i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sasaran strategis Ditjen SDID adalah meningkatnya relevansi, kualitas, dan
kuantitas sumber daya Iptek dan pendidikan tinggi. Guna mengukur ketercapaian sasaran
tersebut, Kemenristekdikti telah menetapkan 5 (lima) Indikator Kinerja Program (IKP)
Ditjen SDID tahun 2015 s.d. tahun 2019. Adapun capaian kelima indikator tersebut
dirangkum dalam Tabel E1.
Tabel E1. Capaian IKP SDID Tahun 2017
Sasaran
Program
Indikator Kinerja
Program
Target
2019
Capaian
2015
Capaian
2016
2017
Target Capaian %
Capaian
Meningkatnya
relevansi,
kualitas, dan
kuantitas
sumber daya
Iptek dan
Dikti
1 Persentase
dosen
berkualifikasi
S3
16,63% 12,54% 15,22% 13,09% 16,08% 130%
2 Jumlah SDM
yang
meningkat
karirnya
21.500 13.139 11.463 19.228 14.561 75,72%
3 Jumlah SDM
yang
meningkat
kompetensinya
3.061 2.121 2.551 2.141 1.669 77,95%
4 Jumlah
revitalisasi
sarpras PTN
118 107 73 118 118 100%
5 Persentase
SDM Litbang
Berkualifikasi
S3
6,8% 4,4% 5,48% 6,2% 10,09% 163%
Pada Desember 2017 PD-Dikti mencatat jumlah dosen berkualifikasi S3 sebanyak
32.592 dengan total dosen tetap 202.690 orang. Sehingga dari total dosen tetap
Kemenristekdikti terdapat 16,08% dosen berkualifikasi S3. Persentase tersebut sudah
melebihi target persentase dosen berkualifikasi S3 tahun 2017, yaitu sebesar 13,09%.
Namun apabila merujuk kembali kepada UU 14/2005 bahwa dosen minimum memiliki
kualifikasi lulusan magister, maka jumlah dosen yang diperhitungkan adalah dosen
berkualifikasi S2 dan S3 saja, yaitu 159.259 orang. Apabila hanya memperhitungkan
jumlah dosen berkualifikasi S2 dan S3 saja, persentase dosen berkualifikasi S3 per
Desember 2017 adalah 20,46%. Persentase tersebut sudah melebihi target persentase
dosen berkualifikasi S3 tahun 2017, yaitu sebesar 13,09%.
Pada tahun 2017, jumlah dosen yang mengajukan penilaian angka kredit untuk
kenaikan pangkat/jabatan berjumlah 2.847 dosen. Dosen yang berhasil naik pangkatnya
menjadi Lektor Kepala berjumlah 787 orang sedangkan Guru Besar 306 orang. Jumlah
dosen yang mengikuti proses sertifikasi dosen sebanyak 9.892 orang, sementara yang
lulus berjumlah 9.083 dosen. Adapun jumlah tenaga kependidikan yang meningkat
kariernya adalah sebanyak 543 orang dalam bentuk peningkatan jabatan fungsional.
ii
Jumlah peneliti yang meningkat dari peneliti muda ke madya sebanyak 56 dan peneliti
madya ke utama sebanyak 39, sedangkan untuk perekayasa muda yang meningkat dari
muda ke madya sebanyak 51 dan peneliti madya yang meningkat ke utama sebanyak 29,
sehingga jumlah SDM yang meningkat kariernya terdiri dari jumlah SDM Dikti ditambah
SDM Iptek. Total terdapat 10.894 orang SDM yang meningkat karirnya (SDM Dikti dan
SDM Iptek). Sehingga dari target 19.228 orang SDM yang meningkat karirnya, terealisasi
sejumlah 10.894 orang (56,7%).
Pada Desember 2017 tercatat peserta kegiatan peningkatan kompetensi berjumlah
977 orang pendidik, 438 orang tenaga kependidikan yang terdiri atas tendik yang
mengikuti bimtek dalam negeri sebanyak 413 orang dan tendik yang mengikuti short term
training ke luar negeri sebanyak 25 orang, dan 200 orang SDM Iptek. Sehingga total
terdapat 1.675 orang SDM yang meningkat kompetensinya. Jumlah tersebut belum
mencapai target IKP 3 yaitu 2.141 orang. Sehingga capaian kinerja jumlah SDM yang
meningkat kompetensinya pada tahun 2017 adalah 78,2%.
Pada Desember 2017 tercatat pelaksanaan revitalisasi sarpras bagi 70 PTN.
Jumlah tersebut belum mencapai target jumlah revitalisasi sarpras bagi 118 PTN.
Sehingga capaian kinerja revitalisasi sarpras PTN pada tahun 2017 adalah 59,3%.
Pada tahun 2017 terdapat 1.275 SDM Litbang berkualifikasi S3 dari total 9.578
orang SDM Litbang. Sehingga terhitung 13,3% SDM Litbang telah berkualifikasi S3.
Realisasi anggaran tahun 2017 untuk Eselon II. Sekretariat Jenderal Sumberdaya
Iptek dan Dikti memiliki PAGU anggaran sebesar Rp 102.111.766.000. Hingga akhir
tahun 2017 dana yang terserap sebesar 55,77% atau Rp 56.943.475.266. Sementara itu
Direktorat Karier dan Kompetensi SDM memiliki PAGU anggaran sebesar Rp
113.733.680.000. PAGU tersebut dapat diserap sebesar 77,87% atau Rp 88.559.675.513.
Direktorat Sarana dan Prasarana memiliki PAGU anggaran sebesar 122.744.558.000.
PAGU tersebut diserap sebesar 96,17% atau Rp 118.038.324.698. PAGU Direktorat
Kualifikasi SDM sebesar 990.044.808.000 dapat terserap sebesar Rp 839.219.712.726
atau 84,77%. Sehingga secara total realisasi anggaran Triwulan III Tahun 2017 untuk
Ditjen SDID telah mencapai 83,0%.
iii
KATA PENGANTAR
Sesuai siklus kegiatan tahun anggaran 2017, Direktorat Jenderal SDID telah
melaksanakan program dan kegiatan serta sekaligus melakukan serangkaian evaluasi
terhadap pelaksanaan program dan kegiatan dimaksud untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kendala dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Evaluasi ini
juga sekaligus merupakan bentuk pertanggungjawaban dan bagian dari akuntabilitas
Direktorat Jenderal SDID, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan ini memuat informasi kinerja Ditjen SDID, baik keberhasilan maupun
kegagalan, sepanjang tahun anggaran 2017. Laporan ini disusun secara jujur, objektif,
dan transparan.
Kepada seluruh staf Direktorat Jenderal SDID yang terlibat dalam penyusunan
laporan ini disampaikan ucapan terima kasih atas bantuan tenaga dan pikiran sehingga
laporan dapat diterbitkan sesuai dengan rencana. Semoga laporan ini bermanfaat sebagai
bahan evaluasi serta acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan program di masa yang
akan datang.
Jakarta, Desember 2017
Direktur Jenderal,
Ali Ghufron Mukti
NIP. 196205171989031002
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ..................................... 1
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ............................ 3
1.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi .............................................................................................. 4
1.2.2. Direktorat Karier dan Kompetensi Sumberdaya Manusia .......................... 4
1.2.3. Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia ............................................. 4
1.2.4. Direktorat Sarana dan Prasarana................................................................. 5
1.3. Dasar Hukum ..................................................................................................... 6
1.4. Permasalahan Umum di Direktorat Sumber Daya Iptek dan Dikti.................... 6
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .......................................... 8
2.1. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti ................. 8
2.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran .......................................................................... 8
2.2.1. Visi ............................................................................................................. 8
2.2.2. Misi ............................................................................................................. 9
2.2.3. Tujuan Strategis .......................................................................................... 9
2.2.4. Sasaran Strategis ......................................................................................... 9
2.3. Arah Kebijakan ................................................................................................ 10
2.4. Perjanjian Kinerja ............................................................................................ 11
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ...................................................................... 12
3.1. Capaian Kinerja ............................................................................................... 13
3.1.1. IKP 1: Persentase dosen berkualifikasi S3 ............................................... 13
3.1.1.1. Capaian IKK 2.2: Jumlah SDM Dikti Penerima Beasiswa S3
Dalam Negeri .............................................................................. 17
3.1.1.2. Capaian IKK 2.4: Jumlah SDM Dikti Penerima Beasiswa S3
Luar Negeri ................................................................................. 18
3.1.2. IKP 2: Jumlah SDM yang meningkat karirnya ........................................ 21
v
3.1.2.1. Capaian IKK 4.1: Jumlah Pendidik yang Mengikuti Sertifikasi
Dosen .......................................................................................... 24
3.1.2.2. Capaian IKK 4.2: Jumlah Usulan Angka Kredit Dosen Yang
Dinilai ......................................................................................... 24
3.1.2.3. Capaian IKK 4.3: Jumlah Usulan Angka Kredit Tenaga
Kependidikan Yang Dinilai ........................................................ 24
3.1.3. IKP 3: Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya.............................. 27
3.1.3.1. IKK 5.1: Jumlah Pendidik Yang Mengikuti Peningkatan
Kompetensi ................................................................................. 30
3.1.3.2. IKK 5.2: Jumlah Tenaga kependidikan yang mengikuti
peningkatan kompetensi ............................................................. 31
3.1.3.3. IKK 5.3: Jumlah Pendidik Yang meraih prestasi ....................... 31
3.1.3.4. IKK 5.4: Jumlah tenaga kependidikan yang meraih prestasi ..... 32
3.1.3.5. IKK 1.1: Jumlah SDM Iptek yang ditingkatkan kompetensinya 32
3.1.4. IKP 4: Jumlah revitalisasi sarpras PTN .................................................... 37
3.1.5. IKP 5: Persentase SDM Litbang Berkualifikasi S3 .................................. 42
3.1.5.1. Capaian IKK 1.1: Jumlah SDM Iptek Yang Mengikuti Beasiswa
S2 Dalam Negeri ........................................................................ 45
3.1.5.2. Capaian IKK 1.2: Jumlah SDM Iptek Yang Mengikuti Beasiswa
S3 Dalam Negeri ........................................................................ 45
3.1.6. Fungsi Layanan Umum ............................................................................ 49
3.1.6.1. Capaian SK 1: Layanan Dukungan Manajemen Eselon I .......... 50
3.1.6.2. Capaian SK 2: Layanan Perkantoran .......................................... 50
3.2. Realisasi Anggaran .......................................................................................... 51
BAB IV. PENUTUP ...................................................................................................... 53
LAMPIRAN ................................................................................................................... 54
Lampiran 1: Perjanjian Kinerja Ditjen SDID tahun 2017 .......................................... 54
Lampiran 2: Rencana Kerja Tahunan Ditjen SDID tahun 2017 ................................. 54
Lampiran 3: Rencana Aksi Ditjen SDID tahun 2017 ................................................. 54
Lampiran 4: Laporan Kegiatan Ditjen SDID tahun 2017 ........................................... 54
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) Ditjen
Sumberdaya Iptek dan Dikti ......................................................................... 11
Tabel 2. Capaian IKP Ditjen SDID Tahun 2017 ........................................................ 12
Tabel 3. Perbandingan Capaian IKP 1 (2015-2017) ................................................... 14
Tabel 4. Jumlah Dosen di beberapa Negara Asia ....................................................... 15
Tabel 5. Kelulusan Program Beasiswa S3 Dosen Tahun 2017 .................................. 15
Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 1 (2017) .................... 16
Tabel 7. Capaian IKK 2.2 Tahun 2017 ....................................................................... 17
Tabel 8. Capaian IKK 2.4 Tahun 2017 ....................................................................... 18
Tabel 9. SDM yang meningkat karirnya tahun 2017 .................................................. 22
Tabel 10. Perbandingan Capaian Kinerja Program Peningkatan Karier ...................... 22
Tabel 11. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 2 (2017) .................... 23
Tabel 12. Capaian Program Pendukung IKK 4.1 Tahun 2017 ..................................... 24
Tabel 13. Capaian Program Pendukung IKK 4.2 Tahun 2017 ..................................... 24
Tabel 14. Capaian Program Pendukung IKP 2 Tahun 2017 ......................................... 25
Tabel 15. Capaian peningkatan kompetensi tahun 2017 .............................................. 28
Tabel 16. Perbandingan Capaian IKP 3 (2015-2017) ................................................... 28
Tabel 17. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 3 (2017) .................... 29
Tabel 18. Capaian Program IKK 5.1 Tahun 2017 ........................................................ 30
Tabel 19. Capaian Program IKK 5.2 Tahun 2017 ........................................................ 31
Tabel 20. Capaian Program IKK 5.3 Tahun 2017 ........................................................ 31
Tabel 21. Capaian Program IKK 5.4 Tahun 2017 ........................................................ 32
Tabel 22. Capaian Program IKK 1.1 Tahun 2017 ........................................................ 32
Tabel 23. Perbandingan Capaian IKP 4 (2015-2017) ................................................... 38
Tabel 24. Program pendukung revitaslisai PTN tahun 2017 ........................................ 39
Tabel 25. Daftar PTN yang direvitalisasi ..................................................................... 39
Tabel 26. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 4 (2017) .................... 41
Tabel 27. Persentase SDM Litbang Berkualifikasi S3 tahun 2017 .............................. 42
Tabel 28. Perbandingan Capaian Presentase SDM Litbang (2015-2017) .................... 42
Tabel 29. Sebaran SDM Litbang di 42 Lembaga/Instansi tahun 2017 ......................... 43
Tabel 30. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 5 (2017) .................... 44
Tabel 31. Capaian IKK 1.1 Tahun 2017 ....................................................................... 45
vii
Tabel 32. Capaian IKK 1.2 Tahun 2017 ....................................................................... 45
Tabel 33. Jumlah Lulusan SDM Litbang berkualifikasi S3 Tahun 2017 ..................... 46
Tabel 34. Capaian SK 1 Tahun 2017 ............................................................................ 50
Tabel 35. Capaian SK 2 Tahun 2017 ............................................................................ 51
Tabel 36. Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan
Dikti .............................................................................................................. 51
Tabel 37. Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Sumberdaya
Iptek dan Dikti .............................................................................................. 51
Tabel 38. Realisasi Anggaran Tahun 2017 ................................................................... 51
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
.................................................................................................................... 2
Gambar 2. Struktur Organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi ............................................................................... 3
Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Karir dan Kompetensi Sumberdaya
Manusia ...................................................................................................... 4
Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia ............ 5
Gambar 5. Struktur Organisasi Direkorat Sarana dan Prasarana ................................. 6
Gambar 6. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Renstra Kemenristekdikti
(2015-2019) .............................................................................................. 14
Gambar 7. Dokumentasi kegiatan peningkatan kualifikasi SDM Dikti .................... 20
Gambar 8. Perbandingan Capaian Kinerja yang meningkat kariernya ...................... 22
Gambar 9. Foto Kegiatan Peningkatan Karir SDM ................................................... 27
Gambar 10. Perbandingan Capaian Kinerja Peningkatan Kompetensi dengan Target
Renstra Kemenristekdikti. ........................................................................ 29
Gambar 11. Foto Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM tahun 2017 ................. 37
Gambar 12. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Renstra Kemenristekdikti
(2015-2019) .............................................................................................. 38
Gambar 13. Foto Kegiatan Revitalisasi Sarpras PTN tahun 2017 ............................... 41
Gambar 14. Perbandingan Capaian Kinerja SDM Litbang berkualifikasi S3 dengan
Target Renstra Kemenristekdikti (2015-2019) ........................................ 43
Gambar 15. Foto Kegiatan Peningkatan Kualifikasi SDM Litbang tahun 2017 ......... 49
Gambar 16. Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen SDID Tahun 2017 ... 52
1
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar kualitas
sistem pembelajaran, lembaga pendidikan tinggi, sumber daya manusia serta
sarana dan prasarana pendidikan tinggi, dan keterjangkauan
2. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga
penelitian, sumber daya manusia, sarana dan prasarana riset dan teknologi,
penguatan inovasi dan riset serta pengembangan teknologi, penguasaan alih
teknologi, penguatan kemampuan audit teknologi, perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual, percepatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan riset dan
teknologi;
3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan,
sumber daya, penguatan riset dan pengembangan, serta penguatan inovasi ilmu
pengetahuan dan teknologi;
4. Pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan oleh perguruan
tinggi asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan usaha asing, dan
orang asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan terapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi;
7. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi; dan
9. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Struktur organisasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
ditunjukkan pada Gambar 1.
