RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
HALAMAN JUDUL
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3
Oleh BERLIAN LAIA
NIM 1605094014
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu untuk
melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Diploma 3,
Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak mendapat
bimbingan, pengarahan, serta bantuan dari berbagai pihak baik dari pihak
perusahaan maupun pihak Politeknik Negeri Medan serta penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak baik secara langsung
yang telah mendukung selama menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain:
1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan.
3. Saffaruddin, S.E., M.Si., Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik
Negeri Medan.
4. Suri Purnami, S.E., M.A., Kepala Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Medan.
5. Erwinsyah Simanungkalit, S.Si., M.Kom., Sekretaris Program Studi
Administrasi Bisnis.
6. Vivianti Novita, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing 1.
7. Efni Siregar, S.E., M.Pro., M.SM., Dosen Pembimbing 2.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staff Administrasi Bisnis yang telah mendidik
dan memberikan Ilmu kepada penulis.
9. Desty, Pembimbing PKL di PT Pelabuhan Indonesia Medan.
10. Seluruh teman-teman di Politeknik Negeri Medan khususnya kelas AB-6I.
ii
Terkhusus penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
ayahanda Marwin Laia dan ibunda Narisati Zagoto yang telah membesarkan
penulis dengan penuh kasih sayang, mencukupi segala kebutuhan, selalu setia
membimbing dan memotivasi dalam meyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih memiliki kekurangan
dari bahasa, isi, maupun penulisannya. Untuk itu diharapkan saran maupun
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga
tugas akhir ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 14 Agustus2019 Penulis,
Berlian Laia NIM 1605094014
iii
ABSTRAK
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas berperan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likud, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut tidak likuid. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menjelaskan rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan.
Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa rasio likuiditas dapat melihat suatu perusahaan itu sendiri likuid atau tidak likuid dalam hal laporan keuangan pada perusahaan. Rasio likuiditas digunakan untuk membandingkan aktiva lancar, kas perusahaan dan kewajiban lancar pada perusahaan.
Kata kunci: Rasio Likuiditas
iv
ABSTRACT
Liquidity ratio is a ratio that shows a company's ability to meet
obligations or pay short-term debt. The role of liquidity ratios is to measure how liquid a company is. If the company is able to fulfill its obligations it means the company is liquid, whereas if the company is unable to fulfill its obligations it means the company is illiquid. The purpose of this thesis is to explain the liquidity ratio at PT Pelabuhan Indonesia I Medan.
Data collection is done by field research through observation,
interviews, and literature study. The type of data used is primary data and secondary data. The data analysis technique used is descriptive analysis.
The results and discussion show that the liquidity ratio can see a
company itself is liquid or illiquid in terms of financial statements on the company. Liquidity ratios are used to compare current assets, company cash and current liabilities to the company. Keywords: Liquidity Ratio
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... iii ABSTRACT ................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul .................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 3 1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 3 1.5 Sistematika Penulisan ................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5 2.1 Pengertian Laporan Keuangan ................................................... 5 2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ................................................... 6 2.3 Pengertian Rasio Keuangan ........................................................ 6 2.4 Rasio Likuiditas ........................................................................... 7 2.5 Penyajian Laporan Keuangan ...................................................... 9 2.6 Kegunaan Rasio Likuiditas .......................................................... 10 2.7 Kinerja Keuangan ........................................................................ 11
BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 13 3.1 Cara Pengumpulan Data ............................................................. 13 3.2 Jenis Data ................................................................................... 14 3.3 Teknik Analisis Data .................................................................... 14
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 15 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................................... 15 4.2 Tinjauan Rasio Likuiditas Pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan ......................................................................................... 29 4.3 Pembahasan ............................................................................... 41
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 43 5.1 Simpulan ..................................................................................... 43 5.2 Saran ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jejak Langkah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan ....... 19
Tabel 4.2 Aset Lancar ................................................................................ 30
Tabel 4.3 Laporan Liabilitas Jangka Pendek .............................................. 31
Tabel 4.4 Aset Lancar ................................................................................ 33
Tabel 4.5 Persediaan ................................................................................. 35
Tabel 4.6 Aset Lancar Tahun 2016, 2017, 2018 ......................................... 37
Tabel 4.7 Arus Kas dari Aktiva Operasi Tahun 2016, 2017, 2018 .............. 39
Tabel 4.8 Hasil Analisis Rasio Likuiditas pada Laporan Keuangan PT
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan .................................... 40
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Orgnisasi PT Pelabuhan Indonesia I Medan
Lampiran 2 Aset Tahun 2016, 2017, dan 2018
Lampiran 3 Liabilities dan Ekuitas Tahun 2016, 2017, dan 2018
Lampiran4 Persediaan Tahun 2016, 2017, dan 2018
Lampiran 5 Arus Kas Tahun 2016, 2017, dan 2018
Lampiran 6 Modal Saham
Lampiran 7 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 1 Tugas Akhir Mahasiswa
Lampiran 8 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 2 Tugas Akhir Mahasiswa
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Laporan keuangan adalah media informasi yang dapat merangkum
semua kegiatan di perusahaan. Laporan keuangan perusahaan mencerminkan
informasi tentang pendapatan dan beban, informasi perubahan ekuitas pemilik,
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktivitas arus kas yang ada dalam
perusahaan selama periode waktu tertentu.
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi
yang dikandung suatu laporan keuangan. Banyak cara dalam menganalisis
laporan keuangan. Analisis rasio laporan keuangan merupakan analisis yang
paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan.
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan atau yang lebih dikenal
dengan Pelindo I merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
keberadaannya dimaksudkan untuk mendukung Sistem Transportasi Nasional
(SISTRANAS) melalui penyediaan dan jasa pelabuhan. Pelindo I Medan
mengelola 15 pelabuhan berstatus cabang dengan 5 pelabuhan berstatus
perwakilan, serta 4 unit usaha, yaitu Unit Terminal Peti Kemas Belawan, Unit
Galangan Kapal Belawan, Rumah Sakit Putri Tujuh Dumai.
