RANCANGAN AKTUALISASINILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATANGOLONGAN III ANGKATAN IX KELAS APEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DISUSUN OLEH :AGUSTINUS HENDRA CHRISTIAN ANDRIANTO, ST
NDH : IX-A / 03
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMURBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TAHUN 2015
LEMBAR PERSETUJUANRANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPILDI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
KOTA SURABAYA
Disusun Oleh :
Nama : AGUSTINUS HENDRA CHRISTIAN ANDRIANTO, STAngkatan : IXKelas/No. Siswa : IX-A/ 03
Telah diseminarkan melalui Seminar Rancangan AktualisasiPada tanggal 15 September 2015
Di Badan Diklat Provinsi Jawa Timur
Menyetujui :
Atasan Langsung/ Mentor,
(Andhini Kusumawardani, ST)NIP. 19820324 200604 2 025
Jabatan : Ka. Sie. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Penguji,
(Ir. Bambang Basuki H., MM)NIP.
Jabatan : Widyaiswara Madya
COACH/PEMBIMBING,
(Drs. Suryadi, M.Si)NIP.
Jabatan : Widyaiswara Utama
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan petunjukNya, saya dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar
Profesi Pegawai Negeri Sipil yang diperoleh dari hasil konsultasi dengan coach/widyaiswara
dan mentor.
Rangcangan Aktualisasi Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu
kegiatan pembelajaran di Badan Pendidikan dan Pelatihan untuk mewujudkan kompetensi
dalam mengaplikasikan sasaran kinerja pegawai di satuan kerja pemerintah daerah masing-
masing sesuai dengan tingkatannya melalui beberapa kegiatan yang disusun untuk nantinya
di aplikasikan di satuan kerja pemerintah masing-masing. .
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
dukungan dan pengajaran yang diberikan kepada saya dalam penyusunan rancangan
aplikasi nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil ini kepada yang terhormat :
Dr. H. Akmal Boedianto, SH, M.Si, selaku Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Jawa Timur.
Ir. Chalid Buchari selaku Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya.
Ir. Ipong Wisnu Wardono, MM selaku Kepala Bidang Sarana dan Prasarana
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Mohammad Amin, ST, MT selaku Kasi Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pengelolaan Persampahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
Para Coach/Widyaiswara khususnya Drs. Suryadi, M.Si, selaku Coach yang telah
meluangkan waktunya dalam melakukan bimbingan, arahan, serta masukan dalam
menyelesaikan laporan aktualisasi ini.
Para Mentor dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya khususnya
Bapak Wisnu Wibowo, ST, selaku mentor saya yang telah meluangkan waktu dalam
membimbing saya melakukan aktualisasi nilai dasar profesi pegawai negeri sipil di
lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Ir. Bambang Basuki H., MM selaku Penguji Rancangan Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.
Rekan-rekan sejawat staff Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan
Persampahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya di Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang telah banyak membantu saya
sehingga dapat terlaksananya kegiatan aktualisasi ini dengan baik.
Rekan-rekan sejawat angakatan IX kelas A di Diklat Prajabatan golongan III
yang telah banyak membantu saya dengan keceriaan dan kerjasama yang baik
selama mengikuti diklat prajabatan di Gedung Islamic Center Surabaya.
Semua pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun tidak
langsung atas terselesaikannya laporan aktualisasi ini.
Penulis berharap Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil ini
bermanfaat sebagai rancangan dan konsep serta pedoman dalam pelaksanaan Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Juga berguna untuk semua rekan-rekan
sejawat khususnya rekan-rekan PNS yang ingin menambah wawasan dalam upaya
meningkatkan kinerja sebagai Aparatur Sipil Negara yang selalu mengembangkan ilmu dan
mengabdi untuk masyarakat. Penulis sangat menyadari betapa banyaknya kekurangan
dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.
Penulis berterima kasih kepada rekan-rekan yang bersedia memberikan kritik dan masukan
yang membangun untuk bersama-sama menuju arah yang lebih baik, menjadi Aparatur Sipil
Negara yang berkompeten dan menjadi pelayan masyarakat yang handal.
Terima Kasih.
Penulis,
(Agustinus Hendra. C.A, ST)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPerbaikan sistem birokrasi Pegawai Negeri Sipil di Indonesia pada umumnya dan
Provinsi Jawa Timur pada khususnya perlu segera dilakukan. Mengingat tuntutan zaman
sekarang mulai bergeser. PNS sebagai pelayan masyarakat perlu dibekali ilmu dan
wawasan. Wawasan nilai-nilai dasar profesi PNS meliputi wawasan: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi. Dalam rangka upaya untuk
meningkatkan kinerja dan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil di Indonesia yang
mengacu pada UU No 5 Tahun 2014. Oleh karena itu perlu diadakannya diklat
mengenai wawasan tersebut secara bertahap. PNS sebagai abdi negara yang melayani
masyarakat. Melayani dengan profesional berdasar kompetensi yang dimiliki. Pendidikan
dan latihan prajabatan untuk CPNS sangat diperlukan karena dengan pendidikan dan
latihan CPNS akan mendapatkan ilmu tentang nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi yang akan diaplikasikan dalam
kegiatan sehari-hari di tempat tugas. Mengacupada UU PERKALAN No 39 Tahun 2014
tentang diklat prajabatan. PNS yang professional dan berkompeten dalam menjalankan
tugas sangat dibutuhkan untuk dapat melayani masyarakat.
Diawali dengan pendidikan dan latihan untuk CPNS yang belum lama bekerja di
instansi terkait supaya mampu menanamkan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam
kegiatan harian. Berdasar ilmu yang dimiliki dapat meningkatkan kinerja dalam melayani
masyarakat. Sehingga terwujud birokrasi yang handal dan dapat diandalkan untuk
mendukung sistem pemerintahan Indonesia.
B. TujuanTujuan menyusun Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar Profesi PNS antara lain :
1. Mengaplikasikan nilai dasar profesi PNS dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan
SKP atau perintah atasan langsung.
2. Mengetahui nilai dasar masing-masing kegiatan.
3. Mengetahui teknik aktualisasi yang akan diaplikasikan dalam kegiatan.
4. Mengetahui manfaat dari aktualisasi nilai dasar.
5. Mengetahui dampak yang ditimbulkan jika rancangan aktualisasi tidak berjalan
dengan baik.
C. Ruang Lingkup
Kegiatan yang dilakukan mengacu pada uraian tugas sebagai Analis Desain Grafis pada
Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya.
BAB II
DESKRIPSI TENTANG ORGANISASI TEMPAT AKTUALISASI
A. Visi dan Misi Satuan Kerja
1. Visi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
“ Surabaya Peduli Bersih Hijau Asri Dan Bercahaya”
Mewujudkan Surabaya sebagai kota yang bersih dan memiliki Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang tertata rapi, ditunjang oleh ornamen kota yang asri dengan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan
pertamanan, serta membangun dan mengembangkan fasilitas penerangan jalan,
taman, pemakaman dan sarana keindahan kota yang dibutuhkan masyarakat guna
mendukung Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa, serta menggerakkan
kegiatan ekonomi masyarakat.
2. Misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah
berbasis komunitas.
b. Meningkatkan kualitas kebersihan kota.
c. Meningkatkan peran serta swasta dalam pengelolaan kebersihan.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas taman kota jalur hijau dekorasi kota
penghijauan dan pemakaman.
f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penerangan jalan umum dan taman.
g. Meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan ruang
terbuka hijau dan penerangan jalan umum.
B. Visi dan Misi Satuan KerjaAnalis Desain Grafis pada Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya mempunyai tugas dan fungsi :
1. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang
pembangunan sarana dan prasarana;
2. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang
pembangunan sarana dan prasarana;
3. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di
bidang pembangunan sarana dan prasarana;
4. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang penerangan
pembangunan sarana dan prasarana;
5. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sarana dan
Prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
C. Sasaran Kinerja PegawaiDalam melaksanakan tugas sebagai Analis Desain Grafis pada Seksi
Pembangunan Sarana dan Prasarana di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya, mempunyai tugas :
1. Melakukan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan;
2. Membuat desain sarana dan prasaran pengelolaan persampahan;
3. Melakukan koordinasi terkait sarana dan prasarana pengelolaan persampahan;
4. Melakukan monitoring penimbangan sampah di TPA Benowo;
5. Melaporkan pelaksanaan tugas.
BAB IIIRANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Keterkaitan Nilai Dasar dengan KegiatanDalam melaksanakan tugas sebagai Analis Desain Grafis pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, saya mempunyai tugas sebagaimana
fungsi dan tugas-tugas saya sebagai Analis Desain Grafis di Bidang Sarana dan
Prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan harus mengandung nilai-nilai dasar demi terwujudnya pelayanan yang
bermutu. Berikut kegiatan yang saya lakukan yang dikaitkan dengan nilai dasar :
Form 1 : Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan
NO KEGIATAN NILAI DASAR URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Monitoring penimbangan sampah di jembatan timbang TPA Benowo
AKUNTABILITAS
NASIONALISME‘
ANTI KORUPSI
Dalam melakukan monitoring penimbangan sampah di jembatan timbang TPA Benowo harus dapat bertanggung jawab terhadap hasil penimbangan sampah. Sehingga diperlukan ketelitian dalam melakukan verifikasi Kartu Pengangkutan Sampah (kitir) dan ketegasan dalam menentukan kendaraan angkutan sampah diperbolehkan atau tidak untuk masuk ke dalam TPA Benowo.
Berintegritas tinggiTeknik totalitas
Jujur, disiplinInput sesuai kenyataan
2. Melakukan cross-check hasil penimbangan sampah di sistem operasi SWAT dengan laporan Tim Penimbang Independen
AKUNTABILITAS
ANTI KORUPSI
Bertanggung jawab dalam memastikan hasil penimbangan sampah di sistem operasi SWAT dengan laporan Tim Penimbang Independen telah sama. Melakukan cross-check hasil penimbangan dengan teliti dan hati-hati, serta dengan sabar melakukannya hingga tuntas.
DisiplinTeknik right data in the right place
3. Menyusun laporan hasil survey
AKUNTABILITAS Melakukan survey dengan rasa tanggung jawab untuk memperoleh
ETIKA PUBLIK
informasi yang seakurat mungkin, kemudian melaporkannya dengan transparan sesuai realita di lapangan dan konsisten.
Jujur, cermat, dan disiplin
4. Melaksanakan kontrol dan pengawasan Lokasi Pembuangan Sementara (LPS)
AKUNTABILITAS
ETIKA PUBLIK
ANTI KORUPSI
Dengan berani melaksanakan kontrol dan pengawasan Lokasi Pembuangan Sampah Sementara (LPS) walaupun banyak pihak yang tidak mendukung. Melaporkannya secara jujur untuk menghasilkan laporan hasil kontrol dan pengawasan, untuk menghasilkan LPS yang bersih serta berwawasan lingkungan.
Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
Jujur
5. Membuat surat/ nota dinas, dari membuat konsep surat, pengajuan persetujuan atasan, hingga pengiriman surat.
AKUNTABILITAS Mengerjakan konsep surat/ nota dinas dengan teliti dan menggunakan bahasa yang sopan, mengajukan persetujuan ke atasan terlebih dahulu, dan kemudian bekerja sama dengan rekan kerja melakukan pengiriman surat/ nota dinas bekerja sama dengan rekan kerja supaya dapat terkirim dengan efektif dan efisien.
6. Mengikuti kerja bakti
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
Mengikuti kerja bakti dengan sepenuh hati sebagai bentuk loyalitas terhadap Institusi dan masyarakat, serta menngerjakan aktivitas di dalam kerja bakti dengan sabar sebagai bentuk rasa tulus dan ikhlas dalam memberikan pelayanan publik.
Pelayanan publik yang berdaya guna
7. Melakukan koordinasi dengan SKPD/Instansi lain
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
Melakukan koordinasi dengan SKPD/ Instansi lain dengan baik sebagai bentuk kerjasama antar SKPD/ Instansi, serta bersikap terbuka untuk menghasilkan komunikasi yang efektif demi tercapainya pelayanan publik yang optimal.
Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
8. Melakukan persiapan menerima kunjungan kerja
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
Melakukan persiapan menerima kunjungan kerja dengan menggunakan nilai pelayanan prima, sebagai bentuk menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama, untuk menghasilkan pertukaran ilmu dan pengalaman yang baik serta menjalin hubungan yang baik dengan instansi/tim/tamu yang melakukan kunjungan kerja.
Mengedepankan kepuasan customers/ clientsTeknik service excellent
9. Mempersiapkan rapat koordinasi dan membuat laporan hasil rapat
ETIKA PUBLIK
AKUNTABILITAS
Menjalankan tugas secara profesional
Tanggung jawab
10. Perancangan Desain Compactor Truck
KOMITMEN MUTU
AKUNTABILITAS
ANTI KORUPSI
Inovasi, beradaptasi dengan perubahan yang terjadiTeknik berpikir kreatif
Kepercayaan, tanggung jawab
Kerja keras
11. Membuat Checklist Monitoring Lokasi Pembuangan Sementara (LPS)
KOMITMEN MUTU
AKUNTABILITAS
InovasiTeknik PDCA
Transparasi, tanggung jawab
12 Melakukan update database Lokasi Pembuangan Sementara (LPS) se-Surabaya.
KOMITMEN MUTU
AKUNTABILITAS
InovasiTeknik TQM (total quality management)
Transparasi, konsistensi
13. Melakukan input data ke software anggaran/ non-anggaran
ANTI KORUPSI
AKUNTABILITAS
Jujur, tanggung jawab
konsistensi
14. Melakukan ANTI KORUPSI Jujur, tanggung jawab
penilaian kinerja pegawai di sistem e-performance ETIKA PUBLIK Menjalankan tugas secara professional
dan tidak berpihak
1. Keterkaitan Nilai Dasar Akuntabilitas dengan kegiatan
No Kegiatan Nilai Dasar dan Teknik
Aktualisasi Nilai Dasar
Uraian Pelaksanaan Kegiatan, Teknik Nilai Dasar yang Digunakan, Manfaat,
dan Kontribusi Visi
(1) (2) (3) (4)
1. Monitoring
penimbangan
sampah di
jembatan
timbang TPA
Benowo
Akuntabilitas
- Tanggung
Jawab
- Ketelitian
- Ketegasan
1. Melaksanakan verifikasi dengan hati-hati
namun cepat adalah bentuk tanggung jawab dalam melaksanakan monitoring
penimbangan sampah di TPA Benowo.
