I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah dikenal beberapa tipe diantaranya tipe liat. Dalam tipe liat ini terbagi dua
kelompok yaitu kelompok silikat, meliputi montmorilonit, illit, vermikulit, dan
kaolinit. Diantara bagian-bagian silikat diatas montmorilonit dan vermikulit yang
dikenal dengan tipe 2:1, dimana ukuran tanah ini sangat halus sehingga sangat
mudah menyerap air melalui retakan-retakan tanah disertai dengan bertambahnya
volume dan luas permukaan tanah.
Salah satu sifat fisik tanah adalah mengembang dan mengerut. Sifat
mengembang ditandai dengan terisinya semua ruang pori-pori tanah baik pori
makro maupun pori mikro oleh molekul-molekul air dan gejala ini terjadi ketika
tanah dalam keadaan basah. Sedangkan sifat mengerut tanah terjadi ketika tanah
dalam keadaan kering setelah basah yang ditandai dengan semakin mengecilnya
pori-pori tanah pada waktu mengerut. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah
disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorilonit yang tinggi.
Tanah yang banyak mengandung mineral liat memperlihatkan sifat
mengembang dan mengerut. Kation-kation dan molekul-molekul air sudah masuk
antara unit kristal mineral sehingga mineral akan mengembang saat basa dan
mengerut saat kering, karena banyaknya air yang hilang pada tanah tersebut.
Dalam proses mengembang dan mengerut, bahan-bahan di dalam tanah di
permukaan tanah sangat memegang peranan penting.
Selain itu iklim juga mempengaruhi proses mengembang dan mengerut,
semua energi di alam raya yang digunakan dalam proses genesis dan differensiasi
tanah bersumber dari energi pada panas matahari. Jumlah energi yang sampai ke
permukaan bumi tergantung pada kondisi bumi dan cuaca. Curah hujan yang
tinggi juga mempengaruhi proses mengembang mengerut tanpa curah hujan
proses mengembang dan mengerut tidak akan terjadi.
Dalam praktek, sifat mengembang dan mengerut dilakukan dengan 2 cara.
Cara pertama, tanah terlebih dahulu dibasahi, kemudian dikeringkan 2 x 24 jam,
setelah itu mencatat keretakan tanah tersebut. Cara yang kedua, yaitu tanah yang
kering kemudian membandingkan volume tanah waktu kering dan sesudah basah.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu melaksanakan praktikum
mengembang dan mengerut untuk mengetahui persentase pengerutan dan
pengembangan tanah sehingga dapat diperoleh teknik pengolahan tanah yang
efektif.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum sifat mengembang dan mengerut adalah untuk mengetahui
persentase pengerutan dan pengembangan pada tanah lapisan I dan II serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan dan
penanganan pada tanah-tanah yang memiliki sifat mengembang dan mengerut,
sehingga kita dapat mengetahui jenis tanah yang cocok untuk lahan pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses terjadinya Mengembang dan Mengerut
Pengembangan tanah adalah penjenuhan air sehingga menutupi celah–celah
retakan tanah yang diakibatkan oleh pengerutan. Pengerutan biasanya terjadi pada
musim kemarau atau musim kering. Pengerutan adalah keadaan dimana tanah
mengalami retakan–retakan, yang disebabkan oleh karena ruang atau pori tanah
tersebut tidak terisi oleh air yang cukup.
Sifat mengembang dan mengerut disebabkan oleh kandungan air relatif,
terutama yang berda diantara satuan–satuan struktural misel. Jika kisi hablur
lempung mengembang akan terjadi pengerutan pada waktu terjadi pembahasan
oleh air. Setelah mengalami kekeringan, suatu tanah yang cukup lama akan
mengalami retak yang cukup dalam, sehingga hujan pertama mudah masuk ke
dalam tanah.
Pengembangan juga terjadi karena beberapa sebab, sebagian pengembangan
terjadi karena penetrasi air ke dalam lapisan kristal liat, yang menyebabkan
pengembangan dalam kristal. Akan tetapi, sebagian besar terjadi karena
tertariknya air ke dalam koloid–koloid dan ion–ion yang teradsobsi pada liat dan
karena udara yang terperangkap di dalam pori mikro ketika memasuki pori tanah.
Pengerutan biasanya terjadi pada musim kemarau atau musim kering.
Pengerutan adalah keadaan dimana tanah mengalami retakan–retakan, yang
disebabkan oleh karena ruang atau pori tanah tersebut tidak terisi oleh air yang
cukup. Pengerutan pada tanah akan mengakibatkan terjadinya pematahan pada
akar tanaman.
