RESPONS BERBAGAI VARIETAS PADI (Oryza sativa L.)TERHADAP SERANGAN HAMA
WERENG BATANG COKELAT (Nilaparvata lugens Stall.)
Oleh
LIA SUSANTI12110048
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIANPada
Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA
METRO
2016
ABSTRAK
RESPONS BERBAGAI VARIETAS PADI (Oriza sativa L.)TERHADAP SERANGAN HAMA
WERENG BATANG COKELAT (Nilaparvata lugens Stall)
Oleh :LIA SUSANTI
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu sumber pangan utama bagi tiga milyar penduduk dunia dan produksi maupun produktivitas padi semakin meningkat seiring dengan penggunaan varietas unggul dan teknik budaya yang intensif. Penelitian mengenai serangan hama wereng batang cokelat pada tanaman padi bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan hama wereng batang cokelat yang menyerang tanaman padi di lahan sawah, oleh karena itu perlu kajian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons beberapa varietas tanaman padi terhadap serangan hama wereng batang cokelat (Nilaparvata lugensStall.).
Penelitian dilaksanakan di Desa Tambah Luhur Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur, pada bulan Maret sampai Juni 2016. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap (RKTL) terdiri atas 3 perlakuan dan diulang 6 kali. Perlakuan terdiri atas: (A) Varietas Ciherang, (B) Varietas Ciliwung, dan (C) Varietas HibridaSembada 168..Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) respons berbagai varietas padi yang diteliti memiliki tingkat kerentanan yang berbeda-beda dan (2) varietas Hibrida Sembada 168 memiliki tingkat kerentanan paling tinggi diikuti varietas Ciliwung dan varietas Ciherang.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal : RESPONS BERBAGAI VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SERANGAN HAMA WERENG BATANG COKELAT (Nilaparvata lugens Stall.)
Nama Mahasiwa : LIA SUSANTI
No. Pokok Mahasiswa : 12110048
Jurusan : Agroteknologi
Program studi : Agroteknologi
MENYETUJUI :
1. KOMISI PEMBIMBING
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Prof. Dr. Ir. Soni Isnaini, M.P. Ir. Sutomo, M.P.NIP. 19650620 198903 1 002 NIP. 19540328 198202 1 001
2. KETUA JURUSAN AGROTEKNOLOGI
Ir. Syafiuddin, M.P. NIP. 19630339 198903 1 003
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Prof. Dr. Ir. Soni Isnaini, M.P. (................................)
Penguji Utama : Ir. Yatmin, M.T.A. (................................)
Anggota : Ir. Sutomo, M.P. (................................)
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma WacanaKota Metro
Ir. Rakhmiati, M.T.A.NIP. 19630408 198903 2 001
Lulus Ujian Skripsi Pada Tanggal : 24 Desember 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Taman Fajar
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung
Timur pada tanggal 14 Juni 1992. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Susanto dan Ibu Supiati. Tahun
1999 penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah
TK PERTIWI Tambah Luhur Kecamatan
Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.
Pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Tambah Luhur Kecamatan Purbolinggo
Kabupaten Lampung Timur selesai tahun 2005. Sekolah Menengah Pertama
diselesaikan pada tahun 2008 di SMP ISLAM Purbolinggo Kabupaten Lampung
Timur. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas
MA’ARIF NU 05 Purbolinggo diselesaikan pada tahun 2011. Penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro tahun
2012 dengan program studi Agroteknologi.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Taman Fajar Kecamatan Purbolinggo Kabupaten
Lampung Timur pada tanggal 14 Juni 1992. Penulis merupakan anak pertama dari
dua bersaudara pasangan Bapak Susanto dan Ibu Supiati. Tahun 1999 penulis
menyelesaikan Pendidikan Sekolah TK PERTIWI Tambah Luhur Kecamatan
Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Pendidikan sekolah dasar di SDN 1
Tambah Luhur Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur selesai tahun
2005. Sekolah Menengah Pertama diselesaikan pada tahun 2008 di SMP ISLAM
Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas MA’ARIF NU 05 Purbolinggo diselesaikan
pada tahun 2011. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Dharma Wacana Metro tahun 2012 dengan program studi
Agroteknologi.
MOTTO
“Ilmu tanpa adap seperti api tanpa kayudan adap tanpa ilmu seperti ruh tanpa jasad”
(Zakariya Al-Anbari)
من خر ج فى طلب العلم فھو فى سبیل هللا
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah “
(HR.Turmudzi)
“Janganlah membuatmu putus asa dalam mengulang-ulang
do’a, ketika Allah menunda ijabah do’a itu, Dialah yang
menjamin ijabah do’a itu menurut pilihan-Nya padamu,
bukan menurut pilihan seleramu”
(Ibnu Atha ‘ilah)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan
Karya ini kepada:
Ayah dan ibu tercinta yang telah mendidik, membesarkan dan
mendo’akan akan kesuksesanku
adikku tersayang sebagai sumber kebahagian dan semangatku.
Dosen Program Studi Agroteknologi
Serta Segenap Dosen Dan Karyawan
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
Almamaterku Tercinta.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi dapat penulis selesaikan dengan baik,
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Strata Satu
(S1) program studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)
Dharma Wacana Metro, yang berjudul “RESPONS BERBAGAI VARIETAS
PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SERANGAN WERENG COKLAT
(Nilaparvata lugens Stall.)”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIPER) Dharma Wacana Metro dalam memberikan arahan dan masukan
serta evaluasi demi kesempurnaan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Soni Isnaini, M.P. selaku Pembimbing I dalam penulisan
skripsi ini yang dengan penuh kesabaran dan tekun memberi bimbingan dalam
menyusun skripsi ini hingga selesai.
3. Bapak Ir. Sutomo, M.P. selaku Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang
dengan sabar dan rela hati meluangkan waktu untuk membimbing sehingga
skripsi ini dapat terwujud.
4. Bapak Ir. Yatmin, M.T.A. selaku Penelaah dalam penulisan skripsi ini yang
dengan penuh kesabaran dan rela hati meluangkan waktu untuk membimbing
sehingga skripsi ini dapat selesai.
ix
5. Bapak Ir. Syafiuddin, M.P. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro yang telah
memberikan masukan dalam pembuatan judul proposal penelitian.
6. Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
dukungan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.
7. Ayah dan ibu tercinta serta adikku yang telah memberikan kasih sayang, do’a
dan dukungan baik materil maupun spiritual.
8. Sahabatku Eka Suryani, S.P., Devita Nur Anggraini, Yuliandawati, S.P., Dewi
Novita Sari, S.P., Fandi Ilham Manik dan Fransiska Winda Cahyani, S.P. yang
telah memberikan motivasi dan bantuan sehingga skripsi ini dapat selesai.
9. Teman-teman seperjuangan jurusan Agroteknologi dan Agribisnis yang telah
memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada
umumnya.
Metro, 03 November 2016
Lia Susanti
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvii
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang dan Masalah ...................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis ......................................................... 5
1.4. Hipotesis ..................................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
2.1. Klasifikasi Tanaman Padi (Oryza sativa L) ............................... 10
2.1.1. Padi Varietas Ciliwung ........................................................ 112.1.2. Padi Varietas Ciherang ........................................................ 112.1.3. Padi Hibrida ......................................................................... 11
2.2. Bioteknologi Wereng Batang Coklat ......................................... 12
III. BAHAN DAN METODE ........................................................... 18
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 18
3.2. Bahan dan Alat ........................................................................... 18
3.3. Metode Penelitian ....................................................................... 18
3.4. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 19
3.4.1. Persemaian .......................................................................... 193.4.2. Persiapan Media Tanam ...................................................... 193.4.3. Penanaman .......................................................................... 193.4.4. Pemeliharaan ....................................................................... 203.4.5. Pemupukan .......................................................................... 203.4.6. Perbanyakan Wereng Coklat................................................ 203.4.7. Pengamatan ......................................................................... 21
xi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 24
4.1 Hasil ........................................................................................... 24
4.1.1. Populasi Imago WBC per Plot minggu ke-8, minggu ke-9,.dan minggu ke-10 ................................................................ 24
4.1.2. Intensitas Serangan WBC per Plot minggu ke-8,minggu ke-9, dan minggu ke-10 .......................................... 26
4.1.3. Tinggi Tanaman 42 HST ..................................................... 284.1.4. Bobot Gabah per Rumpun per Plot ..................................... 294.1.5. Bobot Gabah 1000 Butir ..................................................... 294.1.6. Hasil per Satuan Percobaan Per Plot ................................... 304.1.7. Jumlah Anakan Total .......................................................... 314.1.8. Jumlah Anakan Produktif .................................................... 31
4.2. Pembahasan ................................................................................ 32
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 35-40
LAMPIRAN ........................................................................................ 41-73
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data hasil produksi padi dalam Gabah Kering Giling dan imporberas di Indonesia tahun 2010-2014 ................................................. 2
2. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi di PropinsiLampung tahun 2011-2015 ............................................................. 3
3. Nilai Skala Kerusakan ....................................................................... 23
4. Populasi imago minggu ke-8, minggu ke-9, dan minggu ke-10Berbabai varietas padi akibat serangan hama WBC ....................... 24
5. Intensitas serangan WBC minggu ke-8, minggu ke-9, dan mingguke-10 berbagai varietas padi terhadap serangan hama WBC ............ 26
6. Tinggi tanaman berbagai varietas padi terhadap serangan hamaWereng Batang Cokelat .................................................................... 28
7. Bobot gabah per plot berbagai varietas padi akibat serangan hamaWereng Batang Cokelat .................................................................... 29
8. Bobot gabah 1000 butir berbagai varietas padi akibat seranganhama Wereng Batang Cokelat ........................................................... 30
9. Hasil gabah per plot berbagai varietas padi akibat serangan hamaWereng Batang Cokelat .................................................................... 30
10. Jumlah anakan total per plot berbagai varietas padi akibat seranganhama Wereng Batang Cokelat ........................................................... 31
11. Jumlah anakan produktif per plot berbagai varietas padi akibatserangan hama Wereng Batang Cokelat ........................................... 31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang ..................................................... 41
2. Deskripsi Padi Varietas Ciliwung ..................................................... 42
3. Deskripsi Padi Sembada 168 ............................................................ 43
4. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 44
5. Data Populasi Imago per Plot Berbagai Varietas Tanaman Paditerhadap Serangan Hama WBC Minggu Ke-8 .................................. 47
6. Analisis Ragam Populasi Imago WBC per Plot Berbagai VarietasPadi terhadap Serangan Hama WBC Minggu Ke-8 .......................... 47
7. Data Populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC Minggu Ke-9 .................................. 48
8. Analisis Ragam Populasi Imago WBC per Plot Berbagai VarietasPadi terhadap Serangan Hama WBC Minggu Ke-9 .......................... 48
9. Data Populasi Imago WBC Per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC Minggu Ke-9 (Tranformasi √x) .... 49
10. Analisis Ragam populasi Imago WBC per Plot Berbagai VarietasPadi terhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-9(Tranformasi √x) ............................................................................... 49
11. Data Populasi Imago per Plot Berbagai Varietas Padi terhadapSerangan Hama WBC Minggu ke-10 ............................................... 49
12. Analisis Ragam Populasi Imago WBC per Plot Berbagai VarietasPadi terhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-10 ........................ 50
13. Data Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-8 ................................... 50
14. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai VarietasPadi terhadap Serangan WBC Minggu ke-8 ..................................... 51
xiv
15. Data Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-9 ................................... 51
16. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-9(Tranformasi √x) ............................................................................... 52
17. Data Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-9(Tranformasi √x+1/2) ........................................................................ 52
18. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-9(Tranformasi √x+1/2) ........................................................................ 52
19. Data Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-10 ................................. 53
20. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-10 .......... 53
21. Data Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Padi Terhadap SeranganHama Wereng Batang Cokelat ......................................................... 54
22. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama Wereng Batang Cokelat ........................... 54
23. Data Bobot Gabah per Rumpun per Plot Saat Panen BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC .................................. 55
24. Analisis Ragam Bobot Gabah per Plot Saat Panen BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi √x) ..... 55
25. Data Bobot Gabah per Rumpun per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi log x) ........................ 55
26. Analisis Ragam Bobot Gabah per Rumpun per Plot BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi log x) . 56
27. Data Bobot Gabah 1000 Butir Saat Panen Berbagai Varietas Paditerhadap serangan Hama Wereng Batang Cokelat ............................ 56
28. Analisis Ragam Bobot 1000 Butir Saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi √x) .................... 57
29. Data Bobot Gabah 1000 Saat Panen Berbagai Varietas Paditerhadap serangan Hama WBC (Tranformasi √x) ............................ 57
xv
30. Analisis Ragam Bobot Gabah 1000 Saat Panen Berbagai VarietasPadi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi √x) .................... 57
31. Data Hasil per Satuan Percobaan per Plot Saat Panen BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC .................................. 58
32. Analisis Ragam Hasil per Satuan Percobaan per Plot Saat PanenBerbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC(Tranformasi log x) ........................................................................... 58
33. Data Hasil per Satuan Percobaan per Plot Saat Panen BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi log x) . 58
34. Analisis Ragam Hasil per Satuan Percobaan per Plot Saat PanenBerbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC(Tranformasi log x) ........................................................................... 59
35. Data Jumlah Anakan Total per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama Wereng Batang Cokelat ........................... 59
36. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif per Plot BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Hama WBC .................................. 60
37. Data Jumlah Anakan Produktif per Plot Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama Wereng Batang Cokelat ........................... 60
38. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif per Plot BerbagaiVarietas Padi terhadap Serangan Wereng Batang Cokelat ............... 61
Gambar
1. Siklus Hidup Hama Wereng Batang Cokelat .................................. 14
2. Padi Yang Terserang Hama Wereng Batang Cokelat ..................... 14
3. Mekanisme Serangan Hama Wereng Batang Cokelat .................... 15
4. Tata Letak Penelitian ...................................................................... 62
5. Tata Letak Tanaman Sample per Plot ............................................. 63
6. Penyemaian Benih .......................................................................... 64
7. Persiapan Penanaman ..................................................................... 65
8. Proses Tanam .................................................................................. 66
xvi
9. Pengukuran Tinggi Tanaman & Pemupukan .................................. 67
10. Munculnya Malai ............................................................................ 67
11. Jumlah Anakan Total ...................................................................... 68
12. Jumlah Anakan Produktif ................................................................ 68
13. Penempatan Hama WBC Minggu Ke-7 .......................................... 68
14. Pengamatan Hama WBC ................................................................ 68
15. Batang Padi Varietas Ciherang Tahan WBC .................................. 69
16. Batang Padi Varietas Ciliwung Kurang Tahan WBC ..................... 69
17. Batang Padi Sembada 168 Tidak Tahan WBC ............................... 70
18. Pengambilan Hama WBC Sebelum Padi di Panen ......................... 71
19. Panen ............................................................................................... 71
20. Perempelan Butir Gabah dari Malai ......................................................... 72
21. Perhitungan 1000 butir..................................................................... 72
22. Penimbangan Berat 1000 butir ........................................................ 73
23. Penimbangan Berat Per Rumpun .................................................... 73
24. Penimbangan Berat Per Satuan Percobaan ..................................... 73
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva Populasi Imago WBC pada 3 Varietas Padi minggu ke-8,minggu ke-9, dan minggu ke-10 ....................................................... 25
2. Kurva Intensitas Serangan WBC Pada 3 Varietas PadiMinggu ke-8, minggu ke-9, dan minggu ke-10 .................................. 27
3. Kurva Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Padi Akibat SeranganHama Wereng Batang Cokelat ............................................................ 28
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu sumber pangan utama bagi tiga
milyar penduduk dunia dan mampu memenuhi 32% kebutuhan kalori (Sarwar dan
Kanif, 2005 dan Bouman et al., 2007 dalam Tubur, 2012). Padi merupakan
komoditas pangan utama di Indonesia, tingkat produksi maupun konsumsi padi
selalu menempati urutan pertama diantara komoditas tanaman pangan lainnya.
