RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

65
RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh BERLIAN LAIA NIM 1605094014 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

Transcript of RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

Page 1: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

HALAMAN JUDUL

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Oleh BERLIAN LAIA

NIM 1605094014

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN 2019

Page 2: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu untuk

melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Diploma 3,

Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak mendapat

bimbingan, pengarahan, serta bantuan dari berbagai pihak baik dari pihak

perusahaan maupun pihak Politeknik Negeri Medan serta penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak baik secara langsung

yang telah mendukung selama menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain:

1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan.

3. Saffaruddin, S.E., M.Si., Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik

Negeri Medan.

4. Suri Purnami, S.E., M.A., Kepala Program Studi Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Medan.

5. Erwinsyah Simanungkalit, S.Si., M.Kom., Sekretaris Program Studi

Administrasi Bisnis.

6. Vivianti Novita, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing 1.

7. Efni Siregar, S.E., M.Pro., M.SM., Dosen Pembimbing 2.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staff Administrasi Bisnis yang telah mendidik

dan memberikan Ilmu kepada penulis.

9. Desty, Pembimbing PKL di PT Pelabuhan Indonesia Medan.

10. Seluruh teman-teman di Politeknik Negeri Medan khususnya kelas AB-6I.

Page 3: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

ii

Terkhusus penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada

ayahanda Marwin Laia dan ibunda Narisati Zagoto yang telah membesarkan

penulis dengan penuh kasih sayang, mencukupi segala kebutuhan, selalu setia

membimbing dan memotivasi dalam meyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih memiliki kekurangan

dari bahasa, isi, maupun penulisannya. Untuk itu diharapkan saran maupun

kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga

tugas akhir ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 14 Agustus2019 Penulis,

Berlian Laia NIM 1605094014

Page 4: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

iii

ABSTRAK

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas berperan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likud, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut tidak likuid. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menjelaskan rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan.

Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa rasio likuiditas dapat melihat suatu perusahaan itu sendiri likuid atau tidak likuid dalam hal laporan keuangan pada perusahaan. Rasio likuiditas digunakan untuk membandingkan aktiva lancar, kas perusahaan dan kewajiban lancar pada perusahaan.

Kata kunci: Rasio Likuiditas

Page 5: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

iv

ABSTRACT

Liquidity ratio is a ratio that shows a company's ability to meet

obligations or pay short-term debt. The role of liquidity ratios is to measure how liquid a company is. If the company is able to fulfill its obligations it means the company is liquid, whereas if the company is unable to fulfill its obligations it means the company is illiquid. The purpose of this thesis is to explain the liquidity ratio at PT Pelabuhan Indonesia I Medan.

Data collection is done by field research through observation,

interviews, and literature study. The type of data used is primary data and secondary data. The data analysis technique used is descriptive analysis.

The results and discussion show that the liquidity ratio can see a

company itself is liquid or illiquid in terms of financial statements on the company. Liquidity ratios are used to compare current assets, company cash and current liabilities to the company. Keywords: Liquidity Ratio

Page 6: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... iii ABSTRACT ................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul .................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 3 1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 3 1.5 Sistematika Penulisan ................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5 2.1 Pengertian Laporan Keuangan ................................................... 5 2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ................................................... 6 2.3 Pengertian Rasio Keuangan ........................................................ 6 2.4 Rasio Likuiditas ........................................................................... 7 2.5 Penyajian Laporan Keuangan ...................................................... 9 2.6 Kegunaan Rasio Likuiditas .......................................................... 10 2.7 Kinerja Keuangan ........................................................................ 11

BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 13 3.1 Cara Pengumpulan Data ............................................................. 13 3.2 Jenis Data ................................................................................... 14 3.3 Teknik Analisis Data .................................................................... 14

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 15 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................................... 15 4.2 Tinjauan Rasio Likuiditas Pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan ......................................................................................... 29 4.3 Pembahasan ............................................................................... 41

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 43 5.1 Simpulan ..................................................................................... 43 5.2 Saran ........................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46 LAMPIRAN

Page 7: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jejak Langkah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan ....... 19

Tabel 4.2 Aset Lancar ................................................................................ 30

Tabel 4.3 Laporan Liabilitas Jangka Pendek .............................................. 31

Tabel 4.4 Aset Lancar ................................................................................ 33

Tabel 4.5 Persediaan ................................................................................. 35

Tabel 4.6 Aset Lancar Tahun 2016, 2017, 2018 ......................................... 37

Tabel 4.7 Arus Kas dari Aktiva Operasi Tahun 2016, 2017, 2018 .............. 39

Tabel 4.8 Hasil Analisis Rasio Likuiditas pada Laporan Keuangan PT

Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan .................................... 40

Page 8: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Orgnisasi PT Pelabuhan Indonesia I Medan

Lampiran 2 Aset Tahun 2016, 2017, dan 2018

Lampiran 3 Liabilities dan Ekuitas Tahun 2016, 2017, dan 2018

Lampiran4 Persediaan Tahun 2016, 2017, dan 2018

Lampiran 5 Arus Kas Tahun 2016, 2017, dan 2018

Lampiran 6 Modal Saham

Lampiran 7 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 1 Tugas Akhir Mahasiswa

Lampiran 8 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 2 Tugas Akhir Mahasiswa

Page 9: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Laporan keuangan adalah media informasi yang dapat merangkum

semua kegiatan di perusahaan. Laporan keuangan perusahaan mencerminkan

informasi tentang pendapatan dan beban, informasi perubahan ekuitas pemilik,

informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktivitas arus kas yang ada dalam

perusahaan selama periode waktu tertentu.

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi

yang dikandung suatu laporan keuangan. Banyak cara dalam menganalisis

laporan keuangan. Analisis rasio laporan keuangan merupakan analisis yang

paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan.

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan atau yang lebih dikenal

dengan Pelindo I merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

keberadaannya dimaksudkan untuk mendukung Sistem Transportasi Nasional

(SISTRANAS) melalui penyediaan dan jasa pelabuhan. Pelindo I Medan

mengelola 15 pelabuhan berstatus cabang dengan 5 pelabuhan berstatus

perwakilan, serta 4 unit usaha, yaitu Unit Terminal Peti Kemas Belawan, Unit

Galangan Kapal Belawan, Rumah Sakit Putri Tujuh Dumai.

