupakan asal dari arteri koronaria kana dan sinus posterior kiri yang merupakan
asal koronaria kiri.
2. Sel Eksitabel
a. Pengertian
Sel eksitabel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel
apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi
b. Struktur dan Komposisi Sel
Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan
lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui
molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan
analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein
dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan
lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid
yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor
(nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekorbersifat
hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk
dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau
intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua
bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua
bagian dalam.
c. Komposisi Elektrolit Intrasel dan Ekstrasel
Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh
selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan
fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama
CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan, dan
fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine triphosphate-
ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam keseimbangan
asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki fungsi penting,
misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses
pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan dalam aktivitas
enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan elektrolit akan
menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan elektrolit harus selalu
tercukupi.
Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam keadaan yang
seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan dengan mengatur masukan dan
keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh
terutama melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss)
secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui
pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air dikendalikan oleh otak
yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun konsentrasi elektrolit merangsang
hipotalamus untuk mengurangi atau meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara
mengatur rasa haus dan eksresi air melalui ginjal.
d. Transportasi Elektrolit Melalui Membran Sel
Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam
sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh membrane.
Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama dengan membrane
plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein.
Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan
cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat diamati
dengan perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan E. Nicolson (1972)
mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.
Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun
mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda
fosfolipid (bilayer fosfolipid).
Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama
merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer fosfolipid
disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak air.Karena susunan
membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane sel tidak
simetris, protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat berlainan
dari protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi
mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.
e. Potensial Membrane
P o t e n s i a l m e m b r a n adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang
berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di
dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).Semua sel memiliki
tegangan melintasi membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi potensial
listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan negatif
dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusian ion dan kation
pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama.Potensial membran bertindak
seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi lalulintas semua substansi
bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu negatif dibandingkan
dengan di luarnya, potensial membran ni mendukung transpor pasif kation ke dalam sel
dan anion ke luar sel.Dengan demikian, dua gaya menggerakkan difusi ion melintasi
suatu membran: gaya kimiawi (gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh
potensial membran pada pergerakan ion).Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu
ion ini disebut gradien elektrokimiawi. Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi
potensial membran dan sel itu sendiri, sebagai contohnya,depolarisasi dari membran
plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel yang terprogram)
f. Potensial Aksi Tentang Sel, Jaringan, Organ, dan Sistem Organ
Pada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua
sisi membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam
keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup maka
sel tersebut akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif,
potensial membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif
di sisi dalam. Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi. Depolarisasi ini
dimulai dari suatu titik di permukaan membran sel dan merambat ke seluruh permukaan
membran. Bila seluruh permukaan membran sudah bermuatan positif di sisi dalam, maka sel
disebut dalam keadaan depolarisasi sempurna.
Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan repolarisasi. Dalam
keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari positif di sisi dalam menuju kembali ke
negatif di sisi dalam. Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan
membran sel. Bila seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan
sel dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima rangsangan
berikutnya.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke
polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.
Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian
kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut
potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel
lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial
aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan istirahat.
3. Pembuluh Darah
Pembuluh ini berbentuk bulat, dengan ukuran berbeda-beda, dan berdiameter antara 0,01
mm hingga 10 mm. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Ketiga
pembuluh darah tersebut selalu berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu sistem.
Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan
oleh bagian endotheliumnya. Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal
dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian
dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat
elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis.
Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang
sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :
a. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dextra menuju ke paru-
paru. Mempunyai dua cabang yaitu dextra dan sinistra untuk paru-paru kanan dan kiri yang
banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.
b. Vena pulmonalis merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru-paru masuk ke
jantung bagian atrium sinistra. Didalamnya berisi darah yang banyak mengandung O2.
Peredaran darah kecil :
Darah dari jantung ventrikel dextra -- valvula semilunaris -- arteri pulmonalis --paru-paru kiri
dan kanan-- vena pulmonalis.
Pembuluh darah pada peredaran darah besar, terdiri atas :
a. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian ventrikel
sinistra melalui aorta accendens lalu membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra,
turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma lalu menurun ke bagian perut.
Jalannya arteri terbagi atas 3 bagian yaitu :
1) Aorta Accendens, aorta yang naik ke atas dengan panjang kira-kira 5 cm, cabangnya arteri
koronaria masuk ke jantung.
2) Arkus Aorta, yaitu bagian aorta yang melengkung ke bawahsampai vena torakalis IV. Cabang-
cabangnya : Arteri brakia sefalika, atau arteri anomina, arteri subklavia sinistra dan arteri karotis
komunis sinistra.
3) Aorta Decendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai vertebra
lumbalis IV .
Letaknya :
1) Aorta Torakalis , dimulai dari vertebra torakalis IV sampai menembus diafragma.
Percabangannya sampai pada dinding toraks dan alat-alat visceral yang ada di dalam rongga
toraks.
2) Aorta Abdominalis, pada vertebra torakalis XII terbagi menjadi 2 : arteri iliaka komunis dextra
arteri iliaka komunis sinistra. Percabangannya sampai pada dinding perut dan alat dalam rongga
perut, panggul dan anggota gerak bawah.
Peredaran darah besar :
Darah dari jantung ventrikel sinistra --valvula semilunaris aorta-- aorta -- arteri -- arteriol --
kapiler arteri -- kapiler vena -- venolus -- vena kava -- atrium dextra
4. Pembuluh Limfe
a. Struktur pembuluh limfe
Darah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena
dan sebagian cairan meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe yang merembes
dalam ruang-ruang jaringan. Susunan pembuluh limfe disebut juga middleman atau susunan
tengah karena merupakan susunan antara darah dan cairan jaringan dimana terdapat zat-zat
koloid, garam elektrolit tidak dapat masuk kedalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui
kapiler-kapiler limfe atau saluran limfe.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil tetapi memiliki lebih banyak
katup sehingga tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh darah limfe yang terkecil atau
kapiler, lebih besar dari kapiler darah terdiri atas selapis endothelium.
Pembuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai
rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus
yang disebut lacteal yang dijumpai dalam vili usus.
Pembuluh darah afferent menembus kapiler sel dipinggiran yang cembung dam
memperdarahi kalenjar dan bercampur dengan benda kecil daripada limfe dan selanjutnya
campuran ini dikumpulkan oleh pembuluh afferent yang dikeluarkan melalui vilum.
Saluran limfe mempunyai 2 batang saluran yang sama yaitu :
1) Duktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra, yaitu dimulai dari pembuluh limfe yang
bentuknya disebut sinistra kili yang terdapat di depan dari vertebra lumbalis menuju ke bagian
atas akhirnya bermuara ke vena brakiosefalika kemudian ke vena kava superior, duktus torasikus
ini merupakan kumpulan dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada
sebelah kiri bagian perut, anggota gerak bawah dan alat-alat dalam rongga perut.
2) Duktus limfatikus dextra, merupakan pembuluh limfe yang pendek dan panjangnya kira-kira
1,20 cm, menerima limfe dari pembuluh limfe yang berasal dari kepal kanan, leher kanan,
bentuk dan susunan dari pembuluh limfe hampir sama dengan vena. Begitu juga dengan lapisan
plasmanya sepanjang salurannya terdapat katup-katup yang terbuka kea rah jantung.
Fungsi pembuluh limfe, antara lain :
1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2) Mengangkut limfosit dari kalenjar limfe ke sirkulasi darah.
3) Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
5) Menghasilkan zat antibody untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.
B. Fisiologi Jantung
1. Hemodinamika Jantung
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran
darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi
darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi
tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari
vebtrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah
pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah
secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan
karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga
bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium
kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan
sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.
2. Elektrofisiologi Jantung
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium dan
kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah
sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.
Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat
perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar
yang bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase
depolarisasi. Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan
bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi
setelah depolarisasi. Sel otot jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel
tetangganya mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik
eksternal). Depolarisasi sebuah sel sisrem hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan
depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium. Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan
dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.
Otot jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang
panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung
dari kontraksi berkepanjangan (tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi
cairan interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada
komposisi darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut
otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi
voltase listrik normal sel.
3. Mekanisme Jantung Sebagai Pompa
Pada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik ventrikel dekat
akhir gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan
perubahan tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa
istilah tekanan sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi
yang dicapai selama sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik
merujuk pada tekanan terendah selama diastolik.
a. Daya Pompa Jantung
Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan
memompa 70ml setiap denyut (volume denyutan adalh 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit
dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 atau sekitar 5 liter.
Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan
volume denyut lebih dari 150ml yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap
menit.
Setiap menit sejumlah volume yang sama kembali dari vena ke jantung. Akan
tetapi bila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginua dengan
daya pompa jantung maka terjadi payah jantung. Vena-vena dekat jantung membengkak berisi
darah, sehingga tekanan dalm vena naik. Dan bila keadaan ini tidak sempat ditangani akan terjadi
odema.
4. Sistem Konduksi
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :
a. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.
c. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.
d. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot
jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke
nodus AV,sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki
otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat
dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja
sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus
atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi
atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang
berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi
telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan
konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus
AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke
dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
5. Pembuluh Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler
a. Pembuluh darah arteri atau nadi.
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding
tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang
tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari
bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang
terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.
b. Pembuluh darah vena atau balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat
tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian
atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian
bawah tubuh.
c. Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan
pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu
jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.
6. Tekanan Darah dan Sistem Regulasi
Faktor –faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tekanan
pembuluh darah perifer, dan volume atau aliran darah. Kontrol terhadap tekanan darah
bergantung pada sensor-sensor yang secara terus menerus mengukur tekana darah dan mengirim
informasinya ke otak. Otak mengintergrasikan semua informasi yang masuk dan berespon
dengan mengirim rangsangan eferen ke jantung dan sistem pembuluh melalui saraf-saraf
otonom. Berbagai hormon dan mediator kimiawi lokal berperan dalam mengontrol tekanan
darah.
C. Biofisika Jantung
1. Listrik jantung
Aliran arus listrik dari masa sinsitium otot jantung
Sebelum masa sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu bermuatan
positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu daerah sinsitium jantung
terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut otot yang mengalami depolarisasi
sehingga daerah permukaan ini menjadi elektronegatif. Karena proses depolarisasi menyebar
kesegala arah melalui jantung, perbedaan potensial yang tampak hanya menetap selama
seperbeberapa ribu detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat dilakukan dengan
alat perekam yang berkecepatan tinggi.
Aliran arus listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru)
Walaupun sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga menghantarkan arus listrik
yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain yang terletak di sekeliling jantung
juga dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Oleh karena itu,sebenarnya jantung
terendam didalam media yang konduktif. Bila satu bagian ventrikal mengalami depolarisasi
maka daerah itu akan menjadi elektronegatif di bandingkan bagian lainnya. Aliran listrik akan
mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang terpolarisasi melalui jalur
melingkar yang besar.
Impuls jantung mula-mula akan sampai di bagian septum ventrikal dan selanjutnya
segera menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya. Keadaan ini akan
menyebabkan kenegatifan di bagian dalam ventrikel,sedangkan di bagian luar dinding ventrikel
akan mengalami kepositifan,dengan arus listrik akan mengalir melalui cairan yang terdapat di
sekeliling ventrikel menurut jalur elips. Dengan kata lain arus listik rata-rata dengan kenegatifan
akan mengalir kebasal jantung dan arus listrik rata-rata dengan kepositifan akan mengalir ke
bagian apeks.
Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi,arus juga tetap mengalir
menurut arah penyebaran yang sama,sementara depolarisasi menyebar dari permukaan
endokardium keluar melalui masa otot ventrikel.Kemudian,sesaat sebelum proses depolarisasi
selesai melintasi ventrikel,selama kira-kira 0,01 detik,rata-rata aliran arus listrik ini akan
terbalik,yakni akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian basal,sebab bagian ja ntung
yang paling akhir terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan basal
jantung.
Jadi pada ventrikel jantung yang normal,selama hampir seluruh siklus depolarisasi,arus
mengalir dari negative ke positif,terutama dari arah basal jantung menuju ke apeks kecuali pada
bagian akhir dari proses depolarisasi.
2. Konduksi Jantung
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :
a. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.
c. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.
d. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot
jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke
nodus AV,sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki
otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat
dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja
sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus
atrioventrikuler(AV).Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi
atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang
berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi
telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan
konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus
AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke
dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikular ke cabang
berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan
miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih
cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat
mendekati kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya
penyatuan kerja pompa maksimal.
3. Viskositas pembuluh jantung
Tahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari-jari pembuluh darah tetapi
juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali lebih kental dibanding air, sedangkan darah
3-4 kali lebih kental dibanding air. Jadi viskositas bergantung sebagian besar pada hematokrit
yaitu persentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Efek viskositas in vivo
menyimpang dari yang diperkirakan oleh rumus Poiseuille-Hagen.Di pembuluh besar,
peningkatan hematokrit mwenyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun
dipembuluh yang diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah
lebih sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh
besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil. Oleh sebab itu
perubahan nettoviskositas persatuan perubahan hematokrit jauh lebih kecil ditubuh dibandingkan
perubahannya secara invitro. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perubahan hematokrit
memiliki pengaruh yang relatif kecil pada tahanan perifer kecuali pada berubahan tersebut besar.
