Download - Prposal Pengembangan Laboratorium Kultur Jaringan

Transcript
  • PROPOSAL PENGEMBANGAN LABORATORIUM KULTUR JARINGAN

    Oleh Ir. Hapsiati

    Esha Flora Plant Tissue Culture

  • PENGEMBANGAN LABORATORIUM KULTUR JARINGAN

    Oleh

    Ir. Hapsiati

    Direktur Esha Flora Plant Tissue Culture

    I.PENDAHULUAN

    a) latar belakang

    Indonesia dikenal dengan istilah Negara Mega Biodiversity artinya adalah negara yang

    memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat besar. Sedemikian besarnya

    keanekaragaman flora dan fauna kita, terlihat dari masih adanya spesies-spesies baru yang

    ditemukan di hutan alam dan di dalam laut Indonesia yang tercinta ini.

    Untuk keanekaragaman flora bisa disebutkan berbagai macam flora yang mempunyai

    nilai manfaat buat manusia, yaitu Tanaman Hias, Tumbuhan Obat, Pohon kayu kualitas unggul,

    Tanaman pangan, Tanaman pewarna, Tanaman racun, Tanaman industri dsb.

    Tapi sayangnya semua kekayaan tersebut, semua emas hijau yang berlimpah tersebut

    (tumbuhan sering diistilahkan dengan emas hijau.) belum mampu mensejahterakan rakyat

    Indonesia. Kita bisa diibaratkan tikus mati dilumbung padi. Sedemikian besar kekayaan emas

    hijau kita, akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia yang kelaparan.

    Indonesia masih sibuk dengan berbagai permasalahan yang menggunung, sementara

    rakyat sibuk mencari sesuap nasi agar tidak mati kelaparan. Sementara itu pencurian

    keanekaragaman flora dan fauna terus berlangsung. Dengan diiming-imingi sedikit uang maka

    emas hijau kita mengalir keluar negeri. Mereka (Negara maju) dengan segala teknologinya

    mampu mengolah bahan baku emas kita menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat, sesuatu yang

    sangat mahal. Dan hasil penemuan tersebut dipatenkan untuk kemudian dipasarkan kembali di

    Indonesia dengan harga yang sangat mahal. Padahal bahan baku tersebut berasal dari Indonesia.

    Bagaimana kita dapat memanfaatkan keanekaragaman flora yang sangat besar tersebut

    dengan kondisi Indonesia maka dibutuhkan suatu teknologi sederhana, suatu teknologi tepat

    guna yang dapat meningkatkan kemampuan di dalam budidaya, suatu teknologi yang mampu

    menghasilkan tanaman yang berkualitas dalam jumlah besar dalam waktu yang relative singkat.

    Kita perlu teknologi yang mampu membuat varitas-varitas baru yang lebih unggul, lebih bernilai

    dan lebih berkualitas. Kita perlu teknologi yang tepat guna dengan biaya relative murah dan

    dapat dikerjakan oleh rakyat Indonesia. Jawabannya adalah ... TEKNOLOGI KULTUR

    JARINGAN SKALA RUMAH TANGGA

  • Sebagai suatu lembaga pemerintahan wajib kiranya pemda mengembangkan

    teknologi kultur jaringan yang bisa membantu rakyat, petani, mahasiswa. Bidang pengembangan

    kultur jaringan ini dengan modifikasi-modifikasi yang disederhanakan harus mampu menjadi

    contoh yang real bisa ditiru masyarakat. Dengan skala rumah tangga Masyarakat perlu mengenal

    teknonolgi ini, bahkan untuk terapan dilapangan kultur jaringan di Indonesia ketinggalan 30

    tahun dengan Thailand. Di Indonesia kita masih sangat tidak familier dengan metode-metode

    yang ada, apalagi sampai pada bentuk-bentuk terapan untuk masing-masing tanaman.

    Dinas-dinas Pemerintahan dengan dana yang ada akan sangat memadai untuk membuat

    laboratorium sederhana akan tetapi tetap mampu memproduksi bibit yang berkualitas, mari kita

    buktikan bahwa dengan peralatan yang seadanya kita mampu memproduksi bibit unggul.

    b) Tujuan

    1)Menjadikan unit laboratorium kultur jaringan sebagai pusat percontohan pengembangan

    teknologi yang dapat diterapkan oleh masyarakat & petani

    2) Menjadi pusat penelitian dan pusat informasi hasil-hasil penelitian pembibitan tanaman

    dengan metode kultur jaringan

    3) Menjadi tempat pelatihan kultur jaringan dan tempat penelitian &magang mahasiswa/

    karyawan

    4) Menjadi lembaga yang menghasilkan bibit tanaman unggul yang bisa dibagikan

    kemasyarakat, terutama petani

    5) menjadikan laboratorium kultur jaringan inti dengan memberikan kultur jadi, dimana lab

    dibawahnya menjadi lab yang tinggal melaksanakan teknik subkultur sehingga proses

    pembibitan lebih cepat.

