ta struktur

142
i PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG INSTALASI RAWAT INAP RSI SURAKARTA Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Disusun oleh : 1. Aditya Yudha S NIM: 5150304008 2. Aji Widiatmoko NIM: 5150304017 Program Studi : D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

description

teknik sipil dokumen

Transcript of ta struktur

Page 1: ta struktur

i

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG INSTALASI RAWAT

INAP RSI SURAKARTA

Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

Disusun oleh :

1. Aditya Yudha S NIM: 5150304008

2. Aji Widiatmoko NIM: 5150304017

Program Studi : D3 Teknik Sipil

Jurusan Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: ta struktur

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung Instalasi

Rawat Inap RSI Surakarta ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing, Penguji,

Hanggoro Tri Cahyo S.T., M.T. Drs. Lashari, M.T. NIP. 132308049 NIP. 131471402

Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T. NIP. 131471402 NIP. 131763887

Mengetahui:

Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753

Page 3: ta struktur

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Sukses datang dengan kemauan yang keras dan kesabaran.

2. Usaha dan doa adalah kunci keberhasilan hidup.

3. Hidup itu harus memilih. (Hanggoro Tri Cahyo)

PERSEMBAHAN:

Kupersembahkan proyek akhir ini pada :

1. Ayah,Ibu dan adikku tercinta yang terus mendukung

dalam penyelesain proyek akhir ini.

2. Bapak Hanggoro Tri Cahyo, ST,.M.T yang telah

mengarahkan serta membimbing sampai selesainya

proyek akhir ini.

3. Teman-teman Teknik Sipil ‘04 yang terus memberikan

semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini.

4. Vay yang selalu mendukungku, u are my soul.

Page 4: ta struktur

iv

KATA PENGANTAR

Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi

Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Selama proses penyusunan, penulis menyadari banyak hambatan yang

dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak akhirnya

Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soesanto sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang;

2. Bapak Drs. Lashari, M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang;

3. Bapak Drs. Tugino, M.T sebagai Ketua Program Studi Diploma III

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang;

4. Bapak Hanggoro Tri Cahyo, S.T., M.T, selaku pembimbing selama

penyusunan Proyek Akhir ini.

5. Bapak,ibu dan keluarga yang telah memberikan dorongan serta

bimbingan sehingga laporan Proyek Akhir ini dapat diselesaikan; dan

6. Rekan – rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan Proyek Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Oleh kerena itu, kritik dan saran

kearah perbaikan laporan Proyek Akhir ini akan kami pertimbangkan Semoga

laporan Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2007

Penyusun

Page 5: ta struktur

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Nama Proyek....................................................................................... 1

B. Diskripsi Proyek.................................................................................. 1

1. Latar Belakang Proyek.................................................................. 1

2. Data Proyek Pembangunan ........................................................... 2

3. Maksud dan Tujuan....................................................................... 4

4. Sistematika Penulisan Proyek Akhir............................................. 4

BAB II DASAR PERENCANAAN

A. Kriteria Perencanaan ............................................................................ 5

B. Prosedur Perencanaan .......................................................................... 6

1. Pengumpulan data ......................................................................... 7

2. Perencanaan Proyek ....................................................................... 8

C. Data Perencanaan Struktur.................................................................... 8

1. Perencanaan Plat Lantai ................................................................. 8

2. Perencanaan Balok .......................................................................... 9

3. Perencanaan Kolom ..................................................................... 10

4. Perencanaan Pondasi...................................................................... 10

D. Peraturan Yang Digunakan ................................................................. 11

BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

A. Sistem Struktur Atas ............................................................................. 12

1. Perhitungan Struktur Atap.............................................................. 12

Page 6: ta struktur

vi

2. Perhitungan Struktur Plat ............................................................... 14

3. Perhitungan Struktur Tangga ......................................................... 16

4. Perhitungan Struktur Balok............................................................ 18

5. Perhitungan Struktur Kolom .......................................................... 27

6. pembebanan Pada Frame Tiap Lantai ............................................ 28

B. Sistem Pondasi ..................................................................................... 29

C. Sistem Penahan Beban Lateral ............................................................. 31

D. Perhitungan Gempa............................................................................... 31

1. Perhitungan Beban Gempa............................................................. 31

2. Persyaratan Kekakuan Struktur...................................................... 35

3. Arah Pembebanan Gempa.............................................................. 36

4. Kombinasi Pembebanan................................................................. 36

E. Sofware Analisis Dan Desain Struktur ................................................. 38

BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. Perhitungan Volume Pekerjaan ............................................................ 42

B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................... 71

C. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya .................................................. 88

D. Kurva S .............................................................................................. 89

BAB V RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. Pekerjaan Struktur .............................................................................. 90

B. Pekerjaan Arsitektur ........................................................................... 115

C. Penutup ............................................................................................... 150

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 151

B. Saran ................................................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: ta struktur

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta situasi Proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta

Gambar 2. Skema Tangga Type K

Gambar 3 Denah Tangga

Gambar 4. Potongan Tangga

Page 8: ta struktur

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Input SANSPRO (dalam CD)

2. Perhitungan Analisys SANSPRO

3. Perhitungan Penulangan Struktur SANSPRO (dalam CD)

4. Perhitungan Beban Gempa SANSPRO

5. Gambar Kerja

Page 9: ta struktur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Proyek Akhir

“PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG INSTALASI RAWAT INAP

RSI SURAKARTA”

B. Diskripsi Proyek

1. Latar Belakang Proyek

Rumah Sakit Islam Surakarta adalah salah satu Rumah Sakit Islam

swasta yang berada dibawah naungan Yayasan Rumah Sakit Islam

Surakarta (YARSIS). RSI Surakarta beralamat di Jl. Ahmad Yani, Pabelan

Surakarta. RSI Surakarta memiliki berbagai fasilitas pelayanan yang

memadai baik pelayanan umum maupun khusus. Saat ini terdapat 5

gedung utama yang telah digunakan, 3 diantaranya adalah gedung yang

digunakan untuk instalasi rawat inap. Instalasi rawat inap tersebut terdiri

dari rawat inap untuk kelas Very Important Person (VIP), kelas I dan

keluarga miskin.

Rumah Sakit Islam Surakarta dalam perkembangannya masih

memerlukan ruangan untuk instalasi rawat inap khususnya kelas VIP

sehingga diperlukan penambahan jumlah instalasi rawat inap, maka dari

itu dilaksanakanlah pembangunan gedung rawat inap RSI Surakarta.

Dalam perencanaannya gedung ini dibuat 6 tingkat. Lantai 1 direncanakan

untuk ruang administrasi dan manajemen, lantai 2 untuk ruang rawat inap

kelas VIP, lantai 3,4,5 untuk ruang rawat inap kelas 1 dan lantai 6 untuk

ruang mesin.

Pembangunan instalasi rawat inap yang baru diharapkan mampu

meningkatkan pelayanan rumah sakit kepada pasiennya dan menjadikan

Rumah Sakit Islam Surakarta sebagai salah satu Rumah Sakit Islam yang

bonafid serta mengutamakan pelayanan. .Hal itulah yang melatarbelakangi

dibangunnya gedung rawat inap ini.

Page 10: ta struktur

2

2. Data Proyek Pembangunan

Adapun data proyek dari Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI

Surakarta, adalah sebagai berikut :

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Rawat

Inap RSI Surakarta.

Pemilik / Owner : Yayasan RSI Surakarta

Pelakasana : Swakelola RSI Surakarta

Konsultan Perencana : PT. POLA DWIPA

Konsultan Pengawas : PT. POLA DWIPA

Lokasi Proyek : Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta.

SUNGAI

JALAN RAYA SOLO

Gambar 1.1 Sketsa Lokasi Proyek.

KETERANGAN :

A : Lokasi Proyek. D : Kompleks UMS.

B : Gedung Rawat Inap Lama. E : Kompleks UMS.

C : Masjid RSI Surakarta. F : Kompleks UMS.

B

F

A

D

B

B

C

E

Page 11: ta struktur

3

3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Perencanaan Struktur

Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini adalah:

a. Untuk persyaratan mata kuliah Proyek Akhir.

b. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan

selama perkuliahan.

c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang Teknik

Sipil pada khususnya.

d. Merencanakan ulang struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI

Surakarta yang sudah dibangun.

e. Membandingkan hasil antara perencanaan ulang dengan bangunan

sebenarnya yang sudah jadi.

f. Membandingkan anggaran biaya antara perencanaan ulang dengan

bangunan sebenarnya.

4. Sistematika Penulisan Proyek Akhir

Tugas Akhir ini pada garis besarnya disusun dalam tujuh bab, adapun

sistematika dari penyusunan Proyek Akhir ini antara lain terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang Nama Proyek, Diskripsi Proyek, Latar Belakang Proyek,

Maksud dan Tujuan, dan Sistematika Penulisan Proyek Akhir.

BAB II DASAR PERENCANAAN

Berisi tentang Kriteria Perencanaan, Prosedur Perencanaan, Data

Perencanaan dan Peraturan Yang Digunakan.

BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

Berisi tentang Sistem Struktur Atas, Sistem Pondasi, Sistem Penahan

Beban Lateral, Perhitungan Gempa dan Software Analisys dan Desain

Struktur.

BAB IV PERHITUNGAN RAB

Berisi tentang Uraian Perhitungan Volume Pekerjaan, Rencanan Anggaran

Biaya.

Page 12: ta struktur

4

BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Berisi tentang Syarat Umum, Syarat Administrasi, Syarat Teknis dan

lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang Pustaka, buku, referensi yang dipakai.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: ta struktur

5

BAB II

DASAR PERENCANAAN

A. Kriteria Perencanaan

Penjelasan Umum :

Berikut ini adalah penjelasan dari sistem struktur dari Gedung Rawat Inap

RSI Surakarta yang diperuntukkan untuk perawatan inap pasien beserta ruang

kerja RSI Surakarta. Dalam pemilihan sistem struktur yakni struktur bawah

(pondasi) dan struktur atas (struktur portal 6 lantai dan rangka kuda-kuda)

mempertimbangkan beberapa aspek yakni :

• persyaratan kondisi lapangan

• persyaratan terhadap peraturan yang ada

• persyaratan fungsi bangunan

• kemudahan pelaksanaan

• penampilan struktur yang baik

• pertimbangan efisiensi

Material beton bertulang pada gedung ini merupakan material utama yang

penggunaannya berdasarkan pada pertimbangan terhadap kemudahan

pelaksanaan dan mudah didapatnya material tersebut.

Struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta direncanakan dengan

permodelan sebagai struktur frame 3 dimensi. Struktur beton bertulang

direncanakan memiliki tingkat daktalitas terbatas (K=2), dengan pertimbangan

kemudahan pelaksanaan di lapangan karena kerumitan penulangan tidak serumit

struktur yang direncanakan memiliki daktalitas penuh (K=1). Pertimbangan

lainya adalah tidaklah ekonomis untuk merencanakan struktur gedung rumah

sakit sedemikian kuatnya sehingga tetap berperilaku elastis saat dilanda gempa

kuat. Untuk perhitungan struktur bawah, pondasi diharapkan tetap berperilaku

elastis (K=4) dan tidak boleh gagal terlebih dahulu dari struktur atasnya.

Page 14: ta struktur

6

Beban gempa dihitung dengan menggunakan analisis dinamik ragam

spektrum respon. Analisis dinamik ini diperlukan untuk mengevaluasi gaya-gaya

gempa yang bekerja pada struktur secara lebih akurat, dan mengetahui perilaku

struktur akibat pengaruh gempa yang sifatnya berulang. Untuk keperluan analisis

dinamis, kekakuan lantai beton bertulang dapat diasumsikan sebagai lantai

diaphragma kaku arah horisontal yang sejajar dengan bidang x-y atau yang biasa

disebut dengan model bangunan geser dengan sistem massa terpusat (lumped-

mass model). Untuk setiap lantainya, semua titik pada bidang lantai tidak dapat

bergeser relatif terhadap titik yang lain pada bidang x-y. Model tersebut bertujuan

mengurangi jumlah derajat kebebasan yang ada pada struktur.

B. Prosedur Perencanaan

1. Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan sebagai bahan perhitungan dalam penyusunan

Proyek Akhir ini terdiri dari :

a. Data Primer

Data Primer adalah data utama dalam penyusunan Proyek Akhir,

yang didapat melalui wawancara, dokumen foto, pengamatan langsung dan

pengukuran di lapangan. Data primer dimaksud terdiri dari :

1. Lokasi proyek : Jl. A. Yani, Pabelan, Surakarta

2. Topografi : Tanah datar dan rata

3. Elevasi bangunan :

• Tinggi lantai 1 ke lantai 2 = 5,00 meter

• Tinggi lantai 2 ke lantai3 = 4,00 meter

• Tinggi lantai 3 ke lantai4 = 4,00 meter

• Tinggi lantai 4 ke lantai5 = 4,00 meter

• Tinggi lantai 5 ke lantai 6 = 4,00 meter

• Tinggi lantai 6 ke lantai 7 = 4,00 meter

• Tinggi lantai 7 ke ringbalk = 3,00 meter

• Tinggi total bangunan = 28,00 meter

Page 15: ta struktur

7

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung dalam penyusunan

Proyek Akhir ini. Data tersebut diperoleh melalui dokumentasi pustaka

dari perpustakaan dan penelitian terdahulu, meliputi :

1) Literatur penunjang.

Beberapa literatur yang diperlukan dalam perencanaan bangunan.

2) Hasil – hasil perencanaan arsitektur

a. Gambar denah bangunan;

b. Gambar potongan memanjang dan melintang;

c. Gambar rencana pintu dan jendela, beserta gambar detail terkait;

d. Gambar rencana atap, beserta gambar detail terkait.

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :

a) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui

peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan.

b) Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab kepada responden dan narasumber.

c) Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan data bergambar dari buku panduan manual dan

mendokumentasikan hal–hal penting di lapangan dalam bentuk

foto.

d) Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan landasan teori dan

data sekunder dengan mengambil dari beberapa literatur maupun

standar yang relevan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan

dilakukan melalui perpustakaan institusi dan instansi – instansi

pemerintah terkait.

Page 16: ta struktur

8

2. Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta

adalah sebagai berikut:

a. Penggambaran rencana dan detil.

Gambar rencana yang digambar yaitu denah bangunan, potongan

memanjang dan melintang, rencana pintu dan jendela, beserta gambar

detail terkait.

b. Perhitungan harga satuan pekerjaan

Harga satuan pekerjaan diacu dari harga satuan pekerjaan bahan dan

upah yang dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi

Provinsi Jawa Tengah.

c. Rekapitulasi RAB

Rekapitulasi RAB dilakukan terhadap hasil-hasil perhitungan volume

pekerjaan dan anggaran biaya.

d. Penyusunan Kurva S

Dari kurva S dapat diketahui prosentase bobot pekerjaan yang harus

dicapai pada waktu tertentu.

e. Penyusunan RKS

Membahas tentang syarat – syarat teknis saja.

f. Simpulan dan Saran

Simpulan dan saran ditarik dari hasil perhitungan dan kajian untuk

disampaikan sebagai hasil perencanaan dan rekomendasi kepada pihak-

pihak yang berkepentingan.

C. Data Perencanaan

Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang

berlaku di Indonesia, antara lain:

1. Perencanaan plat lantai

Perencanaan plat didasarkan pada peraturan Standar Tata Cara Perencanaan

Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002. Untuk

merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya

pembebanan namun juga ukuran dan syarat– syarat tumpuan.

Page 17: ta struktur

9

Beban tipikal rumah sakit :

Biasa : tp = L/35 tp = 400/35 = 11cm, diasumsikam 12cm.

Flat Slab : tp = L/25

2. Perencanaan Balok

Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan Standar Tata Cara

Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002

yaitu:

a. Ukuran balok

Dalam pra desain, tinggi balok menurut Standar Tata Cara Perencanaan

Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 merupakan

fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Bentang balok

maksimal adalah 6 meter. Berdasarkan aturan didapat :

• Balok Induk

H = L/14 – L/12 (tanpa prestress), L/24 (prestress atau joist).

B = H/2

Hmaks = 600/24 = 25cm, diambil H = 60cm (mengingat banyaknya

tingkatan lantai)

B = 60/2 = 30cm, diambil B = 25cm (mengingat H balok sudah cukup

besar).

• Balok Anak

H = L/14 – L/12 (tanpa prestress), L/24 (prestress atau joist).

B = H/2. Hmaks = 400/24 = 17cm, diambil H = 40cm (mengingat

banyaknya tingkatan lantai)

B = 40/2 = 20cm, diambil B = 20cm (mengingat H balok sudah cukup

besar).

Balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung

Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini adalah sebagai berikut :

• B1-25x60 dengan asumsi tulangan ulir D22

• B2-25x40 dengan asumsi tulangan ulir D22

• BA1-20x60 dengan asumsi tulangan ulir D22

• BA2-20x40 dengan asumsi tulangan ulir D22

Page 18: ta struktur

10

3. Perencanaan Kolom

Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan

Gedung, SNI-03-2847-2002 untuk merencanakan kolom yang diberi beban

lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) = 0,65. Pada

proyek pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini, ukuran

kolom diasumsikan sebagai berikut :

Ac = Ptot /0,33 fc

Ac = Luas penampang kolom beton.

Ptot = Luas Tributari Area x jumlah Lantai x faktor load.

=913.75 x 7 x 0,65 = 3837,75 m2

Ac = 3837,75 / (0,33 x 225) = 51,68 cm diasumsikan 60 cm

Macam ukuran kolom adalah :

• K1-60x60

• K2-50x50

• K3-30x30

• K4A-25x40

• K4C-40x25

• K5-20x40

4. Perencanaan Pondasi

Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi konstruksi

sarang laba-laba.

Sebelum perhitungan mekanika, dilakukan terlebih dahulu harus

dihitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur, antara lain:

a. Beban Gempa Statik

Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu

sendiri.

b. Beban Gempa Dinamik

Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar gedung.

c. Beban Mati

Beban mati adalah beban dari elemen struktur beserta beban lain yang ada

di atasnya.

