REVIEW SKRIPSI III
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XII
IPA SMAN 3 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN
2011/2012 DALAM MERAMALKAN PERGESERAN
KESETIMBANGAN BERDASARKAN AZAS LE
CHATELIER
DISUSUN OLEH : RIA MALASARI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam pembangunan nasional
karena merupakan salah satu sektor yang menentukan kelangsungan kehidupan bangsa. Karena
itu setiap Negara menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional masing-masing. Hal ini tidak disangsikan lagi bahwa kemajuan yang
dicapai dalam bidang pendidikan akan mempercepat pembangunan suatu bangsa.
Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran yang serat dengan konsep-konsep dan saling
keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainya. Selain itu, ilmu kimia juga
merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri dan keterampilan dalam
memecahkan masalah-masalah dalam ilmu kimia yang berupa fakta, konsep, hukum dan teori-
teori yang berhubungan dengan komposisi, struktur, sifat dan perubahan energi
(Depdikbud,1995:17). Tujuan pengajaran ilmu kimia di SMU adalah agar siswa menguasai
konsep-konsep kimia dan saling keterkaitan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam teknologi. Sehingga diharapkan siswa mampu memahami dan menguasai konsep-
konsep dalam ilmu kimia.
Rahayu (1998) melakukan penelitian tentang pemahaman siswa kelas II SMUN 3 Palangka
Raya dalam memahami kesetimbangan kimia tahun ajaran 1997/1998 dan melaporkan bahwa
kemampuan siswa memahami konsep kesetimbangan kimia masih tergolong kurang yaitu 52%.
Topik yang tuntas dipahami siswa hanya keadaan setimbang sedangkan pergeseran
kesetimbangan dan tetapan kesetimbangan belum dapat dipahami dengan baik.
Pangganti (2001) melakukan penelitian tentang kesalahan konsep siswa kelas XI SMA
Negeri Muara Teweh tahun ajaran 2000/2001dalam menentukan arah pergeseran kesetimbangan
akibat perubahan konsentrasi berdasarkan prinsip Le Chatelier dan menyimpulkan bahawa
64,8% siswa mengalami kesalahan menentukan ungkapan tetapan kesetimbangan, 49,70% siswa
mengalami kesalahan dalam menentukan arah perubahan konsentrasi terhadap pergeseran
kesetimbangan berdasarkan prinsip Le Chatelier, 49,3% siswa mengalami kesalahan menentukan
pengaruh penambahan zat yang tidak ikut bereaksi, 73,2% siswa mengalami kesalahan
menentukan pengaruh penambahan zat yang bereaksi dengan zat-zat yang ada dalam
kesetimbangan.
Santy susilawaty (2007) tentang kesulitan siswa kelas XI SMA Negeri 2 Jekan Raya tahun
ajaran 2005/2006 dalam memahami konsep kesetimbangan kimia dengan menggunakan tes
melengkapi, dinyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan untuk pengaruh perubahan konsentrasi sebesar
45,37%, perubahan suhu sebesar 67,95%, perubahan tekanan sebesar 67,1% dan perubahan
volume sebesar 67,96%.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan 2
(PPL-2) di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya pada semester ganjil 2010/2011 penguasaan
konsep siswa kelas XI dalam meramalkan arah pergeseran kesetimbangan masih tergolong
rendah. Selain itu, dalam pelajaran juga kurang didukung dengan adanya media sehingga
menyebabkan penguasaan konsep siswa dalam meramalkan arah pergeseran kesetimbangan
tersebut masih tergolong rendah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahawa penguasaan konsep siswa dalam
memahami pergeseran kesetimbangan masih tergolong rendah. Hal inilah yang melatar
belakangi keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Penguasaan Konsep
Siswa Kelas XII IPA SMAN 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2011/2012 Dalam Meramalkan
Pergeseran Pesetimbangan Berdasarkan Azas Le Chatelier”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas XII IPA SMAN 3 Palangka Raya tahun
ajaran 2011/2012 dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan berdasarkan azas Le
Chatelier ?
