PENGARUH KEAKTIFAN ORGANISASI MAHASISWA DENGAN INDEKS
PRESTASI MAHASISWA FKIP UNSYIAH
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi merupakan suatu persatuan dari berbagai pribadi dengan tujuan dan
saling bekerja sama sebagaimana menurut Siagian (2011:12) menyebutkan bahwa
“Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam suatu ikatan
hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang
disebut pemimpin dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan”.
Dengan organisasi seorang mahasiswa selain mendapatkan pengalaman
sosialisasi tambahan juga mendapatkan ilmu mengenai tanggung jawab yang sepatutnya
dimiliki oleh seorang mahasiswa. Edgar (2000:55) menyatakan “organisasi adalah
koordinasi yang direncanakan mengenai kegiatan-kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai tujuan bersama melalui pembagian kerja dan fungsi berdasarkan tingkatan
otoritas (kewenangan) dan tangggung jawab”. Organisasi mahasiswa intra kampus
terdiri dari dua bentuk yaitu ditingkat institut meliputi; Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selanjutnya ditingkat Fakultas meliputi;
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan Himpunan Mahasiswa
Jurusan(HMJ). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) merupakan organisasi mahasiswa yang berada ditingkat Institut. Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) terdiri dari beberapa lembaga organisasi kemahasiswaan yaitu;
1
2
Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Palang Merah Indonesia (PMI), Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM), PRAMUKA, Resimen Mahasiswa (MENWA), Badan Kegiatan Seni
Mahasiswa (BKSM), Koperasi Mahasiswa (KOPMA), dan English Study Club (ESC).
Komposisi yang seimbang dari mahasiwa tidak hanya memiliki IQ (Intelligent
Quotient) yang tinggi tetapi juga diimbangi EQ (Emotional Quotient). Berdasarkan
banyak penelitian, IQ menentukan sukses seseorangsebesar 20% sedangkan kecerdasan
emosi memberi kontribusi 80%. Pembangunan karakter mahasiswa tidak hanya duduk di
kelas, menghapal perkataan dosen, dan mengejar nilai. Ada dinamika lain yaitu
kepemimpinan dan proses pendewasaan, lewat organisasi kemahasiswaan kecerdasan
emosi terbentuk. Dunia organisasi mengajarkan mahasiswa untuk mampu bersosialisasi,
saling membantu, dan bertukar pendapat. Keuntungan lainya mahasiswa siap diterjunkan
di tengah masyarakat dan langsung dengan cepat mengaplikasikan ilmunya ( Dukarno,
2009:96).
Namun, pada beberapa kenyataan di lapangan terdapat juga beberapa fakta
bahwa mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus, maka aktifitas perkuliahannya
akan terganggu dan bahkan terbengkalai. Mahasiswa aktifis-aktifis organisasi umumnya
akan teralihkan perhatian utamanya denga kegiatan-kegiatan organisasi terutama bagi
mahasiswa yang tidak pandai dalam mengatur waktu. Kelompok mahasiswa secara
umum dibagi kedalam dua kelompok, yaitu mahasiswa yang apatis dan mahasiswa aktif
terhadap organisasi kampus. Mahasiswa yang apatis terhadap organisasi kampus
merupakan mahasiswa yang aktif terhadap perkuliahan saja, segala sesuatu diukur dari
pencapaian kredit semester dan indeks prestasi kumulatif yang tinggi dan dapat meraih
3
gelar sarjana secepatnya . Sedangkan mahasiswa aktif adalah mahasiswa yang aktif
dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dikampus, yang sering disebut dengan
“aktivis kampus” .Trimasanto (1993:35)
Pada umumnya sering dijumpai mahasiswa memiliki kesibukan lain selain kuliah
yaitu mengikuti kegiatan organisasi. Karena itu mahasiswa dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam mengatur waktu belajar maupun dalam mengikuti aktivitas
keorganisasian agar mendapatkan prestasi akademik yang optimal. Kegiatan di
organisasi kemahasiswaan tersebut merupakan aspek eksternal yang dapat menunjang
prestasi akademik mahasiswa, karena pengalaman dan pelajaran tersebut tidak
didapatkan dalam bangku perkuliahan (Prastiawan, 2009:15).