3
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Tugas Direktorat
Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumberdaya
pendidikan tinggi serta perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
di bidang sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam menjalankan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
keahlian, kepakaran, kompetensi manusia dan pengorganisasiannya, kekayaan
intelektual dan informasi, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan
teknologi;
2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya pendidikan
tinggi;
3. perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu sumber daya manusia dan
sarana prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;
4. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan,
teknologi, dan pendidikan tinggi;
5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi saat ini menaungi 3 (tiga) Direktorat dan 1 (satu) Sekretariat. Struktur organisasi
diberikan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi
4
1.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sekretariat Ditjen SDID merupakan bagian dari Organisasi Ditjen SDID. Setjen
SDID membawahi 3 (tiga) Bagian, yaitu Bagian Perencanaan dan Penganggaran;
Bagian Hukum, Kerjasama, dan Layanan Informasi; serta Bagian Umum.
1.2.2. Direktorat Karier dan Kompetensi Sumberdaya Manusia
Direktorat pertama dalam struktur organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah Direktorat Karir dan
Kompetensi Sumberdaya Manusia. Struktur organisasi Direktorat Karir ditunjukkan
dalam Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Karir dan Kompetensi Sumberdaya
Manusia
Direktorat Karir dan Kompetensi Sumberdaya Manusia membawahi Subdit
Karir Pendidik; Subdit Karir Tenaga Kependidikan; Subdit Kompetensi SDM; dan
Subbagian Tata Usaha.
1.2.3. Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia
Direktorat selanjutnya dalam struktur organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah Direktorat Kualifikasi
Sumberdaya Manusia. Struktur organisasi Direktorat Kualifikasi ditunjukkan dalam
Gambar 4.
5
Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia
Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia Membawahi Subdit Kualifikasi
SDM Iptek; Kualifikasi Pendidik; Kualifikasi Tenaga Kependidikan; dan Subbagian
Tata Usaha.
1.2.4. Direktorat Sarana dan Prasarana
Direktorat selanjutnya dalam struktur organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah Direktorat Sarana dan
Prasarana. Struktur organisasi Direktorat Sarana dan Prasarana ditunjukkan dalam
Gambar 5.
6
Gambar 5. Struktur Organisasi Direkorat Sarana dan Prasarana
Direktorat Sarana dan Prasarana membawahi Subdit Perencanaan Teknis
Sarana dan Prasarana; Subdit Pengembangan Sarana dan Prasarana; Subdit Pengelolaan
dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana; serta Subbagian Tata Usaha.
1.3. Dasar Hukum
Dengan pertimbangan menjalankan mandat, dasar hukum Direktorat Jenderal
Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yaitu:
1) Undang-Undang Dasar 1945,
2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
3) Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4) Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 50 Tahun
2017 tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Tahun 2015-2019 untuk menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017
secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya yang
merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2017.
1.4. Permasalahan Umum di Direktorat Sumber Daya Iptek dan Dikti
Permasalahan umum yang dihadapi oleh Direktorat Sumber Daya Iptek dan
Dikti (Internal) yaitu:
1. Kurangnya Koordinasi antarbagian dan antar direktorat, sehingga tidak
terciptanya kolaborasi antar bagian tersebut.
2. Belum adanya pusat pangkalan data Ditjen SDID, sehingga data yang
didapatkan bisa berbeda-beda antarbagian dan berubah-ubah.
7
3. Pengumpulan Laporan Kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan tidak tepat
waktu.
4. Belum adanya evaluasi rutin secara berkesinambungan atas program dan
kegiatan yang telah dilaksanakan.
5. Semua kegiatan berbasis pada RKAKL dan tidak sesuai dengan rencana aksi
yang sudah ditetapkan.
6. Terdapat pekerjaan yang bukan tupoksinya.
7. Terlambatnya proses pencairan anggaran sehingga menghambat proses
pelaksanaan kegiatan/program.
Permasalahan umum yang dihadapi oleh Direktorat Sumber Daya Iptek dan
Dikti (eksternal):
1. Keterlambatan proses pencairan anggaran mengakibatkan terlambatnya
pencairan dana beasiswa dan karyasiswa.
2. Terdapat peserta beasiswa/karyasiswa yang tidak kembali ke Indonesia setelah
lulus.
3. Terdapat peserta beasiswa/karyasiswa yang tidak selesai tepat waktu dan/atau
tidak lulus.
4. Lamanya proses birokrasi layanan untuk peningkatan kompetensi dan karier
SDM.
5. Dampak yang didapatkan pada program tertentu kurang signifikan.
8
BAB II.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kemenristekdikti,
ditetapkan target kinerja yang perlu dicapai oleh lembaga-lembaga di bawah naungan
Kemenristekdikti. Salah satu lembaga tersebut adalah Direktorat Jenderal Sumberdaya
Iptek dan Dikti (Ditjen SDID). Sebagai bentuk komitmen terhadap pencapaian target
kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dikelola, Ditjen SDID menetapkan Perjanjian Kinerja.
Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: meningkatkan
akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara
penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok
ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian
reward atau penghargaan dan sanksi.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 secara berjenjang sesuai
dengan kedudukan, tugas dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemenristekdikti 2015-
2019. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada
tahun 2017.
2.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Dengan pertimbangan menjalankan mandat Undang-Undang Dasar 1945,
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Undang- Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi serta dengan mempertimbangkan
kondisi umum dan aspirasi masyarakat, kerangka kerja logis yang dibangun untuk
menopang daya saing nasional, mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh
Kemenristekdikti dan mencermati potret permasalahan-permasalahan yang telah
dijelaskan pada bagian I bahwa Kemenristekdikti menyusun visi, misi, tujuan, dan
sasaran strategis sebagai berikut:
2.2.1. Visi
Dalam rangka melaksanakan agenda pembangunan RPJMN 2015-2019 dan
menjalankan amanah sesuai tugas dan fungsinya, pada tahun 2015-2019
Kemenristekdikti menetapkan visi sebagai berikut:
“Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan
inovasi untuk mendukung daya saing bangsa”
Pendidikan tinggi yang bermutu dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang
berpengetahuan, terdidik, dan terampil, sedangkan kemampuan iptek dan inovasi
dimaknai oleh keahlian SDM dan lembaga litbang serta perguruan tinggi dalam
melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek yang ditunjang
oleh pembangunan faktor input (kelembagaan, sumber daya, dan jaringan). Sementara
itu, makna daya saing bangsa adalah kontribusi iptek dan pendidikan tinggi dalam
perekonomian yang ditunjukkan oleh keunggulan produk teknologi hasil litbang yang
9
dihasilkan oleh industri/perusahaan yang didukung oleh lembaga litbang (LPNK, LPK,
Badan Usaha, Perguruan Tinggi) dan tenaga terampil pendidikan tinggi.
2.2.2. Misi
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut di atas, misi Kemenristekdikti
adalah:
1. Meningkatkan relevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikan tinggi untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas;
2. Meningkatkan kemampuan Iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah
produk inovasi; dan
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi
birokrasi.
Misi ini mencakup upaya menjawab permasalahan pembangunan iptek dan
pendidikan tinggi pada periode 2015-2019 dalam aspek pembelajaran dan
kemahasiswaan, kelembagaan, sumber daya, riset dan pengembangan, dan penguatan
inovasi.
2.2.3. Tujuan Strategis
Dalam rangka mencapai visi dan misi Kemenristekdikti seperti yang
dikemukakan di atas, maka visi dan misi tersebut dirumuskan ke dalam bentuk yang
lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals).
Dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti yang dijelaskan pada
bagian sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi
Kemenristekdikti, maka tujuan strategis yang harus dicapai adalah :
1. Meningkatkan relevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikan tinggi untuk
keunggulan daya saing bangsa;
2. Meningkatnya inovasi untuk keunggulan daya saing bangsa; dan
3. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, berintegritas dalam
rangka reformasi birokrasi.
2.2.4. Sasaran Strategis
Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran strategis
sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu
2015-2019. Sasaran strategis tersebut adalah:
1. meningkatnya relevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikan tinggi;
2. meningkatnya kemampuan iptek dan inovasi; dan
3. terlaksananya reformasi birokrasi.
Untuk melihat secara lebih konkrit ketercapaian sasaran strategis tersebut perlu
ditetapkan ukuran indikator tujuan tersebut secara kuantitatif. Dalam rancangan lima
tahun ke depan, indikator kinerja sasaran strategis diukur dengan indeks pendidikan
tinggi pada tahun 2019 ditargetkan mencapai nilai 42,25 (empat puluh dua koma dua
puluh lima); indeks inovasi Indonesia pada tahun 2019 ditargetkan mencapai nilai
32,41 (tiga puluh dua koma empat puluh satu); dan indeks reformasi birokrasi
Kemenristekdikti ditargetkan mencapai nilai 85 (delapan puluh lima).
10
2.3. Arah Kebijakan
Peningkatan kualitas pendidikan tinggi, pembangunan kemampuan Iptek dan
inovasi, serta peningkatan kontribusi Iptek untuk mendukung peningkatan daya saing
nasional bukan lagi sebuah pilihan namun menjadi sebuah keniscayaan. Arah kebijakan
Kemenristekdikti adalah:
1. Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi;
2. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang;
3. Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang
berkualitas;
4. Meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan;
5. Meningkatkan inovasi bangsa; dan
6. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, dan
memiliki pelayanan publik berkualitas.
Sedangkan, fokus utama pembangunan Iptek di Kemenristekdikti mengacu
pada RPJPN 2005-2025, yaitu ditujukan untuk mendukung pengembangan dan
pemanfaatan Iptek pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Pangan;
2. Energi;
3. Teknologi dan Manajemen Transportasi;
4. Teknologi Infomasi dan Komunikasi;
5. Teknologi Pertahanan dan Keamanan;
6. Teknologi Kesehatan dan Obat; dan
7. Material Maju.
Disamping itu fokus di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
ditambah 3 (tiga) bidang sebagai berikut:
1. Maritim;
2. Kebencanaan; dan
3. Sosial humaniora, seni budaya, dan pendidikan.
Berdasarkan amanah sasaran strategis dari Kemenristekdikti, sasaran program
Ditjen SDID, serta arah kebijakan dan strategi Ditjen SDID terkait dengan peningkatan
sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang berkualitas, ditetapkan IKP
sebagaimana diuraikan dalam Tabel 1.
11
Tabel 1. Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) Ditjen
Sumberdaya Iptek dan Dikti
KODE
Sasaran Strategis (SS)/Sasaran
Program
(SP/Outcome)/Indikator
Kinerja Program (IKP)
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
SS Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan
pendidikan tinggi;
IKP 1 Persentase dosen
berkualifikasi S3
10,05% 11,32% 13,09% 14,86% 16,63%
IKP 2 Jumlah SDM yang meningkat
karirnya
12.901 17.392 19.228 20.364 21.500
IKP 3 Jumlah SDM yang meningkat
kompetensinya
871 1.347 2.141 2.641 3.061
IKP 4 Jumlah revitalisasi sarpras
PTN
108 108 118 118 118
IKP 5 Persentase SDM Litbang
Berkualifikasi S3
5,5% 6% 6,2% 6,4% 6,8%
Untuk mencapai sasaran program di atas, maka ditetapkan berbagai kegiatan
dan indikator kegiatan. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan dalam
Rencana Kerja Tahunan (RKT). RKT tahun 2017 diberikan dalam lampiran. Selain
RKT, telah disusun pula rencana aksi atas kinerja guna memenuhi perjanjian kinerja.
Rencana Aksi Ditjen SDID tahun 2017 dapat dilihat dalam lampiran.
2.4. Perjanjian Kinerja
Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti telah menyusun perjanjian
kinerja antara Eselon 1 dengan Menteri dan antara Eselon 2 dengan Eselon 1. Perjanjian
Kinerja tersebut berisikan Sasaran Program/Kegiatan, Anggaran Indikator Kinerja,
serta Target yang akan dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sesuai dengan rencana
strategis. Perjanjian Kinerja tersebut dapat dilihat dalam Lampiran.
12
BAB III.