2. Apa kesulitan yang dialami siswa kelas XII IPA SMAN 3 Palangka Raya tahun ajaran
2011/2012 dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan berdasarkan azas Le Chatelier ?
1.3 Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penguasaan konsep dalam meramalkan
pergeseran kesetimbangan kimia, yang meliputi penguasaan konsep siswa kelas XII IPA SMAN
3 Palangka Raya tahun ajaran 2011/2012 dalam meramalkan : 1) Pengaruh perubahan
konsentrasi salah satu zat terhadap pergeseran kesetimbangan; 2) Pengaruh perubahan suhu
terhadap pergeseran kesetimbangan; 3) Pengaruh perubahan tekanan terhadap pergeseran
kesetimbangan; 4) Pengaruh perubahan volume terhadap pergeseran kesetimbangan.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas XII IPA SMAN 3 Palangka Raya tahun
ajaran 2011/2012 dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan berdasarkan azas Le
Chatelier.
2. Mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan
berdasarkan azas Le Chatelier.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada guru-guru kimia tentang penguasaan konsep siswa dalam
meramalkan arah pergeseran kesetimbangan kimia.
2. Menjadi salah satu dasar pemikiran bagi peneliti selanjutnya.
1.6 Asumsi Penelitian
Penelitian ini dilandasi dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Siswa telah mendapat pelajaran pergeseran kesetimbangan kimia baik dari guru maupun
belajar dari buku-buku penunjang.
2. Siswa mengerjakan tes dan mentaati petunjuk pelaksanaan tes, sehingga jawaban yang
diberikan oleh siswa mencerminkan pemahaman dalam meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan kimia.
3. Siswa menjawab pertanyaan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan
pengetahuan yang diperoleh selama mempelajari cara meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan kimia.
1.7 Penjelasan Istilah
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
2. Penguasaan adalah pengetahuan atau kepandaian.
3. Konsep adalah suatu abstraksi gagasan yang menggambarkan ciri-ciri atau atribut yang
umum dari sekelompok obyek atau peristiwa.
4. Meramalkan adalah menduga atau menelaah suatu hal tertentu.
5. Faktor adalah hal (keadaan , peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya
sesuatu.
6. Kesetimbangan kimia (keadaan setimbang) adalah suatu reaksi kimia yang mempunyai sifat
reaksi dapat balik (reversibel), bersifat dinamis (reaksi berlangsung terus menerus dalam dua
arah dengan laju reaksi pembentukan sama dengan laju reaksi baliknya), dan terjadi pada
sistem tertutup. (Sudarmo,2007)
7. Lembar kerja siswa merupakan instrumen yang digunakan untuk mengungkap permasalahan
siswa dalam penguasaan konsep dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan berdasarkan
azas Le Chatelier.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar Konsep
Menurut Gagne (Dahar,1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk
merubah perlakuan dari suatu pengalaman, contohnya siswa yang telah belajar cara penulisan
rumus kimia senyawa kimia akan menuliskan rumus molekul air H2O bukan H2O. Teori-teori
belajar sudah ada sebelum abad 20 dengan ciri-ciri belajar tanpa melakukan eksperimen, artinya
berorientasi filosofis. Masuk pada abad 20 teori ini berkembang dengan menghubungkan prinsip
yang satu dengan yang lainnya dan membuktikan teori melalui eksperimen.
Makna yang diperoleh dari belajar adalah pemahana terhadap suatu hal. Pemahaman
diperoleh melalui konsep-konsep yang diberikan. Dalam pendidikan yang harus dicapai adalah
belajar konsep, artinya agar dapat memahami suatu hal, konsep-konsep dari hal tersebut harus
dipelajari terdahulu. Konsep yang telah diperoleh kemudian berkembang pada saat seseorang
mulai belajar, dan pada akhirnya mengalami modifikasi atau perubahan yang disebabkan oleh
pengalaman-pengalaman (Dahar, 1989).
Pada saat sekarang, belajar konsep terutama dalam pendidikan di sekolah menjadi
tuntutan utama baik untuk pendidik (guru) maupun siswa. Oleh sebab itu, lahirlah berbagai
metode pelajaran yang mendekati perolehan kepada perolehan konsep.