2.2. Hubungan Mengembang dan Mengerut Dengan Tanaman
Pengembangan tanah menyebabkan tanah mudah terdispersi dan pori-pori tanah
tersumbat, sehingga permeabilitas tanahnya menjadi rendah, sehingga
ketersediaan air bagi tanaman dapat terhambat . Pengerutan tanah membentuk
retakan-retakan lebar dan dalam. Bagi tanaman, pengerutan tanah dapat
menghambat pertumbuhan akar, bahkan memutuskannya.
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mengembang dan Mengerut
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengembang yaitu, sebagian
pengembangan terjadi karena penetrasi air ke dalam lapisan kristal liat, yang
menyebabkan pengembangan tanah dalam kristal. Akan tetapi, sebagian besar
terjadi karena tertartiknya air ke dalam koloid-koloid dan ion-ion yang terabsorpsi
pada liat dan karena udara yang terperangkap di dalam pori mikro ketika
memasuki pori tanah.
Sifat mengembang dan mengerut disebabkan oleh kandungan air relatif,
terutama yang berada di satuan-satuan struktural misel. Jika kisi habrul lempung
mengembang akan terjadi pengerutan pada waktu terjadi pembasahan oleh air.
Setelah mengalami kekeringan sesuatu tanah yang cukup lama akan mengalami
retak yang cukup dalam, sehingga hujan pertama mudah masuk ke dalam tanah.
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Mengembang Mengerut ini dilaksanakan di laboratorium kimia tanah,
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar, pada
hari Rabu, 28 November 2012 pukul 15.00 – 17.00 WITA.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum mengembang dan mengerut adalah :
1) Timbangan
2) Gelas ukur
3) Oven.
4) Cawan petri
Bahan yang digunakan dalam praktikum mengembang dan mengerut adalah :
1) Sampel tanah
2) Air
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Pengerutan Tanah
1. Memasukkan tanah pada cawan Petridis hingga hampir penuh.
2. Menambahkan air sehingga menimbulkan sedikit genangan, kemudian di
ovenkan selama 1 X 24 jam ( 1 hari).
3. Mengeluarkan cawan Petridis dan tanah kemudian dinginkan.
4. Peningkatan pengerutan dapat dinyatakan dengan memperkirakan luas
retakan- retakan dengan luas permukaan tanah semula dalam keadaan basah.
Retakan–retakan dibagi dalam segmen–segmen yang diukur panjang dan
lebarnya.
Perhitungan:
Luas permukaan tanah = …….. cm2
Persentase pengerutan tanah = x 100 %
3.3.2. Pengembangan Tanah
1. Memasukkan tanah kering ( < 2 mm ) ke dalam gelas ukur 50 ml hingga
volume tanah 15ml . Gelas ukur ini dihentak – hentakkan beberapa kali untuk
memadatkan tanah.
2. Mengeluarkan tanah dari gelas ukur tersebut ke wadah lain.
3. Memasukkan air sebanyak 25 ml ke dalam gelas ukur, kemudian masukkan
lagi tanah sedikit demi sedikit hingga semua masuk ke dalam air. Air di
dalam gelas ditambah bila ada bagian tanah yang belum basah.
4. Membiarkan tanah membasah selama sekitar 30 menit, kemudian gelas ukur
dihentak-hentakkan supaya tanah lebih padat.
5. Membaca volume tanah yang telah basa tersebut. Menghitung besarnya
persentase pertambahan volume tanah yang telah basah dibandingkan dengan
yang kering.
6. Menghitung nilai pengembangan tanah dengan persamaan :
Persentase pengembangan = x100%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum sifat mengembang dan
mengerut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 8 : Hasil Persentase PengerutanSampel Tanah (%) Pengerutan
Lapisan I 18,36
Lapisan II 33,16
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012
Tabel 9 : Hasil Persentase PengembanganSampel
Tanah
Volume Tanah
Kering (ml)
Volume Tanah
Basah (ml)
Persentase
Pengembangan
Lapisan I 25 32 28%
Lapisan II 25 32,5 30 %
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tanah lapisan I memiliki persen
pengembangan 28 % dan pada tanah lapisan II memiliki persen pengembangan
30%. Perbedaan persentase pengembangan ini disebabkan oleh penyerapan air
oleh kedua lapisan tanah ini yang dipengaruhi oleh tekstur, struktur, jumlah pori-
pori yang dimiliki, serta banyak tidaknya mengandung mineral montmorillonit
yang tinggi, sebab tanah selalu mengalami pencucian pada musim hujan
sedangkan pada musim kemarau hasil pencucian tanah yang berupa liat akan
mengendap pada lapisan bawahnya sehingga sangat mempengaruhi tekstur tanah.
