PROSES PEMBELAJARAN SOSIAL DALAM
PENCURIAN ALIRAN LISTRIK RUMAH TANGGA
(Studi Kasus di Desa Tanjung Burung, Kecamatan
Teluknaga, Kabupaten Tangerang)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh:
Sayyidah Nailu Afiyah
11151110000069
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
iv
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa mengenai terjadinya pencurian aliran listrik secara kolektif
di Desa Tanjung Burung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan faktor yang
melatarbelakangi terjadinya pencurian listrik secara kolektif. Teori yang digunakan
ialah teori belajar sosial dari Ronald Akers yang berfokus pada empat konsep
utama, yakni asosiasi diferensial, definisi, penguatan diferensial, dan imitasi. Dalam
teori yang dikemukakan oleh Ronald Akers terdapat nilai-nilai kejahatan yang
ditransmisikan karena adanya akses kontak yang mendukung perilaku kriminal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencurian listrik di Desa Tanjung Burung
terjadi karena adanya asosiasi difernsial dimana seseorang dihadapkan dengan
perilaku yang menguntungkan untuk melakukan pencurian listrik sehingga
pencurian listrik dianggap sebagai sebuah definisi yang dapat dibenarkan dan tidak
terlalu buruk untuk dilakukan. Selain itu, pada pencurian listrik terdapat sebuah
penguat diferensial berupa imbalan dan hukuman yang didapatkan. Hukuman dan
imbalan yang didapatkan oleh pelaku umumnya tidak membuat jera karena terdapat
berbagai cara untuk menempuh jalan damai agar pelaku tetap dapat teraliri listrik
ilegal. Pencurian listrik yang terus menerus terjadi pun dilatarbelakangi oleh adanya
perilaku meniru dari pelaku sebelumnya dan didukung oleh lemahnya hukum atau
hukum yang tidak berjalan dengan seharusnya sehingga membuat pencurian aliran
listrik dilakukan secara kolektif. Hal tersebut dilakukan karena keuntungan yang
didapatkan lebih dominan dari pada kerugiannya.
Kata kunci: pencurian aliran listrik, imitasi, hukum kelistrikan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti panjatkan atas segala nikmat yang
telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Pencurian Aliran Listrik Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Tanjung Burung)”.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya.
Untuk yang paling istimewa, Mamah Adi Suhati dan Abi Ahmad Syaikhu.
Terimakasih untuk teman-teman serahim, Sayyidah Ainu, Sayyid Sabiq, Sayyid
Syakir, Sayyidah Haula, Sayyid Izulhaq. Terimakasih telah memberikan bantuan
berupa materi dan non-materi.
Dengan selesainya penelitian ini, maka penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih atas segala dukungan dan bantuan kepada semua pihak yang
bersangkutan dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak dan Ibu Wakil Dekan, serta
seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu selama masa studi penulis.
2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku ketua program studi Sosiologi FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Joharatul Jamilah S.Ag., M.Si selaku sekretaris program studi
Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
4. Bapak Dr. Hendro Prasetyo M.A., selaku pembimbing skripsi, berkat
kesabarannya, ketelitiannya dan keikhlasannya, peneliti dapat menyelsaikan
skripsi ini. Terimkasih atas waktu, tenaga, pikiran, ilmu dan motivasi yang
telah diberikan.
5. Masyarakat Desa Tanjung Burung, segenap staf balai Desa Tanjung Burung,
segenap staf bidang sumber daya manusia PLN UID Banten, segenap staf
bidang sumber daya manusia PLN UP3 Teluknaga, supervisor P2TL PLN UP3
Teluknaga yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi
narasumber dan memberikan berbagai informasi terkait skripsi ini.
6. Sahabat sejak pertama kali memasuki dunia perkuliahan, Dedeh Kurniawati,
Surya Ananda, Rahmah Indar dan Imam Kurniawan yang selalu memberikan
dorongan semangat dan mengisi hari-hari selama masa studi di FISIP UIN.
7. Teman-teman RANDOM, Zhafira Rahmayani, Khairunnisah, Rafli Wiyan,
Hasanul Banna, Oka Pangestu, Yunandika, Inas Amirah, Annisa Pratiwi,
Ferbian Akhmad, Nur Muhammad Romdhoni, Hanif Susila, Aldo Ghani dan
Zainal Murtado. Terimakasih atas support dan doa yang diberikan.
8. Teman-teman Sosiologi 2015 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas segala memori-memori selama masa-masa perkuliahan.
Semangat dan semoga sukses untuk kita semua.
9. Teman-teman KKN GEN 97, Novia Sari, Nur Ardhian, Afie Yudha, Nada
Ulya, Wilian Ichsan, Frida Laili, Nur Fitriani, Mitra Aminah, Vina, Intan
Maryam, Cecep Purnama, Wahyudin, Dzunnurain, Siti Gilang, Eva Dianidah,
vii
Nurul Fajariyah, Firman Hidayat, Adit Tria. Terimakasih atas support dan doa
yang diberikan.
10. Muhammad Abdul Jabbar selaku sahabat peneliti sejak SMP yang selalu
menemani, mendengarkan setiap cerita, memberikan dukungan dan berbagi
tawa hingga saat ini.
11. Yunda Faizah Zatul dan Faradila Meiliza selaku teman kosan selama di Ciputat
yang bersedia berbagi apapun, menjadi tempat berkeluh kesah dan berbagi
tawa hingga saat ini dan selamanya.
12. Yunda Rowdotussyaadah dan Yunda Quwatul Mudrikatiz. Terimakasih untuk
selalu memberikan support dan arahan dalam penyelsaian penulisan skripsi ini.
13. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 8
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 9
E. Kerangka Teoretis ...................................................................................... 14
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 18
2. Subjek Penelitian .................................................................................. 19
3. Strategi Pemilihan Informan ................................................................. 19
4. Lokasi Penelitian .................................................................................. 19
5. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 20
6. Teknik Analisa Data ............................................................................. 21
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 23
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Desa Tanjung Burung
1. Geografis Desa Tanjung Burung .......................................................... 25
2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Burung ............... 26
ix
B. Pencurian Aliran Listrik ............................................................................. 28
C. Pencurian Aliran Listrik di Desa Tanjung Burung .................................... 31
D. Istilah Kelistrikan di Desa Tanjung Burung .............................................. 33
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN SOSIAL
Masyarakat Desa Tanjung Burung dalam Melakukan Tindakan Pencurian
Listrik
1. Asosiasi Diferensial
A. Cara Melakukan Pencurian Listrik ................................................. 37
B. Sumber Terjadinya Pencurian Listrik Secara Kolektif ................. 40
C. Pencurian Aliran Listrik Terjadi Secara Kolektif .......................... 42
2. Definisi
A. Kemiskinan Sebagai Motivasi dalam Melakukan Pencurian Listrik
......................................................................................................... 44
B. Solusi dari Ketidakmampuan Ekonomi ........................................ 47
C. Kemiskinan Sebagai Alasan Pelindung Agar dapat Tersambung
dengan Aliran Listrik Ilegal ........................................................... 49
D. Definisi Sebagai Sikap Memaknai Pencurian Listrik ................... 52
3. Penguatan Diferensial
A. Hukuman untuk Pencurian Listrik ................................................ 58
B. Lingkungan Sebagai Penentu Beroprasinya Pencurian Listrik ...... 64
C. Upaya Penghindaran Konsekuensi Pencurian Listrik .................... 66
4. Imitasi
A. Imitasi yang Diberikan oleh Pihak PLN ....................................... 68
B. Imitasi yang Diberikan oleh Pihak PLN Kampung ....................... 71
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 78
B. Saran ........................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81
x
DAFTAR TABEL
Tabel IA1 Produksi Tenanga Listrik PT PLN (Persero) ....................................... 1
Tabel IA2 Pertumbuhan Konsumen Listrik ........................................................... 2
Tabel IA3 Susut Energi PT PLN (Persero) ............................................................ 4
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar IA1 Realisasi Susut Bulanan 2017 vs 2018 vs 2019 PLN UP3 Teluknaga
................................................................................................................................. 5
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Transkrip Wawancara ..................................................................... xiii
Lampiran II Dokumentasi .....................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Sumber daya listrik merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi
setiap individu di era sekarang. Listrik sudah terintegrasi dengan manusia sebagai
alat pemenuh kebutuhan hidup baik untuk belajar, menjalankan tugas pekerjaan,
maupun hanya untuk sekedar hiburan. Selain itu, listrik pun berperan dalam
pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekologi.
Penggunaan sumber daya listrik sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat yang memiliki banyak arti dalam kehidupan sehari-hari, baik ditinjau
dari hal yang berkaitan dengan unsur-unsur kualitas kehidupan maupun dari segi
penunjang produktivitas (Akhadi, 2009: 9). Penggunaan sumber daya listrik
semakin hari semakin memiliki tempat di masyarakat. Hal tersebut terlihat pada
produksi sumber daya listrik yang tiap tahunnya semakin meningkat, seperti pada
tabel berikut:
Tabel I.A1. Produksi Tenaga Listrik PT PLN (Persero)
Produksi
(Dalam
Gwh)
2013 2014 2015 2016 2017
Produksi
Sendiri 163.965,75 175.296,98 176.472,23 183.808,97 73.234,72
Pembelian 52.222,79 53.257,93 57.509,77 64.801,55 73.234,72
Total 216.188,54 228.554,91 233.982,00 248.610,52 254.659,7
8
Sumber: Statistik PLN 2017
2
Meningkatnya produksi listrik setiap tahunnya dilatarbelakangi oleh
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap tenaga listrik sehingga
konsumen listrik di Indonesia pun ikut meningkat. Berikut merupakan data
konsumen listrik yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Tabel I.A.2. Pertumbuhan Konsumen Listrik
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah
Konsumen 53.996.208 57.493.234 61.167.980 64.282.493 68.068.283
Pertumbuh-
an (%) 8,44 6,48 6,39 5,09 5,89
Sumber: Statistik PLN 2017
Meningkatnya konsumen listrik setiap tahunnya membuat adanya
peningkatan pada akses media komunikasi seperti handphone, televisi, dan alat
komunikasi pendukung lainnya sehingga secara tidak langsung telah
meningkatkan informasi-informasi yang ada kepada masyarakat (Setiawan, 2006:
5). Adanya peningkatan jumlah konsumen tidak terlepas dari berbagai masalah
yang dihadapi oleh Perusahaan Listrik milik Negara (PLN).
Pada tahun 2018, PLN telah mengalami kerugian yang sangat besar, yakni
kehilangan sebesar Rp 18,48 triliun (Detik 2018). Kerugian tersebut dikarenakan
oleh berbagai tindakan, seperti susut jaringan atau tingkat kehilangan (losses)
energi listrik dari jaringan transmisi dan distribusi.
Penyebab losses energi listrik dapat berupa kesalahan teknis dan komersial.
Kesalahan teknis dapat terjadi karena adanya design sistem distribusi yang kurang
3
tepat. Sedangkan, kesalahan komersial dapat berupa cacat meter, kesalahan dalam
pembacaan meter dan pencurian listrik (Sharma et al, 2016).
Terdapat losses yang diakibatkan oleh kesalahan komersial berupa
pencurian listrik yang ditemui oleh PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya)
dengan besaran pencurian mencapai Rp 1,2 triliun dengan jumlah losses sebesar
6% sepanjang 2018, 3% akibat pencurian listrik sedangkan 3% lainnya terkait
masalah teknis. Pencurian listrik dengan porsi tertinggi terjadi pada pelanggan
bisnis dan rumah tangga (Liputan6,
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3892000/nilai-pencurian-listrik-di-jakarta-
mencapai-triliunan-rupiah, diakses pada 14 Maret 2019).
Pencurian listrik pada pelanggan bisnis seperti yang dilakukan oleh PT
Wirajaya Packindo yang bergerak dibidang industri kertas. Dari tindakannya
tersebut PT PLN (Persero) mengalami kerugian negara yang diperkirakan sebesar
Rp167 milyar, mengingat besarnya kapasitas daya yang terpasang pada pabrik
tersebut (Liputan6 2016, https://www.liputan6.com/bisnis/read/2513331/dalam-1-
bulan-perusahaan-ini-curi-listrik-hingga-rp-167-miliar., diakses pada 14 Maret
2019; Buletin Ketenagalistrikan2016,
http://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/buletin/files/5da06-buletin-
ketenagalistrikan-no.45-vol.12-maret-2016.pdf, diakses pada 14 Maret 2019).
Dengan banyaknya kasus pencurian aliran listrik, terdapat berbagai upaya
yang dilakukan untuk menekan angka susut energi. Hal tersebut seperti yang
dilakukan oleh PT. PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) yang biasanya
mendapat laporan dari masyarakat sebagai bentuk upaya menekan angka susut.
4
Selain upaya tersebut, PLN pun melakukan pemeriksaan langsung secara
random kepada pengguna atau pelanggan listrik yang dicurigai. PLN
Disjaya mencatat sampai triwulan pertama 2016 telah terjadi pencurian
listrik iapaenem37rmle tmat oell atmj(toa .)Paaeprrejep neampr gepqet
mmaetmtepmaprepaejeiapqegtlekaeaelnaprmtmjttpkmikm amkljmt(toaialaj)
(Liputan6, 2016, https://www.liputan6.com/bisnis/read/2542781/begini-cara-pln-
endus-pencurian-listrik. diakses pada 14 Maret 2019).
Penanganan praktik pencurian aliran listrik pun dilakukan oleh ilmuwan
dengan mengajukan suatu metode deteksi pencurian listrik dengan memanfaatkan
suatu perangkat yang dipasangkan pada kWh meter untuk memonitor jumlah
pemakaian listrik. Logika pendeteksian adalah dengan membandingkan data
konsumsi pada pelanggan dengan data jumlah listrik yang disalurkan oleh gardu
penyalur pada suatu cakupan wilayah (Sony, Sulistiyo dan Mustika, 2016: 1).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka susut. Hal tersebut
berdampak pada angka susut yang berangsur-angsur dapat membaik, seperti pada
tabel berikut:
Tabel I.A.3. Susut Energi PT PLN (Persero)
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Susut transmisi % 2,33 2,37 2,33 2,29 2,39
Susut Distribusi % 7,77 7, 52 7,63 7,19 6,53
Jumlah % 10,17 9,97 10,01 9,75 9,02
Sumber: Statistik PLN 2017
Dengan menurunnya angka susut energi tidak secara instan bahwa
permasalahan kelistrikan telah selsai ditangani. Terdapat berbagai masalah
5
kelistrikan yang belum tuntas ditangani, salah satunya ialah pencurian aliran
listrik yang dilakukan dengan berbagai modus.
Pencurian listrik dapat terjadi di berbagai daerah dengan modus dan cara
yang beragam. Salah satu tempat terjadinya pencurian aliran listrik ialah di area
PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Teluknaga. Hal tersebut seperti
pada data berikut:
GAMBAR I.A.1. Realisasi Susut Bulanan 2017 vs 2018 vs 2019 PLN
UP3 Teluknaga
2017 2018 2019
Sumber: UP3 Teluknaga
Dari data di atas terlihat bahwa masih tingginya tingkat susut energi di area
kerja PLN UP3 Teluknaga. Tingkat susut tersebut mengalami naik dan turun pada
setiap bulannya di tahun-tahun yang berbeda, mulai dari tahun 2017 sampai 2019.
11.8
11.29
11.76 11.81
12.36
11.25
12.61
11.18
11.75 12.01
11.15 11.41
10.95
10.39 10.48
10.12
11.62
13.57
10.74
9.97
11.22 10.93
11.67
10.78
10.12
12.78
11.47 11.50
13.35
13.56
11.79
9
10
11
12
13
14
15
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
6
Angka susut terendah di PLN area Teluknaga ialah 9,97 pada bulan agustus 2018
sedangkan angka tertinggi ialah 13,57 pada bulan juni 2019.
Naik dan turunnya tingkat susut energi di PLN area Teluknaga disebabkan
oleh beragam faktor, salah satunya ialah pencurian aliran listrik yang masih marak
ditemukan di area kerja PLN UP3 Teluknaga. Pencurian listrik yang marak terjadi
di PLN area Teluknaga menjadi salah satu penyumbang susut di area tersebut.
Adapun luas wilayah kerja PLN UP3 Teluknaga mencakup pada 15
Kecamatan dengan 136 desa atau kelurahan (Instagram; Vlog Profile PLN UP3
Teluk Naga). Di mana Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga merupakan
salah satu desa yang menjadi cakupan kerja PLN UP3 Teluknaga.
Desa Tanjung Burung merupakan salah satu desa penyumbang tingkat
losses yang tinggi di wilayah kerja UP3 Teluknaga. Hal tersebut diperkuat dengan
temuan berikut:
“Tanjung Burung merupakan salah satu daerah yang bisa dibilang zona merah
untuk penggunaan tenaga listrik ilegal. Masih banyak ditemukan penggunaan
tenanga listrik ilegal di wilah Tanjung Burung.” (Wawancara dengan Hardian
Katelu selaku supervisor P2TL PLN UP3 Teluknaga Kamis, 22 Agustus 2019)
Pencurian listrik yang terjdi di Desa Tanjung Burung dilakukan oleh
pelanggan dan non-pelanggan PLN dengan berbagai modus dan cara yang
regulasi pemasangannya tidak memenuhi standar dan prosedur PLN. Terdapat
berbagai modus yang dilakukan untuk mendapatkan aliran listrik ilegal, seperti
sambungan langsung dari Jaringan Tenaga Listrik (JTL) ke Instalasi Milik
Pelanggan (IMP) atau dikenal dengan istilah by pass, sadapan aliran listrik dengan
7
kepemilikan kWh meter atau tanpa kepemilikan kWh meter atau dikenal dengan
istilah levering dan berbagai modus lainnya.
Pada tahun 2013, Menurut Manajer PLN Area Teluk Naga, Alam
Awaludin, tingkat pencurian listrik massal di PLN area Teluknaga merupakan
yang tertinggi di wilayah distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. PLN area
Teluk Naga merugi Rp 10 miliar setiap bulan selama kurun hampir 10 tahun
terakhir. Tingginya angka susut distribusi itu disebabkan oleh banyaknya
pengguna listrik liar atau pencurian listrik. Dengan memakai referensi data
survei Revenue Assurance, Alam memperkirakan ada sekitar 20.000 titik
instalasi listrik liar di Area Teluk Naga. Menurut Alam, jika losses yang tidak
wajar berjalan terus-menerus maka suatu saat pengelola sistem tenaga listrik
akan mengalami kebangkrutan (Tempo 2013).
Kasus pencurian aliran listrik sudah diatur dalam Undang-Undang
Ketenagalistrikan No 30 Tahun 2009 pasal 51 (ayat 3) yang berbunyi;
“setiap orang yang menggunakan tenaga listrik yang bukan haknya secara
melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan
denda paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).”
(Buletin Ketenagalistrikan, 2016: 11)
Undang-Undang yang mengatur mengenai pencurian listrik hanya dianggap
sebagai peraturan tertulis saja sehingga masyarakat Desa Tanjung Burung tetap
melakukan perilaku menyimpang berupa pencurian aliran listrik. Perilaku
menyimpang tersebut dilakukan secara kolektif sehingga penelitian ini hadir untuk
mengkaji dan mengetahui mengapa perbuatan melanggar hukum dengan cara
mencuri aliran listrik dapat terjadi secara kolektif.
8
B. Pertanyaan Penelitian
Dari pernyataan masalah di atas penelitian ini merumuskan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pencurian aliran listrik rumah tangga dilakukan secara
kolektif oleh masyarakat Desa Tanjung Burung?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui proses terjadinya pencurian aliran listrik rumah
tangga secara kolektif yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung
Burung.
Adapun manfaat dari penelitian ini ialah:
1. Manfaat teoretis, untuk berkontribusi dalam memberikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperluas literatur, terutama
bagi ilmu sosiologi perilaku menyimpang dan memberikan pemahaman
serta gambaran mengenai bahaya mencuri aliran listrik.
2. Manfaat praktis, dapat menjadi suatu acuan untuk pemerintah terutama
kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Perusahaan
Listrik milik Negara (PLN) agar dapat menertibkan pencurian listrik,
terutama di Desa Tanjung Burung.
9
D. Tinjauan Pustaka
Peninjauan pada penelitian-penelitian sebelumnya sangat dibutuhkan agar
dapat dijadikan perbandingan dan acuan dalam melakukan penelitian ini. Adapun
penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan literatur review dalam
penelitian ini, diantaranya:
Penelitian (Smith 2004) yang berjudul Electrycity Theft: A Comparative
Analysis. Metode yang digunkan dalam penelitian ini ialah metode komparatif
analisis dengan melibatkan 102 negara terpilih. Penelitian ini menunjukkan bahwa
praktik pencurian listrik terjadi di daerah permukiman miskin, di mana
masyarakatnya tidak dapat membayar jika terhubung dengan aliran listrik legal.
Selain itu, faktor lainnya ialah adanya staf kelistrikan yang korupsi dan tedapat
petani yang menganggap listrik sebagai layanan gratis dari pemerintah. Menurut
penelitian Smith, pencurian listrik meningkat di negara-negara dengan efektivitas
pemerintah yang rendah dan tingkat korupsi yang tinggi sehingga terdapat asumsi
bahwa pemerintahan terlihat tidak peduli dengan tindakan pencurian listrik.
Penelitian Smith berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Desa Tanjung
Burung. Smith berasumsi dalam penelitiannya bahwa kemiskinan menjadi salah
satu faktor terjadinya pencurian listrik. Namun, di Desa Tanjung Burung
kemiskinan digunakan sebagai alasan pelindung agar pelaku tetap dapat
tersambung dengan aliran listrik ilegal.
Berbagai usaha dilakukan oleh pemerintahan Desa untuk menanggulangi
pencurian listrik dengan melakukan kerjasama bersama PLN untuk terus
10
mengedukasi mengenai kelistrikan agar dapat menekan angka susut. Hal tersebut
berbeda dengan penelitian Smith yang menganggap bahwa pemerintahan terlihat
tidak peduli dengan tindakan pencurian listrik
Penelitian (Sharma, Pandey, Punia et al, 2016) yang berjudul Pilferers and
Poachers: Combating Electricity Theft in India menggunakan berbagai teori,
diantaranya; teori berbasis orang (PBT), teori perilaku terencana (TPB), teori
segitiga penipuan, dan lain sebagainya. Menurut Depuru et al yang dikutip dalam
Sharma et al, bahwa daya di seluruh dunia kehilangan lebih dari USD 25 miliar
setiap tahun karena pencurian listrik. Hal tersebut membuat setiap negara
memprioritaskan untuk menghilangkan perilaku mencuri agar dapat menekan
angka kerugian akibat adanya losses.
Terdapat kerugian teknis dan komersial. Kerugian teknis terjadi akibat
desain sistem distribusi yang kurang tepat. Sedangkan, kerugian komersial
disebabkan oleh pencurian, cacat meter, kesalahan dalam pembacaan meter, dan
lain sebagainya. Dalam penelitian Sharma et al sumber utama kerugian listrik
ialah pada karyawan listrik yang tidak jujur dan terlibat dengan konsumen secara
luas, baik di rumah tinggal, pabrik, maupun kantor.
Penelitian Sharma et al berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Desa
Tanjung Burung. Penelitian ini lebih memfokuskan pada kerugian listrik yang
bersifat komersial, terutama pada pencurian aliran listrik sehingga fokus
penelitian ini mampu menggambarkan berbagai faktor terjadinya pencurian listrik.
Selain itu, penelitian yang dilakukan di Desa Tanjung Burung memfokuskan pada
11
kajian sosiologis dengan menggunakan teori dari Ronald Akers. Berbeda dengan
penelitian Sharma et al yang menggunakan berbagai kajian keilmuan dengan
beragam teori-teorinya.
Penelitian dari (Rao, 2001) yang berjudul Electricity Bill 2001: What It
Reflects of Power Policy. Penelitian ini memberikan informasi tentang Undang-
Undang Kelistrikan 2001 di India. UU tersebut ditujukan sebagai upaya mengatasi
permasalahan kelistrikan, salah satunya ialah pencurian listrik. Namun, UU
tersebut gagal untuk mengatasi masalah tersebut. UU kelistrikan dianggap sebagai
langkah maju dalam menghilangkan anomali, inkonsistensi dan kontradiksi. Di
sisi keberhasilannya, UU kelistrikan gagal untuk memberikan hukuman dalam
menekan tingkat pencurian listrik dan kualitas untuk pembayaran tagihan oleh
perusahaan-perusahaan penyalur. Sebagaian besar pelaku pencurian listrik
diperkirakan berasal dari industri skala kecil, perusahaan komersial terorganisir,
pelaku rumah tangga, serta penghuni kawasan kumuh. Aturan hukum pidana pun
jarang dikenakan pada pencuri yang tertangkap ataupun pada pelaku kolusi antara
karyawan suatu perusahaan distribusi dan konsumen.
Penelitian Rao berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Desa Tanjung
Burung, di mana penelitian ini lebih menitikberatkan pada proses terjdinya
pencurian listrik dan faktor terjadinya pencurian listrik secara kolektif sehingga
penelitian ini tidak menitikberatkan pembahasan mengenai Undang-Undang
ketenagalistrikan yang ada.
12
Penelitian dari (Katiyar, 2005) yang berjudul Political Economy of
Electricity Theft in Rural Areas: A Case Study from Rajasthan. Penelitian ini
betujuan mencari tahu faktor yang melatarbelakangi terjadinya losses listrik di
Rajasthan. Terdapat 3 kategori utama konsumen listrik, yakni pertanian, domestik
dan industri. Kategori pertanian dianggap menjadi kontributor kunci untuk
kerugian distribusi yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena adanya tarif yang
rendah dan terlibat banyak pencurian dengan beragam cara dan modus. Faktor
pendorong dari banyaknya pencurian listrik yaitu karena peningkatan permintaan
listrik untuk proses irigasi, kenaikan tarif listrik, kolusi yang dilakukan pihak
pengelola sektor kelistrikan dan dorongan lingkungan sosial-politik dalam
melakukan pencurian. Penelitian ini menitikberatkan bahwa sektor pertanian
dianggap menjadi kontributor utama dalam menyumbang tingkat losses yang
tinggi di Rajasthan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan di Desa Tanjung Burung melihat
pencurian listrik terjadi hanya pada sektor domestik, yakni rumah tangga.
Pencurian listrik yang terjadi dilakukan oleh pelanggan ataupun non-pelanggan
PLN yang dilatarbelakangi oleh adanya hukum kelistrikan yang tidak berjalan.
Penelitian dari (Golden dan Min, 2012) yang berjudul Theft and Loss of
Electricity in An Indian State. Penelitian ini menjelaskan bahwa pencurian listrik
tersebar luas di negara-negara berkembang dan berkaitan dengan masalah
ekonomi serta politik. Mengacu pada data dari satu negara bagian India, bahwa
terdapat bukti jika pencurian listrik berkaitan dengan faktor politis. Hal tersebut
sering terjadi saat diadakannya pemilihan umum (pemilu). Petani diberikan
13
otoritas lebih dalam penggunaan listrik yang dialokasikan untuk sumur tabung
swasta. Kondisi tersebut dapat menguntungkan anggota incumbent dari DPR
dalam suatu pemilihan umum. Faktor politis sangat erat pengaruhnya terhadap
losses energi listrik di India yang mengakibatkan adanya pencurian listrik yang
dilakukan oleh petani.
Penelitian Golden dan Min berbeda dengan penelitian yang dilakukan di
Desa Tanjung Burung. Di mana faktor politis bukan sebagai pemicu utama
terjadinya pencurian listrik. Pencurian listrik di Desa Tanjung Burung terjadi
karena adanya dorongan dari diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan aliran listrik
sehari-hari. Dorongan untuk melakukan pencurian listrik terjadi karena adanya
imitasi dari pelaku sebelumnya. Imitasi tersebut terus berlangsung karena tidak
adanya hukum yang dapat membuat jera pelaku.
Dari literatur yang telah dipaparkan di atas, sebagian besar literatur
membahas mengenai faktor yang melatarbelakangi terjadinya pencurian listrik.
Beragam faktor yang melatarbelakangi terjadinya pencurian listrik, diantaranya
ialah faktor ekonomi, politik, karyawan yang melakukan kecurangan, kolusi, dan
lain sebagainya.
Dari literatur sebelumnya pencurian listrik dijelaskan dengan menggunakan
berbagai perspektif, diantaranya ialah ilmu hukum, ilmu psikologi, ilmu ekonomi
dan perspektif keilmuan lainnya. Dari berbagai literatur yang telah dijelaskan di
atas, belum ada yang membahas mengenai proses terjadinya pencurian listrik yang
diakibatkan oleh adanya kejahatan yang ditransmisikan oleh pelaku terdahulu dan
14
adanya hukum kelistrikan yang tidak berjalan dengan seharusnya. Hukum
kelistrikan yang tidak jelas dan tidak berjalan mengakibatkan pencurian listrik
dapat dengan mudah terjadi tanpa adanya sanksi yang dapat membuat jera pelaku.
Dari hal-hal tersebut, penelitian ini menjelaskan proses terjdinya pencurian listrik
yang diakibatkan oleh hukum kelistrikan yang tidak berjalan dengan seharusnya
dengan menggunakan pendekatan sosiologis.
Kesamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah unit
analisis yang sama yaitu pencurian listrik. Pada penelitian sebelumnya pencurian
listrik dibahas dari beragam sektor, baik sektor industri, rumah tangga sampai
dengan sektor pertanian. Namun, pada penelitian ini hanya memfokuskan
pembahasan pada pencurian listrik dari sektor domestik, yakni rumah tangga.
E. Kerangka Teoretis
1. Teori Belajar Sosial Akers
Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Ronald Akers merupakan teori
yang memperluas gagasan Sutherland mengenai nilai-nilai kejahatan yang
ditransmisikan karena adanya akses kontak yang mendukung perilaku kriminal
(Santoso dan Zulfa 2010; Hagan, 2013: 226). Sutherland merupakan salah satu
teoretisi Chicago yang menekankan bahwa nilai-nilai kejahatan merupakan hal
yang dipelajari melalui sebuah asosiasi.
Mengacu pada semua aspek dari proses belajar sosial, pengembangan teori
Akers berfokus pada empat konsep utama, yakni asosiasi diferensial, definisi,
15
penguatan diferensial, dan imitasi (Akers et al., 1979; Akers, 1985; Akers dan
Cochran, 1985; Akers, 1992a dalam Akers, 1999: 64).
A. Diferensial Asosiasi
Diferensial asosiasi mengacu pada proses di mana seseorang dihadapkan
pada definisi normatif yang menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk
perilaku melanggar hukum atau taat hukum. Dalam asosiasi diferensial terdapat
dimensi interaksional, yakni adanya hubungan langsung dan interaksi dengan
orang yang terlibat dalam perilaku menyimpang.
Dalam asosiasi diferensial terdapat sebuah model meniru dengan
penguatan diferensial berupa sumber, jadwal, nilai, dan jumlah. Model meniru
dalam asosiasi diferensial yang paling penting terdapat pada kelompok yang
berasal dari keluarga dan teman-teman, di mana terdapat asosiasi yang terjadi
berupa prioritas, durasi, frekuensi, dan intensitas. Asosiasi yang terjadi cenderung
bertahan lebih lama dan terjadi lebih sering dengan melibatkan orang lain yang
memiliki hubungan lebih dekat sehingga akan cenderung memiliki efek yang
lebih besar terhadap perilaku meniru.
B. Definisi
Definisi adalah sikap atau makna seseorang yang melekat pada perilaku
yang diberikan, yaitu sebagai orientasi, rasionalisasi, definisi situasi, dan sikap
evaluatif yang mendefinisikan suatu tindakan mengenai benar atau salah, baik
atau buruk, diinginkan atau tidak diinginkan, dibenarkan atau tidak dibenarkan.
16
Dalam teori pembelajaran sosial, terdapat definisi yang bersifat umum dan
spesifik. Definisi umum mencakup nilai-nilai dan norma-norma agama, moral,
konvensional dan tidak menerima juga mendukung untuk melakukan tindakan
menyimpang atau kriminal. Definisi spesifik mengarahkan dan mendukung
seseorang untuk melakukan serangkaian tindakan tertentu.
Semakin besar seseorang tidak menyetujui tindakan tertentu, semakin
sedikit orang yang terlibat di dalamnya. Sebaliknya, semakin besar seseorang
menyetujui suatu tindakan tertentu, semakin besar kemungkinan seseorang akan
melakukannya. Menyetujui tindakan kriminal merupakan definisi yang dapat
menguntungkan komisi kejahatan atau perilaku menyimpang yang pada dasarnya
positif atau menetralisir.
Definisi positif merupakan sikap yang membuat perilaku menyimpang
diinginkan dan sepenuhnya diizinkan. Sedangkan, definisi yang menetralkan ialah
tindakan yang mendukung kejahatan dengan membenarkan atau memaafkannya.
Tindakan menyimpang dianggap sebagai sesuatu yang mungkin tidak diinginkan
tetapi mengingat situasinya tetap baik-baik saja, maka dibenarkan, dimaafkan dan
tidak terlalu buruk untuk dilakukan (Akers, 1999: 64-66). Sebuah definisi setelah
diinternalisasikan kemudian akan mengatur keputusan seseorang untuk melakukan
kejahatan atau tidak (Lily, 2015: 65)
C. Penguatan Diferensial
Penguatan diferensial mengacu pada keseimbangan imbalan dan hukuman
yang didapat sebagai suatu konsekuensi dari perilaku yang dilakukan. Imbalan
17
dan hukuman akan menentukan bahwa suatu perilaku kejahatan akan terus
diulangi lagi atau tidak.
Keterlibatan terus-menerus dalam kejahatan akan memberikan imbalan pada
aktivitas tersebut. Semakin kuat dan semakin sering konsekuensi positif yang
didapatkan, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilaku kriminal akan
terus dilakukan. Namun sebaliknya, jika konsekuensi negatif yang didapatkan
maka kemungkinan perilaku kriminal tidak akan diteruskan lagi (Lilly et al, 2015:
65-66).
Proses perilaku menyimpang tidak beroperasi di lingkungan sosial dengan
cara yang sederhana. Hal tersebut beroperasi sesuai dengan "fungsi pencocokan"
di mana adanya keseimbangan hadiah dan hukuman yang melekat pada masing-
masing perilaku (Hamblin, 1979; Conger dan Simons, 1995 dalam Akers, 1999:
66). Efek yang didapat dari perilaku menyimpang bisa berupa positif atau negatif
tergantung pada harapan yang telah dipelajari sebelumnya.
D. Imitasi
Imitasi mengacu pada keterlibatan dalam perilaku setelah mengamati
perilaku serupa pada orang lain. Perilaku yang ditiru akan dipengaruhi oleh
konsekuensi yang diamati (Bandura, 1977 dalam Akers, 1999: 67). Pengamatan
model yang menonjol dalam kelompok primer dan di media mempengaruhi
perilaku pro-sosial dan menyimpang (Donner stein dan Linz, 1995 dalam Akers,
1999: 67).
18
Teori belajar sosial Akers menunjukan adanya kejahatan yang ditransmiskan
dengan berbagai cara sehingga membuat semakin banyak orang yang melakukan
kejahatan secara bersama. Hal tersebut dilakukan karena keuntungan yang
didapatkan lebih dominan dari pada kerugiannya sehingga tindakan kejahatan
secara bersama terus dilakukan dan akan semakin berkembang jika terus dibiarkan
tanpa adanya hukum yang dapat membuat jera pelaku penyimpangan.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menjelaskan pencurian aliran listrik rumah tangga
menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif karena dapat
mengembangkan kepekaan konsep dan penggambaran realitas yang tidak tunggal
(Idrus, 2009: 22). Pendekatan tersebut relevan dengan penelitian mengenai
pencurian aliran listrik rumah tangga.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena yang terjadi dan dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan
konteks khusus yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moleong, 2007: 6). Penelitian dengan pendekatan kualitatif memiliki tahapan-
tahapan berupa pengumpulan data, analisis data, interpretasi data dan penulisan
hasil penelitian (Creswell, 2010: XV).
