RREENNCCAANNAA PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH DDAAEERRAAHH ((RRPPJJMMDD))
KKOOTTAA PPAALLAANNGGKKAA RRAAYYAA TTAAHHUUNN 22001133--22001188
PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
TAHUN 2014
Diperbanyak Oleh :
Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya
WALIKOTA PALANGKA RAYA
PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
NOMOR 19 TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013-2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PALANGKA RAYA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan
bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD);
b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan
bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018.
Mengingat
:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Kotapradja Palangka Raya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2753);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 5043);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4090);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001
tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4124);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4664);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4816);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
28. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah,
dan terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67
Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan atau Evaluasi Rencana
Pembangunan Daerah;
33. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis
Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah
Kota Palangka Raya Tahun 2008 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka
Raya Nomor 04) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga
Teknis Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2011 Nomor
2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka
Raya Nomor 04);
34. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor
06 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2028;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN PERWAKILAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
dan
WALIKOTA PALANGKA RAYA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2013-2018.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Palangka Raya.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai
unsure penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD,
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palangka Raya.
4. Walikota adalah Walikota Palangka Raya.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya
disebut Bappeda, adalah SKPD Daerah yang bertanggung jawab
terhadap Pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan
di Kota Palangka Raya.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD,
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab
terhadap Pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang tertentu.
8. Instansi Vertikal adalah Perangkat Kementerian atau Lembaga
Pemerintah Pusat di Daerah
9. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang, termasuk
masyarakat hukum adat atau badan hukum yang berkepentingan
dengan kegiatan dan hasil pembangunan.
10. Dunia Usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah
dan usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
11. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
12. Perencanaan Pembangunan Tahunan adalah proses penyusunan
rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan untuk
menghasilkan dokumen perencanaan selama periode 1 (satu)
tahun.
13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat
RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh)
tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka
panjang Kota Palangka Raya.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang
selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen perencanaan untuk
periode 5 (lima) tahun.
15. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
RKPD adalah Rencana kerja tahunan daerah yang merupakan
dokumen perencanaan Pembangunan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
16. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya yang selanjutnya
disebut RTRW Kota Palangka Raya adalah hasil perencanaan tata
ruang wilayah yang mengatur struktur dan pola ruang Kota
Palangka Raya untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
17. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah
yangselanjutnya disebut Renja-SKPD, adalah dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk periode
1 (satu) tahun.
18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat
Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD, adalah dokumen
perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
19. Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan secara
terus menerus dan terencana oleh seluruh komponen di daerah
untuk mewujudkan visi daerah.
20. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
21. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
22. Isu-isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah
karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka
panjang dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dimasa yang akan datang.
23. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
24. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Pusat/Daerah untuk mewujudkan visi dan misi.
25. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi 1 (satu) atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
26. Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif
dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses,
keluaran, hasil, manfaat dan/atau dampak yang menggambarkan
tingkat capaian kinerja suatu kegiatan.
27. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut
APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang
dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Daerah dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Perda.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2013-2018 merupakan :
a. Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala
Daerah dan arah kebijakan keuangan daerah dengan
mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2028; dan
b. Dokumen perencanaan daerah yang memberikan arah sekaligus
acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam
mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Maksud dan tujuan penetapan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) adalah untuk menetapkan pedoman
perencanaan sebagai acuan dalam :
a. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat
Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah, Rencana Kerja (Renja)
Satuan Kerja Perangkat Daerah dan perencanaan penganggaran;
dan
b. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan
terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten.
Pasal 4
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk
menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, Kepala
Daerah yang sedang menjabat pada tahun terakhir jabatannya harus
menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk tahun
pertama periode jabatan Kepala Daerah berikutnya.
BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN
Pasal 5
Sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 terdiri atas:
a. Pendahuluan;
b. Gambaran Umum Kondisi Daerah;
c. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan;
d. Analisis Permasalahan dan Isu Strategis;
e. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
f. Strategi dan Arah Kebijakan;
g. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;
h. Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan;
i. Indikator Kinerja Daerah; dan
j. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.
Pasal 6
Isi dan uraian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5, tercantum pada lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
BAB V
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 7
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya 2013-
2018 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada
peraturan yang berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Hal–hal yang berkaitan dengan pendanaan dan target indikator kinerja
daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini bersifat indikatif
sehingga apabila terjadi penyesuaian dituangkan dalam Rancangan
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) untuk mendapat persetujuan dan penetapan DPRD.
Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Palangka Raya.
Ditetapkan di Palangka Raya
pada tanggal 25 Agustus 2014
WALIKOTA PALANGKA RAYA,
H. M. RIBAN SATIA
Diundangkan di Palangka Raya
pada tanggal
Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA PALANGKA RAYA,
KANDARANI
LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 NOMOR 19
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
NOMOR TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013-2018
I. UMUM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya merupakan penjabaran Visi, Misi Kepala
Daerah yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi. Selain itu, RPJMD tersebut
memuat Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah,
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah, Kebijakan Umum dan
Program Pembangunan, Indikasi Rencana Program Prioritas
Daerah, Indikasi Rencana Program Prioritas dan Indikator Kinerja
Daerah.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2013-2018, sangat tergantung dari kesepakatan,
kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintah Kota
Palangka Raya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan
Pemerintah Pusat, serta pemangku kepentingan di Kota Palangka
Raya.
Dalam rangka menjaga kontinuitas pembangunan dan
menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, Kepala
Daerah yang sedang memerintah pada tahun terakhir
pemerintahannya diwajibkan menyusun Rencana Kerja
Pembangunan Daerah pada tahun pertama periode pemerintahan
Kepala Daerah berikutnya, yaitu pada tahun 2019 sebagai bahan
penyusunan KUA dan PPAS dan RAPBD. Dengan demikian Kepala
Daerah terpilih pada periode berikutnya tetap mempunyai ruang
gerak yang luas untuk menyempurnakan Kebijakan Umum APBD
dan PPAS pada tahun pertama pemerintahannya sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Istilah-istilah dalam pasal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan salah pengertian dalam memahami dan melaksanakan pasal-pasal dalan Peraturan Daerah ini.
Pasal 2 Cukup Jelas.
Pasal 3 Cukup Jelas.
Pasal 4 Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2) Yang dimaksud dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang disusun oleh Kepala Daerah yang sedang menjabat (masa bakti tahun 2013-2018). Namun demikian Kepala Daerah terpilih periode berikutnya (masa bakti tahun 2018 - 2023) tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk menyempurnakan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) pada tahun pertama pemerintahannya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah tahun pertama tersebut (tahun 2019) berpedoman pada RPJMD sebelumnya (Tahun 2013-2018) dan berlaku sampai dengan ditetapkannya RPJMD yang disusun oleh Kepala Daerah periode berikutnya.
Pasal 5 Cukup Jelas.
Pasal 6 Cukup Jelas.
Pasal 7 Ayat (1)
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018 dilakukan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dikoordinir oleh Bappeda.
Ayat (2) Cukup Jelas.
Pasal 8 Hal ini dimaksudkan bahwa dana dan target indikator kinerja yang tercantum dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ini bersifat indikatif terhadap kondisi yang ada dan selanjutnya memproyeksikan sampai dengan tahun 2018 sehingga ada kekhawatiran asumsi akan dapat berubah terhadap kondisi obyektif yang berkembang. Atas dasar hal tersebut, maka dimungkinkan terjadi perubahan dana dan target indikator kinerja dengan alasan yang jelas dan terukur serta dituangkan dalam Kebijakan Umum APBD dan PPAS untuk mendapat persetujuan dan penetapan DPRD.
Pasal 9 Cukup Jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 19
i
DAFTAR ISI
Halaman
Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 19 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2013-2018
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... .......... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ...................................................... 2
1.3 Hubungan Antar Dokumen ...................................................... 7
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 8
1.5 Maksud dan Tujuan ................................................................. 10
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ................................. ......... 11
2.1 Aspek Geografis dan Demografis ........................................... 11
2.1.1 Luas dan Batas Administrasi ................................................... 11
2.1.2 Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan ................................ 12
2.1.3 Geologi dan Tanah ................................................................. 13
2.1.4 Hidrologi .................................................................................. 14
2.1.5 Klimatologi .............................................................................. 15
2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah ............................................ 16
2.1.6.1 Kawasan Lindung ................................................................ 17
2.1.6.2 Kawasan Budidaya .............................................................. 19
2.1.6.3 Kawasan Peruntukan Perumahan ........................................ 19
2.1.6.4 Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa ...................... 21
2.1.6.5 Kawasan Peruntukan Perkantoran ....................................... 21
2.1.6.6 Kawasan Peruntukan Industri .............................................. 22
2.1.6.7 Kawasan Peruntukan Pariwisata .......................................... 22
2.1.6.8 Kawasan Peruntukan Bandara ............................................. 23
2.1.6.9 Kawasan Peruntukan lainnya ............................................... 23
2.1.6.10 Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor
Informal .............................................................................. 24
2.1.6.11 Kawasan Peruntukan Militer ............................................... 24
2.1.6.12 Kawasan Peruntukan Pertanian ......................................... 24
2.1.7 Potensi Rawan Bencana ......................................................... 25
2.1.8 Demografi ............................................................................... 27
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................ 28
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ............................... 28
ii
2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional .......................................... 28
2.2.1.2 Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian ............. 29
2.2.1.3 Pendapatan Regional Perkapita ........................................... 31
2.2.2 Inflasi ...................................................................................... 32
2.2.3 Pemerataan Pendapatan ........................................................ 33
2.3 Fokus Kesejahteraan Sosial .................................................... 34
2.4 Fokus Seni dan Budaya ........................................................... 36
2.5 Aspek Pelayanan Umum .......................................................... 37
2.5.1 Urusan Wajib .......................................................................... 37
2.5.1.1 Pendidikan ........................................................................... 38
2.5.1.2 Kesehatan ............................................................................ 41
2.5.1.3 Pekerjaan Umum ................................................................. 54
2.5.1.4 Perumahan .......................................................................... 66
2.5.1.5 Penataan Ruang .................................................................. 68
2.5.1.6 Perencanaan Pembangunan ................................................ 71
2.5.1.7 Perhubungan ....................................................................... 71
2.5.1.8 Lingkungan Hidup ................................................................ 79
2.5.1.9 Kependudukan dan Catatan Sipil ......................................... 84
2.5.1.10 Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana .......... 85
2.5.1.11 Sosial ................................................................................. 87
2.5.1.12 Ketenagakerjaan ................................................................ 87
2.5.1.13 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ................................. 88
2.5.1.14 Penanaman Modal ............................................................. 89
2.5.1.15 Kebudayaan ........................................................................ 91
2.5.1.16 Kepemudaan dan Olah Raga ............................................. 94
2.5.1.17 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ....................... 94
2.5.1.18 Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah ...................... 95
2.5.1.19 Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan
Utama ................................................................................ 97
2.5.1.20 Pemberdayaan Masyarakat ............................................... 98
2.5.1.21 Statistik dan Kearsipan ...................................................... 99
2.5.1.22 Komunikasi dan Informatika ............................................... 100
2.5.1.23 Perpustakaan ..................................................................... 106
2.5.2 Urusan Pilihan ......................................................................... 107
2.5.2.1 Pertanian Tanaman Pangan ................................................ 107
2.5.2.2 Kehutanan dan Perkebunan ................................................. 110
2.5.2.3 Perikanan dan Peternakan ................................................... 112
2.5.2.4 Energi dan Sumber Daya Mineral ........................................ 114
2.5.2.5 Kepariwisataan .................................................................... 116
2.5.2.6 Perdagangan ....................................................................... 117
2.5.2.7 Perindustrian ........................................................................ 118
2.5.2.8 Ketransmigrasian ................................................................. 118
iii
2.6 Aspek Daya Saing Daerah ....................................................... 118
2.6.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ................................................ 120
2.6.2 Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur ............................... 121
2.6.3 Fokus Iklim Berinvestasi ......................................................... 123
2.6.4 Fokus Sumber Daya Manusia ................................................. 124
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN ..................................................... .......... 127
3.1 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu .......................... 127
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ..................................................... 131
3.1.1.1 Pendapatan Daerah ............................................................. 131
3.1.1.2 Realisasi Belanja ................................................................. 137
3.1.2 Neraca Daerah ........................................................................ 141
3.2 Analisis Pembiayaan Daerah ................................................... 144
3.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil ....................................... 144
3.2.2 Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran .............. 146
3.2.3 Analisis Proyeksi Belanja Daerah ........................................... 149
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ....... ............... 154
4.1 Pendahuluan ............................................................................ 154
4.2 Analisis Permasalahan ............................................................ 154
4.3 Isu Strategis ............................................................................. 168
4.4 Isu Strategis Eksternal ............................................................. 171
4.5 Strategi Umum ......................................................................... 176
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ...................................... ......... 181
5.1 Visi ........................................................................................... 181
5.2 Misi .......................................................................................... 181
5.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................. 182
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ....................................... ......... 188
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH ...................................................................................... 210
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ............................ ......... 284
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH................... ........ 353
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ...... ......... 370
10.1 Pedoman Transisi ............................................................... 371
10.2 Kaidah Pelaksanaan ........................................................... 371
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya Tahun
2012 ...................................................................................... 12
Tabel 2.2 Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya
Tahun 2010 ............................................................................ 14
Tabel 2.3 Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka
Raya Tahun 2007 .................................................................. 15
Tabel 2.4 Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang
Wilayah Kota Palangka Raya ................................................ 16
Tabel 2.5 Areal dan Lokasi RTH yang ada di Wilayah Terbangun
Kota palangka Raya .............................................................. 18
Tabel 2.6 Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota
Palangka Raya Tahun 2030 .................................................. 19
Tabel 2.7 Proporsi Penduduk Kota Palangka Raya dan Propinsi
Kalimantan Tengah berdasar Kelompok Umur Tahun
2012 ...................................................................................... 28
Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-
2012 ...................................................................................... 30
Tabel 2.9 Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 2008-
2012 (persen) ........................................................................ 31
Tabel 2.10 Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga
Berlaku dan Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2008-
2012 (Rupiah) ....................................................................... 32
Tabel 2.11 Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 .......... 33
Tabel 2.12 Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 Berdasarkan Indeks Gini ..................................... 34
Tabel 2.13 Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang
Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 .............. 35
Tabel 2.14a Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang
Kesehatan Tahun 2009-2012 ................................................ 36
Tabel 2.14b Indikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan
Ketenaga Kerjaan Tahun 2009-2012 ..................................... 36
Tabel 2.15 Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan
Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 .................... 37
Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ................................. 39
Tabel 2.17 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Berdasarkkan Kecamatan di Kota Palangka Raya
Tahun 2012 ........................................................................... 39
v
Tabel 2.18 Rasio Murid terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 40
Tabel 2.19 Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah setiap
Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2012 ................... 40
Tabel 2.20 Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota
Palangka Raya Tahun 2012 .................................................. 41
Tabel 2.20.a Data Sekolah Per Kecamatan di Kota Palangka Raya
Tahun 2013 ........................................................................... 41
Tabel 2.21 Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah Kota
Palangka Raya Tahun 2013 .................................................. 42
Tabel 2.22 Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya
Tahun 2013 ........................................................................... 43
Tabel 2.23 Rasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan
Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 ......................... 44
Tabel 2.24 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat
Kerja di Kota Palangka Raya Tahun 2012 ............................. 48
Tabel 2.25 Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut
Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2012 ....................... 48
Tabel 2.26 Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM
Kesehatan di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka
Raya Tahun 2012 .................................................................. 49
Tabel 2.27 Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012 .............. 50
Tabel 2.28 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 56
Tabel 2.29 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Kota
Palangka Raya Tahun 2009-2012 ......................................... 57
Tabel 2.30 Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......... 58
Tabel 2.31 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Kota
Palangka Raya Tahun 2013 .................................................. 59
Tabel 2.32 Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun
2012 ...................................................................................... 60
Tabel 2.33 Rasio Tempat Ibadah Menurut Kecamatan Kota
Palangka Raya Tahun 2012 .................................................. 61
Tabel 2.34 Rasio Tempat Pemakaman Umum per Satuan
Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................ 61
Tabel 2.35 Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahunn 2008-
2012 ...................................................................................... 63
Tabel 2.36 Informasi Pengelolaan Sampah Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012 .................................................................. 63
vi
Tabel 2.37 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah
Penduduk Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya
Tahun 2012 .......................................................................... 64
Tabel 2.38 Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya .................... 65
Tabel 2.39 Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah
di Kota Palangka Raya Tahun 2010 ...................................... 66
Tabel 2.40 Tingkat Kepadatan Pemukiman Kota Palangka Raya ........... 67
Tabel 2.41 Indikator Perumahan Kota Palangka Raya ............................ 68
Tabel 2.42 Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Wilayah Kota
Palangka Raya Tahun 2013 .................................................. 70
Tabel 2.43 Kondisi Sarana Prasarana dan Infrastruktur
Perhubungan ......................................................................... 71
Tabel 2.44 Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka
Raya Tahun 2013 .................................................................. 74
Tabel 2.45 Traffic Light dan warning Light Kota Palangka Raya
Tahun 2013 ........................................................................... 74
Tabel 2.46 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 75
Tabel 2.47 Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2012 ......................................................... 76
Tabel 2.48 Lama waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2012 ......................................................... 76
Tabel 2.49 Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 .................................................................. 77
Tabel 2.50 Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 .................................................................. 77
Tabel 2.51 Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 78
Tabel 2.52 Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 2008-
2012 ...................................................................................... 80
Tabel 2.53 Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2012 ......................................................... 80
Tabel 2.54 ISPU di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 .................... 82
Tabel 2.55 Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012 .................................................................. 82
Tabel 2.56 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tahun 2009-2012 ........ 84
Tabel 2.57 Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka
Raya Tahun 2009-2013 ......................................................... 85
Tabel 2.58 Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangka
Raya Tahun 2011-2013 .......................................................... 86
vii
Tabel 2.59 Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 ................................ 86
Tabel 2.60 Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka
Raya Tahun 2010-2013 ......................................................... 87
Tabel 2.61 Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan
Pengangguran Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 ......... 87
Tabel 2.62 Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun
2009-2013 ............................................................................. 88
Tabel 2.63 Rencana PMDN yan Disetujui Pemerintah Menurut
Sektor di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2012 .................. 89
Tabel 2.64 Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut
Sektor di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2013 .................. 90
Tabel 2.65 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal
Asing (PMA) di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ........ 90
Tabel 2.66 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) di Kota Palangka Raya (Juta
RP) 2009-2013 ...................................................................... 91
Tabel 2.67 Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013 .................................................................. 92
Tabel 2.68 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota
Palangka Raya tahun 2010-2013 .......................................... 93
Tabel 2.69 Organisasi Pemuda dan Sarana Olah Raga Kota
Palangka Raya Tahun 2010-2013 ......................................... 94
Tabel 2.70 Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan
Politik Dalam Negeri Tahun 2009-2013 ................................. 95
Tabel 2.71 Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah
tentang Perangkat Daerah ................................................... 95
Tabel 2.72 Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota
Palangka Raya Tahun 2010-2012 ......................................... 98
Tabel 2.73 Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013 .................................................................. 99
Tabel 2.74 Layanan Komunikasi dan Informasi Tahun 2010-2013 ........... 101
Tabel 2.75 Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya
Tahun 2012 ........................................................................... 102
Tabel 2.76 Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota
Palangka Raya Tahun 2012 ................................................. 103
Tabel 2.77 Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku
di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ............................. 106
Tabel 2.78 Produksi dan Produktivitas Padi Ladang dan Palawija
di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ............................. 107
Tabel 2.79 Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 ............................................................................. 108
viii
Tabel 2.80 Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 (Ton) ................................................................... 108
Tabel 2.81 Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 109
Tabel 2.82 Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 ............................................................................. 112
Tabel 2.83 Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2013 ......................................................... 112
Tabel 2.84 Populasi Ternak Kota Palangka Raya Tahun 2008-
2012 ...................................................................................... 113
Tabel 2.85 Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 2008-
2012 ...................................................................................... 113
Tabel 2.86 Jumlah Keluarga yang menggunakan Listrik PLN Kota
Palangka Raya Tahun 2009-2013 ......................................... 115
Tabel 2.87 Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013 .................................................................. 115
Tabel 2.88 Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun
2009-2013 ............................................................................. 115
Tabel 2.89 Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2009-
2013 ...................................................................................... 116
Tabel 2.90 Jumlah SIUP Perdagangan dan Jasa Menurut
Klasifikasi Tahun 2008-2012 ................................................. 117
Tabel 2.91 Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 118
Tabel 2.92 Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan Kota Palangka
Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011 ................................ 120
Tabel 2.93 Bank Pemerintah/Swasta di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2011 .................................................................. 122
Tabel 2.94 Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya tahun 2008-
2012 ...................................................................................... 123
Tabel 2.95 Kejadian Kriminal, demo, Lama Perijinan Kota
Palangka Raya ..................................................................... 124
Tabel 2.96 Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 ............................................................................. 125
Tabel 3.1 Komposisi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................ 134
Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Kemampuan Pendapatan
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam
persen) ................................................................................. 135
Tabel 3.3 Proporsi Belanja Daerah Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 (dalam persen) .................................................... 137
ix
Tabel 3.4 Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam persen) ................ 139
Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Kota Palangka Raya Tahun
2010-2012 (dalam persen) .................................................... 143
Tabel 3.6 Surplus Defisit Pembiayaan Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................ 145
Tabel 3.7 Realisasi Pembiayaan APBD Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................ 145
Tabel 3.8 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam persen) ................ 148
Tabel 3.9 Nilai Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
dengan Rata-Rata Pertumbuhan (dalam Rupiah) ................. 149
Tabel 3.10 Proyeksi Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung (dalam Juta) ......................................................... 149
Tabel 3.11 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam Rupiah) ........................................ 150
Tabel 3.12 Belanja Langsung dan Tidak Langsung Kota palangka
Raya Tahun 2008-2012 (dalam Rupiah) ............................... 151
Tabel 3.13 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................................ 152
Tabel 3.14 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................................ 153
Tabel 4.1 Analisis SWOT untuk menyusun Strategi Umum Kota
Palangka Raya ...................................................................... 177
Tabel 4.2 Keterkaitan antara Strategi Umum dan Visi Misi Wali
Kota dan Wakil Wali Kota terpilih ........................................... 179
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota
Palangka Raya ...................................................................... 182
Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Pertama ............................................................................... 189
Tabel 6.2 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Kedua .................................................................................... 195
Tabel 6.3 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Ketiga .................................................................................... 200
Tabel 6.4 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Keempat ................................................................................ 205
Tabel 6.5 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Kelima ................................................................................... 208
Tabel 7.1 Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka
Raya ..................................................................................... 212
Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai
Kebutuhan Pendanaan Kota Palangka Raya ........................ 285
x
Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ................... 354
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Sistem Perencanaan RPJMD Kota Palangka Raya ............... 8
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Palangka Raya ................................. 11
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008-2012 ..................... 29
Grafik 2.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 45
Grafik 2.3 Posyandu Balita dan Posyandu Lansia di Kota
Palangka Raya Tahun 2012 .................................................. 46
Grafik 2.4 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis
Kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2012 ......................... 47
Grafik 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 .................................................................. 51
Grafik 2.6 AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ....................... 52
Grafik 2.7 AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................ 53
Grafik 2.8 Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya
Tahun 2007-2011 .................................................................. 54
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Analisis Aspek Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial
Kota Palangka Raya .............................................................. 156
Diagram 4.2 Kompleksitas Pelayanan Pendidikan di Kota Palangka
Raya ..................................................................................... 158
Diagram 4.3 Permasalahan Terkait dengan Kinerja Kesehatan di
Kota Palangka Raya .............................................................. 160
Diagram 4.4 Permasalahan Terkait dengan Pelayanan Umum di
Kota Palangka Raya .............................................................. 162
Diagram 4.5 Permasalahan Rentannya Ketahanan Pangan di Kota
Palangka Raya ...................................................................... 164
Diagram 4.6 Permasalahan Degrasasi Lingkungan Hidup di Kota
Palangka Raya ...................................................................... 166
Diagram 4.7 Permasalahan Terkait dengan Daya Saing Daerah ............... 168
Diagram 4.8 Permasalahan Pembangunan di Kota Palangka Raya .......... 170
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 serta Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu
disusun perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional, maka Pemerintah Kota Palangka
Raya perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.
Penyusunan RPJMD tersebut diawali dengan proses teknokratik
dan proses politik yang ditempuh dalam kerangka pelaksanaan
perencanaan partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah (Musrenbang) RPJMD. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan
adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/kota
dalam jangka waktu tertentu.
Penyusunan RPJMD dilakukan dengan tiga pendekatan penting,
pertama pendekatan teknokratik yakni proses penyusunan berdasarkan
analisis-analisis data teknis dari masing-masing bidang kewenangan serta
memadukan berbagai dokumen perencanaan yang sudah ada, kedua
2
pendekatan partisipatif yakni dengan memberikan kesempatan kepada
stakeholder untuk memberikan masukan, saran dan kritikan atas
rancangan RPJMD, dan ketiga pendekatan politis yakni menetapkan
RPJMD melalui proses legislasi daerah dalam bentuk peraturan daerah.
RPJMD Kota Palangka Raya merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program kepala daerah berfungsi sebagai dokumen perencanaan
yang mengakomodir berbagai aspirasi masyarakat Kota Palangka Raya
untuk jangka waktu lima tahun ke depan guna mengarahkan semua
sumber daya yang dimiliki dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan
dan mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
RPJMD ini merupakan tahapan kedua dari RPJPD Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2028. Untuk mewujudkan keterkaitan program
pembangunan kota, provinsi, maupun pusat, maka RPJMD juga disusun
dengan mengacu dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 merupakan
dokumen dalam perencanaan pembangunan daerah dan landasan hukum
dalam penyusunannya adalah sebagai berikut:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang Pembentukan
Kotapradja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2753);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
4
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5043);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4124);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
5
19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
6
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
28. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah, dan
terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
33. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis
Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka
7
Raya Nomor 04) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Palangka Raya Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kota
Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2011
Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Nomor
04);
34. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 06 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2028.
1.3.HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rangkaian rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di
tingkat pusat maupun daerah. Penyusunan RPJMD tidak dapat dilepaskan
dari berbagai dokumen perencanaan terkait, baik yang dihasilkan oleh
komponen vertikal maupun horisontal. Dari komponen vertikal, RPJM
Nasional menjadi acuan terutama dalam pengenalan dan penyelarasan
program pembangunan. Bagi pemerintahan daerah, RPJM Nasional
menjadi dokumen yang harus diperhatikan dan prioritas-prioritas nasional
perlu dijabarkan ke dalam program-program pembangunan daerah
sebagai bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia. RPJM Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah 2010-2015 digunakan untuk menyelaraskan
strategi pembangunan Kota Palangka Raya dengan pembangunan
regional Provinsi kalimantan Tengah. Keterkaitan berbagai dokumen
perencanaan yang disebutkan digambarkan sebagai berikut:
8
Gambar 1.1 Sistem Perencanaan RPJMD Kota Palangka Raya
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan RPJMD Kota Palangka Raya periode 2013-
2018 ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
RPJP Nasional
Pedoman RPJM
Nasional Dijabarkan
RKP Pedoman
RAPBN APBN
Diacu
RPJPD Kalteng
Pedoman RPJPMD Kalteng
Diperhatikan
RKP Daerah
RAPBD APBD
Diserasikan melalui Musrenbang
PUSAT
Renstra KL
Renja KL
Pedoman RKA-
KL RincianAPBN
Pedoman
Dijabarkan
Renstra SKPD
Pedoman Pedoman Renja SKPD
RKA SKPD
Rincian APBD
RPJPMD
Palangka Raya
RKP Daerah
RAPBD
Dijabarkan
Diacu
APBD
Visi – Misi Walikota
Palangka Raya
Diacu
Kajian
PROV INS I
KOTA
Renstra SKPD
Pedoman
Pedoman
Renja SKPD
RKA SKPD
Rincian APBD 1. Komitmen
Stakeholders 2. Permasalahan
pembangunan daerah 3. Isu-isu Strategis 4. Tata Ruang
Diserasikan melalui Musrenbang
Diperhatikan
9
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang dijabarkan
lebih lanjut ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan Sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan, berisikan latar belakang, dasar hukum
penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan,
maksud dan tujuan.
Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah, menguraikan aspek
geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,aspek
pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan, mencakup gambaran kinerja keuangan masa lalu,
kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka
pendanaan.
Bab IV. Analisis Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Kota Palangka
Raya, menguraikan tentang permasalahan pembangunan dan
isu strategis.
Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, berisikan visi, misi, tujuan dan
sasaran.
Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan, menguraikan tentang strategi
dan arah kebijakan yang tempuh dalam rangka mewujudkan visi
dan misi.
Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah,
menguraikan tentang kebijakan umum dan program
pembangunan daerah.
Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan, berisi tentang program prioritas untuk
pencapaian visi misi, serta program prioritas untuk pencapaian
visi misi dan layanan urusan pemerintahan daerah yang disertai
dengan kebutuhan pendanaan.
10
Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah, menguraikan tentang
indikator kinerja daerah yang meliputi aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing
daerah.
Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan, menguraikan
tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
1.5. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2014 - 2018 adalah:
1. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun
anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang.
2. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan.
3. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar
pelaku pembangunan di Kota Palangka Raya.
4. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif,
efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.
5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan kota, antar
wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah.
6. Memberikan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi
kinerja tahunan setiap satuan kerja perangkat kota.
Sedangkan tujuan penyusunan RPJMD adalah tersedianya
dokumen perencanaan kota untuk periode 5 (lima) tahun yang selanjutnya
dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan: (a) arah
kebijakan keuangan Kota Palangka Raya, (b) strategi pembangunan Kota
Palangka Raya, (c) kebijakan umum, (d) program SKPD dan lintas SKPD,
serta (e) program kewilayahan yang disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.
11
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS
2.1.1 Luas dan Batas Administrasi
Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota
Propinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Secara geografis
Kota Palangka Raya terletak pada 113030’ - 114004’ Bujur Timur dan 1030’ -
2030’ Lintang Selatan. Secara administrasi berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas
Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Barat : Kabupaten Katingan
Berdasarkan Perda No. 32 tahun 2002 secara administratif Kota
Palangka Raya dibagi menjadi 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Peta batas
wilayah Kota Palangka Raya disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Palangka Raya
12
2.1.2 Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan
Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2. Tabel
2.1 menyajikan pembagian luas wilayah Kota Palangka Raya berdasar
kecamatan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Rakumpit yang memiliki
luas hampir 10 kali lipat luas Kecamatan Pahandut yang memiliki luas paling
kecil.
Tabel 2.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya 2013
No Kecamatan Kelurahan Luas (Km2) %Wil.Kota
1. Pahandut Ibu kota: Pahandut
Pahandut 9,50 0,35
Panarung 23,50 0,88
Langkai 10,00 0,37
TumbangRungan 23,00 0,86
Tanjung Pinang 44,00 1,64
Pahandut Seberang 7,25 0,27
Luas KecamatanPahandut 117,25 4,38
2. Sabangau Ibu kota: Kalampangan
KerengBangkirai 270,50 10,10
Sabaru 152,25 5,68
Kalampangan 46,25 1,73
KamelohBaru 53,50 2,00
BerengBengkel 18,50 0,69
DanauTundai 42,50 1,59
Luas KecamatanSabangau 583,5 21,78
3. JekanRaya Ibu kota: Palangka
Menteng 31,00 1,16
Palangka 24,75 0,92
BukitTunggal 237,12 8,85
PetukKatimun 59,75 2,23
Luas KecamatanJekanRaya 352,62 13,16
4. BukitBatu Ibukota: Tangkiling
Marang 124,00 4,63
TumbangTuhai 44,84 1,67
Banturung 56,44 2,11
Tangkiling 78,64 2,94
Sei Gohong 89,00 3,32
Kanarakan 105,50 3,94
Habaring Hurung 73,58 2,75
Luas KecamatanBukitBatu 572 21,36
5. Rakumpit Ibukota:
PetukBukit 283,67 10,59
PagerJaya 193,35 7,22
13
Mungku Baru Panjehang 39,43 1,47
GaungBaru 59,08 2,21
PetukBarunai 147,10 5,49
MungkuBaru 187,25 6,99
BukitSua 143,26 5,35
Luas KecamatanRakumpit 1 053,14 39,32
(Sumber: Bagian Administrasi Pemerintahan,Setda 2013)
Sebagian besar Kota Palangka Raya relatif datar (0-3%), di wilayah
Bukit Tangkiling Kecamatan Bukit Batu terdapat bukit berbatu dengan
kemiringan lahan > 40%. Berdasarkan peta topografi skala 1 : 250.000,
morfologi wilayah perencanaan merupakan daerah dataran rendah, dengan
ketinggian rata-rata kurang dari 60 m dari muka laut. Daerah morfologi
pegunungan rendah dengan ketinggian antara 30-60 meter membentang
dengan arah Utara-Selatan dan membagi lembah aliran Sungai Kahayan
dan Sungai Rungan dibagian barat.
2.1.3 Geologi dan Tanah
Geologi wilayah Kota Palangka Raya termasuk di dalam peta geologi
lembar Palangka Raya skala 1: 250.000 dan lembar Banjarmasin skala 1 :
1.000.000. Hampir seluruh wilayah perencanaan ditempati oleh formasi
batuan yang relatif berumur muda, yaitu plistosen hingga holosen. Struktur
geologi Kota Palangka Raya sebagian besar disusun dari batuan kwarsa dan
dari endapan kuarter. Endapan kuarter ini membentuk lahan bergambut
sehingga kurang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan perkotaan.
Lahan jenis ini terletak di wilayah selatan Kota Palangka Raya yaitu di
Kecamatan Sabangau.
Wilayah utara Kota Palangka Raya struktur batuannya terbentuk dari
endapan mineral batu kwarsa, kaolin dan granodiarit (batu gunung) yang
memiliki sifat daya tekan yang kuat dan kestabilan tanah dan batuan yang
tinggi. Sebaran batuan ini sebagian besar berada di Kecamatan Bukit Batu
dan merupakan kawasan pertambangan dan galian. Jenis tanah yang
terdapat di wilayah Kota Palangka Raya meliputi podsol, regosol, organosol,
14
aluvial, litosol, dan podsolik merah kuning yang menyebar di sekitar bentaran
sungai dan danau.
Berdasarkan peta geologi (tahun 2010) sebaran bahan galian di
wilayah Kota Palangka Raya, potensi bahan galian yang terdapat di setiap
formasi batuan dijelaskan oleh tabel 2.2.
Tabel 2.2 Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2010
Formasi/Satuan
Batuan Penjelasan Batuan Luas Ha
Aluvium Terdiri dari lempung kaolit, pasir, kerakal, lanau dan gambut. Bahan galian industri yang diharapkan dari formasi satuan ini adalah lempung kaolinit, pasir dan kerakal
110.610,35
Formasi Dahor Terdiri dari batu pasir kuarsa, konglomerat kuarsa, batu lempung, setempatlignit dan imonit. Bahan galian industri yang diharapkan dari formasi ini adalah batu pasir kuarsa, konglomerat kuarsa, batu lempung dan gambut
1.862,45
Granit Terdiri dari granit, granodiorit dan diorit. Semua jenis batuan tersebut merupakan bahan galian industri C untuk keperluan industri bangunan
171.777,20
Jumlah 284.250,00
(Sumber: Peta Geologi Lembar Palangka Raya, Direktorat Geologi di Bandung, 2010)
Jenis tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh struktur
batuan induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan
membentuk jenis tanah tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara geologis
akan menentukan kesuburan tanah dan kemudian berpengaruh terhadap
kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman.
2.1.4 Hidrologi
Kota Palangka Raya memiliki 3 Sungai yakni Kahayan, Rungan dan
Sabangau. Pola aliran sungai tersebut memperlihatkan pola aliran meranting
dengan stadium aliran dewasa hingga tua, yang ditandai oleh pola meander
yang sangat kuat hingga membentuk danau-danau kecil sebagai akibat
meander terpotong. Sungai Kahayan, Rungan dan Sabangau dengan anak-
15
anak sungainya adalah prasarana transportasi alam yang sangat penting,
karena sungai-sungai tersebut menghubungkan wilayah Kota Palangka Raya
dengan wilayah sekitarnya.
Sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya memanfaatkan air
permukaan dangkal (sumur) sebagai air untuk kebutuhan hidupnya (minum,
memasak dan mencuci), dan sebagian lagi memanfaatkan air sungai
sebagai sumber air bersih. Tabel di bawah ini menjelaskan tentang deskripsi
kondisi Hidrologis Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007.
Tabel 2.3
Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007
Potensi AirTanah
Luas (Ha)
(%)
Deskripsi
Air Tanah Dangkal
193.752,79
72,34
Daerah dengan aquater sistem yang masih dipengaruhi oleh keberadaan jalur sungai, baik sungai utama Rungan / Kahayan, Sabangau dan sungai-sungai lainnya yang tersebar pada daerah sekitar Kahayan, baik sebagai anak-anak sungai maupun alur-alur drainase alam lainnya yang pembuangannya langsung ke sungai besar yang terdekat.
Air Tanah Menengah Datar
74.098,21
27,66
Daerah dengan aquater sistemnya sangat dipengaruhi oleh kondisi rawa gambut baik yang dangkal maupun yang sepanjang tahun tetap basah.
Total Luas 284.250,00 100,00
(Sumber: Peta Geohidrologis lembar Palangka Raya, Dir.Jend Geologi Umum Bandung, 2007)
2.1.5 Klimatologi
Kondisi iklim di Kota Palangka Raya menurut sistem iklim Schmid
dan Ferguson, termasuk ke dalam kelas Af (iklim tropis, tanpa musim
kemarau yang nyata atau pada bulan terkering>32˚C). Sedangkan menurut
klasifikasi Oldeman, iklim di Kota Palangka Raya termasuk ke dalam kelas
B1 karena pada bulan basah selama 7 bulan berturut-turut sedangkan bulan
kering hanya terjadi 4 bulan.
16
2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi pengembangan wilayah Kota Palangka Raya dapat dilihat
pada pola ruang wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Palangka
Raya tahun 2009-2030. Tabel 2.4 menyajikan struktur pola ruang kota
Palangka Raya dan kondisi pemanfaatan ruang saat ini. Tabel itu
menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara recana RTRW dengan
kondisi eksisting sekitar 0,1%, sebuah perbedaan yang sangat kecil.
Kekurangan kawasan ada pada peruntukan kawasan lindung dengan
kelebihan pada kawasan peruntukan lainnya.
Tabel 2.4 Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Palangka Raya
Peruntukkan Lahan
Eksisting(2010) Rencana(2030) Beda
% Luas (Ha)
%
Luas (Ha)
%
Kawasan Lindung
a. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Bawahannya
120.834 42,51 137.807 48,40 5,89
b. Kawasan Perlindungan Setempat
11.832
4,16
18.563
6,50
2,34
c. Kawasan RTH, Hutan Kota 1.450 0,51 1.810
0,60 0,09
d. Kawasan Cagar Budaya 281 0,10 352 0,10 0,00
Kawasan Budidaya
a. Kawasan Perumahan 43.040 15,14 62.148 21,90 6,76
b. Kawasan Perdagangan, Jasa 305 0,11 489 0,20 0,09
c. Kawasan Perkantoran 450 0,16 527 0,20 0,04
d. Kawasan Industri - - 2.738 1,00 1,00
e. Kawasan Pariwisata 848 0,30 13.353 4,70 4,40
f.Kawasan Bandara Tjilik Riwut 200 0,07 217 0,10 0,03
g. Kawasan Peruntukkan lainnya
105.010 36,94 46.247 16,30 (20,64)
284.250 100 284.250 100 0,10
(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)
17
2.1.6.1 Kawasan Lindung
Kawasan lindung berfungsi memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya di Kota Palangka Raya yang meliputi: area sempadan
Sungai Rungan/Kahayan dan Sungai Sabangau, kawasan resapan air dan
atau kawasan yang mempengaruhi terhadap tata air di daerah utara kota di
wilayah Kecamatan Rakumpit, kawasan hutan rawa gambut di Kelurahan
Kereng Bangkirai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Bereng Bengkel,
Kelurahan Sabaru, Kelurahan Danau Tundai, Kelurahan Kameloh Baru,
Kelurahan Tanjung Pinang, Kelurahan Petuk Katimpun, Kelurahan Marang,
Kelurahan DanauTahai, Kelurahan Hambaring Hurung, kelurahan Tangkiling,
Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan Petuk Bukit,
Kelurahan Pager Jaya, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Panjehang,dan
Kelurahan Petuk Barunai.
Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kota Palangka Raya
sebagian besar terkonsentrasi di kawasan sempadan Sungai Rungan, dan
beberapa danau (sungai mati), yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai dan danau. Perlindungan
terhadap sempadan sungai dan danau dilakukan untuk melindungi fungsi
sungai dan danau dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu,
merusak kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai.
Rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya di wilayah Kota
Palangka Raya diarahkan pada kawasan Bukit Tangkiling dan sekitarnya
dengan cakupan luas 352 ha atau 0,1% dari luas keseluruhan wilayah Kota
Palangka Raya. Pengelolaan kawasan cagar budaya di wilayah Kota
Palangka Raya dapat dilakukan melalui: mempertahankan keberadaannya
dan dijaga kelestariannya melalui upaya konservasi bangunan dan
lingkungan, membangun infrastruktur pendukung yang berfungsi menjaga
kelestarian kawasan, menyediakan prasarana dan sarana yang mendukung
kegiatan budi daya di sekitar kawasan cagar budaya, menetapkan kegiatan-
kegiatan budi daya yang diperbolehkan di sekitar kawasan cagar budaya.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Palangka Raya
18
dilengkapi fasilitas RTH yang dibutuhkan terdiri dari tempat bermain, taman,
lapangan olah raga. Pengaturan RTH di wilayah Kota Palangka Raya
berpedoman pada jumlah penduduk. Pada setiap unit lingkungan kecil akan
dibangun taman dan tempat bermain, sedangkan setiap 2-3 unit lingkungan
besar akan dibangun sebuah lapangan olah raga dan tempat rekreasi.
Dengan berpedoman kepada hal-hal tersebut, maka pengembangan
ruang terbuka hijau di wilayah Kota Palangka Raya adalah taman dan
lapangan olah raga melalui penataan lansekap yang lebih baik, sehingga
mempunyai daya tarik yang tinggi. Dan areal lokasinya menyebar ke setiap
unit lingkungan kelurahan dan kecamatan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hutan Kota di wilayah Kota Palangka Raya yang akan
direncanakan, umumnya memusat di bagian Kelurahan Tumbang Rungan
yakni sempadan sungai Rungan. Luasan ini direncanakan sebagai luasan
untuk RTH secara keseluruhan di wilayah Kota Palangka Raya, dengan
lokasi yang menyebar ke setiap kecamatan hingga ke setiap kelurahan.
Tabel 2.5 menyajikan jenis RTH yang ada di kota Palangka Raya.
Tabel 2.5
Areal dan Lokasi RTH yang Ada di Wilayah Terbangun Kota Palangka Raya
No Jenis RuangTerbuka Hijau Luas
(Ha) (%)
1.
Taman Kota di areal bundaran besar,bundaran burung dan areal bundaran-bundaran simpul jalan utama kota
34
0,06
2.
Taman Kota di areal residu lahan pengembangan jalan utama kota dan taman kota yang telah direncanakan sebagaimana dalam RTDTR Kawasan “perkotaan” seperti di sebagian wilayah Kelurahan Palangka, Panarung dan Kelurahan Langkai
32
0,05
3.
Hutan Kota dan ruang yang dicanangkan sebagai RTH sebagaimana yang diusulkan pemerintah Kota Palangka Raya di sebagian wilayah Kelurahan Tumbang Rungan
1.810
3,04
4.
Areal Garis Sempadan Jalan terhadap Bangunan (GSB)
Pada jalan Utama Kota di Jalur Jln Tjilik Riwut
100
0,17
5. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln Yos Sudarso 180 0,30
6. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln George Obos 125 0,21
7. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln RTA Milono 185 0,31
Total 2,466 4,14
(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)
19
2.1.6.2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,
sumber daya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya
merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan
penggunaan lahan tertentu sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Kawasan ini terdiri atas perumahan, perdagangan
dan jasa, perkantoran, industri, pariwisata, bandara dan peruntukan lainnya.
Tabel 2.6 menyajikan rencana kawasan Budidaya kota Palangka Raya tahun
2030.
Tabel 2.6 Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2030
No
Kawasan
Eksisting 2010 Rencana 2030
Luas (Ha) (%) Luas(Ha) (%)
1. Perumahan
a.Perumahan Kepadatan Tinggi 790 0,28 9.324 3,28
b.Perumahan Kepadatan Sedang 1.430 0,50 17.400 6,12
c.Perumahan Kepadatan Rendah 2.920 1,03 35.424 12,46
2. Perdagangan dan Jasa 385 0,14 489 0,17
3. Perkantoran 482 0,17 527 0,19
4. Industri 0 0 2.738 0,96
5. Pariwisata 12.553 4,42 13.353 4,70
6. Bandara 118 0,04 217 0,08
7. Peruntukan lainnya - - -
a.Fasilitas Pelayanan Umum 583 0,21 694 0,24
b.Peruntukan Kegiatan Informal 403 0,14 509 0,18
c.Peruntukan Evakuasi Bencana 0 0 0 0
d.Peruntukan Militer 230 0,08 230 0,08
e.Peruntukan Pertanian 97.574 34,33 36.489 12,84
f.Peruntukan Pertambangan 8.250 2,90 8.324 2,93
Kawasan Budidaya 125.718 44,23 125.718 44,23
(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)
2.1.6.3. Kawasan Peruntukan Perumahan
Rencana pengembangan perumahan dan permukiman kota tidak di
lakukan di kawasan cagar budaya, kawasan dengan kapasitas prasarana
yang terbatas, atau tingkat pelayanan jalannya rendah. Pengembangan
20
kawasan peruntukan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada
sekitar wilayah pengembangan di Kelurahan Panarung (Kecamatan Pahadut)
Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya atau pusat wilayah
pengembangan dengan luas rata-rata 200m²/unit persil rumah hunian.
Rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan
kepadatan sedang di wilayah pengembangan ini adalah minimal 200 m2 per
unit persil rumah hunian. Arahan pengembangan yang diprioritaskan untuk
pengembangan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang ini, selain
tetap mengisi lahan kosong yang ada pada kawasan permukiman yang ada,
juga pengembangan kawasan permukiman baru yang seiring dengan
realisasi rencana jalur jalan lingkar luar mulai dari intensifikasi kawasan
permukiman di Kelurahan Palangka hingga ke kawasan permukiman baru di
Kelurahan Bukit Tunggal dan sekitarnya.
Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan
rendah diarahkan pada pinggiran kota yang direncanakan, dengan rata-rata
luas 200m² per persil unit hunian perumahan. Wilayah pengembangan di
Kecamatan Bukit Batu mencakup ( Kelurahan Marang, Tumbang Tuhai,
Banturung, Tangkiling, Sei Gohong, Kanarakan, dan Habaring Hurung),
Kecamatan Rakumpit meliputi Kelurahan Petuk Bukit, Pager, Gaung Baru,
Panjehang, Mungku Baru, Petuk Barunai, dan Bukit Sua.
Pengembangan Kawasan Peruntukan Permukiman Khas Perairan
Sungai (Lanting) Kawasan permukiman lanting dalam penertibannya erat
kaitannya dengan penetapan areal sempadan sungai dan danau. Untuk itu
kawasan lanting yang sebagian besar berada di pusat-pusat lingkungan
kelurahan yang linier dengan jalur sungai Rungan, Kahayan dan sungai
Sabangau masih tetap di berlakukan ketentuan lebar sempadannya 10-50 m
dari air pasang tertinggi kedaratan, atau dari tepian sungai dengan kedalam
minimal 3 m ke arah daratan yang mencapai tingkat kedalaman kurang dari
3 minimal.
21
2.1.6.4 Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa melayani kebutuhan
akan barang dan jasa yang dilakukan untuk perdagangan eceran dan grosir.
Perdagangan eceran dilakukan di Kelurahan Langkai dan Perdagangan
grosir dilakukan di Kelurahan Pahandut dan sekitarnya. Rencana
pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa adalah sebagai
berikut:
1. Pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa untuk menyediakan
ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
serta pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang;
2. Pengembangan perdagangan dengan komoditi yang diproduksi
kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian yang ada
di sekitar wilayah Kota Palangka Raya, kegiatan perdagangan grosir
skala regional dilakukan ke Kelurahan Palangka dan Panarung
3. Pengembangan jasa berupa jasa keuangan (bank, asuransi, keuangan
non-bank, pasar modal), jasa pelayanan (komunikasi,
konsultan,kontraktor), jasa profesi (pengacara, dokter praktek, psikolog),
jasa perdagangan (ekspor-impor dan perdagangan berjangka), serta
jasa pariwisata (agen, biro perjalanan, dan penginapan) di arahkan ke
wilayah Kota Palangka Raya bagian selatan Kalampangan dan Kereng
Bangkirai serta sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai
dengan peruntukannya.
2.1.6.5 Kawasan Peruntukan Perkantoran
Tumbuh dan berkembangnya kawasan perkantoran di Kota
Palangka Raya terkonsentrasi di jalur jalan utama kota yakni jalan Tjilik
Riwut dan jalan Yos Sudarso. Jalur jalan utama kota ini merupakan jalur
yang melintasi pada sub kawasan di sebagian wilayah Administrasi
Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut. Jalan Tjilik Riwut merupakan jalur
jalan regional penghubung Palangka Raya ke Kabupaten Katingan, dan
kawasan ini merupakan kawasan baru untuk pengembangan pusat Kota
Palangka Raya bagian Barat. Sementara jalan Yos Sudarso merupakan
22
salah satu jalur jalan yang memiliki nilai historis yaitu jalan utama kota yang
terbentuk seiring dengan sejarah terbentuknya Kota Palangka Raya.
2.1.6.6. Kawasan Peruntukan Industri
Sektor perindustrian yang akan dikembangkan di wilayah Kota
Palangka Raya adalah sektor industri kecil dan menengah yang
berwawasan lingkungan. Kawasan Industri menengah tersebut di
kembangkan pada Kelurahan Kalampangan di Kecamatan Sabangau.
Sedangkan industri kecil yang di kembangkan di pusat lingkungan pada
Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau dan Kelurahan Tanjung
Pinang Kecamatan Pahandut. Pengembangan kawasan kegiatan industri di
rencanakan menempati kawasan di Kalampangan, Bereng Bengkel dan
Tanjung Pinang bagian selatan.
2.1.6.7. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata yang dikembangkan mencakup
destinasi dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan ruang
kegiatan pariwisata baik lokal, regional dan nasional yang meliputi:
1. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian tradisional dan budaya
Dayak yang ada di wilayah Kota Palangka Raya maupun yang mewakili
dayak pada umumnya di Kalimantan Tengah. Kawasan peruntukan
pariwisata ini berada di bagian wilayah Kelurahan Marang;
2. Pariwisata tepian sungai dan danau Rungan dikembangkan di
Kelurahan Tumbang Rungan, pariwisata yang memanfaatkan daerah
sungai mati (danau) dan tepian sungai Rungan;
3. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian alam dan lingkungan, serta
upaya penangkaran hewan primateoa berupa kebun binatang di
Kecamatan Sabangau;
4. Pariwisata kuliner dikembangkan di daerah ikon Kota Palangka Raya
pada daerah Jembatan di Kelurahan Pahandut Seberang;
5. Pariwisata minat khusus (olahraga otomotif) dikembangkan di
Kelurahan Sabaru Kecamatan Sabangau;
23
2.1.6.8. Kawasan Peruntukan Bandara
Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional mempunyai
fungsi dan peranan yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota ini selain telah
didukung oleh infrastruktur lainnya, maka badara Tjilik Riwut merupakan
sarana penunjang yang sudah ada. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut ke
depannya direncanakan dengan lahan kurang lebih 217 Ha atau 0,10% dari
luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.
Pengembangan yang dilakukan adalah penambahan panjang
landasan pacu pesawat yang ada hingga panjang landasan pacu yang
sesuai bagi berbagai maskapai penerbangan lingkup nasional maupun
internasional. Dan pengembangan sarana lainnya termasuk perkantoran,
lahan parkir,dan kawasan kegiatan lainnya yang terkait dengan aktivitas di
BandaraTjilik Riwut.
2.1.6.9. Kawasan Peruntukan Lainnya
- Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum meliputi :
1. Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum terdiri dari fasilitas
pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Kawasan pendidikan
dikembangkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kegiatan
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Rencana
pengembangan kawasan peruntukan pendidikan tinggi dikembangkan di
Kelurahan Pahandut Seberang Kecamatan Pahandut.
2. Kawasan peruntukan kesehatan dikembangkan untuk melayani
kebutuhan kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya dan/atau
Provinsi Kalimantan Tengah. Kawasan peruntukan kesehatan ini
dikembangkan di Kelurahan Menteng dan Palangka,
KelurahanTangkiling,dan Kelurahan Petuk Bukit.
3. Pengembangan kawasan peruntukan peribadatan dikembangkan di
Kalampangan, Kereng Bangkirai, Tangkiling, Petuk Bukit dan Mungku
Baru.
24
2.1.6.10. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal
Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan
sektor informal, khususnya Pedagang Kaki Lima (PK5) di Kota Palangka
Raya dilakukan dengan menetapkan lokasi-lokasi kegiatan perdagangan
informal yang tidak mengganggu kepentingan umum sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Kawasan-kawasan yang ditetapkan
untuk kegiatan sektor informal adalah di Kawasan Taman dan Kawasan
Kampus UNPAR, Jalan Yos Sudarso, dan Jalan G.Obos. Rencana
pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor
informal perdagangan dan jasa di Kota Palangka Raya dapat dilakukan
melalui pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa untuk
menyediakan ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang, pengembangan
perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri yang ada
dan mendukung sektor pertanian yang ada di sekitar Kota Palangka Raya.
2.1.6.11. Kawasan Peruntukan Militer
Kawasan peruntukan militer ditetapkan untuk kegiatan bidang
pertahanan dan keamanan Kota Palangka Raya berada di wilayah Kelurahan
Pahandut dan Kelurahan Bukit Tunggal.
2.1.6.12. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian (termasuk perkebunan dan
kehutanan rakyat) adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian,termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat bermukim di pinggiran Kota Palangka Raya.
Pertanian yang sedang dikembangkan sekarang adalah pertanian tanaman
pangan lahan basah di wilayah Kecamatan Rakumpit. Pengembangan
perkebunan, khususnya perkebunan karet rakyat juga saat sekarang sedang
dikembangkan pada areal kurang lebih 8.200 Ha di Kelurahan Pager dan
Petuk Bukit Kecamatan Rakumpit.
Pertanian untuk pengembangan komoditi Jagung dan kacang-
kacangan pada lahan +5.700 Ha di Kelurahan Kameloh Baru,
25
Kalampangan, Sabaru dan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau. Lahan
pertanian yang dipertahankan umumnya berada di Kecamatan Rakumpit,
Bukit Batu dan Sabangau. Mengingat lapangan usaha di sektor pertanian
dan perkebunan mencapai lebih dari 18%, bahkan hingga 20 tahun
mendatang lapangan usaha di sektor pertanian (perkebunan dan kehutanan)
akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
sehingga penyediaan lapangan usaha di sektor pertanian ini jadi orientasi
penggalian nilai ekonomi yang efektif dan perlu dilakukan konversi lahan
pertanian.
Upaya pengembangan kawasan peruntukan pertanian di wilayah
Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut: pengembangan lahan
pertanian untuk budidaya komoditas jagung, kacang-kacangan, mete,
mangga, dan jenis komoditi holtikultura lainnya; pengembangan pertanian
lahan kering dan basah untuk peningkatan ketahanan pangan; membatasi
alih fungsi lahan pertanian yang produktif untuk kegiatan budidaya yang
sifatnya terbangun; mempertahankan jaringan prasarana irigasi di
kawasan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
geografis; inventarisasi lahan dan pemilik lahan pertanian serta potensi
kebutuhan air baku bagi pertanian.
2.1.7 Potensi Rawan Bencana
Kejadian kebakaran akibat titik api gambut kering pada musim
kemarau dan banjir yang terjadi pada musim hujan di Kota Palangka Raya
tercatat sebagai bencana sepanjang tahun belakangan ini, dimana tanah
gambut yang dulunya tidak mudah terbakar karena selalu tergenang air, kini
sudah menjadi bagian yang sulit dihindarkan dari api. Wilayah-wilayah yang
masuk dalam klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran sangat tinggi adalah
wilayah pusat kegiatan kota di wilayah Kecamatan Pahandut. Atas dasar
gambaran lokasi-lokasi rawan bencana karena alam tersebut, maka jalur
evakuasi yang diarahkan guna menyelamatkan dari bencana tersebut adalah
jalur jalan terdekat dan ke daerah-daerah yang memiliki elevasi tanah lebih
tinggi atau ke arah utara kota (Tangkiling dan sekitarnya).
26
Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana dikembangkan untuk
melayani kebutuhan evakuasi bencana. Bencana yang terjadi sebagaimana
yang telah dialaminya di wilayah Kota Palangka Raya adalah bencana banjir,
karena meluapnya arus air Sungai Rungan atau Kahayan dan sungai
Sabangau, serta bencana kebakaran hutan atau kebakaran bangunan kota.
Untuk itu kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana direncanakan
sebagai berikut: memanfaatkan ruang bangunan/fasilitas publik dan
bangunan privat untuk kepentingan evakuasi korban bencana yang dapat
diatur oleh pemerintah kota melalui kerjasama dan atau sesuai dengan
kesepakatan, menyediakan tenda-tenda darurat pada lokasi-lokasi yang
dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu yang ada di setiap kelurahan dan
atau kecamatan.
Secara terperinci kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana
ditetapkan berdasarkan jenis bencananya adalah sebagai berikut:
1. Bencana Banjir
Peruntukan ruang evakuasi bencana alam direncanakan pada kawasan
yang dekat dengan lokasi rawan/lokasi sepanjang sungai Rungan dan
Sungai Kahayan (Kelurahan Kameloh Baru, Bereng Bengkel, Danau
Tundai, Tanjung Pinang, Pahandut, Pahandut Seberang, Tumbang
Rungan, Petuk Katimpun, Marang, Tumbang Tahai, Sei Gohong,
Kanarakan, Petuk Bukit, Sabaru, dan Kereng Bangkirai), seperti banjir
dievakuasi pada kawasan yang memiliki bangunan-bangunan tinggi,
seperti rumah sakit, gedung- gedung pemerintahan dan fasilitas sosial
yang berlantai dua atau lebih, dan bangunan-bangunan fasilitas umum
lainnya yang terdekat atau yang dapat dijangkau untuk pelaksanaan
evakuasi bencana banjir.
2. Bencana Kebakaran
Bencana kebakaran pada kawasan padat dapat dievakuasi pada
bangunan tempat ibadah, ruang serba guna kantor kelurahan, dan lain-
lain yang memungkinkan untuk menampung korban. Untuk bencana
kebakaran rencana pengembangannya adalah menempatkan hidran
umum dan pos pemadam kebakaran dengan pertimbangan kepadatan
27
penduduk; kepadatan bangunan; kondisi bangunan; proporsi kegiatan
terbangun dengan luas lahan; ketersedian air.
2.1.8 Demografi
Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang
tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah
kependudukan di Indonesia umumnya, dan di Kota Palangka Raya
khususnya. Penyebaran penduduk yang tidak merata per kecamatan akan
mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang efektif.
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012 sebanyak 229.599 jiwa,
dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 85,72 jiwa/Km2.
Dibandingkan dengan kepadatan rata-rata penduduk Propinsi Kalimantan
Tengah wilayah ini termasuk sangat tinggi, pada tahun 2011 kepadatan
penduduk Kalimantan Tengah hanya 14,64 jiwa per km2, dibandingkan kota
Palangka Raya yang telah mencapai angka 83,88 jiwa per km2 pada tahun
yang sama. Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2012
meningkat dibanding tahun 2011. Peningkatan jumlah penduduk tahun 2012
dibandingkan dengan 2011 sebesar 2,20 persen. Angka tersebut lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk dari tahun 2011 ke
2010, yaitu sebesar 1,67 persen.Tahun 2012 rasio jenis kelamin di Kota
Palangka Raya sebesar 105, yang berarti bahwa diantara 105 orang
penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Selama 3
tahun terakhir (2010-2012) jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
Tabel 2.7 menyajikan struktur penduduk Kota Palngka Raya
dibandingkan dengan propinsi Kalimantan Tengah. Dibandingkan dengan
Propinsi, maka Kota Palangka Raya memiliki lebih banyak penduduk
produktif, artinya di kota ini angka ketergantungannya relatif lebih redah
dibadingkan propinsi. Dengan tabel tersebut dapat dihitung bahwa angka
ketergantungan Kota Palangka Raya adalah 30,50 % dibandingkan dengan
propinsi yang mencapai angka 33,84 %.
28
Tabel 2.7 Proporsi Penduduk Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalimantan
Tengah berdasar Kelompok Umur Tahun 2012
No Umur Kota Palangka Raya Propinsi Kalimantan
Tengah
1. Kurang dari 15 tahun 28,05 30,94
2. 15-64 tahun 69,48 66,15
3. Diatas 65 tahun 2,45 2,90
4. Jumlah 100 100 (Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012 dan BPS Propinsi Kalimantan Tengah, 2012)
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat
merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama
periode 5 tahun terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial. Hasil
evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat
selama periode 2008-2013 diuraikan sebagai berikut:
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya merupakan gambaran
makro mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan
oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat Kota Palangka Raya
menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka
Raya juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang
berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup Kota Palangka
Raya. Karena itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan pertumbuhan
ekonomi Kota Palangka Raya selama 5 tahun belakangan menunjukkan
kecenderungan yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan propinsi Kalimantan Tengah (lihat grafik 1).
29
Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena
adanya peningkatan pada kelompok usaha sekunder (6,05%) dan tersier
(8,27%) terutama pada sektor usaha listrik, gas dan air serta sektor usaha
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng
Tahun 2008-2012
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012 dan BPS Propinsi Kalimantan Tengah, 2012)
2.2.1.2 Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi di Palangka Raya berkaitan erat dengan
pertumbuhan masing-masing sektor perekonomian yang ada. Tabel 2.8
menyajikan pertumbuhan sektoral ekonomi Kota Palangka Raya. Sektor
yang tumbuh dengan kecepatan sangat tinggi adalah sektor kuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dan sektor perdagangan hotel dan restoran.
Sebagai kota yang berada di jalur lintasan kota-kota lain di Kalimantan
Tengah memang kota ini memiliki potensi yang sangat besar di sektor
tersier. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa sektor tersier memiliki peran
yang sangat tinggi dalam perekonomian kota ini (lihat tabel 2.9).
6,095,55
6,95 6,997,55
6,17
5,57
6,496,74
2008 2009 2010 2011 2012
Palangkaraya Propinsi Kalteng
30
Sektor primer, pertanian dan pertambangan kurang memiliki peran di
wilayah ini. Untuk sektor pertambangan, kota ini memang kurang memiliki
sumber daya tambang, sementara itu untuk sektor pertanian perannya
semakin berkurang dan dengan pertumbuhan yang relatif lambat. Cepatnya
pertumbhan sektor lain yang tidak dibarengi oleh kecepatan pertumbuhan
sektor pertanian menjadikan sektor ini tertinggal di belakang. Lambatnya
pertumbuhan sektor pertanian terkait dengan jenis tanah yang memang
kurang mendukung (lihat analisis sektor pertanian).
Sektor sekunder, industri pengolahan juga menunjukkan kinerja yang
makin lama makin berkurang (lihat tabel 2.9), dengan pertumbuhan yang
juga terus melambat. Melambatnya sektor industri ini terkait dengan kurang
berkembangnya usaha disektor industri terutama industri rumah tangga
yang disebabkan antara lain semakin berkembangnya sektor tersier misalnya
keuangan, persewaan, jasa perusahaan, perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha (Sektor) 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 5,58 2,45 -2,13 0,30 2,48
2. Pertambangan dan Penggalian 5,66 9,48 6,12 1,30 3,33
3. Industri Pengolahan 4,90 3,85 2,57 2,02 2,04
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,91 3,13 4,25 3,99 7,22
5. Bangunan 5,84 9,13 6,94 8,89 8,35
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,41 8,51 7,90 10,12 10,52
7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,00 3,06 5,08 5,66 4,23
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
32,21 12,51 22,46 10,76 14,78
9. Jasa – jasa 5,07 4,09 7,06 7,03 7,59
T o t a l 6,09 5,55 6,95 6,99 7,55
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)
31
Tabel 2.9 Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 (persen)
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 6,99 6,84 6,17 5,72 5,46
2. Pertambangan dan Penggalian 1,63 1,73 1,62 1,49 1,40
3. Industri Pengolahan 5,37 5,35 4,92 4,52 4,28
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,91 2,81 2,66 2,62 2,64
5. Bangunan 6,91 7,16 6,62 6,44 6,53
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,64 16,26 15,84 16,20 16,69
7. Pengangkutan dan Komunikasi 20,63 20,05 18,85 18,08 17,70
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
6,18 6,55 8,58 9,43 9,87
9. Jasa – jasa 33,72 33,25 34,74 35,50 35,43
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)
2.2.1.3 Pendapatan Regional Perkapita
Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kota Palangka Raya
tidak dapat dilepaskan dari perkembangan besaran PDRB dan
perkembangan jumlah penduduk. Tingkat pertumbuhan pendapatan
perkapita ini menunjukkan perkembangan kemakmuran dimana masyarakat
akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih
banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Sejalan dengan pertumbuhan PDRB
yang meningkat maka pertumbuhan pendapatan perkapita pun mengalami
peningkatan (lihat tabel 2.10). Dibandingkan dengan pendapatan per kapita
rata-rata Propinsi Kalteng capaian Kota Palangka Raya ini jauh lebih rendah.
Pada tahun 2011, pendapatan per kapita propinsi Kalteng berdasar harga
konstan tahun 2000 adalah Rp 8.923.910,47. Rendahnya pendapatan
perkapita Kota Palangka Raya Tahun 2012 (Rp.5.793.423,26) dibandingkan
dengan pendapatan perkapita Provinsi Kalimantan Tengah dikarenakan
adanya penyebaran PDRB/pendapatan yang tidak merata antar
Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Tengah.
32
Tabel 2.10
Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Rupiah)
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000
Pend. Reg. Per kapita (Rp)
Laju Pertumbuhan
(%)
Pend. Reg Per kapita (Rp)
Laju pertumbuhan
( % )
2008 10.452.485,45 14,29 5.064.939,73 0,23
2009 11.373.407,81 8,81 5.238.448,65 3,43
2010 12.743.627,89 12,05 5.412.587,59 3,32
2011 14.403.287,35 13,02 5.550.433,09 2,55
2012 16.054.403,04 11,46 5.793.423,26 4,38
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)
2.2.2 Inflasi
Inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya merupakan indikator
penting sebagai bahan analisis ekonomi karena kenaikan harga barang dan
jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan
adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) di Kota Palangka
Raya. Indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan inflasi di Kota
Palangka Raya adalah perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota
Palangka Raya.Tabel 2.11 menyajikan perkembangan inflasi tahun 2008
sampai 2011 di Kota Palangka Raya dan kota lain di sekitarnya.
Sejalan dengan perkembangan inflasi nasional, inflasi Kota Palangka
Raya cukup fluktuatif. Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi kota
Palangka Raya relatif lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan kota-
kota lain di Kalteng, kondisi inflasi Kota Palangka Raya relatif lebih rendah,
walaupaun pada tahun 2010 relatif lebih tinggi. Kota Palangka Raya yang
terletak cukup strategis dengan jaringan transportasi yang relatif terbuka,
menjadikan inflasi di kota ini cukup terjaga.
33
Tabel 2.11 Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Palangka Raya 11,65 1,39 9,49 5,28 6,73 6,45
Sampit 8,89 2,85 9,53 3,60 4,69 7,25
Banjarmasin 11,62 3,86 9,06 3,98 5,96 6,98
Pontianak 11,19 4,91 8,52 4,91 6,62 9,48
Singkawang - 1,15 7,10 6,72 4,21 6,15
Samarinda 12,69 4,06 7,00 6,23 4,81 10,37
Balikpapan -0,14 3,60 7,38 6,45 6,41 8,56
Tarakan 19,85 7,21 7,92 6,43 5,99 10,35
Nasional 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30 8,38
(Sumber: BPS Kalimantan Tengah, 2013)
2.2.3 Pemerataan pendapatan
Adalah upaya untuk mengukur apakah pertumbuhan (pendapatan)
yang dihasilkan terbagi secara merata kepada seluruh penduduk. Untuk itu
terdapat 2 ukuran yang biasa digunakan yakni gini indeks dan ukuran
kemerataan versi bank dunia. Pemerataan pembangunan di Kota Palangka
Raya akan menciptakan kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat dan pertumbuhan ekonomi tinggi serta stabilitas ekonomi yang sehat
dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi tinggi diikuti dengan tingkat pemerataan
pendapatan merupakan tujuan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Palangka Raya.
Berdasar ukuran Gini Indeks maka Kota Palangka Raya memiliki
tingkat ketidak merataan sedang, sedangkan menurut kriteria Bank Dunia
kota ini berada dalam kategori ketidak merataan tinggi. Tingkat ketimpangan
pendapatan dikatakan rendah apabila nilai Indeks Gini lebih kecil dari 0,3;
ketimpangan sedang apabila Indeks Gini bernilai antara 0,3 - 0,4 dan
ketimpangan tinggi apabila nilai Indeks Gini lebih besar dari 0,4. Menurut
kriteria Bank Dunia kelompok pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
yakni: 40% penduduk berpenghasilan rendah, 40% penduduk
berpenghasilan menengah, dan 20% penduduk berpenghasilan tertinggi.
Berdasarkan pengelompokan tersebut ketidak merataan sebaran
pendapatan diukur dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 40%
34
penduduk berpendapatan rendah. Bila kelompok ini menerima kurang dari
12% dari total pengeluaran, maka tingkat ketidakmerataan pendapatannya
tinggi. Selanjutnya bila menerima 12% - 17% maka ketidakmerataan
pendapatannya sedang dan bila diatas 17% ketidakmerataan
pendapatannya rendah. Tabel 2.12 menyajikan gini Indeks Kota Palangka
Raya dan proporsi penghasilan yang diterima penduduk berpengahasilan
rendah.
Tabel 2.12 Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
Berdasarkan Indeks Gini
No Tahun
Palangka Raya Provinsi
KalimantanTengah Nasional
Indeks Gini
Penghasilan 40% Penduduk Berpenghasilan
Rendah
Indeks Gini
Penghasilan 40% Penduduk Berpenghasilan
Rendah
Indeks Gini
Penghasilan 40%
Penduduk Berpenghasil
an Rendah
1. 2008 0,28 22,52 0,29 24,20 0,35 19,56
2. 2009 0,32 19,77 0,29 24,02 0,37 18,96
3. 2010 0,32 20,15 0,30 22,17 0,38 18,05
4. 2011 0,31 20,86 0,34 20,25 0,41 16,85
5. 2012 0,32 20,07 0,33 20,60 0,41 16,88
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)
Ketidakmerataan pendapatan yang cenderung tinggi menunjukan
masih adanya kesenjangan pendapatan pada kelompok masyarakat yang
diduga bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebagian besar
disumbangkan pada sektor-sektor usaha padat modal pada kelompok sektor
usaha sekunder dan tersier antara jasa, persewaaan, keuangan dan lain-lain.