Di samping itu, ide dasar tentang pentingnya berorganisasi juga dapat kita
jumpai dalam Firman Allah SWT dan Hadis Rasulullah SAW, dimana beliau pernah
berpesan apabila kita berada pada suatu tempat yang terdiri dari komunitas atau
sekelompok orang, maka hendaknya menunjuk salah seorang dari mereka menjadi
pemimpin, bahkan meskipun hanya terdiri dari dua orang. Beliau juga mengumpamakan
bahwa keseluruhan umat Islam adalah bagaikan satu tubuh, bilamana sebagian dari
tubuh itu mengalami kesakitan, maka bagian yang lain juga ikut merasakannya.
Sejalan dengan hadis nabi tersebut, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah As-
Shaf ayat 4, Allah SWT berfirman:
: ) الصف مرصوص بنين صفاكانهم سبيله فى يقتلون الدين يحب الله ) ان
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-nya
4
dalam barisan yang tersusun rapi seakan mereka itu sebuah bangunan yang kokoh."
( Q.S. As-Shaf : 4).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik mengadakan
penelitian tentang PENGARUH KEAKTIFAN ORGANISASI MAHASISWA
DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA FKIP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti harus mengacu pada masalah
yang akan diteliti, maka peneliti perlu merumuskan masalah untuk selanjutnya dibahas
dalam penelitian ini yaitu; Adakah perbedaan indeks prestasi antara kelompok
mahasiswa yang mengikuti organisasi dan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi
pada FKIP UNSYIAH?
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
organisasi kampus terhadap indeks prestasi belajar mahasiswa FKIP UNSYIAH.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan:
a) Untuk menambah pengalaman ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh
organisasi intra kampus terhadap prestasi belajar mahasiswa.
b) Dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan mahasiswa pada umumnya serta dapat
berguna bagi institusi pendidikan. Di samping itu bagi peneliti akan lebih termotivasi
5
untuk meneliti lebih lanjut berkaitan dengan pengaruh organisasi kampus terhadap
indeks prestasi belajar.
c) Menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca, dan diharapkan dapat
menjadi pedoman untuk penelitian selanjutnya.
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (2010:71) menyatakan bahwa, “Hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Berdasarkan anggapan dasar di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi akan meningkatkan indeks prestasi
mahasiswa.
2. Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi akan berpengaruh negatif terhadap indeks
prestasi mahasiswa.
F. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mahasiswa pada Fakultas Ilmu Keguruan
dan Kependidikan (FKIP) UNSYIAH. Objek dari penelitian ini adalah keaktifan
organisasi dan mahasiswa sebagai subjek penelitian. Jenis penelitian ini berupa
pengumpulan data-data indeks prestasi mahasiswa yang berada pada tiap-tiap jurusan.
6
G. Definisi Operasional
Setiap istilah mengandung suatu pengertian, namun kita sering salah
menafsirkan istilah tersebut. Guna mencegah salah penafsiran tersebut, penulis perlu
memberi pengertian dan pembatasan atas istilah-istilah yang dipakai dalam judul skripsi
ini, agar ruang lingkup pembahasan dapat diketahui dengan jelas. Istilah-istilah yang
perlu dijelaskan pengertiannya adalah :
a. Keaktifan berasal dari kata “aktif” yang berarti kegiatan; kesibukan (Sugono,
2008:16). Dengan kata lain ikut sertanya sesorang dalam suatu kegiatan atau
organisasi.
b. Pengertian organisasi adalah bahwa organisasi adalah kolektivitas orang-orang yang
bekerja sama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu Thoha,
(2007:10). Organisasi adalah suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri atas
setidaknya 2 orang yang berfungsi untuk mencapai tujuan umum.
c. Indeks Prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang
menggambarkan mutu penyelesaian satu program studi. Indeks Prestasi dihitung,
baik pada setiap akhir semester dengan hasil yang disebut IP semester, maupun pada
akhir program pendidikan lengkap satu jenjang, dengan hasil yang disebut IP
lengkap atau kumulatif.
d. Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan
perguruan tinggi.
7
H. Landasan Teoritis
1. Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata “aktif” yang berarti kegiatan; kesibukan (Sugono,
2008). Sedangkan menurut Nurdiana (2007), keaktifan merupakan suatu perilaku yang
dapat dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seseorang untuk aktif dalam suatu
kegiatan.
2. Mahasiswa
Mahasiswa adalah “maha” siswa, yaitu seorang siswa yang telah mencapai
tingkat lebih tinggi lagi. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di
perguruan tinggi. Mahasiswa adalah seseorang yang memiliki potensial dalam
memahami perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan dan lingkungan
masyarakat. Yang memiliki posisi dan peran sebagai agent of change, social controler,
dan the future leader. Mahasiswa sebagai bagian dari kaum muda dalam tatanan
masyarakat yang mau tidak mau pasti terlibat langsung dalam tiap fenomena sosial,
harus mampu mengimplementasikan kemampuan keilmuannya dalam akselerasi
perubahan keumatan ke arah berkeadaban. Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun
1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.