Pelindo I Medan sebagai pemegang jasa pelabuhan, perlu
merencanakan dan menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui
anggaran pemasukan maupun pengeluaran. Untuk dapat memperoleh
2
gambaran tentang perkembangan keuangan PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan , akan sangat membutuhkan laporan keuangan,
Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba
rugi, laporan laba ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan
yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Pentingnya laporan keuangan
tersebut tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi
laporan keuangan juga ditujukan untuk menilai prestasi PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan. Mengetahui samapai dimana keberhasilan
perkembangan perusahaan, apakah ada peningkatan, ataukah penurunan dari
periode sebelumnya. Laporan keuangan sebagai sumber informasi harus
disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan dapat dilakukan dengan melakukan analisis
terhadap laporan keuangannya. Untuk hal ini digunakan suatu standar
pembanding yang disebut dengan rasio keuangan. Rasio keuangan sangat
penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi laporan keuangan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Ada beberapa rasio
keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi laporan keuangan, salah
satunya adalah rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membahas dengan
judul pada Tugas Akhir “Tinjauan Rasio Likuiditas Pada PT Pelabuhan
Indonesia I Medan”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah,
“Bagaimanakah rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan?”
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui
rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan”.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang rasio
keuangan khususnya rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia
I (persero) Medan”.
2. Sebagai bahan informasi bagi PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan
tentang analisis rasio likuiditas.
3. Sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya yang ingin membahas
tentang rasio likuiditas.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui penjelasan ringkas mengenai isi keseluruhan dari
tugas akhir ini, penulis berpedoman pada sistematika yang sesuai dengan
sistematika penulisan tugas akhir yang ditetapkan oleh Program Studi
Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini, sebagai berikut:
4
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini berisikan tentang pengertian laporan keuangan, jenis-jenis
laporan keuangan, pengertian rasio keuangan, rasio likuiditas, penyajian
laporan keuangan, kegunaan rasio keuangan, kinerja keuangan.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan metode pengumpulan data, jenis sumber data
dan teknik analisis data.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini disajikan gambaran umum perusahaan, hasil dan
pembahasan rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I (persero)
Medan.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan simpulan dan saran yang mungkin berguna bagi
perusahaan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Fahmi (2015: 21) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan,
dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
Munawir dalam Fahmi (2015: 21) mengatakan bahwa laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan. Dengan begitu, laporan keuangan diharapkan akan
membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi
yang bersifat financial.
Mulyawan (2015: 83) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan
alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan yang digunakan untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Dari laporan
keuangan, dapat diketahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang
telah dicapai perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan catatan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporankeuangan yang lengkap. Laporan keuangan menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu
6
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemak keuangan dalam
pengambilan keputusan secara ekonomi.
2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Mulyawan (2015: 83) mengatakan bahwa pada umumnya, jenis laporan
keuangan terdiri atas:
1. Neraca dan perhitungan rugi laba;
2. Laporan perubahan modal;
3. Gambaran jumlah aktiva, utang, dan modal suatu perusahaan pada tanggal
tertentu;
4. Gambaran hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi
selama periode tertentu;
5. Laporan perubahan modal yang menunjukkan sumber dan penggunaan;
6. Alasan terjadinya perubahan modal perusahaan, misalnya laporan modal
kerja, laporan sumber dan laporan penggunaan kas (laporan arus kas),
laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta
daftar-daftar lainnya;
7. Gambaran kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik;
8. Data-data hasil kombinasi antara fakta dan kebiasaan dalam akuntansi serta
pendapat pribadi.
2.3 Pengertian Rasio Keuangan
James dalam Kasmir (2015: 93), Rasio keuangan merupakan indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi
satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
7
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio
keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponenyang ada
diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat
berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
2.4 Rasio Likuiditas
Weston dalam Kasmir (2015: 110), menyebutkan bahwa rasio likuiditas
(liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila
perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar)
tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Fahmi (2015: 65), rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan
suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
Contoh membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknisi, gaji
lembur, tagihan telepon, dan sebagainnya. Karena itu rasio likuiditas sering
disebut dengan short term likuidity.
1. Current Ratio
Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan atas
solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Harus dipahami bahwa penggunaan
current ratio dalam menganalisis laporan keuangan hanya mampu memberi
8
analisa secara kasar, oleh karena itu, perlu adanya dukungan analisa
secara kualitatif secara lebih komprehensif. Rumus Curent ratio adalah:
2 Quick Ratio
Quick ratio (Acit Test Ratio) sering disebut dengan istilah rasio cepat.
Rasio cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti
daripada rasio lancar karena pembilangnya mengiliminasi persediaan yang
dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan menjadi
sumber kerugian. Rumus quick ratio adalah
3 Cash Ratio
Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau
yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan yang ada di
bank. Rasio ini dapat menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.
4 Net Working Capital Ratio
Net working capital ratio atau rasio modal kerja bersih. Modal kerja
merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Sumber modal kerja
Current Assets
Current Liabilities
Current assets-
Inventories
Current Liabilities
Cash+Effect
Current liabilities
9
adalah pendapatan bersih, peningkatan kewajiban yang tidak lancar,
kenaikan ekuitas pemegang saham, dan penurunan aktiva yang tidak
lancar.
5 Cash Flow Liquidity Ratio
Cash flow liquidity ratio atau rasio modal kerja bersih. Modal kerja
merupakan suatu ukuran dari likuiditas arus kas menggunakan pembilang
sebagai suatu perkiraan sumber kas, kas dan surat berharga menyajikan
jumlah kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan seperti kemampuan
menjual persediaan dan menagih kas.