Pada polisitemia berat, peningkatan tahannan jelas meningkatkan kerja jantung. Sebaliknyan,
pada anemia, tahanan perifer manurun, sebagai akibat penurunan viskositas. Tentu saja
penurunan hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi perbaikan aliran
darah viskositas relatif.
D. Biokimia Jantung
1. Struktur dan Fungsi Enzim
Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang
meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard. Enzim
dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak
spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim hanya
dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia
lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian
di angkut ke peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan
peningkatan kadar dalam darah.
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda
setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan
dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya
(CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut,
dan merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya
juga perlu diperiksa pada pasien yang datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat
dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.
2. Struktur Enzim
Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam
amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada
asam lemak sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum
merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas
enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun struktur enzim
menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya adalah
hal yang sangat sulit.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya sebagian
kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat dalam katalisis.
Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan kemudian menjalani
reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang mengikat
kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk
molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari reaksi
yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas enzim.
Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang melipat.
Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas.
Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk kompleks
protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan
menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis
enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
a. Kespesifikan
Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan mauapun terhadap
substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim
dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan
tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.
Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam
pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem
pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama
dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua. Proses dwi-langkah ini
menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase
mamalia. Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase, aminoasil tRNA
sintetase dan ribosom.
Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-
pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan
bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan
biosintetik yang baru.
b. Model “ lock & key ”
Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini
dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal ini
sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan
kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh
enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang
paling banyak diterima.
3. Apoptosis, Injury Sel dan adaptasi sel
Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”) adalah mekanisme
biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis berbeda dengan
nekrosis. Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi
tubuh. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio.Apoptosis
yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi
terpisah satu sama lain.Bila sel kehilangan kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut
dapat membelah secara tak terbatas dan akhirnya menjadi kanker.
Apoptosis memiliki ciri morfologis yang khas seperti blebbing membran plasma,
pengerutan sel, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA,dan dimulai dengan enzim kaspase
dari kelompok sisteina protease membentuk kompleks aktivasi protease multi sub-unit yang
disebut apoptosom. Apoptosom disintesis di dalam sitoplasma setelah terjadi peningkatan
permeabilitas membran mitokondria sisi luar dan pelepasan sitokrom c ke dalam
sitoplasma,setelah terjadi interaksi antara membran ganda sardiolipin mitokondria dengan
fosfolipid anionik yang memicu aktivitas peroksidase. Apoptosom merupakan kompleks protein
yang terdiri dari sitokrom c, Apaf-1 dan prokaspase-9.
Fungsi apoptosis :
a. Berhubungan dengan kerusakan sel atau infeksi. Dimana terjadinya apoptosis ketika sel
mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Keputusan untuk melakukan
apoptosis berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang
berasal dari sistem imun.
b. Sebagai respon stress atau kerusakan DNA
Kondisi yang mengakibatkan sel mengalami stress, misalnya kelaparan, atau kerusakan DNA
akibat racun atau paparan terhadap ultraviolet atau radiasi (misalnya radiasi gamma atau sinar
X), dapat menyebabkan sel memulai proses apoptosis
1) Sebagai upaya menjaga kestabilan jumlah sel
2) Sebagai bagian dari pertumbuhan
3) Regulasi sistem imun
Sel B dan Sel T merupakan pelaku utama pertahanan tubuh terhadap zat asing yang dapat
menginfeksi tubuh. “Sel T pembunuh” (killer T cells) menjadi aktif saat terpapar potongan-
potongan protein yang tidak sempurna (misalnya karena mutasi), atau terpapar antigen asing
karena adanya infeksi virus. Setelah sel T menjadi aktif, sel-sel tersebut bermigrasi keluar dari
lymph node, menemukan dan mengenali sel-sel yang tidak sempurna atau terinfeksi, dan
membuat sel-sel tersebut melakukan kematian sel terprogram
Proses apoptosis secara morfologi :
Sel yang mengalami apoptosis menunjukkan morfologi unik yang dapat dilihat menggunakan
mikroskop
1) Sel terlihat membulat. Hal itu terjadi karena struktur protein yang menyusun cytoskeleton
mengalami pemotongan oleh peptidase yang dikenal sebagai caspase. Caspase diaktivasi oleh
mekanisme sel itu sendiri.
2) Kromatin mengalami degradasi awal dan kondensasi.
3) Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-potongan padat pada
membran inti.
4) Membran inti terbelah-belah dan DNA yang berada didalamnya terpotong-potong.
5) Lapisan dalam dari membran sel, yaitu lapisan lipid fosfatidilserina akan mencuat keluar dan
dikenali oleh fagosit, dan kemudian sel mengalami fagositosis, atau
6) Sel pecah menjadi beberapa bagian yang disebut badan apoptosis, yang kemudian difagositosis.
4. Nekrosis Sel
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma (misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis), di
mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel,
adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel
akan menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu lagi mengompensasi tuntutan
perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-
enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan
membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara
morfologis.
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena
stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah
terprogram di mana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini
disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis
dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.
Macam – Macam Nekrosis
a. Nekrosis koagulatif
b. Nekrosis likuefaktif
c. Nekrosis kaseosa
d. Nekrosis lemak
e. Nekrosis fibrinoid
f. Nekrosis gangrenosa
Definisi Nekrosis Liquefaktif
Nekrosis liquefaktif merupakan salah satu tipe nekrosis yang termasuk bakteri fokal atau
infeksi jamur. Sebagai akibat autolisis atau heterolisis terutama khas pada infeksi fokal kuman,
karena kuman memiliki rangsangan kuat pengumpulan sel darah putih. Salah satu contoh
nekrosis liquefaktif ditunjukkan dengan kematian sel hipoksia pada sistem saraf pusat. Apapun
patogenesisnya, liquefaktif pada hakikatnya mencerna bangkai kematian sel dan sering
meninggalkan cacat jaringan yang diisi leukosit imidran dan menimbulkan abses. Materialnya
berwarna kuning krem. Biasanya terdapat pada abses pada otak.
Mekanisme Nekrosis Liquefaktif.
Dua proses penting yang menunjukkan perubahan nekrosis adalah pencernaan sel oleh enzim dan
denaturasi protein.
Proses nekrosis:
Pencernaan enzym katalitik dari lisosom yang mati (autolisis) atau dari lisosom leukosit
imigran (heterolisis) menyebabkan terbentuknya nekrosis liquefaktif dilanjutkan dengan
terjadinya denaturasi protein yang menyebabkan nekrosis koagulatif. Perubahan morfologis
dari nekrosis liquefaktif sampai nekrosis koagulatif memerlukan waktu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskular merupakan system yang menjelaskan proses siskulasi yang terjadi
di dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam sirkulasi dalam tubuh
manusia,sirkulasi sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin,sirkulasi
koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada
sirkulasi cairan limfe yang berperan dalam system kekebalan tubuh dan pengaturan
keseimbangan cairan di ruang interstisial. Pembuluh darah adalah komponen dalam system
transpor kardiovaskuler yang terdiri atas arteri, arteriol, kapiler, venula dan vena. Sistem limfe
merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang interstisial ke dalam
darah.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Jakarta : EGC
Ganong William F,MD. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.22.Jakarta:
EGC
Setiawan,Ronny, Sari Fatimah. 2009.Fisiologi Kardiovaskular.Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Anatomi Fisiologi dan Proses Biokimia pada Sistem Kardiovaskuler
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGJantung adalah organ yang berfungsi memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
suplai oksigen bagi seluruh jaringan. Dalam rangka memenuhi fungsi tersebut, maka jantung
mempunyai struktur yang spesifik baik secara mikroskopis, makroskopis atau anatomis.
Pada kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi, jantung dipaksa untuk bekerja
keras, harus memompa darah dengan tenaga yang lebih besar sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan jantung. Antara lain otot jantung membesar.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai anatomi, fisiologi dan proses biokimiawi
pada sistem kardiovaskuler. Tujuan penyajian makalah ini adalah sebagai bagian dari metode
pembelajaran di STIKes WIRA MEDIKA PPNI Bali dan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
sistem kardovaskuler. Pemahaman dan pendalaman yang lebih baik akan membantu dalam
menambah wawasan mengenai metabolisme karbohidrat.
B. PERMASALAHAN1. Bagaimana anatomi jantung yang meliputi: anatomi dalam dan luar, sel eksitabel, pembuluh
darah dan pembuluh limfe?
2. Bagaimana fisiologi jantung yang meliputi hemodinamika jantung, elektrofisiologi jantung,
mekanisme jantung sebagai pompa, sistem konduksi, pembuluh darah arteri, vena, dan sistem
kapiler serta tekanan darah dan sistem regulasi?
3. Bagaimana biofisika dari jantung yang meliputi listrik jantung, konduksi jantung, viskositas
pembuluh darah?
4. Bagamana biokimia dari jantung yang meliputi struktur dan fungsi enzim, apoptosis, injury sel
dan adaptasi sel serta nekrosis sel?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang di
berikan oleh dosen mata kuliah Sistem Kardiovaskuler dan untuk menambah wawasan tentang
anatomi, fisiologi dan proses biokimiawi pada sistem kardiovaskuler.
D. METODEMetode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kepustakaan dan media
kepustakaan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI1. Anatomi Dalam dan Luar
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari
otot. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang,
bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan
disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak
runcing yang disebut apeks kordis. Jantung
terletak di dalam rongga dada sebelah depan
(kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah
dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma
dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara
kosta V & VI dua jari di bawah papilla mamae.
Pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung
yang disebut iktus kordis. Ukuran jantung lebih kurang sebesar segenggam tangan kanan dan
beratnya kira-kira 250-300 gram.
a. Anatomi Luar Jantung1) Lapisan jantung terdiri atas pericardium, miokardium, dan endokardium.
a) Pericardium, lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang letaknya dalam
mediatinum minus, posterior terhadap korpus sterni dan rawan iga ke-2 sampai dengan iga ke-
6.
Pericardium visceral (fibrosum) bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di
bawah sternum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada
sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Pericardium parietal (serosum) membatasi pericardium fibrosum dengan pericardium serosum
disebut epikardium, mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelican untuk menjaga
agar pergesekan antara pericardium tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Pada
permukaan posterior jantung pericardium serosum membentuk vena besar disebut sinus
obliges dan sinus transverses.
b) Miokardium, lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra
bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dektra
memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan diafragma ventrikel
kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersikulasi langsung ke dalam paru-
paru.
Susunan otot jantung (miokardium):
(1) Susunan otot atria: serabutnya sangan tipis, kurang teratur,dan tersusun dalam dua lapisan.
Lapisan luar mencakup kedua atria sehingga terlihat paling nyata. Di bagian depan atria
beberapa serabut masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut-
serabut berbentuk lingkaran.
(2) Susunan otot ventrikel: membentuk bilik jantung yang dimualai dari cincin atrioventrikular
sampai apeks jantung.
(3) Susunan otot atrioventrikular: merupakan dinding pemisah antara atrium dan ventrikel.
c) Endokardium; dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membrane yang mengkilat terdiri
atas jaringan endotel (selaput lender yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang
mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminalis teradapat
sebuah lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai vulvula vena kava inferior yang
terletak di depan muara vene inferior menuju ke sebelah tepid an disebut fossa ovalis. Diantara
atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
2) Permukaan Jantung
Permukaan jantung terdiri atas tiga lapis, yaitu fasies sternokostalis, fasies dorsalis, dan fasies
diafragmatika.
a) Fasies sternokostalis: permukaan yang menghadap ke depan berbatasan dengan dinding
depan toraks dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra, dan sedikit ventrikel sinistra.
b) Fasies dorsalis: permukaan jantung yang menghadap ke belakang, berbentuk segiempat,
berbatasan dengan mediastinum posterior, dan dibentuk oleh dinding atrium sinistra sebgaian
atrium dekstra dan sebagain kecil ventrikel sinistra.
c) Fasies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung berbatasan sengan sentrum tendinium
diafragma yang dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
3) Tepi Jantung
Tepi jantung (margo kostalis) terdiri atas dua lapis yaitu margo dekstra dan margo sinistra.
a) Margo delstra: bagian jantung tepi kanan yang membentang dari vena kava superior sampai
apeks kordis. Lapisan ini dibentuk oleh dinding atrium dekstra dan dinding ventrikel dekstra.
Lapisan ini dibentuk oleh dinding atrium dekstra dan dinding ventrikel dekstra. Selain itu, lapisan
ini juga memisahkan fasies sternokostalis degan fasies diafragmatika sebelah kanan.
b) Margo sinistra; bagian ujung sebelah kanan tepi membentang dari bagian bawah muara vena
pulmonalis sinistra (bagian atas) dan dinding ventrikel sinistra (bagian bawah), serta
memisahkan fasies sternokostalis dengan diafragmatika sebelah kiri.