2.3. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi tiga aspek
yakni pendidikan, kesehatan dan pertanahan serta ketenagakerjaan.
Indikator kesejahteraan sosial bidang pendidikan disajikan pada tabel 2.13.
Berdasar tabel tersebut dapat dilihat bahwa baik rata-rata lama sekolah
maupun angka melek huruf terus mengalami peningkatan walaupun dengan
porsi yang cukup kecil. Mengamati angka partisipasi kasar dan murni terlihat
35
bahwa makin tingggi tingkat sekolahnya maka makin rendah APK dan APM,
ini sebuah kecenderungan yang biasa. Namun demikian perbedaan yang
sangat besar antara tingkat SD, SMP dan SMA, menunjukkan terdapat
permasalahan di bidang pendidikan misalnya fasilitas pendidikan dan tenaga
pengajar yang masih terkonsentrasi pada daerah perkotaan.
Tabel 2.13 Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Pendidikan
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Indikator Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Angka Melek Huruf 99,48 99,48 99,52 97,55 97,55
2. Angka rata-rata lama sekolah
10,54 10,55 10,57 10, 57 10, 56
3. Angka Partisipasi Kasar SD
106,51 100,77 121,39 128,22 126,84
4. Angka Partisipasi Kasar SMP
120,12 129,88 105,79 111,86 108,02
5. Angka Partisipasi Kasar SMA
87,41 95,72 88,23 98,56 102,60
6. Angka Partisipasi Murni SD
97,13 98,08 96,47 91,52 92,56
7. Angka Partispasi Murni SMP
95,23 90,91 98,41 95,81 98,09
8. Angka Partispasi Murni SMA
87,56 65,69 86,21 95,50 90,36
(Sumber :BPS Kota Palangka Raya, 2012)
Indikator kesejahteraan sosial bidang kesehatan disajikan pada tabel
2.14a. Dalam bidang kesehatan, kinerja angka kematian bayi cenderung
meningkat tetapi angka harapan hidup juga meningkat. Namun demikian
dibandingkan standar nasional atas angka kematian bayi, angka ini masih
dalam toleransi. Secara makro kota capaian bidang kesehatan cukup baik
namun demikian dari analisis mendalam bidang kesehatan dapat dideteksi
bahwa terjadi ketidak merataan capian indikator kinerja kesehatan ini (lihat
analisis urusan wajib bidang kesehatan).
36
Tabel 2.14a Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Kesehatan
Tahun 2009-2013
No Indikator
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Angka kematian bayi 1,39 4,6 10,8 10,1 13,5
2. Angka usia harapan hidup 72,1 73 73 73 73
3. Jumlah balita gizi buruk 2 1 1 2 2
Indikator kesejahteraan sosial bidang pertanahan dan ketenaga kerja
disajikan pada tabel 2.14.b. Dari tabel presentase yang memiliki lahan tidak
sampai setengah dari penduduk yang ada di Kota Palangka Raya. Dan rasio
penduduk yang bekerja masih sedikit dibandingkan dengan jumlah
penduduk.
Tabel 2.14.b Indikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan Ketenaga Kerjaan
Tahun 2009-2012
No
Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Persentase penduduk yang memiliki lahan
37,01 37,29 35,28 36,04 36,24
2. Rasio penduduk yang bekerja 2,6 1,8 2,4 2,1 2,60
2.4 FOKUS SENI DAN BUDAYA
Untuk mengukur kinerja fokus kesenian digunakan indikator jumlah
grup kesenian per 1.000 penduduk, jumlah gedung kesenian per 1.000
penduduk, jumlah klub olah raga per 1.000 penduduk dan jumlah gedung
olah raga per 1.000 penduduk.Tabel 2.15 menyajikan indikator bidang seni
dan budaya di Kota Palangka Raya. Pada jumlah grup kesenian cenderung
tetap dan pada jumlah gedung kesenian cenderung menjadi lebih besar.
Meningkatnya rasio gedung kesenian terhadap jumlah penduduk disebabkan
penambahan penduduk setiap tahun lebih cepat dibandingkan
perkembangan group kesenian. Ketika telah ada fasilitas untuk berkesenian
pertanyaan pemanfaatannya belum maksimal.
37
Tabel 2.15 Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan Budaya
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Uraian Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah grup kesenian per 1.000 penduduk
147 147 147 91 91
2. Jumlah gedung kesenian per 1.000 penduduk
1 1 1 2 2
3. Jumlah klub olahraga per 1.000 penduduk
0,77 0,77 0,76 0,80 0,81
4. Jumlah gedung olah raga per 1.000 penduduk
0,004 0,004 0,007 0.009 0,009
(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
2.5. ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan umum dapat diartikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh pemerintah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.5.1. Urusan Wajib
Kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah yaitu
bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan,
penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan
hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah,
penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan
persandian, ketahan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik,
kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.
38
2.5.1.1. Pendidikan
Hak untuk memperoleh pendidikan bermutu adalah hak setiap warga
negara sehingga negara berkewajiban untuk menyediakan fasilitas
pendidikan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Hal ini
telah diamanahkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Selain itu, dalam kerangka Tujuan Pembangunan Millenium
(Milllennium Development Goals/MDGs),Pemerintah Republik Indonesia
telah menetapkan bidang pendidikan sebagai salah satu tujuan utama
khususnya pada bidang pendidikan dasar.
Pada tahun 2008, program wajib belajar 9 tahun sudah dapat
dituntaskan selanjutnya tahun 2009 mencanangkan wajib belajar 12 tahun.
Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan masyarakat Kota Palangka
Raya usia 16-18 tahun semua dapat mengenyam pendidikan minimal
setingkat SMA.
Tahun 2009/2010 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
menetapkan Kota Palangka Raya sebagai tuan rumah penerima peserta
Indonesia-Canada Youth Exchange Program (Program Pertukaran Pemuda
Indonesia-Kanada). Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Gohong yang
diikuti oleh 19 orang pemuda dan pemudi yang berasal dari Indonesia dan
Kanada. Program pertukaran ini terus berlanjut sampai dengan tahun 2011.
Guna meningkatkan mutu pendidikan di Kota Palangka Raya,
Pemerintah Kota Palangka Raya menerima bantuan dana hibah dari Bank
Dunia melalui Program BEC-TF selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mulai
tahun 2010. Pada tahun 2010 sudah terpasang school-net pada 111 sekolah
tingkat SD, SMP dan SMA negeri/swasta, sehingga anak didik dapat dengan
mudah mengakses berbagai hal terkait dunia pendidikan melalui internet.
Sejak tahun ajaran 2011/2012, dalam rangka transparansi dan guna
lebih memudahkan orang tua dan peserta didik baru telah ada terobosan
lebih maju khususnya dalam hal pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) yaitu dengan menggunakan sistem online-real time. Layanan
ini masih belum diikuti oleh semua sekolah yang ada dan baru pertama kali
dilakukan di Kota Palangka Raya, namun dalam pelaksanaannya cukup
39
berhasil dan hampir tidak ada mengalami kendala yang berarti. Diharapkan
sistem PPDB online ini dapat terus berlanjut di masa mendatang dan bisa
diikuti oleh semua sekolah yang ada di Kota Palangka Raya.
Kinerja bidang pendidikan diindikasikan oleh beberapa aspek, yakni
angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah dan angka kelulusan serta
tingkat melek huruf.
Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Palangka
Raya Tahun 2009-2013
No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013
1. Angka Partisipasi Sekolah SD/MI
107,65 101,50 121,07 121,35 129,90
2. Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs
124,33 132,39 99,70 109,08 107,01
3. Angka Partisipasi Sekolah SMA/MA/SMK
99,40 100,49 95,74 100,42 100,57
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.17 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Berdasarkan
Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Kecamatan SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
1. Pahandut 658,44 580,40 246,13
2. Jekan Raya 910,08 433,37 397,55
3. Sabangau 344,98 419,33 549,76
4. Bukit Batu 632,76 225,17 1202,49
5. Rakumpit 841,60 560,78 1333,33
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
Kinerja pedidikan yang dicapai itu secara langsung terkait dengan
ketersediaan infrastruktur pendidikan. Dari tabel 2.18 dapat dilihat bahwa
rasio murid terhadap gedung sekolah tidak mengalami perubahan dari tahun
ke tahun, dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah rasio
murid terhadap gedung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan fasilitas
gedung sekolah semakin baik. Fasilitas ini sebagian besar disediakan oleh
pemerintah, terbukti dari ditutupnya 5 sekolah swasta di Kota Palangka Raya
karena makin besarnya daya tampung sekolah negeri.
40
Tabel 2.18 Rasio Murid Terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013
No. Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio murid per gedung sekolah SD/MI
Sekolah Dasar 103 103 103 103 103
Madrasah Ibtidaiyah 19 19 19 19 19
2. Rasio murid per gedung sekolah SMP/MTS
SMP 38 38 38 38 38
MTs 13 13 13 13 13
3. Rasio murid per gedung sekolah SMA/SMK/MA
SMA/ SMK 28 28 28 28 23
MA 7 7 7 7 7
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
Dilihat dari wilayah kecamatan dalam Kota Palangka Raya secara
umum Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau dan Bukit Batu adalah
kecamatan yang cukup padat dengan anak sekolah. Secara lebih detail
untuk anak SD padat di wilayah Pahandut, SMP di wilayah Pahandut dan
Sabangau dan SMA di wilayah Sabangau dan Bukit Batu.
Tabel 2.19 Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah Setiap Kecamatan
di Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Kecamatan Rasio Murid/Gedung Sekolah
SD/MI SMP SMA/SMK
1. Pahandut 125,02 136,5 80,24
2. Jekan Raya 193,3 69,6 26
3. Sabangau 91,84 123,53 185,07
4. Bukit Batu 86,69 42,43 169,25
5. Rakumpit 67,89 28,6 16
Jumlah 110 56 111 (Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
Berdasarkan tabel 2.20, rasio guru terhadap murid di Kecamatan
Rakumpit memiliki rasio guru SD/MI terbanyak sedangkan Kecamatan Jekan
Raya memiliki rasio guru SD/MI terkecil. Rasio guru SMP/MTs terbanyak ada
di Kecamatan Rakumpit dan rasio guru SMP/MTs terkecil berada di Kematan
Jekan Raya. Sementara Rasio guru SMA/MA terbanyak ada di Kecamatan
Sabangau dan guru SMA/MA terkecil berada di Kecamatan Rakumpit.
Adanya deviasi rasio guru terhadap murid tersebut menunjukkan bahwa
penyebaran guru di berbagai jenjang pendidikan tidak merata. Hal ini
disebabkan karena demografi yang dilalui harus melalui jalur sungai dan
41
sarana prasarana yang terbatas sehingga sebagian besar guru kurang minat
ditempatkan pada daerah-daerah terpencil.
Tabel 2.20 Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota Palangka Raya
Tahun 2013
No Kecamatan Rasio Guru/Murid
SD/MI SMP/MTs SMA/MA
1. Pahandut 1:9 1:9 1:9
2. Jekan Raya 1:13 1:11 1:9
3. Sabangau 1:10 1:6 1:4
4. Bukit Batu 1:7 1:5 1:6
5. Rakumpit 1:3 1:2 1:21
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.20.a Data Sekolah Per Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Jenjang Sekolah
Kecamatan
TOTAL Pahandut Jekan Raya Sabangau Bukit Batu Rakumpit Jumlah Total
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
Jumlah
1. SD 23 5 35 6 8 - 14 1 9 - 98 12 110 129
2. MI 2 9 - 5 2 - 1 - - - 5 14 19
3. SMP 7 9 6 10 4 - 5 1 5 - 27 20 47 60
4. MTs 1 7 1 2 - 1 - 1 - - 2 11 13
5. SMA 2 8 3 4 1 1 1 2 2 - 9 15 24 31
6. MA - 4 1 1 - 1 - - - - 1 6 7
7. SMK 4 3 - 6 2 - 1 - 1 - 8 9 17 17
8. SLB - 1 1 - 1 - - - - - 2 1 3 3
JUMLAH 39 46 47 34 18 3 22 5 17 - 152 88 240 240
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
2.5.1.2. Kesehatan
Kinerja bidang kesehatan dapat diketahui dari 15 indikator,
diantaranya rasio fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas, rumah sakit)
dibandingkan penggunanya, rasio tenaga medis terhadap penduduk dan
cakupan pelayanan kesehatan.
Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 9 Tahun 2013
menetapkan 3 (tiga) puskesmas yaitu Puskesmas Menteng, Puskesmas
Panarung dan Puskesmas Pahandut sebagai pilot project tempat pengaduan
masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Melalui Keputusan Walikota
Palangka Raya Nomor 144 Tahun 2013 telah ditetapkan 4 (empat)
42
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergenci Dasar) yaitu
Puskesmas Pahandut, Puskesmas Kalampangan, Puskesmas Tangkiling
dan Puskesmas Kereng Bangkirai.
Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan kawasan tanpa rokok
yang meliputi fasilitas pelayanan kesehatan,tempat proses belajar
mengajar,tempat anak bermain, tempat ibadah, fasilitas olahraga, angkutan
umum, tempat kerja, tempat umum.
Sarana kesehatan yang ada di Kota Palangka Raya diantaranya
adalah sarana pelayanan kesehatan pemerintah, sarana pelayanan
kesehatan swasta dan sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Sarana kesehatan yang dimiliki Pemerintah Kota Palangka Raya
adalah puskesmas beserta jaringannya seperti puskesmas pembantu,
poskesdas dan polindes. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat
dalam mengakses pelayanan kesehatan hingga ke daerah terpencil. Tabel di
bawah ini dijelaskan puskesmas menurut karakteristik wilayah Kota Palangka
Raya.
Tabel 2.21 Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah
Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Nama
Puskesmas
Tipe Puskesmas Karakteristik Wilayah
Perawatan Non Perawatan
Sangat Terpencil
Terpencil Biasa
1. Pahandut
2. Panarung
3. Bukit Hindu
4. Menteng
5. Kayon
6. Jekan Raya
7. Kalampangan
8. Kereng Bangkirai
9. Tangkiling
10. Rakumpit
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)
43
Tabel di atas menunjukan bahwa puskesmas non perawatan
sebagian besar terletak di dalam kota. Sedangkan puskesmas perawatan
dibangun di wilayah pinggiran yang cukup jauh dari pusat kota. Puskesmas
ini terletak di jalur lintas kabupaten yang masih bisa diakses melalui
angkutan darat. Puskesmas pembantu terdapat di hampir semua kelurahan,
kecuali di Puskesmas Kereng Bangkirai yang sebelumnya adalah
puskesmas pembantu yang fungsinya ditingkatkan karena kunjungan pasien
yang cukup tinggi. Semua kelurahan di Kota Palangka Raya telah
mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas pembantu atau
polindes atau poskedes. Tabel di bawah ini dijelaskan puskesmas dan
jaringannya di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.22 Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2013
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)
Pemerintah Kota Palangka Raya belum memiliki rumah sakit daerah.
Alur rujukan dari puskesmas langsung ke rumah sakit type B milik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Selain rumah sakit milik pemerintah
provinsi, di Palangka Raya juga terdapat rumah sakit milik TNI dan Polri, 1
rumah sakit swasta, 1 rumah sakit ibu dan anak. Ratio sarana kesehatan
(termasuk rumah sakit) terhadap jumlah penduduk di Kota Palangka Raya
pada tahun 2012 mencapai 33,14 atau 1 sarana pelayanan kesehatan
melayani 3.017 jiwa. Secara keseluruhan rasio Puskesmas terhadap luas
wilayah dan penduduk untuk setiap kecamatan disajikan pada tabel 2.23.
No Puskesmas Jejaring Puskesmas
Pustu Poskesdes Polindes Posyandu
1. Pahandut 4 - - 15
2. Panarung 8 1 - 27
3. Bukit Hindu 4 - - 14
4. Menteng 6 - - 8
5. Kayon 3 - - 13
6. Jekan Raya 4 1 - 10
7. Kalampangan 2 - 3 8
8. Kereng Bangkirai - - - 9
9. Tangkiling 9 - 3 17
10. Rakumpit 5 1 5 8
Jumlah 45 3 11 129
44
Tabel 2.23 Rasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan Penduduk
Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Kecamatan Puskesmas per 1.000
Km2 Puskesmas per 100.000
penduduk
1. Pahandut 16-20 2,55
2. Jekan Raya 10-15 3,43
3. Sabangau 3,43 6,87
4. Bukit Batu Kurang dari 3 8,42
5. Rakumpit Kurang dari 3 33,3
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)
Konsep pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah telah
terpenuhi, semua kecamatan terdapat puskesmas dan puskesmas
pembantu. Penjelasan di atas menunjukan bahwa dengan wilayah
administratif yang sangat luas, Kota Palangka Raya memerlukan cukup
banyak sarana kesehatan, terutama di Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit.
Dengan jumlah penduduk yang terkonsentasi di perkotaan, maka sarana
kesehatan di wilayah perdesaan/terpencil telah mencukupi, sedangkan
daerah perkotaan seperti Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya masih
memerlukan sarana kesehatan (puskesmas).
Berdasarkan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana
pelayanan kesehatan swasta, jumlah secara kumulatif sampai tahun 2012
mencapai 112 buah mencakup klinik/poliklinik, apotek, toko obat,
laboratorium klinik, dan optik. Pengawasan terhadap sarana kesehatan
swasta dilakukan secara sinergi dengan proses penerbitan ijin sarana
kesehatan swasta. Jumlah izin kegiatan dan usaha sarana kesehatan swasta
yang diproses pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya seperti tampak pada
grafik di bawah ini.
45
Grafik 2.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta
Di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2012)
Tahun 2012 jumlah klinik menurun dikarenakan satu klinik masih
dalam proses perijinan menjadi rumah sakit dan satu klinik lagi masih dalam
proses perpanjangan ijin. Dari jumlah keseluruhan rumah sakit swasta, salah
satunya masih ijin mendirikan rumah sakit. Berdasarkan pembinaan dan
pengawasan terhadap sarana pelayanan kesehatan swasta, jumlah sarana
kesehatan swasta secara kumulatif mencapai 105 buah mencakup rumah
bersalin, klinik/balai pengobatan, apotik, laboratorium swasta, dan lain-lain.
Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan
pembangunan kesehatan pada umumnya. Masyarakat memiliki kesempatan
untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta
sumberdayanya. UKBM yang paling memasyarakat adalah posyandu.
Posyandu menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu KB, KIA, Gizi,
Imunisasi, dan penanggulangan diare. Jumlah posyandu di Kota Palangka
Raya pada tahun 2012 sebanyak 129 buah posyandu balita, dengan
perincian 49 (38%) posyandu pratama, 68 (53%) posyandu madya, 8 (6%)
posyandu purnama dan 4 (3%) posyandu mandiri.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Klinik RS swasta Lab. Klinik Apotik Tk.Obat Optik
17
06
48
24
510
1
8
58
106
10
1
9
66
1188
3
14
75
31
10
2008 2009 2010 2012
46
Selain posyandu balita, juga ada Posyandu Usia Lanjut (Posyandu
Usila) dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus
memantau kesehatan usia lanjut. Posyandu Usila ini merupakan upaya
kesehatan pengembangan di beberapa puskesmas di Kota Palangka Raya
yang mempunyai kelompok Usila binaan di wilayah kerjanya. Kegiatan
posyandu ini antara lain : penimbangan, pengukuran tekanan darah,
pemberian vitamin bagi usia lanjut (>60 tahun), dan senam bagi usia lanjut.
Hingga tahun 2012 terdapat 25 posyandu usila, stratifikasi posyandu usila
dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Grafik 2.3 Posyandu Balita dan Posyandu Lansia
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2012)
Tenaga kesehatan atau sumber daya manusia kesehatan adalah
tenaga kesehatan profesi dan non-profesi serta tenaga
pendukung/penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja serta
mengabdikan dirinya dalam upaya yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Tenaga kesehatan profesi merupakan tenaga kesehatan yang telah
melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi di bidang
kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan non profesi adalah tenaga
kesehatan yang telah melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis
49
11
53
128
24
0
10
20
30
40
50
60
Posy. Balita Posy. Lansia
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
47
tanpa melalui pendidikan profesi dalam bidang kesehatan. Tenaga
pendukung/penunjang kesehatan adalah setiap tenaga yang telah memiliki
ijazah pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi pendidikan di
luar kesehatan dan mengabdikan dirinya di bidang kesehatan sesuai
keahliannya serta tenaga lainnya yang telah mengikuti pelatihan di bidang
kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan menurut jenis
kelamin di Kota Palangka Raya seperti tampak pada grafik di bawah ini.
Grafik 2.4 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis Kelamin
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Gambar di atas menunjukan sumber daya manusia kesehatan yang
bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2012
menurut jenis kelamin yang berjumlah 592 orang dengan proporsi
perempuan sebesar 79,9% dan laki-laki sebesar 20,1%. Sumber daya
manusia kesehatan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka
Raya terdistribusi di Dinas Kesehatan dan puskesmas beserta jaringannya
seperti puskesmas pembantu, polindes dan poskesdes serta POPPK.
Sebanyak 84,3% tenaga kesehatan bekerja di puskesmas dan jaringannya.
Tabel di bawah ini menunjukan sumber daya manusia kesehatan menurut
unit kerja.
10
694142
379
52
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Nakes Profesi Nakes Non Profesi Tenaga Penunjang
Ju
mla
h (o
rg)
Laki-lakiPerempuan
48
Tabel 2.24 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat Kerja
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Unit Kerja Jenis Kepegawaian
1. Dinas Kesehatan 87
2. UPTD Puskesmas 497
3. UPTD POPPK 8 Jumlah 592
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Besarnya jumlah sumber daya manusia kesehatan yang ada di Kota
Palangka Raya belum diimbangi dengan distribusi jenis ketenagaan
kesehatan di puskesmas, baik jumlah dan jenis. Sebagai contoh :
Puskesmas Rakumpit, belum memiliki dokter gigi maupun perawat gigi dan
tenaga analis. Puskesmas Jekan Raya belum memiliki dokter gigi dan
tenaga farmasi. Puskesmas Kereng Bangkirai belum memiliki dokter gigi dan
tenaga kesehatan masyarakat. Tabel berikut menunjukan distribusi tenaga
kesehatan menurut pendidikan.
Tabel 2.25 Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Pendidikan
Kota Palangka Raya Tahun 2012
Unit Kerja
JENIS KETENAGAAN
Jml Medis Keperawatan
Kefar masian
Gizi
Teknis Medis Kes mas
Tek fis
Nonkes
dr/drg Sp
Dr Drg Bidan Perawat
Prwt gigi
Ana lis
Gigi
Elek tro
I. Dinas Kes. 1 - 3 10 1 5 3 - - 1 23 - 40 87
II. Puskesmas
Pahandut 5 2 16 20 3 3 2 3 1 - 2 1 8 66
Panarung 3 1 26 27 2 1 1 1 1 - 2 1 2 67
Menteng 1 5 2 22 25 7 1 3 2 - - 3 - 10 81
Bukit Hindu 5 3 13 19 4 2 1 3 - - 4 - 3 57
Kayon 1 2 1 12 14 5 2 3 2 1 - 2 - 8 53
Jekan Raya 2 - 14 13 4 - 2 1 - - 3 - 3 42
Kalampangan 3 1 18 9 2 2 1 1 - - 1 - 7 45
K. Bangkirai 3 - 3 2 1 1 1 - - - - - 4 15
Tangkiling 3 - 13 23 2 2 2 1 - - 4 - 4 54
Rakumpit - - 7 6 - 1 1 - - - 1 - 1 17
UPTD POPPK 4 1 3 8
Jumlah 2 32 10 147 168 31 24 20 14 3 2 45 1 93 592
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya
peningkatan kemampuan tenaga kesehatan sesuai jenis, kualifikasi dan
kebutuhan pembangunan kesehatan. Pada umumnya hasil pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan masih terbatas. Kemandirian, akuntabitilitas dan
49
daya saing tenaga kesehatan masih lemah. Upaya yang ditempuh oleh
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam rangka meningkatkan kualitas
tenaga kesehatan adalah melalui ijin belajar/tugas belajar serta berbagai
pelatihan.
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya memberikan kesempatan
kepada tenaga baik di dinas maupun di puskesmas untuk melanjutkan
pendidikan. Pendidikan yang ditempuh merupakan respon terhadap tuntutan
untuk peningkatan kualitas sumber daya dan akselerasi pendidikan
kesehatan.
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan merupakan syarat mutlak
bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu.
Salah satu contoh upaya pemerintah dalam meningkatkan kompetensi
petugas adalah program khusus/ akselerasi bagi profesi perawat dan bidan
agar melanjutkan pendidikan minimal Diploma III. Namun hal ini masih belum
diimbangi dengan dukungan yang optimal dari pemerintah dimana petugas
dalam menempuh pendidikan dengan biaya mandiri/swadaya. Tabel berikut
ini menjelaskan jenis bidang studi yang ditempuh oleh tenaga kesehatan
umumnya linier dengan pendidikan sebelumnya, ataupun masih terkait
dalam lingkup kesehatan.Tabel berikut ini menjelaskan jenis bidang studi
yang ditempuh oleh SDM kesehatan.
Tabel 2.26
Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM Kesehatan di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2012
No Status Belajar
Bidang Studi
Jml D-III D-IV
S-1 S-2 Spesialis Kebid. Farm Analis
kes Gizi
Bidan Mitra Sp
Prwt
1. Ijin Belajar 25 2 2 3 7 5 4 48
2. Tugas Belajar
- - - - - - 8 3 5 16
3. Jumlah 25 2 2 3 7 - 13 7 5 64
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Selain pendidikan yang ditempuh melalui jenjang akademik,
peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan juga diupayakan
melalui waktu yang lebih singkat seperti : mengirimkan tenaga kesehatan
50
untuk mengikuti kursus/pelatihan/seminar dan pendidikan berkelanjutan.
Pelatihan yang diikuti oleh tenaga kesehatan baik di dinas kesehatan
maupun di puskesmas adalah pelatihan teknis fungsional, manajemen dan
penunjang. Berikut adalah upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam jangka waktu pendek yang diikuti oleh tenaga
kesehatan.Tabel berikut ini menjelaskan kegiatan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan.
Tabel 2.27
Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012
No
Nama Diklat
Sasaran Peserta
Jenis Diklat
Lama
Kegiatan
Jml
Peserta
Akreditasi
Tempat
JPL Hari
1. Pelatihan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatus bagi Bidan Puskesmas Kota Palangka Raya
Bidan
Teknis
40
JPL
5 Hari
20 orang
Baik
Palangka Raya
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Pada tahapan akhir dari pembangunan kesehatan ini diharapkan
menjadi salah satu upaya penanggulangan kemiskinan penduduk dalam
jangka panjang. Derajat kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya yang
optimal, akan dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa indikator
penting yang menjadi acuan antara lain : Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Umur
Harapan Hidup (UHH).
Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal
setiap 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi merupakan
indikator yang paling penting dalam menentukan status kesehatan
masyarakat karena indikator ini mencerminkan pelayanan kesehatan dasar
yang paling awal dan juga menentukan kualitas pelayanan kebidanan yang
juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2012 tercatat
10,1/1000 KH. Penyebab kematian antara lain adalah : aspiksia,
BBLSR,Placenta Previa Totalis, IUFD, kelainan bawaan, ruptur uteri. Angka
tersebut sedikit menurun dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011
51
tercatat 10,8/1.000 KH dan meningkat dibandingkan tahun 2010 tercatat
4,6/1000 KH, dan tahun 2009 tercatat 1,398/1000 KH.
Dalam rangka pencapaian MDGs, target AKB secara nasional pada
tahun 2015 sebesar 23/1000KH, maka AKB Kota Palangka Raya masih
dalam toleransi dan merupakan peringatan bagi pengelola program
kesehatan anak/bayi. Kemampuan teknis tenaga kesehatan dalam
pertolongan dan pendampingan persalinan perlu terus ditingkatkan,
disamping pemantapan supervisi dan bimbingan teknis dari Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya. Berikut ini disampaikan Grafik Angka Kematian Bayi
(AKB) dari tahun 2008-2012.
Grafik 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Angka Kematian Ibu didefenisikan sebagai jumlah ibu yang
meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000
kelahiran hidup. Sama halnya dengan angka kematian bayi, angka kematian
ibu (AKI) juga merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan
status kesehatan masyarakat. Kedua indikator ini menjadi primadona dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di
Kota Palangka Raya pada tahun 2012 adalah 19,1/100.000 KH, angka ini
mengalami penurunan dibanding tahun 2011 yang mencapai 122,1/100.000
KH, tahun 2010 tercatat 100/100.000 KH dan tahun 2009 yaitu
1,4
1,394,6
10,8
10,1
0
2
4
6
8
10
12
2008 2009 2010 2011 2012
Per
1.
000
KH
Angka Kematian Bayi
AKB
52
200,4/100.000 KH. Angka tersebut juga lebih baik jika dibandingkan dengan
target Angka Kematian Ibu (AKI) nasional dalam rangka pencapaian MDGs
pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH. Penurunan angka kematian ibu
mencerminkan mutu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin
dan melahirkan yang sudah lebih baik. Adapun penyebab kematian ibu
adalah intoksikasi obat penggugur kandungan. Berikut ini disampaikan Grafik
Angka Kematian Ibu dari tahun 2008-2012.
Grafik 2.6 AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya tahun 2012 mencapai
10,7/1000 KH sedikit menurun dibanding tahun 2011 mencapai 11,39/1000
KH, tahun 2010 mencapai 1,60/1000 KH, tahun 2009 mencapai
0,4445/1000KH, tahun 2008 mencapai 0,607/1000 KH. Penyebab kematian
balita pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya adalah akibat infeksi penyakit
menular.Berikut ini disampaikan Gambar Angka Kematian Balita dari tahun
2008-2012.
40,49
200,4
100122,1
19,1
10
50
100
150
200
250
2008 2009 2010 2011 2012
per
100
.000
KH
AKI
53
Grafik 2.7 AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
Selain ketrampilan tenaga kesehatan dan kompetensi teknis dalam
pelayanan kesehatan anak yang berkualitas perlu mendapat perhatian, juga
penyuluhan kepada ibu balita tentang pola asuh perlu ditingkatkan,
mengingat target MDGs pada tahun 2015 AKABA harus mencapai 32/1000
KH.
Umur harapan hidup dianggap sebagai indikator umum bagi taraf
hidup, maka tingginya umur harapan hidup menunjukkan taraf hidup suatu
negara atau daerah yang juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika umur
harapan rendah maka taraf hidup suatu daerah tersebut juga rendah. Selain
indikator bagi taraf hidup, umur harapan hidup juga memperlihatkan derajat
kesehatan masyarakat di suatu daerah bahkan negara. Umur harapan hidup
juga merupakan salah satu indikator dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Angka harapan hidup di Kota Palangka Raya dihitung berdasar angka
kematian penduduk secara global selama lima tahun (untuk mengetahui
jumlah penduduk yang masih hidup dalam kurun waktu tersebut),
dibandingkan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan
perhitungan umur harapan hidup masyarakat Kota Palangka Raya dari tahun
2007-2011 diatas 72 tahun. Umur Harapan Hidup Kota Palangka Raya
dijelaskan pada gambar berikut ini.
0,607 0,445 1,6
11,3910,7
10
2
4
6
8
10
12
2008 2009 2010 2011 2012
Per
10
00
KH
AKABA
54
Grafik 2.8 Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya Tahun 2007-2011
(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)
2.5.1.3. Pekerjaan Umum
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu sektor
pembangunan yang paling dibutuhkan di Kota Palangka Raya karena ada
banyak ketergantungan pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan
dengan pembangunan infrastruktur itu sendiri. Penyediaan infrastruktur
dasar yang merata di seluruh wilayah Kota Palangka Raya merupakan hal
mutlak untuk mewujudkan kota yang madani, dengan pengelolaan
pembangunan fisik kota yang meliputi sistem transportasi yang memiliki
interkoneksi antar wilayah. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan, air bersih,
listrik dan telekomunikasi bagi masyarakat Kota Palangka Raya perlu
diidentifikasi dalam bentuk indikator antara lain : perkembangan
pembangunan jalan, perkembangan pembangunan jaringan irigasi,
perkembangan pembangunan infrastruktur sosial dan kebersihan.
Sarana dan Prasarana Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting
untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang
meningkat menuntut adanya sarana transportasi untuk menunjang mobilitas
penduduk dan kelancaran distribusi barang dari dan ke suatu daerah. Kinerja
jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan didasarkan kepada
beberapa indikator makro yaitu berdasarkan: (1) kemantapan; (2) kondisi
dan; (3) pemanfaatan jalan yang ada.
72,1
73 73
71
72
73
74
2007 2009 2011
UHH
55
Kondisi umum jalan raya Kota Palangka Raya terdiri dari jaringan
jalan regional di Kalimantan Tengah yang menunjukkan ruas-ruas utama
yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan kota-kota regional ke
Barat dan Selatan. Jalur utama dari pusat kota adalah arah Sampit sampai
ke Pangkalan Bun, arah Kuala Kapuas sampai ke Kalimantan Selatan.
Dengan melihat pola jaringan jalan tersebut mengindikasikan bahwa
Palangka Raya tidak hanya melayani arus lalu lintas internal tetapi juga lintas
eksternal. Lalu lintas eksternal adalah lalu lintas yang masuk dan keluar kota
Palangka Raya.
Berdasarkan status jalan, Kota Palangka Raya memiliki 3 (tiga)
status jalan yakni: (1). Jalan Nasional di Kota Palangka Raya, dimulai dari
Kecamatan Sabangau yang berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
sampai dengan Kecamatan Bukit Batu yang berbatasan dengan Kabupaten
Katingan dan Jalan dari simpang tiga Sie Asem menuju ke arah Tumbang
Talaken Kabupaten Gunung Mas, serta jalan menuju Bandara Tjilik Riwut
dan dengan panjang ruas 134 Km (2). sedangkan panjang jalan Nasional
seluruhnya di Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1.714,83 Km yang
berarti panjang jalan Nasional yang melintasi Kota Palangka Raya sebesar
7,81% dari total jalan yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah. Jalan
Propinsi, jalan provinsi dimulai dari Kecamatan Pahandut sampai dengan
batas Kabupaten Pulang Pisau (arah ke Kabupaten Gunung Mas) dan dari
kecamatan Bukit Batu sampai dengan batas Kabupaten Gunung Mas serta
jalan Provinsi yang tersebar di dalam Kota Palangka Raya yaitu jalan yang
menuju ke arah Kabupaten Pulang Pisau tepatnya sampai batas keluar
Kelurahan Tumbang Rungan dan jalan-jalan yang melintasi dalam Kota
Palangka Raya dengan panjang ruas 86,31 Km, sedangkan jalan propinsi
yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1100 Km sehingga
jalan propinsi yang berada di Kota Palangka Raya sebesar 7,85 %(3). Jalan
Kota, jalan merupakan jalan yang bukan nasional dan bukan jalan provinsi.
Jalan ini merupakan jalan yang berada di dalam kota yang menghubungkan
dari kota ke kecamatan dan kelurahan sepanjang 911,83 Km. Untuk jalan
56
lingkungan termasuk jalan titian yang ada dalam Kota Palangka Raya
sepanjang 500 Km.
Berdasar pada standar pelayanan minimal (SPM) bidang jalan
bahwa basis pengembangan SPM dibagi atas : kondisi jalan yang baik (tidak
ada lubang), tidak Macet (lancar sepanjang waktu), dapat digunakan
sepanjang tahun (tidak banjir waktu musim hujan). Tabel 2.28 menyajikan
kondisi jalan di Kota Palangka Raya. Secara umum jalan dalam kondisi baik
terus bertambah dan yang rusak semakin berkurang walaupun dengan
pertumbuhan yang lambat. Selama 5 tahun jalan dalam kondisi baik hanya
bertambah dengan 75 km, artinya setiap tahun hanya bertambah dengan 15
km. Itupun dengan catatan bahwa jalan baik dari tahun 2010 ke tahun 2012
justru mengalami penurunan. Sementara jalan kondisi rusak berat setiap
tahun hanya berkurang sekitar 4 km. Sebuah prestasi yang mungkin harus
mendapatkan perhatian yang sangat baik.
Tabel 2.28 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No. Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)
2008 2009 2010 2011 2012
1. Kondisi Baik 224,74 316,36 330,91 323,33 300,33
2. Kondisi Sedang 167,56 146.76 167,92 151,30 175,41
3. Kondisi Rusak 227,24 198,09 183,09 210,00 220,20
4. Kondisi Rusak Berat 239,43 223,32 223,32 227,20 216,00
5. Jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi, dan /kota)
858,97 884,53 905,69 911,83 911,83
(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2012)
Secara umum kondisi jalan di Kota Palangka Raya sudah dapat
menghubungkan hampir seluruh kelurahan yang ada kecuali untuk kelurahan
yang berada di jalur Sungai Kahayan dan Rungan. Pada wilayah tertentu
kondisi jalan yang ada masih belum memadai khususnya pada waktu musim
penghujan. Wilayah-wilayah tersebut umumnya berada jauh dari pusat
pertumbuhan seperti Kecamatan Rakumpit. Kondisi jalan beraspal pada
tahun 2012 di Kota Palangka Raya tidak terjadi peningkatan dibandingkan
pada tahun 2011 panjang jalan tetap sama sebesar 483 Km dari total jalan
57
panjang jalannya (jalan nasional, provinsi dan kota) yang tersebar di 5
kecamatan. Dimana pada 2011 dan 2012 dibandingkan dengan 2 tahun
sebelumnya (2010, 2009) kondisi jalan beraspal mengalami peningkatan
yang signifikan.
Peningkatan lapis permukaan jalan juga dilaksanakan pada wilayah
permukiman yang padat penduduk. Dengan semakin baiknya kondisi jalan
semakin memicu tersebarnya kantong-kantong permukiman baru dan
perluasan permukiman yang ada, sehingga penduduk tidak terkonsentrasi
pada wilayah hamparan permukiman saja. Adanya persebaran penduduk
akibat semakin baiknya pelayanan jalan ini dapat dilihat dengan mulai
tumbuh permukiman baru mengikuti badan jalan yang telah ditingkatkan
tersebut.
Pada wilayah pusat-pusat produksi pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan seperti Kelurahan Kalampangan, Habaring
Hurung dan sentra pertanian lainnya dilakukan peningkatan. Dengan
semakin baiknya kondisi jalan diwilayah pertanian, secara tidak langsung
memudahkan akses bagi petani untuk dapat mengangkut hasil pertaniannya
sehingga memperkecil ongkos angkut yang berdampak pada peningkatan
pendapatan.
Jumlah kendaraan di Kota Palangka Raya cenderung meningkat,
dengan penambahan jumlah jalan yang tidak terlalu cepat membuat rasio
kendaraan terhadap jalan cenderung tetap (lihat tabel 2.29).
Tabel 2.29 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Panjang Jalan 884,53 905,69 911,83 911,83
2. Jumlah Kendaraan 67.775 93.147 120.826 90.108
3. Rasio 13 : 1000 10 : 1000 7 : 100 10 : 1000
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)
58
Jaringan Irigasi
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Kebutuhan
akan sumber daya air untuk pengairan di Kota Palangka Raya disuplai air
dari tadah hujan. Ketika musim hujan air melimpah namun pada musim
kemarau petani kesulitan mendapatkan air. Untuk itu perlu manajemen
pengelolaan air yang baik agar pada musim penghujan air tidak meluap dan
mengganggu lahan pertanian, sementara pada musim kemarau petani tidak
kekurangan air.
Untuk mengatasi permasalahan di atas Pemerintah kota telah
berupaya membangun prasarana dan sarana dan jaringan irigasi yang
tersebar di wilayah sentra pertanian seperti di Kelurahan Kalampangan,
Habaring Hurung, Sei Gohong, Kameloh Baru dan sebagian Kelurahan di
sepanjang Sungai Kahayan misalnya Kelurahan Tanjung Pinang, Sabangau,
Petuk Katimpun serta Sungai Rungan seperti Kelurahan Petuk Bukit, Gaung
Baru, Mungku Baru. Jaringan irigasi ini merupakan satu kesatuan sistem
pengairan yang terintegrasi yang dibagi berdasarkan saluran primer,
sekunder dan tersier. Agar operasi dan pemeliharaan dapat berjalan dengan
baik, kegiatan pengelolaan dibagi berdasarkan kewenangan masing-masing
yang terdiri dari pemerintah provinsi untuk saluran primer, Pemerintah Kota
Palangka Raya untuk saluran sekunder dan masyarakat melalui P3A
mengelola saluran tersier. Data tentang jaringan irigasi yang tersedia
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.30 Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008 - 2012
No Jaringan
Irigasi
Panjang Jaringan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jaringan Sekunder 9.100 4.047 8.578 7.060 20.320 20.320
2. Luas lahan budidaya
1.000 500 378 586 1.300 1.300
3. Rasio 9,10 8,09 22,70 12,05 15,63 15,63
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2012)
Dilihat per kecamatan, maka kecamatan yang sangat rendah jaringan
irigasinya adalah wilayah Pahandut dan Jekan Raya dan wilayah dengan
59
jaringan cukup panjang adalah wilayah Bukit Batu dan Sabagau dikarenakan
daerah tersebut merupakan sentra pertanian.
Tabel 2.31 Rasio Jaringan Irigasi menurut Kecamatan
Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Kecamatan
Panjang Jaringan Irigasi Total Panjang Jaringan
Irigasi (Meter)
Luas Lahan
Budidaya (Ha)
Rasio
Primer (Meter)
Sekunder (Meter)
Tersier (Meter)
1 2 3 4 5 (6=3+4+5) 7 (8=6/7)
1. Kecamatan Sabangau 14.500 26.014 40.514 1.482 27,33
2. Kecamatan Pahandut 12.656 12.656 273 46
3. Kecamatan Jekan Raya 13.151 13.151 289 45,50
4. Kecamatan Bukit Batu 13.511 13.511 894 15,11
5. Kecamatan Rakumpit 5.617 5.617 168 33,43
T O T A L 14.500 70.949 85.449 3.115 27,43
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)
Jaringan irigasi di Kota Palangka Raya sangat penting untuk
membantu menangani banjir yang bersifat rutin. Namun jaringan irigasi yang
ada belum sepenuhnya terintegrasi dengan konsep penangan banjir itu,
akibatnya penanganan banjir masih bersifat sporadis. Hal ini disebabkan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya Bidang Pengairan belum
mempunyai masterplan sistem drainase dan data base pendukung bidang
pengairan sebagai bahan mengambil kebijakan dalam pengelolaan dan
pengembangan penanggulangan banjir dan pengelolaan jaringan irigasi yang
terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya. Namun demikian sudah banyak
lokasi-lokasi yang telah tertangani dengan dibangunnya saluran drainase
khususnya di wilayah perkotaan misalnya di Kelurahan Bukit Tunggal.
Sarana dan Prasarana Sosial
Sarana dan prasarana sosial dalam analisa ini meliputi pembahasan
mengenai ketersediaan tempat ibadah, tempat pemakaman. Bidang ini untuk
menunjukkan kinerja dan bukti pelayanan umum yang diberikan oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
bidang sarana dan prasarana sosial. Ketersediaan tempat ibadah beserta
rasionya per penduduk dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:
60
Tabel 2.32 Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Bangunan tempat
Ibadah
Tahun 2013
Jumlah (unit)
Jumlah pemeluk
Rasio
1. Masjid/Musholla/langgar 137 216.884 1:1.583
2. Gereja 128 92.443 1:722
3. Pura 6 4.950 1:825
4. Vihara 4 528 1:132
5 Lain-lain - 2.094 -
Jumlah 275 316.899 1.152
(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)
Tempat ibadah baik masjid/musholla/langgar, gereja, pura, vihara
dan tempat ibadah lainnya untuk penduduk sudah mencapai proporsi yang
layak. Berdasarkan standar rasio rumah ibadah per jumlah penduduk
diisyaratkan bahwa 1 rumah ibadah dapat mencakup 2.500 orang dan
kondisi rumah ibadah pada umumnya sudah terkelola dengan baik
khususnya rumah ibadah yang berada ditengah permukiman penduduk.
Upaya meningkatkan sarana ibadah tersebut Pemerintah Kota Palangka
Raya telah memberikan bantuan berupa dana pembangunan atau rehabilitas
sarana ibadah. Bantuan ini diberikan cuma-cuma, tidak terus menerus dan
mengikat dengan besaran yang bervariasi disesuaikan dengan keadaan
kerusakan dan kemampuan dana. Diharapkan dengan bantuan ini kondisi
rumah ibadah menjadi lebih baik dan layak.
Dilihat dari persebarannya, maka ketersediaan tempat ibadah belum
cukup merata. Persebaran yang kurang merata itu terkait dengan jumlah
pemeluk yang mungkin juga tidak merata. Jekan Raya adalah wilayah
dengan rasio yang cukup tinggi sedangkan wilayah Bukit Batu adalah
wilayah dengan rasio yang cukup rendah.
61
Tabel 2.33 Rasio Tempat Ibadah
Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Kecamatan Masjid/Mushala/Langgar Gereja Pura Vihara
1. Pahandut 1:1818 1:959 - -
2. Jekan Raya 1:1660 1:842 1:2902 1:257
3. Sabangau 1:1744 1:397 1: 242 1:4
4. Bukit Batu 1:725 1:317 1:141 1:6
5. Rakumpit 1:414 1:208 - -
6. Jumlah 1:1.583 1:722 1:825 1:132
(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)
Untuk ketersediaan tempat pemakaman umum, Pemerintah Kota
Palangka Raya masih menghadapi permasalahan yang terkait dengan
pemerataan tempat pemakaman bagi seluruh masyarakat dimana terdapat 2
lokasi tempat pemakaman umum yaitu terdapat di Jl. Tjilik Riwut Km 2 dan
Km 12 yang masuk wilayah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya. Tetapi
bagi masyarakat Kota Palangka Raya yang berada di Kecamatan Sabangau,
Bukit Batu, dan Rakumpit hampir di setiap kelurahan terdapat tempat
pemakaman yang merupakan swadaya dari masyarakat setempat. Tabel di
bawah ini menyajikan data tempat pemakaman yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya.
Tabel 2.34 Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No
Tahun Tempat Pemakaman Umum Rasio terhadap
penduduk Jumlah Luas (Ha)
Daya Tampung
1. 2008 2 76,77 35.000 1:40,47
2. 2009 2 76,77 34.560 1:39,39
3. 2010 2 76,77 34.120 1:8,07
4. 2011 2 76,77 33.670 1:8,42
5. 2012 2 76,77 33.230 1:6,04
6. 2013 2 76,77 33.230 1:6,04
(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya, 2013)
62
Terlihat bahwa rasio jumlah penduduk terhadap tempat pemakaman
umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dilihat
berdasarkan daya tampung maka angka tersebut sudah mencukupi untuk 5
(lima) tahun yang akan datang, namun berdasarkan tingkat penyebarannya,
lokasi pemakaman yang ada masih belum merata. Sebagian wilayah
permukiman sudah memiliki rasio yang berlebih tetapi beberapa wilayah lain
masih kurang.
Untuk mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk 5 tahun
kedepan perlu dipersiapkan lokasi-lokasi pemakaman baru yang sesuai
dengan proporsi jumlah penduduk, tingkat dan jangkauan pelayanan yang
ada disetiap wilayah.
Sarana kebersihan (drainase dan tempat sampah)
Sistem drainase Kota Palangka Raya mengacu pada saluran primer
yang sudah ada. Dalam rangka perawatan atau normalisasi sistem drainase
Kota Palangka Raya dilakukan rehabilitasi saluran, pembangunan saluran
baru, pembersihan saluran secara rutin. Berdasarkan arah aliran saluran
primer yang sudah, maka sistem drainase Kota Palangka Raya dapat dibagi
menjadi 4 blok yang terdiri dari Blok I meliputi Kelurahan Bukit Tunggal, Blok
II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian Kelurahan Menteng, Blok III
meliputi Kelurahan Menteng dan Blok IV meliputi Kelurahan Langkai,
Panarung dan Pahandut.
Blok I yang berada di Kelurahan Bukit Tunggal prioritas drainase
berada di jalan Hiu Putih, Rajawali, Badak, Tingang, Garuda dan daerah
banjir disekitarnya. Pada Blok II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian
Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan Beliang, Bukit Hindu,
Sangga Buana, Argo Puro, Yos Sudarso, Galaksi dan daerah banjir Sundoro.
Pada Blok III meliputi Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan
G.Obos, T. Tilung, Nyai Embang dan daerah banjir sekitar T. Tilung. Berikut
ini tabel yang menjelaskan jaringan drainase Kota Palangka Raya.
63
Secara keseluruhan panjang jaringan drainase Kota Palangka Raya
dari tahun ke tahun terus menerus menurun karena drainase sudah
terbangun di seluruh pemukiman penduduk perkotaan, drainase yang ada
saat sekarang lebih banyak bersifat pemeliharaan dan sebagian kecil yang
membangun drainase baru. (lihat tabel 2.35).
Tabel 2.35 Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
No Kota Panjang Jaringan
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Palangka Raya 11.520 16.954 6.489 2.689 2.689 2.689
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)
Pertumbuhan penduduk yang cepat di Kota Palangka Raya juga
mengakibatkan volume sampah bertambah, dari tahun ke tahun terus
menunjukkan peningkatan. Namun demikian pertumbuhan produksi sampah
itu tidak diikuti oleh kemampuan untuk mengelola sampah. Jika tahun 2009
kapasitas daya tampung TPS masih diatas jumlah produksi, namun tahun
2009 telah terlampau dan deviasinya semakin besar. Penurunan daya
tampung TPS juga disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang melakukan
penutupan TPS didekat permukimannya. Akibat langsung yang ditimbulkan
tentu adalah proporsi sampah yang tidak tertangani semakin meningkat (lihat
tabel 2.36).
Tabel 2.36 Informasi Pengelolaan Sampah Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Uraian Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Penduduk 200.998 220.962 224.663 229.599 229.599
2. Jumlah Produksi sampah (ton) 500 552 562 693 693
3. Produksi sampah per penduduk (kg)
2,48 2,49 2,50 3,01 3,01
4. Daya tampung TPS (ton) 540 540 477 477 477
5. Rasio daya tampung TPS per penduduk (kg)
2,68 2,44 2,12 2,07 2,07
6. Persentase sampah yang tak tertangani
31,20 33,88 35,77 31,94 31,94
(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2013)
64
Penempatan TPS dipermukiman didasarkan pada jumlah penduduk
di daerah tersebut serta juga dilihat dari kondisi dan jarak. Dilihat dari
persebarannya, kecamatan Jekan Raya adalah kecamatan yang memiliki
tempat sampah terbanyak, bahkan sangat banyak. Sementara itu kecamatan
Rakumpit yang sebagian besar wilayahnya dialiri sungai serta memiliki
jumlah penduduk yang tidak banyak sehingga diwilayah ini tidak memiliki
TPS (lihat tabel 2.37). Rentang kendali pelayanan yang sangat jauh ini
menyebabkan pada wilayah tersebut kegiatan pengangkutan sampah belum
tertangani. Kondisi dan jarak jalan yang ada juga menjadi masalah tersendiri,
yang berakibat terbatasnya pelayanan persampahan di Kecamatan tersebut.
Tabel 2.37 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Kecamatan Jumlah
Penduduk (Jiwa)
TPS
Rasio Jumlah (Unit)
Jumlah Daya Tampung
(Ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/3)
1. Kecamatan Pahandut
277.300
19 57
0,0015 2. Kecamatan Jekan Raya 117 351
3. Kecamatan Sabangau 6 18
Total 1+2+3 142 426
4. Kecamatan Bukit Batu 28.049
2 6
0,0002 5. Kecamatan Rakumpit 0 0
Total 4+5 2 6
(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2013)
Dari sisi pengelolaan akhir di TPA, masih menggunakan open
dumping padahal sarana prasarana yang digunakan sudah sesuai dengan
standar sanitary landfill. Disamping itu, kegiatan persampahan juga
terkendala pada masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah dan
mereduksi sampah serta membuang sampah sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan yaitu mulai jam 4 sore sampai jam 4 pagi sehingga kegiatan
pengelolaan angkutan sampah dapat berjalan dengan maksimal, dengan
pada pagi hari mulai beraktifitas sampai pada siang hari tidak ada lagi
65
sampah yang menumpuk di Bak Penampung Sampah/TPS (Tempat
Penampungan Sampah).
Fasilitas sosial ekonomi yang sangat penting adalah pasar. Pasar
pemerintah yang rutin beroperasi saat ini adalah Pasar Kahayan, Pasar
Datah Manuah,blok mini Pasar Besar, Pasar Kalimantan Urban Development
Project (KUDP) dan Pasar Kameloh dengan pengelolaan yang bersifat
tradisional modern.Tabel 2.38 menyajikan kondisi pasar di Kota Palangka
Raya.
Tabel 2. 38 Tabel Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2013
NO NAMA PASAR ALAMAT
Kondisi Berfungsi
(BH)
Tdk Berfungsi
(BH) Kecamatan
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
1. Blok Mini Pasar Besar
Jl. Jawa- Halmahera
65 65 65 65 65
--- - -
Pahandut
2. Pasar Kameloh Jl. A. Yani 85 85 85 85 85 18 18 18 18 18 Pahandut
3. Pasar Kahayan Jl. Tjilik Riwut
Km 1,5 433 433 433 433 433 159 159 159 159 159 Jekan Raya
4.
Tradisonal Modern Blok Pertokoan Pasar Kahayan
Jl. Tjilik Riwut Km 1,5
Jekan Raya
a. Bertingkat
46 20 23
b. Tidak Bertingkat
145 30 32
c. Blok Toko Buah
20 10 12
d. Blok Babi
18 18 18
e. Los PKL
5 20 22
5.
Kalimantan Urban Development Project (KUDP)
Jl. Tjilik Riwut Km 1,5
118
118 118
118
118
-
-
Jekan Raya
6.
Pasar Datah Manuah
Jl. Yos Sudarso
Jekan Raya
1. a. Bertingkat
---
50 50 50 50
b. Blok Sayur dan Ikan
---
64 64 64 64
c. Blok Babi
---
16 16 16 16
2. Blok Sementara
65 65 65 65 65 15 15 15 15
7.
Pasar Tangkiling
Tangkiling
Bukit Batu
a. Toko 10 10 10 10 10 10 ---
b. Lapak Mingguan
46 46 46 46 46 46 ---
8.
Pasar Mingguan Banturung - Toko
Banturung
9
9
9
9
9
4
4
4
4
4 Bukit Batu
- Lapak/ - - - - - 6 6 6 6 6
66
9. Pasar Takaras Betuk Barunai
5 5 5 5 5 Rakumpit
10. Pasar Burung Temanggung
Tilung 36 36 36 36 36 Jekan Raya
11.
Pasar Kalampangan
Kalampangan
Sabangau
a. Dibangun Pemkot
16 16 16 16
b. Disperindagkop
26 26 26 26
c. LKK Kelurahan
85 85 85 85 85
--- --- --- ---
(Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2013 )
2.5.1.4. Perumahan
Analisis atas perumahan meliputi kondisi lingkungan dan fasilitas
dasar di perumahan. Perumahan yang ada di Kota Palangka Raya
diidentifikasi berdasarkan atas stok permukiman yang tersedia, kepadatan
rumah, kondisi fisik rumah. Di bawah ini disajikan jumlah stok perumahan
berdasarkan fungsi rumah yang terbagi menjadi dua jenis fungsi yaitu rumah
tinggal yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga dan rumah
campur yang berfungsi sebagai tempat tinggal sekaligus digunakan untuk
fungsi yang lain misalnya untuk kegiatan ekonomi keluarga.
Tabel 2.39 Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah
di Kota Palangka Raya Tahun 2010
No Fungsi Rumah Jumlah (unit)
1 . Rumah Tinggal 62.526
2 . Rumah Campur 5.451
Total 67.977 (Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033, 2013)
Di Kota Palangka Raya setiap kecamatan mempunyai karakteristik
perumahan yang berbeda dengan tingkat kepadatan tinggi sampai rendah
dan permanen-semi permanen dengan kondisi baik sampai buruk. Di
Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya secara umum memiliki kondisi
perumahan yang sedang sampai baik. Sementara untuk tiga kecamatan
yang lain kepadatannya cukup rendah tetapi dengan kondisi yang kurang
baik.
Perumahan yang berkembang cenderung memiliki tipologi
perumahan dengan jenis perumahan kampung kota, sebagian besar
67
penduduk merupakan penduduk asli kota yang telah berdomisili sejak awal
pembangunan Kota Palangka Raya. Pada beberapa bagian Kecamatan
Pahandut terdapat perumahan yang termasuk dalam tipologi perumahan
pinggir sungai, dibangun di sepanjang rawa pinggiran Sungai Kahayan, yang
terletak pada pinggiran Kelurahan Pahandut dan Pahandut Seberang. Di
bawah ini disajikan tabel tingkat kepadatan permukiman Kota Palangka
Raya.
Tabel 2.40 Tingkat Kepadatan Permukiman Kota Palangka Raya
No Kecamatan Tingkat kepadatan
Kondisi Rumah
1 . Pahandut Sedang Rumah dengan kategori permanen dengan kondisi baik
2 . Jekan Raya Tinggi Rumah dengan kategori permanen dengan kondisi sedang
3. Sabangau Rendah Rumah masih dalam kategori non permanen dengan kondisi relatif sedang
4. Bukit Batu Rendah Rumah masih dalam kategori non permanen dengan kondisi buruk
5. Rakumpit Rendah Rumah dengan kategori non permanen dengan kondisi buruk
(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033, 2013)
Kecamatan Jekan Raya merupakan perumahan dengan tingkat
kepadatan tinggi, bangunan permanen dengan kondisi sedang. Kecamatan
Jekan Raya memiliki beberapa tipologi perumahan yang beragam, antara
lain perumahan kampung kota, developer, sekitar kawasan pendidikan dan
perkantoran, dan perumahan pinggir kota. Hal ini dikarenakan penggunaan
lahan pada Kecamatan Jekan Raya yang beragam, antara lain kawasan
perkantoran dan pendidikan yang dikelilingi oleh perumahan penduduk.
Kecamatan Sabangau, Bukit Batu dan Rakumpit perumahan yang
berkembang saat ini merupakan perumahan dengan tingkat kepadatan
rendah, Bangunan non permanen dengan kondisi relatif sedang sampai
dengan buruk. Kecamatan Sabangau merupakan salah satu arah
pembangunan Kota Palangka Raya, namun sejauh ini kondisi perumahan
yang ada di Kecamatan Sabangau dapat dikatakan beragam, walaupun
dalam jumlah yang relatif tidak begitu besar. Tipologi perumahan yang
68
banyak ditemukan di kecamatan ini merupakan perumahan developer yang
persebarannya di Kelurahan Kereng Bangkirai, selain pada Kelurahan
Kereng Bangkirai jenis perumahan penduduk adalah perumahan pinggir kota
yang dapat di kategorikan juga sebagai perumahan kampung desa.
Kecamatan Bukit Batu terpusat pada Kelurahan Tangkiling yang
tipologi merupakan perumahan kampung kota dan pada kelurahan lain jenis
perumahan cenderung termasuk dalam tipologi perumahan kampung desa.
Sedangkan Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan yang sebagian
besarnya terdiri atas kumpulan desa-desa yang kondisi perumahannya
bersifat non permanen dan termasuk dalam tipologi perumahan kampung
desa. Dibawah ini disajikan tabel kondisi perumahan di Kota Palangka Raya.
Perumahan dengan kondisi yang bervariasi tersebut tetap harus
memiliki fasilitas dasar perumahan yang cukup. Tabel 2.41 menyajikan
fasilitas perumahan yang dimiliki oleh Kota Palangka Raya.
Tabel 2.41 Tabel Indikator Perumahan Kota Palangka Raya
No Indikator Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Persentase rumah tangga pengguna air bersih terhadap total rumah tangga
24,1 30,42 30,02 30,02
2. Persentase rumah tangga pengguna listrik terhadap total rumah tangga
99,13 99,13 99,16 99,28
3. Persentase rumah tangga pengguna yang memiliki sanitasi terhadap total rumah tangga
84,8 84,5 87 87
4. Persentase luas pemukiman kumuh terhadap luas pemukiman
28,9 9,3 5,7 5,7
5. Persentase rumah layak huni terhadap total seluruh rumah
66 76 86 86
(Sumber : dari Berbagai Sumber yang diolah oleh Bappeda Kota Palangka Raya,
2013)
2.5.1.5. Penataan Ruang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Perencanaan tata ruang terkait dengan upaya untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang termasuk penetapan rencana tata ruang. Pemanfaatan
69
ruang terkait dengan upaya mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program. Terakhir, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang. Salah satu cakupan penting dalam penataan
ruang wilayah adalah penentuan dan penataan ruang terbuka hijau.
Penataan di Kota Palangka Raya dilakukan berdasarkan pada
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2001 Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kota (RDTRK), Kota Palangka Raya dibagi dalam beberapa zoning kawasan
yang menunjukan fungsi pemanfaatan ruang antara lain : kawasan
perkantoran pemerintah; kawasan pelayanan kesehatan, kawasan
perkantoran dan jasa, kawasan kegiatan olah raga, kawasan kegiatan utilitas
kota, kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan perumahan,
kawasan terbuka hijau, kawasan pendidikan, kawasan tanah cadangan,
kawasan lapangan terbang.
Pengaturan bangunan meliputi pengaturan kepadatan bangunan dan
luas terbangun. Pengaturan kepadatan bangunan merupakan rumusan
kebijakan perbandingan luas lahan yang dimanfaatkan bagi bangunan
dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan bangunan dirinci
menjadi :
1. Kawasan bangunan berkepadatan tinggi, mempunyai rata-rata
kepadatan bangunan sebanyak 40 bangunan setiap hektar.
2. Kawasan bangunan berkepadatan sedang, mempunyai rata-rata
bangunan sebanyak 24 bangunan setiap hektar.
3. Kawasan bangunan berkepadatan rendah, mempunyai rata-rata
kepadatan bangunan sebanyak 11 bangunan setiap hektar.
Pengaturan luas kawasan terbangun untuk setiap petaknya berkisar
antara 30 % - 70 %. Selain itu Rencana Detail Tata Ruang Kota Palangka
Raya, juga mengatur tentang arahan garis sempadan jalan terhadap
bangunan dan pagar, yaitu jarak garis sempadan as jalan terhadap
bangunan, di mana besarannya disesuaikan dengan fungsi jaringan jalan
dimaksud. Pengaturan lainnya yang terdapat dalam Rencana Detail Tata
Ruang Kota, mencakup pula pada aspek rencana ketinggian bangunan.
70
Namun dalam perjalanan waktu, berbagai aturan yang telah tercantum dalam
Rencana Detail Tata Ruang Kota, banyak yang tidak diikuti dan menjadi
pedoman dalam pelaksanaannya, di mana kondisi tersebut berakibat saat ini
pada beberapa ruas jalan ditemukan adanya bangunan yang secara fisik
melanggar GSB, KLB dan KDB.
Dalam penyusunan RPJMD terdapat indikator untuk aspek tata
ruang yakni ruang terbuka hijau, bangunan ber-IMB dan ruang Publik. Tabel
2.24 menyajikan informasi mengenai indikator tata ruang. Di Kota Palangka
Raya luas ruang terbuka hijau bila dibandingkan dengan keseluruhan luas
wilayah ada kecenderungan atau trend meningkat setiap tahun dan pada
tahun 2012 dan 2013 telah mencapai lebih dari 30 persen artinya telah
memenuhi syarat ideal untuk ruang terbuka hijau.
Tabel 2.42 Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Luas Wilayah
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Uraian Luas
2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase Ruang Terbuka Hijau terhadap total wilayah
29,50 29,67 29,98 30,56 30,98
2. Jumlah bangunan ber IMB terhadap total bangunan (unit)
1.799 2.122 1.576 1.480 2.351
3. Ruang publik yang telah berubah peruntukannya (%)
- - - - 25
(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya setelah diolah, 2013)
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota
Palangka Raya telah menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada
tahun 2012 berkisar pada angka 2.255 izin. Bagi masyarakat awam,
pembangunan bangunan di tanah sendiri seharusnya tidak memerlukan izin
kepada pemerintah. Rendahnya kesadaran ini terkait dengan masih
kurangnya upaya sosialisasi atau edukasi mengenai pentingnya memiliki izin
mendirikan bangunan yang dilaksanakan oleh pemerint ah daerah.
Sedangkan data dampak dari keadaan ini adalah sulitnya mendeteksi
ketaatan terhadap dokumen tata ruang yang telah ada.
71
2.5.1.6. Perencanaan Pembangunan
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan perencanaan
pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) yang dijadikan Peraturan
Daerah No. 06 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, telah menyiapkan dokumen-dokumen pendukung seperti
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-
2013 yang diatur menjadi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009, RKPD,
Renstra SKPD, dan RENJA SKPD. Berdasarkan evaluasi terhadap RPJMD
periode 2008-2013 terdapat beberapa persoalan terkait dengan perencanaan
di wilayah Kota Palangka Raya diantaranya adalah koordinasi dan
sinkronisasi antar SKPD yang cukup lemah.
Kondisi ini bermula dari lemahnya pemahaman masing-masing
SKPD terhadap pentingnya perencanaan yang bersifat komprehensif,
sehingga dokumen RPJMD menjadi semacam kumpulan dari Renstra, bukan
sebuah perencanaan komprehensif atas tujuan dari Kota Palangka Raya.
Lemahnya pemahanam itu berdampak sangat luas baik pada perencanaan
tahunan maupun masing-masing SKPD. Dari evaluasi RPJMD tersebut
didapati ketidak terkaitan antara SKPD yang satu dengan SKPD yang lain,
ketidaktepatan tujuan dan program dari masing-masing SKPD dan adanya
persoalan yang tidak tercover oleh SKPD manapun.
2.5.1.7. Perhubungan
Tabel 2.43 Kondisi Sarana Prasarana dan Infrastruktur Perhubungan
No Perhubungan 2011 2012 2013
1. Jumlah arus pemumpang angkutan umum
- Darat (terminal antar kota) 12.351 24.649 11377
- Pelabuhan laut - - -
- Pelabuhan udara
Berangkat
Datang
Transit
304 .077 302 081
6.059
330.930 354.488 45.497
326.683 368.257 52.927
2. Rasio ijin trayek terhadap jumlah penduduk
0,191 0,187 0,176
3. Jumlah uji KIR kendaraan per tahun 7703 10388 10400
4. Lama pelayanan uji KIR kendaraan 30 30 30
72
(menit)
5. Biaya uji KIR kendaraan : A. Mobil Penumpang Umum 1. Roda 4 2. Roda 3 B. Bus 1. Kurang dari 12 Kursi 2. 13 sampai 25 Kursi 3. lebih dari 26 Kursi C. Mobil Barang 1. JBB 3,5 Ton 2. JBB 3,5 sampai 8 Ton 3. JBB 8 sampai 14 Ton 4. JBB 14 Ton D. Kereta Gandeng E. Kereta Tempelan F. Kendaraan Khusus
35.000 20.000
50.000 60.000
100.000
50.000 60.000
100.000 150.000 100.000 100.000 100.000
35.000 20.000
50.000 60.000 100.000
50.000 60.000 100.000 150.000 100.000 100.000 100.000
35.000 20.000
50.000 60.000 100.000
50.000 60.000 100.000 150.000 100.000 100.000 100.000
6. Jumlah fasilitas perhubungan
- Terminal angkutan umum 6 4 4
- Pelabuhan laut - - -
- Dermaga 14 14 14
7. Rasio rambu terhadap jumlah rambu yang seharusnya ada (1500 rambu)
0,114 0,114 0,114
8. Fasilitas angkutan kota (halte) 13 10 10
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka
Raya, 2013)
Angkutan umum yang beroperasional di Kota Palangka Raya terdiri
dari Bus AKAP/AKDP, angkutan kota, taksi kota, taksi bandara, taksi agro
dan angkutan perintis. Angkutan umum tersebut berkembang pesat karena
telah terbukanya dan semakin baiknya akses jalan kabupaten sekitar
misalnya Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Timur, Barito Utara, Barito
Selatan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan daerah lainnya yang
ada di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi lain.
Perusahaan Bus AKAP pada tahun 2012 mulai berkembang dengan
jumlah sebanyak 7 perusahaan dan Bus AKAP sebanyak 8 perusahaan.
Selain antar kabupaten, pemerintah juga memperhatikan armada angkutan
pedesaaan, angkutan kota, taksi argo dan taksi bandara yang melayani
kelurahan-kelurahan, jalur kota, bandara, hotel, jasa dan perdagangan yang
ada di wilayah Kota Palangka Raya. Namun demikian jumlah penumpang
sepi dikarenakan masyarakat Kota Palangka Raya lebih banyak
memanfaatkan kendaraan pribadi dengan kemudahan kredit yang
73
ditawarkan pembiayaan yang telah berkembang pesat di Kota Palangka
Raya.
Perkembangan angkutan dan jumlah penumpang oleh Pemerintah
Kota Palangka Raya telah diantisipasi dengan keberadaan tiga terminal yaitu
terminal AKAP WA GARA, Terminal Mihing Manasa dan Terminal Beringin
Pahandut Seberang. Meski demikian pemanfaatan ketiga terminal tersebut
kurang optimal hal ini beberapa sarana dan prasarana pendukung perlu
penambahan.
Selain itu, di Kota Palangka Raya berkembang travel liar (kendaraan
pribadi) mangkal di jalan-jalan strategis yang ada di Kota Palangka Raya
misalnya Jl. Yos Sudarso, Jl. Pierre Tendean, Jl. Tjlik Riwut, RTA. Milono
dan jalan strategis lainnya. Berkembangnya taksi liar (kendaraan pribadi)
tersebut karena kurangnya kesadaran dari pemilik untuk mengurus ijin
operasional dan kemudahan untuk memperoleh kredit kendaraan serta
kurangnya pembinaan dan pengawasan oleh pihak teknis terkait misalnya
dari Organda. Maka perlu dilakukan penertiban agar taksi-taksi liar tersebut
ada ijin operasional dan memanfaatkan terminal yang ada di Kota Palangka
Raya. Sebenarnya Pemerintah Kota Palangka Raya melakukan program-
program untuk memudahkan dengan menggratiskan pengurusan perijinan
sebagai persyaratan ijin di dinas terkait Provinsi.
Lalu lintas di Kota Palang Raya didukung 13 (tiga belas) halte yang
menyebar di jalan-jalan strategis misalnya di jalan Tjilik Riwut, RTA Milono,
S.Parman, G. Obos, Rajawali, Tingang dan jalan strategis lainnya.
Sedangkan fasilitas rambu lalu lintas yang merupakan tanda petunjuk lalu
lintas sudah menyebar di seluruh wilayah Kota Palangka Raya dari
Kecamatan Rakumpit sampai dengan Kecamatan Sabangau. Fasilitas rambu
lalu lintas yang ada lebih banyak terpasang di jenis jalan nasional, propinsi
dan kota sedangkan di jalan-jalan lingkungan, gang dan jalan kecil kurang
banyak terpasang. Berikut ini disampaikan fasilitas rambu-rambu di Kota
Palangka Raya tahun 2013.