Selanjutnya menurut Sarwono (1998:85), “mahasiswa adalah setiap orang yang secara
resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar
18-30 tahun”.
8
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon
intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat. Sedangkan
pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978:35) adalah
“merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan
tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi
calon-calon intelektual”.
3. Organisasi
Pengertian organisasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli, Edgar H.
Shein (1982:32) dalam bukunya Psychology of Organization, memberikan definisi
yaitu; "An organization is the plan coordination of the activities of a member os people
for the achievement of some common explicit purpose or good, through division of labor
and function and through a hierarchy of authority and responsibility." Jadi organisasi
adalah koordinasi yang direncanakan mengenai kegiatan-kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai tujuan bersama melalui pembagian kerja dan fungsi berdasarkan tingkatan
otoritas (kewenangan) dan tangggung jawab.
Elemen-elemen yang terkandung dari definisi di atas adalah :
a) Bahwa organisasi menuntut pengembangan dan pemeliharaan koordinasi.
b) Bahwa di dalam organisasi terdapat tujuan bersama yang pencapaiannya harus
diupayakan semaksimal mungkin.
c) Dalam organisasi terdapat pembagian kerja (division of labor).
9
d) Seluruh kegiatan dalam organisasi harus menciptakan keterpaduan (integration),
menekankan bahwa objek koordinasi pada dasarnya bukan orang tetapi kegiatan
atau pekerjaan.
Malayu (2012:32) mengatakan, ”Organisasi ialah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja”. Pradjudi
(2012:45) juga menyatakan, “adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu”.
Selain beberapa pendapat di atas Siagian (2012:24), “Organisasi adalah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang /
sekelompok orang yang disebut dengan bawahan”. Organisasi adalah system kerjasama
antara dua orang atau lebih (Define organization as a system of cooperative of two or
more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama (Bernard, 1999:62)
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi.
10
Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di perguruan tinggi yang
diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa (Silvia
Sukirman,2004:72). Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan
diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan peingkatan ilmu dan pengetahuan, serta
integritas kepribadian mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa diperguruan tinggi yang meliputi
pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri
(Paryati Sudarman, 2004:34-35). Hal ini dikuatkan oleh Kepmendikbud RI. No.
155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi,
bahwa Organisasi kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendikiaan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
Sedangkan menurut Silvia Sukirman (2004:69), “Organisasi kemahasiswaan
adalah kegiatan tidak wajib atau pilihan yang penting diikuti oleh setiap mahasiswa
selam studinya sehingga melengkapi hasil belajar secara utuh. Pilihan Kegiatan
ekstrakurikuler harus sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa karena kegiatan tersebut
merupakan sarana pelengkap pembinaan kemampuan pribadi sebagai calon intelektual di
masyarakat nantinya”.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan organisasi
kemahasiswaan meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan
kegemaran yang bisa diikuti oleh mahasiswa di tingkat jurusan, fakultas dan
11
universitas. Tujuannya untuk memperluas wawasan, ilmu dan pengetahuan serta
membentuk kepribadian mahasiswa.
4. Indeks prestasi
Adalah tingkat keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa dari semua
kegiatan akademik yang diikuti mahasiswa dalam jangka tertentu, yang dinyatakan
dalam bentuk bilangan. Indeks Prestasi terdiri atas 2 macam, yaitu Indeks Prestasi (IP)
dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada setiap semesternya.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif,
yaitu penelitian yang bersifat membandingkan suatu gejala, keadaan dan fenomena
dengan fenomena lainnya. Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah
sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-
akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu. Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan
untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah "proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa
yang ingin kita ketahui". Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai
12
yang tercantum dalam KHS mahasiswa yang bersangkutan. Dalam mengukur ada
tidaknya pengaruh organisasi intra kampus terhadap prestasi belajar mahasiswa di FKIP
UNSYIAH, penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini kita
bermain dengan angka-angka yang dapat diukur, untuk mencari pengaruh antara dua
variabel yaitu variabel X (organisasi intra kampus) yang merupakan variabel bebas dari
variabel Y (prestasi belajar) yang merupakan variabel terikat. Pendekatan ini termasuk
penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka, kemudian
dianalisis dengan menggunakan statistik. Sejalan dengan pendapat dari Sukardi
(2010:15) menyatakan, “Penelitian kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik”.
