1. PBS STAIN PEKALONGAN 2015 SISTEM DAN PERHITUNGAN BAGI
HASIL
2. Dari Sudut Pandang Investor Terdapat tiga skema aliran dana
dari nasabah investor kepada Bank, yakni Sebagai berikut: 1.
Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet 2. Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet 3. Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet
3. Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet RIA off-Balance
Sheet Dalam skema ini, aliran dana berasal dari satu nasabah
investor kepada satu nasabah pembiayaan , disini bank Syariah
bertindak sebagai arranger saja. Pencatatan transaksinya dibank
syariah secara off balance Sheet. Bagi hasilnya hanya melibatkan
nasabah investor dan Pelaksana Usaha saja. Besar bagi hasil
tergantung kesepakatan antara nasabah investor dan nasabah
Pembiayaan Bank hanya memperoleh aranger fee
4. Lanjutan.... Disebut Mudhorobah karena skemanya bagi Hasil
Disebut Muqayyadah karena ada Pembatasan, yaitu hanya untuk
pelaksana usaha tertentu Dan Off balance-Sheet karena tidak dicatat
dalam neraca Bank.
5. Contoh kasus Bagaimana cara perhitungan bagi hasilnya misal
seorang nasabah investor ingin berinvestasi sebesar Rp 10 milyar
dan disepakati nisbah bagi hasil antara investor dengan pelaksana
usaha sebesar 35:65. Karena bank bertindak sebagai arranger, tidak
ada dana bank yang digunakan. Katakan pula pada akhir bulan
pendapatan dari usaha yang dibiayai sebesar Rp 160 juta. Bagi hasil
investasi nasabah investor dapat dihitung dengan sistem sbb:
6. Jawaban Jumlah dana nasabah investor Dana bank Pembiayaan
yang disalurkan= A+B Pendapatan dari usaha yang dibiayai Nisbah
bagi hasil nasabah Porsi bagi hasil untuk nasabah investor H=(DxG)
A B C D G H 10.000.000.000 0 10.000.000.000 160.000.000 0,35
56.000.000 Dengan demikian bagi hasil yang diterima oleh nasabah
investor Tersebut pada bulan yang bersangkutan sebesar Rp
56.000.000,00 Sebelum pajak
7. Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet/RIA on balance sheet
Dalam skema ini aliran dana dapat terjadi dari satu nasabah
investor ke sekelompok pelaksana usaha dalam beberapa sektor
terbatas. Misalnya pertanian, manufaktur, dan jasa. Nasabah
investor lainnya mungkin mensyaratkan dananya hanya boleh dipakai
untuk pembiayaan di sektor pertambangan, properti dan petanian.
Selain berdasarkan sektor usaha, nasabah investor dapat saja
mensyaratkan berdasarkan jenis akad yang digunakan. Misalnya hanya
boleh digunakan berdasarkan akad penjualan cicilan saja atau
penyewaan cicilan saja atau kerjasama usaha
8. Contoh kasus Misalnya seorang nasabah investor ingin
berinvestasi di sektor perdagangan sebesar Rp 100 juta. Total dana
mudhorobah yang diinvestasikan di sektor perdagangan adalah Rp 90
milyad. Namun tidak seluruh dana ini dapat digunakan oleh bank,
karena bank harus menyisihkan 5 % dari dana tersebut sebagai
simpanan wajib di bank Indonesia. Jika bank juga ikut melakukan
investasi di sektor perdagangan sebesar Rp 14,5 milyad sehingga
jumlah dana nasabah investor dan dana bank untuk sektor perdagangan
sebesar Rp 100 milyad. Katakanlah disepakati nisbah bagihasil
antara bank dan nasabah investor 50:50 pada akhir bulan, sektor
perdagangn dan yang dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,6
M
9. Bagi hasil dihitung sbb: Jumlah seluruh dana nasabah
investor Jumlah dana nasabah investor yang dapat disalurkan untuk
pembiayaan = Dana bank dalam pembiayaan proyek Pembiayaan yang
disalurkan= B+C Pendapatan dari penyaluran pembiayaan Pendapatan
dari setiap Rp 1000 dana nasabah/investor F=(B/D) x E (I/A) x 1000
A B C D E F 90.000.000.000 85.500.000.000 14.500.000.000
100.000.000.000 1.600.000.000 15,20
10. Lanjutan Perhitungan di atas digunakan untuk menunjukkan
pada bulan yang bersangkutan berapa rupiah yang dihasilkan dari
tiap Rp 1000 dana nasabah/investor yang digunakan untuk pembiayaan.