2.5 Penyajian Laporan Keuangan
Fahmi (2015: 22-23), mengatakan bahwa penyajian laporan keuangan
terbagi atas:
1. Neraca, menunjukkan posisi keuangan-aktiva, utang, dan ekuitas pemegang
saham-suatu perusahaan pada tanggal tertentu, seperti pada tanggal
tertentu, seperti pada akhir triwulan atau akhir tahun.
2. Laporan laba rugi, menyajikan hasil usaha-pendapatan, beban, laba atau
rugi bersih dan laba atau rugi per saham-untuk periode akuntansi tertentu.
3. Laporan ekuitas pemegang saham, merekonsilisasi saldo awal dan akhir
semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.
Beberapa perusahaan menyajikan laporan saldo laba, sering kali
Current assets-Current
Liabilities
Cash+Commercial Paper+CFO
Current Liabilities
10
dikombinasikan dengan laporan rugi-laba yang merekonsiliasi saldo awal
dan akhir akun saldo laba.
4. Laporan arus kas, memberikan informasi tentang arus kas masuk dan
keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu
periode akuntansi.
5. Aktiva lancar terdiri dari:
a. Kas.
b. Rekening pada bank (rekening giro dan rekening tabungan).
c. Deposito berjangka.
d. Surat-surat berharga (efek-efek).
e. Piutang.
f. Pinjaman yang diberikan.
g. Sediaan.
h. Biaya yang dibayar dimuka.
i. Pendapatan yang masih diterima.
2.6 Kegunaan Rasio Likuditas
Azizah dalam Kasmir (2018: 11), kegunaan rasio likuiditas dalam
perusahaan sebagai berikut:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau
hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
11
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan hutang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu
dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,
dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
2.7 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang digunakan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan
merupakan suatu gambaran tentang kondisi perusahaan yang dianalisis
dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik
buruknya keadaan keuagan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam periode tertentu.
12
Kinerja keuangan adalah ukuran suatu pendapatan, keuntungan, dan
apresiasi nilai organisasi yang dibuktikan dengan adanya kenaikan hargas
saham suatu entitas. Kinerja keuangan merupakan alat bagi kelangsungan
hidupnya. Kinerja keuangan yang tinggi akan dapat mencerminkan efektivitas
dan efisiensi manajemen dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan dan
hal ini dapat dikontribusikan terhadap perekonomian secara keseluruhan.
13
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Cara Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu:
1. Studi Lapangan (Field Research)
Studi lapangan merupakan metode pengumpulan data secara langsung ke
studi lapangan untuk mendapatkan data Laporan Keuangan PT Pelabuhan
Indonesia I Medan tahun 2017 dan 2018. Ada beberapa hal yang dilakukan
dalam pengumpulan data melalui studi lapangan, yaitu:
a. Observasi
Observasi atau pemgamatan adalah aktivitas terhadap suatu proses
atau objek dengan merasakan dan kemudian memahami pengetahuan
dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi
yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan penulis dengan mempelajari berbagai
referensi buku dan jurnal yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang
diamati yaitu analisis rasio rikuiditas (current ratio, quick ratio, cash ratio,
net working capital ratio, dan cash flow liquidity ratio), PT Pelabuhan
Indonesia I Medan dan mengumpulkan data langsung dari data PT
Pelabuhan Indonesia I Medan.
14
3.2 Jenis Data
Dalam penulisan tugas akhir, jenis data yang digunakan penulis adalah:
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada penulis. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber buku,
jurnal, dan data dari PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan yang
berkaitan dengan Rasio Likuiditas.
3.3 Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
deskriptif kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah diperoleh
dan dibandingkan hasil yang diperoleh dari lapangan dengan teori yang
diuraikan pada tinjauan pustaka tentang Analisis Rasio Likuiditas (current ratio,
quick ratio, cash ratio, net working capital ratio, dan cash flow liquidity ratio)
PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan.
15
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Pelabuhan Indonesia I Medan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada awalnya masa penjajahan
Belanda adalah perusahaan dengan nama “Haven Bedrijf". Setelah
kemerdekaan Republik Indonesia, pada periode 1945-1950, Perusahaan
berubah status menjadi Jawatan Pelabuhan. Pada 1969, Jawatan Pelabuhan
berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status
Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PNP. Periode 1969-
1983, PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Pengusaha Pelabuhan dengan
nama Badan Pengusahaan Pelabuhan disingkat BPP. Pada 1983, berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 Badan Pengusahaan Pelabuhan
(BPP) dirubah menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I disingkat Perumpel
I. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah
status menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 Desember 1992 dari Imas
Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-
8519.HT.01.01 tahun 1992 tertanggal 1 Juni 1992 serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 8612 tanggal 1 Nopember 1994,
tambahan No. 87.
16
Berdasarkan Akta No. 207 tanggal 30 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh
Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., anggaran dasar perusahaan mengalami
perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari
Rp 1.800.000.000.000 (Rp 1,8T) yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan
nilai nominal Rp 1.000.000 per saham menjadi Rp 6.800.000.000.000
(Rp 6,8 triliun) yang terbagi atas 6.800.000 saham dengan nilai nominal
Rp 1.000.000 per saham. Berdasarkan akta tersebut juga telah terjadi
peningkatan modal disetor perusahaan dari Rp 511.960.000.000 yang terbagi
atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham menjadi
Rp 1.700.000.000.000 yang terbagi atas 1.700.000 saham dengan nilai
nominal Rp 1.000.000 per saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU.05403.40.20.2014 tanggal 11 Juli 2014.
Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Krakatau
Ujung No. 100 Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2001, kedudukan, tugas dan
kewenangan Menteri Keuangan selaku Pemegang Saham pada Persero/
Perusahaan Terbatas dialihkan kepada Menteri BUMN Republik Indonesia,
sedangkan pembinaan Teknis Operasional berada ditangan Departemen
Perhubungan Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
Sebelum tahun 2008, perusahaan bergerak dalam bidang jasa
kepelabuhan, pelayanan peti kemas, terminal dan depo peti kemas, usaha
galangan kapal, pelayanan tanah, listrik dan air, pengisian BBM, konsolidasi
dan distribusi termasuk hewan, jasa konsultasi kepelabuhan dan
17
pengusahaan kawasan pabean. Sejak tahun 2008, dalam rangka optimalisasi
sumber daya maka Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha lain meliputi
jasa angkutan, sewa dan perbaikan fasilitas, perawatan kapal dan peralatan,
alih muat kapal, properti diluar kegiatan utama kepelabuhan, kawasan industri,
fasilitas pariwisata dan perhotelan, jasa konsultan dan surveyor, komunikasi
dan informasi, konstruksi kepelabuhan, ekspedisi, kesehatan, perbekalan,
shuttle bus, penyelaman, tally, pas pelabuhan dan timbangan.
4.1.2 Jenis Usaha/Kegiatan
Maksud dan Tujuan PT Pelabuhan Indonesia I (persero) sesuai
Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan usaha dibidang
penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang berumutu tinggi dan berdaya saing
kuat untuk dapat mengejar keuntungan serta meningkatkan nilai
perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut PT Pelabuhan
Indonesia I (persero) dapat melakukan kegiatan usaha utama sesuai
anggaran dasar perusahaan sebagai berikut:
1. Penyedia layanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu
lintas.
2. Tempat berlabuhnya kapal.
3. Penyedia dan pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan
pemanduan dan penundaan kapal.
18
4. Penyedia dan pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat,
bongkar muat petikemas, curah air, curak kering dan kendaraan.
5. Penyedia layanan gudang-gudang dan lapangan dan tangki tempat
penimbunan barang-barang.
6. Penyedia layanan listrik, air minum dan instalasi limbah.
7. Penyedia layanan kegiatan dan distribusi barang termasuk hewan.
Selain kegiatan utama diatas, PT Pelabuhan Indonesia I (persero) dapat
melakukan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perusahaan dan dalam rangka mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki perusahaan meliputi:
1. Jasa angkutan.
2. Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan.
3. Jasa perawatan kapal dan peralatan dibidang kepelabuhanan.
4. Jasa pelayanan alih muat dari kapal.
5. Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan.
6. Jasa Komunikasi dan informasi.
7. Jasa kontruksi kepelabuhanan
8. Jasa kesehatan.
9. Jasa penyelaman.
10. Jasa tally.
11. Jasa pas pelabuhan.
12. Jasa timbangan.
19
4.1.3 Jejak Langkah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Berikut adalah tabel tetang jejak langkah PT Pelindo I Medan dari tahun
ke tahun.
Tabel 4.1 Jejak langkah PT Pelabuhan Indonesia I Medan
1960 Jawatan Pelabuhan berubah menjadi PN Pelabuhan
1969 PN Pelabuhan berubah menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP)
1970 Berdirimya Unit Galangan Kapal (UGK)
1983 BPP menjadi Perumpel I
1987 Di operasikan BICT (Belawan International Container Terminal)
1991 Perumpel I berubah status menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
1994 Operasi Terminal Curah Cair Di Pelabuhan Belawan
2005 Berdirinya Unit Depo Peti Kemas (UDPK)
2008 Dioperasikan Terminal Curah Cair Dumai
2012 Dioperasikannya Terminal Kontainer Perawang
2013
1. Kawasan Pelabuhan Batam berubah menjadi Cabang Pelabuhan Batam 2. Berdirinya PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI) sebagai anak perusahaan patungan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV (Persero) 3. Berdirinya PT Prima Terminal Petikemas (PTP) sebagai anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 4. Kawasan Pelabuhan Gunung Sitoli menjadi Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli
2014 Berdirinya PT Prima Indonesia Logistik dan PT Prima Multi Terminal
2015 1. Launching Logo Baru Pelindo I pada tanggal 17 Agustus 2015 2. Berdirinya PT Prima Pengembang Kawasan
2016 Perusahaan melakukan transformasi dengan fokus pada nilai dan budaya perusahaan, yang salah satunya dengan melahirkan roadmap di bidang sumber daya manusia.
2017 Berdirinya PT Prima Husada Cipta Medan
Sumber: PT Pelabuhan Indonesia I Medan
20
4.1.4 Pertumbuhan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Arah pengembangan perusahaan untuk periode 2014-2018 adalah
sebagai berikut:
1. Memperbaiki berbagai kelemahan korporasi, diantaranya:
a. Peningkatan Kendali Perusahaan.
b. Peningkatan kualitas “data governance".
c. Mengimplementasikan Sistem Teknologi Informasi yang andal (MSE,
E-Billing, SIM Operasional, Keuangan, Manajemen Kinerja, HRIS)
2. Peningkatan peran kendali manajer divisi/dinas dan supervisor.
a. Peningkatan Kualitas Layanan.
b. Pembentukan “Customer Care Relationship".
3. Peningkatan “Claim Responsiveness".
4. Peningkatan akurasi informasi layanan.
5. Peningkatan keamanan dan keselamatan layanan.
6. Peningkatan kualitas dan kapasitas fasilitas dan perlatan.
7. Peningkatan kualitas pelayanan dan produktivitas bongkar muat.
a. Peningkatan Kinerja Keuangan.
b. Penetapan standar biaya per segmen usaha.
8. Melakukan perubahan struktur biaya ke arah efisiensi.
9. Menyediakan dana belanja modal yang aman dan berbiaya rendah.
10. Sentralisasi penyediaan dan penggunaan BBM
a. Peningkatan Organisasi dan SDM.
b. Penerapan remunerasi berbasis kinerja.
11. Melakukan internalisasi CIPTa kepada seluruh pegawai.
21
12. Melakukan evaluasi organisasi sesuai perkembangan bisnis secara
berkala.
