Retinopathy of Prematurity
Nabila Sindami
04114708030
Pembimbing: dr. Ramzi Amin, Sp.M
Pendahuluan
Retinopati Prematuritas (ROP) adalah suatu keadaan dimana terjadi perkembangan abnormal pembuluh darah retina pada bayi yang lahir prematur.
ROP merupakan penyebab kebutaan tertinggi anak-anak di Amerika 7000 anak buta akibat ROP
Salah satu penyebab utama kebutaan anak di seluruh dunia, terutama di negara berkembang
Penyebab ROP adalah terhentinya proses maturasi dari pembuluh retina normal.
Teori Campbell adanya hubungan antara ROP dengan terapi suplemental oksigen pada bayi prematur
Penatalaksaan ROP yang paling penting adalah untuk mencegah terjadinya kebutaan permanen dengan antenatal care yang baik.
Anatomi dan Fisiologi Retina
Perkembangan Vaskularisasi Retina
16 minggu Pembuluh retina tumbuh keluar dari optic disc
sebagai perpanjangan dari sel spindel mesenkimal.
32 minggu retina tervaskularisasi menyeluruh sampai ke
ora serrata40-42 minggu bagian temporal yang
lebih besar telah tervaskularisasi seluruhnya
Retinopati Prematuritas (ROP)
Definisi
Retinopati prematuritas adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada pembentukan pembuluh darah retina pada bayi prematur
Faktor resiko utama timbulnya ROP: penurunan usia gestasi penurunan berat lahir terapi suplemental oksigen pada bayi prematur
Epidemiologi
Insidensi ROP 29.2% (165 dari 564 bayi dengan BBLASR).
Di Korea insidensi ROP 20.7% (88 dari 425 bayi prematur)
Dari 28.000 bayi lahir prematur di Amerika dengan BB <1500 g, 50%-nya menderita ROP
Usia median dari onset ROP adalah 35 minggu (31-40 minggu).
Usia median dari onset ROP adalah 35 minggu ( range 31-40 minggu)
Laki-laki > perempuan
Patofisiologi
Bayi Prematur
Retina belum berkembang penuh
Peka terhadap stres okdidatif (peningkatan tekanan O2
Vasokonstriksi pembuluh retina (respon protektif)
hipoperfusi dan hipoksemia pada retina dengan vaskularisasi tidak lengkapproliferasi
pembentukan pembuluh darah baru (neovaskulari-sasi)
Perdarahan ke vitreus dan retina
proliferasi fibrosa, retraksi parut dan pada kasus terburuk lepasnya retina dan kebutaan
Patofisiologi (cont)
menimbulkan daerah iskemia pada retina
Terapi suplemental O2
pada bayi prematur
hiperoksia
tingginya tekanan oksigen retina
memperlambat perkembangan pembuluh
darah retina (vaskulogenesis)
Klasifikasi
ROP dibagi berdasarkan lokasi penyakit ini dalam zona-zona pada retina (1, 2, dan 3), penyebaran penyakit berdasarkan arah jarum jam (1-12), dan tingkat keparahan penyakit dalam stadium (0-5).
Zona ROP
Zona 1 paling labil Pusat dari zona 1 adalah
nervus optikus. ROP yang terletak pada zona 1 (bahkan pada stadium 1, imatur) dianggap kondisi yang kritikal dan harus dimonitor dengan ketat.
Tanda utama dari perburukan penyakit ini dengan ditemukan adanya pembuluh darah yang mengalami peningkatan dilatasi.
Zona 2 Zona 2 adalah area melingkar
yang mengelilingi zona 1 dengan nasal ora serrata sebagai batas nasal.
Bila ditemukan warning sign: vaskularisasi yang
meningkat pada ridge Dilatasi vaskular yang
meningkat tampak tanda ‘hot dog’
pada ridge; merupakan penebalan vaskular
3 hal tersebut merupakan indikator prognosis yang buruk.