Penelitian kuantitatif didasari oleh perspektif post-positivism, yang beranggapan
fenomena dapat dijelaskan dengan menggunakan sekumpulan faktor yang mewakili
fenomena (reduksionis) dan faktor sebab menentukan/mempengaruhi faktor akibat dari
fenomena tersebut (deterministik) (hangsong, 2013:24).
2. Populasi dan Sampel
2.1 Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian, sedangkan menurut Joko
(2004:12) “Populasi adalah obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi
13
adalah sekumpulan subjek penelitian yang tidak memiliki satu karakteristik umum yang
sama.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi yang
dimaksud disini adalah keseluruhan indifidu yang dimana kemudian masing-masing
memiliki sifat tertentu untuk diteliti. Jadi populasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keseluruhan mahasiswa FKIP yang aktif.
2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan contoh dan diharapkan dapat
mewakili populasi.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:174), “Sampel
adalah sebahagian atau wakil yang akan diteliti, Sampel diambil secara acak”. Dalam
penelitian ini penulis mengambil sampel berdasarkan teknik Sampling Purposive.
Menurut Sugiono (2010:124) menyatakan, “sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Maka dengan teknik tersebut jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 168 orang.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dokumentasi
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah
teknik dokumentasi, yaitu suatu cara yang digunakan oleh peneliti yang memungkinkan
untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang
ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan
14
kegiatan sehari-harinya (Sukardi, 2010: 81). Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menghimpun data prestasi mahasiswa pada tiap-tiap jurusan baik yang aktif pada
organisasi maupun yang tidak. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan organisasi
terhadap indeks prestasi mahasiswa dari tiap-tiap jurusan FKIP UNSYIAH, dari sinilah
diperoleh data hubungan antara mahasiswa yang mengikuti organisasi dengan
mahasiswa yang tidak.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
komparatif, yaitu teknik analisa data dengan membandingkan antara 2 variabel,
kelompok atupun kedaan. Teknik analisis komparatif digunakan untuk mencari nilai rata-
rata, median, modus, simpangan baku, jangkauan, nilai maksimum dan minimum.
4.1 Modus
Modus merupakan nilai yang muncul paling banyak di dalam suatu distribusi.
Seperti yang dijelaskan oleh Prasetyo (2005:186), “Modus merupakan nilai data yang
mempunyai frekuensi terbesar dalam satu kumpulan data”. Lebih lanjut Sudjana
(2002:77) menjelaskan, “Modus menunjukkan fenomena yang paling banyak terjadi”.
Modus dapat ditentukan dengan rumus:
M o=b+ p( b1
b1+b2)
Dengan M 0 = Modus
b = Batas bawah kelas modus
15
p = Panjang kelas modus
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas terdekat sebelum kelas
modus
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas terdekat setelah kelas
Modus
4.2 Median
Median dapat diartikan sebagai nilai di dalam distribusi yang menjadi batas antara
50% subjek yang memiliki nilai lebih besar dan 50% subjek yang memiliki nilai kurang
dari nilai batas tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Prasetyo (2005:187) menjelaskan,
“Median merupakan nilai yang terletak di tengah bila nilai pengamatan disusun secara
teratur menurut besarnya, dari kecil ke besar atau sebaliknya dari besar ke kecil”. Median
dapat ditentukan dengan rumus:
M e=b+ p ( 12
n−F
f )Dengan M e = Median
b = Batas bawah kelas median
p = Panjang kelas median
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas median
16
b2 = Frekuensi kelas median
4.3 Mean
Tahap selanjutnya yaitu menentukan rata-rata dari setiap kelas. Sudjana (2002:66)
menjelaskan “Mean atau rata-rata merupakan hasil yang didapat dari pembagian jumlah
nilai data oleh banyak data”. Peneliti akan menentukan rata-rata kelas VII1 dan rata-rata
kelas VII2. Rata-rata dapat dicari dengan menggunakan rumus:
x=∑ f i x i
∑ f i
Keterangan :
x = Nilai rata-rata
f i = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
x i = Tanda kelas interval (Sudjana,2002:70)
4.4 Standar Deviasi
Sebelum menentukan simpangan baku terlebih dahulu kita dapat menentukan
varians (s2 ¿. Arikunto (2010:288), “Varians adalah kuadrat dari standar deviasi”.