Konsumsi padi dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan seiring dengan
pertambahan penduduk. Demikian juga dengan produksi maupun produktivitas
padi semakin meningkat seiring dengan penggunaan varietas unggul dan teknik
budaya yang intensif. Pada tahun 2013 produksi padi nasional sebesar 71,27 juta
ton sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi 70,84 juta ton dengan produktivitas
51,52 ku/ha. Pada tahun 2015 produksi nasional mengalami peningkatan menjadi
74,99 juta ton (Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, 2015).
Padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia
karena hampir 95 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras. Tingginya
kebutuhan konsumsi beras yang ada di Indonesia disebabkan anggapan sebagian
besar masyarakat Indonesia bahwa beras merupakan bahan makanan yang belum
dapat digantikan. Di sisi lain luas areal untuk menanam padi menurun akibat
dialihfungsikan lahan tersebut menjadi pemukiman penduduk, tanaman
2
perkebunan, dan lain-lain, akan tetapi Indonesia masih dapat meningkatkan
produksi beras dalam jumlah kecil meskipun luas areal menurun (Sumadiningrat,
2007).
Tabel 1. Data hasil produksi padi (Gabah Kering Giling) dan impor beras di Indonesia tahun 2010-2014
Tahun Produksi (ton) Impor beras (ton)2010
2011
2012
2013
2014
66.469.394
65.756.904
69.056.126
71.279.709
70.846.465
687.581,50
2.750.476,20
1.810.372,30
472.664,70
844.163,70
Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)
Berdasarkan Tabel 1, produksi padi di Indonesia mengalami peningkatan yang
fluktuatif setiap tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produksi padi di
Indonesia mengalami peningkatan ( Badan Pusat Statistik (Indonesia), 2014).
Provinsi Lampung masih cukup berpotensi untuk menjadi penghasil padi di
Indonesia dilihat dari luas panen dan produksi yang terus meningkat dari enam
tahun terakhir. Produktivitas padi di Provinsi Lampung juga mengalami
peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Pada tahun 2015 produktivitas
padi di Provinsi Lampung sebesar 51,43 ku/ha meningkat dari tahun 2011 yaitu
sebesar 48,45 ku/ha, tetapi pada tahun 2012 produktivitas padi Provinsi Lampung
mengalami penurunan menjadi 48,32 ku/ha sedangkan luas panen meningkat.
Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi di Provinsi Lampung
tahun 2011-2015 tertera pada Tabel 2.
3
Tabel 2. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi di Provinsi Lampung tahun 2011-2015
Tahun Luas panen (ha) Produktivitas (ku/ha) Produksi (ton)
2011 606.973 48,45 2.940.795
2012 641.876 48,32 3.101.455
2013 638.090 50,26 3.207.002
2014 648.731 51,18 3.320.064
2015 708.064 51,43 3.641.767
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Tabel 2. menunjukkan bahwa perkembangan produksi padi di Provinsi Lampung
meningkat selama periode tahun 2011-2015, kenaikan perkembangan produksi
tersebut disebabkan karena meningkatnya luas panen dan produktivitas dari tahun
ketahun selama periode tahun 2011-2015. Peningkatan produksi tertinggi pada
tahun 2015 yaitu 3.641.767 ton, dengan luas panen 708,064 ha dan produktivitas
51,43 kuintal/ha.
Lampung Timur adalah salah satu sentra produsen bahan pangan di Provinsi
Lampung. Sebagaimana daerah lainnya di Lampung, produksi padi di wilayah ini
cenderung membaik dari waktu ke waktu. Produksi padi di Kabupaten Lampung
Timur tahun 2010 yaitu 431.981 ton, dengan luas panen 83 834 ha dan
produktivitas 51,53 kuintal/ha. Peningkatan produksi tertinggi pada tahun 2013
yaitu 509.949, dengan luas panen 95.383 ha dan produktivitas 53,46 kuintal/ha.
Menurut Dai et al., (1989), lahan yang dominan digarap untuk usahatani di daerah
Lampung Timur adalah lahan kering pada tanah yang bereaksi masam dan dapat
dikategorikan sebagai lahan sub-optimal.
4
Upaya peningkatan produksi padi menghadapi tantangan yang makin berat,
karena selain peningkatan kebutuhan akibat meningkatnya jumlah penduduk juga
disebabkan makin menciutnya lahan sawah produktif karena alih fungsi lahan,
terbatasnya lahan subur, ancaman iklim serta kasus-kasus serangan hama dan
penyakit tanaman (Fagi dkk, 2002 dalam Jannah dkk . 2007).
Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens Stall.) merupakan hama penting
tanaman padi. Hama ini termasuk jenis serangga yang mempunyai kemampuan
berkembang biak dan menyebar dengan cepat. Dengan kerugian yang ditimbulkan
sangat besar, sebagaimana pada tahun 1986, wereng menyerang daerah Jawa
Tengah meliputi areal ± 75.000 ha (Oka, 1985 dalam Rugaya dan Dahyar, 2013).
Penelitian mengenai serangan hama wereng pada tanaman padi di sawah
bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan hama wereng batang cokelat yang
menyerang tanaman padi di lahan sawah. Persentase serangan hama wereng
batang cokelat yang terjadi pada pertanaman padi fase vegetatif lebih tinggi
daripada fase generatif. Populasi hama wereng dalam jumlah yang cukup tinggi
dapat menyebabkan tanaman padi mengalami kekeringan atau sering disebut
dengan hopperburn yaitu tanaman padi menjadi kering kuning kemerahan seperti
terbakar. Pada periode tahun 2000-2005, luas areal pertanaman padi yang
terserang hama wereng batang cokelat mencapai 20.000 ha per tahun
(Kartohardjono 2011). Serangan hama wereng batang cokelat mencapai 23.187 ha
sampai bulan Juni 2010 (Badan penelitian tanaman padi 2011). Serangan hebat
tersebut dikarenakan kemampuan hama wereng ini dalam beradaptasi dan dapat
membentuk biotipe baru dengan sangat cepat serta mampu menularkan virus
5
kerdil rumput dan virus kerdil hampa yang dapat menyebabkan kerusakan
tanaman padi menjadi lebih parah (Effendi, 2009).
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui respons beberapa
varietas tanaman padi terhadap serangan hama wereng batang cokelat
(Nilaparvata lugens Stall.).
1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis
Varietas merupakan salah satu komponen teknologi penting yang mempunyai
kontribusi besar dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi.
Komponen teknologi ini sangat berperan dalam mengubah sistem usahatani padi, dari
subsistem menjadi usahatani padi komersial. Berbagai varietas unggul padi tersedia
dan dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah, preferensi petani, dan kebutuhan
pasar.
Varietas dapat didefinisikan sebagai sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies
tanaman yang memiliki karakteristik tertentu seperti bentuk, pertumbuhan tanaman,
daun, bunga, dan biji yang dapat membedakan dari jenis atau spesies tanaman lain,
dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan. Jenis varietas menunjukan cara
varietas tersebut dirakit dan metode perbanyakan benihnya, sehingga tersedia benih
yang dapat ditanam oleh petani.
Dalam upaya peningkatan produksi beras, sering ditemui beberapa kendala. Salah
satu kendala yang selalu mengancam produksi beras adalah hama wereng coklat.
Hama ini merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi di Indonesia dan
6
telah banyak menimbulkan kerugian sejak tahun 1972. Wereng cokelat dapat
menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan, mulai dari pembibitan
sampai menjelang panen. Serangan yang berat dapat mengakibatkan puso
(Hopperburn) dan menggagalkan panen. Disamping itu hama ini juga merupakan
vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa yang dapat menimbulkan
banyak kerugian (Tirtowiryono et al. 1988 dalam Rugaya dan Dahyar, 2013).
Keganasan hama tersebut disebabkan oleh kemampuan hama beradaptasi dengan
lingkungannya, termasuk mudah beradaptasi dengan varietas tahan wereng.
Wereng batang cokelat merupakan hama r-strategik dengan ciri; 1) serangga kecil
yang dapat menemukan habitatnya, 2) berkembang biak dengan cepat dan mampu
mempergunakan sumber makanan dengan baik sebelum serangga lain ikut
berkompetisi, 3) mempunyai sifat menyebar dengan cepat ke habitat baru sebelum
habitat baru membentuk biotipe dan dapat dengan segera merusak tanaman padi
yang dikatakan tahan (Beahaki 2007 dalam Rugaya dan Dahyar, 2013).
Padi Ciherang mempunyai ketahanan terhadap hama wereng batang cokelat
biotipe 2 dan 3. Padi Ciherang juga memiliki ketahanan terhadap hawar daun
bakteri, khususnya strain III dan IV (Balai Besar Penelitian Padi Subang, 2011).
Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh
Darussalam, penggunaan varietas unggul Ciherang penanaman dengan pola
pengelolaan tanaman terpadu memberikan hasil sampai 8 t ha-1 (Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian NAD, 2007).