Tetapi dari hasil praktikum, terlihat bahwa lapisan II memiliki persentase
pengembangan lebih besar dibanding lapisan I. Kesalahan yang mungkin terjadi
adalah praktikan tidak terlalu teliti dalam mengukur persentase pengembangan
tersebut atau tidak teliti dalam memberikan takaran air.
Pada percobaan pengerutan tanah lapisan I adalah 18,36%; lapisan II
adalah 33,16%. Hal ini disebabkan oleh kandungan liat yang dimiliki sehingga
pada saat tanah dalam keadaan kering, tanah mudah retak atau mengerut,sebab
tanah yang tinggi kandungan liatnya mempunyai daya mengembang dan mengerut
yang tinggi. Dengan demikian, tanah ini mudah lembek ketika basah dan mudah
keras ketika kering. Kondisi tanah seperti ini dapat mengganggu perkembangan
akar tanaman. Dan juga dapat disebabkan oleh perubahan mendadak kandungan
air dalam tanah, air yang tekandung dalam ruang tanah atau pori tanah berkurang
sehingga kepadatan tanahnya juga berkurang yang nantinya akan menyebabkan
pelebaran pada ruang atau pori tanah, sebab pengerutan terjadi pada waktu
terjadinya pembebasan air, setelah mengalami kekeringan suatu tanah yang cukup
lama akan mengalami retak yang cukup dalam.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan mengembang dan mengerut ini adalah:
1. Persentase pengembangan pada tanah lapisan I adalah 28% dan lapisan II
adalah 30%.
2. Persentase pengerutan lapisan I senilai 18,36% dan lapisan II senilai 33,16%.
3. Faktor–faktor yang mempengaruhi mengembang mempengaruhi mengembang
dan mengerut adalah kadar air dalam tanah, luar ruang atau pori tanah serta
kandungan mineral liat.
5.2. Saran
Dalam pengolahan lahan-lahan pertanian sebaiknya diperhatikan kapankah
pengembangan dan pengerutan tanah terjadi serta mengetahui faktor–faktor yang
mempengaruhi pengembangan dan pengerutan tanah tersebut, guna
penanggulangan lebih lanjut pada tanaman yang menggunakan tanah sebagai
media tumbuh karena hal ini akan mempengaruhi suatu lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.2011.Mengembang Mengerut.dari:http://nurakmalabdullah.blogspot.com/2011/10/mengembang-mengerut.html diakses tanggal 6 Desember 2012
pukul 18.00 WITA.
Djusar,Desmayanty.Aplikasi Polimer Hidroksi Aluminium Sebagai Alternatif Perbaikan Beberapa Sifat Fisik Tanah Vertisol. dari:http://www.reocities.com/collegepark/lab/3493/Jurnal_html/ISK1.htm diakses tanggal 6 Desember 2012 pukul 18.15 WITA.
Khaeriyah.2012.Laporan Mengembang dan Mengerut. http://khaeriyah-indahnyaberbagi.blogspot.com/2012/05/laporan-mengembang-dan-mengerut.html diakses tanggal 6 Desember 2012 pukul 19.00 WITA.
Mutmainna.2012.Mengembang Mengerut. dari:http://iinmutmainna.blogspot.com/ 2012/05/mengembang-mengerut.html diakses tanggal 6 desember 2012 pukul 18.30 WITA.
Tim Asisten, 2012. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian.Universitas Hasanuddin : Makassar.
LAMPIRAN
1.Perhitungan Persentase Pengembangan :
Tanah Lapisan 1
Volume tanah kering = 25 ml
Volume tanah basah = 32 ml
Persentase Pengembangan = x100%
= x 100 %
= 28 %
Tanah Lapisan 2
Volume tanah kering = 25 ml
Volume tanah basah = 32,5 ml
Persentase Pengembangan = x100%
= x 100 %
= 30 %
2. Perhitungan Persentase Pengerutan:
Tanah lapisan I :
Total luas retakan = 13
r (jari-jari) = 4,75 cm
Luas permukaan tanah = πr2
= 3,14 x (4,75)2
= 70,84 cm2
Persentase pengerutan tanah = x 100 %
= x 100 %
= 18,36 %
Tanah lapisan II :
Total luas retakan = 25
r(jari-jari) = 4,90 cm
Luas permukaan tanah = πr2
= 3,14 x (4,90)2
= 75,39 cm2
Persentase pengerutan tanah = x 100 %
= x 100 %
= 33,16 %
Top Related