Pelindo I Medan sebagai pemegang jasa pelabuhan, perlu

merencanakan dan menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui

anggaran pemasukan maupun pengeluaran. Untuk dapat memperoleh

Page 10: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

2

gambaran tentang perkembangan keuangan PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan , akan sangat membutuhkan laporan keuangan,

Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba

rugi, laporan laba ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan

yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Pentingnya laporan keuangan

tersebut tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi

laporan keuangan juga ditujukan untuk menilai prestasi PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan. Mengetahui samapai dimana keberhasilan

perkembangan perusahaan, apakah ada peningkatan, ataukah penurunan dari

periode sebelumnya. Laporan keuangan sebagai sumber informasi harus

disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan

dengan tahun sebelumnya.

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan dapat dilakukan dengan melakukan analisis

terhadap laporan keuangannya. Untuk hal ini digunakan suatu standar

pembanding yang disebut dengan rasio keuangan. Rasio keuangan sangat

penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi laporan keuangan

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Ada beberapa rasio

keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi laporan keuangan, salah

satunya adalah rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membahas dengan

judul pada Tugas Akhir “Tinjauan Rasio Likuiditas Pada PT Pelabuhan

Indonesia I Medan”.

Page 11: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

3

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah,

“Bagaimanakah rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan?”

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui

rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan”.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang rasio

keuangan khususnya rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia

I (persero) Medan”.

2. Sebagai bahan informasi bagi PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan

tentang analisis rasio likuiditas.

3. Sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya yang ingin membahas

tentang rasio likuiditas.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui penjelasan ringkas mengenai isi keseluruhan dari

tugas akhir ini, penulis berpedoman pada sistematika yang sesuai dengan

sistematika penulisan tugas akhir yang ditetapkan oleh Program Studi

Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.

Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini, sebagai berikut:

Page 12: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

4

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini berisikan tentang pengertian laporan keuangan, jenis-jenis

laporan keuangan, pengertian rasio keuangan, rasio likuiditas, penyajian

laporan keuangan, kegunaan rasio keuangan, kinerja keuangan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bagian ini diuraikan metode pengumpulan data, jenis sumber data

dan teknik analisis data.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini disajikan gambaran umum perusahaan, hasil dan

pembahasan rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I (persero)

Medan.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan simpulan dan saran yang mungkin berguna bagi

perusahaan.

Page 13: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Fahmi (2015: 21) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan

suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan,

dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

keuangan perusahaan tersebut.

Munawir dalam Fahmi (2015: 21) mengatakan bahwa laporan keuangan

merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan

dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

yang bersangkutan. Dengan begitu, laporan keuangan diharapkan akan

membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi

yang bersifat financial.

Mulyawan (2015: 83) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan

alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan yang digunakan untuk

menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Dari laporan

keuangan, dapat diketahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang

telah dicapai perusahaan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan catatan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan pada

suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporankeuangan yang lengkap. Laporan keuangan menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

suatu

Page 14: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

6

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemak keuangan dalam

pengambilan keputusan secara ekonomi.

2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Mulyawan (2015: 83) mengatakan bahwa pada umumnya, jenis laporan

keuangan terdiri atas:

1. Neraca dan perhitungan rugi laba;

2. Laporan perubahan modal;

3. Gambaran jumlah aktiva, utang, dan modal suatu perusahaan pada tanggal

tertentu;

4. Gambaran hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi

selama periode tertentu;

5. Laporan perubahan modal yang menunjukkan sumber dan penggunaan;

6. Alasan terjadinya perubahan modal perusahaan, misalnya laporan modal

kerja, laporan sumber dan laporan penggunaan kas (laporan arus kas),

laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta

daftar-daftar lainnya;

7. Gambaran kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik;

8. Data-data hasil kombinasi antara fakta dan kebiasaan dalam akuntansi serta

pendapat pribadi.

2.3 Pengertian Rasio Keuangan

James dalam Kasmir (2015: 93), Rasio keuangan merupakan indeks

yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi

satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk

Page 15: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

7

mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio

keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka

yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan

komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponenyang ada

diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat

berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

2.4 Rasio Likuiditas

Weston dalam Kasmir (2015: 110), menyebutkan bahwa rasio likuiditas

(liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila

perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar)

tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

Fahmi (2015: 65), rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

Contoh membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknisi, gaji

lembur, tagihan telepon, dan sebagainnya. Karena itu rasio likuiditas sering

disebut dengan short term likuidity.

1. Current Ratio

Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan atas

solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Harus dipahami bahwa penggunaan

current ratio dalam menganalisis laporan keuangan hanya mampu memberi

Page 16: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

8

analisa secara kasar, oleh karena itu, perlu adanya dukungan analisa

secara kualitatif secara lebih komprehensif. Rumus Curent ratio adalah:

2 Quick Ratio

Quick ratio (Acit Test Ratio) sering disebut dengan istilah rasio cepat.

Rasio cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti

daripada rasio lancar karena pembilangnya mengiliminasi persediaan yang

dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan menjadi

sumber kerugian. Rumus quick ratio adalah

3 Cash Ratio

Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau

yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan yang ada di

bank. Rasio ini dapat menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi

perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

4 Net Working Capital Ratio

Net working capital ratio atau rasio modal kerja bersih. Modal kerja

merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Sumber modal kerja

Current Assets

Current Liabilities

Current assets-

Inventories

Current Liabilities

Cash+Effect

Current liabilities

Page 17: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

9

adalah pendapatan bersih, peningkatan kewajiban yang tidak lancar,

kenaikan ekuitas pemegang saham, dan penurunan aktiva yang tidak

lancar.

