Tugas Resume Pengantar Manajemen
Bab III S.d. Bab VII
DOSEN : DJAUHAR EDI, SE. M.Si
DISUSUN OLEH :
NAMA : MIFTAHUDDIN
NIM : 2013002009
PRODI : S1 EKONOMI ISLAM
STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN
Bab III Perkembangan Teori Manajemen
A. Teori Manajemen Klasik
Perkembangan awal teori manajemen
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen Ilmiah, yang
akan dibahas disini, yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.
1. Robert Owen (1771 - 1858).
Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik
pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur
manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja,
seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak di bawah umur
yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan
mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia
mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan
menaikan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang paling
menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”. Disamping itu
Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan
peningkatan produktivitas.
2. Charles Babbage (1792 - 1871).
Charles Babbage, seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan
banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi.
Setiap tenaga kerja harus diberi latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap
operasi pabrik. Sebagai kontribusinya yang lain, Babbage menciptakan alat
penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan program-program
permainan bagi komputer, menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan
antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema
pembagian keuntungan.
B. Teori Manajemen Ilmiah
Aliran manajemen Ilmiah (scientific management) ditandai kontribusi-kontribusi
dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan
Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu-satu.
1. Frederick W. Taylor (1856 – 1915).
Manajemen Ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor
sekitar tahun 1900-an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut sebagai “bapak
manajemen Ilmiah”.
Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan
ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk
mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :
1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung
jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
2. Frank dan Lillian Gilberth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972).
Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami
isteri Frank Bunker Gilberth dan Lillian Gilberth. Frank Gilberth, seorang pelopor
pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen
yang diilhami Taylor. Sedangkan Lillian Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek
manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia
mengemukakan gagasannya dalam bukunya yang berjudul The Psychology of
Management. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir :
membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
3. Henry L. Gantt (1861 – 1919).
Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan:
1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen
2) seleksi ilmiah tenaga kerja
3) sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas
4) penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal
sebagai “bagan Gantt”, untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
4. Harrington Emerson (1853 – 1931).
Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang
secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, dan ajeg sistem informasi dan
akuntansi.
7. Pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang distandarisasi.
10. Operasi yang distandarisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi – rencana insentif.
C. Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi (prilaku manusia atau neoklasik) muncul karena
ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya
menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba
melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
1. Hugo Munsterberg (1863 – 1916).
Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo Munsterberg sering disebut sebagai
bapak psikologi industri. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan
produktivitas dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. penemuan Best Possible Person
2. penciptaan best possible work
3. penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.
2. Elton Mayo (1880 – 1949).
mengadakan suatu percobaan untuk menemukan bahwa kelompok kerja informal
– lingkungan social karyawan – juga mempunyai pengaruh besar pada
produktivitas, kemudian konsep mahluk sosial – dimotivasi oleh kebutuhan sosial,
keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif
terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen – telah menggantikan
konsep mahluk rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan phisik
manusia.
D. Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah
Sumbangan manajemen ilmiah telah di akui dan dapat kontribusi yang cukup baik
bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja. Peningkatan produktivitas
telah sangat di dukung dengan sistem pembagian kerja sesuai bagian-bagian dari
suatu proses pekerjaan, adanya spesialisasi-spesialisasi tertentu. Sementara teknik-
teknik efisiensi manajemen ilmiah seperti yang ditunjukkan dalam studi gerak dan
waktu telah membuktikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat lebih efisien.
Demikian juga sistem seleksi dan pengembangan ilmiah para pekerja justru
menimbulkan kesadaran tentang pentingnya latihan-latihan untuk meningkatkan
efektivitas serta efesiensi kerja. Sumbangan lain dari manajemen ilmiah ialah
adanya desain kerja yang telah mendorong para manajer dapat menetapkan suatu
cara terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Namun demikian, meski cukup
besar sumbangan yang diberikan oleh manajemen ilmiah bagi kemajuan
manajemen. Tapi pada umumnya manajemen ilmiah memiliki keterbatasan-
keterbatasan, terutama dalam aplikasinya.
Ajaran manajemen ilmiah mengenai upaya peningkatan produktivitas justru dalam
aplikasinya menimbulkan beberapa pengaruh yang tidak menguntungkan bagi
kepentingan sistem manajemen itu sendiri. Sebagai contoh dapat dikemukakan
bahwa konsep produktivitas dengan dukungan penerimaan teknologi justru
banyak mengurangkan (menciutkan) skala penggunaan tenaga kerja. Kelemahan
lain adalah tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi tidak atau kurang
mendapatkan perhatian atas kebutuhan sosialnya, personalitynya, yang justru hal
ini sangat dibutuhkan. Arti kepuasan tenaga kerja kurang diperhatikan secara
utuh. Upah yang tinggi saja tanpa memperhatikan kondisi kerja yang cukup
memuaskan dengan makin berjalannya waktu, tujuan produktivitas dalam
manajemen ilmiah tidaklah mendapatkan tempat sebagaimana mestinya.
