Ringkasan Khotbah dan pelajaran di GPdI
Ketapang dari tahun 2013- 2014
Oleh Pdt.A.H. Mandey
Kiranya dengan pelajaran ini kita dapat belajar dan selalu memuliakan Tuhan Yesus Kristus
dengan sesuai dengan ajaran yang benar .
GPdI Ketapang 2015
Samora Center © Copyright 2015
ALLAH DI ATAS SEMUA ALLAH
Ayat Pokok: Kisah Para Rasul 17:22-25
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Waktu terus berjalan. Hari kedatangan Tuhan semakin dekat. Kesudahan segala sesuatu akan
segera tiba. Dan waktu yang kita miliki kian singkat. Sebab itu, gunakan waktu yang Tuhan
masih berikan dengan sebaik-baiknya. Untuk apa?
Kekekalan
Setelah bertemu Tuhan di jalan menuju ke Damsyik, lalu bertobat, rasul Paulus tidak menyia-
nyiakan waktu. Ia berjalan keliling memberitakan Injil, sampai suatu hari ia tiba di Atena.
Ketika melihat begitu banyak patung berhala yang disembah penduduk kota itu, Alkitab
mencatat, hati Paulus menjadi amat sedih. Maka ia pun mulai memperkenalkan Allah yang
tidak mereka kenal – Kisah Para Rasul 17:22-24.
Allah menempatkan sesuatu yang kekal dalam hati setiap manusia; kekekalan yang mendorong
manusia mencari sesesuatu/seseorang untuk dikasihi dan disembah! Inilah alasan mengapa
penduduk Atena memiliki begitu banyak patung berhala untuk disembah, termasuk sebuah
mezbah yang ditujukan kepada “Allah yang tidak dikenal.”
Allah itu kekal adanya. Allah itu Kasih! Dia mengasihi saudara dan saya. Dia bahkan telah
menempatkan kekekalan (= kasihNya) dalam hati kita. Namun, dosa membuat manusia tak
dapat menyelami kasih Allah yang ditempatkanNya dalam hati setiap manusia!
Allah
Ada banyak yang disebut allah, tetapi bagi kita, hanya ada satu Allah, yaitu Allah Tritunggal:
Bapa, Putera & Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus – 1 Korintus 8:5-6! Dialah Pencipta
semesta alam. “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan
tangan-Nya” - Mazmur 19:2.
Allah Pencipta langit, bumi dan segala isinya, tidak tinggal dalam kuil buatan tangan manusia;
sebaliknya, Ia justru mau tinggal di dalam hati saudara dan saya. Ia tidak juga dilayani oleh
tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa. Justru Dia lah Sang Pemberi hidup dan
nafas kepada semua makhluk hidup – Kisah Para Rasul 17:24-25.
Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.”
Yesaya 40:12-26 memberi sedikit gambaran tentang Allah kita: Allah di atas semua allah. Ia
begitu besar, maha kuasa, dan tak tertandingi! Jika ada yang mencoba membandingkanNya
dengan seseorang atau sesuatu, maka usahanya sia-sia! Bagai seorang yang berusaha
“menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu
tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan
neraca.”
Carilah Allah
Inilah Firman Tuhan bagi saudara dan saya: "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” – Yeremia 55:6. “Carilah TUHAN, maka kamu akan
hidup...” – Amos 5:6. Haleluya!
Allah yang Maha Besar & Mulia bukan hanya mengundang barangsiapa yang letih lesu dan
berbeban berat untuk datang kepadaNya – Matius 11:28; Ia bahkan proaktif: mengetuk pintu
hati saudara. Ia rindu datang, masuk dan bersekutu dengan saudara dan saya – Wahyu 3:20.
Puji Tuhan!
Hari telah jauh malam. Waktu kian singkat! Mari gunakan waktu yang ada untuk mencari
Tuhan, selagi Ia berkenan ditemui. Sebab akan segera datang waktunya dimana Ia tak lagi
bisa ditemui! Cari dan layani Dia dengan segenap hati, dan saudara tidak akan menyesal! Dia
takkan pernah mengecewakan saudara!
Tuhan Yesus memberkati.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ALLAH YANG BISA DIKENAL
Ayat Pokok: Kisah Para Rasul 17:22-25
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Orang Yunani adalah orang yang pintar (ahli filsafat), sangat beribadat (fanatik, tahu apa yang
mereka lakukan) meskipun yang mereka sembah adalah Allah yang tidak mereka kenal. Hal ini
nyata dalam peribadatan mereka; ada barang-barang pujaan yang mereka letakkan di atas
mezbah. Oleh karena itu Rasul Paulus terdorong untuk memperkenalkan kepada orang-orang
Yunani ini Allah yang bisa dikenal.
“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; ....” (Yesaya 55:6)
Artinya kalau kita mau cari Tuhan, kita bisa bertemu dengan Tuhan. Tuhan itu ada, dan Tuhan
mau supaya kita mencari Dia. Dia janji, Dia tidak jauh. Dia hanya sejauh doa. Begitu doa kita
naik kepada Tuhan, maka segera kita mempunyai kontak dengan Tuhan.
Namun ada waktunya Ia tidak bisa ditemui lagi dan kita tidak bisa lagi datang kepada-Nya.
Karena itu sebagaimana dikatakan dalam Efesus 5:16 “... pergunakanlah waktu yang ada, ....”
Suratan Korintus berkata, “Hari inilah hari keselamatanmu.” Artinya hari dimana Tuhan masih
membuka kesempatan bagi kita untuk mencari keselamatan.
Alkitab menggambarkan, di dunia ini terdiri dari dua bangsa: 1) Bangsa Israel (Yahudi) yang
dianggap sebagai biji mata Allah. 2) Bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi. Yesus datang ke
dalam dunia ini sebagai orang Yahudi, yang telah ditentukan menjadi Juruselamat sejak
sebelum dunia dijadikan. Keselamatan diberikan pertama-tama untuk orang Israel; biji mata
Allah. Namun mereka justru menolak Yesus, sampai detik ini mereka masih tetap tidak dapat
menerima Yesus, karena mereka menemukan satu oknum lain yang mereka anggap sebagai
orang kuat luar biasa.Sedangkan Yesus dilahirkan di kandang hina. Namun sebagian dari
mereka ada yang sudah menerima Yesus karena melihat mujizat-mujizat yang dilakukan
Yesus.
Sampai kapankah semua orang Yahudi akan menerima Yesus? Roma 11:25 katakan, “...
sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Jadi ada pintu yang terbuka
dimana bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi bisa masuk ke dalam pintu keselamatan. Inilah
awal 3,5 tahun aniaya, dimana datang saksi Musa dan Elia. Mereka datang khusus membawa
kesaksian untuk orang-orang Israel yang semula “tegar” (keras kepala), bisa menerima Yesus
sebagai Mesias. Pada waktu itulah seluruh Israel diselamatkan. Dan seluruh orang Israel dan
Non Israel akan disatukan menjadi satu bangsa yaitu bangsa kepunyaan Allah; gereja Tuhan
yang benar. Sesuai yang dikatakan dalam Galatia 3:28 “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi
atau orang Yunani, ..... karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” “.... karena
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama
orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” (Roma 1:16).
Allah yang dikenal yang diberitakan Rasul Paulus kepada orang Israel adalah “Allah yang
menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, ...” (Kis.
17:24). Artinya Dia yang empunya langit dan bumi ini. “... tidak diam dalam kuil-kuil buatan
tangan manusia” artinya Dia ada dimana-mana, tidak terbatas oleh tempat buatan tangan
manusia. “... dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, ...” (ayat 25). Artinya Allah
mempunyai semua. Kita tidak memberikan kehidupan kepada Allah. “Dialah yang memberikan
hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.” Jadi baik orang percaya maupun
bukan orang percaya, Tuhan memberikan berkat. Dia berkuasa atas segala sesuatu yang kita
perlukan. Jadi pemberian kita termasuk perpuluhan, bukan karena Tuhan kekurangan,
melainkan supaya ada makanan di dalam rumah Allah (untuk orang yang hidup di dalam rumah
Allah itu).
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam
hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal
sampai akhir” (Pengkhotbah 3:11). Allah menempatkan dirinya, mau ada dalam manusia
supaya manusia mengenal siapa Allah yang harus kita sembah. Tetapi manusia tidak dapat
merasakan dan pikirkan bagaimana hebatnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan
memberikan segala sesuatu kepada semua manusia. Hidup dan mati manusia ada dalam
tangan Tuhan. Napas manusia Tuhan yang berikan.
Bagaimana kita bisa mengenal Dia? Roma 11:33-36, Matius 16:13-17 – bila Roh Allah
berbicara kepada kita. Dia akan memimpin hidup kita. Kalau kita perlu sesuatu, bawa dalam
doa. Dan bila kita tidak tahu bagaimana berdoa, Roma 8:26 katakan: “... Roh sendiri berdoa
untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
Haleluyah!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ALLAH YANG MAU DIKENAL
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Ayat Pokok: Kisah Para Rasul 17:22-25
Ada dua hal yang kita dapat lihat dari ayat 23 “Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya,
itulah yang kuberitakan kepada kamu”: 1) Penduduk Atena adalah orang yang sangat kuat (bhs.
Ing: too superstitious = orang yang mempunyai iman-iman tambahan) dalam beribadah. 2) Ada
barang-barang pujaan mereka, yang mereka sembah seperti menyembah Tuhan tetapi
sebenarnya bukan Tuhan, dibawa ke sebuah mezbah, dan di atas mezbah itu ada tertulis
“kepada Allah yang tidak dikenal”. Hal inilah yang membuat Rasul Paulus sangat bertanggung
jawab untuk meluruskan. Ibadah mereka adalah superstition, artinya kepercayaan kepada
sesuatu yang bukan sepenuhnya. Jadi mereka beribadah dan membawa korban tetapi kepada
Allah yang tidak mereka kenal, sehingga mereka beribadah dengan rasa takut.
Rasa takut dan kuatir adalah akibat dari dosa. Ketika Allah membuat Adam dan Hawa,
diberikan segala sesuatu kepada mereka termasuk kemuliaan Allah. Tetapi ketika mereka
melanggar perintah Allah, mereka merasa takut, kemudian pergi melarikan diri, bersembunyi.
Namun Allah tahu dimana mereka berada, karena Allah kita adalah Allah yang tahu segala
sesuatu, Mahatahu. Apapun yang kita lakukan, Dia Mahatahu. Kemudian Allah panggil mereka,
bukan karena Allah tidak tahu keberadaan mereka, melainkan Allah mau memperdengar-kan
suara-Nya supaya Adam yang sudah jatuh dalam dosa tahu bahwa Allah ada. Allah sangat
membenci dosa, tetapi cinta manusia ciptaan-Nya. Allah mau selamatkan dia. Inilah pekerjaan
yang Allah sudah lakukan, dengan ke-Mahatahuan-Nya, Dia tahu bahwa manusia akan jatuh
dalam dosa. Sebab itu 1 Petrus 1:20 katakan “Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, …” untuk
menjadi Penebus manusia yang berdosa. Karena cinta, kita diselamatkan.
Siapakah Allah yang mau dikenal?
1) Tuhan Pencipta langit dan bumi.
2) Tuhan atas (menguasai) langit dan bumi.
3) Tuhan tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia.
Dia berdiam di tempat Dia berkuasa dimana pun juga.
Dalam kitab Nahum dikatakan “Allah tinggal di puting beliung”
4) Tuhan tidak dilayani oleh tangan manusia. Dia tidak kekurangan.
Raja Daud berkata, “Tuhan adalah Gembala ku. Aku tidak kekurangan.”
Hal ini nyata dalam Yohanes 4:31-34 – ketika murid-murid membawakan
makanan, Yesus berkata kepada mereka: “Pada-Ku ada makanan yang
tidak kamu kenal.” “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku ….” Mazmur 50:10-15
“Jika Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punya-Kulah dunia
dan segala isinya.” Sebaliknya Dialah yang melayani.
“Akulah Gembala yang baik. Aku kenal domba-domba-Ku.”
5) Tuhan yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang (Kis.
17:25).
Dalam Ulangan 30:19 Tuhan perhadapkan kepada kita “kehidupan dan kematian”, tetapi
anjuranNya “… Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,
…” Tuhan memberikan nafas hidup kepada manusia yang diciptakannya supaya manusia itu
menjadi makhluk yang hidup (Kejadian 2:7). Yesus setelah mati di kayu salib, dikuburkan, lalu
bangkit kembali. Apakah yang Ia perbuat? Dia datangi murid-muridNya, lalu Dia
menghembuskan nafas kepada mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus” (Yohanes 20:22).
Dalam Yohanes 10:10 Yesus berkata, “… Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup (bhs
Yunani: Zoe = Kehidupan yang bertalian dengan keselamatan kita) dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan.”
Hagai 2:8-10 – Untuk membela umatNya, Tuhan akan menggoncang seluruh dunia. Tetapi Dia
tahu apa yang kita perlukan. Karena itu beribadahlah tanpa ada rasa takut. Jangan ada
superstitious. Percayalah kepada Allah Pencipta langit dan bumi, yang tidak tinggal dalam kuil
buatan tangan manusia. Dia ada dimana-mana. Dia ada bersama kita. Allah Yehovah Yere, Dia
akan pelihara kita. Tuhan Yesus memberkati
=====================================================================
MENCARI UNTUK MENEMUKAN
Ayat Pokok: Kisah Para Rasul 17:26-27
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Melihat penduduk Atena begitu rindu dan antusias beribadah dan menyembah bahkan
mendirikan mezbah untuk Allah yang tidak mereka kenal, rasul Paulus terpanggil untuk
memperkenalkan dan memberitakan tentang Allah yang benar; Allah yang bisa dan berkenan
untuk dikenal!
Dia adalah Allah (1) yang telah menjadikan bumi dan segala isinya; (2) Penguasa langit dan
bumi; (3) yang tidak diam dalam kuil buatan manusia; (4) tidak dilayani manusia; (5) Pemberi
hidup, nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Haleluya!
Untuk Apa?
“Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami
seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas
kediaman mereka” – ayat 26.
Allah menjadikan bangsa-bangsa dan umat manusia dan menempatkan mereka di dunia. Dia
bahkan menetapkan musim dan batas kediaman mereka. Mengapa? Apa tujuan Allah
menempatkan manusia di bumi ini?
Jawabnya ada di ayat berikut: Supaya Manusia Mencari Allah! “supaya mereka mencari Dia
dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-
masing.” Cari Tuhan sedemikian rupa sampai kita bisa menemukan dan seperti menjamah Dia!
Puji Tuhan.
Mengapa & kapan orang mencari Allah dengan sungguh?
Mengapa & Bilamana?
Allah kita adalah Sang Pemberi hidup, nafas dan segala sesuatu kepada manusia. Karenanya,
dalam keadaan aman, tenang, nyaman, tak ada masalah berarti, manusia – tak terkecuali umat
Tuhan – cenderung terlena; tidak merasa ada kebutuhan mendesak untuk mencari Tuhan!
Jika itu yang tengah saudara alami, hati-hati, setiap saat Tuhan bisa membalikkan keadaan,
agar saudara kembali dan mencari Dia!
