PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANANUNIT PELAKSANA TEKNIS
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGURJln. Lintas Sumatera Km. 244 Tanjung Raja Sakti
Blambangan Umpu
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)
MODEL BUKIT PUNGGURKABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2015– 2024
BLAMBANGAN UMPU, 2014
PETA SITUASI
KPHP MODEL BUKIT PUNGGUR KABUPATEN WAY KANAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Bukit Punggur Kabupaten Way
Kanan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK. 439/Menhut-lI/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi Model Bukit Punggur (Unit III) yang terletak di Kabupaten Way
Kanan, Provinsi Lampung seluas ±41.126 ha. Namun dari hasil analisis data parsial dari
BPKH Wilayah II Palembang luas KPHP Model Bukit Punggur seluas ±45.075 ha.
Perbedaan luas ini terjadi karena perbedaan batas administrasi yang digunakan pada saat
penetapan wilayah KPHP Model Bukit Punggur dengan batas administrasi yang digunakan
oleh BPKH Wilayah II Palembang pada saat analisis data parsial.
Surat Keputusan Menteri Kehutanan tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati
Way Kanan Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 6 Maret 2013 tentang Pembentukan Organisasi
Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Bukit Punggur (Unit III) pada Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan.
KPHP Model Bukit Punggur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, perlu
menyusun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Tahun 2015 - 2024
sebagai dokumen rencana pengelolaan dan menjadi acuan dalam menyusun Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Pendek dan rencana-teknis lainnya.
KPHP Model Bukit Punggur mengelola 2 (dua) Kawasan Hutan Produksi (KHP), yaitu
KHP Rebang Register 42 seluas ±12.892,27 ha dan KHP Giham Tahmi seluas ±9.604,10 ha
serta 2 (dua) Kawasan Hutan Lindung (KHL), yaitu Bukit Punggur Register 24 seluas
±21.479,41 ha dan KHL Saka Register 41 seluas ±1.099,58 ha yang terletak pada DAS
Tulang Bawang dengan ketinggian 85 meter – 1.700 meter di atas permukaan laut, dengan
topografi datar sampai berbukit. Iklim di wilayah KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan
klasifikasi Schmidt dan Ferguson dalam katagori iklim type B dengan curah hujan rerata
2.000-4.000 mm/tahun dengan suhu rata-rara 30˚ C - 35˚C. Jenis tanah di wilayah KPHP
Model Bukit Punggur termasuk ke dalam jenis tanah latosol merah kuning dengan bahan
induk komplek tufa dan batuan kukuh intermedier.
KPHP Model Bukit Punggur dibagi menjadi 4 (empat) blok, yaitu: a) Blok HP
Pemanfaatan seluas ±19.863,23 ha, b) Blok HP Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, c) Blok
HL Inti seluas ±6.100,19 ha dan d) Blok HL Pemanfaatan seluas ±16.478,80 ha. Wilayah
Tertentu KPHP Model Bukit Punggur seluas ±7.277,91 ha yang berada pada Blok HP
Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, dan pada Blok HL Pemanfaatan seluas ±4.644,77 ha.
Dalam RPHJP KPHP Model Bukit Punggur terdapat beberapa isu strategis, kendala
dan permasalahan yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
berupa: penataan/rekonstruksi batas kawasan; konservasi keanekaragaman hayati;
perlindungan kawasan; pemberdayaan masyarakat; penguatan kapasitas kelembagaan dan
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 iv
sumber daya manusia; pemanfaatan hasil hutan kayu / non kayu; penanggulangan potensi
kebakaran hutan; koordinasi lintas sektoral; dan kemitraan dan kolaboratif.
Visi KPHP Bukit Punggur adalah “Terbangunnya KPHP Bukit Punggur Sebagai
Penghasil Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024”,
untuk mengejawantahkan visi tersebut disusun misi sebagai berikut: 1) Menjamin
keberadaan hutan dan memantapkan penataan kawasan KPHP Model Bukit Punggur,
2) Mengembangkan kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur yang mandiri dan efektif,
3) Mengembangkan partisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan kawasan
KPHP Model Bukit Punggur, 4) Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan
KPHP Model Bukit Punggur, 5) Optimalisasi pemanfaatan potensi kayu, hasil hutan bukan
kayu dan jasa lingkungan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
Selama kurun waktu 10 tahun (2015 – 2024) rencana kegiatan strategis yang akan
dilaksanakan, yaitu: inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan; pemanfaatan
hutan pada wilayah tertentu; pemberdayaan masyarakat; pembinaan dan pemntauan
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal berijin; rehabilitasi pada
areal kerja di luar izin; pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal
berizin; rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam; rencana
penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin; koordinasi dan sinergi
dengan instansi dan stakeholder terkait; rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas
SDM; penyediaan pendanaan; pengembangan database; rencana rasionalisasi wilayah
kelola; review rencana pengelolaan; dan pengembangan investasi.
Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dilakukan pada internal
organisasi KPH maupun eksternal organisasi KPH kepada pemegang izin. Selain itu, untuk
memastikan bahwa program dan kegiatan berjalan sesuai dengan rencana maka kegiatan
pemantauan dan monitoring dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali. Kegiatan
ini diikuti pula dengan evaluasi untuk mengetahui kendala-kendala dan permasalahan
maupun kemajuan yang sudah dicapai dalam setiap kegiatan sehingga menjadi dasar bagi
pelaksanaan kegiatan berikutnya.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya
maka penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (RPHJP-KPHP) Bukit Punggur Kabupaten Way Kanan
dapat terselesaikan dengan baik sebagaimana yang diharapkan.
Penyusunan RPHJP-KPHP Bukit Punggur merupakan salah satu tugas dan
tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh Kepala KPHP.
Penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur ini mengacu pada Peraturan
Direktur Jendral Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012, tanggal 14 Mei
2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Tentunya RPHJP ini berdasarkan pada hasil
tata hutan dan mengacu pada rencana kehutanan mulai dari Rencana Kehutanan
Tingkat Nasional (RKTN), Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) dan juga
Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK) dengan tetap memperhatikan
aspirasi nilai sosial budaya masyarakat setempat dan juga kondisi lingkungan yang
nyata di tingkat tapak.
Dalam penyusunan RPHJP ini tentu masih jauh dari sempurna walaupun telah
dilakukan diskusi terfokus di tingkat kabupaten serta dilanjutkan dengan konsultasi
publik di tingkat kabupaten oleh karena itu saran dan masukan yang bersifat
membangun terus diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan melalui Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah II Palembang yang
sudah memfasilitasi penyusunan RPHJP ini, demikian juga kepada tim pakar dari
Universitas Lampung yang sudah memberikan pendampingan dan bimbingan
selama proses penyusunan RPHJP ini hingga selesai. Terima kasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan
serta saran-saran dalam penyusunan ini diantaranya: Pusat Pengendalian
Pembangunan Kehutanan Regional I Sumatera, Sekretariat Nasional Pembangunan
KPH, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan beserta
jajarannya, teman-teman anggota asosiasi KPH, masyarakat, kawan tani dan semua
pihak yang sudah mendukung penyelesaian RPHJP ini tepat pada waktunya.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ............... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ............... ii
PETA SITUASI ....................................................................................... ............... iii RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................... ............... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. .............. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ ............... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... .............. xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ............... xii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... ............... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .............. xiv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... ................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... ................. 1
B. Tujuan Pengelolaan .............................................................................. ................ 2
C. Sasaran ............ ................................................................................... ................ 3
D. Ruang Lingkup ..................................................................................... ................. 3
E. Batasan Pengertian .............................................................................. ................ 5
BAB II. DESKRIPSI KAWASAN .............................................................. ................ 10
A. Risalah Wilayah KPHP Bukit Punggur .................................................. ................ 10
1.Letak ................................................................................................. ................. 10
2 Luas ................................................................................................. ................. 10
3. Batas Wilayah ................................................................................. ................. 11
4. Pembagian Blok ............................................................................... ................. 12
5. Aksesibilitas Kawasan ...................................................................... ................ 18
6. Sejarah Wilayah KPHP Bukit Punggur .............................................. ................ 19
B. Potensi Wilayah KPHP Bukit Punggur .................................................. ................ 20
1.Penutupan Vegetasi .......................................................................... ................ 20
2. Potensi Kayu .................................................................................... ................ 22
3. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu ..................................................... ................ 24
4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka ............................................. ................ 25
5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam .................................... ................ 25
C. Sosial Budaya ...................................................................................... ................ 26
D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan KawasanHutan ........................ ................ 27
E. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah……. 29
F. Isu Strategis, Kendala, Permasalahan .................................................. ................ 30
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 viii
BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ................................... ................ 33
A. Visi ....................................................................................................... ................ 33
B. Misi ...................................................................................................... ................ 34
C. Tujuan ................................................................................................ ................ 34
BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ....................................................... ................ 36
A. Analisis Data dan Informasi .................................................................. ................. 36
B. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Bukit Punggur ............................ 44
1. Blok Hutan Lindung Inti..................................................................... ................ 44
2. Blok Hutan Lindung Pemanfaatan .................................................... ................ 44
3. Blok Hutan Produksi Pemanfaatan HHK-HT ..................................... ................ 44
4. Blok Hutan Produksi Pemberdayaan ............................................... ……… 48
BAB V. RENCANA KEGIATAN ............................................................... ................ 49 A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan .................. ................. 49
B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu ........................................ ................ 50
C. Pemberdayaan Masyarakat ................................................................. ................ 52
D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin ............................................ ................. 53
E. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin ............................................ ................. 53
F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di Dalam
Areal yang Berizin ............................................................................... ................. 54
G. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam ................. 54
H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar
Pemegang Izin .................................................................................... ................ 55
I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder terkait ........... ................ 56
J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ...................... ................. 57
K. Penyediaan Pendanaan ...................................................................... ................ 58
L. Pengembangan Data Base .................................................................. ................. 60
M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola ............................................... ................ 61
N. Review Rencana Pengelolaan ............................................................. ................ 62
O. Pengembangan Investasi .................................................................... ................ 63
BAB VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ............ ................. 66
A. Rencana Pembinaan ............................................................................ ................. 66
B. Rencana Pengawasan ....................................................................... ................ 67
C. Rencana Pengendalian ...................................................................... ................ 68
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 ix
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ...................... ................ 70
A. Rencana Pemantauan dan Evaluasi ..................................................... ................. 70
B. Rencana Pelaporan .............................................................................. ................. 70
BAB VIII. PENUTUP................................................................................. ................ 73 LAMPIRAN
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 x
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Luas Kawasan Hutan Produksi dan Kawasan Hutan Lindung yang Dikelola
UPT KPHP Bukit Punggur....................................................................... 11
2. Pembagian Blok KPHP Model Bukit Punggur …….…… ................ 17
3. Aksesibilitas Menuju KPHP Bukit Punggur dari Kota Bandar
Lampung ................................................................................................. 19
4. Kondisi Kependudukan di Wilayah Administrasi Sekitar
KPHP Model Bukit Punggur ……........................................................... 26
5. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan di KPHP Model Bukit Punggur........ 28
6. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal KPHP Model Bukit Punggur... 39
7. Strategi Meningkatkan Strength (Kekuatan) dan Dengan Memanfaatkan
Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT ............................................ 40
8. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dan Dengan
Memanfaatkan Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT................... 41
9. Strategi Meningkatkan Strenght (Kekuatan) dan Dengan Memanfaatkan
Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT................................................. 42
10. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dan Dengan
Memanfaatkan Threat (Ancaman)Dalam Analisis SWOT......................... 43
11. Potensi HHBK pada Blok Pemanfaatan di KPHP Model Bukit Punggur ..... 45
12. Potensi HHK-HTI dan HHBK pada Register 42 Rebang dan
Giham Tahmi............................................................................................ 47
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Potensi Kayu pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur ................................. 22
2. Potensi HHBK pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur ............................... 24
3. Potensi Fauna pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur .............................. 24
4. Gentongan Sumber Air Panas Pilamasin pada KHL
Register 41 Saka .................................................................................... 25
5. Air Terjun Putri Malu pada KHL Register 24 Bukit Punggur .................... 25
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
1. Potensi HHBK pada Blok Pemanfaatan ................................................. 46
2. Potensi HHK-HTI Mangium pada KHP Reg. 42 Rebang ............ ……... 55
3. Potensi HHBK Getah Karet pada Reg. 42 Rebang dan Giham Tahmi … 55
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peta Wilayah KPHP Bukit Punggur
2. Peta Iklim KPHP Bukit Punggur
3. Peta Kemiringan Lereng KPHP Bukit Punggur
4. Peta Tanah KPHP Bukit Punggur
5. Peta Geologi KPHP Bukit Punggur
6. Peta Daerah Aliran Sungai KPHP Bukit Punggur
7. Peta Tata Hutan KPHP Bukit Punggur
8. Peta Wilayah Tertentu KPHP Bukit Punggur
9. Peta Aksesibilitas KPHP Bukit Punggur
10. Peta Penutupan Lahan KPHP Bukit Punggur
11. Peta Sebaran Potensi KPHP Bukit Punggur
12. Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
KPHP Bukit Punggur
13. Peta Penggunaan Lahan Peta KPHP Bukit Punggur
14. Hubungan Visi Misi dengan Rencana Kegiatan Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang KPHP Bukit Punggur
15. Rencana Kegiatan Strategis KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan wujud
kelembagaan kehutanan yang mantap sebagai salah satu komponen penting
dalam keberhasilan penyelenggaraan pembangunan kehutanan. Kelembagaan
kehutanan yang mantap tidak saja terwujud di tingkat pusat tetapi juga di seluruh
organisasi pemerintah sampai dengan tingkat tapak. Pembentukan kelembagaan
kehutanan di tingkat tapak merupakan wujud dari apa yang diamanatkan dalam
pasal 12 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan untuk
membentuk wilayah pengelolaan hutan pada berbagai tingkat pengelolaan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor PP. 6 Tahun 2007 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor PP. 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan serta Pemanfaatan Hutan, pemerintah
mengatur pembentukan wilayah pengelolaan di tingkat tapak yang selanjutnya
disebut dengan Kesatuan Pengelolaaan Hutan (KPH) yaitu merupakan wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola
secara efisien dan lestari. KPH sebagai kelembagaan di tingkat lapangan
berperan sebagai penyelenggara pengelolaan hutan di lapangan atau di tingkat
tapak yang harus menjamin bahwa pengelolaan hutan dilakukan secara lestari
sesuai dengan fungsinya.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Bukit Punggur
berlokasi di Kabupaten Way Kanan. KPHP Model Bukit Punggur ini telah
ditetapkan sebagai KPHP Model berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor SK.439/Menhut-lI/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Bukit Punggur
(Unit III) yang terletak di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung seluas
±41.126 Ha. SK Menteri Kehutanan tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan
Bupati Way Kanan Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 6 Maret 2013 tentang
Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan
Bukit Punggur (Unit III) pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way
Kanan.
KPHP Model Bukit Punggur adalah penting karena luasan hutannya
adalah 22% dari luasan tutupan hutan di Kabupaten Way Kanan. Selain itu, di
wilayah KPHP Model Bukit Punggur berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 1
Tulang Bawang yang fungsi ekologinya harus terus dipertahankan karena
berfungsi dalam pengairan atau penyediaan air bersih. Dalam prakteknya,
penyelenggaraan pengelolaan hutan pada tingkat tapak dilakukan oleh KPH
termasuk mengawasi kinerja pengelolaan hutan yang dilakukan oleh pemegang
izin. KPH menjadi pusat kendali pengelolaan sumberdaya hutan dan menata
kawasan hutan menjadi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai
izin dan/atau dikelola sendiri pemanfaatannya, melalui kegiatan yang
direncanakan dan dijalankan sendiri. Apabila peran KPH dapat dilakukan dengan
baik, maka KPH menjadi garis depan untuk mewujudkan harmonisasi
pemanfaatan hutan oleh berbagai pihak dalam kerangka pengelolaan hutan
lestari.
Di lapangan, KPH mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan kehutanan sehingga diperlukan rencana pengelolaan yang berisi
program prioritas menuju pengelolaan hutan yang lestari di wilayah KPHP Model
Bukit Punggur, serta menjadi acuan dalam menyusun rencana pengelolaan
jangka pendek dan rencana-rencana teknis lainnya. Oleh karena itu, dirasa
penting untuk menyusun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)
KPHP Bukit Punggur Tahun 2015 – 2024.
B. Tujuan Pengelolaan
Tujuan penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur adalah:
1. Menyediakan dokumen RPHJP KPHP Model Bukit Punggur yang realistis
dengan mempertimbangkan keberadaan perijinan, mempertimbangkan peran
KPHP Model Bukit Punggur dalam penyelamatan DAS Tulang Bawang dan
mempertimbangkan dinamika sosial serta kontribusi pembangunan wilayah
Kabupaten Way Kanan.
2. Menyusun desain, strategi dan arah tindak pengelolaan hutan lestari,
pengelolaan sosial dan pengelolaan usaha berbasis kerjasama dengan
masyarakat dan pemegang ijin.
Secara khusus, tujuan pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur adalah
mewujudkan rencana pengelolaan hutan yang menjadi acuan KPH dalam
pencapaian fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial secara optimal dan
berkelanjutan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 2
C. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai dari penyusunan RPHJP KPHP Model
Bukit Punggur Tahun 2015-2024 ini adalah :
1. Tersusunnya rencana pengelolaan hutan jangka panjang pada wilayah KPHP
Model Bukit Punggur tahun 2015-2024.
2. Terumuskannya visi, misi dan tujuan spesifik dalam pengembangan konsep
KPHP Model Bukit Punggur 10 tahun ke depan.
3. Peruntukan lahan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur sesuai fungsinya,
yaitu fungsi Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi (HP) melalui peningkatan
presentase penutupan vegetasi hutan serta peningkatan nilai Hasil Hutan
Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
4. Menguatnya kelembagaan masyarakat penggarap yang mampu
melaksanakan usaha ekonomi.
5. Meningkatnya pemanfaatan HHK, HHBK dan jasa lingkungan dalam
mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
6. Meningkatnya kerjasama parapihak dalam pengelolaan, perlindungan, dan
pengamanan hutan serta pemasaran hasil hutan.
D. Ruang Lingkup
Penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024
ditetapkan untuk jangka sepuluh tahun berdasarkan kajian aspek ekologi,
ekonomi dan sosial budaya dengan memperhatikan partisipasi, aspirasi, budaya
masyarakat dan rencana pembangunan daerah/wilayah. RPHJP ini menjadi
dasar bagi penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek yang selanjutnya
akan diwujudkan kembali dalam bentuk strategi pengelolaan yang memuat
program-program dan usulan kegiatan operasional. Ruang lingkup penyusunan
RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024, meliputi:
1. Pendahuluan, berisi: latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan
batasan pengertian.
2. Deskripsi Kawasan KPHP Model Bukit Punggur, yang terdiri dari: Risalah
wilayah KPH; Potensi wilayah KPH; Sosial budaya; Pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan; Posisi areal kerja dalam tata ruang wilayah dan
pembanguna daerah; serta Isu strategis, kendala dan permasalahan.
3. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, menguraikan tentang : Pernyataan visi;
Pernyataan misi; dan Pernyataan tujuan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 3
4. Analisis dan Proyeksi, meliputi: Analisa data dan informasi yg saat ini tersedia;
dan Proyeksi kondisi wilayah KPHP di masa datang.
5. Rencana Kegiatan Strategis selama Jangka Waktu Rencana Pengelolaan,
terdiri atas: Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan;
Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu; Pemberdayaan masyarakat;
Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan pada areal berijin; Rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin; Pembinaan
dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal berijin; Rencana
penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam; Rencana
penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin; Koordinasi
dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait; Rencana penyediaan dan
peningkatan kapasitas SDM; Penyediaan pendanaan; Pengembangan
database; Rencana rasionalisasi wilayah kelola; Review rencana
pengelolaan; dan Pengembangan investasi.
6. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian, memuat: bagaimana
pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara
internal oleh KPH dan eksternal terhadap KPH.
7. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan memuat: upaya pemantauan, evaluasi
dan pelaporan yang dilakukan KPH.
8. Penutup dan Lampiran meliputi: Lampiran matrik hubungan visi dan misi
dengan rencana pengelolaan hutan jangka panjang KPHP Model Bukit
Punggur; Lampiran rencana kegiatan dan sub kegiatan pengelolaan hutan
jangka panjang KPHP Model Bukit Punggur periode 2015– 2024; Peta-peta
yang terkait, yaitu: Peta Wilayah KPHP; Peta Penutupan Lahan; Peta DAS;
Peta Sebaran Potensi Wilayah KPHP; dan Peta Aksesibilitas; Peta Tata
Hutan berupa zona/blok/petak; Peta Penggunaan Lahan; Peta Keberadaan
Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan; Peta Tanah; Peta
Iklim; Peta Geologi; dan Peta Wilayah Tertentu.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 4
E. Batasan Pengertian 1. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
2. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk dipertahankan keberdayaannya sebagai hutan tetap.
3. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan, yang terdiri dari Hutan Produksi Terbatas (HPT),
Hutan Produksi Tetap (HP), dan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
(HPK).
4. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
5. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan
kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan
dan konservasi alam.
6. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat
dikelola secara efisien dan lestari.
7. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Model adalah wujud awal dari KPH
yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual
orgasnisasi KPH di tingkat tapak.
8. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL adalah
KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan
Hutan Lindung.
9. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah
KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan
Hutan Produksi.
10. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,
mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe
ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara
lestari.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 5
11. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan Pengelolaan
Hutan yang disusun oleh Kepala KPH, berdasarkan hasil tata hutan dan
rencana kehutanan, dengan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai
budaya masyarakat serta kondisi lingkungan, memuat semua aspek
pengelolaan dalam kurun jangka panjang dan jangka pendek.
12. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL atau KPHP yang
selanjutnya disebut RPHJP KPHL atau KPHP adalah rencana pengelolaan
hutan untuk seluruh wilayah kerja KPHL atau KPHP dalam kurun waktu 10
(sepuluh) tahun.
13. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL atau KPHP adalah
rencana pengelolaan hutan untuk kegiatan KPHL atau KPHP dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun.
14. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPHL dan
KPHP yang merupakan bagian dari wilayah KPHL dan KPHP yang dipimpin
oleh Kepala Resort KPHL dan KPHP dan bertanggung jawab kepada Kepala
KPHL dan KPHP.
15. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah bagian dari
wilayah KPHL dan KPHP yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengelolaan.
16. Blok Pemanfaatan adalah blok yang difungsikan sebagai areal yang
direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuaidengan ketentuan
peraturan perundang-undangan pemanfatan hutan pada kawasan hutan
yang berfungsi Hutan Lindung (HL). 17. Blok Inti adalah blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan
perlindungan lainnya serta sulit untuk dimanfaatkan. 18. Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (HHK-HT) adalah
blok yang telah ada ijin pemanfaatan HHK-HT dan yang akan difungsikan
sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan HHK-HT sesuai
dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan.
19. Blok Pemberdayaan Masyarakat adalah blok yang telah ada upaya
pemberdayaan masyarakat (a.l: Hutan Kemasyarakatan/HKm, Hutan
Desa/HD, Hutan Tanaman Rakyat/HTR) dan yang akan difungsikan sebagai
areal yang direncanakan untuk upaya pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 6
20. Wilayah Tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan pemanfaatannya berada di
luar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
21. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit
usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan
silvikultur yang sama.
22. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di
bidang kehutanan.
23. Kepala KPH adalah pimpinan, pemegang kewenangan dan penanggung
jawab pengelolaan hutan dalam wilayah yang dikelolanya.
24. Visi adalah pernyataan tentang pandangan jauh ke depan mengenai usaha
atau bisnis yang akan dimulai, apa saja tujuannya dan apa yang akan
dicapai ke depannya nanti.
25. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha
untuk mewujudkan visi.
26. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi.
27. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan. 28. Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah
salah satu metode analisa yang didasarkan pada kajian tehadap lingkungan
internal yaitu aspek kekuatan (strength), dan kelemahan (weaknesses), serta
terhadap lingkungan eksternal yaitu aspek peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) untuk pengambilan keputusan.
29. Strengths (kekuatan) adalah kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi yang merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi itu
sendiri.
30. Weakness (kelemahan) adalah kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi yang merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi itu
sendiri.
31. Opportunities (peluang) adalah kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi dari luar organisasi itu sendiri.
32. Threats (ancaman) adalah kondisi yang mengancam dari luar yang dapat
mengganggu organisasi itu sendiri.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 7
33. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan suatu alat yang berisi
kerangka dasar bagi upaya pengalokasian ruang berdasarkan fungsi,
struktur dan hirarki ruang, serta sebagai pengendalian pemanfaatan ruang.
34. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan
adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
35. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh
sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat
ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.
36. Penggunaan kawasan hutan adalah penggunaan atas sebagian kawasan
hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa
mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan.
37. Inventarisasi hutan pada wilayah KPHP adalah rangkaian kegiatan
pengumpulan data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya
hutan dan lingkungan secara lengkap.
38. Penutupan vegetasi adalah kondisi permukaan bumi yang menggambarkan
kenampakan penutupan lahan dan vegetasi.
39. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas jabatannya secara profesional, efektif dan efisien.
40. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga
kehidupan tetap terjaga.
41. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan
kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai peruntukannya.
42. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kerusakan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh
manusia, ternak, kebakaran, hama dan penyakit.
43. Pemanfaatan Jasa Lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan
potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi
fungsi utamanya.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 8
44. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan
mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan
dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
45. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah kegiatan untuk
memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan
tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
46. Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri
kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku
industri hasil hutan.
47. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat HKm adalah hutan
negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan
masyarakat.
48. Pemanfaatan Ekowisata adalah salah satu kegiatan parawisata yang
berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam,
aspek pemberdayaan ekonomi sosial budaya masyarakat lokal serta aspek
pembelajaran dan pendidikan.
49. Pemberdayaan Masyarakat adalah proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri dengan berpartisipasi secara
aktif.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 9
II. DESKRIPSI KAWASAN
A. Risalah Wilayah KPHP Model Bukit Punggur 1. Letak
Wilayah KPHP Model Bukit Punggur secara administratif terletak di
6 kecamatan yaitu: Kecamatan Banjit, Kecamatan Kasui, Kecamatan Rebang
Tangkas, Kecamatan Negeri Agung, Kecamatan Blambangan Umpu dan
Kecamatan Way Tuba.
KPHP Model Bukit Punggur mengelola 2 (dua) Kawasan Hutan Produksi
(KHP) yaitu: 1) KHP Rebang Register 42 yang terletak di Kecamatan
Blambangan Umpu dan Kecamatan Negeri Agung, pada koordinat
04° 24’ 11,36” - 04° 35’ 16,21” LS dan 105° 31’ 58,30” - 104° 37’ 25,90” BT dan
2) KHP Giham Tahmi yang terletak di Kecamatan Blambangan Umpu,
Kecamatan Rebang Tangkas dan Kecamatan Way Tuba; pada koordinat
04° 26’ 00” - 04° 38’ 30” LS dan 104° 19’ 30” - 104° 28’ 45” BT. Selain itu,
KPHP Model Bukit Punggur juga mengelola 2 (dua) Kawasan Hutan Lindung
(KHL) yaitu: 1) KHL Bukit Punggur Register 24 yang terletak di Kecamatan
Banjit, Kecamatan Kasui dan Kecamatan Rebang Tangkas, pada koordinat
04° 42’ 25,95” - 04° 57’ 09,72” LS dan 104° 19’ 07,00” - 104° 32’ 34,00” BT dan
2) KHL Saka Register 41 yang terletak di Kecamatan Blambangan Umpu dan
Kecamatan Rebang Tangkas, pada koordinat 04° 31’ 37,03” - 4° 35’ 12,16” LS
dan 104° 20’ 00,00” - 104° 22’ 16,02” BT.
2. Luas
Luas KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan Nomor SK.256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus
2000 adalah ± 47.755,25 ha, meliputi: KHP Rebang Register 42, KHP Giham
Tahmi, KHL Bukit Punggur Register 24 dan KHL Saka Register 41, dengan
rincian sebagaimana Tabel 1.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 10
Tabel 1. Luas KHP dan KHL yang Dikelola KPHP Model Bukit Punggur (Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor SK.256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000)
No. KHP/KHL/Register Luas (Ha)
1. KHP Rebang / Register 42 13.151,50
2 KHP Giham Tahmi / Non Register 12.655,95
3. KHL Bukit Punggur / Register 24 20.831,00
4. KHL Saka / Register 41 1.116,80
Jumlah Total 47.755,25 Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan, 2013
Sedangkan luas KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 439/Menhut-II/2012 tanggal
9 Agustus 2012 adalah ± 41.126 Ha, terdiri dari Hutan Lindung (HL) seluas
±19.131 Ha dan Hutan Produksi (HP) seluas ±21.995 Ha.
Namun, dari hasil analisis spasial dari BPKH Wilayah II Palembang luas
KPHP Model Bukit Punggur adalah ±45.075,34 Ha, yang kemudian dijadikan
sebagai dasar penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun
2015-2024.
Perbedaan luas ini terjadi karena perbedaan batas administrasi yang
digunakan pada saat penetapan wilayah KPHP Model Bukit Punggur dengan
batas administrasi yang digunakan oleh BPKH Wilayah II Palembang pada
saat analisis data parsial.
3. Batas Wilayah KPHP Model Bukit Punggur
Batas-batas wilayah KPHP Model Bukit Punggur adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Oku Timur, Provinsi Sumatera
Selatan
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi
Lampung
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Oku Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Provinsi
Lampung
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 11
Informasi mengenai letak, luas dan batas wilayah KPHP Model Bukit
Punggur lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Peta Wilayah KPHP Model
Bukit Punggur.
4. Pembagian Blok Pembagian blok di KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan tata hutan
yang dilaksanakan oleh BPKH Wilayah II Palembang, disesuaikan dengan
fungsi kawasan, bisofisik, potensi sumber daya alam, keberadaan izin
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan.
a. Fungsi Kawasan Wilayah KPHP Model Bukit Punggur meliputi 2 (dua) KHP yaitu: KHP
Rebang Register 42 dan KHP Giham Tahmi. Selain itu, KPHP Model Bukit
Punggur juga terdiri 2 (dua) KHL, yaitu: KHL Bukit Punggur Register 24 dan
KHL Saka Register 4.
Wilayah KPHP Model Bukit Punggur dibagi ke dalam 3 (tiga) Resort
Pengelolaan Hutan (RPH) berdasarkan register, wilayah berizin, dan wilayah
administrasi yang merupakan suatu kesatuan unit yang utuh, yaitu:
1) RPH 1: Register 24 Bukit Punggur yang merupakan wilayah HL (terdapat
10 Gapoktan pemegang izin pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan/
IUP-HKm)
2) RPH 2: Register 42 Rebang yang merupakan wilayah HP, izin
PT. Inhutani V Unit Lampung
3) RPH 3: Register 41 Saka yang merupakan wilayah HL dan Register
Giham Tahmi yang merupakan wilayah HP, izin PT. Alindo Embryo Agro.
b. Biofisik
Iklim di wilayah Model KPHP Bukit Punggur berdasarkan klasifikasi
Schmidt dan Ferguson, kelompok KHL Register 41 Saka dan kelompok KHP
Giham Tahmi serta kelompok KHP Register 42 Rebang termasuk dalam
katagori iklim type B dengan jumlah rata-rata curah hujan
2.000 – 2.500 mm/tahun dengan temperatur rata-rata 35˚ C. Untuk kelompok
KHL Register 24 Bukit Punggur termasuk dalam katagori iklim type B dengan
jumlah rata-rata curah hujan 3.500 – 4.000 mm/tahun dengan temperatur
rata-rata 30˚ C.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 12
Wilayah KPHP Model Bukit Punggur secara umum dikelompokkan
ke dalam bentuk wilayah: 1) Datar sampai bergelombang dengan kemiringan
lereng 0-15%, mencakup luasan kurang lebih 73,9%; 2) Bergelombang
sampai berbukit dengan kemiringan lereng 15-25%, memiliki sebaran kurang
lebih 20,2%; dan 3) Berbukit sampai bergunung dengan kemiringan lereng
25 – >40%, memiliki sebaran kurang lebih 5,9%.
Ketinggian lereng-lereng curam atau terjal bervariasi
450 - 1.700 meter dari permukaan laut dan untuk datar sampai
bergelombang dengan ketinggian bervariasi 85 – 450 meter dari permukaan
laut.
Di dalam dan sekitar kawasan KPHP Model Bukit Punggur terdapat
sungai-sungai, diantaranya berada di KHL Register 41 Saka, yakni: Way
Pilaliut, Way Tebeng, Way Pilamasin dan Way Giham, serta beberapa
sungai kecil lainnya. Sungai-sungai yang berada di KHP Giham Tahmi
adalah Way Pilaliut, Way tebeng, Way Pilamasin dan Way Giham serta
beberapa sungai-sungai kecil lainnya. Sungai-sungai yang berada di
KHP Register 42 Rebang adalah Way Umpu, Way Pilaliut, Way Tebeng,
Way Pilamasin dan Way Giham serta beberapa sungai-sungai kecil
lainnya. Sungai-sungai yang berada di bagian utara KHL Register 24 Bukit
Punggur adalah anak/anak cabang sungai Way Tahmi, seperti: Way Nang
Hui, Way Kiri, Way Kasui, Way Tangkas, Way Damar Bandung, Way Tahmi
Lumut, Way Tahmi Renik, Way Cahya Negri dan beberapa sungai-sungai
kecil lainnya. Di bagian selatan, terdapat anak/anak cabang sangai Way
Umpu diantaranya: Way Menanga Siamang, Way Ketapang, Way Rebang,
Way Benatan, Way Basungan, Way Batu Api Ulu, Way Batu Api Ilir, Way
Cangkah Kanan, Way Gambir, Way Menangan Jaya, Way Pakuan serta
sungai-sungai kecil lainnya. Selain itu, juga terdapat anak/anak cabang
sungai Way Besai diantaranya: Way Neki dan Way Nanasan serta
beberapa sungai-sungai kecil lainnya.
Jenis tanah yang dominan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur
berdasarkan Peta Ikhtisar Geologi Sumatera Bagian Selatan skala
1:1.000.000 Tahun 1970 dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor dan Peta
Tanah Eksplorasi Sumatera Bagian Selatan Skala 1:1.000.000 tahun 1964
dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor, susunan geologi KHL Register 41
Saka termasuk dalam batuan beku tersier bahan andesit tua dengan
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 13
breaksi dan tufa serta propisit andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan
ini termasuk ke dalam jenis tanah latosol merah kuning dengan bahan
induk komplek tufa dan batuan kukuh intermedier.
Susunan geologi KHP Giham Tahmi termasuk dalam batuan beku
tersier bahan andesit tua dengan breaksi dan tufa serta propisit
andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan ini termasuk ke dalam jenis
tanah latosol merah kuning dengan bahan induk komplek tufa dan batuan
kukuh intermedier.
Susunan geologi KHP Register 42 Rebang termasuk dalam
batuan beku tersier bahan andesit tua dengan breaksi dan tufa serta
propisit andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan ini termasuk ke
dalam jenis tanah podsolik coklat kekuningan dan podsolik merah
kekuningan dengan bahan induk sedimen tufa masam serta podsolik coklat
dengan bahan induk sedimen masam.
Sedangkan susunan geologi KHL Register 24 Bukit Punggur
termasuk dalam batuan beku tersier bahan andesit tua dengan breaksi
dan tufa serta propisit andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan ini
termasuk ke dalam jenis tanah latosol merah kuning dengan bahan induk
komplek tufa dan batuan kukuh intermedier.
Informasi mengenai kondisi biofisik KPHP Model Bukit Punggur
dapat dilihat pada Lampiran 2. Peta Iklim KPHP Model Bukit Punggur,
Lampiran 3. Peta Kemiringan Lereng KPHP Model Bukit Punggur,
Lampiran 4. Peta Tanah KPHP Model Bukit Punggur, Lampiran 5. Peta
Geologi KPHP Model Bukit Punggur dan Lampiran 6. Peta Daerah Aliran
Sungai KPHP Model Bukit Punggur.
c. Potensi Sumberdaya Alam
Wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur yang meliputi 2 (dua)
KHP, yaitu: KHP Rebang Register 42 dan KHP Giham Tahmi dan 2 (dua)
KHL, yaitu: KHL Bukit Punggur Register 24 dan KHL Saka Register 41,
memiliki potensi sumber daya alam yang cukup tinggi. Secara umum, dapat
dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu: potensi kayu, non kayu, serta potensi
jasa lingkungan dan wisata alam. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil
survei inventarisasi hutan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur, bahwa di
lokasi tersebut secara umum masih berhutan dengan kerapatan sedang
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 14
sampai rapat dan cukup merata serta menunjukan potensi yang cukup
baik/tinggi, dimana potensi di areal yang disurvei tersebut diperoleh jumlah
batang sebanyak 67,22 batang/ha dan volume sebesar 50,85m³/ha (jumlah
batang dan volume seluruh jenis pohon mulai dari diameter 20 cm up). Pada
KHP Rebang Register 42, potensi kayu terdiri dari karet (Hevea brasiliensis)
dan mangium (Acacia mangium) yang berada di areal IUPHHK-HTI PT.
Inhutani V Unit Lampung.
Saat ini, KPHP Model Bukit Punggur telah berupaya mendorong dan
memfasilitasi PT. Inhutani V Unit Lampung untuk bekerjasama dalam
kemitraan pengelolaan kawasan KHP Rebang Register 42 dengan
masyarakat, koperasi dan pihak lain. KHP Giham Tahmi terdapat potensi
tanaman hasil kegiatan GNRHL Tahun 2003 seluas 1.300 Ha, Tahun
2004 seluas 2.000 Ha dan Tahun 2007 seluas 500 Ha dengan jenis
tanaman mangium dan karet yang dikelola dan dilaksanakan melalui
Kelompok Tani Kampung Gunung Sangkaran, Kecamatan Blambangan
Umpu.
Di KHL Bukit Punggur Register 24 terdapat potensi tanaman yang
didominasi oleh jenis marawan (Hopea mangarawan), Medang
(Litsea firmaho), tenam (Shorea platicloda V.Sb), cempaka
(Beilschilda sp.), benda (Arthocaprus sp.), bungur (Lagerstroemia spp.)
puspa (Schima spp.), rasamala (Altingia excelsa), rotan (Calamus sp.),
anggrek hutan dan paku-pakuan.
Di KHL Saka Register 41 terdapat potensi tanaman marawan
(Hopea mangarawan), medang (Litsea firmaho), tenam
(Shorea platicloda V.Sb), benda (Arthocaprus sp.), bungur
(Lagerstroemia spp.), rasamala (Altingia excelsa), paku-pakuan dan
semak belukar antara lain kirinyuh (Eupathorium pubescens), harendong
(Melastoma malabathricum), kiara (Fiscus sp.), alang-alang
(Impratacylindrica), dan siliara (Lantana camara).
Selain potensi kayu, terdapat juga potensi non kayu yaitu lebah
madu, biji kopi, bambu, getah karet, buah-buahan, serai wangi, jahe, gula
aren dan lain-lain.
Sedangkan potensi jasa lingkungan dan wisata alam terdapat pada
areal KPHP Model Bukit Punggur memiliki potensi keindahan dan panorama
alam yang potensial untuk dikembangkan. Sejumlah lokasi eksotis yang
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 15
sangat menarik, antara lain: air terjun Putri Malu di KHL Bukit Punggur
Register 24, sumber air panas/belerang Vilamasin di KHL Saka, arung jeram
Sungai Way Umpu, Way Besai di KHL Bukit Punggur Register 24 dan Way
Tahmi di KHP Giham Tahmi, dan wisata buah durian di KHL Bukit Punggur
Register 24 serta potensi air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan sumber air mineral.
d. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar
Penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model Bukit
Punggur sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani termasuk
sub sektor perikanan dan peternakan. Pertanian lahan kering didominasi
oleh jenis tanaman karet, pala, singkong dan berapa jenis tanaman lainnya.
Etnis penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model Bukit Punggur
bervariasi meliputi suku Lampung, Jawa, Bali, Sunda, Semendo, dan Ogan.
e. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan
Pada RPH 1 di Register 24 Bukit Punggur terdapat 10 (sepuluh)
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang
telah memiliki izin. Tanaman yang dibudidayakan oleh kelompok tani tersebut adalah
karet dan kebun campuran yaitu kopi dan tanaman MPTS, yaitu buah
buahan diantaranya: durian, petai, jengkol, kemiri, cempedak, nangka,
pinang dan aren, serta kayu-kayuan lainnya sebagai naungan tanaman kopi.