5 Cash Flow Liquidity Ratio

Cash flow liquidity ratio atau rasio modal kerja bersih. Modal kerja

merupakan suatu ukuran dari likuiditas arus kas menggunakan pembilang

sebagai suatu perkiraan sumber kas, kas dan surat berharga menyajikan

jumlah kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan seperti kemampuan

menjual persediaan dan menagih kas.

2.5 Penyajian Laporan Keuangan

Fahmi (2015: 22-23), mengatakan bahwa penyajian laporan keuangan

terbagi atas:

1. Neraca, menunjukkan posisi keuangan-aktiva, utang, dan ekuitas pemegang

saham-suatu perusahaan pada tanggal tertentu, seperti pada tanggal

tertentu, seperti pada akhir triwulan atau akhir tahun.

2. Laporan laba rugi, menyajikan hasil usaha-pendapatan, beban, laba atau

rugi bersih dan laba atau rugi per saham-untuk periode akuntansi tertentu.

3. Laporan ekuitas pemegang saham, merekonsilisasi saldo awal dan akhir

semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.

Beberapa perusahaan menyajikan laporan saldo laba, sering kali

Current assets-Current

Liabilities

Cash+Commercial Paper+CFO

Current Liabilities

Page 18: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

10

dikombinasikan dengan laporan rugi-laba yang merekonsiliasi saldo awal

dan akhir akun saldo laba.

4. Laporan arus kas, memberikan informasi tentang arus kas masuk dan

keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu

periode akuntansi.

5. Aktiva lancar terdiri dari:

a. Kas.

b. Rekening pada bank (rekening giro dan rekening tabungan).

c. Deposito berjangka.

d. Surat-surat berharga (efek-efek).

e. Piutang.

f. Pinjaman yang diberikan.

g. Sediaan.

h. Biaya yang dibayar dimuka.

i. Pendapatan yang masih diterima.

2.6 Kegunaan Rasio Likuditas

Azizah dalam Kasmir (2018: 11), kegunaan rasio likuiditas dalam

perusahaan sebagai berikut:

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau

hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

Page 19: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

11

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada

dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan hutang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu

dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing

komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,

dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

2.7 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang digunakan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan

aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan

merupakan suatu gambaran tentang kondisi perusahaan yang dianalisis

dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik

buruknya keadaan keuagan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi

kerja dalam periode tertentu.

Page 20: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

12

Kinerja keuangan adalah ukuran suatu pendapatan, keuntungan, dan

apresiasi nilai organisasi yang dibuktikan dengan adanya kenaikan hargas

saham suatu entitas. Kinerja keuangan merupakan alat bagi kelangsungan

hidupnya. Kinerja keuangan yang tinggi akan dapat mencerminkan efektivitas

dan efisiensi manajemen dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan dan

hal ini dapat dikontribusikan terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Page 21: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

13

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Cara Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu:

1. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan merupakan metode pengumpulan data secara langsung ke

studi lapangan untuk mendapatkan data Laporan Keuangan PT Pelabuhan

Indonesia I Medan tahun 2017 dan 2018. Ada beberapa hal yang dilakukan

dalam pengumpulan data melalui studi lapangan, yaitu:

a. Observasi

Observasi atau pemgamatan adalah aktivitas terhadap suatu proses

atau objek dengan merasakan dan kemudian memahami pengetahuan

dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang

sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi

yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dilakukan penulis dengan mempelajari berbagai

referensi buku dan jurnal yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang

diamati yaitu analisis rasio rikuiditas (current ratio, quick ratio, cash ratio,

net working capital ratio, dan cash flow liquidity ratio), PT Pelabuhan

Indonesia I Medan dan mengumpulkan data langsung dari data PT

Pelabuhan Indonesia I Medan.

Page 22: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

14

3.2 Jenis Data

Dalam penulisan tugas akhir, jenis data yang digunakan penulis adalah:

1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada penulis. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber buku,

jurnal, dan data dari PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan yang

berkaitan dengan Rasio Likuiditas.

3.3 Teknik Analisis Data

Penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Analisis

deskriptif kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah diperoleh

dan dibandingkan hasil yang diperoleh dari lapangan dengan teori yang

diuraikan pada tinjauan pustaka tentang Analisis Rasio Likuiditas (current ratio,

quick ratio, cash ratio, net working capital ratio, dan cash flow liquidity ratio)

PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan.

Page 23: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

15

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Pelabuhan Indonesia I Medan

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada awalnya masa penjajahan

Belanda adalah perusahaan dengan nama “Haven Bedrijf". Setelah

kemerdekaan Republik Indonesia, pada periode 1945-1950, Perusahaan

berubah status menjadi Jawatan Pelabuhan. Pada 1969, Jawatan Pelabuhan

berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status

Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama PNP. Periode 1969-

1983, PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Pengusaha Pelabuhan dengan

nama Badan Pengusahaan Pelabuhan disingkat BPP. Pada 1983, berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 Badan Pengusahaan Pelabuhan

(BPP) dirubah menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I disingkat Perumpel

I. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah

status menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).

Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 Desember 1992 dari Imas

Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari

Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-

8519.HT.01.01 tahun 1992 tertanggal 1 Juni 1992 serta telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 8612 tanggal 1 Nopember 1994,

tambahan No. 87.

Page 24: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

16

Berdasarkan Akta No. 207 tanggal 30 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh

Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H., anggaran dasar perusahaan mengalami

perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari

Rp 1.800.000.000.000 (Rp 1,8T) yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan

nilai nominal Rp 1.000.000 per saham menjadi Rp 6.800.000.000.000

(Rp 6,8 triliun) yang terbagi atas 6.800.000 saham dengan nilai nominal

Rp 1.000.000 per saham. Berdasarkan akta tersebut juga telah terjadi

peningkatan modal disetor perusahaan dari Rp 511.960.000.000 yang terbagi

atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham menjadi

Rp 1.700.000.000.000 yang terbagi atas 1.700.000 saham dengan nilai

nominal Rp 1.000.000 per saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah

mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU.05403.40.20.2014 tanggal 11 Juli 2014.

Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Krakatau

Ujung No. 100 Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2001, kedudukan, tugas dan

kewenangan Menteri Keuangan selaku Pemegang Saham pada Persero/

Perusahaan Terbatas dialihkan kepada Menteri BUMN Republik Indonesia,

sedangkan pembinaan Teknis Operasional berada ditangan Departemen

Perhubungan Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut.

Sebelum tahun 2008, perusahaan bergerak dalam bidang jasa

kepelabuhan, pelayanan peti kemas, terminal dan depo peti kemas, usaha

galangan kapal, pelayanan tanah, listrik dan air, pengisian BBM, konsolidasi

dan distribusi termasuk hewan, jasa konsultasi kepelabuhan dan

Page 25: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

17

pengusahaan kawasan pabean. Sejak tahun 2008, dalam rangka optimalisasi

sumber daya maka Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha lain meliputi

jasa angkutan, sewa dan perbaikan fasilitas, perawatan kapal dan peralatan,

alih muat kapal, properti diluar kegiatan utama kepelabuhan, kawasan industri,

fasilitas pariwisata dan perhotelan, jasa konsultan dan surveyor, komunikasi

dan informasi, konstruksi kepelabuhan, ekspedisi, kesehatan, perbekalan,

shuttle bus, penyelaman, tally, pas pelabuhan dan timbangan.

4.1.2 Jenis Usaha/Kegiatan

Maksud dan Tujuan PT Pelabuhan Indonesia I (persero) sesuai

Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan usaha dibidang

penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan, serta

optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk

menghasilkan barang dan jasa yang berumutu tinggi dan berdaya saing

kuat untuk dapat mengejar keuntungan serta meningkatkan nilai

perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut PT Pelabuhan

Indonesia I (persero) dapat melakukan kegiatan usaha utama sesuai

anggaran dasar perusahaan sebagai berikut:

1. Penyedia layanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu

lintas.

2. Tempat berlabuhnya kapal.

3. Penyedia dan pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan

pemanduan dan penundaan kapal.

Page 26: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

18

4. Penyedia dan pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat,

bongkar muat petikemas, curah air, curak kering dan kendaraan.

5. Penyedia layanan gudang-gudang dan lapangan dan tangki tempat

penimbunan barang-barang.

6. Penyedia layanan listrik, air minum dan instalasi limbah.

7. Penyedia layanan kegiatan dan distribusi barang termasuk hewan.

Selain kegiatan utama diatas, PT Pelabuhan Indonesia I (persero) dapat

melakukan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perusahaan dan dalam rangka mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya

yang dimiliki perusahaan meliputi:

1. Jasa angkutan.

2. Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan.

3. Jasa perawatan kapal dan peralatan dibidang kepelabuhanan.

4. Jasa pelayanan alih muat dari kapal.

5. Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan.

6. Jasa Komunikasi dan informasi.

7. Jasa kontruksi kepelabuhanan

8. Jasa kesehatan.

9. Jasa penyelaman.

10. Jasa tally.

11. Jasa pas pelabuhan.

12. Jasa timbangan.

Page 27: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

19

4.1.3 Jejak Langkah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Berikut adalah tabel tetang jejak langkah PT Pelindo I Medan dari tahun

ke tahun.

Tabel 4.1 Jejak langkah PT Pelabuhan Indonesia I Medan

1960 Jawatan Pelabuhan berubah menjadi PN Pelabuhan

1969 PN Pelabuhan berubah menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP)

1970 Berdirimya Unit Galangan Kapal (UGK)

1983 BPP menjadi Perumpel I

1987 Di operasikan BICT (Belawan International Container Terminal)

1991 Perumpel I berubah status menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

1994 Operasi Terminal Curah Cair Di Pelabuhan Belawan

2005 Berdirinya Unit Depo Peti Kemas (UDPK)

2008 Dioperasikan Terminal Curah Cair Dumai

2012 Dioperasikannya Terminal Kontainer Perawang

2013

1. Kawasan Pelabuhan Batam berubah menjadi Cabang Pelabuhan Batam 2. Berdirinya PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI) sebagai anak perusahaan patungan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV (Persero) 3. Berdirinya PT Prima Terminal Petikemas (PTP) sebagai anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 4. Kawasan Pelabuhan Gunung Sitoli menjadi Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli

2014 Berdirinya PT Prima Indonesia Logistik dan PT Prima Multi Terminal

2015 1. Launching Logo Baru Pelindo I pada tanggal 17 Agustus 2015 2. Berdirinya PT Prima Pengembang Kawasan

2016 Perusahaan melakukan transformasi dengan fokus pada nilai dan budaya perusahaan, yang salah satunya dengan melahirkan roadmap di bidang sumber daya manusia.

2017 Berdirinya PT Prima Husada Cipta Medan

Sumber: PT Pelabuhan Indonesia I Medan

Page 28: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

20

4.1.4 Pertumbuhan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Arah pengembangan perusahaan untuk periode 2014-2018 adalah

sebagai berikut:

1. Memperbaiki berbagai kelemahan korporasi, diantaranya:

a. Peningkatan Kendali Perusahaan.

b. Peningkatan kualitas “data governance".

c. Mengimplementasikan Sistem Teknologi Informasi yang andal (MSE,

E-Billing, SIM Operasional, Keuangan, Manajemen Kinerja, HRIS)

2. Peningkatan peran kendali manajer divisi/dinas dan supervisor.

a. Peningkatan Kualitas Layanan.

b. Pembentukan “Customer Care Relationship".

3. Peningkatan “Claim Responsiveness".

4. Peningkatan akurasi informasi layanan.

5. Peningkatan keamanan dan keselamatan layanan.

6. Peningkatan kualitas dan kapasitas fasilitas dan perlatan.

7. Peningkatan kualitas pelayanan dan produktivitas bongkar muat.

a. Peningkatan Kinerja Keuangan.

b. Penetapan standar biaya per segmen usaha.

8. Melakukan perubahan struktur biaya ke arah efisiensi.

9. Menyediakan dana belanja modal yang aman dan berbiaya rendah.

10. Sentralisasi penyediaan dan penggunaan BBM

a. Peningkatan Organisasi dan SDM.

b. Penerapan remunerasi berbasis kinerja.