Ia akan mendatangkan:
1. Bala Kelaparan karena Ia menutup langit agar tidak turun hujan;
dan mengirim belalang untuk memakan habis segala hasil bumi; dan
2. Penyakit Sampar.
“Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana
Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku
melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku” – 2 Tawarikh 7:13.
Kitab Wahyu mencatat tentang malapetaka dahsyat yang akan menimpa manusia, sebelum
Tuhan Yesus datang kembali, yang ditandai dengan pembukaan 7 meterai dan peniupan 7
sangkakala. Di antaranya ialah bala kelaparan dan penyakit sampar.
Wahyu 6:5-8
Meterai ke-3: kuda hitam -> “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar!”
Meterai ke-4: kuda hijau-kuning = kelabu -> 1/4 isi bumi mati oleh pedang, kelaparan, sampar,
dan binatang buas.
Wahyu 8:6-11
Sangkakala ke-1: 1/3 bumi & 1/3 pohon hangus terbakar;
Sangkakala ke-2: 1/3 laut menjadi darah, 1/3 makhluk di laut & kapal binasa;
Sangkakala ke-3: 1/3 air menjadi apsintus = pahit sehingga banyak orang mati karenanya!
Hasil Mencari Tuhan
Hasil dari mencari Tuhan dengan sungguh:
1. Pengampunan dosa & Pemulihan negeri tempat kita tinggal – 2 Tawarikh 7:14
“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan
mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku
akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan
negeri mereka.”
2. Berkat (Minyak & Anggur) – Yesaya 65:8-10
Tandan anggur yang masih ada airnya, tidak akan dimusnahkan, sebab di
dalamnya masih ada berkat. Puji Tuhan!
Apakah yang telah pudar dan hilang dari padamu? Cinta mula-mula? Kesetiaan? Kerajinan?
Semangat untuk melayani? Apakah kelimpahan, kenyamanan dan kenikmatan hidup membuat
saudara terlena?
Jangan tunggu sampai Tuhan memporak-porandakan hidupmu. Segera ambil keputusan untuk
kembali! Tinggalkan segala jalan yang jahat; dosa yang tersembunyi. Cari Allah yang benar
dengan sungguh dan sepenuh hati. Maka saudara dan saya akan menjamah dan menemukan
Dia. Dan Dia akan mengampuni, memulihkan, dan memberkati kita. Haleluya! Tuhan Yesus
memberkati!
…………………………………………………………………………………………………………………………Khotbah Minggu, 6 Oktober 2013
CARI, TEMUKAN & JAMAH
Ayat Pokok: Kisah Para Rasul 17:26-27
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Allah adalah Allah (1) yang menjadikan bumi dan segala isinya; (2) Penguasa langit dan bumi;
(3) yang tidak tinggal dalam kuil buatan manusia; (4) tidak dilayani manusia; (5) Pemberi hidup,
nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Itulah Allah kita! Allah yang sama yang
diperkenalkan Paulus kepada penduduk di Atena. Allah yang mau dan bisa dikenal. Puji
Tuhan!
Ia menjadikan umat manusia mendiami bumi; menentukan musim-musim dan batas kediaman
semua bangsa, dengan satu tujuan: Supaya manusia mencari Allah!
Mengapa?
Mengapa Allah mau agar manusia mencari Dia? Sebab dosa telah menceraikan manusia dari
Allah!
Inilah ungkapan isi hati Tuhan ketika umat yang dipelihara dan diasuhNya berbalik dan
memberontak terhadapNya – Yesaya 1:2-3:
“Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesar-
kan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu
mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya,
tetapi umat-Ku tidak memahaminya."
Ayat-ayat berikut menggambarkan keadaan umat Tuhan saat Ia menghukum mereka – Yesaya
1:4-9! “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” – Efesus
2:1.
Tetapi puji Tuhan, Dia Allah yang penuh kasih. Dia mau menyelamatkan saudara dan saya.
Bahkan sesungguhnya, Ia tidak menghendaki seorangpun binasa.
“Marilah, baiklah kita berperkara! –- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan
menjadi putih seperti bulu domba” – Yesaya 1:18.
Cari, Temukan & Jamah
Tuhan Yesus mengundang setiap saudara dan saya untuk datang dan menerima kelegaan
daripadaNya. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu!” Maukah kita menerima undanganNya?
1. Tomas – Yohanes 20:24-28
Tomas tidak percaya pada kebangkitan Yesus. “Sebelum aku melihat bekas paku pada
tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan
mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Tetapi ketika Yesus datang menemui murid-murid 8 hari kemudian, dan meminta Tomas
menjamahNya, ia pun sontak percaya. Jawabnya, “Ya Tuhanku dan Allahku!”
2. Murid-murid – Lukas 24:36-40
Saat tiba-tiba Yesus berdiri di tengah-tengah mereka, Alkitab mencatat, murid-murid
terkejut, takut dan menyangka mereka melihat hantu! Tetapi Yesus berkata,
“Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah,
karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Tuhan mau kita mencari, agar menemukan, bahkan menjamahNya. Dia adalah satu-satunya
Juruselamat dan Jawaban atas segala persoalan kita!
Mari cari selagi Ia masih bisa ditemui, dan jamah Dia dengan iman! Percayalah, dan saudara
akan selamat! Tuhan Yesus memberkati saudara
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Khotbah Minggu, 13 Oktober 2013
MENEMUKAN ALLAH
Ayat Pokok: Kisah Para Rasul 17:26-27
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Tujuan Allah memberi nafas, kehidupan dan segala sesuatu kepada manusia adalah, supaya
manusia (1) Mencari; (2) Menjamah; dan (3) Menemukan Allah.
“Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun
Ia tidak jauh dari kita masing-masing.”
Mencari
Kita telah melihat bagaimana Tuhan bisa membalikkan keadaan dan mendatangkan bala
kelaparan dan penyakit sampar – 2 Tawarikh 7:13. Untuk apa? Supaya umatNya kembali dan
mencari Dia!
Mencari Allah dengan sepenuh hati menghasilkan:
1. Pengampunan Dosa – 2 Tawarikh 7:14; dan
2. Berkat, yaitu Minyak dan Anggur - Yesaya 65:8-10
Ketika meterai ketiga dibuka dan kuda hitam dilepaskan, bala kelaparan dahsyat menimpa seisi
dunia. “Secupak gandum sedinar harganya, dan tiga cupak jelai sedinar.” Tetapi ada jaminan
Tuhan bagi saudara dan saya: minyak dan anggur tidak akan dirusakkan – Wahyu 6:5-6!
Haleluya!
Menjamah
Barangsiapa mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, ia bisa menjamah Dia, supaya:
1. Percaya – Dari tidak percaya menjadi percaya.
Contoh:
- Tomas - Yohanes 20:24-28;
- Murid-Murid – Lukas 24:36-40
2. Mengalami Mujizat – Lukas 8:43-47
Meski belum pernah bertemu atau mendengar Tuhan Yesus mengajar, perempuan
yang sakit pendarahan selama 12 tahun, telah percaya. Ia menjadi percaya
setelah mendengar kesaksian orang tentang Yesus. Dan saat ia menjamah ujung
jubah Yesus, seketika itu juga ia menerima mujizat kesembuhan!
Tuhan Yesus berkata, “Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada
kuasa keluar dari diri-Ku.”
Menemukan
Allah menghendaki manusia mencari dan menemukan Dia, sebab Ia ada tidak jauh dari
manusia.
Mazmur 19:2-7 mencatat bukti keberadaanNya yang amat dekat dengan manusia. “Langit
menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;... Dari
ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari
panas sinarnya.” Puji Tuhan.
Manusia bahkan tak dapat melarikan diri dari hadapanNya, sebab Dia ada dimana-mana! Tak
ada tempat bagi seorangpun untuk bersembunyi dari hadirat Tuhan – Mazmur 139:7-12.
Iman & Segenap Hati
Untuk bisa menemukan Allah, kita harus mencariNya dengan iman dan dengan sungguh-
sungguh!
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling
kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang
yang sungguh-sungguh mencari Dia” – Ibrani 11:6.
Untuk bisa menemukan Allah, dan layak bagiNya, kita harus mengasihi Dia secara total;
mengasihi Dia lebih dari mengasihi orangtua, suami/isteri, anak! Perpecahan dan hilangnya
damai bisa terjadi dalam rumah tangga jika kita tidak mengasihi Allah lebih dari
siapapun/apapun.
“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak
bagi-Ku...” – Matius 10:37-39.
Cari Dia dengan iman dan dengan segenap hati – begitu rupa sehingga kita bisa mengasihi Dia
di atas segala-galanya. Maka saudara dan saya akan menemukan Dia, dan berlayak di
hadapanNya. Tuhan Yesus memberkati saudara!
…………………………………………………………………………………………………………
Lukas 2: 8-10
Apa arti Juruselamat ? Apa pengerian luas dari kata " Juruselamat" ?
7 arti tentang Juruselamat:
1. Juruselamat = pembawa kelepasan ( Lukas 1; 67-68)
2. Juruselamat= orang yang membebaskan dari hukuman ( Lukas 2;13-20)
3. Juruselamat = raja - orang yang memimpin / orang berkuasadan memerintah atas
segala yang ada ( Matius 2;1-2)
4. Juruselamat= pembawa keselamatan ( Lukas 2: 25-33)
5. Juruselamat = orang yang membawa kegirangan ( Lukas 1;41)
6. Juruselamat = pembawa kebahagian dan kemurahan ( Lukas 1:48-54)
7. Juruselamat = penebus/ orang yang melunasi / lunas dibayar ( Lukas 2:38)
……………………………………………………………...
DIAM DALAM RUMAH TUHAN
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini; diam di rumah TUHAN seumur
hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.Ada banyak hal yang bisa
kita minta, tetapi di atas segala-galanya yang kita minta dan rindukan adalah berdiam (tinggal)
di dalam rumah Tuhan untuk menyaksikan (= melihat, merasakan) kemurahan (bhs Ibrani
“kemanisan”) Tuhan. Dalam 1 Tim 3:14-16 yang paling utama ingin dikemukakan Paulus adalah
bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah yakni jemaat dari Allah yang hidup. Kitab
Wahyu katakan bahwa Tuhan berjalan di antara kaki-kaki dian. Tiap kaki dian berbicara tentang
satu jemaat. Jemaat adalah kumpulan orang-orang yang percaya (Ekklesia), jemaat lokal.
“.... itulah yang kuingini”
Bhs Ing: the one I seek after = mencari sampai mendapat. Roma 8 – Roh Kudus mengajar kita
bagaimana harus berdoa. Berdoa harus benar-benar keluar dari dalam hati seperti doa Daud
tersebut di atas. Imannya seringkali digoda oleh musuh yang ingin menghancurkannya tetapi
Daud tidak kuatir karena “... mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh” (Mazmur 27:2).
Mengapa bisa terjadi demikian? Karena Daud yakin “... TUHAN adalah terangku dan
keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap
siapakah aku harus gemetar” (ay 1).
Ada banyak hal yang dapat menakutkan kita sebagai manusia
Adam dan Hawa merasa malu dan takut setelah berbuat dosa. Setelah itu timbul macam-
macam ketakutan dalam hati manusia. Ada banyak hal yang dapat menakutkan kita sebagai
manusia. Takut ada musuh mau menyerang kita, takut akan masa depan, takut soal makan-
minum-pakai. Keperluan manusia banyak, seharusnya menjadi suatu hal yang menyenangkan
bila kita datang kepada Tuhan, menjalankan serta ingat kepada perintah Tuhan, maka apapun
yang kamu perlu, mintalah dalam nama-Ku, maka itu akan diberikan kepadamu.
Murtad
Pada akhir jaman banyak orang akan murtad. Surat Tesalonika berkata bahwa Kristus tidak
akan datang kembali sebelum: 1) datangnya murtad, 2) datangnya Anti Kristus. Mereka yang
akan murtad adalah orang-orang yang telah penuh dengan Roh Kudus. Mengapa? Karena
mereka tidak tahu bagaimana harus berdoa dan mana yang lebih penting daripada yang lain-
lain. Yang lebih penting yang harus mereka doakan yaitu 1) untuk berdiam dalam rumah Tuhan.
2) untuk menyaksikan kemurahan Tuhan.
Anti Kristus
Adalah seorang manusia yang penuh dengan roh setan. Menurut Wahyu 8 Anti Kristus adalah
bintang yang jatuh dari langit; sama seperti Lusifer, yang menurut Yeh 28 adalah malaikat yang
paling hebat, kemuliaannya luar biasa, yang tempat berdirinya dekat sekali dengan tahta Allah.
Sejak dia diciptakan tidak ada noda dan kesalahan. Dia sempurna. Tetapi Yes 14 katakan dia
dicampakkan ke bumi karena kesalahannya. Dialah yang menjadi setan. Demikian pula Anti
Kristus akan datang. “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya” (2 Tim 3:5).
Kemenangan Daud
Dia tidak takut apapun. Musuh-musuhnya kalah. Dia dapat berbangga dengan kemenangan.
Dalam pertempuran melawan orang Filistin, Daud dan orang-orangnya menewaskan Goliat dan
orang-orang Gat (2 Sam 21:19-22). Kisah ini mengingatkan kita pada kisah Iblis mencobai
Yesus (Mat 4, Luk 4) yang berakhir dengan kemenangan Yesus. Namun puncak kebanggaan
Daud adalah berdiam dalam rumah Tuhan, menyaksikan kemurahan Tuhan.
Bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, jemaat dari Allah yang hidup?
2 Timotius 3:1-5 – datang di kebaktian tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatan
dari ibadah itu. Tetapi percayalah pada suatu waktu Tuhan akan memulihkan. Anak-anak yang
memberontak akan kembali kepada orangtuanya.
Elia berdoa minta kirim api supaya orang tahu di Israel ada Allah yang hidup.
Dia yang sudah menang akan memberikan kemenangan kepada kita. Haleluyah!
……………………………………………………………
WHAT AM I?
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Manusia memiliki banyak keinginan, namun raja Daud hanya memiliki satu keinginan: diam
dalam rumah Tuhan seumur hidupnya! Untuk apa? Untuk menyaksikan kemurahan Tuhan dan
menikmati baitNya! Mengapa hanya satu itu kerinduan raja Daud? Alasannya dituangkannya
dalam ayat 1-3. “Allah adalah terangku, keselamatanku, benteng hidupku”, demikian tulisnya.
Who am I? Yang dimaksud ‘aku’ disini adalah penulis mazmur, yaitu raja Daud. Ia mewakili
manusia pada umumnya. Lalu apakah manusia itu?
What Am I?
Apakah definisi manusia? “...ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup.” – Kejadian 2:4-7.
Manusia adalah satu bentukan yang dibuat Allah dari debu tanah. Lalu benda mati itu diberi
nafas hidup sehingga ia menjadi makhluk hidup! Manusia bentukan Allah itu dibuat serupa
menurut gambar dan rupa Allah sendiri – Kejadian 1:26.
Jadi, manusia terdiri dari dua bahan baku utama:
1. Debu tanah -> duniawi; dan
2. Nafas Allah -> rohani
Maka kelak saat tiba di penghujung perjalanan di bumi ini, yang duniawi/jasmani akan kembali
kepada dunia: debu kembali menjadi debu. Sementara yang rohani – jika kita adalah orang
percaya – roh kita akan kembali kepada Allah. Puji Tuhan!