Hasil penelitian Balai Pengembangan Tanaman Pangan Bogor, penggunaan
varietas Ciherang lebih tahan terhadap hama dibandingkan varietas tetuanya, yaitu
7
varietas IR64 (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2009 Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan, 2007 dalam Asmanina, 2011).
Menurut Rozakurniati (2010), varietas Ciherang memiliki tingkat kerontokan
sedang sehingga relatif memudahkan petani dalam proses perontokan. Varietas
Ciliwung tahan wereng dengan gen tahan Glh-6 (Fagi et al, 2002 dalam Bastian,
2011).
Padi hibrida lebih responsif terhadap perbaikan kondisi lingkungan dibandingkan
dengan padi inhibrida. Ekspresi heterosis padi hibrida akan lebih baik pada
kondisi lingkungan yang baik. Untuk memahami secara praktis lingkungan yang
baik dan cocok untuk padi hibrida adalah dengan menggunakan tingkat
produktivitas rata-rata hasil padi inbrida dan stabilitas produksi rata-rata dari
waktu ke waktu, dari musim ke musim, dan dari tahun ke tahun. Semakin tinggi
rata-rata hasil padi yang pernah dicapai dan semakin stabil produksi dari waktu ke
waktu maka semakin baik peluang pengembangan padi hibrida di lokasi tersebut
(Suwarno, 2002 dalam Imran dan Suriany, 2007).
Padi hibrida mempunyai sifat genetik seperti batang kokoh, malai panjang dan
lebat, umur pendek 110-145 hari, mempunyai jumlah anakan yang banyak, daun
lebar berwarna hijau tua, produksi tinggi 6-12 ton ha-1 ( Berkelar, 2001 dalam
Syaiful dkk, 2012)
Secara umum permasalahan dalam pengembangan padi varietas unggul hibrida di
Indonesia saat ini, antara lain: (1) produksi benih yang masih rendah di tingkat
produsen yaitu hanya menghasilkan satu ton benih padi hibrida per hektar dan
8
sistem perbenihan belum berkembang, (2) varietas padi hibrida yang telah dilepas
umumnya rentan terhadap hama penyakit utama seperti wereng coklat, hawar
daun bakteri (HDB), dan virus tungro, (3) harapan petani sangat tinggi, (4)
beberapa varietas padi hibrida mempunyai mutu beras kurang baik dibandingkan
dengan beras terbaik di pasaran, (5) keragaan hasil yang tidak stabil yang
disebabkan manajemen budidaya yang kurang cocok, (6) ketersediaan benih
murni tetua dan F1 hibrida kurang memadai, (7) hasil belum stabil dan harga
benih mahal, (8) kebiasaan petani untuk menggunakan benih mereka sendiri, (9)
perencanaan yang kurang akurat untuk mencapai areal yang ditargetkan untuk
ditanami padi hibrida, (10) kesepahaman antara pihak pemerintah dan swasta
untuk menyebarluaskan teknologi padi hibrida kurang memadai (Satoto dan
Suprihatno, 2008 dalam Firohmatillah dan Nirmala, 2012).
Menurut Rahmat (2005), varietas Sembada 168 tidak memiliki gen ketahanan
sehingga varietas tersebut disukai oleh wereng batang cokelat. Tingginya
intensitas serangan wereng cokelat banyak ditanam oleh petani sehingga varietas
tersebut termasuk selalu ada dipertanaman setiap musim tanam pada skala luas
sehingga menyediakan makanan dan habitat yang sesuai dan terus menerus bagi
wereng cokelat. Konsekuensi introduksi padi varietas unggul ialah munculnya
kecenderungan petani untuk menanam varietas favorit tersebut, sehingga dalam
suatu kawasan persawahan hanya ada satu atau dua varietas yang ditanam
sehingga keragaman genetik dikawasan itu sangat sempit. Selain itu ketahanan
suatu varietas unggul umumnya dikendalikan oleh suatu gen tahan yang
menghasilkan ketahanan vertikal atau ketahan spesifik. Sifat tahan seperti ini
memiliki tekanan yang tinggi terhadap serangga hama namun mempunyai
9
dorongan yang kuat pada hama untuk mengadakan seleksi diri membentuk biotipe
yang lebih ganas. Biotipe ini akhirnya membentuk populasi yang mampu
menghancurkan varietas yang semula tahan (Suparyono dan Agus Setyono, 1997
dalam Rugaya dan Dahyar, 2013).
Di Jepang, bila tanaman padi fase anakan terserang wereng coklat 10 ekor/rumpun
selama seminggu maka daun bagian bawah menjadi kuning dan mati serta
produksi menurun 10-40%. Bila tanaman padi saat fase pengisian bulir terserang
wereng coklat 10-50 ekor selama 10-14 hari maka tanaman akan memperlihatkan
puso dan produksi menurun 20-50% (Baehaki, 2011 ).
1.4. Hipotesis
1. Perbedaan varietas tanaman padi memberikan respons yang berbeda terhadap
serangan hama wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens Stall.).
2. Varietas Ciherang memiliki tingkat kerentanan paling rendah dan varietas
Sembada 168 memiliki tingkat kerentanan paling tinggi.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Padi
Padi merupakan biota pokok di sawah yang dapat hidup di ekosistem darat dan
ekosistem air. Padi juga dapat hidup baik di sawah dan di darat (tanpa air
tergenang) atau di air (lahan beririgasi). Karena itulah berdasarkan tempat
tumbuhnya, dikenal dua jenis padi yakni padi sawah dan padi gogo. Padi gogo
merupakan suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan
seperti di sawah (Simanjuntak, 2010).
Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam: Divisio
Spermatophyta, Subdivisio Angiospermae, Kelas Monocotyledoneae, Ordo
Poales, Family Graminae, Genus Oryza linn, dan Species Oryza sativa L.
(Tjitrosoepomo, 2004).
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah tropis. Curah hujan yang baik rata-rata
200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang
dikehendaki per tahun adalah 1500 - 2000 mm. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi
berkisar antara 0 - 1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi
adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam
11
perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 - 22 cm
dengan pH antara 4 -7 (Anonim, 2012).
2.1.1. Padi Varietas Ciliwung
Varietas Ciliwung merupakan salah satu varietas padi sawah yang berasal dari
persilangan IR38//2*Pelita I-1/IR4744-128-4-1-2 dan mempunyai bentuk gabah
pendek bulat, warna gabah kuning bersih dan memiliki tekstur nasi pulen dengan
kadar amilosa 22% dan indeks glikemik 86 (Anonim, 2010).
2.1.2. Padi Ciherang
Varietas Ciherang merupakan salah satu varietas padi sawah yang berasal dari
persilangan IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64 dan mempunyai
bentuk gabah panjang ramping, warna gabah kuning bersih dan memiliki tekstur
nasi pulen dengan kadar amilosa 23% dan indeks glikemik 54. Berbeda dengan
varietas Ciliwung, varietas Ciherang tahan terhadap wereng batang coklat biotipe
2 dan 3 serta tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) strain III dan IV (Anonim,
2010).
2.1.3. Padi Hibrida
Hibrida secara definitif berarti turunan pertama (F1) antara persilangan 2 varietas
yang berbeda. Varietas hibrida mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan
varietas inbrida karena adanya pengaruh heterosis yaitu kecenderungan F1 lebih
12
unggul dari kedua tetuanya. Kecenderungan ini muncul di semua tanaman, dan
pada padi hibrida diharapkan dapat muncul pada potensi hasil.
Contohnya: Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS,
Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8, 168 dan B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6
Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2),
Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3,
SL 8 SHS, SL 11 HSS, Maro, dan MAPAN 05.
2.2. Biologi Wereng Batang Coklat
Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens Stall.) merupakan hama penting
tanaman padi, serangan wereng batang cokelat (WBC) mengakibatkan kerusakan
lebih umum terjadi di daerah yang ditanami padi secara terus menerus, karena
WBC mempunyai inang yang ada terus menerus. Wereng batang cokelat memiliki
kemampuan untuk berkembang biak secara cepat sehingga pertumbuhan populasi
sangat tinggi. Pertumbuhan populasi di daerah curah hujan tinggi mendukung
terjadinya peningkatan populasi. Bagi yang persawahannya tergantung irigasi
teknis, tanaman dapat dilakukan secara serempak, hal ini dapat menghambat
perkembangan WBC menyelesaikan suatu siklus hidupnya.
Wereng batang cokelat mempunyai sistematika sebagai berikut: Phylum
Arthopoda, Klas Insecta, Ordo Homoptera, Sub Ordo Auchenorrhyncha, Infra
Ordo Fulgoromarpha, Famili Delphacidae, Genus Nilaparvata, dan Spesies
Niilaparvata lugens Stall.
13
Pada imago WBC terjadi dimorfisme yaitu terdapat dua bentuk imago;
makroptera (bentuk yang bersayap panjang) dan brakhiptera (bentuk yang
bersayap pendek). Makroptera berfungsi untuk melakukan penyebaran jika
tanaman sudah tua sehingga sumber makanan tidak tersedia lagi. Panjang imago
jantan 2-3 mm dan imago betina 3-4 mm. Imago betina memiliki abdomen yang
lebih gemuk daripada imago jantan. Seekor imago betina dalam masa hidupnya
selama 10-24 hari mampu meletakkan telur sebanyak 300-350 butir.
Wereng batang cokelat kesukaan hidupnya pada tempat dengan suasana lembab
dan rindang/teduh. Wereng ini sering merusak tanaman padi karena tanaman padi
umumnya berdaun lebat dan selalu hidup di tempat yang berair (memenuhi
suasana lembab dan teduh di atas). Dan biasanya pula sambil menunggu adanya
tanaman padi, wereng batang cokelat mampu bertahan pada rumput-rumputan
atau tanaman-tanaman lembab lainnya, begitu para petani mengolah sawahnya
segera melakukan invasi (Baehaki, 2007).
Dalam perkembangan hidupnya, wereng batang cokelat mempunyai tiga stadium
pertumbuhan yaitu stadium telur, nimfa dan dewasa. Gambar berikut menjelaskan
siklus hidup hama wereng batang coklat pada suatu daerah tertentu:
14
Gambar 1. Siklus Hidup Hama Wereng Batang Cokelat (WBC)
Serangan wereng batang cokelat yang berat disebut juga ledakan wereng batang
cokelat, tidak terjadi sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu tahun-tahun
tertentu, yaitu pada musim hujan dan musim kemarau yang banyak terjadi hujan
(la nina).
Gambar 2. Padi Yang Terserang Hama Wereng Batang Cokelat
15
Gambar 3. Mekanisme Serangan Hama Wereng Batang Cokelat
Semenjak telur hingga matinya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Telur
Masa prapenelurannya 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8 hari
untuk makroptera (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada pangkal
pelepah daun. Tetapi, kalau populasinya tinggi, telur diletakkan di ujung pelepah
daun dan tulang daun. Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri
atas 3-21 butir. Satu ekor betina mampu meletakkan telur 100-500 butir. Bentuk
telur wereng cokelat lonjong agak melengkung berdiameter 0,067-0,133 milimeter
dengan panjang antara 0,830-1,000 milimeter. Dalam waktu sekitar 9 hari telur
mulai menetas. Wereng betina tidak meletakkan telur hanya pada satu rumpun
padi, tetapi pada beberapa rumpun dan berpindah-pindah, dengan demikian nimfa
tersebar pada beberapa rumpun (Admin, 2012).
16
b. Nimfa
Telur wereng batang cokelat menetas menjadi nimfa, metamorfosisnya sederhana
atau disebut hemimetabola. Nimfa mengalami lima instar dan rata-rata waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan stadium nimfa beragam, bergantung dari
bentuk dewasa yang muncul.
Nimfa dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa bentuk pertama
adalah makroptera yaitu wereng batang cokelat yang mempunyai sayap depan dan
sayap belakang secara normal. Bentuk kedua adalah brakiptera yaitu wereng
cokelat dewasa yang sayap belakang rudiamental, wereng batang cokelat mulai
bersayap dalam umur sekitar 13 hari. Umumnya wereng brakiptera bertubuh lebih
besar, mempunyai tungkai dan peletak telur lebih panjang. Hasil kopulasi antar
jantan brakiptera dengan betina brakiptera, atau betina makroptera pada generasi
ke-1 menghasilkan jantan makroptera dan brakiptera dari kedua jenis kelamin.