11. Melakukan internalisasi CIPTa kepada seluruh pegawai.

Page 29: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

21

12. Melakukan evaluasi organisasi sesuai perkembangan bisnis secara

berkala.

13. Restrukturisasi organisasi sesuai tuntutan perkembangan bisnis.

14. Meningkatkan kompetensi SDM.

Memperkuat bisnis yang telah dijalankan, dan meraih peluang bisnis.

a. Mengembangkan Kuala Tanjung menjadi self-generating cargo port.

b. Mengembangkan Bisnis Logistik menjadi Logistics Provider atau 3PL.

c. Mengembangkan Terminal Peti Kemas Keperintisan.

d. Mengembangkan bisnis STS Operator, Floating Terminal, Mooring

Service di perairan Riau, Kepulauan Riau dan sekitarnya.

e. Mengembangkan Terminal Curah Cair dan Terminal Curah Kering.

4.1.5 Visi dan Misi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Visi: Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhan di Indonesia.

Visi tersebut merupakan pernyataan cita-cita perusahaan menjadi pengelola

terminal peti kemas dengan throughput terbesar di Indonesia, yang ditarget

akan terwujud pada tahun 2023. Cita-cita ini muncul dilandasi dengan potensi

geografis, peluang bisnis serta kebijakan nasional yang membuka peluang bagi

Perusahaan untuk merealisasikan visi dimaksud.

Misi: Menyediakan jasa kepelabuhan yang terintegrasi, berkualitas dan

bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Visi dan Misi

Perusahaan tersebut telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang

Perusahaan (RJPP) tahun 2014-2018 dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris

dan Direksi.

Page 30: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

22

4.1.6 Makna Logo PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Logo ini merupakan simbol Pelindo I yang bersemangat terus

melakukan perubahan menjadi global company, seiring dengan perubahan

tersebut, Pelindo I terus mengembangkan bisnis dibidang logistik dan

kepelabuhanan dengan berbasis value CIPTA dan nasionalisme yang menjadi

spirit kerja Pelindo I.

Gambar 4.1 Logo PT Pelindo I Sumber: PT Pelindo I

1. Lingkaran

Bentuk lingkaran melambangkan arah perunahan Pelindo I, yaitu menuju

global company menjadi salah satu pelabuhan yang mampu melayani

pasar global dengan performa terbaik, menyeluruh, dan berdedikasi luhur.

2. Mata Panah

Terus melakukan perubahan dan bergerak kedepan (continue improving),

melesat, menuju masa depan yang lebih baik

3. Dynamic Movement

Gerakan dinamis yang bersinergi untuk terus memeberikan multiplier effect

di bisnis kepelabuhanan dan logistik.

Page 31: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

23

4.1.7 Tata Nilai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Berikut adalah logo yang terdapat pada tata nilai PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan:

Gambar 4.2 Logo CIPTA

Sumber data dari PT Pelindo I Medan

Tata Nilai yang berlaku diharapkan mampu mengantar Perusahaan

mencapai Visi dan menjalankan Misi nya, yang dikenal sebagai “CIPTA”. Tata

Nilai tersebut ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Nomor: KP.30/1/2/PI-14.TU.

Values perusahaan ditetapkan sebagai berikut:

1. Customer Focus Proaktif, dalam melayani dan membangun hubungan

dengan pelanggan, melalui perilaku kunci, yaitu:

a. Proaktif dan Cepat Tanggap

b. Mengutamakan Pelayanan Prima

c. Kepuasan Pelanggan

2. Integrity, mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, prinsip dan

etika Perusahaan, melalui perilaku kunci, yaitu jujur, taat, berani dan

bertanggungjawab

Page 32: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

24

3. Profesionalism, penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup

pengetahuan keterampilan dan sikap melalui perilaku kunci, yaitu kompeten,

disiplin, dan berkualitas.

4. Teamwork, keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang lain,

melalui perilaku kunci, yaitu berkolaborasi, bersinergi, tulus dan saling

menghargai

4.1.8 Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Struktur organisasi merupakan suatu cara atau sistem pembagian

tanggung jawab, wewenang, serta penetapan hubungan antara unsur-unsur

organisasi dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan menggunakan potensi-potensi yang dimiliki perusahaan

walaupun potensi tersebut terbatas.

Kemampuan perusahaan dalam hubungan dengan pencapaian tujuan

dan sasaran perusahaan banyak dipengaruhi oleh struktur organisasi dari

perusahaan tersebut. Struktur organisasi suatu perusahaan harus dapat

menggambarkan kondisi tentang tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam

perusahaan tersebut. Dengan demikian struktur organisasi merupakan suatu

alat untuk mempermudah terjadinya tujuan. Sehingga pimpinan perusahaan

akan dapat melakukan pengawasan terhadap bawahan didalam melaksanakan

kegiatannya, sehingga aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan rencana.

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia I (persero) menggunakan

model struktur organisasi berbentuk garis, dimana struktur tersebut arahnya

bergerak vertikal kebawah. Setiap karyawan bertanggung jawab kepada

pimpinan masing-masing sehinggan tercipta kesatuan komando. Struktur model

Page 33: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

25

ini memperhatikan dengan jelas pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab dan

wewenang setiap bagian dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat

bertanggung jawab dengan uraian tugas yang ada.

Organisasi perusahaan terdiri dari:

1. Kantor Pusat.

2. Cabang Pelabuhan.

3. Perwakilan.

4. Anak Perusahaan.

5. Perusahaan Patungan.

6. Kerjasama usaha perusahaan dengan Pihak lain.

7. Kerjasama operasi perusahaan dengan pihak lain.

Jenjang struktural pada Kantor Pusat terdiri dari:

1. Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama

2. Direktur sebagai Kepala Direktorat

3. Senior manajer dan setingkatnya

4. Asisten senior manajer dan setingkatnya

Sedangkan penjenjangan struktural pada cabang unit terdiri dari:

1. General Manajer atau Manajer cabang

2. Manajer Divisi dan setingkatnya

3. Asisten Manajer dan setingkatnya

Adapun gambar struktur srganisasi PT Pelabuhan Indonesia I (persero)

dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 34: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

26

4.1.9 Job Description

Berikut ini merupakan job description pada perusahaan PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan, diantaranya:

1. Direksi

Direksi adalah pemimpin dan pengurus perusahaan yang bertanggung

jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan

perusahaan.