Pada RPH 2 di Register 42 Rebang terdapat perusahaan pemegang
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri
(IUPHHK-HTI), yaitu PT. Inhutani V Unit Lampung yang memperoleh
kepastian pengelolaan areal kerja di wilayah KPHP Model Bukit Punggur
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 398/Kpts-II/1996
tanggal 31 Juli 1996 jo. Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan
Perkebunan No. SK. 144/Kpts-II/1999 tanggal 19 Maret 1999 untuk areal
seluas 12.727 Ha.Tanaman yang diusahakan PT. Inhutani V Unit Lampung
meliputi tanaman pokok yang terdiri atas mangium (Acacia mangium) dan
karet (Hevea brasiliensis).
Pada RPH 3 di KHP Giham Tahmi, terdapat perusahaan pemegang
IUPHHK-HTI, yaitu PT. Alindo Embryo Agro yang memperoleh IUPHHK-HTI
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 16
pada KHP Giham Tahmi sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK. 603/Menhut-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 seluas 6.925 Ha. Tanaman
yang diusahakan PT. Alindo Embryo Agro meliputi tanaman pokok jenis karet
(Hevea brasiliensis). Namun, saat ini PT. Alindo Embryo Agro tidak ada
aktivitas lagi karena adanya konflik dengan masyarakat pengggarap KHP
Giham Tahmi.
Sedangkan pada KHL Register 41 Bukit Saka sampai dengan saat
ini tidak ada izin pemanfaatan kawasan hutan yang diberikan.
f. Penggunaan Kawasan Hutan
Pada KPHP Model Bukit Punggur terdapat penggunaan kawasan
hutan untuk kepentingan pembangunan non kehutanan yaitu :
1. Pembangunan Bendungan Saluran Suplesi oleh Balai Besar Way
Sekampung – Mesuji yang dilaksanakan PT. Adikarya seluas 5 ha di Way
Besai RPH 1 KHL Bukit Punggur Register 24.
2. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA) –
Besai 2 seluas 35 ha di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.
3. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.
Dengan mempertimbangkan fungsi kawasan, bisofisik, potensi sumber
daya alam, keberadaan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan yang telah diuraikan di atas, hasil tata hutan yang telah dilaksanakan
BPKH Wilayah II Palembang membagi wilayah KPHP Model Bukit Punggur
menjadi 4 blok, yaitu: a) Blok HP Pemanfaatan seluas ±19.863,23 ha, b) Blok
HP Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, c) Blok HL Inti seluas ±6.100,19 ha
dan d) Blok HL Pemanfaatan seluas ±16.478,80 ha. Wilayah Tertentu KPHP
Model Bukit Punggur seluas ±7.277,91 ha yang berada pada Blok HP
Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, dan pada Blok HL Pemanfaatan seluas
±4.644,77 ha. Pembagian blok di KPHP Model Bukit Punggur secara rinci
sebagaimana Tabel 2.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 17
Tabel 2. Pembagian Blok KPHP Model Bukit Punggur
No. Fungsi
Kawasan Hutan
Blok (Zonasi)
Jumlah Petak
Luas (Ha) Keterangan
1. KHP Rebang Register 42
HP Pemanfaatan HHK-HT
14 12.892,27 Areal IUPHHK-HT PT. Inhutani V
2. KHP Giham Tahmi
HP Pemanfaatan HHK-HT
6.970,95 Areal IUPHHK-HT PT. Alindo Embrio Agro
HP Pemberdayaan
26 2.633,14 Wilayah Tertentu
3. KHL Saka Register 41
HL Pemanfaatan 5 1.099,58 Wilayah Tertentu
4. KHL Bukit Punggur Register 24
HL Inti 20 6.100,19 HL Pemanfaatan 38 11.834,03 Areal HKm HL Pemanfaatan 12 3.545,19 Wilayah Tertentu
J u m l a h 115 45.075,34
Informasi mengenai pembagian blok KPHP Model Bukit Punggur lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Peta Tata Hutan KPHP Model Bukit
Punggur (Lembar 1 dan 2). Sedangkan informasi mengenai wilayah tertentu
selengkapnya sebagaimana Lampiran 8. Peta Wilayah Tertentu KPHP Model
Bukit Punggur.
5. Aksesibilitas Kawasan
Wilayah KPHP Model Bukit Punggur dapat dicapai dari Kota Bandar
Lampung ke Kantor KPHP Bukit Punggur di Blambangan Umpu menggunakan
jalur darat sejauh ± 210 Km yang ditempuh selama ±5 jam. Perjalanan dari
Kota Bandar menuju Bandar Jaya berjarak ±55 Km. Perjalanan dilanjutkan
menuju Kota Bumi, Kabupaten Lampung Utara dengan jarak tempuh ±61 Km.
Dari Kota Bumi dilanjutkan menuju Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan
dengan jarak tempuh ±94 km. Dari Kantor KPHP Model Bukit Punggur menuju
wilayah izin PT. Inhutani V Register 42 KHP Rebang sejauh ±30 Km, menuju
KHP Giham Tahmi sejauh ±8 km, menuju Register 41 KHL Saka sejauh
±45 Km dan menuju Register 24 KHL Bukit Punggur sejauh ±65 Km. Informasi
aksesibilitas menuju ke Kantor KPHP Bukit Punggur disajikan pada Tabel 3.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 18
Tabel 3. Aksesibilitas Menuju KPHP Model Bukit Punggur dari Kota Bandar Lampung
No Rute Jarak (Km) Jenis Sarana Perhubungan Waktu
Tempuh 1 Bandar Lampung – Bandar Jaya 55 Bus Umum/Mobil 2 Jam
2 Bandar Jaya – Kota Bumi 61 Bus Umum/Mobil 1 Jam
3 Kota Bumi - Blambangan Umpu 94 Mobil/Angkutan Lokal 1,5 Jam
4 Blambangan Umpu – Kantor KPHP Bukit Punggur 25 Mobil/Bus Umum/Angkutan Lokal 30 Menit
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan, 2013
Sarana transportasi di sekitar KPHP Model Bukit Punggur sudah cukup
memadai, sebagian besar jalan-jalan yang menghubungkan kawasan hutan
pada KPHP Model Bukit Punggur tersebut berupa jalan aspal dan tanah padat
yang lebar dan dapat dilalui oleh berbagai kendaraan darat seperti truk, mobil,
sepeda motor, sepeda dan gerobak.
Informasi mengenai aksesibilitas KPHP Model Bukit Punggur lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Peta Aksesibilitas KPHP Model Bukit
Punggur.
6. Sejarah Wilayah KPHP Model Bukit Punggur
Penunjukan KHL Register 24 Bukit Punggur, KHL Register 41 Saka,
KHP Register 42 Rebang dan KHP Giham Tahmi berdasarkan pada Besluit
Resident Lampung Distrik Nomor 307 tanggal 31 Maret 1941; Besluit
Resident Lampung Distrik Nomor 32 tanggal 19 Januari 1938; Besluit
Resident Lampung Distrik Nomor 645 tanggal 10 Oktober 1939 dan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 67/Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991
tentang Tata Guna Hutan Kesepakatan Propinsi Dati I Lampung serta
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus
2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Propinsi
Lampung seluas ± 1.004.735 Ha.
Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP Provinsi Lampung didasarkan
atas Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.68/Menhut-II/2010 tanggal
28 Januari 2010 dengan luas ±518.913 ha yang terdiri dari 9 unit Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) seluas ± 277.690 ha dan 7 unit Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) seluas ±241.223 ha, termasuk di
dalamnya KPHP Model Bukit Punggur.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 19
Penetapan KPHP Model Bukit Punggur sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.439/Menhut-II/2012 tanggal
9 Agustus 2012 tentang Penetapan Wilayah KPHP Model Bukit Punggur
(Unit III) yang terletak di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung dengan
luas ±41.126 ha. Pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur berada pada UPT
KPH Bukit Punggur sesuai Peraturan Bupati Way Kanan Nomor 12 Tahun 2013
tanggal 6 Maret 2013 tentang Pembentukan, Organisasi UPT KPH Bukit
Punggur (Unit III) pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way
Kanan.
Namun, dari hasil analisis data parsial dari BPKH Wilayah II
Palembang luas KPHP Model Bukit Punggur seluas ±45.075 ha. Perbedaan
luas ini terjadi karena perbedaan batas administrasi yang digunakan pada saat
penetapan wilayah KPHP Model Bukit Punggur dengan batas administrasi yang
digunakan oleh BPKH Wilayah II Palembang pada saat analisis data parsial.
B. Potensi Wilayah KPHP Model Bukit Punggur
1. Penutupan Vegetasi
a. KHL Register 24 Bukit Punggur
Sebagian besar arealnya telah KHL Register 24 Bukit Punggur
dirambah oleh masyarakat peladang maupun masyarakat sekitar hutan
sejak puluhan tahun yang lalu. Meskipun areal tersebut sudah dinyatakan
kosong dari perambah pada tahuin 1991 – 1995 dengan Program
Transmigrasi. Namun, pada era reformasi ini masyarakat kembali
menduduki, mengolah atau memanfaatkan hutan sebelum adanya izin
resmi dari instansi terkait, apalagi setelah masyarakat di dalam atau
sekitar hutan mendengar peraturan dari pemerintah yaitu Keputusan
Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677 Tahun 1998 tentang
Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang merasa bahwa diperbolehkan
kembali untuk menggarap areal kawasan hutan tersebut. Sehingga
pembukaan areal hutan untuk menanam tanaman perkebunan, tanaman
pertanian dan bahkan membuat gubuk/pemukiman untuk kepentingan
tempat tinggal sementara sudah nampak terlihat. Pada areal yang masih
berhutan, jenis-jenis tumbuhan didominasi oleh jenis marawan
(Hopea mangarawan), medang (Litsea firmaho), tenam
(Shorea platicloda V.Sb.) cempaka (Beilschilda sp.), benda
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 20
(Arthocaprus sp.), bungur (Lagerstroemia spp.), puspa (Schima spp.),
rasamala (Altingia excelsa), rotan (Calamus sp.), anggrek hutan dan
paku-pakuan.
b. KHL Register 41 Saka
KHL Register 41 Saka telah terokupasi, hal ini terlihat dilapangan
bahwa kondisi kawasan yang sebagian besar berupa belukar,
perladangan, kebun kopi, tegalan yang kesemuanya masih tetap
digarap oleh penduduk setempat. Pada areal yang masih berhutan jenis-
jenis tumbuhan terdiri dari marawan (Hopea mangarawan), medang
(Litsea firmaho), tenam (Shorea platicloda V.Sb.), benda (Arthocaprus
sp.), bungur (Lagerstroemia spp.), rasamala (Altingia excelsa), paku-
pakuan dan semak belukar antara lain kirinyuh (Eupathorium
pubescens), harendong (Melastoma malabathricum), kiara (Fiscus sp.),
alang-alang (Impratacylindrica), siliara (Lantana camara).
c. KHP Register 42 Rebang
Pada saat ini, KHP Register 42 Rebang dikelola oleh
PT. Inhutani V Unit Lampung, namun kenyataan di lapangan sedikit sekali
ditemui hutan tanaman, lebih banyak dijumpai tanaman karet, singkong dan
sawit. Saat ini, PT. Inhutani V Unit Lampung yang telah menerapkan pola
kemitraan dalam rangka merangkul masyarakat penggarap areal izin
PT. Inhutani V Unit Lampung.
d. KHP Giham Tahmi
Kondisi lahan KHP Giham Tahmi sebagian besar berupa tanah
kosong dan vegetasi padang alang-alang serta semak belukar. Terdapat
tanaman rehabilitasi lahan melalui Proyek GNRHL Tahun 2003 seluas
1.300 Ha, Tahun 2004 seluas 2.000 Ha dan Tahun 2007 seluas 500 Ha
dengan jenis tanaman Akasia mangium yang dikelola dan dilaksanakan
melalui Kelompok Tani Kampung Gunung Sangkaran Kecamatan
Blambangan Umpu.
Informasi mengenai penutupan vegetasi KPHP Model Bukit Punggur
lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Peta Penutupan Lahan KPHP
Model Bukit Punggur.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 21
2. Potensi Kayu Berdasarkan hasil inventarisasi potensi sumber daya hutan oleh
BPKH Wilayah II Palembang pada tahun 2013, diketahui potensi kayu di
wilayah KPHP Model Bukit Punggur, dengan jumlah jenis kayu yang ada
sebanyak 51 jenis, yang dapat dikelompokkan berdasarkan kelas komersil,
sebagai berikut:
a. Kelas Komersil Satu, terdapat 2 jenis yaitu: medang dan cempaka dengan
jumlah batang 8,44 batang/ha dan volume sebesar 8,1 m³/ha.
b. Kelas Komersil Dua, terdapat 3 jenis yaitu: meranti, menggris dan mentru
dengan jumlah batang 10,11 batang/ha dan volume sebesar 7,93 m³/ha.
c. Kelas Komersil Tiga, terdapat kayu pasang dan kayu lainnya dengan jumlah
batang 7,56 batang/ha dengan volume sebesar 5,76 m³/ha.
Gambar 1. Potensi Kayu pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur
Potensi kayu pada tingkatan pemudaan adalah sebagai berikut :
a. Tingkat semai (seedling) terdapat 34 jenis, jumlah batang seluruh jenis
391 batang atau 8.647 batang/ha yang didominasi oleh jenis meranti dengan
jumlah 1.156 batang/ha atau 13,30 %, pasang dengan jumlah 911 batang/ha
atau 10,49%, medang dengan jumlah 956 batang/ha atau 11,00%, kongkil
dengan jumlah 511 batang/ha atau 5,88 %, menggris dengan jumlah
378 batang/ha atau 4,35% dan serian dengan jumlah 444 batang/ha atau
5,12%.
b. Tingkat pancang (sapling) terdapat 40 jenis, jumlah batang seluruh jenis
442 batang atau sebanyak 2.443,34 batang/ha yang didominasi oleh jenis
meranti dengan jumlah 254 batang/ha atau 10,41%, pasang dengan jumlah
221 batang/ha atau 9,05%, medang dengan jumlah 171 batang/ha atau
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 22
7,01%, menggris dengan jumlah 138 batang/ha atau 5,66%, kongkil dengan
jumlah 100 batang/ha atau 4,07 % dan Tutup dengan jumlah 100 batang/ha
atau 4,07%.
c. Tingkat tiang (poles) terdapat 54 jenis, jumlah batang seluruh jenis
520 batang atau sebanyak 460 batang/ha yang didominasi oleh jenis akasia
dengan jumlah 53,98 batang/ha atau 11,73%, pasang dengan jumlah
47,79 batang/ha atau 10,38 %, medang dengan jumlah 48,67 batang/ha atau
10,58%, meranti dengan jumlah 28,32 batang/ha atau 6,15%, petaian
dengan jumlah 23,01 batang/ha atau 5,00% dan iwil-iwil dengan jumlah
5,31 batang/ha atau 1,15%.
3. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Belum ada survey khusus tentang potensi hasil hutan bukan kayu
dalam wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur, akan tetapi sebagai
gambaran dipakai data potensi dari 10 gapoktan HKm yang mengelola luas
areal ±11.683 ha. Hasil rerata per hektar dari masing-masing jenis tanaman
yang ada pada kedua areal gapoktan yaitu:.
a. Jenis Tanaman Penghasil buah 1 Kopi 19.822.000 Batang
2 Kakao 91.560 Batang
3 Cengkeh 13.920 Batang
4 Alpukat 7.580 Batang
5 Mangga 6.230 Batang
6 Jengkol 7.550 Batang
7 Durian 4.120 Batang
8 Petai 6.090 Batang
b. Jenis Tanaman Penghasil getah 1 Karet 1.831.500 Batang
c. Jenis Tanaman Penghasil kayu 1 Mahoni 5.000 Batang
2 Cempaka 2.000 Batang
3 Mindri 800 Batang
4 Jati 8.000 Batang
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 23
Gambar 2. Potensi HHBK pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur
4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka Belum ada data yang pasti mengenai jumlah flora dan fauna, tetapi di
dalam wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur terdapat jenis flora yang
didominasi oleh jenis kayu-kayuan dan terdapat beberapa jenis anggrek.
Sedangkan fauna, belum diketahui jumlah yang pasti tetapi ada beberapa jenis.
Berdasarkan informasi masyarakat sekitar, terdapat beberapa jenis fauna
dalam kawasan hutan KPHP Model Bukit Punggur yaitu jenis siamang
(Symphalangus syndactylus), monyet (Presbytis melalopus), ular (Phyton sp.),
burung elang (Heliastur sp.), burung beo (Gracula), rusa sambar
(Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau
(Panthera tigris sumatrae), macan akar (Felis bengalensis), beruang madu
(Helarctos malayanus), tapir (Tapiorus indicus), dan trenggiling
(Manis javanica).
Gambar 3. Potensi Fauna pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 24
5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Wilayah KPHP Model Bukit Punggur mempunyai Iklim tipe B
berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951). Data Badan Meteorologi
dan Geofikasi Provinsi Lampung Tahun 2013 mengenai curah hujan wilayah
KPHP Model Bukit Punggur menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan tahunan
berkisar sebesar 2.000–4.000mm/tahun. Curah hujan terendah terjadi pada
bulan September (2.000 mm) dan tertinggi pada bulan Januari
(3.500-4.000 mm).
Keadaan iklim tersebut sangat mendukung dikembangkannya potensi
lainnya, seperti jasa lingkungan dan wisata alam. Potensi jasa lingkungan dan
wisata alam terdapat pada KHL Register 24 Bukit Punggur yaitu Air Terjun
Putri Malu dan Arung Jeram Way Besai, serta Gentongan Sumber Air Panas
Pilamasin di KHL Register 41 Saka dan Arung Jeram Way Giham.
Gambar 4. Gentongan Sumber Air Panas Vilamasin pada KHL Register 41 Saka
Gambar 5. Air Terjun Putri Malu pada KHL Register 24 Bukit Punggur.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 25
Informasi mengenai potensi wilayah KPHP Model Bukit Punggur lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Peta Sebaran Potensi KPHP Model
Bukit Punggur.
C. Sosial Budaya
Penduduk di sekitar kawasan KPHP Model Bukit Punggur memiliki
pengaruh yang besar terhadap kelestarian kawasan hutan. Tekanan terhadap
lahan kawasan hutan berpotensi ditimbulkan oleh penduduk yang ada di sekitar
kawasan tersebut. Data jumlah penduduk di wilayah adminstrasi yang melingkupi
dan berbatasan dengan wilayah KPHP Model Bukit Punggur disajikan pada
Tabel 4. Tabel 4. Kondisi Kependudukan di Wilayah Administrasi Sekitar KPHP Model
Bukit Punggur
No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
1 Banjit 331,60 42.729 129
2 Kasui 150,27 30.097 200
3 Rebang Tangkas 207,18 19.933 96
4 Blambangan Umpu 532,9 55.291 104
5 Way Tuba 206,25 20.622 100
6 Negeri Agung 562,98 32.926 58 Sumber: Way Kanan Dalam Angka, 2013
Penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model Bukit Punggur
sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani, berkebun, berternak
dan berdagang. Etnis penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model
Bukit Punggur bervariasi meliputi suku Lampung, Jawa, Bali, Sunda, Ogan,
Semendo dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pengamatan di dalam dan disekitar wilayah kelola
KPHP Model Bukit Punggur tidak terdapat masyarakat adat. Desa-desa yang
berbatasan merupakan desa baru yang dihuni oleh masyarakat dengan multikultur
karena berasal dari berbagai suku. Walaupun tidak melalui inventarisasi yang
mendalam, tetapi secara umum dapat diketahui bahwa terdapat 4 suku dominan,
yaitu Suku Jawa, Sunda, Semendo dan Lampung. Keempat suku tersebut telah
berasimilasi dan bertoleransi satu sama lain dengan baik sehingga dapat hidup
berdampingan tanpa konflik.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 26
Data yang tersedia sangat terbatas untuk dapat mengetahui kondisi
masyarakat yang sesungguhnya. Survey inventarisasi sosial budaya yang
dilakukan tidak memiliki keterwakilan yang cukup. Dari data di atas terlihat bahwa
kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar wilayah kelola KPHP Model
Bukit Punggur masih rendah karena tingkat pendidikan yang rendah dan
pengelolaan lahan untuk bertani masih secara tradisional.
D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Pada RPH 1 di Register 24 Bukit Punggur terdapat 10 (sepuluh)
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang telah
memiliki izin sebagaimana Tabel 5. Tanaman yang dibudidayakan oleh kelompok tani tersebut adalah karet
dan kebun campuran yaitu kopi dan tanaman MPTS, yaitu buah buahan
diantaranya: durian, petai, jengkol, kemiri, cempedak, nangka, pinang dan aren,
serta kayu-kayuan lainnya sebagai naungan tanaman kopi.