Page 19: ta struktur

11

d. Beban Hidup

Beban hidup adalah beban yang dapat bergerak atau berpindah dalam

suatu gedung diambil dari Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk

Rumah dan Gedung, SNI.1727.1989-F

Pembebanan rencana diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang

direncanakan pada gambar rencana. Besarnya muatan–muatan untuk

perhitungan beban rencana adalah sebagai berikut :

1) Massa jenis beton bertulang (ρ) : 2400 kg/m 3

2) Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2

3) Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2

4) Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m 2

5) Beban hidup untuk gedung Rumah Sakit : 250 kg/m 2

6) Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2

7) Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2

8) tebal plat di asumsi (d) : 12 cm

9) dimensi balok dan kolom diasumsi sebagaimana dimuat dalam table 1

dan table 2.

10) koefesien reduksi bahan untuk perhitungan kuat lentur dan gaya aksial

(Ф) = 0,6

11) harga satuan pekerjaan di acu pada Harga Satuan Pekerjaan Standar

Kota Semarang.

D. PERATURAN YANG DIGUNAKAN

• Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-

03-2847-2002

• Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung,

SNI.1727.1989-F

• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI.03-

1726-2003

Page 20: ta struktur

12

BAB III

PERHITUNGAN STRUKTUR

A. SISTEM STRUKTUR

1. Perhitungan Struktur Atap

a. Data Teknis

Atap Type 1

• Bentang kuda- kuda (L) : 16 m

• Kemiringan atap ( α ) : 40°

• Penutup atap : genteng (11kg/m²)

• Jenis kuda-kuda : baja ringan

• Koefisien angin : 25 kg/m²

Atap Type 2

• Bentang kuda- kuda (L) : 14 m

• Kemiringan atap ( α ) : 40°

• Penutup atap : genteng (11kg/m²)

• Jenis kayu : baja ringan

• Koefisien angin : 25 kg/m²

b.Perencanaan Gording

1) Pembebanan gording

• Berat penutup atap metal roof = 8 kg/m2

• Jarak gording (Jgd) = 0,91 m

• Jarak kuda-kuda ( Jk) = 3,00 m

• Berat gording ditaksir = 0,71 kg/m

• Beban gording+ atap asbes = 11+3 = 14 kg/m2

qu = 14 . 0,91 = 12,74 kg/m

qx = qu . cos α

= 12,74 . cos 40°

= 9,75 kg/m

Page 21: ta struktur

13

qy = qu . sin α

= 12,74. sin 40°

= 8,1 kg/m

2) Berat Pekerja

Beban Pekerja (P) = 100 kg

Px = 100 . cos 40°

= 100 . cos 40°

= 76,6 kg

Py = 100 . sin 40°

= 100 .sin 40°

= 64.27 kg

Mx2= 1/4 . P . cos α . Jk

= 1/4 . 100 . cos 40º . 3

= 57,45 kg m

My2= 1/4 . P . sin α . Jk

= 1/4 . 100 . sin 40º . 3

= 48,18 kg m

3) Beban Angin

Koefisien angin pegunungan (w) = 25 kg/m2

Angin Tekan = (0,02 . α) – 0,4

= (0,02 . 40) – 0,4

= 0,4 kg/m

W tekan = angin tekan . w . Ju

= 0,4. 25. 0,91

= 9,1 kg/m

4) Perhitungan pembebanan atap

• Berat penutup atap metal = g . Jk . Jgd.1

= 8 . 3,00 . 0,91. 1

= 21,84 kg/m

Page 22: ta struktur

14

• Berat sendiri gording = 0,71 . 3,00

= 2,13 kg/m

• Berat sendiri plafond = gp . Jk . Jp

= 8 . 3,00 . 1

= 24 kg

Beban hidup = 100 kg

Σ P = 147,9 kg

Berat Branching 10 %. = 14,79 kg

Ptot = 162,69 kg

2. Perhitungan Struktur Plat

a. Data teknis :

• Mutu beton (fc) = 18.6 MPa

• Mutu baja (fy) = 390 MPa

• Beban lantai (qLL) = 250 kg/m2

• Beban tangga (qt) = 300 kg/m2

• Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m

• Berat satuan spesi/ adukan = 21 kg/m2

• Berat keramik = 24 kg/m2

• Berat satuan eternit asbes = 11 kg/m2

• Berat satuan penggantung = 7 kg/m2

• Berat satuan beton bertulang = 2400 kg/m3

- Lx1 : panjang plat efektif arah x - Mlx : momen lapangan arah x

- Ly1 : panjang plat efektif arah y - Mtx : momen tumpuan arah x

- Mly : momen lapangan arah y - Mty : momen tumpuan arah y

b. Perencanaan Plat Lantai

Panjang plat arah x (Ly) = 3 m

Panjang plat arah y (Lx) = 4 m

Plat dihitung dengan program DSLABS32 - Beton Praktis! R 1.3.

Perhitungan secara automatis denga komputer.

Page 23: ta struktur

15

PROYEK Kode_Slab : S-12

Proyek : YARSIS

Engineer : vay

Tanggal : 8/18/2007

INPUT Lx = 300 cm

Ly = 400 cm

Ly/Lx = 1.33

Selimut beton = 2 cm

Luas Plat Lantai = 12 m2

Beban hidup (LL) = 250 kg/m2

Beban Finishing (FL) = 150 kg/m2

Wu = 1.2 * (2400 * Tebal_plat / 100 + FL) + 1.6 * LL

Mlx = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 42 * 100

Mly = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 18 * 100

Mtx = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 72 * 100

Mty = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 55 * 100

Tebal plat =12 cm, Wu = 925.6 kg/m2

Beban merata sisi Lx, qDL = 438 kg/m, qLL = 250 kg/m, qu = 926 kg/m

Beban merata sisi Ly, qDL = 534 kg/m, qLL = 305 kg/m, qu = 1128 kg/m

f'c (kg/cm2) : 186

fy (kg/cm2) : 2400

Aslx : 10-250 (0.62)

Asly : 10-250 (0.3)

Astx : 10-225 (0.91)

Asty : 10-250 (0.91)

Asbx : 8-250

Asby : 8-250

Total Tulangan (kg/m3) : 63

Page 24: ta struktur

16

3. Perhitungan Struktur Tangga

Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes

yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:

200 cm

200 cm

278 cm 122 cm

Gambar 1. Skema Tangga Type K

150 cm

150 cm

278 cm 122 cm

Gambar 2. Denah Tangga

a. Data teknis tangga

- Mutu beton (fc) = 22,5 MPa

- Mutu baja (fy) = 400 MPa

- Selisih/ elevasi lantai (Tl) = 500 cm

- Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm

- Lebar pijakan (a, antrede) = 22 cm

- Jumlah anak tangga = optrede

Tl = 18500 = 27 buah

Page 25: ta struktur

17

- Lebar bordes = 122 cm

- Kemiringan tangga (α ) = arc. tg 2218

= 39 0

- Tebal selimut beton (p) = 2 cm

Direncanakan - Tebal keramik maks (hk) = 1 cm

- Tebal spesi (hs) = 2 cm

Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan

Gedung, SNI.1727.1989-F

diperoleh:

- Berat sendiri beton = 2400 kg/m3

- Berat sendiri keramik = 24 kg/cm2

- Berat sendiri spesi = 21 kg/cm2

- Beban hidup untuk tangga = 300 kg/cm2

b. Pembebanan tangga

Panjang tangga sisi miring (L)

L

b = 200 cm

a = 178 cm

Gambar 3. Potongan Tangga

L = 22 ba +

= 22 )200()178( +

= 267,7 cm = 2,67 m

Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm

Page 26: ta struktur

18

4. Perhitungan Struktur Balok

Penulangan Balok As A

a. Lantai 2 frame 531 B1 25x60

Tutorial Menghitung Beton Bertulang - Ir. Udiyanto

PENAMPANG PERSEGI TULANGAN DOUBLE - Menghitung Luas

Penampang Tulangan

Metode trial and error (looping)

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60

Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85

Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)

Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65

Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85

pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157

pmin = 14 / fy = 0.0036

Tul As_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 )

Jml_baris Tul As_terpasang = 1 Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm

Ratio As'/As = 0.66 p = As_terpasang /(b*d) = 0.006

p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.0019

B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))

dan p < pmax maka F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.147413179737178

Page 27: ta struktur

19

K = F * (1 - F / 2) = 0.136547856957065

Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1642173 kg.cm

Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1313738 kg.cm .-

Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1300000 kg.cm) ... OK

Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05

Vu [kg] = 7600 Mu [kg.cm] = 1300000 Vu * d / Mu = 0.321

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.

Vu < VuMak, maka penampang cukup 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.

Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg

Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,

Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.

VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)

= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK

*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***

b. Frame 532 B1 25x60

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60

Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85

Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)

Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65

Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85

pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157

pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 )

Jml_baris Tul As_terpasang = 1 Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

Page 28: ta struktur

20

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm

Ratio As'/As = 0.66 p = As_terpasang /(b*d) = 0.006

p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.0019

B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy)) dan p <

pmax maka, F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.147413179737178

K = F * (1 - F / 2) = 0.136547856957065

Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1642173 kg.cm

Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1313738 kg.cm .-

Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1300000 kg.cm) ... OK

Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05

Vu [kg] = 11000 Mu [kg.cm] = 1300000 Vu * d / Mu = 0.465

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.

Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.

Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg

Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,

Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.

VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)

= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK

*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***

c. Frame 385 B1 25x60

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60

Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10

Page 29: ta struktur

21

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85

Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)

Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65

Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85

pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157

pmin = 14 / fy = 0.0036

Tul As_terpasang = 4 D 19 ( 11.35 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

Tul As'_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm

Ratio As'/As = 0.75 p = As_terpasang /(b*d) = 0.008

p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.006

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.002

B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax

F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.196550914326731

K = F * (1 - F / 2) = 0.177234783365394

Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 2131489 kg.cm

Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1705191 kg.cm .-

Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1350000 kg.cm) ... OK

Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05

Vu [kg] = 8300 Mu [kg.cm] = 1350000 Vu * d / Mu = 0.338

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

Page 30: ta struktur

22

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.

Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.

Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070

kgVu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,

Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.

VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)

= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK

d. *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 250 ***

Frame 386 B1 25x60

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60

Selimut beton [cv] = 3 c dia. SK [mm] = 10

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85

Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)

Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65

Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85

pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157

pmin = 14 / fy = 0.0036

Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm

Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004

p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0

B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088

Page 31: ta struktur

23

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax

F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02

K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02

Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm

Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-

Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=360000 kg.cm) ... OK

Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05

Vu [kg] = 5040 Mu [kg.cm] = 360000 Vu * d / Mu = 0.77

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.

Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.

Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg

Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg

av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 mm2

dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm.

*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***

e. Frame 387 B1 25x60

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60

Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85

Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)

Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65

Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85

pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157

pmin = 14 / fy = 0.0036

Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Page 32: ta struktur

24

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm

Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004

p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0

B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax

F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02

K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02

Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm

Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-

Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=560000 kg.cm) ... OK

Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25d [cm] = 55.05

Vu [kg] = 3800 Mu [kg.cm] = 560000 Vu * d / Mu = 0.373

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.

Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.

Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg

Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg

av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 mm2

dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm.

*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***

f. Frame 388 B1 25x60

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25

Page 33: ta struktur

25

h [cm] = 60 Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85

Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)

Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65

Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85

pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157

pmin = 14 / fy = 0.0036

Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm

Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004

p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0

B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))

dan p < pmax maka,

F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02

K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02

Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm

Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-

Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=800000 kg.cm) ... OK

Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05

Vu [kg] = 7600 Mu [kg.cm] = 800000 Vu * d / Mu = 0.522

Page 34: ta struktur

26

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.

Vu < VuMak, maka penampang cukup 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.

Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg

Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,

Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.

VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)

= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK

*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***

g. Frame 389 B1 25x60

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25

h [cm] = 60 Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85

Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)

Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65

Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85

pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157

pmin = 14 / fy = 0.0036

Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm

d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm

Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004

p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004

Page 35: ta struktur

27

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0

B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax

F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02

K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02

Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm

Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-

Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=690000 kg.cm) ... OK

Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal

Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05

Vu [kg] = 5600 Mu [kg.cm] = 690000 Vu * d / Mu = 0.446

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.

Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.

Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg

Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg

av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88

dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm.

*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***

5. Perhitungan Struktur Kolom

Data-data kolom

- Mutu baja (fy) : 390 MPa

- Mutu beton (fc) : 18.6 Mpa

Kolom dihitung dengan program PCA-COL dengan memasukan data-data

diatas. Kolom aman bila tanda + berada didalam grafik. Gambar penulangan

kolom didapat langsung dari SANSPRO. Yang terlampir berikut ini adalah

lembar pengecekan kekuatan tulangan kolom lantai 1 pada as I dengan

ukuran kolom K 25X40 dan K 60x60.

Page 36: ta struktur

28

6. Pembebanan Pada Frame Tiap Lantai

a. Beban Lantai 6

1) Beban Mati

Berat Plat ME = 100 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Berat Plat t-10 = 100 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Berat Plat Gondola = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm2

Atap = 6150 kg/cm2 = 6150 kg/cm2

Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2

2) Beban Hidup

Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/c

Berat Plat ME = 500 kg/cm2 = 500 kg/cm2

Berat Plat t-10 = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Berat Plat Gondola = 500 kg/cm2 = 500 kg/cm2

b. Beban Lantai 5

1) Beban Mati

Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm2

Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm2

Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm2

Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2

2) Beban Hidup

Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm

Berat Plat = 250 kg/cm2 = 250 kg/cm2

c. Beban Lantai 4

1) Beban Mati

Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm2

Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm2

Page 37: ta struktur

29

Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm2

Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2

2) Beban Hidup

Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2

Berat Plat = 250 kg/cm2 = 250 kg/cm2

d. Beban Lantai 3

1) Beban Mati

Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm

Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm

Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm

Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2

2) Beban Hidup

Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2

Berat Plat = 250 kg/cm2 = 250 kg/cm2

e. Beban Lantai 2

1) Beban Mati

Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2

Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm

Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm

Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm

Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2

2) Beban Hidup

Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2

Berat Plat = 250 kg/cm2 = 250 kg/cm2

B. SISTEM PONDASI

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh PT Selimut

Bumi, Semarang merekomendasikan pondasi berupa Konstruksi Sarang Laba-Laba

(KSLL). Guna meminimalkan resiko beda penurunan pondasi, pondasi didirikan

Page 38: ta struktur

30

pada lapisan pendukung yang relatif aman dan memberikan kemudahan pelaksanaan

yakni -2.25 meter dengan tegangan ijin tanah = 3 kg/cm2 dan conus resistant qc =

120 kg/cm2. Pada struktur ini digunakan dilatasi untuk mengantisipasi beda

penurunan antara bangunan. Pemilihan struktur pondasi KSLL juga didasarkan pada

lokasi proyek yang berada di area rumah sakit yang memerlukan tingkat kebisingan

penggerjaan rendah.

KSLL dimodelkan sebagai sebuah konstruksi menerus berupa balok rib yang

memiliki kedalam (H) 115 cm dan 225 cm dengan lebar 11 cm. Konstruksi ini

mempunyai rongga-rongga berbentuk segitiga yang nantinya diisi dengan tanah

urug yang memiliki kualitas daya dukung tanah yang baik. Pada lapisan diatas tanah

urug diberi material pasir urug kemudian dicor dengan beton dalam bentuk plat

dengan kedalaman 12 cm.

KSLL merupakan sistem pondasi yang berlisensi, sehingga dalam

perhitunganya tidak boleh dijabarkan secara umum. Penggunaan sistem pondasi

KSLL ini harus mendapat ijin dari penemu.

Namun untuk kepentingan proyek akhir ini, dapat dilakukan perencanaan

sistem pondasi KSLL dengan permodelan sendiri. Sistem pondasi KSLL ini dadpat

demodelkan dengan Sturktur Analysis Program (SAP) dengan versi 8. sistem

pondasi KSLL dalam SAP dimodelkan sebagai sebuah plat dengan sistem joint

spring untuk menahan moment yang besar.

Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Membentuk permodelan konstruksi KSLL dengan kombinasi elemen

frame dan shell.

b. Menentukan joint-joint yang akan diberi beban reaksi tumpuan kolom.

c. Tumpuan pondasi KSLL berupa spring dengan nilai ks (modulus

subgrade rection) diambil 2,5 kg/cm2/cm untuk jenis tanah medium

clay

d. Pengecekan penulangan balok dan plat serta tegangan ijin tanah dibawah

pondasi digunakan program SAP 2000.

Page 39: ta struktur

31

C. SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL

Surakarta terletak pada wilayah gempa 2, sehingga desain gaya-gaya

yang terjadi diperhitungkan terhadap gempa. Sistem struktur dengan kolom dan

balok dipilih untuk menahan beban lateral yang ada akibat gempa maupun

akibat beban gravitasi.

D. PERHITUNGAN GEMPA

1. Perhitungan Beban Gempa

Besarnya beban Gempa Nominal yang digunakan untuk perencanaan

struktur ditentukan oleh tiga hal, yaitu oleh besarnya Gempa Rencana, oleh

tingkat daktilitas yang dimiliki struktur, dan oleh nilai faktor tahanan lebih yang

terkandung di dalam struktur. Berdasarkan pedoman gempa yang berlaku di

Indonesia yaitu Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan

Gedung (SNI 03-1726-2002), besarnya beban gempa horisontal V yang bekerja

pada struktur bangunan, ditentukan menurut persamaan :

V = tW R.IC

Dimana,

I adalah Faktor Keutamaan Struktur menurut Tabel 1,

Tabel 1. Faktor Keutamaan untuk berbagai kategori gedung dan bangunan

Kategori gedung/bangunan Faktor Keutamaan (I)

Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran. 1,0

Monumen dan bangunan monumental 1,6 Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi

1,4

Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun. 1,6

Cerobong, tangki di atas menara 1,5 C adalah nilai Faktor Respon Gempa yang didapat dari Respon Spektrum Gempa

Rencana menurut peta wilayah gempa (Gambar 2). Untuk menentukan pengaruh

Page 40: ta struktur

32

Gempa Rencana pada struktur gedung, yaitu berupa beban geser dasar nominal

statik ekuivalen pada struktur bangunan gedung beraturan, dan gaya geser dasar

nominal sebagai respons dinamik ragam pertama pada struktur bangunan gedung

tidak beraturan, untuk masing-masing Wilayah Gempa ditetapkan Spektrum

Respons Gempa Rencana C-T seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam

gambar tersebut C adalah Faktor Respons Gempa yang dinyatakan dalam

percepatan gravitasi, dan T adalah waktu getar alami struktur gedung yang

dinyatakan dalam detik.