74
Tabel 2.44 Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Jenis Jalan Kondisi
Jumlah Baik Tidak Baik
1. Nasional 116 13 129
2. Propinsi 117 28 145
3. Kota 86 4 90
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Fasilitas traffic light telah terpasang sebanyak 6 (enam) buah di
persimpangan jalan nasional, propinsi dan kota dan warning light telah
terpasang sebanyak 3 (tiga) di persimpangan jenis jalan nasional yaitu
sepanjang Jalan Tjilik Riwut. Pemasangan sarana tersebut karena jalan
tersebut merupakan jalan yang ramai, padat dan berada di persimpangan.
Traffic light dan warning light yang di wilayah Kota Palangka Raya dari sisi
ketinggian tidak kondisi ideal dimana persyaratan kondisi ideal ketinggian
harus di atas 3 meter dari permukaan jalan. Kondisi traffic light dan warning
light tersebut dikarena adanya penambahan tinggi jalan dengan aspal.
Berikut ini disampaikan traffic light dan warning light Kota Palangka Raya
tahun 2013.
Tabel 2.45 Traffic Light dan Warning Light Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Lokasi
Keterangan Traffic Light Warning Light
1. Jalan Garuda Jalan Tjilik Riwut Km 4 Ketinggian ideal harus di atas 3 meter dari permukaan jalan
2. Jalan Antang Jalan Tjilik Riwut Km 5
3. Jalan DI Panjaitan Jalan Tjilik Riwut Km 28
4. Jalan Irian
5. Jalan Tambun Bungai
6. Jalan RTA. Milono
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Jumlah penumpang dari tahun 2008 sampai dengan 2012
mengalami peningkatan jumlah penumpang yang signifikan. Jumlah
penumpang bis mengalami peningkatan, kemungkinan besar hal ini
disebabkan karena semakin terbukanya akses infrastruktur jalan nasional
75
dan atau kota sebagai akses penghubung antar kabupaten/kota kondisi
dalam provinsi. Sedangkan jumlah penumpang ASDP dari tahun 2008-2012
mengalami penurunan hal ini disebabkan karena akses darat di Kota
Palangka Raya terbuka, infrastruktur jalan kota jalan lingkungan antar
kecamatan, kelurahan sudah banyak dilakukan pembangunan. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Palangka Raya
tahun 2008-2012 yang terus meningkat.
Tabel 2.46 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah penumpang Bis 7.724 12.351 24.649 39.632 39.632
2. Kendaraan Bermotor 259.777 283.912 414.165 310.721 310.721
3. Jumlah penumpang ASDP 14.994 14.259 14.027 10.755 10.755
4. Jumlah penumpang Klotok 10982 10900 10042 9947 9947
5. Jumlah penumpang Speed boat 4012 3359 3985 808 808
6. Total Jumlah Penumpang 22.718 14.259 14.027 50.387 50.387 (Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Seluruh angkutan umum yang ada di Kota Palangka Raya umum
wajib memiliki izin trayek. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam hal
penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum, sehingga
dapat meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para pengendara angkutan
umum. Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Terpadu Kota
Palangka Raya mempunyai data hanya tahun 2012 dimana izin trayek yang
telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya sampai dengan
tahun 2012 sebanyak 89 izin.
Jumlah izin trayek hingga tahun 2012 tidak terlalu banyak ini
menunjukkan peran angkutan publik di Kota Palangka Raya yang belum
signifikan dalam menunjang kehidupan masyarakat. Ini dikarenakan
mengingkat luas dan kondisi wilayah dengan penyebaran yang tidak merata
serta tipologi mobilitas masyarakat yang masih minim, menyebabkan masih
banyak daerah yang belum terlayani oleh angkutan umum yang rutin
beroperasi.
76
Wilayah-wilayah tersebut umumnya merupakan wilayah yang jauh
dari akses jalan nasional atau jalan propinsi. Mengingat masih ada wilayah
kecamatan yang belum terakses angkutan umum lewat darat, sehingga
masyarakat umumnya menggunakan sarana sungai seperti di wilayah
Kecamatan Rakumpit.
3. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum
Seluruh angkutan umum diwajib memiliki sertifikat pengujian
kendaraan bermotor (uji Kir). Berdasarkan data yang ada di UPTD Pengujian
Kendaraan Bermotor dari tahun 2008-2013, pengujian kendaraan masih
menggunakan sistem manual. Sesuai dengan PP No. 55 Tahun 2012
tentang Kendaraan diamanahkan Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan
Bermotor harus memiliki peralatan uji. Dengan melihat keadaan tersebut
maka Kota Palangka Raya akan memaksimalkan sarana, prasarana serta
alat uji agar uji kendaraan yang dulunya menggunakan manual akan diganti
dengan peralatan uji otomatis. Tabel di bawah ini menyajikan persentase
kendaraan, lama uji dan biaya serta peralatan melakukan Uji Kir.
Tabel 2.47 Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013
No Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Mobil penumpang umum
634 538 485 577 608 608
2. Mobil bus 130 192 147 116 135 135
3. Mobil barang 3.324 4.227 5.021 7.009 9.639 9.639
4. Kereta tempelan - - 2 1 6 6
5. Kereta gandengan - - - - - -
Jumlah 4.088 4.957 5.655 7.703 10.388 10.388
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.48 Lama Waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
No Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Semua Jenis Kendaraan (menit)
30 30 30 30 30 30
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
77
Tabel 2.49 Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
No Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Mobil penumpang umum 30.000 30.000 30.000 35.000 35.000 35.000
2. Mobil bus 40.000 40.000 40.000 60.000 60.000 60.000
3. Mobil barang 45.000 45.000 45.000 60.000 60.000 60.000
4. Kereta tempelan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
5. Kereta gandengan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.50 Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Peralatan Uji Kir Manual Manual Manual Manual Manual Manual
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Jumlah kendaraan dari berbagai jenis yang ada yang melakukan uji
Kir mengalami peningkatan dari 4.0888 di tahun 2008 menjadi 10.388 di
tahun 2012. Ini artinya terjadi peningkatan kinerja uji Kir terhadap kendaraan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pelayanan semaksimal
mungkin khususnya wilayah-wilayah yang jauh dari Kota dan wilayah yang
mempunyai aksesibilitas yang masih minim karena kondisi jalan yang belum
mantap. Selain itu, waktu lama pengujian kelayakan angkutan umum (Uji Kir)
yang tidak terlalu lama sekitar ± 30 menit/unit kendaraan dan biaya yang
murah.
4. Jumlah Pelabuhan /Udara/Terminal Bis
Kota Palangka Raya telah memiliki 1 terminal bis antar propinsi WA.
GARA dan memiliki satu pelabuhan udara Tjilik Riwut yang lumayan
representatif. Hal ini cukup dimengerti karena Kota Palangka Raya
merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pusat pemerintahan
yang menghubungkan kabupaten/kota di Wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah.
Kota Palangka Raya memiliki pada tahun 2008-2009 sebanyak 18
pelabuhan/terminal sedangkan pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan
sebanyak 16 pelabuhan/dermaga/terminal. Untuk terminal mengalami
78
penurunan karena direncanakan semua penumpang darat akan difokuskan
pada terminal AKAP WA. GARA.
Tabel 2.51 Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Pelabuhan Udara 1 1 1 1 1 1
2. Dermaga Sungai 14 14 14 14 16 16
3. Terminal 3 3 1 1 1 1
4. Jumlah 18 18 16 16 16 16
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Sedangkan dermaga sungai terjadi peningkatan jumlah karena telah
operasionalnya dermaga di Bereng bengkel dan Marang. Dermaga tersebut
tersebar dibeberapa lokasi dari Kecamatan Sabangau sampai dengan
Rakumpit. Dermaga sungai yang ada umumnya merupakan dermaga untuk
melayani bongkar muat barang dan penumpang. Dermaga ini digunakan
untuk kepentingan umum adalah dermaga klotok dan speedboat. Namun
demikian ada beberapa kondisi dermaga kurang maksimal, baik dari sisi
pelayanan maupun kondisi fisik bangunan yang jauh dari standar bagi
kenyamanan dan keselamatan penumpang karena tidak dilengkapi dengan
sarana penunjang yang layak. Walaupun dengan fasilitas pendukung yang
sangat minim, masyarakat masih menggunakan klotok sebagai sarana
utama untuk menyeberang ke atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
masyarakat Kota Palangka Raya yang tinggal di pinggiran sungai masih
banyak menggunakan transportasi sungai untuk kehidupan dan
perdagangan mengangkut kebutuhan sehari-hari.
Kota Palangka Raya merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan
Tengah, kota yang berkembang cepat sebagai kota transit, perdagangan,
jasa, juga penghubung kabupaten-kabupaten yang ada di Kalimantan
Tengah. Di bidang perpakiran, pihak Pemerintah Kota Palangka Raya telah
melakukan upaya dalam bentuk restribusi tempat parkir untuk menggali
potensi pendapatan asli daerah. Penertiban parkir dilakukan dengan
melibatkan instansi terkait telah dilakukan secara rutinitas untuk penertiban.
79
Perpakiran ini perlu dilakukan langkah-langkah terobosan dalam
manajemen misalnya menata lahan parkir di beberapa jalan strategis dan
pusat perdagangan yang ramai misalnya di Jalan Yos Sudarso dan Pasar
Besar dan jalan ramai lainnya. Sebenarnya untuk pusat pertokoan modern di
beberapa tempat telah melakukan digitalisasi atau penggunaan teknologi
sedangkan untuk fasilititas umum masih menggunakan manual sehingga
perlu dilakukan pembenahan dengan menggunakan sistem informasi
digitalisasi. Sedangkan dari aspek sumberdaya manusia perlu dilakukan
peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan sebuah kebutuhan
melalui bimbingan teknis bagi petugas parkir, pegawai dan aparat lainnya
sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
2.5.1.8.Lingkungan Hidup
Ada beberapa macam bidang yang mencakup analisa penguatan
kualitas lingkungan hidup yakni pelestarian pengendalian, pencegahan,
pengawasan lingkungan.
Pencemaran Status Mutu Air
Kota Palangka Raya terdiri dari beberapa sungai, anak sungai,
danau maka tidak lepas dari permasalahan pencemaran air yang diakibatkan
oleh aktivitas rumah tangga penduduk yang mendiami di pinggiran sungai.
Untuk mengendalikan pencemaran telah dilakukan uji pencemaran air di
beberapa titik sampel yang ada di Sungai Kahayan dan Sungai Rungan.
Sampel diambil dari air permukaan, air tengah sedangkan air dasar sungai
belum dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup. Titik tersebut diambil
dengan memperhatikan keterwakilan atau representatif titik sampel dari hulu
sampai dengan hilir misalnya di Dermaga Takaras, Pelabuhan Tangkiling,
Jembatan Kahayan, Pelabuhan Rambang, Terusan Tuwan, Bereng Bengkel
dan Kameloh Baru. Tabel di bawah ini menyajikan kondisi penanganan atau
uji pencemaran air.
80
Tabel 2.52 Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Uji pencemaran air 2 Uji 3 Uji 2 Uji 3 Uji 2 Uji 2 Uji
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.53 Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Dermaga Takaras
5,4 2,1 4,9 4,6 0,3 1,2 1,8 2,4 2,5 - 2,3 1,0 2,3 3,5
2. Pelabuhan Tangkiling
5,5 3,5 5,1 5,0 0,3 0,5 1,8 2,9 2,1 - - 0,9 - 2,7
3. Kelurahan Marang
1,8 - 5,3 3,3 0,3 0,3 2,4 2,4 2,8 - - 0,9 - 5,6
4. Terusan Tuwan
4,6 1,8 5,5 4,1 4,1 1,0 2,1 2,1 3,2 3,8 2,1 3,0 2,1 2,1
5. Pelabuhan Rambang
5 2,9 5 8,5 8,5 0,9 2,1 3,0 3,4 3,5 3,4 2,2 3,4 2
6. Jembatan Kahayan
5,7 1,8 5 3,4 3,4 0,6 2,1 3,0 3,5 3,5 3,5 1,0 3,5 4,1
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Dari sungai dan rawa yang dimiliki Kota Palangka Raya, hanya
terdapat 6 lokasi pengambilan sampel yang kualitasnya dipantau. Hasil
pemantauan status mutu air dan pencemaran status mutu air di sungai Kota
Palangka Raya masih dalam ambang pengendalian, artinya air sungai yang
ada masih dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan minum dengan
memasak kembali. Kondisi air masih dalam batas ambang baku mutu.
Penanganan Pencemaran air, tanah dan udara
Pengelolaan air limbah sampai saat ini belum sepenuhnya mampu
ditangani oleh Pemerintah Kota Palangka Raya terutama dalam sarana dan
prasarana. Penanganan air limbah selama ini diusahakan oleh masyarakat
secara swadaya untuk membuat septick tank yang sederhana dan cubluk.
Akan tetapi penduduk Kota Palangka Raya tidak semuanya memiliki septick
tank dan cubluk, mereka membuang air limbah langsung kedalam badan air
Sungai Kahayan, Sungai Rungan-Manuhing dan Sungai Sabangau.
Penggunaan kawasan sungai sebagai tempat pembuangan tinja
masih tinggi terutama yang tinggal di bentaran sungai. Secara umum
masyarakat Kota Palangka Raya yang mempunyai akses terhadap jamban
81
keluarga, jamban umum atau jamban bersama dilengkapi dengan bangunan
pengolah seperti cubluk dan tangki septic masih belum berkembang,
kalaupun tersedia hanya terbatas di kawasan pusat perdagangan.
Untuk memulai keterlibatan Pemerintah dalam penanganan air
limbah di Kota Palangka Raya hanya terbatas pada tempat-tempat umum
seperti penyediaan WC umum. Pada beberapa tempat telah dibangun MCK
Plus, akan tetapi tempatnya tidak melalui studi dan sosialisasi yang baik
sehingga pembangunan air limbah tersebut tidak berjalan optimal. Oleh
karena itu diperlukan suatu studi yang dapat memberikan informasi tentang
pembangunan pengelolaan limbah secara komunal, seperti pembangunan
MCK Plus, memperbaiki IPLT dan pembangunan IPAL. Cakupan layanan
Pengolahan limbah tinja di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) saat ini
sekitar 146.000 jiwa penduduk dengan jumlah volume tinja yang diolah 248,5
m3/minggu.
Pencemaran udara menjadi masalah yang penting juga dikarenakan
setiap tahun di Kota Palangka Raya pada musim kemarau terjadi kebakaran
lahan yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan untuk
membersihkan lahannya dan juga diakibatkan oleh asap dari cerobong
pabrik. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya melakukan
pemadaman di titik kebakaran api dengan kerjasama instansi terkait
sedangkan pencemaran asap dari pabrik dengan melihat dampaknya
selanjutnya dilakukan rekomendasi pabrik untuk mengurangi pencemaran
tersebut. Tahun 2011-2012 tidak banyak pencemaran udara yang terjadi di
Kota Palangka Raya. Berikutnya disampaikan ISPU yang terjadi di Kota
Palangka Raya tahun 2008-2012 dan kebakaran hutan-lahan tahun 2009-
2012.
82
Tabel 2.54 ISPU di Kota Palangka Raya tahun 2010-2013
No Kategori 2010 2011 2012 2013
1. Tidak ada Nilai 152 47 4 -
2. Baik 195 249 321 339
3. Sedang 18 58 32 19
4. Tidak sehat - 11 9 2
5. Sangat Tidak sehat - - - -
6. Berbahaya - - - -
Jumlah 365 365 366 360
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.55 Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Kecamatan Luas Lahan (Ha)
2009 2010 2011 2012 2013
1. Sabangau 114 - 56,4 - -
2. Pahandut 242 - 15,5 22,05 22,05
3. Jekan Raya 357,5 - 271 72,72 72,72
4. Bukit Batu 11 - 16,1 21 21
5. Rakumpit 11,5 - - 5 5
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)
Kasus lingkungan akan ditangani jika ada laporan dari masyarakat
sebagai contoh misalnya pencemaran tanah dan akan dilakukan pengecekan
lapangan jika ada laporan dari masyarakat tetapi di Kota Palangka Raya
jarang terjadi. Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, dalam rangka
menangani permintaan uji laboratorium oleh pihak pemrakarsa baik
perorangan, perusahaan, pabrik telah memberlakukan Perda Kota Palangka
Raya Nomor 10 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah. Hal ini bertujuan mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara
serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Dalam rangka pelestarian lingkungan sudah dilakukan langkah
kongkret misalnya dalam bentuk Adiwiyata yang dilakukan di sekolah dari
jenjang SD sampai dengan SMA yang ada di Kota Palangka Raya. Pada
tahun 2012 telah membina sekolah sebanyak 13 sekolah yang ada di Kota
Palangka Raya. Pembinaan ini meliputi sejak dini memanfaatkan lingkungan
83
bersih dengan memilah sampah lewat pembelajaran sekolah, kurikulum,
tenaga pengajar.
Pengelolaan sampah
Penanganan sampah selama ini hanya terbatas atau terkonsentrasi
pada Kecamatan Pahandut, Jekan Raya dan sebagian kecil Kecamatan
Sabangau sedangkan Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit belum
tertangani dan volume sampah relatif kecil. Sampah yang terdapat di
Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya ini banyak ditemukan berserakan dan
meluber di luar dari bak sampah atau kontainer yang berada di jalan-jalan
strategis dan lingkungan. Hal ini menimbulkan tidak bagusnya
pemandangan, kebersihan lingkungan.
Sedangkan Rakumpit, sampah masih dianggap belum menjadi
permasalahan terkait dengan luas wilayahnya, dengan demikian pencatatan
tentang jumlah sampah yang diproduksipun belum tersedia. Indikasi ini harus
menjadi perhatian mengingat sampah yang saat ini diproduksi semakin lama
semakin menuju pada sampah plastik yang memiliki daya rusak tinggi bagi
lingkungan.
Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat.
Sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Palangka Raya
berasal dari air tanah dalam dan air permukaan. Pemenuhan kebutuhan air
bersih untuk rumah tangga di Kota Palangka Raya sebagian besar
bergantung pada air hujan, air sungai dan sumur bor serta tentunya air
ledeng atau PDAM.
Penyediaan kebutuhan sarana air bersih di Kota Palangka Raya
terbatas hanya pada daerah perkotaan terutama pada pusat kota (Kelurahan
Pahandut, Langkai, dan Kelurahan Palangka). Pelayanan sarana air bersih
untuk masa mendatang diharapkan akan lebih luas lagi cakupannya,
sehingga lebih banyak penduduk yang dapat menikmati pelayanan air bersih.
Pelayanan jaringan air bersih yang disediakan baru menjangkau sebagian
kecil kebutuhan penduduk. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,
84
sebagian besar penduduk masih memanfaatkan sumur galian, pompa dan
sungai.
Tabel 2.56 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tahun 2009-2013
No Uraian
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Rumah Tangga 14.531 14.656 15.235 15.026 15.026
Jumlah 16.086 16.347 17.087 17.056 17.056
(Sumber : PDAM Kota Palangka Raya, 2013)
Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal dan Kasus Lingkungan Hidup
Jumlah perusahaan di Kota Palangka Raya tidak banyak misalnya
perusahaan karet, perhotelan dan usaha lainnya yang telah melakukan wajib
amdal. Perusahaan tersebut yang kegiatannya diawasi, pengawasan
terhadap perusahaan yang telah melakukan amdal wajib dilakukan
mengingat hal ini dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi.
Sedangkan dari jumlah kasus lingkungan yang telah ditangani oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya dilakukan jika ada laporan dari masyarakat
untuk ditindaklanjuti dengan melihat langsung dan menganalisis kondisi
lapangan. Pemerintah Kota Palangka Raya memberikan rekomendasi
terhadap kasus tersebut.
2.5.1.9. Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya
melayani dokumen kependudukan terdiri (1). Dokumen kependudukan dan
(2). Surat Keterangan Kependudukan. Selain pelayanan administrasi
kependudukan tersebut diatas, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Palangka Raya juga melayani: (1). Pelayanan pengolahan data
kependudukan. (2). Pelayanan perpindahan penduduk masal (3).
Penyusunan daftar penduduk potensial pemilih pemilu.
Mengingat luas wilayah dan kondisi geografis sehingga untuk
memperpendek jarak pelayanan bagi penduduk yang berada di wilayah yang
jauh dari pusat pemerintahan, Pemerintah Kota Palangka Raya telah
85
mengambil kebijakan terkait pembuatan KTP dapat dilaksanakan di 5(lima)
Kantor Kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya.
Dalam rangka pelayanan yang dilakukan, kinerja kependudukan
dapat dikatakan perlu adanya perbaikan baik pelayanan, sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana sehingga pelayanan KTP, akte kelahiran,
akte nikah, KTP Nasional berbasis NIK yang ada di Kota Palangka Raya
dapat berlangsung optimal. Lemahnya kinerja ini juga disebabkan karena
masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen
kependudukan. Kota Palangka Raya pada tahun 2009-2013 belum
mempunyai database kependudukan sehingga untuk tahun mendatang perlu
dilakukan kegiatan database kependudukan dalam rangka memperkuat
sistem informasi dan data kependudukan yang akurat.
Tabel 2.57 Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No. Indikator Kinerja Capaian(Persen)
2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio penduduk ber KTP 81 95 34 42 44
2. Rasio bayi berakte kelahiran 77 47 37 27 25
3. Rasio pasangan berakte nikah 26 26 30 19 13
4. Kepemilikan KTP 87 95 34 30 44
5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
64 96 46 12 12
6. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
0 0 52 59 61
(Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya Tahun, 2013)
2.5.1.10. Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan
Dilaporkan kepada Pihak Kepolisian Republik Indonesia khususnya
pada Polres Kota Palangka Raya. Kejadian Kekerasan dalam Rumah
Tangga (KDRT) di Kota Palangka Raya sebagian besar disebabkan
pemukulan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 2.58 di bawah ini.
86
Tabel 2.58 Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangka Raya
No Indikator Pemberdayaan Perempuan 2011 2012 2013
1. Prosentase Perempuan yang aktif di lembaga pemerintahan
62,45 62,73 62,45
2. Jumlah Perempuan yang aktif di lembaga swasta 265 300 367
3. Jumlah kejadian KDRT 64 37 45
4. Tenaga kerja dibawah umur 0 0 0
5. TPAK perempuan ( %) 36,85 33,37 33,37
6. Upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak
45 45 48
(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya Tahun 2013)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tabel 2.59
Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No. Indikator Kinerja Capaian
2009 2010 2011 2012 2013
1. Rata-rata jumlah anak per keluarga
3,016 3,016 3,016 2,6 2,6
2. Rasio akseptor KB 78,26 78,3 76,8 78,3 78,40
3. Cakupan peserta KB aktif 25.602 26.233 26.966 35.385 31.232
4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
12.044 12.044 10.698 11.305 11.236
(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya, 2013)
Jumlah peserta keluarga berencana Aktif yang menggunakan
metode kontrasepsi jangka pendek (pil, suntik, kondom) selalu meningkat
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Salah satu faktor meningkatnya
peserta program KB adalah dengan penambahan jumlah pelayanan
posyandu dan penyuluh keluarga berencana yang aktif dalam melakukan
sosialisasi dan memberikan pemahaman arti pentingnya program keluarga
berencana.
87
2.5. 1.11. Sosial
Pelayanan sosial merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan
untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar
mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya
mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui
tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber
yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.
Tabel 2.60 Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No. Indikator Kinerja Capaian
2010 2011 2012 2013
1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
2 2 2 2
2. PMKS yang memperoleh bantuan social 2.461 1.976 2.089 1.839
3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan social
2.886 3.215 3.725 4.596
(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan sosial di Kota
Palangka Raya selama periode 2009-2013 dapat diamati terhadap PMKS
yang memperoleh bantuan sosial dan penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
2.5. 1.12. Ketenagakerjaan
Tabel 2.61 Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Pengangguran
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 No
Karakteristik Tahun
2009 2010 2011 2012
1. Angka partisipasi angkatan kerja 87.692 99.736 110.326 94.054
2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
- - - -
3. Tingkat partisipasi angkatan kerja 60,34 62,51 67,02 57,79
4. Pencari kerja yang ditempatkan 1.581 1.546 390 408
5. Tingkat pengangguran terbuka 9,17 8,48 3,82 6,38
6. Keselamatan dan perlindungan - - - -
7. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
- - - -
(Sumber:Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya, 2013)
88
Peningkatan jumlah penduduk Kota Palangka Raya berdampak
pada jumlah angkatan kerja yang juga mengalami peningkatan. Menurunnya
jumlah tenaga kerja di perusahaan dan jumlah pencari kerja mengindikasikan
dua hal penyebab yaitu meningkatnya jumlah wirausahawan, data yang
ditunjukkan di atas tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini
dikarenakan tidak semua para pencari kerja mendaftarkan dirinya di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya sehingga jumlah
mereka tidak dapat terdeteksi secara baik.
2.5. 1.13. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Kinerja Pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 pada masing-
masing indikator sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 2.62 Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013
1. Persentase koperasi aktif 95,77 65,71 65,71 87,40 87,78
2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 8.988 9.985 10.005 10.374 10.374
3. Jumlah BPR/LKM 9 9 11 11 11
4. Usaha Mikro dan Kecil 8.997 9.994 10.016 10.385 10.385
(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel di atas menunjukkan jumlah koperasi aktif dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi. Sebagai badan usaha yang
penting dan jumlah koperasi yang aktif banyak maka perlu dilakukan
pengembangan koperasi baik di sisi masyarakat maupun pembina. Dampak
dari aktifnya koperasi ini maka pemahaman pola-pola pembinaan koperasi
oleh pemerintah selama ini sudah bisa dirasakan sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan anggota. Program-program yang dibiayai oleh pemerintah
telah sesuai sasaran atau bisa dinikmati oleh warga koperasi seluruhnya.
Contohnya penyaluran dana bergulir oleh pemerintah melalui koperasi.
Pemerintah melalui perbankan menyalurkan dana bergulir pada
koperasi untuk memperkuat permodalan koperasi, terutama unit simpan
pinjam. Selanjutnya, koperasi juga harus diberi kesempatan yang seluas-
luasnya untuk menciptakan jalinan kerjasama melalui jaringan usaha
89
koperasi, menggalang solidaritas serta melakukan joint venture antar
koperasi dan dengan non koperasi.
Usaha mikro dan kecil juga ditopang dengan semakin banyaknya
jumlah BPR yang berkembang di Kota Palangka Raya. Jumlah BPR dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dari 9-11
BPR.
2.5. 1.14. Penanaman Modal
Dukungan dalam peningkatan penanaman modal di Kota Palangka
Raya terlihat dari kemudahan prosedur administrasi dalam mengurus
investasi melalui pelayanan perizinan satu atap melalui Badan Pelayanan
Perizinan dan Penanaman Modal Terpadu. Rencana penanaman modal
asing sampai dengan tahun 2012 menunjukkan peningkatan tetapi untuk
rencana penanaman modal dalam negeri di Kota Palangka Raya tidak ada
peningkatan alias stagnan/tetap.
Peningkatan investasi yang terjadi pada rencana PMA ada pada
sektor jasa lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya pergeseran sektor usaha
yang terjadi di Kota Palangka Raya dan berakibat pada meningkatnya
penanaman modal, khususnya dari investasi luar negeri (asing). Untuk
rencana PMDN belum terlihat rencana penambahan investasinya di Kota
Palangka Raya ini selama tahun 2013, investasi ini hanya meneruskan
investasi yang sedang berjalan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 2.63 Rencana PMDN yang Disetujui Pemerintah Menurut Sektor
di Kota Palangka RayaTahun 2011-2012
Sektor /Sub Sektor
2011 2012 2013
Jumlah investasi
Nilai
(Rp.Juta)
Jumlah investasi
Nilai
Rp. (Juta)
Jumlah investasi
Nilai
Rp. (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4. Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
8. Jasa Angkutan 1 6.250,00 1 6.250,00 1 6.250,00
9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 0 0,00
90
10.Jasa Lainnya 5 136.388,63 5 136.388,63 5 136.388,63
11. Industri Karet Remah
0 0,00 0 0,00 1 65.000
Jumlah 6 142.638,63 6 142.638,63 7 207.638.63
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.64 Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Kota
Palangka RayaTahun 2011-2013
Sektor /Sub Sektor
2011 2012 2013
Jumlah investasi
Nilai (000 US
$)
Jumlah investasi
Nilai (000 US
$)
Jumlah investasi
Nilai Rp. (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4. Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 2 666,94
6. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 1 600,00
8. Jasa Angkutan 1 0,00 0 0,00 0 0,00
9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 1 400,00
10.Jasa Lainnya 0 0,00 0 0,00 22 47.293,59
Rp. 104.312,57
11. Industri Karet Remah
0 0,00 0 0,00 0 0,00
Jumlah 0 0,00 0 0,00 26 48.960,53
Rp. 104.312,57
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)
Tabel 2.65 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di
Kota Palangka Raya (Ribu US$) 2009-2013
No Tahun Jumlah Investasi
Rencana (Rp)
Realisasi %
1. 2009 11 34.098,03 1.206,00 3,54
2. 2010 21 38.900,53 606,00 1,56
3. 2011 25 43.900,53 1.424,94 3,25
4. 2012 26 47.700,53 1.495,31 3,13
5. 2013 26 48.900,53 1.450.17 2,96
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
91
Tabel 2.66 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) di Kota Palangka Raya (Juta Rp.) 2009-2013
No Tahun Jumlah Investasi Rencana Realisasi %
1. 2009 10 453.745,11 320.376,70 70,61
2. 2010 4 132.738,63 29.894,00 22,52
3. 2011 5 142.638,63 993,48 0,70
4. 2012 5 142.638,63 384.126,74 269,30
5. 2013 7 207.638,63 384.126,74 185
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)
Berdasarkan data yang berasal dari Badan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah dalam Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya
2012 Tenaga kerja yang direncanakan untuk mengerjakan investasi PMA di
kota Palangka Raya pada tahun 2012 sebanyak 3.212 orang tenaga kerja
indonesia dan 84 orang tenaga kerja asing, tidak sesuai dengan realisasi
yang terjadi didalam pengerjaan investasi tersebut yaitu tenaga kerja
indonesia hanya 255 orang dan tenaga kerja asingnya 12 orang saja.
2.5. 1.15. Kebudayaan
Melalui Perpres No. 92 tahun 2011 fungsi kebudayaan diintegrasikan
dengan pendidikan. Berikut diuraikan kinerja kebudayaan di Kota Palangka
Raya.
- Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Seni dan budaya Kota Palangka Raya pun tidak terlepas dari
kebudayaan suku Dayak. Dalam tiga tahun terakhir ini telah diselenggarakan
festival seni dan budaya diantaranya experimentasi seni tari tradisional
Dayak, rekaman Karungut dan musik tradisional, ukiran dan seni patung
khas Dayak, Tatto Dayak, anyaman rotan dan purun, benang bintik, mandau
talawang, festival kesenian daerah dan luar daerah, tiwah, kuntau, pagelaran
dialog seni. Experimentasi seni yang dilaksanakan tersebut sebagai upaya
untuk memunculkan, mengembangkan daya dan kreativitas dari seniman,
sanggar, budayawan yang ada di Kota Palangka Raya dan sebagai ajang
pameran pembangunan kepada masyarakat. Rekaman karungut yang
92
merupakan lagu dan musik asli Suku Dayak dilakukan dalam rangka
memberdayakan rekaman pemusik lokal baik perorangan maupun kelompok
dan perakam lokal. Rekaman karungut tersebut saat ini telah dilakukan
pendistribusian hasil rekaman dalam jumlah yang terbatas ke masyarakat,
hotel, pertemuan, pameran regional ataupun nasional.
Pada tahun 2012 telah dilaksanakan Dialog Seni dengan
menghadirkan tokoh masyarakat, seniman dan budayawan, ahli kebudayaan
baik dari lokal maupun nasional. Tema dalam dialog Budaya tersebut
disesuaikan dengan kondisi kelokalan sebagai bentuk kepedulian dan
perhatian pemerintah secara menyeluruh terhadap pembangunan dan
pelestarian seni budaya yang ada di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.67 Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2010-2013
No Uraian 2010 2011 2012 2013
1. Experimentasi Seni 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi
2. Rekaman karungut dan Musik Tradisional
1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman
3. Festival Kesenian dalam dan
1 festival 1 festival 1 festival 1 festival
4. Festival Kesenian luar Daerah
1 festival 1 festival 1 festival 1 festival
5. Pagelaran Dialog Seni 1 dialog 1 dialog 1 dialog 1 dialog
(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)
Walaupun pagelaran atau festival seni dan budaya dari frekuensi
tidak terlalu banyak namun pelaksanaan festival seni di Kota Palangka Raya
telah berjalan dengan baik bahkan melewati target yang ditetapkan.
Alangkah baiknya jika festival seni dan budaya dapat dilaksanakan dengan
frekuensi yang lebih sering karena dapat memberikan ruang bagi kearifan
lokal sehingga akan memperkuat ciri khas bangsa Indonesia di tengah
gempuran kebudayaan asing.
Di sisi lain, pelaksanaan festival seni dan budaya tentunya akan
terkait dengan perkembangan ekonomi. Festival seni dan budaya dapat
menunjang kegiatan pariwisata sehingga dapat menggerakkan roda ekonomi
masyarakat. Pada tahun 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Palangka Raya melaksanakan Festival Budaya Isen Mulang dan menyeleksi
93
Pemilihan Putra Putri Pariwisata yang merupakan agenda tahunan dan
bertujuan untuk mencari bibit-bibit siswa berprestasi bidang pariwisata,
kebudayaan, kesenian, baik pelajar di tingkat Sekolah Dasar/MI, SMP/MTs
hingga SMA/MA serta SMK maupun generasi muda.
- Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada di Kota
Palangka Raya sangat terbatas. Terkait dengan hal ini maka perlu
diupayakan peningkatan jumlah sarana penyelenggaraan festival seni dan
budaya sehingga masyarakat umum khususnya generasi muda, budayawan,
seniman dapat lebih terintegrasi dengan kebudayaan lokal. Pada tahun
2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada bengkel kesenian, keberadaan
bengkel kesenian ini diharapkan sebagai sarana sebagai tempat praktek bagi
generasi muda, budayawan, seniman mengaktualisasi seni dan budaya lokal
sehingga degradasi seni dan budaya di era globalisasi dapat terkendali.
Pada tahun 2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada dewan
kesenian. Dewan kesenian ini nantinya dapat memperkuat kelembagaan
seni dan budaya yang ada di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.68 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No Uraian 2010 2011 2012 2013
1. Bengkel kesenian - - - -
2. Dewan Kesenian - - - -
3. Sanggar 14 set 14 set 14 set 14 set
(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)
- Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
Cagar budaya yang dilindungi di Kota Palangka Raya adalah
Sandung Ngabeh Soekah, Tugu Tiang Pancang Pembangunan Pertama
Provinsi Kalimantan Tengah, Rumah Tradisional Tjilik Riwut, Sandung Bawik
Kuwuh Mungku Baru, Rumah Tradisional Sei Gohong. Kondisi cagar budaya
tersebut dalam kondisi terawat dan baik kecuali Rumah Tradisional Sei
Gohong yang perlu ada perbaikan. Sandung, tugu dan rumah tradisional
94
tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
agama. Hindu Kaharingan yang merupakan agama nenek moyang Suku
Dayak dan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa ini.
2.5. 1.16. Kepemudaan dan Olahraga
Organisasi kepemudaan di Kota Palangka Raya ada yang
merupakan organisasi nasional, organisasi regional dan organisasi
kedaerahan. Ini tentunya dapat menunjang peran pemuda dalam proses
pembangunan di Kota Palangka Raya. Disamping itu, menggambarkan
kapasitas pemerintah kota dalam memberdayakan masyarakat untuk
berperan serta dalam pembangunan dan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baiknya kesadaran masyarakat Kota Palangka Raya untuk
melakukan olahraga dan menjaga kesehatan.
Tabel 2.69 Organisasi Pemuda dan Sarana Olahraga Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah organisasi pemuda 9 15 20 25 30
2. Jumlah organisasi olahraga 20 35 45 55 63
3. Jumlah kegiatan kepemudaan 8 8 9 10 12
4. Jumlah kegiatan olahraga 9 11 12 15 14
5. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
2 4 7 12 15
6. Lapangan olahraga 20 30 45 55 60
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
2.5. 1.17. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri di Kota Palangka Raya selama periode 2009-2013 pada
masing-masing indikator disajikan pada tabel di bawah ini.
95
Tabel 2.70 Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri Tahun 2009-2013
No Indikator Tahun (Persen)
2009 2010 2011 2012 2013
1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
100 100 100 100 100
2. Kegiatan pembinaan politik daerah 100 100 100 100 100
(Sumber: Badan Kesbangpol Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel di atas menggambarkan bahwa peran serta masyarakat dalam
pembangunan semakin meningkat seperti kegiatan pembinaan terhadap
LSM, Organisasi Masyarakat dan OKP. Selama tiga tahun yaitu 2009 hingga
tahun 2013 kegiatan pembinaan sebanyak 100%. Hal tersebut ditunjukkan
dengan semakin baiknya hubungan antara pemerintah dengan LSM, Ormas
dan OKP serta partai politik.
2.5. 1.18.Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah
terkait dengan perangkat daerah di Kota Palangka Raya selama periode
2009-2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.71 Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah tentang
Perangkat Daerah
No Indikator Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
9,55 8,69 8,32 8,06 8.71
2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
39,80 40,73 40,06 39,19 47,04
3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 23,33 23,33 20,00 20,00 31,00
4. Pertumbuhan ekonomi 6,09 5,55 6,95 6,99 7,55
5. Kemiskinan 4,76 5,24 4,69 4,24 -
6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
1 1 1 1 1
7. Penegakan PERDA 12 Perda 12 Perda 12
Perda 12
Perda 12
Perda
96
No Indikator Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
8. Cakupan patroli petugas Satpol PP
3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec
9.
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di kota
4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di kota
800
Orang 900
Orang 900
Orang 1.080 Orang
1.150 Orang
11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kota (kecamatan) 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec
12.
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
15 menit 15 menit 15
menit 15
menit 15
menit
(Sumber:Dari berbagai sumber setelah diolah, 2013)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio Satpol PP terus
menurun, artinya cakupan pelayanan oleh petugas menjadi semakin kurang
baik. Hal ini berdampak kurang berdampak baik dalam membantu mengatasi
masalah keamanan masyarakat.
Selain polisi pamong praja, perlindungan masyarakat (Linmas) juga
berperan aktif dalam peningkatan upaya menjaga keamanan masyarakat.
Selama lima tahun terakhir, tercatat terjadi penambahan jumlah Linmas
sebanyak 180 orang. Bentuk pengamanan lain adalah berupa keberadaan
pos sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang berada di setiap
desa/kelurahan. Selama tiga tahun yaitu 2011-2013, jumlah siskamling yang
ada sampai pada tahun 2013 yang pembangunannya difasilitasi oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya sebanyak 27 unit diluar siskampling yang
dibangun masyarakat secara swadaya. Idealnya siskamling harus ada di
setiap RT (Jumlah RT di Kota Palangka Raya sebanyak 666 RT).
Kualitas pelayanan pemerintahan dan perizinan dapat ditunjukkan
oleh kesediaan sistem informasi pelayanan perizinan dan administrasi
pemerintah dan jumlah penegakan perda. Pada tahun 2013, sistem informasi
pelayanan perizinan dan administrasi pemerintah telah dibentuk dan
dioperasikan. Pada tahun 2013, penegakan perda telah dilakukan sebagai
97
upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan perda.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penegakan perda dan
pelanggaran K3 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) masih kurang dapat
dilihat dari jumlah pelanggaran perda dan pelanggaran K3 (Ketertiban,
ketentraman, keindahan) yang terus meningkat.
2.5. 1.19. Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan Utama
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dari tahun 2010-2012
ketersediaan pangan antara 25.319,88 ton/tahun dalam bentuk beras. Dari
aspek jumlah menunjukkan bahwa pangan yang ada telah mencukupi
kebutuhan masyarakat Kota Palangka Raya yang memerlukan pangan
dalam bentuk beras sebesar antara 23.018,07-23.765,59 ton/tahun.Dengan
demikian kalau dilihat dari kebutuhan dan ketersediaan beras yang ada
masih ada kelebihan beras sebesar antara 2301,81- 2376,56 ton/tahun.
Melihat kondisi yang demikian itu maka Kota Palangka Raya tidak
kekurangan beras, tetapi beras yang beredar justru sebagian besar bukan
berasal dari Kota Palangka Raya atau didatangkan dari luar misalnya dari
Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Kalimantan Selatan bahkan dari Pulau
Jawa.
Kondisi ini disebabkan karena produksi di Kota Palangka Raya
belum mampu mencukupi kebutuhan pangan utama masyarakat. Kontradiktif
dengan luasnya Kota Palangka Raya, kurangnya produksi beras tersebut
disebabkan karena untuk menanam padi dan memeliharanya memerlukan
biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh oleh
petani.
Sebagai kota yang berkembang cepat, tentu memiliki jumlah
penduduk yang terus bertambah dengan areal pertanian yang pemanfaatan
untuk sektor lain misalnya jasa, perdagangan tentu berakibat makin
sempitnya lahan pertanian. Sebuah tantangan ke depan diharapkan Kota
Palangka Raya mampu secara mandiri memproduksi beras. Berikut ini
dijelaskan produksi padi dan jumlah jiwa yang ada di Kota Palangka Raya
selama 4 tahun terakhir dari 2010-2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
98
Tabel 2.72 Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No Tahun Jumlah
Jiwa
Kebutuhan Pangan
(Ton)
Produksi (kg)
Ketersediaan Pangan
Berdasarkan Produksi
(kg)
Ketersediaan Pangan dari Luar Daerah
(ton)
Ketersediaan Pangan
(ton)
1. 2010 220.962 23.765,59 275,26 154,75 25.987,40 26.142,15
2. 2011 224.663 23.018,07 439,27 246,96 25.072,92 25.319,88
3. 2012 231.959 23.659,82 12,00 6,75 26.019,05 26.025,80
4. 2013 244.500 30.690,00 90,00 50,40 33.707,00 33.759,00
(Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota Palangka Raya, 2013)
2.5. 1.20. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang ada di Kota Palangka Raya melalui
LKK/LPM, PKK, LSM, posyandu serta karang taruna. Aspek penting dalam
suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun
sendiri oleh masyarakat dan mampu menjawab kebutuhan dasar
masyarakat.
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) merupakan Lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat kelurahan sebagai wujud partisipasi
masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian. Selama 5 (lima)
tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 LKK yang di Kota Palangka
Raya tetap sama jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah
30 (tiga puluh) dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang
merupakan mitra kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan
pembangunan. Demikian juga, PPK di Kota Palangka Raya selama 5 (lima)
tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 PPK yang tetap sama
jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah 30 (tiga puluh)
dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang merupakan mitra
kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Ditambah
dengan PKK Kecamatan sebanyak 5 (lima) serta PPK kota sebanyak 1
(satu).
99
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah Organisasi/Lembaga
yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia
secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak dibidang
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud
partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian
secara swadaya.
LSM dapat pula mengembangkan programnya sendiri dan bersinergi
dengan program pemerintah. Besarnya jumlah LSM aktif akan
menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat daerah.
Besarnya posyandu yang aktif juga menunjukkan ketersediaan
fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk
meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan
bidang kesehatan ibu, balita di Kota Palangka Raya. Untuk mengetahui
secara detail keberadaan peran LKK, PKK, LSM dan posyandu dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.73 Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka RayaTahun 2009-2013
No Pemberdayaan Masyarakat 2009 2010 2011 2012 2013
1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
30 30 30 30 30
2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
30 30 30 30 30
3. Jumlah LSM 285 296 308 314 317
4. LPM Berprestasi - - - - -
5. PKK aktif 30 30 30 30 30
6. Posyandu aktif 105 120 120 124 124
(Sumber : Berbagai Sumber setelah diolah, 2013)
2.5. 1.21. Statistik dan Kearsipan
Sejalan dengan tugas penyediaan data, Badan Statistik Kota
Palangka Raya telah bekerja sama dengan instansi terkait telah menerbitkan
100
dokumen resmi yang harus tersedia pada suatu wilayah. Dokumen dalam
Angka sebagai dokumen data resmi tersedia di Kota Palangka Raya secara
lengkap misal Selayang Pandang Kota Palangka Raya, Kota Palangka Raya
Dalam Angka, Kecamatan Pahandut Dalam Angka, Kecamatan Sabangau
Dalam Angka, Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya dan PDRB Kota
Palangka Raya dan sebagainya. Sejalan dengan kelengkapan yang
diharuskan ada dalam sebuah dokumen, Kota Palangka Raya dalam Angka
telah memenuhi standar isi yang ditetapkan.
Namun demikian masih terdapat data detail yang memang tidak
tersedia dalam Statistik tetapi tersedia di SKPD yang mengampu. Aspek
penting lain dari data statistik adalah terjadinya perbedaan data yang ada di
SKPD dengan yang ada di dokumen Statistik. Hal ini terjadi akibat dari
metode pengumpulan data yang berbeda. Perbedaan itu muncul diakibatkan
dari tujuan pengumpulan yang memang berbeda. Statistik memiliki standar
metodologi yang telah baku demi mendapatkan data yang dapat
diperbandingkan secara regional maupun nasional. Sementara itu data di
SKPD lebih berkaitan dengan tujuan pengambilan kebijakan yang mendesak
dan detail.
2.5. 1.22. Komunikasi dan Informatika
- Komunikasi dan Informasi
Layanan komunikasi dan informasi merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan intelektual masyarakat dan diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal perkembangan teknologi yang
semakin pesat, Keberadaan layanan komunikasi dan informasi ini dapat
mendukung kemajuan usaha diberbagai sektor bagi masyarakat Kota
Palangka Raya.
101
Tabel 2.74 Layanan komunikasi dan informasi Tahun 2010-2013
No Indikator 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah jaringan telepon seluler/ dibandingkan telepon stasioner
350/7 370/8 406/10 470/12
2. Rasio wartel terhadap penduduk 1/90 1/90 2/100 2/96
3. Rasio surat kabar nasional terhadap surat kabar lokal
4/5 4/7 4/9 5/10
4. Rasio penyiaran radio lokal terhadap jaringan televisi yang masuk ke daerah
16/4 16/5 23/04 20/15
5. Ada tidaknya website milik pemerintah
1 1 1 1
6. Jumlah pameran/ ekspo yang dilakukan setiap tahun
0 0 0 0
(Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palangka
Raya, 2013)
2. Jaringan Komunikasi
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif dan
efisien kepada masyarakat dalam program pembinaan, pengembangan dan
pemberdayaan layanan jasa akses telekomunikasi sangat diperlukan
keterlibatan berbagai unsur seperti pemerintah, kalangan pengusaha,
maupun masyarakat. Perkembangan jaringan komunikasi di Kota Palangka
Raya terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang tinggi ini dengan
banyaknya jaringan komunikasi yang dibedakan menjadi seluler dan telepon
stationer. Jumlah operator jaringan seluler (telpon genggam) di Kota
Palangka Raya sebanyak 7 operator sedangkan operator jaringan telepon
stationer sebanyak 1 operator. Di Kota Palangka Raya jaringan komunikasi
yang ada diantaranya AXIS, 3 (Tri), Indosat, Star One, Telkomsel, XL, Flexy.
Jaringan komunikasi seluler tersebut tidak semua dapat dimanfaatkan di 5
(lima) kecamatan di Kota Palangka Raya hanya jaringan Indosat (Mentari)
dan Telkomsel (HALO, SimPATI dan AS) yang dapat dimanfaatkan di 4
kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau, Bukit Batu) dan
Kecamatan Rakumpit sebagian wilayah yang terjangkau oleh operator.
102
Sedangkan jaringan komunikasi dalam bentuk telepon dengan
operator dari Telkom Indonesia yang dapat dimanfaatkan di 2 (dua)
kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya).Dengan banyaknya jaringan
komunikasi di Kota Palangka Raya membuka peluang usaha dari berbagai
sektor baik dari sektor Perbankan, Pertanian, perdagangan, perindustrian,
jasa karena memberikan kemudahan dalam melakukan interaksi di
masyarakat, kita bisa tepat berkomunikasi tanpa harus memperhitungkan
ruang dan waktu. Berikut ini data menara telekomunikasi di Kota Palangka
Raya tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.75 Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya Tahun 2013
No Operator Jumlah Menara
1. PT. Telkomsel 59
2. PT. Indosat 18
3. PT. XL Axiata 9
4. PT. Hutchinson Cp Tel. (Three) 17
5. PT. Telkom (Flexy) , 8
6. PT. Indosat-Star One DMA 9
7. PT. Mobile 8 (fren) -
Jumlah 120
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
Perkembangan menara telekomunikasi tersebut diatas oleh
Pemerintah Kota Palangaka Raya dilakukan restribusi pengendalian menara
komunikasi sesuai dengan Perda Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun
2011 yang bertujuan untuk menggali pendapatan asli daerah guna
pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah.
Restribusi dilakukan terhadap orang pribadi atau badan yang menggunakan
atau menikmati pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi sebesar 2
% (dua persen) dari nilai jual obyek pajak bangunan yang digunakan sebagai
dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan terhadap bangunan menara
telekomunikasi seluler.
103
3. Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk
Angka rasio warnet/wartel per 1000 penduduk pada tahun 2012 di
Kota Palangka Raya sebesar 0,45 dengan jumlah wartel/warnet sebanyak
100 buah. Di setiap kecamatan tidak merata, berdasarkan rasio
warnet/wartel per 1000 penduduk di Kecamatan Pahandut, Bukit Batu dan
Jekan Raya lebih mudah mendapatkan layanan wartel/warnet dibandingkan
dengan Kecamatan Sabangau dan Rakumpit. Sejalan dengan banyaknya
jaringan telekomunikasi di Kota Palangka Raya maka akan membuka
peluang usaha bagi para wirausahawan dengan memanfaatkan jaringan
komunikasi. Namun demikian, wartel atau warnet yang berkembang di Kota
Palangka Raya didominasi oleh game online ini dikawatirkan berdampak
negatif terhadap penggunanya yang kebanyakan usia remaja. Berikut ini
rasio warnet/wartel per 1000 penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.76 Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota Palangka Raya
Tahun 2013
No Kecamatan Jumlah Wartel Jumlah Penduduk Rasio Wartel
terhadap 1000 Penduduk
1. Pahandut 60 78.504 0,76
2. Jekan Raya 30 116.478 0,26
3. Sabangau 1 14.546 0,07
4. Bukit Batu 9 12.132 0,74
5. Rakumpit - 3.003 0,00
Jumlah 100 224.663 0,45
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)
4. Surat Kabar Nasional/Lokal
Surat kabar yang ada beredar dibedakan media nasional dan lokal di
kalangan masyarakat Kota Palangka Raya. Media nasional yang beredar
diantaranya Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos, Banjarmasin Post
sedangkan media lokal diantaranya Palangka Pos, Kalteng Pos, Tabengan,
Palangka Raya Ekspress, Megapos, Radar Palangka, Borneo News, Fattala,
Media Kalimantan. Kesemuanya itu memberikan informasi yang terjadi di
dalam dan luar negeri sehingga masyarakat dapat memilih dengan bijak
104
informasi yang dibutuhkan untuk keperluan informasi baik bisnis maupun
sosial.
5. Penyiaran Televisi Nasional dan Lokal
Tedapat 11 stasiun televisi nasional yang salurannya dapat
ditangkap di Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya TVRI, TV
ONE, Metro TV, RCTI, SCTV, Trans TV, MNCTV, Global TV, ANTV, Trans 7,
Fiesta TV, Sindo TV. Stasiun televisi lokal yang salurannya dapat ditangkap
melalui antena di Kota Palangka Raya melalui diantaranya Borneo TV,
Camar TV, Kalaweit Media, Duta Televisi Kalteng, Kalimantan Citra Televisi,
TVRI Kalteng. Sedangkan untuk stasiun televisi kabel yang salurannya dapat
ditangkap di Kota Palangka Raya sebanyak tiga saluran diantaranya oleh
PT. Citra Ilham Mandiri, PT. Provision Mandiri Netlink, PT. Permata Citra
Kahayan.
6. Penyiaran Radio Nasional dan Lokal
Tedapat 4 stasiun radio nasional yang salurannya dapat ditangkap di
Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya RRI PRO I Palangka Raya
FM 89.2 MHz, RRI PRO II Palangka Raya FM 92.4 MHz, RRI PRO III
Palangka Raya FM 95.1 MHz, RRI PRO IV Palangka Raya FM 95.9 MHz.
Sedangkan untuk stasiun radio lokal yang salurannya dapat ditangkap di
Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya Radio Sangkakala, Radio
Garantung, Radio Suara Duhup Haduhup (Sarita), Radio Kidung Shaloom,
Radio Dian Mandiri Barigas, Radio Evella Cahnnel, Radio Swara PKBI,
Radio Kalaweit, Radio Kalteng Pos, Radio Cinderanada Awigra, Radio
Cahaya Niki Sae, Radio Swara Navaria, Radio Borneo Citra Vokalia, Radio
Duta Swara Indah, Radio Ozonindo, Radio Wahana Suara Ewanglion (LPK).
7. Web Site Milik Pemerintah
Web Site yang dimilik oleh Pemerintah Kota Palangka Raya
diantaranya :
- www.Palangka Raya.go.id
- bappeda.Palangka Raya.go.id
105
- www.blh.Palangka Raya.go.id
- www.kppt.Palangka Raya.go.id.
- www.dinkes.Palangka Raya.go.id
- www.kemenagkota.Palangka Raya.go.id
- www.lpse.Palangka Raya.go.id
Dengan adanya web site milik pemerintah dapat dengan mudah memberikan
informasi yang cepat kepada masyarakat tanpa dibatasi dengan ruang dan
waktu, namun informasi yang disampaikan tersebut tentunya harus Up to
date.
- Jumlah Pameran atau Expo
Dimulai dari peringatan HUT Koperasi dan Hari Jadi Kota Palangka
Raya dan Pemerintah Kota Palangka Raya yang dilaksanakan di beberapa
tempat yang berbeda Lapangan Mantikei, Gedung Tambun Bungai, Gedung
KONI berkembang menjadi Palangka Raya Fair yang merupakan agenda
tahunan Pemerintah Kota Palangka Raya. Kegiatan Pameran ini bertujuan
memberikan informasi hasil pembangunan, pengembangan ekonomi
kerakyatan untuk peluang investasi atau permodalan bagi pengembangan
UMKM, sarana promosi agribisnis dan industri, menarik investor untuk
menamkan investasi di Kota Palangka Raya.
Pada tahun 2013 Kota Palangka Raya melaksanakan Palangka
Raya Fair dengan mengundang pelaku usaha yang ada di Palangka Raya
dengan konsep menggunakan stand untuk pelaku usaha dan pasar rakyat
untuk masyarakat umum. Akan tetapi total pameran yang dilaksanakan di
Kota Palangka Raya hanya sebanyak 1 kegiatan dan angka ini terus sama
dari tahun 2010 hingga tahun 2013.
Diharapkan pada saat mendatang jumlah peserta pameran dapat
bertambah dengan mengundang pelaku usaha dari luar daerah dan instansi
teknis provinsi atau nasional. Diharapkan mampu menggerakkan roda
ekonomi masyarakat melalui pemberian ruang bagi usaha mikro, kecil dan
menengah dalam memasarkan produknya melalui penjualan produk maupun
transaksi bisnis.
106
2.5. 1.23. Perpustakaan
Jumlah perpustakaan yang berada di Kota Palangka Raya pada
tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun. Pada
Tahun 2009-2013 jumlah perpustakaan masing-masing sebanyak 3 (tiga), 9
(sembilan), 23 (dua puluh tiga), 30 (tiga puluh), 49 (empat puluh sembilan)
perpustakaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah perpustakaan maka
koleksi buku yang tersedia juga ditambah dan selalu meningkat setiap tahun.
Dengan adanya penambahan perpustakaan dan koleksi buku maka
disertai dengan peningkatan pengunjung perpustakaan umum kota dimana
pada tahun 2009 jumlah pengunjung 242 orang, tahun 2010 jumlah
pengunjung 300 orang, tahun 2011 jumlah pengunjung 406 orang, tahun
2012 jumlah pengunjung 613 orang, tahun 2013 jumlah pengunjung
sebanyak 286 orang atau menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
dikarenakan perhitungan untuk tahun 2013 dicatat pada semester pertama
saja. Berikut ini disajikan jumlah perpustakaan, pengunjung dan koleksi buku
di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.77 Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku
di Kota Palangka Raya Tahun 2009 - 2013 No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
(Semester 1)
1. Pengelolaan Arsip Secara Baku (Lembar)
- - - 400 700
2. Jumlah Perpustakaan 3 9 23 30 49
3. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Umum Daerah Kota Palangka Raya
242 300 406 613 286
4. Jumlah Pengunjung Mobil Perpustakaan Keliling
- 10200 20494 19739 9773
5.
Koleksi Buku yang tersedia di Perpustakaan Umum Daerah Kota Palangka Raya (Jumlah Judul)
727 990 3264 4159 5973
6.
Koleksi Buku yang tersedia di Perpustakaan Umum Daerah Kota Palangka Raya (Jumlah Buku)
3041 3998 9002 12499 17704
(Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Palangka Raya, 2013)
107
2.5.2. Urusan Pilihan
2.5.2.1. PertanianTanaman Pangan
- Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam membangun
perekonomian. Dengan dikembangkannya kegiatan pertanian di wilayah
Kota Palangka Raya maka akan lancar pula kegiatan jasa dan bisnis yang
berbasis agribisnis. Pertanian yang maju akan terlihat pada meningkatnya
produktivitas pertanian. Di sisi lain, meningkatnya produktivitas pertanian
akan menjadi penyangga ketahanan pangan di Kota Palangka Raya.
Permasalahan produktivitas pertanian bersumber dari kualitas lahan. Di Kota
Pangka Raya hampir tidak dapat menghasilkan padi sawah, sehingga untuk
tanaman pangan bertumpu pada padi ladang dan palawija. Tabel 2.79
menyajikan luas produksi dan produktivitas padi ladang dan palawija.
Tabel 2.78 Produksi dan Produktivitas Padi dan Palawija
di Kota Palangka Raya No Tahun Padi Palawija
Luas tanam (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (ton/Ha)
Luas tanam (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (ton/Ha)
1. 2009 418 688 1,64 1.390 4.490 3,23
2. 2010 213 275 1,29 1.272 3.610 2,83
3. 2011 235 439 1,86 1.267 3.478 2,74
4. 2012 36 12 0,33 528 1.256 2,37
5. 2013 193 82 0,42 820 2.171 2,64
Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
Penurunan produksi padi dan palawija tersebut sangat dipengaruhi
oleh penurunan luas panen tiap komoditi. Hal ini disebabkan lahan di Kota
Palangka Raya kebanyakan gambut, rawa, berpasir sehingga petani tidak
menanam komoditi tersebut karena biaya produksi yang besar mulai dari
penanaman, pasca panen dan pemasaran.
Bahan pangan lain yang mulai berkembang di Kota Palangka Raya
adalah buah-buahan (lihat tabel 2.79) dan sayur-sayuran (lihat tabel 2.80).
Pada saat musim panen buah-buahan banyak sekali atau over produksi.
Tetapi buah-buahan yang ada tersebut di Kota Palangka Raya belum
108
memasuki industriasi yang bersifat komersil atau pengolahan. Produksi
buah-buahan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.79 Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya 2008-2012 (Ton)
No Jenis Buah-
buahan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Sawo 27,87 35,32 39,13 45,41 59 59
2. Pepaya 62,58 62,52 84,80 114,85 177 177
3. Pisang 718,19 757,89 999,00 1.012,00 907,00 907,00
4. Nenas 633,41 434,01 873,00 980,82 1.121,00 1.121,00
5. Salak 8,00 12,33 10,94 10,95 10,00 10,00
6. Nangka 694,36 696,21 941,00 939,41 1.187 1.187
7. Rambutan 108,07 118,13 138,6 147,61 272,00 272,00
8. Duku/Langsat 79,65 83,00 121,40 133,24 87,00 87,00
9. Cempedak 278,02 286,87 406,30 463,05 504,00 504,00
10. Jeruk 32,54 60,51 90.40 110,33 184,00 184,00
11. Durian 34,55 121,78 175,70 213,02 303,00 303,00
12. Jambu 65,47 83,76 92,70 115,13 131,00 131,00
13. Alpukat 10,20 15,55 15,80 13,65 13,00 13,00
14. Buah-buahan lainnya 279,00 298,00 387,00 406,50 410,00 410,00
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)
Sayur-sayuran tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar
di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.80 Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya 2008-2013 (Ton)
No Jenis Buah-
buahan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Tomat 117,70 92,00 247,00 23,15 447,00 447,00
2. Lombok 209,80 231,00 317,00 357,75 587,00 587,00
3. Terong 509,72 687,10 709,00 747,21 907,00 907,00
4. Sawi 1.120,10 1.136,55 1.1558,00 1.496,50 1.190,00 1.190,00
5. Kacang-kacangan
1.628,42 1.648,00 2.265,00 2.378,5 1.941,00 1.941,00
6. Ketimun 410,06 410,06 570,70 581,72 904,00 904,00
7. Bayam 524,65 546,55 729,90 816,08 1.016,00 1.016,00
8. Kangkung 874,60 972,05 1.216,00 1.224,15 922,00 922,00
9 Lainnya 869,83 880,00 1.100,00 1.155,00 972,00 972,00
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)
109
Kesulitan petani umumnya adalah memperoleh akses permodalan
dari sektor perbankan karena status kepemilikan lahan petani yang masih
belum bersertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan
untuk memperoleh modal usaha melalui perbankan. Selain itu juga
keterbatasan akses permodalan disebabkan oleh kurangnya informasi
tentang permodalan melalui perbankan. Namun pemerintah Kota Palangka
Raya berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada kelompok petani
yang berada di Kota Palangka Raya ini. Pelayanan ini dapat terlihat pada
upaya untuk membantu kelompok petani.
Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan
jumlah kelompok petani dan regu proteksi tanaman yaitu pada tahun 2008
terdapat 149 kelompok petani dan regu proteksi tanaman berkembang
selama 5 (lima) tahun menjadi 181 kelompok petani dan regu proteksi
tanaman pada tahun 2012. Sebagaian kelompok petani dan regu proteksi
tanaman tersebut mendapatkan bantuan atau hibah dalam bentuk jasa,
modal, barang dari Pemerintah Kota, Provinsi atau Pusat. Kelompok Tani
dan Regu Proteksi Tanaman di Kota Palangka Raya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.81 Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota Palangka Raya
2008-2012
No Jenis Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kelompok Tani 149 157 144 180 181 181
2. Regu Proteksi Tanaman 149 157 144 180 181 181
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)
Ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah kota terhadap petani
cukup tinggi terutama petani yang masih memiliki modal yang terbatas.
Pengembangan teknologi tepat guna bagi pertanian tentunya banyak
dilaksanakan diberbagai institusi baik instansi teknis pemerintah dan
penelitian pengembangan (litbang). Namun yang tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana mentransfer dan mensosialisasikan berbagai inovasi
110
kepada para petani. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya
manusia pelaku usaha tani yaitu petani itu sendiri. Rendahnya kualitas
sumber daya manusia ditandai oleh tingkat pendidikan dan keterampilan
yang rendah sehingga dapat mempengaruhi tingkat keberdayaan petani
pada khususnya.
2.5.2.2. Kehutanan dan Perkebunan
- Kehutanan
Sumber daya kehutanan merupakan potensi yang sangat strategis
untuk wilayah Kota Palangka Raya dan memiliki peranan yang sangat besar
bagi perkembangan daerah Kota Palangka Raya, yang diindikasikan dengan
peranan kehutanan dan perkebunan dalam memberikan kontribusi bagi
daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan
tenaga kerja, dan sebagai penunjang kehidupan masyarakat. Luas kawasan
yang memungkinkan untuk diusahakan dan dimanfaatkan di Kota Palangka
Raya seluruhnya seluas 248.754,72 Ha.
Kota Palangka Raya berupaya mengembalikan dan meningkatkan
kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan
indah sekaligus mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota
ditetapkan suatu kawasan hutan seluas ±1.635 ha yang terletak di belakang
pusat pemerintahan Kota Palangka Raya telah ditetapkan oleh Walikota
melalui Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 98 Tahun 2010 tanggal
17 April 2010 sebagai Kawasan Hutan Taman Kota yang terbesar di dunia.
Kawasan tersebut terbagi dalam wilayah pengembangan
berdasarkan zonasi-zonasi berdasarkan jenis tumbuhan dan vegetasi antara
lain: Zonasi Vegetasi Alami merupakan kawasan yang tetap dipertahankan
menjadi lokasi dengan vegetasi/tumbuhan alami dan khas rawa gambut,
Zonasi Vegetasi Non Alami (perkayaan) dengan jenis Anggrek lokal
Kalimantan Tengah dan tanaman adaptif lainnya. Zonasi ini akan
ditempatkan pada kawasan yang kurang memiliki vegetasi alami.
Untuk memberikan manfaat secara maksimal, maka kawasan Hutan
Kota akan dibangun dengan berbagai fasilitas pendukung antara lain
111
halaman parkir, bangunan pusat informasi kawasan, rest room, ruang
pertemuan, bungalow, jalan titian, tapal batas, pelabuhan kecil, dan
sebagainya. Selain itu pada kawasan ini akan dikembangkan sarana
pengembangan perikanan air tawar yang sekaligus menjadi sarana rekreasi,
akuarium air tawar yang berisi berbagai jenis ikan air tawar serta didukung
dengan prasarana wisata air seperti perahu dan sarana permainan lainnya.
Hutan kota dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan meliputi
penelitian dasar dan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan
penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian budaya.
- Perkebunan
Terdapat beberapa tanaman perkebunan penting di Kota Palangka
Raya, yaitu karet, kopi, kelapa sawit dan kelapa serta jambu mete. Luas
areal kelapa sawit meningkat dengan sangat cepat sedangkan untuk
komoditi lain relatif tidak mengalami perubahan (lihat tabel 2.82).
Meningkatnya kerjasama lintas sektoral terutama dalam penanaman modal
di bidang perkebunan, jenis tanaman perkebunan karet luas arealnya dari
tahun ke tahun terus meningkat. Untuk perkebunan terdapat 4 (empat)
perusahaan perkebunan besar swasta kelapa sawit dengan luas lokasi
secara keseluruhan berjumlah sekitar 55.800 Ha, dimana 2 (dua)
perusahaan masih berstatus arahan lokasi, 1 (satu) perusahaan sedang
dalam proses pengajuan permohonan arahan lokasi, dan 1 (satu) lagi dalam
proses permohonan persetujuan prinsip perkebunan kelapa sawit.
Dilihat dari produktivitasnya maka karet adalah tanaman perkebunan
yang memiliki potensi sangat baik. Sebagai tanaman tradisional rakyat karet
memang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Karet tidak diragukan
adalah tanaman tradisional yang telah menjadi bagian dari masyarakat. Dari
perspektif lingkungan karet juga lebih baik. Secara ekonomi karet juga lebih
tahan terhadap gejolak pasar. Namun sangat disayangkan bahwa karet
belum dimanfaatkan secara baik, belum ada upaya yang sungguh-sungguh
untuk meningkatkan nilai tambahnya.
112
Tabel 2.82 Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya 2008-2013
NO Jenis
Tanaman
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
1. Karet 4.308,8 371,
7 1.700,
21 365,73
4.249,8
1.003,7
4.391
802,9
4.483,5
2.931,1
4.483,5
2.931,1
2. Kopi 2,20 0,2 2,20 - 2,20 0,2 2,20 - - - - -
3. Kelapa 193,30 31,1
6 193,40 40,85
193,50
63,60
193,70
59,80
193,70
65,60
193,70 65,6
0
4. Jambu Mete
27,40 3,43 27,40 1,96 27,40 4,50 22,2
0 3,50
14,20
2,00 14,20 2,00
5. Coklat 1,00 - - - 1,00 - - - -
6. Kelapa Sawit
69,00 - 110,90 - 168,4
0 -
168,40
13,55
732,40
151,00
732,40 151,00
(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palangka Raya, 2013)
2.5.2.3. Perikanan dan Peternakan
Produksi perikanan di Kota Palangka Raya berasal dari perikanan
darat (rawa, danau, sungai) dan budidaya perikanan dengan menggunakan
kolam, karamba dan jaring apung. Produksi ikan yang dihasilkan Kota
Palangka Raya cukup fluktuatif (lihat tabel 2.83), sehingga nilai
produksinyapun fluktuatif. Produksi yang fluktuatif terkait hal ini disebabkan
belum dikelolanya usaha budidaya perikanan secara optimal dan sebagian
besar masih ketergantungan dengan hasil tangkapan dari perairan umum
sehingga produksinya ditentukan oleh lamanya musim kering /kemarau
setiap tahun.
Tabel 2.83 Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2013
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Produksi Ikan (ton)
1.892,2 1.847,65 1.868,4 1.968,51 1.344,90 2.219,75
2. Nilai Produksi (juta)
37.844 36.953 46.710 49.212,75 40.347 66.592,5
3. Konsumsi Ikan (kg/kap/th)
25 28 29 36 36 36,50
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)
113
- Peternakan
Pembangunan sub sektor peternakan yang dilaksanakan merupakan
upaya mewujudkan peternakan yang tangguh dan profesional, diarahkan
pada usaha peningkatan populasi dan produksi ternak, serta hasil ikutannya
yang merupakan sumber protein hewani sehingga dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Di pinggiran kota dikembangkan ternak
berupa babi, ayam buras dan bebek sedangkan di Kelurahan di luar Kota
Palangka Raya dikembangkan ternak sapi potong, kambing dan ayam buras.
Perkembangan ternak besar, sapi dan kerbau terlihat menunjukkan
penurunan sedangkan ternak kecil seperti unggas menunjukan peningkatan
yang cukup signifikan. Sapi dan kerbau sesungguhnya cukup potensial untuk
dikembangkan di Kota Palangka Raya mengingat luasnya lahan, namun
demikian ternak sapi dan kerbau membutuhkan modal besar dan tidak
mudah dijadikan uang kas. Itulah sebabnya maka peternak lebih memilik
ternak kecil yang modalnya cukup fleksibel dan mudah dijadikan uang kas.
Potensi ini sangat baik untuk ditangkap oleh pemerintah daerah jika hendak
menjadikan Palangka Raya sebagai lumbung ternak besar.