13. Restrukturisasi organisasi sesuai tuntutan perkembangan bisnis.
14. Meningkatkan kompetensi SDM.
Memperkuat bisnis yang telah dijalankan, dan meraih peluang bisnis.
a. Mengembangkan Kuala Tanjung menjadi self-generating cargo port.
b. Mengembangkan Bisnis Logistik menjadi Logistics Provider atau 3PL.
c. Mengembangkan Terminal Peti Kemas Keperintisan.
d. Mengembangkan bisnis STS Operator, Floating Terminal, Mooring
Service di perairan Riau, Kepulauan Riau dan sekitarnya.
e. Mengembangkan Terminal Curah Cair dan Terminal Curah Kering.
4.1.5 Visi dan Misi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Visi: Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhan di Indonesia.
Visi tersebut merupakan pernyataan cita-cita perusahaan menjadi pengelola
terminal peti kemas dengan throughput terbesar di Indonesia, yang ditarget
akan terwujud pada tahun 2023. Cita-cita ini muncul dilandasi dengan potensi
geografis, peluang bisnis serta kebijakan nasional yang membuka peluang bagi
Perusahaan untuk merealisasikan visi dimaksud.
Misi: Menyediakan jasa kepelabuhan yang terintegrasi, berkualitas dan
bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Visi dan Misi
Perusahaan tersebut telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) tahun 2014-2018 dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris
dan Direksi.
22
4.1.6 Makna Logo PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Logo ini merupakan simbol Pelindo I yang bersemangat terus
melakukan perubahan menjadi global company, seiring dengan perubahan
tersebut, Pelindo I terus mengembangkan bisnis dibidang logistik dan
kepelabuhanan dengan berbasis value CIPTA dan nasionalisme yang menjadi
spirit kerja Pelindo I.
Gambar 4.1 Logo PT Pelindo I Sumber: PT Pelindo I
1. Lingkaran
Bentuk lingkaran melambangkan arah perunahan Pelindo I, yaitu menuju
global company menjadi salah satu pelabuhan yang mampu melayani
pasar global dengan performa terbaik, menyeluruh, dan berdedikasi luhur.
2. Mata Panah
Terus melakukan perubahan dan bergerak kedepan (continue improving),
melesat, menuju masa depan yang lebih baik
3. Dynamic Movement
Gerakan dinamis yang bersinergi untuk terus memeberikan multiplier effect
di bisnis kepelabuhanan dan logistik.
23
4.1.7 Tata Nilai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Berikut adalah logo yang terdapat pada tata nilai PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan:
Gambar 4.2 Logo CIPTA
Sumber data dari PT Pelindo I Medan
Tata Nilai yang berlaku diharapkan mampu mengantar Perusahaan
mencapai Visi dan menjalankan Misi nya, yang dikenal sebagai “CIPTA”. Tata
Nilai tersebut ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Nomor: KP.30/1/2/PI-14.TU.
Values perusahaan ditetapkan sebagai berikut:
1. Customer Focus Proaktif, dalam melayani dan membangun hubungan
dengan pelanggan, melalui perilaku kunci, yaitu:
a. Proaktif dan Cepat Tanggap
b. Mengutamakan Pelayanan Prima
c. Kepuasan Pelanggan
2. Integrity, mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, prinsip dan
etika Perusahaan, melalui perilaku kunci, yaitu jujur, taat, berani dan
bertanggungjawab
24
3. Profesionalism, penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup
pengetahuan keterampilan dan sikap melalui perilaku kunci, yaitu kompeten,
disiplin, dan berkualitas.
4. Teamwork, keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang lain,
melalui perilaku kunci, yaitu berkolaborasi, bersinergi, tulus dan saling
menghargai
4.1.8 Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Struktur organisasi merupakan suatu cara atau sistem pembagian
tanggung jawab, wewenang, serta penetapan hubungan antara unsur-unsur
organisasi dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan menggunakan potensi-potensi yang dimiliki perusahaan
walaupun potensi tersebut terbatas.
Kemampuan perusahaan dalam hubungan dengan pencapaian tujuan
dan sasaran perusahaan banyak dipengaruhi oleh struktur organisasi dari
perusahaan tersebut. Struktur organisasi suatu perusahaan harus dapat
menggambarkan kondisi tentang tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam
perusahaan tersebut. Dengan demikian struktur organisasi merupakan suatu
alat untuk mempermudah terjadinya tujuan. Sehingga pimpinan perusahaan
akan dapat melakukan pengawasan terhadap bawahan didalam melaksanakan
kegiatannya, sehingga aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan rencana.
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia I (persero) menggunakan
model struktur organisasi berbentuk garis, dimana struktur tersebut arahnya
bergerak vertikal kebawah. Setiap karyawan bertanggung jawab kepada
pimpinan masing-masing sehinggan tercipta kesatuan komando. Struktur model
25
ini memperhatikan dengan jelas pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab dan
wewenang setiap bagian dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat
bertanggung jawab dengan uraian tugas yang ada.
Organisasi perusahaan terdiri dari:
1. Kantor Pusat.
2. Cabang Pelabuhan.
3. Perwakilan.
4. Anak Perusahaan.
5. Perusahaan Patungan.
6. Kerjasama usaha perusahaan dengan Pihak lain.
7. Kerjasama operasi perusahaan dengan pihak lain.
Jenjang struktural pada Kantor Pusat terdiri dari:
1. Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama
2. Direktur sebagai Kepala Direktorat
3. Senior manajer dan setingkatnya
4. Asisten senior manajer dan setingkatnya
Sedangkan penjenjangan struktural pada cabang unit terdiri dari:
1. General Manajer atau Manajer cabang
2. Manajer Divisi dan setingkatnya
3. Asisten Manajer dan setingkatnya
Adapun gambar struktur srganisasi PT Pelabuhan Indonesia I (persero)
dapat dilihat pada lampiran 1.