Gambar 2. Peta Wilayah Gempa Indonesia

Page 41: ta struktur

33

Gambar 3. Spektrum Respon Gempa Rencana berdasarkan Zona Peta Wilayah Gempa

Page 42: ta struktur

34

Wt ditetapkan sebagai jumlah dari beban-beban berikut :

Beban mati total dari struktur bangunan gedung

Jika digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai, maka harus

diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5 kPa

Pada gudang-gudang dan tempat penyimpanan barang, maka sekurang-

kurangnya 25% dari beban hidup rencana harus diperhitungkan

Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan gedung

harus diperhitungkan

R disebut faktor reduksi gempa yang nilainya dapat ditentukan menurut

persamaan :

1,6 ≤ R ≤ Rm

R = 1,6 adalah faktor reduksi gempa untuk struktur gedung yang berperilaku

elastik penuh, sedangkan Rm adalah faktor reduksi gempa maksimum yang dapat

dikerahkan oleh sistem struktur yang bersangkutan seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Faktor daktilitas maksimum (μm), faktor reduksi gempa maksimum (Rm ), faktor kuat lebih struktur (f1)

Sistem dan subsistem struktur gedung Uraian sistem pemikul beban gempa Rm

1. Rangka pemikul momen khusus (SRPMK) a. Baja 8,5 b. Beton bertulang 8,5 2. Rangka pemikul momen menengah beton

(SRPMM) 5,5

3. Rangka pemikul momen biasa (SRPMB) a. Baja 4,5 b. Beton bertulang 3,5

3. Sistem rangka pemikul momen (Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur)

4. Rangka batang baja pemikul momen khusus (SRBPMK)

6,5

Berdasarkan fungsi gedung adalah sebagai hunian maka diambil nilai

keutamaan (I)=1, sedangkan untuk sistem pemikul beban gempa digunakan sistem

SRPMM dengan faktor reduksi gempa (R) =5,5 (daktalitas terbatas). Kota

Surakarta termasuk zona 2 menurut peta wilayah gempa Indonesia seperti pada

Page 43: ta struktur

35

Gambar 2 sehingga digunakan spektrum respon gempa rencana wilayah 2 seperti

pada Gambar 3 untuk mencari nilai faktor respon gempa (C).

Perhitungan gaya gempa yang bekerja dilakukan dengan analisis dinamik

Ragam Spektrum Respons tiga dimensi dengan menggunakan Respons Dinamik

terbesar dari seluruh mode yang memiliki konstribusi berarti terhadap respon total

struktur (Effective Mass Modal mencapaui sekurang-kurangnya dari 90%).

Respons Modal dari setiap mode dihitung dengan menggunakan koordinat

Spektrum Respons Rencana (C) dari Peraturan Indonesia yang nilainya tergantung

dari periode getar. Semua mode yang dominan dipertimbangkan sehingga paling

sedikit 90% dari massa yang berpartisipasi ikut diperhitungkan pada waktu

menentukan respons dari setiap arah utama gempa.

2. Persyaratan Kekakuan Struktur

Dalam perencanaan struktur bangunan gedung terhadap pengaruh Gempa

Rencana, pengaruh keretakan beton pada unsur-unsur struktur dari beton

bertulang, beton pratekan dan baja komposit harus diperhitungkan terhadap

kekakuannya. Untuk itu, momen inersia penampang unsur struktur dapat

ditentukan sebesar momen inersia penampang utuh dikalikan dengan suatu

persentase efektifitas penampang sebagai berikut :

• untuk kolom dan balok rangka beton bertulang terbuka : 75%

• untuk dinding geser beton bertulang kantilever : 60%

• untuk dinding geser beton bertulang berangkai :

komponen dinding yang mengalami tarikan aksial : 50%

komponen dinding yang mengalami tekanan aksial : 80%

komponen balok perangkai dengan tulangan diagonal : 40%

komponen balok perangkai dengan tulangan memanjang : 20%

Untuk mencegah penggunaan struktur bangunan gedung yang terlalu fleksibel,

nilai waktu getar alami fundamental T1 dari struktur bangunan gedung harus

dibatasi, bergantung pada koefisien ξ untuk Wilayah Gempa dan jenis struktur

bangunan gedung, menurut persamaan :

Page 44: ta struktur

36

T1 < ξH3/4

Dimana H adalah tinggi total struktur dalam meter dan koefisien ξ ditetapkan

menurut Tabel 4.

Tabel 4. Koefisien ξ yang membatasi waktu getar alami struktur bangunan gedung

Wilayah Gempa dan Jenis Struktur ξ

Sedang & ringan; rangka baja

Sedang & ringan; rangka beton dan RBE

Sedang & ringan; bangunan lainnya

Berat; rangka baja

Berat; rangka beton dan RBE

Berat; bangunan lainnya

0,119

0,102

0,068

0,111

0,095

0,063

Untuk perencanaan struktur Gedung Rawat Inap RSI Surakarta dengan ketinggian

H=28,00 meter, maka getar alami fundamental (T1) < ξH3/4< 0,102.283/4 < 1,24

detik.

3. Arah Pembebanan Gempa

Struktur dianalisis dan dirancang terhadap gempa yang bekerja pada setiap

arah utama gedung, namun persyaratan efek orthogonal harus dipenuhi dengan

cara merencanakan semua elemen terhadap 100% gaya gempa dalam satu arah

dengan 30% arah gempa yang tegak lurusnya.

4. Kombinasi Pembebanan

Desain beton bertulang didasarkan pada metode kekuatan batas.

Kombinasi pembebanan dan faktor reduksi beban hidup didasarkan pada peraturan

Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI-03-

2847-2002)

Disain penulangan dari seluruh elemen struktur didasarkan pada 9

kombinasi pembebanan sebagai berikut :

A. Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L dan juga beban

atap A atau beban ujuan R paling tidak harus sama dengan :

Page 45: ta struktur

37

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) (1)

B. Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam

perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L, dan W berikut harus

ditinjau untuk menentukan nilai U yang terbesar, yaitu :

U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) (2)

C. Kombinasi beban juga harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L

yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya,

yaitu :

U = 0,9 D ± 1,6 W

(3)

Perlu dicatat bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L dan W, kuat perlu U

tidak boleh kurang dari persamaan 2.

D. Bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan dalam

perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai :

U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E

(4)

atau

U = 0,9 D ± 1,0 E

(5)

dalam hal ini nilai E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F,

Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung atau

penggantinya.

E. Bila ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan dalam perencanaan,

maka pada persamaan 2,3 dan 5 ditambahkan 1,6H kecuali bahwa pada

keadaan dimana aksi struktur akibat H mengurangi pengaruh W atau E, maka

beban H tidak perlu ditambahkan pada persamaan 3 dan 5.

Page 46: ta struktur

38

E. SOFTWARE ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR

Untuk mendesain struktur gedung beton bertulang ini akan digunakan software

SANSPRO Versi 4.7.6 – ESRC Nathan Madutujuh Bandung Indonesia.

Langkah-langkah dalam perencanaan Struktur Gedung Rawat Inap RSI

Surakarta dengan software sanspro:

1. Membuat permodelan struktur gedung.

Langkah awalnya adalah membuka program sanspro. Pada layar akan

tampak panel tombol yang harus di klik untuk mengaktifkannya. Untuk

menmbuat permodelan Strutur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan batas-batas area, dengan mengaktifkan tombol working

coordinate range. Pada tombol tersebut akan tampil Drawing Axis

Name and Location yang berupa sumbu X dan Y yang harus diisi

dengan koordinat kartesian lokasi titik-titik node.

b. Aktifkan tombol Show Gridlines untuk menampilkan node-node

yang telah dibuat.

c. Untuk menambah jumlah node sesuai dengan yang dikehendaki

maka klik tombol XY kemudian klik tombol add dan tempatkan

sesuai dengan koordinat yang diinginkan.

2. Memasukkan jumlah tingkatan/lantai yang dikehendaki.

Sanspro membedakan tinggi antar tingkat menjadi 3 bagian:

a. Tinggi tingkat paling bawah (lowest floor)

b. Tinggi tingkat tipikal (floor to floor height)

c. Tinggi tingkat paling atas.

Cara mengisikan tinggi tingkat adalah dengan mengaktifkan tombol

Building Parameter dengan mengisi :

• Jumlah tingkat/lantai (no. of storey/floor) = 7

• Jumlah layout kolom ( no. of Column layout) = 7

• Jumlah layout balok ( no. of beam layout) = 7

Page 47: ta struktur

39

• Jenis plat (no. of slab data) = 2

Kemudian klik Building>Storey Data. Pada tiap lantai diisikan jarak

ketinggian antar lantai.

Memasukkan data reduksi beban hidup yaitu 0.6.

3. Kombinasi Beban.

Untuk Kombinasi Pembebanan aktifkan tombol Parameter>Load Cases and

Combination Parameters. Pilih pembebanan Self+Dead+Live+EQX,EQZ

Load. Kombinasi pembebanannya adalah:

Self Weight Dead Load Live Load Earthq-X Earthq-Y

1.2 1.2 1.6 0 0

1.2 1.2 1 1 0.3

1.2 1.2 1 1 -0.3

1.2 1.2 1 -1 0.3

1.2 1.2 1 -1 -0.3

1.2 1.2 1 0.3 1

1.2 1.2 1 -0.3 1

1.2 1.2 1 0.3 -1

1.2 1.2 1 -0.3 -1

1.2 1.2 1 0 0

4. Menentukan jumlah dan jenis penampang (section property data).

a. Terlebih dahulu menentukan mutu beton dengan cara klik

Property>Material klik generate pilih mutu beton K-225.

b. Kemudian menentukan jenis penampang untuk kolom dengan

mengaktifkan Property>Section>Add, pilih Biaxial Column

kemudian masukkan jenis kolom.

c. Menentukan jenis penampang untuk balok dengan mengaktifkan

Property>Section>Add, pilih Girder Sloof kemudian masukkan jenis

balok.

Page 48: ta struktur

40

d. Menetukan jenis dan ukuran plat dengan mengaktifkan Property

>Section>Add>Thickness. Ukuran plat yang dipakai adalah 12 cm.

5. Pembebanan

Beban Frame :

Pada frame akan memikul beban bekerja pada balok dan ringbalk. Beban

tersebut antara lain :

a. Beban setengah bata sebesar 250 kg/m² dikalikan dengan tinggi bata.

b. Beban partisi sebesar 100 kg/m² dikalikan dengan tinggi partisi.

c. Beban lisplank sebesar A x 2400 kg/m² didapat beban sebesar 192

kg/m² dikalikan dengan tinggi.lisplank.

d. Beban tangga, DL sebesar 4200 kg/m’ dan LL sebesar 12280 kg/m’.

e. Beban atap diambil 1000 kg/m’.

Beban Joint :

Pada joint akan memikul beban ME berupa Lift. Untuk Lift dengan kapasitas

9 penumpang pada tiap joint diberi pembebanan sebesar 12400 kg. dan

untuk Bed Lift diberi pembebanan 24000 kg.

Setelah semua data dimasukkan maka dilakukan perhitungan secara otomatis

dengan cara : File>ExportsSans>Analisys Menu>Start Analisys.

Dari hasil analysis akan tampil beberapa data yang telah diproses.

• Data tersebut antara lain:

• Data reaksi tumpuan (support reaction)

• Data nomer joint dan frame.

• Data material balok, kolom, plat yang digunakan.

Setelah analisys selesei dilakukan pembentukan bentuk bangunan (building)

dengan cara : building> start design> concret.

Dari proses tersebut dapat dilihat struktur penulangan dari kolom dan balok.

Untuk lebih mengetahui secara detail bentuk penulangan dari balok dan

kolom dapat dilihat dengan mengaktifkan view rebar x-x, y-y.

Page 49: ta struktur

41

Gambar penulangan balok dan kolom dapat dilihat semua dan dapat

dipindah (transfer) ke dalam format CAD.

Dari gambar SANSPRO nantinya dapat di jadikan acuan untuk menggambar

lebih lanjut pada format CAD.

Proses memasukkan data-data pada program SANSPRO ada dua pilihan,

yaitu sesuai dengan urutan yang berlaku ataupun secara acak. Pilihan ini

ditampilkan pada awal saat akan melakukan input data.

Selain dapat dipindah dalam format CAD, program SANSPRO juga dapat

melakukan perhitungan biaya struktur secara automatis..

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan program SANSPRO memiliki

sejumlah keunggulan, diantaranya :

• Langkah-langkah dalam memasukkan dta input dapat dilakukan secara

acak atau tidak urut.

• Permodelan strukturnya lebih mudah karena dimodelkan dengan sumbu

kartesian.

• Panel-panel pada layar jelas dan mudah dimengerti bagi pemula.

• Hasil dari perhitungan langsung dapat diketahui.

• Penulangan balok maupun kolom lagsung dapat dilihat bentuknya, jarak

dan jumlah serta ukuran tulanganya.

• Gambar penulangnya bisa di transfer dalam format CAD, sehingga

mudah untuk digambar ulang.

• Dapat menghitung secara tepat volume dan biaya struktur.

• Hasil-hasil dari output langsung dapat di print.

Ada bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan SANSPRO,

yaitu:

• Perlu kejelian dan kecermatan dalam memasukkan data permodelan.

• Perlu kesabaran dalam penggunaan progran ini.

Page 50: ta struktur

42

BAB IV

RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN

1. Pekerjaan Persiapan

a. Pembersihan Lahan = 1 ls

b. Direksi keet = 1ls

c. Penyediaan air kerja = 1 ls

d. IMB = 1 ls

2. Pekerjaan Bangunan Utama

Pekerjaan beton bertulang lantai 1

a. Pondasi struktur bawah KSLL = 1 ls

b. Beton kolom struktur = 89 m3

c. Beton tangga = 4 m3

Pekerjaan beton bertulang lantai 2

a. Beton kolom struktur = 53,68 m3

b. Beton balok induk = 54 m3

c. Beton balok anak = 18,39 m3

d. Beton plat lantai = 106,8 m3

e. Beton parapet = 12,6 m3

f. Beton plat dak canopy = 2,7 m3

g. Beton balok dak canopy = 3,66 m3

h. Beton tangga = 4 m3

i. Beton lift

• Beton kolom = 2,52 m3

• Beton balok = 0,85 m3

• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3

• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3

j. Water profing dak = 396,5 m3

Page 51: ta struktur

43

Pekerjaan beton bertulang lantai 3

a. Beton kolom struktur = 38,84 m3

b. Beton balok induk = 41,05 m3

c. Beton balok anak = 14,84 m3

d. Beton plat lantai = 64,44 m3

e. Beton parapet = 12,26 m3

f. Beton tangga = 4 m3

g. Beton lift

• Beton kolom = 2,52 m3

• Beton balok = 0,85 m3

• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3

• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3

Pekerjaan beton bertulang lantai 4

a. Beton kolom struktur = 38,84 m3

b. Beton balok induk = 41,05 m3

c. Beton balok anak = 14,84 m3

d. Beton plat lantai = 64,44 m3

e. Beton parapet = 12,26 m3

f. Beton tangga = 4 m3

g. Beton lift

• Beton kolom = 2,52 m3

• Beton balok = 0,85 m3

• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3

• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3

Pekerjaan beton bertulang lantai 5

a. Beton kolom struktur = 38,84 m3

b. Beton balok induk = 41,05 m3

c. Beton balok anak = 14,84 m3

d. Beton plat lantai = 64,44 m3

e. Beton parapet = 12,26 m3

f. Beton tangga = 4 m3

Page 52: ta struktur

44

g. Beton lift

• Beton kolom = 2,52 m3

• Beton balok = 0,85 m3

• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3

• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3

Pekerjaan beton bertulang lantai 6

a. Beton kolom struktur = 41,63 m3

b. Beton balok induk = 10 m3

c. Beton balok anak = 41,05 m3

d. Beton plat lantai = 13,28 m3

e. Beton parapet = 16,6m3

f. Beton tangga = 4 m3

g. Beton lift

• Beton kolom = 2,52 m3

• Beton balok = 0,85 m3

• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3

• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3

Pekerjaan beton bertulang lantai ruang mesin

a. Beton kolom struktur = 16,93 m3

b. Beton plat lantai = 13,44 m3

c. Beton balok induk = 27,1 m3

d. Beton balok anak = 14,13 m3

e. Beton plat dak = 6,5 m3

f. Beton balok dak = 3,54 m3

g. Beton ring balk = 8,4 m3

h. Water profing dak =25,2 m2

i. Beton lift

• Beton kolom = 2,52 m3

• Beton balok = 0,85 m3

• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3

Page 53: ta struktur

45

• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3

Pekerjaan Atap

a. Kuda-kuda baja ringan = 768,9 m2

b. Atap genteng metal dek = 768,9

c. Bubungan genteng metal = 92 m’

d. Corong talang 3’’ PVC = 560 m’

e. Saringan talang = 20 buah

f. Lisplank = 214 m2

III. Pek. Finshing arsitektur

a. Lantai i

1) Pek. Pondasi batu belah

1 Galian tanah 334.11 m3

2 Urugan kembali 161.22 m3

3 Pondasi batu belah 1:5 102.8 m3

4 Aanstamping 46.73 m3

5 Urug pasir + rolag 27.47 m3

6 Urug peninggian tanah bangunan 380 m3

2) Pek. Pas. Bata/plesteran.

