Hepatitis CAnnisa Rizki Utami1102011037
Definisi
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV) dan menyerang organ hati yang dapat menyebabkan baik infeksi akut maupun kronis yang dapat diderita selama beberapa minggu sampai seumur hidup.
Etiologi
Etiologi
HCV adalah RNA single-stranded yang termasuk dari genus hepacivirus dalam family Flaviviridae. Ditemukan terdapat 6 genotipe dan lebih 50 subtipe.
Epidemiologi
Sekitar 185 juta jiwa di seluruh dunia terinfeksi Hepatitis C. 350.000 – 500.000 jiwa meninggal karena Hepatitis C. Di Indonesia, diperkirakan 2% dari penduduk atau sekitar 4-5 juta jiwa menderita Hepatitis C. Dari jumlah itu, sekitar 75-85% akan menjadi penyakit hepatitis kronis, bila tidak diobati dengan baik maka 5-20% diantaranya dapat memburuk menjadi sirosis hati, dan 1-5% meninggal karena sirosis atau kanker hati.
Faktor Risiko• Penggunaan instrumen medis yang terkontaminasi. • Penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau digunakan secara bergantian. • Tindik (telinga, hidung, dan bagian tubuh lain), tato, dan cukur dengan alat yang tidak steril. • Penerima transfusi atau produk darah di fasilitas dengan kontrol infeksi tidak adekuat.• Anak yang lahir dari ibu terinfeksi VHC. Tingkat transmisi perinatal ialah 4-8% (tanpa koinfeksi
HIV) atau 17-25% (dengan koinfeksi HIV).• Individu yang berhubungan seksual dengan pengidap VHC.
Cara Penularan• Secara parenteral• Kontak personal (intrafamilial)• Transmisi seksual • Secara vertikal
Manifestasi KlinisGejala Hepatitis C biasanya terjadi pada kurang lebih hanya 5% dari seluruh pengidap Hepatitis C. Beberapa gejala tersebut diantaranya:• Rasa letih• Demam• Tidak nafsu makan• Mual dan muntah• Ikterik pada kulit dan lapisan mukosa seperti lapisan dalam mulut dan mata• Nyeri perut kanan atas
Manifestasi Klinis
Diagnosis• Uji Serologis• Uju Molekuler• Biokimia Hati• USG dan Biopsi Hati
Serologic assay
• Mendeteksi antibodi terhadap HCV (anti-HCV)• Menggunakan teknik EIA, ELISA,
VITROS Anti-HCV
Molecular assays
• Mendeteksi HCV RNA, kualitatif dan kuantitatif• Menggunakan teknik PCR
Tatalaksana• Interferon alfa konvensional, diberikan setiap 2 hari atau 3 kali seminggu dengan
dosis 3 juta unit subkutan setiap kali pemberian. • Interferon yang telah diikat dengan poly-ethyln glycol (PEG) atau dikenal dengan peg-
Interferon, diberikan setiap minggu dengan dosis 1,5 ug/kg BB/kali (untuk Peg-Interferon 12 KD) atau 180 ug (untuk PEG-Interferon 40 KD).
• Pemberian interferon diikuti dengan pemberian ribavirin dengan dosis pada pasien dengan berat badan <50 kg 800 mg setiap hari, 50-70 kg 1000 mg setiap hari, dan >70 kg 1200 mg setiap hari dibagi dalam 2 kali pemberian.
Tatalaksana• Genotype 1 dan 4 diberikan selama 48 minggu• Genotype 2 dan 3 diberikan selama 24 minggu
Keberhasilan terapi dinilai 6 bulan setelah pengobatan dihentikan dengan memeriksa RNA VHC kualitatif.
Tatalaksana
Kontra indikasi:• Umur lebih dari 60 tahun• Hb< 10 g/dL• Lekosit darah < 2500/uL• Trombosit <100.000/uL• Adanya gangguan jiwa yang berat• Adanya hipertiroid • Gangguan ginjal
Tatalaksana
Efek samping • Demam• Gejala menyerupai flu (nyeri otot, malaise, tidak nafsu makan dan sejenisnya),• Depresi dan gangguan emosi• Kerontokan rambut lebih dari normal• Depresi sumsum tulangPenggunaan ribavirin:• Penurunan hb
Tatalaksana
Pencegahan• Tidak tersedia vaksinasi untuk HCV• Menghindari faktor risiko hepatitis C
Prognosis• ± 10% - 20% menjadi sirosis dalam 20 tahun• 1% - 5% sirosis dengan hepatitis C berkembang menjadi karsinoma hepatoseluler
setiap tahunnya• Mortalitas akibat komplikasi sirosis sekitar 4% per tahun dan akibat komplikasi
karsinoma hepatoseluler sekitar 1-5% pasien per tahun.
TERIMA KASIH