Dalam hal ini peneliti berusaha memahami fenomena yang terjadi dan
dialami oleh subyek peneliti secara mendalam untuk mendapatkan informasi dan
19
data-data mengenai pencurian listrik rumah tangga di Desa Tanjung Burung.
Penelitain ini bersifat deskriptif karena dapat menggambarkan berbagai fenomena
yang terjadi di lapangan yang berhubungan dengan fenomena pencurian listrik
rumah tangga.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti ialah berdasarkan kriteria
tertentu sehingga informasi yang didapat lebih akurat. Kriteria pemilihan subjek
penelitian adalah masyarakat Desa Tanjung Burung yang merupakan pelanggan
atau non-pelanggan PLN yang memiliki sambungan aliran listrik ilegal atau
melakukan pencurian aliran listrik untuk kebutuhan rumah tangganya.
3. Strategi Pemilihan Informan
Pemilihan informan menggunakan unit analisis snowball guna
mempermudah dalam mendapatkan informan yang sesuai dengan kriteria yang
telah disebutkan. Snowball adalah suatu cara dari jumlah subjek yang sedikit,
semakin lama berkembang menjadi banyak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara menanyakan kepada subjek peneliti terdahulu untuk mendapatkan referensi
informan selanjutnya yang memenuhi kriteria tema yang sedang diteliti. Proses
penelitian tersebut dilakukan agar mendapatkan key informan untuk mendapatkan
informasi yang relevan dengan tema penelitian ini (Idrus, 2009: 97). Adapun
informan-informan yang terlibat dalam penelitian ini merupakan informan dengan
nama yang telah disamarkan.
20
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Ujung Tangerang Utara tepatnya di Desa
Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten. Peneliti
memilih daerah tersebut karena Desa Tanjung Burung merupakan salah satu
penyumbang angka susut energi atau losses di wilayah keraja PLN UP3
Teluknaga.
5. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data. Pengumpulan data
dapat didefiniskan sebagai suatu proses untuk mendapatkan data empiris melalui
responden dengan menggunakan metode tertentu. Adapun pengumpulan data
bersumber dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder
a. Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika
peristiwa terjadi (Ulber, 2009: 289). Adapun data primer dalam
penelitian ini meliputi data dari hasil observasi dan wawancara.
b. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau
dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan
(Ulber, 2009: 291). Pada penelitian ini, data sekunder diperoleh dari
berbagai kepustakaan, seperti buku, majalah, jurnal, dan berbagai
literatur yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi:
21
a. Observasi merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan
secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara partisipatif atau
nonpartisipatif. Pengamatan yang dilakukan merupakan pengalaman yang
terjadi secara langsung dan terjadi pada keadaan sebenarnya (Idrus, 2009:
101). Observasi yang dilakukan ialah dengan observasi partisipatif yang
dilakukan pada 25 Juni 2019 sampai 29 Juli 2019 dengan cara mengamati
secara langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran dari
perilaku, ucapan, simbol-simbol, kegiatan dan hal-hal yang terjadi di
masyarakat yang berhubungan dengan pencurian aliran listrik rumah
tangga di Desa Tanjung Burung.
b. Wawancara merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis
dan terorganisir terhadap sejumlah orang untuk mendapatkan informasi
terkait dengan penelitian yang dilakukan (Ulber, 2009: 312). Wawancara
dilakukan secara langsung dan mendalam dengan menggunakan
pertanyaan bebas dan dengan menggunakan pedoman wawancara agar
hasil dari wawancara relevan dengan tujuan penelitian.
c. Sumber data dokumentasi merupakan sebagai penunjang hasil penelitian
yang telah didapat.
6. Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan suatu proses pengolahan data untuk lebih
menyederhanakan agar lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Analisis data
dilakukan agar informasi yang telah didapat selama penelitian dapat dihimpun
menjadi lebih jelas. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan
22
pendekatan kualitatif model interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman
yang terdiri dari tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan (Idrus, 2009:147). Adapun analisis data interaktif memiliki proses
sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan dua
jenis data, yakni data primer dan sekunder, dengan teknik pengumpulan data
berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada proses ini, data diperoleh
dari berbagai hal yang dilihat, didengar, dan diamati. Dengan demikian, data yang
telah didapat berupa deskripsi wawancara, foto, pengalaman pribadi, cerita, dan
banyak hal lain dari hasil pengamatan dan pendengaran (Idrus, 2009: 148-149).
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data berjalan secara terus-menerus
sejalan dengan pelaksanaan penelitian berlangsung. Tahapan reduksi data
merupakan bagian kegiatan analisis untuk lebih menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang bagian data yang tidak diperlukan, serta mengorganisasi
data. Hal tersebut membuat data yang telah didapat perlu diteliti dan dirinci sesuai
dengan tema penelitian yang sedang dilakukan, yaitu tentang pencurian listrik
rumah tangga sehingga dapat mempermudah dalam melakukan penarikan
kesimpulan (Idrus, 2009: 150).
23
c. Display Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan
Huberman 1992 dalam Idrus, 2009: 151).
d. Verifikasi dan Kesimpulan
Tahapan akhir ialah verifikasi dan kesimpulan sebagai suatu penarikan arti
data yang telah ditampilkan. Penarikan arti data yang sudah ada berdasarkan
sejauh mana pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Miles dan
Huberman (1992) dalam karyanya yang dikutip oleh Idrus (2009) menyatakan
bahwa dari permulaan pengumpulan data peneliti dapat mulai mencari arti benda-
benda, mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang
ada, alur sebab-akibat dan proposisi untuk menarik sebuah kesimpulan sementara.
Dari kesimpulan sementara, peneliti dapat melakukam verifikasi hasil temuan
untuk dapat memperdalam suatu proses observasi dan wawancara agar
mendapatkan data yang valid dan reliable. Dengan melakukan verifikasi, peneliti
dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reliabilitas hasil temuan
(Idrus, 2009: 151-152).
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dirancang berdasarkan bab-per-bab sekaligus
memberikan perincian konten dalam masing-masing bab. Terdapat empat bab
dalam skripsi ini, sebagai berikut:
24
Bab I Pendahuluan, bagian ini memaparkan pernyataan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Gambaran Umum, bagian ini berisikan gambaran umum mengenai Desa
Tanjung Burung yang meliputi kondisi geografis dan kondisi sosial ekonomi.
Selain itu terdapat pula gambaran mengenai tindakan pencurian listrik dan istilah-
istilah mengenai kelistrikan di Desa Tanjung Burung
Bab III Analisis dan Temuan Lapangan, bagian ini berisikan analisis dari
temuan data penelitian di lapangan mengenai pencurian aliran listrik di Desa
Tanjung Burung dengan mengacu pada teori Akers sehingga berfokus pada empat
konsep utama, yakni asosiasi diferensial, definisi, penguatan diferensial, dan
imitasi
Bab IV Penutup, bagian ini memaparkan kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan jawaban dari rumusan pertanyaan penelitian. Sedangkan pemberian
saran merupakan suatu hal yang berguna untuk keperluan penelitian selanjutnya.
25
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Desa Tanjung Burung
1. Geografis Desa Tanjung Burung
Desa Tanjung Burung merupakan desa pesisir yang terletak di Utara Pantai
Laut Jawa tepatnya berada di Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Jumlah penduduk di Desa Tanjung Burung sebanyak 8.168 jiwa
yang tersebar di 16 Rukun Tetangga (RT) dan 8 Rukun Warga (RW). Desa
Tanjung Burung terdiri dari 9 dusun, yakni Kebon Kopi, Kebon Kuda, Kandang
Genteng, Bom, Bebulak, Beting, Cirumpak, Sebrang, dan Barat. (Kecamatan
Teluknaga dalam Angka, 2018).
Luas Desa Tanjung Burung ialah 8,64 Ha yang dimanfaatkan untuk
beragam fungsi, 170 Ha digunakan sebagai lahan permukiman warga, 0,15 Ha
sebagai pemakaman, 122 Ha sebagai area .pertanian, 100 Ha sebagai perkebunan,
42 Ha sebagai peternakan, 320 Ha sebagai perikanan, 2 Ha sebagai fasilitas
umum, 98 Ha sebagai area perindustrian, dan 9,85 Ha sebagai fasilitas sosial
(Profil Desa Tanjung Burung 2018, dokumen tidak dipublikasikan).
Dari jumlah luasnya Desa Tanjung Burung, terdapat Gardu Induk (GI) yang
pertama kali menggunakan sistem digital di Indonesia. Gardu Induk tersebut
merupakan gardu induk Teluknaga yang sudah beroprasi sejak tahun 2003 dan
merupakan gardu induk digital yang menjadi proyek percontohan PLN (GE
Reports Indonesia).
26
2. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Burung
Mayoritas masyarakat Desa Tanjung Burung bermatapencaharian sebagai
nelayan karena letak desa yang berada di pesisir pantai. Jumlah masyarakat Desa
Tanjung Burung yang bekerja sebagai nelayan sebanyak 1.550 orang, 966
pegawai swasata, 680 buruh, 281 petani, 250 pedagang, 20 PNS, 20 pengrajin
dan 700 orang pengangguran (Profil Desa Tanjung Burung 2018, dokumen tidak
dipublikasikan).
Mayoritas nelayan di Desa Tanjung Burung hanya sebagai buruh nelayan
yang hasil tangkapannya disetorkan kepada tengkulak ikan dengan harga yang
rendah sehingga para buruh nelayan banyak yang hidup dengan kemiskinan.
Keuntungan yang sedikit dan hasil tangkapan yang tidak pasti membuat pekerjaan
sebagai nelayan mulai ditinggalkan dan beralih ke pekerjaan lainnya seperti
menjadi buruh pabrik, buruh bangunan, buruh harian lepas dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya. Pendapatan yang tidak menjanjikan membuat pekerjaan
menjadi nelayan kini hanya menjadi pekerjaan sambilan.
Menurut data statistik, kemiskinan di Kabupaten Tangerang pada tahun
2015 sebanyak 191,12, pada tahun 2016 sebanyak 182,52 dan pada tahun 2017
mencapai 191,62 ribu orang (Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2018: 299).
Penyumbang angka kemiskinan paling banyak di Kabupaten Tangerang berada di
4 kecamatan, yakni Kecamatan Kronjo, Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Rajeg,
dan Kecamatan Teluknaga (Kabar Banten, 2019, https://www.kabar-
27
banten.com/di-kabupaten-tangerang-empat-kecamatan-masih-di-bawah-garis-
kemiskinan/. Diakses pada 14 Agustus 2019)
Kecamatan Teluknaga sebagai salah satu penyumbang kemiskinan yang
paling banyak di wilayah Kabupaten Tangerang, di mana Desa Tanjung Burung
berada dalam cakupan Kecamatan Teluknaga sehingga Desa Tanjung Burung bisa
jadi sebagai salah satu desa penyumbang kemiskinan di Kecamatan Teluknaga.
Ketidakmampuan ekonomi di Desa Tanjung Burung mengundang
datangnya berbagai bantuan dari berbagai instansi, baik dari pemerintah maupun
swasta. Salah satu bantuan yang datang dari pemerintah pusat berupa Program
Keluarga Harapan (PKH) dengan bantuan berupa 7 liter beras dan 1 kilogram
telur, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS), program Indonesia pintar
berupa uang tunai untuk kebutuhan pendidikan, dan berbagai bantuan lainnya
yang diterima oleh hampir semua masyarakat Desa Tanjung Burung.
Terdapat pula bantuan yang datang dari program pemerintah Kabupaten
Tangerang berupa Program Gerakan Bersama Masyarakat Mengatasi Kawasan
Padat, Kumuh, dan Miskin (PAKUMIS) yang memberikan bantuan berupa
pembedahan rumah gratis dengan kriteria rumah semipermanen yang sudah tidak
layak huni. Sejak tahun 2017 sampai sekarang, terdapat 60 rumah yang tersebar di
Kampung Kebon Kuda, RT 01 dan 02 yang sudah dilakukan pembedahan secara
gratis melalui program GEBRAK PAKUMIS.
Program bedah rumah secara gratis di Desa Tanjung Burung datang dari
berbagai instansi, baik swasta, pemerintah, partai politik maupun perorangan yang
28
menjanjikan pembedahan rumah jika memenangkan kontestasi politik. Seperti
Didin yang dijanjikan akan mendapatkan pembedahan rumah dari calon DPR
yang telah memenangkan kursi DPR Kabupaten Tangerang tahun 2019:
“Bukan ama lurah doang si kalo bantuan bedah rumah mah, ada dari
yayasan, ada juga yang dari dewan (DPR). Kalo dari dewan udah ada
omongan kalo kandidatnya saya yang dapet dibedah rumahnya soalnya
kemaren saya pernah mendukung beliau dan alhamdulillah terpilh.”
(Wawancara dengan Didin, Senin, 22 Juli 2019)
Pembedahan rumah secara gratis tersebar di setiap wilayah Tanjung Burung
karena masih banyak masyarakatnya yang belum memiliki tempat tinggal layak
huni.
Namun, kemiskinan yang terjadi di Desa Tanjung Burung merupakan
kemiskinan kultural. Kemiskinan yang terjadi sebagai akibat dari adanya sikap
dan kebiasaan seseorang yang berasal dari budaya atau adat istiadat yang relatif
tidak mau memperbaiki taraf hidup dengan tata cara modern. Kebiasaan seperti ini
dapat berupa sikap malas, pemboros, kurang kreatif dan relatif pula bergantung
kepada orang lain (Marthalina, 2018: 7).
Kemiskinan kultural di Desa Tanjung Burung membuat semakin banyak
masyarakatnya yang malas untuk bekerja dan beranggapan bahwa hidupnya dapat
bergantung dengan bantuan-bantuan yang ada. Hal tersebut membuat semakin
banyak masyarakat yang menggolongkan dirinya sebagai orang miskin.
B. Pencurian Aliran Listrik
Terdapat berbagai definisi mengenai kejahatan, seperti kejahatan yang
didefiniskan oleh Mustofa:
29
“Pola tingkah laku yang dilakukan oleh seorang individu, atau sekelompok
individu (terstruktur maupun tidak), maupun suatu organisasi (formal
maupun non formal) yang merugikan masyarakat (secara materi, fisik,
maupun psikologis). Beberapa tingkah laku yang merugikan tersebut,
melalui suatu proses politik oleh lembaga legislatif dapat dirumuskan
secara yuridis sebagai pelanggaran hukum (pidana) dan kepada pelakunya
mmgajmtepkeptkmnmmepe” (Mustofa, 2007: 16)
Ciri utama dari kejahatan ialah terdapat korban, baik individu, kelompok
maupun organisasi yang mengalami kerugian fisik, psikologis atau materi.
Namun, terdapat pula perilaku menyimpang yang tidak ada pihak manapun yang
dirugikan, seperti pelacuran, pejudian, kemaksiatan, homoseksual dan berbagai
hal yang tidak sesuai dengan moralitas masyarakat (Mustofa, 2007: 16). Maka
dari itu, perilaku mencuri aliran listrik dapat dikatakan sebagai perbuatan
kejahatan karena terdapat pihak yang dirugikan yakni negara, PLN, konsumen dan
masyarakat pada umumnya.
Pada artikel Electricity Theft Overview, Issues, Prevention, and Smart Meter
Based Approach to Control Theft mendefinisikan bahwa bahwa pencurian istrik
merupakan tindakan ilegal dengan bentuk kehilangan energi yang bersifat non-
teknis, yang dapat mencakup sambungan ilegal, penyadapan, mempengaruhi alat
ukur atau meter, dan berbagai modus lainnya dengan tujuan mendapatkan listrik
yang lebih murah atau gratis (Dick, 1995 dalam Depuru et al, 2011: 1007).
Pencurian listrik merupakan salah satu bentuk kejahatan yang dapat
dilakukan oleh pelanggan maupun non-pelanggan PLN dengan beragam cara.
Dalam Peraturan Direksi tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL),
terdapat 4 golongan pelanggaran pemakaian tenaga listrik, yaitu:
30
1. Pelanggaran Golongan I (PI) merupakan pelanggan yang mempengaruhi
batas daya tetapi tidak mempengaruhi pengukuran energi;
2. Pelanggaran Golongan II (PII) merupakan pelanggan yang
mempengaruhi pengukuran energi tetapi tidak mempengaruhi batas daya
3. Pelanggaran Golongan III (PIII) merupakan pelanggan yang
mempengaruhi batas daya dan mempengaruhi pengukuran energi
4. Pelanggaran Golongan IV (PIV) merupakan pelanggan yang dilakukan
oleh bukan pelanggan
Pada pelanggaran pertama, biasanya mempengaruhi batas daya dilakukan
dengan cara mengganti Miniature Circuit Breaker (MCB) listrik sehingga daya
listrik yang digunakan lebih tinggi dari yang seharusnya. Pada pelanggaran
yang kedua, modus pelanggaran pemakaian tenaga listrik dapat dilakukan dengan
mengakali kWh meter dengan menurunkan kawat jumper antara terminal 1 dan 3
sehingga pemakaian listrik yang tercatat di kWh meter menjadi lebih sedikit
dibanding pemakaian sebenarnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi pengukuran
kWh meter sehingga tidak menunjukkan pemakaian yang sebenarnya. Adapun
pelanggaran yang ketiga merupakan gabungan antara pelanggaran jenis pertama
dan kedua, yaitu mengubah daya listrik sekaligus mengakali kWh meter guna
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dan terakhir ialah pelanggaran yang
dilakukan oleh non-pelanggan, seperti pedagang-pedagang kaki lima dan warung-
warung tenda di pinggir jalan yang melakukan pencurian secara langsung dari
Jaringan Tenanga Listrik (JTL) dengan cara membuat sambungan listrik dari
penerangan jalan umum (PJU) (detik.com, 2016,
31
https://finance.detik.com/energi/d-3203857/ini-4-modus-pencurian-listrik-yang-
bikin-pln-rugi, diakses pada 11 Mei 2019).
C. Pencurian Aliran Listrik di Desa Tanjung Burung
Banyak masyarakat Desa Tanjung Burung yang belum tersambung dengan
aliran listrik legal sehingga berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan
kebutuhan listrik sehari-hari. Salah satu cara untuk mendapatkan aliran listrik
ialah dengan cara mencuri listrik.
Berbagai cara dilakukan untuk melakukan pencurian listrik, salah satunya
dengan sambungan langsung dari Jaringan Tenaga Listrik (JTL) atau tiang listrik
ke Instalasi Milik Pemakai Tenaga Listrik (IMP) tanpa adanya kWh meter atau
tanpa alas hak yang sah mengenai pemakaian tenaga listrik. Hal tersebut membuat
pelaku tidak memiliki tagihan listrik sama sekali, seperti pada temuan berikut,
“Seqeieaamkljmtpqepreigmamm lmepramkljmtkmlm.Dmkmpmieapeiepqepreigma
api (mencuri aliran listrik), dari tiang langsung loss watt (mencuri aliran listrik).”
(Wawancara dengan Tuti, Selasa, 29 Juli 2019)
Selain pencurian aliran listrik tanpa adanya kWh meter, ada juga pencurian
listrik dengan adanya kepemilikan kWh meter sehingga pelaku melakukan
pencurian listrik hanya untuk sebagian daya listriknya saja. Umumnya pencurian
listrik yang dilakukan hanya untuk sebagian aliran listrik rumahtangganya
diperuntukkan bagi benda-benda tertentu yang memiliki daya besar, seperti
kulkas, televisi, rice cooker, Air Conditioner (AC), dan benda-benda elektronik
lainnya, seperti pada temuan berikut, “Kalo saya mah listriknya kaya penerangan,
32
itu mah pake biasa, pake box. Kalo loss watt cuma untuk kulkas, TV, ama pompa
aer palingan juga”.)oeoepaejemapren Didin, Senin, 22 Juli 2019)
Pencurian listrik yang dilakukan hanya untuk sebagian aliran listrik
rumahtangganya diperkuat dengan temuan berikut, “Amegtppqeiealenmqeatkk
watt dikit-dikit buat kamar mandi, kulkas, ama TV, yang bayarnya gede-gede
doang.”)oeoepaejemaprepommqe,Sapmp,22Jmam2019(
Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuihan aliran listrik
rumahtangga. Tak jarang cara tersebut dilakukan dengan melakukan
penyimpangan berupa pencurian aliran listrik. Terdapat cara lain untuk
mendapatkan aliran listrik, yakni menumpang ke rumah terdekatnya atau dikenal
dengan istilah levering, yakni penyaluran tenaga listrik dari pelanggan PLN
kepada non-pelanggan.
Umumnya menumpang untuk mendapatkan aliran listrik atau levering akan
dikenakan biaya perbulannya yang dibayarkan kepada pemilik kWh meter.
Namun, biasanya pemilik kWh meter pun melakukan pencurian listrik agar daya
listrik yang digunakan cukup untuk mengaliri persil lainnya tanpa adanya
penurunan aliran listrik karena tidak kuatnya daya yang dimiliki. Selain itu,
pencurian listrik dilakukan agar tidak memiliki tagihan yang besar, hal tersebut
seperti pada hasil temuan berikut:
“Kalo mpok saya sebulan kadang-kadang 200 jadinya saya suka bayar ke
dia 50, 100, ga tentu si. Mpok saya segitu aja masih nyolong api (mencuri
listrik) apalagi kalo nggak nyolong, bisa gede kali bayarnya. Itu aja nyolong
api suka nggak kuat, kalo nggak nyolong api mah saya nggak bisa nete
(menumpang untuk mendapatkan aliran listrik) ke mpok saya”.)oeoepaeje
dengan Misi, Selasa, 25 Juni 2019)
33
Beragam cara dilakukan untuk melakukan pencurian listrik agar pelaku
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya berupa taghan listrik yang murah
dengan pemakaian yang besar atau bahkan tagihan listrik yang gratis. Pencurian
listrik di Desa Tanjung Burung umumnya dilakukan oleh orang yang mengerti
dalam bidang kelistrikan dan bukan dilakukan oleh teknisi PLN.
Seseorang yang memiliki pekerjaan terkait dengan kelistrikan tetapi tidak
bekerja untuk PLN dikenaa maprep mklmaea „PLN Keinmpr‟. Dm Dake Teprmpr
Burung, biasanya PLN kampung melakukan pekerjaan berupa pemasangan aliran
listrik ilegal, memperbaiki instalasi listrik yang rusak, jual-beli kWh meter, MCB,
dan berbagai peralatan-peralatan kelistrikan lainnya. Umumnya PLN kampung
memiliki profesi ganda sehingga pekerjaannya tidak hanya berkaitan dengan
kelistrikan saja, tetapi memiliki profesi lainnya.
D. Istilah Kelistrikan di Desa Tanjung Burung
Pencurian listrik dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan listrik rumah
tangga pelaku. Terdapat beragam istilah kelistrikan yang digunakan dalam bahasa
sehari-hari. Istilah tersebut digunakan untuk memanipulasi adanya pencurian
aliran listrik di Desa Tanjung Burung.
Istilah-istilah untuk memanipulasi pencurian aliran listrik seperti, loss watt,
maling api/ngambil api, dan nete. Loss atau losses memiliki arti kehilangan,
sedangkan watt merupakan daya, sehingga loss watt merupakan kehilangan daya
atau bentuk pengambilan daya secara ilegal, yang dikenal dengan pencurian aliran
listrik. Istilah loss watt pun memiliki arti yang sama dengan maling api atau
34
ngambil api, yakni mencuri daya listrik. Di Desa Tanjung Burung api memiliki
arti listrik atau daya, seperti hasil temuan berikut:
“Kalo ngambil api (mencuri listrik) mah langsung dari tiang, kaya saya gini
nih, kalo nete (levering) tergantung si seumpama dia tetangganya ada box
(kWh meter), dia netenya ke box tetangga nanti kita bayar ke tetangga.
Banyak juga si yang nete sambil ngambil api di perkampungan mah.”
(Wawancara dengan Dahlia, Rabu, 24 Juli 2019)
Sedangkan nete merupakan istilah untuk orang yang belum memiliki kWh
meter dan aliran listriknya didapati dari menumpang ke rumah terdekatnya.
Seseorang yang aliran listriknya menumpang akan membayar sejumlah uang yang
besarannya sudah disetujui oleh keduabelah pihak. Uang tersebut dibayarkan
keapada pemilik kWh meter setiap bulannya.
Namun, ada pula seseorang yang melakukan levering kepada rumah
terdekatnya tetapi dibayar dengan suka rela bahkan tidak dibayar sama sekali.
Umumnya, pemilik kWh meter melakukan pencurian listrik agar daya listrik yang
digunakan cukup untuk mengaliri persil lainnya tanpa adanya penurunan aliran
listrik karena tidak kuatnya daya yang dimiliki. Selain itu, pencurian listrik
dilakukan agar tidak memiliki tagihan yang besar karena harus mengaliri persil
lainnya.
Istilah nete digunakan oleh masyarakat Desa Tanjung Burung karena hal
tersebut dapat diibaratkan dengan anak kecil yang meminum susu ibunya secara
gratis sehingga anak kecil tersebut dapat menyusui secara cuma-cuma. Hal
tersebut pun sama dengan perilaku nete listrik di Desa Tanjung Burung.
35
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN SOSIAL MASYARAKAT DESA TANJUNG
BURUNG DALAM MELAKUKAN TINDAKAN PENCURIAN LISTRIK
Pada abad ini kemajuan teknologi sudah masuk ke dalam berbagai bidang
kehidupan. Hal ini pun akhirnya menimbulkan konsekuensi berupa peningkatan
kebutuhan listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat baik
dalam bidang industri maupun rumah tangga. Peningkatan kebutuhan listrik pun
terjadi pada masyarakat Desa Tanjung Burung, di mana penggunaan energi listrik
rumah tangga digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti penerangan, hiburan,
lemari pendingin, dan lain sebagainya.
Kebutuhan aliran listrik sangat penting bagi kehidupan masyarakat Desa
Tanjung Burung.HealajkagmlkanajlmqeprmmmprtenteptaaaTmlm,“Paplmpramkljmt
mah, semua geh udah pada pake listrik, buat masak, nyuci, kulkas, lampu, TV,
ngecas-praaek HP, rtktt” )oeoepaeje maprep Tmti sebagai pelaku pencurian
aliran listrik. Tanjug Burung, Sabtu, 29 Juni 2019). Pentingnya aliran listrik
membuat masyarakat melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. Salah satu
cara yang menarik perhatian penulis ialah dengan tindakan kejahatan berupa
pencurian aliran listrik.
Hal tersebut menjadi menarik karena pada masyarakat Desa Tanjung
Burung pencurian listrik sudah menjadi tindakan yang lumrah untuk dilakukan.
Namun, pada kenyataannya tindakan pencurian listrik dapat merugikan
36
Perusahaan Listrik Milik Negara (PLN) karena telah menghilangkan komoditas
utama PT PLN berupa energi listrik.
Banyak penelitian sebelumnya yang melakukan kajian terhadap pencurian
listrik, seperti penelitian yang dilakukan oleh (Sharma et al, 2016) dimana
kerugian listrik terjadi karena adanya masalah teknis dan komersial berupa cacat
meter, pencurian listrik, design sistem distribusi yang kurang tepat dan lain
sebagainya. Tetapi sayangnya peneltian sebelumnya melihat pencurian listrik
sebagai tindakan kejahatan yang dapat dihentikan melalui pembatasan teknologi.
Pembuat alat pendekteksi pencurian listrik dianggap sebagai solusi dari tindakan
pencurian listrik, hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sony
et al, 2016) dimana deteksi pencurian listrik dilakukan dengan memanfaatkan
suatu perangkat yang dipasangkan pada kWh meter untuk memonitor jumlah
pemakaian listrik.
Pencurian listrik yang sudah terjadi belum banyak yang membahas
mengenai proses terjadinya di masyarakat dan bagaimana pencurian listrik
menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan secara kolektif. Oleh karena itu, pada
penelitian ini penulis melihat proses terjadinya pencurian listrik di Desa Tanjung
Burung yang dilakukan secara kolektif dengan mengacu pada teori yang
dikembangkan oleh Akers sehingga berfokus pada empat konsep utama, yakni
asosiasi diferensial, definisi, penguatan diferensial, dan imitasi.
37
1. Asosiasi Diferensial
A. Cara Melakukan Pencurian Listrik
Menurut Akers (1999:64) asosiasi diferensial mengacu pada proses di
mana seseorang dihadapkan pada definisi yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan untuk perilaku melanggar hukum atau taat hukum. Dalam
asosiasi diferensial terdapat dimensi interaksional, yakni adanya hubungan
langsung dan interaksi dengan orang yang terlibat dalam perilaku menyimpang.
Pencurian listrik yang terjadi di Desa Tanjung Burung dihadapkan pada
proses pemikiran secara matang mengenai untung dan rugi atas perbuatan yang
dilakukannya. Keuntungan yang didapatkan dari pencurian aliran listrik di Desa
Tanjung Burung membuat tindakan tersebut akan terus dilakukan, seperti pada
hasil temuan berikut:
“Seqe pala )aanajmpr( eie intt )tetet(, mme iea nek kateamep iekepr gtp
(kWh meter) langsung diurusin nyolong api (mencuri aliran listrik), kalo
nyolong api mah asal ada boxnya nggak ketauan. Makanya mpok saya bayar
sebulannya kadang-temepr200,100,nemeaeaqeprnetapqe3taamejre1gtp.”
(Wawancara dengan Ani sebagai pelaku pencurian aliran listrik. Tanjug
Burung,Selasa, 25 Juni 2019)
Pada temuan di atas, pencurian listrik terjadi karena adanya dimensi
interaksional dengan sanak keluarga yang terlibat dalam perilaku menyimpang.
Keuntungan yang didapat dari perilaku menyimpangnya ialah berupa levering
yang mampu mengaliri persil lainnya tanpa adanya kekurangan daya listrik
dengan tagihan yang lebih murah dari pada besaran daya yang digunakan.
38
Levering merupakan penyaluran tenaga listrik dari pelanggan PLN kepada
non-pelanggan atau dikenal dengan istilah nete. Selain itu, pelaku juga melakukan
sambungan langsung untuk sebagian aliran listriknya. Sambungan langsung
dilakukan dengan menyambungkan kabel twisted ke Jaringan Tenaga Listrik
(JTL) yang kemudaian tersambung kepada Instalasi Milik Pemakai Tenanga
Listrik (IMP) atau dikenal dengan istilah by pass.
Biasanya levering atau nete selalu diiringi dengan sambungan langsung atau
by pass agar daya yang digunakan mampu mengaliri listrik kepada persil lainnya
dan agar tagihan pemakaian listrik tidak terlalu besar bahkan gratis. Hal tersebut
seperti pada temuan berikut:
“Dejmmmammmeapalaeiepampr)gmgm(,mmeaaeiermre,lenmpamprieaaeprkmpr
ngambil api (mencuri listrik dengan cara by pass) nih ke sini (tiang),
sebelomnya mah pake pelita. Udah 20 tahunan lebih lah kira-kira saya nete
)aanajmpr( eie pampr.” (Wawancara dengan Mira sebagai pelaku pencurian
aliran listrik. Tanjug Burung, Selasa, 29 Juni 2019)
Pada umumnya by pass atau sambungan langsung dapat dilakukan untuk
seluruh aliran listrik atau hanya untuk sebagian aliran listrik. By pass yang
dilakukan untuk sebagian aliran listrik biasanya dengan adanya kepemilkan kWh
meter sedangkan by pass yang dilakukan untuk seluruh aliran listrik biasanya
tanpa adanya kepemilikan kWh meter, seperti pada hasil temuan berikut:
“Seqe pala )aanajmpr( eie paepr )tetetpqe mgm( lajmk paepr preigma enm ta
tiang (mencuri listrik dengan cara by pass). Sekarang mah kalo nggak nyolok
(mencuri listrik) mahal, kalo nggak gitu rugi, boro-boro bisa bayarnya kalo
amkljmtimjpmiea.” (Wawancara dengan Sani sebagai pelaku pencurian aliran
listrik. Tanjug Burung, Selasa, 9 Juli 2019)
39
Dari penjelasan di atas, aliran listrik yang didapatkan berasal dari
sambungan langsung ke Jaringan Tenaga Listrik (JTL) tanpa melalui kWh meter.
Hal tersebut menggambarkan bahwa pelaku merupakan non-pelanggan yang
menggunakan tenaga listrik tanpa alas yang sah sehingga tidak memiliki tagihan
listrik sama sekali walaupun menggunakan daya listrik yang besar.
Terdapat pula pencurian listrik berupa by pass yang hanya diperuntukkan
bagi sebagian aliran listrik. Pencurian listrik dengan cara by pass tersebut
biasanya dilakukan dengan adanya kepemilikan kWh meter sehingga aliran listrik
ilegalnya diperuntukkan pada benda-benda tertentu saja yang biasanya memiliki
daya listrik yang besar, seperti pada hasil temuan berikut:
“Dmamiea reieppqe pala )aanajmpr(, katerang mah udah jarang si. Sekarang
mah udah pada punya box (kWh meter) sendiri, sekarang mah pada loss watt
(mencuri aliran listrik), nggak semua si palingan separonya (setengah) loss
oell.”)oeoepaejemaprepommqe,Sapmp,22Jmam2019(
Pencurian listrik yang terjadi di Desa Tanjung Burung merupakan tindakan
yang menguntungkan bagi pelaku karena sebagian dari pelaku tidak perlu
membayar tagihan listrik atau membayar tagihan listrik dengan harga yang murah
dengan pemakaian daya listrik yang lebih besar. Namun, hal tersebut menjadi
tidak menguntungkan bagi pihak PLN, negara dan pelanggan PLN, seperti pada
hasil temuan berikut,“Kmle iekma gmlma aentjep mejm iekqejetel teat eme
pencurian karena itu merugikan masyarakat juga, di sisi lain merugikan PLN
rmre.”)oeoepaejemaprepHejmmep selaku supervisor P2TL PLN UP3 Teluknaga,
wawancara di kantor PLN UP3 Teluknaga, Kamis, 22 Agustus 2019)
40
B. Sumber Terjadinya Pencurian Listrik Secara Kolektif
Menurut Akers (1999:64) pada asosiasi diferensial terdapat sebuah model
meniru dengan penguatan diferensial berupa sumber, jadwal, nilai, dan jumlah.
Model meniru dalam asosiasi diferensial terdapat pada kelompok yang berasal
dari keluarga dan teman-teman, di mana terdapat asosiasi yang terjadi berupa
prioritas, durasi, frekuensi, dan intensitas. Asosiasi yang terjadi cenderung
bertahan lebih lama dan terjadi lebih sering dengan melibatkan orang lain yang
memiliki hubungan lebih dekat sehingga akan cenderung memiliki efek yang
lebih besar terhadap perilaku meniru.