2. Dengan tetili memastikan data yang
termuat di Kartu Pengangkutan Sampah
dan sistem operasi SWAT sudah sesuai
sebelum kendaraan angkutan sampah
diijinkan masuk ke TPA Benowo.
3. Melarang dengan tegas kendaraan
yang hasil verifikasi Kartu Pengangkutan
Sampahnya tidak sesuai untuk masuk
ke TPA Benowo.
Tahapan dalam melaksanakan monitoring
penimbangan sampah di TPA Benowo,
antara lain :
a. Persiapan monitoring
b. Melakukan login user SWAT
c. Melakukan scan barcode Surat
Pengangkutan Sampah
d. Melakukan verifikasi Surat
Pengangkutan Sampah
e. Melakukan tarik hasil penimbangan
sampah dari Tim Penimbangan
Independen
f. Melakukan cross-check hasil
penimbangan Tim Penimbang
Independen dengan SWAT
2. Melakukan
cross-check
hasil
penimbangan
sampah di
sistem operasi
SWAT dengan
laporan Tim
Penimbang
Independen
Akuntabilitas
- Tanggung
Jawab
- Ketelitian
- Kesabaran
1. Bertanggung jawab atas hasil cross-
check hasil penimbangan sampah di
sistem operasi SWAT dengan laporan
Tim Penimbang Independen. Dipastikan
kedua data tersebut telah sama.
2. Melaksanakan cross-check hasil
penimbangan sampah di sistem operasi
SWAT dengan laporan Tim Penimbang
Independen dengan teliti dan hati-
hatian.
3. Dengan sabar melaksanakan cross-
check hasil penimbangan sampah,
dikarenakan jumlah data yang harus
diperiksa cukup banyak.
3. Penyusunan
laporan hasil
survey
Akuntabilitas
- Pengetahuan
- Konsistensi
- Tantangan
Hidup
1. Melakukan survey dengan rasa
keingintahuan yang tinggi supaya
dapat diperoleh informasi yang
sebenarnya dan sebanyak-banyaknya.
2. Melaporkan hasil survey berupa hasil
pengamatan maupun data-data dengan
konsisten sesuai hasil pengamatan di
lapangan.
3. Pantang menyerah berusaha
memperoleh informasi yang
sebenarnya dan sebanyak-banyaknya
walau disadari hal itu tidak mudah.
4. Melaksanakan
kontrol dan
Akuntabilitas 1. Melaksanakan kontrol dan pengawasan
LPS dengan jujur dan sepenuh hati,
pengawasan
Lokasi
Pembuangan
Sementara
(LPS)
- Kejujuran
- Lingkungan
- Keberanian
serta melaporkan hasil kontrol dan
pengawasan tersebut dengan obyektif
dan informatif.
2. Menjaga kondisi LPS dan area di sekitar
LPS dalam keadaan bersih, serta ramah lingkungan.
3. Melaksanakan kontrol dan pengawasan
LPS dengan berani walau banyak pihak
yang tidak menyukai keberadaan kita,
bahkan menentang dan tidak setuju
dengan adanya kontrol dan pengawasan
terhadap LPS.
5. Membuat surat,
dari membuat
konsep surat,
pengajuan
persetujuan
atasan, hingga
pengiriman
surat.
Akuntabilitas
- Ketelitian
- Kesopanan
- Kerjasama
1. Mengerjakan konsep surat atau nota
dinas dengan teliti dan hati-hati serta
membuat arsip atas setiap surat atau
nota dinas yang kita buat.
2. Mengajukan persetujuan surat atau
nota dinas ke atasan terlebih dahulu
sebelum surat atau nota dinas tersebut
dinaikan ke tingkat yang lebih tinggi atau
dikirim.
3. Bekerja sama dengan rekan kerja
untuk membantu pengiriman surat atau
nota dinas tersebut sehingga dapat
terkirim dengan cepat dan merata.
2. Keterkaitan Nilai Dasar Nasionalisme dengan kegiatan
No Kegiatan Nilai Dasar dan Uraian Pelaksanaan Kegiatan, Teknik
Teknik Aktualisasi Nilai
Dasar
Nilai Dasar yang Digunakan, Manfaat, dan Kontribusi Visi
(1) (2) (3) (4)
1. Mengikuti kerja
bakti
Nasionalisme
Dengan nilai
Loyalitas dan
Sabar
Kerja bakti merupakan salah satu bentuk
kontribusi Aparatur Sipil Negara di Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya (DKP) dalam ikut menjaga
kebersihan dan keindahan Kota Surabaya.
Kerja bakti dilakukan rutin setiap hari
selasa dan hari jumat serta tentatif pada
hari lainnya. Kerja bakti hari Selasa
diperuntukan khusus untuk ASN di DKP.
Sedangkan kerja bakti hari Jumat
diperuntukan untuk jajaran SKPD se-Kota
Surabaya, termasuk DKP. Untuk kerja bakti
di luar hari Selasa dan Rabu menyesuaikan
kondisi dan kebutuhan.
Dalam mengikuti kerja bakti, saya
menerapkan nilai dasar loyalitas dengan
menggunakan teknik sepenuh hati. Di sisi
lain saya juga menerapkan nilai dasar
sabar dengan menggunakan teknik tulus dan ikhlas dalam memberikan pelayanan
publik.
2. Melakukan
koordinasi
dengan SKPD/
Instansi lain
Nasionalisme
Dengan teknik
Kerjasama
Di dalam melakukan tugasnya untuk
menjaga kebersihan dan keindahan kota,
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
perlu melakukan koordinasi dengan
SKPD/Instansi lain dalam menyelesaikan
tugas dan fungsinya. Di dalam melakukan
koordinasi diperlukan kerjasama yang baik
Dalam melakukan koordinasi dengan
SKPD/Instansi lain, saya menerapkan nilai
dasar kerjasama dengan menggunakan
teknik gotong royong. Di sisi lain saya
juga menerapkan nilai dasar terbuka dengan menggunakan teknik komunikasi efektif dalam memberikan pelayanan
publik.
3.
3. Keterkaitan Nilai Dasar Etika Publik dengan kegiatan
No Kegiatan Nilai Dasar dan Teknik
Aktualisasi Nilai Dasar
Uraian Pelaksanaan Kegiatan, Teknik Nilai Dasar yang Digunakan, Manfaat,
dan Kontribusi Visi
(1) (2) (3) (4)
1. Melakukan
persiapan
menerima
kunjungan kerja
Etika Publik
Dengan teknik
Pelayanan Prima
Banyaknya pihak yang melakukan
kunjungan kerja ke Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya (DKP) untuk
belajar dari pengalaman DKP dalam
menciptakan dan menjaga kebersihan Kota
Surabaya. Pertukaran ilmu dan
pengalaman sangat penting untuk
kepentingan pihak yang melakukan
kunjungan kerja, maupun untuk DKP
sendiri. Sehingga dalam menerima
kunjungan kerja, perlu dipersiapkan dengan
sebaik mungkin sebagai bentuk nilai Etika
Publik dari DKP maupun jajarannya. Maka
dari itu perlu diciptakannya suasana
kunjungan kerja yang nyaman bagi kedua
belah pihak, sehingga proses pertukaran
maupun transfer ilmu dapat berlangsung
optimal serta mempererat hubungan antara
DKP maupun Pemerintah Kota Surabaya
dengan instansi/tim/tamu yang melakukan
kunjungan kerja.