Angka ini (pada tabel tersebut sebesar Rp 15,20) Kemudian digunakan
untuk perhitungan selanjutnya, Pada bulan tersebut bagi hasil yang
diterima sebesar
11. Lanjutan Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana nasabah
investor Saldo rata-rata harian Nisbah bagi hasil nasabah Porsi
bagi hasil untuk nasabah I = F x (50/100) x (G/1000) F G H I 15,20
100.000.000 50,00 760.000.000 Dengan demikian bagi hasil yang
diterima oleh nasabah /investor tersebut Pada bulan yang
bersangkutan sebesar Rp 760.000 sebelum pajak.
12. Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet URIA on balance sheet
Dalam skema ini, seluruh dana nasabah/investor kepada bank
digunakan tanpa ada batasan tertentu pada pelaksana usaha yang
dibiayai maupun akad yang digunakan. Nasabah investor memberikan
kebebasan secara mutlak kepada bank syariah untuk mengatur seluruh
aliran dana, termasuk memutuskan jenis akad dan pelaksana usaha di
seluruh sektor.
13. Contoh kasus Misalnya seorang nasabah/investor ingin
melakukan investasi dengan cara ini sebesar Rp 100 juta, sedangkan
total dana nasabah investor yang ingin investasi dengan cara ini
sebesar Rp 100 milyard, Namun tidak seluruh dana ini dapat
digunakan oleh bank, karena bank harus menyisihkan 5 % dari dana
tersebut sebagai simpanan wajib di BI. Katakanlah bank juga ikut
melakukan investasi di sektor perdagangan sebesar Rp 145 milyard
sehingga jumlah dana nasabah investor dan dana bank untuk investasi
sebesar Rp 1000 milyard. Katakanlah disepakati nisbah bagi hasil
antara bank dan nasabah investor sebesar 35:65 pada akhir bulan,
investasi yang dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar 16 milyad.
Bagi hasil dihitung sbb:
14. Bagi hasil dihitung sbb: Jumlah seluruh dana nasabah
investor Jumlah dana nasabah investor yang dapat disalurkan untuk
pembiayaan = Dana bank dalam pembiayaan proyek Pembiayaan yang
disalurkan= B+C Pendapatan dari penyaluran pembiayaan Pendapatan
dari setiap Rp 1000 dana nasabah/investor F=(B/D) x E (I/A) x 1000
A B C D E F 900.000.000.000 855.000.000.000 145.000.000.000
1.000.000.000.000 16.000.000.000 15,20
15. Lanjutan Perhitungan di atas digunakan untuk menunjukkan
pada bulan yang bersangkutan berapa rupiah yang dihasilkan dari
tiap Rp 1000 dana nasabah/investor yang digunakan untuk pembiayaan.
Angka ini (pada tabel tersebut sebesar Rp 15,20) Kemudian digunakan
untuk perhitungan selanjutnya, Pada bulan tersebut bagi hasil yang
diterima sebesar
16. Lanjutan Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana nasabah
investor Saldo rata-rata harian Nisbah bagi hasil nasabah Porsi
bagi hasil untuk nasabah I = F x (50/100) x (G/1000) F G H I 15,20
100.000.000 0,65 988.000 Dengan demikian bagi hasil yang diterima
oleh nasabah /investor tersebut Pada bulan yang bersangkutan
sebesar Rp 988.000 sebelum pajak.