26
4.1.9 Job Description
Berikut ini merupakan job description pada perusahaan PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan, diantaranya:
1. Direksi
Direksi adalah pemimpin dan pengurus perusahaan yang bertanggung
jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan
perusahaan.
Direksi mempunyai tugas:
a. Memimpin, mengurus, dan mengelola perseroan sesuai dengan tugas
pokok perusahaan dan senantiasa berusha meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perseroan.
b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.
c. Mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan baik yang
berhubungan, maupun yang timbul sebab akibat dari pelaksanaan
tugas.
d. Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh RUPS.
e. Menyiapkan rencana kerja tahunan perusahaan lengkap dengan
anggaran keuangan tepat pada waktunya.
f. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kegiatan perusahaan dan
perhitungan hasil usaha menurut dan waktu yang telah ditetapkan oleh
RUPS.
Direksi merupakan satu kesatuan dewan yang terdiri atas:
a. Direktur Utama
Direktur utama memiliki tugas sebgai berikut:
27
Untuk atas nama Direksi serta mewakili perseroan menerima petunjuk
dan bertanggung jawab kepada RUPS (rapat umum pemegang saham)
tentang kebijakan umum untuk menjalan tugas pokok perusahaan dan
tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS. Mengendalikan pelaksanaan
kebijakan direksi yang dilakukan oleh para Direktur.
b. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Direktur perencanaan dan pengembangan mempunyai tugas membina
dan menyelenggarakan tugas pemasaran, penyusunan trafik produksi
dan pendapatan (TPP), pengembangan usaha, perencanaan teknik dan
konstruksi, serta peralatan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan membawahi bidang:
a. Perencanaan dan Pengembangan Usaha.
b. Teknologi Informasi.
c. Manajemen Resiko dan Manajemen Mutu.
2. Direktur Bisnis
Direktur bisnis mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan
bidang operasi pelayanan dan jasa kepelabuhanan, yang meliputi
pemasaran, pelayanan kapal dan barang, bina usaha, fasilitas dan
peralatan. Sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
Direktur Bisnis membawahi bidang:
a. Pemasaran.
b. Bina Usaha.
28
c. Pelayanan Kapal dan Barang.
d. Fasilitas.
e. Peralatan.
3. Direktur Keuangan
Direktur keuangan mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan
bidang akuntansi manajemen, perbendaharaan, akuntansi keuangan, serta
kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang
telah ditetapkan perusahaan.
Direktur Keuangan membawahi bidang:
a. Akuntansi Manajemen.
b. Perbendaharaan.
c. Akuntansi Keuangan.
d. Kemitraan dan Bina Lingkungan.
4. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Direktur sumber daya manusia dan umum mempunyai tugas membina dan
menyelenggarakan bidang perencanaan dan pengembangan organisasi
SDM, administrasi dan kesejahteraan SDM, umum dan hukum, sesuai
dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan.
Direktur Sumber daya Manusia dan Umum membawahi bidang:
a. Perencanaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia.
b. Administrasi dan Kesejahteraan SDM.
c. Umum.
d. Hukum.
29
4.2 Tinjauan Rasio Likuiditas PT Pelabuhan Indonesia I Medan
Berdasarkan pada laporan keuangan yang telah diperoleh dari
PT Pelabuhan Indonesia Indonesia I Medan tahun 2017 dan 2018 yang dapat
dilihat pada Lampiran, maka dapat di analisis laporan keuangan tersebut
dengan menggunakan alat analisis rasio keuangan sebagai berikut:
4.2.1 Rasio Likuiditas
4.2.1.1 Current Ratio
Current Ratio = x 100%
Current Ratio 2016 = x 100%
= 164,15% Current Ratio 2017 = x 100%
= 121,19% Current Ratio 2018 = x 100%
= 97,95%
Current Ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar yang
dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
tersebut. Dari hasil analisis terlihat bahwa current ratio perusahaan
tahun 2016 sebesar 164,15% 2017 sebesar 121,19% mengalami
Aktiva lancar
Hutang lancar
2.209.548.446.582
1.823.137.753.607
2.622.949.895.614
2.677.740.915.445
2.481.343.189.025
1.511.586.760.001
30
penurunan pada tahun 2018 menjadi 97,95% penurunan current ratio
sebesar 36,31%, disebabkan oleh kenaikan kewajiban lancar pada
setiap tahunnya. Pada tahun 2016 kewajiban lancar mengalami
kenaikan pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 pada tahun 2017 dan
2018 mengalami kenaikan hingga 142,15%. Rincian current ratio dapat
diketahui dari data di bawah ini:
Tabel 4.2 Aset Lancar
Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan
31
Tabel 4.3 Laporan liabilitas jangka pendek
Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan
32
4.2.1.2 Cash Ratio
Cash Ratio = x 100%
Cash ratio 2016 = X 100%
= 33,12%
Cash Ratio 2017 = x 100%
= 9,45%
Cash Ratio 2018 = x 100%
= 11,17%
Cash ratio menunjukkan perbandingan kas dan aktiva lancar yang
segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Di dalam perhitungan
ini, perusahaan hanya menggunakan kas dan bank karena perusahaan
tidak memiliki aktiva lancar yang segera menjadi uang kas atau efek.