Menurut (Beahaki, 2007) melaporkan bahwa tingkat perkembangan wereng
batang coklat brakiptera dapat dibagi menjadi masa prapeneluran 2-8 hari, masa
bertelur 9-20 hari, dan masa pasca peneluran beberapa jam sampai 3 hari
sedangkan pradewasa adalah 19-23 hari. Selain dipengaruhi oleh kepadatan
populasi munculnya wereng makroptera juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan
kurangnya makanan. Pemunculan makroptera juga lebih banyak pada tanaman tua
daripada tanaman muda dan pada tanaman setengah rusak (partially hopperburn)
dibanding dengan tanaman sehat. Alelokemik tanaman merupakan faktor yang
langsung mempengaruhi bentuk sayap. Perubahan bentuk sayap ini sangat penting
ditinjau dari tersedianya makanan pokok di lapang. Pada lahan tanaman yang
sudah dipanen makanan wereng menjadi berkurang. Sebelum menjadi bencana
17
tersebut wereng batang cokelat merubah posisi menjadi wereng makroptera, lalu
bermigrasi mencari tempat baru yang cocok untuk perkembangbiakan, kemudian
akan mulai bertelur kembali setelah mencapai umur sekitar 2 minggu. Jumlah
yang besar, umur kematiannya yaitu setelah mencapai sekitar 40-41 hari, tetapi
keturunannya dalam jumlah banyak, sehingga dalam umur maksimumnya wereng
cokelat bertelur sampai 3 kali dan tiap kali mencapai ratusan telur.
18
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tambah Luhur, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten
Lampung Timur. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai Maret sampai Juni 2016.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Ciherang,
varietas Ciliwung, dan varietas Hibrida “Sembada 168” (Deskripsi terlampir kecil
pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3; Lampiran), dan imago wereng batang coklat
(Dewasa). Alat yang digunakan karung, cangkul, bak plastik, sweep net, alat tulis,
kamera, bambu, ember, dan kain kasa.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan perlakuan satu faktor
menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap (RKTL) terdiri atas 3
perlakuan dan diulang 6 kali. Perlakuan terdiri atas: (A) varietas Ciherang, (B)
varietas Ciliwung, dan (C) varietas Hibrida Sembada 168. Data yang diperoleh
dianalisis ragam, kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlett dan ketidakaditifan
data antar lingkungan dan perlakuan diuji dengan uji Tuckey kemudian dianalisis
19
dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada
taraf nyata 5%.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Persemaian
Perlakuan sebagai upaya persiapan benih, benih terlebih dahulu direndam dalam
air selama 48 jam kemudian ditiriskan dan diangin-anginkan, setelah diangin-
anginkan lalu didiamkan 24 jam, lalu benih diperam.
Pembuatan persemaian dilaksanakan 2 minggu sebelum tanam dan kebutuhan
benih sebanyak 5 kg ha-1. Persemaian menggunakan bak plastik yang diberi tanah
dan digenangi air kemudian persemaian disungkup dengan sweep net agar
terhindar dari musuh alami. Setelah selesai penaburan benih lalu dibenamkan,
pada tahap pertumbuhan awal pengairan cukup macak-macak.
3.4.2. Persiapan media tanam
Bak penelitian yang digunakan dalam penelitian diberi media tanam berupa tanah
sawah dengan cara mencangkul tanah sawah kemudian dimasukkan dalam bak
penelitian. Bak yang digunakan dalam penelitian ini berdiameter 45 cm.
Selanjutnya tanah diberi air lalu dihancurkan sampai menjadi lumpur.
3.4.3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan langsung menanam bibit padi dengan kedalaman 5
cm. Bibit yang digunakan sudah berumur 15 hari dengan jarak tanam (20 cm x 20
cm), jumlah bibit per lubang tanam 2 batang.
20
3.4.4. Pemeliharaan
Dalam pengairan pada mulanya dikeringkan selama 2-3 hari dengan cara air
dalam bak penelitian dikurangi sedikit demi sedikit agar akar tanaman padi yang
baru ditanam dapat melekat pada tanah, kemudian sedikit demi sedikit dialiri air.
Bibit tanaman padi yang telah ditanam di bak penelitian diamati, tanaman yang
mati diganti dengan kultivar yang sama/penyulaman, penyulaman dilakukan saat
tanaman berumur 5 hst dengan cara mengganti tanaman yang mati dengan
tanaman baru, umurnya sama yang terdapat pada pembibitan tanaman.
Pengendalian gulma cukup dicabuti dengan tangan pada saat tanaman umur 20
hst.
3.4.5. Pemupukan
Pemupukan diberikan dengan dosis sebagai berikut: Urea 200 kg ha-1 atau 3,178 g
per bak, pemberikan dilaksanakan sebanyak 3 kali masing-masing 1/3 bagian
yaitu: (7, 20, 35) hst. Pupuk SP-36 diberikan dengan dosis 200 kg ha-1 atau 3,178
g per bak, dan pupuk KCl 100 kg ha-1 atau 1,589 g per bak, kedua pupuk tersebut
diberikan pada saat pemupukan pertama (7 hst).
3.4.6. Perbanyakan wereng batang cokelat
Sebelum melakukan pengamatan pada tanaman padi, hama wereng generasi
berikutnya diletakkan pada tanaman padi umur 7 hst, yang sebelumnya telah
dibudidayakan dengan mencari wereng batang cokelat di daerah persawahan.
Imago wereng batang cokelat diletakkan pada persemaian padi, setelah itu
disungkup menggunakan sweep net agar wereng batang cokelat tersebut bebas
21
dari musuh alami, hingga wereng batang cokelat tersebut menjadi dewasa (imago)
yaitu imago wereng batang coklat generasi berikutnya untuk diletakkan pada
tanaman sampel penelitian. Tanaman padi yang akan dijadikan sampel
pengamatan diberi wereng cokelat 3 ekor/rumpun ( 2 ekor betina dan 1 jantan)
saat tanaman padi berumur 7 mst.
3.4.7. Pengamatan
Pengamatan pada setiap rumpun sampel dilakukan secara visual di lapangan yang
diambil secara acak pada satuan petak percobaan yang meliputi:
1. Populasi wereng batang cokelat
Populasi WBC dengan menghitung banyaknya WBC, pengamatan tersebut
dilakukan satu minggu sekali selama 3 kali pengamatan pada saat tanaman
padi umur 8 mst yang dinyatakan dalam satuan ekor/rumpun (masing-masing
diberi wereng batang cokelat dewasa).
2. Intensitas Serangan
Gejala serangan dengan menentukan skor (1-9) pada saat pengamatan
tanaman padi berumur 8 mst sampai 10 mst.
3. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dalam satuan sentimeter (cm) dari permukaan tanah
sampai ujung daun tanaman yang tertinggi. Pengukuran dilakukan 1 kali
dalam seminggu mulai dari 1 mst, 2 mst, 3 mst, 4 mst, 5 mst, dan 6 mst
(Gambar 3).
22
4. Bobot gabah per rumpun
Bobot gabah per rumpun diamati dengan cara menimbang semua hasil gabah
per rumpun pada saat panen.
5. Bobot 1000 butir
Bobot 1000 butir diamati dengan cara menimbang 1000 gabah pada setiap
satuan percobaan pada saat panen.
6. Hasil per satuan percobaan
Hasil diperoleh dengan cara menimbang semua gabah pada setiap satuan
percobaan pada saat panen.
7. Jumlah anakan total
Jumlah anakan dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman padi pada saat
tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
8. Jumlah anakan produktif
Jumlah anakan produktif dilakukan dengan menghitung anakan tanaman yang
menghasilkan malai pada akhir fase generatif.
23
Tabel 3. Nilai skala kerusakan
Nilai skala kerusakan tersebut meliputi:
Organisme Pengganggu Skala KerusakanWereng Cokelat (Nilaparvata lugensStall.
1. Rumpun padi yang tidak ditempatiwereng/tidak ditemukan wereng pada rumpun tersebut.
2. Sebagian daun pertama menguning; belun terjadi kelayuan tanaman; telah ditemukan populasi; ada sedikit embun jelaga.
3. Sebagian daun pertama dan kedua menguning; daun agak layu; banyak ditemukan embun jelaga.
5. Sebagian besar daun menguning; daun bagian bawah layu; tanaman agak kerdil; embun jelaga sangat banyak.
7. Daun mengeriting dan hampir semua layu; tanaman sangat kerdil.
9. Layu sempurna; tanaman mati.Setelah skor varietas didapatkan maka dibuat pembatasan ukuran ketahanan yaitu ST = sangat tahan (Skor <3); T = tahan (skor 3); AT = agak tahan (skor >3-5); AR = agak rentan (skor >5-7); dan SR = sangat rentan (skor>7-9).Sumber : Dirjen Perlindungan Tanaman (2015) dan Baehaki (1985).
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Populasi imago WBC per plot minggu ke-8, ke-9, dan ke-10
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai varietas padi
terhadap serangan hama wereng batang cokelat berpengaruh nyata terhadap
populasi wereng batang cokelat (Tabel 5, Lampiran; Tabel 7, Lampiran; Tabel 11,
Lampiran).
Tabel 4. Populasi imago WBC minggu ke-8, ke-9, dan ke 10 berbagai varietas padi
Varietas PadiPopulasi Imago Per Plot (minggu)
minggu ke-8 minggu ke-9 minggu ke-10............................................. ekor .............................................
Ciherang 5,17 a 7,33 a 7,33 a
Ciliwung 9,83 b 22,83 b 33,50 b
Sembada 168 11,83 c 28,17 b 39,00 b
BNT (0,05) = 1,17 6,14 6,12Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%
Uji BNT (Tabel 4) pada minggu ke-8 menunjukkan bahwa varietas Sembada 168
menghasilkan populasi imago wereng batang cokelat lebih tinggi 128,82 % dan
20,34 % dibandingkan varietas Ciherang dan varietas Ciliwung. Varietas
Ciliwung menghasilkan populasi imago wereng batang cokelat lebih tinggi 90,13
% dibandingkan varietas Ciherang.
25
Pada minggu ke-9 menunjukkan bahwa varietas Sembada 168 menghasilkan
populasi imago wereng batang cokelat lebih tinggi 23,39 % dan 284,31 %
dibandingkan varietas Ciliwung dan varietas Ciherang. Varietas Ciliwung
menghasilkan populasi imago wereng batang cokelat lebih tinggi 211,46 %
dibandingkan varietas Ciherang.
Pada minggu ke-10 menunjukkan bahwa varietas Sembada 168 menghasilkan
populasi imago wereng batang cokelat lebih tinggi 16,42 % dan 432,06 %
dibandingkan varietas Ciliwung dan varietas Ciherang. Varietas Ciliwung
menghasilkan populasi imago wereng batang cokelat lebih tinggi 357,02 %
dibandingkan varietas Ciherang.
Gambar 1. Kurva populasi imago WBC pada 3 varietas padi minggu ke-8,minggu ke-9, dan minggu ke-10
Gambar 1 memperlihatkan bahwa setiap sampel varietas tanaman memiliki
populasi imago WBC yang berbeda, pertumbuhan jumlah imago setiap minggu
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Minggu Ke-8 Minggu Ke-9 Minggu Ke-10
Pop
ula
si I
mag
o W
BC
(ek
or)
Ciherang
Ciliwung
Sembada 168
26
relatif sama untuk varietas Ciherang, tetapi untuk varietas Ciliwung dan Sembada
169 pertumbuhan imago WBC selalu meningkat.
4.1.2. Intensitas serangan WBC per plot minggu Ke-8, ke-9, dan ke-10
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai varietas padi
terhadap serangan hama wereng batang cokelat berpengaruh nyata terhadap
intensitas serangan wereng batang cokelat (Tabel 13, Lampiran; Tabel 15,
Lampiran; Tabel 19, Lampiran).
Tabel 5. Intensitas serangan WBC minggu ke-8, ke-9, dan ke-10 berbagai varietas padi
Varietas PadiIntensitas Serangan WBC Per Plot (minggu)
minggu ke-8 minggu ke-9 minggu ke-10........................................... skor ..........................................
Ciherang 1,67 a 2,17 a 2,67 aCiliwung 3,00 b 5,33 b 6,00 bSembada 168 3,67 c 6,17 b 8,33 cBNT (0,05) = 0,51 1,14 1,10
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Uji BNT (Tabel 5) pada minggu ke-8 menunjukkan bahwa varietas Sembada 168
menghasilkan intensitas serangan wereng batang cokelat lebih tinggi 22,33 % dan
119,76 % dibandingkan varietas Ciliwung dan varietas Ciherang. Varietas
Ciliwung menghasilkan intensitas serangan wereng batang cokelat lebih tinggi
79,64 % dibandingkan varietas Ciherang.