Model meniru yang berasal dari keluarga atau teman dapat mengakibatkan
tindakan pencurian listrik di Desa Tanjung Burung terjadi secara kolektif. Hal
tersebut didasari dengan adanya beragam mekanisme pembelajaran sosial dan
adanya penguatan diferensial dalam tindakan pencurian listrik, seperti pada hasil
wawancara berikut:
“Seqeieaeigmatalmepr,PLNieatep bisa, nggak tau lah dipasangin apa itu
ama PLN. Saya mah loss watt (mencuri listrik) supaya dayanya dinaikin tapi
pqeigmprpqe ta lmepr manep km, matal.” (Wawancara dengan Imah di Desa
Tanjung Burung, Selasa, 9 Juli 2019)
Pada hasil temuan di atas terdapat sumber utama terjadinya pencurian listrik
yang berasal dari pihak PLN. Sumber terjadinya pencurian listrik di Desa Tanjung
Burung tidak hanya datang dari kalangan PLN saja, tetapi seseorang yang
mengerti mengenai kelistrikan pun dapat menjadi sumber terjadinya pencurian
listrik, seperti pada hasil wawancara berikut:
41
“Dmnekeprmpeielaiap,tjeprremakmnekmlmmmeaermtagapajepiaieap)lmmet
kaprere gajtmprmpr( lajmk mme gmke rmlm, qemmea mmnekeprmp.”)oeoepaeje
dengan Bunga, Rabu, 24 Juli 2019)
“Dia mah udah puluhan taon si masang-masang, ngoprek-ngoprek (mengutak-
elmt( aeinm rmlm, aagma team 20 letpep iea.” )oeoepaeje maprep mkljm Rtq,
Romlah pada Jumat, 26 Juli 2019)
Sumber terjadinya pencurian listrik berasal dari berbagai kalangan yang
mengerti mengenai kelistrikan, salah satunya ialah PLN kampung yang jasanya
banyak digunakan oleh masyarakat sekitar untuk melakukan tindakan levering, by
pass dan memperbaiki peralatan kelistrikan lainnya. Biasanya PLN kampung
memiliki profesi ganda karena pekerjaan pemasangan aliran listrik ilegal tidak
selalu ada setiap harinya.
Pecurian listrik yang bersumber dari pihak PLN dan PLN kampung seolah-
olah sudah menjadi praktek lumah yang kemudian dilakukan secara kolektif oleh
masyarakat Desa Tanjung Burung. Keuntungan yang dominan dalam tindakan
pencurian listrik membuat hal tersebut sulit untuk dihilangkan dan dapat terjadi
terus menerus dengan durasi yang lama, seperti pada temuan berikut,“Leprkmpr
masang pas pindah, ada kali 3 taonan mah. Mertua juga ngambil dari situ, mertua
ieamejmnekjmieamlmeme,emeteamkatmlej25lempaagma.”)oeoepaejemaprep
Tuti, Sabtu, 29 Juni 2019)
Pada hasil wawancara di atas, pencurian listrik terjadi secara kolektif yang
dilakukan oleh kelompok keluarga dengan durasi yang cukup lama. Durasi yang
dimiliki pelaku pencurian listrik berbeda setiap pelakunya, seperti pada temuan
42
berikut, “Dejmnekjmieamni jadi saya mah langsung loss watt, 7 taun lebih mah
emeaea.”)oeoepaejemaprepSepm,Saaeke,9Jmam2019(
Berbagai keuntungan dari tindakan pencurian listrik membuat pelaku tidak
memiliki keinginan untuk tersambung dengan aliran listrik legal. Tidak adanya
keinginan tersebut membuat pencurian listrik terjadi terus menerus dengan durasi
yang cukup lama karena adanya keuntungan yang lebih dominan dibandingkan
kerugiannya.
C. Pencurian Listrik Terjadi Secara Kolektif
Menurut Akers (1999:64) model meniru dalam asosiasi diferensial terdapat
pada kelompok yang berasal dari keluarga dan teman-teman. Hal tersebut sejalan
dengan pencurian aliran listrik yang dilakuan secara kolektif oleh masyarakat
Desa Tanjung Burung, seperti pada hasil wawancara berikut:
“Bepqetmmkmpmieaqepraeprkmprpqtatttalmepr)iapamjmamkljmtmaprepaeje
by pass), saya, mertua, keluarga aki-aki (kakek-kakek) yang udah ninggal
(meninggal), ama di depan ipar saya ada, dia juga ambil dari sini (tiapramkljmt(.”
(Wawancara dengan Tuti, Sabtu, 29 Juni 2019)
Pencurian listrik yang dilakukan oleh keluarga terdekatnya membuat
semakin banyak orang yang meniru tindakan tersebut sehingga pencurian listrik
menjadi sebuah pelanggaran hukum yang dilakuakn secara kolektif, hal tersebut
sejalan dengan temuan berikut, “Ame gepqet mm kmpm iea qepr pala )aanajmpr(
segala loss watt (mencuri listrik dengan cara by pass). Semua di sini mah, mertua
saya,ipar keqermreatkkoell.”)oeoepaejemaprepSepm,Saaeke,9Jmam2019(
43
Pencurian listrik yang terjadi di Desa Tanjung Burung dilakukan secara
kolektif dan dianggap sebagai sebuah pelanggaran hukum yang lumrah untuk
dilakukan. Hal tersebut seperti pada hasil temuan berikut:
“Keatiapmjmlkeqe,mmkmpmieaqeprraaekkmaeinmj90%oejreRT12atkk
watt ya walaupun kalo kita datengin semua RT, pastinya di setiap RT juga
gepqetqepr atkkoell lenmkeqeprret lemgajenetjeprpqe”. )oeoepaeje
dengan Sarmadi selaku ketua RT, Senin, 22 Juli 2019)
Pencurian listrik yang terjadi tidak hanya dilakukan oleh kelompok keluarga
saja tetapi hampir berbagai kalangan masyarakat Desa Tanjung Burung
melakukannya, seperti nemeaekamaoeoepaejegajmtml, “Tetangga juga banyak si
yang nyambung-nyambung (mencuri listrik dengan cara levering), yang nempong
talmepr)iapamjmamkljmtmaprepaejegqnekk(.”)oeoepaejemaprepSejm,Saaeke,
29 Juni 2019)
Pencurian listrik dengan cara levering dan by pass dilakukan agar
mendapatkan untung sebanyak-banyaknya sehingga dengan keuntungan tersebut
semakin banyak masyarakat yang termotivasi untuk tersambung dengan aliran
listrik ilegal, seperti pada hasil temuan berikut:
“Umea apet atkk oell )iapamjm amkljmt( km, tmle nmtmj gmtep tmle mtepr qepr
begitu (mencuri listrik), yang ngarti, yang alim aja begitu (mencuri listrik), ya
sabodo amat lah. Kalo mau diputusin ya putusin (pemutusan aliran listrik ilegal)
lah bareng-gejapr.”)oeoepaejemaprepommqe,Sapmp,22Jmam2019(
“Bepqetkmqeprpqeigmpr-nyeigmpr)iapamjmamkljmt(rmpm,gmtepkeqeere.”
(Wawancara dengan Mira, Sabtu, 29 Juni 2019)
Pencurian listrik tidak hanya dilakukan oleh masyarakat sekitar saja, tetapi
aparat pemerintah desa pun melakukannya, seperti yang terjadi pada beberapa
44
pegawai desa. Hal tersebut dibenarkan oleh kepala Desa Tanjung Burung, Idris,
seperti pada temuan berikut,“Kaimprtmpep enejel make nmp eme, tep prret
praaatlenmtaimprtmpepeme.”)oeoepaejemaprepImjmk,Mmprrm29Jmam2019(
Pencurian listrik di Desa Tanjung Burung terjadi tanpa adanya rasa takut
karena penyimpangan tersebut dilakukan secara bersama atau kolektif.
Penyimpangan secara kolektif dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Hal
tersebut dilakukan karena keuntungan yang didapatkan lebih dominan, yakni
berupa daya listrik yang besar dengan pembayaran listrik yang murah bahkan
gratis.
2. Definisi
A. Kemiskinan Sebagai Motivasi dalam Melakukan Pencurian Listrik
Menurut Akers (1999:64-65) definisi adalah sikap atau makna seseorang
yang melekat pada perilaku yang diberikan sebagai orientasi, rasionalisasi,
definisi situasi, dan sikap evaluatif yang mendefinisikan suatu tindakan mengenai
benar atau salah, baik atau buruk, diinginkan atau tidak diinginkan, dibenarkan
atau tidak dibenarkan.
Setiap orang memiliki definisi masing-masing terhadap perilaku mencuri
listrik di Desa Tanjung Burung. Definisi tersebut didasari dengan berbagai alasan
untuk dapat tetap tersambung dengan aliran listrik ilegal, berikut mengenai
definisi yang diberikan oleh masyarakat Desa Tanjung Burung terkait tindakan
pencurian listrik yang dilakukannya
45
“Yeieaairemmlajeprtepoeatnmppaintt)pqmjmamkljmt(talmeprrmre.Tenm
kalo punya box (kWh meter) sendiri mah mikir lagi sebulan-sebulannya, jadi
nggak terlalu berat lah duitnya kalo ke lmepriea.” )oeoepaejemaprepSejm,
Selasa, 29 Juni 2019)
Pencurian listrik yang terjadi di Desa Tanjung Burung dilatarbelakangi
dengan sebuah rasionalitas bahwa pelaku merupakan masyarakat yang tidak
mampu secara ekonomi. Ketidakmampuan menjadi alasan agar dapat terus
tersambung dengan aliran listrik ilegal, hal tersebut diperkuat dengan temuan
berikut:
“oetlm mlm japaepeiemgmtmp eietjeprKeamBejm )naiekepreptoaialaj
oleh PLN kampung), terus kata dia dibikin geh tanggung, bentar lagi geh
rumahnya dibongkar. Terus yaudah lah ntar aja seumpama rumahnya udah
beres baru masang (pemasangan kWh meter), ini mah berhubung kita dananya
gaatieme,qemmeaaeatalmepr)napamjmepamkljmtmaprepaejegqnekk(mmam.”
(Wawancara dengan Iis, Selasa, 9 Juli 2019)
Ketidakmampuan ekonomi memotivasi pelaku untuk terus tersambung
dengan aliran listrik ilegal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian (Smith, 2004) di
mana praktik pencurian listrik cukup umum untuk dilakukan terutama di daerah
permukiman miskin. Banyak masyarakat miskin yang menginginkan aliran listrik
tetapi tidak mampu untuk membayarnya sehingga mencuri listrik menjadi solusi.
Pencurian listrik yang terjadi didasari oleh adanya situasi yang mendorong
dan mendukung untuk melakukan pencurian listrik. Hal tersebut membuat
pencurian listrik diangap sebagai suatu definisi yang dibenarkan oleh pelaku dan
masyarakat sekitar yang juga melakukan pencurian listrik, seperti pada temuan
berikut, “Lermep rmrekeqeieapala )aanajmpr(kteapqegaatiememeprpqeeie
46
minyak tanah kan udah nggak ada, ya mau nggak mau ya nete daripada kita gelap
ieaaipqe.”)oeoepaejemaprepSejm,Saaeke,29Jmpm2019(
Kemiskinan membuat pelaku sulit tersambung dengan aliran listrik legal
sehingga pencurian listrik dijadikan sebagai solusi agar dapat memenuhi
kebutuhan listrik rumah tangga pelaku. Pencurian listrik yang terjadi tidak hanya
dilakukan oleh pelaku yang belum memiliki kWh meter, tetapi pelaku yang sudah
memiliki kWh meter pun melakukan pencurian listrik agar dapat menggunakan
daya yang besar dengan tagihan listrik yang kecil bahkan gratis, seperti pada hasil
temuan berikut:
“Seqenajpeaatgemplmtkaimelmmetatkkoell)iapamjmamkljmt(,eneereiekmt
ke box listrik (kWh meter). Pas kita hidupkan semua ternyata nggak kuat. Ya
kalo orang yang menengah ke bawah sekelas saya kalo tiap minggu isi voucher
50, 60 kan kasian, bingung juga tapi kalo sebulan isi 50 mah masih keembat
(mampu) karena pernah saya coba seminggu itu lebih dari 50 ribu kalo tanpa
atkkoell.”)oeoepaejemaprepDmdin, Senin, 22 Juli 2019)
Tidak kuatnya daya listrik yang sudah dimiliki dan ketidakmampuan
ekonomi memotivasi pelaku untuk terus tersambung dengan aliran listrik ilegal
agar dapat memenuhi kebutuhan listrik rumah tangganya. Tidak kuatnya daya
yang sudah dimiliki dan ketidakmapuan ekonomi sebagai situasi pendorong bagi
pelaku untuk melakukan pencurian listrik, hal tersebut sejalan dengan temuan
berikut:
“Nraatkoell )iapamjm amkljmt( ere aeprkmpr mejm manep )lmepr amkljmt qepr
berlokasi di jalan utama desa) abis belom ada duitnya. Biarin dah walopun
mmtele atkkoell qeprnaplmprieagmel epet kattaea mmam mea.” )oeoepaeje
dengan Bunga, Rabu, 24 Juli 2019)
47
Hasil temuan di atas menyatakan bahwa ketidakmampuan menjadi alasan
utama pelaku untuk melakuakn pencurian listrik. Namun, selagi pelaku masih
dapat tersambung dengan aliran listrik ilegal, maka listrik legal bukanlah sebagai
prioritas utama sehingga ketidakmampuan hanyalah sebuah alasan pelindung agar
terus dapat tersambung dengan aliran listrik ilegal.
B. Solusi dari Ketidakmampuan Ekonomi
Ketidakmampuan ekonomi menjadikan tindakan mencuri listrik dianggap
sebagai hal yang dibenarkan dan diinginkan oleh pelakunya. Namun,
ketidakmampuan ekonomi bukan sebagai halangan dan alasan untuk melakukan
pencurian listrik.
Terdapat berbagai solusi yang ditawarkan untuk dapat tersambung dengan
aliran listrik legal, salah satunya ialah program PLN berupa pemasangan kWh
meter gratis bagi masyarakat tidak mampu (Laporan Tahunan PT PLN, 2018) dan
pemasangan kWh meter dengan pembayaran secara berangsur dari program
Listrik Desa (LISDES) yang diadakan oleh PLN, seperti pada hasil temuan
berikut, “LISDES lmanaiekepreptoaialajpqegmkemmeprkmj lenmteatmplmt
atplmpmanaietemeppqelmmetgmke)naigaameplttapamkljmt(.”)oeoepaejemaprep
Hardian, Kamis, 22 Agustus 2019)
Selain program-program yang diberikan oleh PLN untuk dapat tersambung
dengan aliran listrik legal, terdapat pula program yang ditawarkan oleh bank
swasta berupa cicilan untuk pemasangan kWh meter, seperti pada hasil temuan
48
berikut, “Ame km mm geptMBKtjamml gmeliekeprgtp )toaialaj(, peplm tmle
setoran tiap minggunya 72 rebu. Saya mau masang tapi takut nggak kuat bayar
najgmaeppqe”)oeoepaejedengan Tuti, Selasa, 29 Juni 2019)
PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura atau dikenal dengan bank MBK
merupakan suatu perusahaan yang menyediakan berbagai produk pembiayaan
berupa akses pada layanan keuangan atau peminjaman uang. Salah satu produk
pembiayaan dari bank MBK ialah pemasangan kWh meter dengan besaran
pinjaman uang sebesar Rp 2.000.000 sampai Rp 7.000.000. Pinjaman tersebut
kemudian dapat dibayarakan dengan cara diangsur setiap minggunya (mbk-
ventura.com).
Terdapat berbagai program yang ditawarkan untuk tersambung dengan
aliran listrik legal, baik program yang datang dari PLN atau pihak swasta. Namun,
pelaku pencurain listrik akan lebih memilih untuk tetap melakukan pencurian
listrik karena adanya keuntungan yang lebih dominan dari pada kerugiannya,
selain itu adanya stigma bahwa pelaku tidak akan mampu untuk membayar
tagihan listrik apabila tersambung dengan aliran listrik legal.
Semakin lama pelaku melakukan pencurian listrik, semakin tidak memiliki
keinginan untuk tersambung dengan aliran listrik legal karena sudah merasakan
berbagai keuntungan sehingga membuat pelaku pencurian listrik merasa semakin
nyaman dan termotivasi untuk terus melakukan pencurian listrik. Kenyamanan
dalam melakukan pencurian listrik didapatkan dari sebuah tindakan yang
diinginkan dan diperbolehkan oleh pelaku dan masyarakat sekitar untuk
49
tersambung dengan aliran listrik ilegal sehingga membuat pencurian listrik terus
dilakukan di daerah tersebut, seperti pada hasil temuan berikut:
“Umea taapetep pala aea, lenm mapraj-denger kalo mau ngurusin masang box
gampang tinggal bayar doang tiap bulan, nggak ngarti saya mah. Emang belom
niat juga masang box, lagian mpok juga udah loss watt (mencuri listrik) si,
remmpqe tmel lajmk aiepr apetep pala kagmaep 30 jagm, prret nmkmpr.”
(Wawancara dengan Ani, Selasa, 25 Juni 2019)
Kenyamanan dalam melakukan pencurian listrik pun didasari dengan
adanya orientasi bahwa jika dengan mencuri ataupun tidak mencuri listrik akan
tersambung dengan Jaringan Tenanga Listrik (JTL) yang sama dengan jarak yang
tidak jauh dari tempat tinggal pelaku, seperti pada temuan berikut:
“Lermep rmre keie ere teat keqe iekepr gtp )toa ialaj( rmre pqeigmpr-
nyambungnya ke situ lagi, mending saya ngambil api (mencuri listrik dengan
cara by pass) aja deket ini, kalo jauh mah saya mending make box (kWh meter)
aja. Ini mah kabelnya juga cuma seemit (sedikit) doang, noh tiangnya juga di
samping saya sekali, lagian juga saya belom kepikiran ke situ (memasang aliran
amkljmt aarea(,mmeaapeteigmata lmepr.” )oeoepaejemaprepTuti, Selasa, 29
Juni 2019)
C. Kemiskinan Sebagai Alasan Pelindung Agar Dapat Tersambung
dengan Aliran Listrik Ilegal
Kemiskinan merupakan salah satu alasan yang umumnya diberikan oleh
pelaku pencurian listrik. Menurut Suryawati dalam (Marthalina, 2018: 6-7)
terdapat empat bentuk kemiskinan namun, bentuk kemiskinan absolut merupakan
definisi yang sering digunakan.
Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi di mana pendapatan seseorang
atau sekelomok orang berada di bawah garis kemiskinan sehingga kurang
mencukupi dalam memenuhi kebutuhan standar untuk sandang, pangan, papan,
kesehatan, perumahan, dan pendidikan. Dari definisi mengenai kemiskinan
50
absolut, maka masyarakat yang tergolong sebagai masyarakat miskin hanya akan
memerlukan aliran listrik untuk penerangan tempat tinggal saja karena tidak
mampu untuk memiliki banyak barang yang memerlukan aliran listrik.
Namun, pencurian listrik yang dilakukan oleh masyarakat yang
menggolongkan dirinya sebagai masyarakat miskin tidak hanya diperuntukan bagi
penerangan tempat tinggalnya saja. Berbagai macam barang yang memerlukan
daya listrik besar tersambung dengan aliran listrik ilegal, seperti pada hasil
temuan berikut:
“Amegtppqe)toaialaj(lenmatkkoell)iapamjmamkljmt(mmtml-dikit buat kamar
mandi (pompa air), kulkas, ama TV, yang bayarnya gede-gede doang. Namanya
juga orang keadaan duitnya pas-pasan, tapi sama aja si yang mampu juga begitu
lah (mencuri aliran listrik).”)oeoepaejemapgan Widya, Senin, 22 Juli 2019)
Dari hasil temuan di atas, pelaku menggolongkan dirinya sebagai
masyarakat miskin tetapi pencurian listrik yang dilakukan untuk beragam macam
barang yang memerluakan daya listrik yang besar. Hal tersebut seperti pada
temuan berikut, “Keat katejepr keqe amia loss watt untuk sanyo (pompa air),
kulkas, TV, ama cosmos (rice cooker). Jadi ya sekarang kita palingan 20 ribu, 30
jmgmnajgmaep.”)oeoepaejemaprepDmmmp,Sapmp,22Jmam2019(
Pencurian listrik yang dilakukan diperuntukkan untuk berbagai macam
barang yang membutuhkan aliran listrik. Hal tersebut menunjukan bahwa pelaku
pencurian listrik bukanlah masyarakat yang tergolong miskin secara ekonomi
karena pelaku mampu memiliki berbagai macam barang yang memerlukan aliran
listrik. Hal tersebut diperkuat dengan temuan berikut:
51
“Ltkkoell)iapamjmamkljmt(pmaieramk,tmatek,eieeaj)ntineemj,pretmpma
nggak boong. Kalo voucher semua nggak kuat, pas itu udah coba murni semua,
nggak kuat, turun melulu soalnya majlis berapa biji ya lampunya terus yang
pada ngaji segala ngecas hp makanya turun lagi, turun lagi. Terus saya coba
mmatkkoellmpaermeremea.”)oeoepaejemaprepSjm,Regm,24Jmam2019(
Kemampuan seseorang dalam membeli barang-barang yang memerlukan
aliran listrik seharusnya diikuti pula dengan kemampuan untuk tersambung
dengan daya listrik yang cukup. Namun, pada nyatanya tidak demikian sehingga
kemiskinan menjadi alat pelindung agar pelaku tetap dapat tersambung dengan
aliran listrik ilegal.
Dari temuan di atas menunjukkan bahwa pencurian listrik di Desa Tanjung
Burung dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai macam latar belakang
ekonomi, baik masyarakat yang mampu secara ekonomi maupun sebaliknya. Hal
tersebut diperkuat dengan temuan berikut:
“Ojeprteqepqeeregepqetqepratkkoelleneaermkeqeyang nggak punya. Ada
juga yang pake boxnya (kWh meter dengan listrik pascabayar) setengah, ada
yang voucher (listrik prabayar) setengah, ntar nyontek (mencuri listrik)
setengah, banyak begitu. Mending kalo buat lampu doang, ada yang make buat
AC.”)oeoepaara dengan Bunga, Rabu, 24 Juli 2019)
Hasil temuan di atas membenarkan bahwa terdapat masyarakat miskin yang
melakukan pencurian listrik. Namun, tidak hanya masyarakat miskin yang
melakukannya, masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang baik pun
melakukan pencurian listrik. Hal tersebut diperkuat dengan temuan berikut, “Iqe
lah sekarang mah apa-apa mahal, jangankan yang ga punya (miskin), yang punya
(kaya) aja begitu (mencuri listrik). Di sini mah nggak ada yang semuanya asli
)lepneeamjepamkljmtmaarea(.”(Wawancara dengan Widya, Senin, 22 Juli 2019)
52
Pencurian listrik yang dilakukan oleh masyarakat dengan kemampuan
ekonomi yang baik umumnya dilatarbelakangi oleh daya listrik yang tidak kuat
untuk memenuhi kebutuahan aliran listrik rumahtangganya. Tidak kuatnya daya
listrik yang sudah ada disebabkan oleh adanya berbagai macam alat elektronik
yang membutuhkan daya listrik yang besar.
Namun, pelaku tidak memiliki motivasi untuk melakukan penambahan daya
listrik secara resmi sehingga mencuri listrik menjadi solusi agar dapat
menggunakan daya yang besar dengan pembayaran listrik yang murah. Temuan di
atas menggambarkan bahwa kemiskinan bukanlah faktor seseorang melakukan
pencurian. Hal tersebut diperkuat dengan temuan berikut:
“Yeneamprep10 rmle kagmaepieaeda lah tapi nggak tau dah pastinya berapa
napmenelepkagmaeppqe.”)oeoepaejemaprepIiea,Regm,24Jmam2019(
“Lmkljmt iea neta qepr geqej )amkljmt nekaejgeqej( eme, ntmaaaj )amkljmt
prabayar) ada, saya mah ada 2 box. Voucher mah cuma buat AC doang, itu
kayanya cuma yang 900, makanya saya mah loss watt (mencuri listrik) sedikit-
sedikit, sekarang mah kalo nggak loss watt nggak kuat, makanya kemaren kena
mapme300.”)oeoepaejemaprepIiea,Saaeke,9Jmam2019(
Kemiskinan hanyalah sebagai alasan pelindung yang digunakan oleh pelaku
agar pencurian listrik menjadi sebuah bentuk perilaku yang diperbolehkan dan
dibenarkan oleh masyarakat sekitar dan pihak terkait. Namun, kenyataannya
bahwa pencurian listrik di Desa Tanjung Burung tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat miskin, masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang baik pun
melakukannya.
53
D. Definisi Sebagai Sikap Memaknai Pencurian Listrik
Dalam teori pembelajaran sosial, terdapat definisi yang bersifat umum dan
spesifik. Definisi umum mencakup nilai-nilai dan norma-norma agama, moral,
konvensional dan tidak menerima juga mendukung untuk melakukan tindakan
menyimpang atau kriminal. Definisi spesifik mengarahkan dan mendukung
seseorang untuk melakukan serangkaian tindakan tertentu (Akers, 1999:65).
Pencurian listrik dengan berbagai alasan dianggap sebagai tindakan yang
dibenarkan oleh pelaku dan orang sekitar yang juga melakukan pencurian aliran
listrik. Hal tersebut didukung oleh adanya definisi spesifik yang mengarahkan dan
mendukung seseorang untuk melakukan serangkaian tindakan menyimpang.
Definisi spesifik sejalan dengan tindakan yang dilakukan oleh PLN
kampung, yakni adanya tindakan mengarahkan dan mendukung pencurian listrik
dengan cara membantu pemasangan aliran listrik ilegal, seperti yang diungkapkan
oleh istri Roy, Romlah:
“Dmeieaiekeprpqe )naiekeprep eamjep amkljmt maarea( aejmk jenma,imkeapqe
kita mau loss watt (mencuri listrik), mau ditempelin bakal (untuk) kulkas, sanyo
(pompa air), TV, kita umpetin misal di kamar. Nanti kalo ada pengontrolan,
syaratnya tinggal turunin aja tuh MCBnya, tutup pintu kita, biar dia gegeroan
)iaieprrma(gmejmpere.”)oeoepaejemaprepmkljmRtq,RtiaeanemeJmiel,26
Juli 2019)
Tindakan menyimpang berupa pemasangan aliran listrik ilegal yang
dilakukan oleh Roy tidak sebatas hanya alian listrik rumah tangga, tetapi
cakupannya sudah luas, seperti pada hasil temuan berikut:
Dia mah kalo ada yang nyuruh-nyuruh ya kerjain, yang nyuruh-nyuruh dia mah
banyak, orang jauh-jauh juga nyuruh dia masang-masang gembok (kWh meter),
54
beli gembok, jual gembok loss watt (kWh meter palsu/bodong), segala
dipasangin ama dia. Pabrik-pabrik di sini hampir semua ama dia, kontrakan di
kmpmaeinmjkaimeeiemme.Saimemmeieanarepreppqe.”)oeoepaejemaprep
istri Roy, Romlah pada Jumat, 26 Juli 2019)
Pencurian listrik dianggap sebagai sebuah definisi spesifik yang didukung
dan dibenarkan oleh pelaku pencurian listrik, PLN kampung dan masyarakat
sekitar yang juga melakukan pencurian listrik. Namun, pencurian listrik menjadi
perilaku yang tidak dibenarkan dan tidak didukung oleh pihak PLN, hal tersebut
sejalan dengan definisi umum yang tidak mendukung untuk melakukan
penyimpangan, seperti pada hasil wawancara bersama Hardian selaku supervisor
P2TL PLN UP3 Teluknaga:
“Lmkljmt mlmprrettaamelep,geda sama mencuri motor yang keliatan, saya kira
mungkin itu yang kita butuh penyadaran dari masyarakat kalo pencurian listrik
itu tidak boleh tapi kita tidak terus-lajmkep “oea mpm iapamjm”. Ojepr
beranggapan kalo mencuri itu kelihatan makanya banyak yang gmaepr“oeanet
keqeprretpqmjm”,ietepqemmkmlmtmleiaprrmpetep mklmaea „napqeaearmpeep
lapereamkljmt‟gmtepnapamjmepamkljmt.”)oeoepaejemaprepHejmmep,Keimk,22
Armklmk2019(.”
Menurut Akers (1999: 65) Semakin besar seseorang tidak menyetujui
tindakan tertentu, semakin sedikit orang yang terlibat di dalamnya. Sebaliknya,
semakin besar seseorang menyetujui suatu tindakan tertentu, semakin besar
kemungkinan seseorang akan melakukannya.
Pihak PLN tidak membenarakan dan tidak mendukung untuk melakukan
tindakan menyimpang berupa pencurian listrik. Hal tersebut sejalan dengan aturan
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Bab XXI, Pasal 362
tentang pencurian, yaitu;
55
…iapreigma kesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,
dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian (Muljanto, 1989: 154)
Undang-undang tersebut menegaskan bahwa mencuri dan melanggar
hukum merupakan hal yang tidak dibenarkan. Namun, di sisi lain terdapat
tindakan yang menyetujui dan mendukung pencurian aliran listrik sehingga
undang-undang tersebut hanyalah dianggap sebagai peraturan tertulis saja dan
bahkan dapat dilanggar oleh oknum terkait.
Dukungan untuk melakukan pencurian listrik terjadi karena pencurian
listrik dianggap sebagai penyalahgunaan aliran listrik dan tidak dianggap sebagai
tindakan pencurian listrik. Selain anggapan tersebut, pencurian listrik terus terjadi
karena lemahnya hukum mengenai kelistrikan sehingga memungkinkan semakin
banyak masyarakat yang akan terlibat untuk melakukan pencurian listrik.
Dukungan untuk melakukan pencurian listrik berarti menyetujui untuk
melakukan tindakan kriminal. Menurut Akers (1999: 65) menyetujui tindakan
kriminal merupakan sesuatu yang dapat menguntungkan komisi kejahatan atau
perilaku menyimpang yang pada dasarnya positif atau menetralisir.
Definisi positif merupakan sikap yang membuat perilaku menyimpang
diinginkan dan sepenuhnya diizinkan. Sedangkan, definisi yang menetralkan ialah
tindakan yang mendukung kejahatan dengan membenarkan atau memaafkannya.
Tindakan menyimpang dianggap sebagai sesuatu yang mungkin tidak diinginkan
tetapi mengingat situasinya tetap baik-baik saja, maka dibenarkan, dimaafkan dan
tidak terlalu buruk untuk dilakukan.
56
Adanya anggapan bahwa pencurian listrik hanya dianggap sebagai
penyalahgunaan aliran listrik dan tidak dianggap sebagai pencurian listrik
membuat sebagian pihak PLN memberikan definsisi yang menetralisir, di mana
tindakan mencuri listrik sebagai tindakan yang dapat dimaklumi, seperti pada
hasil temuan berikut:
“Steapqeiakrmmiekmaoeteftjepr lme eie keqeqeprprmjmkmpiekrmm.Get
ada yang nyaranin juga si buat nyambung ke masjid tapi PLN sering kemari dan
nggak masalah, PLN jurepragtaaamp.”)oeoepaejemaprepMejme,Saaeke,25
Juni 2019)
Pihak PLN menganggap bahwa pencurian listrik dengan cara levering atau
menumpang sambungan ke masjid dianggap sebagai tindakan yang dimaafkan
karena situasinya tetap baik-baik saja dan tidak terlalu buruk untuk dilakukan. Hal
tersebut seperti pada temuan berikut:
”Metepqeteat emeqeprprtpljta kmtepepqe“mgm, mpmieramkieta atkkoell
)iapamjmamkljmt(elemnetantmaaaj)amkljmtnjegeqej(?”Seqeiearmrmjereteat
majlis mah loss watt abisnya nggak kuat kalo pake voucher, turun melulu terus
ke sini-kmpmpqeiea mme )nmaet PLN( prret kmte prtpljta aerm.” )oeoepaeje
dengan Sri, Rabu, 24 Juli 2019)
Selain pihak PLN yang memberikan sikap memaklumi untuk melakukan
pencurian listrik, aparat desa pun memberikan sikap yang sama, seperti yang
diungkapkan oleh kepala Desa Tanjung Burung:
“KeatTeprmprBmjmprieaoeaemnmpimktmp-miskin, masih ada kesadaran ke
listrik. Ada yang punya box tapi dia losses dikit-dikit, dia nggak paham
sebenernya mah, mau leigea meqe lma teqe rmiepe, letml gmeqepqeieaea.”
(Wawancara dengan Kepala Desa Tanjung Burung, Idris, Minggu, 29 Juli 2019)
57
Kepala Desa Tanjung Burung memberikan sikap memaklumi untuk
melakukan pencurian listrik karena adanya alasan bahwa masyarakat Desa
Tanjung Burung minim akan informasi mengenai kelistrikan sehingga tindakan
mencuri listrik masih dapat dimaafkan. Namun, minimnya informasi mengenai
kelistrikan tidak dapat dibenarkan dan dimaafkan untuk terus melakukan
pencurian listrik karena pihak PLN terus melakukan sosialisasi mengenai
kelistrikan, seperti hasil wawancara berikut:
“Keat mneqe-upaya yang dilakukan, kita juga menyebarkan selembaran-
selembaran, brosur-brosur ke pasar dan masang spanduk. Untuk sosialisasi ke
desa palingan kita mengundang perwakilan masyarakat dari RT, RW dan kita
iaaetmtepnaiekejeprmre.”)oeoepaejemaprepHejmmep,Keimk,22Armklmk
2019)
Sikap memaklumi untuk melakukan pencurian listrik diberikan oleh pihak
PLN dan kepala desa, berbeda dengan ketua RT yang lebih condong untuk
memberikan definisi positif berupa dukungan dan mengizinkan tindakan
pencurian listrik, seperti hasil temuan berikut:
“YeneamprRTmteprqepr lem, qe eieRTieagmejmp.” )oeoepaejemaprep
Budi, Selasa, 29 Juni 2019)
“Dme iea mejm mmam rmre aetinya kalo liat orang susah nggak tega jiwanya,
ietepqemmtekma lem eieRTpqe “pala ereta lmepr”.Dme km qeprprmpmmppqe
)iaiekeprtep eamjep amkljmt maarea(.” )oeoepaeje maprep Imk, Saaeke, 9 Jmam
2019)
Definisi positif yang diberikan oleh ketua RT terlihat dari tindakan yang
diberikan berupa mengizinkan sepenuhnya untuk melakukan pencurian listrik
bahkan ikut menyarankan dan menyambungkan aliran listrik ilegal. Definisi
58
positif yang diberikan oleh ketua RT membuat semakin banyak orang yang
termotivasi untuk terus tersambung dengan aliran listrik ilegal.
Dari hasil temuan-temuan yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan
bahwa sebuah definisi setelah diinternalisasikan kemudian akan mengatur
keputusan seseorang untuk melakukan kejahatan atau tidak (Lily, 2015: 65).
Pencurian listrik yang terjadi di Desa Tanjung Burung merupakan suatu tindakan
yang menguntungkan bagi pelaku sehingga dari beragam definisi, setelah
diinternalisasikan maka pencurian listrik akan tetap dilakukan karena keuntungan
yang didapat lebih dominan jika dibandingkan dengan kerugiannya.
3. Penguatan Diferensial
A. Hukuman untuk Pencurian Listrik
Penguatan diferensial mengacu pada keseimbangan imbalan dan hukuman
yang didapat sebagai suatu konsekuensi dari perilaku yang dilakukan. Imbalan
dan hukuman akan menentukan bahwa suatu perilaku kejahatan akan terus
diulangi lagi atau tidak. (Lilly et al, 2015: 65).
Imbalan dan hukuman yang didapat dari tindakan pencurian listrik
umumnya berupa denda atau pemutusan aliran listrik secara permanen atau
sementara. Konsekuensi dari tindakan mencuri listrik menjadi penentu bahwa
perilaku tersebut akan terus diulang atau tidak. Berikut merupakan imbalan dan
hukuman yang didapat oleh pelaku pencurian listrik, “Keatgaaeaktptptanajpea
disuruh bayar, bayarnya setiap bulan, diangsur gitu. Lurah noh disuruh bayar
59
rama,mmammmekmjmageqej15rmleenegajenermlm”.)Wawancara dengan Widya,
Senin, 22 Juli 2019)
Keterlibatan terus-menerus dalam kejahatan akan memberikan imbalan
pada aktivitas tersebut. Semakin kuat dan semakin sering konsekuensi positif
yang didapatkan, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilaku kriminal
akan terus dilakukan. Namun sebaliknya, jika konsekuensi negatif yang
didapatkan maka kemungkinan perilaku kriminal tidak akan diulangi lagi (Lilly et
al, 2015: 65-66).