17. Dari Sudut Pandang Pihak Bank Berbeda dengan perhitungan
bagi hasil dilihat dari sudut pandang nasabah yang lebih terfokus
pada perhitungan beberapa bagi hasil yang akan didapatkan oleh
nasabah. Pada susdut pandang pihak bank bagi hasil ditujukan juga
untuk menentukan beberapa besar nisbah bagi hasil dan alokasi bagi
hasil yang akan dibagikan kepada Nasabah
18. Penentuan Tingkat BOBOT Yang dimaksud dengan bobot adalah
tingkat prosentase produk pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk
dana pembiayaan. Dengan demikian tidak semua dana nasabah dapat
dimanfaatkan untuk Pembiayaan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya
tuntutan terlaksananya ssitem prudential banking dan terpenuhinya
kebutuhan likuiditas.
19. Beberapa faktor yang menentukan tingkat BOBOT adalah 1.
Tingkat Giro Wajib Minimum yang ditetapkan oleh bank sentral. Untuk
Indonesia BI menetapkan GWM bagi rupiah adalah 5% dan GWM bagi
dollar adalah 3% 2. Besarnya Cadangan dana yang dibutuhkan oleh
Bank untuk menjamin terlaksanya operasional perbankan sehingga bank
akan menyimpan cadangan danaya diatas kewajiban yang 5% 3. Tingkat
besarnya dana-dana yang tertarik setor oleh nasabah atau investor
(Floating)
20. Dalam bentuk equation, teknis perhitungan tingkat Bobot
adalah Tingkat bobot=1-(GWM+Excess Reserve + Floating Rate) Semakin
tinggi tingkat bobot menunjukkan semakin besar dana nasabah yang
dapat digunakan sebagai dana Pembiayaan. Dan sebaliknya semakin
Rendah tingkat bobot maka semakin kecil juga Presentase dana yang
dapat digunakan sebagai Dana Pembiayaan. Besarnya Tingkay EXCESS
RESERVE dan Floating dipengaruhi oleh karakteristik dari setiap
Produk yang ada. Untuk Produk yang memiliki tingkat turn over yang
besar, maka biasanya bank akan menetapkan tingkat Floating untuk
jenis ini lebih tinggi dari Produk lain yang memiliki turn over
lebih kecil
21. Contoh Saldo Bulanan Hitunglah tingkat Bobot untuk
masing-masing jenis Produk untuk saldo Bulanan, bila diasumsikan
tingkat GWM untuk rupiah 5%, Tingkat EXESS RESERVE untuk semua
Produk 2%, dan Floating Rate untuk Giro, tabungan dan Deposito
berturut turut 4%,3%, dan 2%. Jika Berturut turut untuk masing
masing produk pendanaan tersebut mempunyai nilai nominal Rp. 800
juta untuk Giro, Rp. 1,2 M untuk Tabungan dan 2,4 M untuk deposito.