Dengan menggunakan teknik Pelayanan Prima di dalam melakukan persiapan
menerima kunjungan kerja, kami
melakukan persiapan dengan sebaik
mungkin supaya kegiatan menerima
kunjungan kerja dapat berjalan dengan
baik. Mulai dari menerima surat
pemberitahuan kunjungan kerja, mengecek
dan melakukan koordinasi ruang/tempat
kunjungan kerja, mempersiapkan rundown
acara kunjungan kerja, mempersiapkan
daftar hadir dan berita acara kunjungan
kerja, mempersiapkan kendaraan untuk
instansi/tim/tamu. Pada saat menerima
kunjungan kerja melakukan dokumentasi
kunjungan kerja. Dan setelah menerima
kunjungan kerja, hasil kunjungan kerja dan
hasil dokumentasi dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Surabaya. Mulai dari pra hingga pasca
menerima kunjungan kerja, dilakukan
dengan sebaik mungkin sehingga dapat
memberikan kesan yang baik bagi kedua
belah pihak, kunjungan kerja berlangsung
efektif serta dapat memberikan output yang
berguna bagi DKP.
Tahapan yang dilakukan dalam
mempersiapkan menerima kunjungan kerja
antara lain sebagai berikut :
1. Menerima surat pemberitahuan
kunjungan kerja
2. Mengecek dan melakukan koordinasi
ruang/tempat kunjungan kerja
3. Mempersiapkan rundown acara
kunjungan kerja
4. Mempersiapkan kendaraan untuk
instansi/tim/tamu yang melakukan
kunjungan kerja
5. Mempersiapkan daftar hadir dan draft
berita acara kunjungan kerja
6. Menyambut instansi/tim/tamu yang
melakukan kunjungan kerja
7. Melakukan pendampingan terhadap
instansi/tim/tamu
8. Melakukan dokumentasi selama
kunjungan kerja
9. Membuat laporan kunjungan kerja
instansi/tim/tamu
Azas yang melatari dalam menerima
kunjungan kerja dan melakukan
pendampingan terhadap instansi/tim/tamu
yang melakukan kunjungan kerja :
1. Azas Keprofesionalan
Melakukan persiapan, pendampingan
dan pelaporan kunjungan kerja secara
profesional. Mempersiapkan kebutuhan
kunjungan kerja dengan sebaik
mungkin. Berkomunikasi secara santun
dan menjaga sikap selama
mendampingi tamu yang melakukan
kunjungan kerja.
2. Azas Persamaan Perlakuan/ Tidak
Diskriminatif
Mempersiapkan kunjungan kerja dan
melayani siapa saja yang melakukan
kunjungan kerja ke DKP dengan baik,
tanpa membeda-bedakan.
3. Azas Akuntabilitas
Semua kegiatan dalam mempersiapkan
kunjungan kerja dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dan menjaga
kegiatan kunjungan kerja dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati. Dan hasil dari kunjungan
kerja dibuat laporan dan dokumentasi,
kemudian dilaporkan kepada pimpinan.
4. Azas Keterbukaan
Terbuka terhadap siapa saja yang
melakukan kunjungan kerja. Serta
memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan secara terbuka kepada
peserta kunjungan kerja selama tidak
bertentangan dengan rahasia jabatan
maupun rahasia Negara.
5. Azas Ketepatan Waktu
Melakukan persiapan dan koordinasi
dengan sebaik mungkin, sehingga
kunjungan dapat dilakukan dengan
tepat waktu sesuai dengan jadwal dan
durasi yang telah disepakati.
Manfaat dari mempersiapkan menerima
kunjungan kerja dengan pelayanan yang
prima ialah supaya acara kunjungan kerja
dapat berjalan baik dan berkesan bagi
instansi/tim/tamu yang melakukan
kunjungan kerja, serta menjalin hubungan
yang baik dengan instansi/tim/tamu yang
melakukan kunjungan kerja. Juga untuk
membantu ternjadinya pertukaran informasi
dan transfer ilmu antara instansi/tim/tamu
yang melakukan kunjungan dengan DKP
dan Pemerintah Kota Surabaya.
Kontribusi visi dari mempersiapkan
menerima kunjungan kerja adalah sebagai
sarana membantu pertukaran ilmu antara
DKP Kota Surabaya dengan pihak luar
demi memajukan Kota Surabaya dan
Bangsa Indonesia.
2. Mempersiapkan
rapat koordinasi
dan membuat
laporan hasil
rapat
Etika Publik
Dengan teknik
komunikasi
efektif
Rapat koordinasi dilakukan untuk bersama-
sama membahas dan mencari jalan keluar
atas suatu masalah yang terjadi di lingkup
DKP maupun Kota Surabaya. Dengan
menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama dengan berbagai pihak terkait
dengan kepentingan maupun kebijakan
DKP dan Pemerintah Kota Surabaya.
Sehingga demi kelancaran rapat
koordinasi, perlu dilakukan persiapan yang
matang dan sebaik mungkin. Setelah
dilaksanakan rapat, juga perlu dibuat
laporan yang informatif dan obyektif.
Di dalam mempersiapkan rapat koordinasi,
kami menggunakan teknik Komunikasi Efektif. Dimana kami melakukan koordinasi
dan komunikasi secara efektif sehingga
seluruh peserta rapat dapat dipastikan
menghadiri rapat, dan melakukan
persiapan rapat dengan matang sehingga
waktu yang dialokasikan untuk rapat benar-
benar efektif digunakan peserta rapat untuk
berkomunikasi untuk memecahkan
masalah/topik bahasan rapat.
Azas yang melatari dalam mempersiapkan
rapat koordinasi antara lain :
1. Azas Keramahan
Di dalam mempersiapkan rapat
koordinasi selalu berusaha
berkomunikasi dengan ramah dan
santun.
2. Azas Keprofesionalan
Melakukan persiapan rapat dengan
profesional, dengan tidak adanya hal
yang terlewat. Menjawab pertanyaan
sesuai dengan posisi/jabatan/kapasitas,
dan bertanya dan memberikan jawaban
se-obyektif mungkin. Serta membuat
laporan hasil rapat sesegera mungkin
setelah rapat selesai.
3. Azas Partisipatif
Menerima partisipasi dari pihak lain
yang berkomitmen membantu
kesuksesan jalannya rapat. Seluruh
peserta rapat juga dapat berpartisipasi
memberikan pertanyaan, jawaban,
masukan maupun kritik untuk
tercapainya tujuan dan materi rapat
koordinasi.
4. Azas Keterbukaan
Seluruh peserta rapat memberikan
informasi secara terbuka. Serta
memberikan laporan rapat secara
obyektif.
5. Azas Ketepatan Waktu
Memastikan rapat dimulai dan diakhiri
tepat waktu. Serta melaporkan hasil
dan kesepakatan rapat sesegera
mungkin setelah rapat selesai.