4) Alur Permukaan jantung
Alur pada permukaan jantung ada tiga jenis yaitu: sulkus atrioventrikularis, sulkus longitudinalis
anterior, dan sulkus longitudinal posterior.
a) Sulkus atrioventrikularis, alur yang mengelilingi atas dan bawah basis kordis, terletak di antara
batas kedua atrium dan kedua ventrikel jantung.
b) Sulkus longitudinalis anterior, alur ini terdapat pada fasies sternokostalis mulai dari celah di
antara arteri pulmonalis dengan aurikula sinistra sampai ke apeks kordis. Sulkus ini merupakan
batas antara kedua ventrikel dari belakang bawah.
c) Sulkus longitudinalis posterior, alur ini terdapat pada fasies diafragma kordis mulai dari sulkus
koronarius dekstra yang bermuara ke vena kava inferior menuju apeks kordis. Sulkus ini
merupakan batas antara kedua ventrikel dari belakang bawah.
b. Anatomi Dalam JantungRuang-Ruang Jantung
1) Atrium dekstra
Atrium dekstra terdiri atas rongga utama dari aurikula di luar, sedangkan bagian dalam
membentuk suatu rigi krisata terminalis. Pada bagian utama atrium yang terletak posterior
terhadap rigi terdapat dinding halus yang secara embriologis berasal dari sinus venosus.
Bagian atrium yang terletak di depan rigi mengalami trabekulasi akibat berkas serabut otot yang
berjalan dari krista terminalis.
Muara yang terletak pada atrium kanan adalah sebagai berikut.
a) Vena kava superior: bermuara ke bagain atas atrium kanan. Muara ini tidak mempunyai katup
dan berfungsi mengembalikan darah dari setengah bagian tubuh atas.
b) Vena kava inferior: lebih besar dari vena kava superior, bermuara ke bagian dalam bawah
atrium dekstra dan berfungsi mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian tubuh
bawah.
c) Sinus koronarius: bermuara di dalam atrium kanan dan bermuara antara vena kava inferior
dengan osteum ventricular yang dilindungi oleh katup yang tidak berfungsi.
d) Sinus atrioventrikuler dekstra; bagian anterior vena kava inferior dilindungi oleh valvula
bikuspidalis, disamping itu banyak bermuara vena-vena kecil yang mengalirkan darah dari
jantung ke dalam atrium kanan.
2) Ventrikel dekstra
Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler dekstrum dan dengan
traktus pulmonalis melalui trunkus pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel dekstra jauh lebih tebal
dari pada atrium dekstra.
a) Valvula trikuspidalis, melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk oleh lipatan endokardium
dan sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan (anterior,
septalis, dan inferior). Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila ventrikel
berkontraksi, M.Papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak terdorog ke atrium dan tidak
terbalik ketika tekanan intraventrikuler meningkat.
b) Vulva pulmonalis, melindungi osteum pulmonalis yang terdiri atas dua kuspis (saringan)
semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan
fibrosa. Mulut muara kuspis arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis
dinamakan sinus. Selama fase sistolik, katup kuspis pada ventrikel tertekan pada dinding
trunkus pulmonalis oleh darah yang keluar. Selama diastolic, darah mengalir ke jantung masuk
ke sinus, katup kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.
3) Atrium sinistra
Atrium sinister terdiri atas rongga dan aurikula ya g terletak di belakang atrium dekstra dan
membentuk sebagian besar basis (fasies posterior). Pada bagian belakang atrium sinister
terdapat sinus obligue pericardium serosum dan pericardium fibrosum. Bagian dalam atrium
sinister dan bagian aurikula mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan. Muara atrium sinistra
vena pulmonalis dari masing paru-paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai
katup, osteum ventrikuler sinistra yang dilindungi oleh valvula mitralis.
4) Ventrikel sinister
Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler sinistra dan aorta melalui
osteum aorta. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Tekanan dara
intraventrikuler sinistra enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.
a) Valvula mitralis (valvula bikuspidalis) melindungi osteum atroventrikuler yang terdiri atas dua
kuspis (anterior dan posterior). Kuspis anterior lebih besar dan terletak di antara osteum
atrioventrikular dan aorta.
b) Valvula semilunaris aorta, melindungi osteum aorta dan strukturnya sama dengan valvula
semiliunaris arteri pulmonalis. Salah satu kuspis terletak di dinding aorta membentuk dinding
sinus aorta anterior yang merupakan asal dari arteri koronaria dekstra dan sinus posterior
sinistra yang merupakan asal arteri koronaria sinistra.
2. Sel Eksitabela. Pengertian Sel Eksitabel
Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan
eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.
b. Struktur dan Komposisi SelMembran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan
lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui
molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan
analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein
dan lapisan lipid (lipoprotein).
Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid
bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus
fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala
bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekorbersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid
terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua
macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau
intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua
bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua
bagian dalam.
c. Komposisi Elektrolit Intrasel dan EkstraselDi dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh
selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan
fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama
CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan,
dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine
triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam
keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki
fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang
dan gigi, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan
dalam aktivitas enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan
elektrolit akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan
elektrolit harus selalu tercukupi.
Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam keadaan yang
seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan dengan mengatur masukan dan
keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh
terutama melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss)
secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui
pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air dikendalikan oleh otak
yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun konsentrasi elektrolit merangsang
hipotalamus untuk mengurangi atau meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara
mengatur rasa haus dan eksresi air melalui ginjal.
d. Transportasi Elektrolit Melalui Membran Sel
Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam sitoplasma
terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh membrane.
Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama dengan
membrane plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein.
Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan
cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat diamati
dengan perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan E. Nicolson (1972)
mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair.
Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun
mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda
fosfolipid (bilayer fosfolipid).
Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama merupakan
fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer fosfolipid disebut protein
instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak air.Karena susunan membrane sel
yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane sel tidak simetris,
protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari
protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi
mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.
e. Potensial Membrane
Potensial membran adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar
-50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif
dibandingkan dengan di luarnya). Semua sel memiliki tegangan melintasi membran plasmanya,
di mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma
sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusian
ion dan kation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama. Potensial membran
bertindak seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi lalu lintas semua substansi
bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu negatif dibandingkan dengan di
luarnya, potensial membran ni mendukung transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar
sel. Dengan demikian, dua gaya menggerakkan difusi ion melintasi suatu membran: gaya
kimiawi (gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial membran pada pergerakan
ion). Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion ini disebut gradient elektrokimiawi.
Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi potensial membran dan sel itu sendiri, sebagai
contohnya depolarisasi dari membran plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel yang
terprogram).
f. Potensial Aksi Tentang Sel, Jaringan, Organ, dan Sistem OrganPada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua sisi
membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam
keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup
maka sel tersebut akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam
keadaan aktif, potensial membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah
menjadi positif di sisi dalam. Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi.
Depolarisasi ini dimulai dari suatu titik di permukaan membran sel dan merambat ke seluruh
permukaan membran. Bila seluruh permukaan membran sudah bermuatan positif di sisi dalam,
maka sel disebut dalam keadaan depolarisasi sempurna.
Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan repolarisasi. Dalam
keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari positif di sisi dalam menuju kembali ke
negatif di sisi dalam. Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan
membran sel. Bila seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan
sel dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima
rangsangan berikutnya.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke
polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.
Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian
kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut
potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-
sel lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial
aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan istirahat.
3. Pembuluh DarahPembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran darah ini
merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompanya. Fungsi pembuluh darah adalah
mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali
darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi darah. Darah
mengangkut gas-gas, zat makanan, sisa metabolisme, hormon, antibodi, dan keseimbangan
elektrolit. Pembuluh darah utama dimulai dari aorta yang keluar dari ventrikel sinistra melalui
belakang kanan arteri pulmonalis, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis kemudian
turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, selanjutnya ke rongga panggul dan
berakhir pada anggota gerak bawah.
a. Sirkulasi Darah1) Sirkulasi Darah Janin
Peredaran darah yang terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan dengan peredaran
darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistimewaan peredaran darah janin
dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu. Hal ini
dimungkinkan karena adanya hal-hal berikut ini :
a) Foramen ovale : lubang antara atrium dekstra dan atrium sinistra. Lubang ini akan tertutup
sesudah bayi lahir.
b) Duktus ateriosus botalli : pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.
c) Duktus venosus : pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena kava infereior.
d) Duktus ateriosus botalli : pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.
e) Duktus venosus : pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis dengan vena kava inferior.
f) Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot mengandung pembuluh darah
yang berfungsi sebagai tempat pertukaran zat, dimana zat yang diperlukan akan diambil dari
darah ibu dan yang tidak berguna akan dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira-kira minggu
kedelapan kehamilan yang menempel pada endometrium dan terikat kuat sampai bayi lahir.
Fungsi plasenta :
(1) Menyediakan makanan untuk janin dalam kandungan yang diambilkan dari darah ibu.
(2) Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksigen pada janin dalam kandungan.
(3) Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin.
(4) Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.
g) Vena umbilikalis : yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah
janin. Darah yang dibawa oleh vena umbilikalis banyak mengandung zat makanan dan oksigen
(O2).
h) Arteri umbilikalis : pembuluh darah yang membawa darah janin ke plasenta jumlahnya 2 buah.
Kedua pembuluh darah ini membawa zat sisa makanan dan karbon dioksida dari tubuh bayi
kedalam plasenta. Arteri dan vena umbilikalis terbungkus menjadi satu dalam satu saluran yang
disebut duktus umbilikalis atau tali pusat.
Dari plasenta melalui vena umbilikalis, darah yang banyak mengandung zat makanan dan
oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui vena kava inferior dan vena porta menuju atrium
dekstra.
Dari atrium dekstra masuk ke atrium sinistra melalui foramen ovale. Darah yang berasal
dari ventrikel sinistra diedarkan ke seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui arteri
pulmonalis menuju paru-paru, karena paru-paru belum bekerja maka darah dari arteri
pulmonalis tersebut melalui duktus arteriosus botali masuk ke aorta dan diedarkan ke seluruh
tubuh.
Darah yang telah digunakan oleh janin banyak mengandung zat-zat sisa pembakaran dan
sisa makanan. Darah ini berjalan melalui arteri arteri iliaka interna masuk ke arteri umbilikalis
melalui duktus umbilikalis masuk ke plasenta.
Pada saat bayi lahir, bayi akan segera menangis dengan kuat sambil bernapas sehingga
udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengembang dan terjadilah
perubahan yang besar dalam tubuh bayi.
Saat paru-paru mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis sehingga duktus
arteriosus botali tertutup. Pada saat darah mengalir ke paru-paru, oksigen yang terkandung
dalam darah akan diisap masuk ke ruang alveoli sedangkan karbondioksida (CO2) akan
dikeluarkan oleh paru-paru melalui jalan pernapasan.
Darah yang sudah dibersihkan oleh paru-paru akan dialirkan ke vena pulmonalis
menyebabkan septum antara atrium dekstra dan atrium sinistra mendapat tekanan yang kuat
sehingga klep yang terdapat pada foramen ovale tertutup. Pada saat tali pusat diikat dan
dipotong, hubungan peredaran darah antara bayi dan ibu terputus.
2) Sirkulasi Darah Orang Dewasa
a) Aliran darah koroner
Ada tiga pembuluh darah darah utama yang mendistribusikan darah di dalam otot jantung yaitu
arteri koronaria dekstra, arteri intraventrikel anterior, dan arteri sirkumfleksa sinistra.
(1) Arteri Koronaria dekstra : mengurus distribusi nutrisi dan darah otot jantung kanan depan dan
belakang, serta otot jantung kiri bagian belakang bawah yang berhadapan dengan diafragma.
(2) Arteri intraventrikuler anterior : memberikan darah untuk jantung kiri depan dan septum jantung.
(3) Arteri sirkumfleksa sinistra : mengurus distribusi darah untuk otot jantung kiri bagian lateral dan
otot jantung kiri bagian posterior. Bila terjadi sumbatan aliran darah koroner pada satu cabang
akan menyebabkan iskemia di daerah tertentu yang dapat berkembang menjadi infark miokard.
b) Aliran darah portal
Adalah aliran darah balik atau darah vena yang berasal dari usus halus, usus besar, lambung,
limpa, dan hati. Aliran darah sistem portal ini mempunyai pintu keluar yaitu vena porta, menuju
hati melalui arteri hepatika dan keluar melalui vena hepatika, lalu masuk ke jantung melalui
vena kava inferior.
Hati merupakan organ terbesar yang memproses bermacam-macam jenis reaksi kimia dan
menerima zat makanan dari sistem pencernaan. Jika terjadi kerusakan struktur jaringan hati
maka akan menghambat aliran darah karena jaringan hati mengerut sehingga darah tidak bisa
dialirkan.
c) Aliran darah pulmonal
Aliran darah berawal dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis kemudian bercabang ke
paru-paru kiri, paru-paru kanan, dan ke alveoli (kapiler alveoli) yaitu tempat terjadinya difusi
oksigen dan karbon dioksida. Karbon dioksida lebih banyak berdifusi dengan kapiler menuju
rongga alveoli, sedangkan oksigen lebih banyak berdifusi dengan rongga alveoli menuju kapiler
darah. Darah yang banyak mengandung oksigen mengalir menuju vena pulmonalis kiri dan
kanan masuk ke atrium kiri terus ke ventrikel kiri dan siap dipompakan ke aliran darah sistemik.
d) Aliran darah sistemik
Aliran darah simpatik berawal dari ventrikel kiri lalu masuk ke seluruh tubuh melalui aorta dan
bercabang melalui arteriol kemudian menjadi kapiler dan masuk ke dalam jaringan/sel
kemudian keluar menjadi kapiler vena (venolus) menjadi vena, vena kava superior tubuh bagian
atas, dan vena kava inferior tubuh bagian bawah. Selanjutnya masuk ke jantung melalui vena
kava.
b. Sirkulasi Arteri Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah
keseluruh tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar keluar dari ventrikel sinistra disebut
aorta. Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat tetapi mempunyai sifat elastis. Selain itu,
arteri mempunyai 3 lapisan yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika eksterna.