  • 2. Pembuatan lab kultur jaringan skala rumah tangga

    Kegiatan kultur jaringan memerlukan laboratorium kultur jaringan. Laboratorium kultur

    jaringan dapat diadakan dengan biaya yang relatif lebih murah dengan melakukan efisiensi-

    efisien yang diperlukan.

    Laboratorium kultur jaringan memerlukan ruangan untuk melakukan kegiatan-kegiatan

    pelaksanaan kultur jaringan yaitu ruang untuk mencuci peralatan-peralatan kotor, tempat untuk

    menyimpan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan, tempat untuk membuat media, tempat

    untuk sterilisai alat dan bahan, tempat untuk pengukuran dan penimbangan bahan-bahan media,

    tempat untuk menyimpan botol kultur yang telah disterilisasi, tempat inkubasi untuk menyimpan

    botol kultur yang telah ditanam atau telah berisi eksplan, tempat untuk sterilisasi bahan eskplan,

    tempat untuk menanam eksplan ke dalam botol kultur.

    Dari sekian banyak kegiatan dalam kultur jaringan tersebut dapat dilakukan efisiensi dan

    penggabungan ruangan yang diperlukan seperti : Ruang dapur berupa ruang untuk kegiatan

    mencuci alat-alat yang kotor dan menyiapkan eksplan dari lapangan, Ruang persiapan

    merupakan ruang untuk menyimpan alat dan bahan, alat untuk mengukur dan menimbang dan

    tempat untuk membuat media, Ruang inkubasi untuk tempat sementara media kultur yang telah

    disterilisasi tetapi belum ditanamkan eksplan maupun botol kultur yang telah berisi ekplan.

    Ruang inokulasi/inisiasi adalah ruang yang berisi laminar air flow cabinet atau enkas untuk

    menanam eksplan tanaman. Bahkan pada kondisi yang sangat sederhana maka ruang inkubasi

    dan ruang inokulasi dapat digabung sehingga di dalam ruang inkubasi terdapat laminar air flow

    cabinet atau enkas untuk menanam eksplan.

    1. Ruangan Laboratorium:

    a. Ruang dapur

    Ruang dapur berperan didalam membersihkan peralatan laboratorium yang kotor

    setelah dipakai seperti botol-botol, peralatan gelas dan lain-lain, disamping itu di dapur ini

    kita melakukan sterilisasi alat dan bahan media dengan menggunakan autoclave.

  • b. Ruang persiapan

    Ruang persiapan berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan gelas dan alat-alat

    laboratorium lainnya, tempat penyimpanan bahan-bahan kimia dan bahan lainnya seperti

    alkohol, aquades, spirtus dll. Kulkas untuk menyimpan larutan stok dan hormon

    diletakkan diruang persiapan ini.

    Diruang inilah kegiatan penimbangan, pengukuran, persiapan pembuatan ramuan

    komposisi unsur hara dan hormon, pembuatan larutan stok, pembuatan media dan

    pembuatan media organik, pengukuran pH. Untuk itu perlu disediakan meja yang cukup

    lebar agar kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan baik.

    c. Ruang inkubasi

    Ruang inkubasi sebaiknya steril atau minimal bersih dari debu-debu dan diusahakan

    tidak ada debu yang keluar masuk. Bila tempat tidak memadai maka yang terpenting

    adalah harus membuat ruang di dalam laminar air flow atau ruang di dalam enkas harus

    steril. Berarti bahwa walaupun ruangan kamar tidak steril asalkan ruang dalam laminar

    atau enkas steril hal ini sudah cukup.

    Untuk ruang inkubasi yang terpenting adalah kemampuan menyediakan kondisi

    lingkungan yang sesuai untuk inkubasi kultur yaitu suhu kamar 28 oC akan lebih baik bila

    suhu 25 o

    C. Sinar yang diperlukan kira-kira sama dengan sinar yang diperlukan untuk

    persemaian yaitu 40 %. Bila anda mampu mengadakan rak-rak dengan lampu neon 40

    watt sebanyak 2 buah dengan ketinggian 40 cm dari kultur, maka akan lebih baik.

    d. Ruang inokulasi.

    Ruang inokulasi adalah ruang yang berisi laminar air flow cabinet atau enkas tempat

    melakukan sterilisasi eksplan dan menanam eksplan ke dalam botol. Ruang ini harus steril

    demikian pula dengan ruang di dalam laminar atau di dalam enkas. Apabila di rumah

    tidak mampu mengadakan ruang khusus yang steril maka laminar atau enkas diletakkan

    diruang yang agak tertutup misalnya di gudang, atau diruang belajar atau bahkan di kamar

    yang penting tidak terlalu terbuka sehingga angin tidak terlalu besar melalui ruang

    tersebut.