Pada RPH 2 di Register 42 Rebang terdapat perusahaan pemegang Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI),
yaitu PT. Inhutani V Unit Lampung yang memperoleh kepastian pengelolaan areal
kerja di wilayah KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. SK. 398/Kpts-II/1996 tanggal 31 Juli 1996 jo. Surat Keputusan
Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. SK. 144/Kpts-II/1999 tanggal 19 Maret
1999 untuk areal seluas 12.727 Ha.Tanaman yang diusahakan PT. Inhutani V Unit
Lampung meliputi tanaman pokok yang terdiri atas mangium (Acacia mangium)
dan karet (Hevea brasiliensis).
Pada RPH 3 di KHP Giham Tahmi, terdapat perusahaan pemegang
IUPHHK-HTI, yaitu PT. Alindo Embryo Agro yang memperoleh IUPHHK-HTI pada
KHP Giham Tahmi sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK. 603/Menhut-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 seluas 6.925 Ha. Tanaman yang
diusahakan PT. Alindo Embryo Agro meliputi tanaman pokok jenis karet (Hevea
brasiliensis). Namun, saat ini PT. Alindo Embryo Agro tidak ada aktivitas lagi
karena adanya konflik dengan masyarakat pengggarap KHP Giham Tahmi.
Sedangkan pada KHL Register 41 Bukit Saka sampai dengan saat ini
tidak ada izin pemanfaatan kawasan hutan yang diberikan.
Secara lengkap keberadaan izin pemanfaatan hutan pada KPHP Model
Bukit Punggur dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 27
Tabel 5. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan di KPHP Model Bukit Punggur
No Nama
Kelompok/ Pemegang Ijin
Register Adm Hutan
Wilayah Administrasi
Jumlah Anggota
Kelompok (Orang)
Luas IUP-HKm
(Ha) Nomor dan Tanggal
PAK HKm Nomor dan Tanggal
IUP-HKm/ IUPHHK-HTI
1 2 3 4 5 6 7 8 1. Jaya Lestari 24 Menanga Jaya
Kec. Banjit 697 1.295 SK.447/Menhut- II/2011
03-08-2011 SK.B.124/ III.06-WK/ HK/2011 08-11-2011
2. Sumber Rejeki 24 Sumber Sari Kec. Banjit
543 1.127 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013
SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013
3. Jaya Makmur 24 Juku Batu Kec. Banjit
536 1.302 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013
SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013
4.. Karya Makmur 24 Tanjung Kurung Kec. Kasui
928 2.103 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013
SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013
5. Mekar Jaya 24 Lebak Peniangan Kec. Rebang Tangkas
670 1.584 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013
SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013
6. Putri Malu 24 Juku Batu Kec. Banjit
470 1.265 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013
SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014
7. Harapan Jaya 24 Juku Batu 216 682 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013
SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014
8. Harapan Makmur
24 Bandar Agung Kec. Banjit
564 1.383 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013
SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014
9. Panca Tunggal 24 Tanjung Harapan Kec. Kasui
200 369 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013
SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014
10. Mangga Mulyo 24 Talang Mangga Datar Bancong Sinar Gading Kec. Kasui
350 653 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013
SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014
11. PT. Inhutani V Unit Lampung
42 - - 12.727 - SK Menhut No. 398/Kpts-II/1996 31 Juli 1996 Jo. SK. Menhutbun No. 144/Kpts-II/1999 19 -03-1999
12 PT. Alindo Embryo Agro
Giham Tahmi
- - 6.925 - SK. Menhut No. 603/Menhut-II/2009 02-08-2009
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan, 2013
Pada KPHP Model Bukit Punggur terdapat penggunaan kawasan hutan
untuk kepentingan pembangunan non kehutanan yaitu :
1. Pembangunan Bendungan Saluran Suplesi oleh Balai Besar Wsay
Sekampung – Mesuji yang dilaksanakan PT. Adikarya seluas 5 ha di Way
Besai di RPH 1 KHL Bukit Punggur Register 24 berdasarkan Surat Menteri
Kehutanan Nomor S. 280/Menhut-VII/2012 tanggal 3 Juli 2012 perihal
Persetujuan Kerjasama Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan
Kanal/Saluran Air an. Bupati Way Kanan seluas 5 ha di Kabupaten Way
Kanan Provinsi Lampung.
2. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA) –
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 28
Besai 2 seluas 35 ha di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.
3. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hydro
(PLTMH) di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.
Informasi mengenai keberadaan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan di KPHP Model Bukit Punggur lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 12. Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan KPHP Model Bukit Punggur dan Lampiran 13. Peta Penggunaan Lahan
KPHP Model Bukit Punggur.
E. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah Wilayah KPHP Model Bukit Punggur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Way Kanan dikelompokkan ke dalam kawasan Hutan
Produksi Tetap (HP) dan kawasan Hutan Lindung (HL). Berdasarkan peta rencana
pola ruang RTRW Kabupaten Way Kanan, wilayah yang berbatasan dengan
KPHP Model Bukit Punggur direncanakan peruntukannya sebagai kawasan
pertanian dan perkebunan. Dalam perspektif tata ruang wilayah dan
pembangunan daerah, hutan mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi lindung,
konservasi, dan untuk pendukung kehidupan serta segala ekosistemnya
disamping menghasilkan produk kehutanan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu,
arahan budidaya untuk kehutanan berdasarkan RTRW Kabupaten Way Kanan
adalah pengembangan hasil hutan kayu dan non-kayu.
Dalam RTRW Kabupaten Way Kanan disebutkan bahwa HP dan HL yang
dirambah untuk fungsi lain diarahkan untuk dikembalikan ke fungsi semula,
dengan penghijauan kembali oleh Dinas Kehutanan. Hal ini sesuai dengan tugas
dari Dinas Kehutanan untuk dapat mengendalikan dan mengawasi pemanfaatan
hutan, sehingga pengembalian kembali fungsi hutan merupakan suatu keharusan
agar tatanan ekosistem dapat terjaga dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk merealisasikan kegiatan tersebut maka anggaran yang digunakan
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai pendukung keberhasilan
pengembalian HL kepada fungsinya.
Dari uraian di atas jelas terlihat adanya benang merah yang menunjukkan
relevansi pembangunan daerah dengan pengembangan KPHP Model Bukit
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 29
Punggur. Sistem pengelolaan, sumber daya manusia pengelola, dan keterlibatan
para pihak memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan
pembangunan dan pengelolaan hutan dan kelestarian alam. Oleh karena itu,
dalam pengelolaan yang dilakukan harus sinergi dengan para pihak terkait
termasuk pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Dengan menjalin
komunikasi dan kerjasama yang intensif baik antara KPH dengan pemerintah
daerah akan memperoleh banyak manfaat untuk meningkatkan kemanfaatannya
bagi masyarakat dan daerah. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
segala aspek kehidupan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, akan
mengurangi tekanan terhadap keutuhan kawasan dan kelestarian hutan beserta
ekosistemnya.
F. Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan
Isu strategis, kendala dan permasalahan di KPHP Model Bukit Punggur,
antara lain:
1. Penataan/Rekonstruksi Batas Kawasan
a. Terdapat perbedaan penafsiran luas kawasan KHP Register 42 Rebang,
KHP Giham Tahmi, KHL Register 24 Bukit Punggur dan KHL Register 41
Saka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Nomor SK.256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 dengan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 439/Menhut-II/2012 tanggal
Agustus 2012. Dalam SK. 256/Kpts-II/2000 disebutkan luasan KHP Register
42 Rebang, KHP Giham Tahmi, KHL Register 24 Bukit Punggur dan KHL
Register 41 Saka adalah seluas ±47.755,25 ha, sedangkan dalam
SK.439/Menhut-II/2012 luasannya adalah ± 41.126 ha. b. Penetapan batas wilayah kerja KPHP Model Bukit Punggur lintas kabupaten
sampai saat ini belum ada kepastian yang jelas. 2. Konservasi Keanekaragaman Hayati
a. Belum adanya data dan informasi flora dan fauna langka, baik yang
dilindungi maupun yang tidak dilindungi. Hal ini terjadi karena masih
kurangnya kegiatan inventarisasi untuk kepentingan tersebut.
b. Belum tersedianya peta potensi keanekaragaman hayati.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 30
3. Perlindungan Kawasan
a. Maraknya perambahan kawasan hutan oleh warga sekitar hutan atau warga
pendatang untuk keperluan bercocok tanamdalam rangka pemenuhan
kebutuhanpribadi.
b. Kurangnya pemahaman masyarakat sekitar tentang akibat kerusakan hutan
terhadap lingkungan hidup, ekosistem, dan kelestarian alam.
c. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat.
d. Klaim masyarakat terhadap lahan izin usaha PT. Alindo Embryo Agro
dengan merampas dan bahkan membakar (asset) PT. Alindo Embryo Agro.
e. Minimnya sumberdaya manusia (POLHUT), sarana prasarana, dan anggaran
pengamanan kawasan.
f. Belum terbentuknya masyarakat mitra POLHUT (Pamswakarsa) untuk
meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mendukung pengamanan dan
perlindungan kawasan.
4. Pemberdayaan Masyarakat
a. Rendahnya kapasitas masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
ekonomi karena rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Sekolah Dasar (SD)
atau Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingkat pendidikan akan
berpengaruh kepada rendahnya persepsi masyarakat untuk melindungi
kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Selain itu juga berpengaurh
terhadap tingkat pendapatan (umumnya rendah), dan tingkat ketergantungan
kepada hutan tinggi sehingga pemanfaatan lahan di luar kawasan kurang
optimal.
b. Potensi usaha ekonomi masyarakat lokal Belum tergali secara menyeluruh.
c. Pendanaan dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan pemberdayaan secara lintas
sektoral masih minim.
d. Adanya kerjasama antara pemegang izin (PT. Inhutani V Unit Lampung)
dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam bentuk kerjasama atau kemitraan
yang masih belum berjalan optimal.
5. Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
a. Infrastruktur, sarana, dan prasarana pengelolaan belum memadai.
b. Kualitas SDM pengelola KPH masih perlu ditingkatkan
c. Kuantitas SDM pengelola KPH belum sebanding dengan luas kawasan dan
konflik yang terjadi.
d. Pendanaan untuk pengelolaan masih minim.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 31
6. PemanfaatanHasil Hutan Kayu/Non Kayu
a. Minimnya peran investor untuk mendukung pengembangan hasil hutan non
kayu di kawasan KPHP Model Bukit Punggur
b. Sarana prasarana dan pendanaan masih minim
7. Penanggulangan Potensi Kebakaran Hutan
a. Adanya masyarakat yang merambah kawasan hutan untuk keperluan
bercocok tanam yang membuka lahan dengan tebas-bakar (slash and
burn).
b. Belum ada Satuan Tugas (Satgas) kebakaran, sarana prasarana dan
anggaran untuk penanggulangan kebakaran kawasan.
c. Belum tersedia data detail kerawanan kebakaran kawasan.
8. Koordinasi Lintas Sektoral
a. Sinkronisasi dan koordinasi perencanaan program bersama antara
Pemerintah Daerah Kabupaten dan KPHP Model Bukit Punggur masih
lemah, terutama untuk program pembangunan hutan termasuk
pemberdayaan masyarakat lokal disekitarnya.
b. Pemerintah Daerah Kabupaten belum memberikan perhatian yang
semestinya terhadap wilayah kelola yang menjadi domain KPHP Model
Bukit Punggur.
9. Kemitraan dan Kolaboratif
a. Masih minimnya dukungan pemegang izin dan para pihak terkait dalam
kolaborasi pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur.
b. Belum terbangunnya kesepakatan dan mekanisme kemitraan dan
kolaborasi pengelolaan kawasan antara pemegang izin dengan para pihak.
c. Adanya potensi kemitraan dan kolaboratif seperti antara PT. Inhutani V Unit
Lampung dan PT. Alindo Embryo Agro dengan masyarakat sekitarnya yang
menggarap areal kerja PT. Inhutani V Unit Lampung di KHP Register 42
Rebang dan PT. Alindo Embryo Agro di KHP Giham Tahmi dengan
program kemitraan partisipatif; antara KPHP Model Bukit Punggur dengan
Kelompok Tani Hkm (Gapoktan Hkm) di KHL Register 24 Bukit Punggur
dan masyarakat penggarap KHL Register 41 Saka dengan program
kemitraan partisipatif yang belum dapat dikembangkan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 32
III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
A. Visi Konsep pembuatan rencana pengelolaan KPH disusun tentunya tidak
terlepas dari visi dan misi yang dibangun oleh Kementerian Kehutanan dan
pemerintah daerah setempat yang dibangun melalui prinsip-prinsip partisipatif,
akuntabilitas, transparansi dan tanggap atau responsive terhadap tuntutan jaman
dan masyarakat serta taat pada azas pertanggung jawaban publik. Peran KPHP
Model Bukit Punggur sebagai KPH Model di Propinsi Lampung menghendaki
adanya visi, misi, tujuan dan strategi pembangunan KPH yang mampu
mengakomodasi semua kepentingan secara terpadu.
Konflik kepentingan yang muncul, khususnya dalam menentukan
prioritas pembangunan, hendaknya dapat dieliminir karena dapat menghambat
pencapaian tujuan pembangunan KPH model. Dengan kondisi dan
permasalahan kehutanan saat ini, maka tugas-tugas pengelola KPHP Model
Bukit Punggur dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan lestari dan
pengembangan kehidupan sosial ekonomi dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat menjadi semakin kompleks.
Guna menyamakan persepsi tentang arah dan kebijakan umum
pembangunan, perlu dirumuskan visi dan misi pembangunan KPHP Model Bukit
Punggur, sehingga terbangun komitmen yang kuat dari pemerintah, sector
swasta dan warga Way Kanan untuk bersama membangun daerahnya.
Di sisi lain visi dan misi ini juga menjadi acuan dalam merumuskan program-
program pembangunan.
Visi pengelolaan KPHP Bukit Punggur hingga tahun 2024 adalah:
“Terbangunnya KPHP Model Bukit Punggur Sebagai Penghasil Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu, serta Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024”
Pemahaman terhadap visi tersebut adalah sebagai berikut:
a. KPHP Model Bukit Punggur sebagai KPH model hendaknya memiliki kawasan
yang mantap dan didukung oleh seluruh stakeholder.
b. KPHP Model Bukit Punggur dikelola secara professional.
c. KPHP Model Bukit Punggur memberikan manfaat ekonomis dan ekologis bagi
masyarakat dan pemerintah.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
33
d. KPHP Model Bukit Punggur menjadi sebuah institusi penggerak
pengembangan pemanfaatan potensi kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa
lingkungan.
B. Misi Untuk mencapai visi pengelolaan jangka panjang tersebut, maka
dirumuskan upaya-upaya yang harus ditempuh dan tertuang dalam misi
pengelolaan KPHP Bukit Punggur yakni:
1. Menjamin keberadaan hutan dan memantapkan penataan kawasan KPHP
Bukit Punggur.
2. Mengembangkan kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur yang mandiri dan
efektif.
3. Mengembangkan partisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan
kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
4. Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan KPHP Model Bukit
Punggur.
5. Optimalisasi pemanfaatan potensi kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa
lingkungan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
C. Tujuan Tujuan pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur sebagai KPH model
sesuai visi dan misi, antara lain:
1. Misi 1 untuk memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status serta
menghindari sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya perizinan
dalam menyediakan ruang bagi masyarakat dalam melakukan berbagai
kegiatan baik dalam rangka mendukung program KPHP Model Bukit Punggur
dan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Misi 2 untuk mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik,
menyusun struktur, fungsi, wewenang, tugas dan tanggungjawab serta tata
hubungan yang efektif dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP
Model Bukit Punggur.
3. Misi 3 untuk upaya pemberdayaan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya
saing, memperluas jangkauan pelayanan serta meminimalisir terjadinya
konflik.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
34
4. Misi 4 untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan
keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
5. Misi 5 untuk mengembangkan fungsi pemanfaatan khususnya kayu, hasil
hutan bukan kayu dan jasa lingkungan secara lestari dengan mengatur segala
bentuk kegiatan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
Hubungan visi dan misi dengan rencana kegiatan strategis pengelolaan
hutan jangka panjang KPHP Model Bukit punggur disajikan sebagaimana
Lampiran 14.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
35
IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
A. Analisis Data dan Informasi 1. Risalah Wilayah
Wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur seluas 45.075,34 ha
merupakan wilayah yang relatif rentan dari gangguan okupasi dan konflik
lahan serta perambahan)di Provinsi Lampung.
2. Potensi Sumber Daya Hutan (SDH) dalam Wilayah Kelola Banyaknya potensi SDH berupa hasil hutan kayu berupa: a) Kayu
akasia dan kayu karet dari HTI PT. Inhutani V Unit Lampung di KHP Register
42 Rebang dan HTI PT. Alindo Embryo Agro di KHP Giham Tahmi, b) Hasil
hutan bukan kayu berupa getah karet, lebah madu, kopi, aren, serai wangi,
jahe, bambu dan lainnya di KHL Register 24 Bukit Punggur dan KHL Register
41 Saka serta KHP Register 42 Rebang dan KHP Giham Tahmi; dan c) Jasa
lingkungan berupa Air Terjun Putri Malu dan Arum Jeram Way Besai di KHL
Register 24 Bukit Punggur dan Gentongan Sumber Air Panas Pilamasin dan
Arum Jeram Way Giham di KHL Register 41 Saka yang dapat dikembangkan
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
3. Sosial Budaya a. Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa adanya persepsi masyarakat
terhadap hutan adalah suatu wilayah/kawasan hutan milik negara yang
dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai lahan garapan untuk pertanian
atau perkebunan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
perekonomian.
b. Tingkat pendidikan masyarkat yang cenderung rendah berdasarkan hasil
survey, berdampak bahwa petani penggarap belum memiliki pengetahuan
dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya yang berbasis
konservasi tanah dan air.
c. Ketergantungan masyarakat akan lahan sangat tinggi dikarenakan
pertambahan jumlah penduduk dan tingkat pendidikan serta keterampilan
yang cenderung rendah sehingga tidak memiliki alternatif pekerjaan yang
mendukung penghidupan yang lebih baik.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 36
4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Seluas ±11.683 ha HL di dalam wilayah KPHP Bukit Punggur telah
dikelola oleh masyarakat yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) dan telah terbentuk kelembagaannya, serta sudah mendapatkan
Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm), sisanya tidak ada lagi pengajuan
izin HKm dan rencananya terhadap perambah yang belum masuk dalam
program HKm akan dibina dalam pola kemitraan sesuai dengan P.39 Tahun
2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan
Kehutanan
Untuk HP, seluas 12.727 ha telah dikelola oleh pemegang ijin IUPHHK-
HTI PT. Inhutani V Unit Lampung di Register 42 Rebang dan seluas 6.925 ha
oleh PT. Alindo Embryo Agro di KHP Giham Tahmi. Di sepanjang DAS Way
Besai telah ada penggunaan kawasan untuk PLTA Way Besai I ±30 ha oleh
PT. Perusahaan Listrik Negara dan Bendungan Suplesi Way Besai seluas
5 ha untuk irigrasi yang akan dialirkan ke Kecamatan Banjit dan Baradatu oleh
Balai Besar Way Sekampung-Mesuji serta rencana akan dibangun PLTA
Besai 2 oleh PT. Sumber Baru Hydropower dan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hydro (PLTMH) di Way Besai oleh PT. Wijaya Karya dan PT. Terra.
5. Posisi Areal Kerja Dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah Posisi areal kerja KPHP Model Bukit Punggur berada di DAS Tulang
Bawang yang merupakan salah satu DAS prioritas di Propinsi Lampung, pada
hulu DAS Tulang Bawang terdapat KHL Register 24 Bukit Punggur yang
menjadi wilayah tangkapan air. DAS Tulang Bawang tersebut merupakan
sumber air untuk kebutuhan irigrasi pertanian, perikanan, perkebunan dan
menjadi sumber penghidupan masyarakat dii Kabupaten Way Kanan,
Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten
Tulang Bawang dan Kabupaten Mesuji. Sehingga diharapkan wilayah kelola
KPHP Model Bukit Punggur akan mendapatkan banyak perhatian dari banyak
pihak karena merupakan salah satu DAS prioritas dan memiliki potensi
sumber daya alam yang besar di Provinsi Lampung.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 37
6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan Isu strategis, kendala dan permasalahan di KPHP Model Bukit
Punggur, mencakup bidang: a) Penataan/rekonstruksi batas kawasan,
b) Konservasi keanekaragaman hayati, c) Perlindungan kawasan,
d) Pemberdayaan masyarakat, e) Penguatan kapasitas kelembagaan dan
Sumber Daya Manusia (SDM), f) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu/Non Kayu,
g) Penanggulangan Potensi Kebakaran Hutan, h) Koordinasi Lintas Sektoral
dan i) Kemitraan dan kolaboratif, sebagaimana telah diuraikan di Bab II.