2.2 Pengertian Konsep
Konsep memiliki arti yang tidak sederhana. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
definisi yang dikemukaaan oleh para ilmuwan mengenai konsep tersebut.
Menurut Kaliger (1990) “konsep merupakan suatu abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari
hal-hal khusus misalnya adalah prestasi, adalah abstraksi yang terbentuk dari observasi tentang
perilaku-perilaku tertentu pada anak-anak”.
Menurut Rosser (Dahar, 1989) “konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas, obyek-
obyek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang merupakan atribut
yang sama.
Menurut Dahar (1989) ciri-ciri dari suatu konsep adalah sebagai berikut :
1. Konsep merupakan buah pikiran yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang dimana
konsep adalah simbol.
2. Konsep itu timbul sebagai hasil dari pengalaman manusia dengan lebih dari satu benda
peristiwa atau fakta. Konsep itu adalah suatu generalisasi.
3. Konsep adalah suatu hasil berfikir abstrak manusia yang merangkum banyak pengalaman.
4. Konsep merupakan perkaitan fakta atau pemberian pola pada fakta.
5. Suatu konsep dianggap kurang tepat, disebabkan timbulnya fakta-fakta baru, dan karena itu
konsep yang bersangkutan harus mengalami perubahan.
2.3 Penguasaan Konsep
Menurut Hamalik (2002 : 161) pada dasarnya konsep adalah suatu kelas stimuli yang
memiliki sifat-sifat umum. Pengertian prinsip pada umumnya menunjukkan pada hukum-hukum
ilmiah, aturan-aturan generalisasi yang merupakan perpaduan atau kombinasi dari berbagai
konsep. Hal serupa diungkapkan oleh Dahar (1988:96) yang menyatakan bahwa konsep adalah
suatu abstraksi yang memiiki suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan,
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama.
Menurut Slameto (1991:137) apabila sebuah konsep telah dikuasai oleh siswa ada dua
kemungkinan untuk menggunakannya yaitu :
1. Siswa dapat menggunakan konsep itu untuk menyelesaikan masalah;
2. Penguasaan suatu konsep memudahkan para siswa untuk mempelajari konsep-konsep lainya.
Kemampuan seseorang menguasai suatu materi pelajaran bila diurutkan dari tingkat terendah ke
tingkat tertinggi adalah :
1. Pengetahuan;
2. Pemahaman;
3. Penerapan atau aplikasi;
4. Analisis;
5. Sitesis;
6. Evaluasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penguasaan berarti pengetahuan atau
kepandaian. Berdasarkan Pengertian konsep yang telah dibahas sebelumnya, maka yang
dimaksud dengan penguasaan konsep adalah pengetahuan mengenai hasil pemikiran manusia
yang diperoleh melalui fakta-fakta dan peristiwa yang dinyatakan dalam definisi., teori-teori
dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Sehingga penguasaan konsep pergeseran
kesetimbangan kimia dapat didefinisikan sebagai pengetahuan mengenai konsep-konsep
pergeseran kesetimbangan yang telah dikemukakan, serta dapat menerapkannya untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
2.4 Lembar Kerja Siswa
LKS adalah media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar atau lebih yang diberikan
kepada siswa disuatu kelas dengan tujuan untuk melakukan aktivitas belajar. Lembar kerja siswa
harus disusun dengan tujuan dan prinsip yang jelas. Adapun tujuannya meliputi :
1. Memberikan pengetahuan dan sikap serta keterampilan yang perlu dimiliki siswa;
2. Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan;
3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sukar dipelajari.
Sedangkan prinsipnya meliputi :
1. Tidak dinilai sebagai dasar pertimbangan raport;
2. Mengandung permasalahan;
3. Sebagai alat pengajaran;
4. Mengecek tingkap pemahaman;
5. Semua permasalahan sudah terjawab dengan benar setelah selesai pembelajaran.
2.4.1 Peran dan Fungsi LKS
Peran LKS sangat besar bagi proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran kimia dapat membantu guru untuk
mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri.