1 Rolag batu bata 1 : 3 12.33 m3

2 Pas. bt. bata 1:3 14.6 m3

3 Plesteran 1:3 243.333 m2

4 Pas. bt. bata 1:5 98.1 m3

5 Plesteran 1:5 1635 m2

6 Plesteran beton 780.78 m2

7 Sponengan sudut 2075.7 m'

8 Beton sloof, kolom, balok latei praktis 7.37 m3

3) Pek. kusen

1 J1 = 32 buah

Kusen aluminium 4" 656 m'

Page 54: ta struktur

46

Kaca rayband Tebal 5 mm 252.16 m2

Sealant 800 m'

Karet kaca 1824 m'

2 P1 = 1 buah

Kusen aluminium 4" 14.4 m'

Pintu swing (T250 x L187) 2 bh

Handle stainless steel 2 bh

Kunci 5132 2 bh

Engsel 4" 8 bh

Acrilic 8 bh

Kaca rayband T 5mm 11.63 m2

Karet kaca 54.8 m'

Sealant 20.1 m'

3 P2 = 2 buah

Kusen aluminium 4" 19.2 m'

Daun pintu metal 2 unit

Kunci tanam 2 bh

Tatapan pintu 11.8 bh

Kaca rayband T 5mm 2.14 m2

Karet kaca 22.4 m'

Sealant 29.2 m'

4 P3 = 4 buah

Kusen aluminium 4" 37 m'

Daun pintu metal 4 unit

Kunci tanam 4 bh

Tatapan pintu 25.5 bh

Kaca rayband T 5mm 2.95 m2

Karet kaca 40 m'

Sealant 65 m'

5 P4 = 6 buah

Kusen aluminium 4" 26 m'

Page 55: ta struktur

47

Pintu swing (T210 x L90) 6 bh

Handle swing 6 bh

Kunci 51234 6 bh

Engsel 4" 15 bh

Acrilic 15 bh

Mohair 10.5 bh

Kaca rayband T 5mm 7.8 m2

Karet kaca 55 m'

Sealant 52 m'

6 P5 = 2 buah

Kusen aluminium 4" 12.6 m'

Daun pintu metal 2 unit

Kunci tanam 2 bh

Casement (T50 x L90) 5.6 bh

Engsel jungkit 2 bh

Rambuncis 2 bh

Tatapan pintu 10.2 m2

Kaca rayband T 5mm 0.94 m2

Karet kaca 10.4 m'

Sealant 35.6 m'

4. Pek. plafond

1 Plafond kalsiboard 851.64 m2

2 List tepi gypsum 252.24 m'

5. Pek. Pasang lantai dinding

1 Urug pasir bawah lantai 76.18 m3

2 Lantai kerja 1:3:5 bwh lantai 38.09 m3

3 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 21.6 m2

4 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 50.81 m2

5 Dinding granit 236 m2

6 Dinding clading Lt. 2 s/d Lt. 6 65 m2

7 Lt. Granit tile 40/40 cm 740.28 m2

Page 56: ta struktur

48

8 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.39 m2

6. Pek. sanitair

1 Closet duduk 4 bh

2 Saringan air st.st. 6 bh

3 Kran air 6 bh

4 Urinoir 2 bh

5 Wastafel 2 bh

6 Sekat urinoir 2 bh

7 Kaca cermin 1 bh

8 Meja beton wastafel 1 m'

7. Pek. cat

1 Cat tembok exterior 850 m2

2 Cat tembok interior 4428 m2

3 Cat plafond 851.64 m2

c. Lantai 2

1. Pek. Pas. Bata/plesteran

1 Pas. bt. bata 1:3 11.4 m3

2 Plesteran 1:3 190 m2

3 Pas. bt. bata 1:5 45.15 m3

4 Plesteran 1:5 752 m2

5 Plesteran beton 511.58 m2

6 Sponengan sudut 1363.54 m'

7 Beton, kolom, balok latei praktis 5.36 m3

2. Pek. kusen

1 Type P1 = 1 buah

Kusen aluminium 4" 14.4 m'

Pintu sliding (T220 x L200) 2 bh

Handle stainless steel 2 bh

Kunci 4123 2 bh

Engsel 4" 8 bh

Kaca rayband Tebal 5 mm 11.63 m2

Page 57: ta struktur

49

Karet kaca 54.8 m'

Sealant 20.1 m'

Arcilic 8 bh

2 Type J3 = 18 buah

Frame curtain wall 748.98 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 327.42 m2

Sealant tebal 2100.96 m'

3 Type J4 = 2 buah

Frame curtain wall 87.8 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 30.1 m2

Sealant tebal 254 m'

4 Type J5 = 1 buah

Frame curtain wall 381.1 m'

Kaca stopsol green Tebal 8 mm 176.18 m2

Sealant 988 m'

5 Type P2 = 3 buah

Kusen aluminium 4" 28.8 m'

Daun pintu metal 3 unit

Kunci tanam 3 bh

Tatapan pintu 17.7 bh

Kaca rayband T 5mm 3.21 m2

Karet kaca 33.6 m'

Sealant 43.8 m'

6 P3 = 6 buah

Kusen aluminium 4" 44.4 m'

Daun pintu metal 6 unit

Kunci tanam 6 bh

Tatapan pintu 30.6 bh

Kaca rayband T 5mm 3.54 m2

Karet kaca 48 m'

Sealant 78 m'

Page 58: ta struktur

50

7 P4 = 8 buah

Kusen aluminium 4" 41.6 m'

Pintu swing (T210 x L90) 8 bh

Handle swing 8 bh

Kunci 51234 8 bh

Engsel 4" 24 bh

Acrilic 24 bh

Mohair 16.8 bh

Kaca rayband T 5mm 12.48 m2

Karet kaca 88 m'

Sealant 83.2 m'

8 Type PT1 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 30.2 m2

List partisi bawah 18.6 m'

9 Type PT2 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 35.1 m2

List partisi bawah 21.6 m'

10 Type PT3 = 1 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 17.31 m'

List partisi bawah 10.4 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5 m2

Kaca rayband T 5 mm 0.55 m2

Karet kaca 5.6 m'

Sealant 13 m'

Kusen aluminium 4" 7.2 m'

11 Type PT4 = 3 buah

Kusen aluminium 4" 24 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 22.23 m'

List partisi bawah 12.6 m2

Page 59: ta struktur

51

Daun pintu metal 3 unit

Kunci tanam 3 bh

Tatapan pintu 16.2 m2

12 Type PT5 = 3 buah

Kusen aluminium 4" 24 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 22.23 m'

List partisi bawah 12.6 m2

Daun pintu metal 3 unit

Kunci tanam 3 bh

Tatapan pintu 16.2 m2

Kaca rayband T 5mm 2.43 m2

Karet kaca 21.6 m'

Sealant 41.4 m'

13 Type PT6 = 4 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 31.2 m'

List partisi bawah 19.2 m2

3. Pek plafond

1 Plafond kalsiboard 519.17 m2

2 List tepi gypsum 296.5 m'

4. Pek. Lantai dinding

1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 34.14 m2

2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 98.81 m2

3 Lantai granit tile 40x40 cm 491.34 m2

4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2

5 Water proofing km/wc 34.14 m2

5. Pek. sanitair

1 Closet duduk 10 bh

2 Saringan air st.st. 12 bh

3 Kran air 12 bh

4 Wastafel 2 bh

5 Kaca cermin 1 bh

Page 60: ta struktur

52

6 Meja beton wastafel 1 m'

6. Pek cat

1 Cat tembok exterior 505.43 m2

2 Cat tembok interior 758.15 m2

3 Cat plafond 519.17 m2

d. Lantai 3

1. Pek. Pas. Bata/plesteran

1 Pas. bt. bata 1:3 14.8 m3

2 Plesteran 1:3 246.83 m2

3 Pas. bt. bata 1:5 41.53 m3

4 Plesteran 1:5 692.16 m2

5 Plesteran beton 511.24 m2

6 Sponengan sudut 1259.84 m'

7 Beton, kolom, balok latei praktis 6.12 m3

2. Pek. Pas. kusen :

1 Type J5 = 1 buah

Frame curtain wall 381.1 m'

Kaca stopsol green Tebal 8 mm 176.18 m2

Sealant 988 m'

2 Type J7 = 1 buah

Kusen aluminium 4" 11.1 m'

Casement (T50 x L85) 5.4 bh

Casement (T120 x L85) 8.2 bh

Engsel 20" 2 bh

Engsel 10" 2 bh

Rambuncis 4 bh

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Sealant 14.8 m'

3 Type P3 = 3 buah

Kusen aluminium 4" 22.2 m'

Page 61: ta struktur

53

Daun pintu metal 3 unit

Kunci tanam 3 bh

Tatapan pintu 15.3 bh

Kaca rayband T 5mm 1.77 m2

Karet kaca 24 m'

Sealant 39 m'

4 Type P4 = 8 buah

Kusen aluminium 4" 41.6 m'

Pintu swing (T210 x L90) 8 bh

Handle swing 8 bh

Kunci 51234 8 bh

Engsel 4" 24 bh

Acrilic 24 bh

Mohair 16.8 bh

Kaca rayband T 5mm 12.48 m2

Karet kaca 88 m'

Sealant 83.2 m'

5 Type P5 = 10 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63 m'

Daun pintu metal 10 unit

Kunci tanam 10 bh

Casement (T50 x L90) 28 bh

Engsel jungkit 10 bh

Rambuncis 10 bh

Tatapan pintu 51 m2

Kaca rayband T 5mm 4.7 m2

Karet kaca 52 m'

Sealant 178 m'

6 Type PT1 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 30.2 m2

List partisi bawah 18.6 m'

Page 62: ta struktur

54

7 Type PT7 = 4 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'

List partisi bawah 4.4 m2

Daun pintu metal 4 unit

Kunci tanam 4 bh

Tatapan pintu 21.6 m2

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Sealant 55.2 m'

8 Type PT7' = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 2.37 m'

List partisi bawah 1.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.4 m2

Kaca rayband T 5mm 0.81 m2

Karet kaca 7.2 m'

Sealant 13.8 m'

9 Type PT8 = 4 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'

List partisi bawah 4.4 m2

Daun pintu metal 4 unit

Kunci tanam 4 bh

Tatapan pintu 21.6 m2

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Sealant 55.2 m'

10 Type PT8' = 1 buah

Page 63: ta struktur

55

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 1.72 m'

List partisi bawah 0.7 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.4 m2

Kaca rayband T 5mm 0.81 m2

Karet kaca 7.2 m'

Sealant 13.8 m'

11 Type PT9 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 36.4 m2

List partisi bawah 22.4 m'

12 Type PT10 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 13.66 m2

List partisi bawah 8.4 m'

13 Type PT11 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 11.38 m2

List partisi bawah 7 m'

14 Type PT12 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'

List partisi bawah 4.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5 m2

Kaca rayband T 5mm 0.55 m2

Karet kaca 5.6 m'

Sealant 13 m'

15 Type PT13 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'

Page 64: ta struktur

56

List partisi bawah 4.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5 m2

Kaca rayband T 5mm 0.55 m2

Karet kaca 5.6 m'

Sealant 13 m'

16 Type PT14 = 4 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 70.2 m2

List partisi bawah 43.2 m'

3. Pek. plafond

1 Plafond kalsiboard 525.25 m2

2 List tepi gypsum 408 m'

4. Pek. Pas. Dinding/lantai

1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 47.54 m2

2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 147.3 m2

3 Lantai granit tile 40x40 cm 456 m2

4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2

5 Water proofing km/wc 47.54 m2

5. Pek. sanitair

1 Closet duduk porselin 14 bh

2 Saringan air st.st. 16 bh

3 Kran air 16 bh

4 Urinoir 4 bh

5 Wastafel 2 bh

6 Sekat urinoir 4 bh

7 Kaca cermin 1 bh

8 Meja beton wastafel 1 m'

6. Pek. cat

1 Cat tembok exterior 481.36 m2

2 Cat tembok interior 722.04 m2

Page 65: ta struktur

57

3 Cat plafond 525.5 m2

e. Lantai 4

1. Pek. Pas. Bata/plester

1 Pas. bt. bata 1:3 14.8 m3

2 Plesteran 1:3 246.83 m2

3 Pas. bt. bata 1:5 41.53 m3

4 Plesteran 1:5 692.16 m2

5 Plesteran beton 511.24 m2

6 Sponengan sudut 1259.84 m'

7 Beton, kolom, balok latei praktis 6.12 m3

2. Pek. Pas. kusen

1 Type P3 = 3 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 22.2 m'

Daun pintu metal 3 unit

Kunci tanam 3 bh

Tatapan pintu 15.3 bh

Kaca rayband T 5mm 1.77 m2

Karet kaca 24 m'

Sealant 39 m'

2 Type P4 = 8 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 41.6 m'

Pintu swing (T210 x L90) 8 bh

Handle swing 8 bh

Kunci 51234 8 bh

Engsel 4" 24 bh

Acrilic 24 bh

Mohair 16.8 bh

Kaca rayband T 5mm 12.48 m2

Karet kaca 88 m'

Sealant 83.2 m'

3 Type P5 = 10 buah

Page 66: ta struktur

58

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63 m'

Casement (T50 x L90) 28 bh

Engsel jungkit 10 bh

Rambuncis 10 bh

Tatapan pintu 51 m2

Kaca rayband T 5mm 4.7 m2

Karet kaca 52 m'

Sealant 178 m'

4 Type PT1 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 30.2 m2

List partisi bawah 18.6 m'

5 Type PT7 = 4 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'

List partisi bawah 4.4 m2

Daun pintu metal 4 unit

Kunci tanam 4 bh

Tatapan pintu 21.6 m2

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Sealant 55.2 m'

6 Type PT7' = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 2.37 m'

List partisi bawah 1.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.4 m2

Kaca rayband T 5mm 0.81 m2

Karet kaca 7.2 m'

Sealant 13.8 m'

Page 67: ta struktur

59

7 Type PT8 = 4 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'

List partisi bawah 4.4 m2

Daun pintu metal 4 unit

Kunci tanam 4 bh

Tatapan pintu 21.6 m2

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Sealant 55.2 m'

8 Type PT8' = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 1.72 m'

List partisi bawah 0.7 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.4 m2

Kaca rayband T 5mm 0.81 m2

Karet kaca 7.2 m'

Sealant 13.8 m'

9 Type PT9 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 36.4 m2

List partisi bawah 22.4 m'

10 Type PT10 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 13.66 m2

List partisi bawah 8.4 m'

11 Type PT11 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 11.38 m2

List partisi bawah 7 m'

12 Type PT12 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'

Page 68: ta struktur

60

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'

List partisi bawah 4.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5 m2

Kaca rayband T 5mm 0.55 m2

Karet kaca 5.6 m'

Sealant 13 m'

13 Type PT13 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'

List partisi bawah 4.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5 m2

Kaca rayband T 5mm 0.55 m2

Karet kaca 5.6 m'

Sealant 13 m'

14 Type PT14 = 4 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 70.2 m2

List partisi bawah 43.2 m'

3. Pek. plafond

1 Plafond gypsum board rangka hollow 525.25 m2

2 List tepi gypsum 408 m'

4. Pek. Pasang lantai/dinding

1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 47.54 m2

2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 147.3 m2

3 Lantai granit tile 40x40 cm 456 m2

4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2

5 Water proofing km/wc 47.54 m2

5. Pek sanitair

Page 69: ta struktur

61

1 Closet duduk porselin 14 bh

2 Saringan air st.st. 16 bh

3 Kran air 16 bh

4 Urinoir 4 bh

5 Wastafel 2 bh

6 Sekat urinoir 4 bh

7 Kaca cermin 1 bh

8 Meja beton wastafel 1 m'

6. Pek. cat

1 Cat tembok exterior 481.36 m2

2 Cat tembok interior 722.04 m2

3 Cat plafond 525.5 m2

f. Lantai 5

1. Pek. Pas. Bata/plester

1 Pas. bt. bata 1:3 14.8 m3

2 Plesteran 1:3 246.83 m2

3 Pas. bt. bata 1:5 41.53 m3

4 Plesteran 1:5 692.16 m2

5 Plesteran beton 511.24 m2

6 Sponengan sudut 1259.84 m'

7 Beton, kolom, balok latei praktis 6.12 m3

2. Pek pas. kusen

1 Type P3 = 3 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 22.2 m'

Daun pintu metal 3 unit

Kunci tanam 3 bh

Tatapan pintu 15.3 bh

Kaca rayband T 5mm 1.77 m2

Karet kaca 24 m'

Sealant 39 m'

2 Type P4 = 8 buah

Page 70: ta struktur

62

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 41.6 m'

Pintu swing (T210 x L90) 8 bh

Handle swing 8 bh

Kunci 51234 8 bh

Engsel 4" 24 bh

Acrilic 24 bh

Mohair 16.8 bh

Kaca rayband T 5mm 12.48 m2

Karet kaca 88 m'

Sealant 83.2 m'

3 Type P5 = 10 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63 m'

Casement (T50 x L90) 28 bh

Engsel jungkit 10 bh

Rambuncis 10 bh

Tatapan pintu 51 m2

Kaca rayband T 5mm 4.7 m2

Karet kaca 52 m'

Sealant 178 m'

4 Type PT1 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 30.2 m2

List partisi bawah 18.6 m'

5 Type PT7 = 4 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'

List partisi bawah 4.4 m2

Daun pintu metal 4 unit

Kunci tanam 4 bh

Tatapan pintu 21.6 m2

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Page 71: ta struktur

63

Sealant 55.2 m'

6 Type PT7' = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 2.37 m'

List partisi bawah 1.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.4 m2

Kaca rayband T 5mm 0.81 m2

Karet kaca 7.2 m'

Sealant 13.8 m'

7 Type PT8 = 4 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'

List partisi bawah 4.4 m2

Daun pintu metal 4 unit

Kunci tanam 4 bh

Tatapan pintu 21.6 m2

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Sealant 55.2 m'

8 Type PT8' = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 1.72 m'

List partisi bawah 0.7 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.4 m2

Kaca rayband T 5mm 0.81 m2

Karet kaca 7.2 m'

Sealant 13.8 m'

Page 72: ta struktur

64

9 Type PT9 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 36.4 m2

List partisi bawah 22.4 m'

10 Type PT10 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 13.66 m2

List partisi bawah 8.4 m'

11 Type PT11 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 11.38 m2

List partisi bawah 7 m'

12 Type PT12 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'

List partisi bawah 4.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5 m2

Kaca rayband T 5mm 0.55 m2

Karet kaca 5.6 m'

Sealant 13 m'

13 Type PT13 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'

List partisi bawah 4.1 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5 m2

Kaca rayband T 5mm 0.55 m2

Karet kaca 5.6 m'

Sealant 13 m'

14 Type PT14 = 4 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 70.2 m2

Page 73: ta struktur

65

List partisi bawah 43.2 m'