Maka berapakah total dana pihak ketiga yang dapat digunakan sebagai
Dana Pembiayaan
22. Menghitung Tingkat BOBOT Jenis GWM EXESS RESERVE Floating
rate Bobot Nilai Nominal dalam Juta Salda Tetimba ng Ket. GIRO
Tabung an Deposito Mudhoro bah 5% 5% 5% 2% 2% 2% 4% 3% 2% 89% 90%
91% 800 1,200 2,400 712 1080 2184
23. KASUS MENGHITUNG BAGI HASIL DAN PROFIT MARGIN
24. TABEL DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL) Jenis Produk
Rata-rata Sebulan Saldo Harian Bobot* ) Saldo Rata- rata
Tertimbang* *) Distri-busi Distribusi Penyimpan Dana Bank Porsi
Pendapatan Porsi Pendapatan (0) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (A)
(B) (A)x(B) = (C) (D) (E) (F)=(D)x(E) (G) (H)=(D)x(G) Rekening Giro
10000000 0,700 7000000 D1 0,250 F1 0,750 H1 Rek. Tabungan 60000000
1,000 60000000 D2 0,550 F2 0,450 H2 Deposito Mudharab ah 1 bulan
10000000 0,800 8000000 D3 0,570 F3 0,430 H3 3 bulan 20000000 0,850
17000000 D4 0,600 F4 0,400 H4 6 bulan 5000000 0,900 4500000 D5
0,580 F5 0,420 H5 12 bulan 10000000 1,000 10000000 D6 0,570 F6
0,430 H6 Grand Total 115000000 (B) 106500000 (D) 20000000 (F) (H)
Keterangan : D1=C1/Grand Total C x Grand Total D, dst *) Bobot = 1
(GWM + Excess Reserve + Floating) **) Dalam bank konvensional
dikenal dengan loanable funds
25. Saldo rata-rata harian untuk jenis produk funding di bank
syariah ditentukan sebagai berikut: 1. Menentukan tanggal berapa
keuntungan yang diperoleh dari penempatan dana akan
dibagi-hasilkan. Misalnya setiap buLan ditentukan pada tanggal 25
bulan ybs, maka pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada
penyimpan dana adalah pendapatan yang diperoleh sejak tanggal 26
bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 25 pada bulan di mana
pendapatan tersebut dibagi hasilkan 2. Jumlah hari yang dihitung
dalam satu bulan adalah sesuai dengan hitungan kalender. Oleh
karena itu, saldo rata-rata harian per bulan dihitung sejak tanggal
26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya. MENGHITUNG SALDO
RATA-RATA HARIAN
26. Contoh kasus : Tuan Amir adalah nasabah Bank Syariah
at-Taqwa, berupa tabungan Mudharabah. Catatan kartu tabungannya
menunjukkan transaksi sebagai berikut: MENGHITUNG SALDO RATA-RATA
HARIAN Tanggal Debet Kredit Saldo 26/6/02 575.000 575.000 02/7/02
125.000 450.000 10/7/02 250.000 700.000 15/7/02 100.000 600.000
21/7/02 400.000 1.000.000
27. Tabel: 2 Menghitung Saldo Rata-Rata Harian Sandi Penyetoran
:1 Kadar keuntungan :4 Rupa-rupa :7 Pengambilan :2 Pembetulan
kesalahan :5 Pajak :8 Pemindahbukua n :3 Pemindahan saldo :6 Zakat
:9 Tanggal Sandi Debet Rp Kredit Rp PC Pengesahan Petugas Bank
27-Oct-97 1 575000 575000 2-Nov-97 2 125000 450000 10-Nov-97 1
250000 700000 15-Nov-97 2 100000 600000 21-Nov-97 1 400000 1000000
Maka saldo rata harian perbulan adalah 27-Oct-97 s/d 1/11/1997 = 6
x 575,000 3,450,000 2-Nov-97 s/d 9/11/1997 = 8 x 450,000 3,600,000
10-Nov-97 s/d/14/11/1997 = 5 x 700,000 3,500,000 15-Nov-97
s/d/20/11/1997 = 6 x 600,000 3,600,000 21-Nov-97 s/d/26/11/1997 = 6
x 1,000,000 6,000,000 Jumlah = 31 20,150,000 Sehingga saldo
rata-rata harian = 650000
28. PERHITUNGAN BAGI HASIL POLA BARU Kelebihan cara ini:
Penyertaan dana shohibul maal dalam investasi dikoreksi dengan GWM
Bobot dihilangkan/diseragamkan = 1 Cara perhitungan relatif lebih
mudah Mempermudah perencanaan Penggunaan ekuivalent rate hasil
investasi per-Rp. 1000 dana nasabah Penetapan Pendapatan yang akan
dibagihasikan: Jenis dan Jumlah Perhitungan Hasil Investasi untuk
setiap rupiah 1000 dana nasabah Distribusi ke tiap nasabah
29. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru Apabila bank
syariah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp.