AKUNTABILITAS KINERJA
Seiring dengan perkembangan arus globalisasi yang begitu cepat, menuntut
bangsa Indonesia untuk mampu bersaing secara global. Dalam menghadapi daya saing
bangsa suatu negara perlu melakukan penguatan di bidang Iptek agar masyarakat dapat
meningkatkan kemampuannya dalam bentuk kreatifitas, pengembangan dan penerapan
Iptek yang dimilikinya, Hatten dan Resenthal (2000). Penguatan di bidang Iptek harus
di dukung oleh SDM Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan
berdaya saing.
Indonesia membutuhkan jumlah SDM Iptek dan Dikti yang relevan, berkualitas
dan berdaya saing sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat
bersaing dengan bangsa lainnya. Peningkatan SDM Iptek dan Dikti, baik karier maupun
kompetensinya telah dilakukan pemerintah melalui program yang dibiayai oleh APBN
dan Non-APBN. Namun sampai saat ini belum menunjukan jumlah dan kualitas yang
cukup banyak dikarenakan terbatasnya anggaran dan terbatasnya peranan sektor
swasta.
Tenaga ahli perekayasa dan peneliti Indonesia dalam tiga dekade ini
menunjukan penurunan terus menerus walaupun secara nominal mengalami
peningkatan namun rasio terhadap kesulurhan APBN terus mengalami penurunan.
Pemerintah belum mampu menciptakan iklim penelitian dan pengembangan (Litbang)
di Indonesia yang mampu menghasilkan Inovasi dan jumlah tenaga ahli yang mampu
memengaruhi pertumbungan ekonomi.
Meningkatnya Relevansi, Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Iptek dan Dikti
merupakan sasaran yang harus ditingkatkan melalui indikator kinerja presentase dosen
berkualifikasi S3, jumlah SDM yang meningkat kariernya, jumlah SDM yang
meningkat kompetensinya, jumlah revitalisasi sarana dan prasarana PTN dan
presentase SDM litbang berkualifikasi S3. Indikator sasaran tersebut pada tahun 2017
telah dianggarkan sebesar Rp1.328.634.812.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp1.169.600.809.915,00 atau sebesar 88.03%. Laporan kinerja untuk Sasaran
Meningkatnya Relevansi, Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Iptek dan Dikti adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Capaian IKP Ditjen SDID Tahun 2017
Sasaran
Program
Indikator
Kinerja Program
Target
2019
Capaian
2015
Capaian
2016
2017
Target Capaian %
Capaian
Meningkatnya
relevansi,
kualitas, dan
kuantitas
sumber daya
Iptek dan
Dikti
1 Persentase
dosen
berkualifikasi
S3
16,63% 12,54% 15,22% 13,09% 16,08% 130%
2 Jumlah SDM
yang
meningkat
karirnya
21.500 13.139 11.463 19.228 14.561 75,72%
3 Jumlah SDM
yang
meningkat
kompetensinya
3.061 2.121 2.551 2.141 1.675 78,2%
13
Sasaran
Program
Indikator
Kinerja Program
Target
2019
Capaian
2015
Capaian
2016
2017
Target Capaian %
Capaian
4 Jumlah
revitalisasi
sarpras PTN
118 107 73 118 70 59,3%
5 Persentase
SDM Litbang
Berkualifikasi
S3
6,8% 4,4% 5,48% 6,2% 10,09% 16,3%
Berdasarkan informasi pada Tabel 2, dari target persentase dosen berkualifikasi
S3 sebesar 13,09%, sedangkan jumlah dosen yang berkualifikasi S3 pada akhir tahun
2017 dibandingkan dengan total dosen telah mencapai 16,08%. Hal ini dimungkinkan
banyak dosen yang memperoleh kualifikasi S3 dengan biaya sendiri maupun
memperoleh beasiswa dari instansi lain.
Selanjutnya, untuk jumlah SDM yang meningkat kariernya, dari target 19.228
orang yang tercantum pada Renstra 2015-2019, pada realisasinya yang tercapai adalah
14.561 orang. Pada pelaksanaannya, target yang ditetapkan merupakan gabungan target
untuk SDM Dikti dan SDM IPTEK.
3.1. Capaian Kinerja
3.1.1. IKP 1: Persentase dosen berkualifikasi S3
Kualifikasi adalah kemampuan yang diperoleh dengan cara menyelesaikan
pendidikan formal. Kualifikasi dapat diartikan sebagai kapasitas, pengetahuan, atau
keterampilan yang sesuai dengan suatu peluang, atau membuat seseorang memenuhi
syarat untuk menjalankan tugas, jabatan, posisi, hak istimewa, atau menyandang suatu
status. Kualifikasi menunjukkan kepantasan untuk tujuan melalui pemenuhan kondisi
yang diperlukan seperti pencapaian usia tertentu, pengambilan sumpah, penyelesaian
sekolah atau pelatihan yang dibutuhkan, atau perolehan gelar pendidikan.
Sebagaimana diatur dalam UU No 14 Tahun 2005 pasal 46 ayat (2), dosen
memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan magister untuk program diploma atau
program sarjana; dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana. Oleh karena
itu, kualifikasi dosen menjadi salah satu indikator peningkatan relevansi, kualitas, dan
kuantitas sumber daya Iptek dan pendidikan tinggi. Standar minimal kualifikasi dosen
adalah lulusan magister, karena itu dosen yang merupakan lulusan program doktor
menjadi kualifikasi yang dinilai telah melampaui standar regulasi saat ini. Agar kualitas
dosen sebagai sumberdaya pendidikan tinggi dapat ditingkatkan, Ditjen SDID
menjalankan berbagai program peningkatan kualifikasi dosen. Outcome dari program-
program tersebut adalah meningkatnya persentase dosen berkualifikasi S3.
Pada Desember 2017 PD-Dikti mencatat jumlah dosen berkualifikasi S3
sebanyak 32.592 dengan total dosen tetap 202.690 orang. Sehingga dari total dosen
tetap Kemenristekdikti terdapat 16,08% dosen berkualifikasi S3. Persentase tersebut
sudah melebihi target persentase dosen berkualifikasi S3 tahun 2017, yaitu sebesar
13,09%. Namun apabila merujuk kembali kepada UU 14/2005 bahwa dosen minimum
memiliki kualifikasi lulusan magister, maka jumlah dosen yang diperhitungkan adalah
dosen berkualifikasi S2 dan S3 saja, yaitu 159.259 orang. Apabila hanya
14
memperhitungkan jumlah dosen berkualifikasi S2 dan S3 saja, persentase dosen
berkualifikasi S3 per Desember 2017 adalah 20,46%.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tercapainya target persentase
dosen berkualifikasi S3 tahun 2017 melebihi dari target 13.09% yaitu:
1. Kebijakan pemerintah untuk menghapus dosen yang berkualifikasi S1 sehingga
pembagi jumlah dosen S3 terhadap total dosen tetap ber NIDN menjadi
berkurang sehingga jumlah presentase dosen S3 meningkat
2. Program pemerintah melalui penyediaan dana beasiswa dan perhatian swasta
mulai meningkat
3. Pinjaman hibah luar negeri untuk program beasiswa bertambah
Selain faktor tersebut di atas, tuntutan dosen yang peduli atas peningkatan
kariernya melalui tunjangan sertifikasi dosen yang menjadi pendorong dosen untuk
studi dengan biaya sendiri. Perbandingan capaian kinerja dengan tahun-tahun
sebelumnya diberikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan Capaian IKP 1 (2015-2017)
2015 2016 2017
Jumlah Dosen
Berkualifikasi S3 24.747 29.140 32.533
Total Jumlah
Dosen Tetap 197.380 191.433 202.690
Persentase Dosen
Berkualifikasi S3 12,54% 15,22% 16,08%
Sumber : Pusdatin Januari 2018
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam Rencana Strategis
Kemenristekdikti 2015-2019, tingkat pencapaian kinerja diberikan dalam Gambar 6.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian tahun 2017 sudah melampaui
target tahun 2017, bahkan sudah melampaui target tahun 2018.
Gambar 6. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Renstra
Kemenristekdikti (2015-2019)
15
Apabila dibandingkan dengan negara lain, jumlah dosen berkualifikasi
berkualifikasi S3 ditunjukkan dalam Tabel 4. Persentase dosen berkualifikasi S3 di
Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia
(Jepang, Malaysia, dan Vietnam). Dalam persentase jumlah dosen Indonesia dengan
kualifikasi S3 (15,2%) masih lebih rendah dibanding dengan negara Vietnam (20%)
dan Malaysia (34%), apalagi jika dibandingkan dengan negara Jepang yang telah
mencapai 100%. Namun demikian, secara nominal Indonesia masih berada di posisi 2
dibandingkan dengan Jepang, sehingga Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia
bertanggung jawab untuk memfasilitasi peningkatan kualitas, kuantitas, dan relevansi
bagi Perguruan Tinggi Negeri.
Tabel 4. Jumlah Dosen di beberapa Negara Asia
No Indikator Indonesia1 Jepang2 Malaysia3 Vietnam4
1 Jumlah Dosen
berkualifikasi S3 32.533 178.669 15.399 9.152
2 Jumlah Dosen 202.690 178.669 45.652 45.512
3 Persentase Dosen
Berkualifikasi S3 16,08%* 100% 34% 20%
1 Data PD-Dikti, 28 Desember 2017
2 Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology Japan (MEXT),
2013 3 Indikator Pengajian Tinggi Malaysia, Kementerian Pendidikan Malaysia, 2013 4 Ministry of Education and Training Vietnam, 2010 * Dihitung berdasarkan jumlah dosen tetap Kemenristekdikti
** Worldfact CIA Tahun 2016
Keberhasilan peningkatan jumlah dosen berkualifikasi S3 didukung oleh 2
kegiatan yaitu beasiswa S3 dalam negeri dan beasiswa S3 luar negeri. Keberhasilan
pelaksanaan kedua kegiatan tersebut diukur seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.
Program pendukung peningkatan presentase dosen S3.
Tabel 5. Kelulusan Program Beasiswa S3 Dosen Tahun 2017
Angkatan Beasiswa S3
DN
Beasiswa S3
LN
Total Penerima
Beasiswa
Lulus 2017
2011 2.282 497 2.779 264
2012 1.494 391 1.885 167
2013 1.892 229 2.121 246
2014 2.133 250 2.383 154
2015 1.896 173 2.069 0
Total : 9.697 1.540 1.1237 831
* Sumber Direktorat Kualifikasi, Desember 2017.
Jumlah penerima beasiswa S3 dalam negeri dan luar negeri pada Tabel 5 adalah
9.697 orang dosen. Namun program tersebut baru berkontribusi meningkatkan jumlah
dosen berkualifikasi S3 sejumlah 831 orang dosen sementara sisanya adalah kelulusan
yang dibiayai oleh program lainnya.
16
Keberhasilan Ditjen SDID dalam meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi S3
didukung oleh 2 kegiatan yaitu beasiswa S3 dalam negeri dan beasiswa S3 luar negeri.
Keberhasilan pelaksanaan kedua kegiatan tersebut diukur melalui 2 (dua) Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) yang capaiannya ditunjukkan dalam Tabel 6. Laporan rinci
untuk kegiatan tersebut disampaikan dalam sub bab selanjutnya.
Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 1 (2017)
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan
Output Target Kinerja Capaian
Peningkatan
Kualifikasi
Sumber
Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP 1 Persentase Dosen
Berkualifikasi S3
13,09% Persen 16,08%
1 IKK 2.2 : Jumlah SDM
Dikti penerima Beasiswa
S3 Dalam Negeri
9487 Orang 9228* 97,27%
2 IKK 2.4 : Jumlah SDM
Dikti penerima Beasiswa
S3 Luar Negeri
1040 Orang 714* 68,7%
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Kualifikasi Per November 2017.
Terdapat beberapa kendala yang menyebabkan tidak tercapainya target IKK
tahun 2017 yaitu:
1. Pelamar hanya melakukan pendaftaran online saja tanpa diikuti dengan
pendaftaran akademik di pascasarjana
2. Pelamar tidak melengkapi dokumen yang dipersyaratkan seperti surat
pernyataan sedang tidak menerima beasiswa, surat keterangan sehat, surat izin
pimpinan/kopertis
3. Sistem pendaftaran online yang down saat diakses oleh banyak pelamar ataupun
karena server PD Dikti yang bermasalah
4. Data riwayat pendidikan pelamar yang belum dimutakhirkan pada laman
forlap.ristekdikti.go.id
5. Kesalahan ataupun perubahan data pelamar khususnya data prodi tujuan dan
pascasarjana tujuan
6. Keterbatasan waktu pendaftaran online
7. Keterlambatan dalam mengumumkan penerima beasiswa
8. Kurang lebih terdapat 2 orang yang proses pencairan dana PKPI/Sandwich-like
lebih dari 1bulan
9. Penyaluran Beasiswa S2/S3 Luar Negeri Dosen Termin 1 dan Termin 2,
terkendala karena karyasiswa terlambat mengumpulkan berkas persyaratan
pembayaran beasiswa sehingga proses pembayaran memerlukan waktu yang
lebih lama untuk solusinya karyasiswa diingatkan agar segera mengumpulkan
berkas persyaratan sehingga pembayaran beasiswa segera selesai 100%.
10. Penyaluran Perpanjangan Beasiswa S3 Luar Negeri Dosen Angkatan 2013 dan
2014, kendala sudah teratasi dan sekarang dalam proses pencairan 100%.
11. Pelaksanaan Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris bagi Dosen
Tahun 2017, kendala yang dihadapi pada pengumuman tahap I bagai peserta
program Talent Scouting adalah banyak peserta setelah dinyatakan lolos tidak
mendapatkan ijin dari atasannya sehingga sebagai alternatif solusi peserta yang
mengundurkan diri akan digantikan dengan peserta lain berbarengan dengan
pengumuman tahap II.