E. Teori Organisasi Klasik
1. Henry Fayol (1841-1925)
Henry fayol adalah seseorang industriawan Perancis yang kemudian terenal
sebagai bapak manajemen operasional mengembangkan manajemen sebagaimana
yang dikemukakannya dalam bukunya yang terkenal yang berjudul
Administration Industrielle et generale: Fayol berpendapat bahwa dalam
perusahaan industri kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan manajemen dapat dibagi
ke dalam beberapa kelompok tugas, yaitu:
o Technical merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produk.
Kegiatannya meliputi merencanakan dan mengorganisir produk.
o Commercial meliputi kegiatan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan dan
menjual barang (hasil produksi).
o Financial kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal
dan bagaimana menggunakan modal tersebut.
o Security Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan
(keselamatan kerja dan harta benda yang dimiliki perusahaan).
o Akuntansi meliputi kegiatan yang terdiri dari mencatat menghitung,
mengkalkulasi biaya yang dilaksanakan, menghitung, dan menentukan
keuntungan yang diperoleh, mengetahui hutang-hutang yang menjadi
kewajiban perusahaan menyajikan neraca, laporan laba rugi, dan
mengumpulkan data-data dalam bentuk statistik.
o Tugas manajerial melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam manajemen.
2. Mary Parker Follet (1868-1933)
Tokoh lain yang memberikan sumbangan terhadap pandangan prinsip-prinsip
administrasi adalah Mary Parker Follet, yang pada saat kematiannya pada tahun
1933 dianggap sebagai salah satu dari wanita terpenting yang dihasilkan oleh
Amerika Serikat di bidang sosiologi dan kewarganegaraan. Dalam tulisannya
tentang perusahaan dan organisasi-organisasi lain Follet mengulas pemahaman
tentang kelompok dan tentang komitmen yang tinggi terhadap kerja sama antar
manusia. Menurutnya, kelompok merupakan suatu mekanisme di mana individu
yang beraneka ragam dapat menggabungkan bakat-bakat yang dimiliki untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik. Organisasi dianggapnya sebagai sesuatu
komunitas tempat manajer dan karyawan bekerja secara harmonis, tanpa slah satu
pihak menguasai pihak yang lain, serta mampu menyelesaikan segala perbedaan
dan pertentangan yang ada melalui diskusi. Dia juga menganggap bahwa tugas
manajer adalah membantu karyawan dalam organisasi untuk saling bekerja
bersama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi.
Arti penting yang lebih jauh dari pandangan Follet terlihat dalam Dynamic
Administration: The Collected Papers of Mary Parker Follet. Follet berpendapat
bahwa dengan membuat karyawan merasa memiliki perusahaan akan tercipta rasa
tanggung jawab kolektif. Dewasa ini, kita memunculkan isu serupa dengan istilah
employee ownership, profit sharing, dan gain-sharing plans. Follet juga
berpendapat bahwa permasalahan dalam bisnis melibatkan berbagai macam faktor
yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan hubungan antar masing-
masing faktor. Sekarang ini, kita sering berbicara tentang sistem pada saat
menggambarkan fenomena yang serupa. Follet yakin bahwa perusahaan
seharusnya memberikan pelayanan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan
harus dikaitkan dengan kesejahteraan umum. Saat ini, kita sering membicarakan
hal semacam itu dengan istilah etika manajerial dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
3. James D. Mooney (1884-1957)
Kaidah-kaidah yang diperlukan untuk menetapkan organisasi manajemen adalah
sbb:
o Koordinasi, merupakan kaidah yang dikehendaki adanya wewenang, saling
melayani, perumusan tujuan dan kedisiplinan yang tinggi.
o Prinsip skalar, yaitu suatu prinsip yang mendefinisikan tentang hubungan
kepemimpinan, pendelegasikan dan antar fungsi-fungsi tertentu yang
dibutuhkan.
o Prinsip fungsional, merupakan suatu prinsip yang mendefinisikan sebagai
macam tugas yang harus diselesaikan serta dalam usaha mencapai tujuan
bersama.
o Prinsip staff, merupakan prinsip yng membedakannya sebagai manajer staf
dan lini lainnya.
4. Chaster I. Barnard (1886-1961)
Chaster memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada
tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Bernard adalah
perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan. Barnard menekankan pentingnya peralatan komunikasi
untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan
pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila
mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard
adalah pelopor dalam penggunaan pendekatan sistem untuk pengelolaan
organisasi.