Pada minggu ke-9 menunjukkan bahwa varietas Sembada 168 menghasilkan
intensitas serangan wereng batang cokelat lebih tinggi 15,76 % dan 184,33 %
dibandingkan varietas Ciliwung dan varietas Ciherang. Varietas Ciliwung
27
menghasilkan intensitas serangan wereng batang cokelat lebih tinggi 145,62 %
dibandingkan varietas Ciherang.
Pada minggu ke-10 menunjukkan bahwa varietas Sembada 168 menghasilkan
intensitas serangan wereng batang cokelat lebih tinggi 38,33 % dan 211,98
dibandingkan varietas Ciliwung dan varietas Ciherang. Varietas Ciliwung
menghasilkan intensitas serangan wereng batang cokelat lebih tinggi 124,72 %
dibandingkan varietas Ciherang.
Gambar 2. Kurva Intensitas Serangan WBC pada 3 varietas padi minggu ke-8, minggu ke-9, dan minggu ke-10
Gambar 2 memperlihatkan bahwa setiap sampel varietas tanaman memiliki
intensitas serangan WBC yang berbeda, peningkatan intensitas serangan WBC
setiap minggu relatif meningkat. Pada varietas ciherang peningkatan intensitas
serangan WBC tidak memberikan dampak negatif pada tanaman. Sedangkan
peningkatan intensitas serangan WBC pada varietas ciliwung dan sembada 168
memberikan dampak negatif pada pertumbuhan tanaman.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Minggu Ke-8 Minggu Ke-9 Minggu Ke-10
Inte
nsi
tas
Ser
anga
n W
BC
(s
kor
)
Ciherang
Ciliwung
Sembada 168
28
4.1.3. Tinggi tanaman 6 MST
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa serangan hama wereng batang cokelat
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman berbagai varietas padi (Tabel 21 dan
22, Lampiran).
Tabel 6. Tinggi tanaman berbagai varietas padi akibat serangan hama wereng batang cokelat
Varietas Padi Jumlah Anakan ............................. cm ............................
Ciherang 111,92 bCiliwung 100,98 aSembada 168 111,45 bBNT (0,05) = 3,17
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Uji BNT (Tabel 6) menunjukkan bahwa varietas Ciherang dan varietas Sembada
168 menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi 10,83 % dan 10,43 % dibandingkan
varietas Ciliwung. Varietas Ciherang dan varietas Sembada 168 memiliki tinggi
tanaman yang tidak berbeda
Gambar 3. Kurva tinggi tanaman berbagai varietas padi akibat serangan hama wereng batang cokelat.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
1 2 3 4 5 6Tin
ggi T
anam
an (
cm)
Hari Pengamatan (minggu)
Ciherang
Ciliwung
Sembada 168
29
Gambar 3 memperlihatkan bahwa setiap sampel varietas tanaman memiliki tinggi
tanaman yang berbeda yang dipengaruhi berbagai varietas padi, pertumbuhan
tinggi tanaman relatif berbeda per minggunya.
4.1.4. Bobot gabah per plot
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa serangan hama wereng batang cokelat
berpengaruh nyata terhadap bobot gabah per plot (Tabel 23 dan 24, Lampiran ).
Tabel 7. Bobot gabah per plot berbagai varietas padi akibat serangan hama wereng batang cokelat
Varietas Padi Bobot Gabah Per Rumpun............................... gram ..............................
Ciherang 169,88 cCiliwung 101,96 bSembada 168 68,97 aBNT (0,05) = 38,73
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Uji BNT (Tabel 7) menunjukkan bahwa varietas Ciherang menghasilkan bobot
gabah per plot lebih tinggi 66,60 % dan 146,31 % dibandingkan varietas
Ciliwung, dan varietas Sembada 168. Varietas Ciliwung menghasilkan lebih
tinggi 47,85 % dibandingkan varietas Sembada 168.
4.1.5. Bobot gabah 1000 butir
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa serangan hama wereng batang cokelat
tidak berpengaruh nyata terhadap bobot gabah 1000 butir (Tabel 27 dan 28,
Lampiran).
30
Tabel 8. Bobot gabah 1000 butir berbagai varietas padi akibat serangan hama wereng batang cokelat
Varietas Padi Bobot 1000 Butir......................................... gram .........................................
Ciherang 28,87 aCiliwung 27,00 aSembada 168 29,75 aBNT (0,05) = 3,38
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata padauji BNT 5%
4.1.6. Hasil gabah per plot
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa serangan hama wereng batang cokelat
berpengaruh nyata terhadap bobot gabah per plot (Tabel 31 dan 32, Lampiran).
Tabel 9. Hasil gabah per plot berbagai varietas padi akibat serangan hama wereng batang cokelat
Varietas Padi Hasil Per Satuan Percobaan........................................ gram ........................................
Ciherang 180,03 cCiliwung 110,41 bSembada 168 75,79 aBNT (0,05) = 34,37
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Uji BNT (Tabel 9) menunjukkan bahwa hasil gabah per plot varietas Ciherang
menghasilkan lebih tinggi 137,51 % dan 63,04 % dibandingkan sembada 168 dan
varietas Ciliwung. Varietas Ciliwung menghasilkan lebih tinggi 45,67 %
dibandingkan varietas Sembada 168.
31
4.1.7. Jumlah anakan total
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa serangan hama wereng batang cokelat
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan total (Tabel 35 dan 36,
Lampiran).
Tabel 10. Jumlah anakan total per plot berbagai varietas padi akibat serangan hama wereng batang cokelat
Varietas Padi Jumlah Anakan TotalCiherang 16,00 aCiliwung 15,83 aSembada 168 16,83 aBNT (0,05) = 2,34
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
4.1.8. Jumlah anakan produktif
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa serangan hama wereng batang cokelat
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif (Tabel 37 dan 38,
Lampiran).
Tabel 11. Jumlah anakan produktif per plot berbagai varietas padi akibat serangan hama wereng batang cokelat
Varietas Padi Jumlah Anakan ProduktifCiherang 14,00 aCiliwung 12,83 aSembada 168 14,83 aBNT (0,05) = 1,59
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
32
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons berbagai varietas padi terhadap
serangan hama wereng batang cokelat memberikan pengaruh nyata terhadap
populasi imago, intensitas serangan hama wereng batang cokelat, tinggi tanaman,
bobot gabah per rumpun, dan hasil per satuan.
Jumlah populasi imago wereng batang cokelat berbeda pada 3 varietas padi.
Jumlah imago terbanyak ditemukan pada Sembada 168 dan jumlah imago
terendah ditemukan pada varietas Ciherang. Hal ini diduga erat hubungannya
dengan jumlah imago yang dihasilkan serta faktor ketahanan tanaman.
Sodiq (2009 dalam Martika, 2006) menunjukkan bahwa varietas yang tidak
memiliki antibiosis, wereng batang coklat dapat berkembangbiak dengan cepat.
Apabila tanaman mendukung jumlah populasi yang relatif banyak, tetapi tanaman
tetap tumbuh baik, maka memiliki mekanisme toleransi. Jika sebaliknya bila
tanaman tidak mampu mendukung populasi yang sangat banyak dan ditandai
dengan matinya tanaman tersebut, menunjukkan tidak adanya mekanisme
antibiosis dan toleransi.
Alfitra (2011 dalam Meksy dan Endjang, 2015) menyatakan bahwa faktor utama
yang berkontribusi terhadap meningkatnya populasi dan serangan WBC adalah
potensi biotik WBC yang tinggi, faktor abiotik, dan sistem budi daya padi yang
mendukung berkembangnya populasi wereng batang cokelat. Faktor yang
optimum berkembangnya populasi WBC adalah jarak tanam yang rapat untuk
varietas padi yang memiliki anakan banyak sehingga tercipta iklim mikro yang
sesuai untuk perkembangan populasinya, pemberian pupuk N yang berlebihan,
33
kondisi suhu lingkungan 18-30ºC, kelembaban relatif antara 70-85%, dan
penggunaan insektisida yang tidak tepat menyebabkan terbunuhnya musuh alami
dan menimbulkan resistensi serta resurjensi pada populasi hama WBC.
Manwan (1997 dalam Yuherwandi dkk. 2009) menunjukkan bahwa wereng
batang cokelat yang hidup pada varietas padi yang tahan terhadap hama
mengalami kematian yang tinggi, peletakan telurnya rendah karena adanya reaksi
biofisik dan biokimia alami yang dapat menimbulkan efek non preferensi,
antibiotis, dan toleran.
Tinggi tanaman, bobot gabah dan hasil gabah yang tahan terhadap serangan hama
wereng batang cokelat memberikan pengaruh nyata sehingga menghasilkan bobot
gabah dan hasil gabah yang tinggi, ditinjau dari segi morfologis varietas tahan dan
agak tahan memiliki batang yang keras dan permukaan daun yang agak kasar.
Menurut Qomaroodin (2006), hal demikian kurang disukai oleh wereng batang
cokelat. Batang yang keras dan daun yang kasar diduga dapat menyulitkan wereng
batang cokelat saat menusukkan alat pada mulutnya untuk mengisap cairan
tanaman dan dapat menyebabkan kematian pada nimfa karena tidak dapat makan.
Hal ini karena wereng dapat merusak langsung tanaman padi dengan mengisap
cairal sel tanaman dan berperan sebagai vektor virus penyebab penyakit kerdil
rumput dan kerdil hampa (Baehaki, 2012a). Virus yang dibawa oleh wereng
batang cokelat dapat masuk dengan mudah ke dalam jaringan kutikula yang
impermiabel yang menutupi epidermis tanaman dan secara langsung masuk ke
dalam jaringan atau sitoplasma (Zhang et al., 2010 dalam Dianawati dan Sujidno,
2015)
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Respons berbagai varietas padi yang diteliti memiliki tingkat kerentanan yang
berbeda-beda.
2. Varietas Hibrida Sembada 168 memiliki tingkat kerentanan paling tinggi
diikuti varietas Ciliwung dan varietas Ciherang.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan berbagai varietas
padi yang lain dan mengganti varietas yang tidak tahan terhadap wereng
batang cokelat.
2. Perlu dilakukan penelitian respons padi terhadap WBC dengan perlakuan
kontrol (tanpa wereng batang cokelat).
35
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. TeknikBudidaya Tanaman Pangan. http://125.163.203.113/buku/budidaya%tanaman%202/bab%208.pdf. Diakses tanggal 3 November 2015
Anonim, 2010. Beras Organik. http://bumiganesa.com/?tag=beras-organik-ciherang. Diakses tanggal 6 November 2015
Anonim. 2012. Budidaya Padi. http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod =basisdata&kat=1&sub=2&file=34. Diakses tanggal 3 november 2015
Admin, 2012. Mengenal Wereng Batang Coklat. Jawa Tengah. http://grobogan.go.id/info/artikel/576-mengenal-wereng-batang-coklat-wbc diakses pada tanggal 17 Desember 2015
Asmanina , M.A . 2011. Pengaruh Pemberian Strain Nostoc CPG8, CPG24, DAN CIM7 Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20284575-S808-Pengaruh%20pemberian.pdf diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Produksi Padi dalam Gabah Kering Giling dan Impor Beras. http://www.bps.go.id/index.php/publikasi/1045diakses tanggal 16 Oktober 2015.
Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung.2015. http://lampung.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Produksi-Tanaman-Pangan-Palawija-Provinsi-Lampung-2011-2015 diakses tanggal 16 oktober 2015.
Balai Penelitian Tanaman Padi. 2011. Deskripsi Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. Subang. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=67872&ftyp=potongan&potongan=S1-2014-269807-bibliography.pdf diakses pada 18 Oktober 2015.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD. 2007. Teknologi pengendalian Wereng Coklat. http://www.puslittan.Aceh.go.id/ diakses tanggal 16 Oktober 2015.
Bastian, A.P.H.OR dan M. Yasin. 2011. Pengendalian penyakit tungro dalam tanaman terpadu dan penggunaan insektisida yang tepat.
36
https://uwityangyoyo.wordpress.com/2012/10/02/pertumbuhan-varietas-padi-sawah-pada-berbagai-umur-pindah-tanam/ diakses tanggal 18 Oktober 2015.
