Download - Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang Pengindraan Jauh Abstrak

Transcript
Page 1: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang Pengindraan Jauh Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Penginderaan Jauh - 1

IDE PENGGUNAAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

UNTUK PENILAIAN MORFOLOGI DAN KOSMOLOGI

HUNIAN MESOLITIK MASA PRASEJARAH

DI SITUS GUA SAMPUNG

Happy Silvana Anggraeni1, Sonny Wedhanto

2, dan B. Suprapta

3

1

Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan – FT UM, Alamat: Jurusan PTB-FT-UM, Jalan

Semarang No5 Malang .E-mail:[email protected]

2 Dosen S1 Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan – FT UM, Alamat: Jurusan PTB-FT-UM, Jalan

Semarang No 5 Malang. E-mail: [email protected].

Mobile:082132681000

3 Kandidat Doktor Arkeologi UGM. Alamat: Jln Danau Paniai IV Blok H4G17 Malang.

ABSTRAK

Kosmologi hunian mesolitik masa prasejarah sering dibahas dalam penelitian melalui

pendekatan arkeologis. tetapi belum ada penelitian morfologi dan kosmologi gua hunian mesolitik

menggunakan pendekatan Ilmu Bangunan Sipil, seperti keamanan terhadap guncangan gempa,

kenyamanan hunian (ventilasi, kelembaban, dan suhu ruang), akses terhadap sumber pangan, dan sarana

transportasi. Tulisan ini bermaksud mencari masukan pelaksanaan penelitian penilaian morfologi dan

kosmologi hunian mesolitik masa prasejarah di kompleks Situs Gua Hunian Sampung, Mengingat areal

studi sangat luas maka digunakan teknik penginderaan jauh untuk pengumpulan data.

Data yang dibutuhkan meliputi struktur geologi, kontur tanah, stratigrafi, vegetasi penutup lahan,

curah hujan dan geometri hunian. Data struktur geologi, stratigrafi, dan vegetasi penutup lahan diperoleh

dari intepretasi citra satelit pengideraan jauh. Data kontur tanah dari digitasi peta rupa bumi. Data curah

hujan dari stasiun meteorologi dan geo-fisika terdekat. Data geometri hunian dari pengukuran terestis di

lapangan. Dari data struktur geologi dan stratigrafi dapat diketahui jenis batuan induk pembentuk gua.

Dari data kontur tanah, dapat diketahui relief permukaan tanah lokasi hunian. Dari vegetasi penutup lahan

dapat diperkirakan jenis vegetasi yang menjadi sumber daya pangan. Dari data curah hujan dapat

diketahui iklim dan perkiraan kelembaban hunian setempat. Dari geometri hunian dapat diperkirakan

kenyamanan hunian dan pembuatan model stabilitas gua hunian dari guncangan gempa.

Hasil akhir berupa gambar model hunian masa prasejarah dilengkapi informasi jenis bahan

bangunan, geometri ruang, perkiraan sumber makanan, penilaian kestabilan hunian dari gempa, dan

kenyamanan hunian menurut pendekatan Ilmu Bangunan Gedung.

.

Kata Kunci: Remote sensing, morfologi, kosmologi, mesolitik

Page 2: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang Pengindraan Jauh Abstrak

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya

Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Penginderaan Jauh - 2

INTERPRETASI GEOLOGI STRUKTUR

MELALUI ANALISIS METODE PENGINDERAAN JAUH

DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

(Studi Kasus Daerah Plandaan dan Sekitarnya,

Kabupaten Jombang)

M. Iwan karmawan 1); Muhammad Taufik 2); Teguh Harianto 3)

1) Jurusan Teknik Geologi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, sedang menempuh S-2 Penginderaan Jauh di ITS

2) Dosen Pasca Sarjana Teknik Sipil FTSP-ITS, Bidang Penginderaan Jauh, email :

[email protected] 3) Dosen Pasca Sarjana Teknik Sipil FTSP-ITS, Bidang Penginderaan Jauh, email :

[email protected]

Abstrak

Pemetaan geologi struktur sangat diperlukan sebagai acuan untuk mengetahui kondisi dan potensi geologi

suatu daerah. Pemetaan geologi secara konvensional untuk mengisi keperluan di atas akan

memerlukan waktu dan biaya sangat besar. Sebagai jalan pintas citra penginderaan terbukti dapat

memberikan kontribusi yang signifikan yang perlu dipertimbangkan penggunaannya. Daerah penelitian

secara fisiografi Reginal Jawa Timur termasuk dalam Zona Kendeng dimana Zona Kendeng merupakan

perbukitan dengan ekspresi topografi yang dikontrol Struktur Geologi yang intensif berupa system

pelipatan (Folds system) dan oleh struktur geologi berupa lipatan dan sesar/patahan (faults). Hasil

