Prposal Tugas Akhir Modifikasi Alat Pres Hidrolik Kapasitas 5 Ton Dengan Penggerak Motor Listrik
Prposal TA
-
Upload
dimas-mulyajaya -
Category
Documents
-
view
238 -
download
2
description
Transcript of Prposal TA
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA
1. Judul :
PENGARUH PENAMBAHAN CAKING COAL PADA KEKUATAN
FORMED COKE
2. Pengusul
a. Nama : Anita Harumsarib. Jenis Kelamin : Perempuanc. NIM : 03111402047d. Semester : VIII (Delapan)e. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambanganf. Institusi : Universitas Sriwijaya
3. Lokasi Penelitian :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
(tekMIRA)
Palembang, Januari 2015Pengusul,
Anita HarumsariNIM. 03111402047
Pembimbing Proposal,
Dr. Ir. H. Syamsul KomarNIP.195212101983031003
Menyetujui : Ketua Jurusan Teknik Pertambangan,
H j. R r . Harminuke Eko Handayani,S . T.,M . T . NIP.196902091997032001
A. JUDUL
PENGARUH PENAMBAHAN CAKING COAL PADA KEKUATAN
FORMED COKE
B. LOKASI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
(tekMIRA)
C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan
D. PENDAHULUAN
Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi, pencarian terhadap
suatu sistem energi yang ramah lingkungan dan efisien mengharuskan kita
untuk melihat sumber energi lain selain minyak dan gas bumi. Penggunaan
batubara sebagai sumber energi utama juga semakin hari semakin meningkat
di beberapa negara terutama sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik,
industri semen, dan industri-industri lainnya. Sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah tentang penganekaragaman atau diversifikasi energi, batubara
merupakan alternatif energi pengganti minyak bumi dan gas untuk masa kini
maupun masa-masa mendatang (Kementrian ESDM, 2011).
Indonesia memiliki cadangan batubara yang besar melebihi
cadangan minyak bumi. Kegiatan penambangan batubara di Indonesia juga
semakin meningkat dari tahun ke tahun dimana batubara diharapkan sebagai
sumber alternatif selain untuk ekspor juga untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi energi dalam negeri. Oleh karena itu perlu digalakkan program
pemasyarakatan dan pembudayaan batubara. Salah satu caranya adalah
dengan penanganan lebih lanjut proses pengembangan pembuatan kokas,
karena merupakan komoditi penting yang banyak dibutuhkan pada industri
berskala kecil sampai skala besar. Industri yang membutuhkan kokas antara
lain industri pengecoran logam, industri gula, industri elektrode dan industri
logam lainnya.
Kokas adalah residu padat yang tertinggal bila batubara mengkokas
yang melalui proses karbonisasi dipanaskan tanpa udara sampai sebagian
vollatile matter yang ada hilang (Supriatna Mujahidin dkk, 2012). Kokas
batubara berwarna abu-abu, keras, dan berongga. Kokas sebenarnya dapat
terbentuk secara alami, namun bentuk yang umum digunakan adalah buatan
manusia. Mengingat kokas merupakan komoditi yang cukup penting,
terutama pada industri logam dan baja, maka usaha pengembangan dan
pemenuhan kebutuhan kokas dari dalam negeri menjadi sangat perlu. Kokas
selain digunakan untuk meningkatkan kandungan karbon dalam besi, juga
berfungsi sebagai bahan bakar, bahan pereduksi maupun penyangga beban.
Jadi jelas bahwa batubara bisa diharapkan sebagai sumber energi alternatif
untuk mengurangi ketergantungan pada impor, yang tentunya dapat
menghemat devisa (Supriatna Mujahidin dkk, 2012).
E. PERUMUSAN MASALAH
Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian yang dilakukan adalah:
1. Bagaimana proses terbentuknya formed coke ?
2. Bagaimana pengaruh penambahan caking coal pada kekuatan formed
coke?
3. Berapa banyak penambahan caking coal yang dibutuhkan agar kekuatan
formed coke menjadi lebih optimum?
F. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah :
1. Mengetahui proses terbentuknya formed coke
2. Menganalisis pengaruh penambahan caking coal pada kekuatan formed
coke
3. Mengetahui berapa banyak penambahan caking coal yang dibutuhkan agar
kekuatan formed coke menjadi lebih optimum
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1. Teknologi Pembuatan Kokas
Menurut (Setiabudi, Dedet Hermawan, 2010) berdasarkan proses
pembuatannya, kokas dibedakan atas dua jenis yaitu :
a. Lump coke apabila diperoleh secara langsung dari proses
karbonisasi.
b. Formed coke apabila dalam pembuatannya disertai dengan
pembriketan
Batubara yang bersifat coking coal dapat dibuat menjadi lump
coke sedangkan untuk batubara yang bersifat non coking diperlukan
proses pembriketan untuk mencapai persyaratan kokas yang diinginkan
(Supriatna Mujahidin dkk, 2012).
G.1.1. Proses Pembentukan Kokas
Menurut (Speight, J.G. 1994) tahapan pembentukan kokas
adalah sebagai berikut :
a. Kenaikan suhu 200 - 3700C, akan menyebabkan batubara
kehilangan molekul - molekul ringan khususnya pada ikatan
alifatik yang disebakan oleh putusnya ikatan tersebut pada
struktur molekul batubara.
b. Pada tahapan dekomposisi aktif, yaitu pada suhu 350 - 5500C,
diperkirakan hampir 75% zat terbang yang terkandung di
batubara termasuk termasuk tar dan hidrokarbon ringan akan
keluar dari batubara.
c. Pada suhu 350 - 5000C, batubara yang memiliki sifat coking
akan mulai melunak, mengembang dan kemudian menyatu
membentuk padatan. Sebagai akibat adanya dekomposisi
aktif, pada suhu 5000C, hampir seluruh residu batubara
mengandung karbon aromatik.
d. Semikokas akan memiliki sifat viskoelastis sampai suhu
7000C dan selanjutnya akan membentuk kokas yang kuat
sampai kenaikan suhu 10000C.
Sumber : Speight, J.G. 1994
GAMBAR G.1.1.1
PROSES PEMBENTUKAN KOKAS
A. Proses Pembuatan Kokas Dengan Pembriketan
Pengkokasan pada dasarnya adalah proses
karbonisasi batubara, yaitu proses destruktif batubara
melalui pemanasan yang menghasilkan kokas dengan
kandungan zat terbang yang sedikit (Schobert, 2005).
Dalam skala molekul, urutan perubahan dari batubara
menjadi kokas tidak diketahui dengan pasti sebab struktur
molekul batubara begitu kompleks dan heterogen. Jika
sejumlah batubara bituminous dipanaskan, batubara tersebut
akan melunak (Subroto, Dwi Aries Himawanto, Sartono,
2007).
Saat memuai, gas-gas menerobos melalui massa
plastik batubara dan meninggalkan rongga-rongga. Selama
tahap pemlastisan ini ikatan karbon alifatik atau ikatan
karbon-oksigen antara sistem cincin aromatik, menjadi
putus. Produk yang memiliki berat molekul rendah terlepas
sebagai gas-gas seperti metana atau membentuk campuran
senyawa kompleks yang kemudian terkondensasi sebagai
tar. Sistem cincin aromatik yang besar dan memiliki berat
molekul besar, yang tertinggal, menyatu kembali dan
memadat membentuk kokas. Kondisi proses karbonisasi
batubara temperatur > 900oC, waktu tinggal 4 jam,
penggerusan output -8 mesh, pencampuran komposisi :
kokas 85%, aspal 15% dari kokas. Pembriketan tekanan
pembriketan 200 kg/cm2 diameter briket 10 cm, tinggi 10
cm. Rekarbonisasi temperatur >800oC, waktu tinggal = 4
jam (Subroto, Dwi Aries Himawanto, Sartono, 2007).