17
Adapun beberapa alternatif solusi yang dijalankan guna menghadapi kendala-
kendala di atas adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan sosialisasi ke perguruan tinggi dan kopertis mengenai Program
beasiswa
2. Penyampaian surat tawaran lebih awal dari periode pendaftaran online dibuka
agar pelamar dapat menyiapkan dokumen yang dibutuhkan
3. Meningkatkan koordinasi dengan Pusdatin
4. Meningkatkan koordinasi dengan Pusdatin
5. Menyediakan menu perubahan prodi atau pascasarjana tujuan
6. Periode pendaftaran online mungkin bisa dibuat lebih panjang
7. Lebih awal lagi dalam proses seleksi
3.1.1.1. Capaian IKK 2.2: Jumlah SDM Dikti Penerima Beasiswa S3 Dalam
Negeri
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 1 salah satunya ditunjukkan
melalui IKK 2.2 yaitu Jumlah SDM Dikti penerima beasiswa S3 dalam negeri. Target
IKK tersebut dicapai melalui 2 (dua) kegiatan yaitu beasiswa dalam negeri dan
beasiswa PMDSU. Rincian capaian IKK 2.2 ditunjukkan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Capaian IKK 2.2 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan
Output Angkatan
Target
Kinerja Capaian
Peningkatan
Kualifikasi
Sumber
Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP 1 Persentase Dosen
Berkualifikasi S3
IKK 2.2 : Jumlah SDM
Dikti penerima Beasiswa S3
Dalam Negeri
9487 9228 97,27%
Beasiswa S3 Dalam Negeri 8832 8586 97,21%
• Beasiswa S3 DN On
Going (Perpanjangan) 2013 1192 1192
• Beasiswa S3 DN On
Going (Regular) 2014 1986 1986
• Beasiswa S3 DN On
Going (Perpanjangan) 2014 1761 1540
• Beasiswa S3 DN On
Going (Regular) 2015 1893 1893
• Beasiswa S3 DN On
Going (AFIRMASI
PTN)
2015 16 16
• Beasiswa S2/S3 DN
Masyarakat Pendukung
Pendidikan
2017 15 14
• Beasiswa S2 DN baru
(PTN Baru/Afirmasi) 2017 150 150
• Beasiswa S3 DN Baru
(Regular) 2017 1000 1000
• Beasiswa S3 DN 1
Semester (Baru) 2017 663 652
18
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan
Output Angkatan
Target
Kinerja Capaian
• Beasiswa S3 DN 1
Semester (On Going) 2016 156 143
Beasiswa PMDSU 655 642 98,02%
• Beasiswa S3 DN On
Going (PMDSU) 2014 56 56
• Beasiswa S3 DN On
Going (PMDSU) 2015 321 321
• Beasiswa S3 DN On
Baru (PMDSU) 2017 248 248
• Beasiswa Program
SAME PMDSU Baru 2017 30 17
3.1.1.2. Capaian IKK 2.4: Jumlah SDM Dikti Penerima Beasiswa S3 Luar Negeri
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 1 juga ditunjukkan melalui
IKK 2.4 yaitu Jumlah SDM Dikti penerima beasiswa S3 luar negeri. Target IKK
tersebut dicapai melalui kegiatan beasiswa S3 dosen luar negeri. Rincian capaian IKK
2.4 diberikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Capaian IKK 2.4 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan
Output Angkatan
Target
Kinerja Capaian
Peningkatan
Kualifikasi
Sumber
Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP 1 Persentase Dosen
Berkualifikasi S3
IKK 2.4 : Jumlah SDM Dikti
penerima Beasiswa S3 Luar
Negeri
1040 714 68,7%
Beasiswa S3 Dosen LN 1040 714
• Beasiswa S3 LN On
Going (Perpanjangan) 2013 240 71
• Beasiswa S3 LN On
Going (REGULAR) 2014 238 238
• Beasiswa S3 LN On
Going (Perpanjangan) 2014 253 154
• Beasiswa S3 LN On
Going (AMINEF) 2014 19 19
• Beasiswa S3 LN On
Going (IGSP) 2014 5 5
• Beasiswa S3 LN On
Going (Regular) 2015 162 162
• Beasiswa S3 LN On
Going (AMINEF) 2015 12 12
• Beasiswa S3 LN On
Going (IGSP) 2015 4 4
• Beasiswa S3 LN On
Going (Reguler) 2016 2 2
• Beasiswa S3 LN On
Going (AMINEF) 2016 22 22
19
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan
Output Angkatan
Target
Kinerja Capaian
• Beasiswa S3 LN On
Going (IGSP) 2016 3 3
• Beasiswa S2/S3 LN
Masyarakat Pendukung
Pendidikan
2017 30 0
• Beasiswa S3 LN Baru
(AMINEF) 2017 26 16
• Beasiswa S3 LN Baru
(IGSP) 2017 2 2
• Beasiswa S3 LN Baru
(IASP) 2017 22 4
Berdasarkan data dalam Tabel 7 dan Tabel 8, meskipun persentase dosen
berkualifikasi S3 telah memenuhi target Renstra, realisasi setiap kegiatan belum
seluruhnya mencapai 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak seluruh dosen
mendapatkan gelar S3 dengan mengikuti program beasiswa Kemenristekdikti. Pada
tahun 2017 terdapat 32.533 orang dosen S3 sedangkan tahun 2016 terdapat 29.140
orang dosen berkualifikasi S3. Sehingga terdapat penambahan jumlah dosen S3
sebanyak 3.393 orang.
Dosen yang lulus dan menerima gelar S3 pada tahun 2017 sebanyak 2.121 orang
yang merupakan peserta penerima beasiswa pada tahun 2013. Dalam kurun waktu
tersebut diasumsikan seluruh penerima beasiswa S3 dari Kemenristekdikti lulus tepat
waktu. Oleh karena itu, lulusan penerima beasiswa S3 Dikti berkontribusi sebesar
62,5% dari total penambahan jumlah dosen berkualifikasi S3 sepanjang tahun 2017.
Dokumentasi kegiatan peningkatan kualifikasi SDM Dikti diberikan dalam
Gambar berikut.
21
Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, pelaksanaan program dan
kegiatan penunjang peningkatan jumlah dosen berkualifikasi S3 sudah berjalan dengan
baik dan berhasil meningkatkan persentase dosen berkualifikasi S3 hingga melampaui
target IKP tahun 2017. Sehingga program dan kegiatan tersebut harus terus dijalankan
pada tahun-tahun selanjutnya.
3.1.2. IKP 2: Jumlah SDM yang meningkat karirnya
Karier berasal dari bahasa Belanda, carriere yang artinya perkembangan dan
kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Karier juga dapat diartikan sebagai jenjang
dalam sebuah pekerjaan tertentu. Selanjutnya, dalam KBBI, karier merupakan
perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang.
Oleh karena pilihan karier sering tidak jelas dan sulit, maka setiap instansi mempunyai
bagian perencanaan karier sebagai panduan karier para karyawannya. Bagian
peningkatan karier ini memberikan bantuan pada orang perorangan dan kelompok
dalam eksplorasi dan pengambilan keputusan yang terkait dengan peningkatan karier.
Dalam perkembangannya, interaksi dalam kehidupan seseorang membuat orang
tersebut menciptakan pola atau janjang kariernya saat mereka membuat keputusan
tentang pendidikan, pekerjaan, keluarga, dan peran kehidupan lainnya (United Nations,
2002).
UU No 14 tahun Peraturan Pemerintah No 37 Tahun 2009, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 46 Tahun 2013, dan
beberapa peraturan lainnya menyatakan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Jenjang karir seorang dosen dinyatakan dalam bentuk jenjang jabatan akademik
dosen, yang terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan professor. Selain itu
profesionalitas seorang dosen juga dikukuhkan melalui pemberian sertifikat pendidik
untuk dosen. Selain dosen, SDM yang ditingkatkan karirnya juga mencakup tenaga
kependidikan dan SDM Iptek. Jenjang karir tenaga kependidikan salah satunya
dinyatakan dalam bentuk jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.
Sementara untuk SDM Iptek diukur dari jabatan fungsional perekayasa dari yang
meningkat kariernya dari perekayasa muda ke perekayasa madya dan perekayasa
madya ke utama, demikian juga untuk jabatan fungsional peneliti yaitu dari peneliti
muda ke madya dan peneliti madya ke utama.
Pada tahun 2017, jumlah dosen yang mengajukan penilaian angka kredit untuk
kenaikan pangkat/jabatan berjumlah 2.847 dosen. Dosen yang berhasil naik pangkatnya
menjadi Lektor Kepala berjumlah 787 orang sedangkan Guru Besar 306 orang. Jumlah
dosen yang mengikuti proses sertifikasi dosen sebanyak 9.892 orang, sementara yang
lulus berjumlah 9.083 dosen. Adapun jumlah tenaga kependidikan yang meningkat
kariernya adalah sebanyak 543 orang dalam bentuk peningkatan jabatan fungsional.
SDM Iptek, jumlah peneliti yang meningkat dari peneliti muda ke madya
sebanyak 56 dan peneliti madya ke utama sebanyak 39, sedangkan untuk perekayasa
muda yang meningkat dari muda ke madya sebanyak 51 dan peneliti madya yang
meningkat ke utama sebanyak 29, sehingga jumlah SDM yang meningkat kariernya
terdiri dari jumlah SDM Dikti ditambah SDM Iptek seperti pada Tabel 9 peningkatan
jumlah SDM Iptek dan Dikti.
22
Tabel 9. SDM yang meningkat karirnya tahun 2017
SDM SDM Iptek Jumlah
SDM Dikti Lektor Ke Lektor Kepala 787
Lektor Kepala ke GB 306
Lulus Sertifikasi Dosen 9.083
Karier Tenaga Kependidikan 543
SDM Iptek Peneliti Muda ke Madya 56
Peneliti Madya ke Utama 39
Perekayasa Muda ke Madya 51
Perekayasa Madya ke Utama 29
Jumlah 10.894
Target Kinerja 19.228
Persentase capaian (%) 56,7%
Sumber : Pusdatin, 22 Januari 2018
Perbandingan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya diberikan dalam
Tabel 10. Penurunan capaian kinerja pada tahun 2017 dikarenakan kebijakan baru pada
Permen No 50 tahun 2017 tentang Renstra Kemristekditi yang mengalami pemisahan
indikator kinerja program yaitu jumlah kompetensi dan karier SDM menjadi 2 indikator
yang berbeda.
Tabel 10. Perbandingan Capaian Kinerja Program Peningkatan Karier
2015 2016 2017
Target Kinerja Peningkatan Karier 12.901 17.392 19.228
Capaian 14.300 11.674 10.894
Persentase Capaian 100% 67,1% 56,7%
Sumber : Lakip 2016
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam Rencana Strategis
Kemenristekdikti 2015-2019, tingkat pencapaian kinerja diberikan dalam Gambar 8.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian tahun 2017 masih di bawah target
jangka menengah Renstra Kemenristekdikti 2015-2019.
Gambar 8. Perbandingan Capaian Kinerja yang meningkat kariernya
23
Pada tahun 2017 terdapat 10.894 orang SDM yang meningkat karirnya (SDM
Dikti dan SDM Iptek). Sehingga dari target 19.228 orang SDM yang meningkat
karirnya, terealisasi sejumlah 10.894 orang (56,7%). Program-program pendukung
peningkatan jumlah SDM yang meningkat kariernya belum seluruhnya terealisasi
100%. Adapun realisasi IKP yang baru mencapai 56,7% antara lain disebabkan
beberapa kendala sebagai berikut:
1. Perubahan kebijakan pada manual IKU yang tidak memasukan jumlah
sertifikasi dosen, sementara pada target renstra dimasukan sehingga
perbandingan capaian menurun drastis;
2. Informasi data SDM Iptek yang meningkat kariernya belum dapat dilakukan
pengkajian dikarenakan tidak ada alokasi anggaran pada tahun 2017 tersebut;
3. Peran pemerintah dan swasta dalam peningkatan karier SDM masih kurang.
Adapun beberapa alternatif solusi yang dijalankan guna menghadapi kendala-
kendala di atas adalah sebagai berikut:
1. Adanya perbaikan renstra agar selaras dengan manual IKU;
2. Melaksanakan koordinasi dan survey pemetaan dengan LPNK dan Lembaga
Litbang untuk SDM Iptek, serta dibangunnya sistem informasi pangkalan data
Iptek;
3. Mensosialisasikan kembali dalam rangka peningkatan kepedulian terhadap
karier SDM.
Keberhasilan Ditjen SDID dalam meningkatkan karir SDM didukung oleh 4
kegiatan yaitu jumlah pendidik yang mengikuti sertifikasi dosen, jumlah usulan angka
kredit dosen yang dinilai, jumlah usulan angka kredit tenaga kependidikan yang dinilai,
dan jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti riset untuk peningkatan karir.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut diukur melalui 4 (empat) Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) yang capaiannya ditunjukkan dalam Tabel 11. Laporan rinci untuk
kegiatan tersebut disampaikan dalam sub bab selanjutnya.
Tabel 11. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 2 (2017)
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP 2 Jumlah SDM yang meningkat
kariernya
19228 10894 56,7%
IKK 4.1 : Jumlah pendidik yang
mengikuti sertifikasi dosen
10000 10701 100%
IKK 4.2 : Jumlah usulan angka
kredit dosen yang dinilai*
4500 2847 63,3%
IKK 4.3 : Jumlah usulan angka
kredit tenaga kependidikan yang
dinilai*
1500 543 36,2%
IKK 4.4 : Jumlah Tenaga
Kependidikan yang mengikuti riset
untuk peningkatan karir**
100 N/A N/A
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Oktober 2017.
** Program tidak dijalankan pada tahun 2017
24
3.1.2.1. Capaian IKK 4.1: Jumlah Pendidik yang Mengikuti Sertifikasi Dosen
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 2 ditunjukkan melalui IKK
4.1 yaitu Jumlah Pendidik yang Mengikuti Sertifikasi Dosen. Target IKK tersebut
dicapai melalui kegiatan Sertifikasi Dosen Kemenristekdikti, Mitra, dan Dokdiknis.
Rincian capaian IKK tersebut diberikan dalam Tabel 12. Pada Desember 2017 tercatat
10.701 orang pendidik yang mengikuti sertifikasi dosen. Dari jumlah tersebut terdapat
9.083 dosen yang lulus sertifikasi dosen.
Tabel 12. Capaian Program Pendukung IKK 4.1 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP
2
Jumlah SDM yang meningkat
kariernya
IKK 4.1 : Jumlah pendidik yang
mengikuti sertifikasi dosen
10.000 10.701 100%
• Sertifikasi Dosen
Kemenristekdikti
10.701
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Desember 2017.