Tabel 2.84 Populasi Ternak Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No Jenis Ternak
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Sapi 3.236 3.300 3.369 1.707 1.919 1.919
2. Kerbau 49 60 42 37 37 37
3. Kambing 1.703 1.890 1.909 2.308 2.308 2.308
4. Domba - - - - - -
5. Babi 11.313 7.888 12.124 13.080 13.080 13.080
6. Kuda - - 3 3 - -
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.85 Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No Jenis Ternak
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Ayam Ras Petelor - - 1 000 9.000 27.000 27.000
2. Ayam Kampung 140.774 147.813 153.641 172.454 172.577 172.577
3. Ayam Broiler 988.449 1.008.218 1.066.450 1.110.109 1.262.993 1.262.993
4. Itik 2.841 3.567 3.954 4.202 4.554 4.554
5. Kelinci - - 19 189 189 189
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)
114
2.5.2.4. Energi dan Sumber Daya Mineral
Usaha tambang perorangan maupun badan usaha pada tahun 2012
yang aktif berproduksi atau memiliki ijin adalah sebanyak 14 (empat belas)
usaha pertambangan terdiri dari eksplorasi Batu Bara, eksploitasi dan
eksplorasi pasir (golongan C), produksi zirkon. Eksploitasi pasir dilakukan
untuk memenuhi permintaan pasar, terutama kebutuhan material bangunan
untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Palangka Raya,
Kabupaten Katingan dan Pulang Pisau serta daerah sekitarnya.
Selain potensi di atas terdapat jenis mineral lainnya yaitu: pasir
kuarsa, kaolin, emas dan batu bara. Endapan batubara yang terdapat di
wilayah Kecamatan Rakumpit yang tersebar di setiap kelurahan. Di
Kelurahan Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan batubara dengan ketebalan
0,5 m dan sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan Gaung Baru dan Sei
Raung tebal batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m,
dan singkapan lainnya tidak diketahui ketebalannya karena terdapat di dasar
anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar hingga
sekitar 40 miring ke arah timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam
hingga kecoklatan, dan setempat masih terlihat adanya struktur sisa
tanaman berupa ranting atau kayu.
Pemanfaatan pertambangan di Kota Palangka Raya berorientasi
pada kelestarian alam, memperhatikan kerusakan hutan, keanekaragaman
hayati dan pencemaran lingkungan, meningkatkan peluang usaha
pertambangan skala kecil di wilayah terpencil, meningkatkan manfaat
pertambangan dan nilai tambah dan menerapkan good mining practice di
lokasi tambang yang sudah ada. Terdapat pertambangan yang tanpa ijin
beroperasi di Kota Palangka Raya. Dengan demikian perusahaan yang ada
kurang memiliki kesadaran tentang hukum, terutama untuk mengurus ijin
pertambangan.
Pada aspek energi, jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu energi PLN dan Non PLN.
115
Tabel 2.86 Jumlah Keluarga Yang Menggunakan Listrik PLN Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013
No Jangkauan Pelayanan
Energi Listrik 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah keluarga yang menggunakan listrik PLN
158.135 238.743 366.389 -
2. Jumlah keluarga yang menggunakan listrik Non PLN
214 294 287 213 285
(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)
Sedangkan sarana pelayanan bahan bakar di Kota Palangka Raya
dibedakan menjadi 3 yaitu SPBU, Depo/Agen Minyak Tanah, UPPDN
Pertamina. Dari ketiga sarana pelayanan bahan bakar tersebut jumlahnya
selalu meningkat dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun terakhir.
Barangkali ini disebabkan karena permintaan bahan bakar yang meningkat
baik dipergunakan atau konsumsi rumah tangga, alat transportasi,
perdagangan, perhotelan, industri bahkan untuk fasilitas-fasilitas lainnya.
Tabel di bawah ini disampaikan secara rinci sarana pelayanan bahan bakar
dan konsumsi bahan bakar di Kota Palangka Raya dari tahun 2009-2013.
Tabel 2.87 Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Sarana Pelayanan Bahan
Bakar 2009 2010 2011 2012 2013
1. SPBU 6 6 7 9 10
2. Depo/Agen Minyak Tanah 702 751 928 970 970
3. UPPDN Pertamina 1.942 2.859 2.704 2.717 2.903
(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel 2.88 Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Konsumsi Bahan
Bakar 2009 2010 2011 2012 2013
1. Bensin (liter) 64.325 64.339 64.911 65.668 65.705
2. Minyak Tanah (liter) 13.203 13.210 13.216 13.247 13.450
3. Solar (liter) 21.087 21.458 21.864 22.024 26.425
4. Elpiji 12 kg 188.679 202.731 213.442 230.860 102.060
5. Elpiji 12 kg 5.672 9.114 11.935 2.851
(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)
116
2.5.2.5. Kepariwisataan
Obyek Wisata di Palangka Raya berorientasi pada alam dan cagar
budaya misalnya Taman Nasional Sabangau, Kapal Wisata Susur Sungai,
Pulau Kaja, Danau Tundai, Makam Kubah Kuning, Tajahan Tjilik Riwut,
Desa Wisata Sei Gohong, Arboretum Nyaru menteng dan Taman Wisata
Bukit Tangkiling, Batu Banama, Kum-Kum, Bukit Carmel, Fantacy Beach,
Hutan Ulin Mungku Baru, Sandung Bawi Kuwu, Tugu Tiang Pancang
Pembangunan Pertama Kota Palangka Raya, Jembatan Kahayan, Betang
Mandala Wisata, Sandung Ngabe Sukah, Museum Balanga, Kalawa Water
Park, Pengrajin Anyaman Rotan, Sirkuit Sabaru. Kesemua obyek wisata
perlu penanganan, pengelolaan dan manajemen yang baik agar wisatawan
domestik dan non domestik tertarik dan menikmati obyek wisata tersebut.
Pembangunan sarana dan prasarana terhadap obyek-obyek wisata
di Kota Palangka Raya telah dilakukan dalam bentuk pintu gerbang, perahu
wisata, Gazebo, cafe dan lainnya. Namun, sarana dan prasarana tersebut
belum maksimal dikarenakan pendapatan asli daerah yang diperoleh dari
kepariwisataan masih kecil dan sedikit sekali peran dari swasta atau investor
dari dalam dan luar daerah untuk mengembangkan obyek wisata di Kota
Palangka Raya.
Dari sisi infrastruktur, Kota Palangka Raya sebenarnya telah siap
untuk menerima wisatawan lokal atau domestik dan non domestik dibuktikan
dengan adanya Bandara Tjilik Riwut yang telah mengalami perbaikan dari
landasan pacu, sampai dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Di lain
pihak, perkembangan jasa perdagangan baik hotel, bank swasta dan
pemerintah, supermaket, pertokoan besar dan kecil di Kota Palangka Raya
dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang pesat.
Tabel 2.89 Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kunjungan wisata 94.927 95.394 95.794 99.337 99.337
2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
14,85 11,34 13,51 11,53 11,53
(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013
117
2.5.2.6. Perdagangan
Kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota Provinsi memiliki posisi yang
sangat strategis dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah dan
merupakan pusat pertumbuhan ekonomi, walaupun sebagian besar
barang/jasa yang diperdagangkan didatangkan dari daerah luar daerah.
Pengembangan dan pembinaan terhadap sektor perdagangan dan jasa
ditujukan untuk meningkatkan dan menjamin lancarnya distribusi barang-
barang kebutuhan pokok dan barang strategis lainnya ke penjuru wilayah
Kota Palangka Raya dan daerah lainnya.
Posisi strategis sebagai transit perdagangan barang dan jasa,
pengembangan infrastruktur difokuskan pada pembangunan pasar-pasar
tradisional semi modern dan pembangunan depo sembako yang dilakukan di
beberapa tempat yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan bahan-bahan
pokok dan barang-barang strategis lainnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di samping untuk menstabilkan harga pasar dan menekan laju
inflasi. Dalam pelayanan perizinan bidang perdagagan perkembangannya
mengalami fluktuasi seperti terlihat pada tabel 2.90 berikut :
Tabel 2.90 Jumlah SIUP Perdagangan dan Jasa menurut klasifikasi
Tahun 2008-2013
No Klasifikasi
SIUP 2008 2009 2010 2011 2012
2013
1. Besar 68 98 74 4 4 4
2. Menengah 185 152 149 96 73 73
3. Kecil 734 921 692 784 941 941
Jumlah 987 1.171 915 884 1.018 1.018
(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka Raya, 2013)
Dari tabel diatas terlihat bahwa volume pemberian SIUP untuk usaha
skala besar, menengah dan kecil selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2009 sebanyak 1.171, pada tahun 2010 menurun
menjadi 915, sedangkan pada tahun 2011 menurun kembali menjadi 884,
selanjutnya pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1.018,
peningkatan juga terjadi pada tahun 2013 dimana pelayanan pemberian
SIUP mencapai 1.048 SIUP.
118
2.5.2.7. Perindustrian
Jumlah industri yang berada di Kota Palangka Raya pada tahun
2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun.
Tabel 2.91 Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
82.115.690.000 84.227.500.000 85.928.900.000 86.829.812.000 86.829.812.000
2.
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
1.2311.735.400 2.105.687.500 3.437.156.000 341.490.600 341.490.600
3. Pertumbuhan Industri (Unit Usaha)
713 883 955 988 988
4. Cakupan bina kelompok pengrajin
5 dari 9 kelompok
5 dari 9 kelompok
6 dari 9 kelompok
7 dari 9 kelompok
7 dari 9 kelompok
(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka Raya, 2013)
Dalam rangka pembinaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Palangka Raya melakukan pembinaan kepada kelompok
pengrajin dengan jumlah yang terbatas dan setiap tahun melakukan
penambahan jumlah pembinaan kelompok pengrajin. Pada tahun 2009
sebanyak 5 kelompok, tahun 2010 sebanyak 5 kelompok, dan tahun 2011
sebanyak 6 kelompok, serta tahun 2012 sebanyak 7 kelompok.
2.5.2.8. Ketransmigrasian
Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Palangka Raya telah
merencanakan program transmigrasi dan masyarakat setempat menyambut
baik program tersebut hal ini dibuktikan dengan merelakan tanahnya untuk
program transmigrasi di Kecamatan Rakumpit. Namun sampai sekarang
program tersebut belum berjalan.
2.6. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan atau kota
lainnya yang berdekatan, persaingan dalam lingkup nasional, atau
119
persaingan dalam lingkup internasional. Sebagaimana yang diuraikan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada
pasal 2 ayat (3), disebutkan bahwa daya saing merupakan kombinasi antara
faktor ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik, sumber daya manusia
dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun kemampuan daerah
untuk bersaing dengan daerah lain.
Isu penguatan daya saing daerah dalam mendukung otonomi
daerah, menjadi isu yang strategis bagi daerah. Permasalahan yang krusial
dalam membangun daya saing daerah adalah bagaimana daerah dapat
mengungkit sumber daya yang dimilikinya (baik yang bersifat
tangible/intangible) untuk dapat dikembangkan menjadi distinctive capability
yang mengarahkan pada suatu kompetensi inti dan dengan sendirinya
diharapkan daerah memiliki suatu daya saing yang bersifat unik. Kunci dari
proses membangun daya saing ini adalah pada identifikasi sumber daya dan
mengungkit sumber daya baru jika daerah tidak memiliki sumber daya yang
dapat diungkit menjadi daya saing daerah.
Beranjak dari pemahaman di atas, sebagaimana yang telah
diuraikan pada aspek-aspek sebelumnya, bahwa Kota Palangka Raya
memiliki potensi daya saing daerah yang cukup tinggi karena memiliki
keberadaan sumber daya alam (natural resources) melimpah seperti
pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, serta kehutanan. Dengan
ditunjang oleh posisi strategis Kota Palangka Raya yang secara geografi
berada pada jalur lintas transportasi Kalimantan. Posisnya itu menjadikan
Palangka Raya menjadi jalur penghubung antar Kabupaten dalam Propinsi
Kota Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Palangka Raya
merupakan kota berdimensi jasa dan industri serta sebagai pintu gerbang
Propinsi Kalimantan Tengah dengan keunggulan infrastruktur khususnya
dibidang transportasi udara, infrastruktur yang pada akhirnya semakin
memperkuat daya saing Kota Palangka Raya dalam hal aksesibilitas
informasi dan transportasi.
Daya saing daerah di Kota Palangka Raya dapat dicermati dari
kemampuan ekonomi daerah. Kemampuan ekonomi daerah ini sendiri dapat
120
dianalisa dari empat (4) aspek penting. Aspek yang pertama adalah
kemampuan ekonomi daerah, aspek kedua infrastruktur, aspek ke tiga iklim
investasi dan aspek ke empat sumber daya manusia.
2.6.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Fokus Kemampuan Ekonomi Kota Palangka Raya dapat dilihat dari
indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita (dan nilai tukar
petani serta produktivitas total daerah. Pengeluaran rumah tangga yang
terdiri dari pengeluaran makanan (pangan) dan bukan makanan (non
pangan) dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan
kebutuhan rumah tangganya meliputi perkotaan dan perdesaan. Dari tabel
2.92 dapat dilihat bahwa pengeluaran pengeluaran rumah tangga di atas
Rp 500.000 per bulan lebih banyak dibandingkan dengan Propinsi Kalteng
dan makin tinggi pengeluaran makin tinggi pula proporsi rumah tangganya.
Angka ini setidaknya mengindikasikan bahwa, Kota Palangka Raya memiliki
daya saing yang tinggi sehingga mengakibatkan wilayahnya mampu
mengoptimalkan kegiatan bisnis dan ekonomi. Di sisi lain, pengeluaran yang
tinggi menandakan permintaan yang tinggi dan hal ini berdampak pada
kemauan investasi yang juga rendah. Secara tidak langsung, hal ini
berdampak pada tingginya daya saing Kota Palangka Raya bila
dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi Kalimantan
Tengah.
Tabel 2.92 Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan
Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011
No Golongan Pengeluaran Per
kapita Sebulan (Rp)
Persentase Penduduk Kota Palangka Raya
Persentase Penduduk Provinsi Kalimantan Tengah
1. Di bawah 100.000 - -
2. 100.000-149.999 - 0,37
3. 150.000 - 199.999 0,66 1,71
4. 200.000-299.999 2,65 12,81
5. 300.000-499.999 28,35 33,02
6. 500.000-749.999 27,20 25,31
7. 750.000-999.999 15,81 13,99
8. Diatas 1.000.000 25,34 12,79
Jumlah 100 100 (Sumber: Hasil Survey Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2011)
121
2.6.2 Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur
Fokus infrastruktur bisa digambarkan dari sarana dan prasarana
perhubungan, aspek tata ruang dan aspek pendukung seperti bank,
pertokoan, perhotelan serta lingkungan hidup. Ketimpangan pengembangan
wilayah yang terjadi antara bagian Utara (Kecamatan Rakumpit dan Bukit
Batu), Selatan (Kecamatan Sabangau) yang relatif tertinggal terhadap bagian
Tengah Kota Palangka Raya (Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut),
diantaranya disebabkan oleh keterkaitan yang rendah antara satu kawasan
dengan kawasan lainnya serta keterisolasian wilayah akibat minimnya
dukungan transportasi (darat).
Masih terkonsentrasinya kegiatan ekonomi hanya di Kecamatan
Pahandut dan Jekan Raya, yang kurang memberikan dampak pemerataan
pada wilayah lainnya. Hal ini tercermin dari ada beberapa wilayah yang
belum tersambung langsung melalui jalan darat dengan Kota Palangka
Raya, keterbatasan sambungan listrik, telepon, air bersih.
Masih kurangnya perhatian terhadap sektor distribusi akibat
pelayanan dan kapasitas prasarana dan sarana outlet terutama pelabuhan
yang kurang memadai sehingga mengakibatkan ketergantungan
pengangkutan dan distribusi barang masih berorientasi keluar daerah yaitu
Banjarmasin dan Sampit (lihat juga analisis Perhubungan dan PU).
Sarana pengembangan daya saing didukung pula oleh keberadaan
institusi pendukung seperti perbankan. Jumlah bank tercatat 11 unit kantor
bank yang terpusat di dalam Kota Palangka Raya. Bank yang beroperasi
diantaranya adalah Bank Pembangunan Kalimantan Tengah, Bank Nasional
Indonesia, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Tabungan Negara,
Bank Mega, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank BTPN dan Bank Rakyat
Indonesia. Dana perbankan (tabungan) yang tersedia di Kota Palangka Raya
pada tahun 2011 sejumlah Rp. 4.105 milyar yang tersedia pada bank swasta
nasional dan bank pemerintah. Berikut ini disampaikan tabel bank
pemerintah/swasta di Kota Palangka Raya.
122
Tabel 2.93 Bank Pemerintah/Swasta di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2011
No Tahun
Bank Pemerintah / Swasta Bank Pembangunan
Kantor Cabang
Cab. Pembantu
Kantor Kas/
Kantor Unit
Kantor Pusat dan
Cabang Pembantu
Kantor Kas/
Kantor Unit
Jumlah
1. 2008 10 6 - 5 4 25
2. 2009 10 6 1 5 4 26
3. 2010 10 8 1 5 4 28
4. 2011 12 11 2 5 4 34 (Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2012)
Pada tahun 2012 jumlah restoran, rumah makan, cafe yang
beroperasi di Palangka Raya sebanyak 141 rumah makan yang kebanyakan
lebih banyak terpusat pada 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut
dan Jekan Raya, sedangkan di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan
Sabangau, Bukit Batu, Rakumpit tidak terlalu banyak Restoran, rumah
makan, cafe. Restoran, rumah makan, cafe tersebut menghidangkan
berbagai macam menu/masakan internasional, european food, steak,
masakan nasional/nusantara, masakan cepat saji, masakan daerah (banjar,
jawa, sulawesi, padang, batak, sunda dan berbagai daerah lainnya),
masakan khas Kalimantan Tengah (Dayak), chinese food.
Pada tahun 2012, jumlah hotel dan penginapan sebanyak 48 buah
yang terdiri dari 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 5 (lima) yaitu
Swiss-Belhotel Danum, 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 4 (empat)
yaitu Aquarius Boutique Hotel, 2 (dua) hotel merupakan hotel berbintang 3
(tiga) yaitu Hotel Luwansa dan Rungan Sari Resort dan 4 (empat) hotel
merupakan hotel berbintang 2 (dua) Hotel Batu Suli, Hotel Dandang Tingang,
Hotel Amaris, Grand Global Hotel serta hotel yang lain merupakan hotel
berkelas melati yang berjumlah 40 hotel. Pada tahun 2013 dimungkin terjadi
penambahan jumlah hotel dan penginapan yang dibangun di tempat atau
jalan strategis di Kota Palangka Raya. Hal ini seiring dengan perkembangan
perekonomian yang semakin membaik di Kota Palangka Raya maka tingkat
kebutuhan akan hotel dan penginapan juga meningkat.
123
Untuk pengembangan investasi daerah, kota Palngka Raya juga
telah memiliki dokumen RTRW yang menjadi dasar penetapan berbagai
kawasan strategsi yang siap dikembangkan.
2.6.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Iklim investasi terutama didukung oleh faktor keamanan dan
peraturan tentang perijinan dan perpajakan. Pada aspek keamanan, rasio
tindak kriminal menunjukkan kondisi keamanan di Kota Palangka Raya
relatif tidak mengalami fluktuasi, sebagaimana uraian pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.94 Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah Kriminal
45 38 22 20 15
2. Jumlah Penduduk
191.014 200.998 220.962 224.663 229.599
3. Rasio 0,00024 0,00019 0,000099 0,000089 0,000065
(Sumber: Kantor Kepolisian Resort Kota Palangka Raya, 2013)
Kondisi keamanan di Kota Palangka Raya pada tahun 2008-2012
tidak mengalami fluktuasi yang signifikan. Jumlah tindakan kriminalitas
tersebut akan berkorelasi dengan angka ekonomi atau kesejahteraan
masyarakat Kota Palangka Raya. Rendahnya kesejahteraan ekonomi
menjadi salah satu faktor pendorong bagi terjadinya tindak kejahatan. Angka
kriminalitas di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 2012 yang kecil atau
tidak besar berdampak secara positif pada iklim investasi di Kota Palangka
Raya. Kecil angka kriminalitas di Kota Palangka Raya tentunya akan
mempengaruhi keputusan para investor untuk menanamkan modalnya di
wilayah tersebut. Ini dikarenakan kondisi keamanan akan berpengaruh pada
kegiatan ekonomi dan bisnis dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kota Palangka Raya.
Jumlah demonstrasi sebagai pendeteksi keamanan yang lain
menunjukkan bahwa keamanan di Kota Palangka Raya relatif baik. Hanya
terdapat beberapa demonstrasi kecil selama 5 tahun. Aksi demontrasi yang
terjadi umumnya dilakukan oleh perwakilan kelompok masyarakat yang
menentang kebijakan pemerintah atau oleh buruh yang tidak puas dengan
124
perlakukan majikannya. Namun demikian, demonstrasi yang terjadi tidak
sampai merugikan banyak pihak karena dilakukan secara terkendali dan
tidak sampai terjadi secara anarkis dan berlebihan. Berbagai aksi unjuk rasa
yang selama ini di Kota Palangka Raya relatif dapat berjalan dengan tertib
sehingga tidak sampai menimbulkan berbagai kerugian sebagaimana terjadi
pada berbagai peristiwa demonstrasi yang terjadi di kota-kota besar di
Indonesia.
Pada aspek perijinan, Kota Palangka Raya telah memulai pelayanan
perijinan yang lebih baik yakni melalui perijinan satu atap. Perijinan yang
dipermudah itu diikuti dengan beban yang relatif ringan bagi pelaku usaha di
Kota Palangka Raya dengan sedikitnya pungutan pajak dan retribusi.
Terdapat 11 (sebelas) macam pajak yaitu pajak hotel, restoran, hiburan,
reklame, penerangan jalan umum, parkir, air tanah, sarang burung walet,
mineral bukan logam dan batuan, dan bumi bangunan perdesaan dan
perkotaan serta BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) di
Kota Palangka Raya. Sedangkan restribusi terdapat 3 (tiga) macam yaitu
restribusi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu.
Tabel 2.95 Kejadian Kriminal, Demo, Lama Perijinan Kota Palangka Raya
No Indikator Tahun
2011 2012 2013
1 Jumlah kejadian kriminal 28 8 14
2 Jumlah demo yang terjadi 409 229 217
3 Lama proses perijinan 7 Hari 7 Hari 8 Hari
4 Perda pendukung investasi 11 11 11
2.6.4. Fokus Sumber Daya Manusia
- Rasio Tingkat Pendidikan Penduduk
Kemampuan atau kualitas tenaga kerja di Kota Palangka Raya
sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan penduduk Kota Palangka Raya,
artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk Kota
Palangka Raya maka semakin baik kualitas tenaga kerja Kota Palangka
Raya. Data terakhir yang dijadikan acuan bagi penghitungan rasio tingkat
pendidikan penduduk adalah data pada tahun 2012, dimana telah di
verifikasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya,
125
sebagaimana hasil penerapan KTP elektronik (e-KTP). Jumlah lulusan
S1/S2/S3 pada tahun 2012 adalah sebanyak 31.315 orang dengan jumlah
penduduk sebanyak 229.599, sehingga diperoleh rasio lulusan sebesar
254,64 atau dapat diartikan bahwa pada setiap 10.000 penduduk di Kota
Palangka Raya terdapat 1363,9 orang yang berpendidikan S1/S2/S3 (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya, 2013).
- Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan sebagai salah satu indikator demografi yang
penting, dimana semakin tinggi persentase rasio ketergantungan
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur
besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia
produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Rasio ketergantungan
digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu daerah apakah tergolong maju atau sedang berkembang.
Rasio ketergantungan ini hasil dari perbandingan jumlah penduduk
usia <15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 - 64
tahun.Sedangkan rasio ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Dengan
demikian, semakin besar beban yang ditanggung, maka semakin kecil
peluang menyisihkan pendapatan.
Tabel 2.96 Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No URAIAN Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Jumlah Penduduk Usia <15
thn 54.905 59.999 61.352 64.473
63.657
2. Jumlah Penduduk Usia > 64 5.117 5.772 5.453 5.745 5. 715
3. Jumlah Penduduk 15 s/d 64 130.992 135.277 154.157 154.445 160. 227
4. Rasio Ketergantungan 49 49 43 45 43
(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2012)
126
Demografi penduduk Kota Palangka Raya, sejak tahun 2008
sampai 2012 mengalami fluktuasi nilai rasio ketergantungan yang artinya
mengalami fluktuasi beban penduduk yang ditanggung. Pada tahun 2008
dan 2009 tidak mengalami fluktuasi yang signifikan selanjutnya pada tahun
2010 dengan nilai rasio ketergantungan 43 dan naik lagi pada tahun 2011
nilai rasio ketergantungan 45. Pada tahun 2012 dengan nilai rasio
ketergantungan sebesar 43 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk
di Kota Palangka Raya (dianggap produktif), mempunyai tanggungan
sebanyak 43 orang (dianggap belum dan tidak produktif).
Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia, Kota Palangka Raya
pada tahun 2012 mencapai nilai sebesar 79,30 mengalami peningkatan
tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 78,78 atau bahkan lebih besar
dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan
Tengah yang pada tahun 2012 sebesar 75,46. Kota Palangka Raya
menempati peringkat ke-satu dari 14 (empat belas) kota/kabupaten se-
Provinsi Kalimantan Tengah.
127
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
3.1 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka
pendanaan berfungsi untuk mencari kapasitas riil yang digunakan untuk
membiayai pembangunan Kota Palangka Raya selama lima tahun ke
depan. Penghitungan kapasitas riil dihitung dengan mempertimbangkan
terlebih dahulu kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan masa
yang akan datang, dan kerangka pendanaan.
Pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pada Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan pada upaya peningkatan
efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan keuangan
publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Esensi pengelolaan
keuangan daerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang menyangkut penjabaran terhadap hak dan kewajiban daerah dalam
mengelola keuangan publik meliputi mekanisme penyusunan,
pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan pengawasan, serta
pertanggungjawaban keuangan daerah.
Dalam pengelolaan keuangan daerah Kota Palangka Raya
dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kota
Pradja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2753);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3312), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara
128
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
129
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4416), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Pemerintah nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler
dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4712);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
136 ,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4570);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negeri/Daerah;
16. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dalam Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Teknis Pengelolaan Barang Daerah;
130
18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penetapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Keuangan Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4576);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4577);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
131
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD
Gambaran pelaksanaan keuangan daerah merupakan
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan daerah. Selama kurun waktu tahun 2008-2013, proses
pembangunan daerah yang dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Palangka Raya mengalami peningkatan
pendanaan setiap tahunnya. Kemajuan tersebut ini dapat dilihat dari
perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Palangka Raya dari program dan kegiatannya yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kota Palangka Raya
tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas
pengelolaan penerimaan pendapatan maupun dilihat dari efisiensi dan
efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah APBD dapat diketahui dari rencana anggaran dan realisasinya,
baik dari aspek pendapatan, belanja dan pembiayaan. Sub bab berikut
dijelaskan melalui penghitungan kinerja pelaksanaan pendapatan, kinerja
pelaksanaan belanja, kinerja pelaksanaan pembiayaan dan neraca daerah
berdasarkan data tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.
3.1.1.1 Pendapatan Daerah
Komposisi pendapatan di Kota Palangka Raya berasal dari
elemen pendapatan asli daerah (PAD) dan dana alokasi umum serta lain-
lain pendapatan daerah yang sah. Komposisi ini didominasi oleh dana
perimbangan. Angka dana perimbangan yang begitu tinggi di Kota
Palangka Raya yakni sebesar lebih besar dari 70% dari total pendapatan.
Gambaran ini menjelaskan bahwa daerah-daerah yang berada di Kota
Palangka Raya masih sangat menyandarkan pendapatan daerahnya pada
132
sektor dana perimbangan yang berasal dari dana alokasi umum (lihat
tabel 3.1).
Di Kota Palangka Raya besarnya transfer pusat yang berasal dari
dana alokasi umum yang mencapai rata-rata lebih dari 60% dari total
pendapatan. Besarnya transfer Dana Alokasi Umum dari pemerintah ini
ditentukan oleh besarnya jumlah penduduk, indeks pembangunan
manusia dan indeks kemahalan konstruksi yang terjadi di Kota Palangka
Raya.
Besaran presentase dana transfer dalam bentuk dana alokasi
umum sebesar lebih dari 60% merupakan besaran persentase yang
diberikan kembali oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Kota
Palangka Raya. Artinya, semakin banyak jumlah penduduk, semakin tinggi
indeks pembangunan manusia dan indeks kemahalan konstruksi yang
terjadi di Kota Palangka Raya, maka akan semakin tinggi pula dana
alokasi umum yang akan diberikan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Melihat skema pembagian bagi dana alokasi umum
yang demikian, maka dapat dikatakan bahwa pendapatan Kota Palangka
Raya bertumpu pada hasil kualitas (kapabilitas, kompetensi, kemampuan)
dan kuantitas (banyaknya) sumberdaya manusia.
Besarnya proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan Kota
Palangka Raya mengalahkan besaran pendapatan asli daerah yang
berasal dari pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang sah. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena peranan pajak daerah dan
pemanfaatan kekayaan daerah masih sangat rendah. Untuk itu diperlukan
upaya untuk melakukan ekstensifikasi pajak melalui perluasan basis pajak
tanpa harus menambah beban kepada masyarakat. Pemanfaatan
kekayaan daerah merupakan peluang yang sangat besar bagi daerah
untuk meningkatkan kemampuan keuangan tanpa membebani
masyarakat. Penguatan kinerja pemanfaatan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) di Kota Palangka Raya juga penting untuk memperkuat basis
133
pendapatan asli daerah melalui hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Pemantapan rencana-rencana bisnis serta penguatan
manajemen kelembagaan dan Sumer Daya manusia (SDM), diharapkan
mampu meningkatkan kinerja pemanfaatan kekayaan daerah sehingga
mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada pembentukan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palangka Raya.
Memang, kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun ke
tahun memang selalu mengalami kenaikan, tetapi saat ini belum
mendekati kondisi ideal dimana belanja tidak langsung di luar gaji
Pegawai Negeri Sipil (PNS) bisa dibiayai dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Kenyataan ini menunjukan bahwa keuangan daerah masih sangat
tergantung dari transfer dana dari Pemerintah Pusat. Hal ini berarti bahwa
untuk menjalankan kegiatan administrasi pemerintahan belum mampu
mandiri, dimana untuk membiayai anggaran belanja keseluruhan masih
tetap bergantung dari dana perimbangan. Akibatnya rentan terhadap
kondisi ekonomi makro nasional dan global. Dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah cukup
memberikan warna baru dalam menentukan kerangka pendanaan dalam
rencana kinerja pembangunan Kota Palangka Raya. Diharapkan,
ketergantungan Kota Palangka Raya dari dana pusat semakin berkurang
yang artinya Kota Palangka Raya dapat lebih mandiri dalam pendanaan
pembangunan.
134
Tabel 3.1 Komposisi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam Persen)
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pendapatan 100 100 100 100 100 100
1.1. Pendapatan Asli Daerah 4,70 4,31 4,87 5,44 7,02 7,26
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 1,86 1,94 2,23 3,61 4,83 4,99
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 1,71 1,55 1,88 1,35 1,37 1,24
1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan 0,07 0,11 0,08 0,09 0,11 0,11
1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 1,06 0,71 0,68 0,39 0,71 0,93
1.2. Dana Perimbangan 81,14 78,59 76,27 72,59 76,74 72,99
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 5,75 6,21 7,14 6,27 8,52 6,31
1.2.2 Dana Alokasi Umum 66,92 63,95 64,34 60,14 63,87 61,67
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 8,48 8,43 4,79 6,18 4,35 5
1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 14,16 17,10 18,87 21,97 16,24 19,75
1.3.1 Pendapatan Hibah - 5,68 0,05 0,46 0,11 -
1.3.2 Dana Darurat - 0,57 - - - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
4,36 5,64 5,94 6,21 7,04 8,48
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 9,07 3,79 5,86 4,62 0,06 -
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
0,28 0 0 0,02 0 0,95
1.3.6 Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND
0,44 1,42 6,28 6,34 9,03 10,32
1.3.7 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) - - - 2,07 - -
1.3.8 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah - - 0,74 2,24 - -
135
Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Kemampuan Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam persen)
No. Uraian 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 Rata-rata
Pertumbuhan
1 Pendapatan 5,99 1,48 21,12 12,03 21,53 12,43
1.1. Pendapatan Asli Daerah -2,81 14,56 35,51 44,40 25,77 23,49
1.1.1. Hasil Pajak Daerah 10,39 16,68 96,26 49,85 25,54 39,74
1.1.2. Hasil Retribusi Daerah -4,02 23,19 -13,35 14,24 9,57 5,92
1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang dipisahkan 64,68 -27,47 40,11 33,22 19,17 25,94
1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah -28,78 -3,38 -29,21 100,23 59,94 19,76
1.2. Dana Perimbangan 2,66 -1,52 15,28 18,45 15,59 10,09
1.2.1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 14,49 16,67 6,35 52,35 9,98 15,98
1.2.2. Dana Alokasi Umum 1,30 2,10 13,21 18,99 17,35 10,59
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 5,36 -42,36 56,47 -21,22 39,83 7,61
1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 28,04 11,97 41,01 -17,18 47,81 22,33
1.3.1. Pendapatan Hibah 100 -99,24 1105,82 -74,32 -100 186,45
1.3.3. Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya
37,01 6,89 26,57 27 46,41 28,78
1.3.4. Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus -55,74 56,97 -4,40 -98,54 100 40,34
1.3.5. Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya
-100 - - -100 - -40
1.3.6. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND
241,48 348,52 22,20 59,67 38,87 142,15
1.3.7. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) - - - -100 - -20
1.3.8. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah - - 265,38 -100 - 33,08
136
Dari tabel 3.2 di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan
pendapatan Kota Palangka Raya Tahun Anggaran 2008-2013
menunjukkan pertumbuhan positif. Terutama pertumbuhan sektor
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan sektor lain-lain
pendapatan daerah yang sah yang mencapai rata-rata pertumbuhan
sebesar 23,39%, 10,09% dan 22,33%. Pertumbuhan positif dari ketiga
sektor ini disebabkan karena meningkatnya realisasi pendapatan.
Sektor pendapatan asli daerah yang terdiri dari pajak, restribusi
daerah serta hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan selama
5 tahun cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan pertahun
masing-masing sebesar 39,74%, 5,92% dan 25,94%. Berdasarkan pada
angka rata-rata pertumbuhan pendapatan asli daerah ini, maka dapat
diketahui bahwa kinerja pengelolaan pendapatan asli daerah Kota
Palangka Raya masih relatif bagus. Namun demikian, Pemerintah Kota
Palangka Raya harus mampu, berinovasi, menggali potensi pendapatan
asli daerah untuk meningkatkan pendapatan dari sektor Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Dana perimbangan cenderung meningkat karena dana bagi hasil
pajak/bagi hasil bukan pajak setiap tahun mengalami pertumbuhan rata-
rata setiap tahun 15,98%, dana alokasi umum mengalami pertumbuhan
rata-rata setiap tahun sebesar 10,59%, demikian juga dana alokasi
khusus yang mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7,61% setiap tahun.
Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah juga cenderung
meningkat sebesar 22,33% karena pendapatan hibah, dana bagi hasil
pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan
otonomi khusus, dana tambahan penghasilan bagi guru PNSD dan
tunjangan profesi guru PND, dana percepatan pembangunan infrastruktur
daerah masing-masing setiap tahun mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 186,45%, 28,78%, 40,34% dan 142,15% serta 33,08%
sedangkan lainnya misalnya bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya, dana bantuan operasional sekolah (BOS)
137
setiap tahun mengalami penurunan pertumbuhan rata-rata masing-masing
sebesar 40% dan 20%.
3.1.1.2 Realisasi Belanja
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan
perubahannya disampaikan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan
dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang
dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah
atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan belanja
penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kota Palangka Raya dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak.
Realisasi Belanja pada Kota Palangka Raya menunjukan fase
fluktuasi kadang mengalami kenaikan dan juga mengalami penurunan.
Fluktuasi ini disebabkan oleh adanya penurunan dan atau kenaikan
belanja langsung ataupun tidak langsung yang dipengaruhi oleh belanja
yang merupakan elemen belanja.
Tabel 3.3 Proporsi Belanja Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
(dalam persen)
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
A. Belanja Langsung 49,82 44,40 42,94 35,64 34,27 38,88
- Belanja Pegawai 2,69 2,81 10,72 3,07 3,46 3,78
- Belanja Barang dan Jasa 18,46 15,28 15,23 15,12 15,07 14,71
- Belanja Modal 28,68 26,31 16,98 17,45 15,74 20,39
B. Belanja tidak Langsung 50,18 55,60 57,06 64,36 65,73 61,12
- Belanja Pegawai 44,41 52,11 53,89 60,53 61,02 55,78
- Belanja Bunga 0,04 0,03 0,03 0,31 0,29 0,20
- Belanja Subsidi 0,29 0,09 - - - -
- Belanja Hibah 1,03 0,71 1,32 1,97 3,11 4,59
- Belanja Bantuan Sosial 2,90 2,20 1,27 1,43 1,08 0,42
- Belanja Bagi Hasil - - - - - -
138
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
- Belanja Bantuan Keuangan 0,42 0,41 0,51 0,12 0,21 0,13
- Belanja tidak Terduga 1,08 0,03 0,04 0 0,02 -
Jumlah Belanja 100 100 100 100 100 100
Tabel 3.3 menunjukkan terjadi kenaikan belanja langsung pada
tahun 2012 dari angka 34,27%. pada tahun 2013 menjadi angka 38,88%,
artinya terdapat kenaikan sebesar 4,61% dari tahun 2012. Jika
dibandingkan pada tahun 2011, maka angka belanja langsung ini
mengalami kenaikan sebesar 3,24%. Hal yang perlu dicermati pada sektor
belanja langsung adalah kenaikan pada belanja pegawai pada tahun
anggaran 2013 sebesar 0,32% dari tahun 2012 dan angka ini mengalami
kenaikan sebesar 0,71% dari tahun 2011.
Kenaikan belanja pegawai ini menunjukkan makin meningkatnya
efisiensi pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola realisasi
belanja bagi pegawai daerah. Hal ini juga dapat dilihat dari rendahnya
proporsi belanja pegawai di Kota Palangka Raya masih berada pada
kisaran angka 5%. Peningkatan efisiensi pada belanja pegawai di Kota
Palangka Raya ini bisa disebabkan oleh makin efisiennya pemberian
honor pegawai dan moratorium (penghentian sementara) pengadaan
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang berdampak pada rightsizing
struktur pegawai.
Disamping itu, juga terjadi penurunan proporsi pada belanja
barang dan jasa. Penurunan ini juga menunjukkan kinerja yang baik bagi
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola keuangan daerah
untuk realisasi belanja pegawai. Di sisi lain, terjadi kenaikan proporsi
belanja modal pada tahun 2013 sebesar 4,65% dibandingkan dengan
tahun 2012 yang mencapai 15,74%. Walaupun demikian, Pemerintah
Kota Palangka Raya berusaha memprioritaskan pengalokasian belanja
pembangunan untuk kepentingan masyarakat Kota Palangka Raya.
Pada sektor belanja tidak langsung, terjadi penurunan pada tahun
anggaran 2013 sebesar 4,61% dibandingkan dengan tahun 2012 dan
mengalami penurunan sebesar 3,24% dari tahun 2011. Proporsi belanja
paling besar pada sektor belanja tidak langsung didominasi oleh belanja
139
pegawai dengan rata-rata proporsi sebesar antara 44,41%-61,02% pada
tahun 2008 sampai dengan 2013.
Walaupun pada sektor belanja langsung, Pemerintah Kota
Palangka Raya telah berhasil menerapkan prinsip efisiensi pada belanja
pegawai, namun pada sektor belanja tidak langsung, belanja pegawai
menjadi pengeluaran paling besar dibandingkan dengan pengeluaran
yang lain. Hal ini menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yang tidak
efisien pada sektor belanja tidak langsung karena pendapatan daerah
diprioritaskan pada belanja pegawai. Seharusnya belanja pegawai dapat
terpakai dan terserap secara efisien. Proporsi penggunaan belanja hibah
mengalami peningkatan setiap tahun pada tahun 2008, 2010, 2011 dan
2012 serta 2013 masing-masing sebesar 1,03%, 1,32%, 1,97%, 3,11%,
4,59% kecuali pada tahun 2009 sebesar 0,71%. Sedangkan belanja
bantuan sosial mengalami penurunan yang relatif signifikan selama 5
(lima) tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan 2013 masing-masing
sebesar 2,90%, 2,20%, 1,27%, 1,43% 1,08% dan 0,42%. Rendahnya ini
dikhawatirkan berdampak pada menurunnya kemampuan Kota Palangka
Raya dalam menekan angka kemiskinan, angka pengangguran,
pemberdayaan tenaga kerja.
Tabel 3.4 Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013 (dalam Persen) Uraian 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013
Rata-rata Pertumbuhan
A. Belanja Langsung -9,22 -3,24 -5,78 11,50 37,53 6,16
- Belanja Pegawai 6,52 281,86 -67,47 30,61 32,10 56,72
- Belanja Barang dan Jasa -15,68 -0,24 12,65 15,58 18,35 6,13
- Belanja Modal -6,54 -35,43 16,66 4,60 57,09 7,27
B. Belanja tidak Langsung 12,86 2,69 28,03 18,45 12,72 14,95
- Belanja Pegawai 19,54 3,47 27,49 16,92 10,79 15,64
- Belanja Bunga -14,04 -15,34 1.148,9 8,4 -13,06 222,97
- Belanja Subsidi -68 -100 - - - -33,60
- Belanja Hibah -29,57 85,29 69,19 82,8 78,68 57,28
- Belanja Bantuan Sosial -22,72 -42,48 27,94 -12,09 -52,41 -20,35
- Belanja Bagi Hasil -100 - - - - -20
- Belanja Bantuan Keuangan 0,63 23,67 -73,39 102,05 -19,11 6,77
- Belanja tidak Terduga -97,35 50 -100 - -100 -49,47
Jumlah Belanja 1,86 0,06 13,51 15,97 21,22 10,53
140
Tabel 3.4 menunjukkan rata-rata pertumbuhan sektor belanja baik
belanja langsung maupun tidak langsung yang terjadi di Kota Palangka
Raya. Rata-rata pertumbuhan sektor belanja langsung disebabkan oleh
tingginya realisasi belanja pegawai yang mengalami fluktuasi yang
signifikan setiap tahun. Belanja pegawai selama enam tahun dari tahun
2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan
sebesar 56,72 % peningkatan ini mengindikasikan tidak efisiennya
pembelanjaan langsung di Kota Palangka Raya.
Pada belanja barang dan jasa, enam tahun dari tahun 2008
sampai dengan 2013 mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan
sebesar 6,13% peningkatan ini tidak sebanding dengan rata-rata
pertumbuhan sektor belanja langsung. Sedangkan pada belanja modal
mengalami fluktuasi selama 6 (enam) tahun dengan rata-rata
pertumbuhan negatif sebesar 7,27% dimana pada tahun 2008-2010 terjadi
rata-rata pertumbuhan negatif menurunnya rata-rata pertumbuhan
belanja modal berakibat pada rendahnya belanja pembangunan yang
digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi
masyarakat. Sedangkan pada tahun 2010-2013 rata-rata pertumbuhan
positif artinya pemerintah Kota Palangka Raya kembali memprioritaskan
belanja daerah untuk peningkatan infrastruktur pembangunan dan
penggerakaan roda ekonomi daerah.
Angka rata-rata pertumbuhan belanja pegawai relatif besar juga
terjadi pada sektor belanja tidak langsung, angka rata-rata pertumbuhan
pegawai cukup besar sampai dengan tahun anggaran 2013. Puncak
tertinggi rata-rata pertumbuhan belanja pegawai di Kota Palangka Raya
terjadi pada tahun anggaran 2010 ke 2011. Total rata-rata pertumbuhan
belanja pegawai di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 sampai dengan
tahun 2013 sebesar 15,64%.
Angka pertumbuhan belanja pegawai baik belanja langsung dan
tidak langsung di Kota Palangka Raya masih jauh lebih tinggi dari angka-
angka belanja yang lain. Berkaca pada tingginya angka belanja pegawai
pada sektor belanja langsung dan tidak langsung, maka pemerintah Kota
141
Palangka Raya berusaha memperbaiki pengelolaan belanja daerah
melalui penurunan belanja pegawai pada tahun yang akan datang.
Selain belanja pegawai, hal menarik yang perlu dicermati adalah
rata-rata pertumbuhan belanja bantuan sosial pada enam tahun dari tahun
2008 sampai dengan 2013 terjadi rata-rata pertumbuhan belanja bantuan
sosial yang negatif sebesar 20,35%. Pada tahun 2012 rata-rata
pertumbuhan belanja bantuan sosial yang mengalami puncak penurunan
yang sangat signifikan sebesar 52,41%. Perlu diperhatikan bahwa belanja
bantuan sosial masih memegang peranan penting menurunkan
persentase atau jumlah penduduk miskin, meningkatnya kualitas
kesehatan serta makin tingginya pendapatan per kapita dimana Kota
Palangka Raya yang mempunyai wilayah yang luas dengan tingkat
kemajuan yang berbeda. Pemerataan kesejahteraan diperlukan agar
seluruh masyarakat Kota Palangka Raya dapat menikmati hasil
pembangunan.
3.1.2 Neraca Daerah
Pengelolaan aset daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Permendagri No.17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Lingkup pengelolaan aset dimaksud
meliputi (1) perencanaan kebutuhan penganggaran, (2) pengadaan, (3)
penggunaan, (4) pemanfaatan, (5) pengamanan dan pemeliharaan, (6)
penilaian, (7) penghapusan, (8) pemindahtanganan, (9) penatausahaan,
dan (10) pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Pengelolaan aset
daerah di tahun-tahun mendatang diharapkan dapat mendukung
tercapainya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kota Palangka Raya, dari banyak permasalahan
yang menjadi penghambat, ternyata masalah penyajian aset daerah
merupakan salah satu faktor penyebab. Dilihat dari Neraca Daerah,
ternyata lebih dari 34% dari nilai kekayaan daerah berupa aset tetap.
Namun demikian jika dicermati sebagian besar dari aset tersebut tidak
142
jelas asal usulnya, nilainya maupun status kepemilikannya. Penyebab
terjadinya kondisi tersebut adalah:
1. Kebanyakan Pengelola Aset di daerah (sesuai istilah dalam
Permendagri 17 tahun 2007), belum memahami perbedaan definisi aset
atau barang daerah dengan barang inventaris.
2. Orientasi pengadaan barang selama ini hanya membeli dan bukan
mengelola, sehingga tidak pernah dilakukan pengadministrasian dan
pengendalian secara layak (misalnya tidak pernah dilakukan
pengecekan atau inventarisasi secara periodik).
3. Konsepsi penyajian aset atau barang daerah tidak sama dengan
membuat laporan barang inventaris. Biasanya nilai yang dicantumkan
dalam neraca bukan nilai perolehan tetapi nilai pasar atau taksiran.
Sementara menurut kaidah akuntansi sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang
boleh disajikan dengan menggunakan nilai wajar atau taksiran hanya
saat menyusun neraca awal saja (khususnya untuk aset yang lama).
4. Pada saat merencanakan anggaran tidak dilakukan verifikasi secara
memadai sehingga menyebabkan kesalahan dalam memberikan kode
rekening atas Belanja Modal (BM). Seharusnya setiap Belanja Modal
(BM) harus menambah aset tetap, namun karena belanja barang yang
dilakukan tidak digunakan atau dimiliki untuk operasional oleh
pemerintah daerah sendiri namun disumbangkan atau dihibahkan
kepada pihak ketiga, sehingga BM tersebut tidak menambah jumlah
aset daerah.
Kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam
mengoptimalkan pengelolaan barang daerah adalah:
1. Melakukan kegiatan penataan aset;
2. Melakukan penghapusan barang daerah;
3. Melakukan instalasi program SIMBADA (Sistem Informasi Manajemen
Barang Daerah) di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);
4. Mengikutsertakan pengelola aset dalam diklat aset daerah;
5. Menaikkan insentif pengurus barang daerah;
143
6. Melakukan inventarisasi dan klarifikasi aset daerah sebagai tindak
lanjut dari hasil temuan BPK.
7. Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dalam rangka meningkatkan
daya dukung pembiayaan daerah dan pertumbuhan ekonomi.
Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan
adalah rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio
lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek,
sedang rasio cepat adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan
kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio
likuiditas neraca keuangan Kota Palangka Raya tahun 2008-2012 adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Kota Palangka Raya Tahun 2010-2013
(dalam persen)
No Uraian 2010 2011 2012 2013
% % % %
1 Rasio lancar (current ratio) 4,44 44,03 42,91 66,48
2 Rasio quick (quick ratio) 4,08 43,31 41,09 64,81
3 Rasio total hutang terhadap total aset
0,01 26,10 70,88 0,01
4 Rasio hutang terhadap modal 0,01 1,04 1,01 0,01
5 Rata-rata umur piutang - - - -
6 Rata-rata umur persediaan - - - -
Pada tabel 3.5 dapat terlihat bahwa rasio lancar Kota Palangka
Raya pada tahun 2010 sebesar 4,44%. Pada tahun 2011 mengalami
kenaikan yang lumayan sebesar 44,03% artinya terdapat selisih sebesar
39,59% dibandingkan dengan tahun 2010 selanjutnya pada tahun 2012
mencapai 42,91% terjadi penurunan sebesar 1,12% dan pada tahun 2013
mengalami kenaikan sebesar 66,48 paling tinggi dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan besaran rasio cepat pada tahun
2010 sampai dengan 2013 masing-masing sebesar 4,08%, 43,31%,
41,09% dan 64,81 artinya pada tahun 2013 mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan tahun 2010-2012. Dari angka ini dapat
memperlihatkan kecepatan Kota Palangka Raya dalam membayar atau
melunasi utang lancarnya. Rasio lancar dan rasio cepat tidak terlalu naik
144
dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pemerintah Kota Palangka Raya
efisien dalam mengelola aktiva lancar dan persediannya. Dengan kata
lain, Pemerintah Kota Palangka Raya memiliki kesehatan keuangan yang
cukup baik.
3.2 Analisis Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya. Tujuan pembiayaan daerah adalah untuk menutup defisit
penerimaan daerah ataupun mempergunakan surplus anggaran untuk
tujuan yang produktif. Pemerintah Kota Palangka Raya selama jangka
waktu 6 tahun sejak tahun anggaran 2008 sampai dengan 2013 berusaha
agar pengelolaan pembiayaan daerah bisa berjalan efektif dana efisien
sehingga pembiayaan tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Analisis pembiayaan daerah bertujuan untuk memperoleh
gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun
anggaran sebelumnya terhadap surplus atau defisit belanja daerah
sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa yang
akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah.
3.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang
kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Kota
Palangka Raya. Selama 6 tahun guna mencukupi kebutuhan belanja
Pemerintah Kota Palangka Raya yang meningkat maka mempergunakan
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Lalu (SILPA).
145
Tabel 3.6 Surplus Defisit Pembiayaan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
(dalam Rupiah) Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
A. Pendapatan 493.186.660.270,21 522.746.717.814,55 530.483.262.820,08 642.334.754.924,06 719.835.769.566,81 874.865.012.605,33
B. Belanja 522.554.807.423,08 532.269.506.970,49 532.578.866.640,58 604.542.273.757,64 701.107.450.180,78 849.908.281..664,32
- Belanja Tidak Langsung
262.218.532.746,35 295.934.898.091,81 303.897.907.373 389.074.816.014,33 460.867.872.762,78 519.501.555.915,60
- Belanja Langsung
260.336.274.676,73 236.334.608.878,68 228.680.959.267,58 215.467.457.743,31 240.239.577.418 330.406.725.748,72
Surplus (Defisit) (A-B)
(29.368.147.152,87) (9.522.789.155,94) (2.095.603.820,50) 37.792.481.166,42 18.728.319.386,03 24.956.730.941,01
Pada tabel 3.6 dapat terlihat pembiayaan netto Kota Palangka
Raya. Pada tahun anggaran 2008, terjadi defisit sebesar
29.368.147.152,87. Demikian juga, pada tahun anggaran 2009 dan 2010
terjadi penurunan atau defisit sebesar 9.522.789.155,94 dan
2.095.603.820,50. Defisit anggaran ini menandakan kekurangan dalam
kas keuangan disebabkan adanya ketimpangan antara jumlah anggaran
belanja pembangunan dan pendapatan Kota Palangka Raya. Defisit pada
tahun 2008 sampai dengan 2010 diakibatkan oleh meningkatnya belanja
pegawai pada sektor belanja langsung dan belanja tidak langsung. Artinya
pemerintah Kota Palangka Raya memiliki pengeluaran lebih banyak
daripada penghasilan. Namun pada tahun anggaran 2011 dan 2012,
terjadi surplus kembali yakni sebesar 37.792.481.166,42 dan
18.728.319.386,03. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan belanja yang
dilakukan oleh pemerintah Kota Palangka Raya memiliki ekuitas yang
positif yakni belanja yang dilakukan tidak besar dari total pendapatan yang
diterima.
Tabel 3.7 Realisasi Pembiayaan APBD Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
(dalam Rupiah)
No
Tahun Penerimaan Pembiayaan
Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah
Pembiayaan Netto
1 2008 63.179.691.368,19 240.105.554,27 62.939.585.813,92
2 2009 33.571.438.661,05 490.105.554,27 33.081.333.106,78
3 2010 21.666.355.225,24 2.240.105.555 19.426.249.670,24
4 2011 17.328.415.849,74 4.043.305.514,27 13.285.110.335,47
5 2012 51.077.591.501,89 7.626.869.763,75 43.450.721.738,14
6 2013 35.815.691.366,38 4.552.106.000 31.263.585.366,38
146
Pada tabel 3.7 dapat terlihat realisasi pembiayaan APBD Kota
Palangka Raya tahun 2008 hingga tahun 2013. Pembiayaan netto yang
merupakan hasil dari formula penerimaan pembiayaan daerah dikurangi
pengeluaran pembiayaan daerah. Pembiayaan netto yang dimiliki
pemerintah Kota Palangka Raya mengalami surplus selama 5 (lima)
tahun pada tahun 2008 sampai dengan 2013. Pembiayaan netto pada
tahun 2008 sebesar 62.939.585.813,92, tahun 2009 pembiayaan netto
sebesar 33.081.333.106,78, tahun 2010 pembiayaan netto sebesar
19.426.249.670,24, tahun 2011 pembiayaan netto sebesar
13.285.110.335,47 dan pada tahun 2012 pembiayaan netto sebesar
43.450.721.738,14, serta pada tahun 2013 pembiayaan netto sebesar
31.263.585.366,38. Artinya penerimaan pembiayaan daerah Kota
Palangka Raya lebih besar dari pengeluaran pembiayaan daerah.
3.2.2 Analisis Realisasi Sisa lebih Perhitungan Anggaran
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi
sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui sisa lebih
pembiayaan anggaran SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya,
dapat diketahui kinerja APBD Kota Palangka Raya tahun sebelumnya
yang lebih rasional dan terukur.
Pada anggaran 2008 sampai dengan 2013 terlihat bahwa SILPA
mengalami surplus yang cukup besar dan setiap tahun cenderung
mengalami peningkatan yakni pada tahun 2008 SILPA sebesar
33.571.438.661,05 kemudian pada tahun 2009 SILPA sebesar
23.558.543.950,84 selanjutnya pada tahun 2010 SILPA sebesar
17.330.645.849,74 dan pada tahun 2011 SILPA sebesar
51.077.591.501,89, pada tahun 2012 SILPA sebesar 62.179.041.124,17
serta pada tahun 2013 SILPA sebesar 83.596.912.617,92.
Adanya sisa lebih pembiayaan anggaran menunjukkan
pengelolaan keuangan pemerintah Kota Palangka Raya yang baik.
Namun demikian, adanya SILPA yang tinggi justru mengindikasikan
buruknya kinerja pengelolaan keuangan daerah. Tingginya SILPA
membuktikan bahwa penyerapan anggaran di daerah itu sangat rendah.
147
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya penyerapan
anggaran yakni lemahnya pelaksanaan program dan kegiatan pada
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kinerja birokrasi
yang menurun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
148
Tabel 3.8 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Palangka Raya Tahun 2008-2014 (dalam Rupiah)
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
33.571.438.661,05 23.558.543.950,84 17.330.645.849,74 51.077.591.501,89 62.179.041.124,17 62.179.041.124,17
2. Pencairan Dana Cadangan - - - - - 4.000.000.000
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
- - - - - -
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
- - - - - -
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
- - - - - -
6. Penerimaan Piutang Daerah
- - - - - -
7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
33.571.438.661,05 23.558.543.950,84 17.330.645.849,74 51.077.591.501,89 62.179.041.124,17 83.596.912.617,92
149
3.2.3 Analisis Proyeksi Belanja Daerah
Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan
belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat
wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan
proyeksi 5 (lima) tahun ke depan untuk penghitungan kerangka
pendanaan pembangunan daerah. Analisa proyeksi belanja daerah hanya
memperhitungkan belanja langsung dan belanja tidak langsung.
Tabel 3.9 Nilai Belanja Langsung dan Belanja tidak Langsung dengan
Rata-Rata Pertumbuhan (dalam Rupiah)
No Uraian 2013 Rata-rata
Pertumbuhan Nilai
1. Belanja tidak langsung
519.501.555.915,60 14,95 77.678.030.708,80
2. Belanja langsung 330.406.725.748,72 6,16 20.348.424.803,09
Tabel 3.10
Proyeksi Belanja Langsung dan Belanja tidak Langsung (dalam Juta)
No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
1. Belanja tidak langsung
597.563.376.248,48 634.373.280.225,39 673.450.674.287,27 714.935.235.823,37 758.975.246.350,09
2. Belanja langsung 414.767.013.140,34 440.316.661.149,79 467.440.167.476,61 496.234.481.793,37 526.802.525.871,63
Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa proyeksi belanja
langsung Kota Palangka Raya mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan
rata-rata pertumbuhan belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
modal Kota Palangka Raya cenderung naik. Sedangkan pada sektor
belanja tidak langsung mengalami rata-rata pertumbuhan yang positif
disebabkan peningkatan yang cukup signifikan ada belanja pegawai,
belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan keuangan.
Belanja langsung tersebut akan digunakan untuk belanja program
prioritas seperti pada tabel 8.1 dan program-program pendukung yang
didasarkan bahwa indikator kinerja program tersebut berupa output dan
berfungsi sebagai pendukung (belanja rutin) terhadap program prioritas
pembangunan daerah.
150
Tabel 3.11 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam rupiah)
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pendapatan 493.186.660.270,21 522.746.717.814,55 530.483.262.820,08 642.512.979.205,89 719.835.769.566,81 874.865.012.605,33
1.1. Pendapatan Asli Daerah 23.187.580.441,21 22.535.680.868,55 25.815.783.567,08 34.982.609.248,89 50.515.952.309,27 63.556.113.907,34
1.1.1. Pajak Daerah 9.173.436.279 10.126.423.952 11.815.006.914 23.188.668.150,26 34.747.573.390,40 43.622.345.363,94
1.1.2. Retribusi Daerah 8.446.860.418 8.107.139.926 9.987.337.084 8.653.971.962 9.885.999.588 10.831.917.077
1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang dipisahkan
360.957.259 594.421.943,25 431.134.172,32 604.076.873,84 804.770.016,49 959.030.316,10
1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah 5.206.326.485,21 3.707.695.047,30 3.582.305.396,76 2.535.892.262,79 5.077.609.314,38 8.142.821.150,30
1.2. Dana Perimbangan 400.181.824.645 410.817.454.127 404.576.494.333 466.395.161.314 552.429.551.513 638.529.004.050
1.2.1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
28.343.152.645 32.449.320.127 37.858.714.333 40.263.238.314 61.341.367.513 55.219.938.050
1.2.2. Dana Alokasi Umum 330.018.672.000 334.308.134.000 341.320.280.000 386.393.123.000 459.782.814.000 539.535.616.000
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 41.820.000.000 44.060.000.000 25.397.500.000 39.738.800.000 31.305.370.000 43.773.450.000
1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 69.817.255.184 89.393.582.819 100.090.984.920 141.135.208.643 116.890.265.744,54 172.779.894.647,99
1.3.1. Pendapatan Hibah - 29.680.454.056 247.600.000 2.985.600.000 766.800.000 38.922.514.090
1.3.2. Dana Darurat - 3.000.000.000 - - - -
1.3.3. Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya
21.525.513.184 29.492.957.056 31.524.611.302 39.899.143.163 50.671.733.744,54 74.190.106.647,99
1.3.4. Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus
44.716.140.000 19.790.971.707 31.066.163.218 29.700.000.000 433.384.000 -
1.3.5. Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya
1.400.000.000 - - 150.000.000 - 8.299.600.000
1.3.6. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND
2.175.602.000 7.429.200.000 33.321.410.400 40.719.651.480 65.018.348.000 90.290.188.000
1.3.7. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
- - - 13.316.925.000 - -
1.3.8. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah
3.931.200.000 14.363.889.000 -
151
Tabel 3.12 Prediksi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2014-2018 (dalam rupiah)
No. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
1 Pendapatan 946.131.533.298,38 1.063.750.000.000 1.196.000.000.000 1.344.700.000.000 1.512.000.000.000
1.1. Pendapatan Asli Daerah 72.655.800.300 95.150.000.000 124.700.000.000 150.800.000.000 193.000.000.000
1.1.1. Pajak Daerah 51.080.000.000 71.000.000.000 99.000.000.000 122.000.000.000 161.000.000.000
1.1.2. Retribusi Daerah 12.470.550.300 13.000.000.000 13.700.000.000 14.300.000.000 15.000.000.000
1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang dipisahkan
1.180.000.000 1.650.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000
1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah 7.925.250.000 9.500.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000 14.000.000.000
1.2. Dana Perimbangan 691.846.430.423 751.700.000.000 807.600.000.000 875.000.000.000 923.000.000.000
1.2.1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
60.167.412.423 69.700.000.000 80.800.000.000 93.000.000.000 107.000.000.000
1.2.2. Dana Alokasi Umum 589.449.668.000 636.600.000.000 678.000.000.000 730.000.000.000 760.000.000.000
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 42.229.350.000 45.400.000.000 48.800.000.000 52.000.000.000 56.000.000.000
1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 181.629.302.575,38 216.900.000.000 263.700.000.000 318.900.000.000 396.000.000.000
1.3.1. Pendapatan Hibah - - - - -
1.3.3. Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya
80.239.552.575,38 88.200.000.000 97.000.000.000 106.000.000.000 117.000.000.000
1.3.4. Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus - - - - -
1.3.5. Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya
7.100.000.000 4.300.000.000 2.500.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000
1.3.6. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND
94.289.750.000 124.400.000.000 164.200.000.000 211.400.000.000 278.000.000.000
1.3.7. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) - - - - -
1.3.8. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah
- - - - -
152
Tabel 3.13 Belanja Langsung dan Tidak Langsung Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam Rupiah)
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
A. Belanja Langsung 260.336.274.676,73 236.334.608.878,68 228.680.959.267,58 215.467.457.743,31 240.239.577.418 330.406.725.748,72
- Belanja Pegawai 14.042.299.440 14.957.300.000 57.116.682.996,58 18.578.750.330 24.265.540.452 32.053.961.370
- Belanja Barang dan Jasa 96.447.474.097,73 81.327.733.919,68 81.134.345.229 91.395.096.419,31 105.629.950.368 125.018.151.949,84
- Belanja Modal 149.846.501.157 140.049.574.959 90.429.930.042 105.493.610.994 110.344.086.598 173.334.612.428,88
B. Belanja tidak Langsung 262.218.532.746,35 295.934.898.091,81 303.897.907.373 389.074.816.014,33 460.867.872.762,78 519.501.555.915,60
- Belanja Pegawai 232.055.826.606,66 277.390.995.474,08 287.006.021.308 365.910.400.792 427.831.480.562,27 474.001.519.695
- Belanja Bunga 207.948.917,69 178.756.917,73 151.333.460 1.890.000.000 2.048.710.587,08 1.781.151.504,63
- Belanja Subsidi 1.500.000.000 480.000.000 - - - -
- Belanja Hibah 5.397.014.608 3.801.300.000 7.043.573.787 11.917.048.400 21.783.790.987 38.922.514.090
- Belanja Bantuan Sosial 15.179.793.000 11.730.328.200 6.746.978.818 8.632.366.822,33 7.589.000.000 3.611.480.000
- Belanja Bagi Hasil 24.000.000 - - - - -
- Belanja Bantuan Keuangan
2.189.790.000 2.203.517.500 2.725.000.000 725.000.000 1.464.890.626,43 1.184.890.625,98
- Belanja tidak Terduga 5.664.159.614 150.000.000 225.000.000 - 150.000.000 -
Jumlah Belanja 522.554.807.423,08 532.269.506.970,49 532.578.866.640,58 604.542.273.757,64 701.107.450.180,78 849.908.281.664,32
153
Tabel 3.14 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
A. Belanja Tidak Langsung 301.140.124.211 368.791.530.027 412.126.635.045 490.346.702.304,74 519.501.555.915,60
1. Belanja Gaji dan Tunjangan - - 291.642.637.212 327.141.797.448 340.209.690.638
2. Belanja Tambahan Penghasilan**) - - 86.968.974.833 122.937.478.856 130.045.155.657
3. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
- - 1.623.200.000 1.352.000.000 1.631.544.000
4. Belanja pemungutan Pajak Daerah**) - - 2.267.000.000 2.440.969.000 -
B. Belanja Langsung 252.133.664.159,05 209.956.438.218,12 250.180.820.520,74 266.223.161.829,78 32.053.961.370
1. Belanja Honorarium PNS**) - - 3.734.515.000 6.619.488.250 8.375.915.540
2. Belanja Uang Lembur**) - - 738.271.200 714.015.016 376.452.750
3. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - 210.250.000 182.750.000 369.499.450
4. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS**)
- - 3.543.004.090 5.315.513.024 3.071.126.500
5. Belanja premi asuransi kesehatan - - 848.499.980 2.104.402.205 834.225.749
6. Belanja makanan dan minuman pegawai***) - - 9.346.790.135 8.404.933.523 10.496.144.950
7. Belanja pakaian dinas dan atributnya**) - - 404.701.600 736.829.250 834.458.000
8. Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu*)
- - 698.511.350 2.512.343.580 1.129.393.150
9. Belanja perjalanan dinas**) - - 16.211.417.612 25.152.331.910 25.765.533.928
10. Belanja perjalanan pindah tugas - - - - -
11. Belanja Pemulangan Pegawai - - 2.340.000.000 1.650.000.000 1.350.000.000
12. Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll)
144.566.409.435 100.302.489.333 128.927.376.596,74 119.715.884.480 173.334.612.428,88
TOTAL 553.273.788.370,05 578.747.968.245,12 662.307.455.565,74 756.569.864.134,52 849.908.281.664,32
154
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
4.1. Pendahuluan
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap
expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan
yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang
dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang
yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.
Berdasar analisis atas data dan informasi yang disajikan pada bab
2 dan bab 3, bab ini menguraikan permasalahan dan isu strategis Kota
Palangka Raya.Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan
daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah. Identifikasi faktor-
faktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal.
Selanjutnya diuraikan pula isu strategis eksternal, baik nasional,
propinsi maupun luar negeri yang memiliki pengaruh pada Kota Palangka
Raya. Berdasar berbagai isu strategis yang berpengaruh terhadap
pembangunan kota itu kemudian disusun rencana dan strategi umum
untuk mencapai tujuan pembangunan lima tahun ke depan.
4.2. Analisis Permasalahan
Uraian atas permasalahan dilakukan berdasar kelompok masalah
penting yang dihadapi Kota Palangka Raya, melalui analisis mendalam
pada bab 2 dan bab 3 analisis itu terbagi atas 7 poin yaitu kesejahteraan
sosial, pendidikan, kesehatan, pelayanan umum, ketahanan pangan,
lingkungan hidup dan daya saing.
Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial
Pada aspek kesejahteraan dibandingkan dengan kabupaten dan
kota lain di Palangka Raya secara umum telah cukup baik. Namun
demikian jika dilihat lebih detail akan terlihat bahwa kesejahteraan itu
155
belum dinikmati secara merata oleh seluruh wilayah maupun seluruh
sektor yang ada. Sektor pertanian yang meliputi wilayah paling luas dan
penduduk cukup banyak memiliki pertumbuhan yang jauh lebih lambat
dibandingkan dengan sektor lainnya, terutama jasa dan perdagangan.
Ketidak merataan kesejahteraan ini kemudian dikonfirmasi oleh angka
Gini Indeks yang cenderung tidak berkurang.
Kesejahteraan yang tidak merata itu bersumber dari 4 aspek
penting yakni, pertama, produktivitas sektor pertanian dan perkebunan
yang memang rendah. Rendahnya produktivitas pertanian itu bermula dari
kondisi lahan yang memang kurang cocok untuk tanaman pangan, tetapi
pada umumnya penduduk mengusahakan tanaman pangan sementara
sektor perkebunan rakyat yang sangat potensial juga masih diusahakan
secara tradisional. Kedua, sektor perdagangan dan jasa yang
berkembang dengan cepat tidak terkait langsung dengan sektor pertanian
yang menghidupi sebagian besar penduduk. Ketiga, sektor industri
furniture dan home industri yang seharusnya menjadi pengungkit
pertumbuhan untuk sektor pertanian belum berkembang. Keempat,
ketersediaan infrastruktur untuk sektor pertanian dan pedesaan sangat
kurang dibandingkan dengan yang dibutuhkan.
Akibat dari ketimpangan kesejahteraan ini maka timpang pula
aspek pendidikan dan kesehatan untuk penduduk. Disamping itu
rendahnya kinerja sektor pertanian juga berdampak pada tingginya tingkat
kemiskinan di daerah pedesaan dan sektor pertanian. Ketika tingkat
pendidikan masih lemah dengan kesehatan yang juga lemah dengan
tingkat kemiskinan yang tinggi, dampak selanjutnya adalah bahwa aspek
sosial maupun budaya tidak berkembang. Kemiskinan dan pendidikan
yang buruk ditambah dengan terus bertambahnya jumlah penduduk juga
akan mengancam lingkungan hidup.
Secara singkat analisis masalah kesejahteraan itu digambarkan
oleh diagram 4.1.
156
Diagram 4.1 Analisis Aspek Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial
Kota Palangka Raya
Pendidikan
Sejalan dengan persoalan kesejahteraan, persoalan pendidikan di
kota Palangka Raya juga terkait dengan variasi capaian kinerja pendidikan
yang cukup tinggi antar kecamatan. Teridentifikasi 4 kelompok persoalan
yang menjadi penyebabnya, yakni sisi sumber daya manusia, sistem
pendidikan, sarana dan prasarana juga ada masalah pada sisi
masyarakat. Persoalan yang muncul disini lebih erat terkait dengan
kondisi di wilayah remote (wilayah yang jauh dari jangkauan ibukota).
Di wilayah remote, seperti Rakumpit dan Sebangau pinggir kondisi
sarana dan prasarana pendidikan relatif rendah dibandingkan dengan
kecamatan yang berada di pusat kota seperti Pahandut. Hal ini dapat
dicermati dari rasio gedung murid terhadap jumlah sekolah yang relatif
tinggi. Selain jumlahnya terbatas kondisi sarana pendidikan di wilayah
remote ini juga dalam keadaan yang kurang baik. Kondisi ini menjadi
semakin buruk ketika penduduk yang berdiam di wilayah remote itu
umumnya sangat terpencar. Dalam kondisi demikian, sekalipun fasilitas
pendidikan ada tetapi untuk menjangkau fasilitas pendidikan yang ada
terhalang oleh sarana transportasi yang juga kurang memadai.
