TINJAUAN PUSTAKA PSIKOLOGI KOMUNITAS
Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep dan pembahasan psikologi
komunitas menyangkut pengertian psikologi komunitas, sejarah singkat
perkembangan psikologi komunitas, sasaran psikologi komunitas, jenis-jenis
pencegahan, penerapan Bloom’s Analysis sebagai praktik pencegahan primer,
dimensi perspektif pencegahan primer, perspektif konflik pencegahan primer, dan
selanjutnya akan dipaparkan mengenai paradigma penerapan Bloom’s analysis
dengan pendekatan psikologi komunitas sebagai pencegahan primer.
A. Psikologi Komunitas
1. Pengertian Psikologi Komunitas
Penting untuk diketahui bahwa sulit dalam mencari pemecah permasalahan
yang terkait dengan sosial/lingkungan. Hal ini dipandang karena permasalahan
sosial merupakan hal yang sangat komplek. Banyak determinan yang
melatarbelakangi timbulnya penyalahgunaan narkotik, banyak diantaranya
merupakan hasil kombinasi dari lingkungan sosial, ikatan sosial individu dengan
keluarga, kawan sebaya dan lembaga/organisasi seperti sekolah, hasil belajar
sosial atau belajar dari orang lain, faktor intrapsikis seperti harga diri atau
pengetahuan yang dimiliki individu, arah dalam bersikap, interaksi sosial negatif,
stigma (penolakan sosial atau prasangka) dan yang terakhir perilaku yang
berkaitan dengan alkohol. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi permasalahan
penyalahgunaan narkotik dengan menggunakan pendekatan psikologi komunitas.
Rappaport (1977) mengatakan pikologi komunitas merupakan bagian dari
usaha untuk menemukan alternatif untuk menghadapi dengan suatu
penyimpangan dari norma dasar bermasyarakat. Psikologi komunitas kemudian
2
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
dalam perjalanannya dipandang usaha memberikan dukungan kepada setiap hak
seseorang untuk menjadi berbeda tanpa resiko menderita jasmani dan sanksi
psikologis. Heller dkk, (1984) menjelaskan psikologi komunitas telah
mengembangkan bagaimana mempelajari dampak sosial dan lingkungan pada
perilaku sebagaimana hal itu terjadi pada individu, kelompok, organisasi, dan
tingkatan bermasyarakat. Zax & Specter (1974) mengatakan psikologi komunitas
merupakan sebuah pendekatan bagi kesehatan mental yang menekankan pada
peran lingkungan sebagaimana kontribusi untuk mengarahkan penggunaan tenaga
potensialnya dalam meredakan permasalahan yang dialami seseorang.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan psikologi komunitas adalah sebuah
pendekatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental dengan menciptakan
tindakan yang bersifat memperbaiki, menciptakan tranformasi pola interaksi
interaksi individu dengan lingkungannya, serta melibatkan institusi/lembaga
untuk lebih efisien dalam menginternalisasi nilai-nilai dari kelompok sosial yang
secara dominan berpengaruh pada individu yang memiliki permasalahan.
2. Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Komunitas
Sebagai suatu pendekatan dalam kesehatan mental, psikologi komunitas telah
melewati perkembangan seiring dengan berkembangnya ilmu psikologi itu sendiri
dalam mencari pendekatan untuk mengatasi permasalahan mental manusia. Pada
akhir 1800an, Sigmud Freud (Walsh, 1987) mengembangkan perhatian yang teliti
pada penyakit mental dan penanganan mutakhirnya. Dasar pemikiran Freud
adalah bahwa sebuah gangguan emosional berkaitan dengan kekuatan intrapsikis
dalam diri seseorang dan disebabkan perhatian ke alam bawah sadar. Selanjutnya
3
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
Freud memberikan warisan sebuah penanganan yang membidik/berfokus kepada
individu (daripada masyarakat). Freud juga mengorientasikan penyembuh
profesional untuk memeriksa setiap bagian dari individu daripada keadaannya
saat ini sebagai penyebab dari gangguan dan memandang kecemasan/gangguan
mendasar sebagai suatu hal yang selalu muncul pada kehidupan sehari-hari. Freud
dengan pasti memusatkan perhatiannya kepada kelemahan seseorang daripada
kekuatannya. Saat ini, psikologi klinis merupakan bagian dibawah psikologi yang
berurusan langsung dengan diagnosis, pengukuran, dan perlakuan terhadap
gangguan mental.