G.2. Crucible Swelling Number (CSN)
G.2.1. Pengertian Crucible Swelling Number (CSN)
Crucible Swelling Number (CSN) adalah salah satu tes
plasticity untuk mengamati caking properties batubara atau
parameter untuk mengetahui seberapa jauh batubara memuai
apabila dipanaskan (Yustanti, Erlina, 2012). Caking adalah sifat
yang menggambarkan kemampuan batubara membentuk
gumpalan yang mengembang selama proses pemanasan. Bentuk
– bentuk caking CSN (crucible swelling number) didasarkan
pada ASTM D720 2002.
Crucible swelling number (CSN) memiliki range dari
nomor 1 hingga 9 dengan kenaikan nomor ½. Nomor tersebut
disertai dengan bentuk masing-masing. Proses pengembangan
ini disertai dengan pertambahan tinggi kokas pula.
Seperti terlihat pada ASTM D720, semakin tinggi nomor
kokas maka semakin tinggi pemuaian kokas tersebut (Standart
Test Method For Free Swelling Index Of Coal, American
Society for Testing and Materials D720, 2010).
G.2.2. Pengaruh CSN (Crucible Swelling Number) Terhadap Kekuatan
Kokas
Berdasarkan Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah
(Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565
2012 (Volume 15, Supplement Edition, 2012) Kekuatan kokas
diukur dengan menggunakan alat I-type tumbler test, pengujian
ini merupakan pengujian kekuatan kokas dingin. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
waktu karbonisasi dan komposisi CSN terhadap kekuatan kokas.
Hasil kekuatan kokas terhadap lama waktu karbonisasi
bervariasi dan pengaruhnya cukup signifikan, semakin lama
waktu karbonisasi kekuatan kokas semakin baik. Pada kokas
yang dihasilkan, pengaruh tekstur secara fisik cukup terlihat
jelas. Pada CSN 4, 5 dan 6, teksturnya cenderung tidak terlalu
rapat karena cukup banyak lignit pada campuran - campurannya,
tetapi lebih sedikit poros yang dihasilkan. Sedangkan pada CSN
7, 8 dan 9, tekstur bagian terluar kokas lebih terlihat rapat.
Tekstur tersebut diharapkan membentuk ikatan partikel
batubara lebih rapat sehingga pada tekstur sempurna
menghasilkan kokas yang lebih tahan abrasi, tetapi pada CSN 8
dan 9 poros yang terbentuk sangat banyak. Hal tersebut yang
menyebabkan kekuatan kembali menurun, meskipun teksturnya
rapat tetapi poros yang dihasilkan dapat menyebabkan kokas
yang kekuatannya kurang baik (Yustanti, Erlina, 2012).
Maka dari itu dapat disimpulkan, bahwa kekuatan
maksimum terdapat pada hasil CSN 7. Pada pengukuran
kekuatan kokas tersebut, CSN 7 menunjukan kekuatan kokas
maksimum sehingga dapat disimpulkan bahwa kokas yang baik
untuk digunakan sebagai kokas dengan kekuatan dinamis tinggi
adalah CSN 7. Hasil dari test tersebut diperoleh kokas terpecah
menjadi partikel halus dan partikel kasar berdasarkan ukuran
screen tertentu. Jumlah pertikel kasar dijadikan pembanding
sebagai kekuatan kokas, semakin banyak ukuran pertikel yang
tersisa, maka semakin kuat kokas tersebut (Yustanti, Erlina,
2012).
H. METODE PENELITIAN
Bahan Baku Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Batubara bituminus
b. Bahan pengikat (binder) yang digunakan adalah aspal
Peralatan yang Digunakan
Alat - alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Satu unit alat pembakaran (tungku elektrik),
b. Satu unit alat pembuat briket,
c. Digital Balancing (timbangan digital),
d. Anemometer Digital,
e. Thermocouple tipe K,
f. Hygrometer,
g. Thermometer,
h. CO meter,
i. Stopwatch.
