DATA RESPONSI
IDENTITAS
Nama : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 45 tahun
Alamat : Dupak Rukun III/27 Surabaya
No Telp : 085706050354
Pekerjaan : Guru SLB
ANAMNESIS
Hari/ Tanggal : 05 Juni 2014
Keluhan Utama : Kedua mata silau dan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kedua mata silau dan kabur terasa sudah setengah tahun ini, tanpa disertai mata merah, mata
kabur bila dibuat membaca, silau dirasakan pada malam hari. Pasien merasa ada daging pada
mata sejak tahun 80an. Awalnya tidak dirasakan pandangan kabur oleh pasien, namun ketika
daging menjalar sampai ke kornea, pasien merasa pandangannya terganggu. Daging tersebut
tumbuh didahului pada mata sebelah kanan dan mata kiri juga tumbuh daging tetapi pasien
tidak tahu kapan awal tumbuhnya, hanya terasa menganjal pada kedua mata tanpa disertai
nyeri. Kadang mata sering memerah apabila dibuat mengendarai motor agak lama. Pasien
hanya mengunakan tetes mata insto ketika mata merah dan keluhan membaik.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memakai kaca mata sejak 5 tahun yang lalu plus dan silinder, DM (-), HT (-), Alergi
(-)
Riwayat Penyakit Keluarga : -
Riwayat Penyakit Sosial :
Bekerja sebagai guru SLB bekerja di dalam ruangan, sehari – hari menggunakan motor untuk
kendaraan.
PEMERIKSAAN :
Visus :
VOD : 0,2 cc C – 1,50 x 600 0,8 F ph tetap
VOS : 0,6 cc C – 0,75 x 900 1,0 F ph tetap
ADD: + 2,00 PD: 72/70
Tekanan bola mata:
- TOD : 17,3 mmHg
- TOS : 17,3 mmHg
Pergerakan Bola Mata
VOD : Baik segala arah
VOS : Baik segala arah
OS
Segmen Anterior :
No Pemeriksaa
n
Mata Kanan Mata Kiri
SEGMEN ANTERIOR
Palpebra
1. Edema - -
Hiperemi - -
Konjungtiva
2. Hiperemi - -
Pterigium di
daerah nasal
+ +
Kornea
3. Jernih + +
Bilik mata depan
4. Kedalaman Dalam Dalam
Iris
5. Warna Coklat Coklat
OD
Regular + +
Iris shadow - -
Pupil
6. Refleks
cahaya
+ +
Bulat - -
Diameter 0,3 mm 0,3 mm
Lensa
7. IOL - -
Segmen posterior
1. Fundus reflek + +
2. Papil N ll Warna normal Warna normal
Batas tegas Batas tegas
c/d ratio 0,3 c/d ratio 0,3
3. Retina Perdarahan - Perdarahan -
Eksudat - Eksudat -
4. Ratio arteri
vena
2:3 2:3
5. Reflek
makula
+ +
Pemeriksaan lainnya: -
Daftar Masalah:
Anamnesis:
- Kedua mata silau dan kabur, mata kabur bila dibuat membaca.
- Pasien merasa ada daging pada mata, awalnya tidak dirasakan pandangan kabur oleh pasien,
namun ketika daging menjalar sampai ke kornea, pasien merasa pandangannya terganggu
- Pasien memakai kaca mata sejak 5 tahun yang lalu plus dan silinder
Pemeriksaan:
Visus :
VOD : 0,2 cc C – 1,50 x 600 0,8 F ph tetap
VOS : 0,6 cc C – 0,75 x 900 1,0 F ph tetap
ADD: + 2,00 PD: 72/70
Segmen anterior :
- OD: pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, lebih dari 2 mm
melewati kornea.
- OS: pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea.
Diagnosis DD : ODS Astigmatisme Miopia Simplek + Presbiopia
OD: Pterigium stadium III
OS: Pterigium stadium II
Rencana :
Pemeriksaan Diagnostik : -
Terapi :
- Kaca mata
- Sarankan operasi (ekstirpasi) untuk ptrigium ODS jika pasien sudah terganggu
penglihatannya
Monitoring :
- Keluhan, visus, segmen anterior
Edukasi :
- Pasien dianjurkan memakai kaca mata yang diresepkan, jika pusing sebaiknya
kaca mata dilepas sampai pusing mereda, jika pusing sudah reda dianjurkan untuk
memakai kaca mata kembali agar mata dapat beradaptasi, jika tetap pusing pasien
disarankan kontrol kaca mata.
- Membaca dianjurkan dengan jarak dan posisi yang benar, penerangan cukup,
kurangi membaca sambil tidur.