Strother (1987) menjelaskan titik penting lain dalam sejarah dari
perkembangan psikologi komunitas terjadi ditahun 1946 ketika kongres Amerika
mengesahkan aturan perundang-undangan nasionalnya terkait dengan kesehatan
mental. Aturan perundang-undangan memberikan kewenangan pihak-pihak
terkait khususnya kalangan masyarakat untuk menekan timbulnya gangguan
mental dan memajukan kesehatan mental. Dalam perjalanan waktu, aturan
perundangan ini membangkitkan minat terhadap gangguan mental khususnya
yang timbul akibat perang. Sejak itulah psikolog klinis mulai bertumbuh, yang
selanjutnya disertai dengan berdiri institusi nasional yang menangani kesehatan
mental. Pada tahun 1950 membawa sebuah perubahan penting pada perlakuan
penderita gangguan mental. Salah satu yang mempengaruhi perkembangannya
adalah ketika adanya penemuan terkait dengan ilmu farmakologi, dimana
ditemukannya obat yang dapat digunakan untuk diberikan pada pasien psikotik
dan bentuk lain dari gangguan mental. Berbagai jenis obat anti psikotik, obat
penenang, anti depresan, dan pengobatan lainnya saat itu turut menciptakan
perubahan besar dalam penanganan gangguan mental saat itu. Perubahan besar
4
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
yang terjadi adalah dimana pasien menjadi lebih menurut, taat, atau patuh.
Penggunaan berbagai obat ini semakin berkembang walaupun terdapat pengaruh
terhadap pasien secara keseluruhan.
Meskipun demikian tidak kurang pentingnya pada sejarah psikologi komunitas
ketika dibahas dalam konferensi yang dilakukan di Swampscott, Massachusetts,
pada Mei 1965. Rappaport (1977, dalam Heller et all, 1984) mengatakan bahwa
pertemuan tersebut sering diakui sebagai awal diakuinya psikologi komunitas.
Pada permulaannya pertemuan ini banyak dihadiri oleh psikolog klinis terkait
dengan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian dilapangan dan mengorientasikan
pandangannya untuk membuat suatu perubahan sosial dan politis. Bennet et all
(1966) Sebagai hasil dari konferensi tersebut, peserta konferensi Swampscott
menyetujui untuk beralih dari cara pengobatan kepada suatu tindakan pencegahan
termasuk adanya pandangan berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau peranannya
dalam ekologi dimasing-masing pekerjaannya.
Altman (1987) selanjutnya mengatakan perkembangannya psikologi komunitas
telah melahirkan ilmuwan yang saling memberikan masukan/pertukaran hasil
penelitian dengan para koleganya dari berbagai disiplin ilmu lainnya seperti ilmu
politik, antropologi, dan sosiologi, sebagaimana sebagai wilayah lain dari ilmu
psikologi yaitu psikologi sosial. Shinn (1987) kemudian mengusulkan bahwa
psikologi komunitas telah dan sebaiknya dapat memperluas melewati kesehatan
mental komunitas di sekolah, lingkungan kerja, situasi yang berkaitan dengan
keberagamaan, dan pemerintahan
5
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
3. Sasaran Psikologi Komunitas
Selanjutnya pembahasan akan beralih pada sasaran psikologi komunitas yang
lebih spesifik, dimana telah menjadi pedoman dilapangan selama bertahun-tahun.
a. Mencegah lebih baik dari pada mengobati (Prevention rather than
treatment)
Psikologi komunitas telah memberikan warisan perubahan dan
pengembangan didalam ataupun diluar bidang ilmu psikologi. Caplan (1964,
dalam Heller et all, 1984) mengatakan filosofi “prevention rather than
treatment” (mencegah lebih baik dari pada mengobati) secara mengilhami
dan mengispirasi para peserta Konfresi Swampscott dan lebih luas pada
pergerakan kesehatan publik secara umum saat itu.
Perlu digaris bawahi, pengobatan sering kali mengalami keterlambatan
dalam mengintervensi/campur tangan. Kebanyakan baru diberikan setelah
waktu yang panjang dimana individu telah mengembangkan
permasalahannya, itu yang sering kali menyebabkan intervensi sering
menjadi kurang efektif. Pada sisi lain pencegahan dapat melawan trauma apa
saja sebelum itu terjadi, demikianlah hal itu menyelamatkan penderita bahkan
seluruh situasi/lingkungannya sebelum permasalahannya berkembang.
Dengan memperhatikan hal tersebut, psikologi komunitas dipandang lebih
berperan secara proaktif dari pada reaktif.
b. Perhatian pada kekuatan dan kompetensi (Emphasis on strengths and
competencies)
Pasti lekat dipikiran gagasan pencegahan mengenai kemampuan atau
kecakapan seseorang. Duffy dan Wong (2000) mengatakan dari sejarah
perkembangannya, ilmu psikologi dilapangan lebih cenderung terfokus pada
6
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
ketidakmampuan dan permasalahan. Pandangan Freud dipandang sebagai
benih pemikiran yang perlu dikembangkan oleh para penerus oleh para
praktisi klinis dikemudian hari. White (1959) dalam tulisannya
mengaitkannya kompetensi yang merupakan hasrat/keinginan mendasar
untuk merasa mampu/sanggup. White menawarkan gagasan untuk merubah
konsep bagi para psikolog terperosok dalam pandangan yang hanya
mengaitkan psikologi klinis dengan perilaku negatif yang dilakukan manusia.