Kemudian Sudjana (2002:299), “Menjelaskan bahwa varian melukiskan derajat
perbedaan atau variasi nilai data individu yang ada dalam kelompok atau kumpulan data
tersebut”. Untuk mendapatkan nilai varian dapat digunakan rumus:
s2=n∑ fi x i2−¿¿¿¿
Keterangan :
17
s2 = Varians data
f i = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
x i = Tanda kelas interval
n = Jumlah sampel (Sudjana, 2002:94)
Simpangan baku adalah ukuran bagaimana data-data tersebar. Untuk mencari
nilai simpangan baku (s), dari (s2) diambil harga akarnya yang positif. Dengan
menggunakan persamaan :
s=√n∑ fi x i2−¿¿¿¿¿
Keterangan :
s = Simpangan baku
f i = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
x i = Tanda kelas interval
n = Jumlah sampel
4.5 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:301), “Yang
dimaksud dengan uji normalitas sampel, tidak lain adalah mengadakan pengujian
terhadap normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis”. Untuk pengujian
normalitas data, rumus Chi quadrat dapat digunakan. Sebelum menggunakan rumus Chi
quadrat kita dapat menentukan Z score dengan menggunakan uji Z dengan rumus:
18
Zs=x i−x
s
Keterangan
Zs = Z score
x i = Rata-rata sampel
x = Rata-rata populasi
s = Simpangan baku (Arikunto, 2010:289)
x2=∑i=1
k (Oi−E i)E i
Keterangan :
x2 = Chi quadrat
Oi = Frekuensi yang diperoleh
Ei = Frekuensi yang diharapkan (Arikunto,2010:312)
Dengan kriteria data berdistribusi normal jika χh itung2 ≤ χ tabel
2 dengan taraf signifikan
α=0,05 dan untuk pengujian dk=(n−1)
4.6 UJi homogenitas
Selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas, uji ini digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok sampel memiliki tingkat varian yang sama atau
19
tidak. Untuk menguji kesamaan dua varian data dari kelompok maka digunakan
persamaan (Arikunto, 2010:318)
F=VarianterbesarVarian terkecil
Dengan syarat jika Fhitung ≤ Ftabel pada taraf signifikan α=0,05 ,maka kedua
kelompok sama mempunyai varians yang tidak berbeda (sama).
4.7 Uji hipotesis (uji t)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai
kognitif Sains siswa kelas VII1 dan VII2, maka perlu dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis
yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikan 0,05. Seperti yang dijelaskan oleh
Bungin (2011:193), “Taraf signifikan 0,05 bermaksud apabila ada 100 kali peristiwa,
maka kemungkinan penolakan terhadap hipotesis atau kemungkinan terjadinya kesalahan
adalah antara 5 sampai 1 kali”. Sedangkan Uji t adalah salah satu uji statistik yang
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua
variabel yang dikomparatifkan. Lebih lanjut Martono (2011:171), “Menjelaskan bahwa t
Test merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel bila datanya berada pada skala interval atau rasio”. Dengan rumus uji t yaitu :
t=x1−x2
s √ 1n1
+ 1n2
20
Keterangan
t = Uji t
x1,2 = Rata-rata kelas
n1,2 = Jumlah sampel
s = Simpangan baku gabungan (Sudjana, 2002:239)
Dengan rumusan hipotesis statistik:
H 0 : μs<¿μ bs¿
H a : μs>¿ μbs¿
H 0 = Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi akan meningkatkan indeks prestasi
mahasiswa.
H a = Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi akan berpengaruh negatif terhadap
indeks prestasi mahasiswa.
Dengan kriteria Uji t:
Terima H 0 dan tolak H a jika t hitung < t tabel (dengan taraf signifikan 0,05)
Terima H a dan tolak H 0 jika t hitung > t tabel (dengan taraf signifikan 0,05)
21
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hartanto, Dodi. 2012, Menyontek: Mengungkap Akar Masalah Dan Solusinya.PT
Indeks.
Sudjana, 2002, Metodologi penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siagian, 2011, Peranan Organisasi Modern Bagi Mahasiswa. Jakarta: Rineka Cipta.
Noor, Juliansyah. 2011, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Harjanto. 2008, Perencanaan Pengajaran: Komponen MKDK. Jakarta:Rineka Cipta.
Moleong, Lexy. 2007, Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Koentjaraningrat. 1997, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Thoha, Rahmat. 2007, Pengaruh Organisasi Di Masyarakat. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Trimasanto. 2011, Budaya Organisasi. Bandung: PT Rineka Cipta.
Top Related