Arteri mendapat darah dari pembuluh darah halus yang mengalir didalamnya dan berfungsi
memberikan nutrisi pada pembuluh yang bersangkutan disebut vasa vasarum. Arteri dapat
berkontraksi dan berdilatasi yang disebabkan pengaruh susunan saraf otonom.
Lapisan pembuluh darah arteri :
1) Tunika intima (interna) : merupakan lapisan yang paling dalam, berhubungan dengan darah dan
terdiri atas lapisan endothelium dan jaringan fibrosa.
2) Tunika media : merupakan lapisan tengah yang terdiri atas jaringan otot polos, sifatnya sangat
elastis dan mempunyai sedikit jaringan fibrosa. Arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi
disebabkan pengaruh otot tunika media ini.
3) Tunika eksterna (adventitia) : merupakan lapisan yang paling luar, terdiri atas jaringan ikat
gembur untuk memperkuat dinding arteri dan jaringan fibrotik yang elastis.
c. Sirkulasi Darah Aorta Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar, keluar dari jantung bagian ventrikel
sinistra melalui aorta asendens, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra turun
sepanjang kolumna vertebralis dan menembus diafragma turun ke abdomen. Jalan aorta terdiri
atas tiga bagian yaitu : aorta asendens, arkus aorta, dan aorta desendens.
1) Aorta asendens : muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atas dan depan, panjangnya
kira-kira 5 cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri koronaria dekstra dan arteri koronaria
sinistra.
2) Arkus aorta : merupakan lanjutan aorta asendens melengkung ke arah kiri, terletak di belakang
manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang dan ke kiri trakea setinggi angulus sterni.
Bagian yang melengkung ke arah kiri di depan trakea sedikit turun ke bawah sampai vertebra
torakalis keempat.
3) Aorta desendens : merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari vertebra torakalis IV
sampai dengan vertebra lumbalis IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus vertebra setinggi
angulus sterni, kemudian berlanjut pada mediastinum posterior sampai vertebrae XII melewati
hiatus aortikus diafragma berlanjut sampai vertebra lumbalis IV kemudian bercabang dua
menjadi aorta torakalis dan aorta abdominalis.
a) Arteri Sirkulasi Kepala dan Leher
Arteri kepala dan leher disuplai oleh arteri karotis komunis dekstra dan sinistra. Bagian dekstra
agak pendek dan merupakan cabang dari arteri anonimia, sedangkan bagian sinistra lebih
panjang karena langsung dari arkus aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher di
bawah otot sternokleidomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid arteri
membagi dua menjadi arteri karotis eksterna dan arteri karotis interna.
(1) Arteri karotis eksterna : menyuplai darh bagian leher dan kepala.
(2) Arteri karotis interna : pembuluh darah yang tidak bercabang di leher. Pada masing-masing sisi
merupakan percabangan dari arteri karotis kommunis. Arteri ini menuju ke atas melalui
kananalis karotis. Pada os temporalis, arteri ini bersatu dalam tengkorak pada arteri serebri
anterior dan media.
(3) Arteri vertebralis : arteri vertebralis merupakan cabang pertama dari arteri subklavia yang
berjalan naik melalui foramen prosesus transversi, masuk ke kranium melalui foramen magnum
berjalan ke atas, ke depan, dan medial medula oblongata. Sampai di tepi bawah pons, arteri ini
bergabung dengan membentuk arteri basilaris.
(4) Arteri basilaris : dibentuk oleh penggabungan dua arteri vertebralis yang berjalan naik dalam
alur permukaan anterior. Ponsnya bercabang dua yaitu arteri serebralis posterior dan arteri
sirkum anteriosus.
b) Arteri Untuk Anggota Gerak Atas
(1) Arteri subklavia
Arteri subklavia dekstra : adalah cabang dari arteri anonima, sedangkan arteri subklavia sinistra
cabang dari arkus aorta. Arteri subklavia dekstra terdapat didalam mediastinum superior
berjalan naik ke atas menuju pangkal leher kemudian melengkung ke lateral depan dan keluar
dari rongga toraks melalui belakang, selanjutnya masuk ke aksila (ketiak) menjadi arteri
aksilaris.
(2) Arteri aksilaris
Merupakan lanjutan dari arteri subklavia, mulai dari tepi lateral iga pertama berakhir pada tepi
bawah muskulus terres mayor, dan selanjutnya menjadi arteri brakialis.
(3) Arteri brakialis
Mulai pada tepi bawah muskulus terres mayor yang merupakan arteri utama lengan atas dan
berakhir di depan kolumna radii. Pembuluh darah ini berlanjut menjadi artei ulnaris dan radialis.
(4) Arteri ulnaris
Berjalan ke bawah melekat pada muskulus pronator terres, muskulus pleksor karpi radialis dan
muskulus palmaris longus. Pembuluh darah ini berjalan ke distal dan melekat pada muskulus
fleksor karpi ulnaris, lalu memasuki telapak tangan pada sisi lateral.
(5) Arteri radialis
Berasal dari fossa kubiti setinggi kolumna radii dan berjalan ke bawah muskulus brakialis.
Arteri radialis meninggalkan lengan bawah, membelok di sekitar bagian lateral ke pergelangan
tangan mencapai permukaan posterior tangan membentuk arkus palmaris superfisialis.
(6) Arteri arkus palmaris
Merupakan lanjutan dari arteri ulnaris yang memasuki telapak tangan melintasi tepi distal ibu
jari dan radialis.
(7) Arteri arkus palmaris profundus
Merupakan lanjutan arteri radialis membelok ke medial di bawah tendo otot fleksor dan
memberikan cabangnya ke superior anastomosis pergelangan tangan.
(8) Arteri digitis
Berasal dari arkus yang berjalan masing-masing menyuplai darah ke jari-jari tangan.
(9) Aorta abdominalis
Bagian dari aorta desendens yang merupakan lanjutan dari aorta torakalis. Pembuluh ini
terletak mulai dari vertebra torakalis ke-12 sampai dengan lumbalis ke-4 dan terdapat dalam
rongga abdomen.
c) Arteri Rongga Perut
(1) Arteri siliaka : arterinya sangat pendek berasal dari aorta abdominalis, terletak di belakang
bursa omentalis, dan mempunyai tiga cabang yaitu arteri gastrika sinistra, arteri lienalis, dan
arteri hepatika.
(2) Arteri splenika (lienalis) : memperdarahi pankreas, duodenum superior dan inferior. Pembuluh
darah ini berjalan berkelok-kelok sepanjang pankreas lalu masuk ke limpa dan hilus limpa.
(3) Arteri mesenterika superior : memperdarahi bagian distal duodenum, ileum, sekum, apendiks,
kolon transversum .
(4) Arteri renalis : merupakan cabang dari aorta abdominalis, masing-masing arteri renalis menjadi
arteri segmentalis dan masuk ke dalam hilus ginjal, kemudian tersebar ke segmen ginjal
menjadi artei lobaris.
(5) Spermatika ovarika : pada laki-laki arteri spermatika memperdarahi testis dan pada wanita arteri
ovarika memperdarahi ovarium.
(6) Arteri mesenterika inferior : memperdarahi sepertiga distal kolon transversum, fleksura kolika
sinistra, kolon desendens , kolon sigmoid, rektum, dan setengah bagian atas anus. Arteri
mesenterika inferior berasal dari aorta abdominalis dan bercabang menjadi arteri iliaka
kommunis kemudian berubah menjadi arteri rektalis superior.
(7) Arteri marginalis : cabang arteri mesenterika superior dan beranastomosa dengan arteri rektalis
superior. Pembuluh arteri ini memperdarahi daerah rektum.
d) Arteri Dinding Abdomen Depan dan Belakang
(1) Arteri subkostalis : memperdarahi otot iga melayang
(2) Arteri epigastrika superior : masuk ke dalam muskulus rektus abdominus berjalan turun ke
belakang beranastomosis dengan arteri epigastrika inferior.
(3) Arteri lumbalis : memperdarahi kulit dan otot punggung sumsum tulang belakang.
e) Arteri Rongga Panggul
Arteri iliaka kommunis berawal dari aorta desendens ketika sampai pada vertebra lumbalis IV
akan bercabang menjadi arteri iliaka kommunis dekstra dan arteri iliaka kommunis sinistra,
serta masing-masing bercabang menjadi arteri iliaka interna dan arteri iliaka eksterna, berjalan
ke bawah latel sepanjang tepi medial muskulus psoas.
d. Sirkulasi Darah Vena Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh darah arteri yang berfungsi
untuk membawa darah dari alat tubuh kembali masuk ke dalam jantung. Bentuk dan
susunannya hampir sama dengan arteri. Katup pada vena terdapat di sepanjang pembuluh
darah. Katup tersebut berfungsi untuk mencegah darah tidak kembali lagi ke sel atau jaringan.
Vena yang terbesar adalah vena pulmonalis, bercabang menjadi vena, lalu venolus yang
selanjutnya menjadi kapiler.
1) Vena yang masuk ke jantung
a) Vena kava superior
Vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang dibentuk oleh
persatuan dua vena brakiosepalika yang masuk ke atrium dekstra. Vena azigos bersatu pada
permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke pericardium.
b) Vena kava inferior
Merupakan vena besar yang menerima darah dari alat tubuh bagian bawah, menembus
sentrum tendinium setinggi vertebra tarakalis dan masuk ke bagian terbawah atrium dekstra.
c) Vena pulmonalis
Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa darah beroksigen (banyak
mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra.
Vena yang berawal tepat dibelakang angulus mandibulare dan menyatu dengan vena
aurikularisa posterior lalu lalu turun melintasi muskulus sternokleidomastoideus tepat diatas
klavikula dan menembus fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke vena
subklavikula. Vena ini memiliki cabang-cabang sebagai berikut.
(1) Vena aurikularis posrerior : turun melintasi muskulus sternokleidomastoideus tepat di atas
klavikula menembus fasia servikalis profunda.
(2) Vena retro mandibularis : menerima dari darah mandibularis
(3) Vena subklavikula : cabang dari vena aurikularis posterior
(4) Vena jugularis eksterna posterior : bergabung dengan vena jugularis eksterna untuk mengurus
bagian kulit dan kepala pada leher.
(5) Vena supraskapularis : menerima darah dari otot bahu bagian atas.
(6) Vena jugularis anterior : berawal tepat di bawah dagu, menyatu turun ke leher di atas jugularis
lalu berjalanke bawah muskulus sternokleidomastoedeus dan mencurahkan isinya ke vena
jugularis eksterna.
2) Vena Kepala dan Leher
a) Vena kulit kepala. Vena kulit kepala bebas beranastomosa dengan sinus vena-vena intracranial.
(1) Vena troklearis dan vena supraorbitalis: menyatu pada tepi medial orbita membentuk vena
fasialis.
(2) Vena temporalis superfisialis: bercabang dengan vena maksilaris dalam substansi glandula
parotis membentuk vena retromandibularis.
(3) Vena aurikularis posterior : bergabung dengan vena retromandibularis di bawah glandula parotis
membentuk vena jugularis eksterna.
(4) Vena oksipitalis: bermuara pada pleksus venosus suboksipitalis dan mencurahkan isinya
kedapam vena vertebralis, vena oksipitalis dan vena jugularis interna.
b) Vena wajah
(1) Vena fasialis: terbentuk pada sudut mata. Pemembuluh darah ini menyatu dengan vena
supraorbitalis dan vena toklearis berhubungan dengan vena oftalmika superior melalui vena
supraorbitalis dengan perantaraan vena oftalmika superior, sedangkan vena fasialis
dihubungkan dengan sinus karvenosus. Vena ini menyilang di glandula submandibularis dan
bermuara ke dalam vena jugularis.
(2) Vena fropunda fasialis: bergabung dengan sinus karvenosus melalui vena oftalmika superior.
(3) Vena tranversa fasialis: bergabung dengan vena temporalis fisialis di dalam glandula parotis.
(4) Vena pterigoideus merupakan vena yang mengelilingi muskulus pterigoideus dan menampung
vena-vena sesuai dengan cabang-cabang arteri maksilaris yang bermuara ke vena maksilaris,
vena fasiali, vena lingualis, vena oftalmika superior.
(1) Vena maksilari
(2) Vena fasialis
(3) Vena lingualis
(4) Vena oftalmika superior
c) Vena tonsil palatinum
Vena palatinum turun dari palatum molle bergabung dengan pleksus venosus faringeus
menembus muskulus konstriktor faringeus superior bergabung dengan vena faring dan vena
fasialis, bermuara ke pleksus venosus faringeus kemudian bermuara ke vena jugularis interna.
d) Vena Punggung
Vena pada punggung mengembalikan darah ke dari struktur punggung membentuk pleksus
majemuk yang menyebar sepanjang kolumna vertebralis sampai ke koksigis.
e) Pleksus venosus vertebralis eksternus
f) Pleksus venosus vertebralis internus
Ke dua pleksus ini saling berhubungan dengan leher-leher, torak, pelvis dan abdomen. Pada
bagian atas berhubungan dengan sinus oksipitalis dan basilaris dalam kavum krani. Pleksus
internus bermuara pada vena vertebralis interkostalis, lumbalis dan sakralis.