- Menjelaskan tentang pterigium yang ada pada kedua mata pasien bahwa
pterigium semakin lama akan semakin menuju ke tengah dan menganggu
penglihatan dan penanganannya hanya dengan operasi.
- Menjelaskan bahwa pterigium dapat berulang, sehingga melindungi mata dari
sinar matahari, debu dan udara kering dapat disarankan penggunaan kaca mata.
- Apabila ada keluhan atau terjadi mata merah segera kontrol.
PEMBAHASAN
Pterigium didefinisikan sebagai pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada konjungtiva dan
tumbuh menginfiltrasi permukaan kornea, umumnya bilateral di sisi nasal, biasanya
berbentuk segitiga dengan kepala/apex menghadap ke sentral kornea dan basis menghadap
lipatan semilunar pada kantus.
Faktor resiko utama lingkungan untuk perkembangan pterigium adalah paparan sinar UV.
Sinar UV diserap oleh kornea dan konjungtiva yang mempromosikan kerusakan sel dan
jumlah proliferasi. Selanjutnya sinar UV yang diserap tergantung pada daerah garis lintang,
medan reflektif, dan waktu yang dihabiskan di luar rumah. Beberapa laporan kasus telah
menggambarkan kelompok anggota keluarga dengan pterigium dan studi kontrol rumah sakit
menunjukkan kasus pada riwayat keluarga menjadi signifikan, menunjukkan kemungkinan
pola autosomal dominan. Iritasi kronis atau peradangan yang terjadi pada limbus atau di
kornea perifer telah dikutip sebagai faktor risiko oleh para pendukung teori keratitis kronis.
Peradangan kronik terlibat sebagai penyebab penting defisiensi sel induk limbal.2,4
Pterigium dini mungkin asimtomatik atau dapat menyebabkan gejala sesekali mata kering,
seperti terbakar, gatal, atau robek, karena lesi menyebabkan air mata membasahi permukaan
mata menjadi tidak teratur. Sebagai lesi yang tumbuh, peradangan berulang, iritasi, atau
penampilan lesi, mungkin menyebabkan pasien mengalami gangguan visual ketika lesi
mencakup sumbu visual, hingga timbul penyulit astigmatisme jika pterigium tebal.2,3,4
Berdasarkan stadium pterigium dibagi menjadi 4, yaitu:
Stadium I : jika pterigium hanya terbatas pada limbus kornea
Stadium II : jika pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak
lebih dari 2 mm melewati kornea.
Stadium III : jika pterigium sudah melebihi stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran
pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).
Stadium IV : jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga mengganggu
penglihatan.3
Pada pemeriksaan segmen anterior pasien didapatkan, yaitu:
- OD: pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, lebih dari 2 mm
melewati kornea.
- OS: pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea.
Sehingga stadium pterigium pasien didapatkan OD: Pterigium stadium III dan OS:
Pterigium stadium II
Pada pemeriksaan visus dan koreksi didapatkan:
VOD : 0,2 cc C – 1,50 x 600 0,8 F ph tetap
VOS : 0,6 cc C – 0,75 x 900 1,0 F ph tetap
ADD: + 2,00 PD: 72/70
ODS Astigmatisme Miopia Simplek + Presbiopia
Pada pasien tersebut didapatkan kelainan astimatisme, sesuai dengan teori bahwa
astigmatisme bisa disebabkan karena kelainan kornea atau bisa karena adanya pterigium
yang menebal sehingga dapat mengganggu sumbu visual.
Penatalaksanaan pada pasien:
Terapi :
- Kaca mata
- Sarankan operasi (ekstirpasi) untuk ptrigium ODS jika pasien sudah terganggu
penglihatannya
Monitoring :
- Keluhan, visus, segmen anterior
Edukasi :
- Pasien dianjurkan memakai kaca mata yang diresepkan, jika pusing sebaiknya
kaca mata dilepas sampai pusing mereda, jika pusing sudah reda dianjurkan untuk
memakai kaca mata kembali agar mata dapat beradaptasi, jika tetap pusing pasien
disarankan kontrol kaca mata.
- Membaca dianjurkan dengan jarak dan posisi yang benar, penerangan cukup,
kurangi membaca sambil tidur.
- Menjelaskan tentang pterigium yang ada pada kedua mata pasien bahwa
pterigium semakin lama akan semakin menuju ke tengah dan menganggu
penglihatan dan penanganannya hanya dengan operasi.
- Menjelaskan bahwa pterigium dapat berulang, sehingga melindungi mata dari
sinar matahari, debu dan udara kering dapat disarankan penggunaan kaca mata.
- Apabila ada keluhan atau terjadi mata merah segera kontrol.