157
Pada wilayah yang demikian kondisi masyarakatnya pada
umumnya berbasis pendidikan rendah dengan kondisi kesejahteraan yang
kurang. Pada masyarakat yang seperti ini, terlalu mahal untuk memikirkan
anak untuk investasi, sehingga anak harus menjadi tenaga kerja untuk
mencukupi kebutuhan hidup. Disamping itu memang masih ada bagian
dari masyarakat yang kurang berpendidikan sehingga belum memahami
makna pentingnya pendidikan.
Kondisi semacam ini masih diperburuk oleh kenyataan bahwa
sumber daya pendidikan juga terdistribusi secara tidak merata. Pada
wilayah remote, jumlah tenaga kependidikan relatif terbatas, akibat dari
infrastruktur yang kurang. Kurangnya tenaga kependidikan itu masih
ditambah persoalan adanya tenaga kependidikan yang memiliki
ketrampilan terbatas. Pada aspek tenaga kependidikan ini juga terdapat
persoalan komitmen yang rendah dari tenaga pendidik, sehingga proses
pendidikan tidak dapat dijalankan dengan baik.
Aspek penting lainnya adalah pola dan sistem kependidikan yang
seragam kadang kurang sesuai dengan kondisi dan budaya lokal. Ketika
hal ini terjadi maka masyarakat akan melihat bahwa pendidikan tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan dan tidak ada manfaatnya, itulah
sebabnya maka tingat partisipasi pendidikan menjadi rendah.
Kompleksitas kondisi pendidikan secara sederhana digambarkan
oleh diagram 4.2.
158
Diagram 4.2 Kompleksitas Pelayanan Pendidikan di Kota Palangka Raya
Kesehatan
Sebagai sebuah kota, tingkat kesehatan Kota Palangka Raya
sudah baik, namun demikian secara kewilayahan capaian kinerja
kesehatan masih belum merata. Terdapat 4 kelompok aspek yang
diidentifikasi menjadi penyebabnya, yaitu aspek kebijakan, perilaku dan
budaya serta sarana dan ketenagakerjaan (lihat diagram 4.3).
Pada aspek kebijakan terdapat kebijakan yang kurang mendukung
tercapainya kinerja pelayanan kesehatan yang optimal. Kurang adanya
insentif bagai tenaga medis dan paramedis adalah yang pertama.
Selanjutnya penempatan tenaga medis dan paramedis yang kurang tepat,
pada wilayah yang belum ada tenaga paramedis swasta ditempatakan
tenaga paramedis dengan jumlah yang sama dengan wilayah yang telah
ada tenaga medis swastanya. Aspek selanjutnya dari kebijakan adalah
pembangunan kawasan pemukiman yang kurang memperhatikan aspek
kesehatan, misalnya kawasan perumahan tanpa drainase yang cukup
tanpa jaringan air bersih yang cukup, tanpa ruang terbuka maupun
pengelolaan sampah yang cukup. Pembangunan kawasan yang buruk
seringkali bersumber dari adanya konflik antar kebijakan yang dibawa oleh
159
masing-masing SKPD/KL. Tuntutan capaian MDG’s seringkali juga
menjadi beban berlebih bagi institusi kesehatan karena selain harus
menyelesaikan persoalan persoalan yang ada di Kota Palangka Raya
sendiri, institusi kesehatan daerah juga masih harus melakukan usaha
untuk mencapai tuntutan MDG’s. Akibatnya upaya untuk penanganan
kesehatan internal terbengkelai. Kondisi ini semakin sulit ketika anggaran
yang dimiliki oleh dinas kesehatan terbatas, sehingga untuk mencapai
keberhasilan, hanya wilayah yang mudah dijangkau yang dapat dikelola.
Sarana kesehatan yang ada di seluruh wilayah telah sesuai dengan
rasio yang dipersyaratkan, namun demikian lokasi penduduk yang sangat
terpencar membuat sarana yang tersedia belum dapat dimanfaatkan
secara optimal oleh penduduk. Disamping itu fasilitas yang langsung
berhubungan dengan kesehatan penduduk, di wilayah remote juga
kurang, seperti air bersih. Pada aspek sumber daya manusia kesehatan,
penempatan tenaga kesehatan yang kurang pas juga masih ditambah
dengan ketrampilan teknisi yang kurang memadai. Sejalan dengan tenaga
kependidikan, tenaga kesehatan juga masih banyak yang komitmennya
terhadap tugas dan tanggungjawab masih rendah.
160
Diagram 4.3 Permasalahan terkait dengan Kinerja Kesehatan
di Kota Palangka Raya
Pada sisi masyarakat, terdapat dua hal yang menghambat capaian
kinerja kesehatan yang baik, yakni aspek budaya dan perilaku. Secara
budaya masyarakat masih sangat percaya kepada pelayan kesehatan
tradisional seperti dukun bayi. Masalahnya banyak dukun bayi yang belum
mendapatkan pendidikan kesehatan secara memadai, padahal cara
kesehatan tradisional menjadi kurang memadai berhadapan dengan
perkembangan penyakit yang ada. Disamping itu budaya patriarkhi yang
kental menghalangi pelayanan tenaga kesehatan karena pasien, dalam
hal ini ibu tidak memiliki keputusan atas kondisi kesehatannya sendiri.
Pada sisi lain perilaku masyarakat tradisional masih erat melekat
pada sebagian besar penduduk, dimana perilaku itu mungkin tidak
menimbulkan masalah ketika penduduk belum banyak dan penyakit belum
berkembang seperti saat ini. Namun saat ini dengan perkembangan
penduduk dan penyakit yang semakin beraneka ragam kebiasaan itu
cukup menjadi sumber penyakit dan penyebarannya. Kebiasaan seperti
buang air besar, membuang sampah di sungai, memanfaatkan air sungai
yang telah tercemar, tidak menjaga kebersihan lingkungan adalah
161
beberapa kebiasaan yang cukup menghambat upaya pelayanan
kesehatan agar terselenggara secara optimal.
Pelayanan Umum
Pelayanan umum disini terkait dengan pelayanan pemerintah Kota
yang bersifat langsung kepada masyarakat. Pelayanan dokumen pribadi,
seperti KTP, KK dan akte kelahiran, pelayanan perijinan, pelayanan
transportasi sampai persampahan dan data. Pada aspek ini kinerja yang
dicapai juga belum optimal. Jumlah penduduk ber-KTP, Ber-KK, ber-akte
kelahiran, tanah yang bersertifikat, ijin trayek dan sebagainya adalah
indikator yang digunakan untuk mendeteksi kinerja pelayanan. Kinerja
pelayanan yang belum optimal itu terkait dengan beberapa penyebab
diantaranya sisi sarana dan prasarana, sisi kelembagaan, sisi aparat
pelayanan maupun pada sisi masyarakatnya itu sendiri (lihat diagram 4.3).
Terkait dengan aspek sarana dan prasarana. Sarana gedung dan
tempat pelayanan dirasakan belum memenuhi syarat pelayanan yang
baik, misalnya kondisi gedung kearsipan yang belum representatif.
Disamping gedung, sarana penunjang pelayanan, seperti alat uji
kendaraan, alat survey, buku perpustakaan maupun ketersediaan rambu
lalu lintas masih terbatas. Sarana pelayanan yang juga penting adalah
sarana untuk mobilitas petugas pelayanan, pada aspek ini juga masih
terbatas. Namun demikian segala bentuk kekurangan fisik ini bukanlah
yang utama, jika aparat pelayanan cukup berkualitas.
Sumber daya pelayanan, petugas pelayanan sangat disayangkan
sampai saat ini masih bermasalah. Pertama terkait dengan jumlahnya
yang kurang mencukupi, hal ini masih ditambah dengan kualifikasi yang
rendah, akibat dari penempatan tenaga yang tidak sesuai dengan
bidangnya. Ketidaksesuaian keahlian dengan bidang kerja membawa
dampak pada kurangnya tanggungjawab para petugas ini pada tugas dan
pekerjaannya. Hal ini masih diperlemah oleh rendahnya upaya untuk
meningkatkan keahlian melalui pelatihan ataupun training yang
dibutuhkan. Maka itu semua berdampak pada buruknya kinerja
pelayanan.
162
Rendahnya kinerja aparat pelayanan itu masih ditambah dengan
aspek kelembagaan yang juga lemah. Secara kelembagaan, untuk setiap
pelayanan yang diberikan pada masyarakat belum memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang jelas. Ketidakjelasan SOP itu masih
ditambah dengan keberadaan SOTK yang belum sempurna.
Permasalahan kelembagaan ini seperti berputar putar dengan sumber
daya pelayanan yang ada. SDM kurang baik ditambah sistem kerja yang
juga kurang baik, atau sistem kerja yang kurang baik menyebabkan SDM
yang kurang baik. Apapun yang menjadi penyebab tetap berdampak pada
buruknya kinerja pelayanan.
Diagram 4.4 Permasalahan terkait dengan Pelayanan Umum di
Kota Palangka Raya
Masyarakat juga berperan dalam menciptakan kinerja pelayanan yang
kurang optimal. Kesadaran masyarakat untuk mengurus dokumen
administrasi, baik terkait dengan pribadi seperti KTP, kepemilikan seperti
tanah maupun perijinan seperti IMB atau ijin usaha masih rendah. Terkait
dengan pelayanan transportasi, masyarakat masih lebih memilih
kendaraan pribadi tetapi dengan kesadaran berlalu lintas yang aman
masih rendah. Pelanggaran terhadap rambu, pengabaikan pada aspek
163
keselamatan berkendara masih sangat sering terjadi. Untuk pelayanan
data maupun buku dan arsip, sebagaimana wilayah lain di Indonesia, rata-
rata minat bacanya masih rendah.
Ketahanan Pangan
Sebagai daerah perkotaan dengan sumber daya alam yang
sebagain besar berdasar rawa dan tingkat teknologi pertanian masih
belum maju, Kota Palangka Raya kurang dapat menghasilkan padi
sebagai makanan pokok. Akibatnya untuk memenuhi kebutuhan beras,
kota ini harus mendatangkan dari luar daerah. Ketika pangan utama
adalah beras maka kondisi ini dapat dikatakan bahwa kota ini rentan
dalam aspek ketahanan pangan. Kerentanan itu selain terkait dengan
produksi yang rendah juga terkait dengan kurangnya tingkat diversifikasi
pangan.
Diversifikasi pangan yang rendah terkait dengan kurangnya upaya
untuk memanfaatkan potensi pangan lokal non beras yang ada.
Kurangnya upaya industrialisasi produk pertanian menyebabkan pangan
lokal pengganti beras kurang tersedia. Ketika pangan pengganti tidak
tersedia, maka masyarakat tetap bergantung pada beras. Analisis ini
secara sederhana disajikan pada diagram 4.5.
164
Diagram 4.5 Permasalahan Rentannya Ketahanan Pangan di Kota Palangka Raya
Lingkungan Hidup
Aspek lingkungan hidup terkait dengan kondisi lingkungan
pendukung kehidupan. Kondisi lingkungan hidup di Kota Palangka Raya
masih cukup baik, dalam pengertian masih dalam batas aman baik untuk
pencemaran air maupun pencemaran udara. Namun demikian secara
keseluruhan ancaman terhadap degradasi lingkungan sudah sangat
nyata. Banjir, sampah tidak terkelola, sungai membawa sampah,
pendangkalan sungai dan danau maupun kebakaran hutan adalah
beberapa indikator yang menunjukkan ancaman terhadap linkungan
hidup. Kualitas lingkungan yang cenderung memburuk itu terkait dengan
tiga kelompok besar masalah yakni sarana dan prasarana, penegakan
hukum lingkungan dan sisi masyarakat (lihat digaram 4.6).
Pegelolaan lingkungan yang baik membutuhkan sarana dan
prasarana. Terkait dengan aspek tersebut, teridentifikasi bahwa sarana
untuk pengelolaan lingkungan yang tersedia belum memadai. Tempat
penumpukan sampah, truk pengangut sampah masih terbatas, akibatnya
belum semua sampah yang dihasilkan dapat dikelola. Pada sisi lain
pertambahan penduduk dan peningkatan ekonomi menyebabkan jumlah
sampah per kapita semakin tinggi yang secara keseluruhan produksi
165
sampah total akan bertambah dengan cepat. Tidak hanya sarana untuk
sampah yang terbatas, namun juga sarana pengelolaan kebersihan
lainnya, misalnya toilet umum yang memadai dan sehat.
Kurangnya fasilitas ini masih ditambah dengan sistem pengelolaan
yang belum baik. Sampah hanya berakhir dengan penumpukan dan
pembuangan terbuka, belum ada upaya untuk melakukan pengolahan
agar tidak menjadi gunung. Pada sisi lain juga belum diupayakan
pendidikan kepada masyarakat untuk mengurangi produksi sampah dan
bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkan melalui pola
pengelolaan sampah 3R. Pada kasus hutan, pegelolaan berdasar sistem
kesatuan berdasar fungsinya juga belum dijalankan, sehingga
pencegahan terhadap terjadinya kerusakan hutan belum dapat dilakukan
secara optimal.
Pelanggaran terhadap hukum lingkungan belum dapat diketahui
secara cepat, akibat dari kurangnya tenaga pelaksana dan minimnya
sarana pendukung. Kasus kejahatan terjadap lingkungan hanya dapat
diketahui ketika ada laporan dari masyarakat. Ketika laporan telah ada
dan penegakan aturan hendak dijalankan, seringkali terhalang oleh
kepemilikan lahan pribadi, sehingga hukum lingkungan sulit untuk
ditegakkan. Misalnya pada kasus lahan yang telah ditetapkan sebagai
kawasan penyangga air, seharsunya tidak diperbolehnya untuk dijadikan
perkebunan, tetapi ketika aturan ini dilanggar penegakan tidak dapat
dilakukan sebab lahan tersebut adalah lahan pribadi. Pada kasus
penegakan hukum dapat dilakukan, monitoring terhadap keberlangsungan
penegakan itu tidak pernah dilakukan, kembali persoalan prasarana
menjadi penghambat dan penghalangnya. Kesulitan monitoring maupun
penegakan lingkungan itu menjadi semakin sulit karena adanya kenyataan
ego sektoral yang sangat kental. Ego sektoral itu cukup banyak yang
berasal dari kebijakan pusat, yang kemudian menjadi buah simalakama di
daerah. Ketika terdapat konflik kepentingan antara keharusan dari K/L dan
kepentingan daerah, maka umumnya urusan daerah yang terabaikan.
166
Diagram 4.6 Persamalahan Degradasi Lingkungan Hidup di Kota Palangka Raya
Aspek yang tidak kalah penting pada degradasi lingkungan ini
adalah sikap dan perilaku masyarakat. Penduduk yang terus bertambah
adalah aspek pertama yang menjadi ancaman terhadap lingkungan.
Setiap pertabahan penduduk artinya kebutuhan akan tempat tinggal dan
makanan serta kepentingan lainnya. Pada sisi lain, lingkungan tidak akan
pernah bertambah jumlahnya maupun luasnya. Ketika tidak dilakukan
pengelolaan lingkungan yang benar maka daya dukung lingkungan jelas
menjadi ancamannya. Faktor kedua dari masyarakat adalah kebiasaan
yang telah berlangsung lama, misalnya membuang sampah di sungai.
Ketika penduduk belum banyak hal ini tidak akan berpengaruh buruk
terhadap lingkungan apalagi sampah yang dihasilkan juga masih sampah
organik yang akan dengan mudah terurai. Namun demikian bertambahnya
penduduk dan perkembangan ekonomi membuat sampah bertambah
banyak dan beraneka ragam. Sampah anorganik yang membutuhkan
waktu lama untuk hancur menjadi ancaman serius bagi lingkungan.
Perilaku lain yang kurang ramah terhadap lingkungan misalnya bertempat
tinggal di daerah aliran sungai. Sekali lagi kebiasaan ini mungkin aman
167
ketika penduduk masih sedikit, namun menjadi ancaman berat ketika
penduduk semakin bertambah.
Daya Saing Investasi
Pada aspek daya saing, Kota Palangka Raya termasuk dalam
kategori baik dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain di Kalimantan
Tengah. Posisinya yang strategis dengan infrastruktur pendukung yang
cukup baik, menjadikan kota ini adalah pintu gerbang bagi akses ke
Kalimantan Tengah yang lain. Namun demikian daya saing yang tinggi itu
belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari petumbuhan
investasi yang tinggi pada bidang jasa dan perdagangan tetapi sektor
lainnya hampir belum tersentuh. Ketersediaan infrastruktur yang sangat
kurang memadai untuk mendukung investasi bidang pertanian menjadi
penyebab pertama. Sementara itu sektor industri juga tidak berkembang
baik industri pengolah bahan baku lokal maupun industri lainnya.
Terhambatnya pengembangan sektor petanian juga terkait dengan
kepastian usaha yang rendah. Konflik kepemilikan lahan masih cukup
sering ditemukan, ini tentu menjadi penghambat investasi di bidang yang
membutuhkan lahan. Disamping itu kebijakan pemerintah untuk
mengembangkan potensi pertanian rakyat misal perkebunan juga sangat
kurang.
Diagram 4.7 mendeskripsikan persoalan terkait dengan daya saing
investasi di Kota Palangka Raya. Aspek lain daya saing kurang
termanfaatkannya potensi daya saing ini adalah masih kurangnya
infrastruktur pendukung, misalnya kebutuhan akan listrik. Listrik menjadi
sumber energi bagi pengembangan sektor insdustri, ketika listrik kurang
tersedia maka kurang menarik pula daerah ini.
Perlu dicermati pada aspek daya saing ini untuk persoalan
keberpihakan pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam
memanfaatkan potensi yang ada. Sebagai daerah dengan perkebunan
karet rakyat perlu ada upaya lebih maksimal lagi untuk membangun atau
mendorong pengembangan industri pengolah karet misalnya.
168
Diagram 4.7 Persoalan terkait dengan Daya Saing Daerah
4.3. Isu Strategis
Berdasar analisis permasalahan, dapat dilihat dan dicermati, bahwa
secara makro persoalan yang dihadapi Kota Palangka Raya adalah
adanya ketidak merataan antar sektor dalam perekonomian, yang itu
bermakna ketidak merataan kesejahteraan. Ketidak merataan
kesejahteraan itu kemudian berdampak luas pada aspek pendidikan,
kesehatan, kemiskinan maupun kehidupan sosial budaya yang juga tidak
merata. Selanjutnya kemiskinan adalah “musuh” besar dari lingkngan
hidup.
Ketidak merataan kesejahteraan itu bersumber dari 5 (lima) pokok
persoalan yakni adanya ketimpangan pola investasi. Pertanian sebagai
sektor yang menghidupi sebagian besar penduduk kurang mendapat
perhatian untuk investasi, akibatnya pertanian (pedesaan) menjadi
sumber kemiskinan.
Penyebab berikutnya adalah adanya ketimpangan kualitas sumber
daya manusia. Sebagai sektor yang kurang menarik dan kurang
mendapat dorongan maka sektor ini juga kurang dapat menghasilkan
tenaga kerja yang berkualitas. Berbeda dengan mereka yang bergerak di
169
sektor jasa dan perdagangan yang didorong terus untuk menciptakan
inovasi mengikuti perkembangan dunia perdagangan dan jasa.
Selanjutnya adalah kurang adanya keterkaitan antar sektor yang
berkembang di kota ini. Sektor perdagangan dan jasa adalah sektor yang
sangat berkembang dengan baik, namun demikian sektor ini kurang
memiliki keterkaitan dengan sektor pertanian maupun industri.
Perkembangan sektor perdagangan lebih banyak didorong oleh
keberadaan kota ini yang terletak pada pintu masuk ke Kalimantan
Tengah. Artinya perdagangan bukan memperdagangkan hasil produk
(baik pertanian maupun industri) dari Kota Palangka Raya, melainkan
memperdagangkan produk dari luar Kota Palangkaraya untuk
diperdagangkan ke sekitar Kalimantan Tengah.
Kurang berkembanganya sektor pertanian dan pedesaan juga
terkait dengan lemahnya inftrastruktur di daerah pedesaan dan sentra
sentra produksi pertanian. Sebagai sebuah kota yang sangat strategis,
kota ini masih memiliki kecamatan yang cukup terpencil dengan
aksesibilitas yang sulit. Pertanian hanya akan berkembang jika
transportasi memadai. Transportasi yang buruk hanya akan menekan
harga produk pertanian, hal ini di satu sisi akan menjadi disinsentif bagi
pengembangan pertanian dan pada sisi lain akan membuat pertanian dan
pedesaan menjadi kantong kemiskinan.
Terakhir ketidakmerataan pembangunan itu juga bersumber dari
ketidak merataan pelayanan dasar yang harus diberikan kepada
penduduk. Sulitnya akses ke beberapa wilayah membuat tenaga
berkualitas baik pendididkan, kesehatan maupun pelayanan umum
lainnya enggan untuk ditugaskan di tempat tersebut. Akibatnya wilayah
wilayah yang terpencil itu akan tetap tinggal dalam kesulitan untuk
berkembang. Penduduk atau petugas dari luar suatu wilayah adalah salah
satu pendorong bagi munculnya perubahan, maka ketika aspek ini tidak
ada, sementara penduduk lokal juga kurang memiliki akses keluar maka
perubahan itu datangnya pasti akan sangat lambat.
170
Akibat dari masalah inti itu adalah aspek sosial, ekonomi maupun
budaya tidak berkembang dengan baik di kota ini. Pada bidang pendidikan
dan kesehatan terjadi ketidak merataan. Di sektor perkotaan kinerja
pendidikan dan kesehatan relatif lebih baik dari pada di pedesaan.
Kurangnya berbagai fasilitas di sektor pertanian dan pedesaan berdampak
pada tingginya penduduk miskin di wilayah pedesaan (sektor pertanian).
Akibat dari semua itu adalah kurang berkembangnya kehidupan sosial
budaya. Dalam keadaan miskin, tidak berpendidikan dan kurang sehat
maka hal terpenting yang dikejar baru taraf kebutuhan dasar, sementara
itu kehidupan sosial apalagi budaya menjadi cukup sulit untuk dipikirkan.
Tanpa pengetahuan yang cukup ditekan oleh kemiskinan maka penduduk
akan memanfaatkan lingkungannya untuk segera memenuhi kebutuhan
pokoknya, dengan demikian aspek keberlanjutan lingkungan kurang
mendapat perhatian.
Diagram 4.8 Permasalahan Pembangunan di Kota Palangka Raya
171
4.4. Isu Strategis Eksternal
Isu-isu strategis selain berasal dari permasalahan pembangunan
sebagaimana telah diuraikan di sub bab diatas, juga berasal dari analisis
lingkungan eksternal. Berbagai isu strategis itu mampu menciptakan
peluang, juga ancaman bagi tujuan pembangunan yang hendak
dilaksanakan oleh daerah. Analisis lingkungan eksternal dapat bersumber
dari berbagai informasi regional, nasional dan internasional (MDGs) dan
lain-lain yang langsung berdampak pada pembangunan Pemerintah Kota
Palangka Raya selama 5 (lima) tahun kedepan. Berikut diuraikan isu
strategis eksternal yang berpengaruh besar pada Kota Palangka Raya.
1. Kebijakan Provinsi ( RPJMD Provinsi )
Berdasarkan isu-isu strategis Provinsi Kalimantan Tengah dapat
diidentifikasi permasalahan pembangunan untuk masing-masing
aspek dan urusan antara lain adalah :
a. Masalah Penyediaan Infrastuktur Pembangunan
Permasalahan paling utama adalah menyangkut ketersediaan
infrastruktur dasar bagi berjalannya roda pembangunan
daerah meliputi permasalahan aksesibilitas daerah, irigasi
teknis, dan kelistrikan.
b. Masalah pengembangan ekonomi lokal
Permasalahan pengembangan ekonomi menyangkut upaya
optimalisasi lahan pertanian, ketersediaan lapangan kerja,
pengangguran, pengembangan industri hilir, penanganan
budidaya perikanan, kesejahteraan nelayan, pengembangan
tata niaga komoditas, pemanfaatan potensi tambang, dan
masih rendahnya investasi.
c. Masalah kualitas dan keterjangkauan pendidikan
Berbagai kendala dan permasalahan penyelenggaraan
pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain keadaan
topografi dan luasnya wilayah, kesenjangan pelayanan
pendidikan ditingkat pedesaan, relevansi dan daya saing
172
lulusan pendidikan, rendahnya kualitas dan kuantitas serta
kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan.
d. Masalah Kesejahteraan Sosial
Tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping
untuk meningkatkan derajat kesejahteraan juga berfungsi
melakukan pelayanan publik, seperti pelayanan bidang
kesehatan, penanggulangan kemiskinan serta pengembangan
budaya dan wisata
e. Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam Kalimantan Tengah khususnya
dan pulau Kalimantan pada umumnya cukup tersedia yaitu
berupa wilayah yang luas, sumber daya hutan, pertanian,
perikanan, kelautan, perkebunan, pertambangan, kawasan
gambut, dan lain-lain belum sepenuhnya dapat dikelola
secara optimal. Selain itu pendayagunaan sumber daya alam
tersebut masih berupa produk primer yang memiliki nilai
tambah yang rendah.
f. Isu Pemekaran Wilayah
Rencana pemerintah propinsi untuk melakukan pemekaran
Kalimantan Tengah menjadi Propinsi Kota Waringin Raya dan
Barito Raya. Ini adalah peluang bagi kota Palangka Raya
(rentang kendali, perencanaan lebih detail).
g. Kepastian Hukum Pemanfaatan Ruang dan Lahan
Revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah secara legal formal belum ditetapkan. Hal ini
berdampak luas pada kabupaten (kota) dibawahnya termasuk
Kota Palangka Raya. Pola pemanfaatan ruang adalah hal
yang paling luas akan terpengaruh oleh hal ini.
173
2. Kebijakan Nasional
Terdapat cukup banyak kebijakan Nasional yang berpengaruh
terhadap Kota Palangka Raya, berikut adalah uraian masing
masing.
a. Demokratisasi yang cenderung melebihi porsinya dimana
masyarakat menuntut peran yang lebih besar dalam berbagai
aspek pembangunan. Dengan ketimpangan sosial dan
ekonomi yang ada di masyarakat yang belum terjawab
sepenuhnya oleh keberhasilan pembangunan memunculkan
bahaya laten setiap waktu dapat dipicu baik oleh isu nasional
maupun isu lokal.
b. Keterbatasan sumberdaya energi listrik dalam pengembangan
ekonomi lokal. Keterbatasan pasokan tersebut sudah sangat
mendesak untuk ditingkatkan seiring dengan permasalahan
kebutuhan listrik secara nasional. Permasalahan listrik bukan
saja menyangkut kebutuhan di masa yang akan datang untuk
menggenjot aktivitas ekonomi daerah, untuk kebutuhan dalam
skala normal saja hingga kini belum dapat terpenuhi sehingga
masih terjadi pemadaman bergilir.
c. Masalah kelestarian lingkungan hidup akan tetap menjadi
fokus perhatian nasional ke depan. Adanya pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup perlu pengelolaan lingkungan
hidup termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan
pencemaran serta pemulihan kualitas lingkungan menuntut
dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan program
serta kegiatan yang di dukung oleh sistem pendukung
pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup
pemantapan kelembagaan, SDM, dan Kemitraan Lingkungan,
disamping perangkat hukum dan perundangan, informasi serta
pendanaan.
d. Kawasan kalimantan sebagai lumbung energi dan ketahanan
pangan. Berdasarkan masterplan perluasan dan percepatan
174
pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) Pulau Kalimantan
diarahkan untuk pembangunan dan pengembangan lumbung
energi (fosil dan nabati) serta lumbung pangan. Isu tersebut
mempengaruhi kebijakan pembangunan infrastruktur, ekonomi
dan investasi di daerah.
e. Untuk mendukung program kemandirian dan kedaulatan
pangan pemerintah pusat melalui kementerian kehutanan akan
melakukan pelepasan kawasan hutan di Kalimantan Tengah
dari hutan yang dapat dikonversi (HPK) menjadi areal
penggunaan lainnya (APL) seluas kurang lebih 178.572 Ha.
3. Kebijakan Internasional
Isu-isu strategis dari dunia internasional yang memiliki kualitas
dan kemungkinan tinggi untuk berdampak pada perencanaan
pembangunan 5 (lima) tahun mendatang antara lain :
a. Meningkatnya kerjasama ekonomi yang ditadai dengan lahirnya
Forum Kerjasama Regional dalam bidang ekonomi seperti
APEC, EEC, ASEAN, AFTA, WTO, ACFA, G-8 dan lain
sebagainya.
Berbagai kerjasama regional pada umumnya adalah untuk
menghapuskan hambatan terhadap arus barang dan jasa antar
negara dalam bentuk penghapusan berbagai beban pajak dan
ketentuan lain yang menghambat. Hal yang menjadi sentral
adalah munculnya ancaman terhadap sektor-sektor industri
atau perdagangan regional yang masih kalah kualitas dan
efisien produksinya. Hampir dapat dipastikan akan berakibat
matinya komoditas lokal.
b. Penghormatan terhadap hak-hak individu terlalu ditonjolkan
sehingga dapat mengorbankan hak-hak masyarakat secara
keseluruhan.
Merebaknya berbagai sarana yang memudahkan masyarakat
mengakses internet dan sarana informasi lainnya menciptakan
175
kebebasan individu yang perlu diwaspadai dapat menggerus
hak dan kepatutan umum serta kearifan lokal yang makin
terabaikan. Kebijakan publik perlu menyeimbangkan dua aspek
tersebut dengan tetap menjaga keberpihakan pada pelestarian
budaya lokal.
c. Adanya kesadaran masyarakat dunia untuk menjaga dan
memelihara planet bumi karena ada indikasi telah terjadinya
degredasi lingkungan yang mengglobal.
Kebijakan pembangunan harus lebih bijaksana (prudent)
menyangkut penggunaan lahan hutan bagi pembangunan
daerah karena akan berpotensi mendapat sorotan dunia
internasional. Pengembangan aktivitas ekonomi harus selalu
dalam konteks menjaga kelestarian alam dan khususnya
vegetasi hutan dan ekosistem di dalamnya.
d. Komitmen MDG’s yang ditetapkan pada UN Summit tahun
1990 oleh PBB.
Dengan telah diadopsinya komitmen MDG’s secara nasional
dan regional maka tak ada pilihan lain bagi Kota Palangka
Raya kecuali turut mencermati indikator yang harus dicapai
sampai akhir tahun 2018. Capaian-capaian penting itu
menyangkut penanggulangan kemiskinan dan kelaparan
ekstrem, peningkatan persamaan gender dan pemberdayaan
kaum wanita, penurunan tingkat kematian anak, antisipasi
terjadinya penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
yang menjadi masalah internasional, dan memastikan
keberlangsungan lingkungan (environment sustainability)
sesuai target yang harus dicapai.
e. Komitmen internasional terhadap adaptasi dan mitigasi
perubahan ilkim global
Dalam berbagai forum internasional yang diikuti oleh bangsa-
bangsa di dunia seperti Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim
Tahun 2009 atau yang lebih dikenal dengan copenhangen
176
summit yang berlangsung pada bulan Desember 2009,
masyarakat internasional menyadari perlunya adaptasi dan
mitigasi terhadap dampak perubahan ilkim global. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah melalui penurunan emisi karbon.
Pemerintah Indonesia telah menargetkan penurunan emisi
karbon sebesar 26 persen sampai pada tahun 2020 dan
meningkat menjadi 41 persen apabila ada dukungan dari
negara-negara lain.
4.5. Strategi Umum
Tujuan dari sebuah proses pembangunan adalah peningkatan
kesejahteraan. Berdasar isu strategis yang dihadapi oleh Kota Palangka
Raya, sub bab ini melakukan analisis dalam menyusun strategi umum
untuk mencapai tujuan yang diharapkan itu. Untuk menyusun strategi
yang tepat digunakan analisis SWOT, Melalui analisis SWOT daerah
dapat menyusun strategi untuk memanfaatkan semua kelebihan dan
potensi yang ada untuk mengatasi hambatan dan tantangan. Tabel 4.1
menyajikan kerangka analisis SWOT untuk menentukan strategi
pembangunan 5 tahun ke depan agar kesejahteraan yang diharapkan
dapat dicapai.
177
Tabel 4.1 Analisis SWOT untuk menyusun Strategi Umum Kota Palangka Raya
Kekuatan (S) 1. Posisi Strategi Kota
Palangka Raya sebagai Ibukota Provinsi yang terletak pada persimpangan Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Tengah
2. Potensi sungai dan danau
3. Potensi gambut untuk perikanan dan air bersih
4. Potensi obat dan pengobatan tradisional
5. Sebagai pusat pendidikan, jasa dan pariwisata di Provinsi Kalimantan Tengah
Kelemahan (W) 1. Ketimpangan antara
sektor pedesaan dan perkotaan (infrastruktur maupun ekonomi)
2. Lemahnya keterkaitan antar sektor
3. Pelayanan umum kurang optimal
4. Belum optimalnya kelembagaan dan kompetensi aparatur
5. Melemahnya pemahaman dan pengamalan budaya Huma Betang
Peluang (O)
1. Kebijakan pelepasan kawasan hutan untuk menjadi APL
2. Peluang pangsa pasar produk perikanan/perairan (sungai dan danau) di wilayah Kalimantan Tengah
3. Kebijakan perdagangan dan jasa yang adil terhadap lingkungan
4. Kalimantan sebagai koridor MP3EI lumbung pangan dan energi
5. Komitmen Nasional maupun dunia dalam pencapaian target MDG’s
6. Perkembangan sektor industri dan pariwisata di Provinsi Kalimantan Tengah
Memanfaatkan kelebihan untuk meraih peluang 1. Pengembangan sektor
pertanian, perikanan dan pariwisata yang ramah lingkungan
2. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor pertanian dan pariwisata serta pendidikan
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan sektor pendidikan, jasa dan pariwisata
Menggunakan peluang untuk mengurangi kelemahan 1. Mengatasi
ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau dan sungai)
2. Peningkatan sektor jasa dan perdagangan berbasis perikanan dan pariwisata
3. Pengembangan regulasi terkait dengan pengembangan usaha
4. Peningkatan efektifitas kelembagaan dan kompetensi aparatur
5. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan budaya Huma Betang sebagai falsafah dalam pembangunan
Tantangan (T) 1. Perubahan iklim yang
menyulitkan petani
Menggunakan kekuatan untuk mengurangi tantangan
Membalik kelemahan dan tantangan menjadi peluang
178
untuk menentukan pola tanam dan memicu bencana
2. Berlakunya AFTA akan menggilas daerah yang belum siap
3. Belum disahkannya RTRW Propinsi
1. Pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan
2. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
3. Peningkatan kualitas SDM
4. Pengembangan industri obat tradisional untuk peningkatan ekonomi lokal
1. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
2. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada masyarakat
3. Peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar
4. Pemerataan pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antar wilayah
Dari analisis SWOT yang telah dilakukan, teridentifikasi sejumlah
strategi besar yang mungkin dilakukan dalam 5 tahun ke depan bagi Kota
Palangka Raya. Strategi yang dikembangkan sejauh mungkin
mempertimbangkan aspek lingkungan hidup, dalam pengertian bahwa
apapun aspek yang dikembangkan mestilah ramah lingkungan dan tidak
melanggar RTRW yang telah disusun oleh Kota Palangka Raya. Berikut
adalah uraian strategi besar yang dijalankan dengan konsep ramah
lingkungan.
1. Pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang
ramah lingkungan
2. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor perikanan dan
pariwisata serta pendidikan
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan
sektor pendidikan, jasa dan pariwisata
4. Mengatasi ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan
pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau
dan sungai)
5. Pengembangan sektor jasa dan perdagangan berbasis perikanan
dan pariwisata
6. Pengembangan regulasi terkait pengembangan usaha
7. Peningkatan efektifitas kelembagaan dan kompetensi aparatur
8. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan budaya Huma Betang
sebagai falsafah dalam pembangunan
179
9. Pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan
10. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
11. Pengembangan industri obat tradisional untuk peningkatan ekonomi
lokal
12. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada
masyarakat
13. Peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar
14. Ketersediaan pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antar wilayah
Strategi merupakan cara yang direkomendasikan oleh analisis
permasalahan dan isu strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebagai sebuah dokumen perencanaan yang komprehensif, strategi itu
sudah semestinya sejalan dengan visi dan misi walikota dan wakil
walikota. Tabel 4.2 menyajikan keterkaitan antara rekomendasi strategi
yang dihasilkan dengan visi dan misi walikota dan wakil terpilih.
Tabel 4.2 Keterkaitan antara Strategi Umum dan
Visi Misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih
Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan berdasarkan Falsafah Budaya Betang”
Strategi Umum
Misi
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan sektor pendidikan, jasa dan pariwisata
2. Peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar
Pertama: Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
1. Pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang ramah lingkungan
2. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor perikanan dan pariwisata serta pendidikan
3. Mengatasi ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan
Kedua: Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi wisata menuju kemandirian ekonomi masyarakat
180
pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau dan sungai)
4. Peningkatan sektor industri dan perdagangan berbasis perikanan
5. Pengembangan regulasi terkait pengembangan usaha
6. Pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan
7. Pemerataan pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antar wilayah
8. Pengembangan industri obat tradisional untuk peningkatan ekonomi lokal
1. Pengembangan infrastruktur dasar
2. Mengatasi ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau dan sungai)
3. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor perikanan dan pariwisata serta pendidikan
Ketiga: Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya alam yang berkelanjutan
1. Pengembangan regulasi terkait dengan pengembangan usaha
2. Peningkatan efektifitas kelembagaan dan kompetensi aparatur
3. Pengembangan regulasi terkait dengan pengembangan usaha
4. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada masyarakat
Keempat: Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)
1. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan Budaya Huma Betang sebagai falsafah dalam pembangunan
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan sektor pendidikan, jasa dan pariwisata
Kelima: Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan damai berbasis filosofi huma betang.
181
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Selama Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan Kota Palangka
Raya adalah “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan,
Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan Berdasarkan Falsafah
Budaya Betang”. Bersama visi ini, kepada seluruh stakeholder di Kota
Palangka Raya diharapkan bahu membahu dalam mengoptimalkan
seluruh kapasitas yang dimiliki guna terwujudnya Kota Palangka Raya
sebagai kota pendidikan, jasa dan pariwisata.
5.2. Misi
Sesuai dengan harapan terwujudnya “Tewujudnya Kota Palangka
Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan
Lingkungan berdasarkan Falsafah Budaya Betang”, maka ditetapkanlah
“Misi Pembangunan Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018”. Adapun misi
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas;
2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi
wisata menuju kemandirian ekonomi masyarakat;
3. Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang
berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya alam yang
berkelanjutan;
4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good
and clean governance);
5. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan
damai berdasarkan filosofi huma betang.
182
5.3. Tujuan dan Sasaran
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Palangka Raya
Visi : “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan,
Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.
Misi
Tujuan
Sasaran
1. Mewujudkan Kota
Palangka Raya
sebagai kota
pendidikan dan
pusat
pengembangan
sumber daya
manusia yang
berkualitas
Mewujudkan lembaga
pendidikan yang
berstandar nasional
dan internasional
Terwujudnya lembaga
pendidikan dasar dan
menengah yang berstandar
nasional dan internasional
Meningkatnya kualitas dan
kuantitas pendidikan menengah,
budaya pembelajaran dan
perpustakaan
Penurunan jumlah penduduk
yang buta aksara
Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
Terwujudnya kualitas pelayanan
kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat
Menurunnya angka kematian
(AKB,AKI, AKABA) menjadi
AKB: 7/1000KH ; AKI:
15/100.000KH, AKABA :
8/1000KH pada tahun 2018
Menurunnya angka kesakitan
penyakit menular dan tidak
menular
Terpenuhinya Kebutuhan
Tenaga Medis dan Paramedis
Menurunnya angka gizi buruk
menjadi 0 (nol) pada tahun 2018
Meningkatkan kualitas
SDM yang dapat
menunjang
pengembangan
pariwisata, jasa dan
Meningkatnya kompetensi
penduduk usia kerja sesuai
potensi daerah
183
Misi
Tujuan
Sasaran
investasi di daerah
Mengendalikan laju
pertumbuhan
penduduk
Terkendalinya laju pertumbuhan
penduduk
Menurunkan jumlah
penduduk miskin
Menurunnya jumlah penduduk
miskin
Meningkatkan
ketahanan pangan
Meningkatnya konsumsi pangan
sesuai PPH
Meningkatnya kelembagaan
penyuluhan
Tercukupinya ketersediaan bahan pangan
Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan
Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana sektor perikanan
Menurunkan tingkat
permasalahan sosial
Meningkatnya jumlah pekerja
sosial dan penyuluh
kesejahteraan sosial
Meningkatnya akses kualitas
kesejahteraan sosial bagi
penyandang masalah
kesejahteraan sosial ( PMKS)
Meningkatnya sarana dan
prasarana bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial
2. Mewujudkan Kota
Palangka Raya
sebagai kota jasa
dan destinasi
wisata menuju
kemandirian
ekonomi
masyarakat
Meningkatkan
pengembangan
ekonomi kerakyatan
untuk mendukung
perdagangan, jasa dan
pariwisata
Meningkatnya kegiatan ekonomi
kerakyatan
Meningkatnya kualitas dan
kreatifitas SDM pariwisata dan
UKM
Meningkatnya kelancaran
distribusi barang dan jasa dan
penggunaan produk dalam
negeri
Meningkatkan
lapangan kerja
Meningkatnya ketersediaan
lapangan kerja.
Menurunnya angka
184
Misi
Tujuan
Sasaran
ketergantungan
Meningkatkan
pertumbuhan sektor
industri dan jasa
berbasis pariwisata
yang ramah
lingkungan
Meningkatnya unit usaha
industri kecil dan menengah
Meningkatnya kontribusi hasil
industri kecil dan jasa berbasis
pariwisata yang ramah
lingkungan terhadap
perekonomian daerah
Terbangunnya kawasan hutan
dan kebun yang berbasis
pariwisata
Meningkatkan dan
menciptakan jaringan
pasar produk unggulan
Meningkatnya kontribusi sektor
perdagangan dan jasa terhadap
perekonomian daerah
Terwujudnya peningkatan daya
saing koperasi,usaha mikro,kecil
dan menengah yang mandiri
dan inovatif berdasarkan
ekonomi kerakyatan
Meningkatkan iklim
investasi yang
kondusif
Meningkatnya jumlah investasi
Terbentuknya iklim yang
kondusif bagi penanaman modal
untuk kegiatan pembangunan
sesuai dengan potensi
sumberdaya alam serta pola
tata ruang daerah
Meningkatkan
pengembangan sektor
pertanian untuk
mendukung ketahanan
pangan, perdagangan,
jasa dan pariwisata
Meningkatnya produksi dan
produktifitas pertanian
Meningkatkan
pendapatan asli
daerah (PAD) untuk
mewujudkan
kemandirian daerah
Meningkatnya pendapatan asli
daerah (PAD)
3. Mewujudkan
pemerataan
Meningkatkan
ketersediaan
Tersedianya pembangunan
infrastruktur
Terwujudnya sarana dan
185
Misi
Tujuan
Sasaran
sarana dan
prasarana publik
yang berkualitas
berdasarkan tata
kelola sumber
daya alam yang
berkelanjutan
pembangunan
infrastuktur
prasarana publik sektor Pertanian
Meningkatkan
pemerataan sarana
dan prasarana
pendukung
pertumbuhan ekonomi
dan industri
Meningkatnya pemerataan
sarana dan prasarana
pendukung pertumbuhan
ekonomi dan industri berbasis
pariwisata dan jasa
Meningkatkan mutu
lingkungan
Menurunnya kejadian bencana
kebakaran (pemukiman,
pekarangan, lahan dan hutan)
Meningkatnya kualitas air sesuai
dengan standar baku mutu
lingkungan air bersih
Meningkatknya penegakan
hukum lingkungan
Menurunnya tingkat
pencemaran
Meningkatnya pengelolaan
sampah yang tertangani
Meningkatnya kemampuan
tanggap bencana
Meningkatkan peran
masyarakat dalam
konservasi lingkungan
Berkurangnya kerusakan hutan
Meningkatnya inventarisasi dan
dokumentasi sumber daya
hutan
Meningkatnya pemanfatan
lahan kritis untuk konservasi
Meningkatnya pemberdayaan
masyarakat dalam konservasi
lingkungan
Meningkatkan
keterpenuhan dan
ketahanan energi
Meningkatnya keterpenuhan
energi
Meningkatkan ruang
terbuka hijau dan
ruang publik
Meningkatnya luas ruang
terbuka hijau dan ruang publik
lainnya
Meningkatnya jumlah bangunan
ber IMB
186
Misi
Tujuan
Sasaran
Menciptakan
pelayanan prima di
sektor pelayanan
publik, jasa
perhubungan yang
selamat, tertib dan
lancar
Terwujudnya pelayanan
angkutan
Terwujudnya pelayanan
pengujian kendaraan bermotor
Terwujudnya data jaringan
sarana dan prasarana
perhubungan
Terwujudnya sarana dan
prasarana perhubungan yang
terpelihara
Terwujudnya sarana dan
prasarana perhubungan yang
berkeselamatan
Terwujudnya keamanan dan
kenyamanan pengguna lalu
lintas
Terwujudnya aparatur yang siap
pakai
Meningkatkan dan
mengendalikan sarana
dan prasarana
komunikasi informasi
publik
Terpenuhinya pemerataan,
pengendalian sarana prasarana
komunikasi dan informasi
4. Mewujudkan tata
kelola
kepemerintahan
yang baik dan
bersih (good and
clean governance)
Mewujudkan
akuntabilitas dan
transparansi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
Meningkatnya mutu pelayanan
publik kepada masyarakat
Terwujudnya mutu pelayanan
aparatur
Meningkatnya dan berkembangnya sistem pengelolaan keuangan daerah
Terwujudnya akuntabilitas yang
baik dalam penyelenggaraan
pemerintahan
Meningkatkan
manajemen organisasi
Pemerintahan Kota
Palangka Raya
Penataan kelembagaan sesuai
visi misi daerah
Meningkatkan
akuntabilitas kinerja
Tertibnya administrasi
kependudukan dan pencatatan
187
Misi
Tujuan
Sasaran
yang baik dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
sipil
Meningkatnya SDM Korp ASN
Meningkatnya Kinerja Korp ASN
Meningkatnya kapasitas
Lembaga Perwakilan Rakyat
Meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah dari
segi kelembagaan,
sumber daya aparat dan
keuangan daerah dalam
rangka pelayanan publik
yang prima
Meningkatnya pelayanan
keperpustakaan daerah
Meningkatnya mutu pelayanan
administrasi kearsipan kepada
masyarakat
Meningkatkan
perencanaan dan
pelaporan pelaksanaan
pembangunan
Tersedianya dokumen
perencanaan pembangunan
Tersedianya data informasi dan
pelaporan pembangunan
5. Mewujudkan
masyarakat yang
berbudaya,
harmonis, dinamis,
dan damai
berdasarkan
filosofi huma
betang
Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
Meningkatnya pemberdayaan
masyarakat dan desa/kelurahan
Meningkatnya peran pemuda
dalam pembangunan
Meningkatkan
pengarusutamaan
gender dan perlindungan
anak
Pengarustamaan gender dalam
pembangunan
Terwujudnya perlindungan anak
Meningkatkan kehidupan
sosial dan budaya
dengan menjunjung
tinggi filosofi Huma
betang
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam pengamalan
dan pelestarian nilai seni dan
budaya daerah
Meningkatnya prestasi seni,
budaya, dan olah raga.
Terciptanya kehidupan masyarakat
yang harmonis
Terwujudnya kehidupan masyarakat Kota Palangka Raya yang aman tentram dan tertib
Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat
188
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi, tujuan serta
pembangunan 5 (lima) tahun ke depan tersebut akan ditempuh melalui
strategi dan arah kebijakan pembangunan. Strategi ini merupakan cara
untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang dikehendaki dalam pembangunan
di Kota Palangka Raya dan kebijakan adalah tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya untuk mencapai tujuan pada 5 (lima) tahun
ke depan. Strategis dan arah kebijakan Kota Palangka Raya merupakan
suatu cara pandang untuk menentukan tindakan masa depan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia di Kota Palangka Raya.
Strategi dan arah kebijakan Kota Palangka Raya merupakan
terjemahan terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal Kota Palangka
Raya yang disesuaikan dengan arahan kebijakan pembangunan nasional
dan regional Provinsi Kalimantan Tengah. Strategi dan arah kebijakan erat
kaitannya dengan ke mana arah Kota Palangka Raya akan diarahkan
pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun ke
depan, bagaimana mencapainya dan langkah-langkah apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan.
Strategi dan arah kebijakan ini merupakan hasil analisis situasi dan
identifikasi isu strategis dan kecenderungan perkembangannya serta
melakukan analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi dalam pembangunan daerah sehingga dengan demikian melahirkan
pemahaman terhadap subtansi permasalahan yang dihadapi, dan kesadaran
terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki seperti yang dijelaskan
pada bab IV sebelumnya. Strategis dan arah kebijakan tersebut dapat
digambarkan pada tabel berikut ini :
189
Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Pertama
Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.
Misi 1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat pengembangan sumber daya manusia
yang berkualitas.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Mewujudkan
lembaga pendidikan
yang berstandar
nasional dan
internasional
Terwujudnya lembaga
pendidikan dasar dan
menengah yang
berstandar nasional dan
internasional
Meningkatkan angka partisipasi
pendidikan anak usia
dini,pendidikan dasar dan
pendidikan menengah
Peningkatan angka partisipasi
pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar dan pendidikan
menengah
Meningkatkan jumlah,
kualifikasi dan kompetensi guru
Peningkatan kualifikasi guru
Pemerataan distribusi guru
Menyelenggrakan pendidikan
luar biasa (inklusif )
untuk anak penyandang
disabilitas (cacat)
- Peningkatan pemerataan dan
perluasan akses terhadap
pendidikan anak berkebutuhan
khusus
- Peningkatan mutu kompetensi dan
kualifikasi tenaga pendidik dan
kependidikan luar biasa
Meningkatnya kualitas
dan kuantitas
pendidikan menengah,
budaya pembelajaran
Meningkatkan mutu pendidikan
menengah yang berbasis
kompetensi sesuai potensi
daerah
Pengembangan kelembagaan
sekolah menengah kejuruan sesuai
keunggulan daerah
190
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
dan perpustakaan
Mengembangkan budaya baca
masyarakat
Peningkatan budaya baca melalui
program pengembangan budaya
baca dan pembinaan perpustakaan
Penurunan jumlah
penduduk yang buta
aksara
Menyelenggarakan
pemberantasan buta aksara
Penyelenggaraan program
pemberantasan buta aksara
Meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat
Terwujudnya kualitas
pelayanan kesehatan
yang terjangkau oleh
masyarakat
Meningkatkan upaya
kesehatan masyarakat
Peningkatan program upaya
kesehatan masyarakat
Meningkatkan pelayanan
kesehatan yang terjangkau,
bermutu dan berkeadilan, serta
dengan pengutamaan pada
upaya promotif dan preventif
- Peningkatan penyelenggaraan
jaminan kesehatan daerah
- Peningkatan penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian
penyakit
Menurunnya angka
kematian (AKB,AKI,
AKABA) menjadi AKB:
7/1000KH ; AKI:
15/100.000KH, AKABA :
8/1000KH pada tahun
2018
Meningkatkan akses dan
jangkauan pelayanan
kesehatan
- Distribusi nakes sesuai proporsi
ke daerah terpencil
- Sistem insentif bagi nakes
- Peningkatan peran serta
masyarakat
Meningkatkan mutu kelayanan
kesehatan
- Peningkatan kapasitas SDM
kesehatan
- Penyediaan tenaga kesehatan
sesuai dengan standar
kompetensi
- Peningkatan pengawasan thd
standart yankes di puskesmas
191
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
dan yankes swasta
- Peningkatan sarana kesehatan
sesuai standart
- Peningkatan obat dan perbekalan
kesehatan
Meningkatan pembiayaan
pelayanan kesehatan
- Ketersediaan anggaran
pemeliharaan kesehatan
- Sistem jaminan kesehatan
terpadu
Meningkatkan pelayanan
kegawatdaruratan
- Optimalisasi PONED
- Peningkatan sistem rujukan
Menurunnya angka
kesakitan penyakit
menular dan tidak
menular
Meningkatkan upaya promotif
dan preventif penyakit menular
dan tidak menular
- Penguatan SKD KLB
- Penguatan imunisasi
- Penyebarluasan informasi
- Perbaikan kualitas lingkungan
Meningkatkan upaya
penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
- Penanggulangan penyakit berbasis
surveilance epidemiologi
- Kemitraan sektor pemerintah, swasta
dan masyarakat
- Kecukupan logistik dan perbekalan
kesehatan termasuk prasarana
penanggulangan penyakit.
Terpenuhinya
Kebutuhan tenaga
medis dan paramedis
Memenuhi kebutuhan tenaga
medis dan paramedis
Terpenuhinya kebutuhan tenaga
medis dan paramedis
192
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Menurunnya angka gizi
buruk menjadi 0 (nol)
pada tahun 2018
Pemantauan status gizi
masyarakat
- Peningkatan peran serta
masyarakat
- Revitalisasi Posyandu
- Peningkatan sistem kewaspadaan
dini
Penanggulangan gizi buruk - Peningkatan sistem tata laksana
penanggulangan
- Penyuluhan gizi mayarakat
- Diversivikasi bahan pangan dan
penggunaan bahan pangan lokal
Meningkatkan
kualitas SDM yang
dapat menunjang
pengembangan
pariwisata, jasa dan
investasi di daerah
Meningkatnya
kompetensi penduduk
usia kerja sesuai
potensi daerah
Meningkatkan kompetensi usia
kerja
Peningkatan pelatihan dan
keterampilan tenaga kerja
Mengendalikan laju
pertumbuhan
penduduk
Terkendalinya laju
pertumbuhan penduduk
Revitalisasi program keluarga
berencana
Pengendalian pertumbuhan
penduduk dan peningkatan
kesadaran Keluarga Berencana
Menurunkan jumlah
penduduk miskin
Menurunnya jumlah
penduduk miskin
Optimalisasi penanggulangan
kemiskinan terpadu
Peningkatan penanggulangan
kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan
Meningkatkan
ketahanan pangan
- Meningkatnya
Konsumsi pangan
sesuai PPH
- Meningkatkan pola pangan
harapan,konsumsi energi dan
protein
- Peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang pangan dan
gizi
193
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Meningkatnya
kelembagaan
penyuluhan
- Tercukupinya
ketersediaan bahan
pangan
- Meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat terhadap
bahan pangan
- Terwujudnya
penyediaan sarana
prasarana sektor
perikanan
- Meningkatkan kelembagaan
penyuluhan
- Meningkatkan ketersediaan
pangan
- Meningkatkan industri
pengolahan produk pangan
- Menjaga stabilitas harga dan
pasokan bahan pangan
- Peningkatan pemanfaatan
dan pengembangan
perikanan pada perairan
umum
- Peningkatan distribusi akses
cadangan hasil produksi pangan
- Peningkatan kesejahteraan petani
- Pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan
- Peningkatan distribusi, akses,
cadangan hasil produksi pangan
- Peningkatan industri pengolahan
produk pangan
- Peningkatan ketahanan dan
stabilitas harga pangan daerah
- Optimalisasi dan revitalisasi
perairan umum yang potensial
untuk perikanan terpadu
Menurunkan tingkat
permasalahan sosial
Meningkatnya jumlah
pekerja sosial dan
penyuluh kesejahteraan
sosial
Meningkatkan jumlah pekerja
sosial dan penyuluh
kesejahteraan sosial
Pengembangan diklat calon pekerja
sosial dan penyuluh kesejahteraan
sosial
Meningkatnya akses
kualitas kesejahteraan
sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan
sosial (PMKS)
- Meningkatkan perlindungan
dan jaminan sosial
masyarakat
- Meningkatkan bantuan
sosial kepada penyandang
masalah kesejahteraan
sosial
- Peningkatan perlindungan dan
jaminan sosial
- Peningkatan pemberdayaan sosial
dan penanggulangan kemiskinan
194
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya sarana
dan prasarana bagi
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
Meningkatkan sarana dan
prasarana penanggulangan
permasalahan sosial
Peningkatan pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan sosial
195
Tabel 6.2 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Kedua
Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.
Misi 2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi wisata menuju kemandirian ekonomi
masyarakat.
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
Meningkatkan
pengembangan
ekonomi
kerakyatan untuk
mendukung
perdagangan,
jasa dan
pariwisata
Meningkatnya kegiatan
ekonomi kerakyatan
Mengembangkan industri
pariwisata dengan mendorong
perbaikan dan peningkatan
kualitas jaringan prasarana
dan sarana pendukung
pariwisata
Membangun sarana dan prasarana
daerah wisata
Meningkatkan pemasaran Meningkatkan hubungan /
membangun kemitraan dengan
semua pemangku kepentingan.
Pengembangan destinasi
pariwisata
Peningkatan jumlah ODTW (Obyek
Daya Tarik Wisata)
Peningkatan pengelolaan ODTW
Meningkatnya kualitas dan
kreatifitas SDM pariwisata
dan UKM
Peningkatan kualitas dan
kreatifitas SDM seni, budaya
dan pariwisata
Penyiapan sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi
196
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
Meningkatnya kelancaran
distribusi barang dan jasa
dan penggunaan produk
dalam negeri
Peningkatan kelancaran
distribusi barang dan jasa dan
penggunaan produk dalam
negeri
Pengembangan produk wisata
secara kreatif dan inovatif ditunjang
dengan pemasaran yang baik
Meningkatkan
lapangan kerja
Meningkatnya ketersediaan
lapangan kerja
Meningkatkan tumbuhnya
industri kecil dan menengah
Penguatan modal pengembangan
industri kecil dan menengah dan
jasa berbasis pariwisata
Menurunkan angka
ketergantungan
- Meningkatkan perluasan
lapangan kerja
- Meningkatkan kompetensi
penduduk usia produktif
- Peningkatan fasilitasi penduduk
usia kerja terhadap lapangan
kerja
- Peningkatan pelatihan dan
pengembangan usia kerja
Meningkatkan perlindungan
dan kesejahteraan tenaga
kerja
Peningkatan kualitas perlindungan
terhadap hak dan kewajiban tenaga
kerja
Meningkatkan
pertumbuhan
sektor industri
dan jasa berbasis
pariwisata yang
ramah lingkungan
Meningkatkan unit usaha
industri kecil dan menengah
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas IKM dan mutu
produk IKM
Peningkatan pertumbuhan kualitas
dan kuantitas IKM
Meningkatnya kontribusi
hasil industri kecil dan jasa
berbasis pariwisata yang
ramah lingkungan terhadap
perekonomian daerah
Meningkatkan unit usaha
industri kecil dan menengah
Meningkatnya program revitalisasi
dan penumbuhan industri kecil
menengah
197
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
Terbangunnya kawasan
hutan dan kebun yang
berbasis pariwisata
Mempertahankan kawasan
hutan dan kebun yang memiliki
nilai eksotis
- Peningkatan pemanfaatan sumber
daya hutan
- Peningkatan perencanaan
pembangunan kehutanan dan
perkebunan
Meningkatkan
dan menciptakan
jaringan pasar
produk unggulan
Meningkatnya kontribusi
sektor perdagangan dan jasa
terhadap perekonomian
daerah
Meningkatkan kerjasama
dengan sektor swasta untuk
peningkatan perekonomian
daerah
- Peningkatan program efisiensi
perdagangan dalam negeri
- Peningkatan program perlindungan
konsumen dan pengamanan
perdagangan
Terwujudnya Peningkatan
Daya Saing Koperasi ,Usaha
Mikro Kecil dan Menengah
yang mandiri dan inovatif
berdasarkan ekonomi
kerakyatan
- Mengembangkan produk-
produk UMKM dan
Koperasi yang berdaya
saing.
- Meningkatkan akses
permodalan koperasi dan
UMKM.
- Meningkatkan
pengembangan kualitas
kelembagaan koperasi dan
UMKM
- Peningkatan program
pengembangan promosi produk
UMKM dan koperasi
- Peningkatan program perluasan
sumber pembiayaan
- Peningkatan program peningkatan
pengembangan kualitas
kelembagaan koperasi dan UMKM
- Manajemen pengembangan
koperasi
Meningkatkan
iklim investasi
yang kondusif
Meningkatnya jumlah
investasi
Meningkatkan kerjasama
investasi di daerah
- Peningkatan daya tarik investasi
dan realisasi investasi
- Peningkatan promosi dan
198
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
kerjasama investasi
- Peningkatan pengawasan dan
pengendalian investasi
- Peningkatan pelayanan perizinan
dan investasi
Terbentuknya iklim yang
kondusif bagi penanaman
modal untuk kegiatan
pembangunan sesuai
dengan potensi
sumberdayaalam serta pola
tata ruang daerah
Memberdayakan koperasi
dan usaha mikro kecil dan
menengah serta
mengembangkan
kewirausahaan
- Peningkatan program revitalisasi
dan penumbuhan industri kecil
menengah
- Peningkatan program peningkatan
kualitas kelembagaan koperasi
Meningkatkan
pengembangan
sektor pertanian
untuk mendukung
ketahanan
pangan,
perdagangan,
jasa dan
pariwisata
Meningkatnya produksi dan
produktifitas pertanian
Meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman pangan
Peningkatan produksi dan
produktifitas tanaman pangan
Meningkatkan populasi dan
produksi ternak
Peningkatan populasi dan produksi
ternak
Meningkatkan produksi
perikanan
Peningkatan produksi perikanan
Vaksinasi,surveliance dan
pengawasan produk asal
ternak
Pencegahan dan penanggulangan
penyakit ternak
Meningkatkan
pendapatan asli
daerah (PAD)
Meningkatnya pendapatan
asli daerah ( PAD)
Meningkatkan potensi
sumber-sumber pendapatan
asli daerah
Intensifikasi dan ekstensifikasi
potensi sumber-sumber pendapatan
asli daerah
199
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
untuk
mewujudkan
kemandirian
daerah
Pengembangan sistem
pelayanan dan informasi pajak
daerah berbasis IT
Penerapan pelayanan dan
pengelolaan berbasis IT
200
Tabel 6.3
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Ketiga
Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.
Misi 3. Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya
alam yang berkelanjutan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan
ketersediaan
pembangunan
infrastruktur
Tersedianya
pembangunan infrastruktur
Memenuhi kebutuhan
infrastruktur untuk
meningkatkan
perekonomian masyarakat
berbasis pariwisata,
gender, anak dan jasa
- Peningkatan sarana dan prasarana
infrastruktur
- Pembangunan jalan dan jembatan,
infrastruktur perdesaan, dan
lingkungan perumahan
- Pembangunan saluran drainase dan
gorong-gorong
- Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan
jembatan
- Pengembangan dan pengelolaan
irigasi,rawa dan jaringan pengairan
- Pengendalian banjir
Terwujudnya sarana dan prasarana publik sektor Pertanian
Pembangunan dan pengadaan sarana prasarana publik sektor pertanian yang merata
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana produksi pertanian, perikanan dan peternakan
Meningkatkan Meningkatnya pemerataan Meningkatnya standar Peningkatan manajemen
201
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
pemerataan sarana dan
prasarana pendukung
pertumbuhan ekonomi
dan industri
sarana dan prasarana
pendukung pertumbuhan
ekonomi dan industri
berbasis pariwisata dan
jasa
pelayanan pasar secara modern
pengelolaan pasar
Memenuhi kebutuhan ruang pedagang kreatif lapangan
Peningkatan pembinaan dan penataan pedagang kreatif lapangan
Meningkatkan mutu
lingkungan
Menurunnya kejadian bencana kebakaran (pemukiman, pekarangan, lahan dan hutan)
Pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran
Peningkatan sarana dan prasarana pemadam kebakaran
Meningkatkan kualitas air
sesuai dengan standar
baku mutu lingkungan air
bersih
- Meningkatkan kinerja
penyediaan air bersih
dan pengolahan air
limbah
- Meningkatkan kinerja
pengelolaan air minum
dan air limbah
- Peningkatan kinerja penyediaan air
bersih dan pengolahan air limbah
- Optimalnya kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah
- Meningkatnya
penegakan hukum
lingkungan
- Menurunnya tingkat
pencemaran
- Penegakan hukum
sesuai dengan
peraturan Perundang-
undangan yang belaku
- Meningkatkan
pengendalian
lingkungan hidup
- Peningkatan pencegahan,
pengendalian dan pengawasan
kerusakan lingkungan
- Optimalnya pengendalian
pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
Meningkatnya pengelolaan
sampah yang tertangani
Meningkatkan kinerja
pengelolaan persampahan
- Optimalnya pengembangan kinerja
pengelolaan Persampahan
202
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
- Peningkatan sarana dan prasarana
penanganan sampah
- Peningkatan kepedulian serta
partisipasi masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan
dan kualitas lingkungan
Meningkatnya kemampuan
tanggap bencana
Meningkatkan tanggap
bencana dan identifikasi
dini
Peningkatan kesiapsiagaan dan
pencegahan bencana
Meningkatkan peran
masyarakat dalam
konservasi lingkungan
Berkurangnya kerusakan
hutan
Meningkatkan kegiatan
perlindungan hutan
Peningkatan pengawasan,
pengendalian dan pemanfaatan
kawasan hutan
Meningkatnya inventarisasi
dan dokumentasi sumber
daya hutan
Inventarisasi dan
pemetaan sumber daya
hutan
Peningkatan inventarisasi dan
pemetaan sumber daya hutan
Meningkatnya
pemanfaatan lahan kritis
untuk konservasi
Meningkatkan
pemanfaatan lahan hak
millik dan hutan rakyat
dengan konservasi lahan
yang bernilai ekonomi
Optimalisasi rehabilitasi lahan dan
perlindungan lahan/kebun
Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat dalam
konservasi lingkungan
Mendorong lahirnya
gerakan konservasi dan
kearifan lokal terhadap
pengelolaan sumber daya
alam
Peningkatan pemanfaatan lahan
kurang produktif dan gerakan
pemberdayaan mayarakat
Terwujudnya Peningkatan Kesadaran
Masyarakat Terhadap Pengelolaan
203
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Lingkungan
Meningkatkan pembinaan,
pengawasan, penertiban,
pertambangan dan pemulihan
cadangan sumber daya alam
Meningkatnya kualitas dan akses
lingkungan informasi sumber daya
dan lingkungan hidup
Meningkatkan
keterpenuhan dan
ketahanan energi
Meningkatnya
keterpenuhan energi
Meningkatkan pemenuhan
energi rumah tangga
Peningkatan ketahanan energi,
mendorong terciptanya energi
alternatif
Meningkatkan ruang
terbuka hijau dan
ruang publik
Meningkatnya luas ruang
terbuka hijau dan ruang
publik lainnya
Meningkatkan dan
mempertahankan luas
ruang terbuka hijau dan
ruang publik lainnya
- Peningkatan pengelolaan ruang
terbuka hijau dan publik lainnya
- Peningkatan pengawasan dan
pengendalian pemanfaatan ruang
Meningkatnya jumlah
bangunan ber-IMB
Meningkatkan jumlah
bangunan ber IMB melalui
perijinan pemanfaatan
ruang
Peningkatan perizinan pemanfaatan
ruang
Menciptakan
pelayanan prima
disektor pelayanan
publik jasa
perhubungan yang
Terwujudnya pelayanan
angkutan
Meningkatkan pelayanan
angkutan
Pengembangan pelayanan angkutan
Terwujudnya pelayanan
pengujian kendaraan
bermotor
Meningkatkan pelayanan
pengujian kendaraan
bermotor
Peningkatan pelayanan pengujian
kendaraan bermotor
204
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
selamat, tertib dan
lancar
Terwujudnya data jaringan
sarana dan prasarana
perhubungan
Meningkatkan data
jaringan sarana dan
prasarana perhubungan
Peningkatan data jaringan sarana
dan prasarana perhubungan
Terwujudnya sarana dan
prasarana perhubungan
yang terpelihara
Meningkatkan sarana dan
prasarana perhubungan
Peningkatan sarana dan prasarana
perhubungan
Terwujudnya sarana dan
prasarana perhubungan
yang berkeselamatan
Meningkatnya sarana dan
prasarana perhubungan
yang berkeselamatan
Peningkatan pemenuhan sarana dan
prasarana perhubungan yang
berkeselamatan
Terwujudnya keamanan
dan kenyamanan
pengguna lalu lintas
Meningkatkan
pengendalian dan
pengawasan lalu lintas
Peningkatan keamaanan dan
kenyamanan pengguna lalu lintas
Terwujudnya aparatur
yang siap pakai
Meningkatkan fasilitas dan
SDM aparatur
Peningkatan fasilitas dan SDM
aparatur
Meningkatkan dan
mengendalikan sarana
dan prasarana
komunikasi informasi
publik
Terpenuhinya pemerataan,
pengendalian sarana
prasarana komunikasi dan
informasi
Meningkatkan
pemerataan,
pengendalian sarana
prasarana komunikasi
dan informasi
Peningkatan pengawasan sarana
prasarana pelayanan komunikasi,
informatika yang merata dan
terkendali
205
Tabel 6.4
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Keempat
Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.
Misi 4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance).
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Mewujudkan akuntabilitas
dan transparansi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
Meningkatnya mutu
pelayanan publik
kepada masyarakat
Meningkatkan kualitas SDM
aparatur pelayanan publik
Prioritas ketersediaan SDM
berkualitas
Meningkatkan sarana dan
prasarana pelayanan
Prioritas ketersediaan sarana dan
prasarana unit pelayanan terpadu
Terwujudnya mutu pelayanan aparatur
Meningkatkan kualitas SDM Aparatur
- Pengembangan ketersedian SDM Aparatur
- Peningkatan pelayanan kepegawaian
Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur
Pengembangan sarana dan prasarana aparatur
- Meningkatnya dan
berkembangnya
sistem pengelolaan
keuangan daerah
- Terwujudnya
akuntabilitas yang
baik dalam
- Meningkatkan kinerja
perangkat daerah
- Meningkatkan efektifitas dan
produktifitas kelembagaan
- Meningkatkan
penyelenggaraan e-gov
- Penilaian akuntabilitas kinerja
dan pengelolaan keuangan
daerah yang baik
- Penataan Kelembagaan daerah
- Terselenggaranya aplikasi e-
gov dalam penyelenggaraan
206
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
penyelenggaraan
pemerintahan
dalam pemerintahan pemerintahan yang akuntabel
dan transparansi
Menerapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah
Penyiapan regulasi pengelolaan keuangan daerah
Meningkatkan manajemen
organisasi pemerintahan
Kota Palangka Raya
Penataan
kelembagaan sesuai
visi misi daerah
Meningkatkan efektifitas dan
produktifitas kelembagaan
Penataan kelembagaan daerah
Meningkatkan
akuntabilitas kinerja yang
baik dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
Tertibnya administrasi
kependudukan dan
pencataan sipil
Peningkatan dan pengembangan
serta pemeliharaan peralatan
secara berkesinambungan guna
terciptanya sarana dan prasarana
pelayanan E-KTP yang memadai
Penataan pelayanan administrasi
kependudukan
Meningkatnya kualitas
SDM Korp ASN
Meningkatkan kualitas SDM
Korp ASN
Pengembangan SDM Korp ASN
Meningkatnya kinerja
Korp ASN
Meningkatkan kinerja Korp ASN Peningkatan kinerja Korp ASN
Meningkatnya kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Meningkatkan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah dari
segi kelembagaan,
sumberdaya aparat dan
keuangan daerah dalam
Meningkatnya mutu
pelayanan administrasi
kearsipan kepada
masyarakat
Meningkatkan penyelenggaraan
kearsipan yang handal
- Perbaikan sistem administrasi
kearsipan
- Pelestarian dokumen dan arsip
daerah
Meningkatnya pelayanan Pengadaan buku-buku baru Pengembangan budaya baca dan
207
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
rangka pelayanan publik
yang prima
keperpustakaan daerah yang up to date pembinaan perpustakaan
Meningkatkan
perencanaan dan
pelaporan pelaksanaan
pembangunan
Tersedianya dokumen
perencanaan
pembangunan
Penataan dan pengelolaan
dokumen perencanaan daerah
Pengembangan perencanaan
pembangunan daerah
Tersedianya data,
informasi dan
pelaporan
pembangunan
Pengembangan data, informasi
dan pelaporan pembangunan
Penataan pengelolaan data,
informasi dan pelaporan
pembangunan
208
Tabel 6.5 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Kelima
Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.