Keselamatan yang Tuhan tawarkan adalah keselamatan utuh, mencakup roh, jiwa, dan tubuh;
tetapi dikerjakan secara bertahap. Surat 2 Korintus 1:10 terjemahan bahasa Inggris mencatat
demikian: Allah telah menyelamatkan (roh), sekarang terus menyelamatkan (jiwa), dan masih
akan menyelamatkan (tubuh) kita kelak! “God... who delivered us from so great a death, and
does deliver us; in whom we trust that He will still deliver us.” Haleluya!
Kelahiran Manusia
Kelahiran setiap manusia ke dunia telah direncanakan dengan matang oleh Allah – jauh
sebelum seorang bayi dilahirkan. Haleluya! Kelahiran seorang manusia dilukiskan pemazmur
sebagai satu kejadian yang dahsyat dan ajaib!
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku..
kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat... Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-
Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi
yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya
tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. ” – Mazmur 139:13-
16.
Manusia = Tubuh + Roh
Jadi manusia terdiri dari dua bagian: jasmani & rohani; tubuh & roh:
1) Matius 10:28
Manusia bisa membunuh tubuh jasmani, tapi ia tak bisa membunuh roh
yang berasal dari Tuhan. Tetapi Allah Sang Pencipta sanggup membunuh
baik tubuh jasmani maupun roh/jiwa dan menghukumnya di dalam neraka
untuk selama-lamanya!
2) 1 Korintus 5:1-5
Dosa percabulan yang teramat keji terjadi di dalam jemaat di Korintus.
Dosa yang demikian jahat “seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup
dengan isteri ayahnya.” Dan hukuman yang pantas dijatuhkan terhadap
pelaku kejahatan ini, menurut rasul Paulus ialah ia harus diserahkan
“dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar
rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.”
Seperti raja Daud, saudara dan saya adalah manusia, bentukan tangan Allah yang terdiri dari
campuran debu tanah & Roh Allah! Keinginan raja Daud hanya satu: diam dalam rumah Tuhan
seumur hidupnya. Bagaimana dengan saudara? Apa keinginan saudara?
Firman Tuhan mendorong saudara dan saya untuk tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan
ibadah – Ibrani 10:25, sebab justru dalam persekutuan dengan sesama anak Tuhan, ke sanalah
Allah memerintahkan berkatNya – Mazmur 133. Haleluya! Tuhan Yesus memberkati saudara!
……………………………………………………………………….
“KEPADA SIAPAKAH AKU HARUS TAKUT?”
Ayat Pokok: Mazmur 27:4 – Bagian 2
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Mazmur ini ditulis oleh raja Daud, bungsu dari 8 bersaudara laki-laki, yang biasa
menggembalakan kambing domba milik ayahnya di padang gurun. Seorang dengan profesi
yang dianggap remeh, justru dipilih Allah dan diurapi untuk menjadi raja bangsa Israel – 1
Samuel 16:1-13.
Takut
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, takut adalah satu “perasaan gentar/ngeri
menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana.”
Rasa takut sudah ada sejak manusia pertama jatuh dalam dosa. Dosa membuat manusia
pertama takut lalu bersembunyi dari hadapan Tuhan – Kejadian 3:6-8. Sejak itu, rasa takut
senantiasa menghantui dan menjadi bagian hidup manusia.
Satu-satunya jalan keluar agar terlepas dari rasa takut akibat dosa ialah 1 Yohanes 1:9 –“Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.” Haleluya!
TUHAN: Terang, Keselamatan & Benteng Hidup
“TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN
adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?”
Ada banyak hal yang membuat manusia takut. Namun, bertolak belakang dari kebanyakan
orang, meski kerap diremehkan karena usia yang masih belia dan “cuma” seorang gembala
kawanan ternak, Daud terkenal pemberani. Ia pernah melumpuhkan singa dan beruang yang
mengincar ternaknya. Saat tak seorangpun berani maju menjawab tantangan Goliat, Daud
tampil bahkan mengalahkan raksasa Goliat di dalam nama Tuhan semesta alam.
Ia mengalahkan banyak musuh! “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-
laksa.” Daud seolah tak mengenal merasa takut atau gentar. Bahkan saat berjalan dalam
lembah kekelaman; lembah bayang-bayang maut, “aku tidak takut bahaya.” Puji Tuhan! “...
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam
dalam rumah TUHAN sepanjang masa”, lanjutnya – Mazmur 23.
Dalam Lindungan Tuhan
Allah adalah satu-satunya tempat perlindungan yang aman dan sempurna dari berbagai macam
malapetaka, ancaman, bencana. Mazmur 91 menguraikan jaminan Allah bagi mereka yang
diam dalam lindunganNya; yang hatinya melekat kepadaNya! Haleluya!
Kalau di jaman raja Daud orang mengandalkan kereta dan kuda, sekarang ini banyak orang
mengandalkan kekuatan, kuasa, kedudukan, kekayaan, kepandaian dan hikmat diri sendiri.
Alkitab mencatat, mereka semua akan rebah dan jatuh. Namun kita bangun berdiri dan tetap
tegak. Mengapa? Sebab seperti Daud, saudara dan saya hanya mau bermegah dalam nama
Tuhan, Allah kita! “Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang
yang diurapi-Nya...” – Mazmur 20:7-10. Puji Tuhan!
Untuk membalas segala kebajikan Tuhan kepadanya, raja Daud hendak:
1. Mengangkat piala keselamatan;
2. Menyerukan nama TUHAN; dan
3. Membayar nazar
Mazmur 116:12-14. Bagaimana dengan saudara?
Peperangan apa yang tengah saudara hadapi hari ini? Adakah goliat-goliat yang menantang
dan sesumbar akan menghancurkan dan melumatkan saudara? Jadikan Tuhan semesta alam
sebagai Terang, Keselamatan dan Benteng hidupmu, niscaya saudara tidak akan takut ataupun
gemetar menghadapi siapa dan apapun juga. Karena di dalam Tuhan, saudara dan saya lebih
dari pemenang. Amin. Tuhan Yesus memberkati saudara!
…………………………………………………………..
Khotbah Minggu, 19 Januari 2014
TETAP PERCAYA
Ayat Pokok: Mazmur 27:1-3
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Raja Daud mencatat saat-saat dimana ia terpojok: musuh mengepung dari segala penjuru –
sama seperti banjir yang mengepung sebagian besar penduduk ibukota dan sejumlah daerah
lainnya beberapa minggu terakhir ini. Tetapi puji Tuhan, meski musuh dan lawan mengepung,
menyerang, memerangi dia, raja Daud tetap percaya(Bahasa Inggris: “I will be confident”).
Haleluya!
Ancaman
Raja Daud tetap percaya meski musuh dan lawan mengepungnya. Banjir, atau berbagai
kesulitan lain mungkin tengah mengepung saudara saat ini. Namun selama masih ada iman, di
dalam Tuhan selalu masih ada jalan keluar. Tuhan akan meluputkan saudara dan saya,
asalkan kita tetap percaya.
Melalui penglihatan di pulau Patmos, Allah menunjukkan kepada Yohanes tentang ancaman
dan kesukaran dahsyat yang akan terjadi, saat Anak Domba Allah, yakni Yesus mulai membuka
gulungan kitab yang dimeterai dengan tujuh meterai.
Dalam Wahyu 6 kita membaca enam dari tujuh perkara dahsyat yang akan menimpa umat
manusia di akhir zaman:
Meterai Pertama: Kuda Putih (ayat 1-2)
Penunggang kuda putih, bermahkota adalah Tuhan Yesus. Ia maju sebagai pemenang untuk
merebut kemenangan. KebangkitanNya 2000 tahun lalu membuktikan kemenanganNya atas
maut. Ia akan terus menang untuk merebut kemenangan terakhir atas Iblis kelak.
Meterai Kedua: Kuda Merah Padam (ayat 3-4)
Penunggang kuda merah padam diberi kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari bumi;
manusia saling membunuh -> Perang Dunia ke-1 & 2.
Meterai Ketiga: Kuda Hitam (ayat 5-6)
Penunggangnya memegang timbangan -> bicara tentang kematian akibat bala kelaparan hebat
yang akan melanda dunia.
Meterai Keempat: Kuda Hijau-Kuning (“Pale” = pucat) (ayat 7-8)
Penunggangnya bernama Maut; ia diberi kuasa untuk membunuh ¼ penduduk bumi ->
kematian akibat perang, kelaparan, penyakit, dan lain-lain.
Meterai Kelima (ayat 9-11)
Jiwa-jiwa yang telah dibunuh oleh karena Firman & kesaksian mereka menuntut pembalasan.
Namun kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga
genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka yang akan dibunuh, sama
seperti mereka.
Surat kabar The Jakarta Post baru-baru ini mengutip laporan terbaru yang dikeluarkan Pusat
Riset Pew yang berbasis di kota Washington. Hasil jajak pendapat tahun 2012 menyebutkan,
kecuali di Amerika Serikat, kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok keagamaan
mencapai rekor tertinggi baru di seluruh dunia.
Penganiayaan dan pembunuhan terhadap orang percaya sudah terjadi dan masih akan terus
terjadi dan mencapai puncaknya: sampai genap jumlahnya.
Meterai Keenam (ayat 12-17)
Gempa bumi dahsyat; matahari menjadi hitam; bulan menjadi merah seperti darah; bintang-
bintang berguguran; gunung & pulau bergeser. Kengerian dan kedahsyatan begitu hebat,
sehingga semua orang yang masih hidup pada waktu itu akan memohon kepada gunung dan
batu karang, “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di
atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.”
“Aku Tetap Percaya”
Di tengah himpitan dan kepungan musuh yang bermufakat untuk mencabut nyawanya,
sedikitpun Daud tak gentar – Mazmur 31:13-19. Katanya, “Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya,
ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!..." Puji Tuhan! Bagaimana dengan saudara?
Masihkah ada iman? Masihkah tetap percaya kepadaNya?
Yeremia 17:7-8 berkata, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh
harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan
akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang
daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.”
Haleluya! Tuhan Yesus memberkati saudara!
……………………………………………
SATU HAL TELAH KUMINTA,ITULAH YANG KUINGINI
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Setelah menyaksikan dan mengalami sendiri begitu banyak pertolongan Tuhan atas berbagai
ancaman dalam hidupnya, raja Daud hanya meminta satu hal. Satu permintaan yang menjadi
keinginannya: “diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan
menikmati bait-Nya.” Haleluya!
Ingin – Minta
Permintaan mencerminkan keinginan hati. Orang meminta apa yang diinginkan/dirindukannya.
Jika tidak memiliki keinginan, orang tidak akan meminta.
Diam dalam rumah Tuhan seumur hidupnya adalah satu permintaan raja Daud kepada Tuhan.
Itulah yang diinginkannya. Dengan kata lain, sebelum meminta, terlebih dulu timbul keinginan.
Tuhan akan memberikan keinginan kita, jika kita bergembira karena Dia meski tengah
menghadapi pencobaan, ancaman, peperangan, seperti yang dialami Daud.
Mazmur 37:4 – “dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa
yang diinginkan hatimu.” Haleluya!
Dalam Rumah Tuhan
Salah satu tujuan utama orang beribadah dalam rumah Tuhan adalah: mendengarkan
FirmanNya; Menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang menginginkan air susu (=Firman Tuhan)
murni agar bertumbuh dan beroleh keselamatan – 1 Petrus 2:2.
Dalam Markus 4:3-20 Tuhan Yesus bicara tentang empat macam tanah (= hati manusia) yang
ditaburi benih (= Firman Tuhan):
1. Tanah Di Pinggir Jalan: mendengar Firman, namun Iblis datang
dan mengambil semua Firman;
2. Tanah Berbatu: mendengar dan menerima Firman, tetapi tidak berakar.
Mereka akan segera murtad ketika mengalami penindasan dan
penganiayaan karena Firman;
3. Tanah Di Tengah Semak Duri: mendengar Firman, namun kekuatiran dunia,
tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan dunia menghimpit Firman
sehingga tidak berbuah;
4. Tanah Yang Baik: mendengar dan menyambut Firman, lalu berbuah lebat.
Keinginan
Ada keinginan yang baik, ada pula yang tidak baik. Galatia 5:16-25 memuat daftar keinginan
daging yang sangat bertolak belakang dengan keinginan Roh!
Pemintaan merupakan cermin keinginan hati. Permintaan raja Daud: diam dalam rumah Tuhan
seumur hidupnya. Deklarasi Yosua di hadapan seluruh bangsa Israel: “Tetapi aku dan seisi
rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” Apakah permintaan saudara kepada Tuhan?
Tuhan Yesus memberkati saudara!
…………………………………………………
SATU HAL TELAH KUMINTA...
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Permintaan adalah cermin keinginan hati. Raja Daud mengajukan satu
permintaan/permohonan yang merupakan keinginan/kerinduan hatinya: “diam di rumah TUHAN
seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.”
Meminta
Dari sekian banyak keinginan, raja Daud hanya meminta satu hal. Saat meminta, berdoa,
setiap orang berharap Tuhan mengabulkan permintaan/doanya. Apa kiat agar Tuhan
mengabulkan permohonan doa kita?
1. Mazmur 28:1-2 – Berseru Kepada Tuhan
Berseru = berteriak -> lebih kuat dari sekedar meminta!
Ada waktu untuk berdoa dalam diam, seperti Hana yang berdoa
dalam hati dengan begitu sungguh-sungguh, sehingga cuma bibirnya
yang bergerak, sementara suaranya tidak kedengaran – 1 Samuel 1:12-13.
Ada pula waktunya untuk berdoa sambil berseru.
Dalam kesesakan, Daud berseru, berteriak minta tolong, sambil
mengangkat tangan. Ia sangat berharap Tuhan menjawab doanya!
2. Yeremia 29:12-13 – Berdoa Dengan Segenap Hati
Tuhan memastikan, Ia akan mendengarkan dan menemui saudara dan saya
jika kita berdoa, berseru, dan mencari Dia dengan sungguh,
dengan segenap hati!
3. Daniel 9:3 – Berdoa & Berpuasa
Daniel berdoa, bermohon sambil berpuasa. Berpuasa = tidak makan dan
tidak minum = menyangkal diri = menekan keinginan daging.
4. Mazmur 5:8 – Berdoa Sambil Sujud Menyembah
Kasih setia Tuhan yang begitu besar mendorong Daud untuk
sujud (= berlutut) menyembah Allah!
Dari 10 orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus, hanya seorang yang
kembali, sujud menyembah dan mengucap syukur kepadaNya – Lukas 17:11-16.
5. Mazmur 61:5-6 – Berdoa Sambil Bernazar
Bernazar = berjanji. Hana berdoa dan bernazar – 1 Samuel 1:10-11.
Dan ia menepati nazarnya – ayat 22-28! Berdoa sambil bernazar boleh,
tetapi ingat, nazar harus ditepati! Lebih baik tidak bernazar, daripada
bernazar tetapi tidak menepatinya – Pengkhotbah 5:1-4.
Haleluya!