Manfaat dari melakukan persiapan rapat
koordinasi adalah untuk menjamin rapat
dapat berjalan dengan sebaik mungkin,
sehingga dapat dengan nyaman mencari
jalan keluar atau keputusan bersama atas
suatu masalah yang terjadi di lingkup Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, Pemerintah
Kota Surabaya, atau instansi lain.
Kontribusi visi dari melakukan persiapan
rapat koordinasi ialah turut membantu
bersama-sama menyelesaikan
permasalahan Kota Surabaya demi
“Menuju Surabaya Lebih Baik sebagai Kota
Jasa dan Perdagangan yang Cerdas,
Manusiawi, Bermartabat, dan Berwawasan
Lingkungan”.
4. Keterkaitan Nilai Dasar Komitmen Mutu dengan kegiatan
No Kegiatan Nilai Dasar dan Teknik
Aktualisasi Nilai Dasar
Uraian Pelaksanaan Kegiatan, Teknik Nilai Dasar yang Digunakan, Manfaat,
dan Kontribusi Visi
(1) (2) (3) (4)
1. Perancangan
konsep sarana
tempat sampah
3R (Reduce,
Reuse, &
Recycle)
Komitmen mutu
Pelayanan Prima
Dengan teknik
Berpikir Kreatif
Sarana tempat sampah 3R (Reduce, Reuse
& Recycle) merupakan tempat sampah
yang menyediakan wadah penampungan
sampah yang telah dibedakan jenis
sampahnya berdasarkan kemampuan
sampah untuk diolah kembali. Disediakan 3
(tiga) wadah penampungan sampah, yaitu :
1. Sampah daun dan buah
2. Sampah bernilai ekonomis
3. Sampah tidak bernilai ekonomis
Dengan menggunakan teknik Berpikir Kreatif untuk menciptakan Surabaya Peduli
Bersih, Hijau, Asri dan Bercahaya sebagai
visi Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP), dilakukan perancangan desain
konsep sarana tempat sampah 3R (Reduce,
Reuse, & Recycle) yang lebih efektif dan
efisien daripada sarana tempat sampah
yang dipergunakan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan selama ini. Menggunakan
Proses Kreatif melalui teknik desain dan
pengembangan produk, dilakukan
perancangan untuk menghasilkan konsep
desain sarana tempat sampah 3R yang
lebih efektif dan efisien serta memiliki
tampilan yang lebih menarik untuk
mendukung keindahan kota yang turut
menjadi perhatian Kota Surabaya.
2. Checklist
Monitoring
Lokasi
Pembuangan
Sementara
(LPS)
Komitmen mutu
Pelayanan Prima
dengan teknik
PDCA
(Plan-Do-Check-
Action)
Untuk menampung sampah di suatu area di
dalam Kota Surabaya dibutuhkan Lokasi
Penampungan Sementara (LPS).
Pengelolaan LPS merupakan tanggung
jawab Bidang Sarana dan Prasarana Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
(Sarpras-DKP). Perlunya penanganan LPS
yang lebih baik dan profesional demi
terwujudnya kenyamanan warga Surabaya.
Karena LPS dapat kita analogikan dengan
“dapur”-nya Kota Surabaya. Yang dimana
jika “dapur”-nya baik dan bersih, maka
dapat dipastikan ruangan lainnya juga
bersih.
Saat ini kondisi LPS di Kota Surabaya
dirasa masih belum mencapai titik ideal.
Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu
ialah karena belum adanya petugas yang
mobile untuk melakukan monitoring LPS
secara acak dan berkelanjutan. Sehingga
kualitas LPS belum terpantau secara
maksimal. Dalam hal ini yang dimaksud
kualitas meliputi :
1. Kualitas kondisi bangunan LPS;
2. Kondisi lingkungan di sekitar LPS;
3. Kebersihan LPS;
4. Kapasitas/daya tampung LPS;
5. Jadwal pengangkutan sampah di LPS,
dan;
6. Pemilahan sampah di LPS.
Supaya hasil monitoring tersebut dapat
dilakukan secara efektif dan efisien, maka
monitoring dilakukan secara acak dan
berkelanjutan, serta didukung oleh adanya
sarana form Checklist Monitoring LPS.
Form Checklist Monitoring LPS ini bertujuan
untuk menghasilkan laporan monitoring
yang terstandart dan mudah dipahami baik
oleh petugas monitoring maupun pejabat
yang berwenang mengambil keputusan atas
LPS tersebut.
Contoh LPS di Kota Surabaya
3. Melakukan
update
database
Lokasi
Pembuangan
Sementara
(LPS) se-
Surabaya
Komitmen Mutu
Dengan teknik
TQM (Total
Quality
Management).
Lokasi Penampungan Sementara (LPS)
merupakan sarana yang disediakan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
(DKP) untuk menampung sampah dari area
tertentu secara sementara untuk kemudian
diproses ke tahap selanjutnya. Keberadaan
LPS menyebar di berbagai titik di seluruh
kota Surabaya. Keberadaan serta kondisi
fisiknya tentu akan berubah dari waktu ke
waktu menyesuaikan kebutuhan Kota
Surabaya yang terus berkembang sesuai
dengan tuntutan zaman. Sehingga
diperlukan adanya update database LPS
secara berkala sesuai dengan hasil
pengecekan lapangan.
5. Keterkaitan Nilai Dasar Anti Korupsi dengan kegiatan
No Kegiatan Nilai Dasar dan Teknik
Aktualisasi Nilai Dasar
Uraian Pelaksanaan Kegiatan, Teknik Nilai Dasar yang Digunakan, Manfaat,
dan Kontribusi Visi
(1) (2) (3) (4)
1. Melakukan
input data ke
software
anggaran/non-
anggaran.
Anti Korupsi
- Jujur
- Berani
- Teliti
1. Melakukan input data ke software
anggaran dengan sejujur-jujurnya sesuai
dengan data dan realita yang ada.
2. Berani menolak tawaran ataupun iming-
iming sesuatu jika hal tersebut dinilai
dapat merugikan Negara atau pihak lain.
3. Melakukan input data ke softawe
anggaran dengan teliti dan hati-hati
untuk menghindari adanya kesalahan
dalam input data anggaran yang dapat
merugikan satu pihak dan
menguntungkan pihak lain.
2. Melakukan
penilaian
kinerja pegawai
di sistem
e-performance.
Akuntabilitas
- Tanggung
Jawab
- Jujur
- Berpendirian
Teguh
1. Bertanggung jawab atas hasil penilaian
kinerja pegawai yang diisi di sistem e-
performance dan memastikan data yang
telah diisi sesuai dengan fakta dan
realita kinerja pegawai tersebut.
2. Melaksanakan penilaian kinerja pegawai
melalui sistem e-performance dengan
jujur tanpa adanya kepentingan apapun.
3. Berpendirian teguh dalam melakukan
penilaian kinerja pegawai dengan tidak
mudah dipengaruhi oleh pihak lain yang
berusaha mengganggu independensi
kita dalam melakukan penilaian.
3.