3. Pek. plafond

1 Plafond kalsiboard 525.25 m2

2 List tepi gypsum 408 m'

4. Pek. Pas lantai/ dinding

1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 47.54 m2

2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 147.3 m2

3 Lantai granito 60x60 cm 456 m2

4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2

5 Water proofing km/wc 47.54 m2

5. Pek. sanitair

1 Closet duduk porselin 14 bh

2 Saringan air st.st. 16 bh

3 Kran air 16 bh

4 Urinoir 4 bh

5 Wastafel 2 bh

6 Sekat urinoir 4 bh

7 Kaca cermin 1 bh

8 Meja beton wastafel 1 m'

6. Pek. cat

1 Cat tembok exterior 481.36 m2

2 Cat tembok interior 722.04 m2

3 Cat plafond 525.5 m2

g. Lantai 6

1. Pek. Pas. Bata/plester

1 Pas. bt. bata 1:3 5.18 m3

2 Plesteran 1:3 96.83 m2

3 Pas. bt. bata 1:5 28.9 m3

4 Plesteran 1:5 481.3 m2

5 Plesteran beton 452.84 m2

6 Sponengan sudut 922.02 m'

Page 74: ta struktur

66

7 Beton, kolom, balok latei praktis 1.65 m3

2. Pek kusen

1 Type P4 = 6 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 31.2 m'

Pintu swing (T210 x L90) 6 bh

Handle swing 6 bh

Kunci 51234 6 bh

Engsel 4" 18 bh

Acrilic 18 bh

Mohair 12.6 bh

Kaca rayband T 5mm 9.36 m2

Karet kaca 66 m'

Sealant 62.4 m'

2 Type PT4 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.41 m'

List partisi bawah 4.2 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.4 m2

3 Type PT14 = 2 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 35.1 m2

List partisi bawah 21.6 m'

4 Type PT15 = 2 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 16 m'

Partisi double kalsiboard 6 mm 8.32 m'

List partisi bawah 4.4 m2

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 10.8 m2

Kaca rayband T 5mm 1.62 m2

Page 75: ta struktur

67

Karet kaca 14.4 m'

Sealant 27.6 m'

5 Type PT16 = 1 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 17.55 m2

List partisi bawah 10.8 m'

6 Type PT17 = 1 buah

Partisi double kalsiboard 6 mm 4.88 m2

List partisi bawah 3 m'

7 Type J4 = 2 buah

Frame curtain wall 87.8 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 30.1 m2

Sealant tebal 254 m'

8 Type J5 = 1 buah

Frame curtain wall 381.1 m'

Kaca stopsol green Tebal 8 mm 176.18 m2

Sealant 988 m'

9 J6 = 32 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 512 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 168 m2

Sealant 627 m'

Karet kaca 1440 m'

10 Type J7 = 3 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 33.3 m'

Casement (T50 x L85) 16.2 bh

Casement (T120 x L85) 24.6 bh

Engsel 20" 6 bh

Engsel 10" 6 bh

Rambuncis 12 bh

Kaca rayband T 5mm 9.72 m2

Karet kaca 86.4 m'

Sealant 44.4 m'

Page 76: ta struktur

68

3. Pek. plafond

1 Plafond gypsum board rangka hollow 532.64 m2

2 List tepi gypsum 183.4 m'

4. Pek.pas.dinding/lantai

1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 26.64 m2

2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 67.3 m2

3 Lantai granito 60x60 cm 515.5 m2

4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 13.4 m2

5 Water proofing km/wc 26.64 m2

5. Pek. sanitair

1 Closet duduk porselin 4 bh

2 Saringan air st.st. 6 bh

3 Kran air 6 bh

4 Urinoir 4 bh

5 Wastafel 2 bh

6 Sekat urinoir 4 bh

7 Kaca cermin 1 bh

8 Meja beton wastafel 1 m'

6. Pek. cat

1 Cat tembok exterior 373.67 m2

2 Cat tembok interior 560.5 m2

3 Cat plafond 532.64 m2

h. Ruang mesin

1. Pek. Pas. Bata/plester

1 Pas. bt. bata 1:5 34 m3

2 Plesteran 1:5 566 m2

3 Plesteran beton 141 m2

4 Sponengan sudut 184.8 m'

5 Beton, kolom, balok latei praktis 0.84 m3

2. Pek. Pas. kusen

1 P3 = 1 buah

Page 77: ta struktur

69

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.4 m'

Daun pintu metal 1 unit

Kunci tanam 1 bh

Tatapan pintu 5.1 bh

Kaca rayband T 5mm 0.59 m2

Karet kaca 8 m'

Sealant 13 m'

2 Type J7 = 1 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 11.1 m'

Casement (T50 x L85) 5.4 bh

Casement (T120 x L85) 8.2 bh

Engsel 20" 2 bh

Engsel 10" 2 bh

Rambuncis 4 bh

Kaca rayband T 5mm 3.24 m2

Karet kaca 28.8 m'

Sealant 14.8 m'

3 J2 = 2 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 12 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 4.5 m2

Sealant 12 m'

Karet kaca 12 m'

4 BV1 = 32 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 169.6 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 33.6 m2

Sealant 300.8 m'

Karet kaca 332.8 m'

5 BV2 = 2 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 15.8 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 3.3 m2

Karet kaca 33 m'

Page 78: ta struktur

70

6 BV1 = 4 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 21.2 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 4.2 m2

Sealant 37.6 m'

Karet kaca 41.6 m'

7 BV2 = 8 buah

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63.2 m'

Kaca rayband Tebal 5 mm 13.2 m2

Karet kaca 129.6 m'

3. Pek. plafond

1 Plafond exspose 306 m2

4. Pek. Pas. Dinding/lantai

1 Lantai rabat beton 5.6 m3

6. Pek. cat

1 Cat tembok exterior 280 m2

2 Cat tembok interior 420 m2

3 Cat plafond 306 m2

IV. Pek. Lain-lain

1 Railing tangga stainless steel Lt. 1 ke Lt. 2 10 m'

2 Railing tangga stainless steel Lt. 2 ke Lt. 3 10 m'

3 Railing tangga stainless steel Lt. 3 ke Lt. 4 10 m'

4 Railing tangga stainless steel Lt. 4 ke Lt. 5 10 m'

5 Railing tangga stainless steel Lt. 5 ke Lt. 6 10 m'

6

Railing tangga stainless steel Lt. 6 ke Lt. R.

mesin 10 m'

7 Pekerjaan Lift

a Lift 630 kg/ 9 org ( pengunjung ) 2 unit

b Lift bed 1800 kg ( pasien ) 1 unit

c Pemesanan, testing comissioning, ijin dll 1 ls

8

Penyambungan pipa tinja ke pipa IPAL ( PVC 4"

+ accesoris ) 4 unit

Page 79: ta struktur

71

Page 80: ta struktur

90

BAB V

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)

PASAL 1 : PENJELASAN UMUM

(1) Peraturan Umum

Tata cara dalam pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan

peraturan-peraturan sebagai berikut:

i. Undang-Undang No. 9 tahun 1999 tentang Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat.

ii. Undang-Undang No. 18 tahun 2000 tentang Jasa Konstruksi.

iii. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta

Masyarakat Jasa Konstruksi.

iv. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Pembinaan Jasa Konstruksi.

v. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi.

vi. Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

vii. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.

332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan

Gedung Negara.

viii. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 120 tahun 2003 tentang Pedoman

Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Propinsi Jawa Tengah.

ix. Peraturan-Peraturan Pemerintah setempat.

(2) Kegiatan

Kegiatan yang dimaksud dalam dokumen lelang ini adalah kegiatan

Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta yang berlokasi di

jalan Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta.

Page 81: ta struktur

91

(3) Pemilik/Pemberi Tugas/Pengguna Anggaran

Yang dimaksud dengan pemberi tugas/pengguna jasa adalah Direktur Utama

RSI Surakarta Selaku Pengguna Anggaran Kegiatan Pembangunan Gedung

Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta bertindak untuk atas nama Yayasan

Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS) dengan alamat domisili Jl. jalan

Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta, selanjutnya disebut Pengguna Anggaran.

(4) Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Yang dimaksud dengan Panitia Pengadaan Barang/Jasa adalah sebuah Panitia

yang dibentuk dan ditugasi oleh Pengguna Anggaran untuk melaksanakan

proses pengadaan jasa Pemborongan.

(5) Peserta Lelang

Yang dimaksud dengan peserta lelang adalah pemborong yang telah

mendaftar pada Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk ikut serta dalam

pelelangan Pengadaan Barang/Jasa dan memenuhi persyaratan pelelangan.

PASAL 2 : DOKUMEN LELANG

(1). Satu set dokumen Lelang yang terdiri dari:

1.1 Contoh Surat Penawaran.

1.2 Syarat-Syarat Administrasi Pelelangan.

1.3 Syarat-Syarat Administrasi Pelaksanaan.

1.4 Spesifikasi Teknik dan Gambar.

1.5 Lampiran-Lampiran.

1.6 Catatan Harga.

1.7 Daftar Uraian Pekerjaan (Bill of Quantity).

1.8 Formulir Isian Kualifikasi.

(2). Lampiran-lampiran Penawaran adalah penjelasan-penjelasan secara tertulis

mengenai keterangan-keterangan tambahan, pembatalan, perbaikan dan

penjelasan dari dokumen lelang, gambar-gambar, spesifikasi dan Risalah

Rapat Penjelasan (Aanwijzing) serta jawaban-jawaban yang tertulis yang

dikeluarkan selama Masa Pelelangan Pekerjaan.

Page 82: ta struktur

92

Lampiran-lampiran yang telah disahkan oleh Panitia Pengadaan barang/Jasa

itu akan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen

lelang/Kontrak.

(3). Peserta lelang berkewajiban untuk mempelajari dan memahami dengan

seksama seluruh Dokumen Lelang ini.

(4). Peserta lelang dapat mengambil Dokumen Lelang pada alamat dan waktu

seperti tercantum dalam Undangan lelang.

PASAL 3 : PENJELASAN LELANG (AANWIJZING)

(1) Penjelasan lelang (Aanwijzing) diadakan pada waktu dan tempat seperti yang

tercantum didalam surat undangan.

Peserta Lelang diharuskan mempelajari dengan seksama isi Dokumen Lelang

dan bila ada pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis pada saat

acara penjelasan lelang.

(2) Sebelum memasukkan penawaran, peserta lelang harus sudah membaca dan

mempelajari seluruh isi Dokumen Lelang. Jika ditemukan adanya

kekurangan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (spesifikasi

Teknis) dan Gambar-gambar Lelang yang akan memberitahukan ke Panitia

Pengadaan pada saat Aanwijzing. Jika Peserta Lelang tidak memberikan

pemberitahuan mengenai kekurangan-kekurangannya tersebut kepada Panitia

Pengadaan, maka segala akibatnya menjadi tanggung jawab Peserta Lelang.

(3) Berita Acara Penjelasan dan perubahan-perubahan yang harus dilaksanakan

merupakan lampiran mengikat.

(4) Seluruh Peserta Lelang akan menerima Jawaban Pertanyaan dari Peserta

Lelang lainnya. Jawaban Pertanyaan tersebut yang merupakan lampiran

berita acara penjelasan (BA Aanwijzing) dapat diambil sesuai dengan jadual

dan tempat yang ditetapkan pada saat Aanwijzing.

PASAL 4 : PENINJAUAN TEMPAT PEKERJAAN

(1). Peserta lelang harus menghitung Quantity dan setiap Uraian Pekerjaan dari

Bill of Item berdasarkan Gambar, Spesifikasi Teknis dan Catatan Harga yang

dilampirkan dalam Dokumen Lelang.

Page 83: ta struktur

93

(2). Harga Penawaran yang diajukan Peserta Lelang berdasarkan Gambar Lelang,

Spesifikasi Teknis dan diuraikan pada setiap pokok-pokok (item) yang

tercantum dalam Daftar Uraian Pekerjaan (Bill of Quantities/BQ) yang

kemudian nilai/jumlahnya dipindahkan dalam Jumlah Total (Rekapitulasi).

(3). Harga satuan dalam BQ Merupakan bagian yang tidak mengikat dari

dokumen lelang. BQ sebagai dasar/pedoman dalam pengajuan penawaran

dan merupakan dasar/pedoman di dalam pembayaran sesuai prosentase

prestasi kemajuan pekerjaan. Total harga Penawaran mengikat sebagai Harga

kontrak untuk pelaksanaan Pekerjaan ini.

(4). Dokumen kontrak, Gambar Pelaksanaan, Spesifikasi Teknis, Addendum,

Jawaban Pertanyaan Tertulis, Risalah Rapat Aanwijzing, Klarifikasi dan

Negosiasi adalah merupakan Pedoman yang mengikat di dalam Pelaksanaan

Pekerjaan ini.

(5). Peserta Lelang diharuskan memerikas dan meneliti seluruh isi Dokumen

Lelang termasuk Bill of Item. Jika didalam waktu Pelaksanaan terdapat

perbedaan Spesifikasi Material, Spesifikasi Teknis, BQ dan Gambar

Kontrak, maka dianggap kualitas dari material yang paling tinggi adalah

yang menentukan untuk digunakan atau dipakai dalam pekerjaan tanpa ada

penambahan biaya di dalam Kontrak.

(6). Jika terdapat Pokok Pekerjaan yang tidak tercantum di dalam Spesifikasi

Teknis, BQ dan Gambar Kontrak, tetapi untuk kesempurnaan pekerjaan dan

untuk pemenuhan terhadap standar kemanan serta dapat

berfungsinya/beroperasinya sistem, atau bagian pekerjaan sebagaimana

mestinya dimana hal ini harus dilaksanakan, maka dianggap bahwa semua

Nilai Pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Lelang termasuk hal

tersebut diatas telah tercantum didalam Perincian Penawaran.

(7). Volume dan Pokok (item) Pekerjaan yang tercantum didalam BQ adalah lump

sum kecuali untuk bagian pekerjaan yang diberi tanda “Provosional”

termasuk pekerjaan tambah/kurang atas instruksi tertulis dari MK yang

disahkan Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atau Wakilnya. Penyimpangan

Page 84: ta struktur

94

Volume terlaksana terhadap Volume dalam Kontrak tidak menyebabkan

penambahan biaya dalam kontrak.

(8). Jika Peserta Lelang tidak mengisi harga pada salah satu pokok (item) atau

terdapat pokok (item) pekerjaan yang tidak tercantum dalam BQ tersebut,

maka dianggap bahwa pokok item tersebut oleh Peserta Lelang telah

dihitung, atau sudah tercantum/dimasukkan kedalam harga dan pokok item

lain.

(9). Peserta Lelang tidak diperkenankan menambah, mencoret, menghapus,

mengganti sebagian atau semua kata-kata yang terdapat dalam kalimat-

kalimat dalam Daftar Urutan Pekerjaan (BQ) maupun Dokumen Lelang.

(10). Harga satuan akan dipergunakan sebagai dasar dalam menghitung pekerjaan

tambah dan kurang sekiranya ada instruksi perubahan (variation order/VO).

Setiap Harga Satuan Pekerjaan sudah termasuk harga bahan, upah, hak

patent, biaya perlengkapan, pengangkutan, resiko, bea materai, biaya-biaya

umum, biaya-biaya kewajiban umum kepada Pemerintah yang berkaitan

dengan pekerjaan tersebut (bila ada), PPh, Overhead dan diluar PPN 10%.

PASAL 5 : TATA CARA PEMASUKAN SURAT PENAWARAN

HARGA

(1) Contoh Formulir Surat Penawaran Harga dan lampirannya disediakan oleh

Panitia Pengadaan Barang/Jasa dalam Dokumen Lelang. Peserta Lelang

diwajibkan menggunakan bentuk Contoh Formulir tersebut. Peserta Lelang

juga harus mengisi formulir kualifikasi dan melampirkan dalam penawaran

dilengkapi surat pernyataan di atas materai bahwa informasi dalam isian

formulir tersebut benar. Apabila ditemukan penipuan atau pemalsuan dalam

informasi tersebut perserta lelang akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang

berlaku.

(2) Surat Penawaran terdiri dari : 1 asli lengkap dengan Dokumen yang

bertandatangan asli dan 4 copy Surat Penawaran dengan dilampiri seperti butir

3 dibawah ini dengan ketentuan sebagai nerikut:

Page 85: ta struktur

95

a. Surat Penawaran Asli harus memakai kertas dengan kepala/kop Surat

Perusahaan, ditandatangani dan bermaterai Rp 6000,- dan diberi tanggal

serta diberi cap Perusahaan.

b. Ditandatangani oleh pimpinan/direktur utama atau penerima kuasa dari

direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte

pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang

diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik,

atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak

mewakili perusahaan yang bekerja sama.

c. Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu yang

ditetapkan dalam dokumen lelang.

d. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi

jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang.

e. bermaterai dan bertanggal.

(3) 1 set berkas penawaran asli dan 4 set copy yang dimasukkan dalam amplop

terdiri dari:

a. Surat Penawaran Harga & Lampiran Surat Penawaran.

b. Surat jaminan Penawaran (copy), asli diserahkan panitia.

c. Daftar Uraian dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity).

d. Lampiran A Daftar Harga Satuan.

e. Lampiran B Daftar Upah Tenaga dan sewa Peralatan.

f. Lampiran C Analisa Harga Satuan.

g. Lampiran D (Daftar Rencana Sub Kontraktor/Supplier berikut Surat

Dukungan dari Subkon atau Suplier tersebut).

h. Lampiran E (Metode Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan dan Network

Planning).

i. Lampiran F (Struktur Organisasi Kegiatan dan Personil yang akan

ditugaskan lengkap dengan CV, diutamakan berpengalaman bangunan-

bangunan besar, dilengkapi surat pernyataan Tenaga Ahli yang

bersangkutan).

j. Lampiran G (daftar Peralatan, Mesin-mesin yang akan digunakan).

Page 86: ta struktur

96

k. Lampiran H (foto copy brosur).

l. Formulir isian kualifikasi disertai surat pernyataan seperti didalam pasal 7

ayat 1.

m. 1 (satu) Disket berisi RAB penawaran (point c, d, e, f).

(4) Semua surat Penawaran dan lampirannya seperti tercantum pada pasal 7 ayat 2

dan 3 harus dimasukkan kedalam sampul penawaran (warna putih tidak

tembus kaca). Pada amplop penawaran tidak diperkenankan memakai tanda

apapun, amplop tersebut harus tertutup dan dilak pada lima tempat. (lihat

contoh surat penawaran).