Berdasarkan uraian tentang kondisi KPHP Model Bukit Punggur di atas
terdapat gambaran kebijakan-kebijakan yang akan diambil dalam rencana
pelaksanaan pengelolaan ke depan. Metode analisis yang digunakan yaitu
Analisis SWOT, yaitu:
a. Strengths (kekuatan), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi atau konsep KPHP Model Bukit Punggur.
b. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi atau konsep KPHP Model Bukit Punggur yang ada.
c. Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi atau konsep pembangunan KPHP, kebijakan pemerintah dan
kondisi lingkungan sekitar.
d. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman
ini dapat mengganggu organisasi atau konsep pembangunan KPHP.
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHP Model Bukit Punggur
beserta para pihak, telah diidentifikasi faktor internal dan eksternal dengan hasil sebagai
Tabel 6 berikut:
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 38
Tabel 6. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal KPHP Model Bukit Punggur
Faktor Internal Faktor Eksternal
Strength (Kekuatan) Weaknes (Kelemahan)
Opportunity (Peluang)
Threats (Ancaman)
1. Wilayah kelola KPHP yang luas
1. SDM yang belum memadai
1. Adanya partisipasi masyarakat dalam mendukung pengelolaan KPHPBukit Punggur
1. Tingginya degradasi sumberdaya Hutan di KPHP Bukit Punggur
2. Memiliki (SOP) pengelolaan KPHP sesuai peraturan pemerintah
2. Kurangnya sosialiasi KPHP
2. Pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang didukung dengan kebijakan pemerintah
2. Perambahan hutan untuk kegiatan perladangan
3. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas
3. Koordinasi para pihak yang rendah
3. Dukungan para pihak (pemerintah pusat-propinsi-kab/kota, LSM, Masyarakat)
3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan
4. Meliliki potensi SDH dan adanya potensi jasa lingkungan
4. Pendanaan belum mencukupi.
4. Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan hutan dalam rangka kemandirian KPH
4. Berbatasan dengan lahan-lahan milik masyarakat
5. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan /penyeimbang ekosistem
5. Data potensi kawasan belum lengkap
5. Adanya progam peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain
5. Masih maraknya Perburuan satwa liar
6. Catchment area DAS Prioritas
6. Penataan batas kawasan belum selesai
6. Masih maraknya pembakaran lahan
7. Sarana dan prasarana belum memadai
7. Konflik pengelolaan kawasan KPHP
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 39
Tabel 7. Strategi Meningkatkan Strength (Kekuatan) dengan Memanfaatkan Opportunity (Peluang) dalam Analisis SWOT
Opportunity (Peluang) Strength (Kekuatan)
Adanya partisipasi masyarakat mendukung KPHP Model Bukit Punggur
Pengembangahasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang didukung dengan kebijakan pemerintah
Dukungan para pihak pemerintah pusat-propinsi-kab/kota, LSM, masyarakat
Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalam pengelolaan hutan dalam rangka kemandirian KPHP Bukit Model Punggur
Adanya program peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain
1 2 3 4 5 6 Wilayah kelola KPHP yang luas
Wilayah kelola KPHP yang luas didukung oleh partisipasi masyarakat
Wilayah kelola yang luas mendorong diversifikasi usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
Dukungan para pihak lebih memudahkan operasional kegiatan KPHP
Wilayah kelola yang luas pengembangan mendorong kerjasama pengelolaan hutan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
Wilayah kelola yang luas membuka peluang staf KPHP untuk menimba ilmu berdasarkan potensi yang besar
Memiliki SOP sesuai peraturan pemerintah
Adanya SOP dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan KPHP
Adanya SOP dapat meningkatkan pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan
Memiliki struktur organisasi yang jelas
Struktur organisasi yang jelas mendorong pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan pemanfaatan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
Pemantapan struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur dalam upaya meningkatkan dukungan para pihak
Struktur organisasi yang jelas mendorong pengembangan pemanfaatan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
Memiliki potensi SDH dan adanya potensi jasa lingkungan
Adanya SDH dan jasa lingkungan mendorong partisipasi masyarakat dalam mengelola potensi SDH dan jasa lingkungan
Adanya potensi SDH dan jasa lingkungan mendorong pengembangan SDH dan jasa lingkungan KPHP Model Bukit Punggur
Adanya potensi SDH dan jasa lingkungan dapat mendorong kerjasama dalam bentuk kemitraan dalam mengelola potensi SDH dan jasa lingkungan
Berfungsi sebagai penyangga kehidupan/penyeimbang ekosistem
Menjaga fungsi penyangga kehidupan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung keberadaan KPHP
Catcment area DAS Prioritas
Menjaga fungsi daerah tangkapan air dengan meningkatkan partisipasi masyarakat
Menjaga fungsi tangkapan air melalui pengembangan potensi jasa lingkungan air
Menjaga fungsi tangkapan air dengan membangun bentuk-bentuk kerjasama para pihak dalam pemanfaatan jasa lingkungan
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 40
Tabel 8. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dengan Memanfaatkan Opportunity (Peluang) dalam Analisis SWOT
Opportunity (Peluang) Weakness (Kelemahan)
Adanya partisipasi masyarakat terhadap KPHP Model Bukit Punggur
Pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkung yang didukung dengan kebijakan pemerintah
Dukungan para pihak (pemerintah pusat-propinsi-kab/kota, LSM, masyarakat)
Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalam pemanfaatan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan dalam rangka kemandirian KPHP Model Bukit Punggur
Adanya program peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain
1 2 3 4 5 6 SDM yang belum memadai
Partisipasi masyarakat akan menutupi kelemahan kekurangan SDM
Pengelola KPHP dapat bekerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kapasitas SDM KPHP
Tersedia skema pelatihan dan melanjutkan pendidikan yang diselenggarakan pihak lain
Kurangnya sosialisasi KPHP
Pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan akan mendorong tersosialisasinya KPHP
Dukungan para pihak secara tidak langsung dapat mensosialisasikan keberadaan KPHP
Koordinasi para pihak yang rendah
Adanya partisipasi masyarakat dapat meningkatkan koordinasi dengan pihak lain
Dukungan para pihak akan lebih mendorong koordinasi dengan para pihak
Berkembangnya bentuk kerjasama dapat mendorong koordinasi dengan para pihak
Pendanaan belum memadai
Mengembangkan program hasil hutan kayu, non kayu dan ekowisata untuk memobilisasi dana
Meningkatkan dukungan para pihak dalam penggalangan sumber-sumber dana alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur
Menggalang kerjasama dengan lembaga-lembaga donor yang concern untuk mendukukng pendanaan KPHP Model Bukit Punggur
Data potensi kawasan belum lengkap
Menggalang partisipasi masyarakat dalam mendukung pengumpulan data potensi kawasan
Menggalang kerjasama dengan lembaga riset seperti Universitas untuk menggali potensi yang dimiliki oleh KPHP Model Bukit Punggur
Penataan batas kawasan belum selesai
Menggalang partisipasi masyarakat dalam penyelesaian batas kawasan
Meningkatkan koordinasi dengan para pihak, terutama dengan pihak BPKH Wilayah XX Bandar Lampung dalam penyelesian penataan batas kawasan
Sarana dan Prasarana belum memadai
Meningkatkan dukungan para pihak dalam pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 41
Tabel 9. Strategi Meningkatkan Strenght (Kekuatan) dengan Memanfaatkan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT
Threat (Ancaman)
Strength (Kekuatan)
Tingginya degradasi SDH di KPHP Model Bukit Punggur
Perambahan hutan untuk kegiatan perladangan
Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan
Bebatasan dengan lahan lahan masyarakat
Masih maraknya perburuan satwa liar
Masih maraknya pembakaran lahan
Konflik pengelolaan Kawasan KPHP
1 2 3 4 5 6 7 8 Wilayah kelola yang luas Wilayah kelola yang luas
memungkinkan wilayah dibagi menjadi kawasan peruntukkan sesuai dengan keinginan para pihak
Memiliki SOP sesuai peraturan pemerintah
Adanya SOP dapat mengurangi tindakan perambahan lahan
Adanya SOP dapat mencegah terjadinya perburuan satwa liar
Adanya SOP dapat mencegah aksi pembakaran lahan
Adanya SOP dapat mencegah terjadinya konflik di wilayah KPHP
Memiliki Struktur Organisasi yang jelas
Memberantas kegiatan perambahan lahan untuk kegiatan perladangan dengan struktur organisasi yang jelas
Peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur
Memberantas kegiatan perburuan satwa liar untuk kegiatan perladangan dengan struktur organisasi yang jelas
Konsistensi penegakan peraturan/ kebijakan kehutanan dengan struktur organisasi yang jelas
Memiliki potensi SDH dan adanya potensijasa lingkungan
Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui kegiatan pemanfaatan SDH dan jasa lingkungan
Mengurangi kegiatan perburuan satwa liar dengan melibatkan masyarakat didalam kegiatan pemanfaatan SDH dan jasa lingkungan
Mengurangi kegiatan pembakaran lahan berladang dengan melibatkan masyarakat di dalam kegiatan pemanfaatan SDH dan jasa lingkungan
Berfungsi sebagai penyangga kehidupan/penyeimbang ekosistem
Meningkatkan pengetahuan, pendidikan pemahaman dan taraf hidup masyarakat sekitar untuk mengurangi tekanan terhadap kawasan dalam meningkatkan fungsi KPHP penyangga kehidupan/ penyeimbang ekosistem
Menjaga dan menanggulangi perburuan satwa liar sehingga fungsi kawasan tetap terjaga
Mencegah dan menanggulangi pembakaran lahan untuk berladang (didalam/ sekitar kawasan) sehingga fungsi kawasan tetap terjaga
Konsistensi peraturan/ kebijakan kehutanan untuk mendukung fungsi kawasan
Catcment area DAS Prioritas
Meningkatkan taraf hidup dan pendidikan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat sekitar untuk menjaga fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air
Mencegah dan menanggulangi pembakaran lahan untuk berladang (di dalam/ sekitar kawasan) sehingga fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga
Konsistensi peraturan/ kebijakan kehutanan untuk mendukung fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 42
Tabel 10. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dengan Memanfaatkan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT
Threat (Ancaman) Weakness (Kelemahan)
Tingginya degradasi sumber daya hutan di KPHP Model Bukit Punggur
Perambahan hutan untuk kegiatan perladangan
Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan
Bebatasan dengan lahan lahan masyarakat
Masih maraknya Perburuan satwa liar
Masih maraknya pembakaran lahan
Konflik pengelolaan KPHP
1 3 4 6 7 8 9 SDM yang belum memadai Peningkatan kapasitas
SDM KPHP dapat mencegah degradasi hutan di KPHP
Peningkatan kapasitas SDM KPHP dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di KPHP
Peningkatan kapasitas SDM dapat mencegah Kegiatan illegal hunting di KPHP
Peningkatan kapasitas SDM dapat mencegah Kegiatan pembakaran lahandi KPHP
Peningkatan kapasitas SDM dapat mencegah konflik pengelolaandi KPHP
Kurangnya sosialisasi KPHP
Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah degradasi hutan
Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah kegiatan perambahan lahan
Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang tinggal di sekitar KPHP
Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah kegiatan illegal hunting
Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah kegiatan pembakaran lahan
Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah konflik
Koordinasi para pihak rendah
Koordinasi dengan para pihak dapat mencegah timbulnya konflik
Pendanaan belum memadai
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Data potensi kawasan belum lengkap
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penataan batas kawasan belum selesai
Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Sarana dan Prasarana belum memadai
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 43
B. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Bukit Punggur 1. Blok Hutan Lindung (HL) Inti pada KPHP Model Bukit Punggur
Blok Inti seluas ±6.100,19 ha pada KHL Register 24 Bukit Punggur
merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan
perlindungan lainnya serta direncanakan untuk tidak dimanfaatkan. Kriteria blok
inti ini antara lain: (1) termasuk dalam kriteria kawasan lindung dan (2) dalam
RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk perlindungan
hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi. Proyeksi ekologi
10 tahun ke depan untuk blok inti dapat berupa:
a. Perencanaan dan penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan dengan
sasaran: 1) Terdapatnya peta perencanaan dan rehabilitasi kawasan blok inti
yang dijadikan dasar pengelolaan kawasan blok inti, baik secara ekonomi,
sosial dan budaya; 2) Terdapatnya pengaturan produksi pada kawasan blok
inti yang direncanakan sesuai daya dukung kawasan KPHP; dan
3) Terehabilitasinya lahan-lahan kritis pada kawasan blok inti dengan
berbagai jenis pohon unggulan lokal dan komersial.
b. Inventarisasi blok inti dan tata batas kawasan KPHP dengan sasaran:
1) Tersedianya data potensi hutan pada kawasan blok inti;
2) Terdefinisikanya masing-masing peruntukan kawasan blok inti beserta
batas-batasnya pada kawasan KPHP; dan 3) Adanya fakta bahwa blok inti
pada KPHP masih terlindungi dengan baik dan lestari.
c. Pengukuhan/penetapan kawasan blok inti pada KPHP dengan sasaran:
1) Terwujudnya kawasan blok inti yang tetap terjaga dari pemanfaatannya secara
ekonomi, sosial dan budaya; dan 2) Terwujudnya tertib kawasan blok inti yang
dapat menjamin kepastian hukum bagi masyarakat agar tidak memanfaatkan
kawasan blok inti pada kawasan KPHP.
2. Blok Hutan Lindung (HL) Pemanfaatan pada KPHP Model Bukit Punggur
Blok HL pemanfaatan di KPHP Model Bukit Punggur seluas
±16.478,80 ha, yang terdapat di: a) KHL Register 24 Bukit Punggur seluas
±15.379,22 ha, dimana terdapat areal HKm seluas 11.834,03 ha dan sisanya
seluas 3.545,19 ha merupakan Wilayah Tertentu; dan b) KHL Register 41 Saka
seluas ±1.099,58 ha merupakan Wilayah Tertentu. Blok HL Pemanfaatan akan
difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan kawasan,
jasa lingkungan dan HHBK sesuai dengan potensi kawasan yang telah
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 44
dihasilkan dari proses inventarisasi. Pada blok ini diupayakan berintegrasi
dengan resolusi konflik atau upaya pemberdayaan masyarakat melalui
pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK.
Kriteria blok ini, antara lain: 1) Mempunyai potensi jasa lingkungan,
wisata alam, potensi hasil hutan non kayu, terdapat izin pemanfaatan kawasan,
jasa lingkungan, hasil hutan non kayu, dan 2) Dalam RKTN/RKTP/RKTK
dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk perlindungan hutan alam dan lahan
gambut atau untuk kawasan rehabilitasi atau kawasan hutan untuk
pengusahaan hutan skala besar atau kecil.
Proyeksi potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) pada blok
pemanfaatan 10 tahun ke depan disajikan Tabel 11 dan Grafik 1 sebagai
berikut:
Tabel 11. Potensi HHBK pada Blok Pemanfaatan di KPHP Model Bukit Punggur
No Potensi Hhbk Satuan
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Getah karet Ton 1.884,00 1.978,00 2.077,00 2.180,00 2.289,00 2.403,00 2.523,00 2.649,00 2.781,00 2.920,00
2 Kopi Ton 2.510,00 2.384,50 2.265,00 2.151,00 2.043,00 1.941,00 1.844,00 1.752,00 1.664,00 1.581,00
3 Madu Ton 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00
4 Gula aren Ton 6,34 6,46 6,59 6,72 6,86 7,00 7,14 7,28 7,43 7,58
5 Cokelat Ton 48,00 46,80 45,63 44,46 43,39 42,32 41,26 40,23 39,22 38,23
6 Serai wangi Ton 1,32 0,99 0,74 0,55 0,41 - - - - -
7 Jahe Ton 490,00 367,50 275,63 206,72 155,00 - - - - -
8 Bambu betung Rumpun 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00
Sumber: Kelompok Tani HKm dan Kelompok Tani Non HKm
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 45
3. Blok Hutan Produksi (HP) Pemanfaatan HHK-HT pada KPHP Model Bukit
Punggur Blok HP Pemanfaatan HHK-HT seluas ±19.863,22 ha, yang terdapat di
KHL Register 42 Rebang seluas ± 12.892,27 ha dan KHP Giham Tahmi seluas
± 6.970,95 ha, merupakan blok yang telah ada izin pemanfaatan HHK-HT. Blok
ini akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan
HHK-HT sesuai dengan potensi kawasan. Kriteria blok ini antara lain: 1) Dalam
RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasan hutan untuk pengusahaan
hutan skala besar, 2) Mempunyai potensi hasil hutan kayu rendah,
3) Merupakan areal yang tidak berhutan, dan 4) Terdapat izin pemanfaatan
HHK-HT.
Proyeksi potensi HHK-HTI dan HHBK pada blok pemanfaatan 10 tahun
ke depan disajikan Tabel 12 dan Grafik 2 serta Grafik 3 berikut:
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 46
Tabel 12. Potensi HHK-HTI dan HHBK pada Register 42 Rebang dan Giham Tahmi
No Potensi HHK/HHBK Satuan
Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
1
Reg 42 Rebang Mangium m³ 302.455,80 306.387,70 321.707,09 337.792,44 354.682,06 372.416,16 353.795,36 336.105,59 319.300,31 303.335,29 Getah Karet Ton 225,00 236,25 248,06 260,47 273,49 287,16 301,52 316,60 332,43 349,05
2
Giham Tahmi Getah Karet Ton 45,00 47,25 49,61 52,09 54,70 57,43 60,30 63,32 66,49 69,81
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan dan PT. Inhutan V Unit Lampung
Grafik 2. Potensi HHK-HTI Mangium KHP Register 42 Rebang
Grafik 3. Potensi HHBK Getah Karet pada KHP Register 42 Rebang dan KHP Giham Tahmi
(Tahun)
(Ton)
(Ton)
(Tahun)
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 47
4. Blok Hutan Produksi (HP) Pemberdayaan pada KPHP Model Bukit Punggur
Blok pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha pada KHP Giham Tahmi
merupakan blok yang telah ada upaya pemberdayaan masyarakat dan areal
yang direncanakan untuk upaya pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan. Kriteria blok ini,
antara lain: 1) Dalam RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasan hutan
untuk pengusahaan hutan skala kecil, 2) Mempunyai potensi hasil hutan kayu
rendah, 3) Merupakan areal yang tidak berhutan, 4) Terdapat izin pemanfaatan
hutan untuk Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), 5) Arealnya dekat masyarakat di dalam dan sekitar hutan,
6) Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk kawasan rehabilitasi atau
kawasan hutan untuk pengusahaan skala besar atau kecil. Proyeksi 10 tahun
ke depan untuk blok inti dapat berupa:
a. Membentuk dan membina kelompok-kelompok usaha masyarakat di bidang
kehutanan berbasis kampung/marga dengan sasaran terbentuknya
kelompok-kelompok usaha masyarakat mandiri sesuai komoditas unggulan
setempat dalam upaya memanfaatkan blok pemberdayaan.
b. Pelatihan dan pendampingan pengelolaan komoditas kehutanan dan
penanganan pasca panennya dengan sasaran meningkatnya kemampuan
manajerial dan teknis masyarakat dalam pengelolaan komoditas kehutanan
untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas produk.
c. Peremajaan tanaman kehutanan masyarakat pada kawasan KPHP Model
Bukit Punggur dengan sasaran meningkatnya produktifitas dan kualitas
produk lahan perkebunan masyarakat pada blok pemberdayaan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 48
V. RENCANA KEGIATAN
Berdasarkan deskripsi wilayah, analisis potensi dan kendala serta proyeksi
program, KPHP Model Bukit punggur akan melaksanakan 15 rencana kegiatan
strategis dengan perkiraan biaya Rp. 95.474.000.000,-, dengan uraian sebagai
berikut:
A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan
1. Inventarisasi Hutan Kegiatan inventarisasi berkala wilayah dilakukan untuk memberikan
gambaran jelas tentang apa yang ada di wilayah KPHP Model Bukit Punggur,
baik biogeofisik, maupun social, ekonomi dan budaya masyarakat. Kegiatan
inventarisasi dilakukan secara berkala selama jangka pengelolaan, untuk
mengetahui dinamika-dinamika perubahan di lapangan. Perubahan-
perubahan yang terjadi di lapangan akan segera diantisipasi pada kegiatan-
kegiatan pengelolaan berikutnya seperti: a) Perubahan potensi yang akan
menyebabkan perubahan pada jatah produksi tahunan, b) Perubahan sosial,
ekonomi dan budaya, yang menyebabkan timbulnya konflik, dan c) Lain-lain,
sehingga dapat dijadikan alat pemantauan dini atas kinerja pengelolaan hutan.