B. Teknik Aktualisasi Nilai DasarBerikut adalah uraian penggunaan teknik aktualisasi nilai dasar dan manfaatnya
bagi pihak lain dan perwujudan visi organisasi di Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
No Nilai Dasar dan Teknik Aktualisasi
Uraian Penggunaan Teknik Aktualisasi Nilai Dasar dan Manfaatnya Bagi Pihak Lain dan
Perwujudan Visi / Pelaksanaan Misi Organisasi serta Dampak yang Timbul
Apabila Nilai Dasar Tidak Diaktualisasikan
1. Akuntabilitas
1. Melaksanakan monitoring
penimbangan sampah di
TPA Benowo.
- Tanggung Jawab dengan
menggunakan teknik
“cepat dan cermat”.
Dalam melaksanakan monitoring penimbangan
sampah di TPA Benowo saya menggunakan
teknik “cepat dan cermat” supaya proses
verifikasi dapat dilakukan dengan cepat namun
tetap hati-hati, dengan teknik “accurate corresponding” untuk menghasilkan verifikasi
- Ketelitian dengan
menggunakan teknik
“accurate corresponding”.
- Ketegasan dengan
menggunakan teknik
“menolak yang tidak lolos
verifikasit”.
2. Melakukan cross-check hasil
penimbangan sampah di
sistem operasi SWAT
dengan laporan Tim
Penimbang Independen.
- Tanggung Jawab dengan
menggunakan teknik
“replikasi”.
- Ketelitian dengan
menggunakan teknik
“cermat dan hati-hati”.
- Kesabaran dengan
menggunakan teknik “get it
done”.
3. Penyusunan laporan hasil
survey.
- Pengetahuan dengan
menggunakan teknik
“curiousity”.
- Konsistensi dengan
menggunakan teknik “type
as real”.
- Tantangan Hidup dengan
menggunakan teknik
“never give up”.
4. Melaksanakan kontrol dan
pengawasan Lokasi
data yang akurat, dan teknik “menolak yang tidak lolos verifikasi” untuk memberikan
ketegasan bahwa kendaraan angkutan sampah
tersebut dapat masuk atau tidak ke TPA
Benowo.
Dalam melakukan cross-check hasil
penimbangan sampah di sistem operasi SWAT
dengan laporan Tim Penimbang Independen,
saya akan menggunakan teknik “replikasi” untuk menyamakan data hasil penimbangan
sampah antara sistem operasi SWAT dengan
hasil laporan Tim Penimbang Independen,
teknik “cermat dan hati-hati” untuk melakukan
cross-check dengan teliti dan hati-hati, serta
teknik “get it done” untuk menyelesaikan
cross-check data ini hingga selesai.
Dalam melakukan penyusunan laporan hasil
survey saya menggunakan teknik “curiosity” untuk menggali informasi sedalam-dalamnya
dan seakurat mungkin untuk kemudian dikaji
lebih lanjut, teknik “type as real” untuk
menyajikan informasi secara konsisten sesuai
dengan fakta hasil survey, dan teknik “never give up” untuk tidak menyerah sebelum
mendapatkan informasi yang cukup dan akurat.
Dalam melaksanakan kontrol dan pengawasan
Lokasi Pembuangan Sementara (LPS) saya
Pembuangan Sementara
(LPS).
- Kejujuran dengan teknik
“objective & informative”.
- Lingkungan dengan teknik
“environmental friendly”.
- Keberanian dengan teknik
“bold & fearless”.
5. Membuat surat, dari
membuat konsep surat,
pengajuan persetujuan
atasan, hingga pengiriman
surat.
- Ketelitian dengan teknik
“teliti & akurat”.
- Kesopanan dengan teknik
“sopan & formal”.
- Kerjasama dengan teknik
“good teamwork”.
menggunakan teknik “objective & informative” untuk menyajikan informasi hasil
kontrol dan pengawasan yang benar, detail,
dan mudah dimengerti, teknik “environmental friendly” untuk menciptakan LPS yang bersih
dan berwawasan lingkungan, serta teknik “bold & fearless” untuk menghasilkan kontrol dan
pengawasan LPS yang obyektif dan
berkelanjutan.
Dalam membuat surat hingga mengirim surat
saya menggunakan teknik “teliti & akurat” untuk menghasilkan surat/nota dinas yang
benar secara isi maupun sistematika penulisan,
teknik “sopan & formal” untuk membuat surat
yang baik dan sopan secara etika bahasa, serta
teknik “good teamwork” untuk mengirim surat
ke tujuan secara cepat dengan membagi beban
kerja bersama rekan kerja.
2. Nasionalisme
1. Mengikuti kerja bakti.
Nasionalisme dengan teknik
Loyalitas dan Sabar.
Dengan menggunakan nilai Loyalitas dengan
teknik Sepenuh Hati untuk menciptakan
“Surabaya Peduli Bersih, Hijau, Asri dan
Bercahaya” sebagai visi DKP, saya selaku ASN
di DKP melaksanakan kerja bakti dengan tulus,
ikhlas dan sepenuh hati demi terjaganya
kebersihan dan keindahan Kota Surabaya.
Serta dengan Sabar mengikuti kerja bakti,
melaksanakannya dengan teknik Tulus dan Ikhlas. Selain itu, kerja bakti juga dapat
menjadi salah satu sarana menciptakan
keakraban dan kerja sama yang baik diantara
ASN di DKP tanpa memandang usia dan
2. Melakukan koordinasi
dengan SKPD/Instansi lain.
Nasionalisme dengan nilai
Kerjasama dan Terbuka.
jabatan.
Dalam mengikuti kerja bakti yang sesuai
dengan nilai Nasionalisme, saya selaku ASN di
DKP mengikuti sejumlah tahapan, antara lain :
1. Dengan sadar berangkat menuju lokasi
kerja bakti 30-40 menit sebelum kerja bakti
dimulai;
2. Melakukan persiapan kerja bakti;
3. Melaksanakan kerja bakti dengan sepenuh
hati;
4. Melakukan pendataan peserta kerja bakti;
5. Membereskan dan membersihkan
peralatan yang digunakan kerja bakti;
6. Kembali ke kantor DKP atau ke lokasi tugas
selanjutnya.
Manfaat dari dilaksanakannya kerja bakti ini
adalah untuk turut membantu menjaga
kebersihan dan keindahan Kota Surabaya
dengan terjun langsung ke lapangan, serta
mempererat kerja sama diantara ASN di DKP
dan antar SKPD di Kota Surabaya.
Kontribusi visi dari dilaksanakannya kerja bakti
ini ialah mendukung visi DKP, yakni
menciptakan “Surabaya Peduli Hijau, Bersih,
Asri dan Bercahaya”.
Menggunakan nilai dasar Kerjasama dengan
teknik Gotong Royong, saya selaku ASN di
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya (DKP) turut serta menyelesaikan
masalah Kota Surabaya melalui cara
melakukan koordinasi dengan SKPD/Instansi
terkait. DKP tidak dapat berjalan sendiri
menyelesaikan permasalahan Kota Surabaya,
sehingga dibutuhkan bantuan dari pihak lain.
Oleh karena itu penting adanya gotong royong
antara SKPD/Instansi yang berkaitan dengan
hal tersebut.
Selain itu, menggunakan nilai dasar Terbuka dengan teknik Komunikasi Efektif, menjadikan
koordinasi dengan SKPD/Instansi lain berjalan
dengan baik. Karena adanya informasi yang
jelas yang menjadi topik permasalahan yang
harus dipecahkan bersama. Hal ini
meminimalisir kemungkinan terjadinya miss-
komunikasi yang dapat menyebabkan tidak
tepatnya keputusan atau tindakan yang diambil.