Dari hasil analisis terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan dari
tahun 2016 sebesar 33,12%, tahun 2017 menjadi sebesar 9,45%, dan
pada tahun 2018 sebesar 11,17%. Penurunan ini disebabkan karena
aktiva likuid yang terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan aset
keuangan lancar lainnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
pada tahun 2016 aktiva likuid tersebut yang peningkatannya cukup besar
terdapat dalam pos/akun kas dan bank. Begitu juga dengan kewajiban
Cash+Effect
Current liabilities
1.872.411.160.625-1.700.000.000.000
1.823.137.753.607
1.999.187.810.035-1.700.0000.000.000
2.677.740.915.445
2.200.769.796.594-
1.700.000.000.000
1.511.586.760.001
33
lancar mengalami kenaikan pada tahun 2017 dan pada tahun 2018.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan cash ratio menunjukkan
kondisi perusahaan yang cukup baik. Rincian data dari cash ratio dapat
dilihat dari data berikut:
Tabel 4.4 Aset lancar
Sumber: PT Pelindo I (persero) Medan
4.2.1.3 Quick Ratio
Quick Ratio = x100%
Quick ratio 2016 = x 100%
= 162,82%
Quick ratio 2017 = x100%
Current asets-
inventories
Current liabilities
2.481.343.189.025-
20,116,083,124
1.511.586.760.001
2.209.548.446.582-
23,716,976,975
1.823.137.753.607
34
= 119,89%
Quick ratio 2018 = x100% = 97,06%
Quick ratio menunjukkan sebuah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva
lancar untuk menutupi utang lancarnya. Berdasarkan perhitungan pada
tahun 2016 dihasilkan rasio sebesar 162,82% mengalami penurunan
pada tahun 2017 menjadi 119,89% dan pada tahun 2018 turun lagi
menjadi sebesar 97,06% disebabkan karena kenaikan utang lancar pada
tahun 2018. Rincian data dari quick ratio dapat dilihat dari data berikut:
Tabel 4.5 Persediaan
2.622.949.895.614-
25,388,282,754
2.677.740.915.445
35
Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan
4.2.1.4 Net working capital ratio
Net working capital ratio = x100%
Net working capital ratio 2016 = x100%
= 13,28%
Net working capital ratio 2017 = x100%
= 4,54%
Net working capital ratio 2018 = x100%
= -0,39%
Current assets-Current Liabilities
Total Aktiva
2.481.343.189.0251.511.586.760.001
7.301.351.310.259
2.209.548.446.582-1.823.137.753.607
8.507.143.315.748
2.622.949.895.614-2.677.740.915.445
14.020.852.858.111
36
Kunci utama dalam menutupi utang usaha dalam kemampuan
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar net
working capital ratio menunjukkan, pada tahun 2016 current assets dikurang
dengan current liabilities yang dibagi pada jumlah total aktiva mencapai 13,28%
pada tahun 2017 4,54% sehinga pada tahun 2018 menjadi 0,39% dikarenakan
pada pengurangan jumlah aktiva lancar pada hutang lancar yang dibagi
dengan total aktiva lancar. Rincian data dari net working capital ratio dapat
dilihah dari data berikut:
Gambar 4.6 Aset lancar tahun 2016,2017,2018
37
Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan
4.2.1.5 Cash flow Liquidity Ratio
Cash FLR = x100%
\
Cash+Commercial paper+CFO
Current liabilities
38
Cash FLR2016 = x100%
= 305,78%
Cash FLR2017 = x100%
= 177,93%
Cash FLR2018 = x 100%
= 142,88%.
Perbandingan antara seluruh aset lancar dengan seluruh kewajiban
lancar. Pada tahun 2016 sebesar 305,78%, pada tahun 2017 sebesar 177,93%
dan pada tahun 2018 sebesar 142,88% dari perhitungan tersebut dapat
diketahui bahwa perusahaan dapat membayar kewajiban lancar dengan hasil
dari kegiatan opersional dan investasi. Rincian dari data cash flow liquidity ratio
dapat dillihat dari data berikut:
2.200.769.796.594+1.700.000.000.000+721.385.355.854
1.511.586.760.001
1.872.411.160.625+1.700.000.000.000+(-328.358.635.969)
1.823.137.753.607
1.999.187.810.035+1.700.0000.000.000+126.776.649.410
2.677.740.915.445
39
Tabel 4.7 Arus Kas dari Aktivitas Operasi tahun 2016, 2017, 2018
Sumber: PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
41
Untuk lebih jelasnya mengenai rasio likuiditas pada laporan keuangan PT Pelabuhan Indonesia I Medan dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil analisis rasio likuiditas 2016, 2017, 2018 pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Rasio Likuiditas
Hasil Analisis
Tahun 2016 Tahun 2017
Perubahan dari
Tahun 2018
Perubahan dari
tahun 2016 tahun 2017
terhadap tahun terhadap tahun
2017 2018
Current Ratio 164,15% 121,19% 42,96% 97,95% 23,24%
Cash Ratio 33,12% 9,45% 23,67% 11,17% 1,72%
Quick Ratio 162,82% 119,89% 42,93% 97,06% 22,83%
Net Working Capital Ratio 13,28% 4,54% 8,74% 0,39% 4,93%
Cash FLR 305,78% 177,93% 127,85% 142,88% 35,05%
42
4.3 Pembahasan
Berikut adalah hasil dari perbandingan rasio likuiditas pada
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
1. Current Ratio
Untuk tahun 2016-2017 mencapai 42,96% disebabkan oleh piutang usaha pihak
berelasi atau pengeluaran dalam tahap pemindahan gedung kantor dan keperluan
fasilitas perusahaan. Untuk 2017-2018 terjadi penurunan mencapai 23,24%
disebabkan kewajiban lancar yang besar dan pajak dibayar dimuka.
2. Cash ratio
Untuk tahun 2016-2017 current liabilities mencapai 23,67% dan pada 2017-2018
penurunan rasio menurun hingga 1,72% disebabkan kewajiban lancar yang semakin
tahun semakin berkurang, adanya kewajiban lancar dalam melunasi piutang usaha
atau piutang perusahaan dengan pihak berelasi.
3. Quick Ratio
Untuk tahun 2016-2017 quick ratio mengalami peningakatan sebesar 42,93%, tetapi
pada tahun 2017-2018 mengalami penurunan 22,83% perbedaan dari 2016-2018
mencapai 19,91%, ini di akibatkan adanya kewajiban lancar yang harus dibayarkan
dengan perbaikan fasilitas dan alat-alat perusahaan.