Hasil temuan di atas memperkuat data sebelumnya, bahwa pencurian
listrik tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dengan ekonomi rendah tetapi
ekonomi yang berkecukupan pun melakukannya, seperti yang dilakukan oleh
mantan ketua lurah. Terdapat hukuman untuk setiap perilaku menyimpang
sehingga tindakan pencurian listrik yang dilakukan tidak selalu berjalan mulus.
Imbalan dari tindakan mencuri listrik berupa denda merupakan bentuk
konsekuensi negatif, maka seharusnya dapat memberikan efek jera dan tidak
mengulangi perbutannya kembali, seperti pada hasil temuan berikut mengenai
efek jera dalam melakukan pencurian listrik:
“Bepqet km qeprneme mmmapme, ntpetep keqe tape lajmk mmgeqejpqe najgmaep
tapi sekarang dia udah nggak loss watt (mencurui listrik), takut kali ya. Dia
mmmapme8rmleteatrekeaea,mmkmpmemermreqepr15rmle.”)oeoencara dengan
Bunga, Rabu, 24 Juli 2019)
Namun, hukuman dan imbalan berupa denda tidak membuat semua pelaku
pencurian listrik merasa jera dan tidak mengulangi perbutannya. Hukuman dan
60
imbalan bukan sebagai jaminan bahwa pelaku pencurian listrik tidak akan
mengulangi perbuatannya lagi karena terdapat anggapan bahwa ketika uang denda
sudah dibayarkan, maka diperbolehkan kembali untuk tersambung dengan aliran
listrik ilegal, seperti pada hasil wawancara berikut:
“Ltkkoell)iapamjmamkljmt(kammtml-sedikit makanya kemaren kena denda 300.
Banyak si yang kena, kontrakan saya juga kena terus bayar langsung pas ada
dianya (PLN), dikasih aja 300 tadinya mah suruhnya gope (lima ratus ribu
rupiah). Loss wattnya diputus nih terus denda, terus nyambung lagi, boleh ini
ama PLNnya soalnya kalo dibayar nggak diputus ama dia tapi kalo nggak bayar
qemmnmlmk.Jemmiapmmprgeqej300”)oeoepaejemangan Imah, Selasa, 9 Juli
2019)
Penyuapan sejumlah uang kepada petugas penertiban aliran listrik
merupakan cara untuk menghindari sanksi dari tindakan pencurian listrik. Sejalan
dengan penelitian (Smith, 2004) di mana pencurian listrik terus terjadi karena
melibatkan karyawan perusahaan listrik yang disuap oleh oknum, seperti pada
hasil temuan berikut:
“Kalmtejmmah tersebut ada loss wattnya (sambungan aliran listrik ilegal), ada
eael qepr gajgmpqm, lajmk mmlepqe “genet iekepr atkk oell qe?, genet tape
mapme,garmpm, garmpm.”Tajmk keqeieaprretiemnmkmpr,mmea aeatmleiea
nggak mau ke kantor-kantor, kasih uang rokok aja. Waktu itu si 100 ribu terus
mmemmai,prretmmaegml,mmealmagajak.”)oeoepaejemaprepDmmmp,Sapmp,22
Juli 2019)
Pemberian sejumlah uang atau suap menjadi solusi agar dapat tetap
tersambung dengan aliran listrik ilegal tanpa mengikuti prosesdur denda yang
telah ditetapkan PLN. Selain itu, penyuapan sejumlah uang pun dilakukan agar
tidak adanya pemutusan terhadap aliran listrik ilegal, seperti pada hasil temuan
berikut:
61
“PLN rmre pqejm mmml ietepqe kmjma geqej aeprkmpr, geqej mm lainel iea
ibaratnya sogokan. Kalo orang kaya yang loss watt (mencuri listrik) dia mah
tinggal siapin duit di kantong terus pas salaman kekep (dipegang) tangannya
neta mmml keigma gmaepr “gmaepr ere mmea eiep,” teat rmlm PLN rmre nmaepr.
Yang dulu jadi lurah aja masih ngeloss watt, dia mah kalo ada PLN santai aja
kteapqeememmml.”)oeoepaejemaprepBmpre,Regm,24Jmam2019(
Menurut (Katiyar, 2005) faktor pendorong dari banyaknya pencurian listrik
karena adanya peningkatan permintaan listrik untuk proses irigasi, kenaikan tarif
listrik, kolusi yang dilakukan pihak pengelola sektor kelistrikan dan dorongan
lingkungan sosial-politik untuk melakukan pencurian. Hasil temuan di atas
menggambarkan bahwa pihak pengelola sektor kelistrikan melakukan kolusi
secara terang-terangan agar pelaku pencurian listrik dan petugas pengontrol aliran
listrik dapat sama-sama untung.
Keuntungan yang didapat oleh pelaku pencurian listrik ialah dapat tetap
tersambung dengan aliran listrik ilegal tanpa adanya sanksi yang didapatkan.
Sedangkan, keuntungan yang didapat oleh petugas penertiban aliran listrik berupa
uang suap yang didapat dari pelaku pencurian listrik.
Keuntungan dari tindakan pencurian listrik membuat jarangnya konsekuensi
yang didapat oleh pelaku. Ketika adanya konsekuensi, maka dapat ditempuh
dengan berbagai cara damai yang dapat menguntungkan pelaku pencurian listrik
dan pihak pemeriksa aliran listrik.
Lemahnya hukum dan konsekuensi dari mencuri listrik membuat semakin
banyak masyarakat yang termotivasi untuk terus melakukan pencurian aliran
listrik. Hal tersebut terjadi karena konsekuensi positif yang didapat lebih dominan.
62
Namun, sebaliknya jika konsekuensi negatif yang didapatkan seperti hukuman
yang membuat jera pelaku tindakan pencurian listrik, maka kemungkinan
pencurian listrik tidak akan diteruskan atau diulangi lagi.
Namun, pencurian listrik di Desa Tanjung Burung semakin dianggap
sebagai hal yang lumrah untuk dilakukan karena semakin sering konsekuensi
positif yang diberikan oleh pihak penertiban aliran listrik. Hal terbut membuat
pencurian listrik akan terus dilakukan dan akan semakin banyak masyarakat yang
melakukannya karena tidak adanya konsekuensi yang dapat membuat jera pelaku.
Pencurian listrik yang terjadi di Desa Tanjung Burung salah satunya
dilatarbelakangi oleh lemahnya hukum atau hukum yang tidak berjalan sehingga
pencurian listrik lebih mudah untuk dilakukan. Hal tersebut seperti pada temuan
berikut mengenai kelemahan hukum terhadap pencurian listrik:
“Iqemmepqe)nmaetPLN(rmremmealem,tepmmeattpljtl. Saya mah nempelnya
(menyambungkan aliran listrik ilegal) ikut ke tiang pinggir jalan, makanya
ketauan. Itu juga kabelnya boleh beli yang pas pertama masang, yang 400 rebu.
Pas masang 400 rebu ampe sekarang belom dicopot-atntl eaaeimmamaaea.”
(Wawancara dengan Minah, Senin, 22 Juli 2019)
Hasil temuan di atas memperlihatkan bahwa adanya kelemahan hukum
mengenai kelistrikan, terutama terhadap pencurian listrik yang terjadi di Desa
Tanjung Burung. Terdapat pencurian listrik yang sudah diketahui oleh pihak PLN
tetapi dibiarkan saja dan tidak ditindaklanjuti untuk mendapatkan sanksi.
Selain itu ada pula lembaga keagamaan yang tidak mendapatkan sanki
walaupun tersambung dengan aliran listrik ilegal. Aliran listrik ilegal yang dipakai
63
tidak hanya diperuntukan bagi kebutuhan lembaga tersebut saja, tetapi dipakai
untuk kebutuhan pribadi juga, seperti pada hasil temuan berikut:
“Nggak pernah kena denda, PLN mah punya hati juga si soalnya ini kan
ieramk.”)oeoepaejemaprepSjm,Regm,24Jmam2019(
“Agmk lmjmpmelulu jadinya udah lah loss watt (mencuri listrik) aja. Makanya
teat eme qepr prtpljta kmte pepqe “mpm ieramk qe gm?.” Peamprep mme pepqe
mtepr,mmamel,mmeakmneamprrmlmmteprteatprtpljta.”)oeoepaejemaprepSjm,
Rabu, 24 Juli 2019)
Menurut temuan di atas, pihak penertiban aliran listrik memiliki wewenang
untuk menentukan siapa saja yang layak mendapatkan sanksi. Hal tersebut
membuat lembaga keagamaan seperti majlis tidak mendapatkan sanksi walaupun
aliran listrik ilegalnya diperuntukan untuk kebutuhan pribadi.
Hal tersebut menggambarkan bahwa hukum yang ada tidaklah berjalan
dengan seharusnya sehingga membuat semakin banyak masyarakat termotivasi
untuk melakukan pencurian listrik. Lemahnya hukum pun terlihat pada hasil
temuan berikut,“Nrretnajpeadicek soalnya dia nyadar masjid tanahnya punya
taamejre, remm mgejelpqe “qe ltatpr aea mjmkmp iakrmm”, remm mmrjelmkmp.”
(Wawancara dengan Maria, Selasa, 25 Juni 2019)
Pencurian listrik yang dilakukan oleh lembaga keagamaan dianggap sebagai
pelanggaran hukum yang dapat dimaklumi karena lemba tersebut sebagai lembaga
sosial yang diperuntukkan bagi kebutuah bersama. Namun, seharusnya hukum
yang ada tetap harus berjalan karena aliran listrik di lembaga sosial tidak hanya
dinikmati secara kolektif, tetapi dinikmati pula secara pribadi oleh masyarakat
yang melakukan levering ke bangunan lembaga tersebut.
64
Hukum yang tidak berjalan dengan seharusnya dapat dijumpai pada sanksi
pencurian listrik yang terjadi di Desa tanjung Burung. Di mana sanksi hanya
dijatuhkan kepada orang-orang tertentu, seperti pada hasil temuan berikut:
“YeprkeqelemPLNlmatalmteiapmapmeqepratkkoell)iapamjmamkljmt(,mme
juga liat-liat orangnya, dia juga punya rasa kasian, misalnya orangnya
kehidupannya seperti apa. Kalo yang seperti punya mobil, punya usaha mah
gmke2rmleep.”)oeoepaejemaprepDmmmp,Sapmp,22Jmam2019(
Sanksi yang hanya dijatuhkan kepada orang-orang tertentu dan hukum yang
tidak berjalan dengan seharusnya diperkuat dengan temuan berikut, “Ojepr
tersebut saya bilang menengah ke atas soalnya punya mobil dan beliau itu
lajiekmt mapme katmep jmnmea, gajenepqe keqe prret neaei.” )oeoepaeje
dengan Didin, Senin, 22 Juli 2019)
Hasil temuan di atas menggambarkan bahwa sanksi pencurian listrik akan
berlaku terhadap orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi yang baik
sehingga tindakan pencurian listrik akan lebih mudah dilakukan oleh masyarakat
miskin. Hal tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang menggolongkan
dirinya menjadi orang miskin agar dapat terus tersambung dengan aliran listrik
ilegal tanpa adanya sanksi.
B. Lingkungan Sebagai Penentu Beroprasinya Pencurian Listrik
Proses perilaku menyimpang tidak beroperasi di lingkungan sosial dengan
cara yang sederhana. Hal tersebut beroperasi sesuai dengan "fungsi pencocokan"
di mana ada keseimbangan hadiah dan hukuman yang melekat pada masing-
65
masing perilaku (Hamblin, 1979; Conger dan Simons, 1995 dalam Akers, 1999:
66).
Pencurian listrik akan lebih banyak dilakukan di lingkungan yang tidak
dekat dengan jalan utama desa sehingga pelaku akan merasa lebih aman dari
sanksi yang akan didapatkan, seperti pada hasil temuan berikut,“Kemepr
dipereksain tapi nggak pernah si kesini-sini mah, cuma itu rumah yang di pinggir
reaepereteatmmnajatkeiea.”)oeoepaejemaprepSejm,Seglm,29 Juni 2019)
Lingkungan yang letaknya tidak berada di jalan utama desa cenderung tidak
akan didatangi oleh pihak pengontrol listrik. Sebaliknya, jalan utama desa akan
lebih sering didatangi dan akan lebih mudah diketahui apabila adanya pencurian
aliran listrik, seperti pada hasil temuan berikut, “Nrrettakmpmiea,neamprepqepr
depan doang yang pada dicabutin mah. Kan diliat nih, kabel gedenya ke arah
iepe. Bmekepqe kmte eina mrmpr lenm taiejap iea mm manep mtepr.”
(Wawancara dengan Ani, Selasa, 25 Juni 2019)
Tidak adanya pemeriksaan aliran listrik ilegal di permukiman yang jauh dari
jalan utama desa merupakan bentuk hukum yang belum berjalan denga
seharusnya karena pemeriksaan aliran listrik hanya sebatas di jalan utama desa
yang mudah untuk dijangkau dan terlihat oleh banyak orang. Hal tersebut
membuat permukiman yang tidak dekat dengan jalan utam desa dibiarkan untuk
melakukan pencurian listrik selama pihak PLN tidak mengetahuinya, hal tersebut
pun diperkuat dengan pernyataan berikut, “Keat ta iejm )te sini)mah jarang,
cuma di pinggir aja soalnya ini mah dalem. Tapi dulu pernah ada sekali kalinya.
66
Pememmrmamprmptegaapqeqeprrenmpqegtp)toaialaj(.”)oeoepaejemaprep
Ani, Selasa, 25 Juni 2019)
Selain tidak berada di jalan utama desa, letak Jaringan Tenanga Listrik
(JTL) atau media melakukan pencurian listrik yang dekat menjadi penentu bahwa
tindakan pencurian listrik akan sulit diketahui oleh pihak terkait, seperti pada hasil
temuan berikut, “Keat keqeiea pqeigmpr rmre prret taamelep tep keqe iea
datallmeprpqe.”)oeoepaejemaprepTmlm,Seglm,29Jmpm2019(
Letak Jaringan Tenanga Listrik (JTL) yang dekat akan semakin sulit untuk
diketahui bahwa pelaku melakukan pencurian listrik berupa by pass atau
sambungan langsung ke Jaringan Tenanga Listrik (JTL). Namun, media
melakukan pencurian listrik tidak hanya JTL saja, terdapat pula pelaku yang
melakukan sambungan ke masjid atau levering dengan jarak tempat tinggal pelaku
yang tidak jauh, seperti pada temuan berikut, “Bejm2lemp,nekjmieampmremmpala
ke mesjid soalnya kan mesjidnya juga deket, nih di samping rumah
saqe.”)oeoepaejemaprepMejme,Saaasa, 25 Juni 2019)
Dekatnya media pencurian listrik berupa bangunan masjid dapat
mempermudah pelaku untuk melakukan pencurian listrik dengan cara levering.
Letak yang tidak jauh menjadi penentu bahwa pencurian listrik akan lebih sulit
untuk diketahui sehingga kemungkinan mendapatkan sanksi akan lebih kecil.
C. Upaya Penghindaran Konsekuensi Pencurian Listrik
Pencurian listrik terjadi di tempat dan lingkungan yang sulit diketahui oleh
pihak penertiban aliran listrik, seperti penyambungan aliran listrik ke masjid dan
67
jarak tiang listrik yang dekat dengan tempat tinggal pelaku. Pencurian listrik
terjadi di lingkungan yang sulit diketahui merupakan salah satu cara untuk
menghindari adanya konsekuensi. Selain itu, terdapat upaya lainnya yang
dilakukan untuk menghindari konsekuensi, seperti pada hasil temuan berikut,
“Keat eme naiajatkeep neme mmgmgmlmp )napaegmlep kementara terhadap aliran
listrik ilegal), yang bantuin mah orang PLN kampung. Soalnya kalo nggak dilepas
letmlpqetapemapme.”)oeoepaejemaprepApm,Saaeke,25Jmpm2019(
Lingkungan dan penghindaran konsekuensi menjadi penentu bahwa perilaku
mencuri listrik akan terus diulang karena tidak adanya hukuman yang didapatkan.
Penghindaran konsekuensi pun diperkuat dengan temuan berikut, “Amermreqepr
ketakutan kalo mau ada PLN makanya dicabut (pemutusan sementara pada aliran
listrik ilegal), terus pas PLN udah prret eme, pqeigmprmp aerm.” )oeoepaeje
dengan Tuti, Sabtu, 29 Juni 2019)
Pencabutan sementara pada sambungan kabel aliran listrik ilegal dilakukan
agar dapat memanipulasi pemakaian aliran listrik yang digunakannya. Pencabutan
aliran listrik ilegal dilakukan dari adanya isu-isu yang beredar di masyarakat
bahwa akan diadakan penertiban aliran listrik, seperti pada hasil temuan berikut:
“KeatemePLNtmleaegml-cabutin yang loss wattnya. Bukan kita doang si yang
rmlm,kaime.Keatemeqeprprekmalempma“eme PLN kontrol, yang loss watt-loss
oellaegmlmp”,mmeanememmaegmlmpmea.”)oeoepaejemaprepommqe,Sapmp,22
Juli 2019)
Setelah dirasa aman dari pemeriksaan oleh pihak PLN, maka aliran listrik
ilegal disambungkan kembali agar dapat memenuhi kebutuhan listrik rumah
tangga dengan biaya yang murah bahkan gratis, seperti pada hasil temuan berikut:
68
“Bepqet lmaqeprmmaegmlmp, mmearaaenmeateinmpr,qeprpalaraaen, qepr
nyolong api gelap. Ntar kalo udah 2 hari udah resmi (tidak ada pemeriksaan
aliran listrik) gejmmeanekeprmp aerm,kaaeie2aejmepraaenlma.”)oeoepaeje
dengan Ani, Selasa, 25 Juni 2019)
Penghindaran hukuman dilakukan agar dapat menghindari konsekuensi
yang bisa merugikan pelaku pencurian listrik. Pemutusan sementara terhadap
sambungan aliran listrik ilegal mampu memanipulasi bahwa pelaku tidak
melakukan pencurian listrik.
4. Imitasi
A. Imitasi yang Diberikan Oleh PLN
Imitasi mengacu pada keterlibatan dalam perilaku setelah mengamati
perilaku serupa pada orang lain. Perilaku yang ditiru akan dipengaruhi oleh
konsekuensi yang diamati (Bandura, 1977 dalam Akers, 1999: 67).
Pencurian listrik di Desa Tanjung Burung terjadi karena adanya peniruan
yang didapati dari berbagai pihak, baik PLN, orang yang mengerti kelistrikan atau
PLN kampung, keluarga, teman dan masyarakat sekitar yang terlebih dahulu
melakukan pencurian listrik. Terdapat berbagai imitasi mengenai cara melakukan
pencurian listrik yang diberikan oleh PLN, seperti pada hasil temuan berikut:
“TajtemeprnmpnmaetmejmPLNprretgajak,talmtemenginstalasi "udah pak,
begini-garmpmerenet”telePLN.Kmleqeprlemmpqeprretlemremmlemreje-gara
diajarin loss watt (mencuri listrik). Dia (pihak PLN) mah yang penting pulang
bawa hasil. Ternyata setelah saya susuri (cari tahu)ke masyarakat yang lain,
lajpqele keie rmre garmlm )mmgajmleam aeje atkk oell(.” )oeoepaeje maprep
Didin, Senin, 22 Juli 2019)
69
Imitasi yang diberikan oleh pihak PLN berupa informasi mengenai cara
melakukan sambungan aliran listrik ilegal. Informasi tersebut membuat pelaku
melakukan sambungan aliran listrik ilegal secara bersama-sama, hal tersebut
seperti pada temuan berikut:
“Tem mejm PLNpqe aea, PLNpqe qepr kmjma peigea meqe ta lmepr.”
(Wawancara dengan Imah, Selasa, 9 Juli 2019)
“Kele PLN „genet teat gaati eme gmeqe garmpm ere,‟ PLN jakim mme rmre
kteapqe mmepqe ere neta mm aejm.” )oeoepaeje maprep Dmmmp, Sapmp, 22 Jmam
2019)
Beragam macam imitasi pencurian listrik yang diberikan oleh PLN
bertujuan agar pelanggannya dapat teraliri listrik yang cukup. Umunya, pihak
PLN menyarankan sambungan aliran listrik ilegal berupa by pass atau levering,
sejalan dengan hasil temuan berikut, “Waktu itu juga saya disaranin si ama orang
PLNiapmmpr takmlm )iapqeigmprtep tegaa ta iekrmm(.” )oeoepaeje maprep
Maria, Rabu 25 Juni 2019)
Pihak PLN tidak hanya memberikan saran untuk melakukan sambungan
aliran listrik ilegal. Namun, pihak PLN turut serta dalam melakukan sambungan
langusng dari Jaringan Tenanga Listrik (JTL) ke Instalasi Milik Pemakai Tenanga
Listrik (IMP) dengan tanpa adanya kWh meter atau dengan adanya kepemilika
kWh meter. Hal tersebut dilakukan dengan alasan berikut:
“Bajamgmprprerer ngaji kali, makanya ama PLN box (kWh meter) dicabut tapi
disambungin lagi ama dia (PLN). Disuruhnya mah nyari orang tapi malah dia
rmreqeprpqeigmprmpaerm,tekmepteamqegmelprerm,PLNrmrenmpqeaelmaea.”
(Wawancara dengan Sri, Rabu, 24 Juli 2019)
70
Dari hasil temuan di atas, pencurian listrik terjadi dari adanya imitasi yang
diberikan oleh PLN berupa losses by pass agar pelaku dapat terus tersambung
dengan aliran listrik tanpa memiliki tagihan listrik. Imitasi pencurian listrik yang
dilakukan oleh PLN pun dibenarkan oleh kepala Desa Tanjung Burung, seperti
pada hasil temuan berikut, “Dejm qepr prajlm, geatep temepr tjepr PLN nmp
ngajarin, PLN resmi maksud saya. Palingan dari yang ngerti si kalo selain dari
PLN.”)oeoepaejemaprepImjmk,Mmprrm29Jmai 2019)
Imitasi pencurian listrik yang diberikan oleh PLN terhadap pelaku
umumnya dilatarbelakangi dengan rasa iba karena kondisi ekonomi yang kurang
baik. Hal tersebut seperti pada temuan berikut:
“Kaimprtmpep rmre PLN jakim qepriaprerejtep mme )naaetm pencuri aliran
listrik) karena mungkin melihat kondisi ekonomi orang tersebut tapi di sisi lain
enejel make nmp lajmkiaaetmtep ammtekm itjea kaaeje ereimk.” )oeoepaeje
dengan Idris, Minggu 29 Juli 2019)
Pencurian listrik yang terjadi merupakan imitasi dari pihak PLN yang
dilatarbelakangi oleh adanya rasa iba terhadap kondisi ekonomi pelaku. Namun,
seharusnya pihak PLN tidak melakukan imitasi cara melakukan pencurian listrik
karena hal tersebut dapat merugikan pihak PLN sendiri, negara bahkan
masyarakat.
Imitasi pencurian listrik yang dilakukan oleh pihak PLN sudah melanggar
aturan tertulis dalam peraturan direksi PT PLN (Persero) tentang Penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) nomor 088-Z bab 2 pasal 2, yakni;
71
“Setiap unit PLN secara rutin atau khusus melaksanakan P2TL dalam rangka
menertibkan penyaluran tenaga listrik untuk menghindari bahaya listrik bagi
masyarakat, meningkatkan pelayanan dan menekan susut.”
Imitasi pencurian listrik yang dilakukan oleh pihak PLN menggambarkan
bahwa tugas dan fungsi PLN tidak berjalan dengan seharusnya dalam melakukan
penertiban pencurian listrik dan menekan tingkat susut. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian (Rao, 2001) di mana Undang-Undang kelistrikan gagal untuk
mengatasi masalah pencurian listrik terutama gagal dalam memberikan hukuman
dan menekan tingkat pencurian listrik.
Selain itu, menurut Rao, (2001) aturan hukum pidana pun jarang dikenakan
pada pencuri yang tertangkap ataupun pada pelaku kolusi antara karyawan suatu
perusahaan distribusi dengan konsumen. Hal tersebut sejalan dengan pencurian
listrik di Tanjung Burung, pelaku pencurian listrik dapat dengan mudah lolos dari
hukuman yang akan didapat dengan membayarkan sejumlah uang suap kepada
petugas penertiban aliran listrik.
Pembayaran sejumlah uang suap dapat menguntungkan pelaku dan petugas
penertiban aliran listrik sehingga keduanya tidak akan dijatuhkan hukum pidana.
Hal tersebut menggambarkan bahwa peraturan ketenagalistrikan gagal mengatasi
pencurian listrik di Desa Tanjung Burung. Adanya Peraturan Penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) dan petugas penertiban pencurian listrik pun
gagal untuk menekan angka susut dan pencurian listrik selama imitasi pencurian
aliran listrik yang bersumber dari PLN terus berlangsung.
72
B. Imitasi yang Diberikan Oleh PLN Kampung
Namun, imitasi pencurian listrik tidak hanya didapatkan dari pihak PLN
saja, tetapi didapatkan juga dari seseorang yang mengerti mengenai kelistrikan
atau dikenal dengan istilah PLN kampung, seperti pada hasil temuan berikut, “Tem
dari yang biasa masang, dia mah udah langganan di Desa ini. PLN kampung gitu,
BeprRtqpeiepqe.”)oeoepaejemaprepApm,Saaeke,25Jmpm2019(
PLN kampung menawarkan jasa untuk segala keperluan mengenai
kelistrikan. Bahkan tak jarang menyarankan pelangganya untuk tersambung
dengan aliran listrik ilegal, seperti pada hasil temuan berikut, “Temiekepramkljmt
ke tiang langsung kan disuruh ama yang masangnya, ada PLN yang suka bantuin
iekeprpqermlm.”)oeoepaejemaprepMmpea,Sapmp,22Jmam2019(
Rekomendasi pemasangan aliran listrik ilegal bertujuan agar PLN kampung
mendapatkan keuntungan berupa upah dari jasa yang telah dilakukannya, seperti
pada hasil temuan berikut, “Peampreprmrekeqeteatpqmjmamme)PLNteinmpr(
bayar cepe (seratus ribu rupiah) soalnya dia yang mekeprmp.”)oeoepaejemaprep
Tuti, Selasa, 25 Juni 2019)
Upah yang dibayarkan oleh pelanggan kepada PLN kampung merupakan
upah yang diberikan secara sukarela atau seikhlasnya. Hal tersebut membuat
semakin banyak masyarkat Desa Tanjung Burung yang menggunakan jasa PLN
kampung untuk keperluan listrik di tempat tinggalnya karena harga yang murah
dan terjangkau.
73
Biasanya masyarakat Desa Tanjung Burung menggunakan jasa PLN
kampung untuk melakukan pencurian listrik. Berbagai macam cara ditawarkan
oleh PLN kampung agar pelanggannya dapat tersambung dengan aliran listrik
ilegal, salah satu cara pencurian listrik yang dilakukan oleh PLN kampung ialah
sebagai berikut, “Dmlepqe eie qepr iekeprpqe, „qepr iepe yang mau diloss
oell?‟,rmlm.”)oeoepaejemaprepommqe,Senin, 22 Juli 2019)
Dari hasil temuan di atas, sambungan aliran listrik ilegal yang dilakukan
oleh PLN kampung berupa losses by pass untuk benda-benda tertentu yang
biasanya memiliki daya listrik yang besar. Namun, PLN kampung pun dapat
melakukan sambungan aliran listrik ilegal dengan berbagai cara lainnya, baik
levering maupun mengakali perhitungan angka di kWh meter.
Tindakan kriminal berupa pencurian listrik yang dilakukan oleh PLN
kampung didapatkan dari adanya imitasi dari pelaku sebelumnya. Imitasi yang
didapatkan oleh PLN kampung di Tanjung Burung berasal dari keluarganya yang
terlebih dahulu mengerti mengenai sambungan-sambungan aliran listrik ilegal,
seperti pada hasil temuan berikut, “Dmeieaaieprmmerejmpeiektmejepqetjepr
Maja, sodarnya ngarlm )iaprajlm( amkljmt rmlm.” )oeoepaeje maprep mkljm Rtq,
Romlah pada Jumat, 26 Juli 2019)
Imitasi yang diberikan keluarganya berupa pembelajaran mengenai
kelistrikan, terutama untuk menyambungkan aliran listrik ilegal, seperti pada
temuan berikut:
“Dejmpas anak-anak, dari kerja di Pesing juga udah bisa masang lampu dia mah,
naik ke atas tiang listrik, udah ngarti gitu lah. Makanya temen-temen suka pada
74
nyuruh dia kalo naik-pemt ta lmepr eie teat iekepr amkljmt.” )oeoepaeje
dengan istri Roy, Romlah pada Jumat, 26 Juli 2019)
Profesi sebagai PLN kampung sangat memungkinkan untuk terus terjadi
imitasi pencurian listrik dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Namun, imitasi
pencurian listrik tidak hanya datang dari orang-orang yang mengerti mengenai
kelistrikan, tetapi imitasi pencurian listrik pun bisa datang dari keluarga yang
terlebih dahulu melakukan pencurian listrik, seperti pada hasil wawancara berikut,
“Tem mejm qepriekepr atkk oellpqe, mnej mm Ltplej. Ipm atkk oell mmkmjma mme,
soalnya tiang listriknya deket (Wawancara dengan Tuti, Selasa, 25 Juni 2019)
Imitasi dari sanak keluarga membuat semakin banyak keluarga lainnya yang
termotivasi untuk tersambung dengan aliran listrik ilegal. Selain itu, terdapat
imitasi yang diberikan oleh tetangga atau masyarakat sekitar yang terlebih dahulu
melakukan pencurian listrik, seperti pada temuan berikut:
“Temmejmtjepr-orang aja yang udah duluan masang terus saya mah ikut-ikutan
aja. Dikasih tau ama tetangga, ngobrol-ngobrol gitu soalnya dulu rumah saya
masih raaen.”)oeoepaejemaprepMmje,Seglm,29Jmpm2019(
“Kep tjepr-tjepr qepr atkk oell eoeapqe rmre, tmle iea prmplmamp ere”
(Wawancara dengan Bunga, Rabu, 24 Juli 2019)
Imitasi yang diberikan oleh masyarakat sekitar atau tetangga umumnya ialah
imitasi berupa pembicaraan dari mulut ke mulut. Hal tersebut diperkuat dengan
temuan berikut:,“Itu ngeliat orang-orang yang pada nyolong ke tiang, terus
tetangga pada ngomong juga, ya ikut aja soalnya kita mau beli nggak ada
uangnya.”)oeoepaejemaprepSejm,Seglm,29 Juni 2019)
75
Pembicaraan dari mulut ke mulut secara tidak langsung menjadi sebuah
imitasi yang diberikan oleh tetangga atau masyarakat sekitar yang terlebih dahulu
melakukan pencurian listrik. Pembicaraan dari mulut ke mulut dapat memotivasi
banyak masyarakat untuk tersambung dengan aliran listrik ilegal. Bahkan
sebagian dari pelaku tidak memiliki motivasi untuk tersambung dengan aliran
listrik legal, seperti pada hasil temuan berikut:
“Dejm laleprreere keqeiea, amel laleprre.Seqeieaprretiemiekeprbox
(kWh meter) lah, mau ngambil (mencuri listrik) aja ke sini (tiang listrik), kalo
mmielmmp )naimlmkep tegaa eamjep amkljmt maarea( PLN gmtep keqe mtepr mpm.”
(Wawancara dengan Tuti, Selasa, 25 Juni 2019)
Imitasi sambungan aliran listrik ilegal yang didapatkan dari tetangga atau
masyarakat sekitar membuat pencurian listrik menjadi sebuah perilaku
menyimpang yang dilakukan secara kolektif. Hal tersebut diperkuat dengan
temuan berikut, “Dejm nek nmpmeaep ta kmpm aeprkmpr ieta qepr atkk oell
(mencuri listrik) soalnya gelap. Biarin lah katanya mau ditangkep, kalo ditangkep
berame-jeia mpm.” )oeoepaeje maprep Bmpre, Regm, 24 Jmam 2019). Pencurian
listrik yang terjadi secara kolektif dengan hukum yang lemah membuat pelaku
tidak memiliki rasa takut akan sanksi yang didapatnya kelak.
Teori belajar sosial Akers menunjukan adanya kejahatan yang ditransmiskan
dengan berbagai cara sehingga membuat semakin banyak orang yang melakukan
kejahatan secara bersama. Hal tersebut dilakukan karena keuntungan yang
didapatkan lebih dominan dari pada kerugiannya sehingga tindakan kejahatan
secara bersama terus dilakukan dan akan semakin berkembang jika terus
dibiarkan.
76
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan di atas, penulis
beranggapan bahwa lemahnya hukum kelistrikan di Desa Tanjung Burung
membuat pencurian listrik terjadi secara kolektif dengan adanya imitasi yang
datang dari berbagai pihak. Pencurian listrik secara kolektif akan terjadi terus
menerus apabila aparat kelistrikan dan penegak hukum tidak bertindak tegas
dengan sanksi-sanksi yang akan didapat oleh pelaku.
Pencurian listrik akan terjadi terus menerus karena keuntungan yang didapat
lebih dominan dari pada kerugiannya. Apabila seseorang melakukan pencurian
listrik sanksi yang akan didapat hanyalah berupa pemutusan sementara, dan jika
sudah membayar uang denda maka dapat melakukan sambungan aliran listrik
ilegal kembali.
Hal tersebut dengan jelasnya menggambarkan bahwa sanksi yang didapat
tidak akan membuat jera pelaku karena sanksi tersebut hanya berupa pemutusan
sementara ketika petugas penertiban aliran listrik mengetahui adanya sambungan
aliran listrik ilegal. Ketika diketahui adanya penyimpangan, maka pelaku dapat
menempuh jalan damai dengan memberikan uang suap kepada petugas penertiban
aliran listrik agar aliran listrik ilegalnya tidak diputus.
Sanksi-sanksi yang didapat menggambarkan bahwa keuntungan yang
didapat lebih dominan dari pada kerugiannya. Keuntungan yang didapatkan
membuat tindakan kejahatan secara kolektif terus dilakukan dan akan semakin
berkembang jika hukum kelistrikan tidak berjalan dengan seharusnya di Desa
Tanjung Burung.
77
Dari literatur sebelumnya, terdapat teori (Smith, 2004) yang mengatakan
faktor terjadinya pencurian listrik ialah karena kemiskinan, karyawan perusahaan
listrik yang disuap oleh oknum dan anggapan bahwa listrik sebagai layanan gratis
dari pemerintah. Selain itu, teori (Rao, 2001) mengatakan bahwa terjadinya
pencurian listrik dilatarbelakangi oleh adanya Undang-Undang kelistrikan yang
gagal mengatasi permasalahan listrik, terutama pencurian listrik. Ada juga teori
dari Katiyar yang mengatakan bahwa terjadinya pencurian listrik dilatarbelakangi
oleh banyaknya permintaan listrik untuk proses irigasi, kenaikan tarif listrik,
kolusi yang dilakukan oleh pihak pengelola kelistrikan, dan dorongan lingkungan.
Dari hasil penelitian dan temuan-temuan di atas, bahwa teori Rao (2001)
terkonfirmasi mampu menjelaskan terjadinya pencurian listrik secara kolektif di
Desa Tanjung Burung tetapi hanya sebagian. Namun, teori Smith (2004) lebih
mampu untuk menjelaskan penelitian ini karena adanya keterlibatan pihak
pengelola kelistrikan dalam melakukan pencurian listrik. Selain itu, teori Smith
mampu menjelasakan pencurian listrik yang terjadi di lingkungan perdesaan,
seperti di Desa Tanjung Burung.