Baehaki, S.E. 2007. Dinamika Populasi Wereng Coklat Nilaparvata lugens Stall. Dalam Wereng Coklat.http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_13.pdf diakses tanggal 17 Desember 2015
Baehaki, S.E. 2011. Strategi Fundamental Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat Dalam Pengamanan Produksi Padi Nasional. Pengembangan Inovasi Pertanian 4(1), 2011 : 63-75. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/ip041115.pdfdiakses tanggal 03 Desember 2015.
Baehaki. 2012a. Perkembangan Biotipe Hama Wereng Cokelat Pada Tanaman Padi. Iptek Tanaman Pangan 7 (1): 8-17.http://staff.iptek.ac.id/hamim/files/2015/04/Hama-Wereng-dan-Cara-Pengendaliannya-Baehaki.pdf diakses tanggal 25 Agustus 2016
Dewi, I.S, A. Apriana, A. Sisharmini, dan I.H. Somantri. 2007. Evaluasi Ketahanan Tanaman Padi Haploid Ganda Calon Tetua Padi Hibrida Terhadap Wereng Batang Coklat Dan Hawar Daun Bakteri. Resistance Evaluation of Doubled Haploid Plants Potential as Hybrid Rice Parental Line to Brown Plant Hopper and Bacterial Leaf Blight.Bul. Agron. (35) (1) 15-21 (2007).http://download.portalgaruda.org/article.php?article=34111&val=56&title= diakses tanggal 18 Oktober 2015.
Dianawati, M, dan E. Sujidno. 2015. Kajian Bergagai Varietas Unggul Terhadap Serangan Wereng Batang Cokelat Dan Produksi Padi Di Lahan Sawah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Assessment Of Many New Varietes On Brown Plonthopper Nilaparvata Lugens Attack And Wetland Rice Production Of Garut District, West Java. PROS SEM MASY BIODIV INDON. Volume 1, Nomor 4, July 2015. Halaman: 868-873. ISSN:2407-8050. DOI: 10.13057/psnmbi/m010437. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25007/5/Chapter%20I.pdfdiakses tanggal 18 Maret 2016.
Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Kementrian pertanian. 2010. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Padi. http://ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/pu/ptt/mentekkd.pdf. diakses pada 18 Oktober 2015.
Direktorat Perlindungan Tanaman. 2015. Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta . Hal 39.
37
Effendi, T.A. 2009. Jenis Arthopoda Predator Penghuni Tajuk dan Permukaan Tanah di Ekosistem tanaman Padi, M23, 1-7. http://www.pur-plso-unsri.org/dokumen/1_septiana-anggraini_red1.pdf diakses pada 18 Oktober 2015.
Fitringtyas W. 2012. Perkembangan Populasi dan Pembentukan Makroptera Tiga Biotipe Wereng Batang Cokelat Nilaparvata lugens Stall Pada Sembilan Varietas Padi. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Firohmatillah, R.A dan Nirmala, R. 2012. Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida : Pendekatan Metode Quality Function Development and Sensitivity Price Analisis. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, Juni 2012, hlm.29-45. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/181/168diakses tanggal 22 Oktober 2015.
Imran, A dan Suriany. 2007. Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida S1-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. http://indoplasma.or.id/publikasi/buletin_pn/pdf/buletin_pn_15_2_2009_2-Ali%20Imran.pdf diakses tanggal 20 Oktober 2015.
Jannah A, Rahayu Y.R dan Sulanjari K. 2007. Respons Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang Pada Pemberian Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Pupuk Kandang Ayam.http://digilib.unsika.ac.id/sites/default/files/File%20Solusi/Respon%20Pertumbuhan%20dan%20Produksi%20Padi..%20(Asmanur%20J,%20Yayu%20S%20R,%20Kuswarini%20S).pdf diakses tanggal 16 Oktober 2015.
Kartohardjono. 2011. Penggunaan Musuh Alami Sebagai Komponen Pengendalian Hama Padi Berbasis Ekologi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian, 4(1): 29-46.
Lestari, A.P, Aswidinnoor, H, dan Suwarno. 2007. Uji Daya Hasil Pendahuluan dan Mutu Beras 21 Padi Hibrida Harapan. Preliminary Yield Trial and Gran Quality of 21 promising Hybrid Rice. Bul Agron. (35) (1) 1-7 (2007). http://download.portalgaruda.org/article.php?article=84111&val=194&title= diakses tanggal 18 Oktober 2015.
Mahmud, Y dan S.S. Purnomo. 2014. Keragaman Agronomis Beberapa Varietas Unggul Baru Tanaman Padi (Oryza sativa L) Pada Model Pengelolaan Tanaman Terpadu. Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No. 1 Januari-Maret 2014 : 1-10. Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas Singaperbangsa Karawang.
38
http://digilib.unsika.ac.id/sites/default/files/File%20Solusi/Respon%20Pertumbuhan%20dan%20Produksi%20Padi..%20(Asmanur%20J,%20Yayu%20S%20R,%20Kuswarini%20S).pdf diakses tanggal 17 Oktober 2015.
Mardotillah. 2011. Pengaruh Pemberian Strain Nostoc CPG8, CPG24, dan CIM7 Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20284575-S808-Pengaruh%20pemberian.pdf diakses pada tanggal 18 Oktober 2015.
Martika, H. 2006. Pengujian Ketahanan Beberapa Kultivar Padi Beras Merah dan Hitam Terhadap Wereng Batang Coklat Nilaparvata Lugens Stall (Homoptera : Delphacidae).http://repository.unand.ac.id/17431/1/JURNAL.pdf diakses pada tanggal 26 Desember 2016.
Meksy, D dan S. Endjang. 2015. Kajian Berbagai Varietas Unggul Terhadap Serangan Wereng Batang Cokelat Dan Produksi Padi Di Lahan Sawah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Assessment Of Many New Varieties On Brown Planthopper Nilaparvata Lugens Attack And Wetland Rice Production Of Garut District, West Java. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON. Volume 1, Nomor 4, Juli 2015 ISSN: 2407-8050. Halaman: 868-873 DOI: 10.13057/psnmbi/m010437. http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0104/M010437.pdf. diakses pada tanggal 26 Desember 2016.
Oka. 1985. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 255 hal.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1116/1/hpt-lahmuddin2.pdf diakses tanggal 27 Desember 2015
Pramono, E. 2004. Perkembangan Populasi Wereng Coklat (Nilaparvata lugesStall.) Akibat Penggunaan Insektisida dan Beberapa Kultivar Padi.Sarjana Pertanian Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. (Skripsi)
Qomaroodin, 2006. Teknik Uji Ketahanan Varietas/Galur Harapan Padi Pasang Surut Terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stall.) Dalam Buletin Teknik Pertanian 11 (2): 115-124. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Agrotekbis/article/viewFile/5165/3938diakses pada tanggal 29 April 2016.
Rahmat. 2005. Tingkat Kerusakan Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Akibat Serangan Wereng Cokelat (Niparvata lugens Stall.)Koloni Takalar. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Hasanuddin. Hal 49.http://download.portalgaruda.org/article=jurnalagronomi/view/2165/3479 diakses tanggal 19 April 2016
39
Rozakurniati. 2010. Pengaruh Suplemen Organik Terhadap Morfologi Hasil Regenerasi Tunas dari Kalus Biji Padi (Oryza Sativa) cv. Ciherang. http://e-journal.uajy.ac.id/2669/2/1BL01018.pdf diakses tanggal 17 Oktober 2015.
Rugaya, A dan Dahyar. 2013. Identifikasi Biotipe Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stall. (Delphacidae, Homotera) Kaloni Kabupaten Takalar. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan. http://sumsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/seminar.nasional/23%20rugaya.pdf diakses pada 18 Oktober 2015.
Simanjuntak, 2010. Usaha Tani Terpadu PATI (Padi, Azolia, Tiktok, dan Ikan) Agromedia Pustaka. Depok.http://ejurnal.uajy.ac.id/cgi53bin/berita/fullnews.cgi?newsid1028376933,9249 diakses tanggal 15 April 2016
Situmeang, A. 2013. Pengaruh Berbagai Perlakuan Untuk Mengendalikan Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. Oryzae) Terbawa Benih Serta Meningkatkan Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa L.). http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/130770/7e48699e49692d9153a0cc909747fb7a diakses 17 Oktober 2015.
Sumadiningrat, G. 2007. Menuju Swasembada Pangan Revolusi Hijau. Jakarta: RBI. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/650/jbptunikompp-gdl-novaadrian-32498-7-daftarp-a.pdf diakses 17 Oktober 2015.
Syaiful, A.S, N.S. Saenang, dan M. Yasin. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Padi Hibrida Pada Pemberian Pupuk Hayati dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam. Growth and Yield of Hybrid RiceOn Biofertilizer Aplication and Seeds Number per Hill. J. Agrivigor 11 (2): 202-213, Mei-Agustus, 20122; ISSN 1412-2286. Jurusan Budidaya Perrtanian Universitas Hasanudin. Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Andi Djemma. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=29690&val=2165diakses 19 Oktober 2015.
Tjitrosoepomo, 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/. Diakses tanggal 20 Mei 2016
Tubur, H.W, M.A. Chozin, dan A. Junaedi. 2012. Respons Agronomi Varietas Tanaman Padi Terhadap Periode Kekeringan Pada Sistem Sawah. Jurnal Agro. Indonesia 40 (3) : 167-173 (2012). Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Papua. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
40
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalagronomi/article/view/6819/5236 diakses tanggal 17 Oktober 2015.
Yuherwandi, Reflinaldon, dan Rahmadani, A. 2009. Biologi Nilaparvata lugens Stall (Homoptera: Delpacidae) Pada Empat Varietas Tanaman Padi (Oryza sativa L.). (Biology of Nilaparvata lugens Stall. [Homoptera: Delphacidae] of four varieties of plant [Oryza sativa L.].https://www.google.co.id/#q=jurnal+penelitian+varietas+&start=10diakses tanggal 17 Oktober 2015.
41
Tabel 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang
Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-
131-3-13//4*IR64Golongan : CereUmur tanaman : 116-125 hariBentuk tanaman : TegakTinggi tanaman : 107-115 cmAnakan produktif : 14-17 batangWarna kaki : HijauWarna batang : HijauWarna telinga daun : Tidak BerwarnaWarna lidah daun : Tidak berwarnaWarna daun : HijauMuka daun : Kasar pada sebelah bawahPosisi daun : Tegak Daun bendera : TegakBentuk gabah : Panjang RampingWarna gabah : Kuning BersihKerontokan : SedangKerebahan : SedangTekstur nasi : PulenKadar amilosa : 23%Indeks Glikemik : 54Bobot 1000 butir : 28 gRata-rata hasil : 6,0 t/haPotensi hasil : 8,5 t/haKetahanan terhadap Hama Penyakit : - Tahan terhadap wereng coklat
biotipe 2 dan biotipe 3- Tahan terhadap hawar daun bakteri
strain III dan IVAnjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi
dataran rendah sampai 500 mdplPemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E.
Sumadi dan Aan A. DrajatDilepas tahun : 2000
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian2015
42
Tabel 2. Deskripsi Padi Varietas Ciliwung
Nama Varietas : CiliwungKategori : Varietas Unggul Nasional (Released
Variety)SK : 270/Kpts/TP>240/4/1988 Tanggal
21 April Tahun 1988 Tahun: 1988 Tetua : Persilangan IR 38/Pelita I-I (2)/IR 4744Rataan Hasil : 4,8 t/haGolongan : CereUmur Tanaman : 121 hariBentuk Tanaman : TegakTinggi Tanaman : 101 cmAnakan Produktif : BanyakWarna Kaki : NoneWarna Batang : HijauPosisi Daun : TegakDaun Bendera : Miring Sampai TegakBentuk Gabah : Sedang Sampai RampingWarna Gabah : Kuning BersihKerontokan : SedangKerebahan : TahanRasa Nasi : EnakBobot 1000 Butir Gabah : 23 gKadar Amilosa : 22%Ketahanan Terhadap Hama : Tahan Terhadap Wereng Coklat Biotipe 1,
2, Wereng Hijau dan Ganjur.Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan Terhadap Tungro dan Bakteri
Hawar Daun (Xantomonas oryzae)Warna Lidah Daun : NoneWarna Daun : NoneMuka Daun : None
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian2015
43
Tabel 3. Deskripsi Padi Varietas Hibrida Sembada 168
Asal : Introduksi dari China, merupakan keturunan pertama hasil persilangan CMS Lu618A x Restorer HR578
Golongan : IndicaUmur Tanaman : ± 113Bentuk Tanaman : TegakTinggi Produktif : ± 114 cmAnakan Produktif : ± 15 BatangWarna Kaki : HijauWarna Daun Telinga : HijauWarna Lidah Daun : HijauWarna Daun : HijauPermukaan Daun : KasarPosisi Daun : TegakPosisi Daun Bendera : TegakWarna Batang : HijauKerebahan : TahanKerontokan : SedangBentuk Gabah : RampingWarna Gabah : KuningRata-rata Hasil : 10,5 ton/ha GKGPotensi Hasil : 13,8 ton/ha GKGBerat 1000 butir : ± 30,5 gramTekstur nasi : PulenKadar Amilosa : 21,9 %Ketahanan terhadap hama : Agak peka terhadap wereng batang coklat
biotipe 2 dan 3.Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri
patotipe III, agak tahan peka petotipe IV dan VIII, peka virus tunggo.