F.Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para manajer,
konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari
berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan
ini tugas seorang menejer adalah mengidentifikasikan eknik mana , pada situasi
tertentu , dibawah keadaan tertentu , dan pada waktu tertentu dana akan membawa
pencapaintujuan manajemen. III. Penutup Manajer saat ini dituntut mempelajari
dan memahami semua teori manajemen yang dihasilkan oleh berbagai aliran,
karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi
tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja menggabungkan dan
memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau pendekatan untuk
menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan pendekatan-
pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan manajemen saat ini
dan di masa datang. Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari
perkembangan ilmu manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara
lain:
a) Membentuk pandangan kita mengenai organisasi. Mempelajari teori
manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita mendapatkan
beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
b) Kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.
c) Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.Mempelajari berbagai
teori manajemen berdasarkan perkembangannya, kita dapat memahami
bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi,
sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu dan
tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang
untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang
berbeda.
d) Mengarahkan terhadap keputusan manajemen. Mempelajari evolusi
manajemen membantu memahami proses dasar sehingga dapat memilih
suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-
asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta yang
diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan terjadi
pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa rnenerapkan
teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
Merupakan sumber ide baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen
memungkinkan kita pada suatu ide atau gagasan tentang mengatur aktifitas
G. Perilaku Organisasi
Perilaku keorganisasian merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari
tentang pengaruh individu, grup, dan struktur, yang mempunyai perilaku dalam
organisasi, dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan untuk memperbaiki
efektivitas perusahaan. Perilaku organisasi merupakan studi tentang apa yang
dilakukan orang-orang di dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku mereka
mempengaruhi kinerja organisasi. Hal ini biasanya sangat berkaitan dengan
pekerjaan, kerja, ketidakhadiran dalam kerja, turnover karyawan, produktivitas,
penampilan kerja (human performance), dan manajemennya.
Produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan
sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya.
Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan
dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan manajemen science biasanya adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
Bab IV
Manajer dan Lingkungan Eksternal Organisasi
A. Faktor-faktor lingkungan eksternal
a. Lingkungan Umum
sekumpulan elemen-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang
mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya
Ekonomi
Sosialc
Politik
Hukum
Teknologi
Demografi.
b. Lingkungan Industri
serangkaian faktor-faktor-ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli,
produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara
langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya.
Semakin besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industri,
semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata-rata.
Laba di atas rata-rata adalah kelebihan penghasilan yang diharapkan yang
diharapkan seorang investor dari investor lain dengan jumlah risiko serupa. Risiko
adalah ketidakpastian investor tentang laba atau rugi yang dihasilkan oleh
investasi tertentu. Bagaimana perusahaan mengumpulkan dan menafsirkan
informasi tentang para pesaing mereka disebut analisis pesaing . Kombinasi dari
ketiga analisis ini digunakan untuk memahami pengaruh lingkungan eksternal
terhadap perkembangan misi strategis, tujuan strategis dan tindakan strategis
perusahaan. Jika Analisis lingkungan umum terfokus pada masa yang akan
datang, maka analisis lingkungan industri terfokus pada pemahaman akan factor-
faktor dan kondisi-kondisi yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan;
dan analisis pesaing terfokus pada prediksi terhadap dinamika tindakan-tindakan,
respon-respon, dan kemauan para pesaing.Secara singkat, dapat disimpulkan
bahwa Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki dampak
yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.
Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri sebagai berikut:
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Tingkat Rivalitas Di Antara Para Pesaing yang ada
Tekanan dari Produk Penggantid. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
(Substitusi)
Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
B.Lingkungan Eksternal Makro dan Mikro
a. Lingkungan Eksternal makro perusahaan meliputi :
Teknologi
Dalam setiap masyarakat atau industri , tingkat kemajuan memainkan peranan
yang berarti . Sebagai contoh kemajuan teknologi akan menurunkan permintaan
akan manajer- manajer menengah dan lini pertama, Banyak perusahaan sekarang
menggunakan komputer untuk meramalkan operasi-operasi dan schedulin
produksinya , dimana pada waktu yang lalu dilakukan oleh fungsi – fungsi
manajemen menengah. Inovasi teknologi dapat juga menimbulkan posisi
persaingan baru dalam industri – industri yang berbeda. Ini semua menuntut
manajer perusahaan bersikap tanggap terhadap tantangan – tantangan dan mampu
memanfaatkan kesempatan yang ada. Manajer perlu senantiasa menaksir arah
perkembangan teknologi dan memperkirakan perngaruhnya pada organisasi atau
melakukan peramalan teknologi.
Ekonomi
Para manajer akan selalu terlibat dengan masalah-masalah biaya sumber daya –
sumber daya yang dibutuhkan dalam organisasi. Biaya ini berubah-berubah setiap
waktu karena pengaruh faktor – faktor ekonomi. Sehingga manajer senantiasa
perlu menganalisa dan mendiagnosa faktor – faktor ekonomi, seperti
kecenderungan inflasi atau deflasi harga-harga barang dan jasa, kebijaksanaan
moneter, dan kebijaksanaan fisikal dll, jadi manajer perusahaan harus
mencurahkan waktu dan sumber daya untuk melakukan peramalan ekonomi dan
antisipasi perubahan harga.