**Sejumlah 3228 ditangani dan dilaksanakan oleh LPNK terkait.
3.1.2.2. Capaian IKK 4.2: Jumlah Usulan Angka Kredit Dosen Yang Dinilai
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 2 juga ditunjukkan melalui
IKK 4.2 yaitu Jumlah Usulan Angka Kredit Dosen Yang Dinilai. Target IKK tersebut
dicapai melalui kegiatan PAK LK, GB, dan validasi GB. Jumlah dosen yang
mengajukan penilaian angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan berjumlah 2.847
dosen. Dosen yang naik pangkatnya menjadi Lektor Kepala berjumlah 787 orang
sedangkan Guru Besar 306 orang. Rincian capaian IKK 4.2 diberikan dalam Tabel 13.
Tabel 13. Capaian Program Pendukung IKK 4.2 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP
2
Jumlah SDM yang meningkat
kariernya
IKK 4.2 : Jumlah usulan angka kredit
dosen yang dinilai*
4500 2847 63,3%
• Penilaian PAK LK
1528
• Penilaian PAK GB
764
• Validasi GB
555
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Desember 2017.
**Sejumlah 3228 ditangani dan dilaksanakan oleh LPNK terkait.
3.1.2.3. Capaian IKK 4.3: Jumlah Usulan Angka Kredit Tenaga Kependidikan
Yang Dinilai
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 2 juga ditunjukkan melalui
IKK 4.3 yaitu Jumlah Usulan Angka Kredit Tenaga Kependidikan Yang Dinilai. Target
IKK tersebut dicapai melalui kegiatan PAK tenaga kependidikan. Rincian capaian IKK
25
tersebut diberikan dalam Tabel 13. Tenaga kependidikan yang mengajukan penilaian
angka kredit berjumlah 543 orang, 219 orang diantaranya berhasil naik pangkat. SDM
Iptek yang meningkat karirnya dari peneliti muda ke madya berjumlah 56 orang,
peneliti madya ke utama 39 orang, perekayasa muda ke madya 51 orang, dan
perekayasa madya ke utama 29 orang.
Tabel 14. Capaian Program Pendukung IKP 2 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP
2
Jumlah SDM yang meningkat
kariernya
IKK 4.3 : Jumlah usulan angka kredit
tenaga kependidikan yang dinilai*
1500 543 31,07%
- PLP Dikti 543
- Jumlah SDM Iptek yang meningkat
karirnya
** 175
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Desember 2017.
**Sejumlah 3228 ditangani dan dilaksanakan oleh LPNK terkait.
Terkait dengan pelaksanaan program-program pendukung IKP 2, terdapat
beberapa kendala sebagai berikut:
1. Data dosen eligible kandidat DYS (Dosen yang disertifikasi) dari PTU belum
termutakhirkan pada sistem PD-Dikti;
2. Nilai TPA dan Bahasa Inggris DYS masih di bawah batas minimum;
3. DYS yang masuk D5 gagal dalam menyusun deskripsi diri (tingkat kemiripan
> 30%);
4. Artikel ilmiah para pengusul penilaian angka kredit umumnya belum masuk
dalam kriteria jurnal internasional bereputasi dan nasional terakreditasi;
5. Target IKP berbasis output, sedangkan IKK berbasis partisipasi.
Adapun beberapa alternatif solusi yang dijalankan guna menghadapi kendala-
kendala di atas adalah sebagai berikut:
1. Memutakhirkan data dosen dalam PD-Dikti;
2. Memberikan peluang bagi DYS untuk mengikuti TPA dan tes Bahasa Inggris
dari instansi selain PLTI;
3. Memberikan sosialisasi kepada PTU yang tingkat kelulusan serdos nya rendah;
4. Memberikan imbauan kepada perguruan tinggi terkait penulisan artikel yang
memenuhi persyaratan untuk terbit pada jurnal internasional bereputasi dan
jurnal nasional terakreditasi.
5. Jumlah keikutsertaan SDM dalam kegiatan pengembangan karir tidak dibatasi
hingga mencapai target IKP berbasis output.
Beberapa dokumentasi kegiatan peningkatan karir SDM ditunjukkan dalam
gambar di bawah ini.
27
Gambar 9. Foto Kegiatan Peningkatan Karir SDM
Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, sebagian besar pelaksanaan
program peningkatan karir SDM sudah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
jumlah dosen SDM yang meningkat karirnya. Sehingga program dan kegiatan tersebut
harus terus dijalankan pada tahun-tahun selanjutnya.
3.1.3. IKP 3: Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya
Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan
efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang
memiliki hubungan kausal atau sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan,
efektif, atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu
(Spencer, 2009).
Karakteristik dasar kompetensi adalah bagian dari kepribadian yang mendalam
dan melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku yang dapat diprediksi pada
berbagai keadaan tugas pekerjaan. Sehingga, kompetensi dapat menyebabkan atau
digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang. Dengan kata lain, jika seseorang
mempunyai kompetensi tinggi, maka akan mempunyai kinerja yang tinggi pula.
UU No 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (10) menyatakan kompetensi dosen adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pada
prinsipnya dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi regulasi tersebut, maka dikembangkan
program dan kegiatan peningkatan kompetensi dosen, tenaga kependidikan, dan SDM
Iptek. Keberhasilan pelaksanaan program tersebut diukur melalui program SDM yang
meningkat kompetensinya.
28
Pada Desember 2017 tercatat peserta kegiatan peningkatan kompetensi
berjumlah 977 orang pendidik, 438 orang tenaga kependidikan yang terdiri atas tendik
yang mengikuti bimtek dalam negeri sebanyak 413 orang dan tendik yang mengikuti
short term training ke luar negeri sebanyak 25 orang, dan 200 orang SDM Iptek.
Sehingga total terdapat 1.675 orang SDM yang meningkat kompetensinya. Jumlah
tersebut belum mencapai target IKP 3 yaitu 2.141 orang. Sehingga capaian kinerja
jumlah SDM yang meningkat kompetensinya pada tahun 2017 adalah 78,2%. Rincian
jumlah peserta peningkatan kompetensi diberikan dalam Tabel 15.
Tabel 15. Capaian peningkatan kompetensi tahun 2017
No Peserta Peningkatan Kompetensi Jumlah
1 Pendidik 977
2 Tenaga Kependidikan 438
3 SDM Iptek 200
Total 1.675
Target Kinerja Kompetensi SDM 2.141
Persentase capaian (%) 78,2%
Sumber : Laporan Direktora Karier dan Kompetensi 2017
Perbandingan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya diberikan dalam
Tabel 16. Penurunan capaian kinerja terutama terjadi karena rendahnya keikutsertaan
SDM dalam program-program peningkatan kompetensi yang diselenggarakan pada
tahun 2017.
Tabel 16. Perbandingan Capaian IKP 3 (2015-2017)
2015 2016 2017
Target Kinerja 871 1.347 2.141
Capaian 2.058 1.582 1.675
Persentase Capaian 100% 100% 78,2%
Berdasarkan informasi dalam Tabel 16, program peningkatan kompetensi
mengalami penurunan dari tahun 2015 hingga tahun 2017. Capaian pada tahun 2015
dan 2016 telah melebihi target yang ditetapkan. Sedangkan untuk tahun 2017,
persentase capaian belum maksimal dikarenakan kurangnya sosialisasi dan informasi
mengenai program, juga rendahnya minat terhadap keikutsertaan program peningkatan
kompentensi SDM.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam Rencana Strategis
Kemenristekdikti 2015-2019, tingkat pencapaian kinerja diberikan dalam Gambar 10.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian tahun 2017 masih di bawah target
jangka menengah Renstra Kemenristekdikti 2015-2019.
29
Gambar 10. Perbandingan Capaian Kinerja Peningkatan Kompetensi dengan Target
Renstra Kemenristekdikti.
Berdasarkan data-data di atas, program-program pendukung peningkatan
jumlah kompetensi SDM Iptek dan Dikti belum seluruhnya terealisasi 100%. Adapun
realisasinya baru mencapai 78,2% antara lain disebabkan beberapa kendala sebagai
berikut:
1. Belum adanya road map pengembangan kompetensi SDM
2. Peran serta pemerintah dan swasta belum cukup mendukung program
peningkatan kompetensi
Adapun beberapa alternatif solusi dan rekomendasi guna menghadapi kendala-
kendala di atas adalah sebagai berikut:
1. Dibuat standar kompetensi SDM Iptek dan Dikti
2. Dikembangkannya roadmap peningkatan SDM Iptek dan Dikti
Keberhasilan Ditjen SDID dalam meningkatkan karir SDM didukung oleh 5
kegiatan yaitu jumlah pendidik yang mengikuti peningkatan kompetensi, jumlah tenaga
kependidikan yang mengikuti peningkatan kompetensi, jumlah pendidik yang meraih
prestasi, jumlah tenaga kependidikan yang meraih prestasi, serta jumlah SDM Iptek
yang ditingkatkan kompetensinya. Keberhasilan pelaksanaan kelima kegiatan tersebut
diukur melalui 5 (lima) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang capaiannya ditunjukkan
dalam Tabel 17. Penjelasan rinci untuk kegiatan tersebut disampaikan dalam sub bab
selanjutnya.
Tabel 17. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 3 (2017)
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
IKP 3 Jumlah SDM yang meningkat
kompetensinya 2141 1675 78,2%
30
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Manusia
Pendidikan
Tinggi
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia Iptek
IKK 5.1 Jumlah Pendidik Yang
Mengikuti Peningkatan
Kompetensi
1240 977 78,8%
IKK 5.2 Jumlah Tenaga
kependidikan yang mengikuti
peningkatan kompetensi
1100 438 39,8%
IKK 5.3 Jumlah Pendidik Yang
meraih prestasi 15 30 100,0%
IKK 5.4 Jumlah tenaga
kependidikan yang meraih prestasi 105 60 57,1%
IKK 1.1 Jumlah SDM Iptek yang
ditingkatkan kompetensinya 200 200 100,0%
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Oktober 2017.
3.1.3.1. IKK 5.1: Jumlah Pendidik Yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 3 salah satunya ditunjukkan
melalui IKK 5.1 yaitu Jumlah Pendidik Yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi.
Target IKK tersebut dicapai melalui kegiatan World Class Professor,
Bimtek/Workshop untuk dosen, detasering/short course ke luar negeri, SAME,
Magang, Mobilisasi Dosen, Post Doctoral, dan Sabatical Leave. Rincian peserta
program-program tersebut diberikan dalam Tabel 18.
Tabel 18. Capaian Program IKK 5.1 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja
Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP 3 Jumlah SDM yang meningkat
kompetensinya
IKK 5.1 Jumlah Pendidik Yang
Mengikuti Peningkatan
Kompetensi
1240 977 78,79%
• World Class Professor 70** 84
• Program Bimtek/Workshop
untuk dosen
500** 529
• Program detasering/ short
course luar negeri
140** 141
• Program SAME 50** 41
• Program Magang 100** 127
• Program mobilisasi dosen 50** 49
• Program Post Doctoral 5** 5
• Sabatical Leave 5** 1
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Oktober 2017.
**Untuk mencapai target IKK, setiap program menetapkan acuan pelaksanaan
program.
31
3.1.3.2. IKK 5.2: Jumlah Tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kompetensi
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 3 juga ditunjukkan melalui
IKK 5.2 yaitu Jumlah Tenaga Kependidikan Yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi.
Target IKK tersebut dicapai melalui kegiatan Bimtek dan pelatihan jabatan fungsional
serta short term training ke luar negeri. Rincian peserta program-program tersebut
diberikan dalam Tabel 19.
Tabel 19. Capaian Program IKK 5.2 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP
3
Jumlah SDM yang meningkat
kompetensinya
2760 1453 52,64%
IKK 5.2 Jumlah Tenaga
kependidikan yang mengikuti
peningkatan kompetensi
1100 288 26,18%
• Bimtek dan pelatihan jabatan
fungsional
400** 273
• Short-therm training tendik
(PLP) ke LN
20** 15
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Oktober 2017.
**Untuk mencapai target IKK, setiap program menetapkan acuan pelaksanaan
program.
3.1.3.3. IKK 5.3: Jumlah Pendidik Yang meraih prestasi
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 3 juga ditunjukkan melalui
IKK 5.3 yaitu Jumlah Pendidik Yang Meraih Prestasi. Target IKK tersebut dicapai
melalui kegiatan Pemilihan Pendidik Berprestasi. Rincian peserta program-program
tersebut diberikan dalam Tabel 20.
Tabel 20. Capaian Program IKK 5.3 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP
3
Jumlah SDM yang meningkat
kompetensinya
IKK 5.3 Jumlah Pendidik Yang
meraih prestasi
15 30 100,00%
• Program pendidik berprestasi 30** 30
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Oktober 2017.
**Untuk mencapai target IKK, setiap program menetapkan acuan pelaksanaan
program.
32
3.1.3.4. IKK 5.4: Jumlah tenaga kependidikan yang meraih prestasi
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 3 juga ditunjukkan melalui
IKK 5.4 yaitu Jumlah Tenaga Kependidikan Yang Meraih Prestasi. Target IKK tersebut
dicapai melalui kegiatan Pemilihan Tenaga Kependidikan Berprestasi. Rincian peserta
program-program tersebut diberikan dalam Tabel 21.
Tabel 21. Capaian Program IKK 5.4 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP
3
Jumlah SDM yang meningkat
kompetensinya
IKK 5.4 Jumlah tenaga
kependidikan yang meraih prestasi
105 60 57,14%
• Program Tenaga
Kependidikan Berprestasi
60** 60
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Karir dan Kompetensi Per Oktober 2017.
**Untuk mencapai target IKK, setiap program menetapkan acuan pelaksanaan
program.
3.1.3.5. IKK 1.1: Jumlah SDM Iptek yang ditingkatkan kompetensinya
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 3 juga ditunjukkan melalui
IKK 1.1 yaitu Jumlah SDM Iptek Yang Ditingkatkan Kompetensinya. Target IKK
tersebut dicapai melalui kegiatan Bimbingan Teknis SDM Iptek. Rincian peserta
program-program tersebut diberikan dalam Tabel 22.