Direksi mempunyai tugas:

a. Memimpin, mengurus, dan mengelola perseroan sesuai dengan tugas

pokok perusahaan dan senantiasa berusha meningkatkan efisiensi dan

efektivitas perseroan.

b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

c. Mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan baik yang

berhubungan, maupun yang timbul sebab akibat dari pelaksanaan

tugas.

d. Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh RUPS.

e. Menyiapkan rencana kerja tahunan perusahaan lengkap dengan

anggaran keuangan tepat pada waktunya.

f. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kegiatan perusahaan dan

perhitungan hasil usaha menurut dan waktu yang telah ditetapkan oleh

RUPS.

Direksi merupakan satu kesatuan dewan yang terdiri atas:

a. Direktur Utama

Direktur utama memiliki tugas sebgai berikut:

Page 35: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

27

Untuk atas nama Direksi serta mewakili perseroan menerima petunjuk

dan bertanggung jawab kepada RUPS (rapat umum pemegang saham)

tentang kebijakan umum untuk menjalan tugas pokok perusahaan dan

tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS. Mengendalikan pelaksanaan

kebijakan direksi yang dilakukan oleh para Direktur.

b. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Direktur perencanaan dan pengembangan mempunyai tugas membina

dan menyelenggarakan tugas pemasaran, penyusunan trafik produksi

dan pendapatan (TPP), pengembangan usaha, perencanaan teknik dan

konstruksi, serta peralatan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang

telah ditetapkan oleh perusahaan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan membawahi bidang:

a. Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

b. Teknologi Informasi.

c. Manajemen Resiko dan Manajemen Mutu.

2. Direktur Bisnis

Direktur bisnis mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan

bidang operasi pelayanan dan jasa kepelabuhanan, yang meliputi

pemasaran, pelayanan kapal dan barang, bina usaha, fasilitas dan

peralatan. Sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan

oleh perusahaan.

Direktur Bisnis membawahi bidang:

a. Pemasaran.

b. Bina Usaha.

Page 36: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

28

c. Pelayanan Kapal dan Barang.

d. Fasilitas.

e. Peralatan.

3. Direktur Keuangan

Direktur keuangan mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan

bidang akuntansi manajemen, perbendaharaan, akuntansi keuangan, serta

kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang

telah ditetapkan perusahaan.

Direktur Keuangan membawahi bidang:

a. Akuntansi Manajemen.

b. Perbendaharaan.

c. Akuntansi Keuangan.

d. Kemitraan dan Bina Lingkungan.

4. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum

Direktur sumber daya manusia dan umum mempunyai tugas membina dan

menyelenggarakan bidang perencanaan dan pengembangan organisasi

SDM, administrasi dan kesejahteraan SDM, umum dan hukum, sesuai

dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan.

Direktur Sumber daya Manusia dan Umum membawahi bidang:

a. Perencanaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia.

b. Administrasi dan Kesejahteraan SDM.

c. Umum.

d. Hukum.

Page 37: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

29

4.2 Tinjauan Rasio Likuiditas PT Pelabuhan Indonesia I Medan

Berdasarkan pada laporan keuangan yang telah diperoleh dari

PT Pelabuhan Indonesia Indonesia I Medan tahun 2017 dan 2018 yang dapat

dilihat pada Lampiran, maka dapat di analisis laporan keuangan tersebut

dengan menggunakan alat analisis rasio keuangan sebagai berikut:

4.2.1 Rasio Likuiditas

4.2.1.1 Current Ratio

Current Ratio = x 100%

Current Ratio 2016 = x 100%

= 164,15% Current Ratio 2017 = x 100%

= 121,19% Current Ratio 2018 = x 100%

= 97,95%

Current Ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar yang

dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan

tersebut. Dari hasil analisis terlihat bahwa current ratio perusahaan

tahun 2016 sebesar 164,15% 2017 sebesar 121,19% mengalami

Aktiva lancar

Hutang lancar

2.209.548.446.582

1.823.137.753.607

2.622.949.895.614

2.677.740.915.445

2.481.343.189.025

1.511.586.760.001

Page 38: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

30

penurunan pada tahun 2018 menjadi 97,95% penurunan current ratio

sebesar 36,31%, disebabkan oleh kenaikan kewajiban lancar pada

setiap tahunnya. Pada tahun 2016 kewajiban lancar mengalami

kenaikan pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 pada tahun 2017 dan

2018 mengalami kenaikan hingga 142,15%. Rincian current ratio dapat

diketahui dari data di bawah ini:

Tabel 4.2 Aset Lancar

Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan

Page 39: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

31

Tabel 4.3 Laporan liabilitas jangka pendek

Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan

Page 40: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

32

4.2.1.2 Cash Ratio

Cash Ratio = x 100%

Cash ratio 2016 = X 100%

= 33,12%

Cash Ratio 2017 = x 100%

= 9,45%

Cash Ratio 2018 = x 100%

= 11,17%

Cash ratio menunjukkan perbandingan kas dan aktiva lancar yang

segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Di dalam perhitungan

ini, perusahaan hanya menggunakan kas dan bank karena perusahaan

tidak memiliki aktiva lancar yang segera menjadi uang kas atau efek.