Misi 5. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan damai berdasarkan filosofi huma betang.
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat dan
desa/kelurahan
Mengembangkan dan
memberdayakan
masyarakat pedesaan/
kelurahan
Peningkatan Pemberdayaan dan
partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
Meningkatnya peran
pemuda dalam
pembangunan
Meningkatkan pembinaan
dan peran serta pemuda
dalam pembangunan
Optimalisasi pembinaan organisasi
kepemudaan
Meningkatkan
pengarusutamaan gender
dan perlindungan anak
Pengarusutamaan gender
dalam pembangunan
Meningkatkan indeks
kesetaraan gender
Optimalisasi kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
Terwujudnya
perlindungan anak
Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya
membangun Kota
Palangka Raya menuju
kota layak anak (KLA)
Optimalisasi keserasian kebijakan
dalam peningkatan kualitas
kehidupan anak
Meningkatkan kehidupan
sosial dan budaya dengan
menjunjung tinggi filosofi
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam
pengamalan dan
Meningkatkan sarana
kesenian serta
pembinaan dan
Peningkatan pelestarian seni dan
budaya melalui program
pengembangan nilai-nilai budaya,
209
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Huma Betang pelestarian nilai seni dan
budaya daerah
perlindungan seni budaya
daerah
seni dan perfilman
Meningkatan jumlah
benda, situs dan kawasan
cagar budaya yang
dilestarikan
Peningkatan
pengembangan kemitraan
dan pengelolaan kekayaan budaya
Meningkatnya prestasi
seni, budaya, dan olah
raga.
Menyelenggarakan ajang
peningkatan prestasi seni,
budaya, dan olah raga.
Penyelenggaraan pembinaan dan
perlombaan bidang seni, budaya,
dan olah raga
Tercipta kehidupan
masyarakat yang
harmonis
Meningkatkan pembauran
kebangsaan
Meningkatnya pengetahuan
masyarakat tentang nilai-nilai
kebangsaan
Terwujudnya kehidupan
masyarakat Kota
Palangka Raya yang
aman, tentram dan tertib
Terkendalinya stabilitas
keamanan dan
ketentraman masyarakat
Meningkatkan stabilitas
keamanan dan
ketentraman masyarakat
Tercapainya stabilitas keamanan,
ketertiban dan ketentraman
masyarakat
210
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Sebagai tahapan awal dalam pembangunan, perencanaan
pembangunan perlu disinergikan dengan langkah-langkah berikutnya
seperti pengganggaran, pelaksanaan pembangunan, pengendalian dan
evaluasi serta akuntabilitasnya. Sebagai suatu sistem perencanaan
pembangunan, perencanaan jangka menengah perlu didukung dengan
kebijakan-kebijakan dan program pembangunan untuk
pengimplementasiannya. Kebijakan yang dirumuskan dalam bab ini
merupakan kebijakan umum dan program pembangunan, meskipun di
dalam tindak lanjut penjabaran visi dan misi telah diuraikan strategi dan
arah kebijakannya.
Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah
bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan
pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang
menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah
daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Melalui
kebijakan umum diperoleh alur strategi melalui program-program yang
saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan
target sasaran yang ditetapkan. Keberhasilan capaian satu program
mendukung atau memicu keberhasilan program lainnya.
Beberapa kebijakan umum yang dijalankan untuk mengoptimalkan
pencapaian visi dan misi dengan mengerahkan seluruh sumber daya dan
kemampuan daerah adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi permasalahan pembangunan : Pembangunan
diutamakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
pembangunan yang secara riil terjadi di masyarakat maupun
permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
2. Pemerataan : Pembangunan selama lima tahun berjalan diutamakan
pada pemerataan penyelenggaraan pembangunan dan hasil-hasilnya
untuk mengatasi disparitas di wilayah Kota Palangka Raya;
211
3. Fokus pada Pendidikan, Pariwisata dan Jasa : Fokus
pembangunan diarahkan pada pendidikan, pariwisata dan jasa
sebagai core daerah untuk menjadi daya ungkit peningkatan
kesejahteraan dan daya saing daerah;
4. Pertumbuhan : Pertumbuhan yang diharapkan mampu memicu
peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah pertumbuhan yang
berbasis sektor pariwisata dan jasa selain pertumbuhan dalam tolak
ukur perekonomian, juga didukung pertumbuhan dalam bentuk
prestasi-prestasi daerah;
5. Berlandaskan Budaya Betang dan Berwawasan Lingkungan
Hidup : Seluruh proses pembangunan yang dijalankan
mengedepankan religiusitas masyarakat yang dan berlandaskan
falsafah budaya Betang serta didasarkan pada pemanfaatan
lingkungan secara bijak dan lestari. Kebijakan khusus dalam
eksploitasi sumberdaya alam oleh pemerintah maupun swasta harus
dibatasi dan dikendalikan untuk kualitas kehidupan generasi
berikutnya.
Kebijakan umum sebagaimana tersebut di atas dioperasionalisasikan
ke dalam strategi, arah kebijakan dan program pembangunan sebagai
berikut :
212
Tabel 7.1 Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka Raya
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
1. Terwujudnya lembaga pendidikan dasar dan menengah yang berstandar nasional dan internasional
Meningkatkan angka partisipasi pendidikan anak usia dini,pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Peningkatan angka partisipasi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah
APK PAUD 98,33 % 99,00% Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan
Disdikpora, dan SKPD terkait
APM PAUD 94,00 97,00
APS PAUD NA 80,00
APK SD/MI 126,84 130 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
APM SD/MI 92,56 % 100%
APS SD/MI 129,90 135 Menurunnya Angka Putus Sekolah SD/MI
0,07% 0,05%
Menurunnya Angka Putus Sekolah SMP/MTS
0,11% 0,09%
APK SMP/MTs 108,02 140
APM SMP/MTs 98,09 100
APS SMP/MTs 107,01 115,70
Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI
100 100
Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs
56,10 100
Angka kelulusan SD/MI
100 100
Angka kelulusan SMP/MTs
98,75 100
Rasio ketersediaan sekolah per
7,23 8,50
213
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
penduduk usia sekolah SD/MI
Rasio Ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMP/MTS
5,6 7,50
Menurunnya Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA
0,40% 0,30% Program Pendidikan Menengah
Rasio ketersediaan sekolah per per penduduk usia sekolah SMA/SMK/MA
4,23 6,50
APK SMA/ SMK/MA
102,60 120
APM SMA/ SMK/MA
90,36 100
APS SMA/ SMK/MA
100,57 110
Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMA/SMK/MA
98 100
Angka kelulusan SMA/SMK/MA
95,4 100
Meningkatkan jumlah, kualifikasi, dan kompetensi
Peningkatan kualifikasi guru
Persentase guru berkualifikasi S1/DIV
90,17 100 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Persentase guru yang
50,14 60
214
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
guru telah mengikuti uji kompetensi guru
Kependidikan
Jumlah guru yang telah mengikuti program guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi
30% 90%
Jumlah guru yang mahir berbahasa asing
NA 20
Pemerataan distribusi guru
Rasio guru terhadap murid PAUD
14,27 15,00
Rasio guru terhadap murid SD/MI
8,82 10,00
Rasio guru terhadap murid SMP/MTs
12,04 13,50
Rasio guru terhadap murid SMA/SMK/MA
12,28 14,00
Menyelenggarakan pendidikan
Peningkatan pemerataan dan perluasan akses
Persentase anak berkebutuhan
Program Pendidikan Luar Biasa
215
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
luar biasa (inklusif) untuk anak-anak Penyandang disabilitas (cacat)
terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus
Khusus yang sekolah - TK/RA - SD/MI - SMP/MTs - SMA/SMK/
MA - SLB
29,00% 17,20% 58,97% 48,27% 100%
50,00% 45,00% 75,00% 60,00% 100%
Peningkatan mutu Kompetensi dan Kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan luar biasa
Jumlah Guru regular yang dilatih untuk mengajar anak berkebutuhan Khusus (ABK):
- TK/RA - SD/MI - SMP/MTs - SMA/SMK/MA
- SLB
NA NA NA NA NA
130 133 63 50 11
2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pendidikan menengah, budaya pembelajaran dan perpustakaan
Meningkatkan mutu pendidikan menengah yang berbasis kompetensi sesuai potensi daerah
Pengembangan kelembagaan Sekolah Menengah Kejuruan sesuai keunggulan daerah
Jumlah SMK yang dijadikan unggulan daerah
17 Sekolah
25 sekolah
Program Pendidikan Menengah
Mengembangkan budaya baca masyarakat
Peningkatan budaya baca masyarakat melalui program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
Jumlah perpustakaan
49 54 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
216
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
1320 Orang
4752 Orang
3. Penurunan jumlah penduduk yang buta aksara
Menyelenggaraan pemberantasan buta aksara
Penyelenggaraan program pemberantasan buta aksara
Angka melek huruf
97,55% 98,75% Program Pemberantasan Buta Aksara/ Program Pendidikan Non Formal
4. Terwujudnya kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat
- Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
- Meningkatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
- Peningkatan Program Upaya Kesehatan
- Peningkatan penyelenggaraan jaminan kesehatan daerah
- Peningkatan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit
- Presentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan
- Ketersediaan obat per-kapita per-tahun di sarana pelayanan kesehatan
75
75 %
85 85 %
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kesehatan
Dinas Kesehatan, BKPP
5. Menurunnya angka kematian (AKB,AKI, AKABA) menjadi AKB: 7/1000KH ; AKI: 15/100.000KH,
Meningkatkan Akses dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
- Distribusi Tenaga Kesehatan sesuai proporsi ke daerah terpencil
- Sistem Insentif bagi Tenaga Kesehatan
- Peningkatan Peran serta Masyarakat
- Angka Kematian Ibu per-100.000KH
- Angka Kematian Bayi per-1000KH
53,9
13,5
15
7
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan BKPP-KB BPM Dukcapil BPKAD PU Setda
217
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
AKABA : 8/1000KH pada tahun 2018
Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
- Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan
- Penyediaan Tenaga Kesehatan sesuai dengan standar kompetensi
- Peningkatan pengawasan terhadap standar yankes di puskesmas dan yankes swasta
- Peningkatan sarana kesehatan sesuai standart
- Peningkatan obat dan perbekalan kesehatan
- Angka Kematian Balita per-1000KH
- Cakupan kunjungan ibu hamil (k4)
- Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
- Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompetensi kebidanan
- Cakupan pelayanan ibu Nifas
- Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
- Cakupan pelayanan kesehatan bayi
10,7
92,4
80
80
75
17,6
90
6
95
80
80
97
40
90
Dinas Sosial dan SKPD terkait
Meningkatan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
- Ketersediaan anggaran pemeliharaan kesehatan
- Sistem Jaminan Kesehatan Terpadu
Meningkatkan Pelayanan Kegawatdaruratan
- Optimalisasi PONED
- Peningkatan sistem rujukan
218
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
- Cakupan Universal Child Immunization ( UCI) desa/kelurahan
- Cakupan pelayanan anak balita
- Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan Gakin
- Jumlah kasus Balita Gizi Buruk
- Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
- Cakupan peserta KB aktif
- Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat
67 %
83,8
80%
2
91,5%
61,93%
63
85 %
90
100%
0
100%
100
100
219
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
miskin - Cakupan
penanganan masalah kesehatan akibat bencana
- Cakupan Pelayanan kesehatan masyarakat, dan kepada kelompok khusus (haji,sosial, kes,OR, dll )
60
100
100
100
Cakupan sarana produksi pangan yang tersertifikasi
70 75 Program Pengawasan Obat dan Makanan
Cakupan inventarisasi dan pengembangan obat tradisional
40 50 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Persentase rumah tangga yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
38 50 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa 30 100
220
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
siaga aktif
Cakupan PMT pada Balita
80 100 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Cakupan Rumah Sehat
65 95 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Cakupan
penduduk yang mempunyai akses terhadap air minum yang berkualitas
65 85
Peresentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
100 100
Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan
85% 95%
6. Menurunnya angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular
Meningkatkan upaya promotif dan preventif penyakit menular dan tidak menular
- Penguatan SKD KLB
- Penguatan Imunisasi
- Penyebarluasan informasi
- Perbaikan kualitas lingkungan
- Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
- Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk
- Prevalensi penderita
41
3
6,6
36
2
<0,5
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Dinas Kesehatan, SKPD terkait
Meningkatkan upaya penanggulang
- Penanggulangan penyakit berbasis surveilance
221
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
an penyakit menular dan tidak menular
epidemiologi
- Kemitraan sektor Pemerintah, Swasta dan masyarakat
- Kecukupan logistik dan perbekalan kesehatan termasuk prasarana penanggulangan penyakit
HIV-AIDS per- 1000 penduduk
- Penemuan penderita Diare
- Persentase penyelidikan Epidimologi ( PE) <24 jam pada desa/kelurahan mengalami KLB
- Prevalensi TB- BTA (+) per-100.000 penduduk
- Non-Polio AFP Rate anak usia <15 tahun per-100.000 penduduk
- Cakupan penemuan pneumonia balita (%)
100
100
26
3
10
100
100
110
2
2
7. Terpenuhinya Kebutuhan Tenaga Medis dan Paramedis
Memenuhi kebutuhan tenaga medis dan paramedis
Terpenuhinya kebutuhan tenaga medis dan paramedis
Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk:
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan, BKPP, SKPD
222
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
- Dokter - Dokter
Spesialis - Dokter Gigi - Bidan - Perawat
15 0
4,8 69,7 75,8
37,3 1,4
11
75,4 95,8
terkait
Tingkat kepatuhan petugas terhadap standar Yankes
89 100 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Tingkat Kepuasan Pelanggan
88 100
Cakupan pelayanan kesehatan
38 45
Tingkat penanganan keluhan pelanggan
80 100
Cakupan penjaringan kasus katarak
2 2,5 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Yutilisasi
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
40 100
223
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Rasio puskesmas , poliklinik,
pustu per 100.000 penduduk
4,3 5 Program Pengadaan,Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Cakupan pengelolaan sarana dan prasarana kesehatan di pelayanan kesehatan pemerintah/swasta yang sesuai standar kesehatan
75 80
Rumah sakit tipe C (4 pelayanan kesehatan spesialis dasar)
0 1 Program Pengadaan ,Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
Rasio Rumah Sakit terhadap 100.000 pddk
0 0,04
Peresentase penduduk ( termasuk seluruh penduduk miskin yang
48,90 91,40 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
224
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
memiliki jaminan kesehatan
Tingkat yutilisasi pelayanan kesehatan oleh asuransi kesehatan (%)
84,86 85
8. Menurunnya angka gizi buruk menjadi 0 (nol) pada tahun 2018
Pemantauan Status Gizi Masyarakat
- Peningkatan peran serta masyarakat
- Revitalisasi Posyandu
- Peningkatan sistem kewaspadaan dini
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita (%)
30 50 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Dinas Kesehatan, BPPKP, BPM, SKPD terkait
Penanggulangan gizi buruk
- Peningkatan sistem tata laksana penanggulangan
- Penyuluhan gizi mayarakat
- Diversifikasi bahan pangan dan penggunaan bahan pangan lokal
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (%)
50 59 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Cakupan pangan jajanan anak sekolah yang
75 80 Program Pengawasan dan Pengendalian
225
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
memenuhi syarat kesehatan (%)
Makanan
Persentase ibu yang ditolong oleh Nakes terlatih
80 80 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
9. Meningkatnya kompetensi penduduk usia kerja sesuai potensi daerah
Meningkatkan kompetensi usia kerja
Peningkatan pelatihan dan ketrampilan tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
208 Org 756 org
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan
Disnakertrans, SKPD terkait
Jumah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat (orang)
1.216
1.972
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan Kewirausahaan
(orang)
60 160
Jumlah pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan (orang)
500 3.000 Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Jumlah tenaga kerja yang
535 3.035
226
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
terserap (orang)
Perencanaan Tenaga Kerja daerah
5,12 5,07
Rasio Ketergantungan
0,43 0,10
Jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (kasus)
5 19 Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan
Jumlah pekerja /buruh yang menjadi peserta program BPJS (orang)
6.342 43.084
Jumlah perusahaan yang diperiksa oleh pengawas ketenaga kerjaan (perusahaan)
377 1.127
10. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
Revitalisasi program KB
Pengendalian pertumbuhan penduduk dan
Rata-rata jumlah anak per keluarga
2,6 2,1 Program Keluarga Berencana
Keluarga
Berencana
dan
BPP-KB,
SKPD
terkait Persentase 76,8 88
227
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
meningkatkan kesadaran keluarga berencana
akseptor KB Keluarga
Sejahtera Cakupan peserta KB aktif (%)
100 100
Keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1
11.236 10.986 - Program Kesehatan Reproduksi Remaja
- Program Pelayanan Kontrasepsi
- Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan Kb/Kr Yang Mandiri
- Program Promosi Kesehatan Ibu,Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan di Masyakat
- Program Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR
- Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, Pms termasuk HIV/AIDS
- Program Pengembangan
228
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
- Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
- Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-Padu
11. Menurunnya jumlah penduduk miskin
Optimalisasi penanggulangan kemiskinan terpadu
Peningkatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan
Menurunnya Angka kemiskinan (%)
3,90 2,19 Program Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
BPM, SKPD terkait
12. Meningkatnya jumlah pekerjaan sosial dan penyuluh kesejahteraan sosial
Meningkatkan jumlah pekerjaan sosial dan penyuluh kesejahteraan sosial
Pengembangan diklat calon pekerja sosial dan penyuluh kesejahteraan sosial
Jumlah tenaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial yang telah mengikuti diklat serifikasi bidang kesejahteraan sosial
4 orang 18 orang Program Peningkatan SDM Aparatur
Sosial Dinas Sosial, SKPD terkait
13. Meningkatnya akses kualitas kesejahteraan sosial bagi penyandang
- Meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial masyarakat
- Peningkatan perlindungan dan jaminan sosial
Rasio penyandang ODK, LU serta PKH yang menerima
- 40/120
120/120
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial (ODK, LU & PKH)
229
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
masyarakat - Meningkatkan
bantuan sosial kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial
- Peningkatan
pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan
jaminan social
Penurunan jumlah PMKS
10.500 500 Program Pendataan dan Verifilasi PMKS
Persentasie PMKS Skala Kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama ( KUBE) atau kelompok sosial sejenis lainnya
20 100 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial lainnya
Terbinanya anak terlantar yang terdapat di Kota Palangka Raya
20 100 Program Pembinaan Anak Terlantar
Meningkatnya jumlah penerima program pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial
20 80 Program Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Meningkatnya jumlah penerima program
20 80 Program Pembinaan para Penyandang
230
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
pembinaan penyandang cacat dan eks trauma
Cacat dan Eks Trauma
14. Meningkatnya sarana dan prasarana bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
Meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan permasalahan sosial
Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
Rasio panti sosial yang mendapat pembinaan pemerintah ( panti sosial yang dibina /jumlah panti sosial)
2/26 26/26 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
15. Meningkatnya konsumsi pangan sesuai PPH
Meningkatkan pola pangan harapan, konsumsi energi, dan protein
- Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pangan dan gizi
- Peningkatan distribusi akses cadangan hasil produksi pangan
- Skor PPH (Pola Pangan Harapan )
- Konsumsi energi
- Konsumsi protein
77
1794
57,2
90
2150
58
- Program Peningkatan Ketahanan Pangan
- Peningkatan Kesejahteraan Petani
- Pameran dan Promosi
Ketahanan Pangan
BPPKP, SKPD terkait
Pelaksanaan pameran dan promosi
1 1
16. Meningkatnya kelembagaan penyuluhan
Meningkatkan kelembagaan penyuluhan
- Peningkatan kesejahteraan petani
- Pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan
- Kelas kemampuan kelompok tani • Belum
dikukuhkan • Pemula
- Gapoktan - Pos
Penyuluhan - Kompetensi
penyuluh • Penyuluh
pratama
58
68 19 14
13
20 Pemula 5 Lanjut
22 15
10 Penyuluh
- Peningkatan Kesejahteraan Petani
- Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
231
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
• Penyuluh
muda
10
muda 1
Penyuluh madya
17. Tercukupinya ketersediaan bahan pangan
Meningkatkan ketersediaan pangan
Peningkatan distribusi,akses, cadangan hasil produksi pangan
- Pangan utama (ton)
- Ketersediaan energi ( kkal/kap/hr)
- Ketersediaan protein (gr/kap/hr)
- Lumbung pangan (buah)
30.007
2665
86 1
39.109
3000
90 6
18. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan
Meningkatkan industri pengolahan produk pangan
Peningkatan industri pengolahan produk pangan
Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana pengolahan produk pangan (kelompok Tani)
NA 10 - Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
- Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
- Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
- Pertanian
- Kelautan dan perikanan
- Ketahanan Pangan
Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan,BPPKP, SKPD terkait
Menjaga stabilitas harga dan pasokan
Peningkatan ketahanan dan stabilitas harga pangan daerah
Presentase data informasi harga pangan daerah
80 100 Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan
232
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
bahan pangan
19. Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana sektor perikanan
Peningkatan, pemanfaatan dan pengembangan perikanan pada perairan umum
Optimalisasi dan revitalisasi perairan umum yang potensial untuk perikanan terpadu
Jumlah rumah tangga perikanan pada kawasan minapolitan (RTP)
250 RTP 400 RTP - Program Pengembangan Budidaya Perikanan
- Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan
Kelautan dan Perikanan Kelautan
20. Meningkatnya kegiatan ekonomi kerakyatan
Mengembangkan industri pariwisata dengan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata
Membangun sarana dan prasarana daerah wisata
Jumlah Kunjungan Wisata
99.337 Orang
655.000 Orang
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Pariwisata
- Disbudpar - Dinas PU
- Dishubkominfo, SKPD terkait
Meningkatkan pemasaran
Meningkatkan hubungan / membangun kemitraan dengan semua pemangku kepentingan
Jumlah promosi
3 Kali
38 Kali Program Pengembangan Pemasaran
Disbudpar, SKPD terkait
Pengembangan destinasi pariwisata
Peningkatan jumlah ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata)
Jumlah obyek wisata yang dikembangkan
6 ODTW 16 ODTW
Program Pengembangan Destinasi
- Disbudpa - Dinas PU
- Dishubkom
233
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
dan dilestarikan Pariwisata info, SKPD terkait
Peningkatan Pengelolaan ODTW
Jumlah sarana/prasarana fasilitas pendukung pariwisata
18 Fasilitas
93 Fasilitas
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Kebudayaan - Disbudpar - Dinas PU - Dishubkom
info, SKPD terkait
21. Meningkatnya kualitas dan kreatifitas SDM pariwisata dan UKM
Peningkatan kualitas dan kreatifitas SDM seni, budaya dan pariwisata
Penyiapan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
Jumlah SDM Pariwisata
165 Orang
365 orang
Program Pengembangan Kemitraan
Pariwisata Disbudpar, SKPD terkait
22. Meningkatnya kelancaran distribusi barang dan jasa dan penggunaan produk dalam negeri
Peningkatan kelancarnya distribusi barang dan jasa dan penggunaan produk dalam negeri
Pengembangan produk unggulan daerah secara kreatif dan inovatif ditunjang dengan pemasaran yang baik
Penurunan tingkat inflasi
6,45
5,45
Program Pengembangan Perluasan Perdagangan Dalam Negeri
Perdagangan Disperindagkop, SKPD terkait
23. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja
Meningkatkan tumbuhnya industri kecil dan menengah
Penguatan Modal dan pengembangan industri kecil dan menengah serta jasa berbasis pariwisata
Jumlah kelompok Usaha IKM pendukung pariwisata
1 Kelompok
6 Kelompok
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Perindustrian Disperindagkop, SKPD terkait
24. Menurunkan angka ketergantungan
- Meningkatkan perluasan lapangan kerja
- Meningkatkan kompetensi penduduk usia
Peningkatan fasilitasi penduduk usia kerja terhadap lapangan kerja
Rasio Ketergantungan
0,43 0,10 Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Ketenagakerjaan
Disnakertrans, SKPD terkait Peningkatan
pelatihan dan
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan
208 org
656 org
Program Peningkatan
234
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
produktif pengembangan usia kerja
pelatihan berbasis kompetensi
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
1216 2.416
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
200 300
Jumlah warga eks transmigrasi yang memperoleh pelatihan pengembangan usaha kerakyatan
200 org 400 org Program Transmigrasi Lokal
Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja
Peningkatan kualitas perlindungan terhadap hak dan kewajiban tenaga kerja
Jumlah
pekerja/buruh
yang menjadi
peserta
program BPJS
8.342 Orang
36.742 Orang
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Ketenaga kerjaan
Jumlah Perusahaaan yang diperiksa oleh pengawas ketenagakerjaan (perusahaan)
307 634
25. Meningkatknya Meningkatkan Peningkatan Jumlah 228 278 Program Perindustri Disperind
235
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
usaha industri kecil dan mengah
kualitas dan kuantitas IKM dan mutu produk IKM
pertumbuhan kualitas dan kuantitas IKM
Industri Kecil dan Menengah
Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial
an
agkop, SKPD terkait
Jumlah IKM yang mendapatkan pelatihan industri pendukung UKM
900 1300
Jumlah IKM yang difasilitasi mengikuti pameran
95 163 Program Fasilitasi Peningkatan Promosi Bagi IKM
26. Meningkatnya kontribusi hasil industri kecil dan jasa berbasis pariwisata yang ramah lingkungan terhadap perekonomian daerah
Meningkatkan unit usaha Industri Kecil dan Menengah
Meningkatnya Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
Kontribusi pertumbuhan sektor industri terhadap PDRB (%)
4,38 5, 23 Program Pembinaan dan Pengawasan IKM
Peningkatan tenaga terampil dalam industri (orang)
35 Org 208 org Program Tindak Lanjut Kerjasama dengan Daerah /Kota lain
27. Terwujudnya peningkatan daya saing koperasi, usaha mikro kecil,menengah yang mandiri dan
- Mengembangkan produk-produk UMKM dan koperasi yang berdaya saing
- Meningkatkan
- Peningkatan program pengembangan promosi produk UMKM
- Peningkatan
Jumlah KUKM yang difasilitasi mengikuti pameran skala nasional dan skala lokal
20 Orang 150 orang
40 orang 300 Orang
Program Pengembangan Promosi Produk UMKM
Koperasi dan UKM
236
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
inovatif berdasarkan ekonomi kerakyatan
akses permodalan koperasi dan UKM
- Meningkatkan pengembangan kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM
program perluasan sumber pembiayaan
- Peningkatan program pengembangan kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM
- Manajemen pengembangan koperasi
Jumlah UMKM dan koperasi yang mendapat bantuan dari pemerintah/ Pemda
10 Koperasi
35 koperasi
Peningkatan Program Perluasan Sumber Pembiayaan
Jumlah peserta diklat perkoperasian
150 orang 600 orang Program Peningkatan Pengembangan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM
Jumlah UMKM dan koperasi yang mengikuti Diklat kewirausahaan
300 0rg 450 org Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dan Koperasi
28. Terbangunnya kawasan hutan dan kebun yang berbasis pariwisata
Mempertahankan kawasan hutan dan kebun yang memiliki nilai eksotis
- Peningkatan pemanfaatan sumber daya hutan
- Peningkatan perencanaan pembangunan kehutanan dan perkebunan
Luas potensi kawasan hutan desa
0 2.200 ha
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Kehutanan Dishutbun, SKPD terkait
Luas kawasan hutan kota
0 3.638 ha
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
29. Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan dan jasa terhadap perekonomian
Meningkatkan kerjasama dengan sektor swasta untuk peningkatan perekonomian
Peningkatan Program Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Kontribusi PDRB sektor perdagangan
10,52 12,52 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Perdagangan
Disperindagkop, SKPD terkait
Kontribusi restribusi sektor
950.000.000
1.140.000.000
237
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
daerah daerah perdagangan terhadap PAD
Peningkatan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Persentase penyelesaian pengaduan konsumen.
50 70 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Jumlah Alat
UTTP yang diterra ulang
200 buah 250 buah
30. Meningkatnya jumlah investasi
Meningkatkan kerjasama investasi di daerah
Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Realisasi Investasi
Jumlah Nilai Investasi - PMDN - PMA
Rp.384,13Milyar US $1,45 juta
Rp. 585,65 Milyar US $ 2,2 Juta
- Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
- Program Promosi dan Kerjasama Investasi
- Program Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Investasi
- Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Terpadu
- Program Optimalisasi
Penanaman Modal
BPPTPM, SKPD terkait
Persentase kenaikan/penurunan nilai realisasi investasi - PMDN - PMA
0,00 % ( - 0,32%)
44,32 % 43,45 %
Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Jumlah investor - PMDN - PMA
7 26
25 45
Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Investasi
Persentase Laporan kegiatan penanaman modal ( LKPM)
15 100
Peningkatan Persentase Kurang 100 %
238
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Pelayanan Perizinan dan Investasi
perizinan sesuai SOP
dari 75 % Pemanfatan Teknologi Informasi Aplikasi
perizinan dan penanaman modal ( banyaknya sistem aplikasi)
0 15
Peserta pelatihan sistem aplikasi perizinan dan penanaman modal
2 Org 44 org
Jumlah Perda yang mendukung investasi
11 19
31. Terbentuknya iklim yang kondusif bagi penanaman modal untuk kegiatan pembangunan sesuai dengan potensi sumberdaya alam serta pola tata ruang daerah
Memberdayakan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Mengembangkan kewirausahaan
Peningkatan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
Persentase koperasi Aktif
65
80
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Koperasi dan UMKM
Disperindagkop, SKPD terkait
Persentase koperasi yang melaksanakan RAT
25
50
Peningkatan Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Jumlah Koperasi, Sehat dan Berprestasi
40 Kop 15 Kop
60 Kop 30 Kop
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
32. Meningkatnya mutu pelayanan
Meningkatkan kualitas SDM
Prioritas kesediaan SDM yang
Rasio Jumlah Polisi Pamong
5.87
9.29
Program Peningkatan
Kesatuan bangsa dan
Kesbangpol,
239
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
publik kepada masyarakat
aparatur pelayanan publik
berkualitas Praja per 10.000 penduduk
Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
politik dalam negeri
Satpol PP, SKPD terkait Persentase
Jumlah Satpol.PP yang Mengikuti Diklat Dasar Pol.PP
15.46 32.70
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan
Prioritas ketersediaan sarana dan prasarana unit pelayanan terpadu
Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk
0,01
0,012
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
Rasio pos kamling per jumlah RT
92/666 1322/666 - Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
- Program pendidikan politik masyarakat
33. Terkendalinya
stabilitas
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
Meningkatkan
stabilitas
keamanan
dan ketertiban
masyarakat
Tercapainya stabilitas
keamanan, ketertiban
dan ketentraman
masyarakat
Jumlah demo
yang
dikendalikan
8
0
Persentase Penurunan Angka Pelanggaran PERDA
48.44 86.50
Persentase Jumlah Kasus/Pengaduan yang ditangani
88.65 100
240
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Persentase Penurunan Konflik di Masyarakat
89
100
Cakupan patroli petugas Satpol PP
3 Kec 5 Kec
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3(ketertiban,ketentraman, keindahan) (%)
100 100
34. Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian
Meningkatkan Produksi dan produktivitas tanaman pangan
Peningkatan Produksi dan produktivitas tanaman pangan
• Produksi tanaman pangan
Program Peningkatan Produksi Pertanian
Pertanian Distankannak, SKPD terkait
- Padi ( ton/ha) 82 130
-Jagung (ton/ha) 916 1.515
- Kedelai(ton/ha) 6 100
-Ubikayu(ton/ha) 1000 1.150
- Ubijalar(ton/ha) 242 300
-Kacang tanah (ton/ha)
8 30
-Sayuran (ton/ha)
8.894 9.435
-Buah-buahan (ton/ha)
5.904 6.035
Produktivitas tanaman pertanian
- Padi ( ton/ha) 2,05 2,08
-Jagung (ton/ha) 2,256 2,261
- Kedelai(ton/ha) 1,2 1,226
-Ubikayu(ton/ha) 8 8,098
241
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
- Ubijalar(ton/ha) 7,56 8,108
-Kacang tanah (ton/ha)
1 1,200
-Sayuran (ton/ha)
1,980 1,986
-Buah-buahan (ton/ha)
3,452 3,458
Jumlah jalan usaha tani (kelompokTani)
14 50 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
Jumlah Embung (buah)
2 23
Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP)
NA 115 % Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Meningkatkan populasi dan produksi ternak
Peningkatan populasi dan produksi ternak
• PopulasiTernak (ekor)
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Pertanian
- Sapi 1.036 2.210 - Ternak
Kerbau 3 44
- Ternak Kambing
2.793 3.730
- Ternak Babi 14.420 21.189
- Ternak Ayam Buras
197.433 256.790
- Ternak Ayam Broiler
1.183.304 1.801.775
- Ternak Ayam Ras Layer
42.000 100.000
- Ternak Itik 4.811 6.141
242
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
• Produksi produk asal ternak Daging (Kg)
- Sapi 674.520 1.540.050
- Kerbau 2.184 21.450
- Kambing 12.647 28.224
- Babi 116.760 352.800
- Ayam Buras 272.108 682.201
- Ayam Broiler 3.504.000 6.495.591
- Itik 28.744 54.699
- Telur Ayam Ras (Kg)
551.880 609.319
- Ayam Buras (Kg)
360.333 388.181
- Itik (Kg) 21.072 24.989
Persentase pengembangan kawasan pusat pembibitan dan inkubator usaha sapi potong
10 100 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
Penyediaan sarana prasarana inseminasi buatan
1 6
Meningkatkan produksi perikanan
Peningkatkan produksi perikanan
Produksi Perikanan Budidaya(Ton)
8.411 16.772,79 Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Kelautan dan Perikanan
Jumlah Produksi benih ikan (ekor)
3.000.000 5.500.000
Program Pengembangan
243
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Luas sarana dan prasarana perikanan budidaya (ha/unit)
NA 350 Perikanan Tangkap
Produksi perikanan tangkap (umum) (Ton)
1.340 3.150
Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP)
804 920
Berkurangnya illegal fishing (kelompok)
NA 6 Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan
Jumlah PosMasWas bertambah
NA 29
Vaksinasi surveillance penyakit dan pengawasan produk asal ternak
Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Jumlah Hewan Yang di vaksin (ekor)
5.000 6.500
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Pertanian
Surveilance Avian Influenza (Sampel Unggas)
450
550
Sampel Produk Asal Ternak
65
200
Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana
NA 10 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
244
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
pengolahan produk pangan (kelompok tani)
Pertanian
Keikutsertaan dalam kegiatan pameran ( jumlah pameran /promosi)
NA 30
Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana pengolahan peternakan (kelompok peternak)
2 6 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana pengolahan produk perikanan ( kelompok tani)
NA 14 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Prouksi Perikanan
35. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Meningkatkan potensi sumber-sumber pendapatan Asli Daerah
Intensifikasi dan ekstensifikasi potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
63.556.113.907,34
193.000.000.000
- Program Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Program Penyelenggaraan Akuntansi dan Evaluasi Penerimaan Pendapatan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Dispenda,SKPD terkait
Persentase PAD terhadap APBD
7,48 11,50
Persentase ketergantungan atas DAU
56,91 53,23
245
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Daerah
Persentase Jumlah Keberatan yang Diselesaikan
NA 100 Program
Mengintesifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat
Pengembangan Sistem pelayanan dan Informasi Pajak Daerah berbasis IT
Penerapan pelayanan dan pengelolaan berbasis IT
Persentase jumlah wajib pajak yang dilayani
NA 100 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
36. Tersedianya Pembangunan Insfrastruktur
Memenuhi kebutuhan Insfrastruktur untuk meningkatkan perekonomian masyarakat berbasis pariwisata,gender,anak dan jasa
Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur
Jumlah gedung kantor Pemerintah Kota
3 71 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pekerjaan Umum
Dinas PU, SKPD terkait
Jumlah tempat ibadah
1.011 1.022
Pembangunan jalan dan jembatan, infrastruktur perdesaan dan lingkungan perumahan
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
33 58
Pembangunan Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dilalui roda empat (km)
5
20
Panjang jalan kota dalam kondisi baik (Km)
300,22 316
Jalan lingkungan kondisi baik (Km)
400 444
246
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Jumlah Jembatan (buah)
0
3
Pembangunan turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota (m2)
0
450 Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
Rumah layak huni yang terbangun
294 303 Program Pengembangan Perumahan
Jumlah rumah tangga pengguna air bersih setiap tahun
15.026 15.600 Program Infrastruktur Perdesaan
Jumlah rumah tangga bersanitasi setiap tahun
45.000
45.500 Program Pembangunan Lingkungan Sehat Perumahan
Pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong
Drainase dalam kondisi baik (km)
1.632,14 1.729,14 Program Pembangunan Drainase dan Gorong-Gorong Panjang
trotoar (Km) 0 10
Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan
Rasio kerusakan
0,42 0,19 Program Rehabilitasi
247
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
jembatan jalan per tahun
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pengembangan dan pengelolaan irigasi,rawa dan jaringan pengairan
Luas irigasi kota dalam kondisi baik ( ha)
2.050 4.750 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
Pengendalian banjir Panjang pengendali banjir dalam kondisi baik (Km)
17 50 Program Pengendali Banjir
37. Terwujudnya sarana dan prasarana publik sektor Pertanian
Pembangunan dan pengadaan Sarana Prasarana Publik sektor pertanian, yang merata
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana produksi pertanian,perikanan dan peternakan
Restocking
Danau
2 Danau 12 Danau Program
Pengembangan
Perikanan
Tangkap
Kelautan dan Perikanan
Distankanak, SKPD terkait
Jumlah Karamba dan Perlengkapannya
4 Unit 24 Unit Program Pengembangan Budidaya Perikanan
38. Meningkatnya kualitas air sesuai dengan standar baku mutu lingkungan air bersih
- Meningkatkan kinerja penyediaan air bersih dan pengolahan air limbah
- Meningkatka
- Peningkatan kinerja penyediaan air bersih dan pengelolaan air limbah
- Optimalisasi kinerja penyediaan air bersih dan
Jumlah taman hijau
0
10 Program Peningkatan pengendalian Polusi
Lingkungan Hidup
BLH,DinasPU,Dinas Pasar dan Kebersihan, SKPD terkait
Jumlah IPAL non komunal
2 Unit 6 Unit
Peningkatan Mutu Udara/ ISPU (hari/tahun)
321 365
248
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
n kinerja air minum dan air limbah
pengolahan air limbah
Jumlah IPAL komunal
2 Perumahan
5 Perumahan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Sanitasi berbasis masyarakat
2 Unit MCK
10 Unit MCK
Tersedianya DED pengelolaan air limbah
NA 1 DED Pengelolaan Air Limbah
Meningkatnya pelayanan IPLT (%)
50 100
39. Meningkatnya penegakan hukum lingkungan
Penegakan hukum sesuai dengan peraturan perundag-undangan yang berlaku
Peningkatan pencegahan pengendalian dan pengawasan kerusakan lingkungan
Persentase penegakan hukum lingkungan
90 100 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
BLH,Distamben,Ditakobangman, SKPD terkait
40. Berkurangnya kerusakan hutan
Meningkatkan kegiatan perlindungan hutan
Peningkatan, pengawasan,pengendalian dan pemanfaatan kawasan hutan
Luas lahan kritis yang dihijaukan
90.872 ha 91.432 ha
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
- Kehutanan - Pertanian
Dishutbun, SKPD terkait
Menurunya kerusakan kawasan hutan
234.922,70 ha
234.362,70 ha
Cakupan pembinaan dan Pengawasan kawasan
1 Kecamatan
5 Kecamatan
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
249
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
hutan Hutan Cakupan Wilayah pencegahan kebakaran hutan (kecamatan)
1 5 Program Perlindungan Kebun dan Tanaman
Cakupan wilayah kebakaran lahan dan kebun (kecamatan)
1 3
Jumlah TSAK
23 60 Program Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Lingkungan Hidup
BLH,Dishutbun,SKPD terkait
41.
Meningkatnya inventarisasi dan dokumentasi sumber daya hutan
Inventarisasi dan pemetaan sumber daya hutan
Peningkatan inventarisasi dan pemetaan sumber daya hutan
Pemantapan status kawasan hutan
0
100 %
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
- Kehutanan
- Pertanian
Dishutbun,Distankanak,SKPD terkait
Data/Dokumentasi sumber daya hutan dan lahan
1 Dokumen
11 Dokumen
Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Pertanian/Perkebunan
Cakupan wilayah pencegahan kebakaran hutan (kecamatan)
1 5 Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan
250
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Cakupan pembinaan pengawasan kawasan hutan (kecamatan)
1 5 Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
42.
Meningkatnya pemerataan sarana dan prasarana pendukung pertumbuhan ekonomi dan industri berbasis pariwisata dan jasa
Meningkatnya standar pelayanan pasar secara modern
Peningkatan Manajemen Pengelolaan Pasar
Jumlah pasar modern
1 2 Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
Lingkungan Hidup
DPK,BLH,Dinas PU, SKPD terkait
Memenuhi Kebutuhan ruang pedagang kreatif lapangan
Peningkatan pembinaan dan penataan pedagang kreatif lapangan
Jumlah PKL yang dibina per tahun
587 PKL 850 PKL
Program
Pembinaan dan
Penataan PKL
43. Meningkatnya pengelolaan sampah yang tertangani
Meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan
Optimalnya pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Persentase sampah yang tertangani
61,18
90
Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan
DPK,BLH,Dinas PU, SKPD terkait
Terwujudnya masterplan pengelolaan sampah
NA 1 Masterplan
Pengelolaan sampah di TPA
Metode open dumping 1 TPA
Metode Sanitary Landfill ( 1 TPA)
Program
Kebersihan dan
Pengelolaan
Limbah
Jumlah jalan yang di sapu
21 Jalan ( 24.700 m)
30 Jalan ( 32.700 m)
251
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Tersedianya lahan TPS permanen
1 Unit 10 Unit
Peningkatan sarana dan prasarana penanganan sampah
Jumlah tempat pengolahan sampah terpadu
1 Unit 5 Unit
Jumlah TPS terhadap penduduk (unit)
158 193
Peningkatan kepedulian serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kualitas lingkungan
Pemilahan sampah berbasis lingkungan (sekolah)
7 84 Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Persampahan
BLH,Dinas Pasar dan Kebersihan, SKPD terkait
Jumlah sekolah peduli lingkungan (sekolah)
3 9 Program Ruang Terbuka Hijau
BLH, SKPD terkait
44. Menurunnya tingkat pencemaran
Meningkatkan pengendalian LH
Optimalisasi Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL (%)
84,6 100 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
BLH,Distamben, Dishutbun, Distakobangman, SKPD terkait
Jumlah izin gangguan lingkungan
200 Usaha
300 Usaha
BLH, SKPD terkait
45. Meningkatnya kemampuan
Meningkatkan Tanggap
Peningkatan kesiap siagaan dan
Persentase korban
80 100 Program Peningkatan
Sosial Dinas Sosial,
252
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
tanggap bencana bencana dan identifikasi dini
pencegahan bencana
bencana yang menerima bantuansosial selama masa tanggap darurat
Kesiapsiagaan dan Pencegahan Pencana
SKPD terkait
Persentase korban bencana skala kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
100 100 Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi
46. Meningkatnya pemanfaatan lahan kritis untuk konservasi
Meningkatkan pemanfaatan lahan hak milik dan hutan rakyat dengan konservasi lahan yang bernilai ekonomi
Optimalisasi perlindungan lahan/kebun
Luas Demplot kebun bersih
0 ha 16 ha Program Perlindungan Kebun dan Tanaman
Pertanian Dishutbun, SKPD terkait
47. Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat dalam
konservasi
lingkungan
Mendorong
lahirnya
gerakan
konservasi
dan kearifan
lokal terhadap
pengelolaan
sumber daya
Peningkatan
pemanfaatan lahan
kurang produktif dan
gerakan
pemberdayaan
mayarakat
Jumlah petani/pekebun yang mendapat pelatihan/ sosialisasi
90 Org 440 Org Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan
- Pertanian - Kehutanan
Dishutbun, SKPD terkait
Data/dokumentasi sumber daya hutan/lahan
1 Dok 7 Dok Program Perencanaan dan pengembangan hutan
Jumlah promosi
1 6
253
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
alam /pameran sektor kehutanan (kali)
Jumlah petani /pekebun yang mendapat pelatihan sosialisasi
30 180
Jumlah petani/pekebun yang mendapatkan pelatihan / sosialisasi (orang)
30 360 Program Peningkatan kesejahteraan petani
Luas perkebunan rakyat (Ha)
5.423,80 6.143,80 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Cakupan wilayah penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (kecamatan)
1 3 Program Perlindungan Kebun dan Tanaman
Luas dan pengelolaan kebun Entres (ha)
2 3 Program Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan
Jumlah promosi/pamer
1 Kali 11 Kali Program Peningkatan
254
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
an sektor perkebunan
Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Tewujudnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan
Pengolahan komposer skala rumah tangga per tahun (KK)
1 82 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Meningkatkan
pembinaan,
pengawasan,
penertiban
pertambangan dan
pemulihan cadangan
SDA
Pengawasan Pertambangan tanpa izin (%)
4,47 50 Progam Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
Energi dan
sumberdaya
mineral
Distamben
dan Energi,
BLH,
SKPD
terkait
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
3,3 5,8
Jumlah Pemegang Izin Usaha Pertambangan
24 48
Penambangan sesuai ketentuan teknis Pertambangan
50 90 Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan
Tersedianya data potensi geologi dan sumber daya mineral (%)
30 70 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
255
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Lingkungan Hidup
Terlaksananya Reklamasi
20 60 Program Perlindungan dan Konservasi SDA
Penanganan lahan pasca tambang
20 60 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA
Meningkatnya kualitas dan akses informasi sumber daya dan lingkungan hidup
Jumlah pengambilan sampel (kali/ tahun)
4 32 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
BLH, Distamben, Dishutbun, SKPD terkait
Tersedianya data potensi geologi dan sumber daya
mineral (%)
30 70 Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Energi dan Sumber daya Mineral
Distamben
Tersedianya data potensi air tanah (%)
10 20
Penghargaan adipura diperoleh
- 4
48. Meningkatnya keterpenuhan energi
Meningkatkan pemenuhan energi rumah tangga
Peningkatan ketahanan energi dan mendorong terciptanya energi alternatif
Ketersediaan daya listrik (%)
92,52 100 Program
Pembinaan dan
Pengembangan
Bidang Ketenaga
Energi
dan
sumber
daya
Distamben,
SKPD
terkait Persentase rumah tangga yang
99 100
256
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
menggunakan listrik
Listrikan mineral
49. Meningkatnya luas ruang terbuka hijau dan ruang publik lainnya
Meningkatkandan mempertahankan luas ruang terbuka hijau dan ruang publik lainnya
Peningkatan pengelolaan ruang terbuka hijau dan publik lainnya
Meningkatnya jumlah taman kota yang harus dikelola dan dipelihara secara profesional
38 Lokasi taman
43 Lokasi taman
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Penataan Ruang
Distakobangman, PU,Bappeda, Dishutbun,BLH, SKPD terkait
Meningkatnya jumlah tenaga kerja khusus di bidang pertamanan sehingga penanganan lebih optimal
36 Org
70 Org
Rasio Ruang Terbuka Hujau per satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB
0,34 0,39
Jumlah Perda
Perencanaan
Tata Ruang
NA 2 Program Perencanaan Tata Ruang
Jumlah data/dokumentasi hasil survey pemetaan
1 6
Jumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (Titik Lampu)
5.147 Titik
7.647 Titik
Program Penerangan Jalan Umum
Peningkatan pengawasan dan
Pengawasan dan
3 Kecamat
4 Kecama
Program Pengendalian
257
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
pengendalian pemanfatan ruang
pengendalian terhadap bangunan, tempat usaha dan reklame
an tan Pemanfaatan Ruang
Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pelayanan pemakaman yang dapat berfungsi optimal.
2 Pendopo, 2 Tempat Parkir
5Pendopo, 5 Tempat parkir
Program Pengelolaan Areal Pemakaman
50. Meningkatnya jumlah bangunan ber-IMB
Meningkatkan jumlah bangunan ber IMB melalui perijinan pemanfaatan ruang
Peningkatan perizinan pemanfaatan ruang
Jumlah bangunan ber IMB
25.141 Bangunan
35.141 Bangunan
Program Pemanfaatan Ruang
Distakobangman, SKPD terkait
51. Menurunnya kejadian bencana kebakaran (pemukiman, pekarangan, lahan dan hutan)
Pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran
Peningkatan sarana dan prasarana pemadam kebakaran
Meningkatnya sarana dan prasarana pemadam kebakaran yang berfungsi sesuai standar penanggulangan kebakaran
3 unit mobil damkar 1 unit mobil Pick up
5 unit mobil damkar 1 unit mobil Pick up
Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakarn
Lingkungan Hidup
Distakobangman,BLH, Dishutbun, SKPD terkait
Meningkatnya jumlah personil damkar tanggap bencana kebakaran
25 Org Damkar 1 3 Org damkar 2
40 Org Damkar 1 40 org Damkar 2
Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Jangkauan 60 80 Peningkatan
258
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
wilayah kesiap siagaan dan penanggulangan bahaya
kebakaran (%)
Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
52. Terwujudnya pelayanan angkutan
Meningkatkan pelayanan angkutan
Pengembangan pelayanan angkutan
Tersedianya pelayanan angkutan pada wilayah yang tersedia jaringan jalan
120 /206 Bus 178/430 Angkot
200/230 Bus 300/430 Angkot
Peningkatan Pelayanan Angkutan
Perhubungan
Dishubkominfo, SKPD terkait
53. Terwujudnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor
Meningkatkan pelayanan pengujian kendaraan bermotor
Peningkatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor
Jumlah uji KIR angkutan umum (uji)
12.256 Kir
24.845 Kir
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
54. Terwujudnya aparatur yang siap pakai
Meningkatkan fasilitas dan SDM aparatur
Peningkatan fasilitas dan SDM Aparatur
Tersedianya SDM dengan kebutuhan fasilitas sesuai dengan bidang teknis
- 40/75 PNS
- Komputer 10 Unit
- 60/90 PNS
- Komputer 40 Unit
Program Pembangunan Prasarana dan fasilitas Perhubungan
55 Terwujudnya data jaringan sarana dan prasarana perhubungan
Meningkatkan data jaringan sarana dan prasarana perhubungan
Peningkatan data jaringan sarana dan prasarana perhubungan
Tersedianya jaringan sarana dan prasarana perhubungan
Inventarisasi LLAJ, sungai dan danau, parkir, terminal kelengkapan data 15 %
Inventarisasi LLAJ, sungai dan danau, parkir, terminal kelengkapan data 75 %
259
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
56. Terwujudnya sarana dan prasarana perhubungan yang terpelihara
Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan
Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan
Terpeliharanya sarana dan prasana fasilitas perhubungan
- Dermaga 2/16
- Terminal 2/4
- TL berfungsi baik 10/15 Unit
- Marka 2/15 lokasi
- Rambu-rambu 30/150
- 8/16
- 4/5 - 18/20
- 8/20
- 90/150
Program Rehap / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perhubungan
57. Terwujudnya sarana dan prasaran perhubungan yang berkeselamatan
Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan yang berkeselamatan
Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana perubungan yang berkeselamatan
Tersediannya sarana dan prasana perhubungan yang berkeselamatan
- Dermaga wisata 1/3
- Fasilitas keselamatan jalan 171/250
- 4/5
- 225/325
Program Pembangunan Sarana dan Prasaran Pehubungan
58. Terwujudnya keamanan dan kenyamanan pengguna lalu lintas
Meningkatkan pengendalian dan pengawasan lalu lintas
Peningkatan keamanan dan kenyamanan pengguna lalu lintas
Terpenuhinya ketertiban keamanan, kelancaran bagi pengguna lalu lintas
Petugas kontrak/158 / 26 lokasi pelayanan publik
Petugas kontrak per 130/28 lokasi pelayanan publik
Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
59. Terpenuhinya pemerataan, pengendalian sarana prasarana
Meningkatkan pemerataan, pengendalian sarana
Peningkatan pengawasan terhadap sarana prasarana
Terpenuhinya Pemerataan dan Pengendalian
0 posting/Tahun 1 website
1.080 /Tahun 1 websit
Program pengembangan komunikasi, informasi dan
260
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
komunikasi dan informasi
prasarana komunikasi dan informasi
pelayanan komunikasi dan informatika yang merata serta terkendali
Sarana Komunikasi dan Informasi Aplikasi E-Gov
resmi Pemerintah Kota dan 10 subdomain penertiban 5 petugas kontrak
e resmi Pemerintah Kota dan 30 subdomain penertiban 5 petugas kontrak
media massa
Tersedianya layanan komunikasi dan informasi publik
- Media sosialisasi 4/12 - Desimin
asi 0 - KIM 0
- 20/30 - 12/15
- 30
Program Kerjasama Informasi dan media massa
61. Terwujudnya mutu pelayanan aparatur
Meningkatkan kualitas SDM Aparatur
Pengembangan ketersedian SDM Aparatur
Jumlah PNS yang mengikuti diklat/Bimtek
451 Orang
2.012 Orang
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Otonomi Daerah pemerintahan umum dan administrasi keuangan perangkat daerah, kepegawaian,dan persandian
BKPP, SKPD terkait
Jumlah PNS yang mengikuti pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi
1.001 Org 1.476 Org
Jumlah PNS yang di
157 Orang
1242 Orang
Program
261
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
assessment sesuai dengan jabatan yang tersedia
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Jumlah PNS yang direkruitment sesuai dengan formasi yang terisi
56 Orang
506 Orang
Menurunya jumlah kasus indisipliner yang tertangani
16 kasus 12 kasus
Jumlah laporan absensi yang disampaikan unit kerja /SKPD
3900 3900 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Peningkatan pelayanan kepegawaian
Jumlah cakupan aplikasi kepegawaian
1 SKPD
35 SKPD Program Peningkatan Pelayanan Kepegawaian
Jumlah pegawai yang mendapatkan kenaikan pangkat
3820 SK
8710 SK
Terbitnya jumlah KPE dan SK konversi NIP
3128 KPE 6636 KPE
Penyelesaian SK Pensiun
984 SK 1461SK Fasilitasi Pindah/Purna
262
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Tugas
Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur
Pengembangan sarana dan prasarana aparatur
Jumlah sarana dan prasarana diklat
0 1 Gedung Diklat
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
62. Meningkatnya dan berkembangnya sistem pengelolaan keuangan daerah
Menerapkansistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah
Penyiapan regulasi pengelolaan keuangan daerah
Tersedianya regulasi pengelolaan keuangan daerah (Perda/Perkada)
21
Regulasi 71 Regulasi
Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
BPKAD, SKPD terkait
Opini Pengelolaan Keuangan Daerah
Tidak Wajar ( Disclaimer)
WTP Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
Inspektorat, SKPD terkait
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Nilai evaluasi kinerja
D A Program Peningkatan Profesionalisme
263
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat
63. Terwujudnya akuntabilitas yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan
Meningkatkan kinerja perangkat daerah
Penilaian akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan daerah yang baik
Penyelenggaraan pemerintah daerah
7 Kegiatan
35 Kegiatan
Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
SETDA, Kecamatan, Instansi terkait
Sertifikasi tanah milik pemerintah daerah (%)
50 50 Program Pembangunan sistem pendaftaran tanah Persentase
penduduk yang memiliki lahan
25,68 75
Persentase 3,35 13,35
264
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
luas tanah bersertifikat
Persentase penyelesaian izin lokasi
100 100
Penyelesaian kasus tanah Negara (%)
75 76 Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan
Peraturan Walikota tentang pembakuan nama rupa bumi (%)
75 65 Program Pembakuan Nama Rupa Bumi
Koordinasi Pembimbingan supervise, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, perencanaan, penelitian dan pengembangan, fasilitas, monitoring dan evaluasi
5 Kegiatan
45 Kegiatan
Program Peningkatan pembinaan kedamangan di Kota Palangka Raya
Penyelenggaraan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahanan, dan tugas pembangunan tertentu (kegiatan)
7 47 Program Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
Cakupan 4 24 Program
265
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
administrasi kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan (kegiatan)
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Kegiatan Pengembangan kesawdayaan
1 12 Program Pengembangan keswadayaan
Kegiatan Pembinaan kemasyarakatan
6 38 Program Pembinaan kemasyarakatan
Jumlah kerjasama daerah
1 11 Program Pembinaan kerjasama daerah
Cakupan administrasi perekonomian dan sumber daya alam
(kegiatan)
10 58 Program Perencanaan pengembangan ekonomi
Kegiatan Pengembangan Data/ Informasi
4 24 Program Pengembangan data/informasi
Cakupan administrasi pembangunan (kegiatan)
4 24 Program Perencanaan pengembangan pembangunan
Cakupan hubungan kemasyarakatan dan
12 64 Program Optimalisasi pemanfaatan teknologi
266
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
protokoler pemerintahan daerah (kegiatan)
informasi
Cakupan peningkatan kebijakan/regulasi (kegiatan)
6 46 Program Penataan peraturan perundang-undangan
Cakupan administrasi pimpinan, manajemen keuangan, asset, dan kerumahtanggaan (kegiatan)
5 32 Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Cakupan Pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (kegiatan)
7 35 Program Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah
Persentase Kualitas Regulasi kebijakan pemerintah daerah
NA 100 Program Peningkatan Kinerja Sekretaris Daerah
Persentase koordinasi
NA 100
267
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
pelaksanaan tupoksi dan peran SKPD Persentase koordinasi dan penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan
NA 100
Persentase koordinasi dan pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah
NA 100
Persentase koordinasi dan pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis, operasional, dan manajemen pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
NA 100
Persentase koordinasi dan fasilitasi ururan pemerintah di daerah
NA 100
268
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Penguatan kualitas regulasi/kebijakan pemerintahan daerah
NA 100 Program Peningkatan Kinerja Asisten Setda
Persentase koordinasi Pelaksanaan tugas SKPD sesuai tupoksi asisten
NA 100
Penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan
NA 100 %
Pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah
NA 100 %
Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis pemerintahan dan
NA 100 % Program Peningkatan Kinerja Staf Ahli Walikota
269
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Pembangunan
Mewujudkan SDM Aparatur Sipil Negara dan masyarakat yang inovatif, berkualitas, berkompeten, profesional dan berbudaya kerja
NA 144 Program Pendidikan kedinasan
Cakupan Pembinaan dan pengembangan aparatur
NA 200 Program Pembinaan dan pengembangan aparatur
Cakupan Pembinaan dan pengembangan non aparatur
NA 250 Program Pembinaan dan pengembangan non aparatur
Mningkatkan efektifitas dan produktifitas kelembagaan
Penataan kelembagaan daerah
Penataan organisasi perangkat daerah
7 35 Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah
SETDA,
Cakupan 5 25 Program
270
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
pembinaan dan pengembangan aparatur (kegiatan)
Pembinaan dan Pengembangan aparatur
Meningkatkan penyelenggaraan e-gov dalam pemerintahan
Tenyelenggaranya aplikasi e-gov dalam penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparansi
Tersedianya layanan komunikasi dan informasi publik aplikasi e-gov
- 0 kontens
- 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 10 Sub Domain
- 1080 posting /tahun
- 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 30 Sub Domain
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Komunikasi dan Informatika
Dishubkominfo, Setda, BPKAD, SKPD terkait
64. Penataan
kelembagaan
sesuai visi misi
daerah
Meningkatkan
efektifitas dan
produktifitas
kelembagaan
Penataan
kelembagaan
daerah
Cakupan
perangkat
kelembagaan
dan
kewenangan
(kegiatan)
5 25 Program Perangkat Kelembagaan dan kewenangan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,Admini
strasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian
dan
Persandian
SETDA
65. Meningkatnya Kualitas SDM Korp ASN
Meningkatkan Kualitas SDM
Aparatur Korp ASN
Pengembangan
SDM Korp ASN
Cakupan kegiatan Pembinaan Aparatur Sipil Negara
140 140 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Sekretariat KORPRI, SKPD terkait 66. Meningkatnya
Kinerja Aparatur Korp ASN
Meningkatkan Kinerja
Aparatur Korp
Peningkatan kinerja
aparatur Korp ASN
Persentase tingkat penyelesaian pekerjaan
80 100
271
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
ASN
67. Meningkatnya kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Meningkatkan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Produk Hukum Daerah (legislasi)
4 40 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Sekretariat DPRD
68. Tertibnya administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
Peningkatan dan pengembangan serta pemeliharaan peralatan secara berkesinambungan guna terciptanya sarana dan prasarana pelayanan e-KTP yang
memadai
Penataan pelayanan administrasi kependudukan
Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk
0,97
1,00 Program Penataan Administrasi Kependudukan
Kependudukan dan catatan sipil
Disdukcapil,Kecamatan Kepemilikan
KTP (%) 99 100
Jumlah Penduduk
yang Ber-KK dan
KTP di Kecamatan
Pahandut
4.750 13.715
Jumlah Penduduk
yang Ber-KTP di
Kecamatan
Sabangau
7.000 11.000
Jumlah Penduduk
yang Ber KTP di
Kecamatan Bukit
Batu
6.200 6.200
Jumlah Penduduk
yang Ber KTP di
Kecamatan Jekan
Raya
57.850 136.042
Jumlah penduduk
yang wajib KTP yang
belum melakukan
perekaman e-KTP di
Kecamatan
Rakumpit
1.021 1.021
Ketersediaan laporan data base
0
100
Program Penataan Pengelolaan Informasi
272
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
kependudukan skala kota (%)
Kependudukan
Tersedianya laporan data kependudukan (%)
90 100
Tersedianya data perkembangan penduduk (%)
95 100 Program Analisa dan Perkembangan Penduduk
Rasio bayi yang memiliki akte kelahiran (%)
0,95 1,00 Program Pencatatan Sipil
Rasio pasangan yang berakte nikah/perkawinan
(%)
0,85 1,00
69. Meningkatnya
pelayanan
keperpustakaan
daerah
Pengadaan
buku-buku
baru yang up
to date
Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
Jumlah Koleksi
buku yang
tersedia di
perpustakaan
daerah
12.499
buku
19.999
Buku
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Perpustakaan
Kantor Perpustakaan,kearsipan dan dokumentasi, SKPD terkait
70. Meningkatnya mutu pelayanan administrasi kearsipan kepada masyarakat
Meningkatkan penyelenggaraan kearsipan yang handal
Perbaikan sistem administrasi kearsipan
Pengelolaan arsip secara baku (%)
2,86
5,71 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
Kearsipan
Peningkatan SDM Pengelola kearsipan
11 orang 35 Orang
Jumlah berkas arsip daerah yang dikelola
26.299 berkas
35.000 berkas
Pelestarian Jumlah 11 16 Program
273
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
dokumen dan arsip daerah
Bibliografi daerah, leaflet/booklet
Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
71. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan
Penataan dan pengelolaan dokumen perencanaan daerah
Pengembangan perencanaan pembangunan daerah
PERDA RPJPD 1 1 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan pembangunan
Bappeda
PERDA RPJMD 1 2
PERKADA RKPD
5 5
Program RPJMD dalam RKPD (%)
100 100
PERDA Dokumen perencanaan pembangunan (RTRWK, RP3KP)
0
2
72. Tersedianya data, informasi dan pelaporan pembangunan
Pengembangan data, informasi dan pelaporan pembangunan
Penataan, pengelolaan data, informasi dan pelaporan pembangunan
Tersedianya Aplikasi e-Perencanaan setiap tahun
0
1
Program Pengembangan Data/Informasi
Tersedianya Aplikasi e-Evaluasi setiap tahun
0 4
Tersedianya Aplikasi e-Pelaporan setiap tahun
1 1
Jumlah Dokumen yang dipublikasikan - Kajian Sosial
Ekonomi - Profil Ekonomi
0 1
1 5
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
274
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
- Kajian Ekonomi 0 5
Jumlah Dokumen Statistik Ekonomi /Dokumen sejenisnya yang dipublikasikan
1
5 Program Kerjasama Pembangunan
Jumlah Dokumen Sosial Budaya yang dipublikasikan
4 20 Program Perencanaan Sosial dan Budaya
Jumlah Buletin Litbang yang dipublikasikan
1 5 Program Penguatan Kelembagaan Litbang
Jumlah Dokumen perumusan kebijakan yang dipublikasikan
1
5
Program Perencanaan Pembangunan Kota-Kota Menengah dan Besar
Jumlah Kajian perencanaan pembangunan daerah yang dipublikasikan
1
5 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Jumlah Kajian Litbang yang dipublikasikan
1
5 Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Dokumen koordinasi perencanaan bidang prasarana
1 5
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA
275
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
wilayah dan sumber daya alam
73. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan
Mengembangkan dan memberdayakan masyarakat pedesaan/Kelurahan
Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
129 Kelompok
229 Kelompok
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Pemberday
aan
Masyarakat
dan Desa
BPM, Kecamatan
, SKPD terkait
Jumlah LSM Aktif
92 217
Jumlah LPM Berprestasi
4 9
Jumlah Kegiatan TP-PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan Rakumpit
1 TP-PKK Kecamatan,
7 PKK Kelurahan, 1
Dharma Wanita
Persatuan, 7 LKK
Kelurahan
1 TP-PKK Kecamatan
, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan,
7 LKK Kelurahan
Jumlah Kegiatan PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan Pahandut
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Kelurahan
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Keluarahan
Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan 27
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
276
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Sabangau
Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan Jekan
raya
1 PKK
Kecamatan,
4 PKK
Kelurahan, 1
Dharma
Wanita, 4
LKK dan 50
Posyandu
1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK, GSI,
Posdaya,
Posyandu di
Kecamatan Bukit
Batu
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1
GSI, 8
Posdaya,
21
Posyandu
Persentase partisipasi masyarakat dalam membangun desa/kelurahan
5 13,75
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa/Kelurahan
Jumlah Mantir Kecamatan, Mantir Kelurahan, RW, RT, Musrenbang, Gerakan Sayang Ibu
di Kecamatan Rakumpit
3 org Mantir Kecamatan, 21
org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang
Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD
Tingkat Kota dan 7 GSI Kelurahan
3 org Mantir Kecamatan, 21
org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT,
dan Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD
Tingkat Kota dan 7 GSI Kelurahan
Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org,
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6
277
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Pahandut
Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
Kelurahan dan 1 Kecamatan
Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Sabangau
Damang dan Mantir Adat 6 org, RT/RW 88 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling
Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 25 Poskamling
Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kecamatan Jekan Raya
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan, Poskamling di Kecamatan Bukit Batu
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14
Poskamling
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling
Jumlah kelompok binaan PKK
42 Kelompok
167 Kelompok
Program
Peningkatan
Peran
Perempuan di
Pedesaan/
Kelurahan
Jumlah PKK yang aktif
36 36
Jumlah Posyandu aktif
128 Pos
128 Pos
278
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Jumlah aparatur pemerintah desa / kelurahan terlatih
60
400
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa/Keurahan
Jumlah Lembaga keuangan mikro kelurahan
0
10 lembaga
Program Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro dan Usaha Ekonomi Masyarakat
Jumlah pengelola keuangan mikro terlatih
0 24 Org
Jumlah kelompok usaha ekonomi produktif
55 106
Jumlah kelompok pemanfaatan sumber daya alam dan lahan terlantar
5
30
Program Rehabilitasi dan konservasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam
Jumlah kelompok masyarakat pengawas sumber daya alam perairan
0 20
Jumlah 3 24 Program
279
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
kelompok pencipta dan pemanfaat Teknologi Tepat Guna
Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG)
74. Pengarustamaan gender dalam pembangunan
Meningkatkan Indeks kesetaraan gender
Optimalisasi Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Indeks Kesetaraan Gender
NA 0,04% Program Peningkatan Peran Serta dan Keseteraan Gender dalam Pembangunan
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
BPP-KB, SKPD terkait
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
75. Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan
Meningkatkan pembinaan dan peran serta pemuda dalam pembangunan
Optimalisasi pembinaan organisasi kepemudaan
- Jumlah Organisasi pemuda
- Jumlah Organisasi Olah Raga
- Jumlah Kegiatan Kepemudaan
- Jumlah Kegiatan Olah Raga
- Gelanggang/ Balai Remaja
- Lapangan Olah Raga
- Prestasi pemuda,
30 63 12 14 15 60 90
40 68 20 25 25 75 100
- Program Pembinaan Generasi Muda dan Olah Raga
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
- Program Kepemudaan dan Olah Raga
Kepemudaan dan olah raga
Disdikpora, SKPD terkait
280
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
pelajar tingkat regional dan internasional
76. Terwujudnya perlindungan anak
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya membangun Kota Palangka Raya menuju KLA
Optimalisasi keserasian kebijakan dalam peningkatan kualitas kehidupan anak
Persentase anak yang telah memperoleh akte kelahiran
43 80 Program
Peningkatan
Kualitas Hidup dan
Perlindungan
Perempuan dan
Anak
Pemberdaya
an
Perempuan
dan
Perlindunga
n Anak
BPP-KB, SKPD terkait
Jumlah kasus kekerasan terhadap anak
53 0
Jumlah Forum Anak
1 36
Jumlah sekolah ramah anak
2 30
Jumlah puskesmas ramah anak
2 6
Jumlah Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak
1 6
Jumlah Tempat Penitipan Anak
NA 6
Jumlah taman cerdas
NA 6
Jumlah kasus 53 0
281
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
kekerasan terhadap anak
Jumlah pusat pelayanan keluarga sejahtera
NA
6
Persentase jumlah rumah tangga yang ramah anak
NA 30
77. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengamalan dan pelestarian nilai seni dan budaya daerah
Meningkatkan sarana kesenian serta pembinaan dan perlindungan seni budaya daerah
Peningkatan pelestarian seni dan budaya melalui program pengembangan nilai-nilai budaya, seni dan perfilman
Cakupan kajian seni
8 Kajian Seni
45 Kajian Seni
Program Pengembangan Nilai Budaya
Kebudayaan
Disbudpar, SKPD terkait
Cakupan fasilitasi seni
4 Fasilitasi
seni
20 Fasilitasi seni
Cakupan sumber daya manusia
100 org 500 org
Jumlah sarana penyelengaraan seni dan budaya (tempat kesenian)
1 Tempat 5 Tempat
Cakupan gelar seni
91 Grup 4 gelar seni
116 Grup 20
gelar seni
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Meningkatan jumlah Benda, Situs
Peningkatan, pengembangan kemitraan dan
Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya
4 BCB 29 BCB Program Pengelolaan Kekayaan
282
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan
Pengelolaan Kekayaan Budaya
yang dilestarikan
Budaya
Cakupan organisasi kesenian yang dikembangkan
1 5 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Jumlah grup kesenian yang dikelola
91 116 Program Pengelolaan Keragaman Budaya Jumlah atraksi
budaya yang yang memadukan keragaman
1 Kali 6 Kali
Jumlah kebijakan daerah tentang penerapan nilai baru kedalam budaya
1 Produk hukum daerah
4 Produk hukum daerah
78. Meningkatnya prestasi seni, budaya, dan olah raga
Menyelenggarakan ajang peningkatan prestasi seni, budaya, dan olah raga
Penyelenggaraan, pembinaan dan perlombaan bidang seni, budaya, dan olah raga
Jumlah penyelenggara festival seni budaya
1 Kali 21 Kali Program Pengembangan Nilai Budaya
Jumlah penyelenggaraan olah raga seni/budaya
6 Kali 11 Kali Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
79. Terciptanya Meningkatnya Meningkatnya Kegiatan 10 110 Program Kesatuan Kesbanglin
283
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggungjawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
kehidupan masyarakat yang harmonis
pembauran kebangsaan
pengetahuan masyarakat tentang nilai nilai kebangsaan
pembinaan politik daerah
Pengembangan Kemitraan Wawasan Kebangsaan
Bangsa dan Politik Dalam Negeri
mas, Satpol PP, Dinsos,
SKPD
terkait
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
10
110
Angka kriminalitas
229 0 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
Sosialisasi/ pelatihan penanggulangan korban bencana alam
4 24 Program Pencegahan Dini Penanggulangan Korban Bencana Alam
284
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
Sesuai arsitektur perencanaan yang memisahkan antara aspek strategis dan
operasional program prioritas dipisahkan pula menjadi 2 (dua) yaitu program
prioritas untuk perencanaan strategis dan program prioritas untuk perencanaan
operasional. Suatu program prioritas yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan daerah pada dasarnya adalah perencanaan operasional.