Rencana kegiatan inventarisasi berkala di KPHP Model Bukit
Punggur, meliputi:
a. Inventarisasi vegetasi, potensi kayu, HHBK, jasa lingkungan serta sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat.
b. Identifikasi potensi HHBK unggulan dan jasa lingkungan.
2. Penataan Hutan Rencana kegiatan penataan hutan KPHP Model Bukit Punggur meliputi:
a. Sosialisasi tata batas kawasan.
b. Rekonstruksi dan pemeliharaan batas kawasan.
c. Penataan batas kawasan.
d. Pembuatan batas blok dan petak.
e. Pembuatan Resort Pengelolaan Hutan (RPH)
f. Penataan blok dan petak secara berkala.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 49
B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu 1. Pengembangan Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu
Kegiatan pemanfaatan yang dapat dilakukan di KPHP Model Bukit
Punggur berupa pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK). Pemanfaatan pada blok pemanfaatan dan blok
pemberdayaan dapat berupa pengembangan jenis-jenis tanaman unggulan
setempat (local species) seperti: tanaman gelam dan tanaman kayu jenis
komersial seperti: akasia, jabon, sengon, dan sebagainya. Pengembangan
HHBK jenis komersial seperti: karet, bambu, pala, madu, aren, selain itu
termasuk didalamnya adalah upaya penangkaran flora dan fauna serta
kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Pada setiap pemanfaatan, KPHP membuat model perencanaan
bisnis dalam upaya meresolusi potensi konflik dengan melibatkan partisipasi
masyarakat dengan pola kerjasama atau pola pemanfaatan hutan lainnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang saling menguntungkan diantara
KPH dengan masyarakat, serta harus mempertimbangkan juga kebutuhan
dan potensi pengembangan hasil hutan bukan kayu getah karet ataupun juga
hasil hutan kayu berupa kayu. Adanya pemanfaatan hutan pada wilayah
tertentu juga memungkinkan adanya kontribusi nyata dari KPH terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat serta pendapatan asli daerah untuk
menunjang pembangunan Kabupaten Way Kanan secara umum dengan
memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat di sekitar wilayah KPHP.
2. Pemanfaatan Wisata Alam Merupakan upaya pendayagunaan potensi obyek wisata alam dengan
tetap memperhatikan prinsip keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan
dan pelestarian alam. Kegiatan pariwisata dan rekreasi didalam kawasan
KPHP Model Bukit Punggur diarahkan pada beberapa kegiatan berikut:
1) Inventarisasi dan identifikasi obyek dan daya tarik wisata alam dalam
kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
2) Inventarisasi, identifikasi dan analisis sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, kecenderungan pasar, kebijakan sektor kepariwisataan
daerah, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang berada di
sekitar kawasan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 50
3) Pengembangan obyek wisata alam tetap memperhatikan aspek sosial
ekonomi dan budaya masyarakat, kecenderungan pasar, kebijakan sektor
kepariwisataan daerah, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
di sekitar kawasan.
4) Pengembangan kerjasama dengan masyarakat dalam upaya pemanfaatan
potensi obyek wisata alam kawasan KPH, dan diarahkan pada upaya
peningkatan penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha bagi
masyarakat sekitar kawasan dan pihak investor.
Beberapa lokasi wisata alam potensial yang bisa dikembangkan di
KPHP Bukit Punggur adalah Air Terjun Putri Malu dengan ketinggian
±80 meter di KHL Register 24 Bukit Punggur yang berjarak 5 Km dari
Kampung Juku Batu dan Gentongan Sumber Air Panas Vilamasin di KHL
Saka Register 41. Potensi air terjun ini bisa dimaksimalkan untuk kepentingan
lain seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) atau Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA). Pengembangan wisata alam perlu dilakukan secara
bertahap dan hati-hati karena kehadiran pengunjung akan dapat memberikan
dampak negatif pada lokasi yang dikunjungi. Oleh karena itu, perlu adanya
regulasi untuk memberi rambu-rambu agar kegiatan wisata alam di kawasan
KPH tidak menimbulkan kerusakan ekosistem. Sehingga dalam membuat
regulasi harus mempertimbangkan aspek ekologi, estetika, partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat lokal.
3. Pemanfaatan Kawasan Pendidikan dan Penelitian Pemanfaatan kawasan pendidikan dan penelitian meliputi kegiatan
yang berhubungan dengan upaya untuk mengakomodir kepentingan fungsi
kawasan KPHP Model Bukit Punggur untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil kegiatan penelitian perlu diarahkan
dan diselaraskan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang ada. Kegiatan penelitian terapan umumnya diarahkan
untuk memberikan dukungan bagi upaya membantu penyelesaian masalah
pengelolaan kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 51
C. Pemberdayaan Masyarakat Sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan masih
tergantung pada sumber daya hutan di dalam kawasan KPHP Model Bukit
Punggur. Untuk itu, pihak pengelola perlu membimbing masyarakat untuk dapat
mengusahakan pengambilan sumber daya hutan yang berkelanjutan melalui
peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat. Dengan demikian, maka
kawasan dapat dikelola sekaligus memberikan aliran hasil hutan dan jasa secara
berkelanjutan kepada masyarakat. Sementara itu, pengembangan usaha alternatif
perlu dikembangkan untuk membatasi pengambilan sumber daya hutan.
Beberapa program yang dapat dilakukan adalah penanaman dan
pengayaan jenis rotan, kayu bakar, buah-buahan, gaharu, obat-obatan, dan
tanaman berguna lainnya di areal bekas pembalakan atau di wilayah-wilayah
rehabilitasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.39/Menhut-II/2013
tanggal 16 Juli 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui
Kemitraan Kehutanan, dimana maksud pemberdayaan masyarakat melalui
Kemitraan Kehutanan menurut Pasal 2 adalah mengembangkan kapasitas dan
memberikan akses masyarakat setempat dalam rangka kerjasama dengan
pemegang izin pemanfaatan hutan atau pengelola hutan, pemegang izin usaha
industri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan Pengelolaan Hutan pada wilayah
tertentu untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
setempat.
KPH wajib melaksanakan pemberdayaan masyarakat setempat yang
terdapat disekitarnya melalui Kemitraan Kehutanan meliputi kegiatan:
a. Sosialisasi Permenhut Nomor: P.39/Menhut-II/2013 tanggal 16 Juli 2013
tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan
kepada masyarakat sekitar.
b. Pembinaan kepada masyarakat tentang perlindungan dan pengamanan
hutan.
c. Pemberdayaan masyarakat dengan skema kegiatan Hutan Kemasyarakatan
(HKm) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
d. Memfasilitasi masyarakat dengan pemegang IUPHHK-HTI untuk membuat
kesepakatan bersama (MoU).
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 52
D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin
Izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang telah ada atau
izin baru pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sesuai ketentuan yang
berlaku yang kedepannya mungkin ada di KPHP Model Bukit Punggur
merupakan bagian tidak terpisahkan dari kawasan KPHP Model Bukit Punggur,
karena keberadaanya menjaga keberlangsungan pengelolaan KPHP Model Bukit
Punggur. Para pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di
KPHP Model Bukit Punggur harus dilakukan pembinaan dan pemantauan secara
terus-menerus. Pembinaan dan pemantauan tersebut mengacu kepada model
pembelajaran bersama dan kesetaraan, sehingga partisipasi dan asimilasi antara
KPH dan masyarakat, pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan terjalin hubungan yang cukup baik. Salah satu implementasi pembinaan dan
pemantauan terhadap kawasan dan kepada pemegang izin adalah dengan
mendirikan pos pemantauan dan jalan pemeriksaan di dalam KPHP Bukit
Punggur.
Pembinaan dan pemantauan areal yang telah diberi izin, meliputi
kegiatan:
a. Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap pemegang izin,
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
b. Review rencana pengelolaan para pemegang izin.
c. Identifikasi permasalahan yang akan muncul dalam pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan.
e. Koordinasi dan sinkronisasi program pembinaan dan pengawasan blok
pemanfaatan.
f. Peningkatan komunikasi antara KPH dengan pemegang izin.
E. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin Upaya rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan KPHP Model Bukit
Punggur diawali dengan pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi kerusakan
hutan dan lahan di dalam kawasan KPH. Identifikasi ini ditujukan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan ekosistem di dalam kawasan. Apabila
ditemukan kerusakan-kerusakan yang terjadi di dalam hutan, faktor penyebabnya
serta sejauh mana dampaknya terhadap keseluruhan proses ekologis di dalam
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 53
kawasan, maka akan dihasilkan rekomendasi tentang bentuk-bentuk intervensi
pengelola yang perlu dilakukan untuk permasalahan tersebut.
Rehabilitasi lahan kawasan KPHP Model Bukit Punggur di luar izin,
meliputi kegiatan:
a. Penyusunan rencana rehabilitasi hutan dan lahan.
b. Pembibitan dan penanaman di hutan dan lahan kritis.
c. Monitoring dan evaluasi rehabilitasi hutan dan lahan.
d. Pemeliharaan tanaman.
e. Sosialisasi/penyuluhan terhadap masyarakat.
F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di Dalam Areal yang Berizin
Pembinaan merupakan pemberian Pedoman / Petunjuk Pelaksanaan /
Petunjuk Teknis, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi pembinaan dan
pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin. Dalam konteks
pembinaan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap blok yang sudah ada
izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan diarahkan untuk pembinaan teknis
dan administrasi. Pembinaan teknis menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
ketentuan teknis pelaksanaan kegiatan, sedangkan pembinaan adminsitrasi
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan administrasi. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan maka proses
pembinaan dan pengawasan meliputi:
1. Pembinaan dan pengawasan terhadap teknis rehabilitasi dan reklamasi yang
dilakukan oleh pemegang izin.
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara rehabilitasi dan reklamasi
berdasarkan juknis yang ditetapkan oleh pemerintah/pengelola KPH.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara pelaporan rehabilitasi dan
reklamasi oleh pemegang izin.
G. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga keutuhan fungsi
kawasan, menjaga agar kawasan terbebas dari perambahan, perusakan dan
gangguan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam memperkuat
perlindungan dan pengamanan kawasan diperlukan strategi-strategi yang
melibatkan peran serta semua pihak berdasarkan kewenangan yang dimiliki
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 54
masing-masing pihak, baik di internal KPHP Model Bukit Punggur, perusahaan
dan kelompok tani pemegang izin maupun pihak-pihak eksternal seperti
Kepolisian, Dinas Kehutanan, dan masyarakat di sekitar kawasan KPHP Model
Bukit Punggur. Perlindungan dan pengamanan dapat dilaksanakan melalui
kegiatan antara lain :
1. Pembagian wilayah kelola ke dalam 3 (tiga) Resort Pengelolaan Hutan (RPH).
2. Penyediaan sarana dan prasarana patroli yang memadai seperti kendaraan
roda empat dan roda dua.
3. Patroli yang dilaksanakan oleh Polisi Kehutanan.
4. Patrolti bersama yang dilaksanakan oleh unsur Polisi Kehutanan Dinas
Kehutanan Kabupaten, Kepolisian setempat, dan pemegang IUPHHK-HTI
serta kelompok tani pemegang izin HKm.
5. Operasi Terpadu.
6. Pembentukan Masyarakat Peduli Api.
7. Penegakan Hukum.
H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin
KPHP Model Bukit Punggur sebagai penanggung jawab pengelolaan
hutan, harus melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan pemegang izin dan
para pihak terkait. Dengan adanya koordinasi dan sinkronisasi ini, maka
diharapkan segala permasalahan dan kendala serta keberhasilan yang dilakukan
oleh pemegang izin dapat diketahui secara jelas sehingga semua pihak dapat
terus berkonstribusi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Proses koordinasi dan sinkronisasi hendaknya dimusyawarahkan dan
dikomunikasikan mulai dari tingkat petak sampai dengan blok pengelolaan KPH.
Koordinasi dan sinkronisasi sangat diperlukan untuk menyamakan visi dan misi
pengelolaan serta menghindari konflik antara pengelola dan pemegang izin.
Koordinasi dan sinkronisasi antara pemegang izin dilakukan melalui
kegiatan:
a. Sosialisasi pokok-pokok kebijakan pengelolaan kawasan.
b. Pertemuan rutin antara pengelola KPH dan pemegang izin dalam rangka
melakukan sinkronisasi rencana kegiatan masing-masing pemegang izin
dengan rencana KPH
c. Membangun kerjasama dengan para pemegang izin
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 55
d. Membangun dan memperkuat media komunikasi
e. Membangun kolaborasi pengelolaan KPHP
I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait Pengembangan program bersama akan tercapai jika koordinasi dan
sinergi antar pihak berjalan dengan baik. Koordinasi dan sinergi mengambil peran
yang signifikan dalam mengontrol berjalan atau tidaknya pencapaian program,
baik di internal maupun di eksternal KPHP Model Bukit Punggur. Koordinasi dan
sinergi di internal lebih mengacu kepada Standar Operasional Prosedur (SOP)
atau prosedur kerja yang ada saat ini, sedangkan koordinasi dan sinergi di
eksternal dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan antar pihak.
Untuk menjamin koordinasi dan sinergi lebih baik, diperlukan kegiatan:
a. Membentuk kelembagaan kolaboratif yang melibatkan para pihak
Kelembagaan yang kolaboratif dan melibatkan para pihak seperti
masyarakat, pemerintah pusat, NGO/LSM dan pihak lain yang relevan,
merupakan langkah yang baik dan memudahkan koordinasi dan sinergi antar
pihak. Kelembagaan kolaboratif berdasarkan kesetaraan masing-masing pihak
dalam mengakomodir kepentingan dan keinginan bersama yang tertuang
dalam perencanaan bersama. Perencanaan dan implementasi kegiatannya,
juga harus dibangun berdasarkan kepentingan bersama sehingga proses
koordinasi dan sinergi terus berjalan.
b. Membangun kolaborasi pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan
antar pihak
Blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan masyarakat merupakan
bagian yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaan, karena ada interaksi
manusia pada wilayah tersebut. Di satu sisi, mengurangi tekanan terhadap
kawasan dan sisi yang lain bermanfaat langsung kepada masyarakat.
Pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan masyarakat
diharapkan dapat menjembatani kepentingan semua pihak seperti investor
ataupun pihak swasta dengan masyarakat sehingga meredam konflik sumber
daya alam yang ada di masyarakat.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 56
J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM ditujukan untuk
mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur,
fungsi, wewenang, tugas, dan tanggung jawab, serta tata hubungan yang efektif
dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur.
Pemantapan kelembagaan KPH harus didukung oleh tersedianya SDM baik
secara kualitas maupun kuantitas. Selain tenaga teknis kehutanan, saat ini
diperlukan juga tenaga teknis yang mampu memfasilitasi konflik sosial ekonomi
di masyarakat. Sehingga dapat menjadi resolusi konflik sosial ekonomi yang ada
di wilayah KPHP Model Bukit Punggur.
Rencana kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:
1. Pengembangan organisasi kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur, meliputi
kegiatan:
a. Analisa beban kerja dan kebutuhan personil.
b. Analisa penyesuaian struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur.
2. Peningkatan kapasitas SDM pengelola KPHP Model Bukit Punggur, meliputi
kegiatan:
a. Peningkatan jenjang pendidikan.
b. Pemetaan kompetensi.
c. Pelibatan personil KPHP Model Bukit Punggur dalam pendidikan dan latihan
untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan organisasi.
d. Penambahan personil pengelola KPHP Model Bukit Punggur, khususnya
personil lapangan, meliputi kegiatan: 1) Permohonan formasi pegawai, dan
2) Rekruitmen petugas lapangan.
3. Penyusunan SOP dan petunjuk teknis kegiatan pengelolaan KPHP Model Bukit
Punggur, tediri dari:
a. Penyusunan Prosedur Kerja KPH.
b. Penyusunan Prosedur Kerja Resort Pengelolaan Hutan (RPH),
c. Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
kegiatan pengelolaan.
4. Monitoring dan evaluasi personil, untuk meningkatkan kinerja dan kedisiplinan
personil, meliputi kegiatan:
a. Pembuatan mekanisme pelaporan yang efektif dan efisien. b. Rapat pembinaan reguler KPH dan RPH. c. Pembuatan Sistem Pengawasan Internal Instansi.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 57
5. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengelolaan KPHP
Model Bukit Punggur, meliputi kegiatan:
a. Pembangunan Kantor RPH dan mess lapangan.
b. Pembangunan pondok kerja, pondok jaga dan pos jaga.
c. Pengadaan peralatan kantor KPHP Model Bukit Punggur.
d. Peningkatan perlengkapan kerja personil KPH.
e. Pengadaan peralatan komunikasi lapangan.
f. Penyediaan listrik dan instalasi air bersih.
g. Pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana dan prasarana.
K. Penyediaan Pendanaan KPHP Model Bukit Punggur merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan sehingga pendanaan
secara umum masih sangat tergantung dari pendanaan yang ada pada Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Way Kanan. Selain itu
terdapat dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) atau Konvergensi dari Kementerian Kehutanan. Namum kelak bila KPH
sudah menjadi institusi Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) ataupun melalui
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) maka
pendanaan dapat langsung diberikan selain tentunya dapat berasal dari sumber
lain yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sumber-sumber lain tidak hanya berasal dari pihak lain, tetapi dapat pula
bersumber dari KPHP sendiri dengan meningkatkan peluang-peluang usaha yang
nantinya dapat dikembangkan. Untuk mendukung program ini, dipersiapkan
kegiatan umum untuk jangka panjang yang mencakup:
1. Membangun mekanisme penggalangan dana Proses dan skema pendanaan lain dapat ditempuh dengan
penggalangan bersama melalui mekanisme yang baik dan menguntungkan
antar pihak. Secara sederhana mekanisme ini dapat berupa aturan-aturan yang
sangat memungkinkan dilaksanakan dan tidak menyimpang dari regulasi yang
sudah disepakati bersama. Selain itu, mekanisme ini juga dibangun diatas
kebijakan yang berlaku.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 58
2. Penyusunan proposal dukungan pendanaan Proposal dukungan pendanaan terbangun berdasarkan kemampuan
KPHP Model Bukit Punggur saat ini dan dibandingkan dengan kekurangan
(gap) yang ada. Gap yang terjadi ini diupayakan sebagai langkah penyusunan
proposal untuk memperoleh dukungan pendanaan pihak lain. Di beberapa
pemberi dana biasanya melihat dana pendamping yang dikeluarkan oleh pihak
lain dalam implementasi program. Kekurangan yang ada baru disusun melalui
proposal yang diinginkan. Penyusunan proposal dan mencari dukungan
pendanaan dapat dilakukan dan bersama pihak-pihak lain seperti konsultan
ataupun NGO/LSM, BUMN, dan Swasta
3. Membangun perencanaan program bersama Perencanaan program bersama merupakan salah satu langkah
strategis dalam menyikapi penggalangan pendanaan bersama. Penyusunan
perencanaan ini lebih melihat kerjasama dengan pihak lain di luar KPHP Model
Bukit Punggur, pihak lain tersebut berupa program-program di pemerintah
daerah (Pemda) melalui musyawarah perencanaan pembangunan
(Musrenbang) baik di tingkat desa maupun di kabupaten, ataupun penyusunan
program bersama NGO maupun pihak swasta yang tertarik dan berminat
dengan suatu isu ataupun obyek tertentu. Penyusunan program ini akan
berjalan dengan sharing pendanaan atau sumber daya masing-masing pihak.
4. Menerapkan PPK-BLUD Salah satu alternatif KPHP Model Bukit Punggur untuk menuju
kemandirian adalah menjadikan KPHP Model Bukit Punggur sebagai suatu
institusi yang menerapkan PPK-BLUD, dengan mengacu kepada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Penerapan PPK-
BLUD merupakan langkah yang diharapkan untuk peningkatan kinerja dan
produktivitas sumber daya alam maupun SDM di KPHP Model Bukit Punggur
guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di sekitar KPHP Model Bukit
Punggur.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 59
L. Pengembangan Database Tersedianya informasi dan data yang memuat secara rinci, aktual, dan
akurat tentang aspek teknis kawasan hutan menurut unit pengelolaan, data sosial
ekonomi masyarakat serta variabel lain terkait pengelolaan KPH merupakan hal
yang mutlak untuk dimiliki sehingga terdapat bank data yang berbasis informasi
teknologi secara efektif dan profesional terutama dapat dipercaya oleh berbagai
pihak.