(5) Semua surat Penawaran, dan lampirannya yang dimasukkan dalam sampul

penawaran, diserahkan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa, pada alamat

dan pada waktu yang telah ditentukan didalam Undangan lelang. untuk

Jaminan Penawaran asli tidak ikut dimasukkan dalam sampul penawaran.

(6) Suatu penawaran dinyatakan tidak sah apabila:

6.1 Surat-surat yang tidak menggunakan kertas kop perusahaan sesuai

dengan pasal 7 ayat 2.

6.2 Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.

6.3 Surat Penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB serta surat-surat

lainnya khusus halaman pertama tidak dibuat diatas kertas kop

pemborong yang bersangkutan.

6.4 tidak ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama atau penerima

kuasa dari pemimpin/direktur utama yang namanya tercantum dalam

akte pendirian atau perubahannya yang diangkat oleh kantor pusat atau

pejabat yang menurut perjanjian kerjasama (associatioan agreement)

adalah yang berhak mewakili asosiasi (pejabat dari perusahaan utama

/lead firm).

6.5 surat penawaran tidak diberi materai Rp 6000,- tidak diberi tanggal dan

tidak terkena tanda tangan penawar, tidak ada cap perusahaan.

6.6 Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka

maupun huruf (buram/sama sekali tidak dapat dibaca).

Page 87: ta struktur

97

6.7 Terdapat salah satu lampiran surat penawaran yang tidak

ditandatangani oleh penawar dan dan tidak diberi cap dari pemborong

yang tidak diundang.

6.8 Surat penawaran dari pemborong yang tidak diundang.

6.9 Surat penawaran yang tidak lengkap lampirannya.

6.10 Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran, atau mencantumkan

kurun waktu kurang dari yang diminta dalam dokumen lelang.

6.11 Jaminan penawaran tidak dikeluarkan oleh bank Pemerintah atau

Lembaga Keuangan.

6.12 Besaran jaminan kurang dari nominal yang dipersyaratkan dalam

dokumen.

6.13 Masa berlakunaya kurang dari yang dipersyaratkan dalam dokumen

lelang.

6.14 tidak ada daftar kuantitas dan harga (BQ).

CONTOH SURAT PENAWARAN :

KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN Nomor :

Lamp :

Perihal : Surat Penawaran Kepada

Pekerjaan ……………………..

Jl. ………………….

SEMARANG

Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada

hari….tanggal……

bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : ……………….

Jabatan : ……………….

Alamat : ……………….

Berkedudukan : ……………….

Page 88: ta struktur

98

Dengan ini menyatakan :

1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan

pekerjaan bangunan-bangunan negara.

2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam

dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang

tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..

3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang

mungkin ada atas dasar bestek.

4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.

5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank

sebesar Rp …………

6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan

kontrak.

7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan

bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :

a. Pekerjaan :

b. Lokasi :

c. Denagn harga borongan : Rp (terbilang)

d. Jangka waktu pelaksanaan : ( ) hari kalender

e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : ( ) hari

kalender

Semarang, 2004

Hormat Kami,

CV/ PT.

Materai Rp. 6000,-

Cap perusahaan

Nama Terang

Direktur

Page 89: ta struktur

99

PASAL 6 : HARGA PENAWARAN

(1) Harga penawaran harus dicantumkan dalam surat Penawaran Asli dalam

Rupiah dan jumlahnya dibulatkan ke bawah dalam ribuan.

(2) Harga Penawaran bersifat Lump Sum (fixed Price) yang meliputi Nilai semua

pekerjaan yang tercantum dalam Gambar, Spesifikasi Teknis, Berita Acara

Aanwijzimg, jawaban-jawaban Pertanyaan Tertulis, Addendum dan semua isi

Dokumen Lelang.

(3) Harga penawaran bersifat Lump Sum Fixed Price dan tidak akan berubah

karena kenaikan /fluktuasi harga bahan, material, peralatan, upah, jasa, tarif

listrik, BBM, HPS semen, Pajak-pajak, fluktuasi nilai kurs mata uang Rupiah

terhadap mata uang asing. Kebijakan pemerintah dalam bidang moneter.

(4) Harga penawaran dan segala biaya dan harga lainnya yang dicantumkan

adalah lump sum/jumlah tetap dan tidak berubah. Pada item pekerjaan

tertentu atau perubahan atau tambahan pekerjaan berdasarkan instruksi

tertulis dari MK yang akan dihitung sebagai Pekerjaan Tambah atau kurang

berdasarkan harga satuan dalam Bill of Quantity (BQ).

(5) Harga Penawaran tetap sesuai dengan yang dimaksud dalam dokumen lelang

ini meskipun Peserta lelang telah (ada) menambah, mencoret, atau mengganti

sebagian atau seluruhnya dari kalimat-kalimat yang tertera dalam Dokumen

lelang ini (keterangan tambahan dapat dilihat pada pasal 5 butir (9).

(6) Peserta Lelang diharuskan untuk memberikan harga Penawaran dalam batas-

batas yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan Panitia Pengadaan

barang/jasa mempunyai hak untuk mendiskualifikasi Peserta Lelang, jika

dianggap bahwa Penawaran Harga diajukan diluar batas-batas yang wajar.

(7) Bilamana terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf

maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf.

Kesalahan Aritmatik tidak akan mengubah peringkat dan akan

diperhitungkan dalam klarifikasi.

PASAL 8 : PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN

(1) Pada akhir batas penyampaian dokumen penawaran , panitia membuka rapat

pembukaan dokumen penawaran, menyatakan dihadapan para peserta

Page 90: ta struktur

100

pelelangan bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai

waktu yang disepakati, serta menolak dokumen penawaran yang terlambat

dan atau tambahan dokumen penawaran, kemudian membuka dokumen

penawaran yang masuk.

(2) Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos dan diterima terlambat,

panitia membuka sampul luar dokumen penawaran untuk mengetahui alamat

peserta lelang. Panitia segera memberitahukan kepada calon pemborong

(penyedia jasa) yang bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh

dokumen penawaran. Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan

serah terima.

(3) Panitia akan menunjuk 2 (dua) wakil dari peserta pelelangan yang hadir

sebagai saksi.

(4) Panitia membuka kotak dan sampul dokumen penawaran dihadapan para

peserta lelang. Setelah sampul dokumen penawaran dibuka, Panitia akan

memeriksa, menunjukkan dan membacakan dihadapan para peserta

pelelangan mengenai dokumen penawaran.

PASAL 9 : PENILAIAN PENAWARAN

(1) Semua penawaran yang masuk akan dievaluasi dan diteliti oleh Panitia

Pengadaan Barang/Jasa. Hasil evaluasi dokumen penawaran akan

dilaporakan kepada pemberi Tugas/Pengguna Jasa. Pemberi Tugas/Pengguna

Jasa mempertimbangkan usulan Panitia Pelelangan untuk ditetapkan

pemenangnya.

(2) Penetapan Pemenang didasarkan atas:

2.1 Penawaran memenuhi Syarat-syarat Administrasi dan dinyatakan sah.

2.2 Penawaran secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

2.3 Harga penawaran dapat dipertanggungjawabkan setelah diadakan

proses penilaian dengan ketentuan bahwa penunjukan Pemenang

Lelang terikat pada Penawaran yang terendah.

PASAL 10 : KEPUTUSAN HASIL PELELANGAN

(1) Penetapan Pemenang oleh Pemberi Tugas/Pengguna Jasa

Page 91: ta struktur

101

Atas penetapan tersebut kepada peserta diberi waktu 5 (lima) hari untuk

mengajukan sanggahan dalam hal prosedur pelelangan menyimpang dari

ketentuan.

(2) Surat keputusan ini berikut penetapan Pemenang Pelelangan, Berita Acara

Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta Dokumen Pelelangan lainnya

merupakan dasar dari Perjanjian Kontrak.

PASAL 11 : PELELANGAN ULANG/PEMBATALAN LELANG

(1) Pelelangan dinyatakan gagal atau pelelangan diulang apabila:

1.1 Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga).

1.2 Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan.

1.3 Nilai penawaran yang masuk kesemuanya melebihi dana yang tersedia.

1.4 Pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri dan calon pemenang

berikutnya tidak bersedia melaksanakan pekerjaan tersebut.

1.5 Kesalahan prosedur pelelangan yang menyebabkan pelelangan harus

diulang.

1.6 Sanggahan peserta lelang atas kesalahan prosedur atau pengaduan

masyarakat atas terjadinya KKN yang ternyata benar.

1.7 Sehubungan dengan butir-butir tersebut diatas pada pasal ini

disebabkan oleh sesuatu hal Pemberi Tugas/Pengguna jasa terpaksa

membatalkan Pelelangan, maka Peserta Lelang tidak dapat menuntut

ganti rugi kepada Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atas biaya/kerugian

yang telah dikeluarkan oleh peserta lelang.

Pemberi Tugas/Pengguna Jasa berhak untuk mengadakan Pelelangan

Ulang dengan mengikutsertakan Peserta Lelang yang baru, dan berhak

untuk tidak mengikutsertakan Peserta Lelang yang telah diundang

dalam Pelelangan sebelumnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 12 : SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

(1) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah Surat Keputusan

Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ditandatangani maka Perjanjian

Pemborongan (kontrak) harus sudah ditandatangani.

Page 92: ta struktur

102

(2) Selambat-lambatnya 14 hari sejak tanggal penandatanganan Perjanjian

Pemborongan (kontrak), maka Pemberi Tugas/Pengguna Jasa akan

menerbitkan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

(3) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK (Surat Perintah

Mulai Kerja) Pemborong harus sudah mulai pekerjaan lapangan.

SPESIFIKASI STRUKTUR PASAL 1 : PENJELASAN UMUM

1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi

Struktur) ini, dibuat dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang

akan dikerjakan memenuhi kualitas/Persyaratan-persyaratan yang

tertuang dalam gambar danspesifikasi struktur ini serta Berita Acara.

2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan

struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar

struktur terlampir serta Berita Acara Rapat Penjelasan.

3. Walaupun ada Direksi/MK dengan tugas pengawasannya, Pemborong

wajib mempunyai Bagian/ Team Quality Control tersendiri yang

khusus mengawasi pekerja-pekerja dan produknya agar sesuai dengan

Spesifikasi dan gambar Struktur serta Berita Acara Rapat Penjelasan.

4. Pemborong berkewajiban memeriksa kesesuaian gambar-gambar

struktur, Arsitektur, Mechanical dan Electrical beserta spesifikasinya

masing-masing dan melaporkan kepada Direksi/MK apabila terdapat

ketidaksesuaian.

PASAL 2 : PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Stripping

Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 M dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus

dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping.

a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap

semua sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan

tanaman-tanaman kecuali apabila ada beberapa tanaman yang

dipertahankan sesuai gambar dan atau petunjuk Direksi/MK.

Page 93: ta struktur

103

b. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai

kedalaman minimum 50 cm dibawah permukaan tanah setelah

Stripping.

2. Pengukuran Tapak Kembali

a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran

kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-

keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-

batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

b. Ketidakcocokkan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan

lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada

Direksi/MK untuk dimintakan keputusannya.

c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan

dengan alat-alat waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat

dipertanggung jawabkan.

d. Segala pekerjaan pengukuran tapak menjadi tanggungan

Pemborong.

3. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark)

a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/MK.

b. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-

kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam tanah dengan bagian

yang menonjol diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan

pengukuran selanjutnya.

c. Tugu patokan dasar harus dibuat permanen,

d. Segala pekerjaan pembuatan/pemasangan tugu patokan dasar

menjadi tanggungan Pemborong.

e. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut

tapak (perpindahan) Pemborong wajib membuat Shop Drawing

dahulu sesuai keadaan lapangan.

4. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patokan kayu semutu

Meranti Merah dengan ukuran kaso (5/7 cm),yang tertancap dalam

Page 94: ta struktur

104

tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah,

berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.

b. Papan dasar pelaksanaan/Bouwplank dibuat dengan kayu meranti,

dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada

sisi sebelah atasnya (waterpas).

c. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar

galian tanah pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak

terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.

d. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang

menyatakan semua asas bangunan dan peil ±0.00 atau peil reference

lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila

terkena air/air hujan.peil ±0.00 adalah peil lantai dasar bangunan.

e. Setelah selesai pemasangan papan pelaksanaan, Pemborong harus

melapor kepada Direksi/MK.

PASAL 3 : PEKERJAAN GALIAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-

peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya

pekerjaan ini dengan baik.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi/ basement untuk

pekerjaan sub struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam

gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi/MK, termasuk didalamnya

adalah pada pekerjaan resevoir, pit, saluran-saluran dan pekerjaan-

pekerjaan lain sesuai gambar yang memerlukan galian.

c. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika

ada) terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksesting

dan pekerja.

d. Pembangunan sisa galian yang disetujui Direksi/MK atas biaya

pemborong.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

Page 95: ta struktur

105

a. Galian tanah untuk Resevoir, saluran air, pondasi dan galian-galian

lainnya harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.

b. Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka

pemborong harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan

bahan pondasi yang sama untuk daerah yang bersangkutan.

c. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis

demi selapis, dan di tumbuk sampai padat sesuai dengan yang

disyaratkan pada pasal 04 mengenai “Pekerjaan Urugan dan

Pemadatan”.

d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap

galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,

maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan

pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar

yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal

setiap lapisan 15 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai

dengan spesifikasi struktur pada pasal 04.

e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun

pada waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan

kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat

bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada

dasar galian.

PASAL 4 : PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini

dengan baik.

2. Persyaratan Bahan

Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau

dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. Jenis tanah adalah Sandy Clay atau pasir urug.

Page 96: ta struktur

106

b. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas

bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.

c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

d. Terlabih dahulu diadakan test Kepadatan Maksimum pada kadar air.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal

max. tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai

mencapai Kepadatan Maksimum pada kadar Air Optimum, dan

mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan test kepadatan

optimum harus mengikuti ASTM.D-1557-70.

b. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat

saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut

misalnya dengan bantuan pompa air.

c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah

dan sebagainya.

d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/MK maka

pemadatan pada material urug dari atau Sandy Clay tidak boleh dengan

dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat

pemadat/compactor.

e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali

sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang

dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal

03 mengenai “Pekerjaan Galian Pondasi”.

f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan

pengurugan adalah ± 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/MK.

Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-

patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan

tanaga tersebut.

Page 97: ta struktur

107

h. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kapadatan yang

dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai,

sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.

i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan

ketempat tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi/MK atas

biaya Pemborong.

PASAL 5 : PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini

untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.

b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah,

dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton

yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, lantai basement, pile cap

dll.

2. Persyaratan Bahan

a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih,

tajam, dan keras, bebas dari lupur, tanah lempung, dan lain sebagainya.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi/MK.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5

cm, hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.

b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan

dengan alat pemadat yang disetujui Direksi/MK.

PASAL 6 : PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN

PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan

alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini

Page 98: ta struktur

108

dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas

galian, yaitu bekas galian pile Cap, Tie Beam, Septictank dan semua

pekerjaan ynag ditujukkan dalam gambar struktur atau sesuai petunjuk

Direksi/MK.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan

tertinggal pada waktu pengurugan dilaksanakan kecuali jika ada

persetujuan tertulis dari Direksi/MK.

b. Syarat-syarat lain yang harus sesuai dengan yang diuraikan dalam

pasal 04 butir 3 ayat a s/d n.

PASAL 7 : PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,

pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton.

2. Persyaratan Bahan

Bahan dalam bentuk: Beton, baja, pasangan bata, yang diplester atau kayu.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat

menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan

peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain.

b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam

gambar stuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk

plesteran/finishing.

f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang

melekat seperti potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan

sebagainya.

g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,

kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar

konstruksi.

Page 99: ta struktur

109

i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan

terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap

lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

k. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting

kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi

dan pembersihan.

l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger

besi (scalfolding).

4. Pembongkaran

a. Pembongkaran dilakukan bila cetakannya dapat memikul berat sendiri

dan beban-beban pelaksanaannya.

b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu

sebagai berikut :

- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari.

- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari.

c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak

bergelombang, berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala

keropos/tidak sempurna.

d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati sehingga tidak

menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.

e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan

dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh

Direksi/MK sehingga tidak mengganggu lahan kerja.

f. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Direksi/Mk

mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat

sebagai berikut :

- Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan

konstruksi.

- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang

direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh

gambar.

Page 100: ta struktur

110

- Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah

direncanakan.

- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang

memperlemah kekuatan konstruksi.

PASAL 8 : PEKERJAAN LANTAI KERJA

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan

sempurna.

b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing/struktur

pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland harus memenuhi Pedoman beton 1989.

b. Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 dan PB 1989.

c. Krikil/split harus memenuhi PUBI 82 dan Pb 1989.

d. Air kerja harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas,tetapi

dibutuhkan untuk menyelesaikan penggantian dalam pekerjaan ini, harus

baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis

oleh Direksi/MK.

b. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah

dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan

sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya

dukung maksimal.

c. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan

krikil atau split dengan perbandingan 1:2:3 atau dapat menggunakan

beton mutu B0 (Tanpa Tulangan).

Page 101: ta struktur

111

PASAL 9 : PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang

tercantum dalam gambar, baik untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi

maupun Struktur Atas.

2. Peraturan-peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar

pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:

• Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan

Gedung, SNI-03-2847-2002

• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung,

SNI.03-1726-2003.

• Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung,

SNI.1727.1989-F

3. Keahlian dan Pertukangan

Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi

dan penyelesaian.

Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah,

harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan beton mutu B0

(tanpa tulangan) setebal minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar

pelaksanaan.

4. Persyaratan Bahan

a. Semen

Semua semen yang digunakan adalah semen portland setara semen

Holcim.

b. Agregat (Aggregates).

Page 102: ta struktur

112

Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton bebas dari

tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-

kotoran lainnya).

Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih

besar dari 38 mm

c. Air

Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah

air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam

alkali), tulangan, minyak atau lemak.

d. Besi Beton (Steel Bar)

Semua besi beton yang digunakan bebas dari kotoran-kotoran, lapisan

minyak/karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan

sebagainya). Jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar

dan bahan, mempunyai penampang yang sama rata.

e. Kualitas Beton

1) Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton

Ready Mix K-225 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder

beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari).

2) Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas

beton yang dibuat dengan disahkan oleh direksi/MK dan laporan

tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton

karakteristiknya.

5. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix :

1. Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready mix dilakukan pada

Supplier Beton Ready Mix yang stabilitas mutunya, kontinuitas

penyediaannya dan mempunyai/mengambil material-material dari

tempat tertentu ynag tetap dan bermutu baik.

2. Direksi/MK akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah

mengeras untuk tidak digunakan dalam pengecoran.

Page 103: ta struktur

113

3. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan,

walaupun disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap

merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari Pemborong.

b. Adukan Beton Yang Dibuat di tempat (Site Miking)

Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :

- Semen diukur menurut berat.

- Agregat diukur menurut berat.

- Pasir diukur menurut berat.

- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin

(concrete batching plant).

c. Test Beton (Pengujian Mutu Beton)

1) Untuk benda uji kubus, cetakan harus berbentuk kubus dengan

ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm, sedangkan untuk benda uji

berbentuk silinder.

2) Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan

juringnya harus dibawah pengawasan Direksi/MK.

3) Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang

menunjukkan tanggal pengecoran, bagian struktur yang

bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.

d. Pengecoran Beton

1) Pemborong harus mengajukan permohonan izin pengecoran

tertuliskepada Direksi/MK minimal 3 (tiga) hari sebelum

tanggal/hari pengecoran.

2) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor

terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan

kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.

3) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis.

4) Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa

berhenti), adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih

dari 15 menit selam pengangkutan, tidak diperkenankan untuk

dipakai lagi.

Page 104: ta struktur

114

e. Pemadatan Beton

1) Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran

yang sesuai selama pengecoran berlangsung.

2) Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey comb),

yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.

3) Pemborong harus menyiapkan vibrator-vibrator dalam jumlah yang

cukup untuk masing-masing ukuran yang diperlukan untuk

menjamin pemadatan yang baik. Selama penggetaran, jarum tidak

boleh digerakkan kearah horisontal karena hal ini akan menyebabkan

pemisahan bahan-bahan.

4) Saat pengecoran pemborong harus menyediakan paling sedikit 2

(dua) vibrator cadangan.

f. Siar Pelaksanaan dan Urutan/Pola Pelaksanaan

Permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dangan seksama dan

dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat

sampai agregat kasar tampak.

h. Curing Dan Perlindungan Atas Beton

1) Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama

berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan

atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan

sebelum waktunya.

2) Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus

selama 14 hari.

3) Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.

Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki.

i. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton

1) Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat

pada posisi pembengkokan sesuai gambar.

2) Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan

gambar dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi

penurunannya.

Page 105: ta struktur

115

3) Pemasangan selimut beton (beton deking) harus sesuai dengan

gambar detail standard penulangan.

4) Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi

karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain ynag dapat mengurangi

daya lekat.

5) Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam pemanpang beton,

sehingga tidak menonjol kepermukaan beton.

6) Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya

harus sesuai dengan gambar.

7) Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari

semua kotoran-kotoran.

PEKERJAAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN UBIN KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan Ubin Keramik/Ceramik Tile

untuk pekerjaan Finishing Lantai, Dinding dan/atau seperti tercantum dalam

Gambar Kerja.

2. Persyaratan Pelaksanaan

Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir, tebal 2 cm diberi campuran additive

calbond. Pasir yang dipakai mempunyai gradasi 2 mm, harus dicuci dan

disaring. Tidak dibenarkan menyiram Air Semen ke permukaannya.

Pola pemasangan Ubin Keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja / Shop

Drawing atau sesuai dengan petunjuk pabrik.

Toleransi kecekungan adalali 2,5 mm untuk setiap 2 m2.

Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.

Lebar siar harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.

Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan

spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.

PEKERJAAN DINDING BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan

Page 106: ta struktur

116

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan

seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk

Direksi / MK.

2. Syarat.-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 3

PSR : 10 KPR, kecuali pasangan batu bata semen trasram

b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir

pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai

minimum 200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding

ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di

bawah permukaan tanah.

c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga

jernih.

d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam

1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan

pasangan disiram air.

e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih

dahulu dan siar-siar dibersihkan.

f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24

lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding

batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9" harus ditambahkan kolom

dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan

pokok 4 diameter minimal 10 mm beugel diameter : 6 mm jarak 10 cm,

sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga)

meter.

g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali

tidak diperkenankan.

h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton

harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang

Page 107: ta struktur

117

terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian

yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila

satu dan hal lain hal ditentukan lain oleh Direksi / MK.

i. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih dari dua.

j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish

setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. lantai

k. Pasangan batu bata trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan

adukan 1PC : 4 pasir.

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

• Berapen

• Plesteran

• Plesteran kedap air

• Plesteran halus/aci halus

• Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja

Pekerjaan plesteran ini, untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta

permukaan beton yang terlihat dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan

untuk difinish.

2. Persyaratan Bahan

a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah yang cara pembuatannya

menggunakan mixer selama 3 menit

b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 Pc :

4 Psr dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang

tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.

c. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 3 Psr : 10 Kpr.

d. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan

batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air

seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

e. Plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 4 Psr.

Page 108: ta struktur

118

f. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu

bata bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan

permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar

Kerja.

g. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat

sedemikian rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.

Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk

plesteran sebagai lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar)

h. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa

sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan

pemasangan.

i. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran

tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh

dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil

ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.

j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu

bata dan beton, permukaan beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting

kemudian di ketrek/scratched.

k. Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup

aduk plesteran.

l. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan

beton yang akan difinish dengan cat.

m. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin

keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur

garis horisontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap

bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila

bahan finishing tersebut cacat.

n. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan

dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau

sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.

Page 109: ta struktur

119

o. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3

cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke

permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk

memperkuat daya lekat plesteran.

p. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau

pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M.

Sponengan harus rapi dan lurus.

q. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung

dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan

membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi

dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah

penguapan air secara cepat.

r. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai,

Kontraktor harus selalu mcnyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali

sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar

dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi /

MK.

s. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing pernuikaan plesteran dilakukan

sebelum plesteran beruinur lebih dari 2 minggu.

t. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali

harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan

bata/beton.

PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan dinding keramik meliputi seluruh detail yang

disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/MK.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Jenis : Ceramic tile

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini hams sesuai dengan peraturan -

peraturan ASTM, Peraturan keramik Indonesia (Nl-19) dan dari distributor

Page 110: ta struktur

120

Laticrete harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5

tahun

c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi /

MK.

d. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis

operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi/MK.

e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk

penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini harus baru, kualitas

terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi/MK.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat

langsung diletakkan, dengan menggunakan perekatan seperti contoh di atas,

sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.

b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan

ditentukan kemudian.

c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan

contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari jenis produk yang

berlainan) kepada Direksi/MK dan Perencana untuk memperoleh

persetujuan.

d. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing

dari pola pemasangan bahan yang disetujui oleh Direksi/MK dan Perencana

e. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu ,

sesuai petunjuk pabrik.

f. Pemasangan harus diiakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam

pemasangan keramik.

g. Bidang dinding keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus

diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas

sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

Page 111: ta struktur

121

h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus

diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi/MK sebelum

pekerjaan pemasangan dimulai.

i. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda-

noda yang melekat.

j. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air

sampai jernih.

k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan

atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai

hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada seluruh detail sesuai

yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan rangka dari kayu Jati yang telah dikeringkan dengan oven, dianti

rayap, mutu A, kelas kuat I-II dan kelas awet I.

b. Mutu dan kualitas kayu dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun

1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81.

c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,

bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

d. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %.

e. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /pelekatan lembaran

panil dan rangka, apabila diperlukan digunakan lem kayu produk dalam

negeri yang bermutu baik, harus yang disetujui Direksi/MK sesuai dengan

contoh yang diajukan Kontraktor.

f. Bahan finishing daun pintu : - cat kayu melamic.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

Page 112: ta struktur

122

a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh

bahan/material yang digunakan kepada Direksi/MK untuk mendapatkan

persetujuannya.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti

gambar-ganibar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-

lubang).

c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat

pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang

baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan

kelembaban.

d. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat

lain, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga

kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

e. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata. lurus dan siku sisi-sisinya

satu sama lain.

f. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak bergelombang, tidak melintir

dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PEKERJAAN KUSEN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kasen kayu meliputi seluruh detail yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan kosen dari kayu Jati yang telah dikeringkan/oven, mutu kelas A,

kelas kuat I-II dan kelas awet 1.

b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat dan peraturan kayu

bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI,

PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458-Sl.

c. Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam Standard Kehutanan Indonesia (SKI) No. C-M-001 :

1987.

Page 113: ta struktur

123

Bahan pengawet yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang

diuraikan dalam tabel I dan 2.

d. Pengawet kayu

Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan "Tanalith CT 116/Diffusol CB

concetrate" atau cara-cara lain dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh

Kontraktor dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /

MK.

e. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. .

f. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dan NI-5, (PKKI

tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.

g. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,

bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

h. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu

kosen yang digunakan.

i. Accessories.

- Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.

- Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja

dipakai ketebalan 2 mm.

Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti

gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-

lubang) termasuk mempelajari bentuk pola, lay out/penempatan, cara

pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai garnbar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus

ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak

terkena cuaca langsung dari kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,

angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin

kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk

bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas

penyetelan.

Page 114: ta struktur

124

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama

lain sisi-sisinya dan di Iapangan sudah dalam keadaan siap untuk

penyetelan/pemasangan.

e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan

ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela

g. Detail kosen dan sanibungan dengan material lain harus disesuaikan dengan

type pintu/jendela yang akan terpasang.

h. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,

sehingga mekanisme pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.

i. Kosen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing

lainnya sebelum diperiksa dan diteliti Direksi / MK.

j. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angker

diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak

dipasang 3 angker dan untuk sisi kosen jendela 2 angker.

k. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari

akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

PEKERJAAN CERMIN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan cermin sebagai

pelengkap wastafel.

Ukuran cermin 50 x 60 cm, dipasang pada setiap wastafel.

KERJAAN PINTU DAN JENDELA DAUN KACA

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai

hasil pekerjaan yang baik dan sempurna

b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam ganibar.

Page 115: ta struktur

125

2. Persyaratan Bahan

a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-

bercak, tidak bergelombang dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku

di Indonesia.

b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk

kosen. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail

gambar.

3. Syarat-syarat Pelaksnaan

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,

persyaratan-persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus

dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.

b. Syarat dan Mutu

- Dimensi.

- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm

Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.

- Kesikuan.

c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta

tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang

diperkenankan adalah 1.5 mm/in, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.

d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar

kerja, buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/MK.

e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaea khusus,

sesuai standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat

pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.

f. Pekerjaan Pemasangan Kaca.

Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang

sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka

pemegang tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan

rangka pemegang harus diberi sealant atau dempul khusus untuk

menutupi celah dengan rangka seperti yang disyaratkan dalam gambar

kerja.

Page 116: ta struktur

126

g. Kualitas Pekerjaan

• Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list

maupun skrup.

• Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari

rangka pemegang dan list yang ada.

• Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan

tergores.

• Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus

dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung

jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

• Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari

kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar

mudah terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung

jawab kontraktor untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-

bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-

alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail

yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam

dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan. yang telah disetujui

Direksi/MK.

b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.

c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat

aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak

kunci dengan cincin nikel.

Page 117: ta struktur

127

d. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu

e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang

menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

f. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, diatur sedemikian

rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi

dengan baik.

g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door

stop, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang

terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk

mendapatkan persetujuan.

b. Apabila dianggap perlu, Direksi /MK dapat meminta untuk mengadakan test-

test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang

diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium

menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke

bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari

permukaan lantai ke atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah

antara kedua engsel tersebut.

d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah

dan pintu semua.

e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai

setempat.

f. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat,

misalnya Stainlees steel.

PEKERJAAN PLAFOND ASBES PLAT

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond asbes plat

seperti yang yang ditunjukkan dalam gambar kerja

Page 118: ta struktur

128

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang

dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat.

b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak

di atas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal,

AC, sound system, tire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan

instalasi lain yang diperlukan.

c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar

Rencana Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar

instalasi yang lain.

d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola

Gambar Kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana.

PEKERJAAN CAT EMULSI

1. Lingkup Pekerjaan

Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh

detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar

2. Syarat-syarat Bahan

a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk Mowilex atau setara

Cat dinding luar/exterior.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan

dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982

pada pasal 54 dan NI-4.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,

lubang dan pecah-pecah).

b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan

pekerjaan pada bidang pengecatan.

c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-

kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

Page 119: ta struktur

129

d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat

dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.

e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/MK.

f. Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, kontraktor harus

menyerahkan/mengirimknn contoh bahan dari beberapa macam hasil

produk kepada Direksi/MK, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan

warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor

selama tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.

g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik

pembuatnya.

h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk

pemeriksaan/penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat

pekerjaan.

i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraklor

untuk mendapatkan persetujuan Direksi/MK sebelum pekerjaan

dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat

noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya

kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.

k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan

dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.

l. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan,

Kontraktor harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama

mutunya tanpa adanya tambahan biaya.

m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja

terampil/berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,

sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

PEKERJAAN PENGECATAN KAYU ACID CURING (MELAMIC)

1. Lingkup Pekerjaan

Page 120: ta struktur

130

Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu yang

nampak serta pada seluruh detail yang disebut/ditunjukkan dalam gambar dan

sesuai petunjuk Direksi/MK.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Harus masih tersegel baik dalam

kemasannya dan tidak cacat. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat

dari produk tersebut diatas mengenai kemurnian cat yang akan digunakan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,

lubang dan pecah-pecah).

Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan

amplas besi dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk

dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Direksi/MK.

Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan

pada bidang pengecatan.

Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-

kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta

dalam keadaan kering.

Hasil akhir finishing melamic harus rata, permukaannya halus dan intensitas

warna untuk setiap bagian interior, furniture harus sama (disesuaikan

colour scheme material).

PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN

SETELAH PEMBANGUNAN

a. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam

lingkup pekerjaan seperti yang tercantum di gambar kerja dan terurai dalam

buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak

digunakan lagi menjadi tanggung jawab kontraktor.

Page 121: ta struktur

131

b. Selama pembangunan berlangsung kontraktor harus menjaga keamanan

bahan/material maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah

terima.

c. Kontraktor harus membuat pengamanan terhadap barang/material yang

terpasang dari kerusakan-kerusakan untuk meminimalkan pekerjaan perbaikan

d. Kontraktor harus membuat pagar pengaman sementara dari kayu ataupun

material lain untuk melindungi atau menghindarkan adanya kecelakaan

akibat adanya lubang shaft, lubang tangga atau bagian bangunan yang belum

selesai yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalamnya.

PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

KETENTUAN UMUM

1. Ketentuan Pemborong

Pemborong atau sub pemborong untuk pekerjaan instalasi Mekanikal dan

elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :

• Instalasi listrik dan penangkal petir.

SIKA / SPI dari PLN Jateng

• Instalasi Air / Plumbing / Deep Well

TDR dari Jateng

Ijin kerja dari PAM Jateng

Ijin kerja pembuatan sumur bor

b. Pemborong atau Sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan instalasi

mekanikal dan elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :

• Ketentuan umum ini

• Uraian dan ketentuan teknis

• Gambar-gambar bestek

• Ketentuan administrasi

• Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan

2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk

pemasangan instalasi adalah :

a. Untuk instalasi listrik :

Page 122: ta struktur

132

• Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987)

• Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978)

• Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-

PRT/1978)

• Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. 59/PD/1980.

b. Untuk Instalasi Plumbing dan Deep well :

• Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)

• Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air

Buangan : Rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Direktorat Teknik Penyehatan).

• Ketentuan dari PAM setempat.

c. Untuk Instalasi Penangkal Petir :

• PUIL 1987

• Pedoman Instalsi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.

• Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC

699.887.2.

d. Untuk Instalasi Telepon :

• Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon

Langganan, PT Telekomunikasi.

• Pedoman pemasangan saluran rumah gedung bertingkat Perumtel.

• Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidk Otomat Litbangel

Perum. Telekomunikasi.

• Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pemuat.

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan.

Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :

a. Lingkup Pekerjaan.

• Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.

Page 123: ta struktur

133

• Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang

diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi dan

Jawatan Keselamatan Kerja.

• Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang

terpasang.

• Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga

mengenai betul seluruh instalasi.

• Penyambungan PLN.

• PAM, telepon penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan).

b. Penjelasan Umum Pekerjaan :

• Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum

dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat pemborong

dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.

• Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang

sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera

dibicarakan dengan konsultan pengawas.

• Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,

pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan

dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada

konsultan pengawas.

c. Syarat Mengenai Bahan :

• Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi

syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan

konsultan pengawas.

• Apabila peralatan tersebut menurut pendapat konsutan pengawas tidak

memenuhi syarat, maka pihak pemborong harus segera menyingkirkan

bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.

d. Syarat Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja

yang memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syarat-

Page 124: ta struktur

134

syarat indikator yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan /

arus listrik.

e. Serah Terima Pekerjaan.

• Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam

penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh

Konsultan Pengawas.

• Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan

memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan

penerimaan oleh pihak pemberi tugas.

f. Gambar Revisi

Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi

yang dipasang/as built drawing untuk :

• Arsip pemberi tugas (3 set)

• Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.

PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk

testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama,

bahan-bahan pembantu dan lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik

yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk

dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.

Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :

• Sub Panel

• Panel-panel cabang sesuai single line diagram

• Kabel

• Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian

• Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency

lightning)

• Pentanahan

b. Testing dan Commisioning.

2. Ellektrode Konduktor Pengetanahan.

Page 125: ta struktur

135

Pipa Galvanized 2” dengan bar copper electrode ukuran 50 mm2 dan

dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada

gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan

pengetanahan max. 1 ohm.

Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahn

untuk pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator

maupun penangkal petir.

3. Persyaratan teknis system ditribusi listrik tegangan rendah.

Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama

tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar one line

diagram.