78
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pencurian listrik di Desa
Tanjung Burung berawal dari adanya meniru perilaku sebelumnya yang
didapatkan dari berbagai pihak, baik PLN, seseorang yang mengerti mengenai
kelistrikan bahkan dari orang sekitar yang terlebih dahulu melakukan pencurian
listrik. Peniruan tersebut dilakukan karena keuntungan yang didapatkan, sebagian
pelaku tidak perlu membayar tagihan listrik atau membayar tagihan listrik dengan
harga yang lebih murah dengan pemakaian daya yang besar.
Pencurian listrik yang berasal dari tindakan meniru perilaku sebelumnya
membuat pelaku merasa nyaman karena berbagai keuntungan yang didapatnya.
Namun, pencurian listrik yang terus-menerus terjadi dilatarbelakangi oleh
lemahnya hukum atau hukum yang tidak berjalan dengan seharusnya sebagai
faktor penentu bahwa pencurian listrik akan terus terjadi dan akan lebih mudah
untuk dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa adanya hukuman atau
sanksi yang akan didapat.
Lemahnya hukum pencurian listrik di Desa Tanjung Burung terlihat dengan
adanya pembayaran sejumlah uang suap kepada petugas penertiban aliran listrik
sehingga pelaku dapat tetap tersambung dengan aliran listrik ilegal tanpa
dijatuhkan hukuman. Hal tersebut menggambarkan bahwa hukum dan peraturan
ketenagalistrikan gagal mengatasi pencurian listrik di Desa Tanjung Burung.
79
Peraturan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) dan petugas
penertiban pencurian listrik pun gagal untuk menekan angka susut dan pencurian
listrik. Gagalnya penekanan angka susut dan pencurian listrik dilatarbelakangi
oleh adanya hukum pencurian aliran listrik yang hanya dianggap sebagai
peraturan tertulis tanpa adanya aksi nyata berupa penegakan hukum yang sesuai
dengan aturan yang ada.
Lemahnya hukum dan konsekuensinya membuat semakin banyak
masyarakat yang termotivasi untuk terus melakukan pencurian aliran listrik tanpa
memiliki keinginan tersambung dengan aliran listrik legal. Motivasi masyarakat
untuk terus melakukan pencurian listrik karena adanya konsekuensi positif yang
lebih dominan dari pada konsekuensi negatif.
Seringnya konsekuesi positif yang didapat membuat pencurian listrik
dianggap sebagai sesuatu yang dapat dibenarkan untuk dilakukan. Selain itu,
pencurian listrik dianggap sebagai tindakan yang tidak terlalu buruk untuk
dilakukan karena ketika petugas penertiban aliran listrik mengetahui tindakan
tersebut, maka banyak cara damai yang dapat ditempuh agar tetap tersambung
dengan aliran listrik ilegal
Semakin jarangnya konsekuensi yang didapat dari tindakan pencurian
listrik, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilaku pencurian aliran
listrik akan terus dilakukan secara kolektif dan akan semakin berkembang jika
hukum kelistrikan tidak berjalan dengan seharusnya di Desa Tanjung Burung.
80
B. Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan berdasarkan proses
dari saat pengumpulan data hingga saat penulisan penelitian ini. Saran-saran ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi para akademisi
selanjutnya:
1. Penelitian ini mengarah kepada sosiologi perilaku menyimpang
sehingga diharapkan agar akademisi selanjutnya dapat memperbanyak
literatur mengenai sosiologi perilaku menyimpang.
2. Penelitian ini membahas mengenai hal yang melatarbelakangi tindakan
pencurian aliran listrik rumah tangga secara kolektif. Apabila
akademisi selanjutnya ingin mengkaji mengenai pencurian listrik yang
terjadi secara kolektif, maka pembahasan dapat menggunakan teori
modus operandi, broken window theory dan rational choice theory
Adapun saran untuk pihak-pihak terkait yang dapat dijadikan pertimbangan ialah:
1. Bagi kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan
Perusahaan Listrik milik Negara (PLN) diharapkan dapat memberikan
sanksi tegas kepada pelaku pencurian aliran listrik dan oknum-oknum
yang membantu melakukan tindakan pencurian listrik sehingga
pencurian aliran listrik dapat ditertibakan dan kerugian dapat
diminimalisir.
2. Diharapkan bagi pihak PLN dapat terus mengedukasi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kelistrikan agar semakin banyak masyarakat
yang sadar akan bahaya mencuri aliran listrik.
81
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Akers, Ronald L. Criminological Theories. New York: Routledge, 1999.
Akhadi, Mukhlis. Ekologi Energi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed
(Edisi ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Hagan, Frank E. Pengantar Kriminologi. Jakarta: Prenada Media Group, 2013.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009.
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Distribusi Jaringan Tenaga Listrik dan Pusat
Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. Buku 3: Standar
Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah Tenaga Listrik. Jakarta: PT PLN
(PERSERO), 2010
Lilly, J Robert, Richard A. Ball dan Francis T. Cullen. Teori Kriminologi Konteks
dan Konsekuensi. Jakarta: Prenada Media Group, 2015.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muljanto. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Jakarta: Bina Aksara,
1989.
Mustofa, Muhammad. Kriminologi: Kajian Sosiologi Terhadap Kriminalitas,
Perilaku Menyimpang dan Pelanggaran Hukum. Depok: FISIP UI PRESS,
2007.
82
Santoso, Topo dan Eva Achjani Zulfa. Kriminologi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010.
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2009.
JURNAL
Buletin Ketenagalistrikan. 2016. Edisi 45 Vol. 16. Redaksi Buletin
Ketenagalistrikan.
Depuru, Soma Shekara Sreenadh Reddy, Wang, Lingfeng dan Devabaktuni Vijay.
2011. “Eaaaljmamlq Taafl Onajnmao, Ikkmak, Pjanaplmtp, epm Siejl Malaj
Based Approach to Control Theft”. Elsevier 1007-101.
Gtamap,MmjmeimepBjmepMmp.2012.“TaaflepmLtkktfEaaaljmaity in an Indian
Slela”.International Growth Center 1-38.
Mejlaeampe. 2018. “Pajep Paiajmplea Deajea meaeiMapraplektep Kaimktmpep
mmm Kegmnelap Teprajepr Pjtnmpkm Beplap”. Jurnal Manajemen
Pemerintahan. Vol. 10, No. 1. 1-23.
Laporan Tahunan PT PLN (Persero). 2018. “EpajrmOnlmimkiamplmtIpmtpakme.”
Rao, S. L. 2001. “Eaaaljmamlq Bmaa 2001: oael Il Rafaaalk tf Ptoaj Ptamaq”.
Economic and Political Weekly. Vol. 36, No 38 3608-3613.
Sharma, Tanushree, K.K. Pandey, D.K. Punia, Joji Rao. 2016. “Pmafajajkepm
Pteaaajk:CtigelmprEaaaljmamlqTaaflmpIpmme”.Elsevier 41-51.
Smith B, Thomas. 2014. “Electrycity Theft: A Comparative Analysis”. Dubai,
United Arab Emirates: Elsevier. 2068-2076.
Sony, A, S Ssulistyo, I W Mustika. 2016. “Rumusan Metode Deteksi Pencurian
Listrik Memanfaatkan Perangkat WSN”. Jurnal MIPA, Departemen
Teknik Elektro dan Teknik Informasi, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta. 107-114.
83
Setiawan, Iwan. 2006. “Analisis Akses Desa-Desa Di Kabupaten Bandung
Terhadap Sumber-Sumber Produktif (Suatu Analisis Dengan Pendekatan
Integrated Rural Accessibility Planning)”. Laporan Penelitian Jurusan
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran. 1-36.
INTERNET
Agustinus, Michael. 2016. Ini 4 Modus Pencurian Listrik yang Bikin PLN Rugi.
DetikFinance. Diakses pada tanggal 11 Mei 2019, 12:46 WIB.
https://finance.detik.com/energi/d-3203857/ini-4-modus-pencurian-listrik-
yang-bikin-pln-rugi.
Di Kabupaten Tangerang, Empat Kecamatan Masih di Bawah Garis Kemiskinan.
Kabar Banten. Diakses pada 14 Agustus 2019, 21:22 WIB.
https://www.kabar-banten.com/di-kabupaten-tangerang-empat-kecamatan-
masih-di-bawah-garis-kemiskinan/.
Fachrudin, Fachri. 2016. Ini Jenis-jenis Pencurian Listrik yang Biasa Terjadi.
Kompas. Diakses pada tanggal 14 Maret 2019.
https://nasional.kompas.com/read/2016/05/31/15210261/ini.jenisjenis.penc
urian.listrik.yang.biasanya.terjadi.
https://kbbi.web.id/tanjung, diakses pada 14April 2019, 21:41 WIB
GE Reports Indonesia.2019. GE dan PLN Kembangkan Proyek GI Digital di
Sepatan dan Teluk Naga. Diakses pada 19 Agustus 2019, 00.14 WIB.
https://www.google.com/amp/s/www.ge.com/reports/ge-dan-pln-
kembangkan-proyek-gi-digital-di-sepatan-dan-teluk-naga/amp/.
“Kegmnelap Teprajepr meaei Aprte 2018.” Bemep Pmkel Slelmklmt Kegmnelap
Tangerang. Dilihat pada tanggal 01 November 2019
(https://tangerangkab.bps.go.id/publication/2018/08/16/570cbc3bfe85bb31
43c9201f/kabupaten-tangerang-dalam-angka-2018.html)
“Kaaeielep TaamtNere meaeiAprte 2018.”Bemep Pmkel SlelmklmtKegmnelap
Tangerang. Dilihat pada tanggal 14 April 2019
(https://tangerangkab.bps.go.id/publication/2018/09/26/04f31b8588d7a33b
53246190/kecamatan-teluknaga-dalam-angka-2018.html)
84
PLN UP3 Teluk Naga on Instagram, diakses pada 8 September 2019, 21.15 WIB.
(https://www.instagram.com/tv/B1ubHfknlev/?igshid+18rsf43dw9j91)
Profil Desa Tanjung Burung 2018, dokumen tidak dipublikasikan
PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura (https://www.mbk-
ventura.com/index.php?ind)
PT PLN )Pajkajt(. “Pajelmjep Dmjatkm PT PLN )PERSERO( Ntitj: 088-
Z.P/DIR/2016 Tentang Penertiban Paietemep Tapere Lmkljmt )P2TL(.”
(https://www.google.com/ulr?sa=t&source=web&rct=j&url=http://p2tldjk.
com/docs/PERDIR_88_2016_P2TL.pdf&ved=2ahUKewjci_adtb_mAhW
CV30KHewQB_AQFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw2tvrkZPSaCoUHke
p6bDhkh)
______. “SlelmklmtPLN2017”. Jakarta: Sekretariat Perusahaan PT PLN (Persero)
(2018). (https://www.pln.co.id/statics/uploads/2018/06/Laporan-Statistik-
PLN-2017-Indonesia.pdf)
Ramdzy, Ahmad. 2013. Wilayah Kabupaten Marak Pencurian Listrik. diakses
pada tanggal 18 Maret 2019, 08:31 WIB.
https://bantenhits.com/2013/04/10/wilayah-kabupaten-marak-pencurian-
listrik/.
Sugianto, Danang. 2018. PLN Catat Rugi Rp 18 Triliun. Detik. Diakses pada
tanggal 14 Maret 2019, 19:52 WIB. https://finance.detik.com/energi/d-
4279770/pln-catat-rugi-rp-18-triliun.
Tempo. 2013. PLN Teluknaga Rugi 10 Milyar Perbulan. Tempo. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2019. https://bisnis.tempo.co/read/453119/pln-teluk-
naga-rugi-rp-10-miliar-per-bulan/full&view=ok
Wicaksono, Pebrianto Eko. 2019. Nilai Pencurian Listrik di Jakarta Mencapai
Triliuanan Rupiah. Liputan6. Diakses pada tanggal 14 Maret 2019.
85
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3892000/nilai-pencurian-listrik-di-
jakarta-mencapai-triliunan-rupiah.
______, 2016. Begini Cara PLN Endus Pencurian Listrik. Liputan6. Diakses pada
tanggal 14 Maret 2019.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2542781/begini-cara-pln-endus-
pencurian-listrik.
______, 2016. Dalam 1 Bulan Perusahaan ini Curi Listrik hingga Rp 167 Miliar.
Liputan6. Diakses pada tanggal 14 Maret 2019.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2513331/dalam-1-bulan-perusahaan-
ini-curi-listrik-hingga-rp-167-miliar.
xiii
LAMPIRAN
Transkrip wawancara Ani, Selasa, 25 Juni 2019
KETERANGAN VERBATIM
Peneliti Emang kerjaan bapak ama ibu apaan bu?
Ani Suami saya mah bikin gudang gitu, kalo saya mah ibu rumah tangga
doang.
Peneliti Kalo pendapatan sebulannya di rumah ibu, kira-kira berapa?
Ani Gope seminggu, kan yang kerja cuma suami doang.
Peneliti Ibu dapet bantuan dari pemerintah apa nggak bu?
Ani Dapet beras doang, kalo orang-orang suka dapet duit ya pake yang di
gesek kartu itu, tapi kalo saya mah cuma beras doang, udah.
Peneliti Emang di rumah ibu listriknya buat apa aja?
Ani TV, kulkas, sanyo, nyolok-nyolok apa aja, segala hp, gosokan, kadang
masak nyolok kan di mejikom. Banyak makan apinya dah.
Peneliti Ibu listriknya yang pake voucher apa gimana bu?
Ani Saya nete nih ama mpok, bedua ama ade saya yang netenya ke mpok.
Nete tuh numpang gitu, makanya itu mah bayar ama yang punya
gembong, ntar yang punya gembong setor ke PLN.
Peneliti Mpok gembongnya pake voucher?
Ani Nggak, pake yang nyetor ke PLN
Peneliti Emang biasanya disini kalo yang nete gitu gimana si bu caranya?
Ani Itu kalo yang belom punya box, numpang ke tetangganya, rumah terdekat,
tapi ada juga yang langsung ke tiang.
Peneliti Di sini selain nete ada cara lain nggak si bu buat dapetin listrik?
Ani Palingan nete ama loss watt. Loss watt tuh nyolong api pake kabel, supaya
kuat gitu.Palingan juga kalo loss watt ngumpet-ngumpet, takut ketauan
ama PLN soalnya kadang-kadang suka dapet denda.
Peneliti Di sini emang yang nyolong api banyak bu?
Ani Banyak, tapi tau dah siapa-siapanya, pan ga keliatan soalnya kabelnya
kecil. Misalnya tuh kabel gede lewat di atas rumah, terus nanti ada kabel
yang nyuntik gitu. Nantinya ga keliatan kabel yang buat nyuntiknya,
soalnya dia mah kecil terus rada diumpetin juga. Ya bisa aja lah kaya
gituan mah.
Peneliti Kalo mau nyolong api ada bantuan dari PLN apa gimana Bu?
Ani Nggak bukan, sebisa-bisanya kita, makanya kan kalo ada pemereksaan
pada dibubutin. Palingan yang bantuin mah orang PLN kampung.
Peneliti Di sini pernah ada pemeriksaan bu?
Ani Ada, tapi kalo ke mari mah jarang, cuma sono doang di pinggir jalan
soalnya ini mah dalem. Tapi dulu pernah ada sekali kalinya. Pada
digulungin kabelnya yang ga punya box mah. Kalo yang tuh di pinggir
jalan baru aja kemaren ada pemereksaan. Kadang-kadang kalo ketauan
xiv
kita didenda. Ada yang cepe, tiga ratus, gope, ada yang sejuta setengah.
Tergantung nyolong apinya banyak apa nggak, soalnya kalo pake voucher
semua mah dia rugi. Kalo saya mah selama belom punya mah nete dulu
gitu ama tetangga. Ntar kalo udah punya duit mah masang.
Peneliti Di sini cara netenya macem-macem ya bu?
Ani Iya, ada yang ke tiang langsung, kalo ke tiang listrik mah gak bayar dia.
Ada yang nete ke tetangga, kalo nete mah palingan kita yang
tanggungjawab. Palingan kalo lagi ada pemereksaan, udah matiin dulu,
cuma dibubut doang, udah. Soalnya kalo nggak dilepas takutnya kena
denda
Peneliti Kalo ibu nete ke mpok, bayar perbulannya berapa?
Ani Kalo mpok mah bayarnya kadang-kadang 200, 100, kan banyak yang
pakenya, 3 keluarga 1 box tapi kalo saya ama ade mah sebulan ngasih 30
rebu ke dia, sisanya mpok saya yang bayar. Bayar 200 sebulan-sebulannya
soalnya makan apinya banyak, ada kulkas ama mejikom semuanya.
Makanya itu ada nyolong api si, loss watt dikit-dikit mah, kalo selalu di
dia ga kuat, soalnya kulkas makan api gede, apalagi 3 rumah kulkasnya
udah masing-masing, kadang-kadang suka nyetrek kalo api nya kegedean
Peneliti Ibu netenya dari kapan bu?
Ani Dari dulu nete terus. Itu kan ada rumah bertiga terus mpok saya masang
box, terus ya saya nete dah ama mpok saya. Mpok saya mah pas sekalian
masang box langsung diurusin nyolong api. Kalo nyolong api asal ada
boxnya mah nggak ketauan ini.
Peneliti Mpoknya ibu masang box dari kapan bu?
Ani Udah lama dia mah, udah taunan.ada kali 15 taunan mah Makanya saya
juga nete ama dia udah lama juga, udah taunan juga
Peneliti Emang berapa bu kalo masang nyolong api gitu?
Ani Atuh gedenya 200 mah kudu.
Peneliti Ibu kenal ama yang masang nyolong api dari mana?
Ani Suami yang kenal, saya mah nggak tau tapi kalo ada apa-apa emang ke dia
si, kalo kabel putus, masang lampu, loss watt, apa-apa ke dia dah. Dia mah
orang kampung tapi bisa, bukan kerja di PLN. Dia bisa benerin lampu, tau
listrik gitu makanya disebutnya PLN kampung.
Peneliti Yang nete di sekitaran ibu selain adenya ibu, ada lagi?
Ani Ada, dia (tetangga depan rumah informan) nete ama mertuanya tuh, terus
ini juga nete (tetangga yang rumahnya samping musolah). Di sini mah
banyak si yang nete tapi ga sebanyak dulu, sekarang mah udah pada punya
voucher si. Tapi yang punya voucher juga kadang loss watt, jarang yang
murni mah. Kan voucher mah boros juga, ya bisa jadi ada yang nyolong
api, ada juga yang nggak. Pasti lah mba yang namanya kalo murni mah
ngga pada kuat. Mpok saya aja yang gembok asli nggak kuat makanya
nyolong api. Kaya gitu aja nyolong api masih suka ngejetrek, apalagi yang
voucher, apalagi kalo voucher yang 20 rebu, kuat juga kaga kalo ngisi 20
rebu. Makanya tetangga kalo isi voucher sebulan gocap gitu. Atuh sebulan
gocap mah nggak kuat buat kulkas segala mah. Jaman sekarang kan pada
punya kulkas, makanya kebanyakan pada nyolong api, loss watt. Sekarang
xv
mah orang nggak ada yang jujur, mba. Masa sebulan gocap kecuali si dia
nyolok lampu doang. Mpok saya aja sebulan kadang-kadang 200, segitu
aja masih nyolong api, apalagi kalo nggak nyolong, gede kali bayarnya.
Itu aja nyolong api suka nggak kuat, kalo nggak nyolong api mah saya
nggak bisa nete ke mpok saya
Peneliti Ibu nete awalnya gara-gara apa?
Ani Gara-gara ga ada duit buat masang boxnya, ampe sekarang belom
kekumpul-kumpul. Udah keenakan nete, enakan nete lah. Tapi denger-
denger, katanya kalo mau ngurusin masang box gampang timbang bayar
doang tiap bulan, nggak ngarti saya mah. Belom pernah masang box juga
si. Emang belom niat juga masang box, enakan nete sebulan 30 rebu,
nggak pusing. Kalo udah punya box mah telat bayar pusing.Lagian kalo
saya masang box mah mikirin perbulannya, segala nunggaknya.
Peneliti Kalo ada pemeriksaaan yang nyolong api pada gimana?
Ani Buru-buru pada dicabutin, manggil orang yang biasa masangin listrik.
Pernah lagi kemaren, udah lama dah. Banyak tuh yang dicabutin, udah
gelap dah kampung. Palingan yang boxnya asli mah nggak, yang orang-
orang kaya doang nggak takut. Udah lah biarin lah pas gelap mah tapi
nggak gelap selalu si tapi banyakan yang gelapnya, yang nete gelap yang
nyolong api gelap.
Peneliti Kalo nyuruh orang yang nyabutin kabel, itu bayar lagi apa nggak?
Ani Kaga kalo ngebubut mah, kaga bayar paling kabelnya diambilin ama PLN.
Digulung, jadinya kabelnya buntung terus jadinya diambilin ama dia tapi
yang diambil mah kabel yang gedednya, kalo kabel kitanya mah nggak
terus kalo mau nyambung lagi atuh beli kabel yang gede lagi, repot dah
udah pokoknya mah
Peneliti Orang-orang kampung tau mau ada pemeriksaan dari mana?
Ani Kadang-kadang suka ada dari mulut ke mulut “noh mau ada pemereksaan
lampu”, buru dah telpon orangnya, ntar kalo udah 2 hari udah resmi, baru
dah pasangin lagi kalo udah sepi. Selama 2 hari gelap tuh kalo yang
miskin mah kalo yang kaya mah kaga. Saya mah nete juga gara-gara
belom ada uangnya, kalo udah ada mah mau maunya punya sendiri lah
Peneliti Ibu pernah kena denda bu?
Ani Nggak kesini mah, palingan yang depan doang yang pada dicabutin mah.
Kemaren ada yang kena 300. Ada juga yang sejuta setengah itu yang
punya warnet. Dendanya mah tergantung kita makan apinya banyak apa
nggak si. Itu ada yang kena 200 gara-gara dia loss watt juga, tapi dia mah
loss watt juga soalnya tianganya ada di pekarangan dia. Jadi numpang gitu
tiangnya ama pekarangan dia.
Peneliti Awal mulanya tau loss wat, nete, tau dari mana, Bu?
Ani Tau dari yang biasa masang itu, dia mah udah langganan di Desa ini mah,
namanya PLN kampung gitu, rumahnya di depan tuh, Bang Roy namanya
Peneliti Kalo nete-nete gitu, loss wat, aparat desa ada yang bantuin nggak si bu?
Ani Nggak lah mba, itu mah kan buat pemakaian kita sendiri, palingan PLN
yang masangin, kita bayar ke dia. Gedenya cepe mah kudu tapi segala
kabel, apa, kita yang beli, kita mah cuma bayar dia yang masangin.
xvi
Peneliti Kalo yang banyak nete di sini doang apa di kampung yang sono juga bu?
Ani Banyak, unggal kampung banyak. Nggak kita doang. Di kampung ini juga
banyak tapi banyak juga yang pake voucher tapi loss watt juga.
Transkrip wawancara Maria, Selasa, 25 Juni 2019
KETERANGAN VERBATIM
Peneliti Pendapatan bersih di rumah tangga ibu ama bapak kira-kira berapa bu
sebulannya?
Maria Kan bapak mah buruh lepas, kalo ada yang butuhin ya kerja kalo nggak ya
di rumah, jadi dapet uangnya perhari. Kalo ada kerjaan palingan 100 ribu.
Peneliti Ini rumah punya sendiri bu?
Maria Iya rumah pribadi, tanah juga pribadi,warisan ama ditambah beli sendiri.
Peneliti Ibu dapet bantuan dari pemerintah nggak bu?
Maria Nggak, saya mah nggak pernah dapet dari dulu, dapet palingan beras
doang.
Peneliti Menurut ibu, listrik penting nggak bu?
Maria Penting, saya mah udah dari dulu make listrik. Dari awal nikah ama
suami, udah pake si saya mah
Peneliti Emang listriknya buat apa aja bu?
Maria Kulkas, sanyo, TV, ngecas-ngecas, nyolok udah si gitu-gitu aja, emang
udah kerjaan rumah tangga semua si itu mah
Peneliti Ibu ini listriknya make voucher atau bayar ke PLN (pasca bayar)?
Maria Saya mah gabung ama mesjid, masih nete ke mesjid.
Peneliti Mesjid yang bayar ibu apa gimana?
Maria
Nggak, dari pemerintah soalnya yang ngurusin mesjid saya jadi nggak
dipintain biaya. Jadi udahlah disambungin aja ke mesjid. Soalnya udah
ngurusin jadi gak apa-apa lah
Peneliti Udah berapa lama nete ke masjid bu?
Maria
Baru 2 taun, pas rumah ini jadi nete ke mesjid soalnya kan mesjidnya juga
deket, nih di samping rumah saya. Pas disini aja sekalian nyambung ke
mesjid soalnya kan suka nyapuin mesjid, apa-apain mesjid, malahan
kadang kalo pada berantakan kalo anak-anak pada sembahyang di mesjid,
dirapihin lagi, segala kerannya, segala apanya. Kadang orang tetamu asal
muter aja kan taunya aer masih ngocor aja kan sanyo jadi bebunyi terus
Peneliti Nyambung ke masjid disuruh warga apa gimana bu?
Maria
Iya, soalnya kan ini yang punya mesjid masih orang tua, wakaf orang tua
jadi ini semua pekarangan orang tua tadinya. Mesjid juga itu wakaf dari
orang tua. Jadi gak ada yang nyaranin juga si. PLN juga sering si kemari
tapi nggak masalah si kalo saya nete ke masjid
Peneliti Terus kalo lagi ada pengontrolan, rumah ibu nggak diapa-apain?
Maria
Nggak, tapi tetep kalo yang dianggapnya ngelanggar mah ya dicabutin,
tapi tergantung yang ngontrolnya juga si. Kadang dimati-matiin, diambilin
kabel yang gedenya, kabel yang buat nyambung ke tiangnya itu. Kemaren
ada tetangga yang bilang “kabel kita ditarik”, nggak tau itu PLN mana
xvii
soalnya nggak pernah kemari si, ngontrol mesjid juga nggak pernah.
Peneliti Yang nete ke mesjid ibu doang apa ada lagi bu?
Maria Ini ama rumah tua, udah bedua (posisi rumah tua di samping masjid). Dia
mah punya box tapi nggak berfungsi.
Peneliti Kalo rumah tua ini udah berapa lama nyambung ke masjid?
Maria Kalo rumah tua mah selama ada mesjid langsung nete dah ke mesjid
Peneliti Kalo PLN pernah ngecek masjid, rumah tua ama rumah ibu?
Maria Nggak pernah dicek soalnya dia nyadar masjid tanahnya punya keluarga,
jadi ibaratnya “ya tolong lah urusin mesjid” gitu, jadi digratisin.
Peneliti Di daerah sini pernah ada yang didenda?
Maria Pernah. Saya geh denger ada yang didenda sejuta, ada yang 2 juta.
Peneliti Kalo nyolong api gitu, emang siapa yang nyambungin bu?
Maria
Gak tau itu, mungkin orang PLN yang bisa, mungkin. Tapi di sini mah
banyak si yang bisa masang-masang listrik. Ada namanya bang Ari, terus
orang Goro-goro ada juga, dia mah orang PLN, suka nginiin listrik gitu
Peneliti Kalo mau masang loss watt, atau nete, itu bayar bu?
Maria Bayar, tapi gak tau berapanya mah.
Peneliti Emang kenapa ibu nggak masang box aja?
Maria
Nggak lah, waktu itu juga saya disaranin si ama orang PLN mending
kesitu (nyambung kabel ke masjid). Tapi saya mah nyambung ke masjid
juga nggak sembarangan, ada buat kalo konsletnya yang bisa diturunin.
Peneliti Waktu bangun rumah ini emang yang ngurusin listriknya siapa?
Maria
Orang PLN, udah ahli listrik dia, tapi bukannya PLN Puri dia mah tapi
udah ahli, udah pegangan dia. Ngurusin listrik ama dia mah murah si
bayarnya, waktu itu aja cuma kena 300. Yang nginiinya orang Pangkalan,
namanya Kang Wawi. Dia mah sanyo, listrik, apa aja keahliannya.
Peneliti Ibu ada niatan buat masang box sendiri nggak bu?
Maria
Dulu mah saya niat. Ini mah karena saya ngurus masjid tapi kalo saya
nggak ngurus masjid mah saya ga mau juga. Tapi kalo rumah tua ini mah
ada box tapi udah nggak kepake, makanya udah dilosswattin aja. Jadi saya
mah kalo nggak ada masjid mending masang aja, lebih terjamin
disebutnya mah.
Peneliti Nyambungin ke masjid ngebantu nggak si bu buat kehidupan ibu?
Maria Ngebantu lah, ibaratnya sebulan-sebulannya nggak mikirin bayarnya
gimana.
Peneliti Kalo misalkan PLN nggak ngebolehin nyambungin ke masjid, gimana bu?
Maria
Tapi setiap yang kemari emang ada yang nganjurin kaya “kalo sebaiknya
ibu masang” tapi ada juga yang nganjurin “yaudah ibu nggak apa-apa,
masalahnya ibu deket SUTET ongkoh”, gitu. Sekarang mah listrik seratus,
dua ratusan sebulan kalo kita udah serba disitu (menggunakan listrik yang
murni tanpa levering listrik), saya ngalamin yang rumah lama. Kadang
jadi beban, kita ga bayar-bayar diparanin ama PLN, terus diputus.
Sekarang mah saya juga belom kepikiran mau masang box lagi si, abisnya
udah enak kaya gini lagian juga dibolehin.
Peneliti Itu yang bilang orang PLN mana bu?
xviii
Maria
Tau ya PLN mana, sekali-kalinya mereka kemari, bebilang begitu pas lagi
ngecek. Saya mah nggak apa-apa kalo ada PLN. Bulan-bulan kemaren aja
ada pemeriksaan, kalo yang pada nete mah pada lari, pada ngumpet. Saya
mah tenang-tenang aja. PLNnya sampe sini, kan aprak-aprakan, dia liat
posisi rumah jadi tetep mereka kesini. Terus pas liat rumah saya udah
nggak dipermasalahin, yaudah gitu soalnya saya yang ngurusin masjid.
Peneliti Ibu pernah ditanya-tanya, masalah nyolok ke masjid?
Maria
Nggak, pertama kali cuma “ibu kenapa nggak masang box?”, “ih bapak
ngapain saya masang box, orang saya deket SUTET. Saya aja ini
kepanasan, lagian tuh saya nyambungnya ke mesjid”, kata saya begitu.
Terus kata dia “oh iya ibu, iya ibu, nggak apa-apa tapi kalo bisa mah ibu
masang box ya”, udah digituin doang. Saya mah nyambung ke masjid juga
soalnya saya yang ngurus masjid, terus saya yang punya wakaf, dari orang
tua dan PLN juga ngebolehin kalo PLN nggak ngebolehin mah udah
masang kali.
Transkrip wawancara Rumiyati (Mira), Selasa, 29 Juni 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Emang kerjaan ibu ama bapak apa bu?
Mira Saya mah rumah tangga kalo bapak supir truck tanah panggilan
Penelti Di sini listriknya pake voucher apa gimana bu?
Mira Itu ama ncang nyambung. Jadi saya mah nete ama ncang.
Penelti Emang listriknya buat apa aja bu?
Mira TV, ngegosok, lampu ama palingan nyolok-nyolok segala hp, segala apa.
Penelti Ibu dari kapan pake listrik?
Mira Udah lama, tadinya mah pake pelita. Anak pertama lahir udah pake listrik
Penelti Menurut ibu listrik sepenting apa bu?
Mira Penting lah, kan kalo malem mati lampu repot juga ya.
Penelti Di sini yang nete banyak ya bu?
Mira Yang nyambung-nyambung juga banyak. Kontrakan geh sama aja, banyak
yang nete ke tiang, dia nggak bayar sepenuhnya, makanya nyolong api.
Penelti Dari dulu emang udah nete ke ncang?
Mira Iya dari dulu udah nete
Penelti Ibu kan nete ke ncang, nah ncang nyolok api juga nggak
Mira
Ngambil api juga si ncang mah ke tiang, kalo sekarang mah kalo nggak
nyolok mahal, kalo nggak gitu mah rugi soalnya sekarang apa-apa mahal,
boro-boro bisa bayarnya kalo listrik murni mah.
Penelti Kenapa ibu nete ke ncang?
Mira Gelap, kasian punya anak kecil kalo malem gelap.
Penelti Berarti ibu nete udah sekitar 27 tahunan ya?
xix
Mira Sekitar pas saya nikah lah. Udah 30 tahunan lebih lah kira-kira mah.
Penelti Yang nete ke ncang ibu doang apa ada lagi?
Mira
Itu ama ade, bedua doang. Rumah ade ke rumah saya, terus saya ke rumah
ncang soalnya kalo ade langsung ke ncang jaraknya kejauhan, ya mending
dari rumah saya dulu jadinya kan lebih deket.
Penelti Ibu awal mula nete ke ncang karena apa bu?
Mira
Ini aja si kan kalo punya anak kecil takut nangis malemnya, jadi yaudah
nete ke ncang aja lah. Pengennya mah masang box sendiri cuma belom
ada uang. Kan masang bok juga mahal, bangsa sejuta lebih mah.
Penelti Ncang pas masang box langsung nyolong api?
Mira Nggak, pas saya nete aja dia langsung nyolok api soalnya takut turun.
Penelti Yang nyambungin nyolok apinya orang PLN apa siapa bu?
Mira Au dah nggak inget. Di sini mah banyak yang bisa, orangnya mah orang
kampung sini juga. Ada noh orang Goro-goro, Bang Rohim
Penelti Ibu tau cara bisa nete ke ncang, tau dari mana?
Mira
Tau dari orang-orang aja yang udah duluan masang terus saya mah ikut-
ikutan aja. Dikasih tau ama tetangga, ngobrol-ngobrol gitu soalnya dulu
rumah saya masih gelap. Terus langsung manggil tukang yang biasanya
nyambungin, orang sini juga si yang nyambunginnya. Di sini mah tinggal
nyambung-nyambung aja namanya tiang deket. Banyak si yang
nyambung-nyambung gini, bukan saya aja soalnya kalo sepenuhnya pake
listrik mah nggak kuat, beli apa-apa mahal sekarang mah.
Penelti Ibu nete ke ncang ngebantu apa nggak buat kehidupan ibu?
Mira Ngebantu lah, ngemudahin saya dari ekonomi juga ngebantu jadi bayarnya
kan jadi murah Cuma gocap sebulannya
Penelti Di sini pernah ada PLN periksa bu?
Mira Ke sini mah nggak, kemaren ada PLN tapi cuma pinggir jalan doang.
Rumah saya mah belom pernah didatengin PLN soalnya belakang kali ya.
Peneliti Sebenernya kalo yang nete gitu dibolehin apa nggak si, Bu?
Mira
Sebenernya mah nggak boleh, ya kabelnya bakalan diputus terus denda.
Ya saya bakalan kena denda, ncang juga bakalan kena dendaan soalnya
dia nantinya bakalan ketauan kalo apinya dari tiang. Tapi saya mah kalo
PLN kemari, mau dia maksa minta dana juga nggak saya kasih. Boro-boro
ngasih buat dendaan, idup sehari-hari geh susah. Saya mah kalo ada PLN
bodo amat mau cabut, ya cabut. Nanti pasang lagi kalo PLNnya udah
pegih mah
Penelti Kalo ada kabar PLN mau kesini, ibu gimana tuh?
Mira Udah biarinin aja saya mah, paling pintu nutup aja udah, mau digedor-
gedor juga bodo amat saya mah.
Penelti Di sini banyak ya bu yang nete-nete gitu?
Mira Banyak di sini mah yang pada belom punya box ya pada nete kalo saya
mah mah nyolok ke ncang juga gara-gara belom ada duitnya aja
Penelti Emang ncang itu gimana bu cara loss wattnya?