Interpretasi dan analisis visual data citra untuk delinasi struktur geologi daerah penelitian merupakan

rangkaian dari tahapan – tahapan pengelolahan data citra penginderaan jauh dan system informasi

geografi yang meliputi : koreksi citra baik koreksi radiometric maupun koreksi geometric, pembuatan

citra komposit warna, penajaman citra, dan pemfilteran spasial. Interpretasi struktur geologi yang

dilakukan adalah melalui identifikasi pola – pola bentuk lahan (landform) yang berasosiasi dengan jenis –

jenis struktur geologi yang ada seperti : pola kelurusan topografi perbukitan (liniament of topographic

pattern), pola kelurusan topografi lembah sungai (liniament of drainage pattern), lembah lipatan, igir

(triangular pacet), gawir (escarpment).

Struktur geologi yang dapat diinterpretasi dan analisis visual dari data citra pengideraan jauh di daerah

penelitian meliputi : perlipatan (folds), sesar/patahan (faults) dan kekar (joints), dimana dari hasil analisis

gaya pembentuknya berorientasi relatif arah Utara – Selatan. Struktur geologi yang terjadi didaerah

penelitian terjadi pada kala Pliosen – Plistosen. Hal ini didasarkan pada kajian stratigrafi batuan atau

satuan batuan yang menyusun daerah ini dan telah mengalami deformasi.

Kata Kunci : Pemetaan Geologi Struktur, Citra Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis

Page 3: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang Pengindraan Jauh Abstrak

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya

Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Penginderaan Jauh - 3

PEMANFAATAN CITRA ALOS PALSAR UNTUK STUDI

STRUKTUR GEOLOGI DENGAN METODE

INTERFEROMETRI APERTURE RADAR (InSAR).

Dr. Ir. Muhammad Taufik1), Ir. Chatarina Nurjati, MT2), Angger Pradana3)

1)Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Peristiwa luapan lumpur di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo yang terjadi sejak tahun

2006 berdampak bagi terjadinya penurunan tanah. Beragam peristiwa secara fisik terjadi seperti rusaknya

infrastruktur, fasilitas dan sarana umum, maupun bencana geologi. Berbagai upaya telah ditempuh untuk

menanggulangi kerusakannya.

Studi sebelumnya sudah dilakukan pengukuran Survey GPS (Global Positioning System) dan

terbukti terjadi penurunan tanah dan kenaikan tanah (deformasi) pada beberapa daerah. Sehingga untuk

mendapatkan informasi deformasi di daerah yang lebih luas, digunakan metode InSAR (Interferometric

Synthetic Aperture Radar).

Teknologi InSAR merupakan salah satu teknologi penginderaan jauh yang sering digunakan oleh

negara-negara maju untuk memantau deformasi. Dalam perkembangannya satelit yang telah diluncurkan

diantaranya Seasat (1980), ERS-1 (1991), JERS-1(1995), RADARSAT- 1(1995) DAN ERS-2, ALOS

PALSAR (2002) Dan TerraSAR-X (2002).

Salah satu satelit yang membawa sensor radar adalah satelit ALOS (Advance Land Observing

Satellite). Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR) adalah sebuah sensor

gelombang mikro untuk observasi siang malam dan bebas awan. Dalam studi penurunan tanah, citra yang

dipakai adalah ALOS PALSAR.

Dengan mengambil lokasi penelitian di area terdampak sebaran lumpur Lapindo. Maka

diharapkan dari studi ini mampu mengetahui metodologi pengolahan data ALOS Palsar.

Kata Kunci: Penurunan Tanah, Insar, ALOS Palsar

KAJIAN DAN EVALUASI TINGKAT KEBENARAN

TOPONIMI PETA SURABAYA KARYA ENRIQUE

DENGAN METODE GROUND TRUTH

(STUDI KASUS KELURAHAN MEDOKAN SEMAMPIR)

Satriana Fitri MS

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Sebuah peta dapat menyajikan informasi yang diungkapkan melalui bentuk simbol dan tulisan

yang keberadaannya sangat dibutuhkan setiap orang. Sehingga, dengan adanya peta seharusnya

masyarakat menjadi lebih mengerti keberadaan daerah dalam suatu peta. Kajian makalah ini adalah untuk

mengetahui kebenaran toponimi peta Surabaya karya Enrique, dengan melakukan evaluasi terhadap peta

Surabaya dan peta Topografi buatan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)

Page 4: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang Pengindraan Jauh Abstrak

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya

Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Penginderaan Jauh - 4

dengan metode Ground Truth. Studi kasus pada Kelurahan Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo Kota

Surabaya.