    Laminar atau enkas diletakkan dengan mukanya membelakangi pintu, jangan

    menghadap pintu atau jendela. Sehingga angin tidak langsung masuk ke arah laminar atau

    enkas. Sebenarnya yang terpenting adalah bahwa ruang di dalam laminar atau enkaslah

    yang harus benar-benar steril.

  • 2. Peralatan:

    a. Autoclave.

    Peralatan yang paling penting di dalam kegiatan kultur jaringan adalah autoclave.

    Alat ini sulit digantikan dengan peralatan yang lain.

    Autoclave adalah alat sterilisasi dengan tekanan (17,5 psi) dan suhu yang tinggi (121

    oC). Autoclave merupakan sterilisasi basah karena menggunakan uap air panas bertekanan

    tinggi sehingga mengurangi dampak kerusakan media dibandingkan dengan sterilisasi

    kering (menggunakan oven).

    b. Oven.

    Digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara botol yang telah disterilisasi dan

    akan digunakan untuk diisi dengan media kultur, atau tempat menyimpan petridish, alat-

    alat diseksi, serbet/lap yang telah disterilisasi. Keberadaan oven ini tidak terlalu penting

    di dalam kegiatan kultur jaringan sehingga dapat ditiadakan bila Anda tidak memiliki

    cukup dana.

    c. Hot plate dan magnetic stirer.

    Adalah alat untuk memasak dan mengaduk, berupa lempengan besi yang dapat

    dipanaskan dan terdapat motor magnetik yang berputar yang dapat memutar lempengan

    besi pendek yang dimasukkan kedalam larutan media yang sedang dibuat sehingga larutan

    media dapat teraduk rata dengan menggunakan lempengan besi pendek yang berputar

    tersebut.

    Alat ini berperanan didalam pembuatan dan pencampuran bahan media kultur. Hal

    terpenting dari alat ini adalah alat untuk memasak dan mengaduk sehingga alat ini dapat

    digantikan dengan kompor biasa dan larutan media diaduk secara manual saja.

  • d. pH meter.

    Adalah alat untuk mengukur keasaman media. pH media dibuat agar berada pada

    kisaran 6,5 7,0. Bila media terlalu asam maka untuk dapat menetralkan dapat diteteskan

    NaOH bila terlalu basa dapat dinetralkan dengan HCl. Bila kita tidak memiliki cukup dana

    untuk membeli pH meter maka dapat digantikan fungsinya dengan kertas indikator pH

    (yaitu kertas yang dapat menunjukkan kondisi pH media melalui warna kertas yang

    dicelupkan ke dalam media dan dicocokkan dengan kontrol warna yang tertera pada

    kemasan kertas tersebut).

    e. Laminar air flow cabinet.

    Adalah alat tempat menanam eksplan. Dalam alat ini terdapat blower yang bertiup dari

    arah dalam keluar dan telah melalui saringan steril sehingga angin yang bertiup steril.

    Pada laminar ini juga dilengkapi dengan lampu UV sebagai alat untuk sterilisasi

    permukaan bagian dalam laminar.

    Laminar air flow bermacam-macam ada yang besar (untuk 2 orang) dan ada yang kecil

    (untuk satu orang). Dan harganya cukup mahal saat ini buatan lokal untuk satu orang

    harganya sekitar 7 juta. Oleh sebab itulah maka kita dapat menggantikan fungsi laminar

    ini dengan menggunakan enkas.

    f. Enkas

    Enkas adalah kotak tertutup yang dapat dibuat dengan menggunakan kaca atau

    melamik (triplek dengan permukaan licin putih). Kotak tersebut tertutup rapat dengan

    lobang sebanyak dua buah untuk tempat memasukkan tangan. Dan bagian atas atau

  • bagian samping dibuat pintu yang dapat dibuka tutup untuk memasukkan peralatan, botol

    dan eksplan. Enkas dapat dipasang lampu UV atau bila tidak Anda cukup mensterilisasi

    permukaan bagian dalam dengan menyemprotkan alkohol 70 %. Hal terpenting bahwa

    enkas diusahakan tertutup sedapat mungkin sehingga tidak ada debu yang dapat masuk ke

    dalam enkas tersebut.

    g. Rak kultur dan lampu neon.

    Rak kultur dan lampu neon adalah tempat untuk meletakkan botol kultur yang telah

    ditanam eksplan. Rak kultur dapat terbuat dari almunium atau besi atau bahkan dari kayu.

    Lampu yang digunakan adalah lampu 40 watt sebanyak dua buah dengan ketinggian 40

    cm.