Disamping itu, LKS juga dapat menggambarkan keterampilan proses, meningkatkan aktivitas
siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Lembar kerja siswa memiliki fungsi antara lain :
a. Untuk tujuan latihan;
b. Untuk menerangkan penerapan;
c. Untuk kegiatan penelitian;
d. Untuk penemuan;
e. Untuk penelitian hal yang sifatnya terbuka.
2.5 Kesetimbangan Kimia
2.5.1 Kesetimbangan Kimia adalah Kesetimbangan Dinamis
Untuk memperoleh gabaran tentang konsep setimbang kita ambil contoh proses
kesetimbangan air dengan uap air dalam sebuah botol. Bila air diletakkan dalam sebuah botol
terbuka dan dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, air yang berada pada botol terbuka makin
lama akan berkurang dan habis, karena butir-butir air menguap dan keluar dari botol. Tetapi jika
dalam botol ditutup, jumlahnya tetap utuh. Dengan demikian timbullah suatu pertanyaan “apakah
air dalam botol tidak menguap?”
Air dalam botol yang tetutuppun terus menerus menguap, namun uap air dari permukaan
zat cair dalam botol tertutup tidak keluar sehingga bila uap air telah menjadi jenuh ada sebagian
uap air tersebut akan mengembun menjadi butir-butir air yang menempel pada botol dan
akhirnya mengalir kembali ke dalam botol. Penguapan dan pengembunan berlangsung
bersamaan sehingga uap air dalam botol jumlahnya tidak berubah sesuai dengan tekanan
maksimum uap air pada suhu tersebut.
Proses ini berlangsung terus menerus. Pada keadaan setimbang tidak nampak perubahan
tinggi permukaan zat cair, baik turunnya permukaan zat cair karena penguapan, maupun naiknya
permukaan zat cair karena penggembunan uap air. Sistem kesetimbangan air dan uap air ini
hanya mungkin terjadi dalam botol/ruang tertutup.
a. Reaksi Searah/Reaksi Ireversibel
Reaksi searah ialah reaksi yang berlangsung dari kiri ke kanan. Artinya, pereaksi dapat saling
bereaksi sedangkan zat-zat hasil reaksi tidak dapat saling bereaksi lagi.
b. Reaksi Dapat Balik/Reaksi Reversibel
Reaksi dapat balik ialah reaksi yang dapat berlangsung tidak hanya dari zat pereaksi,
melainkan hasil reaksi juga dapat saling bereaksi kembali membentuk zat pereaksi.
2.5.2 Jenis Reaksi Kesetimbangan
Berdasarkan fasa zat yang terlibat dalam kesetimbangan, maka kesetimbangan dapat
digolongkan dalam dua kategori yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
2.6 Ciri-ciri Kesetimbangan kimia
Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat
balik menjadi reaksi kesetimbangan. Agar dapat tercipta sesuatu reaksi setimbang diperlukan
kondisi tertentu, antara lain reaksinya bolak-balik, sistem tertutup, dan bersifat dinamis.
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
Suatu sistem dalam keadaan setimbang cenderung mempertahankan kesetimbanganya,
sehingga apabila ada pengaruh dari luar, maka sistem tersebut akan sedemikian rupa diperoleh
keadaan setimbanga lagi.
2.7.1 Pengaruh Perubahan Konsentrasi
Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi kesetimbangan reaksi. Perubahan konsentrasi
dapat dilakukan dengan cara menambahkan atau mengurangi konsentrai pereaksi. Jika kedalam
sistem kesetimbangan, konsentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar, kesetimbangan akan
bergeser ke kanan atau kearah hasil reaksi, sehingga konsentrasi hasil reaksi bertambah.
2.7.2 Pengaruh Perubahan Tekanan
Pergeseran kesetimbangan reaksi, selain dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi juga
dipengaruhi oleh perubahan volume sistem.
Pada sistem kesetimbangan heterogen, pengaruh tekanan dan volume pergeseran
kesetimbangan tidak dipengaruhi oleh zat padat atau zat cair, tetapi hanya dipengaruhi oleh
komponen berwujud gas.
1. Untuk reaksi kesetimbangan dengan jumlah partikel sebelum reaksi sama dengan jumlah
partikel sesudah reaksi, perubahan tekanan tidak akan mempengaruhi letak
kesetimbangan.