3) Vena yang Bermuara ke Vena Kava Inferior
a) Vena torasika interna : bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan mengalirkan darah ke
vena brakiosepalika.
b) Vena dinding anterior dan lateral abdomen : darah yang berasal dari pembuluh ini dikumpulkan
ke jalinan vena-vena, dari umbilikus dialirkan ke vena aksilaris melalui vena torakalis dan ke
bawah vena femoralis melalui vena epigastrika superfisialis.
c) Vena lambung : vena yang mengalirkan darah ke sirkulasi portal vena gastrika sinistra dan vena
gastrika dekstra langsung ke vena porta, vena gastroepiploika sinistra bermuara ke vena
lienalis dan bermuara ke vena mesenterika superior.
d) Vena dinding posterior abdomen : vena ini dibentuk oleh vena iliaka kommunis berjalan ke atas
sisi kanan aorta dan menembus sentrum tendinium diafragma setinggi vertebra torasika VIII,
memasukkan darahnya ke atrium kanan jantung dan menerima cabang dari vena mesenterika
inferior, vena mesenterika superior, vena lienalis, dan vena porta.
e) Anastomosis portal sistemik : pada keadaan normal , vena porta melewati hati dan masuk ke
vena kava inferior. Sirkulasi portal merupakan sirkulasi sistemik melewati vena hepatika .
f) Vena dinding pelvis :
(1) Vena iliaka eksterna : mulai dari belakang ligamentum inguinal lanjutan vena femoralis dan
bersatu dengan vena iliaka interna membentuk vena iliaka kommunis.
(2) Vena iliaka interna : terbentuk dari penggabungan cabang vena iliaka interna, vena vaginalis,
dan vena pudenda interna yang berjalan ke atas dan bersatu dengan vena iliaka eksterna
membentuk vena iliaka kommunis.
(3) Vena sakralis media : bermuara pada vena iliaka kommunis sinistra.
g) Vena anggota gerak atas
(1) Jalinan vena superfisialis : ditemukan pada dorsum manus, mengalir masuk ke atas bagian
lateral vena safalika, sedangkan bagian medial masuk ke vena basilika. Vena ini menuju
permukaan anterior lengan bawah kemudian berjalan ke atas menuju lengan atas.
(2) Vena sefalika : berakir dengan menembus fasia profunda pada trigonum deltoid pektorale dan
bermuara pada vena aksilaris.
(3) Vena basilika : dari dorsum manus sisi medial lengan bawah menembus fasia profunda. Pada
pertengahan lengan atas bercabang menjadi vena kubitis medialis, vena basilika, dan vena
sefalika, lalu bermuara ke vena aksilaris.
e. Sirkulasi kapiler Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil disebut juga pembuluh rambut. Pada
umumnya, kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan dengan sel .
Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler vena.
1) Kapiler arteri
Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil arteri maka akan semakin
hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya mempunyai satu lapisan yaitu lapisan
endotelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga memungkinkan cairan darah/limfe merembes
keluar jaringan membawa air, mineral, dan zat makanan. Proses pertukaran gas antara
pembuluh kapiler dengan jaringan sel kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan
menyingkirkan karbon dioksida.
2) Kapiler vena
Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler vena adalah membawa
zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat ekskresi dan karbon dioksida. Zat sisa
tersebut dibawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena , dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga
proses yaitu pernapasan, keringat, dan feses.
Fungsi kapiler adalah sebagai berikut :
a) Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
b) Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan
c) Mengambil hasil dari kelenjar
d) Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus
e) Menyaring darah pada ginjal.
4. Pembuluh Limfe
Sistem limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari
ruangan interstisial kedalama darah. Pembuluh limfe dapat mengeluarkan protein dan zat
partikel besar yang tidak dapat dikeluarkan dengan absorpsi secara langsung keluar jaringan
masuk ke dalam kapiler darah. Sistem limfe berhubungan erat dengan sirkulasi darah karena
mengandung cairan yang berasal dari darah dan mempunyai jaringan pembuluh limfe. Sistem
limfe berfungsi untuk absorpsi zat-zat makanan dari trakus gastrointestinal, bertanggung jawab
untuk absorpsi lemak, dan salah satunya mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi.
a. Pembuluh LimfePembuluh limfe berukuran lebih besar karena dibentuk oleh
bersatunya kapiler limfatik. Pembuluh limfatik memiliki dinding yang
transparan dan mempunyai banyak katup sehingga terlihat seperti
manik-manik. Pembuluh limfe yang terletak superfisial berfungsi
untuk mengaliri kulit, sedangkan pembuluh limfe yang lebih dalam
berfungsi mengaliri struktur tubuh lalu masuk ke nodus limfe
membawa sel limfosit. limfosit.
Kecepatan aliran limfe sangat dipengaruhi oleh aktivitas otot.
kecepatannya akan bertambah akibat pengaruh peristaltik pada
pergerakan pernapasan, aktivitas jantung, massage dan denyut
arteri sekelilingnya. Dinding pembuluh limfe bersifat sangat
permeabel sehingga partikel yang ukurannya sangat besar dapat
masuk kedalam jaringan. Pembuluh eferen terdapat didalam simpai
dan trabekula yang besar. Sebagian pembuluh darah limfe eferen
yang dalam mengikuti arteri yang dapat ditemukan dalam pulpa putih. Fungsi pembuluh limfe :
1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2) Mengangkut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3) Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah (lakteal).
4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
5) Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.
b. Katup-katup pembuluh limfe
Pembuluh limfe yang kecil menyatu menjadi besar. Pembuluh limfe banyak mempunyai katup
sehingga aliran cairan limfe menjadi satu arah yaitu ke vena subklavia. Pembuluh limfe akan
berkontraksi setiap kali mengembung karena terisi penuh oleh cairan dari jaringan pembuluh
limfe, sehingga cairan limfe terdorong melewati katup yang terbuka. Proses ini akan terjadi 10
detik sekali secara dinamik. Cairan interstisial secara terus menerus bergerak datang dan
kembali ke pembuluh darah. Pembuluh limfe dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Duktus limfatikus dekstra
Trunkus limfatikus jugularis dekstra, subklavia dan bronkomediastinalis mengalirkan cairan limfe
sisi kepala dan leher kanan. Sisi kanan toraks dapat bersatu membentuk duktus limfatikus
dekstra yang panjangnya 1,3 cm dan bermuara ke brakiosepalika dekstra kemudian bermuara
secara tidak bebas ke dalam vena-vena besar di leher.
2) Duktus torasikus
Duktus torasikus (duktus limfatikus sinistra) mulai terlihat dalam abdomen sebagai kantong
abdomen yang memanjang pada syaterna chili yang terletak tepat di bawah diafragma depan
vertebra lumbalis sebelah kanan aorta. Duktus torasikus menerima limfe dari trunkus
interstinalis, trunkus lumbalis kanan dan kiri. Beberapa pembuluh kecil yang turun dari bawah
toraks masuk ke rongga toraks melalui hiatus akustikus, lalu pada diafragma naik melalui
mediatinum posterior dan berangsur condong ke kiri. Setelah sampai mediastinum superior,
duktus ini berjalan ke atas sepanjang tepi kiri esofagus sampai setinggi prossesus transfersus.
Setelah dari sini berbelok ke lateral di depan arteri atau vena vertebralis. Sampai di tepi medial
muskulus sklaneus anterior, berbalik ke bawah depan n. brakhiosepalika sinistra dan dapat juga
berakhir pada bagian terminal vena subklavikula atau vena jugularis interna.
3) Nodus limfatisi (nl)
kelenjar limfatisi yang bentuknya lonjong seperti buah kacang terdapat di sepanjang pembuluh
limfe saluran yang masuk ke dalam nodus limfatisi ada beberapa buah, tetapi saluran keluar
hanya satu. Jaringan ini sangat padat berisi sel-sel limfosit ditunjang oleh sel retikuler, serabut
kolagen, serat elastis dan otot polos. Biasanya nodus limfatisi berkelompok pada satu daerah.
c. Kelompok nodus limfatisi kepala dan leher
Kelenjar limfe dikepala dan leher disusun oleh sejumlah kelompok regional dan satu kelompok
terminal yaitu ;
1) nl. Oksipitalis
Terletak diatas os oksipital pada aspek trigonium servikal posterior. Nodus limfe ini menampung
limfe dari kulit kepala bagian belakang dan mencurahkan isinya ke dalam nl. servikalis profundi.
2) nl. Mastoidea
Terletak diatas permukaan lateral prosesus mastoideus.Nodus limfe ini menampung limfe dari
kulit kepala bagian ata, aurikula dinding posterior meatus akustikus eksternus dan bagian lateral
palbebra. Pembuluh eferen mencurahkan isinya ke dalam nl. Servukalis profundi
3) nl. Parotidea
Terletak di dalam grandula parotis dari kulit kepala diatas glandula parotis, permukaan lateral
aurikula dan dinding anterior meatus auktikus eksternus dan bagian lateral palbebra. Pembuluh
limfe eferen mencurahkan isinya ke nl. Servikal profundi.
4) nl. Buksinatorius
Terletak diatas muskulus buksinator dekat vena fasialis sepanjang pembuluh limfe buksinator
dan bermuara ke dalam nl. Submandibularis.
5) nl. Submandibularis
Terletak pada permukaan atas glandula submandibularis. Nodus ini dapat diraba tepat dibawah
margo inferior korpus mandibula yang menampung limfe dari kulit kepala depan, hidung, pipi,
bibir atas dan bawah, sinus frontalis, maksilaris, etmoidalis, gigi ats dan bawah, lidah bagian
depan, dasar mulut dan vestibulum serta gusi. Pembuluh limfe ini mencurahkan isinya kedalam
nl. Servikalis profundi.
6) nl. Submentalis
Terletak dalam trigonum mentalis muskulus disgastrik kiri dan kanan. Nodus ini menampung
limfe dari ujung lidah, dasar lidah, gigi, gusi dan bibir bawah. Setelah itu, nodus ini mengalirkan
isinya kedalam nl. Mandibularis dan nl. servikalis profundi.
7) nl. Servikale anterior
Terletak sepanjang vena jugularis anterior. Nodus ini menampung limfe dari kulit dan jaringan
superfisial leher bagian depan lalu mencurahkan isinya ke dalam nl. Servikalis profundi.
8) nl. Servikal supervisial
Terletak sepanjang jugularis eksterna. Nodus ini menampung limfe dari kulit diatas sudut
rahang, glandula parotis dan lobus telinga lalu mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.
9) nl. Retrovaringeal
Terletak diantara dinding faring lamina (lembaran tipis) tiap vertebralis. Nodus ini menampung
limfe dari paranasalis faring, pembuluh limfe eferen, tuba auditiva dan kolumna vertebralis lalu
mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.
10) nl. Laringale
Terletak di depan laring pada ligamentum krikotiroideum. Nodus ini menampung limfe dari
struktur yang berdekatan lalu mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.
11) nl. Trokleare
Terdapat didepan trakea. Nodus ini menampung limfe dari struktur yang berdekatan termasuk
glandula tiroidea. Pembuluh limfe eferen mencurahkan isinya ke nl. Servikalis profundi.
d. Nodus limfatisi servikalis profundi
Nodus ini membentuk rantai sepanjang vena jugularis interna dari kranium ke pangkal leher dan
tertanam dalam fasia vagina karotia adventisia vena jugularis interna. Nodus ini berhubungan
dengan pembuluh limfe dari tonsil dan lidah, sekaligus menampung dari nl. Regional lain dari
kepala dan leher. Pembuluh limfe ini bersatu membentuk trunkus jugularis. Trunkus ini
bermuara ke duktus torasikus dan mencurahkan isinya ke trunkus subklavius ke dalam vena
brakiosefalika.
e. Kapiler limfe
Cairan yang kembali ke sirkulasi pembuluh limfe jumlahnya sedikit karena zat dengan berat
molekul tinggi seperti protein tidak dapat melewati pori-pori kapiler vena, tetapi dapat melalui
kapiler limfe. Suatu struktur khusus kapiler limfe memperlihatkan sel-sel endotel kapiler tersebut
didekatkan oleh serabut-serabut yang besar antara jaringan sekitarnya. Sel endotel berdekatan
memiliki hubungan sangat longgar diantara sel-sel tersebut. Akan tetapi, satu sel endotel hanya
dapat menutupi tepi sel yang berdekatan sehingga tepi sel bebas untuk bergerak ke dalam
membentuk suatu katup kecil yang membuka bagian dalam kapiler tersebut.
f. Parenkim limfe
Parenkim limfe terdiri dari pulpa putih dan pulpa merah.