Sebagai seorang individu, tidak ada seorang pun yang menyukai merasa tidak
kompeten. Setiap orang justru merasa memiliki kekuatan yang datang ketika
individu tersebut menguasai beberapa bagian dari lingkungannya.
c. Pandangan/perspektif ekologis (Importance of the ecological perpective)
Rappaport (1977) menjelaskan bahwa perspektif ekologi artinya adalah
dilakukannya pemeriksaan dari hubungan antara individu dengan
lingkungannya (baik sosial maupun fisik) dan menetapkan jalan keluar
terbaik yang sepadan antara individu dengan keadaannya. Pada dasarnya
setiap individu memiliki keunikannya masing-masing, demikian juga dengan
keadaan/latar belakang ekologis. Menemukan suatu kombinasi yang
melatarbelakangi sesuatu secara tepat merupakan salah satu sasaran dari
psikologi komunitas. Keadaan ekologis dapat dirubah, lebih tepatnya dapat
dikatakan kecocokan antara individu dengan lingkungan penting dalam
psikologi komunitas.
d. Menghargai keberagaman (Respect for diversity)
Setiap orang datang dengan berbagai bentuk dan ukuran, berbeda latar
belakang etnis, perbedaan ketertarikan dan ketidaktertarikan, dan dengan
berbagai macam sikap dan prasangka. Pada dasarnya setiap individu adalah
7
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
unik, setiap individu berhak untuk menjadi berbeda, dan berbeda bukan
berarti dapat direndahkan. Dari pengakuan terhadap keberagaman yang
dimiliki seseorang nantinya dapat menciptakan penghargaan terhadap gaya
hidup masing-masing orang, cara memandang dunia, dan susunan sosial. Hal-
hal tersebut bukan merupakan bagian dari arus utama bermasyarakat akan
tetapi karakteristik tersebutlah yang menggolongkan keberagaman
masyarakat. Selain itu pengenalan terhadap hal yang berbeda akan
menghasilkan kemampuan untuk menghindari pembandingan keberagaman
penduduk dengan standar budaya umum dan juga menghindari
melabelkan/menamakan sesuatu yang berbeda sebagai hal yang tidak
sempurna atau menyimpang dari ketentuan. Sisi baiknya, kemampuan
menghargai perbedaan tersebut memudahkan praktisi dalam menetapkan
rancangan penanganan yang sesuai dengan latar belakang budaya.
e. Peningkatan Kemampuan Individu (Empowerment)
Sebuah konsep penting lainnya dalam psikologi komunitas adalah
mengenai pemberian kewenangan, Rappaport (1981) menjelaskan pemberian
kewenangan merupakan sebuah proses untuk meningkatkan kemungkinan
bahwa seseorang dapat lebih aktif untuk mengontrol kehidupannya sendiri.
Zimmerman dan Rappaport (1981) menegaskan bahwa proses ini tidak hanya
dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan penguasaan dan pengaturan
diri terhadap hidupnya, tetapi juga ingin agar setiap individu dapat
berpartisipasi memberikan gagasan didalam lingkungan/komunitasnya.
Pemberian kewenangan ialah gagasan yang mengaitkan kekuatan dan
kompetensi yang dimiliki individu, sistem pertolongan alamiah, dan bentuk
perilaku proaktif terkait dengan kebijakan dan perubahan sosial. Namun
8
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
konsep ini pernah menerima kritikan, Riger (1993) memperdebatkan bahwa
pemberian wewenang sering mengarahkan seseorang pada sikap
individualisme, bahkan pada persaingan dan konflik.
f. Pemilihan diantara beberapa alternatif (Choice among alternative)
Memberikan penghormatan pada setiap keunikan setia individu dapat
mengarahkan pemahaman setiap orang bahwa satu model pelayanan
kemanusiaan tidak optimal jika diterapkan pada setiap orang. Selanjutnya
berbagai pilihan keadaan dan pelayanan masyarakat/komunitas sebaiknya
disajikan dalam komunitas dengan latar belakang beragam. Salem (1990)
mengatakan setiap orang perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam rancangan pelayanan yang akan dijalaninya, dan/atau memilih salah
satu yang cocok dan terbaik baginya. Selanjutnya dikatakan aspek penting
lainnya dalam pemilihan jenis pelayanan adalah aksesibilitas. Aksesibilitas
berarti bahwa pelayanan tersebut sebaiknya mudah didapat oleh individu,
individu tidak perlu melewati perjalanan yang jauh untuk memperolehnya,
terutama jika sulit.
g. Melakukan Penelitian Ilmiah (Action research)
Jika suatu keberagaman dari pelayanan telah optimal mensejahterakan
individu maupun lingkungannya dan telah terbentuk kesesuaian antara
individu dengan pelayanan, maka cara terbaik untuk memastikan jenis
pelayanan apa yang cocok untuk individu tertentu adalah dengan ilmu
pengetahuan. Penting untuk diingat bahwa tidak mudah menemukan jalan
keluar dari berbagai masalah sosial, Penelitian dan ilmu pengetahuan yang
berlandaskan kepada teori akan mengarahkan pada pemecahan masalah sosial
dengan cara ilmiah.