Dari hasil analisis terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan dari

tahun 2016 sebesar 33,12%, tahun 2017 menjadi sebesar 9,45%, dan

pada tahun 2018 sebesar 11,17%. Penurunan ini disebabkan karena

aktiva likuid yang terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan aset

keuangan lancar lainnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

pada tahun 2016 aktiva likuid tersebut yang peningkatannya cukup besar

terdapat dalam pos/akun kas dan bank. Begitu juga dengan kewajiban

Cash+Effect

Current liabilities

1.872.411.160.625-1.700.000.000.000

1.823.137.753.607

1.999.187.810.035-1.700.0000.000.000

2.677.740.915.445

2.200.769.796.594-

1.700.000.000.000

1.511.586.760.001

Page 41: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

33

lancar mengalami kenaikan pada tahun 2017 dan pada tahun 2018.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan cash ratio menunjukkan

kondisi perusahaan yang cukup baik. Rincian data dari cash ratio dapat

dilihat dari data berikut:

Tabel 4.4 Aset lancar

Sumber: PT Pelindo I (persero) Medan

4.2.1.3 Quick Ratio

Quick Ratio = x100%

Quick ratio 2016 = x 100%

= 162,82%

Quick ratio 2017 = x100%

Current asets-

inventories

Current liabilities

2.481.343.189.025-

20,116,083,124

1.511.586.760.001

2.209.548.446.582-

23,716,976,975

1.823.137.753.607

Page 42: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

34

= 119,89%

Quick ratio 2018 = x100% = 97,06%

Quick ratio menunjukkan sebuah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva

lancar untuk menutupi utang lancarnya. Berdasarkan perhitungan pada

tahun 2016 dihasilkan rasio sebesar 162,82% mengalami penurunan

pada tahun 2017 menjadi 119,89% dan pada tahun 2018 turun lagi

menjadi sebesar 97,06% disebabkan karena kenaikan utang lancar pada

tahun 2018. Rincian data dari quick ratio dapat dilihat dari data berikut:

Tabel 4.5 Persediaan

2.622.949.895.614-

25,388,282,754

2.677.740.915.445

Page 43: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

35

Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan

4.2.1.4 Net working capital ratio

Net working capital ratio = x100%

Net working capital ratio 2016 = x100%

= 13,28%

Net working capital ratio 2017 = x100%

= 4,54%

Net working capital ratio 2018 = x100%

= -0,39%

Current assets-Current Liabilities

Total Aktiva

2.481.343.189.0251.511.586.760.001

7.301.351.310.259

2.209.548.446.582-1.823.137.753.607

8.507.143.315.748

2.622.949.895.614-2.677.740.915.445

14.020.852.858.111

Page 44: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

36

Kunci utama dalam menutupi utang usaha dalam kemampuan

membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar net

working capital ratio menunjukkan, pada tahun 2016 current assets dikurang

dengan current liabilities yang dibagi pada jumlah total aktiva mencapai 13,28%

pada tahun 2017 4,54% sehinga pada tahun 2018 menjadi 0,39% dikarenakan

pada pengurangan jumlah aktiva lancar pada hutang lancar yang dibagi

dengan total aktiva lancar. Rincian data dari net working capital ratio dapat

dilihah dari data berikut:

Gambar 4.6 Aset lancar tahun 2016,2017,2018

Page 45: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

37

Sumber: PT Pelindo I (Persero) Medan

4.2.1.5 Cash flow Liquidity Ratio

Cash FLR = x100%

\

Cash+Commercial paper+CFO

Current liabilities

Page 46: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

38

Cash FLR2016 = x100%

= 305,78%

Cash FLR2017 = x100%

= 177,93%

Cash FLR2018 = x 100%

= 142,88%.

Perbandingan antara seluruh aset lancar dengan seluruh kewajiban

lancar. Pada tahun 2016 sebesar 305,78%, pada tahun 2017 sebesar 177,93%

dan pada tahun 2018 sebesar 142,88% dari perhitungan tersebut dapat

diketahui bahwa perusahaan dapat membayar kewajiban lancar dengan hasil

dari kegiatan opersional dan investasi. Rincian dari data cash flow liquidity ratio

dapat dillihat dari data berikut:

2.200.769.796.594+1.700.000.000.000+721.385.355.854

1.511.586.760.001

1.872.411.160.625+1.700.000.000.000+(-328.358.635.969)

1.823.137.753.607

1.999.187.810.035+1.700.0000.000.000+126.776.649.410

2.677.740.915.445

Page 47: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

39

Tabel 4.7 Arus Kas dari Aktivitas Operasi tahun 2016, 2017, 2018

Sumber: PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

Page 48: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

41

Untuk lebih jelasnya mengenai rasio likuiditas pada laporan keuangan PT Pelabuhan Indonesia I Medan dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil analisis rasio likuiditas 2016, 2017, 2018 pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

Rasio Likuiditas

Hasil Analisis

Tahun 2016 Tahun 2017

Perubahan dari

Tahun 2018

Perubahan dari

tahun 2016 tahun 2017

terhadap tahun terhadap tahun

2017 2018

Current Ratio 164,15% 121,19% 42,96% 97,95% 23,24%

Cash Ratio 33,12% 9,45% 23,67% 11,17% 1,72%

Quick Ratio 162,82% 119,89% 42,93% 97,06% 22,83%

Net Working Capital Ratio 13,28% 4,54% 8,74% 0,39% 4,93%

Cash FLR 305,78% 177,93% 127,85% 142,88% 35,05%

Page 49: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

42

4.3 Pembahasan

Berikut adalah hasil dari perbandingan rasio likuiditas pada

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

1. Current Ratio

Untuk tahun 2016-2017 mencapai 42,96% disebabkan oleh piutang usaha pihak

berelasi atau pengeluaran dalam tahap pemindahan gedung kantor dan keperluan

fasilitas perusahaan. Untuk 2017-2018 terjadi penurunan mencapai 23,24%

disebabkan kewajiban lancar yang besar dan pajak dibayar dimuka.

2. Cash ratio

Untuk tahun 2016-2017 current liabilities mencapai 23,67% dan pada 2017-2018

penurunan rasio menurun hingga 1,72% disebabkan kewajiban lancar yang semakin

tahun semakin berkurang, adanya kewajiban lancar dalam melunasi piutang usaha

atau piutang perusahaan dengan pihak berelasi.

3. Quick Ratio

Untuk tahun 2016-2017 quick ratio mengalami peningakatan sebesar 42,93%, tetapi

pada tahun 2017-2018 mengalami penurunan 22,83% perbedaan dari 2016-2018

mencapai 19,91%, ini di akibatkan adanya kewajiban lancar yang harus dibayarkan

dengan perbaikan fasilitas dan alat-alat perusahaan.