Dalam melakukan koordinasi dengan
SKPD/Instansi lain sesuai dengan nilai
Nasionalisme, saya selaku ASN di DKP
melakukan sejumlah tahapan, antara lain :
1. Membuka percakapan dengan salam, diikuti
dengan perkenalan menggunakan tata
bahasa yang baik dan benar serta sopan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan dari
koordinasi yang saya lakukan.
3. Melakukan dengar-pendapat dengan
SKPD/Instansi lain, dengan terbuka atas
masalah yang dihadapi. Bekerja sama
sesuai dengan prinsip gotong royong.
4. Tetap menghargai jika muncul pendapat
yang berbeda disaat berjalannya koordinasi,
sesuai dengan karakter Bangsa yang
menghargai perbedaan.
Manfaat dari dilakukannya koordinasi dengan
SKPD/Instansi lain adalah untuk bersama-sama
memecahkan masalah Kota Surabaya dan
mencari jalan yang tepat untuk mengambil
keputusan maupun tindakan. Sehingga
keputusan yang diambil oleh benar-benar
berpihak pada Masyarakat Kota Surabaya dan
Negara, sesuai dengan nilai nasionalisme.
Kontribusi dari dilaksanakanannya koordinasi
dengan SKPD/Instansi lain ialah untuk
bersama-sama mendukung terwujudnya kota
Surabaya menjadi kota perdagangan barang
dan jasa yang bersih, hijau, asri dan
berwawasan lingkungan.
3. Etika Publik
1. Melakukan persiapan
menerima kunjungan kerja
Dengan teknik Pelayanan
Prima.
Dengan menggunakan nilai dasar pelayanan
dan menggunakan teknik pelayanan prima,
adapun langkah-langkah dalam melakukan
persiapan menerima kunjungan kerja antara
lain :
1. Begitu menerima surat permohonan
kunjungan kerja, secara responsif langsung
melakukan melakukan konfirmasi dengan
instansi/tim/tamu yang mengirim surat.
2. Melakukan koordinasi dengan baik apa saja
yang perlu dipersiapkan untuk menerima
kunjungan kerja, termasuk ruang dan
tempat.
3. Mempersiapkan rundown acara kunjungan
kerja, bekerjasama dengan pihak terkait.
4. Mempersiapkan kelengkapan acara
kunjungan kerja, termasuk daftar hadir dan
draft acara kunjungan kerja.
5. Menyambut tamu dengan ramah dan hangat
sehingga memberikan kesan yang baik
kepada instansi/tim/tamu yang melakukan
kunjungan sehingga tercipta hubungan yang
baik antara kedua belah pihak.
6. Melakukan presentasi supaya
instansi/tim/tamu yang melakukan
kunjungan kerja bisa mengenal lebih dalam
Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan
Kota Surabaya.
7. Mendampingi tamu yang melakukan
kunjungan kerja lapangan supaya dapat
memberikan informasi dan penjelasan
terkait pertanyaan yang timbul di saat
melakukan kunjungan lapangan.
8. Menjawab pertanyaan dengan ramah dan
informatif sehingga instansi/tim/tamu yang
melakukan kunjungan dapat terpuaskan
rasa keingintahuannya.
9. Melakukan dokumentasi kunjungan kerja
10. Menyusun laporan kunjungan kerja berikut
laporan dokumentasinya yang informatif dan
transparan.
Dampak yang ditimbulkan apabila nilai dasar
Etika Publik tidak diterapkan dalam kegiatan
melakukan persiapan menerima kunjungan
kerja, antara lain :
1. Adanya ketidakpuasan dari pihak
(instansi/tim/tamu) yang melakukan
kunjungan ke Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya.
2. Membuat hubungan antara instansi/tim/tamu
yang melakukan kunjungan kerja dengan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya
menjadi renggang.
3. Adanya rasa ketidaknyamanan selama
kunjungan kerja berlangsung yang
menyebabkan relasi antara kedua pihak
menjadi canggung.
4. Transfer ilmu dan tukar informasi antara
2. Mempesiapkan rapat
koordinasi dan membuat
laporan hasil rapat.
Dengan menggunakan teknik
Komunikasi Efektif.
kedua pihak menjadi terhambat.
5. Tidak cukupnya bukti bahwa Dinas
Kebersihan dan Pertamanan sering
menerima kunjungan kerja.
Dengan menggunakan nilai dasar professional
dan menggunakan teknik komunikasi efektif, adapun langkah-langkahnya :
1. Memastikan semua sarana pendukung rapat
sudah siap digunakan.
2. Datang rapat tepat waktu sehingga peserta
rapat yang telah dating lebih dulu tidak
menunggu terlalu lama sampai rapat dimulai.
3. Berkomunikasi dengan bahasa yang ramah
dan sopan sehingga dapat menciptakan
hubungan yang baik antar peserta rapat dan
suasana rapat menjadi hangat.
4. Menyampaikan informasi dan menjawab
pertanyaan dengan terbuka, sehingga dapat
diperoleh informasi yang jelas atas
permasalahan/tema yang dibahas dalam
rapat koordinasi tersebut.
Dampak yang ditimbulkan apabila nilai dasar
Etika Publik tidak diterapkan dalam kegiatan
mempersiapkan rapat koordinasi dan membuat
laporan hasil rapat, antara lain :
1. Jalannya rapat tidak efektif akibat tidak
siapnya penyelenggaara rapat dalam
mempersiapkan rapat koordinasi.
2. Rapat tidak berjalan seperti yang diharapkan,
sehingga output dari hasil rapat tidak
maksimal.
3. Tidak adanya dokumentasi dan arsip rapat
yang memadai yang berguna untuk
beberapa waktu ke depan.
4. Nama baik instansi yang kita waliki ikut
menjadi buruk.
4. Komitmen Mutu
1. Perancangan konsep
sarana tempat sampah 3R
(Reduce, Reuse, &
Recycle).
Pelayanan Prima Dengan
teknik Berpikir Kreatif.
Teknik Berpikir Kreatif yang digunakan melalui
sejumlah tahapan, antara lain :
1. Brainstorming ide
Melalui penjabaran atas ide-ide yang muncul
untuk menghasilkan sarana tempat sampah
3R yang ideal
2. Sketsa-sketsa ide
Penjabaran ide-ide solusi sarana tempat
sampah 3R melalui sketsa-sketsa desain
sarana tempat sampah
3. Analisa kebutuhan
Identifikasi dan analisa atas apa saja yang
dibutuhkan untuk sebuah sarana tempat
sampah 3R.
4. Analisa produk eksisting
Analisa atas produk eksisting, baik produk
sarana tempat sampah yang digunakan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya maupun yang digunakan di tempat
lain.
5. Konsep desain
Penjabaran konsep desain sarana tempat
sampah 3R sebagai solusi atas kebersihan
dan lingkungan Kota Surabaya
2. Checklist Monitoring Lokasi
Pembuangan Sementara
(LPS).