1) Pulpa putih
Merupakan jaringan limfatik yang mengelilingi dan mengikuti ateri. Pada tempat tertentu akan
menebal dan berbentuk massa yang lonjong disebut nodus limfe (korpus malfigi). Pulpa ini
membentuk selubung limfosit parietal sekitar arteri yang sebagian besar diganti oleh jaringan
retikular dan membentuk daerah-daerah jaringan limfatik. Sel-sel yang yang terdapat dalam
jaringan limfoid berupa limfosit kecil, tetapi juga ditemukan limfosit besar, monosit dan sel
plasma.
reaksi jaringan limfoid tetap sama bila terjadi rangsangan. Nodus limfe merupakan tempat
pengumpulan limfosit yang lebih padat sepanjang pulpa putih. Dalam limfe, nodulus tersusun
atas pembuluh darah arteri sentrali dalam bentuk arteriol. Diantara pulpa putih dan pulpa merah
terdapat batas yang jelas yaitu zona marginal. Daerah ini menangkap antigen yang penting
untuk imunologi limfe.
2) Pulpa merah
Jumlah pulpa merah lebih banyak membentuk lempeng korda splenika yang bergabung dengan
banyak eritrosit. Susunannya lebih longgar dan menempati ruang yang tidak terisi oleh
tuberkula dan pulpa putih.
Pulpa merah banyak mengandung sinus venosus. Diantara sinus-sinus pulpa tampak korda
seluler membentuk jalinan jaringan limfatik yang mengalami modifikasi dan menyatu dengan
pulpa putih. Dalam anyaman ini terdapat limfosit makrofag bebas dan semua unsur darah yang
beredar.
Berbagai jenis limfosit yang timbul dalam pulpa putih menyebar ke pulpa merah dengan
gerakan amuba, monosit sebagian terbawa oleh aliran darah dan sebagian timbul dalam limfe
karena proliferasi sel-sel yang ada dan berkembang dari hemositoblas.
g. Kerangka limfe
Simpai dan trabekula limfe terdiri dari jaringan ikat pada kolagen dengan sedikit elastin dan
serabut otot polos. Pada hilus, simpai paling tebal mengelilingi pembuluh darah besar.
Permukaan luar simpai diliputi selapis sel mesotel yang pipih bagian peritoneum
Trabekula berjalan dari permukaan dalam hilus sampai kedalam parenkim limfe yang
bercabang dan saling beranastomosis membentuk kerangka yang rumit. Unsur-unsur otot polos
dalam simpai dan trabekula memungkinkan limfe mengatur isinya dengan lambat dan rumit.
Pulpa limfe disokong oleh jalinan halus serat-serat retikular yang menyatu dengan simpai,
trabekula dan dinding pembuluh darah.
h. Pembuluh darah limfe
Arteri memasuki limfe melalui hilus dan bercabang menjadi arteri trabekularis yang berjalan
sepanjang trabekula dan memasuki parenkim limfe. Tunika adventisia sebagai jaringan retikular
oleh limfosit. Arteri sentralis dalam korpus malpigi memperdarahi pulpa putih lalu ke pulpa
merah.
Sinus venous merupakan suatu sistem saluran yang tidak teratur dan beranastomi diseluruh
pulpa merah bermuara, menempati bagian yang lebih besar dari korda limfe. Dinding sinus
terdiri atas sel endotel khusus berbentuk batang dan memanjang dalam dindingpembuluh
darah, sedangkan badan sel menonjol ke dalam lumen usus. Sinus venous bermuara ke vena
pulpa pembuluh besar yang berdinding tipis membentuk vena yang lebih besar memasuki
trabekula sebagai vena trabeularis atau vena interbolularis berjalan menuju hilus kemudian
bermuara ke vena lienalis.
i. Persarafan
Serat saraf tidak bermielin mengikuti arteri dan berakhir pada otot polos. Dalam simpai dan
trabekula, beberapa cabang saraf memasuki pulpa merah dan pulpa putih. Serat bermielin yang
befungsi sensorik terkadang dapat ditemukan.
B. FISIOLOGI1. Hemodinamika Jantung
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah alirah darah dari cairan dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab
terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel . ketika
otot berkontraksi, darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan
ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan
menutup dan keluarand ari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan
menaikkan tekanan dalam pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang
akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler dank e vena. Darah kemudian kembali
ke atrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan
tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan
kembali ke atrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih
rendah dari tekanan sirkulasi sistemikkarena tahanan aliran di pembuluh darah pulmonal lebih
rendah.
Siklus jantung. Selama diastolic, katup atrioventrikularis terbuka, dan darah yang
kembali ke vena mengalir ke atrium dan kemudian ke ventrikel. Mendekati akhir periode
diastolik tersebut, otot atrium akan berkontraksi sebagai respon terhadap sinyal yang
ditimbulkan oleh nodus SA. Kontraksi kemudian meningkatkan tekanan di dalam atrium dan
mendorong sejumlah darah ke ventrikel. Darah yang masuk tadi akan meningkatkan volume
ventrikel sebanyak 15%sampai 25%. Pada titik ini, ventrikel itu sendiri mulai berkontraksi
(sistolik) sebagai respon terhadap propagasi impuls listrik yang dimulai dari nodus SA beberapa
milidetik sebelumnya.
Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat, mendorong katup
AV untuk menutup. Konsekuensinya tidak ada lagi pengisian ventrikel dari atrium, dan darah
yang disemburkan dari ventrikel tidak dapat mengalir balik ke atrium. Peningkatan tekanan
secara cepat di dalam ventrikel akan mendorong katup pulmonalis dan aorta terbuka, dan darah
kemudian disemburkan ke arteri pulmonalis dan ke aorta. Keluarnya darah mula – mula cepat,
dan kemudian, ketika tekanan masing – masing ventrikel dan arteri yang bersangkutan
mendekati keseimbangan aliran darah secara bertahap melambat.
Pada saat berakhir sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan dalam kamar
menurun dengan cepat. Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan darah mengalir balik
dari arteri ke ventrikel, yang mendorong katup semiluner untuk menutup. Secara bersamaan,
begitu tekanan di dalam ventrikel menurun drastis sampai di bawah tekanan atrium, nodus AV
akan membuka, ventrikel mulai terisi, dan urutan kejadian terulang kembali.
Penting diingat bahwa kejadian mekanis yang berhubungan dengan pengisiaan dan
penyemburan oleh jantung sangat berhubungan erat dengan kejadian listrik yang
mengakibatkan kontraksi dan relaksasi jantung.
Faktor penentu Hemodinamika:
a. Preload.Volume akhir diastolik ventrikel disebut juga preload atau beban awal yaitu derajat regangan
serabut otot ventrikel jantung pada akhir diastolic sesaat sebelum kontraksi ventrikel.
Petunjuk beban awal ventrikel kiri adalah tekanan akhir diastolik ventrikel kiri, sedangkan
petunjuk beban awal ventrikel kanan adalah tekanan vena sentral (central venous pressure).
Kemampuan vascular perifer untuk mengembalikan darah ke jantung akan meningkatkan
preload, yang juga akan dipengaruhi oleh penurunan resistensi atau tahanan perifer yang
mengakibatkan peningkatan aliran balik vena, konstriksi vena, dan penurunan tekanan
intratorakal (saat inspirasi dalam).
Venous return atau aliran balik vena adalah jumlah darah yang mengalir dari sistem vena ke
dalam atrium kanan per menit. Faktor – faktor yang menurunkan kemampuan relaksasi ventrikel
adalah efusi pericardial (cor tamponade), perikarditis, miokarditis, endokarditis, hipertrofi dan
lain – lain.
b. KontraksilitasKontraksilitas adalah kemampuan sel – sel otot jantung untuk memberikan reaksi terhadap
rangsangan kontraksi atau kekuatan serabut otot miokard untuk memendek yang ditentukan
oleh interaksi ion kalsium, aktin dan myosin.
Penurunan kontraksilitas dapat dipengaruhi oleh iskemia atau injuri miokard, gagal jantung,
anoksia, asidosis, anestesi, barbiturate dan lain – lain.
c. AfterloadBeban akhir ventrikel disebut juga afterload yaitu besarnya tahanan yang dikembangkan
oleh ventrikel selama sistolik untuk membantu membuka katup aorta dan pulmonal serta untuk
memompa darah ke dalam arteri pulmonalis dan aorta, juga ke dalam pembuluh perifer. Jika
afterload melebihi batas fisiologis, maka ventrikel tidak mampu memompa darah pada volume
sekuncup yang normal.
Tekanan nadi atau pulse pressure (selisih tekanan sistolik dan diastolik) merupakan
gambaran tekanan yang dihasilkan ventrikel untuk melawan tahanan yang ada di aorta.
Tekanan nadi normal yaitu antara 30 – 50 mmHg. Jika tekanan nadi menurun, maka daya
kontraksi ventrikel menurun, demikian juga dengan curah jantung. Tekanan diastolic merupakan
indikator afterload.
2. Elektrofisiologi JantungAktivitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel
yang memungkinkan pergerakan ion – ion melalui membran tersebut. Dengan masukkan ion –
ion maka muatan listrik sepanjang membran ini mengalami perubahan yang relative. Terdapat
tiga macam ion yang mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel yaitu kalium (K),
natrium (Na) dan kalsium (Ca). kalium lebih banyak terdapat di dalam sel, sedangkan kalsium
dan kalium lebih banyak terdapat di luar sel.
Dalam keadaan istirahat, sel – sel otot jantung mempunyai muatan postifi di luar sel dan
muatan negative pada bagian dalam sel. Ini dapat dibuktikan dengan galvanometer. Perbedaan
muatan bagian luar dan bagian dalam sel disebut resting membrane potensial. Bila sel
dirangsang akan sering terjadi perubahan muatan dalam sel menjadi positif, sedangkan diluar
sel menjadi negatif. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan
depolarisasi. Setelah rangsangan sel berusaha kembali pada keadaan muatan semula proses
ini dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut dinamakan aksi potensial.
Aksi potensial terjadi disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanik, dan termis.
Aksi potensial dibagi menjadi 5 fase:
a. Fase istirahat: bagian luar sel jantung bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negates
(polarisasi). Membran sel lebih permeabel terhadap kalium daripada natrium sehingga sebagian
kecil kalium merembes ke luar sel. Dengan hilangnya kalium maka bagian dalam sel menjadi
relative negatif.
b. Fase deoplarisasi (cepat): disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas membran terhadap
natrium, sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam. Akibatnya, muatan di dalam sel menjadi
positif sedangkan di luar sel menjadi negatif.
c. Fase polarisasi parsial: segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat
masuknya kalium kedalam sel, sehingga muatan positif di dalam sel menjadi berkurang.
d. Fase plato (keadaan stabil): fase depolarisasi diikuti keadaan stabil yang agak lama sesuai
dengan masa refraktor absolut dari miokard. Selama fase ini tidak terjadi perubahan muatan
listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan yang ke luar. aliran kalsium
dan natrium ke dalam sel perlahan – lahan diimbangi dengan keluarnya kalium dari dalam sel.
e. Fase repolarisasi (cepat): pada fase ini muatan kalsium dan natrium secara berangsur – angsur
tidak mengalir lagi dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat sehingga kalium keluar
dari sel dengan cepat. Akibatnya, muatan positif dalam sel menjadi sangat berkurang sehingga
pada akhir muatan di dalam sel menjadi relatif negatif dan muatan di luar sel relatif positif.
3. Mekanisme Jantung sebagai PompaMekanisme jantung sebagai pompa berkaitan dengan kontraksi dan pengosongan
ventrikel yang disebut sistole, serta pengisian dan relaksasi ventrikel yang disebut diastole.
Ketika atrium berkontraksi maka ventrikel sedang relaksasi dan sebaliknya atrium relaksasi
maka disitu ventrikel sedang berkontraksi.
Diawali darah dari seluruh tubuh masuk melalui vena cava superior dan vena cava
inferior menuju atrium kanan kemudian masuk ke ventrikel kanan dan ke pembuluh arteri
pulmonalis menuju paru untuk didifusi dan oksigenasi dialirkan menuju atrium kiri, kemudian
ventrikel kiri kemudian ke aorta didistribusikan ke seluruh jaringan.
Dalam siklusnya, jantung menghasilkan dua suara. Suara jantung I (lubb), yaitu suara
yang ditimbulkan oleh penutupan dari valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis (katup
atrioventrikular), menimbulkan suara panjang. Suara jantung II (dupp), yaitu suara yang
ditimbulkan oleh penutupan dari valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris pulmonal,
menimbulkan suara pendek dan tajam. Katup-katup tersebut akan membuka dan menutup
secara pasif disebabkan oleh perbedaan tekanan antara atrium dengan ventrikel, maupun
antara ventrikel dengan aorta ataupun trunkus pulmonalis.
Secara klinis, sistole adalah periode yang terjadi diantara suara jantung I dengan suara
jantung II, sedangkan diastole adalah periode yang terjadi diantara suara jantung II dengan
suara jantung I. Fase diastole juga disebut sebagai fase pengisian, fase relaksasi (katup mitral
dan trikuspid terbuka). Sedangkan pada fase sistolik katup aorta dan pulmonal membuka,
sementara katub mitral dan trikuspid yang menutup.
Siklus jantung sebagai pompa (Cardiac cycle), dimulai dari darah masuk melalui vena-
vena besar menuju atrium (hampir sama baik kiri dan kanan), lalu dari atrium itu darah akan
mengalir langsung ke dalam ventrikel melalui valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis yang
terbuka sebelum terjadi kontraksi atrium. Fase ini disebut fase pengisian pada diastolic (passive
ventricular filling mid-diastole atau rapid filling), dimana volume darah dari atrium yang masuk
ke ventrikel baru sebanyak 75%. Selanjutnya, atrium akan berkontraksi dan memompa 25%
darah lagi masuk ke dalam ventrikel sehingga ventrikel menjadi penuh 100% atau sebesar 120
mL (Ending Diastolik Volume), fase ini merupakan akhir dari diastole atau diastesis (pengisian
ventrikel secara lambat).