9
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
h. Perubahan sosial (Social changes)
Berbekal penelitian-penelitian, salah satu sasaran psikologi komunitas
adalah mengajak masyarakat berubah. Terdapat dua jenis perubahan sosial
ditinjau dari perencanaannya,perubahan yang tidak direncanakan
(spontan/begitu saja terjadi) dan perubahan yang direncanakan (yang dengan
sengaja). Dalam perubahan yang direncanakan sesuatu hal yang ingin diubah
ditargetkan, kemuadian selanjutnya diarahkan pada peningkatan kualitas
kemasyarakatan.
i. Kerja sama dengan disiplin ilmu lainnya (Collaboration with other
disciplines)
Psikologi komunitas sebisa mungkin dapat berani menganjurkan suatu
perubahan yang dapat dilakukannya. Dengan mengaitkannya dengan disiplin
ilmu lain yang terkait artinya akan menghasilkan pemikiran serta perubahan
yang lebih luas dan dapat diterima berbagai pihak. Kelly (1990)
menganjurkan bahwa kolaborasi dengan ilmu lain akan memberikan
pemahaan baru bagaimana pengalaman disipin ilmu lain dalam menanggapi
suatu kejadian/gejala. Suatu keuntungan akan diperoleh dengan melakukan
konsultasi dengan pihak lain misalnya sejarahwan, ekonom, pakar
lingkungan, pakar biologis, sosiolog, antropolog, dan penentu kebijakan yang
berbagai pandangan tersebut akan menghasikan pandangan yang baru dan
luas.
j. Rasa Kebersamaan (A sense of community)
Sarason (1974) mengatakan faktanya rasa kebersamaan merupakan
konsep terpenting dari sasaran psikologi komunitas. Secara spesifik Sarason
mengatakan hal ini merupakan pemahaman dimana seorang merasa memiliki
10
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
persamaan dengan orang lain, mengaku saling tergantung dengan orang lain,
adanya kerelaan untuk memelihara perasaan saling ketergantungan tersebut
dengan memberikan atau melakukan sesuatu bagi yang lain sebagai mana
yang diharapkan, dan adanya perasaan bahwa setiap individu merupakan
bagian dari suatu struktur yang tidak berubah dan dapat dipercaya. Bagian ini
diletakkan pada bagian akhir agar terlebih dahulu membentangkan filosofi
psikologi komunitas yang lainnnya. Jika rasa kebersamaan seseorang telah
tercipta dilingkungannnya, maka individu akan merasa memiliki peranan.
4. Sistem Kerja Psikologi Komunitas
Dalam penerapannya psikologi komunitas merupakan suatu kesatuan
perangkat yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas yang setiap bagiannya melewati proses yang diatur dengan baik.
Dalton, Elias, & Wandersman (2007) mengatakan terdapat sistem kerja dalam
menerapkan psikologi komunitas, yaitu :
1. Psikologi komunitas menekankan kepada dua aspek secara serentak yakni
kondisi masyarakat sebagai dasar teori dan riset pada proses lingkungan
sosial.
2. Terpusat, tidak hanya bertitik tolak pada kondisi psikologis individu,akan
tetapi atas berbagai tingkatan analisa yang bergerak dari individu kemudian
mengelompokkannya ke dalam organisasi dan akhirnya kepada struktur yang
terbesar yakni kelompok masyarakat secara utuh dimana individu berada.
3. Psikologi komunitas meliputi atau cakupan jangkauan luas berupa setting dan
substansi dari suatu area/daerah komunitas.
11
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
Dari ketiga dasar tersebut di atas psikologi komunitas dalam menganalisis
permasalahan individu memiliki keunikan tersendiri dimulai dari kondisi
individu itu sendiri kemudian mengarah kepada suatu pergerakan sosial
masyarakat atau sebaliknya atau juga dimulai secara bersama-sama.
Permasalahan para profesional dan klien pada sistem manajemen diaplikasikan
ke dalam penelaahan isu peraturan sosial dan kontrol masyarakat, dan
karakteristik serta kemampuan menghadapi kelompok sosial secara lemah,
seperti permasalahan minoritas dan lain sebagainya.
B. Jenis-Jenis Pencegahan
Terdapat perbedaan antara tingkat dari tindakan pencegahan sebagai usaha
untuk mencegah/melawan keadaan yang dapat memicu timbulnya permasalah
kesehatan mental. Psikolog sebagai yang berkewajiban untuk menanganinya dimana
pun psikolog tersebut bekerja, hal itu memerlukan banyak pengetahuan mengenai
berbagai penanganan/tindakan yang sesuai dan bersifat memperbaiki. Caplan (1964)
dalam Principles of Preventive Psychiatry mengatakan secara tradisional
pencegahan kesehatan mental juga dikenal sebagai pencegahan psikiatri, yang secara
teoritis membedakannya secara satu per satu yaitu pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan pencegahan tersier.