Tabel 22. Capaian Program IKK 1.1 Tahun 2017
Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja Capaian
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pendidikan
Tinggi
IKP
3
Jumlah SDM yang meningkat
kompetensinya
2760 1453 52,64%
IKK 1.1 Jumlah SDM Iptek yang
ditingkatkan kompetensinya
200 195 97,50%
• Bimbingan teknis 300** 195***
***Terdapat 200 orang yang terpilih, namun yang hadir mengikuti Bimtek 195 orang.
Dalam pelaksanaan program-program pendukung IKP 3 di atas, terdapat
beberapa kendala yang dihadapi, antara lain:
1. Belum ada kebijakan jenjang karir SDM Dikti
2. Belum tersedia standar kebutuhan kompetensi tenaga pendukung
3. Dalam sosialisasi masih ada peserta yang menemukan kesulitan karena faktor
kesibukan mengajar, serta aspek legal formal yang masih dipikirkan oleh peserta
sosialisasi.
4. Pada tataran implementasi, respon peserta beragam. Pada lembaga yang selama ini
telah mengembangkan Lesson Study melalui berbagai program yang ada, umumnya
mendapatkan respon poisitif dan sudah mulai dapat mengimplementasikannya.
33
5. Beberapa peserta menyatakan implementasi Lesson Study di sekolah terkendala
oleh kesibukan guru memenuhi kewajiban 24 jam mengajar.
6. Sebagian kecil peserta masih kesulitan menentukan fokus kajian/penelitian dari
kegiatan Lesson Study, karena masih kurangnya pemahaman dan pengalaman
melaksanakan Lesson Study. Oleh karena itu, adanya pendampingan disediakannya
forum-forum publikasi Lesson Study sangat diperlukan oleh peserta. Rencana
seminar dan publikasi hasil STOLS-ITTEP sebaiknya disampaikan ke peserta lebih
awal.
7. Jumlah peserta belum menggambarkan perwakilan dari seluruh perguruan tinggi di
Indonesia.
8. Masih ditemukan peserta yang pernah mengikuti lomba tahun sebelumnya
(diikutkan kembali dalam lomba tingkat nasional).
9. Peserta belum fokus terhadap substansi karya kreatif prestatif yang menggambarkan
keunggulan untuk mencapai peningkatan kualitas kinerja, sebagian besar masih
merupakan pekerjaan rutin yang dikerjakan dengan alat bantu software atau media
komputer. Meskipun secara umum beberapa inovasi karya kreatif prestatif peserta
lebih baik dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya. Selain itu, Karya Kreatif
Prestatif masih ada kesenjangan antar PT ditinjau dari PTN maupun PTS dan PT di
Jawa maupun di luar Jawa
10. Masih ditemukan kesenjangan penguasaan IT diantara peserta terutama dalam hal
usia dimana peserta yang berusia muda lebih menguasai IT dibanding yang tua,
sehingga mengakibatkan kecenderungan penilaian lebih baik pada peserta lomba
yang lebih menguasai IT dengan inovasi yang diunggulkan.
11. Kesulitan mendeteksi kinerja sebenarnya di lapangan, karena keragaman jenis
pekerjaan administrasi akademik, walaupun sudah diupayakan untuk mengetahui
secara rinci pekerjaan dan kinerja yang bersangkutan melalui isian Deskripsi Diri
dan kegiatan selama satu bulan terakhir. Informasi deskripsi diri diharapkan dapat
menggambarkan kinerja peserta di institusinya, untuk menghindari adanya peserta
yang memiliki kegiatan yang tidak terkait dengan kegiatan akademik di institusi.
12. Belum banyak ditemukan program-program yang diunggulkan oleh peserta lomba
yang terkait dengan konsep penjaminan mutu.
13. Peserta belum mencerminkan road map pengembangan SDM di PT
14. Peserta masih kurang memahami filosofi konsep SAME secara utuh.
15. Peserta program SAME belum mencerminkan kemitraan institusi, karena MOU
masih dalam tahap perencanaan (inisiasi).
16. Program mendatangkan Profesor dari LN sulit terlaksana karena belum ada
panduan yang rinci dalam program SAME.
17. Banyak peserta komunikasi dalam bahasa Inggris kurang bagus.
18. Pada tahun 2017 tidak/belum dilaksanakan seminar pencapaian tahun 2017
sehingga data pencapain berupa jurnal belum bisa diukur.
19. Exchange belum berjalan sesuai ketentuan program SAME. Hal ini sulit terlaksana
apabila diharuskan Profesor tamu tinggal di Indonesia selama lebih dari satu bulan.
20. Pelaksanaan Program Sabbatical Leave mengalami kendala dalam rekruitmen calon
peserta karena tidak tersedia waktu yang cukup untuk melaksanakan sosialisasi
program ke perguruan tinggi. Hal ini dapat dilihat dari minimnya jumlah pengusul.
Hal ini juga menyebabkan ketidak mampuan pengusul dalam mempersiapkan
proposal yang lengkap dan menyiapkan dokumen pendukung seperti surat
penyataan dari calon mitra di PTLN.
34
Adapun beberapa alternatif solusi dan rekomendasi guna menghadapi kendala-
kendala di atas adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan program STOLS-ITTEP dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan
kualitas pelaksanaannya, terutama pada pemilihan calon peserta yang kompeten dan
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.
2. Meskipun sasaran pelaksanaan STOLS-ITTEP saat kini sudah menjangkau pada
beberapa dosen LPTK terpilih, namun pada pelatihan berikutnya diharapkan lebih
diutamakan pada peserta dari LPTK yang memiliki program studi PGSD.
3. Perlu dibuat penjanjian yang mengikat antara peserta dan pimpinan lembaga untuk
mendukung implementasi hasil pelatihan di masing-masing lembaga setelah
kembali dari pelatihan.
4. Peserta STOLS-ITTEP diwajibkan untuk melakukan implementasi dengan fokus
kajian yang jelas sehingga memudahkan peserta menuliskan publikasi ilmiah.
5. Diperlukan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan penelitian
di bidang Lesson Study, baik di tingkat sekolah maupun di perguruan tinggi.
6. Untuk mengetahui keberlanjutan para alumni STOLS-ITTEP
mengimplementasikan kegiatan Lesson Study di perguruan tinggi sendiri atau di
sekolah, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi dengan cara penelusuran
melalui penyebaran angket dan visitasi.
7. Untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam upaya mendidik calon guru
profesional, perlu dirancang program bantuan hibah peningkatan kompetensi dosen
melalui pembelajaran kolaboratif dengan sekolah mitra.
8. Program bantuan hibah yang akan dilaksanakan perlu dibuat terlebih dahulu
panduan dan Term of Reference.
9. Selain dari Kemenristekdikti, diperlukan dukungan yang bersifat kebijakan dan
pendanaan dari perguruan tinggi sendiri untuk meluaskan implementasi kegiatan
Lesson Study di tingkat program studi, jurusan/departemen, fakultas dan
universitas.
10. Program sosialisasi perlu ditinjau ulang efektivitas dan keberhasilannya.
Penyampaian informasi secara proaktif dengan berbagai sarana masih perlu
dilakukan, berupa (1) pengiriman poster lomba-lomba tingkat nasional kepada
PTN/PTS; (2) sosialisasi lomba kepada PTN dan Kopertis (terutama untuk wilayah
Indonesia Timur) yang diselenggarakan di salah satu kampus (bukan di hotel)
dengan mengundang perwakilan (setingkat Ka.Biro/Direktur
Akademik/Ka.Lembaga) yang memiliki otoritas atau diberi kewenangan untuk
menyelenggarakan lomba di satuan kerjanya; (3) mewajibkan kepada PTN dan PTS
yang berakreditasi A dan Kopertis untuk mengikut sertakan pendidik dan tenaga
kependidikannya yang telah melalui proses pemilihan di satuan kerjanya.
Rekomendasi ini telah diusulkan sejak tahun 2015, tetapi belum terealisasi.
11. Perlu dipertimbangkan peserta yang telah mengikuti final tingkat Nasional tidak
diijinkan lagi mengikuti lomba untuk memberi kesempatan dan pengalaman kepada
tenaga kependidikan yang lain.
12. Perlu dibudayakan peran Kopertis masing-masing wilayah dan perwakilan
pimpinan PTS, dengan mengundang sebagai pengamat dalam proses penentuan
juara. Diutamakan bagi (1) pimpinan Kopertis yang belum pernah mengirimkan
perwakilan diktendik dalam lomba ini, (2) pimpinan PTS yang telah mengajukan
perwakilan tenaga pendidik di lingkungannya tetapi belum berhasil masuk dalam
nominasi finalis, dan (3) pimpinan PTS yang telah terakreditasi A tetapi tidak
pernah berpartisipasi dalam lomba diktendik.
35
13. Perlu kebijakan insentif untuk perguruan tinggi wilayah timur dengan
mempertimbangkan adanya variasi yang lebar dengan PT lainnya, tetapi tidak
mengurangi kualitas dan kesamaan bobot prestasi dengan perguruan tinggi wilayah
lain. Alternatif lain adalah diadakan penilaian berdasarkan klaster atau kelompok
perguruan tinggi yang setara/sebanding.
14. Sudah saatnya ditambahkan bobot pada persyaratan inovatif dalam penilaian karya
prestatif secara substansi, tidak hanya semata-mata menilai karena menggunakan
media IT, tetapi perlu ada terobosan baru yang kreatif sehingga pelayanan menjadi
lebih prima. Selain itu juga bobot penilaian perlu dikaji ulang agar perbedaan
peserta yang baik dengan yang kurang baik cukup lebar
15. Kegiatan sosialisasi masih perlu dilakukan terutama didaerah dimana perguruan
tingginya masih sedikit yang berpartisipasi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan
bersamaan dengan seminar pemaparan hasil SAME tahun sebelumnya.
16. Perlu dibuat panduan program mendatangkan Profesor dari LN secara rinci dalam
bahasa Inggris.
17. Perlu dibuat template acceptance letter yang berisi poin-poin yang akan
dilaksanakan selama kegiatan SAME.
18. Khusus program SAME Newton, sebelum pelaksanaan program,pihak British
Council (Newton Fund) harus berkoordinasi dengan Dirjen Sumber Daya Iptek dan
Dikti, termasuk membuat panduan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak.
19. Perlu upaya untuk lebih meningkatkan minat Profesor dari LN untuk mengikuti
program SAME visiting professor.
20. Membagi bidang-bidang terkait sosial humaniora ke dalam sub topik/ tema sesuai
bidang ilmu seperti politik, komunikasi, sosiologi maupun psikologi.
21. Meningkatkan koordinasi atau melakukan koordinasi lebih awal terkait teknis
kegiatan seperti jadwal keberangkatan yang pasti, pencairan pendanaan serta materi
maupun jadwal kegiatan semata-mata agar peserta dapat lebih maksimal dalam
mempersiapkan diri menghadapi short course.
22. Menambahkan bentuk pengajaran atau penyampaian materi yang lain. Selain materi
yang bersifat meningkatkan pengetahuan (knowledge) perlu juga materi
peningkatan skill tertentu terutama dalam bidang teknologi yang dibutuhkan dalam
bidang ilmu sosial, misalnya pemanfaatan software statistik tertentu atau social
network analysis. Diharapkan bisa didapatkan materi yang aplikatif untuk
melakukan studi-studi dengan metode yang berbeda (kuantitatif ataupun
eksperimen) dalam populasi besar.
23. Memberikan mandat otoritatif dari Kemenristekdikti untuk membuat kerjasama
antar lembaga asal peserta short course dengan host penyelanggara short course
untuk tindak lanjut setelah short course berakhir.
24. Menjadikan kegiatan short course ini sebagai kegiatan rutin.
25. Sosialisasi mengenai Program Sabbatical Leave harus dilakukan lebih awal dan
diitensifkan melalui pengumuman pada laman Kemenristekdikti, brosur, surat
pemberitahuan ke perguruan tinggi, dan roadshow ke berbagai kota/PT untuk
sosialisasi rencana Program Sabbatical Leave tahun 2018. Calon peserta juga perlu
diperluas ke dosen bergelar doktor dengan pangkat akademik Lektor Kepala.
Beberapa dokumentasi foto kegiatan pengembangan kompetensi SDM
ditunjukkan dalam Gambar di bawah ini.
37
Gambar 11. Foto Kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM tahun 2017
Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, sebagian besar pelaksanaan
program peningkatan karir SDM sudah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
jumlah dosen SDM yang meningkat karirnya. Sehingga program dan kegiatan tersebut
harus terus dijalankan pada tahun-tahun selanjutnya.
3.1.4. IKP 4: Jumlah revitalisasi sarpras PTN
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan
sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat
penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan membedakan
keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer
dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak
bergerak seperti gedung.
Menurut Ketentuan Umum Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional) No. 24 tahun 2007. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat
dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi
sekolah/madrasah. Sarana pendidikan antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta
alat-alat media pembelajaran. Sedangkan yang termasuk prasarana antara lain seperti
halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-lain.
UU No 14 tahun 2005 menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, dosen berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran serta
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk memenuhi aturan tersebut, Ditjen
38
SDID menjalankan program dan kegiatan revitalisasi sarana dan prasarana PTN.
Keberhasilan pelaksanaan program tersebut diukur melalui Indikator Kinerja Program
keempat yaitu Jumlah Revitalisasi Sarpras PTN.
Pada Desember 2017 tercatat pelaksanaan revitalisasi sarpras bagi 70 PTN.
Jumlah tersebut belum mencapai target jumlah revitalisasi sarpras bagi 118 PTN.
Sehingga capaian kinerja revitalisasi sarpras PTN pada tahun 2017 adalah 59,3%.
Perbandingan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya diberikan dalam
Tabel 23. Penurunan capaian kinerja terutama terjadi karena moratorium anggaran
untuk revitalisasi sarpras PTN tahun 2017.
Tabel 23. Perbandingan Capaian IKP 4 (2015-2017) 2015 2016 2017
Target Kinerja 108 108 118
Capaian 107 73 70
Persentase Capaian 99,1% 61,9% 59,3%
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam Rencana Strategis
Kemenristekdikti 2015-2019, tingkat pencapaian kinerja diberikan dalam Gambar 12.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian tahun 2017 masih di bawah target
jangka menengah Renstra Kemenristekdikti 2015-2019.