Kontraksi yang tadinya terjadi pada atrium (karena potensial aksi) akan menjalar
merangsang ventrikel (atrial kick). Miokardium dari ventrikel akan berkontraksi tetapi kedua
valvula semilunaris masih tertutup dan volume dari ventrikel masih tetap seperti sebelumnya.
Fase ini disebut dengan fase kontraksi isovolumetrik, dimana terjadi peningkatan tekanan pada
ventrikel melebihi tekanan pada atrium, akibatnya valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis
jadi tertutup (menimbulkan suara jantung I).
Tekanan ventrikel yang meningkat akan menyebabkan kedua valvula semilunaris jadi
membuka, dimana tekanan ventrikel sinistra akan melebihi tekanan aorta saat mencapai sekitar
80 mmHg, sedangkan tekanan ventrikel dextra akan melebihi tekanan arteri pulmonalis saat
mencapai sekitar 10 mmHg, inilah yang menyebabkan valvula semilunaris aorta dan valvula
semilunaris pulmonal jadi membuka. Pembukaan kedua valvula semilunaris tersebut akan
memulai fase ejeksi pada sistolik.
Pada fase ejeksi ini tekanan ventrikel sinistra dan aorta mencapai tekanan maksimum
yang berkisar 120 mmHg. Sebagian besar volume sekuncup akan dipompakan secara cepat
selama fase awal, dan kecepatan aliran pada aorta akan meningkat hingga mencapai
maksimum. Tekanan ventrikel tersebut kemudian mulai turun (volume sekuncup yang tersisa
dipompakan lebih lambat) sampai akhirnya di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis, ini
menyebabkan kedua valvula semilunaris menutup (menimbulkan suara jantung II). Dari fase ini
tidak semua darah dipompa keluar dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis, tapi ada
darah yang masih tersisa dalam ventrikel sebagai volume residu yang banyaknya sekitar 40 mL
(Ending Sistolik Volume). Perlu diingat bahwa pada fase ejeksi ini valvula atrioventrikular tetap
tertutup agar ketika darah dipompa ventrikel ke aorta dan arteri pulmonalis dengan tekanan
yang besar darah tersebut tidak kembali ke atrium.
Diastole sekarang dimulai dengan fase relaksasi isovolumetrik, pada fase ini kedua
valvula semilunaris dan valvula atrioventrikular masih tertutup, miokardium pun mengalami
relaksasi. Pada fase ini darah dari atrium telah terisi kembali karena ada suatu proses yang
menghasilkan efek menghisap akibat turunnya tekanan valvula atrioventrikular selama fase
ejeksi sebelumnya. Tekanan ventrikel pun menurun tajam sedangkan sebaliknya, tekanan
atrium telah naik (karena darah yang telah masuk ke atrium), hal ini menyebabkan valvula
bicuspidalis dan valvula tricuspidalis terbuka kembali. Setelah valvula atrioventrikular tersebut
terbuka, darah dari atrium mengalir ke ventrikel tanpa kontraksi dari atrium, jadi pada fase ini
siklus jantung sebagai pompa kembali pada fase pengisian pada diastolik dan seterusnya.
4. Sistem KonduksiUmumnya jantung berkontraksi
secara ritmik sekitar 70-90 denyut per
menit orang dewasa dalam keadaan
istirahat.
a. Nodus Sinoatrial
Terletak pada dinding atrium dextrum
di bagian atas sulkus terminalis, tepat
disebelah kanan muara vena cava
superior. Merupakan asal impuls ritmik
elektronik yang secara spontan disebarkan ke seluruh otot-otot jantung atrium dan
menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.
b. Nodus Atrioventicular
Terletak pada bagian bawah septum interatriale tepat di atas tempat pelekatan cuspisvalve
tricuspidalis. Dari sini impuls jantung di kirim ke ventrikel oleh fasciculus atrioventricular. AV
node distimulasi oleh gelombang eksitasi pada waktu gelombang ini melalui myocardium
atrium. Kecepatan konduksinya sekitar 0,11 detik, memberikan waktu yang cukup untuk atrium
mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel sebelum ventrikel kembali berkontraksi.
c. Fasciculus Atrioventricularis (Berkas His)
Merupakan satu-satunya jalur serabut otot jantung yang menghubungkan myocardium
atrium dan myocardium ventriculus, oleh karena itu fasciculus ini merupakan satu-satunya jalan
yang dipergunakan oleh impuls jantung dari atrium ke ventrikel. Berkas his berjalan turun
melalui rangkaian fibrosa jantung. Kemudian berjalan turun dibelakang cuspis septalis valve
tricuspidalis untuk mencapai pnggir inferior pars membracea septum interventricular. Pada
pinggir pars muscularis septum, berkas his terbelah menjadi dua cabang, satu cabang untuk
setiap ventrikel. Cabang berkas kanan berjalan turun pada sisi kanan septum interventriculare
untuk mencapai trabecula septomarginalis, tempat cabnag ini menyilang dinding anterior
ventriculus dexter. Disini cabang tersebut berlanjut sebagai plexus Purkinje. Cabang berkas kiri
menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah andocardium. Biasanya cabang ini
bercabang dua (anterior dan posterior), yang akhirnya melanjutkan diri sebagai serabut-
sserabut plexus Purkinje ventriculus sinister. Aktivitas sistem konduksi/penghantar dapat
dipengaruhi oleh saraf otonom yang mensyarafi jantung. Sarf parasimpatis memperlambat
irama dan menggunakan kecepatan pengantaran impuls saraf simpatis mempunyai efek yang
berlawanan.
d. Jalur Konduksi Internodus
Jalur internodus anterior berjalan meninggalkan ujung anterior nodus anterior sinuatrialis
dan berjalan ke anterior menuju ke muara vena cava superior. Jalur ini berjalan turun pada
septum atrium dan berakhir pada nodus atrioventricularis. Jalur internodus medius
meninggalkan ujung posterior SA node dan berjalan ke posterior menuju muara vena cava
superior. Jalur ini turun ke bawah pada septum atrium menuju ke AV node. Jalur internodus
posterior meninggalkan bagian posterior SA node dan turun melalui crista terminalis dan valve
cava inferior menuju ke AV node.
5. Pembuluh Darah Arteri, Vena, dan Sistem Kapilera. Pembuluh darah arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah
keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari ventrikel sinistra
disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu: Tunika Intima Tunika Media Tunika Eksterna
Aorta Merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra
melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun
sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri
dari 3 bagian : Aorta Asenden, Arkus Aorta, Aorta desendes Aorta asendes mempunyai
cabang: Aorta torakalis, Aorta Abdominalis Arteri Kepala dan Leher Disuplai oleh arteri komunis
dekstra dan sinistra. Pada masing-masing sisi menuju keatas leher dibawah otot sternomastoid
dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid membagi diri menjadi dua yaitu: Arteri
karotis eksterna A. tiroid superior, A. faringea asendes, A. lingualis, A. fasialis, A. aurikularis
posterior, A. maskilaris Arteri karotis interna: A. oftalmika A. komunikan posterior A. coroidea A.
serebri anterior A. serebri media A. nasalis.
Jaringan dan juga berfungsi sebagai reservoir tekanan karena elastisitas mereka arteri-
arteri dapat melebar untuk mengakomodasi tambahan volume darah yang di pompa ke
dalamnya oleh kontraksi jantung dan kemudian menciut kembali untuk terus mendorong darah
sewaktu jantung berelksasi
b. Pembuluh darah venaPembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.
Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh
dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut
jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini
berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah
tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik
besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan.
Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-
paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua
pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.
Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises
c. Sistem kapilerKapiler membawa darah dari arteriola menuju venula. Dindingnya hanya dilapisi selapis
sel tipis, kapiler sebenarnya merupakan lanjutan lapisan arteri dan vena. Beberapa jaringan
tidak memiliki kapiler diantaranya adalah epidermis, kartilago, lensa dan kornea mata.
Sebagian besar jaringan tubuh mempunyai kapiler yang luas. Aliran darah dalam kapiler
diatur oleh sel otot polos sfingter prekapiler, yang dijumpai pada permulaan masing-masing
kapiler. Sfingter prekapiler tidak diatur oleh system saraf namun dengan kontriksi atau dilatasi
yang bergantung pada kebutuhan jaringan. Karena tidak dapat cukup darah dalam tubuh untuk
mengisi seluruh kapiler pada saat yang sama, sfingter prekapiler biasanya berkontriksi sedikit.
Pada jaringan aktif yang membutuhkan lebih banyak oksigen, seperti otot yang di latih, sfingter
prekapiler akan berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah.
Beberapa organ memiliki tipe kapiler yang berbeda yang disebut sinusoid, yang lebih luas
dan lebih permeable dari pada kapiler lain. Premeabilitas sinusoid memungkinkan zat bersar
seperti protein dan sel darah masuk atau meninggalkan darah. Sinusoid dapat di jumpai pada
jaringan hemopoietik, seperti sumsum tulang serta organ, seperti hepar dan kelenjar hipofisis,
yang memproduksi dan menyekresi protein ke dalam darah
6. Tekanan Darah dan Sistem Regulasia. Tekanan darah
Tekanan darah adalah gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan
ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dengan denyut jantung. Tekanan darah paling
tinggi terdapat pada arteri-arteri besar yang meninggalkan jantung dan secara bertahap
menurun samapi ke arteriol. Akhirnya ketika mencapai kapiler, tekanan ini sedemikian rendah
sehingga tekanan ringan dari luar akan menutup pembuluh ini dan mendorong darah keluar.
Hal ini dapat dibuktikan dengan member tekan ringan pada kuku atau meletakan sepotong grlas
diatas kulit. Di dalam vena tekanan darah ini bahkan lebih rendah lagi sehingga akhirnya pada
vena-vena besar yang ,endekai jantung terdapat gaya isap (suction), yakni tekanan negative
(bukan negatif), akibat gaya isap yang dihasikan jantung ketika ruangan-ruangan didalamnya
relaksasi.
Tekanan darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung. Tekanan ini paling tinggi
ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi
(tekanan diastolik).
b. Sistem regulasiJantung dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kerja
jantung dipengaruhi oleh faktor mekanik, persarafan dan suhu. Regulasi jantung meliputi
regulasi terhadap heart rate, stroke volume, cardiac output dan blood pressure.
1) Regulasi Heart Rate
Heart rate dipengaruhi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis dengan
epinefrin dan norepnefrin sebagai neurotrasmiternya menyebabkan peningkatan heart rate.
Sedangkan sistem saraf parasimpatis melalui nervus vagus menyebabkan perlambatan heart
rate. Heart rate juga dipengaruhi oleh kemoreseptor dan baroreseptor. Aktivitas kemoreseptor
bertujuan menjaga kecukupan sirkulasi serebral (otak).
2) Regulasi Stroke Volume
Volume sekuncup diatur dengan Mekanisme (hukum) Starling.
3) Regulasi Cardiac Output
Determinan utama dari curah jantung adalah kebutuhan oksigen jaringan dengan cara
autoregulasi intrinsik yang mengubah preload dan stroke volume dan autoregulasi ekstrinsik
atas pengaruh hormon epinefrin.
4) Regulasi Tekanan Darah
Tekanan darah dipengaruhi oleh kemoresptor, tahanan perifer dan volume darah
C. BIOFISIKA1. Listrik Jantung
Jantung sebenarnya tergantung dalam suatu medium konduktif. Bila satu bagian
ventrikel menjadi elekronegatif bila dibandingkan dengan sisanya, arus listrik mengalir dari
daerah berdepolarisasi ke daerah berpolarisasi dalam jalur memutar besar.
Selama sisa siklus depolarisasi arus listrik terus mengalir dalam arah dari basis jantung
menuju ke apeks, sewaktu impuls menyebar dari permukaan endokarnial ke luar melalui otot
ventrikel.
Dalam membuat perekaman elektrokardiografik, digunakan bermacam-macam posisi
standar untuk penempatan elekktroda dan positif atau negatifnya polaritas rekaman selama
setiap siklus jantung ditentukan oleh orientasi elektroda dengan mengingat aliran arus di dalam
jantung, beberapa system elektroda konvensional yang biasanya disebut sandapan
elektrokardiografik.
a. Aliran arus listrik dari masa sinsitium otot jantung
Sebelum masa sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu bermuatan
positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu daerah sinsitium jantung
terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut otot yang mengalami
depolarisasi sehingga daerah permukaan ini menjadi elektronegatif. Karena proses depolarisasi
menyebar kesegala arah melalui jantung, perbedaan potensial yang tampak hanya menetap
selama seperbeberapa ribu detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat
dilakukan dengan alat perekam yang berkecepatan tinggi.
b. Aliran arus listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru)
Walaupun sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga menghantarkan arus listrik
yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain yang terletak di sekeliling
jantung juga dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Oleh karena itu,sebenarnya
jantung terendam did lam media yang konduktif. Bila satu bagian ventrikal mengalami
depolarisasi maka daerah itu akan menjadi elektronegatif di bandingkan bagian lainnya. Aliran
listrik akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang terpolarisasi
melalui jalur melingkar yang besar.