Pemulia : Su Yao; Sudibyo TW. Utomo; Bambang Sutaryo; Satoto; Novizana Hoenedi.
Peneliti : Susanto; Suparman; Y.H; Soni Sapta M; Baehaki; Triny S. Kadir; Prihadi W.
Teknisi : Hari; Sugeng; Teguh; Hari M; Arief M; Sriono; Sujianto; Takdir; Hamming; Suwardi; Ujang.
Keterangan : Dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT.Dilepas Tahun : 2010Pengusul : PT. BIOGENE PLANTATION
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian2015
44
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Melakukan persiapan benih padi
2 membuatan bambu untuk sungkup
4 Melakukan persemaian tanaman padi
5 Seminar proposal penelitian
6 Acc turun lapang
7 Mempersiapkan alat & bahan
8 Penyusunan bak pada setiap ulangan
9 Melakukan penanaman
Kegiatan No01 Maret 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
10 Pengamatan 1 (tinggi & pemupukan)
11 Pengamatan 2 (tinggi tanaman)
12 Pengamatan 3 (tinggi & Pemupukan)
13 Var. ciherang pertumbuhan kurang baik
14 Var. ciherang mengalami kerusakan
15 Var. ciherang ditemukan kematian
16 Meminta arahan pembimbing
17 Pengamatan 4 (tinggi tanaman)
No Kegiatan 01 April 2016
45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
18 Penanaman ulang Var. Ciherang
19 Pengamatan 5 (tinggi & pemupukan)
20 Pengamtan 6 (tinggi tanaman)
Pengamatan 1 (tinggi & pemupukan)
Varietas Ciherang
22 Sembada 168 mengeluarka malai
23 Ciliwung mengeluarkan malai
24 Memasukkan WBC
25 Pengamatan 1(Populasi & InSer WBC)
26 Pengamatan 2(tinggi Ciherang)
Ditemukan kematian Sembada 168
akibat serangan WBC
Ditemukan kematian Sembada 168
akibat serangan WBC
29 Pengamatan 2(Populasi & InSer WBC)
No Kegiatan Mei 2016
21
27
28
46
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Varietas ciherang
31 Pengamatan 5 (tinggi tanaman)
32 Pengamatan 6 (tinggi tanaman)
33 Varietas Ciherang mengeluarkan malai
34 Panen
35 Injeksi WBC varietas Ciherang
36 Pengamatan 1 (Populasi & InSer WBC)
37 Pengamatan 2 (Populasi & Inser WBC)
38 Pengamatan 3 (Populasi & Inser WBC)
39 Panen
30
No Kegiatan Juni 2016 - Juli 2016
47
Tabel 5. Data Populasi Imago WBC per Plot Pada Berbagai Varietas Padi ke-8
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
.................................................. ekor .....................................................A 5,00 5,00 5,00 6,00 5,00 5,00 31,00 5,17B 8,00 12,00 11,00 10,00 8,00 10,00 59,00 9,83C 11,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 71,00 11,83
Total 24,00 29,00 28,00 28,00 25,00 27,00 161,00 8,94Rata- rata 8,00 9,67 9,33 9,33 8,33 9,00Keterangan :A : Varietas CiherangB : Varietas CiliwungC : Sembada 168
Uji Homogenitas : - hitung = 9,82 < - Tabel = 11,1 (Data homogen)
Tabel 6. Analisis Ragam Populasi Imago WBC per Plot Pada Berbagai Varietas Padi Minggu ke-8
SumberKeragaman
DerajatBebas
JumlahKuadrat
KuadratTengah
F. Hit F. Tabel
Kelompok 5 6,77792 1,2556 1,5270 tn 3,33Perlakuan 2 140,444458 70,2222 85,4056 * 4,10Galat 10 8,222208 0,8222Non-Aditif 1 0,652714 0,653 0,7761 tn 5,12Sisa 9 7,569494 0,8411Total 17 154,94446 KK = 10,14 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
48
Tabel 7. Data Populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas Tanaman PadiMinggu ke-9
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
....................................................... ekor ........................................................A 8,00 7,00 8,00 7,00 7,00 7,00 44,00 7,33B 23,00 25,00 20,00 23,00 16,00 30,00 137,00 22,83C 25,00 25,00 25,00 25,00 39,00 30,00 169,00 28,17
Total 56,00 57,00 53,00 55,00 62,00 67,00 350,00 19,44Rata-rata 18,67 19,00 17,67 18,33 20,67 22,33Keterangan :A : Varietas CiherangB : Varietas CiliwungC : Sembada 168
Uji Homogenitas : - hitung = 13,36 < - Tabel = 11,1 (Data Tidak Homogen)
Tabel 8. Analisis Ragam Populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas PadiMinggu ke-9
SumberKeragaman
DerajatBebas
JumlahKuadrat
KuadratTengah
F. Hit F. Tabel
Kelompok 5 45,111004 9,0222 0,3959 tn 3,33Perlakuan 2 1405,444336 702,7222 30,8362 * 4,10
Galat 10 227,888992 22,7889Non-Aditif 1 36,954703 36,955 1,7419 tn 5,12Sisa 9 190,934289 21,2149Total 17 1678,444433 KK = 24,55 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
49
Tabel 9. Data Populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-9 (Tranformasi √x)
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
............................................................. ekor ...........................................................A 2,83 2,65 2,83 2,65 2,65 2,65 16,24 2,71B 4,80 5,00 4,47 4,80 4,00 5,48 28,54 4,76C 5,00 5,00 5,00 5,00 6,25 5,48 31,72 5,29
Tabel 10. Analisis Ragam Populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas PadiMinggu ke-9 (Tranformasi √x)
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. Hit F. Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat TengahKelompok 5 0,355499 0,071100 0,3222 tn 3,33Perlakuan 2 22,284781 11,142390 50,4919 * 4,10Acak 10 2,206766 0,220677Total 17 24,847046 KK = 11,05 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 11. Data Populasi Imago Wereng Batang Cokelat per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-10
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
.................................................... ekor ....................................................A 11,00 7,00 5,00 10,00 4,00 7,00 44,00 7,33B 35,00 35,00 30,00 29,00 32,00 40,00 201,00 33,50C 35,00 37,00 36,00 39,00 50,00 37,00 234,00 39,00
Total 81,00 79,00 71,00 77,00 87,00 84,00 479,00 26,61Rata-rata 27,00 26,33 23,67 26,00 28,67 28,00
Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : -hitung = 1,83 < - Tabel = 11,1 (Data Homogen)
50
Tabel 12. Analisis Ragam Populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-10
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit F. Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat TengahKelompok 5 46,277344 9,2555 0,4085 tn 3,33Perlakuan 2 3435,444092 1717,7220 75,8189 * 4,10Galat 10 226,555908 22,6556Non-Aditif 1 26,687420 26,687 1,2017 tn 5,12Sisa 9 199,868488 22,2076Total 17 3708,27734 KK = 17,89 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 13. Data Intensitas Serangan Wereng Batang Cokelat per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-8
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
......................................................... skor .........................................................A 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00 10,00 1,67B 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 18,00 3,00C 4,00 4,00 3,00 4,00 3,00 4,00 22,00 3,67
Total 9,00 8,00 8,00 9,00 7,00 9,00 50,00 2,78Rata-rata 3,00 2,67 2,67 3,00 2,33 3,00
Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : - hitung = 8,00 < - Tabel = 11,1 (Data Homogen)
51
Tabel 14. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai VarietasPadi Minggu ke-8
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit F. Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat TengahKelompok 5 1,111115 0,2222 1,4286 tn 3,33Perlakuan 2 12,444448 6,2222 40,0001 * 4,10Galat 10 1,555552 0,1556Non-Aditif 1 0,019841 0,020 0,1163 tn 5,12Sisa 9 1,535711 0,1706Total 17 1,511112 KK = 14,20 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 15. Data Intensitas Serangan Wereng Batang Cokelat per Plot BerbagaiVarietas Padi Minggu ke-9
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
.......................................................... skor .......................................................A 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,17B 6,00 4,00 5,00 7,00 5,00 5,00 32,00 5,33C 7,00 5,00 5,00 6,00 7,00 7,00 37,00 6,17
Total 15,00 12,00 12,00 15,00 14,00 14,00 82,00 4,56Rata-rata 5,00 4,00 4,00 5,00 4,67 4,67
Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : -hitung = 3,21 < - Tabel = 11,1 (Data Homogen)
52
Tabel 16. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai VarietasPadi Minggu ke-9
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit F. Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat TengahKelompok 5 3,111125 0,6222 0,7887 tn 3,33Perlakuan 2 53,444458 26,7222 33,733 * 4,10Galat 10 7,888875 0,7889Non-Aditif 1 3,468671 3,469 7,0626 * 5,12Sisa 9 4,420204 0,4911Total 17 64,44446 KK = 19,50 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 17. Data Intensitas Serangan Wereng Batang Cokelat per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-9 (Tranformasi √x+1/2)
PerlakuanKelompok
JumlahRata-rataI II III IV V VI
.................................................... skor ....................................................A 1,58 1,87 1,58 1,58 1,58 1,58 9,78 1,63B 2,55 2,12 2,35 2,74 2,35 2,35 14,44 2,41C 2,74 2,35 2,35 2,55 2,74 2,74 15,46 2,58
Tabel 18. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-9 (Tranformasi √x+1/2)
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
JumlahKuadrat
Kuadrat Tengah
F. Hit F. Tabel
Kelompok 5 0,110204 0,022041 0,5941 tn 3,33
Perlakuan 2 3,060969 1,530485 41,2561 * 4,10Acak 10 0,370972 0,037097Total 17 3,542145 KK = 8,74 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
53
Tabel 19. Data Intensitas Serangan Wereng Batang Cokelat per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-10
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
.......................................................... skor ...........................................................A 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00 16,00 2,67B 7,00 6,00 5,00 8,00 5,00 5,00 36,00 6,00C 9,00 7,00 7,00 9,00 9,00 9,00 50,00 8,33
Total 19,00 15,00 15,00 20,00 16,00 17,00 102,00 5,67Rata-rata 6,33 5,00 5,00 6,67 5,33 5,67
Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : -hitung = 2,78 < - Tabel = 11,1 (Data Homogen)
Tabel 20. Analisis Ragam Intensitas Serangan WBC per Plot Berbagai Varietas Padi Minggu ke-10
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit
F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 7,333333 1,4667 2,0000 tn 3,33Perlakuan 2 97,333336 48,6667 66,3637 * 4,10Galat 10 7,333331 0,7333Non-Aditif 1 0,717310 0,717 0,9758 tn 5,12Sisa 9 6,616021 0,7351Total 17 112,00000 KK = 15,11 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
54
Tabel 21. Data Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan HamaWBC
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
............................................................... cm ...................................................................A 114,18 112,75 110,73 111,75 111,98 110,10 671,49 111,92B 100,70 103,25 100,40 100,40 101,60 99,53 605,88 100,98C 110,50 114,20 115,03 115,33 109,93 103,70 668,69 111,45Total 325,38 330,20 326,16 327,48 323,51 313,33 1946,06 108,11Rata-rata 108,46 110,07 108,72 109,16 107,84 104,44
Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : -hitung = 7,47 < - Tabel = 11,1 (Data Homogen)
Tabel 22. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit
F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 56,838543 11,3677 1,8688 tn 3,33Perlakuan 2 458,755219 229,3776 37,7091 * 4,10Galat 10 60,82811 6,0828Non-Aditif 1 7,469299 7,469 1,2598 tn 5,12Sisa 9 53,358815 5,9288Total 17 576,42188 KK = 2,28 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
55
Tabel 23. Data Bobot Gabah per Plot Saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
............................................................. gram ..............................................................