4. Persyaratan Bahan.

a. Panel Listrik

• Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub

panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.

• Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis

master key.

• Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan

jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.

• Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.

• Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse

Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Braker, harus buatan

Merlin Gerin atau sederajat.

b. Kabel

Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

System Jenis kabel

MDP NYFGBY

MDP sub Panel NYY

Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY

Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM

Kabel lampu luar bangunan NYY

Page 126: ta struktur

136

• Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari

LNK/SPLN.

• Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex ega type AW. Diatas kabel

DUCT.

c. Lampu-lampu (lighting fixtures)

Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Lampu TL

• Lampu tabung merek Philips type cool daylight atau sederajat.

• Ballas elektronik merk Philips, arto light, LOMM atau sederajat.

• Body lampu dibuat dengan plat baja dengan ketebalan minimum 0,7

mm dan dicat dengan cat baker, warna putih merk LOMM atau

sederajat.

• Lampu holder (FITTING lampu) buatan Philips atau sederajat.

Lampu pijar Philips atau sederajat

Lampu langit-langit buat armature, imlex atau esderajat

d. Saklar dan kotak kontak :

Merk yang digunakan adalah berker, clipsal, legrand, atau sederajat

5. Persyaratan Pemasangan

a. Panel

Konstruksi penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman

dan mudah diperbaiki

Tiap-tiap harus ditanahkan dengan tahanan pertanahan maksimal 5 ohm,

diukur setelah tidak hujan minimum selama 2 hari

b. Kabel

Kabel utama

• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan

persyaratan umum yang berlaku.

• Semua penarikan kabel harus menggunakan system roll untuk

memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan

puntiran.

Page 127: ta struktur

137

• Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan

kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.

• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada

sambungan. Semua penyambungan ke terminal bus bar di panel harus

menggunakan kabel schoen dengan system pres dan patri.

• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat, terpasang pada bagian

bangunan.

• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2,5 x diameter kabel.

Kabel dalam bamgunan.

• Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus

menggunakan conduit PVC/setara.

• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal

exLICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las

dop 3 m.

• Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari 2 jalur harus berada

diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, bersifat uenis nobi dengan

lebar 2 x jumlah lebar kabel.

• Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada

lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.

• Kapasitas kontak 10 CMP, dan untuk kotak kontak khusus 16 AMP.

• Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6

AMP dan 10 AMP.

• Tiap grup penerangan diperkenakan maksimum 12 titik nyala.

• Semua imnstalasi dalam titik ruangan harus merupakan pemasangan

tanah (inbow).

INSTALASI PENANGKAL PETIR

1. Pemasangan :

a. Penangkal petir digunakan system sangkar Faraday dengan 14 splitz dan 2

arde pentanahan, dilaksanakan sesuai gambar dan sampai mendapat

persetujuan dari instansi terkait (Depnaker).

Page 128: ta struktur

138

b. Rod Electrode.

• Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 ¼”

dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 ¼”

sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga massif 1 ¼”

sepanjang 60 cm). Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10

cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang

10 cm.

c. Pengukuran tahanan system :

Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control

dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali

pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm.

2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang

dicantumkan pada Ketentuan Umum.

PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,

bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh

instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap

untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :

a. Alat-alat Sanitair :

• Closet jongkok

• Meja cuci tangan (washtafel)

• Floor Drain

• Floor Clean out (tipe lantai)

• Janitor, Urinor, Skat Urinor dll

• Kaca cermin

b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.

Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci

piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.

c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar

Page 129: ta struktur

139

d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke

selokan terdekat.

2. Persyaratan bahan dan peralatan

a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara

Closet jongkok CE 6

Washtafel L 511. V3

Cermin

Urinior 57 M

Wash Bak

Floor drain TOTO

Kraan

b. Sistem Air Bersih

1) Pompa Penyalur (transfer Pump)

• Merk GAE atau setara

• Type SM 441 – 5,5 HP

• Daya Motor 1,5 KW

• Head 15 meter

• Kapasitas 12 m3/h

• Kecepatan 1.450 rpm

• Pipa D 1,5 “

• Tenaga Listrik 380 volt/660 volt/50 Hz

• Banyaknya 1 (satu) set

Pada pipa isap dilengkapi

Strainer 1 buah

Foot Valve 1 buah

Stop Valve 1 buah

Pada pipa tekan dilengkapi

Stop Valve 1 buah

Check valve 1 buah

Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.

Pompa dilengkapi dengan water level control :

Page 130: ta struktur

140

4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah

2 buah upper level, untuk tangki atas.

2) Booster – pump 350 watt = 1 buah

Sebagai penguat tekanan air

Pempompaan air bersih pipa

Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 das

medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.

Fitting T6

Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron

1560spi, screw type.

Valve.

Untuk valve sampai dengan diameter 2 ½ “ dipergunakan bronze 150

spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron

150 spi, flange and ex KITAZAWA.

c. Talang air hujan dan saringan

Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :

Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW atau

yang setara

Untuk fitting pipa dipergunakan PVC klas AW Wavin atau setara

Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat

dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar.

INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER

1. Sistem Fire Extinguiser

Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguiser adaalah system pemadam

kebakaran dengan mengguankan tipe portable atau beroda, dimana bahan

pemadam kebakaran terdiri dari BCF, Co2 atau sejenisnya.

2. Persyaratan

a. Pada umumnya berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus

ada Pipa Splinkler dan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan

ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap

lias lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai.

Page 131: ta struktur

141

b. Titik Splinker harus ada tiap jarak 5 m’ dan alat pemadam portable harus

ditempatkan pada tempat yng mudah terlihat dan berjarak maksimum 20 m

dari setiap tempat.

3. Jenis Peralatan yang dipakai (Merk Chubbs).

• Type General Purpose Dry Chemical

• Agent Multi Purpose Dry Chemical

• Shell Material Iron Steel

• Capacity 4 kg

• Cargerd Weight Approx 8,0 kg

• Tes pressure 250 kg/cm2

PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN

1. Syarat-syarat umum

a. syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini apabila

ada beberapa klausal-klausal dala spesifikasi ini, berarti menuntut

perhatian khusus dari klausal-klausal tersbut dan berarti menghjilangkan

klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari

syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila segala dalam

spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada

agar dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan

mechanical. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran

penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini

seharusnya dilaksanakan.

c. Pada waktu pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar

kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari

konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua

minggu sebelum dilaksanakan.

2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar

a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan

peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan

dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.

Page 132: ta struktur

142

b. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksnakan

sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan dari

badan pem,erintah yang berwenang kontraktor ini harus menanggung

biaya-biaya uintuk memperoleh ijin, pemeriksaan engujian dan lain-lain.

Dan kontraktor ini harus meny\erahkan ijin-ijin atau keterangan-

keterangan resmi tentang instalasi kepada konsultan.

3. Petunjuk Khusus

a. Gambar-gambar teersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir.

b. Pemasangan out-door unit AC dan pemasangan pipanya, harus

dilaksanakan serapi mungkin sesuai kebutuhan dalam gambar sehingga

out-door Unit AC tersebut merupakan elelmen bangunan

4. Lingkup Pekerjaan

a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall lantai 1,

lantai 2

b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol ysng dibutuhkan

oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air.

c. Starting, testing, servising dan maintenance.

d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh

seuruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan

dalam spesifikasi ini.

e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah

berpengalaman di bidang ini dan memiliki dan memiliki TDR bidang

elektrical tata udara.

5. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin

Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan

gambar senua pemipaan yang ada.

6. Pekerjaan Pipa Pengembunan

a. Pekerjaan.

Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin mesin

air conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam

saluran yang teresembunyi atau tidak dan tidak mengganggu .

Page 133: ta struktur

143

Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan

gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain.

b. Bahan.

Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Poly Vinyl

Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.

Pekerjaan Listrik

7. Pekerjaan listrik yang dimaksud ialah instalasi :

a. Syarat-syarat

• Semua pekerjaan listrik yang ada harus di laksanakan sesuai dengan

peraturan-peraturan PUIL 1977, persyaratan PLN, peraturan-peraturan

pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja.

• Kabel-kabel yang di sambungh harus color coded atau diberi nama. Selain

dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik

pembuatnya.

b. Bahan

Semua bahan yng dipergunakan harus berkualitas yang terbaik, buatan

Jerman atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain sserta secara

tersendiri. Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar

sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dari merk yang

sama untuk seluruh proyek.

c. Peralatan

• hendaknya di masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang

terpisah.

• Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator atau

alat ukur lainya.

• Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.

• Semua panel, switch, indikator,alat-alat ukur yang ada harus diberi

nama papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.

• Semua alat-alat ukur yng terpasang harus dari daerah kerja yang sesui

dengan ketelitian 2%.

d. Pemyambungan kabel

Page 134: ta struktur

144

Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan poersyaratan :

• Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung

tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.

• Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.

• Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.

• Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

e. Tarikan kabel

Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak di dalam suatu

cable duct sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan

tarikan vertikal sepaya di klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem

1,5 m.

2. Kipas Angin / Exhaust Fan

a. Pekerjaan

Penborong harus menyediakan dan m,emasang kipas angin dan exhaust fan

sesuai dengan ganbar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10%.

b. Bahan

Senua kipas angain dan exhauust fan yang dipasangh telah dibalans, dan diuji

oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, merk yang

digunkan nasianal, KDK atau setara.

c. Peralatan

Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan

membuka bila ran bekerja dan menutup bila fan berhenti. Semua kipas angin

(fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus diberi pelindung

“brid screen” dari rangka alumunium atau “galvanized iron ½” mesh”.

Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.

d. Mutu alat-alat dan bahan

1) Alat – alat dan bahan yang diajukan bermutum tinggi, dimana bagian

alat yang sama fungsinya harus dapat saling ditukar – tukar tanpa

mrnimbulkan kesulitan teknis

Page 135: ta struktur

145

2) Alat – alat harus tahan untuk dapat dipakai dalam cuca tropis.

Terutama harus dipertitungkan adanya pengaruh negatif dari

kelembapan yang tinggi dan harus dicegah timbulnya jamur.

3) Alat – alat dan bahan – bahan instalasi yang diajukan harus dalam

keadaan 100 % baru.

4) Untuk penilaian mutu pada tahap permulaan, semua lat yang diajukan

harus disertai dengn data teknis (brosur) agar jelas merk dan typenya.

5) Seluruh peralatan yang membangun sytem tata suara ini harus

memenuhi sandard industri indonesia.

6) Saat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari

agen tunggal di indonesia .

7) Merk yang boleh ditawarkan adalah philips atau setaraf.

e. Penjelasan sistem

1) Listrik

• Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase

unit – unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada.

• Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari

pabriknya.

2) Tenperatur

• Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap

ruang, difuser, griller, fresh air intake “ exhaust” “on” dan “aff koil

pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada.

• Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang

masuk dan keluar setiap alat.

f. Syarat

• Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik

secara kontinue selama 9 jam.

• Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system “balan”

sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.

• Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum

dan sesudah digunakan.

Page 136: ta struktur

146

URAIAN DAN KETENTUAN TEKNNIS PEKERJAAN INSTALASI SOUND

SYSTEM

1. Lingkup pekerjaan

Pengadaan dan instalasi Back Ground Music lengkap dengan peralatan dan

pengabelanya antara lain:

2. Pengujian

• Pekerjaan

Pemborong harus melaksanakan semua pengujian ( run test) dan “balancing”

peralatan instalasi system air conditioning dengan disaksikan oleh pengawas

yang berkepentingan . Direksi / Konsultan serta pihak pihak yang lain yang

diperlukan kehadiranya. Semua kejadian tersebut dicacat dan dibuat berita

acara.

• Jenis pekerjaan

Jenis pengerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis

besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :

a. Pipa

Pengujian terhadap pada semua sambungan pipa. Music program tidak

hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajad pengertian yang tinggi

dan bebas dari gangguan listrik tegangan tinggi dan sinyal pemancar –

pemaqncar yang baik dalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung

seperti orari, krap dan sejenisnya.

Tingkat kekerasan suara dari celling speker harus dapat diatur untuk dapat

menyusuaikan dengan keadaan ruang antara lain level suara dengan

volume control yang memiliki peredaran 3 db/ step.

b. System pemanggilan

System pemanggilan damaksudkan untuk melengkapi system komunitasi

yang telah ada pada kantor tersebut.

Pemanggilan adalah sarana komunitasi satu arah :

• Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun untuk

selurauh karyawan.

Page 137: ta struktur

147

• Untuk mengalokasikan karyawan yang diperlukan pada saat mana

tidak ada ditempat.

• Untuk menyampakan jalanya sidang paripurna keseluruh gedung.

Berita yang disampakan harus mempunyai derajad pengertian (

intelligibility ) yang tinggi dengan kekerasan + 80 db diatas sinyal

derau ( s/n rasio + /- 80 db) .

• Hal ini diperlukan pengontrolan secara otomatis agar pada setiap

dilaksanakan paging, volume control di by pass dan full power loud

speker.

• Untuk tidak menggangu kemmpuan system paging dan tidak

menggangu suasana kerja seluruh lantai maka system harus

direncanakan agar dapat paging perlantai dan atau seluruh lantai.

c. Emergency call

• Kebutuhan system tat a suara untuk satu gedung khususnya gedung

bertingkat tidak terbatas untuk keperluan back ground music dan

paging, tetepi juga untuk pemanggialn atau penyampaian berita

darurat.

• Adapun berita yang disampaikan keseluruh gedung antara lain

pengerahan karyawan dan atau tenaga lainya dalam keadaan evakuasi

darurat.

• Instruksi – instruksi lainya dapat disampakan keseluruh gedung.

d. Amplifer Rack ( untuk back ground music )

Amplifer rack antara lainberisi bagian – bagian atau rungsi – rungsi

tersebut:

1) 1 (satu ) set input source, terdiri dari:

• 1 buah cassete deck double players.

• 1 buah table stand microphone.

• 1 buah hand held micropune.

2) 1 ( satu ) set amplification system, terdiri dari

• 1 buah system amplifer .

Page 138: ta struktur

148

• 1 buah power amplifer 240 watt.

• 1 buah set swiching, monitor, rack dan accessories.

URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini adalah

a. Pengadaan / pemasangan instalasi / telepon termasuk pemasangan

perelatan utama / instalasi pengabelan utama.

b. Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk

memasang peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan

penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan.

2. Uraian dan Persyaratan untuk perkabelan di dalam gedung.

a. Umum

Instalasi didalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian :

Kabel pokok, yang menhubungkan kotak pembagi ke tempat MDF

Saluran penaggal, yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak pembagi.

Penarikan kabel ke out let sama dengan kabel untuk pesawat telepon sesuai

dengan syarat-ayarat instalasi.

b. Instalasi

• Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketemtuan yang dikeluarkan

oleh PERUMTEL.

• Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw.

• Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penaggal, harus ditarik

didalam pipa.

• Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos.

• Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup.

• Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.

• Kabel pokok dari terminal box pada setip lantai yang menuju ke MDF,

dan kabel yang dari terminal box sampai ke out let telepon tidak boleh

ada sambungan.

c. Kotak Pembagi

• Kotak dibuat dari plat besi (tebal minnimum 0,5 mm).

Page 139: ta struktur

149

• Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci.

• Untuk instalasi Inbouw.

• Dilemgkapi dengan terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan ukuran

kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus terpisah

sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumpeiring.

• Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding.

• Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi

Pekerjaan.

d. kabel

• Isolasi dan selubung luar dari PVC

• Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang

jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain.

• Screen dari lembar aluminium atau timah putih.

• Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih.

• Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada

direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

e. Pipa dan konduit:

• Unutk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara.

• Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik.

PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG DIGUNAKAN

1. Peraturan Umum yang digunakan :

a. A.V. (Algemene Voor Waarden de Uit Voering by Aaneming Van

Openbare Werken in Indonesia) tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan

tambahan Lembaran Negara No. 14571.

b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971.

c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 / 1961.

d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) MI-6 1979.

e. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979.

f. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18 / 1970.

g. Peraturan Cat Indonesia NI-4 1961.

Page 140: ta struktur

150

h. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.

i. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

j. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan

Indonesia tahun 1981.

k. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964.

l. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan

berdasarkan normalisasi di Indonesia.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang

pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh

Direksi.

2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaaan ditanggung

oleh Pemborong.

3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar

detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan

kepentingan bangunan itu sendiri.

4. Apabila ada hal yang tidak tercamtum dalam gambar maupun RKS tetapi itu

mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan.

PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih

termasuk lingkup dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus

menyelesaikan sesuai petunjuk, perintah Direksi ataupun Konsultan

Manajemen Konstruksi baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta

perubahan di dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).

2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di

lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Manajemen Konstruksi

dengan dibuatkan berita acara yang disahkan oleh Pemilik Kegiatan/Direksi.

Page 141: ta struktur

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

1. Untuk pembebanan struktur, perhitungannya menggunakan perhitungan

manual dan dengan panduan buku-buku struktur bangunan gedung.

2. Untuk menghitung struktur yang sudah diberi pembebanan dengan

menggunakan program SANSPRO Versi 4.7.6 – ESRC Nathan Madutujuh

Bandung Indonesia.

3. Untuk struktur atap menggunakan metal roof

4. Untuk struktur bawah menggunakan pondasi Konstruksi Sarang Laba-

laba. 5. Untuk plat lantai dan tangga menggunakan tebal plat 0,12 m. 6. Untuk lisplank menggunakan tebal plat 0,10 m.

B. Saran

1. Pelaksanaan projek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat –

syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan

yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.

2. Pelaksanaan pembangunan proyek diusahakan cepat dan tepat dalam

segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat

dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.

3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya

diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam

pembangunan proyek tersebut.

4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan

sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,

baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama

bangunan yang telah berdiri digunakan.

Page 142: ta struktur

i

DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Handy. 2004. Desain rangka dan Pondsi Beton Dengan SANSPRO 4.7.

Bandung: Maxikom

T. Kardiyono. 1998. Bahan Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT

UNNES Semarang.

Tri Cahyo, H. 2006. Diktat Kuliah Teknik Fondasi II. Jurusan Teknik Sipil FT

UNNES Semarang.

DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan

Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.

Direktorat Penelidikan Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan

Indonesia Untuk Gedung. Bandung.