Lingkungan sosial kebudayaan
Merupakan pedoman hidup yang menentukan bagaimana hampir seluruh
organisasi dan manajer harus beroperasi . Lingkungan ini mencakup kepercayaan ,
nilai-nilai, sikap-sikap, pandangan serta pola kehidupan yang dibentuk oleh tradisi
, pendidikan, kelompok , ethnis, teknologi , demografi, geografis, serta agama dan
kepercayaan dari sekelompok atau seluruh masyarakat tertentu. Pengaruh dari
pedoman hidup ini dapat sangat luas atau felatif sempit . Misal, batasan bagi
pekerja wanita mungkin hanya berlaku disuatu daerah, tetapi dapat juga berlaku
secara nasional
Dimensi Internasional
Komponen Internasional dalam lingkungan eksternal juga menyajikan
kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan serta mempunyai potensi
menjadi faktor yang berpengaruh langsung pada operasi perusahaan. Kekuatan-
kekuatan internasional ini berpengaruh melalui perkembangan politik dunia,
ketergantungan ekonom transfer teknologi. Lebih sempit lagi, kekuatan ini
berwujud misalnya keterrgantungan sumberdaya impor, keadaan resesi,
persaingan dengan perusahaan –perusahaan multinasional, tingkat pertukaran
mata uang asing dsb. Maka hendaknya manajer mampu menanalisa dan
mengantisipasi untuk kemudian meletakkan dasar yang kuat dalam menghadapi
perkembangan dunia internasional.
b. Lingkungan eksternal mikro perusahaan meliputi :
Para pesaing
Lingkungan persaingan perusahaan tercemin dari tipe , jumlah dan norma – norma
perilaku organisasi pesaing. Dengan pemahaman akan lingkungan persaingan
yang dihadapinya , organisasi dapat mengetahui posisi persaingannya sehingga
lebih mampu mengoptimalkan operasi – operasinya.
Langganan
Strategi kebijaksanaan dan taktik pemasaran perusahaan sangat tergantung situasi
pasar dan langganan. Analisa langganan berguna untuk mengantisipasi perubahan
perilaku pasar atau langganan dan mengarahkan pengolakasian sumberdayanya
sesuai kebutuhan dan keinginan langganan.
Pasar tenaga kerja
Organisasi memerlukan sejumlah karyawan dengan berbagai bermacam – macam
ketrampilan , kemampuan , dan pengalaman/ Kemampuan menarik dan
mempertahankan karyawan yang cakap merupakan kebutuhan prasyarat bagi
perusahaan yang sukses . Ada tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan karyawan perusahaan, yaitu reputasi perusahaan di mata
angkatan kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja
yang dibutuhkan.
Lembaga keuangan
Organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangaan untuk
memperluas kegiatan-kegiatannya . Kebutuhan akan dana dari lembaga-lembaga
keuangan tersebut dapat jangka pendek untuk membelanjai operasi-operasinya
atau jangka panjang untuk membangun fasilitas baru dan membeli peralatan baru.
Para penyedia
Setap organisasi sangat tergantung pada sumber-sumber dari sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan baku (mentah) , bahan pembantu, pelayanan energi , dan
peralatan yang digunakan untuk memproduksi keluaran.
Perwakilan pemerintah
Hubungan organisasi dengan perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang
semakin komples. disamping merupakan atau menjadi para penyedia dan kreditur
bagi perusahaan, juga menetapkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
organisasi , prosedur-prosedur perijinan dll.
C. Organisasi Dan Lingkungan
Organisasi adalah Sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan
koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Sedangkan
menurut (Ernie dan Kurniawan, 2005) organisasi merupakan sekumpulan orang
atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan
tujuannya tersebut melalui kerjasama
Lingkungan adalah Sebagai keseluruhan faktor luar (ekstern) dan faktor dalam
(intern) organisasi yang mempunyai kekuatan langsung dan tidak langsung
mempengaruhi kegiatan serta kelangsungan hidup organisasi perusahaan.
Lingkungan secara luas mempunyai arti menurut Basu Swasta dan Sukotjo W.
(1991) mencakup semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan,
dan masyarakat.
Hubungan Organisasi – Lingkungan
a. Pengaruh Lingkungan Terhadap Organisasi James D. Thomson mengajukan
model bagaimana pengaruh lingkungan terhadap organisai. Model tersebut
meliputi dua dimensi yaitu:
tingkat perubahan ( Tingkat perubahan melihat sejauh mana stabilitas suatu
lingkungan. Lingkungan yang cepat berubah berarti mempunyai tingkat
perubahan yang tinggi )
tingkat homogenitas (Tingkat homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas
lingkungan.Tingkat homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan. )
b. Lima Kekuatan Kompetisi Cara lain melihat lingkungan adalah dengan
menggunakan kerangka lima kekuatan kompetisi yang dikembangkan oleh
Michael Porter, perusahaan dalam mencari keuntungan berebut dengan lima
kekuatan yang sama-sama ingin mencari keuntungan juga. Kelima kekuatan
tersebut adalah :
ancaman pendatang baru atau halangan untuk masuk
produk substitusi
pemasok
pembeli
Pesaing
c. Strategi Menghadapi Lingkungan · Mempengaruhi Lingkungan Langsung
Manajer dapat mencoba mempengaruhi lingkungan langsung melalui beberapa
cara : melakukan lobby, iklan, negosiasi atau perundingan. Manajer juga dapat
membentuk aliansi strategis dengan pihak-pihak di lingkungannya
D. Tanggung jawab sosial Manajer
Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak
sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Dengan demikian manajer
sekarang dituntut untuk mengimplementasikan etika berusaha, terutama dalam
hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga
pendidikan, perusahaan-perusahaan lain, para penyedia, kreditur, pemegang
saham, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika,
yaitu :
(1) hukum
(2) peraturan-peraturan pemerintah
(3) kode etik industri dan perusahaan
(4) tekanan-tekanan sosial
(5) tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi.