Impuls jantung mula-mula akan sampai di bagian septum ventrikal dan selanjutnya segera
menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya. Keadaan ini akan menyebabkan
kenegatifan di bagian dalam ventrikel, sedangkan di bagian luar dinding ventrikel akan
mengalami kepositifan, dengan arus listrik akan mengalir melalui cairan yang terdapat di
sekeliling ventrikael menurut jalur elips. Dengan kata lain arus listik rata-rata dengan
kenegatifan akan mengalir kebasal jantung dan arus listrik rata-rata dengan kepositifan akan
mengalir ke bagian apeks.
Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi, arus juga tetap mengalir
menurut arah penyebaran yang sama, sementara depolarisasi menyebar dari permukaan
endokardium keluar melalui masa otot ventrikel. Kemudian, sesaat sebelum proses depolarisasi
selesai melintasi ventrikel, selama kira-kira 0,01 detik, rata-rata aliran arus listrik ini akan
terbalik, yakni akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian basal, sebab bagian ja
ntung yang paling akhir terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan
basal jantung.
Jadi pada ventrikel jantung yang normal, selama hampir seluruh siklus depolarisasi, arus
mengalir dari negative ke positif, terutama dari arah basal jantung menuju ke apeks kecuali
pada bagian akhir dari proses depolarisasi.
2. Konduksi JantungDi dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu:
1) Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2) Irama, kemampuan membentuk impuls yang teratur.
3) Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls.
4) Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot
jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke
nodus AV,sampai ke serabut purkinje.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki
otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat
dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja
sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus
atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan, memperlambat, potensial aksi
atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang
berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial
aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini, nodus AV melampau potensial aksi sekaligus, ke jaringan
konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus
AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke
dalam ventrikel, sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikular ke cabang berkas
kanan dan kiri, dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke jaringan miokard
ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar 3-7 kali lebih cepat dari
pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati
kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya penyatuan
kerja pompa maksimal.
3. Viskositas Pembuluh JantungTahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari-jari pembuluh darah
tetapi juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali lebih kental dibanding air, sedangkan
darah 3-4 kali lebih kental dibanding air. Jadi viskositas bergantung sebagian besar pada
hematokrit yaitu persentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Efek viskositas
in vivo menyimpang dari yang diperkirakan oleh rumus Poiseuille-Hagen. Di pembuluh besar,
peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun
dipembuluh yang diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah
lebih sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh
besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil. Oleh sebab itu
perubahan nettoviskositas persatuan perubahan hematokrit jauh lebih kecil ditubuh
dibandingkan perubahannya secara invitro. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perubahan
hematokrit memiliki pengaruh yang relatif kecil pada tahanan perifer kecuali pada berubahan
tersebut besar. Pada polisitemia berat, peningkatan tahanan jelas meningkatkan kerja jantung.
Sebaliknyan, pada anemia, tahanan perifer manurun, sebagai akibat penurunan viskositas.
Tentu saja penurunan hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi
perbaikan aliran darah viskositas relatif.
D. BIOKIMIA1. Struktur dan Fungsi Enzima. Struktur Enzim
Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62
asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500
residu pada asam lemak sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling
umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim.
Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun struktur
enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya
adalah hal yang sangat sulit.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi hanya
sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara langsung terlibat
dalam katalisis. Daerah yang mengandung residu katalitik yang akan mengikat substrat dan
kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak
yang mengikat kofaktor yang diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak
ikat untuk molekul kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari
reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas
enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang
melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi
yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk
kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari
lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung
pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
b. Fungsi Enzim
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua
enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalis oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang
berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat.
2. Apoptosis, Injury Sel dan Adaptasi Sela. Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan
pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam stimulus
dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi
yang teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu,
menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian sel
akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi
sehingga sel yang mati menghilang.
b. Injury SellCellular injury alias cedera sel, dalam bahasa kedokteran biasa disebut jejas sel.
Sesuai namanya, jejas sel adalah cedera yang terjadi pada level seluler. Kenapa harus mulai
dari sel? Karena memang cedera yang besar (level organ) bisa berawal dari cedera kecil di
tingkat seluler.
Penyebab jejas seluler :
1) Agen Infektif (Infectious Agent)
Mulai dari agen tingkat mikroskopik sampai makroskopik seperti tapeworm (cacing pita)
Contoh : Riketsia, Bakteri, Jamur, dan Parasit lain
2) Reaksi Imunologi
Reaksi imun dapat menimbulkan cedera sel. Contoh : Reaksi anaplastik terhadap protein asing
atau efek terapeutik obat, Reaksi endogen antigen
3) Cacat Genetik
a) Akibat perubahan halus pada level DNA
b) Perubahan ini seringkali menimbulkan kelainan enzimatik yang mempengaruhi sel
c) Dapat juga terjadi akibat cedera oleh bahan kimia
4) Gizi Tak Seimbang
Seperti penyakit Anoreksia Nervosa dan kelaparan
a) Ekses gizi sebagai penyebab utamanya
b) Ekses predisposisi lipid, Aterosklerosis dan Obesitas akibat penimbunan lemak
c) Komposisi diet
1) Macam-macam jejas
a) Kurangnya Oksigenasi / Pasokan Oksigen (Hipoksia, Iskemia, dan Keracunan CO)
b) Jejas Fisik (mekanik, terbakar, dingin, radiasi, listrik, dll)
c) Infeksi
d) Reaksi imunologik
e) Defek/ Cacat Genetik
f) Gangguan Nutrisi
g) Pengaruh jejas terhadap sel?
h) Cedera akut reversibel (Dapat sembuh)
i) Cedera Ireversibel yang menyebabkan Cellular death (kematian sel) yang berupa nekrosis dan
apoptosis
j) Perubahan organel subseluler.
2) Mekanisme jejas
Mekanisme jejas secara umum
3) Injurious Stimulus dapat menimbulkan :
a) Penurunan jumlah ATP (Adenosin Tri Phosphat) menurun sehingga organela yang bergantung
pada pasokan energi dari ATP terganggu.
b) Kerusakan membran dapat mengganggu mitokondria (organel penghasil ATP), merusak
lisosom (yang memiliki enzim perncerna, sehingga enzim tsb bocor ke dalam sitoplasma dan
melumatkan seluruh sel), merusak protein penyusun membran plasma (seisi sel mengalami
kebocoran).
c) Peningkatan jumlah ion Ca (Kalsium) dalam sitoplasma yang akan mengganggu kinerja sel
terutama DNA.
d) Peningkatan bentuk-bentuk OH reaktif, seperti ion Hidroksida(OH-) dan H2O2.
c. Adaptasi Sell1) Adaptasi selular
Keadaan berada diposisi normal, sel yang tidak stres dan sel cedera yang stres berlebihan.
2) Adaptasi fisiologi
Respon yang mewakili sel terhadap perangsangan normal oleh hormon atau mediator kimiawi
endogen.
Contohnya : Pembesaran payudara dan induksi laktasi oleh kehamilan.
3) Adaptasi patologik
Mekanisme dasar yang sama, sering berbagi tetapi memungkinkan sel untuk mengatur
lingkungannya, dan idealnya melepaskan diri dari cedera.
4) Perubahn adaptif sel
a) Atrofi
Pengerutan urutan sel dengan hilangnya substansi sel. Walaupun dapat menyebabkan
penuruna fungsinya tapi tetap sel atrofi tidak mati. Pada kondisi yang berlawanan kematiannya
terprogram ( apoptotik ) bisa juga diinduksi oleh sinyal yang sama, yang menyebabkan atrofi
sehingga dapat menyebabkan hilangnya sel pada atrofi seluruh organ. Penyebab atropi :
(1) berkurangnya beban kerja
(2) hilangnya persarafan
(3) berkuranhnya perbekalan darah
(4) Nutrisi yang tidak adekuat
(5) Hilangnya rangsang endokrin
(6) Penuaan
b) Hipertrofi
Penambahan ukuran sel menyebabkan penambahan ukuran organ. Disebabkan juga
oleh peningkatan kebutuhan fungsional atau rangsang hormonal spesifik.
(1) Hiperplasia
peningkatan jumlah sel dalam organ atau jaringan.Dibagi 2 :
(a) Hiperplasia hormonal ditunjukkan pada saat proliferasi epitel kelenjar payudara perempuan,
pubertas, dan pada saat kehamilan.
(b) Hiperplasia kompensatoris hiperplasia yang terjadi pada saat sebagian jaringan dibuang atau
sakit.
(2) Metaplasia
Perubahan reversible, yaitu perubahan dari satu jenis sel dewasa diganti oleh jenis sel dewasa
lainnya. Misalnya sel epitel gepeng yang terjadi pada saluran napas perokok kretek selain itu
epitel metaplastik adaptif juga mempunyai keuntungan dalam daya tahan hidup mekanisme
perlindungan yang penting hilang seperti pembersiahn mucus , sillia material berukuran partike.
Oleh karena itu epitel metaplasia merupakan pedang bermata dua. Selain itu jika menetap
pengaruh pengindustri transformasi metaplasia dapat menginduksi transformasi
metaplastikkanker pada epitel yang metaplastik.
3. Nekrosis Sel (Kematian Sel)Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel
akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi tuntutan
perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-
enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan
membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan
secara morfologis.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut
nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena
stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah
terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini
disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis
dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis),
dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya
sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang
serius.
a. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya.
Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna
gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang
tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan
menghilang (kariolisis).
b. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada jaringan yang
nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan mempertahankan
bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu.
Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah.
Contohnya gangren.
Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan proses ini
disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada jaringan otak, jaringan
otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada tempatnya
selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa dicerna. Jaringan nekrotik ini
tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada
tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis nekrosis lain.
Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit atau trauma maka getah
pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan adiposa (oleh lipase) menghasilkan
asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion logam seperti kalsium membentuk endapan
seperti sabun. Nekrosis ini disebut nekrosis lemak enzimatik.
c. Perubahan Kimia Klinik
Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur berbagai
aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel lisis. Lisisnya
membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada intrasel termasuk enzim
spesifik pada sel organ tubuh tertentu masuk ke dalam sirkulasi dan meningkat kadarnya di
dalam darah.
Misalnya seseorang yang mengalami infark miokardium akan mengalami peningkatan kadar
LDH, CK dan CK-MB yang merupakan enzim spesifik jantung. Seseorang yang mengalami
kerusakan hepar dapat mengalami peningkatan kadar SGOT dan SGPT. Namun peningkatan
enzim tersebut akan kembali diikuti dengan penurunan apabila terjadi perbaikan.
d. Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik tersebut
dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses perbaikan untuk
mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan oleh sel-sel regenerasi (terjadi
resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika daerah nekrotik tidak dihancurkan atau
dibuang maka akan ditutup oleh jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang
diendapkan dari darah di sekitar sirkulasi jaringan nekrotik . Proses pengendapan ini disebut
kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap berada selama
hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :
1) Hilangnya fungsi daerah yang mati.
2) Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik untuk bakteri
tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
3) Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit
Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel yang mati.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada, di
bawah perlindungan tulang costae, sedikit disebelah kiri sternum. Aktivitas listrik dari jantung
merupakan akibat dari perubahan pada permiabilitas membran sel, yang memungkinkan
pergerakan ion – ion. Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/impuls merambat
sepanjang jalur konduksi jantung. Jantung bekerja sebagai pompa dengan cara kontraksi
(sistol) dan relaksasi (diastol)
B. SARAN
Dalam keterbatasan yang penulis miliki, tentunya makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, masukan / saran yang baik sangat diharapkan guna memperbaiki
dan menunjang proses perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Jakarta: EGC.
Irianto. 2010. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Yrama Widya
Kasron. 2011. Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika.
Scanlon, Valerie C, Sanders, tina. 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth Edisi
8. Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Waston, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC
Biokimia. 2013. http://belajarbiokimia.wordpress.com/2013/01/24/d-biokimia-sebuah-definisi/
#more-39. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 13:24 WITA
Biokimia. 2010. http://varinaafnita.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-biokimia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 13:28 WITA
Fisiologi Sistem Cardiovascular. http://www.scribd.com/doc/13853921/Fisiologi-Sistem-
Cardiovascular . Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 15.00 Wita
Jantung Sebagai Pompa. 2010 http://merumerume.wordpress.com/2010/04/01/ jantung-
sebagai-pompa/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 22.00 Wita
Anatomi Fisiologi Pembuluh Darah. http://www.scribd.com/doc/137050148/Anatomi-Fisiologi-
Pembuluh-Darah. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 16:45 WITA
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskular. 2013. http://www.scribd.com/doc/ 55255412/Anatomi-
FisiologiSistemKardiovaskular/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013. Pukul 17:09 WITA
Biolistrik Jantung. http://instrumentasi.lecture.ub.ac.id/sinyal-biopotensial-jantung/. Diakses
pada tanggal 5 Oktober 2013. Pukul 10.00 wita
Sistem Kardiovaskuler. 2012. http://sunjiee.blogspot.com/2012/01/sistem-kardiovaskular.html .
Diakses pada tanggal 5 Oktober 2013. Pukul: 16.00 WITA
Top Related