Mira Cuma narik kabel doang, itu kabelnya di pohon jambu ada tuh soalnya
mau lewat mana lagi ya, yaudah lah cantolin lewat pohon jambu aja dah.
xx
Terus kabel yang di pohon jambu langsung nyambung ke tiang. Jadi ini
mah kalo di rumah kabel kecil nanti pas di tiang mah kabel gede, jadi
kabel kecil disambung ke kabel gede yang di tiang, jadinya kuat
Transkrip wawancara Sari, Selasa, 29 Juni 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Menurut ibu listrik sepenting apa si?
Sari Penting lah, kalo malem nggak ada listrik mah saya nggak keliatan
Penelti Di rumah ibu emang listrik buat apa aja?
Sari Palingan buat lampu ama TV, mejikomnya jarang dipake.
Penelti Berarti ibu listriknya nyambung kemana?
Sari Itu langsung tiang disitu deket
Penelti Ada yang nete ama ibu?
Sari Ada itu Mira ama adenya nete ke saya.
Penelti Ibu dari kapan mulai pake listrik?
Sari Udah lama juga, ada kali 20 taun lebih dah tapi tadinya mah saya nyolok
ke ade saya terus ade saya meninggal, jadi saya pindah ke tiang listrik.
Penelti Ibu kenapa nggak masang box aja bu?
Sari Duitnya nggak ada, pengen mah pengen punya box sendiri
Penelti Ibu tau cara-cara nete dari mana bu?
Sari
Itu ngeliat orang-orang yang pada nyolong ke tiang, terus tetangga pada
ngomong juga, ya ikut aja soalnya kita mau beli nggak ada uangnya. Dari
pada gelap-gelapan. Dulu mah make pelita yang minyak tanah, sekarang
mau beli minyak tanah di mana, udah nggak ada. Pas minyak tanah udah
nggak diadain aja pada nete. Mendingan diadain minyak tanah lagi saya
mah
Penelti Jadi orang-orang pada nete pas minyak tanah udah nggak ada ya bu?
Sari
Iya, kan dulu mah sebagian ada yang punya lampu, sebagian masih pake
pelita jadi yang nete belom ada. Jadi yang belom ada listrik kan bingung
mau gimana ya kalo sekrang mah, makanya mau gak mau ya nete aja dah.
Minyak tanah mah kan sekarang sekalinya ada langka, mahal lagi
Penelti Ibu nete ke tiang ada yang bantuin?
Sari
Dipasangin ama sodara, dia narik sendiri kabel saya tapi kalo ketauan
nggak boleh, diomelin. Kadang dipereksain tapi nggak pernah si kesini
sini mah, cuma itu rumah yang di pinggir jalan aja kalo dipereksa mah.
Penelti Ibu kalo nete-nete ke tiang, ngebantu kehidupan ibu nggak si?
Sari
Ngebantu lah, ya malem jadi terang kan walopun nempok ke tiang juga.
Tapi kalo punya box sendiri mah mikir lagi sebulan-sebulannya, jadi
nggak terlalu berat lah duitnya kalo ke tiang mah.
xxi
Penelti Di sini belom pernah ada PLN periksa bu?
Sari
Belom si, saya mah udah pasrahin aja kalo ada orang PLN. Mau cabut ya
cabut bodo amat lah, ntar orangnya nggak ada mah sambung lagi. Lagian
saya mah nete soalnya belom ada uang ama minyak tanah kan udah nggak
ada. Mau nggak mau ya nete daripada kita gelap malemnya. Tetangga juga
banyak si yang nyambung-nyambung, yang nempong ke tiang. Ya yang ada
pencariannya juga nyambung, apalagi kita yang nggak ada pekerjaannya
kaya gini. Kan orang yang ada pekerjaannya juga kadang separo loss watt,
dia mah ada mesin cuci, segala kulkas, HP. Yang kaya aja nggak mau bayar
listrik apalagi kita ya yang kaya gini, yang nggak punya apa-apa.
Transkrip wawancara Amir (Budi), Selasa, 29 Juni 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Bapak kerjanya apa pak?
Budi Ya begini aja (nganggur), kalo istri mah suka ngurut kalo ada yang
nyuruh.
Penelti Ini bapak rumahnya dapet dibedah ya?
Budi Iya, dulunya mah rumah saya miring terus dibangun, katanya dari lurah
ama camat tapi segini doang, belom beres.
Penelti Bapak di rumahnya udah pake listrik?
Budi Masih nempel di belakang (tiang), dari dulu juga nempel si
Penelti Dari kapan pak ditempel ke tiang langsung?
Budi Nggak tau dah kapannya, udah lupa saya mah soalnya udah lama juga si.
Penelti Di sini yang nempel ke tiang ada lagi, atau bapak doang pak?
Budi Ada lagi, tapi tau dah siapa-siapanya mah
Penelti Kalo bapak setiap bulannya bayar apa nggak?
Budi Kaga saya mah, orang nggak punya. Lagian juga saya mah makeanya
cuma buat lampu doang, TV juga rusak, nggak nyala lagi.
Penelti Bapak kenapa make listrik yang langsung nyolok ke tiang?
Budi Ya uangnya nggak ada, repot lah kalo bayar. Dari dulu juga udah kesitu
juga (tiang listrik)
Penelti Tau cara nempelin ke tiang listrik, tau dari siapa pak?
Budi
Tau dari yang bisa aja gitu, ditempelin ke situ. Saya mah ditempelinnya
juga nggak bayar, nggak punya duit sayanya. Lagian dianya juga mau
ngebantu nempelin listrik ke rumah saya soalnya katanya gelap rumah
saya.
Penelti Yang masanginnya orang PLN apa bukan?
Budi Bukan, warga dia mah. Saya pengen kalo ada uangnya mah masang box
kaya orang-orang tapi uang buat masang, buat bayar sebulan-sebulannya
xxii
yang kaga ada. Baru pengen doang, keadaannya mah belom ada duitnya.
Penelti Pemerintah ada yang tau apa nggak kalo bapak langsung nyolok ke tiang?
Budi Ya paling RT doang yang tau, ya ama RT mah biarin lah
Penelti Bapak pernah daftar buat masang box?
Budi Belom.
Penelti Bapak kan nempel ke tiang, ngebantu nggak buat hidup bapak?
Budi Yaa biasa aja si, nggak ngebantu-ngebantu amat.
Penelti Bapak bayar listrik?
Budi Belom pernah, dari dulu juga belom pernah bayar listrik.
Penelti Pernah ada orang PLN dateng kesini pak?
Budi
Belom pernah si, tapi belom lama ada PLN ke sini. Rumah saya mah
nggak diperiksa, ya rumahnya juga masih rombeng. Yang udah masang
box mah diperiksa, yang belom ada box mah nggak.
Penelti PLN tau apa nggak kalo bapak nempel ke tiang langsung?
Budi
Nggak tau, nggak ada yang dateng ke mari soalnya. Saya mah kalo PLN
tau juga ya tinggal bagaimana PLN aja, kalo kasian ama saya mah ya
nggak apa-apa kali
Penelti Kalo misalnya bapak didenda karena nempel ke tiang, gimana pak?
Budi Ya mau denda pake apa bayarnya, nggak punya saya mah. Nyerah saya
mah kalo disuruh bayar.
Transkrip wawancara Nimah (Tuti), 35 tahun, Selasa, 29 Juni 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Pekerjaan ibu ama suami apa?
Tuti Saya mah ibu rumah tangga kalo suami pabrik di Kohod.
Penelti Pendapatan di keluarga ibu berapa bu?
Tuti 600 seminggu, sebulan sekitar 32an lah .
Penelti Ibu kalo listriknya gimana?
Tuti Saya mah listriknya ngambil di tiang listrik situ. Di sini mah namanya
ngambil api, dari tiang langsung loss watt.
Penelti Menurut ibu listrik sepenting apa si?
Tuti Penting, buat masak, nyuci, kulkas, lampu, TV, ngecas-ngecas HP, gosok.
Penting listrik mah, semua geh udah pada pake listrik.
Penelti Ibu mah dapet listriknya langsung dari tiang ya?
Tuti
Iya, itu di samping rumah saya. Banyak si di sini mah tiangnya, tapi tiang
yang paling deket ya rumah saya, makanya kalo kebakaran rumah saya
geh kena.
xxiii
Penelti Dari awal rumahnya pindah, langsung masang listrik, Bu?
Tuti Iya langsung masang pas pindah, itu ngambil dari sono (tiang listrik
samping rumah informan). Ada kali 3 taonan mah.
Penelti Mertua juga ngambil dari situ?
Tuti Iya mertua juga ngambil dari situ, mertua mah pas saya udah kesini, udah
ngambil dari situ (tiang listrik)
Penelti Kalo mertua nyolok ke tiang dari kapan, Bu?
Tuti Iya mertua mah dari pas rumah itu ada, udah lama dia mah. Udah dari
kapan tau tapi emang dari dulu dia mah nyoloknya ke sini (tiang listrik).
Penelti yang langsung nyolok ke tiang disini siapa aja bu?
Tuti
Banyak di sini mah yang langsung nyolok ke tiang, saya, mertua, keluarga
aki-aki yang udah ninggal, ama di depan ipar saya ada, dia juga ambil dari
sini.
Penelti Berarti di sini semuanya, kaya kulkas, lampu ambilnya dari tiang ya bu?
Tuti Iya semua dah dari tiang.
Penelti Kenapa ibu langsung ambil api kesitu, kenapa nggak masang box?
Tuti
Takut nggak kuat saya bayar perbulannya. Ada si di bank MBK buat
masang box, nanti kita setoran bayaran listrik ke dia, sama si kredit 3 juta
ke dia. Jadi ibaratnya kita kredit buat masang box ke dia. Itu 3 juta udah
semua, ampe dipasangin ama dia, nanti kita setoran tiap minggu 72 gitu.
Penelti Jadi, apa alesan ibu nyolok api kesitu?
Tuti
Takut nggak kebayar, kalo nggak kebayar yang ada nunggak. Sama aja
kalo saya masang box juga nyambung-nyambungnya ke situ lagi. Kalo
nunggak sama aja nanti malah dicabut makanya mending saya ngambil api
aja, deket ini kalo ambil api, kalo jauh mah saya mending make box aja.
Ini mah kabelnya juga cuma seemit doang, noh dari samping saya sekali
ini. Saya mah terus terang aja.
Penelti Ibu tau cara nyolok api gitu dari mana, Bu?
Tuti
Tau dari yang masang loss wattnya, ipar di Lontar. Disuruh dia, katanya
“itu nyolok aja kesitu, deket ini”. Palingan juga saya kalo nyuruh dia
bayar cepe, itu kan dia yang masangin. Ya saya pas rumah jadi langusng
manggil dia tuh terus bilang “colokin tuh kesitu, nyambungin, deket ini”
Penelti Iparnya emang kerja di PLN atau gimana bu?
Tuti Nggak, emang bisa dia mah, dia kan sekolah lulusan SMK bagian mesin
yang nginiin lampu.
Penelti Ada orang lain yang ngebantu gitu bu?
Tuti
Nggak, dia doang sendiri. Berani dia mah, emang udah biasa, udah biasa
dipanggil-panggil dia mah, udah terkenal yang biasa masang-masang juga
si. Ibaratnya mah PLN kampung lah.
Penelti Ibu ada niat buat masang box?
Tuti Niat mah niat tapi sayanya bingung perbulannya. Lagian saya mah deket
xxiv
tiang ini.
Penelti Ibu pernah daftar buat masang box?
Tuti
Belom pernah, saya mah mikrnya ya deket kalopun kebakar ya saya
duluan yang kena, namanya pada ambil api disini. Kalo apinya ngegembus
kan ya ibaratnya ya saya duluan yang kena. Kalo ada ujan ada petir juga
saya takut, takut konslet di atas. Soalnya pernah abis ujan terus konslet,
kabelnya putus gara-gara kesamber petir. Di sini mah resikonya gedean
saya dibanding yang laen.
Penelti Ibu ngambil api kesitu bayar bu?
Tuti Nggak, soalnya kan langsung ambil dari situ
Penelti Ngambil api ke tiang ngebantu nggak buat idup ibu?
Tuti Ngebantu lah, jadinya kan nggak mikirin bayar listriknya, nggak mikirin
beli voucher, tinggal mikirin jajan anak sekolah ama makan aja.
Penelti Pernah ada orang PLN yang dateng ke sini?
Tuti
Pernah itu yang pada ngambil api di sini pada dicabutin, itu yang pada di
depan, yang RT 01 yang pinggir jalan tapi kalo ke daerah rumah saya sini
mah nggak pernah soalnya pojok di sini mah. Kalo pojok mah nyambung
juga nggak keliatan, apalagi saya mah deket, yang diperiksa palingan ya
depan. Kesini-sini mah biasanya liat doang.
Penelti Biasanya, kalo mau ada PLN pada dicabutin apa nggak, Bu?
Tuti
Nggak lah, biarin dia yang nyabut sendiri terus pas dia (PLN) udah pegih
mah pada nyolokin lagi. Nyuruh yang bisa gitu tapi ada juga yang
ketakutan kalo mau ada PLN makanya dicabut terus pas PLN udah nggak
ada dia nyambungin lagi tapi saya mah kalo ada PLN ya saya mah sebodo
aja si, kalo mau cabut ya cabut, Nanti kalo dia pergi ya saya nyambung
lagi, daripada saya nyabut sendiri takut kesetrum, mending dia yang
nyabut.
Penelti Kalo ketauan nyambungin ke tiang gimana bu?
Tuti Didenda kali. Ada yang pernah didenda 1 juta, itu mah gara-gara
masangnya kejauhan.
Penelti Kalo mau ambil api emang nggak ada yang bantu ya bu?
Tuti Nggak, ya itu mah udah urusan kita, kalo dicabut ama PLN ya emang kita
salah.
Penelti Ibu udah ada niatan buat masang box apa nggak, Bu?
Tuti
Nggak, belom kepikiran kesitu, udah enak ambil ke tiang, kalo saya ambil
box takut keteter bayarnya. Masang aja kan sejuta setengah. Diadain si di
MBK, kalo bersih si 3 juta, tinggal setoran kita ambil doang tapi kalo beli
voucher beda lagi.
Penelti Ibu kalo ambil api disini bebas kan ya bu dayanya?
Tuti
Iya, alhamdulillah si belom pernah turun listriknya, ya saya mah ngambil
juga mikir, jangan abong-abong kita ambil terus apa aja dipake nanti
orang yang nggak ngambil api kan jadi gimana gitu.
xxv
Penelti Tapi orang-orang pada tau kalo ibu ambila pi disitu?
Tuti
Tau si, kan bukan saya doang, depan geh sama. Banyak si ada yang loss
watt separo, ada yang ngambil api langsung, apalgi warung kan ada kulkas
yang buat dingin-dingin gitu, TV, segala apa lah.
Penelti Ibu tau ambil api gitu dari siapa bu?
Tuti
Dari tetangga aja saya mah, liat tetangga. Saya mah nggak mau masang
box lah, mau ngambil aja ke sini, kalo dimatiin PLN juga bukan saya
doang ini.
Transkrip wawancara Imah, 42 tahun, Selasa, 9 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Pekerjaan ibu apa?
Imah Saya mah ibu rumah tangga aja sambil jaga warung.
Penelti Ini ngewarung pendapatan sebulan kira-kira berapa bu?
Imah Ya palingan 10 juta sebulan mah ada lah, nggak tau dah pastinya berapa
pendapatan sebulannya.
Penelti Di sini kalo listrik pake yang bayar ke PLN (listrik pascar bayar) apa
voucher (listrik prabayar)?
Imah
Listrik mah pake yang bayar (listrik pascar bayar) ada, voucher (listrik
prabayar) ada. Saya mah ada 2 box. Yang voucher (listrik prabayar) mah
cuma buat AC doang, itu juga kayanya cuma yang 900 si.
Penelti Sepenting apa si bu listrik menurut ibu?
Imah
Penting, sekarang mah apa-apa udah pake listrik. Haduuh kalo nggak pake
listrik mah udah dah bingung, mau mandi bingung, mau apa bingung.
Nomer 1 kayanya dia mah. Di sini mah kan segala apa udah listrik semua.
Segala sanyo, masak, nyuci, ngecas HP, AC, kulkas, haduh udah dah
penting dah.
Penelti Yang voucher sebulan kira-kira abis berapa bu?
Imah
Tergantung ACnya, kadang-kadang kalo nggak dipasang mah sebulan 50
ribu, itu kalo siangnya dimatiin. Kalo dinyalian terus mah kadang 150,
jarang dipasang si ACnya mah, dingin.
Penelti Ibu masang listrik dari dulu pas punya rumah ini apa gimana bu?
Imah Dari dulu, pas kawin geh udah masang. Ada kali sekitar 25 taun lebih.
Penelti Kalo ibu listriknya semuanya ngandelin voucher ama yang bayar PLN aja
atau gimana bu?
Imah Loss watt sedikit-sedikit, sekarang mah nggak loss watt nggak kuat,
makanya kemaren kena denda 300
Penelti Udah lama kejadiannya?
Imah Belom lama. Banyak yang kena, semuanya kan dipereksa, semua kena,
kontrakan saya juga kena
xxvi
Penelti Pernah ada yang minta numpang gitu, Bu?
Imah
Nggak, atuh di sini mah pada punya semua, nggak ada yang nete. Kalo
ketiang ada tuh yang nggak bayar-bayar dia mah, nyontek, ngambil api
tapi yang kena denda mah yang punya box yang bayarnya gede mah. Itu di
belakang banyak yang nyontek, yang ngambil di tiangnya ada, yang
ngambil di tetangganya ada.
Penelti Pas ibu ketauan loss watt, bayar dendanys langsung apa gimana?
Imah
Bayar langsung pas ada dianya (PLN). Atuh namanya PLN dia masuk ke
dalem rumah, ya bagaimana lagi, udah tugas dia. Pas dia liat ketauan, kita
juga udah siap si. Yaudah lah tinggal bayar ke dia, dikasih aja udah 300.
Penelti Itu awal ketauannya gimana, Bu?
Imah
Ada yang diotak atik, lampunya di mati, nyala, mati, nyala. Udah dia mah
tau. Terus suruh bayar tadinya mah suruhnya gope, kasih aja 300, bilang
nggak ada duitnya lagi. Mau diambil mau nggak ya sabodo lah tapi
diambil si ama dia terus boleh masang lagi.
Penelti Dendanya semua rata 300 atau gimaana bu?
Imah Nggak, ada yang cepe, pan diliat pemakaiannya.
Penelti Kalo ibu ini namanya nete atau apa bu?
Imah
Saya mah ambil ke tiang, PLN mah kan bisa, nggak tau lah dipasangin
apa. PLN si yang masangin. Saya mah namanya loss watt, dayanya
dinaikin, loss watt juga nyambungnya ke tiang depan nih, deket ini.
Penelti Di sini kenapa si bu dibilang nete gitu?
Imah
Itu dianya kan nempong gitu. Maksudnya, dia nggak punya gembok terus
ya nete ama kita tapi dia mah bayar, bayarnya ama yang punya gembok.
Bayarnya udah ditentuin.
Penelti Ibu dari kapan loss watt ke tiang ini bu?
Imah Udah lama si. Dari pas bangun rumah ini terus masang box ama langsung
loss watt sekalian.
Penelti Kenapa ibu ambil loss watt ke tiang ini?
Imah Gara-gara ga kuat
Penelti Ibu yang masangin losswattnya siapa bu?
Imah Nggak tau saya mah, PLN si, PLN orang Puri, udah lupa si
Penelti Ibu tau dari mana kalo nambah daya nyambung ke tiang gitu
Imah Tau dari PLNnya lah, PLNnya yang suruh nambah daya ke tiang.
Penelti Tapi ibu ada niatan mau nambah daya lagi ke PLN?
Imah Belom tau juga si. Ya mau mah mau si supaya kuat kalo ada duitnya mah
Penelti Pas kemaren kena denda ama PLN, itu ada yang diputus bu?
Imah
Loss wattnya yang di putus terus denda terus nyambung lagi. Boleh ini
ama PLNnya, kalo dibayar nggak diputus ama dia kalo nggak bayar ya
diputus. Jadi mending bayar 300, jadinya boleh.
xxvii
Penelti Itu yang meriksa orang PLN mana?
Imah Nggak tau dah PLN mananya. Nggak nanya, dia mah udah dibayar
langsun pulang, langsung meriksa tempat laen
Transkrip wawancara Sani, 34 tahun, Selasa, 9 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Pekerjaan ibu apa?
Sani Saya mah ibu rumah tangga doang, kalo suami buruh tapi nggak tentu dia
mah, kalo ada panggilan kerja kalo ga ada yaudah di rumah aja.
Penelti Di sini lampunya pake voucher (listrik prabayar) apa yang bayar ke PLN
(listrik pascabayar) bu?
Sani Kalo ini mah belom pake box, abisnya mau masang tapi boxnya masih
belom ada, jadi ini masih loss watt.
Penelti Loss watt ke tiang mana bu?
Sani Sini nih, di samping loss wattnya
Penelti Sepenting apa listrik buat ibu?
Sani Penting lah, buat TV, kipas angin, kulkas, ya segala macem lah semuanya
pake listrik sekarang mah.
Peneliti Ibu loss watt dari kapan bu?
Sani Dari pas rumah ini jadi saya mah langsung loss watt, 7 taun lebih kali ya.
Peneliti Kalo kaya ibu gini, namanya neta atau apa bu?
Sani Nggak nete saya mah, langsung loss watt ke tiang tapi masangnya manggil
orang, temennya suami si kayanya mah.
Peneliti Itu masang loss wattnya bayar apa nggak bu?
Sani Bayar, lagi itu 600 apa 700 gitu, itu udah rapih semua. Kata dia si katanya
mau bikin box tapi nggak dipasangin sampe sekarang.
Peneliti Yang loss watt banyak bu di sini?
Sani Banyak, atuh kalo nggak loss watt mah mahal
Peneliti Di sini ada tetangga-tetangga yang loss watt atau nete?
Sani Ada banyak di sini mah yang nete segala loss watt, semua di sini mah,
mertua saya,ipar saya juga loss watt
Peneliti Ibu kenapa nggak pake box yang bayar bu?
Sani
Ini mah gara-gara boxnya nggak dipasang-pasang. Abis mau pake voucher
tapi listriknya udah di sambung ke tiang listrik langsung ama dia (PLN
kampung), tapi ampe sekarang dianya nggak dateng-dateng buat masang
box.
Peneliti Ibu tau loss watt dari mana?
Sani Tau dari yang masangin, kalo nggak kenal dia mah saya nggak tau gimana
cara loss watt. Awalnya mah denger-denger dari tetangga, sodara pada
xxviii
loss wat, yaudah saya ikut aja loss watt.
Peneliti Ibu nyambung ke tiangnya deket ya?
Sani Deket nih di sini, di tanah mertua
Peneliti Kalo naro tiang kaya gitu, PLN bayar nggak bu?
Sani
Nggak, makanya kemaren ada yang mereksa terus katanya mau dicabut
punya saya. Terus suami bilang “yaudah sono cabut punya saya, sekalian
aja tuh tiangnya bawa”. Abis digituin dia udah keburu ke belakang gara-
gara suruh bawa ama tiang-tiangnya.
Peneliti Ibu pernah daftar masang box langsung ke PLNnya apa nggak bu?
Sani Belom si.
Peneliti Loss watt ngebantu nggak si buat kehidupan ibu?
Sani
Sama aja si cuma bedanya kita nggak bulanan, nggak bayar. Kan kalo
yang itu (listrik legal) bayar bulanannya, kalo ini mah nggak, jadi nggak
usah mikirin lah.
Transkrip wawancara Iis, 33 tahun, Selasa, 9 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Pekerjaan ibu apa?
Iis Ya begini aja, nyari kerompongan di tempat sampah.
Penelti Ini rumah punya ibu pribadi bu?
Iis Iya, rumah dari pemerentah, kalo nggak dari pemerentah mah ya sama aja
rumah saya rombeng lah.
Penelti Kalo kerjaan bapak apa bu?
Iis Sepintas kadang suka nyari kerompongan, jadi ini mah berhubung ada
yang ngajak kerja, dia kerja di onblock, semacem bikin batu onblock
Penelti Listrik penting nggak si menurut ibu?
Iis Ya, listrik mah penting sebenernya. Kegunaanya banyak si.
Penelti Di sini pake listrik yang bayar (listrik pascabayar) apa voucher?
Iis Saya mah nete depan, ke tiang yang onoh, ntar kan saya mah urusannya
ama dia, seumpama ada ngontrol gitu
Penelti Siapa bu?
Iis Ama si bapak yang punya, tapi saya mah nggak kenal ama bapaknya,
suami saya yang kenalnya mah.
Penelti Itu dia punya box apa yang punya tiang?
Iis
Tiang si kayanya, jadinya saya bayar ama dia. Itu mah udah urusan dia,
ibaratnya saya mah PLNnya ama dia jadi kalo ada apa-apa urusannya ama
dia. Kadang kalo lagi ada uang mah suka saya bayar, saya kasih tapi
kadang kalo saya lagi nggak punya sama sekali mah orang juga suka
xxix
ngertiin si.
Penelti Kalo ke bapak itu ke tiang langsung apa gimana bu?
Iis Ke tiang langsung ama dia mah, kan kita nanti langsung laporan ama dia
Penelti Dia orang PLN bu?
Iis
Iya orang PLN. Waktu itu juga rencana mau bikin, ama orang Kali Baru,
terus kata dia “lah ini mah dibikin geh tanggung, bentar lagi geh
rumahnya dibongkar.” Ini mah berhubung kita dananya belom ada, ya
udah lah ke tiang dulu. Padahal mah udah ada kabelnya, tinggal masang
boxnya aja tapi duitnya belom ada jadi belom dipasang-pasang.
Penelti Ibu mah listriknya langsung ke tiang kan ya?
Iis Iya, deket tuh tiangnya juga, di depan, di tiang yang lama.
Penelti Ini rumah di samping ibu, ke tiang juga ngambil listriknya?
Iis Iya, sama dia juga barengan ke tiang listrik, ya emang jadi 1 kan ama
saya, di campurin gitu.
Penelti Di sini kalo yang nete kaya ibu, ada lagi bu?
Iis Ini mertua. Di depan mah kurang tau juga dah siapa-siapanya.
Penelti Ibu kenapa netenya ke situ bu?
Iis
Kan tadinya saya pencarian nggak ada. Jadi berhubung dia (orang yang
bantu memasangkan listril ilegal) kasian kan ya, yaudah lah masang listrik
nete ini ke tiang terus bayar tiap bulannya ama bapak-bapak yang nganuin
tiang itu.
Penelti Banyak bu yang bayar ke dia selain ibu?
Iis
Nggak tau, cuma saya doang si ama mertua yang saya tau mah, kadang
saya patungan sebulan-sebulannya 15 rebu, tergantung punya duitnya aja
si.
Penelti Ibu jadinya nete langsungnya ke tiang ya bu? Bukan ke box orang?
Iis Iya ke tiang.
Penelti Ibu tau cara bisa nete ke tiang langsung, tau dari siapa bu?
Iis
Kan tadinya RT yang lama ngasih tau, kasian kata dia. Kalo dia mah
hatinya kalo liat orang susah nggak tega jiwanya, makanya dikasih tau
ama RT nya “nete aja ke tiang”. Dia si yang nginiinnya.
Penelti Oh jadi ibu bayarnya ke pak RT Radih?
Iis Iya, itu juga saya kalo lagi punya. Kalo lagi nggak punya mah nggak
bayar. Abisnya dia dulunya kasian liatnya.
Penelti Yang ngebantu buat nete ke tiang selain pak RT, ada lagi?
Iis
Nggak ada, cuma pa RT aja tapi pak RT mah cuma nginiin listrik saya
doang, nggak ke orang-orang. Dia mah cuma sekedar bisa aja makanya
bantuin saya.
Penelti Ibu ada niatan buat masang box?
xxx
Iis
Insyaallah kalo ada milik, ada rejeki mah pengen. Kaya kemaren tuh
sekitar 2 minggu yang lalu kan ada pengontrolan, kan kita takut juga ya
walopun nggak ke rumah saya, paling yang semacem masang box terus
dia nyontek. Itu dia kena sanksi tapi ya tetep aja ngeri ya kitanya mah.
Penelti Apa bu sanksinya?
Iis Bayar, 200 rebu, 300 rebu mah. Untung saya mah nggak kena, kalo saya
kena mah mau duit dari mana. Boro-boro mau ngasih PLN.
Penelti Ibu pernah daftar untuk masang box?
Iis
Di sini kan suka ada yang ngurusin. Kalo kata dia si kita terima bersih
kalo kabelnya ada mah mungkin masang boxnya doang 700 kalo nggak
800. Itu terima bersih
Penelti Emang siapa bu yang biasa ngurusin?
Iis Bang Roy biasanya mah, noh dia mah rumahnya di paling pojok
Penelti Ibu nete dibantu dia juga apa nggak?
Iis Nggak si, palingan saya seumpamanya putus, saya suka minta bantu ama
dia. Palingan kalo minta bantu kasih-kasih uang rokok mah 15 rebu gitu.
Penelti Tapi belom pernah ada PLN dateng kesini bu?
Iis Belom pernah, jangan lah kalo bisa mah
Penelti Kalo nete gitu, nyontek ke tiangnya gitu supaya apa si bu?
Iis Kan menghemat dia mah
Penelti Kalo ini ibu nete ke tiang gitu, nggak dapet sanksi kan bu?
Iis Ya sama aja. Mungkin ibaratnya kalo kemaren ketauan mungkin dapet
sanksi juga, cuma kita ya namanya orang nggak punya
Transkrip wawancara Sarmadi (Didin), Senin, 22 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Di RT sini ada yang dapet bedah rumah pak?
Didin Ada, biasanya dari pagudewan maksudnya bantuan dari pemerintah juga
lah melalui pagudewan. Terus dari pemerintah juga ada.
Penelti Selain menjabat jadi RT, kerjaan bapak sehari-hari apa?
Didin
Saya mah serabutan, apa aja saya mah selama masyarakat nyuruh, ya saya
mah nggak malu-malu kerja apa aja, tapi kalo istri kerja di pabrik
Okoyama. Kadang-kadang kita kuli manen ikan, kadang-kadang saya
nyari kepiting, apa saja saya mah yang penting nggak merugikan orang
dan keluarga.
Penelti Bapak punya box listrik ya pak? Itu yang voucher (listrik prabayar) atau
yang bayar ke PLN tiap bulannya (listrik pasca bayar)?
Didin
Jujur aja, saya punya box listrik. Gimana ya, ketika ekonomi kita
menengah ke bawah, saya pernah coba untuk semua tidak loss watt, untuk
semua apa aja masuk ke itu box listrik, pas kita hidupkan semua, ternyata
xxxi
nggak kuat. Ini mah boxnya, box baru si makanya pakenya voucher.
Penelti Nggak kuat bayar vouchernya atau daya listriknya pak?
Didin Nggak kuat di sininya (kWh meter), emang harus tambah daya, kalo ini
kan yang 4 setengah, yang bersubsidi.
Penelti Bapak berarti loss watt ya, bukan nete?
Didin Saya kalo listrik, penerangan, pake biasa pake box, kalo untuk loss watt
cuma kulkas, pompa aer, kipas angin sama TV.
Penelti Sekarang susah ya pak kalo nggak di akalin?
Didin
Seharusnya si nggak boleh tapi ya gimana. Pertama, terpaksa tapi kalo kita
bandingkan dengan orang yang di atas kita, masih banyak loh yang
usahanya lebih dari saya, yang kendaraannya lebih dari saya, yang
fasilitasnya lebih dari saya, masih banyak. Bahkan dia lebih dahsyat
pemakaiannya dibanding saya. Sekarang contoh, yang di depan, usaha
bengkel, punya mobil, rumah mewah, masih banyak listrik yang loss watt
kok.
Penelti Rumah bapak sempet mau dibedah ya ama pak lurah?
Didin
Bukan ama lurah doang, ada bantuan juga dari dewan soalnya saya salah
satu orang yang pernah dukung beliau dan alhamdulillah terpilh, ya saya
mengajukan. Terus kata pagudewan “insyaallah Pak RT bulan sekian
target pembedahan rumah.”
Penelti Di sini kalo yang menengah ke atas ada juga yang loss watt, Pak?
Didin
Masih ada, ya ibaratnya mah mampu gitu lah. Kenapa saya bilang masih
ada karena waktu pengontrolan listrik dari pihak PLN ya ketauan, dari situ
saya tau bahwa si A, si B yang ekonominya menengah ke atas masih
menggunakan listrik mencuri lah kasarnya mah
Penelti Bapak tau siapa aja yang menengah ke atas dan mereka masih ngambil
api?
Didin
Yang udah-udah si yang pernah dikontrol ama pihak PLN, ya tau kalo
orang tersebut saya bilang menengah ke atas, soalnya punya mobil
contohnya. Kenapa saya bilang si A, si B karena ada pihak pengontrol itu
lah karena beliau itu termasuk denda sekian rupiah berapanya saya nggak
paham. Di sekitar sini lah, bapak Marjan pernah, bapak Sutarjo pernah.
Mereka kan punya mobil
Penelti Bapak dapet bantuan dari pemerintah nggak pak?
Didin
Dapet, diantaranya KIS, PKH yang untuk program sekolah, kartu
perlindungan sosial, kalo jaman dulu mah BBM kalo jaman sekarang mah
nggak turun-turun si. Kalo kartu perlindungan sosial mah itu uang tunai,
yang jaman SBY.
Penelti Menurut bapak listrik sepenting apa?
Didin
Sangat penting sekali, semuanya udah pake listrik, kaya untuk TV, kulkas,
sanyo, kipas angin, ngegosok baju, ngecas-ngecas HP. Pengennya saya
mah di mari nih ya, untuk pemerintah atau pun swasta, di bidang listrik, ya
kalo orang yang menengah ke bawah mah ya jangan gimana-gimana lah,
xxxii
kasian juga. Sekarang kalo kita banding-bandingkan, sekelas saya aja kalo
tiap minggu isi voucher 50, 60 kan kasian, bingung juga. Kalo sebula isi
50 mah masih keembat, soalnya pernah saya coba tanpa loss watt dan
seminggu itu lebih dari 50 ribu.
Penelti Kalo pake loss watt sebulan kira-kira abis berapa pak?
Didin Kalo saya cuma makenya loss watt untuk sanyo, kulkas, TV, ya sekarang
kita 20 ribu, 30 ribu perbulan.
Penelti Kalo misalkan loss watt gitu semau kita atau ada batesan daya lagi si pak
sebenernya?
Didin
Sebenernya mah kalo loss watt perrumah, perorangan mah tergantung
maunya, nggak ada batesnya. Cuma saya mah dari hati nurani yang paling
dalem maunya nggak loss watt sama sekali, ya mungkin keadaan lah yang
membuat seperti ini (menggunakan listrik ilegal).
Penelti Bapak loss wattnya ke tiang yang mana pak?
Didin Tiang ini nih depan warung gubuk.
Penelti Tapi ada banyak pak yang narik kabel dari tiang itu?
Didin Banyak, rumah belakang, rumah depan ke tiang ini.
Penelti Bapak dari kapan mulai pake listrik?
Didin
Jaman saya belom lahir mah udah ada kali tapi saya baru make kayanya
sekitar SMP atau SMA gitu, sedangkan saya lahir taun 77 tapi di sini dulu
mah emang masih banyak yang make pelita. Mungkin pas mau masang
nggak ada biaya, mungkin juga mau numpang ke tetangga nggak boleh,
yang jelas mah banyak dulu mah yang make pelita, orang-orang yang kaya
doang yang udah ada listriknya mah.
Penelti Jadinya bapak mah lisriknya cuma ambil dari tiang listrik ama pake
voucher (listrik prabayar) ya pak?
Didin Iya
Penelti Di sini emang banyak istilah-istilah kelistrikan, itu emang dari dulu atau
baru-baru ini?