Bloom dan Hodges (1988) memaparkan bahwa psikologi komunitas
memandang terdapat tingkatan dalam tindakan pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan Primer
Merupakan usaha untuk mencegah suatu permasalahan terjadi secara
keseluruhan. Hal ini biasanya merujuk pada terjadi aktifitas yang dilakukan oleh
masyarakat yang sehat dimana bertujuan untuk memelihara atau meningkatkan
12
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
kesehatan fisik maupun emosi. Cowen (1977) mengatakan pencegahan primer
juga dapat berarti bekerja dengan masyarakat mengalami ancaman dari
berkembangnya suatu disfungi/penyelewengan atau mencegahnya sebelum hal
tersebut terjadi. Selanjutnya Cowen (1977) menganjurkan terdapat kriteria yang
harus terpenuhi dari suatu program agar dapat benar-benar dikategorikan
sebagai pencegahan primer, yaitu :
Program tersebut harus berorientasi pada kelompok/masyarakat
Program harus dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan
Program dengan sengaja menimbulkan keinginan memperoleh fokus utama
permasalahan dalam memperkuat pencocokan dari hal yang tidak dibuat-
buat.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini merupakan usaha untuk menghilangkan permasalahan seawal
mungkin sebelum permasalahan tersebut menjadi berat dan menetap secara terus
menerus. Pencegahan sekunder meliputi deteksi dini gangguan mental pada
populasi dan intervensi sehingga gangguan ringan dicegah dari menjadi suatu
keadaan dimana individu telah mengabadikan diri mengabdikan. Menurut
Caplan (1964) upaya pencegahan sekunder untuk mengurangi prevalensi (kasus
yang ada) dari gangguan mental dalam suatu populasi dengan memperpendek
durasi kasus yang ada melalui diagnosis dini atau deteksi diikuti dengan
pengobatan yang cepat dan efektif. Dalam pencegahan sekunder intervensi
adalah segera setelah situasi berbahaya (pasokan tidak memadai) memiliki
kesempatan untuk mendorong pengembangan gejala awal gangguan jiwa.
Pencegahan sekunder mencoba untuk membantu dalam penyelesaian krisis
13
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
pribadi dari sekelompok orang sehingga gejala awal dari gangguan mental
dieliminasi.
c. Percegahan tersier.
Konseptualisasi Caplan (1964) pencegahan tersier sebagai upaya untuk
mengurangi tingkat mengabadikan diri psikopatologi pada seluruh komunitas
tetap tidak berubah. Duffy dan Wong (2000) menjelaskan sebuah program
pencegahan tersier merupakan sebuah penanganan lanjutan yang ditujukan pada
permasalahan yang telah berkaitan dengan sistem hukum dan aturan yang
berlaku, khususnya dirancang untuk individu yang terlibat dalam permasalahan
jangka panjang. Walaupun pencegahan primer dan sekunder telah berkembang,
sebuah pendekatan dari sebuah sistem hukum digunakan untuk menghukum dan
digunakan untuk membatasi ruang.
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan psikologi
komunitas terdapat tingkatan dalam upaya pencegahan untuk mengatasi
permasalahan kesehatan mental yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan
pencegahan tersier.
C. Penerapan Bloom’s Analysis Sebagai Pencegahan Primer
1. Pencegahan Primer
Setelah mengetahui bahwa terdapat 3 jenis pencegahan dalam mengatasi
permasalahan kesehatan mental, calon psikolog akan berfokus untuk menerapkan
pencegahan primer dalam upaya pencegahan intensi relapse pada residen opioid
withdrawal. Rosenblum (1971) mengatakan pencegahan primer menjadi penekanan
penting dari psikologi komunitas saat itu diakui sebagai daerah khusus psikologi
oleh American Psychological Association di pertengahan 1960an. Salah satu
14
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
formulasi paling sistematis dari identitas daerah khusus yang baru muncul,
serangkaian makalah posisi ditulis oleh psikolog masyarakat kunci, berfokus pada
pencegahan primer.
Umumnya pencegahan primer istilah yang digunakan untuk merujuk pada
pengurangan kejadian (kasus baru) dari gangguan mental pada populasi atau
masyarakat (Bloom, dalam Rosenblum 1971). Pemilihan fokus ini terjadi akibat
adanya beberapa faktor yang saling terkait. Bloom (1965) selanjutnya mengatakan
bahwa sejarah kesehatan masyarakat telah menunjukkan bahwa langkah-langkah
pencegahan primer seperti lewat sanitasi lingkungan dan imunisasi populasi yang
luas secara signifikan lebih kuat daripada tindakan pengobatan klinis dalam
berdampak pada epidemi klasik kesehatan masyarakat. Pencegahan primer telah
terbukti menjadi satu-satunya cara efektif untuk membatasi penyebaran penyakit
menular.