Bab V
Proses Perencanaan
A. Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya
apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang
baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang
dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana dibuat.
B. Tahap-Tahap Dasar Perencanaan
Empat Tahap dasar Perencanaan
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini.
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan.
Alasan-alasan perlunya perencanaan:
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk
mencapai
- “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan
- ”positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.
Manfaat perencanaan:
(1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan,
(2) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama,
(3) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas
(4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
(5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
(6) memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian
organisasi,
(7) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
(8) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti,
(9) menghemat waktu, usaha dan dana.
Kelemahan perencanaan:
(1) pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata,
(2) perencanaan cenderung menunda kegiatan,
(3) perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif
dan berinovasi, (4) kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh
penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat
masalah tersebut terjadi
(5) ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.
C. Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya.
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah
saling berhubungan, saling tergantung, dan berinteraksi.
Pengorganisasian (Organizing). Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan
bagaimana mengorganisasikan sumber daya-sumber daya organisasi untuk
mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing). Perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari
sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi
dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling). Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat.
Pengawasan bertindak sebagai criteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap
rencana.
D. Tipe-tipe Perencanaan dan Rencana
Ada paling sedikit lima dasar pengklasifikasian rencana-rencana, sebagai berikut :
1. Bidang Fungsional, mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan
personalia.
2. Tingkatan Organisasional, termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan
kerja organisasi.
3. Karakteristik-karakteristik (sifat) rencana, meliputi faKtor-faktor kompleksitas,
fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.
4. Waktu, menyangkut rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
5. Unsur-unsur rencana, dalam wujud anggaran,program, prosedur, kebijaksanaan,
dan sebagainya.
Dalam organisasi rencana diperinci melalui tingkatan-tingkatan yang membentuk
hirarki dan paralel dengan struktur organisasi.
Ada dua tipe utama rencana :
(1) rencana-rencana strategik (strategik plans), yang dirancang memenuhi tujuan-
tujuan organisasi yang lebih luas.
(2) rencana-rencana operasional (operational plans),
ada dua tipe-tipe rencana operasional. Rencana sekali pakai (single use
plans), rencana tetap (standing plans). penguraian lebih terperinci bagaimana
rencana-rencana strategik akan dicapai.
1. Rencana-rencana Strategik
Sebelum strategi dapat diuraikan, organisasi perlu menetapkan suatu komponen
vital : tujuan-tujuan organisasi. Tujuan organisasi memberikan dasar pengarahan
kegiatan-kegiatan.
Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam
pelaksanaan misi. Strategi juga dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan
organisasi
terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Strategi menghubungkan sumber daya
manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang
harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.
2. Rencana-rencana Sekali Pakai
Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci yang kemungkinan
tidak berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. Sebagai contoh,
perencanaan perusahaan untuk membangun gudang baru karena adanya perluasan
usaha akan memerlukan rencana sekali pakai khusus bagi proyek tersebut,
walaupun perusahaan telah membangun sejumlah gudang lain di waktu yang lalu.
3. Rencana-rencana Tetap
Wujud umum rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, prosedur dan aturan.
Rencana-rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu diubah
(modifikasi) atau dihapuskan. Sekali ditetapkan, rencana tetap memungkinkan
para manajer menghemat waktu yang digunakan untuk perencanaan dan pembutan
keputusan karena situasi-situasi yang sama ditangani secara konsisten.
E. Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategik (Strategic Planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi; penentuan strategi, kebijaksanaan dan program-program strategik yang
diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut; dan penetapan metode-metode yang
diperlukan untuk menjamin bahwa strategi kebijaksanaan telah
diimplementasikan.
Perencanaan Strategik tidak hanya merupakan kegiatan perencanaan suatu
organisasi; tetapi perencanaan strategik lebih merupakan salah satu peranan
manajemen yang paling kritis. Sedangkan perencanaan yang dilakukan pada
tingkatan bawah disebut perencanaan operasional (operational planning), yang
memusatkan perhatiannya pada operasi-operasi sekarang dan terutama berkenaan
dengan efisiensi, bukan efektivitas.
Proses Perencanaan Strategik
Secara singkat langkah-langkah proses penyusunan strategik dapat diuraikan
sebagai berikut :
1) Penentuan Misi dan Tujuan,
2) Pengembangan Profil Perusahaan,
3) Analisa Lingkungan Eksternal,
4) Analisa Internal Perusahaan,
5) Identifikasi Kesempatan dan Ancaman Strategik
6) Pembuatan Keputusan Strategik,
7) Pengembangan strategi Perusahaan,
8) Implementasi Strategi,
9) Peninjauan kembali dan evaluasi.
Lima variabel yang biasanya merupakan faktor-faktor kritis implementasi strategi
(1) tugas,
(2) orang,
(3) Struktur,
(4) teknologi,
(5) sistem balas jasa.