Pembangunan database untuk mendukung pengelolaan KPHP Model
Bukit Punggur, meliputi kegiatan:
a. Pelatihan staf database.
b. Penyiapan perangkat database.
c. Penyusunan dan pengelolaan sistem database.
d. Membangun manajemen sistem pusat informasi.
Secara umum kebutuhan database dalam suatu organisasi KPH dapat
dikelompokkan dalam 4 bagian besar, yaitu :
a. Database Sumberdaya Alam
Database sumber daya alam akan memberikan gambaran jelas
terhadap setiap potensi sumber daya alam yang ada di wilayah kelola KPH
seperti data vegetasi, perkembangan flora dan fauna, keadaan iklim, curah
hujan, daerah aliran sungai termasuk didalamnya data tentang lahan kritis,
tingkat bahaya erosi dan sebagainya.
2. Database Kepegawaian Untuk menjadi sebuah organisasi satuan kerja yang optimal dan mandiri
tentu KPH juga akan mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional,
tangguh dan memiliki kompetensi terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya. Pengembangan database kepegawaian adalah upaya
menciptakan suasana kerja yang kondusif dan profesional dimana dengan
dasar database tersebut akan memudahkan menempatkan para personil sesuai
dengan latar belakang pendidikan dan keahliannya dan pada akhirnya tentu
akan terbentuk pola kerja yang baik karena penempatan personil yang tepat
akan meningkatkan kompetisi yang sehat diantara sesama personil untuk
memacu kreatifitas dan kemampuan masing-masing rimbawan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 60
3. Database Keuangan Pengelolaan yang efektif dan efisien juga harus tergambar dalam pola
pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan. Pengembangan database
keuangan memberikan kemudahan dalam menerapkan standar keuangan yang
berlaku sehingga akan memudahkan dalam merencanakan dan menghitung
kebutuhan keuangan untuk setiap satuan pekerjaan. Database keuangan juga
dapat membantu pengelolaan kelembagaan yang akuntabel dan terpercaya.
Untuk dapat mengembangkan database keuangan tentu dibutuhkan pernyiapan
SDM yang terampil selain itu juga sarana dan prasarana baik berupa software
maupun hardware yang tepat.
4. Database Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Hal terpenting dalam pengembangan database dalam suatu KPH juga
harus memperhitungkan kondisi social, ekonomi dan budaya masyarakat yang
berada disekitar kawasan hutan.
Pembangunan database social, ekonomi dan budaya masyarakat
harus dapat memberikan gambaran yang komperhensif tentang kondisi yang
ada, diantaranya adalah dengan mengumpulkan data-data masyarakat
berdasarkan:
a. Jenis kelamin
b. Usia produktif
c. Tingkat pendidikan
d. Mata pencaharian utama
e. Jumlah anggota keluarga
f. Luas lahan garapan
Makin banyak varian dalam pengumpulan database sosial, ekonomi
dan budaya masyarakat akan makin mempermudah untuk melakukan analisis
sehingga pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat akan lebih
memberikan manfaat.
M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola Untuk mendapatkan wilayah kelola yang optimal sesuai dengan SDM
pengelolanya maka rasionalisasi wilayah kelola menjadi salah satu instrumen
yang akan dijalankan oleh KPH. Pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur di
masa yang akan datang menghadapi tantangan yang berat. Tantangan terberat
adalah bertambahnya populasi penduduk sekitar kawasan KPH yang dapat
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 61
mempengaruhi keberadaan hutan di KPHP Bukit Punggur. Hal ini menuntut
pihak pengelola KPH untuk melakukan kalkulasi yang scientific based yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Rasionalisasi pengurusan wilayah kelola mencakup 2 aspek yaitu:
1. Aspek fisik (kawasan) yang mencakup aspek silvikultur, tata guna hutan,
eksplorasi potensi dan lainnya.
2. Aspek non teknis yang meliputi rasionalisasi kelembagaan wilayah kelola
hutan mulai dari tingkat blok sampai dengan tingkat petak (organisasi,
kewenangan dan personil)
Rasionalisasi wilayah kelola dari aspek fisik merupakan bentuk
penilaian kembali terhadap kawasan blok atau petak pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan yang mengalami perubahan. Misalnya, jika blok
pemanfaatan kayu pada hutan alam sudah tidak memiliki potensi yang signifikan
maka perlu dirasionalisasi ke bentuk wilayah kelola lain misalnya diarahkan ke
pemanfaatan kayu hutan tanaman. Perubahan wilayah kelola juga akan
mempengaruhi operasional personil di lapangan.
N. Review Rencana Pengelolaan Review RPHJP KPHP Model Bukit Punggur akan dilakukan pada
tahun 2015 dan tahun 2020. Review pada tahun 2015 akan dijadikan dasar
penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (tahunan), dan penyusunan
Rencana Bisnis (Bussiness Plan). Selain itu, review yang akan dilakukan pada
tahun 2015 maupun tahun 2020 juga akan dijadikan dasr penyusunan rencana
teknis, penyusunan Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan kewajiban
ketika nanti KPHP Model Bukit Punggur sudah menjadi SKPD, penyusunan
Rencana Kerja (Renja), serta penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur
Jangka Pengelolaan selanjutnya, yaitu 2025-2034.
Maksud dilakukannya review terhadap rencana pengelolaan adalah
untuk mewujudkan tatanan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari, melalui
evaluasi terhadap seluruh kegiatan di unit-unit pengelolaan hutan tingkat tapak
(blok dan petak), dan membentuk lembaga pengelola yang bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan pengurusan hutan mencakup penyelenggaraan
kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
latihan serta penyuluhan dan pengawasan. Adapun tujuan dari dilaksanakan
kegiatan ini adalah :
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 62
1. Mengetahui dan menganalisis semua data dasar yang dipergunakan dalam
proses perencanaan terkait dengan pengelolaan kawasan hutan di KPHP
Model Bukit Punggur.
2. Mengevaluasi efektivitas tata guna kawasan hutan di KPHP Model Bukit
Punggur dan kemungkinan untuk menggali potensi kawasan hutan lainnya
yang dikembangkan.
3. Membuat arahan terbentuknya blok pengelolaan/resort yang baru sesuai
dengan potensi di KPHP Model Bukit Punggur.
4. Menganalisis kinerja organisasi KPHP Model Bukit Punggur di tingkat tapak
(blok dan petak) dan dinamika kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur.
Untuk pelaksanaan review rencana pengelolaan harus melibatkan para
pihak yang memiliki kepentingan dan instrumen penilaian yang sesuai dengan
kondisi wilayah KPH. Para pihak yang terlibat hendaknya dapat mewakili semua
lapisan yang memilki kepentingan dengan pengelolaan hutan lestari baik dari
pemerintah, pemegang izin, masyarakat sekitar, akademisi, lembaga swadaya
masyarakat maupun lembaga lain yang berkompeten.
O. Pengembangan Investasi Pengembangan investasi harus menyesuaikan dengan potensi yang
ada di wilayah kelola KPH. Dalam hal ini, sistem pengelolaan database yang
baik juga akan memudahkan pengelola KPH untuk mengembangkan investasi
yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada. Dengan demikian, para
investor dapat memiliki gambaran secara menyeluruh dan transparan tentang
potensi peluang dan kendala investasi di wilayah KPH.
Berdasarkan pengalaman dalam berbisnis sumber daya alam yang
saling menguntungkan, pola kemitraan dalam berinvestasi di KPHP Model Bukit
Punggur merupakan pola yang tepat. Prosedur kemitraan yang diterapkan dalam
pengembangan investasi di KPHP Model Bukit Punggur adalah memposisikan
KPH sebagai fasilitator dan administrator pengelolaan pembangunan di wilayah
KPH.
Kemitraan dalam membangun investasi di KPHP Model Bukit Punggur
sangat penting untuk dilakukan mengingat dua hal, yaitu:
1. Kemitraan merupakan wujud nyata dari partisipasi masyarakat dan swasta
dalam proses pembangunan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 63
2. Kemitraan merupakan cara efektif untuk efisiensi belanja KPHP Model Bukit
Punggur di sektor pembangunan.
Pengembangan investasi di KPHP Model Bukit Punggur diarahkan
pada kegiatan:
1. Pengembangan investasi hasil hutan bukan kayu (HHBK)/ jasa lingkungan
Pengembangan HHBK dan jasa lingkungan mempunyai peluang yang
cukup besar dan menjanjikan serta kompetitif di wilayah KPHP Model Bukit
Punggur. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan nasional dalam
mengembangkan dan meningkatkan produksi HHBK. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2007 telah ditetapkan jenis-jenis
HHBK yang terdiri dari 9 kelompok HHBK yang terdiri dari 557 spesies
tumbuhan dan hewan. Untuk memberikan arah, kebijakan serta gambaran
pengembangan HHBK kepada pelaku usaha, para pihak dan masyarakat
yang akan mengembangkan usaha HHBK telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2009 tentang Strategi
Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Nasional.
Penyusunan Grand Strategy ini sekaligus sebagai acuan mulai dari
perencanaan sampai pasca panen bagi pelaku usaha, para pihak dan
masyarakat luas dalam pengembangan HHBK. Sebagai acuan dalam
penetapan jenis HHBK unggulan serta menyamakan pemahaman dan
langkah dalam upaya pengembangan HHBK, untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang telah diatur dalam Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2009 tentang Kriteria dan Indikator
Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan. Penetapan kriteria dan
indikator tersebut bertujuan tersedianya jenis-jenis HHBK unggulan yang akan
dikembangkan secara lebih terfokus dan terarah menjadi komoditas yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi baik di tingkat nasional maupun daerah.
Adapun bentuk investasi HHBK dan jasa lingkungan di KPH antara lain:
a. Pemanfaatan air untuk Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH)
b. Pemanfaatan wisata alam
c. Pengembangan REDD+
d. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 64
2. Pengembangan investasi kayu di hutan tanaman Bisnis kayu adalah salah satu bisnis jangka panjang dengan
kemungkinan keuntungan yang sangat tinggi, selama beberapa abad terakhir
permintaan kayu selalu meningkat seiring dengan meningkatnya populasi
dunia. Perubahan ekonomi seperti Cina dan India yang sekarang menjadi
negara konsumen dalam beberapa tahun terakhir, karena hal tersebut
dampaknya pada pasar kayu yang semakin meningkat. Hal ini mengkonfirmasi
bahwa ada hubungan antara pertambahan populasi dengan permintaan kayu.
Tidak ada prediksi adanya penyusutan permintaan kayu dengan melihat
penduduk dunia dalam 30-60 tahun mendatang. Di sisi lain, tidak ada keraguan
bahwa produksi dari hutan alam tropis akan menurun, menurut REDD+
dikarenakan adanya insentif untuk tidak menebang kayu dari Badan Organisasi
Dunia, penegakan hukum, reboisasi. Tetapi pelestarian hutan di seluruh dunia
tidak akan bisa, karena volume dan penanaman tidak akan mampu
mengimbangi permintaan seiring dengan cepatnya pertambahan populasi
dunia, sebab kompensasi penanaman hutan bisa dipanen dalam jangka waktu
25-30 tahun. Kayu adalah satu satunya investasi yang tumbuh dengan
sendirinya, yang tumbuh secara alami, dan tidak terpengaruh terhadap setiap
situasi ekonomi. Oleh karena itu, saham kayu cenderung dalam performa
terbaik ketika saham dan obligasi umumnya mengalami depresi, bahkan harga
kayu tidak terlalu berpengaruh oleh kemerosotan ekonomi dibandingkan
kebanyakan aset lainnya.
Berdasarkan perspektif di atas maka usaha pengembangan investasi
kayu di KPHP Model Bukit Punggur memiliki prospek yang cerah. Prinsip dasar
yang dianut oleh KPHP Model Bukit Punggur dalam pengembangan investasi
kayu adalah:
1. Investasi kayu harus ditujukan untuk kesejahteraan rakyat sekitar hutan
khususnya dan rakyat Kabupaten Way Kanan secara umum
2. Investasi kayu harus dilakukan dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan
lestari.
Rencana kegiatan strategis KPHP Model Bukit Punggur tahun 2015-2024
secara rinci, meliputi: output, sub kegiatan, lokasi, volume, biaya, pihak terkait,
sumber dana serta tata waktu pelaksanaannya sebagaimana Lampiran 15.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 65
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN
A. Rencana Pembinaan
Pembinaan adalah kegiatan untuk memberikan pedoman dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian agar KPHP Model Bukit Punggur
dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil
guna. Pembinaan dilakukan terhadap SDM pelaksana pengelolaan dan
masyarakat di sekitar kawasan KPHP Model Bukit Punggur. Dalam rangka
pembinaan tersebut perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Peningkatan kemampuan SDM pengelola KPHP Model Bukit Punggur dalam
penyelenggaraan kegiatan pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur, baik
berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan non
formal berupa pendidikan dan pelatihan lainnya yang dapat meningkatkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian guna mendukung jalannya
pengelolaan.
b. Penguatan kerangka semangat kerjasama diantara pihak pengelola, SKPD,
mitra dan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolan KPHP Model Bukit
Punggur.
c. Pengembangan sistem informasi yang baik agar dapat menyajikan hal-hal
baru yang bermanfaat bagi semua pihak di dalam pengelolaan.
d. Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman
pemegang izin dan masyarakat mengenai arti pentingnya pengelolaan
kawasan KPHP Model Bukit Punggur, mengingat masyarakat di sekitar
kawasan KPHP Model Bukit Punggur merupakan bagian dari pengelolaan.
Hal ini dapat dilihat dari adanya pembagian peran terhadap pemegang izin
dan masyarakat.
Sasaran pembinaan yang dilaksanakan di KPHP Model Bukit Punggur
meliputi:
a. Unsur internal KPHP Model Bukit Punggur, mencakup kelembagaan, SDM,
dan sarana dan prasarana, baik administrasi (perkantoran) maupun
pelaksanaan dan pengelolaan program di lapangan.
b. Para pemegang izin pemanfaatan kawasan hutan, yaitu Perusahaan
pemegang IUPHHK-HTI dan kelompok-kelompok HKm baik yang telah
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
66
memiliki izin definitif maupun yang masih dalam pengusulan/pengurusan izin.
Aspek pembinaan yang diberikan KPHP Model Bukit Punggur rmeliputi
administrasi (kepatuhan dalam melengkapi persyaratan-persyaratan
administrasi), kelembagaan, dan teknis budidaya tanaman dengan
mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi serta kewirausahaan.
c. Para pemegang izin penggunaan kawasan, yaitu perusahaan-perusahaan
yang telah memiliki izin penggunaan kawasan hutan. Aspek pembinaan
meliputi administrasi (ketaatan dalam melengkapi persyaratan-persyaratan
administrasi) dan teknis konservasi tanah dan air.
d. Kawasan-kawasan tertentu, baik yang terdapat dalam blok Inti maupun blok
pemanfaatan. Aspek pembinaan mencakup administrasi dan kelembagaan
pengelolaan serta aspek teknis konservasi tanah dan air.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan yang akan dilakukan oleh KPHP
Model Bukit Punggur meliputi:
a. Pembuatan dan pemberian pedoman/juklak/juknis atau SOP, administrasi dan
teknis pelaksanaan pengelolaan lahan (budidaya dan konservasi) dan
pengelolaan pasca hasil/produksi hutan.
b. Sistem pelaporan yang bersifat periodik (Laporan Tahunan) dan Laporan
Kegiatan.
c. Bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan, dan pembuatan percontohan
(misalnya demplot), dan lain-lain sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan.
B. Rencana Pengawasan
Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kinerja
KPHP Model Model Bukit Punggur agar dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan baik. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHP
Model Bukit Punggur dilakukan oleh pihak internal pengelola maupun para pihak
yang berkompeten dan dilakukan secara langsung agar pelaksanaan
pengelolaan sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Maksud dan tujuan
pengawasan adalah untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana pengelolaan.
Pengawasan internal dilakukan Kepala KPH meliputi kegiatan audit,
review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
67
penyelenggaraan tugas dan fungsi KPH dalam rangka memberikan keyakinan
yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Pengawasan eksternal dilakukan
oleh UPT KPHP Model Bukit Punggur terhadap pemegang izin untuk mengetahui
sejauh mana rencana pengelolaan yang sudah ditetapkan oleh pemegang izin
dapat dilaksanakan dengansebenarnya.
Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun
informasi yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan
KPHP Model Bukit Punggur serta perubahan pada sosial ekonomi masyarakat.
Selain itu, pengawasan juga dapat berfungsi pemeriksaan terhadap ketepatan
dan kesesuaian sasaran pengelolaan. Pada pemeriksaan dimungkinkan
dilakukannya perubahan-perubahan terhadap sasaran dan program yang tidak
tepat.
C. Rencana Pengendalian
Pengendalian internal dilakukan untuk menjamin dan mengarahkan
agar kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja KPHL dan KPHP di
Daerah disebutkan bahwa Kepala KPHL dan KPHP Provinsi, Kabupaten/Kota
melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing.
Sistem Pengendalian Intern (SPI) menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Kegiatan pengendalian internal dilakukan oleh Kepala KPHP Model
Bukit Punggur antara lain: review atas kinerja KPH, pembinaan SDM,
pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, pengendalian fisik atas aset,
penetapan dan review atas indikator dan ukuran kinerja, akuntabilitas terhadap
sumber daya dan pencatatannya, dan dokumentasi yang baik atas sistem
pengendalian intern.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
68
Pengendalian eksternal dilakukan KPH terhadap pemegang izin
terhadap pelaksanaan pembangunan HTI dan HKm dan pengendalian terhadap
pemanfaatan hutan dan/atau pengolahan hasil hutan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa strategi pengendalian yang akan
ditempuh oleh KPHP Model Bukit Punggur adalah pengendalian hasil (result
control), pengendalian tindakan (action control), dan pengendalian personil
(people control). Pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara periodik dan
insidentil sebagai tindak lanjut dari analisa laporan yang disampaikan oleh
KKPH. Pengendalian hasil dilaksanakan dengan menfokuskan pada hasil dari
suatu kegiatan yang akan dicapai, yaitu dengan menerjemahkan hasil yang akan
dicapai menjadi target-target tertentu sesuai dengan kondisi dan kemampuan
KPHP Model Bukit Punggur, baik kemampuan SDM, kemampuan teknis, dan
pendanaan serta skala prioritas.Pengendalian tindakan yang akan dilaksanakan
oleh KPHP Model Bukit Punggur, yaitu dengan menekankan pada cara-cara
personil atau pun elemen KPH dalam menjalankan tugas dikerjakan secara
tanggung jawab. Pada perkembangannya, direncanakan pengendalian di KPHP
Model Bukit Punggur akan mempertimbangkan adanya pemberian insentif
kepada personil yang melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, sebaliknya
akan memberikan hukuman bagi yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik
dan benar.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
69
VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Rencana Pemantauan dan Evaluasi Salah satu tugas dan fungsi KPHP adalah melaksanakan
pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan
hutan di wilayahnya sebagaimana disebutkan dalam Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2010. Pemantauan dan
evaluasi dilakukan terhadap setiap program yang telah
dilaksanakan dan kegiatan pengelolaan yang sudah direncanakan
KPHP Model Bukit Punggur untuk mengetahui pencapaian hasil,
kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan
hutan. Pemantauan dan evaluasi oleh KPH terhadap pemegang
izin dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali
untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan atas rencana kerja
yang sudah ditetapkan oleh pemegang izin. Khusus untuk evaluasi
RPHJP dilakukan paling sedikit 5 (lima) tahun sekali. Hasil
pemantauan dan evaluasi dapat digunakan perbaikan pelaksanaan
rencana pengelolaan hutan di masa yang akan datang.
Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap
seluruh komponen pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari
pemantauan akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
evaluasi pengelolaan. Evaluasi dilakukan dengan melihat ukuran
kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu kegiatan, yang dikategorikan kedalam kelompok masukan
(inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), dan manfaat
(benefits). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup:
1. Pemantauan dan evaluasi oleh internal KPHP Model Bukit
Punggur.
2. Pemantauan dan evaluasi oleh institusi lain.
3. Pemantauan dan evaluasi oleh masyarakat.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
70
Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHP Model Bukit
Punggur dapat diukur dari:
1. Tingkat perambahan terhadap kawasan KPHP Model Bukit
Punggur semakin menurun.
2. Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat
terutama yang disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi
kawasan KPHP Model Bukit Punggur dari gangguan keamanan
kawasan serta berkembangnya nilai-nilai kearifan lokal
masyarakat dalam mendukung pengelolaan kawasan.
3. Berhasilnya program pemberdayaan masyarakat di sekitar
kawasan sebagai upaya alternatif dalam peningkatan
perekonomian masyarakat.
4. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder
terkait yang memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP Model
Bukit Punggur yang dimulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, KPHP Model Bukit Punggur sebagai Unit Pelaksana
Teknis pengelolaan dan pihak mitra pendukung. 5. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan.
B. Rencana Pelaporan
Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban
kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
monitoring dan evaluasi. KPHP Model Bukit Punggur rmelaporkan
hasil akhir dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHP
Model Bukit Punggur sesuai dengan tugas dan fungsinya secara
berkala. Acuan yang digunakan dalam pelaporan adalah
berdasarkan SOP yang berlaku. Tahapan dari penyampaian
laporan dimulai dari penyiapan format laporan, penyusunan bahan
laporan dan resume telaahan bahan laporan sampai dengan tahap
penyusunan Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, Laporan
Semesteran, dan Laporan Tahunan. Seluruh laporan yang telah Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
71
tersusun ditandatangani oleh Kepala KPH dan disampaikan
kepada Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten sebagai pimpinan
instansi yang menaungi KPHP Model Bukit Punggur dan juga
disampaikan kepada pihak-pihak lain yang memiliki hak dan
kewenangan.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
72
VIII. PENUTUP
Pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur yang dilakukan oleh UPT KPHP
Bukit Punggur masih memiliki kendala dan permasalahan, baik secara internal
maupun eksternal. Disusunnya RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun
2015-2024 diharapkan dapat mengatasi berbagai kendala dan permasalahan
tersebut, serta memberikan arahan dalam pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur
dalam waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan yang masih bersifat makro dan indikatif.
Karena sifat dan cakupan dari rencana ini masih makro, untuk selanjutnya
diperlukan penjabaran lebih lanjut ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci dan
cakupan periode perencanaannya lebih pendek seperti Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Pendek (Tahunan), Rencana Bisnis, Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kerja (Renja), Rencana Teknsi dan sebagainya. Dengan rencana pengelolaan
tersebut KPHP Model Bukit Punggur memiliki kerangka kerja yang terpadu serta
komprehensif dalam pelaksanaan pengelolaan yang lebih efektif, efisien, dan
bermanfaat untuk mencapai visinya “Terbangunnya KPHP Model Bukit Punggur Sebagai Penghasil Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024”.
Selain itu, dengan diimplementasikannya rencana pengelolaan ini maka
akan dapat terus digali alternative PAD melalui usaha produktif yang dilakukan
bersama pihak swasta dan masyarakat dalam wilayah kelola KPHP Model Bukit
Punggur, sehingga dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
73
Lampiran 14. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024
HUBUNGAN VISI DAN MISI DENGAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL BUKIT PUNGGUR TAHUN 2015-2024
Visi
Misi
Tujuan
Rencana Kegiatan
Terbangunnya KPHP Model Bukit Punggur Sebagai Penghasil Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024
1. Menjamin keberadaan hutan dan memantapkan penataan kawasan KPHP Model Bukit Punggur
Untuk memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status serta menghindari sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya perizinan dalam menyediakan ruang bagi masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan baik dalam rangka mendukung program KPHP Model Bukit Punggur dan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1. Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan 2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu 3. Rencana rasionalisasi wilayah kelola 4. Review rencana pengelolaan
2. Mengembangkan kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur yang mandiri dan efektif
Untuk mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur, fungsi, wewenang, tugas dan tanggung jawab serta tata hubungan yang efektif dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur.
1. Rencana penyediaan dan peningkatan SDM 2. Penyediaan pendanaan 3. Pengembangan database
3. Mengembangkan partisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan kawasan KPHP Model Bukit Punggur
Untuk upaya pemberdayaan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya saing, memperluas jangkauan pelayanan serta meminimalisir terjadinya konflik.
1. Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin
2. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait
4. Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
Untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
1. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutandan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berijin
2. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berijin
3. Rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam
5. Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
Untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
4. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutandan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berijin
5. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berijin
6. Rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam
6. Optimalisasi pemanfaatan potensi kayu,hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
Untuk mengembangkan fungsi pemanfaatan khususnya Hasil Hutan Bukan Kayu secara lestari dengan mengatur segala bentuk kegiatan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.
1. Rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin 2. Pemberdayaan masyarakat 3. Pengembangan investasi
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024
Lampiran 15. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS KPHP MODEL BUKIT PUNGGUR TAHUN 2015 - 2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya
Diketahui kondisi riil dan tersedianya data SDH dan lingkungan secara lengkap, serta adanya kepastian hokum batas wilayah KPHP Model Bukit Punggur dan adanya kepastian wilayah di luar izin yang dapat dikelola KPHP Model Bukit Punggur
1. Inventarisasi vegetasi, potensi kayu, HHBK, jasa lingkungan serta sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
8 Kegiatan 200.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2017, 2019, 2021
2. Identifikasi potensi HHBK unggulan dan jasa lingkungan
Reg. 24, Reg. 41 3 Lokasi (2x)
1.100.000 KPH, BPPHP APBD/ APBN 2015, 2020
3. Sosialisasi tata batas kawasan KPHP
Reg. 24, Reg. 41, GihamTahmi dan Reg. 42
20 Kegiatan 1.200.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2019,
2024 4. Orientasi batas kawasan
KPHP Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
500 Km 7.000.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2020
5. Pemeliharaan pal batas kawasan KPHP
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
500 Km 2.500.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2016, 2021
6. Pembuatan batas blok dengan tanaman kehidupan
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
4 Blok 400.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2018,
7. Pembagian petak dengan tanaman kehidupan
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
101 Petak
400.000
KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2019,
2024
Estimasi Biaya -
-
-
-
12.800.000
-
-
-
2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
Terkelolanya wilayah- wilayah di luar izin
1. Sosialisasi pemantapan kawasan hutan
KPHP Model Bukit Punggur
3 Kegiatan 180.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN/
2015, 2016
2. Membuat perjanjian kemitraan antara masyarakat dengan KPH
Reg. 24. Reg. 41, Giham Tahmi
10 Kegiatan 50.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
3. Identifikasi kayu, HHBK, dan jasa lingkungan
Blok pemberdayaan / wilayah tertentu
6 Lokasi 150.000 KPH, B2HP, BPKH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2019,
2024 4. Penanaman berbagai jenis
MPTS, TUL, kayu produksi daur pendek
Blok pemberdayaan / wilayah tertentu
3.264 ha 19.584.000 KPH, BPDAS, BPPHP, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
Estimasi Biaya - - - - 19.964.000 - - -
3. Pemberdayaan Masyarakat
Terwujudnya penataan lahan dan meningkatnya kesadaran masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan, penguatan kelompok masyarakat
1. Pendataan dan Penertiban KTH
Reg. 24.Reg. 41, GihamTahmidanReg 42
10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,
Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
2. Penguatan kelembagaan dan negosiasi
Reg. 24.Reg. 41, GihamTahmidanReg 42
10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,
Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN
2015-2024
3. Sosialisi/penyuluhan kepada masyarakat
Reg. 24. Reg. 41, GihamTahmi dan Reg. 42
10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,
Diskab/prov, BAKORLUH, BP4K,
masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
4. Penyusunan Kesepakatan Pengelolaan
Reg. 24. Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP, BPKH,
Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
5. Fasilitasi kemitraan pengelolaan hutan di areal ada izin pemanfaatan oleh pihak ketiga
Reg. 24, Giham Tahmi dan Reg. 42
3 Kegiatan 30.000 KPH, BPDAS, BPPHP, BPKH,
Diskab/prov, pemegang izin
APBD/ APBN 2015-2017
6. Fasilitasipelatihandanpengembangan SDM melalui HKm, kemitraan dan jasa lingkungan
Reg. 24. Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
10 Pelatihan Gapoktan
500.000 KPH, BPDAS, BPTH, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
Estimasi Biaya - - - - 930.000
- - -
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada areal yang berizin
Terjaminnya pelaksanaan pengelolaan hutan yang lestari oleh pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan serta terbangunnya kemitraan antara pemegang izin dengan masyarakat
1. Monitoring dan evaluasi HTI dalam realisasi tanaman, RKU dan RKT
Giham Tahmi dan Reg. 42 20 Kegiatan 200.000 KPH, BPPHP APBD/ APBN 2015-2024
2. Pembinaandan monitoring evaluasi pada wilayah pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
Reg. 24, Giham Tahmi dan Reg. 42
30 Kegiatan 300.000 KPH, BPKH, Diskab/prov
APBD/ APBN 2015-2024
3. Pemetaan potensi dan resolusi konflik
Giham Tahmi, Reg. 42 10 Lokasi (2x)
1.700.000 KPHP, BPPHP APBN/ APBD 2015, 2020
4. Bimbingan teknis pengelolaan hutan produksi
KPHP Model Bukit Punggur
1 KPH (10x) 3.100.000
KPHP, BPPHP APBN/ APBD
2015-2024
Estimasi Biaya - - - - 5.300.000 - - - 5. Rehabilitasipada
Areal Kerja di Luar Izin
Terwujudnya pelaksanaan rehabilitasi lahan dan meningkatnya luas dan kualitas tutupan hutan, serta penyadaran masyarakat
1. Pembuatan pembibitan / persemaian
Reg. 24 dan Reg. 41 2 unit 150.000 KPH, BP2HP, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2016, 2021
2. Rehabilitasi / reboisasi Reg. 24 dan Reg. 41 3000 ha 18.000.000 KPH, BPDAS, BPPHP,
Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
3. Pemeliharaan tanaman Reg. 24 dan Reg. 41 3000 ha 12.000.000 KPH, BPDAS, BPPHP,
Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
4. Pembinaan, monitoring dan evaluasi rehabilitasi lahan
Reg. 24 dan Reg. 41 10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,
Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
5. Sosialisasi / penyuluhan RHL
Reg. 24 dan Reg. 41 10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPTH, BAKORLUH, BP4K,
Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
6. Sertifikasi sumber benih
Reg. 24 dan Reg. 41 10 Jenis 100.000 KPH, BPTH APBD/ APBN 2015-2024
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
Estimasi Biaya - - - - 30.450.000 - - - 6. Pembinaan dan
Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam areal yang berizin
Terwujudnya pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi lahan kritis oleh pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur
1. Pendataan lahan krritis padalahan yang dibeban iizin di HP dan HL
Reg. 24, GihamTahmidanReg 42
3 Lokasi/thn 300.000 KPH, BPKH, Diskab/prov,
pemegang izin
APBD/ APBN 2015-2024
2. Pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi lahan oleh pemegang izin
Reg. 24, Giham Tahmi danReg. 42
3 Lokasi/thn 300.000 KPH, BPKH, Diskab/prov,
pemegang izin
APBD/ APBN 2015-2024
Estimasi Biaya - - - - 600.000 - - - 7. Rencana
Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam
Terwujudnya perlindungan dan pengamanan kawasan dari perambahan dan bahaya kebakaran hutan serta penegakan hukum
1. Pengamanan hutan KPHP Model Bukit Punggur
1 KPH (10x) 10.100.000 KPH, BPPHP APBD/ APBN 2015-2024
2. Membentuk PAM Swakarsa bersama pemegang izin
Reg. 42 dan Giham Tahmi, Reg. 24
3 Lokasi 60.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2018, 2023
3. Membentuk Satgas pemadam kebakaran
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
4 Lokasi 80.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2020
4. Membangun menara pengawas dan kantong-kantong air
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi danReg. 42
4 Unit 200.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2020
5. Pendataan flora dan fauna yang dilindungi
Reg. 24 dan Reg. 41 2 Kegiatan 150.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015, 2016
6. Sosialisasi perlindungan hutan dan konservasi alam
Reg. 24 dan Reg. 41 10 Kegiatan 150.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
Estimasi Biaya - - - - 10.740.000 - - - 8. Rencana
Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar pemegang izin
1. Sosialisasi pokok-pokok kebijakan pengelolaan kawasan
KPHP Model Bukit Punggur
10 Kegiatan 150.000 KPH, BPPHP, BPDAS, Diskab/prov,
masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
2. Pertemuan rutin antara KPH dan pemegang izin
Pemegang izin dan masyarakat
10 Kegiatan 150.000 KPH, BPPHP, BPDAS, Diskab/prov,
masyarakat
APBD/ APBN 2015-2024
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
3. Membentuk sistem kerjasama, komunikasi dan kolaborasi pengelolaan kawasan antara KPH dan pemegang izin
Pemegang izin dan masyarakat
1 Kegiatan 50.000 KPH, pemegang izin APBD/ pemegang
izin
2015
Estimasi Biaya - - - - 350.000 - - - 9. Koordinasi dan
sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait
Terbangunnya kemitraan dengan parapihak dan meningkatnya pendapatan masyarakat
1. Membentuk kelembagaan kolaboratif yang melibatkan parapihak
Pemegang izin, Pemda/instansi terkait, masyarakat
1 Kegiatan 50.000 KPH, UPT Kemenhut, Diskab/prov, masyarakat
APBD/ APBN 2015
2. Pengembangan kemitraan pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan
Pemegang izin dan masyarakat
10 Kegiatan 100.000 KPH, BPKH, BPDAS, BPPHP, Diskab/prov,
masyarakat
APBD/ APBN,
Dana Pihak Ketiga
2015-2024
Estimasi Biaya - - - - 150.000 - - - 10. Rencana penyediaan
dan peningkatan Kapasitas SDM
Terbentuknya struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur mandiri dan profesional
1. Pengembangan SDM dan Kelembagaan
KPHP Model Bukit Punggur
2 Kegiatan 1.200.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015, 2020
2. Diklat SDM KPH Personil KPHP 10 Kegiatan 1.000.000 KPH, Kemenhut, Pemda
APBD/ APBN 2015-2024
3. Studi banding Personil KPHP
2 Kegiatan 50.000 KPH, Diskab/prov APBD/ APBN 2015-2024
Tersedianya Prosedur Kerja (SOP) sesuai bidang tugas dan kebutuhan
1. Penyusunan Prosedur Kerja KPH
KPHP Model Bukit Punggur
5 Kegiatan 50.000 KPH, Kemenhut Diskab/prov
APBD/ APBN 2015-2024
Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang kelembagaan
1. Pembangunan Kantor RPH
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
3 Unit 750.000 KPH, BPPHP
APBD/ APBN 2015-2016
2. Pembangunan mess dan sarprasnya
KPHP Model Bukit Punggur
1 Unit 350.000 KPH, BPKH, Diskab/prov,
APBD/ APBN 2015-2016
3. Penyiapan tanah untuk kantor resort
KPHP Model Bukit Punggur
3 Unit 150.000 KPH, Pemda APBD 2015-2016
4. Pembangunan pondok kerja, pondok jaga dan pos jaga
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42
4 Unit 40.000 KPH, Pemda, Kemenhut
APBD/ APBN 2015-2016
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
5. Pengadaan peralatan kantor dan peralatan teknis
KPHP Model Bukit Punggur
2 Paket 200.000 KPH, Kemenhut APBD/ APBN 2015-2016
6. Pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana dan prasarana
KPHP Model Bukit Punggur
10 Kegiatan 1.000.000 KPH, Pemda, Kemenhut
APBD/ APBN 2015-2024
Estimasi Biaya -
-
-
-
4.790.000
-
-
-
11. Penyediaan Pendanaan
Tersedianya sistem pendanaan yang didukung oleh pihak terkait
1. Penyusunan skema pendanaan kerja sama dengan pemegang izin/ pihak ketiga
KPHP Model Bukit Punggur
1 Kegiatan 25.000 KPH, Kemenhut, Pemegang izin,
Diskab/prov APBD/
APBN, Dana Pihak Ketiga
2015-2016
2. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
KPHP Model Bukit Punggur
1 Kegiatan 25.000 KPH, Pemda APBD/ APBN 2015
Estimasi Biaya - - - - 50.000 - - - 12. Pengembangan
database Terbangunnyabank data / database KPHP Model Bukit Punggur
1. Penyiapan perangkat database
KPHP Model Bukit Punggur
1 Paket 250.000 KPH, Kemenhut, Diskab
APBD/ APBN 2015-2016
2. Pembuatan database sumber daya hutan
KPHP Model Bukit Punggur
1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab
APBD/ APBN 2015-2016
3. Pembuatan database kepegawaian
KPHP Model Bukit Punggur
1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab
APBD/ APBN 2015-2016
4. Penyusunan dan pengelolaan sistem database keuangan
KPHP Model Bukit Punggur
1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab
APBD/ APBN 2015-2016
5. Pembuatan database sosekbud masyarakat
KPHP Model Bukit Punggur
1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab
APBD/ APBN 2015-2016
6. Membangun manajemen sistem pusat informasi
KPHP Model Bukit Punggur
1 Paket 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab
APBD/ APBN 2015-2016
Estimasi Biaya - - - -
550.000
- - -
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola
Penyesuaian rencana pengelolaan dengan kondisi terkini antara rencana, tata kelola dan fakta di lapangan
1. Review wilayah kelola ke dalam resort-resort
Reg. 24,Reg. 41, Giham Tahmi, dan Reg. 42
2 Kegiatan 100.000 KPH, BPKH, Diskab APBD/ APBN 2019, 2024
2. Review pembagian blok
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi, dan Reg. 42
2 Kegiatan 100.000 KPH, BPKH, Diskab APBD/ APBN 2019, 2024
Estimasi Biaya - - - - 200.000 - - - 14. Penyusunan
rencana pengelolaan Tersedianya dokumen rencana pengelolaan
1. Review RPHJP KPHP Model Bukit Punggur
2 Dok 1.400.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015, 2020
2. Penyusunan RPH Jangka Pendek
KPHP Model Bukit Punggur
10 Judul 3.000.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2024
3. Penyusunan Rencana Bisnis KPHP
KPHP Model Bukit Punggur
7 Judul 2.100.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2020
4. Penyusunan Rencana Teknis
KPHP Model Bukit Punggur
5 Judul 150.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2020
5. Penyusunan RPHJP Tahun 2025-2034
KPHP Model Bukit Punggur
1 Judul 150.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2024
6. Penyusunan Renstra dan Renja
KPHP Model Bukit Punggur
12 Judul 600.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2020
Estimasi Biaya - - - - 7.400.000 - - - 15. Pengembangan
Investasi Meningkatnya tutupan hutan, produksi kayu, HHBK dan pendapatan masyarakat
1. Pengembangan Agroforestry / Silvopasture
Blok pemberdayaan, wilayah tertentu
1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat
APBD/ APBN/ Dana Pihak Ketiga
2015-2024
2. Pemanfaatan air untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit ListrikTenaga Air (PLTA)
Reg. 24 1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat
Dana Pihak Ketiga
2015-2024
3. Pemanfaatan air untuk sumber air minum mineral
Reg. 24 1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat
Dana Pihak Ketiga
2015-2024
4. Pemanfaatan jasa lingkungan Air Terjun Putri Malu dan Sumber Air Panas Vilamasin
Blok pemberdayaan, wilayah tertentu
1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat
Dana Pihak Ketiga
2015-2024
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume
Biaya *
(x Rp.1.000)
Para Pihak
Sumber Dana *
Tahun
Kegiatan
5. Pengembangan tanaman gaharu, jabon dan MPTS
Blok pemberdayaan, wilayah tertentu
1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat
Dana Pihak Ketiga
2015-2024
6. Pengembangan hasil hutan non kayu (karet, kopi, lebah madu, aren, bambu, serai wangi, jahe, dll.)
Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi, dan Reg. 42
1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat
Dana Pihak Ketiga
2015-2024
7. Pembangunan Penangkaran Rusa
Reg. 41 1 Kegiatan 500.000 KPH, Kemenhut, Diskab
APBD/ APBN/ Dana Pihak Ketiga
2015-2024
8. Pemfaatan jasa karbon
(REDD+) Reg. 24, Giham Tahmi dan Reg. 42
1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab
Dana Pihak Ketiga
2015-2024
Estimasi Biaya - - - - 1.200.000 - - - Total Estimasi Biaya - - - - 95.474.000 - - -
Keterangan : * Jumlah Biaya dan Sumber Dana yang tercantum dalam RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 digunakan untuk perencanaan kegiatan
dan bukan merupakan dokumen anggaran.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024
Top Related