Berdoa
Di tengah kehancuran umat manusia di hari-hari akhir menjelang kedatangan Tuhan kedua kali,
saudara dan saya sangat perlu meningkatkan kehidupan doa! Salah satu yang perlu kita
doakan ialah bangsa dan negara!
Setelah Salomo menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan, Tuhan berfirman
kepadanya:“Telah Kudengar doamu... Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan,
dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku
melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku yang atasnya nama-Ku disebut,
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat,
maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri
mereka...” – 2 Tawarikh 7:11-16. Haleluya!
Banyak perkara heran akan terjadi ketika kita bersatu hati untuk berdoa dan berseru kepada
Tuhan, termasuk berdoa bagi pemulihan bangsa dan negara kita!
Raja Daud hanya meminta satu hal: diam dalam rumah Tuhan seumur hidupnya. Ia
bersukacita ketika orang mengajaknya pergi ke rumah Tuhan – Mazmur 122:1.
Untuk apa ke rumah Tuhan? Untuk menyaksikan segala kemurahan Tuhan dan menikmati
baitNya! Untuk berdoa, berseru-seru kepadaNya! Untuk memuji dan menyembah Dia!
Haleluya!
Surat 2 Timotius 3:1-9 berisi peringatan tentang keadaan manusia di akhir zaman. Antara lain:
“Secara lahiriah menjalankan ibadah, tetapi pada hakekatnya memungkiri kekuatannya...”
Kiranya tak seorangpun di antara kita termasuk dalam bilangan orang yang memungkiri
kekuatan ibadah!
Mari, perbaiki mezbah doa; tingkatkan kehidupan doa. Dan Tuhan akan memulihkan keadaan
saudara dan saya, serta negeri kita! Tuhan Yesus memberkati!
………………………………………………………………………………………………………..
Khotbah Minggu, 23 Februari 2014
IKUTLAH YESUS
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Alkitab berkata, “Satu hal telah ku minta kepada TUHAN, itulah yang ku ingini (bhs. Ing: “That is
what I seek after” = itulah yang kucari -> cari sampai dapat -> ada suatu keinginan yang sangat
keras untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan); diam di rumah TUHAN seumur hidupku,
menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.”
Mazmur 122 berkata: “Aku bersukacita ketika orang berkata marilah kita pergi ke rumah
Tuhan.” Apakah yang kita buat di rumah Tuhan? Ketemu dengan yang punya rumah yaitu
Tuhan. Untuk apa? Untuk mendapatkan sesuatu. Itulah keuntungan diam di rumah Tuhan.
Daud pada waktu dipanggil menjadi raja adalah seorang gembala kambing domba. Sebelum
dilantik dia diuji terlebih dulu, harus melawan Goliat, dan dia menang. Kemudian dia menjadi
seorang ahli perang. Dalam setiap peperangan dia tidak pernah gentar sekalipun sudah
dikepung oleh musuh. “Kepada siapakah aku harus takut dan gemetar? Tuhan adalah
keselamatanku dan benteng pertahananku.....” Dia adalah seorang penyanyi, pemain musik,
panglima perang, seorang nabi -> serba bisa, banyak kemampuan karena Tuhan yang pilih dan
angkat dia. Dia adalah seorang yang penuh dengan Roh, namun ada waktunya dia merasa
kekeringan, dan berkata, “Jangan ambil Roh-Mu dari padaku,” demikian permohonannya
kepada Tuhan. Dia menyadari tanpa Roh Tuhan dia bukan siapa-siapa. Satu hal lagi yang dia
minta kepada Tuhan yaitu diam dalam rumah Tuhan (Maz. 27:4).
Awalnya tugas Daud sangat sederhana yaitu menggembalakan kambing domba milik
orangtuanya. Pekerjaan yang paling hina pada waktu itu. Tapi itulah yang dipilih Allah. Ketika
berhadapan dengan Goliat dan Goliat mempertanyakan senjatanya, Daud berkata, “Kau datang
dengan senjata, tapi aku datang dengan nama Tuhan.” Mazmur 138:2 “Allah membuat
namaNya dan firmanNya melebihi segala sesuatu.” Daud sangat meyakini hal ini. Kisah Rasul
4: 12 katakan “.... sebab di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” 2 Samuel 7:29 menunjukkan bagaimana Daud
berdoa agar mendapat berkat “Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga
hambamu ini.” Di sini Daud menyebut dirinya hamba meskipun dia seorang raja. Dalam Roma
12 dikatakan pemerintah-pemerintah pun adalah hamba-hamba Allah yang melakukan perintah
Allah. “.... supaya tetap ada di hadapanMu untuk selama-lamanya” – artinya setiap hari. Tuhan
memberkati Daud sekeluarga. Tuhan mau sekeluarga makan semeja bersama-sama, artinya
orangtua dan anak-anak makan makanan rohani yang sama (Mazmur 128).
Berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada Daud:
1. Kuasa memberikan pertolongan pada waktu musuh datang
Maz. 3:1-9 – Absalom anak Daud memberontak melawannya sehingga Daud melarikan diri dari
rumah. “Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku!” (ayat 2), tetapi Engkau, TUHAN, adalah
perisai yang melindungi aku, ...” (ayat 3) dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya (= tempat
kediaman) yang kudus” (ayat 4).
2. Kuasa memberikan jawaban yang tepat “bagaimana kita bisa selamat”
Maz. 24:3-5 – “Siapakah yang boleh (= diijinkan) naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang
boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus (artinya sudah masuk ke dalam tapi masih perlu ijin
lagi)? Yesus berkata, “Jika seorang tidak dilahirkan kembali (artinya berubah) tidak dapat
melihat kerajaan Allah” (Yohanes 3).1 Pet. 1:18 – “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus
.... bukan dengan barang yang fana, .... melainkan dengan darah anak domba ....” Pada jaman
dulu kekayaan seringkali diukur dengan berapa banyak mas dan perak yang kita punya. Tetapi
Alkitab berkata “Mas dan perak tidak dapat menyelamatkan kita.” “Orang yang bersih
tangannya (= perbuatan) dan murni hatinya (= pikiran). Kej. 6:5 – Tuhan melihat kecenderungan
hati manusia pada jaman Nuh selalu membuahkan kejahatan. Oleh karena itu Tuhan menyesal
telah menjadikan manusia di bumi, sehingga Ia berniat menghapuskan manusia yang telah
diciptakanNya (6-7). Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan (ay. 8).
3. Ikutlah Yesus
Amsal 10:22 “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, ...” Efesus 2:5 – kalau kita sudah sampai
di sorga, untuk masa yang akan datang yang tidak ada habis-habisnya, Tuhan masih mau
menyatakan kekayaan kasih karunia, kemurahan dan kebaikanNya. Berkat Tuhan tidak ada
batasnya. Markus 10:17 – “Apa yang harus ku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Efesus 2:8 – “Kita diselamatkan oleh karena anugerah Tuhan.” Jadi bukan karena perbuatan.
Lalu Yesus memandang pemuda itu dengan kasih dan berkata, “Pergilah, juallah apa yang kau
miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka Engkau akan beroleh harta di sorga,
kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” (ay. 21). Tuhan Yesus memberkati.
,..........................................
Khotbah Minggu, 2 Maret 2014
CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH
Ayat Pokok: Matius 6:25-34
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur
hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Dari sekian banyak
keinginan, yang menjadi prioritas utama raja Daud adalah: diam dalam rumah Tuhan seumur
hidupnya! “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain...” -
Mazmur 84:10. Haleluya!
Kebutuhan Utama
Prioritas utama manusia pada umumnya bertolak belakang dari prioritas hidup raja Daud.
Makan – Minum – Pakai memang merupakan kebutuhan dasar dan utama umat manusia.
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan ketiga perkara itu. Namun, jangan lupa, ada hal
yang jauh lebih penting dari ketiga perkara itu.
Tuhan Yesus berkata, “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan
atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?... Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta
saja pada jalan hidupnya?...”
Carilah Dahulu Kerajaan Allah
Kekuatiran akan perkara-perkara jasmani sama sekali tidak berguna dan takkan mengubah
keadaan. Lalu apa jalan keluarnya? Sebagai orang percaya, apa yang harus kita lakukan?
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.”
Haleluya! Kuncinya hanya satu: Cari dulu Kerajaan Allah dan segala kebenarannya! Jangan
cari perkara-perkara jasmani – seperti yang dicari dan diutamakan orang dunia! Maka Tuhan
akan memenuhi segala keperluan saudara dan saya. Puji Tuhan!
Kerajaan Allah
Apa isi Kerajaan Allah? Roma 14:17 mencatat, Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, melainkan:
1. Kebenaran;
2. Damai Sejahtera; dan
3. Sukacita oleh Roh Kudus.
Kebenaran
Firman Allah adalah Kebenaran! Dan di akhir zaman, segala bangsa dan suku bangsa akan
berduyun-duyun datang ke gunung Tuhan untuk mendapatkan pengajaran tentang segala jalan
Tuhan - Yesaya 2:2-4. Puji Tuhan!
Damai Sejahtera
Saat Yesus, Sang Raja Damai datang kembali kelak, Kitab Yesaya 11:6-9 menggambarkan apa
makna damai sejahtera yang sesungguhnya! “Serigala akan tinggal bersama domba dan
macan tutul akan berbaring di samping kambing... Tidak ada yang akan berbuat jahat atau
yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan
pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.”
Sukacita
Salah satu yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami adalah untuk kita saling
mengampuni, agar Bapa di surga juga mengampuni segala kesalahan kita – Matius 6:12.
Amin!
Apa prioritas utama dalam hidupmu? Perkara-perkara rohanikah? Atau jasmani? Orang kaya
yang berlari-lari mendapatkan Yesus, sangat ingin memperoleh hidup yang kekal. Ia telah
melakukan segala perintah Tuhan sejak masa mudanya! Satu langkah lagi, dan ia akan
mendapatkan apa yang dirindukannya. Namun sayang, ia gagal! Tuhan memintanya untuk
menjual seluruh hartanya dan mengikut Dia. Alkitab mencatat, “mendengar perkataan itu ia
menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih” - Markus 10:17-22.
Mengikut Yesus adalah hal yang paling utama. Itulah yang harus menjadi prioritas utama hidup
setiap saudara dan saya.
Carilah dahulu Kerajaan Allah. Jadikan Yesus satu-satunya prioritas utama dalam hidupmu.
Sekali Yesus, Tetap Yesus. Maka saudara tak lagi perlu kuatir akan apapun jua dalam hidup
ini!
Puji Tuhan! Tuhan Yesus memberkati saudara dengan limpah!
............,...........
Khotbah Minggu, 16 Maret 2014
JANGAN KUATIR
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Ayat Pokok: Mazmur 27:1-4
Setelah mengalami sendiri begitu banyak kemurahan, pertolongan dan perlindungan Tuhan
sejak masa mudanya, raja Daud sampai pada satu kesimpulan. Dan itulah yang menjadi satu
keinginan yang dimintanya dari Tuhan: Diam Dalam Rumah Tuhan Seumur Hidupnya! Itulah
yang menjadi satu-satunya prioritas hidup raja Daud.
Tulisnya dalam Mazmur 122:1 – “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita
pergi ke rumah TUHAN.” Di bagian lain, pemazmur berkata, “Sebab lebih baik satu hari di
pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah
Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik” – Mazmur 84:10. Haleluya!
Bala Kelaparan
Dalam suatu penglihatan di Pulau Patmos, kepada Yohanes diperlihatkan apa yang akan terjadi
di akhir zaman. Dalam Wahyu 6, kita membaca Anak Domba, yaitu Tuhan Yesus membuka
meterai-meterai yang menutup rapat sebuah gulungan kitab.
Ketika meterai ketiga dibuka, keluarlah kuda warna hitam dengan penunggang yang tangannya
memegang sebuah timbangan. Kuda hitam merepresentasikan kematian akibat bala kelaparan
hebat yang akan melanda dunia. Secupak gandum, dan tiga cupak jelai masing-masing
sedinar harganya! Namun puji Tuhan, anggur dan minyak, tidak akan dirusakkan!
Di hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan kembali, bala kelaparan dahsyat akan
melanda umat manusia di seluruh dunia, termasuk orang-orang percaya! Tetapi perhatikan
apa yang Tuhan sanggup kerjakan bagi mereka yang percaya dan berharap kepadaNya.
Saat Tuhan menetapkan kekeringan dan bala kelaparan terjadi di suatu daerah, hamba
Tuhan/orang percaya yang tinggal di sana akan mengalami hal yang sama! Bedanya: Tuhan
menyediakan jalan keluar untuk memelihara umatNya. Puji Tuhan!
Itulah pengalaman pribadi nabi Elia! Ketika bertahun-tahun lamanya Tuhan tidak
mendatangkan hujan bahkan embun ke atas seluruh tanah Israel, Dia telah mempersiapkan
jalan untuk memelihara Elia. Pertama, Ia menyuruhnya pergi ke Sungai Kerit, dimana ia bisa
minum dari sungai itu, sementara di pagi dan petang hari, Ia mengirim burung-burung gagak
untuk membawakan makanan baginya – 1 Raja-Raja 17:1-6!
Saat sungai menjadi kering, Tuhan lalu mengutus Elia pergi kepada seorang janda miskin di
Sarfat. Di sanalah ia memelihara Elia dan janda beserta anaknya. Sedikit tepung yang tersisa
dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli tidak habis-habis, sampai Tuhan
menurunkan hujan – 1 Raja-Raja 17:7-16. Puji Tuhan!
Jangan Kamu Kuatir
Apakah yang menjadi prioritas hidup saudara? Perkara-perkara rohanikah? Atau jasmani? Ini
yang Tuhan Yesus katakan jika saudara kuatir akan perkara jasmani: “Karena itu Aku berkata
kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup
itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?... Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu." – Matius 6:25, 33. Haleluya!
Tanda-tanda yang tengah terjadi di di dunia hari-hari ini menjadi pertanda, bahwa kedatangan
Tuhan Yesus kembali sudah kian dekat. Masa kesukaran dan aniaya besar akan segera tiba –
2 Timotius 3:1-7.
Saat para lawan dan musuh berkemah mengepung, menyerang, untuk menghancurkannya,
Daud tidak gentar! Alkitab mencatat, “ia tetap percaya”. Haleluya! Jangan takut ataupun
gentar! Tetaplah percaya! Tetap setia! Sekali Yesus, Tetap Yesus! Pergunakan sisa waktu
yang ada untuk justru lebih giat melayani Tuhan!
Tuhan Yesus memberkati setiap pelayanan saudara!
.................................
Khotbah Minggu, 6 April 2014
MARIA & MARTA
Ayat Pokok: Lukas 10:38-42
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Dalam salah satu perjalanan penginjilan, Yesus dan murid-murid tiba di sebuah kampung
(Bahasa Inggris: “village”; Bahasa Belanda: “dorp” = desa kecil). Dan desa itu bernama
Betania. Di sanalah Maria, Marta dan kakak laki-laki mereka, Lazarus, tinggal – Yohanes 11:1-
2. Di sanalah juga Maria mengurapi kaki Yesus dengan minyak mur yang mahal harganya,
serta menyekanya dengan rambutnya – Yohanes 12:1-3.