2. Analisis Bloom Sebagai Pencegahan Primer
Psikolog komunitas cenderung mengarahkan penelitian pencegahan primer
untuk berkontribusi pada pembentukan tujuan spesifik dan sarana penelitian.
Penelitian pencegahan primer dapat dikenali dengan menggunakan kriteria analisis
isi yang mengacu pada tujuan tertentu dan sarana yang digunakan dalam proyek
penelitian ini. Upaya ini untuk memastikan penyediaan apa yang diperlukan untuk
adaptasi individu dengan gejala awal dari gangguan mental, atau adaptasi individu
yang diduga menampilkan gejala awal gangguan jiwa pada beberapa waktu
mendatang. Singkatnya, tesis ini berpendapat bahwa orientasi ideologis memiliki
nilai heuristik untuk penafsiran definisi, konsep pencegahan primer. Orientasi
ideologis yang diusulkan untuk pencegahan primer yang digunakan sebagai kriteria
15
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
analisis isi penelitian pencegahan primer yang dikembangkan di bagian tabel
diadaptasi dari Primary Prevention Practice oleh M.Bloom (1996, dalam Duffy
dan Wong, 2000 ) yang berikut dibawah ini :
Tabel 2.1
Tabel Pelaksanaan Penerapan Pencegahan Preventif dalam
Psikologi Komunitas Adaptasi M.Bloom
Metode Hal yang diubah Contoh
a. Meningkatkan kekuatan
Individu Kognisi Mengubah persepsi mengenai kegagalan yang
dialaminya ke pemahaman bahwa sesungguhnya
terdapat kemungkinan peluang yang lebih baik
dari yang sebelumnya.
Emosi Merubah perasaan pesimis individu kedalam
perasaan optimis
Perilaku dan
keterampilan
Mempelajari untuk berfikir dan mencari beberapa
solusi alternatif untuk suatu permasalahan
daripada hanya satu solusi
Kesehatan dan aspek
biologis lainnya
Mempelajari keuntungan dari ilmu gizi yang baik
Aspek secara
keseluruhan
(holistik)
Meningkatkan persepsi diri menyangkut
ketegasan atau kemampuan diri
b. Mengurangi keterbatasan
Individu Kognisi Membantu ibu (atau keluarga) menata ulang
pemahamannya dari anaknya seperti
ketidakmampuan mengantisipasi permasalahan
perilaku dari anaknya saat menjalani masa
perkembangan
Emosi Belajar teknik mengurangi stres dengan mengatasi
masalah atau menangani emosi yang umumnya
negatif yang ditimbulkannya, konsepnya relavan
dengan perbedaan individual dalam merespons
situasi penuh stres
Perilaku dan
keterampilan
Menyarankan untuk menggunakan media untuk
mengingatkan sesuatu seperti alarm atau reminder
di telefon genggam untuk melakukan sesuatu
Kesehatan dan aspek
biologis lainnya
Mengurangi resiko meniru perilaku negatif orang
lain dalam mengatasi permasalahan
Aspek secara
keseluruhan
Menyediakan pelatihan kerja yang dapat
meningkatkan kemampuan individu setelah
menjalani rehabilitasi agar permsalahan
16
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
psikologis, keluarga, dan finansial dapat
terhindarkan
c. Meningkatkan dukungan
sosial Aspek interpersonal Menggunakan teman sebaya untuk menolong
keberadaan individu yang merasa terpinggirkan
Kelompok utama Memberikan harapan untuk bertemu dan
memberikan dukungan emosional pada orang lain
Kelompok
pendukung
Menyediakan informasi mengenai prosedur
penanggulangan penyalahgunaan opioid dan
resiko-resiko dari pemakaian kepada orang tua
dari subjek
Situasi/keadaan
budaya
Membangun hubungan antara organisasi
kemasyarakatan yang terkait agar dapat
menyediakan dan mengkoordinasikan pelanan
bagi individu
d. Mengurangi tekanan
lingkungan
Aspek interpersonal Mengajarkan individu untuk aktif dalam
mendengarkan agar dapat membantu temannya
yang sedang dalam tekanan/stress
Kelompok utama Menggunakan diskusi kelompok kecil untuk
menolong individu lain yang baru menjalani
rehabilitasi opoid
Kelompok
pendukung
Membuat pelayanan informasi hot-line yang dapat
disediakan dalam lingkungan
Situasi/keadaan
budaya
Menyiarkan dalam media televisi beberapa teknik
untuk menolong individu dalam menanggulangi
stress yang dialaminya
e. Meningkatkan sumber
daya lingkungan fisik Manusia dan
lingkungan alami
Merancang sebuah program yang mendorong
keluarga-keluarga yang memiliki permasalahan
dengan pemakaian opioid dengan saling
membantu memfasilitasi keluarga yang kurang
mampu
Manusia dan
lingkungan
dibangun/didirikan
Mempromosikan pengematan energi dan materi