90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp.
85.500.000 (karena ada Giro Wajib Minumum sebesar 5%). Pembiayaan
yang harus disalurkan ke masyarakat sebanyak Rp. 100.000.000. Dari
pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh pendapatan dari penyaluran
pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000. Nisbah bagi hasil 65% (nasabah):
35% (bank). Saldo rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar
Rp. 1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000 dana
nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak Amir?
30. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru Dana Pihak Ketiga
(DPK Mudharabah) A 90,000,000.00 DPK yang disalurkan untuk
Pembiayaan B 85,500,000.00 (= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)
Pembiayaan Yang Disalurkan C 100,000,000.00 Dana Bank 14,500,000.00
Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan D 6,000,000.00 Pendapatan
bagi setiap Rp. 1000 DPK E 57.00 E= B/C * D * 1/A * 1000
31. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru Pendapatan
Investasi untuk setiap Rp. 1000 E 57.00 DPK Mudharabah Saldo
rata-rata Harian Nasabah F 1,000,000.00 Nisbah Bagi Hasil G 65
Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini H 37,050.00 H= E/1000 * F
* G/100 Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan
nasabah untuk bulan ini dengan dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi
hasilnya sebesar Rp. 37,050.00
32. PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL Nisbah bagi hasil dihitung
berdasarkan profit sharing dari usaha pengadaan kacang kedelai yang
dibiayai dengan fasilitas Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp.
125.000.000, dengan data sebagai berikut: Harga Jual Kacang Kedelai
= Rp. 2.150/kg Harga jual kepada nasabah = setara 16% p.a Volume
Penjualan Kedelai per bulan = 65.000 kg Nilai Penjualan (65.000 x
Rp. 2.150) = Rp. 139.750.000 Harga Pokok Pembelian = Rp.
125.000.000 Laba penjualan kedelai = Rp. 14.750.000 Berapa Nisbah
bagi hasilnya?
33. PENENTUAN NISBAH PEMBIAYAAN Perhitungan Nisbah: Volume
Penjualan = 65.000 kg Profit Margin (Rp. 14.750.000/139.750.000)x
100% = 10,55% Lama Piutang (data neraca 31-07-2003) = 65 hari Lama
persediaan (data neraca 31-08-2003) = 2 hari Lama hutang dagang
(pembayaran ke suplier & carry) = 0 Cash to cash periode =
360/(DI+DR-DP) = 5,4 DI= Days Inventories; DR= Days Receivable; DP=
Days Payable Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55 = 57% Nisbah
Bank Syariah: (16%)/(57%)x100% = 28% Nisbah untuk Nasabah: 100% -
28% = 72%
34. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Seorang nasabah
mengajukan pembiayaan untuk modal kerja dagang sebesar Rp.
100.000.000 selama 1 tahun, dengan perbandingan bagi hasil antara
nasabah dan bank 60 : 40 %. Bagaimana cara perhitungannya?