A 228,90 179,80 229,70 127,00 126,90 127,00 1019,30 169,88
B 99,80 101,10 102,60 103,00 102,10 103,20 611,80 101,97
C 63,60 64,20 71,60 77,90 73,500 63,00 413,80 68,97
Jumlah 392,30 345,10 403,90 307,90 302,50 293,20 2044,90 113,61
Rata-rata 130,77 115,03 134,63 102,63 100,83 97,73Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : -hitung = 31,87 < - Tabel = 11,1 (Data Tidak Homogen)
Tabel 24. Analisis Ragam Bobot Gabah per Plot Saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit
F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 3822,427002 764,4854 0,8433 tn 3,33Perlakuan 2 31771,656250 15885,8281 17,5237 * 4,10Galat 10 9065,323 906,5323Non-Aditif 1 7813,983 7813,983 56,2004 * 5,12Sisa 9 1251,340014 139,0378Total 17 44659,40649 KK = 26,50 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 25. Data Bobot Gabah per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi log x)
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
......................................................... gram .........................................................A 2,36 2,26 2,36 2,10 2,10 2,10 13,29 2,21B 2,00 2,00 2,01 2,01 2,01 2,01 12,05 2,01C 1,80 1,81 1,86 1,90 1,87 1,80 11,02 1,84
56
Tabel 26. Analisis Ragam Bobot Gabah per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi log x)
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit
F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 0,022708 0,004542 0,6859 tn 3,33Perlakuan 2 0,428337 0,214169 32,3454 * 4,10Acak 10 0,066213 0,006621Total 17 0,517258 KK = 4,03 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 27. Data Bobot Gabah 1000 Butir saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
........................................................ gram .........................................................
A 28,50 29,00 29,70 30,00 28,00 28,00 173,20 28,87
B 23,00 23,00 32,40 29,60 23,00 31,00 162,00 27,00
C 30,50 30,50 28,50 30,00 28,20 30,80 178,50 29,75
Jumlah 82,00 82,50 90,60 89,60 79,20 89,80 513,70 28,54
Rata-rata 27,33 27,50 30,20 29,87 26,40 29,93Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : - hitung = 11,88 < - Tabel = 11,1 (Data Tidak Homogen)
57
Tabel 28. Analisis Ragam Bobot 1000 Butir saat Panen Berbagai Varietas Paditerhadap Serangan Hama WBC
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit
F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 40,722004 8,1444 1,1789 tn 3,33Perlakuan 2 23,652994 11,8265 1,7118 tn 4,10Galat 10 69,086914 6,9087Non-Aditif 1 50,114350 50,114 23,7727 * 5,12Sisa 9 18,972564 2,1081Total 17 133,46191 KK = 9,21 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 29. Data Bobot Gabah 1000 Butir saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi √x)
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
......................................................... gram .........................................................A 5,34 5,39 5,45 5,48 5,29 5,29 32,23 5,37B 4,80 4,80 5,69 5,44 4,80 5,57 31,09 5,18C 5,52 5,52 5,34 5,48 5,31 5,57 32,74 5,46
Tabel 30. Analisis Ragam Bobot Gabah 1000 Butir saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi √x)
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit F. Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat TengahKelompok 5 0,373983 0,074797 1,1806 tn 3,33Perlakuan 2 0,234253 0,117126 1,8488 tn 4,10Acak 10 0,633525 0,063352Total 17 1,241760 KK = 4,72 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
58
Tabel 31. Data Hasil Gabah per Plot saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
................................................................. gram ..................................................................
A 231,20 190,20 219,30 155,80 137,30 146,40 1080,20 180,03
B 99,80 110,20 113,00 113,40 112,50 113,60 662,50 110,47
C 52,20 74,60 82,40 88,30 83,90 73,40 454,80 75,80
Total 383,20 375,00 414,70 357,50 333,70 333,40 2197,50 122,08
Rataan 127,73 125,00 138,23 119,17 111,23 111,13Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas - hitung = 12,76 < - Tabel = 11,1 (Data Tidak Homogen)
Tabel 32. Analisis Ragam Hasil Gabah per Plot saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit
F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 1642,745874 328,5492 0,4603 tn 3,33Perlakuan 2 33818,730469 16909,3652 23,6887 * 4,10Galat 10 7138,154785 713,8155Non-Aditif 1 4246,186676 4246,187 13,2144 * 5,12Sisa 9 2891,968109 321,3298Total 17 42599,63113 KK = 21,88
Keterangan :tn : tidak nyata :nyata
Tabel 33. Data Hasil Gabah per Plot saat Panen Berbagai Varietas Tanaman Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi log x)
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
........................................................ gram ..........................................................A 2,36 2,28 2,34 2,19 2,14 2,17 13,48 2,25B 2,00 2,04 2,05 2,06 2,05 2,06 12,26 2,04C 1,72 1,87 1,92 1,95 1,92 1,87 11,24 1,87
59
Tabel 34. Analisis Ragam Hasil Gabah per Plot saat Panen Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC (Tranformasi log x)
Sumber Derajat Jumlah KuadratF. Hit F. Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat TengahKelompok 5 0,012835 0,002567 0,3759 tn 3,33Perlakuan 2 0,418653 0,209326 30,6488 * 4,10Acak 10 0,068298 0,006830Total 17 0,499786 KK = 4,02 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 35. Data Jumlah Anakan Total per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
A 16,00 19,00 16,00 13,00 16,00 16,00 96,00 16,00
B 14,00 16,00 15,00 19,00 14,00 17,00 95,00 15,83
C 17,00 16,00 17,00 17,00 17,00 17,00 101,00 16,83
Total 47,00 51,00 48,00 49,00 47,00 50,00 292,00 16,22
Rata-rata 15,67 17,00 16,00 16,33 15,67 16,67Keterangan :A : Varietas CiherangB : Varietas CiliwungC : Sembada 168
Uji Homogenitas : - hitung = 7,52 < - Tabel = 11,1 (Data Homogen)
60
Tabel 36. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. Hit F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 4,4446662 0,8889 0,2676 tn 3,33Perlakuan 2 3,444661 1,7223 0,5184 tn 4,10Galat 10 33,222004 3,3222Non-Aditif 1 5,551254 5,551 1,8056 tn 5,12Sisa 9 27,670750 3,0745Total 17 41,11133 KK = 11,24 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
Tabel 37. Data Jumlah Anakan Produktif per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
PerlakuanKelompok
Jumlah Rata-rataI II III IV V VI
A 14,00 17,00 14,00 11,00 14,00 14,00 84,00 14,00
B 12,00 14,00 13,00 13,00 12,00 13,00 77,00 12,83
C 15,00 14,00 15,00 15,00 15,00 15,00 89,00 14,83
Total 41,00 45,00 42,00 39,00 41,00 42,00 250,00 13,89
Rata-rata 13,67 15,00 14,00 13,00 13,67 14,00Keterangan :A = Varietas CiherangB = Varietas CiliwungC = Sembada 168
Uji Homogenitas : - hitung = 8,43 < - Tabel = 11,1 (Data Homogen)
61
Tabel 38. Analisis Ragam Jumlah Anakan Produktif per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. Hit F. TabelKeragaman Bebas Kuadrat Tengah
Kelompok 5 6,444499 1,2889 0.8467 tn 3,33Perlakuan 2 12,111165 6,0556 3,9781 tn 4,10Galat 10 15,222168 1,5222Non-Aditif 1 0,945411 0,945 0,5960 tn 5,12Sisa 9 14,276757 1,5863Total 17 33,77783 KK = 8,88 %
Keterangan :tn : tidak nyata : nyata
62
Gambar 4. Gambar Tata Letak Percobaan
Keterangan :
1. A = Varietas Ciherang
2. B = Varietas Ciliwung
3. C = Varietas Hibrida “Sembada 168”
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6
A
C
B
B
A
C A
B
C ACB
A BA
CBC
25 cm
63
Diameter bak = 45 cm
Gambar 5. Tata Letak Tanaman Sampel Per Plot
X X
X X
Keterangan :
X : Tanaman sampel padi
64
Gambar 6. Penyemaian Benih
65
Gambar 7. Persiapan penanaman
66
Gambar 8. Proses Tanam
67
Gambar 9. Pengukuran Tinggi Tanaman & Pemupukan
Gambar 10. Munculnya Malai
68
Gambar 11. Jumlah Anakan Total Gambar 12. Jumlah AnakanProduktif
Gambar 13. Penempatan Hama WBC Minggu Ke-7
Gambar 14. Pengamatan Hama WBC
69
Gambar 15. Batang Padi Varietas Ciherang Yang Tahan WBC
Gambar 16. Batang Padi Varietas Ciliwung Agak Tahan WBC
70
Gambar 17. Batang Padi Sembada 168 Tidak Tahan WBC
71
Gambar 18. Pengambilan Hama WBC sebelum Padi di Panen
Gambar 19. Panen
72
Gambar 20. Perempelan Butir Gabah dari Malai
Gambar 21. Perhitungan 1000 butir
73
Gambar 22. Penimbangan Berat 1000 Butir
Gambar 23. Penimbangan Berat Per Rumpun
Gambar 24. Penimbangan Berat per satuan Persatuan Percobaan
44
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Melakukan persiapan benih padi
2 membuatan bambu untuk sungkup
4 Melakukan persemaian tanaman padi
5 Seminar proposal penelitian
6 Acc turun lapang
7 Mempersiapkan alat & bahan
8 Penyusunan bak pada setiap ulangan
9 Melakukan penanaman
Kegiatan No01 Maret 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
10 Pengamatan 1 (tinggi & pemupukan)
11 Pengamatan 2 (tinggi tanaman)
12 Pengamatan 3 (tinggi & Pemupukan)
13 Var. ciherang pertumbuhan kurang baik
14 Var. ciherang mengalami kerusakan
15 Var. ciherang ditemukan kematian
16 Meminta arahan pembimbing
17 Pengamatan 4 (tinggi tanaman)
No Kegiatan 01 April 2016
45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
18 Penanaman ulang Var. Ciherang
19 Pengamatan 5 (tinggi & pemupukan)
20 Pengamtan 6 (tinggi tanaman)
Pengamatan 1 (tinggi & pemupukan)
Varietas Ciherang
22 Sembada 168 mengeluarka malai
23 Ciliwung mengeluarkan malai
24 Memasukkan WBC
25 Pengamatan 1(Populasi & InSer WBC)
26 Pengamatan 2(tinggi Ciherang)
Ditemukan kematian Sembada 168
akibat serangan WBC
Ditemukan kematian Sembada 168
akibat serangan WBC
29 Pengamatan 2(Populasi & InSer WBC)
No Kegiatan Mei 2016
21
27
28
46
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Varietas ciherang
31 Pengamatan 5 (tinggi tanaman)
32 Pengamatan 6 (tinggi tanaman)
33 Varietas Ciherang mengeluarkan malai
34 Panen
35 Injeksi WBC varietas Ciherang
36 Pengamatan 1 (Populasi & InSer WBC)
37 Pengamatan 2 (Populasi & Inser WBC)
38 Pengamatan 3 (Populasi & Inser WBC)
39 Panen
30
No Kegiatan Juni 2016 - Juli 2016
44
68
Gambar 7. Penyemaian Benih
69
Gambar 8. Persiapan penanaman
70
Gambar 9. Proses Tanam
71
Gambar 10. Pengukuran Tinggi Tanaman & Pemupukan
Gambar 11. Munculnya Malai
72
Gambar 12. Jumlah Anakan Total Gambar 13. Jumlah Anakan Produktif
Gambar 14. Penempatan Hama WBC Minggu Ke-7
Gambar 15. Pengamatan Hama WBC
73
Gambar 16. Batang Padi Varietas Ciherang Yang Tahan WBC
Gambar 17. Batang Padi Varietas Ciliwung Agak Tahan WBC
74
Gambar 18. Batang Padi Sembada 168 Tidak Tahan WBC
75
Gambar 19. Pengambilan Hama WBC sebelum Padi di Panen
Gambar 20. Panen
76
Gambar 21. Perempelan Butir Gabah dari Malai
Gambar 22. Perhitungan 1000 butir
77
Gambar 23. Penimbangan Berat 1000 Butir
Gambar 24. Penimbangan Berat Per Rumpun
Gambar 25. Penimbangan Berat per satuan Persatuan Percobaan
Top Related