    Hal terpenting adalah menyediakan kondisi dengan suhu 25 28 oC dengan

    penyinaran 30 % sinar matahari. Untuk dapat mengkondisikan lingkungan tersebut dapat

    dibuat ruang dengan naungan plastik dan diberi paranet 70%, dengan ventilasi yang

    terbuka lebar sehingga angin dapat keluar masuk dengan leluasa. Dapat diberi smoker uap

    air yang disemprotkan untuk menurunkan suhu dan blower untuk meniupkan udara panas

    dengan udara dingin dari luar. Dengan demikian Anda tidak memerlukan AC dan lampu

    penerangan.

    h. Botol kultur.

    Botol kultur adalah botol yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi pada waktu

    sterilisasi. .

    Syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih botol bekas untuk kultur jaringan

    adalah diusahakan mulut botol kecil, tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, bening.

    Ukuran botol dapat disesuaikan dengan kebutuhan kultur jaringan.

    i. Shaker.

    Adalah alat pengocok botol kultur berupa meja yang dapat bergoyang, fungsi dari

    alat ini adalah untuk mengocok ekplan yang ditanam pada media kultur cair. Dengan

  • komposisi media yang cocok dan pengocokan yang tepat maka akan dihasilkan butiran

    kalus (adalah sekumpulan sel-sel yang tidak terorganisir) yang akan dapat digunakan

    untuk bahan perbanyakan kultur jaringan. Alat ini tidak menjadi prioritas karena tanpa alat

    pengocok ini kita masih dapat melakukan perbanyakan dengan cepat dimedia kultur padat

    dengan cara stek mikro pucuk, stek batang, split kalus, split plantlet.

    j. Petridish.

    Adalah cawan gelas lebar berpenutup yang digunakan sebagai tempat untuk memotong-

    motong eksplan untuk ditanam di dalam botol kultur.

    k. Alat diseksi.

    Alat diseksi adalah peralatan untuk menanam eksplan ke dalam botol kultur. Untuk

    kegiatan menanam tersebut maka diperlukan pinset (panjang, kecil, dan ujung bengkok),

    pisau (besar, atau mata pisau kecil), gunting kecil tajam (lurus, ujung bengkok), sendok

    aluminium (cekung, datar).

    3.

  • l. Timbangan.

  • Timbangan diperlukan untuk mengukur bahan kimia yang diperlukan didalam

    pembuatan media kultur. Timbangan yang baik adalah timbangan dengan 3 digit

    dibelakang koma akan tetapi bila tidak maka kita dapat menggunakan timbangan emas.

    3. Bahan bahan Kultur

    Bahan-bahan yang digunakan di dalam kultur jaringan adalah:

    a. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan media kultur

    Contohnya seperti unsur hara, baik makro maupun mikro, hormon, vitamin, senyawa

    organik kompleks seperi air kelapa, pisang ambon, kemudian gula, agar dll.

    b. Bahan-bahan untuk sterilisasi

    Contohnya seperti alkohol 70 %, HgCl2, Clorox dan formalin

    c. Air aquades

    Air aquades diperlukan sebagai cairan untuk melarutkan mediakultur. Akan tetapi

    aquades ini tidak mutlak karena dapat digantikan dengan air biasa yang telah diendapkan.

    Dan air yang telah diendapkan ini kemudian dipakai untuk membuat media kultur dengan

    cara dimasak dan diaduk di atas hot plate stires atau dengan menggunakan kompor biasa

    d. Air steril

    Air steril adalah air biasa yang telah diendapkan atau air aqudes yang dimasukkan ke

    dalam botol kultur dan diautoclave selama 30 menit. Air steril ini digunakan untuk

    membilas eksplan pada waktu proses sterilisasi eksplan di dalam laminar / enkas.

    Dimaksudkan agar tidak ada sisa-sisa bahan sterilan yang masih menempel pada eksplan

    karena dapat menghambat pertumbuhan eksplan.

    e. Aluminium foil.

    Aluminium foil digunakan untuk menutup botol kultur, alternatif lain yang lebih

    murah adalah dengan menggunakan plastik yang tahan panas dan diikat dengan karet

    kualitas satu. Penggantian aluminium dengan plastik tidak memberikan pengaruh pada

    pertumbuhan kultur bahkan pengaruh positif karena botol kultur bagian atas menjadi lebih

    tembus pandang sehingga sinar dapat masuk ke dalam botol kultur.

  • 3. Kegiatan pelaksanaan lab kultur jaringan

    Dilaksanakan oleh 2 orang, untuk kegiatan 3 bulan pertama dibantu konsultan sampai bisa

    mandiri melakukan kegiatan lab. Kegiatan utama adalah pembibitan tanaman yang menjadi

    prioritas dan juga pengadaan pelatihan . Untuk pelatihan akan melibatkan tenaga pengajar

    dari luar dan pegawai dinas. Untuk pemibitan tanaman agar bisa berlangsung cepat dengan

    cara membeli kultur sudah jadi dan tinggal disub kultur.