Secara spesifik Lukas 10:38-42 menyoroti dua pribadi kakak-adik yang menunjukkan kasih
mereka kepada Tuhan dengan cara berbeda!
MARTA
“... Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya... Marta sibuk sekali
melayani...”
Layaknya seorang nyonya rumah menyambut tamu, terlebih seorang tamu istimewa, kita
mengerti mengapa Marta menjadi amat sangat sibuk. Bayangkan, paling sedikit ada 13 orang
(Yesus + ke-12 orang murid) tamu yang harus dilayani. Belum lagi kemungkinan ada pula
rombongan perempuan yang biasa ikut dalam perjalanan penginjilan Tuhan Yesus!
Marta memenuhi kriteria seorang isteri yang cakap; yang takut akan Tuhan; yang lebih
berharga dari permata. Amsal 31:10-31 secara rinci menjabarkan ciri-ciri seorang isteri yang
cakap!
MARIA
“Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya...”
Berbeda dengan Marta, sang kakak Maria memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan
kasihnya kepada Tuhan! Sementara bak seorang isteri yang cakap, Marta sibuk melayani
kebutuhan para tamu istimewa, Maria malah asyik duduk dekat kaki Tuhan – mendengarkan
segala perkataanNya!
Di hadapan pengadilan orang Yahudi, rasul Paulus mengawali pembelaan dirinya dengan
membeberkan latar belakang pendidikannya – Kisah Para Rasul 22:1-3. Antara lain, ia berkata,
“... dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel...” Istilah Bahasa Inggris untuk kata dididik
ialah: “... at the feet of Gamaliel...” = di kaki Gamaliel.
Maria duduk dekat kaki Yesus -> duduk sebagai seorang murid, mendengarkan ajaran Yesus!
Maria & Marta
“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu
saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari
padanya.”
Marta dan Maria adalah dua orang bersaudara yang sama-sama mengasihi Tuhan. Dan
masing-masing memiliki cara sendiri untuk menunjukkan kasih mereka. Marta sibuk dalam
pelayanan jasmani yang baik! Tetapi Tuhan berkata, Maria telah memilih yang TERBAIK, yang
tidak bisa diambil dari padanya: duduk di kaki Tuhan, mendengarkan segala FirmanNya! Puji
Tuhan!
Dari sekian banyak keinginan hati, raja Daud tahu apa yang TERBAIK. Dan itulah satu perkara
yang dimintanya: diam dalam rumah Tuhan seumur hidupnya untuk menyaksikan kemurahan
Tuhan dan menikmati baitNya! Bagaimana dengan saudara?? Tuhan Yesus memberkati!
............,.........................
Khotbah Minggu, 13 April 2014
KISAH DUA RAJA ISRAEL
Ayat Pokok: Pengkhotbah 2
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Kitab Pengkhotbah adalah salah satu dari tiga kitab yang ditulis oleh raja Salomo. Di masa
muda, ia menulis kitab Kidung Agung yang berisi puisi cinta sepasang kekasih -> lambang
kisah cinta Tuhan Yesus dengan gerejaNya. Ketika mulai tua, ia menulis kitab Amsal yang
berisi begitu banyak nasihat dan perkataan hikmat.
Di masa tuanya, ia menulis kitab Pengkhotbah. Berkaca pada pengalaman hidupnya, Salomo
menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang ada di atas muka bumi ini adalah kesia-siaan dan
usaha menjaring angin semata!
Raja Daud & Salomo
Daud dan Salomo tercatat sebagai dua raja Israel yang besar. Ketika raja Daud mangkat,
Salomo, puteranya dari Batsyeba, naik tahta. Masing-masing memerintah kerajaan Israel
selama 40 tahun. Di bawah kepemimpinan mereka, kerajaan Israel mencapai puncak
kejayaan!
Allah bahkan berjanji akan meneguhkan takhta kerajaan Salomo atas Israel untuk selamanya,
asalkan ia hidup sama seperti Daud, dengan tulus hati dan benar, berbuat sesuai perintahNya,
dan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturanNya – 1 Raja-Raja 9:4-9!
Kemasyhuran
Daud
Bahkan jauh sebelum diurapi menjadi raja Israel, Daud muda sudah dikenal sebagai seorang
pemberani. Singa dan beruang dikalahkannya. Ketika seluruh bangsanya gentar mendengar
sesumbar Goliat, berbekal sebuah ketapel dan lima batu, Daud maju dalam nama Tuhan... dan
menang! Selanjutnya, kemenangan Daud tak terbendung. “Saul mengalahkan beribu-ribu
musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”
Begitu banyak tentara, musuh dan lawan yang menyerang dan mengepungnya dari segala
arah. Namun Daud tidak takut, sebab Allah adalah terang, keselamatan dan benteng hidupnya
– Mazmur 27:1-3!
Salomo
Berbeda dari ayahnya yang dikenal sebagai pahlawan gagah berani, Salomo terkenal dan
masyhur karena hikmatnya! Bukan umur panjang atau kekayaan, melainkan hikmat yang
dimintanya dari Tuhan! Kemasyhuran hikmat Salomo bahkan menarik perhatian ratu negeri
Syeba!
Pembangunan Rumah Allah
Daud
Raja Daud berencana hendak membangun Rumah Allah, namun Allah tidak mengijinkan. Ia
kemudian menyerahkan pembangunan Rumah Tuhan kepada Salomo – sesuai Firman Tuhan –
1 Tawarikh 28:2-6.
Salomo
Pembangunan Rumah Allah yang megah akhirnya didirikan oleh Salomo – 1 Raja-Raja 5:3-5.
Bait Allah seukuran 60 hasta x 20 hasta dengan tinggi 30 hasta (1 hasta = +45cm), dibangun
selama 7 tahun, melibatkan 30 ribu tukang rodi, 70 ribu kuli dan 80 ribu pemahat – 1 Raja-Raja
5:13-18; 1 Raja-Raja 6.
Dosa
Kedua raja besar Israel: Daud dan Salomo, sama-sama pernah jatuh dalam dosa!
Daud jatuh dalam dosa perzinahan. Namun segera sadar dan minta ampun. Dan Tuhan
mengampuninya.
Salomo jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Alkitab mencatat, Salomo mencintai banyak
perempuan asing. “Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai 700
isteri... dan 300 gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN” – 1 Raja-Raja
11:1-8!
Lain Ayah, Lain Anak
Dua raja besar Israel; ayah dan anak: Daud dan Salomo. Sama-sama memerintah selama 40
tahun; berhasil membawa Israel ke puncak kejayaan. Sama-sama pernah jatuh dalam dosa.
Namun masing-masing menutup lembaran hidupnya dengan kisah berbeda!
Daud, meski tidak diijinkan membangun Rumah Tuhan, ia memiliki satu permintaan: diam
dalam rumah Tuhan seumur hidupnya! Dan itulah yang diperolehnya: semasa hidup di dunia,
tinggal dalam rumah Tuhan; setelah mati, tetap tinggal dalam rumah Tuhan untuk selamanya.
Salomo berhasil membangun Bait Allah nan megah dan agung, namun ia tidak menikmatinya!
Di masa tuanya ia justru melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, sehingga Allah murka dan
mengoyakkan kerajaannya!
Raja Daud telah memilih yang terbaik: tinggal dalam rumah Tuhan seumur hidupnya. Maria
memilih yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya: duduk di kaki Yesus untuk
mendengarkan segala Firmannya – Lukas 10:42.
Untuk mendapat kehidupan kekal, orang kaya yang datang menghampiri Yesus, hanya
kekurangan satu hal: ikut Tuhan dengan segenap hati – Markus 10:21. Apa pilihan saudara?
Bagaimana saudara hendak menutup lembaran hidupmu? Tuhan Yesus memberkati!
..............................
Kebaktian Jumat Agung, 18 April 2014
“ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?”
Ayat Pokok: Mazmur 22
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Jauh sebelum Yesus disalib, pemazmur yang hidup kira-kira 1000 tahun sebelum Yesus lahir,
telah menubuatkan dan menggambarkan sengsara dan penderitaan maha dahsyat yang harus
dialami Anak Allah, Juruselamat umat manusia!
“Eli, Eli, lama sabakhtani?”
Sesaat sebelum menyerahkan nyawaNya di Bukit Golgota, Yesus berseru dengan suara
nyaring, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?”
Di tengah penderitaan tak terperikan, Yesus merasa Allah meninggalkanNya. Mengapa?
Sebab mata Allah terlalu suci sehingga Ia tidak dapat memandang kejahatan dan kelaliman –
Habakuk 1:13. Di kayu salib, saat itu Yesus tengah menanggung dosa seluruh umat manusia!
Musuh mengepung dari segala penjuru: lembu jantan, banteng dari Basan, anjing, gerombolan
penjahat – Mazmur 22:13-19. Dan sebagai manusia, Ia merasa ditinggalkan oleh AllahNya!
“Eli, Eli, lama sabakhtani?”
Lebih dari penderitaan fisik, kesengsaraan paling hebat dan memilukan yang dirasakan Yesus
adalah ketika Ia seperti terpisah dan ditinggalkan AllahNya! Semua dengan taat dijalaniNya
agar supaya:
1. Sebagai orang berdosa, saudara dan saya tidak perlu lagi mengalami aniaya
dan sengsara seperti yang dialami Yesus; dan
2. Saudara dan saya tidak akan pernah ditinggalkan Allah! Haleluya!
Rusa Fajar
Saat harus menghadapi sengsara di Bukit Golgota, oleh pemazmur, Yesus digambarkan bagai
Rusa di kala fajar – waktu paling rentan untuk ditangkap para pemangsa.
Salah satu putera Yakub, Naftali, digambarkan sebagai rusa betina yang akan melahirkan anak-
anak indah – Kejadian 49:21. Kematian Yesus di kayu salib menghasilkan banyak anak indah
= orang-orang percaya: saudara dan saya!
Allah memberi keperkasaan dan membuat kaki Daud seperti kaki rusa sehingga dapat berdiri di
atas bukit – Mazmur 18:33-35.
Kepada kita dikaruniakan bukan saja untuk percaya dan menerima keselamatan, tetapi juga
menderita untuk Dia; ikut merasakan apa yang Ia rasakan – Filipi 1:29. Kalau Tuhan ijinkan kita
mengalami penderitaan di dunia ini, percayalah Ia juga akan memberi kita kekuatan dan
kemenangan! Haleluya!
Kematian Yesus membawa kemenangan. Kematian Yesus adalah awal menuju kehidupan
kekal! Puji Tuhan! Tuhan Yesus memberkati saudara!
....,.............................................
Khotbah Minggu, 27 April 2014
DITINGGALKAN ALLAH...
Ayat Pokok: Mazmur 22
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Keseluruhan pasal 22 yang ditulis oleh raja Daud kurang lebih 1000 tahun sebelum Yesus lahir,
secara khusus menggambarkan tiga tahap kehidupan Yesus. Sejak sengsara hingga
kematianNya di kayu salib (ayat 1-21); KebangkitanNya dari antara orang mati (ayat 22-26);
dan pemerintahanNya kelak di atas bumi ini (ayat 27-30).
Kematian Yesus
Di bukit Golgota dua ribu tahun lalu, Yesus – Anak Allah – yang tidak mengenal dosa, harus
memikul dosa seluruh umat manusia – Yohanes 1:29!
Musuh mengepung dari segala penjuru: siap untuk melumatkan dan memakan dagingNya. Ia
berseru siang dan malam, namun Allah tetap jauh dan tidak menolongNya! Di Golgota, Yesus
dibiarkan, ditinggalkan sendirian menanggung sengsara; memikul dosa umat manusia sedunia!
Dan ketika saatnya tiba, dari atas kayu salib, Ia berseru “Sudah selesai!” Lalu Ia menundukkan
kepala, dan menyerahkan nyawa-Nya! Dia rela menjalani kematian yang teramat hina agar
saudara dan saya bisa beroleh hidup yang kekal!
Ditinggalkan Allah
Yesus adalah Allah, Firman yang telah menjadi manusia – Yohanes 1:1; 14. “Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah.”
Yesus dan Allah adalah satu. Namun karena demikian besar kasihNya kepada manusia, Ia rela
mengosongkan, dan merendahkan Diri, bahkan taat sampai mati di kayu salib.
Ia tahu apa yang harus dijalani. Itu sebabnya, di Taman Getsemani tiga kali Ia berseru, “Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Ia sedih dan gentar! Bukan gentar karena aniaya dan sengsara yang harus dipikulNya ganti
saudara dan saya! Melainkan karena itulah satu-satunya waktu di mana Ia terpisah;
ditinggalkan oleh Allah!
Penderitaan fisik yang dialamiNya di kayu salib tidak seberapa dibandingkan dengan
penderitaan sesungguhnya saat Ia ditinggalkan Allah! Itulah satu-satunya saat di mana Allah
memalingkan wajahNya dari Yesus. Sebab mata Allah terlalu suci: Ia tak dapat memandang
kejahatan dan kelaliman yang tengah dipikul Yesus – Habakuk 1:13.
Dalam perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin – Lukas 16:19-31, Tuhan
Yesus menjelaskan adanya jurang tak terseberangi, yang terbentang memisahkan surga dan
neraka – ayat 26!
Apa yang dirasakan orang kaya di alam maut, yang terpisah amat sangat jauh dari tempat di
mana Lazarus berada dalam pangkuan bapa Abraham (= bapa segala orang percaya),
demikianlah perasaan seorang yang hidup terpisah/tercerai dari Allah; yang tidak memiliki
hubungan erat dengan Tuhan! Itulah yang dirasakan Tuhan Yesus di Bukit Golgota: serasa
berada dalam neraka!
Di manakah posisi saudara saat ini? “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah
keraskan hatimu seperti dalam kegeraman” – Ibrani 3:16. Sudahkah saudara menetapkan
langkah yang akan menentukan masa depanmu dalam kekekalan? Tuhan Yesus memberkati!
........................................................................
Khotbah Minggu, 4 Mei 2014
MENCAPAI KESEMPURNAAN
Ayat Pokok: Mazmur 27:4 ; Ibrani 12:1-4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
SERASA DALAM NERAKA! Demikianlah perasaan seorang yang hidup tercerai dari Allah -
Lukas 16:19-31! Di kayu salib dua ribu tahun lalu, dalam keadaan 100% Anak Manusia, Tuhan
Yesus yang adalah Allah – Yohanes 1:1;14, merasa seperti ditinggalkan Allah. Dosa seluruh
umat manusia yang dipikulNya, membuat Allah seolah memalingkan wajahNya. Habakuk 1:13
mencatat, mata Allah terlalu suci; Ia tidak dapat memandang kejahatan dan kelaliman.
Padahal sesungguhnya, Allah hanya sejauh doa! Dia tidak pernah meninggalkan Yesus;
ataupun saudara dan saya. Puji Tuhan!
Keinginan Raja Daud
Bercermin pada pengalaman pribadi dimana para lawan, musuh, penjahat menyerang,
mengepung, hendak memakan dagingnya, dalam Mazmur 22 raja Daud menubuatkan
sengsara yang akan dialami Yesus di Kalvari, kira-kira 1000 tahun kemudian!