Kebaikan-kebaikan perencanaan strategik adalah dalam memberikan pedoman
yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan organisasi. Kebaikan penting perencanaan
strategi lainnya adalah membantu para manajer dalam pembuatan keputusan.
Kelemahan-kelemahan perencanaan strategi adalah bahwasannya hal itu
memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar.
Kelemahan selanjutnya adalah bahwa perencanaan strategik kadang-kadang
cenderung membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang paling rasional dan
bebas resiko.
F. Hambatan-hambatan Perencanaan Efektif
Ada sejumlah alasan mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan
tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok / satuan kerja mereka,
yaitu :
1. Kurang Pengetahuan Tentang Organisasi.
2. Kurang Pengetahuan Tentang Lingkungan.
3. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif.
4. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
5. Biaya.
6. Takut Gagal.
7. Kurang Percaya Diri.
8. Ketidaksediaan.
Kriteria Penilaian Efektivitas Rencana
Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu
mencakup
(1) kegunaan,
(2) ketepatan dan obyektivitas,
(3) ruang lingkup,
(4) efektivitas Biaya,
(5) akuntabilitas,
(6) ketepatan waktu.
Bab VI
Penetapan Tujuan Organisasi dan Pembuatan Keputusan
A. Fungsi dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan
misi atau maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi
tentang maksud organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan
mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengindentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar. Misi
merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan strategik
perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukan bidang-
bidang produk atau jasa pokok dan kebutuhan-kebutuhan langganan utama yang
akan dipuaskan perusahaan.
Tujuan organisasi ialah suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di
mana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang
keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas
mencoba untuk menimbulkannya. Tujuan organisasi merupakan pernyataan
tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan
untuk dicapai di waktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi.
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi
penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan
antara lain sebagai berikut :
1. Pedoman bagi kegiatan.
2. Sumber legitimasi.
3. Standar pelaksanaan.
4. Sumber motivasi.
5. Dasar rasional pengorganisasian.
Tipe-tipe Tujuan:
1. Tujuan kemasyarakatan (Societal goals).
2. Tujuan keluaran (Output goals).
3. Tujuan sistem (Sistem goals).
4. Tujuan produk (Product goals).
5. Tujuan turunan (Derived goals).
B. Proses Penetapan Tujuan
Proses penatapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu
melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Beberapa unsur
dasar yang melatar-belakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk
menciptakan nilai-nilai tersebut adalah :
1. Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan
berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya.
2. Bahwa barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen / langganan.
3. Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan
barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
4. Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi
dapat beroperasi dengan lebih baik dari sekedar menjaga kelangsungan hidup
(survive), yaitu untuk pertumbuhan (growth) dan dapat menghasilkan laba
(profitable).
5. Bahwa pelayanan manajemen akan memberikan public image yang
menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya dan
menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi.
6. Bahwa perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat
dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham
organisasi.
Bidang-bidang Tujuan
Peter Drucker, selama bekerja sebagai konsultan untuk GE, mengidentifikasikan
secara terperinci 8 bidang pokok dimana perusahaan harus menetapkan tujuan.
Bidang-bidang itu adalah :
1. Posisi pasar. Perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai bagian pasar yang
akan “direbut”.
2. Produktifitas. Adalah rasio antara masukan dengan keluaran organisasi.
3. Sumber daya phisik dan keuangan.
4. Profitabilitas. Tujuan-tujuan laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
5. Inovasi. Ada kebutuhan terus menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif.
6. Prestasi dan pengembangan manajer. Kelangsungan hidup banyak organisasi
tergantung pada kekuatan manajemen yang inovatif.
7. Prestasi dan sikap karyawan. Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar
pekerjaan normal dan rutin di setiap organisasi.
8. Tanggung jawab sosial dan publik. Tujuan-tujuan ini ditetapkan perusahaan
untuk “menangani” boikot publik, kegiatan-kegiatan hukum, kegiatan-kegiatan
pemerintah, kelompok-kelompok berkepentingan, dan sebagainya.
C. Perumusaan Tujuan
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat
dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan
untuk memuaskan semua pihak atau himpunan berbagai tujuan individu dan
organisasi. Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan
beberapa ketentuan sebagao berikut : Proses perumusan tujuan hendaknya
melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan
Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab
untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah Tujuan harus
realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal Tujuan harus jelas,
beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi Tujuan umum hendaknya
dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh pelaksana
Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.
D. Management By Objectives (MBO)
Management By Objectives atau MBO pertama kali diperkenalkan oleh peter
Drucker dalam bukunya The Practice of Management pada tahun 1954. Prosesnya
juga berjalan dengan nama-nama lain, termasuk “manajemen berdasarkan
sasaran”, “manajemen berdasarkan hasil”, atau “management by results”, “goals
management”, “work planning and review”, “goals and controls”, “joint target
setting”, dan sebagainya. Walaupun menggunakan nama-nama yang berbeda
prosesnya adalah sama. MBO telah berkembang sangat terkenal, terutama dalam-
organisasi-organisasi besar. Pada hakekatnya MBO menekankan pentingnya
peranan tujuan dalam perencanaan efektif.