f. Mengurangi tekanan dari
lingkungan fisik Manusia dan
lingkungan alami
Dapat mengajak pengguna yang lain yang
dikenalinya untuk berhenti menggunakan opioid
Manusia dan
lingkungan
dibangun/didirikan
Menggunakan tayangan video untuk mengajarkan
menghadapi dan menolak tawaran dari
lingkungan
Sumber : Diadaptasi dari Primary Prevention Practice oleh M.Bloom, 1996, Thousand Oaks, CA: Sage Publication
17
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
3. Dimensi Perspektif Pencegahan Primer
Kebenaran dari pepatah bahwa “lebih baik mencegah dari pada mengobati”
terutama adalah bukti dalam menghargai kesehatan pada setiap individu. Seiring
dengan kemampuan tubuh untuk menjaga tubuh dari efek penyakit, kecelakaan,
dan stressor lainnya. Mengambil tindakan pencegahan melawan keselakaan,
berlatih dan makan secukupnya dan melakukan check-up medis secara teratur
menjadi penting. Caplan adalah penulis paling sering dikaitkan dengan sudut
pandang ini, review dari ide-idenya tentang dimensi perspektif dan pemahaman
dari suatu pencegahan yang ideal dan sesuai. Menurut Caplan (1964) terdapat
beberapa dimensi perspektif dalam melakukan suatu penerapan pencegahan primer,
yaitu :
a. Karakteristik individu mempengaruhi individu terhadap terjadinya gangguan
mental.
Dalam pandangan ini individu dipandang memiliki beberapa kelemahan psiko-
sosial yang menghambat kemampuannya untuk berfungsi dalam tatanan sosial
yang ada. Kelemahan tersebut ini cenderung mengarah pada penyakit mental
ketika orang yang terkena tekanan tinggi atau situasi stres. Dengan demikian
penyakit mental yang mungkin mengakibatkan karena orang tidak bisa
mengatasi situasi stres. Caplan (1964) berpendapat bahwa individu tertanam
dalam struktur masyarakat. Baik individu dan sistem sosial berada dalam
keseimbangan. Keseimbangan individu dikatakan terganggu ketika kelemahan
psikososial tertentu menggabungkan dengan situasi stres atau krisis. Jika
individu tidak dapat mencapai keseimbangan kembali maka penyakit mental
mungkin terjadi. Dalam kerangka ini, penyakit mental terutama akibat masalah
dengan mekanisme mempertahankan keseimbangan individu. Menurut Caplan
18
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
(1964, hal.39), "faktor penting yang mempengaruhi terjadinya krisis adalah
ketidakseimbangan antara kesulitan dan masalah pentingnya dan sumber daya
segera tersedia untuk menghadapinya. Dengan demikian, meskipun peran faktor
sosial seperti psiko-sosial kerugian atau situasi stres diakui, prioritas relatif
ditempatkan pada faktor-faktor kepribadian yang saling menyebabkan.
b. Individu akan sehat secara mental ketika adanya keseimbangan yang sesuai.
Sudut pandang ini mengasumsikan masalah psiko-sosial merupakan
permasalahan yang sulit untuk dielakkan, oleh karena itu orang yang sehat
ketika mereka mengatasi dengan mereka dengan cara yang diharapkan atau
sosial disetujui. Sehat merupakan adanya kesesuaian dengan peran masing-
masing individu dalam lingkungan sosial dan sejalan dengan nilai-nilai budaya
mereka" (Caplan, 1964). Rappaport (1977) memandang dimensi ini merupakan
salah satu tipe ideal dalam membentuk kesehatan mental, salah satu hal penting
yang digunakan untuk membentuk kesehatan mental adalah adanya ketersediaan
seperangkat perilaku dan sumber daya bagi individu agar memiliki alternatif
yang diperlukan untuk mengatasi permasalah hidupnya.
c. Penyakit mental dapat diperbaiki jika individu dibantu untuk menyesuaikan
perilaku dan sikap mereka.
Solusi potensial untuk penyakit mental adalah dengan meningkatkan rasa
toleransi setiap individu lain untuk permasalahan psiko-sosial atau tekanan yang
dihasilkan dari permasalahan individu yang mengalaminya. Peran profesional
kesehatan mental adalah untuk memfasilitasi proses ini. Tercatat bahwa salah
satu hal yang berfungsi pada perubahan karakteristik seseorang adalah dengan
melakukan perubahan gaya hidupnya, nilai-nilai, praktek pola asuhnya atau efek
dari praktik membesarkan anak dari orang tuanya. Fokus dari tindakan bersifat
19
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
memperbaiki adalah adaptasi dan penyesuaian individu pada tatanan sosial yang
ada.