35. Penyelesaian Pertama : Kasus Perhitungan Bagi Hasil
Mudharabah Bulan Laba Usaha Bagian Bank 40 % Bagian Nasabah 60 %
Cicilan Pokok Total Setoran 1. 6.000.000 2.400.000 3.600.000
2.400.000 2. 7.000.000 2.800.000 4.200.000 2.800.000 3. 4.000.000
1.600.000 2.400.000 1.600.000 4. 4.500.000 1.800.000 2.700.000
1.800.000 5. 5.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000 6. 5.500.000
2.200.000 3.300.000 2.200.000 7. 6.000.000 2.400.000 3.600.000
2.400.000 8. 5.400.000 2.160.000 3.240.000 2.160.000 9. 9.000.000
3.600.000 5.400.000 3.600.000 10. 5.700.000 2.280.000 3,420.000
2.280.000 11. 4.700.000 1.880.000 2.820.000 1.880.000 12. 3.500.000
1.400.000 2.100.000 100.000.000 1.400.000 Total 66.300.000
26.520.000 39.780.000 100.000.000 126.520.000 % dari Hasil Usaha
0,40 0,60 % dari Modal 26,52 39.78
36. Page 36 CONTOH PERHITUNGAN BONUS & BAGI HASIL PADA
PRODUK PENDANAAN BANK SYARIAH
37. Page 37 Diketahui : Total Dana Bank Syariah pertanggal 31
Desember 2010 Giro Wadiah 3.200.000.000 Tab. Mudharabah
33.156.000.000 THI Mudharabah 400.000.000 Deposito Mudharabah
14.000.000.000 50.756.000.000 Pendapatan Bank pada selama bulan Des
2010 sebesar Rp 500 jt Pertanyaan Berapa mendapat bagi hasil jika :
a. Berapa bonus jika Giro Wadiah "A" tgl tsb sebesar Rp 10.000.000
b. Berapa bagi hasil jika Tab. Mudharabah "B" tgl tsb sebesar Rp
1.000.000 c. Berapa bagi hasil jika Dep. Mudharabah "C" jw 3 bln
tgl tsb Rp 20.000.000 CONTOH SOAL
38. FooterPage 38 Nisbah Angka perbandingan (porsi) pembagian
pendapatan antara shahibul maal dengan mudharib Surat Luqman : 34
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Produk Nisbah Bank Nasabah Wadiah 70 : 30
(Bonus) Tab. Mudharabah 55 : 45 THI Mudharabah 75 : 25 Deposito 1
Bulan 40 : 60 3 Bulan 35 : 65 6 Bulan 32 : 68 12 Bulan 30 : 70
39. Page 39 INSENTIF/BONUS 1. Pendapatan Share Giro : Saldo
Rata2 Giro Wadiah ------------------------------------- x Total
Pendapatan Total Saldo Rata2 Dana 2. Pembagian Bonus : Saldo rata2
Dana Nasabah ------------------------------------- x Pendapatan
Share Giro x Nisbah Total Saldo Rata2 Giro Wadiah Bonus Giro
Wadiah
40. Page 40 Bagi Hasil Tabungan Syariah 1. Pendapatan Share
Tabungan : Saldo Rata2 Tabungan
---------------------------------------- x Total Pendapatan Total
Saldo Rata2 Dana 2. Bagi Hasil : Saldo Rata2 Tabungan Nasabah
----------------------------------------- x Pendapatan Tabungan x
Nisbah Saldo Rata2 Dana Tabungan BAGI HASIL
41. Page 41 Dana Jumlah Rumus Kontribusi Kontribusi Giro Wadiah
3.200.000.000 3,200 jt/ 50,756 jt x 500 jt = 31.523.367 Tab.
Mudharabah 33.156.000.000 33,156 jt/ 50,756 jt x 500 jt =
326.621.483 THI Mudharabah 400.000.000 40 jt / 50,756 jt x 500 jt =
3.940.421 Dep. Mudharabah 14.000.000.000 14,000 jt / 50,756 jt x
500 jt = 137.914.729 T o t a l 50.756.000.000 500.000.000
FORMULA
42. Page 42 a. Case "A" 10 jt/3,200 jt x 30%x 31.523.367 =
29.553 atau 10 jt/50,756 jt x 30%x 500 jt b. Case "B"1 jt/33,156 jt
x 45%x 326.621.483 = 4.433 atau 1 jt/50,756 jt x 45%x 500 jt c.
Case "C" 20 jt/14,000 jt x 65%x 137.914.729 = 155.921 atau 20
jt/50,756 jt x 65%x 500 jt JAWABAN