Didin
Istilah-istilah kaya gitu mah dari dulu, ada ngambil api, ada nete.
Permasalahannya contoh kaya saya gini, ketika saya mencuri listrik dan
dikontrol ama PLN, kena denda sekian juta misalnya, kita nggak kuat
bayar ya kemungkinan besar box kita dicabut, kesulitannya ketika box kita
dicabut, kita beli lagi di PLN di Puri, nggak bisa kalo pake nama saya
sendiri. Jadi menurut saya, terkadang pihak dari PLNnya pun nggak beres,
kenapa saya bilang nggak beres, ketika menginstalasi “udah pak, begini-
begini aja pak” kata PLNnya, kan kita yang tadinya nggak tau jadi tau
gara-gara diajarin begini (loss watt), yang penting pihak PLN pulang bawa
hasil. Setelah saya susuri ke masyarakat yang lain juga begitu, “kalo
pengen irit begini nih, kan boxnya bisa dibuka”, kata dia, kita mah nggak
paham kan ya dan dia mengajarkan seperti itu.
Penelti Bapak masang box langsung lewat PLN atau melalui orang?
Didin Kalo saya waktu itu ada LISDES, listrik desa yang gratis untuk orang
xxxiii
yang nggak mampu, makanya dayanya kecil ya karena bersubsidi.
Penelti Pas masang itu sekalian diajarin (menggunakan listrik ielgal) ama orang
PLNnya?
Didin Iya pas masang langsung diajarin langsung cara-cara ngambil api gitu.
Penelti Bapak kalo masang box udah lama pak?
Didin Sudah lama, sekitar 2 taun lebih lah, sebelum ada box mah saya pernah
nete ke sodara terus kita bayar perbulan palingan juga 20 ribu.
Penelti Tapi ngebantu nggak pak kalo dapet lisdes?
Didin Ya ngebantu si.
Penelti Berarti bapak udah ambil nambah daya dari tiang listrik udah sekitar 2
taunan juga ya pak?
Didin Betul, udah 2 taun saya ngambil api.
Penelti Di sini kira-kira yang ambil listrik loss watt kaya bapak, siapa lagi pak?
Didin Yang jelas hampir 90 persen warga RT 12 loss watt
Penelti Kira-kira karena apa tuh pak?
Didin
Kalo kita bilang untuk yang menengah ke bawah mungkin iya faktor
ekonomi, mungkin yang menengah ke atas ya begitu, ingin mengurangi
pengeluaran. Kalo yang menengah ke atas kan punya AC, punya mesin
cuci segala macem, kalo kita kan boro-boro mesin cuci.
Penelti Jadi bapak tau cara supaya daya lebih besar dari PLN langsung ya?
Didin Iya betul, “bapak kalo belom ada biaya begini aja”, itu kata PLN, PLN
resmi soalnya dia pake id card
Penelti Jadi kalo misalkan bapak mau semuanya pake yang voucher, itu tinggal
nambah daya doang kan ya pak?
Didin Betul, tapi kalo nambah daya nambah biaya lagi
Penelti Kalo nambah daya cuma nambah biaya pas masang aja kan? Selanjutnya
voucher udah masing-masing kan?
Didin Iya betul, dan kemungkinan besar sudah nggak bersubsidi, soalnya box
yang diatas 4 setengah itu udah nggak subsidi.
Penelti Bapak kan loss watt ya sedikit-sedikit, itu ngebantu nggak si?
Didin
Kalo cerita ngebantu, ya sangat membantu, cuma kan kita manusia ingin
menjadi manusia yang jujur. Membantu pun kalo kita masih ada ganjel di
hati, ya buat apa ya. Kalo nggak inget agama mah, ya ngebantu lah.
Penelti Pernah ada PLN yang dateng ke tempat bapak terus tau kalo bapak loss
watt dikit-dikit?
Didin
Tau, dia (PLN) tau sendiri, pan dia punya alat. Ketika rumah tersebut ada
loss wattnya, alat tersebut berbunyi, terus ditanya “bapak masang loss watt
ya?, bapak kena denda, begini, begini”. Terus saya mah nggak mau
pusing, udah lah kita mah nggak mau ke kantor-kantor lah, udah lah kita
kasih uang rokok aja lah waktu itu si 100 ribuan.
Penelti Kejadiannya udah lama pak?
xxxiv
Didin Udah lama, ada kali hampir 6 bulanan mah.
Penelti Setelah dikasih uang rokok dia diem pak?
Didin
Iya diem, nggak dicabut cuma kan dia mau bikin surat pernyataan buat
bayar ke sono, surat denda, surat tilang kali lah ibaratnya mah tapi saya
nggak mau. Saya mah nggak mau pusing, saya mah orang nggak bisa apa-
apa, saya kasih aja uang rokok, udah dah tuh beres. Kalo di tempat lain
malah ada yang sampe sejutaan, ada yang lebih malah. Sekarang begini
Mba, yang saya tau PLN tuh ketika mendenda yang mempunyai loss watt,
dia juga sama liat-liat orangnya, dia juga punya rasa kasian, liat orangnya
“oh orangnya kehidupannya seperti apa”. Kalo yang seperti punya mobil,
punya usaha bisa 2 jutaan.
Transkrip wawancara Sarminah (Minah), 37 tahun, Senin, 22 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Ibu kerjanya apa?
Minah Dagang ayam, kalo suami mah kerja pabrik terpal mobil.
Penelti Kalo ibu listriknya dari mana bu?
Minah
Langsung dari tiang loss watt, nggak ada boxnya, belom masang saya
mah. Nanti kalo ada uangnya mah dipasangin. Nanti mah kalo ada
pengontrolan kalo ketangkep ya tanggug jawab sendiri dah, beruntung aja
ini mah. Kalo ketangkep terus mau dicopot, dicopot dah. Nanti kalo udah
dicopot baru dah masang box.
Penelti Menurut ibu listrik penting nggak?
Minah Penting, nggak penting mah nggak usah loss watt.
Penelti Di sini emang listrik untuk apa aja bu?
Minah Kulkas, lampu, masak, ama ngecas-ngecas. Saya mah nggak pake sanyo,
masih numpang saya mah. Ada sumur geh masih sumur nimba.
Penelti Ibu jadinya listrik dapet dari loss watt di tiang langsung ya bu?
Minah
Iya, saoalnya nene aja yang 1 juta aja dikasih box bohong, suratnya aja
surat palsu makanya saya suka ragu juga kalo mau masang. Makanya nene
ga pernah bayar listrik dia mah. Di sini mah kalo dikontrol mimilikan,
kalo dia rasa perlu dicabut ya dicabut, kalo nggak diperingetin doang
suruh masang.
Penelti Pernah disuruh masang, Bu?
Minah Belom si, belom dikontrol-kontrol udah 2 taun lebih kali ya.
Penelti Ibu dari kapan pake listrik?
Minah Lama juga dah, sebelum pindah ke sini juga udah pake si.
Penelti Sebelum rumah ini jadi, ambil loss watt juga bu?
Minah Iya loss watt, ini juga loss watt tapi belom lama si, baru mau setaun lah.
xxxv
Penelti Ibu loss watt langsung ke tiang siapa yang masangin?
Minah
Nyuruh orang yang biasa masanginnya. PLN orang sini, Bang Kasino.
Palingan nyuruh dia ngupahin kadang cepe sekali masang, kadang pegoh.
Tergantung kita mau ngasih dianya
Penelti Di sini ada istilah-istilah kaya ngambil api ya bu?
Minah
Iya, nete gitu juga ada, itu mah kalo dia nggak nyambung ke tiang, nete
lah ama orang yang ada box tapi yang ada box, nyambung-nyambung juga
ke tiang.
Penelti Di sini yang loss watt atau nete gitu, yang ibu tau siapa aja bu?
Minah Nggak tau dah, yang saya tau mah samping rumah saya si.
Penelti Kenapa ibu pake listrik yang langsung loss watt ke tiang?
Minah Ini mah dananya belom ada, mahal kan boxnya, bisa abis sejuta
setengahan lah.
Penelti Dari mana ibu tau masang listrik langsung ke tiang?
Minah Kan disuruh ama yang masangnya, ada PLN yang suka bantuin
masangnya gitu.
Penelti Jadi ibu tau dari PLN yang suka masangnya bu?
Minah
Iya tau dari PLN yang suka masanginnya, “ibu nyontek dulu sementara,
daripada gelap, ntar kalo ada duit baru masang ininya (kWh meter)” gitu
katanya
Penelti Nggak dari tetangga atau omongan-omongan bu?
Minah
Bukan, emang dari dia yang nginiin si dari pertama kali niat mau masang
geh gitu, udah lah nyuruh dia aja lah, nyontek aja dulu dah, yaudah
nyontek dah.
Penelti Pas masang loss watt yang bantu orang PLN doang bu?
Minah
Iya, tapi dia mah sebenernya orang-orang sini juga yang biasa masang
listrik terus nanti kita bayar ke dia gitu. Saya kemaren mah cuma 150 tapi
pas pertama masangnya mah 400. Pertama masang pas rumah masih bilik
ama orang PLN juga si. Kedua kalinya ama orang ini mah cuma mindahin
doang, jadinya cuma 150 udah sampe tiangnya.
Penelti Ada niatan buat masang box, Bu?
Minah
Niat kalo ada duitnya mah, ini mah cukup buat makan doang. Dulu udah
pernah daftar buat dapet box. Baru daftar doang si nggak saya urusin lagi,
abisnya dia belom ngontrol lagi si kemari.
Penelti Di sini pernah ada pengontrolan, Bu?
Minah Ada kali kemarinya 3 bulanan kemaren mah, udah lama juga.
Penelti Gimana pas ada pengontrolan, Bu?
Minah
Palingan kata PLNnya: “ibu belom masang box ya?, yaudah saya kasih
waktu buat masang”. Saya bilang aja “iya insyaalllah nanti kalo ada uang
saya masang”. Udah si gitu doang ngasih peringetan doang, tapi saya kalo
mau dicabut mah terserah, kalo nggak kasian ama saya mah, saya puny
xxxvi
anak kecil. Waktu dia masih bayi saya sempet mau dicabut tapi ga jadi
soalnya dianya kasian. Terus ya nggak diputusin tapi dia bilang “kalo
misalnya ibu ada duit, langsung ke puri ya” tapi ampe sekarang geh belom
ada-ada duit.
Penelti Ibu loss watt ngebantu nggak si?
Minah Nggak, nggak ngebantu. Sama aja
Penelti Walaupun ibu langusng ambil ke tiang, PLN juga udah tau ya bu?
Minah
Iya udah tau, kan udah kontrol. Saya mah nempelnya ikut ke tiang pinggir
jalan si yang deket warung itu tuh, makanya ketauan. Itu juga kabelnya
boleh beli yang pas pertama masang yang 400 rebu itu. itu yang pas
masang 400 rebu ampe sekarang belom dicopot-copot alhamdulillah.
Penelti 400 udah dapet kabel bu?
Minah
Iya udah dari PLN yang masangnya, terus dia juga ngomong “ntar kalo
ada apa-apa saya yang tanggung jawab”, kata si bapak-bapak yang
masang itu.
Penelti Kalo ambil langsung dari tiang berarti nggak ada batesannya berapa-
berapanya ya bu?
Minah Nggak, tapi ini mah kita nggak semena-mena ngambil apinya takut di
sananya kebakaran.
Penelti Kalo kaya gini (menggunakan listrik ilegal) tiap bulan bayar listrik apa
nggak bu?
Minah Nggak.
Penelti Udah berapa lama bu pake listrik yang kaya gini?
Minah
Udah 4 taunan, dari rumah yang dulu ama rumah ini, sebelumnya mah
saya nete ama tetangga, terus bayar ama yang punya box. Tapi sekarang
dia udah masing-masing soalnya nggak kuat, dulu mah kan asal ada yang
punya box, nete gitu yang nggak punyanya.
Transkrip wawancara Widya, Senin, 22 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Kalo pendapatan di rumah tangga ibu berapa?
Widya Suami mah ngojek, nggak tentu dapetnya, kadang-kadang 30, kadang
gocap, kadang nggak sama sekali. Ngojek mah nggak pasti.
Penelti Kalo ibu kerja apa bu?
Widya Di rumah pak sekdes, bantu-bantu nyuci baju, bersih-berish, cuci piring,
ya gitu- gitu aja, gaji seminggunya 150.
Penelti Ibu listriknya sedikit-sedikit loss watt ya bu?
Widya
Iya lah soalnya sekarang mah apa-apa mahal. Jangankan yang ga punya,
yang punya aja begitu. Iya lah semuanya di sini mah, nggak ada yang
semuanya asli (tanpa aliran listrik ilegal).
xxxvii
Penelti Ibu dapet bantuan dari pemerintah apa nggak?
Widya
Iya dapet, itu rumah kemaren dibedah dari dewan tapi ya masih nyicil-
nyicil, belom di kramik semua. Kadang juga dapet beras ama telor tiap
bulan, ama yang SMA dapet duit tuh tiap taun sejuta, ama BPJS dari
pemerintah, nggak bayar-bayar si saya mah BPJS juga.
Penelti Menurut ibu, listrik penting nggak bu?
Widya
Penting lah, kalo nggak penting mah atuh gelap kalo malem, belom lagi
segala buat TV, kulkas, sanyo, hp ngecas-ngecas, gosok, lah segala
macem lah pake listrik sekarang mah.
Penelti Ibu listriknya ada boxnya?
Widya
Ada boxnya mah tapi ya loss watt dikit-dikit buat kamar mandi, kulkas,
ama TV, yang bayarnya gede-gede doang. Namanya juga orang keadaan
duitnya pas-pasan, tapi sama aja si yang mampu juga dia begitu lah.
Penelti Kapan pertama pake listrik, Bu?
Widya
Udah lama. Dulu mah kita yang nggak punya box pada nete terus
bayarnya ama yang punya box. Tapi yang punya box tetep nih nempel ke
sini (tiang listrik). Seinget kita mah pas kita kecil masih pelita si, 10
taunan mah ada kali awal make listrik. Dulu mah jamannya nete, sekarang
mah udah jarang si. Sekarang mah udah pada punya box sendiri, sekarang
mah pada loss watt, nggak semua si palingan separonya loss watt.
Penelti Di sini istilah-istilah nete, ngambil api, itu gimana si bu?
Widya Itu mah udah bahasa dari dulu si, sekarangmah udah jarang yang nete si
palingan loss watt-loss watt
Penelti Pake listrik yang loss watt udah berapa lama, Bu?
Widya Pas yang kata pengeluaran di desa (LISDES), ada kali 2 taunan.
Penelti Di sini emang banyak bu yang loss watt?
Widya
Banyak, rata-rata loss watt, kalo nggak loss watt mah pendapatannya abis
buat listrik doang. Ini juga kalo malem mah listrik dimati-matiin si,
palingan buat luar daong ama kipas angin. Cukup lah buat ngehemat-
hemat mah, makanya kalo saya mah yang 25 bisa buat sebulan.
Penelti Pasti nambah lagi atau emang udah 25 doang?
Widya 25 doang, nggak nambah-nambah lagi.
Penelti Tau loss watt dari mana, Bu?
Widya Pan diunjukin ama yang masangnya, “yang mana yang mau diloss watt”,
kan di tanya.
Penelti Yang masang loss watt orang PLN, Bu?
Widya Nggak, orang PLN kampung dia mah, masih tetangga si. Dia mah orang
Kali Mati tapi masih keluarga.
Penelti Ibu ada niatan buat ganti ke listrik yang murni, yang nggak loss watt sama
sekali?
Widya Kaga kali lah, udah enak loss watt. Abis kita pikir bukan kita doang yang
xxxviii
begitu, yang ngarti yang alim aja ya begitu, ya sabodo amat lah. Kalo mau
diputusin ya putusin lah bareng-bareng.
Penelti Itu loss watt dikit-dikit ngebantu nggak buat hidup ibu?
Widya Ngebantu lah.
Penelti Pernah ada orang PLN dateng ke rumah ibu?
Widya
Nggak, tapi sering pengontrolan. Kalo ada PLN kita cabut-cabutin yang
loss wattnya. Bukan kita daoang si yang gitu, semua. Kalo ada yang
ngasih tau nih “ada PLN kontrol, yang loss watt-loss watt cabutin”, udah
pada dicabutin.
Penelti Nyabutin sendiri apa gimana?
Widya
Atuh nyuruh yang bisa masang listrik, kita ngupahin tapi kalo PLNnya
udah pergi kita masang lagi, nyuruh dia lagi. Biasanya si pas bulan puasa
datengnya, itu juga nggak semua rumah dikontrol si, dia mah ngacak.
Penelti Ibu pernah kena denda?
Widya
Nggak, kalo belah sono noh pernah disuruh bayar, bayarnya setiap bulan
gitu, diangsur gitu. Lurah noh disuruh bayar noh gede, dulu dia suruh
bayar 15 juta apa berapa gitu. Dia lagi gede makenya, segala AC, aer dia
mah. Tapi saya mah belom kepikiran buat masang listrik yang murni yang
nambah daya gitu si, yang udah ada aja jalanin. Kalo dikontrol terus
dicabut, ya cabut lah, bareng-bareng ini, bukan kita doang. Biar gelap,
gelap semua.
Penelti Ibu emang kenapa loss watt dikit-dikit?
Widya Ya karena ekonominya juga ga ada lah.
Transkrip wawancara (Nisa, 66 tahun, Senin, 22 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Ibu kerjanya apa?
Nisa Saya mah bantu-bantu jaga warung. Nggak digaji ngebantuin geh,
palingan mau nyayur saya minta di dia, ngambil aja gitu ga bayar.
Penelti Ibu dapet bantuan dari pemerintah?
Nisa
Dapet yang dari sekolahan yang kartu pintar, itu mah yang masih sekolah
SMP. Beras ama telor juga dapet si, kalo lagi duit ya duit, kalo lagi beras
ama telor atuh beras ama telor.
Penelti Listrik penting nggak bagi ibu?
Nisa
Penting, saya noh listriknya udah enet enetan, saya mah pake voucher tapi
loss watt dikit-dikit. Dikit doang nggak banyak, abis saya kewalahan.
Nggak ampe sebulan udah abis 50 kalo nggak loss watt mah. Saya mah
loss watt juga tiangnya deket ini si, nih di depan.
Penelti Ibu listriknya yang subsidi dari pemerintah?
Nisa Saya mah yang ngeredit 750 itu, masih baru ada kali 2 taunan mah.
xxxix
Soalnya saya dulu masang lampu udah beberapa kali ditipu, minta surat
inilah itu lah, duit udah 700 rebu, box mah nggak dapet. Sering, udah 2
kali. Udah begitu ya loss watt aja, terus ada LISDES, saya bikin aja box
yang pake pulsa.
Penelti Di rumah ibu, listrik untuk apa aja bu?
Nisa Sanyo, TV ama kulkas. Nggak make Ac saya mah.
Penelti Sebulan biasanya abis buat listriknya berapa bu?
Nisa Gocap, saya mah nggak pake apa-apa si, di luar doang kalo malem, di
dalem mah mati semua, makenya saya irit-irit.
Penelti Ibu dari dulu udah pake listrik?
Nisa
Atuh udah, saya mah dari dulu ditipu orang, kalo duitnya mah udah cuma
boxnya belom, taunya saya cuma dipasangin kabel doang. Kata dia “kalo
ada apa-apa ntar tanggung jawab saya”. Akhirnya saya iniin, nggak ada
orangnya, kabur. Udah 2 kali saya kaya gitu.
Penelti Kenapa ibu dikit-dikit loss watt?
Nisa
Abis saya kewalahan kalo semua dari voucher mah. Kalo semua dari
voucher mah abis uang saya buat listrik doang, nggak ada buat anak saya
sekolah, ongkos, beli beras, segala macem.
Penelti Loss watt udah lama bu?
Nisa
Ya itu awalnya mah gara-gara yang ditipu box itu, taunya dia cuma
nyambungin ke tiang doang. Atuh saya jadinya loss watt tapi ggak tau dah
udah lama kali ya loss wattnya, ada kali lebih dari 8 taonan.
Penelti Di sini tetangga ibu yang loss watt siapa aja?
Nisa
Atuh banyak disini mah kalo mau ngeliatin satu-satu mah, ada box juga
banyak yang masih loss watt. Yang kaya geh loss watt, apalagi yang
miskin yang nggak mencari sama sekali kaya saya.
Penelti Ibu tau loss watt gitu dari mana?
Nisa
Saya mah ngikutin orang-orang aja, orang-orang kan pada begitu. Kalo
nggak di gituin mah berapa hari geh udah abis vouchernya. Ini mah
mending 50 sebulanan.
Penelti Ibu ada niat buat nggak loss watt nggak?
Nisa Atuh kalo kuat mah saya nggak mau loss watt, takut saya geh, takut
didenda ama PLN.
Penelti PLN ada yang tau kalo ibu loss watt?
Nisa Nggak, palingan kalo ketauan diputus kali
Penelti Tapi ngebantu nggak si kalo ibu loss watt dikit-dikit?
Nisa Ngebantu si, kalo nggak mah saya 50 nggak bakalan sampe sebulan, kalo
malem tapi saya matiin semua, nggak ada yang diidupin.
xl
Transkrip wawancara Bunga, 30 tahun, Rabu, 24 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Kerjaan ibu sehari-hari apa?
Bunga
Begini aja (metikin eceng) kalo lagi ada pesenan, wawarungan geh apaan
udah abis buat sekolah anak. Suami saya mah ngumpulin limbah doang,
jual beli gitu, kalo lagi ada duit mah dibeli kalo ada yang jual limbah, kalo
nggak ada mah nggak dibeli, paling geh nganter anak sekolah doang.
Penelti Listrik di rumah ibu pake voucher atau pake yang bayar ke PLN?
Bunga
Masih loss watt saya mah, makanya kalo ada duit mau dibikinin voucher
(listrik prabayar) tapi denger-denger mau diganti lagi ama yang box
(listrik pascabayar), jadi bingung.
Penelti Jadi ini nete, Bu?
Bunga
Nggak, ngeloswatt aja langsung dari depan abis belom ada duit lah.
Makanya biarin dah walopun dikata loss watt juga yang penting mah buat
anak dulu dah, lampu mah biarin, asal terang aja.
Penelti Menurut ibu, listrik penting nggak, Bu?
Bunga Kalo listrik mah emang penting. Saya mah kalo ada duitnya mau diburuin
masang box, ini mah duitnya lagi nggak ada, lagi dipake kebutuhan anak.
Penelti Kalo di rumah ini listrik buat apa aja bu?
Bunga Itu TV, kulkas, gosok baju, ama kompa aer
Penelti Ibu jadinya listrik masih langsung ambil dari tiang ya?
Bunga
Iya, ngelos watt aja lah selama belom kepasang kilometer. Saya loss watt
itu ke tiang depan yang di ujung, lumayan jauh juga si kalo nariknya dari
sini ke sono mah.
Penelti Ibu sebenernya emang pengen loss watt atau nggak si?
Bunga
Nggak mau sebenernya mah loss watt-loss watt gini. Namanya kita tiang
listrik jauh jadinya ditunjang ampe tiangnya make bambu biar supaya
kabelnya nggak mendoyot.
Penelti Udah dari kapan make listrik yang loss watt?
Bunga
Dari pas pindahan ke sini langsung make yang loss watt abis gelap. Biarin
lah katanya mau ditangkep, ditangkep juga berame-rame ini. Orang
kayanya aja banyak yang loss watt, apalagi saya yang nggak punya.
Banyak dah kalo diselusurin mah, kadang di depannya aja box nanti di
dalemnya mah dia ngomongnya mah make voucher eh tau-taunya ngeloss
watt juga, banyak di sini mah. Ada juga yang pake boxnya setengah, ada
yang voucher setengah, ntar nyontek setengah, banyak begitu. Mending
kalo buat lampu doang, ada yang make buat AC juga. Udah kita mah fair-
fairan aja. Kemaren juga kata PLN “bu, ini kenapa begini (loss watt)”,
“lah pak mending saya begitu aja lah pak dari pada saya pake voucher
terus nyontek”. Terus saya disuruh ke kanto tapi saya nggak ke kantor
takut didenda. Kalo kita ke kantor soalnya ya pasti didenda kan udah
dapet surat biru, kalo udah dapet surat biru mah udah pasti kita kena
xli
dendaan, udah biarin lah, mau dicabut, cabut lah.
Penelti Di sini yang orang kaya tapi loss watt, kira-kira siapa bu?
Bunga
Banyak, banyak di sini mah yang loss watt, pada nyontek, yang punya
mobil juga loss watt, karuan saya mah nggak punya apa-apa. Masih
mending orang miskin, kalo loss watt buat lampu ama TV, kalo orang
kaya mah segala AC. Kita mah tau diri aja, kadang kalo udah malem,
matiin semua yang di dalem, paling di luar doang jangana ampe gelap,
kita mah asalkan paranti maghrib ama isya aja.
Penelti Kapan awal pake listrik, Bu?
Bunga
Dulu mah saya nete ama abang, jadi abang pas kita udah bikin rumah,
udah lah pindahin aja lah, beli kabel aja terus di sambung ke tiang
listriknya. Abang mah ada boxnya, dulu mah saya lampu doang si, nggak
punya TV waktu rumah yang sebelomnya mah.
Penelti Emang kalo misalkan loss watt gimana caranya, Bu?
Bunga Ini kabel item (kabel twisted) langsung disambungin ke tiang listrik
Penelti Di sini ada istilah-istilah nete, ngambil api, itu gimana si maksudnya, Bu?
Bunga
Kalo ngambil api mah langsung dari tiang kaya saya gini nih, kalo nete
tergantung si seumpama tetangganya ada box, dia netenya ke box tetangga
nanti kita bayar ke tetangga. Banyak juga si yang nete sambil ngambil api,
banyak yang kaya gitu di perkampungan mah. Jangankan di
perkampungan, di Jakarta juga kabel udah pada bejejet kalo kaya kita si
pengen masang voucher tapi masang sejuta setengah. Di sini juga suka ada
tetangga kalo yang kalo beli voucher belinya yang 20 rebu, terus saya
tanya”emang nahan 20 rebu sebulan?, pakenya pa aja?.” Dalem hati mah
bilang “gua juga bisa kalo 20 rebu sebulan mah”, terus taunya dia separo
loss watt. Biasanya yang 20 rebu sebulan palingan buat lampu doang,
lampu juga kan dinyalain pas malem doang. Dulu juga pernah ada PLN
pada dateng ke sini mau mereksa yang loss watt-loss watt, terus saya
bilang aja “ya gua mah udah loss watt si, mau ngapain dipereksa, udah
biarin aja lah, mau penjara, penjara dah, berame-rame ini di penjara tapi
jangan saya doang sendiri, banyak yang loss watt”. Diem dia, terus dia
bilang “nih bu ntar dateng ya ke kantor” lah dateng ke kantor palingan geh
didenda gua, “nanti aja lah saya masang lampu kalo udah ada duitnya, ini
mah lagi anak pada sekolah lah” kata saya begitu. Jadi saya dikasih kartu
biru suruh dateng ke Puri. Banyak orang sini yang dateng tapi saya mah
nggak dateng terus saya bilangin aja ama orang-orang yang udah dateng
ke sono “emang ngapain dateng, anggap aja lu nganterin nyawa ke sono”,
eh bener aja pada didenda.
Penelti Banyak bu orang sini yang dapet kartu biru?
Bunga
Banyak si yang pada didenda. Ponakan saya kena, dibayarnya perbulan
tapi dia udah nggak loss watt, takut kali ya. Dulu mah dia masih loss watt
ada voucher geh. Ngeloss watt buat kulkas ama aer. Didenda dia 8 juta
kalo ga salah, tapi dia bayarnya setiap bulan. Di sini ada juga yang 15 juta
didendanya tapi di daerah Bubulak Bom, orang-orang yang didendanya
xlii
gede mah malah milih mending masang baru dari pada bayarin dendaan.
Penelti Ibu jadinya mulai loss watt pas rumah ini jadi aja ya?
Bunga
Iya udah hampir mau 4 taun lah. Dulu mah masih nete ama abang soalnya
cuma pake TV ama lampu 1 doang terus pas nambah lampu lagi, saya
ngeloss watt takutnya abang nggak kuat.
Penelti Di sini yang nete atau loss watt banyak bu?
Bunga
Banyak, belakang, ujung, pojok ada noh 4 rumah, dia punya box tapi
nggak bayar, box bodong cuma buat hiasan doang kalo mau bayar
namanya nggak terdaftar di PLN jadi kan sama nyolong api juga.
Penelti Ibu mah jadinya langsung loss watt ke situ (tiang depan) ya bu?
Bunga Iya, boxnya ama uangnya beloma ada.
Penelti Ibu tau bisa loss watt, tau dari mana bu?
Bunga Kan orang-orang yang loss watt awalnya juga, kita mah ngintilin aja
Penelti Masang sendiri bu?
Bunga Nggak, dipasangin ama temen, orang jauh si pas itu dia lagi kebeneran
memaen terus dia bisa gitu, yaudah dipasangin.
Penelti Bukan ama bang Kasino, Bu?
Bunga
Bukan, sebenernya mah di sini banyak si yang bisa ngebantuin loss watt,
bukan dia doang. Kadang orang kampung geh bisa, ibaratnya bisa benerin
lampu. Tadinya saya udah mau masang ya, bawa duit 200 rebu terus kata
pegawai kantor desa minimal 300 rebu terus taunya nggak dapet, nggak
diterima kurang cepe doang, minimal katanya kudu masukin 300 rebu
baru bisa dapet voucher sekalian nyicil. Terus saya bilang aja begini
“jangan salahin saya kalo saya ngeloss watt, kalo saya ngeloss watt
ditangkep, tangkep semua, saya tunjuki orangnya satu-satu.” Makanya
kemaren PLN dateng lagi dateng lagi.
Penelti Kapan bu datengnya?
Bunga
Lagi kemaren pas mau bulan puasa. Di Kampung Kebon Kuda si belom
lama nih, makanya orang-orang lagi pada siap-siap kalo di sini mah, yang
loss watt udah dicabut-cabutin tapi nggak ke sini si. Biasanya si kalo dari
Kebon Kuda, dia ke sini tapi nggak si nggak ke sini kemaren mah, Kebon
Kuda doang kemaren mah.
Penelti Ibu tau dari mana kalo mau ada PLN?
Bunga
Kan orang sini pada ngeliat, apa lagi kalo ada mobil dia, udah pada siap-
siap aja kalo ada mobil dia mah, ada yang ngumpet, ada yang ngomong
“woi noh mau ada PLN”. Ya terus mau diapain ya, tetangga mah ngeloss
watt, malah ngumpet di rumah saya takut di denda. Saya mah ngeloss
watt, ngeloss watt aja. Kita mah ngomong seadanya aja kalo ditanya mah,
kalo disuruh masang atuh kita belom punya duit mah gimana, nggak apa-
apa kalo mau diutangin dulu mah ama PLN ntar bayarnya berapa gitu tiap
bulannya.
xliii
Penelti Kalo rumah ibu pernah didatengin PLN berapa kali?
Bunga Sekali doang yang pas dikasih surat tapi saya mah nggak dateng
Penelti Ibu udah pernah daftar buat masang box?
Bunga Dulu mah pernah daftar yang saya bawa duit 200 terus gak bisa, gak
diterima. Makanya saya masih loss watt.
Penelti Loss watt tuh gebantu nggak si buat kehidupan ibu?
Bunga
Ngebantu, ini bisa nonton TV pas iseng terus jadi kaga bayar tapi kalo
mau diperinciin mah ya kita nyolong api mah nyolong api tapi berhubung
kita namanya kebutuhan anak banyak. Jangan lagi kita yang nggak punya
duit, kadang yang ada duit juga masih ngeloss watt. Enakan yang punya
duit ngeloss wattnya, kalo yang punya duit mah segala pasang AC. Kita
mah kalo loss watt juga nggak asal pake.
Penelti PLN berarti tau ya kalo ibu loss watt?
Bunga Tau dia mah kalo saya loss watt, udah 2 kali ngontrol ke sini.
Penelti Kalo didenda langsung pernah, Bu?
Bunga
Belom pernah, tapi ada juga si yang bayar langsung. PLN juga nyari duit
si makanya suruh bayar langsung, di kantornya mah nggak yang namanya
dendaan bayar di tempat, kalo bayar di tempat mah ibaratnya mah
sogokan gitu. Ada juga kalo yang udah ngarti ama banyak duit mah,
misalkan dia loss watt terus dia tau kalo PLN dateng, udah dia mah tinggal
siapin duit di kantong kalo orang kaya, terus pas salaman kekep aja tuh
tangannya pake duit sambil bilang “bilang aja udah aman”. Udah kalo gitu
mah pulang PLNnya juga, kalo orang kaya mah gitu kalo kita mah ya
sejujurnya aja loss watt. Itu aja yang dulu jadi lurah masih ngeloss watt.
Pas itu dia pernah didenda tapi tau dah masih loss watt apa nggak. Dia
mah kalo ada PLN santai aja soalnya kan ada duitnya, kalo kita mau make
apa bayarnya.
Penelti Ibu dapet bantuan dari pemerintah bu?
Bunga Dapet bantuan yang PKH doang, yang anak sekolah itu, dapet palingan
600 rebu ama beras ama telor doang tiap bulannya.
Transkrip wawancara Sri, Rabu, 24 Juli 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Pekerjaan ibu sehari-hari apa?
Sri Dagang cendol, sambil ngaji-ngaji tapi kalo yang ngajar si anak saya
ama suami, kalo saya palingan gantiin doang.
Penelti Pengajian adanya dari jam berapa sampe jam berapa bu?
Sri
Malem dari jam 7 sampe jam 10, ada 3 tingkatan gitu, ganti-gantian. Di
sini yang ngajinya ada kali hampir 60an mah. Namanya pengajian
kampung ya, nggak dipatokin harus bayaran segini-segininya tapi kalo
mau ngasih palingan seikhlasnya aja, yang ngasih mah ya diterima
xliv
yang nggak mah yaudah. Kalo yang ngasih paling gede mah 20.
Penelti Di rumah ini lampunya bayar pake voucher atau gimana bu?
Sri Voucher, sebulan 2 kali ngisi, sekali ngisi yang 50an, ya sekitar 100
rebu lah sebulannya.
Penelti Itu buat apa aja bu?
Sri Ya semua, kadang kita kalo nggak punya duit 50 mah, ngisi 20 rebu,
sepunyanya duit aja si
Penelti Tapi ini loss watt dikit-dikit apa nggak, Bu?
Sri
Loss watt, ini majlis ngaku nih, nggak boong, majlis loss watt ama
kulkas, aer juga loss watt, kalo voucher semua mah nggak kuat. Pas itu
udah coba murni semua, terus nggak kuat, turun melulu. Kan ini majlis
berapa biji ya lampunya. Pas lagi nyoba murni, anak-anak lagi ngaji
sering turun, kan anak-anak yang pada ngaji segala ngecas hp, segala
apa, makanya turun lagi, turun lagi. Makanya saya coba diloss wattin
lagi aja dah.
Penelti Menurut ibu, listrik sepenting apa?
Sri Penting, atuh nggak penting mah anak-anak kalo ngaji nggak keliatan.
Penelti Di sini listrik emang buat apa aja?
Sri
Segala TV, kulkas, lampu, aer, ya semua dah. Tapi kalo loss watt mah
cuma lampu buat majlis, aer ama kulkas doang selebihnya mah udah
voucher
Penelti Ini loss wattnya langsung ke tiang?
Sri
Iya kayanya mah, anak saya yang ngituin abis turun melulu jadinya
udah lah loss watt aja. Makanya kalo ada yang ngontrol “ini majlis ya
bu?”, yaudah palingan dia nanya doang, dliat, udah si gitu doang kalo
ngontrol.
Penelti Ibu dari kapan mulai pake listrik?