Suatu urusan menjadi strategis di satu tahun atau periode dan sebaliknya, menjadi
operasional diperiode berikutnya. Prioritas pembangunan di Kota Palangka Raya
dijalankan dengan kebijakan umum yang berfokus pada upaya : Mengatasi
permasalahan pembangunan, Pemerataan pembangunan, Fokus pada Pendidikan,
Pariwisata dan Jasa, dengan optimalisasi pertumbuhan ekonomi dan daya saing
daerah serta berlandaskan budaya Betang dan berwawasan Lingkungan Hidup
Prioritas pembangunan tersebut dijabarkan dalam program-program prioritas
dan disesuaikan dengan program yang dicantumkan dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
Urusan atau program prioritas atau strategis dalam proses perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi yang dilakukan lebih tinggi intensitasnya dibanding
program operasional, sehingga dalam penganggarannya, diprioritaskan terlebih
dahulu, mengingat suatu urusan yang bersifat strategis ditetapkan karena
pengaruhnya yang sangat luas dan sangat urgent untuk dilaksanakan.Sedangkan
program pendukung (belanja rutin) tidak dicantumkan, hal ini didasarkan bahwa
indikator kinerja program tersebut berupa output dan berfungsi sebagai pendukung
terhadap program prioritas pembangunan daerah. Adapun program pendukung yang
ada di setiap SKPD adalah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Disiplin
Aparatur, Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS, Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan yang akan dioperasionalkan atau
dijabarkan setiap tahun dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota
Palangka Raya.
285
Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan Kota Palangka Raya
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 Urusan Wajib
1 01 Pendidikan
1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini
150.000.000
701.500.000
725.757.000
1.463.680.750
2.307.597.500
5.348.535.250
Disdikpora, SKPD terkait APK PAUD
APM PAUD APS PAUD
98,33 94,00 NA
98,45 94,4 74
98,60 94,9 74
98,70 95,5 76
98,80 96,2 78
99,00 97 80
99,00 97 80
1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
11.949.944.00
0
14.550.000.00
0
15.050.000.00
0
24.261.600.000
24.570.000.000
90.381.544.00
0
Disdikpora, SKPD terkait APK SD/MI 126,84 127,50 128,32 128,75 129,50 130,00 130,00
APK SMP/MTs 108,02 110,75 115,89 120,00 130,00 140,00 140,00
APM SD/MI 92,56 94,05 95,54 97,03 98,52 100,00 100,00
APM SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 100,00 100,00
APS SD.MI 129,90 130,90 131,92 132,92 133,99 135,00 135,00
APS SMP/MTs 107,01 108,75 110,49 112,23 113,97 115,70 115,70
Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI
100 100 100 100 100 100 100
Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTs
56,10 68,15 75,80 85,78 95,30 100 100
Angka Kelulusan SD/MI
100 100 100 100 100 100 100
286
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Angka Kelulusan SMP/MTs
98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 100 100
Angka Putus Sekolah SD/MI
0,070 0,065 0,060 0,058 0,055 0,050 0,050
Angka Putus Sekolah SMP/MTs
0,110 0,105 0,100 0,095 0,093 0,090 0,09
Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SD/MI
7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,50 8,50
Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMP/MTs
5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,50 7,50
1 01 17 Program Pendidikan Menengah
22.438.293.30
0
25.800.000.00
0
26.011.000.00
0
27.664.000.000
28.128.000.000
130.041.293.3
00
Disdikpora, SKPD terkait APK SMA/SMK/
MA 102,60 106,08 109,58 113,08 116,58 120,00 120,00
APM SMA/SMK/ MA
90,36 92,29 94.22 96,15 98,08 100,00 100,00
APS SMA/SMK/ MA
100,57 102,46 104,35 106,24 108,13 110,00 110,00
Rasio guru per siswa pada jenjang SMA/ SMK/MA
12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 13,87 14,00
Angka Pendidikan yang Ditamatkan
98 98,20 98,40 99,30 99,70 100 100
287
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
SMA/SMK/MA
Angka Kelulusan SMA/SMK/MA
95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 100 100
Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA
0,40 0,38 0,36 0,34 0,32 0,30 0,30
Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMA/SMK/MA
4,23 4,56 4,87 5,50 5,80 6,50 6,50
Jumlah SMK 17 17 19 21 23 25 25
1 01 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2.529.100.000
2.680.8
46.000
2.841.6
96.760
3.012
.198.
565
3.192
.930.
479
14.256.
771.80
4
Disdikpora, SKPD terkait
Persentase guru berkualifikasi S1/DIV
90,17 92,5 94,7 96,8 98,67 100 100
Persentase guru yang telah mengikuti uji kompetensi guru
50,14 52,45 54,36 56,5 58,7 60 60
Jumlah guru yang telah mengikuti program guru, kepala sekolah, dan pengawas berprestasi
30 40 50 60 70 90 90
Jumlah Guru yang Mahir Berbahasa Asing
- - 5 10 15 20 20
288
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Rasio Guru terhadap murid PAUD
14,27 14,30 14,45 14,55 14,75 15 15
Rasio guru terhadap murid SD/MI
8,82 9,25 9,55 9,73 9,85 10,00 10,00
Rasio guru terhadap murid SMP/MTS
12,04 12,16 12,34 12,68 12,88 13,50 13,50
Rasio guru terhadap murid SMA/SMK/MA
12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 13,87 14,00
1 01 19 Program Pendidikan Luar Biasa
- 200.000.000
205.000.000
1.432.500.000
1.580.000.000
3.417.500.000
Disdikpora, SKPD terkait Presentase
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) :
- TK/RA - SD/MI - SMP/MTs
- SMA/MA/SMK - SLB
- 29 - 17,2
- 58,97
- 48,27 - 100
33 22,4
61,97 50,47 100
37,1 27,7
65,07 52,77 100
41,3 33,1
68,27 5100 100
45,6 39,0
71,77 57,67 100
50 45 75 60 100
50 45 75 60
100
Jumlah guru reguler yang dilatih untuk mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) :
- TK/RA - SD/MI - SMP/MTs
- SMA/MA/SMK - SLB
_
_
127 130 60 47 8
128 131 61 48 9
129 132 62 49 10
130 133 63 50 11
130 133 63 50 11
289
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 01 18 Program pendidikan nonformal
Angka melek huruf
97,55 97,77 550.000.000
97,98 555.800.000
98,20 560.000.000
98,43 608.621.50
0 98,75
770.320.00
0 98,75
3.044.741.500
Disdikpora
1 02 Kesehatan
1 02 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1.780.118.000
1.800.000.000
1.830.000.000
1.783.940.000
2.057.950.000
9.252.008.000
Dinkes
Persentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar
75 77 79 81 83 85 85
Ketersediaan Obat per-kapita per-tahun di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar
75% 77% 79% 81% 83% 85% 85%
1 02 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
7.676.796.719,
50
7.700.000.000
7.730.000.000
7.859.650.000
8.050.110.000
39.016.556.72
0
Dinkes
Angka Kematian Ibu (AKI) per-100.000 KH
53,9% 50% 45% 35% 25% 15% 15%
Angka Kematian Bayi (AKB) per-100.000 KH
13,5% 13% 12% 10,5% 9% 7% 7%
Angka Kematian Balita (AKABA) per-100.000 KH
10,7% 10% 10% 8% 8% 6% 6%
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
92,4% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani
80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
290
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan
80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
75% 96% 96% 97% 97% 97% 97%
Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
17,6% 20% 25% 30% 35% 40% 40%
Cakupan pelayanan kesehatan bayi
90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
67% 68% 70% 75% 80% 85% 85%
Cakupan Pelayanan Anak Balita
83,8% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak usia 6 – 24 bulan gakin
80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk
2 0 0 0 0 0 0
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan setingkat
91,52% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
291
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Cakupan Peserta KB Aktif
61,93% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
63% 70% 78% 85% 92% 100% 100%
Cakupan penanganan masalah kesehatan akibat bencana
60% 100% 100 % 100% 100% 100% 100%
Tingkat ketersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan sesuai standar kesehatan :
- Rasio Dokter terhadap 100.000 penduduk
- Rasio Dokter Spesialis terhadap 100.000 penduduk
- Rasio Dokter Gigi terhadap 100.000 penduduk
- Rasio Bidan terhadap 100.000 penduduk
- Rasio
15
0
4,8
69,7
75,8
19,3
0
6
70,85
79,8
23,8
0
7,3
72
83,8
28,3
0
8,5
73,15
87,8
32,8
1,4
9,8
74,3
91,8
37,3
1,4
11
75,45
95,8
37,3
1,4
11
75,4
95,8
292
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Perawat terhadap 100.000 penduduk
Cakupan Pelayanan Kesehatan masyarakat, dan kepada kelompok khusus (haji, sosial, kes.OR, dll)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1 02 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan
Cakupan sarana produksi pangan yang tersertifikasi
70% 71% 80.701.
000 72%
81.000.000
73% 81.000.
000 74%
100.000.00
0 75%
119.000.00
0 75%
461.701.000
Dinkes
1 02 18 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Cakupan inventarisasi dan pengembangan obat tradisional
40% 42% 10.228.
000 44%
12.000.000
46% 13.000.
000 48%
14.000.000
50% 15.000.000
50% 64.228.
000
Dinke
s
1
02
19
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
85.073.400
170.000.000
172.000.000
190.000.00
0
214.200.00
0
831.273.400
Dinkes,
BPM
Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
38 40 40 50 50 50 50
Cakupan Desa Siaga Aktif 30% 30% 60% 60% 90% 90% 100%
1
02
20
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Cakupan PMT pada balita 80% 100%
102.090.100
100% 105.000.000
100% 107.000.000
100% 115.000.00
0 100%
140.000.00
0 100%
569.090.100
Dinkes
1 02 21 Program Pengembangan
42.175.000
42.000.
000
45.000.000
50.000.000
62.000.000
241.175.000
Dinkes
293
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Lingkungan Sehat Cakupan Rumah Sehat
65% 85% 87% 89% 91% 95% 95%
Cakupan Penduduk yang mempunyai akses thd air minum yg berkualitas
65% 67% 68% 73% 78% 85% 85%
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan
85% 85% 87% 89% 91% 95% 95%
1 02 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
471.872.700
473.000.000
475.000.000
504.240.00
0
531.900.00
0
2.456.012.700
Dinkes
Penemuan Kasus Non-Polio AFP Rate per 100.000 anak usia <15 tahun
3 2 2 2 2 2 2
Cakupan Penemuan Pnemonia Balita
10% 2% 2% 2% 2% 2% 2%
Prevalensi TB-BTA(+) per-100.000 pddk
26 30 50 70 90 110 110
Angka Kesakitan DBD per-100.000 penduduk
41 40 39 38 37 36 36
Angka Kesakitan Malaria per-
3 3 3 3 3 2 2
294
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1000 penduduk Pervalensi Penderita HIV-AIDS per-100.000 penduduk
6,6 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5
Penemuan Penderita Diare
100 100 100 100 100 100 100
Persentase Penyelidikan Epidemiologi (PE) < 24 jam pada Desa/ Kelurahan mengalami KLB
100 100 100 100 100 100 100
1 02 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
548.910.600
560.000.000
564.000.000
601.650.00
0
667.850.00
0
2.942.410.600
Dinkes
Tingkat Kepatuhan Petugas thd Standar yankes
89%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Tingkat Kepuasan Pelanggan
88% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan Pelayanan Kesehatan
38% 42% 42% 45% 45% 45% 45%
Tingkat Penanganan Keluhan Pelanggan
80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1 02 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
15.320.000
15.000.
000
17.000.000
20.000.000
30.000.000
97.320.
000 Dinke
s Cakupan
penjaringan kasus Katarak
2% 2,1% 2,2% 2,3% 2,4% 2,5% 2,5%
Utilisasi 40% 40% 60% 70% 80% 90% 100%
295
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Miskin
1 02 25 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya
3.389.077.700
3.425.000.000
3.430.000.000
3.438.000.000
3.895.000.000
17.577.077.70
0
Dinkes
Rasio
Puskesmas , poliklinik, pustu per-100.000 pddk
4,3 5 5 5 5 5 5
Cakupan pengelolaan sarana dan prasarana kesehatan di pelayanan kesehatan pemerintah/swasta yang sesuai standar kesehatan
75% 76% 77% 78% 79% 80% 80%
1 02 26 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
76.000.000.00
0
80.429.000.00
0
85.000.000.00
0
18.000.000.000
10.000.000.000
269.429.000.0
00
Dinkes
Rumah Sakit Type C (4 pelayanan kesehatan spesialis dasar)
0 ½
(Tahap I)
½ (lanjutan Tahap I)
Tahap
II 1 1 1
Rasio RS terhadap 100.000 penduduk
0 - - 0,04 0,04 0,04 0,04
1 02 28 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
174.999.100
178.500.000
180.000.000
200.000.00
0
212.400.00
0
945.899.100
Dinke
s Persentase penduduk
48,90 57,40 65,90 74,40 82,9 91,4 91,4
296
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Kesehatan
(termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan
Tingkat Utilisasi pelayanan kesehatan oleh asuransi kesehatan
84,86% 85% 85% 85% 85% 85% 85%
1 02 29 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
30% 40% 32.294.
400 45%
35.000.000
45% 36.000.
000 50%
40.000.000
50% 46.000.000
50% 189.294..400
Dinkes
1 02 30 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
30% 40% 15.000.
000 45%
17.000.000
45% 18.000.
000. 50%
23.000.000
50% 25.000.000
50% 98.000.
000
Dinkes
1 02 31 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
Cakupan pangan jajanan anak sekolah yang memenuhi syarat kesehatan
75% 76% 17.564.
000 77%
18.250.000
78% 19.200.
000 79%
22.300.000
80% 25.600.000
80% 102.914.000
Dinkes
1 02 32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih
80% 80% 37.084.
000 80%
37.000.000
80% 39.000.
000 80%
42.000.000
80% 41.600.000
80% 196.684.000
Dinkes
1 14 Tenaga Kerja
1 14 15 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
540.000.000
602.246.000
620.000.000
820.000.00
0
820.000.00
0
3.402.246.000
Disnakertrans
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan
208 org 48 org 80 org 100 org 120 org 200 org 756 org
297
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) pelatihan berbasis Kompetensi setiap tahun
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat setiap tahun
1.216 Org 96 org
120 org
160 org
180 org
200 org
1.972 org
Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan
setiap tahun
60 Orang 20 org 20 org 20 org 20 org 20 org 160 org
1 14 16 Program Peningkatan Kesempatan kerja
365.021.500
463.654.000
572.000.000
680.000.00
0
695.000.00
2.775.675.500
Disnakertrans
Jumlah pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan (orang) setiap tahun
500 500 500 500 500 500 3.000
Jumlah Tenaga kerja Yang terserap (orang) setiap tahun
535 500 500 500 500 500 3.035
Perencanaan Tenaga Kerja Daerah
5,12 5,11 5,10 5,09 5,08 5,07 5,07
Rasio Ketergantungan
0,43 0,36 0,28 0,21 0,16 0,10 0,10
1 14 17 Program perlindungan pengembangan Lembaga
140.000.000
145.427.000
176.562.000
213.638.40
0
260.000.00
0
935.627.400
Disnakertrans
Jumlah kasus 5 0 2 3 4 5 19
298
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
ketenagakerjaan yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (kasus) setiap tahun
Jumlah pekerja/buruh yang menjadi peserta program BPJS (Orang) setiap tahun
6.342 6.500 6.900 7.300 7.700 8.342 43.084
Jumlah Perusahaan yang diperiksa oleh pengawas ketenagakerjaan (perusahaan) setiap tahun
377 0 100 150 200 300 1.127
1 03 02 Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
27.263.
401.00
0
21.337.
245.00
0
21.477.
611.24
0
25.43
6.780
.607
28.11
9.171
.296
123.63
4.209.1
43
Dinas
PU
Jumlah gedung
kantor
Pemerintah Kota
3 19 35 51 61 71 71
Jumlah tempat ibadah yang dibangun/rehab
1.011 1.014 1.016 1.018 1.020 1.022 1.022
1 03 15 Program Pembangunan jalan dan jembatan
35.820.
607.70
0
32.639.
794.97
0
33.057.
753.90
0
71.19
8.374
.280
62.66
9.422
.465
235.38
5.953.3
15
Dinas
PU
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
33 47.2 50 52 55 58 58
299
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Panjang jalan dilalui roda 4 (km) 5 - - 5 10 15 20
Panjang jalan kota dalam kondisi baik (km)
300.22 - - 307 311 316 316
Jalan lingkungan kondisi baik (km) 400 408 416 425 434 444 444
Jumlah jembatan (buah)
- - - 1 2 3 3
1 03 17 Program Pembangunan turap/talud/bronjong
Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota (m
2)
- - - - - 100 150.00
0.000 150
496.6
00.00
0
200
979.2
00.00
0
450 1.625.8
00.000
Dinas
PU
1 03 30 Program infrastruktur perdesaan
Jumlah rumah tangga pengguna air bersih setiap tahun
15.026 15.126
1.950.6
00.000 15.250
2.010.0
00.000 15.360
2.040.0
00.000 15.450
2.005
.500.
000
15.600
2.240
.000.
000
15.600
10.246.
100.00
0
Dinas
PU
1 03 16 Program Pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong Jembatan
7.350.0
00.000
7.380.0
00.000
7.400.0
00.000
16.03
1.585
.000
14.74
8.560
.000
52.910.
145.00
0
Dinas
PU
Drainase dalam
kondidi baik
(km)
1.632,14 1.642,14 1.659,14 1.679,14 1.704,14 1.729,14 1.729,14
Panjang trotoar (km)
- - - 2 6 10 10
1 03 18 Program Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
Rasio kerusakan
jalan per tahun 0.42 0,42
23.319.
200.00
0
0,53
29.245.
370.00
0
0,29
33.972.
896.00
0
0,23
40.92
8.717
.680
0,19
42.85
4.662
.500
0,19
170.32
0.846.1
80
Dinas
PU
300
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 03 24 Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan irigasi. rawa dan jaringan pengairan lainnya
Luas irigasi kota
dalam kondisi
baik (ha)
2.050 2.550 4.044.4
36.000
3.050 3.700.0
00.000
3.500 4.100.0
00.000
3.950 5.096
.835.
000
4.750 5.950
.040.
000
4.750 22.891.
311.00
0
Dinas
PU
1 03 28 Program Pengendalian Banjir
Panjang
pengendali banjir
dalam kondisi baik
(km)
17 20 1.781.2
89.580
26 2.130.6
60.000
33 2.250.2
26.000
41 2.445
.514.
913
50 2.528
.400.
000
50 11.136.
090.49
3
Dinas
PU
1 04 Perumahan
1 04 15 Program pengembangan perumahan
Rumah layak huni yang terbangun
294 - - - - 2 350.00
0.000 2
382.0
00.00
0
5
864.0
00.00
0
303 1.596.0
00.000
Dinas
PU
1 04 16 Program pembangunan lingkungan sehat perumahan
Jumlah rumah tangga bersanitasi setiap tahun
45.000 45.100
1.291.5
00.000 45.200
1.260.0
00.000 45.300
1.300.0
00.000 45.400
1.432
.500.
000
45.500
2.400
.000.
000
45.500 7.684.0
00.000
Dinas
PU,
Bapp
eda
1 05 Penataan Ruang
1 05 15 Program
Perencanaan Tata
Ruang
3.298.542.311
3.700.923.592
3.970.000.000
4.012.910.000
4.313.600.000
19.295.975.90
3
Jumlah Perda
Perencanaan
Tata Ruang
N/A 1 Perda 2 Perda - - - 2
Perda
Dista
kobng
man
Jumlah
Data/Dokumen
Hasil Survey
dan Pemetaan
1 data 1
dokumentasi
1 data 1
dokumentasi
1 data 1
dokumentasi
1 data 1
dokumentasi
1 data 1
dokumentasi
1 data 1
dokumentasi
6 data 6
dokumentasi
1 05 16 Program Pemanfaatan Ruang
Jumlah Bangunan Ber- IMB
25.141 27.141 980.072.350
29.141 1.010.000.000
31.141 1.070.000.000
33.141 1.112.575.000
35.141 1.148.000.000
35.141 5.320.647.350
Distakobngman
301
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 05 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Bangunan Tempat Usaha dan Reklame
3 Kec. 4 Kec. 614.930.000
3 Kec. 620.000.000
3 Kec. 645.000.000
4 Kec. 686.645.00
0 4 Kec.
720.800.00
0 4 Kec.
3.287.375.000
Distakobngman
1 05 18 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
3.506.937.110
3.558.000.000
3.844.000.000
4.075.940.000
4.108.000.000
18.892.877.11
0
Dista
kobng
man Meningkatnya sarana dan prasarana pemadam kebakaran yang berfungsi sesuai standar penanggulangan kebakaran
3 Unit mobil
damkar I unit mobil
pick up
1 Unit mobil
damkar
1 Unit mobil
damkar (Tangg
a)
- - -
5 Unit Mobil
Damkar 1 Unit mobil
Pick Up
Meningkatnya jumlah personil damkar tanggap bencana kebakaran
- 25 org damkar
1
- 3 orang damkar
2
- 28 orang
damkar 1
- 9 orang damkar
2
- 31 orang
damkar 1
- 16 orang
damkar 2
- 34 orang
damkar 1
- 23 orang
damkar 2
- 37 orang
damkar 1
- 30 orang
damkar 2
- 40 orang
damkar 1
-40 orang
damkar 2
-40 orang
damkar 1
-40 orang
damkar 2
Jangkauan wilayah kesiap siagaan dan penanggulangan bahaya kebakaran (%)
60 64 68 72 76 80 80
1 05 19 Program Pengelolaan Areal Pemakaman
Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pelayanan pemakaman yang dapat berfungsi optimal
2 Tempat Parkir, 2 Pendopo
2 Tempat Parkir,
2 Pendop
o
809.925.600
- 820.000.000
3 Tempat Parkir,
3 Pendop
o
850.000.000
4 Tempat Parkir,
4 Pendop
o
1.030.445.000
5 Tempat Parkir,
5 Pendop
o
1.186.000.000
5 Tempat Parkir, dan 5
Pendhopo
4.696.370.600
Distakobngman
302
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 05 20 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Meningkatnya jumlah taman kota yang harus dikelola & dipelihara secara professional
38 Lokasi
Taman Kota
Taman Bahu
Jalan dan
Taman
Median
Jalan
39
Lokasi
Taman
Kota dan
Taman
Median
Jalan
9.434.3
80.839
40
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan
9.480.0
00.000
41
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan
9.516.0
00.000
42
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan
10.082.890.000
43
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan
10.549.560.000
43
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan
49.062.830.83
9
Distakobngman
Rasio Ruang Terbuka Hijau per satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB
0,34 0,35 0,36 0,37 0,38 0,39 0,39
Meningkatnya
jumlah tenaga
kerja khusus di
bidang
pertamanan
sehingga
penanganan lebih
optimal.
36 Orang 42 Orang
48
Orang
54 Orang
60
Orang
66 Orang
70
Orang
Jumlah Sekolah
Peduli Lingkungan 3 5
1.014.125.000
6 1.030.000.000
7 1.045.000.000
8 1.136.450.000
9 1.350.000.000
9 5.575.575.000
BLH
Jumlah Taman
Hijau 0 2 4 6 8 10 10
1 05 21 Program Penerangan Jalan Umum
Jumlah Lampu
Penerangan
Jalan Umum
(Titik Lampu)
5 147 titik lampu
5.647 titik
lampu
8.757.421.000
6.147 titik
lampu
8.780.000.000
6.647 titik
lampu
8.900.000.000
7.147 titik
lampu
9.136.485.000
7.647 titik
lampu
9.457.600.000
7.647 titik
lampu
45.031.506.00
0
Dista
kobng
man
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 15 Program Pengembangan Data/Informasi
285.000.000
299.250.000
314.212.500
329.923.12
5
346.419.28
1
1.574.804.906
Bappeda
- Tersedianya 0 0 1 1 1 1 1
303
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Aplikasi e-Perencanaan setiap tahun
- Tersedianya Aplikasi e-Evaluasi setiap tahun
- Tersedianya Aplikasi e-Pelaporan setiap tahun
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1 06 16 Program Kerjasama Pembangunan
Jumlah Dokumen Statistik Ekonomi /Dokumen sejenisnya yang dipublikasikan
1 2 110.000.000
3
115.500.000
4
121.275.000
5
127.338.75
0
6
133.705.68
8
6
607.819.438
Bappeda
1 06 19 Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar
Jumlah Dokumen perumusan kebijakan yang dipublikasikan
1
2
979.000.000
3
315.000.000
4
330.750.000
5
347.287.50
0
6
364.651.87
5
6
2.336.689.375
Bappeda
1 06 20 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Jumlah Kajian perencanaan pembangunan daerah yang dipublikasikan
1 2
90.000.000
3
100.550.000
4
232.627.500
5
244.258.87
5 6
630.9
20.68
8 6
1.298.357.063
Bapp
eda
1 06 21 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
2.420.479.000
1.849.2 01.143
2.042.5 00.700
2.039.626.260
2.441.607.575
10.793.414.67
8
Bapp
eda
- PERDA RPJPD
- PERDA RPJMD
- PERKADA
1
1
5
-
1
6
- -
7
- -
8
- -
9
- -
10
1
1
10
304
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
RKPD
- Program RPJMD dalam RKPD (%)
- PERDA Dokumen perencanaan pembangunan (RTRWK, RP3KP)
100
0
100
2
100
-
100
-
100
-
100
-
100
2
1 06 22 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Jumlah Dokumen yang dipublikasikan - Kajian Sosial Ekonomi
- Profil Ekonomi - Kajian ekonomi
0 5 0
1 6 1
588.875.000
-
7 2
661.500.000
-
8 3
694.575.000
-
9 4
729.303.750
-
10 5
1.015.768.938
1
10 5
3.690.022.688
Bapp
eda
1 06 23 Program Perencanaan Sosial dan Budaya
Tersedianya Dokumen Sosial Budaya yang dipublikasikan
4 8 278.000.000
12 433.40.
000 16
455.112.000
20 477.867.60
0 24
501.760.98
0 24
2.146.180.580
Bappeda
1 06 24 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
Tersedianya Dokumen koordinasi perencanaan bidang prasarana wilayah dan sumber daya alam
1 2
45.000.000
3
47.250.000
4
49.612.500
5
52.093.125
6
54.697.781
6
248.653.406
Bappeda
1 06 26 Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK
Tersedianya jumlah Kajian litbang yang dipublikasikan
1
2 670.000.000
3 1.080.000.000
4 1.134.000.000
5 1.190.700.000
6 1.250.235.000
6 5.324.935.000
Bapp
eda
1 06 27 Program Penguatan kelembangan litbang
Tersedianya buletin Litbang yang dipublikasikan
1 1 505.000.000
1 351.750.000
1 369.337.500
1 387.804.37
5 1
407.194.59
4 5
2.021.086.469
Bapp
eda
305
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 07 Perhubungan
1 07 17 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Tersedianya pelayanan Angkutan pada wilayah yang tersedia jaringan jalan
120 /206 Bus
178/430 Angkot
120 /206 Bus
178/430 Angkot
2.844.639.000
120 /206 Bus
200/430 Angkot
2.880.000.000
120 /206 Bus
250/430 Angkot
3.100.000.000
120 /206 Bus
280/430 Angkot
3.371
.150.
000
120 /206 Bus
290/430 Angkot
3.784
.000.
000
200/230 Bus
300/430 Angkot
15.979.789.00
0
Dishub
Kominfo
1 07 20 Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Tersedianya pengujian kendaraan bermotor bagi kabupaten kota dengan standar minimal
12.256 Kir 18.860
Kir
210.000.000
19.600 Kir
250.000.000
20.256 Kir
300.000.000
23.256 Kir
556.287.50
0
24.845 Kir
832.000.00
0 24.845 Kir
2.148.287.500 Dishu
b Kominfo
1 07 15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
1.278.759.700
1.297.000.000
1.450.000.000
1.362
.140.
943
1.339
.113.
192
6.727.013.835
Dishub
Komi
nfo Tersedianya Sumber Daya Manusia dengan Kebutuhan Fasilitas Sesuai dengan Bidang Teknis
40 / 75 PNS Kendaraan Bus 3 Unit Kendaraan
Mobil Operasional
6 Unit Speed boat
2 Unit Sepeda Motor 11
Unit Komputer 10
Unit
45/75 PNS
Kendaraan Bus 3
Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit
Speed boat 2 Unit
Sepeda Motor 11
Unit Komputer 12 Unit
50/75 PNS
Kendaraan Bus 3
Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit
Speed boat 2 Unit
Sepeda Motor 11
Unit Komput
er 22
Unit
55/75
PNS Kendaraan Bus 3
Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit
Speed boat 2 Unit
Sepeda Motor 11
Unit Komput
er 32 Unit
58/80
PNSKendaraan Bus 3 Unit
Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit
Speed boat 2 Unit
Sepeda Motor 11
Unit Komput
er 32 Unit
60/85 PNS
Kendaraan Bus 3
Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit
Speed boat 2 Unit
Sepeda Motor 11
Unit Komput
er 35 Unit
60 / 90 PNS
Kendaraan Bus 3
Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit
Speed boat 2 Unit
Sepeda Motor 11
Unit Komput
er 40 Unit
306
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Tersedianya
jaringan sarana
dan prasarana
perhubungan
Inventarisasi
LLAJ,Sungai
dan Danau,
Parkir,
Terminal
kelengkapan
data 15%
Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengka
pan data
15%
Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
25%
Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
45%
Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
55%
Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
65%
Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
75%
1 07 16 Program Rehab/Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Perhubungan
Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Fasilitas Perhubungan
Dermaga 2/16
Terminal 2/4 Tl berfungsi 10/15 Unit Marka 2/15
Lokasi Rambu-rambu 30/150
Dermaga 2/16
Terminal 2/4 Tl
berfungsi 10/15
Unit Marka 2/15
Lokasi Rambu-rambu 40/150
1.124.18
1.500
Dermaga 2/16
Terminal 2/4 Tl
berfungsi 10/15
Unit Marka 4/15
Lokasi Rambu-rambu 50/150
1.160.000.000
Dermaga 2/16
Terminal 2/4 Tl
berfungsi 10/15
Unit Marka 6/15
Lokasi Rambu-rambu 60/150
1.300.000.000
Dermaga 2/16
Terminal 2/4 Tl
berfungsi 10/15
Unit Marka 6/20
Lokasi Rambu-rambu 70/150
1.461.150.000
Dermaga 2/16
Terminal 2/4 Tl
berfungsi 10/15
Unit Marka 7/20
Lokasi Rambu-rambu 80/150
1.624.000.000
Dermaga
8/16 Terminal
4/5 TL 18/20 MArka 8/20
Lokasi Rambu-Rambu 90/ 150
6.669.331.500
Dishub Kominfo
1 07
18 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Tersedianya sarana dan prasarana fasilitas perlengkapan perhubungan yang berkeselamatan
Dermaga Wisata 1/3 Fasilitas
Keselamatan Jalan 171/250
Dermaga Wisata
1/3 Fasilitas Keselam
atan Jalan
180/250
1.961.500.000
Dermaga Wisata
2/3 Fasilitas Keselam
atan Jalan
183/280
2.000.000.000
Dermaga Wisata
2/3 Fasilitas Keselam
atan Jalan
185/290
2.200.0
00.000
Dermaga Wisata
2/3 Fasilitas Keselam
atan Jalan
190/300
2.154
.217.
375
Dermaga Wisata
3/4 Fasilitas Keselam
atan Jalan
200/300
2.353
.800.
000
Dermaga Wisata
4/5 Fasilitas Keselam
atan Jalan
225/325
10.669.517.37
5
Dishub Kominfo
1 07 19 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu
Terpenuhinya ketertiban, keamanan, kelancaran bagi
Petugas Kontrak/ 158/26 lokasi
155/26 Lokasi
1.503.073.300
150/26
Lokasi
1.575.943.500
150/26
Lokasi
1.800.968.500
150/28
Lokasi
2.612.849.918
130/28 Lokasi
2.701.091.020
Petugas Kontrak/ 130/28 lokasi
10.193.926.23
8
Dishub Komi
307
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Lintas
pengguna lalu lintas
pelayaan publik
pelayaan publik
nfo
1 08 Lingkungan Hidup
1 08 20 Program Peningkatan Pengendalian Polusi
102.666.500
550.000.000
600.00
0.000
816.5
25.00
0
1.285
.000.
000
3.354.1
91.500
BLH
Jumlah IPAL Non Komunal
2 Unit 0 3 Unit 4 Unit 5 Unit 6 Unit 6 Unit
Peningkatan Mutu Udara/ ISPU
(hari/tahun)
321 365 365 365 365 365 365
1 08 22 Program
Pengendalian
Kebakaran Hutan
dan Lahan
Jumlah Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK)
23 30 153.639.000
37 160.000.000
44 170.000.000
51 300.825.00
0 60
350.000.00
0 60
1.134.464.000
BLH
1 08 19 Program
Peningkatan
Kualitas dan
Akses Informasi
Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
Hidup
292.692.100
310.000.000
336.000.000
420.200.00
0
728.000.00
0
2.086.892.100
BLH
Jumlah Pengambilan Sampel
(Kali/tahun)
4 4 6 6 6 6 32
Penghargaan Adipura yang diperoleh
- - 1 2 3 4 4
1 08 16 Program
Pengendalian
Pencemaran dan
448.598.450
440.000.000
450.000.000
496.600.00
0
612.750.00
0
2.447.948.450
BLH
308
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Perusakan
Lingkungan Hidup
Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal (%)
84,6 100 100 100 100 100 100
Jumlah Ijin Gangguan Lingkungan (ijin usaha)
200 220 240 260 280 300 300
Persentase Penegakan Hukum Lingkungan
90 100 100 100 100 100 100
1
08 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
11.712.701.65
2
17.554.050.49
3
20.579.242..56
7
23.371.878.952
28.487.660.795
101.705.534.4
59
DPK
Persentase Sampah yang Tertangani
61,18 70 75 80 85 90 90
Terwujudnya Masterplan Pengelolaan Sampah
N/A 1
master
plan
-
-
1
master
plan
Pemilahan
sampah
berbasis
lingkungan
7 sekolah 7
sekolah 0
21
sekolah
42 sekolah
63
sekolah
84
sekolah
84
sekolah
Pengolahan
komposer skala
rumah tangga
per tahun
1 kk 2 kk 22 kk 42 kk 62 kk 82 kk 82 kk
Pengolahan
sampah di TPA
(Metode
open
Metode
open
Metode
controld
Metode
conreoll
Metode
sanitary
Metode
sanitary
Metode
sanitary
309
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
dumping)1
TPA
dumping
/ 1TPA
landfill/
1TPA
de lanfill/
1TPA
landfill/
1TPA
landfill/
1TPA
landfill/
1TPA
Jumlah jalan
yang disapu 21 jalan
(24.700 m)
21 jalan
(24.700
m)
25 jalan
(26.700
m)
27 jalan
(30.700
m)
27 jalan
(30.700
m)
30 jalan
(32.700
m)
30 jalan
(32.700
m)
Jumlah Tempat
Pengolahan
Sampah Terpadu 1 unit - 2 unit 3 unit 4 unit 5 unit 5 unit
Jumlah TPS
terhadap
penduduk (unit) 158 162 167 177 188 197 197
Tersedianya
lahan TPS
Permanen 1 unit 2 unit 4 unit 6 unit 8 unit 10 unit 10 unit
1 08 35 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air limbah
806.767.500
2.702.036.980
3.054.859.252
3.829.131.406
4.874.251.117
15.267.046.25
5
DPK
Jumlah IPAL komunal
2 perumahan
- 3
perumahan
4
perumahan
- 5
perumahan
5
perumahan
Tersedianya Masterplan Pengelolaan Air Limbah
N/A -
1
master
plan
- - -
1
master
plan
Tersedianya DED
Pengelolaan Air
Limbah N/A - -
1 DED
Pengelola
an Air
Limbah
- -
1 DED
Pengelola
an Air
Limbah
Meningkatnya
Pelayanan IPLT
(%)
50 50 70 85 100 100 100
310
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Sanitasi berbasis
masyarakat
(sanimas) per
tahun
2 MCK 2 MCK 4 MCK 6 MCK 8 MCK 10
MCK
10
MCK
1 08 34 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Jumlah Pasar modern
1 1 2.782.425.047
2 3.199.788.804
2 3.679.757.125
2 4.231.720.693
2 4.996.478.797
2 18.890.170.46
6
DPK
1 08 36 Program Pembinaan dan Penataan PKL
Jumlah PKL yang Dibina Per Tahun
587 PKL 587 PKL
198.459.780
650 PKL
228.228.747
700 PKL
262.463.059
800 PKL
301.832.51
8
850 PKL
347.107.39
6
850 PKL
1.338.091.500
DPK
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
1 10 15 Program
Penataan
Administrasi
Kependudukan
Rasio penduduk
berKTP
persatuan
penduduk
0,97 1,00
273.94
5.400
1,00 233.94
5.400
1,00 358.43
2.000
1,00 525.6
19.77
6
1,00 889.1
40.73
6
1,00 2.281.0
83.312
Disdukcapil
Kepemilikan KTP (%)
99 100 100 100 100 100 100
Jumlah Penduduk
yang Ber-KK dan
KTP di Kecamatan
Pahandut
4.750 2.165 62.000.
000 2.000
67.000.000
1.800 73.000.
000 1.600
80.000.000
1.400 87.000.000
13.715 369.000.000
Keca
matan
Pahan
dut
Jumlah Penduduk
yang Ber-KTP di
Kecamatan
Sabangau
7.000 2.000 13.000.000
500 100.000.000
500 110.000.000
500 120.000.000
500 130.000.000
11.000 473.000.000
Keca
matan
Saban
gau
Jumlah Penduduk
yang Ber KTP di
Kecamatan Bukit
Batu
6.200 1.240 22.500.000
1.240 30.000.000
1.240 37.500.000
1.240 42.500.000
1.240 50.000.000
6.200 182.500.000
Keca
matan
Bukit
Batu
Jumlah Penduduk 57.850 15.000 80.600 15.000 82.000 15.000 83.000 15.000 84.0 18.192 85.0 136.042 414.60 Keca
311
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) yang Ber KTP di
Kecamatan Jekan
Raya
.000 .000 .000 00.000
00.000
0.000 matan
Jekan
Raya
Jumlah penduduk
yang wajib KTP
yang belum
melakukan
perekaman e-KTP
di Kecamatan
Rakumpit
1.021 200 10.00.000
200 16.000.000
200 23.000.000
200 30.000.000
221 37.000.000
1.021 116.000.000
Keca
matan
Raku
mpit
1 10 31 Program Penataan Pengelolaan Informasi Kependudukan
Tersedianya laporan data base kependudukan skala kota (%)
NA 100 173.900.000
100 175.000.000
100 285.
500.000
100 335.921.25
0 100
573.540.00
0 100
1.543.861.250
Disdukcapil
1 10 32 Program Analisa dan Perkembangan Penduduk
Tersedianya Data Perkembangan Penduduk (%)
95 100 92.998.
000 100
120.148.000
100 108.296.000
100 143.632.32
3 100
132.352.29
7 100
597.426.620
1 10 33 Program Pencatatan Sipil
172.574.700
232.550.000
300.350.000
243.006.92
5
213.846.09
4
1.162.227.719
Rasio bayi yang memiliki akte kelahiran
0,95 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Rasio pasangan berakte nikah
0,85 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk (%)
90 100 100 100 100 100 100
1 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1 11 15 Program 545.49 2.020.0 2.055.0 2.150 2.200 8.970.4 BPP-
312
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak
8.700 00.000 00.000 .000.000
.500.000
98.700 KB
Persentase anak yang memiliki kelahiran
43 70 75 80 80 80 80
Jumlah forum anak
1 31 36 36 36 36 36
Jumlah sekolah yang ramah anak
2 7 12 18 24 30 30
Jumlah puskesmas yang ramah anak
2 3 4 6 6 6 6
Jumlah kasus kekerasan terhadap anak
53 43 31 21 10 0 0
Jumlah tempat penitipan anak
NA - 1 2 3 6 6
Jumlah taman cerdas
NA 1 2 3 4 6 6
Jumlah pusat pelayanan keluarga sejahtera
NA 1 2 3 4 6 6
Persentase jumlah rumah tangga yang ramah anak
NA 10 15 20 25 30 30
1 11 17 Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak
Jumlah pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
1 3 221.322.100
5 300.000.000
6 350.000.000
6 400.000.00
0 6
450.000.00
0 6
1.721.322.100
BPP-KB
313
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 11 18 Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
Indeks Kesetaraan
Gender NA 0.01
308.600.000
0.01 320.000.000
0.02 350.000.000
0.03 400.000.00
0 0.04
450.000.00
0 0.04
1.828.600.000
BPP-KB
1 11 16 Program penguatan kelembagaan PUG dan anak
70.000.000
75.000.
000
80.000.000
85.000.000
90.000.000
400.000.000
1 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 12 15 Program Keluarga Berencana
1.123.150.700
220.750.000
242.000.000
237.500.00
0
344.250.00
0
2.167.650.700
BPP-KB
Rata-rata jumlah
anak per keluarga
2,6 2,5
2,4
2,3
2,2
2,1
2,1
Persentase Akseptor KB 76,8 79 80 83 86 88 88
Cakupan peserta KB aktif (%)
100 100 100 100 100 100 100
1 12 15 Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Keluarga
Prasejahtera
dan Keluarga
Sejahtera 1
11.236.0000
11.186 0 11.136 0 11.086 35.000.
000 11.036
40.000.000
10.986 45.000.000
10.986 120.000.000
BPP-KB
1
12 17 Program Pelayanan Kontrasepsi
0 0 25.000.
000
30.000.000
35.00.0000
90.000.
000
BPP-KB
1 12 18 Program Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam pelayanan
254.674.400
265.107.000
270.300.000
307.175.75
0
473.450.00
0
1.570.707.150
BPP-KB
314
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
KB/KR yang mandiri
1 12 19 Program promosi kesehatan ibu,bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat
0 0 30.000.
000
32.000.000
35.000.000
97.000.
000
BPP-KB
1 12 20 Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
0 0 25.000.
000
25.000.000
25.000.000
75.000.
000
BPP-KB
1 12 21 Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
-
-
20.000.
000
25.000.000
20.000.000
65.000.
000
BPP-KB
1 12 22 Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
137.500.000
148.125.000
151.840.000
179.000.00
0
240.300.00
0
856.765.000
BPP-KB
1 12 23 Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
- - 20.000.
000
20.000.000
22.000.000
62.000.
000 BPP-KB
1 12 24 Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
- - 45.000.
000
50.000.000
53.000.000
148.000.000
BPP-KB
315
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 13 Sosial
1 13 05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial, Pekerja Sosial yang telah mengikuti diklat sertifikasi bidang Kesejahteraan Sosial
4 Orang 7 Org 25.000.
000 10 org
35.000.000
13 Org 40
.000.000
16 Org 50
.000.000
20 org 100
.000.000
20 org 250.000.000
Dinsos
1 13 13 Program Pendataan dan Verifikasi data PMKS
Penurunan Jumlah PMKS
10.500
8.000
300.000.000
6.000
325.000.000
4.000
340.000.000
2.000
360.000.00
0
500
430.000.00
0
500 1.755.000.000
Dinsos
1 13 14 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial (ODK, LU & PKH)
Rasio penyandang ODK, LU serta PKH yang menerima jaminan sosial
40/120 15/120 6.750.000.000
20/120 6.
.800.000.000
15/120 6.75
0.000.000
20/120 6.685.000.000
10/120 4.500.000.000
120/120
31.485.000.00
0
Dinsos
1 13 15 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial lainnya
Persentase (%) PMKS skala kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
20 35 294.000.000
55 160.000.000
70 150.000.000
90 181.450.00
0 100
90.000.000
100 975.450.000
Dinsos
1 15 17 Program Pembinaan Anak Terlantar
terbinanya anak terlantar yang terdapat di Kota Palangka Raya
20 35 177.00
0.000 55
170.000.000
70 180.00
0.000 90
191.000.00
0 100
200.0
00.00
0
100 918.000.000
Dinsos
316
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 15 16 Program Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Meningkatnya jumlah penerima program pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial
20 35 53.000.
000 55
210.000.000
70 200.00
0.000 90
229.200.00
0 100
232.0
00.00
0
100 924.200.000
Dinsos
1 15 18 Program Pembinaan Para Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma
Meningkatnya jumlah penerima program pembinaan penyandang cacat dan eks trauma
20 35 158.10
0.000 55
160.000.000
70 150.00
0.000 90
181.450.00
0 100
150.0
00.00
0
100 799.550.000
Dinsos
1 15 21 Program Pemberdayaan kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Rasio Panti sosial yang mendapat pembinaan pemerintah (panti sosial yang dibina/jumlah panti sosial)
2/26 6/26 324.000.000
10/26
250. 000.00
0 14/26
250. 000.00
0 18/26
238.750.00
0 22/26
270.000.00
0 22/26
1.332.750.000
Dinsos
1 15 28 Program Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana
Presentase korban bencana skala kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
80 100 345.400.600
100 315
.000.000
100 340
.000.000
100 382.000.00
0 100
495.000.00
0 100
1.887.400.600
Dinsos
1 15 29 Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Presentase (%) korban bencana skala kota yang dievakuasi dengan menggunakan
100 100 42.000.
000 100
200.000.000
100 230.000.000
100 286.500.00
0 100
320.000.00
0 100
1.078.500.000
Dinsos
317
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
sarana prasarana tanggap darurat lengkap
1 15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1 15 19 Program Pengembangan Promosi Produk UMKM dan Koperasi
Jumlah KUKM yang difasilitasi mengikuti Pameran - Skala
Nasional - Skala Lokal
20 150
24 180
142.750.000
28 210
170 .000.00
0
32 240
190 .000.00
0
36 270
210.100.00
0
40 300
315.000.00
0
40 300
1.027.850.000
Disperindagkop
1 15 20 Program Peningkatan Perluasan Sumber pembiayaan
Jumlah UMKM dan Koperasi yang mendapat bantuan dari Pemerintah / Pemda
10 15 41.384.
250 20
180
.000.000
25
200
.000.000
30 210.100.00
0 35
315.000.00
0 35
946.484.250
Disperindagkop
1 15 21 Program Peningkatan Pengembangan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM
Jumlah peserta Diklat Perkoperasian 150 240
249.372.000
330 260.000.000
420 270.000.000
510 300.0000.0
00 600
330.000.00
0 600
1.409.372.000
Dispe
rinda
gkop
1 15 18 Program peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
230 .000.00
0
230 .000.00
0
250 .000.00
0
248.300.00
0
270 .000.000
1.228.300.000
Dispe
rinda
gkop Jumlah Koperasi Sehat
40 44 48 52 56 60 60
Jumlah Koperasi Berkualitas
15 18 21 24 27 30 30
Persentase Koperasi Aktif
65 68 71 74 77 80 80
Persentase 25 30 35 40 45 50 50
318
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
koperasi yang melaksanakan RAT
1 15 16 Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah dan Koperasi
Jumlah UMKM dan Koperasi yang mengikuti Diklat kewirausahaan
300 330 34.000.
500 360
45
.000.00
0
390
55
.000.00
0
420 57.30
0.000 450
65 .000.000
450 256.300.500
Disperindagkop
1 16 Penanaman Modal
1 16 16 Program
Peningkatan Iklim
Investasi dan
Realisasi
Investasi
60 .000.00
0
85 .000.00
0
75 .000.00
0
81 .175.000
95.000.000
396.175.000
BPPTPM
Jumlah Nilai Investasi (PMDN/PMA)
PMDN = Rp. 384.130.000.000 PMA = US$ 1.450.000
PMDN = Rp. 400.000.000.000 PMA = US$ 1.500.000
PMDN = Rp. 440.000.000.000 PMA = US$ 1.650.000
PMDN = Rp. 484.000.000.00 PMA = US$ 1.815 .000
PMDN = Rp. 532.4000.000.000 PMA = US$ 2.00.000
PMDN = Rp. 585.65 0.000.000 PMA = US$ 2.200.000
PMDN = Rp. 585.650.000.000 PMA = US$ 2.200.000
Persentase Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN/ PMA
PMDN = 0,00% PMA = -3,02%
PMDN = 4,13% PMA = 3,45%
PMDN = 10,00% PMA = 10,00%
PMDN = 10,00% PMA = 10,00%
PMDN = 10,19% PMA = 10,00%
PMDN = 44,32% PMA = 43,45%
PMDN = 44,32% PMA = 43,45%
1 16 15 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Jumlah Investor (PMDN/PMA)
PMDN = 7 PMA = 26
PMDN =9 PMA = 28
140 .000.000
PMDN = 10 PMA = 30
115 .000.000
PMDN = 15 PMA = 35
120 .000.000
PMDN = 20 PMA = 40
191.000.000
PMDN = 25 PMA = 45
444.000.000
PMDN =25 PMA = 45
1.010.000.000
BPPTPM
319
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 16 03 Program Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Investasi
Persentase Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara berkala (Per 3 dan 6 Bln)
Kurang dari 15% Perush yang telah menyampaikan LKPM-nya secara berkala
60% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
20 .000.000
75% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
145 .000.000
85% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
230.000.000
95% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
243.525.000
100% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
256.500.000
100 % Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
895.025.000
BPPTPM
1 17 Kebudayaan Disbu
dpa 1 17 15 Program Pengembangan Nilai Budaya
1.858.760.000
3.200.000.000
3.230.000.000
5.204.750.000
5.795.000.000
19.288.510.00
0
Cakupan Kajian seni
8 Kajian seni
17 Kajian seni
26
Kajian seni
35
Kajian seni
44
Kajian seni
53
Kajian seni
53
Kajian seni
Cakupan Fasilitasi seni
4 Fasilitasi seni
8 Fasilitasi seni
12
Fasilitasi seni
16
Fasilitasi seni
20
Fasilitasi seni
24
Fasilitasi seni
24
Fasilitasi seni
Cakupan Sumber Daya Manusia
100 Orang 200
Orang
300 Orang
400
Orang
500 Orang
600
Orang
600 Orang
Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya (Tempat kesenian)
2 Tempat 1
Tempat
2 Tempat
3
Tempat
4 Tempat
5
Tempat
7 Tempat
Jumlah penyelenggara festival seni budaya
1 5 9 13 17 21 21
1 17 16 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
4 BCB 7 BCB 908.600.000
11 BCB 1.025.000.000
16 BCB 1
.050.000.000
22 BCB 1.432.500.000
29 BCB 2.400.000.000
29 BCB 6.816.100.000
Disbudpar
320
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 17 17 Program Pengelolaan keragaman Budaya
Cakupan gelar seni
4 Gelar seni
8 Gelar seni
878.100.000
12 Gelar seni
910.000.000
16 Gelar seni
930.000.000
20 Gelar seni
955.000.00
0
24 Gelar seni
950.000.00
0
24 Gelar seni
4.623.100.000
Disbudpar
Jumlah atraksi budaya yang yang memadukan keragaman
1 2 3 4 5 6 6
Jumlah kebijakan daerah tentang penerapan nilai baru kedalam budaya
1 - - 2 3 4 4
1 17 18 Program kerjasama Pengelolaan kekayaan Budaya
Cakupan misi kesenian 1 Misi
kesenian
2 Misi kesenia
n
429.740.000
3 Misi kesenia
n
810 .000.000
4 Misi kesenia
n
830.000.000
5 Misi kesenia
n
859.500.00
0
6 Misi kesenia
n
900.000.00
0
6 Misi kesenia
n
3.829.240.000
Disbudpar
1 17 18
Program pengembangan kerjasama Pengelolaan kekayaan Budaya
84
.000.000
90
.000.000
120
.000.000
305.600.00
0
342.000.00
0
941.600.000
Disbudpar
Cakupan organisasi kesenian yang dikembangkan
1 2 3 4 5 6 6
Jumlah grup
kesenian yang
dikelola
91 96 101 106 111 116 116
Jumlah penyelenggaraan olah raga seni/budaya
6 Kali 7 8 9 10 11 11
1 18 23 Program Pembinaan generasi muda
- Jumlah organisasi
30
32
924.000.000
34
1.668.140.000
36
1.700.000.000
38
1.814.500
40
2.610.000.000
40
8.716.640.000
Disdik
pora
321
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
dan olahraga pemuda
- Jumlah organisasi olahraga
- Jumlah kegiatan kepemudaan
- Jumlah kegiatan olahraga
- Jumlah gelanggang/ Balai Remaja
- Jumlah lapangan olahraga
- Prestasi pemuda, pelajar tingkat regional, nasional dan internasional
63
12
14
15
60
90
64
13
16
17
63
90
65
15
18
19
66
90
66
17
20
21
69
90
67
19
22
23
72
90
68
20
25
25
75
100
68
20
25
25
75
100
1 18 21 Program Peningkatan sarana dan prasarana olahraga
125.000.000
240.000.000
260.000.000
286.500.00
0
351.000.00
0
1.262.500.000
Disdik
pora
1 18 22 Program Kepemudaan dan Olahraga
1.029.000.000
1.800.000.000
1.950.000.000
2.005.500.000
2.720.000.000
9.504.500.000
Disdikpora
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1 19 15 Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Rasio pos kamling per jumlah Rukun Tetangga
92/666 340/666
1.409.791.600
588/666
500.000.000
836/666
520.000.000
1.084/666
515.700.00
0
1.332/6
66
561.000.00
0
1.332/6
66 3.506.491.600
Kesbangpol, satpol PP
1 19 19 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Jumlah linmas per jumlah 10.000 penduduk
0,01 0.01 - 0.01
300.000.000
0.01 315.000.000
0.01 330.000.00
0
0,012 310.500.00
0
0,012 1.255.500.000
Kesbangpol, Sapol PP
322
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 19 18 Program kemitraan Pengembangan wawasan kebangsaan
204.000.000
724.174.200
740.000.000
744.900.00
0
850.000.00
0
3.263.074.200
Kesbangpol, Sapol PP
- Kegiatan Pembinaan politik daerah
- Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
10
10
30 30
50 50
70 70
90 90
110
110
110
110
1 19 21 Program pendidikan politik masyarakat
Jumlah demo yang dikendalikan
8 8
1.294.158.000
6 1.300.000.000
4 1.300.000.000
2 1.300.000.000
0 1.350.000.000
0 6.544.158.000
Kesba
ngpol,
Sapol
PP
1 19 20 Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)
Angka kriminalitas
229 229 - 172
150.000.000
115 170.000.000
58 296.050.00
0
0 360.000.00
0
0 976.050.000
Kesbangpol
1 19 22 Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
Terlaksanya Sosialisasi,Pelatihan penanggulangan korban bencana alam
4 4
100.000.000
10 100.000.000
16 110.000.000
20 143.250.00
0
24 240.000.00
0
24 693.250.000
Kesbangpol, Sapol PP
1 19 15 Program
Peningkatan
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan
2.641.684.000
3.236.229.000
3.238.693.000
3.019.050.000
3.095.298.900
15.230.954.90
0
Satpo
l.PP
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk
5.87 6,39 7,07 7,77 8,51 9,29 9,29
323
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Persentase Jumlah Kasus Pengaduan yang ditangani
88,65 90,65 92,92 95,22 97,57 100 100
Cakupan Patroli Petugas Satpol.PP
3 Kec 4 Kec 4 Kec
5 Kec
5 Kec
5 Kec
5 Kec
Persentase Menurunnya Konflik di Masyarakat
89 91 93.2 95,4 97,7 100 100
Persentase Penurunan Angka Pelanggaran PERDA
48.44 54.94 62.16 69.75 77.60 86.50 86,50
Persentase Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)
100 100 100 100 100 `100 100
Persentase Jumlah Satpol PP yang mengikuti Diklat Dasar Pol.PP
15.46 19.78 23.01 26.24 29.47 32.70 32.70
1 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian,
324
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
dan Persandian
1 20 48 Program
Peningkatan
Pelayanan
Perizinan Terpadu
326.400.000
324
.600.000
335
.000.000
382.000.00
0
680.000.00
0
2.048.000.000
BPPTPM
Persentase Perizinan Sesuai SOP
Kurang dari 75%
75% sesuai SOP
85%
sesuai SOP
90%
sesuai SOP
95%
sesuai SOP
100% sesuai SOP
100% Sesuai SOP
Jumlah Perda yang mendukung investasi
11 0 2 2 2 2 19
1 20 23 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
171 .000.00
0
200 .000.00
0
220 .000.00
0
224.425.00
0
280.000.00
0
1.095.425.000
BPPTPM
Aplikasi Perizinan dan Penanaman Modal (banyaknya sistem aplikasi)
0 3 3 3 3 3 15
Peserta Pelatihan Sistem Aplikasi Perizinan dan Penanaman Modal
2 Org 20 Org 7 Org 5 Org 5 Org 5 Org 44 Org
1 20 43 Program Pembinaan dan pengembangan aparatur
Cakupan pengembangan aparatur
NA NA
252.500.000
50 Org
555.000.000
100 Org
570.000.000
150 Org
609.700.00
0
200 Org
818.000.00
0
200 Org
2.805.200.000
Setda
Cakupan pembinaan dan pengembangan aparatur (kegiatan)
5 5 10 15 20 25 25
Setda
Cakupan kegiatan pembinaan 140 172
395.000.000
204 422.000.000
236 440.000.000
268 501.375.00
300 580.000.00
300 2.338.375.000
Sekretariat
325
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) KORPRI/ASN 0 0 Korpri
/ASN
Persentase Tingkat Penyelesaian Pekerjaan
80 80 85 90 95 100 100
1 20 17 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Tersedianya
Regulasi
pengelolaan
keuangan
daerah ( Perda/
Perkada)
21 regulasi 31
9.972.4
24.471,
38
41
10.000.
000.00
0
51
10.166.
633.61
0
61
10.76
5.998
.607
71
10.88
0.501
.334
71
regulasi
51.785.
558.02
3
BPKA
D
1 20 05 Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
2.435.7
35.150
2.900.0
00.000
3.007.3
55.000
3.208
.661.
525
3.353
.457.
250
14.905.
208.92
5
BKPP
Jumlah PNS
yang mengikuti
diklat / bimtek
451 orang 606 892 1.272 1.657 2.012 2.012
BKPP
Jumlah PNS
yang mengikuti
pendidikan
formal ke
jenjang yang
lebih tinggi
1.001 orang
1.072 1.173 1.274 1.375 1.476 1.476
BKPP
1 20 27 Program
Pembinaan dan
Pengembangan
Aparatur
1.616.1
63.200
4
2.000.0
00
50.200
0.000
989.1
41.25
0
528.2
50.00
0
3.226.7
54.450
BKPP
Jumlah PNS yang di assesment
157 orang 357 607 857 1.127 1.242 1.242
326
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
sesuai dengan jabatan yang tersedia
Jumlah PNS yang di rekruitment sesuai dengan formasi yang terisi
56 orang 56 56 206 356 506 506
Menurunnya Jumlah kasus indisipliner yang tertangani
16 kasus 13 10 8 6 4 4
1 20 03 Program Peningkatan disiplin aparatur
Jumlah Laporan Absensi yang disampaikan Unit Kerja/SKPD
3.900 0 49.205.
000 4.680
8.000.000
5.460 8.050.0
00 6.240
8.500.000
7.020 8.500.000
7.02 82.255.
000
BKPP
1 20 xx Program
Peningkatan
pelayanan
kepegawaian
99.807.400
116.880.000
127.000.000
114.600.00
0
98.800.000
557.087.400
BKPP
Jumlah cakupan aplikasi kepegawaian
1 0 0 35 0 0 35
Jumlah pegawai yang mendapatkan kenaikan pangkat
3.820 4.820 5.645 6.890 7.760 8.710 8.710
Terbitnya jumlah KPE dan SK Konversi NIP
3.128 0 5.636 6.636 0 0 6.636
1 20 04 Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas
Penyelesaian SK Pensiun 984 1.184
35.254.300
1.239 30.000.
000 1.295
30.000.000
1.292 28.650.000
1.499 40.000.000
1.499 163.904.300
BKPP
1 20 02 Program Jumlah sarana - - 80.695. - - 1 3.000.0 - - - - 1 3.080.6 BKPP
327
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Diklat 800 00.000 95.800
1 20 12 Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
Opini Pengelolaan Keuangan Daerah
Tidak Wajar (Disclaimer )
WTP
-
WDP
-
WTP
950.000.000
WTP
1.050.500.000
WTP
1.200.000.000
WTP
3.200.500.000
-
1 20 18 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
- - 950.000.000
1.050.500.000
1.520.000.000
3.520.500.000
1 20 20 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
1.267.5000.00
0
1.300.000.000
1.332.000.000
1.528.000.000
2.392.000.000
7.819.500.000
1 20 21 Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Nilai evaluasi kinerja
D C+
342.700.000
C+
365.000.000
A
380.000.000
A
382.000.00
0
A
520.000.00
0
A
1.989.700.000
Inspe
ktorat
dan
SKPD
terkait
1 20 22 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
- - 310.0000.000
329.475.00
0
740.000.00
0
1.379.475.000
Inspe
ktorat
dan
SKPD
terkait
1 20 24 Program mengintensifikan penanganan
- - 310.0000.000
329.475.00
0
740.000.00
0
1.379.475
Inspe
ktorat
dan
328
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
pengaduan masyarakat
SKPD
terkait
1 20 20 Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah
Penyelenggaraan pemerintah daerah
7 Kegiatan 14
Kegiatan
390.000.000
21 Kegiatan
430.000.000
28 Kegiatan
460.000.000
35 Kegiatan
573.000.00
0
42 Kegiatan
800.000.00
0
42 Kegiatan
2.653.000.000
Setda
Penataan organisasi perangkat daerah (kegiatan)
7 7 14 21 28 35 35
1 09 15 Program Pembangunan sistem pendaftaran tanah
Sertifikasi tanah milik pemerintah daerah (%)
50 10 1.000.000.000
20 1.025.000.000
30 1.050.000.000
40 1.074.375.000
50 1.170.000.000
50 5.319.375.000
Setda
Persentase penduduk yang memiliki lahan
25,68 35 45 55 65 75 75
Persentase luas tanah bersertifikat
3,35 5,35 7,35 9,35 11,35 13,35 13,35
Persentase penyelesaian izin lokasi
100 100 100 100 100 100 100
1 20 34 Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan
Persentase Penyelesaian kasus tanah Negara
75 75 100.000.000
75 120.000.000
75 150.000.000
76 191.000.00
0 76
360.000.00
0 76
921.000.000
Setda
1 20 46 Program Pembakuan nama rupa bumi
Peraturan Walikota tentang pembakuan nama rupa bumi (%)
75 15 45.000.000
30 50.000.000
45 70.000.000
60 95.500.000
75 200.000.000
75 460.500.000
Setda
1 20 36 Program Peningkatan
Koordinasi pembimbingan,
5 9 65.000.
000 18
75.000.000
27 86.000.
000 36
105.050.00
35 200.000.00
45 531.050.000
Setda
329
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
pembinaan kedamangan di Kota Palangka Raya
supervise, konsultasi,pendidikan dan pelatihan, perencanaan,penelitian dan pengembangan, fasilitas,monitoring dan evaluasi (kegiatan)
0 0
1 20 39 Program kelembagaan kesejahteraan sosial
Cakupan administrasi kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan (kegiatan)
4 4 177.580.000
9 190.000.000
14 215.000.000
19 238.750.00
0 24
320.000.00
0 24
1.141.330.000
Setda
1 20 44 Program Pengembangan keswadayaan
Kegiatan Pengembangan keswadayaan
1 1 103.810.000
3 110.000.000
6 140.000.000
9 190.000.00
0 12
280.000.00
0 12
823.810.000
Setda
1 20 45 Program Pembinaan kemasyarakatan
Kegiatan Pembinaan kemasyarakatan
6 6 690.280.000
14 700.000.000
22 725.000.000
30 760.000.00
0 38
765.000.00
0 38
3.640.280.000
Setda
1 20 xx Program Pembinaan kerjasama daerah
Jumlah kerjasama daerah
1 1 60.000.
000 2
80.000.000
4 100.000.000
7 191.000.00
0 11
520.000.00
0 11
951.000.000
Setda
1 20 37 Program Perencanaan Pengembangan ekonomi
Cakupan administrasi perekonomian dan sumber daya alam (kegiatan)
10 10 920.526.950
22 960.000.000
34 990.000.000
46 997.500.00
0 58
1.040.000.000
58 4.908.026.950
Setda
1 20 38 Program Pengembangan Data/Informasi
Kegiatan Pengembangan Data/Informasi
4 4 184.105.000
9 200.000.000
14 220.000.000
19 285.500.00
0 24
320.000.00
0 24
1.210.605.000
Setda
1 20 23 Program Optimalisasi pemanfaatan
Cakupan hubungan kemasyarakatan
12 12 1.450.969.600
26 1.500.000.000
40 1.525.000.000
54 1.528.000.000
68 1.600.000.000
68 7.603.969.600
Setda
330
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
teknologi informasi
dan protokoler pemerintahan daerah (kegiatan)
1 20 26 Program penataan peraturan perundang-undangan
Cakupan Peningkatan kebijakan/regulasi (kegiatan)
6 6 480.000.000
16 500.000.000
26 520.000.000
36 573.000.00
0 46
800.000.00
0 46
2.873.000.000
Setda
1 20 17 Program peningkatan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Cakupan administrasi pimpinan, manajemen keuangan, asset, dan kerumahtanggaan (kegiatan)
5 5 639.100.000
11 650.000.000
18 675.000.000
25 686.000.00
0 32
720.000.00
0 32
3.370.100.00
Setda
1 20 16 Program Peningkatan Pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Cakupan Pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (kegiatan)
7 Kegiatan 7 4.319.000.000
14 5.000.000.000
21 5.375.000.000
28 5.780.000.000
35 6.212.000.000
35 26.686.000.00
0
Setda
1 20 41 Program peningkatan kinerja sekretaris daerah
Persentase koordinasi dan penguatan kualitas regulasi/kebijakan pemerintahan daerah
NA NA NA 25 750.000.000
50 770.000.000
75 955.000.00
0 100
1.500.000.000
100 3.975.000.000
Setda
Persentase koordinasi pelaksanaan tupoksi dan peran SKPD
NA NA NA 25 50 75 100 100
Persentase koordinasi dan
NA NA NA 25 50 75 100 100
331
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan
Persentase koordinasi dan pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah
NA NA NA 25 50 75 100 100
Persentase koordinasi dan pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis, operasional, dan manajemen pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
NA NA NA 25 50 75 100 100
Persentase Koordinasi dan fasilitasi urusan pemerintah di daerah
NA NA NA 25 50 75 100 100
1 20 xx Program peningkatan kinerja asisten Setda
Penguatan kualitas regulasi/kebijakan pemerintahan daerah
NA NA 1.194.000.000
25 % 750.000.000
50 % 800.000.000
75 % 1.122.125.000
100 % 1.940.000.000
100 % 5.806.125.000
Setda
Persentase koordinasi
NA NA NA 25 50 75 100 100
332
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
pelaksanaan tugas SKPD sesuai tupoksi asisten
Penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan
NA NA NA 25 % 50 % 75 % 100 % 100 %
Pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah
NA NA NA 25 50 75 100 100
1 20 32 Program Peningkatan kinerja Staf Ahli Walikota
Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis pemerintahan dan pembangunan
NA NA 250.000.000
25 % 200.000.000
50 % 220.000.000
75 % 286.500.00
0 100 %
360.000.00
0 100 %
1.316.500.000
Setda
1 20 xx Program Pembinaan dan pengembangan non aparatur
Cakupan Pembinaan dan pengembangan non aparatur
NA NA NA 25 Org 150.000.000
75 Org 160.000.000
150 Org
315.000.00
0
250 Org
750.000.00
0
250 Org
1.375.000.000
Setda
1 20 42 Program Perangkat Kelembagaan dan kewenangan
Cakupan perangkat kelembagaan dan kewenangan (kegiatan)
5 5 167.500.000
10 180.000.000
15 190.000.000
20 225.000.00
0 25
320.000.00
0 25
1.082.500.000
Setda
1 20 17 Program Jumlah 63.556.000 72.655. 2.864.9 95.150. 4.035.0 3.000.0 3.662.0 150.80 4.233 193.00 4.547 636.30 19.341. Dispe
333
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Peningkatan
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah
Pendapatan Aslli Daerah (PAD)
.000
800.300
26.100 000.000
00.000
00.000 00.000 0.000.000
.000.000
0.000.000
.000.000
5.800.300
926.100
nda
Persentase PAD terhadap APBD
7,48 8,00 9 10 11 11,5 11,5
Persentase ketergantungan atas DAU (%)
56,91 56 55 54 53 52 52
1 20 51 Program
Penyelenggaraan
akuntansi dan
evaluasi
penerimaan
pendapatan
daerah
361.173.000
361.173.000
Dispenda
Persentase ketepatan pembukuan dan pelaporan pendapatan daerah
NA
100
-
-
-
-
100
Persentase pengendalian sarana pungutan
100
100
- - - - 100
1 20 24 Program
Mengintensifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat
Persentase Jumlah Keberatan yang Diselesaikan
NA 100 263.000.000
100 335.000.000
100 355.000.000
100 365.000.00
0 100
375.000.00
0 100
1.693.000.000
Dispenda
1 20 23 Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Persentase Jumlah Wajib Pajak yang dilayani
NA
- - 100 295.000.000
100 305.000.000
100 315.000.00
0 100
325.000.00
0 100
1.240.000.000
Dispenda
1 20 15 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Produk Hukum Daerah (legislasi)
4 6 4.762.781.200
6 4.838.996.000
8 4.900.970.900
8 5.083.467.990
8 7.241.814.789
40 26.828.030.87
9
Sekretariat DPRD
334
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 21 Ketahanan Pangan
-
1 01 16 Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
726.305.401
800.000.000
860.000.000
983.650.00
0
1.170.000.000
4.539.955.401
BPPK
P
Skor PPH (Pola Pangan Harapan)
77 80 82 85 87 90
90
Konsumsi Energi
1.794 1.864 1.934 2.005 2.076 2.150 2.150
Konsumsi Protein
57,2 57,36 57,52 57,68 57,84 58 58
Pangan Utama (ton)
30.007 31.827 33.647 35.467 37.287 39.109 39.109
Ketersediaan Energi (kkal/kap/ hr)
2.665 2.732
2.799 2.866 2.933 3.000 3.000
Ketersediaan Protein (gr/kap/hr)
86 86 87 88 89 90 90
Lumbung (buah) 1 2 3 4 5 6 6
1 21 15 Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
470.655.400
500.000.000
525.000.000
637.558.00
0
960.830.00
0
3.094.043.400
BPPK
P
Kelas kemampuan kelompok tani: - Belum dikukuhkan menjadi pemula
- Pemula menjadi lanjut
58 68
- -
5 1
10 2
15 3
20 5
20 5
335
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Gabungan kelompok tani yang dibina (Gapoktan)
19 - - 20 21 22 22
Tersedianya pos penyuluhan bagi petani
14 - 15 - - - 15
1 21 20 Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/
Perkebunan
Lapangan
230.810.300
250.000.000
255.000.000
249.000.00
0
538.680.00
0
1.523.490.300
BPPKP
Peningkatan Kompetensi penyuluh :
- Penyuluh Pertama menjadi Penyuluh Muda
- Penyuluh Muda menjadi penyuluh madya
13
10
- -
2 -
4 -
6
1
10 -
10
1
1 21 21 Program Pameran dan Promosi
Pelaksanaan pameran dan promosi
1 1 82.105.