4. Perspektif Konflik Pencegahan Primer
Dalam menerapkan praktik kesehatan mental khususnya dalam melakukan
pencegahan primer akan menemukan berbagai jenis hambatan dalam
menerapkannya. Catherine Comeau (1979) mengatakan terdapat beberapa
pandangan yang mempertentangkan penerapan pencegahan primer dalam psikologi
komunitas, yaitu :
a. Sistem sosial memiliki karakteristik struktural yang mempengaruhi orang untuk
menjadi sakit mental.
Dalam pandangan sistem sosial ini, khususnya lembaga-lembaga, memiliki
karakteristik struktural yang menghambat kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan individu. Penindasan kebutuhan ini cenderung mengarah pada
penyakit mental. Bower (1972) percaya bahwa ada kekuatan sosial di
masyarakat yang menghambat perkembangan individu secara penuh. Banyak
dari tekanan berasal dari masyarakat yang melalui struktur kelembagaan dalam
memberikan nilai-nilai, tujuan, sarana, dan aturan yang keberadaannya akan
menjelma pada terbentuknya perasaan puas atau penderitaan. Jika lembaga
menghambat pembangunan manusia maka penyakit mental yang mungkin
terjadi sebagai hasil dari hambatan tersebut.
b. Individu akan sehat secara mental ketika mampu membangun dan
mengembangkan kebutuhan yang dapat diaktualisasikan.
Sudut pandang ini mengasumsikan kesehatan mental berkaitan dengan
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan individu. Sebaliknya, penyakit
20
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
mental berkaitan dengan penekanan kebutuhan ini. Dengan demikian, Bower
(1972) memandang kesehatan sebagai perkembangan penuh dari manusia
sebagai organisme, rasional kreatif, dan mampu mengaktualisasikan diri.
Mengikuti keyakinan Sigmund Freud, Bower (1972) menetapkan bahwa
karakteristik manusia yang berkembangan penuh dapat diketemukan dengan
kemampuan untuk mencintai dan bekerja secara produktif.
c. Penyakit mental dapat diperbaiki jika struktur sistem sosial atau lembaga
berubah.
Menurut perspektif konflik, penyakit mental dapat diperbaiki jika sistem sosial
atau lembaga yang berubah sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan
kebutuhan pengembangan individu difasilitasi. Taktik yang berasal dari sudut
pandang ini mempertimbangkan baik partisipasi dari individu atau kelompok-
kelompok kecil dalam membuat keputusan dan struktur sosial sebagai fokus
perubahan. Rappaport (1977) membahas bahwa tujuannya adalah untuk
membangun organisasi berdasarkan asumsi kelembagaan yang berbeda dari
yang saat ini dominan dalam masyarakat.
5. Paradigma Penerapan Analisis Bloom dengan Pendekatan Psikologi
Komunitas Sebagai Pencegahan Primer Intensi Relapse Opioid.
Pada dasarnya psikologi komunitas orientasi kerjanya hampir sama dengan
psikologi klinis dan kesehatan mental masyarakat dengan tujuan untuk mengenalkan
kesejahteraan manusia. Tetapi psikologi komunitas tidak hanya puas dengan
kencenderungan klinis yang hanya menempatkan permasalahan kesehatan mental
yang berfokus di dalam diri individu. Psikologi komunitas lebih melihat ancaman
terhadap kesehatan mental dari lingkungan sosial atau konflik/ ketidakcocokan
21
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....
Jimmy Patar Simanjuntak
antara individu dengan lingkungannya. Penekanan secara spesifik lebih kepada
dukungan sosial bukan kepada perubahan individu. Psikologi komunitas lebih
memusatkan perhatian pada kesehatan bukan kepada penyakit, dan kepada
peningkaan kemampuan individu dan komunitasnya. Hal inilah yang mungkin
merupakan simbol dari psikologi komunitas dan yang membedakannya dengan
psikologi klinis dan kesehatan mental yang lebih berfokus kepada perubahan
individu.
Dengan adanya prediktor inilah yang menjadikan psikologi komunitas berbeda
dengan kesehatan masyarakat, dalam memandang kesehatan mental, institusi sosial,
dan mutu hidup secara umum. Psikologi komunitas harus memiliki orientasi riset
yang kuat, karena sangat tergantung kepada suatu dugaan yang mengarah kepada
permasalahan-permasalahan sosial yang akan muncul dengan kondisi yang ada. Psikologi
komunitas seperti halnya juga psikologi sosial di dalam pengambilan suatu sistem
atau kelompok melalui pendekatan kepada tingkah laku manusia, akan tetapi lebih
terkait kepada suatu pengetahuan psikologis untuk memecahkan permasalahan sosial
sedangkan psikologi sosial lebih berorientasi kepada fenomena-fenomena interaksi
individu dengan sosialnya. Psikologi komunitas juga banyak mengunakan orientasi-
orientasi psikologi industri dan organisasi tetapi diterapkan kepada organisasi
masyarakat, bagaimana individu mengikuti sistem sosial yang ada dan
mendukung jaringan sosial tersebut.
Top Related