Namun, lepas dari segala pengalaman pahit yang pernah dialaminya, kita membaca kesaksian
Daud: Allah senantiasa meluputkan dan menjadi benteng hidupnya. Ini menimbulkan satu
keinginan kuat raja Daud: diam dalam rumah Tuhan: untuk menyaksikan segala kemurahan
Tuhan dan menikmati baitNya! Tulisnya, “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang
kuingini...” (Bahasa Inggris: “One thing have I desired of the LORD, that will I seek after...” = “...
itulah yang kucari...”).
Permintaan/keinginan harus diikuti oleh tindak nyata: mencari dengan sungguh, sampai
memperolehnya.
Mencapai Kesempurnaan
Hidup orang percaya digambarkan bagai seorang yang tengah bertanding dalam suatu
perlombaan, dengan begitu banyak penonton/saksi yang mengelilingi – Ibrani 12:1-4.
Ibrani 12:1 merupakan lanjutan dari ayat-ayat sebelumnya. “Dan mereka semua tidak
memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka
suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita;
tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.”
Pasal 11 berbicara tentang para saksi/pahlawan iman, mulai dari Abraham: bapa orang
percaya, termasuk mereka yang rela “diejek, didera, dibelenggu, dipenjarakan, dilempari,
digergaji, dibunuh dengan pedang. Atau yang mengembara dengan berpakaian kulit domba
dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.”
Para pahlawan iman ini memang selamat, namun tanpa saudara dan saya, mereka tidak bisa
mencapai kesempurnaan! Karena itulah, kita harus menanggalkan segala beban dan dosa!!
Menjelang kedatangan Kristus kembali, ada dua perkara penting yang akan mendahuluinya:
Antikristus & Murtad!
Ketika Kristus membuka meterai kelima, jiwa-jiwa mereka yang telah mati sahid akan menuntut
pembalasan. Namun, “kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit
waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang
akan dibunuh sama seperti mereka” – Wahyu 6:9-11.
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga
untuk menderita untuk Dia” – Filipi 1:29.
Mari, tekun berlomba sambil memandang kepada Dia yang memimpin dan menyempurnakan
iman kita! Jangan jadi lemah atau putus asa! Latih dan kuasai diri dalam segala hal!
Tanggalkan semua dosa yang masih melekat, agar bisa memenangi perlombaan. Maka
saudara dan saya akan terbilang dalam gereja sempurna, mempelai Kristus yang tak bercacat-
cela! Haleluya! Tuhan Yesus memberkati saudara!
................... ............
Khotbah Hari Kenaikan Tuhan Yesus, 29 Mei 2014
HARI KEMENANGAN TERBESAR
Ayat Pokok: Yohanes 1:18
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan
Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, tak seorang pun bisa melihat Allah. Tetapi puji
Tuhan, Allah yang adalah Firman – yang tak dapat dilihat – telah menjadi manusia, diam di
antara kita, sehingga kita telah melihat kemuliaanNya – Yohanes 1:1; 14. Anak Tunggal Allah,
yaitu Yesus, Dialah yang menyatakan/memperlihatkan/memperkenalkan sehingga manusia
bisa melihat dan mengenal Allah!
Hari ini kita memperingati Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dua ribu tahun lalu. Mengapa
Ia harus naik ke surga?
Kebangkitan Tuhan
Setelah Roh Kudus turun ke atas murid-murid pada hari Pantekosta, Petrus bangkit dan
berkhotbah di hadapan orang Yahudi. Antara lain ia berbicara tentang kebangkitan Yesus.
Katanya, “... Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.
Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah ...” – Kisah Para Rasul 2:31-33.
Setelah mati dan bangkit pada hari ketiga, Yesus naik, dan menerima tempat paling terhormat
di dalam surga: duduk di sebelah kanan Allah, dan Ia akan membuat musuh-musuhNya
menjadi tumpuan kakiNya – Kisah Para Rasul 2:34-35. Haleluya!
Kenaikan Tuhan
“... terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka” –
Kisah Para Rasul 1:9.
Hari Kenaikan Tuhan merupakan hari termulia sebab pada hari itu, Yesus ditutup oleh awan (=
Shekinah = kemuliaan Allah yang sepenuhnya). Pada hari itulah, manusia yang belum pernah
melihat dan tidak mengenal Allah, menyaksikan kemuliaanNya!
“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia (Bahasa Inggris: “... God also has highly exalted
Him...”) dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama” – Flipi 2:9. Allah sangat
meninggikan Yesus. Ketika naik ke surga, Ia beroleh: 1) tempat paling terhormat/istimewa,
yaitu duduk di sebelah kanan Allah Bapa; dan 2) nama di atas segala nama!
Jika Yesus tidak naik ke surga, saudara dan saya tidak akan menerima Roh Kudus yang
senantiasa mau menyertai, menguatkan, menghibur dan memimpin segala jalan kita. Puji
Tuhan!
Hari ini adalah hari peringatan kemenangan terbesar bagi orang percaya! Mari rayakan,
rasakan dan alami kuasa Pantekosta yang masih tetap sama. Dia mau mencurahkan RohNya
ke atas setiap saudara dan saya. Tuhan Yesus memberkati saudara!
........................................
Khotbah Minggu, 1 Juni 2014
MEZBAH PUJIAN & MEZBAH DOA
Ayat Pokok: Wahyu 6:9-11
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Gulungan kitab yang ditutup tujuh meterai, yang diperlihatkan kepada rasul Yohanes di Pulau
Patmos pada tahun 100 Masehi, adalah kitab yang ditulis oleh Daniel yang hidup sekitar tahun
500 Sebelum Masehi! Tak seorangpun di sorga, bumi atau yang di bawah bumi, dapat
membuka gulungan kitab itu, kecuali Anak Domba yang telah tersembelih, yaitu Yesus Kristus –
Wahyu 5:1-7.
Yohanes menuliskan apa yang akan terjadi di akhir zaman ketika Anak Domba Allah membuka
ketujuh meterai itu satu per satu:
1. Meterai 1: Kuda putih -> pemberitaan Injil;
2. Meterai 2: Kuda merah -> peperangan (Perang Dunia I & II);
3. Meterai 3: Kuda hitam -> bala kelaparan hebat;
4. Meterai 4: Kuda hijau-kuning -> kematian akibat berbagai macam sebab;
5. Meterai 5: Mezbah -> banyak jiwa orang percaya yang dianiaya dan dibunuh;
6. Meterai 6: Gempa bumi dahsyat;
7. Meterai 7: Sunyi senyap di surga selama setengah jam (Wahyu 8:1-5)
Meterai Kelima
“Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-
jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang
mereka miliki...”
Ketika meterai ke-5 dibuka, Yohanes melihat sebuah mezbah, di bawahnya terdapat jiwa
mereka yang dianiaya dan dibunuh karena Firman Allah & kesaksian mereka. Jiwa mereka
menuntut pembalasan.
Kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih -> lambang kesucian &
kemenangan. “Dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu
lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan
dibunuh sama seperti mereka. ”
Dua Mezbah
Dalam Tabernakel Musa ada dua mezbah:
1. Mezbah Korban Bakaran (dari tembaga), di pelataran/halaman luar; dan
2. Mezbah Dupa Emas, terletak di dalam Ruang Kudus
Ketika meterai ke-7 dibuka, Yohanes melihat di hadapan takhta Allah terdapat dua Mezbah –
Wahyu 8:1-5:
1. Mezbah Dupa Emas -> bicara tentang puji-pujian kepada Tuhan; dan
2. Mezbah Emas berisi doa semua orang kudus.
Hari kedatangan Tuhan sudah kian dekat. Meterai pertama sampai lima telah dibuka.
Kesudahan segala sesuatu segera tiba. Bangun dan perbaiki mezbah pujian & doamu.
Tingkatkan kehidupan doa dan pujian. Sebab itulah yang berkenan kepadaNya. Tuhan Yesus
memberkati saudara!
..........................................
Khotbah Minggu, 8 Juni 2014
DUA MACAM METERAI AKHIR ZAMAN
Ayat Pokok: Wahyu 7:1-3
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Dalam pembuangan di Pulau Patmos, rasul Yohanes mendapat banyak penglihatan tentang
apa yang akan terjadi di akhir zaman. Antara lain, sebuah gulungan kitab yang ditutup dengan
tujuh meterai. Tak seorangpun dapat membukanya, kecuali Anak Domba yang telah
tersembelih, yaitu Yesus Kristus – Wahyu 5:1-7.
Satu per satu meterai dibuka, dan minggu lalu kita telah melihat apa yang dilihat Yohanes
ketika meterai ke-5 dibuka: di bawah sebuah mezbah terdapat jiwa-jiwa yang telah dibunuh
karena Firman Allah dan kesaksian mereka. Kepada mereka diberikan jubah putih -> lambang
kemenangan. Mereka menuntut pembalasan Allah, namun mereka harus bersabar, “hingga
genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama
seperti mereka” – Wahyu 6:9-11.
Meterai Allah
Kemudian, setelah meterai ke-6 dibuka, Yohanes melihat dua hal:
1. Empat malaikat berdiri pada empat penjuru bumi dan menahan
ke-4 penjuru angin, supaya tidak ada angin bertiup baik di darat,
laut atau pohon-pohon.
2. Seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit
(Bahasa Inggris: “ascending from the east” = naik dari Timur -> Surga).
Malaikat yang muncul = naik dari Timur/Surga ini adalah Yesus. Ia membawa meterai Allah
yang hidup. Dan berseru dengan suara nyaring kepada ke-empat malaikat yang menahan ke-
empat penjuru angin, “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami
memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
Meterai diberikan sebagai tanda kepemilikan. Sebelum bumi, laut dan pohon-pohon di bumi
dirusakkan oleh angin, Yesus terlebih dulu hendak memeteraikan umatNya. Inilah meterai
Allah Roh Kudus atas orang-orang percaya di akhir zaman.
Meterai Antikristus
Kalau Allah memeteraikan umatNya dengan Roh Kudus sebagai tanda kepemilikan, Iblis tidak
mau kalah. Ia pun memberi meterai berupa tanda 666 pada tangan kanan atau dahi para
pengikutnya! Sehingga “...tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada
mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya... karena
bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh
enam” – Wahyu 13.
Akhirnya, di akhir dari zaman akhir, sebelum Tuhan Yesus datang kembali, hanya ada dua
macam meterai: Meterai Allah, yaitu Roh Kudus; dan Meterai Antikristus: tanda 666. Kelak,
akan ada perbedaan menyolok antara orang benar dan orang fasik; antara orang yang
beribadah kepada Allah dan mereka yang tidak beribadah kepadaNya – Maleakhi 3:18.
Pastikan Meterai Allah, yakni Roh Kudus, ada dalam setiap saudara dan saya sebagai tanda
milikNya. Dan kita akan luput dari murka Allah yang yang menyala-nyala! Tuhan Yesus
memberkati saudara!
..........................
MESIAS, ANAK ALLAH YANG HIDUP
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
ebagai seorang raja besar, Daud memiliki segalanya. Ia hidup dalam kelimpahan. Namun ada
satu hal yang belum dimilikinya, dan itulah yang dimintanya: “diam di rumah TUHAN seumur
hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.”
Rumah Tuhan
Satu kerinduan raja Daud ialah: tinggal dalam rumah Tuhan seumur hidupnya: baik semasa
hidup di dunia, maupun dalam kekekalan!
Yang dimaksud rumah Tuhan:
Di Dunia:
1. Ketika ada dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaNya – Matius 18:20;
2. Sinagog/Bait Allah – tempat Allah tinggal di tengah-tengah umatNya – Keluaran 25:8;
Di Surga:
3. Rumah Bapa di Sorga – Yohanes 14:2.
Mengenal Secara Pribadi
Jika tidak kenal baik secara pribadi, tak mungkin orang berani meminta sesuatu dari seseorang.
Daud, dengan penuh keyakinan, mengajukan satu permintaan. Daud berani meminta kepada
Tuhan, sebab ia mengenal Allah secara pribadi. Ia tahu persis, Allah yang dikenalnya adalah
Allah Maha Kuasa dan Maha Pengasih yang sanggup mengabulkan permohonannya!
Ayat-ayat sebelumnya menunjukkan, betapa raja Daud telah memiliki begitu banyak
pengalaman pribadi bersama Allah – bahkan jauh sebelum ia diurapi sebagai raja; saat Daud
muda menggembalakan kambing domba bapanya di padang gurun!
Dalam keadaan terdesak di tengah kepungan musu dalam kancah pertempuran sengit, ia tidak
takut ataupun gentar: “dalam hal itupun aku tetap percaya”, tulisnya.
"Tetapi Apa Katamu, Siapakah Aku Ini?"
Setelah mendengar laporan murid-murid tentang apa kata orang mengenai Anak Manusia,
Tuhan Yesus ingin tahu seberapa dalam pengenalan murid-murid akan DiriNya, “Tetapi apa
katamu, siapakah Aku ini?” Dan atas ilhaman Roh Kudus, Petrus menjawab, “Engkau adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup!” – Matius 16:13-17.
Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara mengenal Yesus secara pribadi? Jika Tuhan
bertanya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Apa jawab saudara?
Dengan Penuh Keberanian
Setelah tahapan pengakuan iman dan pengenalan Yesus melalui pengalaman pribadi,
selanjutnya Tuhan mengundang saudara dan saya: “... marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih
karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” – Ibrani 4:14-16.
Berbeda dengan imam-imam besar di zaman Perjanjian Lama, Yesus, Imam Besar Agung kita,
jauh lebih besar dibanding semua imam besar yang pernah ada. Dia telah melintasi semua
langit; Dia bisa merasakan segala kelemahan, penderitaan, dan kesusahan kita. Haleluya!
Kenalkah saudara pada Yesus, Anak Allah yang hidup? Jika demikian, mari, hampiri Dia
dengan penuh keberanian. Dia adalah Imam Besar Agung kita: Allah yang sanggup melakukan
jauh lebih banyak dari yang kita doakan atau pikirkan! Puji Tuhan! Tuhan Yesus memberkati!
………………………….
MENGENAL ALLAH
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Daud berani meminta, sebab ia mengenal Allah. Bukan mengenal sekedarnya, melainkan
mengenal dengan sungguh, dalam arti: bergaul karib, bersekutu, senantiasa diam dekat Tuhan
– di segala situasi! Karenanya, Allah pun “mengenal” Daud. Sejak ia masih belia – meski di
pemandangan manusia penampilan ke-tujuh kakaknya jauh lebih meyakinkan, Allah memilihnya
untuk diurapi sebagai raja atas Israel– 1 Samuel 16.
Setelah diurapi, Daud tidak serta merta dilantik jadi raja. Perjalanan menuju istana masih amat
panjang dan berliku. Pengenalan Daud akan Tuhan membuatnya sanggup melalui berbagai
ujian dan pergumulan berat. Persekutuan yang erat dengan Tuhan membawanya pada banyak
pengalaman indah dan heran yang Tuhan nyatakan.
Mesias, Anak Allah Yang Hidup
Mengawali permohonannya, Daud merangkum pengalaman pribadinya bersama Allah – ayat1-
3. Meski mengalami banyak peperangan dan pergumulan, baginya Tuhan adalah terang,
keselamatan, dan benteng hidupnya! Raja Daud tahu persis siapa Tuhan yang telah menyertai,
menolong dan membelanya.