2. Untuk reaksi kesetimbangan dengan jumlah partikel sebelum reaksi tidak sama dengan
jumlah partikel sesudah reaksi,
a. Tekanan diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah partikel yang lebih
kecil;
b. Tekanan diperkecil kesetimbnagan akan bergeser ke arah partikel yang lebih besar.
2.7.3 Pengaruh Perubahan Volume
1. Bila suatu reaksi dengan jumlah molekul atau partikel sebelum dan sesudah reaksi sama,
perubahan volume tidak menggeser letak kesetimbangan.
2. Untuk reaksi yang jumlah partikel sebelum dan sesudah reaksi tidak sama maka:
a. Bila volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser menuju arah dengan jumlah
molekul atau partikel (jumlah koefisian reaksi) yang lebih besar.
b. Bila volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser menuju arah dengan jumlah
molekul atau partikel (jumlah koefisien reaksi) yang lebih besar.
2.7.4 Pengaruh Perubahan Suhu
Kesetimbangan reaksi dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu di luar sistem. Hubungan
antara perubahan suhu dengan sistem kesetimbangan kimia dirumuskan oleh Le Chatelier.
Pengaruh perubahan suhu terhadap sistem reaksi yang membentuk kesetimbangan berkaitan erat
dengan sifat termokimia dari suatu reaksi.
Pengaruh suhu terhadap posisi kesetimbangan dapat diungkap sebagai berikut :
Penurunan suhu menyebabkan posisi kesetimbangan bergeser ke arah perubahan yang
eksotermis, sedangkan peningkatan suhu menggeser posisi kesetimbnagan ke arah perubahan
endotermis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan
menguraikan, mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif
menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami
sekarang, sikap, dan pandangan, hubungan antarvariabel, pertentangan dua kondisi atau lebih,
pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan-perbedaan antar fakta dan lain-lain. Sesuai dengan
tujuan penelitian ini, maka yang akan dideskripsikan adalah penguasaan konsep siswa XII IPA 3
SMAN 3 Palangka Raya tahun ajaran 2011/2012 dalam meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan kimia berdasarkan azas Le Chatelier.
3.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah studi deskriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya mengenai konsep-konsep yang merupakan pendukung terhadap penguasaan konsep
dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan kimia, kemudian menganalisis penguasaan konsep
tersebut.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Palangka Raya pada semesterganjil Tahun Ajaran
2011/2012. Pengambilan data dilakukan pada 14 - 17 Oktober 2011.
3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IPA SMAN 3 Palangka Raya tahun
ajaran 2011/2012 yang telah menerima materi pelajaran kesetimbangan kimia, yaitu terdiri dari 3
(tiga kelas) yaitu kelas XII IPA 1, XII IPA 2 dan XII IPA 3 dengan jumlah siswa keseluruhan
adalah 120 siswa. Artinya jumlah siswa yang menjadi populasi adalah sebesar 120 siswa.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas yang ditentukan dengan teknik random
sampling atau secara acak yaitu kelas XII IPA 3 yang berjumlah 36 siswa. Seluruh siswa diberi
kesempatan untuk menjadi sampel karena jumlah sampel ditentukan berdasarkan jumlah lembar
jawaban siswa yang layak untuk dianalisis.
3.5 Tahap-Tahap Penelitian
3.5.1 Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi penguasaan konsep siswa dalam
meramalkan arah pergeseran kesetimbangan berdasarkan azas Le Chatelier dengan
menggunakan LKS dan wawancara. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
penguasaan konsep siswa melalui pola jawaban siswa dalam mengisi lembar kerja siswa yang
telah diberikan, selanjutnya lembar kerja siswa ini dapat disebut sebangai Lembar Kerja Siswa
Pergeseran Kesetimbangan Kimia (LKSPKK). Siswa meramalkan pergeseran kesetimbangan
dengan mengikuti langkah-langkah yanga ada pada LKSPKK. Dengan demikian hasil yang
diperoleh dari LKSPKK dapat dilihat penguasaan konsep siswa melalui jawaban yang diberikan.