Gambar 12. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Renstra
Kemenristekdikti (2015-2019)
Disamping itu, terdapat beberapa perguruan tinggi negeri yang melakukan
revitalisasi dengan menggunakan dana PNBP dan bantuan dana hibah luar negeri yang
teralokasi dalam DIPA masing-masing perguruan tinggi. Pelaporan akuntabilitas
masing-masing kegiatan dari masing-masing Perguruan Tinggi disajikan terpisah pada
LAKIP masing-masing PTN yang bersangkutan.
Berdasarkan data-data pada Tabel 23, program-program pendukung revitalisasi
PTN belum terealisasi 100%. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh kebijakan revisi
39
anggaran untuk program pengelolaan dan pemanfaatan sarpas yang hanya disetujui
untuk revitalisasi 1 PTN dan 6 dari program hibah luar negeri dan belum adanya
koordinasi dengan PTN atas jumlah revitalisasi yang dilaporkannya
Adapun alternatif solusi dan rekomendasi untuk menghadapi kendala di atas
adalah pencairan anggaran program sudah dilaksanakan sejak awal tahun, sehingga
target dan pencapaian program maksimal.Selanjutnya, efektivitas pelaksanaan program
perlu ditingkatkan (sebaiknya dalam mengadakan setiap FGD telah diberikan materi
pembahasan kepada narsum agar saat kegiatan lebih efektif).
Dalam merevitalisasi sarpras PTN didukung oleh 1 kegiatan meningkatkan karir
SDM dan program Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) sebanyak 6 PTN seperti pada
tabel berikut ini.
Tabel 24. Program pendukung revitaslisai PTN tahun 2017 Kegiatan Revitalisasi Jumlah
1 Revitalisasi Sarpras UI 1
2 PHLN IDB 7in1 7
3 PEDP 24
4 JICA Unhas, ITB 2
5 IDB Unpad 1
6 PTN BH 11
7 PTN BLU 24
70
* Sumber Simonev tahun 2017
Program revitalisasi tersebut diselenggarakan pada perguruan tinggi negeri
seperti tabel 25 berikut ini.
Tabel 25. Daftar PTN yang direvitalisasi
No Kegiatan Revitalisasi Program
1 Universitas Indonesia Revitalisasi UI
2 Unesa PHLN IDB 7in1
3 UNY PHLN IDB 7in1
4 UNG PHLN IDB 7in1
5 Unsrat PHLN IDB 7in1
6 Untan PHLN IDB 7in1
7 Unlam PHLN IDB 7in1
8 Unsyiah PHLN IDB 7in1
9 Politeknik ATMI Surakarta PEDP
10 Politeknik Caltex Riau PEDP
11 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PEDP
12 Politeknik LPP Yogyakarta PEDP
13 Politeknik Negeri Ambon PEDP
14 Politeknik Negeri Bali PEDP
15 Politeknik Negeri Banyuwangi PEDP
16 Politeknik Negeri Batam PEDP
17 Politeknik Negeri Jakarta PEDP
18 Politeknik Negeri Jember PEDP
19 Politeknik Negeri Lampung PEDP
20 Politeknik Negeri Lhokseumawe PEDP
21 Politeknik Negeri Malang PEDP
40
No Kegiatan Revitalisasi Program
22 Politeknik Negeri Manado PEDP
23 Politeknik Negeri Medan PEDP
24 Politeknik Negeri Padang PEDP
25 Politeknik Negeri Pontianak PEDP
26 Politeknik Negeri Samarinda PEDP
27 Politeknik Negeri Semaran PEDP
28 Politeknik Negeri Ujung Pandang PEDP
29 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PEDP
30 Politeknik Pertanian Negeri Pangkep PEDP
31 Politeknik POS Indonesia PEDP
32 Politeknik Banjarmasin PEDP
33 Unhas JICA
34 ITB JICA
35 Unpad IDB
36 Institut Teknologi Sepuluh November PTN BH
37 Universitas Hasanuddin PTN BH
38 Universitas Diponegoro PTN BH
39 Univeristas Padjadjaran PTN BH
40 Universitas Airlangga PTN BH
41 Universitas Sumatera Utara PTN BH
42 Universitas Pendidikan Indonesia PTN BH
43 Universitas Indonesia PTN BH
44 Universitas Gadjah Mada PTN BH
45 Institut Pertanian Bogor PTN BH
46 Institut Teknologi Bandung PTN BH
47 Universitas Brawijaya Malang PTN BLU
48 Universitas Negeri Semarang PTN BLU
49 Universitas Negeri Surabaya PTN BLU
50 Universitas Mulawarman Samarinda PTN BLU
51 Univesitas Sebelas Maret Surakarta PTN BLU
52 Universitas Negeri Lampung PTN BLU
53 Universitas Negeri Yogyakarta PTN BLU
54 Universitas Negeri Gorontalo PTN BLU
55 Universitas Bengkulu PTN BLU
56 Universitas Sriwijaya PTN BLU
57 Universitas Negeri Malang PTN BLU
58 Universitas Negeri Jakarta PTN BLU
59 Universitas Jenderal Soedirman PTN BLU
60 Universitas Andalas PTN BLU
61 Universitas Haluo leo Kendali PTN BLU
62 Universitas Riau PTN BLU
63 Universitas Terbuka PTN BLU
64 Universitas Undayana PTN BLU
65 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PTN BLU
66 Politeknik Negeri Malang PTN BLU
67 Universitas Tadulako PTN BLU
68 Universitas Mataram PTN BLU
69 Universitas Negeri Padang PTN BLU
70 Universitas Ganesha PTN BLU
*) Sumber PEDP Tahun 2017 dan Simonev 2017.
41
Keberhasilan Ditjen SDID dalam merevitalisasi sarpras PTN didukung oleh 1
kegiatan yaitu jumlah PTN yang direvitalisasi sarana dan prasarananya. Keberhasilan
pelaksanaan kegiatan tersebut diukur melalui 1 (satu) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
yang capaiannya ditunjukkan dalam Tabel 26.
Tabel 26. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 4 (2017)
Program Indikator Kinerja Program dan Output Target
Kinerja 2017
Capaian
2017
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Pendidikan
Tinggi
IKP 4 Jumlah Revitalisasi Sarpras
PTN
118 PTN 70 59,3%
6 IKK 3.4 : Jumlah PTN yang
direvitalisasi sarana dan
prasarananya
118 PTN 70 59,3%
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Sarpras Per Oktober 2017.
Beberapa dokumentasi foto kegiatan revitalisasi sarpras PTN ditunjukkan
dalam Gambar di bawah ini.
Gambar 13. Foto Kegiatan Revitalisasi Sarpras PTN tahun 2017
42
Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, pelaksanaan program revitalisasi
sarpras PTN sudah dijalankan dengan baik. Sehingga program dan kegiatan tersebut
harus terus dijalankan pada tahun-tahun selanjutnya.
3.1.5. IKP 5: Persentase SDM Litbang Berkualifikasi S3
SDM penelitian dan pengembangan merupakan ujung tombak dalam
mendukung pengembangan program strategis pemerintah. Peningkatan SDM penelitian
dan pengembangan atau SDM Litbang berkualifikasi doktor bertujuan untuk
meningkatkan kualifikasi SDM Litbang sehingga mampu berkontribusi dalam
menghasilkan produk unggulan. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya
manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam dan luar negeri, serta perumusan
kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi sumber daya manusia ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri merupakan
program Kemristekdikti dalam peningkatan persentase SDM Litbang berkualifikasi S3.
Realisasi capaian persentase SDM Litbang berkualifikasi S3 pada tahun 2017
ditunjukan pada Tabel 27. Target 6,20% SDM Litbang berkualifikasi S3 pada tahun
2017 telah terlampaui.
Tabel 27. Persentase SDM Litbang Berkualifikasi S3 tahun 2017
No Indikator 2017
1 SDM Litbang Berkualifikasi S3 1.275
2 Jumlah SDM Litbang 9.578
Persentase (%) 13,3
Pencapaian target tersebut tidak lepas dari pencapaian target tahun
sebelumnyanya. Adapun perbandingan capaian kinerja dengan tahun-tahun
sebelumnya diberikan dalam Tabel 28.
Tabel 28. Perbandingan Capaian Presentase SDM Litbang (2015-2017)
Keterangan 2015 2016 2017
Target Kinerja 5,5% 6,0% 6,2%
SDM Litbang Berkualifikasi S3 1.183 1.231 1.275
Total SDM Litbang 9.323 9.572 9.578
Capaian (%) 12,69% 12,86% 13,3%
Sumber: Pusdatin, 22 Januari 2018
Dari Tabel 28 terlihat peningkatan jumlah SDM Litbang berkualifikasi S3 yaitu
sebanyak 44 orang pada tahun 2017. Peningkatan tersebut tak terlepas dari dukungan
pemerintah melalui program beasiswa yang sudah meluluskan sejumlah doktor.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam Rencana Strategis
Kemenristekdikti 2015-2019, tingkat pencapaian kinerja diberikan dalam Gambar 14.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian tahun 2017 telah melampaui
target jangka menengah Renstra Kemenristekdikti 2015-2019.
43
Gambar 14. Perbandingan Capaian Kinerja SDM Litbang berkualifikasi S3 dengan
Target Renstra Kemenristekdikti (2015-2019)
Sejak tahun 2015, capaian IKP 5 sudah melebihi 100%. Hal tersebut
dikarenakan jumlah SDM Litbang yang tersebar di 42 lembaga/instansi masih belum
banyak dan program beasiswa yang dilaksanakan oleh Kemristekdikti sudah melebihi
dari cukup. Rincian jumlah SDM Litbang ditunjukkan dalam Tabel 29.
Tabel 29. Sebaran SDM Litbang di 42 Lembaga/Instansi tahun 2017
No Instansi/Institution Pendidikan Total Jumlah
Pegawai S0 S1 S2 S3
1 Kementan 0 697 778 375 1850
2 LIPI 2 538 800 326 1675
3 Kemendikbud 0 443 344 32 819
4 KKP 1 200 266 70 537
5 Kemenkes 1 192 273 59 525
6 KLHK 0 282 142 36 460
7 BATAN 0 191 182 78 457
8 Kemenperin 8 279 140 18 445
9 Kemendagri 0 169 155 17 341
10 LAPAN 0 149 111 20 281
11 Kemen ESDM 0 119 131 20 270
12 KPUPR 0 101 142 20 263
13 BPPT 2 25 129 89 249
14 Kemenag 0 84 103 13 200
15 Kemenhub 0 76 77 2 155
16 Kominfo 0 85 63 3 151
17 Kemenkeu 0 22 64 8 94
18 Kemensos 0 46 35 5 86
19 Setjen DPR RI 0 1 74 6 81
20 B M K G 0 30 46 5 82
44
No Instansi/Institution Pendidikan Total Jumlah
Pegawai S0 S1 S2 S3
21 Kemenkumham 0 41 37 0 78
22 LAN 0 30 46 1 77
23 BIG 0 22 24 10 56
24 B K K B N 0 19 34 1 54
25 KDPDTT 0 21 17 0 38
26 Kejakgung 0 26 4 0 30
27 Kemen KUKM 0 5 18 5 28
28 Kemendag 0 13 15 1 29
29 Kemennaker 0 13 12 0 25
30 Kemenpar Ekraf 0 13 9 0 22
31 MK 0 4 16 0 20
32 Kemenhan 0 14 3 1 18
33 BPS 0 8 7 2 17
34 BPN 0 11 5 1 17
35 BSN 1 8 4 0 14
36 BAPETEN 0 3 2 3 8
37 Komnas HAM 0 3 4 0 7
38 Mahkamah Agung 0 0 4 1 5
39 Arsip Nasional RI 0 4 1 0 5
40 BKN 0 0 4 0 4
41 LBM Eijkman 0 0 0 3 3
42 BNN 2 0 0 2
J U M L A H 17 3,987 4,321 1231 9.578
Sumber : Pusdatin 22 Januari 2018
Keberhasilan Ditjen SDID dalam meningkatkan persentase SDM Litbang
berkualifikasi S3 didukung oleh 4 kegiatan yaitu jumlah SDM Iptek yang mengikuti
beasiswa S2 dalam negeri, beasiswa S3 dalam negeri, beasiswa S2 luar negeri, dan
beasiswa S3 luar negeri. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut diukur melalui 4
(empat) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang capaiannya ditunjukkan dalam Tabel
30. Pada tahun 2017 hanya 2 (dua) IKK yang terlaksana yaitu IKK 1.1 dan IKK 1.2.
Tabel 30. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan pendukung IKP 5 (2017)
Program Indikator Kinerja Program dan
Output
Target
Kinerja 2017
Capaian
Peningkatan
Kualifikasi
Sumber
Daya
Manusia
Litbang
IKP 5 Persentase SDM Litbang
Berkualifikasi S3
6,2% 13,3% 100%
1 IKK 1.1 : Jumlah SDM
Iptek yang mengikuti
Beasiswa S2 Dalam
Negeri
175 Orang 160 90%
2 IKK 1.2 : Jumlah SDM
Iptek yang mengikuti
Beasiswa S3 Dalam
Negeri
89
Orang 80
90%
3 IKK 1.3 : Jumlah SDM
Iptek yang mengikuti
Beasiswa S2 Luar Negeri
151 Orang 0 0%
45
Program Indikator Kinerja Program dan
Output
Target
Kinerja 2017
Capaian
4 IKK 1.4 : Jumlah SDM
Iptek yang mengikuti
Beasiswa S3 Luar Negeri
272 Orang 0 0%
* Sumber dari Laporan Capaian Dit Kualifikasi IPTEK Tahun 2017.
**Jumlah Penerima Karyasiswa S2 dan S3 Tahun 2017
3.1.5.1. Capaian IKK 1.1: Jumlah SDM Iptek Yang Mengikuti Beasiswa S2
Dalam Negeri
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 5 salah satunya ditunjukkan
melalui IKK 1.1 yaitu Jumlah SDM Iptek Yang Mengikuti Beasiswa S2 Dalam Negeri.
Target IKK tersebut dicapai melalui kegiatan Beasiswa S2 SDM Iptek On Going.
Rincian peserta program-program tersebut diberikan dalam Tabel 31.