4. Net Working Capital Ratio

Untuk tahun 2016-2017 rasio mencapai 8,74% dan penurunan pada tahun 2017-

2018 mencapai 4,93% disebabkan jumlah kewajiban lancar yang sedikit, aktiva

lancar digunakan untuk memenuhi persediaan pada

Page 50: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

43

perusahaan dan untuk melunasi jumlah kewajiban lancar pada pajak bayar dimuka.

5. Cash Flow Liquidity Ratio

Untuk tahun 2016-2017 terjadi kenaikan kewajiban lancar mencapai 127,85%

disebkan adanya pembayaran fasilitas gedung untuk dilakukan pemindahan kantor.

Untuk tahun 2017-2018 mengalami penurunan kewajiban lancar sebesar 35,05%

Karena adanya peningkatan aktiva lancar pada perusahaan.

Hasil dari analisis menggunakan alat rasio likuiditas dengan (current ratio,

quick ratio, cash ratio, net working capital ratio, cash flow liquidity ratio), menandakan

bahwa keuangan jangka pendek pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan,

dengan jumlah aktiva lancar mampu menutupi jumlah kewajiban lancar yang digunakan

untuk keperluan operasional perusahaan dan dinyatakan likuid.

Page 51: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

44

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil tinjauan pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan dan

mempelajari mengenail analisis rasio likuiditas, penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Current Ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar yang dijamin

pembayarannya oleh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Dari hasil

analisis terlihat bahwa current ratio perusahaan dari tahun 2016 ke tahun 2017

mencapai 42,96%, pada tahun 2017 ke tahun 2018 juga turun sebesar 23,24%,

perusahaan mampu memenuhi kewajiban lancar sehingga perusahaan dapat

dikatakan likuid.

2. Cash ratio menunjukkan perbandingan kas dan aktiva lancar yang segera menjadi

uang kas dengan hutang lancar. Di dalam perhitungan ini, perusahaan hanya

menggunakan kas dan bank karena perusahaan tidak memiliki aktiva lancar yang

segera menjadi uang kas atau efek. Dari hasil analisis terlihat bahwa cash ratio

mengalami penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami penurunan

sebesar 23,67% dan pada tahun 2017 ke tahun 2018 kembali turun mencapai

1,72% saja. Untuk keuangan jangka pendek dikatakan likuid.

3. Quick ratio menunjukkan sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk menutupi

utang lancarnya. Berdasarkan perhitungan pada tahun 2016 ke tahun 2017 sebesar

Page 52: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

45

42,67% dan pada tahun 2017 ke tahun 2018 turun sebesar 22,87%, quick

ratio inipun dapat dikatakan likuid

4. Kunci utama dalam menutupi utang usaha dalam kemapuan membayar

hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar net working capital

ratio menunjukkan, pada tahun 2016 ke tahun 2017 current assets dikurang

dengan current liabilities yang dibagi pada jumlah total aktiva mencapai

13,28% mengalami penurunan 4,54% sehinga pada tahun 2018 hanya

0,39% dikarenakan pada pengurangan jumlah aktiva lancar pada hutang

lancar yang dibagi dengan total aktiva lancar, sehinnga net working capital

ratio dapat dikatan likuid.

5. Perbandingan antara seluruh aset lancar dengan seluruh kewajiban lancar.

Pada tahun 2016 ke tahun 2017 naik sebesar 127,85% disebakan jumlah

kewajiban lancar yang besar untuk diginakan pemenuhan perlengakapan,

fasilitas pemindahaan gedung, dan tahun 2017-2018 turun sebesar 35,05%

dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan dapat

membayar kewajiban lancar dengan hasil dari kegiatan opersional dan

investasi.

Hasil dari pembahasan menunjukkan perusahaan tergolong likuid karena

kewajiban lancar dapat ditutupi dengan aktiva lancar dengan diketahui dalam

persentase dari alat rasio likuiditas yang digunakan dan dari hasil analisis

mengatakan bahwa perusahaan memiliki jumlah aktiva lancar yang mampu

memenuhi jumlah kewajiban lancar.

Page 53: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

46

5.2 Saran

Adapun saran mengenai rasio likuiditas pada PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan yaitu:

1. PT Pelabuhan Indonesia I Medan sebaiknya lebih meningkatkan aktiva

lancar, dan dapat mengurangi kewajiban lancar supaya kondisi perusahaan

tetap baik.

2. Perusahaan hendaknya tetap mempertahankan posisi likuiditas perusahaan

dengan tetap berusaha untuk meningkatkan aktiva lancar perusahaan

dengan cara mengendalikan jumlah persediaan dan mengurangi jumlah kas

yang lebih efisien agar menjamin seluruh hutang lancar yang dimiliki

perusahaan dengan baik. Menjaga agar seluruh hutang lancar yang dimiliki

perusahaan terus ditekan atau dikurangi.

3. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar perputaran piutang, aktiva tetap

dan aktiva lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dapat lebih cepat dari

tahun ke tahun.

Page 54: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

47

DAFTAR PUSTAKA

Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Keuangan. Bandunng: CV PustakaSetia. Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta. Kasmir. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: KencanaPrenada

Media Group. Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB press. Sugiono, Arief. 2016. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Gramedia.

Page 55: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 1:

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

Page 56: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 2:

ASET TAHUN 2016, 2017 DAN 2018

Page 57: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
Page 58: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 3:

LIABILITIES DAN EKUITAS TAHUN 2016,2017 DAN 2018

Page 59: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
Page 60: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 4:

PERSEDIAAN TAHUN 2016,2017, DAN 2018

Page 61: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 5:

ARUS KAS TAHUN 2016, 2017, DAN 2018

Page 62: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
Page 63: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 6:

MODAL SAHAM

Page 64: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 7:

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

(DOSEN PEMBIMBING 1)

Page 65: RASIO LIKUIDITAS PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

LAMPIRAN 8:

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

(DOSEN) PEMBIMBING 2)