Zona 3 Zona 3 adalah bentuk bulan
sabit yang tidak dicakup zona 2 pada bagian temporal.
Jarang terjadi penyakit yang agresif. mengalami vaskularisasi lambat evaluasi beberapa minggu
Tidak ditemukan adanya penyakit sequelae dari zona ini.
Stadium ROP
Stadium 1 Ditemukan garis demarkasi tipis diantara area vaskular dan avaskular pada retina.
Stadium 2 Tampak ridge luas dan tebal yang memisahkan area vaskular dan avaskular retina.
Stadium 3 Dapat ditemukan adanya neovaskularisasi pada ridge, pada permukaan posterior ridge atau anterior dari rongga vitreous.
Stadium 4 ablasio retina subtotal yang berawal pada ridge
Stadium 5 ablasio retina total berbentuk seperti corong (funnel).
Pemeriksaan ROP
Pemeriksaan ROP dikategorisasikan dalam zona-zona, dengan stadium yang menggambarkan tingkat keparahan penyakit
Standar baku untuk mendiagnosa ROP adalah pemeriksaan retina dengan menggunakan oftalmoskopi binokular indirek.
Screening protocol ROP sesuai dengan usia gestasi: Bayi yang lahir usia gestasi 23-24 minggu, harus
menjalani pemeriksaan mata pertama pada usia gestasi 27-28 minggu
Bayi yang lahir usia gestasi 25-28 minggu , harus menjalani pemeriksaan mata pertama pada usia kehidupan 4-5 minggu
Bayi yang lahir usia gestasi ≥29 minggu, pemeriksaan mata pertama dilakukan sebelum bayi tersebut dipulangkan
Penatalaksanaan
Terapi medis Belum ada standar terapi medis baku untuk
ROP. Penelitian terus dilakukan untuk memeriksa
potensi penggunaan obat antineovaskularisasi intravitreal, seperti bevacizumab (Avastin) digunakan pada retinopati diabetik
Terapi bedah Terapi bedah ablatif (Ablative surgery)
apabila terdapat tanda kegawatan (threshold disease), terapi ablatif saat ini terdiri dari krioterapi dan terapi laser untuk menghancurkan area retina yang avaskular. Terapi ini biasanya dilakukan pada usia gestasi 37-40 minggu, apabila ROP terus memburuk, mungkin dibutuhkan lebih dari satu tindakan.
Early Treatmen for Retinopathy of Prematurity (ROP)
Oftalmologis membagi ROP menjadi dua bagian besar, yaitu :
Tipe 1 (membutuhkan terapi)
1. zona 1, stadium 3 ROP tanpa penyakit plus
2. zona 2, stadium 2 atau 3 dengan penyakit plus
Tipe 2 (membutuhkan observasi)
1. zona 1, stadium 1 atau 2 tanpa penyakit plus
2. zona 2, stadium 3 ROP tanpa penyakit plus
Setelah intervensi bedah harus dipemeriksa setiap 1-2 minggu apakah diperlukan terapi tambahan.
Pasien dimonitor sampai vaskularisasi retina matur.
Prevensi
Pencegahan yang paling bermakna adalah pencegahan kelahiran bayi prematur.
Pencegahan ini dapat dialkukan dengan cara melakukan perawatan antenatal yang baik.
Komplikasi
Komplikasi jangka panjang dari ROP: Miopia Ambliopia Strabismus Nistagmus Katarak Ruptur retina Ablasio retina
Prognosis
Prognosis ROP ditentukan berdasarkan zona penyakit dan stadiumnya
Pada pasien yang tidak mengalami perburukan dari stadium I atau II memiliki prognosis yang baik
pasien dengan penyakit pada zona 1 posterior atau stadium III, IV, dan V memiliki prognosis yang cukup buruk
Faktor yang penting adalah deteksi awal dan penangganan yang tepat.
Top Related