Sistem MBO
Berikut ini akan diuraikan unsur-unsur umum yang selalu ada dalam berbagai
sistem MBO yang efektif :
1. Komitmen pada program.
2. Penetapan tujuan manajemen puncak.
3. Tujuan-tujuan perseorangan.
4. Partisipasi.
5. Otonomi dalam implementasi rencana.
6. Peninjauan kembali prestasi.
Kekuatan dan kelemahan MBO
Dalam suatu survey terhadap para manajer, Tosi dan Carroll mengemukakan
kebaikan-kebaikan berbagai program MBO, yang dapat diperinci sebagai berikut:
1. Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
2. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan
tujuan dan sasaran.
3. Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.
4. Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.
5. Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada
pencapaian tujuan tertentu. Ini juga memungkinkan para bawahan mengetahui
kualitas pekerjaan mereka dalam hubungannya dengan tujuan organisasi.
Ada dua kategori kelemahan–kelemahan khas untuk organisasi yang mempunyai
program-program MBO formal. Dalam kategori pertama adalah kelemahan-
kelemahan yang melekat pada proses MBO. Ini mencakup konsumsi waktu dan
usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik
MBO, serta biasanya meningkatkan banyaknya kertas kerja. Dalam kategori
kedua, kelemahan-kelemahan seharusnya tidak ada tetapi sering dijumpai dalam
pengembangan dan implementasi program-program MBO. Kategori kedua ini
menyangkut beberapa masalah pokok yang harus dikendalikan agar program
MBO sukses :
1. Gaya dan dukungan manajemen.
2. Penyesuaian dan perubahan.
3. Ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
4. Deskripsi jabatan.
5. Penetapan dan pengkoordinasian tujuan.
6. Pengawasan metoda pencapaian tujuan.
7. Konflik antara kreativitas dan MBO.
Membuat MBO Efektif
Unsur-unsur penting yang diperlukan bagi efektivitas MBO.
1. Mendidik dan melatih manajer.
2. Merumuskan tujuan secara jelas.
3. Menunjukan komitmen manajemen puncak secara kontinyu.
4. Membuat umpan balik efektif.
5. Mendorong partisipasi.
E. Proses Pembuatan Keputusan
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah Manajer harus dapat menemukan
masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang harus
dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2. Pengumpuland an Analisa Data yang Relevan Setelah masalahnya ditemukan,
lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif Pengembangan alternatif memungkinkan menolak
kecenderungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang
efektif.
4. Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan Menilai efektivitas dari
alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber
daya organisasi dengan alternatif yang realistic serta menilai seberapa baik
alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada
manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6. Implementasi Keputusan Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan
dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta memperhatikan resiko
dan ketidak puasan terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat
prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan korektif bila
timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan
peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
7. Evaluasi atas Hasil Keputusan Implementasi yang telah diambil harus selalu
dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang
diharapkan.
F. Keterlibatan Bawahan dalam Pembuatan Keputusan
Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan dapat bersifat resmi missal
dengan pembuatan kelompok, bisa juga bersifat tidak resmi missal dengan
meminta gagasan dan saran-saran. Pembuatan keputusan yang didasarkan pada
sifat formal lebih efektif karena banyak masukan-masukan pengetahuan yang
lainnya. karakteristik situasi keputusan dan gaya pembuatan keputusan
manajemen akan mempengaruhi dan menentukan apakah pembuatan keputusan
dilakukan secara kelompok atau tidak.
G. Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan
Operasi organisasi semakin komplek dan mahal, sehingga semakin sulit dan
penting manajer dalam membuat rencana dan keputusan. Untuk itu diperlukan
bantuan berbagai teknik dan peralatan kuantitatif. Teknik dan peralatan kuantitatif
pembuatan keputusan dikenal dengan nama teknik management science dan
operations research. Riset operasi menggambarkan, memahami, dan
memperkirakan perilaku berbagai sistem yang komplek dalam kehidupan
manusia. Tujuannya menyediakan informasi yang akurat.
Bab VII
Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
A. Pengertian Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Organisasi
adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama,
kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan
merealisasikan tujuanya. Organisasi adalah wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh
individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986). Pada dasarnya orang
tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya dapat terpenuhi apabila ada
interaksi sosial dengan orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa
hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan terhadap manusia lainnya.
Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan membentuk kelompok, yang
disebut dengan organisasi. Karang Taruna, perusahaan, kerajaan, negara, adalah
bentuk-bentuk dari organisasi. Bahkan sebuah organisasi kejahatan pun pada
dasarnya juga adalah sebuah organisasi, dimana mereka bergabung dan
berkumpul karena memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Organisasi yang
paling kecil yang kerap kita jumpai adalah keluarga. Keluarga pada hakikatnya
adalah sebuah organisasi. Keluarga adalah satuan organisasi terkecil yang pertama
kali dikenal oleh setiap manusia.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
B.Pembagian Kerja
a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur,
barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
b. Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada
komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem
mobil dan lainnya.
c. Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah
langganan secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan
dan sebagainya.
d. Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi,
bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
e. Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di
dalam suatu organisasi, yakni: Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan
dengan kebutuhan dari organisasi tersebut. Suatu unit organisasi ini harus
mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya. Pembentukan unit
baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk
menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi
tersebut.