Jalannya Penelitian
Langkah penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Analisa Ayak
Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman ukuran partikel
batubara dengan ukuran partikel yang telah ditentukan.
b. Analisis Proximate dan Ultimate
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar abu, kandungan air, zat
volatil, fixed carbon dan juga nilai kalor dari serbuk batubara tersebut.
c. Pembuatan briket kokas
Tahap awal pembriketan adalah melakukan penimbangan bahan baku
sesuai dengan kadar bahan pengikat aspal yang digunakan, yaitu 10%, ,
20%, dan 30 %. Setelah itu, kemudian dilakukan proses pencampuran
dan pengadukan bahan baku briket kokas tersebut. Tahap berikutnya
adalah melakukan pengepresan briket kokas dengan tekanan pengepresan
yang ditentukan dengan ditahan selama waktu yang ditentukan guna
menjamin homogenitas tekanan.
d. Karbonasi briket kokas
Setelah pembuatan briket selesai, maka briket yang telah dibuat
selanjutnya dilakukan tanpa proses pengkarbonasian karena bahan
bakunya telah merupakan batubara semi kokas, perlakuan pengeringan
selanjutnya adalah dengan dikeringkan secara alami dalam ruang kamar
selama 24 jam.
e. Pengujian Mekanis
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tekan dari briket
kokas yangtelah dibuat. Kekuatan tekan briket kokas sangat erat
hubungannya dengan karakteristik pembakaran briket kokas yang akan
diperoleh dari proses pembakaran.
f. Pengujian Pembakaran
Pengujian pembakaran dilakukan dengan menggunakan tungku elektrik
yang dapat dikontrol temperaturnya. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik pembakaran briket kokas. Dalam pengujian ini
membutuhkan beberapa alat,antara lain yaitu: timbangan digital, untuk
mengetahui laju pengurangan massa partikel briket kokas selama proses
pembakaran; termokopel, untuk mengukur temperatur partikel briket
kokas.
I. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dari tanggal 19
Januari 2015 sampai dengan 19 Maret 2015, dengan perincian kegiatan
sebagai berikut:
No Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan
Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Administrasi dan orientasi penelitian
2 Melakukan Penelitian
3 Pengumpulan Referensi dan Pengolahan Data
4 Konsultasi dan Bimbingan
5Penyusunan dan Pengumpulan Draft Laporan
J. PENUTUP
Demikianlah proposal ini dibuat untuk dijadikan acuan pelaksanaan
Tugas Akhir dan sebagai pertimbangan Pusat Penelitian dan Pengembaangan
Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) dengan harapan pihak
Puslitbang tekMIRA dapat memberikan kesempatan pada pelaksana untuk
melaksanakan penelitian atau Tugas Akhir tersebut.
K. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Standart Test Method For Free Swelling Index Of Coal, American Society for Testing and Materials D720, America.
Kementrian Energi dan Sumber Mineral, 2011, Batubara Sebagai Energi Alternatif Pengganti Minyak dan Gas Bumi, Jakarta.
Yustanti, Erlina, 2012, Pencampuran Batubara Coking dengan Batubara Lignite Hasil Karbonisasi sebagai Bahan Pembuatan Kokas, Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology) ISSN 1410-9565 2012 (Volume 15, Supplement Edition, 2012), Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center.
Mujahidin, Supriatna, 2012, Ensiklopedi Pertambangan Edisi ke 3, Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.
Schobert, H.H., 2005, Comparison of Temperature Conditions in Direct Liquefaction of Selected Low-Rank Coals. American Chemical Society. Energy & Fuels, 19, h.200-207.
Speight, J.G, 1994, The Chemistry and technology of Coal, INC.
Setiabudi, Dedet Hermawan, 2010, Peningkatan Mutu Briket Batubara Melalui Pemilihan Jenis Binder yang Tepat, Jurnal Pemanfaatan Batubara (Volume 2, Nomor 1), Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto.
Subroto, Dwi Aries Himawanto, Sartono, 2007, Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan Terhadap Karakteristik Mekanik dan Karakteristik Pembakaran Briket Kokas Lokal, Jurnal Teknik Gelagar Vol. 18, No. 01, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.