Tabel 31. Capaian IKK 1.1 Tahun 2017
Program Indikator Kinerja Program dan
Output
Target Kinerja
2017
Capaian
Peningkatan
Kualifikasi
Sumber
Daya
Manusia
Litbang
IKP 5 Persentase SDM Litbang
Berkualifikasi S3
1 IKK 1.1 : Jumlah SDM
Iptek yang mengikuti
Beasiswa S2 Dalam
Negeri
175 Orang 160 90%
• Beasiswa S2 SDM
IPTEK Ongoing
160
3.1.5.2. Capaian IKK 1.2: Jumlah SDM Iptek Yang Mengikuti Beasiswa S3
Dalam Negeri
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendukung IKP 5 juga ditunjukkan melalui
IKK 1.2 yaitu Jumlah SDM Iptek Yang Mengikuti Beasiswa S3 Dalam Negeri. Target
IKK tersebut dicapai melalui kegiatan Beasiswa S3 SDM Iptek. Rincian peserta
program-program tersebut diberikan dalam Tabel 32.
Tabel 32. Capaian IKK 1.2 Tahun 2017
Program Indikator Kinerja Program dan
Output
Target Kinerja
2017
Capaian
Peningkatan
Kualifikasi
Sumber
Daya
Manusia
Litbang
IKP 5 Persentase SDM Litbang
Berkualifikasi S3
2 IKK 1.2 : Jumlah SDM
Iptek yang mengikuti
Beasiswa S3 Dalam
Negeri
• Beasiswa S3 SDM
IPTEK
89
Orang 80
80
90%
46
Jumlah lulusan karyasiswa SDM Litbang tahun 2014 s.d. 2017 berdasarkan
jenjang program yang diikuti ditunjukkan pada tabel 33.
Tabel 33. Jumlah Lulusan SDM Litbang berkualifikasi S3 Tahun 2017
Program Tahun
Angkatan
Jumlah
kelulusan
Kelulusan
2014 2015 2016 2017
Beasiswa S3 DN 2011 20 1 6 11 2
Beasiswa S3 LN 2 0 1 1 0
Beasiswa S3 DN 2012 11 1 5 5
Beasiswa S3 LN 0 0 0
Beasiswa S3 DN 2013 7 3 3
Beasiswa S3 LN 11 1 10
Beasiswa S3 DN 2014 1 1
Beasiswa S3 LN 1 1
Beasiswa S3 DN 2015 0
Beasiswa S3 LN 0
Beasiswa S3 DN 2016 0
Beasiswa S3 LN 0
Beasiswa S3 DN 2017 0
Beasiswa S3 LN 0 0
TOTAL 33 0 1 9 22
Meskipun capaian IKP 5 sudah 100%, pada pelaksanaannya terdapat beberapa
kendala yang dihadapi yaitu:
1. Kurangnya personil yang menangani pengelolaan beasiswa SDM Iptek;
2. Tidak tersedianya ruangan yang layak untuk penyimpanan dokumen - dokumen
terkait beasiswa SDM Iptek;
3. Pencairan dana beasiswa yang sering terlambat dari bagian keuangan;
4. Pembayaran uang kegiatan yang tidak tepat waktu;
5. Karyasiswa banyak yang lulus diluar semester yang sudah ditentukan pengelola
beasiswa;
6. Karyasiswa yang sudah lulus, banyak yang tidak melaporkan kepada pengelola
beasiswa SDM Iptek;
7. Peserta karya siswa SDM Iptek, banyak yang tidak memenuhi kewajibannya,
seperti, pengiriman laporan kemajuan studi dan tidak hadir dalam mengikuti
monev yang diselenggarakan pengelola beasiswa;
8. Karyasiswa ada yang tidak sungguh dalam menjalankan studi, karena kelihatan
dari nilai yang diperoleh tiap semester.
Adapun alternatif solusi dan rekomendasi guna menghadapi kendala di atas
antara lain:
1. Sebagai pengelola beasiswa ada beberapa hal – hal yang menjadi usulan yaitu :
2. Perlu penambahan personil, agar pelaksanaan program beasiswa bisa berjalan
dengan lancar;
3. Perlu difasiitasi ruangan kerja yang memadai, sekaligus bisa digunakan untuk
menyimpan berkas-berkas terkait beasiswa;
4. Perlu ada SOP terkait pencairan dana beasiswa maupun dana kegiatan agar tidak
menggangu berjalannya program kegiatan beasiswa SDM Iptek;
47
5. Perlu adanya adviser baik bidang akademik ataupun administrasi pengelolaan
yang berhubungan langsung dengan karyasiswa.
6. Kedepannya segera melakukan perbaikan dengan menggunakan pengelolaan
beasiswa berbasis Web SIMONIKA yang telah dirancang sebelumnya;
7. Karyasiswa harus lebih aktif menggunakan website beasiswa SDM Iptek, baik
untuk publikasi maupun untuk menggali informasi terkait perkembangan
beasiswa SDM Iptek;
8. Karya siswa agar lebih sering berkoordinasi dengan pengelola beasiswa SDM
Iptek;
9. Pengelola mengusulkan tahun depan, untuk pembayaran uang beasiswa
sebaiknya ditransfer langsung secara global ke rekening Sekolah Pascasarjana
yang berada di Perguruan Tinggi masing – masing dan setelah masuk ke rekning
PT, PT baru membayarkan kepada karya siswa masing-masing sesuai dengan
hak-hak karya siswa.
10. Berdasarkan kendala yang dihadapi, sebutkan hal-hal yang menjadi usulan
perbaikan untuk pengembangan dan penyempurnaan pelaksanaan program
beasiswa SDM IPTEK Kemenristekdikti di masa yang akan datang:
11. Segera semua kegiatan Beasiswa SDM Iptek berbasis Web SIMONIKA yang
telah dibuat
12. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi dengan LO dan LPNK mengenai
tugasbelajar karyasiswa;
Beberapa dokumentasi foto kegiatan peningkatan persentase SDM Litbang
berkualifikasi S3 ditunjukkan dalam Gambar di bawah ini.
49
Gambar 15. Foto Kegiatan Peningkatan Kualifikasi SDM Litbang tahun 2017
Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, pelaksanaan program revitalisasi
sarpras PTN sudah dijalankan dengan baik. Sehingga program dan kegiatan tersebut
harus terus dijalankan pada tahun-tahun selanjutnya.
3.1.6. Fungsi Layanan Umum
Untuk mencapai sasaran program Peningkatan Kualitas Sumberdaya Iptek dan
Dikti, Sekretariat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti menjalankan kegiatan
Dukungan Manajemen untuk Program Peningkatan Kualitas Sumberdaya Iptek dan
Dikti. Kegiatan tersebut memiliki 2 (dua) sasaran kegiatan (output) yaitu Layanan
Dukungan Manajemen Eselon I dan Layanan Perkantoran. Kedua sasaran kegiatan
tersebut telah tercapai seluruhnya (100%). Rincian penjelasan kedua sasaran tersebut
ditunjukkan dalam sub bab selanjutnya.
50
3.1.6.1. Capaian SK 1: Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Keberhasilan pencapaian SK 1 ditunjukkan melalui 9 indikator kegiatan.
Rincian capaian kesembilan IKK tersebut ditunjukkan dalam Tabel 34. Seluruh
kegiatan dapat terlaksana tanpa hambatan yang berarti dan target kinerja tercapai
seluruhnya (100%)
Tabel 34. Capaian SK 1 Tahun 2017
Program Indikator Kinerja Program dan
Output
Target Kinerja
2017
Capaian
Peningkatan
Kualitas
Sumberdaya
Iptej dan
Dikti
SK 1 Layanan Dukungan
Manajemen Eselon 1
1 IKK 1.1: Jumlah
dokumen perencanaan
program dan
penganggaran
3 dokumen 3 100%
2 IKK 1.2: Jumlah
dokumen hukum, humas,
dan kerjasama
3 dokumen 3 100%
3 IKK 1.3: Jumlah
dokumen layanan
pengelolaan aset BMN
1 layanan 1 100%
4 IKK 1.4: Jumlah
dokumen layanan
kepegawaian
1 dokumen 1 100%
5 IKK 1.5: Jumlah layanan
tata usaha pimpinan
12 bulan 12 100%
6 IKK 1.6: Jumlah
dokumen layanan
pengembangan sistem
SDID terintegrasi
1 dokumen 1 100%
7 IKK 1.7: Jumlah
dokumen Rencana Induk
Pengembangan
Sumberdaya Iptek dan
Dikti
1 dokumen 1 100%
8 IKK 1.8: Jumlah layanan
pelaksanaan PHLN
1 layanan 1 100%
9 IKK 1.9: Jumlah
dokumen pengembangan
Rumah Sakit Pendidikan
1 dokumen 1 100%
3.1.6.2. Capaian SK 2: Layanan Perkantoran
Keberhasilan pencapaian SK 2 ditunjukkan melalui 1 indikator kegiatan.
Rincian capaian IKK tersebut ditunjukkan dalam Tabel 35. Seluruh kegiatan dapat
terlaksana tanpa hambatan yang berarti dan target kinerja tercapai seluruhnya (100%)
51
Tabel 35. Capaian SK 2 Tahun 2017
Program Indikator Kinerja Program dan
Output
Target Kinerja
2017
Capaian
Peningkatan
Kualitas
Sumberdaya
Iptej dan
Dikti
SK 1 Layanan Perkantoran
1 IKK 2.1: Jumlah
operasional layanan
perkantoran Satker
12 bulan
layanan
12 100%
3.2. Realisasi Anggaran
Dalam upaya pencapaian sasaran strategis diperlukan dukungan anggaran
sebagaimana tercantum dalam dokumen perjanjian kinerja. Sesuai dengan struktur
rencana kerja dan anggaran satuan kerja tahun 2017 Direktorat Jenderal Sumberdaya
Iptek dan Dikti (SDID) Satker Diktendik menyelenggarakan Program Peningkatan
Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti. Tabel 36 menyajikan Rencana Kerja dan Anggaran
Ditjen SDID, sedangkan realisasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencapaian
program tersebut disajikan Pada Tabel 37.
Tabel 36. Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan
Dikti
Kegiatan Jenis Belanja rupiah
Jumlah Sumber Dana Pegawai Barang Modal
Program
Peningkatan
Kualitas
Sumber
Daya Iptek
dan Dikti
4.517.358.361 1.316.544.235.211 7.573.218.428 1.328.634.812.000 DIPA
KemristekDikti
Tabel 37. Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Sumberdaya
Iptek dan Dikti
Kegiatan Jenis Belanja rupiah
Jumlah Sumber Dana Pegawai Barang Modal
Program
Peningkatan
Kualitas
Sumber
Daya Iptek
dan Dikti
3.749.388.040 1.094.600.755.410 4.300.768.634 1.102.761.188.203 DIPA
KemristekDikti
Realisasi anggaran Triwulan III Tahun 2017 untuk Ditjen SDID telah mencapai
83,0%. Rincian realisasi per Eselon II diberikan dalam Tabel 38.
Tabel 38. Realisasi Anggaran Tahun 2017
No Eselon II Anggaran
PAGU Realisasi Realisasi
1 Sekretariat Jenderal
Sumber Daya Iptek
dan Dikti
102.111.766.000 56.943.475.266 55,77%
52
No Eselon II Anggaran
PAGU Realisasi Realisasi
2 Direktorat Karier
dan Kompetensi
Sumber Daya
manusia
113.733.680.000 88.559.675.513 77,87%
3 Direktorat sarana
dan prasana 122.744.558.000 118.038.324.698 96,17%
4 Direktorat
Kualifikasi Sumber
Daya Manusia
990.044.808.000 839.219.712.726 84,77%
5 Direktorat Jenderal
Sumber Daya Iptek
dan Dikti
1.328.634.812.000 1.102.761.188.203 83,00%
Sumber: SIMonev.
Tabel 27 menunjukkan realisasi anggaran tahun 2017 untuk Eselon II.
Sekretariat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti memiliki PAGU anggaran sebesar Rp
102.111.766.000. Hingga akhir tahun 2017 dana yang terserap sebesar 55,77% atau Rp
56.943.475.266. Sementara itu Direktorat Karier dan Kompetensi SDM memiliki
PAGU anggaran sebesar Rp 113.733.680.000. PAGU tersebut dapat diserap sebesar
77,87% atau Rp 88.559.675.513. Direktorat Sarana dan Prasarana memiliki PAGU
anggaran sebesar 122.744.558.000. PAGU tersebut diserap sebesar 96,17% atau Rp
118.038.324.698. PAGU Direktorat Kualifikasi SDM sebesar 990.044.808.000 dapat
terserap sebesar Rp 839.219.712.726 atau 84,77%.
Target darn realisasi penyerapan anggaran tahun 2017 diberikan dalam Gambar
16.
Gambar 16. Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen SDID Tahun 2017
53
BAB IV.
PENUTUP
Berdasarkan hasil kajian dan kompilasi seluruh program, dapat disimpulkan
bahwa capaian kinerja Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti pada tahun 2017
sudah mencapai hasil yang memuaskan. Sebagai indikator, pelaksanaan kegiatan
peningkatan persentase dosen dan SDM Litbang berkualifikasi S3 telah dilaksanakan
dengan baik. Ditunjukkan dengan capaian kinerja fisik yang melampaui target
(Dirangkum dalam Tabel 2). Keberhasilan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan pada
Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti tidak terlepas dari komitmen yang
tinggi, dan peran aktif dari semua pihak baik dari dalam maupun pihak luar Direktorat
Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti, termasuk tim/pakar dari perguruan tinggi dan
Lembaga Litbang.
Meskipun demikian, masih terdapat 3 (tiga) IKP yang belum dapat mencapai
target. Berdasarkan kajian tahun 2017 terhadap seluruh komponen program dan
kegiatan baik dari sisi keberhasilan maupun ketidak tercapaian sasaran, maka efisiensi
dan efektifitas sistem akan terus ditingkatkan kinerja pelaksanaannya pada tahun
mendatang. Adanya perubahan organisasi atau reformasi birokrasi sedikit banyak akan
berimplikasi kepada pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2017.
Sebagai penutup, LAKIP tahun 2017 Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan
Dikti ini merupakan satu catatan permulaan dari upaya pelaksanaan perencanaan
pembangunan iptek dan pendidikan tinggi. Apa yang terjadi di tahun 2017 adalah
landasan pijak untuk langkah-langkah tahun berikutnya dan menjadi lesson learned
untuk perencanaan kegiatan Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti pada
tahun-tahun mendatang.
Top Related