3.5.2 Analisis Data
Penguasaan konsep siswa dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan kimia
berdasarkan azas Le Chatelier diteliti dengan memberikan Lembar Kerja Siswa Pergeseran
Kesetimbangan Kimia kepada siswa. Selanjutnya data yang diperoleh disusun berdasarkan pola
jawaban siswa kemudian dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Mengelompokkan jawaban siswa untuk setiap langkah dan setiap butir soalnya.
2. Setiap pola jawaban siswa dideskripsikan untuk mengetahui penguasaan konsep dalam
meramalkan pergeseran kesetimbangan berdasarkan azas Le Chatelier. Skor maksimal yang
diperoleh siswa adalah jika semua langkah dapat diisi dengan benar. Artinya penguasaan
konsep siswa dinyatakan sudah baik apabila jawaban benar yang diperoleh ≥ 80 % dari
seluruh soalnya. Sebaliknya apabila < 80 %, siswa dinyatakan belum sepenuhnya
menguasaai konsep tersebut. Semua persentase jawaban dianalisis.
3. Melakukan wawancara menggunakan voice recorder dan camera. Pedoman wawancara
disesuaikan untuk setiap langkah yang ingin dinyatakan di dalam Lembar Kerja Siswa
Pergeseran Kesetimbangan Kimia. Wawancara dilakukan untuk siswa yang memiliki pola
jawaban masing-masing, yaitu siswa yang memiliki jawaban paling banyak salah dari
Lembar Kerja Siswa Pergeseran Kesetimbangan Kimia yang telah diberikan.
3.6 Instrumen Penelitian
Data penguasaan konsep siswa dalam meramalkan pergeseran kesetimabangan berdasarkan
azas Le Chatelier diketahui melalui pengisian Lembar Kerja Siswa Pergeseran Kesetimbangan
Kimia dan wawancara.
3.6.1 Lembar Kerja Siswa Pergeseran Kesetimbangan Kimia
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa Pergeseran
Kesetimbangan Kimia dimana LKS tersebut berisi materi pengetahuan awal yang mendasari
pergeseran kesetimbangan. Materi-materi tersebut merupakan beberapa konsep yang harus
dipahami siswa untuk dapat meramalkan pergeseran kesetimbangan dalam suatu reaksi.
Instrumen dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang mengacu pada KTSP.
3.6.2 Wawncara
Wawancara digunakan untuk memeriksa ulang dan memperoleh informasi yang lebih
jelas lagi dari siswa setelah mengerjakan Lembar Kerja Siswa Pergeseran Kesetimbangan Kimia.
Sehingga, pedoman wawancara yang digunakan adalah berdasarkan informasi yang diperoleh
dari Lembar Kerja Siswa Pergeseran Kesetimbangan Kimia dan wawancara kontekstual.
3.7 Teknik Analisis Data
Hasil pekerjaan siswa diolah melalui tiga cara yaitu penskoran, pengelompokan pola jawaban
siswa, dan wawancara. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan jawaban per subtopik
dan per topik, dimana kesulitan soal tersebut meningkat dari nomor satu sampai tiga. Hasil
jawaban subtopik dan per topik kemudian dianalisis berdasarkan pola jawaban siswa. Setiap
jawaban diberi skor seperti yang disajikan dalam tabel rubrik penilaian pada lampiran 3.
Selanjutnya, dari pola jawaban tersebut dilakukan perhitungan persentase dari masing-masing
pola jawaban. Maksudnya agar dari persentase tersebut dapat terlihat pola jawaban terbanyak
dan yang paling sedikit. Setiap pola jawaban diambil sampelnya secara acak, kemudian
dilakukan wawancara yang bertujuan untuk menemukan pemahaman konsep siswa dalam
meramalkan pergeseran kesetimbangan yaitu hubungan antara materi-materi yang mendasari
konsep dari pergeseran kesetimbangan tersebut. Siswa yang dijadikan sampel untuk wawancara
adalah siswa yang memperoleh nilai tertinggi, sedang dan yang paling rendah.