Saat Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”,
dengan ilhaman Roh Kudus, Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!” – Matius 16:13-17.
Mesias (bahasa Ibrani) = Kristus (bahasa Yunani) berarti “Yang Diurapi”. Roh Kudus adalah
Kuasa Allah yang tiada batasnya – Kisah Para Rasul 1:8! Dan Tuhan Yesus memiliki urapan
yang tak terbatas itu. Bahkan ujung jubahNya memiliki kuasa menyembuhkan perempuan yang
menderita sakit pendarahan selama 12 tahun – Lukas 8:44-46.
Pengenalan Yang Benar
1. Ular/iblis – memutar balikkan Firman Tuhan – Kejadian 3:1.
atau
2. Hawa – tidak akurat mengutip Firman Allah. Ia menambahkan
Firman Tuhan. Padahal Firman Tuhan tidak boleh ditambah
atau dikurangi! Katanya, “Allah berfirman:... atau raba
buah itu...” – Kejadian 3:2.
Mencoba mengenal Allah dengan hikmat/pengetahuan manusia, hanya mendatangkan
kesusahan dan kesedihan: “karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa
memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan” – Pengkhotbah 1:18.
Mengenal Tuhan adalah suatu proses berkesinambungan, yang harus terus menerus
bertambah sampai tingkat pengenalan yang sempurna. Dan, untuk mencapai tingkat
pengenalan yang benar tentang Tuhan, Daud harus menghadapi begitu banyak tantangan.
Setelah mengenal Kristus, Paulus – seorang dengan latar belakang pendidikan dan
pengetahuan yang tinggi, menyimpulkan: pengenalan akan Kristus Yesus jauh lebih mulia dari
semuanya! Apa yang dulu merupakan keuntungan, kini dianggapnya kerugian dan sampah –
Filipi 3:7-8.
Inilah tingkat pengenalan yang dikehendaki rasul Paulus: “...mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa
dengan Dia dalam kematian-Nya” – Filipi 3:10.
Akhirnya, yang sempurna akan tiba. Kita akan mengenal Dia dengan sempurna, sebagaimana
Dia mengenal saudara dan saya dengan sepenuh-penuhnya! “Karena sekarang kita melihat
dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan
muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal
dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal”– 1 Korintus 13:12. Puji Tuhan! Tuhan Yesus
memberkati saudara!
……………………………………
DALAM RUMAH TUHAN
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Kelimpahan harta tidak menjamin kebahagiaan dan kepuasan batin seseorang. Raja Daud
salah satunya. Meski memiliki segala sesuatu, ia merasa masih ada satu yang kurang dalam
hidupnya. Dan itulah yang dipinta, dicari dan dikejarnya sampai dapat, yaitu: Diam dalam
rumah Tuhan seumur hidupnya!
Cinta Akan Rumah Tuhan
Kita telah melihat betapa Daud sangat cinta akan rumah Allah. Untuk pembangunan rumah
Allah, ia mempersiapkan begitu banyak benda berharga: emas, perak, tembaga, besi, kayu,
berbagai jenis batu permata, dan batu pualam. Tidak berhenti di situ, Daud pun tak segan
menyumbang dari harta pribadinya:
1. 3.000 talenta (= +102.000 kg) emas;
2. 7.000 talenta (= +238.000 kg) perak murni.
Mengikuti jejak raja mereka, para tentara, pegawai istana bahkan seluruh bangsa dengan
sukacita membawa persembahan mereka:
1. 5.000 talenta emas
2. 10.000 dirham;
3. 10.000 talenta perak;
4. 18.000 talenta tembaga;
5. 100.000 talenta besi; dan
6. Batu-batu permata.
Alkitab mencatat, “Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab
dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud
sangat bersukacita." – 1 Tawarikh 29:1-9.
Dalam Rumah Tuhan
Mengapa Daud begitu rindu tinggal di rumah Tuhan seumur hidupnya? Bahkan ia bersukacita
ketika ada orang mengajaknya pergi ke rumah Tuhan – Mazmur 122:1. Ada apa dalam rumah
Allah?
“Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap
orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau
penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi
semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.”- 1 Korintus 14:26.
Puji Tuhan! Di zaman raja Daud, ia dan bangsa Israel bukan hanya memberi untuk
pembangunan rumah Allah, tetapi juga untuk ibadah – 1 Tawarikh 29:7. Sekarang rasul Paulus
mengajar setiap saudara dan saya untuk membawa dan mempersembahkan sesuatu dalam
rumah Tuhan!
Jadi, selain sukacita (Mazmur 122:1), inilah yang harus ada dalam rumah Tuhan: hal-hal yang
sejatinya dipersembahkan umat saat datang ke rumah Tuhan:
1. Mazmur/nyanyian/pujian;
2. Pengajaran (Firman Allah);
3. Pernyataan Allah, yaitu kesaksian-kesaksian;
4. Karunia bahasa Roh; dan
5. Karunia menafsirkan bahasa Roh!
Inilah hal-hal yang harus ada terutama dalam gereja-gereja Pantekosta! Hal-hal yang
sepenuhnya adalah pekerjaan Roh Kudus! Dan semua itu bertujuan untuk membangun jemaat;
mempersiapkan jemaat sebagai mempelai untuk menyambut kedatangan Kristus. Haleluya!
Tinggal Dalam Rumah Tuhan Seumur Hidup! Apakah saudara memiliki kerinduan yang sama
seperti raja Daud? Tuhan Yesus memberkati!
.................................................................
BERIBADAH: MEMBAWA PERSEMBAHAN
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN
seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Cinta Daud kepada Tuhan sangat besar. Hal ini tercermin dari setiap mazmur yang ditulisnya.
Bukan hanya cinta kepada Tuhan, tetapi juga cinta akan rumah Tuhan – yang pada waktu itu
belum ada! Ia bersukacita apabila ada yang mengajaknya pergi ke rumah Tuhan, “Aku
bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN” – Mazmur
122:1.
Cinta Akan Rumah Tuhan
Cinta yang begitu besar mendorong Daud memberi dari harta pribadinya untuk pembangunan
rumah Allah: 3.000 talenta (+102.000 kg) emas & 7.000 talenta (+238.000 kg) perak murni – 1
Tawarikh 29:3.
Mengikuti jejak sang raja, para tentara, pegawai istana bahkan seluruh bangsa dengan sukacita
membawa persembahan masing-masing.
Alkitab mencatat, “Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab
dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud
sangat bersukacita” – 1 Tawarikh 29:6-9.
Pudarnya Cinta
Ironisnya, seiring berlalunya waktu, cinta pun pudar. Kalau di masa lampau, bangsa ini dengan
sukacita dan rela membawa persembahan bukan hanya untuk pembangunan, tetapi juga untuk
ibadah di dalam rumah Tuhan, di kemudian hari keadaan berubah!
Dalam Maleakhi 3:6-10, Tuhan menggaris-bawahi perubahan sikap umatNya: “...Tetapi kamu
berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai persembahan
persepuluhan dan persembahan khusus!...”
Akibatnya, inilah antara lain yang harus mereka tuai: (i) kena kutuk; (ii) hasil tanah habis
dimakan belalang pelahap; (iii) pohon anggur tidak berbuah.
Tuhan kemudian menantang mereka, “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke
dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”
Membawa Persembahan
Datang beribadah bukan hanya untuk meminta, tetapi justru membawa sesuatu ke dalam
ibadah! Rasul Paulus menuliskan apa yang selayaknya dipersiapkan untuk dibawa sebagai
persembahan ke dalam ibadah:
1. Mazmur/nyanyian/pujian;
2. Pengajaran (Firman Allah);
3. Pernyataan Allah, yaitu kesaksian-kesaksian;
4. Karunia bahasa Roh; dan
5. Karunia menafsirkan bahasa Roh.
Dengan satu tujuan: untuk membangun jemaat – 1 Korintus 14:26.
Sudahkah kita mempersiapkan persembahan yang akan dibawa dalam ibadah? Sebelum
mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus hari ini, sudahkah kita mempersiapkan diri dan hati
agar tidak mendatangkan hukuman? “... Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan
roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan...” – 1 Korintus
11:23-31.
Tuhan mau agar saudara dan saya membawa berkat setiap kali pulang dari ibadah. Yang sakit
disembuhkan; yang susah mendapat penghiburan; yang berbeban berat beroleh kelegaan;
yang lemah, dikuatkan.
Mari, sebelum datang beribadah, persiapkan diri terlebih dulu; minta Tuhan sucikan hati kita –
jangan ada akar pahit, dendam, iri hati, dan sederet perasaan negatif lainnya. Supaya sebagai
jemaat kita bisa bertumbuh bersama, dan menghasilkan buah-buah bagi Tuhan. Tuhan Yesus
memberkati saudara!
………………………………………..
IBADAH DALAM RUMAH TUHAN
Ayat Pokok: Mazmur 27:4
Oleh: Pdt. AH Mandey
Daud bukan hanya mempunyai keinginan atau cinta kepada rumah Tuhan, tetapi ia melakukan
tindakan nyata dengan memberikan dari kepunyaannya sendiri untuk pembangunan rumah
Tuhan (1 Taw 29:3-7). Kepala Puak, Kepala Suku, Kepala Pasukan, dan Seluruh Rakyat turut
memberi bagi rumah Allah. Mereka memberi karena cinta untuk ibadah dalam rumah Tuhan.
Ibadah dalam rumah Tuhan
Ibadah sangat penting. Namun sekarang ini ada orang yang sudah tidak punya hati lagi untuk
menjalankan ibadah dalam rumah Tuhan. Maz 128:1 katakan “Berbahagialah setiap orang yang
takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” Alkitab juga berkata, “Kalau
bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah orang yang membangunnya.” Allah memilih
Yerusalem sebagai tempat kediaman nama-Nya (2 Taw 6:4). Ketika Daud mendirikan bait Allah
di Yerusalem, Allah berkata, “Mendirikan sebuah tempat ibadah memang baik.” “Tetapi
benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit,
bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi
rumah yang kudirikan ini” (2 Taw 6:18). Apa tujuan kita berkumpul di gereja? Supaya nama
Tuhan ditempatkan di sini. Kalau namaNya ada di sini, tidak ada yang mustahil, selalu ada
kuasa dalam nama Yesus.
Allah melihat orang Israel berbuat dosa lagi. Doa tentang membawa korban persembahan
kepada Allah. Maka Allah membiarkan bait Allah pertama di Yerusalem dihancurkan raja
Nebukadnezar. Allah tidak takut menghancurkan bait-Nya karena orang-orang di dalamnya
berbuat dosa, melanggar perintah Allah. Kemudian dibangun kembali oleh Ezra setelah kembali
dari tempat pembuangan di Babilonia. Namun karena orang Israel berbuat dosa lagi, maka
pada tahun 70 Masehi bait Allah kedua ini kembali dihancurkan oleh Allah. Kata bait Allah
dalam bahasa Yunani ada dua arti: bukan bait Allah secara fisik/gedung, bait Allah
jasmani/rohani. Nabi Hagai berkata bahwa bait Allah ke dua lebih mulia daripada bait Allah
pertama. Karena itu Yesus sangat marah ketika melihat rumah Allah di Yerusalem menjadi
kotor karena banyak orang berdagang. Ia berkata, “Di atas batu ini tidak akan ada lagi berdiri
bait Allah.”
Di akhir jaman ini akan datang hari-hari yang susah. Banyak orang pergi ke gereja (secara
lahiriah menjalankan ibadah) tetapi mereka memungkiri kekuatannya. Mereka tidak percaya
ada kekuatan dalam ibadah, mereka tidak mau beribadah lagi.
Bagaimana supaya ada kuasa dalam ibadah?
Rasul Paulus sebagai guru yang lebih berpengalaman menulis surat kepada Timotius (1 Tim
3:14-15). Jemaat perlu berdoa (pasal 1-3). Dalam bermacam-macam doa, Roh Kudus akan
membantu kita berdoa (pasal 1). Kita adalah keluarga Allah. Barangsiapa yang menerima
Yesus, kepadanya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, dan aturan-aturan hidup
sebagai keluarga Allah. Kita sebagai tiang penopang harus punya dasar yang kuat, yang tidak
mudah digeser-geser. Kita harus menjalankan peraturan-peraturan Allah. Mazmur 36:8-10
“Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan
sayap-Mu. Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu; Engkau memberi
mereka minum dari sungai kesenangan-Mu ….” Ayat-ayat ini menggambarkan bahwa semua
ada dalam rumah Tuhan. Tuhan adalah tempat perlindungan yang paling aman. “Berbahagialah
orang yang Engkau pilih …” (Maz 65:4-5). Jemaat adalah tubuh Kristus. Tuhan adalah kepala
tubuh jemaat. Kalau ada kuasa Tuhan dalam hidup kita, hidup menjadi bersukacita, damai
sejahtera. Orang yang berjalan menurut firman Allah, tidak akan kehilangan berkat. Pertolongan
Tuhan akan mengikuti kita dimanapun kita berada.
Mungkin di antara saudara ada yang sedang mencari damai. Mencari sesuatu dan saudara
belum mendapat. Carilah Yesus, sebab Ia mengerti kesulitanmu. Dia selalu mau menolong.
Berikan hatimu kepada Tuhan, dan serahkan hidupmu kepadaNya. Apa yang Dia perbuat tidak
pernah salah. Puji Tuhan. Tuhan Yesus memberkati saudara!
............................
JEMAAT ALLAH YANG HIDUP
Ayat Pokok: Mazmur 27:4; 1 Timotius 3:15-16
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Meski saat itu belum ada, raja Daud sangat cinta rumah Tuhan. Karenanya, ia rindu untuk
membangun rumah Tuhan. Gayung bersambut. Allah merestui. Kerinduan Daud sejalan
dengan kerinduan hati Allah! Allah pun amat rindu untuk tinggal di tengah-tengah umatNya!
Namun karena semasa hidupnya Daud telah menumpahkan begitu banyak darah dalam
peperangan, maka Allah memilih Salomo untuk membangun Bait Allah di Yerusalem.
Kita telah membaca bagaimana untuk mewujudkan niatnya, Daud dengan segenap
kemampuannya telah mengadakan persiapan untuk pembangunan rumah Allah! Ia tak ragu
mempersembahkan begitu banyak emas dan perak dari harta pribadinya. Tindakannya
menginspirasi jajaran di bawahnya bahkan seluruh bangsa Israel untuk juga memberi dengan
sukacita – 1 Tawarikh 29.
Dalam Rumah Tuhan
“Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur
hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.”
Mengapa raja Daud begitu cinta bahkan rindu untuk tinggal dalam rumah Tuhan seumur
hidupnya? Alkitab mencatat, Daud dan seluruh bangsa Israel dengan sukacita, rela dan tulus
hati memberikan persembahan bukan hanya untuk pembangunan fisik (jasmani) rumah Tuhan,
tetapi juga untuk ibadah (rohani) di dalamnya!