4. Net Working Capital Ratio
Untuk tahun 2016-2017 rasio mencapai 8,74% dan penurunan pada tahun 2017-
2018 mencapai 4,93% disebabkan jumlah kewajiban lancar yang sedikit, aktiva
lancar digunakan untuk memenuhi persediaan pada
43
perusahaan dan untuk melunasi jumlah kewajiban lancar pada pajak bayar dimuka.
5. Cash Flow Liquidity Ratio
Untuk tahun 2016-2017 terjadi kenaikan kewajiban lancar mencapai 127,85%
disebkan adanya pembayaran fasilitas gedung untuk dilakukan pemindahan kantor.
Untuk tahun 2017-2018 mengalami penurunan kewajiban lancar sebesar 35,05%
Karena adanya peningkatan aktiva lancar pada perusahaan.
Hasil dari analisis menggunakan alat rasio likuiditas dengan (current ratio,
quick ratio, cash ratio, net working capital ratio, cash flow liquidity ratio), menandakan
bahwa keuangan jangka pendek pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan,
dengan jumlah aktiva lancar mampu menutupi jumlah kewajiban lancar yang digunakan
untuk keperluan operasional perusahaan dan dinyatakan likuid.
44
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil tinjauan pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan dan
mempelajari mengenail analisis rasio likuiditas, penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Current Ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar yang dijamin
pembayarannya oleh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Dari hasil
analisis terlihat bahwa current ratio perusahaan dari tahun 2016 ke tahun 2017
mencapai 42,96%, pada tahun 2017 ke tahun 2018 juga turun sebesar 23,24%,
perusahaan mampu memenuhi kewajiban lancar sehingga perusahaan dapat
dikatakan likuid.
2. Cash ratio menunjukkan perbandingan kas dan aktiva lancar yang segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Di dalam perhitungan ini, perusahaan hanya
menggunakan kas dan bank karena perusahaan tidak memiliki aktiva lancar yang
segera menjadi uang kas atau efek. Dari hasil analisis terlihat bahwa cash ratio
mengalami penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami penurunan
sebesar 23,67% dan pada tahun 2017 ke tahun 2018 kembali turun mencapai
1,72% saja. Untuk keuangan jangka pendek dikatakan likuid.
3. Quick ratio menunjukkan sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk menutupi
utang lancarnya. Berdasarkan perhitungan pada tahun 2016 ke tahun 2017 sebesar
45
42,67% dan pada tahun 2017 ke tahun 2018 turun sebesar 22,87%, quick
ratio inipun dapat dikatakan likuid
4. Kunci utama dalam menutupi utang usaha dalam kemapuan membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar net working capital
ratio menunjukkan, pada tahun 2016 ke tahun 2017 current assets dikurang
dengan current liabilities yang dibagi pada jumlah total aktiva mencapai
13,28% mengalami penurunan 4,54% sehinga pada tahun 2018 hanya
0,39% dikarenakan pada pengurangan jumlah aktiva lancar pada hutang
lancar yang dibagi dengan total aktiva lancar, sehinnga net working capital
ratio dapat dikatan likuid.
5. Perbandingan antara seluruh aset lancar dengan seluruh kewajiban lancar.
Pada tahun 2016 ke tahun 2017 naik sebesar 127,85% disebakan jumlah
kewajiban lancar yang besar untuk diginakan pemenuhan perlengakapan,
fasilitas pemindahaan gedung, dan tahun 2017-2018 turun sebesar 35,05%
dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan dapat
membayar kewajiban lancar dengan hasil dari kegiatan opersional dan
investasi.
Hasil dari pembahasan menunjukkan perusahaan tergolong likuid karena
kewajiban lancar dapat ditutupi dengan aktiva lancar dengan diketahui dalam
persentase dari alat rasio likuiditas yang digunakan dan dari hasil analisis
mengatakan bahwa perusahaan memiliki jumlah aktiva lancar yang mampu
memenuhi jumlah kewajiban lancar.
46
5.2 Saran
Adapun saran mengenai rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan yaitu:
1. PT Pelabuhan Indonesia I Medan sebaiknya lebih meningkatkan aktiva
lancar, dan dapat mengurangi kewajiban lancar supaya kondisi perusahaan
tetap baik.
2. Perusahaan hendaknya tetap mempertahankan posisi likuiditas perusahaan
dengan tetap berusaha untuk meningkatkan aktiva lancar perusahaan
dengan cara mengendalikan jumlah persediaan dan mengurangi jumlah kas
yang lebih efisien agar menjamin seluruh hutang lancar yang dimiliki
perusahaan dengan baik. Menjaga agar seluruh hutang lancar yang dimiliki
perusahaan terus ditekan atau dikurangi.
3. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar perputaran piutang, aktiva tetap
dan aktiva lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dapat lebih cepat dari
tahun ke tahun.
47
DAFTAR PUSTAKA
Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Keuangan. Bandunng: CV PustakaSetia. Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta. Kasmir. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: KencanaPrenada
Media Group. Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB press. Sugiono, Arief. 2016. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Gramedia.
LAMPIRAN 1:
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
LAMPIRAN 2:
ASET TAHUN 2016, 2017 DAN 2018
LAMPIRAN 3:
LIABILITIES DAN EKUITAS TAHUN 2016,2017 DAN 2018
LAMPIRAN 4:
PERSEDIAAN TAHUN 2016,2017, DAN 2018
LAMPIRAN 5:
ARUS KAS TAHUN 2016, 2017, DAN 2018
LAMPIRAN 6:
MODAL SAHAM
LAMPIRAN 7:
KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
(DOSEN PEMBIMBING 1)
LAMPIRAN 8:
KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
(DOSEN) PEMBIMBING 2)
Top Related