Perhitungan persentase jawaban siswa keseluruhan, jawaban siswa per subtopik, dan jawaban
siswa per topik adalah sebagai berikut :
Psiswa = jumlah jawaban benar sisiwa
jumlah seluruh siswa x 100 %
Psubtopik = jumlah jawabanbenar sisiwa
jumlah soal per subtopik x 100 %
Hasil skor yang diperoleh untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa dalam
meramalkan pergeseran kesetimbangan kimia berdasarkan azas Le Chatelier digunakan
klasifikasi tingkat penguasaan konsep. Patokan yang digunaka untuk menyatakan penguasaan
konsep siswa dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan kimia berdasarkan azas Le Chatelier
seperti yang disajikan pada tabel berikut ini :
Klasifikasi Tingkat Penguasaan Konsep Siswa
Taraf Penguasaan Kriteria
90 – 100 %
80 – 89 %
65 – 79 %
55 – 64 %
0 – 54 %
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Sumber : Arikunto (1998)
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN :
KELEBIHAN :
Secara keseluruhan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGUASAAN KONSEP
SISWA KELAS XII IPA SMAN 3 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN
2011/2012 DALAM MERAMALKAN KESETIMBANGAN BERDASARKAN
AZAS LE CHATELIER” yang disusun oleh RIA MALASARI sudah baik karena
dalam proses pengumpulan data selain menggunakan Lembar Kerja Siswa Pergeseran
Kesetimbangan Kimia (LKSPKK) yang telah divalidasi oleh dua reter juga dilakukan
wawancara untuk memeriksa ulang dan memperoleh informasi yang lebih jelas lagi
dari siswa setelah mengerjakan LKSPKK.
KELEMAHAN :
Alasan perlunya pemilihan topik pergeseran kesetimbangan kimia pada latar belakang
masalah sebaiknya ditambah dengan mengapa materi tersebut perlu dipelajari, apa
kegunaannya atau kaitannya untuk pelajaran selanjutnya sehingga materi tersebut
perlu dikuasai secara mendalam dan data-data penelitian lainnya perlu ditambahkan.
Alangkah baiknya jika batasan masalah dan tujuan penelitian saling berkaitan satu
dengan yang lain jadi jika batasan masalahnya sebagai berikut :
Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penguasaan konsep dalam
meramalkan pergeseran kesetimbangan kimia, yang meliputi penguasaan konsep
siswa kelas XII IPA SMAN 3 Palangka Raya tahun ajaran 2011/2012 dalam
meramalkan :
1) Pengaruh perubahan konsentrasi salah satu zat terhadap pergeseran
kesetimbangan;
2) Pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran kesetimbangan;
3) Pengaruh perubahan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan;
4) Pengaruh perubahan volume terhadap pergeseran kesetimbangan.
Maka, tujuan penelitiannya sebagai berikut :
Tujuan penelitian
Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas XII IPA SMAN 1 Palangka Raya
tahun ajaran 2011/2012 dalam meramalkan :
1) Pengaruh perubahan konsentrasi salah satu zat terhadap pergeseran
kesetimbangan ;
2) Pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran kesetimbangan ;
3) Pengaruh perubahan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan ;
4) Pengaruh perubahan volume terhadap pergeseran kesetimbangan.
Pada penjelasan istilah;
Istilah-istilah seperti analisis, penguasaan, konsep, meramalkan dan kesetimbangan
dijelaskan secara singkat berdasarkan buku rujukan atau tinjauan pustaka, tetapi
mengapa pada penjelasan LKS tidak dijelaskan secara singkat apa itu LKS,
bagaimana cara penyusunan LKS, prinsip dari LKS tetapi malah dijelaskan bahwa
LKS digunakan sebagai instrumen dalam mengungkap permasalah siswa dalam
penguasaan konsep dalam meramalkan pergeseran kesetimbangan berdasarkan azas
Le Chatelier dimana seharusnya penjelasan bahwa LKS sebagai instrumen itu
terdapat pada Instrumen Penelitian.
Sampel pada penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas XII IPA 3 SMAN 3
Palangka Raya, alangkah baiknya untuk memperoleh cakupan yang lebih luas maka
sampel yang digunakan dalam penelitian lebih luas pula.
Top Related