C.Badan Organisasi Formal
Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau
organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-
hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam
suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan
strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau
sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur
organisasi yang akan dibuat. Struktur organisasi (desain organisasi) dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi,
atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung
unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja. Unsur dan Tiang
Dasar Organisasi Formal
Ada 3 Unsur pokok organisasi formal, yaitu :
a. Sistem kegiatan terkoordinasi
b. Kelompok orang
c. Kerjasama mencapai tujuan
Tiang dasar teori organisasi formal:
a. Pembagian kerja
b. Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal)
c. Struktur
d. Rentang kendali.
Ciri-Ciri Organisasi Formal Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan
yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi
formal adalah jabatan-jabatan. Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam
tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai
kewajiban resmi Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada
jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk
melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan setiap
pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas keputusan-keputusan
bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri. Suatu sistem aturan dan
regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur
tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi. Proesedur dalam
organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni, peraturan-peraturan organisasi
berlaku bagi setiap orang. Jabatan diharapkan memiliki orientasi yang impersonal
dalam hubungan mereka dengan langganan dan pejabat lainnya. Suatu sikap dan
prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari
organisasi. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan
kehidupan organisasi. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan
kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi
lainnya. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis,
kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja. Ciri-ciri
suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut
komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara
orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Ada pun faktor-
faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi formal adalah
sebagai berikut : Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya Strategi
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun
diantara para pimpinan dan bawahan. Menurut Chandler, pengubahan strategi
mengakibatkan perubahan desain organisasional. Peningkatan kompleksitas
menyebabkan struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien. Perusahaan-
perusahaan harus mengubah strukturnya menjadi struktur yang desentralisasi.
Lingkungan yang melingkupinya Dalam hal ini perlu dibedakan tiga tipe
lingkungan sebagai berikut : ·
Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang
tidak diperkirakan atau secara tiba-tiba. · Lingkungan berubah (changing
environment), yaitu lingkungan di mana inovasi (perubahan) mungkin terjadi
dalam setiap atau seluruh bidang. · Lingkungan bergejolak (turbulent
environment), yaitu lingkungan di mana sering terjadi perubahan secara drastis.
D.Bentuk – bentuk Badan Organisasi
a. Organisasi Fungsional Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional
untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
b. Organisasi Fungsional dan Garis Bentuk organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang
mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat
fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
c. Organisasi Komite Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas
tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa
komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajement.
d. Organisasi Garis dan Staff Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan
wewenang berlangsung secara vertical. Manajer ditempatkan satu atau lebih
pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai
penasehat.
e. Organisasi Matrix Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi
menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-
masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk
mengerjakan suatu proyek yang harus
E.Depertementalisasi dan Macam – macamnya
Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan
struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan
dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja.
Untuk melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian
ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegaitan
departementalization atau departementalisasi. Pembagian departemen atau unit
pada struktur organisasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam :
a. Departementalisasi Menurut Fungsi Pada pembagian ini orang yang memiliki
fungsi yang terikat dikelompokkan menjadi satu. Umum terjadi pada organisasi
kecil dengan sumber daya terbatas dengan produksi lini produk yang tidak
banyak. Biasanya dibagi dalam bagian keuangan, pemasaran, umum, produksi,
dan lain sebagainya.
b. Departementalisasi Menurut Produk atau Pasar Pada jenis departementalisasi
ini orang-orang atau sumber daya yang ada dibagi ke dalam departementalisasi
menurut fungsi serta dibagi juga ke dalam tiap-tiap lini produk, wilayah geografis,
menurut jenis konsumen, dan lain sebagainya.
c. Departementalisasi Organisasi Matrix atau Matriks Bentut organisasi matriks
marupakan gabungan dari departementalisasi menurut fungsional dan
departementalisasi menurut proyek. Seorang pegawai dapat memiliki dua posisi
baik secara fungsi maupun proyek sehingga otomatis akan memiliki dua atasan
atau komando ganda. Proyek biasanya diadakan secara tidak menentu dan sifatnya
tidak tetap.
F. Kegunaan dan Kerugian Panitia
kegunaan panitia adalah:
a. Keputusan-keputusan dengan kualitas lebih baik.
b. Meningkatkan penerimaan
c. Memperbaiki koordinasi
d. Tempat latihan bagi manajer
e. Penyebaran kekuasaan.
f. Menghindarkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Selain kegunaan, panitia juga memiliki kerugian, adapun kerugian yang
ditimbulkan oleh panitia adalah:
a. Pemborosan waktu dan ruang.
b. Dominasi individu
c. Adanya persetujuan dan kompromi terlebih dahulu
d. Kurangnya tanggung jawab
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pengetahuan
Ebook Hani T Handoko
http://massofa.wordpress.com/2008/01/21/pengantar-manajemen/
Top Related