000 - - - - - - - - 1
82.105.000
BPPK
P
1 22 Pemberdayaan Masyarakat Desa
1 22 15 Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Pedesaan
120.000.000
752.000.000
770.000.000
800.000.00
0
850.000.00
0
3.292.000.000
BPM
Jumlah Kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
129 Kelompok
149 Kelomp
ok
169 Kelomp
ok
189 Kelomp
ok
209
Kelompok
229
Kelompok
229
Kelompok
Jumlah LSM 92 117 142 167 192 217 217
336
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Aktif
Jumlah LPM Berprestasi 4 5 6 7 8 9 9
Jumlah Kegiatan TP-PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan Rakumpit
1 TP-PKK Kecamatan, 7
PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan, 7
LKK Kelurahan
1 TP-PKK Kecamatan,
7 PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan,
7 LKK Kelurahan
450.000.00
1 TP-PKK Kecamatan
, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan,
7 LKK Kelurahan
480.000.000
1 TP-PKK Kecamatan
, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan,
7 LKK Kelurahan
490.000.000
1 TP-PKK Kecamatan
, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan,
7 LKK Kelurahan
560.012.00
0
1 TP-PKK Kecamatan
, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan,
7 LKK Kelurahan
588.931.20
0
1 TP-PKK Kecamatan
, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma
Wanita Persatuan,
7 LKK Kelurahan
2.568.943.200
Kecamatan Rakumpit
Jumlah Kegiatan PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan
Pahandut
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6
LKK, 6 Kelurahan
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Keluarahan
1.446.980.000
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Keluarahan
1.500.678.000
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Keluarahan
1.500.845.000
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Keluarahan
1.552.763.150
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Keluarahan
1.600.000.000
7 PKK, 1 Dharma
Wanita, 6 LKK, 6
Keluarahan
7.601.266.150
Kecamatan Pahan
dut
Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6 LKK
dan 27
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
27
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau
52.680.000
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan 30
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau
350.893.050
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau
369.527.007
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau
398.193.035
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau
475.599.574
7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau
1.646.892.66
6
Kecamatan Saban
gau
Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan Jekan
raya
1 PKK
Kecamatan, 4
PKK
Kelurahan, 1
Dharma
Wanita, 4 LKK
dan 50
Posyandu
1 PKK
Kecamatan,
4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
21.262.500
1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
22.000.000
1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
23.000.000
1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
24.000.000
1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
25.000.000
1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
115.262.500
Kecamatan Jekan Raya
Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK, GSI,
Posdaya, Posyandu
di Kecamatan Bukit
Batu
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI, 8
Posdaya, 21
Posyandu
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu
22.500.500
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu
55.600.000
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu
65.600.000
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu
75.600.000
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu
85.600.000
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu
304.900.000
Kecamatan Bukit Batu
1
22
17
Program Persentase Partisipasi
5 1,75% Jumlah
496 .000.00
1,75% Jumlah
430 .000.00
1,75% Jumlah
450 .000.00
1,75% Jumlah
470 .000.
1,75% 696.000.00
13,75% Jumlah
2.542.000.000
BPM
337
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat dalam
Membangun
Desa/Kelurahan
Masyarakat Dalam Membangun Desa/Kelurahan
Penduduk Kelurahan
0 Penduduk Keluraha
n
0 Penduduk Keluraha
n
0 Penduduk Keluraha
n
000 0 Penduduk Keluraha
n
Jumlah Mantir Kecamatan, Mantir Kelurahan, RW, RT, Musrenbang, Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Rakumpit
3 org Mantir Kecamatan, 21
org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD
Tingkat Kota dan 7 GSI Kelurahan
3 org Mantir Kecamatan,
21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan
Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang
Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota
dan 7 GSI Kelurahan
370. 785.50
0
3 org Mantir Kecamatan,
21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,
1 Musrenbang
Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota
dan 7 GSI Kelurahan
380.400.000
3 org Mantir Kecamatan,
21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,
1 Musrenbang
Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota
dan 7 GSI Kelurahan
390.000.000
3 org Mantir Kecamatan, 21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,
1 Musrenbang
Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota
dan 7 GSI Kelurahan
397.280.00
0
3 org Mantir Kecamatan,
21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,
1 Musrenbang
Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota
dan 7 GSI Kelurahan
467.320.00
0
3 org Mantir Kecamatan,
21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,
1 Musrenbang
Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota
dan 7 GSI Kelurahan
2.005.385.500
Keca
matan
Raku
mpit
Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Pahandut
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
477.330.000
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
500.063.000
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
522.796.000
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
544.855.19
5
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
855.430.80
0
Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan
2.900.474.995
Keca
matan
Pahad
ut
Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Sabangau
Damang dan Mantir Adat 6 org, RT/RW 88 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling
Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling
968.681.000
Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling
975.000.000
Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 24 Poskamling
1.000.000.000
Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 24 Poskamling
1.050.043.109
Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 25 Poskamling
1.094.425.878
Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 25 Poskamling
5.088.149.987 Keca
matan
saban
gau
Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kecamatan Jekan Raya
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
1.124.814.880
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
1.130.814.880
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
1.135.814.880
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
1.146.814.880
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
1.156.814.880
Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling
5.695.0
74.400 Keca
matan
Jekan
Raya
338
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan, Poskamling di Kecamatan Bukit Batu
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14
Poskamling
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling
788.000.000
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling
808.000.000
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling
833.000.000
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling
863.000.000
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling
903..000.000
1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling
4.195.000.000
Keca
matan
Bukit
Batu
1 22 19 Program
Peningkatan
Peran Perempuan
di Pedesaan/
Kelurahan
30.000.000
550.000.000
600.000.000
650.000.00
0
700.000.00
0
2.530.000.000
BPM ,Kecamatan
Jumlah kelompok Binaan PKK
42 67 92
117 142 167
167
Jumlah PKK Aktif
36 36 36 36 36 36 36
Jumlah Posyandu Aktif
128 128 128 128 128 128 128
1 22 43 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa/Kelurahan
Jumlah Aparatur Pemerintah Desa/Kelurahan Terlatih
60 120
250 .000.00
0
190
271 .000.00
0 260
300.000.000
330
350.000.00
0 400
400.000.00
0
400
1.571.000.000
BPM , Kecamatan
1 22 23 Program Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Menurunnya
Angka kemiskinan
3,90 3,56 276
.470.000
3,22 440
.000.000
2,87 480.000.000
2,53 496.600.00
0 2,19
615.000.00
0 2,19
2.308.070.000
BPM
1 22 16 Program
Pengembangan
Lembaga
Ekonomi
532 .000.00
0
550. 000.00
0
612.000.000
816.525.00
0
1.027.500.000
3.538.025.000
BPM , Kecamatan
Jumlah lembaga
0 0 2
Lemba
4 Lemba
6
Lemba
8 Lemba
8
Lemba
339
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Pedesaan keuangan mikro kelurahan
ga Mikro
ga Mikro
ga Mikro
ga Mikro
ga Mikro
Jumlah pengelola keuangan Mikro terlatih
0 0 6 orang 12
orang
18 orang
24
orang
24 orang
Jumlah Kelompok Usaha Ekonomi produktif
55
66 76 86 96 106 106
1 22 28 Program
Rehabilitasi dan
Konservasi
Pemanfaatan
Sumberdaya alam
175 .000.00
0
200 .000.00
0
225 .000.00
0
286.500.00
0
536.250.00
0
1.422.750.000
BPM
- Jumlah Kelompok pemanfaatan sumberdaya alam dan lahan terlantar
- Jumlah kelompok masyarakat pengawas sumberdaya alam perairan
5
0
10
0
15
5
20
10
25
15
30
20
30
20
1 22 26 Program
Peningkatan
Pendayagunaan
Teknologi Tepat
Guna
Jumlah kelompok pencipta dan pemanfaat Teknologi Tepat Guna
3 4 528.000.000
9 560
.000.000
14 600
.000.000
19 660
.000.000
24 710.000.00
0 24
3.058.000.000
BPM
1 24 Kearsipan
1 24 15 Program
Perbaikan sistem
117.960.000
151.552.000
181.863.000
162.235.00
0
347.745.60
0
961.355..600
KPKD
340
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
administrasi
kearsipan
Pengelolaan Arsip Secara Baku (%)
2,86 2,86 2,86 2,86 5,71 5,71 5,71
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
11 Orang
15 Orang
19
Orang
24 Orang
28
Orang
35 Orang
35
Orang
Jumlah berkas arsip daerah yang dikelola dengan baik
26.299 Berkas
28.300 Berkas
29.000 Berkas
30.000 Berkas
33.000 Berkas
35.000 Berkas
35.000 Berkas
1 24 16 Program Penyelamatan dan Pelestarian dokumen/arsip daerah
Jumlah bobliografi daerah, leaflet /booklet
11 12 77.460.
000
13 92.952.
000 14
111.543.000
15 127.827.70
5 16
128.496.80
0 16
538.279.505
KPKD
1 25 Komunikasi dan Informatika
1 25 15 Program Pengembangan Komunikasi, informasi dan media massa
Tersedianya
Layanan
Komunikasi dan
Informasi Publik
Aplikasi E-Gov
0 Posting/ Tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 10 subdomain
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 15 subdomain
538.820.000
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 18 subdomain
368.00
0.000
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 20 subdomain
398.00
0.000
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 25 subdomain
447.0
70.64
4
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 28 subdomain
568.9
93.92
0
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 30 subdomain
2.320.8
84.564
Dishub kominfo
1 25 18 Program Kerjasama Informasi dan media massa
Terpenuhinya Pemerataan dan Pengendalian Sarana Komunikasi dan Informasi
Media 4/12 Diseminasi 0
Kim 0 Penertiban 5
Petugas Kontrak
Media 4/12
Diseminasi 0
Kim 10 Penertiba
n 15 Petugas Kontrak
N/A
Media 8/12
Diseminasi 5/15 Kim 15
Penertiban 5
Petugas Kontrak
211.132.008
Media 12/12
Diseminasi 7/15 Kim 17
Penertiban 5
Petugas Kontrak
231.532.008
Media 16/12
Diseminasi 8/15 Kim 20
Penertiban 5
Petugas Kontrak
344.436.66
7
Media 20/12
Diseminasi 10
Kim 15 Penertiba
n 5 Petugas Kontrak
600.000.00
0
Media 20/30
Diseminasi 12/15 Kim 30
Penertiban 5
Petugas Kontrak
1.387.100.683
Dishubkominfo
1 26 Perpustakaan
1 26 01 Program
pengembangan
1.812.561.648
1.886.975.000
2.091.570.000
2.798.896.500
3.248.895.000
11.838.898.14
8
KPKD
341
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
budaya baca dan
pembinaan
perpustakaan
Jumlah perpustakaan
49 50 51 52 53 54 54
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
1.320 1.848 2.374 3.168 3.960 4.752 4.752
Jumlah Koleksi Buku Yang Tersedia di Perpustakaan Daerah
12.499 13.799 15.199 16.749 18.349 19.999 19.999
2 Urusan Pilihan
2 01 Pertanian
2 01 19 Program
Peningkatan
Produksi
Pertanian
Produksi Tanaman Pangan :
3.771.016.400
1.484. 000.00
0
1.602.000.000
1.638.780.000
1.791.800.000
10.287.596.400
Dista
nkana
k
Padi (ton) 82 90 113 118 124 130 130
Jagung (ton) 916 1.098 1.324 1.383 1.442 1.515 1.515
Kedelai (Ton) 6 78 89 92 95 100 100
Ubikayu (ton) 1000 1.030 1.060 1.090 1.120 1.150 1.150
Ubi jalar (ton) 242 252 264 276 288 300 300
Kacang Tanah (Ton)
8 14 18 22 26 30 30
Sayuran (Ton) 8.894 8.995 9.105 9.215 9.325 9.435 9.435
Buah-buahan (Ton)
5.904 5.935 5.960 5.985 6.010 6.035 6.035
Produktivitas Tanaman Pertanian
Padi (ton/ha) 2,05 2,068 2,07 2,07 2,08 2,08 2,08
Jagung (ton/ha) 2,256 2,259 2,259 2,26 2,26 2,261 2,261
Kedelai (Ton/ha) 1,2 1,21 1,22 1,22 1.225 1,226 1,226
Ubi kayu (ton/ha)
8 8,047 8,06 8,07 8,086 8,098 8,098
Ubi jalar(ton/ha) 7,56 7,63 7,76 7,88 8,00 8,108 8,108
342
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Kacang Tanah (Ton/ha)
1 1,037 1,046 1,100 1,130 1,200 1,200
Sayuran (Ton/ha)
1,980 1,981 1,982 1,983 1,984 1,986 1,986
Buah-buahan (Ton/ha)
3,452 3,454 3,455 3,456 3,457 3,458 3,458
2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Nilai Tukar Petani (%)
NA 105 4.776.041.969,
50 108
120. 000.00
0 110
127. 000.00
0 112
167. 125.0
00 115
200. 000.0
00 115
5.390.166.970
Dista
nkana
k
2 01 16 Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
133.966.000
275. 000.00
0
290. 000.00
0
310.375.00
0
350. 000.0
00
1.359.341.000
Persentase Data
Informasi Harga
Pangan Daerah
80 85 90 100 100 100 100
BPPK
P
Jumlah Kelembagaan Petani untuk Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Gapoktan)
18 21 22 23 23 23 23
2 01 XX Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Pertanian
3.614. 000.00
0
3.700. 000.00
0
3.800. 000.00
0
3.650.
000.000
3.000.
000.000
17.764. 000.00
0
Dista
nkana
k
Jumlah Jalan
Usaha tani
(Kelompok Tani)
14 25 35 43 48 50 50
Jumlah Embung
(buah) 2 4 8 13 18 23 23
2 01 22 Program 612.16 700.00 750.00 764.0 960.0 3.786.1 Dista
343
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Peningkatan
Produksi Hasil
Peternakan
7.200 0.000 0.000 00.000
00.000
67.200 nkana
k Populasi ternak
(ekor)
-Sapi 1.036 1.813 1.904 2.000 2.105 2.210 2.210
-Kerbau 3 39 40 42 43 44 44
-Kambing 2.793 3.072 3.226 3.384 3.553 3.730 3.730
-Babi 14.420 15.574 16.820 18.166 19.619 21.189 21.189
-Ayam Buras 197.433 211.264 221.827 232.918 244.562 256.790 256.790
-Ayam Broiler 1.183.304
1.230.636
1.353.7
00
1.489.070
1.637.9
77
1.801.775
1.801.7
75
-Ayam Ras
Layer 42.000 50.000 60.000 70.000 80.000 100.000 100.000
-Itik 4.811 5.052 5.305 5.570 5.849 6.141 6.141
Produksi Produk Asal Ternak
1. Daging (kg)
-Sapi 674.520
993.150
1.171.9
50
1.289.100
1.401.4
50
1.540.050
1.540.0
50
-Kerbau 2.184 14.550 16.050 17.700 19.500 21.450 21.450
-Kambing 12.647 19.272 21.204 23.328 25.656 28.224 28.224
-Babi 116.760 240.900 265.020 291.540 320.700 352.800 352.800
-Ayam Buras 272.108 465.953 512.548 563.803 620.183 682.201 682.201
-Ayam Broiler 3.504.000
4.336.575
4.880.2
33
5.368.257
5.905.0
83
6.495.591
6.495.5
91
-Itik 28.744 37.359 41.095 45.205 49.726 54.699 54.699
2. Telur (kg)
-Ayam Ras 551.880 562.017 574.175 585.659 597.372 609.319 609.319
-Ayam Buras 360.333 365.738 371.224 376.792 382.444 388.181 388.181
-Itik 21.072 23.807 24.164 24.256 24.620 24.989 24.989
2 01 24 Program Peningkatan
287.460.200
135.000.000
155.000.000
243.525.00
312.000.00
1.132.985.200
Dista
344
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Penerapan Teknologi Peternakan
0 0 nkana
k Persentase
Pengembangan
kawasan Pusat
Pembibitan dan
Inkubator Usaha
Sapi Potong
10 20 40 60 80 100 100
Penyediaan sarana, prasarana Inseminasi buatan.
1 2 3 4 5 6 6
2 05 20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan
4.315.636.000
4.426.000.000
4.700.000.000
4.806.450.000
4.963.750.000
23.211.836.00
0
Dista
nkana
k Produksi
Perikanan
Budidaya(Ton)
8.411 8.545 9.673,4
3
11.029,32
12.628,
33
16.772,79
16.772,
79
Jumlah Produksi
Benih Ikan
(ekor)
3.000.000 3.500.0
00
4.000.000
4.500.0
00
5.000.000
5.500.0
00
5.500.000
Luas sarana dan
prasarana
perikanan
budidaya
(ha/unit)
NA 100 250 300 350 350 350
Jumlah Karamba
dan Perlengkapan
nya (Unit)
4 8 12 16 20 24 24
2 05 21 Program
Pengembangan
Perikanan
795.164.000
850.000.000
880.000.000
940.675.00
0
1.007.250.000
4.473.089.000
Dista
nkana
k Produksi 1.340 2.230 2.840 2.910 3.021 3.150 3.150
345
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Tangkap Perikanan
Tangkap
(umum) (Ton)
Jumlah Rumah
Tangga
Perikanan (RTP)
804 879 904 910 915 920 920
Jumlah
restocking
danau
2 4 6 8 10 12 12
2 05 16 Program
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Pengawasan dan
Pengendalian
Sumberdaya
Perikanan
95.000.000
100.000.000
115.000.000
191.000.00
0
202.500.00
0
703.500.000
Dista
nkana
k Berkurangnya
Illegal fishing
(Kelompok)
NA 2 3 4 5 6 6
Jumlah
PokMasWas
bertambah
NA 1 5 11 19 29 29
2 01 21 Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Ternak
313.212.500
342.000.000
343.000.000
382.000.00
0
387.000.00
0
1.767.212.500
Jumlah Hewan
Tervaksin 5.000 5.300 5.600 5.900 6.200 6.500 6.500
Distankanak Surveilance
Avian Influenza (Sampel Unggas)
450 450 500 500 550 550 550
Sampel Produk Asal Ternak
65 65 100 150 150 200 200
2 01 17 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
248.000.000
550.000.000
590.000.000
596.875.00
0
585.000.00
0
2.569.875.000
Dista
nkana
k Jumlah kelompok NA 2 4 6 8 10 10
346
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Pertanian
penerima bantuan
sarana dan
prasarana
pengolahan
produk pangan
(kelompok Tani)
Keikutsertaan
dalam kegiatan
pameran (jumlah
pameran/promosi)
NA 6 12 18 24 30 30
2 01 23 Program
Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi
Peternakan
Jumlah kelompok
penerima bantuan
sarana dan
prasarana
pengolahan
Peternakan
(kelompok
Peternak)
NA 2 338.000.000
4 350.000.000
6 380.000.000
8 386.775.00
0
10
391.5
00.00
0
10 1.846.275.000
Dista
nkana
k
2 01 23 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Jumlah kelompok
penerima bantuan
sarana dan
prasarana
pengolahan
produk Perikanan
(kelompok Tani)
NA 2 80.000.
000 5
95.000.000
8 110.000.000
11 162.350.00
0 14
185.000.00
0 14
632.350.000
Distankanak
2 02 Kehutanan
2 02 15 Program
Pemanfaatan
Potensi Sumber
Daya Hutan
Luas Potensi
Kawasan Hutan
Desa
0 Ha 330 Ha 575.59
5.000 660 Ha
605.00
0.000
1.100
Ha
635.00
0.000
1.650
Ha
666.0
00.00
0
2.200
Ha
699.0
00.00
0
2.200
Ha
3.180.5
95.000
Dishutbun
2 02 16 Program
Rehabilitasi Hutan
2.158.3
60.000
2.266.0
00.000
2.379.0
00.000
2.498
.000.
000
2.623
.000.
000
11.924.
360.00
0
Dishu
tbun
347
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
dan Lahan Luas Lahan
Kritis yang
dihijaukan
90.872 Ha 90.952
Ha
91.132
Ha
91.232
Ha
91.332
Ha
91.432
Ha
91.432
Ha
Dishu
tbun
Menurunnya
Kerusakan
Kawasan Hutan
234.922,70 Ha
235.00
2,7 Ha
235.18
2,7 Ha
235.28
2,7 Ha
235.38
2,7 Ha
235.48,
7 Ha
235.48,
7 Ha
2
02
17
Program
Perlindungan dan
Konservasi
Sumber Daya
Hutan
433.10
0.000
454.00
0.000
477.00
0.000
501.0
00.00
0
526.0
00.00
0
2.391.1
00.000
Dishu
tbun
Cakupan Wilayah
Pencegahan
Kebakaran Hutan
dan lahan
1 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec
Cakupan Wilayah
Penanggulangan
Kebakaran Lahan
dan kebun
1 Kec 3 Kec - 3 Kec - 3 Kec 3 Kec
Cakupan
Pembinaan dan
pengawasan
Kawasan Hutan
1 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec
2 02 19 Program Pembinaan
dan Penertiban
Industri Hasil Hutan
Jumlah
masyarakat yang
mendapat
pelatihan
/sosialisasi
90 Orang 160
Orang
345.77
7.500
230
Orang
363.00
0.000
300
Orang
381.00
0.000
370
Orang
400.0
00.00
0
440
Orang
420.0
00.00
0
440
Orang
1.909.7
77.500
Dishu
tbun
2
02
20
Program
perencanaan dan
pengembangan
Hutan
1.441.1
50.000
1.441.1
50.000
1.484.7
45.000
1.522
.000.
000
1.490
.000.
000
7.379.0
45.000
Dishu
tbun
Data/Dokumentasi
Sumberdaya
Hutan/Lahan
1 Dok 2 Dok 3 Dok 5 Dok 6 Dok 7 Dok 7 Dok
Jumlah 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 5 Kali 6 Kali 6 Kali
348
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Promosi/pameran
Sektor Kehutanan
Pemantapan
Status Kawasan
hutan
0% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
Jumlah
Petani/Pekebun
yang mendapat
pelatihan
/sosialisasi
kehutanan
30 orang 60
orang
90
orang
120
orang
150
orang
180
orang
180
orang
Luas Kawasan
Hutan Kota 0 Ha 727 Ha 727 Ha 727 Ha 727 Ha 727 Ha
3.638
Ha
2 02 21 Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
Jumlah
Petani/Pekebun
yang mendapat
pelatihan
/sosialisasi
perkebunan
30 orang 60
Orang
90.400.
000
120
Orang
95.000.
000
210
Orang
99.000.
000
270
Orang
104.0
00.00
0
360
Orang
109.0
00.00
0
360
Orang
497.40
0.000
Dishu
tbun
2 02 22 Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
Data/Dokument
asi Sumberdaya
perkebunan
1 Dok 4 Dok 291.68
0.000 6 Dok
306.00
0.000 8 Dok
321.00
0.000 10 Dok
337.0
00.00
0
11 Dok
354.0
00.00
0
11 Dok 1.609.6
80.000
Dishu
tbun
2 02 23 Program
Peningkatan
Produksi Pertanian/
Perkebunan
Luas
Perkebunan
Rakyat
5.423.80 Ha
5.543,8
0 Ha
1.557.2
55.000
5.693,8
0 Ha
1.003.0
00.000
5.843,8
0 Ha
1.408.0
00.000
5.593,8
0 Ha
1.410
.000.
000
6.143,8
0 Ha
1.414
.000.
000
6.143.80 Ha
6.792.2
55.000
Dishu
tbun
2
02
25
Program
Perlindungan
Kebun dan
Tanaman
87.000.
000
90.000.
000
126.60
0.000
153.6
00.00
0
190.0
00.00
0
647.20
0.000
Dishu
tbun
Cakupan Wilayah
Penanggulangan
Kebakaran Lahan
1 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec
349
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) dan kebun
Luas demplot
kebun bersih 0 Ha - 4 Ha 8 Ha 12 Ha 16 Ha 16 Ha
2 02 26 Program
Pembangunan
Kehutanan dan
Perkebunan Rakyat
Luas dan
Pengelolaan
Kebun Entres 2 Ha 2 Ha
1.044.1
64.000 2 Ha
400.00
0 .000 3 Ha
420.00
0 .000 3 Ha
441.0
00
.000
3 Ha
463.0
00.00
0
3 Ha 2.768.1
64.000
Dishu
tbun
2 02 27 Program Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan
Jumlah Promosi/
pameran Sektor
perkebunan
1 Kali 3 Kali 147.00
0 .000 5 Kali
154.35
0 .000 7 Kali
160.00
0 .000 9 Kali
165.0
00
.000
11 Kali
170.0
00
.000
11 Kali 796.35
0.000
Dishu
tbun
2 03 Energi dan Sumber daya Mineral
2 03 15 - Program
pembinaan dan
pengawasan
bidang
pertambangan
- Pertambangan Tanpa Ijin (%)
- Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB (%)
- Jumlah Pemegang Izin Usaha Pertamban
4,47
3,3
24
10,5
3,8
24
139.790.000
23,5
4,3
24
287.437.400
35,4
4,8
44
396.432.392
45,5
5,3
44
439.440.36
9
50
5,8
48
743.166.99
4
50
5,8
48
2.006.267.154
Dista
mben
2 03 16 Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
Penambangan
yang sesuai
ketentuan
Teknis Tambang
50 50 257.200.000
60 250.652.080
70 270.344.246
80 349.388.45
6 90
357.319.92
9 90
1.484.904.711
Distamben
Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Tersedianya data potensi geologi dan sumber daya mineral
30 30 374.307.900
40 390.418.060
50 417.051.480
60 546.370.57
5 70
753.508.03
8 70
2.481.656.053
Distamben
350
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam
- Terlaksananya reklamasi
- Penanganan lahan pasca tambang
- - - 20 99.600.
000 30
109.600.000
40 162.892.44
0 60
262.992.09
6 60
635.084.536
Distamben
Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam
- - - 20 83.400.
000 30
103.400.000
40 276.071.40
0 60
508.965.12
0 60
971.836.520
Distamben
2 3 17 Program
pembinaan dan
pengembangan
bidang
ketenagalistrikan
93.000.000
354.224.320
381.659.378
380.994.14
8
543.296.24
3
1.753.174.089
Dista
mben
Ketersediaan daya listrik (%)
92,52 93,82 95,22 96,72 98,32 100 100
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik (%)
99 99,2 99,4 99,6 99,8 100 100
2 04 Pariwisata
2 04 16 Program
pengembangan
destinasi
pariwisata
1.553.088.500
2.425.000.000
1.350.000.000
7.482.000.000
7.905.000.000
20.715.088.50
0
Disbudpar
Jumlah kunjungan wisata
99.337 Orang
120.000 Orang
250.000 Orang
383.000 Orang
518.000 Orang
655.000
Orang
655.000 Orang
Jumlah sarana/prasarana fasilitas pendukung pariwisata
18 Fasilitas 33 fasilitas 48
Fasilitas
65 Fasilitas
78
Fasilitas
93 Fasilitas
93
Fasilitas
Jumlah obyek wisata yang dikembangkan dan dilestarikan
6 ODTW
8 ODTW
10
ODTW
12
ODTW
14
ODTW
16
ODTW
16
ODTW
2 04 15 Program Pengembangan
Jumlah promosi 3 Kali 8 Kali
884.000.000
13 Kali 900.000.000
18 Kali 900.000.000
23 Kali 869.050.00
28 Kali 912.000.00
28 Kali 4.465.050.000
Disbudpar
351
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Pemasaran Pariwisata
0 0
2 04 17 Program pengembangan kemitraan
Jumlah SDM Pariwisata 165 Orang
240 Orang
785.875.500
290 Orang
850 .000.00
0
340 Orang
870 .000.00
0
390 Orang
849.950.00
0
440 Orang
900.000.00
0
440 Orang
4.255.825.500
Disbudpar
2 06 Perdagangan
2 06 20 Program Pengembangan Perluasan Perdagangan Dalam Negeri
Penurunan tingkat Inflasi (%)
6,45 6,25 162.000.000
6,05 180.000.000
5,85 190.000.000
5,65 214.875.000
5,45 315.000.000
5,45 1.061.875.000
Disperindagkop
2 06 18
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
- Kontribusi PDRB Sektor Perdagangan (%)
- Kontribusi retribusi Sektor Perdagangan terharap PAD (jt)
10,52
950
10,92
988
597.437.300
11,32
1.026
700 .000.00
0
11,72
1.064
720 .000.00
0
12,12
1.102
740.125.00
0
12,52
1.140
850.000.00
0
12,52
1.140
3.607.562.300
Disperindagkop
2 06 15 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
- Persentase penyelesaian pengaduan konsumen,
- Jumlah Alat UTTP yang di Tera Ulang
50
200
54
210
317.400.000
58
220
350 .000.00
0
62
230
370 .000.00
0
66
240
477.500.00
0
70
250
520.000.00
0
70
250
2.034.900.000
Disperindagkop
2 07 Perindustrian
2 07 16 Program Pengembangan Industri kecil dan menengah
Jumlah kelompok usaha IKM pendukung pariwisata dan Industri Riil
1 2 263.000.000
3 450 .000.000
4 470
.000.000
5 573.000.00
0 6
840.000.00
0
6
2.596.000.000
Disperindagkop
2 07 19
Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
- Jumlah industri kecil dan menengah
- Jumlah IKM yang
228
900
238
980
450 .000.00
0
248
1.060
450.000.000
258
1.140
460 .000.00
0
268
1.220
1.125.000.000
278
1.300
1.215.000.000
278
1.300
3.700.000.000
Disperindagkop
352
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD 2013
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab
2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
mendapatkan pelatihan industri pendukung pariwisata
2 07 23 Program Fasilitasi Peningkatan Promosi Bagi IKM.
Jumlah IKM yang difasilitasi mengikuti pameran
95 109 173.500.000
123 160
.000.000
137 170
.000.000
151 210.100.00
0 165
440.000.00
0 165
1.153.600.000
Disperindagkop
2 07 24 Program Pembinaan dan Pengawasan Iindustri kecil dan menengah
Kontribusi pertumbuhan sektor industri
terhadap PDRB (%)
4,38 4,55 31.300.
000 4,72
65 .000.00
0 4,89
65 .000.00
0 5,06
67 .000.000
5,23 70
.000.000
5,23 298.300.000
Disperindagkop
2 07 25 Program Tindak Lanjut Kerjasama Dengan Daerah /Kota Lain
Peningkatan tenaga terampil dalam industri (org)
35 70 61.954.
000 105
120 .000.00
0 140
130 .000.00
0 175
189.090.00
0 208
280.000.00
0 208
781.044.000
Disperindagkop
2 08 Transmigrasi
2 08 16 Program Transmigrasi Lokal
Jumlah warga eks transmigrasi yang memperoleh pelatihan pengembangan usaha kerakyatan setiap tahun
40 Org 40
120.00
0.000 40 125.000.000
40 216.990.500
40 265.000.00
0 40
280.000.00
0 240
1.006.990.500
Disnakertrans
400.24
0.912.2
58
421.64
3.242.6
27
449.17
7.030.5
04
478.6
38.49
3.028
502.8
85.75
2.428
2.252.5
85.430.
845
353
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Kebijakan umum dan pogram pembangunan secara nyata harus
bisa terukur dan dirasakan keberhasilannya oleh masyarakat dan seluruh
pelaku pembangunan. Tolok ukur tersebut berupa indikator-indikator
kinerja pembangunan. Indikator yang ingin dicapai ditetapkan target-target
capaiannya. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Walikota
dan Wakil Walikota dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan,
layanan, dan daya saing.Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian
indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi
kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Indikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan
mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan
(outcomes) atau kompositnya (impact).
Indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD ini
merupakan Indikator Kinerja Utama Kota Palangka Raya tahun 2013-
2018. Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan telah mengakomodir
Indikator Kinerja yang menjadi tanggung jawab penyelenggaraan
pemerintahan Kota Palangka Raya baik Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan
Standar Pelayanan Minimum (SPM). Penetapan indikator kinerja daerah
terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan diuraikan
pada tabel berikut ini :
354
Tabel 9.1 Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
1. Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Pertumbuhan Ekonomi 7,55 7,57 7,65 7,73 7,90 8,08 8,08
1.2 Laju Inflasi 6,45 6,25 6,05 5,85 5,65 5,45 5,45
1.3 PDRB per Kapita 5.793.423,26 5.949.000 6.109.000 6.273.000 6.442.000 6.616.000 6.616.000
1.4 Angka Kemiskinan (%) 3,90 3,56 3,22 2,87 2,53 2,19 2,19
1.5 Indeks Gini 0,32 0,31 0,30 0,29 0,28 0,27 0,27
1.6 Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia 20,07 20,09 20,11 20,13 20,15 20,17 20,17
1.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 79,30 80,00 80,36 80,72 81,08 81,44 81,44
FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1. Pendidikan
1.1 Angka Melek Huruf 97,55 97,77 97,98 98,20 98,43 98,75 98,75
1.2 Angka Partisipasi Murni
1.2.1 Angka Partisipasi Murni (APM) PAUD 94 94,4 94,9 95,5 96,2 97 97
1.2.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI 92,56 94,05 95,54 97,03 98,52 100 100
1.2.3 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 100 100
1.2.4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 90,36 92,29 94,22 96,15 98,08 100 100
1.3 Angka Partisipasi Kasar
1.3.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 98,33 98,45 98,60 98,70 98,80 99,00 99,00
1.3.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI 126,84 127,5 128,32 128,75 129,5 130 130
1.3.3 Angka partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs 108,02 110,75 115,89 120 130 140 140
355
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1.3.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA 102,60 106,08 109,58 113,08 116,58 120 120
1.3.5 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100
1.3.6 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTS 56,1 68,15 75,80 85,78 95,30 100 100
1.3.7 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMA/SMK/MA 98 98,2 98,4 99,3 99,7 100 100
2. Kesehatan
2.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 53,9 50 45 35 25 15 15
2.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (%) 80 80 80 80 80 80 80
2.3 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 13,5 13 12 10,5 9 7 7
2.4 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup 10,7 10 10 8 8 6 6
2.5 Jumlah Balita Gizi Buruk 2 0 0 0 0 0 0
2.6 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani (%) 17,6 20 25 30 35 40 40
2.7 Cakupan Pelayanan Balita (%) 83,8 90 90 90 90 90 90
2.8 Cakupan Rumah Sehat (%) 65 85 87 89 91 95 95
2.9 Persentase Penduduk yang Mempuyai Akses Terhadap Air Minum Berkualitas (%)
65 67 68 73 78 85 85
2.10 Cakupan UCI Desa (%) 67 68 70 75 80 85 85
2.11 Angka Kesakitan DBD per 100.000 Penduduk 41 40 39 38 37 36 36
2.12 Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 Penduduk 3 3 3 3 3 2 2
2.13 Pervalensi Penderita HIV-AIDS per-100.000 Penduduk 6,6 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5
2.14 Prevalensi TB-BTA(+) per-100.000 Penduduk 26 30 50 70 90 110 110
2.15 Non-Polio AFP Rate Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Penduduk 3 2 2 2 2 2 2
2.16 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita (%) 10 2 2 2 2 2 2
2.17 Tingkat Kepuasan Pelanggan (%) 88 100 100 100 100 100 100
2.18 Tingkat Kepatuhan Petugas Terhadap Standart Pelayanan Kesehatan (%) 89 100 100 100 100 100 100
3. Pertanahan
3.1 Persentase Penduduk yang Memiliki Lahan 25,68 35 45 55 65 75 75
4. Ketenagakerjaan
4.1 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis 208 48 80 100 120 200 756
356
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kompetensi setiap tahun
4.2 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat setiap tahun
1.216 96 120 160 180 200 1.972
4.3 Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap 535 500 500 500 500 500 3.035
4.4 Perencanaan Tenaga Kerja Daerah 5.12 5,11 5,10 5,09 5,08 5,07 5,07
FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA
1. Kebudayaan
1.1 Jumlah Atraksi Budaya yang Memadukan Keragaman (Kali) 1 2 3 4 5 6 6
1.2 Jumlah Penyelenggaraan Olah Raga Seni/Budaya (Kali) 6 7 8 9 10 11 11
1.3 Jumlah Kebijakan Daerah tentang Penerapan Nilai Baru ke dalam Budaya (Produk Hukum Daerah)
1 1 1 2 3 4 4
2. Pemuda dan Olahraga
2.1 Jumlah Organisasi Olahraga 63 64 65 66 67 68 68
2.2 Jumlah Gelanggang/ Balai Remaja 15 17 19 21 23 25 25
2.3 Jumlah Lapangan Olahraga 60 63 66 69 72 75 75
ASPEK PELAYANAN UMUM
FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB
1. Pendidikan
1.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) PAUD NA 74 74 76 78 80 80
1.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI 129,9 130,9 131,9 132,9 133,9 135 135
1.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS)SMP/MTS 107,01 108,75 110,49 112,23 113,97 115,7 115,7
1.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS)SMA/SMK/MA 100,57 102,46 104,35 106,24 108,13 110,00 110,00
1.5 Angka Putus Sekolah SD/MI 0,07 0,065 0,060 0,058 0,055 0,050 0,050
1.6 Angka Putus Sekolah SMP/MTS 0,11 0,105 0,100 0,095 0,093 0,090 0,090
1.7 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,40 0,38 0,36 0,34 0,32 0,30 0,30
1.8 Angka Kelulusan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100
1.9 Angka Kelulusan SMP/MTS 98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 100 100
1.10 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 100 100
357
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1.11 Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SD/MI 7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,5 8,5
1.12 Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SMP/MTS 5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,5 7,5
1.13 Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SMA/SMK/MA 4,23 4,56 4,87 5,5 5,80 6,5 6,5
1.14 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100
1.15 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTs 56,10 68,15 75,80 85,78 95,30 100 100
1.16 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMA/SMK/MA 98 98,2 98,4 99,3 99,7 100 100
1.17 Rata-Rata Lama Sekolah 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80
1.18 Rasio Guru terhadap Murid SMA/SMK/MA 12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 14 14
1.19 Rasio Guru terhadap Murid SMP/MTS 12,04 12,16 12,34 12,68 12,88 13,50 13,50
1.20 Rasio Guru terhadap Murid SD/MI 8,82 9,25 9,55 9,73 9,85 10 10
1.21 Rasio Guru terhadap Murid PAUD 14,27 14,30 14,45 14,55 14,75 15 15
1.22 Rasio Ketersediaan Sekolah Penduduk Usia Sekolah (per 1000 Penduduk)
- SD/MI 7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,50 8,50
- SMP/MTs 5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,50 7,50
- SMA/SMK/MA 4,23 4,56 4,87 5,5 5,8 6,50 6,50
1.23 Persentase Guru Berkualifikasi S1/DIV 90,17 92,5 94,7 96,8 98,67 100 100
1.24 Persentase Guru yang telah Mengikuti Uji Kompetensi Guru 50,14 52,45 54,36 56,5 58,7 60 60
1.25 Jumlah Guru yang telah Mengikuti Program Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Berprestasi
30 40 50 60 70 90 90
1.26 Angka Kelulusan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100
1.27 Angka Kelulusan SMP/MTs 98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 100 100
1.28 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 100 100
1.29 Jumlah SMK Berdasarkan Jenisnya 17 17 19 21 23 25 25
2. Kesehatan
2.1 Angka Usia Harapan Hidup 72,9 73 73 73 73 73 73
2.2 Presentase Desa/Kelurahan yang Terkena KLB dan telah Dilaksanakan Epidemologi <24 Jam
100 100 100 100 100 100 100
2.3 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 100.000 Penduduk 4,3 5 5 5 5 5 5
358
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
2.4 Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk 0 0 0 0.04 0,04 0,04 0,04
2.5 Cakupan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (%) 63 100 100 100 100 100 100
2.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan bagi Usia Lanjut (USILA) (%) 30 40 45 45 50 50 50
2.7 Presentase Desa yang Melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) (%)
38 40 40 50 50 50 50
2.8 Rasio Dokter per 100.000 Penduduk 15 19,3 23,8 28,3 32,8 37,3 37,3
2.9 Rasio Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk 0 0 0 0 1,4 1,4 1,4
2.10 Rasio Dokter Gigi per 100.000 Penduduk 4,8 6 7,3 8,5 9,8 11 11
2.11 Rasio Perawat per 100.000 Penduduk 75,8 79,8 83,8 87,8 91,8 95,8 95,8
2.12 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 69,7 70,85 72 73,15 74,3 75,45 75,45
3. Pekerjaan Umum
3.1 Jumlah Gedung Kantor Pemerintah Kota 3 19 35 51 61 71 71
3.2 Jumlah Tempat Ibadah 1.011 1.014 1.016 1.018 1.020 1.022 1.022
3.3 Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik (%) 33 47,20 50 52 55 58 58
3.4 Panjang Jalan Dilalui Roda 4 (Km) 5 0 0 5 10 15 20
3.5 Panjang Jalan Kota dalam Kondisi Baik (Km) 300,22 300,22 300,22 307 311 316 316
3.6 Jalan Lingkungan Kondisi Baik (Km) 400 408 416 425 434 444 444
3.7 Jumlah Jembatan (Buah) 0 0 0 1 2 3 3
3.8 Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor Lingkup Kewenangan Kota (M
2)
0 0 0 100 150 200 450
3.9 Drainase dalam Kondisi Baik (Km) 1632,14 1642,14 1659,14 1679,14 1704,14 1729,14 1729,14
3.10 Panjang Trotoar (Km) 0 0 0 2 6 10 10
3.11 Rasio Kerusakan Jalan per Tahun 0,42 0,42 0,35 0,29 0,23 0,19 0,19
3.12 Luas Irigasi Kota dalam Kondisi Baik (Ha) 2050 2550 3050 3500 3950 4750 4750
3.13 Panjang Pengendali Banjir dalam Kondisi Baik (Km) 17 20 26 33 41 50 50
4. Perumahan
4.1 Rumah Layak Huni yang Terbangun 294 - - 2 2 5 303
4.2 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Setiap Tahun 15.026 15.126 15.250 15.360 15.450 15.600 15.600
359
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
4.3 Jumlah Rumah Tangga Bersanitasi Setiap Tahun 45.000 45.100 45.200 45.300 45.400 45.500 45.500
5. Penataan Ruang
5.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB 0,34 0,35 0,36 0,37 0,38 0,39 0,39
5.2 Ruang Publik yang Berubah Peruntukannya (%) 25 20 15 10 5 0 0
5.3 Jumlah Bangunan ber IMB (Bangunan) 25.141 27.141 29.141 31.141 33.141 35.141 35.141
5.4 Jangkauan Wilayah Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran (%) 60 % dari
Jangkauan
Wilayah
64% dari
Jangkaua
n Wilayah
68% dari
Jangkaua
n Wilayah
72% dari
Jangkaua
n Wilayah
76% dari
Jangkaua
n Wilayah
80% dari
Jangkauan
Wilayah
80 % dari Jangkauan
Wilayah
5.5 Jumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (Titik Lampu) 5.147 5.647 6.147 6.647 7.147 7.647 7.647
6. Perencanaan Pembangunan
6.1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang telah Ditetapkan dengan PERDA
1 0 0 0 0 0 1
6.2 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah Ditetapkan dengan PERDA
1 1 0 0 0 0 1
6.3 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah Ditetapkan dengan PERKADA
1 2 3 4 5 6 6
6.4 Persentase Program dalam RPJMD terhadap Program dalam RKPD 100 100 100 100 100 100 100
6.5 Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan yang telah Ditetapkan dengan PERDA (RTRWK, RP3KP)
0 1 2 0 0 0 2
7. Perhubungan
7.1 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum (uji) 12.256 18.860 19.600 20.256 23.256 24.845 24.845
7.2 Rasio Ijin Trayek (%) 0,187 0,184 0,176 0,169 0,162 0,156 0,156
7.3 Pemasangan Rambu-Rambu (%) 0,114 0,160 0,210 0,264 0,320 0,377 0,377
7.4 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum (Orang) 59.250 59.350 60.156 61.160 59.250 63.130 63.130
7.5 Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR) (Menit) 30 30 30 30 30 30 30
8. Lingkungan Hidup
8.1 Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal (%) 84,6 100 100 100 100 100 100
8.2 Jumlah Ijin Gangguan Lingkungan ( HO ) (Ijin Usaha) 200 220 240 260 280 300 300
8.3 Presentase Penegakan Hukum Lingkungan 90 100 100 100 100 100 100
360
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
8.4 Jumlah Pengambilan Sampel (Kali/Tahun) 4 8 14 20 26 32 32
8.5 Peningkatan Mutu Udara/ ISPU (Hari/ Tahun) 321 365 365 365 365 365 365
8.6 Persentase Sampah yang Tertangani 61,18 70 75 80 85 90 90
8.7 Jumlah TPS terhadap Penduduk (Unit) 158 162 167 177 187 197 197
8.8 Jumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (Unit) 1 1 2 3 4 5 5
8.9 Jumlah PKL yang Dibina per Tahun 587 587 650 700 800 850 850
9. Pertanahan
9.1 Persentase Luas Lahan Bersertifikat 3,35 5,35 7,35 9,35 11,35 13,35 13,35
9.2 Persentase Penyelesaian Kasus Tanah Negara 75 75 75 75 76 76 76
9.3 Persentase Penyelelaian Izin Lokasi 100 100 100 100 100 100 100 10. Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1 Rasio Penduduk BerKTP Per Satuan Penduduk (%) 97 100 100 100 100 100 100
10.2 Rasio Bayi yang Memiliki Akte Kelahiran (%) 95 100 100 100 100 100 100
10.3 Rasio Pasangan Berakte Nikah (%) 85 100 100 100 100 100 100
10.4 Kepemilikan KTP (%) 99 100 100 100 100 100 100
10.5 Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk 90 100 100 100 100 100 100
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1 Rasio KDRT 4,5 4,3 4,1 3,8 3,6 3,4 3,4
11.2 Persentase Jumlah Tenaga Kerja di bawah Umur 33,37 33,35 33,2 33,0 33,0 33,0 33,0
11.3 Partisipatif Angkatan Kerja Perempuan 48 51 55 59 63 68 68
11.4 Penyelesaian Pengaduan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan 85 100 100 100 100 100 100
11.5 Persentase Partisipatif Perempuan di Lembaga Pemerintah 62,45 62,47 62,49 62,50 62,52 62,54 62,54
11.6 Partisipasif Perempuan di Lembaga Swasta 238 244 248 252 256 256 256
11.7 Jumlah Forum Anak 1 31 36 36 36 36 36
11.8 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Anak 53 43 31 21 10 0 0
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1 Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga 2,6 2,5 2,4 2,3 2,2 2,1 2,1
361
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
12.2 Persentase Akseptor KB 78,6 79 80 83 86 88 88
12.3 Cakupan Peserta KB Aktif (%) 100 100 100 100 100 100 100
12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 11.236 11.186 11.136 11.086 11.036 10.986 10.986
12.5 Jumlah Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera NA 1 2 3 4 6 6
13. Sosial
13.1 Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial, Pekerja Sosial yang telah Mengikuti Diklat Sertifikasi Bidang Kesejahteraan Sosial (Org)
4 7 10 13 16 20 20
13.2 Penurunan Jumlah PMKS 10.500 8.500 6.500 4.500 2.500 500 500
13.3 Persentase PMKS Skala Kota Yang Menerima Program Pemberdayaan Sosial Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau Kelompok Sosial Ekonomi Sejenis Lainnya.
20 35 55 70 90 100 100
13.4 Rasio Penyandang ODK, LU serta PKH yang Menerima Jaminan Sosial
40/120 55/120 75/120 90/120 110/120 120/120 120/120
13.5 Rasio Panti Sosial yang Mendapat Pembinaan Pemerintah (Panti Sosial yang Dibina/Jumlah Panti sosial)
2/26 6/26 10/26 14/26 18/26 22/26 22/26
15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1 Jumlah KUKM yang Difasilitasi Mengikuti Pameran - Skala Nasional - Skala Lokal
20
150
24
180
28 210
32
240
36
270
40
300
40 300
15.2 Jumlah UMKM dan Koperasi yang Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah Daerah
10 15 20 25 30 35 35
15.3 - Jumlah Koperasi Sehat - Jumlah Koperasi Berkualitas
40 15
44 18
48 21
52 24
56 27
60 30
60 30
15.4 Persentase Koperasi Aktif 65 68 71 74 77 80 80
15.5 Jumlah UMKM dan Koperasi yang Mengikuti Diklat Kewirausahaan 300 330 360 390 420 450 450
16. Penanaman Modal
16.1 Jumlah Nilai Investasi PMA/PMDN PMDN = Rp. 384.130.000.00
PMDN = Rp. 400.000. 000.000
PMDN = Rp. 440.000. 000.000
PMDN = Rp. 484.000. 000.000
PMDN = Rp. 532.400.000. 000
PMDN = Rp. 585.650.000.000
PMDN = Rp. 585.650.000.000
362
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
0 PMA = US$ 1.450.000
PMA = US$ 1.500.000
PMA = US$ 1.650.000
PMA = US$ 1.815.000
PMA = US$ 2.000.000
PMA = US$ 2.20 0.000
PMA = US$ 2.20 0.000
16.2 Persentase Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN/PMA PMDN =0,00% PMA = -3,02%
PMDN = 4,13% PMA = 3,45%
PMDN = 10,00% PMA = 10,00%
PMDN = 10,00% PMA = 10,00%
PMDN = 10,19% PMA = 10,00%
PMDN = 44,32% PMA = 43,45%
PMDN = 44,32% PMA = 43,45%
16.3 Jumlah investor PMA/PMDN PMDN = 7 PMA = 26
PMDN = 9 PMA = 28
PMDN = 10 PMA = 30
PMDN = 15 PMA = 35
PMDN = 20 PMA = 40
PMDN = 25 PMA = 45
PMDN = 25 PMA = 45
16.4 Persentase Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara Berkala (Per 3 dan 6 Bulan)
Kurang dari 15% Perush yang telah menyampaikan LKPM-nya secara berkala
60% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
75% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
85% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
95% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
100% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
100 % Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala
17. Kebudayaan
17.1 Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya (Tempat Kesenian) 2 3 4 5 6 7 7
17.2 Jumlah Grup Kesenian yang Dikelola 91 96 101 106 111 116 116
17.3 Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan (BCB/Benda Cagar Budaya)
4 7 11 16 22 29 29
17.4 Jumlah Penyelenggara Festival Seni Budaya (Kali) 1 5 9 13 17 21 21
18. Kepemudaan dan Olahraga
18.1 Jumlah Organisasi Pemuda Yang Dibina 30 32 34 36 38 40 40
18.2 Prestasi Pemuda Pelajar Tingkat Regional (Orang) 90 90 90 90 90 100 100
18.3 Jumlah Kegiatan Kepemudaan 12 13 15 17 19 20 20
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah 10 30 50 70 90 110 110
363
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
19.2 Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 10 30 50 70 90 110 110
19.3 Rasio Pos Kamling per Jumlah Rukun Tetangga 92/666 340/666 588/666 836/666 1.084/666 1332/666 1332/666
19.4 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,012 0,012
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk 5,87 6,39 7,07 7,77 8,51 9,29 9,29
20.2 Persentase Jumlah Kasus/Pengaduan yang Ditangani 88.65 90,65 92,92 95,22 97,57 100 100
20.3 Cakupan Patroli Petugas Satpol PP (Kecamatan) 3 4 4 5 5 5 5
20.4 Persentase Penurunan Angka Pelanggaran PERDA 48.44 54,94 62,16 69,75 77,60 86,50 86,50
20.5 Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) (%) 100 100 100 100 100 100 100
20.6 Persentase Menurunnya Konflik di Masyarakat 89 91 93,2 95,4 97,7 100 100
20.7 Jumlah Sarana Prasarana Diklat (Gedung) 0 0 0 1 0 0 1
20.8 Opini Pengelolaan Keuangan Daerah Tidak Wajar (Disclaimer)
WDP WTP WTP WTP WTP WTP
20.9 Nilai Evaluasi Kinerja D C+ C+ A A A A
20.10 Produk Hukum Daerah (Legislasi) 4 10 16 24 32 40 40
21. Ketahanan Pangan
21.1 Ketersediaan Pangan Utama dan Bahan Makanan Pokok (Ton/Kab/Tahun)
30.007 32.177 33.785 35.474 37.247 39.109 39.109
21.2 Skor PPH/Pola Pangan Harapan (%) 77 80 82 85 87 90 90
22.3 Persentase Konsumsi Ikan(Kg/Kapita/Tahun) 36,50 38,10 39,50 41,00 43,00 44,50 44,50
21.4 Konsumsi Energi 1.794 1.864 1.934 2.005 2.076 2.150 2.150
21.5 Konsumsi Protein 57,2 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 58
21.6 Pangan Utama (Ton) 30.007 31.827 33.647 35.467 37.287 39.109 39.109
21.7 Ketersediaan Energi (Kkal/Kap/Hr) 2.665 2.732 2.799 2.866 2.933 3.000 3.000
21.8 Ketersediaan Protein (Gr/Kap/Hr) 86 86 87 88 89 90 90
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1 Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) 129 149 169 189 209 229 229
364
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
22.2 Jumlah Kelompok Binaan PKK 42 67 92 117 142 167 167
22.3 Jumlah LSM Aktif 92 117 142 167 192 217 217
22.4 Jumlah LPM Berprestasi 4 5 6 7 8 9 9
22.5 Jumlah PKK Aktif 36 36 36 36 36 36 36
22.6 Jumlah Posyandu Aktif (pos) 128 128 128 128 128 128 128
23. Statistik
23.1 Tersedianya Buku Kota dalam Angka 1 2 3 4 5 6 6
23.2 Tersedianya Buku PDRB Kota 1 2 3 4 5 6 6
24. Kearsipan
24.1 Pengelolaan Arsip Secara Baku (%) 2,86 2,86 2,86 2,86 5,71 5,71 5,71
24.2 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan 11 15 19 24 28 35 35
25. Komunikasi dan Informatika
25.3 Tersedianya Layanan Komunikasi dan Informasi Publik Aplikasi E-Gov
0 Posting/ Tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 10 subdomain
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 15 subdomain
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 18 subdomain
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 20 subdomain
1080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 25 subdomain
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 28 subdomain
1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 28 subdomain
26. Perpustakaan
26.1 Jumlah Perpustakaan 49 50 51 52 53 54 54
26.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun 1.320 1.848 2.376 3.158 3.600 4.752 4.752
26.3 Jumlah Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah 12.499 13.999 15.199 16.749 18.349 19.999 19.999
FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN
1. Pertanian
1.1 Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar
365
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(Ton/Ha)
- Padi 2,05 2,068 2,07 2,07 2,08 2,08 2,08
- Jagung 2,256 2,259 2,259 2,26 2,26 2,261 2,261
- Kedelai 1,2 1,21 1,22 1,22 1.225 1,226 1,226
- Ubikayu 8 8,047 8,06 8,07 8,086 8,098 8,098
- Ubi Jalar 7,56 7,63 7,76 7,88 8,00 8,108 8,108
- Kacang Tanah 1 1,037 1,046 1,100 1,130 1,200 1,200
- Sayuran 1,980 1,981 1,982 1,983 1,984 1,986 1,986
- Buah-buahan 3,452 3,454 3,455 3,456 3,457 3,458 3,458
1.2 Populasi Ternak (Ekor)
- Sapi 1.036 1.813 1.904 2.000 2.105 2.210 2.210
- Kerbau 3 39 40 42 43 44 44
- Kambing 2.793 3.072 3.226 3.384 3.553 3.730 3.730
- Babi 14.420 15.574 16.820 18.166 19.619 21.189 21.189
- Ayam Buras 197.433 211.264 221.827 232.918 244.562 256.790 256.790
- Ayam Broiler 1.183.304 1.230.636 1.353.700 1.489.070 1.637.977 1.801.775 1.801.775
- Ayam Ras Layer 42.000 50.000 60.000 70.000 80.000 100.000 100.000
- Itik 4.811 5.052 5.305 5.570 5.849 6.141 6.141
1.3 Produksi Peternakan (Kg/Tahun)
- Daging Sapi 674.520 993.150 1.171.950 1.289.100 1.401.450 1.540.050 1.540.050
- Daging Kerbau 2.184 14.550 16.050 17.700 19.500 21.450 21.450
- Daging Kambing 12.647 19.272 21.204 23.328 25.656 28.224 28.224
- Daging Babi 116.760 240.900 265.020 291.540 320.700 352.800 352.800
- Daging Ayam Buras 272.108 465.953 512.548 563.803 620.183 682.201 682.201
- Daging Ayam Broiler 3.504.000 4.336.575 4.880.233 5.368.257 5.905.083 6.495.591 6.495.591
- Daging Itik 28.744 37.359 41.095 45.205 49.726 54.699 54.699
- Telur Ayam Ras 551.880 562.017 574.175 585.659 597.372 609.319 609.319
- Telur Ayam Buras 360.333 365.738 371.224 376.792 382.444 388.181 388.181
- Telur Itik 21.072 23.807 24.164 24.256 24.620 24.989 24.989
366
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1.4 Kontribusi Sektor Tanaman Bahan Pangan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
6.038,35 6.159,02 6.282,19 6.407,84 6.535,99 6.666,72 6.666,72
1.5 Kontribusi Sektor Peternakan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
53.970,88 55.050,30 56.151,30 57.274,33 58.419,82 59.588,21 59.588,21
1.6 Penanganan dan Penanggulangan Penyakit Hewan/Ternak
- Jumlah Hewan yang Divaksin (Ekor) 5.000 5.300 5.600 5.900 6.200 6.500 6.500
- Surveilance Avian Influenza (Sampel Unggas) 450 450 500 500 550 550 550
- Sampel Produk Asal Ternak 65 65 100 150 150 200 200
2. Kehutanan
2.1 Menurunnya Luas Lahan yang Mengalami Kerusakan (Ha) 234.922,70 234.842,70
234.622,70
234.562,70
233.462,70
233.362,70
233.362,70
2.2 Luas Lahan Kritis yang Dihijaukan (Ha) 90.872 90.952 91.132 91.232 91.332 91.432 91.432
2.3 Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB(Juta Rupiah) 732,12 710,60 689,70 669,42 649,42 630,64 630,64
2.4 Kontribusi Sektor PerkebunantTerhadap PDRB (Juta Rupiah) 1.476,97 1.513,00 1.549,92 1.587,74 1.626,48 1.666,17 1.666,17
2.5 Luas Perkebunan Rakyat (Ha) 5.423,80 5.543,80 5.693,80 5843,80 5.993,80 6.143,80 6.143,80
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
3.1 Bertambahnya Jumlah Pemanfaat Sumber Daya Perairan (%) NA 0 5 10 15 20 20
3.2 Luas Wilayah/Areal Peruntukan Permukiman dan Usaha per Wilayah/Areal Peruntukan Lain (APL) (%)
NA 0 5 10 15 20 20
3.3 Cakupan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (%) NA 0 58,5 64,5 69,5 76 76
3.4 Jumlah Peraturan Daerah 1 1 2 2 4 5 5
3.5 Jumlah Potensi Bahan Galian dan Sumber Energi yang telah Dimanfaatkan
0 0 5 6 6 8 8
3.6 Pertambangan Tanpa Ijin (%) 4,47 10,5 23,5 35,4 45,5 50 50
3.7 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB (%) 3,3 3,8 4,3 4,8 5,3 5,8 5,8
3.8 Jumlah Pemegang Izin Usaha Pertambangan 24 24 24 44 44 48 48
3.9 Rasio Ketersediaan Daya Listrik (%) 64,4 64,4 69,2 74,9 79,5 100 100
367
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
4. Pariwisata
4.1 Jumlah Kunjungan Wisata (Orang) 99.337 120.000 130.000 133.000 135.000 137.000 655.000
4.2 Jumlah Obyek Wisata yang Dikembangkan dan Dilestarikan (ODTW) 6 8 10 12 14 16 16
4.3 Jumlah Sarana/Prasarana Fasilitas Pendukung Pariwisata 18 33 48 63 78 93 93
4.4 Jumlah Promosi (Kali) 3 18 23 28 33 38 38
4.5 Jumlah SDM Pariwisata (Orang) 165 205 245 285 325 365 365
5. Kelautan dan Perikanan
5.1 Produksi Perikanan (Ton/Tahun)
- Perikanan Budidaya 8.411 8.545 9.673,43 11.029,32 12.628,33 16.772,79 16.772,79
- Perikanan Tangkap 1.340 2.230 2.840 2.910 3.021 3.150 3.150
5.2 Persentase Konsumsi Ikan (Kg/Kapita/Tahun) 36,50 38,10 39,50 41,00 43,00 44,50 44,50
5.3 Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
30.851,91 31.468,95 32.098,33 32.740,29 33.395,10 34.063,00 34.063,00
5.4 Restocking Danau (Jumlah) 2 4 6 8 10 12 12
5.6 Jumlah Rumah Tangga Perikanan (Rtp) 804 879 904 910 915 920 920
6. Perdagangan
6.1 - Peningkatan Kontribusi PDRB Sektor Perdagangan (%) - Retribusi Sektor Perdagangan terhadap PAD (juta)
10,52 950
10,92 988
11,32 1.026
11,72 1.064
12,12 1.102
12,52 1.140
12,52 1.140
6.2 Persentase Penyelesaian Pengaduan Konsumen 50 54 58 62 66 70 70
7. Perindustrian
7.1 Jumlah Kelompok Usaha IKM Pendukung Pariwisata dan Industri Riil 1 2 3 4 5 6 6
7.2 Jumlah Industri Kecil dan Menengah 228 10 10 10 10 10 278
7.3 Kontribusi Pertumbuhan Sektor Industri terhadap PDRB (%) 4,38 4,55 4,72 4,89 5,06 5,23 5,23
7.4 Jumlah IKM yang Difasilitasi Mengikuti Pameran 95 109 123 137 151 165 165
8. Bencana Alam
8.1 Presentase Korban Bencana Skala Kota yang Menerima Bantuan Sosial Selama Masa Tanggap Darurat
80 100 100 100 100 100 100
8.2 Presentase Korban Bencana Skala Kota yang Dievakuasi dengan 100 100 100 100 100 100 100
368
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Menggunakan Sarana Prasarana Tanggap Darurat Lengkap
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) 63.556.113.907,34
72.655.800.300
95.150.000.000
124.700.000.000
150.800.000.000
193.000.000.000
636.305.800.300
1.2 Persentase PAD terhadap APBD 7,48 8,00 9,00 10,00 11,00 11,50 11,50
1.3 Persentase Ketergantungan atas DAU 56,91 56,00 55,00 54,00 53,00 52,00 52,00
2. Pertanian
2.1 Nilai Tukar Petani (%) NA 105 108 110 112 115 115
2.2 Jalan Usaha Tani (Kelompok Tani) 14 25 35 43 48 50 50
2.3 Jumlah Embung (buah) 2 4 8 13 18 23 23
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1. Perhubungan
1.1 Jumlah Angkutan Darat (%) 40 40 40 40 40 40 40
4. Lingkungan Hidup
4.1 Jumlah Sekolah Peduli Lingkungan 3 5 6 7 8 9 9
4.2 Jumlah Taman Hijau 0 2 4 6 8 10 10
4.3 Jumlah TSAK (Tim Serbu Api Kelurahan) 23 30 37 44 51 60 60
5. Komunikasi dan Informatika
5.1 Ketersediaan Daya Listrik (%) 92,52 93,82 95,22 96,72 98,32 100 100
5.2 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik 99 99,2 99,4 99,6 99,8 100 100
Fokus Iklim Berinvestasi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Jumlah Demo yang Dikendalikan 8 8 6 4 2 0 0
369
No
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja
Sasaran Awal RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1.2 Angka Kriminalitas 229 229 172 115 58 0 0
1.3 Persentase Perijinan Sesuai SOP Kurang dari 75% 75% sesuai SOP
85% sesuai SOP
90% sesuai SOP
95% sesuai SOP
100% sesuai SOP
100% sesuai SOP
1.4 Jumlah Perda yang Mendukung Investasi 11 0 2 2 2 2 19
1.5 Aplikasi Perizinan dan Penanaman Modal (Banyaknya Sistem Aplikasi) 0 3 3 3 3 3 15
2. Ketenagakerjaan
2.2 Rasio Ketergantungan 0,43 0,36 0,28 0,21 0,16 0,10 0,10
370
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 disusun dengan
mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Palangka Raya Tahun 2008-2028, yang memuat visi, misi
dan arah pembangunan Kota Palangka Raya selama 20 (dua puluh) tahun
ke depan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi
Kalimantan Tengah 2010-2015 dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini pada dasarnya menjabarkan
suatu perencanaan strategis yang erat kaitannya dengan ke mana
pembangunan Kota Palangka Raya akan diarahkan; apa yang hendak
dicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya; dan
langkah-langkah strategis apa yang dilakukan agar tujuan tercapai sesuai
visi, misi, dan program kepala daerah terpilih.
Seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta menjaga
konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) beserta implementasi tahunannya agar rencana pembangunan
daerah yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Sesuai
dengan perannya seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta
harus bersungguh sungguh memperhatikan dan mengacu pada visi, misi,
tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun yang
tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini. Upaya
tersebut diperlukan untuk menjaga agar arah pembangunan dalam rangka
mewujudkan masyarakat Kota Palangka Raya yang sejahtera, damai,
bermartabat dapat tercapai.
371
10.1 PEDOMAN TRANSISI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini selanjutnya menjadi pedoman
bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) mulai
tahun 2014 hingga 2018. Setelah periode Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya berakhir tahun
2018 (masa transisi pada tahun 2019), perencanaan dapat berpedoman
pada RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini. Hal ini bertujuan
untuk menjembatani kekosongan perencanaan jangka menengah pada
akhir masa jabatan kepala daerah, menyelesaikan masalah-masalah
pembangunan daerah sampai akhir tahun 2018.
Masa transisi pada tahun 2019, perencanaan masih berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 agar menjaga kesinambungan
pembangunan di Kota Palangka Raya dan mencegah terjadinya
kekosongan perencanaan pembangunan daerah pada tahun 2019
sebagai acuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Tahun 2019 yang selanjutnya menjadi pedoman penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun
2019 serta mengingat waktu yang sangat sempit bagi Kepala Daerah
terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2019 mendatang
untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2019-2023 serta Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2019.
10.2 KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Palangka Raya (RPJMD) Tahun 2013-2018 ini hendaknya dapat
dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan, profesional, partisipatif,
dan penuh tanggung jawab dengan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai
berikut:
372
1. Pemerintah, masyarakat, swasta mempunyai kewajiban
melaksanakan program-program dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun
2013-2018 ini dengan sebaik-baiknya.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 merupakan penerjemahan visi dan
misi Kepala Daerah terpilih. Dengan demikian setelah dokumen ini
tersusun dan ditetapkan Peraturan Daerah, maka diterjemahkan
dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintahan Kota
Palangka Raya.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah
Kota Palangka Raya berkewajiban menyusun Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Tahun 2013-2018
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program
pembangunan sesuai tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
(SKPD) masing-masing, yang berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka
Raya Tahun 2013-2018.
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 sebagai pedoman untuk
penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang
merupakan program dan kegiatan tahunan. Untuk itu, kegiatan-
kegiatan yang diusulkan didalam Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) harus memiliki hubungan dan keterkaitan yang erat
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.
5. Sumber pembiayaan yang ada saat ini masih bersumber pada
pemerintah, nantinya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
diharapkan bekerja dengan prinsip-prinsip efektifitas, efisiensi dan
diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan nyata.
373
6. Konsepsi prioritas program tidak berimplikasi pada besaran
pengalokasian belanja, tetapi lebih pada logika alur berpikir
mengenai skala prioritas pentingnya program dalam mewujudkan
sasaran pembangunan yang diagendakan.
7. Merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja
lima tahunan dan tahunan. Kepala daerah dapat melihat sejauh
mana capaian dari kebijakan yang sudah dilakukan serta
penerjemahan visi dan misi yang telah ditetapkan.
8. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib melakukan
evaluasi pelaksanaan program yang meliputi evaluasi terhadap
pencapaian sasaran program yang ditetapkan, maupun
kesesuaiannya dengan rencana alokasi anggaran yang ditetapkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta
kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) dan peraturan-peraturan lainnya.
9. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka
Raya Tahun 2013-2018, perlu dilaksanakan evaluasi tahunan dan
lima tahunan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 menjadi pedoman penyusunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun pertama dibawah
kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil
pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode
berikutnya.
374
11. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan masyarakat termasuk
dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan program-program
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 dengan sebaik-baiknya.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban untuk
menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan menjadi pedoman
dalam menyusun Renja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
setiap tahun.
13. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban menjamin
konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 dengan
Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tahun 2013-2018.
14. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah wajib mempublikasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 kepada Masyarakat.
Demikian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini disusun dan
ditetapkan dalam Peraturan Daerah untuk dipedomani dalam penyusunan
dan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah.
Ditetapkan di Palangka Raya
pada tanggal 25 Agustus 2014
WALIKOTA PALANGKA RAYA,
H. M. RIBAN SATIA
Top Related