Setelah dianalisis dengan metode Ground Truth didapatkan bahwa peta Surabaya karya Enrique

untuk daerah Kelurahan Medokan Semampir mengalami beberapa perubahan dari segi toponimi seperti:

kesalahan penulisan toponimi, letak atau kedudukan daerah. Hasil analisis kebenaran toponimi peta

Surabaya karya Enrique sebesar ±84,37% dengan tingkat ketelitian dan keakuratan ±90%. Hasil ini

berarti bahwa secara umum daerah di kelurahan Medokan Semampir tidak banyak mengalami perubahan

yang berarti.

Kata kunci : peta Surabaya, toponimi, Ground Truth

EVALUASI POLA PEKEMBANGAN DAN PERUBAHAN

LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PENGINDERAAN

JAUH

Wiweka1, Fadilla M1, M. Taufik2, A. Jefry Anthoni2, Samsul Arifin1

1Kantor Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN 2Institut Teknologi Surabaya

e-Mail : [email protected]

ABSTRAK

Pertanian dan Industri harus berjalan pararel, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi Kabupaten. Perubahan konversi lahan pertanian mengakibatkan kecenderungan terjadinya

pengurangan luas lahan produktif. Melakukan pemantauan perubahan lahan secara sinoptik memiliki

efektifitas dengan durasi temporal yang cukup, karena dapat dipantau arah pola perkembangan dan

perubahan lahan pertanian yang terjadi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat-7 ETM tahun 2000 dan 2003,

citra SPOT-4 tahun 2007 dan 2009, peta rupa bumi indonesia, peta tututpan lahan Kabupaten Pasuruan

tahun 2010, peta batas administrasi, DEM SRTM,data statistik pertanian padi di Kabupaten Pasuruan.

Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya pola arah perubahan luas liputan lahan pertanian

padi/sawah di Kabupaten Pasuruan yaitu pada tahun 2000-2003 mengalami mengalami penurunan

sebesar 9331 Ha, tahun 2003-2007 mengalami peningkatan sebesar 4725.19 Ha, tahun 2007-2009

mengalami peningkatan sebesar 6233.16 Ha. Selain itu adanya persamaan kecenderungan perubahan

luas sawah dari tahun 2000-2009 namun dengan hasil luasan yang berbeda antara hasil klasifikasi

dengan data pertanian dari BPS.

Kata Kunci : Evaluasi, Multi Temporal, Penginderaan Jauh,Pertanian Padi

Page 5: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang Pengindraan Jauh Abstrak

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya

Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Penginderaan Jauh - 5

STANDARISASI KLASIFIKASI DAN INFORMASI

SPASIAL PENUTUP LAHAN BERBASIS DATA SATELIT

PENGINDERAAN JAUH OPTIS

Wiweka, Surlan, Siti Hawariyah

Kantor Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN

Jl. Lapan 70 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710

Telp.021-8710786, Fax.021-8722733,e-Mail:[email protected]

Abstrak

Makalah ini mengusulkan sebuah standar untuk terminologi kelas penutup lahan dari hasil klasifikasi

citra dijital dalam skala 1:100.000, sebagai jalan untuk menfasilitasi pandangan sinoptik sumber daya

alam Indonesia. Karena belum adanya instansi yang berwenang serta bertanggungjawab menghasilkan

standarisasi nasional definisi kelas penutup lahan, agar tidak terjadi konflik dalam inventarisasi, analisis

pemetaan, dan pelaporan data penggunaan tanah. Agar terjadi konsistensi dalam menurunkan kelas

penutup lahan, pendekatan delineasi yang digunakan adalah segmentasi orientasi beorientasi obyek

dengan dibantu intepretasi visual dan kombinasi warna. Hasil proses ekstraksi citra dalam skala

1:100.000 menghasilkan standarisasi kelas penutup lahan 8 kelas jenis penutuplahan, yaitu: hutan,

semak/belukar, sawah, perkebunan, permukiman kota, permukiman desa, tubuh air, dan lahan terbuka.