Ada apa dalam rumah Allah? Mazmur 36:8-10 mencatat, di sana ada:
1. Perlindungan paling aman;
2. Lemak yang bergizi tinggi; dan
3. Air sungai kesenangan Tuhan!
Rumah Tuhan
Rumah Tuhan dalam Perjanjian Lama mengacu pada bangunan fisik nan megah, yang dibuat
dari bahan-bahan berharga dan mulia, namun bersifat jasmani/fana/tidak kekal, yaitu emas,
perak, tembaga, besi, batu, beton, kayu, dan lain-lain.
Dalam Perjanjian Baru, rumah Tuhan bicara tentang manusia – bukan lagi bangunan fisik.
Rumah Allah adalah saudara dan saya! Kita disebut sebagai jemaat Allah yang hidup – yang
dibangun dari Roh Kudus dan Firman Tuhan – 1 Timotius 3:15. Dan Allah rindu untuk tinggal di
dalam saudara dan saya.
Syarat Hidup Sebagai Jemaat Allah
“... sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat
dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” – 1 Timotius 3:15.
Untuk melihat – apalagi masuk ke dalam Kerajaan Allah – seorang harus dilahirkan kembali dari
Firman & Roh Kudus. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, “sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan dari air (= Firman Allah) dan Roh (= Roh Kudus), ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah” – Yohanes 3:5.
Syarat/aturan untuk tinggal dalam rumah Tuhan, sebagai jemaat Allah, saudara dan saya
harus:
1. menjadi tiang/pilar penopang -> bicara tentang kekuatan untuk menopang -> Roh Kudus;
2. memiliki dasar kebenaran -> Firman Allah.
Rahasia Agung
“Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita...”
Terjemahan Bahasa Inggris: “And without controversy (= tak terbantahkan) great is the mystery
of godliness (=Godlikeness = serupa; memiliki karakter Allah)...” -> Dalam ibadah, ada kuasa
Allah yang sanggup menjadikan saudara dan saya menjadi serupa denganNya. Haleluya!
Apa yang di masa lampau merupakan rahasia yang tertutup rapat, kini telah terbuka bagi
saudara dan saya, yakni “Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan
akan kemuliaan!” – Kolose 1:25-27. Puji Tuhan! Tanpa Kristus, tidak ada pengharapan, tak
ada pula kemuliaan!
Rindukah saudara untuk tinggal dalam rumah Tuhan seumur hidupmu? Apakah saudara
termasuk dalam kelompok jemaat Allah yang hidup? Tiang penopang dan dasar kebenaran?
Tuhan Yesus memberkati saudara!
.......................
KEMULIAAN ALLAH
Ayat Pokok: Mazmur 27:4; 2 Korintus 3:7-18
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Kemenangan lepas kemenangan diraih seorang raja besar, panglima tertinggi bangsa Israel,
meski begitu banyak lawan dan musuh yang mengepung; siap mencabik dan memakan
dagingnya! Imannya tak goyah: “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada
siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus
gemetar?”
Dan Daud, sang raja dan panglima besar orang Israel, rindu untuk diam dalam rumah Tuhan
seumur hidupnya – meski ketika itu bangunan fisik rumah Tuhan yang permanen belum ada.
Rumah Tuhan
Kerinduan terbesar raja Daud yang dicarinya hingga dapat ialah tinggal dalam rumah Tuhan!
Lima ratus tahun berselang, Musa membangun Tabernakel – tempat ibadah bagi bangsa Israel
– yang dapat dibongkar pasang selama mereka dalam perjalanan menuju tanah perjanjian.
Hadirat Allah turun setiap kali umatNya beribadah di dalamnya.
Karenanya, Daud bukan hanya rindu membangun rumah permanen agar Allah tinggal di
dalamnya, tetapi juga rindu untuk diam di dalamnya.
Kita telah membaca betapa besar cinta Daud pada rumah Tuhan. Dengan segenap
kemampuannya ia telah mempersiapkan segala sesuatu untuk persediaan dalam rumah Allah:
emas, perak, tembaga, besi, kayu, dan berbagai macam batu permata yang indah dan mahal!
Tak hanya itu! Ia mempersembahkan dari harta kepunyaannya sendiri: 3000 talenta emas Ofir
& 7000 talenta perak murni. Ia lalu menantang rakyatnya, “Siapakah pada hari ini yang rela
memberikan persembahan kepada TUHAN?”
Dan Alkitab mencatat, “Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab
dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud
sangat bersukacita” – 1 Tawarikh 29:1-9. Haleluya!
Kemuliaan Allah
“Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur
hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.”
Raja Daud rindu tinggal dalam rumah Tuhan seumur hidupnya. Untuk apa? Antara lain untuk:
menyaksikan kemurahan Tuhan (= “to behold the beauty of the LORD” = untuk
menyaksikan/melihat keindahan Tuhan).
‘Keindahan’ disini bicara tentang kemuliaan. Tuhan adalah Oknum yang sepenuhnya ditutup
oleh kemuliaan DiriNya! Rasul Paulus membandingkan kemuliaan Allah yang menyertai
pelayanan yang memimpin kepada kematian, dengan pelayanan Roh yang memimpin kepada
pembenaran.
Kemuliaan yang turun saat Ia menuliskan ke-10 Perintah di atas dua loh batu, membuat wajah
Musa begitu cemerlang sehingga bangsa Israel tidak tahan menatapnya. Maka, “Betapa lebih
besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Sebab, jika pelayanan yang
memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang
memimpin kepada pembenaran” - 2 Korintus 3:7-9.
Tak Lagi Berselubung
Dosa membuat manusia yang diciptakan menurut gambar Allah, kehilangan kemuliaan Allah!
Tetapi puji Tuhan, melalui pengorbanan Yesus di Golgota, Allah hendak mengembalikan
kemuliaan itu kepada saudara dan saya yang percaya kepadaNya.
Ketika kemuliaan Tuhan turun, wajah Musa begitu bercahaya sehingga ia harus menyelubungi
mukanya. Namun satu hari kelak selubung akan diambil! Dan “kita semua mencerminkan
kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung.” Puji Tuhan! Inilah tujuan akhir kita:
“diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” Tuhan
Yesus memberkati saudara!
.........................,......
“BELUM PERNAH KITA LIHAT”
Ayat Pokok: Mazmur 27:4; Markus 2:12
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Meski memiliki segala sesuatu, raja Daud masih merindukan satu hal: tinggal dalam rumah
Tuhan seumur hidup: antara lain untuk menyaksikan kemurahan Tuhan! (Bahasa Inggris: “to
behold the beauty of the Lord” = untuk menyaksikan keindahan = kemuliaan Tuhan).
“Belum Pernah Kita Lihat”
Sesuatu yang baru memang selalu menarik. Manusia suka melihat apa yang belum pernah
dilihatnya. Injil Markus 2:1-12 dan Lukas 5:17-26 mencatat peristiwa yang belum pernah terjadi
di Kapernaum. Tuhan Yesus menyembuhkan seorang lumpuh!
Ketika orang lumpuh itu bangun, mengangkat tempat tidurnya dan pergi keluar di hadapan
orang-orang yang ada di sana, Alkitab mencatat, “mereka semua takjub lalu memuliakan Allah,
katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat." Haleluya!
Kemuliaan Allah
Allah tidak dapat dilihat. Tetapi kemuliaanNya bisa dilihat. Raja Daud rindu tinggal dalam
rumah Tuhan agar ia bisa menyaksikan/melihat kemuliaan Allah.
Tak kuasa menembus kerumunan orang banyak, empat orang yang mengusung sahabatnya
yang lumpuh tak kehilangan akal. Mereka membongkar atap dan menurunkan sahabat mereka
di tengah orang banyak tepat di depan Yesus.
Alkitab mencatat, Yesus melihat iman mereka! Mereka memiliki iman yang ditunjukkan dalam
tindakan! Dan Yesus pun menyatakan kuasaNya! Ia melakukan dua hal:
1. Mengampuni dosa: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”; dan
2. Mengadakan mujizat: “Kepadamu Kukatakan, bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Semua orang yang melihat mujizat itu, menjadi takjub lalu memuliakan Allah! Puji Tuhan!
Ketika kemuliaan Allah turun saat Musa menerima Hukum Taurat 3500 tahun lalu, wajahnya
berubah menjadi begitu cemerlang sehingga bangsa Israel tidak tahan menatapnya, dan ia
harus menyelubungi mukanya.
Saat kegelapan meliputi seluruh daerah selama tiga jam, tabir Bait Suci terbelah dua, lalu
Yesus menyerahkan nyawaNya di Bukit Golgota, kepala pasukan yang melihat semua yang
terjadi, memuliakan Allah – Lukas 23:44-47.
Satu hari kelak kemuliaan Allah yang telah lama hilang dari manusia akan dikembalikan
seutuhnya, sehingga “kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita
diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” – 2
Korintus 3:18.
Aman
Raja Daud memiliki pengalaman yang demikian intim dengan Allah. Meski harus menghadapi
begitu banyak musuh dan lawan yang hendak memakan habis dagingnya, imannya tak goyah.
Ia tetap percaya.
“Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!”... Aku
menyangka dalam kebingunganku: "Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu", serunya dalam
kesesakan. Dan Allah mengganjarnya dengan pembelaan yang luarbiasa: “Kasih setia-Nya
ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan!” - Mazmur 31.
Kesesakan macam apa yang tengah menghimpit saudara? Jangan putus asa. Ada Seorang
yang mengasihimu. Seorang yang sanggup melakukan dua perkara ajaib: (i) mengampuni
segala dosamu; dan (ii) mengerjakan mujizat heran dalam hidupmu! Dan ketika itu terjadi,
bukan hanya dirimu yang takjub dan memuliakan Allah! Semua orang yang melihatnya pun
akan berkata, "Yang begini belum pernah kita lihat."
Mari, berbalik dan berharaplah kepadaNya! Ingat pengalaman raja Daud. Ingat pula pesannya,
“Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! TUHAN menjaga orang-orang yang
setiawan... Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada
TUHAN!” Haleluya! Tuhan Yesus memberkati saudara!
....................................
DALAM LINDUNGAN ALLAH
Ayat Pokok: Mazmur 27:4-5; Mazmur 73
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Tiada tempat lebih indah dan aman, selain rumah Tuhan. Itu sebabnya raja Daud hanya
merindukan satu hal; dan itu yang dicarinya hingga dapat: tinggal dalam rumah Tuhan seumur
hidupnya. Untuk menyaksikan kemurahan Tuhan (Bahasa Inggris: “to behold the beauty of the
Lord” = untuk menyaksikan keindahan Tuhan); kemuliaan & kesucianNya, dan menikmati
BaitNya.
Rumah Allah
“Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku
dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.”
Rumah Allah adalah satu-satunya tempat perlindungan bagi raja Daud. Begitu banyak musuh
dan lawan hendak melumat habis dagingnya, namun tak sedikitpun ia gentar. Ia tetap percaya.
Itu sebabnya mengapa rumah Allah demikian penting bagi Daud – Mazmur 122:1. Begitu besar
cintanya akan rumah Allah – 1 Tawarikh 29:1-9. Betapa ia mencari hingga dapat: tinggal dalam
rumah Tuhan seumur hidupnya.
Dalam Lindungan Allah
Asaf, seorang dari suku Lewi, adalah salah satu penyanyi utama dalam kemah Daud. Ia
mencurahkan isi hatinya dalam Mazmur 73. Dengan jujur ia mengakui betapa ia cemburu pada
kemakmuran & kemujuran orang fasik, para pembual, dan mereka yang tidak mengenal Allah!
Dalam penderitaan dan sengsara, untuk sesaat Asaf (-> mewakili orang percaya) tergoda untuk
meragukan keadilan, kebaikan dan pemeliharaan Tuhan!
“Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang
selamanya! Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh
tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap
pagi,” ungkapnya.
‘Ketidak-adilan’ yang disaksikan dan dialami membuat Asaf gundah, depresi, tawar hati, bahkan
nyaris murtad; mundur dari pelayanan! “Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris
aku tergelincir.”
Namun perubahan drastis terjadi saat ia masuk ke dalam rumah Allah! Di sana, ia beroleh
pencerahan & pengertian: “Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka,
Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap,
habis oleh karena kedahsyatan!”
Dalam rumah Allah, pola pikir Asaf berubah: dari pola pikir berbasis duniawi ke pola pikir rohani.
Ia mengalami kemenangan dan pengharapan yang kian diteguhkan! “Sekalipun dagingku dan
hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” Haleluya!
Penderitaan dan kesusahan adalah bagian hidup manusia. Kepada kita dikaruniakan bukan
hanya untuk percaya tetapi juga menderita bagi Kristus – Filipi 1:29. Dalam penderitaan luar
biasa, Ayub tetap yakin Allah akan membela dan berpihak kepadanya – Ayub 19. Bagaimana
dengan saudara? Masihkah bisa berkata dengan penuh keyakinan, “Sekali Yesus, Tetap
Yesus”?
Mari dekatkan diri kepada Allah. Dia adalah satu-satunya benteng perlindungan dan
keselamatan. Di sanalah saudara dan saya akan menemukan damai, sukacita dan kemuliaan.
“Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam
kemuliaan.” Puji Tuhan! Tuhan Yesus memberkati!
....................
Kamu adalah terang dunia
Yesaya 9; 1-3 ,Ibrani 1;1 Jangan gunakan kekuatan diri sendiri. Minta sama Tuhan. Jangan
mengerjakan kehendak sendiri dan melawan kehendak Tuhan. Yesaya 7; 17-22. Setiap orang
akan melawan Tuhan. Tuhan akan lenyapkan dan kebinasaan. Upah dosa adalah maut. Tetapi
kasih Tuhan menyelamatkan. Yesaya 7;23 - ketika kita melawan kehendak Tuhan. Hukuman
Tuhan pun akan menyengsarakan orang tersebut. Yesaya 8;6-8 siapa yang melawan Tuhan.
Maka kita akan mati. Yesaya 8;11 -13 Tuhan akan menyertai orang yang setia dan tunduk akan
Tuhan. Tuhan bisa pakai siapa saja untuk menghukum orang yang melawan Tuhan. Yesaya
8;16 -18 Belajar dari apa yang Tuhan katakan. Kita belajar dari apa yang kita lihat dan dengar
dari Tuhan. Yesaya 8;19 - 22 Ibrani 1;1 Allah akan berbicara kepada AnakNya. Cari pelajaran
dan mendengar yang Tuhan firmankan, agar kita menjadi terang. Hukuman yang mengerikan
jika kita tidak mau memdengar dan belajar firman Tuhan. Yesaya 8;23 -9;2 asal kita mau
mendengar dan belajar dari Firman Tuhan. Maka Tuhan akan berkati dan sukacita yang besar
yang Tuhan sediakan. Yesaya 9;3-4 Tuhan ingin kita setia kepada Firman Tuhan dan
mengenal Tuhan lebih sungguh. Yesaya 9;5-6 Dialah Tuhan Yesus Allah yang mengambil rupa
manusia supaya manusia mengenal siapa Allah. Allah yang dapat melakukan segala hal yang
tidak dapat dipikirkan manusia. Matius 5;14-16. Terangi dunia ini dengan kelakuan yang sesuai
dengan firman Tuhan dan memuliakan Tuhan. 2 kor 4;6 jadi terang di dunia , sehingga orang
lain dapat melihat terang itu dalam kita. Efesus 5;8 maka hiduplah sebagai anak anak terang.
...........................
Top Related