Sri
Dari jaman box udah pake listrik. Dulu mah kalo ngajar ngaji
kebanyakan yang nggak mampu, anak yatim, terus bayar box mahal aja
padahal nggak punya apa-apa, nggak punya TV, nggak punya kulkas
tapi bayarnya 150, 170 tapi itu lampu doang. Terus kata PLN saya
nggak bayar-bayar, saya nerima tuh nggak bayar-bayar, emang
nyatanya gitu, nggak bayar 8 bulan kalo nggak salah, terus kata PLN
“Pak, saya cabut ya” terus kata suami saya “iya Pak, saya nggak kuat
bayar”, eh PLNnya nanya “emang bapak ngajar ngaji ya?.” Terus ama
dia box dicabut kan ya, terus dia bilang “bapak nanti cari yang bisa
nyambungin ya”, “oh iya pak” kata suami saya. Ya berhubung dia
ngajar ngaji kali, ama PLNnya box dicabut, disambungin lagi ama dia.
Kan boxnya udah dicabut nih, udah diputusin terus dipasang lagi ama
dia tapi saya disuruhnya mah nyari orang ama dia. Terus suami saya
bilang “iya pak nanti saya cari orang abis nanti anak-anak ngaji gelap
pak”. Kan dia itu yang nyuruh nyari orang tapi dia juga yang
nyambungin lagi, kasian kali ya buat ngaji tapi nggak bayar denda
nggak bayar apa saya mah, cuma box dicabut buat tanda bukti, dibawa
boxnya doang. terus saya bilang “abis gimana pak, saya ngajar ngaji,
xlv
ada anak yatim, abis kalo saya paksa boro-boro uang lampu, uang
makan aja susah”, jadi PLN juga punya hati lah. Terus sekarang lama-
lama ada yang pengeluaran voucher, terus saya yang ambil aja yang
nyicil ke desa, 4 kali bayar.
Penelti Udah berapa taun bu vouchernya?
Sri 2 taunan kali lah, tadinya mah saya bergabung ama anak saya,
berhubung ada uar-uaran, saya misah.
Penelti Pas abis box disita ama PLN, buat masang ke box baru lagi jaraknya
lama bu?
Sri Lama lagi.
Penelti Ibu make lampu apa gara-gara minyak tanah udah langka bu?
Sri
Nggak juga si, awalnya saya bilang ama suami “bang kasian itu anak-
anak ngaji kalo pake pelita mah, pada nyerep-nyerep”, terus udah lah
dikit-dikit masang box. Dulu pas masang kalo ga salah 450 terus
dicabut soalnya nggak kebayar. Terus lama-lama masang lagi, pas
masih jaman box si belom voucher, kedua kalinya masang 750, terus
box nggak kebayar-bayar lagi, dicabut lagi, yaudah kesini-sini mah
ganti dah pake voucher. Dulu mah namanya orang ngajar ngaji kan
nggak ada pendapetannya sama sekali kan.
Penelti Di sini mah ada istilah-istilah kaya nete, ngambil api, itu dari mana si
bu bahasa kaya gitu?
Sri
Dari dulu emang kaya gituan mah. Tapi saya dulu juga nete. Pertama
kali saya nete ama dia (rumah tetangga di sebrang jalan) tuh, dulu saya
pas belom kebeli box asal terang buat anak ngaji ama depan rumah aja.
Dulu sebelum punya box lama juga nete ama dia.
Penelti Ibu dapet bantuan dari pemerintah apa nggak?
Sri Saya dapetnya palingan beras ama telor, terus anak yang sekolah juga
dapet, ama duit juga tapi duit mah nggak tentu si turunnya.
Penelti Ibu majlis dari kapan loss wattnya?
Sri Semenjak bangunan majlis jadi aja ni, belom lama si, ada 2 taun lah,
tadinya kan voucher terus nggak kuat, udah langusng diloss wattin aja.
Penelti Di sini yang loss watt atau nete gitu, banyak bu?
Sri
Nggak tau dah, nggak suka nanya-nanya tapi hampir semua vouher
dari desa si. Palingan ada yang voucher tapi loss watt dikit-dikit kan
namanya voucher kadang nggak kuat. Ibaratnya mah bukan kita nggak
kuat beli vouchernya tapi nggak kuat listriknya, turun gitu, vouchernya
nggak kuat. Kalo saya mah diloss wattin geh gara-gara kalo baru isi
voucher belom lama tapi tiba-tiba mati, lampunya kebanyakan, jadinya
nggak kuat.
Penelti Dari mana ibu tau bisa langsung loss watt ke tiang?
Sri
Anak saya, Samsul, kata dia “lah ini nggak kuat vouchernya, takut
rusak vouchernya, kan vouchernya turun-turunan melulu, udah lah
Samsul loss wattin” kata dia. Terus kata saya “ih ntar ada denda”,
“udah bilang aja majlis”. Makanya kalo ada yang ngontrol suka nanya
“ibu, ini majlis make loss watt atau pake voucher?”. Saya mah jujur aja
xlvi
kalo majlis loss watt pak abisnya nggak kuat voucher saya, turun
melulu. Saya ngisi mah 50 tapi turun melulu, kalo kuat mah saya
maunya juga nggak loss watt pak. Abis digituin, barang ke sini mah dia
nggak suka ngontrol lagi.
Penelti Pernah kena denda, Bu?
Sri Nggak pernah, PLN mah punya hati juga si soalnya ini kan majlis.
Penelti Ngebantu nggak buat hidup ibu kalo loss watt dikit-dikit ke tiang?
Sri Ngebatu buat anak-anak yang ngaji jadinya nggak sering mati-matian
kaya dulu.
Penelti Emang kalo box di rumah ibu, dayanya yang berapa bu?
Sri Yang 900, kalo ngisi kadang sebulan 2 sampe 3 kali si, sepunyanya aja.
Transkrip wawancara PLN Kampung, istri Bang Rasman (Romlah), Jumat, 26 Juli
2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Bang Roy emang biasa masang-masang listrik, Bu?
Romlah
Iya, dari anak-anak, dari kerja di Pesing juga udah bisa masang lampu
dia mah, udah ngerti. Naik ke atas tiang listrik, yang lain nggak berani,
PLN juga nggak berani tapi dia mah berani, makanya temen-temen
suka pada nyuruh ama dia kalo naik-naik gitu ke tiang ama kalo
masang-masang listrik.
Penelti Udah dari dulu bu?
Romlah Iya dia mah udah puluhan taon. Udah lama juga si masang-masang,
ngoprek-ngoprek lampu gitu, lebih kali 20 taonan mah.
Penelti Dia tau masang-masang listrik, otak-atik listrik gitu dari mana bu?
Romlah Dia mah emang diajarin ama sodaranya orang Maja, sodarnya ngarti
listrik gitu.
Penelti Bang Roy udah dipanggil ke jauh-jauh ya buat masang-masang listrik?
Romlah
Dia mah kalo mau udah jadi orang dalem di Puri (PLN) tapi nggak
mau padahal udah dikasih baju, udah dikasih apa tapi dia nggak mau,
dia maunya kaya gini aja, bebas. Diajak dia ama temennya, ada gajinya
juga sebulan-sebulannya, ya palingan sebulan berapa, murah. Nggak
mau dianya, mendingan begini aja katanya. Ada yang nyuruh-nyuruh
ya kerjain, soalnya yang nyuruh-nyuruh dia mah banyak. Ampe ke
Serpong disuruh ama guru, diajak ke Kelor juga, ke Bojong Renged,
banyak orang jauh-jauh mau nyuruh dia buat masang-masang gembok,
beli gembok, jual gembok segala, dipasangin ama dia. Pabrik-pabrik di
sini hampir semua ama dia, kontrakan di sini hampir semua ama dia.
Semua dia mah pegangannya, rumah, masang voucher semua geh ama
dia.
Penelti Bang Roy tapi bisa ya bu masang-masang lampunya?
Romlah Iya dia mah kalo ada yang nyuruh di atas, ditaekin aja dia mah, ngarti
si dia mah.
xlvii
Penelti Bang Roy masangin loss watt juga ya bu?
Romlah
Iya, tapi dia kalo punyanya nggak nyuruh-nyuruh amat mah nggak mau
dia juga, takut. Takut ada geledahan doang, makanya dia mah
masangnya kudu rapih, misalnya kita mau loss watt, mau ditempelin
bakal kulkas, sanyo, TV, kita umpetin di sono, misal di kamar, nanti
kalo ada pengontrolan, tinggal turunin aja tuh MCBnya. Tutup dah
pintu kita syaratnya kalo ada pemeriksaan, biar dia gegeroan, udah
biarin aja. Kan kalo ada orang gituan mah (pengontrolan oleh PLN)
masuk-masuk aja.
Penelti Di rumah ibu pernah ada penggeledahan?
Romlah
Nggak, nggak nyampe ke sini mah, pan di sini mah pojok sekali. Dia
mah kalo ada penggeledahan dicopotin solanya kalo ketauan ada loss
watt bisa diputusin ama PLN, didenda. Belom lama si ada warung
didenda sejuta.
Transkrip wawancara Kepala Desa Tanjung Burung, Idris Efendi, Minggu, 29 Juli
2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Bagaimana tanggapan bapak terkait perilaku pencurian listrik di Desa
Tanjung Burung?
Idris
Kalo rumah tangga, palingan daerah Kosambi sebenernya kalo
dibandingkan Teluknaga soalnya Kosambi padat. Teluknaga kalo
menurut pengelihatan kasat mata bapak, nggak banyak juga si. Tanjung
Burung mah walaupun miskin-miskin, masih ada kesadaran ke listrik.
Ada yang punya box tapi dia losses dikit-dikit, dia nggak paham
sebenernya mah, mau tambah daya tuh kaya gimana, takut biayanya
mahal.
Penelti Kalo yang bedah rumah di RT 1 ama 2 emang banyak pak? Berapa?
Idris
Kalo di Kabupaten tangerang bedah rumah yang dari program bupati,
namanya GEBRAK PAKUMIS (Gerakan Bersama Rakyat, Atasi
Kawasan Padat, Kumuh dan Miskin) yang diantaranya pembangunan
rumah-rumah kumuh. Udah ada 60 rumah di RT 1 ama 2 yang udah
dibedah.
Penelti Dana dari pemerintah?
Idris Iya, dari PERKIM (Perumahan dan Permukiman).
Penelti Jadi, alokasi dananya harus untuk bikin rumah?
Idris Iya, rumah kumuh yang tidak layak huni
Penelti Untuk syaratnya apa aja kalo mau dibedah?
Idris
Syaratnya kondisi rumah yang sudah tidak layak huni, yang masih
semi permanen, masih bilik, yang membahayakan untuk penghuninya
lah ya.
Penelti Kalo dana yang untuk bedah, turun dari pemerintahnya kira-kira
berapa pak?
xlviii
Idris
Pas itu kan bukan saya yang ngejabat, tapi PJS (Pejabat Sementara).
Kalo 01 si infonya 15 juta perrumah. Itu tuh bedah rumah bertahap,
taun kemaren kan 60 rumah di RT 01, taun ini di 07, 08, 09, itu kan 1
kampung juga tuh. Tapi kalo RT 01, 02 selsai sebelum bapak
menjabat.
Penelti Kemarin-kemarin kan ada LISDES, itu dari program siapa pak?
Idris
Dari PLN, itu taun 2017 awal. Tapi box dari LISDES kecil wattnya,
kalo nggak salah 900 watt soalnya kalo dibawah 900 watt nggak masuk
akal. Soalnya sekarang minimal orang-orang pake pompa, bukan hanya
lampu doang, sekarang pompa aja paling kecil 300 watt, belom rice
cooker, 300 watt lebih itu, makanya kalo dibawah 900 watt nggak
masuk akal, ya itu mah box subsidi.
Penelti Di sini nyuri listrik udah kaya hal wajar ya pak, udah kaya bukan
rahasia lagi?
Idris
Sebenernya dikatakan wajar nggak juga ya karena kemungkinan
karena SDM, mungkin karena ketidaktahuan mereka cara merubah
daya atau faktor ekonomi juga. Kalo misalkan merubah daya mereka
mikirnya “gua harus bayar sekian juta, terus nanti harus bayar
listriknya nggak ada subsidi, makin tinggi kan”, mungkin karena faktor
itu juga.
Penelti Apa upaya yang dilakukan aparat desa untuk mengurangi loss watt?
Idris
Himbauan doang, bapak sendiri sering himbau di majelis ta‟lim, di
masyarakat, di forum-forum, palingan kita himbauan secara moral saja
soalnya kita berbenturan langsung dengan masyarakat kita, palingan
bapak cuma bilang “bahwa mencuri walau bagaimanapun tidak boleh,
dimana pun, apapun dalilnya, tidak boleh”, “itu kan PLN perusahaan
negara, Pak, gak apa-apa lah masyarakat yang menikmati”, “nggak
bisa. Mencuri tetap mencuri karena ada efeknya dari mencuri. Kenapa
Allah melarang, mengharamkan mencuri, ya pasti karena ada efeknya
lah”
Penelti Sebenernya faktor yang krusial banget, selain ekonomi, apa si pak?
Idris
Konsumtif, jadi dari faktor gaya hidup masyarakatnya yang sudah
konsumtif yang pada akhirnya berakibat kepada pemakaian listrik yang
tidak hemat, mungkin kalo daerah lain kalo pake subsidi saja cukup,
mungkin karena mereka pake lampu saja, paling gitu aja yang
digunakan yang nggak terlalu memakan banyak daya, kalo di kita kan
masak sekarang udah pake rice cooker, jadi ya pola hidup yang
konsumptif, bisa jadi karena ekonomi, bisa jadi karena kesadaran,
karena sumber daya manusia yang minim, karena kurang pengetahuan
Penelti Bapak tau nggak kalo di sini ada PLN kampung?
Idris
Di sini si SDMnya kurang, walaupun mungkin gajinya besar tapi
belom ada pengetahuan untuk berubah, kan SDM mah kaitannya
pengetahuan misal, “tentang apa penggunaan listrik, apa manfaatnya
bagi dia”, kan belom paham dia itu. Bapak pernah cerita kan ke kamu,
ada temen bapak keluarganya sakit-sakitan, bertahun-tahun nggak
sembuh tuh, ternyata sumber penyakitnya 1, listriknya loss watt. Jarang
xlix
sekali orang yang menyadari sampai ke situ, masa si penyakit ada
saluran dengan saluran air, kan bisa aja tetangganya nggak ikhlas
dilewatin ama aliran airnya. Ini bukan cerita fiksi ya tapi realita dan itu
tidak disadari karena orang menyadarinya dengan hukum duniawi saja
tapi efek dari perbuatan dosa dia tidak disadari, ya efeknya seperti itu.
Penelti Ini perilaku mencuri listrik udah lama pak? Apa turun temurun kah dari
dulu?
Idris
Nggak juga si, di sini kan listrik ada baru taun 90an, belom lama.
Semenjak itu mungkin ada kesulitan yang memang tidak dimengerti
oleh masyarakat.
Penelti Ada yang bilang juga banyak yang loss watt karena minyak tanah udah
nggak ada, udah langka, apa itu bisa dibenarkan, Pak?
Idris
Ada juga mungkin yang kaya gitu, dulu dia makenya minyak
gembreng, pelita, jadi masak juga dulu make kayu kan kalo sekarang
kalo nggak di kompor gas, di rice cooker.
Penelti Jadi bisa dibenarkan juga kalo mereka loss watt sejak minyak tanah
langka?
Idris
Nggak bener dong, kan tadi udah dibilang mau alasan apapun
pencurian nggak benar. Misalnya “pak, kalo mesjid kan buat ibadah,
mesjid kan buat masyarakat umum, nggak bayar nggak apa-apa”,
“mesjid punya kas kok, bayar aja si, kenapa?”
Penelti Apakah ada aparat desa yang loss watt?
Idris Kemungkinan aparat desa pun ada, kan nggak ngecek tapi
kemungkinan ada
Penelti Kalo aparat desa ngasih sanksi juga nggak pak buat yang nyuri listrik?
Idris Palingan sanksi moral yang dia dapet “itu dia nyolong tuh”, paling
gitu si tapi kalo pidana urusannya dengan kepolisian kan.
Penelti Solusinya selain edukasi secara moral, ada lagi nggak si?
Idris Sanksi tegas dari PLN.
Penelti Dari pihak desa solusi untuk jangaka panjang dan pendek, ada?
Idris
Paling kan kita memberi solusi kalo yang karena motif ekonomi kan,
ya bagaimana cara menyikapi ekonomi dia, sebenernya mah ekonomi
faktor utama, kalo ekonomi sudah berkembang, kemungkinan bisa,
bisa semuanya
Penelti Apa sudah ada yang sadar dari dilakukannya peringatan secara moral?
Idris
Ada karena malu kan, ada juga yang ngerasa dia malu karena
walaupun berbuat kebaikan tapi cara berbuat kebaikannya bukan dari
hal yang halal. Misalnya dia solat tapi air yang dipake whudunya kan
dari hasil aliran air yang nyolong. Tapi balik lagi dia ke pemikiran
“kalo mau nambah daya, listrik saya bakalan mahal soalnya udah
nggak dapet subsidi”. Dia berpikir kalo dia nambah daya bayar, belom
lagi cicilan bulannya mahal soalnya udah lepas subsidi,
Penelti Sebenernya dari kapan awal mula pencurian listrik mulai merajalela?
Idris Kalo dibilang banyak si, nggak tapi ada (pencurian listrik) lah di setiap
RT. Mungkin sejak waktu awal listrik ada, mungkin sejak dia
l
membangun rumah karena dia bingung mau nyambungin listrik
kemana, ada juga mungkin sejak langkanya minyak tanah, untuk
pastinya saya nggak tau juga ya.
Penelti Kira-kira, dari mana awal mula mereka tau cara mencuri listrik?
Idris Dari yang ngerti, bahkan kadang orang PLN pun ngajarin, PLN resmi
maksud saya. Palingan dari yang ngerti si kalo selain dari PLN.
Penelti Apakah ada aparat desa yang ngebantu atau mempermudah untuk
melakukan loss watt?
Idris
Nggak ada. Kemungkinan juga PLN resmi pun yang mengajarkan dia
karena mungkin melihat kondisi ekonomi orang tersebut “wah nggak
bisa nih begini nih, harus kita bantu nih dengan begini” tapi di sisi lain
aparat desa pun terus melakukan edukasi moral secara agamis.
Transkrip wawancara Supervisior Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) UP3
Teluknaga, Hardian Katelu, Kamis, 22 Agustus 2019
KETERANGAN VERBATIM
Penelti Apa benar di area Teluknaga, khususnya di Tanjung Burung memang
banyak penggunaan listrik ilegal?
Hardian
Iya, Tanjung Burung merupakan salah satu unit yang bisa dibilang
zona merah untuk penggunaan tenanga listrik ilegal. Masih banyak
ditemukan di wilah Tanjung Burung.
Penelti
Apa hanya di daerah Tanjung Burung saja atau memang di setiap
kelurahan yang tercakup ke unit Teluknaga memang banyak tindakan
pencurian listrik?
Hardian
Secara keseluruhan, lokasinya nggak cuma di Tanjung Burung aja tapi
beberapa ada, mungkin yang daerah-daerah di aera Teluknaga. Kan
area Teluknaga meliputi dari Dadap sampe Kemiri, salah satunya ya itu
Tanjung Burung. Ada pun beberapa wilayah-wilayah lain, di area
Teluknaga sendiri, yang mungkin sudah mba ketahui dari data-data
yang didapat, susut masih tinggi, salah satu penyumbang susut ya
pencurian tenaga listrik tersebut. Berarti kan itu mengindikasikan
bahwa masih banyak di wilayah UP3 Teluknaga yang penggunaan
listrik secara tidak benar (ilegal).
Penelti Langkah apa yang sudah dilakukan oleh PLN untuk meminimalisir
penggunaan aliran listrik ilegal untuk kedepannya?
Hardian
Untuk jangka pendeknya, kita di UP3 Teluknaga melakukan kegiatan
oprasi penertiban listrik, kita punya yang namanya kegiatan penertiban
pemakaian tenaga listrik, yaitu P2TL. Setiap hari melakukan
penertiban tersebut tapi memang dari hasil kita melakukan
pemeriksaan, memang ditemukan banyak tindakan penyalahgunaan
tenaga listrik di masyarakat, khususnya wilayah Teluknaga ini. Apakah
itu mungkin karena pola masyarakatnya yang seperti itu
(membudayakan dan mengganggap pencurian listrik sebagai sesatu
yang tidak terlalu buruk untuk dilakukan) ?. Kita akui memang masih
li
banyak terjadi karena pola masyaraktnya yang seperti itu, dan kita
melakukan sosialisasi-sosialisasi ke kampung atau desa, kita juga
melakukan sosialisasi pemakaian listrik secara benar ke desa-desa,
untuk jangka panjangnya seperti itu.
Penelti Oprasi pemeriksaannya memang dilakukan setiap hari?
Hardian Iya setiap hari untuk pemeriksaan P2TL, oprasi di wilayah-wilayah
yang banyak pencurian listrik.
Penelti Berarti setiap harinya pasti ada yang ketahuan menggunakan aliran
listrik ilegal?
Hardian Iya, pasti.
Penelti Sanksinya berupa denda atau pemutusan aliran listriknya saja?
Hardian
Pemutusan aja karena kita kegiatan P2TL itu sendiri, itu kita ada dasar
hukumnya, kalo sekarang perdir namanya, peraturan direksi 088-Z
taun 2016 yang mengatur P2TL, itu turunan dari peraturan pemerintah,
Undang-undang ketenaga listrikan nomer 20, dari situ secara institusi
punya peraturan sendiri untuk mengatur kegiatan itu (P2TL), yaitu
perdir 088-Z tahun 2016.
Penelti Apa itu ada kerjasama dengan pihak lain unuk melakukan pemriksaaan
aliran listrik ilegal?
Hardian Ya, kita untuk setiap harinya dalam pelaksanaan penertiban listrik
dengan pengawalan kepolisian.
Penelti Jadi kalo mencuri sekedar diputusin aja aliran listriknya?
Hardian Iya diputusin dan ada denda. Sesuai dengan perdirnya juga ada
dendanya.
Penelti Ketika diputus aliran listriknya, apa bisa masang lagi dengan nama
yang beda atau gimana pak?
Hardian
Sebenernya ya ada yang namanya terkena temuan pelanggaran disitu,
dia tidak bisa dilayanin sebelum ada penyelsaian dari masalah yang dia
dapat. Maksudnya pada temuan di situ, dia tidak bisa dialiri listrik
sebelum masalahnya diselsaikan, berupa pembayaran denda, kalo
besaran dendanya udah diatur di perdir itu. Udah ada aturan bakunya,
itungan bakunya, udah ada finaltinya. Udah ada aturannya sesuai daya
yang dipakai. Dia kedapatannya dengan pengguna daya berapa, gitu.
Penelti Ada nggak si pihak PLN yang ngebantu untuk nyuri listrik?
Hardian
Mungkin ada oknum yang mengatasnamakan PLN karena masyarakat
di sini masih menganggap kalo orang yang bisa listrik itu orang PLN.
Padahal secara institusi bukan orang PLN. Makanya tingkat
awarenessnya masih rendah, makanya menggangap bahwa yang
berhubungan dengan listrik itu PLN. Padahal di sini orang yang ahli
listrik kan banyak dan belum tentu dia PLN. Bisa jadi dia oknum,
oknum yang memberikan jasa pemasangan baru pula, masih ada yang
kaya gitu. Selain itu, bahasa kelistrikan di sini tuh ada yang namanya
loss watt, maling api, nyuri api, gembok, box, nete, untuk listriknya
sendiri dibilangnya api, dayanya itu api.
Penelti Terus di sini ada pula yang kWh meternya pasca bayar, dia masang
lii
udah 5 tahun, dan selama 5 tahun pula dia nggak pernah bayar dengan
alesan namanya nggak ada pas mau bayar.
Hardian
Oh iya seperti itu, kalo kita sebut itu namanya meter bodong, tanpa
datanya. Si meter itu datanya di status PLN tidak ada. Itu istilahnya
meter bekas terus dijual belikan.
Penelti Itu dia karena udah ada yang bayarin atau gimana ya?
Hardian
Dia aliran listriknya dari PLN, jaringan yang ada di situ, masih
jaringan PLN tapi dia menggunakan meteran yang nggak ada data di
PLN dan pembayarannya itu kemana, kan dia nggak bayar atau pun
biasanya ada oknum yang ngutipin. Mungkin dia perbulannya dikutipin
atau seperti apa. Tapi dengan wujud di rumahnya ada boxnya. Jadi si
pengguna merupakan bukan pelanggan, kalo pelanggan kan konsumen
yang ada jual beli kita ama pelangan, itu kan pelanggan ya. Jadi disitu
dia non-pelanggan yang menggunakan box atau kWh meter yang
datanya nggak ada di PLN.
Penelti Jadi itu ruginya ada di PLN?
Hardian
Iya benar, kan jaringannya ya jaringan PLN, kalo analoginya, kalo pipa
air, pipa air gedenya PLN terus di suntik, pipa-pipa suntikan itu dipake
ke rumah dia tapi tanpa ada terukur, airnya tetep ngalir ke dia, tapi dia
nggak bayar ke PLN. Nggak tau dah dia setiap bulan mungkin ada
yang ngutipin oknum itu.
Penelti Pencurian listrik di area Teluknaga rata-rata modusnya seperti apa ya?
Hardian
Yang marak mungkin ya, yang banyak. Pertama banyak yang sambung
langsung. Kalo di PLN kan ada yang namanya kWh meter yang mana
fungsi kWh meter untuk ngukur besaran dari energi yang dipakai tapi
sebelum tenanga listrik masuk ke kWh meter diitung, ibaratnya
timbangannya dulu, dia langsung ke penguna. Jadi kalo istilah kita
sadapan atau by pass lah. Pun ada juga yang langsung narik ke tiang
listrik langsung ke pemakaian tanpa ada kWh meter, non-pelanggan
dia. Masih banyak di sini yang seperti itu, modus-modus seperti itu.
Ada juga modus yang mempengaruhi si alat pengukur.
Penelti
Ada juga yang untuk nyurinya udah ditentuin, misalnya untuk kulkas,
sanyo, TV, pokoknya yang butuh tenaga listrik yang besar, dia nyuntik
langsung.
Hardian
Iya tanpa melalui kWh meter, dia bisa ngambil langsung bisa dari
tiang, bisa juga sebelum sampe kWh meter dia sadap jadi ada
percabangan, jadi secara teknisnya seperti itu.
Penelti
Ada juga yang bilang, “saya nyuri listrik gara-gara minyak tanah udah
nggak ada nih” apa emang bener tingkat losses naik saat minyak tanah
udah nggak ada?
Hardian
Mungkin analisa kaya gitu bisa jadi mungkin, tapi perlu diteliti lagi,
mungkin karena emang listrik seperti sekarang ini salah satu keperluan
pokok. Bisa dimungkinkan hal itu pun bisa juga bener karena wilayah
Teluknaga yang semi perkampungan sudah menggunakan peralatan
elektronik yang semua udah menggunakan listrik. Dimungkinkan
dengan pola hidup masyarakat yang seperti itu, jadi listrik menjadi
liii
kebutuhan utama. Hal itu mungkin bisa jadi salah satu juga apalagi
dengan taraf hidup mereka yang bisa dibilang menengah ke bawah.
Penelti
Tadi bapak sempat bilang “ada oknum yang mengaku PLN”, misalkan
seseorang ketauan sebagai oknum PLN, kira-kira ada sanksi nggak si
untuk orang tersebut?
Hardian
Untuk proses dari tindak lanjut sebenernya bisa diproses untuk ke
kepolisian. Namun, sebenernya masih sedikit untuk proses ke arah situ.
Ada beberapa yang udah pernah tapi untuk ditindak lanjutkan harus
ada laporan dari masyarakat makanya kita masih butuh laporan dari
masyarakat kalo ada pencurian karena itu merugikan masyarakat juga,
di sisi lain merugikan PLN juga. Kalo hukumnya si bisa, kan sesuai
Undang-Undang ketenagalistrikan 50, udah ada, penyalahgunaan
tenaga listrik dan ada pidana juga. Yang membuat adanya pencurian
kan listrik itu nggak keliatan, beda sama mencuri motor yang keliatan,
saya kira mungkin itu yang kita butuh penyadaran dari masyarakat kalo
pencurian listrik itu tidak boleh tapi kan kita kan tidak terus-terusan
“wah ini mencuri”. Kan kalo orang beranggapan kalo mencuri itu
kelihatan makanya banyak yang bilang “wah pak saya nggak nyuri”.
Makanya disitu kita menggunakan istilah penyalahgunaan tenaga
listrik bukan pencurian listrik.
Penelti Bagaimana sistematika supaya seseoranag bisa dapat LISDES?
Hardian LISDES tuh pemasangan kWh meternya bisa diangsur tapi kalo untuk
continue pemakaiannya tidak bisa.
Penelti
kWh meter yang didapat dari progra LISEDES kan merupakan kWh
subsidi yang dayanya kecil tapi sekarang orang kurang mampu pun
punya TV, punya kulkas.
Hardian
Itu makanya pola hidup yang sekarang ini kriteria kurang mampu juga
kita perlu pertanyakan, artinya gini, 1 petakan ngontrak gitu, di situ
juga ada TV, ada kulkas, minimal gitu. Itu butuh daya lebih dari 900
VA. Di situ daya subsidi hanya 900 ke bawah, 450 masih subsidi.
Makanya marak orang-orang melakukan penyalahgunaan aliran listrik.
Penelti Target pemasangan kWh meter bersubsidi tuh gimana pak?
Hardian
Itu sesuai dengan survey pemerintah. Kan di pemerintah ada survey
KNP2K (Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Bidang Komunikasi), itu survey untuk masyarakat tidak mampu. Nah
data itu yang punya kan pemerintah. Makanya data itu di integrasikan
ke data PLN sehingga yang dapet subsidi ya yang ada kartu kurang
mampu itu. Yang punya kartu kurang mampu dan masuk ke data
KNP2K di pemerintah, dia bisa subsidi. Pun kalo dia tidak mampu
tetapi dia tidak masuk ke data itu, kita tidak bisa subsidi, kan udah di
sistem.
Penelti Apakah lembaga sosial kaya majlis, masjid, apa itu dapet subsidi dari
PLN?
Hardian
Kalo masjid itu biasanya swadaya dari DKMnya, jadi untuk
pembayaran dikelola oelh DKM masig-masing tapi tarifnya yang beda,
tarif untuk lembaga sosial.
liv
Penelti Lalu kan ada rumah yang menyambungkan aliran listriknya ke masjid,
kalo istilahnya tuh „nete‟, apa sebenernya itu boleh apa nggak?
Hardian
Kalo di sini istilahnya levering, istilah ilmiahnya gitu. Jadi, persil 1
mengaliri persil yang lain, gitu. Sebenernya kalo mengacu kepada
peraturan, itu nggak boleh tapi kita sebenernya nggak memeberi sanksi
tapi kita memberikan teguran, menganjurkan si pemilik itu (pelanggan
PLN) untuk memutus alirannya karena takut berbahaya juga, untuk
menyambungkan itu (aliran listrik) kan ada penghantar lagi,
ditakutkannya membahayakan karena tidak tau standarnya
(pemasangan) seperti apa. Sebenernya seperti itu si.
Penelti Belum lama ini ada kebakaran di Desa tanjung Burung, kemungkinan
itu kebakarannya karena apa ya?
Hardian
Bisa jadi karena dayanya nggak kuat, bisa juga penyambungannya
yang salah, semrawut, dan bisapun karena dia masang sendiri. Itu
makanya salah satu dampak penggunaan listrik ilegal, yakni timbul
kebakaran apalagi daerah-daerah permukiman yang penuh kaya di
Jakarta, itu banyak kebakaran-keabakaran mungkin bisa jadi dari yang
seperti itu.
Penelti Bagimana cara mengetahui bahwa suatu rumah menggunakan listrik
ilegal walaupun misalnya hanya untuk kulkas doang?
Hardian
Ya makanya kita itu melakukan sidak, pemeriksaan lapangan. Maka
dari itu, sebelumnya kita melakukan pemetaan dulu, “oh ini wilayah ini
sering gangguan, kenapa? Atau ada juga masyarakat yang komplain
karena sering drop nih tegangan saya tiap malem”. Nah itu bisa
mungkin kalo daerah situ banyak yang menggunakan listrik ilegal.
Kenapa listrik ilegal? Karena dia kan tidak melalui PLN, sebeneranya
kan kalo melalui PLN, PLN bisa ngatur, “wah ini jaringannya masih
mampu” tapi kan ilegal dia masang-masang sendiri, seenaknya. Jadi,
dia nggak tau si kabelnya mampu apa nggak, jadi dia pasang-pasang
tanpa aturan gitu, ya itulah sebabnya salah satunya konsleing sampai
kebakaran.
Penelti Cara mengetahuinya kasat mata aja atau ada alat pendeteksinya?
Hardian
Kalo yang dari tiang-tiang, kasat mata bisa tapi kalo seumpama
modusnya mempengaruhi meteran, kita pake alat cek, itu ada alat kita
untuk cek pemakaian listrik itu sendiri.
Penelti Ada pak yang melakukan mempengaruhi meteran di Area Teluknaga?
Hardian
Ada juga si tapi kalo dibandingin dengan pelanggaran
menyambungkan langusng ke tiang, pastinya lebih banyak yang
langsung ke tiang. Jadi mungkin ratingnya yang nyambung ke tiang,
istilahnya by pass, kemudian non pelanggan (non pelangan masuk
kategori by pass), kemudian yang mempengaruhi meteran. Jadi dia tuh
pelanggan PLN tapi dia mempengeruhi meteran untuk mengurangi
separuhnya, itu kan dipengaruhi. Adapun cara untuk mempengaruhi
meteran bermacam-macam, dari meteran sendiri pun macam-macam
jenisnya. Kalo dulu mungkin pake magnet besar karena dulu sistemnya
mekanik, meteran-meteran yang masih piringan gitu, piringan itu
lv
prinsipnya putaran gitu yang menunjukan indikator bahwa kalo
piringannya muter berarti penggunaan, gimana caranya magnet itu
untuk nahan si putaran gitu. Kalo yang sekarang kan meteran kita
modelnya beda lagi ada digital, ada semi digital. Di situ modusnya
macem-macem, ada yang udah nggak pake magnet lagi, dia pake
diputus sisinya apa mempengaruhi dari exister putaran itu. Macem-
macem modusnya itu.
Penelti Upaya apa yang dilakukan untuk memberikan pengetahun mengenai
tata cara penambahakan daya, pemasangan baru?
Hardian
Kalo upaya-upaya yang dilakukan, kita juga menyebarkan selembaran-
selembaran, brosur-brosur ke pasar, masang spanduk, seperti itu.
Upaya si seperti itu. Kalo sosialisasi ke desa kita mengundang
perwakilan masyarakat dari RT, RW untuk melakukan sosialisais dan
di situ kita melakukan pemasaran juga, ada program-program juga
berupa promo, cicilan.
Penelti Faktor apa yang sangat urgen bagi pelaku untuk terus menggunakan
aliran listrik ilegal di area Teluknaga, khususnya di Tanjung Burung?
Hardian
Kalo menurut saya karena kurangnya pengetahuan mengenai
kelistrikan juga mungkin karena mikirnya listrik itu fasilitas negara
jadi mereka bebas memakainya.
Kabel Gardu Induk (GI ) yang melewati permukiman masyarakat Desa Tanjung Burung
Jarak Jaringan Tenaga Listrik (JTL) yang dekat dengan rumah pelaku pencurian aliran listrik
Kabel aliran listrik ilegal yang terpasang di rumah pelaku pencurian aliran listrik
Laporan adanya kabel yang terbakar di Jaeingan Tenaga Listrik (JTL) yang berlokasi di RT 12/06 karena adanya gesekan kabel yang
Top Related