Pelayanan Prima dengan
Contoh eksisting sarana tempat sampah di Kota
Surabaya saat ini
Dampak yang ditimbulkan jika tidak
dilakukannya perancangan konsep sarana
tempat sampah yang berdasar pada nilai dasar
Komitmen Mutu, antara lain :
1. Proses pemilahan sampah menjadi tidak
optimal.
2. Masih banyaknya sampah yang masih
bernilai ekonomis dan dapat didaur-ulang
terbuang begitu saja ke TPA.
3. Tidak dapat mengantisipasi pertumbuhan
sampah di Kota Surabaya yang semakin hari
semakin banyak.
Sarana tempat sampah yang ada akan
monoton dan tidak berkembang
Manfaat dari perancangan konsep sarana
tempat sampah 3R ini ialah sebagai sarana
pendukung untuk memaksimalkan pemilahan
dan pengolahan sampah di Kota Surabaya
untuk mewujudkan Kota Surabaya yang bersih,
asri dan berwawasan lingkungan.
Kontribusi visi dari perancangan konsep
sarana tempat sampah 3R ini ialah mendukung
visi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya, yakni menciptakan “Surabaya peduli
teknik PDCA (Plan-Do-
Check-Action).
bersih, hijau, asri dan bercahaya”.
Teknik yang digunakan ialah teknik PDCA (Plan-Do-Check-Action). Penerapan teknik
PDCA pada Checklist Monitoring LPS, sebagai
berikut :
1. Plan (perencanaan) Checklist Monitoring
LPS dilakukan dengan membuat desain form
Checklist Monitoring LPS. Sebagai tahap
2. Do (pelaksanaannya) ialah dengan
mencetak form Checklist Monitoring LPS,
kemudian petugas yang ditunjuk melakukan
monitoring LPS secara acak dan hasil
monitoringnya diisikan di LPS tersebut.
3. Check (pengawasannya) dilakukan dengan
melakukan pengamatan dengan mengikuti
petugas monitoring di saat awal
pemberlakuan Checklist Monitoring LPS,
apakah petugas monitoring sudah
melakukan pengawasan dan pengisian form
Checklist Monitoring LPS dengan benar.
Selanjutnya hasil monitoring dilaporkan
kepada pejabat yang berwenang atas LPS
tersebut.
4. Action (tindakannya) dilakukan dengan
melakukan evaluasi atas pelaksanaan
monitoring LPS menggunakan form Checklist
Monitoring LPS apakah perlu dilakukan
perbaikan/pengembangan ataukah dapat
langsung diterapkan seterusnya.
Dampak yang ditimbulkan jika tidak dilakukan
monitoring Lokasi Pembuangan Sementara
(LPS) menggunakan checklist yang berdasar
pada nilai dasar Komitmen Mutu, antara lain :
1. Monitoring LPS yang dilakukan tidak
3. Membuat update database
Lokasi Pembuangan
Sampah Sementara (LPS)
se-Surabaya.
Dengan teknik TQM (Total
Quality Management).
terstandar.
2. Laporan Petugas Monitoring LPS kepada
Pejabat Penanggungjawab LPS menjadi
tidak terstruktur.
3. Pejabat yang bertanggungjawab atas LPS
mengalami kesulitan dalam melakukan
penilaian dan mengambil keputusan.
4. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
Monitoring LPS menjadi lebih lama.
Manfaat dari pelaksanaan Checklist Monitoring
Lokasi Pembuangan Sementara (LPS) ini ialah
untuk menciptakan LPS yang bersih, efektif dan
efisien, sehingga menghasilkan perbaikan
kinerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya dalam melayani warga.
Kontribusi dari pelaksanaan kegiatan Checklist
Monitoring Lokasi Pembuangan Sementara
(LPS) ini ialah turut mendukung berhasilnya visi
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya untuk menciptakan “Surabaya peduli
bersih, hijau, Asri dan bercahaya”.
Teknik yang digunakan adalah teknik TQM (Total Quality Management), dengan rincian
sebagai berikut :
1. Menetapkan program update database ini
akan berlaku seterusnya, selama ada
perubahan pada fisik dan lokasi LPS maka
database yang ada juga harus diupdate.
Karena database LPS ini sering terlewatkan,
tidak terupdate ketika ada perubahan pada
LPS.
2. Database yang ada akan terus berkembang,
beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan
perubahan.
3. Menjalankan fungsi pengawasan terhadap
LPS secara obyektif dan efektif.
Dampak yang ditimbulkan jika tidak
dilakukannya update database Lokasi
Pembuangan Sementara (LPS) yang
menggunakan nilai dasar Komitmen Mutu,
antara lain :
1. Data yang dimiliki oleh Bagian Sarana dan
Prasarana Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) menjadi tidak valid.
2. Adanya kemungkinan kesalahan dalam
pengambilan keputusan terhadap LPS
maupun pengangkutan sampah di LPS
akibat database LPS yang tidak up to date
dan sesuai dengan realita dan kebutuhan di
lapangan.
3. Tidak meratanya persebaran LPS sesuai
tingkat kebutuhan masyarakat akibat
keberadaan LPS yang tidak merata.
Manfaat dari melakukan update database
Lokasi Pembuangan Sementara (LPS) se-
Surabaya ini ialah untuk membantu DKP dala
pemerataan LPS di Kota Surabaya, sesuai
kebutuhan dan karakteristik pada setiap area di
kota Surabaya. Dikarenakan ketepatan data
akan membantu DKP dalam membuat
perencanaan pengembangan LPS selanjutnya.
Kontribusi dari pelaksanaan Melakukan
update database Lokasi Pembuangan
Sementara (LPS) se-Surabaya ini ialah untuk
menciptakan akurasi data mengenai LPS untuk
mendukung visi Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya untuk menciptakan
“Surabaya Peduli Bersih, Hijau, Asri dan
Bercahaya”.
5. Anti Korupsi
1. Melakukan input data ke
software anggaran/non-
anggaran.
- Jujur dengan
menggunakan teknik
“say the truth”.
- Berani dengan
menggunakan teknik
“follow the rules”.
- Teliti dengan
menggunakan teknik “no
mistake”.
2. Melakukan penilaian kinerja
pegawai di sistem e-
performance.
- Tanggung Jawab dengan
menggunakan teknik
“responsible teammate”.
- Jujur dengan
menggunakan teknik
“based on fact”.
- Berpendirian teguh
dengan menggunakan
teknik “independent
evaluation”.
Dalam input data ke software anggaran/non-
anggaran saya menggunakan teknik “say the
trutht” supaya data yang terisi pada software
anggaran/non-anggaran merupakan data yang
benar sesuai dengan realitas, dengan teknik
“follow the rules” untuk menghasilkan input data
yang benar sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, dan teknik “no mistake” untuk
memberikan pastian bahwa data yang terinput
sudah benar.
Dalam melakukan penilaian kinerja pegawai di
dalam sistem e-performance, saya akan
menggunakan teknik “responsible teammate”
untuk memberikan penilaian kinerja pegawai
(rekan kerja, atasan, atau bawahan) dengan
bertanggung jawab, teknik “based on fact”
untuk melakukan penilaian secara obyektif dan
apa adanya sesuai dengan realita kinerja
pegawai tersebut, serta teknik “independent
evaluation” untuk memberikan penilaian secara
independen yang tidak mudah dipengaruhi.